Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MATERI-SERIAL-WEBINAR-9-OKT-2021-converted

MATERI-SERIAL-WEBINAR-9-OKT-2021-converted

Published by khalidsaleh0404, 2021-10-11 15:25:33

Description: MATERI-SERIAL-WEBINAR-9-OKT-2021-converted

Search

Read the Text Version

151 5

152

ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN 1.Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar 2.Meningkatkan Komunikasi yang Efektif 3. Meningkatkan Keamanan Obat Yang Harus Diwaspadai (High Alert Medication ) 4.Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedure Yang Benar , Pembedahan Pada Pasien Yang Benar 5.Mengurangi Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan 6.Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh 153

SKP1. Mengidentifikasi PasienDengan Benar 1. Nama pasien dalam KTP- el 2. Tanggal lahir 3. Nomor RekamMedis 4. N.I.K. Nomor Induk Kependudukan GELANG IDENTITAS SPOIdentifikasi Pasien • Biru: Laki Laki • Pink: Perempuan Petemuan Pertama seorang petugas dengan pasien: GELANG PENANDA: • Merah: Alergi 1. Secara verbal: Tanyakan nama pasien • Kuning:Risiko Jatuh • Ungu: Do Not 2. Secara visual: Lihat ke gelang pasien dua dari Resuscitate tiga identitas, cocokkan dengan perintah dokter Pertemuan berikutnya dapat lihat secara visual saja ke gelang pasien, dua identitas dari empat identitas 154

Prosedur Identifikasi pasien juga dilakukan pada hasil pemeriksaan radiologi,, Sampel pemeriksaan lab, pemeriksaan jaringan PA,dietpasien diet pasien pemeriksaan radiologi Sampel pemeriksaan pemeriksaan jaringan PA laboratorium 155

SKP.2MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANGEFEKTIF Rumah sakit menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar profesional pemberiasuhan(PPA). KOMUNIKASI ANTAR PPA HARUS DISTANDARISASI KARENA BILA TERJADI MISKOMUNIKASI MEMBAHAYAKAN PASIEN 156

PENTINGNYAKOMUNIKASI DALAM PELAYANANKESEHATAN KOMUNIKASI EFEKTIF: KOMUNIKASIANTARA KOMUNIKASI • TEPATWAKTU PEMBERI LAYANAN ANTARPEMBERI • LENGKAP • AKURATDANJELAS DENGAN PASIEN LAYANAN • MUDAHDIPAHAMI KESELAMATANPASIEN/ PATIENTSAFETY 157

KOMUNIKASI YGSERINGSALAHDAN MEMBAHAYAKAN PASIEN: PESANLISAN/ LEWATTELEPON Dr / DPJP SBAR 1.TulisLengkap (T)  ISI PERINTAH  2. Baca Ulang (Ba) NAMA LENGKAPDANTANDA TBAK  TANGANPEMBERI PERINTAH Ejauntuk NORUM/LASA  NAMA LENGKAPDANTANDA 3.Konfirmasi (K) TANGAN PENERIMA PERINTAH l i s a n dan tanda TANGGALDAN JAM tangan Dr Jaga/ Residen / Perawat 158

SKP- M3ENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS) Mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert) • Kebijakan/prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label dan penyimpanan elektrolit konsentrat. • Implementasi kebijakan dan prosedur. • Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan. 60 159

Obat ygPerludiwaspadai 1. Elektrolit konsentrat 2.NORUM (Nama Obat dan Rupa Ucapan Mirip) atau LASA (Look Alike Sound Alike) --Obat yang berkatagori tersebut diatas, merupakan obat yang sering menyebabkan Kecelakaan Tak Disengaja ( KTD) dan/atau kejadian Sentinel-- 61 160

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Semua obat high alert diberi label BERWARNAMERAHbertuliskan HighAlert dan disimpan di tempat dengan akses terbatas (dalam lemari terkunci) ELEKTROLIT NARKOTIK& OBAT LAIN KONSENTRATE HIGHALERT High Alert 161

ELEKTROLIT KONSENTRATE TIDAK BOLEH ADA DI RUANG PERAWATAN Cairan ini bisa mengakibatkan KTD/ sentinel event bila tak disiapkan dan dikelola dengan baik 162

SKP 4.Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedure Yang Benar , Pembedahan Pada Pasien Yang Benar Rumah sakit menetapkan prosedur yang seragam sebagai berikut : a) Beri tanda di tempat operasi b) Dilakukan verifikasi pra-operasi c) Melakukan Time Out sebelum insisi kulit dimulai 163

164

Verifikasi pre operasi • Verifikasi lokasi, prosedur dan pasien yang benar • Memastikan semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia diberi label dan dipampang dengan baik. • Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implan yang dibutuhkan 165

166

TIME OUT 167

SKP5. Mengurangi Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan 168

169

170

Acknowledgement : WHOWorld Alliance for PatientSafety 171

SKP6. PENGURANGAN RISIKO CEDERA PASIENJATUH. 172 Assesmen jatuh • Dilakukan pada semua pasien baru baik rawat jalan menggunakan form penilaian risiko jatuh rawat jalan maupun rawat inap menggunakan Morse scale ( dewasa), humpty dumpty (anak) dan form penilaian risiko jatuh rawat jalan • Terdokumentasi dalam berkas rekam medik • Monitor sejak admission • Memasang ident alert snaps dan alert segitiga kuning di TTJika pasien memiliki risiko jatuh

173

6 174

BudayaKeselamatan Pasien Keselamatan pasien merupakan komponen terpenting dalam mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan harus mampu meningkatkan keselamatan pasien dengan mengusahakan terwujudnya budaya keselamatan. Dalam membangun budaya keselamatan, sangat penting bagi rumah sakit untuk mengukur perkembangan budaya dengan melakukan pengukuran budaya secara berkala. Pengukuran pertama sangat penting sebagai data dasar yang akan dipergunakan sebagai acuan penyusunan program. 175

BUDAYAORGANISASI •Budaya organisasi adalah suatu pola keyakinan,nilai- nilai,perilaku,norma-norma yang disepakati/diterima dan melingkupi semua prosessehinggamembentuk bagaimana seseorangberperilaku dan bekerja bersama. • Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan yang sangat besar dan sesuatu yang tetap ada walaupun terjadi perubahan tim dan perpindahan personil 176

Budaya Sebagai Pembentuk Sikap dan Perilaku • Budaya bertindak sebagai mekanisme alasan yang masuk akal (sense-making) serta kendali yang menuntun dan membentuk sikap dan perilaku karyawan. O'Reilly, C.A. \"Culture asSocial Control: Corporations, Cults, and Commitment,\" Research in Organizational Behavior, Greenwich, CT:JAIPress, 1996, hakl. 157-200. 177

What isa safety culture? • 1.Kesadaran ( awareness) yang aktif dan konstan tentang adanya potensi timbulnya kesalahan. Staf dan organisasi mampu mengenali kesalahan-kesalahan, belajar dari kesalahan tsb,dan mengambil tindakan untuk memperbaikinya • 2.Terbuka dan Adil ( open and fair ), artinya berbagi informasi secara terbuka dan bebas, perlakuan yang adil terhadap staf waktu terjadi insiden. • 3. Pendekatan Sistem ( systems approach ) terhadap keselamatan, artinya semua insiden juga dikaitkan dengan sistem ditempat individu tersebut bekerja. 178

MANFAAT PENTING DARI BUDAYA KESELAMATAN 1. Mengurangi berulangnya dan keparahan dari insiden keselamatan (dengan pelaporan dan pembelajaran ) 2. Mengurangi cidera fisik dan psikisterhadap pasien ( kesadaran konsep patient safety,”speaking up” ) 3. Mengurangi biaya pengobatan dan ekstra terapi 4. Mengurangi kebutuhan sumberdaya untuk manajemen komplain dan klaim 5. Mengurangi jumlah staf yang stres,merasa bersalah,malu, kehilangan kepercayaan diri,dan moril rendah 179

Tahap-tahap membangun budaya keselamatan ada 3 : Tahap1: Assesmen awal dengan assesmen sarana- prasarana, sumber daya, dan lingkungan keselamatan pasien rumah sakit, serta survey budaya kesalamatan dan pengukuran data Tahap2: perencanaan, pelatihan, dan implementasi. Tahap3: Mempertahankan/memelihara. Tahapini termasuk mengintegrasikan, monitoring perencanaan (dengan survey ulang), dan pengembangan berkelanjutan. Pengembangan perkelanjutan termasuk pelatihan kembali untuk mewujudkan perubahan menuju budaya keselamatan yang lebih baik. 180

Safety Culture Assessment 181

Safety culture assessment 182 • Langkah awal untuk mengembangkan budaya keselamatan : Menetapkan tingkat budaya organisasi saat ini. • Tersedia sejumlah tools untuk mengukur keyakinan,perilaku dan sikap organisasi. Biasanya dalam bentuk checklist atau kuesioner. • Tool-tool ini menilai berbagai issu,termasuk: - komitmen manajemen senior untuk masalah keselamatan - komunikasi antara staf dan manajer -sikap terhadap laporan insiden,menyalahkan dan menghukum -faktor lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja ( kelelahan,perhatian terpecah,peralatan) 83

Safety culture assessment 183 • Harus diwaspadai bahwa asesmen hanya menggambarkan tingkat budaya pada satu waktu tertentu saja,sehingga diperlukan pengulangan asesmen secara berkala untuk menilai perkembangannya. • Secara umum ada dua jenis tools : TYPOLOGICALTOOL& DIMENSIONALTOOL 84

MANFAAT SURVEY 184 1.Dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun Program kegiatan Keselamatan pasien di RS 2. Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan saat melakukan Evaluasi Program kegiatan Keselamatan pasien dikemudian hari 3. Dapat mengetahui Aspek yang perlu ditindaklanjuti berdasarkan Profesi sehingga lebih tepat sasaran dan berhasil guna.

7 HEALTH WORKER SAFETY (CHARTER WHO, SEPTEMBER 2020) 185

186

7. HEALTHWORKERSAFETY(KESELAMATAN KESEHATANTENAGA MEDIS) Agenda 2030 dalam Pembangunan Sustainable telah meminta pemerintah dan pihak berwenang lain untuk menyediakan lingkungan kerja aman dan yang mendukung kesehatan untuk semua tenaga Mengetahui keselamatan tenaga kesehatan sebagai prioritas untuk keselamatan pasien, negara-negara WHO dan semua pihak berwenang yang relevan didesak untuk mengambil langkah yang sesuai dalam mendukung program ini. 187

1. Membangun sinergi antara keselamatan petugas kesehatan , kebijakan pasien dan strategi keselamatan Pengembangan hubungan antara kesehatan dan keselamatan kerja, keselamatan pasien, peningkatan kualitas, program pencegahan dan pengendalian infeksi Mengembangkan keselamatan kerja, Keterampilan kesehatan dan keselamatan pekerja kesehatan dan keselamatan yang berkaitan indikator kualitas perawatan, dalam dengan keselamatan pribadi dan sistem informasi kesehatan keselamatan pasien Pelaporan insiden keselamatan Memasukkan persyaratan untuk dan sistem pembelajaran bagi pekerja kesehatan dan petugas Kesehatan dan pasien; keselamatan pasien dalam Kesehatan lisensi perawatan dan 188 standar akreditasi

2. Mengembangkan dan menerapkan keselamatan tenaga kesehatan dan keselamatan pasien dalam program nasional. Mengembangkan kebijakan Mengembangkan standar, tertulis tentang keamanan, panduan, dan kode kesehatan dan kondisi kerja untuk perlindungan pekerja praktek tentang kesehatan kesehatan di tempat kerja dan keselamatan pekerjaan dan tingkat nasional Memperkuat kolaborasi intersektoral pada tenaga kesehatan dan Keselamatan pasien dengan manajemen yang sesuai 189

3. Lindungi pekerja kesehatan dari kekerasan di tempat kerja Menerapkan sesuai dengan kebijakan hukum nasional Mempromosikan budaya tanpa toleransi kekerasan terhadap pekerja kesehatan Memastikan bahwa kebijakan dan peraturan dilaksanakan secara efektif untuk melindungi tenaga kesehatan dari kekerasan Menetapkan mekanisme implementasi relevan, untuj memungkinkan laporan bebas dan rahasia insiden dan memberikan dukungan untuk setiap tenaga kesehatan yang menghadapi kekerasan. . 190

Menetapkan kebijakan untuk memastikan kesejahteraan yang adil Menyediakan akses 4. KESEHATAN Menyediakan kesejahteraan PSIKOLOGISDAN perlindungan KESEJAHTERAAN asuransi untuk risiko mental dan layanan TENAGAKESEHATAN yang berkaitan dukungan sosial dengan pekerjaan untuk pekerja kesehatan, Memberikan fasilitas yang mendukung kesejahteraan dan kesehatan kepada tenaga kesehatan 191

5. LINDUNGI Memastikan implementasi TENAGA keselamatan pasien dalam meminimalkan, prevensi dan kontrol KESEHATAN infeksi, serta mengimplementasikan DARI BAHAYA standar keselamatan tenaga kesehatan di semua fasilitas FISIKDAN kesehatan di seluruh sistem BIOLOGIS kesehatan. Memastikan kelengkapan Alata perlindungan diri (APD) setiap saat Memberikan fasilitas sanitasi yang layak 192

PENUTUP • Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman • Budaya organisasi adalah suatu pola keyakinan,nilai- nilai,perilaku,norma-norma yang disepakati/diterima dan melingkupi semua proses sehingga membentuk bagaimana seseorang berperilaku dan bekerja Bersama • HRO adalah Suatu organisasi yang memiliki sistem dimana secara konsisten melakukan antisipasi terhadap kemungkinan potensi kegagalan, kesalahan dan kejadian katastropik yang dapat mengganggu jalannya organisasi dalam mencapai tujuan 193

• Manajemen Risiko RS: Kegiatan klinis dan non klinis (administrasi) yang dilakukan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengurangi risiko cedera pada pasien, staf dan pengunjung, serta risiko kerugian kepada rumah sakit. • Keselamatan Tenaga Kesehatan keselamatan kita semua 194

195


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook