BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PANDUAN Pelaksanaan Program Pendidikan Individual
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PANDUAN Pelaksanaan Program Pendidikan Individual 2022
Panduan Program Pendidikan Individual Pengarah Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Anindito Aditomo Penanggung Jawab Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Zulfikri Penyusun Farah Arriani (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Fajriyatul Hidayah (SDS Pantara) Fatiyani Pramesti (Petak Pintar) Elia Adawiyah (SDS Pantara) Slamet Wibowo (Badan Riset dan Inovasi Nasional) Ranti Widiyanti (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) Christina Tulalessy Fera Herawati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Penelaah Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Baharudin (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Aswin Widhiyanto (Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus) Seru Pasinggi (Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus) Kontributor Julius Juih (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Neneng Kadariyah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Irwan Nurwiansyah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Feisal Ghozaly (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Ranti Widiyanti (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Hamka (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Munawir Yusuf (Universitas Negeri Surakarta) Subagya (Universitas Negeri Surakarta) Ilustrator Gilang Ayyoubi Hartanto Layout Joko Setiyono
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Kata Pengantar Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia- Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual ini. Pusat Kurikulum dan Pembelajaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan kebijakan teknis, penyusunan kurikulum, dan pengembangan pembelajaran. Panduan ini merupakan salah satu kelengkapan yang dapat digunakan untuk implementasi kurikulum merdeka di pendidikan khusus, baik di satuan pendidikan khusus maupun satuan pendidikan umum. Penyusunan panduan ini bertujuan untuk memandu para tenaga pendidik agar dapat menyusun rancangan pendidikan yang sesuai untuk peserta didik berkebutuhan khusus, mengingat banyaknya permasalahan yang terjadi di lapangan. Panduan Pendidikan Individual ini dikembangkan dengan melibatkan akademisi, praktisi, dan direktorat terkait. Sebagai dokumen hidup, panduan ini masih terus dikembangkan. Karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga dengan adanya panduan ini layanan pendidikan untuk peserta didik berkebutuhan khusus dapat terfasiltasi dengan baik sesuai dengan karakteristiknya, dan kebutuhannya . Jakarta, April 2022 Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Drs. Zulfikri Anas, M. Ed. NIP 196405091991031004 Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila iii
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Daftar Isi Kata Pengantar................................................................................... iii Daftar Isi............................................................................................... iv 1 Pendahuluan.............................................................................. 1 A. Latar Belakang.............................................................................................. 1 B. Tujuan............................................................................................................. 2 C. Ruang Lingkup............................................................................................. 2 2 Hakikat Program Pendidikan Individual (PPI)..................... 3 D. Pengertian PPI............................................................................................... 3 E. Prinsip - Prinsip PPI...................................................................................... 4 F. Fungsi PPI....................................................................................................... 5 G. angkah-Langkah Penyusunan PPI........................................................... 6 H. Komponen PPI.............................................................................................. 11 3 Implementasi Program Pendidikan Individual (PPI).......... 14 A. Perencanaan PPI .......................................................................................... 15 B. Asesmen Formatif dan Sumatif serta Tindak Lanjut PPI................... 31 C. Asesmen Formatif dan Sumatif serta Tindak Lanjut PPI ................. 32 4 Penutup....................................................................................... 33 Daftar Pustaka .................................................................................... 34 Daftar Lampiran.................................................................................. 35 Lampiran 1 Kasus PDBK Jenjang Pendidikan SDLB ...................................... 35 Lampiran 2 Kasus PDBK Jenjang Pendidikan SD ........................................... 62 Lampiran 3 Kasus PDBK Jenjang Pendidikan SD ........................................... 85 Lampiran 4 Kasus PDBK Jenjang Pendidikan SMP ....................................... 114 Lampiran 5 Kasus PDBK Jenjang Pendidikan SMK ....................................... 125 iv
1 Pendahuluan Ringkasan Bab Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup A. Latar Belakang Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) pendidikan penyelenggara Pendidikan inklusif, memiliki karakteristik kebutuhan yang berbeda- pemberian layanan pendidikan bagi PDBK beda satu sama lain. PDBK membutuhkan belum dilakukan secara optimal. Beberapa layanan pendidikan sesuai dengan konteks kejadian masih terdapat kondisi dimana situasi, kondisi, dan karakteristik kebutuhan layanan pendidikan bagi PDBK dilakukan khusus mereka masing-masing. secara berkelompok dalam satu kelas tanpa melihat adanya kebutuhan yang berbeda pada Salah satu bentuk layanan pendidikan bagi masing-masing PDBK. Berdasarkan beberapa PDBK adalah layanan pendidikan secara penerapan di lapangan juga ditemukan bahwa individual yang saat ini disebut sebagai terdapat pendapat tenaga pendidik yang Program Pendidikan Individual (PPI) atau merasa bahwa pemberian layanan pendidikan yang sebelumnya dikenal dengan istilah dalam bentuk PPI adalah hal yang merepotkan sebagai Program Pembelajaran Individual karena memerlukan waktu yang panjang dalam (PPI). PPI dirancang khusus oleh tenaga perencanaan, penerapan, dan evaluasinya. pendidik diperuntukkan bagi peserta Pendapat lain yang juga sering ditemukan didik yang mengalami kesulitan maupun dari tenaga pendidik adalah adanya rasa tidak hambatan akademik dan non akademik. percaya diri untuk membuat PPI secara mandiri PPI diharapkan dapat melengkapi karena merasa belum memiliki pengetahuan kurikulum reguler yang belum secara dan wawasan terkait PPI itu sendiri. Rancangan komprehensif memuat area yang relevan PPI ada pula yang dibuat hanya mengacu dengan kebutuhan PDBK. pada kepentingan tenaga pendidik (teacher oriented) atau kurikulum (curricullum oriented) PPI juga menampilkan struktur pembelajaran dibandingkan kepentingan peserta didik yang lebih sistematis, sehingga dapat (student oriented) itu sendiri. Berdasarkan membantu para pendidik memusatkan banyaknya permasalahan yang terjadi di pembelajaran yang penting sesuai kemampuan lapangan terkait penyusunan dan pelaksanaan PDBK. PPI, maka buku panduan penyusunan dan pelaksanaan PPI bagi tenaga pendidik sangat Pada kenyataannya yang terjadi di sekolah diperlukan. luar biasa/sekolah khusus maupun satuan 11
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) B. Tujuan 2. Tujuan Khusus Bagi Tenaga Pendidik dapat: 1. Tujuan Umum Secara umum, tujuan panduan PPI a. Membuat rancangan PPI. adalah memberikan pengetahuan dan b. Melaksanakan rancangan PPI. pemahaman bagi tenaga pendidik, kepala c. Merancang tindak lanjut berdasarkan sekolah, dan pengawas dalam rangka memberikan layanan pendidikan bagi asesmen formatif dan sumatif PDBK. semua peserta didik, terutama PDBK. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup panduan PPI meliputi pengertian, komponen, serta langkah penyusunan dan pelaksanaan PPI. Panduan PPI ini dapat digunakan di seluruh jenjang pendidikan. Panduan ini disertai contoh pembuatan rancangan PPI berdasarkan kasus-kasus PDBK pada jenjang pendidikan SD, SMP, SMK. Contoh tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi tenaga pendidik di seluruh jenjang pendidikan. 2
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) 2 Program Pendidikan Individual (PPI) Ringkasan Bab Pengertian PPI Prinsip-Prinsip PPI Fungsi PPI Langkah-Langkah Penyusunan PPI A. Pengertian PPI Program Pendidikan Individuali (PPI) atau PPI meletakkan individu PDBK sebagai fokus Individualized Educational Program (IEP) utama tanpa melepaskan konteks situasi, diprakarsai oleh Samuel Gridley Howe pada kondisi, dan kekhasan atau karakteristik tahun 1871. kebutuhan khusus mereka. PPI merupakan salah satu bentuk layanan Keberagaman karakterisktik PDBK menuntut pendidikan yang ditujukan kepada peserta satuan pendidikan memiliki ketelitian dalam didik dengan status berkebutuhan khusus, penentuan setiap PDBK memerlukan/ yang sebelumnya dikenal sebagai Anak tidak memerlukan PPI. PDBK yang tidak Berkebutuhan Khusus (ABK) kemudian memerlukan dukungan/layanan khusus penyebutannya saat ini disebut sebagai dalam akses kurikulum dan pembelajaran Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) tidak memerlukan PPI, setiap PDBK yang memerlukan dukungan/layanan khusus Perbedaan karakteristik masing-masing sebagai akibat dari hambatannya, maka PDBK sangat beragam sehingga mereka diperlukan PPI. Penyusunan tujuan atau membutuhkan layanan pendidikan yang Capaian Pembelajaran (CP) pada PPI dapat bersifat individual. Program Pendidikan berasal dari CP kurikulum reguler, CP kurikulum Individual (PPI) dapat diibaratkan sebagai Pendidikan Khusus, dan CP alternatif yang kontrak tertulis antara pihak orang tua peserta disusun berdasarkan kebutuhan esensial PDBK. didik dengan pihak sekolah tentang kebutuhan CP altenatif dimungkinkan untuk disusun peserta didik dan langkah-langkah yang akan sendiri oleh tenaga pendidik, karena CP yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan individu dibutuhkan secara esensial tidak terdapat pada dengan status PDBK. CP kurikulum reguler maupun CP kurikulum Pendidikan Khusus. Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 3
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) PPI idealnya dirancang oleh Multi Disciplinary kenyataannya, terdapat kondisi di mana tim PPI Team (MDT) yang terdiri atas pihak satuan hanya terdiri dari pihak satuan pendidikan dan pendidikan, orang tua, dan tenaga profesional orang tua lain yang memiliki informasi dan pemahaman mengenai peserta didik dalam rangka memberikan masukan penyusunan PPI. Pada B. Prinsip-Prinsip PPI Berdasarkan berbagai referensi, PPI dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar berikut. 1. PPI bertujuan menyelaraskan antara 4. PPI tidak hanya terbatas pada tujuan karakteristik kebutuhan khusus dan pembelajaran/kurikulum pembelajaran. tugas perkembangan PDBK dengan Tujuan PPI juga dapat didasarkan prioritas kurikulum dan pembelajaran dalam upaya penanganan berdasarkan hasil asesmen mengembangkan potensi mereka secara diagnostik. Misalnya, terkait keterampilan optimal. hidup sehari-hari atau perilaku adaptif (Activity Daily Living/ADL). 2. PPI berpusat pada peserta didik sebagai subjek yang dinilai aktif dan mampu 5. PPI bersifat fleksibel terhadap berbagai belajar. Penyusunan PPI didasarkan perubahan dan kemajuan PDBK. Hasil pada karakteristik kebutuhan khusus. akhir dari PPI sejatinya adalah kemandirian Perkembangan dan minat peserta sehari-hari berguna bagi kehidupannya didik menjadi komponen penting yang dan mampu berperilaku sesuai dengan dipertimbangkan dalam membuat lingkungannya (adaptif) sesuai dengan rancangan PP.. norma dan aturan sosial. 3. Komponen PPI difokuskan pada kemajuan 6. PPI merupakan kesepakatan bersama dan kebutuhan PDBK itu sendiri, sedangkan hasil kolaborasi antar banyak pihak (Multi kurikulum digunakan sebagai rambu- Diciplinary Team/MDT), yakni kesepakatan rambu, bukan dititik beratkan sebagai antara pihak satuan pendidikan, orang target utama PPI. tua, dan tenaga ahli profesional lain yang berkaitan dengan keberlangsungan pendidikan PDBK 4
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) C. Fungsi PPI Fungsi PPI secara umum adalah: 2. Meningkatkan komunikasi antar pihak- pihak yang berkepentingan untuk 1. Menjadi sarana bagi peningkatan usaha keberhasilan peserta didik berkebutuhan untuk memberikan pelayanan pendidikan khusus dalam konteks pendidikan. yang lebih efektif. Fungsi PPI bagi peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Menjamin setiap peserta didik 2. Mendapatkan layanan pendidikan yang berkebutuhan khusus memiliki program sesuai dengan karakteristik kebutuhan yang disesuaikan dengan kebutuhannya mereka masing-masing. untuk mempertemukan karakteristik kebutuhan khusus mereka dengan 3. Mengoptimalkan potensi yang dimiliki kurikulum dan tujuan pembelajaran. setiap peserta didik tanpa terhambat kondisi dan kekhususan yang mereka alami. Fungsi PPI bagi tenaga pendidik/pihak sekolah adalah sebagai berikut: 1. Memberikan tenaga pendidik arah 3. Melakukan usaha mempertemukan antara pengajaran sesuai dengan kekuatan, kebutuhan-kebutuhan belajar spesifik kelemahan, dan minat PDBK. peserta didik masing-masing dengan kurikulum dan tujuan pembelajaran. 2. Meningkatkan keterampilan tenaga pendidik yang melakukan asesmen tentang karakteristik kebutuhan belajar tiap peserta didik secara spesifik. Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 5
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) D. Langkah-Langkah Penyusunan PPI Merujuk pada kerangka langkah-langkah penyusunan program pendidikan individual (PPI) menurut Kitano dan Kirby (1986) dalam Mulyono Abdurrahman (2009), berikut langkah-langkah penyusunan rancangan PPI. 1. Membentuk tim PPI. Tim PPI terdiri dari Jika pada kenyataannya tidak tersedia Multi Disciplinary Team (MDT) yang kelengkapan tim seperti yang telah bertanggung jawab bersama membuat dijelaskan sebelumnya, maka tim PPI rancangan PPI. dapat disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan dan ketersediaan sumberdaya Idealnya tim PPI terdiri dari pihak pendukung yang ada. satuan pendidikan (kepala sekolah/ madrasah, tenaga pendidik kelas, tenaga 2. Melakukan asesmen diagnostik terkait pendidik bidang studi, guru pendidikan/ kekuatan, kelemahan, minat, dan pembimbing khusus (GPK), tenaga kebutuhan anak didasarkan dari berbagai pendidik BK), orang tua, dan tenaga aspek perkembangan seperti aspek emosi, profesional terkait. sosialisasi, kognitif, bahasa, dan fisik/ motorik. Pihak sekolah, orang tua, dan tenaga profesional saling berbagi mengenai 3. Menentukan tujuan jangka panjang dan penilaian peserta didik sesuai dengan tujuan jangka pendek dari rancangan PPI. kaca mata keahliannya masing-masing. Tujuan jangka panjang dalam pedoman Tenaga ahli yang dimaksud antara lain ini adalah Capaian Pembelajaran (CP), dokter (dokter anak atau dokter spesialis sedangkan tujuan jangka pendek dalam lainnya seperti spesialis mata, THT, dan lain- pedoman ini adalah Tujuan Pembelajaran lain), terapis okupasi atau fisik, penyedia (TP) yang disusun sesuai kebutuhan khusus pendidikan jasmani adaptif, psikolog, PDBK yang bersangkutan. terapis wicara, dan lain semacamnya. 4. Penilaian (asesemen) anak. Berdasarkan langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Tahap Perencanaan PPI lebih luas sampai kepada menyusun kebijakan sekolah yang mendukung a. Pembentukan Tim PPI pelaksanaan PPI. Tim PPI saling bekerja sama melakukan penilaian awal (asesmen diagnostik), membuat profil PDBK, menyusun program pendidikan, hingga pada cakupan yang 6
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) b. Melakukan Asesmen Diagnostik sebagai dasar dalam penentuan proses pembelajaran dan penilaian pembelajaran Sebelum mengaplikasikan rancangan PPI (asesmen formatif dan sumatif). kepada PDBK, tim penyusun PPI perlu Hasil asesmen juga digunakan untuk mengetahui aspek-aspek yang menjadi menentukan jenis dan bentuk intervensi kekuatan dan kelemahan peserta didik secara tepat bagi peserta didik. dengan cara melakukan asesmen. Asesmen yang dilakukan terhadap PDBK umumnya Berikut ini langkah-langkah melakukan meliputi beberapa aspek, yaitu aspek asesmen secara umum yang dapat belajar (learning), aspek sosioemosional dilakukan oleh tenaga pendidik kelas (socio-emotional), aspek komunikasi ataupun tenaga pendidik mata pelajaran. (communication), dan aspek neuromotor. Langkah awal dimulai dari penyusunan Hasil asesmen dituangkan dalam program instrumen asesmen. Langkah selanjutnya pembelajaran berdasarkan modalitas adalah pelaksanaan asesmen, dan langkah (potensi) yang dimiliki setiap peserta didik. terakhir asesmen adalah melakukan analisis hasil asesmen dan rekomendasi. Tujuan utama dari asesmen diagnostik adalah sebagai alat identifikasi awal atau screening PDBK. Tujuan lainnya adalah a. Penyusunan Instrumen Asesmen Berikut beberapa langkah kegiatan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen asesmen. 1) Identifikasi adanya kelainan atau kesulitan yang kemudian akan dijadikan dasar untuk Identifikasi merupakan langkah awal yang menentukan langkah selanjutnya. penting dilakukan sebelum membentuk tim PPI. Tujuan identifikasi adalah menemukan 2) Menetapkan tujuan asesmen bersangkutan. Asesmen kerap dikaitkan dengan kondisi (hambatan/ketunaan yang Tujuan asesmen menekankan pada aspek dialami peserta didik) Asesmen untuk kekuatan dan kelemahan peserta didik melihat perkembangan PDBK dilakukan dalam bidang tertentu. Informasi tersebut secara terus menerus atau ongoing process. dapat digunakan untuk mengembangkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kekuatan dan kelemahan PDBK yang Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 7
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) 3) Mengembangkan alat/instrumen asesmen tenaga pendidik PDBK yang bersangkutan. Alat asesmen buatan tenaga pendidik Alat asesmen dapat dikelompokkan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan menjadi dua, yaitu alat asesmen yang untuk pengamatan, soal-soal tes akademik, sudah baku (formal) dan alat asesmen dan lain sebagainya sejauh masih berkaitan tidak baku (non formal). Alat asesmen yang dengan aspek-aspek yang hendak diukur sudah baku yang dimaksud dilakukan oleh dari kekuatan dan kelemahan PDBK yang tenaga profesional, seperti tes kecerdasan bersangkutan. yang digunakan oleh para psikolog. Alat asesmen yang tidak baku dapat dibuat oleh b. Pelaksanaan Asesmen Pelaksanaan asesmen dapat dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu wawancara, observasi, dan tes. Tes dapat dilakukan dengan menggunakan tes baku, tes tidak baku, dan mengkaji dokumen. 1) Wawancara yang berkaitan dengan kecerdasan, bakat Wawancara dilakukan untuk memperoleh dan minat, dan lain-lain. informasi data anak, orang tua, keluarga, proses kelahiran, riwayat perkembangan 4) Tes Tidak Baku (Non-Formal) fisik, sosial dan pendidikan. Tes tidak baku penentuan dan instrumen dan pelaksanaan dapat dilakukan oleh 2) Pengamatan/Observasi tenaga pendidik. Informasi asesmen dari Tenaga pendidik juga dapat mengamati tes tidak baku antara lain kemampuan perilaku spesifik anak. Observasi hendaknya pemahaman auditori, persepsi visual, dilakukan secara berulang-ulang, dan orentasi, perilaku, bahasa ujaran, dan di tempat yang berbeda-beda agar motorik. mendapatkan informasi yang konsisten. 5) Kajian Dokumen 3) Tes Baku (Formal) Dokumen yang dikaji hasil asesmen dari Tes baku hanya dapat dilakukan oleh tenaga profesional lain yang menangani tenaga profesional, misalnya Dokter, anak, seperti psikolog, dokter, terapis Psikolog, maupun tenaga profesinal lain. wicara, terapis okupasi dan sebagainya. Tes baku untuk mengetahui potensi anak c. Analisis Hasil Asesmen Berdasarkan data hasil asesmen, langkah selanjutnya adalah menuangkan analisis hasil asesmen dan rekomendasi penanganan PDBK ke dalam bentuk rancangan PPI. Rancangan PPI itu sendiri dengan mencantumkan beberapa hal berikut. 8
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) 1) Deskripsi kondisi peserta didik. 2) Tujuan. Isi dari deskripsi biasanya meliputi riwayat Tujuan PPI dirancang berdasarkan hasil tumbuh kembang, riwayat gangguan asesmen yang menyeluruh mengenai dan penanganan gangguan, serta PDBK. Semakin detil hasil asesmen yang kondisi internal berupa taraf intelektual, dilakukan, maka tujuan intervensi akan keterampilan motorik kasar dan motorik semakin spesifik. Tujuan biasanya dituliskan halus, kematangan sosio emosional, menurut kerangka waktu, yakni tujuan kemampuan berbahasa, tampilan perilaku, jangka pendek (tujuan pembelajaran) kemampuan merawat diri, dan tidak dan tujuan jangka panjang (capaian tertinggal terkait dukungan eksternal pembelajaran). (support systems) yang dimiliki PDBK guna menunjang jalannya PPI. 2) Tahap Pelaksanaan PPI Pelaksanaan PPI harus sesuai dengan langkah-langkah yang disusun untuk mencapai tujuan. Pelaksana PPI harus bertanggung jawab dan konsisten. Sepanjang pelaksanaan PPI komunikasi anggota tim tetap terjaga sebagai bentuk kontrol dan pemantauan terhadap pelaksanaan PPI itu sendiri. a. Strategi Pengorganisasian PDBK (motivasi, temperamen, perhatian, atau konsentrasi); karakteristik materi, Dalam proses pelaksanaan PPI, kegiatan serta situasi atau gaya belajar peserta pembelajaran harus menggambarkan cara didik. Media pembelajaran bersifat multi- setiap tujuan pembelajaran dapat dicapai. fungsi, tidak hanya berfungsi sebagai Secara spesifik, tenaga pendidik dapat alat bantu pembelajaran tetapi juga memilih pendekatan pembelajaran yang berfungsi untuk mengembangkan aspek memudahkan PDBK dalam belajar (efisien), kognitif, afektif, dan psikomotor. Bahkan, bukan yang memudahkan tenaga pendidik jika memungkinkan, media juga dapat dalam mengajar. Pendekatan yang berfungsi pula sebagai alat rehabilitasi. digunakan tidak terpaku pada satu metode atau teknik tertentu, tetapi menggunakan berbagai metode sesuai dengan kondisi b. Strategi Penyampaian stimulus-stimulus yang diberikan tenaga pendidik secara aktif. Kegiatan Penyampaian program atau materi pembelajaran juga harus terkait dengan pembelajaran hendaknya dilakukan realita, tidak terisolasi, ada kesesuaian secara variatif, dengan melibatkan unsur antara aktivitas belajar dengan kehidupan gerak, suara, main peran, atau simulasi nyata, sehingga kegiatan pembelajaran agar mampu membangkitkan minat dan menjadi bermakna dan fungsional. motivasi belajar PDBK dan memberikan kesempatan kepada PDBK untuk merespon Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 9
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) c. Strategi Pengelolaan mengajar 5-12 orang peserta didik (bersama-sama dengan anak-anak pada Pendekatan pembelajaran secara aktif umumnya) Setting layanan disesuaikan harus merancang lingkungan belajar dengan kondisi, kemampuan, dan tujuan yang sesuai untuk meningkatkan proses pembelajaran. Misalnya, untuk melatih pembelajaran dalam mencapai tujuan. kontak mata, tenaga pendidik mengajar Lingkungan belajar meliputi materi, PDBK secara individual, untuk melatih media, dan aktivitas pembelajaran. Materi gerak motorik kasar PDBK dapat belajar pembelajaran, pada umumnya sama, dalam kelompok kecil/besar, dan untuk tetapi terdapat materi yang secara khusus belajar kesenian (musik, suara, atau lukis), dirancang untuk membantu dan atau PDBK dapat dilayani secara klasikal. sebagai prasyarat dalam mengikuti materi pembelajaran sebagai contoh, materi SD Tenaga pendidik, orang tua, profesional yang dirancang adalah pra-akademik, lain harus membuat catatan kejadian menolong diri, dan perilaku adaptif. dalam proses pembelajaran, yang meliputi kegiatan peserta didik, respon Kegiatan pembelajaran dalam konteks saat diberikan tugas, dan kemajuan PPI dapat dilakukan dalam tiga setting: yang dicapai. Orang tua PDBK diberikan (1) individual (seorang tenaga pendidik informasi tentang kemajuan anak dan mengajar seorang peserta didik), (2) ketercapaiannya terhadap tujuan pada kelompok kecil (seorang tenaga pendidik akhir tahun. Laporan kemajuan sebaiknya mengajar dua/ tiga orang peserta didik diberikan kepada orang tua secara periodik. dalam satu kelompok, dan (3) kelompok besar/klasikal (seorang tenaga pendidik 3) Tahap Asesmen Formatif dan Sumatif serta Tindak Lanjut Pada tahap ini, ada dua kegiatan pokok program berlangsung. Hal ini berarti tujuan yang perlu dilakukan yaitu peninjauan dan yang dirancang dalam PPI kurang realistis, atau pelaporan. Peninjauan dilakukan untuk dapat pula penerapan strategi tidak sesuai menentukan kelayakan dan keefektifan sebuah dengan kebutuhan PDBK. Jika ternyata hasil program dibandingkan dengan kemampuan dari asesmen diperoleh bahwa tujuan jangka PDBK. Tahap peninjauan program merupakan pendek (tujuan pembelajaran) dan jangka dasar untuk membuat rancangan PPI siklus panjang (capaian pembelajaran) tercapai, maka berikutnya. Jika ternyata hasil dari asesmen tindak lanjut yang dilakukan adalah perumusan diperoleh bahwa tujuan jangka pendek (tujuan rancangan PPI siklus selanjutnya. pembelajaran) tidak tercapai, maka tindak lanjut yang dilakukan penyesuaian di tengah 10
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) E. Komponen PPI Ada lima komponen yang harus tercantum dalam rancangan PPI. 1) Karakteristik PDBK kemampuan berkomunikasi, kemungkinan adanya pola perilaku khusus, gambaran Karakteristik yang dimaksud adalah kondisi mengenai keterampilan untuk menolong awal PDBK mencakup semua aspek yang diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, terkait keberlangsungan kegiatan belajar hingga bakat vokasional. mengajar di kelas. Misalnya gambaran mengenai kemampuan akademik, tingkat 2) Tujuan panjang (capaian pembelajaran). Tujuan dirumuskan dalam kalimat yang spesifik, Tujuan PPI biasanya dituangkan operasional dan terukur berdasarkan kerangka waktu yang terbagi atas tujuan jangka pendek (tujuan pembelajaran) dan tujuan jangka a. Tujuan jangka panjang dalam beberapa tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang dalam pedoman ini Tujuan jangka panjang dituangkan dalam adalah Capaian Pembelajaran (CP). kurun waktu satu tahun ajaran. Namun tujuan jangka panjang dapat dipecah ke b. Tujuan jangka pendek dapat diukur). Kurun waktu tujuan jangka pendek sesuai dengan kebutuhan masing- Tujuan jangka pendek berorientesi masing PDBK. Tujuan jangka pendek dalam pada kebutuhan peserta didik (student pedoman ini adalah Tujuan Pembelajaran oriented) disusun dan dikembangkan (TP). untuk mencapai kemampuan-kemampuan yang lebih spesifik (dapat diamati dan 3) Deskripsi tentang pelayanan pembelajaran Deskripsi pelayanan pembelajaran meliputi: a. Materi yang diberikan. b. Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi. c. Media/alat bantu pembelajaran apa yang digunakan untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran. d. Penanggung jawab PPI yang sudah dirancang. Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 11
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Selain itu, layanan pendidikan khusus juga therapy) perlu disediakan bagi PDBK dengan perlu memperhatikan layanan khusus yang hambatan wicara, dan berbahasa, atau layanan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan PDBK. fisioterapi (physiotherapy) diupayakan bagi Sebagai contoh, layanan terapi wicara (speech PDBK dengan gangguan gerak-motorik. 4) Waktu dan lamanya Pemberian Layanan Selain menentukan tujuan jangka panjang dan waktu pencapaian tujuan yang telah ditetapkan jangka pendek, waktu dimulainya kegiatan merupakan hal-hal yang juga perlu dirumuskan pembelajaran, durasi/waktu yang dibutuhkan dalam rancangan PPI. untuk memberikan pelayanan, dan estimasi 5) Asesmen Formatif dan Sumatif a. Menyeluruh, Dalam komponen PPI, penilaian (asesmen b. Berkesinambungan, formatif dan sumatif) dirumuskan dengan menetapkan kriteria capaian dan prosedur c. Merupakan tahapan yang berulang penilaian. Kriteria yang menjadi acuan atau (cyclical), patokan bukan acuan norma, melainkan perbandingan capaian performa PDBK antara d. Kemajuan belajar diukur secara teratur dan kondisi awal dengan sesudah pelaksanaan PPI. periodik. Sifat penilaian (asesmen formatif dan sumatif) adalah sebagai berikut 6) Pelaksanaan PPI dalam Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran layaknya pelaksanaan pembelajaran pada umumnya, terbagi menjadi tiga kegiatan, yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. a. Kegiatan Pendahuluan akan ditempuh, menunjukkan manfaat materi yang dipelajari, dan membuat Tenaga pendidik menciptakan kaitan belajar dengan meminta peserta kesiapan belajar peserta didik dengan didik mengemukakan pengalaman yang menumbuhkan motivasi/perhatian berkaitan dengan materi yang akan mereka dengan memberitahu tujuan dibahas (kemampuan) yang diharapkan, materi yang akan diajarkan, alternatif belajar yang 12
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) b. Kegiatan Inti Pilihan kegiatan inti dilihat dari cara tenaga pendidik memberikan materi. 1) Peserta didik mempraktikkan tugas 2) Peserta didik mempraktikkan tugas yang dipilih dengan bimbingan. yang dipilih tanpa bimbingan Peserta didik mempraktikkan tugas Peserta didik mempraktikkan tugas yang dipilih (keterampilan/sub- yang dipilih (keterampilan/sub- keterampilan) dengan bimbingan keterampilan) tanpa bimbingan (bantuan atau prompts) dari namun tetap diberikan kontrol melalui tenaga pendidik. Tenaga pendidik suatu kriteria yang ditetapkan. Tenaga memberikan penguatan dan umpan pendidik memberikan penguatan dan balik yang bersifat korektif. umpan balik yang bersifat korektif. c. Kegiatan Penutup Kegiatan penutup secara garis besar adalah kegiatan yang berkaitan bertujuan mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Peserta didik mempraktikkan 2) Peserta didik mempraktikkan berbagai keseluruhan tugas dengan kriteria tugas sejenis dengan yang dipilih yang ditetapkan. Tenaga pendidik peserta didik. Mereka mempraktikkan memberikan penguatan dan umpan tugas yang disajikan dalam berbagi balik yang bersifat korektif. materi dan buku kerja, dan dalam berbagai setting (ruang, sumber, kelas regular, dan rumah) dengan suatu kriteria yang ditentukan. Tenaga pendidik memberikan penguatan dan umpan balik yang bersifat korektif. Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 13
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) 3 Implementasi Program Pendidikan Individual (PPI) Ringkasan Bab Perencanaan PPI Pelaksanaan PPI Asesmen Formatif dan Sumatif serta Tindak Lanjut Skema implementasi langkah-langkah penyusunan PPI terdiri dari tiga kerangka besar, yaitu tahap perencanaan PPI, tahap pelaksanaan PPI, dan tahap asesmen formatif dan sumatif tindak lanjut PPI. Setiap tahap besar terdiri dari langkah-langkah kecil yang lebih detil. Gambar 3.1. Skema Implementasi Penyusunan PPI 14
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) A. Perencanaan PPI 1) Identifikasi orangtua peserta didik dan menyampaikan hasil identifikasi tenaga pendidik serta merumuskan Tim yang terlibat dalam penanganan PDBK tindak lanjut yang akan diberikan, dapat berupa mengamati dan mengidentifikasi hambatan merekomendasikan asesmen lanjutan kepada yang dialami PDBK secara menyeluruh di semua tenaga profesional lain (bila ada) atau bila bidang mata pelajaran dan menyampaikan tidak ada maka langkah berikutnya adalah temuannya kepada kepala Satuan Pendidikan memberikan rekomendasi PPI kepada orangtua. untuk segera ditindak lanjuti setelah mempunyai informasi yang cukup. Kepala satuan pendidikan segera menghubungi Gambar 3.2. Alur Identifikasi – Pembentukan Tim PPI 15 Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) 2) Pembentukan Tim PPI Hal penting yang harus dilakukan pihak satuan pendidikan sebelum pembentukan tim adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan gambaran umum PDBK yang diperoleh berdasarkan hasil identifikasi untuk dikonfirmasikan lebih lanjut kepada tim (orang tua). b. Menyiapkan kuesioner bagi orang tua untuk menyampaikan harapan terhadap putra- putrinya dan kondisi PDBK di rumah. Di akhir pertemuan, diharapkan tercapai kesepakatan mengenai prioritas dan sasaran yang akan ditetapkan dalam PPI. c. Menjadwalkan dan menyelenggarakan pertemuan PPI, kemudian staf administrasi satuan pendidikan melakukan: 1) Menghubungi setiap anggota tim yang memiliki pengetahuan atau PPI yang dilibatkan. keahlian khusus tentang anaknya, seperti terapis, psikolog, dokter 2) Memberitahu jadwal pertemuan atau jika tidak memungkinkan rapat PPI dengan orangtua, kehadirannya, diperkenankan memastikan mereka memiliki membawa hasil asesmen. kesempatan untuk hadir. 6) Pada pertemuan awal, tenaga 3) Menjadwalkan pertemuan sesuai pendidik akan mengembangkan dengan waktu dan tempat yang garis-garis besar PPI berdasarkan disepakati bersama oleh semua informasi asesmen untuk pihak. memperoleh gambaran, masukan, tujuan, dan prosedur untuk 4) Menyampaikan tujuan, waktu, dan mencapai tujuan. Hasil pertemuan lokasi pertemuan kepada orang dituangkan dalam bentuk tabel tua. yang memuat identitas peserta didik dan hasil rekomendasi dari 5) Memberi tahu orangtua bahwa setiap anggota tim PPI. mereka boleh mengundang orang 16
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Gambar 3.3. Perolehan Data Asesmen Diagnostik Tim PPI Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 17
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Informasi dari setiap orang menambah pemahaman tim tentang PDBK dan layanan yang dibutuhkan. a. Orang Tua Orang tua dapat menyampaikan informasi terkait kekuatan dan kebutuhan anak berkaitan dengan konteks kehidupan anak di rumah. b. Tenaga Pendidik/Guru kemungkinan kebutuhan bagi para staf satuan pendidikan yang mendukung Setidaknya satu dari tenaga pendidik di pembelajaran PDBK di satuan pendidikan. satuan pendidikan umum atau khusus Dukungan staf satuan pendidikan dapat tempat PDBK bersekolah harus berada di mencakup pengembangan profesional tim PPI. Tenaga pendidik mengutarakan atau pelatihan. Staf satuan pendidikan kebutuhan PDBK yang berkaitan dengan yang dimaksud di antaranya tenaga kurikulum umum di kelas reguler, administrator, pegawai kantin, dan orang- bentuk bantuan, layanan yang mungkin orang yang menyediakan layanan bagi dilakukan dalam seting kelas, dan strategi PDBK di satuan pendidikan. untuk membantu PDBK belajar dan berperilaku. Tenaga pendidik kelas juga dapat berdiskusi dengan tim PPI terkait c. Guru Pendidikan/Pembimbing Khusus (GPK) Keberadaan GPK diharapkan dapat memberikan informasi dan pengalaman penting tentang cara mendidik PDBK berdasarkan dasar keilmuan pedagog mereka. Dengan latar belakang pendidikan khusus, Guru Pendidikan/Pembimbing Khusus (GPK) dapat berbicara tentang masalah-masalah seperti: 1) Cara memodifikasi kurikulum umum 3) Cara memodifikasi penilaian sehingga untuk membantu PDBK belajar. PDBK dapat menunjukkan apa yang telah dipelajari sesuai dengan 2) Bentuk bantuan dan layanan kemampuannya. tambahan yang mungkin dibutuhkan anak tersebut agar berhasil di kelas 4) Aspek lain dari instruksi individualisasi reguler dan di tempat lain. untuk memenuhi kebutuhan unik PDBK. Selain membantu perancangan PPI, GPK juga dapat memegang peranan dalam hal berikut: 1) Bekerja dengan PDBK di ruang sumber 3) Bekerja dengan staf satuan pendidikan atau kelas khusus yang digunakan lainnya, terutama tenaga pendidik untuk PDBK yang menerima layanan kelas atau mata pelajaran, untuk pendidikan khusus. memberikan masukan sesuai dengan keahlian mereka menangani 2) Mengajar dalam tim dengan tenaga kebutuhan unik PDBK. pendidik kelas dan tenaga pendidik mata pelajaran. 18
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Jika satuan pendidikan tidak memiliki GPK, maka satuan pendidikan dapat mengoptimalkan peran tenaga pendidik BK, tenaga pendidik mata pelajaran, tenaga pendidik kelas, dan orang tua. d. Komite Sekolah memiliki kewenangan untuk memastikan tersedianya layanan tambahan yang Komite Sekolah dapat berbicara dan diperlukan agar PPI benar-benar dapat memberikan dukungan sesuai peran dan dilaksanakan. fungsinya tentang sumber daya satuan pendidikan yang diperlukan. Pihak/ tenaga yang mewakili satuan pendidikan e. Pihak Ahli/Tenaga Ahli tambahan tersebut. Satuan pendidikan dapat mengundang satu atau lebih anggota Dalam rapat rancangan PPI juga dapat tim yang dapat menawarkan keahlian/ mengikutsertakan anggota tambahan pengetahuan khusus tentang PDBK, yang memiliki pengetahuan atau seperti dokter, dokter saraf, psikolog, keahlian khusus di bidang terkait sesuai terapis okupasi/fisik, terapis wicara, dengan keberlangsungan Pendidikan penyedia pendidikan jasmani adaptif, dan PDBK. Orang tua atau satuan pendidikan lain-lain. Selain diharapkan memberikan dapat mengundang tenaga profesional hasil asesmen terkait PDBK, mereka juga dengan keahlian khusus terkait disabilitas diharapkan dapat membantu semua yang dialami PDBK. Tim PPI juga dapat pihak yang terlibat dalam pelaksanaan mengikutsertakan orang lain (seperti PPI dalam meningkatkan pengetahuan pendidik kejuruan yang telah menangani anak tersebut) untuk berbicara tentang kekuatan dan/atau kebutuhan PDBK Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 19
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) dan pemahaman mereka mengenai penanganan PDBK tersebut Tabel 3.1. Tabel Hasil Diskusi Tim PPI Identitas Peserta Didik Nama : ____________________________ Tanggal Lahir/Usia : ____________________________ Kelas : ____________________________ No Unsur Tim PPI Uraian Saran 1. Orang tua 2. Tenaga pendidik kelas 3. GPK, Tenaga pendidik BK *) 4. Psikolog *) 5. Terapis *) 6. Tenaga ahli lain *) *) Jika ada 3) Melakukan Asesmen Diagnostik bahasa PDBK, sementara psikolog dapat mengungkapkan terkait kecerdasan PDBK. Setelah identifikasi awal, seluruh anggota tim PPI melakukan asesmen secara komprehensif Pada tahap ini, tenaga pendidik melakukan sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. asesmen akademik dan asesmen non-akademik. Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan Langkah selanjutnya adalah menilai dan informasi mengenai kemampuan dan menganalisa kebutuhan PDBK, kelemahan, kebutuhan PDBK dari berbagai sudut pandang kekuatan, dan minatnya. Seluruh informasi keahlian. Misalnya, Terapis Wicara dapat yang dikumpulkan dari seluruh anggota tim mengungkapkan kemampuan bicara dan 20
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) PPI dimanfaatkan untuk penempatan atau dijelaskan pada bab sebelumnya, berikut ini pengembangan pelayanan pendidikan PDBK. adalah contoh kasus Ridwan dan langkah- langkah penyusunan asesmen akademik. a. Asesmen Akademik Asesmen akademik meliputi kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang biasanya dilakukan oleh tenaga pendidik. Dari langkah-langkah yang sudah Contoh Kasus Ridwan Ridwan adalah salah seorang peserta didik yang duduk di kelas I sekolah reguler. Pada akhir semester, kemampuan dasar Ridwan untuk membaca permulaan belum mengalami kemajuan. Ridwan sulit mengenali huruf sehingga tidak dapat mengeja dan membunyikan suku kata yang dibaca dengan tepat. Hal ini berpengaruh pada penyerapan materi pembelajaran di kelas yang menekankan kemampuan membaca sebagai salah satu aspek untuk memperoleh informasi. 1) Hasil Identifikasi huruf dan kata. Atas temuan tersebut, tenaga pendidik berencana melakukan Dari hasil pengamatan kemampuan asesmen lanjutan terhadap kemampuan akademik, tenaga pendidik membaca Ridwan. mengidentifikasi bahwa sampai dengan akhir semester dua di kelas satu, Ridwan masih mengalami kesulitan mengenal 2) Tujuan Asesmen Tenaga pendidik menentukan tujuan asesmen bagi Ridwan, yaitu: a. Menemukan kesulitan umum kesulitan membedakan bentuk yang dihadapi Ridwan ketika huruf yang mirip, atau kesulitan membaca dan menulis, mengenali bunyi huruf), b. Menemukan akar masalah c. Mencaritahu kosa kata yang membaca dan menulis (misal; sudah dipahami dan belum kesulitan mengenali bentuk huruf, dipahami Ridwan. 3) Pengembangan Alat Asesmen menetapkan waktu pelaksanaan asesmen selama dua minggu dengan menggunakan Sesuai dengan tujuan asesmen, tugas alat tes daftar ceklis, tes pengenalan huruf tenaga pendidik kelas membuat alat asesmen akademik. Tenaga pendidik Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 21
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) dan kata, kartu huruf dan kata, serta kegiatan dikte yang dirancang oleh tenaga pendidik. vocal konsonan suku kata 22
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Berikut ini contoh asesmen akademik terkait kemampuan pengenalan huruf Berikut ini adalah contoh daftar checklist kegiatan membaca. Tabel 3.2. contoh daftar checklist kegiatan membaca Kemampuan No. Aspek Dapat Dilakukan Tidak Dapat Keterangan Dilakukan 1. Menyebutkan huruf vocal: a, i, u, e, o 2. Menyebutkan semua huruf konsonan 3. Menirukan lafal bunyi huruf yang didiktekan 4. Menunjukkan huruf yang diminta 5. Membaca suku kata pola KV 6. Membaca suku kata pola KVK 7. Membaca kata pola KV-KV 8. Membaca kata pola VKV 9. Membaca kata pola KV-KVK 10. Membaca kata pola KVK-KV K = konsonan; V = vokal Senyampang dengan itu, tenaga pendidik membaca dengan cara menunjuk beberapa 4) Pelaksanaan Asesmen huruf vokal dan konsonan bersamaan Tenaga pendidik melakukan observasi mengucapkan nama hurufnya di hadapan setiap hari selama beberapa menit Ridwan. (sesuaikan dengan tujuan yang sudah ditetapkan). Tenaga pendidik mengamati Ridwan ketika kegiatan membaca. Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 23
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) 5) Analisis Hasil Asesmen Setelah asesmen selesai, tenaga pendidik melihat secara keseluruhan. Dari daftar cek, tenaga pendidik mencatat beberapa perilaku Ridwan sebagai berikut. a. Dari lima kali pengamatan, yang pernah dibacakan tenaga Ridwan kesulitan memberi pendidik. huruf yang ditunjukkan tenaga pendidik, Ridwan hanya bisa c. Terlihat gelisah jika diminta memberi nama huruf a, i, dan s. membaca huruf. b. Terlihat mengeryitkan dahi ketika d. Terlihat menghindar ketika diminta menunjukkan huruf-huruf diberikan huruf-huruf. Dari hasil tes tersebut, tenaga pendidik juga menemukan informasi tentang Ridwan sebagai berikut. a. Dapat memberi nama huruf a, i, s d. Belum dapat mengatur suara saat dengan benar dan konsisten membunyikan huruf. b. Dapat membaca suku kata sa-sa, e. Dapat mengikuti suara tenaga si-si, si-sa, sa-si pendidik ketika didiktekan. c. Belum konsisten menyebutkan f. Kesulitan menulis huruf-huruf huruf yang ditunjukkan. Ia yang disebutkan. masih harus menyamakan huruf dan menyebutkan huruf secara g. Dapat menulis jika melihat contoh berurutan dari a sampai dengan z. tetapi bentuk tulisannya masih belum rapi. Beberapa huruf juga masih dituliskan terbalik. Berdasarkan hasil asesmen tersebut dan dari catatan observasi, tenaga pendidik menyimpulkan kesulitan Ridwan adalah: a. Kurang dapat memusatkan c. Belum dapat membaca suku kata perhatian sehingga sering karena bingung antara nama lupa dengan apa yang sudah huruf dan membacanya; diperlihatkan; d. Belum dapat mengeja suku kata; b. Belum dapat membedakan e. Kesulitan menulis huruf-huruf bentuk huruf yang hampir sama seperti: b, d, p, a, o, k, h, t, j, m, n; yang didiktekan; dan f. Kurang percaya diri dan cemas b. Asesmen Non-Akademik (takut salah) saat membaca huruf. Pelaksanaan asesmen non-akademik sangat mungkin dilakukan selama pelaksanaan melakukan asesmen yang tidak berkaitan asesmen akademik dilakukan. Asesmen dengan kemampuan membaca, menulis, non-akademik yang dimaksud adalah dan berhitung. Asesmen non-akademik bertujuan untuk: 24
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) 1) Mengetahui kemampuan yang sudah 3) Mengetahui latar belakang hambatan dimiliki perkembangan muncul 2) Mengidentifikasi hambatan 4) Mengetahui bantuan atau intervensi perkembangan yang mungkin dialami yang sudah dilakukan. Asesmen non-akademik dapat saja meliputi asesmen kemampuan persepsi, riwayat perkembangan motorik, asesmen riwayat perkembangan bahasa, asesmen perkembangan sosial emosional dan perilaku, kemandirian, serta bentuk asesmen lain yang diperlukan. Seorang tenaga pendidik yang ingin non-akademik kepada tenaga profesional melakukan asesmen perkembangan perlu yang ahli di bidangnya masing-masing. memahami perkembangan anak secara Misalnya, untuk melakukan asesmen mendalam. Tanpa asesmen non-akademik, perkembangan sosio-emosional dan hal tersebut sulit untuk dilakukan. perilaku dapat dilakukan oleh psikolog, Apabila asesmen non-akademik tidak untuk melakukan asesmen perkembangan mungkin dilakukan oleh tenaga pendidik motorik dan perkembangan bahasa, secara mandiri, tenaga pendidik dapat tenaga pendidik dapat meminta bantuan memindahtangankan (referral) asesmen ke Dokter Spesialis Anak. Jika tidak memungkinkan melibatkan tenaga profesional lain, tenaga pendidik dapat melakukan asesmen non-akademik dengan standar sebagai berikut. Tabel 3.3. Contoh Aspek-Aspek Asesmen Non Akademik Aspek Perilaku yang diamati Konsentrasi Durasi waktu peserta didik dapat memusatkan perhatian mengerjakan tugas tanpa terdistraksi dari Ketelitian awal hingga akhir. Tempo kerja Jumlah kesalahan yang dilakukan karena peserta didik tidak teliti, bukan karena tidak menguasai Sikap Percaya diri pembelajaran. akademik Kemandirian Durasi kecepatan kerja peserta didik menuntaskan belajar tugas. Respon instruksi Kepercayaan akan kemampuan diri sendiri ketika dan pertanyaan menghadapi tantangan akademik (misalnya, pengenalan konsep baru) Daya juang Sikap yang dimiliki anak terkait kemampuannya Kemampuan mengarahkan diri dan mengendalikan diri terkait tugas- menyelesaikan tugas/tanggung jawab akademik. masalah Sikap anak ketika mendengarkan, memahami, dan mengerjakan instruksi. Kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan untuk menuntaskan kesulitan/tantangan akademik. Kemampuan anak menemukan alternatif strategi pemecahan masalah yang dihadapi dalam konteks pembelajaran. Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 25
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Aspek Kemampuan Perilaku yang diamati Sosial- penyesuaian diri emosional (adaptasi) Fleksibilitas emosional dan perilaku seseorang dalam Keterampilan rangka mengikuti perubahan situasi/lingkungan. Fisik bersosialisasi Keterampilan seseorang berinteraksi dengan orang lain Kemandirian sesuai dengan perannya. mengurus diri sehari-hari (activity Kemampuan seseorang mengerjakan kegiatan sehari- of daily living / hari (activity of daily living / ADL) tanpa dibantu/ ADL) didampingi orang dewasa. • Makan Kelengkapan • Mandi, BAK/BAB anggota tubuh/ • Berpakaian, dll disabilitas • Berjalan Koordinasi motorik • Berlari kasar • Bermain sepeda • Memanjat Koordinasi motorik • Sikap duduk, dll halus • Cara memegang pensil. • Bentuk tulisan, penekanan tulisan, dan kebersihan lembar kerja. • Gerakan ketika melakukan tugas okupasi sederhana terkait tugas akademik di kelas (menulis, menggunting, mewarnai, dll.) • Gerakan ketika melakukan tugas okupasi sederhana terkait kemandirian sehari-hari (mengancing baju, meresleting, memakai kaos kaki, dll.) 26
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) 4) Penyusunan PPI Gambar 3.4. Langkah Penyusunan Analisis Asesmen, Capaian Pembelajaran, Tujuan PPI a. Analisis Hasil Asesmen di satuan pendidikab. Selanjutnya, tim PPI menganalisis hasil asesmen dengan menilai Sebagai langkah awal, tim PPI melihat hasil kebutuhan, kelemahan, dan kekuatan asesmen peserta didik berdasarkan sudut PDBK pada area akademik, sosioemosional, pandang keahlian masing-masing. Seperti sikap belajar, kondisi fisik, serta minat tes kelas, tes individu, hasil survey tentang peserta didik. minat, dan lain-lain. Informasi ini akan membantu tim menggambarkan tingkat prestasi pendidikan peserta didik saat ini b. Analisis Capaian Pembelajaran (CP) Setelah melaksanakan dan menganalisis untuk menyesuaikan dengan kemampuan hasil asesmen, tenaga pendidik peserta didik. Hasil analisis capaian menganalisis Capaian Pembelajaran (CP). pembelajaran kemudian diselaraskan Tenaga pendidik dapat memilah bidang dengan program hasil asesmen sehingga studi yang perlu disesuaikan berdasarkan tersusun sebuah program yang utuh dalam rekomendasi yang diberikan untuk bentuk PPI. membuat alur konten sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik. Ini juga merupakan proses adaptasi kurikulum Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 27
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) c. Menetapkan Tujuan PPI khusus (PDBK) memerlukan PPI pada area materi di kelas sesuai kurikulum. Beberapa Tim PPI menetapkan tujuan instruksional PPI disusun dengan tujuan non-akademis, jangka panjang dan jangka pendek dari seperti meningkatkan area komunikasi dan program yang akan diberikan setelah sosial, area bina diri, area bekerja, dan lain melakukan analisis hasil asesmen dan semacamnya yang mungkin tidak berkaitan capaian pembelajaran. Selanjutnya, tim langsung meningkatkan nilai akademik PPI merancang strategi pencapaian tujuan PDBK tersebut. dan menentukan metode evaluasi sesuai dengan karakteristik kebutuhan PDBK. tertentu (termasuk intervensi, akomodasi, Tidak semua peserta didik berkebutuhan atau modifikasi program lainnya), tim harus menuliskan informasi ini dalam d. Penulisan Rancangan PPI PPI. Sebagai contoh, untuk PDBK yang perilakunya mengganggu pembelajaran, Selanjutnya, tim akan membuat rancangan tim perlu mempertimbangkan cara-cara tertulis sesuai dengan format PPI yang yang positif dan efektif untuk menangani disepakati. Tidak ada format baku dalam perilaku tersebut. Tim akan membahas penulisan PPI, namun terdapat komponen- intervensi pendekatan perubahan perilaku komponen format penulisan PPI yang harus positif, strategi, dan dukungan yang dicantumkan. dibutuhkan peserta didik untuk belajar bagaimana mengontrol atau mengelola Tim PPI juga turut memutuskan apakah perilakunya. kondisi PDBK membutuhkan layanan spesifik tertentu (termasuk intervensi, akomodasi atau modifikasi) guna menunjang kemampuan akademiknya. Jika tim PPI memutuskan bahwa seorang PDBK membutuhkan perangkat atau layanan 28
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Tabel 3.4. Contoh Model Penulisan PPI A. Identitas Peserta Didik Nama : __________________________________ Usia : __________________________________ Kelas : __________________________________ Jenis Ketunaan : __________________________________ B. Hasil Asesmen Diagnostik No. Aspek Kekuatan Kelemahan 1. Bahasa Membaca Menulis Mendengarkan Berbicara 2. Matematika Bilangan Pengukuran Geometri Analisis Data dan Peluang 3. Sosial dan Emosional 4. Fisik Anggota badan Motorik kasar Motorik halus Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 29
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) C. Analisis Hasil Asesmen dan Rekomendasi 1. Analisis Hasil Asesmen Permasalahan Terdapat masalah sosial dan emosional yang dapat mempengaruhi kurang optimalnya prestasi akademik. Kemampuan akademik yang berkembang cukup baik optimal diantaranya: Kemampuan akademik yang perlu dikembangkan diantaranya … … Kemampuan akademik peserta didik dalam bahasa setara dengan capaian pembelajaran di fase … sedangkan kemampuan berhitung setara dengan capaian pembelajaran di fase … awal. 2. Rekomendasi (PDBK) masih memerlukan capaian pembelajaran dari fase … untuk mata pelajaran matematika dan dapat melanjutkan capaian pembelajaran di fase … untuk mata pelajaran bahasa Indonesia dan yang lainnya. D. Analisis Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika Elemen Capaian Fase ... Pembelajaran ... ... ... ... ... ... ... E. Rancangan PPI Tujuan Tujuan Tujuan Aktivitas Tanggal Waktu Pelaksana Asesmen Jangka Jangka Pembelajaran Pelaksanaan Penyelesaian Formatif Panjang Pendek / Sumatif (CP) (TP) 30
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) B. Pelaksanaan PPI Tenaga pendidik melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kerangka rancangan PPI. 1) Kegiatan Pendahuluan dalam proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dapat menguatkan karakter peserta PDBK yang melaksanakan PPI diikutsertakan didik dapat diintegrasikan dalam kegiatan ini. dalam kegiatan pendahuluan yang Pengaturan atau setting tempat duduk PDBK dilakukan tenaga pendidik. Tenaga pendidik juga dapat dilakukan pada sesi ini disesuaikan menyampaikan gambaran kegiatan yang akan dengan kegiatan inti yang akan dilaksanakan. dilakukan, membangkitkan motivasi peserta didik, dan menarik fokus dan perhatian PDBK ke 2) Kegiatan Inti dalamnya juga mencakup kegiatan atau aktivitas yang akan dilakukan oleh PDBK. Tenaga pendidik melakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai program pembelajaran yang telah disusun yang di 3) Kegiatan Penutup dipandu oleh tenaga pendidik, misalnya dengan cara menggali apa yang dirasakan oleh PDBK Kegiatan penutup diisi dengan penguatan saat mengikuti pembelajaran. materi pembelajaran baik dalam bentuk pertanyaan terkait pemahaman materi maupun refleksi pembelajaran. Kegiatan refleksi perlu Gambar 3.5. Pendekatan secara individual dan Belajar dengan teman di kelas Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 31
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) C. Asesmen Formatif dan Sumatif serta Tindak Lanjut 1) Asesmen Formatif dan Sumatif menjalankan PPI. Kesimpulan berisi mengenai ketercapaian tujuan jangka panjang dan jangka Asesmen formatif dan sumatif dilakukan pendek dari yang sudah ditetapkan. oleh tenaga pendidik. Tenaga pendidik dapat membandingkan kondisi sebelum dengan kondisi yang tampak saat ini setelah Tabel 3.5. Contoh Tabel Asesmen Formatif dan Sumatif Capaian Tujuan Kondisi Kesimpulan Pembelajaran Pembelajaran ... Sebelum Sesudah ... (CP) (TP) 1. ... 1. ... ... ... 2. ... 2. ... 3. ... 1. ... ... ... 2. ... 3. ... 2) Tindak Lanjut PPI didik. Apabila tujuan PPI tidak tercapai, guru dapat mengulang program. Sebaliknya, apabila Setelah asesmen formatif dan/atau sumatif tujuan PPI tercapai, tim PPI kembali membuat dilakukan, tenaga pendidik meninjau apakah tujuan PPI berikutnya sesuai dengan alur tujuan tujuan PPI yang dilaksanakan masih layak dan pembelajaran pada capaian pembelajaran (CP) efektif (metode, waktu, pelaksana, asesmen yang ada. formatif dan sumatif) untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan peserta 32
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) 4 Penutup Panduan pengembangan Program Pendidikan Buku panduan ini diharapkan dapat Individual (PPI) ini merupakan bahan rujukan menginspirasi kepada para pembaca untuk bagi tenaga pendidik, kepala sekolah, orang mengembangkan lebih lanjut sesuai dengan tua, dan pihak-pihak yang terkait dengan kondisi dan konteks budaya masing-masing. penanganan PDBK agar memiliki pemahaman Contoh-contoh yang dijelaskan dalam panduan tentang PPI, fungsi, dan prinsip-prinsip PPI. ini bersifat fleksibel selama memenuhi kaidah- Pihak-pihak terkait juga diharapkan dapat kaidah yang tertulis dalam panduan ini. Setiap memahami langkah-langkah penyusunan PPI satuan pendidikan memiliki keterbatasan, dan komponen-komponen yang harus tertuang tetapi PPI diharapkan tetap dapat dilaksanakan dalam PPI sehingga pelayanan pendidikan dengan mengoptimalkan sumber daya yang bagi peserta didik berkebutuhan khusus dapat ada. berjalan secara lebih optimal. Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 33
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Daftar Pustaka Hallahan dan Kauffman, 1996. Introduction to Learning Disabilities. USA, Allyn & Bacon Rochyadi & Alimin, 2005. Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat P2TK dan KPT) Abdulrachman Mulyono. (2009) Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar (Cetakan kedua) Jakarta: Depdikbud kerja sama dengan Rineka Cipta. N. Vaugh, Sharon, dan Candace S. Bos. 2009. Strategies for Teaching Students with Learning and Behavior Problems. New Jersey: Pearson Education Soendari, Tjuju. ”Program Pembelajaran Individual”, http://file.upi.edu.co.id, diakses tanggal 16 Februari 2021 https://www.p12.nysed.gov/specialed/publications/iepguidance/IEPguideDec2010.pdf 34
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Lampiran 1 Contoh Kasus PDBK di SDLB A. Identifikasi NN adalah peserta didik berusia 9 tahun yang 1-10 tetapi masih belum konsisten dalam tengah menempuh pendidikan di kelas III di menghitung objek atau benda dengan jumlah salah satu SLB D di kota Jakarta. NN memiliki bilangan serupa. hambatan fisik pada area kaki. Kondisi ukuran kaki yang tidak proporsional antara kaki kiri Dari hasil identifikasi, tenaga pendidik dan kanan sehingga mobilitas dan pergerakan kelas perlu memberitahukan permasalahan langkah kaki sedikit terhambat (berjalan perkembangan NN di kelas III kepada kepala dengan menyeret kaki) Koordinasi tangan sekolah. Dari hasil pertemuan tenaga pendidik kanan dan kiri (bilateral) masih belum optimal dan kepala sekolah, disepakati bahwa NN sehingga NN mengalami kesulitan dalam akan dibuatkan PPI yang mengakomodasi menulis. NN memerlukan adaptasi untuk kebutuhannya. Setelah mendiskusikan ukuran font dalam kegiatan belajar karena perkembangan belajar NN, kepala sekolah kondisi mata minus dan silinder. Ukuran font mengundang orang tua NN untuk bersama- yang biasa digunakan NN antara 22-24 dengan sama dengan tenaga pendidik kelas akomodasi garis yang lebih tebal. NN termasuk membicarakan perkembangan NN dan peserta didik yang cukup komunikatif dan bisa menyampaikan tindak lanjut untuk mengatasi diajak berkomunikasi dua arah. Namun, NN kesulitan NN dalam mengikuti pembelajaran hanya senang berbicara seputar topik yang di kelas. Pada kesempatan berikutnya, kepala disukainya. Kemampuan membaca NN saat ini sekolah mengadakan pertemuan dengan cukup baik meskipun dalam proses membaca, tenaga pendidik kelas, orang tua, dan beberapa NN masih mengeja huruf dengan pola KV. Hal tenaga ahli yang mungkin sedang menangani ini membuat NN mengalami kesulitan dalam kebutuhan perkembangan NN. Kebetulan, memperoleh informasi secara utuh dalam orang tua NN juga pernah mengkonsultsikan tulisan. NN sudah mampu membilang huruf kondisi NN kepada seorang psikolog. Berikut dengan urutan yang tepat untuk bilangan adalah hasil pertemuan dengan tim PPI. Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 35
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) B. Hasil Diskusi dengan Tim PPI Identitas : NN Nama : 9 tahun Tanggal Lahir/Usia : III Kelas No Tim PPI Uraian Saran NN mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru. Sekolah memberikan 1. Orang tua Untuk mempelajari hal-hal baru, NN sering informasi cara mengajari terlihat cemas dan menutupinya dengan NN membaca menulis membicarakan hal-hal di luar topik yang berhitung. sedang dibahas. Tenaga NN masih mengalami kesulitan dalam NN perlu intervensi 2. pendidik membaca permulaan. Untuk saat ini, NN tambahan dari tenaga baru dapat membaca suku kata dengan pendidik BK atau psikolog kelas pola KV. Beberapa media membaca untuk untuk bisa meregulasi emosi NN perlu disesuaikan dengan hambatan dalam dirinya ketika berada penglihatan yang dialaminya. Kemampuan dalam lingkungan tertentu, untuk menghitung cukup baik, meskipun khususnya lingkungan belum stabil. belajar di sekolah. GPK, NN membutuhkan bantuan dan dukungan NN memerlukan untuk bisa beradaptasi dengan beberapa pemeriksaan psikologis 3. Tenaga situasi belajar yang terjadi di kelas. untuk meningkatkan pendidik kemampuan sosial dan Berdasarkan evaluasi, fungsi kecerdasan akademiknya. BK NN (IQ = 60). Untuk beberapa keterampilan, NN lebih mudah mencerap 4. Psikolog informasi dan materi jika menggunakan media visual yang bersifat konkret. Dalam keterampilan motorik, NN juga mengalami hambatan mobilisasi karena kondisi salah satu kaki yang ukurannya lebih kecil. Diagnosis : NN teridentifikasi sebagai peserta didik hambatan fisik/tunadaksa dengan tingkat kecerdasan IQ = 60 (berdasarkan skala Wechsler). Diharapkan pihak sekolah dapat memahami dan mengakomodasi kendala dalam belajar NN karena faktor hambatan yang dimilikinya. Beberapa media pembelajaran yang digunakan perlu disesuaikan dengan kondisi fisik NN yang juga mengalami hambatan. 36
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) C. Hasil Asesmen Diagnostik Identitas : NN Nama : 9 tahun Tanggal Lahir/Usia : III Kelas : Tunadaksa/ Hambatan gerak Jenis ketunaan : 60 (berdasarkan skala Wechsler) IQ No. Aspek Kekuatan Kelemahan 1. Bahasa Membaca - NN mampu mengenal beberapa - Belum mengenal huruf semua Menulis huruf yaitu vokal dan konsunen huruf vokal Mendengarkan - Setelah diejakan, NN mampu - Kemampuan membacanya membaca beberapa suku kata masih konstan (membaca suku berpola KV (huruf konsonan dan kata masih dengan cara huruf vokal) seperti ba, ca walaupun konsonan dan vokal diejakan) belum konsisten. pada huruf yang dikenal - Mampu menyalin tulisan, - NN masih mengalami kesulitan walaupun belum rapi dan belum untuk membaca suku kata secara konsisten. mandiri meski dengan pola KV - Mampu menulis nama pendek - Cukup sering melakukan “NN”. kesalahan berupa pembalikan arah kiri-kanan dan atas-bawah - Koordinasi tangan kanan kiri saat menulis angka dan huruf, (bilateral) sudah ada walaupun seperti huruf s dan angka 5 belum optimal. Saat tangan kiri memegang pensil (menulis), - Pola pegang pensil sudah tripod tangan kanan tidak memegang walaupun belum optimal. Jari kertas sehingga kertas mudah tengah belum aktif, jari telunjuk bergeser. sangat menekuk, tekanan pensil ke kertas cenderung berlebih. - Mampu membuat garis lurus dan menyalin huruf dan suku - Mudah lelah saat menulis. kata meskipun belum konsisten (tergantung mood) - Saat menulis tidak bungkuk, tetapi badan cukup banyak - Menulis menggunakan huruf bergerak. kecil. - Kerapihan kurang optimal, - Menyimak instruksi yang pendek karena pengaruh koordinasi (satu tahap, satu instruksi dua motorik yang belum optimal. kata) - Bentuk tulisan masih besar-besar dan naik turun - Terkadang dalam respons, ada kesan mengabaikan instruksi/ pertanyaan karena fokus pada hal lain Berbicara - Dapat berbicara dua arah, - Belum dapat menceritakan menyampaikan keinginan kembali apa yang dia dengar dengan bahasa yang sederhana (misalnya dongeng) secara runtut (satu kalimat dua kata) Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 37
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) No. Aspek Kekuatan Kelemahan 2. Matematika - Mampu membilang urutan 1 - 5. - Belum konsisten menghitung Bilangan - Mampu mengenal angka 1- 5. jumlah obyek/gambar 1—5. Pengukuran Geometri - Mampu melabel dan - Kesulitan melabel dan Analisis Data mengangkat jumlah jari 1-5 mengangkat jumlah jari 6--9 dan Peluang (secara acak) dengan tangan kiri. (secara acak) 3. Sikap belajar - Membilang dan menunjuk angka - Kesulitan memahami soal dengan baik tanpa bantuan, (jika penjumlahan mendatar dengan tulisan diperbesar sampai ukuran hasil < 5. font 22-24) - Dapat menentukan panjang dan - Belum konsisten menentukan pendek pada benda-benda yang panjang pendek benda pada konkret. gambar, terutama jika selisih ukurannya sedikit. - Dapat menunjukkan benda- - Kesulitan menyebutkan kubus benda bangun ruang (kubus, dan balok balok, dan bola) - Masih tertukar saat mengelompokkan benda-benda yang berbentuk kubus dan balok - dapat mengurutkan dan - Masih kesulitan mengurutkan membandingkan banyak-sedikit, benda konkret dengan jumlah benda konkret sampai dengan 3. lebih dari 5. - menentukan besar kecil suatu - Membandingkan banyak sedikit benda benda masih belum konsisten - NN dapat duduk sambil - Tempo kerja masih terlihat merespon tugas hingga selesai terburu-buru untuk hal-hal (jika merasa sudah nyaman) yang dianggap mudah seperti menyebutkan huruf dan angka, - NN mudah mengingat hal yang tetapi secara umum cenderung disukai. lamban jika menyelesaikan tugas dengan beberapa tahapan dan memerlukan ide dan perencanaan. - kurang teliti, kadang kurang urut dan ada bagian yang terlewati saat mengerjakan tugas. - Mudah menyerah/putus asa bila menemukan tugas yang dinilainya sulit. - Rentang atensi relatif pendek (perhatiannya mudah teralihkan), cukup kesulitan dalam memfokuskan diri dalam waktu lama, cenderung ingin cepat selesai. - Cepat lupa dengan hal-hal yang menurutnya tidak menarik 38
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) No. Aspek Kekuatan Kelemahan - Cukup kooperatif jika diberikan - Banyak berbicara dan tugas-tugas yang mudah. berkomentar di luar topik pembicaraan. - Mudah diingatkan jika melakukan kesalahan. - Penyesuaian diri terhadap lingkungan baru atau situasi - Mudah bergaul dengan teman baru masih relatif lama. Masih sebaya. memerlukan orang lain untuk menemani dalam lingkungan 4. Sosial dan atau situasi baru termasuk dalam Emosional aktivitas baru. - Kemandirian masih kurang karena perlu orang lain untuk mendorong, mengingatkan dan mengawasi pelaksanaan tugas yang diberikan. - Memerlukan dukungan untuk menyelesaikan tugas. - kesulitan dalam mengorganisasi tugas. - Kurang nyaman berada pada tempat dan lingkungan baru. Adaptasi cukup lama tetapi setelah merasa nyaman, ia mampu berinteraksi dengan cukup baik. - Kurang percaya diri : 9 terlihat antisipatif berlebih terhadap tugas yang akan diberikan. Ia memerlukan orang lain dalam menghadapi tokoh otoritas baru dan tugas baru. 9 Cukup cemas saat mengerjakan tugas yang dianggapnya sulit. 9 Banyak meminta konfirmasi dan dukungan atas tugas yang dilakukannya. - Cepat marah jika sesuatu yang diinginkan tidak terlaksana dan mengeluarkan kata-kata kasar atau meludah. Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 39
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) No. Aspek Kekuatan Kelemahan 5. Fisik Anggota badan - Mempunyai anggota badan yang - Kaki sebelah kiri lebih kecil, untuk lengkap. berjalan dan perlu dikoreksi dengan sepatu khusus. - Berat dan tinggi badan sesuai dengan usia kronologisnya - Menggunakan kacamata minus untuk mata kiri dan silinder untuk mata kanan - Mampu melakukan gerakan - Kurang kuat berjalan dengan kaki berjalan kanan. Motorik kasar - Kesulitan melakukan gerakan melompat. - Kesulitan berjongkok. - Otot tangan kiri lebih kuat dari - Berjalan dengan kaki kanan pada tangan kanan (menulis kurang kuat. menggunakan tangan kiri) - Kesulitan melakukan gerakan - Mampu melakukan gerakan melompat. meremas. - Kesulitan berjongkok. Motorik halus - Cukup banyak melakukan gerakan yang tidak bertujuan, badan banyak bergerak. - Tangan kanan kurang kuat. - Tekanan saat menulis masih berlebihan. - Cenderung cepat lelah saat menulis. - Koordinasi tangan (masih terlihat kaku saat bekerja dengan dua tangan) - Kesulitan melakukan gerakan mengikat 40
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) D. Analisis Hasil Asesmen dan Rekomendasi 1) Analisis Hasil Asesmen Terdapat permasalahan dalam aspek psikosial dan emosional yang disebabkan adanya pengaruh potensi kecerdasan, problem motorik selain kondisi fisik yang dialaminya serta stimulasi yang belum optimal. Terdapat permasalahan kurangnya semangat, ketekunan, serta ketahanan kerja dan kemandirian yang ditengarai muncul akibat adanya pengaruh otot yang kurang kuat dan kondisi fisik yang dialaminya. Terdapat permasalahan psikososial dan emosional yang dinilai dapat mempengaruhi kurang optimalnya prestasi akademik. Kemampuan akademik yang berkembang cukup baik (walaupun belum pada taraf optimal) di antaranya adalah: - kemampuan mendengarkan - kemampuan berbicara - kemampuan menyalin huruf - mengenah huruf dan angka Kemampuan akademik yang perlu dikembangkan di antaranya: - Kemampuan membaca permulaan: suku kata berpola konsonan vokal (KV) - Kemampuan menulis permulaan: dikte huruf - Kemampuan memahami konsep penjumlahan Kemampuan akademik NN dalam bahasa dan matematika masih setara dengan capaian pembelajaran di fase A awal 2) Rekomendasi NN masih memerlukan capaian pembelajaran dari fase A untuk mata pelajaran matematika dan dapat melanjutkan capaian pembelajaran di fase B untuk mata pelajaran bahasa Indonesia dan yang lainnya. Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 41
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) E. Analisis Capaian Pembelajaran (CP) Alur Tujuan Pembelajaran setiap mata pelajaran untuk NN a. Mata Pelajaran Matematika Elemen Capaian Pembelajaran Fase B (≤ 7 tahun) Bilangan Kelas I Kelas II Pada akhir Fase • Peserta didik mampu membilang bilangan 1 A, peserta didik sampai 10 berdasarkan banyaknya benda dengan dapat membilang bantuan benda konkrit dengan benar lambang bilangan asli sampai dengan 20, • Peserta didik mampu menunjukkan bilangan mengurutkan bilangan 1 sampai 10 dengan kartu angka berdasarkan asli sampai dengan banyak benda konkrit atau gambar yang 20 menggunakan disajikan benda konkret, dan menuliskan • Peserta didik mampu menebalkan lambang lambang bilangan asli bilangan asli 1 sampai 10 sampai dengan 20, menunjukkan cara • Peserta didik mampu menuliskan lambang penjumlahan bilangan bilangan asli 1 sampai 10 dengan mencontoh asli yang hasilnya maksimal 10 dengan • Peserta didik mampu melakukan penjumlahan menggunakan benda mendatar dengan hasil <5 konkret. • Peserta didik mampu membilang bilangan asli sampai dengan 20 berdasarkan banyaknya benda dengan bantuan benda konkrit. • Peserta didik mampu menunjukkan bilangan asli sampai 20 dengan kartu angka berdasarkan banyaknya benda konkrit atau benda yang disajikan. • Peserta didik mampu menebalkan bilangan asli 11 sd 20. • Peserta didik mampu menuliskan lambang bilangan asli sampai dengan 20. • Peserta didik mampu mengurutkan bilangan asli sampai dengan 20. menggunakan kartu angka • Peserta didik mampu menunjukkan cara melakukan penjumlahan bilangan asli yang hasilnya maksimal 10 dengan menggunakan benda konkret. Aljabar - - 42
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Elemen Capaian Pembelajaran Fase B (≤ 7 tahun) Pengukuran Kelas I Kelas II Pada akhir Fase A, • Peserta didik mampu membandingkan tinggi peserta didik dapat rendah benda konkret yang ada di lingkungan membandingkan sekitar. tinggi-rendah, panjang-pendek benda • Peserta didik mampu membandingkan panjang konkret pendek benda konkret yang ada di lingkungan sekitar. • Peserta didik mampu mengurutkan benda dari yang tinggi ke rendah atau sebaliknya dengan menggunakan benda konkrit. • Peserta didik mampu mengurutkan benda dari yang panjang ke pendek atau sebaliknya. • Peserta didik mampu membandingkan tinggi rendah objek pada gambar yang disajikan. • Peserta didik mampu membandingkan panjang pendek benda yang disajikan dalam bentuk gambar. • Peserta didik mampu mengurutkan benda dari tinggi ke rendah atau sebaliknya dengan bantuan gambar. • Peserta didik mampu mengurutkan benda dari panjang ke yang pendek atau sebaliknya dengan bantuan gambar Geometri Pada akhir Fase A, • Peserta didik mampu menyebutkan nama peserta didik dapat bangun datar kubus dan balok dengan bantuan mengenal benda- benda konkrit benda bangun ruang • Peserta didik mampu menunjukkan benda (kubus, balok, dan bola) berbentuk kubus dengan bantuan benda konkrit mengelompokkan bangun ruang sesuai • Peserta didik mampu menunjukkan benda jenis dan sifatnya berbentuk balok dengan bantuan benda konkrit • Peserta didik mampu mengelompokkan benda berbentuk kubus dan balok dengan bantuan benda konkrit. • Peserta didik mampu menyebutkan nama bangun ruang kubus, balok dan bola dengan bantuan benda konkrit • Peserta didik mampu menunjukkan benda berbentuk kubus, balok dan bola dengan bantuan benda konkrit atau gambar. • Peserta didik mampu mengidentifikasi benda di sekitar yang memiliki kemiripan bentuk dengan bangun ruang (kubus, balok, dan bola) • Peserta didik mampu mengelompokkan gambar bangun ruang sesuai dengan jenisnya Panduan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila 43
Panduan Pelaksanaan Program Pendidikan Individual (PPI) Elemen Capaian Pembelajaran Fase B (≤ 7 tahun) Kelas I Kelas II Analisis Data Pada akhir Fase A, • Peserta didik mampu membandingkan banyak dan Peluang peserta didik dapat sedikit jumlah benda konkret yang disajikan mengurutkan, • Peserta didik mampu membandingkan besar kecil membandingkan ukuran benda konkret yang disajikan banyak-sedikit, dengan • Peserta didik mampu mengurutkan benda dari benda konkret sampai banyak ke sedikit atau sebaliknya dengan banyak dengan 10, memahami benda <5. besar kecil suatu benda. • Peserta didik mampu mengurutkan benda besar ke kecil atau sebaliknya dengan banyak benda <5. • Peserta didik mampu membandingkan banyak sedikit jumlah benda dengan bantuan gambar. • Peserta didik mampu membandingkan besar kecil ukuran benda pada gambar yang disajikan • Peserta didik mampu benda dari banyak ke sedikit atau sebaliknya dengan banyak benda <10. • Peserta didik mampu mengurutkan benda besar ke kecil atau sebaliknya dengan banyak benda <10. b. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Elemen Capaian Pembelajaran Fase Menyimak Kelas I Kelas II Peserta didik mampu • Peserta didik mampu mendengarkan cerita merespons perintah/ berdasarkan gambar dengan seksama arahan sederhana • Peserta didik mampu memahami instruksi dengan menggunakan sederhana dengan mencentang gambar yang bahasa lisan atau sesuai dengan instruksi isyarat • Peserta didik mampu melakukan sesuatu sesuai seperti: mencentang, intruksi dua tahap yang dibacakan menggambar, membuat coretan yang • Peserta didik mampu merespon dengan konsiten perintah sederhana yang dilisankan bermakna dan atau melakukan sesuatu, • Peserta didik mampu memahami informasi dan dapat memahami sederhana dari video pendek yang diperlihatkan pesan lisan atau atau teks aural informasi dari media audio, isi teks aural (teks yang dibacakan) dari teks cerita pengalaman dan teks arahan/petunjuk. 44
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168