Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore JURNAL EDISI APRIL 2016

JURNAL EDISI APRIL 2016

Published by Irwandi Aw, 2017-03-15 22:32:59

Description: JURNAL EDISI APRIL 2016

Search

Read the Text Version

Volume II Nomor 1, 2016BisnisJurnal Tani Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar

Penyunting/Editor DEWAN REDAKSISri Handayani , SP., M.Si Penanggung JawabReviewer Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf, SE, MBAProf.Dr. Ir. Ketut SukiyonoDr. Putri Suci Astuti Ir. Rusdi Faizin, M.SiDr. Ir. Romano, MP RedakturDr. Ir. Safrida, M.Si Agustiar, SP., MP Desain Grafis Abrar Malaby, S.TP Sekretariat Liston Siringgo Ringo, SP.,M.Si

DAFTAR ISIIntegrasi Pasar Vertikal Gula Tebu (sugar cane) di Provinsi Lampung 1-7Nia RosianaBisnis Agen Pembayar Surat Pesanan ( SP ) pada Rantai Tataniaga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (tbs) kePabrik di Kabupaten Nagan Raya 8 - 16Aswin NasutionAnalisis Pengaruh capital adequacy ratio, loan to deposit ratio, non performing loan dan return on assetTerhadap Penyaluran Kredit UMKM pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 17 - 28Ade Efriany , Dewi RahmayantiModel Ekonomi Daging Sapi di Indonesia 29 - 40Sri HandayaniAnalisis Permintaan Pembiayaan Pertanian Syariah untuk Usaha Tani Padi di Kabupaten Lampung Tengah 41 - 54Budi YokoRelasi Gender pada Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Kecamatan Mila Kabupaten Pidie 55 - 66Elly Susanti, Agussabti, Nisa FarhaniThe Analysis Of Profit Quality On Banking Industry In The Moment Of Slowing Down Economy 67 - 81Ridwan Nurazi, Intan ZorayaKinerja Koperasi Pertanian : Kasus Koperasi di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah 82 - 95Devi Agustia, Nunung Kusnadi, HariantoPerbandingan Pendapatan Petani Padi Sawah Varietas Pandan Wangi dan Angke Menggunakan Metode SystemMetode System Of Rice Intensification (SRI) di Desa Lutuhu Lamweu Kecamatan Suka Makmur Kabupaten AcehBesar 96 - 104Dara Angreka SoufyanAnalisis dan Efisiensi Pemasaran Minyak Nilam di Desa Kubu Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten AcehBarat 105 - 122Agustiar , Ibnu Sa’adan

INTEGRASI PASAR VERTIKAL GULA TEBU (SUGAR CANE) DI PROVINSI LAMPUNG Nia Rosiana11) Dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor [email protected] atau [email protected] AbstractProvinsi Lampung is the one of centers sugar cane smallholders with productivity levels reached5.845 tons/ha. In addition, the level of production reached 67 047 tons and a total area of 11 471ha crop yield (Disbun Lampung, 2014). The price of sugar cane which tends to fluctuate due tochanges in supply-demand in domestic and world price of sugar cane. Fluctuations in the worldprice of sugar cane impact on sugar cane price change the consumer level in Lampung Province.However, such price changes are transmition up to the level of manufacturers. This articleexamines how quickly such price changes can be responded by each institution marketing throughthe analysis of the integration of vertical market results showed that the change in consumerprices at the earlier time was not transmitted properly to the hands of the manufacturer (farmers) at this time. This resulted in farmers who did not accept the change in the price of sugarat consumer level. Farmers tend as recipients price (price taker) and is not affected by thereference market or local markets. Elasticity results show that most agencies respond quickly tochanges in consumer prices that distributors and wholesalers.Keywords : Sugar Cane , Price , Integration , and ElasticityPENDAHULUAN dibanding dengan tingkat konsumsiLatar Belakang masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan kebutuhan gula nasional Salah satu komoditas pangan mengalami deficit dan cenderungstrategis nasional yang termasuk dalam membuka kesempatan masuknya GulaProgram Revitalisasi Pertanian, Kristal Putih (GKP) impor.Perikanan, dan Kehutanan (RPPK) yangdicanangkan Presiden RI 11 Juni 2005 Provinsi Lampung merupakanyaitu tebu. Tebu merupakan salah satu salah satu sentra penghasil tebukomoditas perkebunan yang ditanam perkebunan rakyat dengan tingkatuntuk bahan baku utama gula. Tebu produktivitas mencapai 5,845 ton/hayang diolah menjadi gula merupakan dengan tingkat produksi 67.047 ton dansalah satu kebutuhan masyarakat dan luas areal tanaman menghasilkansebagai sumber kalori yang relatif mencapai 11.471 ha (Disbun Provinsimurah (Pusdatin Kementan, 2010). Lampung, 2014). Pengembangan tebu diKebutuhan gula akan meningkat seiring Provinsi Lampung salah satunyadengan peningkatan jumlah penduduk.Produksi gula pasir nasional lebih kecil 1

dimaksudkan untuk meningkatkan melalui penentuan dan pembentukanperan Provinsi Lampung sebagaipemasok gula terbesar nasional melalui harga. Kajian ini mengkaji seberapapelaksanaan kemitraan petani tebusekitar wilayah pabrik gula baik cepat perubahan harga tersebut dapatperusahaan negara maupun swasta(Disbun Provinsi Lampung, 2011). direspon oleh setiap lembaga Fluktuasi harga gula tebu yang pemasaran melalui analisis integrasicenderung berfluktuasi disebabkanadanya perubahan penawaran- pasar vertikal gula tebu di Provinsipermintaan dalam negeri dan hargagula tebu dunia. Fluktuasi harga gula Lampung.tebu dunia berdampak pada perubahanharga gula tebu tingkat konsumen di METODE PENELITIANProvinsi Lampung. Namun, perubahan Analisis Integrasi Pasar Vertikalharga tersebut apakah tertrasmisihingga ke tingkat produsen gula tebu. Analisis integrasi pasar menurutOleh karena itu, pentingnya kajian iniuntuk menganalisis fluktuasi harga Ravallion (1996) merupakan seberapamelalui integrasi pasar. jauh pembentukan harga suatu Adanya fluktuasi harga gulatebu internasional berdampak pada komoditi pada satu tingkat lembagaharga gula tebu di dalam negeri. Salahsatu daerah yang menjadi sentra atau pasar dipengaruhi oleh hargaproduksi gula tebu yang merasakanperubahan harga gula tebu ditingkat lembaga lainnya. Perubahaninternasional yaitu Provinsi Lampung.Fluktuasi harga akan berpengaruh harga di tingkat konsumen seharusnyapada keputusan dan kemampuanlembaga pemasaran yang terlibat ditransmisikan dengan baik ke tangandalam merespon perubahan tersebut produsen secara terintegrasi. Misalkan Pi adalah harga di pasar i waktu t sedangkan Pt adalah harga di pasar acuan waktu t. Maka rumus yang digunakan yaitu : Pit= (1+b1) Pit-1 + b2 (Pt – Pt-1) + (b3-b1) Pt-1 + b4x Pit = Harga gula di pasar lokal (i) waktu t Pt = Harga gula di pasar acuan waktu t Pit-1 = Harga gula di pasar lokal (i) waktu t-1 Pt-1 = Harga gula di pasar acuan waktu t-1 X = Faktor musim dan faktorlain Adapun: (1+b1) = Koefisien lag harga ditingkat pasar ke-1 (lokal) pada waktu t-1 b2 = Koefisien perubahan harga di tingkat pasar (acuan) pada t (Pt) dan t-1 (Pt-1) (b3-b1) = Koefisien lag harga di tingkat pasar (acuan) pada waktu t-1 2

IMC (Index of Market Connection) atau perubahannya oleh produsen.indeks hubungan pasar merupakan Sedangkan integrasi bersifat lemahperbandingan antara koefisien pasar yaitu perubahan harga di tingkatlokal pada periode sebelumnya dengan konsumen akan mempengaruhi harga dikoefisien pasar acuan pada periode tingkat produsen namun tingkatsebelumnya. Adapun rumusnya dapat perubahannya yang tidak terlaludilihat di bawah ini : signifikan. Pasar dikatakan tidak ada hubungan/tidak terintegrasi pada Adapun ketentuan suatu pasar jangka pendek jika IMC tinggi dan padadikatakan pasar satu dengan yang jangka panjang jika nilai b2 sangatlainnya terintegrasi dapat dilihat pada mendekati 0. Jika terjadi integrasi makaTabel 1. Integrasi dapat bersifat kuat perubahan harga yang terjadi didan lemah. Integrasi kuat artinya jika tingkat konsumen akan ditransmisikanperubahan harga di tingkat konsumen ke tingkat produsen sehingga petanisecara nyata dapat dirasakan akan menerima perubahan atas harga yang terjadi pada tingkat konsumen.Tabel 1. Syarat Suatu Pasar Terintegrasi/TidakNo Keterangan Jangka Pendek Jangka Panjang1 Integrasi Kuat IMC mendekati 0 b2 mendekati 1 (>0.5) IMC < 12 Integrasi Lemah IMC > 1 b2 mendekati 0 (<0.5)3 Tidak Ada hubungan/Tidak Terintegrasi IMC tinggi b2 sangat mendekati 0Elastisitas Transmisi Harga Et = Elastisitas transmisi harga = Perubahan harga di pasar acuan Elastisitas transmisi harga ΔPacuan = Perubahan harga di pasar lokalmengukur perubahan harga di pasar ΔPlokal = Harga di pasar acuanlokal sebagai akibat adanya perubahan Pacuan = Harga di pasar lokalharga di pasar acuan (Ravallion, 1986). PlokalJika nilainya mendekati satu makadikatakan pasar semakin bersaing atau HASIL PEMBAHASANmendekati pasar persaingan sempurna. Integrasi Jangka pendek Analisis integrasi pasar gula tebu pada jangka pendek dianalisis dengan menggunakan Indeks Keterpaduan Pasar (IKP) atau Index of Market Connection (IMC). Nilai Indeks 3

Keterpaduan Pasar (IKP) atau Index of Analisis kedua dilakukan padaMarket Connection (IMC) pada jangka tingkat pedagang besar sebagai pasarpendek (short run) memperlihatkan lokal dengan distributor dan retailhubungan antara pasar lokal dengan sebagai pasar acuan. Hasilnya terlihatpasar acuan (Tabel 2). Analisis pertama bahwa dalam jangka pendek pedagangyaitu hubungan antara petani dengan besar memiliki integrasi yang lemahpedagang besar, distributor, retail. dengan distributor dan retail. Hal iniHasilnya terlihat bahwa petani memiliki ditunjukkan dengan nilai IMC yang lebihintegrasi yang lemah dengan pedagang besar dari satu. Artinya, harga gulabesar dalam jangka pendek. Namun dipedagang besar saat ini dipengaruhitidak memiliki hubungan integrasi oleh harga gula di tingkat distributordengan distributor dan retail.Hal ini dan retail pada waktu sebelumnyaditunjukkan dengan nilai IMC yang meskipun memiliki hubungan yangtinggi.Artinya, perubahan harga gula di lemah. Analisis selanjutnya yaitutingkat distributor dan retail pada hubungan antara distributor sebagaiwaktu sebelumnya tidak mempengaruhi pasar lokal dan retail sebagai pasarharga gula di tingkat petani pada saat acuan.ini.Tabel 2. Indeks Integrasi Pasar Gula Tebu pada Jangka Pendek Pasar Lokal Pasar Acuan IKP/IMC Short RunPetani Pedangang Besar 2.77 Distributor 12.27Pedagang Besar Retail 14.53 Distributor 1.10 Retail 4.17 Retail 1.11 Hasilnya menunjukkan bahwa Integrasi Jangka Panjangdalam jangka pendek integrasi yang Nilai koefisien b2 menunjukkanterjadi diantara keduanya bersifat hubungan jangka panjang antaralemah. Hal ini mengidentifikasi bahwa pasar lokal dengan pasar acuan. Analisisharga gula ditingkat distributor saat ini pertama yaitu melihat hubungan antaradipengaruhi oleh harga gula ditingkat pasar lokal (petani) dengan pasar acuanretail pada oleh harga gula ditingkat (pedagang besar, distributor, retail).retail pada waktu sebelumnya memiliki Nilai b2 pada Tabel 3 menyatakanhubungan yang lemah. bahwa dalam jangka panjang petani 4

memiliki integrasi pasar yang kuat lemah. Artinya harga gula ditingkatdengan pedagang besar hal ini pedagang besar saat ini dipengaruhiditunjukkan dengan nilai b2 yang lebih oleh harga gula di distributor pada saatbesar dari 0.5. Namun, hubungan ini dan sebelumnya. Begitupun denganantara petani dengan distributor dan retail meskipun bersifat lemah. Analisisretail tidak terjadi hubungan jangka ketiga dilakukan untuk melihatpanjang. Analisis kedua menganalisis hubungan antara distributor sebagaihubungan antara pasar lokal (pedagang pasar lokal dan retail sebagai pasarbesar) dengan pasar acuan (distributor acuan. Hasilnya menunjukkan bahwadan retail). Hasilnya menunjukkan dalam jangka panjang distributordalam jangka panjang, integrasi antara dengan retail memiliki integrasi yangpasar lokal dan pasar acuan bersifat lemah yaitu sebesar 0.30.Tabel 3. Indeks Integrasi Pasar Gula pada Jangka Panjang Pasar Lokal Pasar Acuan Long Run (b2)Petani Pedagang Besar 0.70 Distributor -0.01Pedagang Besar Retail -0.06Distributor Distributor 0.33 Retail 0.16 Retail 0.30Berdasarkan hasil analisis tersebut Elastisitas mengukur perubahan hargamaka dalam jangka panjang harga gula ditingkat pasar lokal (petani)ditingkat petani saat ini sangat sebagai akibat adanya perubahandipengaruhi oleh harga gula di tingkat harga dipasar acuan(pedagang besar,pedagang besar pada waktu distributor, retail). Elastisitas harga gulasebelumnya. Jika terjadi perubahan di pedagang besar yaitu 0.57. Artinya,harga di pedagang besar sebelumnya jika terjadi perubahan harga gula dimaka akan mempengaruhi harga di tingkat pedagang besar sebesar 1tingkat petani pada saat ini. Lembaga persen maka akan terjadi perubahanpemasaran gula tebu dalam jangka harga ditingkat petani sebesar 0.57panjang yang cepat merespon persen. Elastisitas harga gula diperubahan harga yaitu pedagang besar. distributor yaitu 0.04. Artinya, jika terjadi perubahan harga gula di tingkatElastisitas distributor sebesar 1 persen maka akan 5

terjadi perubahan harga ditingkat terjadi kenaikan harga di tingkat retailpetani sebesar 0.04 persen. Elastisitas sebesar 1 persen maka akanharga gula di retail yaitu -0.04. Artinya menyebabkan perubahan harga dijika terjadi kenaikan harga di retail pedagang besar sebesar 0.25. Hargasebesar 1 persen maka akan terjadi gula di tingkat distributor dipengaruhipenurunan harga gula ditingkat petani oleh harga gula di tingkat retail.sebesar 0.04. Harga gula di pedagang Elastisitas transmisi di distributorbesar dipengaruhi oleh harga di tingkat adalah sebesar 0.38. Angka inidistributor dan retail. Elastisitas menunjukan bahwa jika terjaditransmisi harga di tingkat distributor perubahan harga gula di tingkat retailyaitu 0.55. artinya jika terjadi kenaikan sebesar 1 persen maka akan terjadiharga di tingkat distributor sebesar 1 perubahan harga di tingkat distributorpersen maka akan menyebabkan sebesar 0.38 persen. Elastisitasperubahan harga di pedagang besar transmisi harga gula dapat dilihat padasebesar 0.55. Elastisitas transmisi harga Tabel 4.di tingkat retail yaitu 0.25. Artinya jikaTabel 4. Elastisitas Transmisi Harga Gula Pasar Lokal Pasar Acuan ElastisitasPetani Pedagang Besar 0.57Pedagang Besar Distributor 0.04distributor Retail -0.04 Distributor 0.55 Retail 0.25 Retail 0.38 Berdasarkan hasil analisis, direspon cepat oleh distributor danperubahan harga di tingkat konsumen pedagang besar namun tidak olehpada saat sebelumnya baik dalam konsumen (Rosiana, 2012)jangka pendek maupun jangkapanjang tidak mempengaruhi KESIMPULANperubahan harga di tingkat petanipada saat sekarang. Harga di tingkat Analisis integrasi pasar vertikalkonsumen tidak ditransmisikan hinggake tangan produsen. Adanya dilihat dari analisis jangka pendek,perubahan harga di tingkat konsumen jangka panjang, dan elastisitas secara umum dapat disimpulkan bahwa perubahan harga di tingkat konsumen 6

pada waktu sebelumnya tidak George, Et All. Market Integration and Price Transmission In Selectedditransmisikan dengan baik ke tangan Food and Cash Crop Markets of Developing Countries: Reviewprodusen (petani) pada saat ini. Hal ini and Applications. Commodity Market Reviev 2003-2004berakibat pada petani yang tidak Monke, Eric dan Todd Petzel. 2001.menerima atas perubahan harga gula di Market Integration : Antingkat konsumen. Petani cenderung Aplicational to Internationalsebagai penerima harga (price taker) Trade in Cotton. Americandan tidak terpengaruh oleh pasar acuan Agricultural Economicsataupun pasar lokal. Hasil elastisitas Association.menunjukkan bahwa lembaga yang Nicholson, W. 2000. Mikroekonomipaling cepat merespon perubahan Intermediate dan Aplikasinya. Terjemahan. Edisi Kedelapan.harga konsumen yaitu distributor dan Erlangga, Jakartapedagang besar. Pusdatin, Kementerian Pertanian. 2010. Outlook KomoditasDAFTAR KEPUSTAKAAN Pertanian Perkebunan. Pusat Data dan Informasi Pertanian.Baulch, Bob. 1997. Testing for Food Kementerian Pertanian. Jakarta. Market Integration Revisited. The Journal of Development Ravalion. 1986. Testing Market Studies, Vol 33, No.4, April Integration. American Journal 1997, pp 512-534. Published by of Agricultural Economics, 68 Frank Cass. London (1) :102-109.Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Rosiana, Nia. 2012. Sistem Pemasaran 2014. Statistik Perkebunan Gula Tebu (Cane Sugar) Tahun 2014. Bandar Lampung. dengan Pendekatan Structure, Oktober 2015 Conduct, Performance (SCP) [Kasus : Perusahaan PerseroanDinas Perkebunan Provinsi Lampung. (Persero) PT. Perkebunan 2011. Keragaan APPG di Nusantara Vii Unit Usaha Provinsi Lampung. Laporan Bungamayang]. TESIS. Sekolah Kepala Dinas Perkebunan Pascasarjana-Institut Provinsi Lampung. Pertanian Bogor. Bogor.Fadhla T. 2008. Integrasi Pasar Komoditi Tomek, W. G dan K. L. Robinson. 1990. Pangan (Beras, Kacang Tanah Agricultural Product Prices. Kupas dan Kedelai Kuning) di Cornell University Press, New Provinsi Naggroe Aceh York Darussalam. Agritek Vol.16 No.9 September 2008. 7

Bisnis Agen Pembayar Surat Pesanan ( SP ) Pada Rantai Tataniaga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (TBS) Ke Pabrik di Kabupaten Nagan Raya Aswin Nasution1 1) Dosen Prodi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Teuku Umar [email protected] AbstractMinister Agriculture Regulation No. 98 of 2013 allows development of palm oil mills (POM) withraw material suplies fresh fruit bunches (FFB) least 20% of its own gardens and the rest fromanother. This gives the chance advent of the supplier business of FFB to POM in various patternsof commerce. This study was conducted to analyze the paying agent Purchase Order (PO) in thechain patterns of commerce FFB to POM in Nagan Raya District. Results of research conducted bydescriptive qualitative and quantitative shows that the generally POM raw materials in NaganRaya Distrct can not be met from their own gardens so the suppliers FFB are needed. One of FFBcommerce system chain that can be entered is the Paying Agent PO on track farmer - collectingagent - payment agent PO - holder supplier PO - POM . At the POM capacity of 30 ton FFB/hourwith an estimated can to pay 30 % FFB or 115 tons FFB/day so can be obtained profits Rp.76.400.000,-/month from turnover Rp . 533,952,000 , - up to Rp . 889,920,000 , -. Paying Agent PObusiness is very viable because it has a ratio Profit : Capital of 8.59 % - 14.27 % / month or 103.08% - 171.24 % / year .Keywords : FFB, POM, Commerce, Paying Agent PO BusinessPENDAHULUAN memelihara suhu tubuh (Sianturi, Dalam menjalankan aktifitas 2011).kehidupannya manusia tidak dapat Menurut Pardamean (2014)melepaskan asupan bahan makanan konsumsi per kapita lemak nabati duniauntuk kebutuhan energi. Selain mencapai angka rata – rata 25 kg perkarobohidrat dan protein, lemak tahun dan 38% dari kebutuhan tersebutmerupakan sumber energi yang sangat dipenuhi dari minyak kelapa sawit.di butuhkan manusia. Lemak yang Dapat diperkirakan bahwa jikadisebut juga lipid adalah suatu zat kaya penduduk dunia ada 7 milyar makaakan energi yang berguna untuk proses kebutuhan lemak nabati dunia adalahmetabolisme tubuh karena lemak 175 juta ton dan 66,5 juta ton berasalberfungsi sebagai sumber energi, dari minyak sawit.pelindung organ tubuh, pembentukansel, sumber asam lemak esensial, alat Untuk mendapatkan minyak dariangkut vitamin larut lemak, menghemat buah kelapa sawit maka buah kelapaprotein, memberi rasa kenyang dan sawit harus mengikuti proses produksikelezatan, sebagai pelumas, dan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang dimulai dengan mengolah bahan baku 8

tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Secara matematis kebutuhansampai menjadi Crude bahan baku PKS berhubungan eratPalm Oil (CPO) dan Karnel Palm Oil dengan pakasitas olah PKS itu sendiri,(PKO). Pabrik kelapa sawit dibangun sehingga agar operasional kerja PKSberdasarkan suatu rancangan tertentu dapat berjalan secara optimumsesuai dengan keinginan atau pembangunan PKS harus disesuaikankebutuhan produksi. Berdasarkan dengan bahan baku yang ada. Adapunbeberapa data yang ada PKS dirancang kebutuhan bahan baku TBS untukdan dibangun dengan kapasitas olahan di PKS menurut kapasitas olahterpasang 30 ton sampai dengan 90 ton PKS seperti yang tertera pada Tebel 1.TBS kelapa sawit per jam.Tabel 1. Kebutuhan TBS Bahan Baku Pabrik Pada Berbagai Kapasitas Olah PKSKAPASITAS OLAH JAM KERJA EFESIENSI KEBUTUHAN KEBUTUHAN PER KEBUTUHAN LUAS MAKSIMUM KERJA PER HARI BULAN 25 HARI LAHAN PRODUKSI 10 Ton / jam PER HARI 20 Ton / jam KERJA 30 Ton / jam 20 Jam 40 Ton / jam 20 Jam 80% 160 Ton 4.000 Ton 2.000 Ha 60 Ton / jam 20 Jam 90 Ton / jam 20 Jam 80% 320 Ton 8.000 Ton 4.000 Ha 120 Ton / jam 20 Jam 20 Jam 80% 480 Ton 12.000 Ton 6.000 Ha 20 Jam 80% 640 Ton 16.000 Ton 8.000 Ha 80% 960 Ton 24.000 Ton 12.000 Ha 80% 1.440 Ton 36.000 Ton 18.000 Ha 80% 1.920 Ton 48.000 Ton 24.000 HaSumber : Nasution (2015) ketiga dalam memenuhi 80% kebutuhan Terhadap pembangunan suatuPKS sesuai dengan Permentan No. 98 bahan baku TBS nya jika bahan bakuTahun 2013 mengharuskan perusahaan dari kebun sendiri hanya 20 %.memenuhi penyediaan bahan baku TBS Secara teoritis pemasokan bahanpaling rendah 20% dari kebun sendiri baku dari pihak ketiga akan melalui alurdan kekurangannya dipenuhi dari kebun rantai pasok dimana petani menjual TBSmasyarakat atau perusahaan ke PKS melalui pedagang pengumpulperkebunan lain melalui kemitraan atau pemasok yang memiliki perjanjianpengolahan TBS berkelanjutan. kerja pada PKS yang biasa disebutBerdasarkan peraturan ini PKS dapat dengan pemegang Surat Pemesanandibangun tidak sepenuhnya memiliki atau SP. Proses yang umum terjadibahan baku sendiri, sehingga PKS harus pemegang SP dapat langsungmelakukan kerjasama dengan pihak mengumpul dari petani atau 9

menggunakan agen pengumpul. hingga tingkat konsumen akhir yangAdapula pula menggunakan agen dilakukan oleh lembaga-lembagapembayar yang membayar langsung tataniaga. Selain menggambarkansetiap TBS yang masuk ke PKS dengan perbedaan harga di tingkat lembagamenggunakan SP yang dimiliki, pemasaran margin tataniagaselanjutnya tiga, empat atau lima hari merupakan bagian dari harga konsumenkemudian pemegang SP membayar TBS yang tersebar pada setiap lembagayang telah dimasukkan agen pembayar pemasaran (Kohl dan Uhl, 2002).sesuai harga yang disepakati. Menurut data pada DishutbunPola tataniaga TBS pemegang SP Kabupaten Nagan Raya (2015) daerahmenggunakan agen bayar ini menarik ini adalah pemekaran dari Kabupatenuntuk diikuti dan berpeluang untuk Aceh Barat yang terjadi sesuai dengandijadikan bisnis terutama bagi orang – UU No. 4 Tahun 2002. Dengan luasorang yang tidak memiliki akses untuk 3.544 Km2 atau 354.000 Ha danmenjadi pemasok utama atau penduduk 162.748 jiwa daerah inipemegang SP. Secara sederhana memiliki perkebunnan kelapa sawitpekerjaannya adalah menunggu agen rakyat seluas 40.155 Ha dan kebunpengumpul membawa TBS ke PKS, perkebunan besar 52.816 Ha denganmembayarnya secara kontan produksi ± 1.452.047 ton per tahun. Diberdasarkan SP, memberikan sedikit daerah ini juga terdapat 12 unit pabrikpinjaman pada agen pengumpul dan kelapa sawit dengan total kapasitas 343melakukan penagihan pada pemilik SP ton/jam. Kondisi perkebunan kelapayang digunakan. sawit rakyat yang menempati 43,19 %Adanya pola tataniaga yang dari total perkebunan kelapa sawit diterjadi dalam suatu rantai pemasaran kabupaten Nagan Raya mengharuskanakan memberikan pembagian margin terjadinya pengolahan TBS perkebunantataniaga tersebut dimana margin rakyat oleh pabrik kelapa sawittataniaga merupakan perbedaan harga perusahaan. Masuknya TBS ini ke pabrikatau selisih harga yang dibayarkan perusahaan akan mengikuti rantaikonsumen akhir dengan harga yang tataniaga TBS ke PKS yang akan diikutiditerima produsen atau sebagai nilai pembagian margin dari masing- masingdari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan pola rantai tataniaga tersebut.tataniaga mulai dari tingkat produsen 10

Sesuai dengan uraian kondisi di 2. Menghitung kebutuhan bahan bakuatas maka dilakukan penelitian dengan TBS bagi sebuah PKS kapasaitas 30tujuan menganalisa bisnis agen ton per jam sebagai PKS standarpembayar Surat Pesanan (SP) pada atau yang banyak didapati di lokasirantai tataniaga Tandan Buah Segar penelitian.Kelapa Sawit (TBS) ke Pabrik KelapaSawit di Kabupaten Nagan Raya. 3. Menghitungan pembagian marginDiharapkan tulisan ini dapat berguna dari rantai tataniaga pembayaranbagi berbagai pihak yang memiliki Suratketertarikan dalam bisnis pengumpul Pesanan ( SP ) barang antara AgenTBS kelapa sawit. Utama Pemegang SP dengan Agen Pembayar SP pengumpul TBS.METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan dengan 4. Menghitung perputaran modal atau keuangan Agen Pembayar SP harianmetoda deskriptif kualitatif dan dan bulannya pada berbagai polakuantitatif ini menggunakan data primer putaran keuangan.yang didapat dari agen pemilik SP,pengumpul, agen pembayar SP dan 5. Menghitung ratio keuangan yaitumanajemen pabrik kelapa sawit. ratio keuntungan atau labaSedangkan data skunder diperoleh dari dibanding dengan modal yangDinas kehutanan dan Perkebunan diputar.Kabupaten Nagan Raya, literatur, datainternet serta dokumen lain yang HASIL DAN PEMBAHASANberhubungan dengan topik penellitian. Pembahasan hasil penelitian iniPengolahan dan analisa data dilakukandengan : diawali dengan memahami jalur1. Mendeskripsikan jalur tataniaga TBS pasokan bahan baku TBS ke PKS dari pihak ketiga atau bahan baku TBS bukan suplier atau pihak ketiga untuk dari kebun sendiri. Hasil penelitian di masuk ke PKS. lapangan menunjukkan bahwa di Kabupaten Nagan ada tiga model jalur masuk TBS ke PKS dan jalur pembayaran uang ke pekebun (Gambar 1). 11

Petani Pola 1 Arus TBS Petani Suplier Petani Arus TBS Pemegang SP Petani Arus Pembayaran Arus Pembayaran Petani Petani Pola 2 Arus TBS Suplier Petani Arus TBS Pemegang SP Pabrik Kelapa Petani Agen Sawit (PKS) Petani Pengumpul Arus Pembayaran Arus Pembayaran Arus TBS Suplier Pola 3 Pemegang SP Arus Pembayaran Arus TBS Agen Agen Pengumpul Pembayar Arus Pembayaran Gambar 1. Alur Tataniaga TBS Suplier ke PKSPada Gambar 1 terlihat bahwa Pemageng SP selanjutnya ke PKS.ada tiga model jalur masuk TBS ke PKS Dalam hal ini Agen Pemegang SPdan kebalikannya jalur pembayaran mencari TBS melalui Agenuang TBS dapat dijelaskan sebagai Pengumpul lalu ke PKS, Agenberikut : Pemegang SP hanya berurusan1. Jalur Pertama; TBS dari pekebun dengan Agen pengumpul.langsung melalui suplier atau Agen 3. Jalur Ketiga; TBS dari pekebun kePemegang SP lalu ke PKS. Dalam hal Agen Pengumpul lalu ke Agenini Agen Pemegang SP yang Pembayar SP untuk dibayar secaralangsung mencari TBS ke pekebun kontan setelah angkutan keluar daridan melakukan pembayaran pada pabrik, selanjutnya Agen Pembayarpekebun. SP melanjutkan ke Agen Pemageng2. Jalur Kedua ; TBS dari pekebun ke SP untuk di bayar setiap 3, 4 atau 5Agen Pengumpul lalu ke Agen hari sekali.Dari ke-tiga jalur tersebut dapat keuangan mengakibatkan merekadijelaskan bahwa jalur pertama mencari beberapa mitra yang memilikidilakukan oleh pemegang SP yang modal, di sinilah peluang Agenmemiliki modal besar, jalur kedua Pembayar SP untuk mendapatkandengan modal sedang dan jalur ketiga bagian keuntungan dari pemegang SP.pada pemegang SP dengan modal tidak Hal tersebut sesuai dengankuat. Pada jalur tiga tidak kuatnya pendapat Hanafiah dan Saefuddinmodal pemegang SP untuk perputaran (2006) yang menyatakan bahwa untuk 12

sampainya suatu produk ke konsumen tataniaga TBS ke PKS yang terjadi dimaka produk harus mengikuti suatu Kabupaten Nagan Raya Agen Pembayarjalur tataniaga dimana panjang atau SP dapat masuk antara agen pengumpulpendeknya jalur tataniaga ini akan dengan agen utama pemegang SPmempengaruhi nilai yang diperoleh karena agen utama pemegang SP tidakpelaku usaha yang bermain pada jalur memiliki modal kerja yang cukuptataniaga dari produk tersebut. Pada sehingga harus membuat kerja samadasarnya panjang atau pendeknya suatu dengan Agen Pembayar SP meskipunjalur tataniaga dipengaruhi oleh jarak dengan konskwensi harus berbagiantar produsen dan konsumen, cepat keuntungan. Setelah Agen Pembayar SPatau tidaknya produk rusak, skala masuk pada jalur kerja pasokan TBS keproduksi dan posisi keuangan PKS di bawah Suplier Pemegang SPpengusaha. Terhadap posisi keuangan maka lanjutannya Agen Pembayar SPpengusaha, panjang pendeknya saluran perlu mengetahui berapa peluangtataniaga dapat dijelaskan bahwa pembayaran TBS yang masuk ke pabrikpelaku usaha yang memiliki modal kuat melalui jalur Agen Pembayar SP dancenderung akan memperpendek saluran berapa perputaran modal kerja yangtataniaganya sedangkan yang memiliki dibutuhkan. Tabel 2. menjelaskanmodal kurang akan memperpanjang kinerja agen pembayar SP termasuksaluran tataniaganya dengan juga kapasitas olah PKS, jumlah TBSmemasukkan pihak lain pada jalur yang dibayar melalui Agen Pembayar SPtataniaga tersebut. Pada jalur tiga dan berapa perkiraan kebutuhan dana yang harus dipersiapkan per harinya.Tabel 2. Analisa Kerja Agen Pembayar SP Per HariKapasitas Pabrik 30 Ton Per Jam Analisa KerjaJam Kerja Per hariEfesiensi Kerja Pabrik 20 Jam Perkiraan Dapat melalui kita 30,0% 115 TonOlahan TBS Per Hari 1.600 per Kg 80,00% PKS Bayar ke Agen Utama Rp 1.575 per Kg 1.545 per Kg 480 Ton Agen Utama Bayar ke Kita Rp per Kg 30 Kita Bayar Ke pengumpul Rp 177.984.000Sumber TBS : Keuntungan Per Kg RpKebun Sendiri 20,0% Dana Harus Disiapkan dana RpTBS Luar 80,0% 384 Ton Per Hari Perhitungan Tabel 2 maka kebutuhan TBS perharinya 480menjelaskan satu PKS memiliki ton. Pasokan TBS dari kebun sendirikapasitas olah 30 ton / jam dengan 20 atau kebun pemilik pabrik 20 % makajam kerja / hari dan efesiensi kerja 80% sisanya 80 % atau 384 ton per hari harus 13

dipasok dari pihak ketiga. Perkiraan rata total pengeluaran per bulan menjadi Rp.– rata Agen Pembayar SP mampu 4.459.600.000,-. Dengan pendapatanmendapatkan 30 % dari kebutuhan TBS Rp. 181.440.000,- per hari atau Rp.yang dipasok maka Agen Pembayar SP 4.536.000.000,- per bulan makaakan melakukan pembayaran ke agen diperoleh profit Rp. 76.400.000,- perpengumpul sejumlah 115 ton per hari. bulan. Selanjutnya dengan polaSelanjutnya dengan harga TBS yang pembayaran yang direncanakan 3 haridibayarkan PKS pada Suplier Pemegang sekali (pola normal) dan atau terjadiSP Rp. 1.600,- / Kg dan Pemegang SP penyimpanan pembayaran menjadi 4-5membayarkan ke Agen Pembayar SP Rp. hari sekali maka terjadi 3 kemungkinan1.575, - serta Agen Pembayar SP pola keuangan Agen Pembayar SP.membayar ke Agen Pengumpul Rp. 1. Pola Pertama (Pola Normal) ;1.545,- maka Agen Pembayar SPmendapatkan keuntungan Rp. 30,- / Kg. pembayaran 3 hari sekali, modalDengan harga Rp. 1.545,- yang dibayar yang harus diputar 3 X Rp.ke Agen Pengumpul maka Agen 177.984.000,- = Rp. 533.952.000,-.Pembayar SP harus menyiapkan dana Dengan pola ini maka Ratio LabaRp. 177.984.000,- / hari untuk terhadap Modal per bulan ( Laba :membayar 115 ton TBS. Berdasarkan Modal ) adalah 14,27 %.rata – rata hari kerja PKS dalam sebulan 2. Pola Kedua; pembayaran 4 haridilakukan 25 hari dan pembayaran dari sekali, modal yang harus diputar 4 XSuplier Pemegang SP kepada Agen Rp. 177.984.000,- = Rp.Pembayar dilakukan setiap 3, 4 atau 5 711.936.000,-. Dengan pola inihari maka analisa keuangan dari maka Ratio Laba terhadap Modal perkegiatan tersebut adalah sebagaimana bulan ( Laba : Modal ) adalah 10,71hitungan Tabel 3. Berdasarkan %.perhitungan tersebut bahwa dengan 3. Pola Ketiga; pembayaran 5 haribekerja 25 hari per bulan maka terjadi sekali, Modal yang harus diputar 5 Xpengeluaran untuk pembayaran TBS Rp. 177.984.000,- = Rp.sebesar Rp. 177.984.000,- per hari atau 889.920.000,-. Dengan pola iniRp. 4.459.600.000,- per bulan ditambah maka Ratio Laba terhadap Modal peroperasional Rp 10.000.000,- sehingga bulan ( Laba : Modal ) adalah 8,57 %. 14

Tabel 3. Perputaran Keuangan Agen Pembayar SP per Bulan.Perkiraan 25 hari Kerja Per Bulan Pembayaran dari Agen Pemegang SP ke Agen Pembayar SP rata - rata 3 hari Sekali (POLA NORMAL)Hari Ke Dana Keluar Dana Masuk Rp - 1 Rp 177.984.000 Rp - Rp 181.440.000 2 Rp 177.984.000 Rp 181.440.000 Rp 181.440.000 3 Rp 177.984.000 Rp 181.440.000 Rp 181.440.000 4 Rp 177.984.000 Rp 181.440.000 Jumlah Rp 4.536.000.0005 S/D 24 Rp 177.984.000 Rp 76.400.00025 Rp 177.984.00026 -27 -Jumlah Rp 4.449.600.000Operasional Rp 10.000.000 Per BulanTotal Pengeluaran Rp 4.459.600.000 Per Bulan Profit Per Bulan Pola 1 Dana di Putar ( 3 X dari Pengeluaran Per hari )Rp 533.952.000 Ratio Pendapatan : Modal Per Bulan 14,27% Pola 2 Dana di Putar ( 4 X dari Pengeluaran Per hari )Rp 711.936.000 Ratio Pendapatan : Modal Per Bulan 10,71% Pola 3 Dana di Putar ( 5 X dari Pengeluaran Per hari )Rp 889.920.000 Ratio Pendapatan : Modal Per Bulan 8,57% Dengan demikian maka dijalankan karena bisnis mampuperhitungan ratio laba : modal menutupi bunga bank jikamerentang antara 8,59 % - 14,27 % per menggunakan modal pinjaman bank,bulan dan ini merupakan konsisi bisnis apalagi jika nilainya di atas 100 %yang sangat menjanjikan karena artinya bisnis mampu menghasilkanmemberikan ratio laba : modal 103,08 laba lebih besar dari modal yang% - 171,24 % per tahun. Kondisi laba per dikelola.modal seperti ini sangat menjanjikansebagaimana pendapat Fahmi(2014) KESIMPULAN DAN SARAN.dan Mahaputra (2012) bahwa ratio laba Kesimpulan: modal merupakan gambaran a. Pada umumnya bahan baku PKSkemampuan bisnis dalam memperolehlaba dari modal yang dikelola, ukuran tidak dapat dipenuhi seluruhnya daridari ratio ini adalah bunga bank yang kebun sendiri sehingga ada peluangberlaku. Jika nilainya di atas bunga untuk masuk menjadi pemasok TBSbank maka bisnis tersebut layak dalam salah satu mata rantai tataniaga TBS. 15

b. Salah satu rantai tataniaga TBS yang Fahmi, I, 2014, Manajemen Keuangan menarik dan dapat dimasuki Perusahaan dan Pasar Modal, adalah Mitra Wacana Media, Jakarta. jalur petani – agen pengumpul – Hadiguna, R. A. 2009, Manajemen agen pembayaran – suplier Rantai Pasok Minyak Sawit pemegang SP – PKS. Mentah, Journal of Logistics andc. Pada PKS dengan kapasitas 30 ton Supply Chain Management. 2(1), 15-19TBS / jam dengan perkiraan Hanafiah A.M dan A.M Saefuddin. 2006.membayar pasokan 30 % TBS atau Tata Niaga Hasil Perikanan, Ed I115 ton / hari akan dapat diperoleh Cet 2.UI Press. Jakarta.laba Rp. 76.400.000,- / bulan dari Kohl RL, Uhl JN. 2002. Marketing of Agricultural Products. London:rentang modal kerja Rp. New York an Coller Macmillan Publishing.533.952.000,- sampai Rp. 889.920.000,- yang terus diputar. Mahaputra, INKA, 2012, Pengaruh Rasiod. Bisnis sangat layak dijalankan karena – rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan memiliki ratio Laba : Modal sebesar Manufaktur yang Terdaftar Di 8,59 % - 14,27 % / bulan atau 103,08 BEI, AUDI - Jurnal Akuntansi dan % - 171,24 % / tahun. Bisnis Vol-7 No. 2 Juli 2012.Saran Nasution, A, 2015, Analisa Pola Produksi dan Kelayakan Pembangunana. Karena bisnis ini sangat layak untuk Pabrik Kelapa Sawit di Pantai Barat Aceh, Program Magisterdilaksanakan maka perlu Agribisnis Univeersitas Syiah Kuala, Banda Aceh.dipertimbangkan untuk dapat Pardamean, M, 2014, Mengelola Kebundilaksanakan bagi yang berminat. dan Pabrik Kelapa Sawit Secara Profesional, Penebar Swadaya,b. Meskipun bisnis sangat layak namun Jakartasangat dibutuhkan kemampuan lobidan negoisasi dengan Suplier Pemegang SP dan Agen Pengumpul. Pujawan, I. N, 2005, Supply ChainDAFTAR PUSTAKA Management. Surabaya,Darnoko, DS, 2003, Tekhnologi Gundawidya. Pengolahan Kelapa Sawit dan Produk Turunannya, Pusat Sianturi, H, 2011, Fungsi Biologi Lemak, Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), https://hendryroris.wordpress.c Medan. om (Diakses 20 Februari 2016). 16

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, NON PERFORMING LOAN DAN RETURN ON ASSET TERHADAP PENYALURAN KREDIT UMKM PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ade Efriany1 , Dewi Rahmayanti, SE., M.SM2 1) Mahasiswi Ekonomi Dan Bisnis Prodi Manajemen 2) Dosen Ekonomi Dan Bisnis Universitas Bengkulu, Indonesia [email protected], [email protected] AbstractThis research aims to obtain evidence about the effect of Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan toDeposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), and Return of Assets (ROA) to MSMEs creditdistribution of commercial banking which listed in the indonesia stock exchange period 2012-2014. The population comprised 41 banking companies which listed in the Indonesia StockExchange in the period 2014. The sampel was selected is using the purposive sampling techniqueand it consisted of 11 banking companies. The data analysis technique was multiple regressionanalysis. Tests have been performed in this study gives the result of that capital adequacy ratio isnot significant and positive effect. The opposite, loan to deposit ratio is significant and negativeeffect to total of MSMEs credit distribution. Meanwhile, non performing loan and return on assetwere not significant and negative effect to total of MSMEs credit distribution.Keywords : Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan(NPL), Return On Asset (ROA), and MSMEs credit distribution.PENDAHULUANLatar Belakang Perbankan memiliki hubungan yang dengan hal tersebut, UMKM yangsangat erat dengan sektor moneter dansektor riil dalam pembangunan suatu merupakan penggerak utamanegara. Hal ini dapat dilihat dari tugas bankyang bertindak sebagai pihak intermediasi. perekonomian dan mayoritas pelaku Kebutuhan dan tuntutan Kebutuhan usaha di Indonesia ini sangat berperandan tuntutan masyarakat baik ituperorangan maupun badan usaha dalam memberikan kontribusi bagidipenuhi dengan adanya pemberiankredit. Salah satu contohnya adalah perekonomian nasional. Hal inipemberian kredit pada sektor riil yaituUsaha Mikro, Kecil dan Menengah didukung dengan peraturan(UMKM), pemberian kredit pada sektorUMKM telah mengalami peningkatan No.14/22/PBI/2012 tentangpembiayaandari waktu ke waktu. Sehubungan oleh Bank Umum dalam rangka pengembangan UMKM sebesar 5%, maka dapat dilihat pada tabel 1. Yang menunjukkan bahwa total kredit UMKM pada tahun 2012 sebesar 526.397 miliar, 2013 sebesar 610.029 dan 2014 sebesar 671.721, perkembangan ini 17

mengalami peningkatan yang baik dan sektor UMKM terhadap total kreditdilihat pula dari skala usaha mikro, kecil perbankan seperti; Loan to DepositRatiodan menengah bahwa jumlah kredit (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR)UMKM pada bank umum tiap tahun Return On Asset (ROA), dan jumlah Nonterus bertambah. Performing Loan (NPL) dari kreditTabel 1. Posisi Kredit Usaha Mikro, Kecil, danMenengah pada Bank Umum (miliar rupiah) UMKM yang telah diberikan oleh bankTahun 2012-2014 yang bersangkutan.Skala 2012 2013 2014 Berdasarkan latar belakang sertaUsaha 118.767 140.272 ditemukan adanya perbedaan dari hasil 187.729 201.976Mikro 97.177 303.533 329.473 penelitian-penelitian terdahulu 610.029 671.721Kecil 164.273 (research gap), maka dapat disusunMenengah 264.947 pertanyaan penelitian sebagai berikut :Total 526.397 1. Apakah CAR, LDR, NPL dan ROA secara simultan berpengaruh terhadapSumber: Bank Indonesia (diolah), 2015. Penyaluran Kredit UMKM dari BankUntuk mendorong pihak bank Umum?sebagai penyedia modal agar 2. Apakah CAR berpengaruh terhadapmenyalurkan kreditnya ke sektor Penyaluran Kredit UMKM dari BankUMKM, maka pemerintah meluncurkan Umum?program Kredit Usaha Rakyat (KUR) 3. Apakah LDR berpengaruh terhadapyang ditujukan bagi usaha produktif Penyaluran Kredit UMKM dari Bankyang layak melalui perbankan. KUR Umum?merupakan salah satu akses 4. Apakah NPL berpengaruh terhadappembiayaan bagi UMKM yang Penyaluran Kredit UMKM dari Bankdiharapkan oleh pemerintah memberi Umum?perubahan bagi perkembangan UMKM 5. Apakah ROA berpengaruh terhadapdi Indonesia (Keputusan Menteri No. Penyaluran Kredit UMKM dari BankKep-01/D.I.M.Ekon/01/2010). Umum?Kemampuan bank dalammenyalurkan kredit tentu tidak terlepas METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitiandari faktor internal bank itu sendiri. deskriptif kuantitatif, yaitu berusahaAdapun faktor internal bank yang mendapatkan data yang akurat dan benarmempengaruhi penyaluran kredit ke 18

lalu meneliti untuk mendapatkan penyaluran kredit UMKM (Y)pemecahan masalah (Sugiono, 2006). Jadi, 2. Variabel Bebas (Independent Variable)data diperoleh berdasarkan data laporan Merupakan variabel yangkeuangan perbankan yang dipublikasi di mempengaruhi atau menjadi sebabBursa Efek Indonesia periode 2012-2014. terjadinya perubahan atau timbulnyaJangka waktu tersebut dipandang cukup variabel dependen. Dalam penelitian iniuntuk mengikuti perkembangan kinerja variabel bebas yang digunakan adalahbank dalam penyaluran kredit UMKM sebagai berikut: Capital Adequacy Ratiokarena digunakan data time series serta (X1), Loan to Deposit Ratio (X2), Nonmencakup periode terbaru laporan Performing Loan (X3) dan Return On Assetkeuangan. (X4).Populasi yang digunakan dalampenelitian ini adalah bank umum yang telah Metode Analisisgo public di Indonesia pada periode tahun Penelitian ini menggunakan teknik2012–2014. Jumlah bank umum yang analisis regresi linier berganda, dimanaterdaftar di BEI sampai dengan tahun 2014 program SPSS (Statistical Package for Socialadalah sebanyak 41 bank yang terdapat Science) versi 16.0 digunakan dalampada situs Saham Ok. pengolahan data untuk memperhitungkanSampel dalam penelitian ini atau memperkirakan secara kuantitatif darimenggunakan metode purposive sampling, variabel CAR, LDR, NPL dan ROA yangdengan syarat harus memenuhi kriteria digunakan terhadap total penyaluran kredittertentu. UMKM.Dalam penelitian ini terdapat dua Capital Adequacy Ratiovariabel, yaitu variabel bebas / independent Riyadi (2003), menyatakan bahwavariable (X) dan variabel terikat / dependent Capital Adequacy Ratio (CAR) adalahvariable (Y). Maka, identifikasi Variabel dan rasio kewajiban pemenuhan modalDefinisi Variabel Operasional adalah sebagai minimum yang harus dimuliki olehberikut: bank. CAR memperlihatkan kemampuan1. Variabel Terikat (Dependent Variable) dalam memenuhi kecukupan modalnya.Merupakan variabel yang nilainnya CAR digunakan untuk mengukur tingkatditentukan oleh nilai-nilai variabel bebas modal terhadap total Aktiva Tertimbang(independent variable). Dalam penelitian ini Menurut Risiko (ATMR). Rasioyang menjadi variabel terikat adalah 19

kecukupan modal tersebut dihitung Non Performing Loandengan: Siamat (2004), menyatakan Hasil perhitungan rasio di atas bahwa Non Performing Loan (NPL)kemudian dibandingkan dengan adalah rasio yang digunakan untukkewajiban modal penyediaan minimum mengukur jumlah kredit bermasalahyang ditentukan oleh Bank International terhadap total kredit yang disalurkanSettlement, yaitu sebesar 8%. oleh bank.Loan to Deposit Ratio NPL ini dapat juga diartikan Faishol (2007), menyatakan bahwa sebagai pinjaman yang mengalamiLoan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasioyang digunakan untuk mengukur antara kesulitan pelunasan, baik akibat faktorseluruh jumlah kredit yang diberikanbank terhadap dana yang diperoleh dari kesengajaan yang dilakukan olehpihak ketiga (tabungan, giro, dandeposito). debitur maupun faktor Berdasarkan ketentuan Bank ketidaksengajaan yang berasal dariIndonesia pada tingkat penyalurankredit, didalam kondisi normal angka faktor luar (Meydianawathi, 2006).LDR seharusnya berada di sekitar 85%-110% (Manurung, 2004). Besarnya LDR Berdasarkan komponen kreditmenunjukkan kemampuan bank dalammemenuhi kewajiban jangka pendeknya bermasalah ini, kolektibilitasnyadalam bentuk pemberian kredit. Olehkarena itu dalam penelitian ini digolongkan ke dalam tingkat kurangmenggunakan LDR sebagai indikatorpengukur fungsi intermediasi lancar, diragukan, dan macet. Sehingga,perbankan. Rumus untuk mencari LDRsebagai berikut : dapat diformulasikan sebagai berikut : Return On Asset Simorangkir (2004), menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) adalah untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Laba merupakan tujuan utama dalam usaha, termasuk dalam perusahaan perbankan. 20

Tingkat laba atau profitability yang dimaksudkan untuk membuat data setaradiperoleh oleh bank ini biasanyadiproksikan dengan ROA. Semakin besar dengan data variabel independennya yangnilai ROA suatu bank, semakin besarpula tingkat keuntungan yang dicapai berupa data rasio. Pengujian akanbank tersebut dan semakin baik pulaposisi bank tersebut dari penggunaan dilakukan dengan model regresi bergandaaset. Menurut ketentuan BankIndonesia dan yang akan dipakai dalam sebagai berikut:penelitian ini diformulasikan sebagaiberikut: Keterangan : Y = Penyaluran Kredit UMKM kelompok bank umum; α = konstanta; X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR) kelompok bank umum; X2 = Loan to Deposit Ratio (LDR) kelompok bank umum; X3=Non Performing Loan (NPL) kelompok bank umum; X4 = Return On Asset (ROA). kelompok bank umum; β1, β2, β3, β4 = Koefisien parsial regresi; e = Variabel pengganggu Dendawijaya (2001), menyatakan Untuk mengetahui pengaruh Capitalbahwa alasan penggunaan ROA ini Adequacy Ratio (CAR), Loan to Depositdikarenakan Bank Indonesia sebagai Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL)pembina dan pengawas perbankan dan Return On Asset (ROA) baik secaralebih mengutamakan nilai profitabilitas simultan maupun parsial terhadapsuatu bank yang diukur dengan aset Penyaluran Kredit UMKM, maka dilakukanyang mana sebagian besar dananya pengujian hipotesis dengan menggunakanberasal dari masyarakat dan nantinya uji F dan uji t. Sebelum dilakukan pengujianoleh bank juga harus disalurkan kembali hipotesis akan dilakukan pengujian asumsikepada masyarakat. Berdasarkan klasik yang terdiri dari uji normalitas, ujiketentuan Bank Indonesia, maka multikolinearitas, uji heteroskedastisitasstandar ROA yang baik adalah sebesar dan uji auto korelasi.1,5%, meskipun ini bukan suatukeharusan. Uji statistik f dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen Penghitungan regresi berganda ini, berpengaruh signifikan terhadap variabeldiperlukan adanya penghitungan logaritma dependen secara simultan atau tidak.natural terhadap variabel dependen. Hal ini Dalam uji statistik F apabila nilaidikarenakan nilai data yang terlalu besar signifikansinya < 0,05 maka disimpulkanberupa data nominal. Perlakuan seperti itu bahwa variabel independen secara 21

simultan berpengaruh signifikan terhadap signifikan terhadap variabel dependen.variabel dependen. HASIL PEMBAHASAN Descriptive Statistics Uji statistik t dilakukan untukmengetahui apakah variabel independen Pada tabel 2, menunjukkan bahwaberpengaruh signifikan terhadap variabel data angka kredit UMKM dan datadependen secara parsial atau tidak. Dalam masing–masing variabel independenuji statistik t apabila nilai signifikansinya < yang digunakan memiliki selisih (gap)0,05 maka disimpulkan bahwa variabel yang sangat besar dan menimbulkanindependen secara parsial berpengaruh permasalahan dalam pengolahan data.Tabel 2. Statistik Deskriptif dengan Jumlah Kredit UMKM N Min Max Mean Std. DeviationCAR 33 12.17 21.60 16.1424 1.84849LDRNPL 33 68.60 108.86 87.5715 8.79825ROAKREDITUMKM 33 .40 4.09 2.0342 1.02094Valid N listwiseSumber: SPSS 16.0 33 1.12 5.15 2.5518 1.19311 33 1.00 564.00 102.7273 126.50081 33Oleh karena itu, dalam pengolahan terendah sebesar 2.80 persen sertaini dibentuk model regresi semu log memiliki nilai tertinggi sebesar 3.09.dengan mentransformasikan salah satu Kondisi ini menunjukkan bahwaatau sebagian variabel, yaitu kegiatan usaha penyaluran kreditmentransformasikan nilai kredit UMKM UMKM ini memiliki tingkatmenjadi logaritma natural (LN), dan dari kecenderungan yang baik dari tahun kepenggunaan nilai LnKREDIT_UMKM tahun. Nilai rata-rata pertumbuhansebagai variabel dependen, maka penyaluran kredit UMKM didukung olehdiperoleh hasil seperti tampak pada nilai rata-rata Capital Adequacy Ratiotabel 3 dimana menunjukkan bahwa (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Nonbeberapa informasi deskriptif yang Performing Loan (NPL), dan Return Ondapat menggambarkan data-data yang Asset (ROA) perusahaan. Kemungkinanberkaitan dengan penelitian. Nilai rata- dalam kondisi ini perusahaan inginrata pertumbuhan kredit menjaga kestabilan penyaluran kreditUMKM perusahaan sampel penelitian UMKM dan menjaga kepercayaansebesar 2.9024 dan dengan nilai debitur atau pelaku usaha UMKM. 22

Maka, dengan adanya asumsi perbankan dapat tetap menyalurkantersebut para debitur usaha UMKM kreditnya dan mampu meningkatkanakan percaya bahwa perusahaan penyaluran kredit UMKM.Tabel 3. Statistik Deskriptif dengan Logaritma Natural Kredit UMKM N Minimum Maximum Mean Std. DeviationCAR 33 12.17 21.60 16.1424 1.84849LDR 33 68.60 108.86 87.5715 8.79825NPL 33 .40 4.09 2.0342 1.02094ROA 33 1.12 5.15 2.5518 1.19311KREDIT UMKM 33 2.80 3.09 2.9024 .06541Valid N (listwise) 33 Sumber: SPSS 16.0Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Tabel 5. menunjukkan bahwa hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test multikolinieritas setiap variabel independen memiliki nilai tolerance ≥ 0,1 dan masing- KREDIT_UMKM masing variabel tersebut juga memiliki nilai VIF ≤ 10. Jadi, dapat dipastikan bahwaN 33 penelitian ini tidak terdapat korelasi antarNormal Parametersa Mean 2.9024 variabel bebas atau terbebas dari masalah .06541 multikolinieritas. Std. Deviation .119 Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi .119Most Extreme Absolute -.052 .686Differences Positive .734 NegativeKolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)a. Test distribution is Normal. Berdasarkan Tabel 4. Model Summarybmenunjukkan bahwa nilai dari asymptotic Model Durbin-Watsonsignificant sebesar 0.734. Maka, 1 1.121kolmogorov-smirnov menunjukkan hasil a. Predictors: (Constant), ROA, CAR, NPL, LDRyang normal karena > 0,05. b. Dependent Variable: KREDIT_UMKMTabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas Sumber: SPSS 16.0 Collinearity Statistics Model Tolerance VIF1 (Constant) 1.077 Pada Tabel 6. diatas menunjukkan 1.969 hasil perhitungan uji Durbin Watson yang CAR .928 1.774 memperoleh nilai sebesar 1.121 yang 1.341 terletak antara –2 dan +2. Dari hasil LDR .508 perhitungan tersebut, dapat dinyatakan NPL .564 ROA .746Sumber : SPSS 16.0 23

bahwa penelitian ini bebas dari masalah Tabel 7. Hasil Uji Fautokorelasi. ANOVAb Gambar 1. diatas menunjukkanbahwa titik–titik menyebar secara acak Model Sum of df Mean F Sig.serta tersebar diatas maupun dibawahangka 0 pada sumbu Y. Maka dapat Squares Squaredisimpulkan bahwa dalam model regresi initidak terjadi heterokedastisitas. 1 Regression .044 4 .011 3.260 .026a Tabel 7. menunjukkan bahwa uji Residual .093 28 .003simultan ini menghasilkan nilai F sebesar3.260 dengan tingkat signifikan sebesar Total .137 320.026. Dengan demikian probabilitas (sig) <0.05, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal a. Predictors: (Constant), ROA, CAR, NPL,ini menunjukkan bahwa keempat variabel LDRindependen yaitu CAR, LDR, NPL dan ROAsecara bersama–sama mempengaruhi b. Dependent Variable: KREDIT_UMKMjumlah Kredit UMKM secara signifikan.Tabel 8. Hasil Uji t Sumber: SPSS 16.0 Coefficientsa Model T Sig. 1 (Constant) 20.203 .000 .279 CAR 1.104 .046 .175 LDR -1.844 .289 NPL -1.392 ROA -1.082 a. Dependent Variable: KREDIT_UMKM Sumber: SPSS 16.0 Dari hasil uji statistik t pada Tabel 8. Disimpulkan bahwa hanya satu variabel independen yaitu LDR yang memiliki nilai sig. 0,046 < 0,05 yang menunjukkan bahwa secara parsial berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM. Sedangkan tiga variabel lainnya tidak berpengaruh. Tabel 9. menunjukkan bahwa angka yang berada pada kolom Unstandardized Coefficient Beta dapat disusun persamaan regresi berganda yaitu : Y = 3.128 + 0.006x1– 0.003x2 – 0.019x3 – 0.011x4Gambar 1. Hasil Uji HeteroskedastisitasSumber: SPSS 16.0 24

Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Berganda menunjukkan bahwa sebesar 22% Kredit Coefficientsa UMKM dipengaruhi oleh variasi dariUnstandardized Standardized keempat variabel independen yang Coefficients CoefficientsModel B Std. Error Beta digunakan, yaitu CAR, LDR, NPL dan ROA.(Con1stant) 3.128 .155 Tabel 10. Hasil Uji Koefisien DeterminasiCAR .006 .006 .179 Model SummarybLDR -.003 .002 -.404NPL -.019 .013 -.289 Adjusted R Std. Error of R R Square Square the EstimateROA -.011 .010 -.196 Model a. Dependent Variable: 1 .564a .318 .220 6 .0577SumbKeRrE:DSITP_SUS M16K.M0 a. Predictors: (Constant), ROA, CAR, NPL, LDR Koefisien regresi CAR sebesar 0.006 b. Dependent Variable:menunjukkan pengaruh positif dan jika KREDIT_UMKMterjadi kenaikan nilai CAR sebanyak 1%,maka akan menyebabkan kenaikan nilai Sumber: SPSS 16.0Kredit UMKM sebesar 0,006%. Koefisienregresi LDR sebesar −0,003 menunjukkan Dapat dilihat bahwa nilai adjusted R² dapatberpengaruh negatif dan jika terjadikenaikan nilai LDR sebanyak 1%, maka akan dikatakan relatif kecil karena masihmenurunkan nilai Kredit UMKM sebesar0,003%. terdapat 78% faktor diluar model yang Koefisien regresi NPL sebesar −0.019 mampu mempengaruhi Kredit UMKM.menunjukkan pengaruh negatif dan jikaterjadi kenaikan nilai NPL sebanyak 1%, Variabel lain yang diperkirakan dapatmaka akan menurunkan nilai Kredit UMKMsebesar 0.019%. Koefisien regresi ROA mempengaruhi jumlah penyaluran Kreditsebesar −0.011 menunjukkan pengaruhnegatif dan jika terjadi kenaikan nilai ROA UMKM antara lain adalah faktor– faktorsebanyak 1% maka akan menurunkanjumlah nilai Kredit UMKM sebesar 0.011%, dari sisi internal perbankan berupa kondisidengan asumsi variabel independen yanglain dianggap konstan. atau tingkat kesehatan perbankan lainnya. Tabel 10. menunjukkan bahwa nilai Dalam hasil analisis data yangAdjusted R² adalah 0,220. Hal ini telah dilakukan, maka hipotesis pertama (H1) memperoleh hasil yang menyatakan bahwa CAR, LDR, NPL dan ROA secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar 3.260 dengan tingkat signifikansi 0.026 yang lebih kecil dari 0.05 atau 5%. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh 25

Meydianawathi (2006) yang telah dilakukan, maka hipotesis ketigamenyatakan bahwa pengaruh CAR, NPL, (H3) memperoleh hasil yangROA, DPK terhadap penyaluran kredit menyatakan bahwa Loan to Depositperbankan adalah signifikan. Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM. HalPengaruh CAR terhadap penyaluran ini ditunjukkan dengan nilai t sebesarKredit UMKM −1.844 pada tingkat signifikansi 0,046.Dalam hasil analisis data yang Karena nilai signifikansi < 0,05, makatelah dilakukan, maka hipotesis kedua dapat disimpulkan bahwa LDR(H2) memperoleh hasil yang berpengaruh negatif secara parsial danmenyatakan bahwa Capital Adequacy signifikan terhadap penyaluran kreditRatio (CAR) berpengaruh tidak signifikan UMKM.terhadap penyaluran kredit UMKM. Hal Hasil penelitian iniini ditunjukkan dengan nilai t sebesar mengindikasikan bahwa peningkatan1.104 dengan tingkat signifikansi 0.279. atau penurunan LDR selama periodeKarena nilai signifikan > 0,05, maka penelitian mempengaruhi penyalurandapat disimpulkan bahwa CAR kredit UMKM secara signifikan. LDRberpengaruh positif secara parsial dan yang rendah akan menurunkan jumlahtidak signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM yang disalurkan, namunkredit UMKM. dengan tingkat yang signifikan.Hasil penelitian inimengindikasikan bahwa peningkatan Pengaruh NPL terhadap penyaluran Kredit UMKMatau penurunan CAR selama periode Dalam hasil analisis data yangpenelitian tidak mempengaruhi telah dilakukan, maka hipotesis keempat (H4) memperoleh hasil yangpenyaluran kredit UMKM secara menyatakan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh tidak signifikansignifikan. CAR yang tinggi akan terhadap penyaluran kredit UMKM. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t sebesarmendorong peningkatan jumlah kreditUMKM yang disalurkan, namun dalamtingkat yang tidak signifikan.Pengaruh LDR terhadap penyaluran −1.392 pada tingkat signifikansi 0,175.Kredit UMKM Karena nilai signifikansi > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa NPL Dalam hasil analisis data yang 26

berpengaruh negatif secara parsial dan signifikan. ROA yang rendah akantidak signifikan terhadap penyaluran menurunkan jumlah kredit UMKM yangkredit UMKM. disalurkan dan dalam tingkat yang tidakHasil penelitian ini signifikan.mengindikasikan bahwa peningkatanatau penurunan NPL selama periode KESIMPULANpenelitian tidak mempengaruhi Berdasarkan hasil pengujian danpenyaluran kredit UMKM secara pembahasan maka dapat ditarik beberapasignifikan. NPL yang tinggi akan kesimpulan mengenai penelitian, yaitumenurunkan jumlah kredit UMKM yang model regresi yang digunakan dalamdisalurkan dan dalam tingkat yang tidak penelitian ini telah lolos dari empat ujisignifikan. asumsi klasik, yaitu uji normalitas,Pengaruh ROA terhadap penyaluran multikolinearitas, autokorekasi, dan heterokedastisitas.Kredit UMKM Didalam hasil penelitian iniDalam hasil analisis data yang menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan, maka sebaiknyatelah dilakukan, maka hipotesis kelima bank umum yang ingin menyalurkan kreditnya memperhatikan rasio ini. Dengan(H5) memperoleh hasil yang dipenuhinya rasio ini, maka bank lebih aman dalam menyalurkan kredit.menyatakan bahwa Return On Asset Adanya tiga variabel yang(ROA) berpengaruh tidak signifikan pengaruhnya tidak signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM, yaitu CAR, NPLterhadap penyaluran kredit UMKM. Hal dan ROA, maka penelitian selanjutnya perlu meneliti kembali penyebab tidakini ditunjukkan dengan nilai t sebesar signifikannya ketiga variabel tersebut.−1.082 pada tingkat signifikansi 0,289. Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan. KeterbatasanKarena nilai signifikansi > 0,05, maka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Populasi dari penelitian inidapat disimpulkan bahwa LDR hanya terbatas pada Bank Umum yang terdaftar di Indonesia, variabel bebasberpengaruh negatif secara parsial dantidak signifikan terhadap penyalurankredit UMKM.Hasil penelitian inimengindikasikan bahwa peningkatanatau penurunan ROA selama periodepenelitian tidak mempengaruhipenyaluran kredit UMKM secara 27

yang digunakan hanya terbatas pada 4 Faishol, Ahmad. 2007. Analisis Kinerjavariabel saja yaitu CAR, LDR, NPL, dan Keuangan Pada Bank MuamalatROA. Indonesia Tbk. JBM. Hasil penelitian ini diketahui bahwa Francisca dan Siregar, Hasan Sakti.variabel yang diuji hanya mempengaruhi 2007. Pengaruh Faktor Internalpenyaluran kredit UMKM sebesar 22% dari Bank Terhadap Volume Kreditsisi internal saja sedangkan sisanya sebesar Pada Bank yang Go Public di78% dipengaruhi oleh faktor lainnya, maka Indonesia, Skripsi USU, Medan.disarankan untuk menganalisis faktor darisisi eksternal perbankan seperti terjadinya Kasmir. 2010. Dasar-Dasar Perbankan.krisis moneter, naiknya harga minyak dunia, Jakarta : Gramedia Persada.bencana alam dan kejadian lainnyasehingga analisis yang dihasilkan seimbang. Meiranto, Wahyu & Yuda, Pratista. 2010. Pengaruh Faktor InternalDAFTAR PUSTAKA Bank Terhadap Jumlah Kredit yang Disalurkan. JurnalAlam, Pram Purnama. 2008. Analisis Akuntansi & Auditing, Vol.7, (No.1) : 94-110.Faktor-Faktor yang Meydianawathi, Luh Gede. 2006.Menyebabkan Peningkatan Non Analisis Perilaku Penawaran Kredit Perbankan Kepada SektorPerforming Loan (NPL) dan UMKM Menengah di Indonesia, Skripsi UII, Yogyakarta.Dampaknya Terhadap Satria, Dias dan Subegti, Bagus. 2010.Penyaluran Kredit di Sektor Determinasi Penyaluran kredit Bank Umum di IndonesiaUMKM (Studi Kasus Bank BRI), Periode 2006-2009. Jurnal Keuangan dan Perbankan,Skripsi IPB, Bogor. Vol.14, (No.3) : 415-424.Bank Indonesia, 2015. Laporan Umam, Khaerul. 2009. Analisis Kredit Usaha Kecil dan Menengah.Perekonomian Indonesia. Artikel wordpress.Jakarta. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan.Barus, Andreani Caroline. 2013. Pengaruh Spread Tingkat Suku Undang-Undang Republik Indonesia Bunga Dan Rasio Keuangan Nomor 20 tahun 2008 tentang Terhadap Penyaluran Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Umkm Pada Bank Umum Di Menengah. Indonesia. Jurnal Ekonomi. Volume 3 No. 01. STIE Mikroskil. Taswan. 2010. Manajemen Perbankan. Medan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN 28

MODEL EKONOMI DAGING SAPI DI INDONESIA Sri Handayani11)Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Prodi Agribisnis Universitas Teuku Umar Meulaboh [email protected] AbstractBeef meat are the strategic commodities rapidly have demand increasing by years. Unbalanced ondemand and supply effects on national demands performance, present by impressive rates ofimported beef meats and the lifestock. This study aimed to analyze the economic model of beef inIndonesia. The data used in this study was secondary data on econometrical model approach,formulated from simultaneous equation. Model Sounding made by two stage least square (2SLS)method. The result shows domestic beef demand influenced by the imported price, chicken meatpric, national income and state population. Statistically, state population was significantly to beefmeat demand. However, the status of domestic beef meat have been influenced by imported anddomestic beef meat price and production, respectively, domestic demand and import of beefmeat. Statistically, import price and import of beef meat were significant to domestic meat prices.Key word : beef meat, demand, price, simultaneous equations, 2SLSPENDAHULUANLatar Belakang Pembangunan subsektor merupakan sebuah gambaran tingkat ketersediaan sumber bahan proteinpeternakan memiliki peran yang cukup hewani skala nasional. Adapun perkembangan populasi hewan ternakstrategis terutama kontribusinya secara nasional dari tahun ketahun mengalami peningkatan (Tabel 1).terhadap PDB, penyerapan tenagakerja, penyedia bahan pangan, bahanenergi, pakan dan bahan baku industri.Perkembangan populasi hewan ternakTabel 1. Perkembangan populasi ternak nasional tahun 2010-2013 (000 ekor)Tahun Sapi Sapi Kerbau Kambing Domba itik Ayam Potong Perah Pedaging 10 725 44 3022010 13 582 488 2 000 16 620 11 791 43 488 986 872 13 420 49 295 1 177 9912011 14 824 597 1 305 16 946 14 926 12 015 1 244 402 11.65 1.10 1 344 1912012 15 981 612 1 438 17 906 6.102013 12 686 444 1 110 18 500r (%) -1.22 -0.87 -15.79 2.85Sumber : Ditjennak, 2014Keterangan : r = rata-rata laju pertumbuhan per tahun Berdasarkan Tabel 1, secara hewan ternak tertinggi dengan rata-ratanasional dari tahun 2010-2013 populasi pertumbuhan pertahunnya sebesarternak domba merupakan populasi 11.65 persen, yang diikuti dengan 29

populasi ayam pedaging (6.10 persen nasional diperkirakan akan terusper tahun), kambing (2.85 persen per mengalami peningkatan (Ditjennak,tahun), itik (1.10 persen per tahun). 2009). Hal tersebut harus diikuti denganSedangkan populasi hewan ternak populasi sapi. Adapun Adapun wilayahlainnya mengalami penurunan masing- sumber utama penghasil sapi potongmasing yaitu sapi perah (-0.87 persen adalah Jawa Timur, Jawa Tengah,per tahun), sapi potong (-1.22 persen Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat,per tahun) dan kerbau (-15.79 persen Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggaraper tahun). Timur, Nusa Tenggara Barat dan Lampung (Ramadhan 2013). Meskipun demikian, kontribusidaging sapi terhadap kebutuhan daging Gambar 1. Populasi sapi potong menurut provinsi di IndonesiaSumber : Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2014 Sebaran populasi sapi potong di adalah Sulawesi Selatan (984 ribu ekor),Indonesia pada tahun 2013 dapat dilihat Nusa Tenggara Timur (803 ribu ekor),pada Gambar 1, dimana terlihat bahwa Nusa Tenggara Barat (649 ribu ekor),provinsi Jawa Timur merupakan provinsi Lampung (573 ribu ekor), Sumateradengan populasi sapi potong terbesar di Utara (523 ribu ekor) dan Bali (478 ribuIndonesia (3 587 ribu ekor), Jawa ekor).Tengah (1 500 ribu ekor). Provinsi lainjuga memiliki populasi sapi potong Jawa Timur merupakan provinsicukup besar, secara berturut-turut dengan populasi sapi yang paling padat di Indonesia, dimana pengeluaran dan 30

pemasukan ternak sapi ke dan dari permasalahan terjadi dapatwilayah lain cukup tinggi. Begitu juga menghambat pertumbuhan baik secaradengan daerah-daerah lain di Indonesia makro maupun mikro. Pertumbuhanyang juga diperuntukkan bagi produksi daging sapi sebesar 3,0 persenpemenuhan kebutuhan lokal. Produk tidak sebanding dengan lajudaging sapi mempunyai peranan yang pertumbuhan impor daging yaitusangat besar terhadap perekonomian sebesar 4.7 persen (Tabel 2)nasional, namun beberapaTabel 2. Penyediaan dan konsumsi daging sapi di Indonesia tahun 2009-2013 (000 ton) Uraian 2009 2010 Tahun 2012 2013 r (%) 2011 275.0 283.5Produksi 250.8 258.8 266.8 80.8 3.0 77.0 355.8 84.8 4.7Impor 70.0 73.4 343.8 338.4 368.3 3.4 334.2 342.7 1.2Total (Produksi + Impor) 320.8 332.2Konsumsi 325.9 330.0Sumber : Kementerian Pertanian, 2014Keterangan : r = Rata-rata laju pertumbuhan per tahun Menurut Ilham (2009) Kondisi penawaran daging sapi peningkatan harga daging sapi yangdomestik berada pada kondisi defisit, cenderung meningkat dari waktu keakibatnya Indonesia melakukan waktu dapat disebabkan oleh usahapemenuhan melalui impor. penggemukan sapi umumnyaMeningkatnya jumlah penduduk dan mengandalkan sapi bakalan impor,adanya perubahan pola konsumsi serta meskipun demikian keadaan seperti ituselera masyarakat telah menyebabkan belum mampu menghilangkankonsumsi daging sapi secara kesenjangan antara permintaan dannasional cenderung meningkat. penawarannya. Oleh sebab ituKenaikan harga daging sapi juga akan penelitian tentang model ekonomimengakibatkan kenaikan volume daging daging sapi di Indonesia pentingyang ditawarkan begitu juga sebaliknya. dilakukan guna melihat faktor-faktorJumlah permintaan daging sapi apa saja yang dapat mempengaruhidomestik lebih tinggi dibandingkan permintaan dan harga daging sapijumlah penawarannya. Hal tersebut tersebut. Adapun tujuan dari penelitiandapat memacu peningkatan harga ini adalah untuk mengetahui modeldaging sapi dipasar domestik. ekonomi daging sapi di Indonesia yang 31

disusun atas persamaan yang saling persamaan matematika. Spesifikasiterkait dan saling mempengaruhi antarvaribel. model ekonometrika dibuatMETODE PENELITIAN berdasarkan pada teori ekonomi dan Penelitian ini menggunakan datasekunder yang bersumber dari Badan berbagai pengalaman empiris yangPusat Statistik, Direktorat JenderalPeternakan dan Kesehatan Hewan, berhubungan dengan fenomena yangKementerian Pertanian, KementerianPerdagangan, Direktorat Jenderal Bea sedang dipelajari. Menurutdan Cukai, FAO, USDA dan publikasiatau laporan-laporan yang berkaitan Koutsoyiannis (1977) spesifikasi modeldengan penelitian ini. Jenis data yangdigunakan adalah data deret waktu tersebut meliputi penentuan mengenai(time series) dengan periode waktu daritahun 1996-2013. Tahapan yang : (1) dependent dan independentdilakukan untuk menganalisis modelekonomi daging sapi di Indonesia antara variable (jika menggunakan persamaanlain, spesifikasi model, prosedur analisisdan penerapan model. Spesifikasi tunggal) atau endougenous danmodel merupakan suatu upaya untukmempelajari hubungan antar peubah exogenous variable (jika menggunakandan kemudian mengekpresikanhubungan tersebut dalam bentuk model persamaan simultan) yang dimasukkan kedalam model, (2) harapan secara teori mengenai tanda dan besaran parameter estimasi dari fungsi, (3) bentuk matematika dan model (jumlah persamaan, apakah bentuk persamaan linear atau non linear). Adapun hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 berikut .Harga rill daging Permintaan daging sapi Populasi sapi nasional ayam domestikKonsumsi daging sapi Populasi Penduduk domestikPendapatan Nasional Impor daging sapi Harga rill daging sapi domestik = Peubah Endogen = Peubah EksogenGambar 2. Hubungan antar varibel model ekonomi daging sapi di Indonesia 32

Perumusan model ekonometrika Harga komoditas dipasarserta keterkaitan dengan perekonomian ditentukan oleh permintaan danIndonesia terdiri dari dua persamaan penawaran, dimana harga terjadi padastruktural yang merupakan representasi saat permintaan sama dengandari peubah endogen dan eksogen penawaran. Harga merupakan peubahsecara operasional menghasilkan tanda yang dapat dipengaruhi oleh beberapadan besaran nilai yang sesuai dengan peubah lain dalam bentuk persamaanharapan teoritis. Adapun hubungan struktural. Sebagai negara Net Importirantar variabel dalam model yang daging sapi, harga daging sapi domestikdibangun dalam penelitian ini dapat juga dipengaruhi oleh harga daging sapidilihat pada gambar 2, dan spesifikasi impor, produksi daging sapi domestiksetiap persamaan dirumuskan sebagai dan permintaan daging sapi. Persamaanberikut : harga daging sapi domestik dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Permintaan daging sapi domestik HDDRt = b0 + b1HDMRt + b2PDSDt + b3DDSt + Tingkat permintaan terhadap b4MDSt + E2t ..........................(2)suatu barang dipengaruhi oleh harga dimana :barang itu sendiri, harga barang HDMRt = Harga rill daging sapi imporsubstitusinya, pendapatan masyarakat (Rp/Kg); PDSDt = Populasi sapidan jumlah penduduk. Persamaan nasional (000 Ekor) ; DDSt =permintaan daging sapi domestik adalah Permintaan daging sapi domestik (000DDSt =a0 + a1HDDRt + a2HDARt + a3PPNRt + ton); MDSt = Impor Daging Sapi (000 a4POPt + a5DDSt-1 + E1t ton); E4t = Peubah Pengganggu.................(1) Tanda parameter dugaan yangdimana : diharapkan : b1,b3,, b4 > 0 ; b2< 0DDSt = Permintaan daging sapi domestik Penelitian ini menggunakan(000 ton) ; HDDRt = Harga rill daging model ekonometrika persamaansapi impor (Rp/Kg) ; HDARt =Harga simultan dengan menggunakan metoderill daging ayam (Rp/Kg); PPNRt = 2SLS. Model terdiri dari persamaanPendapatan nasional (Rp) ; POPt= struktural dan identitas. Salah satu yangPopulasi penduduk (000 Jiwa); KDDt-1= menentukan metode pendugaan modelLag konsumsi daging sapi domestik ; adalah identifikasi model. MenurutE3t= Peubah pengganggu. Koutsoyiannis (1977) dapat ditentukanTanda parameter dugaan yang dengan rumus : (K-M)≥(G-1)diharapkan : a2, a3, a4 > 0; a1 < 0; 0<a5<12. Harga rill daging sapi domestik dimana: 33

K = total peubah dalam model; M = Ukuran-ukuran deskriptif statistikjumlah peubah endogen dan eksogen dalam pengolahan data bertujuan untukyang dimasukkan dalam suatu mendapatkan gambaran ringkas daripersamaan tertentu dalam model; G= sekumpulan data, sehingga dapattotal persamaan. disimpulkan mengenai data secara mudah dan cepat.HASIL DAN PEMBAHASANDeskriptif StatistikTabel 3. Deskriptif statistik data model ekonomi daging sapi di IndonesiaVariabel Minimum Maximum Mean Std.Deviation VariancePermintaan domestik 273 342 305 21 482Produksi 174 283 221 36Impor 35 84 57 15 1 300Harga impor 364 248Harga domestik 1 182 2 359 1 804Harga daging ayam 10 704 119 610 45 411 28 293 132 622Pendapatan nasional 17 279 9 286 800 501 989Populasi sapi 4 646 41 139 74 214 446 300 1 846 86 242 106 12 232 5 615 10 504 16 607 3 409 316Secara keseluruhan dapat disimpulkan Model ekonomi daging sapi di Indonesiabahwa nilai standar deviasi lebih kecil Analisis model ekonomi dagingdari nilai rata-ratanya. Hal tersebut sapi dalam penelitian ini dilakukan melalui analisis “Model Ekonometrika”menunjukkan bahwa data yang dengan mempertimbangkan kriteria ekonomi, statistik dan ekonometrikdigunakan dalam penelitian ini relatif (Koutsoyiannis, 1977).homogen. Data yang relatif homogen Model ekonomi daging sapi secaradapat dengan baik mewakili himpunan menyeluruh memperlihatkan bahwa model persamaan simultan yangdata secara keseluruhan. Sedangkan dibentuk dalam model ekonomi daging sapi di Indonesia dapat dinyatakannilai varian yang diperoleh cukup baik, karena telah memenuhi kriteria ekonomi (tanda yang relatifmenunjukkan sebuah ukuran sama), kriteria statistik (akurat) danvariabilitas data. Semakin kecil nilaisebarannya berarti nilai data semakinsama. Begitu juga jika sebarannyabernilai nol, maka nilai semua datanyaadalah sama. Namun, semakin besarnilai varian berarti semakin bervariasidan beragam suatu data. 34

kriteria ekonometrik (tidak parameter empat persamaan tersebutmenunjukkan serial korelasi yang dapat di lihatpada tabel 4 berikutserius). Adapun hasil pendugaanTabel 4. Hasil pendugaan parameter dan uji statistik model ekonomi daging sapiPersamaan/Peubah Notasi Parameter Pr> ‫׀‬t‫׀‬ Elastisitas Keterangan Dugaan ESR ELRPermintaan daging sapi DDS 0.477 R2 = 0.9916Intercept - 3.1911 0.310 - - AdjR-Sq=Harga rill dag. sapi domestik HDDR -0.0001 0.254 -0.014 -0.020 0.9878Harga rill daging ayam HDAR 0.0004 0.498 0.017 0.025 F-Stat=Pendapatan nasional rill PPNR 0.0001 0.014 260.97Populasi penduduk POP 0.0009 0.154 0.00008 0.00011Lag pmintaan dag. sapi dom LDDS 0.3011 0.689 0.986 DW=2. 3418Harga rill dag. sapi domestik HDDR 0.3352 - -Intercept - -62318.9 0.041 R2 = 84.77Harga rill daging sapi impor HDMR 14.573 0.479 - - AdjR-Sq=Produksi dag. sapi domestik PDSD -9.804 0.448 0.629 -Pmintaan dag. sapi dom. DDS 87.583 0.161 0.057 - 79.69Impor daging sapi MDS 917.76 0.702 - F-Stat= 16.70 1.385 - DW = 1.0651. Permintaan daging sapi domestik sebesar 10 persen, maka akan menurunkan permintaan hanya sebesarKenaikan harga daging sapi domestik 0.14 dalam jangka pendek dan 0.20 persen dalam jangka panjang. Dimanaakan mengakibatkan menurunnya komoditas barang pangan adalah bersifat inelastis.permintaan daging sapi secara nasional. Hasil penelitian Rusastra (1987)Peubah penjelas harga daging sapi menunjukkan bahwa produk pangan asal ternak dalam hal ini daging sapi,domestik bernilai negatif namun tidak bagi masyarakat Indonesia masih merupakan barang mewah sehinggaberpengaruh nyata (P<0.20). tidak responsif terhadap perubahan harga. Harga daging sapi baik dalamPermintaan daging di Indonesia jangka pendek dan jangka panjang tidak responsif, menunjukkan bahwadipengaruhi oleh harga daging sapi yang konsumen daging sapi adalah golongan menengah ke atas yang tidakberlaku didalam negeri. Dari analisis berpengaruh dengan perubahan harga.elastisitasnya menunjukkan bahwapermintaan daging sapi tidak responsifterhadap harga daging sapi domestikbaik dalam jangka pendek maupunjangka panjang dengan nilai elastisitasmasing-masing sebesar -0.014 dan -0.020. Hal tersebut menunjukkanbahwa jika terjadi kenaikan harga 35

Hasil temuan Tseuoa (2011) yang daging ayam dan sebaliknya. Hal yangmenyatakan bahwa permintaan daging sama juga ditemukan oleh Rusmasapi tidak responsif terhadap (tanpa tahun) dimana peubah hargaperubahan rasio harga daging sapi daging ayam mempunyai hubungandomestik dan daging ayam. Daging yang positif dengan permintaan dagingayam merupakan salah satu komoditas sapi. Hasil penelitian Kariyasa (2000)substitusi daging sapi, meskipun daging menyebutkan bahwa, daging ayamayam sebagai komoditas substitusi merupakan barang komplementer darinamun tidak mempunyai kaitan yang daging sapi, sementara komoditas ikan,erat dengan daging sapi. Hal ini telur dan daging kambing merupakanditunjukkan oleh nilai elastisitasnya baik barang subsitusi dari daging sapi.dalam jangka pendek maupun dalam Peningkatan pendapatan nasionaljangka panjang, yang masing-masing cenderung meningkatkan permintaanbernilai 0.017 dan 0.025. Meskipun daging sapi secara nasional pulaharga daging ayam tidak berpengaruh meskipun hal tersebut tidaknyata (P<0.20) terhadap permintaan berpengaruh nyata (P>0.20), dimanadaging sapi domestik tetapi kenaikan hasil nilai parameter dugaanharga daging ayam akan meningkatkan ditunjukkan dengan nilai yang positif.permintaan terhadap daging sapi. Jika Jika tingkat pendapatan meningkat,harga daging sapi mahal maka maka akan meningkatkan pembeliankonsumen akan beralih mengkonsumsi pada komoditas daging sapi hal inidaging ayam. menunjukkan bahwa komoditi dagingHasil penelitian Priyanto (2003) sapi merupakan barang normal bukanmenunjukkan bahwa terdapat pola merupakan barang mewah. Dimanapersaingan antara konsumsi daging dengan tingkat pendapatan yang lebihayam dan daging sapi yang kedua tinggi, konsumen dapat membeli lebihkomoditas tersebut dikategorikan banyak barang tersebut. Hasil analisissebagai barang kompetitif. Konsumen elastisitas menunjukkan bahwa untukakan cenderung mengkonsumsi salah nilai jangka pendek dan jangka panjangsatu komoditas daging tersebut masing-masing sebesar 0.00008 danberdasarkan pertimbangan harga, jika 0.00011. Hal tersebut menunjukkanharga daging sapi mahal maka bahwa permintaan daging sapi tidakkonsumen akan beralih mengkonsumsi responsif terhadap perubahan 36

pendapatan. Jika kenaikan pendapatan mengkonsumsi tidak hanya ditentukansebesar 1 persen akan menigkatkan oleh tingkat pendapatan tetapi jugapermintaan hanya sebesar 0.00008 oleh tingkat pendidikan.dalam jangka pendek dan 0.00011 Populasi penduduk memegangpersen dalam jangka panjang. Hasil peran yang sangat penting dalampenelitian Adetunji (2012) permintaan daging sapi. Hasil analisismenyebutkan bahwa permintaan menunjukkan bahwa peubah penjelasdaging sapi di Nigeria relatif tinggi populasi penduduk bertanda positif dandimana daging sapi juga merupakan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadapbarang normal. Intervensi harga permintaan daging sapi dengan nilaidilakukan dalam rangka untuk elastisitas yaitu sebesar 0.797 dan 1.027menstabilkan harga daging . Hal masing-masing pada elastisitas jangkatersebut berbeda dengan hasil pendek dan jangka panjang. Denganpenelitian Priyanto (2003) yang kata lain, permintaan daging sapimenunjukkan bahwa pendapatan domestik responsif terhadap lajucenderung menurunkan konsumsi peningkatan populasi penduduk.daging sapi nasional yang mana daging Peningkatan populasi penduduk sebesarsapi belum merupakan komoditas 1 persen, maka akan meningkatkanutama pada sebagian besar masyarakat, permintaan daging sapi sebesar 0.689tetapi masih merupakan barang mewah persen pada jangka pendek dan sebesarsehingga belum banyak dikonsumsi oleh 0.986 persen pada jangka panjang.masyarakat secara umum. Semakin 2. Harga rill daging sapi domestiktinggi pendapatan, permintaanterhadap daging sapi semakin tidak Harga daging sapi imporresponsif, artinya bahwa proporsi berpengaruh nyata (P<0.05) terhadappengeluaran konsumsi daging sapi harga daging sapi domestik yangcenderung menurun dengan ditunjukkan dengan hasil parametermeningkatnya pendapatan. Menurut dugaan yang positif. Hal tersebutIlham (1998) bahwa kondisi tersebut menunjukkan bahwa harga daging sapidapat dijadikan indikasi bahwa tidak impor cenderung meningkatkan hargasemua peningkatan pendapatan daging domestik. Bila harga komoditasmasyarakat digunakan untuk perbaikan daging impor mengalami peningkatan,gizi keluarga karena keputusan untuk maka cenderung akan mengurangi 37

volume impor daging sapi. Sehingga mensubstitusikan daging domestikkonsumen daging cenderung beralih dengan daging impor begiru perbedaanuntuk mengkonsumsikan daging sapi harga keduanya menjadi tinggi.dalam negeri. Dalam era perdagangan Meskipun adanya larangan namunbebas, perubahan harga dipasar fenomena di lapang menunjukkaninternasional akan berpengaruh adanya kecenderungan peningkatanterhadap situasi pasar domestik. jumlah daging impor yang dipasarkan diIndonesia merupakan negara small pasar tradisional. Hal ini terjadi akibatcountry, yang berperan sebagai price harga daging sapi impor lebih murahtaker, dimana jika terjadi kenaikan dari pada harga daging sapi domestik.harga daging sapi impor maka harga Produksi daging sapi domestikdaging sapi domestik juga mengalami berpengaruh negatif terhadap hargapeningkatan. Dalam jangka pendek daging sapi domestik. Kenaikanharga rill daging sapi impor bersifat produksi daging sapi domestik akaninelastis. Atau dengan kata lain bahwa menurunkan harga daging sapiharga daging sapi domestik tidak domestik. Meskipun harga daging sapiresponsif terhadap perubahan harga tidak responsif terhadap produksidaging sapi impor dengan nilai daging sapi yang ditunjukkan denganelastisitasnya 0.629. Hal tersebut nilai elastisitasnya.menggambarkan bila harga impor Penelitian Krishnapillai (2012)meningkat 1 persen, dalam jangka menunjukkan hal yang sama dimanapendek harga daging domestik hanya peningkatan jumlah produksi dagingakan meningkat sebesar 0.629 persen. sapi akan menurunkan harga.Hasil penelitian Ilham (1998) Permintaan daging sapi berpengaruhmenunjukkan bahwa harga daging positif terhadap harga daging sapiimpor memberikan pengaruh yang domestik meskipun tidak berpengaruhpositif juga.Kebijakan impor yang nyata. Respon harga terhadapbertujuan untuk memenuhi segmen perubahan permintaan bersifatpasar tertentu dan memenuhi inelastis. Bila terjadi kenaikan dagingkebutuhan domestik pada waktu-waktu sapi akibat adanya peningkatantertentu dengan harga yang relatif pendapatan atau peningkatan jumlahmurah, dapat menekan kenaikan harga penduduk, maka akan terjadi excessdomestik, karena konsumen akan demand terhadap daging sapi sehingga 38

harga daging sapi dipasar domestik terjadi ketidakseimbangan antaraakan meningkat. pasokan dan permintaan daging diPeningkatan impor akan dalam negeri akibat perbedaan datamengakibatkan kenaikan harga daging sehingga dapat memicu gejolak hargasapi domestik yang ditunjukkan dengan daging.hasil yang positif dan bepengaruh nyata. DAFTAR PUSTAKAHarga daging sapi domestik responsifterhadap impor daging sapi. Hal Harmini, Asmarantaka RW dantersebut ditunjukkan dengan nilai Atmakusuma J. 2011. Modelelastisitas jangka pendeknya sebesar Dinamis Sistem Ketersediaan1.385. Adanya kompetitor daging sapi Daging Sapi Nasional. Jurnalimpor dengan harga yang lebih murah, Ekonomi Pembangunan. 12(1):mengakibatkan perubahan permintaan 128-146.yang dipenuhi dari produk impor.Dengan demikian harga daging sapi Handayani S. 2015. Permintaan dandomestik mengalami kenaikan. Penawaran Daging Sapi di Indonesia. [Tesis]. Bogor:KESIMPULAN DAN SARAN Sekolah Pascasarjana InstitutKesimpulan Pertanian Bogor.1. Permintaan daging sapi domestik Ilham N. 1998. Penawaran dan responsif terhadap laju peningkatan permintaan daging sapi di populasi penduduk dimana laju Indonesia: suatu analisis peningkatan penduduk menuntut simulasi [Tesis]. Bogor: Sekolah perkembangan usaha ternak secara Pascasarjana Institut Pertanian umum sebagai pemasok kebutuhan Bogor. protein hewani. Kariyasa K. 2000. Analisis Penawaran2. Harga daging sapi domestik dan Permintaan Daging Sapi di dipengaruhi oleh impor dan harga Indonesia Sebelum dan Saat daging sapi impor. Krisis Ekonomi: Suatu Analisis Proyeksi Swasembada DagingSaran Sapi 2005. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Koutsoyiannis A. 1997. Theory of Econometrics. Second Edition. London: The Macmillan Press Ltd.Stabilitas harga daging harus Krishnapillai S. 2012. Impact of NAFTAdiikuti dengan validasi data produksi on the Preference for Meatdan konsumsi secara berkala. Saat ini Consumption in USA: An Inverse Demand System Approach. 39

International Journal of permintaan [Tesis]. Bogor:Economics and Financial Issues Sekolah Pascasarjana Institut2(1): 79-84. Pertanian Bogor.Pakpahan SR, Asima. 2012. Analisis Rusastra IW. 1987. Prakiraan Produksi dan Kebutuhan Produk PanganFaktor-faktor Yang di Indonesia. Forum Agro Ekonomi. 5(1&2) :15-21.Mempengaruhi Impor Daging Tseuoa T, Syaukat Y, Hakim DB. 2012.Sapi di Indonesia. Economics The Impact Of The Australia and New Zealand Free TradeDevelopment Analysis Journal Agreement On The Beef Industry In Indonesia. J.ISSAAS.(EDAJ). 1(2). 18(2):70-82.Priyanto D. 2003. Evaluasi kebijakan impor daging sapi dalam rangka proteksi peternak domestik: Analisis penawaran dan 40

ANALISIS PERMINTAAN PEMBIAYAAN PERTANIAN SYARIAH UNTUK USAHATANI PADI DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Budi Yoko1 1) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang, Jawa Barat [email protected] AbstractCapital constraints and low access to financial services from financial institutions remains aconstraint for most farmers in Indonesia. Sharia Cooperative Financial Services or KoperasiJasa Keuangan Syariah (KJKS) as one of the microfinance institutions that grow and developin rural areas have potential to improve farmers' access to sources of capital. The objective ofthis study are to identify the factors that affect farmers' demand to agricultural financingsharia and to estimate realization of agricultural finance sharia for rice farming. The resultsof multiple linear regression model analysis, it is known that the factors that influence thedemand of farmers on agricultural financing of KJKS is cost of funds and farm income. Moralhazard occurs in the realization of agricultural finance, agricultural finance obtained wherefarmers are not fully applied in rice farming activities.Keywords: Sharia Agricultural Financing, Financing Demand, KJKSPENDAHULUANLatar Belakang Keterbatasan modal dan rendahnya dan memiliki kendala untuk mengaksesakses terhadap fasilitas pembiayaan sumber pembiayaan. Dalam jangkamenjadi salah satu permasalahan utama panjang, permasalahan ini dapat menjadiyang dihadapi oleh sebagian besar petani di titik awal terjadinya siklus rantai kemiskinanIndonesia. Modal merupakan unsur pada masyarakat petani di perdesaan yangesensial dalam peningkatan produksi dan sulit untuk diputus (Ashari, 2006).taraf hidup masyarakat petani, sehinggamenurut Hamid (1986) keterbatasan modal Kondisi permodalan petani yangdapat membatasi gerak sektor pertanian. lemah sebenarnya telah disadari olehDitambah lagi pada era teknologi pertanian Pemerintah Indonesia, yang dibuktikanseperti saat ini, kebutuhan petani akan dengan upaya pemerintah untukmodal untuk memenuhi input pertanian meluncurkan berbagai programmenjadi lebih intensif. Permasalahan pembiayaan. Akan tetapi, kinerja darikembali muncul karena sebagian besar berbagai program pembiayaan tersebutpetani di Indonesia tidak sanggup belum optimal (Ashari, 2006). Salah satumendanai usahatani yang padat modal penyebabnya menurut Syaukat (2011)dengan dana mereka sendiri (Syukur, 2000) adalah karena timbulnya moral hazard pada petani selaku penerima program. 41

Peran perbankan selaku lembaga Lampung Tengah didominasi oleh sektorintermediasi keuangan dalam menyalurkan perdagangan dan jasa yang mencapai 63pembiayaan pertanian pun sangat rendah. persen. Sedangkan pembiayaan yangBerdasarkan data dari Bank Indonesia disalurkan bagi sektor pertanian selaku(2012), jumlah pembiayaan pertanian yang sektor perekonomian utama barudisalurkan oleh perbankan di Indonesia mencapai 26 persen. Hal ini menunjukkanhanya 5.2 persen dari total seluruh bahwa petani selaku aktor utama dalampembiayaan. usahatani masih memiliki keterbatasanGuna mengatasi permasalahan untuk mengakses sumber permodalan dariketerbatasan akses petani terhadap lembaga pembiayaan, termasuk KJKS.sumber permodalan, kemampuan fiskal Keterbatasan dalam mengakses sumberpemerintah yang terbatas, serta pembiayaan dari lembaga pembiayaankeengganan perbankan untuk memberikan mengakibatkan petani menggantungkankredit atau pembiayaan secara langsung kecukupan modal usahataninya dari modalkepada petani, maka diperlukan upaya sendiri yang terbatas atau sumber-sumberuntuk mengoptimalkan peran lembaga lain seperti tengkulak. Kondisi keterbatasankeuangan mikro yang dapat menjadi modal atau tingginya cost of fund yangalternatif sumber pembiayaan bagi petani harus dikeluarkan petani apabiladi perdesaan. Salah satu bentuk lembaga mengakses pembiayaan dari tengkulakkeuangan mikro yang memiliki eksistensi, akan berpengaruh terhadap optimalisasibaik dalam hal peranan maupun pendapatan dan produktivitas usahatanipenerimaan di kalangan masyarakat yang dikelola oleh petani.perdesaan, khususnya petani di Kabupaten Keberadaan KJKS sebagai lembagaLampung Tengah adalah Koperasi Jasa keuangan perdesaan yang cukup aktifKeuangan Syariah (KJKS). KJKS merupakan menyalurkan pembiayaan pertanian bagikoperasi yang mekanisme operasionalnya petani, khususnya di Kabupaten Lampungmengacu pada prinsip syariah/islam. Sektor Tengah diharapkan mampu menjadi solusipertanian selaku sektor perekonomian bagi permasalahan rendahnya akses petaniutama di Lampung Tengah menjadi pangsa terhadap lembaga permodalan. Denganpasar utama dari KJKS di Lampung Tengah. adanya fasilitas pembiayaan pertanian dariMerujuk data dari Pusat Koperasi Syariah KJKS, diharapkan dapat meningkatkanLampung (Puskopsyah), pada tahun 2013 produktivitas dan pendapatan usahatanipembiayaan yang disalurkan oleh KJKS di padi di Kabupaten Lampung Tengah. Oleh 42

karena itu, perlu dilakukan kajian mengenai akses dan permintaan petani terhadappermintaan petani terhadap pembiayaan sumber pembiayaan. Oleh karena itu,pertanian syariah di Kabupaten Lampung mempelajari faktor-faktor yangTengah. mempengaruhi permintaan petaniKeterbatasan aksessibilitas petani terhadap sumber permbiayaan menjaditerhadap pembiayaan berhubungan penting untuk dilakukan.dengan asymetric information yang terjadi Pembiayaan pertanian dari KJKSpada pasar pembiayaan, terutama pada diarahkan sebagai penguatan modalsumber pembiayaan formal. Asymetric usahatani. Dengan adanya pembiayaaninformation akan menyebabkan adanya pertanian dari KJKS diharapkan petanicredit rationing yang disebabkan karena mampu meningkatkan penggunaan inputpembatasan jumlah kredit oleh lembaga produksi menjadi efisien, sehingga produksikeuangan. Akibatnya, jumlah pembiayaan dan produktivitas usahatani meningkat danatau kredit yang diberikan lembaga pada akhirnya mampu meningkatkankeuangan lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan petani padi di Kabupatenjumlah yang diminta (Jafee dan Modigliani, Lampung Tengah. Efektivitas dari1969). Hal ini menjadi pemicu timbulnya pembiayaan pertanian untuk meningkatkanpermasalahan keterbatasan aksessibilitas alokasi penggunaan input dipengaruhi olehdan permintaan terhadap sumber tingkat realisasi pembiayaan tersebutpembiayaan. dalam kegiatan usahatani. Oleh karena itu,Bagi sebagian besar petani di realisasi dari penggunaan pembiayaanperdesaan yang masih terkendala dengan pertanian dalam kegiatan usahatani padipermodalan, keterbatasan akses terhadap penting untuk diketahui. Apakah petanisumber pembiayaan dari luar akan menggunakan seluruh pembiayaan yangmempengaruhi kinerja usahatani, terutama diperoleh bagi perbaikan input usahatani,dalam pemenuhan input produksi, atau hanya sebagian yang diaplikasikan disehingga hal ini akan berpengaruh pada usahatani dan sebagian lagi digunakanproduktivitas dari usahatani yang untuk memenuhi kebutuhan lain, sepertidijalankan. Keberadaan KJKS sebagai konsumsi atau keperluan sosiallembaga keuangan yang berbasis di kemasyarakatan. Berdasarkan uraianperdesaan dan cukup aktif menyalurkan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah:pembiayaan (salah satunya bagi sektor 1) mengidentifikasi faktor-faktor yangpertanian) diharapkan dapat meningkatkan mempengaruhi permintaan petani 43

terhadap pembiayaan pertanian syariah jumlah lembaga keuangan mikro perdesaanyang disalurkan oleh KJKS, dan 2) dalam bentuk koperasi di Kabupatenmengestimasi jumlah pembiayaan Lampung Tengah mencapai 324 unitpertanian yang direalisasikan petani pada dengan jumlah anggota sebanyak 75,326usahatani padi. orang (Dinas Koperasi dan UKM LampungMETODE PENELITIAN Tengah 2013). Salah satu bentuk jenisLokasi Penelitian koperasi terbesar di Kabupaten Lampung Tengah adalah Koperasi Jasa Keuangan Penelitian ini dilaksanakan di Syariah (KJKS). Data Dinas Koperasi danKabupaten Lampung Tengah, Provinsi UKM Lampung Tengah pada tahun 2013Lampung, yang merupakan salah satu menunjukkan jumlah KJKS mencapai 40penghasil utama padi di Indonesia. Jumlah unit dengan jumlah anggota sebanyakproduksi padi Provinsi Lampung pada tahun 15,143 orang. Pasar untuk pemasaran2013 mencapai 3.2 juta ton, dan komoditas padi berbentuk oligopolistik.menempati peringkat tujuh secara Pedagang besar (tengkulak) yang tersebarnasional. Kabupaten Lampung Tengah di setiap desa merupakan penampungmerupakan penghasil utama padi di utama hasil padi petani. Sebagian besarProvinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten petani langsung menjual hasil panennyaLampung Tengah adalah 4,789.82 km², ketika musim panen, dan hanyayang didominasi dataran rendah dengan menyisakan sebagain kecil untuk persedianketinggian antara 29 sampai dengan 59 konsumsi keluarga.meter di atas permukaan laut. KabupatenLampung Tengah memiliki 28 kecamatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulandengan Gunung Sugih sebagai ibukota. Juli sampai dengan Agustus 2014. DataPada tahun 2013 jumlah penduduk primer dalam penelitian ini diperolehKabupaten Lampung Tengah sebanyak melalui wawancara mendalam (depth1,192,958 jiwa dengan laju pertumbuhan interview) dengan petani padi yangpenduduk sebesar 1.14 persen. mengakses pembiayaan dari KJKS. KJKS yang dijadikan contoh adalah KJKS Surya Kegiatan usahatani padi di lokasi Abadi. Pemilihan KJKS Surya Abadipenelitian didukung oleh keberadaan dilakukan secara sengaja (purposive)lembaga keuangan mikro perdesaan dan dengan pertimbangan KJKS Surya Abadipasar untuk pemasaran hasil panen merupakan salah satu KJKS dengan assetmaupun input usahatani. Pada tahun 2012 terbesar dan beroperasi di daerah 44

penghasil padi utama di Kabupaten bagi pelaku usaha kecil. Akan tetapi, jikaLampung Tengah. dilihat dari jumlah pembiayaan yang telahJumlah petani sampel dalam salurkan oleh KJKS terlihat bahwasanyapenelitian ini adalah 41 orang yang tersebar petani masih terkendala untuk mengkasesdi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Seputih pembiayaan dari KJKS.Banyak dan Seputih Raman. Kedua Keterbatasan aksesibilitas dankecamatan tersebut merupakan wilayah permintaan petani terhadap pembiayaankerja dari KJKS Surya Abadi dan juga sentra berhubungan dengan asymetricproduksi padi di Kabupaten Lampung information yang terjadi pada pasarTengah yang mendapat pengairan dari pembiayaan. Asymetric information akanirigasi teknis. Pada tahun 2013, sebanyak menyebabkan adanya credit rationing, yang18.2 persen produksi padi Lampung Tengah disebabkan karena pembatasan jumlahberasal dari dua kecamatan tersebut. Selain kredit oleh lembaga keuangan. Akibatnya,itu, jumlah luas panen dari dua kecamatan jumlah pembiayaan atau kredit yangsampel mencapai 13.37 persen dari total diberikan lembaga keuangan lebih kecilluas panen padi seluruh kecamatan di dibandingkan dengan jumlah yang dimintaKabupaten Lampung Tengah (BPS (Jafee dan Modigliani, 1969). Hal iniKabupaten Lampung Tengah, 2013). menjadi pemicu timbulnya permasalahanPengambilan contoh dalam penelitian ini keterbatasan aksessibilitas dan permintaandilakukan dengan teknik stratified random terhadap sumber pembiayaan.sampling. Untuk mengkaji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaanModel Permintaan Pembiayaan Pertanian pembiayaan pertanian dari KJKS digunakanSyariah analisis regresi linier berganda. Model regresi linear berganda merupakan KJKS sebagai lembaga keuangan mikro persamaan regresi dengan pendugaan nilaisemi-formal yang berbasis perdesaan dinilai peubah Y (dependent) berdasarkan hasilcukup berhasil dalam menyediakan fasilitas pengukuran beberapa peubah Xpermodalan bagi petani yang berada di (independent).perdesaan Lampung Tengah. Hal inimempertegas temuan Messah dan Wangai Variabel terikat (peubah Y) adalah(2001) yang menyatakan bahwa bank jumlah realisasi pembiayaan pertanian yangkomersial dan lembaga keuangan formal diterima petani dari KJKS. Variabel bebasdinilai gagal dalam memenuhi pembiayaan (peubah X) terdiri dari variabel yang 45

merepresentasikan karakteristik personal dimiliki oleh petani selaku debiturdan sosial ekonomi petani petani sebagai merupakan salah satu ukuran yang menjadidebitur serta beberapa variabel yang terkait penilaian lembaga keuangan untuklembaga pembiayaan. Dalam hal ini menyetujui permohonan pembiayaan yangterdapat lima variabel bebas yang diajukan. Variabel cost of fund merupakandimasukkan dalam model permintaan komponen biaya yang harus ditanggungpembiayaan pertanian, yaitu usia petani petani untuk mendapatkan sejumlah(X1), luas lahan (X2), cost of fund (X3), pembiayaan dari KJKS. Pendapatanpendapatan usahatani (X4), dan lama usahatani adalah variabel yangmenjadi anggota KJKS (X5). Adapun model merepresentasikan pendapatan yangpermintaan pembiayaan pertanian KJKS menjadi sumber pengembalianadalah sebagai berikut: pembiayaan yang diperoleh petani. RekamY = α+α1X1+α2X2+α3X3+α4X4+α5X5+μ jejak petani selaku debitur dilihat dari lamaDimana: petani menjadi anggota KJKS. ApabilaY = Permintaan pembiayaan pertanian KJKS petani sudah menjadi anggota KJKS dalam (Rp) rentang waktu yang cukup lama, maka KJKS sudah memiliki informasi yang cukupX1= Usia petani (tahun) banyak mengenai karakteristik personalX2= Luas lahan (ha) petani, sehingga hal ini akanX3= Cost of fund (Rp) mempengaruhi tingkat persetujuanX4= Pendapatan usahatani (Rp) pembiayaan yang diajukanX5= Lama petani menjadi anggota KJKS HASIL PEMBAHASAN (tahun) Kondisi Pembiayaan Pertanian Syariah diμ = Gangguan acak dalam model Kabupaten Lampung Tengah Nilai koefisien yang diharapkan adalah KJKS merupakan lembaga swadayaX1, X3 < 0; X2, X4, X5 > 0. Adapun hipotesisyang diuji adalah:H0 = peubah bebas tidak berpengaruhnyata terhadap peubah tak bebasH1 = peubah bebas berpengaruh nyataterhadap peubah tak bebas.Usia debitur merupakan salah satu masyarakat (dalam pengertian didirikanvariabel yang diperhatikan oleh lembaga dan dikembangkan oleh masyarakat) yangpembiayaan dalam memberikan suatu berbentuk lembaga keuangan koperasipembiayaan, karena hal ini menyangkut yang berlandaskan syariah. Dewasa inikemampuan debitur untuk mengembalikan perkembangan KJKS di Indonesiapembiayaan (repayment). Luas lahan menunjukkan tren peningkatan yang cukupmerupakan variabel yang di proxy sebagai signifikan, termasuk di Kabupaten Lampungaset yang dimilki oleh petani. Aset yang Tengah. Pendiri KJKS di Lampung Tengah 46

secara umum dapat dibedakan menjadi modal serta banyaknya praktik pembiayaanempat, yaitu: 1) organisasi sosial dengan bunga tinggi yang dilakukan olehkemasyarakatan, 2) lembaga koperasi, 3) para pelepas uang (money lender). Sejakusaha perorangan atau keluarga, dan 4) didirikan, pertumbuhan KJKS Surya Abadibank umum syariah yang bekerjasama menunjukkan trend yang positif. Hal itudengan kelompok masyarakat. dapat dilihat dari peningkatan kantorPendirian dan kegiatan operasional layanan, jumlah anggota, jumlah simpananKJKS dirancang sebagai lembaga ekonomi anggota, jumlah pembiayaan yangrakyat, yang secara konsepsi lebih fokus disalurkan, rasio pembiayaan macet (NPF)kepada kelompok masyarakat miskin dan dan aset. Pada saat ini KJKS Surya Abadinyaris miskin (poor and near poor). telah memiliki 8 kantor layanan yangKegiatan utamanya adalah pengembangan tersebar di Kabupaten Lampung Tengahusaha mikro dan usaha kecil, terutama dan Lampung Timur. Jumlah anggota KJKSmelalui bantuan penguatan permodalan. Surya Abadi sampai dengan DesemberDalam tubuh KJKS terdapat dua peran yang 2013 mencapai 15,868 orang dengansaling menunjang, yaitu kepentingan sosial jumlah simpanan anggota sebesar Rp 29.7(baitul maal) dan kepentingan bisnis (baitul Milyar. Jumlah pembiayaan yang berhasiltamwil). Sebagai baitul maal, KJKS disalurkan sampai dengan tahun 2013menerima titipan zakat, infaq, dan meningkat sebesar 23.3 persenshadaqah serta menyalurkannya (tasaruf) dibandingkan dengan tahun sebelumnya.sesuai dengan kaidah yang Total pembiayaan yang disalurkan sebesarberlaku. Sedangkan sebagai baitul tamwil, Rp 33.8 Milyar, yang didominasiKJKS berperan dalam mengembangkan pembiayaan pada sektor pertanian danusaha-usaha produktif dan meningkatkan perdagangan. Nilai ratio pembiayaan macetkualitas kegiatan pelaku usaha kecil dengan atau non performing financing (NPF) punmendorong kegiatan menabung dan menunjukkan angka yang rendah, yaitu 1.7menyalurkan pembiayaan produktif. persen. Pada tahun 2014 asset KJKS SuryaKJKS Surya Abadi berdiri sejak tahun Abadi tumbuh sebesar 36.3 persen, dimana2001 di Kecamatan Seputih Banyak. Alasan pada tahun 2014 asset yang berhasildan motivasi utama pendirian KJKS Surya dibukukan mencapai Rp 55 Milyar.Abadi adalah keprihatinan terhadap kondisi Produk layanan KJKS Surya Abadisebagian besar pelaku usaha kecil yang sulit secara umum dapat dibedakan menjadiuntuk berkembang karena keterbatasan dua, yaitu pendanaan (simpanan) dan 47


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook