Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore RSO, DULU, KINI DAN NANTI

RSO, DULU, KINI DAN NANTI

Published by wikkursos, 2021-09-16 04:52:19

Description: RSO, DULU, KINI DAN NANTI

Search

Read the Text Version

HUT ke-70 RS Ortopedi Surakarta: RSO Dulu, Kini dan Nanti Pengarah: Direktur Utama Dr.dr. Pamudji Utomo, Sp.OT(K) Penasehat: Direktur SDM, Pendidikan dan Umum dr. R. Safil Rudiarto H, Sp.Rad, MM Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang dr. Romaniyanto, Sp.OT(K) Spine Direktur Perencanaan, Keuangan dan Barang Milik Negara Drs. EC. Subur, M.Si Penulis: Cahyadi Kurniawan Wahyu Prakoso Tim Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi RS Ortopedi Tim Sub Bagian Hukum Organisasi dan Humas RS Ortopedi Editor: Dr. dr. Retno Setianing, Sp. KFR (K) Paryanto, S.Kep.Ns, M.M. Mursid Effendi, S.Psi, M.P.H. Haryono Wahyudiyanto Desain Isi dan Cover: Aziz Nugroho, Rahmanto Iswahyudi ISBN 978-623-92514-8-2 Penerbit: PT. Aksara Solopos Griya Solopos, Jl. Adisucipto 190 Solo 57145 Telp (0271) 724811, Faks (0271) 724833 www.solopos.com Penerbitan buku ini bekerja sama dengan RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis atau penerbit. ii RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Merawat Semangat Prof. Soeharso MEMPERINGATI 70 tahun hari jadi bagi Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta bukanlah sekadar seremoni. Momentum ini menjadi kesempatan untuk menggelorakan kembali dan merawat semangat the founding father, Prof. Soeharso. Semangat itu adalah membangun pusat unggulan pengembangan bidang ortopedi di Tanah Air bahkan dunia. Rentang waktu ini bukanlah perjalanan yang singkat. Melewati masa-masa ini ibarat meniti anak tangga dengan banyak tantangan dihadapi demi mencapai puncak. Salah satu tantangan ini misalnya krisis akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia pada 2020 hingga kini. Pandemi mengubah tatanan, pola interaksi, dan perilaku yang memerlukan kreativitas dan inovasi. Pandemi mempercepat pergeseran paradigma dari analog ke serba digital. Hal ini terwujud dalam beberapa program seperti sistem pendaftaran online melalui Sistem Integrasi Rawat Jalan (Siraja). Platform ini memberikan kemudahan bagi pasien untuk memilih dokter, waktu periksa, tanpa RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti iii

harus mengantre di loket. Harapannya, pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih prima. Berikutnya, RSO juga mengembangkan platform paper- less dan touchless untuk sirkulasi informasi khususnya data rekam medis. Apabila, semula data ini harus disimpan dalam ruang besar dengan rak-rak menjulang, kini cukup disimpan dalam server dengan ruang yang lebih sempit. Digitalisasi rekam medis mempermudah akses data. Kini, mencari data cukup dengan mengetik nomor rekam medis dan semua akan keluar di monitor. Sebelumnya, petugas harus membuka satu per satu yang tentu menyita waktu banyak apabila dilakukan kepada 300-400 pasien per hari. Kemajuan ini meningkatkan efisiensi, meski pada tahap awal biaya investasinya cukup besar. Namun, pada pengembangan berikutnya investasi ini mendukung RSO mengembangkan sistem mahadata untuk meningkatkan pelayanan dan terapeutik. Tak hanya itu, RSO terus berbenah dengan mendekatkan diri pada khalayak melalui berbagai platform digital lainnya seperti fasilitas webinar, podcast, Youtube, dan lainnya. Ada pula layanan telemedicine yang memungkinkan pasien berkonsultasi dari jarak jauh. Keilmuan bidang ortopedi pun terus berkembang. Ortopedi tak lagi hanya berkutat urusan menyambung tulang patah atau luka robek. Kini, RSO juga mengembangkan layanan di luar traumatologi, seperti subspesialis tulang belakang, subspesialis panggul-lutut dan rekonstruksi, subspesialis bedah tangan dan micro surgery, subspesialis tumor muskuloskeletal, subspesialis ortopedi anak, dan subspesialis trauma advance. Termasuk pengembangan kom- petensi medis, paramedis, dan penunjang untuk mendukung pengembangan layanan tersebut. iv RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Metode yang dipakai pun semakin advance dari waktu ke waktu. Kini, penatalaksanaan pasien makin beragam bahkan hingga mengadopsi metode bedah minimal invasif seperti endoskopi dan artroskopi. Metode lainnya yang tengah dikembangkan adalah memanfaatkan sel punca dan rekayasa jaringan untuk pengobatan pasien. Sel punca bisa diperoleh dari sumsum tulang belakang, plasenta, dan jaringan lemak. Sel punca bisa digunakan untuk memperbaiki sel tubuh misalnya menumbuhkan kembali tulang dan jaringan lunak yang rusak atau hilang akibat kecelakaan atau tumor. Rehabilitasi ortopedi juga makin maju. Kini, RSO me- ngembangkan teknik penggantian tulang dengan meman- faatkan tulang sapi yang disterilisasi dan dikombinasikan dengan sumsum. Selain itu, tulang pengganti juga bisa dibuat dari cangkang telur yang sumbernya tersedia melim- pah di level lokal. RSO juga mendorong agar bangsa Indonesia bisa mengurangi ketergantungan impor alat kesehatan dengan memproduksi sendiri di dalam negeri. Sebagai contoh, alat untuk memperpanjang tulang bisa diproduksi di sini. Perhatian juga diberikan kepada bidang olahraga. Keilmuan ortopedi harus mendukung iklim olahraga yang baik sebagai kegiatan mandiri maupun kompetisi, dari ujung kaki hingga ujung kepala. Pengembangan ini penting untuk menemukan terapi maupun metode penanganan cedera, membangun sistem olahraga yang menghindarkan dari cedera dan kematian serta menyiapkan atlet berprestasi optimal. Kemajuan riset dan pengembangan metode ini tentu harus diimbangi dengan kapasitas untuk menerbitkan publikasi ilmiah yang terindeks global. Selain itu, diseminasi RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti v

dan upgrading kemajuan ilmu ortopedi di tanah air juga bisa dilakukan oleh para ahli yang dimiliki RSO dengan menjadi pembicara di forum-forum ilmiah. Pada akhirnya, buku yang kini hadir di hadapan sidang pembaca sekalian bukan sekadar barang cetakan biasa. Tapi, jauh melampaui itu. Buku ini menjadi prasasti atau tonggak 70 tahun RSO menjadi pusat unggulan atau center of excellence ilmu ortopedi di Tanah Air dan kancah global. Harapannya, buku ini menjadi roadmap pengembangan RSO ke depan. Inspirasi ini menginternalisasi baik seluruh awak RSO untuk menyusun strategi apa yang dilakukan dalam 5 tahun, 10 tahun bahkan 20 tahun ke depan. Buku ini menjadi jembatan emas yang menghubungkan kolaborasi multisektor salah satunya akademisi dan perguruan tinggi. Kolaborasi juga penting untuk dibangun secara horisontal dengan berbagai fasilitas kesehatan. Sebab, kemajuan RSO harus bermakna pula bagi kemajuan bersama. Dari buku ini pulalah, kita semua di sini secara sadar dan aktif terus merawat, melestarikan, dan mengembangkan semangat the founding father, Prof. Soeharso membangun keilmuan bidang ortopedi. Dalam kerangka itu RSO menjadi yang terdepan dalam pelayanan, penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat. Direktur Utama RSO Dr.dr. Pamudji Utomo, Sp.OT(K) vi RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN RI Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ALHAMDULILLAH, puji syukur senantiasa kita haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku ini dapat terselesaikan. Dalam satu dekade terakhir, dunia kesehatan mengalami perubahan atau disrupsi yang cukup besar. Perkembangan teknologi pada bidang kesehatan pun semakin mempermudah pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Pandemi virus corona yang menghantam bangsa ini justru semakin memacu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses digitalisasi semakin tidak terbendung dan masyarakat semakin terbuka dengan perkembangan teknologi. Masa pandemi melahirkan banyak inovasi dan efisiensi, termasuk dalam hal pelayanan kesehatan. Dahulu, pasien yang harus mendekatkan diri dengan penyedia layanan kesehatan. Sekarang, penyedia layanan kesehatanlah yang mendekatkan diri ke pasien. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti vii

Buku RSO, Dulu, Kini dan Nanti adalah refleksi sejarah Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso dalam melayani masyarakat dari era Prof. Dr. R. Soeharso hingga saat ini. Oleh karena itu, buku yang mengemukakan fakta-fakta penting terkait perkembangan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso dari masa ke masa ini akan sangat bermanfaat bagi pembaca untuk ikut serta mengawal pengembangan layanan ortopedi dan rehabiltasi medik. Saya berharap buku ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sebagai salah satu sumber semangat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dengan senantiasa menumbuh-suburkan semangat para pejuang- pejuang kesehatan pada masa yang lalu. Kepada semua pihak yang telah dengan tekun menyusun buku RSO berjudul Dulu, Kini, dan Nanti dalam rangka HUT RSO ke-70 tahun 2021 ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan atas jerih payah, kerja keras, dan kerja cerdas saudara-saudara adalah bagian dari upaya membangun citra positif pelayanan kesehatan di Indonesia. Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Menteri Kesehatan RI Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU viii RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI PEMBANGUNAN kesehatan diselenggarakan melalui Program Indonesia Sehat dengan 3 pilar strategi utama yakni Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional. Tiga pilar ini dilaksanakan sebagai perwujudan program Indonesia Sehat untuk mencapai cakupan kesehatan semesta. Cakupan Kesehatan Semesta tidak cukup hanya dinilai dari kepesertaan JKN, tetapi akses pelayanan adalah tujuan utama dari Cakupan Kesehatan Semesta. Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran sangat strategis dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai jenis disiplin ilmu ketenagaan, sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan dengan teknologi kedokteran yang semakin canggih diselenggarakan untuk mewujudkan good clinical governance. Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta merupakan salah satu rumah sakit vertikal dan pendidikan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti ix

yang berada dibawah naungan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan kekhususan pelayanan kesehatan bidang ortopedi. Alhamdulillah, saya menyambut baik atas terbitnya Buku 70 tahun RSO ini. Buku yang berisi dokumentasi pengembangan dari masa ke masa Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta harus diapresiasi sebagai salah satu media komunikasi dan informasi kepada masyarakat sehingga meningkatkan brand awareness dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Saya menyadari sepenuhnya, bahwa baik dan buruknya pelayanan pemerintah kepada masyarakat berada di tangan kita. Pengharapan masyarakat saat ini terhadap peningkatan kualitas pelayanan prima di bidang kesehatan sangat besar, kita dituntut untuk mampu memberikan pelayanan yang semakin cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Semoga dengan membaca buku ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk semua pihak sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kinerja Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam rangka mewujudkan cita-cita Menjadi RS Ortopedi Unggulan dengan Pelayanan Prima. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi pada penyusunan buku ini. Semoga bermanfaat dan mendorong perbaikan pelayanan rumah sakit Indonesia. Terimakasih Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL(K), MARS x RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

SAMBUTAN PENERBIT RUMAH Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta memiliki visi Menjadi RS Ortopedi Unggulan dengan Pelayanan Prima. Pada tanggal 28 Agustus 2021, RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta genap berusia 70 tahun. Usia yang sangat matang untuk sebuah rumah sakit milik pemerintah yang ada di Surakarta. RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta memiliki memiliki sejarah panjang tentang keemasan pelayanan ortopedi. RS plat merah ini kini sudah menjadi rujukan nasional, sehingga akan menjadi pusat kemajuan pelayanan ortopedi. Maka, pada usia ke-70 tahun ini kami menyusun buku berjudul RS Ortopedi, Dulu, Kini dan Nanti. Buku ini menjadi salah satu bentuk dokumentasi dalam merekam perkembangan di RS Ortopedi. Tak hanya pembangunan fisik, namun juga SDM, mutu, layanan, pengembangan ilmu kesehatan dan sebagainya. Melalui buku ini pula kami menaruh harapan besar terhadap eksistensi RS Ortopedi pada masa yang akan datang. Buku ini menjadi titik krusial dalam mengawal proses pembangunan dan RS Ortopedi pada msa depan. Buku ini terdiri atas lima bab. Sejarah panjang pendirian RS Ortopedi oleh almarhum Prof. Dr. R. Soeharso dikisahkan dalam Bab I. Dalam perkembangannya lembaga dengan RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti xi

nama RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso ini berkembang secara dinamis. Ortopedi mengalami perkembangan yang cukup berarti setara dengan perkembangan ilmu kedokteran, terutama menyangkut dalam pelayanan ortopedi dan Rehabilitasi Medik Paripurna. Dilanjutkan pada Bab II, buku ini mengulas tentang penerus estafet perjuangan almarhum Prof. Dr. R. Soeharso. Menampilkan deretan biografi singkat direksi dari awal hingga sekarang. Kemudian, pada Bab III buku ini mengupas tentang layanan unggulan RS Ortopedi beserta Master Plan pembangunan 2021-2045. Tentu saja, upaya peningkatan layanan bermutu tinggi, dengan peningkatan sumber daya manusia dan ditunjang oleh peralatan modern akan terus dilakukan untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi seiring dengan terus melajunya perkembangan di dunia kesehatan saat ini. RS Ortopedi memiliki lima layanan unggulan, yaitu Sub Spesialis Tulang Belakang (Spine),  Sub Spesialis Rekonstruksi Panggul & Anggota Gerak Bawah (Adult Reconstruction),  Sub Spesialis Ortopedi Anak (Pediatric Orthopaedi),  Sub Spesialis Kanker Tulang (Oncology Orthopaedi), Sub Spesialis Anggota Gerak Atas dan Bedah Mikro (Upper Limb & Micro Surgery). RS Ortopedi kini juga menambah Bedah Unggulan 24 Jam sebagai layanan terbaik. Pada Bab ini pula kami menuliskan harapan pada masa mendatang agar RS Ortopedi mampu menjadi center of excellence, Pusat Kemajuan Ilmu Ortopedi. RS Ortopedi Surakarta harus menjadi pelopor dan pelayan ortopedi tertinggi di Indonesia. Pada Bab IV, buku ini mengupas beberapa artikel pilihan mengenai kisah penanganan kasus ortopedi di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Kisah-kisah pilihan ini layak disimak karena kasus ini begitu dekat dengan kita. xii RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Sehingga ketika membacanya, kita menjadi lebih waspada dan mengetahui jenis maupun ciri penyakitnya. Pada Bab terakhir, kami menampilkan rekaman lensa. Bab ini menampilkan progres perkembangan yang ada di RSO dari tahun ke tahun hingga berkembang seperti sekarang. Foto-foto ini tentu menjadi nostalgia bagi para pembaca. Namun kita tidak boleh larut dalam cerita masa lalu. Kita harus mengambil hikmah agar bisa termotivasi dan terus maju menatap masa depan yang lebih baik. Kualitas buku ini masih banyak kekurangan tapi dengan segala keterbatasan, kami mencoba untuk menyusun profil ini karena sudah merupakan amanah dan tanggung jawab yang dilandasi tekad dan kemauan untuk maju dan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Kami sangat mengharapkan masukan-masukan ataupun saran dari berbagai pihak guna menyempurnakan penyajian pada tahun mendatang. Selamat membaca. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti xiii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii  Sambutan Direktur Utama RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta iii  Sambutan Menteri Kesehatan RI vii  Sambutan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan ix Kementerian Kesehatan RI xi  Sambutan Penerbit DAFTAR ISI xiv BAB I WARISAN PROF SOEHARSO 1  Simpati Soeharso kepada Korban Perang Kemerdekaan 2  Mendirikan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta 5  Humanisme Prof. Soeharso 9 BAB II PENERUS ESTAFET PERJUANGAN PROF SOEHARSO 11  Silsilah Profil Direktur Utama RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta 12 BAB III PENGEMBANGAN RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO 19 SURAKARTA 20 30  Berbenah Menghadapi Tantangan Zaman 33  RS Ortopedi Menjadi Center of Excellence 40  Layanan Unggulan RS Ortopedi  Menyongsong Era Kedokteran Presisi xiv RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

