SMPN 1 Sei Suka Paguyuban kelas bekerja sama memperbaiki kelas dan halaman kelas untuk membuat anak- anaknya lebih nyaman belajar. berbeda kepada semua warga Karena tidak selamanya juga saya sekolah. Ia menjadikan warga ada di sini, bisa jadi kehendak Allah sekolah sebagai mitra, sahabat atau pimpinan, karena saya cuma bahkan keluarga, bukan bawahan. amanah saja. Di samping itu saya juga ingatkan bahwa bekerja itu Dalam menjalin sinergitas bersama jangan hanya karena akan mendapat para mitranya di sekolah, hampir finansial, tapi juga ada nilai ibadah. setiap pekan Sugito menggelar Itu nilai yang saya tanamkan terus pertemuan rutin dengan semua menerus,” ungkap Sugito. elemen sekolah. Pertemuan itu tidak bersifat formal, melainkan diisi Pendekatan itu nyatanya berhasil dengan saling berbagi semangat membuat semua warga sekolah ataupun keluh, ngobrol santai dan terlibat dalam mewujudkan visi saling mendukung satu sama lain. dan misi sekolah. Hingga akhirnya terciptalah teamwork yang kuat “Saya ajak mereka, mari bapak-ibu untuk mewujudkan pendidikan yang kita bekerja itu bukan karena saya, bermutu di SMPN 1 Sei Suka. mari kita bekerja secara profesional. 41
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Belajar di luar kelas menjadi bagian rutin yang dilakukan para guru MIN 1 Pekanbaru untuk memberikan pengalaman bermakna pada siswa. 42
MIN 1 Pekanbaru KOMUNIKASI APIK, MADRASAH CIAMIK Oleh Dian Warastuti, Jurnalis Harian Waspada Beras putih ketika digiling, bukan karena gesekan dengan mesin giling, melainkan gesekan antar butir beras. Fungsi mesin giling adalah membuat butiran beras saling bergesek. Semakin sering bergesekan akan semakin putih berasnya. Prinsip itu yang diterapkan oleh Fitrisma Rais, kepala MIN 1 Kota Pekanbaru, dengan mengaktifkan KKG mini di madrasahnya. KKG di level kecamatan biasanya hanya sebulan sekali dan itupun tidak semua guru bisa ikut. Di kelompok kerja guru (KKG) mini setiap minggu guru di MIN 1 Pekanbaru dapat saling belajar, berbagi pengalaman, bertukar pikiran. Ibarat beras, mereka akan semakin putih karena interaksi dengan teman. Pekanbaru, Riau - Ketika bersekolah mengulang celoteh kedua buah menjadi begitu menyenangkan bagi hatinya. anak-anak, tentu perasaan orangtua menjadi sangat tenang. Anak-anak “Sekarang mereka belajar lebih yang mereka ‘titipkan’ kepada bapak seperti kerja tim, kerja kelompok. dan ibu guru di sekolah, menceritakan Suasana belajar di kelas juga beda. setiap kebaikan yang ada di sekolah Sekarang meja-meja disusun per dengan penuh semangat. kelompok. Banyak sekali kegiatan praktik-praktik pelajaran di kelas Dara Fitria, ibu dari anak Bimandanu yang dikerjakan kelompok. Kami Raditya Novendra (kelas IV) dan dapat informasi pihak madrasah, hal Dwitama (kelas II) di Madrasah Ini terjadi sejak Program PINTAR dari Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Tanoto Foundation dipraktikkan di Pekanbaru, penuh semangat masing-masing kelas. Kami senang 43
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Fitrisma Rais (kiri), Kepala MIN 1 Pekanbaru menciptakan kebersamaan antara guru, kepala madrasah, dan orangtua siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasahnya. mendengar anak-anak bercerita Via bersama Dara didampingi ketua kalau kini mereka lebih senang komite madrasah, Faisal dan kepala belajar ketimbang sebelumnya,” kata MIN, Fitrisma Rais pekan pertama Dara. Oktober 2019. Begitu juga Tavivia, ibu dari anak Faisal mengatakan bahwa kemajuan Latifa dan Luthfia. Ia mengaku yang diraih MIN 1 Pekanbaru bangga bercampur haru dengan sangat berarti. “Saya mengamati upaya perubahan yang dijalani madrasah ini terus meningkat pihak madrasah untuk mengubah metode pembelajarannya. Sudah suasana belajar yang lebih baik. sangat banyak praktik baik yang Anak-anak jadi lebih berani bertanya, dilakukan, khususnya sejak satu mengemukakan pendapatnya, dan tahun belakangan ini. Sejak Program punya keinginan bekerja sama PINTAR hadir di sekolah ini,” kata dengan kawan-kawannya. Faisal, bersemangat. “Saya pikir ini yang penting bagi Fitrisma Rais mengakui kehadiran madrasah. Bukan sekadar tempat Program PINTAR di madrasah yang menimba ilmu, tapi juga tempat yang dipimpinnya memberinya banyak aman bagi anak-anak kami untuk kebaikan. “Pelatihan bagi guru- membangun karakter terpuji,” kata guru madrasah itu sangat terbatas. 44
MIN 1 Pekanbaru Setahun mungkin hanya ada kuota komunikasi dan refleksi, yang lima guru se Provinsi Riau. Itupun disingkat MIKiR. “Dan kami semua jauh, di Balai Diklat yang berada di mendapat pendampingan yang Kota Padang. Alhamdulillah, sejak terus menerus untuk menjalankan jadi madrasah mitra pada Oktober pendekatan itu dalam pembelajaran,” 2018 lalu, sudah ada 12 guru sekolah kata Fitrisma. kami yang ikut pelatihan. Ini luar biasa menurut saya,” kata Fitrisma. Tidak hanya menyentuh para guru. Kepala madrasah dan komite Fitri mengaku terkesan dengan madrasah juga menjadi sasaran modul pembelajaran yang dimiliki pelatihan. Kepala madrasah Tanoto Foundation. Semuanya mendapat kesempatan mendapatkan tidak rumit dipelajari. Mudah dan informasi tentang solusi apa yang simpel. Dengan itu, guru jadi mudah terbaik bagi kendala yang muncul memahami bahasa-bahasa baku di saat mengelola sekolahnya. “Kami kurikulum yang digunakan madrasah. sebagai kepala madrasah diberikan pendampingan untuk memahami Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah apa kendala dalam menerapkan sama dengan kurikulum Sekolah Kurtilas. Kalau bertemu masalah, Dasar (SD), hanya saja pada kami berbagi dengan tim dari Tanoto. MI terdapat porsi lebih banyak Solusi pun kita diskusikan bersama. mengenai pendidikan agama Islam. Jadi mengalir saja,” jelas Fitrisma. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana di SD, juga pelajaran- Bersama Mewujudkan Sekolah pelajaran keagamaan seperti Alquran Kreatif dan Penuh Inspirasi dan Hadits, Aqidah dan Akhlaq, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan Konsep yang tak kalah penting Bahasa Arab. dalam pengelolaan madrasah adalah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Kurikulum Tahun 2013 (Kurtilas) Bagaimana proses pembelajaran yang selama ini dijalankan madrasah di madrasah yang dikelola para menjadi lebih mudah dipahami guru dan kepala madrasah, mampu setelah mendapat bimbingan melibatkan juga peran serta aktif Program PINTAR Tanoto Foundation. orangtua dan masyarakat sekitar. Tanoto memperkenalkan empat Fitrisma menyebut ada satu modul MBS yang diberikan Tanoto pendekatan dalam pembelajaran, Foundation. Secara umum modul yaitu mengalami, interaksi, 45
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah tersebut memberi gambaran konsep Tanoto Foundation telah memberi budaya baca dan pembelajaran aktif yang berbasis madrasah dan sinyal pentingnya satu hal dalam masyarakat. Dalam hal ini, peran serta komite madrasah menjadi MBS: Komunikasi. Seringkali antara sangat penting. orangtua dan guru, orangtua dan “Intinya orangtua dan guru itu saling komunikasi, apa saja yang dapat kepala madrasah, bahkan antara dilakukan bersama-sama untuk kemajuan pendidikan anak-anak kita. guru dan kepala madrasah, terjadi Apakah itu keinginan untuk menata ruang kelas, menata perpustakaan, misunderstanding. Sumbatan pengadaan aula kelas, pojok baca di kelas dan banyak lagi,” imbuh komunikasi terjadi lantaran semua Fitrisma. pihak menahan diri dan kadang takut untuk menyatakan kebenaran. “Tanoto memberi keyakinan kepada madrasah untuk tidak usah ragu dalam upaya menggerakkan peran serta masyarakat. Tidak perlu takut diprotes orangtua terkait kebutuhan proses belajar. Sampaikan saja. Siswa di kelompok kecil sedang praktik pemanfaatan barang bekas menjadi barang yang bermanfaat. 46
MIN 1 Pekanbaru Lempar persoalannya supaya jelas. membutuhkan sarana, sementara Kalau masuk akal dan memang ada keuangan madrasah tidak dapat realisasinya, Insya Allah orangtua memenuhi semuanya. memaklumi. Dan itu benar adanya,” ujar Fitrisma. Komunikasi yang apik juga terjadi Komite MIN 1 sangat kooperatif. tatkala madrasah mau menentukan Semua anggota memberikan kebebasan kepada madrasah untuk apakah jadi sekolah full day atau berkreasi, sesuai kebutuhan. Komite bahkan membantu madrasah tidak. Segala persoalan dibalik melibatkan seluruh wali murid untuk aktif dalam proses pembelajaran. Tak keinginan itu dapat ditangani dengan ada ceritanya siswa madrasah atau sekolah hanya semata tanggung baik lewat komunikasi. “Sekarang jawab madrasah. Orangtua juga harus dilibatkan. madrasah sudah full day dengan “Komite madrasah kan isinya lima hari belajar dalam seminggu. orangtua murid juga. Semacam perwakilan seluruh orangtua murid. Orangtua lega karena anak-anak Kami menjadi mediator penting yang menjembatani peran guru dan lebih banyak waktu belajar di wali murid dalam pembelajaran. Jadi memang sudah seharusnya madrasah, guru pun senang karena terbangun hubungan harmonis. Bagaimana caranya? Ya, komunikasi!” orangtua menghargai upaya cetus Faisal. bersama ini. Jadilah madrasah kami sekarang ciamik,” kata Faisal. Faisal mengatakan Tanoto telah membuka mata semua pihak di madrasah, baik itu kepala madrasah, guru dan wali murid, bahwa MBS itu sesungguhnya tidak sulit-sulit amat. Kuncinya adalah komunikasi dan rasa saling percaya. Praktik Baik Mendidik Karakter Seringkali komite menjembatani Nur Alina, guru Bahasa Indonesia musyawarah antara orangtua dan meminta setiap siswa menuliskan madrasah untuk membicarakan kembali bacaannya dalam bentuk pengadaan sarana penunjang belajar. kesimpulan sederhana. Terkadang, Contohnya infrastruktur lapangan dalam bentuk puisi. dan mushala. Semuanya akhirnya terwujud berkat komunikasi yang “Lain waktu kami belajar lewat tidak putus. Orangtua mendapatkan permainan. Siswa menjawab pejelasan dari madrasah tentang 47
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Pada kegiatan KKG mini MIN 1 Pekanbaru, para guru tampak melakukan kunjung karya belajar dari hasil diskusi antar kelompok guru. Melalui KKG mini manfaat Program PINTAR dapat tersebar ke semua guru. pertanyaan yang dibuat temannya kecintaan siswa pada lingkungan. yang lain, demikian sebaliknya,” kata “Di sini anak-anak juga belajar Nur Alina. tentang keanekaragaman tumbuhan. Mulai dari jenis tulang, jenis akar Hal yang mirip-mirip, dilakukan tumbuhan, proses fotosintesis dan banyak lainnya. Di sini kami juga Partiningsih, guru budaya membuat pupuk kompos dan proses daur ulang,” kata Eva Diana. Melayu Raya. Membaca lantas Setiap hari juga ada kegiatan rutin menyimpulkan, menjadi salah satu membaca yang dilakukan sebelum masuk kelas. Waktunya bervariasi praktik baik literasi yang dilakukan antara 15 sampai 30 menit. sejak setahun belakangan. Setiap Senin, ada upacara bendera. Selasa, senam pagi. Rabu, sarapan Dasmarni, guru IPS di kelas IVD pagi bersama dengan bekal dari mengombinasikan pelajaran dengan rumah. Siswa belajar makan dengan permainan. Berbekal lembar kerja, doa-doa yang baik, tidak makan siswa diajak bekerja sama membuat sambil bicara atau berdiri. Kamis, peta. siswa belajar keagamaan dengan Dalam bidang lingkungan, Eva Diana, mengajak para siswa membuat satu proyek luar biasa, Green House. Green house adalah lambang 48
MIN 1 Pekanbaru membaca asmaul husna. Jumat belajar, serta mengembangkan adalah saatnya membaca surat Yasin pertanyaan/tugas dan lembar kerja. atau belajar pidato (muhadhoroh). Sesi ini difasilitasi oleh Fitrisma, Nora Gusti, dan Desmarni. MIN 1 menjadi satu dari mitra Program PINTAR Tanoto Foundation sejak satu Sesi pembelajaran aktif bertujuan tahun lalu. Tujuan strategisnya adalah peningkatan mutu pendidikan dasar. mengenalkan unsur-unsur dalam Yang utama adalah mengembangkan praktik-praktik baik dalam pembelajaran aktif dengan pembelajaran, manajemen sekolah, dan kepemimpinan di sekolah dan mengidentifikasi kegiatan yang madrasah mitra. mencerminkan kegiatan Mengalami, Kembangkan KKG Mini Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi Salah satu yang membuat penularan praktik baik pembelajaran aktif di (MIKiR). Begitu juga dengan budaya MIN 1 Pekanbaru berjalan cepat adalah adanya kelompok kerja guru baca, guru-guru mengidentifikasi madrasah atau KKG Mini. “Kami memanfaatkan Kelompok Kerja pentingnya kegiatan membaca, Guru (KKG) mini untuk membuat diseminasi pelatihan Program PINTAR praktik membaca, dan untuk semua guru MIN 1 Pekanbaru. Di madrasah kami totalnya ada 45 mengidentifikasi metode praktis guru. Mereka mengajar untuk 29 rombongan belajar. Beruntung, dalam mengembangkan budaya saya dan dua guru berkesempatan menjadi fasilitator daerah Program baca di madrasah. PINTAR Tanoto Foundation sehingga ilmu yang kami peroleh digunakan Pada sesi pengelolaan lingkungan untuk melatih para guru lainnya,” belajar, guru harus mampu kata Fitrisma. memaksimalkan lingkungan kelas dan madrasah sebagai sumber Materi yang menjadi fokus dalam KKG belajar. Mulai dari pengaturan ini adalah pembelajaran aktif, budaya tempat duduk, mengatur komposisi baca, pengelolaan lingkungan siswa dalam kelompok, dan menata pajangan kelas. Sampai sesi terakhir, mengembang- kan pertanyaan dan lembar kerja siswa tidak tampak wajah bosan dari para guru. Sesi-sesi dibawakan dengan metode yang menarik, ada diskusi, curah pendapat, presentasi hasil diskusi, dan yang paling seru ketika unjuk karya antar kelompok. Sungguh menyenangkan melihat 49
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah para guru aktif dalam mengikuti PINTAR kepada semua guru. Dua kali diseminasi pelatihan. Maklum pertemuan dilakukan untuk fasilitasi saja, guru-guru di madrasah materi-materi pelatihan dan satu kali jarang mendapatkan pelatihan pertemuan untuk praktik mengajar. yang menggunakan metode yang Praktik mengajar ini dilakukan menyenangkan dan interaktif seperti dengan team teaching agar para pelatihan Tanoto Foundation. guru bisa bekerja sama menyiapkan dan memfasilitasi pembelajaran aktif. Pembagian kelompok berdasarkan Mereka juga bisa saling belajar dari kelas, diskusi yang produktif satu sama lainnya. serta presentasi hasil diskusi merupakan kegiatan-kegiatan yang Pasca melaksanakan praktik mendominasi pada kegiatan KKG ini. mengajar, semua peserta melakukan Hal ini dilakukan untuk membiasakan refleksi pembelajaran. Dari refleksi para guru untuk menerapkan ini bisa diketahui hal-hal yang sudah kegiatan ini di kelas bersama siswa. berhasil dan yang perlu diperbaiki untuk pembelajaran berikutnya. Pertemuan KKG mini ini rutin dilaksanakan seminggu sekali setiap Beberapa catatan menarik dari Sabtu. Pertemuan rutin tersebut diseminasi pelatihan ini dan dimanfaatkan untuk kegiatan perubahan yang terjadi diantaranya, pelatihan diseminasi Program 1) guru merasakan perbedaan Pojok baca yang nyaman membuat anak betah berlama-lama membaca koleksi buku-buku bacaan di kelas. 50
MIN 1 Pekanbaru mengajar setelah menerapkan MIKiR. yang menerapkan Kurtilas,” kata Siswa menjadi lebih aktif dan berani Koordinator Program PINTAR Tanoto mempresentasikan hasil karyanya; Foundation untuk Kota Pekanbaru, 2) lembar kerja yang dibuat guru Indra Setiawan. mendorong siswa menghasilkan karya kreatif 3) penataan lingkungan Karena niat baik itu, Tanoto kelas menjadi lebih menarik, siswa Foundation mendapat dukungan duduk dalam kelompok kecil, dan besar dari pemerintah daerah hasil karya siswa dipajang 4) para setempat. Apalagi ada tujuan lain guru juga membuat sudut baca di yaitu mendiseminasikan praktik yang semua kelas yang diisi dengan buku sudah dikembangkan ke seluruh buku bacaan. sekolah dan madrasah nonmitra. “Jadi makin banyak sekolah dan “Praktik baik ini sebenarnya sudah madrasah yang memahami praktik ada dalam Kurtilas yang saat ini baik pembelajaran, MBS, budaya sudah banyak dijalankan sekolah dan baca, dan partisipasi masyarakat madrasah di Indonesia. Hanya saja meskipun mereka tidak memiliki penjabaran dan penguatannya masih kemitraan langsung dengan Tanoto perlu bantuan untuk penerapannya. Foundation. Ini fungsinya diseminasi. Program PINTAR hadir dalam Dan itu sudah kami jalankan,” kata posisi mendampingi atau asistensi Indra. bagi sekolah dan madrasah Expo Madrasah dan Market Day MIN 1 Pekanbaru. Kegiatan ini untuk melatih jiwa kewirausahaan siswa sejak dini, unjuk karya praktik pembelajaran, serta menjalin silaturahmi antara guru, siswa, dan orangtua. 51
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Guru SDN 003 Tenggarong Seberang memanfaatkan pohon rindang di halaman sekolah untuk kegiatan pembelajaran. 52
SDN 003 Tenggarong Seberang KREATIVITAS DAN KOLABORASI UNTUK MAJUKAN SEKOLAH Oleh Syarif Oebaidillah, Jurnalis Media Indonesia Kreativitas yang didukung dengan kemampuan komunikasi yang bagus serta manajemen yang transparan menjadi modal penting menggaet partisipasi masyarakat guna mengembangkan sekolah. Itulah yang dibuktikan oleh Nordiana dalam mengembangkan SDN 003 Tenggarong Seberang. Kutai Kartanegara, Kalimantan Masyarakat (PSM) yang digelar Timur - Kemajuan era revolusi Tanoto Foundation melalui Program industri 4.0 harus diantisipasi Pengembangan Inovasi untuk dengan sejumlah keterampilan para Kualitas Pembelajaran (PINTAR). guru juga kepala sekolah dalam mengembangkan dan memajukan Nordiana yang menempuh kuliah kepemimpinan sekolah. Diantaranya Sarjana Pendidikan Guru Sekolah yang dikenal dengan keterampilan Dasar (PGSD) di Universitas Terbuka abad 21 yang mencakup (UT) ini berinisiatif dan secara kreatif kemampuan keterampilan 4C yakni, menggelar pertemuan dengan berpikir kritis (critical thinking), Komite Sekolah guna membahas kreativitas (creativity), kerja sama lebih lanjut rencana pengembangan (collaboration) dan komunikasi sekolah yang dipimpinnya itu. (communication). Pertemuan dilakukan untuk membicarakan SDN 003 Tenggarong Keterampilan 4C ini dimiliki Nordiana, yang dianggap dalam kondisi kurang sosok Kepala SDN 003, Tenggarong layak; bangunan tidak memadai, Seberang, Kutai Kertanegara, menempati bangunan sekolah di Kalimantan Timur. Terutama setelah atas rawa dengan fasilitas sarana ia mengikuti pelatihan Manajemen prasarana seadanya. Berbasis Sekolah dan Peran Serta 53
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Gandeng Masyarakat, Kepala Desa, kawasan itu terdapat sejumlah dan Perusahaan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan batu bara Didampingi Ketua Komite Sekolah yang mempunyai kepedulian pada lingkungan masyarakat sekitarnya SDN 003 Tenggarong Seberang, melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Kebiasaan Aspian, dan anggota komite sekolah, yang berlaku di lingkungan setempat bentuk pengajuan CSR kepada Imrah, Nordiana memaparkan perusahaan terkait mesti melalui aparat pemerintah desa. Perusahaan memaparkan program kepada itu ,antara lain PT Arka, PT Kitadin, PT Riung, PT La Tahzan, PT SNS dan anggota komite dan orangtua siswa lain lain. mulai kelas I hingga kelas VI secara Kepala Desa mengundang Nordiana yang didampingi komite sekolah bertahap. Hasilnya, menyepakati untuk melakukan presentasi di pertemuan desa yang dihadiri pengajuan proposal yang kalangan perusahaan terkait, Badan disampaikan kepada kepala desa untuk dilanjutkan ke perusahaan- perusahaan setempat di kawasan desa. SDN 003 Tenggarong berada di perdesaan yang cukup jauh dari ibu kota Kutai Kertanegara, di Setelah adanya keterbukaan dari sekolah, komite sekolah menjembatani kerja sama sekolah dengan CSR perusahaan untuk mendukung pembangunan dan pengembangan sekolah. 54
SDN 003 Tenggarong Seberang Kepala SDN 003 Tenggarong Seberang, Nordiana (kanan) bersama salah satu orangtua siswa yang memberi bantuan buku-buku bacaan untuk sekolah. Perwakilan Desa (BPD), koperasi “Pemerintahan desa merupakan desa, majelis taklim, dan lain-lain. faktor penting dalam membangkitkan Kepala sekolah menjelaskan tentang peran masyarakat untuk sekolah. Ia keperluan pembangunan SD yang bisa memfasilitasi pertemuan dengan dipimpinnya. Dari sejumlah poin semua pihak yang potensial untuk penting pembangunan yang paling menyumbang ke sekolah. Namun dibutuhkan sekolah adalah antara kita juga harus terbuka menunjukkan lain pagar sekolah dan tempat parkir. anggaran yang dimiliki sekolah,” ujar Nordiana. Presentasi Nordiana berhasil mengundang kepedulian semua Dengan dana tersebut, sekolah pihak karena banyak memperlihatkan menggunakannya untuk membiayai foto-foto keadaan sekolah. Sepeda tukang, membeli alat, dan bahan yang berhamburan tidak punya untuk membuat parkiran, pagar tempat parkir, taman yang rusak sekolah, dan taman sekolah. Namun karena sekolah tidak memiliki pagar, tidak semua dikerjakan oleh tukang, fasilitas pembelajaran, dan lain-lain. orangtua siswa di hari libur juga Nordiana juga terbuka mengungkap diajak bekerja bakti ikut bersama- pendapatan dan belanja selama ini. sama membangun sekolah. 55
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Berkat Transparansi, Komite diketahui komite sekolah, guru, Sekolah Mau Jadi Mediator siswa, orangtua murid juga kalangan publik atau masyarakat. Mendukung kemajuan sekolah, Aspian selaku Ketua Komite Sekolah “Kita harus transparan dalam yang juga tokoh masyarakat di pemanfaatan dan penggunaan desanya bersikap proaktif membantu uang sekolah yang digunakan untuk sekolah dan desa. Ia berkeliling mewujudkan Standar Nasional ke sejumlah perusahaan dan para Pendidikan (SNP),” cetusnya donatur yang mau berkontribusi dalam pembangunan sekolah. Nordiana yang mengaku telah Berkat kolaborasi tersebut berhasil mengajar selama 21 tahun dan dikumpulkan bantuan mencapai baru menjadi kepala sekolah pada sekitar Rp48 juta. tahun 2011 ini mengutarakan pengalamannya dengan pelatihan Pada saat pemaparan, Nordiana yang ia dapatkan dari Tanoto menjelaskan bahwa sekolah telah Foundation berupa materi program mendapat perhatian dari pemerintah, praktik baik Manajemen Berbasis yaitu bantuan pada 2017 senilai Rp Sekolah (MBS). 1,1 miliar yang diperuntukan untuk pembangunan tujuh Ruang Kelas Ia mengaku beruntung dengan Baru (RKB), ruang perpustakaan, materi tersebut yang sifatnya tidak dan satu unit Usaha Kesehatan menggurui tetapi saling berbagi Sekolah (UKS). pengetetahun dan pengalaman. Ia merangkum dan membuat Kemudian pihaknya juga mendapat kesimpulan bahwa peran masyarakat bantuan di tahun 2019 senilai Rp1,1 mesti dilakukan secara kreatif dan miliar. Ia mengaku pemaparan komunikatif. program secara transparan harus dilakukan di era keterbukaan dewasa “Sebagai kepala sekolah, selama ini sehingga kepercayaan masyarakat ini ada belenggu bagi saya untuk pada sekolah dapat tetap terjaga. berkreativitas dalam memimpin sekolah, sampai adanya pelatihan Begitupun dalam penggunaan Program PINTAR. Ini sangat berarti dana Bantuan Operasional Sekolah sekali,” tandasnya. (BOS) pihaknya transparan dengan memasang pengumuman penggunaan dana BOS agar 56
SDN 003 Tenggarong Seberang Siswa sedang mempresentasikan hasil karyanya. Setelah para guru menerapkan MIKiR, siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Penyegaran pendekatan mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi atau MIKiR. Guna merefresh atau menyegarkan kembali pelatihan yang telah Melalui penerapan MIKiR guru diperoleh dari tim Tanoto Foundation, memfasilitasi para siswa berkegiatan Nordiana mengaku bersama jajaran dengan kelompok kecil melakukan guru yang telah dilatih meminta percobaan, pengamatan dan fasilitator daerah untuk berkunjung pemecahan masalah mereka ke sekolahnya serta mendiskusikan saling berinteraksi satu sama lain praktik-praktik baik yang telah berkolaborasi menyelesaikan tugas dilatih. secara bersama sama. Pada akhir pembelajaran para guru mengajak Para guru juga antusias menerapkan siswa untuk refleksi melihat pembelajaran aktif yang menerapkan kembali pengalaman belajar siswa 57
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah dan mengambil pelajaran (lesson “Kuncinya adalah keterbukaan. learned) hal-hal yang sudah berhasil Saya membuka keuangan sekolah maupun yang perlu diperbaiki untuk kepada semua orangtua, guru, pembelajaran berikutnya. dan masyarakat. Saya juga print laporan keuangan sekolah dan bisa Nordiana mencermati para guru dilihat oleh siapa saja,” ujarnya. yang sebelumnya mengajar dengan Berkat kaleng koin itu, kelas tidak metode ceramah, sekarang berubah. kekurangan bahan ATK. Guru dan Dengan pelatihan oleh fasilitator siswa dapat memanfaatkannya daerah Program PINTAR Tanoto dalam pembelajaran di kelas. Foundation yang mendampingi guru maka pembelajaran aktif menjadi ciri Buku untuk Budaya Baca khas pembelajaran di sekolahnya yang dipimpinnya. Peran orangtua yang turut Sediakan ATK untuk Pembelajaran berkontribusi memajukan sekolah Aktif juga diperlihatkan dengan Guna memenuhi kebutuhan Alat Tulis Kantor (ATK) sekolah yang menyumbangkan buku-buku meningkat karena pembelajaran aktif yang juga meningkat, ia pun secara sukarela. Nordiana kembali berinisiatif membuat kaleng koin di tiap kelas. Para siswa secara sukarela berinisiatif dan berkolaborasi dapat menyumbangkan uang ke kaleng tersebut. Hasilnya digunakan bersama komite sekolah dan untuk membeli ATK pembelajaran aktif di kelas. orangtua siswa mengetuk hati Sebelumnya, ia melakukan sosialisasi kerelaan berbagi buku. kepada para orangtua siswa yang sepakat dengan inisiatif ini. Dia Ia meminta dukungan orangtua pun transparan, pemanfaatannya siswa ikut membelikan buku-buku dilaporkan secara terbuka. Dengan bacaan yang disukai anak-anaknya. langkah ini peruntukan dana BOS Setiap orangtua siswa diharapkan tidak terganggu dengan adanya bisa membelikan satu buku bacaan. kaleng koin. Setelah buku tersebut dibaca oleh anaknya, siswa bisa membawa buku ke sekolah untuk menjadi koleksi sudut baca di kelas. Ternyata banyak orangtua siswa menyumbang sehingga koleksi buku per kelas bertambah banyak. Setiap buku yang didapat diletakkan di pojok baca. Kelas-kelas juga 58
SDN 003 Tenggarong Seberang Sudut baca dan pajangan hasil karya siswa menghiasi setiap sudut kelas SDN 003 Tenggarong Seberang. berusaha melakukan tukar menukar sebelum pelajaran dimulai ini sangat buku di pojok baca tersebut, bermanfaat dalam menumbuhkan sehingga semua buku bisa dinikmati minat membaca para siswa. oleh semua siswa. Nordiana berhasil membangun Hal ini bermanfaat dalam pengayaan sinergi kepala sekolah, guru, siswa dengan bacaan buku yang pemerintahan desa, dan semua beraneka ragam yang menumbuhkan unsur masyarakat. Sekolah di minat dan budaya baca siswa di perdesaan yang terpencil ini kelas. Buku-buku dikoleksi di pojok semakin berkembang pesat. Terbukti kelas manakala setiap pagi sebelum dengan banyaknya bantuan dana jam belajar dimulai, siswa bebas dari pemerintah, perusahaan, dan memilih membaca buku yang masyarakat yang mengalir masuk tersedia. Program membaca 15 menit untuk pembangunan sekolah. 59
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Pada setiap Kamis SMPN 3 Pekanbaru menggelar pentas kreasi literasi. Setelah siswa membaca bersama buku bacaan, perwakilan kelas menampilkan kreativitas mereka dari hasil kegiatan membaca. 60
SMPN 3 Pekanbaru FOKUS PADA PERUBAHAN PEMBELAJARAN DAN BUDAYA BACA Oleh Tri Wahyuni, Jurnalis Suara Karya Ownership merupakan salah satu penopang motivasi kerja dalam suatu teamwork. Anggota tim akan berkerja maksimal karena merasa program yang sedang dikerjakan adalah miliknya. Menggunakan prinsip itu Asbullah, Kepala SMPN 3 Pekanbaru dalam mengembangkan sekolahnya. Walaupun ia sudah tahu apa yang harus dilakukan, tetapi ia mengajak semua guru melakukan analisis SWOT terhadap sekolahnya. Dengan begitu, semua guru merasa “mengubah pembelajaran menjadi aktif” adalah miliknya. Ujungnya, semua guru akan melaksanakan program tersebut dengan sepenuh hati. Pekanbaru, Riau - Kepala SMP Negeri perubahan pembelajaran di sekolah, 3 Pekanbaru, Asbullah mengaku sebagaimana ditawarkan Tanoto senang sekolahnya bisa masuk Foundation melalui Program PINTAR. dalam program kemitraan dengan Tidak semua guru suka perubahan. Tanoto Foundation. Meski kemitraan “Terutama beberapa guru yang itu baru terbangun dalam satu tahun kurang terbuka. Jumlahnya memang terakhir, namun hasilnya nyata. tak banyak tetapi mereka juga Pembelajaran aktif yang diterapkan harus didekati untuk bersama-sama para guru dapat meningkatkan melakukan perubahan,” tuturnya. nilai ujian nasional (UN) 2019. Jika sebelumnya SMPN 3 berada di Upaya pertama yang dilakukan peringkat 18, sekarang posisinya naik Asbullah adalah mengundang para jadi peringkat 6 di Kota Pekanbaru. guru untuk melakukan pelatihan dengan metode SWOT (strengths, Asbullah mengakui bukan weaknesses, opportunities, dan threats). Sekolah membuat hal mudah dalam melakukan 61
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah perencanaan strategis untuk secara berkelanjutan. Membeli buku mengevaluasi kekuatan, kelemahan, bacaan dengan menggunakan 5-7 peluang, dan ancaman dalam persen dana BOS, juga menggalang penerapan Program PINTAR. penyediaan buku bacaan dari orangtua secara berkala setiap Dari hasil SWOT tersebut, Asbullah semester. Sekolah juga bekerja sama dengan Dinas Arsip Perpustakaan dan para guru bersepakat prioritas Kota Pekanbaru untuk peminjaman buku-buku bacaan. utama yang perlu dilakukan “Berkat usaha gotong royong adalah mengubah model berbasis keikhlasan ini, perpustakaan kami mendapat akreditasi dari pembelajaran dari pasif, guru Perpustakaan Nasional serta meraih penghargaan sebagai perpustakaan menerangkan murid mendengarkan, terbaik di Pekanbaru untuk tahun 2019,” ucapnya. menjadi pembelajaran aktif dan Guna mendorong budaya literasi mengembangkan budaya baca. tumbuh di sekolah, setiap hari siswa diwajibkan membaca buku Menata Perpustakaan yang Nyaman bacaan selama 15 menit sebelum untuk Membaca pembelajaran. “Setiap kelas juga dibuat pojok baca yang diperkaya Asbullah mengatakan untuk dengan buku-buku bacaan yang mendukung program budaya baca, ia menarik minat membaca siswa,” menata ulang perpustakaan sekolah. tuturnya. Penataannya tidak bersifat masif, membongkar atau membangun Di halaman depan sekolah pun sesuatu yang baru. Perpustakaan disediakan selasar baca yang bisa sekolah hanya ditata ulang untuk dimanfaatkan siswa untuk membaca menjadi tempat yang menyenangkan buku bacaan. dan nyaman untuk siswa membaca. Pendampingan Menjadi Kunci Penataan buku juga diperbarui agar menarik minat siswa membaca. Tempat duduk dibuat menjadi lesehan dengan karpet agar siswa nyaman dalam membaca. Ruangan pun diberi pendingin agar siswa betah di perpustakaan. Buku bacaan di perpustakaan Wakil Kepala Sekolah Bidang dan pojok baca kelas diperbarui Kurikulum, Elita Yubari menuturkan 62
SMPN 3 Pekanbaru Asbullah, Kepala SMPN 3 Pekanbaru berhasil membawa perpustakaan sekolahnya menjadi juara satu. Para guru juga konsisten menerapkan pembelajaran aktif. bahwa Program PINTAR dapat berlangsung usai pelatihan hingga dilaksanakan di sekolah dengan satu tahun ke depan,” lanjutnya. baik karena adanya kegiatan pendampingan. Setelah pelatihan, “Setiap ada masalah di kelas, guru tidak “dilepaskan” begitu saya bisa kontak pendamping di saja, namun mereka mendapatkan Pekanbaru untuk dicarikan jalan pendampingan dari para fasilitator keluarnya. Perbaikan terus kita daerah. Pendampingan diperlukan, lakukan. Hal itu yang membuat para agar materi dan praktik selama guru semangat dan berkomitmen pelatihan bisa diimplementasikan dalam menerapkan hasil pelatihan,” secara benar. katanya. “Saya sudah sering ikut pelatihan guru Untuk memastikan guru berkomitmen yang digelar pemerintah, tetapi tidak dalam pembelajaran aktif di kelas, ada model pendampingan seperti kepala sekolah juga rajin melakukan yang dilakukan Tanoto Foundation. supervisi. “Saya ikut mendampingi Saat pelatihan kami langsung praktik, guru dalam menyiapkan perangkat tak sekadar mendengar ceramah dari dan media pembelajaran. Setelah narasumber,” katanya. kegiatan supervisi, saya ajak teman guru berdiskusi hasil pembelajaran, Dengan adanya pendampingan apa yang sudah berhasil dan apa para guru peserta pelatihan tidak saja yang perlu diperbaiki ke depan. kehilangan arah dan bisa berjalan Dampaknya, para guru selalu sesuai jalurnya. “Pendampingan berusaha meningkatkan kualitas yang dilakukan Tanoto Foundation pembelajaran,” katanya. 63
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Setelah perubahan terjadi di semua berupa cerpen dan puisi juga banyak kelas, kepala sekolah mengundang di pajang di majalah dinding kelas. orangtua siswa untuk melihat pembelajaran di kelas. Hasil karya Disinggung soal biaya dalam siswa dipajang di dinding kelas. menyediakan Alat Tulis Kantor “Ternyata banyak orangtua yang (ATK), media pembelajaran, serta terkesan atas hasil belajar anak- alat dan bahan untuk praktik, Elita anaknya,” Katanya. “Jadi, bukan mengatakan hal itu tergantung hanya angka-angka dalam rapor saja kebutuhan. Umumnya siswa yang dilaporkan, tetapi juga hasil membawa sendiri bahan yang riil pembelajaran di kelas juga bisa digunakan dalam pembelajaran. diketahui orangtua,” lanjutnya. “Sebenarnya media pembelajaran yang dipakai tak mahal, seperti Dalam pembelajaran aktif, kertas manila besar, spidol atau tali rafia. Karena hasilnya nyata, anak siswa difasilitasi belajar dengan maupun orangtua tak keberatan mengeluarkan biaya tambahan anak- kemampuan berpikir tingkat tinggi anaknya untuk membeli kebutuhan pembelajaran untuk praktik,” (HOTS atau Higher Order Thinking ucapnya. Skill). Kemampuan itu penting untuk siswa agar bisa bersaing di era digital saat ini. Hasil pembelajaran HOTS bisa dilihat Jika sekolah membuat sendiri dari pajangan hasil karya siswa di media pembelajaran, maka sekolah semua kelas. Seperti laporan siswa boleh menganggarkan kebutuhan kelas IX yang membuat VCO (virgin pembelajaran aktif dari dana BOS coconut oil) atau minyak kelapa yang dan memajang laporan penggunaan mengandung bakteri baik. Pada keuangan sekolah secara transparan. laporan tersebut siswa memaparkan langkah-langkah pembuatan VCO “Dalam konteks ini peran penting dari buah kelapa tua yang masih komite sekolah dan orangtua segar, menunjukkan manfaat VCO, dilibatkan dalam perencanaan, dan menarik kesimpulan dari pelaksanaan dan evaluasi program kegiatan yang mereka lakukan. sekolah. Peningkatan mutu pendidikan tidak bisa jalan sendirian. Ada juga laporan hasil pemecahan Butuh dukungan bersama,” katanya. masalah matematika tentang belajar koordinat kartesius yang mempelajari Hal senada dikemukakan Ketua transformasi. Tulisan kreatif siswa Paguyuban Kelas, Sofyandi. Ia 64
SMPN 3 Pekanbaru mengaku senang melihat perubahan dianggap sebagai kepanjangan yang terjadi di sekolah anaknya. Anak tangan kepala sekolah. Ini hanya pergi ke sekolah dengan senang, persoalan komunikasi saja. Jika karena merasa yang diajarkan hasilnya nyata, orangtua juga tidak sekolah menyenangkan. “Terus keberatan menyumbang,” katanya. terang saja, anak saya sejak masuk sekolah ini tidak pernah mengeluh. Belajar Aktif Lebih Seru Berangkat sekolah selalu gembira,” kata Sofyandi yang membuka usaha Salah satu ciri dari pembelajaran aktif warungan itu tersenyum lebar. adalah penempatan kursi dan meja dalam bentuk kelompok. Artinya, Menurut dia, kolaborasi yang kuat kursi tidak lagi disusun menghadap antara orangtua siswa dengan ke papan tulis. Kelas dibagi dalam sekolah, membuat masyarakat kelompok-kelompok kecil yang merasa memiliki, sementara terdiri dari 4-6 siswa. lingkungan merasa diperhatikan. Itu terlihat dari kesediaan orangtua Meja disusun membentuk kelompok siswa yang berprofesi sebagai pelatih karate dalam kegiatan ekstrakurikuler dan menempatkan siswa sebagai di sekolah tanpa dipungut bayaran. “Sebelumnya orangtua siswa “alergi” subyek belajar. Mereka mengamati terhadap komite sekolah, karena sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, lalu melaporkan hasil pengamatan tersebut. Dengan Siswa Kelas VIII SMPN 3 Pekanbaru, Riau sedang praktik translasi (pergeseran) dalam matematika. Mereka langsung mempraktikkannya di dalam dan halaman kelas. 65
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah demikian, sekolah benar-benar “Anak kami ajak untuk membuat fungsional dan efektif memberi gambar cerita untuk memudahkan pengalaman belajar kepada siswa menuangkan idenya,” kata Arlini. dalam waktu belajar yang sangat terbatas. Anak-anak terlihat asyik menggambar kebakaran hutan Seperti dikemukakan Arlini, guru dengan gayanya masing-masing. bahasa Indonesia yang sedang mengajar di kelas IX-2. Guru Tak ada pembatasan, yang penting membuat Lembar Kerja (LK) yang berisi penugasan atau pertanyaan setiap gambar memiliki ceritanya produktif, terbuka, dan imajinatif. Melalui LK, siswa didorong untuk masing-masing. Siswa tidak perlu membangun gagasannya sendiri, berpikir kreatif dan alternatif untuk menyontek temannya, karena semua memecahkan masalah pembelajaran. tergantung imajinasi dari masing- masing siswa. LK diterapkan dalam pembelajaran Salah satu siswa, Zahwa Indria mengaku senang dengan model aktif dengan unsur MIKiR. Melalui pembelajaran MIKiR. Karena ia bisa berkreasi atas apa yang ditugaskan MIKiR, siswa difasilitasi untuk guru, sehingga proses pembelajaran jadi lebih menyenangkan. “Memang mengalami seperti melakukan kadang sulit menuangkan pikiran ke dalam gambar atau tulisan. Tetapi kegiatan pengamatan, memecahkan jika kita rajin berlatih, lama kelamaan jadi lebih mudah. Malah, semua masalah, berwawancara, atau materi pembelajaran lebih nempel di kepala, dibanding hanya mendengar melakukan percobaan saat omongan guru di kelas,” tutur Zahwa. pembelajaran berlangsung. Siswa dikumpulkan dalam kelompok Termasuk mata pelajaran kecil agar lebih mudah ber-interaksi, berdiskusi atau bekerja sama. Hasil matematika, yang dulu dirasakan karya, gagasan atau pikiran siswa nantinya akan dipresentasikan atau Zahwa agak sulit. Berkat MIKiR di-komunikasi-kan. Saat itu, topik pembelajaran soal kebakaran hutan ia jadi suka matematika, karena di Riau pada pertengahan tahun ini. Siswa diminta menuangkan mengerjakan soal dengan LK gagasannya dalam bentuk gambar dan cerita dalam 8 delapan kolom, tak sekadar mengerjakan soal lalu dipresentasikan di depan kelas. dengan menghapal rumus-rumus. Begitupun dengan mata pelajaran IPA yang langsung lebih banyak praktik melakukan percobaan atau 66
SMPN 3 Pekanbaru pengamatan langsung. “Belajar dilakukan oleh siswa. Para siswa sekarang jadi lebih seru. Karena unjuk kebolehan lewat kegiatan baca banyak hal baru yang kami pelajari puisi, menceritakan kembali isi buku di kelas. Bisa diskusi dengan teman yang sudah dibaca, atau pertunjukan saat mengerjakan tugas,” katanya. kreativitas lainnya seperti menari dan menyanyi. Proses belajar mengajar di sekolah ini aktif sejak pukul 7 pagi. Siswa Belajar dari kepemimpinan kepala memulai pagi dengan kegiatan mengaji dan kultum. Bagi siswa SMPN 3 Pekanbaru, terbukti nonmuslim, bisa membaca Alkitab masing-masing. Kegiatan ini sekitar kepala sekolah memainkan peran 30 menit setiap Selasa hingga Jumat. Lalu siswa membaca buku penting dalam meningkatkan bacaan tidak disuarakan. Kondisi berlangsung senyap. mutu pembelajaran. Untuk itu, Setiap Kamis, sekolah akan pemilihan kepala sekolah harus menggelar pentas kreasi literasi yang mempertimbangkan unsur kepemimpinan yang dapat membawa sekolahnya menjadi lebih baik lagi. Maju atau tidaknya manajemen sekolah sangat bergantung pada kepala sekolah! (Kiri) Di semua kelas tersedia sudut baca yang diperkaya dengan koleksi buku-buku bacaan yang disukai siswa. Hasil karya pembelajaran siswa juga dipajang di kelas untuk menjadi sumber belajar bagi siswa. (Kanan) Suasana perpustakaan sekolah yang membuat siswa nyaman membaca. 67
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Siswa kelas IX SMPN 4 Tenggarong sedang membuat alat peraga sistem reproduksi manusia untuk mereka presentasikan pada teman-teman sekelasnya. 68
SMPN 4 Tenggarong SEMPAT RAGU, KINI BUAT PEMBELAJARAN LEBIH MAJU Oleh Malvyandie, Jurnalis Tribunnews.com Sebagai kepala sekolah, Agus Suparmanto telah menerapkan konsep MBS dengan baik. Mengubah pola “perintah” menjadi layanan. Tugas kepala sekolah adalah membantu memfasilitasi guru agar dapat bekerja dengan baik. Selanjutnya tugas guru adalah membimbing dan memfasilitasi siswa akan dapat belajar dengan baik, menerapkan konsep MIKiR dengan tepat. Kutai Kartanegara, Kalimantan praktik seperti ini memudahkan Timur - “Cara pembelajaran seperti kami dalam memahami pelajaran. ini menyenangkan. Kami tidak Daripada yang seperti guru sekadar mendengarkan penjelasan menjelaskan saja.” guru. Kami juga dilatih presentasi, menyampaikan hasil kerja kelompok Apa yang disampaikan Gilang dan di depan kelas. Kegiatan praktikum Alia tersebut itu tentu tidak muncul yang dilakukan juga membuat saya begitu saja. Mereka kini terbiasa mudah memahami pelajaran.” dengan pendekatan pembelajaran aktif yang telah diterapkan di Itulah pernyataan Gilang, siswa sekolah selama 1,5 tahun belakangan kelas IX SMPN 4 Tenggarong, Kutai ini. Pendekatan pembelajaran aktif Kartanegara, saat saya berbincang yang dimaksud adalah ‘MIKiR’ atau dan mengikuti kegiatan belajar akronim dari ‘Mengalami, Interaksi, mengajar di kelas tersebut. Komunikasi, dan Refleksi’. Pernyataan serupa juga disampaikan Konsep MIKIR merupakan unsur dari Alia, siswa kelas IX. “Menurut saya pembelajaran aktif yang dikenalkan cara belajar aktif, sering diskusi dan oleh Tanoto Foundation kepada 69
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah berbagai sekolah mitra Tanoto PINTAR adalah “ajian serat jiwa” Foundation. Pendekatan berusaha bagi sekolahnya. Ia mengungkapkan menjawab tantangan abad 21 dan setidaknya ada beberapa gerakan mempraktiskan unsur 5M yang ada yang ia implementasikan. dalam Kurikulum 2013. “Misalnya manajemen sekolah Tantangan Bagi Kepala Sekolah yang terbuka. Manajemen yang terbuka merupakan langkah awal Perubahan cara pembelajaran yang harus dilakukan sekolah di SMPN 4 Tenggarong tidak bila ingin melibatkan masyarakat bisa dilepaskan dari peran Agus dalam mengembangkan sekolah. Suparmanto, sang kepala sekolah. Bagaimana caranya? Ya dengan Ia telah melakukan banyak gerakan melakukan pendekatan dengan perubahan di sekolahnya. Pria ini komite dan orangtua siswa,” katanya. juga pernah menjadi kepala sekolah di beberapa sekolah. Ia mencontohkan ketika menyusun program sekolah, dia melibatkan Agus menyinggung soal pelatihan komite sekolah dan orangtua. Program PINTAR Tanoto Foundation Selama rapat, mereka bersama-sama yang diikutinya. Menurutnya Program menyusun program dan perkiraan Kepala SMPN 4 Tenggaong, Agus Suparmanto berhasil meyakinkan orangtua siswa untuk ikut terlibat dalam program peningkatan mutu sekolah. 70
SMPN 4 Tenggarong dana-dana yang dibutuhkan dan sederhana. Contohnya Membaca sumber dananya. Senyap dan Pojok Baca. Semua dilakukan secara terbuka. “Saya sempat bertanya-tanya, Setelah perencanaan program jadi, apa pentingnya pojok baca. Toh komite dan orangtua siswa diundang di sekolah ada perpustakaan. kembali untuk melakukan review. Namun setelah berjalan, saya baru Jadi sebagai kepala sekolah, Agus menyadari bahwa posisi buku yang Suparmanto telah menerapkan dekat dengan tempat duduk siswa prinsip manajemen berbasis sekolah bisa mempengaruhinya untuk (MBS) dengan tepat. membaca. Dibanding jika para siswa harus berjalan dulu ke perpustakaan Terobosan Sang Kepala Sekolah untuk sekadar membaca,” katanya. Agus mengungkapkan, selama ini Inovasi lain yang dilakukan Agus guru-guru di sekolah telah banyak untuk merangsang minat baca siswa mengikuti program pelatihan atau adalah program yang disebut dengan workshop. Hanya saja pelatihan itu Jumpa Kopi. Program ini adalah tidak berdampak signifikan. “Karena strategi untuk membuat koleksi buku semacam teori saja, tanpa ada tindak di pojok baca ruang kelas SMPN 4 lanjut. Jadi ujung-ujungnya kembali Tenggarong terasa selalu baru. lagi ke pola konvensional,” katanya. Jumpa Kopi sendiri merupakan Agus menuturkan, banyaknya akronim dari Jumat Pagi Koleksi pelatihan yang “terbuang sia-sia” Pindah. Program ini dilaksanakan membuatnya sempat ragu ketika setiap Jumat pagi selepas para siswa hendak bergabung dengan program melakukan senam pagi. Dikoordinir Tanoto Foundation. “Apa sih Tanoto oleh masing-masing pengurus kelas, Foundation ini? Saya jujur saja ragu. para siswa setiap kelas menukarkan Sebab selama ini sudah banyak koleksi buku bacaan di pojok-pojok program, pelatihan tapi yang ada baca kelas dengan kelas lainnya. justru tidak efektif. Tidak berjalan. Misalnya, kelas VIIA bertukar koleksi buku dengan kelas VIIB, VIIC Namun setelah berjalan, Agus bertukar dengan VIIIA, IXA dengan mengaku tertarik dengan program IXB dan seterusnya. yang diberikan Tanoto. Sebab, katanya, program-programnya lebih Melalui Jumpa Kopi semangat membaca siswa meningkat. Mereka 71
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah setiap saat bertemu dan disuguhi apa? Jurnal ini berperan sebagai buku-buku yang belum pernah monitoring sekolah dan orangtua dibaca. Agus mengakui, koleksi buku siswa terhadap kegiatan membaca di sekolah memang cepat habis siswa. Jika aktivitas membaca terbaca. Terutama sejak SMPN 4 dilakukan di sekolah, jurnal akan Tenggarong mengadakan program ditandatangani guru. Sebaliknya jika membaca 15 menit setiap pagi dilakukan di rumah, orangtua yang sebelum pembelajaran. akan menandatangani,” kata Agus. Jurnal Membaca Menyatukan Visi Pembelajaran Guna mendukung kegiatan Satu hal lain yang menjadi membaca para siswa, pihak sekolah tantangan menerapkan konsep juga membuat jurnal membaca. Tanoto, menurut Agus, adalah soal Jurnal tersebut berisi kolom supervisi pembelajaran di kelas. Ia tanggal, halaman buku yang dibaca, merasa kegiatan supervisi harus rangkuman, dan tanda tangan wali lebih humanis. “Biasanya kan guru kelas atau orangtua siswa. dipanggil, kemudian kepala sekolah menilai apa saja yang telah dilakukan “Ini merupakan bagian dari kontrol sang guru. Itu justru membuat terhadap minat membaca siswa adanya jarak antara kepala sekolah tumbuh secara baik. Di jurnal dan guru. Saya ingin ada kesetaraan membaca, siswa akan menuliskan antara guru dan kepala sekolah. buku apa yang mereka baca. Sebab tujuan supervisi adalah Judulnya apa, pengarangnya siapa? pembinaan,” katanya. Kesan mereka terhadap bacaan itu Koleksi buku bacaan di pojok baca kelas diperbarui seminggu sekali melalui program Jumpa Kopi yang dilaksanakan setiap hari Jumat. 72
SMPN 4 Tenggarong Bagaimana caranya? Menurut Agus bermakna untuk anak,” katanya. hal tersebut bisa dilakukan dengan Pokoknya pendekatan saintifik pola mengajar bersama. Metode ini diterapkan di sekolah saya tersebut. diakuinya lebih menyita waktu dan tenaga ketimbang cara konvensional. Peran Aktif Orangtua “Karena kami, kepala sekolah dan guru, harus duduk bersama lihat Agus menyadari sehebat apapun dulu perencanaan mengajarnya, kita yang dilakukan kepala sekolah dan lakukan simulasi bersama, kemudian guru untuk mendidik siswa tak akan kita lakukan mengajar bersama di sukses tanpa peran dari orangtua. kelas,” ujarnya. Untuk itulah, dalam menjalankan Program PINTAR, dirinya juga Sebelum hal itu dilakukan, Agus melibatkan peran setiap orangtua peserta didik di sekolah tersebut. mengaku sering menemukan ketidakcocokan antara rencana pembelajaran dengan “Dahulu, jika anak-anak diminta gurunya membawa daun, misalnya, pelaksanaannya di kelas. Pun kadang untuk praktik pelajaran IPA, pasti tidak dilaksanakan. Bukan cuma satu tidak terkoneksi dengan unsur atau dua orang, tapi hampir semua melakukan hal tersebut,” katanya. MIKIR. “Misalnya saja saat mengajar tentang jenis-jenis tumbuhan dan kategorisasinya. Guru tidak langsung menghubungkan dengan konteks kehidupan siswa. Gurunya hanya Ia pun berinisiatif untuk mengundang orangtua dalam pertemuan yang menerangkan di kelas,” katanya. dinamakan Paguyuban Kelas. Paguyuban ini dibagi berdasarkan “Jadi waktu pembelajaran IPA tentang masing-masing kelas. “Pembentukan paguyuban ini juga sangat efektif tumbuhan itu, saya minta guru untuk mendorong keterlibatan orangtua siswa. Paguyuban ini dibagi langsung mengkoneksikan dengan berdasarkan masing-masing kelas. Sehingga orangtua jadi merasa lebih kehidupan nyata. RPP yang dibuat ‘dekat’ karena mereka merasa itu adalah kelas anak-anaknya sendiri.” guru kami ubah bersama-sama, dan pada waktu praktik, anak-anak pergi ke kebun sekolah, langsung mengidentifikasi tumbuhan, mengelompokkan berbagai macam tumbuhan, misalnya berdasarkan daunnya yang menyirip, sejajar, Paguyuban kelas ternyata melengkung dan sebagainya. berdampak positif terhadap kegiatan Pembelajaran menjadi lebih 73
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah pembelajaran. Agus mencontohkan anak ke sekolah. Seakan, apa pun peran aktif dari orangtua siswa, yang terjadi, sekolah yang bertugas misalnya dalam program Pojok Baca. mendidik dan mengawasi anak. “Ada yang menyumbang kipas angin, jam dinding, dan jujur saja ini tidak “Jadi bukan soal dana. Program pernah terbayangkan sebelumnya.” Budaya Baca Senyap, misalnya, perlu biaya apa? Pojok baca? Itu bisa Menurut Agus, bukan hanya dari partisipasi siswa dan orangtua. guru dan siswa yang merasakan Mereka bisa berkreasi. Tak perlu adanya perubahan setelah sekolah dana. Kalaupun toh ada, ya tidak menerapkan Program PINTAR. banyak. Justru keterlibatan semua Namun juga orangtua. Mereka pihak yang menjadi kunci. Orangtua merasa kondisi saat ini lebih baik terlibat, sekolah terawat.” daripada sebelumnya. Orangtua bisa ikut mengontrol apa saja yang Ia mengakui awalnya sulit juga dilakukan anaknya di sekolah. untuk bisa melibatkan guru, dalam program ini, terutama mereka yang Bukan Masalah Uang usianya menjelang pensiun. “Namun setelah diberi pemahaman, mereka Sederhana tapi berat. Itulah yang justru bersemangat dan terlibat aktif dikatakan Agus tentang berbagai dalam setiap pembelajaran. Ternyata program Tanoto Foundation kepada kesamaan visi sangat penting untuk sekolah-sekolah mitra mereka. membangun kerja-sama di sekolah. Menurut dia, program dari Tanoto Foundation tersebut sederhana Anak Tak Berani Membolos karena tidak membutuhkan banyak anggaran, tapi di sisi lain menjadi Ketua Paguyuban VIIC Nilam Atmasari berat karena perlu melibatkan Maulida sangat mengapresiasi banyak pihak. program-program Tanoto yang diterapkan sekolah. Mulai dari “Ini yang jadi tantangan. Tidak pojok baca hingga pembentukan mudah. Untuk bisa menggerakkan paguyuban kelas. “Termasuk adanya orang tidak mudah. Kita harus jurnal membaca. Lewat jurnal ini, bisa melibatkan guru, orangtua, orangtua bisa mendampingi anaknya hingga tokoh masyarakat. Itu semua membuat jurnal membaca di rumah. bukan persoalan mudah.” Apalagi, Jurnal ini juga membuat orangtua sambungnya, selama ini sebagian bisa sangat aktif mendampingi anak orangtua terkesan “melepaskan” untuk menulis dan membaca.” 74
SMPN 4 Tenggarong Dia menilai, ternyata dengan anak kini tak berani lagi membolos program-program literasi yang karena kami dengan mudah bisa tahu digagas kepala sekolah, siswa jika mereka tak datang ke sekolah,” semakin menyukai kegiatan tutupnya. membaca. “Karena merasa tidak ada paksaan.” Inisiatif yang dilakukan kepala Menyinggung soal paguyuban kelas, sekolah kini sudah bisa dilihat Nilam mengakui hal itu membuatnya lebih mudah mengontrol sang hasilnya. Para guru semakin anak, terutama apa saja yang telah dilakukannya di sekolah. Apalagi termotivasi menerapkan semua orangtua siswa, guru kelas, dan kepala sekolah terhubung setiap pembelajaran aktif. Pajangan hasil hari melalui WA group paguyuban kelas. karya siswa yang memperlihatkan “Sekarang orangtua siswa bisa kemampuan berpikir tingkat tinggi berkoordinasi dengan guru kelas maupun kepala sekolah, membahas sudah bertebaran di semua kelas. program peningkatan kualitas pembelajaran untuk anak. Dulu hal Orangtua siswa yang bergabung itu hanya bisa kami lakukan setahun dalam paguyuban kelas bersemangat sekali. Ketika pengambilan rapor. membantu sekolah. Mereka yang Dan, yang tak kalah menarik, anak- sebelumnya tidak pernah terlibat dalam program sekolah, kini terlibat aktif mulai dari pembuatan pojok baca kelas, taman membaca, sampai menanam pohon untuk menata keasrian sekolah. Termasuk membantu menyediakan kebutuhan pembelajaran aktif untuk anaknya. Guru tampak sedang mendampingi siswa belajar di kelompok kecil. Di setiap kelas juga tersedia pojok baca untuk memudahkan siswa mengakses buku-buku bacaan. 75
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Orangtua siswa kelas 1 pada awal masuk sekolah dilibatkan sekitar dua minggu untuk mendampingi anaknya belajar di kelas. 76
SDN 20/1 Jembatan Mas MEMBANGUN SEKOLAH BERSAMA Oleh Indriani, Jurnalis Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA Rasa aman dan nyaman merupakan prasyarat anak bisa belajar dengan baik. Apalagi bagi anak kelas satu yang menganggap sekolah adalah tempat baru dan terasa asing. Sekolah dengan didampingi orangtua di awal-awal kelas harus dapat membuat anak beradaptasi dengan lingkungan sekolah secara alami. Pendampingan orangtua kepada siswa kelas satu akan membuat masa transisi dapat berjalan mulus. Itulah yang diterapkan di SDN 20/1 Jembatas Mas Kabupaten Batang Hari. Sebuah terobosan pedagogik yang sesuai dengan kondisi anak-anak. Batang Hari, Jambi - Matahari masih Dari kejauhan terlihat satu per satu malu-malu menampakkan dirinya, para wali murid masuk ke dalam saat para wali murid memarkirkan ruangan kelas satu, ada yang berjalan kendaraan roda dua persis di depan di belakang anaknya, ada juga yang halaman SDN 20/1 Jembatan Mas membimbing tangan anaknya. Wajah Kabupaten Batang Hari, Jambi. mereka tampak bersemangat. Pada Sekolah ini terletak 40 kilometer hari itu, para wali murid menemani atau sekitar satu jam perjalanan dari anaknya belajar. Tak hanya para ibu pusat kota Jambi. yang menemani, para bapak pun turut menemani anak-anak mereka Sekolah itu tepat berada di samping di sekolah. jalan lintas yang menghubungkan Provinsi Jambi dan Sumatera Barat. Seorang wali murid Widyawati Pagi itu kendaraan yang melintas (35) mengatakan sejak awal masih lengang. masuk sekolah, para wali murid itu menemani anak-anaknya di dalam 77
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Keterlibatan orangtua siswa kelas 1 mendampingi anaknya belajar di kelas, dapat membantu anak beradaptasi dengan suasana baru di sekolah. kelas. Tidak pada setiap pelajaran, Sejauh ini, ia mengaku ada banyak hanya pada pelajaran tertentu saja. kemajuan yang dialami anaknya, Terutama pada pelajaran membaca. Rasyid. Anak bungsu dari dua bersaudara itu belum bisa membaca “Kami memang diminta guru untuk saat masuk SD. Namun baru dua membantu anak beradaptasi di minggu di kelas satu, anaknya sudah lingkungan baru. Salah satunya bisa membaca meski belum terlalu dengan ikut serta mendampingi lancar. anak di kelas,” kata Widyawati. Ia menceritakan kemajuan Rasyid Saat ditemui, Widyawati sedang dalam membaca sangat dipengaruhi menemani anaknya, Rasyid Hartono dengan buku bacaan yang ada (7) di kelas. Saat itu, sedang di sudut baca. Buku bacaan yang menemani anaknya membaca buku disediakan didominasi buku cerita dongeng tentang kancil. Dengan anak-anak. Hal itu pula yang tekun, ia menyimak bacaan Rasyid. memotivasi Rasyid untuk semangat Pada pelajaran itu, anak-anak bebas belajar, karena Rasyid penasaran membaca buku yang disediakan di dengan buku bacaan yang ada di sudut baca, yang terletak di sudut sekolah barunya itu. depan kelas. 78
SDN 20/1 Jembatan Mas Arlely, Kepala SDN Jembatan Mas (kiri) menerima sumbangan buku bacaan dari orangtua murid saat hari pertama masuk sekolah. Para orangtua dilibatkan untuk membawa buku bacaan yang disukai anaknya untuk diletakan di pojok baca kelas. Kondisi itu berbeda ketika Rasyid Tidak hanya belajar, Widyawati duduk di bangku Taman Kanak- juga bercerita bahwa wali murid kanak (TK), kala itu ia lebih banyak dilibatkan dalam banyak hal dalam bermain dengan gawai. Namun pembangunan sekolah. sejak belajar membaca, anaknya lebih tertarik bermain dengan Guru kelas satu SDN 20/1 Jembatan buku dibandingkan gawai. Ia pun menyediakan berbagai buku bacaan Mas, Senjawati, mengatakan di rumahnya.“Alhamdulillah, sudah jarang main hp (ponsel), Rasyid lebih keterlibatan orangtua dan senang megang buku sekarang,” ucap Widyawati riang. keberadaan sudut baca yang ada Widyawati mengaku senang para di ruang kelas terbukti berhasil wali murid diajak untuk menemani anak-anak untuk belajar di kelas. meningkatkan minat baca Dengan begitu, ia bisa memantau perkembangan anak dan tahu apa siswa.”Sebelum mulai belajar, anak- yang harus dilakukan oleh orangtua untuk membantu anak belajar. anak mengambil buku dan kemudian membaca di sudut baca. Lama-lama minat mereka dalam membaca semakin meningkat,” ujar Senjawati. Bahkan siswa kelas satu, kata Senjawati, meski belum fasih membaca semangat melihat-lihat 79
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah buku-buku yang ada di sudut baca untuk menemani anaknya di kelas tersebut. Khusus kelas satu, para sejak dua tahun terakhir. Wali murid orangtua terlibat membacakan buku itu menemani anak-anaknya di pada anaknya di kelas. sekolah hingga mereka mandiri. “Pada anak kelas satu, memang “Setiap hari sampai mereka bisa mandiri. Biasanya hanya sekitar dibutuhkan pendampingan dua minggu saja, begitu anak bisa beradaptasi, orangtuanya biasanya orangtua hingga mandiri. Kami tidak hanya antar jemput saja,” jelas Yulisman. mensyaratkan bisa membaca untuk Siswa kelas satu, kata Yulisman, masuk SD, karena sebaiknya anak masih asing berada di sekolah yang baru. Apalagi dari TK ke SD, anak baru belajar membaca, menulis, dan tidak hanya mendapatkan lingkungan baru saja tetapi juga guru, dan teman berhitung pada kelas satu,” terang yang berbeda pula. Senjawati. Yulisman kemudian berusaha meyakinkan para wali murid baru di Untuk buku-buku yang ada di sekolah itu agar anak tidak perlu lagi sudut baca pun juga melibatkan didampingi. Ide tersebut disambut para orangtua. Koleksi buku baik wali murid. berasal dari sumbangan orangtua murid. Setiap murid diwajibkan menyumbang setidaknya satu buku cerita. Senjawati berharap ke depan semakin banyak koleksi buku cerita di sekolahnya, sehingga bisa membuat siswa semakin mencintai buku. Sudut baca terdapat di setiap kelas, Sebelumnya, Yulisman juga mengajak dan setiap siswa diwajibkan untuk wali murid untuk peduli dengan membaca 15 menit sebelum pelajaran kondisi sekolah. Beberapa waktu lalu, dimulai. Namun untuk pelajaran para wali murid bergotong royong tertentu seperti membaca, para menyumbangkan dana dan tenaga murid bisa menggunakan waktunya untuk pembangunan toilet di sekolah dengan membaca di sudut baca itu. itu. Pasalnya toilet yang ada kala itu, tidak memadai dan banyak siswa Keterlibatan Orangtua yang enggan buang air kecil di situ. Setelah dibangun, para siswa tidak Ketua Komite SDN 20/1 Jembatan lagi menahan hajatnya untuk buang Mas, Yulisman mengatakan pihaknya air kecil di sekolah. melibatkan para orangtua murid 80
SDN 20/1 Jembatan Mas “Anak-anak juga menabung dari sisa Dukungan ATK Pembelajaran uang jajannya. Ada yang Rp500, Rp200 setiap harinya menyumbang Kepala SDN 20/1 Jembatan Mas untuk pembangunan toilet.” Kabupaten Batang Hari, Jambi, Arlely SPd, mengatakan untuk Yulisman juga mengajak para wali mendukung kegiatan pembelajaran murid untuk membangun pos aktif di kelas dengan membelikan satpam di sekolah dan menggaji Alat Tulis Kantor (ATK) seperti kertas petugas keamanan. Sekolah itu plano, kertas HVS, kertas berwarna, terletak persis di depan jalan lintas spidol, lem, dan kertas post it. provinsi, banyak kendaraan melaju Para guru sangat terbantu dengan kencang. dukungan pembelian kebutuhan ATK pembelajaran di kelas. Khawatir dengan siswanya, Yulisman mengajak para wali murid Guru SDN 20/I Jembatan Mas, Hedly membangun pos satpam dengan Nasril SPd (33) mengatakan kebijakan harapan ada satpam yang menjaga kepala sekolah yang membelanjakan siswa agar tidak keluar dari pintu anggaran untuk membeli ATK sangat pagar sebelum dijemput. melegakan semua guru. Dukungan ATK sekolah dapat membantu guru Siswa melakukan kegiatan pengamatan sebagai bagian dari kegiatan mengalami dalam penerapan pendekatan belajar aktif dengan unsur MIKiR. 81
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah melaksanakan pembelajaran aktif di Guru Berkembang Melalui KKG kelas, terutama untuk memfasilitasi siswa menghasilkan karya dalam Di sekolah itu juga memiliki Kelompok pembelajaran. ”Sebenarnya tidak Kerja Guru (KKG), baik KKG di masalah, kami mencari ATK sendiri tingkat gugus maupun KKG mini di untuk pembelajaran, namun jika tingkat sekolah. KKG merupakan didukung kebutuhannya oleh sekolah kawah candradimuka para guru secara terencana dan tersistem, itu untuk pengembangan keprofesian lebih bagus lagi,” ujar Hedly. berkelanjutan guru. Mereka saling belajar, saling memberikan masukan, Pemenuhan kebutuhan ATK dan mereka juga saling belajar pembelajaran juga didukung oleh dengan menjadi narasumber. komite sekolah dan segenap orangtua siswa. Mereka bisa menyumbang ”Dengan menjadi narasumber, kita sesuai dengan kemampuan, misalnya pasti juga belajar,” ungkap Ketua siswa membawa alat dan bahan KKG Gugus Kecamatan Pemayung, untuk praktik di kelas, buku bacaan Asril SPd (49). tambahan, dan lain sebagainya. Gugus Kecamatan Pemayung yang Agar siswa nyaman di kelas ketika dikoordinasikan SDN 20/1 Jembatan mengikuti pembelajaran, secara Mas membawahi tiga sekolah yaitu berkala para guru menata tempat SDN 51/I Simpang Kubu Kandang, duduk siswa dalam kelompok- SDN 35/I Tebing Tinggi, SDN 145 /I kelompok agar siswa terbiasa Kampung Pulau. Aktifnya KKG baik belajar bekerja sama dengan teman- di tingkat gugus maupun sekolah temannya. Meja kursi siswa yang tidak lepas karena dukungan kepala rusak juga akan diganti. Hal ini sekolah, menjadi komitmen bersama dengan guru. “Kepala sekolah sangat memfasilitasi kemajuan guru-guru di sini. Beliau “Ibu Arlely menyampaikan kepada sadar guru sangat jarang mendapat kami bahwa siapapun yang akan pelatihan. Solusinya kita belajar menjadi kepala sekolah di tempat ini, bersama di KKG. Sekolah kami juga kenyamanan siswa belajar di dalam sering dijadikan tempat bertemunya kelas menjadi hal utama,” ungkap para guru untuk belajar,” tambah Hedly. Asril. 82
SDN 20/1 Jembatan Mas Arlely mengatakan dukungan guru Sejak itu pula, kata Arlely, banyak untuk aktif dalam kegiatan KKG terjadi perubahan positif di sekolah merupakan salah satu cara agar itu, Mulai dari taman baca, toilet, kemampuan mengajarnya semakin dan juga pos satpam. Wali murid berkembang. pun diajak bersama-sama dalam pembangunan sekolah. Proses “Dengan guru aktif di KKG. akan pembelajaran di kelas pun berubah; tidak lagi terpusat pada guru, tetapi mendukung pembelajaran guru di pada siswa. kelas. Mereka bisa saling belajar “Keterlibatan orangtua, terutama di kelas satu sangat penting dalam dan saling berbagi informasi proses belajar-mengajar di sekolah. Sejak tahun lalu pula, kami mengajak memecahkan masalah-masalah orangtua murid terutama kelas satu SD untuk terlibat langsung dalam pembelajaran di kelas. Selain itu proses belajar-mengajar,” kata Arlely. ibadahnya juga dapat karena Para orangtua diajak terlibat mengajari anaknya dan juga bersilaturahmi,” tukas Arlely. membantu proses adaptasi. Hal itu dikarenakan siswa kelas satu Program PINTAR masih malu-malu jika ditinggal orangtuanya di kelas, serta kurang Semua inisiatif itu tak terlepas dari bersemangat. Berbeda jika ditemani program Pengembangan Inovasi orangtua, maka anak tersebut akan untuk Kualitas Pembelajaran bersemangat belajar dan lebih (PINTAR) yang dikembangkan berani. oleh Tanoto Foundation. Melalui Program PINTAR, kepala sekolah, Menurut Arlely, ide awal keterlibatan guru, pengawas sekolah, dan komite orangtua tersebut berasal dari sekolah mendapatkan pelatihan imbauan Kementerian Pendidikan manajemen yang baik pula. dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mengajak orangtua untuk Kepala SDN 20/1 Jembatan Mas mengantarkan anaknya pada hari Kabupaten Batang Hari, Jambi, pertama sekolah. Arlely SPd, mengatakan pada 2018 sekolahnya mendapat pelatihan PINTAR tersebut. Program tersebut bertujuan mendukung peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah, manajemen sekolah, pembelajaran aktif, dan budaya baca. 83
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Dari situ, pihak sekolah dan kepercayaan diri murid, hingga komite sepakat untuk mengajak para orangtua terlibat langsung bertambahnya kemampuan dalam proses belajar-mengajar di sekolah, khususnya untuk kelas satu. komunikasi murid. Semua murid Keterlibatan orangtua tidak hanya belajar di kelas, tetapi diajak untuk dilibatkan dan harus akif.” peduli lingkungan sekolah. Unjuk Karya Praktik Baik dan “Pelatihan ini membawa dampak Diseminasi positif untuk pembangunan dan proses belajar-mengajar di sekolah Pada Juli 2019 juga diselenggarakan kami.” pameran unjuk karya praktik baik program PINTAR, yang Kemudian untuk guru pun diselenggarakan Tanoto Foundation mendapatkan pelatihan bagaimana bekerja sama dengan Pemerintah mengubah pola pelajaran yang kini Kabupaten Batang Hari. Pameran tak lagi terpusat pada guru. Guru tak itu diikuti sebanyak 26 sekolah dan lagi menjadi satu-satunya sumber madrasah memamerkan berbagai pengetahuan, melainkan fasilitator kreativitas guru dan siswa di sekolah bagi siswa. Meski tak mudah, Arlely sebagai hasil dari pembelajaran mengajak para guru untuk berubah. sehari-hari. Siswa harus aktif dan guru tak melulu ceramah di depan kelas. Stuart Weston, Penasihat Pogram PINTAR menyatakan pameran Arlely mengakui pada mulanya agak tersebut bisa dilihat oleh sekolah kesulitan mengubah pola mengajar dan madrasah nonmitra, sehingga guru yang konvensional menjadi bisa menjadi inspirasi praktik baik siswa yang aktif. Tapi perlahan-lahan, bagi sekolah-sekolah lain.“Kita bisa perubahan itu terjadi. Saat ini, di melihat siswa yang sangat percaya setiap proses pembelajaran siswa diri menampilkan hasil belajar di menjadi aktif dan guru hanya jadi kelas. Hal ini yang kita harapkan fasilitator. terjadi dalam semua pembelajaran di kelas. Kami percaya dengan “Ada banyak hal pelajaran yang pendidikan yang berkualitas akan bisa diambil dari metode seperti mempercepat kesetaraan peluang,” itu,” kata Arlely, “Seperti kerja kata Stuart. sama antarmurid, meningkatnya Selain pameran yang menampilkan hasil karya siswa dan guru, beberapa siswa juga menunjukkan hasil dari 84
SDN 20/1 Jembatan Mas Siswa dibiasakan mempresentasikan hasil karyanya untuk melatih kemampuannya mengomunikasikan ide atau pendapatnya. pembelajaran aktif memakai unsur Kami akan memastikan para siswa Mengalami, Interaksi, Komunikasi, di Batang Hari mendapatkan dan Refleksi (MIKiR) di masing- pembelajaran yang berkualitas,” kata masing stand pameran. Kepala Dinas Jamilah. Pendidikan Batang Hari, Jamilah menyampaikan komitmennya untuk Pada tahun 2019, sudah lebih dari menyebarkan pelatihan Program 90 sekolah dan madrasah di Batang PINTAR di sekolah-sekolah yang Hari mendiseminasikan pelatihan belum mendapatkan pelatihan. Program PINTAR dengan dana BOS atau dana mandiri guru. Dengan “Kami telah menyiapkan anggaran demikian sekolah di Batang Hari bisa Rp1 miliar di tahun 2020 untuk mendapatkan pelatihan sehingga melatih para guru, kepala proses pembelajaran di kelas berjalan sekolah, dan pengawas dengan optimal dan kualitas pendidikan di memanfaatkan fasilitator dan daerah itu semakin meningkat. modul pelatihan Program PINTAR. 85
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Peran serta masyarakat (PSM), orangtua siswa dilibatkan menjadi narasumber pembelajaran di SDN 2 Patukangan. 86
SDN 2 Patukangan UBAH SISTEM PEMBELAJARAN RUTINITAS JADI MENYENANGKAN oleh Maria Fatima Bona, Jurnalis Suara Pembaruan Man jadda wajada. Where there is a will there is a way. Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti ada jalan untuk mendapatkan hasil. Ungkapan itu yang cocok untuk disematkan kepada Ninik Chaeroni, Kepala SDN 2 Patukangan Kendal Jawa Tengah. Walaupun sekolahnya bukan mitra Tanoto Foundation, tetapi kesungguhan Ninik untuk mengadopsi pola MIKiR dan MBS sangat besar. Dengan dana sendiri, guru-gurunya diikutsertakan dalam pelatihan dengan biaya sendiri dan didorong untuk menerapkannya saat mengajar. Juga didorongnya guru untuk ikut KKG untuk dapat berbagi pengalaman dengan guru sekolah lain. Itulah yang menjadi jalan meningkatnya mutu pembelajaran di SDN 2 Patukangan. Kendal, Jawa Tengah - Rumah yang kepala sekolah bertangan dingin kokoh harus didasarkan dengan yang mampu membawa perubahan fondasi yang kuat. Hal ini juga di SDN 2 Patukangan, yang terletak berlaku untuk urusan pendidikan. di Jl Wali Gembyang, Kecamatan Kemajuan sebuah sekolah tidak Kendal, Jawa Tengah. Pasalnya, terlepas dari peran dan kepiawaian saat ini sekolah tersebut mengalami seorang kepala sekolah. Sebagai banyak perubahan pada sistem seorang pemimpin, kepala sekolah pembelajaran dari konvensional, harus berani melakukan inovasi untuk siswa duduk berbaris, guru lebih perubahan yang lebih baik bagi guru, banyak berceramah, kelas kosong siswa, serta lingkungan sekolah. tanpa ada pajangan siswa menjadi kelas yang menarik dengan nuansa Ninik Chaeroni termasuk salah satu sekolah yang menyenangkan. 87
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Hal ini terlihat nyata ketika memasuki disuguhi oleh lemari kaca yang lingkungan SDN 2 Patukangan. berisi puluhan piala dan piagam Sekolah yang terletak di Pusat Kota keberhasilan sekolah tersebut. Kendal dan tidak jauh dari pusat Pendopo Kabupaten Kendal tampak Ninik menuturkan, metode asri. Sekolah berbentuk huruf U, di terasnya ditanami berbagai pembelajaran aktiflah yang menjadi macam bunga yang membuat mata memandang tampak menyejukkan kunci perubahan sekolahnya. Di dan membuat siapa saja betah berada dalam kurun waktu lama di mana dia harus bekerja keras tempat itu. meyakini para guru untuk mengubah Tidak hanya tampak luarnya saja yang menarik, setiap ruang kelas cara pandang. Pasalnya, para guru juga mengalami perubahan. Dinding kelas yang awalnya kosong sekarang ini telah bertahun-tahun terjebak sudah dipenuhi oleh hasil karya siswa yang dipajang. Terdapat juga dengan rutinitas pembelajaran yang pojok baca di semua kelas. Gambar dominan dalam kelas adalah pohon kaku, sehingga sulit untuk berubah. literasi dan pohon refleksi yang berdaun lebat dari kertas berwarna- “Butuh ketelatenan untuk mengubah. warni hasil karya para siswa. Membawa sesuatu hal yang baru tidak bisa cepat. Ini tidak mudah. Bangku berbaris tidak tampak lagi, Saya harus membangun semangat semua ditata berbentuk kelompok mau berubah dan mau belajar kecil sekitar enam atau tujuh siswa kepada para guru yang selama ini untuk memudahkan mereka telah terbiasa menerapkan metode berkolaborasi sehingga tercipta berceramah di depan kelas, lebih lingkungan belajar yang kondusif berfokus pada buku paket, atau serta menyenangkan seperti pesan menulis di papan tulis,” ujar wanita Ki Hajar Dewantara. berkerundung itu saat ditemui di acara Unjuk Karya Praktik baik Kesan pertama ini, terus berlanjut Pembelajaran, Manajemen Berbasis ketika kaki melangkah menuju Sekolah, dan Budaya Baca di sebuah ruangan yang tak lain adalah Pendopo, Kabupaten Kendal, Rabu ruang kepala sekolah. Mata langsung (31/7). Ninik mengatakan, semangat untuk melakukan perubahan di sekolah yang ia pimpin ini terwujud berbekal pengalaman menjadi fasilitator daerah Kendal dari program Pembelajaran Aktif, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Budaya 88
SDN 2 Patukangan Ninik Chaeroni (kanan), Kepala SDN 2 Patukangan sedang mendampingi guru dalam pembelajaran. Baca dari Program PINTAR Tanoto menarik untuk diterapkan di Foundation. Meskipun tidak menjadi sekolah-sekolah. Dengan begitu, sekolah mitra Tanoto Foundation, untuk dapat meniru segala praktik Ninik berinisiatif mendesiminasikan baik yang dilakukan sekolah mitra pelatihan Program PINTAR kepada yang dikembangkan di semua seluruh guru di sekolahnya. Pasalnya, kelas, sekolahnya memfasilitasi program MBS ini mendapat sambutan guru untuk mendapatkan pelatihan dan respons baik dari Pemerintah Program PINTAR serta melakukan Daerah (Pemda) Kabupaten pendampingan terhadap para Kendal dalam peningkatan mutu guru dalam menerapkan pelatihan guru, karena materi pelatihan, dan Program PINTAR. cara perubahan yang ditawarkan membawa sesuatu yang berbeda. Bahkan, dia mendorong para guru untuk mengikuti pelatihan Mengembangkan Pembelajaran dengan mengunakan dana Bantuan Aktif di Semua Kelas Operasional Sekolah (BOS). Pasalnya, sebagai sekolah yang bukan mitra Ninik yang bergabung menjadi langsung program PINTAR (sekolah fasilitator kecamatan sejak Oktober diseminasi), sekolahnya hanya 2018 menilai semua praktik baik mendapat pelatihan dan tidak serta modul pembelajaran yang mendapat dukungan dana seperti ditawarkan oleh Program PINTAR sekolah mitra. 89
Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Selanjutnya, agar tetap mendapat mitra dengan bergabung pada di informasi terbaru, Ninik rutin mengikuti pertemuan antara group Facebook Forum Peningkatan kepala sekolah dengan guru untuk membahas pembelajaran. Ninik Kualitas Pendidikan untuk yang juga menjabat sebagai ketua Kelompok Kerja Kepala mempelajari praktik-praktik baik Sekolah (KKKS) Kecamatan Kendal ini mendorong para guru di dari sekolah-sekolah mitra Program sekolahnya untuk mengikuti praktik baik Program PINTAR yang telah PINTAR. “Para guru mempunyai dikembangkan pada Kelompok Kerja Guru (KKG). Perlu diketahui bahwa media sosial, maka kami manfaatkan Tanoto Foundation juga mendukung KKG dan Musyawarah Guru Mata untuk melihat praktik baik yang Pelajaran (MGMP), sehingga para fasilitator Tanoto Foundation juga selalu di-update oleh sekolah mitra,” melatih KKG dan MGMP. ujarnya. Untuk mendorong semangat para guru, Ninik rutin melakukan Meningkatkan Peran Serta pertemuan dengan para guru untuk Masyarakat membahas pembelajaran serta mendukung penuh segala inovasi Selain melakukan perubahan yang dilakukan para guru dalam terhadap para guru, Ninik juga kegiatan pembelajaran. Bahkan, menyebutkan, kesuksesan belajar Ninik rajin membagi informasi anak tidak terlepas dari peran praktik baik dari sekolah lain untuk dan dukungan dari orangtua dan mendorong semangat para guru lingkungan. Dalam hal ini, dia melaksanakan pembelajaran aktif mengaktifkan penguyuban kelas. melalui grup diskusi di WhatsApp. Dengan masing-masing kelas “Saya selalu membagikan gambar memiliki grup penguyuban. atau praktik baik, dan saya melihat para guru tertarik,” ujarnya. Grup tersebut sebagai ruang orangtua untuk terlibat aktif dalam kegiatan anak di sekolah. Sehingga orangtua dapat bersama-sama menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi sekolah. Pasalnya, forum penguyuban kelas merupakan ruang komunikasi orangtua untuk mengetahui kebutuhan dan kepeluan anak dalam pembelajaran. Dengan begitu, selain pelatihan para Dalam hal ini, orangtua dan guru guru disarankan untuk mengikuti dapat menjalin komunikasi setiap perkembangan praktik baik sekolah hari melalui WhatsApp Group (WAG) 90
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150