Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Buku Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Buku Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah

Published by indra, 2021-03-29 01:10:41

Description: Buku Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah/Madrasah Mitra program PINTAR

Search

Read the Text Version

KEPEMIMPPRINAAKNTIPKEBMABIEKLAJARAN KEPALA SEKOLAH Oleh 13 Jurnalis Nasional Mengulas pengalaman setahun kepala sekolah dan madrasah dalam memimpin perubahan pembelajaran, budaya baca, dan manajemen sekolah

Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Penulis: 13 Jurnalis Nasional Editor: Prof. Dr. Muchlas Samani Zita Meirina ISBN: 978-602-17302-6-3 Diterbitkan oleh: Jl. M.H. Thamrin No. 31 Jakarta 10230 Tel: +62 21 392 3189 Fax: +62 21 392 3324 email: [email protected] Cetakan pertama, Januari 2020 Hak cipta dilindungi undang-undang. Buku ini dapat difotokopi atau diperbanyak sebagian atau seluruh isi buku untuk kepentingan penyebaran praktik-praktik baik pendidikan yang bersifat nonkomersial.

MWWiitliarlayaaPyhraoKhgerraKjmaerPjIaNTMAiRtrTaahPurno2g0r1a8m PINTAR \"“ \" “mPeenmdpidepTiekracraneuntpsabanbetgerkkmleausjeaaenlrtiy,taeabrrsaeaakhenrpjaekluearansg, Sukanto Tanoto Pendiri TSaunoktaonFotuondTaatnioonto Pendiri Tanoto Foundation

KATA PENGANTAR Kepala sekolah, selain juga guru, menjadi kunci penting dalam memajukan sekolah. Pengalaman para kepala sekolah yang ditulis oleh para Jurnalis Nasional ini memperlihatkan pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dalam mewujudnyatakan perubahan pembelajaran di sekolah. Beberapa contoh termuat dalam buku ini seperti guru-guru menerapkan pembelajaran aktif dan mendorong budaya baca siswa. Siswa difasilitasi untuk lebih banyak melakukan kegiatan percobaan, memecahkan masalah, mempresentasikan hasil kerja, dan melakukan refleksi untuk perbaikan belajar selanjutnya. Dukungan dari masyarakat terhadap sekolah tampak nyata baik dalam perbaikan sarana prasarana maupun pembelajaran. Pengelolaan sekolah yang transparan dan akuntabel berhasil meyakinkan masyarakat untuk ikut membantu menyukseskan program sekolah. Saya mengapresiasi dukungan Tanoto Foundation, yang melalui Program PINTAR, telah melatih dan mendampingi para kepala sekolah, guru, dan komite sekolah untuk bersinergi meningkatkan kualitas lingkungan belajar. Dukungan ini sangat membantu pemerintah dalam mempercepat peningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Saya merekomendasikan buku Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah ini menjadi referensi bagi para kepala sekolah dalam mendorong terciptanya lebih banyak guru-guru penggerak, lebih besarnya partisipasi masyarakat dan akhirnya lebih memampukan sekolah untuk siswa belajar lebih baik. Dr. Supriano, M.Ed Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

SEKAPUR SIRIH Tanoto Foundation adalah yayasan filantropi yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto yang percaya bahwa pendidikan berkualitas mempercepat kesetaraan peluang. Beroperasi sejak 1981, Tanoto Foundation berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar dan kualitas pemimpin masa depan Indonesia. Pada 2018, Tanoto Foundation bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama mengembang- kan Program PINTAR atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran. Melalui program ini, Tanoto Foundation mendukung pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar di SD dan MI serta SMP dan MTs dalam hal pembelajaran, manajemen sekolah, budaya baca, dan kepemimpinan kepala sekolah. Sampai dengan 30 November 2019, Tanoto Foundation telah mendukung pelatihan dan pendampingan kepada lebih dari 6500 para kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan pengawas sekolah di 14 kabupaten di Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Utara, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur. Pelatihan tersebut memfasilitasi para pemangku kepentingan sekolah untuk lebih banyak berpraktik dalam (1) menerapkan pembelajaran aktif dengan unsur MIKiR atau mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi; (2) menerapkan manajemen sekolah yang berfokus pada pelibatan peran serta masyarakat, transparan, dan akuntabel, serta (3) mengembangkan program budaya baca. Buku “Praktik Baik Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah” ini berupaya memberikan gambaran dampak yang terjadi di sekolah setelah para kepala sekolah, guru, dan komite sekolah menerapkan hasil pelatihan dan pendampingan Program PINTAR Tanoto Foundation. Terima kasih kepada para jurnalis yang telah meliput dan menulis praktik-praktik baik pengalaman kepala sekolah dalam melakukan perubahan di sekolah. Semoga melalui buku ini, semakin banyak pihak yang terinspirasi dan terlibat dalam mengembangkan praktik-praktik baik di sekolah untuk mutu pendidikan di Indonesia yang lebih baik. Dr. J. Satrijo Tanudjojo CEO Global Tanoto Foundation

DAFTAR ISI 1-61 Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah dan Madrasah Kepala SDN 2 Kalilumpang, Kendal, Jawa Tengah, membuat program pendampingan siswa belajar membaca buku bacaan. Pendampingan ini membuat siswa lebih termotivasi belajar membaca. Kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan perubahan pembelajaran yang terjadi di kelas. 1 Sang Lentera Literasi dari 43 Komunikasi Apik, Madrasah Ciamik Pelosok Perkebunan Karet MIN 1 Pekanbaru, Riau SDN 2 Kalilumpang, Kendal, Jurnalis Harian Waspada Jawa Tengah - Jurnalis Koran Sindo 53 Kreativitas dan Kolaborasi untuk 13 Menakhodai Sekolah Desa Majukan Sekolah Menjadi Unggulan SDN 003 Tenggarong Seberang, SDN 01 Benteng Hulu, Siak, Riau Kutai Kartanegara, Kalimantan Jurnalis Harian Kompas Timur - Jurnalis Harian Media Indonesia 23 Pernah Ditolak Jadi Kepala Sekolah, Buktikan dengan Prestasi 61 Fokus pada Perubahan Gemilang Pembelajaran dan Budaya Baca SMPN 3 Batang Hari, Jambi SMPN 3 Pekanbaru, Riau Jurnalis JPNN Jurnalis Suara Karya 33 Memecah Kesenjangan Pendidikan dengan Inovasi Berkelanjutan SMPN 1 Sei Suka, Batu Bara, Sumatera Utara - Jurnalis Harian Republika

69-121 Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah dan Madrasah Kepala SMPN 1 Sei Suka, Batu Bara, Sumatera Utara, mendukung penuh kebutuhan pembelajaran aktif di kelas. Dukungan tersebut membuat para guru menjadi lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran aktif. 69 Sempat Ragu, Kini Buat 97 Berbekal MIKiR Siswa SMPN I Pembelajaran Lebih Maju Brangsong jadi Pintar SMPN 4 Tenggarong, Kutai SMPN 1 Brangsong, Kendal, Jawa Kartanegara, Kalimantan Timur, Tengah - Jurnalis Medcom.id Jurnalis Tribunnews 109 Membentuk dan Memimpin \"Super 77 Membangun Sekolah Bersama Team\" SDN 20/1 Jembatan Mas, Batang SDN 122375 Pematang Siantar, Hari, Jambi - Jurnalis KBRN Sumatera Utara - Jurnalis Pikiran ANTARA Rakyat 87 Ubah Sistem Pembelajaran 121 Buat Madrasah Swasta Jadi Favorit Rutinitas Jadi Menyenangkan di Kota SDN 2 Patukangan, Kendal, MI Nahdatul Ulama Balikpapan, Jawa Tengah - Jurnalis Suara Kalimantan Timur - Jurnalis Pembaruan Kompas.com

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Setelah membaca buku bacaan. siswa menuliskan resume buku yang dibaca dengan kata-katanya sendiri pada Jurnal Membaca Buku.

SDN 2 Kalilumpang SANG LENTERA LITERASI DARI PELOSOK PERKEBUNAN KARET Oleh Neneng Zubaidah, Jurnalis Koran Sindo Dalam buku Leadership Wisdom, Robin Sharma menunjukkan 8 tahap kepemimpinan yang bijak. Dimulai dari link paycheck to purpose sampai dengan yang ke-8 link leadership to legacy. Kepemimpinan Robingah, cocok sebagai contoh. Bagaimana Kepala SDN 2 Kalilumpang itu mencanangkan target sekolahnya menjadi penggerak literasi di perkampungan di tengah kebun karet. Robingah ingin siswanya punya kebiasaan membaca, walaupun tidak punya perpustakaan. Robingah ingin karya siswanya dibaca orang banyak, walaupun berupa tulisan pendek. Itu semua akan menjadi legacy bagi siapa yang mau belajar. Kendal, Jawa Tengah - Ilmu itu Diperlukan waktu kurang lebih satu ibarat cahaya yang menerangi jam dari pusat kota Kendal untuk seseorang meraih cita-citanya dan mencapai sekolah tersebut. Sekolah literasi adalah salah satu gerakan ini berada di perbukitan maka memperluas terang cahaya bagi tidak heran pemandangan yang anak-anak. Maka dari itu sudah disuguhkan sangat indah namun juga seharusnya kemampuan literasi mendebarkan hati sebab jalan untuk diajarkan kepada setiap anak. mobil hanya mampu dilalui oleh satu kendaraan saja, sementara satu sisi Dalam hal ini SDN 2 Kalilumpang bersebelahan dengan jurang. patut menjadi contoh bagaimana kemampuan literasi anak ditingkatkan Perjalanan pun semakin jauh ke dalam melalui cara yang unik dan menarik. menuju perkebunan karet. Jalan 1

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Kepala SDN 2 Kalilumpang, Robingah (tengah) ikut mendampingi siswa membaca di gazebo sekolah yang berada di bawah pohon mangga. semakin berbatu-batu dan pohon Kepala Sekolah SDN 2 Kalilumpang, karet pun semakin rimbun. Mata Ibu Robingah, S.Pd yang memimpin pencaharian warga adalah penyadap perubahan dan penggerak literasi di getah karet. Perkampungan warga sekolah. Wanita tangguh berjilbab dan sekolah berada di tengah ini mengaku baru menjabat sebagai perkebunan karet. kepala sekolah selama satu setengah tahun. Dia tidak ingin masa transisi Bangunan sekolahnya nampak jabatan dari guru ke kepala sekolah sangat bersahaja; sekolah satu lantai digunakan dengan tidak berbuat yang disapu warna merah putih. apa-apa. Malah dia ingin siswa dan Sekolahnya rindang karena berdiri sekolahnya cepat menjadi penggerak tegak di antara dua pohon, masing- literasi di pedalaman perkebunan masing asam jawa dan mangga karet tersebut. yang terlihat gagah perkasa. Tidak terlihat adanya sampah plastik Robingah mengaku, apa yang telah ataupun dedaunan yang jatuh dari dilakukan di sekolah merupakan pohon. Bahkan sepanjang mata implementasi pelatihan Manajemen memandang, pot-pot berisi tanaman Berbasis Sekolah (MBS) yang yang diletakan di depan kelas. diberikan Tanoto Foundation. Menyejukan. Pelatihan MBS itu diberikan 2

SDN 2 Kalilumpang kepada para kepala sekolah untuk digalakkan di semua kelas. Dia melibatkan paguyuban kelas untuk mengembangkan pengetahuan membuat pojok baca. Bahannya diambil dari meja, kursi, lemari bekas manajemen dalam mendukung yang sudah rusak, dibentuk kembali dan dicat dengan warna yang pembelajaran aktif, peningkatan menarik perhatian. partisipasi masyarakat, dan Setiap kelas memiliki pojok baca yang berbeda-beda sesuai kreasi para wali pengembangan budaya baca. murid dan guru kelas. Di halaman sekolah juga disediakan kotak mini SDN 2 Kalilumpang merupakan yang disebut perpustakaan mini. mitra yang sudah bekerja sama Isinya berupa koleksi buku-buku sejak September 2018 lalu. Robingah bacaan yang bisa diakses oleh menjelaskan, informasi kemitraan siapapun yang berada di sekolah. dengan organisasi filantropi yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Di awal semester, kepala sekolah juga Tinah Bingei Tanoto ini berdasarkan melakukan pendekatan kepada wali informasi dari pengawas sekolah. murid agar para siswa bisa membawa buku, setidaknya satu siswa satu ‘’Kemudian kami bersama kepala buku cerita. Permintaan ini terpaksa sekolah dalam satu gugus dilakukan karena sekolah belum dikumpulkan untuk berkomitmen memiliki koleksi buku yang cukup. bermitra dengan Tanoto Foundation. Meskipun tidak ada perpustakaan Setelah itu baru saya mendapat namun dengan buku-buku bacaan pelatihan dan pendampingan untuk yang dibawa para siswa setiap awal meningkatkan kualitas manajemen semester, kebutuhan buku bacaan dan pembelajaran di sekolah,’’ pun bisa terpenuhi. Siswa juga bisa katanya di ruang kerjanya yang saling bertukar koleksi buku bacaan sederhana. dengan teman-temannya. Tidak Memiliki Perpustakaan Selain itu Robingah juga membentuk tim gerakan literasi sekolah (GLS). Setelah mendapatkan pelatihan, Tim ini dibuat dengan struktur Robingah pun bergerak cepat organisasi terdiri dari ketua, menciptakan inovasi mendorong sekolahnya semakin maju. Ia mengatakan walaupun sekolahnya tidak memiliki perpustakaan namun pengembangan budaya baca tetap 3

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Buku pentigraf yang ditulis siswa dengan kata-katanya sendiri, isinya menceritakan sekolah mereka. sekretaris, dan bendahara agar bisa Menerbitkan Buku Pentigraf Siswa mengoordinasi kegiatan literasi. Sekolah yang berdiri di kecamatan Para siswa sejak umur belia diasah Patean ini tidak ingin anak didiknya untuk menulis. Mereka tidak dibebani hanya bisa membaca melainkan menulis karangan panjang namun paham apa yang dibacanya. hanya cerita pendek tiga paragraf (pentigraf) tentang apa saja yang Karena itu, setelah siswa membaca mereka sukai. Misalnya apa makanan 15 menit sebelum kegiatan belajar kesukaan mereka, olahraga favorit, dimulai maka anak-anak dibiasakan hingga mengapa mereka senang untuk mengisi buku jurnal, berisi bersekolah. Hasilnya sangat menarik. tentang buku yang telah baca, Meski hanya tiga paragraf namun jika siapa pengarangnya, isi cerita, dan dibaca terdapat kejujuran seorang perasaan mereka setelah membaca bocah mengenai perasaannya yang buku tersebut. terdalam. ‘’Mereka bisa menulis tokoh yang Misalnya saja apa yang ditulis oleh dia suka atau bagaimana kesannya. siswa kelas V Aqila Elsa Salsabila Saya mulai mengajak anak untuk tentang bagaimana dia sangat membiasakan menulis sederhana isi bergairah sekali untuk berangkat ke buku yang mereka baca,’’ jelasnya. sekolah. Di saat anak-anak seusianya 4

SDN 2 Kalilumpang (kiri) Para siswa menunjukkan buku-buku yang mereka ambil di perpustakaan mini sekolah. Walaupun tidak memiliki perpustakaan program, budaya baca di sekolah ini dapat berjalan baik. (Kanan) Para siswa Kelas V menunjukkan buku pentigraf hasil karya mereka. mungkin sangat sulit dibangunkan adalah ayam yang digeprek. Ayam tidur untuk mandi pagi, dia malah geprek adalah ayam yang digoreng. bersemangat sekali ke sekolah Menggigit kulitnya terasa renyah. karena di sekolah banyak hiasan pot Ketika dikasih sambel ayamnya bunga yang ditata berderet atau lebih enak. Ayam geprek selalu aku digantung. Ia juga senang bertemu makan ketika berbuka puasa kalau dengan teman-teman karena bisa aku sedang puasa. Kalau tidak ayam belajar bersama, bermain hingga geprek aku selalu menangis kalau siang menjelang bel pulang. Ini mau berbuka. Ketika ibu memasak menunjukkan bahwa momok sekolah ayam geprek aku makan terus dan yang menakutkan terhapuskan. enggan berhenti.” Atau bagaimana Rahayuningsih Dari tulisan-tulisan kreatif anak sangat menyukai ayam geprek. didiknya itulah tercetus ide dari sang Saking sukanya dia selalu merengek kepala sekolah untuk menerbitkan. ke bundanya agar disajikan ayam Robingah tidak ingin hasil kreativitas geprek untuk berbuka puasa. Begini anak didiknya terbuang begitu tulisannya; “Aku suka ayam geprek. saja namun menjadi satu jilid buku Ayam geprek adalah makanan yang yang bisa dijual ke masyarakat. lezat sekali. Ayam geprek termasuk Robingah pun mendatangi penerbit makanan popular. Ayam geprek di Semarang untuk menawarkan 5

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah hasil karya siswa-siswinya itu. Sint di pasaran. Baginya, yang dilakukan Publishing menerima tawaran untuk oleh para siswanya harus sudah menerbitkan cerpen tiga paragraf itu dilakukan dulu oleh dirinya sehingga menjadi sebuah buku dengan judul dia pun bisa menjadi teladan. ‘’Jadi berjudul “Antologi Pentigraf: Aku prinsip saya itu pertama memberi dan Sekolahku Dalam Narasi.” contoh, kemudian sosialisasi lalu melaksanakan agar program itu Buku itu adalah kumpulan seleksi terlaksana dengan tertata. Bukan cerpen dari para siswa kelas IV, V, asal-asalan. Prinsip kami bekerja dan VI. Ketika ada pameran praktik sederhana tapi nyata,’’ ungkapnya. baik Tanoto Foundation di pendopo Kabupaten Kendal, buku yang ditulis Membuat Hari Literasi anak-anak itu pun diborong oleh Bupati Kendal, dr. Mirna Annisa. Kepala sekolah ini nampaknya tidak pernah kehabisan ide untuk Robingah menuturkan, buku yang menyalakan literasi dari rimbunnya sudah diterbitkan oleh anak didiknya pohon karet itu. Dia mewajibkan itu akan terus ia promosikan ke setiap hari Selasa sebagai hari literasi. pihak lain. Ingin sekolahnya terkenal Khusus satu hari itu, selama satu jam bukanlah alasan utama, namun digunakan untuk kegiatan membaca ia menginginkan agar orang lain bersama di halaman sekolah. tahu bahwa anak mesti dibangun Seru sekali melihat bocah-bocah kemampuan menulisnya melalui berseragam merah putih itu dengan imajinasi-imajinasi yang sederhana gaya bebasnya membaca ‘’jendela namun efek pada pembentukan dunia’’ itu. Meski mereka tenggelam generasi emas Indonesia akan luar di perkebunan karet namun biasa, itu yang utama. ‘ imajinasinya melanglang buana melalui buku yang dipegangnya. “Jadi meski mereka sekolah di tengah perkebunan pohon karet tetapi Robingah membuat aturan siapapun nama mereka sudah tercantum di yang hadir di lingkungan sekolah satu buku. Ini sungguh luar biasa,’’ pada hari itu terkena kewajiban katanya. membaca. ‘’Sekalipun itu yang datang tamu, wali murid atau pejabat Robingah sendiri telah menelurkan pun begitu ada kegiatan hari literasi beberapa buku yang sudah terjual saya kenai kewajiban pokoknya baca 6

SDN 2 Kalilumpang Pada hari literasi sekolah, semua membaca di halaman sekolah. Perwakilan kelas secara bergantian menceritakan isi buku yang dibacanya. buku bersama,’’ ujarnya. Bagi tamu beragam varian rasa es. Anak-anak yang tidak membawa bukupun, mengambil buku sesuai seleranya tetap bisa membaca. Sebab ada satu dan langsung menikmatinya di kotak kayu di halaman berisi buku gazebo yang dibangun di bawah yang dinamakan perpustakaan mini gagahnya pohon asam jawa. yang bisa dipinjam bukunya oleh para tamu tersebut. Gazebo ini dibangun secara swadaya oleh para wali murid dan guru. Sekolah juga bekerja sama dengan Mereka membangun atap dengan perpustakaan daerah untuk genteng berkelir hijau mengelilingi mendapatkan kunjungan rutin mobil dahan pohon. Ada bangku yang perpustakaan keliling. Begitu mobil dibuat melingkari. Genteng itu parkir dan membuka jendela para yang tidak terpakai disusun pula siswa langsung menyerbu mobil mengelilingi tanah di bawah pohon. tersebut seakan itu adalah mobil Melihat bocah-bocah berseragam tukang es krim yang menawarkan merah putih membaca buku di 7

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah bawah pohon sengon itu sungguh mendampingi adik kelas yang kurang meneduhkan mata. lancar membaca tersebut. Agar siswa senang belajar membaca, kegiatan Rindangnya pohon tidak hanya di Klinik Baca ini tidak hanya belajar berfungsi sebagai pembersih udara, membaca melalui buku. Sekolah mengendalikan suhu atau menjaga juga menyediakan beragam media kelembaban udara namun juga pembelajaran seperti kartu huruf, tempat mereka membuka jendela kartu bergambar, media pijak kata, ilmu pengetahuan, tempat mereka dan pijak angka. berfantasi dan melanglang buana dari tulisan yang dibacanya. Mereka Media pijak kata dan pijak angka menundukkan kepala bukan karena dibuat dengan mengecat aspal bermain gawai namun membaca halaman sekolah dengan abjad- buku-buku yang mereka pilih sendiri. abjad. Ini persis seperti permainan tradisional engklek, yakni ketika guru Robingah menuturkan, tujuan menyebut kalimat atau meminta mereka menyebutkan namanya satu hari literasi itu karena dia mereka bisa menginjak huruf atau angka yang diukir indah di halaman ingin menumbuhkembangkan sekolah sebagai ganti pelafalan tugas yang dimaksud lewat mulut. kebiasaan membaca pada anak didiknya. Robingah pun ingin agar anak-anaknya tidak hanya bisa membaca namun juga memahami yang dibaca. Setelah sesi membaca, Adanya Klinik Baca ini, menurut perwakilan siswa ada yang maju Dennisa Ragar Denia, guru untuk mempresentasikan yang telah kelas II, siswa yang masih belum dibacanya kepada teman-temannya. lancar membaca menjadi lebih cepat meningkat kemampuan Menyediakan Klinik Baca membacanya. Siswa juga merasa lebih nyaman mendapat pendampingan membaca. Setelah Sekolah juga membuka Klinik Baca siswa lancar membaca, mereka yang digunakan untuk melayani anak-anak yang masih lambat difasilitasi untuk membaca buku- membaca. Mentor pada kegiatan itu tidak hanya guru atau kepala buku bacaan. sekolah namun juga ada kakak kelas yang sudah lancar membaca Untuk memudahkan siswa mendapatkan buku-buku bacaan 8

SDN 2 Kalilumpang terbaru, sekolah setiap awal semester Ketua Paguyuban Kelas 1 SDN juga mengundang penjual buku 2 Kalilumpang, Kitri Sulastri bacaan untuk menggelar bazaar di menuturkan, dia senang dengan sekolah. Buku-buku bacaan yang adanya program parenting literasi dijual, harganya relatif terjangkau, untuk orangtua. Dia menjelaskan, mulai Rp5.000 hingga Rp15.000. parenting literasi adalah program dari sekolah untuk orangtua dan Saat pertama kali digelar bazaar, wali murid agar mendampingi menurut Robingah semua buku habis anak-anaknya membaca. Kenapa terjual. Bahkan ada orangtua yang ini penting, wanita berjilbab ini tidak kebagian buku. Para orangtua menjelaskan, karena orangtua bisa senang ada bazaar buku di sekolah. mendampingi anaknya membuat Selain harganya lebih murah, mereka jurnal membaca di rumah. Jurnal bisa membeli buku tanpa harus ke ini pula yang menjadi kelanjutan toko buku yang jaraknya cukup jauh. program satu anak satu buku. Paling dekat harus ditempuh dalam waktu satu setengah jam dengan Kitri menuturkan, orangtua bisa kendaraan bermotor. Itupun harus sangat aktif mendampingi anak untuk melewati hutan, jalan berjurang, dan menulis dan membaca. Dia menilai, akses jalan yang belum beraspal. ternyata dengan program-program literasi yang digagas kepala sekolah, Mengadakan Parenting Literasi anak-anak malah bersemangat membaca dan menulis. Hal ini terjadi Untuk membuat kegiatan literasi karena literasi dikenalkan ke anak yang dilaksanakan di sekolah tanpa ada paksaan. berkelanjutan dengan kegiatan siswa di rumah, tim GLS membuat program Lebih menariknya, kata Kitri, saat ini Parenting Literasi. Program ini dibuat semua wali murid, guru kelas, dan untuk melatih para orangtua dan kepala sekolah terhubung setiap hari wali murid mendampingi anak- melalui WhatsApp group paguyuban anaknya membaca di rumah. Untuk kelas. Orangtua bisa memantau memastikan kegiatan pendampingan proses pembelajaran di kelas dari membaca ini berjalan, orangtua foto atau informasi yang dikirimkan juga diminta mendampingi anaknya guru kelas. Sedangkan guru kelas menulis jurnal membaca buku yang juga bisa mendapatkan laporan dari dibacanya di rumah. para orangtua kegiatan membaca anaknya di rumah. 9

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah “Kami setiap hari bisa berkoordinasi sampai evaluasinya. dengan guru kelas maupun kepala sekolah, membahas program Robingah mengaku, pelatihan peningkatan kualitas pembelajaran MBS yang diperolehnya dari untuk anak. Padahal dulu pertemuan Tanoto Foundation, membuat orangtua biasanya hanya setahun dirinya semakin transparan sekali saat pengambilan rapor. dalam menggunakan anggaran di Sekarang setiap saat bisa kami sekolahnya. Salah satunya dengan lakukan,” tukas Kitri. memasang papan informasi penggunaan anggaran sekolah Dua tahun sebelumnya di sekolah ini sehingga wali murid bisa memantau. dan di desa sekitar tempat tinggal anak tidak ada jaringan internet. Dia juga menata lingkungan sekolah Robingah berinisiatif mengajak para menjadi semakin tertata rapi, bersih, wali murid membahas penyediaan dan ramah lingkungan. “Untuk internet di sekolah. Gayung penataan lingkungan kelas, saya bersambut, semua setuju. Mereka memberikan kebebasan pada wali bersepakat menjual beberapa pohon murid untuk untuk bisa berkreasi dan sengon besar yang ada di belakang bisa bersama-sama menciptakan halaman sekolah. Sisa biayanya kelas yang lebih menyenangkan bagi ditanggung bersama sekolah anak-anak,’’ katanya. dan wali murid. Kini mereka bisa menikmati jaringan internet. Robingah sendiri menjadi komandan dalam penataan lingkungan Menerapkan Manajemen yang sekolahnya. Misalnya saja untuk pot- Terbuka dan Akuntabel pot bunga yang menjadi hiasan di depan kelas. Dia memberi contoh Keberhasilan Robingah membuat dulu dengan membawa tanaman program literasi, termasuk dukungan sendiri ke sekolah sebagai upaya dari para orangtua, tidak lepas dari membujuk orangtua agar mau juga penerapan manajemen sekolah menyumbang pot bunga ke sekolah. yang terbuka dan akuntabel. Dia Ternyata, orangtua menanggapi mendorong dan memfasilitasi dengan baik. Mereka menyambut partisipasi masyarakat untuk terlibat program itu dengan membawa aktif mulai dari kegiatan perencanaan satu pot bunga untuk satu wali program sekolah, pelaksanaan, murid. ‘’Kemudian dengan kegiatan 10

SDN 2 Kalilumpang Orangtua siswa ikut mendampingi anaknya membaca di rumah. Kegiatan pendampingan membaca tersebut dibagikan para orangtua melalui WA paguyuban kelas. seperti itu mereka nampak seperti yang membantu pagi, siang, bahkan berlomba-lomba tanpa terencana. ada dari malam sampai pagi ketika Saya tidak menentukan besaran biaya libur semester,’’ ungkapnya. dan jenis tenaga. Saya memberikan kebebasan. Yang penting saya punya Ia menyatakan, partisipasi yang program, kita tata kelas menjadi diwujudkan dalam kerja paguyuban kelas yang bagus, menyenangkan, kelas membuat sarana prasarana; dan menarik,’’ katanya. seperti meja, bangku ataupun papan tulis diperbaiki secara swadaya. Saat ini, semua ruang-ruang kelas Para bapak ada yang bertugas telah berubah. Anak-anak menjadi menggergaji, memaku, dan para ibu betah belajar di kelas karena bertugas mengecat. tembok-temboknya dilukis dengan bermacam-macam tema. Ada tema Robingah sebagai kepala sekolah hijaunya hutan, kebun binatang, pun ikut memantau, bahkan sampai kehidupan dunia laut, dan keindahan malam hari tetap terjaga, meski jarak lingkungan lainnya. sekolah dan rumahnya terbilang cukup jauh. “Sinergi antara orangtua, Robingah menuturkan, lukisan dan wali murid, guru, dan kepala sekolah hiasan ataupun penataan lingkungan ini mesti dilakukan,” katanya. Dia di sekolahnya tidak terlepas dari hasil tidak ingin hanya menjadi pemimpin kerja keras paguyuban kelas. ‘’Setiap yang hanya bisa memerintah saja kelas ditata dengan kreasi masing- melainkan bisa mengedepankan masing dengan gotong royong, ikhlas contoh baik untuk mewujudkan memberikan tenaga, dan waktu. Ada sekolah yang maju. 11

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Dalam setiap pembelajaran, siswa SDN 01 Benteng Hulu dilatih mempresentasikan hasil karyanya. 12

SDN 01 Benteng Hulu MENAKHODAI SEKOLAH DESA MENJADI UNGGULAN Oleh Nikolaus Harbowo, Jurnalis Harian Kompas Dalam artikel berjudul The Shanghai Secret yang dimuat di New York Times 22 Oktober 2013, Thomas Friedman menyebutkan salah satu faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Shanghai melejit adalah pelibatan orangtua dalam aktivitas pendidikan di sekolah. Sinergi sekolah dan orangtua siswa ternyata menimbulkan resultan yang sangat kuat untuk melejitkan mutu pendidikan. Sinergi itu, akan mendorong guru untuk berinovasi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelasnya. Cara serupa itu pula yang dilakukan oleh Sri Safni, Kepala SDN 01 Benteng Hulu untuk meningkatkan mutu sekolah yang dipimpinnya. Siak, Riau - “Beberapa bulan yang lalu Filqis Az-Zahra. Di saat kegiatan hingga sekarang, musim di daerah sekolah ditiadakan karena kabut kita adalah musim kemarau. Maka asap yang semakin pekat, Filqis terjadilah kebakaran di permukiman meluangkan waktu di rumah untuk masyarakat dan di hutan. Kebakaran menciptakan karya tulisan singkat juga disebabkan oleh kegiatan berjudul “Bencana Alam”. manusia yang tidak bertanggung jawab. Karena kebakaran yang “Saat itu sekolah libur beberapa hari sangat dahsyat, terjadilah bencana karena kabut asap sampai masuk alam, yaitu kabut asap.” kawasan sekolah. Siswa-siswi kelas VI diminta membuat prakarya apapun Sepenggal paragraf itu muncul dari terkait kabut asap,” ujar Kepala SDN buah pemikiran siswi kelas VI SDN 01 01 Benteng Hulu, Sri Safni, sambil Benteng Hulu, Kabupaten Siak, Riau, menunjukkan hasil karya siswa- 13

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Sri Safni, Kepala SDN 01 Benteng Hulu, Siak, membuat sekolahnya di pedesaan menjadi sekolah yang pembelajarannya berkualitas. siswinya, pada pertengahan Oktober Merangsang Kreativitas 2019 lalu. Karya yang dihasilkan pun beragam sesuai kemampuan siswa, Konsep ‘MIKIR’ efektif sejatinya seperti gambar hutan yang terbakar, bertujuan merangsang kreativitas karya tulis singkat, prosa, dan puisi. siswa. Lebih dari itu, mereka semakin berani mengungkapkan setiap Kreativitas Filqis dan teman- gagasan dan ide di depan kelas. temannya itu tentu tidak muncul begitu saja. Mereka terbiasa dengan Itu terjadi ketika Harian Kompas pendekatan pembelajaran aktif yang mengikuti kegiatan belajar- telah diterapkan di sekolah, hampir mengajar di kelas III SDN 01 setahun belakangan ini. Pendekatan Benteng Hulu. Dalam mata pelajaran pembelajaran aktif yang dimaksud bahasa Indonesia, misalnya, guru adalah ‘MIKiR’ atau ‘Mengalami, menceritakan sebuah kisah tentang Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi’. persahabatan antara keledai dan Pendekatan ini identik dengan kuda, tanpa ada penyebutan latar pendekatan saintifik yang digunakan tempat. Persahabatan kedua dalam Kurikulum 2013. binatang itu mulai renggang ketika 14

SDN 01 Benteng Hulu Pembelajaran aktif di kelas dapat berjalan efektif karena dukungan dari kepala sekolah dalam menyediakan alat dan bahan kebutuhan pembelajaran. Tampak siswa Kelas IV sedang melakukan percobaan menemukan kandungan listrik pada buah-buahan. keledai enggan membantu beban dan ada pula yang menggambar yang dibawa kuda. Hingga akhirnya, dengan latar hutan. Bahkan, di tengah perjalanan, kuda tersebut mayoritas siswa berinisiatif untuk mati karena kelelahan. mewarnai gambarnya. Dari cerita itu, siswa diminta “Cara belajar seperti ini merangsang memvisualisasikannya dalam bentuk kreativitas anak sesuai imajinasi gambar di selembar kertas HVS mereka sendiri. Tak berhenti pada dan menceritakan hasil karyanya di proses menggambar dan storytelling, depan kelas. Kreativitas mereka pun saya juga selalu meminta mereka diuji. untuk menyimpulkan sendiri, pesan moral apa yang didapat dari cerita Setelah lewat hampir 20 menit, itu,” tutur Haswinda, Wali Kelas III. sejumlah siswa terlihat telah menyelesaikan karyanya. Hasilnya Yunita, Wali Kelas VI, pun sependapat ternyata sangat menarik, di antaranya dengan cara itu. Menurut dia, ada siswa yang menggambar keledai penerapan ‘MIKIR’ telah mengubah dan kuda dengan latar persawahan pola pembelajaran yang selama ini 15

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah masih terkesan satu arah sehingga “Saya lebih suka praktik. Jadi, lebih menutup ruang kreativitas siswa. memahami pelajarannya daripada hanya sekadar mendengarkan atau “Selama ini, kami menjelaskan menulis yang diajarkan ibu bapak (materi) saja, banyak ngomong guru,” kata Salsabila. di depan (kelas), anak-anak mendengarkan. Tak jarang para Jembatan Ilmu siswa memandang ke depan, mereka melamun atau tidur. Dengan Upaya memacu kreativitas siswa pendekatan ‘MIKIR’, mereka lebih SDN 01 Benteng Hulu ternyata tak paham dan lebih ceria,” ucap Yunita, berhenti di jam mata pelajaran, yang menjadi guru sejak tahun 1989. tetapi juga di luar jam itu. Pihak sekolah menyediakan rak buku di Tak hanya diakui oleh guru; Salsabila, setiap sudut kelas agar menggugah siswa kelas III, juga mengaku minat baca anak. lebih menyukai diajarkan dengan pendekatan ‘MIKIR’ karena ikut aktif Hasilnya, saat waktu istirahat, siswa- dalam proses pembelajaran. Dengan siswa selalu mengerubungi sudut begitu, kegiatan belajar-mengajar kelas, yang terdapat rak buku lengkap tidak membosankan. dengan berbagai buku pengetahuan bak perpustakaan kecil. Mereka Para siswa tampak menikmati membaca buku bacaan di sudut baca kelas. 16

SDN 01 Benteng Hulu Kegiatan pameran buku yang bekerja sama dengan perpustakaan daerah membuat siswa memiliki banyak pilihan bahan bacaan. bisa menghabiskan waktu istirahat Menjadi Kaya Karena Bersinergi selama 15 menit di ‘Sudut Baca’ itu. Kehadiran ‘Sudut Baca’ semakin Konsep penataan ruang kelas dengan membuka kesempatan siswa untuk segala isinya, baik buku, maupun menggali ilmunya secara mandiri sarana-prasarana kelas, akan sulit lewat buku-buku di sana, yang terjadi jika tidak ada sinergi antara mungkin tak diajarkan oleh guru pihak sekolah dan orangtua siswa mereka. “Membaca adalah jembatan melalui komite sekolah. ilmu,” demikian yang tertulis di salah satu rak buku kelas. Orangtua siswa dan alumni ternyata juga dilibatkan dalam proses itu. Selain ada ‘Sudut Baca’, di setiap Yang terpenting adalah semua kelas juga terdapat majalah dinding kembali kepada siswa dan demi (mading). Di sana terpampang peningkatan mutu pendidikan. seluruh hasil karya siswa. Cara-cara ini diyakini mampu menumbuhkan Misalnya saja, di saat setiap siswa budaya literasi anak. “Jadi betah di diminta untuk mengumpulkan satu kelas,” ujar salah seorang siswa. buku untuk ‘Sudut Baca’, mayoritas orangtua malah memberikan lebih 17

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Kegiatan kelompok kerja guru (KKG) sekolah yang rutin dilakukan di sekolah, membuat guru bisa saling belajar dan mendukung dalam menerapkan pembelajaran aktif di kelas. dari satu buku. Bahkan, alumni pun “Sekolah ini menjadi kaya karena ikut menyumbang buku. sinergisitas antara pihak sekolah dan orangtua. Kalau tujuannya baik, Hal lain adalah pemenuhan kebutuhan orangtua pasti sangat mendukung, sarana-prasarana kelas. Setiap bulan, apalagi menyangkut peningkatan orangtua siswa berkumpul untuk mutu belajar anak,” ucap Ketua membicarakan kebutuhan tersebut. Komite SDN 01 Benteng Hulu, Secara sukarela, mereka dilibatkan Mahyudi Al Rasyidi. dalam penataan lingkungan kelas. Dari situ, muncullah beragam ide Menariknya, di setiap tahun, unik, seperti penyediaan dispenser, SDN 01 Benteng Hulu mulai rutin pemasangan gorden, hingga menyelenggarakan lomba menghias pengecatan ruang kelas agar terlihat kelas. Namun, siapa sangka, alih- lebih indah. alih lomba ditujukan kepada siswa, justru para wali murid yang sibuk Tak hanya di lingkup ruang kelas, berembuk agar kelas anaknya tidak orangtua siswa juga memikirkan kalah dengan kelas lain. penataan lingkungan sekolah, seperti pembangunan gazebo di lapangan “Jadi, yang tak mau kalah itu sekolah untuk ruang baca anak, serta sebenarnya orangtuanya. Tetapi, penyediaan pot-pot bunga yang itulah yang membuat kami semangat menjadi hiasan di depan kelas. memberikan yang terbaik untuk sekolah juga,” kelakar Mahyudi. 18

SDN 01 Benteng Hulu Komitmen Kepala Sekolah “Tanoto Foundation memperhatikan Perubahan di SDN 01 Benteng Hulu pentingnya Rencana Tindak terjadi ketika sekolah itu menjadi mitra lembaga filantropi, Tanoto Lanjut (RTL) setelah pelatihan. Foundation yang telah berlangsung selama setahun belakangan ini. Kami juga didampingi untuk Melalui Program ‘PINTAR’ atau mengimplementasikan hasil ‘Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran’, Tanoto pelatihan di sekolah, sejauh mana Foundation terus menggaungkan pentingnya penerapan Manajemen perkembangan-perkembangan yang Berbasis Sekolah (MBS) dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran. terjadi. Kami pun termotivasi dan Seluruh komponen sekolah harus terlibat di sana, mulai dari kepala ingin menjadi lebih baik,” ujar Sri, sekolah, para guru, siswa, hingga komite sekolah. yang sudah hampir 10 tahun menjadi Namun demikian, semua tentu tetap kepala sekolah di beberapa sekolah. tergantung pada sang pemimpin, kepala sekolah. Kepala sekolah Sri menjelaskan, dalam menjadi ujung tombak dalam setiap perubahan (yang ada) di sekolah pemberdayaan masyarakat, bahkan sampai hal terkecil sekalipun. misalnya, pihak sekolah dan orangtua siswa telah berkomitmen untuk melakukan apapun demi menunjang pendidikan anak. Dengan begitu, setiap pihak tidak akan merasa sendirian untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk anak. Yang terpenting adalah transparansi dan akuntabilitas anggaran. Sri pun selalu mengedepankan keterbukaan setiap penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sebagai Kepala SDN 01 Benteng Dalam peningkatan mutu Hulu sejak April 2017, Sri Safni mengaku, perubahan pesat terjadi pembelajaran, Sri bersama para di sekolah yang dipimpinnya setelah dia menerapkan program guru sepakat untuk menerapkan MBS. Ada tiga hal yang dilakukan, yakni memberdayakan peran serta metode pembelajaran aktif dengan masyarakat, meningkatkan mutu pembelajaran, dan meningkatkan pendekatan ‘MIKIR’ di setiap kegiatan budaya baca. belajar-mengajar. Dampaknya pun sudah terasa. Anak-anak menjadi lebih berani mengeluarkan ide, lebih aktif, dan mampu berinteraksi di kelas. 19

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Sementara itu, untuk meningkatkan sejumlah prestasi gemilang, salah budaya baca, Sri telah menginisiasi satunya Juara 1 Lomba Olimpiade pembuatan ‘Sudut Baca’ di setiap Sains di tingkat Kecamatan Mempura kelas. Bahkan, dia berencana untuk dan 10 besar di tingkat kabupaten. mengadakan lomba rutin setiap Kabar membanggakan lain adalah tahun yang mampu mengasah SDN 01 Benteng Hulu meraih literasi anak, seperti storytelling dan peringkat pertama kategori nilai pembaca buku terbanyak. “Kami ujian nasional terbaik di tingkat akan beri reward (penghargaan) Kecamatan Mempura. Sementara itu, sehingga merangsang motivasi anak di tingkat Kabupaten Siak, SDN 01 agar gemar membaca,” tuturnya. Benteng Hulu meraih peringkat ke-4 dari 214 sekolah.“Sebelumnya, SD Dalam perjalanan, Sri tak memungkiri kami urutan 20-an lebih,” ungkap Sri. akan ada beragam tantangan di saat memimpin para guru dan tenaga Sri menilai, keberhasilan ini kependidikan yang berjumlah merupakan buah dari perubahan 29 orang di sekolahnya. Dia pun pola pikir seluruh komponen sekolah. membentuk Kelompok Kerja Guru Dia tidak bisa bergerak sendiri tanpa (KKG) mini sebagai wadah evaluasi, kerja sama seluruh pihak, terutama yang dilaksanakan setelah jam para guru dan orangtua siswa. pulang sekolah. “Di abad teknologi ini, semua pihak Di KKG mini tersebut, para guru harus mengubah pola pikir. Kalau berkumpul menurut kelompoknya mindset enggak berubah, ya akan masing-masing dan saling bertukar begitu-begitu saja terus. Sekolah pikiran atas proses pembelajaran kami akan dianggap terbelakang, yang terjadi di kelas. “Hasilnya apalagi (sekolah kami) ada di dianalisis, lalu dipikirkan bersama tengah pemukiman penduduk desa. apa tindaklanjutnya. Jika kami Padahal bukan begitu. Anak-anak mengalami kesulitan, kami baru kami berhak mendapatkan yang konsultasikan dengan fasilitator lebih sesuai dengan tuntutan zaman daerah atau pengawas,” ucap Sri. sekarang,” tegas Sri. Prestasi Melejit Sejak dari dalam diri pun, Sri selalu berambisi untuk bisa membawa Proses memang tak pernah perubahan bagi sekolah yang dia mengkhianati hasil. Di tahun ini, nakhodai. Dia tak pernah malu SDN 01 Benteng Hulu telah meraih belajar dan mengevaluasi diri demi 20

SDN 01 Benteng Hulu mendapatkan hasil yang optimal. Tak menjadi hal krusial dalam setiap heran, dia selalu memikirkan hal kecil, perubahan di sekolah. “Orangtua mulai dari pintu gerbang sekolah membawa anak mengikuti.” hingga sudut kelas. Lebih dari itu, Sri Demikian makna sebuah peribahasa. tak melupakan peningkatan kualitas Nilai hidup ini mengajarkan bahwa guru. Sebab, itu semua berujung orangtua -dalam hal ini kepala pada kualitas sekolah. sekolah- harus menjadi penuntun bagi anak-anaknya (guru-guru), “Menjadi kepala sekolah itu bukan maupun masyarakatnya. Baik sekadar melaksanakan tugas, dapat atau buruk sekolah itu tergantung gaji. Enggak. Ini lebih semacam dari bagaimana pemimpinnya. hati. Jadi, laksanakan sepenuh hati karena apa yang saya lakukan akan Peribahasa lainnya, “Saling dipertanggungjawabkan. Prinsip menasihati satu sama lain dalam saya, sebagai kepala sekolah, saya menuju kebaikan.” Pesan terakhir harus memajukan sekolah. Kalau ini tak kalah penting bahwa lagi- saya kurang, ya saya harus belajar,” lagi, semua akan menjadi percuma tutur Sri. jika tidak dibarengi dengan komitmen yang kuat juga dari para Dari perjalanan praktik baik SDN 01 guru dan masyarakat untuk saling Benteng Hulu ini, dapat disimpulkan mengevaluasi diri dan mengisi demi bahwa komitmen kepala sekolah peningkatan mutu pendidikan anak. Di saat senggang atau istirahat, siswa memanfaatkan teras baca yang dibuat oleh komite sekolah. 21

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Pembelajaran di SMPN 3 Batang Hari, siswa sudah dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendorong siswa lebih banyak berdiskusi dan bekerja sama dalam kegiatan pembelajaran. 22

SMPN 3 Batang Hari PERNAH DITOLAK JADI KEPALA SEKOLAH, BUKTIKAN DENGAN PRESTASI GEMILANG Oleh Maria F. Natalia - Jurnalis JPNN.com (Jaringan Pemberitaan Nusantara Negeriku) Orang yang hanya mengeluh karena mendapat hambatan, disebut hindsight dan tidak akan pernah maju. Orang yang menganalisis mengapa hambatan itu terjadi, disebut insight, dengan demikian orang itu akan mengetahui masalah sebenarnya yang dihadapi. Orang yang memikirkan bagaimana hambatan itu dapat diubah menjadi peluang, disebut foresight dan mereka inilah yang akan maju dalam pekerjaannya. Prinsip foresight inilah yang diterapkan oleh Rahmini, kepala SMPN 3 Batang Hari. Penolakan terhadap dirinya ketika diangkat menjadi kepala sekolah, justru diubahnya menjadi peluang untuk membuktikan dia mampu menjadi nahkoda sekolah yang hebat. Batang Hari, Jambi - Keberhasilan Diakui Rahmini, saat pengangkatan sebuah sekolah dalam mendidik dan ada sedikit gejolak yang terjadi memajukan para siswa dan siswinya di internal sekolah; padahal adalah bukti kepemimpinan seorang pengangkatan dirinya dilakukan kepala sekolah yang cemerlang. berdasarkan penunjukan Dinas Itulah yang ditunjukan Rahmini, Pendidikan. “Ini murni betul-betul Kepala Sekolah SMPN 3 Batang Hari. desakan dari pemerintah, mungkin dari formasi yang dicari, saya Sebelumnya tak terbayangkan oleh ditunjuk. Dengan kemelut yang Rahmini bahwa dia akan terpilih ada di sekolah, mereka akhirnya menjadi kepala sekolah di SMPN 3 memilih saya meski ada penolakan- Batang Hari; setelah belasan tahun penolakan,” tuturnya. menjadi guru matematika, dia mendadak dipilih sebagai kepala Rahmini tidak patah arang sekolah. menghadapi sejumlah suara-suara 23

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah penolakan atas penunjukannya Rahmini pun mulai mencoba mengikuti pelatihan bersama sebagai kepala sekolah. Dia sejumlah guru sekolah lain di Tanoto Foundation. Dia termasuk yang dipilih justru merasa tertantang untuk ikut pelatihan menjadi fasilitator daerah di Tanoto Foundation. membuktikan kemampuannya Perbedaan besar dirasakannya saat memimpin SMPN 3 Batang Hari. mengikuti pelatihan itu dibanding saat pelatihan lain yang diikutinya. “Waktu itu saya hanya pikir, benarlah Dia merasakan perbedaan karena sudah. Ketika kita sudah ada di tidak lagi dijejali dengan tumpukan lapis paling bawah, tidak ada jalan teori tentang pembelajaran. lagi untuk turun. Maka kita harus berusaha untuk naik terus,” katanya. “Di Tanoto Foundation, para guru yang terpilih diajarkan untuk Manfaatkan Kemitraan dengan mengajak anak langsung melakukan Tanoto Foundation praktik di kelas,” tegasnya Gayung bersambut. Ketika Rahmini Sebanyak 80 persen anak harus memiliki mimpi besar untuk berpraktik dan aktif dibanding guru. memajukan sekolahnya, dia bertemu Tak ada lagi anak yang sibuk dengan dengan perwakilan dari Tanoto teori tapi minim praktik. Guru Foundation yang menawarkan diminta terus melakukan praktik- kemitraan dalam pelaksanaan praktik selama pelatihan agar nanti Program PINTAR. Rahmini merasa bisa diaplikasikan saat mengajar di mendapat energi baru ketika itu. sekolah. Betapa tidak, dia sangat ingin “Satu lagi yang saya dapat dari mengubah kualitas pendidikan di Tanoto Foundation ini, yaitu soal sekolah dan di saat itu pula ada Tanoto ketepatan waktu. Selalu on time. Foundation yang menyodorkan Semua jadwal tepat waktu, tidak sejumlah solusi. Rahmini ingin kurang tidak lebih,” ungkapnya. mengubah gaya pembelajaran di sekolahnya yang konvensional; guru lebih banyak bicara dan siswa yang terlalu sibuk mencatat. “Tuhan membuka jalan saya dengan Tanoto Foundation mengajarkan bertemu Tanoto Foundation. Tuhan pada para guru dalam pelatihan membantu saya di awal menjadi agar berinteraksi dan berkomunikasi kepala sekolah,” kata dia. dengan siswa. Antarsiswa juga harus 24

SMPN 3 Batang Hari (Kiri) Siswa kelas VIII bekerja sama di kelompok membuat pertanyaan teka-teki silang dalam pembelajaran IPS. (Kanan) Siswa Kelas IX mempresentasikan laporan hasil percobaan membuktikan penerapan Hukum Newton 1 dalam kehidupan. berinteraksi dalam praktik di kelas. agar anak lebih aktif. Setelah mengikuti pelatihan di Rahmini juga tak hanya asal Tanoto Foundation ini, Rahmini mengarahkan para guru di sekolah. langsung menerapkannya di SMPN Sebagai seorang guru matematika, 3 Batang Hari. Diakuinya, tak mudah dia juga menerapkan praktik itu saat mengubah kebiasaan para guru mengajar para siswa. Contohnya yang sudah terbiasa mengajar pola saat dia mengajar tentang statistik konvensional menjadi cara belajar kepada para siswa, untuk mencari siswa aktif. mean, median, dan modus. Di awal penerapan hasil dari Tanoto “Kalau guru kreatif, seharusnya bisa Foundation itu masih ada guru yang mengajar siswa untuk berpraktik,” sulit untuk mengubah kebiasaan katanya. mengajar. Namun, dia tak patah semangat dan terus mendorong Guru mengambil potongan 11 karton para guru berusaha memberikan data, isi angka terserah kita. Guru cara yang tepat dalam mengajar. kemudian panggil anak-anak maju Akhirnya, perlahan tapi pasti, hampir ke depan kelas. Setiap anak diminta semua guru mata pelajaran di SMPN memegang satu kertas data karton. 3 Batang Hari mulai meninggalkan Anak diminta berbaris mengurutkan kebiasaan lama. Mencoba cara baru angka dari paling kecil hingga ke 25

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah paling besar. Mengurutkan data. untuk berbagi informasi,” kata Amir Kemudian dari situ akan dicari Hamzah salah satu wali murid yang median atau nilai tengah. menjadi Ketua Paguyuban kelas VIII/3 di SMPN 3 Batang Hari. “Cukup kita meminta anak yang paling tengah untuk maju. Kan ada Amir yang juga alumnus sekolah itu 11 orang, anak yang tengah disuruh mengatakan, orangtua berdiskusi maju. Itulah yang menunjukkan dalam forum paguyuban untuk angka median. Jadi teman-temannya membahas semua perkembangan yang lain jadi tahu, oh yang paling anak bersama pihak sekolah. tengah itu berarti nilai median. Sebagian orangtua juga ikut diberi Begitu praktiknya lebih gampang pelatihan lewat Program PINTAR membuat anak memahami materi Tanoto Foundation, agar aktif pembelajaran,” sambungnya. mendukung sistem pembelajaran di sekolah. Tak jarang wali siswa Bentuk Paguyuban Kelas dan 24 mengumpulkan dana untuk Group WhatsApp Kelas memperbaiki fasilitas kelas anaknya. Membangun komunikasi dengan “Kalau ada kursi meja rusak kami orangtua siswa, merupakan cara jitu perbaiki. Bagi orangtua siswa Rahmini untuk meningkatkan peran yang kurang mampu, mereka serta masyarakat dalam mendukung menyumbangkan tenaga, dengan program sekolah. Dia mendorong membuat kursi atau meja, yang lain setiap kelas membentuk paguyuban yang membeli bahan-bahannya. kelas dan memanfaatkan aplikasi Pokoknya kami kerja sama demi WhatsApp untuk berkomunikasi anak-anak kami,” sambungnya. secara intensif dengan orangtua siswa. Lebih menarik lagi, sejak kelas VII sampai kelas IX, siswa tidak Rahmini turut tergabung di 24 grup berpindah ruang kelas sehingga WhatsApp setiap kelas bersama wali investasi paguyuban kelas dalam kelas dan orangtua siswa. Rahmini meningkatkan fasilitasi pembelajaran juga bersedia mendengarkan semua di kelas bisa terus dimanfaatkan keluh kesah para wali dan orangtua sampai anaknya lulus. Hal itu juga siswa melalui grup di aplikasi diakui Masturah, wali murid yang WhatsApp. Setiap orangtua wajib sudah dua kali menjadi bendahara mengikuti grup Whatsapp sesuai paguyuban untuk kelas VIII/2. “Kami kelas anaknya. “Forum grup itu semua mengumpulkan dana untuk 26

SMPN 3 Batang Hari Siswa memanfaatkan saung literasi sekolah yang rimbun dengan pepohonan untuk menjadi tempat membaca buku. memperbaiki fasilitas dalam kelas cara agar anak-anak nyaman dan anak. Bagi orangtua yang tidak senang membaca di tempat tersebut. mampu mereka akan sumbang tenaga,” kata Masturah. Para siswa yang menghias dan membentuk sendiri pojok literasi Sementara itu, Laila Muntaz, Ketua sesuai keinginan mereka, sedangkan Paguyuban kelas VII/8 mengatakan guru hanya mengarahkan. Yang lewat keaktifan orangtua di forum terpenting, pojok literasi itu bisa itu, bisa memantau perkembangan terus menarik minat para siswa anak-anak mereka. “Apabila ada untuk melahap habis semua isi buku masalah kami bisa langsung bertanya yang dipajang. Sejumlah pojok baca pada wali kelas maupun wakil kepala benar-benar membuat decak kagum. sekolah,” kata Laila. Mulai di halaman sekolah, sudah tersedia Saung Literasi Mutiara. Di 15 Menit Berharga di Pojok Baca sebuah lorong kecil yang ditumbuhi tanaman merambat, ada tempat Demi meningkatkan minat baca dan duduk dari tembok yang sengaja kemampuan literasi siswanya, para dibuat di lorong itu. Tentunya khusus guru bersama paguyuban kelas, dan untuk para siswa duduk santai sambil siswa membuat pojok baca atau membaca buku. pojok literasi di setiap sudut kelas. Pojok baca dihias dengan berbagai Di semua kelas banyak pojok literasi 27

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Rahmini, Kepala SMPN 3 Batang Hari, sempat ditolak sebagian warga sekolah saat awal menjabat kepala sekolah. Seiring waktu dengan prestasi yang diraih sekolah karena kepemimpinan inovatifnya, semua warga kini mendukung penuh dan bekerja sama dalam meningkatkan kualitas sekolah. unik yang dibuat agar menarik minat Sekolah ini menerapkan program baca siswa. Mulai dengan desain membaca buku selama 15 menit di mirip taman bunga, kota dengan pagi hari mengawali kegiatan belajar gedung tinggi, dinding polkadot mengajar. Para siswa boleh membaca dengan motif berbentuk bulat atau buku yang diambil dari pojok baca. lingkaran dengan berbagai warna Buku apa saja yang disukai yang dan ukuran, dan masih banyak lagi. penting bukan buku mata pelajaran. Melainkan buku menarik baik fiksi Hampir semua pojok literasi dihiasi maupun nonfiksi. dengan tempelan kalimat-kalimat bijak yang memotivasi para siswa Guru bahasa Indonesia, Sri Wahyuni untuk mengejar cita-citanya. mengatakan sejak bermitra dengan Tanoto Foundation, berbagai Selain pojok literasi dalam kelas, langkah untuk kegiatan literasi terus sekolah ini pun menyediakan dilakukan sekolahnya. Dulu, kata berbagai sudut di halaman maupun dia, kegiatan literasi terbilang masih bangunannya sebagai tempat jalan di tempat saat diaplikasikan ke untuk para siswa membaca. Lorong sekolah tersebut. Sekarang program kelas dan halaman tengah sekolah literasi dan pelajaran bahasa disiapkan tempat duduk maupun Indonesia makin berwarna. pondok literasi agar anak-anak bisa bersantai sambil membaca buku “Anak akan membaca buku yang dia ketika jam istirahat. suka. Tapi kami kontrol terus. Ada tiga 28

SMPN 3 Batang Hari kunci yang selalu saya sampaikan Inilah yang menyalakan semangat pada anak. Ada tiga buku yang para guru untuk mendorong minat tidak boleh kamu baca. ‘Pertama baca dan kemampuan literasi para buku yang melampaui usiamu, siswa. yang mengandung pornografi, dan mengajarkan kesyirikan.’ Tiga itu Pada Juli 2019, salah satu siswa tidak boleh dibaca. Lain dari itu silakan. Bacalah yang jauh ke depan,” yang berhasil meraih juara 1 di tegas Sri yang juga wakil kepala sekolah bidang kesiswaan tersebut. tingkat provinsi, terpilih mengikuti Setelah membaca buku selama 15 Festival Literasi Nasional (FLS) yang menit, anak diminta menuliskannya dalam sebuah jurnal. Masing- diselenggarakan Kemendikbud. masing anak mendapatkan sebuah jurnal setiap semester, yang dibuat Nafisa Hairani Ariepa ikut dalam menggunakan dana BOS untuk mengisi hasil membaca buku. Dalam lomba story telling berbahasa Inggris satu semester, ditargetkan setiap anak bisa membaca tujuh buku. mewakili Provinsi Jambi. Meski Sri Wahyuni sangat bersyukur jika ternyata ada anak yang membaca Nafisa belum berhasil meraih juara, jumlah buku lebih dari tujuh. rasa bangga itu tetap besar karena Meningkatnya minat siswa membaca buku berdampak pada prestasi yang berhasil sampai ke tingkat nasional. mereka raih. Beberapa penghargaan berhasil diraih siswa, di antaranya Sekolah ini pada tahun 2018/2019 juara festival dan lomba seni siswa juga berhasil meraih juara 1 lomba tingkat kabupaten dan provinsi, perpustakaan terbaik se-kabupaten juara 1 lomba menulis cerpen tingkat Batang Hari. Perpustakaan sekolah ini kabupaten, juara 1 menulis sinopsis, dinilai berhasil membuat terobosan juara 2 sayembara cerpen di Kantor dalam memberikan pelayanan dan Bahasa Jambi, juara 1 debat di kenyamanan membaca pada warga kabupaten, juara 1 pidato tentang sekolah. antinarkoba di kejaksaan, juara 2 pidato hari anak, dan masih banyak Ajak Siswa Ke Toko Buku lagi prestasi di tahun 2019. Berbagai cara juga dilakukan sekolah ini agar anak-anak tidak lepas dari buku dan literasi. Sri Wahyuni, mengaku sering mengajak anak didiknya untuk mengunjungi bazar yang digelar toko buku ternama. Bazar buku murah paling disukai para siswanya. Bermodal uang 29

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Rp10 ribu hingga Rp20 ribu, mereka dan cerpen. Hasil karya para siswa itu bisa mendapatkan buku-buku dicetak dan dijilid manual oleh pihak yang menarik. Selain itu, setiap sekolah berbentuk buku sebagai rasa semester para orangtua siswa juga bangga atas keberhasilan program berpartisipasi melakukan infaq buku literasi itu. Dia sempat menunjukkan alias menyumbang buku bacaan. beberapa buku yang sudah dijilid, Tak tentu jumlahnya. Terserah dari hasil karya literasi para siswa. masing-masing orangtua yang ingin menyumbang. “Insya Allah saya bersama Komunitas Pijar, salah satu LSM di Jambi akan Kemudian anak juga diajarkan untuk menerbitkan buku-buku dan karya rajin berkunjung ke perpustakaan tulis anak yang sudah saya bina. sekolah dan membaca buku. Apalagi, Kami akan terbitkan dalam semester di perpustakaan sekolah selalu ini. Sudah bekerja sama dengan Pijar disediakan buku-buku baru yang yang mau mendanai,” kata guru asal sedang best seller di pasaran. Baik Palembang itu tersenyum bangga. fiksi maupun nonfiksi. Disukai Siswa “Nanti akan dilihat dari catatan Rasa cinta terhadap buku dan perpustakaan dan jurnal, siapa program literasi ini juga diakui sejumlah siswa di SMPN 3 Batang anak yang paling banyak membaca Hari. Salah satunya Jihan Nurhaliza. Dia mengaku menyukai Saung Literasi buku. Nanti yang baca buku paling Mutiara yang dibuat sekolahnya. Di saung itu Jihan bisa berinteraksi banyak dapat reward dari kepala dengan teman-temannya sambil membaca buku, bertukar pendapat perpustakaan, walaupun dalam dan belajar bersama. Saung itu juga menjadi tempatnya mencari suasana bentuk makanan ringan saja,” baru jika bosan membaca di dalam kelas. sambung Sri Wahyuni. Sedangkan siswa yang tidak mengembalikan buku perpustakaan akan mendapatkan sanksi denda. Hasil dari denda itu akan dikumpulkan perpustakaan untuk membeli buku baru. Perempuan yang sudah 23 tahun “Mendapat banyak hal positif saat menjadi guru itu mengaku sangat berkumpul bersama teman-teman bahagia karena siswanya yang rajin di saung ini. Menarik dan tidak membaca juga mulai menghasilkan monoton karena tidak harus berada karya-karya tulis seperti puisi, esai di kelas terus,” kata Jihan. 30

SMPN 3 Batang Hari Sedangkan Galih Wicaksana, siswa mengakui kepemimpinan Rahmini SMPN 3 Batang Hari lainnya juga membawa perubahan besar. mengaku sangat senang dengan pojok literasi di kelasnya XI-2. Dia Rahmini disebut sebagai seorang merasakan banyak manfaat karena pemimpin yang mengutamakan bisa mengisi waktu luang untuk prioritas kemajuan sekolah. Meski membaca. begitu, Rahmini tidak memaksakan kehendaknya terhadap para “Di pojok literasi ini juga ada guru dalam menjalankan tugas program menyumbang buku. Bukan dan kewajiban mengajar. Dia hanya siswa tapi orangtua juga mendengarkan setiap masukan menyumbang buku. Selain itu juga dan saran yang baik untuk bertukar buku dengan kelas lain. pengembangan sekolah. Minimal bertukar 10 buku, kami bisa saling bertukar informasi. Pojok “Ketika beliau memerintahkan atau literasi ini banyak manfaat. Kami bisa menugaskan sesuatu. Kami lakukan, mendapat informasi baru di luar buku tapi jika ada kendala kami laporkan. pelajaran,” kata Galih bersemangat. Dia memahami. Jadi kepala sekolah kami ini sangat demokratis, tidak Kepemimpinan yang Membawa otoriter. Dengan begitu, kami Perubahan mengerjakan tugas kami juga rasa tidak ada beban yang mengganjal Kepemimpinan Rahmini dalam karena ini kan kami kerjakan untuk menjalankan praktik baik juga kemajuan sekolah ini,” kata Ermawati dirasakan para guru SMPN 3 yang juga wakil kepala sekolah. Batang Hari. Guru agama, Ermawati bidang kurikulum tersebut. Penataan dan perbaikan sarana kelas juga dibantu oleh paguyuban kelas. Investasi tersebut akan dinikmati oleh anak-anaknya selama tiga tahun belajar karena siswa tidak berpindah kelas. 31

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Siswa SMPN 1 Sei Suka menunjukkan buku diary (catatan harian) yang ditulisnya dalam bahasa Inggris untuk berpraktik membuat kalimat simple past dalam bahasa Inggris. 32

SMPN 1 Sei Suka MEMECAH KESENJANGAN PENDIDIKAN DENGAN INOVASI BERKELANJUTAN Oleh Gumanti Awaliyah, Jurnalis Republika Studi Abu Duhuo menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa itu merupakan hasil dari inovasi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Sementara itu, guru akan melakukan inovasi jika: (1) memiliki kompetensi yang cukup, (2) manajemen sekolah memberikan ruang gerak yang cukup terhadap guru, (3) terjadi kesepakatan antara warga sekolah, termasuk orangtua murid akan pentingnya mutu pendidikan. Prinsip ini yang tampak diterapkan oleh Sugito, Kepala SMPN 1 Sei Suka. Melalui pola itu, sekolah yang berlokasi di kampung mampu melejitkan prestasi siswanya. Sei Suka, Sumatera Utara – Semua Kepala sekolah yang menjalankan perannya secara optimal, niscaya anak Indonesia memiliki kesempatan bisa mengangkat mutu pendidikan di sekolah menjadi lebih baik sehingga mengenyam pendidikan dengan kesenjangan kualitas pendidikan bisa dikurangi. Dalam hal ini kita standard mutu yang sama. Namun bisa berkaca pada kepemimpinan Kepala Sekolah SMPN 1 Sei Suka, kesenjangan kualitas pendidikan di Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara, Sugito. Walaupun daerah dengan di kota masih terjadi. sekolahnya terletak di kampung, namun Sugito tetap memberikan Masalah akses dan pemerataan kualitas pendidikan terbaik untuk para siswanya. pendidikan yang bermutu “Sekolah kami ada di kampung, nampaknya masih menjadi salah satu pekerjaan rumah pendidikan di Indonesia. Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah tentu berperan strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya. 33

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah meskipun begitu saya ingin pola pikir interaksi, komunikasi, dan refleksi) siswa-siswa tidak kampungan. Kami serta meningkatkan kemampuan berusaha memajukan pendidikan, literasi siswa yang difasilitasi oleh karena kami juga memiliki tanggung Program PINTAR Tanoto Foundation. jawab yang sama dengan sekolah Orangtua siswa juga dilibatkan dalam di kota yaitu untuk mencerdaskan perencanaan, pelaksanaan, dan anak bangsa ini,” kata Sugito saat evaluasi program sekolah dengan diwawancarai beberapa waktu lalu. dibentuknya paguyuban kelas. Sugito yang telah menjadi kepala Ubah Kelas menjadi “Istana” sekolah di SMPN 1 Sei Suka selama 7 tahun itu menerapkan beberapa Setelah bermitra dengan Tanoto kebijakan yang inovatif. Perubahan Foundation, langkah Sugito untuk utama yang dilakukannya adalah mengubah SMPN 1 Sei Suka menjadi membuat kelas sebagai istana sekolah yang bermutu kian terbuka pembelajaran, kelas sebagai pusat lebar. Dibentuknya paguyuban kelas, pembelajaran didesain sedemikian terbukti mampu memuluskan cita- rupa agar siswa dan guru nyaman cita Sugito untuk mengubah kelas belajar, dan mengembangkan menjadi istana bagi siswa dan guru. kreativitas. Setiap kelas memiliki paguyuban dan kepengurusannya masing-masing. Selain itu semua guru juga Paguyuban kelas bersama wali difasilitasi untuk mendapatkan kelas bekerja sama untuk membuat pelatihan pembelajaran aktif dengan kelas menjadi istana yang nyaman pendekatan MIKiR (mengalami, digunakan untuk belajar. Sugito, Kepala SMPN 1 Sei Suka, Batu Bara, berhasil membuat para guru konsisten menerapkan pembelajaran aktif dan program budaya baca. Orangtua siswa juga dilibatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program sekolah. 34

SMPN 1 Sei Suka Pojok baca tersedia di semua kelas yang dibangun oleh paguyuban kelas bersama guru dan siswa. Untuk mengubah kelas bak kemampuan mereka, sekarang ada istana, fasilitas-fasilitas penunjang kelasnya yang masih biasa, ada yang pembelajaran seperti mengubah sudah pakai kipas, pakai AC, seperti warna cat dinding kelas, menyediakan itulah memang. Dan itu tidak kita pojok baca, pendingin ruangan, dan (pihak sekolah) campuri, mereka kebutuhan lain perlahan dipenuhi. (paguyuban) yang mengumpulkan Sumber dananya berasal dari iuran dana, mereka yang mengelola dan anggota paguyuban setiap kelas. seterusnya. Jadi tidak atas nama Kepala sekolah membebaskan setiap sekolah, tapi atas nama paguyuban,” paguyuban untuk bermusyawarah ungkap Sugito. dan bermufakat dalam menenetukan kebutuhan kelas. Membentuk paguyuban kelas, diakui Sugito, bukanlah hal yang mudah. “Alhamdulillah meski paguyuban Tantangan yang paling berat yang baru dibentuk setahun, partisipasi harus ia hadapi, yaitu mengubah dari paguyuban sudah cukup baik, mindset orangtua. Selama ini, kira-kira 40 sampai 50 persen orangtua merasa pendidikan di sudah berpartisipasi mewujudkan sekolah adalah tanggung jawab pihak kelas yang nyaman bagi anak- sekolah karena pendidikan sudah anak. Mereka memfasilitasi sesuai gratis dan tidak ada ketertarikan 35

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah orangtua untuk berkontribusi dalam Komunikasi ini tentu menjadi awal proses pendidikan di sekolah. yang baik untuk menciptakan pendidikan yang bermutu. “Padahal kan kita semua tahu bahwa Ketua Paguyuban Kelas VII-7 apa-apa yang gratis itu ya hasilnya juga seadanya. Mengubah mindset SMPN 1 Sei Suka, Parin Pandjaitan orangtua itulah tantangan berat yang harus kita hadapi. Tapi melalui mengapresiasi dibentuknya rapat dan komunikasi yang baik, akhirnya perlahan-lahan mindset paguyuban kelas. Ide pembentukan orangtua berubah dan kini mereka mau berkontribusi untuk anaknya. paguyuban kelas dinilai menjadi Malah jadi semangat,” ungkapnya. terobosan baru bagi keberlangsungan proses belajar. Ia memahami bahwa pendidikan merupakan investasi masa depan dan jangka panjang, karenanya Parin ingin memastikan Sugito menilai, kontribusi orangtua anaknya mendapat pendidikan yang untuk membantu mempercantik kelas, sebanding dengan hasil yang berkualitas. akan didapat oleh siswa. Terlebih memang, sejak tahun 2012 Sugito “Sebagai orangtua tentu ingin memberlakukan aturan bahwa memastikan pendidikan yang selama tiga tahun proses ajar tidak terbaik untuk anak. Makanya ada pergantian wali kelas, begitupun saat ide paguyuban disampaikan dengan posisi kelas. Artinya, selama kepada orangtua siswa, saya sangat tiga tahun siswa belajar, siswa akan menyambutnya dengan positif,” kata menempati kelas yang sama dengan Parin. wali kelas yang sama. Untuk menentukan kebutuhan Selain kontribusi tersebut, kelas, paguyuban kelas VII-7 menggelar musyawarah internal. paguyuban kelas juga berfungsi Semua orangtua siswa berkumpul untuk menyepakati fasilitas apa untuk menjembatani komunikasi saja yang bisa mendukung proses belajar mengajar di kelas. Setelah antara guru dan orangtua siswa. musyawarah digelar, akhirnya forum menyepakati untuk menyediakan Melalui WhatsApp Group (WAG) dua unit AC, infocus, gorden, taplak meja, dan kebutuhan lainnya dengan paguyuban, semua orangtua perkiraan belanja mencapai Rp 20 juta. siswa dan wali kelas bisa saling bertukar informasi baik tentang perkembangan maupun kendala- kendala yang dialami siswa selama proses belajar mengajar. 36

SMPN 1 Sei Suka Siswa menunjukkan hasil kerja mereka dalam pembelajaran bahasa Indonesia membuat laporan pengamatan teks eksplanasi. Selain menyepakati kebutuhan Menerapkan Pembelajaran Aktif proses ajar, semua anggota paguyuban VII-7 juga menyepakati Awalnya para guru di SMPN 1 Sei aturan dan teknis pembayaran dari Suka masih terbiasa mengajar setiap orangtua. Hasilnya disepakati, secara konvensional, seperti banyak setiap orangtua menyumbang berceramah, menulis di papan tulis, minimal Rp 500 ribu, itupun bisa atau banyak melakukan latihan soal. dicicil selama enam bulan. Namun setelah para guru mendapat pelatihan pembelajaran aktif dengan “Jadi sebenarnya ringan, karena pendekatan MIKIR dari Tanoto dengan menyumbang minimal Rp500 Foundation, proses belajar mengajar ribu, orangtua bisa mendukung berubah total dari pembelajaran fasilitas yang memadai. Anak jadi konvensional menjadi lebih aktif. nyaman belajar, tidak kepanasan, Saat ini, posisi meja dan kursi juga ada infocus juga dan semua fasilitas diatur sedemikian rupa. Terkadang itu untuk pembelajaran anak selama diatur menjadi berkelompok, kadang 3 tahun. Jadi sangat tidak rugi,” kata dibentuk letter U, dan posisi lainnya. Parin. 37

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Pembelajaran aktif mampu dan kemandirian anak saat dewasa. merangsang anak untuk berinteraksi, Sugito berharap, kelak semua anak berani mengeluarkan pendapat, didiknya bisa berkembang menjadi berani bertanya, dan berdiskusi. pelaku wirausaha yang kreatif dan Dengan begitu diharapkan anak inovatif yang mampu menjawab tumbuh menjadi pribadi yang kritis tantangan zaman. sehingga tidak mudah termakan berita bohong atau hoaks. “Semoga mereka bisa terjun di dunia industri kreatif. Kalau anak- “Kalau sekarang kan orang itu ada anak jadi pengusaha tidak akan berita sedikit saja, disebarkan eh ada pengangguran di Indonesia, taunya hoaks. Nah dengan dilatih setidak-tidaknya mereka mampu sejak dini, anak itu bisa memfilter menciptakan lapangan kerja untuk informasi. Karena seiring dengan dirinya sendiri,” katanya. kemajuan teknologi informasi, segala apa yang masuk tidak bisa kita telan Selain showcase, di dalam kelas bulat-bulat,” kata Sugito. juga terdapat karya-karya siswa dan portofolio anak yang dipajang Siswa juga semakin memperlihatkan di dinding kelas. Hal itu terkesan sebagai sesuatu yang kecil, namun kemampuan kreativitas dengan memajangkan karya, siswa akan terasa dihargai dan diapresiasi. dan kepercayaan diri dalam Memberi apresiasi terhadap karya anak didik merupakan hal krusial bagi mengomunikasikan hasil karya dari seorang guru, karena dengan begitu murid dapat lebih terpacu untuk proses pembelajarannya. Karena mengeluarkan potensi terbaiknya. itu, sebagai bentuk apresiasi, pihak Guru IPS SMPN 1 Sei Suka, Masliana Sinaga mengaku sangat terbantu sekolah menggelar showcase atau pelatihan dari Tanoto Foundation. Pelatihan guru melalui pendekatan pameran hasil karya siswa dengan MIKIR juga dinilai berbeda dari pelatihan guru lainnya. Melalui mengundang orangtua. Melihat pendekatan MIKIR, guru tidak hanya diberikan materi-materi semata perubahan yang terjadi pada anak- tetapi sekaligus mempraktikkannya secara langsung. anaknya, membuat kepercayaan orangtua pada sekolah semakin meningkat. Kreativitas lahir bukan semata- semata karena faktor keturunan, tetapi lebih karena adanya faktor stimulus dari sekolah dan orangtua. Kreativitas yang terlatih sejak dini, menjadi modal utama produktivitas 38

SMPN 1 Sei Suka “Jadi kalau biasanya pelatihan itu Keempat menjadwalkan kunjungan hanya sekadar mendengarkan materi, setiap kelas ke perpustakaan sekolah. mengerjakan lembar kerja, model Menurut Sugito, penjadwalan perlatihan di sini tidak begitu. Kami kunjungan ke perpustakaan ini para guru mempraktikkan secara sekaligus memberikan pengalaman langsung bagaimana agar siswa bisa baru karena belajar tidak melulu mengalami, interaksi, komunikasi, dilakukan di kelas. SMPN 1 Sei Suka dan refleksi,” kata Marliana. terdiri dari 24 kelas, artinya setiap bulan setidaknya setiap kelas dapat Penguatan Literasi kunjungan satu kali ke perpustakaan. Budaya literasi di Indonesia dinilai Kelima membuat lomba-lomba masih minim. Studi Most Literred literasi antar siswa. Perlombaan NationintheWorld 2016mengungkap ini diselenggarakan sebagai upaya bahwa minat baca di Indonesia untuk memacu minat baca sekaligus menduduki peringkat 60 dari 61 mengapresiasi. Biasanya, pihak negara. Minat baca bangsa masih sekolah akan memberikan hadiah sangat mengkhawatirkan, padahal kepada murid yang dinilai rajin dengan membaca, kemampuan membaca. Dan terakhir, sekolah berbahasa seperti menulis dan membuat program satu kelas satu berbicara akan meningkat. buku. Menurut Sugito, program ini masih dalam proses namun Bermitra dengan Tanoto Foundation, saat ini setidaknya ada dua orang Sugito mengembangkan program murid yang sudah menyelesaikan budaya baca sebagai upaya dan menerbitkan buku novel dan menumbuhkan budaya literasi kumpulan puisi. di SMPN 1 Sei Suka. Program itu kemudian direalisasikan ke dalam “Alhamdulillah dari program literasi enam hal. Pertama, membuat yang baru setahun ini anak didik kami pojok baca di setiap kelas dengan sudah ada yang bisa menyelesaikan diperkaya buku-buku bacaan yang buku. Ke depan sudah kami menarik baik itu non-fiksi maupun programkan satu kelas satu buku. fiksi. Kedua, menerapkan membaca Bagi saya yang penting guru dan senyap setiap hari selama 15 menit murid mau berbuat dulu, masalah sebelum istirahat. Ketiga, setiap kualitas nanti mengikuti seiring selasa ada hari literasi yang difasilitasi proses mereka akan bisa menilai oleh Pokja Literasi. kekurangan dari karya bukunya,” kata Sugito. 39

Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Dwi Lestari Parode dan Uly Angel Konsistensinya dalam menulis dan Mariachi Simanulang adalah dua membaca tak luput dari dukungan siswa yang telah menulis dan maksimal dalam pengembangan menerbitkan karyanya. Selain karena literasi anak di sekolah. kecerdasannya, keberhasilan Uly dan Dwi dalam menerbitkan buku Sementara Uly menulis antologi puisi menjadi bukti bahwa program berjudul About Life. Terdiri dari 60 pengembangan literasi yang digagas puisi yang terinspirasi dari kehidupan Sugito berhasil untuk merangsang di sekelilingnya; tentang proses bakat murid. belajar di sekolah, persahabatan juga kerinduannya terhadap kedua Dwi yang kini duduk di kelas VIII orangtuanya. Uly yang juga tengah ini, menulis novel dengan judul duduk di kelas VIII mengaku sangat Berakhir di Januari. Judul unik bahagia bisa memiliki karya. Adanya yang terinspirasi dari judul lagu pojok baca, membaca senyap, Glen Fredly ini bercerita tentang dan kegiatan literasi lainnya diakui perjalanan seorang gadis remaja Uly sangat membantu mengasah yang baru mengenal cinta dan kasih sensitivitas dan kemampuannya sayang kepada lawan jenis. Meski dalam menulis puisi. bertemakan percintaan remaja, namun di novel pertamanya ini Dwi “Menulis puisi ini cara aku juga bercerita tentang persahabatan menuangkan semua perasaan saya. dan kisah-kisah menggemaskan Bahagia, sedih semua dituangkan yang terjadi di sekolah. dalam puisi, dan aku sangat senang karya-karyaku dibukukan, aku harap “Karena memang inspirasi aku dalam bisa menginspirasi anak-anak yang menulis buku itu ya pengalaman lain,” harap Uly. dan dari situasi sekeliling aku, baik di sekolah, di rumah juga. Aku juga Teamwork suka membaca karya Boy Chandra, jadi terinspirasi juga dari dia,” kata Untuk meningkatkan mutu sekolah, Dwi. tidak cukup hanya mengintervensi kelas dan guru saja. Semua warga Dwi yang sudah gemar menulis sejak sekolah, mulai dari tukang kebun, duduk di sekolah dasar ini mengaku petugas kebersihan, hingga guru senang karena akhirnya di SMPN 1 harus juga memiliki visi dan misi Sei Suka hobinya dalam menulis bisa yang sejalan dengan sekolah. Karena terasah dan tersalurkan dengan baik. itu, Sugito melakukan pendekatan 40


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook