12. Balarāma and Akrūra Kaṁsa now decided the best way to kill Kṛṣṇa would be to lure him to his capital, and arrange for his death there. Akrūra, the boy’s cousin, was in Kaṁsa’s service, and he ordered him to go to Vṛndāvana and invite the boys to a festival at the city. On the left is Balarāma, standing in the same posture he has in many places, and with the ploughshare weapon at his right hand. On the right I think it must be Akrūra, who plays an important part in the story at this point. The third character is unknown to me, it is not clear if he is fighting or massaging Akrūra. 12. Balarāma dan Akrūra Kaṁsa sekarang memutuskan cara terbaik membunuh Kṛṣṇa adalah dengan membujuk Kṛṣṇa ke ibu kotanya, dan mengatur kematiannya di sana. Akrūra, sepupu Kṛṣṇa, adalah suruhan Kaṁsa, dan ia memerintahkan Akrūra untuk pergi ke Vṛndāvana dan mengundang anak-anak itu ke perayaan di kota. Di kiri adalah Balarāma, berdiri dalam postur yang sama seperti di banyak tempat, dan dengan senjata bajak di tangan kanannya. Di kanan saya rasa pastilah Akrūra, yang memainkan peran penting dalam cerita pada titik ini. Sosok ketiga tidak saya ketahui, tidak jelas apakah ia sedang menempuri atau memijat Akrūra. 12 149
13. Balarāma defeats Muṣṭika King Kaṁsa had organised a wrestling contest, so he could defeat the brothers. Kaṁsa set a trap for the boys by setting their fights up against the biggest and strongest wrestlers of the day. He also instructed a mahout to let the state elephant Kuvalayāpīḍa attack them as they entered, but Kṛṣṇa killed both the elephant and the mahout. Then they entered the arena and fought against their opponents. On the left Balarāma is holding the wrestler Muṣṭika in a neck hold and has his legs locked and entwined with his own. We see his usual ploughshare weapon behind him. The carvings on this section look rough and unfinished. Kṛṣṇa, who has been nicely carved, looks on from the right. 13. Balarāma Mengalahkan Muṣṭika Raja Kaṁsa menyelenggarakan pertandingan gulat, sehingga ia bisa mengalahkan kedua bersaudara itu. Kaṁsa memasang perangkap bagi anak-anak itu dengan mengatur pertandingan mereka melawan pegulat terbesar dan terkuat saat itu. Ia juga memerintahkan pawang membiarkan gajah istana, Kuvalayāpīḍa, menyerang saat mereka masuk, tetapi Kṛṣṇa membunuh gajah serta pawangnya. Kemudian mereka memasuki gelanggang dan bertanding melawan lawan-lawan mereka. Di kiri Balarāma menahan pegulat Muṣṭika dalam kuncian leher dan mengunci dan memiting kaki lawan dengan kakinya. Kita melihat senjata bajaknya yang biasa di belakangnya. Pahatan di bagian ini terlihat kasar dan tak selesai. Kṛṣṇa, yang dipahat dengan apik, terlihat di kanan. 13 150
14 14. Kṛṣṇa defeats Kaṁsa 14. Kṛṣṇa Mengalahkan Kaṁsa After the wrestlers had been defeated, king Kaṁsa himself wanted to try and Setelah para pegulat dikalahkan, Raja Kaṁsa sendiri ingin mencoba beat Kṛṣṇa, but he was dragged from his throne and beaten to death in the mengalahkan Kṛṣṇa, tetapi ia diseret dari singgasananya dan dipukuli ring, just as the wrestlers had been. And so were his brothers who tried to sampai mati di gelanggang, seperti halnya para pegulat lain. Begitu juga avenge him. dengan para saudaranya yang berusaha membalaskan dendamnya. On the left we see Balarāma looking on as Kṛṣṇa fights with and upends Di kiri kita melihat Balarāma mengamati ketika Kṛṣṇa bertarung dan Kaṁsa, whose face is seen on the far left of the panel. I am not certain this is menjungkirkan Kaṁsa, yang wajahnya terlihat di panel kiri jauh. Saya tidak Kaṁsa, as it looks like it may be the wrestler Cāṇūka, but if so then Kaṁsa’s yakin ini adalah Kaṁsa, karena tampaknya itu adalah pegulat Cāṇūka, tetapi death would be unrecorded on the panels, and that is hardly credible, as it is jika begitu, maka kematian Kaṁsa tidak ditunjukkan di panel, dan itu nyaris a main event in the story. tak masuk akal karena ini peristiwa utama dalam cerita. 151
So far I have been able to follow the story on the Sejauh ini saya berhasil mengikuti cerita di relief, 15. Kṛṣṇa receives Visitors reliefs, but even after reading hundreds of pages tetapi bahkan setelah membaca ratusan halaman from various tellings of the story, I have been dari berbagai tuturan cerita ini, saya tak dapat Unfortunately the central characters have been unable to identify the reliefs that follow. It is mengenali relief-relief selanjutnya. Bahkan tak badly, and deliberately, disfigured on this relief. unclear exactly even where the story breaks off. jelas di mana tepatnya cerita berakhir. Pangeran It is clearly a royal couple sitting at ease on the The young prince in the scenes that follow must muda di adegan selanjutnya pastilah Kṛṣṇa, tentu throne. The male figure must be Kṛṣṇa, as he be Kṛṣṇa, of course. Therefore, below I simply saja. Oleh karena itu, di bawah ini saya sekadar is marked by the halo. On the right is a very describe what we can see on the remaining menggambarkan apa yang dapat kita lihat di relief elaborate building, presumably a palace. reliefs, which are indeed sometimes quite yang tersisa, yang kadang memang cukup istimewa. distinctive. Three of his visitors are also noble or royal, judging by their coiffure. Two of them sit, while another may be kneeling in the background. In front of him it appears a student sits, holding a plaque. All of them are placed outside under the trees. 15. Kṛṣṇa Menerima Pengunjung Sayangnya sosok-sosok utama sudah dengan parah, dan sengaja, dirusak pada relief ini. Itu jelas pasangan kerajaan yang duduk dengan nyaman di singgasana. Sosok lelaki pasti Kṛṣṇa, karena ia ditandai dengan lingkaran cahaya. Di kanan ada bangunan yang sangat rumit, mungkin sebuah istana. Tiga dari pengunjungnya juga bangsawan atau anggota kerajaan, dinilai dari tata rambut mereka. Dua di antaranya duduk, sementara lainnya mungkin berlutut di belakang. Di 15 depannya tampak siswa duduk, memegang lempengan. Mereka semua ditempatkan di luar, di bawah pohon. 152
16 16. Kṛṣṇa receives Merchants 16. Kṛṣṇa Menerima Pedagang Again, the panel and the head of the prince is damaged. The king and queen Lagi-lagi, panel dan kepala pangeran rusak. Raja dan ratu punya lingkaran have haloes behind their heads, so are clearly set aside not just as royal but cahaya di belakang kepala mereka, jadi jelas menetapkan mereka bukan as saintly also. I presume it would be Kṛṣṇa and Rukminī, one of his queens. hanya bangsawan tetapi juga suciwan. Saya menduga mereka adalah Kṛṣṇa On the left what looks like three merchants approach the throne, two of dan Rukminī, salah satu ratunya. Di kiri terlihat apa yang seperti tiga whom are holding conch shells. pedagang mendekati singgasana, dua di antaranya memegang cangkang keong. On the right a young man, his age marked by the flower in his hair and his apron, sits at attention. Behind him an old brahmin appears ready to give Di kanan seorang pemuda, usianya ditandai dengan bunga di rambutnya dan advice. The throne itself has many bowls placed on it, signifying abundance. celemeknya, duduk memerhatikan. Di belakangnya seorang brahmana tua tampak siap memberi wejangan. Singgasananya sendiri memiliki banyak mangkuk yang diletakkan di atasnya, melambangkan kelimpahan. 153
17 17. Kṛṣṇa meets with Ascetics 17. Kṛṣṇa Bertemu Petapa On the far left sits Kṛṣṇa, marked by the halo. In front of him an ascetic turns Di kanan jauh duduk Kṛṣṇa, ditandai dengan lingkaran cahaya. Di depannya away and appears ready to run. Beneath his feet is a snake who looks ready seorang petapa berbalik dan tampak siap lari. Di bawah kakinya ada ular to strike. yang terlihat siap menyerang. On the right is a second scene. An older man, having his hair in a distinctive Di kanan adalah adegan kedua. Seorang lelaki tua, punya rambut dalam bundle at the back, stands with his legs apart, after approaching a royal ikatan yang khas di belakang, berdiri dengan kaki mengangkang, setelah couple. It is outside, as indicated by the trees. It may be a king, with a beard, mendekati pasangan kerajaan. Kejadiannya di luar, yang ditunjukkan and a prince without, in any case there is no sign of the breasts which would oleh pepohonan. Itu mungkin seorang raja, dengan janggut, dan seorang signify the character is female. pangeran, tanpa janggut, yang mana pun itu tak ada tanda-tanda payudara yang akan menandakan sosok itu perempuan. 154
18. An Ascetic carries a Lotus Unfortunately, the left hand side of this relief is missing, so we don’t know for sure who may have been standing or sitting there. What we see on the right is a bearded ascetic carrying a lotus flower and heading away from what we can presume was another character, maybe Kṛṣṇa himself. There are trees around signifying that the action takes place outside, and we also see a bird perched on what looks like a box, and a small animal, maybe a dog, looking up at the ascetic. 18. Petapa Membawa Teratai Sayangnya, sisi kiri relief ini hilang, jadi kita tak tahu pasti siapa yang mungkin berdiri atau duduk di sana. Apa yang kita lihat di kanan adalah petapa berjanggut membawa bunga teratai dan pergi menjauh dari apa yang dapat kita anggap sosok lain, mungkin Kṛṣṇa sendiri. Ada pepohonan di sekitar yang menandakan bahwa peristiwa ini terjadi di luar, dan kita juga melihat burung bertengger di atas apa yang terlihat seperti kotak, dan hewan kecil, mungkin anjing, mendongak pada petapa. 18 155
19. Kṛṣṇa sits on a Throne Again, the left hand side of this relief is missing, and it is unclear whether there was a further character placed there. What we do see is Kṛṣṇa on the throne, with an older man, presumably a king, or a previous king, next to him. On the floor in front of the two main characters sits what is probably a noble young man, and a young student sits behind them. Trees again signify this may be outside. 19. Kṛṣṇa Duduk di Singgasana Lagi-lagi, sisi kiri relief ini hilang, dan tidak jelas apakah ada sosok lain ditempatkan di sana. Apa yang bisa kita lihat adalah Kṛṣṇa duduk di singgasana, dengan pria yang lebih tua, mungkin seorang raja, atau raja sebelumnya, di sampingnya. Di lantai di depan dua sosok utama duduklah yang mungkin pemuda bangsawan, dan siswa muda duduk di belakang mereka. Pepohonan lagi-lagi menandakan ini mungkin di luar. 19 156
20. Three Yakṣas above a River Three characters that look like yakṣas, each of them holding different postures, are sitting above a watery scene. It is not quite clear if they are hovering above the water, or on the water’s edge. Again, we cannot understand whether is a river or an ocean. We do, however, see large fish jumping around in the water. 20. Tiga Yakṣa di Atas Sungai Tiga sosok yang terlihat seperti yakṣa, masing-masing dengan postur yang berbeda, duduk di atas pemandangan berair. Tidak cukup jelas apakah mereka melayang di atas air, atau di tepi air. Kita juga tak dapat memahami apakah itu sungai atau samudra. Tetapi, kita melihat ikan besar melompat- lompat di air. 20 157
21. Kṛṣṇa and a Yakṣa The action again takes place at the waters. The character on the left, who looks like a yakṣa, is holding a royal parasol in his left hand. Kṛṣṇa is on the right, and appears to be protecting himself against attack. In the waters we again see large fish, maybe waiting to feast on the loser. 21. Kṛṣṇa dan Yakṣa Kejadian ini berlangsung lagi di perairan. Sosok di kiri, yang terlihat seperti yakṣa, memegang payung kerajaan di tangan kirinya. Kṛṣṇa di kanan, dan tampak seperti melindungi diri dari serangan. Di air kita melihat lagi ikan besar, mungkin menunggu untuk menyantap yang kalah. 21 158
22 22. Kṛṣṇa receives Visitors 22. Kṛṣṇa Menerima Pengunjung The buildings in this scene look more like farm buildings than town houses, Bangunan dalam adegan ini lebih terlihat seperti bangunan pertanian alih- and it may be placed in a village. On the right sit Kṛṣṇa, and what is probably alih rumah-rumah kota, dan itu mungkin terletak di desa. Di kanan Kṛṣṇa Rukminī. Kṛṣṇa has his open palm facing his visitors which signifies duduk, dan yang mungkin adalah Rukminī. Kṛṣṇa membuka telapaknya munificence. menghadap para pengunjungnya yang melambangkan kemurahan hati. Immediately in front of them sit two members of the nobility, both of them Tepat di depan mereka duduk dua anggota bangsawan, keduanya lelaki. male. They are also making gestures. Then we see three characters on the Mereka juga membuat isyarat. Lalu kita melihat tiga sosok di kiri, satunya left, one clearly gesticulating, though as we don’t know the story, we cannot jelas membuat isyarat, tetapi karena kami tidak tahu ceritanya, kami tidak say what about. dapat mengatakan tentang apa. 159
23 23. Attacked with a Club 23. Diserang dengan Gada Again, the scene is set in a village area, judging by the buildings. On the left Lagi, adegan ini berlangsung di perdesaan, dinilai dari bangunannya. Di kiri, a malicious-looking character is wielding a club and is attacking Kṛṣṇa, who sosok yang tampak jahat memegang gada dan menyerang Kṛṣṇa, yang berada is in the centre of the relief. He is fending off the blow, while behind him di tengah relief. Ia menangkis pukulan itu sementara di belakangnya sosok another character, somewhat worn-down, appears to be fleeing. lain yang agak tergerus, kelihatannya melarikan diri. 160
24 24. A Gathering of Kings 24. Perkumpulan Raja-raja Kṛṣṇa is sitting intimately with an elder in the centre of the relief. There are Kṛṣṇa duduk akrab dengan seorang sesepuh di tengah relief. Ada enam sosok six other similar kingly figures around them, all of them are bearded, except raja serupa di sekeliling mereka, semuanya berjanggut, kecuali Kṛṣṇa, tentu for Kṛṣṇa, of course. There are signs of trees around, so presumably this is saja. Ada tanda-tanda pepohonan di sekitar, jadi barangkali ini sekali lagi once again a countryside scene, rather than a palace scene. adegan di perdesaan, alih-alih adegan istana. 161
25 25. An Offering 25. Sebuah Persembahan Kṛṣṇa, marked by the halo, sits outside a building on the right, with two Kṛṣṇa, ditandai dengan lingkaran cahaya, duduk di luar bangunan di kanan, attendants behind him. On the left are two visiting members of the royalty. dengan dua pelayan di belakangnya. Di kiri ada dua anggota kerajaan yang There is a standing character in the middle who appears to be making an berkunjung. Ada sosok yang berdiri di tengah yang sepertinya sedang offering to the visitors. There are other baskets of gifts below him. membuat persembahan kepada pengunjung. Ada keranjang hadiah lain di bawahnya. 162
26. Kṛṣṇa in the Chariot Much of this relief is damaged, especially on the left. We can see enough to know it must be Kṛṣṇa in the chariot, and his halo is clearly marked. The charioteer sits a little awkwardly on the edge of the driving seat, he and the horse have a lot of character. 26. Kṛṣṇa di Kereta Sebagian besar relief ini rusak, terutama di kiri. Kita cukup dapat melihat untuk mengetahui itu pastilah Kṛṣṇa yang di dalam kereta, dan lingkaran cahayanya ditandai dengan jelas. Kusirnya duduk dengan agak janggal di pinggir kursi pengemudi, ia dan kudanya punya banyak keunikan. 26 163
27. Kṛṣṇa meets with a Sage The scene looks to be set at a hermitage. There are trees and birds around. Kṛṣṇa is sitting on the left and is gesticulating, though whether because he is speaking, or listening is not clear. On the right sits a sage, who has Rudrākṣa beads around his neck, signalling he is a follower of Śiva. 27. Kṛṣṇa Bertemu dengan Resi Adegan ini kelihatannya terjadi di pertapaan. Ada pepohonan dan burung di sekitar. Kṛṣṇa duduk di kiri dan mengisyaratkan, meski tidak jelas apakah ia sedang bicara atau mendengarkan. Di kanan duduk seorang resi, yang memiliki tasbih Rudrākṣa di lehernya, menandakan ia pengikut Śiva. 27 164
28. The Brothers fight off a Yakṣa The carving on this relief is unfinished on the two characters on the left. It is presumably Kṛṣṇa and Balarāma, but this is not certain. They are evidently fighting off what looks like a yakṣa, who has a skull in his coiffure. One of the brothers has his foot on the yakṣa’s back, while the other pulls on his clothes. 28. Kedua Bersaudara Melawan Yakṣa Pahatan di relief ini belum rampung di dua tokoh di kiri. Itu kemungkinan Kṛṣṇa dan Balarāma, tetapi ini tidak pasti. Mereka jelas sedang melawan apa yang terlihat seperti yakṣa, yang memiliki tengkorak di tata rambutnya. Satu dari kedua bersaudara itu menginjak punggung yakṣa itu, sementara yang lain menarik pakaiannya. 28 165
29. The Brothers kill Two People Kṛṣṇa is on the left and has his bow drawn and is shooting at the fallen character on the right. We do not see an arrow though. Above the fallen character, we see another standing with sword and shield. By their hair and open mouths, they appear to be rakṣasas. 29. Kedua Bersaudara Membunuh Dua Orang Kṛṣṇa di kiri dan menarik busurnya dan menembak ke sosok yang terjatuh di kanan. Tetapi kita tak melihat panahnya. Di atas sosok yang terjatuh, kita melihat sosok lain berdiri dengan pedang dan perisai. Dari rambut dan mulut mereka yang terbuka, tampaknya mereka rakṣasa. 29 166
30 30. Meeting with a King 30. Bertemu dengan Raja We have grown accustomed to Kṛṣṇa being portrayed with a halo, but none Kita telah terbiasa dengan Kṛṣṇa yang digambarkan dengan lingkaran of the four characters he could be in this relief have that sign, so it is not cahaya, tetapi tak satu pun dari empat tokoh yang mungkin adalah sure. If he is pictured here, he must be the one set aside and talking to the dirinya dalam relief ini memiliki lingkaran itu, jadi ini tidak pasti. Jika ia king on the far right. Unfortunately, this part of the relief is quite damaged, digambarkan di sini, ia pasti yang berada di samping dan bicara kepada raja and we cannot see the expression clearly. On the left are the attendants, di kanan jauh. Sayangnya, bagian relief ini cukup rusak, dan kita tak dapat including one who is mounted on a horse. melihat raut wajahnya dengan jelas. Di kiri adalah para pelayan, termasuk satu yang menunggang kuda. 167
Author Penyusun Ānandajoti Bhikkhu is an English monk ordained in 1996 in the Theravāda Ānandajoti Bhikkhu adalah bhikkhu Inggris yang ditahbis pada tahun 1996 tradition, who has been resident in Asia since the early 90s. He is best dalam tradisi Theravāda, yang telah tinggal di Asia sejak awal 90-an. Ia known for his editions, studies and translations of early Buddhist texts, terkenal akan suntingan, pembelajaran, dan terjemahan naskah Buddhis including Pāḷi and Sanskrit works. He is also a photographer with over 15,000 awalnya, yang meliputi karya Pāḷi dan Sanskerta. Ia juga fotografer dengan photographs published from Buddhist sites in south and south-east Asia. lebih dari 15.000 foto yang diambil dari situs-situs Buddhis di Asia selatan dan tenggara. 168
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170