DEWAN REDAKSI J-KEMAS JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Penanggung Jawab Prof. DR. Jasman J Ma’ruf, MBA (Rektor Universitas Teuku Umar) Ir. Yuliatul Muslimah, MP (Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat) PembinaDr. Alfizar, DAA (Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) Ketua Penyunting Jun Musnadi Is, SKM, M.Kes Mitra Bestari Asnawi Abdullah, SKM., MHSM., MSc., HPPF., DLSHTM., Ph.D Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes Teungku Nih Farisni, SKM, M.Kes Penyunting Pelaksana Marniati, SKM, M.Kes Safrizal. SA, SKM, M.Kes Firman Parlindungan, S.Pd., M.Pd. Muhammad Iqbal Fahlevi, SKM, M.Kes Perancang Sampul Fitriani, SKM, M.Kes Penerbit Universitas Teuku Umar Alamat Redaksi LPPM Universitas Teuku Umar Jl. Alue Peunyareng, Kecamatan Meurebo, Meulaboh 23617 Kabupaten Aceh Barat, Indonesia T. (0651) 7031542 CP. 6285260757888 W. www.utu.ac.id E : [email protected]
DeskripsiJ – Kemas merupakan Jurnal yang memuat masalah Kesehatan Masyarakat yang diterbitkanoleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh dan LembagaPenelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Teuku Umar yang didukung oleh StafRedaksi dan Editor. Misi Jurnal ini adalah untuk menyebarluaskan, mengembangkan danmemfasilitasi berbagai hasil penelitian mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sehinggajurnal ini bermanfaat terhadap tenaga kesehatan, dosen serta mahasiswa yang tertarik denganpublikasi ilmiah terkait Ilmu Kesehatan Masyarakat, maupun pemerhati masalah kesehatanmasyarakat. Jurnal Kesehatan Masyarakat (J-Kemas) terbit dua kali dalam setahun padabulan april dan oktober. Isi jurnal berupa editorial, tinjauan pustaka dan artikel hasilpenelitian yang berkaitan dengan administrasi kebijakan kesehatan, kesehatan lingkungan,Epidemiologi, promosi kesehatan dan ilmu perilaku maupun masalah-masalah lainnya yangrelevan dengan masalah kesehatan masyarakat. Jurnal ini diterbitkan dua kali setiap tahundalam edisi cetakan dari versi jurnal online berbasis open source system.
DAFTAR ISI HalamanEvaluasi Mutu Pelayanan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)Teungku Nih Farisni, Yuliatul Muslimah ...................................................................... 102 - 110Studi Kualitatif Faktor-Faktor Timbulnya Gangguan Kesehatan TenagaKerja Percetakan Batu Bata TradisionalJun Musnadi. Is............................................................................................................... 111 - 119Hubungan Sikap Dan Pengetahuan Masyarakat Dengan Konsumsi Air MentahMarniati, Yarmaliza.......................................................................................................... 120- 125Analisis Motivasi Instrinsik Dan Ekstrinsik Terhadap Kinerja Petugas RekamMedisFitriani, Veni Nella Syahputri ......................................................................................... 126 - 134Pengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi Posyandu TerhadapKeaktifan KaderSafrizal SA........................................................................................................................135 - 144Gambaran Kasus Diare, Ketersediaan Air Bersih Dan Jamban SehatEnda Silvia Putri, Fitrah Reynaldi ....................................................................................145 - 151Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja PadaKaryawan CV. Bahagia JayaMuhammad Iqbal Fahlevi, Fakhrurradhi Luthfi...............................................................152 - 162Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Untuk MengimunisasikanHB0 pada BayiZakiyuddin ................................................................................................................163 - 169Perilaku Penderita Dan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap PenyakitHipertensiMaiza Duana ............................................................................................................... 170 - 178Hubungan Dukungan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan PemilihanPenyalahgunaan Narkotika Pada RemajaHidayatna Husni .................................................................................................................. 179 - 186Faktor Penyebab Penggunaan Air Abu dan Formalin Pada Kuliner Mie AcehYulizar, Safrizal.SA............................................................................................................. 187 - 198
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Teungku Nih Farisni, Yuliatul MuslimahEvaluasi Mutu Pelayanan Program KIA… EVALUASI MUTU PELAYANAN PROGRAM KIA (KESEHATAN IBU DAN ANAK) Teungku Nih Farisni1, Yuliatul Muslimah2 1Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] 2Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACTMaternal and Child Health (MCH) is one of the efforts of basic services in health centers. Thegeneral objective of the MCH program is to improve the health of mothers and children andreduce maternal mortality and infant. MCH problem poses a health problem in Indonesia. This isbecause the high rate of maternal mortality and mortality of infants and toddlers in Indonesia.The purpose of this study was to evaluate the service quality of MCH programs in PuskesmasPeureumeue Kaway XVI District of West Aceh district.This type of research with a qualitative approach. This research was conducted in PuskesmasPeureumeue Kaway XVI District of West Aceh district, on May 13-18 with the informant as manyas seven people. Technical data analysis using flow data reduction, data presentation anddecision making.The result showed that the achievement of MCH program at the health center has not reached thetarget completely. The availability of health infrastructure in the health center is still not completecrockery, the source of funding for MCH programs in Puskesmas was not enough and the clinichas never held a satisfaction survey to patients.Based on the results of the study concluded that the achievement of the MCH program has notreached the target, the availability of facilities and infrastructure is still inadequate, the source offunding for MCH programs in Puskesmas was not enough and the clinic has never held asatisfaction survey to patients.Keywords: Quality, Care, Maternal, ChildPENDAHULUAN yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau Puskesmas merupakan Unit oleh masyarakat dan menggunakan hasil pembangunan ilmu pengetahuanPelaksana Teknis Dinas Kesehatan dan tekhnologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul olehKabupaten/kota yang bertanggung pemerintah dan masyarakat (Muninjaya, 2014).jawab dalam penyelenggaraan Program KIA termasuk satu daripembangunan kesehatan. Puskesmas enam program pokok (basic six) puskesmas yang bertujuan untukmemiliki tiga fungsi yaitu sebagai memantapkan dan meningkatkan mutu pelayanan KIA secara efektif danpusat pembangunan kesehatan efisien. Program ini bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan sebagaimasyarakat, pusat pemberdayaanmasyarakat, dan pusat pelayanankesehatan tingkat pertama yangmenjadi ujung tombak pembangunanbidang kesehatan yangmenyelenggarakan upaya kesehatanJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 102 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Teungku Nih Farisni, Yuliatul MuslimahEvaluasi Mutu Pelayanan Program KIA…berikut: pelayanan ibu hamil, ibu Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatanbersalin, ibu nifas, ibu dengan suatu wilayah. Untuk itu pemerintah berupaya bahu membahu membuatkomplikasi kebidanan, keluarga berbagai strategi untuk akselerasi menurunkan AKI.berencana, neonatus, bayi baru lahir Salah satu pemecahan masalahdengan komplikasi, bayi dan balita penurunan AKI dan AKB dilakukan melalui intervensi yang terbukti efektifdan anak prasekolah. di Srilangka yaitu semua persalinan harus di fasilitas kesehatanProgram kesehatan Ibu dan Anak (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Persalinan di fasilitas kesehatan harusmerupakan salah satu prioritas didukung oleh tenaga kesehatan yang kompeten, fasilitas kesehatan yangKementrian Kesehatan dan keberhasilan memenuhi standar operasional, manajemen program yang efektif danprogram KIA menjadi salah satu dukungan penuh dari semua pengampu (Stakeholder) terkait (Permenkes Noindikator utama dalam Rencana 71 Tahun 2013).Pembangunan Jangka Panjang Nasional Dari hasil pengambilan data awal tiga tahun terakhir pada UPTD(RPJPN) 2005-2025. Tingginya angka Puskesmas Peureumeue terjadi ketidak stabilan kunjungan pasien kesehatankematian ibu (AKI) di indonesia ibu dan anak yang cenderung naik turun, hal ini dapat dilihat yaitu darimembuat pemerintah menempatkan tahun 2013 jumlah kunjungan sebanyak 4.700 kunjungan, tahun 2014upaya penurunan AKI sebagai program meningkat sebanyak 7.451 kunjungan dan tahun 2015 jumlah kunjunganprioritas dalam pembangunan mengalami penurunan yaitu 5.773 kunjungan.kesehatan. Berdasarkan hasil pengambilanPemerintah menjadikan upaya data awal dan survei pendahuluan melalui wawancara dan observasi,penurunan AKI, AKB dan AKABa diketahui bahwa masih ada beberapa permasalahan yang terkait dengansebagai upaya dalam pencapaian target mutu pelayanan program KIA. Hasil wawancara dengan pasien yang pernahMillenium Development Goals berobat ke Puskesmas Peureumeue yang dilakukan terhadap 5 orang(MDGs). Sasaran yang ingin dicapai pasien, dari 2 pasien memberikan tanggapan puas terhadap pelayanansesuai target MDGs ke-4 yaitu yang diberikan dan 3 lagi pasien mengatakan belum puas terhadapmenurunkan Angka Kematian Bayi pelayanan yang diberikan oleh tenagamenjadi 23 per 1000 kelahiran hidupdan Angka Kematian Balita menjadi32 per 1000 kelahiran hidup padatahun 2015 dan target MDGs ke-5yaitu meningkatkan kesehatan ibuuntuk menurunkan angka kematian ibumenjadi 102 per 100.000 kelahiranhidup pada tahun 2015 (Kemenkes RI,Tahun 2010).Berbagai program KIA telahdirancang oleh Kementrian KesehatanRI, yang ditinjaklanjuti oleh dinaskesehatan di tingkat propinsi,kabupaten/kota, kecamatan, desa,sampai dusun dan rumah tangga.Namun jumlah kematian ibu dankematian anak tetap tinggi, dandiberbagai propinsi malah mengalamipeningkatan. Tingginya angka kematianibu dapat menunjukkan masihrendahnya mutu pelayanan kesehatan.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 103 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Teungku Nih Farisni, Yuliatul MuslimahEvaluasi Mutu Pelayanan Program KIA…kesehatan dengan alasan, dimana lokasi penelitian Puskesmasseringnya petugas bidan puskesmastidak ada ditempat, petugas puskesmas Peureumeue, dipilih secara purposivelambat dalam memberikan pelayanan,fasilitasnya yang masih kurang merupakan metode penetapan informanmemadai dan kurang responnya tenagakesehatan terhadap keluhan-keluhan dengan berdasarkan kriteria-kriteriapasien. tertentu berdasarkan informasi yang dibutuhkan. Kriteria-kriteria tersebut adalah : - Pasien KIA yang berkunjung ke puskesmas peureumeueMETODE - Pasien dalam keadaan sadar danJenis penelitian ini adalah bisa diajak berkomunikasipenelitian yang menggunakan metode - Pasien bersedia menjadipendekatan kualitatif yang bertujuan respondenuntuk mengetahui secara jelas dan - Pasien sudah berobat minimal 2lebih mendalam tentang Evaluasi Mutu kaliPelayanan Program KIA (Kesehatan Informan Utama (IU) dalam penelitianIbu dan Anak) di Puskesmas ini adalah Pengelola program KIAPeureumeue Kecamatan Kaway XVI (Koordinator Program KIA) dan 1Kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini orang bidan petugas diruangakan dilakukan di Puskesmas KIA.Informan Pokok (IP) adalah 5Peureumeue Kecamatan Kaway XVI orang pasien KIA yang berkunjung keKabupaten Aceh Barat pada bulan Mei Puskesmas Peureumeue.2016. Informan diperoleh darikunjungan lapangan yang dilakukan diHASIL PENELITIAN dibandingkan ke puskesmas denganKarakteristik Informan alasan takut tidak ada bidan ditempat, pelayanannya kurang dan ada bidan Informan dalam penelitian ini dikampung. Selain itu juga rata-rataberjumlah 7 orang yang terdiri dari ibu tidak membawa anak-anaknya keInforman Utama yaitu koordinator puskesmas, tapi jika anak-anaknyaprogram KIA, 1 orang bidan yang sudah sakit baru dibawa kepuskesmasbekerja diruang KIA dan Informan dengan alasan sudah bawa keposyanduPokok yaitu 5 orang pasien KIA. dan anak-anaknya tidak sakit. Dan juga Ibu-ibu yang memberikanConteks imunisasi kepada anak-anaknya rata- Dari informan diatas dapat rata tidak lengkap dengan alasan sesudah melakukan imunisasi anak-diketahui bahwa pencapaian target anak mereka sakit/demam.program KIA belum mencapai targetsepenuhnya dikarenakan ibu hamil Inputpindah ketempat lain tidak pernah Dari hasil wawancara dengandilaporkan dan kunjungan ibu hamil,pertolongan persalinan dan kunjungan informan diatas, dapat disimpulkananak ke puskesmas belum sepenuhnya, bahwa sumber daya yang adamasyarakat lebih memilih ditempat dipuskesmas peureumeue sudahpraktek, bidan desa dan dukun mencukupi jumlah tenaga kesehatan di puskesmas. Kemudian jumlah saranaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 104 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Teungku Nih Farisni, Yuliatul MuslimahEvaluasi Mutu Pelayanan Program KIA…dan prasarana di puskesmas masih ketempat lain, tidak pernah dilaporkan,kurang lengkap peralatannya seperti : jadi sasarannya hilang dan juga kurangcek HB dan keterbatasan persediaan kerja sama diantara lintasbahan-bahan yang belum memadai. kecamatannya dan juga susahKemudian sumber pendanaan untuk mengubah prilaku masyarakat yangprogram KIA belum cukup, karena tidak memeriksakan kehamilannya dansumber pendanaan untuk program KIA melakukan pertelongan persalinan,lebih banyak dibutuhkan dari program- mereka lebih memilih di bidanprogram yang lain karena melibatkan kampung, didukun dan tempat prakteknyawa ibu hamil dan bayi yang dibandingkan ke puskesmas dengandilahirkan. alasan takut tidak ada bidan ditempat, pelayanannya kurang, sudah terbiasaProduk melahirkan dirumah. Selain itu juga Dari informan diatas, dapat rata-rata ibu tidak membawa anak- anaknya ke puskesmas untukdisimpulkan bahwa cakupan kunjungan melakukan pemeriksaan, tapi jikaibu dan anak ke puskesmas belum anak-anaknya sudah sakit baru dibawasepenuhnya mencapai target masih kepuskesmas dengan alasan sudahdelapan puluh persen, karena masih bawa keposyandu dan anak-anaknyaada masyarakat kita yang tidak mau tidak sakit, jadi ngapain dibawadatang kepuskesmas untuk periksa, kepuskesmas. Dan juga Ibu-ibu yangkendalanya susah mengubah prilaku memberikan imunisasi kepada anak-masyarakat dan berdasarkan anaknya rata-rata tidak lengkap denganpengalaman-pengalaman pasien ketika alasan sesudah melakukan imunisasiberobat petugas tidak ada ditempat anak-anak mereka sakit/demam.saat dalam jam kerja dan jugaantriannya lama, petugas hanya hari Hal diatas di dukung olehsenin saja yang cepat. Selain itu juga penelitian Wanda Jaya Purnamabelum pernah diadakan survei (2015), didapatkan memeriksakankepuasan kepada pasien, apa penyebab kehamilan kurang (1 kali) bahkan adamereka tidak mau kepuskesmas, yang tidak sama sekali memeriksakanapakah pelayanan yang diberikan kehamilannya ke puskesmas Ciputatselama ini sudah memuaskan pasien Timur dikarenakan peralatan danatau tidak, mereka hanya menilai dari fasilitas yang dimiliki oleh Puskesmasjumlah kunjungan saja. masih kurang memadai.PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitianConteks menyatakan bahwa dari pihak puskesmas peureumeue mereka selalu Berdasarkan hasil penelitian yang mengikut sertakan bidan –bidantelah dilakukan mengenai variabel didalam menentukan tujuan danConteks pada penelitian ini didapatkan pencapaian target program KIA danhasil bahwa pencapaian target program mereka juga selalu melaksanakanKIA di puskesmas peureumeue belum pelatihan dan juga evaluasi baik itusepenuhnya mencapai target, masih dari pihak Dinas Kesehatan sampaisembilan puluh lima persen, Provinsi pada Triwulan 3 bulan sekaliberdasarkan hasil penelitian diketahui terhadap kegiatan program KIA, yangbahwa kendalanya ibu hamil pindahJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 105 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Teungku Nih Farisni, Yuliatul MuslimahEvaluasi Mutu Pelayanan Program KIA…tujuannya supaya program KIA di Ketersediaan sarana dan prasaranaPuskesmas Peureumeue tercepai. merupakan faktor penentu kinerja sebuah kebijakan. Implementor harusInput mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan agar program berjalan Berdasarkan hasil penelitian yang lancar. Sekalipun kebijakan memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, jikatelah dilakukan mengenai variabel tanpa sarana dan prasarana yang memadai, maka kebijakan hanyainput pada penelitian ini didapatkan tinggal dikertas dokumen saja.kesamaan hasil antara informan utama Menurut Undang-undang no 36 tahun 2009 pada bab XV dan pasaldengan informan pokok menyatakan 170 yang mana sumber pembiayaan kesehatan berasal dari pemerintah,bahwa ketersediaan tenaga kesehatan pemerintah daerah, masyarakat/swasta dan sumber lain. Pembiayaan yangdi puskesmas sudah mencukupi jumlah berasal dari pemerintah yaitu APBN, sedangkan yang berasal daritenaga kesehatan di puskesmas. pemerintah daerah sering disebut dengan APBD, dan juga yang berasal Menurut Undang-undang dari masyarakat/swasta yaitu seperti halnya suatu pemberian dariKesehatan Nomor 36 Tahun 2009 masyarakat itu sendiri dengan seikhlasnya ataupun seperti badantenaga kesehatan adalah setiap orang penyelenggaraan asuransi, sedangkan yang sumber lain itu seperti halnyayang mengabdikan diri dalam bidang bantuan biaya dari luar negri.kesehatan serta memiliki pengetahuan Terkait pendanaan atau sumber dana yang dimiliki Puskesmasdan/atau ketrampilan melalui Peureumeue belum cukup dengan alasan sumber pendanaan untukpendidikan di bidang kesehatan yang program KIA lebih banyak dibutuhkan dari program-program yang lain karenauntuk jenis tertentu memerlukan memang sasaran KIA melibatkan nyawa ibu hamil dan bayi yangkewenangan untuk melakukan upaya dilahirkan.kesehatan. Dalam hal ini PuskesmasPeureumeue memiliki jumlah tenagakesehatan lebih yaitu berjumlah 60orang tenaga kesehatan dan juga sudahmemenuhi 14 jenis tenaga kesehatanyang berdasarkan standar adalah 14jenis jumlah tenaga kesehatan. Sarana adalah seluruh bahanserta fasilitas alat kesehatan yangmerupakan pendukung, pendampingdan pemberi hasil dari sistempelayanan yang diberikan kepadamasyarakat. Berdasarkan KompediumAlat Kesehatan, alat kesehatan difasilitas kesehatan tingkat pertamaterdiri dari tiga bagian dan 115 item Produkyaitu alat kesehatan elektromedik, Alat Berdasarkan hasil wawancarakesehatan non Elektromedik dan dengan informan penelitian didapatkanproduk diagnostik. hasil bahwa cakupan kunjungan ibu Menurut Handayani (2011) dalam dan anak ke puskesmas belumpenelitiannya menyebutkan pencapaian sepenuhnya mencapai target masihtujuan kebijakan harus di dukung oleh delapan puluh persen, karena masihketersediaan sarana dan prasarana ada masyarakat kita yang tidak maumaka tugas pekerjaan dapat datang kepuskesmas untukdiselesaikan sebagaimana seharusnya. memeriksakan kehamilannya, rata-rataJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 106 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Teungku Nih Farisni, Yuliatul MuslimahEvaluasi Mutu Pelayanan Program KIA…ibu-ibu baru memeriksakan dimiliki, dengan adanya tingkatkehamilannya kepuskesmas disaat kepuasan tersebut maka akankehamilannya sudah 5 bulan, 7 bulan mempengaruhi apakah pasien tersebutdan 9 bulan tidak dari pertama menggunakan jasa pelayanan tersebutkehamilan, kendalanya susah memang kembali atau tidak.mengubah prilaku masyarakat dan juga Wirawan (2012) mengatakan bahwaberdasarkan hasil wawancara dengan evaluasi sebagai riset untukpasien terhadap pelayanan dipuskesmas mengumpulkan, menganalisis, danpeureumeue menyatakan berdasarkan menyajikan informasi yang bermanfaatpengalaman-pengalaman ketika mengenai objek evaluasi, menilainnyamemerlukan pelayanan ke puskesmas dan membandingkannya denganpetugas tidak ada ditempat saat dalam indikator evaluasi dan hasilnyajam kerja, pelayanannya lama, dipergunakan untuk mengambilantrianpun juga lama dan pada hari keputusan mengenai objek evaluasi.senin saja cepatnya, penyebabnya Beberapa pengertian mutu yangadalah kurangnya ketegasan dari pihak dikemukakan para ahli (Azwar, 2010).Kepala Puskesmasnya, dikarenakan 1. Mutu adalah tingkat kesempurnaankepala puskesmas sekarang hanya dan penampilan sesuatu yangpengganti sementara saja. Selain itu sedang diamati (Winstonjuga belum pernah diadakan survei Dictionary, 1956).kepuasan kepada pasien, apa penyebab 2. Mutu adalah sifat yang dimiliki olehmereka tidak mau kepuskesmas, suatu program.apakah pelayanan yang diberikan 3. Mutu adalah totalitas, wujud, sertaselama ini sudah memuaskan pasien ciri suatu barang atau jasa, yang diatau tidak, mereka hanya menilai dari dalamnya terkandung sekaligusjumlah kunjungan saja. pengertian rasa aman atauHal diatas di dukung oleh pemenuhan kebetuhan parapenelitian Efendi (2013) terjadinya pengguna.penurunan dan peningkatan jumlah 4. Mutu adalah kepatuhan terhadapkunjungan setiap tahun dikarenakan standar yang telah ditetapkandua faktor yaitu faktor Eksternal yang (Crosby, 1984).memungkinkan jumlah pasien yang Program kesehatan ibu dansakit diwilayah kerja juga berkurang anak (KIA) merupakan salah satu dariataupun faktor internal dari wilayah enam program pokok puskesmas yangkerja perlu diperhatikan apakah selama bertujuan untuk memantapkan danini pelayanan yang diberikan kepada meningkatkan jangkauan serta mutupasien menimbulkan ketidakpuasan dan pelayanan KIA secara efektif danberpengaruh terhadap mutu pelayanan efisien. Berdasarkan standar pelayananyang diberikan dan penurunan jumlah minimal bidang kesehatan dipasien. kabupaten/kota yang dikeluarkan olehHasil Penelitian ini juga Kementrian Kesehatan RI, makadidukung oleh penelitian Puas dkk program di puskesmas, khususnya KIA(2012) mengatakan bahwa adanya harus meliputi sebagai berikut meliputihubungan antara kepuasan pasien : pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibuterhadap pelayanan yang diberikan nifas, ibu dengan komplikasidengan kelengkapan fasilitas yang kebidanan, keluarga berencana,Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 107 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Teungku Nih Farisni, Yuliatul MuslimahEvaluasi Mutu Pelayanan Program KIA…neonatus, bayi baru lahir dengan c. Pendanaan untuk program KIAkomplikasi, bayi dan anak balita serta belum cukup, karena sumberanak prasekolah. pendanaan untuk program KIA lebih banyak dibutuhkan dariKESIMPULAN program-program yang lain.ConteksPencapaian target program KIA di ProdukPuskesmas Peureumeue belum a. Cakupan kunjungan ibu danmencapai target sepenuhnya masih anak ke puskesmas belumsembilan puluh lima persen, sepenuhnya mencapai targetberdasarkan hasil penelitian diketahui masih delapan puluh persen,bahwa kendalanya ibu hamil pindah karena masih ada masyarakatketempat lain, tidak pernah dilaporkan, kita yang tidak mau datangdan juga ibu-ibu yang memeriksakan kepuskesmas untuk periksa.kehamilannya dan melakukan b. Pelayanan dipuskesmaspertelongan persalinan mereka lebih Peureumeue ketika memerlukanmemilih di bidan kampung, dukun dan pelayanan ke puskesmas petugastempat praktek dibandingkan ke tidak ada ditempat saat dalampuskesmas dengan alasan takut bidan jam kerja, pelayanannya lamatidak ada ditempat, pelayanannya dan antrianpun juga lamakurang dan sudah terbiasa melahirkan penyebabnya kurangnyadirumah dan juga ibu-ibu tidak ketegasan dari pihak Kepalamembawa anak-anaknya ke puskesmas Puskesmas.untuk melakukan pemeriksaan, tapi c. Dari pihak puskesmas belumjika anak-anaknya sudah sakit baru pernah mengadakan surveidibawa kepuskesmas. Dan juga Ibu-ibu kepuasan kepada pasien, hanyayang memberikan imunisasi kepada menilai dari jumlah kunjugananak-anaknya rata-rata tidak lengkap saja tetapi berdasarkan hasildengan alasan sesudah melakukan kunjungan ada masyarakat yangimunisasi anak-anak mereka puas dan tidak puas, karenasakit/demam. masyarakat yang datangInput beraneka ragam. a. Ketersediaan tenaga kesehatan di Puskesmas Peureumeue sudah SARAN mencukupi jumlah tenaga kesehatan di puskesmas. Agar melakukan evaluasi b. Jumlah sarana dan prasarana di puskesmas kurang lengkap terhadap kelengkapan dan berfungsinya peralatannya seperti : cek HB dan keterbatasan persediaan sarana, fasilitas dan sumber pendanaan bahan-bahan belum memadai dan masih banyaknya pasien-pasien untuk program KIA dipuskesmas yang selalu di rujuk ke rumah sakit besar, karena tidak bisa di peureumeue secara rutin, sehingga tangani. pemeliharaan, perbaikan, dan penambahan sarana yang sudah tidak ada lagi cepat tertangani.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 108 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Teungku Nih Farisni, Yuliatul MuslimahEvaluasi Mutu Pelayanan Program KIA…DAFTAR PUSTAKAAlwi, A. 2011. Analisis Mutu Pelayanan Puskesmas PONED Kabupaten Kendal. Kesehatan. Haji Makassar. Jurnal MKMI. Tesis Pascasarjana Universitas Gajah Mada.Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Yogyakarta Administrasi Kesehatan. Tangerang: Bina Rupa Kementrian Kesehatan RI, 2013. Aksara. Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas Mampu PONED.Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Kementrian Kesehatan RI, Evaluasi Pendidikan. Bumi Jakarta. Aksara. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI. 2010.Depatemen Kesehatan RI. 2014. Pedoman Pemantauan Peraturan Menteri Kesehatan Wilayah Setempat Kesehatan Republik Indonesia Nomor Ibu dan Anak (PWS-KIA), 75 Tahun 2014 Tentang Jakarta Pusat Kesehatan Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Manajemen Masyarakat. Departemen Puskesmas, Kemenkes RI, Jakarta Kesehatan. JakartaEndarwati, 2012. Studi Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada Muninjaya. 2014. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, EGC, Puskesmas Barandasari Jakarta Kec.Maros Baru Kabupaten Maros, Skripsi Sarjana Moleong, Lexy J. 2013. Metodelogi Fakultas Kesehatan Penelitian Kualitatif. Masyarakat, Universitas Bandung: PT Remaja Hasanuddin. Rosdakarya. Bandung.Elpirisa, M. 2015. Analisis Sistem Puskesmas Peureumeue, 2016. Kunjungan Pasien dan Rujukan KIA di Puskesmas Indikator Kinerja Puskesmas Peureumeue. Perumnas BT.VI Pematang Siantar. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Puskesmas Peureumeue. 2016. Profil Puskesmas PeureumeueEfendi, R. 2013. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Purnama Jaya, W. 2015. Analisis Jalan di Puskesmas Aeng Towa Kabupaten Takalar. Pelaksanaan Program Skipsi FKM. Universitas Hasanuddin Makasar. Antenatal Care di Puskesmas Ciputat Timur, Skripsi Sarjana Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,Handayani, Sri. 2011. Analisis Universitas Islam Negeri Pelaksanaan Pelayanan Syarif Hidayatullah. Jakarta Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) diJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 109 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Teungku Nih Farisni, Yuliatul MuslimahEvaluasi Mutu Pelayanan Program KIA…Peraturan Pemerintah no 46 Tahun 2014 Sondakh, Yenny J.S, Marjati, Tatarini Tentang Sistem Informasi Ika Pipitcahyani, 2013, Kesehatan. MutuPelayanan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta.Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Tayibnapis, Farida Yusuf, 2008, Kesehatan Masyarakat. Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi. PTPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Rineka Cipta, Jakarta. nomor 72 Tahun 2012, tentang Sistem Kesehatan Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 Nasional. Jakarta: Peraturan tentang pelayanan publik Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009Permenkes, nomor 71 Tahun 2013, tentang Kesehatan tentang Pelayanan Kesehatan pada jaminan kesehatan Wirawan, 2012, Evaluasi, Teori, Model, nasional: Jakarta. Peraturan Mentri Kesehatan. Standar, Aplikasi, Dan Profesi. ContohAplikasiPuas, dkk. 2012. Hubungan Kepuasan Evaluasi Program: Pasien Terhadap Pelayanan Pengembangan sumber Daya dan Fasilitas yang dimiliki. Manusia, Program Nasional Skripsi Fakultas Kesehatan Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat, Universitas (PNPM) Mandiri Sumatera Utara. Perdesaan,Kurikulum,Saryono, dkk. 2011. Metodelogi Perpustakaan, Dan Buku Penelitian Kualitatif dalam Teks. PT Raja Grafindo Bidang Kesehatan. Persada. Jakarta. Yogyakarta: Nuha Medika.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 110 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Jun Musnadi IsStudi Kualitatif Faktor-faktor Timbulnya Gangguan… STUDI KUALITATIF FAKTOR-FAKTOR TIMBULNYA GANGGUAN KESEHATAN TENAGA KERJA PENCETAKAN BATU BATA TRADISIONAL Jun Musnadi Is. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACT There are some factors which bring about health disturbance in the workers at thetraditional brick kilns at Ujong Patihah in every work process so that their work productivitydeclines. The objective of the research was to find out some factors which bring about healthdisturbance in the workers at the traditional brick kilns. The research was descriptive qualitativewith phenomenological approach. It was conducted at Ujong Patihah. The informants were fiveworkers who had worked at the brick kilns for more than five years. The result of the research showed that there was health disturbance in the process of brickkilning which were caused by physical factors such as communication problem caused by noise,hand and body vibration caused by the machines, skin irritation and perspiration caused byradiation from the sun and fire, chemical factors such as respiratory system disorder caused bydust, physiology and ergonomic factor such as pin in body organs caused by the work system andunfitting tools, and psychological factor such as boredom and burned out condition. These factorsoccurred because the workers did not know the right and healthful way to work. Besides that,social interaction and the different source of information were obtained from generation togeneration so that their knowledge of health was not obtained from Health care providers and fromthe Manpower Service. It is recommended that the Manpower Service of Nagan Raya District prioritize worker’shealth by providing training about safety and health in order to improve workers’ knowledge.Keywords: Health Disturbance, Worker at Brick KilnsPENDAHULUANIntensitas pembangunan yanSgetiap pekerja berhak atas derajat kesehatan yangsemakin meningkat, seiring oleh optimal sebagai modal yang asasi untukpemanfaatan ilmu dan teknologi di dapat menjalankan aktivitasnya. Kondisiberbagai bidang yang lebih maju, telah kesehatan yang baik merupakan potensimendorong pesatnya laju pertumbuhan untuk meraih produktivitas kerja yang baikindustri di Negara kita. Kondisi ini pula, sebaliknya keadaan sakit atautentunya harus disertai dengan kesiapan gangguan kesehatan menyebabkan tenagatenaga kerja sebagai pelaku kegiatan kerja yang tidak biasa bekerja dalam batasindrustri dalam berbagai aspek baik dari kemampuannya, bahkan mendorongsegi pengetahuan, keterampilan, kesehatan, bertambahnya angka absensi. Dengankeselamatan maupun perlindungan secara demikian upaya-upaya berorientasi padamenyeluruh terhadap dampak negatif yang pemenuhan kebutuhan perlindungan tenagaditimbulkan dari faktor pekerjaan dan kerja akan merupakan faktor strategislingkungan kerjanya. dalam mendukung kemajuan industri danJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 111 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Jun Musnadi IsStudi Kualitatif Faktor-faktor Timbulnya Gangguan…dunia usaha serta pembangunan secara dilakukan pengadukan, pencampuarankeseluruhan (Harrianto, 2012). pada waktu dulu dilakukan dengan Menurut (Profil Desa 2014), UjongPatihah adalah salah satu desa yang memakai binatang yaitu kerbauterletak di Kecamatan Kuala KabupatenNagan Raya Provinsi Aceh dengan jumlah sekarang sudah digantikan denganKepala Keluarga 265 KK dan penduduksebanyak 821 jiwa terdiri dari laki-laki 378 menggunakan Hand Tractor denganorang dan perempuan 451 orang, MataPencarian penduduk di desa ini beragam menjalankan berputar-putar dalamdan yang paling dominan adalah sebagaiPetani lainya sebagai Pegawai Negeri Sipil, kolam pengadukan selama 1 jam sampaikaryawan swasta, wiraswasta dan hanya 48orang yang berprofesi sebagai pekerja kadar tanah bercampur dengan airpencetak batu bata. menjadi lumat dan siap untuk di cetak, Ujong Patihah juga merupakansalah satu daerah industri informal di pada tahap ini pekerja berisiko terjadiNagan Raya. Salah satunya adalahpengrajin industri rumah tangga gangguan kesehatan seperti panaspencetakan batu bata, jumlah produksi batubata bisa mencapai 150.000 buah perbulan matahari, bising, getaran, terjatuhdan tenaga kerjanya penduduk yang berasaldari Ujong Patihah itu sendiri yang terdiri karena terpeleset, sakit pinggang, pegal-dari tenaga kerja laki-laki dan perempuan,pada survei awal penulis mengetahui dalam pegal dan penyakit kulit.bekerja mereka tidak memperhatikankesehatan kerja dan selama ini pekerja 2. Tahap pencetakan, pekerja mengambilmengeluh sakit pinggang, nyeri bahu dantangan, bersin-bersin dan lain-lain baik dan mengangkat tanah yang sudah diketika sedang bekerja maupun sesudahbekerja yang kadang-kadang bisa campur menjadi lumat dan di angkatmenyebabkan demam. dimasukkan kedalam cetakan untuk di Berdasarkan hasil tanya jawabdengan salah satu pekerja diketahui bahwa cetak dengan tangan yang dilakukanproses pencetakan batu bata mempunyaibeberapa tahapan dan berdasarkan sambil berdiri dekat meja yang sudahpengamatan penulis tenaga kerja berisikountuk terjadinya gangguan kesehatan ada cetakannya dan kemudian di cetaksewaktu bekerja, berikut tahapanpencetakan batu bata diantaranya: sesuai ukuran kemudian di beri pasir1. Tahap pencampuran dimulai dari supaya tidak lengket satu sama lain pengerukan tanah dengan menggunakan cangkul dan sekrop yang kemudian ataupun rusak ketika dipindahkan, pada dimasukan kedalam kereta dorong dibawa kedalam kolam pengaduk yang tahap ini pekerja berisiko terjadi sudah di isi air secukupnya untuk ganguan kesehatan kelelahan, kesalahan posisi anggota badan, sakit pinggang dan lain-lain. 3. Tahap pengeringan, pekerja memindahkan batu bata yang telah dicetak ketempat pengeringan dengan mengangkat satu persatu sampai habis sebelum di bakar, pada tahap ini pekerja berisiko terjadi ganguan kesehatan seperti sakit pinggang, lengan, kelelahan dan lain-lain. 4. Tahap pembakaran, pekerja mengangkat satu persatu batu bata yang sudah kering yang kemudian disusun rapi kedalam tungku pembakaran yang sudah disediakan, pekerja menyediakan kayu bakar dan memasukkannya kedalam tungku yang kemudian dibakar sampai api menyala dan merata, pekerja mengawasi pembakaran batu bata agar api tetap menyala dengan baik sampai 112
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Jun Musnadi IsStudi Kualitatif Faktor-faktor Timbulnya Gangguan…batu bata betul-betul matang, setelah Teknik Analisis Datapembakaran dilakukan selama 2x24 jam Teknik analisis data dalamkemudian setelah dingin batu bata di penelitian ini akan menggunakan metodebongkar dari tungku pembakaran dan dengan langkah-langkah sebagai berikutdipindahkan ketempat yang kering dan (Sarosa 2013):siap untuk dijual pada tahap ini pekerja 1. Tahap pengolahan data, yaitu membuatberisiko terjadi ganguan kesehatan klasifikasi data berdasarkan sub-subpanas api, bersin, batuk, luka tertimpa bahasan dalam rumusan masalah.kayu dan batu bata, sesak akibat 2. Tahap analisa data, menganalisis data yangterhirup debu kayu bakar dan debu batu dimulai sejak menetapkan masalah sampaibata yang sudah kering, penyakit kulit data terkumpulkan. Seluruhnya dilakukanyang disebabkan paparan panas api dan secara bersamaan antara pengumpulan datalain-lain, rata-rata para pekerja pernah dan analisa data.mengalami Infeksi Saluran Pernapasan 3. Penafsiran data, yaitu menarik kesimpulanAkut (ISPA) berdasarkan informasi yang dari seluruh hasil penelitian.diberikan. Analisis data bermaksud pertama- tama mengorganisasikan data. Data yangMETODE terkumpul banyak sekali dan terdiri dariJenis Penelitian catatan lapangan, komentar peneliti, foto, Jenis Penelitian ini adalah dokumen berupa laporan, biografi dandeskriptif Kualitatif yang menggunakan sebagainya.pendekatan fenomenologi, yaitu suatu Setelah data dari lapanganmetode yang menggunakan proses berfikir terkumpul dengan menggunakan metodeyang dimulai dengan mengumpulkan data, pengumpulan data di atas, maka penelitiselanjutnya data dari hasil penelitian ditarik akan mengolah dan menganalisis datakesimpulan secara umum. Penelitian ini tersebut dengan menggunakan analisisberusaha mengungkapkan fenomena secara deskriptif-kualitatif, tanpafaktor-faktor timbulnya gangguan menggunakan teknik kuantitatif.kesehatan tenaga kerja pada pencetakan Analisis deskriptif-kualitatifbatu bata. merupakan suatu tehnik yang Hal ini senada dengan pendapat menggambarkan dan menginterpretasikanSukmadinata (2010), yang menyatakan arti data-data yang telah terkumpul denganbahwa “Penelitian kualitatif mempunyai dua memberikan perhatian dan merekamtujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan sebanyak mungkin aspek situasi yangdan mengungkap (to describe and explore) diteliti pada saat itu, sehingga memperolehdan kedua menggambarkan dan menjelaskan gambaran secara umum dan menyeluruh(to describe and explain)”. tentang keadaan sebenarnya.Lokasi dan Waktu Penelitian Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan Penelitian ini akan dilakukan pada teknik Triangulasi.Pencetakan Batu Bata di Ujong Patihah Metode yang digunakan dalam triangulasi ini antara lain:Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancaraPenelitian ini dilakukan psaedlaamatalihmunaa. Membandingkan persepsi dan perilakuakademik 2016, kurang lebih seseorang dengan orang lainbulan sampai dFeenbgraunarliaposraanmpsealiesadi,eynagiatnub.dari bulanAgustus 2016.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 113 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Jun Musnadi IsStudi Kualitatif Faktor-faktor Timbulnya Gangguan…c. Membandingkan data dokumentasi dengan faktor-faktor yang dapat menimbulkanwawancara gangguan kesehatan tenaga kerja padad. Membandingkan hasil temuan dengan teori pencetakan batu bata tradisional di UjongTeknik ini dilakukan dengan cara Patihah Kecamatan Kuala Kabupatenmengekspos hasil sementara dalam bentuk Nagan Raya.diskusi dengan teman sejawat. Bahaya Faktor FisikHASIL Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui bahwa ada beberapa faktor fisikSetelah penulis mempelajari hasil yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja pada pencetakan batu bata antarapenelitian mengenai faktor-faktor lain: Bisingtimbulnya gangguan kesehatan pada tenaga Pada tahap pencampuran berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan diketahuikerja pencetakan batu bata di Ujong - bahwa pekerja mengalami gangguanPatihah dengan melihat dari perspektif komunikasi dengan orang lain sehubungan penggunaan mesin traktor yangorang yang dipelajari, dan setelah menimbulkan suara yang besar sehingga menjadi bising yang menyebabkandianalisis dengan cara mengelompokkan pendengarannya terganggu sesaat ketika sedang bekerja dan sesudah bekerja.dan membandingkan informasi yang sama Getaran Pada tahap pencampuran berdasarkan hasilatau informasi yang saling terkait wawancara dan pengamatan diketahui bahwa pekerja mengalami gangguankemudian dibuat dalam area tematik, maka kesehatan pada tangan bahkan seluruh badan akibat penggunaan mesin traktordapat dijelaskan bagaimana timbulnya yang menimbulkan getaran dari mesinnya sehingga pekerja menjadi terasa getarangangguan kesehatan tenaga kerja pada tangan dan seluruh tubuhnya ketika sedang bekerja dan sesaat sesudah bekerja.pencetakan batu bata dari faktor Fisik, Radiasi Berdasarkan hasil wawancara dankimia, Biologi, Fisiologi dan Ergonomi - pengamatan penulis mengamati bahwaserta Psikososial. pada tahap pengerukan tanah terjadi radiasi karena tenaga kerja bekerja diluar tempatBerdasarkan hasil wawancara dan teduh yaitu dibawah panas sinar matahari yang bisa menyebabkan gangguanpengamatan penulis, pencetakan batu bata kesehatan seperti iritasi pada kulit dan keringat berlebihan.dari awal sampai menjadi batu bata Pada tahap pembakaran batu batamempunyai beberapa tahap pengerjaan berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis mengamati bahwayang mana pada tahap-tahap ini berisiko terjadi radiasi pada tenaga kerja karena harus bekerja pada tungku pembakaranterjadi bahaya atau gangguan kesehatan yang disebabkan nyala apinya sangat panaskerja dari cara kerja dan alat-alat yangdigunakan, berikut cuplikan dari salah satuinforman: - Berikut hasil wawancaranya denganInforman 2:“Pencetakan bata ini punya beberapatahap mulai mengeruk tanah, mencampur,mencetak, diangin-angin dan dibakar,tempat melakukannya juga beda-bedabahkan alat-alat yang digunakan jugabeda-beda seperti grek untuk mudahmengangkut ada juga sekrop, cangkul,timba, motor hand, cetakan dan pemotongtanah ketika sedang dicetak”.Berdasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan maka berikut inipembahasannya untuk mengetahui bahayaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 114 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Jun Musnadi IsStudi Kualitatif Faktor-faktor Timbulnya Gangguan…yang bisa menyebabkan gangguan sistem pernafasan yang bisa menyebakankesehatan seperti iritasi kulit dan keringat demam pada tenaga kerja.berlebihan. Bahaya faktor kimia yang dapat Bahaya faktor fisik yang dapat terjadi pada tenaga kerja pencetakan batuterjadi pada tenaga kerja pencetakan batu bata tradisional di Ujong Patihah ini sepertibata tradisional di Ujong Patihah ini seperti sesak, batuk, bersin bahkan sesak daniritasi kulit dan keringat berlebihan yang demam pada tenaga kerja.disebabkan karena panas dan terganggunya Bahaya Faktor Biologikomunikasi pekerja akibat bising dan Berdasarkan hasil penelitianberdebar-debarnya jantung akibat getaranyang terjadi pada tangan dan seluruh diketahui bahwa faktor biologi disini tidakbadan. memiliki peran dalam hal menimbulkan gangguan kesehatan tenaga kerja padaBahaya Faktor Kimia pencetakan batu bata tradisional di Ujong Berdasarkan hasil penelitian dan Patihah.wawancara dengan informan maka Bahaya Faktor Fisiologi dan Ergonomidiketahui bahwa ada beberapa faktor kimia Berdasarkan hasil penelitian makayang dapat mengganggu kesehatan tenaga diketahui bahwa ada beberapa faktorkerja pada pencetakan batu bata yaitu pada fisiologi dan ergonomi yang dapattahap pembakaran dimana proses mengganggu kesehatan tenaga kerja padapembakaran ini menghasilkan bahan kimia pencetakan batu bata diantaranya:antara lain: - Cara kerja- Asap Sebagaimana hasil wawancara danAsap berasal dari proses pembakaran kayu pengamatan yang penulis lakukanuntuk memanaskan batu bata di dalam diketahui bahwa banyak pekerjaantungku maka dari proses pembakaran ini dilakukan dengan cara kerjaanya yangakan mengeluarkan asap yang bisa tidak sesuai dengan pergerakan badanmengganggu kesehatan tenaga kerja dan sehingga banyak tenaga kerja yang cepatlingkungan pekerja dimana tempat ia merasakan capek dan lelah sehinggabekerja. dengan cara gerakan kerja yang tidak- Jelaga sesuai dan salah bisa menyebabkan rasaJelaga juga berasal dari proses pembakaran nyeri pada anggota badan terutama bagiankayu untuk memanaskan batu bata di pergerakan tubuh.dalam tungku yang dibawa asap maka dari Pada pengerukan tanah dapat kita lihatproses pembakaran ini akan mengeluarkan bahwa pekerjaan yang dilakukan harusasap dan jelaga yang juga bisa dengan mencangkul terus menerus sambilmengganggu kesehatan tenaga kerja dan berdiri dengan posisi badan setenganlingkungan tempat bekerja. membungkuk dan sedikit badan memutar- Abu ketika memasukkan tanah kedalam keretaHasil akhir dari pembakaran kayu atau sisa dorong.pembakaran batu bata adalah abu kayu atau Pada tahap pencampuran tenaga kerja jugadebu yang bisa terhirup ketika diketahui bahwa ketika mengambil tanahpembongkaran batu bata dari tungku yang yang sudah dicampur dari dalam kolambisa menimbulkan gejala gangguan pencampuran untuk dimasukan kedalamkesehatan seperti batuk, bersin bahkan bisa kereta dorong itu cara kerjanya sambilmenyebabkan sesak sehingga mengganggu membungkuk dan berdiri yang dilakukanJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 115 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Jun Musnadi IsStudi Kualitatif Faktor-faktor Timbulnya Gangguan…secara berulang selama lebih kurang 2 jam Pada tahap pencampuran ini pekerja juga mengalami nyeri di pingganglamanya. dan lengan karena harus melakukan pekerjaan dengan mengunakan alatMencetak batu bata juga merupakan sederhana berupa ember atau timba kecil tapa ada tali dan kerekan untuk mengambiltahapan yang dilakukan pekerja untuk air sampai cukup untuk pencampuran yang juga dilakukan secara berulang.mencetak batu bata yang cara kerjanya Berikut hasil wawancara denganjuga sambil berdiri dan juga membungkuk Informan 2, mengatakan: “Pada tahap pencampuran kita mengambiluntuk mengambil dan mengangkat tanah air dari sumur dan menaruhnya kedalam kubangan secukupnya, dan ditunggu sapaikemeja cetakan, setelah batu bata siap di air terserap merata kira-kira 1 jam lamanya baru kemudian di giling dengancetak kemudian pekerja juga harus ban moto hand hingga tanahnya melumat dan bisa dicetak. Tanah yang sudahmembungkuk lagi untuk menempatkan lembek di ambil lagi dengan tangan yang dibasahkan dengan air diangkat kedalambatu bata kelantai dan cara kerja ini grek sampai penuh lalu baru di bawa ke pencetak ”.dilakukan secara berulang sampai tanah Pada tahap pencetakan pekerja jugayang telah di campur habis dipakai untuk mengalami hal yang sama yaitu rasa nyeri pada pinggang, lengan dan kadang-kadangdicetak menjadi batu bata. betis terasa keram serta lelah bila sudah lama berdiri mencetak batu bata karena- Kesesuaian alat kerja cara kerja juga dengan posisi badan membungkuk ketika mengambil tanah dariTahap pencampuran pada waktu bawah diangkat lalu dimasukkan kedalam cetakan dan meletakan batu bata yangpengerukan tanah tenaga kerja sudah siap di cetak kedasar lantai dan ini juga dilakukan gerakan secara berulangmengunakan alat berupa cangkul, sekrop sampai pencetakan selesai.dan kereta dorong, ketika pekerja sudah Berikut hasil wawancara dengan Informan 5 menyatakan:lama mencangkul mereka mengalami rasa “Kalau tahap ini di lakukan pencetakan bata dari tanah yang sudah dicampurnyeri pada pangkal lengan dan sakit pada dengan air sehingga menjadi lembek lalu diambil sedikit atau sebagian dan diangkatpinggang karena gagang cangkul yang dimasukan kedalam cetak diatas meja yang sudah ada dengan di berikan pasir supayatidak sesuai ukuran badan dan posisi badan tidak lengket waktu di tindih satu persatu diatasnya”.yang sedikit membungkuk. Pada tahap pembakaran pekerja jugaBerdasarkan pengamatan penulis mengalami sakit pinggang, terjepit kayu bahkan keseleo ketika harus mengangkatalat yang mereka gunakan tidak memenuhisyarat kesesuaian seperti cangkul yangtumpul dengan gagang yang pendek.Berikut diceritakan oleh Informan 3dengan cuplikan wawancaranya:“Yang jelas capek, sakit pinggang jugaada tapi malam terasa dan lengan jugakarena siang kerja mencangkul danmengangkat tanah kedalam grek untuk didorong ke dalam kolam pencampuran”.Pada tahap pencampuran tenagakerja mengendali mobil hand tractor yangukurannya besar berputar-putarmengelilingi kolam dan pekerja harusmenarik dan mengendalikan gagangnyasupaya jalannya tidak keluar dari kolam,disini pekerja juga cepat merasakan lelahdan capek karena ukuran mobil handtractor tidak sesuai dengan postur badanpekerja.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 116 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Jun Musnadi IsStudi Kualitatif Faktor-faktor Timbulnya Gangguan…kayu dengan tangan dan ukuran yang “Kadang bosan atau jenuh, tapi mauberbeda untuk dimasukkan kedalam tungku dibilang apa memang sudah menjadidan kemudian di bakar. pekerjaaan kami sehari-hari”. Berikut cuplikan informan 1 dengan Hubungan kerja antara pekerjapenulis: dengan pemilik pencetakan batu bata“Rasa haus, rasa panas api ketika berdasarkan cerita informan, merekamembakar bata hingga keluar banyak tenaga kerja cenderung tidak baik dengankeringat kadang tidak kecing selama bakar pemilik pencetakan batu bata karenabata ini, pernah juga terjepit kayu bakar peminjaman uang untuk keperluansapai keseleo, ada juga bersin serta batuk- mendadak dimana pemilik pencetakan batubatuk ketika membongkar bata karena bata tidak begitu menghiraukan merekaterhirup abu kayu bakar kadang malam padahal mereka pekerja merupakan tenagabisa sesak”. kerja tetap pencetakan batu bata. Bahaya faktor Fisiologi dan Hubungan dengan sesama temanErgonomi yang dapat terjadi pada tenaga kerja tidak begitu bermasalah karena sudahkerja pencetakan batu bata tradisional di ada bagian kerja masing-masing, maka rasaUjong Patihah ini seperti nyeri pada tidak dihiraukan inilah yang membuat parapinggang, lengan, bahu, kaki, juga keseleo, pekerja pencetakan batu bata mengalamibersin, batuk, sesak dan cepat merasakan kurang bersemangat dalam bekerja yanglelah. menjadikan gangguan kesehatan faktor psikososial.Bahaya Faktor Psikososial Berdasarkan hasil wawancara dan Berikut hasil wawancara dengan pekerja Informan 2:pengamatan penulis maka diketahui bahwa “Ya tidak tentu, tetapi dengan tokeada beberapa faktor Psikososial yang kadang-kadang tidak enak juga, kalau kitaterjadi dan dapat mengganggu kesehatan sedang perlu uang mendadak kadang tidaktenaga kerja sehingga berpengaruh pada diberikan, dengan macam-macam alasan,produktivitas kerja yaitu pada waktu padahal sudah jelas kita bekerja sama dia,pembayaran upah dimana tidak diperoleh kalau dengan teman ya biasa saja”.dengan bayaran yang utuh karenapemotongan bayaran pinjaman sebelumnya Bahaya faktor Psikososial yangkemudian juga tidak pernah diberikan terjadi pada tenaga kerja pencetakan batupenghargaan seperti bonus atau sejenis bata tradisional di Ujong Patihah ini sepertilainnya apa bila pekerjaan mencapai target timbul rasa malas dan kurang semangatatau batu bata terjual dalam jumlah yang dalam bekerja. Kadang-kadang pekerjabanyak, maka dari itu karena tenaga kerja juga merasa bosan dan jenuh denganadalah manusia yang memiliki hati dan pekerjaan yang menoton.perasaan bisa menyebabkan timbul rasamalas dan kurang semangat dalam bekerja. PEMBAHASANKadang-kadang pekerja juga merasakan Gangguan Kesehatanjenuh dan bosan serta hilang motivasidengan pekerjaan yang menoton namun Berdasarkan hasil penelitianapapun yang terjadi pencetakan batu bata diketahui beberapa gangguan kesehatanini sudah menjadi pekerjaan mereka sehari- yang dapat terjadi pada pencetakan batuhari. bata dari setiap tahap proses pencetakan batu bata yang di mulai dari tahap Berikut cuplikan wawancara pengerukan, pencampuran, pencetakan,dengan pekerja Informan 1: pengeringan dan pembakaran yaitu berupaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 117 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Jun Musnadi IsStudi Kualitatif Faktor-faktor Timbulnya Gangguan…keluhan seperti nyeri pada pinggang, gangguan kesehatan menurunkanlengan, leher dan bagian kaki namun ada konsentrasi dan mengurangi kewaspadaanpada tahap lainnya yang dirasakan sesaat sehingga kecelakaan terjadi.seperti tangan dan badan terasa gemetaran,jantung berdebar setelah kerja, KESIMPULANpendengaran berkurang sesaat yang Berdasarkan hasil penelitiandibuktikan dengan gangguan komunikasidengan teman kerja, rasa panas dan haus tentang faktor-faktor timbulnya gangguanyang tinggi dengan jumlah minum yang kesehatan tenaga kerja maka dapat dibanyak, kadang batuk bersin sampai terjadi ketahui bahwa pekerja yang sudah pernahsesak. bekerja sebagai pekerja pencetakan batu bata mengalami keluhan gangguan Menurut Notoatmodjo (2003) sikap kesehatan dalam setiap tahapan prosesseseorang akan dipengaruhi oleh beberapa pencetakan batu bata seperti nyeri padafaktor, seperti faktor keluarga, adat istiadat pinggang, lengan, leher dan bagian kakiyang berlaku dan informasi dari media dan pada tahap lainnya seperti badan terasamassa yang diterima olehnya. Sikap dalam bergetar dan jantung berdebar-debarbentuk perilaku ini lebih sulit untuk setelah kerja, gangguan komunikasi, rasadiamati, oleh karena itu pengukurannya panas, rasa haus, lemas, kadang batukberupa tanggapan atau kecenderungan bersin sampai terjadi sesak.terhadap fenomena tertentu. Banyak pekerja tidak melakukan Kondisi kerja yang buruk perlindungan diri agar tidak timbulberpotensi menyebabkan kecelakaan kerja, gangguan kesehatan selama bekerja padamudah sakit, stres, sulit berkonsentrasi pencetakan batu bata seperti penggunaansehingga menyebabkan menurunnya alat pelindung diri. Reaksi yang diberikanproduktivitas kerja. Kondisi kerja meliputi terhadap timbulnya gangguan kesehatanvariabel fisik seperti distribusi jam kerja, pencetakan batu batapun berbeda-beda,suhu, penerangan, suara, dan ciri-ciri alasannya tergantung kepatuhan sertaarsitektur tempat kerja, lingkungan kerja kemauannya dalam menyikapi setiapyang kurang nyaman. Misalnnya: panas, aturan, karena kepercayaan turun temurunberisik, sirkulasi udara kurang, kurang yang ada pada tenaga kerja dalambersih, mengakibatkan pekerja mudah stres pencetakan batu bata tradisional Ujong(Supardi, 2007). Patihah. Suma’mur (2009), Kesehatan SARANberpengaruh penting bagi terwujudnya Kepada tenaga kerja yang bekerja padakeselamatan. Sebaliknya gangguan1. pencetakan batu bata agar mempunyaikesehatan atau penyakit dapat menjadi sikap yang tegas dari diri sendiri, terutamasebab kecelakaan. Orang sakit tidak boleh menyangkut keselamatan terhadapdipaksa bekerja, ia perlu pengobatan, gangguan kesehatan yang terjadi.perawatan dan istirahat. Jika dipaksa untuk Ada baiknya pekerja pencetakan batu batabekerja, sangat besar kemungkinan orang2. berkonsultasi dengan Dinas Tenaga Kerjasakit mengalami kecelakaan. Bukan hanya dan juga ke Dokter menyangkut kesehatanpenyakit keras saja, gangguan kesehatan diri, perlindungan diri dan kebersihanringan pun misalnya pusing kepala, rasa bahkan cara kerja yang baik dalamkurang enak badan, atau merasa sekedar pencetakan batu bata.hidung tersumbat menyebabkan risikoterjadinya kecelakaan. Sekalipun ringan,Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 118 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Jun Musnadi IsStudi Kualitatif Faktor-faktor Timbulnya Gangguan…3. Kepada Dinas Tenaga Kerja agar Moleong, L J. 2013. Metodelogi penelitian memberikan prioritas dengan melakukan kualitatif. Bandung: PT. Remaja pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja Rosda Karya untuk peningkatan pengetahuan tenaga kerja Notoadmodjo, Soekidjo., 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: DAFTAR PUSTAKA Rineka Cipta. Aditama, 2010. Kesehatan dan Purnama, 2010, Pengaruh Kondisi Keselamatan Kerja, Jakarta : UI-Press Lingkungan Kerja terhadap kelelahan kerjadi Pabri Kertas Rokok PT PDM Achmadi, UF, 2008. Manajemen Penyakit Indonesia. Program Studi S2 Ilmu Berbasis Wilayah, Universitas Kesehatan Masyarakat FKM USU. Indonesia Press, Jakarta Sarosa, S, 2013, Penelitian Kualitatif Anies, 2005, Penyakit Akibat Kerja, Dasar-Dasar, Jakarta, PT Indeks. Gramedia, Jakarta Shantika T, 2009. Jurnal seminar Rekayasa Budiarto, Eko 2003, Metodelogi Penelitian dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri. Kedokteran, EGC, Jakarta Silaban, G., 2012. Keselamatan dan Harianto, Ridwan, 2012, Buku Ajar Kesehatan Kerja, Medan: Prima Jaya. Kesehatan Kerja, EGC, Jakarta. Soeripto, M., 2008. Higiene Industri, Harrington, J.M dan F.S. Gill. 2005. Jakarta: Fakultas Kedokteran Kesehatan kerja Edisi 3. EGC. Jakarta. Universitas Indonesia. Kurniawidjaja, L. Meily 2012. Teori dan Sukmadinata, Nana Syaodih, 2010. Metode Aplikasi Kesehatan Kerja, Jakarta : Penelitian Tindakan. Bandung, Remaja UI-Press Rosda karyaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 119 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Marniati, YarmalizaHubungan Sikap Dan Pengetahuan Masyarakat...HUBUNGAN SIKAP DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DENGAN KONSUMSI AIR MENTAH Marniati1, Yarmaliza2 1Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] 2Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRAKWater is the most abundant substance on the earth's surface and is the main component for allliving things. Water is also a major force constantly shaping the earth's surface. Based on theinitial survey conducted by researchers there were 26 cases of diarrhea from drinkingcontaminated water in 2014. This aim study was to look at the relationship attitudes andknowledge of the community in the village of Cot Mane Jeumpa District Aceh Barat Daya districtin 2015.The research are analytic design cross-sectional. The study was conducted in the village ofCot Mane Jeumpa District of Southwest Aceh district on April 20-May 10, 2015, with a sample of98 people, with a bivariate analysis using Chi-quare.Hasil this study indicate that there is asignificant relationship between attitude and knowledge of the community with water consumptioncrude (P <α = 0.05).Expected that people in the village of Cot Mane to change the habits ofconsumption of raw water to get used to boil water before drinking, so as to avoid the healthproblems.Keywords: Attitudes, Knowledge, community, Raw WaterPENDAHULUAN dihasilkan PDAM pun bukan merupakan Air merupakan kebutuhan yang air minum yang langsung dapat diminum seperti air minum dari kemasan melainkantidak bisa ditunda pemenuhannya. Manusia masih pada tingkat air bersih, karena airmembutuhkan air, terutama untuk minum. dari PDAM dapat kita minum setelahKetersediaan air di dunia ini begitu dimasak terlebih dahulu (Hakim, 2010).melimpah ruah, namun yang dapatdikonsumsi oleh manusia untuk keperluan Di Indonesia, diare masihair minum sangatlah sedikit. Dari total merupakan penyebab utama kematian anakjumlah yang ada, hanya lima persen saja berusia di bawah lima tahun. Laporanyang tersedia sebagai air minum sedangkan Riskesdas 2012 menunjukkan diare sebagaisisanya adalah air laut. Namun di dunia penyebab 31 persen kematian anak usiakecendrungan yang terjadi sekarang ini antara 1 bulan hingga satu tahun, dan 25adalah berkurangnya ketersediaan air persen kematian anak usia antara satubersih itu dari hari ke hari. Semakin sampai empat tahun. Angka diare padameningkatnya populasi, semakin besar pula anak-anak dari rumah tangga yangkebutuhan akan air minum. Sehingga menggunakan sumur terbuka untuk airketersediaan air bersih pun semakin minum tercatat 34 persen lebih tinggiberkurang (Kumalasari, 2011). dibandingkan dengan anak-anak dari rumah tangga yang menggunakan air Air bersih adalah air yang kita ledeng. Selain itu, angka diare lebih tinggipakai sehari-hari untuk keperluan mencuci, sebesar 66 persen pada anak-anak darimandi, memasak dan dapat diminumsetelah dimasak. Dimana air yangJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 120 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Marniati, YarmalizaHubungan Sikap Dan Pengetahuan Masyarakat...keluarga yang melakukan buang air besar METODEdi sungai atau selokan dibandingkan Jenis penelitian ini merupakanmereka pada rumah tangga dengan fasilitastoilet pribadi dan septik tank (Pradirga, analitik dengan desain cross-sectional yang2012). bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian Desa Cot Mane merupakan salah melalui pengujian hipotesis yaitu untuksatu desa yang terdapat di Kecamatan mengetahui hubungan sikap danJeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya pengetahuan dengan konsumsi air mentahdengan jumlah 328 KK dan 1.207 jiwa di Dusun Tanjung Bunga dan Alue Badeukyang terdiri dari empat dusun yaitu dusun Desa Cot Mane Kecamatan JeumpaTanjung Bunga dengan jumlah 96 KK, Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015.dusun Alue Badeuk dengan jumlah 98 KK,dusun Abu Saleh dengan jumlah 73 KK, Populasi dalam penelitian ini didan dusun Teungku Isusoh dengan jumlah ambil dari dua dusun yaitu Dusun Tanjung61 KK. Pada penelitian ini peneliti hanya Bunga dengan jumlah 96 KK dan Dusunfokus pada dua dusun saja, karena dua Alue Badeuk dengan jumlah 98 KK, yangdusun tersebut dekat dengan sungai, semuanya berjumlah 194 KK.memiliki penduduk yang banyak danmengkonsumsi air mentah. Dalam hal ini Sampel diambil menggunakanyang ingin dilakukan penelitian adalah random sampling yaitu pengambilandusun Tanjung Bunga dengan jumlah 96 sampel secara acak. Penelitian iniKK dan dusun Alue Badeuk dengan jumlah dilakukan dengan pembagian kuesioner98 KK (Profil Desa Cot Mane, 2014). kepada responden, sebelum membagikan kuesioner, peneliti memberikan penjelasan- Berdasarkan observasi dan penjelasan mengenai tujuan penelitian.wawancara yang dilakukan peneliti, Berdasarkan perhitungan yang telahditemukan bahwa masih banyak dilakukan dengan menggunakan rumusmasyarakat yang mengkonsumsi air slovin, maka jumlah sampel padamentah karena menurut mereka air mentah penelitian di Dusun Tanjung Bungaitu dingin dan cepat menghilangkan haus. sebanyak 49 sampel dan Alue BadeukSehingga masyarakat mengalami sakit dengan jumlah sampel sebanyak 49.diare akibat mengkonsumsi air mentah.Semua itu terlihat dari data awal yang Metode pengumpulan data dengandidapatkandari Puskesmas Alue Sungai cara melakukan survey langsung kepadaPinang, Desa Cot Mane pada tahun 2014, setiap KK yang mengkonsumsi air mentahditemukan 26 kasus diare. Jadi dari sini dengan menggunakan teknik pembagianjelas bahwasanya air mentah itu tidak kuisioner dan wawancara. Pengumpulanbagus untukdi konsumsi dalam kehidupan data juga diperoleh dari Puskesmas Aluesehari–hari, karena berbahaya bagi Sungai Pinang Kecamatan Jeumpakesehatan. Kabupaten Aceh Barat Daya. Maka oleh karena itu penelititertarik untuk melakukan penelitian tentangfaktor-faktor yang berhubungan dengankonsumsi air mentah di Desa Cot ManeKecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh BaratDaya.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 121 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Marniati, YarmalizaHubungan Sikap Dan Pengetahuan Masyarakat...HASILAnalisa UnivariatTabel 1. Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Konsumsi Air Mentah di Desa Cot Mane Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015No Sikap Frekuensi %1 Negatif 54 55,12 Positif 44 44,9Total 98 100,0Sumber: Data Primer (diolah tahun 2015)Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Konsumsi Air Mentah di Desa Cot Mane Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015No Pengetahuan Frekuensi %1 Kurang 55 56,12 Baik 43 43,9Total 98 100,0Sumber: Data Primer (diolah tahun 2015)Analisa BivariatTabel 3. Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Responden dengan Konsumsi Air Mentah di Desa Cot Mane Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 Konsumsi Air Mentah JumlahSikap Konsumsi Tidak P OR N %n%F%Negatif 35 64,8 19 35,2 54 100,0 0,017 2,926Positif 17 38,6 27 61,4 44 100,0 (1,282-6,674)Jumlah 52 53,1 46 46,9 98 100,0Sumber: Data Primer (diolah tahun 2015) Berdasarkan tabel di atas bahwa mengkonsumsi air mentah sebanyak 27dari 98 responden, diperoleh responden responden (61,4 %).yang memiliki sikap negatif yangmengkonsumsi air mentah sebanyak 35 Dari hasil perhitungan Chi squareresponden (64,8 %), kemudian responden pada derajat kepercayaan 95 % (α = 0,05),yang memiliki sikap negatif yang tidak diketahui bahwa nilai P value adalah 0,017mengkonsumsi air mentah sebanyak 19 (nilai diambil pada continuity correction,responden (35,2 %). Responden yang kolom asymp sig 2-sided) P sehinggamemiliki sikap positif namun tetap value < α. Oleh karena itu, Ho ditolakmengkonsumsi air mentah sebanyak 17 sehingga ada hubungan antara sikapresponden (38,6 %), kemudian responden masyarakat dengan konsumsi air mentah diyang memiliki sikap positif namun tidak Desa Cot Mane Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya .Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 122 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Marniati, YarmalizaHubungan Sikap Dan Pengetahuan Masyarakat...Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Responden dengan Konsumsi Air Mentah di Desa Cot Mane Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015 Konsumsi Air Mentah Jumlah P ORPengetahuan Konsumsi Tidak n %N % f %Kurang 42 76,4 13 23,6 55 100,0 10,662Baik 10 23,3 33 76,7 43 100,0 0,000 (4,156-Jumlah 52 53,1 46 46,9 98 100,0 27,350)Sumber: Data Primer (diolah tahun 2015) Berdasarkan tabel 4.6 bahwa dari konsumsi air mentah, dengan nilai P value98 responden, diperoleh responden yang sebesar 0,017 < α (0,05).memiliki pengetahuan kurang yangmengkonsumsi air mentah sebanyak 42 Berdasarkan Penelitian yang telahresponden (76,4 %), kemudian responden dilakukan oleh peneliti, dari hasilyang memiliki pengetahuan kurang yang pembagian kuesioner dan wawancaratidak mengkonsumsi air mentah sebanyak kepada responden, rata-rata responden13 responden (23,6 %). Responden yang tidak dapat menjawab pertanyaan denganmemiliki pengetahuan baik namun tetap baik mengenai hubungan sikap denganmengkonsumsi air mentah sebanyak 10 kebiasaan konsumsi air mentah.responden (23,3%), kemudian responden Berdasarkan hasil ini dapat diasumsikanyang memiliki pengetahuan baik namun bahwa semakin negatif sikap masyarakattidak mengkonsumsi air mentah sebanyak terhadap kebiasaan konsumsi air mentah33 responden (76,7%). maka semakin banyak masyarakat yg mengkonsumsi air mentah. Dari hasil perhitungan Chi squarepada derajat kepercayaan 95% (α = 0,05), Sikap masyarakat yang kurang baikdiketahui bahwa nilai P value adalah 0,000 sangat berpengaruh terhadap konsumsi air(nilai diambil pada continuity correction, mentah, selain itu jika masyarakat tidakkolom asymp sig 2-sided) sehingga p value berusaha merubah kebiasaan konsumsi air< α. Oleh karena itu, Ho ditolak sehingga mentah dengan membiasakan memasak airada hubungan antara tingkat pengetahuan sebelum diminum maka kemungkinanmasyarakat dengan konsumsi air mentah di besar masyarakat akan banyak yangDesa Cot Mane Kecamatan Jeumpa terkena penyakit diare, sebaliknya jikaKabupaten Aceh Barat Daya. sikap masyarakat baik maka walaupun pengetahuannya kurang tetapi mereka akanPEMBAHASAN melakukan kebiasaan yang baik dalam1. Hubungan Sikap dengan Konsumsi kehidupan sehari-hari. Air Mentah Sikap merupakan reaksi atau respon Hubungan sikap responden dengan yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikapkonsumsi air mentah dapat dilihat pada belum merupakan suatu tindakan atautabel 4.7, yang berdasarkan hasil penelitian aktivitas, akan tetapi merupakanyang menggunakan Uji Chi-square predisposisi tindakan suatu perilaku, dalammenunjukkan adanya hubungan yang hal ini berhubungan dengan kesehatan,bermakna antara sikap masyarakat dengan khususnya sikap masyarakat terhadap konsumsi air mentah (Fitriani, 2011),.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 123 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Marniati, YarmalizaHubungan Sikap Dan Pengetahuan Masyarakat... Penelitian ini sejalan dengan hasil Pengetahuan merupakan bagianpenelitian Diani (2012), di Universitas dari perilaku yang merupakan hasil dariIndonesia. Hubungan antara sikap dengan segala macam pengalaman serta interaksikonsumsi air mentah di ketahui ada manusia dengan lingkungan yang terwujudhubungan antara sikap dengan konsumsi dalam bentuk pengetahuan, sikap,air mentah dan apabila masyarakat tindakan. Sehingga seseorang tanpamengkonsumsi air yang tidak dimasak, pengetahuan tidak akan mempuyai dasarmaka sangat rentan baginya untuk dalam mengambil keputusan danmengalami berbagai penyakit, contohnya menentukan tindakan yang harus terhadapdiare. maslah tersebut. (Notoatmodjo, 2010)2. Hubungan Pengetahuan dengan Penelitian ini sesuai dengan Konsumsi Air Mentah penelitian yang dilakukan oleh Hubungan pengetahuan dengan Mustikawati (2014), di bataram sungai ciliwung. Hubungan antara pengetahuankonsumsi air mentah dapat dilihat pada dengan konsumsi air mentah di ketahui adatabel 4.6, yang berdasarkan hasil penelitian hubungan antara pengetahuan denganyang menggunakan Uji Chi-square konsumsi air mentah dan tanda-tandamenunjukkan adanya hubungan yang bahaya bagi kesehatan.bermakna antara pengetahuan masyarakatdengan konsumsi air mentah, dengan nilai KESIMPULANP value sebesar 0,000 < α (0,05). Dari hasil penelitian terlihat bahwa Berdasarkan hasil ini dapat terdapat hubungan yang bermakna antaradiasumsikan bahwa semakin kurang sikap dan pengetahuan masyarakat denganpengetahuan masyarakat tentang konsumsi konsumsi air mentah, dengan nilai P valueair mentah maka semakin banyak sebesar 0,000 < α (0,05).masyarakat yang mengkonsumsi airmentah. Karena tingkat pengetahuan SARANseseorang banyak mempengaruhi perilaku Saran perlu adaya peran aktifindividu, dimana semakin tinggi tingkatpengetahuan seorang tentang air bersih dan instansi terkait (Dinas Kesehatan dansehat, maka semakin tinggi pula tingkat Puskesmas) terhadap peningkatankesadaran untuk berperan serta dalam Penyuluhan dan pelatihan kepadamengkonsumsi air bersih yang aman dan masyarakat terkait konsumsi air mentahbebas dari bakteri. Tingkat pengetahuan sehingga kesehatan yang optimal dapat diyang rendah tentang air minum yang bersih capai.dan aman akan menyebabkan rendahnyatingkat kesadaran masyarakat sehingga DAFTAR PUSTAKAmemilih mengkonsumsi air mentah. Chandra, Dr. Budiman. 2007. Pengantar Berdasarkan hasil ini, juga terdapat Kesehatan Lingkungan. EGG.bahwasanya pengetahuan masyarakat Jakarta.kurang tentang konsusmsi air mentah tetapimasyarakat tidak mengkonsumsi air Depkes RI. 2006. Sistem Kesehatanmentah, karena jika sikap masyarakat baik Nasional. Depkes RI : Jakarta.walaupun pengetahuannya kurang makamasyarakat akan melakukan kebiasaan Diyani, Aning. 2012. Hubunganyang baik dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan, Aktivitas Fisik, dan Faktor Lain Terhadap Konsumsi Air Minum pada MahasiswaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 124 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Marniati, YarmalizaHubungan Sikap Dan Pengetahuan Masyarakat... Fakultas Kesehatan Masyarakat. Ciliwung Kelurahan Manggarai. Universitas Indonesia : Jakarta. Universitas EsaUnggul : Jakarta.Fakhrurroja, Hanif. 2010. Membuat Sumur Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan Air di Berbagai Lahan. Griya dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta : Kreasi : Jakarta. Jakarta.Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Graha Ilmu : Yogyakarta. Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.Hakim, Lukmanul. 2010. Aksesibilitas Air Notoatmodjo. 2012. Kesehatan Bersih bagi Masyarakat di Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Pemukiman Linduk Kecamatan Cipta : Jakarta. Pontang Kabupaten Serang. Universitas Diponegoro : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Semarang. Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SistemHidayat, Azimul. 2011. Metode Penelitian Penyediaan Air Minum. Depkes RI Kebidanan dan Teknik Analisis : Jakarta. Data. Salemba Medika : Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan RI NomorIndarto. 2010. Hidrologi : Dasar Teori dan 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Syarat-Syarat dan Pengawasan Bumi Aksara : ssJakarta. Kualitas Air. Depkes RI : Jakarta.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Pradirga, Panji .2012. Faktor Risiko Indonesia Nomor Kejadian Diare pada Bayi di 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Kelurahan Pannampu Kecamatan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Tallo Kota Makassar. Universitas Kerja Perkantoran dan Industri. Hasanuddin : Makassar. Depkes RI : Jakarta. Profil Desa Cot Mane Kecamatan JeumpaKholid, A. 2012. Promosi Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun dengan Pendekatan Teori Perilaku, 2014. Kantor Desa Cot Mane : Media, dan Aplikasinya. Rajawali Blangpidie. Pres : Jakarta. Seminar. 2006. Standar Kualitas Air danKumalasari, Satoto. 2011. Teknik Praktis Pengaruh Air Terhadap Kesehatan. Mengolah Air Kotor Menjadi Air Universitas Indonesia : Jakarta. Bersih hingga Layak Minum. Laskar Aksara : Bekasi. Slamet, Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Universitas GajahMusran. 2009. Hubungan Perilaku Mada : Yogyakarta Masyarakat dalam Mengelola Air Minum dengan Kasus Diare di Suryadi, R, H. 2012. Hubungan Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Pengetahuan dan Sikap Pelanggan Tengah. Universitas Sumatera Damiu dengan Insiden Penyakit Utara : Medan. Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Tiku Kecamatan Tanjung MutiaraMustikawati, Silviana. 2014. Perilaku Kabupaten Agam. Universitas Konsumsi Air Bersih pada Ibu-Ibu Andalas : Padang. di RW 04 Bantaran SungaiJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 125 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Fitriani, Veni Nella SyahputriAnalisis Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik...ANALISIS MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS Fitriani1, Veni Nella Syahputri2 1Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] 2Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACTThis research is aimed to analyze the intrinsic motivation to the achievement and recognition of thework and extrinsic motivation in working conditions and the timeliness of interpersonal relationshipsand the ability of employee medical records at the Regional General Hospital Cut Nyak Dhien(Hospitals CND) Meulaboh West Aceh. This research uses descriptive qualitative study to describe thedata obtained from interviews conducted on 04-24 April 2016 against 2 key informant and 10 principalinformant. Data were analyzed using flow data reduction, data display and conclusions.Based on the survey results revealed that the intrinsic motivation of medical record personnel lack themotivation to give it the merit of not getting an award by supervisor and work is still lackingrecognition given to employees so that they are less punctual employee in completing the work.Extrinsic motivation in working condition known work space is still less support for medical record filestorage and have good interpersonal relationships of employees in support of employee medicalrecord.Keywords: Motivation, Performance, Medical RecordPENDAHULUANBerdasarkan Peraturan Menteri antara dokter dan penyedia layananKesehatan Nomor kesehatan lainnya di rumah sakit sebagai794a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam dasar pemberian pelayanan dan evaluasimedis disebutkan bahwa rekam medis terapi kepada pasien yangmerupakan berkas yang wajib dijaga berkesinambungan.kerahasiannya, dalam arti dokter boleh Pengelolaan rekam medis di rumahmemaparkan isi rekam medis jika sudah sakit adalah untuk menunjang tertibnyamendapatkan izin tertulis dari pasien administrasi dalam rangka upaya untuk(Depkes RI, 2007). Basbeth (2005) mencapai tujuan rumah sakit, yaitumenyebutkan bahwa rekam medis rumah peningkatan mutu pelayanan kesehatan disakit adalah yang lengkap memuat riwayat rumah sakit. Dalam pengelolaan rekampasien, kondisi terapi dan hasil perawatan. medis untuk menunjang mutu pelayananSelain itu tujuan rekam medis menurut rumah sakit, pengelolaan rekam medis harusBasbeth (2005) adalah untuk merencanakan efektif dan efesien (Giyana, 2012 dalamterapi pasien dan sebagai alat komunikasi Susanti, 2013). Sehingga dapat dikatakan juga bahwa mutu pelayanan kesehatan diJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 126 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Fitriani, Veni Nella SyahputriAnalisis Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik...Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien kesalahan penulisan sehingga perlu ditulisMeulaboh Kabupaten Aceh Barat dapat ulang atau dikoreksi.dilihat aspek kelengkapan berkas rekammedisnya. Ketidaklengkapan dan ketidaktepatan dalam pengisian rekam medis menurut Sari Sebab tanpa didukung oleh sistem (2011) akan memberikan dampak yang tidakpengelolaan atas kelengkapan rekam medis baik bagi proses pelayanan kesehatan kepadayang baik dan benar, maka mustahil tertib pasien, karena waktu untuk prosesadministrasi akan berhasil, dikarenakan tertib pendaftaran sampai dilakukan tindakan medikadministrasi merupakan salah satu faktor menjadi lama. Disamping itu, analisayang menentukan kualitas suatu pelayanan terhadap riwayat penyakit terdahulu sertakesehatan kepada publik. Karena, meskipun tindakan medik yang telah dilakukansebenarnya pelaksanaan rekam medis sebelumnya tidak dapat dilakukan secara baikmerupakan jenis pelayanan administrasi yang akibat tidak lengkapnya data pada rekamrelatif sederhana tetapi perlu diperhatikan medis pasien.bahwa berkas rekam medis adalah catatandata pasien sebagai dokumen permanen yang Dari survey awal yang telahharus berisi informasi yang lengkap untuk dilakukan bahwa masih ada petugas rekammengidentifikasi pasien, membenarkan medis yang belum tepat dan lengkap dalamdiagnosis, pengobatan dan mencatat hasilnya pengelolaan rekam medis serta seringkali(Sabarguna, 2004). terjadi kesalahan penulisan merupakan indikator rendahnya kinerja petugas rekam Studi pendahuluan terhadap medis di Rumah Sakit Umum Daerah Cutkelengkapan rekam medis menunjukkan Nyak Dhien Meulaboh Aceh Barat, yangbahwa dari pengisian status pada formulir diduga sebagai akibat rendahnya motivasirekam medis yang tidak diisi dengan lengkap petugas dalam dirinya sendiri (intrinsik)sebesar 40% (dari ketidaklengkapan 20 maupun motivasi dari luar diri petugasberkas), pengembalian rekam medis yang (ekstrinsik).tidak tepat pada tempatnya sebesar 24% (daripengembalian tidak tepat 12 berkas), serta METODEpengisian status pada rekam medis yang Jenis penelitian ini menggunakantidak tepat sebesar 36% (dari pengisianstatus yang tidak tepat 18 berkas). penelitian kualitatif yang bersifat deskriptifWawancara dengan penanggung jawab yang bertujuan untuk menjelaskan motivasiberkas rekam medis di Rumah Sakit Umum intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerjaCut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh petugas rekam medis di Rumah Sakit UmumBarat didapatkan informasi bahwa petugas Daerah Cut Nyak Dhien (RSUD CND)rekam medis dalam pelaksanaan kinerjanya Meulaboh Aceh Barat.masih belum tepat waktu pada saatmenangani proses pendaftaran pasien dan HASILbelum menyelesaikan catatan rekam 1. Motivasi Intrinsikmedisnya meskipun pasiennya telah pulang.Selain itu petugas rekam medis masih ada a) Prestasi Kerjayang belum tepat dan lengkap dalam Berdasarkan penelitian yang telahpengisian rekam medis dan seringkali terjadi dilakukan terhadap informan kunci dan informan pokok di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh tentang motivasi intrinsik yangJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 127 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Fitriani, Veni Nella SyahputriAnalisis Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik...berkaitan dengan prestasi kerja dan informan kunci 2 di mana menyebutkanpengakuan kinerja oleh pimpinan atau teman bahwa prestasi petugas di rekam medispada pegawai ruang rekam medis diperoleh sudah baik, karena petugas telah bekerjahasil wawancara penelitian sebagai berikut: sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, petugas rekam medis yang masih Wawancara dengan informan kunci 1 terlambat atau kurang tepat waktu dalamberkaitan dengan motivasi intrinsik pada menyelesaikan laporan berkas rekam medis.prestasi pegawai rekam medis di RSUD CutNyak Dhien Meulaboh mengatakan bahwa: Dari wawancara yang disampaikan oleh informan pokok 1 bahwa tidak ada “Prestasi yang sudah dicapai itu sesuai penghargaan dalam bentuk sertifikat atau dengan standar pelayanan minimal piagam penghargaan yang diberikan oleh yang diberikan, ee… rekam medis. pimpinan terhadap pencapaian prestasi Standar pelayanan minimal itu petugas rekam medis. Tanggapan berbeda berdasarkan SOP dari rekam medis. Jadi juga disampaikan oleh informan pokok ada standar pelayanan minimal misalnya lainnya, dalam wawancara peneliti dengan mereka 95% ya mungkin itu dia. Tugas informan pokok 2 yang mengatakan bahwa: mereka kan seperti mendata, mengumpulkan, menyimpan kemudian ya “Prestasi gak ada biasa aja. Yang ada menganalisa ya ini sudah mereka dulu pernah tulah KA sekali kan. laksanakan. Dan sampai saat ini tidak Kepala selama 5 tahun. Habis tu ada masalah” (An. Informan Kunci 1) sekarang sudah jadi staf lagi kan. Prestasi gak ada biasa aja” (An. Dari wawancara yang dilakukan Informan Pokok 2).terhadap informan kunci 1 di atasmenunjukkan bahwa pencapaian prestasi Dari wawancara yang di ataskerja petugas rekam medis telah ditetapkan diketahui bahwa informan pokok 2 mendapatberdasarkan standar minimal rekam medis. penghargaan dari pimpinan berkaitan denganSelanjutnya pendapat berbeda berkaitan pencapaian prestasi kerja petugas rekamdengan prestasi pegawai rekam medis di medis dengan diberikan jabatan kepala bidangRSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh rekam medis. Tanggapan lainnya jugadisampaikan oleh informan kunci 2 yang dikatakan secara singkat oleh IP3, IP4, IP5,mengatakan bahwa: IP6, IP7, IP8 dan IP9 yang mengatakan bahwa: ”Gak ada prestasi atau biasa saja” “Kalau untuk prestasi petugas rekam medis disini prestasi sudah baik. Tugas- Dari wawancara yang telah tugas mereka sudah mengikuti prosedur disampaikan oleh informan pokok di atas yang ada di rekam medis. Cuma masih yang memiliki tanggapan yang sama, ada juga yang lambat dalam pengolahan diketahui informan pokok belum datanya. Kemudian saya selaku Kabid mendapatkan penghargaan terhadap memberikan masukan agar kedepannya pencapaian prestasi kerja. Komentar lebih cepat diselesaikan dan semua data selanjutnya juga disampaikan oleh informan laporannya sesuai dengan waktu” (An. pokok 6 yang mengatakan bahwa: Informan Kunci 2). “Gak ini kan tergantung rekam Dari hasil wawancara di atas mediskan. Kan masalah rekam medismenunjukkan bahwa terdapat perbedaan kan sama-sama. Sama aja dengan apatanggapan antara informan kunci 1 dengan kek yang udah-udah yang orang iniJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 128 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Fitriani, Veni Nella SyahputriAnalisis Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik... wawancara dengan staf-staf di rekam Dari hasil wawancara yang telah medis. Biasa aja.” (An. Informan disampaikan oleh informan kunci 1 dan Pokok 6). informan kunci 2 di atas, diperoleh gambaran bahwa pada umumnya hasil Dari jawaban hasil wawancara yang kinerja pegawai yang dinilai memilikipeneliti lakukan terhadap informan pokok 6 kategori baik oleh informan kunci 1 selakudi atas diketahui bahwa penghargaan prestasi direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulabohyang diberikan oleh pimpinan kepada akan diberikan pengakuan dalam bentukpetugas rekam medis masih biasa saja. ucapan terima kasih. b) Pengakuan Kerja Informan pokok 1 memberikan Berdasarkan hasil wawancara peneliti tanggapan berkaitan dengan pertanyaan tentang pengakuan dari pimpinan atau temanterhadap informan kunci berkaitan dengan dari hasil kinerja yang telah dicapai,apakah ada pengakuan dari orang yang mengatakan bahwa:diberikan kepada pegawai atas kinerja yangtelah dilakukan selama bekerja di ruang “Saya ini selaku petugas utama Kodermedis, maka dalam hal ini informan kunci 1 atau Koding ya. Jadi merekamengatakan bahwa: mengatakan kode IC Amaizing secara jasa saja” (An. Informan Pokok 1). “Sampai saat ini pekerjaan mereka cukup baik. Pengakuan yang diberikan Tanggapan berbeda disampaikan oleh sering diapel, setiap pagi kita selalu IP2, IP3, IP4, IP7 dan IP9 berkaitan dengan mengucapkan terima kasih kepada pertanyaan tentang pengakuan dari pimpinan petugas-petugas yang telah bekerja atau teman dari hasil kinerja yang telah dengan baik di rumah sakit” (An. dicapai, maka dalam hal tersebut informan Informan Kunci 1). pokok memberikan pernyataan singkat bahwa: “Pengakuan kerja yang diberikan Dari wawancara yang disampaikan biasa saja”.oleh informan kunci 1 di atas diketahuibahwa pimpinan sudah memberikan Informan pokok 5 memberikanpengakuan terhadap hasil pekerjaan petugas tanggapan berbeda dari yang informanrekam medis RSUD CND Meulaboh. Dalam sebelumnya bahwa:konteks pertanyaan yang sama, selanjutnyainforman kunci 2 memberikan komentarnya “Mungkin diketerlambatan apa, diyaitu: nomor CN-nya sering kabur, mungkin itu udah kita perbaiki. Udah lumayan “Ya kalau bagus ya kita berikan. bagus” (An. Informan Pokok 5). Kalau ada. Kami kan laporan kami itu kan per tiga bulan. Kalau udah cukup, Sedangkan dalam wawancara udah sesuai dengan laporan yang penelitian lain menunjukkan IP6 dan IP8 dari dimintak untuk tiga bulan ya kita tanggapan yang telah disampikan menyatakan berikan. Yang bagus ya kalau yang bahwa: “Sudah ada pengakuan kerja”. sesuai dengan waktu kita berikan ucapkan bagus. Kalau yang belum kita Kemudian informan pokok 10 motivasi tolong kerjakan untuk lebih memberikan komentar atau jawaban bahwa cepat dikerjakan” (An. Informan pengakuan kerja yang diberikan pimpinan Kunci 2). petugas rekam medis tidak ada yang berlebihan sebagaimana dapat dilihat padaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 129 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Fitriani, Veni Nella SyahputriAnalisis Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik...kutipan wawancara berikut yang mengatakan dokumen-dokumen” (An. Informanbahwa: Kunci 1). “Hmm… sementara ini gak ada, biasa- Tanggapan lain yang berbeda dari biasa aja gak ada yang berlebihan gitu. informan kunci 1 di atas, disampaikan oleh Masih baik-baik begitu aja”( An. informan kunci 2 terkait dengan kondisi Informan Pokok 10). kerja pegawai rekam medis RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh yang mengatakan bahwa: Berdasarkan hasil wawancara yangtelah disampaikan oleh informan pokok di “Ada yang tepat ada yang molor, pastiatas, bahwa pengakuan kinerja pada pegawai ada itu ya. Bukan yang molor itu-iturekam medis oleh pimpinan terdapat saja” (An. Informan Kunci 2).perbedaan. Hal tersebut dilihat dari adasebagaian pegawai yang menyatakan sudah Dari tanggapan yang telahdiberikan pengakuan kinerja dan ada yang disampaikan informan kunci di atas,belum, serta sebagian pegawai menganggap menunjukkan bahwa pada umumnya kondisipengakuan kinerja yang diberikan biasa aja, kerja menurut informan kunci 1dan 2 sudahseperti misalnya pemberian ucapan terima cukup baik, kinerja pelayanan oleh pegawaikasih dan tidak ada yang berlebihan. rekam medis tidak terlambat, hanya saja kondisi ruangan kerja masih terbatas,2. Motivasi Ekstrinsik sebagaimana yang menurut peneliti lihat Kondisi Kerja bahwa memang ruang rekam medis RSUD Berdasarkan penelitian yang telah Cut Nyak Dhien masih kecil dan tidak memadai untuk menyimpan berkas-berkasdilakukan terhadap informan kunci dan rekam medis.Hal ini juga diperkuat oleh IP1,informan pokok di RSUD Cut Nyak Dhien IP2, IP3, dan IP4, yang menyatakan bahwaMeulaboh tentang motivasi ekstrinsik yang kondisi kerja masih kurang baik karenaberkaitan dengan kondisi kerja dan ruangan kerja masih kecil dan belumhubungan interpersonal pada pegawai ruang memenuhi standar ruang rekam medis.rekam medis diperoleh hasil wawancarapenelitian sebagai berikut: Dari hasil wawncara diketahui bahwa kondisi kerja sudah baik namun dalam Wawancara dengan informan kunci 1 melaksanakan pekerjaan, masih terkendalaberkaitan dengan motivasi intrinsik pada dengan ruang kerja yang masih kecil dan rak-kondisi kerja pegawai rekam medis di RSUD rak kecil sehingga berkas rekam medis harusCut Nyak Dhien Meulaboh mengatakan digabungkan atau diletakkan bukan pada rakbahwa: penyimpanan berkas medis.Hubungan Interpesonal “Kondisi kerja cukup baik ya sesuai dengan peraturan berlaku, disiplin jalan Berhubungan dengan pertanyaan dengan baik, hasil pekerjaan pelayanan peneliti tentang hubungan interpersonal rekam medis tidak lambat, proses cepat. pegawai rekam medis di RSUD Cut Nyak Kondisi ruangan di rekam medis. Dhien Meulaboh dalam hal tersebut, maka Kondisi ruangan memang terbatas, hasil wawancara dengan informan kunci 1 karena rumah sakit memang cukup kecil diperoleh jawaban, yaitu: terbatas, tapi ada beberapa tempat, ada ruangan kamar ada ruangan di kelas “Hubungan mereka baik-baik saja. utama satu tempat menyimpan Hubungan mereka dengan atasan juga cukup baik. Hubungan di antaraJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 130 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Fitriani, Veni Nella SyahputriAnalisis Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik... mereka cukup baik. Pekerjaan Dari wawancara yang telah terlayani ter ini terlaksana dengan dikemukan oleh informan pokok 1 di atas baik. Kemudian ke masing-masing diketahui bahwa informan telah mampu antar ruangan kah dan lain-lain itu menyelesaikan tugas dan pekerjaannya cukup baik. Semuanya baik” (An. dengan baik. Hal ini juga diperkuat oleh IP2, Informan Kunci 1). IP3, IP4, IP5, IP6, IP7 dan IP10 memberikan tanggapannya bahwa: “Telah menyelesaikan Hubungan interpersonal pegawai pekerjaan dengan tepat waktu dan mencapairekam medis sudah berjalan dengan baik, target pekerjaan namun belum mencapaidalam artian ada saling membantu 100 persen dalam penelolaan berkas rekammenyelesaikan tugas-tugas pekerjaan medis”.menangani, mengolah atau melayani berkasrekam medis di ruang rekam medis RSUD b) KemampuanCut Nyak Dhien Meulaboh. Wawancara yang peneliti lakukan3. Kinerja terhadap informan kunci terkait dengan a) Ketepatan Waktu kemampuan pegawai rekam medis dalam Wawancara yang peneliti lakukan melaksanakan pekerjaan diperoleh jawaban sebagaimana terdapat dalam kutipanterhadap informan kunci 1 berkaitan dengan wawancara sebagai berikut:ketepatan waktu pegawai rekam medisdalam melaksanakan pekerjaan diperoleh “Kemampuan mereka cukup baik.jawaban sebagaimana kutipan wawancara Mereka juga ada beberapa kaliberikut: mengikuti pelatihan ya. Cuma mungkin kondisi di lapangan juga cukup “Yang pasti ini kan rekam medik ini kan berbeda, karena rekam medik kan ada kepala ruangannya kepala berkaitan dengan macam-macam ya. instalasinya, jadi untuk yang lebih Sekarang yang mau kita tingkatkan ini jelasnya memang rekam medik rekam medik dengan sistem kepalanya yang tahu pasti. Ssampai saat komputerisasi. Nah ini sedang berjalan ini mereka tidak ada menyampaikan dan memang pekerjaan yang rumit. masalah keluhan terhadap kinerja Kemudian koordinasi dengan BPJSnya bawahan, mungkin kelihatannya baik- lagi nanti. Jadi, sampai saat ini kinerja baik saja” (An. Informan Kunci 1). mereka baik-baik, tapi ke depan mungkin lebih harus ditingkatkan Wawancara terhadap informan pokok lagi” (An. Informan Kunci 1).1 tentang ketepatan waktu pada kinerjapegawai berkas rekam medis diperoleh Wawancara yang peneliti lakukanjawaban yaitu: terhadap informan pokok 1 memberikan penjelasan berkaitan dengan kemampuan “Kalau di sini saya sebagai Koder kinerja pegawai rekam medis. Dari selama ini telah melakukan, telah pertanyaan yang peneliti ajukan diperoleh melakukan pengkode-an sesuai dengan jawaban sebagaimana kutipan berikut: yang ditetapkan oleh WHO. Di sini selaku Koder ya banyak dirasakan untuk “ Kami berusaha untuk mencapai ya, terutama untuk mengklaim biaya JKN seperti karena terkait dengan ya. Alhamdullillah selama ini dapat pelaksanaan pencatatan dokumen diselesai-kan” (An. Informan Pokok 1).Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 131 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Fitriani, Veni Nella SyahputriAnalisis Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik... setelah pasein pulang tergantung dari diapresiasi dalam bentuk sertifikat atau dokternya mempersiapkan dokumen promosi jabatan, sehingga pegawai pun akan berkas ini sehingga dari sananya termotivasi untuk mencapai prestasi yang terlambat, sehingga juga sampai ke baik. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli kami juga terlambat, kami tepat yang dikemukan oleh Frederick Herzberg diharapkan dari semua rak ya yang dalam Robbins dan Judge (2008) bahwa terkait dengan berkas rekam medis keberhasilan seorang pegawai dapat dilihat dapat sesuai dengan waktu yang dari pencapaian prestasinya. ditentukan” (An. Informan Pokok 1). 2. Motivasi Intrinsik Pada Pengakuan Dari wawancara di atas diketahui Kerjainforman pokok 1 telah mampu Asumsi peneliti terhadap motivasimenyelesaikan pekerjaan dengan baik,karena telah berusaha mempersiapkan intrinsik pada pengakuan kerja pegawaidokumen rekam medis sesuai dengan waktu rekam medis bahwa pegawai tidak memilikiyang telah ditentukan. Selanjutnya motivasi karena pengakuan kerja selamawawancara yang peneliti lakukan terhadap melaksanakan pekerjaan di ruang rekaminforman lain juga memiliki perbedaan medis masih kurang. Sehingga upayatanggapan wawancara sebagaimana yang pemberian pengakuan kerja kepada pegawaidisampaikan IP2, IP4, IP5, IP6, IP7 dan IP9 tersebut perlu ditingkatkan, agar dapatbahwa: “Telah berusaha menyelesaikan meningkatkan ketepatan waktu danpekerjaan dengan tepat waktu di rekam kemampuan kerja pegawai, sebab dalam halmedis”. ini dari hasil penelitian masih terdapat adanya pegawai yang masih kurang tepatPEMBAHASAN waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang1. Motivasi Intrinsik Pada Prestasi Kerja diberikan oleh atasan. Asumsi peneliti terhadap motivasi Hal tersebut penting untuk diberikanintrinsik pada prestasi pegawai rekam medis pengakuan kinerja pada pegawaibahwa pegawai kurang memiliki motivasi sebagaimana pendapat Frederick Herzberguntuk berprestasi dalam melaksanakan dalam Robbins dan Judge (2008) pencapaianpekerjaan di ruang rekam medis, sehingga prestasi yang telah dilakukan petugas, makapekerjaan mengelola berkas rekam medis seorang pemimpin harus memberikanmenjadi tidak teratur. Hal ini dapat dilihat pernyataan pengakuan terhadap pencapaiandari tidak adanya penghargaan yang secara prestasi petugasnya tersebut. Pengakuan olehkhusus yang diberikan oleh Direktur atau atasan dapat dilakukan dengan berbagai cara,pimpinan kepada pegawai rekam medis yang yaitu (a) Langsung menyatakan keberhasilantepat waktu atau memiliki kemampuan yang di tempat pekerjaannya, lebih baik dilakukanbaik dalam melaksanakan tugas-tugasnya di sewaktu ada orang lain (b) Memberikan suratruang rekam medis. Padahal menurut penghargaan (c) Memberi hadiah berupapeneliti, kepada pekerja yang tepat waktu uang tunai (d) Memberikan kenaikan gajidan memiliki kemampuan yang baik dalam atau promosi.melaksanakan pekerjaannya sebagai pegawairekam medis yang sudah memiliki prestasi 3. Motivasi Ektrinsik Pada Ketepatanyang baik, maka prestasi tersebut harus WaktuJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 132 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Fitriani, Veni Nella SyahputriAnalisis Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik... Asumsi peneliti berkaitan dengan pimpinan telah memberikan pengakuankondisi kerja bahwa kondisi kerja yang baik kerja kepada pegawai yang sudah baik dalamdisertai dengan kondisi ruang yang bekerja, sedangkan rekan kerja kurangmendukung penyimpanan berkas ruang memberikan pengakuan kerja sesamamedis akan dapat meningkatkan ketepatan pegawai.Motivasi ekstrinsik pada kondisiwaktu dan kemapuan kerja pegawai rekam kerja menunjukkan bahwa ruangan kerjamedis. Sehingga dalam hal ini pun menurut yang digunakan belum memenuhi standarpenulis perlu adanya untuk memberikan luas ruang rekam medis, sehingga dalamruangan rekam medis RSUD Cut Nyak pengolahan berkas rekam medis masihDhien Meulaboh. terbatas untuk menyimpan berkas medis.Motivasi ekstrinsik pada hubungan Hal tersebut sesuai dengan pendapat interpersonal menunjukkan bahwa pegawaiyang dikemukakan oleh Frederick Herzberg saat bekerja sudah saling membantu dalamdalam Robbins dan Judge (2008) yang pengolahan berkas rekam medis.mengatakan bahwa masing-masing atasandapat berperan dalam berbagai hal agar SARANkeadaan masing-masing bawahannya Diharapkan kepada Direktur Rumahmenjadi lebih sesuai. Misalnya ruangankhusus bagi unitnya, penerangan, peralatan, Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhiensuhu udara dan kondisi fisik lainnya. (RSUD CND) Meulaboh Aceh Barat untuk dapat memberikan penghargaan kepada4. Motivasi Ektrinsik Pada Hubungan pegawai yang dengan Menyediakan ruangan Interpesonal kerja petugas rekam medis yang lebih Asumsi peneliti berkaitan dengan nyaman sesuai dengan standar ruangan rekam medis. Kepada petugas rekam medishubungan interpersonal pegawai rekam untuk dapat meningkatkan prestasi kerjamedis bahwa hubungan yang baik dalam guna memperoleh penghargaan darimelaksanakan tugas dan pekerjaan akan pimpinan dan memberikan pengakuan kerjadapat meningkatkan ketepatan waktu dan kepada sesama petugas di Rumah Sakitkemampuan kerja pegawai dalam Umum Daerah Cut Nyak Dhien (RSUDmenyelesaikan setiap pekerjaan yang CND) Meulaboh Aceh Barat.berhubungan dengan berkas medis sepertipengolahan dan pengumpulan data rekam DAFTAR PUSTAKAmedis. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Azwar, A. 2010. Pengantar AdministrasiFrederick Herzberg dalam Robbins danJudge (2008) yang mengatakan bahwa Kesehatan Edisi Ketiga. BinarupaMenunjukkan hubungan interaksi antar Aksara Publisher: Tangerangsesama petugas dalam unit kerja maupundalam keseluruhan. Basbeth, F. 2005. Rekam Medis. Bagian Forensik dan Medikolegal FK-UI:KESIMPULAN Jakarta. Kurangnya motivasi kerja menyebabkan Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggarankinerja pegawai rekam medis tidak tepat Dan Prosedur Rekam Mediswaktu dalam bekerja.Motivasi intrinsik pada Rumah SakitdiIndonesia Revisi II.pengakuan kerja menunjukkan bahwaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 133 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Fitriani, Veni Nella SyahputriAnalisis Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik... Direktoral Jenderal Bina Robbins, S.P dan Judge, T.A. 2008. Perilaku Pelayanan Medik: Jakarta. Organisasi : Organizational Behaviour. Buku 1, Edisi 12.Depkes RI. 2007. Pedoman Pengelolaan Salemba Empat: Jakarta Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Departemen Kesehatan Sedamaryanti. 2001. Sumber Daya Manusia Republik Indonesia: Jakarta. Dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju: BandungLuthans, F. 2011. Organizational Behavior : An Evidence-Based Approach. Siagian, S.P. 2004. Teori Motivasi dan McGraw-Hill. New York. Aplikasinya. Rineka Cipta: JakartaMangkunegara, P. 2006. Evaluasi Kinerja Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian SDM. Remaja Rosada Karya: Kualitatif. Alfabeta: Bandung Bandung. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. PTMoleong, L.J. 2009. Metodologi Penelitian Raja Grafindo Persada: Jakarta Kualitatif. Remaja Rosada Karya: Bandung Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja SumberRumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak daya manusia (Teori, aplikasi, dan Dhien. 2012. Buku Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Rekam penelitian).Salemba Empat: Medis. Aceh Barat: Meulaboh Jakarta.________. 2014. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien. Aceh Zulhendry. 2008. Gambaran Sistem Barat: Meulaboh. Pengelolaan Rekam Medis Di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru Tahun 2008. Skripsi.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 134 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Safrizal.SAPengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi… PENGARUH KARAKTERISTIK KADER DAN STRATEGI REVITALISASI POSYANDU TERHADAP KEAKTIFAN KADER Safrizal.SA Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACT Posyandu (integrated health service post) is a meeting point of professional service of healthworkers and community participation implemented in a working area of Puskesmas (Primary HealthCenter). The coverage of active cadres' in Sawang Subdistrict, Aceh Selatan District, was still lower thatthe indicator expected (42,23%). The purpose of this explanatory surve study was to analyze theinfluence of cadres' characteristics and Posyandu Revitalization Strategy on the Cadres' Activiness inSawang Subdistrict, Aceh Selatan District. The population of this study was all of the 84 cadres' ofPosyandu in Sawang Subdistrict, Aceh Selatan District and all of them were selected to be the samplesfor this study. The data obtained were analyzed through Chi-Squre test and multiple logistic regressiontest. The result of this study showed that of nine variables, four variables such as marital status,motivation, support, and training had a significant relationship with cadres' activeness, while thevariables of age and occupation, did not have any significant relationship the cadres' activeness in theimplementation of Posyandu activities. The result of multiple logistic regression test showed that thevariable of motivation was the most dominant in the relationship with cadres' activeness in implementingthe activities of posyandu in Sawang Subdistrict, Aceh Selatan District in 2014. Local Government, Village Goverment and the management of Puskesmas in SawangSubdistrict are suggested to increase the supervision and accompanying in the activities of Posyanduand the implementation of the task of Posyandu cadres', and to increase the frequency of cadres' trainingto improve their knowledge and skill, ana also to provide motivation, support and to buil the attitudetoward the cadres' task.Keywords: Cadres' Charateristics, Posyandu, Revitalization, Cadres' ActivenessPENDAHULUAN profesional dari petugas kesehatan dan peran Sejalan dengan perkembangan serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutamaparadigma pembangunan, telah ditetapkan dalam upaya penurunanan angka kematianarah kebijakan pembangunan kesehatan, yang bayi dan angka kelahiran (Kemenkes RI,tertuang dalam Rencana Pembangunan 2011).Jangka Menengah 2010-2014 bidangkesehatan. Salah satunya adalah bentuk upaya Posyandu merupakan salah satupemberdayaan masyarakat di bidang bentuk Upaya Kesehatan Bersumber dayakesehatan, yaitu menumbuh kembangkan Pos Masyarakat (UKBM) yang dikelola danPelayanan Tepadu (Posyandu) yang diselenggarakan dari, oleh, untuk danmerupakan wadah titik temu antara pelayananJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 135 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Safrizal.SAPengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi…bersama masyarakat dalam penyelenggaraan posyandu masih belum optimal artinya perlu diperbaharui atau disesuaikan denganpembangunan kesehatan, guna tuntutan perkembangan untuk peningkatan fungsi dan kinerja posyandu. Hal ini antaramemberdayakan masyarakat dan memberikan lain disebabkan oleh adanya krisis multi dimensi yang berkepanjangan yang terjadi dikemudahan kepada masyarakat dalam Indonesia secara umumnya dan telah pula berdampak pada rendahnya kemampuanmemperoleh pelayanan kesehatan dasar, masyarakat di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan khususnya dalam memenuhiutamanya untuk mempercepat penurunan kebutuhan kesehatan dasarnya. Dengan demikian upaya akselerasi terhadapangka kematian ibu dan bayi (Kemenkes RI, pelaksanaan revitalisasi posyandu masih diperlukan guna mendukung dan membina2012). terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang merata dan terjangkau oleh masyarakat, Upaya pemerintah dalam maka diharapkan pula strategi operasional secara dini dapat dilakukan di setiapmeningkatkan kinerja posyandu dengan posyandu.mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk menelitiNegeri Nomor 411.3/1116/ SJ tanggal 13 Juni tentang Pengaruh Karakteristik Kader dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap2001 tentang revitalisasi posyandu, yaitu Keaktifan Kader Di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014.suatu upaya untuk meningkatkan fungsi dan METODEkinerja Posyandu. Tujuan revitalisasi Penelitian ini adalah bersifat Analitikposyandu antara lain: Terselenggaranya dengan menggunakan tipe explanatory reaserch. Penelitian ini dilakukan dikegiatan posyandu secara rutin dan Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan pada bulan Mei tahun 2014.berkesinambungan, tercapainya Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu di wilayah kerja Puskesmaspemberdayaan tokoh masyarakat dan kader Kecamatan Sawang sebanyak 84 kader yang berasal dari 21 posyandu yang berada dalammelalui advokasi, orientasi, pelatihan atau 15 desa, dan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian (Total Sampling).penyegaran, tercapainya pemantapan Metode analisis data dengan uji chi-square untuk melihat hubungan dan uji regresikelembagaan posyandu. Sasaran revitalisasi logistik berganda untuk melihat faktor yang paling dominan berpengaruh denganposyandu adalah semua posyandu di seluruh keaktifan kaderIndonesia. (Kemenkes RI, 2011). Berdasarkan laporan PuskesmasKecamatan Sawang tahun 2012/2013diketahui bahwa ada 15 buah desa dan 21buah posyandu, dengan jumlah kaderseluruhnya 84 orang, yang aktif 38 (45,23%)kader dan yang tidak aktif 46 (54,77%).Target standar pencapaian yang diharapkanmasing-masing posyandu setiap tahunnya95% (Puskesmas Kecamatan Sawang, 2013). Berdasarkan kondisi aktual tersebut diatas, maka pelaksanaan revitalisasi posyanduuntuk menunjang keaktifan kader diPuskesmas Sawang dan Dinas KesehatanKabupaten Aceh Selatan perlu perludilanjutkan dan ditingkatkan dalammemperbaiki pelayanan kesehatan dasar,supaya tercapainya standar yang diharapkan.Meskipun pada saat ini sarana kesehatanlainnya yang ada kaitan dengan kaderJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 136 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Safrizal.SAPengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi…HASIL bivariat dilakukan dengan menggunakanAnalisis Bivariat Crosstabs (tabulasi silang) untuk menunjukkan suatu distribusi bersama dan Analisis bivariat dilakukan untuk uji Chi-Square. Hubungan ini dikatakanmengetahui hubungan antara variabel bermakna (signifikan) apabila hasil analisiskarakteristik kader dan strategi revitalisasi menunjukkan nilai P Value < 0,05.posyandu terhadap keaktifan kader. AnalisisTabel 1. Hubungan Variabel Karakteristik Kader dan Strategi Revitalisasi Posyandu Terhadap Keaktifan Kader di Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014 Keaktifan Kader Variabel Kurang Aktif Aktif Total (P) f%Umur F % F%≤35 tahun (Muda)≥36 tahun (Tua) 27 57,4 20 46,6 47 100 19 51,4 18 48,6 37 100 0,577Status Perkawinan 35 67,3 17 32,7 52 100Kawin 11 34,4 21 65,6 32 100 0,003Belum KawinPekerjaan 12 48 13 52 25 100Bekerja 34 54,6 25 42,4 59 100 0,418Tidak BekerjaMotivasi 9 20,5 35 79,5 44 100Kurang 37 92,5 3 7,5 40 100 0,001BaikPelatihan 29 67,4 14 32,6 43 100Kurang 17 41,5 24 58,5 41 100 0,017BaikDukunganKurang 38 86,4 6 13,6 44 100 0,001 40 100Baik 8 20 32 80Sumber : Data Primer Tahun 2014Analisis Multivariat terhadap keaktifan kader, maka dilakukan Analisa multivariat dilakukan untuk analisis multivariat dengan menggunakan analisis regresi logistik berganda denganmengetahui pengaruh variabel karakteristik menggunakan metode backware stepwise,kader dan strategi revitalisasi posyanduJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 137 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Safrizal.SAPengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi…yaitu dengan mengeluarkan variabel untuk multivariat dapat dilihat pada tabel berikutdimasukkan dalam analisis multivariat satu ini:persatu secara bertahap, hasil akhirTabel 2. Hasil Uji Regresi Logistik Karakteristik Kader dan Revitalisasi Posyandu terhadap Keaktifan Kader di Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014Variabel B S.E p Exp(B)Status Perkawinan .969 .637 0,003 .379 .633 0,001 .486Motivasi .722 .622 0,001 .057 .634 0,017 .427Dukungan 2.857Pelatihan .851Sumber : Data primer tahun 2014 Setelah dikeluarkan variabel dengan Hasil uji statistik denganvariabel nilai (p)<0,25, maka didapat empat menggunakan uji chi-square didapatkanvariabel yang masuk sebagai kandidat uji bahwa variabel umur tidak ada hubunganlogistik berganda yaitu status perkawinan, terhadap keaktifan kader posyandu, dimana pmotivasi, dukungan dan pelatihan, variabel value 0,577 > α 0,05. Secara statistikyang berpengaruh terhadap keaktifan kader memperlihatkan bahwa kader yang beradaposyandu dengan α<0,05 adalah status pada kelompok umur ≥36 tahun (tua) lebihperkawinan, motivasi, dukungan dan aktif (48,6%) dibandingkan dengan kaderpelatihan. yang berada pada usia ≤35 tahun (muda) sebanyak (46,6%). Artinya pada penelitian Dari hasil tabel 2 di atas analisis ini secara statistik umur kader posyanduregresi logistik berganda dapat dihasilkan merupakan salah satu unsur penting dalamprobabilitas keaktifan kader posyandu, maka kegiatan posyandu, namun tidak berkorelasivariabel motivasi memiliki nilai koefisien terhadap keaktifan kader. Hal ini disebabkanpaling besar yaitu 0,486, artinya responden pada rentang umur tersebut tergolong padayang memiliki motivasi baik mempunyai usia yang telah lama menekuni profesinyapeluang 0,486 kali lebih besar untuk aktif sebagai kader posyandu, dan pengalamandalam melaksanakan kegiatan posyandu. Ini kader yang belum cukup terhadap kegiatanmenunjukkan bahwa variabel tersebut posyandu serta kurangnya tanggapanmerupakan variabel yang paling dominan responden usia muda dalam mengikutimempengaruhi keaktifan kader posyandu di pelatihan tentang kesehatan sehinggaKecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan menyebabkan kinerja dalam kegiatantahun 2014. posyandu kurang. Dalam penelitian ini juga didapatkan kader dengan kelompok usiaPEMBAHASAN muda mempunyai kesibukan dan pekerjaanHubungan Umur dengan Keaktifan Kader pokok lebih banyak dibandingkan kaderPosyandu dalam kelompok usia tua, sedangkan padaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 138 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Safrizal.SAPengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi…responden yang usia tua lebih fokus terhadap untuk masyarakat melalui pengabdiannyapelaksanaan posyandu. pada kegiatan posyandu. Begitu juga sebaliknya kader yang terikat perkawinan Penelitian ini sejalan dengan mempunyai hambatan dalam menjalankanpenelitian yang dilakukan oleh Amalia (2011) tugasnya, hal ini disebabkan sebagai ibuyang menyatakan bahwa tidak ada hubungan rumah tangga, mereka mempunyai tugas danyang bermakna antara umur kader dengan tanggungjawab serta kesibukan tersendirikinerja kader dalam pelaksanaan kegiatan dalam keluarganya, selain itu sebagai seorangposyandu. Dan sejalan juga dengan penelitian istri harus mendapatkan izin dari suami jikayang dilakukan oleh Soni (2007) dan akan melakukan aktifitas diluar rumah.Ramadhoni (2010), bahwa tidak adahubungan yang bermakna antara umur Hubungan Status Pekerjaan dengandengan keaktifan kader. Keaktifan Kader PosyanduHubungan Status Perkawinan dengan Hasil uji statistik dalam penelitian iniKeaktifan Kader Posyandu yang menunjukkan bahwa variabel pekerjaan tidak ada hubungan terhadap keaktifan kader, Hasil uji statistik menunjukkan dalam dengan nilai p value 0.418 > α 0,05. Namunpenelitian ini bahwa variabel status disisi lain hasil statistik menggunakan uji chi-perkawinan ada hubungan terhadap keaktifan square juga memperlihatkan bahwa kaderkader, dengan nilai p value 0,003 < α 0,05. yang memiliki pekerjaan melaksanakanSecara statistik memperlihatkan bahwa kader kegiatan posyandu lebih aktif (52%) dari padayang berada pada kelompok belum menikah kader yang tidak memiliki pekerjaan (42,4%).lebih aktif (65,6%) dibandingkan dengankader yang sudah menikah sebanyak Dari hasil wawancara dapat(32,7%). disimpulkan bahwa kader yang mempunyai pekerjaan memiliki kemampuan lebih dalam Penelitian ini sejalan dengan mengajak masayarakat ke posyandu. Hal inipenelitian yang dilakukan oleh Ramadhoni disebabkan karena kader pekerja memiliki(2010), yang menyatakan adanya hubungan kemampuan berkomunikasi yang lebih baikantara status perkawinan dengan dalam berinteraksi, hal ini merupakan efekkeaktifannya kader. Tentunya responden dari kehidupan sosial di tempat kerja sehari-yang belum menikah tidak mempunyai hari. Dan ini menjadi salah satu motivasiketerikatan dan kesibukan dalam mengurus untuk lebih aktif dalam kegiatan posyandu.rumah tangganya, sehingga banyak memberi Kader pekerja lebih mudah untuk merekrutwaktu luang dalam melakukan kegiatan masyarakat untuk datang ke posyandu, jadiposyandu, dan dapat memberi kontribusi kemampuan berkomunikasi, jejaring sosialpositif dalam pelayanan kesehatan untuk yang luas merupakan efek positif bagi kadermasyarakat melalui pengabdiannya pada pekerja untuk lebih aktif diposyandu.posyandu. Artinya dalam penelitian ini variabel Artinya pada penelitian ini status pekerjaan kader posyandu merupakan salahperkawinan kader posyandu merupakan salah satu unsur penting dalam kegiatan posyandu,satu unsur penting yang berkorelasi terhadap tapi tidak berkorelasi terhadap kinerja ataukinerja atau keaktifan kader posyandu, karena keaktifan kader posyandu.kader yang belum menikah dapat memberikontribusi positif dalam pelayanan kesehatanJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 139 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Safrizal.SAPengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi… Tidak sejalan dengan penelitian memiliki kinerja yang cukup pula. DanRamadhoni (2010) ada hubungan yang sejalan juga dengan penelitian yang dilakukansignifikan antara pekerjaan tetap kader oleh Soni (2007) bahwa faktor motivasidengan perilaku kader, kemungkinan kader berhubungan secara bermakna terhadapyang tidak bekerja untuk aktif adalah 2 kali keaktifan kader posyandu.dari pada kader yang bekerja, kader yangbekerja waktu luangnya lebih sedikit untuk Hubungan Pelatihan dengan Keaktifanmelakukan aktifitas di luar rumah sehingga Kader Posyandutidak aktif dalam melakukan pencatatan danpelaporan. Pelatihan adalah suatu upaya kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkanHubungan Motivasi dengan Keaktifan Kader kemampuan, pengetahuan, keterampilanPosyandu teknis dan dedikasi kader (Depkes, 2005). Hasil uji statistik dengan Hasil uji statistik menunjukkan bahwamenggunakan uji chi-square diperoleh bahwa variabel pelatihan ada hubungan terhadapada hubungan antara motivasi dengan keaktifan kader, dengan nilai p value 0,017 <keaktifan kader dalam kegiatan posyandu di α 0,05. Hasil penelitian oleh Soni (2007)Puskesmas Kecamatan Sawang Kabupaten bahwa ada hubungan yang bermakna antaraAceh Selatan dengan nilai p value 0,001 < α pelatihan dengan keaktifan kader di0,05. Sejalan dengan penelitian yang posyandu. Artinya pada penelitian inidilakukan oleh Soni (2007) bahwa faktor indikator pelatihan kader posyandumotivasi berhubungan secara bermakna merupakan salah satu unsur penting yangterhadap keaktifan kader posyandu. berkorelasi terhadap kinerja atau keaktifan kader posyandu. Pelatihan mempengaruhi Artinya motivasi kader merupakan kader dalam meningkatkan kinerja kader.faktor yang penting dalam keberhasilan upaya Kader yang tidak mengikuti pelatihankinerja kader posyandu. Dengan motivasi memiliki kecenderungan tidak baik yang akanyang tinggi maka kader akan lebih aktif dan menyebabkan rendahnya kinerja kadersemangat dalam melaksanakan kegiatan posyandu, begitu pula sebaliknya kader yangposyandu. Hal ini didukung juga oleh analisis telah mengikuti pelatihan akan memilikiregresi logistik berganda, bahwa pada nilai kecendrungan kinerja yang baik, hasilExp (B) = 0,486, p = 0,001, variabel motivasi penelitian ini juga menunjukan bahwa diadalah variabel yang paling berhubungan antara responden yang mengikuti pelatihan,terhadap keaktifan kader posyandu. Tetapi tidak ada seorang pun yang memiliki kinerjadalam penelitian ini, meskipun kader yang kurang.memiliki motivasi yang tinggi, namun sikapyang ditujukkan belum tentu baik dalam hal Berdasarkan pernyataan di atas dapatpelayanan kepada masyarakat.. diartikan bahwa di Kecamatan Sawang responden yang mendapat pelatihan masih Hasil penelitian yang dilakukan oleh belum memadai dalam mengatasi berbagaiPuspasari (2002) yang mengatakan bahwa permasalahan di posyandu, oleh sebab itumotivasi berhubungan dengan kinerja kader untuk membantu mengatasi hal tersebut perludalam kegiatan posyandu dimana seseorang dilakukan pelatihan kepada kader secarayang memiliki motivasi yang cukup dalam bergilir dan terstruktur mengenai tugas danmelakukan pekerjaannya maka dia akan fungsinya. Pelatihan bagi kader posyanduJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 140 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Safrizal.SAPengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi…yang diberikan petugas puskesmas tidak Hal ini sejalan dengan pendapat Yusufdilakukan secara berkesinambungan dan (2007) yang mengutip pendapat Daravinoberkelanjutan sehingga dalam pelaksanaan (1990), dukungan merupakan suatu upayatugasnya, kader masih kurang mampu. Ketua yang diberikan kepada kader posyandu, baikkader posyandu juga jarang diberikan secara moril maupun materil untukpelatihan, yang seharusnya itu sangat perlu mendorong kader di dalam melakukandiberikan menginggat ketua kader posyandu tugasnya. Berkaitan dengan hal tersebut,merupakan pendamping dan pembimbing mengingat berbagai keterbatasan yangbagi kader posyandu. dimiliki oleh kader, maka keberhasilan akan sangat tergantung dari sejauh mana upaya Hasil penelitian ini sejalan dengan petugas ataupun pihak-pihak terkait didalampenelitian Arwina (2011), yang menyatakan melakukan pendampingan maupunbahwa pelatihan kader posyandu yang kurang pembinaan kepada kader tersebut.akan menimbulkan kinerja kader yang kurangsehingga terdapat hubungan yang bermakna Keaktifan Kader Posyanduantara pelatihan kader dengan kinerja kader Keaktifan kader adalah tindakan nyataposyandu. kader dalam melaksanakan tugas-tugasHubungan Dukungan dengan Keaktifan kegiatan posyandu baik sebelum kegiatanKader Posyandu posyandu, selama kegiatan posyandu dan setelah kegiatan posyandu (Budihardja 2010). Dukungan adalah suatu kesenangan,perhatian, penghargaan dan bantuan yang Hasil penelitian menunjukkan bahwadiberikan dan dirasakan oleh orang lain atau 46 (54,77%) responden yang kurang aktifkelompok. Pada penelitian ini dukungan yang dalam kegiatan posyandu, dan 38 (45,33%)diterima kader posyandu selama menjalankan yang aktif dalam melaksanakan kegiatantugasnya paling banyak dalam kategori posyandu, dapat diartikan bahwa tingkatkurang 44 orang (52,38%). Dukungan yang keaktifan kader di Kecamatan Sawangmasih kurang dirasakan oleh kader, karena Kabupaten Aceh Selatan relatif masih kurang.kader merasa tidak dapat bekerja secara Sejalan dengan hasil penelitian Nugrohomaksimal dalam pelaksanaan kegiatan (2008) di Brebes, hasil penelitiannya yaituposyandu, karena keterbatasan kemampuan lebih banyak kader posyandu dalam kategorikader. yang tidak aktif, Hasil uji statistik dalam penelitian ini Hasil wawancara dengan camat danmenunjukkan bahwa variabel dukungan ada kepala puskesmas beberapa indikatorhubungan terhadap keaktifan kader, dengan rendahnya tingkat keaktifan kader padanilai p value 0,001 < α 0,05. Hal ini sejalan pelaksanaan kegiatan posyandu antara laindengan penelitian Syafridah (2003), di karena adanya kesibukan kader dalamKecamatan Dewantara Kabupaten Aceh mengurus rumah tangganya, sibuk denganUtara, menunjukkan bahwa besarnya pekerjaannya sehari-hari, kurangnyadukungan dari pemerintah daerah dan lintas perlengkapan posyandu, tempat kegiatansektor terkait di luar kesehatan dapat posyandu kurang layak, kurangnya meja-berpengaruh terhadap keaktifan kader meja untuk setiap kegiatan posyandu,posyandu. kurangnya koordinasi antar tokoh masyarakat, pamong pemerintah, tenagaJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 141 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Safrizal.SAPengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi…kesehatan dan kader, serta lintas program dan Kabupaten Aceh Selatan relatif masihlintas sektor yang terkait di luar kesehatan. kurang.Tokoh masyarakat dan pemuka agama belumsepenuhnya berperan aktif. Kader yang SARANbersifat tenaga suka rela tidak dapatmelaksanakan aktifitasnya secara rutin. Latar 1. Diharapkan kepada pemerintah daerah,belakang perekonomian kader relatif masihrendah. Kurangnya dukungan, pembinaan dinas kesehatan, puskesmas, dan pihak(supervisi) dari Puskesmas dan DinasKesehatan. Buku petunjuk pedoman (manual) lain yang terkait, untuk memberikanposyandu yang belum tersebar secara merata.Belum adanya keserasian jadwal kerja motivasi, dukungan dan pelatihan yangpuskesmas dengan kegiatan posyandu, sertakurang adanya perhatian dan penghargaan lebih intensif lagi kepada kader secaraberupa uang insentif dan baju seragam daripemerintah daerah. berkala dan berkesinambungan baikKESIMPULAN secara moril maupun materil dalam1. Hasil penelitian menunjukkan dari enam pelaksanaan kegiatan posyandu, agar ke variabel terdapat empat variabel yaitu status perkawinan, motivasi, dukungan, depannya kinerja kader posyandu dapat pelatihan, yang ada hubungan signifikan terhadap keaktifan kader. Sedangkan meningkatkan peran serta dan variabel umur dan pekerjaan tidak ada hubungan signifikan terhadap keaktifan keaktifannya dalam memberikan kader pada pelaksanaan kegiatan posyandu di Kecamatan Sawang pelayanan kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014.2. Hasil uji regresi logistik berganda binaannya, dengan harapan dapat menunjukkan variabel motivasi merupakan variabel yang paling dominan tercapai posyandu strata mandiri. berpengaruh terhadap keaktifan kader pada pelaksanaan kegiatan posyandu di 2. Diharapkan kepada aparat Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2014. desa/kelurahan perlu lebih berperan aktif3. Diperoleh keaktifan kader terbanyak dikategorikan kurang aktif atau kader lagi dalam bekerja sama dengan instansi tidak melaksanakan kegiatan posyandu sebanyak 46 responden (54,77%) dan terkait, memotivasi dan memberi yang aktif sebanyak 38 responden (45,23%). Dapat diartikan bahwa tingkat dukungan kepada para kader untuk keaktifan kader di Kecamatan Sawang mengajak masyarakat berpartisipasi datang ke posyandu dalam rangka mensukseskan program revitalisasi posyandu dengan salah satu cara memelihara dan meningkatkan pemeriksaan serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balitanya. 3. Disarankan dalam pemilihan kader hendaknya memilih kader yang berminat serta perlu melakukan pergantian kader yang dinilai tidak aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu. 4. Perlu dilakukan pemilihan kader teladan dengan kriteria aktif dan peduli terhadap kegiatan posyandu dalam membantu masyarakat, sehingga dapat membangkitkan sikap dan motivasi serta dapat memberi contoh kepada para kader posyandu yang lain.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 142 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Safrizal.SAPengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi…5. Bagi kader posyandu diharapkan untuk _______, 2012. Kurikulum Pelatihan lebih aktif dalam pelaksanaan kegiatan Fasilitator Pemberdayaan Kader posyandu, sehingga pelayanan terhadap Posyandu, Jakarta. ibu-ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, Pasangan Usia Subur (PUS) akan tetap Nilawati., 2008. Pengaruh Karakteristik berjalan dengan baik, dengan cara kader Kader dan Strategi Revitalisasi mengikuti pelatihan-pelatihan yang Posyandu Terhadap Keaktifan Kader diberikan oleh instansi terkait yang ada di di Kecamatan Samadua Kabupaten wilayahnya. Aceh Selatan, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas SumateraDAFTAR PUSTAKA Utara, Medan.Amalia, Rizqa,. 2011. Lama Menjadi Kader, Nugroho, H, A., 2008. Hubungan antara Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan Pengetahuan dan Motivasi Kader Gizi dan Sikap kader Posyandu Posyandu dengan Keaktifan Kader dengan Perilaku Penyampaian Posyandu di Desa Dukuh Tengah Informasi Tentang Pesan Gizi Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Seimbang. Skripsi Sarjana. Fakultas Brebes. Fikkes Jurnal Keperawatan, Kedokteran. Universitas Dipenogoro, vol. 2, no. 1, hh.1-8. Semarang. Puskesmas Kecamatan Sawang., 2013. ProfilArwina, Henny., 2011. Hubungan Motivasi Puskesmas Kecamatan Sawang Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Kabupaten Aceh Selatan, Tapak Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Tuan. Kerja Puskesmas Medan Amplas. Diakses tanggal 2 Maret 2013; Puspasari, A., 2002. Faktor-Faktor yang http://repository.usu.ac.id/handle/123 Mempengaruhi Kinerja Kader 456789/31612. Posyandu di Kota Sabang Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. TidakBudihardja.,2010. Buku Panduan Kader dipublikasikan: Skripsi, Jurusan Gizi Posyandu, Kementerian Kesehatan Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Republik Indonesia, Jakarta. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.Hidayati, Ririn., 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader Ramadhoni, Dwinda., 2010. Faktor-Faktor dalam Mengelola Kelurahan Siaga di yang Berhubungan dangan Perilaku Wilayah Puskesmas Janty Kodya Kader dalam Pencatatan dan Malang Jawa Timur, Jakarta: Fakultas Pelaporan Kasus Diare di Kabupaten Kesehatan Masyarakat Universitas Temanggung Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,Kementrian Kesehatan RI, 2011. Pedoman Depok. Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 143 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Safrizal.SAPengaruh Karakteristik Kader Dan Strategi Revitalisasi…Riduwan., 2005. Metode dan Teknik Yohanik, Farida,. 2012. Fakto-faktor yang Menyusun Thesis, Alpha Beta Berhubungan dengan Keaktifan Kader Bandung. Posyandu. Skripsi Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat UniversitasSoni, Delri., 2007. Faktor-Faktor yang Indonesia, Depok. Berhubungan dengan Keaktifan Kader Posyandu di Kota Pariaman Tahun Yusuf, M., 2007. Pengaruh Dukungan 2007. Jakarta, FKM UI. Masyarakat Terhadap PIN di Kabupaten Biureun, Thesis, SekolahSyafrida, A., 2003. Analisis Keaktifan Kader Pascasarjana Universitas Sumatera dalam Memeberikan Pelayanan untuk Utara, Medan. Revilitalisasi Posyandu di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara Yustina, Ida., 2003. Membentuk Pola Tahun 2003, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Perilaku Manusia Dalam Utara, Medan. Pembangunan, Institut Pertanian Bogor Press, Bogor.Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 144 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Enda Silvia Putri, Fitrah ReynaldiGambaran Kasus Diare, Ketersediaan Air Bersih...GAMBARAN KASUS DIARE, KETERSEDIAAN AIR BERSIH DAN JAMBAN SEHAT Enda Silvia Putri1, Fitrah Reynaldi2 1Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] 2Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACTIn 2015, the World Health Organitation (WHO) noted that diarrhea accounted for 25% of childmortality rate in the world, in developing countries morbidity and mortality due to diarrhea is stillvery high. Key strategies that need to be done in a variety of sectors (including health, agriculture,water and sanitation, education, trade and social protection) (WHO, 2016).The purpose of this study is the initial data as mapping areas that have the highest proportion ofcases the value of a given case. Research type is descriptive case series design. The sample in thisstudy is the entire population (total sampling) of 34 villages, 11 districts in West Aceh district.The results showed that in West Aceh are still many people who do not get safe water and have ahealthy latrines, and of the many who do not have the highest proportion found in the DistrictKaway XVI, Meunasah Rayeuk with proportions based on a total of 6.36% of cases, 6.43%, andbased on the value of the highest cases of 100%, 100%.Based on the results of the study are expected to relevant agencies such as REGIONALDEVELOPMENT AGENCY WEST ACEH, DEPARTMENT OF HEALTH WEST ACEH , and otheragencies concerned to immediately memebantu, triggers, and assist the communities in an effortprocurement and maintenance of clean water and healthy latrines to liberate society from diarrheacases terutam in children.Keywords : Diarrhea, Washed Water, LatrinesPENDAHULUAN nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada Pada tahun 2015, World Health balita (25,2%), sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebabOrganitation (WHO) mencatat diare kematian yang ke-empat (13,2%). Padamenyumbang 25% angka kematian balita tahun 2012 angka kesakitan diare padadi dunia, di negara-negara berkembang semua umur sebesar 214 per 1.000angka kesakitan dan kematian akibat diare penduduk dan angka kesakitan diare padajuga masih sangat tinggi. Tahun 2013 balita 900 per 1.000 penduduk (KemenKes,mencatat di Indonesia diare menyumbang 2012).11% proporsi penyebab kematian balita(WHO, 2016) Menurut Riskesdas 2013, insiden diare (= 2 minggu terakhir sebelum Prevalensi penyakit infeksi setiap wawancara) berdasarkan gejala sebesartahun berada pada kondisi yang kurang 3,5% (kisaran provinsi 1,6%-6,3%) danbaik. Penyakit diare merupakan penyakit insiden diare pada balita sebesar 6,7%infeksi yang berpotensi endemis di (kisaran provinsi 3,3%-10,2%). SedangkanIndonesia dan juga merupakan penyakit period prevalence diare (>2 minggu-1potensial KLB yang sering disertai dengan bulan terakhir sebelum wawancara)kematian. Menurut hasil Riskesdas 2007,diare merupakan penyebab kematianJurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 145 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Enda Silvia Putri, Fitrah ReynaldiGambaran Kasus Diare, Ketersediaan Air Bersih...berdasarkan gejala sebesar 7% (Profil sementara juga memainkan peran kunciKesehatan RI, 2014) dalam pencapaian lain. Stunting anak, hasil dari gizi dan kondisi lingkungan yang Pada tahun 2013 terjadi 8 kejadian buruk, dapat dicegah dengan pendekatanluar biasa (KLB) yang tersebar di 6 hidup melalui intervensi yangPropinsi, 8 kabupaten dengan jumlah meningkatkan status gizi pada remaja danpenderita 646 orang dengan kematian 7 wanita usia reproduksi, memastikan bayiorang (CFR 1,08%). Sedangkan pada tahun untuk makan yang bergizi, meningkatkan2014 terjadi 6 KLB Diare yang tersebar di akses air yang aman, sanitasi yang5 propinsi, 6 kabupaten/kota, dengan memadai, imunisasi dan pengobatan untukjumlah penderita 2.549 orang dengan penyakit menular (WHO, 2016).kematian 29 orang (CFR 1,14%) (ProfilKesehatan RI, 2014) Berdasarkan Profil Aceh Barat, Aceh Barat mempunyai luas wilayah Kasus diare yang merupakan salah 10.097.04 km² atau 1.010.466 Ha dansatu faktor yang sangat mempengaruhi merupakan bagian wilayah pantai barat danstatus gizi anak yang terlihat pada berat selatan kepulauan Sumatera yangbadan dan tinggi badan juga masih tinggi membentang dari barat ke timur mulai daridi Propinsi Aceh, dari Lima provinsi kaki gunung Geurutee (perbatasan dengandengan insiden dan period prevalen diare Aceh Besar) sampai ke sisi Kruengtertinggi, Aceh (5,0% dan 9,3%) berada Seumayam (perbatasan Aceh Selatan)pada urutun ke-3, dan berada pada urutan dengan panjang garis pantai sejauh 250ke-1 untuk insiden diare pada balita km. Sesudah dimekarkan luas wilayahtertinggi, dari lima propinsi dengan angka menjadi 2.927,95 km², dengan kondisiinsiden 10,2% (Riskesdas, 2013). demografi demikian tidak mudah mendapatkan sumber air aman dengan Strategi kunci sangat diperlukan mudah, oleh sebab perlu dilakukandalam upaya menangani dampak yang gambaran dasar untuk kondisi masyarakatdiakibatkan oleh maslah gizi dan penyakit yang belum mengunakan sumber air aman,infeksi, pelaksanaan komperhensif agar dapat segera dilakukan penanganandiperlukan dengan target ibu, anak. Global untuk penyediaan yang berguna bagiNutrition Targetkan Catatan Kebijakan dan instansi terkait program penyediaan airKonferensi Internasional Kedua tentang bersih, sehingga masyarakat dapatGizi (ICN2). Kerangka Aksi strategi ini mengambil manfaat penyediaan air bersihmenunjukkan bahwa tindakan yang tersebut untuk jamban sehat dandiperlukan di berbagai sektor (termasuk penurunan kasus diare.kesehatan, pertanian, air dan sanitasi,pendidikan, perdagangan dan perlindungan Tujuan penelitian ini adalahsosial) untuk secara berkelanjutan untuk melihat nilai proporsi setiap variabelmeningkatkan gizi. Negara harus serta untuk pendataan awal sebagaimengembangkan multisektoral nasional pemetaan daerah yang memiliki nilai yangrencana gizi dan memiliki platform tinggi. Pemetaan berguna untuk tepatnyamultisektoral nutrisi (WHO, 2016). sasaran program yang dicanangkan oleh instansi terkait, seperti dalam upaya Mencapai target nutrisi global program penyediaan air bersih, jambansehingga bergantung pada pencapaian sehat dan penanganan kasus diare.sejumlah SDGs seperti akses universaluntuk makanan aman dan sehat, dan UHC-Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 146 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Volume III, Nomor 5, tahun 2016 Enda Silvia Putri, Fitrah ReynaldiGambaran Kasus Diare, Ketersediaan Air Bersih...METODE Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Jenis Penelitian adalah bersifat populasi (total sampling) sebesar 34 desa, 11 Kecamatan di Kabupaten Aceh Barat.deskriptif dengan desain case series.HASIL1. Gambaran Kasus Diare, Ketersediaan Air Bersih, dan Jamban Sehat di Aceh BaratTabel 1 Distribusi Proporsi Kasus Diare, Ketersediaan Air Bersih, dan Jamban Sehat di Aceh Barat Tahun 2016 PB PB PB PB PB PB NTNo Kecamatan Desa JPYBMSAA TK NT JPYBMJ TK NT KD TK % 66,0 %% %% % 7 Ujong 4,9 77, 4,7 73,2 44,6 Baroh 531 365 37 5,34 5 86 19 4 26,7 Johan Ujong 4,4 70, 1,5 24,11 478 120 25 3,61 9 Pahlawan Kalak 6 09 50 17,8 1,4 22, 1,6 25,9 6 Suak Nie 152 129 15 2,16 17,8 2 29 70 6 Pasi 5,4 85, 3,5 54,8 17,8 Pinang 585 273 10 1,44 6 78 22 6 35,72 Meureubo Buloh 2,0 32, 2,8 44,5 222 222 10 1,44 1 7 55 78 80,3 1,6 25, 1,6 25,3 6 Paya Baro 174 126 10 1,44 92,8 2 51 30 6 Alue 3,6 57, 4,1 64,23 Bubon 389 320 20 2,89 17,8 3 04 36 6 Bakong 44,6 3,8 59, 5,0 77,9 4 Pungkie 408 388 45 6,49 1 82 11 17,8 6 Marek 3,3 52, 3,5 55,8 358 278 52 7,50 35,7 4 49 92 1 Meunasah 6,3 10 6,4 100, 100, 682 0,0 498 3 00 10 1,44 Rayeuk 6 04 Kaway XVI Teupin 3,2 51, 4,2 66,4 Panah 351 331 25 3,61 7 47 77 282 2,6 41, 3,6 56,6 Keuramat 282 10 1,44 3 35 43 Teuladan 1,1 18, 1,7 26,5 124 132 20 2,89 6 18 015 Sama Tiga Deuah 383 3,5 56, 176 2,2 35,3 56 8,08Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat 147 www.utu.ac.idISSN: 2355-0643
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106