Penyunting/Editor DEWAN REDAKSIIr. Aswin Nasution, M.Si. Penanggung JawabReviewer Ir. Rusdi Faizin, M.SiProf. Dr. Ir. Ketut SukiyonoDr. Putri Suci Astuti RedakturDr. Ir. Romano, MP Sri Handayani,SP.,M.SiDr. Ir. Safrida, M.Si Desain Grafis Teuku Marzuki, S.ST Sekretariat Teuku Muhammad Iqbal, SP
DAFTAR ISIAnalisis Sikap Petani Kelapa Sawit Terhadap Pedagang Pengumpul di Kecamatan Sungai Penuh Apit KabupatenSiak 1-8Shorea KhaswarinaAnalisis Efisiensi Pemasaran Pala di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan 9-16Sofyan, Elvira Iskandar dan Faradila FebrianiKelayakan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Koperasi Perkebunan Temiga Seluas 5.200 Ha dikabupatenAceh Barat 17-25Rusdi FaizinAnalisis Pembiayaan Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Kopermas Tuah Meusapat Melalui Dana SkimHibah BPDP Sawit Indonesia di Kabupaten Aceh Barat 26-37Aswin NasutionAnalisis Efesiensi Penggunaan Pupuk dan Pestisida Pada Usaha Tani Semangka di Kecamatan Mutiara TimurKabupaten Pidie 38-46MujiburrahmadAnalisis Penentuan Komoditi Unggulan Sektor Pertanian Kabupaten Aceh Barat 47-55Liston Siringo ringo dan AgustiarPengaruh Pembangunan Sektor Pertanian terhadap Distribusi Pendapatan di Indonesia 56-64YasrizalPerdagangan Kakao dan Produk Kakao Indonesia di Pasar Asean +6 65-77Devi AgustiaPenentuan Komoditas Unggulan Tanaman Pangan di Kabupaten Sumbaw Barat 78-83Muhammad NursanSikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Bandeng Duri Lunak di Toko bandeng Juwana Kota SemarangGary Yefta Herbeth Siagian, Wiludjeng Roessali dan Tri Winarni Agustini 84-96
ANALISIS SIKAP PETANI KELAPA SAWIT TERHADAP PEDAGANG PENGUMPUL DI KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK Shorea Khaswarina Program Studi Agribisnis, Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru [email protected] ABSTRACTThis research was carried out in Sungai Apit subdistrict Siak regency. In general, the society inSungai Apit working on palm sector where in the farming and marketing farmers sell theirproducts to the collector. The objective of this research was to analyze of palm farmers’ attitudetowards merchant collector in Sungai Apit, to analyze the level of confidence and level ofimportant palm farmers’ attribute toward of merchant collector in Sungai Apit. The method ofresearch that used was survey method and the sample was used simple random sampling. Palmfarmer was sold to merchant collector then merchant collector was sold to big merchant and afterthat big merchant was sold to factory. The method of analysis data was used multiatributFishbein attitude analysis model, and analysis of Cartesian diagram. The results of this researchshowed that the attitude of farmers toward merchant collector as much as 128.77 including ofgood measurement category that is with the value of scale 106,99–142,64. The attributes paycash, give a loan, keeping agreements / promises, fast service and good was superiority attributeand should maintained by merchant collector. Attribute pay cash was the highest dominantattribute from the level of confidence and the level of important.Key words: Farmer, attitude, merchant collector.PENDAHULUAN mampu memuaskan client, sehingga strategi untuk meningkatkan kepuasanPerkebunan kelapa sawit pelanggan secara terus menerus perlu dilakukan. Hal ini dikarenakanmerupakan sumber pendapatan utama konsumen yang tidak puas terhadap barang atau jasa yang diberikan makabagi sebagian besar penduduk akan mencari pedagang pengumpul lain yang mampu memberikan kepuasanKecamatan Sungai Apit. Hal ini tampak pada mereka.dari aktivitas masyarakat dalam Hubungan kerja antara petani dengan pedagang pengumpulkehidupan sehari-hari dimana mereka menunjukkan interaksi dalam usaha pemenuhan kebutuhan, sehingga dalammenonjolkan usaha kelapa sawit hubungan kerja tersebut akan memunculkan sikap, tingkah laku petanisebagai sumber utama pendapatan kelapa sawit terhadap pedagang pengumpul. Hubungan antara petanikeluarga. Pengelolaan kebun kelapa kelapa sawit dengan pedagang pengumpul sangat dekat karena merekasawit dilakukan secara turun temurun sama-sama memiliki kepentingan. Kepentingan yang dimaksudkan adalahsedangkan penjualan produksi kelapa petani kelapa sawit mendapatkan bantuan dalam kebutuhannya baik itusawit dilakukan kepada pedagang pinjaman uang maupun berupa pemenuhan kebutuhan lainnya daripengumpul yang ada di kecamatanSungai Apit tersebut.Banyaknya pedagangpengumpul disuatu daerah akanmeningkatkan persaingan diantaralembaga pemasaran untukmendapatkan client supaya menjualproduksi kepada pedagang pengumpulbersangkutan. Untuk mendapatkankeunggulan dalam persaingan setiappedagang pengumpul dituntut untuk 1
pedagang pengumpul, sedangkan Batil 11 petani, desa Bunsur 10 petani,pedagang pengumpul mendapat dan desa Rawa Mekar Jaya 11 petani.keuntungan dari petani kelapa sawityang menjual hasil produksinya kepada Penelitian ini menggunakan duapedagang pengumpul tersebut. teknik pengumpulan data, yaitu meliputi data primer dan data Adapun rumusan masalah sekunder. Data primer diperoleh secarapenelitian ini yaitu : (1) Bagaimana sikap wawancara dengan respondenpetani kelapa sawit terhadap pedagang sedangkan data sekunder diperoleh daripengumpul di Kecamatan Sungai Apit lembaga atau instansi-instansi yangKabupaten Siak (2) Bagaimana tingkat terkait dengan penelitian ini sepertikepercayaan dan tingkat kepentingan BPS, Dinas Perkebunan Siak, danpetani kelapa sawit terhadap atribut Instansi-instansi lainnya.pedagang pengumpul di KecamatanSungai Apit Kabupaten Siak. Tabel 1. Variabel Indikator Atribut Pedagang Pengumpul Tingkat Kepercayaan dan Tingkat Adapun tujuan dari penelitian Kepentinganini adalah: (1) Menganalisis sikap petanikelapa sawit terhadap pedagang No Indikatorpengumpul di Kecamatan Sungai Apit 1 Menepati kesepakatan atau janjiKabupaten Siak (2) Menganalisis tingkat 2 Memberikan pinjamankepercayaan dan tingkat kepentingan 3 Penyediaan sarana fasilitaspetani kelapa sawit terhadap atribut 4 Pelayanan cepat dan baikpedagang pengumpul di Kecamatan 5 Membayar dimukaSungai Apit Kabupaten Siak. 6 Memberikan THR 7 Membayar tunaiMETODE PENELITIAN 8 Hubungan keakrabanTempat dan Waktu Penelitian 9 Saran teman 10 Hubungan kekerabatan Penelitian dilakukan di Sumber : Hendri, 2014Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siakterhitung dari bulan Februari 2016 Menjawab tujuan pertamasampai dengan bulan Juni 2016 yang penelitrian yaitu menganalisis sikapmeliputi survei lapangan, pengumpulan petani kelapa sawit terhadap pedagangdata, pengolahan data sampai penulisan pengumpul digunakan metodelaporan penelitian. multiatribut fishbein. Secara matematis sikap petani kelapa sawit tersebut dapatMetode Pengambilan Sampel dan Data dirumuskan menggunakan model Populasi penelitian ini adalah analisa Fishbein (Umar 2003) :petani kelapa sawit yang menjual hasil ∑kelapa sawitnya ke pedagangpengumpul (tauke) di Kecamatan Sungai ∑ ()Apit. Metode penelitian yang digunakanadalah metode survei. Dalam penelitian ∑ ()ini teknik yang digunakan yaitu simplerandom sampling. Jumlah populasi Ao = Sikap terhadap objekpetani kelapa sawit sebanyak 754petani dengan jumlah sampel yang = Tingkat kepercayaan petaniditeliti sebesar 10% yaitu 75 sampelpetani yang mewakili 5 desa yaitu desa kelapa sawit terhadapTeluk Mesjid sebanyak 32 petani, desaParit I/II sebanyak 11 petani, desa Teluk atribut pedagang pengumpul 2
= Tingkat kepentingan petani kepercayaan dan tingkat kepentingan kelapa sawit terhadap petani kelapa sawit terhadap atribut atribut pedagang pengumpul pedagang pengumpul di Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak dengan = Bobot skor ke-i menggunakan Diagram Kartesius ( ) = Jumlah responden yang (Gambar 1). Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi memiliki bobot skor ke-i atas empat bagian yang dibatasi oleh untuk variabel kepentingan dua buah garis yang berpotongan () secara vertikal dan horizontal pada titik ( ) = Jumlah responden yang ( ̿ ̿), dimana ̿ merupakan rata-rata memiliki bobot skor ke-i dari jumlah rata-rata nilai kepentingan untuk variabel kepercayaan petani kelapa sawit dan ̿ adalah rata- () rata dari jumlah rata-rata nilai = Jumlah kriteria atribut pedagang kepercayaan. Dengan rumus: pengumpul ̿=∑ ̅ Menentukan nilai sikap petani ̿=∑ ̅kelapa sawit berdasarkan skala sikapdigunakan skala 5, 4, 3, 2, dan 1sehingga diperoleh rentang skala sikappada Tabel 2.Tabel 2. Rentang Skala Sikap Petani Skor Dimana: Sikap Petani 5 ̿ = Skor rata-rata seluruh faktor Sangat Baik 4 Baik 3 tingkat kepentingan petani kelapa Cukup Baik 2 sawit Kurang Baik 1 ̿ = Skor rata-rata dari seluruh faktor Tidak Baik kepercayaan petani kelapa sawit ̅ = Skor rata-rata tingkat kepentinganSumber : Reza,2015 ̅ = Skor rata-rata tingkat kepercayaan K = Jumlah faktor atribut yang Menentukan kriteria mempengaruhi kepuasan petani kelapa sawitpengelompokan WMS (weighted HASIL DAN PEMBAHASANMean Score) untuk skor rata-rata Pembentukan sikap dapatsetiap kemungkinan jawaban. dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya pengalaman pribadi. SikapKriterianya menurut (Sugiyono, petani terhadap suatu atribut tidak hanya berkenaan dengan atribut itu2007), sebagai berikut : sendiri melainkan adanya interaksi pengaruh keluarga atau teman yangRentang skala = 5 – 1 - 0,01 = 0,79 diteladani petani. Mengenali sebuah objek melalui cara melihat, meraba, 5 mencoba dan menggunakan objek itu untuk waktu yang lama, maka seorangTabel 3. Kategori Alternatif Jawaban petani akan mempunyai sikap tertentu terhadap objek yang dipakai atauKategori Skor nilai digunakannya tersebut. Biasanya sebelum petani memilih salah seorangTidak baik 1,00 – 1,79Kurang baik 1,80 – 2,59Cukup baik 2,60 – 3,39Baik 3,40 – 4,19Sangat baik 4,20 – 5,00 Menjawab tujuan penelitiankedua yaitu menganalisis tingkat 3
pedagang pengumpul tentunya ia pengumpul tersebut telah sesuai dengan harapannya atau tidak.memiliki suatu harapan-harapan kepadapedagang pengumpul tersebut setelahmelihat, mencoba danmenggunakannya, petani tersebutdapat menilai apakah pedagang Rerata Tingkat Kepentingan (Tingkat Kepercayaan KUADRAN I KUADARAN II Atribut yang harus di Atribut yang harus tingkatkan kepentingannya dipertahankan KUADARAN IV Rerata Tingkat Atribut yang dapat diabaikan KUADARAN III Kepercayaan ( Atribut yang harus ditingkatkan kepercayaan petani Kelapa sawit Tingkat KepentinganGambar 1: Analisis Tingkat kepercayaan dan tingkat kepentingan atribut pada Diagram Kartesius Sikap petani kelapa sawit Siak berdasarkan tingkat kepercayaanterhadap atribut pedagang pengumpul dan tingkat kepentingan yang telahdi Kecamatan Sungai Apit Kabupaten diperoleh, ditunjukkan pada Tabel 4.Tabel 4. Nilai Sikap Petani Kelapa Sawit terhadap Pedagang Pengumpul No Atribut pedagang pengumpul Tingkat Tingkat bi x ei1 Menepati kesepakatan/janji kepercayaan (bi) kepentingan (ei) 15.252 Memberikan pinjaman 17.153 Penyediaan sarana fasilitas 3.92 3.89 12.254 Pelayanan cepat dan baik 4.32 3.97 14.945 Membayar dimuka 3.68 3.33 11.506 Memberikan THR 3.81 3.92 11.777 Membayar tunai 3.55 3.24 20.298 Hubungan keakraban 3.76 3.13 11.769 Saran teman 4.41 4.6010 Hubungan kekerabatan 3.23 3.64 5.05 2.17 2.33 8.80Nilai sikap petani kelapa sawit (Ao) 2.44 3.61 128.77 Tabel 4 dapat dilihat nilai sikap produksinya. Sedangkan nilai atributpetani pektani kelapa sawit (Ao) terendah adalah saran dari temanterhadap pedagang pengumpul sebesar dengan nilai 5.05 artinya atribut ini128.77, nilai atribut tertinggi adalah dapat diabaikan.membayar tunai sebesar 20.29 artinyaatribut ini harus dipertahankan oleh Tabel 5. Nilai Skala Sikap Petani Kelapa Sawitpedagang pengumpul agar petani mauberlangganan dan mau menjual hasil Indikator Skor nilai Kategori 1 ≤ 35,66 Tidak Baik 2 35,67 - 71,32 Kurang Baik 4
3 71,33 - 106,98 Cukup Baik kepentingannya dibawah rata-rata4 106,99 - 142,64 Baik (rendah). Artinya atribut tersebut tidak5 142,65 - 178,3 Sangat Baik begitu penting namun mendapat perhatian yang berlebih dari pedagang Tabel 5 nilai sikap petani pengumpul. Atribut kuadran II adalahterhadap pedagang pengumpul bernilai atribut yang memiliki tingkatsebesar 128.77 termasuk kategori kepentingan tinggi dan kepercayaanpengukuran baik atau indikator 4 yaitu tinggi. Artinya atribut yang berada padadengan skala nilai 106,99 – 142,64. kuadran II harus dipertahankan olehBerarti sikap petani terhadap pedagang pedagang pengumpul karena atributpengumpul dalam penelitian ini yang berada pada kuadran II merupakantermasuk kategori baik. keunggulan yang dimiliki oleh pedagang pengumpul. Atribut kuadran IIIAnalisis Tingkat Kepercayaan dan menunjukkan atribut dengan tingkatTingkat Kepentingan terhadap Atribut kepercayaan dibawah rata-rata (rendah)Pedagang Pengumpul pada Diagram dan tingkat kepentingan diatas rata-rataKartesius (tinggi), artinya atribut yang terdapat pada kuadran III ini harus ditingkatkan Analisis diagram kartesius kepercayaannya supaya penjualanmenggabungkan tingkat kepercayaan kelapa sawit dari petani kepada seorangdan tingkat kepentingan setiap atribut pedagang pengumpul semakinyang akan menempatkan setiap atribut meningkat. Atribut kuadran IV adalahberada pada empat area yaitu kuadran atribut yang menunjukkan atributI, kuadran II, kuadran III dan kuadran IV, dengan tingkat kepercayaan dandimana dengan nilai pembagi area kepentingan atribut yang dibawah rata-untuk masing-masing sumbu kartesius rata (rendah), sehingga atribut ini dapatadalah rerata tingkat kepercayaan dan diabaikan. Untuk lebih jelas dapatrerata tingkat kepentingan. dilihat pada gambar 2. Kuadran I menunjukkan atributyang tingkat kepercayaannya diatasrata-rata (tinggi) akan tetapi tingkatGambar 2. Analisis Diagram kartesius terhadap atribut pedagang pengumpul 5
Gambar 2 terlihat atribut adalah membayar langsung dimuka, maksud membayar dimuka yaitupedagang pengumpul yang terdapat sebelum petani menjual hasil produksinya, pedagang pengumpulpada kuadran I, yaitu atribut memberikan separuh dari uang harga penjualan dan separuhnya lagi setelahpenyediaan sarana fasilitas, petani menjual produksi ke pedagang pengumpul. Rata-rata pedagangmemberikan THR, dan membayar pengumpul bersedia membayar dimuka kepada petani, namun sikap pedaganglangsung dimuka. Secara umum pengumpul yang selalu memberikan pembayaran langsung dimuka tidakkuadran I mempunyai tingkat mempengaruhi sikap petani untuk memilih pedagang pengumpul sehinggakepercayaan petani diatas rata-rata pembayaran langsung dimuka memiliki tingkat kepentingan yang rendah.(tinggi) tetapi mempunyai tingkat Kuadran II terdapat atributkepentingan yang rendah. membayar tunai, memberikan pinjaman, menepati kesepakatan atauMenurut penilaian petani janji, dan pelayanan cepat dan baik. Keempat atribut pedagang pengumpulpenyediaan sarana fasilitas secara ini memiliki tingkat kepercayaan dan tingkat kepentingan diatas rata-rataumum dinilai memiliki tingkat (tinggi). Atribut ini dapat dijadikan sebagai kelebihan dan keunggulankepercayaan yang tinggi dan tingkat pedagang pengumpul sehingga mampu menjadi seorang pedagang pengumpulkepentingan yang rendah, artinya yang baik dan menjadi pilihan petani untuk menjual hasil kelapa sawitnya.hampir semua pedagang pengumpul Atribut yang termasuk dalam kuadran II dikatan atribut-atribut yang sangatmenyediakan sarana fasilitas untuk penting dan harus dipertahankan dengan baik oleh seorang pedagangkeperluan para petani, namun petani pengumpul, karena atribut-atribut tersebut merupakan atribut yangmemandangnya sebagai tingkat merupakan kebutuhan pokok bagi seorang petani.kepentingan yang rendah. Oleh karena Atribut membayar tunaijika pedagang pengumpul tidak termasuk dalam kuadran II, artinya atribut ini memiliki tingkat kepercayaanmenyediakan sarana produksi petani yang tinggi dan kepentingan yang tinggi bagi petani. Pembayaran tunai sangattetap bisa memperoleh sarana dari dibutuhkan petani, karena petani membutuhkan uang tunai saat menjualpengumpul lain. Selain itu pemberian hasil produksinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, jika ada seorangTHR merupakan bantuan yang sering pedagang pengumpul yang tidak melakukan pembayaran tunai makadiberikan oleh pedagang pengumpul petani tidak akan mau lagikepada petani pada saat lebaran, 6bantuan seperti THR ini merupakanbentuk terimakasih pedagangpengumpul kepada para petani yangsudah bersedia berlangganan, karenapedagang pengumpul bisa memilikipendapatan yang besar itu berasal darihubungan dan kerjasama denganpetani. Pemberian THR berada padakuadran I artinya setiap pedagangpengumpul memberikan THR namundalam kenyataan dilapangan ternyataTHR yang diberikan oleh pedagangpengumpul kepada petani ternyatatidak mempengaruhi sikap seorangpetani dalam memilih pedagangpengumpul langganan, karena petaniberfikir bahwa kemanapun dia menjualkelapa sawitnya maka pedagangpengumpul yang menjadi langganannyapasti akan memberikan THR.Atribut pedagang pengumpullain yang termasuk dalam kuadran I
berlangganan dengan pedagang pengumpul yang sudah akrab dengan petani dan pedagang pengumpul yangpengumpul tersebut. Menurut penilaian merupakan kerabat petani, akan tetapi dalam kenyataan dilapangan hanyapetani secara umum atribut sedikit petani yang merupakan para petani yang sudah akrab denganmemberikan pinjaman memiliki tingkat pedagang pengumpul dan para petani yang memiliki hubungan kekerabatankepercayaan yang tinggi dan dengan pedagang pengumpul.kepentingan yang tinggi karena Atribut yang terdapat pada kuadran IV adalah atribut saran dariberdasarkan kenyataan dilapangan teman, artinya atribut pedagang pengumpul ini menunjukkan atributpedagang pengumpul selalu bersedia dengan tingkat kepercayaan dan kepentingan yang dibawah rata-ratamemberikan pinjaman kepada petani (rendah). Saran dari teman memiliki tingkat kepercayaan yang rendah danjika petani membutuhkan pinjaman. tingkat kepentingan yang rendah karena berdasarkan kenyataan dilapangan Atribut menepati kesepakatan hanya sedikit petani yang menjual kelapa sawit kepada pedagangatau janji termasuk juga dalam kudran II pengumpul berdasarkan saran dari teman, pada umumnya petani kurangyang berarti atribut ini termasuk atribut mempertimbangkan atribut saran dari teman untuk memilih pedagangkeunggulan dari pedagang pengumpul. pengumpul. Atribut yang termasuk dalam kuadran keempat merupakanPada umumnya pedagang pengumpul atribut yang kurang dianggap penting oleh seorang petani dalam memilihselalu menepati janji yang telah pedagang pengumpul langganan, sehingga atribut-atribut yang termasukdibuatnya dengan petani, contohnya dalam kuadran keempat ini dapat diabaikan oleh pedagang pengumpul.dalam pemberian pinjaman kepada KESIMPULAN DAN SARANpetani. Selain itu atribut pelayanan yang Kesimpulan 1. Sikap petani terhadap pedagangcepat dan baik juga termasuk pada pengumpul berdasarkan skala nilaikuadran II yang artinya atribut ini sikap petani yaitu 128.77 termasuk kategori pengukuran baikmemiliki tingkat kepercayaan dan (indikator 4) yaitu dengan skala nilai 106,99 – 142,64. Berarti sikaptingkat kepentingan yang tinggi. petani terhadap pedagang pengumpul dalam penelitian iniBerdasarkan diagram kartesius secara termasuk kategori baik. 2. Untuk tingkat kepercayaan danumum pedagang pengumpul tingkat kepentingan petani, berdasarkan analisis diagrammemberikan pelayanan yang cepat dan kartesius untuk kuadran I diperoleh atribut penyediaaan sarana fasilitasbaik kepada petani dengan tujuan agar 7para petani tetap merasa nyaman untukselalu berlangganan dengan pedagangpengumpul tersebut.Atribut yang terdapat padakuadran III adalah hubungan keakrabandan hubungan kekerabatan, artinyakedua atribut ini mempunyai atributdengan tingkat kepercayaan dibawahrata-rata (rendah) dan tingkatkepentingan diatas rata-rata (tinggi),artinya atribut-atribut ini harus lebihditingkatkan kepercayaannya olehseorang pedagang pengumpul supayaatribut ini bisa menjadi andalan seorangpedagang pengumpul untuk menarikpetani untuk berlangganan kepadanya.Atribut hubungan keakraban danhubungan kekerabatan secara umummemiliki tingkat kepercayaan yangrendah dan tingkat kepentingan yangtinggi, hal ini terjadi karena petaniberfikir akan lebih baik menjual hasilproduksinya kepada pedagang
, pemberian THR, dan membayar Soekartawi. 2001. Prinsip Dasarlangsung dimuka. Untuk kuadran IIdiperoleh atribut membayar tunai, Pemasaran Hasil-Hasilmemberikan pinjaman, menepatikesepakatan/janji dan pelayanan Pertanian. Rajawali Pers.yang cepat dan baik. Untukkuadran III diperoleh atribut Jakarta.hubungan kekerabatan, danhubungan keakraban, sedangkan . 2002. Prinsip Dasaruntuk atribut yang terletak padakuadran IV diperoleh atribut saran Manajemen Pemasaran Hasil–dari teman. Hasil Pertanian Teori dan Aplikasinya, Raja Grafindo Persada, Jakarta.Saran1. Pedagang pengumpul yang baikharus memiliki kelebihan sertakeunggulan agar menarik perhatianpetani untuk tetap menjual hasilkelapa sawitnya atau berlangganandengan pedagang pengumpultersebut. Atribut yang harusdipertahankan pedagangpengumpul yaitu membayar tunai,menepati kesepakatan atau janji,memberikan pinjaman, danpelayanan cepat dan baik.2. Petani dan pedagang pengumpulharus selalu aktif untuk mencariperubahan harga kelapa sawit yangakan terus terjadi, agar petani tidakterlalu dirugikan oleh pihakpedagang besar. Dalam hal inidiperlukan koordinasi antara pihakpabrik, pedagang besar, pedagangpengumpul serta petani.DAFTAR PUSTAKAFauzi,Y,dkk. 2002. Kelapa Sawit, Budidaya-Pemanfaatan Hasil dan Limbah-Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. JakartaGumbira E. dan A. Harizt Intan. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta.Slamet, Y., 1993. Analisis Kuantitatif Untuk Data Sosial. Solo: Dabara. 8
Analisis Efisiensi Pemasaran Pala di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Sofyan, Elvira Iskandar, Faradila Febriani**) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala AbstractThe nutmeg plant known as spice plants that has economic value. South Aceh district isan area of nutmeg production centers in Aceh. The purpose of this study was todetermine the type of marketing channels, margin and marketing efficiency nutmeg inTapak Tuan Sub District. This research was conducted by survey. The analytical methodused is quantitative descriptive method by analysis of marketing margin and efficiency.The results showed that: (1) Channel marketing of meat nutmeg using zero channel level,while the nutmeg seed marketing channels using the channel one and two levels; (2)marketing margin nutmeg to consumers in Type I of Rp.20.500 per kg and the Type IIamounted Rp.21.000 per kg, while the marketing channel nutmeg to refiners in Type IRp. 95 900 per kg and the Type II Rp. 96 400; (3) The efficiency of marketing nutmeg toconsumers in Type I 53.94% and the Type II 55.26%, while nutmeg to refiners at 84.65%of Type I and Type II at 85%.Keywords: Nutmeg, Channel Marketing, Marketing Margins, Marketing EfficiencyPENDAHULUAN pala global pada tahun 2013 mencapai Indonesia merupakan salah satu 320-350 ton dan kebutuhan tahun 2014 mencapai 350-400 ton.negara produsen dan pengekspor bijidan fuli pala terbesar dunia, dengan Kabupaten Aceh Selatan adalahpangsa pasar dunia sebesar 75 %. Pasar sentra penghasil pala di Provinsi Aceh.utama tujuan ekspor pala Indonesia dari Komoditi pala bukan hanya memilikisisi volume adalah Vietnam, Amerika nilai ekonomis tetapi juga merupakanSerikat, Belanda, Jerman dan Italia. tanaman yang mempunyai nilai budayaDirektorat Jenderal Perkebunan (2015) karena diusahakan secara turunmenyatakan produksi pala Indonesia temurun. Luas lahan Pala di Kabupatenpada tahun 2014 mencapai 264.68 ton, Aceh Selatan mengalami peningkatanyang dihasilkan dari luas areal produksi sebesar 2,5% per tahun dan produksi147.377 Ha. Berdasarkan data Dinas juga meningkat sebesar 21,5% setiapPerkebunan Aceh, kebutuhan minyak tahunnya seperti pada Tabel 1.Tabel 1. Luas Lahan dan Produksi Pala Perkebunan Rakyat di Kabupaten Aceh Selatan, Tahun 2012-2014No Tahun Luas Lahan Produksi Produktivitas (Ton/Ha) (Ha) (Ton)1 2012 14.891 5.129 0,3442 2013 15.230 5.906 0,3873 2014 15.810 7.565 0,478Jumlah 45.931 18600 1.209G % Tahun 2,5 21,5 67,5Sumber : Dinas Perkebunan Aceh, 2015 Meskipun produksi dan (Tabel 2). Dalam kurun waktu 2011 –produktivitas pala meningkat namun 2015 perkembangan harga palaharga pala berfluktuasi setiap tahun mengalami penurunan sebesar -1,75%. 9
Penurunan harga pala yang sangat pemasaran pala, dan mengakibatkanrendah terjadi pada tahun 2015 yaitu rendahnya pendapatan yang diterimaRp. 46.000, sedangkan harga pala yang oleh petani (ILO, 2013). Salah satutinggi pada lima tahun terakhir adalah kelembagaan dalam subsistempada tahun 2014. agribisnis yang sangat penting dalam keberhasilan usahatani pala adalahTabel 2. Perkembangan Harga Biji Pala di kelembagaan pemasaran. Oleh karena Kabupaten Aceh Selatan, Tahun itu, penelitian ini bertujuan untuk 2011-2015. menganalisis saluran pemasaran, marjin pemasaran dan efisiensi pemasaranNo Tahun Harga (Rp/Kg) produk pala di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. Dalam hal ini1 2011 51.000 lembaga pemasaran diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah pemasaran2 2012 59.000 yang terjadi dengan melakukan fungsi- fungsi pemasaran yang baik dan3 2013 59.000 memberikan keuntungan bagi petani4 2014 60.300 pala. Dengan demikian akan5 2015 46.000 menghasilkan sejumlah tambahan pendapatan yang mampu meningkatkan G% Tahun -1,75 kesejahteraan petani dan masyarakat. METODE PENELITIANSumber : Dinas Perdagangan Kabupaten AcehSelatan, 2015 Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Tapaktuan merupakan salah Selatan. Objek dari penelitian ini adalahsatu kecamatan sentra penghasil pala di petani pala dan lembaga pemasaranKabupaten Aceh Selatan. Pala yang terdapat pada daerah penelitian.Tapaktuan telah ditetapkan sebagai Ruang lingkup penelitian ini hanyaproduk Indikasi Geografis (2015), ini terbatas pada analisis salurandilakukan dalam upaya perlindungan pemasaran, analisis margin pemasaran,terhadap produk pala dan peningkatan dan efisiensi pemasaran pala. Metodenilai tambah kepada petani pala di yang digunakan dalam penelitian inidaerah tersebut. Namun ironisnya adalah Metode Survey. Metode Surveyusaha budidaya tanaman pala belum adalah penyelidikan yang diadakanmampu meningkatkan kesejahteraan untuk memperoleh fakta dan mencarimasyarakat. Besar keuntungan setiap keterangan secara faktual, baik tentangpelaku tergantung pada struktur pasar institusi sosial, ekonomi atau politik daridi setiap tingkatan, posisi tawar, dan suatu kelompok suatu daerah ( Nazir,efisiensi usaha masing-masing pelaku 2003).(Pearce dan Robinson, 2011). Bagipetani keterbatasan pengetahuan pasar Lokasi penelitian ditentukanmembuat posisi tawar petani lemah. secara sengaja (purposive) di Desa Batu Selama ini pemasaran produk Hitam Kecamatan Tapaktuan, denganpala di Kecamatan Tapaktuan belum pertimbangan bahwa Desa Batu Hitamterlaksana dengan baik dalam suatu merupakan Desa yang memiliki jumlahsistem pemasaran yang petani pala paling banyak. Metodemenguntungkan setiap rantai pasok pengambilan sampel dilakukan secara(value chain). Pelaku utama dalam acak sederhana (Simple Randomrantai pemasaran pala adalah para Sampling), dengan alasan bahwapetani dan pedagang. Jumlah petanicukup besar dan menjadi penentu 10dalam keberlanjutan pasokan sertakualitas pala. Lemahnya kapasitaspetani selama ini menjadikan posisinyayang sangat lemah dalam rantai
populasi cenderung homogen. Jumlah Profit Marginpopulasi dalam penelitian ini adalah 230 PM = MP – BP atauKK petani, sampel petani diambil PM= ( ) x100%.(Azzaino,2005)sebanyak 10% dari jumlah populasiyaitu 23 orang petani. Pengambilan Keterangan :sampel lembaga pemasaran ditentukan PM = Profit Margindengan teknik bola salju (Snowball MP = Margin Pemasaran (Rp/Kg)Sampling). Pada penelitian ini BP = Biaya Pemasaran (Rp/Kg)ditetapkan bahwa jumlah sampel yang HJ = Harga Jual dihitung dalam Rp/Kgdigunakan untuk pedagang perantara HPP = Harga Pokok Penjualan ataubiji pala sebanyak 4 orang dan Harga Belipedagang pengumpul biji pala sebanyak HBK = Harga Beli Konsumen2 orang.Teknik Pengumpulan Data Efisiensi pemasaran Data yang digunakan dalam Eps = x 100 % .....(Soekartawi, 2002) Dimana :penelitian ini terdiri dari data primer Eps = Efisiensi Pemasarandan data sekunder. Bp = Biaya Pemasaran HE = Harga EceranMetode Analisis Dengan Kriteria :Margin Pemasaran - Ep < 50 % EfisienMP = HB - HJ......(Azzaino,2005) - Ep > 50 % tidak Efisien.Keterangan :MP = Margin Pemasaran biji pala HASIL DAN PEMBAHASAN(Rp/kg)HB = Harga Beli biji pala (Rp/kg)HJ = Harga Jual biji pala (Rp/kg)Saluran Pemasaran Pala di Desa Batu Hitam Kecamatan Tapaktuan 90%Saluran Pemasaran Daging Pala Petani 10%Konsumen (Rumah Tangga) Konsumen (Home Industry)Gambar 1. Skema Saluran Pemasaran Daging Pala di Desa Batu Hitam Kecamatan Tapaktuan, Tahun 2016Pada saluran ini petani langsung sebagai obat-obatan. Daging pala yangmenjual daging pala kepada konsumen dijual ke konsumen rumah tangga masihdimana konsumen terbagi menjadi dua, dalam bentuk buah pala utuh yangyaitu konsumen rumah tangga dan terdiri daging, fuli dan biji pala. Alasankonsumen home industry. Penjualan konsumen rumah tangga membeli buahdaging pala kepada konsumen rumah pala utuh untuk menjaga kualitastangga lebih sedikit dibandingkan daging agar tidak cepat kering danpenjualan kepada konsumen home busuk. Sedangkan daging pala yangindustry. Hal ini dikarenakan daging pala dijual kepada konsumen home industry,yang dijual ke konsumen rumah tangga sudah dipisahkan antara daging dan bijimerupakan daging yang dimanfaatkan 11
yang kemudian dagingnya akan diolah menjadi produk manisan dan sirup.Saluran Pemasaran Biji/Fuli Saluran Pemasaran I Petani 80% Pedagang Pengumpul Desa 100% 20% Pedagang Pengumpul Kecamatan 70% 30%Penyuling (Home Industry) KonsumenGambar 2. Skema Saluran Pemasaran Biji Pala di Desa Batu Hitam Kecamatan Tapaktuan, Tahun 2016Saluran Pemasaran I memiliki satu perantara yaitu pedagang Saluran pemasaran I adalah pengumpul kecamatan dengan skema sebagai berikut:saluran satu tingkat yang hanyaPetani Pala Pedagang Pengumpul Penyuling/ Konsumen Kecamatan AkhirGambar 3. Saluran Pemasaran Biji Pala 1 Tingkat di Desa Batu Hitam Kecamatan Tapaktuan, Tahun 2016Pada saluran pemasaran I, petani Selatan. Sedangkan jenis biji pala yangmenjual biji pala kepada pedagang dijual kepada penyuling adalah jenis bijipengumpul kecamatan dan kepada pala B, C, Dp serta fuli merah dan fulipihak berikutnya bisa ke penyuling atau putih.konsumen. Jenis biji yang dijual oleh Saluran Pemasaran IIpedagang pengumpul kecamatan kekonsumen adalah biji pala A yaitu biji Saluran pemasaran II adalahyang digunakan untuk keperluan sehari- saluran dua tingkat yang memiliki duahari seperti bumbu masak dan obat- perantara yaitu pedagang pengumpulobatan. Pada umumnya konsumen desa dan pedagang pengumpuldalam saluran ini adalah wisatawan kecamatan (Gambar 4).yang menjadikan biji pala A sebagaibuah tangan yang khas dari AcehPetani Pala Pedagang Pengumpul Pedagang Pengumpul Penyuling/ Desa Kecamatan Konsumen AkhirGambar 4. Saluran Pemasaran Biji Pala 2 Tingkat di Desa Batu Hitam Kecamatan Tapaktuan, Tahun 2016Pada saluran pemasaran II, petani pengumpul desa. Sama halnya denganmenjual biji pala kepada pedagang saluran pemasaran I, pedagang 12
pengumpul kecamatan menjual kepada Margin pemasaran terdiri daripihak berikutnya yaitu ke penyuling dua komponen yaitu biaya pemasaranatau konsumen. dan keuntungan pemasaran. MarginAnalisis Margin Pemasaran Pala di pemasaran adalah selisih antara hargaDesa Batu Hitam Kecamatan jual dan harga beli di setiap pelakuTapaktuan pemasaran pala yang terlibat dihitung dalam Rp/Kg.Tabel 3. Biaya Pemasaran, Margin Pemasaran dan Profit Margin pada Saluran Pemasaran Biji Pala diKecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan, Tahun 2016. Tipe, Harga, Biaya Pada Masing-Masing Lembaga PemasaranNo Lembaga dan Margin Pemasaran Tipe I Tipe II Rp (Kg) % Rp (Kg) %1 Petani ProdusenHarga Jual 18.000 17.000- Biaya Karung 167 0,43- Biaya Transportasi 333 0,87Profit Margin Petani 17.500 46,1 17.000 44,732 Pedagang Pengumpul DesaHarga Jual 18.000Biaya Pemasaran-Biaya Transportasi 150 0,39-Biaya Karung 200 0,52Profit Margin Pedagang Pengumpul Desa 650 1,73 Pedagang Pengumpul Kecamatan 38.000 21,31 38.000 21,31 Harga Jual 8.100 1,31 8.100 1,31 Biaya Pemasaran 500 1,31 500 1,31 - Biaya Penyusutan 500 1,31 500 1,31 - Biaya Pengeringan 500 0,52 500 0,52 - Biaya Sortasi 200 200 - Biaya Penyimpanan 26,84 26,84 - Biaya Kantong Plastik 10.200 10.200 Profit Margin Pedagang Kecamatan 4 Konsumen Akhir 38.000 100 38.000 100 5 Margin Pemasaran 20.500 21.000Sumber : Data Primer (diolah) 2016 Saluran pemasaran tipe I kg dan yang paling sedikit adalahmerupakan saluran pemasaran satu pedagang pengumpul desa yaitutingkat dengan satu perantara yaitu sebesar Rp. 350 per kg. Besarnya selisihpedagang pengumpul. Pada saluran ini ini karena pedagang pengumpulpetani langsung menjual kepada mengeluarkan biaya perlakuan sepertipedagang pengumpul. biaya penyusutan, biaya pengeringan dan biaya sortasi. Perlakuan ini Saluran pemasaran tipe II seharusnya bisa dilakukan di tingkatmerupakan saluran pemasaran dua petani dan petani dapat langsungtingkat dengan dua perantara yaitu menjual ke konsumen (penyuling).pedagang perantara dan pedagang Namun petani beralasan bahwa jumlahpengumpul. Dalam saluran pemasaran panen yang sedikit ditambah adanyaini, lembaga pemasaran yang penyusutan setelah pengeringanmengeluarkan biaya pemasaran paling maupun penyortiran menyebabkanbesar adalah pedagang pengumpul hasil menjadi sedikit atau tidak cukupkecamatan yaitu sebesar Rp. 9.800 per 13
untuk dijual ke konsumen (penyuling) dibutuhkan untuk sekali melakukanuntuk diolah menjadi minyak. Rata-rata pengolahan minyak adalah sebesar 280hasil panen antara 60-350 kg per bulan. kg. Alasan lain yang dikemukakan petaniDengan dilakukannya pengeringan adalah kebutuhan mendapatkan uangjumlah produksi akan mengalami dengan waktu yang cepat. Adapunpenyusutan sebanyak 60% sehingga keuntungan (profit margin) yanghasil akhir yang di dapat berkisar antara diperoleh tiap-tiap pedagang adalah Rp.24-140 kg per bulan. Angka ini tidak 650 per kg yang diperoleh pedagangmencukupi dari jumlah kebutuhan pengumpul desa dan Rp. 10.200 per kgpenyuling untuk melakukan yang diperoleh pedagang pengumpulpengolahan, dimana jumlah yang kecamatan.Tabel 4. Biaya Pemasaran, Margin Pemasaran dan Profit Margin pada Saluran Pemasaran Biji Pala ke Penyuling di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan, Tahun 2016. Tipe, Harga, Biaya Pada Masing-Masing Lembaga PemasaranNo Lembaga dan Margin Pemasaran Tipe I Tipe II Rp (Kg) % Rp (Kg) %1 Petani Produsen 18.000 17.000 Harga Jual - Biaya Karung 167 0,14 - Biaya Transportasi 333 0,29 Profit Margin Petani 17.500 15,43 17.000 14,99 2 Pedagang Pengumpul Desa 18.000 0,13 Harga Jual 150 0,17- Biaya Pemasaran 200 0,57- - Biaya Transportasi 650 - Biaya Karung 16,66 3 Profit Margin Pedagang Pengumpul 113.400 113.400 0,44 Desa 0,44 Pedagang Pengumpul Kecamatan 18.900 16,66 18.900 0,44 Harga Jual 500 0,44 500 0,1 Biaya Pemasaran 500 0,44 500 0,17 - Biaya Penyusutan 500 0,44 500 - Biaya Pengeringan 107 0,1 107 - Biaya Sortasi 200 0,17 200 - Biaya Penyimpanan - Biaya Transportasi - Biaya Karung Profit Margin Pedagang Kecamatan 92.693 81,73 92.693 81,73 4 Harga Beli Penyuling 113.400 100 113.400 100 5 Margin Pemasaran 95.900 96.400Sumber : Data Primer (diolah) 2016Berdasarkan Tabel 3 margin pemasaran melibatkan dua perantara. Marginpada saluran pemasaran I (Rp. 20.500) pemasaran diperoleh dari selisih hargalebih kecil dibandingkan dengan saluran jual dengan harga beli. Semakin besarII (Rp. 21.000) karena pada saluran selisih harga jual dan harga beli makapemasaran I hanya melibatkan satu margin pemasarannya semakin besar.perantara dan pada saluran II 14
Berdasarkan Tabel 4, dapat daerah penelitian adalah tidak efisiendilihat bahwa margin pemasaran biji karena nilai efisiensi pemasaran lebihpala pada saluran pemasaran I yaitu besar dari 50%. Dari segi saluransebesar Rp. 95.900 dan margin pemasaran, baik pada tipe I dan tipe IIpemasaran biji pala pada saluran II yaitu memang tidak terlalu panjang atausebesar Rp. 96.400. Nilai margin hanya melibatkan satu atau duapemasaran biji pala pada saluran perantara saja. Namun harga yangpemasaran I lebih kecil dibandingkan diterima oleh petani cukup memilikidengan nilai margin pemasaran biji pala ketimpangan harga dengan harga yangpada saluran II. Hal ini terjadi karena dibayar konsumen (rumah tangga).pada saluran pemasaran I hanya Seperti yang dilihat pada tipe I, hargamelibatkan satu perantara dan pada yang diterima petani sebesar Rp. 17.500saluran II melibatkan dua perantara per kg dan harga yang diterima olehsehingga biaya pemasaran yang konsumen (rumah tangga) sebesar Rp.dikeluarkan pada saluran I juga tidak 38.000 per kg. Sedangkan untuk saluranterlalu besar. Margin pemasaran tipe II, harga yang diterima petanidiperoleh dari selisih harga jual dengan sebesar Rp. 17.000 per kg dan hargaharga beli. Semakin besar selisih harga yang diterima konsumen (rumahjual dan harga beli maka margin tangga) sebesar Rp. 38.000 per kg. Biayapemasarannya semakin besar. pemasaran pada saluran pemasaran IAnalisis Efisiensi Pemasaran lebih rendah dibandingkan biaya pemasaran pada saluran pemasaran II. Efisiensi pemasaran merupakan Selisih biaya pemasaran dan efisiensisalah satu ukuran (indikator) baiknya pemasaran pada masing-masing saluransuatu pemasaran. Kegiatan pemasaran adalah Rp. 350 per kg dan 2,6%.bertujuan untuk mendapatkan Analisis Efisiensi Pemasaran Biji Pala kekeuntungan yang maksimum dan Penyulingtingkat efisiensi yang tinggi. Sistempemasaran yang tidak efisien akan Adapun nilai efisiensimengakibatkan kecilnya bagian dari pemasaran biji pala B, C, Dp, fuli merahharga yang diterima oleh produsen. dan fuli putih dari saluran pemasaran IBagian harga yang dibayar oleh dan saluran pemasaran II di Kecamatankonsumen yang diterima oleh produsen Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatandapat dijadikan ukuran efisiensi dapat dilihat sebagai berikut :pemasaran. 1. Saluran Pemasaran I = 84,56 %Analisis Efisiensi Pemasaran Biji Pala 2. Saluran Pemasaran II = 85,00 %ke Konsumen Berdasarkan hasil analisis Adapun nilai efisiensi pemasaran diperoleh nilai efisiensi pemasaran daribiji pala A dari saluran pemasaran I dan saluran pemasaran I dan II adalahsaluran pemasaran II di Kecamatan 84,56% dan 85%. Maka dapat dikatakanTapaktuan Kabupaten Aceh Selatan saluran pemasaran biji pala di daerahdapat dilihat sebagai berikut : penelitian baik tipe I maupun tipe II1. Saluran Pemasaran I = 53,94 % tidak efisien karena nilai efisiensi2. Saluran Pemasaran II =55,26 % pemasaran yang didapat lebih besar dari 50%. Dari segi saluran pemasaran, Berdasarkan hasil analisis baik pada tipe I dan tipe II memangdiperoleh nilai efisiensi pemasaran dari tidak terlalu panjang atau hanyasaluran pemasaran I dan II adalah melibatkan satu atau dua perantara53,94% dan 55,26%. Maka dapat saja. Namun harga yang diterima olehdikatakan saluran pemasaran biji pala di petani cukup memiliki ketimpangan 15
harga dengan harga yang dibayar Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014.konsumen (penyuling) yaitu Rp.17.000/kg dan Rp. 96.400/kg. Biaya Tanaman Rempah danpemasaran pada saluran pemasaran Ilebih rendah dibandingkan biaya Penyegar. Statistik Tanamanpemasaran pada saluran pemasaran II. Pala. http://ditjenbun.Selisih biaya pemasaran dan efisiensi pertanian.go.id /tinymcpukpemasaran pada masing-masing saluran /gambar/file/. Diakses pada 10adalah Rp. 350 per kg dan 0,44%. Januari 2016KESIMPULAN Fitrina. 2007. Analisis Saluran Saluran pemasaran biji pala di Pemasaran Komoditas PalaDesa Batu Hitam Kecamatan Tapaktuanmenggunakan saluran satu tingkat dan (Myristica fragnan HOUTT) dandua tingkat. Pada saluran I tingkatpemasaran pala dilakukan melalui Turunannya (Studi Kasus : Desapedagang pengumpul kecamatan,sedangkan pada saluran pemasaran II Tamansari Kecamatantingkat pemasaran pala dilakukanmelalui pedagang pengumpul desa dan Tamansari Kabupaten Bogor.pedagang pengumpul kecamatan. Institut Pertanian Bogor. SkripsiKonsumen akhir biji pala terbagi atas Tidak Dipublikasi.konsumen rumah tangga dan penyuling. ILO, 2013. Kajian Pala denganMarjin pemasaran dengan konsumenpenyuling memiliki nilai lebih besar Pendekatan Rantai Nilai dandaripada marjin pemasaran padasaluran pemasaran dengan konsumen Iklim Usaha di Kabupaten Fakrumah tangga sebagai konsumen akhir. Fak. http://www. ilo.orgSelain itu saluran pemasaran pala II /wcmsp5/ groups/public/---tingkat memiliki nilai marjin yang lebih asia/ ---ro- bangkok /---ilo-besar dari saluran pemasaran I tingkat. jakarta/ documents /publicationKedua jenis saluran pemasaran baik /wcms_ 342735.pdf. Diaksessaluran pemasaran I tingkat dan II pada 12 Maret 2016.memiliki nilai efisiensi > 50% yang Nazir, M. 2003. Metode Penelitian.berarti kedua jenis saluran pemasaran Ghalia Indonesia. Jakarta.tersebut tidak efektif.DAFTAR PUSTAKA Pearce dan Robinson. 2011. ManajemenAzzaino, Z. 2005. Pengantar Tataniaga Strategis. Formulasi, Pertanian. Jurusal Sosial Ekonomi Pertanian. IPB Bogor. Implementasi, dan Pengendalian. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Rismunandar. 1990. Tataniaga Pala. Budidaya Swadaya. Jakarta. Penebar Saefuddin, A.M. 1983. Pemasaran Produk Pertanian. IPB. Bogor. Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil- Hasil Pertanian. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Thamrin dan Francis. 2012. Manejemen Pemasaran. PT Raja Grafindo. Depok. 16
KELAYAKAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KOPERASIPERKEBUNAN TEMIGA SELUAS 5.200 HA DI KABUPATEN ACEH BARAT Rusdi Faizin Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACTOil palm with main product CPO and KPO be commodity that has good opportunity in domesticand national market. Oil palm plantation project Temiga Co-operation of Plantation planned builtat West Aceh as efforts revitalisasi economics pasca conflict, earthquakes and tsunami oil palmplantation commodities broadly 5,200 hectare at five districts are Sungai Mas, Main Woyla, EartWoyla, West Woyla and Arongan Lambalek West Aceh Sub-province. The lands planned are co-operation members of Temiga Co-operation with land suitability S-1, S-2 and S3 clases, so thatproduction that planned are average production from three levels suitability. With totalizeinvestment Rp. 208,000.000,000.- for 5,200 hectare or Rp. 40,000,000,- per hectare, feasibilityanalysis shows that project suitable to executed because in level DF 12 % is got NPV Rp.225,114,199,000, -, B/C Ratio 2.18 and IRR 15.00 % with Pay Back of Period 8 years and 9 monthsproject age-. Furthermore project will can to close totalize investmen in the year-15 project withinstalment 25 % from net benefit project. With profit sharing scheme up year-15 net benefit ofproject 50 % investor and 50 % for co-operation. Totalize earnings from benefit sharing forinvestor are Rp. 465,842,368,000,- during project period. Oil palm plantation developmentTemiga Co-operation of Plantation has big opportunity to increase society economics at fiveproject location districts because co-operation member society as garden owner later, also projectwill increase West Aceh subprovince region economics.Key words: Feasibility analysis, Oil palm plantation.PENDAHULUAN persyaratan keunggulan sebagaimana Kondisi perekonomian suatu yang dimaksudkan.negara yang kuat adalah suatu Kelapa sawit sebagai tanamanperekonomian yang tumbuh di atas penghasil minyak kelapa sawit (CPO -fondasi sumberdaya yang unggul dari Crude Palm Oil) dan inti kelapa sawitnegara tersebut. Keunggulan tersebut (KPO – Karnel Palm Oil) merupakandapat disebabkan sumber daya alam salah satu primadona tanamanyang cukup melimpah dan dapat perkebunan yang menjadi sumberdieksploitasi dengan mengandalkan penghasil devisa non-migas bagitekhnologi setempat, merupakan Indonesia. Cerahnya prospek komoditisumberdaya alam yang dapat minyak kelapa sawit dalamdiperbaharui ( renewable resources ) perdagangan minyak nabati dunia telahkarena kecocokan dengan lahan, mendorong pemerintah Indonesialingkungan dan iklim setempat, tidak untuk memacu pengembangan arealdapat digantikan dengan produk lain perkebunan kelapa sawit (Pardamean,yang lebih murah dan produk 2008).turunannya mudah habis. BagiIndonesia Crude Palm Oil ( CPO ) Menurut Sipayung (2013) luasmerupakan salah satu produk unggulan areal perkebunan sawit di Indonesiasektor ekonomi yang memenuhi terus bertambah dengan pesat yang diikuti dengan pertambahan produksi dan ekspor minyak sawit. Luas areal 17
tanaman kelapa sawit meningkat dari iklim dan lahan yang tersedia sesuai290 ribu Ha pada tahun 1980 menjadi untuk kelapa sawit. Selain itu5,9 juta hektar pada tahun 2006 atau komoditas kelapa sawit telah begitumeningkat 20 kali lipat. Dalam kurun dikenal di Aceh Barat sejak masawaktu yang sama produksi sawit berupa penjajahan. Ini dapat dibuktikan denganCPO dan KPO meningkat 17 kali lipat adanya Perkebunan Kelapa Sawit PT.dari 0,85 juta ton menjadi 14,4 juta ton. Socfin Indonesia di Aceh Barat yangIndonesia saat ini merupakan produsen telah ada sejak zaman penjajahanminyak sawit (CPO) terbesar di dunia di Belanda.atas Malaysia dan secara bersama-sama Koperasi Perkebunan TemigaIndonesia serta Malaysia menguasai 83 yang merupakan koperasi perkebunanpersen produksi dunia. yang didirikan oleh beberapa anggota Berkembangnya sub-sektor masyarakat Aceh Barat dengan Aktaperkebunan kelapa sawit di Indonesia Pendirian No. 195 oleh Notaris Azhartidak lepas dari adanya kebijakan Ibrahim, SH dan telah mendapatpemerintah yang memberikan berbagai pengesahan sesuai dengan Nomor :insentif. Terutama kemudahan dalam 55/BH/1/1/X/Tahun 2009 tanggal 29hal perizinan dan bantuan subsidi Oktober 2009. Koperasi ini bergerak diinvestasi untuk pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit denganperkebunan rakyat dengan pola PIR- lahan seluas 5.200 Ha milik anggotaBun. Pengembangan perkebunan rakyat koperasi yang terletak di Kecamatantidak hanya meningkatkan Sungai Mas, Woyla Timur, Woyla Induk,kesejahteraan rakyat tetapi juga dapat Woyla Barat dan Arongan Lambalek.meningkatkan devisa negara dan Lokasi ini telah mendapat Izin Lokasimenyiapkan lapangan kerja pada sektor Perkebunan Kelapa Sawit dengan Suratperkebunan. Keputusan Bupati Aceh Barat Nomor. Kabupaten Aceh Barat Provinsi 306 Tahun 2009 tanggal 6 NopemberAceh merupakan kawasan yang 2009. Pembangunan perkebunanmemiliki potensi lahan yang cukup baik kelapa sawit ini diharapkan akanuntuk perkebunan. Namun potensi ini menumbuhkan perekonomianbelum seluruhnya dimanfaatkan secara masyarakat di sekitar kebun danoptimal akibat berbagai keterbatasan perekonomian daerah baik secaraPemerintah Daerah dan kemampuan langsung maupun dari multiplayer efekmasyarakat Aceh Barat itu sendiri. Hal yang diakibatkan keberadaan kebunini dapat dipahami karena Aceh dan kelapa sawit tersebut.termasuk Aceh Barat baru selesai Penelitian ini dilakukan dengandengan perang atau konflik yang begitu tujuan untuk mengetahui kelayakanpanjang serta baru pula dilanda finansial ( NPV, B/C Ratio, IRR dan Paymusibah besar Gempa Bumi dan Back of Period ), kelayakan ekonomiGelombang Tsunami yang menewaskan dan sosial masyarakat dalamribuan jiwa masyarakat Aceh Barat dari membangun perkebunan kelapa sawitsekitar 200.000 masyarakat Aceh yang di Aceh Barat, mengidentifikasi dantewas. menilai asumsi-asumsi dasar yang Revitalisasi sektor usaha digunakan dalam analisis ekonomi yangproduktif dengan memanfaatkan dilakukan, sebagai bahan evaluasi bagisumberdaya lahan tersedia dengan berbagai pihak dalam mendukungmelibatkan peran serta masyarakat kelayakan rencana pembangunanyang paling cocok di Aceh Barat adalah perkebunan kelapa sawit Koperasisektor usaha perkebunan rakyat Perkebunan Temiga terutama terhadapkomoditas Kelapa Sawit. Hal ini karena dukungan permodalan. 18
METODA PENELITIAN melihat dimana keputusan investasiJenis dan Sumber Data layak atau tidak layak. Jenis data yang digunakan e. Melakukan analisis perkiraandalam penelitian ini adalah data primer terhadap biaya potensial yangdan data sekunder. Analisis ekonomi mungkin dapat terjadi sebagai akibatinvestasi perkebunan kelapa sawit kegiatan pembangunan perkebunandilakukan melalui pendekatan sebagai kelapa sawit.berikut: Metode Analisisa. Mengidentifikasi berbagai faktor danvariabel utama yang berpengaruh Penelitian menggunakan modelterhadap investasi perkebunan analisis kelayakan investasi yang antarakelapa sawit. Berdasarkan data yang lain :telah dipublikasikan dan Net Present Value (NPV)perkembangan pergerakan (trend)nilai suatu variabel dilakukan NPV suatu proyek adalahpemeriksaan terhadap nilai-nilai manfaat bersih yang diperoleh selamaserta kisaran nilai yang dapat umur proyek. Kriteria dan keputusanditerima. Misalnya, tingkat produksi dalam analisis ini adalah layak jikatandan buah segar (TBS) pada NPV>0 sedangkan bila NPV<0, usahaberbagai kelas lahan (tingkat tersebut tidak layak untuk di usahakanproduksi lahan: rendah, sedang, dan (Jumingan,2011). Rumus yangtinggi), berbagai harga masukan digunakan adalah sebagai berikut:yang harus dibayar untuk investasi −tanaman, pemeliharaan tanaman, (1 + )pemanenan, berbagai dampak =eksternal (negatif) terhadap Dimana :lingkungan, dan nilai-nilai yang tidak NPV = Nilai Net Present Valuedapat dihitung (intangible values). Bt = Manfaat pada tahun tb. Mengembangkan perhitungan dalam Ct = Biaya pada tahun tsuatu lembaran kerja (spreadsheet i = Tingkat suku bungadengan menggunakan Excel) n = Umur ekonomis proyeksehingga memungkinkan untuk t = Waktumelakukan penyesuaian variabelsecara fleksibel. Semua perhitungannilai variabel biaya dan manfaat IRR (Internal Rate of Return)proyek dilakukan dalam satuan per IRR adalah tingkatunit (per hektar). Selanjutnyadilakukan perhitungan nilai variabel pengembalian internal selama umurindikator pembanding, misalnya nilai proyek. IRR merupakan discount ratekini bersih (NPV, net present value) yang menjadikan manfaat bersihdan Internal Rate of Return (IRR). sekarang sama dengan nol. Nilai IRRc. Mengidentifikasi kasus ‘dasar’ (‘base’ yang lebih besar atau sama dengancase) dengan mendeskripsikan discount rate yang telah ditentukan,kondisi (situasi) rata-rata proyek maka usaha layak dilaksanakaninvestasi perkebunan kelapa sawit sedangkan jika IRR lebih kecil dariyang dilakukan. discount rate yang telah ditentukan,d. Melakukan analisis fleksibilitas dan maka usaha tidak layak untukanalisis masa pulang pokok (pay dilaksanakan (Jumingan, 2011). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:back of period analysis) untuk 19
= + − (− ) Bt = Total penerimaan pada tahunDimana : ke-tIRR = Nilai IRR Ct = Total biaya pada tahun ke-ti1 = Discountrate yang i = Tingkat diskonto yang berlakumenghasilkan NPV positif n = Umur ekonomi proyekI2 = Discountrate yangmenghasilkan NPV negatif Payback PeriodNPV1 = NPV yang bernilai positif Payback Period merupakanNPV2 = NPV yang bernilai negatif salah satu metode dalam menilaiNet B/C (Net Benefit Cost Ratio) kelayakan suatu investasi, yang Net B/C merupakan digunakan untuk mengukur periode pengembalian modal. Dasar yangperbandingan antara NPV total dari digunakan untuk perhitungan adalahmanfaat bersih terhadap total dari aliran kas (Net Cashflow). Semakin kecilbiaya bersih. Metode ini digunakan angka yang dihasilkan mempunyai artiuntuk melihat berapa besar manfaat semakin cepat tingkat pengembalianbersih yang dapat diterima suatu investasinya, maka usaha tersebutproyek untuk setiap investasi yang semakin baik untuk dilaksanakandikeluarkan. Bila Net B/C lebih besar (Kasmir, 2010). Payback period dapatsama dengan 1 usaha dianggap layak dirumuskan sebagai berikut:untuk dilaksanakan dan jika B/C kurangdari 1 maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan (Jumingan, 2011). Rumus ℎ yang digunakan adalah sebagai berikut: = − / HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Lokasi Penelitian Secara administrasi − ( − > 0) pemerintahan keseluruhan rencana (1 + ) − < 0) lokasi perkebunan kelapa sawit= − ( Koperasi Perkebunan Temiga berada di 1+ kabupaten Aceh Barat yang menyebarDi mana,Net B/C= Nilai B/C Ratio pada lima kecamatan sesuai Tabel 1.Tabel 1. Lokasi dan Penyebaran Kebun Kelapa Sawit Koperasi Perkebunan Teumiga 5.200 Ha Lokasi LuasNo. Kecamatan Ha Desa1. Sungai Mas 1.000 Geudong, Kajeung, Twi Saya, Sakoy, tanoh Mirah,2. Woyla Timur 700 Leubok Panyang, Seuradek, Leubok Beutong, Kubu Capang, Jawi3. Woyla Induk 1.000 Teumaron, Gunung Hampa4. Woyla Barat 1.500 Ie Sayang, Karak, Ranto Panyang, Pasi Malie, Mon Pasong, Cot Sikabu, Lueng Baro5. Arongan Lambalek 1.000 Ujong Simpang, Alue Batee,Sumber : Data Primer (2012) Jarak masing – masing desa paling jauh ± 65 Km yaitu Kecamatanlokasi ke ibukota kecamatan tidak lebih Sungai Mas dan paling dekat Arongandari 10 Km, jarak masing – masing Lambalek ± 22 Km. Secara keseluruhanibukota kecamatan lokasi proyek ke ibu jarak lokasi ke ibukota Provinsi Aceh,kota Kabupaten Aceh Barat Meulaboh Banda Aceh – Meulaboh ± 245 Km dan 20
secara geografis areal perkebunan yang lokasi kebun, khusus untuk wilayahmenyebar di lima lokasi terletak antara Aceh dan Aceh Barat telah ada PLTU95º 57´ 00´´ dan 96º 07´30´´ BT serta 4º Nagan Raya di Suak Puntong dengan20´ 30´´ dan 4º 31´30´´ LU. kapasitas 2 X 100 Mega Watt yang Untuk menjangkau lokasi berjaraknya ± 15 Km dari kotaperkebunan dari kota Meulaboh dapat Meulaboh maka kebutuhan listrik untukdilalui dengan jalan darat yang Aceh Barat dan sekitarnya tidak akankondisinya cukup baik. Bagi yang akan menjadi masalah lagi. Untuk jaringanmengunjungi lokasi kebun dapat handphone dan internet telahmenggunakan penerbangan di bandara menjangkau lokasi kebun. TersedianyaNagan Raya dengan waktu penerbangan jaringan telepon selluler ini± 50 menit dari Bandara Kualanamu menunjukkan lokasi perkebunanMedan. Sarana penunjang bukandaerah yang terisolir. Menurutpengangkutan dapat dilakukan dengan Aceh Barat dalam Angka Tahun 2010,kenderaan truk dari dan ke lokasi kebun wilayah kecamatan lokasi perkebunanmenggunakan jalan kabupaten yang dan dan jumlah penduduk masing –direkomendasikan dapat dilalui 12 – 15 masing lokasi sebagaimana Tabel 2ton. berikut. Jaringan listrik telahmenjangkau semua desa di sekitarTabel 2. Jumlah Penduduk Lokasi Proyek Tahun 2009 JumlahNo. U r a i a n Rumah Jumlah Jumlah Total Lokasi Tangga laki – laki Wanita Penduduk (Jiwa) 1. Kabupaten Aceh Barat 46.631 (Jiwa) (Jiwa) 2. Sungai Mas 1.610 91.333 91.232 182.565 3. Woyla Timur 1.232 3.028 2.903 5.931 4. Woyla Induk 3.439 2.202 2.318 4.520 5. Woyla Barat 2.030 6.070 6.419 12.489 6. Arongan Lambalek 3.258 3.625 3.776 7.401Sumber : Aceh Barat dalam Angka (2010) 5.920 5.844 11.764 Mata pencaharian penduduk hutan tanaman produksi yang telah disekitar lokasi proyek umumnya pada ploting sebagai areal pengembangankegiatan pertanian, buruh tani dan perkebunan rakyat. Sehingga dari segiburuh kebun, ke hutan dan pedagang. rencana peruntukan lahan lokasi yangSedangkan fasilitas sosial penduduk di direncanakan benar – benarsekitar lokasi proyek dapat dikatakan diperuntukkan untuk pembangunancukup memadai karena di sekitar lokasi perkebunan rakyat.proyek telah ada mesjid, sekolah,pesantren, puskesmas, pustu dan pasar. Secara umum kondisi iklim antara lain curah hujan, suhu, Menurut kondisi lapangan penyinaran matahari, kelembapan,bahwa lokasi perkebunan merupakan kecepatan angin sangat menentukanperladangan masyarakat yang sebagian pertumbuhan dan produksi tanamantelah pernah diusahakan namun terutama untuk tanaman kelapa sawitditinggalkan karena konflik. Dari segi (Haryono, 2014). Menurut data curahperuntukan dalam RTRW Pemerintah hujan yang diambil pada StasiunDaerah Kabupaten Aceh Barat lokasi Meteorologi dan Geofisika Bandaraperkebunan merupakan penggunaan Nagan Raya daerah Aceh Barat memiliki 21
rata – rata curah hujan 300 – 326 mm menghambat pertumbuhan tanaman.per bulan atau 3.600 – 3.900 mm per Disamping itu kelembapan yang tinggitahun dengan rata – rata hari hujan juga akan merangsang perkembang15,3 – 15,7 hari per bulan atau 184 – biakan hama dan penyakit tanaman.188 hari per tahun. Berdasarkan data Kelembapan lokasi sebesar 86 % tidaktersebut menurut kreteria curah hujan menggangu pertumbuhan tanamanSchmit dan Fergusson bahwa lokasi kelapa sawit (Pahan, 2010).Aceh Barat termasuk Iklim “ A “ karenatidak didapati bulan kering atau bulan Pengukuran rata – ratayang curah hujannya kurang dari 60 kecepatan angin berdasarkan data yangmm. Selanjutnya menurut kreteria diambil dari Stasiun Badan MeteorologiKoppen lokasi Aceh Barat termasuk dan Geofisika Bandara Nagan Rayalokasi “ Af “ karena curah hujan di atas bahwa rata – rata kecepatan angin60 mm sepanjang tahun (Tjasyono, maksimum ada di bulan Juni yaitu 402004). knot sedangkan rata – rata kecepatan terendah ada pada bulan April dan Berdasarkan data suhu udara Nopember yaitu 11 knot. Selain ituyang diambil Stasiun Meteorologi dan sumber daya air, kualitas dan kuantitasGeofisika Bandara Nagan Raya bahwa air, jenis dan cara perolehan, fluktuasisuhu rata – rata bulanan 26,2 ºC, suhu potensial dan potensi sumber air,rata – rata maksimum 31,4 ºC terjadi di keadaan daerah banjir, potensi airbulan Mei dan suhu rata – rata tanah dan pola drainase yang akanminimum 18,0 ºC terjadi di bulan direncanakan sangat penting bagiAgustus. Dari data suhu yang diperoleh perencanaan perkebunan kelapa sawit.dapat dikatakan bahwa suhu udara Dari lokasi proyek yang direncanakantidak bergitu berpengaruh terhadap didapati sungai ( Krueng ) dimana airproduktivitas tanaman kelapa sawit yang mengalir di sungai tersebut jugayang akan dibudidayakan (Pahan, 2010). digunakan untuk mandi dan cuci masyarakat setempat. Berdasarkan data penyinaranmatahari yang diambil dari Stasiun Penelitian jenis tanah di lakosiMeteorologi dan Geofisika Bandara dilakukan dengan pengambilan sampelNagan Raya penyinaran rata – rata tanah dengan pemboran kedalaman 0 –tahunan 51,9 %, penyinaran maksimum 30 Cm dan 30 – 60 Cm. Hasil65,0 % dan penyinaran minimum 27,0 pengamatan langsung dilapangan%. Penyinaran rata – rata 51,9 % setara maupun analisa di laboratorium Ilmudengan 6,5 jam per hari. Menurut Tanah Fakultas Pertanian UniversitasPahan (2010) tanaman kelapa sawit kan Syiah Kuala maka tanah di lokasi proyekmembutuhpernyinaran ideal 6,5 – 9 jam dapat diketegorikan senagai tanahper hari, dengan demikian faktor Aluvial, Podsolik dan Organosol. Daripenyinaran di Aceh Barat sebagai lokasi hasil analisa tanah yang dilakukanproyek bukan merupakan kendala bagi dilihat bahwa pH tanah calon lokasibudidaya tanaman kelapa sawit. proyek adalah 4,87 – 5,93. Nilai pH yang rendah tersebut merupakan ciri Data kelembapan udara yang tanah mineral podsolik. Kandungan Ndiambil dari Stasiun Meteorologi dan total secara umum di daerah calonGeofisika Bandara Nagan Raya bahwa proyek dapat dikatakan rendah sampaikelembapan udara relatif 81 – 89 % sedang. C/N ratio yang rendahdengan kelembapan rata – rata tahunan menunjukkan bahwa lapisan tanah86 %. Pengaruh kelembapan udara telah miskin dengan kandungan C-terhadap tanaman adalah pada organik dan kandungan P2O5 rendah.kelembapan di atas 90 % transpirasi Kandungan Ca, K dan N yang rendahdaun akan berkurang sehingga 22
menunjukkan bahwa kesuburan tanah TBM – III 26.339.924.000,- 3 Investasi Non Tnmndi lokasi proyek adalah rendah. Hal ini Pekerjaan Sipil 29.419.500.000,-terlihat dari Nilai Tukar kation, ( NTK )dan kejenuhan basa ( KB ) yang rendah. Gaji Pelaksana Proyek 6.385.200.000,- 4 Fee Koperasi 2,5 % 5.073.171.000,-Untuk itu perlu adanya rencana Jumlah 208.000.000.000,-pemupukan yang berimbang dengan Biaya Per Ha 40.000.000,- Sumber : Data Primer (2012 diolah)pemberian Urea, pupuk posfor dan KCl. Dari hasil pengamatan danpenelitian iklim dan lahan di lapangan Dalam perencanaan setiapdan hasil analisa tanah yang anggota koperasi peserta mendapatkandikonversikan dengan tingkat 2 Ha kebun kelapa sawit siap panenkesesuaian lahan untuk tanaman kelapa dengan beban kredit Rp. 80.000.000,-sawit yang dikeluarkan oleh BPP Medan atau Rp. 40.000.000,- per ha biaya(Sutarta, dan Rahutomo, 2010) maka investasi kebun kelapa sawit dengantingkat kesesuaian lahan lokasi proyek dana kerjasama profit sharing. Tidakatau daerah penelitian tergolong pada ada dana yang dikeluarkan petanikesesuaian S1 (Sangat Sesuai), S2 sebagai penyertaan modal. Penyertaan(Kesesuaian Sedang) dan S3 (Kesesuaian modal dari petani hanya berupa lahan.Terbatas). Berdasarkan analisa tersebut Skim Kredit yang digunakan adalah polamaka calon areal perkebunan kelapa investasi kerjasama pola profit sharing,sawit secara keseluruhan dapat investasi jangka panjang tanpa bungadijadikan perkebunan kelapa sawit dengan jangka waktu 15 tahun.hanya saja diperlukan berbagai Asumsi yang Digunakan.perbaikan kesuburan tanah diantaranya Untuk menggambarkan hasildengan pemberian pupuk yang sesuaianjuran. analisa yang moderat maka asumsi yang digunakan dalam penyajian analisaUnsur dan Pembiayaan Pembangunan keuangan adalah sebagai berikut :Kebun Kelapa sawit Dari sisi Produksi. Pembangunan perkebunan Produksi TBS dihasilkan pada tahun ke –kelapa sawit yang dilaksanakan adalah 4 penanaman atau tahun ke – 5 proyek.seluas 5.200 Ha yang pelaksanaannya Perkembangan produksi dari tahun kedilakukan sekaligus. Hal ini tahun meningkat sampai tahun ke 18.memungkinkan untuk dilakukan karena Harga barang yang digunakan sebagairencana areal terletak di lima lokasi sarana produksi diambil pada bulandalam empat kecamatan. Secara April 2012 dengan tingkat upah yangkeseluruhan biaya investasi yang disesuaikan dengan tarip yang berlakudibutuhkan untuk pembangunan di lapangan bukan berdasarkan UMR.perkebunan kelapa sawit Koperasi Tarip upah yang berlaku di lapanganPerkebunan Temiga seluas 5.200 Ha diatas UMR yang ditetapkanadalah sebagai berikut : pemerintah.Tabel 3. Biaya Investasi Pembangunan Kebun Dari Segi Pemasaran.Kelapa Sawit 5.200 Ha Harga jual TBS yang digunakanN Uraian Jumlah (Rp) dalam perhitungan sebesar Rp. 1.350,-o yang merupakan rata – rata harga TBS dalam satu tahun terakhir ini. Dengan1 Biaya Pra Investasi 4.836.717.000,- trend harga 5 tahun terakhir ini dan2 Biaya Investasi Tnmn perkiraan kebutuhan minyak sawit TBM – 0 83.664.747.000,- domestik dan internasional TBM - I 25.065.918.000,- TBM - II 27.214.824.000,- 23
diperkirakan harga TBS akan tembus Rp. BCR lebih besar dari 1 pada suatu1.750,- pada tahun 2018 ketika kebun proyek yang direncanakan makamulai panen. proyek tersebut layak untuk dilaksanakan karena proyek akanAnalisa Keuangan. memberikan output yang lebih besar Analisa keuangan akan dari input yang dimasukkan.menentukan apakah suatu proyek layak Internal Rate of Ratio ( IRR ).untuk dibiayai secara finansial atautidak. Adapun parameter yang dianalisa Dari perhitungan IRR diperolehdan hasil analisanya adalah sebagai 15,00 %. Perhitungan ini menunjukanberikut : angka yang lebih besar dari suku bungaProyeksi Laba Rugi. dan inflasi yang diperkirakan. Dengan Proyeksi laba rugi demikian maka proyek layak untukmenggambarkan kemampuan proyek dilaksanakan.untuk memberikan laba kepada petani Pay Bac kof Period.selama proyek berjalan. Proyeksi labarugi menunjukkan bahwa setelah masa Pada perhitungan Pay Back Ofproduksi proyek memberikan laba Period dapat dilihat bahwa masa Paypositif sejak tahun pertama. Dari laba Back Of Period proyek adalahbersih ( Net Benefit ) dipotong 25 % antara tahun Ke – 8 ( Rp. –untuk cicilan atau pengembalian 39.514.506.000,- ) dan tahun Ke – 9 (investasi. Tahun berikutnya dilanjutkan Rp. 56.979.368.000,- ) atau selama 8dengan pola profit sharing 50 : 50 tahun 9 bulan. Masa Pay Back of Periodantara investor dan koperasi sampai ini masih berada pada umur produktifdengan masa akhir proyek atau tahun tanaman, dengan demikian dapatke 25. disimpulkan bahwa proyek layak untukProyeksi Arus Kas. dilaksanakan. Proyeksi arus kas menunjukkan KESIMPULAN DAN SARANperputaran dan keluar masuk uang yang Kesimpulandiakibatkan kegiatan usaha. Selisih dari a. Proyek perkebunan kelapa sawitkas masuk dan kas keluar menunjukkankemampuan usaha untuk Koperasi Perkebunan Temigamengakumulasi modal. Proyeksi arus direncanakan dibangun di Acehkas proyek menunjukkan bahwa kondisi Barat sebagai upaya revitalisasiarus kas cukup liquid sehingga proyek perekonomian pasca konflik danmampu menyelesaikan angsuran musibah gempa dan tsunami sektorinvestasi di tahun Ke – 15 setelah perkebunan rakyat komoditasproduksi dengan cicilan sebesar 25 % kelapa sawit dengan luas lahandari pendapatan bersih. 5.200 hektar di 5 kecamatan yaituNet Present Value ( NPV ). Kecamatan Sungai Mas, Woyla, Nilai NPV proyek dengan Woyla Barat, Woyla Timur dandiscont faktor 12 % sesuai perkiraan Arongan Lambalek.inflasi maksimum diperoleh Rp. b. Lahan yang direncanakan adalah225.114.199.000,-. Angka ini lahan masyarakat anggota Koperasimenunjukkan nilai positif, dengan Perkebunan Temiga yang beradademikian jika ditinjau dari analisa NPV pada tingkat Kesesuaian Lahan S-1,maka proyek layak untuk dilaksanakan. S-2 dan S3 untuk komoditas kelapaNet Benefit Cost Ratio ( Net BCR ). sawit, sehingga produksi yangDari perhitungan Net BCR proyek direncanakan merupakan rata –diperoleh angka 2,18. Dengan nilai Net rata produksi dari tiga tingkat keseuaian lahan tersebut. 24
c. Kelapa sawit dengan produk Haryono, Nur, 2014, Seputar Kelapaunggulannya CPO dan KPO Sawit, Cara Menanam Kelapamerupakan komoditi yang memiliki Sawit yang Benar, (http://www.peluang pasar cukup baik ditingkat Distributor pupukdomestik dan nasional. organik.com/2014/03/cara-d. Analisa kelayakan menunjukkan menanam-kelapa-sawit-yang-bahwa proyek layak untuk benar.html, diakses, Desemberdilaksanakan karena pada tingkat df 2014)12 % diperoleh NPV Rp. Jumingan, 2011. Studi Kelayakan Bisnis.225.114.199.000,-, B/C Ratio 2,18 Bumi Aksara. Jakartadan IRR 15,00 % serta Pay Back of Kashmir dan Jakfar. 2010. StudiPeriod di tahun ke-8 Rp ( Kelayakan Bisnis. Kencana39.514.506.000) dan tahun ke-9 Prenada Media. Grup. JakartaRp.6.979.368.000. Selanjutnya Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapaproyek akan mampu Sawit, Manajemen Agribisnismengembalikan biaya investasi dari Hulu Hingga Hilir. Penebarpada tahun ke-15 setelah masa Swadaya. Jakarta.produksi dengan jumlah angsuran Pardamean, Maruli. 2008. Paduan25 % dari pendapatan bersihproyek. Lengkap Pengelolaan Kebun dane. Pembangunan perkebunan kelapa Pabrik Kelapa Sawit. Agromediasawit Koperasi Perkebunan Temiga Pustaka. Jakarta.berpeluang besar dalam Sipayung, Tungkot, 2013. Perkebunan Kelapa Sawit Diklaim Sesuaimeningkatkan perekonomian Moratorium. Tempo Co Bisnis.masyarakat di lima kecamatanlokasi proyek karena masyarakat (http://www.tempo.co/read/n ews/2013/04/23/090475197anggota koperasi sebagai pemilik /Perkebunan-Kelapa-Sawit-kebun nantinya, sekaligus proyekjuga akan meningkatkan Diklaim-Sesuai-Moratorium, diakses 10 Mei 2013 ).perekonomian daerah Kabupaten Sunarko, 2013. Petunjuk Praktis BudidAceh Barat. aya dan Pengolahan Kelapa S awit. Agromedia Pustaka,Saran Jakarta. Diharapkan penelitian ini dapat Sutarta, E.S dan Rahutomo, S. 2010. New Standart for FFB Yield ofberguna dan menjadi bahan IOPRI’S Planting Materialspertimbangan yang positif bagi Based on Land Suaitability Class.semua pihak dalam membantu Medan. Indonesian Oil PalmKoperasi Perkebunan Temiga Research Institute ( IOPRI)mengupayakan permodalan proyek Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi.pembangunan perkebunan kelapa Cetakan Ke-2. IPB Press.sawit ini.DAFTAR PUSTAKA Bandung 25
ANALISIS PEMBIAYAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT RAKYATKOPERMAS TUAH MEUSAPAT MELALUI DANA SKIM HIBAH BPDP SAWIT INDONESIA DI KABUPATEN ACEH BARAT Aswin NasutionProgram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACTThe Indonesian government established PP. Number 24 Year 2015 about Plantation FundsFunding and Prepres No. 61 Year 2015 about the Collection and Use its funds from the collectionof export of CPO and its derivatives. The collection and management funds conducted byIndonesian Oil Palm BPDP. Results of research conducted that Tuah Meusapat Kopermas that willdo the rejuvenation of oil palm plantation using BPDP oil palm grant shows that rejuvenationfarmers oil palm plantation 400 hectare are use oil palm BPDP Rp. 25,000,000,- and sharing offarmers funds Rp. 35,000,000, - per hectare with total rejuvenation fund of Rp. 24,000,000,000, -per 400 hectare. Three alternative funding schemes show : 1) Skim-I 100% farmer’s funds Rp.35,000,000, - per hectare, requirement of Rp. 60,000,000, - per hectare; 2) Skim-II 50% farmer'sfund Rp. 17,500,000, - and 50% bank credit Rp. 17,500,000, - interest annuity bank duringconstruction 12% Rp. 6,917,656, -, l requirement Rp. 66,917,656, - per hectare; and 3) Skim-IIIfarmers fund 100% of banking credit Rp. 35,000,000, - interest annuity bank during construction12% Rp. 13,835,311, -, the total requirement of Rp. 73,835,311, - per hectare. The three fundingschemes have equal opportunities to be implemented, but depends on the financial capacity offarmers. The baseb of project feasibility on NPV, IRR, B / C Ratio, Payback Period and BEP theproducts creterias the three schemes are feasible.Keyword: BPDP Oil Palm, Grants, Sharing and Project FeasibilityPENDAHULUAN Pada tahun 2014 dengan luas Bagi Indonesia CPO merupakan 10 juta Ha kebun kelapa sawit, Indonesia memproduksi 29 juta ton CPOsalah satu produk unggulan dan menguasai 53 % produk CPO dunia,perkonomian sektor perkebunan, dengan volume ekspor 20,43 juta tonkarena CPO merupakan salah satu CPO dan turunannya yang memberikanproduk tanaman kelapa sawit yang devisa negara sebesar 21,1 milyar US$.memenuhi persayaratan sumber daya Cerahnya prospek komoditi minyakalam tangguh dan berkelanjutan. kelapa sawit dalam perdaganganKetangguhan ini dicirikan dengan minyak nabati dunia telah mendorongkeberadaannnya yang cukup melimpah pemerintah Indonesia memacuserta dapat dieksploitasi dengan pengembangan areal perkebunanmengandalkan tekhnologi setempat dan kelapa sawitnya (Anonymous a, 2016).merupakan sumberdaya alam yangdapat diperbaharui (renewable Dalam mengatur perkelaparesources) karena kecocokan dengan sawitan di dalam negeri pemerintahlahan, lingkungan dan iklim setempat. menetapkan beberapa regulasiKeberadaan sumberdaya alam tersebut diantaranya adalah PP No. 24 Tahuntidak dapat digantikan dengan produk 2015 tentang Penghimpunan Danalain yang lebih murah dan produk Perkebunan dan Perpres No. 61 Tahunturunannya mudah habis sehingga 2015 tentang Penghimpunan danharus terus diproduksi untuk Penggunaan Dana Perkebunan Kelapamencukupi permintaan. Sawit. Regulasi yang diberlakukan tanggal 25 Mei 2015 ini mengatur 26
penghimpunan dan penggunaan dana petani harus menyiapkan dana lainperkebunan kelapa sawit dari pelaku sebesar Rp. 35.000.000,- dalamusaha. Dengan terbitnya regulasi ini mencukupi kebutuhan danapemerintah melakukan pemungutan peremajaan, baik seluruhnya dari danadana kelapa sawit, CPO dan turunannya sendiri, 50 % dari dana sendiri dan 50 %yang diekspor dengan besaran antara dari kredit perbankan atau 100 % danaUS$ 10 – 50 per ton. Adapun sharing berasal kredit perbankanmekanisme pungutan dana perkebunan (Anonymous b, 2016).dan Bea Keluar (BK) sesuai Melakukan perhitungan biayaketentuannya adalah jika harga CPO peremajaan kelapa sawit dari beberapatidak lebih dari US$ 750 per ton maka skim hibah sangatlah penting, karena inihanya dipungut dana perkebunan menyakut dengan perencanaansedangkan jika harga CPO lebih dari US$ keuangan yang akan digunakan.750 per ton maka dipungut dana Menurut Fahmi (2014) perencanaanperkebunan dan bea keluar. keuangan merupakan kajian tentangSelanjutnya kutipan dana perkebunan penempatan uang yang akan digunakanini dikelola oleh suatu Badan Layanan sehingga memberikan panduan bagiUmum yang bernama Badan Pengelola perubahan dan perkembanganDana Perkebunan Kelapa Sawit atau perusahaan secara berkelanjutan.BPDP Sawit (Prawita, 2015). Selain itu perencanaan keuangan jugaPengelolaan dana perkebunan akan memberikan gambaran kondisi –oleh lembaga ini prinsipnya akan kondisi yang mungkin akan terjadidigunakan untuk kepentingan kemajuan sehingga pelaku bisnis dapat memilihperkebunan kelapa sawit dengan kondisi mana yang layak untukkonsep dari sawit untuk sawit. Kegiatan dilaksanakan dan memberikan arahantersebut antara lain untuk stabilitas dan pada perjalanan bisnis yang baik ataupengembangan pasar sawit, bisnis yang tumbuh berkembang.peremajaan tanaman, sarana dan Sumber sharing dana petaniprasarana, pengembangan sumberdaya dan skim hibah yang ditetapkan BPDPmanusia dan pendidikan, penelitian dan Sawit tentunya memerlukanpengembangan serta promosi dan perhitungan yang tepat. Dimanaadvokasi. Dari berbagai kegiatan perhitungan ini nantinya akantersebut program utama dari berhubungan dengan permohonanpenggunaan dana sawit adalah dana hibah pada BPDP Sawit, kreditperemajaan perkebunan rakyat serta pada perbankan denganpembangunan sarana dan prasarana mengkalkulasikan biaya penanamanuntuk pemberdayaan petani kecil dan perawatan kelapa sawit serta(Anonymous b, 2016) beban bunga kredit pada skim hibahPeremajaan perkebunan kelapa yang berbeda dalam suatu perencanaansawit rakyat sebagai salah satu program keuangan yang komperhensif.BPDP Sawit dilakukan dengan Perhitungan perencanaan keuanganmemberikan hibah dana peremajaan berhubungan dengan skim hibah yangkepada petani kelapa sawit sebesar Rp. akan dipilih petani tentu menjadi25.000.000,- per Ha. Namun dana ini masalah, karena minimnyatidak cukup untuk total kebutuhan dana pengetahuan untuk melakukanperemajaan sampai tanaman perhitungan tersebut. Maka di sinilahmenghasilkan yang jumlahnya peran penelitian untuk menghitungmencapai Rp. 60.000.000,-. Untuk itu 27
perencanaan hibah dengan beberapa untuk peremajaan kelapa sawit diskim yang akan dipilih nantinya Kabupaten Aceh Barat. Kabupaten Aceh Barat memiliki b. Pola skim manakah yang lebihluas tanaman kelapa sawit rakyat memungkinkan untuk dilaksanakan.dengan posisi tanaman belum c. Layakkah peremajaan perkebunanmenghasilkan 2.305 Ha, tanaman kelapa sawit tersebut dilakukan.menghasilkan 4.361 Ha dan tanamanrusak 394 Ha. Dari tanaman Berdasarkan rumusan masalahmenghasilkan 20 % diantaranya sudah yang dikemukakan maka yang menjadilayak untuk diremajakan sehingga total tujuan dalam penelitian ini adalah :luas kebun kelapa sawit rakyat layak a. Melakukan perhitungan beberapadiremajakan 1.266 Ha (Dishutbun AcehBarat, 2015). skim hibah BPDP Sawit untuk Koperasi Peran Serta peremajaan kelapa sawit diMasyarakat atau Kopermas Tuah Kabupaten Aceh Barat.Meusapat adalah salah satu koperasi b. Mendapatkan pola skim yang lebihaktif yang ada di Kabupaten Aceh Barat. memungkinkan untuk dilaksanakan.Koperasi ini beranggotakan petani yang c. Mengetahui kelayakan peremajaanmemiliki lahan kelapa sawit sudah layak perkebunan kelapa sawit tersebutdi remajakan. Melihat peluang program dilakukanrevitalisasi perkebunan kelapa sawit METODOLOGI PENELITIANmelalui bantuan peremajaan yang Tempat dan Waktu Penelitiandisiapkan pada BPDP sawit, maka petaniKopermas Tuah Meusapat berencana Penelitian ini dilaksanakan padamemanfaatkan dana bantuan tersebut. bulan Desember 2016 di Kabupaten Akan tetapi sebagaimana petani Aceh Barat tepatnya pada Kopermaspada umumnya, petani kelapa sawit Tuah Meusapat. Pemilihan lokasiKopermas Tuah Meusapat adalah penelitian dilakukan dengan sengajakelompok masyarakat yang memiliki sehubungan dengan Kopermas Tuahketerbatasan dalam melakukan Meusapat sedang mengajukan danaperhitungan perencanaan keuangan peremajaan kelapa sawit dari BPDPsecara detail apalagi dengan beberapa Sawit untuk lahan seluas 400 Ha dipola skim yang berbeda. Namun di sisi Kecamatan Woyla Timur Kabupatenlain perhitungan ini diperlukan untuk Aceh Barat.mendapatkan hibah dana peremajaan Metoda Pengumpulan dan Analisayang tersedia. Oleh karena itu perlunya Datapenelitian ini dilakukan untukmenghitung skim hibah Badan Metoda pengambilan data yangPengelolan Dana Perkebunan Kelapa digunakan adalah metoda surveySawit ( BPDP Sawit ) dalam beberapa dengan jenis data primer dan datapola skim yang berbeda tersebut. sekunder. Pengumpulan data dilakukan Berdasarkan latar belakang dilakukan melalui pendekatan sebagaiyang dikemukakan maka yang menjadi berikut:rumusan masalah dalam penelitian ini a. Penelitian terhadap izin danadalah :a. Bagaimanakah perhitungan legalitas koperasi, kesesuaian lahanbeberapa skim hibah BPDP Sawit berdasarkan pada kondisi sifat dan spesifikasi tanah, iklim, topografi, land scape, sumber air, akses sarana dan lain – lain. 28
b. Tingkat produksi tandan buah segar = − (TBS) pada berbagai kelas lahan (1 + ) (tingkat produksi lahan, berbagai harga masukan yang harus Dimana : dikeluarkan untuk peremajaan NPV = Nilai Net Present Value tanaman, pemeliharaan tanaman, Bt = Manfaat pada tahun t pemanenan, berbagai dampak Ct = Biaya pada tahun t eksternal (negatif) terhadap i = Tingkat suku bunga lingkungan, dan nilai-nilai yang tidak n = Umur ekonomis proyek dapat dihitung (intangible values) t = Waktuc. Penelitian terhadap perencanaan IRR (Internal Rate of Return) peremajaan dan sumberdaya yang IRR adalah tingkat tersedia serta kondisi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di sekitar proyek pengembalian internal selama umur sebagai penampungan dan penentu proyek. IRR merupakan discount rate harga produksi Tandan Buah Kelapa yang menjadikan manfaat bersih Sawit ( TBS ) yang dihasilkan. sekarang sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih besar atau sama denganMetoda Analisa Data faktor discount rate yang telah ditentukan,a. Mengidentifikasikan maka usaha layak dilaksanakanperizinan dan kelayakan lahan sedangkan jika IRR lebih kecil dariuntuk peremajaan kelapa sawit. discount rate yang telah ditentukan,b. Mengembangkan perhitungan maka usaha tidak layak untukdalam suatu lembaran kerja dilaksanakan (Jumingan, 2011). Rumus(spreadsheet dengan menggunakan yang digunakan adalah sebagai berikut:Excel) sehingga memungkinkanuntuk melakukan penyesuaianvariabel secara fleksibel. Semuaperhitungan nilai variabel biaya dan = + − (− )manfaat proyek dilakukan dalam Dimana :satuan per unit (per hektar). IRR = Nilai IRRc. Melakukan analisis perkiraan i1 = Discountrate yangterhadap biaya potensial yang menghasilkan NPV positifmungkin dapat terjadi sebagai I2 = Discountrate yangakibat beberapa pola skim hibah menghasilkan NPV negatifyang ditawarkan. NPV1 = NPV yang bernilai positifd. Melakukan model analisis kelayakan NPV2 = NPV yang bernilai negatifinvestasi yang antara lain : Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)Net Present Value (NPV) Net B/C merupakan NPV suatu proyek adalah perbandingan antara NPV total darimanfaat bersih yang diperoleh selama manfaat bersih terhadap total dariumur proyek. Kriteria dan keputusan biaya bersih. Metode ini digunakandalam analisis ini adalah layak jika untuk melihat berapa besar manfaatNPV>0 sedangkan bila NPV<0, usaha bersih yang dapat diterima suatutersebut tidak layak untuk di usahakan proyek untuk setiap investasi yang(Jumingan,2011). Rumus yang dikeluarkan. Bila Net B/C lebih besardigunakan adalah sebagai berikut: 29
sama dengan 1 usaha dianggap layak Barat. Sebagai pengelola kegiatanuntuk dilaksanakan dan jika B/C kurang peremajaan perkebunan koperasi inidari 1 maka usaha tidak layak untuk memiliki anggota koperasi pemilikdilaksanakan (Jumingan, 2011). Rumus kebun yang akan diremajakan seluasyang digunakan adalah sebagai berikut: 400 Ha yang berada di kecamatan Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat. / Kebun kelapa sawit petani ini layak diremajakan karena rata – rata sudah − ( − > 0) berumur di atas 20 tahun atau tahun (1 + )= tanam 1996 – 1997. − Menurut Pahan (2010) dan 1+ ( − < 0) Sunarko (2013) tanaman kelapa sawitDi mana, sudah layak diremajakan pada umur 20Net B/C= Nilai B/C RatioBt = Total penerimaan pada tahun tahun dan jika sudah berumur diatas 25 tahun tanaman sudah tidak layakke-t diusahakan secara ekonomis, hal iniCt = Total biaya pada tahun ke-ti = Tingkat diskonto yang berlaku karena selain produksinya sudah jauh menurun proses panen yang dilakukann = Umur ekonomi proyek juga sudah sulit karena tanaman sudahPayback Period tinggi. Sebagai sebuah badan usaha Payback Period merupakan Kopermas Tuah Musapat memilikisalah satu metode dalam menilai legalitas perizinan antara lain : a)kelayakan suatu investasi, yang Pengesahan Akta Pendirian Kopermasdigunakan untuk mengukur periode Tuah Meusapat Nomor: No.pengembalian modal. Dasar yang 62/BH/KDK. 1.6/V/1999 tanggal 12 Meidigunakan untuk perhitungan adalah 1999; b) Akta Perubahan Pendirianaliran kas (Net Cashflow). Semakin kecil Kopermas Tuah Meusapat No. 05angka yang dihasilkan mempunyai arti tanggal 09 Oktober 2012 pada Notarissemakin cepat tingkat pengembalian Tueswandi Second Putra, SH; c)investasinya, maka usaha tersebut Pengesahan Perubahan Anggaran Dasarsemakin baik untuk dilaksanakan Kopermas Tuah Musapat Nomor:(Kasmir, 2010). Payback period dapat 17/BH/PAD/1.1/X/Tahun 2012 tanggaldirumuskan sebagai berikut: 10 Oktober 2012; d) Situ : No. 497/503/ 02-KPPT/XI/2015 tanggal 06 Nopember 2015; e) TDP: No. 01062600068 tanggal 06 Nopember= ℎ − 2015; f) S I U P : No. 418/01-HASIL DAN PEMBAHASAN 06/PK/X/2012 tanggal 31 OktoberGambaran Umum Kopermas Tuah 2012; g) NPWP : 01.533.366.9-103.000;Meusapat h) Ketua koperasi Amran Chandra. Pada kegiatan program peremajaan kelapa Kopermas Tuah Meusapat sawit ini Kopermas Tuah Meusapatmerupakan koperasi aktif di Kabupaten telah mendapatkan rekomendasi dariAceh Barat yang beralamat di jalan DPW Apkasindo Aceh dan DPDSinggah Mata II Jurung VI Gampoeng Apkasindo Kabupaten Nagan Raya danKuta Padang Kecamatan Johan Dinas Kehutanan dan PerkebunanPahlawan Mulaboh Kabupaten Aceh Kabupaten Aceh Barat. 30
Secara geografis areal Biaya Peremajaanperemajaan perkebunan kelapa sawit Peremajaan perkebunan kelapaKopermas Tuah Meusapat seluas 400Ha ini berada di kecamatan Woyla sawit yang akan dilaksananakan seluasTimur kabupaten Aceh Barat pada posisi 400 Ha dimana pelaksanaannyaantara 96º03´30´´ dan 96º04´00´´ Bujur dilakukan sekaligus. Kondisi iniTimur serta 4º28´00´´ dan 4º28´30´´ menungkinkan untuk dilaksanakanLintang Utara. Selanjutnya jika ditinjau karena lahan berada pada satudari kesesuaian lahan untuk tanaman hamparan dan infrastruktur jalankelapa sawit lokasi ini memiliki menuju lokasi merupakan jalankesesuaian lahan kelas S1 (Sangat kabupaten yang sudah di aspal.sesuai), S2 (cukup sesuai) dan sedikit S2 Mudahnya mobilisasi alat, orang dan(sesuai terbatas), sehingga perencanaan barang untuk mendukung pelaksanaanproduksi akan mengikuti rata-rata pekerjaan akan sangat membantuproduksi pada tiga kesesuaian lahan pelaksanaan peremajaan kebun kelapatersebut. sawit. Secara keseluruhan total biayaMenurut Sutarta dan Rahutomo peremajaan kebun kelapa sawit(2010) dan Pahan (2010) produksi Kopermas Tuah Meusapat 400 Ha dantanaman kelapa sawit akan mengikuti per Ha dapat dilihat pada Tabel 1.kelas kesesuaian lahan penanamankelapa sawit. Semakin sangat sesuai Berdasarkan Tabel 1 biayakelas lahannya maka akan semakin Investasi peremajaan tanaman kelapatinggi produksi kelapa sawit yang sawit Kopermas Tuan Meusapat secaradihasilkan dan semakin rendah input keseluruhan atau 400 Ha berjumlah Rp.produksi yang harus diberikan pada 24.000.000.000,- atau Rp. 60.000.000,-lahan dan tanaman, akibatnya per Ha. Porsi pendanaan yangkeuntungan yang diperoleh akan digunakan Rp. 10.000.000.000,- atausemakin tinggi. Rp. 25.000.000,- per Ha dari dana hibahUntuk menjangkau lokasi BPDP Sawit (41,67 %) dan Rp.perkebunan dapat dilalui dengan jalan 15.000.000.000,- atau Rp. 35.000.000,-darat yang kondisinya cukup baik sejauh per Ha dari dana sharing petani (58,33± 25 Km dari kota Meulaboh ibukota %). Perhitungan porsi seperti ini sesuaikabupaten Aceh Barat dan lokasi petunjuk untuk mendapatkan danaberada ditepi jalan kabupaten yang hibah peremajaan perkebunan kelapakodisinya sudah diaspal. Menurut sawit dari BPDP Sawit Indonesia. Rata –Pardamean (2008) salah satu faktor rata kebutuhan biaya peremajaanpenentu keberhasilan dalam perkebunan kelapa sawit sampaipembangunan kebun kelapa sawit dengan siap panen atau TM1adalah ketersediaan infrastrukur berdasarkan standar biaya Departementerutama jalan, baik menuju lokasi Perkebunan Republik Indonesia sebesarmaupun di dalam lokasi. Jalan yang Rp. 60.000.000,-. BPDP Sawit hanyabaik menuju dan di dalam lokasi akan membiaya peremajaan sebesar Rp.memudahkan transportasi keluar 25.000.000,- per Ha (41,67 %) karenamasuknya orang dan barang menuju menganggap petani sudah memiliki asetlokasi termasuk memudahkan dalam atau tabungan dari kebun yang sudahtransportasi produksi kelapa sawit dari ada sehingga Rp. 35.000.000,- per Hakebun ketika panen kelapa sawit dari biaya peremajaan (58,33 %) harusberlangsung. disediakan oleh petani. 31
Tabel 1. Biaya Peremajaan, Porsi Pendanan Hibah BPDP Sawit dan Dana sharing Petani PeremajaanPerkebunan Kelapa Sawit Petani Kopermas Tuah Meusapat Per 400 Ha dan Per Ha. URAIAN 2018 TAHUN 2020 JUMLAH PER JUMLAH 2019 2021 400 HA (Rp) PER HA (Rp)I. PRA INVESTASI 109,918,190 109,918,190 274,795.48II. INVESTASI TANAMAN 10,524,114,349 10,524,114,349 26,310,286 1. TBM - 0 2,069,897,460 5,174,744 2. TBM - 1 2,069,897,460 2,437,620,000 6,094,050 3. TBM - 2 2,460,780,000 6,151,950 4. TBM - 3 2,437,620,000III. INVESTASI NON TANAMAN - Pekerjaan Sipil 2,460,780,000 - Gaji 4,655,270,000 435,600,000 435,600,000 4,655,270,000 11,638,175 435,600,000 435,600,000 1,742,400,000 4,356,000JUMLAH INVESTASI PEREMAJAAN 15,724,902,539 2,505,497,460 2,873,220,000 2,896,380,000 24,000,000,000 60,000,000 10,000,000,000 25,000,000SUMBER DANA HIBAH BPDP SAWIT 1,197,175,000 14,000,000,000 35,000,000 1,676,045,000DANA SHARING PETANI 2,873,220,0001 Skim - I 1,197,175,000 838,022,500Dana Hibah BPDP Sawit (1) 6,552,042,725 1,043,957,275 838,022,500 1,206,825,000 10,000,000,000 25,000,000 201,125,400 1,689,555,000 14,000,000,000 35,000,000Sahring 100% Dana Petani (2) 9,172,859,814 1,461,540,185 2,896,380,000 24,000,000,000 60,000,000 1,039,147,900Jumlah Skim -I (1+2) 15,724,902,539 2,505,497,460 1,877,170,400 3,074,345,4002 Skim - II 1,197,175,000Dana Hibah BPDP Sawit (1) 6,552,042,725 1,043,957,275 1,676,045,000 1,206,825,000 10,000,000,000 25,000,000 844,777,500 7,000,000,000 17,500,000Sharing 50 % Dana Petani (2) 4,586,429,907 730,770,093 402,250,800 844,777,500 7,000,000,000 17,500,000 2,078,295,800 101,373,300 2,767,062,289Sharing 50 % Kredit Bank (3) 4,586,429,907 730,770,093 2,078,295,800 946,150,800 9,767,062,289 6,917,656 3,275,470,800 24,417,656Bunga Bank 12 %/tahun (Anuitas) (4) 2,201,486,355 263,077,233 1,790,928,300 16,767,062,288 41,917,656 2,997,753,300 26,767,062,288 66,917,656Pokok Kredit + Bunga Bank (5=3+4) 6,787,916,263 993,847,326Beban Petani (6=5+2) 11,374,346,170 1,724,617,418Jumlah Skim - II (6+1) 17,926,388,895 2,768,574,6943 Skim - IIIDana Hibah BPDP Sawit (1) 6,552,042,725 1,043,957,275 1,206,825,000 10,000,000,000 25,000,000 1,689,555,000 14,000,000,000 35,000,000Sharing 100 % Dana Kredit Bank (2) 9,172,859,814 1,461,540,185 13,835,311 202,746,600 5,534,124,578 48,835,311Bunga Bank 12 %/tahun (Anuitas)(3) 4,402,972,711 526,154,467 1,892,301,600 19,534,124,577 48,835,311 1,892,301,600 19,534,124,577 73,835,311Pokok Kredit + Bunga Bank (4=2+3) 13,575,832,525 1,987,694,652 3,099,126,600 29,534,124,577Beban Petani (5=4) 13,575,832,525 1,987,694,652Jumlah Skim - III (5+1) 20,127,875,250 3,031,651,927Sumber : Data Penelitian (diolah, 2016) Tujuan lain dari pembiayaan Jadwal penarikan dana58,33 % yang harus disediakan petani disesuaikan dengan kebutuhanini adalah untuk membangun rasa kegiatan. Penarikan pertama dilakukantanggung jawab dan jiwa memiliki pada tahun 2018 oleh karena rencanakebun serta mendidik petani kelapa kegiatan dimulai pada tahun 2018sawit menjadi petani mandiri dan sampai dengan tahun 2021 atauprofesional (Anonymous b, 2016), tanaman berumur 3 tahun menujuselanjutnya hasil penelitian yang umur mulai berbuah. Selanjutnyadilakukan oleh Warnaningsing (2011) dalam tahun kegiatan berjalanmenunjukkan bahwa rasa tanggung penarikan disesuaikan denganjawab dan jiwa memiliki yang tinggi kebutuhan dan kemajuan pekerjaan.seseorang terhadap suatu usaha akan Proses penjadwalan penarikan dana inimempengaruhi keberhasilan usaha kecil dilakukan dalam rangka kontroldi kota Semarang. Dengan demikian keuangan yang perlu dilakukan baiktujuan proyek membebankan dana untuk kepentingan BPDP Sawit sebagaisharing pada petani kelapa sawit adalah penyedia dana hibah, pihak perbankanuntuk menciptakan rasa tanggung sebagai penyalur kredit dan penyalurjawab petani yang akhirnya diharapkan dana hibah. Penjadwalan ini jugaakan mendorong keberhasilan penting bagi manajemen kebun untukperemajaan kelapa sawit yang pengawasan per periode kegiatan,direncanakan. 32
pertanggung jawaban keuangan dan dari kredit bank Rp. 17.500.000,-kemajuan kerja fisik kegiatan. bunga bank anuitas selama masaMenurut Sholeh (2014) ada tiga konstruksi 12 % Rp. 6.917.656,-,hal yang sangat penting dalam maka total kebutuhan danamenentukan keberhasilan suatu proyek peremajaan Rp. 66.917.656,-.yaitu perencanaan, penjadwalan dan c. Skim-III dana petani 100 % daripengendalian proyek. Ketiga hal kredit perbankan Rp. 35.000.000,-tersebut merupakan satu kesatuan yang bunga bank anuitas selama masaharus dilaksanakan secara berurutan. konstruksi 12 % Rp. 13.835.311,-,Selanjutnya Tampubolon (2005) maka total kebutuhan danadan Barry( 2006) menyatakan bahwa peremajaan Rp. 73.835.311,-.penjadwalan merupakan kumpulankebijaksanaan dan mekanisme di sistem Jika dilihat dari total biayaoperasi yang berkaitan dengan urutan peremajaan yang harus ditanggungkerja yang dilakukan untuk petani dari ke tiga Skim yangmengurutkan dan membagi waktu direncanakan menunjukkan bahwauntuk seluruh kegiatan proyek sehingga semakin petani tidak memiliki danapekerjaan proyek lebih mudah dan sendiri maka akan semakin besartertata untuk dilaksanakan. jumlah biaya yang ditanggungnya.Pada penjadwalan penggunaan Perincian biaya peremajaan yangdana, baik yang bersumber dari hibah direncanakan untuk peremajaan kebunBPDP sawit maupun dari dana sharing kelapa sawit baik dana hibah BPDPpetani berdasarkan skim pola yang maupun dana petani sendiriditawarkan tetap mengikuti sebagaimana Tabel 2.penjadwalan yang disepakati dalam Tabel 2. Biaya Peremajaan Kebun Kelapa Sawit Per Ha yang Menjadi Beban Petaniperencanaan proyek. Sebelum danahibah diberikan dari BPDP sawit, petani % BERDASAharus menyediakan dana sharingnya JUMLAH RKANpada bank negara yang ditunjuk. NO URAIAN DANA (Rp) DANASumber dana boleh murni atau 100 % HIBAH BDPDdari dana petani, 50 % dana petani dan50 % pinjaman bank atau 100 % Dana Hibah 1 BPDDP 25.000.000 0,00%pinjaman bank. SawitPada perhitungannya dana Skim-I Dana 35.000.000 140,00% 2 Petanihibah BPDP Sawit dalam 4 tahun atau (100%)selama masa peremajaan akandisalurkan Rp. 10.000.000.000, - per Skim-II Dana Petani (50%)400 Ha atau Rp. 25.000.000,- per Ha. 3 Pinjaman 41.917.656 167,67%Sedangkan untuk dana sharing dari Bank (50%)petani Rp. 14.000.000.000,- per 400 Ha Skim-III 48.835.311 195,34% Pinjamanatau Rp. 35.000.000,- per Ha dengan Bank (100%)pola skim penyediaan sebagai berikut :a. Skim-I 100 % dana langsung dari Sumber : Data Penelitian (diolah, 2016)petani Rp. 35.000.000,- per Ha, Tabel 2. Menunjukkan bahwamaka total kebutuhan dana jika porsi dana hibah BPDP Sawit yangperemajaan Rp. 60.000,000,-; dijadikan sebagai tolak ukur maka padab. Skim-II 50 % dana langsung dari skim – I petani 100 % menggunakanpetani Rp. 17.500.000,- dan 50 % 33
dana sendiri maka petani harus Menurut Mulyana (2007)mengeluarkan dana Rp. 35.000.000,- penetapan harga CPO di dalam negeriatau 140,00 %, jika pada skim –II Rp. sangat ditentukan oleh harganya di41.917.656,- atau 167,67 % dan pada Kuala Lumpur dan Rotterdam dimanaskim-III Rp. 48.835.311,- atau 195,34 %. harga CPO di Rotterdam sangat terkaitSemakin besar pinjaman petani pada dengan situasi permintaargan danperbankan maka akan semakin besar penawaran minyak kedelai sebagaibeban biaya peremajaan kebun kelapa bahan substitusi penting minyak gorengsawit yang harus ditanggung petani. asal kelapa sawit. Produk akhir yangMenurut Fitri (2016) bunga kredit paling menentukan gejolak harga dalammerupakan pendapatan perbankan indutri kelapa sawit adalah hargayang menjadi komponen biaya bagi minyak goreng. Harga minyak gorengpenerima pinjaman, semakin besar merupakan acuan utama bagi hargapinjaman maka akan semakin besar CPO, selanjutnya harga CPO merupakanbunganya yang akhirnya akan acuan utama bagi harga TBS petani.memperbesar total biaya yang harus Selain itu harga pembelian TBS jugadikeluarkan. diatur berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan PerkebunanDari Segi Pemasaran. No. 627/Kpts.II/1998, dan Peraturan Asumsi harga jual TBS ke Pabrik Menteri Pertanian No. 395//Kpts/OT.yang digunakan dalam perhitungan 140/11/2005 dalam rumus harga TBS.sebesar Rp. 1.900,- yang merupakan Berdasarkan rumus harga pembelianrata – rata harga TBS dalam satu tahun tersebut yang menjadi komponenterakhir, dengan trend harga 5 tahun tertimbang adalah harga CPO lokal.terakhir ini dan perkiraan kebutuhan Analisa Keuangan.minyak sawit domestik daninternasional akan meningkat. Analisa keuangan dilakukanPenetapan harga TBS di pabrik akan untuk menentukan apakah suatumengikuti harga CPO di pasar proyek akan layak untuk dilaksanakanInternasional sehingga diperkirakan atau dibiayai secara finansial atau tidak.harga TBS akan tembus Rp. 2.000,- pada Adapun parameter yang dianalisa dantahun 2021-2011 ketika kebun yang hasil analisanya adalah sebagaimanadiremajakan mulai panen. Tabel 3.Tabel 3. Perkiraan NPV, B/C ratio, IRR, Payback Period dan BEP Peremajaan Kebun Kelapa Sawit Kopermas Tuah Meusapat 400 Ha.NO URAIAN NPV (Rp) B/C IRR Pay Back BEP RATIO (%) Period Produksi TBS (Kg) 8 Tahun 31 Skim-I Dana Petani (100%) 31.667.790.000 2,42 23,26 Bulan 12.631.5792 Skim-II Dana Petani (50%) 28.998.922.000 2,16 22,33 8 Tahun 9 14.087.928 Pinjaman Bank (50%) Bulan3 Skim-III Pinjaman Bank 15.547.978 1,56 18,33 10 Tahun 15.544.278 (100%) 3 BulanSumber : Data Penelitian (diolah, 2016)Net Present Value ( NPV ). 12 % sesuai perkiraan inflasi maksimum Perhitungan nilai Net Present diperoleh nilai yang terbalik dimana semakin besar biaya proyek akanValue atau NPV dengan discont faktor 34
semakin kecil NPV nya. Pada skim-I NPV Pada skim-I PBOP 8 tahun 3 bulan; skim-Rp. 31.667.790.000,-; skim-II Rp. II 8 tahun 9 bulan; dan skim-III 10 tahun28.998.992.000,-; dan skim-III Rp. 3 bulan. Keseluruhan nilai PBOP pada15.547.978.000,-. Keseluruhan angka ini ke tiga skim masih di bawah umurmenunjukkan nilai positif, dengan ekonomis proyek atau umur produktifdemikian jika ditinjau dari analisa NPV tanaman, dengan demikian dapatmaka proyek layak untuk dilaksanakan disimpulkan bahwa proyek layak untukkarena pada df 12% jumlah pendapatan dilaksanakan.yang dihasilkan lebih besar dari jumlah Break Evant Pointpengeluaran. Perhitungan Break Evant PointNet Benefit Cost Ratio ( Net BCR ). atau titik pulang pokok yang dihitung adalah untuk produksi TBS. Perhitungan nilai Net B/C Ratio Berdasarkan perhitungan BEP produksiproyek yang diperoleh mengikuti diketahui bahwa nilai BEP produksikebalikan dari biaya investasi yang mengikuti biaya investasi yangdikeluarkan, semakin besar investasi dikeluarkan, semakin besar investasimaka akan semakin kecil nilai B/C ratio. maka akan semakin besar BEPPada skim-I B/C Ratio 2,41; skim-II 2,16; produksinya. Pada skim-I BEPdan skim-III 1,56. Keseluruhan nilai B/C 12.631.579 Kg TBS; skim-II 14.087.928Ratio pada ke tiga skim lebih besar dari Kg TBS; dan skim-III 15.544.276 Kg TBS.1 maka proyek yang direncanakan layak Nilai BEP produksi pada masing-masinguntuk dilaksanakan karena proyek skim masih di bawah total produksidapat memberikan output yang lebih selama umur produktif tanaman,besar dari input yang dimasukkan, atau dengan demikian dapat disimpulkanproyek akan memberikan nilai benefit bahwa proyek layak untuk dilaksanakan.sejumlah nilai B/C Ratio dari tiap rupiahbiaya yang dikeluarkan. PENUTUPInternal Rate of Ratio ( IRR ). Kesimpulan Perhitungan nilai IRR proyek 1. Peremajaan kebun kelapa sawityang diperoleh juga mengikuti kebalikandari biaya investasi yang dikeluarkan, petani Kopermas Tuah Meusapatsemakin besar investasi maka akan seluas 400 Ha direncanakansemakin kecil nilai IRR nya. Pada skim-I menggunakan bantuan dana HibahIRR 23,26 %; skim-II 22,33 %; dan skim- BPDP Sawit dan sharing danaIII 18,33 %. Keseluruhan nilai IRR pada petani, nilai hibah BPDP Sawitke tiga skim lebih besar dari nilai df 12 sebesar Rp. 25.000.000,- dan% maka proyek direncanakan layak sharing dana petani Rp.untuk dilaksanakan karena proyek akan 35.000.000,- per Ha dengan totalmemberikan keuntungan lebih besar kebutuhan fisik peremajaan kebundari bunga bank atau inflasi yang Rp. 60.000.000,- per Ha atau Rp.diperkirakan. 25.000.000.000,-per 400 Ha.Pay Bac kof Period. 2. Skim pendanaan menganut 3 pola antara lain : Berdasarkan perhitungan Pay a. Skim-I 100 % dana langsungBack Of Period atau masa pulangpokok dapat diketahui bahwa masa Pay dari petani Rp. 35.000.000,- perBack Of Period proyek mengikuti Ha, maka total kebutuhan danabiaya investasi yang dikeluarkan, peremajaan Rp. 60.000,000,-semakin besar investasi maka akan per Ha;semakin lama masa pulang pokoknya. 35
b. Skim-II 50 % dana langsung dari DAFTAR PUSTAKApetani Rp. 17.500.000,- dan 50 Anonymous a, 2016, Mitos VS Fakta% dari kredit bank Rp. Industri Minyak Sawit Indonesia17.500.000,- bunga bank Dalam Isu Sosial, Ekonomi dananuitas selama masa konstruksi Lingkungan Global, Bogor, Palm12 % Rp. 6.917.656,-, maka total Oil Agribusiness Stategic Policykebutuhan dana peremajaan Institute (PASPI).Rp. 66.917.656,- per Ha. Anonymous b, 2016, Petunjukc. Skim-III dana petani 100 % dari Mendapatkan Dana Hibahkredit perbankan Rp. Peremajaan Perkebunan Kelapa35.000.000,- bunga bank Sawit Rakyat, Jakarta, Badananuitas selama masa konstruksi Pengelola Dana Perkebunan12 % Rp. 13.835.311,-, maka Kelapa Sawit (BPDP Sawit) –total kebutuhan dana Indonesia Estate Corp Fund forperemajaan Rp. 73.835.311,- Palm Oil / IECF Palm Oilper Ha. Dishutbun Aceh Barat, 2015, Data3. Ketiga pola skim pendanaan Pokok Tanaman Perkebunanmemiliki peluang yang sama untuk Kabupaten Aceh Barat,dilaksanakan tergantung pada Meulaboh, Dishutbun Acehkemampuan keuangan petani, Barat.namun pola skim-III yang paling Fahmi, Irham, 2014, Manajemenbesar biayanya. Keuangan Perusahaan dan4. Secara kelayakan proyek Pasar Modal, Jakarta, Mitraberdasarkan kreteria NPV, IRR, B/C Wacana Media.Ratio, Payback Period dan BEP Fitri, M, 2016, Peranan Dana PihakProduk ke tiga skim layak Ketiga dalam Kinerja Lembagadilaksanakan karena nilai – nilai Pembiayaan Syariah dan Faktorperhitungannya berada di dalam – faktor yangpada kreteria kelayakan proyek. Mempengaruhinya, Jurnal Economica Volume VII EdisiSaran 1/Mei 2016, Fakultas Ekonomi1. Agar program peremajaan kebun dan Bisnis Islam, UIN Walisongo Semarang kelapa sawit Kopermas Tuah Jumingan, 2011. Studi Kelayakan Bisnis. Meusapat dapat terrealisasi maka Bumi Aksara. Jakarta pihak Koperasi perlu lebih aktif dan Kashmir dan Jakfar. 2010. Studi intensif dalam pengurusan Kelayakan Bisnis. Kencana pendanaan baik pada BPDP Sawit Prenada Media. Grup. Jakarta maupun pihak perbankan yang Mulyana, A, 2007, Penetapan Harga ditunjuk sebagai bank pelasana. Tandan Buah Segar Kelapa2. Meskipun secara perhitungan Sawit di Sumatera Selatan dari kelayakan proyek layak dilaksanakan Prespektif Pasar Monopoli namun agar pelaksanaannya dapat Bilateral, Jurusan Sosial berlangsung dengan baik maka perlu Ekonomi Pertanian Fakultas perencanaan, pelaksanaan dan Pertanian dan Program pengawasan yang sesuai dengan Pascasarjana Universitas standar peremajaan kebun yang Sriwijaya, Palembang. baik. 36
Sholeh, MN, 2014, Peran Penjadwalan,dan Pengendalian dalamKesuksesan Proyek Konstruksi,Studi Kasus: ProyekPembangunan Gedung KuliahUtama Fakultas TeknikUniversitas Diponegoro,Manajemen KonstruksiMagister Teknik Sipil UniversitasDiponegoro, SemarangSutarta, E.S dan Rahutomo, S. 2010.New Standart for FFB Yield ofIOPRI’S Planting MaterialsBased on Land SuaitabilityClass. Medan. Indonesian OilPalm Research Institute (IOPRI).Tampubolon, M, 2005, ManajemenKeuangan, Edisi Pertama,Jakarta: Ghalia IndonesiaPrawita, Desi, 2015, Bea Keluar danPungutan Dana Perkebunanatas Ekspor Kelapa Sawit, CPOdan Produk Turunannya, WartaBea Cukai, Volume 47, Nomor 9September 2015.Warnaningsih, MK, 2011, AnalisisModernitas SikapKewirausahaan danHubungannya denganKeberhasilan Unit Usaha KecilTahu Serasi Bandungan,Departemen Agribisnis IPB,Bogor. 37
ANALISIS PEMBIAYAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT RAKYATKOPERMAS TUAH MEUSAPAT MELALUI DANA SKIM HIBAH BPDP SAWIT INDONESIA DI KABUPATEN ACEH BARAT Aswin NasutionProgram Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar [email protected] ABSTRACTThe Indonesian government established PP. Number 24 Year 2015 about Plantation FundsFunding and Prepres No. 61 Year 2015 about the Collection and Use its funds from the collectionof export of CPO and its derivatives. The collection and management funds conducted byIndonesian Oil Palm BPDP. Results of research conducted that Tuah Meusapat Kopermas that willdo the rejuvenation of oil palm plantation using BPDP oil palm grant shows that rejuvenationfarmers oil palm plantation 400 hectare are use oil palm BPDP Rp. 25,000,000,- and sharing offarmers funds Rp. 35,000,000, - per hectare with total rejuvenation fund of Rp. 24,000,000,000, -per 400 hectare. Three alternative funding schemes show : 1) Skim-I 100% farmer’s funds Rp.35,000,000, - per hectare, requirement of Rp. 60,000,000, - per hectare; 2) Skim-II 50% farmer'sfund Rp. 17,500,000, - and 50% bank credit Rp. 17,500,000, - interest annuity bank duringconstruction 12% Rp. 6,917,656, -, l requirement Rp. 66,917,656, - per hectare; and 3) Skim-IIIfarmers fund 100% of banking credit Rp. 35,000,000, - interest annuity bank during construction12% Rp. 13,835,311, -, the total requirement of Rp. 73,835,311, - per hectare. The three fundingschemes have equal opportunities to be implemented, but depends on the financial capacity offarmers. The baseb of project feasibility on NPV, IRR, B / C Ratio, Payback Period and BEP theproducts creterias the three schemes are feasible.Keyword: BPDP Oil Palm, Grants, Sharing and Project FeasibilityPENDAHULUAN Pada tahun 2014 dengan luas Bagi Indonesia CPO merupakan 10 juta Ha kebun kelapa sawit, Indonesia memproduksi 29 juta ton CPOsalah satu produk unggulan dan menguasai 53 % produk CPO dunia,perkonomian sektor perkebunan, dengan volume ekspor 20,43 juta tonkarena CPO merupakan salah satu CPO dan turunannya yang memberikanproduk tanaman kelapa sawit yang devisa negara sebesar 21,1 milyar US$.memenuhi persayaratan sumber daya Cerahnya prospek komoditi minyakalam tangguh dan berkelanjutan. kelapa sawit dalam perdaganganKetangguhan ini dicirikan dengan minyak nabati dunia telah mendorongkeberadaannnya yang cukup melimpah pemerintah Indonesia memacuserta dapat dieksploitasi dengan pengembangan areal perkebunanmengandalkan tekhnologi setempat dan kelapa sawitnya (Anonymous a, 2016).merupakan sumberdaya alam yangdapat diperbaharui (renewable Dalam mengatur perkelaparesources) karena kecocokan dengan sawitan di dalam negeri pemerintahlahan, lingkungan dan iklim setempat. menetapkan beberapa regulasiKeberadaan sumberdaya alam tersebut diantaranya adalah PP No. 24 Tahuntidak dapat digantikan dengan produk 2015 tentang Penghimpunan Danalain yang lebih murah dan produk Perkebunan dan Perpres No. 61 Tahunturunannya mudah habis sehingga 2015 tentang Penghimpunan danharus terus diproduksi untuk Penggunaan Dana Perkebunan Kelapamencukupi permintaan. Sawit. Regulasi yang diberlakukan tanggal 25 Mei 2015 ini mengatur 26
penghimpunan dan penggunaan dana petani harus menyiapkan dana lainperkebunan kelapa sawit dari pelaku sebesar Rp. 35.000.000,- dalamusaha. Dengan terbitnya regulasi ini mencukupi kebutuhan danapemerintah melakukan pemungutan peremajaan, baik seluruhnya dari danadana kelapa sawit, CPO dan turunannya sendiri, 50 % dari dana sendiri dan 50 %yang diekspor dengan besaran antara dari kredit perbankan atau 100 % danaUS$ 10 – 50 per ton. Adapun sharing berasal kredit perbankanmekanisme pungutan dana perkebunan (Anonymous b, 2016).dan Bea Keluar (BK) sesuai Melakukan perhitungan biayaketentuannya adalah jika harga CPO peremajaan kelapa sawit dari beberapatidak lebih dari US$ 750 per ton maka skim hibah sangatlah penting, karena inihanya dipungut dana perkebunan menyakut dengan perencanaansedangkan jika harga CPO lebih dari US$ keuangan yang akan digunakan.750 per ton maka dipungut dana Menurut Fahmi (2014) perencanaanperkebunan dan bea keluar. keuangan merupakan kajian tentangSelanjutnya kutipan dana perkebunan penempatan uang yang akan digunakanini dikelola oleh suatu Badan Layanan sehingga memberikan panduan bagiUmum yang bernama Badan Pengelola perubahan dan perkembanganDana Perkebunan Kelapa Sawit atau perusahaan secara berkelanjutan.BPDP Sawit (Prawita, 2015). Selain itu perencanaan keuangan jugaPengelolaan dana perkebunan akan memberikan gambaran kondisi –oleh lembaga ini prinsipnya akan kondisi yang mungkin akan terjadidigunakan untuk kepentingan kemajuan sehingga pelaku bisnis dapat memilihperkebunan kelapa sawit dengan kondisi mana yang layak untukkonsep dari sawit untuk sawit. Kegiatan dilaksanakan dan memberikan arahantersebut antara lain untuk stabilitas dan pada perjalanan bisnis yang baik ataupengembangan pasar sawit, bisnis yang tumbuh berkembang.peremajaan tanaman, sarana dan Sumber sharing dana petaniprasarana, pengembangan sumberdaya dan skim hibah yang ditetapkan BPDPmanusia dan pendidikan, penelitian dan Sawit tentunya memerlukanpengembangan serta promosi dan perhitungan yang tepat. Dimanaadvokasi. Dari berbagai kegiatan perhitungan ini nantinya akantersebut program utama dari berhubungan dengan permohonanpenggunaan dana sawit adalah dana hibah pada BPDP Sawit, kreditperemajaan perkebunan rakyat serta pada perbankan denganpembangunan sarana dan prasarana mengkalkulasikan biaya penanamanuntuk pemberdayaan petani kecil dan perawatan kelapa sawit serta(Anonymous b, 2016) beban bunga kredit pada skim hibahPeremajaan perkebunan kelapa yang berbeda dalam suatu perencanaansawit rakyat sebagai salah satu program keuangan yang komperhensif.BPDP Sawit dilakukan dengan Perhitungan perencanaan keuanganmemberikan hibah dana peremajaan berhubungan dengan skim hibah yangkepada petani kelapa sawit sebesar Rp. akan dipilih petani tentu menjadi25.000.000,- per Ha. Namun dana ini masalah, karena minimnyatidak cukup untuk total kebutuhan dana pengetahuan untuk melakukanperemajaan sampai tanaman perhitungan tersebut. Maka di sinilahmenghasilkan yang jumlahnya peran penelitian untuk menghitungmencapai Rp. 60.000.000,-. Untuk itu 27
perencanaan hibah dengan beberapa untuk peremajaan kelapa sawit diskim yang akan dipilih nantinya Kabupaten Aceh Barat. Kabupaten Aceh Barat memiliki b. Pola skim manakah yang lebihluas tanaman kelapa sawit rakyat memungkinkan untuk dilaksanakan.dengan posisi tanaman belum c. Layakkah peremajaan perkebunanmenghasilkan 2.305 Ha, tanaman kelapa sawit tersebut dilakukan.menghasilkan 4.361 Ha dan tanamanrusak 394 Ha. Dari tanaman Berdasarkan rumusan masalahmenghasilkan 20 % diantaranya sudah yang dikemukakan maka yang menjadilayak untuk diremajakan sehingga total tujuan dalam penelitian ini adalah :luas kebun kelapa sawit rakyat layak a. Melakukan perhitungan beberapadiremajakan 1.266 Ha (Dishutbun AcehBarat, 2015). skim hibah BPDP Sawit untuk Koperasi Peran Serta peremajaan kelapa sawit diMasyarakat atau Kopermas Tuah Kabupaten Aceh Barat.Meusapat adalah salah satu koperasi b. Mendapatkan pola skim yang lebihaktif yang ada di Kabupaten Aceh Barat. memungkinkan untuk dilaksanakan.Koperasi ini beranggotakan petani yang c. Mengetahui kelayakan peremajaanmemiliki lahan kelapa sawit sudah layak perkebunan kelapa sawit tersebutdi remajakan. Melihat peluang program dilakukanrevitalisasi perkebunan kelapa sawit METODOLOGI PENELITIANmelalui bantuan peremajaan yang Tempat dan Waktu Penelitiandisiapkan pada BPDP sawit, maka petaniKopermas Tuah Meusapat berencana Penelitian ini dilaksanakan padamemanfaatkan dana bantuan tersebut. bulan Desember 2016 di Kabupaten Akan tetapi sebagaimana petani Aceh Barat tepatnya pada Kopermaspada umumnya, petani kelapa sawit Tuah Meusapat. Pemilihan lokasiKopermas Tuah Meusapat adalah penelitian dilakukan dengan sengajakelompok masyarakat yang memiliki sehubungan dengan Kopermas Tuahketerbatasan dalam melakukan Meusapat sedang mengajukan danaperhitungan perencanaan keuangan peremajaan kelapa sawit dari BPDPsecara detail apalagi dengan beberapa Sawit untuk lahan seluas 400 Ha dipola skim yang berbeda. Namun di sisi Kecamatan Woyla Timur Kabupatenlain perhitungan ini diperlukan untuk Aceh Barat.mendapatkan hibah dana peremajaan Metoda Pengumpulan dan Analisayang tersedia. Oleh karena itu perlunya Datapenelitian ini dilakukan untukmenghitung skim hibah Badan Metoda pengambilan data yangPengelolan Dana Perkebunan Kelapa digunakan adalah metoda surveySawit ( BPDP Sawit ) dalam beberapa dengan jenis data primer dan datapola skim yang berbeda tersebut. sekunder. Pengumpulan data dilakukan Berdasarkan latar belakang dilakukan melalui pendekatan sebagaiyang dikemukakan maka yang menjadi berikut:rumusan masalah dalam penelitian ini a. Penelitian terhadap izin danadalah :a. Bagaimanakah perhitungan legalitas koperasi, kesesuaian lahanbeberapa skim hibah BPDP Sawit berdasarkan pada kondisi sifat dan spesifikasi tanah, iklim, topografi, land scape, sumber air, akses sarana dan lain – lain. 28
b. Tingkat produksi tandan buah segar = − (TBS) pada berbagai kelas lahan (1 + ) (tingkat produksi lahan, berbagai harga masukan yang harus Dimana : dikeluarkan untuk peremajaan NPV = Nilai Net Present Value tanaman, pemeliharaan tanaman, Bt = Manfaat pada tahun t pemanenan, berbagai dampak Ct = Biaya pada tahun t eksternal (negatif) terhadap i = Tingkat suku bunga lingkungan, dan nilai-nilai yang tidak n = Umur ekonomis proyek dapat dihitung (intangible values) t = Waktuc. Penelitian terhadap perencanaan IRR (Internal Rate of Return) peremajaan dan sumberdaya yang IRR adalah tingkat tersedia serta kondisi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di sekitar proyek pengembalian internal selama umur sebagai penampungan dan penentu proyek. IRR merupakan discount rate harga produksi Tandan Buah Kelapa yang menjadikan manfaat bersih Sawit ( TBS ) yang dihasilkan. sekarang sama dengan nol. Nilai IRR yang lebih besar atau sama denganMetoda Analisa Data faktor discount rate yang telah ditentukan,a. Mengidentifikasikan maka usaha layak dilaksanakanperizinan dan kelayakan lahan sedangkan jika IRR lebih kecil dariuntuk peremajaan kelapa sawit. discount rate yang telah ditentukan,b. Mengembangkan perhitungan maka usaha tidak layak untukdalam suatu lembaran kerja dilaksanakan (Jumingan, 2011). Rumus(spreadsheet dengan menggunakan yang digunakan adalah sebagai berikut:Excel) sehingga memungkinkanuntuk melakukan penyesuaianvariabel secara fleksibel. Semuaperhitungan nilai variabel biaya dan = + − (− )manfaat proyek dilakukan dalam Dimana :satuan per unit (per hektar). IRR = Nilai IRRc. Melakukan analisis perkiraan i1 = Discountrate yangterhadap biaya potensial yang menghasilkan NPV positifmungkin dapat terjadi sebagai I2 = Discountrate yangakibat beberapa pola skim hibah menghasilkan NPV negatifyang ditawarkan. NPV1 = NPV yang bernilai positifd. Melakukan model analisis kelayakan NPV2 = NPV yang bernilai negatifinvestasi yang antara lain : Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)Net Present Value (NPV) Net B/C merupakan NPV suatu proyek adalah perbandingan antara NPV total darimanfaat bersih yang diperoleh selama manfaat bersih terhadap total dariumur proyek. Kriteria dan keputusan biaya bersih. Metode ini digunakandalam analisis ini adalah layak jika untuk melihat berapa besar manfaatNPV>0 sedangkan bila NPV<0, usaha bersih yang dapat diterima suatutersebut tidak layak untuk di usahakan proyek untuk setiap investasi yang(Jumingan,2011). Rumus yang dikeluarkan. Bila Net B/C lebih besardigunakan adalah sebagai berikut: 29
sama dengan 1 usaha dianggap layak Barat. Sebagai pengelola kegiatanuntuk dilaksanakan dan jika B/C kurang peremajaan perkebunan koperasi inidari 1 maka usaha tidak layak untuk memiliki anggota koperasi pemilikdilaksanakan (Jumingan, 2011). Rumus kebun yang akan diremajakan seluasyang digunakan adalah sebagai berikut: 400 Ha yang berada di kecamatan Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat. / Kebun kelapa sawit petani ini layak diremajakan karena rata – rata sudah − ( − > 0) berumur di atas 20 tahun atau tahun (1 + )= tanam 1996 – 1997. − Menurut Pahan (2010) dan 1+ ( − < 0) Sunarko (2013) tanaman kelapa sawitDi mana, sudah layak diremajakan pada umur 20Net B/C= Nilai B/C RatioBt = Total penerimaan pada tahun tahun dan jika sudah berumur diatas 25 tahun tanaman sudah tidak layakke-t diusahakan secara ekonomis, hal iniCt = Total biaya pada tahun ke-ti = Tingkat diskonto yang berlaku karena selain produksinya sudah jauh menurun proses panen yang dilakukann = Umur ekonomi proyek juga sudah sulit karena tanaman sudahPayback Period tinggi. Sebagai sebuah badan usaha Payback Period merupakan Kopermas Tuah Musapat memilikisalah satu metode dalam menilai legalitas perizinan antara lain : a)kelayakan suatu investasi, yang Pengesahan Akta Pendirian Kopermasdigunakan untuk mengukur periode Tuah Meusapat Nomor: No.pengembalian modal. Dasar yang 62/BH/KDK. 1.6/V/1999 tanggal 12 Meidigunakan untuk perhitungan adalah 1999; b) Akta Perubahan Pendirianaliran kas (Net Cashflow). Semakin kecil Kopermas Tuah Meusapat No. 05angka yang dihasilkan mempunyai arti tanggal 09 Oktober 2012 pada Notarissemakin cepat tingkat pengembalian Tueswandi Second Putra, SH; c)investasinya, maka usaha tersebut Pengesahan Perubahan Anggaran Dasarsemakin baik untuk dilaksanakan Kopermas Tuah Musapat Nomor:(Kasmir, 2010). Payback period dapat 17/BH/PAD/1.1/X/Tahun 2012 tanggaldirumuskan sebagai berikut: 10 Oktober 2012; d) Situ : No. 497/503/ 02-KPPT/XI/2015 tanggal 06 Nopember 2015; e) TDP: No. 01062600068 tanggal 06 Nopember= ℎ − 2015; f) S I U P : No. 418/01-HASIL DAN PEMBAHASAN 06/PK/X/2012 tanggal 31 OktoberGambaran Umum Kopermas Tuah 2012; g) NPWP : 01.533.366.9-103.000;Meusapat h) Ketua koperasi Amran Chandra. Pada kegiatan program peremajaan kelapa Kopermas Tuah Meusapat sawit ini Kopermas Tuah Meusapatmerupakan koperasi aktif di Kabupaten telah mendapatkan rekomendasi dariAceh Barat yang beralamat di jalan DPW Apkasindo Aceh dan DPDSinggah Mata II Jurung VI Gampoeng Apkasindo Kabupaten Nagan Raya danKuta Padang Kecamatan Johan Dinas Kehutanan dan PerkebunanPahlawan Mulaboh Kabupaten Aceh Kabupaten Aceh Barat. 30
Secara geografis areal Biaya Peremajaanperemajaan perkebunan kelapa sawit Peremajaan perkebunan kelapaKopermas Tuah Meusapat seluas 400Ha ini berada di kecamatan Woyla sawit yang akan dilaksananakan seluasTimur kabupaten Aceh Barat pada posisi 400 Ha dimana pelaksanaannyaantara 96º03´30´´ dan 96º04´00´´ Bujur dilakukan sekaligus. Kondisi iniTimur serta 4º28´00´´ dan 4º28´30´´ menungkinkan untuk dilaksanakanLintang Utara. Selanjutnya jika ditinjau karena lahan berada pada satudari kesesuaian lahan untuk tanaman hamparan dan infrastruktur jalankelapa sawit lokasi ini memiliki menuju lokasi merupakan jalankesesuaian lahan kelas S1 (Sangat kabupaten yang sudah di aspal.sesuai), S2 (cukup sesuai) dan sedikit S2 Mudahnya mobilisasi alat, orang dan(sesuai terbatas), sehingga perencanaan barang untuk mendukung pelaksanaanproduksi akan mengikuti rata-rata pekerjaan akan sangat membantuproduksi pada tiga kesesuaian lahan pelaksanaan peremajaan kebun kelapatersebut. sawit. Secara keseluruhan total biayaMenurut Sutarta dan Rahutomo peremajaan kebun kelapa sawit(2010) dan Pahan (2010) produksi Kopermas Tuah Meusapat 400 Ha dantanaman kelapa sawit akan mengikuti per Ha dapat dilihat pada Tabel 1.kelas kesesuaian lahan penanamankelapa sawit. Semakin sangat sesuai Berdasarkan Tabel 1 biayakelas lahannya maka akan semakin Investasi peremajaan tanaman kelapatinggi produksi kelapa sawit yang sawit Kopermas Tuan Meusapat secaradihasilkan dan semakin rendah input keseluruhan atau 400 Ha berjumlah Rp.produksi yang harus diberikan pada 24.000.000.000,- atau Rp. 60.000.000,-lahan dan tanaman, akibatnya per Ha. Porsi pendanaan yangkeuntungan yang diperoleh akan digunakan Rp. 10.000.000.000,- atausemakin tinggi. Rp. 25.000.000,- per Ha dari dana hibahUntuk menjangkau lokasi BPDP Sawit (41,67 %) dan Rp.perkebunan dapat dilalui dengan jalan 15.000.000.000,- atau Rp. 35.000.000,-darat yang kondisinya cukup baik sejauh per Ha dari dana sharing petani (58,33± 25 Km dari kota Meulaboh ibukota %). Perhitungan porsi seperti ini sesuaikabupaten Aceh Barat dan lokasi petunjuk untuk mendapatkan danaberada ditepi jalan kabupaten yang hibah peremajaan perkebunan kelapakodisinya sudah diaspal. Menurut sawit dari BPDP Sawit Indonesia. Rata –Pardamean (2008) salah satu faktor rata kebutuhan biaya peremajaanpenentu keberhasilan dalam perkebunan kelapa sawit sampaipembangunan kebun kelapa sawit dengan siap panen atau TM1adalah ketersediaan infrastrukur berdasarkan standar biaya Departementerutama jalan, baik menuju lokasi Perkebunan Republik Indonesia sebesarmaupun di dalam lokasi. Jalan yang Rp. 60.000.000,-. BPDP Sawit hanyabaik menuju dan di dalam lokasi akan membiaya peremajaan sebesar Rp.memudahkan transportasi keluar 25.000.000,- per Ha (41,67 %) karenamasuknya orang dan barang menuju menganggap petani sudah memiliki asetlokasi termasuk memudahkan dalam atau tabungan dari kebun yang sudahtransportasi produksi kelapa sawit dari ada sehingga Rp. 35.000.000,- per Hakebun ketika panen kelapa sawit dari biaya peremajaan (58,33 %) harusberlangsung. disediakan oleh petani. 31
Tabel 1. Biaya Peremajaan, Porsi Pendanan Hibah BPDP Sawit dan Dana sharing Petani PeremajaanPerkebunan Kelapa Sawit Petani Kopermas Tuah Meusapat Per 400 Ha dan Per Ha. URAIAN 2018 TAHUN 2020 JUMLAH PER JUMLAH 2019 2021 400 HA (Rp) PER HA (Rp)I. PRA INVESTASI 109,918,190 109,918,190 274,795.48II. INVESTASI TANAMAN 10,524,114,349 10,524,114,349 26,310,286 1. TBM - 0 2,069,897,460 5,174,744 2. TBM - 1 2,069,897,460 2,437,620,000 6,094,050 3. TBM - 2 2,460,780,000 6,151,950 4. TBM - 3 2,437,620,000III. INVESTASI NON TANAMAN - Pekerjaan Sipil 2,460,780,000 - Gaji 4,655,270,000 435,600,000 435,600,000 4,655,270,000 11,638,175 435,600,000 435,600,000 1,742,400,000 4,356,000JUMLAH INVESTASI PEREMAJAAN 15,724,902,539 2,505,497,460 2,873,220,000 2,896,380,000 24,000,000,000 60,000,000 10,000,000,000 25,000,000SUMBER DANA HIBAH BPDP SAWIT 1,197,175,000 14,000,000,000 35,000,000 1,676,045,000DANA SHARING PETANI 2,873,220,0001 Skim - I 1,197,175,000 838,022,500Dana Hibah BPDP Sawit (1) 6,552,042,725 1,043,957,275 838,022,500 1,206,825,000 10,000,000,000 25,000,000 201,125,400 1,689,555,000 14,000,000,000 35,000,000Sahring 100% Dana Petani (2) 9,172,859,814 1,461,540,185 2,896,380,000 24,000,000,000 60,000,000 1,039,147,900Jumlah Skim -I (1+2) 15,724,902,539 2,505,497,460 1,877,170,400 3,074,345,4002 Skim - II 1,197,175,000Dana Hibah BPDP Sawit (1) 6,552,042,725 1,043,957,275 1,676,045,000 1,206,825,000 10,000,000,000 25,000,000 844,777,500 7,000,000,000 17,500,000Sharing 50 % Dana Petani (2) 4,586,429,907 730,770,093 402,250,800 844,777,500 7,000,000,000 17,500,000 2,078,295,800 101,373,300 2,767,062,289Sharing 50 % Kredit Bank (3) 4,586,429,907 730,770,093 2,078,295,800 946,150,800 9,767,062,289 6,917,656 3,275,470,800 24,417,656Bunga Bank 12 %/tahun (Anuitas) (4) 2,201,486,355 263,077,233 1,790,928,300 16,767,062,288 41,917,656 2,997,753,300 26,767,062,288 66,917,656Pokok Kredit + Bunga Bank (5=3+4) 6,787,916,263 993,847,326Beban Petani (6=5+2) 11,374,346,170 1,724,617,418Jumlah Skim - II (6+1) 17,926,388,895 2,768,574,6943 Skim - IIIDana Hibah BPDP Sawit (1) 6,552,042,725 1,043,957,275 1,206,825,000 10,000,000,000 25,000,000 1,689,555,000 14,000,000,000 35,000,000Sharing 100 % Dana Kredit Bank (2) 9,172,859,814 1,461,540,185 13,835,311 202,746,600 5,534,124,578 48,835,311Bunga Bank 12 %/tahun (Anuitas)(3) 4,402,972,711 526,154,467 1,892,301,600 19,534,124,577 48,835,311 1,892,301,600 19,534,124,577 73,835,311Pokok Kredit + Bunga Bank (4=2+3) 13,575,832,525 1,987,694,652 3,099,126,600 29,534,124,577Beban Petani (5=4) 13,575,832,525 1,987,694,652Jumlah Skim - III (5+1) 20,127,875,250 3,031,651,927Sumber : Data Penelitian (diolah, 2016) Tujuan lain dari pembiayaan Jadwal penarikan dana58,33 % yang harus disediakan petani disesuaikan dengan kebutuhanini adalah untuk membangun rasa kegiatan. Penarikan pertama dilakukantanggung jawab dan jiwa memiliki pada tahun 2018 oleh karena rencanakebun serta mendidik petani kelapa kegiatan dimulai pada tahun 2018sawit menjadi petani mandiri dan sampai dengan tahun 2021 atauprofesional (Anonymous b, 2016), tanaman berumur 3 tahun menujuselanjutnya hasil penelitian yang umur mulai berbuah. Selanjutnyadilakukan oleh Warnaningsing (2011) dalam tahun kegiatan berjalanmenunjukkan bahwa rasa tanggung penarikan disesuaikan denganjawab dan jiwa memiliki yang tinggi kebutuhan dan kemajuan pekerjaan.seseorang terhadap suatu usaha akan Proses penjadwalan penarikan dana inimempengaruhi keberhasilan usaha kecil dilakukan dalam rangka kontroldi kota Semarang. Dengan demikian keuangan yang perlu dilakukan baiktujuan proyek membebankan dana untuk kepentingan BPDP Sawit sebagaisharing pada petani kelapa sawit adalah penyedia dana hibah, pihak perbankanuntuk menciptakan rasa tanggung sebagai penyalur kredit dan penyalurjawab petani yang akhirnya diharapkan dana hibah. Penjadwalan ini jugaakan mendorong keberhasilan penting bagi manajemen kebun untukperemajaan kelapa sawit yang pengawasan per periode kegiatan,direncanakan. 32
pertanggung jawaban keuangan dan dari kredit bank Rp. 17.500.000,-kemajuan kerja fisik kegiatan. bunga bank anuitas selama masaMenurut Sholeh (2014) ada tiga konstruksi 12 % Rp. 6.917.656,-,hal yang sangat penting dalam maka total kebutuhan danamenentukan keberhasilan suatu proyek peremajaan Rp. 66.917.656,-.yaitu perencanaan, penjadwalan dan c. Skim-III dana petani 100 % daripengendalian proyek. Ketiga hal kredit perbankan Rp. 35.000.000,-tersebut merupakan satu kesatuan yang bunga bank anuitas selama masaharus dilaksanakan secara berurutan. konstruksi 12 % Rp. 13.835.311,-,Selanjutnya Tampubolon (2005) maka total kebutuhan danadan Barry( 2006) menyatakan bahwa peremajaan Rp. 73.835.311,-.penjadwalan merupakan kumpulankebijaksanaan dan mekanisme di sistem Jika dilihat dari total biayaoperasi yang berkaitan dengan urutan peremajaan yang harus ditanggungkerja yang dilakukan untuk petani dari ke tiga Skim yangmengurutkan dan membagi waktu direncanakan menunjukkan bahwauntuk seluruh kegiatan proyek sehingga semakin petani tidak memiliki danapekerjaan proyek lebih mudah dan sendiri maka akan semakin besartertata untuk dilaksanakan. jumlah biaya yang ditanggungnya.Pada penjadwalan penggunaan Perincian biaya peremajaan yangdana, baik yang bersumber dari hibah direncanakan untuk peremajaan kebunBPDP sawit maupun dari dana sharing kelapa sawit baik dana hibah BPDPpetani berdasarkan skim pola yang maupun dana petani sendiriditawarkan tetap mengikuti sebagaimana Tabel 2.penjadwalan yang disepakati dalam Tabel 2. Biaya Peremajaan Kebun Kelapa Sawit Per Ha yang Menjadi Beban Petaniperencanaan proyek. Sebelum danahibah diberikan dari BPDP sawit, petani % BERDASAharus menyediakan dana sharingnya JUMLAH RKANpada bank negara yang ditunjuk. NO URAIAN DANA (Rp) DANASumber dana boleh murni atau 100 % HIBAH BDPDdari dana petani, 50 % dana petani dan50 % pinjaman bank atau 100 % Dana Hibah 1 BPDDP 25.000.000 0,00%pinjaman bank. SawitPada perhitungannya dana Skim-I Dana 35.000.000 140,00% 2 Petanihibah BPDP Sawit dalam 4 tahun atau (100%)selama masa peremajaan akandisalurkan Rp. 10.000.000.000, - per Skim-II Dana Petani (50%)400 Ha atau Rp. 25.000.000,- per Ha. 3 Pinjaman 41.917.656 167,67%Sedangkan untuk dana sharing dari Bank (50%)petani Rp. 14.000.000.000,- per 400 Ha Skim-III 48.835.311 195,34% Pinjamanatau Rp. 35.000.000,- per Ha dengan Bank (100%)pola skim penyediaan sebagai berikut :a. Skim-I 100 % dana langsung dari Sumber : Data Penelitian (diolah, 2016)petani Rp. 35.000.000,- per Ha, Tabel 2. Menunjukkan bahwamaka total kebutuhan dana jika porsi dana hibah BPDP Sawit yangperemajaan Rp. 60.000,000,-; dijadikan sebagai tolak ukur maka padab. Skim-II 50 % dana langsung dari skim – I petani 100 % menggunakanpetani Rp. 17.500.000,- dan 50 % 33
dana sendiri maka petani harus Menurut Mulyana (2007)mengeluarkan dana Rp. 35.000.000,- penetapan harga CPO di dalam negeriatau 140,00 %, jika pada skim –II Rp. sangat ditentukan oleh harganya di41.917.656,- atau 167,67 % dan pada Kuala Lumpur dan Rotterdam dimanaskim-III Rp. 48.835.311,- atau 195,34 %. harga CPO di Rotterdam sangat terkaitSemakin besar pinjaman petani pada dengan situasi permintaargan danperbankan maka akan semakin besar penawaran minyak kedelai sebagaibeban biaya peremajaan kebun kelapa bahan substitusi penting minyak gorengsawit yang harus ditanggung petani. asal kelapa sawit. Produk akhir yangMenurut Fitri (2016) bunga kredit paling menentukan gejolak harga dalammerupakan pendapatan perbankan indutri kelapa sawit adalah hargayang menjadi komponen biaya bagi minyak goreng. Harga minyak gorengpenerima pinjaman, semakin besar merupakan acuan utama bagi hargapinjaman maka akan semakin besar CPO, selanjutnya harga CPO merupakanbunganya yang akhirnya akan acuan utama bagi harga TBS petani.memperbesar total biaya yang harus Selain itu harga pembelian TBS jugadikeluarkan. diatur berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan PerkebunanDari Segi Pemasaran. No. 627/Kpts.II/1998, dan Peraturan Asumsi harga jual TBS ke Pabrik Menteri Pertanian No. 395//Kpts/OT.yang digunakan dalam perhitungan 140/11/2005 dalam rumus harga TBS.sebesar Rp. 1.900,- yang merupakan Berdasarkan rumus harga pembelianrata – rata harga TBS dalam satu tahun tersebut yang menjadi komponenterakhir, dengan trend harga 5 tahun tertimbang adalah harga CPO lokal.terakhir ini dan perkiraan kebutuhan Analisa Keuangan.minyak sawit domestik daninternasional akan meningkat. Analisa keuangan dilakukanPenetapan harga TBS di pabrik akan untuk menentukan apakah suatumengikuti harga CPO di pasar proyek akan layak untuk dilaksanakanInternasional sehingga diperkirakan atau dibiayai secara finansial atau tidak.harga TBS akan tembus Rp. 2.000,- pada Adapun parameter yang dianalisa dantahun 2021-2011 ketika kebun yang hasil analisanya adalah sebagaimanadiremajakan mulai panen. Tabel 3.Tabel 3. Perkiraan NPV, B/C ratio, IRR, Payback Period dan BEP Peremajaan Kebun Kelapa Sawit Kopermas Tuah Meusapat 400 Ha.NO URAIAN NPV (Rp) B/C IRR Pay Back BEP RATIO (%) Period Produksi TBS (Kg) 8 Tahun 31 Skim-I Dana Petani (100%) 31.667.790.000 2,42 23,26 Bulan 12.631.5792 Skim-II Dana Petani (50%) 28.998.922.000 2,16 22,33 8 Tahun 9 14.087.928 Pinjaman Bank (50%) Bulan3 Skim-III Pinjaman Bank 15.547.978 1,56 18,33 10 Tahun 15.544.278 (100%) 3 BulanSumber : Data Penelitian (diolah, 2016)Net Present Value ( NPV ). 12 % sesuai perkiraan inflasi maksimum Perhitungan nilai Net Present diperoleh nilai yang terbalik dimana semakin besar biaya proyek akanValue atau NPV dengan discont faktor 34
semakin kecil NPV nya. Pada skim-I NPV Pada skim-I PBOP 8 tahun 3 bulan; skim-Rp. 31.667.790.000,-; skim-II Rp. II 8 tahun 9 bulan; dan skim-III 10 tahun28.998.992.000,-; dan skim-III Rp. 3 bulan. Keseluruhan nilai PBOP pada15.547.978.000,-. Keseluruhan angka ini ke tiga skim masih di bawah umurmenunjukkan nilai positif, dengan ekonomis proyek atau umur produktifdemikian jika ditinjau dari analisa NPV tanaman, dengan demikian dapatmaka proyek layak untuk dilaksanakan disimpulkan bahwa proyek layak untukkarena pada df 12% jumlah pendapatan dilaksanakan.yang dihasilkan lebih besar dari jumlah Break Evant Pointpengeluaran. Perhitungan Break Evant PointNet Benefit Cost Ratio ( Net BCR ). atau titik pulang pokok yang dihitung adalah untuk produksi TBS. Perhitungan nilai Net B/C Ratio Berdasarkan perhitungan BEP produksiproyek yang diperoleh mengikuti diketahui bahwa nilai BEP produksikebalikan dari biaya investasi yang mengikuti biaya investasi yangdikeluarkan, semakin besar investasi dikeluarkan, semakin besar investasimaka akan semakin kecil nilai B/C ratio. maka akan semakin besar BEPPada skim-I B/C Ratio 2,41; skim-II 2,16; produksinya. Pada skim-I BEPdan skim-III 1,56. Keseluruhan nilai B/C 12.631.579 Kg TBS; skim-II 14.087.928Ratio pada ke tiga skim lebih besar dari Kg TBS; dan skim-III 15.544.276 Kg TBS.1 maka proyek yang direncanakan layak Nilai BEP produksi pada masing-masinguntuk dilaksanakan karena proyek skim masih di bawah total produksidapat memberikan output yang lebih selama umur produktif tanaman,besar dari input yang dimasukkan, atau dengan demikian dapat disimpulkanproyek akan memberikan nilai benefit bahwa proyek layak untuk dilaksanakan.sejumlah nilai B/C Ratio dari tiap rupiahbiaya yang dikeluarkan. PENUTUPInternal Rate of Ratio ( IRR ). Kesimpulan Perhitungan nilai IRR proyek 1. Peremajaan kebun kelapa sawityang diperoleh juga mengikuti kebalikandari biaya investasi yang dikeluarkan, petani Kopermas Tuah Meusapatsemakin besar investasi maka akan seluas 400 Ha direncanakansemakin kecil nilai IRR nya. Pada skim-I menggunakan bantuan dana HibahIRR 23,26 %; skim-II 22,33 %; dan skim- BPDP Sawit dan sharing danaIII 18,33 %. Keseluruhan nilai IRR pada petani, nilai hibah BPDP Sawitke tiga skim lebih besar dari nilai df 12 sebesar Rp. 25.000.000,- dan% maka proyek direncanakan layak sharing dana petani Rp.untuk dilaksanakan karena proyek akan 35.000.000,- per Ha dengan totalmemberikan keuntungan lebih besar kebutuhan fisik peremajaan kebundari bunga bank atau inflasi yang Rp. 60.000.000,- per Ha atau Rp.diperkirakan. 25.000.000.000,-per 400 Ha.Pay Bac kof Period. 2. Skim pendanaan menganut 3 pola antara lain : Berdasarkan perhitungan Pay a. Skim-I 100 % dana langsungBack Of Period atau masa pulangpokok dapat diketahui bahwa masa Pay dari petani Rp. 35.000.000,- perBack Of Period proyek mengikuti Ha, maka total kebutuhan danabiaya investasi yang dikeluarkan, peremajaan Rp. 60.000,000,-semakin besar investasi maka akan per Ha;semakin lama masa pulang pokoknya. 35
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114