BAB IV PENANGANAN KASUS ORTOPEDI & TRAUMATOLOGI 45  Pengembangan Operasi Minimal Invasif pada Cedera Sendi & Tulang 46  Waspada Skoliosis pada Anak, Kenali Gejala dan Perawatannya 51  Arthritis, Salah Satu Penyebab Nyeri Sendi 56  Ada Benjolan, Awas Kanker Tulang 60  Bukan Kutukan, Kaki Pengkor Bisa Disembuhkan 65  Kenali Gejala Tangan Keple Setelah Kecelakaan 70  Bahaya Tangan Kesemutan & Cara Mengatasinya 74  Platelet Rich Plasma untuk Rekonstruksi Panggul dan Lutut 77  Soeharso Sport Injury Center, Layanan Baru Sambut Piala Dunia U-20 80  Menahan Sakit 15 Tahun, Operasi Ganti Sendi Akhirnya Sembuh 82  Waspadai Nyeri Punggung Indikasi Gangguan Tulang Belakang 86  Tetap Menabung Tulang Sejak Dini di Masa Pandemi, Investasi 90 di Masa Nanti 95  Asa bagi Penderita Tangan Keple (Brachial Plexus Injury) BAB V REKAMAN LENSA 99 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti xv

xvi RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

BAB I WARISAN PROF. SOEHARSO RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 1

Simpati Soeharso kepada Korban Perang Kemerdekaan GENAP tujuh dekade sudah Rumah Sakit (RS) Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Suharso berdiri melayani negeri. Namun, semangat dan visi  the founding father, R. Soeharso, harus terus menyala mewujudkan RSO sebagai pusat unggulan ortopedi di Tanah Air dan global. Peringatan ini akan mengajak sidang pembaca sekalian berziarah ke masa silam jauh menembus era sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Sebuah visi yang terlihat bahkan jauh sebelum RS Ortopedi berdiri. Visi Soeharso belia tergambar dalam percakapan singkat dengan ibunya. Soeharso yang masih berusia empat tahun itu melihat kakaknya pulang dari sekolah dengan kaki dibebat. 2 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

“Ibu, mengapa kaki Mas Soeharto dibalut dengan kain putih?” tanya Soeharso. “Itu karena kaki kakakmu terluka,” balas ibunya. “Siapa yang membalut, Bu?” “Yang membalut dokter.” “Kenapa harus dibalut?” “Agar lukanya cepat sembuh,” sahut ibunya lagi. “Hmm… dokter itu baik dan pintar ya, Bu? Kalau begitu, jika aku besar nanti aku ingin menjadi dokter, Bu,” kata Soeharso belia. Dan ternyata bukan sekadar kata-kata. Soeharso resmi menjadi dokter dengan ijazah Indisch Art (NIAS) di Surabaya 35 tahun kemudian. Ia lalu bekerja sebagai asisten di C.8.Z. Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting atau RSUP di Surabaya. Kini, rumah sakit ini berganti nama menjadi RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Hal ini lantaran Soeharso belia terhitung sebagai bocah brilian. Ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Semangat belajarnya tinggi. Bakat dan kemampuan ini didukung oleh pekerjaan ayahnya yang menjadi demang kepala polisi atau setingkat kepala desa. Perjalanan Soeharso terus berlanjut. Perseteruan dengan perawat di rumat sakit tempatnya bekerja membuatnya harus dibuang ke Ketapang, Kalimantan Barat. Di sana, ia berjumpa dengan perempuan yang lantas menjadi istrinya, Johar Insiyah. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 3

Johar Insiyah adalah putri dr. Agusjam. Agusjam yang juga berasal dari Jawa menjadikan rumahnya sebagai tempat berkumpul para kerabat, kolega asal Jawa lainnya di sana. Lebih-lebih, rumah dr. Agusjam dekat pelabuhan. Saat itu, kapal menjadi alat transportasi utama mobilitas antarpulau. Pada 1942, dr. Soeharso harus menghindar dari kejaran tentara Jepang. Bersama istrinya, Soeharso pergi ke Belitung, lalu Jakarta, dan tibalah di Tegal. Di Tegal, Soeharso sempat membantu pelayanan rumah sakit setempat sembari menunggu kapal untuk berpindah ke daerah lain. Namun, dari Tegal Soeharso pergi ke Solo dan bekerja di Rumah Sakit Jebres. Di rumah sakit itu, Soeharso mengobati seorang kempetai atas permintaan dokter Jepang, Mayeda. Dari mulut Mayeda, Soeharso juga mendengar ayah mertua menjadi korban pembantaian tentara Jepang di Pontianak. 4 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Mendirikan RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta PADA masa perang kemerdekaan, Soeharso ambil bagian dalam mengobati tentara Indonesia dan para pejuang yang terluka dalam agresi militer Belanda. Soeharso bergabung dengan Palang Merah Indonesia (PMI) bersama dr. Padmonegoro, dr. Hadibroto, dan lainnya. Soeharso bertugas di utara Ampel hingga Salatiga. Ia memilih kawasan itu agar dekat dengan keluarganya yang juga berasal dari Desa Kembang, Ampel, Boyolali. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 5

Gedung auditorium lama RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Bertemu dengan banyak korban perang memiliki cacat fisik menggugah nurani Soeharso. Saat itu, banyak dari mereka yang mengeluh memilih mati daripada hidup cacat tanpa tangan dan kaki. Keluh kesah para pejuang dan tentara ini terus menggelayuti pikiran Soeharso. Simpati kepada para difabel korban perang inilah diwujudkan Soeharso dengan upaya membikin kaki dan tangan palsu. Ia berharap kaki dan tangan palsu ini bisa membantu mereka agar bisa kembali hidup seperti sedia kala. Entah kebetulan atau tidak, Soeharso kala itu membawa sebuah prospektus buku peninggalan Belanda berjudul Rehabilitation of The Handicapped karya dr. Henry H. Kessler. Di prospektus itu ada petunjuk mengenai pembuatan kaki dan tangan palsu. Inisiatif ini didukung oleh Sukandar, teman Soeharso yang mahir menggambar rancangan replika anatomi tubuh. Untuk memudahkan usahanya, ia mendirikan pusat rehalibitasi disabilitas dengan nama Rehabilitasi Centrum. Setelah gambar rancangan kaki dan tangan palsu disetujui, Soeharso dan Sukandar menemui Suroto Reksopranoto. Ia merupakan ahli teknik yang akan membikin purwarupa desain yang dibawa Soeharso. 6 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Alat bantu (ortose) bagi anggota tubuh yang mengalami nyeri, lumpuh, cacat dan pengganti anggota gerak (protese) pada anggota gerak tubuh yang hilang, seperti cacat dari lahir, amputasi karena kecelakaan/ penyakit yang diproduksi RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Dari banyak percobaan, ketemulah material-material yang cocok untuk kaki dan tangan palsu. Tak sekadar membuatkan kaki atau tangan palsu, Soeharso juga memberikan dukungan mental kepada para pasiennya yang sempat kehilangan motivasi hidup. Soeharso berpikir, seseorang yang mengalami kecacatan fisik harus dipulihkan fisik dan mentalnya agar bisa kembali ke masyarakat. Usaha Soeharso dalam membuatkan tangan dan kaki palsu pun berhasil dan terdengar hingga ke luar negeri. Puncaknya terjadi pada 1 Juni 1948, usaha pembuatan kaki dan tangan palsunya mendapatkan dukungan Kementerian Kesehatan. Perjuangannya diganjar oleh beasiswa ke Inggris untuk memperdalam bidang protesis pada 1950. Pulang dari Inggris delapan bulan kemudian, Soeharso diangkat Menteri Kesehatan menjadi Pemimpin Umum Usaha Protese. Kemudian, Pusat Rehabilitasi (RC) yang didirikan Soeharso direspons oleh Kolonel Gatot Soebroto yang saat itu menjabat Gubernur Militer untuk wilayah Pati, Surakarta, dan Madiun. Gatot mendirikan bangsal-bangsal rumah sakit darurat sebagai asrama bagi penyandang disabilitas lengkap dengan ruang kantor, pendidikan, latihan kerja asrama, dan laboratorium. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 7

Tak hanya itu, dukungan juga diberikan oleh Gubernur Jawa Te- ngah dengan memberikan berbagai peralatan pendidikan keterampilan mulai dari mesin bubut, las, mesin bor, hingga mesin jahit. Tak mau ketinggalan, Kedutaan Besar Inggris juga memberikan beasiswa kepada sejumlah pengelola untuk belajar rehabilitasi penyandang disabilitas ke Inggris. Pada 28 Agustus 1951, diresmi- kanlah Rehabilitasi Centrum oleh Gatot Soebroto sekaligus menye- Alat okupasi terapi lama yang pernah digunakan di rahkan gedung yang berlokasi di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta belakang RSUD Dr. Moewardi, Jebres itu kepada Soeharso. Tanggal inilah yang menjadi dasar tonggak berdirinya RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Pada awal beridiri, lembaga ini memiliki banyak departemen. Namun, kemudian dipadatkan menjadi hanya dua departemen yakni Lembaga Pusat Rehabilitas Penderita Cacat Tubuh (LPRP CT) di bawah Departemen Sosial dan Lembaga Orthopedi dan Prothese (LOP) di bawah Departemen Kesehatan. LOP lantas berganti nama menjadi Rumah Sakit Ortopedi. Saat itu, RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menjadi menjadi satu-satunya pelayanan rehabilitas medik di Indonesia. Lalu, dibukalah beberapa rumah sakit serupa di Semarang, Surabaya, dan Jakarta. Kemudian pada 1978, Departemen Kesehatan secara resmi mengubah nama LOP menjadi Rumah Sakit Ortopedi dan Prothese (RSOP) melalui SK No. 139/ Menkes/SK/IV/1974. Kemudian, pada 24 April 2978, RSOP berpindah ke Desa Pabelan, Kartasura, dengan nama RSOP Prof. Dr. Soeharso sesuai dengan nama pendirinya. 8 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Humanisme Prof Soeharso SOEHARSO merupakan sosok yang bersahaja dan peduli dengan orang-orang di bawahnya. Hal ini masih terekam jelas dalam ingatan dr. Sutopo, yang pernah mengikuti co-ass bareng Soeharso bahkan bekerja bersama selama beberapa tahun. Dr. Sutopo mengisahkan dr. Soeharso selalu mengede- pankan keselamatan dan masa depan pasien yang ditanga- ninya. Apabila melihat seseorang menjadi cacat akibat kecelakaan, Soeharso tak cukup hanya mengobati fisik. Ia bahkan ikut memulihkan mental, membina, dan membimbing serta membantu penempatan kerja pasien tersebut. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 9

Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Pusat Pengembangan Rehabilitasi Bersumber Daya Surakarta yang ada di Laweyan, Surakarta. Masyarakat (PPRBM) Prof. Dr. Soeharso yang ada di Jl. Adi Sucipto, Colomadu, Karanganyar Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Kapal perang Indonesia (KRI) rumah sakit dr. Disabilitas Fisik Prof. Dr. Soeharso di Jebres, Soeharso-990 saat melaksanakan misi kemanusiaan. Kota Surakarta Nama dr.Soeharso diabadikan menjadi salah satu kapal RI Tak jarang dr. Sutopo melihat Soeharso mendatangi atasan para pasiennya agar pasien diberi kesempatan kembali bekerja. Ia menjelaskan pasien tersebut kini menjadi difabel dan menjelaskan kemampuan yang dimilikinya. Soeharso meminta kepada mereka agar pasien jangan dikeluarkan. Menurut Soeharso, perusahaan atau pemilik usaha sebaiknya tidak melihat cacatnya tetapi melihat kemampuan pasien. Atas jasanya nama Prof. Dr. Soeharso diabadikan menjadi 10 nama lembaga di Indonesia. RS Ortopedi juga terus mengikuti perkembangan ilmu ortopedi. RS Ortopedi getol mengirimkan delegasi dalam setiap kongres ortopedi setiap dua tahun sekali. Pengiriman delegasi juga rutin dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan dunia ortopedi. Hal inilah yang membuat RS Ortopedi terus berkembang baik dari segi sumber daya manusia maupun keilmuannya. RS Ortopedi kian optimistis menatap masa depan mengihidupkan kembali semangat Soeharso 70 tahun silam untuk mengembangankan layanan ortopedi yang terbaik bagi umat manusia. 10 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

BAB II PENERUS ESTAFET PERJUANGAN PROF. SOEHARSO RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 11

SILSILAH PROFIL DIREKTUR UTAMA RSO PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA USIA Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta kini genap 70 tahun. Rumah sakit milik pemerintah yang berdiri sejak 1951 ini telah mengalami pergantian direktur utama sebanyak sembilan kali. Rotasi jabatan ini sebenarnya merupakan hal yang lumrah terjadi di lingkungan Lembaga. Harapannya pergantian pimpinan ini bisa membawa angin segar bagi rumah sakit ke arah yang lebih baik dan berkemajuan. Masing- masing pemimpin pun memiliki karakter yang khas. Mereka juga telah berhasil menorehkan banyak prestasi dan penghargaan pada masanya. Prof. Dr. R. Soeharso Direktur Utama Periode 1951-1971 Prof. Dr. R. Soeharso menginisiasi pendirian Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Beliau merintis pembuatan tangan dan kaki palsu bagi para penderita cacat tubuh akibat perang kemerdekaan. Pada 28 Agustus 1951 diresmikan berdirinya Rehabilitasi Centrum (RC), berlokasi di Jebres, Surakarta di bawah kepemimpinan Prof. Dr. R. Soeharso sampai tahun 1971. Pada saat dipimpin Prof. Dr. R.Soeharso, RC sangat mendunia dan terkenal sampai Asia Tenggara serta mendapat perhatian khusus dari dalam dan luar negeri karena berhasil melaksanakan konsep pelayanan rehabilitasi terpadu satu atap. Beliau pun dinobatkan sebagai pahlawan nasional di bidang ortopedi. 12 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

dr. Herman Sukarman, Sp.BO Direktur Utama Periode 1971-1991 dr. Herman Sukarman melanjutkan konsep orto- pedi dan rehabilitasi medik paripurna yang menjadi cikal bakal Pusat Rujukan Nasional. la juga mengubah nama Lembaga Orthopedi dan Prothese (LOP) menjadi Rumah Sakit Orthopedi dan Prothese (RSOP), serta pemindahan lokasi RSOP dari Jebres ke Pabelan. dr. Herman berjasa dalam mengembangkan dan mening- katkan kemampuan perawat ortopedi dar tenaga teknisi ortotik prostetik. Beliau yang menjadi penggiat kerja sama antar 9 lembaga di bawah naungan Prof. Dr. R. Soeharso, dan membangun jaringan dengan lembaga internasional, seperti dokter spesialis ortopedi, suster, dan Pekerja Sosial Medik (PSM) dari Belanda. dr. H. Soeprandjono, Sp.BO Direktur Utama Periode 1991-1997 Saat menjabat sebagai Direktur RS Ortopedi Prof. Dr. R Soeharso, dr. Suprandjono membuat sebuah program bertajuk Mobile Ortopedi Rehabilitasi Unit (MORU). Yaitu program pelayanan langsung kepada penderita cacat melalui rumah sakit puskesmas se- Surakarta dan Jawa Tengah, yang terdiri dari dokter ortopedi dan tim rehabilitasi medik paripurna. Tahun 1994, Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Nasional di Bidang Ortopedi dan Rehabilitasi Medik secara paripurna. la adalah pencetus pertama kali visi dan misi serta motto Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, serta mengembangkan pelayanan kelas I dan VIP yang sebelumnya belum ada. Selain RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 13

itu, dr. Suprandjono juga mengembangkan jejaring dengan mengadakan pelatihan teknisi orto prostetik se-Indonesia untuk pertama kalinya. Dr. Fadlan Maalip, S.K.M. Direktur Utama Periode 1997-2002 Beliau mempelopori Dekade Tulang dan Sendi yang dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada ulang tahun RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang diadakan secara spektakuler. Ia juga menerbitkan prangko Prof. Dr. R. Soeharso dan buku sejarah berjudul Di Bawah Naungan Prof. Dr. R. Soeharso Menggelar Pameran Media Kesehatan yang diikuti 9 lembaga dan institusi kesehatan lainnya, ikut melestarikan budaya Jawa dengan mengadakan pementasan wayang kulit. la juga melakukan kerja sama dengan Belanda mengadakan kegiatan sosial operasi penggantian total sendi lutut dan sendi panggul oleh tim dr. Zick. lkut mengadakan kegiatan seminar dan pelatihan berskala nasional dengan pembicara dari dalam dan luar negeri. Akreditasi 5 pelayanan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Beliau juga memindahkan dan meresmikan pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di gedung baru yang sekarang. Nama MORU sendiri diganti Unit Rehabilitasi Ortopedi Keliling (UROK) sampai wilayah Aceh, Banjarmasin, dan Pontianak. Pembangunan rumah negara, dan mulai perumusan cikal bakal remunerasi di RSO Prof. Dr. R.Soeharso Surakarta. 14 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

dr. Djoko Sedijarto, DT&H, M.Sc. Direktur Utama Periode 2002-2004 Selama menjabat, Djoko Sedijarto berhasil membangun pusat jajanan serba ada (pujasera) sebagai pusat jajanan pegawai. Diadakannya kegiatan rekreasi karyawan dan acara tutup tahun dengan tujuan agar karyawan lebih optimal dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Mengembangkan konsep keterbukaan, kejujuran, dan budaya ‘tidak semau gue’. Pengembangan jenis pelayanan dan pengembangan poliklinik eksekutif. Merencanakan pembangunan gedung rawat jalan dan administrasi lantai 3. Pertama kali diadakannya sarasehan sebagai wadah silaturahmi dan sambung rasa antara karyawan dan direksi. dr. Kiemas M. Akib Rachman, Sp.Rad, MARS. Direktur Utama Periode 2004-2006 Memelopori kerja sama dengan sejumlah LSM dalam dan luar negeri dalam rangka membantu korban gempa dan tsunami di Aceh, berupa bantuan alat ortotik prostetik bagi korban yang kehilangan anggota gerak tubuh. la juga melakukan pendampingan tim rehabilitasi medik Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam pembangunan RS Rehabilitasi Medik Kesdam Aceh. Melakukan kerja sama dengan Jamsostek Jateng dengan didirikannya Trauma Center sebagai upaya peningkatan jejaring pelayanan ke luar Jawa (Papua dan Sumatera). Pada saat menjabat juga dilakukan peresmian gedung poliklinik dan rawat jalan oleh Menteri Kesehatan RI. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 15

dr. Sulistyowati, M.S. Direktur Utama Periode 2006-2008 Awal menjabat sebagai Direktur RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Dr. Sulistyowati diuji dengan kejadian gempa Yogyakarta. Saat itu Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menjadi rumah sakit rujukan para korban gempa. Dalam situasi panik, semua SDM dan daya upaya dikerahkan untuk membantu korban. Semua ruangan yang memungkinkan, disulap menjadi ruang rawat inap pasien. Berkat pengalaman dan manajemen keuangan serta ketertiban administrasi yang baik, maka semua korban gempa dapat tertangani, sehingga Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mendapat pujian dan perhatian dari berbagai pihak. Selain itu, ia juga memelopori pembentukan brigade penanganan meletusnya Gunung Merapi, merencanakan pembangunan gedung pelayanan eksekutif Wijaya Kusuma 3 lantai, berhasil lulus akreditasi 15 pelayanan dan mempersiapkan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Prof. Dr. dr. Respati Suryanto Dradjat, Sp.OT (K) Direktur Utama Periode 2008-2013 Pada saat menjabat, beliau berinisiatif mendirikan klinik Documentation Based Care (DBC) atau klinik rehabilitasi aktif masalah punggung dan leher Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta berhasil lulus akreditasi tahap 15 pelayanan tingkat 16 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

lengkap, pengukuhan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai rumah sakit pusat pendidikan ortopedi dan traumatologi, pembentukan skill lab, rumah negara, dan merenovasi total bangsal rawat inap. Di tahun ini pula mulai diadakan perumusan cikal bakal remunerasi di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. Soeharso Surakarta. Dr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT(K), M.Epid., M.H.Kes. Direktur Utama Periode 2013-2015 Pada saat menjabat, kemajuan-kemajuan yang diraih yaitu membawa Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta lulus ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan afiliasi utama khususnya ortopedi, melaksanakan sistem teknologi informasi mandiri, Bridging SIMRS Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dengan SIRS BPJS Kesehatan, menjadi the best role model dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), persiapan dan penilaian akreditasi KARS versi 2012, yang kemudian lulus terakreditasi paripurna dengan bintang 5 versi KARS 2012, melaksanakan sistem remunerasi di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, memulai pembangunan gedung lnstalasi Bedah Sentral (IBS) terpadu, perencanaan gedung pelayanan terpadu, melaksanakan character building and capacity building bagi seluruh karyawan, adanya program penghargaan bagi pegawai yang berprestasi, serta mencetuskan program Hospital Tourism. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 17

Dr. dr. Pamudji Utomo, Sp.OT(K) Direktur ke-10 Direktur Utama Menjabat 2015- sekarang Pada saat menjabat, Dr. Pamudji langsung tancap gas dengan membangun gedung pelayanan terpadu 5 lantai. Selain itu juga membangun gedung IBS (lnstalasi Bedah Sentral), landscape rumah sakit, kebun Germas dan Jogging Track, gedung diagnostik (Radiologi dan Laboratorium), Soeharsoe’s Fitness Park, lulus Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) oleh Tim Penilai Internal (TPI) tingkat Kemenkes tahun 2017, WBK tingkat nasional pada 2019. pengembangan pelayanan unggulan untuk ortopedi rekonstruksi sesuai sub (sub-spesialis tulang belakang, sub-spesialis panggul dan lutut, sub-spesialis sport medicine, sub-spesialis onkologi muskuloskeletal, sub-spesialis pediatri ortopedi, sub-spesialis bedah anggota gerak atas dan micro surgery), pengembangan rawat inap VIP, re- akreditasi KARS 2012, pengembangan Orthopaedic Trauma Center (OTC), proses reakreditasi rumah sakit pendidikan afiliasi, IT terintegrasi dan elektronik rekam medik, dan membangun taman fitnes. Pembangunan Diagnostik Centre (Radiologi dan Laboratorium), jembatan utama, dan ruangan diklat (untuk PPDS ortopedi). Dr. Pamudji juga mendorong digitalisasi administrasi pelayanan kesehatan dan karyawan untuk menyongsong era teknologi. Sejak 2020, memimpin RSO melalui masa pandemi Covid-19 dan mulai Januari 2021 siap dengan layanan one stop service untuk kasus Covid-19. 18 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

BAB III PENGEMBANGAN RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 19

Berbenah Menghadapi Tantangan Zaman RUMAH Sakit Ortopedi (RSO) Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta merupakan RS khusus ortopedi, traumatologi, dan rehabilitasi medik, di bawah naungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Sebagai pusat rujukan nasional dan pendidikan, RS Ortopedi senantiasa mengikuti perkembangan ortopedi yang tak hanya menangani kasus patah tulang. Ortopedi mencakup sesuatu yang berhubungan dengan tulang, otot, ligamen, dan persendian termasuk tulang belakang. Bahkan, kini ada rekonstruksi. Masalah pada tulang seperti pengapuran, keropos dari panggul, lutut, hingga engkel kaki masuk ke ranah rekonstruksi. Rekonstruksi juga 20 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Direksi RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. mengatasi masalah kaki pengkor pada anak-anak serta kelainan lainnya baik dari lahir, masa perkembangan, dan masa remaja. RS Ortopedi juga terus berbenah menghadapi tantangan zaman. Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020, mendorong manajemen beradaptasi memberikan kontribusi pada penanganan pasien Covid-19. Untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pasien, manajemen memisahkan ruang perawatan reguler dengan ruang isolasi Covid-19 sejauh sekitar 50 meter. RS Ortopedi juga menyiapkan kamar operasi bertekanan negatif untuk menangani pasien ortopedi yang terpapar Covid-19. Tak hanya itu, pandemi juga mengakselerasi peningkatan kapasitas RS Ortopedi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. RS Ortopedi mengembangkan pelayanan digital yang memungkinkan pasien dari jarak jauh bisa mengakses dokter tanpa mengantre di loket hingga layanan telemedicine. Layanan registrasi secara online ini bisa diakses baik oleh pasien reguler maupun eksekutif. Melalui platform ini, pasien bisa membikin janji dengan dokter yang dipilih untuk pemeriksaan. Sebelum datang on the spot, pasien bisa berkonsultasi dengan dokter secara online. Dengan demikian, penanganan fisik kepada pasien bisa dilakukan ketika berkunjung ke RS Ortopedi. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 21

Tak luput, RS Ortopedi pun terus meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan untuk mendukung layanan prima kepada masyarakat. RS Ortopedi memiliki himpunan dokter spesialis yang disebut sebagai Kelompok Staf Medis (KSM) Ortopedi dan Traumatologi. KSM memiliki 14 dokter spesialis ortopedi dan traumatologi yang terbagi lagi ke dalam beberapa subspesialis. Subspesialis ini meliputi tulang belakang, rekonstruksi, tangan, pediatri, dan tumor. Setiap subspesialis memiliki dua orang staf kecuali subspesialis tulang belakang dan subspesialis rekonstruksi yang masing-masing terdiri atas empat orang staf. Para anggota staf ini aktif menulis jurnal ilmiah di platform yang terindeks Scopus dan lainnya. Mereka juga aktif menjadi anggota organisasi profesi internasional. Keterampilan klinis para dokter subspesialis juga diasah sejak menempuh pendidikan dengan menggelar stase pendidikan di luar negeri. Staf medis juga berkesempatan menimba ilmu di luar negeri melalui kerja sama RS Ortopedi dengan rumah sakit di Korea Selatan, Malaysia, dan Jepang. Keberadaan sarana dan prasarana ini penting untuk menunjang diagnosis saat pemeriksaan fisik. Beberapa fasilitas ditambah seperti radiologi. RS Ortopedi juga menghadirkan CT scan paling mutakhir yang mampu mendiagnosis kelainan tulang apakah infeksi, patah, hingga perubahan bentuk. Alat CT Scan atau Computerized Tomography Scan yang ada di RS Ortopedi. Dengan CT Scan bisa menghasilkan gambar organ, tulang, dan jaringan lunak di dalam tubuh. 22 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Fasilitas lain tak kalah penting adalah mendatangkan  magnetic resonance imaging (MRI) terbaru. Alat ini melengkapi semua kebutuhan diagnostik pasien sehingga RS Ortopedi mengejawantahkan diri sebagai pusat layanan kesehatan one stop service. Dari aspek terapeutik, RS Ortopedi kini mulai mengadopsi model penanganan kasus dengan minimal invasif. Cara ini memungkinkan bedah ortopedi dilakukan dengan irisan yang lebih kecil daripada secara konvensional. Kamar operasi juga dilengkapi dengan alat C-Arm. Bedah minimal invasif bisa diterapkan untuk pasien cedera lutut akibat olahraga, masalah di tangan dan upper extremine lainnya. Bedah ini akan dipandu menggunakan kamera dan mikroskop sehingga panjang irisan tak lagi menjadi 15 sentimeter. Pelaksanaan Program JKN RS Ortopedi juga menjamin semua kalangan bisa mengakses layanan prima yang disediakan. Ada beberapa sistem pelayanan yang bisa diakses di sini mulai dari biaya mandiri, asuransi umum, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dan Jasa Raharja. Dalam layanan BPJS Kesehatan, RS Ortopedi merupakan fasilitas kesehatan rujukan level III. Artinya, untuk mengakses menggunakan BPJS Kesehatan, pasien harus mendapatkan rujukan terlebih dahulu dari RS daerah dari tipe C atau D di tingkat II. Manajemen RS Ortopedi menjamin semua pasien yang memenuhi persyaratan akan diterima dan berhak mendapatkan layanan terbaik tanpa dikenai biaya tambahan. Namun demikian, masih terbuka kesempatan bagi pasien yang layanannya ingin naik kelas di BPJS Kesehatan. Untuk naik kelas, pasien akan dikenai tarif tambahan sebesar 25%-75% dari tarif plafon yang tersedia. Komitmen RS Ortopedi memberikan pelayanan yang terbaik juga diberikan kepada pasien peserta BPJS. Berdasarkan aturan, pasien BPJS Kesehatan dengan sumber dana berasal dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) harus dirawat di kelas III dan tidak bisa naik kelas. Umumnya, kamar kelas III untuk pasien BPJS Kesehatan terdiri atas bangsal besar dengan beberapa pasien lain di sana. Ruangannya pun kadang hanya RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 23

terdapat kipas angin yang dipakai bersama-sama pasien lain. Apabila bangsal penuh, ruangan terasa pengap. Namun, kesan ini tidak ditemukan di RS Ortopedi. RS Ortopedi menyediakan ruang perawatan kelas III dengan fasilitas dan pelayanan terbaik. Ruang perawatan dilengkapi dengan sistem pendingin ruangan dan setiap tempat tidur diberi sekat. Dengan demikian, pasien bisa beristirahat dengan nyaman dan selamat selama proses perawatan. Bahkan, sejumlah pasien menuturkan fasilitas kelas III yang diberikan RS Ortopedi cukup sebanding dengan fasilitas kelas I di rumah sakit umumnya. Rencana Strategis RS Ortopedi telah menyiapkan rencana strategis atau Renstra 2020-2024. Renstra itu dibuat dengan prediksi perkembangan lima tahun ke depan. Pandemi Covid-19 menyebabkan modifikasi strategi supaya pelayanan tetap mengedepankan mutu dan keselamatan pasien. Hal itu diungkapkan Direktur Utama RS Ortoperdi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Dr. dr. Pamudji Utomo, Sp.OT(K). Renstra itu didasarkan pada visi RS Ortopedi dan mengacu pada visi Kementerian Kesehatan serta visi Presiden dan Wakil Presiden. Sebagaimana diketahui visi Presiden dan Kementerian Kesehatan adalah mewujudkan SDM atau Manusia Indonesia yang Maju, Bermartabat, dan Sejahtera. Dr. Pamudji mengharapkan seluruh karyawan dan stakeholder mengetahui Renstra 2019-2024 ini. Renstra lima tahunan itu akan di-breakdown menjadi rencana tahunan, sehingga jelas apa yang akan dikerjakan dan dicapai. Sebagai landasan, Dr. Pamudji menyebutkan hingga akhir tahun lalu, RS Ortopedi telah mampu mencapai target dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan, baik dari segi indikator pelayanan, administrasi, operasional, dan finansial. Untuk menghadapi dan mewujudkan renstra tersebut, tantangannya memang berat. Apalagi saat ini sedang dalam masa disrupsi ditambah pandemi Covid-19. Di mana pelayanan kesehatan mengalami goncangan hebat, baik dari segi keinginan masyarakat, kasus yang harus ditangani, dan juga pemenuhan finansial. RS Ortopedi harus cermat dan dapat memprediksi hambatan dalam mencapai target, sehingga dapat mengetahui persis apa yang harus dikerjakan. 24 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Penanganan pasien Covid19 di RS Ortopedi. Peningkatan SDM Untuk merealisasikan Renstra 2020-2024, ada satu pertanyaan yang menurut Dr. Pamudji perlu dijawab, yaitu mampukah SDM RS Ortopedi mewujudkannya? Di sinilah yang juga menjadi tantangan. Karena itu, Dr. Pamudji menegaskan untuk lima tahun ke depan fokus RS Ortopedi adalah peningkatan kualitas SDM. Langkah yang dilakukan antara lain mengharuskan dokter-dokter ahli di RS Ortopedi mengembangkan dan menambah kompetensi mereka dengan belajar di luar negeri atau pusat pendidikan yang lebih tinggi dari RS Ortopedi. Kemudian stakeholder lain seperti tenaga keperawatan maupun tenaga penunjang lainnya termasuk administrasi tidak boleh ketinggalan. RS Ortopedi sudah menyiapkan revolusi industri 5.0, di mana data-data pasien merupakan aset dan dapat diolah. Sistem administrasi rumah sakit juga dalam pengembangan agar menjadi paperless atau berbasis digital, sehingga dapat mengurangi penggunaan kertas. Sistem itu juga akan dapat mendata dan menghitung kinerja dengan akuntabilitas yang terpercaya. Selain itu juga diperlukan perubahan budaya kerja SDM di RS Ortopedi, yaitu berubah menjadi maju, responsif, mengutamakan keselamatan pasien, RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 25

dan berkomitmen meningkatkan mutu pelayanan. Langkah-langkahnya, selain dengan peningkatan pendidikan, peningkatan kompetensi, in houe training, juga men-drive pegawai untuk melaksanakan pelayanan prima. Menempatkan pasien menjadi bagian sangat penting dalam pelayanan, sehingga pasien harus dilayani sebaik-baiknya dan dipenuhi kebutuhannya. Covid-19 menyebabkan kekhawatiran pasien tertular di RS. Petugas pemberi layanan juga khawatir tertular Covid-19 dari pasien. Hal itu merupakan tantangan tersendiri untuk memberikan pelayanan prima dengan alat pelindung diri (APD) yang selalu terpasang. Penanganan pasien dan semua pengunjung dilakukan dengan ketat. Kebutuhan APD segera dipenuhi supaya dapat melakukan pelayanan dengan aman. Sosialisasi tentang perilaku hidup sehat dan bersih secara masif dilaksanakan secara berkesinambungan. Pemeriksaan swab PCR dan rapid test, penapisan kesehatan seluruh staf pemberi layanan menjadi prioritas, di samping komunikasi efektif terhadap situasi yang berkembang sangat cepat dilakukan untuk menjaga kondisi fisik dan psikologis para pemberi layanan. Pasien rawat jalan hanya diperkenankan diantar masuk gedung oleh satu orang pengantar dan jam kunjung rawat inap ditiadakan. Physical distancing dilakukan di seluruh unit kerja. Perencanaan berikutnya adalah persiapan operasional gedung khusus untuk pelayanan pasien ortopedi dengan Covid-19. Layanan Berbasis Online RS Ortopedi juga menambah layanan, menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19. RS Ortopedi meluncurkan layanan konsultasi online atau daring. Layanan konsultasi daring ini merupakan inovasi sebagai dukungan RS kepada pasien yang mengalami kesulitan untuk menjangkau RSO. Layanan ini diberi nama Telekonsultasi Dokter. Layanan kesehatan digital ini melayani konsultasi jarak jauh dengan sejumlah dokter spesialis. Di antaranya mereka adalah dr. Ismail Maryanto, Sp.OT (K), dr. Tangkas Sibarani, Sp.OT (K), M.M., dr. lwan Budiwan Anwar, Sp.OT (K), M.M., dr. Seti Aji Hadinoto, Sp.OT(K), M. Biomed, dr. Mujaddid ldulhaq, Sp.OT (K) M.Kes., dan dr. Asep Santoso, Sp.OT(K), M. Kes., dr. Tito Sumarwoto, Sp.OT(K), M.Kes, Dr. dr. Retno Setianing, Sp.KFR (K), dr. Komang Kusumawati, Sp.KFR, M.Pd., dr. Harri Haryana, Sp.KFR. 26 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Selain itu juga ada layanan pembuatan sepatu khusus (FAB-Foot Abduction Brace) bagi penyandang CTEV secara online, sehingga pasien anak yang tidak bisa datang tetapi sepatunya sudah perlu diganti, tetap bisa terlayani. Selain telekonsultasi, RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta juga rutin menyelenggarakan live streaming webinar. Tema yang diangkat masih seputar dunia kesehatan dan terkait covid-19. Masyarakat bisa menikmati informasi dunia kesehatan melalui webinar dari RS Ortopedi secara gratis. Layanan ini memang diluncurkan agar masyarakat bisa memperoleh informasi dan edukasi mengenai dunia kesehatan, meski hanya dari rumah. Ruang operasi di RS Ortopedi Pada era new normal ini, RS Ortopedi telah membuka kembali secara penuh layanan dengan tetap mengutamakan mutu dan keselamatan pasien. Tindakan operasi didahului dengan penapisan ketat untuk mengetahui kemungkinan terjangkit Covid-19, di samping penyakit menular lainnya. Protokol kesehatan lainnya tetap dilakukan secara berkesinambungan untuk keselamatan bersama. Masyarakat bisa berkunjung kembali ke RS Ortopedi dengan aman dan nyaman. Apabila belum bisa datang ke RS Ortopedi, tetap dilayani melalui telekonsultasi. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 27

Alur penatalaksanaan pasien melalui website www.pendaftaran.rso.go.id dan aplikasi Siraja. Melalui Instalasi Sistem lnformasi Rumah Sakit ( SIRS ) Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta terus mengembangan Sistem lnformasi untuk penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit. Mulai dari perubahan tata cara perekaman presensi pegawai yang dahulu berupa scan fingerprint lalu beralih menggunakan scan facial recognition. Begitu pula dengan alur pendaftaran pasien baru yang dahulu harus datang langsung ke counter petugas informasi lalu beralih melalui pendaftaran pasien baru secara online melalui website www.pendaftaran.rso.go.id dan aplikasi Siraja Diharapkan dengan mendaftar melalui website terlebih dahulu, maka pasien sudah mengisi data pribadi secara lengkap sehingga meminimalisir waktu tunggu pada saat registrasi. Melalui pendaftaran online pasien sekaligus mengisi form skrining covid-19 sehingga sebelum masuk ke area Rumah Sakit petugas sudah mengetahui skala resiko pasien tersebut. Pendaftaran online juga bertujuan untuk memecah antrian pasien, agar pasien datang sesuai dengan jam kedatangan yang telah ditentukan sehingga mengurangi kerumunan di ruang tunggu pasien serta memangkas waktu tunggu pelayanan pasien agar tidak terlalu lama. 28 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Terkait dengan pencegahan penularan covid-19 di lingkungan Rumah Sakit, maka sejak 1 Oktober 2020 untuk pelayanan IGD dan lnstalasi Rawat Jalan sudah mulai diberlakukan Rekam Medik Elektronik sebagai pengganti berkas rekam medik. Rekam Medik Elektronik saat ini sudah terintegrasi dengan LIS (Laboratory Information Systems) dan RIS (Radiology Information Systems) sehingga user dapat mengakses hasil Laboratorium dan Radiologi secara langsung melalui Sistem lnformasi Rumah Sakit. Peresepan obat juga dilakukan secara elektronik melalui menu e-resep. Tentunya keberhasilan implementasi Rekam Medik Elektronik di layanan IGD dan lnstalasi Rawat Jalan tidak luput dari kerja sama berbagai pihak mulai dari petugas registrasi, perawat, petugas penunjang medis, serta dokter sebagai pengguna Rekam Medik Elektronik. RS Ortopedi juga mengembangkan aplikasi Deteksi Dini yang Punggungnya Bengkok (Asiyap) dan Aplikasi Deteksi Dini Kaki Pengkor (E-Kor). Aplikasi ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mendeteksi lebih dini terhadap kemungkinan munculnya gejala punggung bengkok dan kaki pengkor. Kemudian mereka menjadi lebih waspada dan segera memeriksakan diri ke dokter jika gejalanya mengarah kepada dua penyakit itu. RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 29

RS Ortopedi Menjadi Center of Excellence RS ORTOPEDI Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta memainkan peran sebagai rumah sakit pendidikan calon dokter spesialis ortopedi. Direktur Utama RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Dr. dr. Pamudji Utomo, Sp.OT(K) menjelaskan pada dasarnya hal itu bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan RS Ortopedi. Tujuan RS ortopedi adalah mencetak dokter spesialis ortopedi untuk kepentingan rumah sakit di Indonesia. Program Pendidikan Dokter Spesialis Ortopedi kini sudah terakreditasi A atau akreditasi tertinggi. Dalam pendi- dikannya, calon dokter spesialis diberikan ilmu (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Attitude menjadi 30 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Lulusan pertama Program Pendidikan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi mengikuti acara pengukuhan. salah satu karakter yang harus dibentuk supaya memiliki kepribadian yang baik. Dengan demikian calon dokter spesialis memiliki sikap yang baik kepada pasien dan berguna untuk orang lain, seperti mementingkan pasien dan mencegah terjadinya malapraktik. lnilah nilai-nilai yang ditanamkan para pendidik kepada calon dokter spesialis ortopedi. RS Ortopedi terus membenahi SDM di rumah sakit bukan hanya untuk pelayanan, tapi juga pendidikan. Sehingga calon dokter spesialis yang belajar akan memperoleh nilai-nilai attitude yang baik. Saat ini ada sekitar 50 calon dokter spesialis ortopedi yang sedang belajar di RS Ortopedi. RS Ortopedi mengemban amanah untuk menjadi center of excellence, pusat kemajuan ilmu ortopedi. RS Ortopedi memang satu-satunya milik pemerintah, sehingga sarana-prasarana dan SDM RS Ortopedi harus mencapai tingkatan tertinggi di lndoensia. SDM, baik dokter ahli, perawat, tenaga kesehatan lainnya, serta staf administrasi dan keuangan harus menjadi insan-insan pelopor dalam pelayanan ortopedi di Indonesia. Ini merupakan amanah yang dibebankan kepada RS Ortopedi yang harus menjadi pelopor dan pelayan ortopedi tertinggi di Indonesia. Meski berada di daerah, namun Dr. Pamudji mendorong agar tim RS Ortopedi tidak minder dalam memberikan pelayanan. Sebab RS Ortopedi memiliki sejarah panjang RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 31

Pendaftaran dan central admin di RS Ortopedi. tentang keemasan pelayanan ortopedi yang berawal dari Solo. Hal ini yang harus dipertahankan dan terus dikembangkan. Dr. Pamudji menyampaikan RS Ortopedi berkomitmen pada peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. RS Ortopedi juga membantu pemerintah untuk meningkatkan SDM yang bermutu tinggi, bermartabat, dan sejahtera melalui peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Sebagai rumah sakit rujukan nasional, RS Ortopedi menjadi pusat kemajuan pelayanan ortopedi di Indonesia. Dengan demikian, seandainya ada kasus di rumah sakit lain di Indonesia tidak bisa dilayani, RS Ortopedi akan memainkan peran itu. Pasien yang memerlukan penanganan jangan ragu-ragu. lnsya Allah semua permasalahan ortopedi dan traumatologi dapat dilayani dengan baik di RS Ortopedi. 32 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti

Layanan Unggulan RS Ortopedi RUMAH Sakit (RS) Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta terus berupaya mengembangkan pelayanan, riset, pendidikan, serta sumberdaya manusia. Hal ini untuk mewujudkan kembali Surakarta sebagai pusat ortopedi di Indonesia. Sebelumnya, Surakarta pernah menyandang sebagai pusat layanan ortopedi ketika Prof. Dr. R. Soeharso mendirikan pusat rehabilitasi bagi penyandang disabilitas di Surakarta, Jawa Tengah, pada 1951 hingga 1980. RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah rumah sakit khusus ortopedi, traumatologi, dan rehabilitasi medik. RS Ortopedi saat ini merupakan rumah sakit rujukan nasional dan pendidikan. RS Ortopedi memiliki RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti 33

lima layanan unggulan, yaitu Sub Spesialis Spine, Sub Spesialis Rekonstruksi, Sub Spesialis Pediatrik, Sub Spesialis Onkologi, dan Sub Spesialis Upper Extremine & Micro Surgery. RS Ortopedi kini juga menambah Bedah Unggulan 24 Jam sebagai layanan terbaik. 1. Sub Spesialis Spine Tindakan micro surgery tulang belakang dibantu mikroskop Foto rontgen pasien digital. skoliosis sebelum (atas) dan setelah (bawah) menjalani tindakan di RSO. Subspesialis spine adalah subspesialis ortopedi yang menangani trauma dan kelainan pada tulang belakang maupun leher. Keluhan yang ditangani antara lain:  Deformitas/kelainan bentuk (skoliosis, kiposis, dan lordosis).  Trauma/cedera (cervical, thoracal, lumbal).  Degeneratif (HNP, lumbal stenosis).  Infeksi tulang belakang. Dokter Pengampu:  Dr. dr. Pamudji Utomo, Sp.OT(K)  dr. Romaniyanto, Sp.OT(K) Spine  dr. R. Andhi Prijosedjati, Sp.OT(K) 34 RS ORTOPEDI Dulu, Kini dan Nanti


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook