Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Buku Jangan Dibaca Full Edit

Buku Jangan Dibaca Full Edit

Published by jordannoelenam.fmej, 2022-10-01 07:58:21

Description: Buku Jangan Dibaca Full Edit

Search

Read the Text Version

secara langsung dalam dunia nyata. Tapi setelah itu, mental saya menjadi siap dan saya bisa merasakan dan menjadi sama seperti yang saya gambarkan dalam visualisasi, ketika saya berkesempatan menyampaikan materi motivasi di sebuah seminar. c. Lakukan visualisasi sesering mungkin, terutama sebelum dan sesudah tidur; Seluruh pakar ilmu pikiran, mengajarkan kepada setiap peserta workshop atau seminarnya agar setiap dari kita, menyempatkan untuk melakukan visualisasi sekurang-kurangnya sekali dalam sehari dengan durasi waktu 15 hingga 20 menit, termasuk juga saya. Saya melakukan visualisasi atas apa yang saya cita-citakan dan semuanya berhasil. Termasuk, saya melakukan visualisasi tentang apa yag akan saya lakukan pada hari itu. Misalnya, ketika saya ingin bertemu dengan seseorang, urusan bisnis, saya visualisasikan dulu tentang apa yang saya akan kemukakan dan kemungkinan jawaban orang yang akan ditemui. d. Visualisasi akan menciptakan mekanisme sarvo otomatis Anda untuk mencapai apa yang diinginkan. Saya kira untuk yang ini sudah jelas dan mudah- mudahan anda sudah paham dan dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya doakan mimpi positif anda tercapai sempurna. 4. Bahasa pikiran adalah positif; Bahasa pikiran positif itu maksudnya ketika anda berkomunikasi dengan diri anda atau dengan orang Jangan Dibaca! [ 101 ]

lain, maka pikiran hanya mengenal bahasa-bahasa positif. Lebih jelasnya bisa dibahas dalam beberapa poin di bawah ini. a. Pikiran hanya mengenal kata positif. Dia tidak mengenal kata negatif seperti ‘jangan’, ‘tidak boleh’, akan dan lainnya; Pikiran hanya bisa merespon sesuatu kalimat positif. Misalnya, “saya sukses” dan bukan “saya akan sukses”. Pikiran sangat senang dengan sesuatu yang seolah-olah sudah terjadi, seperti kalimat “saya sukses” dorongan energinya lebih kuat untuk sampai pada kenyataannya dan hal ini berbeda dengan kalimat “saya akan sukses”. Maka pikiran, tidak merespon langsung karena kata “akan” menjadi tidak pasti. Kemudian pikiran juga tidak mengenal kata negatif seperti “jangan”, “tidak boleh” dan sejenisnya. Itulah alasan mengapa buku ini berjudul “jangan dibaca!”. Sebab menurut pikiran, kata jangan sama dengan perintah untuk melakukannya. Jika “jangan dibaca” maka pikiran mengajak orang tersebut untuk membacanya. Saya akan berikan contoh lain tapi dalam sebuah cerita. Di sebuah pedalaman Amazon ada sungai yang lebar dan panjang. Di dalamnya terdapat banyak jenis ikan. Dan ada satu jenis ikan yang berukuran besar, kepalanya mirip monster, sisiknya tebal, kemudian berwarna putih. Orang pedalaman Amazon menyebut ikan tersebut sebagai “Aligayas”. Eit, Jangan Dibalik!. Jangan Dibaca! [ 102 ]

Ketika ada perintah jangan dibalik, maka pasti anda semakin penasaran mengapa jangan dibalik dan Anda pasti akan membacanya ulang dengan dibalik. Hal ini juga penting berkomunikasi dengan anak terutama usia 1 samapai 13 tahun. Mengapa, karena usia itu murni masih menggunakan bawah sadar, dimana setiap informasi yang diterima langsung terekam di memorinya. Mungkin Anda pernah mengatakan “Hey nak, jangan nakal”. Anak meresponnya dengan mencari tahu nakal itu apa, dan cenderung mencoba untuk melakukannya. Maka gunakanlah kalimat positif saja. Misalnya, “yang baik ya nak, begini caranya”. Terus misalnya, “lewat sini saja biar lebih aman”. Kurang lebih seperti itu. b. Pikiran Anda akan lebih semakin terprogram dengan kalimat, misalnya: “Entah mengapa saat ini saya semakin hari semakin mendapatkan keberuntungan. Ketika saya bicara di depan umum, saya semakin percaya diri dan semakin luar biasa” Poin ini membahas tentang apa yang disebut sebagai afirmasi. Artinya mengatakan kepada diri sendiri atau self talk. Anda bisa mencoba menyampaikan kalimat “Entah mengapa saat ini saya semakin hari semakin mendapatkan keberuntungan. Ketika saya bicara di depan umum, saya semakin percaya diri dan semakin luar biasa”. Dan saya yakin anda akan benar-benar mendapatkan apa yang anda sampaikan itu karena Jangan Dibaca! [ 103 ]

affirmasi adalah salah satu cara komunikasi dengan pikiran bawah sadar untuk menambah program pikiran baru. Oleh sebab itu, afirmasi harus dilakukan dengan positif. Saya juga melakukan affirmasi seperti itu ketika akan bertindak sebagai pemateri dalam sebuah seminar. Dan hasilnya sungguh luar biasa. c. Sampaikan kalimat yang berakhir dengan kata positif saja. Karena pikiran hanya mengenal kata positif maka meski mengatakan suatu kalimat negatif tetap harus diakhiri kata positif. Misalnya, “kemarin saya sakit, kepala saya nyeri tapi Alhamdulillah sekarang sudah sehat”, misalnya lagi “Dia sudah baik sekarang” kalimat itu untuk menyebutkan seserang tidak nakal lagi. Mengapa demikian, karena pikiran hanya merespons sesuatu yang baru saja didengar atau dilihat dan yang sering didengar atau dilihat. Jika yang baru saja didengar kata negatif maka pikiran akan meresponnya negatif dan jika yang baru saja didengar kata positif maka pikiran akan merespon positif. Ingat sebuah prinsip pikiran bahwa apa yang dipikirkan itulah yang terjadi. 5. Pikiran merekam informasi dalam sentuhan emosional; Persis dengan yang disampaikan Adi W Gunawan bahwa agar informasi akan dengan mudah diterima pikiran bawah sadar tanpa factor kritis, jika informasi disampaikan penuh emosional. Jangan Dibaca! [ 104 ]

a. Pikiran hanya mengenal dalam bahasa gambar (visualisasi); Jika Anda diminta membayangkan kata gajah, yang muncul gambar atau tulisan? Saya yakin yang muncul lebih dulu adalah gambar gajah dan bukan tulisan gajah. Jika Anda diminta membayangkan rumah, juga yang muncul dalam pikiran adalah sebuah bangunan dan bukan tulisan “rumah”. Potensi pikiran yang ini dapat dimanfaatkan untuk membantu Anda memudahkan mengingat mata pelajaran. Tont Buzan mempopulerkan apa yang disebut dengan mind mapping, sebuah metode pembelajaran yang dukup efektif, yakni meringkas satu bab mata pelajaran menjadi satu bentuk grafis di selembar kertas. Dengan meringkasnya menggunakan grafis, satu bab mata pelajaran tersebut bisa lebih mudah diingat bahkan dihafal. Dan tentu Anda tahu bahwa grafis adalah gambar. Tentang seperti apa cara membuat medote mind mapping ini, saya akan menyampaikan pada bab selanjutan b. Semakin kuat emosi yang terjadi, semakin kuat pikiran Anda merekam informasi yang masuk; c. Proses perekaman emosi bisa dilakukan satu kali dalam kondisi emosi puncak atau harus dilakukan secara berulang-ulang; d. Buat sentuhan emosi dengan sesuatu yang bisa dilihat, didengar, dipegang, dibaui, atau dikecap; Jangan Dibaca! [ 105 ]

e. Semakin banyak panca indra yang digunakan, maka akan semakin kuat proses perekamannya. 7 Sumber yang Berpengaruh Kuat Terhadap Pikiran Saya berikan informasi tambahan terkait 7 sumber yang harus diwaspadai, karena memiliki pengaruh kuat terhadap pikiran. Kita tahu bahwa apa yang dipikirkan itu juga cukup berpengaruh terhadap kehidupan kita, karena apa yang dipikirkan itu yang terjadi. Dr Ibrahim Elfiky, seorang maestro motivator muslim dunia, merinci ketujuh sumber tersebut dalam buku karyanya “Terapi Berpikir Positif”. Karena ini sangat penting dan ulasannya cukup baik. Saya ketengahkan untuk Anda. Menurut Dr Ibrahim Elfiky, berpikir itu sederhana dan hanya butuh waktu sekejap. Namun, ia memiliki proses yang kuat dari tujuh sumber yang berbeda. Tujuh sumber itu member kekuatan luar biasa pada proses berpikir dan menjadi referensi bagi akal yang digunakan setiap orang, entah di sadari atau tidak. 1. Orangtua Dikatakan Dr Ibrohim Elfiky, proses berpikir yang pertama kita dapatkan dari orangtua. Ia menyebutkan bahwa Ratu Elizabeth II berkata, “Aku belajar seperti proses belajarnyah kera, yaitu menyaksikan orangtua dan meniru mereka. Dari orangtua kita belajar tentang kata-kata, ekpresi wajah, gerakan tubuh, perilaku, norma, keyakinan agama, prinsip, dan nilai-nilai luhur itulah proses berpikir yang pertama di dunia ini. Semua ini, kata Ibrahim, terima dari orangtua yaitu orang paling penting dalam pembentukan dalam proses Jangan Dibaca! [ 106 ]

berpikir. Proses ini kemudin mengakar dalam diri lalu menjadi refensi utama dalam beriteraksi dengan diri sendiri atau dengan dunia luar. 2. Keluarga Setelah orangtua, kata Ibrahim, kita melihat dunia lain yaitu keluarga saudara laki sadara perempuan, kakek, nene, paman, bibi, dan anak-anak mereka. Dari mereka akal menangkap informasi yang telah ada. Dengan demikian proses pembentukan pikiran semakin kuat. 3. Masyarakat Ketiga, kata Ibdahim adalah pengaruh dari lingkungan masyaraat. Dikatakan bahwa masyarakt adalah orang orang berintraksi dengan kita tetangga tukang sayu sopir taksi, dan semua orang yang tinggal di lingkungan kita. Akal terus mingingkat informasi yang sudah tersimpan di sebuah alam sadar. Dengan begitu, proses pembentukan pikiran semakin kuat. 4. Sekolah Yang dimaksud dengan lingkungan sekolah, kata Ibrohim Alfiky, adalah ucapan, perilaku, dan sikap para guru atau pengelola sekolah. Karena sekolah, katanya, memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses pembelajaran, mak kita akan dengan mudah meniru apa yang ada di sekolah, baik yang positif maupun yang negatif. Semua itu memperkaya proses pembentukan pola piker yang sudah ada sehingga menjadi semakin kuat di alam bawah sadar. 5. Teman Teman ini, kata Ibrahim, sangat penting setelah orangtua. Berteman merupakan aktualisasi diri pertama Jangan Dibaca! [ 107 ]

dalam kehidupan karena kita sendiri yang menentukan pilihan tanpa ppengaruh orangtua. Selain itu, katanya, teman adalah bukti kebebasan dan bukti penerimaan masyarakat. Sangat mungkin kita belajar perilaku negatif dari teman, seperti merokok, mengonsumsi narkoba, alkohol dan bolos sekolah. Semua itu memengaruhi proses pembentukan pikiran kita dan data yang tersimpan di memori kita tentang pola hidup bersama teman juga semakin banyak. 6. Media massa Dan media massa juga sangat memiliki pengaruh besar terhadap perilaku kita. Kata Ibrahim, sebagian remaja menonton televise cukup lama hingga lima puluh jam dalam seminggu. Mereka akan terpengaruh oleh apa yang ditonton, positif atau negatif. Jika mereka melihat artis atau penyanyi idola mereka merokok, besar kemungkinan mereka merokok. Ibrahim mengungkap data yang ia kutip dari sebuah tayangan televisi yang bertajuk Ada Solusi Spiritual bagi Setiap Masalah, dalam tayangan tersebut Dr. Wayne Dyer berkata bahwa sebelum menginjak usia dua belas tahun, anak-anak sudah menonton sekitar 12.000 tindakan pembunuhan yang ditayangkan dalam film-film di layar kaca. Hal ini menyebabkan satu dari dua belas anak di bawah usia dua belas tahun sudah memiliki senjata api. Contoh lainnya, kata Ibrahim, sebuah pusat kajian psikologi di New Zeland memaparkan bahwa lebih dari 60% kondisi menyedihkan disebabkan oleh media massa yang menyebarkan hal-hal negatif, peperangan Jangan Dibaca! [ 108 ]

seksualitas, dan pelanggaran tata nilai. Apa yang disampaikan Ibrahim tersebut juga masih kita rasakan hingga saat ini, dimana media massa banyak menampilkan konten negatif, seperti yang disebutkan di atas. Terlebih, saat ini sudah marak sosial media seperti facebook dan tweeter yang banyak memunculkan konten berbahaya bagi psikologi anak tanpa ada penyaringan. Setiap orang bebas memposting status, foto atau vidio kejahatan, dan seksualitas. 7. Diri Sendiri Ternyata, kata Ibrahim Elfiky, dari keenam sumber yang sudah disebutkan di atas, diri sendiri juga termasuk bagian dari sumber yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan pikiran. Terkait hal ini Ibrahim Elfiky, menjelaskan bahwa sekian sumber ekseternal turut memperkuat terbentuknya pikiran. Pikiran itu kemudian membentuk keyakinan dan prinsip yang kuat. Selanjutnya kita bisa menambahkan sikap baru yang positif atau negatif. Akal menggabungkan sikap baru itu dengan data-data sebelumnya sehingga proses pembentukan pikiran semakin kuat dan mendalam. Dengan demikian, katanya, kita mampu beradaptasi dalam menghadapi dunia luar. Kemampuan inilah yang menentukan kita sukses atau gagal dan bahagia atau sengsara. [] Jangan Dibaca! [ 109 ]

Bahaya Pikiran Negatif Jika saat ini Anda banyak berpikir negatif terhadap diri sendiri dan orang lain di sekitar Anda. Coba rasakan hasilnya. Cara berpikir negatif lebih banyak membuat pelakunya sengsara dan sulit menikmati hidup. Ya mau gimana menikmati hidup, lha wong hidupnya ngureng melulu.. Hehehe.. Berpikir negatif menggiring persoalan kecil menjadi besar, menggiring hal positif menjadi negatif, menciptakan penyakit pada diri sendiri, perilakunya juga tampak aneh kerena muka pucat, tak ada keceriaan, mata melotot, mulut manyun (kalau yang jelek pasti tambah jelek). Yang suka menggunakan cara berpikir negatif, pasti gampang sakit, baik sakit hati maupun sakit fisik. Mengapa? Ya kan pikirannya juga sakit. Kita tahu bahwa pikiran bisa menggiring kita melakukan apapun. Silakan pilih berpikir negatif dan nikmatilah, pasti yang terasa justru kesengsaraannya. Banyak contoh orang berpikir negatif berpengaruh buruk terhadap realitas hidupnya. Di sini saya hanya akan menunjukkan satu saja, dan jika berpikir positif, satu contoh bisa dikembangkan lebih luas dan dapat menciptakan contoh-contoh yang lain, karena contoh- contoh itu bisa kita pelajari dari diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Jangan Dibaca! [ 110 ]

Al-kisah, ada laki-laki dan perempuan, mereka sepasang kekasih. Karena sudah merasa dewasa dan lama berpacaran, keduanya mulai membicarakan tentang hubungan mereka hingga ke pelaminan (menikah). Sehari setelah membahas itu, suasana menjadi pecah dan mereka lebih sering bertengkar. Pemicunya sangat sederhana, yaitu setelah si wanita melihat akun facebook kekasihnya yang mencatatkan kata lajang pada informasi profilnya. Si pria merasa bahwa ia menuliskan lajang, karena sebelum itu keduanya pernah putus setelah saling salah paham. Si pria coba memaklumi kekeliruannya dan siap mengubah status lajang di profilnya menjadi bertunangan. Si wanita tidak terima, karena si pria dinilai tak memiliki inisiatif. Si wanita ingin status itu diubah setelah mereka manabur janji lagi. Akhirnya keduanya sulit menemukan titik yang bisa menyatukan mereka, karena saling berkukuh bahwa pendiriannya benar. Benar saja, mereka berpisah dengan dalih tidak merasa saling cocok. Selain itu, apa yang mereka harapkan duduk di pelaminan menjadi pupus gara-gara itu. Lucu bukan? Padahal kalu dilihat dari sisi baiknya (cara positif), si wanita kan bisa tinggal meminta saja dengan penuh kasih dan sayang, karena mereka mengakunya saling mencintai. Ini bukti bahwa pikiran negatif membuat titik api kecil menjadi besar dan mampu membakar rumah, karena bukan hanya disiram air, tetapi seperti disiram bensin dan disambut tiupan angin. Contoh lainnya, seorang motivator, menguji mental dua orang kaya. Dua orang yang biasa hidup serba mewah tersebut diajak berkeliling desa dan tibalah di sebuah tempat yang sangat sederhana. Sebuah perkampungan yang Jangan Dibaca! [ 111 ]

tidak ada aliran listrik dan rumah tinggalnya pun cukup sederhana dan jauh dari kehidupan yang biasa mereka jalani. Tidak hanya makanan, tempat tidurnya pun hanya di atas kayu. Singkat cerita, pada suatu pagi motivator bertanya kepada si kaya A. “Bagaimana malam Anda, apakah Anda merasa nyaman dan bangun dengan segar?” Si kaya A menjawab. “Hmmm.. luar biasa, saya merasa segar pagi ini dan tidur malam tadi serasa nyaman.” Pertanyaan yang sama juga dilontarkan sang motivator kepada si kaya B. Si kaya B menjawab. “Waduh pak saya tidak bisa tidur, karena saya tidak biasa tidur di tempat seperti ini. Saya tidak merasa nyaman,” katanya. Sungguh berbeda dari yang dirasakan keduanya, padahal tempat tidurnya sama. Motivator kembali bertanya kepada si A. “Apa yang Anda bayangkan ketika hendak tidur?” Si A menjawab. “Saya hanya membayangkan kenyamanan, karena tidur dan tinggal di tempat seperti ini adalah sesuatu yang baru bagi saya. Ini mengasyikan,” katanya. Si kaya B ditanya hal sama dan dia menjawab. “Saya kepikiran bahwa saya tidak akan bisa nyaman tidur di tempat ini, karena saya tidak pernah tidur di tempat ini. Saya biasa tidur di kasur yang empuk dan nyaman,” katanya. Motivator tersebut kemudian menjawab. Bukan persoalan tempat yang membuat kita bisa nyaman, tidur nyenyak dan segar saat terbangun. Persoalannya adalah Anda telah menegaskan bahwa Anda akan merasa nyaman dan Anda tidak akan merasa nyaman tidur di tempat yang sesungguhnya sama. Apa yang Anda pikirkan akhirnya Jangan Dibaca! [ 112 ]

menjadi kenyataan. Motivator yang saya maksud adalah Krishna Murti, yang saya simak dari salah satu artikelnya di mindsetmotivator.com Ada yang bisa dipetik dari cerita ini. Dimana Anda cukup mengubah suasana hati saja untuk mendapatkan kenyamanan dan ketenangan hidup. Tenang! Ada obat yang bisa menyembuhkan, membahagiakan, memberikan kenyamanan, menajamkan spiritual, menguatkan mental, menjaga hubungan baik dengan keluarga, rekan kerja, termasuk dengan pasangan. Apa itu? Dia adalah berpikir positif, berpikir positif artinya berpikir yang baik-baik saja atau coba melihat orang dari sisi baiknya. Banyak yang mengatakan bahwa berpikir positif itu sulit. Ya iya lah, itukan kata orang yang jarang berpikir positif. Kan ada istilah bisa (mudah) karena biasa. Saya coba share beberapa tips agar Anda mudah dan biasa melakukannya. Ketika terjadi hal aneh dari orang lain yang menyangkut diri Anda, tarik nafas perlahan, tahan, kemudian hembuskan lembut. Lakukan hal itu sebanyak tiga kali. Dengan cara ini, otot Anda menjadi semakin rileks dan Anda memberikan kesempatan terhadap otak Anda untuk berpikir lebih cerdas. Pastikan Anda sadar terhadap reaksi yang akan Anda lakukan. Setelah sadar terhadap hasilnya, Anda tentu akan memilih sikap yang lebih baik dan pantas Anda perjuangkan. Menguatamakan perbaikan tentu lebih baik daripada pertikaian, perpecahan, dan penderitaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Jangan Dibaca! [ 113 ]

Pikiran Negatif Hilangkan Kepercayaan Seperti halnya saya yang berprofesi sebagai jurnalis (wartawan). Sangat sering digoda oleh pikiran-pikiran negatif itu. Wal hasil pekerjaan yang seharusnya berjalan sempurna menjadi gagal. Misalnya, saat mendapat proyeksi dari redaksi untuk melakukan wawancara dengan narasumber, pikiran negatif selalu ikut serta saat proyeksi itu akan dilaksanakan. Berbagai macam hal buruk terpikir terkait sosok narasumber tersebut. Seperti timbul kata-kata dalam pikiran, jangan-jangan orangnya nggak welcome, jangan- jangan susah ditemui, jangan-jangan tidak ada, jangan- jangan ajudannya galak, dan lain sebagainya. Pemikiran-pemikiran seperti itu, disadari atau tidak, telah menciptakan mental block yang sangat mengganggu dan bisa menggagalkan rencana. Jika sudah demikian, maka timbulah karakter pengikut yang mungkin bisa menjadi akut, yang tentunya berimbas pada karir. Kita menjadi malas, penakut, penuh kekhawatiran, dan lainnya. Ingat bahwa apabila tidak dipercaya dalam suatu bidang pekerjaan, maka jangan harap kita mendapatkan karir yang baik pada bidang pekerjaan lainnya, jika cara berpikir seperti tersebut masih dipertahankan. “Perlu diketahui bahwa karir dalam suatu pekerjaan ditentukan oleh nilai kepercayaan.” Karena itu, mari kita buang jauh-jauh cara berpikir demikian dan cukup menjadi guru berharga bagi kita dengan cara memperbanyak dan berusaha tetap berpikir positif. Artinya, kalau kita mencoba melakukannya, tentu Jangan Dibaca! [ 114 ]

tetap ada hal yang bisa didapat. Misalnya ketika benar narasumber tersebut tidak ada di tempat, kita bisa buat janji dan yang penting, ada yang bisa disampaikan ke pimpinan bahwa memang yang dimaksud tidak ada di tempat. Atau ketika dianggap tidak welcome, jangan-jangan justru lebih familiar dari yang kita sangka kan. Intinya yang pasti adalah harus tetap positive thinking dan mencoba melakukannya. Setelah ternyata negatif thinking tidak memberikan apa yang kita cita-citakan, mari sejak saat ini, kita mulai berperasangka baik, berpikir positif alias positive thinking. Baik disadari atau tidak, positive thinking akan membakar semangat kita untuk terus-terus dan terus melakukan hal terbaik. Tugas wartawan lainnya adalah menulis informasi yang didapat dari hasil wawancara dengan narasumber. Jika berpikir positif saat melakukannya, maka akan ada semangat dan manfaat yang didapat, meski ketika berhadapan dengan monitor komputer berjam-jam. Sedikit saya sebutkan manfaat yang justru akan didapat ketika melakukan pekerjaan dengan semangat, karena didorong oleh cara berpikir positif tadi. Ada manfaat terhadap fisik, terhadap mental, terhadap karir, terhadap hubungan dengan orang lain, termasuk terhadap spiritualitas kita. # Terhadap Fisik Tentu kita akan sempat memikirkan dampak terburuk apa yang terjadi pada (kesehatan) fisik kita, apabila berlama-lama di depan layar monitor. Dengan begitu, kita akan mulai mencari tahu bahwa misalnya antara jarak Jangan Dibaca! [ 115 ]

pandang mata dengan layar monitor harus sejajar, pencahayaannya diatur agar tidak mengganggu mata. Kemudian, duduk berlama-lama juga bisa mengakibatkan sakit punggung. Dengan berpikir positif, pasti kita akan mencari tahu bagaimana solusinya, misalnya dengan memperbanyak minum air putih dan menyesuaikan posisi duduk. # Terhadap Mental Tentu saja ada dorongan semangat yang kuat dan mental sempurna yang bermuara pada hasil pekerjaan yang cepat dan tepat. Sebab, kalau pekerjaan dilakukan dengan pikiran negatif, ada unsur benci, murung dan lainnya, maka yang ada akan berantakan. # Terhadap Hubugan Baik dengan Rekan Dengan berpikir positif, hubungan dengan siapapun, terlebih dengan rekan kerja akan tetap terjalin baik. Dengan hubungan yang terjalin baik, maka akan ada saling membantu dalam proses melakukan pekerjaan, karena satu sama lain saling berkaitan dan membutuhkan. # Terhadap Spiritual Dengan berpikir positif, akan timbul proses dan hasil kerja yang baik. Maka proses dan hasil kerja tersebut bisa menjadi ibadah. Sekali lagi mari kita mengingat bahwa ketika telah berpikir negatif yang hasilnya tentu saja berdampak buruk, maka harus langsung kita sadari itu dan beralih menggunakan cara berpikir positif. Namun sebelum itu, terlebih dahulu rileks dengan menarik nafas dengan 10 Jangan Dibaca! [ 116 ]

hitungan, menahannya dalam 3 hitungan dan menghembuskannya dalam 10 hitungan. Silakan mencobanya dan semoga bermanfaat.! Pikiran Negatif Dapat Duit Malah Marah Saya contohkan lagi, bagaimana akhir dari orang yang berpikir negatif. Begini ceritanya. Setiap orang, tentu mendambakan uang alias duit. Oleh karena duit, banyak cara dilakukan. Bahkan ada yang hingga mau mengambil risiko ditukar dengan nyawa. Sebut saja perampok, yang kemudian terpaksa ditembak mati petugas, karena melakukan perlawanan. Atau juru parkir yang saling membunuh, karena berebut lahan parkir, dan banyak cerita buruk lainnya. Hal ini berbeda dengan cerita teman saya, tentang temannya. Ia justru merasa kecewa dengan duit yang didapatnya. Temannya teman saya ini, sebut saja bernama Mirna, ia adalah karyawan baru yang masih magang. Pendapatan alias gajinya setiap bulan, dihitung perusahaan berdasarkan prestasi kerjanya, belum seperti karyawan lain yang sudah standar gaji pokok dan tunjangan lain yang bersifat tetap. Suatu ketika, ia menunjukkan SMS melalui ponselnya bahwa ia dipanggil bagian keuangan untuk mengambil honor bulanan. Wajahnya tampak lebih riang, dari sebelum ia mendapat SMS tersebut. Ini karena sebelumnya, dia dan beberapa teman lainnya, sudah saling membuat janji bahwa hari itu, akan refreshing, rekreasi, dan karaoke bersama di tempat favorit. Ketika itu, ada temannya yang siap traktir. Seluruh biayanya, dari mulai masuk ke tempat rekreasi, makan siang, hingga biaya karaoke, sudah ditanggung. Jangan Dibaca! [ 117 ]

Semua yang terlibat saat itu sangat senang, karena akan melalui hari itu dengan penuh suka cita. Tetapi, hal itu tidak terjadi setelah Mirna menerima honor dari perusahaannya. Mirna menunjukan raut wajah kecewa, karena meskipun naik, jumlah honor yang ia dapat tidak seperti harapannya. “Perasaan saya sudah bekerja maksimal, dan hitung-hitungan saya tidak segini. Kalau begitu, bagaimana saya bisa mem¬bayar angsuran motor, dan biaya hidup selama sebulan,” ujar Mirna. Seketika itu, keceriaan menjadi sirna, karena Mirna tak berhenti menggerutu. Meski begitu, teman-temannya yang lain coba untuk membuat Mirna lupa dengan masalah yang dialaminya dengan mengajaknya bermain ke sebuah tempat perbelanjaan. Namun raut wajah Mirna tak juga berubah. Dan akhirnya, semua rencana refreshing yang sudah dirancang sebelumnya menjadi berantakan, justru setelah Mirna menerima duit honor itu. Seorang temannya coba mengingatkan Mirna agar mensyukuri nikmat yang ada, karena sesungguhnya perusahaan sudah menghitung secara benar. Sebab, dengan cara Mirna seperti itu, hati yang seharusnya senang, menjadi kelam justru setelah mendapatkan duit. Temannya juga mengingatkan agar Mirna melakukan evaluasi dan menunjukan etos kerja yang baik, serta ikhlas dalam menjalani hidup. Setelah coba diingatkan, Mirna baru menyadari bahwa sikapnya terlalu reaktif yang menyebabkan kesenangannya hari itu menjadi sirna. Dan teman-temannya pun akhirnya senasib, karena refreshing, makan siang dan karaoke yang sudah disiapkan secara gratis, menjadi batal. Jangan Dibaca! [ 118 ]

Namun apa yang terjadi, dua hari kemudian, Mirna justru bisa membeli sebuah kamera baru yang harganya melebihi honor yang ia dapatkan. Tidak hanya itu, semua yang ia inginkan juga terpenuhi, seperti membayar kredit motor dan ikut kursus bahasa Inggris. Pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini adalah coba menerima apa yang didapat. Tidak mengeluh yang keluhan itu menyebabkan kesenangan menjadi kesengsaraan. Dan percayalah bahwa Tuhan akan memberikan rezeki, melalui jalan lain yang tidak disangka-sangka. Yang terpenting ikhlas dan selalu bersedekah. Betul..? Benci Dianggap Baik Saya mengartikan benci sebagai kata yang menunjukkan ketidaksukaan klimaks seseorang terhadap orang lain. Meski begitu, saya meyakini bahwa pembaca juga memiliki interpretasi lain terhadap kata benci. Jika sependapat dengan benci seperti yang saya maksud, maka kita sepakat bahwa ada beberapa hal yang membuat seseorang menaruh rasa benci, ada karena dikecewakan, dibohongi, dikhianati, dan lainnya. Sedikit saya bercerita. Cerita ini terjadi sekitar awal 2011. Selebihnya begini. Mulanya seorang ibu rumah tangga (IRT), membuka akun facebook. Secara kebetulan, di branda saya saat itu, ia tangah berulang tahun yang ke-24. Tetapi entah mengapa, di hari ulang tahunnya, ia justru menuliskan status dengan kalimat cacian dan kecaman. Ia seolah lupa bahwa sesungguhnya hari itu adalah hari bahagia, seperti kebanyakan orang yang menganggap bahwa hari ulang tahun adalah hari bahagia. Jangan Dibaca! [ 119 ]

IRT itu menulis sebuah status, “Aku benci kamu..!! Aku sudah memberikan yang terbaik, kamu justru membalasnya dengan air tuba,” katanya. Tanpa bermaksud ikut campur dalam urusannya, saya klik jendela di pinggir kanan untuk coba melakukan komunikasi melalui jendela chating. Sekadar diketahui bahwa IRT dimaksud adalah teman facebook dan ia tinggal di Bandung, Jawa Barat. “Selamat ulang tahun ya bu..” saya memulai perbincangan. “Terima kasih. Tapi percuma. Hari ulang tahun ini tidak berarti apa-apa,” katanya. Belum sempat dikomentari, IRT itu menambah kalimat di jendela chating, yang cukup panjang dan intinya ia kecewa terhadap sang suami yang ia ketahui telah selingkuh dengan teman kerjanya. IRT ini merasa hancur dan tidak ada kalimat yang dicatatkannya, selain mencaci dan memaki suami yang sudah dua bulan tidak berkumpul bersama ia dan anak-anaknya. Dan secara kebetulan, anak satu-satunya sedang dalam keadaan sakit keras. IRT ini membuka facebook untuk mengintip suaminya yang terkadang juga kepergok buka akun facebook. Setelah IRT tersebut puas menulis via chating, saya justru kasihan terhadap anaknya yang sakit. Saya coba mengingatkan dia agar berhenti fokus membenci suaminya, dan menggantinya dengan lebih fokus merawat anaknya yang sakit. Saya bilang, “Jika marah dan benci membuat kamu merasa tenang hingga bisa fokus merawat anak mu yang sakit, maka marah dan benci menjadi baik. Tetapi jika benci justru Jangan Dibaca! [ 120 ]

merugikan karena menambah persoalan baru, maka benci menjadi tidak baik.” Saya berani katakan itu, karena mungkin nantinya dia bukan hanya kehilangan suami yang sebelumnya telah meninggalkannya sendiri, tetapi juga mungkin anaknya. Setelah berselang sekitar 5 menit, ia baru kemudian manjawab. “Saya hanya manusia biasa yang sulit tidak membenci orang, terlebih yang telah mengecewakan saya. Pokoknya hati saya hancurrr.....!!,” katanya. Setelah itu, saya keluar dari jendela chating tersebut, dengan terlebih dahulu menyimpan pesan bahwa membenci belum tentu menjadi solusi. Tiga hari kemudian, IRT ini kembali menulis status di facebook bernada penyesalan. “Maafkan aku terlalu terlena dan egois. Ya Allah tempatkan anakku di sisi-Mu,” katanya. Jika sudah begitu, maka penyesalan pun tiada arti. Betul kan..? Apa yang disebutkan di atas adalah sekadar contoh yang mungkin tidak hanya terjadi pada IRT tersebut. Intinya bahwa marah, maupun benci, jangan sampai membuat buta, sehingga tidak tampak, mana sesungguhnya yang perlu mendapat prioritas perhatian. Pikiran Negatif Adalah Candu Saya kembali tertarik dengan pernyataan Ibrahim Elfiky bahwa berpikir negatif adalah sebuah candu berbahaya seperti bahaya rokok, narkoba, dan minuman keras. Pada dasarnya kecanduan itu sendiri adalah dampak dari jiwa yang labil dan negatif hingga mendorong orang berusaha menghindar darinya. Apakah Anda mengenal sseseorang yang selalu berpikir negatif? Apakah Anda Jangan Dibaca! [ 121 ]

mengenal orang yang selalu melihat sisi negatif atas segala sesuatu? Apakah Anda mengenal orang yang menjadikan rokok, minuman keras, atau narkoba sebagai pelarian dari masalah yang dihadapi? Seseorang kecanduan berpikir negatif, karena ia tetap memandang itu baik sehingga melakukannya setiap saat hingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini digunakan untuk lari dari berbagaimasalah. Dengan kebiasaan seperti itu, ia merasa puas. Padahal, tanpa disadari, ia telah terjerumus pada kondisi yang lebih berbahaya. Semua jenis kecanduan, seperti pada rokok, narkoba, minuman keras, seks, televise, dan sebagainya, berakar pada pikiran negatif. Jadi, pikiran negatif bisa menjadi penyebab kecanduan karena seseorang yang memiliki stabilitas spiritual tidak akan berpikir untuk mencari pelarian dari persoalan hidup dengan cara seperti ini. Candu adalah sesuatu kebiasaan yang dilakukan bahkan kita tidak sadari dan sebenarnya kita juga tidak menginginkannya. Terkait candu, saya sudah melakukan eksperimen pribadi. Saya berhenti merokok sejak tahun 2000 dan ketika itu usia saya 19 tahun. Saya mulai merokok, ketika usia 14 tahun, ketika usia sekolah menengah pertama. Sejak pertama kali mencoba merokok, besoknya saya ingin mencoba lagi, lagi, dan lagi hingga berlangsung selama 5 tahun. Saya memutuskan berhenti merokok dengan suatu tekad kuat berdasarkan pemahaman yang saya miliki ketika itu, bahwa rokok lebih banyak madaratnya dari pada manfaatnya. Saya berkesimpulan bahwa rokok haram dan harus ditinggalkan. Jangan Dibaca! [ 122 ]

Ketika itu saya langsung berhenti merokok. Hingga pada suatu waktu sekitar tahun 2014, saya mencoba lagi untuk merokok, hanya saja tidak memiliki keberanian untuk menghisapnya. Yang saya lakukan adalah hanya membakar dan meniup (bukan menghisap) sampai rokok itu habis. Orang yang di luar diri saya melihat bahwa saya merokok lagi, karena secara kasat mata cara merokoknya, kalau yang lain dihisap, kalau saya ditiup sehingga tidak pernah ada asap yang masuk dan keluar dari mulut saya dengan sengaja. Namun entah mengapa, saya kesulitan untuk berhenti dari kebiasaan itu, karena menurut saya yang seperti itu juga tidak baik dan bukan saya banget. Saya tetap melakukan aktivitas ‘meniup’ rokok hingga lebih dari 6 bulan. Saya merasa bahwa saya telah kecanduan. Seperti ada yang hilang jika saya tidak ‘meniup’ rokok. Sampai akhirnya saya sadar bahwa saya sudah terlalu lama melakukan itu dan harus berhenti. Dan melakukan itikad baik yang sama, terlebih saat itu sudah begitu mengerti cara mengendalikan pikiran, maka saya dapat berhenti kecanduan ‘meniup’ rokok dan hingga tulisan ini diterbitkan, saya belum merokok dan tidak ada rencana untuk merokok, baik ditiup apalagi dihisap. Setelah itu, saya berkesimpulan sendiri dari eksperimen yang saya lakukan bahwa ternyata tidak ada kecanduan merokok. Yang ada adalah melakukan repetisi merokok dan akhirnya menjadi habit atau kebiasaan. Menurut saya dan ini masih perlu diperdebatkan, bahwa tidak ada zat tertentu di dalam rokok yang mengakibatkan pelakunya kecanduan. Saya pikir itu murni karena sebuah kebiasaan buruk. Bisa dibayangkan, seseorang dalam sehari Jangan Dibaca! [ 123 ]

misalnya menghabiskan satu bungkus rokok. Sebungkus rokok ada yang 10, 12, 16, bahkan hingga 20 batang. Itu artinya, jika sebungkus rokok saja sehari, berarti seseorang itu telah melakukan aktivitas merokok sebanyak 20 kali sehari. Jika dilakukan selama 5 tahun saja, berarti sudah melakukan aktivitas melihat, merasakan, membakar, menghisap dan membuang punting rokok, sekitar selama 7.200 kali. Maka wajar dan menjadi jelas bahwa kita tidak bisa berhenti merokok bukan karena ada kandungan candu pada rokok, tetapi karena habit. Anda masih ingat dengan pembahasan di atas yang disampaikan Adi W Gunawan, pakar ilmu pikiran. Bahwa cara menembus pikiran bawah sadar ada 5, di antaranya adalah melakukan repetisi atau sesuatu yang diulang-ulang, sering dan sering. Jika sesuatu dilakukan secara berulang- ulang dan sering, maka aktivitas itu sudah masuk ke pikiran bawah sadar dan pikiran bawah sadar mendorong pelakunya untuk melakukan aktivitas itu secara otomatis, meski ia tahu bahwa apa yang dilakukannya adalah salah. Kepribadian yang negatif Ibrahim Elfiky mengatakan bahwa ada beragam tipe kepribadian manusia. Ada pribadi pembicara, pemimpin, penyayang, penyelesai masalah dan lain-lain. Setiap kepribadian dipengaruhi oleh program tertentu dari luar. Program ini menjadi alat yang digunakan untuk memandang kehidupan. Mungkin ada orang yang hidup dalam keluarga yang biasa bersikap dan berbicara secara negatif. Ia juga meyakini bahwa perilaku itu alami yang ia gunakan untuk bergaul dengan orang lain dan tanpa disadari ia lakukan itu secara berulang hingga menjadi kebiasaan. Jangan Dibaca! [ 124 ]

Ibrahim Elfiky menyebut bahwa ada 8 kepribadian negatif yang perlu untuk dikenali dan tentu saja dihindari. 1. Keyakinan dan bayangan negatif Kepribadian yang negatif lebih sering meyakini kegagalan daripada keberhasilan. Bayangan kegagalan selalu ada dalam pikirannya. 2. Menolak perubahan Karena keyakinan dan bayangan negatif seseorang menolak perubahan apa pun yang mengeluarkannya dari zona aman dan nyaman. Ia menolak perubahan dan menyelamatkan diri dengan berbagai cara. Ibrahim Elfiky mengemukakan bahwa ketika ia menyampaikan materi tentang pengembangan sumber daya manusia di kawasan Arab, ia menyaksikan penerimaan luar biasa terhadap informasi dal ilmu-ilmu kontemporer. Di sisi lain ia juga melihat perlawanan cukup kuat. Suatu hari Ibrahim diundang seorang terkemuka di Negara Arab. Pada saat yang bersamaan ia juga mengundang para dokter, pakar kejiwaan, dan penulis terkemuka di negeri itu. Orang terkemuka di Arab itu meminta Ibrahim Elfiky untuk bicara soal dinamika adaptasi saraf, yang dirintisnya. Ibrahim mulai bicarqa sekilas tentang keterampilan individu, psikis, spiritual, dan profesi yang menjadi topik pembahasan ilmu yang telah terdaftar secara nasional. Tiba-tiba salah seorang menyela Ibrahim dengan keras. Orang itu melempar berbagai tuduhan negatif kepada Ibrahim. Untuk membuktikannya, Ibrahim meminta seseorang untuk maju terutama orang mempunyai rasa takut naik Jangan Dibaca! [ 125 ]

kendaraan. Rasa takut ini dianggap paling berbahaya karena oleh lembaga internasional, dianggap tidak bisa ditangani. Seseorang yang mengaku memiliki penyakit waswas ini maju. Dengan menggunakan pola dinamika adaptasi saraf dan atas kehendak Allah, ia berhasil disembuhkan di hadapan banyak orang. Ibrahim memiliki keyakinan bahwa orang yang menyela itu menerima kekuatan ilmu modern atau, paling tidak, diam. Ternyata ia malah berkata, “Sepertinya Dr. Erlfiky menggunakan sejenis sihir.” Hal ini menjadi contoh sederhana kepribadian negatif yang merasa tidak aman ketika menghadapi perubahan dank arena itulah ia menolaknya. 3. Tidak berperan aktif menyelesaikan masalah Karena kepribadian yang negatif berhubungan erat dengan perasaannya dalam menghadapi masalah, maka tindakannya lebih mengarah pada mempertegas sesuatu daripada menyelesaikannya. Dalam banyak kasus orang dengan kepribadian seperti ini akan panik dan emosional. Akibatnya masalah yang dihadapi semakin kacau dan kompleks. Jadi masalah sebenarnya adalam dirinya sendiri. 4. Selalu mengeluh, mencela dan melihat sisi negatif dari segala sesuatu Ketika kepribadian yang negatif menghadapi masalah, ia cenderung menyalahkan orang lain atau sesuatu dan pengalaman pahit yang dialami waktu kecil. Ia tidak mau bertanggung jawab dan justru melempar tanggung jawab itu kepada orang lain. Jangan Dibaca! [ 126 ]

5. Selalu merasa frustrasi, sendiri, dan gagal Karena pikiran negatif yang berkali-kali dan menguatnya pikiran ini sehingga menjadi keyakinan maka ia selalu dibayang-bayangi kegagalan. Jika sudah demikian ia tidak lagi punya harapan untuk maju dan berkembang. Karena ia menggunakan cara-cara mencela dan mengkritik maka hal ini akan berbalik kepadanya dan memengaruhi perasaannya. Dari waku ke waktu perasaan ini kian menumpuk dan mengakar dalam bawah sadarnya hingga menjadi spontanitas yang tak disadari. 6. Hasil kerja dan capaian individunya menjadi lemah Hanya sedikit sekali target hidup yang dapat ia capai. Pikiran dan perasaan negatif tidak akan membantu orang untuk maju dan berkembang. Bahkan sebaliknya pikiran dan perasaan negatif hanya akan membuat orang semakin jauh dari cita-citanya, baik di tempat kerja atau dalam kehidupan. Sebuah penelitian tentang penyebab orang menjadi jauh dari cita-citanya pernah dilaksanakan di New York. Penyebab utamanya adalah jauh dari Allah dan selalu berpikir negatif. 7. Senang menyendiri dan tidak mampu bersosialisasi hingga tidak punya sahabat Sebuah rumus pasti bahwa tidak ada seorang pun yang mau berdampingan dengan orang yang berkepribadian negatif. Karena sikap dan perilaku orang semacam ini selalu negatif maka orang-orang pun akan menjauhinya. Jika demikian ia akan terasingkan dan selalu bermuram durja. Jangan Dibaca! [ 127 ]

8. Sangat mungkin terserang penyakit jiwa atau penyakit fisik Pada tahun 1986 sebuah fakultas di San Francisco mengadakan penelitian tenang hubungan akal dan tubuh dalam hal merebaknya berbagai penyakit, baik penyakit jiwa atau penyakit fisik. Hasil penelitian menegaskan bahwa lebih dari 95% penyebab munculnya penyakit bersumber dari pikiran. Dari pikiran lalu mengirimkan pesan ke tubuh. Selanjutnya tubuh merespons. Respons itulah yang memengaruhi seluruh anggota tubuh. Contoh: Ketika seseorang dipecat dari pekerjaannya, maka pikirannya fokus kepada merasa tidak dihargai, dibuang dan takut akan masa depan. Ketika itu jantungnya berdetak kencang dan memompa darah dalam jumlah yang banyak. Detak jantungnya meningkat dua atau tiga kali lipat dan hal ini menjadi pemicu lahirnya berbagai penyakit jantung. Penelitian itu melihat lebih jauh lagi bahwa pikiran negatif membuat system syaraf menjadi tegang. System kekebalan tubuh pun mengerahkan pasukan untuk melindungi. Tarikan nafas menjadi pendek dan cepat, tekanan darah meningkat, suhu tubuh berubah, dan kadar adrenaline bertambah. Semua itu jelas dapat memunculkan berbagai penyakit. Kemudian untuk gangguan jiwa tentu tidak ada batasnya. Karena pikiran negatif orang harus mengalami kesedihan mendalam hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Ia akan selalu cemas, gelisa frustrasi, Jangan Dibaca! [ 128 ]

sedih, kesepian, dan sebagainya. Semua penyakit ini memerlukan penaganan tenaga khusus dari para ahli. Kedelapan itu merupakan contoh kepribadian negatif, menurut Dr Ibrahim Elfiky dalam salah satu bukunya berjudul, “Terapi Berpikir Positif”. Saya tentu saja merekomendasikan Anda untuk memiliki buku ini, karena di dalamnya terdapat kandungan manfaat yang luar biasa. Kuasai Pikiran Anda Jika ada di antara Anda yang masih mengatakan, “Hidup ini katanya indah, tapi aku kok enggak menemukannya ya.” maka Anda perlu melakukan terapi. Terapi apa? Ya terapi otak sekaligus pikiranlah. Mengapa, karena Anda belum mampu memengaruhi pikiran Anda. Sejauh ini berarti pikiran yang mengendalikan Anda dan bukan Anda yang mengendalikannya. Anda sangat berhak dan sesungguhnya memiliki kemampuan yang sangat luar biasa untuk memengaruhi pikiran Anda, dan Anda juga sangat mampu mengarahkannya kepada pikiran yang menurut Anda baik buat Anda. Sederhananya begini. Jika sesuatu yang ada di luar Anda, baik itu positif maupun negatif, dapat memengaruhi pikiran Anda. Posisi Anda adalah cukup sadar dengan pengaruh yang dihasilkannya. Jika pengaruhnya buruk bagi kehidupan Anda dan orang-orang di sekitar Anda, maka Anda berhak mengendalikan dan membalikannya agar tak membawa dampak bagi Anda dan orang-orang di sekitar Anda. Jangan Dibaca! [ 129 ]

Misalnya, ketika Anda tenang saat membawa kendaraan, tiba-tiba dari belakang ada kendaraan lain yang menyalip sambil menancap gas. Pada keadaan itu, perasaan apa yang Anda pilih? Mungkin Anda marah, atau mungkin Anda juga menyikapinya biasa saja. Ingat, bahwa hanya Anda yang boleh memengaruhi pikiran dan perasaan Anda. Anda boleh marah, dan Anda juga boleh biasa-biasa saja. Anda hanya patut belajar sadar, bagaimana jika Anda marah, dan bagaimana jika Anda biasa-biasa saja. Kalau saya boleh memilih, saya akan bertindak biasa-biasa saja, karena kalau pun saya maki- maki dan menggrutu tidak karuan, ya percuma, karena si objeknya kan sudah ngacir jauh. Sikap yang menganggap biasa-biasa saja juga bisa mendorong Anda untuk kembali pada keadaan semula, tenang dan merasa nyaman saat berada di atas kendaraan yang Anda banggakan. Tetapi kalau saya marah, mencak-mencak, maki-maki, saya khawatir orang-orang di sekitar Anda saat itu, menganggap Anda kurang waras, karena marah-marah nggak karuan. Mengapa? karena mereka yang melihat dari kejauhan itu nggak tahu apa yang Anda rasakan. Betul! Intinya sekali lagi, apapun yang ada di luar Anda, baik itu hal positif atau negatif, baik verbal maupun non verbal, Anda boleh menentukan sebaik-baiknya sikap menurut Anda. Anda boleh sedih, prihatin, marah, dengki, atau biasa-biasa saja, boleh. Yang tidak boleh adalah perasaan yang Anda pilih menyengsarakan kehidupan Anda. Karena itu, sekali lagi Anda perlu sadar, jika merusak kehidupan diri, maka langsung pindah dari tempat duduk Anda saat itu dan ubah pola pikir Anda kepada yang membawa dampak baik bagi Anda. Jangan Dibaca! [ 130 ]

Saya katakan bahwa kebahagiaan itu berserakan di mana-mana di sekitar Anda, pada saat apapun keadaannya waktu itu. Anda hanya perlu mengubah kondisinya saja. Karena apa? Karena Anda adalah pemimpin bagi semua yang ada pada diri Anda. Anda boleh perintahkan mata bersama penglihatannya, telinga bersama pendengarannya, hati bersama perasaannya, otak bersama pikirannya, tenaga, dan segala potensi yang Anda miliki dalam diri, untuk mendukung keinginan Anda hidup berlimpahan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Anda sering kali berdoa, yang paling banyak pastinya setelah salat 5 waktu, seperti ini. “Robbana Atina Fiddunya Hasanah, Wa fil Akhiroti Khasanah Wakina Adzabannar.” Artinya sederhananya adalah: Ya Allah berikanlah kebahagiaan bagi hamba, baik di dunia maupun di akhirat. Allah sesungguhnya sudah mengabulkan doa Anda dengan menyebar kebahagiaan di sekitar Anda. Anda bisa merasakan kebahagiaan itu hadir, ketika Anda ambil. Maka berbahagialah, karena kebahagiaan itu sesempurnanya kehidupan yang Anda jalani. Anda bekerja banting tulang untuk mendapatkan uang adalah untuk kebahagiaan Anda, karena telah mampu mencukupi segala kebutuhan Anda. Bagi yang kaya tapi tidak bahagia, Anda perlu melakukan terapi pikiran. Anda bekerja keras beribadah, siang dan malam tiada henti, tujuannya adalah sama, yaitu mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak. Semoga setelah ini, Anda mampu mengambil kebahagiaan yang sesungguhnya menjadi hak Anda. Jangan Dibaca! [ 131 ]

Anda Bergantung pada Fokus Saya akan sampaikan lebih jelas lagi tentang cara kerja pikiran agar secara teknis, Anda benar-benar mampu menguasai pikiran, menggunakan (mengontrol) pikiran Anda, sesuai dengan yang Anda inginkan. Ingat bahwa sesuatu yang terjadi pada Anda, bergantung pada apa yang Anda fokuskan. Anda akan lebih menguasai sesuatu yang Anda fokuskan. Saya cerita sedikit. Ada seorang teman, sebut saja Andi, mengajak berbincang serius dan mengungkapkan isi hatinya yang ingin memiliki kemampuan berbicara di depan banyak orang. Kata Andi, ia sangat ingin bisa berbicara di depan umum. “Setiap diminta untuk berbicara di depan umum, saya selalu menolak. Karena terus terang, saya gugup kalau berpidato seperti itu. Kaki pasti gemetar, dan ngomong juga akhirnya ngawur kemana-mana.” Obrolan pun berlanjut dan saya coba tanyakan apa yang ia khawatirkan ketika itu. “Terus terang, saya khawatir banyak salah dan akhirnya malu, karena yang di depan saya adalah orang-orang penting menurut saya. Kalau salah kan berabe,” Andi, menjawab pertanyaan saya. Saya kemudian tanya lagi. “Pak Andi, Anda adalah mantan ketua klub motor. Berapa anggota organisasi Anda ketika itu?” Andi menjawab, “Banyak sih, ada sekitar 200 orang lah,” katanya. Saya bilang, “Pernahkah Anda berbicara di depan anggota Anda yang berjumlah 200 orang itu?” kata Andi, “Ya sering lah.” Saya tanya lagi,”Berarti Anda sudah sering dong bicara di depan umum?” Andi langsung memperkuat Jangan Dibaca! [ 132 ]

rasa pesimisnya menjadi pembicara di depan umum. “Ya itu kan anggota saya. Kalau kepada mereka ya saya bebas mau ngomong kayak apa,” katanya. “Saya coba tawarkan kepada Anda untuk mengganti fokus sesuai fokus yang Anda inginkan. Mengapa Anda khawatir? karena Anda fokus bukan kepada apa yang Anda akan sampaikan, tetapi fokus kepada siapa yang mendengarkan Anda. Wajar jika Anda lupa apa yang Anda sampaikan dan selalu mengingat mereka yang mendengarkan Anda.” “Iya bener kang” katanya. Saya kemudian sampaikan lagi bahwa “Apa yang Anda fokuskan itulah yang menguasai pikiran Anda. Anda pasti akan bisa berbicara di depan orang-orang yang Anda khawatirkan itu, jika Anda menganggapnya berbicara kepada anggota Anda. Salah atau tidak materi yang Anda sampaikan ya bergantung pada penguasaan Anda terhadap materi itu. Jadi menurut saya Anda cukup fokus terhadap materi yang akan disampaikan, karena mungkin saja orang yang di depan Anda tidak tahu dan butuh materi itu, karena setiap orang memiliki kelebihan masing-masing.” Setelah itu, Andi hanya tertawa ringan dan mengatakan. “Terima kasih kang. Memang pola pikir saya yang harus saya ubah. hehehe,” katanya. Apa yang Andi rasakan ini dialami juga oleh banyak orang, mungkin juga Anda. Percakapan saya di atas hanya satu contoh kasus saja dan Anda bisa menggunakannya untuk hal-hal lain. Misalnya Anda termasuk yang jijik terhadap cicak atau kecoa, Anda hanya perlu ikhlas menerimanya dulu dan mengganti fokus dengan melihat sisi manfaat atau sisi baik dari cicak atau kecoa itu. Kalau jijik terhadap cicak atau kecoa kan sebenarnya lucu. Kedua Jangan Dibaca! [ 133 ]

binatang itu tidak pantas dianggap jijik, karena bentuknya bagus dan tidak berbahaya. “Kan tidak semudah itu.” Iya benar. Tidak semudah itu, tetapi Anda perlu yakin, karena banyak di sekitar Anda juga menganggap biasa terhadap cicak dan kecoa. Anda hanya butuh belajar mengganti fokusnya. Sebab, ular berbisa saja menjadi jinak jika Anda menjadi pawangnya. Maka belajarlah jadi pawang. Adalagi contoh sederhana yang ingin saya sampaikan tentang pentingnya fokus. Pada suatu saat jempol tangan kanan Anda sakit dan bengkak, karena tergencet pintu mobil atau tertimpa palu besar ketika Anda memartil paku yang akan ditancapkan pada sebuah kayu di rumah Anda. Bisa Anda bayangkan, Anda pasti akan mengerang kesakitan, terlebih jempol tangan Anda itu Anda pegang, kemudian ditiup-tiup, seolah-olah mengobati, tetapi justru menambah rasa sakit, karena semakin fokus terhadap jempol yang bengkak itu. Tetapi coba Anda bayangkan ketika dalam keadaan itu, Anda mendapatkan informasi via telepon dari keluarga Anda bahwa ada satu keluarga yang Anda sayangi meninggal karena kecelakaan atau kejadian kecelakaan lainnya, misalnya toko bangunan miliknya terbakar. Maka dengan sekejap Anda akan pergi bergegas ke tempat tujuan dan diyakini lupa dengan jempol Anda yang bengkak itu. Jempol bengkak Anda baru kemudian akan terasa jika Anda ingat lagi. Jangan Dibaca! [ 134 ]

Demikian pentingnya fokus terhadap sesuatu atau keadaan tertentu, termasuk untuk mencapai tujuan hidup Anda. Bersahabat dengan Bete Tiba-tiba terbersit untuk menuliskan sebuah kisah nyata dari sahabat yang baru saja bercerita tentang keadaan pikiran, perasaan, sikap dan perilakunya sepanjang hari tadi. Keadaanya seperti itu saya rasa dapat mewakili seluruh manusia, termasuk siapa saja Anda yang saat ini membaca tulisan ini. Yang bukan manusia tentu tidak akan terwakili..hehehe. Tar dulu! Ini yang baca siapa? Manusia kan? ssstt..! Jangan ketawa! ada kulit cabe merah tuh nyelip di gigi. Eit, Jangan ngaca! Halah jadi ngaco deh,, hehehe. Sebut saja sahabat saya itu bernama Dara (bukan nama sebenarnya). Unik memang dan asyik juga menyimak ceritanya. Panjang lebar yang ia ceritakan, titik poinnya adalah ‘BETE’. Saya sendiri juga belum tahu ini bete mahluk apa? Kok mampu memengaruhi kehidupan manusia termasuk yang dirasakan Dara, dimana selama lebih dari 13 jam, keadaan pikiran, perasaan, sikap dan perilaku Dara menjadi tidak sekeren biasanya. Mulanya pada malam hari, Dara ditelepon seseorang (mungkin) kekasihnya. Pada saat asyik berkomunikasi via seluler itu, tiba-tiba hening. Ketika itu dia berpikir orang yang berada di ujung telepon sana sengaja memutuskan hubungan komunikasi dan dia secara sepihak menyimpulkan anggapan dengan negatif. Dara pun merasa kecewa. Singkat cerita, Dara mencoba untuk memjamkan Jangan Dibaca! [ 135 ]

mata, meski rasa kesal terus saja mengajaknya berperang. Bukan terpejam, matanya justru malah makin terasa segar dan tak bisa tidur (bahasa kerennya sih galau). Hingga akhirnya kelelahan dan tertidur sendirinya dalam keadaan masih kesal. Karena tidur malam Dara terbangun kesiangan, tidak seperti biasanya. Kondisi ini menjadikan alasan baginya untuk level bete menjadi meningkat. Jika sebelum tidur betenya ada di level tiga sampai lima, ketika bangun karena kesiangan, level betenya naik jadi delapan. Kemudian betenya bertambah memuncak hingga level 10, ketika ingat bahwa Dara harus tetap bekerja pada saat orang lain libur, karena saat bersamaan tanggal merah. Jedeeeerr! lengkap sudah. Saat itu tingkat bete yang diderita Dara menjadi paripurna. Dalam perjalanan kerja, bete makin terikat bersamanya atau tepatnya dia mempersilakan bete berpelukan dengan dirinya. (Tar dulu, Dara ini lagi bernostalgia kali yah dengan betenya? Khawatir saperasaan ja bete yang sama sudah pernah singgah sebelumnya sehingga pada hari itu reunian. #ayeey Tiba di tempat kerjanya sebagai penjaga sebuah toko, Dara yang biasanya ceria karena memang aslinya periang, tiba-tiba berubah. Emosi negatif mengendalikannya. Ia menjadi murung, tidak bergairah dan seringkali marah. Alih-alih gesit untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai pegawai, Dara justru banyak diam dan bahkan berani menolak permintaan pelanggannya. Ia bersikap aneh. Mendiamkan kawan seprofesinya yang lain, termasuk sang empunya toko pun dicuekin. Jangan Dibaca! [ 136 ]

Tak hanya itu, ia juga menjawab sekehendak hatinya jika ada BBM, SMS juga telepon dari sahabat, teman atau bahkan dari yang (katanya) kekasihnya. Alhasil, Dara pun diminta pulang cepat oleh pemilik toko, karena khawatir sedang ada masalah dan berimbas buruk pada usaha yang dijalankan. Kerennya, Dara bertahan dalam keadaan itu (dongkol hati), selama 13 jam. Tepatnya dari pukul 8 pagi hingga pukul 22:00 WIB, setelah mengetahui bahwa telepon terputus karena kehabisan pulsa dan ia diminta pemilik toko pulang lebih cepat. Selain itu, Dara juga kemudian tersadar bahwa apa yang terjadi pada pikiran dan perasaan itu menyiksa dirinya. Bisa dibayangkan, dari 24 jam kehidupan dalam sehari, 13 jam di antaranya untuk dongkol hati dan pikiran serta mengubah perilaku yang ceria menjadi tak menyenangkan bagi orang lain. Sedangkan sisanya untuk tidur 8 jam. Selama 2 jam biasa saja dan 2 jam sisanya bahagia. Singkatnya, selama 24 jam, Dara merasa bahagia hanya 2 jam saja. Ayeeey..! Obrolan tentang Bete Saya terketuk untuk bertanya tentang keadaanya saat ia memasang foto di display picture BBM nya, sebuah gambar mata yang mengeluarkan darah. Ketika itu saya belum berani bertanya karena memang keadaannya pasti sedang tak nyaman untuk berkomunikasi dengan siapa pun, termasuk juga mungkin dengan saya. Kemudian saya biarkan sampai malam tiba. Jangan Dibaca! [ 137 ]

Singkat cerita sejumlah pertanyaan saya coba tawarkan untuk ia jawab. “Ada apa? Sepertinya ada masalah?” saya tanya. “Tidak! Cuma bete aja!” kata dara. Saya Tanya lagi. “Bete nya udahan nih?” “Iya” katanya singkat. “Selama bete, apa yang kamu rasakan?” “Ya nggak enak hati lah. Dongkol! Tapi mau gimana lagi, namanya juga lagi bete.” Ujarnya. “Jika mendengar cerita mu tadi, berarti kamu bersama bete yang membuat perasaan tidak nyaman itu kamu pertahankan selama 13 jam? Tidur 8 jam dan 2 jam biasa saja dan 2 jam sisanya baru bahagia?” “Iya. Seperti itu. Saya juga sebetulnya nggak mau seperti ini. Ya dinikmati aja,” katanya. “Meskipun tidak menyenangkan hatimu?” Tanya ku penasaran. “Iya!” katanya. “Kalau begitu, karena kamu bisa menikmati bete yang seperti itu, mungkin kamu saat ini sedang merencanakan untuk bete lagi besok pagi,” kataku sambil tersenyum geli, karena mengetahui dia cukup optimistis dengan betenya. Seolah-olah jika ada yang bayar 100 ribu dolar pun, Dara nggak mau keluarkan mahluk bete itu dari dirinya. Jangan Dibaca! [ 138 ]

Kemudian Dara menjawab “Ya nggak bisa lah. Masa bete bisa direncanakan. Dia kan datang dengan sendirinya” Dari jawabannya yang seperti itu, saya menjadi berpikir bahwa bete itu mahluk apa, kKok bete mampu memengaruhi kehidupan seseorang dari yang tadinya periang menjadi pemurung dan yang awalnya giat bekerja menjadi malas? yang mulanya mudah bergaul menjadi menjauhi temannya? Bete Membawa Nikmat Dari dialog di atas, saya coba tawarkan kepadanya tentang cara mengubah keadaan perasaan, pikiran, sikap dan perilaku tak menentu, menjadi nikmat karena bete. Dimana ketika bete itu datang, Anda justru senang dan menikmatinya. Dara pun menyepakatinya. “Saya mau!” katanya. Nah! Melalui tulisan ini, saya coba share juga tipsnya kepada kawan-kawan pembaca. Jadi begini: Mula-mula, pisahkan antara diri kita dengan bete. Jelasnya, kita adalah manusia, dan bete adalah mahluk lain. Mengapa demikian? Ini agar kita mampu mengetahui siapa yang mengendalikan siapa. Apakah kita yang mengendalikan bete atau bete yang mengendalikan kita. Sebelum itu, saya ingin gambarkan bahwa manusia adalah mahluk yang diciptakan Tuhan Allah SWT dengan tingkatan paling sempurna. Dikatakan sempurna, karena di dalam diri manusia, antara lain terdapat otak sebagai hardware, pikiran sebagai software dan akal yang merupakan chip berharga. Akal itulah yang membedakan antara manusia dengan mahluk lain, termasuk binatang. Jangan Dibaca! [ 139 ]

Kalimat terangnya adalah, manusia dikatakan mahluk sempurna karena dilengkapi dengan akal pikiran. Menurut pengertiannya, akal dihadiahkan Allah untuk manusia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Sedangkan pengertian akal menurut motivator muslim kelas dunia el-Fikry dalam bukunya “Positive Thinking”, bahwa akal adalah alat ukur untuk mengetahui apakah pikiran, perasaan, sikap dan perilaku saat ini dapat menyukseskan dan membahagakan serta menjamin kehidupan masa depan (dunia dan akhirat). Jika demikian, tentu perlu ditanya dulu, apakah kita ini manusia? Coba cek, akal dan pikirannya ada atau nggak? Jangan-jangan lagi nongkrong tuh (akal dan pikiran) di pinggir jembatan, karena nggak digunakan. Maka ketika bete datang, sadari persaaan, pikiran, sikap dan perilaku kita, apakah bete ini membawa dampak baik? Atau membawa dampak buruk bagi kehidupan kita saat itu dan selanjutnya? Jika justru lebih banyak mudharat dari manfaatnya menurut ukuran akal, itu berarti bete adalah musuh. Caranya adalah ketika bete datang, abaikan saja dengan tetap tersenyum dan ceria. Bagaimana bisa? Kan lagi bete. Ya namanya lagi belajar, wajar kalau belum bias. Tapi ingat, jika terus belajar, lama-lama juga enteng tuh mengabaikan bete. Perlu ditanya lagi, kita (mahluk berakal) yang mengendalikan bete untuk tidak berpengaruh negatif, atau bete yang mengendalikan kita kamanapun yang ia mau. Celakanya bete akan membawa kita 80 persen ke arah negatif, sisanya pembelajaran. Jangan Dibaca! [ 140 ]

Maka yang perlu dilakukan adalah tidak menjadikan bete sebagai musuh. Jika bete dijadikan musuh, maka ia tertantang untuk membuat perasaan kita menjadi hancur berkeping-keping. Solusinya, jadikan bete sebagai sahabat dekat yang baik. Artinya ketika bete datang, kita merasa tenang karena dengan mendengar kata bete, kita merasa dibawanya kea rah positif yang membahagiakan. Artinya, semakin bete, semakin bahagia. Ya iya lah! Kan betenya sekarang sudah jadi sahabat. Masa sahabat mau menghancurkan sahabatnya sendiri. Terkecuali, betenya dijadikan musuh, nah baru dia ingin manusia sebagai musuhnya juga hancur. Praktisnya adalah: Ketika kita merasa tak tenang karena sikap dan perilaku orang lain, suatu keadaan atau karena ulah kita sendiri, maka sadari bahwa itu adalah bete. Sikap selanjutnya adalah dengan duduk atau berdiri dengan tenang, pejamkan mata sambil menghirup udara dengan lembut, kemudian tahan dan hembuskan hingga dalam keadaan rileks. Setelah itu, bayangkan sedang berhadapan dengan bete dana berdialoglah dengannya. Katakan kepadanya bahwa bete adalah sahabat kamu yang jika datang, bete membawa mu ke arah yang membahagiakan. Setelah itu bersyukur dalam keadaan Anda saat itu dan katakana Alhamdulillah. Sekarang patut diuji dengan sebuah pertanyaan. Apa sikap terbaik, arif dan bijaksana yang akan Anda ketengahkan ketika bete datang? Ingat! Sikap terbaik yang diukur oleh akal manusia. [] Jangan Dibaca! [ 141 ]

Berpikir Positif Saya memulainya dengan sebuah cerita. Dalam sebuah rumah tinggal lah seorang perempuan cantik, suami, dan ibu mertunaya. Amat disesalkan, ibu mertua tidak pernah akur dengan perempuan tersebut. Hampir setiap hari selalu saja ada hal-hal yang membuat mereka perang dingin, hingga bertengkar. Sang ibu merasa menantunya selalu kurang ajar dan sang perempuan merasa perkataan- perkataan ibu mertuanya sering menyakiti hatinya. Kejadian tersebut terus berlangsung, hingga suatu hari ia tidak tahan lagi. Sang perempuan pergi ke sebuah toko obat. “Berikan kepada saya racun yang paling ampuh,” ujar sang perempuan cantik itu kepada si penjual obat. “Mengapa engkau menginginkan racun itu,” si penjual bertanya. “Saya sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan ibu mertua kepada saya. Saya ingin membuatnya mati saja sekarang juga!” kata perempuan itu. “Kalau begitu baiklah. Aku akan memberimu racun yang engkau kehendaki. Namun agar misimu berjalan dengan baik kau harus mengikuti saranku,” ujar si penjual. “Saran apa?” kata sang perempuan. “Kau harus memberikan racun ini ke dalam makanan dan minuman kesukaannya. Agar tidak seorang pun curiga bahwa kau pelakunya, suguhkanlah kepadanya dengan Jangan Dibaca! [ 142 ]

sepenuh hati. Bersikaplah sebagai seorang menantu yang amat baik. Kau pun harus melayaninya dengan baik, sehingga ia tidak menyadari bahwa ia sedang memakan racun yang amat mematikan dari minuman dan makanan kesukaannya. Perlakukanlah ia seolah olah ibu kandung mu sendiri,” kata penjual obat. Sang perempuan itu mengiyakan saran yang disampaikan si penjual obat, karena yang disampaikan dinilainya masuk akal. Setelah mendapatkan obat itu, ia langsung pulang ke rumah dengan rasa suka cita. Dia berpikir, kehidupannya ke depan akan lebih bahagia dengan telah meninggalnya sang ibu mertua. Aksi dimulai. Pertama-tama sang perempuan itu bertanya kepada suami dan saudara-saudaranya tentang makanan dan minuman kesukaan ibu mertuanya. Mendengar pertanyaan itu suami dan saudara- saudaranya heran, karena sudah muncul perubahan sikap sang perempuan itu, terlebih perempuan cantik ini berdalih bahwa ia ingin melakukan perubahan dan mencintai ibu mertuanya. Mereka pun membantu dengan memberikan saran-saran untuk menyenangkan hati sang ibu. Kemudian perempuan itu mulai belajar untuk lebih banyak tersenyum, mendengarkan dari hati berperilaku dengan lebih baik dan sopan, hingga dengan memandang penuh cinta. Mati- matian ia berlatih untuk mengoreksi segala perkataan atau perbuatan yang ia anggap dapat membuat sang ibu mertua tersinggung. Hari berganti, sang ibu mulai merasakan perubahan perasaannya sendiri kepada ibunya. Tanpa tahu dari mana asalnya, ia justru mulai merasakan menyayangi sang ibu Jangan Dibaca! [ 143 ]

mertua yang mengakibatkan sang ibu mertua pun mulai belajar untuk menyayanginya pula. Suaminya pun lega karena pertengkaran ibu dan mertua sudah tidak pernah lagi terjadi beberapa waktu belakangan ini. Melayani seseorang dengan sepenuh hati membuatnya mampu melihat sisi-sisi baik yang tidak pernah ia sadari sebelumnya. Hal sama juga rupanya terjadi pada sang ibu. Ia tidak pernah lagi mempermasalahkan kekurangan-kekurangan menantunya tersebut. Menyadari perubahan ini, sang perempuan buru-buru menghampiri si penjual obat. “Ku mohon, segera berikan penawar racun itu padaku. Aku tidak ingin ibuku mati,” perempuan itu meminta. “Apa yang terjadi,” kata si penjual obat. ““Setelah kupatuhi saranmu, ibuku berubah menjadi sangat baik. Ia tidak lagi mengungkit-ngungkit kesalahanku, akupun mulai melihat banyak sisi baik yang ada pada dirinya. Yang lebih penting ia mulai menyayangiku seperti anaknya sendiri. Seperti aku menyayanginya layaknya ibu kandungku sendiri.” Tegas si gadis. Penjual obat tersenyum, “jangan khawatir, racun yang kuberikan padamu itu palsu. Itu bukan racun, melainkan obat untuk meningkatkan kesehatan. Racun yang sebenarnya ada dalam pikiranmu, caramu berpikir dan berperilaku. Kau telah belajar bahwa mengubah perilakumu akan mengubah sikapmudan dengan sendirinya mengubah cara berpikirmu, kau berperilaku seolah-olah amat Jangan Dibaca! [ 144 ]

menyayanginya, dan itulah yang kau rasakan sekarang. Racunnya sudah kau tawarkan dengan sendirinya.” Kisah di atas seringkali saya sampaikan dalam materi- materi seminar saya terutama yang berkaitan dengan pembahasan Neuro-Linguistic Programming (NLP) dan saya dapatkan dari sejumlah bahan bacaan baik dari website maupun buku NLP “The Art Enjoying Life” karya Teddy Prasetya Yuliawan, Founder of Indonesia NLP Society. Dari kisah di atas, saya menjadi yakin bahwa para pembaca mengerti tentang bagaimana pengaruh pikiran dan perilaku terhadap kehidupan. Sebuah rumus bahwa “Mind and body is one system” dan ini sudah kita pelajari bersama di pembahasan sebelumnya. Uraiannya adalah: PIKIRAN  PERASAAN  PERILAKU PERILAKU  PERASAAN  PIKIRAN Pikiran mengubah perasaan dan perilaku. Sebaliknya, perilaku juga dapat mengubah persasaan dan pikiran. Jika seseorang berpikir negatif, maka ia akan memunculkannya pada perasaan dan juga perilaku. Jika seseorang berpikir positif, maka akan memunculkannya pada perasaan dan perilaku. Jika seseorang berperilaku negatif, maka akan muncul pada perasaan dan pikirannya. Jika seseorang berperilaku positif, maka akan muncul pula pada perasaan dan pikirannya. Jangan Dibaca! [ 145 ]

Selalu Berpikir Positif Berpikir positif bukanlah hal tabu seolah-olah hanya dapat dilakukan oleh sebagian kecil orang. Setiap orang memiliki potensi baik berpikir negatif maupun berpikir positif dan ini berarti hanya sebuah pilihan yang penentu kebijakan memilihnya adalah pada diri sendiri, tanpa perlu terpengaruh dengan segala kondisi di sekitarnya. Dan yang terbaik tentu saja memilih selalu berpikir positif, karena ini cara berpikir paling baik. Ada masalah atau mendapatkan rezeki, yang berpikiran positif selalu bersyukur kepada Allah dan itu tidak perlu diperdebatkan. Terkait pertanyaan, “Saya belum bisa dan bagaimana cara melakukannya?” Jawabannya adalah hanya perlu melakukan dan terus melakukan. Tetap bersyukur dengan segala apa yang terjadi. Setelah itu terbiasa dan jika setelah terbiasa, maka ia akan muncul secara otomatis, sama ketika Anda berpikir negatif. Bukankah ketika berpikir negatif Anda tidak merancangnya terlebih dahulu? Bukankah pikiran negatif itu datang secara tiba-tiba mendorong Anda untuk melakukannya? Nah, itu yang disebut otomatis. Kabar buruknya, jika pikiran negatif selalu muncul dalam diri Anda, berarti pikiran bawah sadar Anda lebih didominasi oleh pikiran itu. Seperti Anda pahami bahwa pikiran negatif mengganggu kesehatan pisik dan jiwa, sedangkan orang dengan kepribadian berpikir positif akan menjalani hidup dengan damai, tenang dan bahagia, karena pikiran positif menyehatkan jiwa dan fisik. Sekarang pilihan ada di tangan kita. Memilih selalu berpikir positif atau selalu berpikir negatif. Jangan Dibaca! [ 146 ]

Pikiran Positif Menambah Kekuatan Anda mungkin pernah baca biografi Muhammad Ali. Di puncak kejayaannya, petinju muslim ini berhasil dikalahkan oleh Joe Frazier di New York pada 8 Maret 1971 dan harus menyerahkan gelarnya. Meski kalah angka, saat itu tulang rusuk pemilik nama asli Cassius Marcellus Clay, Jr, itu patah dan wajahnya lebam dan kondisi itu memaksanya dirawat hingga sebulan. Karena kondisinya, para dokter meminta Muhammad Ali untuk tidak turun ke gelanggang lagi. Jika tidak, nyawanya akan terancam. Pelatih dan istrinya, Belinda Boyd, juga meminta Muhammad Ali untuk berhenti total dari olahraga tinju. Namun Ali tetap menantang George Foreman, setelah petinju kulit hitam itu mengalahkan Joe Frazier pada tahun 1973. Muhammad Ali justru merasa lingkungan capaian, dan pandangan orang-orang di sekitarnya memberinya motivasi untuk menang. Untuk itu, ia meminta sang pelatih untuk membawakan film rekaman pertandingan George Foreman saat mengalahkan Frazier. Karena tak dapat menolak permintaan itu, sang pelatih membawakannya dan Muhammad Ali menonton film tersebut dengan penuh perhatian. Ia dapat berkonsentrasi mengikuti trik, gerakan Foreman, dan lawannya. Ia ingin mendapatkan keahlian baru yang diperlukan untuk menjatuhkan George Foreman. Ali terus menonton film itu menganalisis dan mempelajarinya, hingga pada suatu malam ia bermimpi menjatuhkan Foreman. Dari waktu ke waktu mimpi itu selalu membayangi hidup Muhammad Ali. Jangan Dibaca! [ 147 ]

Dan setelah tiba masa pertandingan, pada 30 Oktober 1974, Ali merebut kembali gelar juara kelas berat WBC dan WBA setelah menumbangkan George Foreman di Kinsasha, Zaire (sekarang Republik Congo) pada ronde ke 8. Kepada media internasional tentang cara ia menaang dari George Foremen. “Pertama aku harus membebaskan diri dari rasa takut dari rasa takut setelah mengalami kekalahan dan babak belur. Pikiran itu cukup lama menguasai pikiran dan konsentrasiku. Setelah itu, aku mengolahnya menjadi keahlian dan kekuatan yang aku manfaatkan dalam hidupku. Ketika aku berhasil menguasai diri dan pikiranku aku juga berhasil menguasai lawanku.” Muhammad Ali masih menatap kamera dan berkata, “Aku berpesan pada kalian yang menontonku saat ini: Jangan biarkan kesulitan hidup merampas mimpi indah kalian. Pelajarilah kesulitan itu, niscaya ia akan menjadi teman terbaik kalian!” Inilah bagaimana Muhammad Ali memiliki suplai kekuatan tambahan dari berpikir positif. Saya sudah banyak mendapatkan bukti nyata dari berpikir positif. Hingga saat ini cara berpikir seperti itu sekuat tenaga saya pertahankan agar terbiasa dan menjadi otomatis, tanpa terpengaruh oleh realitas yang terjadi di sekitar saya. Pada tahun 2012 saya membeli sebuah mobil seken. Suatu waktu saya ingin mobil saya dicat ulang agar tampil seperti baru. Saya datang ke sebuah bengkel cat mobil dan bertanya berapa uang yang saya harus keluarkan jika mobil saya ini dicat ulang. Pemilik bengkel waktu itu menyebutkan harga totalnya lebih dari Rp 4 juta. Karena Jangan Dibaca! [ 148 ]

belum memili uang sebanyak itu seiring dengan keperluan lebih penting lainnya yang juga banyak, saya menuda niat itu. Dua pekan setelah saya datang ke tempat bengkel tersebut, tiba-tiba peristiwa kecelakaan terjadi pada saya ketika mengendarai mobil itu. Di sebuah jalan kecil di wilayah Kota Cilegon, sehabis mengantar anak sekolah TK, saya berjalan pelan sambil mendengarkan musik. Dari arah berlawanan ada sebuah truk dan di belakang truk itu tiba- tiba sebuah mobil minibus menyalip dan berhadapan dengan mobil saya. Spontan stir saya arahkan ke kiri dan ternyata melindas bebatuan dan potongan kayu hingga membuat mobil saya terguling ke bagian kanan. Saya bersyukur karena tidak mengalami luka apapun. Hanya saja mobil saya mengalami kerusakan cukup parah di bagian badan sebelah kanan. Goresan cat pada mobil amat terbuka lebar. Waktu itu saya keluar mobil lewat pintu kiri yang berada tepat di atas saya. Saya naik dan loncat dibantu warga sekitar. Warga yang merasa geram mengajak saya untuk mengejar minibus tersebut karena yang menjadi penyebab kecelakaan. Beberapa warga juga sudah menghidupkan kendaraan mereka berniat mengejar. Kemudian saya minta kepada warga sekitar agar tidak perlu mengejar minibus tersebut, karena mungkin dia juga lagi terburu-buru dan saya yakin tidak mau mencelakakan orang lain. Setelah itu warga bubar dan saya pun kembali beraktivitas seperti biasa. Namun sebelumnya, saya menitipkan mobil yang dalam keadaan rusak itu ke sebuah rumah yang berada dekat lokasi kejadian. Saya beraktivitas Jangan Dibaca! [ 149 ]

biasa dan tidak menceritakan peristiwa kecelakaan itu. Sejumlah kawan justru bertanya, karena mereka mengetahuinya dari cerita orang lain. Saya katakana, bahwa itu hanya kecelakaan biasa dan yang patut saya syukuri adalah tidak terjadi apa-apa pada diri saya. Saya bilang ke mereka, hanya mobil saja yang rusak bagian badan sebelah kanan. Besoknya kemudian saya mendatangi rumah itu, berniat mengambil mobil dan membawanya ke bengkel terdekat untuk diperbaiki. Saya ke pemilik rumah, “Pak haji, mohon maaf saya menitipkan mobil ini sejak kemarin dan terima kasih atas kebaikannya. Saya mau bawa mobil saya ke bengkel. Bengkel dekat sini dimana ya pak haji?” Saya bertanya ke pemilik rumah. “Loh, di sini juga bengkel nak,” kata lelaki paruh baya itu. “Kan mobil saya rusak parah pak haji, harus direparasi termasuk dicat ulang.” “Ya di bengkel pak haji juga biasa memperbaiki mobil rusak seperti itu. Itu lihat di belakang ada mobil yang sedang dicat” katanya. Mendengar itu saya senang, karena tidak perlu membawa mobil ke bengkel yang jauh. Kemudian saya tanya tentang harganya. “Kira-kira harganya habis berapa ya pak haji.” “Jadi begini saja. Saya tahu bahwa adek ini mengalami kecelakaan dan saya sendiri juga secara kebetulan melihat waktu itu. Karena ini musibah, saya memberikan harga yang paling rendah dari biasanya. Biasanya sih kalau dilihat dari kerusakannya bisa sampai Rp 5 jutaan karena harus proses ampelas, dempul, hingga ganti cat dan lain-lain. Kalau catnya diganti sebelah kanan doang kan jadinya Jangan Dibaca! [ 150 ]


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook