SDN 2 Patukangan Dokter kecil SDN 2 Patukangan memeriksa bak penampungan air toilet sekolah, memastikan tidak ada jentik-jentik nyamuk. dalam wadah peguyuban kelas. Untuk itu, keberadaan penguyuban Orangtua bisa memantau proses kelas dapat membantu mencari pembelajaran di kelas dari foto atau solusi. Bahkan, mereka sendiri masih informasi yang dikirimkan guru mendonasikan buku untuk menjadi kelas. Sedangkan guru kelas juga koleksi perpustakaan. bisa mendapatkan laporan dari para orangtua tentang kegiatan membaca Selain itu Ninik menuturkan, untuk anaknya di rumah. “Semua kelas ada penguyuban kelas, jadi informasi dari membantu keterlaksanaan program sekolah bisa diskusikan penguyuban kelas melalui WAG,” ujar Ninik. kelas aktif, pihak sekolah memberikan Ninik menyebutkan kendala yang kesempatan pada orangtua siswa dialami sekolah salah satunya pemenuhan kebutuhan anak untuk sebagai narasumber kegiatan mendukung budaya literasi. SDN 2 Patukangan memiliki ruang sekolah, seperti memperingati hari perpustakaan namun tidak memiliki koleksi buku yang memadai. Padahal, besar nasional atau hari besar dalam menanamkan budaya baca ketersediaan buku sangat penting. keagamaan, memanfaatkan dunia usaha di sekitar sekolah dalam menunjang proses pembelajaran seperti radio, bank sampah, kantor dinas pemerintah, dan lembaga swasta. Pihak swasta yang terlibat dalam 91
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Kegiatan budaya baca membaca buku bacaan yang disukai selama 15 menit. kegiatan literasi diantaranya dari bersih. Ketiga, bekerja sama dengan kalangan Dunia Usaha dan Dunia radio daerah untuk melatih para Industri (DUDI) dan lembaga siswa membuat iklan elektronik dan pemerintah yang berada di sekitar menyiarkannya. sekolah. Pertama; SDN 2 Patukangan menggandeng penerbit buku untuk Mengembangkan Program Budaya mengadakan pelatihan kepada para Baca Kelas dan Sekolah siswa bagaimana meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Ninik mengatakan budaya membaca melalui pelatihan penulisan cerpen menjadi bagian dari pembelajaran tiga paragraf. aktif yang dikembangkan di sekolahnya. Dalam hal ini, para siswa Rencananya karya para siswa tersebut wajib membaca senyap selama 15 akan diterbitkan. Kedua, bekerja menit setiap hari sebelum Kegiatan sama dengan dinas lingkungan Belajar Mengajar (KBM) di mulai. hidup untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga Kegiatan membaca ini juga menjadi lingkungan dengan tidak membuang agenda rutin yang dilakukan setiap sampah sembarangan. Kerja sama ini hari Rabu, yang dikenal sebagai hari membuahkan hasil sangat fantasis, membaca bersama satu sekolah lingkungan sekolah tampak sangat dengan sebutan Durasi atau SD Dua 92
SDN 2 Patukangan Rabu literasi yang dilakukan baik baca sepanjang hari. Sedangkan secara mandiri atau maupun bekerja untuk pohon refleksi digunakan sama dengan dunia usaha dan dunia para siswa untuk menuliskan hasil industri, serta melibatkan alumni. pikirannya tentang hal-hal yang telah dipelajari dan apa yang masih ingin Kegiatan Durasi ini mewajibkan dipelajari. para siswa, guru, serta orangtua atau pihak manapun yang berada “Pohon literasi dan pohon refleksi ini di lingkungan sekolah pada hari ada di setiap kelas. Anak sejak awal Rabu berkumpul di lapangan untuk dibiasakan membaca 15 menit dan membaca buku selama 15 menit. menulis kembali apa yang mereka Para siswa ditunjuk secara bergilir baca di pohon literasi ini. Sedangkan dari kelas satu hingga kelas enam di pohon refleksi mereka menuliskan untuk tampil menceritakan kembali setelah pelajaran berakhir agar guru buku yang dibacanya. mengetahui hal apa saja yang terjadi dalam kelas. Apakah siswa senang “Kebiasaan membaca bersama ini dengan pembelajaran atau tidak,” tidak hanya untuk membiasakan kata Sulastri guru kelas I SDN 2 anak tetapi juga melatih keberanian Patukangan saat ditemui di sekolah. karena setiap Rabu secara bergantian anak membaca cerita Sulastri menuturkan, pembiasaan di depan umum untuk didengarkan siswa membaca dan menulis ini juga bersama. Selain itu, siswa lain didukung oleh suasana kelas yang diajarkan untuk menghargai teman menyenangkan dengan tampilan yang sedang belajar karena hal ini kelas yang menarik minat siswa yang dibutuhkan oleh siswa abad 21, untuk belajar. Dalam hal ini, kelas bahwa selain pintar secara akademik ditata agar anak belajar berkelompok harus diperkuat karakternya,” dan berkolaborasi. Kolaborasi untuk ujarnya. melatih anak bertukar pikiran dan memecahkan masalah bersama. Ninik juga menyebutkan, selain baca, siswa juga didorong untuk menulis Tantangan Sumber Daya Manusia melalui media pohon literasi di (SDM) abad 21 ini tidak cukup setiap kelas. Pohon literasi ini setiap memiliki ijazah, harus memiliki hari bertambah daunnya dari hasil karakter untuk dapat bersaing. tulisan para siswa. Mereka dapat Literasi yang ditanamkan pada menulis satu atau dua kalimat untuk para siswa ini menandakan para menceritakan apa saja yang mereka guru dan tenaga pendidik di SDN 2 93
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Patukangan mulai menyiapkan hal ini untuk dikomunikasikan atau sedini mungkin sejak siswa memasuki dipresentasikan di depan kelas. lingkungan sekolah melalui metode budaya literasi untuk menguasai Samudra Marvellino, siswa Kelas VI 4C; Communication, Collaboration, menuturkan senang dengan konsep Critical Thinking and Problem baru. Dirinya dapat berkerja sama Solving, Creativity and Innovation dengan teman satu kelompok untuk melalui pembelajaran aktif dengan setiap tema yang diberikan para guru. pendekatan MIKIR atau mengalami, Bocah 11 tahun ini mengaku senang interaksi, komunikasi, dan refleksi. belajar Matematika karena gurunya selalu mengunakan alat bantu untuk Nur Zahroni Fitriyati, guru kelas menjelaskan materi pelajaran. Guru VI SDN 2 Patukangan menuturkan memberi kesempatan pada siswa setelah dilatih pembelajaran aktif untuk bekerja sama memecahkan dengan pendekatan MIKiR oleh para masalah Matematika, setelah mereka fasilitator dari Tanoto Foundation, memahami, baru dilanjutkan dengan cara mengajarnya menjadi kreatif. soal latihan. Ia memanfaatkan sumber daya alam sekitar untuk menjadi alat peraga. “Saya senang belajar dengan duduk Jikapun hal tersebut sulit ditemukan, begini (berkelompok,red). Kami dia menggunakan media video yang belajar bersama-sama. Hanya sering diambil dari Youtube. juga dibentuk pergantian kelompok,” ujarnya. “Seperti belajar tentang proses perkembangbiakan, misalnya hewan- Mengembangkan Manajemen hewan yang ukuran besar maka saya Terbuka, Transparan dan Dorong menggunakan media belajar berupa Diseminasi gambar atau video,” ujarnya. Ninik menyebutkan, manajemen Nur menyebutkan, mengunakan terbuka, dan transparan di media pembelajaran memberikan sekolah diwujudkan dengan cara kemudahan kepada para siswa menyusun Rencana Kerja Sekolah untuk materi pelajaran. Sehingga (RKS) bersama komite sekolah, dengan kelompok kecil yang telah keterbukaan dalam pelaporan terbentuk dalam kelas para siswa keuangan sekolah dan kepada warga berinteraksi dan berdiskusi atau sekolah, serta melakukan evaluasi bekerja sama. Hasil karya siswa dari berkala terhadap pelaksanaan pembelajaran tersebut difasilitasi program sekolah sehingga terjadi 94
SDN 2 Patukangan peningkatan kualitas program secara Kendal dengan menggelar berkelanjutan. diseminasi pelatihan kelas awal dengan Modul Program PINTAR Ninik menuturkan, praktik dengan dana mandiri. Pada Mei transparansi penggunaan anggaran 2019 lalu, perwakilan masing-masing di sekolah dilakukan dengan tidak gugus dilatih menjadi fasilitator menutupi segala informasi sehingga pelatihan di tingkat gugus. Pada Juli wali murid bisa memantau. Termasuk 2019, 14 orang fasilitator yang telah ketika ada pembangunan atau menerapkan hasil-hasil pelatihan, kegiatan apapun selalu diketahui mulai melatih para guru yang berada oleh komite sekolah, termasuk di wilayahnya. penggunaan dana BOS untuk pelatihan guru. “Jumlah guru di kecamatan yang mengikuti pelatihan diseminasi Setelah melihat perubahan di Program PINTAR Tanoto Foundation sekolahnya, Ninik mengajak semua ini sebanyak 228 orang. Kami kolega kepala sekolah untuk membaginya menjadi 2 gelombang mendiseminasikan pelatihan Program dan dilaksanakan secara pararel. PINTAR. Para kepala sekolah juga Gelombang pertama untuk kelas diajak melihat langsung perubahan tinggi yakni 17-19 Juli 2019 dan kelas pembelajaran di sekolahnya. Mereka rendah 23-25 Juli 2019,” jelas Ninik juga diundang bergabung di Group Chaeroni. Facebook Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan, sarana untuk Setelah pelatihan, peserta berbagi praktik yang baik. didampingi oleh fasilitator gugus. Mereka bisa langsung melakukan Para kepala sekolah langsung refleksi hasil penerapan pelatihan yakin untuk melakukan diseminasi Program PINTAR karena melihat dalam gugus masing-masing. implementasi di SDN 2 Patukangan. Mereka melakukan ToT untuk guru- Tujuannya agar pembelajaran guru terpilih yang kemudian melatih dan mendampingi untuk semua guru aktif dengan pendekatan MIKiR, di sekolah-sekolahnya. pengelolaan kelas, serta lembar kerja dengan fokus pada pengembangan pertanyaan tingkat tinggi dapat diimplementasi dengan baik. Mereka memulai dengan kelompok kerja gugus (KKG) di Kecamatan 95
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Perwakilan kelompok siswa mempresentasikan laporan percobaan tekanan hidrostatis yang dia kerjakan bersama teman-teman sekelompoknya. 96
SMPN 1 Brangsong BERBEKAL MIKiR SISWA SMPN I BRANGSONG JADI PINTAR Oleh Citra Larasati, Jurnalis Medcom.id Buku adalah jendela dunia. Prinsip itu yang tampaknya dipegang oleh Sri Handoko, Kepala SMPN 1 Brangsong dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya. Oleh karena itu literasi dijadikan pendobrak kebekuan di sekolahnya. Dan ternyata berhasil. Tidak hanya berhasil menjadikan membaca sebagai kebiasaan siswa, tetapi juga berhasil menumbuhkan partisipasi orangtua untuk mendukung program sekolah. Kendal, Jawa Tengah - Beberapa dengan Tanoto Foundation yang kejadian “aneh” terjadi di Sekolah telah membuat suasana sekolahnya Menengah Pertama (SMP) Negeri “aneh”, tak seperti sekolah pada I Brangsong, Kendal, Jawa Tengah umumnya. setahun belakangan ini. Suara gaduh di kelas tak lagi terdengar meski Pada Oktober 2018 lalu, Sri Hardanto jam pelajaran kosong. Sementara mengikuti Pelatihan Manajemen beberapa kelas juga kerap tampak Berbasis Sekolah tentang Program kotor dengan remahan roti hingga Pengembangan Inovasi untuk botol air mineral bekas. Kualitas Pembelajaran (PINTAR) yang digagas Tanoto Foundation. Kepala SMPN 1 Brangsong, Sri Hardanto mengaku bertanggung Kemudian Sri Hardanto pun jawab atas suasana tak biasa di menceritakan, berbekal ilmu sekolah yang dipimpinnya tersebut. yang didapatnya dari pelatihan, Ia mengatakan ini adalah dampak perubahan besar itu pun terjadi. dari kemitraan antara sekolahnya Tepatnya setelah ia mengotak-atik 97
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Kepala SMPN 1 Brangsong, Sri Hardanto membuat sekolahnya menjadi pusat perhatian di media massa karena gerakan literasi sekolah yang dikembangkannya bersama para guru. tiga program penting di sekolahnya sekolah. Eksekusi pertama dimulai yang dikawinkan dengan Ilmu dari dengan membentuk Tim Literasi Tanoto Foundation. Sekolah. Ia mengumpulkan seluruh guru dan pengurus komite sekolah, Ketiga program besar itu terkait untuk menyampaikan hasil pelatihan dengan manajemen sekolah, budaya Program PINTAR Tanoto Foundation. baca, dan proses belajar di kelas Pertemuan tersebut ditindaklanjuti yang berorientasi pada pendekatan dengan memetakan potensi di pembelajaran aktif. Ia bertutur, sekolah, dengan sejumlah target kegiatan literasi adalah salah utama program literasi jangka satu yang paling berperan dalam panjang dan pendek yang akan perubahan besar pada suasana di dicapai di sekolah. sekolahnya saat ini. Tim Literasi sekolah itu kemudian Bentuk Tim Literasi Sekolah digawangi tiga srikandi yang terdiri dari tiga guru perempuan, yakni Berbekal pelatihan yang diterimanya, Amalia Hayati, Harini, dan Berka Sri Hardanto langsung menerapkan Efriana. Kali itu, Harini didapuk untuk ilmu meningkatkan literasi untuk menjadi Ketua Tim Literasi Sekolah. menggiatkan budaya baca di Menunjukkan keseriusannya, Sri 98
SMPN 1 Brangsong Hardanto pun membekali Program diberi kotak khusus untuk dibubuhi Literasi dengan Surat Keputusan paraf guru pengampu jam pertama. Kepala Sekolah sebagai payung pelaksanaan. Tim literasi sekolah memberikan syarat minimal enam buku yang Program literasi diputuskan untuk dibaca dalam satu semester. dimulai sejak menit pertama siswa Ringkasan dari buku ini dikumpulkan memulai pelajaran di kelas setiap kepada guru Bahasa Indonesia harinya. Program yang diberi untuk diproses menjadi kumpulan nama “15 Menit Membaca Sebelum ringkasan hasil karya siswa. Pembelajaran” ini mewajibkan setiap siswa SMPN 1 Brangsong mengawali 15 menit setiap hari, hanya hari belajarnya dengan membaca merupakan langkah kecil untuk buku bacaan. membiasakan budaya baca pada siswa. Sasaran utamanya tentu Sumber buku bacaan bisa berasal saja pada pembiasaan yang lebih dari buku yang dibawa siswa dari permanen meski siswa tak berada di rumah, maupun buku yang sudah sekolah. ada di Pojok Baca kelas maupun perpustakaan kelas. Buku yang Program ini pun dinilai berhasil. dibaca wajib bukan buku pelajaran, Sebab kini tak sedikit siswa yang namun harus buku nonpelajaran kerap memboyong buku-buku dari alias fiksi atau nonfiksi. Pilihannya perpustakaan sekolah ke rumah. tentu bisa novel hingga komik. Buku Kini, tidak sedikit siswa yang mampu dapat dipilih sesuai dengan hobi dan membaca enam buku dalam waktu kesukaan siswa. satu semester. Tak berhenti pada kegiatan membaca, Bahkan buku Harry Potter setebal menit berikutnya dilanjutkan dengan ratusan halaman pun tidak sedikit kegiatan meringkas apa yang siswa yang tuntas melalapnya hanya telah dibacanya dalam 15 menit dalam beberapa hari saja. “Di rumah tersebut. Siswa diberikan waktu saya memiiki koleksi lebih dari 100 untuk menuliskan judul dan capaian buku. Buku cerita yang paling saya membaca hari itu pada sebuah jurnal senangi adalah Harry Potter dan membaca. Kecil-Kecil Punya Karya. Saya jadi terinspirasi punya buku dan menjadi Jurnal yang dimiliki setiap siswa penulis seperti mereka,” ungkap ini berbentuk buku tulis biasa yang Annisa Gawe siswa kelas VIII. 99
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Program lain juga dibuat sekolah dengan tingginya minat membaca untuk menguatkan literasi, yakni siswa, seringkali buku-buku tersebut melalui program Pojok Baca di telah ludes dilalap hanya dalam setiap kelas. Seperti namanya, waktu beberapa hari saja. “Jumlah sekolah memanfaatkan setiap pojok buku bacaannya kurang, selama ini kelas untuk diisi dengan buku-buku buku sebagian dibawa dari teman- bacaan. Tak ayal, keberadaan Pojok teman sendiri,” ujarnya. Baca kini menjadi spot terfavorit setiap siswa saat berada di kelas. Galang Bantuan Buku Kegiatan membaca kini tidak lagi Soal pasokan jumlah buku ini harus menaiki belasan anak tangga sebenarnya telah diantisipasi Tim untuk menuju perpustakaan sekolah Literasi Sekolah, yakni melalui yang terletak di lantai dua. “Buku program menggalang penyediaan bacaan mudah diakses kapan saja, buku bacaan dari orangtua. Selain bisa diskusi isi buku novel maupun memanfaatkan buku bacaan pelajaran di sela-sela pergantian dari perpustakaan, sekolah juga guru mata pelajaran,” ungkap Saskia menggalang bantuan buku bacaan Maulina, salah satu siswi di SMPN I dari orangtua melalui program “Satu Brangsong. Buku Satu Siswa”. Bahkan di saat jam kosong, yakni Program ini disosialisasikan kepada ketika guru sedang absen mengajar orangtua sejak pertemuan wali karena satu halangan seperti sakit murid di awal tahun. Walaupun atau sedang mengikuti seminar di diminta hanya satu buku saja, namun luar sekolah, suasana kelas pun tak respons orangtua murid ternyata lagi gaduh. Bahkan menjadi sangat sangat positif. kondusif berkat Pojok Baca tersebut. Tak sedikit orangtua yang rela “Tidak ada lagi kelas ramai saat menghibahkan lebih dari satu jam kosong, semua menjadi betah untuk sekolah. Buku yang masuk berada di kelas,” kata Lina. dikumpulkan terlebih dahulu oleh pengurus kelas, didata, lalu Ia berharap Pojok Baca di kelas diinventarisir oleh siswa bersama dapat dibuat lebih menarik lagi ke wali kelas. Kriteria buku yang bisa depannya. Terutama bagaimana dibawa ke sekolah, di antaranya caranya agar pasokan buku bacaan harus jenis buku yang sesuai dengan baru terus diperbanyak. Sebab usia perkembangan siswa, ukuran 100
SMPN 1 Brangsong Kegiatan budaya baca SMPN 1 Brangsong menarik MetroTV memberitakannya. Sekolah meresmikan taman baca sekolah untuk mendorong minat membaca siswa. tidak boleh terlalu kecil, buku tebal untuk membaca buku lain di luar diperbolehkan, begitu juga komik yang disediakan Pojok Baca di diizinkan masuk ke dalam sekolah. kelasnya. Hal ini dilakukan untuk “Yang terpenting konten buku tidak mengantisipasi kejenuhan karena mengandung unsur pornografi,” kehabisan bahan bacaan di kelas. tegas Sri Hardanto. “Biasanya pertukaran buku antarkelas Program ini telah dilakukan dua kali dilakukan dua bulan sekali, mereka dalam setahun belakangan. Jika secara sadar dan sukarela menukar satu kelas ada 32 siswa dengan 27 buku yang telah dibacanya kepada rombongan belajar, maka selama temannya,” terang Sri Hardanto. setahun ini saja sekolah sudah berhasil menghimpun setidaknya Buat Taman Baca 1.728 buku bacaan untuk siswa. Program Literasi Sekolah kemudian Buku bacaan ini dirotasi sesuai meluas, tidak hanya berkutat di kesepakatan antarkelas agar setiap dalam kelas. Tim Literasi Sekolah juga kelas bisa mendapatkan kesempatan menggagas Taman Baca yang dibuat 101
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Siswa Kelas IX-I SMPN 1 Brangsong sedang menata pajangan cerpen yang mereka buat. Pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKiR yang diterapkan guru membuat para siswa menjadi lebih kreatif dalam pembelajaran. di sudut dan halaman belakang Brangsong. Taman baca ini, menurut sekolah untuk memperkuat atmosfer Agus, juga bisa menjadi percontohan literasi di sekolah. Pemanfaatan bagi sekolah lain di seluruh Taman Baca ini diresmikan langsung Kabupaten Kendal. “Semakin banyak oleh Kepala Dinas Pendidikan Kendal, membaca, maka akan bertambah Agus Rifai. pengetahuan yang didapatkan,” terang Agus kala itu. “Taman baca ini bisa meningkatkan minat baca siswa. Selain itu bisa Selain itu, ada pula program “Jam menekan penggunaan gadget di Wajib ke Perpustakaan”, semua kalangan siswa. Harapannya sebagai siswa per kelas juga telah menyusun generasi muda, siswa harus terus jadwal mengunjungi perpustakaan. difasilitasi membudayakan literasi Kegiatan ini terintergrasi dalam melalui gemar membaca,” kata kegiatan pembelajaran Bahasa Kepala Dinas Pendidikan dikutip Indonesia. saat peresmian Taman Baca SMPN 1 102
SMPN 1 Brangsong Kegiatan mengunjungi Kegiatan teranyar di hari Jumat ini melibatkan semua kelas untuk perpustakaan ini juga membaca bersama. “Di kelas 15 menit membaca, kemudian lima dimanfaatkan untuk studi literasi menit meringkas. Selain hasil ringkasan ini dimasukkan ke dalam dan studi pustaka yang bertujuan penilaian, hasil tulisan siswa juga banyak yang dimasukkan ke dalam untuk semakin menguatkan buletin sekolah,” kata Masruch. literasi siswa. Hal ini akan berdampak pula pada semakin akrabnya siswa dengan buku dan perpustakaan. Kemudian, sekolah juga membuat Kemudian guru kelahiran Kendal gerakan Jumat Literasi untuk ini menceritakan, bahwa berkat Guru dan Siswa Pemanfaatan menjalankan program dari Tanoto taman baca wajib digunakan dalam meningkatkan literasi di saat hari Jumat literasi. Pada sekolah ini, sekarang SMPN I hari ini, semua warga sekolah Brangsong berhasil menerbitkan wajib duduk di halaman kelas buletin berupa majalah sekolah. dan taman baca untuk kegiatan membaca buku bersama-sama. Sebelum penerbitan majalah, sejumlah siswa dipilih untuk Sekitar 30 menit baik guru, kepala mengikuti pelatihan jurnalistik. sekolah, siswa, penjaga kantin Sekolah menggandeng grup surat bahkan tamu diminta untuk kabar Suara Merdeka dan Radar membaca buku nonpelajaran. Pekalongan untuk menjadi pelatih “Setelah selesai membaca mereka jurnalisistik bagi siswa. akan disuguhi presentasi dari siswa dan guru tentang buku yang telah “Tahap awal ada 40 siswa yang dibaca,” kata Sri Hardanto dilatih wartawan dari grup Suara Merdeka. Dana diambilkan dari Guru Agama di kelas IX SMPN 1 Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Brangsong, Masruch mengatakan, tambahannya dari sumbangan sebelumnya, setiap Jumat di SMPN orangtua,” terang Masruch. 1 Brangsong hanya ada kegiatan Jumat Bersih, Jumat Sehat dan Para siswa dilatih menulis dan Ibadah, namun sekarang sudah didampingi sampai menerbitkan ditambahkan satu kegiatan bernama sebuah buletin sekolah yang bernama Jumat Literasi. Spebranesha. Buletin ini berisi tentang berita aktivitas siswa, hasil 103
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah karya siswa dalam pembelajaran, dan oleh kepala sekolah agar semua kegiatan-kegiatan rutin sekolah. guru menerapkan pembelajaran aktif adalah melakukan supervisi Dalam waktu dekat SMPN I Brangsong menggunakan pendekatan unsur juga akan menambah agenda Jumat belajar aktif MIKiR . Kesenian. “Selain untuk refreshing, ini juga untuk menghaluskan rasa Sekolah mengembangkan instrumen peserta didik,” imbuh lulusan IAIN pengamatan pembelajaran MIKiR Yogyakarta (Sekarang UIN Sunan yang telah dimodifikasi. Tim Supervisi Kalijaga) ini. yang terdiri dari kepala sekolah dan guru senior yang telah menerapkan Pembelajaran Aktif MIKiR melakukan supervisi terjadwal untuk memastikan bahwa guru-guru Selain program Literasi Sekolah, menerapkan pembelajaran aktif Sri Hardanto juga menyebarkan tersebut. virus MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi) yang Dampaknya, sebagian besar guru ia dapat dari Pelatihan Program PINTAR Tanoto Foundation. Program sudah terbiasa melaksanakan ini memfasilitasi siswa dalam mengembangkan hasil karyanya. pembelajaran aktif dengan unsur Pembelajaran guru-guru di kelas MIKiR. Hak-hak anak untuk juga telah bertransformasi dari pembelajaran konvensional menjadi mendapatkan pembelajaran pembelajaran aktif. berkualitas pun secara tak disadari Walaupun belum semua guru mendapatkan kesempatan untuk sudah terpenuhi. Di samping dilatih MIKiR, namun mereka berinisiatif untuk belajar kepada kegiatan budaya baca juga telah guru yang telah dilatih. konsisten dilaksanakan di kelas. Terkait program ini, sekolah membentuk Tim Supervisi MIKiR Annisaa Rohmatul Gawe, salah dan Paguyuban Kelas sebagai satu siswi mengaku, pembelajaran salah satu cara yang dilakukan berbasis MIKiR ini membuatnya tak perlu menguras otak berlebihan hanya untuk menghafal rumus. Rumus-rumus yang bagi banyak siswa jelimet dan menakutkan menjadi lebih mudah dipahami, karena dipraktikkan dan dialami langsung dalam pembelajaran di kelas. 104
SMPN 1 Brangsong Siswa kelas VIII sedang melakukan percobaan tekanan hidrostatis. Pembelajaran berpraktik seperti itu membuat siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. “Saya jadi lebih mengerti materi- Sekarang dengan kertas berwarna materi belajar yang selama ini hanya tak hanya bisa berkreasi, tapi juga dijelaskan lewat rumus, karena lebih mudah memahami pelajaran,” dalam praktik itu kita didorong untuk ujar siswi kelahiran 5 Desember 2007 mengalaminya sendiri,” ungkap Nisa. itu. Pernyataan senada juga disampaikan Paling disuka dari produk metode Saskia Maulina yang mengaku belajar ala Tanoto Foundation ini, pembelajaran di kelas kini tak lagi kata siswi yang akrab disapa Lina membuatnya mengernyitkan dahi. ini adalah terciptanya suasana Guru tak melulu berada di muka kelas yang lebih asyik. Berkat kelas sembari memegang spidol metode belajar MIKiR ini pula, nilai ataupun kapur tulis. matematika Lina menjadi lebih baik. “Dulu nilai seringnya 80, sekarang Materi belajar tentang Aljabar atau minimal bisa mencapai 90,” imbuh Tekanan hidrostatis misalnya, bisa Lina. dikawinkan dengan berbagai alat peraga, seperti kertas warna warni Terkait pembelajaran MIKiR ala sebagai media belajar. Tanoto Foundation, Masruch juga merasakan betul adanya perubahan “Di kelas sekarang disiapkan dalam pembelajaran di kelas saat banyak kertas berwarna sebagai ia mengampu pelajaran Pendidikan media belajar. Dulu hanya ditulis di Agama Islam. MIKiR ini kerap ia papan tulis, belajar aljabar jadi sulit. terapkan saat memasuki materi 105
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah tentang zakat, haji dan berkurban. “Dengan program yang dikemas Tanoto dengan MIKiR ini menantang Umpamanya di kelas IX memasuki daya kreativitas saya sebagai guru,” materi zakat, biasanya ada materi terang pria 58 tahun ini. Sebab praktik menghitung zakat. Kemudian menurutnya, laboratorium yang tema haji, dikreasikan dengan dimiliki sekolah-sekolah “pelat memutarkan video perjalanan haji. merah” kebanyakan sangat tidak Lalu ketika materi masuk pada tema menarik dan bahkan fasilitas yang penyembelihan hewan kurban yang dimiliki sangat terbatas. sesuai syariat Islam, Masruch pun tak ragu-ragu untuk mempraktikkannya Hal tersebut, menurut Roziqin, kerap langsung. membuat guru tidak tertantang bahkan sering menimbulkan “Pernah saya minta anak membawa ketergantungan pada alat-alat ayam hidup sebagai contoh, praktik dari pemerintah. diajarkan bagian mana yang harus disembelih, dan bagian mana yang Berbekal pelatihan MIKiR itu, tak nadinya harus benar-benar putus,” sabar untuk langsung dipraktikkan bebernya Roziqin di dalam kelas IPA-nya. “Kini saya tertantang untuk membuat alat Kisah sukses senada tentang peraga bersama siswa, kalau dulu pembelajaran MIKiR juga dialami alat-alat di-drop dari pemerintah. Roziqin, guru mata pelajaran Ilmu Kini anak-anak pun merasa senang Pengetahuan Alam (IPA) kelas VII belajar dan praktik di laboratorium,” dan IX. Ia merupakan salah satu guru ungkap mantan kepala sekolah yang mengikuti pelatihan Tanoto SMPN I Pegandon, Kendal ini. Foundation di Tirto Arum, Kendal pada 2018 lalu. Ia mencontohkan dalam materi model cell, Roziqin menggunakan Guru jebolan Universitas Negeri media belajar roti dan pewarna Yogyakarta ini mengaku sangat makanan, dan styroform. Kemudian antusias mengikuti pelatihan yang saat belajar materi Tekanan digelar selama tiga hari tersebut. Hidrostatika, Roziqin memanfaatkan Pelatihan yang memperkenalkan botol plastik bekas air mineral yang MIKiR itu diakuinya membawa kemudian dilubangi di sisi-sisinya. suasana baru baginya dan siswa di kelas, “Setiap lubang ketika ditutup dan dibuka akan memiliki tekanan 106
SMPN 1 Brangsong yang berbeda. Kadang ia juga Hasil pelajaran yang mengasyikan menggunakan minyak sebagai itu pun telah berhasil mendongkrak pengganti air, untuk mengetahui nilai akademik peserta didik, selain tekanan hidrostatis dengan massa tentunya juga meningkatkan jenis yang berbeda,” ujar guru antusiasme belajar di dalam kelas. pengampu IPA di empat kelas ini. “Ini ibarat memindahkan Dengan metode MIKiR, membuat laboratorium di dalam kelas. Karena jam pelajaran lima jam dalam banyak praktik yang kemudian cukup seminggu pun terasa kurang karena dilakukan di kelas. Memang sih kelas siswa sangat menikmatinya. “Dua menjadi kotor dengan bahan peraga, jam praktik, tiga jam untuk teori,” tapi itu bisa dibersihkan, kotornya imbuhnya, kelas sangat terbayar dengan hasil yang diraih siswa,” tutup Roziqin. Siswa kelas VII mengunjungi pajangan hasil karya teks cerita fantasi yang dibuat oleh kelompok lain. Mereka saling belajar dari hasil karya teman-temannya. Pembelajaran aktif di SMPN 1 Brangsong dapat berjalan efektif karena mendapat dukungan dari kepala sekolah. 107
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah SDN 122375 Pematang Siantar menyediakan buku-buku bacaan yang menarik yang ditempatkan di pojok baca kelas dan di halaman kelas untuk memudahkan siswa mengakses buku-buku bacaan sehingga minat membaca siswa meningkat. 108
SDN 122375 Pematang Siantar MEMBENTUK DAN MEMIMPIN “SUPER TEAM” Oleh Dhita Seftiawan, Jurnalis Harian Umum Pikiran Rakyat Ketika beberapa vektor dijumlahkan, resultannya akan maksimal jika kekuatan masing-masing vektor besar dan arahnya sama. Konsep Fisika ini yang diterapkan Murniati Nasution dalam memimpin SDN 122375 Pematang Siantar. Berbekal pelatihan yang didapat dari Tanoto Foundation, Murniati mulai menggalang semua stakeholder utama sekolahnya, yaitu guru dan orangtua siswa untuk bersama- sama meningkatkan mutu proses pembelajaran di sekolah. Energi guru dalam berinovasi dipadukan dengan dukungan orangtua siswa, sehingga menghasilkan kemajuan sekolah yang sangat cepat. Pematang Siantar, Sumatera Utara - Murniati menjadi kepala sekolah Pramoedya Ananta Toer mengatakan, sejak 24 April 2014. Kendati ”Hidup itu sederhana, yang luar demikian, baru pada 2018 beliau biasa penafsirannya.” Begitulah kira- menemukan cara yang tepat kira apa yang sekarang dirasakan untuk memulai perubahan. Hal Murniati Nasution, M.Pd, Kepala SDN itu ia dapatkan setelah mengikuti 122375 Jl. Siak Pematang Siantar, pelatihan yang mendorongnya untuk Sumatera Utara. Ia sebelumnya lebih banyak berpraktik menerapkan merasa bingung dan tidak yakin akan pembelajaran aktif, menerapkan ada perubahan di sekolahnya. manajemen berbasis sekolah, melibatkan peran serta masyarakat, Namun Murniati kini selalu bahagia dan mengembangkan budaya baca ketika berada di sekolah. “Kadang dari Tanoto Foundation. sampai lupa waktu untuk pulang,” katanya diiringi tawa berderai. 109
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah “Sejak masuk ke sekolah ini saya meskipun berulang kali mengikuti ingin membenahi apa yang menjadi beragam pelatihan. hambatan bagi sekolah untuk maju. Tiga tahun memimpin tetapi tidak Murniati mengaku kesulitan mengajak ada perubahan yang signifikan. Niat para guru untuk berinovasi. Selain dan kemauan saya besar, tetapi saya tidak ada semangat untuk berubah tidak tahu mau memulai perubahan dari para guru, Murniati sendiri itu dari mana,” ujarnya. tidak pernah yakin dengan cara- cara yang dia pakai untuk memulai Bukan malas yang membuat perubahan. Pasalnya, materi yang Murniati selalu menemui kegagalan, disampaikannya kepada para guru tapi keinginan untuk melakukan merupakan materi pembelajaran itu- perubahan belum menemukan itu saja kurang menarik dan berulang cara yang tepat. Murniati kerap kali telah didiskusikan. kebingungan di tengah perjalanan Pajangan hasil karya siswa tentang hebatnya cita-citaku. 110
SDN 122375 Pematang Siantar “Triknya seperti apa untuk yang mengikuti pelatihan Kurikukum memajukan sekolah, saya tidak 2013 dan pembelajaran lain pun tahu. Apalagi para guru. Kami hanya tak kunjung berkembang. Selesai mengulang cara-cara lama dengan pelatihan kembali lagi seperti semula harapan ada hasil yang baru,” tidak ada perubahan. katanya. Pencerahan Merasa penat, Murniati kemudian memberi kesempatan kepada guru- Murniati mulai pesimistis dengan gurunya untuk mengikuti pelatihan. keadaan. Ia pasrah jika cita-citanya Dengan harapan, guru tersebut untuk memajukan sekolah tidak mampu menemukan hal baru untuk tercapai. Bahkan, awalnya, ia pun ditularkan kepadanya dan rekan- memilih acuh kepada tim dari rekan sesama guru. Tetapi, upaya Tanoto Foundation yang pertama tersebut juga mentok. Para guru kali menawarinya untuk mengikuti 111
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Hasil karya siswa laporan percobaan menemukan kandungan listrik pada buah. Siswa menuliskan laporan percobaan dengan kata-katanya sendiri. pelatihan. Ia meyakini, materi kerja keras perorangan. Dengan pelatihan dari Tanoto Foundation tim yang solid, tujuan yang tadinya tidak jauh berbeda dengan yang terlihat sangat jauh, menjadi seperti sudah-sudah. dekat sehingga sangat mungkin untuk direngkuh. “Lalu Agustus 2018 saya coba ikut pelatihan dari Tanoto Foundation. “Saya dikasih berbagai trik untuk Di situ saya sangat berterima mengubah cara guru mengajar di kasih, inilah materi pelatihan yang dalam kelas. Tentang tugas saya saya butuhkan untuk mengubah sebagai manajer, tentang pentingnya pembelajaran di dalam kelas,” melibatkan orangtua murid. katanya. Tentang bagaimana cara mengajak masyarakat untuk turun membantu Murniati akhirnya sadar. Untuk kemajuan sekolah. Semua saya melakukan perubahan dibutuhkan dapatkan dari pelatihan di Tanoto tim yang solid dan satu pemahaman. Foundation. Pelatihan seperti Bahwa perubahan bukan hasil dari inilah yang selama ini saya tunggu- tunggu,” ujarnya. 112
SDN 122375 Pematang Siantar Pelan tapi Maju berkomunikasi saat mengajar di dalam kelas. Hal itu membuat proses Pulang dari pelatihan, Murniati kegiatan belajar mengajar menjadi tidak buang-buang waktu. Senin sangat membosankan. Pasalnya, pekan kedua Agustus 2018, Murniati guru tidak merangsang siswa untuk mengumpulkan guru-gurunya untuk mengeluarkan pendapat. Guru hanya rapat. Ia mempresentasikan semua melihat siswa sebagai objek yang yang didapat dari Tanoto Foundation harus dididik. Guru tidak bertindak kepada para gurunya. “Awalnya para sebagai fasilitator yang bisa guru kurang antusias. Ada juga yang membantu siswa menemukan minat terlihat bingung. Belum banyak yang dan bakatnya masing-masing. tertarik,” katanya. “Perlahan tapi terus maju, cara-cara Kendati demikian, ia tidak patah lama dalam proses pembelajaran semangat. Secara perlahan dia terus mulai ditinggalkan. Saya dan guru melakukan pendekatan personal berpendapat, bahwa pembelajaran kepada masing-masing guru. seperti itu; komunikasi satu arah Menjelaskan kepada mereka apa tidak relevan untuk zaman sekarang. yang akan menjadi tujuan bersama Guru harus memberikan kesempatan untuk memajukan sekolah tercinta. dan merangsang siswa untuk berpikir kritis dan aktif berinteraksi. Dengan “Karena fasilitator di Tanoto begitu, anak-anak akan terbiasa Foundation bilang, saya harus ikut di berdiskusi, mengeluarkan pendapat dalamnya, terjun langsung memberi dan sebagainya,” katanya. contoh dengan tindakan. Ikutlah saya, saya dampingi mereka. Mana Sejak September 2018 hingga saja yang selama ini tidak mereka sekarang, setiap guru berkewajiban mengerti tentang upaya menerapkan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran aktif, saya diskusikan. belajar mengajar. Ia menegaskan, Bagaimana menerapkan pendekatan alat peraga sangat penting untuk pembelajaran MIKiR; mengalami, pemahaman siswa tentang konsep interaksi, komunikasi, dan refleksi, dan membangun interaksi antara saya langsung memberikan contoh guru dan para siswa. dengan praktik,” ujarnya. Alat peraga juga menjadi perantara Ia menjelaskan, sebelum mengikuti bagi para siswa untuk mengasah pelatihan Tanoto Foundation, rasa, jiwa, dan membangun pola guru yang lebih banyak aktif pikir secara sistematis. “Dengan alat 113
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Murniati Nasution (tengah), sedang melakukan supervisi pembelajaran dengan model pendampingan. peraga, belajar-mengajar menjadi supervisi, kami berdiskusi perangkat efektif, mudah dicerna, dan melekat pembelajaran yang disiapkan guru. dalam pikiran para siswa. Karena ada Dari kegiatan ini saya membantu proses mengalami langsung dengan guru dalam menyiapkan administrasi contoh,” katanya. dan persiapan pembelajaran. Saya juga bisa mengetahui dukungan Ia menuturkan, sekarang setiap yang perlu diberikan untuk guru pembelajaran disertai dengan melaksanakan pembelajaran aktif, Lembar Kerja (LK) siswa. LK seperti alat, bahan, dan media menjadi instrumen untuk mengukur pembelajaran,” katanya. pemahaman guru dan siswa dalam mempraktikan pembelajaran aktif. Pada saat guru mengajar, kepala “Dulu tak pernah ada. LK ini untuk sekolah menjadi pendamping dalam mengukur proses pembelajaran aktif proses pembelajaran. ”Setelah yang sudah diterapkan sejauh mana. supervisi, saya juga mengajak guru Juga menjadi dasar kepala sekolah berdiskusi hasil pembelajaran. melakukan supervisi,” ujarnya. Apa yang sudah berhasil dan apa yang perlu diperbaiki ke Untuk menjaga motivasi guru depan. Dampaknya, para guru menerapkan pembelajaran aktif, berlomba meningkatkan kualitas kepala sekolah rutin melakukan pembelajaran,” katanya lagi. supervisi pembelajaran. Supervisi tersebut dilaksanakan dengan model Saat mendampingi pembelajaran, pendampingan. “Saya membuat kepala sekolah selalu memfoto kesepakatan waktu supervisi kelas kegiatan pembelajaran yang dengan para guru. Sehari sebelum mempelihatkan keaktifan siswa. 114
SDN 122375 Pematang Siantar Foto-fotonya dibagikan melalui operasional sekolah,” ujarnya. WhatsApp Group (WAG) sekolah. Saat ini, semua guru sudah memiliki Guyub gawai yang ada aplikasi WA. Dari WAG tersebut, para guru termotivasi Murniati mengatakan, dana Bantuan berlomba menunjukkan yang terbaik Operasional Sekolah (BOS) yang dalam menerapkan pembelajaran didapat dari pemerintah tidak cukup aktif. untuk memenuhi semua kebutuhan sekolah. Dana BOS terkuras untuk “Ternyata efektif. Para guru bisa membayar upah guru honorer dan melihat gambaran pembelajaran perbaikan fasilitas fisik ruang kelas. aktif, penataan tempat duduk, dan Untuk membeli alat peraga, bahan pajangan hasil karya siswa dari WAG pembelajaran, dan lain-lain, nyaris tersebut. Mereka bisa saling bertanya tidak ada. dan berbagi tips untuk melakukan perubahan di kelas,” tukasnya. “Tidak cukup untuk menerapkan pendekatan pembelajaran aktif Ia mengakui, proses membangun MIKiR. Lalu saya melibatkan tim yang solid di antara sesama orangtua siswa. Kalau orangtua guru tidak membutuhkan waktu tidak peduli, sekolah tidak akan lama. Pasalnya, Murniati kerap maju. Sebelum saya mendapatkan memberikan solusi konkret jika ada pelatihan itu, saya tidak tahu triknya. guru yang belum paham tentang Selama ini hanya saya dan guru saja praktik baik dari pembelajaran aktif. yang memikirkan kemajuan sekolah, Kendati demikian, ucap Murniati, ternyata tanpa dukungan dan peran kekompakan yang dibangun oleh serta masyarakat sekolah sulit untuk para guru saja ternyata tidak cukup berkembang dan maju,” katanya. untuk memajukan sekolah. SDN 122375 butuh logistik untuk bisa Ia mengaku, melibatkan orangtua menerapkan metode pembelajaran siswa dalam membangun sekolah aktif secara berkelanjutan lebih rumit ketimbang mengajak guru untuk berubah. Jangankan untuk “Saya sudah tahu caranya. Guru urusan dana, saat dia mengundang sekarang sudah satu visi, satu para orangtua siswa untuk rapat saja pemahaman. Tinggal bagaimana tidak direspons positif. Hal itu karena mengajak orangtua siswa untuk sebagian besar orangtua siswa mau berpartisipasi aktif. Terutama memang bukan berasal dari kalangan untuk gotong-royong mendukung ekonomi menengah ke atas. 115
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah “Lalu saya bentuk paguyuban Guru Senang, Siswa Gemilang sekolah. Orangtua siswa yang menyusun siapa ketuanya segala Guru Kelas IV SDN 122375, Elya macam. Mulailah orangtua kami Rosa Harahap terlihat antusias libatkan untuk membahas kebutuhan memberikan pelajaran kepada para pembelajaran untuk anak-anaknya. siswanya. Ia menggunakan media Ruang pojok baca itu ide dan dananya pembelajaran faktorisasi prima yang dari orangtua siswa. Sekarang, membuat para siswanya terlibat kegiatan 17 Agustus, sekolah tidak aktif dalam pembelajaran. Kelasnya mengeluarkan sepeser pun untuk tampak sangat menarik. Di pojok kegiatan tersebut. Padahal kami belakang kelas ada sudut baca. tidak meminta ada perayaan, semua Dinding kelasnya tampak dipenuhi inisiatif dari paguyuban,” ucapnya. dengan pajangan dan portofolio hasil karya siswa yang disimpan dalam Melihat itu semua, guru-guru pun map plastik. semakin terpacu untuk lebih maju. Bangkit untuk terus memajukan Misalnya di dinding sebelah sekolah. Guru-guru mulai sadar kanan, ada mading yang berisi bahwa sekolah ini sekarang berbeda pajangan laporan percobaan siswa dengan sekolah lain. Banyak media menemukan energi listrik pada pembelajaran dan hasil karya anak- beberapa jenis buah-buahan. Siswa anak yang dikumpulkan dan dipajang menulis dengan kata-katanya sendiri di dalam ruang kelas. alat dan bahan yang digunakan, langkah-langkah percobaan yang “Kami sekarang senang. Orangtua mereka lakukan, sampai membuat yang selama ini memfasilitasi anak- kesimpulan percobaan. anaknya juga bisa melihat langsung bukti fisiknya. Biaya yang mereka Di sisi belakang ada pajangan hasil keluarkan memang untuk belajar karya siswa tentang hebatnya dan ada karya nyatanya. Cita-cita cita-citaku yang ditata rapi. Siswa saya untuk memajukan sekolah mulai menggambar sosok yang menjadi terlihat. Untuk maju ternyata tidak cita-citanya. Ada yang bercita-cita selalu perlu hal-hal yang luar biasa, jadi guru, dokter, pemain sepakbola, cukup mengubah cara pandang dan penyiar TV, dan masih banyak lagi. membangun kebersamaan,” kata Gambar yang dibuat siswa tentang Murniati. sosok cita-citanya juga tampak kreatif. Mereka juga menuliskan kehebatan dan manfaat cita-cita 116
SDN 122375 Pematang Siantar tersebut untuk orang lain. Hasil Siswa Kelas IV, Oriza Sativania karya siswa tersebut menunjukkan Manurung mengaku betah tinggal di kreativitas siswa dikembangkan sekolah daripada di rumah. Ia bahkan dalam pembelajaran. tetap meminta pergi ke sekolah meskipun dalam keadaan badan Formasi tempat duduk siswa yang kurang sehat. Bukan hanya karena ditata melingkar per kelompok, takut tertinggal materi pelajaran, juga tampak menghadirkan nuansa yang paling utama, Oriza tidak yang lebih nyaman. “Ini memang ingin melewatkan setiap momen ide dari mereka sendiri. Duduknya kebersamaan dengan teman- bergantian, diputar. Para siswa temannya di dalam dan luar kelas. sendiri yang menata tempat duduk dan memajang hasil karya siswa “Kalau sehari saja tidak sekolah, di dinding kelas. Suasana di dalam kadang sedih. Karena pas masuk kelas setiap harinya memang begini, sekolah lagi, teman-teman punya menyenangkan bagi saya dan para banyak cerita. Saya ketinggalan. siswa,” kata Elya. Saya kurang suka belajar dengan cara menghafal saja, saya sukanya Elya mengaku kerap terharu melihat langsung praktik. Misalnya, perkembangan yang dialami para menceritakan langsung dongeng siswanya. Dari yang awalnya malu- yang saya baca dari buku di depan malu, sekarang menjadi yang paling kelas kepada teman-teman,” ucap seru. Menurut Elya, dengan diberikan Oriza. kebebasan dan penghargaan, para siswa terbukti mampu mencetuskan Ikut Bangga ide-ide gemilang. Ketua komite sekolah SDN 122375, “Apa yang mereka pikirkan terkadang Saril mengaku tidak menyangka memang tidak terbayangkan oleh perubahan yang dibawa Murniati saya. Tetapi, dari proses itulah bisa terlihat signifikan dalam waktu mereka bisa tumbuh lebih kreatif. cepat. Menurut dia, SDN 122375 kini Jika menemukan kegagalan, menjadi rujukan bagi sekolah lain di misalnya saat melakukan praktik, wilayah Pematang Siantar. Banyak mereka juga tidak patah semangat. dari para ketua komite sekolah lain Terus mencoba sampai bisa,” kata yang juga berdiskusi dengannya. Elya. 117
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Bukan hanya ingin meniru praktik lebih kreatif dengan karakter dan pembelajaran baik di dalam idenya masing-masing. kelas, tetapi juga meminta saran bagaimana cara membangun “Para siswa membuat dan saling kebersamaan di antara guru, kepala mengapresiasi hasil karya masing- sekolah, dan para orangtua siswa. masing. Saya melihat sendiri Saril pun menceritakan apa adanya bagaimana para siswa membuat kepada semua pihak yang meminta karyanya sendiri. Orangtua diundang pendapatnya. sekolah untuk melihat proses pembelajaran. Dari situlah para “Kami selaku masyarakat, melihat orangtua mulai percaya, karena ada perbedaan. Kepala sekolah yang sudah melihat langsung bagaimana dulu, mungkin biasa saja dalam proses belajar anaknya di sekolah memimpin sekolah,” ujarnya. sekarang sudah berbeda. Para orangtua akhirnya ikut terlibat,” Saril mengatakan bahwa pada ujarnya. awalnya, tidak semua orangtua langsung mengerti maksud dan Juliani, orangtua siswa Kelas IV tujuan dari pembelajaran aktif yang merasakan dan melihat langsung dijelaskan Murniati. Para orangtua perubahan yang terjadi dalam siswa juga merasa keberatan untuk setahun terakhir. Menurut dia, saat ikut menyediakan alat peraga anaknya masuk Kelas I, sekolah kegiatan pembelajaran. Tetapi, para tersebut masih menggunakan cara- guru dan kepala sekolah memilih cara lama, seperti duduk berbanjar memberikan contoh dengan menghadap papan tulis, guru lebih mengeluarkan dana sendiri. banyak menulis di papan tulis atau berceramah. Tetapi, saat anaknya “Sekarang, Alhamdulillah sudah naik Kelas III, mulai ada perbedaan. ada perubahan dan mendapat respons positif dari orangtua siswa. “Saat masuk kelas I, belum ada Para orangtua yang justru aktif perubahan. Banyak perubahan menanyakan kebutuhan guru dalam setelah anak saya masuk kelas III. pembelajaran,” katanya. Saya dulu menyekolahkan anak ke sini karena dekat rumah. Tapi Menurut Saril, hasil dari pembelajaran sekarang ikut bangga karena anak aktif tersebut kini sudah terlihat saya belajar di sekolah terbaik dan nyata. Para siswa mulai lebih berani favorit masyarakat. Banyak yang mau berbicara di depan kelas. Mereka sekolah ke sini sekarang,” ujar Juliani. 118
SDN 122375 Pematang Siantar Sebagai anggota komite sekolah, Atas keberhasilan kepala sekolah, Juliani mengaku tidak mendapat guru, dan orangtua siswa tersebut, upah. Baik dari sekolah ataupun dari Pemerintah Kota Pematang Siantar komite sekolah. Ia dan para orangtua pun mengucurkan bantuan dana siswa hanya senang membantu guru untuk membangun satu unit ruang untuk memajukan sekolah. “Semua kelas baru. Murniati juga diganjar sifatnya sukarela untuk memajukan menjadi Kepala Sekolah Terbaik sekolah. Kami sudah sangat senang Tahun 2019. karena mendapat pengakuan dari masyarakat dan Pemerintah Kota Pematang Siantar,” katanya. Orangtua diundang mengunjungi kelas untuk melihat hasil karya pembelajaran anaknya. Keterbukaan manajemen yang diterapkan kepala sekolah membuat kepercayaan orangtua siswa pada sekolah menjadi meningkat. Mereka dengan sukarela membantu program-program sekolah. 119
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Lusi Ambarani, guru kelas VI MINU Balikpapan sedang mendampingi siswanya melakukan penyelidikan perbesaran luas lingkaran dalam matematika. Madrasah ini menjadi favorit setelah kepala madrasahnya melakukan banyak inovasi dalam pembelajaran, budaya baca, dan manajemen. 120
MI Nahdlatul Ulama Balikpapan BUAT MADRASAH SWASTA JADI FAVORIT DI KOTA Oleh Enggar Yohannes Harususilo, Jurnalis Kompas.com Berbagai studi menunjukkan bahwa manajemen sekolah berperan penting dalam perkembangan sekolah yang dipimpinnya. Mengapa? Karena manajemen sekolah yang mendorong kinerja guru dan karyawan sekolah. Manajemen sekolah yang mengatur keuangan dan fasilitas sekolah. Manajemen sekolah yang membangun citra sekolah dan membuat jejaring untuk mendukungnya. Oleh karena itu, jika menggunakan teori Pareto, memilih dan memberdayakan kepala sekolah adalah cara paling efisien dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. MINU Balikpapan telah membuktikan konsep itu. Balikpapan, Kalimantan Timur menjadi 20 guru menyesuaikan – Penerimaan Siswa Baru Tahun dengan penambahan jumlah kelas. 2019 di Madrasah Ibtidaiyah Madrasah ini berkembang pesat, Nahdlatul Ulama (MINU) Balikpapan setelah Kepala Madrasah, Gunanto membludak. Dari kuota tiga kelas berinisiatif melakukan perubahan yang diterima, tiga kelas pendaftar dalam pengelolaan madrasah. lainnya terpaksa ditolak. Padahal dua tahun sebelumnya, semua pendaftar Ia menciptakan keterbukaan dalam pasti diterima. Itupun hanya satu manajemen, melibatkan peran serta kelas. masyarakat, dan memfasilitasi para guru untuk menerapkan program Tahun 2017 MINU memiliki 184 budaya baca dan pembelajaran siswa dengan enam rombel aktif. Inisiatif tersebut membawa (rombongan belajar). Pada tahun perubahan yang signifikan pada 2019 meningkat menjadi 365 siswa kepercayaan masyarakat untuk dengan 12 rombel. Jumlah gurunya memilih madrasah ini. juga bertambah dua kali lipat 121
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Gunanto (berkopiah) saat berdiskusi dengan para orangtua siswa saat pertemuan rutin bulanan yang dikemas dalam acara arisan dan pengajian orangtua siswa. Keterbukaan dalam Manajemen Untuk mendapatkan kepercayaan dan menggerakkan komite dan “Saya menjadi guru di MINU orangtua mau membantu madrasah, Balikpapan sudah lebih dari 20 menurut Gunanto ada dua hal yang tahun. Setelah ditunjuk menjadi harus dilakukan, kepala madrasah di tahun 2017, yang menjadi prioritas saya adalah Pertama, rutin membuat pelaporan menciptakan keterbukaan dalam keuangan secara transparan. Ia pengelolaan madrasah,” kata selalu melaporkan pemasukan dan Gunanto yang juga fasilitator pengeluaran madrasah. Bahkan manajemen berbasis sekolah (MBS) sampai gaji guru dilaporkan. Kedua, Program PINTAR Tanoto Foundation. rendah hati dan terbuka menerima masukan untuk kemajuan dan Pilihan prioritas menciptakan prestasi belajar siswa. keterbukaan itu bukan tanpa alasan. Ia merasakan tanpa ada keterbukaan “Saya membuat pertemuan rutin maka sulit bagi dirinya untuk sebulan sekali dengan orang mendapat kepercayaan dari para tua siswa. Saya melaporkan guru dan orangtua dalam melakukan perkembangan sekolah secara perubahan. terbuka, mulai program-program sampai laporan keuangan madrasah,” kata Gunanto. 122
MI Nahdlatul Ulama Balikpapan Agar orangtua tertarik mengikuti ini dulu kurang dipandang orang. pertemuan bulanan madrasah, Banyak yang masuk ke MINU acaranya dikemas menjadi pengajian Balikpapan karena pilihan terakhir. dan arisan orangtua. Itupun setelah tidak diterima di sekolah lainnya. “Pada pertemuan tersebut saya jadikan ajang curhat mulai kemajuan “Rumah saya bertetangga dengan madrasah sampai masalah-masalah MINU. Hanya dulu saya bilang, eh yang dihadapi. Saya juga minta sekolah apa sih ini ya? Memang biasa para guru menunjukkan kebutuhan- saja. Setelah Pak Gunanto menjadi kebutuhan pembelajaran. Dengan kepala madrasah perubahannya keterbukaan tersebut, orangtua drastis. Tampilan depan madrasah menjadi tahu apa yang perlu dibantu sampai kegiatannya banyak yang untuk meningkatkan kualitas menarik. Kegiatan penguatan pendidikan di madrasah,” katanya keagamaannya juga rutin dilakukan,” lagi. terangnya. Berkat ‘curhat’ rutin tersebut, Mulai masuk halaman MINU, orangtua menjadi tergerak membantu pemandangan berupa taman-taman madrasah. Mulai dari menyediakan kecil yang ditata rapi, ada kolam buku-buku bacaan untuk anaknya di ikan, dan tempat membaca buku kelas, pembangunan tangga, toilet, untuk siswa. Gunanto bersama para taman sekolah, kolam ikan, dan guru dan orangtua bekerja sama masih banyak lainnya. mempercantik halaman madrasah dan menata ruang kelas. Hal itu yang “Ilmu MBS yang saya dapatkan dari membuat penampilan MINU menjadi Program PINTAR Tanoto Foundation berbeda. saya terapkan secara konsisten. Kalau kita terbuka dan mendapatkan Setelah menjadi warga MINU, kepercayaan dari guru dan Lisna juga merasakan tidak ada masyarakat, membangun madrasah kesenjangan komunikasi antara guru, menjadi lebih mudah,” kata Gunanto. kepala madrasah, dan wali murid. Komunikasi dan kekeluargaan yang Melibatkan Masyarakat dibangun sangat bagus. Lisna Ketua Paguyuban kelas II dan “Pak Gunanto orangnya ramah dan III, menceritakan kalau madrasah terbuka dengan masukan. Di sekolah umum, mungkin kita segan menegur 123
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Siswa kelas V menunjukkan koleksi buku-buku bacaan yang ada di pojok baca kelasnya. kepala sekolah secara langsung. madrasah, Lisna juga memasukkan Tapi di MINU, kepala madrasahnya anak keempatnya di MINU. “Bulan seperti orangtua sendiri. Kita bisa Februari pendaftaran sudah dibuka, leluasa menyampaikan ide-ide atau tidak sampai masa penerimaan masukan,” kata Lisna. siswa baru (PSB) pendaftaran sudah ditutup,” katanya lagi. Pertemuan bulanan yang dilakukan madrasah dengan orangtua, Sutarmi, bendahara komite juga menurut Lisna membuat dia menjadi merasakan keterbukaan di madrasah tahu perkembangan madrasah. Para ini. Para orangtua bisa mengetahui orangtua juga dilibatkan aktif mulai pemasukan dan pengeluaran dari perencanaan, pelaksanaan, madrasah. Keterbukaan itulah yang sampai evaluasi program madrasah. membuat orangtua mau mendukung program sekolah. “Dalam pertemuan rutin tersebut, kadang kami juga merancang “Sekarang kami juga bisa membantu kegiatan yang akan dilakukan penataan kelas. Sekarang kelasnya bersama guru dan siswa. Seperti menjadi lebih nyaman untuk belajar,” membuat bazar atau kegiatan kata Sutarmi. memperingati hari besar nasional dan keagamaan,” katanya. Giatkan Budaya Baca Setelah melihat program positif di Gunanto bersama para guru juga 124
MI Nahdlatul Ulama Balikpapan membuat beragam inovasi untuk 15 menit membaca, perwakilan siswa menggerakkan budaya membaca di setiap kelas secara bergantian para siswanya. Ia membuat program menceritakan hasil bacaannya di literasi yang dimulai pada September depan teman-temannya. 2018. Semua kelas disediakan pojok baca kelas. Buku-bukunya selalu Pada kegiatan jam membaca, para diperbarui setiap bulan. guru juga diwajibkan membaca. Mereka harus menjadi teladan bagi Setiap hari sebelum pelajaran siswanya dalam membaca. dimulai ada kegiatan membaca senyap selama 15 menit. Kegiatan “Kami juga punya program koin membaca senyap dilakukan agar literasi. Para siswa didorong untuk siswa bisa berkonsentrasi pada buku menyisihkan koin yang dimiliki. Mulai yang mereka baca. Setelah membaca dari Rp100 sampai Rp1.000 perhari. senyap, siswa diberi kesempatan Koin yang terkumpul akan dibelikan untuk bertanya kata-kata sulit yang buku-buku baru yang disukai siswa,” tidak dipahaminya kepada guru. kata Lisna Ketua Paguyuban Kelas II. Khusus hari Sabtu, semua siswa Sementara itu fasilitas penunjang membaca massal di halaman juga disediakan oleh MINU madrasah. Tujuannya untuk membuat Balikpapan. Mereka memiliki tempat siswa bersemangat, terpacu melihat strategis untuk membaca yang teman-temannya membaca. Setelah disebut dengan Halte Baca dan Suasana kelas MINU Balikpapan yang dipenuhi pajangan hasil karya siswa sebagai bentuk apresiasi untuk kreativitasnya. 125
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Stasiun Baca. Keduanya berbentuk luas lingkaran jika jari-jarinya seperti gazebo dan terletak di luar diperbesar 2 kali, 3 kali, 4 kali, 10 kali, kelas. Di lantai tiga juga ada Terminal 500 kali bahkan sampai 1000 kali. Baca untuk memudahkan siswa Saya membuat lembar kerja (LK) mengakses buku-buku bacaan. yang memandu siswa memecahkan masalah pembelajaran,” kata Lusi. Dampak dari kegiatan ini, siswa sudah terbiasa membaca 1 sampai LK yang dibuat Lusi mengembangkan 3 buku dalam seminggu. Salwa keterampilan matematis yang disebut Noura Balqis, siswa kelas V penalaran-pembuktian, representasi, mengaku minimal membaca 2 buku koneksi dan komunikasi atau dalam seminggu. Dia juga bisa disingkat PRKOKO. Guru kreatif ini menceritakan dengan baik isi cerita juga telah mengembangkan konsep buku yang dibacanya. Keterampilan 5M (Mengamati, Menanya, Mencoba, literasinya sudah terasah. Menalar, dan Mengkomunikasikan) pada Kurikulum 2013 dan unsur Latih Siswa Jadi Penemu dan pembelajaran aktif MIKiR Program Pemecah Masalah PINTAR dari Tanoto Foundation agar sesuai dengan kondisi siswa dan Pembelajaran aktif juga sudah madrasahnya. berkembang pesat di MINU. Seperti pembelajaran matematika yang Lusi juga sudah menyiapkan satu difasilitasi oleh Lusi Ambarani, guru buah lingkaran yang terbuat dari kelas VI. Menurut dia, pembelajaran kertas berwarna. Sebelum siswa matematika bukan hanya soal hitung diberikan media lingkaran dan LK, menghitung. Lusi menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa Melalui pembelajaran matematika, di dalam kelompok kecil yang siswa dapat dilatih untuk melakukan beranggotakan 3-4 siswa. penelitian dan pemecahan masalah yang mengandung keterampilan Mereka harus menentukan diameter matematis di dalamnya. Lusi lingkaran mula-mula, menentukan mengajak siswanya mencari luas jari-jari lingkaran, menentukan luas lingkaran dengan mengaitkan lingkaran mula-mula, menentukan penyelidikan masalah di dalamnya. luas lingkaran jika diperbesar 2 kali, 3 kali, 4 kali sampai dengan 10 kali. “Saya menugaskan siswa menyelidiki Setelah itu siswa mencari cara untuk 126
MI Nahdlatul Ulama Balikpapan Siswa membuat laporan individu perbesaran lingkaran yang dia kerjakan bersama teman-teman sekelompoknya. Pembuatan laporan matematika ini melatih kemampuan siswa menulis laporan kegiatan dengan kata-katanya sendiri. menentukan luas lingkaran jika jari- lingkaran mula-mula. “Bu, setelah ini jari diperbesar 500x dan 1000x diapakan lagi?” tanya kelompok 1. dengan menghubungkannya ke konsep lain. Saat menentukan luas Lusi kembali memberikan panduan, lingkaran yang diperbesar 2 kali, 3 “Hasil pembagian yang kalian kali, 4 kali, dan 10 kali, para siswa bagikan tadi berhubungan dengan dapat mengerjakannya dengan baik. angka yang diperbesar. Misalnya, luas Namun saat diminta menghubungkan lingkaran 2 kali diperbesar dibagi luas lingkaran 500 kali dan 1000 kali luas lingkaran mula-mula adalah 4. dengan menghubungkan ke konsep Bilangan 4 itu berhubungan dengan lain, siswa mulai kebingungan. angka 2. Coba kalian diskusikan apa hubungan hasil pembagian dengan Lusi memandu siswa dengan angka yang diperbesar.” memberi petunjuk, yaitu hasil akhir lingkaran yang diperbesar harus “Hubungannya masing-masing dibagikan dengan lingkaran mula- mula. Berselang 15 menit, siswa dikalikan 2 kali bu. Supaya dapat 4 selesai membagikan luas lingkaran yang diperbesar dengan luas maka 2 dikali 2, supaya dapat 9 jadi 3 dikali 3 bu,” jawab Salsabila. “Ya benar, jika ada perkalian berulang 127
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah dengan angka yang sama namanya mengalikan kuadrat. Hasilnya tetap apa?” tanya guru. “Jadi pangkat sama. “Tapi mudah menggunakan dua atau kuadrat bu,” jawab Fahrul kuadrat ya bu,” kata beberapa siswa. kelompok 2. “Ya benar, sekarang bagaimana cara mencari luas “Ya dari lembar kerja tadi kita telah lingkaran yang jari-jarinya diperbesar diajak menemukan cara atau rumus 500 kali dan 1.000 kali dengan baru. Seru bukan?” kata guru. “Ya menggunakan konsep kuadrat? Bu”, jawab anak serentak. Silakan diskusikan dengan teman di kelompok,” kata guru memberi tugas LK selanjutnya adalah lembar kerja lanjutan. individu. Siswa diminta membuat laporan menceritakan langkah- Selanjutnya guru berkeliling langkah dalam menemukan konsep mendampingi siswa di kelompok kuadrat mencari luas lingkaran yang kecil sehingga setiap kelompok diperbesar. Sebelum siswa menulis, dapat menemukan konsep tersebut. guru mempersilakan satu orang Setelah kerja kelompok selesai, Lusi siswa menceritakan langkah-langkah meminta satu kelompok ke depan yang sudah dilakukannya. untuk presentasi dan kelompok lainnya menanggapi. Penugasan pada lembar kerja ini, menurut Lusi diperolehnya dari “Kami mengukur diameter lingkaran pelatihan Modul II Program PINTAR ini 14 cm, maka jari-jarinya 7 cm. Luas Tanoto Foundation. Siswa diarahkan lingkaran mula-mula kami dapatkan untuk melakukan penyelidikan dalam 154 cm2. Bila diperbesar 4 kali pembelajaran matematika. Siswa luasnya menjadi 2.464 cm2. Kalau juga menuliskan laporan secara urut diperbesar sampai 1000 kali maka dan runtut. Hal ini yang jarang atau luasnya menjadi 154.000.000 cm2. tidak pernah dilakukan sebelumnya. Kesimpulan kami untuk mencari luas lingkaran yang diperbesar, “Dari laporan yang dibuat siswa, kita caranya dengan menguadratkan dapat mengukur pemahaman siswa perbesarannya,” demikian presentasi dalam mengerjakan soal, sekaligus Salsabila mewakili kelompoknya. meningkatkan kemampuan literasi anak,” kata Lusi. Rupanya ada juga kelompok yang menemukan hasil dengan cara Nurul Faizah, guru kelas II-C menghitung jari-jari yang diperbesar menyebut sekarang pembelajaran 500 kali dan 1000 kali tanpa di kelasnya juga menjadi lebih hidup 128
MI Nahdlatul Ulama Balikpapan dan menyenangkan. Tidak ada lagi tampak sudah dipajang di kelas. pembelajaran monoton yang hanya menyalin tulisan. Dia juga tidak lagi Para siswanya juga mulai mengukir bergantung hanya pada buku paket. prestasi. Pada olimpiade matematika tingkat Kota Balikpapan mereka “Saya sering bilang ke siswa, berhasil meraih juga kedua. Begitu pelajaran hari ini tidak usah juga dengan lomba keagamaan, keluarkan buku paket. Kita belajar mereka menjadi juara umum tingkat dengan kertas warna, melakukan kota pada kategori lomba Pildacil pengamatan, membuat percobaan, (Penampilan Dai Cilik), membaca Al- membuat kreasi, dan kegiatan yang Quran, Adzan, dan menulis kaligrafi. menantang dan menyenangkan buat siswa,” kata Nurul. Keberhasilan Gunanto membawa perubahan di MINU Balikpapan, Menuai Prestasi membuat dia diganjar Kemenag Kota Balikpapan sebagai Kepala Pelaksanaan pembelajaran aktif Madrasah Terbaik tahun 2019. “Saya tersebut tidak lepas dari peran berupaya menjadi tali yang mengikat kepemimpinan Gunanto. Ia berhasil lidi sehingga menjadi lebih kuat. Saya meyakinkan para guru dan orangtua ingin semua warga madrasah bersatu bekerja sama meningkatkan mutu menjadi yang terbaik dengan potensi pendidikan di madrasahnya. Hasil yang dimilikinya,” ucap Gunanto. karya siswa dari pembelajaran aktif Siswa kelas V sedang mempresentasikan laporan percobaan perpindahan panas pada kelompok lainnya. Kegiatan ini membuat semua kelompok mendapat kesempatan berpresentasi dan berinteraksi dengan kelompok lainnya. 129
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah DARI EDITOR Prof. Dr. Muchlas Samani Zita Meirina Penasihat Pendidikan Dasar Redaktur LKBN ANTARA Tanoto Foundation Sejak 1991, Zita Meirina telah Prof. Dr. Muchlas Samani bekerja menjadi jurnalis di adalah guru besar Universitas Lembaga Kantor Berita Nasional Negeri Surabaya yang menjadi (LKBN) ANTARA. Kini dia salah satu penyusun konsep dipercaya menjadi salah satu Manajemen Berbasis Sekolah Redaktur di medianya. di Indonesia. Saat ini menjadi \"Virus \"MIKiR\" yang ditularkan anggota Badan Akreditasi Program PINTAR Tanoto Nasional Sekolah/Madrasah Foundation kepada para 2018-2022, Ketua Lembaga kepala sekolah dan guru tidak Akreditasi Mandiri Kependidikan, sekadar membawa perubahan dan Penasihat Program dalam pembelajaran, namun Pendidikan Dasar Tanoto telah menebarkan virus gemar Foundation. membaca ke seantero sekolah. \"Inisiatif dan pengalaman yang Pendekatan ini juga mampu dilakukan para kepala sekolah menggerakkan orangtua murid dan madrasah seperti yang merasa ikut memiliki sekolah ditulis oleh para jurnalis dalam sehingga bahu membahu buku ini, merupakan contoh yang memenuhi fasilitas sekolah mulai perlu ditiru dalam menerapkan dari mendonasikan buku bacaan, MBS yang baik.\" mengisi fasilitas kelas, hingga secara rutin hadir di sekolah untuk memecahkan masalah bersama.\" 130
Profil KESAN PENULIS Neneng Zubaidah Nikolaus Harbowo Jurnalis Harian Koran Sindo Jurnalis Harian Kompas Penulis telah bekerja menjadi Penulis mulai bergabung dengan jurnalis sejak tahun 2007. Harian Kompas sejak 2017. Menurutnya, semangat dalam Pemilik inisial BOW ini sedang mengemban tugas mulia sebagai menekuni isu di bidang otonomi pendidik yang terpancar dari Ibu daerah, reformasi birokrasi, dan Robingah sebagai Kepala SDN perkotaan. Menurutnya, sekolah 2 Kalilumpang sudah terlihat akan maju jika niat perbaikan dari depan sekolah ketika dia itu muncul terlebih dahulu dari pertama kali menginjakkan kaki kepala sekolah. Kepala sekolah kesana. Sekolahnya sederhana SDN 01 Benteng Hulu Siak telah namun bersih, rapih dan sangat menunjukkan keberhasilan itu. tertata. Kelas yang didekorasi Dengan segala praktik baik dan dilukis dengan apik semakin pembelajaran sekolah yang telah membuat anak semangat belajar. diterapkan. \"Saya yakin sekolah ini akan “Saya yakin sekolah ini mampu menghasilkan generasi emas bersaing menjadi sekolah bagi masa depan bangsa. unggulan. Semoga praktik baik Semoga kreativitas, semangat ini dapat terus menjalar ke dan gairah sekolah dan juga seluruh tingkatan pendidikan di orangtua untuk menggerakkan Nusantara.” literasi di SDN Kalilumpang akan terus membara.\" 131
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Indriani Maria Fatima Bona Jurnalis LKBN ANTAR Jurnalis Harian Suara Pembaruan Penulis yang hobi membaca ini Penulis adalah jurnalis lembaga telah menjadi wartawan sejak kantor berita nasional (LKBN) 2014. Dipercaya menjadi salah Antara. Sehari-hari meliput isu- satu penulis dalam buku praktik isu pendidikan dan humaniora. baik Program PINTAR Tanoto Pendidikan belum menjadi Foundation menjadi salah satu magnet pembaca di media, pengalaman berharga karena bukan juga topik hangat mendapat kesempatan bertemu dibicarakan di ruang diskusi. dan berbincang dengan kepala Lebih pada dagangan politis sekolah dan guru-guru hebat. yang terulang dalam siklus lima \"Mereka dengan segala kendala tahunan. Namun lebih dari itu, dan kekurangan mau berjuang pendidikan adalah esensi dari untuk melakukan perubahan kehidupan itu sendiri. kelas, dari yang kaku menjadi “Saya mengacungkan jempol menyenangkan. Mereka terhadap apa yang dilakukan bergerak karena panggilan untuk oleh Tanoto Foundation mencerdaskan anak bangsa.\" dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah. Memang sejatinya, pendidikan bukanlah tanggung jawab pemerintah semata. Semua elemen harus bergerak. 132
Profil Dian Warastuti Syarif Oebaidillah Jurnalis Harian Waspada Jurnalis Harian Media Indonesia Sejak tahun 2003 sampai Saat ini penulis adalah Redaktur sekarang penulis bergabung di Harian Media Indonesia. Harian Waspada. Menurutnya Pengalaman jurnalis khususnya MIN 1 Pekanbaru luar biasa bidang pendidikan telah 7 tahun dalam hal menjaga kekompakan berkiprah. antara orangtua dan guru. \"Saya mengapresiasi atas atensi Kuncinya adalah komunikasi, Tanoto Foundation (TF) pada sebagai salah satu praktik baik kepeduliannya berkontribusi yang terus dikembangkan. memajukan pendidikan di Manajemen berbasis sekolah tanah air. Tampak sekali yang diperkuat lewat pelatihan bahwa manfaat program TF oleh Tanoto Foundation, diakui Kepala Sekolah SDN menjadikan praktik baik di 003 Tenggarong Seberang, sekolah ini terus terjaga. Ibu Nordiana, yang terpantik \"Dari komunikasi yang baik, lahir lebih kreatif dan mewujudkan sekolah yang ciamik. Selamat kolaborasi yang baik dengan buat MIN 1 Pekanbaru. Terus komite sekolah, guru, orangtua, mengemuka sebagai sekolah serta tokoh masyarakat. Kendati pendidik karakter mulia.\" berada di daerah yang agak terpencil, sekolah ini tampak hidup dan bergairah menjadi penyemai pembinaan pendidikan dasar yang positif bagi pendidikan karakter siswa.\" 133
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Dhita Seftiawan Maria F. Natalia Jurnalis Harian Pikiran Rakyat Jurnalis JPNN.com Sejak 2012 penulis menjadi Penulis sudah 9 tahun menjadi jurnalis di Harian Umum Pikiran jurnalis. Dia mengaku senang Rakyat. Meliput isu-isu olah raga sekali bisa datang dan melihat selama 2 tahun di Bandung, langsung kegiatan di SMPN 3 Polhukam 2 tahun di wilayah Batang Hari, Jambi. Depok dan Kabupaten Sukabumi, “Saya salut melihat semangat dan isu-isu pendidikan dan literasi dari para siswa, guru, kesejahteraan 3 tahun di Jakarta. dan orangtua. Tidak menyangka Menurutnya, SDN 122375 sekolah yang jauh dari hingar Siak hanya satu dari ribuan bingar kota besar memiliki sekolah dasar yang beruntung semangat yang besar untuk mendapatkan kesempatan menghasilkan anak-anak untuk maju. Kemajuan itu terjadi berprestasi. Semoga adik-adik karena adanya hasrat yang kuat SMPN 3 Batang Hari terus dari guru dan kepala sekolah. berprestasi dalam berbagai \"Tanoto Foundation datang bidang dan tidak berhenti pada waktu yang tepat untuk mengasah wawasan lewat membantu SDN 122375 membaca dan kegiatan literasi.” Pematang Siantar mewujudkan perubahan yang diidamkan kepala sekolah. Kini saatnya SDN 122375 berbagi pengalaman dengan sekolah lain di Pematangsiantar maju bersama mengimplementasikan praktik baik di lingkungan sekolah dan masyarakat.\" 134
Profil Gumanti Awaliyah Tri Wahyuni Jurnalis Republika Jurnalis Suara Karya Penulis selama tiga tahun ini Sejak 1993 penulis menjadi disibukkan dengan berbagai wartawan Harian Suara Karya tugas dan kegiatan sebagai hingga sekarang dalam format jurnalis di Republika. online di suarakarya.co.id. “Sungguh, saya teramat bahagia \"Menarik sekali berkunjung ke bisa menyaksikan langsung SMPN 3 Pekanbaru, karena bisa konsep MIKiR yang diinisiasi menemukan perpustakaan yang Tanoto Foundation telah memiliki banyak buku dan ditata mengubah pola ajar di sekolah dengan apik. Sekolah juga sering di berbagai daerah menjadi lebih membuat tugas kepada siswa aktif. Semoga penerbitan buku untuk merangkum buku bacaan, ini bisa menjadi ikhtiar bagi untuk diceritakan ulang dalam peningkatan kualitas pendidikan kelas. Sehingga siswa terlatih di Indonesia.” dalam membaca dan menulis gagasannya, dan berbicara di depan kelas. Kemampuan itu sangat membantu siswa untuk kariernya di masa depan.\" 135
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Malvyandie Citra Larasati Jurnalis Tribunnews.com Jurnalis Medcom.id Penulis merupakan News Editor Penulis telah menjadi jurnalis di Tribunnews.com (Kompas lebih dari 15 tahun. Saat ini dia Gramedia). Penulis yang akrab menjadi redaktur di medcom.id. disapa Malvin ini diberi tanggung \"Sangat bangga dengan jawab mengawal berita-berita semangat membangun nasional. budaya literasi dan penerapan \"Saya melihat semangat dan pembelajaran aktif di SMPN kegembiraan dalam diri siswa 1 Brangsong, Kendal. Kepala SMPN 4 Tenggarong, Kutai sekolah, guru dan siswa memiliki Kartanegara, Kalimantan Timur. semangat yang sama, membuat Dua modal yang sangat penting saya yakin bahwa SDM Indonesia saat menuntut ilmu. Saya juga unggul akan banyak lahir dari meyakini hal tersebut ada karena Kendal.\" para guru di sana juga memiliki hal yang sama ketika mengajar. Semoga dari sekolah ini kelak akan muncul orang-orang cerdas yang bermanfaat bagi Indonesia.\" 136
Profil Enggar Yohannes Harususilo Jurnalis Kompas.com Sejak April 2018, penulis menjadi jurnalis di situs berita nasional Kompas.com. Saat ini dia dipercaya menjadi editor pada kanal edukasi. Dia mengaku terkesan dengan inisiatif Kepala MINU Balikpapan yang menciptakan keterbukaan dalam pengelolaan madrasah. Orangtua siswa menjadi percaya dan mau mendukung program- program madrasah sehingga pembelajaran aktif menjadi lebih berhasil. \"Melihat proses pembelajaran di MINU Balikpapan membuat saya optimis dengan sumber daya masa depan bangsa ini.\" 137
Temukan pengalaman praktik baik Program PINTAR Tanoto Foundation di: Group Facebook Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan Menunjukkan dan Menyebarkan Prak k Baik Pendidikan Tanoto Founda on menginisiasi Group Facebook Forum Peningkatan Kualitas Pendidikan, untuk memfasilitasi para guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen LPTK mitra mengunggah pengalaman mereka dalam mengimplementasikan hasil pela han Program PINTAR. Sebagian besar ar kel prak k baik dalam buku ini diambil dari unggahan group facebook tersebut. Silakan bergabung dan berbagi pengalaman dalam penerapan prak k-prak k baik pembelajaran ak f, manajemen berbasis sekolah, budaya baca, dan perkuliahan calon guru di LPTK yang lebih menekankan pada prak k.
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150