Pangeran Hidayat keJawa. Kemarahannya dalam pertempuran cukup memberi kepercayaan kepada para pengikut atas kepemimpinanannya, seperti pada waktu itu ia mempertahankan benteng Tundakan pada tanggal 24 September 181 bersama dengan kawan-kawan seperjuangannya, yaitu Pangeran Miradipa dan Tumenggung Surapati bertempur mempertahankan benteng di Gunung Tongka pada tanggal 8 November 1861. Karena kepercayaan ini maka pada tanggal 14 Maret 1862 rakyat mengangkat Pangeran Antasari sebagai pemimpin tertinggi agama dengan gelar Panembahan Amirudin Khalifatul Mukminin (Ideham, 2003:216). Tentu gelar tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap kepemimpinan Pangeran Antasari. Ia masih terus memimpin perlawanan terhadap Belanda sampai pada saat meninggalnya pada tanggal 11 Oktober 1826 di Hulu Teweh, di tempat pertahanannya yang cukup kuat. Setelah meninggalnya Pangeran Antasari perlawanan rakyat masih terus berlangsung dipimpin oleh teman-teman seperjuangan dan putra-putranya. Sedangkan Belanda telah menyadari bahwa kekuatan-kekuatan perlawanan terletakpada para pemimpin-pemimpin mereka. Oleh karena itu para pemimpin selalu dicari untuk ditangkap ataupun dibunuh. 2. Pelawanan Defensif yang Berlangsung Dalam Jangka Panjang (1863-1905 M). Perlawanan masih berlanjut dengan putra Pangeran Antasari yaitu Pangeran Muhammad Seman atau Gusti Matseman yang tetap melanjutkan perjuangan ayahnya. Demikian pula dengan pejuang lain tetap melanjutkan perlawanan. Haji Buyasin yang banyak berjasa dalam kerja sama dengan Pangeran Antasari dan Kyai Demang Leman akhirnya mengalami nasib yang sama. Pada tanggal 26 Januari 1866, ketika berusaha menyelamatkan diri dari Tanah Laut Dusun, ia ditembak oleh pembaka Buang yang menjadi alat pemerintahan Hindia- Belanda. Kemudian sebagai penerus perlawanan yaitu Gusti Madsaid, Pangeran Mas Natawijaya, Tumenggung Suropati, Tumenggung Naro, dan Penhulu Rasyid. Mereka mengobarkan perlawaan terhadap Hindia-Belanda di perbatasan antara Amuntai, Kulua, dan Rantau. Meskipun perlawanan rakyat yang timbul di berbagai daerah itu tidak sekuat perlawanan-perlawanan Pada masa Pangeran Antsari, namun perlawanan mereka cukup menghambat kemajuan Belanda dalam usaha memperluas E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 100
wilayahnya. Pemerintah Hindia-Belanda mengira bahwa dengan menyerahnya putra-putra Pangeran Antasaridaerah DusunAtas dapat ditenangkan. Tetapi kenyataannya daerah sekitar Dusun Atas tetap melakukan perlawanan (Pesponegoro, 228). Padatanggal 25 September 1864, Tumenggung Suropati dengan pengikutnya menyerang benteng Belanda di Muara Teweh, sehingga dua Maret 1865 di Muara Teweh didirikan pos pertahanan yang berkekuatan 4 orang Opsir, 75 serdadu dilengkapi dengan meriam 2 pon dan 2 mortir. Tumenggung Suropati mencoba menyerang benteng di Muara Teweh itu pada akhir tahun 1865, tetapi karena kekuatan pertahanan Belanda cukup besar maka usahanya tidak berhasil. Ia kemudian bergerak bersama pasukannya menuju Sungai Kawatan. Sementara itu, tanggal 1 November 1865 suatu pasukan Belanda bergerak sampai di Kuala Baru untuk memutuskan jalan-jalan yang menuju ke tempat-tempat pihak pejuang di kawatan. Sedangkan pasukan Belanda yang lain pada hari berikutnya berhasil mendekati Kawatan. Pasukan Surapati yang berada di Kawatan menembaki dengan meriam perahu-perahu Belanda yang mencoba mendekati benteng tersebut. Dalam pertempuran yang erjadi padsukan Surapati mengalami kekalahan sehingga mengndurkan diri. Dalam perlawanan di daerah lain ada Demang pertrmpuran yang teradi sehingga pasukan Surapati mengalami kekalahan dan mengundurkan diri. Dalam perlawanan di daerah lain ada Demang Wangkang yang juga berpengaruh, di Marabahan ia sepakat dengan Tumenggung Surapati untuk menyerang ibu kota Banjarmasin. Pada tanggal 25 November 1870 ia bersama pengikut sebanyak 500 orang meninggalkan Marabahan menuju Banjarmasin.pertempuran terjadi di dalam kota, tetapi karena kekuatan Belanda cukup besar, maka Demang Wangkang menarik kembali pasukannya ke luar kota. Demang Wangkang dan pengikutnya tidak kembali ke tempat pertahanan semula di Marabaham, tetapi ke sungai Durrakhman. Tidak beberapa lama disitu, pada akhir Desember 1870 datang pasukan Belanda yang kuat terdiri dari 150 orang serdadu dan 8 orang Opsir. Pasukan Belanda ini sudah mendapat tambahan pasukan bantuan yang didatangkan dari Surabaya dan pasukan orang Dayak di bawah pimpinan Suto Ono. Sebelum tiba di Durrkhman, pasukan Belanda ini telah datang ke pertahanan Demang Wangkang yang semula Marabaham, tetapi ternyata kosong. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 101
Benteng Demang Wangkang di Durrkhman didekati pasukan pemerintahan Hindia Belanda. Terjadilah pertempuran dan dalam pertempuran tersebut Demang Wangkang meninggal dunia. Gusti Matseman pada akhir bulan Agustus 1883 beroperasi di daerah Dusun Hulu. Ia dengan pasukannya kemudian bergerak ke Telok Mayang dan berkali-kali mengadakan serangan terhadap pos Belanda di Muara Teweh. Sementara itu, Pangeran Perbatasari, menantu Gusti Matseman mengadakan perlawanan terhadap Belanda di Pahu, daerah Kutai. Kekalahan yang dialami menyebabkan ia tertangkap pada tahun 1885. Demikian pula perlawanan Tumenggung di Lok Tunggul tidak berhasil, sehingga ia dengan pasukannya terpaksa mengundurkan diri ke Tanah Bumbu. Di tempat ini pertempuran terjadi lagi. Tumenggung Gamar gugur dalam salah satu pertempuran tahun 1886 M. Gusti Matseman masih terus mengadakan perlawanan di daerah Kahayan Hulu. Gusti Matseman berusaha untuk mendirikan benteng di daerah hilir Sungai Teweh. Usaha ini membuat Belanda kemudian memperkuat posnya di Kahayan dengan menambah pasukan baru, dan mendirikan lagi pos darurat di Tuyun. Dalam September 1886 pasukan Gusti Matseman berusaha memutuskan hubungan antara kedua pos Belanda tersebut, sementara itu benteng pejuang di Teweh makin diperkuat dengan datangnya pasukan bantuan dan bahan makanan yang diangkut melalui hutan. Namun dilain pihak pos Matseman ini terancam bahaya, di sebelah Utara dan Selatan benteng muncul kubu-kubu baru Belanda yang berusaha menghalang-halangi masuknya bahan makanan ke dalam benteng. Keadaan di sekitar benteng Matseman makin kritis. Ketika itu benteng diserang oleh pasukan Belanda. Dalam pertempuran itu paukan Gusti Matseman terdesak sehinga terpaksa meloloskan diri dan benteng jatuh ke pihak Belanda yang kemudian dibakar. Gusti Matseman masih terus melakukan perlawanan walaupun teman-teman seperjuangannya menyerah pada pemerintah Hindia Belanda. Dan akhirnya meninggal dalam pertempuran pada tahun 1905 M. Dengan menyerah dan meninggalnya pemimpin-pemimpin perang maka perlawanan rakyat Banjar terhadap Belanda pun berhenti seketika dengan meninggalnya Gusti Matseman. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 102
6) Perang Sisingamangaraja XII (1817-1907) Perang Tapanuli (1878-1907) terjadi karena kebijakan Belanda di Nusantara, dan berlaku juga di Tapanuli, membuat rakyat mengalami penderitaan yang hebat. Banyak para petani yang kehilangan tanah dan pekerjaannya karena diberlakukannya politik liberal yang membebaskan kepada para pengusaha Eropa untuk dapat menyewa tanah penduduk pribumi. Dan dalam pelaksanaannya banyak penduduk pribumi yang dipaksakan untuk menyewakan tanahnya dengan harga murah. Untuk itu Sisingamangaraja mengadakan perlawanan terhadap Belanda. Berikut beberapa alasan Sisingamangaraja XII mengadakan perlawanan terhadap Belanda : a. Pengaruh Sisingamangaraja semakin kecil. b. Adanya Zeding atau misi peyebaran agaa kristen di Tapanuli dan sekitarnya c. Belanda memperluas kekuasaannya dalam rangka Pax Netherlandica. Sedangkan penyebab khusus perlawanan adalah kemarahan Sisingamangaraja atas penempatan pasukan Belanda di Tarutung. Sampai abad ke- 18, hampir seluruh Sumatera sudah dikuasai Belanda kecuali Aceh dan Tanah Batak yang masih berada dalam situasi merdeka dan damai di bawah pimpinan Raja Sisingamangaraja XII yang masih muda. Rakyat bertani dan beternak, berburu dan sedikit-sedikit berdagang. Kalau Raja Sisingamangaraja XII mengunjungi suatu negeri semua yang “terbeang” atau ditawan, harus dilepaskan. Sisingamangaraja XII memang terkenal anti perbudakan, anti penindasan dan sangat menghargai kemerdekaan. Gambar 15. Sisingamangaraja XII 103 E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ
Pada tahun 1877 para misionaris di Silindung dan Bahal Batu meminta bantuan kepada pemerintah kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh Sisingamangaraja XII. Kemudian pemerintah kolonial Belanda dan para penginjil sepakat untuk tidak hanya menyerang markas Sisingamangaraja XII di Bangkara tetapi sekaligus menaklukkan seluruh Toba. Pada tanggal 6 Februari 1878 pasukan Belanda sampai di Pearaja, tempat kediaman penginjil Ingwer Ludwig Nommensen. Kemudian beserta penginjil Nommensen dan Simoneit sebagai penerjemah pasukan Belanda terus menuju Bahal Batu untuk menyusun benteng pertahanan. Namun kehadiran tentara kolonial ini telah memprovokasi Sisingamangaraja XII, yang kemudian mengumumkan perang pada tanggal 16 Februari 1878 dan penyerangan ke pos Belanda di Bahal Batu mulai dilakukan. Pada tanggal 14 Maret 1878 datang Residen Boyle bersama tambahan pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Engels sebanyak 250 orang tentara dari Sibolga. Pada tanggal 1 Mei 1878, Bangkara pusat pemerintahan Sisingamangaraja diserang pasukan kolonial XII beserta pengikutnya dapat menyelamatkan diri dan terpaksa keluar mengungsi. Sementara para raja yang tertinggal di Bangkara dipaksa Belanda untuk bersumpah setia dan kawasan tersebut dinyatakan berada dalam kedaulatan pemerinta Hindia Belanda. Walaupun Bangkara telah ditaklukkan, Sisingamangaraja XII terus melakukan perlawanan secara gerilya, namun sampai akhir Desember 1878 beberapa kawasan seperti Butar, Lobu Siregar, Naga seribu, Huta Ginjang, Gurgur juaga dapat ditaklukkan oleh pasukan kolonial Belanda. Karena lemah secara taktis, Sisingamangaraja XII menjalin hubungan dengan pasukan Aceh dan dengan tokoh-tokoh pejuang Aceh beragama Islam untuk meningkatkan kemampuan tempur pasukannya. Dia berangkat ke wilayah Gayo, Alas, Singkel, dan Pidie di Aceh dan turut serta pula dalam latihan perang Keumala. Karena Belanda selalu unggul dalam persenjataan, maka taktik perang perjuangan Batak dilakukang secara tiba-tiba, hal ini mirip dengan taktik perang Gerilya. Pada tahun 1888, pejuang-pejuang Batak melakukan penyerangan ke Kota Tua. Mereka dibantu orang-orang Aceh yang datang dari Trumon. Perlawanan ini dapat dihentikan oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh J.A Visser, namun E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 104
Belanda juga menghadapi kesulitan melawan perjuangan di Aceh. Sehingga Belanda terpaksa mengurangi kegiatan untuk melawan Sisingamangaraja XII karena untuk menghindari berkurangnya pasukan Belanda yang tewas dalam peperangan. Pada tanggal 8 Agustus 1889, pasukan Sisingamangaraja XII kembali menyerang Belanda. Seorang prajurit Belanda tewas, dan Belanda harus mundur dari Lobu Talu. Namun Belanda mendatangkan bala bantuan dari Padang, sehingga Lobu Talu dapat direbut kembali. Pada tanggal 4 September 1889, Huta Paong diduduki oleh Belanda. Pasukan Batak terpaksa ditarik mundur ke Passinguran. Pasukan Belanda terus mengejar pasukan Batak sehingga ketika di Tamba, terjadi pertarungan sengit. Pasukan Belanda ditembaki oleh pasukan Batak, dan Belanda membalasnya terus menerus dengan peluru altileri, sehingga pasukan Batak mundur ke daerah Horion. Sisingamangaraja XII dianggap selalu mengobarkan perlawanan di seluruh Sumatera Utara Kemudian untuk menanggulanginya, Belanda berjanji akan menobatkan Sisingamangaraja XII menjadi Sultan Batak. Sisingamangaraja XII tegas menolak iming-iming tersebut, baginya lebih baik mati daripada menghianati bangsa sendiri. Belanda semakin geram, sehingga mendatagkan regu pencari jejak dari Afrika, untuk mencari persembunyian Sisingamangaraja XII. Barisan pelacak ini terdiri dari orang-orang Senegal. Oleh pasukan Sisingamangaraja XII barisan musuh dijuluki “Si Gurbak Ulu Na Birong”. Tetapi pasukan Sisingamangaraja XII pun terus bertarung. Panglima Serbut Tampubolon menyerang tangsi Belanda di Butar, sedang Belanda menyerbu Lintong dan berhadapan dengan Raja Ompu Babiat Situmorang. Tetapi Sisingamangaraja XII menyerang juga ke Lintong Nihuta Hutaraja, Simangarongsang, Huta Paung, Parsingguran dan Pollung. Panglima Sisingamangaraja XII yang terkenal Amandopang Manullang tertangkap. Dan tokoh Parmalim menjadi Penasehat Khusus Raja Sisingamangaraja XII. Guru Somaling Pardade juga ditawan Belanda. Ini terjadi pada tahun 1906. Tahun 1907, pasukan Belanda yang dinamakan Kolonel Macan atau Brigade Setan mengepung Sisingamangaraja XII, tetapi Sisingamangaraja XII tidak bersedia menyerah. Ia bertempur sampai titik darah penghabisan. Boru Segala, Isteri Sisingamangaraja XII, ditangkap pasukan Belanda. Ikut pula tertangkap putera- puteri Sisingamangaraja XII yang masih kecil Raja Buntal dan Pangkilim. Menyusul E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 105
Boru Situmoang Ibunda Sisingamangaraja XII juga ditangkap, menyusul Sunting Mariam, putri Sisingamangaraja XII dan lain-lain. Tahun 1907, di pinggir kali Aek Sibulbulon, di suatu desa yang namanya Si Onom Hudon, di perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Daiari yang sekarang, gugurlah Sisingamangaraja XII oleh peluru Marsuse Belanda pimpinan Kapten Christoffel. Sisingamangaraja XII gugur bersama dua putranya Patuan Nagari dan Patuan Anggi serta putrinya Lopian.pengikut-pengikutnya berpencar dan berusaha terus mengadakan perlawanan, sedangkan keluarga Sisingamangaraja XII yang masih hidup ditawan, dihina dan dinista, mereka pun ikut menjadi korban perjuangan. Gugurnya Sisingamangaraja XII merupakan pertanda jatuhnya tanah Batak ke tangan Belanda. Pada saat Sisingamangaraja memerintah Kerajaan Bakara, Tapanuli, Sumatera Utara, Belanda datang. Belanda ingin menguasai Tapanuli. Sisingamangaraja beserta rakyat Bakara mengadakan perlawanan. Tahun 1878, Belanda menyerang Tapanuli. Namun, pasukan Belanda dapat dihalau oleh rakyat. Pada tahun 1904 Belanda kembali menyerang tanah Gayo. Pada saat itu Belanda juga menyerang daerah Danau Toba. Pada tahun 1907, pasukan Belanda menyerang kubu pertahanan pasukan Sisingamangaraja XII di Pakpak. Sisingamangaraja gugur dalam penyerangan itu. Jenazahnya dimakamkan di Taruntung, kemudian dipindahkan ke Belige. 7) Perang Aceh (1873-1906) Perang aceh ialah perang Kesultanan Aceh meawan Belanda yang dimulai pada 1873 sampai 1904, Kesultanan Aceh menyerah pada 1904, tapi perlawanan rakyat Aceh dengan perang gerilya terus berlanjut. Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh dan mulai melepaskan tembakan meriam ke daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen. Pada tanggal 8 April 1873, Belanda mendarat di Pantai Ceureumen di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Kohler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Kohler saat itu membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168 di antaranya para perwira. Penyebab dari adanya perang aceh antara lain : E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 106
a. Belanda menduduki daerah siak. Akibat dari perjanjian siak 1858. Di mana Sultan Ismil menyerahkan daerah Deli, Langkat, Asahan & Serdang kepada Belanda, padahal daerah-daerah itusejenak Sultan Iskandar Muda, berada di bawah kekuasaan Aceh. b. Belanda melanggar perjanjian Siak, maka berakhirlah perjanjian London tahun 1824. Isi perjanjian London ialah Belanda & Britania Raya membuat ketentuan tentang batas-batas kekuasaan kedua daerah di Asia Tenggara yaitu dengan garis Lintang Singapura. Keduanya mengakui kedaulatan Aceh. c. Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya, sehingga kapal-kapal Belanda yang lewat perairan Aceh ditenggalamkan oleh pasukan Aceh. Perbuatan Aceh ini didukung Britania. d. Dibukanya Terusan Suez oleh Ferdinand de Lesseps. Menyebabkan perairan Aceh menjadi sangat penting untuk lalu lintas perdagangan. e. Ditandatanganinya perjanjian London 1781 antara Inggris dan Belanda, yang berisi : Britania memberikan keleluasaan kepada Belanda untuk mengambil tindakan di Aceh; Belanda harus menjaga keamanan lalu lintas di Selat Malaka; Belanda mengizinkan Britania bebas berdagang di Siak & menyerahkan daerahnya di Guyana Barat kepada Britania. f. Akibat hubungan diplomatik Aceh dengan Konsul Amerika. Italia & Turki di Singapura, Belanda menjadikan itu sebagai alasan untuk menyerang Aceh. Wakil Presiden Dewan Hindia Frederik Nicolaas Niewenhuijzen dengan 2 kapal perangnya datang ke Aceh & meminta keterangan dari Sultan Machmud Syah tentang apa apa yang sudah dibicarakan di Singapura itu, tetapi Sultan Mahmud menolak untuk memberikan keterangan. Strategi Siasat Snouck Hurgronje Mata-mata Belanda Untuk mengalahkan pertahanan & perlawanan Aceh, Belanda memakai tenaga ahli Dr. Christiaan Snouck Hurgronje yang menyamar selama 2 tahun di pedalaman Aceh untuk meneliti kemasyarakatan dan ketatanegaraanAceh. Ia mempelajari bahasa, adat istiadat, kepercayaan dan waktu orang-orang Aceh. Dari hasil penelitiannya akhirnya dapat diketahui bahwa sebenarnya Sultan Aceh itu tidak mempunyai kekuatan apa-aa tanpa persetujuan dari kepala-kepala yang ada di bawahnya. Selain itu juga dijelaskan bahwa pengaruh kaum ulama pada E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 107
rakyat mempunyai peran yang sangat besar. Karena itu dirasa sulit untuk menundukkan rakyat yang berkeyakinan agama yang kuat seperti rakyat Aceh itu (Wiharyanto, tt). Hasil kerjanya itu dibukukan dengan judul Rakyat Aceh (De Acehers). Dalam buku itu disebutkan strategi bagaimana untuk menaklukan Aceh. Usulan strategi Snouck Hurgronje kepada Gubernur Militer Belanda Joannes Benedictus van Heutsz adalah, supaya golongan Keumala yaitu Sultan yang berkedudukan di Keumala dengan pengikutnya dikesampingkan dahulu. Gambar 16. Christiaan Snouck Hurgronje Tetap menyerang terus dan menghantam terus kaum ulama. Jangan mau berunding dengan pimpinan-pimpinan gerilya. Mendirikan pangkalan tetap di Aceh Raya. Menunjukkan niat baik Belanda kepada rakyat Aceh, dengan cara mendirikan langgar, masjid, memperbaiki jalan-jalan irigasi dan membantu pekerjaan sosial rakyat Aceh. Ternyata siasat Dr Snouck Hurgronje diterima oleh Van Heutz yang menjadi Gubernur Militer dan sipil di Aceh (1898-1904). Kemudian Dr Snouck Hurgronje diangkat sebagai penasehatnya. 1. Kronologi Perang Aceh Pertama Perang Aceh pertama (1873-1874) dipimpin oleh panglma Polim dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Kohler. Kohler dengan 3000 serdadunya dapat dipatahkan, dimana Kohler sendiri tewas pada tanggal 14 April 1873. Sepuluh hari kemudian, perang berkecambuk di mana-mana. Yang paling besar saat merebut kembali Masjid Raya Baiturrahman, yang dibantu oleh beberapa kelompok pasukan. Ada di Peukan Aceh, Lambhuk, Lampu’uk, Peukan Bada, sampai Lambada, Krueng Raya. Beberapa ribu orang juga berdatangan dari Teunom, Pidie, Peusangan, dan beberapa wilayah lain. Perang Aceh pertama ialah ekspedisi Belanda terhadap Aceh pada tahun 1873 yang bertujuan mengakhiri Perjanjian London 1871, yang menindaklanjuti traktat dari tahun 1859 E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 108
(diputuskan oleh Jan van Swieten). Melalui pengesahan Perjanjian Sumatera, Belanda berhak mendapatkan pantai utara Sumatra yang di situ banyak terjadi perampokan. Komisaris Pemerintah Frederik Nicolaas Nieuwenhuijzen yang mengatur Aceh mencoba mengadakan perundingan dengan Sultan Aceh namun tak mendapatkan apa yang diharapkan sehingga ia menyatakan perang pada Aceh atas saran GubJen James Loudon. Blokade pesisir tak berjalan sesuai yang diharapkan. Belanda kemudian memerintahkan ekspedisi pertama ke Aceh, di bawah pimpinan Jendral Johan Harmen Rudolf Kohler dan sesudah kematiannya tugasnya digantikan oleh Kolonel Eeldert Christiaan van Daalen. Dalam ekspedisi tersebut dipergunakan senapan Beamuont untuk pertama kalinya namun ekspedisi tersebut berakhir dengan kembalinya pasukan Belanda ke Jawa. Tak dapat disangkal bahwa Masjid Raya Baiturrahman direbut 2 kali (dan di saat yang kedua kalinya tewaslah Kohler). Terjadi serbuan beruntun ke Istana pada tanggal 16 April di bawah pimpinan Mayor F.P.Cavalje namun tak dapat menduduki lebih lanjut karena keulungan orang Aceh serta banyaknya serdadu yang tewas dan terluka. Serdadu Belanda tak cukup persiapan yang harus ada untuk serangan tersebut. Disamping itu, jumlah artileri (berat) tak cukup dan mereka tak cukup mengenali musuh. Mereka sendiri harus menarik diri dari pesisir dan atas petunjuk Komisaris F.N.Nieuwenhuijzen (yang menjalin komunikasi dengan GubJen Loudon) dan kelmabli ke Pulau Jawa. Menurut George Frederik Willem Borel, kapten artileri, serdadu dapat memperoleh pesisir bila mendapatkan titik lain yang agak lebih kuat, namun Komandan Marinir Koopman tak dapat memberikan kepastian bahwa ada hubungan yang teratur antara bantaran sungai dan saat itu sedang berlangsung muson yang buruk, yang karena itulah kedatangan pasukan baru menjadi sulit. Setelah kembalinya ekspedisi itu, angkatan tersebut banyak disalahkan akibat kegagalan ekspedisi itu. Dari situlah GubJen James Loudon mengadakan penyelidikan di mana para bawaan harus memberikan penilaian atas atasan mereka. Penyelidikan tersebut kemudian juga banyak menuai kontroversi dan menimbulkan “perang kertas” sesudah perang Aceh I (dokumen & tulisan pro & kontra penyelidikan tersebut terjadi terus menerus). E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 109
Penyelidikan itu masih berawal, sesudah perang Aceh II, ketika kapten & kepala staf Brigade II GCE. Van Daalen menolak untuk ditekan GubJen Loudon. Alasan sebelumnya ialah selama itu Loudon telah memerintahkan penyelidikan yang untuk itu pamannya EC. Van Daalen, yang merupakan panglima tertinggi ekspedisi pertama sesudah kematian panglima tertinggi sebelumnya Johan Hrmen Rudolf Kohler, sebagai orang jenius yang malang sesudah kegagalan ekspedisi tersebut, dihadirkan & dan selama penyelidikan itu (meskipun kemudian meninggal) Van Daalen; komandan Pasukan Hindia, Willem Egbert Kroesen mengetahui bahwa pemerintah Hindia-Belanda tak diberi cukup informasi atas terganggunya pembekalan senjata pada pasukan itu. Loudon tak mengizinkan Van Daalen (keponakan) mendapatkan Militare Willems-Orde & untuk itu memandang bahwa Van Daalen harus terus dikirimi uang tunjangan pensiun. Raja Willem II mulai menganugrahkan Medali Aceh 1873-1874 pada tanggal 12 Mei 1874. Yang khas ialah pembaw medali tersebut juga dapat diberi gesper bertuliskan “ATJEH 1873-1874” pada pita Ereteken voor Balangrijke Krijgsbedrijven. Terdapat pula salib Militaire Willems-Orde & Medaille voor Moed en Trouwn. II. Kronologi Perang Aceh kedua Pada perang Aceh kedua (1874-1880), di bawah Jend. Jan van Swieten, Belanda berhasil menduduki Keraton Sultan , 26 Januari 1874, & dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda. 31 Januari 1874 Jendral an Swieten mengumumkan bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari Kerajaan Belanda. Ketika Sultan Mahmud Syah Wafat 26 Januari 1874, digantikan oleh Tuanku Muhammad Dawood yang dinobatkan sebagai Sultan di masjid Indragiri. Perang Aceh Kedua diumumkkan oleh KNIL terhadap Aceh pada tanggal 20 November 1873 sesudah kegagalan serangan pertama. Pada saat itu, Belanda sedang mencoba menguasai seluruh Nusantara. Ekspedisi yang dipimpin oleh Jan van Swieten itu terdiri atas 8.500 prajurit, 4.500 pembantu dan kuli, dan ditambahkan 1.500 pasukan. Pasukan Belanda dan Aceh sama-sama menderita kolera. Sekitar 1.400 prajurit kolonial meninggal antara bulan November 1873 sampai April 1874. Setelah Banda Aceh ditinggalkan, Belanda bergerak pada bulan Januari 1874 dan berpikir mereka telah menang perang. Mereka mengumumkan bahwa E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 110
Kesultanan Aceh dibubarkan dan dianeksasi. Namun, kuasa asing menahan diri ikut campur, sehingga masih ada serangan yang dilancarkan oleh pihak Aceh. Sultah Mahmud Syah dan pengikutnya menarik diri ke bukit, dan Sultan meningal disana akibat kolera. Pihak Aceh mengumumkan cucu muda Tuanku Ibrahim yang bernama Tuanku Muhammad Daud Syah, sebagai Sultan Ibrahim Mansur Syah (berkuasa 1874-1903). Perang pertama dan kedua ini ialah perang total dan frontal, dimana pemerintah masih berjalancar mapan, meskipun ibu kota negara berpindah-pindah ke Keumala Dalam, Indrapuri, dan tempat-tempat lain. III. Perang Aceh Ketiga Perang ketiga (1881-1896), perang dilanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fisabilillah. Dimana sistem perang gerilya ini dilangsungkan sampai tahun 1904. Perang gerilya ini pasukan Aceh di bawah Teuku Umar bersama Panglima Polim dan Sultan. Pada tahun 1899 ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Van der Dussen di Meulaboh, Teuku Umar gugur. Tetapi Cut Nyak Dien istri Teuku Umar kemudian tampil menjadi komandan perang gerilya. IV. Perang Aceh Keempat Perang keempat (1896-1910) ialah perang gerilya kelomok dan perorangan dengan perlawanan, penyebaran, penghadangan dan pembunuhan tanpa komando dari pusat pemerintahan Kesultan. V. Taktik Perang Belanda Menghadapi Aceh Taktik perang gerilya Aceh ditiru oleh van Heutz, dimana dibentuk pasukan merechausee yang dipimpin oleh Hans Christoffel dengan pasukan Colone Macan yang telah mampu dan mengejar gerilyawan-gerilyawan Aceh. Taktik berikutnya yang dilakukan Belanda ialah dengan cara penculikan anggota keluarga gerilyawan Aceh. Misalnya Christoffel menculik permaisuri Sultan dan Teuku Putroe (1902). Van der Maaten menawan putera Sultan Tuanku Ibrahim. Akibantnya, Sultan menyerah pada tanggal 5 Januari 1902 ke Sigli dan berdamai. Van der Maaten dengan diam-diam menyergap Tangse kembali, Panglima Polim dapat meloloskan diri, tetapi sebagai gantinya ditangkap putera Panglima Polim, Cut Po Radeu saudara perempuannya dan beberapa keluarga terdekatnya. Akibatnya Panglima Polim meletakkan senjata dan menyerah ke Lhokseumawe pada E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 111
Desember 1903. Setelah Panglima Polim menyerah, banyak penghulu-penghulu rakyat yang menyerah mengikuti jejak Panglima Polim. Taktik selanjutnya, pembersihan dengan cara membunuh rakyat Aceh yang dilakukan di bawah pimpinan Gotfried Coenraad Ernest van Daalen yang menggantikan Van Heutz. Seperti pembunuhan di Kuta Reh (14 Juni 1904) dimana 2.922 orang dibunuhnya, yang terdiri dari 1.773 laki-laki dan 1.149 perempuan. Taktik terakhir menangkap Cut Nyak Dien istri Teuku Umar yang masih melakukan perlawanan secara gerilya, dimana akhirnya Cut Nyak Dien dapat ditangkap dan diasingkan ke Sumedang. Surat Perjanjian Tanda Menyerah Pemimpin Aceh Selama perang Aceh, Van Heutz telah menciptakan surat pendek (korte verklaeing, Traktat pendek) tentang penyerahan yang harus ditandatangani oleh para pemimpin Aceh yang telah tertangkap dan menyerah. Di mana isi dari surat pendek penyerahan diri berisikan, Raja (Sultan) mengakui daerahnya sebagai bagian dari daerah Hindia Belanda. Raja berjanji tidak akan mengadakan hubugan dengan kekuasaan di luar negeri, berjanji akan mematuhi seluruh perintah-perintah yang ditetapkan Belanda. Perjanjian pendek ini menggantikan perjanjian-perjanjian terdahulu yang rumit dan panjang dengan para pemimpin setempat. Walau demikian, wilayah Aceh tetap tak bisa dikuasai Belanda selanjutnya, dikarenakan pada saat itu tetap saja terjadi perlawanan terhadap Belanda meskipun dilakukan oleh sekeompok orang (masyarakat). Hal ini berlanjut sampai Belanda enyah dari Nusantara dan diganti kedatangan penjajah baru yakni Jepang. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 112
Kemampuan Tim Kecil & Keterampilan Membuat Pertanyaan secara Individu Aktivitas Kelompok 1 : Lakukan langkah-langkah aktivitas berikut! 1. Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa! 2. Tulislah secara individu pertanyaan yang belum anda pahami dari materi yang sudah dipelajari! Tanggapan terhadap Pertanyaan & Menginventarisasi Fokus Pertanyaan Aktivitas Kelompok 2 : Lakukan langkah-langkah aktivitas berikut! 1. Tukar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada teman satu kelompok untuk mencari pemecahan masalahnya! 2. Carilah informasi yang mendukung dari materi yang sudah diberikan! Membuat Kesimpulan. Aktivitas Kelompok 3 : Lakukan langkah-langkah aktivitas berikut! 1. Hasil kegiatan dipresntasikan di depan kelas! E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 113
Uji Kompetensi 3 : 1. Analisislah proses perebutan Kerajaan Banjar dari tangan Kolonial Belanda! Jawab: ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 2. Analisislah apa yang melatarbelakangi Kapitan Pattimura melawan Kolonialisme Belanda di Maluku! Jawab: ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 3. Analisislah bagaimana strategi-strategi yang dilakukan oleh Belnada dalam usaha menduduki Benteng Bonjol! Jawab: ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 4. Analisislah faktor-faktor apa saja yang membeuat Pangeran Diponegoro ingin menghentikan penindasan dan penguasaan Belanda di pulau Jawa! Jawab: ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 114
Proyek 3 : Lakukan langkah-langkah kegiatan berikut! 1. Buatlah paper tentang strategi perlawanan Pattimura dan perjuangan rakyat Maluku menghadapi Kolonial Belanda tahun 1817! 2. Carilah informasi yang mendukung dalam materi yang telah dipaparkan di dalam buku ini! 3. Hasil kegiatan di presentasikan di kelas! E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 115
UMPAN BALIK Koreksi hasil jawaban kalian yang ada pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban benar yang kalian peroleh. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman kalian pada materi kegiatan 3. Tingkat Penguasaan = ������������������������������ℎ ������������������������������������������ ������������������������ ������������������������������ × 100% ������������������������������ℎ ������������������������ Kriteria Penguasaan: 85%-100% Sangat Baik 75% - 84% Baik 65% - 74% Cukup 55% - 64% Kurang 0 – 54% Kurang Sekali Jika tingkat penguasaan mencapai > 80%, kalian telah menguasai materi yang ada pada kegiatan 3 dan siap melanjutkan kegiatan berikutnya. Tetapi jika tingkat penguasaan kalian < 80%, kalian harus memahami kembali materi yang ada pada kegiatan 3. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 116
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 117
PETA KONSEP 3.2 Menganalisis Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) pada abad ke-20. 3.2.1.1 Strategi 3.2.1.2 Strategi 3.2.1.3 Strategi 3.2.1.4 Strategi Perlawanan Perlawanan Perlawanan Perlawanan Bangsa Bangsa Bangsa Bangsa Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia terhadap terhadap terhadap terhadap penjajahan penjajahan penjajahan penjajahan Bangsa Bangsa Portugis Bangsa Soanyol Belanda Bangsa Inggris 3.2.1.1.1 3.2.1.1.2 3.2.1.1.3 3.2.1.1.4 Menganalisis Menganalisis Menganalisis Menganalisis Perlawanan Perlawanan Perlawanan Perlawanan terhadap terhadap terhadap terhadap Bangsa Bangsa Bangsa Bangsa Inggris Portugis Spanyol Belanda 3.2.1.1.4.1 3.2.1.1.4.2 Menganalisis Menganalisis Perlawanan Kraton Perlawanan Rakyat Yogyakarta terhadap Palembang terhadap Inggris Inggris E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 118
STRATEGI PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP PENJAJAHAN BANGSA INGGRIS PADA ABAD KE-20 Tujuan Pembelajaran : 1. Menyebutkan strategi perlawanan Bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Inggris pada abad ke-20. 2. Menjelaskan strategi perlawanan Bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Inggris pada abad ke-20. 3. Mengidentifikasi strategi perlawanan Bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Inggris pada abad ke-20. 4. Menganalisis strategi perlawanan Bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Inggris pada abad ke-20. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 119
Kemampuan Individu dalam Memahami Informasi. D.Perlawanan terhadap Penjajahan Inggris 1) Perlawanan Kraton Yogyakarta terhadap Penjajahan Bangsa Inggris Pada saat Inggris berkuasa menggantikan Belanda di Jawa, yang mengisi kekuasaan di pusat adalah Raffles, sedangkan Keresidenan Yogyakarta adalah John Crawfurd. Saat itu, Keresidenan Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Sepuh. Sultan HB II terkenal keras dan sangat menentang pemerintah kolonial sehingga membuat orang Eropa (Inggris) terganggu. Sikap kerasnya tersebut terlihat ketika Raffles untuk pertama kali dateng ke Yogyakarta pada bulan Desember 1811. Saat itu, Sultan HB II berani bertengkar dengan Raffles. Selanjutnya, juga terjadi pada awal Januari 1812. Dalam pertemuan ini ada insiden kecil yang terjadi ketika tempat duduk Raffles di Keraton Yogyakarta dibuat lebih rendah dari Sultan HB II. Insiden ini pun berhasil diatasi. Gambar 16. Thomas Stamford Raffles Sultan HB II tidak puas dengan hasil pertemuannya dengan Raffles. Sultan HB II semakin kecewa dengan pemerintah Inggris. Secara diam-dia, Sunan Pakubuwan IV (Sultan PB IV) mengutus Tumenggung Ronowijoyo untuk menghadap Sultan HB II dengan membawa surat. Dalam surat itu, Sunan PB IV mengusulkan kerja sama untuk melawan Inggris dan bila berhasil akan membagi 2 wilayah yang telah dirampas oleh orang Eropa. Sultan HB II menyetujui hal itu dan mengirimkan Tumenggung Sumodiningrat. Kesepakatan tercapai pada awal Mei 1812 di Klaten antara Ronowijoyo dan Sumodiningrat. Tanpa sepengetahuan Sultan HB II, Sunan PB IV mengutus Pati Cokronegro untuk menemuai putra Mahkota Yogyakarta. Cokronegoro menyampaikan bahwa Sunan PB IV mengehendaki putra mahkota Surojo naik E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 120
tahta dan bersedia membantunya. Sunan PB IV menawarkberhasil diusir dari Jan untuk kerja sama melawan Inggris dan ketika Inggris dan ketika Inggris berhasil dusir dari Jawa, wilayah Jawa akan dibagi 2 antara Surakarta dan Yogyakarta. Rencana ini pun tercium oleh John Crawfurd yang segera mengirimkan berita itu pada Raffles. Setelah mendengar berita tersebut, Raffles memerintahkan Mayor Jendral Gillespie untuk beangkat ke Yogyakarta dan menyerbu Keraton Yogyakarta. Pada tanggal 19-20 Juni 1812, Inggris menyerbu Kraton Yogyakarta. Dalam pertempuran 2 hari, Inggris berkekuatan 1000 serdadu berseragam merah. Jumlah itu masih ditambah 500 prajurit Leguin Pangeran Prangwedono dari Mangkunegara, Surakarta. Sultan HB II. Sultan HB II dibawa ke Batavia dan menunggu pengadilan disana. Sultan HB II di jatuhi hukuman pembuanganke Pulau Penang pada awal Juli 1812. PB IV pun dirampes sebagai wilayahnya. 2) Perlawanan Rakyat Palembang terhadap Penjajahan Bangsa Inggris Raffles mengirim 3 orang utusan yang dipimpin oleh Richard Philips ke Palembang untuk mengambil alih kantor sekaligus benteng Belanda di Palembang dan meminta hhak kuasa sultan atas tambang timah di Pulau Bangka. Sultan Mahmud Badaruddin II menjadikan isi suratnya dahulu sebagai legitimasi untuk melepaskan diri dari kekuasaan Inggris. Reffles pun memilih untuk mengkhianati janjinya tersebut. Ia mengirim ekspedisi perang di tahun 1812 yang dipimpin Mayor Jendral Robert Gillespie. Ekspedisi pun sampai dalam waktu 1 bulan di Sungai Musi. Sultan Mahmud Badarudin II juga sudah bersiap-siap menghadapi gempuran tersebut (Aidil, Muhammad: 2016). Gambar 18. Sultan Mahmud Baharuddin II 121 E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ
Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris hanya dalam waktu 1 minggu karena pertahanan di Pulau Borang sudah jebol tanpa perlawanan yang berarti. Ternyata adik sultan yang bernama Pangeran Adipati Ahmad Najamuddin telah menjadi komandan yang pengecut bagi pasukannya di pulau yang strategis itu. Mengetahui hal itu, Sultan Mahmud Badaruddin II segera meninggalkan keraton Palembang dengan membawa seluruh tanda kebesaran kesultanan lalu mempersiapkan perlawanan gerilya terhadap Inggris. Tanggal 26 April 1812, bendera Ingrris sudah berkibar di atas benteng Palembang. Dan tanggal 14 Mei 1812, Najamuddin diangkat oleh Robert Gillespie atas nama Inggris untuk menggantikan kakanya sebagai Sultan Palembang. Tambang timah di Pulau Bangka dan Belitung akhirnya diserahkan oleh Sultan kepada Inggris. Robert Gillespie ditarik pulang ke Batavia karena keberhasilannya dan digantikan oleh Kapten R. Mearers menjadi Residen Palembang. Pertengahan Agustus 1812, Mearers memimpin pasukannya untuk menyerang Sultan Mahmud Badaruddin II di Buaya Langu, hulu Sungai Musi. Mearers mengalami luka parah dalam pertempuran ini yang akhirnya meninggal di rumah sakit Muntok. Mearers digantikan oleh Mayor William Robinson. Tampaknya ia tidak cocok dengan Sultan Najamuddin yang dinilai menjadi sultan yang lemah dan tidak dihargai oleh rakyat. Robinson tidak setuju dengan keputusan Raffles yang mengangkat sultan tersebut, dan juga ia tidak suka dengan kebiasaan Raffles yag suka mengumbar janji, juga pembiaran yang dilakukan Raffles pada peristiwa pembantaian pasukan Belanda. Atas inisiatifnya sendiri, Robinson mengirim seorang perwira didampingi penerjemah untuk bernegosiasi dengan Sultan Mahmud Badaruddin II, namun gagal. Pada tanggal 19 Juni 1813, Robinson datang sendiri untuk menemui Sultan Mahmud Badaruddin II di Muara Rawas. Misi yang dilaksanakan Robinson pun berhasil. Sultan Mahmud Badaruddin II mau kembali ke Palembang untuk menggantikan adiknya. Akhirnya, tanggal 13 Juli 1813, Sultan Mahmud Badaruddin II kembali ke istananya (keraton besar) di Palembang, sementara adiknya berempat tinggal di keraton lama. Raffles sangat tersinggung dengan keputusan Robinson karena tidak meminta pendapatnya dulu. Akhhirnya, perjanjian Robinson dengan Sultan E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 122
Mahmud Badaruddin II dibatalkan sepihak. Robinson pun dipecat dan ditangkap dengan alasan menerima suap dari Sultan Mahmud Badaruddin II. Tanggal 4 Agustus 1813, armada Inggris dipimpin Mayor W. Colebrooke tiba di Palembang untuk menurunkan Sultan Mahmud Badaruddin II dari tahtanya kembali untuk digantikan oleh Sultan Najamudin. Uang yang dikatakan uang suap untuk Robinson dikembalikan pihak Inggris ke Sultan Mahmud Badaruddin II lengkap dengan bunganya. Dan tanggal 21 Agustus 1813, Sultan Najamuddin kembali menduduki tahtanya di keraton besar. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 123
Kemampuan Tim Kecil & Keterampilan Membuat Pertanyaan secara Individu Aktivitas Kelompok 1 : Lakukan langkah-langkah aktivitas berikut! 1. Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa! 2. Tulislah secara individu pertanyaan yang belum anda pahami dari materi yang sudah dipelajari! Tanggapan terhadap Pertanyaan & Menginventarisasi Fokus Pertanyaan Aktivitas Kelompok 2 : Lakukan langkah-langkah aktivitas berikut! 1. Tukar dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada teman satu kelompok untuk mencari pemecahan masalahnya! 2. Carilah informasi yang mendukung dari materi yang sudah diberikan! Membuat Kesimpulan. Aktivitas Kelompok 3 : Lakukan langkah-langkah aktivitas berikut! 1. Hasil kegiatan dipresntasikan di depan kelas! E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 124
Uji Kompetensi 4 : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan tepat! 1. Analisislah secara kronologis perlawanan yang dilakukan Kraton Yogyakarta terhadao penjajahan Bangsa Inggris! Jawab: ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. 2. Analisislah latar belakang dibatalkannya perjanjian Robinson oleh Sultan Baharuddin II pada perlawanan rakyat Palembang terhadap penjajahan Bangsa Inggris! Jawab: ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. Proyek 4 : Lakukan langkah-langkah berikut ! 1. Buatlah paper tentang proses perlawanan rakyat Palembang terhadap penjajahan Bangsa Ingris! 2. Carilah informasi yang mendukung dalam materi yang telah dipaparkan di dalam buku ini! 3. Hasil kegiatan di presentasikan di kelas! E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 125
UMPAN BALIK Koreksi hasil jawaban kalian yang ada pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban benar yang kalian peroleh. Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman kalian pada materi kegiatan 4. Tingkat Penguasaan = ������������������������������ℎ ������������������������������������������ ������������������������ ������������������������������ × 100% ������������������������������ℎ ������������������������ Kriteria Penguasaan: 85%-100% Sangat Baik 75% - 84% Baik 65% - 74% Cukup 55% - 64% Kurang 0 – 54% Kurang Sekali Jika tingkat penguasaan mencapai > 80%, kalian telah menguasai materi yang ada pada kegiatan 4 dan siap melanjutkan kegiatan berikutnya. Tetapi jika tingkat penguasaan kalian < 80%, kalian harus memahami kembali materi yang ada pada kegiatan 4. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 126
Uji Kompetensi Akhir Berilah tanda (×) pada satu jawaban A, B, C, D atau E yang paling tepat! 1. Sejak kedatangan Portugis di Malaka pada tahun 1511, terjadi persaingan yang pada akhirnya berujung permusuhan antara Portugis dan Kesultanan Aceh. Beberapa alasan yang melatarbelakangi rakyat Aceh melakukan perlawanan terhadap Portugis adalah sebagai berikut, kecuali a. Penangkapan kapal-kapal Aceh oleh Portugis. b. Adanya Monopoli Perdagangan yang dilakukan Portugis. c. Penyebaran keyakinan yang dilakukan Portugis untuk mempengaruhi rakyat Aceh. d. Portugis mempunyai armada perang yang tangguh. e. Pelarangan terhadap orang-orang Aceh untuk berdagang dan berlayar ke Laut Merah. 2. Perhatikan keterangan-keterangan berikut! 1) Terjadi pada tahun 1821-1837 di Minangkabau Sumatra Barat. 2) Salah satu latar belakang perlawanan adalah pemerintah kolonial memberlakukan uang kertas. 3) Bersengketa mengenai hak tawan karang. 4) Terjadinya perang bermula dari adanya pertentangan antara kaum padri dan kaum adat dalam masalah praktik agama. Keteranan-keterangan yang berhubungan dengan perang padri ditunjukkan pada nomor. . . a. 1) dan 2) 127 b. 1), 2), dan 3) c. 2) dan 3) d. 1), 3) dan 4) e. 1) dan 4) 3. Tujuan Belanda mengadakan perjanjian Padang dengan Imam Bonjol adalah a. Agar Belanda terkonsentrasi menghadapi perlawanan Aceh b. Mencari celah untuk mengadu domba antara kaum adat dengan kaum Padri E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ
c. Agar Belanda lebih terkonsentrasi menghadapi perlawanan Diponegoro d. Memberi kesempatan kepada Imam Bonjol untuk menambah pasukan dan persenjataan e. Agar bisa mengetahui kelemahan Imam Bonjol 4. Satu hal yang menarik dari sejarah Maluku pada periode perlawanan rakyat Maluku melawan penjajahan bangsa Portugis adalah a. Hubungan dengan kekuasaan asing sebagian besar tergantung pada sikap dari para kepala orang-orang Portugis. b. Hubungan baik yang terjalin antara Antoni Galvalo dan Sultan Hairun tidak mempengaruhi putusnya hubungan akibat peristiwa yang terjadi di Ternate dan Kepulauan Ambon. c. Perkembangan agama Kristen Katholik mendapat kemajuan pesat di bawah pimpinan Antoni Galvalo. d. Perkembangan kerajaan Ternate disebabkan oleh pengaruh agama Islam. e. Peperangan yang timbul antara tahun 1563-1570 memusnahkan pekerjaan missi dan menghancurkan usaha perdagangan Portugis. 5. Perhatikan Keterangan-keterangan berikut ! (1) Melencengnya tugas Tentara-tentara Spanyol yang ditempatkan di benteng Manado. (2) Rakyat yang dijadikan objek pemerasan tanpa mau menghiraukan protes-protes yang diajukan rakyat Minahasa. (3) Spanyol mendirikan Benteng di Manado. (4) Sultan Hairun dari Ternate mengirimkan armadanya untuk menaklukkan dan mengislamkan daerah Sulawesi Utara yang rakyatnya belum memeluk agama Islam. Perlawanan rakyat Minahasa yang dipelopori oleh orang Tondano mempunyi beberapa alasan dari keterangan-keterangan di atas, yang ditunjukkan pada nomor a. (1), (2), dan (3) 128 b. (2), (3) dan (4) c. (3) dan (4) d. (1), (3), dan (4) e. (1) dan (2) E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ
6. Awal mula pecahnya perang yang terjadi antara Minahasa dan Spanyol adalah a. Tindakan orang-orang Spanyol yang bertentangan di Minahasa. b. Spanyol menyebarkan agama Khatolik sambil mengadakan kegiatan perdagangan di Minahasa. c. Ditempatkannya pasukan dalam benteng yang didirikan di Manado. d. Penyerahan kekuasaan Portugis yang kemudian diambil alih oleh Spanyol. e. Keberhasilan Sultan Hairun mempengaruhi Raja Bobontehu untuk memeluk agama Khatolik. 7. Kyai Mojo adalah seorang Ulama dari daerah Surakarta, yang datang untuk bergabung dengan Diponegoro. Kyai Mojo membentuk kelompok pasukan dan megumandangkan semboyan Perang Sabil kepada semua pengikutnya. Dengan kegigihan dan tekadnya Kyai Mojo melawan perlawanan di daerah-daerah, kecuali a. Selarong. Kulon Progo, dan Kedu. b. Pacitan, Purwodadi, Banyumas, Pekalongan. c. Semarang dan Remmbang d. Kertosono dan Madiun. e. Lawai dan Kutai. 8. Faktor apa yang melatarbelakangi Pangeran Antasari dikatakan seorang figur yang sangat didambakan sebagai pemimpin perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Banjarmasin? a. Pangeran Antasari, seorang bangsawan yang sudah lama hidup dikalangan rakyat yang berusaha mempersatukan kaum pemberontak. b. Pangeran Antasari, seorang bangsawan yang sangat dermawan dan perduli pada rakyat kecil. c. Pangeran Antasari, seorang bangsawan yang hidup dengan sederhana dan mudah berbaur dengan golongan apapun. d. Pangeran Antasari, seorang bangsawan yang mempunyai kedudukan sangat tinggi dan mempunyai pengaruh sangat besar di kalangan rakyatnya. e. Pangeran Antasari, seorang bangsawan yang mempunyai menguasai pertambangan batu bara paling besar di daerah Banjarmasin. 9. Kebijakan Raffles selama memerintah adalah sistem tanam paksa dan sistem usaha swasta. Perbedaan tujuan kedua kebijakan yang diterapkan Raffles adalah E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 129
a. Tanam paksa bertujuan untuk memaksa warga tunduk pada pemerintahan Raffles, sedangkan sistem usaha swastaagar mudah dalam berusaha. b. Tanam paksa bertujuan untuk mengisi kekosongan kas negara Belanda, sedangkan sistem usaha swasta untuk melindungi hak milik petani. c. Tanam paksa bertujuan agar petani memiliki tanah yang bebas dari pajak, sedangkan sistem usaha swasta untuk mengurangi kerugian petani. d. Tanam paksa bertujuan agar penggarapan sawah diawasi langsung oleh Raffles, sedangkan sistem usaha swasta untuk mencegah gagal panen. e. Tanam paksa bertujuan untuk mengisi kekosongan kas negara Belanda, sedangkan sistem usaha swasta untuk memberikan kebebasan pada petani. 10. Pada akhirnya tanam paksa dan sistem usaha swasta dihapuskan. Hal ini diakibatkan karena.. a. Banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. b. Banyak muncul paham baru yang menentang sistem tanam paksa. c. Kehidupan rakyat banyak engalami peningkatan mutu. d. Menimbulkan banyak hasil panen yang diperoleh. e. Nasib rakyat memburuk dan banyak pihak yang menentangnya. 11. Perlawanan yang didasarkan atas menyebarnya agama Katholik dan Kristen dipelopori oleh para kaum .. a. Bangsawan dan Ulama. b. Petani dan Pedagang. c. Pedagang dan Ulama. d. Bangsawan dan Petani. e. Petani dan Ulama. 12. Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia, terutama di Maluku adalah sebuah pelanggaran atas “hak monopoli”. Pelanggaran ini menyebabkan.... a. Terjadinya monopoli perdagangan rempah-rempah. b. Terjadi perebutan kekuasaan dengan penduduk lokal. c. Terjadinya percampuran paham dengan pemimpin kerajaan. d. Terjadinya persaingan antara Portugis dan Spanyol. e. Terjadinya perebutan daerah kekuasaan antara Spanyol dan Portugis. 13. Pengaruh kekuasaan Belanda dalam bidang politik semakin menguat. Hal ini karena... E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 130
a. Belanda campur tangan dalam masalah-masalah istana. b. Belanda menerapkan politik keuntungan bagi anggota. c. Belanda memaksakan politik yang sesuai di Indonesia. d. Belanda mengetahui kelemahan politik Indonesia. e. Belanda merencanakan untuk berkuasa kembali. 14. Berikut ini yang merupakan sebab khusus terjadinya perlawanan Diponegoro adalah.. a. Adanya kebencian dan kekecewaan kerabat istana terhadap tindakan Belanda. b. Adanya kebencian rakyat khususnya petani akibat dibebankannya pajak yang memberatkan. c. Adanya kekecewaan dikalangan para bangsawan karena haknya banyak yang dikurangi. d. Pembuatan jalan oleh Belanda melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. e. Terjadinya kericuan pergantian Istana karena adanya campur tangan Belanda. 15. Belanda intervensi dalam pengangkatan raja di kerajaan Banjar. Belanda mengangkat Pangeran Tamjidillah, namun rakyat menghendaki Pangeran Hidayat menjadi raja. Hal ini karena.. a. Pangeran Tamjidillah kurang cakap. b. Pangeran Hidayat mempunyai jiwa pemimpin. c. Pangeran Hidayat didukung ulama. d. Belanda menyukai Pangeran Tamjidillah. e. Pangeran Hidayat lebih disenangi rakyat. 16. Merosotnya perekonomian rakyat pada masa pemerintahan Belanda disebabkan oleh.. a. Rakyat tidak mendapat bagian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga banyak yang mati. b. Para petani hanya mendapatkan bagian yang sangat sedikit untuk makan sendiri dan keluarganya. c. Tanaman yang ditanam banyak mengalami penurunan kualitas, sehingga tidak laku. d. Para petani wajib menyerahkan semua hasil panennya pada pemerintah untuk kebutuhan industri, E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 131
e. Para petani dibebani untuk mengolah sebagian tanahnya untuk ditanami tanaman eksport. 17. Perlawanan yang dilakukan Pangeran Hidayat berakibat pada kekosongan pemerintahan di Kerajaan Banjar, yang disebabkan oleh... a. Pangeran Tamjidillah mati terbunuh. b. Pemecatan Pangeran Tamjidillah dari jabatan Sultan. c. Pangeran Hidayat mati dibunuh Beanda. d. Belanda mengangkat pengganti Pangeran Tamjidillah. e. Jabatan Mangkubumi kosong. 18. Usulan-usulan Snouck Hurgronye untuk meredam perlawanan rakyat Aceh, yaitu.. a. Kaum bangsawan dijadikan pegawai. b. Ulama dijadikan pegawai. c. Rakyat jelata diberikan kebebasan. d. Kaum bangsawan dibinasakan. e. Kaum ulama ditangkap dan diasingkan. 19. Perlawanan terhadap pemerintah Belanda di Maluku dipimpin oleh Kapiten Pattimura. Kapiten Pattimura menjalani hukuman gantungan pada tanggal... a. 14 Desember 1817 b. 15 Desember 1817 c. 16 Desember 1817 d. 17 Desember 1817 e. 18 Desember 1817 20. Sebelum dipindahkan ke Jayakarta, kantor dagang VOC berada di Ambon. Hal ini karena... a. Ambon paling dekat dengan pusat rempah-rempah. b. Mempermudah dalam mencari rempah-rempah. c. Mempermudah dalam memonopoli rempah-rempah. d. Memudahkan distribusi perdagangan di Ambon. e. Ambon sebagai pelabuhan utama pendaratan kapal. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 132
KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI Kunci Jawaban Uji Kompetensi 1 1. Ada dua sebab umum khusus kerajaan Demak menyerang Portugis: a) Jatuhnya Malaka, jatuhnya Malaka oleh orang-orang Portugia sebenarnya memberikan keuntungan besar bagi aktivitas perdagangan di Ibukota Demak, namun bukan berarti tidak ada perhatian dan rasa kepedulian terhadap kekuasaan Katolik Portugis di Malaka.wilayah Islam yang berdiri di Malaka sejak tahun 1404 M telah berubah menjadi wilayah kafir di bawah Katolik Portugis. Rasa kepedulian dan keinginan untuk mengembalikan tanah Islam yang telah terampas oleh musuh dan mengembalikan kemuliaan kerajaan Islam di Malaka merupakan faktor penting penyebab penyerangan Kerajaan Demak terhadap Portugis. b) Faktor Ekonomi, faktor ekonomi juga mendorong kerajaan Demak menyerang Portugis dikarenakan penguasaan Selat Malaka. Pebguasaan Selat Malaka oleh Portugis dikarenakan para perahu dagang yang ingin mengirimkan komoditas dagangannya ke negara-negara tetangga tidak berani melewati Malaka, karena mereka takut akan dirampok barang dagangannya. Sehingga hal ini menjadikan para pedagang Nusantara mencari jalur lain untuk melakukan perdagangan. 2. Peperangan yang tiimbul antar perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis diantaranya memusnahkan pekerjaan missi dan menghancurkan usaha perdagangan Portugis yang pada akhirnya melumpuhkan sebagian besar dari kekuatan Portugis di wilayah Maluku yang membuat rakyat Maluku berhasil mengusir Portugis. Kunci Jawaban Uji Kompetensi 2 1. Awal mulanya didahului oleh adanya usaha penginjilan dari paderi Diogode Magelhaes yang dimulai pada tahun 1563 dilanjutkan oleh paderi Mascarenhas. Peranan Portugis kemudian diambil alih Spanyol bedasarkan dipersatukannya kedua negara tersebut di Eropa pada tahun 1580. Dari pangkalan Spanyol di Ternate, dikirimlah armada pimpinan Christoval Suarez untuk mengikat persahabat dengan rakyat Minahasa. Usaha ini berhasil dan atas dasar persahabatan itu Spanyol boleh menjalankan usaha dagang serta menyiarkan agama Katholik di Minahasa. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 133
2. (1) Kode/isyarat yang digunakan Siang hari dengan mengacungkan dua jari ke atas yang melambangkan bendera kebangsaan Merah Putih; malam hari, menegur dengan angka “dua” yang harus dijawab dengan “delapan” yang khusus digunakan pada gerakan hari pertaman; malam hari, bilamana perlu kode/isyarat dapat dubah “empat” dijawab “enam” yang paling penting dapat berjumlah sepuluh. (2) Mengirimkan berita ke semua markas pemuda sampai ke sektor-sektor mengenai pelaksanaan gerakan. (3) Menetapkan tanggal 13-2-1946 lewat tengah malam tepatnya jam 03.00 14- 2-1946 sebagai saat pelaksanaan gerakan. (4) Apabila salah satu pimpinan tertangkap, gerakan dipercepat lagi. (5) Aksi harus dijalankan sangat rahasia dan sedapat mungkin tanpa menimbulkan keributan. (6) Menyergap rumah jaga di asrama Teling I dan Teling II diteruskan merebut gudang senjata/amunisi, perlengkapan pakaian dan makanan. (7) Menangkap semua orang Belanda, Indo Belanda dan semua orang Indonesia yang dicurigai serta menguasai semua pos militer dan polisi. (8) Menangkap semua orang yang dicurigai yang tinggal di luar asrama militer dengan menyiapkan terlebih dahulu daftar nama dan alamatnya. (9) Menangkap semua orang Belanda berstatus partikulir/sipil di seluruh wilayah Sulawesi Utara. (10) Diusahakan tidak melepaskan tembakan kalau tidak perlu kecuali membela diri, membela kawan atau jika memang terjadi tembak menembak dengan musuh. Kunci Jawaban Uji Kompetensi 3 1. Ada dua proses jalannya perebutan Kerajaan Banjar dari tangan Portugis. a) Perlawanan Ofensif yang berlangsung dalam Jangka Pendek 2. Latar belakang Kapitan Pattimura menghadapi Kolonialisme Belanda adalah karena adanya eksploitasi sumber daya manusia maupun sumber daya alam penjajah di berbagai bidang diantaranya; 1) Dalam bidang politik, adalah melemahnya penguasa pribumi yang semakin tergantung pada kekuasaan asing (Belanda), 2) Dalam bidang sosial, adanya kesenjangan sosial yaitu perbedaan status antara Belanda sebagai E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 134
penguasa yang lebih tinggi derajatnya daripada penduuduk pribumi, 3) Dalam bidang ekonomi menyebabkan adanya berbagai kewajiban menanam tanaman eksport dan mentaati politik monopoli perdagangan yang menyebabkan hilangnya mata pencaharian penduduk dan mengakibatkan penderitaan rakyat Maluku sehingga mendorong mereka untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. 3. Belanda memerlukan waktu dua bulan untuk dapat menduduki benteng bonjol, yang dilalui dengan pertempuran yang sengit. Strategi-strategiyang dilakukan diantaranya; 1) menyerang dengan strategi jarak dekat terhadap pasukan-pasukan yang menjaga benteng bonjol sehingga meriam yang tersedia di dalam mebnteng tidak banyak membantu; 2) melakukan perkelahian satu lawan satu yang tidak dapat dihindarkan. 4. a) Pangeran Diponrgoro melihat sendiri tindakan-tindakan pegawai pemerintah Belanda yang benar-benar menyakitkan hati. b) Residen Nahuyus memasukkan adat istiadat dan pakaian Eropa di Kraton. c) Makin banyak tanah yang disewakan kepada orang-orang Eropa, sehingga penduduk banyak yang kehilangan mata pencahariannya. d) Perbuatan Residen dan patih yang selalu mengambil keputusan-keputusan dengan tidak merundingkannya terlebih dahulu dan selalu merugikan rakyat. Kunci Jawaban Uji Kompetensi 4 1. Kronologi perlawanan Kraton Yogyakarta terhadap Penjajahan Bangsa Ingris 1) Desember tahun 1811, kedatangan Raffles pertama kali ke Yogyakarta serta awal adanya perdebatan antara Raffles dengan Sultan HB II. 2) Januari 1812, adanya pertemuan dan insden kecil yang terjadi ketika tempat duduk Raffles di Kraton Yogyakarta dibuat lebih rendah dari Sultan HB II. 3) Pengajuan kerjasama oleh Sunan Pakubuwan IV terhadap Sultan HB IV untuk melawan Inggris yang mempunyai tujuan akan membagi 2 wilayah yang telah dirampas oleh pihak Inggris. 4) Pengkhianatan dan adanya adu domba kepada pihak Inggris yang dilakukan Sunan Pakubuwan IV terhadap Sultan atas kerjasama yang sudah disepakati. 5) Terjadi kemarahan dan perlawanan pada tanggal 19-20 Juni 1812 di Kraton Yogyakarta. 2. Tersinggungnya Raffles atas keputusan Robinson karena tidak meminta pendapatnya terlebih dahulu atas kedatangan Robinson seorang diri menemui Sultan Mahmud E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 135
Badaruddi II. Sehingga perjanjian Robinson dengan Sultan Mahmud Badaruddin II dibatalkan secara sepihak. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 136
KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI AKHIR 1. D. Portugis mempunyai armada perang yang tangguh. 2. E. 1) Terjadi pada tahun 1821-1837 di Minangkabau Sumatra Barat. 4)Terjadinya perang bermula dari adanya pertentangan antara kaum Padri dan kaum Adat dalam masalah praktik agama. 3. B. Mencari celah untuk mengadu domba antara kaum Adat dengan kaum Padri. 4. A. Hubungan dengan kekuasaan asing sebagaian besar tergantung pada sikap dari para kepala orang-orang Portugis. 5. E. 1) Melencengnya tugas tentara-tentara Spanyol yang ditempatkan di benteng Manando. 2) Rakyat yang dijadikan objek pemerasan tanpa mau menghiraukan protes- protes yang diajukan rakyat Minahasa. 6. A. Tindakan orang-orang Spanyol yang bertentangan di Minahasa. 7. E. Lawai dan Kutai. 8. A. Pangeran Antasari, seorang bangsawan yang sudah lama hidup dikalangan rakyat yang berusaha mempersatukan kaum pemberontak. 9. B. Tanam paksa bertujuan untuk mengisi kekosongan kas negara Belanda, sedangkan sistem usaha swasta untuk melindungi hak milik petani. 10. E. Nasib rakyat memburuk dan banyak pihak yang menentangnya. 11. A. Bangsawan dan Ulama. 12. A. Terjadinya monopoli perdagangan rempah-rempah. 13. A. Belanda campur tangan dalam masalah-masalah istana. 14. D. Pembuatan jalan oleh Belanda melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. 15. E. Pangeran Hidayat lebih disenangi rakyat. 16. E. Para petani dibebani untuk mengolah sebagian tanahnya untuk ditanami tananman eksport. 17. B. Pemecatan Pangeran Tamjidillah dari jabatan Sultan. 18. A. Kaum bangsawan dijadikan pegawai. 19. C. 16 Desember 1817 20. C. Mempermudah dalam memonopoli rempah-rempah. 137 E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ
Serdadu Glosarium : Prajurit atau anggota tentara Perang Salib : Sebutan bagi perang-perang agama di Asia dan Eropa antara abad ke-11 sampai abad ke-17, yang disongkong dan adakalanya diarahkan oleh Greja Katholik. Dualisme : Konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi. Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga Etiket : Suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Vazal : Seseorang yang menjalin hubungan dengan monarki yang berkuasa- biasanya dalam bentuk dukungan militer, perlindungan bersama, atau pemberian upeti, dan menerima jaminan dan imbalan tertentu sebagai gantinya Seminarium : Lembaga pendidikan bagi calon rohaniwan Kristiani, baik itu Kristen yang mendidik pendeta atau Katolik yang mendidik pastor. Konsolidasi : Usaha untuk menyatukan dan memperkuat hubungan antara dua kelompok atau lebih untuk membentuk suatu entitas yang lebih kuat. Kepala Walak : Pemimpin masyarakat penduduk secabang keturunan, Tu'ur Imbalak yang artinya wilayah pusat kedudukan tempat pertama sebelum masyarakat membentuk cabang-cabang keturuan. Melucuti : Merampas barang milik musuh. dimana hal ini yakni menyerahkan segala suatu barang sebagai bentuk pertahanan diri kepada penjajah dan tunduk terhadap penjajah. Delegasi : Delegasi adalah perwakilan atau utusan dengan proses penunjukan secara langsung maupun secara musyawarah untuk mengutusnya menjadi salah satu perwakilan suatu kelompok atau lembaga. Referendum : Suatu proses pemungutan suara semesta untuk mengambil sebuah keputusan, terutama keputusan politik yang memengaruhi suatu negara secara keseluruhan. Intervensi : Campur tangan yang berlebihan dalam urusan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Apanse : Bantuan berupa tempat atau tanah yang diberikan oleh badan legislatif atau pemerintah kepada anggota keluarga bangsawan atau tuan tanah. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 138
DAFTAR PUSTAKA Hadi, Amirul. 2010. Aceh: Sejarah, Budaya dan Tradisi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Coertesao, Aemando. 2005. The Suma Oriental of Tome Pires Vol. II. New Delhi: Asian Education Services. Said, Mohammad. 1981. Aceh Sepanjang Abad Jilid I. Medan: P.T Percetakan dan Penerbitan Waspada. Abdullah, Rachmad. 2015. Kerajaan Islam Demak: Api Revolusi di Tanah Jawa 1518-1549 cetakan I. Al-Wafi. R, Admodarminto. 2000. Babad Demak:Dalam Tafsiran Sosial Politik Keislaman dan Kebangsaan. Jakarta: Milinium Publisher. I.O. Nanulaitta. 1996. Timbulnja Militerisme Ambon: Sebagai Suatu Persoalan Politik, Sosial, Ekonomis. Jakarta: Bhratara. Pesponegoro, D.M., 2017. Sejarah Nasional Indonesia IV. Pattikayhatu, J.A., et.al,. 1976. Sejarah Daerah Maluku. Ambon: Proyek Penelitian dan Percetakan Kebudayaan Derah Departemen P dan K. Burger. D. H. Prayudi Atmosudirjo. 1960. Sejarah Ekonomis Sosiologis Indonesia Jilid: 1. Djakarta: Pradnya Paramita d/h Y.B. Wolters. Leirissa. R.Z. 1975. Maluku dalam Perjuangan Indonesia. Lembaga Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Pattikayhatu., J.A. 1968. Tinjauan Terhadap Sejarah Greja di Maluku. Skripsi Sarjana Pendidikan IKIP Salatiga. Khoo, Gilbert. 1976. Sejarah Asia Tenggara Sejak Tahun 1500. Kualalumpur: Fajar Bakti SDN. BHD. Saleh, Idwar. 1993. Pangeran Antasari. Proyek Infentarisasi Sejarah Nasional. Ideham, Suriansyah. 20013. Sejarah Banjar. Kalimanantan Selatan: Badan Penelitian dan Pengembangan DaerahKalimantan Selatan. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 139
Biografi Penulis Risma Herdiani Astuti, lahir di Jombang, 16 Agustus 1998. Menyelesaikan pendidikan TK Dharma Wanita, Sekolah Dasar di SD Negeri Ambulu 01, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Ambulu, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri Ambulu dan saat ini sedang menempuh pendidikan di jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember. Pada saat diperkuliahan aktif berpartisipasi dalam kegiatan Himpunan Mahasiswa Program Studi atau HMP di bidang Minat Bakat. E-Modul Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis LSQ 140
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141