Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore @Fix Buku Antologi

@Fix Buku Antologi

Published by sendi febriansyah, 2022-05-18 23:52:53

Description: @Fix Buku Antologi

Search

Read the Text Version

Judul Antologi Siswa Copyright @2022 oleh Angkatan 2 SDIT Qurrata’aini Baitussalaam Desain Sampul : Maryam Hanifah Penata Letak Editor : Sendi Febriansyah : Siska Distiana Irfanny Diterbitkan pertama kali oleh SDIT Qurrata'Aini Baitussalaam Cetakan pertama : Mei 2022 Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Pasal 72 Tentang Hak Cipta. Ketentuan Pidana 1.Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu juta), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2.Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). ii -

Pengantar Direktur Perguruan Baitussalaam Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Anak-anakku Saleh Salihah, Sungguh merupakan kebahagiaan bagi kami bisa menemani masa tumbuh kembang kalian selama 6 tahun di SDIT Qurrata’aini Baitussalaam. Membersamai kalian adalah kegembiraan, dari kalian kami belajar tentang kesabaran, kreativitas, keikhlasan, dan belajar tentang ketulusan. Setelah 6 tahun berlalu kalian tumbuh menjadi anak saleh salihah yang telah menorehkan banyak prestasi dihadapan kami sebagai guru, dihadapan orang tua, dihadapan masyarakat maupun dihadapan Allaah Swt. PRESTASI ITU ADALAH kesabaran kalian menjalani 6 tahun belajar, menyelesaikan seluruh Tugas-tugas belajar di SDIT Qurrata’aini Baitussalaam, tetap bergembira dengan segala kegiatan pembelajaran, berjuang dari tidak bisa membaca Al-Qur’an sampai lancar membacanya, dan sederet prestasi lainnya. Prestasi terakhir kalian adalah bersabar mengikuti proses belajar selama 2 tahun di masa pandemi. Masa pandemi adalah masa yang tidak mudah untuk kita jalani, dengan segala hal baru, dan segala keterbatasan. Tentu ini tidak mudah untuk dilalui, tapi kita bisa menjalaninya, dan kita buktikan bahwa dengan rahmat-Nya, sampai hari ini kita baik baik saja, insyaa Allah. Selama masa pandemi ini, kalian pasti mempunyai banyak cerita dan pengalaman, baik pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Semua pengalaman itu nanti akan menjadi cerita indah yang akan kalian kenang, bahkan bisa menjadi pelajaran berharga untuk bekal hidup kalian di masa yang akan datang. Oleh karena itu menuliskan semua pengalaman dan semua cerita selama masa pandemi adalah bagian dari karya yang harus kalian perjuangkan, agar kelak tulisan kalian menjadi sejarah yang memberikan pelajaran dan hikmah dari sebuah kejadian. Dengan menulis, kalian jadi sadar, bahwa kalian adalah anak yang HEBAT. Ayo mainkan penamu, agar tulisanmu menjadi sejarah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Bogor, 18 Januari 2022 Dra. Euis Sufi Jatiningsih - iii

Pengantar Kepala Sekolah SDIT Qurrata’aini Baitussalaam Segala puji hanya bagi Allah Swt. atas semua karunia yang dianugerahkan kepada kita semua. Kasih sayang yang diberikan tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak. Selawat dan salam semoga tetap tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman nanti. Kemampuan literasi siswa menjadi salah satu prioritas utama. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut diperlukan serangkaian program yang dirancang secara terstruktur oleh sekolah. Buku Antologi Siswa adalah salah satu yang dikembangakan di SDIT QA Baitussalaam. Setelah sukses pada angkatan pertama, Alhamdulillah buku antologi siswa kembali hadir pada angkatan ke-2. Sebuah buku kumpulan karya seluruh siswa-siswi kelas 6. Dengan segenap ikhtiar siswa, guru dan orang tua yang bahu membahu mencurahkan ide, kisah dan pengalaman siswa menjadi sebuah tulisan yang menarik dan menghadirkan insirasi bagi semua pembaca. Sebuah karya membanggakan untuk semua pemangku kepentingan sekolah. Hal ini senada dengan perintah Rasulullah saw. : “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Jazakumullah khairan atas kesungguhan dan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran yang tidak sedikit. Semoga Allah membalas dengan yang lebih baik. Dan maafkan kami jika terdapat kekurangan dan kesalahan atau pun yang kurang berkenan. Antologi kali ini mengusung tema wabah COVID-19. Lingkungan sekolah merupakan yang pertama kali mendapat respon lockdown diawal bulan Maret 2020. Sejak saat itu berbagai dinamika terjadi. Banyak yang tidak siap dan akhirnya dipaksa untuk beradaptasi secara cepat. Tidak hanya murid, guru, orang tua, dan semua pemangku kepentingan merasakan dampak negatif dari wabah ini. Sejak lockdown, pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan) atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan beberapa istilah lain. Ini dilakukan agar siswa tetap belajar dan mendapatkan haknya untuk meningkatkan kompetensi yang diperlukan. Buku ini ditulis oleh 55 siswa-siswi kelas 6. Artinya ada 55 hasil karya siswa dengan berbagai karakter dan sudut terkait wabah ini. iv -

Berisi tentang pengalaman belajar saat pandemi, suka duka yang mereka rasakan sekaligus solusi yang mereka lakukan agar mampu melewati dengan baik. Didampingi oleh para guru dalam proses penulisannya, menjadikan buku ini ringan dan mudah dibaca namun menarik. Selamat membaca hasil karya siswa-siswi terbaik SDIT QA Baitussalaam. Selamat menyelami pemikiran dengan berbagai karakter uniknya. Semoga mendapat inspirasi dari setiap tulisan yang dibuat oleh mereka. Semoga kelak mereka menjadi pemimpin yang mampu mengikat ilmu, ide, pengalaman dalam sebuah tulisan yang menarik sehingga menjadi penjaga ilmu dan sumber inspirasi bagi setiap pembacanya. Bogor, 10 Oktober 2021 Nuruddin, S.Pd.I. -v

Selayang Pandang Program Literasi SDIT Qurrata’aini Baitussalaam Menulis merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam hidup. Dengan kemampuan menulis yang membudaya dalam diri setiap anak, diharapkan tingkat keberhasilan mereka di sekolah maupun dalam kehidupan masyarakat akan menjadi lebih baik. Ironisnya, kemampuan menulis pada bangsa kita masih rendah. Hal ini menyebabkan sumber daya manusia kita tidak kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Fakta tersebut terjadi sebagai akibat lemahnya minat dan kemampuan membaca dan menulis pada kebanyakan masyarakat Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2013 meluncurkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Tujuan gerakan tersebut salah satunya adalah untuk menumbuhkan budi pekerti luhur anak-anak melalui bahasa. Pelaksanaan gerakan tersebut sederhananya adalah pada waktu luang di mana pun setiap anak di sekolah dasar diwajibkan membaca buku-buku ilmu pengetahuan, keagamaan, juga cerita rakyat yang bermuatan kearifan lokal. Tentu saja diharapkan setelah membaca akan muncul minat anak-anak untuk menuliskan kembali apa yang mereka baca. Dengan demikian mereka makin dapat memaknai apa yang dibacanya tersebut. Hal tersebut tentu saja bertujuan untuk memunculkan nilai-nilai budi pekerti yang luhur pada diri anak-anak. Ini penting dilakukan sejak dini sebab proses pendidikan sejatinya bukan hanya untuk mencetak manusia yang cerdas secara intelektual, tetapi juga cerdas secara emosional dan spiritual. Anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar merupakan usia emas, sehingga penting menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur kepada mereka. Gerakan literasi dapat menjadi salah satu alternatif cara untuk menanamkannya dan sekolah menjadi motornya. Di sisi lain, sekolah memiliki peranan penting dalam merangsang siswa untuk belajar menulis kemudian hasilnya dikumpulkan menjadi buku. vi -

Dengan demikian karya tersebut dapat dijadikan bukti akan kemampuan siswa dalam menyelesaikan karya berbentuk tulisan. Untuk itulah SDIT QA Baitussalaam mengadakan program literasi, terutama untuk para siswa QA. Sejak mereka duduk di bangku Kelas 4, program tersebut mulai digulirkan. Antusias anak-anak membuat karya tulis sudah terlihat saat itu, walaupun pelaksanaannya masih digabungkan dengan keminatan yang lain. Saat anak-anak tersebut naik ke Kelas 5, sudah mulai ada pengkhususan dalam pelaksaannya dan mulai ada bimbingan dari guru secara khusus dalam menulis. Puncaknya di Kelas 6, karya tulis anak-anak diharapkan bisa dibukukan dengan mendapatkan arahan dari pembimbing yang profesional. Program Literasi dalam bentuk pembuatan buku antologi pun berlanjut ke angkatan kedua. A. Gambaran Umum Program Program Literasi QA mengacu pada kegiatan literasi membaca dan literasi menulis. B. Tujuan 1.Menjadikan sekolah sebagai komunitas yang memiliki komitmen dan budaya membaca yang tinggi serta miliki kemampuan untuk menulis yang baik 2.Menjadikan kegiatan menulis menjadi hal yang biasa dilakukan oleh siswa, agar mereka memahami dan mampu mengikat makna dari apa yang mereka baca 3.Membuat karya tulis dalam bentuk buku yang berisi gabungan tulisan (antologi), sehingga karya anak tersebut akan bersifat abadi dan bermanfaat bagi generasi berikutnya. C. Sasaran Program ini menyasar siswa Kelas 6 Tahun Ajaran 2021/2022 yang merupakan angkatan kedua di SDIT QA Baitussalaam. Harapannya karya tulisan mereka dapat menjadi karya yang pertama berupa buku antologi bagi angkatan ini karena sebelumnya mereka masih menggabungkan dengan keminatan yang lain. D. Pelaksanaan Program literasi ini telah dilakukan sejak para siswa Angkatan 2 duduk di bangku Kelas 4, kemudian berlanjut setiap tahunnya. Adapun rincian pelaksanaannya adalah sebagai berikut : - vii

No Waktu Bentuk Tema Hasil Pelaksanaan Pelaksanaan 1 Kelas 4 (T.A. QA Perform (Acara saat Kreasi Olahan Presentasi 2019— 2020) siswa menunjukkan Nusantara kelompok dan menjual bakat dan minatnya, hasil olahan makanan kemudian nusantara dipresentasikan di hadapan orang tua mereka) 2 Kelas 4 (T.A. QA Perform Problem Mini Vlog dan 2019— 2020) Solving Project Presentasi kelompok. 3 Kelas 5 (T.A. QA Perform Ragam Karya Kontributor 2020—2021) Tulis majalah (Kumpulan sekolah QA puisi, pantun, Magz Edisi 3 cergam, Isra Mikraj cerpen, dan narasi kunjungan) 4 Kelas 6 (T.A. Membuat karya tulis Cerita tentang Buku 2021—2022 ) sebagai karya yang Pembelajaran antologi memorable dan Jarak Jauh karya tulisan bermanfaat bagi pribadi feature siswa saat perpisahan dengan tema Kelas 6 yang diangkat, yaitu Pembelajaran Jarak Jauh yang dijalani siswa selama Pandemi. viii -

E. Strategi Pelaksanaan Melibatkan editor profesional untuk membantu proses pelaksanaan program sehingga semua prosesnya terarah dan tajam hasil tulisannya Melibatkan guru sebagai pembimbing dalam mendampingi siswa menyelesaikan tulisan sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan Melibatkan orang tua dalam pembimbingan tulisan di rumah dengan ketentuan dari editor sebagai pembimbing karya tulisan ini Melibatkan ahli desain sampul dan tata letak buku sehingga tampilan buku menjadi makin menarik untuk dibaca Karena masih dalam keadaan proses pembelajaran dari rumah maka media yang digunakan adalah Google Meet dan Grup WhatsApp untuk koordinasi seluruh pihak yang terlibat dalam program ini. F. Monitoring dan Evaluasi Untuk memudahkan proses monitoring pelaksanaan program, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Monitoring dilakukan oleh guru pembimbing pada setiap kelompok tersebut agar para siswa dapat mengerjakan tugas menulisnya sesuai tahapan yang diarahkan oleh editor Kemudian guru pembimbing setiap kelompok menyerahkan karya tulisan anak-anak kepada editor untuk dievaluasi sesuai standar karya tulisan yang baik dan benar Setelah itu, siswa dapat meneruskan pengerjaan pada tahap berikutnya hingga selesai. - ix

DAFTAR ISI Pengantar Direktur Pendidikan Baitussalaam ........................................................... 11 Pengantar Kepala Sekolah SDIT Qurrata’aini Baitussalaam ..................................... Selayang Pandang Program Literasi SDIT Qurrata’aini Baitussalaam ..................... Daftar Isi ....................................................................................................................... Aku dan Pandemi Covid (Abel Javasqhi) ................................................................... Hari-Hari Saat Pandemi (Ariiq Muhammad Fakhryan) .............................................. PJJ Saat Pandemi (Filza Nadzira FEJ) ....................................................................... Belajar PJJ di masa Corona (Silvia Wafa Amiirotunnisa) ......................................... Lika Liku PJJ (Nabil Khayri Mumtaz) .......................................................................... Sekolah Yang Ku Rindukan (Arsa Raziq Ukail) ........................................................... Belajar dengan PJJ (Ahmad Syahid Azizy) ................................................................ Sekolah di masa Pandemi (Daffa Zahran Arbiansyah) ............................................. Suka Duka Yang Kurasakan Saat PJJ (Athifa Arijbelva Abqary Syahfitri) ............... Pengalamanku Saat PJJ (Rachel Nakila Hawari) ...................................................... PJJ di Hati (Muhammad Firly Fadillah) ...................................................................... Belajar di Rumah Selama COVID-19 (Nazwa Alika Latanza Priawan) ...................... PJJ karena Corona (Danish Azzahrawan Bhuwono) ................................................. PJJ Saat COVID-19 (Flora Dealova Ramadhani) ........................................................ Sheza’s Life during the Pandemic (Sheza Zahrany) .................................................. COVID-19 Membuatku Sedih (Fathia Khansa Hanifah) ............................................. Pengalamanku saat Covid (Muhammad Abdurrahman) ........................................... Pembelajaran Jarak Jauh (Sakha Ibadil Kiram) ......................................................... Saat Covid Melanda (Muhammad Isyqu Syahid Rabbani) ........................................ Pengalamanku di masa Pandemi COVID-19 (Muthia Shofwah Khoirunnisa) .......... Hikmah di balik Pandemi COVID-19 (Affan Hanafi Wibowo) .................................... PJJ (Khalisa Nursyifa Widja) ....................................................................................... Pelajaran Berharga dan Hikmah Positif Pandemi COVID-19 (Muhammad Albiruni Grote Andriadi) ............................................................................................................. Stay at Home, Keep Safe with Family (Zahra Ranaa Pranidiya) ............................... Kisahku di masa Pandemi (Hamka Al Farisi) ............................................................. Bersabar Dengan Pandemi (Abdullah Ismail) ............................................................ Pantang Menyerah dengan Keadaan (Nanda Dzakwan Irham) ................................ Dari Game Kini Saya Paham (Ghazali Jhode Janeeta) .............................................. Pandemi Ada, Hidup Bijaksana (Kaafa Ataali Ar Rosyid) .......................................... Pengalaman Belajar Unik saat Pandemi (Najla Syakira Afaf) ................................... x-

Bertahan Menimba Ilmu di tengah Pandemi (Ahmad Hasan Al Kaafi) .................... 11 Pandemi COVID-19 (Hanifa Imtinan Hanafi) .............................................................. Cerita di masa Pandemi (Syahdan Nabih Estu Kumudani) ....................................... …………………………………………. (Khansa Almaira) ............................................................... Aku dan PJJ (Rachel Hilwana Maheshwari) .............................................................. Belajar Hidup Bersama si COVID-19 (TB.M. Rizki Fauzan Al Faris) .......................... Pengalamanku Menghadapi Pandemi (Ayla Kanza Adiva) ....................................... Petualang Pejeje (Nibras Achmad) ............................................................................. Pembelajaran Jarak Jauh Membawa Berkah (Siti Rabisah Hayatunufus Jundani) Effect Virus Corona (Arloncy Keanu Rezaldi) ............................................................ Suka Duka Saat PJJ (Aufa Qonita Shabrina) ............................................................. Pandemi…. (Aisya Nayra) ............................................................................................. Stay Happy on the Pandemic (Raditya Bagas Abisena) ............................................ Tentang COVID-19 (Raihan Kardi) ............................................................................... Kenangan SD Bersama Pandemi (Fitria Andini Rulmati) ........................................... Belajar Rukun Dengan Corona (Azka El Khairi) .......................................................... Aku dan Pandemi COVID-19 (Azzura Nuha Shabira) ................................................. PJJ…Oooo… PJJ (Jehan Naira ‘Ammar) .................................................................... Tegar di Masa Pandemi (Muhammad Raffael Vindiz) .............................................. Hari-hariku Setelah Ada Pandemi COVID-19 (Airi Hasna Mahirah) .......................... Aku Saksi Sejarah Dunia (Maydina Camilla Deva Setiawan) .................................... Ceritaku Tentang Pandemi dan PJJ (Muhammad Athallah Ibnu Hakim) ................ Positif Yang Menakutkan (Hanin Syifan Arief) ........................................................... Virus Baru, Pengalaman Baru (Faid Hamizan Rahman) ............................................ Profil Siswa ................................................................................................................... Profil Guru Pendamping .............................................................................................. Profil SDIT Qurrata’aini Baitussalaam ........................................................................ - xi





Aku dan Pandemi Covid Abel Javasqhi H ai! Teman-teman, perkenalkan namaku Abel. Aku duduk di kelas 6 Sholih SDIT QA Baitussalaam. Semoga kalian sehat-sehat saja dan dijauhkan dari segala penyakit yah. Teman-teman, aku mau cerita nih! Tentang pengalaman aku di rumah selama pandemi covid ini. Di sini aku akan menceritakan suka dukanya di rumah dan sekolah yang harus online. Semuanya campur aduk deh, gegara si covid ini. Pandemi ini melanda ke berbagai negara tak terkecuali negara kita yaitu Indonesia. Perlu teman-teman ketahui bahwa COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona. Penyakit ini muncul pertama kali di Wuhan Cina Desember 2019. Penyakit ini menular sangat cepat dan menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Teman-teman kalian tau nggak sih cara penyebaran COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan droplet dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Orang yang menyentuh benda atau permukaaan tersebut terus menyentuh mata, hidung, atau mulutnya dapat terinfeksi COVID-19. Penyebaran virus ini biasanya akan sangat cepat terjadi di tempat-tempat keramaian, sempit dan tertutup. Awal harus sekolah dari rumah, aku sih senang-senang aja. Aku pikir sebentar, ternyata sampai aku naik kelas 5 trus sekarang kelas 6, sekolah belum boleh dibuka. Aku merasa bosan dan sedih kelamaan di rumah nggak ketemu sama Teman-teman dan Ibu atau Bapak Guru. Karena pandemi, pada akhirnya pemerintah pun meliburkan sekolah serta menggantinya dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh. Sehingga sekolah pun harus melakukan pembelajaran online. Biasanya saat PJJ aku memakai handphone dan didampingi oleh bunda jika ada, tapi kadang tidak didampingi. Pada saat pembelajaran terkadang aku merasa ada hal yang kurang aku pahami dan biasanya aku selalu tanya bunda atau cari di Google, Youtube. Terkadang aku kirim pesan lewat whatsapp Bapak Ibu guru atau ngerjain bareng Teman-teman pakai Zoom. Selama pandemi, banyak sekali suka duka yang aku rasakan pada saat PJJ. Aku sukanya lebih santai, setelah salat subuh aku bisa tidur lagi, terus aku nggak harus mandi pagi hahaha… Kalau sedihnya, aku nggak bisa bertemu Teman-teman di sekolah, terus kalau ada materi yang aku nggak ngerti, aku nggak bisa langsung bertanya ke Ibu guru apalagi kalau ada PR hmmmm… --

Aku sebenernya tipe anak yang suka di rumah karena ketika di rumah aku biasanya main game di handphone atau main PS, dan yang pasti main sama adik aku, YOURI… Abisnya adik aku itu gemesin plus nyebelin hahaha. Tapi aku sayang sekali sama dia. Kalau sama abang, aku jarang-jarang main karena abang sudah sibuk main sama Temen-temennya. Oh iyah… di masa pandemi ini aku punya cerita sedih. Kakek aku meninggal, bukan karena corona tapi tetep saja aku sedih karena nggak ada kakek yang kasih uang ke aku lagi ketika main ke rumahnya, nggak ada yang nelfonin aku lagi untuk minta nginep dan nggak ada yang kasih aku THR lagi kalo lebaran. Teman-teman, dari wabah covid ini kita banyak belajar banyak hal, salah satunya kita harus banyak bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita terutama kesehatan, rezeki dan umur. Maka dari itu Teman-teman, aku bersyukur dan bahagia sekali walaupun harus belajar online, tapi aku masih bisa ketemu Temen-temen, Ibu Bapak guru di sekolah melalui zoom. Bisa berkumpul dengan ayah, bunda, adik, dan abang aku setiap hari di rumah. Aku berdoa dan berharap mudah-mudahan pandemi ini cepat berakhir biar aku bisa beraktivitas seperti dulu lagi. Seperti main, sekolah tanpa takut terkena virus corona, tanpa harus memakai masker dan tanpa harus jaga jarak. Aku ingin sekolah tatap muka segera bukan PJJ. Karena kalau PJJ, aku kurang mengerti materi hanya dari Zoom, trus kalau mati lampu jaringan lemot. Aku lebih suka sekolah tatap muka seperti dulu, bisa bermain dan bercanda dengan Teman- teman. Jadi Teman-teman, Ayo, kita saling menjaga satu sama lain dengan mengikuti protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker. Bersama kita patuhi anjuran pemerintah agar kita bisa ber sekolah. “KITA BISA INDONESIA BISA”. Teman-teman, sampai sini dulu yah cerita aku tentang kegiatan aku selama pandemi ini. Semoga pandemi ini cepat berlalu agar kita bisa berkumpul kembali di sekolah tercinta. Mudah-mudahan kita semua sehat-sehat dan Indonesia terbebas dari wabah corona. Aamiin. Bila ada kesalahan aku minta maaf, karena aku baru belajar menulis hehehe… --

Hari-Hari Saat Pandemi Ariiq Muhammad Fakhryan Tak pernah terbayangkan aku akan mengalami masa-masa pandemi yang mengubah kehidupan sehari-hari. Pengalaman masa kecil yang mungkin tidak akan terlupakan seumur hidupku. *** M enurut Cambridge Dictionary, pandemi adalah penyakit berbahaya yang menginfeksi banyak orang sekaligus. Pandemi COVID-19 bermula di Wuhan, China. Lalu tanggal 2 Maret 2020, Covid pertama kali terdeteksi di Indonesia, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Mulailah penyakit menular ini menyebar. Tak lama setelah itu, Presiden Jokowi menerbitkan kebijakan pemerintah tentang pembatasan sosial berskala besar. Dan di sinilah ceritaku berawal. Dua hari sebelum pemerintah mengumumkan kebijakan terkait pandemi, aku sedang pergi ke Bumi Gumati yang terletak di Desa Sukaraja Jalan Babakan Tumas No 16, Cadas Ngampar, Bogor, Jawa Barat. Di situ aku sedang bersama dengan keluargaku dan keluarga sepupuku. Kami menginap di sana, karena sepupu kami akan berwisuda. Saat sepupu kami berwisuda, aku tiga bersaudara, tepatnya aku, kakakku, dan adikku bermain petak umpet. Lama juga menunggu wisuda selesai. Saat sudah bosan, aku mengusulkan untuk masuk ke tempat wisuda. Kami tetap nekat meskipun banyak orang di sana. Percobaan pertama untuk masuk, gagal. Karena sangat banyak orang di sana kami pun terpaksa kembali. Percobaan kedua, aku hanya berdua dengan adikku, dikarenakan kakakku tidak mau ikut, karena suatu alasan. Jadi aku terpaksa berangkat sendiri, namun kali ini aku berhasil. Karena, ternyata wisuda sudah selesai dan pintu ruangan juga sudah dibuka. Lalu aku dan adikku pun mencoba untuk masuk. Di sana aku pun mencari keberadaan ibuku. Sayangnya aku tidak menemukan ibuku, dikarenakan di sana masih agak ramai. Namun tiba-tiba ada yang memanggilku aku pun mencari asal suara tersebut dan benar saja itu adalah ibuku. Singkat cerita kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat. --

Besoknya atau satu hari sebelum pemerintah mengumumkan pandemi, aku bangun jam setengah lima subuh pagi aku pun salat Subuh di musala hotel yang berada di lantai 3. Jam setengah enam, aku, keluargaku, dan keluarga sepupuku lari pagi ke Desa Gumati. Di sana kami hanya berfoto-foto saja, setelah itu kami pun balik ke hotel untuk makan pagi dan istirahat. Singkat cerita saat sudah sore kami berenang di kolam renang hotel. Ya, kami menginap di hotel yang ada kolam renangnya. Aku sangat senang. Saat berenang ibuku menyuruh aku, kakakku, sepupuku untuk adu berenang, dan aku pun memenangkan lomba tersebut dengan gaya renang andalanku yaitu gaya kupu- kupu. Saat sudah hampir magrib kami ganti baju dan salat Magrib. Lalu kami kembali ke kamar hotel untuk beristirahat dan dilanjutkan dengen salat Isya. Selesai salat isya kami makan malam dan tidur. Malam itulah ibuku memberitahu informasi terbaru tentang pandemi. “Mulai besok, semua orang harus harus jaga jarak. Tidak boleh berkerumun,” kata ibuku. Jadi, acara wisuda sepupuku dan menginap di hotel ini adalah hari terakhir kami berlibur bersama kerabat. Hari terakhir kami berkumpul dan bersenang-senang, sebelum kami harus di rumah saja. Itulah saat terakhir kebersamaan kami. Bahkan diberitahukan bahwa kami tidak bisa lagi datang ke sekolah. Pembelajaran akan dilakukan secara online. Aku tidak tahu bagaimana nanti cara belajarnya. Lalu kami pun mulai pembelajaran jarak jauh. Pada mulanya tak mudah, karena ini hal baru bagi kami. Kalau ditanya soal perasaanku saat sekolah tidak lagi tatap muka, aku senang plus sedih. Aku senang karena waktu pembelajaran hanya 2 jam jadi aku bisa istirahat lebih lama, dan aku sedih karena aku tidak bisa bertemu dengan sahabat dan teman temanku lagi. Bisa dibilang di sekolah aku punya teman walaupun tidak banyak, tapi setidaknya aku mempunyai teman dan sahabat. Aku biasa bangun jam setengah 5 lalu bersiap menuju ke masjid untuk melakukan salat Subuh. Setelah itu aku sering tidur lagi dan bangun jam 7 dan bersiap untuk tahsin dan tahfiz. Setelah itu, jam 9 aku bersiap untuk KBM. Aku seringnya menggunakan laptop ibuku. Aku selalu melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) sendiri, meskipun seringnya yang memasukkan ke link Zoom itu ibuku. Kalau tugas sih aku gak terlalu masalah, soalnya lumayan gampang apa lagi matematika. Kalau dibandingkan sekolah offline dan online, aku lebih mudah paham jika sekolah offline. --

Sedangkan jika sekolah online aku agak kurang mengerti, makanya biasanya aku mengscrenshoot gambar share screen dan mencatatnya. Biasanya jika aku bosan di rumah, aku sering bersepeda. Kadang untuk membeli jajanan ke warung. Aku sering diajak abi, dan adikku bersepeda ke Bogor Raya Permai, bermain di bundaran depan sekolahku. Kadang abi mengajak bersepeda sampai ke Cafe De’Jati yang tak jauh dari komplek. Atau biasanya aku ke sektor 6 Yasmin dan membeli lumbas (lumpia basah) di sana. Saat sekolah online, aku kadang-kadang suka mendapatkan kendala seperti wifi ngelag, baterai habis, disconnect, dan lain-lain. Kelebihan sekolah online menurutku adalah lebih praktis karena tidak harus menempuh perjalanan untuk bertemu. Sedangkan kekurangannya adalah sering ada kendala saat pake kuota maupun wifi. Aku pernah mengalami kendala saat sedang sekolah online, suatu hari jam 10 kurang aku sedang belajar, lalu tiba-tiba komplekku mati lampu. Alhasil akupun tidak bisa melanjutkan sekolah online. Kejadian mati lampu tersebut agak lama, dari pagi saat sekolah sampai jam 1 siang lampunya baru nyala kembali. Hikmah dari pandemi ini adalah untuk selalu mengingat kematian. Agar kita lebih bertakwa kepada Allah. Semoga pandemi ini cepat berakhir, agar aku bisa bertemu Teman-teman dan sahabatku lagi. Semoga kita semua dilindungi oleh Allah, sehingga tidak terkena covid ini. Untuk ide PJJ, aku berharap agar siswa lebih dirajinkan dengan menulis catatan pelajaran yang lebih rajin. --

PJJ Saat Pandemi Filza Nadzira Fadhil El Jabbar H ai! Teman teman, saya ingin berbagi cerita tentang PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) di rumah saja. Cerita awal mula mulainya PJJ disaat itu sedang ter- sebar virus baru yang bernama Virus COVID-19, berasal dari kota Wuhan, China pada tahun 2019 disaat itu saya berada di kelas 4. Sebelum PJJ saya bisa bermain bersama Teman-teman, ngobrol bareng, bergandengan tangan, merasakan kudapan dan makan siang bersama- sama, upacara, dan mabit BPI. Pada saat PJJ, saya banyak sekali gangguan atau kendala seperti sinyal, kuota internet habis, terganggu oleh adik, bahkan handphone saya sampai rusak karena terlalu banyak memori yang disimpan dan tugas yang menumpuk. Saya merasa sedih saat PJJ di rumah, terkadang saat bapak atau ibu guru mengajar, saya kurang paham dan menjadi mudah lupa untuk mengingat pelajaran yang pernah dipelajari. Awalnya saya masih malu untuk bertanya ke bapak atau ibu guru, jadi saya mengerjakan tugasnya belum disiplin. Harapan saya semoga virus COVID-19 segera hilang dari bumi ini, dan semoga kita bisa mengambil hikmah dari pandemi virus ini. Semoga kita bias berkumpul bersama keluarga besar dan bisa mudik. --

Belajar PJJ di Masa Corona Silvia Wafa Amiirotunnisa Assalamu'alaikum... H ai! Teman-teman, aku mau cerita singkat tentang pengalamanku selama pandemi. Pandemi ini disebabkan karena virus corona yang berasal dari kota Wuhan yang menyebar pada akhir tahun 2019. Kondisi seperti ini mengharuskan masyarakat untuk membatasi aktifitas sampai pemerintah pun meliburkan Sekolah- sekolah dan menggantinya dengan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh atau biasa disebut PJJ. Semenjak ada pandemic, aku jadi susah buat belajar karena belajarnya harus serba online dan aku harus absen pagi-pagi, sehingga mengharuskan aku untuk bangun pagi juga. Saat sekolah ditutup aku merasa sedih karena tidak lagi bisa merasakan belajar bersama Teman-teman dan diajari langsung oleh Bapak Ibu Guru di sekolah. Tapi apalah daya suka tidak suka harus aku jalani. Aku merasa kesulitan saat melaksanakan PJJ, karena tidak mudah buat aku untuk memahami materi dari Bapak dan Ibu guru pada saat menjelaskannya. Selama PJJ berlangsung, aku menggunakan laptop dan selalu didampingi oleh Abi agar jika ada hal yang kurang aku pahami bisa langsung bertanya kepada Abi. Kondisi seperti ini membawa suka duka untuk aku. Sukanya, aku merasa senang bisa dirumah saja, karena aku nggak suka keluar rumah kalau tidak ada hal yang diperlukan. Namun ada hal yang tidak aku sukai dari PJJ ini, karena tidak bisa belajar langsung dengan guru sehingga membuat aku kurang begitu mengerti dalam pelajaran yang disampaikan. Pandemi ini membuat aku harus selalu dirumah saja, sehingga terkadang membuat aku bosan karena aktifitas yang di kerjakan di rumah terlalu monoton. Namun untuk mengatasi rasa jenuh karena di rumah saja, biasanya aku selalu membantu ibu di rumah, seperti menyapu, ngepel dan cuci piring. Pokonya aku suka bantu-bantu pekerjaan di rumah karena hal itu menyenangkan. Sehingga tak terasa melewati hari-hari dan tak kalah seru lagi untuk mengatasi rasa bosan di rumah aku selalu ngumpul dengan saudara, main bareng, nonton bareng dan bercanda. Dari wabah ini hati aku merasa sedih sekali, karena tidak bisa kemana-mana yang membuat aku sulit untuk berkumpul bersama keluarga dan saudara yang jauh di- --

sana. Semoga saja pandemi ini cepat berakhir agar aku bisa berkumpul bersama kerabat yang jauh untuk menjalin silaturahmi. Pandemi ini membawa pelajaran untuk aku, dan hikmah yang dapat diambil dari pandemi ini adalah bahwa kita harus menjaga kesehatan, kebersihan lingkungan dan senantiasa makan makanan yang halalan thayyiban, dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Aku hanya bisa berdoa untuk Indonesia, semoga wabah ini cepat berlalu dan yang terdampak, diberi kesembuhan oleh Allah Swt. Banyak orang yang mengharapkan termasuk juga aku sangat berharap semoga Indonesia menjadi negara yang “baldatun toyyibatun warobbun ghofurr.” Aamiin. Dari pembelajaran jarak jauh ini aku hanya bisa mengusulkan agar tugas yang diberikan oleh Bapak Ibu guru harap dikurangi dan ada tambahan belajar tatap muka untuk waktu tertentu. Sekian cerita singkat dari aku, terimakasih Teman-teman yang sudah membaca tulisan aku semoga bermanfaat untuk semua. Wassalamu'alaikum... --

Lika Liku PJJ Nabil Khayri Mumtaz Assalamu'alaikum... T eman-teman, perkenalkan namaku Nabil Khayri Mumtaz dari kelas 6 Sholih SDIT QA Baitussalaam. Di sini aku akan menceritakan lika liku PJJ saat virus COVID- 19 menyerang negara kita tersayang yaitu Indonesia. Teman-teman tahu gak sih, COVID-19 merupakan sejenis virus yang berbahaya, virus ini mulai menyebar pada akhir tahun 2019 lalu. Virus ini berasal dari negara China tepatnya di kota Wuhan. Awalnya ada seorang ilmuwan di China yang sudah menduga akan ada virus yang berbahaya tetapi masyarakat China tidak percaya akhirnya ilmuwan itu di penjara, ternyata benar keesokan harinya virus yang dikatakan ilmuwan itu benar, virus itu mulai menyebar di China, akhirnya virus itu mulai menyebar ke seluruh negara termasuk negeri kita tersayang yaitu Indonesia. Virus Corona pertama kali ada di Indonesia berawal dari pesta dansa di Jakarta yang dihadiri oleh peserta dari berbagai mancanegara. Virus Corona menjangkiti dua warga negara Indonesia yang mengikuti acara pesta dansa tersebut yang bertemu warga negara Jepang yang terjangkit COVID-19. Virus Corona dapat menyebar melalui beberapa cara, yaitu droplet, kontak fisik, permukaan yang terkontaminasi, ruangan dengan ventilasi buruk dan tempat ramai. Kita dapat mencegah penyebaran COVID-19 melalui gerakan 5M protokol kesehatan yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan serta membatasi mobilisasi, dan interaksi. Saat aku mendengar sekolah ditutup dan harus melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), aku merasa sangat sedih karena tidak bisa bertemu Bapak Ibu guru dan Teman-teman secara langsung. Namun di SDIT Qurrata’aini menggunakan cara belajar daring dengan Pembelajaran Jarak Jauh. Biasa kita sebut PJJ yang merupakan sesuatu yang baru buat aku dan aku harus terbiasa untuk bisa mengikutinya. Sebelum PJJ, aku diminta Umi atau Abi untuk menyiapkan meja belajar, buku pelajaran dan alat tulis. Saat PJJ, aku seringkali menggunakan handphone Umi atau Abi, walaupun kadang-kadang menggunakan laptop. Umi seringkali mendampingi aku saat awal-awal PJJ dan sekarang lebih sering sendiri. Tantangan tersendiri buat aku saat guru menjelaskan materi via Google Meet atau Zoom karena banyak Teman-teman ngobrol ataupun chatting jadi aku kadang kurang bisa memahami materi yang disampaikan- --

Bapak Ibu guru. Tugas-tugas yang diberikan selalu ada setiap pekan dan harus dikumpulkan setiap hari Senin pekan berikutnya. Hari Senin merupakan hari yang hactic, karena tugas harus dikumpulkan dan masih ada tugas yang belum diselesaikan. Alhamdulillah, umi dan abi sigap membantu. Saat pandemi berlangsung membuat hari-hari aku selalu dirumah saja, terkadang aku merasa bosan. Tapi ketika bosan saat di rumah aku bermain lego, membantu orang tua menjemur pakaian, membantu memasak dan bermain bersama adik. Aku sangat senang bermain bersama keluarga dan kadang-kadang aku bermain gadget. Umi dan Abi memberikan waktu khusus untuk aku dan adik bermain game, biasanya Sabtu dan Ahad. Sesekali aku dan adik juga berkeliling komplek naik sepeda. Selama pandemi COVID-19 aku melihat orang yang terpapar dan meningal karena COVID-19 semakin meningkat. Aku jadi merasa sedih melihat orang yang meninggal karena terpapar virus COVID- 19, bahkan temanku kehilangan ayahnya karena terpapar virus COVID-19. Banyak hal yang tidak menyenangkan saat pandemi. Aku jadi tidak bisa bebas bermain bersama teman-teman, dan tidak bisa pergi ke rumah saudara. Tetapi Umi dan Abi selalu mengingatkanku untuk selalu bersyukur karena Allah memberikan nikmat sehat kepada kami sekeluarga. Aku selalu berdoa agar pandemi COVID-19 bisa hilang dari seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh negara. Sehingga kita bisa beraktivitas normal seperti dulu. Bisa berlajar lagi ke sekolah, bisa bermain dengan Teman-teman, bisa bepergian bersama keluarga tanpa ada rasa takut. Tak terasa pandemi ini sudah hampir dua tahun dan aku tidak tahu pandemi ini akan berakhir kapan? Sehingga PJJ pun akan terus berlangsung. Keinginanku PJJ dikemas semenarik mungkin dan setelah selesai pembelajaran via zoom baiknya ada quizizz, karena dengan quizizz menjadi pengingat materi yang sudah dipelajari tapi dengan cara yang seru dan menyenangkan. Sekian cerita dari aku, terima kasih Teman-Teman atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum... --

Sekolah Yang Ku Rindukan Arsa Raziq Ukail P andemi COVID-19 ini membuat aku pusing karena tidak bisa beraktivitas di luar rumah. Sekolah online, kerja online dan semua aktivitas pun online. Orang di luar sana yang lagi berdagang pun disuruh pulang karena pandemi ini. Aku pun sebagai siswa harus mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menggunakan media Zoom dan Google Meet. Inilah pengalaman aku saat PJJ selama satu tahun lebih. Ketika di kelas 4 semester 2, aku mendapatkan pengumuman libur 2 minggu dari sekolah. Setelah libur 2 minggu, aku mendapatkan kembali pengumuman bahwa sekolah ditutup. Keesokan harinya aku melihat berita di televisi ternyata kita sedang dalam pandemi. Virus COVID-19 mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun 2019. Inilah pertama kali aku mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan aplikasi Google Classroom. Aplikasi yang baru bagiku dan juga Teman-teman yang lain. Ternyata belajar secara online pun masih berlanjut sampai aku di kelas 5. Pada semester 1, Guru-guru memberikan materi menggunakan aplikasi YouTube. Menurut aku materi yang di sampaikan di YouTube itu sulit dipahami sehingga aku harus meminta Ayah atau Bunda untuk mengulang atau menjelaskan kembali materi yang diberikan oleh Bapak atau Ibu guru. Biasanya yaa, kalau sudah selesai mengerjakan tugas, aku dibolehkan bunda untuk menonton YouTube. Alhamdulillah, penyampaian materi dengan YouTube hanya 1 semester saja, Bapak Ibu guru pun mulai menyapa kami lewat aplikasi Google Meet, walaupun hanya sebulan sekali tapi senang banget karena bisa melihat wajah Teman-temanku. Pada semester 2 di kelas 5, pembelajaran sudah mulai menggunakan aplikasi Zoom ataupun Google Meet pada hari Senin sampai Rabu. Di situlah Aku merasa senang karena bisa bertemu Teman-teman dan guru secara langsung walaupun lewat dunia maya. Namun kendala utamanya adalah sinyal. Selama PJJ aku menggunakan laptop, hmmm, aku merasa tidak maksimal untuk memahami materi ketika Zoom terutama saat Bapak atau Ibu gurunya ngelag/tidak ada sinyal. Tak terasa, aku pun sudah melanjutkan ke kelas berikutnya, yaitu kelas 6. Aku kira belajar online akan segera berakhir, namun ternyata COVID-19 memasuki gelombang ke dua dan mengharuskan tetap bersabar untuk melanjutkan Pembela- --

jaran Jarak Jauh. Teman-teman, walaupun PJJ, aku tetap terbiasa bangun pagi untuk bersiap-siap sekolah. Biasanya aku bangun pas adzan untuk melaksanakan salat Subuh tetapi setelah salat subuh aku sering ketiduran. Eits! Tapi aku bangun lagi pukul 06.30, kemudian aku langsung bergegas mandi dan tak lupa sarapan. Tidak lama kemudian, pada pukul 07.30 aku mulai memasuki Zoom untuk T2Q. Setelah T2Q selesai, aku melakukan salat Duha dan membaca al-Matsurat sambil menunggu KBM dimulai. Saat KBM dimulai aku menggunakan laptop ku sendiri. Biasanya aku mengikuti PJJ sendiri karena ayah bekerja di luar kota dan bunda mengurus adikku yang masih kecil. Ketika bu Dina dan bu Anita menyampaikan materi aku selalu mendengarkan dan menulis materi penting di buku catatan, sedangkan tugas yang diberikan oleh bu Dina atau bu Anita ada yang mudah dikerjakan dan ada yang sulit aku kerjakan terutama MTK (Matematika). Suka Duka selama PJJ yang aku rasakan, ketika aku tidak paham yang dijelaskan ibu guru, aku bisa searching di internet dan aku pernah terlambat gara-gara sinyalnya tidak stabil, itu membuatku kesal, selain itu jika mendapat tugas yang berat atau tidak bisa dipahami aku tidak bisa berdiskusi atau mengerjakan tugas bersama Teman-teman. Namun terlepas itu semua, ada sisi positif yang aku rasakan, aku jadi lebih banyak waktu dengan keluarga dan lebih dekat bersama keluarga terutama adikku. Sisi negatifnya aku terkadang menjadi futur karena aku keasikan dunia game, tapi alhamdulillah jika aku futur, aku selalu di ingatkan bunda. Selama PJJ, aku jarang keluar rumah dan aku pun tidak bisa ngapa-ngapain walaupun menonton televisi tetap saja bosan. Ketika bosan aku izin ke bunda untuk bermain game online dan Bunda memperbolehkan, tapi ada batasnya. Jadi kalau bosan, aku bermain game online atau bercanda bersama Ade dan bermain sepeda di luar. Selama pandemik, aku sedih karena sebagian yang mencari rezeki yang berjualan disuruh pulang tidak boleh berjualan sama SATPOL PP dikarenakan pandemi. Mbah aku pun ikut kena dampak pandemi ini, dagangannya yang dulunya ramai sekarang menjadi sepi pengunjung, terkadang satu hari hanya ada satu pembeli atau dua pembeli. Selain itu bagi aku yang kurang menyenangkan selama pandemi ini, aku tidak bisa beraktivitas di luar dan tidak bisa bermain bola bersama Teman-teman komplek seperti biasa lagi. Adanya pandemi ini membuat semua orang menyadari pentingnya kesehatan. Tapi bagi sebagian orang adanya pandemi ini juga membawa berkah seperti yang berjualan masker, sekarang laku laris manis. --

Begitu juga aku jadi sering murajaah dan semua orang menjadi lebih dekat dengan keluarganya. Aku berharap semoga bisa segera belajar offline di sekolah, dengan sistem di pisah- pisah seperti, kelompok A masuk pukul 07.30 dan kelompok B masuk pukul 09.00 dengan syarat tetap melakukan protokol kesehatan, dan semoga kedepannya bisa sekolah lagi seperti biasa tanpa harus dibagi menjadi dua sesi, agar kita bisa belajar lebih fokus dan senang belajar di sekolah seperti dulu. Ya Allah, semoga pandemi ini berakhir, agar bisa belajar bareng dan semua orang di dunia ini bisa beraktivitas di luar seperti biasa lagi, dan berdagang dengan lancar. Semoga negara kita segera sembuh dari pandemi ini dan kita selalu berada dalam di lindungan ALLAH Swt., Aamiin. --

Belajar dengan PJJ Ahmad Syahid Azizy P andemi COVID-19 mengharuskan kita bersekolah dari rumah dan melakukan kegiatan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Hal ini merupakan upaya untuk me- ngurangi aktivitas di luar rumah agar dapat memutus mata rantai virus. Mau tak mau, kita harus menjalaninya demi menjaga kesehatan sesama dan saling melindungi dari COVID-19. Tentu ada peristiwa suka dan duka selama kita menjalani PJJ hampir satu setengah tahun lamanya, bukan? Nah, di sini, aku akan menceritakan suka dan dukaku kepada kalian. Saat akhir tahun 2019 virus COVID-19 mulai menyebar di seluruh dunia program kesehatan dunia memutuskan untuk melakukan aktivitas keluar rumah terbatas atau disebut PPKM. Termasuk sekolah kita yang menjadi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Sudah satu setengah tahun aku bersekolah dari rumah dan melakukan kegiatan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Waktu yang lama dan tak singkat tetapi terasa jenuh dan membosankan. Kegiatanku sehari-hari hanya bangun tidur, mandi, menyalakan laptop, mengikuti kelas di Zoom, untuk kemudian kembali tidur. Tak ada kegiatan berarti dan mengesankan yang terjadi, hanya itu-itu saja yang kulakukan setiap hari. Ketika PJJ, aku menggunakan laptop ayah, kalau di rumah sedang mati lampu atau wifinya mati aku menggunakan handphone ibu untuk PJJ. Terkadang aku tidak fokus saat pembelajaran karena disuruh keluar sebentar, disuruh bantu-bantu sebentar dan aku sering kesiangan masuk Zoom, karena menyapu halaman dulu sebelum sekolah. Entah kenapa pelajaran matematika dan yang lainnya lancar-lancar aja, dapat kupahami dan tugasnya pun dapat aku kerjakan, kecuali pelajaran bahasa Indonesia terkadang aku kesulitan memahami dan mengerjakan tugasnya. Saat pembelajaran berlangsung, terkadang internet di rumahku mati, aku jadi tidak bisa mengikuti pembelajaran dan itu membuatku kesal. Ketika PJJ, aku bisa makan sambal belajar walau pun sambil ngumpet-ngumpet atau dimatikan dulu kameranya. Selain itu PJJ lebih santai, jadi terkadang aku belum mandi saat pembelajaran hehe... Biasanya setiap selesai PJJ aku salat Zuhur di masjid, lalu tidur siang atau membaca buku sampai asar. Setelah salat Asar, aku memakai masker bermain keluar bersama Teman-teman ku di luar dan biasanya ada 16 orang yang bermain- -

ke luar. Aku pulang sebelum magrib kemudian langsung mandi sebelum salat. Setelah salat biasanya aku makan. Makanan kesukaanku adalah tempe. Tidak lama aku salat Isya dan setelah itu aku tidur. Itu ritual yang aku lakukan setiap hari berulang ulang kecuali hari libur. Aku jalan-jalan dari pagi bersama Teman-teman ku ke kampung melewati jalan baru atau kali dan pulang sebelum zuhur. Setelah itu aku salat Zuhur di masjid, pulangnya aku bermain PS3 yang dibelikan ayah atau tidur siang, kemudian main keluar sebentar. Setelah salat asar, dzikir, doa dan membaca al-Matsurat di masjid aku pulang seperti biasa. Itu yang dilakukan sepanjang minggu, bulan, dan tahun saat pandemi dan harus PJJ. Mungkin ada beberapa kali aku di ajak ayahku makan di luar atau melakukan sesuatu di luar. Ada satu duka yang agak horor yaitu saat jari manisku nyaris putus satu ruas dan lukanya pernah infeksi. Itu baru sembuh beberapa bulan kemudian masih ada bekas yang tidak pernah hilang yang ada di tangan kanan jari manis ku yang mirip penyok. Itu dukaku saat pandemi, kalau suka ku saat pandemi itu banyak, baik dari keluarga dan Teman-teman ku. Aku sangat senang saat PTMT atau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di sekolah dilakukan, aku bisa mengobrol dengan teman ku dan bisa fokus saat belajar lalu pulang jam 11 30 dan sholat dzuhur seperti biasa. Belajar PJJ satu tahun setengah tahun ini, sebagian seru sebagian membosankan karena banyak hal, mulai dari suka duka ku saat pandemi dan banyak lagi berbeda dengan tahun-tahun kemarin yang normal seperti biasa. Mulai dari belajar di sekolah dilaksanakan, bermain, bekerja di kantor seperti biasa. Dan yang ku tahu dari Ayah dan Ibu ku walaupun pandemi berakhir pasti masih ada virus COVID-19 seperti virus yang lain. Adanya pandemi ini aku menjadi semakin dekat dengan keluarga, ibadahnya lebih disiplin karena lebih terpantau sama Ayah Bunda. Orang-orang lebih memperhatikan kesehatan tubuh, lebih menjaga pola makan, olahraga setiap pagi, atau ketika libur jalan kaki bareng bersama keluarga. Selain itu kita menjadi lebih syukur diberikan kesehatan, menyadari bahwa menjaga kesehatan itu penting. Aku yakin pasti masih banyak sisi baik dari pandemi ini. Aku berdoa semoga pandemi ini berakhir, agar semua orang tidak sedih, banyak yang sakit dan kehilangan orang disayang karena covid ini, banyak orang yang kehilangan pekerjaan, bisnisnya bangkrut. Semoga kita selalu dijaga dan berikan kesehatan dan semoga bisa sekolah seperti biasa lagi. -

Sekolah di Masa Pandemi Daffa Zahran Arbiansyah D ulu sebelum ada COVID-19 semua orang hidup normal bisa beraktivitas bebas kemana saja seperti saya bisa pergi ke sekolah, Ayah dan Bunda bisa - kerja ke kantor, dansaya juga bisa pergi jalan-jalan. Tapi semua jadi berubah ketika pandemi masuk ke Indonesia. Semua orang harus beraktivitas di rumah agar tidak terpapar virus COVID-19. COVID-19 adalah virus yang menyerang organ pernapasan manusia yaitu paru-paru. Virus ini bisa disembuhkan namun bisa juga mematikan karena bisa mengakibatkan seseorang meninggal dunia. COVID-19 sudah ada pada tanggal 31 Desember 2019 di kota Wuhan, China dan masuk ke Indonesia sekitar pertengahan Maret 2020. Perkantoran, mal, restoran, semua dibatasi oleh pemerintah termasuk sekolah pun ditutup. Saat sekolah ditutup saya sangat sedih karena tidak bisa belajar dan bermain bersama teman. Selama pandemik kita belajar secara online dari rumah, biasa disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Saya selalu mengikuti PJJ dan hadir tepat waktu. Saya menggunakan laptop saat PJJ berlangsung, dan Bunda suka menemani, ketika Bunda Work from Home (WFH). Tugas yang di berikan Bapak Ibu Guru selalu saya kerjakan terutama tugas Matematika yang merupakan pelajaran favorit. Penjelasan dari guru cukup dimengerti, walau waktu Zoom nya terbatas dan tidak seenak jika belajar di sekolah, bisa langsung bertanya dengan guru atau teman jika ada yang kurang paham. Ada suka dan duka yang saya rasakan selama menjalani PJJ. Positif nya, lebih sering berkumpul bersama keluarga karena ayah dan bunda juga WFH, saya merasa senang sekali karena bisa makan siang, bermain, dan salat bersama. Negatif nya, tidak bisa bertemu Bapak dan Ibu Guru, serta tidak bisa bertemu dengan Teman- teman. Selama PJJ berlangsung, terkadang ada rasa bosan yang saya rasakan karena lebih banyak ada di rumah. Bosan karena tidak bisa kemana-mana. Biasanya jika saya sedang bosan, saya main video game, menonton televisi, membaca buku, menggambar, dan kadang saya suka minta agar diajak oleh Ayah bersepeda. Selama pandemi, ada peristiwa sedih yang saya alami yaitu ketika ayah terpapar COVID-19. Awal ayah kena COVID-19, saat ayah sedang pergi dinas ke Gresik- -

karena ada peresmian ruas jalan tol baru, dalam perjalanan pulang ayah terpapar COVID-19 sampai harus dirawat di rumah sakit kurang lebih 2 minggu. Saya merasa sedih karena saat ayah dirawat tidak bisa dijenguk, hanya bisa mendoakan ayah agar cepat sembuh. Alhamdulillah setelah 2 minggu dirawat ayah saya sembuh dengan hasil PCR negatif, dan ayah bisa berkumpul bersama kami sekeluarga. Hikmah yang bisa saya ambil saat pandemi ini adalah kita lebih banyak di rumah, jadi merasa lebih dekat dengan keluarga. Banyak diisi dengan kegiatan positif dengan banyak beribadah agar dilindungi dari virus ini. Kita juga lebih memperhatikan kesehatan, rajin minum vitamin, makan makanan sehat, dan suka berjemur agar dapat vitamin D dari sinar matahari agar tulang tetap sehat. Doa dan harapan saya adalah semoga pandemi COVID-19 baik di Indonesia maupun di muka bumi ini segera hilang. Agar kita bisa sekolah seperti biasa, bisa bertemu Bapak Ibu guru, bertemu Teman-teman agar bisa belajar dan bermain bersama. Selama PJJ, menurut saya kegiatan belajar nya sudah seperti sekolah biasa. Saya harus bangun pagi agar tidak terlambat masuk ke ruang Zoom. Pagi hari masuk kelas tahsin tahfiz, selanjutnya belajar sampai siang. Semoga segera ada vaksin untuk anak anak, agar kita bisa terlindungi dari virus COVID 19, jika sekolah tatap muka dimulai kita lebih tenang dan aman. Kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir, yang bisa kita lakukan adalah berdoa agar virus ini segera hilang di muka bumi. Usaha kita untuk menjaga kesehatan dan menjalankan protokol Kesehatan dengan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menjauhi kerumunan. Kita sama-sama berdoa agar virus COVID-19 hilang dari Indonesia maupun di muka bumi. Agar kita bisa pergi ke sekolah lagi dan bisa bertemu teman-teman serta Bapak Ibu guru. -

Suka Duka Yang Kurasakan Saat PJJ Athifa Arijbelva Abqary Syahfitri Assalamu'alaikum... H ai! Teman-teman. Kalian tahu nggak sih apa itu pandemi COVID-19? Di sini, aku ingin mencoba sedikit menjelaskan apa itu pandemi COVID-19. yang ku- tahu tentang pandemi COVID-19 setelah melakukan beberapa riset, pandemi COVID- 19 adalah pandemi yang disebabkan oleh virus yang bernama SARS cOv-2 atau Orthocoronavirinae yang biasa disebut Corona. COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Ditemukan oleh seorang dokter bernama Dr. Zhang Jixian (54) pada 01 Desember 2019. COVID-19 adalah salah satu virus corona yang umumnya ditemukan pada hewan. Banyak yang bilang bahwa COVID-19 berasal dari kelelawar, tetapi sumber pasti dari COVID-19 masih diteliti oleh para ilmuwan. Apa Teman-teman tahu mengapa pemerintah mengharuskan semua sekolah mengadakan PJJ? Seperti yang kita tahu, bahwa pandemi COVID-19 melanda hampir ke seluruh dunia termasuk Indonesia, karena virus ini sangat mudah menular ke semua orang, termasuk anak- anak. Akibatnya, bisa membuat Anak-anak seperti kita bisa tertular dan menjadi sakit. Karena itu agar menghindari kluster COVID-19 di sekolah, maka pemerintah mewajibkan seluruh sekolah agar menerapkan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Artinya kita harus belajar dan melakukan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dari rumah menggunakan sarana telekomunikasi, atau belajar secara daring. Saat tahu sekolah ditutup sementara dan harus PJJ atau sekolah daring dari rumah, perasaanku bercampur aduk, antara senang, khawatir dan sedih. Karena tidak bisa bertemu teman ataupun guru saat belajar dan aku tidak bisa bermain di sekolah lagi. Saat PJJ aku belajar online melalui aplikasi Google Meet, lama-lama berganti jadi Zoom (terfavorit). Aku menggunakan laptop bekas Ayahku untuk PJJ, saat pagi aku harus ikut Zoom T2Q menggunakan HP Bunda, saat Zoom KBM aku menggunakan laptop. Aku biasanya belajar sendiri, jika bingung aku akan cari tutorial di YouTube, terutama mata pelajaran Matematika. Tugas yang diberi guru kadang sulit, kadang mudah. Tetapi memahami materi itu mudah, karena adanya buku materi dan tutorial dari YouTube. Dan terkadang, aku bertanya kepada Ayah yang pandai dalam mata pelajaran Matematika. Saat aku bosan karena di rumah terus, aku biasanya menggambar asal-asalan sekaligus belajar menggambar lebih bagus lagi, aku juga suka menonton kartun di TV sambil makan cemilan dan aku- -

juga suka diam-diam memainkan HP Ayah, hehehehee. Namun selama pandemi ini, menurutku ada peristiwa yang sedih yang terjadi. Ketika tahu dari berita di TV dan media social, kalau ternyata banyak Ulama di seluruh dunia yang berguguran (meninggal) satu per satu, seperti Syekh Ali Jaber dan ulama lainya. Juga banyak pengumuman orang meninggal yang berarti tanda-tanda akhir zaman semakin dekat. Aku juga sedih, karena COVID-19, pemerintah tidak bisa mengizinkan kita bepergian keluar rumah. Jadinya aku tidak bisa mengunjungi rumah sepupuku di Sukabumi dan tidak bisa mudik pulang kampung ke rumah Nenekku di Semarang. Padahal sebelumnya aku dan keluargaku setiap lebaran tahunan selalu mengunjungi rumah Nenekku. Bagiku hikmah pandemi yang kurasakan itu, seperti bisa berkumpul bersama keluarga, juga bisa bantu Bunda bikin roti, dan yang paling penting, aku merasa adanya pandemi COVID-19 ini, Bumi jadi lebih bersih dari sebelumnya. Mengingat manusia adalah perusak Bumi. Apakah Teman-teman juga merasakan hal yang sama? Aku yakin Teman-teman juga merasakan hal yang sama kan? Karena sebelum pandemi hadir, semua orang bisa beraktivitas di luar dengan bebas, mengakibatkan banyaknya polusi dan pencemaran di mana-mana. Doa dan harapanku hanya sebatas, semoga semuanya bisa kembali seperti semula dan semoga COVID-19 bisa hilang dari alam semesta. Selain itu aku ingin bisa bermain di sekolah bersama Teman-teman dan bersantai di rumah saat hari libur. Semoga harapanku dikabulkan Allah Swt. Aamiin… Di sini aku ingin memberikan usulan terkait PJJ. Untuk sekolah, kuharap bisa segera menyelenggarakan PTM (Pembelajaran Tatap Muka). Karena menurutku, jika PJJ diselenggarakan terlalu lama, bisa berakibat buruk bagi banyak pihak, misalnya murid yang akan kesulitan belajar, atau orang tua menjadi kelelahan dalam mendampingi anak saat PJJ. Untuk pemerintah, aku mohon agar cepat menangani kasus COVID-19, jika belum bisa, minimal memberi kuota gratis untuk pelajar yang terpaksa mengikuti PJJ. Banyak orang yang sulit belajar karena krisis signal dan kuota yang mahal. Bahkan ada yang tidak bisa belajar karena tidak punya HP atau alat telekomunikasi lainnya. Inilah sedikit cerita suka dan duka yang kurasakan saat menjalani PJJ di masa pandemi COVID-19, juga doa dan harapanku. Kuharap Teman-teman semua tetap bersabar dan terus berdoa kepada Allah Swt. di kala pandemi COVID-19 ini. Sekian dan terima kasih sudah membaca. Wassalamu'alaikum... -

Pengalamanku Saat PJJ Rachel Nakila Hawari B erawal pada bulan Februari 2019 di salah satu kota di China bernama kota Wuhan salah seorang warganya mengidap penyakit yang diduga sebagai pe- nyakit flu. Setelah diperiksa ternyata pria tersebut mengidap penyakit flu yang berasal dari virus yang bermutasi dan berubah menjadi lebih ganas. Selanjutnya dilakukan penelitian lebih lanjut dan para ilmuwan menyimpulkan bahwa virus yang diidap oleh pria tersebut dinamakan COVID-19. Pandemi covid adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang menular dan sudah menyebar di semua negara hingga menyebabkan kematian. Pandemi covid mengharuskan kita melakukan Prokes 3M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. COVID-19 memasuki Indonesia pada bulan maret 2020 membuat semua orang resah dan ketakutan. Sampai saat ini, Pemerintah Indonesia mencoba untuk mengurangi penularan COVID-19 dengan cara membatasi kegiatan di masyarakat, semua kegiatan dibatasi mulai dari perkantoran, pusat perbelanjaan dan termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan belajar mengajar pun berubah menjadi PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) melalui online dengan menggunakan internet. Adanya PJJ ini saya sangat sedih karena tidak bisa bertemu Guru dan Teman-teman. Sebelum pandemi biasanya saya bangun subuh untuk salat dan tidak lama bersiap- siap berangkat ke sekolah dengan penuh semangat. Selesai belajar saya salat Zuhur bersama guru dan teman. Sebelum pulang dan masuk mobil atau motor saya. Setelah sampai rumah terkadang saya mandi, terkadang tidak mandi. Kemudian saya mengerjakan PR atau jika kecapean saya tidur siang. Saya bangun terus saya salat Asar, saya akan makan kalau sedang lapar. Namun ada yang berbeda ketika PJJ, saya tidak bersemangat karena tidak bisa bertemu dengan Teman-teman. Waktu pertama PJJ saya biasanya menggunakan laptop. Tak tahu kenapa ini laptop terkadang suka tiba-tiba mati saat saya sedang pembelajaran di Zoom, karena laptopnya error jadi saya Zoom nya menggunakan hp Bunda. Kalau laptop saya tiba- tiba mati dan hp bunda sedang dibawa pergi, saya menggunakan hp ayah. Terkadang saya kesal dan sedih kalau menggunakan hp ayah karena suka low battery dan langsung mati. Walaupun demikian tapi saya bersyukur masih bisa mengikuti ruang Zoom. Coba kalau hp bunda tidak ada, hp ayah mati dan laptop saya error, saya jadi tidak bisa mengikuti pembelajarankan. -

Biasanya saya mengikuti pembelajaran sendiri, karena Ayah kerja dan Bunda melakukan pekerjaan rumah. Sedangkan materi yang disampaikan guru, terkadang saya mudah dan terkadang sulit untuk memahaminya, terutama pelajaran IPA. Saya senang belajar online karena belajarnya di rumah, kalau ada yang tidak dimengerti bisa bertanya kepada Ayah atau Bunda. Biasanya saya mandi setelah selesai pembelajaran pertama di Meet. Terkadang aku sedih saat pembelajaran, jika ingin bertanya harus raise hand, harus mute dan on video. Kalo ada yang rusak speaker dan videonya harus diketik di chat. Tapi kalo chat on, semuanya jadi ngechat terus. PJJ harus ada wifi yang sangat bagus, karena kalau jaringan wifinya jelek, kadang kalau ada yang ditanya tiba-tiba left dari ruang Zoom. Jadi ribet kan dan itu semua membuat saya tidak nyaman dan kurang bersemangat. Saat PJJ saya merasa sangat bosan sekali, karena semua harus berada di rumah, saya sangat ingin bepergian, tetapi pemerintah tidak memperbolehkannya. Jadi ketika bosan, terkadang saya olahraga, bermain sepatu roda bersama adik saya Raffael, bermain sepeda, jogging bersama keluarga, dan kadang bermain ayunan atau bermain air bersama. Saya sedih kalau ada saudara yang meninggal karena COVID-19, selain itu tidak bisa bertemu Guru dan Teman-teman, tidak bisa bepergian bersama keluarga, kalau mau pergi, harus pakai masker terus atau pakai face shield, belum lagi ada syarat harus sudah vaksin. Tapi kan umur saya masih 11 tahun, sedangkan yang boleh di vaksin kan harus 13 tahun keatas. Hikmah dari pandemik ini, saya menjadi lebih dekat dengan keluarga, bisa bermain bersama keluarga, saya sering membantu bunda bersama adik dan kakak saya, karena ayah bekerja dari rumah bersama komputernya, jadi ayah bisa membantu saya mengerjakan soal tugas atau PR. Selain itu Rasulullah saw. pernah bersabda “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu a ta’ala untuk menguji hamba- hambanya dari kalangan manusia. Maka apabila mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kau lari daripadanya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin zaid). COVID-19 juga mengingatkan kita bahwa manusia tak bisa menyombong kan diri dengan kemampuan atau harta yang dimilikinya karena semua milik Allah. Saya berharap semoga sekolah dan pemerintah di dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak-anak selama PJJ. Semoga COVID-19 ini bisa berakhir dan kita bisa berhidup tatap muka dan hidup normal seperti biasa. Aamin ya rabbal alamin. -

PJJ di Hati Muhammad Firly Fadillah A ku Firly, aku punya sahabat yang membuatku nyaman walaupun semuanya nyaman tapi ada yang lebih nyaman untukku, namanya Sakha dan Nibras. Hatiku sedih karena selama dua tahun kurang aku tidak bisa bertemu dan melihat wajah Teman-teman secara langsung. Semoga covid ini segera usai dan aku bisa bertemu Teman-teman ku lagi. COVID-19 muncul pada bulan Desember 2019 di China, dan mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2020 bulan Maret, pemerintah Indonesia mulai mengadakan PSBB dan lockdown. Ketika aku kelas 4 Sholih, aku mulai belajar online, pertama-tama aku bingung cara menggunakan Google Classroom seperti apa. Ketika itu, Bu Guru sudah mengirimkan materi dan tugasnya. Murid-murid tinggal mengerjakannya saja. Tapi, semakin kesini sudah semakin canggih karena banyaknya aplikasi yang digunakan ketika jam pembelajaran. Sekarang aku sudah kelas 6 Sholih, aku dan Teman-teman selalu menggunakan aplikasi Zoom ketika pembelajaran. Awal awal saya belum tahu apa itu PJJ, ternyata PJJ itu singkatan dari Pembelajaran Jarak Jauh. Perasaanku senang karena banyak waktu luang untuk bermain dan berkumpul bersama keluarga, ketika sekolah ditutup. Tapi, semakin kesini perasaanku semakin campur aduk, karena ada perasaan bosan dan jenuh, harus selalu belajar di dalam rumah, tidak bisa keluar untuk bermain bersama Teman-teman. Dan tidak bisa menyalurkan hobiku bermain sepeda, karena awal covid semua orang dilarang untuk keluar rumah. Tapi semakin kesini semakin longgar, aku bisa menyalurkan hobiku kembali untuk bermain sepeda. Tidak Cuma itu, aku juga jadi tahu aplikasi Zoom dan Google Meet, cara menggunakannya dan cara mensettingnya. Aku bosan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), karena setiap hari aku selalu duduk diam selama beberapa jam di depan laptop. Alat yang biasa aku gunakan ketika PJJ yaitu laptop dan hp, tapi aku lebih sering menggunakan laptop ketika belajar. Saat PJJ aku biasanya tidak didampingi oleh orang tuaku, karena mereka mempunyai kesibukan sendiri sendiri. Tapi ketika kesusahan mengerjakan tugas biasanya aku bertanya ke kakakku. Di kelas 6 Sholih ini, aku merasa sedikit kesusahan untuk mengerjakan tugas, mungkin karena ini materi baru di kelas 6. Tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak dan Ibu Guru ketika kelas 4 dan 5 itu mudah dan aku bisa mengerjakannya, berbeda di kelas 6 aku agak kesusahan. Alhamdulillah biasanya aku dibantu oleh kakakku untuk menyelesaikan tugasku. Aku kesulitan mengerjakan Matematika di kelas 6 ini, menurutku pelajaran tersebut -

membuat otakku sedikit panas dan ingin meledak. Karena PJJ jadi aku agak kesulitan untuk bertanya langsung ke guru, dan biasanya ketika aku kesulitan mengerjakan soal tersebut aku bertanya ke Teman-teman yang paham atau bertanya ke kakakku. PJJ itu banyak suka dukanya buat aku, sukanya bisa bermain game setelah belajar. Dan dukanya tidak bisa bermain keluar rumah dan harus selalu menggunakan masker kemanapun dan dimanapun. Sesak rasanya kalau harus menggunakan masker kemana mana. Ingin membuka masker, tapi takut terkena covid. Bosan dan sangat bosan ketika harus selalu PJJ dan berdiam diri di rumah. Biasanya untuk mengatasi kebosanan di rumah, aku bermain game Free Fire, Assassin, GTA 4 atau Minecraft, dan menonton tv, serta bermain sepeda bersama teman saat sore hari. Setiap Sabtu dan Minggu pagi, aku bermain sepeda bersama ayah ke Bukit Cimanggu dan ke Tugu Kujang. Aku juga biasanya bermain PS 4 bersama sepupu-sepupuku di rumah. Lalu Bermain bola bersama-sama dan pergi ke warnet. Tapi, aku juga tidak lupa mengerjakan tugas sekolah dan menambah hafalan bersama orang tuaku di rumah ba’da magrib. Awal covid aku bahagia, karena bisa berkumpul dan berbincang bersama orang tua dan kakak- kakakku. Ketika itu mereka mengerjakan semuanya pekerjaannya di rumah jadi waktuku dan keluargaku cukup banyak dan menyenangkan. Covid membuatku sangat jenuh, karena tidak bisa bermain bersama Teman-teman dan tidak bisa sekolah seperti biasa. Sekolah pun harus online dan tidak bisa bermain sepedah bersama ayah, serta tidak bisa bertemu saudara yang ada di Lampung dan tidak bisa pergi ke tempat wisata keluarga, yang pasti dilarang mudik. Yang membuatku sedih ada beberapa tetanggaku yang terkena covid. Jadi aku dan keluargaku harus berhati-hati ketika keluar dari rumah. Alhamdulillah, sekarang sudah membaik dan sudah sehat seperti biasanya. Dibalik kesedihan pasti ada kebahagiaan, begitu juga dengan covid. Kita sebagai manusia harus bisa mengambil hikmahnya, yang pasti hikmah yang aku rasakan atau yang aku dapat adalah harus lebih banyak bersyukur dan menjaga kesehatan tubuh kita masing masing dan harus lebih memperbanyak beristirahat dan jangan lupa salat lima waktu dan memperbanyak istighfar. Harapanku, semoga pandemi ini segera berlalu agar bisa cepat masuk sekolah seperti biasanya lagi dan semoga tempat liburan atau wisata keluarga bisa secepat dibuka, serta tidak ada lagi kasus COVID-19. Selamat tinggal covid, selamat datang hidup yang sehat. Aku punya ide untuk PJJ yaitu agar sekolah memberikan kuota agar belajar online di rumah tidak terputus-putus karena kehabisan kuota. Ini masalah yang sering aku dan Teman- temanku alami yaitu kehabisan kuota. Semoga kedepannya PJJ cepat berlalu dan bisa belajar kembali di sekolah bersama Teman-temanku di 6 Sholih. -

Belajar di Rumah Selama COVID-19 Nazwa Alika Latanza Priawan A ku Nazwa, sekarang sudah duduk di kelas 6 Taqwa. Aku ingin cerita sedikit tentang pengalaman Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang aku alami bebera- pa tahun belakangan ini. Mungkin, Teman-teman ku juga mengalami dan merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Langsung aja kali ya. Pengalamanku selama PJJ adalah aku berusaha menikmati sistem PJJ ini sambil memanfaatkan banyak waktu yang tersedia. Aku memulai untuk belajar mengenai hal-hal yang baru. Alasan melakukan pembelajaran online adalah karena karantina 2020 yang disebabkan karena virus corona yang menyebar luas di Indonesia. Merasakan suasana dan cara belajar yang baru dan berbeda yaitu pembelajaran jarak jauh atau online. Rasanya aneh bila sekolah tutup, aku dan Teman-temanku merasa sedih dan kesepian juga, karena merasa sedikit bingung dengan pembelajaran jarak jauh. Pertama kali PJJ aku dan Teman-temanku merasa aneh belajar melalui layar kaca, tanpa bertemu secara fisik dengan Guru dan Teman-teman. Aku sangat rindu dan ingin merasakan belajar dan bermain bersama, tertawa dan bercanda tanpa ada batasan fisik seperti sekarang ini. Berlari dan melatih gerak fisik seperti berolahraga bersama Teman-teman di halaman rumput sekolah. Serta, mengobrol di depan kelas bersama dengan Teman-teman lainnya. Sehingga aku sangat merindukan sekolah kembali buka seperti sebelum pandemi, agar aku bisa kembali menjalin kenangan bersama Teman-teman di SDIT QA Baitussalaam. Selama menjalani PJJ aku memerlukan dukungan dari orang tua dan fasilitas seperti HP dan laptop, dukungan wifi atau kuota, bergantung juga pada kekuatan sinyal dan banyaknya kuota yang aku punya. Memiliki kuota seperti memiliki energi untuk memasuki dunia maya, belajar dan bertemu Teman-teman di layar kaca. Menjalani PJJ juga harus bisa menggunakan teknologi, harus aktif belajar mandiri, aktif bertanya ketika menemukan hal yang tidak dimengerti saat PJJ dan mencari serta menggali informasi mengenai perkembangan aplikasi media belajar dan informasi terkait pembelajaran dan tugas yang harus dikerjakan. Aku juga sukanya ketika menjalani PJJ yaitu tidak harus berangkat ke sekolah, sehingga banyak waktu luang di rumah dan tidak banyak waktu terbuang di jalan. Hikmah dari adanya PJJ buat aku yaitu aku dipaksa bisa menggunakan perangkat- -

teknologi Zoom, Google Meet, upload tugas, sehingga aku merasa harus belajar lagi tentang teknologi, terutama hp dan laptop. Namun ketika ada suka, pasti ada duka nya juga, dengan PJJ aku tidak bisa mengobrol bebas dengan teman teman sekelasku, pertemuan dan ruang kontak aku hanya sebatas layar kaca. Aku harus selalu menjaga jarak tidak diperbolehkan berkumpul dan berkerumun seperti dulu. Pembelajaran jarak jauh itu ada kekurangan dan kelebihannya. Kelebihannya adalah aku mempunyai pengalaman baru, seperti bisa memakai media sosial dengan lebih baik, lebih modern dan santai. Tetapi untuk kekurangannya, tidak merata untuk Anak-anak yang kurang mampu, tidak semua orang mempunyai kapasitas internet yang lebih untuk pembelajaran jarak jauh, ada juga yang memang dari segi ekonomi belum memadai. Lalu, kita juga harus mempunyai barang elektronik yang memadai untuk melakukan pembelajaran ini. Saat pandemi seperti ini, biasanya membuat semua orang harus berdiam diri, mengurangi berkerumun, menjaga jarak dan menunggu sampai keadaan membaik. Pandemi corona di Indonesia sudah berjalan hampir 2 tahun, dan ini tentu akan membuatku bosan. Untuk menghindari kebosananku, biasanya aku melakukan kegiatan yang aku sukai, seperti bermain dengan kakak, ibu, ayah juga dengan hewan peliharaan. Di rumah kebetulan aku punya hewan peliharaan: burung, ikan dan kelinci. Kelinci merupakan teman bermainku saat pandemi seperti ini. Kelucuan dan kelincahannya membawa kegembiraan bagiku. Hikmah yang aku dapat ketika pandemi sekarang ini adalah aku bisa selalu berkumpul dengan keluarga dan aku menyadari Allah Mahakuasa, COVID-19 mengajarkanku untuk tidak sombong, semakin bertakwa kepada Allah Swt., beribadah dengan ikhlas, dan mengingatkan akan kematian. Harapanku semoga sekolah bisa dibuka dan aku bisa belajar kembali dengan Teman-teman dan aku bisa bercanda, mengobrol, berlarian bersama mereka. Aku ingin COVID-19 cepat hilang dari muka bumi ini. -

PJJ karena Corona Danish Azzahrawan Bhuwono Assalamu'alaikum... P erkenalkan saya Danish saya ingin bercerita mengenai kegiatan saya saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tau nggak sih kenapa sekarang ada pembe- lajaran jarak jauh? Pembelajaran jarak jauh terjadi karena sekarang sedang ada pandemi virus corona atau biasa disebut COVID-19 sehingga dari bulan Maret 2020 sampai sekarang saya bersekolah di rumah secara online. Untuk lebih jelasnya saya akan menceritakan keseharian saya dan apa itu COVID-19. COVID-19 adalah penyakit berasal dari kota Wuhan yang berada di Cina pada bulan desember 2019 yang disebabkan oleh virus Sars Cov-2. Virus ini telah masuk ke Indonesia pada bulan Maret tahun 2020. Penyakit ini berbahaya karena penularannya sangat cepat sehingga dapat menular melalui pernapasan dan dapat menyebabkan kematian. Sehingga jika mau keluar rumah harus menggunakan masker dan dilarang berkumpul bersama. Sekarang saya akan menceritakan kegiatan saya saat pembelajaran jarak jauh atau PJJ yang terkadang menyenangkan, biasa saja atau membosankan. Selama PJJ saya belajar menggunakan laptop atau handphone milik Bunda, ketika PJJ bersama Guru, saya tidak pernah didampingi oleh Ayah Bunda kecuali ketika mengerjakan tugas dari sekolah terkadang saya didampingi oleh Ayah Bunda, tugas yang diberikan oleh Bapak-Ibu Guru kadang-kadang sulit dikerjakan namun jika tidak mengerti saya suka meminta bantuan kakak saya atau Ayah Bunda untuk menjelaskan tugas tersebut. Alhamdulillah saya selalu mengerti materi yang disampaikan oleh Guru ketika Zoom karena saya memperhatikan ketika Guru menerangkan walaupun terkadang saya malas untuk mencatat pelajaran yang disampaikan oleh Guru. Suka duka saat ketika PJJ yaitu sukanya ketika saya diberikan kesempatan oleh Bunda untuk bermain game ketika hari libur dan sudah menambah hafalan serta menyelesaikan semua tugas dari Guru. Dukanya ketika Zoom tidak dapat bergerak hanya bisa duduk, sehingga menyebabkan punggung dan pinggang saya pegal. Sisi positif dari PJJ yang saya rasakan adalah hafalan saya dapat menambah banyak, lebih sering bertemu Ayah Bunda dan bermain bersama kakak dan adik-adik di rumah. -

Sisi negatif dari PJJ yaitu saya bosan duduk di depan laptop, tidak dapat bermain dengan Teman-teman di sekolah, tidak dapat jalan-jalan ke tempat bermain karena ditutup dan tidak dapat latihan renang lagi. Untuk mengatasi kebosanan terkadang saya berkhayal mengenai hal-hal yang menyenangkan sambil berjalan-jalan di dalam rumah. Kadang-kadang saya suka bermain bareng bersama kakak dan adik-adik, dan setiap hari Sabtu bisa bermain game tapi semua PR yang diberi guru harus selesai semua. Ayah Bunda suka mengajak jalan-jalan ke luar rumah walaupun hanya di dalam mobil saja, namun bagi saya hal itu menyenangkan. Hal yang kurang menyenangkan ketika Ayah mengantarkan Bunda ke rumah sakit sementara saya di rumah bersama kakak dan adik-adik. Tetapi terkadang saya, kakak dan adik-adik ikut pergi ke rumah sakit, dan hanya menunggu di mobil sambil bermain game atau kami dititipkan di rumah Umi (nenek) di Jakarta. Saya harus bersabar ketika menghadapi pandemi COVID-19 karena diberikan kesempatan oleh Allah untuk lebih banyak beristirahat di rumah dan dapat berkumpul bersama keluarga di rumah. Doa yang saya minta kepada Allah yaitu semoga negeri ini bebas dari COVID-19 sehingga saya bisa bersekolah kembali, bermain, latihan renang, dan jalan-jalan bersama keluarga dengan bebas. Dulu saya selalu berdoa untuk bisa masuk sekolah setiap bulan walaupun sebulan sekali, alhamdulillah sekarang ada PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) sehingga bisa datang ke sekolah dua hari dalam seminggu. Begitulah keseharian saya ketika PJJ di rumah, tidak ada yang menarik karena sebagian besar kegiatan dilakukan di rumah walaupun terkadang menyenangkan tapi banyak juga bosannya. Tapi saya bersyukur karena Allah masih memberikan saya dan keluarga saya kesehatan dan berkumpul bersama. -

PJJ saat Covid -19! Flora Dealova Ramadhani H alo namaku Flora, nama lengkapku Flora Dealova Ramadhani. Aku anak kedua dari 2 bersaudara. Aku sekarang sekolah di SDIT QA Baitussalaam ke- las 6 Taqwa. Dua tahun yang lalu munculah wabah COVID-19, dan sekolah pun ditutup. Jadi aku belajarnya jarak jauh atau ngeZoom di rumah. Ternyata bukan cuma aku loh, tapi seluruh dunia juga sekolahnya tutup dan belajar melalui Zoom. Tahun ini, aku masih PJJ di rumah, sama seperti teman-temanku yang lain. Kenapa ya aku dan teman temanku harus belajar di rumah? Yes! Benar jawabannya adalah karena ada Covid. Covid adalah virus menular yang dapat dikatakan berbahaya. Virus ini awalnya muncul di Wuhan, Cina lalu menyebar ke seluruh dunia dua tahun yang lalu dan menyebabkan lockdown di segala penjuru dunia. Covid adalah virus yang mematikan sudah banyak yang terkena covid dan meninggal. Virus COVID-19 itu sangatlah berbahaya. Gejala covid adalah flu, batuk-batuk, sesak, dan lain-lain. Tetanggaku ada yang meninggal karena terkena COVID-19, gejala sama seperti yang aku sebutkan di atas, yaitu: batuk dan sesak. Alhamdulillah, keluargaku di rumah sehat, karena selalu menjaga protokol kesehatan. Tetapi, kata Bunda ku, ada dari keluarga bunda yang terkena covid, yaitu tanteku yaitu tante Tantri. Tapi Alhamdulillah, tanteku sudah sembuh kembali. Covid membuat aku dan Teman-teman belajar di rumah. Karena pemerintah memutuskan untuk menutup sekolah, mal, tempat wisata, dan tempat peribadatan. Awal aku sekolah di rumah, aku masih belum terbiasa, karena harus menggunakan Google Form (GF) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Perasaanku sedih karena aku tidak dapat bertemu dengan teman secara langsung dan belajar secara langsung. Sekolah pun ditutup tidak ada suara yang ramai dengan candaan Teman- temanku di kelas 6 Taqwa. Belajar di rumah itu membosankan, karena tidak ada teman untuk bercanda dan mengobrol. Yang paling sedih tidak bisa bertemu dengan Bapak dan Ibu Guru seperti biasa. PJJ membuat aku merasa sendiri dan sepi. Karena di rumah harus belajar sendiri di dalam kamar, tapi biasanya aku ditemani Ayah atau Bunda ketika mereka sedang tidak sibuk. Tapi tetap ada perbedaannya antara suasana di rumah dan suasana di kelas yang ramai karena banyak anak akhwat yang berlarian dan mengobrol sana sini. PJJ juga membuatku bingung karena susah untuk bertanya ketika tidak paham dengan pembelajaran tersebut alias pembelajarannya susah untuk masuk ke otak. Ketika merasa jenuh, aku akan mengerjakan pekerjaan yang lain seperti menggambar dan main game. Untuk PJJ tahun ini, aku sudah sedikit terbiasa, dibanding tahun sebelumnya. -

Dan biasanya aku menggunakan alat seperti : laptop dan handphone. Terkadang aku kesal dengan PJJ, karena harus menggunakan data dan wifi. Karena ketika jaringannya tidak bagus suka macet-macet dan akhirnya ketinggalan pembelajaran. Setiap Minggu, biasanya Bapak dan Ibu guru memberikan tugas yang menurutku agak susah, tapi aku masih sanggup untuk mengerjakannya. Jika, aku masih belum paham dengan materi yang diberikan, biasanya aku akan terus berusaha memahaminya lebih lanjut. PJJ itu mempunyai sisi negatif dan positifnya juga loh. Sisi negatifnya yaitu aku menjadi kurang fokus dan lambat dalam memahami materi, untuk sisi positifnya aku bisa lebih tenang mengerjakan Tugas-tugas yang diberikan. Karena banyaknya waktu untuk mengerjakan tugas, dan bisa dikoreksi oleh Ayah atau Bunda sebelum dikumpulkan. Kapan covid ini akan selesai? aku sudah bosan diam di rumah dan harus PJJ di rumah. Aku kangen dengan Teman-teman dan ingin bermain lagi. Ketika aku merasa bosan, biasanya aku bermain game bersama Teman-teman dan kakak secara online. Ketika covid, Bunda juga jarang memberiku uang jajan, berbeda jauh ketika aku sekolah. Ketika sekolah tabunganku bisa terus bertambah, dan untuk sekarang ini tabunganku tidak bertambah karena tidak diberi uang jajan. Covid cepatlah pergi agar tabunganku bertambah lagi. Tetapi, setiap musibah pasti ada hikmahnya. Seperti bisa berkumpul terus bersama keluarga dan jadi rutin salat berjemaah. Hatiku senang karena Ayah dan Bunda beberapa bulan lalu selalu ada di rumah menemani aku dan kakakku. Yang biasanya Bunda sibuk dinas keluar kota dan Ayah yang selalu berangkat ke kantor pagi dan pulang malam. Karena covid Ayah dan Bunda selalu ada di rumah menemaniku. Yeeeay hatiku senang sekali karena orang tuaku ada dirumah. Doa dan harapanku di tahun 2021 ini semoga pandemi COVID-19 segera hilang, agar sekolah dibuka dan bisa bertemu dengan Teman-teman, sehingga aku bisa belajar tatap muka kembali. Aku kangen ngobrol dengan Teman-teman dan bercanda di dalam kelas. Aku kangen suasana kelas, aku kangen makan kudapan bareng dan makan siang bareng. Ya Allah semoga covid segera pergi dari muka bumi ini. Aamiin. Aku punya usulan untuk sekolah, semoga sekolahku segera dibuka atau belajar di sekolah dengan tatap muka. Dan untuk pemerintah semoga mengizinkan untuk membuka sekolah dan belajar tatap muka, walau pun menggunakan masker itu sangat sesak. Tapi aku akan menjaga prokesnya, jika sudah sekolah tatap muka. Semoga semua Teman-temanku yang sedang belajar online sama sepertiku diberikan kesehatan dan diberikan rezeki yang banyak oleh Allah untuk membeli kuota. Dan tetap menjaga kesehatan ya. Salam kangen dariku untuk Teman-teman kelas 6 Taqwa. -

Sheza's Life during the Pandemic Sheza Zahrany V irus yang menyerang Dunia dari tahun 2020 ini dinamakan Virus COVID-19, virus ini berasal dari Wuhan, China yang menyebar dengan cepat ke negara kita tercinta yaitu Indonesia. Dengan penyebaran yang cukup cepat, qodarullah, virus ini membuat sekolah kita tercinta, SDIT QA Baitussalaam harus ditutup. Sheza agak sedih sih gara-gara sekolah tutup, tapi Sheza harus tetap semangat buat belajar supaya bisa dapat nilai yang cukup baik. Dikarenakan virus ini kegiatan apapun diluar sana harus memakai masker dan tidak boleh lupa membawa hand sanitizer. Di saat itu pedagang kecil kesusahan mencari uang. Sheza awalnya sangat senang dengan keputusan sekolah untuk libur selama 2 minggu namun karena kasus corona semakin bertambah jadi kita harus sekolah dari rumah selama kurang lebih 2,5 tahun. Sheza kalau PJJ selalu di kamar dengan menghadap depan jendela atau di depan meja belajar, untuk mendapat lighting yang cukup bagus. Sheza kalau sedang PJJ sangat suka memakai laptop Ayah. Terkadang kalau saat PJJ, Ayah dan Bunda sedang kerja sehingga tidak dapat mendampingi dari awal. Sheza juga saat PJJ suka digangguin adik Luqman karena dia mau menonton Babybus, Little Angel, dan Vlad and Niki di TV. Kalau masalah tugas Sheza kadang mengerti dan kadang tidak mengerti. Sehingga Sheza sangat suka mengerjakan tugas bersama teman atau Ayah. Sheza saat PJJ semakin sering bertanya ke Bapak atau Ibu Guru karena tidak mengerti dengan pelajaran yang disampaikan. Segi positif dan negatif Sheza saat menjalani PJJ, yaitu kalau dari segi positif tidak terlalu capek karena jadwal sekolah hanya dua jam. Segi negatif dari PJJ kelamaan depan laptop membuat mata Sheza lelah dan capek. Sheza ada hobi baru saat pandemi nih Teman-teman. Sheza saat pandemi suka sekali membuat hand lettering dari brush pen dan design Canva untuk tugas sekolah. Kalau dengan keluarga Sheza sangat suka saat main zombie-zombiean, kejar-kejaran, dan main dino bareng adik Luqman dan Aiyra. Di saat pandemi, Sheza juga mendapatkan pengalaman sedih, yaitu Abah di diagnosa oleh Dokter terkena kanker paru-paru sehingga melewati beberapa operasi di Rumah Sakit Rotinsulu, Bandung Jawa Barat, dan yang kedua yaitu semua keluarga besar di Bandung dan Cirebon terkena Virus COVID-19. Doain abah supaya cepet sehat yaa. -

Hikmah yang bisa didapat oleh Sheza saat pandemi cukup basic, tapi sangat berarti selama virus covid ini melanda. Jadi yang pertama adalah bisa lebih dekat dengan keluarga, dan yang kedua adalah lebih berhati-hati, dan lebih menjaga kesehatan, dan dengan belajar di rumah aja, Sheza lebih mengerti dengan namanya teknologi, contohnya Zoom, Ms Word, dan Canva. Saran untuk PJJ selanjutnya adalah lebih banyak berinteraksi antar murid dan guru di ruang Zoom supaya murid tidak terlalu bosan di ruang Zoom. Internet Ibu dan Pak Guru diusahakan tidak ada gangguan signal karena memperlama pembelajaran dari rumah. Tetap semangat yaaa…selama virus ini melanda… Kata ibu Kartini, “Habis Gelap, Terbitlah Terang.” Jadi kita harus percaya bahwa kesedihan yang melanda pasti ada kesenangan yang akan datang. Sekian dulu yaa cerita dari Sheza, semoga kalian senang dengan cerita Sheza dan jangan lupa untuk ambil sisi positifnya. Terimakasih semuanya love you all <3 -

COVID-19 Membuatku Sedih Fathia Khansa Hanifah P andemi COVID-19 banyak memakan korban, baik yang sakit maupun yang meninggal dunia. Banyak pula yang sembuh dari wabah ini, selama tubuh dan imun terjaga, kita akan terhindar dari COVID-19. Pandemi banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan karena toko-toko tutup, yang berdagang pun tak sedikit yang mengalami kebangkrutan atau gulung tikar karena pandemi ini. Membuat orang yang sedang bekerja pun melakukan tugasnya di rumah sampai ada pegawai yang terkena PHK. Aku pun tidak bisa banyak beraktifitas di luar rumah karena keterbatasan kegiatan di luar rumah serta saling menjaga agar tidak ada yang terpapar oleh COVID-19. Terutama aku tidak bisa berangkat ke sekolah, tidak bisa jalan-jalan bersama keluarga, tidak bisa bersilaturahmi ke rumah saudara bahkan aku merasa sedih ketika kegiatan tersebut dibatasi atau tutup. COVID-19 di lingkungan rumahku, alhamdulilah, tidak ada yang terpapar karena keamanan di sana sangat ketat dan saling menjaga satu sama lain. Di rumahku pun memiliki aturan ketika keluar rumah langsung mandi, sering cuci tangan ketika keluar rumah, memakai masker ketika keluar rumah serta harus mendapatkan izin dari Bunda ketika akan keluar rumah. Sama halnya seperti kebijakan di pemerintah, selain 3M pemerintah pun melakukan kebijakan PPKM serta ganjil genap. Hal ini dilakukan karena untuk memutus mata rantai COVID-19. Aturan itu dilakukan di jalan. Saya melihat banyak polisi untuk melaksanakan aturan tersebut. Ketika sekolahku ditutup, aku di kelas empat. Aku merasa sedih ketika ada pengumuman sekolah ditutup. Aku pun merasa sedih karena tidak bisa bertemu Teman-teman, tidak bisa belajar di ruang kelas dan tidak bisa bertemu dengan Bapak dan Ibu Guru. Kamipun harus belajar di rumah menggunakan hp atau laptop dan terkadang terkendala dengan sinyal. Aku melakukan pembelajaran jarak jauh menggunakan handphone. Aku sering belajar sendiri tanpa didampingi oleh Bunda, namun terkadang bunda sering mengawasiku sedang belajar. Aku merasa senang ketika belajar di rumah karena aku selalu dekat dengan adik-adikku ketika belajar namun lama kelamaan aku pun merasa bosan namun aku sering melepaskan bosan itu dengan menggambar. -

Tugas yang diberikan oleh Bapak Ibu Guru terkadang sulit karena aku tidak paham materi yang disampaikan karena terkendala oleh sinyal handphone yang sering tidak terkoneksi, jadi aku kadang tidak bisa mengikuti PJJ dengan sepenuhnya. Kalau ada kesulitan dalam mengerjakan tugas atau dalam memahami materi aku bertanya kepada Bunda, atau Bapak dan Ibu Guru. Aku suka panik ketika kendala sinyal, namun aku bisa mengatasinya dengan mencari tempat yang ada sinyal supaya aku bisa fokus belajar. Terkadang aku merasakan rasa sedih, bosan, dan kecewa. Karena aku tidak bisa belajar seperti semestinya belajar di sekolah. Tidak bisa bertemu teman, belajar dengan Bapak dan Ibu Guru dan aku juga tidak bisa membaca buku di perpustakaan dan tidak bisa bermain bersama Teman - teman. Selama belajar di rumah dengan sistem PJJ yang aku gunakan handphone, kalo jaringan lagi bagus aku bisa mengikuti pelajaran dengan baik, namun kalo sedang ada gangguan dengan jaringan aku tidak bisa mengikuti pelajaran sepenuhnya. Jadi saat ada pelajaran yang tertinggal aku bertanya kepada orang tua. Kalau bosan, aku lebih banyak bermain gadget, terkadang Bunda suka mengingatkan aku untuk tidak banyak bermain gadget dan membatasi dalam bermain gadget. Aku suka merasa kesal kalau Bunda suka menegur aku waktu bermain gadget. Sebenarnya memang bukan salah Bunda tapi aku yang salah karena keasyikan main gadget sampai lupa untuk melakukan tugasku di rumah yang sudah Bunda berikan ke aku. Aku merasa sedih ketika bunda ku jatuh sakit karena pandemi ini. Bunda harus di rawat di RS, sedangkan aku dan keempat adik ku harus isoman di rumah, walau aku dan adik-adik tidak terpapar namun kami harus tetap di rumah bersama embah yang juga sakit karena terpapar. Aku dan adik-adik harus berpisah sama Bunda untuk hari yang lama. Ada rasa rindu, ada rasa resah, ada yang takut. Aku takut kehilangan Bunda. Aku selalu berdoa untuk kesembuhan Bunda. Begitu pun dengan adik ku yang kecil selalu menangis saat ingat bunda dan kami hanya bisa tatap muka hanya dengan Video Call untuk mengobati rasa rindu kami sama Bunda. Selama pandemi ini aku jadi faham bahwa covid itu ada dan sedang melanda negeri ini. Aku jadi harus menjaga kesehatan dengan memakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak dan tidak berkerumuman dengan orang-orang di sekitar kita, serta tidak lupa mencuci tangan setelah pergi. Semoga pandemi ini segera berakhir di negeri ini dan kami bisa sekolah kembali, belajar di sekolah dengan bapak dan ibu guru, bermain bersama, teman-teman terulang sekolah dan aku juga ingin membaca buku lagi di perpustakaan. -

Pengalamanku Saat Covid Muhammad Abdurrahman T eman-teman aku ingin menceritakan pengalamanku saat pandemi covid yang sekarang sedang dirasakan oleh hampir seluruh penduduk bumi ini. Seperti yang sudah diketahui oleh banyak orang, COVID-19 adalah penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan corona virus yaitu SARS-CoV-2 yg juga sering disebut virus corona. Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia dan kota tempatku tinggal di daerah Bogor, Jawa Barat. Hal ini membuat banyak perubahan diberbagai bidang, diantaranya aku tidak bisa sekolah seperti biasa lagi, tidak bisa bermain dan bertemu Teman-teman dengan bebas seperti sebelum terjadi pandemi ini. Aku sekolah dengan cara Pembelajaran Jarak Jauh. Di mana Murid dan Guru tidak bertemu secara langsung tetapi dengan menggunakan media laptop ataupun dengan handphone. Aku sedih dan bosan dengan keadaan ini, karena selain tidak bisa belajar secara langsung dengan guru dan tidak bisa bermain bersama Teman-teman, mataku juga cepat lelah dan badan suka pegel-pegel karena duduk terlalu lama. Sering juga kurang konsentrasi jika suasana di rumah ramai dan kadang terganggu dengan adik. Dan jika sinyal sedang jelek, suara dan gambar suka hilang sehingga makin bertambah hilang konsentrasi yang menyebabkan aku tidak mengerti apa yang diajarkan oleh Guruku. Karena itu aku lebih suka belajar langsung bersama Bapak atau Ibu Guru di sekolah dan untuk Tugas-tugas pun demikian, lebih suka yang diberikan di sekolah secara langsung daripada tugas di rumah. Karena di sekolah aku bisa bertanya langsung kepada Guru atau Teman-teman jika ada yang belum aku mengerti. Namun ada juga kelebihan belajar online, punya banyak waktu bersama keluarga dan tidak harus keluar rumah. Teman-teman, aku dan keluargaku ditakdirkan merasakan penyakit COVID-19 ini. Berawal dari Ibuku yang demam, batuk dan disertai dengan pusing kepala yang hebat. Kemudian Ibuku di tes COVID-19 dan ternyata positif. Selanjutnya, aku dan seluruh keluargaku juga melakukan tes covid dan ternyata kami juga positif. Yang aku rasakan adalah batuk, pusing, demam dan mual. -

Tapi Alhamdulillah, sakitku tidak berat dan lama seperti Ayah Ibuku. Walaupun aku sakit, aku masih bisa beraktifitas tidak seperti Ibuku yang lebih berat gejalanya. Setelah gejalaku mulai hilang, aku banyak membantu Ayah Ibuku. Aku biasa menyiapkan makanan dan minuman kemudian menyiapkan obat dan vitamin untuk Ayah Ibuku. Aku juga bersama adik dan kakakku berbagi tugas dan pekerjaan rumah, mulai dari sekedar mengambil paket yang tiba-tiba sangat banyak berdatangan semenjak kami sakit, sampai mencuci piring, pakaian, dan menyapu serta mengepel lantai dan hikmahnya setelah kejadian ini aku bisa memasak nasi dengan rice cooker dan mencuci dengan mesin cuci. Keadaan ini cukup merepotkan, tapi aku harus kuat dan tetap semangat agar semua berjalan dengan baik, agar Ayah Ibuku segera sehat kembali. Ada juga hal yang menyenangkan di rumahku ketika covid ini, yaitu hampir setiap hari berdatangan beraneka jenis makanan mulai dari makanan berat, nasi dan lauk pauk yang aku suka seperti sate dan sop kambing. Ada juga makanan fastfood seperti ayam Kentucky, piza, burger dan lasagna sampai makanan penutup, kue-kue dan buah- buahan silih berganti. Hal ini bisa menghibur aku dan adikku. Ternyata banyak sekali saudara, tetangga dan Teman-teman orang tuaku yang begitu baik dan peduli kepada kami. Begitu juga Guru dan Teman-teman ku. Aku sangat bersyukur kepada Allah mempunyai banyak saudara yang begitu banyak membantu sehingga kami dapat melewati kejadian ini dengan lebih baik. Aku berharap pandemi covid ini cepat selesai agar tidak ada lagi orang yang menderita karena virus ini dan aku bisa kembali sekolah dan bermain seperti dahulu lagi. -


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook