Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Lentera Penuntut Ilmu

Lentera Penuntut Ilmu

Published by SMK Negeri 1 Takengon, 2021-06-12 06:27:22

Description: Lentera Penuntut Ilmu

Keywords: Lentera Penuntut Ilmu

Search

Read the Text Version

Copyright © Dilarang memperbanyak isi buku ini tanpa izin dari penulis. Tidak halal bagi seorang muslim untuk mengambil hak saudaranya tanpa izin darinya.



DAFTAR ISI DAFTAR ISI...........................................................................................1 KATA PENGANTAR............................................................................ 3 MUQADDIMAH....................................................................................4 SEKILAS TENTANG.......................................................................... 13 IMAM SYAFI’I....................................................................................13 BAB PERTAMA.................................................................................. 21 PENGERTIAN ADAB DAN PENTINGNYA.....................................21 1. PENGERTIAN ADAB.............................................................. 21 2. PENTINGNYA ADAB..............................................................22 BAB KEDUA....................................................................................... 27 PENGERTIAN, URGENSI, DAN PEMBAGIAN ILMU................... 27 1. PENGERTIAN ILMU............................................................... 27 2. URGENSI ILMU DAN BELAJAR........................................... 29 3. PEMBAGIAN ILMU.................................................................34 BAB KETIGA...................................................................................... 38 PEMBAHASAN SYAIR IMAM SYAFI’I.......................................... 38 1. ILMU YANG PALING UTAMA..............................................38 2. KEMULIAAN ILMU................................................................ 44 3. KEUTAMAAN ILMU...............................................................51 4. SESEORANG TIDAK DILAHIRKAN BERILMU..................56 5. FITNAH YANG BESAR...........................................................62 6. ILMU ADALAH CAHAYA......................................................68 Page 1

7. ILMU SEBAGAI HIDAYAH....................................................73 8. AL-FAQIH ASH-SHUFI........................................................... 75 9. KEMULIAAN ILMU................................................................ 78 10. PENCARI HIKMAH............................................................... 85 11. 5 FAEDAH DALAM SAFAR................................................. 90 12. MANISNYA ILMU................................................................. 93 13. AKU BERTAMBAH TAHU DENGAN KEBODOHANKU.........................................................................98 14. ILMUKU BERSAMAKU........................................................99 15. SEBAGIAN ADAB-ADAB PELAJAR................................ 102 16. BAGAIMANA KITA MENDAPAT ILMU ?....................... 108 17. JALAN KELUHURAN......................................................... 110 REFERENSI....................................................................................... 113 Page 2

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Ta’ala atas segala nikmat dan curahan karunianya. Yang telah menjadikan Islam agama yang diridhoi-Nya dengan segala keistimewaannya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada suri tauladan yang mulia, Rasulillah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Amma ba’du : Risalah ini pada mulanya adalah tugas akhir penulis di Ma’had Ali Al-Aimmah Malang. Sebagai persyaratan lulus dari ma’had tersebut. Aslinya risalah ini berbahasa Arab, dan sebagian ihkwah meminta agar risalah ini diteremahkan ke dalam bahasa Indonesia supaya manfaatnya tersebar lebih luas. Mengingat sedikit sekali kaum muslimin khususnya di Indonesia ini yang memahami bahasa Arab. Maka dengan memohon pertolongan Allah Ta’ala, kami penulis terjemahkan risalah tersebut. Dan kami beri judul “ Jalan Penuntut Ilmu ; Mengurai Wasiat Imam Syafi’i Untuk Penuntut Ilmu Dalam Syair-Syairnya .” Semoga buku ini bisa memberikan manfaat kepada kaum muslimin. Dan semoga Allah menerima amal penulis ini sebagai simpanan pahala di akhirat kelak. Amiin. Khadimul Qur’an was Sunnah Danang Santoso Abu Harits Al-Jawi Asy-Syafi’i Page 3

MUQADDIMAH Segala puji bagi Allah yang menjadikan ilmu sebagai tangga menuju pengetahuan. Dan juga menjadikan indah pandangan orang yang memandang terhadap taman-taman ilmu dan pengetahuan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada penghulu para ulama, Rasulillah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang Allah sempurnakan dengan kehadiran beliau ilmu-ilmu orang yang terdahulu dan yang datang kemudian. Telah kita ketahui bahwasanya ayat yang pertama kali turun atas Rasulillah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah lima ayat pertama dalam surat Al-Alaq dengan kata pertamnya yaitu iqra’ ���ఎ툠 . Oleh karenanya umat Islam seharusnya mendapat julukan ummat iqra umat ‘bacalah’ , karena perintah membaca ini telah Allah tempatkan di awal wahyu, agar orang yang telah diberikaan wahyu Allah senantiasa perhatian terhadapnya. Membaca adalah pintu terbesar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Islam pun telah menempatkan ilmu dan pemiliknya pada derajat yang tinggi lagi mulia. Allah Ta’ala berfirman ; 㤵㐠㐶〮浔㰍〰吾੪ r㐶e 툠s ��� ̆ᵠ槓 ���〮㰍〰㰍ば툠 툠㐠੪㐶s㐶 l rばe툠s ���㰍 ȇ㐶 Ê㰍ǀ 툠㐠㐶Êǀ l rばe툠 㐶er툠 rn���㰍 吾 rn Page 4

“ … Allah Ta’ala mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan juga orang-orang yang berilmu beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui atas yang kalian kerjakan.” 1 Berkata Hadhratusy Syaikh Hasyim Asy’ari rahimahullah w. 1366 H ; 浔〰ば툠 s ���〮〰ば툠 lǀ 툠㐠〰Ǡ ��� ̆ᵠ槓 ���ȇÊǀ 浔〮〰ば툠 rn��� “ Maksudnya Allah Ta’ala akan mengangkat para ulama dari kalian beberapa derajat karena mereka telah menggabungkan antara ilmu dan amal.” 2 Dan Allah Ta’ala telah berfirman ; e㰍Êr 㰍���㐶Éǿ㐶 툠 ̆ leb㰍ば툠 ���㐶 吾㰍 ���㰍 É㐶 ǮÊばs㐶 ��� a ce ば툠 툠㐠㐶〮浔rs 툠㐠Ê㐶ǀ l rばe툠 e㤵 㰍���㐶 吾㰍Êr 㐶er툠 ºǼᵠ 툠e耀 n l eば ᵠ㐶 吾㰍i㰍 툠 ri㰍 l㰍 ǀ ���㰍ǻ 㤵e㰍 r ���㐶 Êĕ ���㰍 raᵠ đ㐶耀eᵠ ºǂ l㰍 浔ば Ǯばa 㐶đ㰍Êr 툠㐠Ǽ㐶 ᵠs “ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih merekalah sebaik-baiknya makhluk 7 Balasan mereka di sisi Rabb mereka adalah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, Allah pun ridha kepada mereka dan mereka 1 QS Al-Mujadalah : 11 2 Adab Al-Alim wa Al-Muta’allim hal. 15 Page 5

ridha kepada Allah, demikianlah balasan bagi yang takut terhadap Rabb-nya 8 .” 3 Dan Allah Ta’ala juga berfirman ; ᵠ㐠i㐶m r er툠 㤵e 㐶 浔〮㐶〰ば㰍툠 e槓 nr l㰍 ǀ er툠 ǂ㰍Ê r “... sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hamba Nya hanyalah para ulama sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” 4 Berkata Syaikh Hasyim Asy’ari ; 㤵㐠ǂÊ l rば툠 s 〰੪ 㤵㐠ǂÊ l rば툠 ���É 浔〮〰ば툠 㤵 㤵ȇ ǀ툠 ȇrఎ n l bば툠 r ���É 浔〮〰ば툠 㤵 rÊ n l bば툠 r ���É 〰੪ “ Maka dua ayat ini memberikan pengertian bahwa ulama adalah orang-orang yang takut kepada Allah Ta’ala dan orang-orang yang takut kepada Allah Ta’ala adalah sebaik-baiknya manusia. Maka jadilah para ulama adalah sebaik-baik manusia.” 5 Patut kita bersyukur kepada Allah Ta’ala karena pada hari ini kaum muslimin telah bangkit untuk menghidupkan kembali khazanah 3 QS Al-Bayyinah : 7-8 4 QS Fathir : 28 5 Adab Al-Alim wa Al-Mutaallim hal. 16 Page 6

keilmuan Islam, juga menyebarkannya. Telah banyak berdiri ma’had, pondol pesantren, dan juga universitas keislaman di penjuru negara -negara Islam, dan juga dibuka beasiswa-beasiswa untuk belajar agama Islam. Para penuntut ilmu pun mulai keluar dari kampung dan negara mereka untuk belajar. Akan tetapi ada hal yang telah banyak dilupakan oleh kebanyakan penuntut ilmu, yang karenanya muncullah kegagalan dalam belajar atau hilangnya barokah ilmu yang didapatkannya. Hal tersebut adalah adab. Dan Syaikh Burhanuddin Az-Zanjuri rahimahullah w. 591 H telah memperhatikan hal ini ketika beliau mengatakan dalam muqaddimah kitabnya Ta’lim Muta’allim ; s ���〮〰ば툠 㤵srea Êi ǀ晦 ���〮〰ば툠 Ro lǀ 툠rᲬ ᵠ 浔〮n e〰耀 s ���呂 쮘 㤵㐠ǀ���䗓 ���ǂÊば툠 s đ耀 浔〰ば툠 ºÉ s đ੪툠��� s đ〰n Êǀ lǀ s 㤵㐠〮c Ê s Ǽ ��� ば툠 lǀ s ��� L툠��� 툠㐠 ���੪ s ��� L툠���o 툠s ̆ s ఎ 槓㐠c 쮘툠 “ Dan selanjutnya ; ketika saya melihat banyak dari penuntut ilmu di zaman kita ini bersungguh-sungguh dalam belajar tapi tidak sampai, dan tehalangi dari manfaat ilmu dan buahnya yang berupa amal dan menyebarkannya. Hal ini karena mereka telah salah dalam menyusuri jalan dan meninggalkan syarat-syaratnya. Dan setiap orang yang salah Page 7

jalannnya maka dia akan tersesat dan tidak akan mendapatkan apa yang dituju baik itu kecil ataupun besar.” 6 Marilah kita melihat para pendahulu kita dari para salaf, bagaimana mereka mendapatkan ilmu yang luar biasa, kalaulah kita membaca cerita-cerita tentang mereka tentu kita akan mengatakan “ ini adalah dongeng saja” , padahal itu adalah nyata. Maka muncullah pertanyaan, “ Bagaimana cara mereka bisa mendapatkan ilmu demikian ?”. Sebelum kita mengetahui jawaban tersebut, maka perlu kita mengerti sebuah kaidah yang agung yang diucapkan oleh Imam Malik ibn Anas rahimahullah w. 179 H ; đばs đ耀 〮o lǀ 툠 erÉ 〮c “ Tidak menjadi baik ummat ini kecuali dengan cara yang menjadikan umat yang terdahulu menjadi baik.” Maka tidaklah mungkin seseorang yang berharap bisa menjadi seperti mereka para ulama salaf akan tetapi tidak mengikuti jalan dan metode mereka dalam belajar. Kembali ke pertanyaan di atas, mengapa para ulama salaf bisa mendapatkan ilmu yang demikian banyak dan barokah ? Maka Imam Abdullah ibn Al-Mubarok rahimahullah telah memberikan jawabannya. Beliau berkata ; 6 Ta’lim Al-Muta’allim hal. 2-3 Page 8

lÊㄮ 㤵s���ǂr ���〮〰ば툠 㤵㐠浔〮〰r s lÊㄮ 㤵㐠⸳R⸳ 槓 툠 㤵㐠浔〮〰r 툠㐠i “ Mereka ulama salaf belajar adab selama 30 tahundan belajar ilmu selama 20 tahun.” Telah berkata pula Imam Ibnu Sirin rahimahullah w. ; ���〮〰ば툠 㤵㐠浔〮〰r 浔 eo툠 㤵㐠浔〮〰r 툠㐠i “ Mereka dahulu mempelajari petunjuk dalam belajar dan beradab sebagaimana mereka mempelajari ilmu itu sendiri.” 7 Dan sebagian salafus shalih dahulu berkata kepada anaknya ; lǀ 〰nㄮ ���〮〰r੪ 㤵 lǀ 졸 槓 툠 lǀ ���〮〰r੪ 㤵 耀 ���〮〰ば툠 툠㐠耀 “ Wahai anakku sungguh engkau belajar satu bab dalam hal adab itu lebih aku sukai daripada engkau belajar tujuh puluh bab dari ilmu.” 8 Para salaf sangatlah perhatian terhadap adab dalam belajar, bahkan hal tersebut melebihi perhatian mereka terhadap ilmu itu sendiri. Karena ilmu sejatinya adalah rezeki dari Allah Ta’ala dan juga cahaya dari-Nya sedangkan cahaya tersebut tidaklah diberikan kepada orang 7 Tadzkirah As-Sami’ wal Mutakallim, hal. 2 8 Idem, hal. 2-3 Page 9

yang bermaksiat kepada-Nya, membangkang perintah rasul-Nya dan juga para ulama sebagai pewaris sepeninggalnya. Imam Syafi’I telah bersenandung dalam bait syairnya ; ºo 〰ǀ ���੪ e ᵠ n ºmi졸 㐠ㄮ r 툠s ���㐠ȇ Maka beliau pun menyuruhkan Aku telah mengadu kepada untuk meninggalkan maksiat guruku Imam Waki’ tentang buruknya hafalanku ºo 〰ば e ᵠ㐠i s ᵠ㐠i ���〮〰ば툠 㤵곸 b s Sedangkan cahaya Allah tak Dan beliau katakan padaku diberikan kepada ahli maksiat sungguh ilmu itu cahaya Imam Syafi’I dalam syair-syairnya telah memberikan panduan yang sangat penting sekali untukk diketahui oleh setiap penuntut ilmu. Dimana beliau tidak hanya mengucapkannya tanpa makna, tapi hal tersebut dari pengalaman yang telah beliau alami sendiri. Siapakah yang tidak kenal Imam Syafi’I ? Salah satu ulama dengan segunang prestasi yang hampir tidak ada yang mampu menandingi. Maka sudah selayaknya sebagai penuntut ilmu untuk mencari tahu rahasia di balik ilmu yang beliau dapatkan. Maka sya’ir-sya’ir beliau yang dikumpulkan oleh para ulama dalam Diwan Imam Syafi’I ; kami memilih dan memilahnya. Hanya sya’ir yang berhubungan dengan Page 10

ilmu dan belajar yang akan dibahas, karena memang hal itulah yang kita harapkan. Tentu tanpa mengurangi nilai syair-syair beliau dalam berbagai macam hal. Dan syair-syair beliau memanglah sangat indah dan bermanfaat, karena kemampuan bahasa beliau yang tak diragukan lagi, bukan hanya dalam masalah fiqh dan hadits. Bahkan bahasa Arab beliau menjadi salah satu rujukan para ahli bahasa, sebagaimana yang dikataka oleh Imam Abdul Malik bin Hisyam An-Nahwi penulis kitab Al-Maghazi ; đÊr lR〮ば툠 r ੪ lR º〰n ǂば툠 “ Imam Syafi’I merupakan salah satu rujukan dalam ilmu bahasa.” 9 Dan keunggulan nasehat dalam bentuk syair yang indah ; selain mudah untuk dihafalkan bagi penuntut ilmu, juga hal terebut lebih melekat di hati dan menarik perhatian kita. Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada syarah yang menjelaskan tentang syair-syair Imam Syafi’I. Terkhusus lagi yang berhubungan dengan masalah-masalah ilmu da belajar. Padahal hal tersebut banyak terdapat di kitab-kitab para ulama yang menukil sya’ir beliau. Maka pilihan terhadap syair-syair Imam Syafi’I dalam menjelaskan adab-adab ilmu karena beberapa sebab ; 9 Diwan Al-Imam Asy-Syafi’I, hal. 71 Page 11

1. Bahwasanya nasehat dan wasiat dalam bentuk prosa dan syair yang indah akan lebih melekat di pikiran dan hati. 2. Bahwasanya tidak ragu lagi Imam Syafi’I adalah salah satu cerminan generasi salaf yang berhasil dalam belajar. Beliau adalah salah satu imam dari empat madzhab yang terkenal di seluruh negeri kaum muslimin. Maka wasiat beliau yang bersumber dari pengalaman beliau dalam belajar sangatlah layak untuk dipelajari dan diterapkan. 3. Bahwasanya beliau adalah salah satu imam dalam ilmu bahasa yang tidak diragukan lagi kepakarannya. Dan syair-syair beliau merupakan salah satu buktinya. Metode dalam penjelasan syair Imam Syafi’I ini, yang pertama kami pilihkan syair-syair yang berhubungan dengan ilmu dan hal belajar. Kemudian kami beri penjelasan syairnya judul-judul syair sesuai dengan susunan Prof. Nu’aim Zarzur baik yang berkaitan dengan bahasa dan juga nasehatnya. Page 12

SEKILAS TENTANG IMAM SYAFI’I Beliau adalah Imam Nashirus Sunnah Penolong Sunnah Abu Abdillah Al-Qurasyi Al-Muthallibi Asy-Syafi’I Al-Makki Al-Ghazziy. Nama beliau adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al-Muthallib bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luaiy bin Ghalib. Nasab beliau bertemu dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di Abdul Muthallib, karena Al-Muthallib adalah saudara Hasyim kakek Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.10 Berkata Abu Thahir bin Abdullah Ath-Thabari ; s đ 〮r 〮o Êば툠 º ば eఎ đ ば º〰n ���ば툠 ���Ê rば툠 L ���ば툠 l耀 rn l 툠ᵠ 졸 o 㤵 đi䖼n ᵠe耀 㐠 L ���ば툠 e㐠耀 ���〮ㄮ s ���rǟǀ 㐠É s ���〮ㄮ ���〮ㄮ đ���ii en s ���ㄮ n ��� É 耀 “ Syafi’ bin As-Saib yang mana Imam Syafi’I bernasab dengannya, maka dia telah bertemu Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika masih kecil. Dan ayahnya As-Saib masuk Islam ketika peristiwa Badr ; ketika dia menjadi pembawa bendera Bani Hasyim dalam perang Badr dia 10 Siyar A’lami An-Nubala’ ( 10/5-6 ) Page 13

pun ditawan oleh kaum muslimin, kemudian dia menebus dirinya dan masuk Islam.” 11 Beliau dilahirkan di Ghazza12 Palestiana dalam keadaan yatim, dan beliau pun diasuh oleh ibunya. Karena takut kehilangan nasab keluarganya maka ibunya pun membawanya ke Makkah ketika beliau berumur 2 tahun. Mulailah beliau belajar memanah hingga kemampuan memanahnya menandingi kawan-kawannya. Beliau mampu memanah 9 dari 10 sasaran ada yang mengatakan 10 dari 10 . Kemudian beliau pun mulai belajar bahasa Arab dan syairnya, maka kembali beliau pun unggul di dalamnya. Kemudian beliau pun mulai belajar fiqh maka jadilah ahli fiqh di zamannya.13 Berikut kesaksian Imam Syafi’I dimana beliau berkata ; s rÊㄮ l耀툠 s lȇǀ 〮㌠ s lÊǀ 〰 ���Წ lÊㄮ R耀 ���eばs É㐠rㄮ 㤵툠㐠 eば툠 Éa l⸳툠ea툠 ���〮〰ば툠 〮o Êȇn ǀ lȇ n r ᵠ㐠 mば툠 “ Aku dilahirkan di Ghazza pada tahun 50 - yaitu 150 - dan aku di bawa ke Makkah saat umur 2 tahun. Aku ketka itu tidaklah memiliki 11 Tahdzibul Kamal fi Asmai Ar-Rijal ( 23/36 ) no. 5409 12 Ini adalah yang masyhur dan rajih di antara para ulama. Ada juga yang mengatakan di Asqalan dan Yaman dalam beberapa riwayat yang akan datang. 13 Siyar A’lami An-Nubala ( 10/5-6 ) Page 14

harta maka aku pun belajar di usia dini dan aku pergi ke kantor dan meminta bekas-bekas pelana untuk aku menulis.” 14 Berkata Imam Syafi’I kepada Umar bin Sawad ; i s lȇǀ ºǀ r〮㌠ 㤵 rÊㄮ º〮r ੪ 浔〮n 㤵R ���〰耀 ���eばs Ê 졸 ºǀ���ば툠 lǀ 〮Ên ���〮〰ば툠 〮o s ºǀ���ば툠 Ê r浔呂 s i đば 〮 n ���〮〰ば툠 〮o lr ȇㄮ s ���ǂr ���ǂr lǀ o ºǀ���ば툠 ǮÊǀ ���Წ ���〮〰ば툠 〮o “ Aku dilahirkan di Asqalan lalu ibuku membawaku ke Makkah ketika aku berusia 2 tahun. Aku pun dibuat cinta terhadap 2 hal ; memanah dan belajar. Maka aku pun berhasil dalam memanah hingga aku bisa memanah dengan tepat 10 sasaran dari 10 sasaran.” Kemudian beliau pun diam tentang belajar, maka aku katakan padanya,” Sungguh engkau dalam ilmu lebih berhasil dari pada memanah.” 15 14 Tahdzibul Kamal ( 23/261 ) 15 Idem ( 23/261-262 ) Page 15

Berkata Imam Syafi’I ; 㤵㐠ȇrn Ǯ〮É곸 a ば ఎ s l〰 ȇば툠 º〮r ºǀ n n l浔 ば ���eばs s rǀe n lȇǀ ੪ n Ǯn���i r 〮R੪ 㤵 䖼n ��� 〮Წǀ ���〮〰ば툠 〮o 〮〰̆ s ���i ������cn Ǯばr耀 đ n s ���ǂr l耀툠 rÊǀ㐠 툠rÉ rば 〮〰 n Ǯ〰iÊ ǀ 〮r nఎ s 툠ra Rrǂ੪ 㐠n ���〮〰ば툠 “ Aku dilahirkan di Yaman16 kemudian ibuku pun takut atasku sembari berkata,’ Temuilah familimu dan jadilah kau seperti mereka sungguh aku takut kau akan kehilangan nasabmu.’ Maka beliau pun menyiapkanku untuk pergi ke Makkah dan aku pun sampai di sana dan umurku sekitar 10 tahun. Maka aku pun mendatangi familiku dan pergi menuntut ilmu dan salah seorang dari mereka berkata,’ Jangan sibukkan dirimu dengan hal ini dan pelajarilah apa yang bermanfaat bagimu.’ Maka jadilah aku merasakan kelezatan dalam ilmu.” 17 Berkata Imam Syafi’I ; Êㄮ ���ǂr l耀 s o㐠쮘툠 mi졸 s Êㄮ rnㄮ l耀툠 s 㤵 ��� ば툠 mi졸 16 Sebagian riwayat berkata demikian, akan tetapi yang rajih bawa beliau dilahirkan di Ghazza. Wallahu A’lam. 17 Idem ( 23/262 ) Page 16

“ Aku telah hafal Al-Quran di umur 7 tahun dan aku menghafal kitab Al-Muwaththa’ di umur 10 tahun.” 18 Berkata Abu Tsaur salah satu murid beliau ; đ n r đば rȇ 㤵 㐠É s º〰n ǂば툠 e ǀ l耀 l㌠���ば툠 enr r s ㄮ Êば툠 㤵 耀 s ǠŦ툠 l 졸 s đ n ᵠ n 툠 㐠nఎ r浔a s 㤵 ��� ば툠 〰ǀ lば ㄮ���ば툠 r đば rǼ㐠n lÊ���ば툠 s 㤵 ��� ば툠 lǀ 㐠���Ê쮘툠 “ Imam Abdurrahman bin Mahdi mengirim surat kepada Imam Syafi’I - sedangkan beliau masih muda - agar beliau menulis sebuah kitab tentang makna-makna al-Qur’an, dalil ijma’, dan penjelasan nasikh dan mansukh dari al-Qur’an dan As-Sunnah maka beliau pun menulis kitab Ar-Risalah.” 19 Berkata pula salah satu murid utama beliau Ar-Rabi’ bin Sulaiman ; ��� ǀ 㤵 〮ば툠 º 䗓 㤵 s lÊㄮ ���ǂr Წ đば s i º〰n ǂば툠 㤵 18 Idem ( 23/266 ) 19 Idem ( 23/269 ) Page 17

“ Imam Syafi’I sudah berfatwa sedangkan umur beliau bari 15 tahun, dan beliau senantiasa menghidupkan malamnya - dengan shalat dan ibadah lain - hingga beliau wafat.” 20 Berkata Imam Ahmad bin Hanbal ; Êば툠 r 㤵 lr ºiÊ s lÊ���ば툠 ��� 浔〮〰 lǀ lÊㄮ lÊǀ ᵠ enr l耀 ���浔r lÊ쮘툠 ᵠ ���mÊn rȇば툠 ���〮ㄮ s đ 〮r 〮o 㐠ㄮᵠ º〰n ǂば툠 rÊ쮘툠 ᵠ s 〰ば툠 “ Sesungguhnya Allah Ta’la menyiapkan untuk manusia di setiap 100 tahun seseorang yang mengajari mereka sunnah dan menghilangkan kedustaan atas Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka kita pun melihat di tahun 100 pertama -orang tersebut- adalah Umar bin Abdul Aziz dan di tahun 100 kedua adalah Asy-Syafi’I.” 21 Berkata Muhammad bin Abdullah bin Al-Hakam Al-Mushri ; lÊㄮ ̆ᵠ lǀ 㐠 ��� ��� ǀ s lÊǀ s ���Წ lÊㄮ º〰n ǂば툠 đば s lÊㄮ ���Წ s 〰耀ᵠ r rÊǀ s r耀ᵠ 20 Idem ( 23/368 ) 21 Idem ( 23/365 ) Page 18

“ Imam Syafi’I lahir di tahun 150 dan wafat di akhir bulan Rajab tahun 204 dan beliau hidup selama 54 tahun.” 22 Demikian sekilas tentang riwayat hidup Imam Syafi’I yang indah, yang mana para ulama besar telah menulis tentang riwayat hidup beliau. Ini menunjukkan tentang agungnya kedudukan beliau dan tingginya posisi beliau di sisi Islam dan kaum muslimin. Tidaklah hal ini mengherankan, karena memang beliau memiliki ilmi yang begitu beragam dan selalu unggul dalam setiap jenis ilmu; termasuk juga dalam ilmu bahasa dan sya’ir. Inilah ucapan Abdul Malik bin Hisyam Al-Lughawi tentang beliau ; ఎ lÊa đÊǀ 〰Წ 浔n º〰n ǂ〮ば Êr���ば ば o “ Kami sudah duduk bersama Imam Syafi’I sangat lama dan kami tidak pernah mendengar dari beliau satu kesalahan pun dalam bahasa arab.” 23 Dan berkata pula Ahmad bin Suraij Ar-Razi ; ᵠǀ 〰n ǂば툠 lǀ i s e㐠n 툠e졸 “ Aku tidak pernah melihat seseorang yang bagus ucapannya dan fasih melebihi Asy-Syafi’I.” 24 22 Idem ( 23/276 ) 23 Siyar A’lam An-Nubala’ ( 10/49 ) 24 Idem ( 10/49 ) Page 19

Berkata pula Al-Ashma’I - salah seorang ulama dalam bahasan - ; º〰n ǂば툠 lr rÉ ���〰 ���r “ Aku belajar syair Bani Hudzail dari Asy-Syafi’I.” 25 Berkata pula Az-Zubair bin Bakkar ;” Aku belajar syair dan sejarah Bani Hudzail dari pamannku Mush’ab bin Abdullah dan beliau berkata : Aku belajar hal tersebut dari Asy-Syafi’I dari hafalannya.” 26 Maka hal ini tidak mengherankan karena memang beliau telah mempelajari ilmu bahasa selama bertahun-tahun dari sumbernya. Beliau mengatakan ; mi졸 s ���R Rば s ���Éᵠ 〰 r lÊㄮ l ���ǂr ���〰ば툠 㤵㐠 耀 浔ఎ R ǀ 槓툠���쮘툠 s đ n 〰쮘툠 浔〮r eఎ s ���ǀ đi 浔〮r 浔n 㤵 ��� ば툠 n���졸 “ Aku telah tinggal di dalam suku-suku Arab selama 20 tahun, aku belajar dari mereka syair dan bahasa mereka. Aku juga menghafal Al-Qur’an dan tidaklah sebuah ayat aku dengarkan kecuali aku tahu maknanya dan maksudnya kecuali dua huruf saja.” 27 25 Idem ( 10/49 ) 26 Idem ( 10/49 ) 27 Tahdzibul Kamal ( 23/366 ) Page 20

BAB PERTAMA PENGERTIAN ADAB DAN PENTINGNYA R PENGERTIAN ADAB Di dalam kitab Kasyaf Ishtilahil Funun dikatakan bahwa adab adalah kebaikan dalam segala keadaaan baik ketika berdiri juga duduk, kebaikan akhlak, dan berkumpulnya segala perilaku terpuji. Dan perbedaan antara adab dan taklim bahwasanya adab erat berhubungan dengan keinginan-keinginan sedangkan taklim erat berhubungan dengan syariat. Adab berhubungan dengan dunia dan taklim dengan akhirat.28 Adapun Imam Ibnu Mandzur mengatakan ;” Adapun orang yang berakhlak dengannya dinamakan adiib ; dinamakan adab karena hal tersebut melatih manusia dalam kebaikan-kebaikan dan melarang mereka dari keburukan.” 29 Sedangkan yang lain mengatakan bahwa adab dibagi menjadi 2 ; secara umum dan khusus. Adapun secara umum adab adalah berhias diri dengan akhlak-akhlak terpuji seperti jujur dan amanah, sebagaimana perkataan seorang penyair ᵠ 耀槓 槓⸱ l���졸 n “ Rabb-ku telah mengajariku adab dengan baik.” Dan 28 Kasysyaf Ishtilahat Al-Funun 29 Lisanul Arab Bab Al-Baa’ Page 21

secara khusus adab adalah perkataan yang indah dan berpengaruh terhadap jiwa.30 Dari pengertian-pengertian di atas maka bisa kita ambil kesimpulan bahwasanya adab adalah akhlak-akhlak terpuji yang manusia berhias diri dengannya dalam kehidupan sehari-hari. Sama saja apakah kehidupan sosial, kehidupan ilmiah, kehidupan rumah tangga, kehidupan ibadah dan segi-segi kehidupan yang lainnya. R PENTINGNYA ADAB Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mengirimkan kepada manusia seorang rasul agar menjadi panutan bagi mereka. Allah Ta’ala berfirman ; 㰍㐠吾 㰍ば툠s er툠 㐠̆㐶 ���㰍 吾 㤵 㰍l浔ば lÊ���졸 㐠ㄮ㰍 㐶 re 툠 㐠ㄮ㐶 ᵠ 㰍���ȇ㐶 ば 㤵 㰍e ば 툠rᲬ re 툠 ��� as ��� ǀ㰍 툠 “ Dan sungguh telah ada pada diri Rasulullah panutan terbaik bagi orang yang mengharapkan Allah dan Hari Akhir dan sering mengingat Allah.” 31 30 Al-Adab, Silsilah Taklim Al-Lughoh Al-Arabiyah hal. 15 31 QS Al-Ahzab : 21 Page 22

Tidaklah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjadi panutan terbaik hanya di dalam sisi ibadah saja, akan tetapi juga akhlak. Sebagaimana sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam ; R 툠 o ���㤵 Წ〰耀 浔 “ Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak.” 32 Maka beliau juga menyeru manusia untuk berakhlak yang baik dan adab-adab yang mulia. Dan Allah Ta’ala telah memuji rasul-Nya atas hal tersebut dengan firman-Nya ; ��� mr 㐶〮㐶 〮〰ば Ǯie s “ Dan sungguh engkau -Muhammad- di atas akhlak yang mulia.”33 Adab-adab dalam Islam tidak hanya terbatas pada beberapa perkara saja melainkan di semua pergerakan manusia dari sejak bangunnya hingga tidur kembali. Semua hal di dalamnya tidaklah lepas dari tuntunan adab Islami. Maka seorang muslim seharusnya tahu bagaimana dia beradab terhadap Rabb-nya, terhadab orang tuanya, terhadap saudaranya, terhadap masyarakatnya, terhadap ustadznya, terhadap lingkungannya, bahkan juga bagaimana dia beradab terhadap hewan dan tumbuhan. Dan manusia yang paling butuh terhadap adab 32 Al-Adab Al-Mufrod hadits no. 273 33 QS Al-Qalam : 4 Page 23

adalah seorang penuntut ilmu; karena mereka adalah pewaris para nabi dan panutan msyarakat. Berkata Dr. Raghib As-Sirjani ; seL ఎ s lǀ 툠 Ê耀 ���É s r浔r 툠 seఎ ���É s ni 툠 l⸳ᵠs ���É 浔〮〰ば툠 㤵 lo R ���o 㤵㐠ȇ 㤵 ��� 〮r ǀ툠 ば 㤵 툠rば RoŦ툠 s r Rrば툠 㤵 浔〮���쮘툠 rm lǀ s 浔〮���쮘툠 lǀ 툠㐠ㄮ 〮Წ툠 㐠浔r lr a 㤵s槓���ir s 〰ば툠 a 〮ㄲr 㤵 e耀 lo ��� io s lÊ 〰ǀ ఎR ÊÉ 〰 툠rÉ l 툠e耀 rÊǀ s đ 〮r lnば m 㤵㐠ȇ੪ s đ੪ 졸 a n c 㤵 e耀 s ���〮���쮘툠 吾É ��� ば툠 “ Sesungguhnya ulama adalah para pewaris nabi dan panutan masyarakat, juga mereka adalah anak-anak umat ini dan pemimpin dalam perubahan dan perbaikan. Oleh karenanya wajib atas mereka memiliki akhlak khusus yang tidak dimiliki oleh kebanyakan manusia; apakah dari kalangan kaum muslimin atau non muslimin. Maksudnya adalah mereka memiliki akhlak terntu dan sifat yang khusus, yang mana seorang ‘alim dan muslim untuk berhias diri dengannya. Dan wajib akhlak tersebut juga menjadi cerminan kehidupannya sejak dia memulai jalannya dalam belajar .” 34 34 Al-llmu wa Bina Al-Umam hal. 240 Page 24

Dan berkata pula Hadhratusy Syaikh Hasyim Asy’ari setelah beliau menukil atsar-atsar yang menunjukkan akan keutamaan adab dan pentingnya dalam adab dalam belajar ; li ȇǀ 㐠〮〰耀 lㄲciǀ oŦ툠 ᵠ㐠Ê耀 e ǀ 툠㐠ఎ s ���o 㐠ci 〮 er n s l ば㐠ఎ l ie耀 s i l n〮ఎ l Ê eば툠 浔r 툠 r Ǡ 㤵곸 l졸���cǀ 槓 툠 eǀ Ƣ툠 s l 耀槓 툠 lㄮ Ƣ n㐠i 㤵㐠ȇ 㤵 Êǀ br〰 l 〮〰n đば㐠nఎ lǀRr R̆ r 槓 浔〰ば툠 l 〮i 㤵곸 l 〮Წ툠 ᵠ ȇ쮘툠 s l ੪ icば툠 đ 〮r ఎ㐠r đ浔〮〰੪ 툠㐠졸 ���〮〰r쮘툠 đ ば r䗓 浔 槓 툠 㤵곸 s R̆ đ浔 〮〰੪ ��� ǀ ǀ ���〮〰쮘툠 “ Ini semua adalah nash-nash yang jelas juga perkataan yang menguatkan dengan cahaya Ilahi secara fasih menjelaskan tingginya kedudukan adab. Bahwasanya segala macam amal agama baik itu hati atau fisik, baik itu perkataan atau perbuatan tidaklah dianggap amal yang manfaat kecuali diiringi dengan adab yang baik, sifat terpuji, dan akhlak yang mulia. Bahwasanya hiasan amal dengan adab merupakan tanda diterimanya amal tersebut. Sebagaimana seorang Page 25

penuntut ilmu butuh terhadap adab dalam masa belajarnya, maka seorang guru juga butuh adab dalam masa mengajarnya.” 35 Kesimpulannya bahwa tidaklah agama ini tegak kecuali dengan adab, sebagaimana dia adalah syarat yang wajib dimiliki bagi orang yang belajar agama. 35 Adab Al-Alim wa Al-Mutaallim hal. 13 Page 26

BAB KEDUA PENGERTIAN, URGENSI, DAN PEMBAGIAN ILMU R PENGERTIAN ILMU Ilmu dalam bahasa Arab berasal dari kata kerja alima-ya’lamu-ilman. Yang maknanya adalah pengetahuan atas sesuatu dengan yakin dan cahaya dari Allah yang diberikan kepada hati hamba yang dicintai-Nya.36 Dalam Lisanul Arab disebutkan bahwa ilmu adalah lawan dari al-jahl kebodohan , apabila satu orang dikatakan aalimun atau aliimun sedangkan untuk jamak dikatakan ulamaa.37 Berkata Imam Ibnu Abdil Barr :” Batasan ilmu di sisi ulama dan ahli kalam adalah setiap hal yang diyakini dan jelas, maka siapa saja yang meyakini sesuatu setelah mencari tahu dan jelas baginya maka dia telah mengilmuinya. Atas dasar ini barang siapa yang tidak meyakini sesuatu sedang dia berkata dengannya karena mengikuti taklid maka tidak disebut dia mengetahuinya. Dan dalam bahasa selain arab ilmu bisa diterjemahkan makrifah pengetahuan dan fahm pemahaman .38 36 Al-Mu’jam Al-Wasith bab ain-laam-mim 37 Lisanul Arab 38 Jami’ Bayan Al-Ilmu wa Fadhluhu dengan sedikit perubahan Page 27

Adapun Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan tentang ilmu dengan perkataan beliau ;” Para ulama mengatakan ilmu adalah makrifah pengetahuan ; lawan dari kebodohan. Yang lain mengatakan ilmu itu lebih jelas dari definisi-definisi yang diungkapkan. Sedangkan yang menjadi perhatian kita adalah ilmu syar’i, yaitu ilmu yang Allah Ta’ala turunkan atas rasul-Nya dari penjelasan-penjelasan dan petunjuk. Maka ilmu yang dipuji adalah ilmu wahyu saja. Ilmu syar’i adalh ilmu yang dipuji bagi orang yang memilikinya, akan tetapi saya juga tidak menafikan ilmu-ilmu lain selama ilmu tersebut memiliki dua hal ; jika ilmu tersebut dipakai untuk ketaatan kepada Allah dan untuk menolong agama-Nya maka ilmu tersebut juga baik. Dan bisa jadi mempelajarinya adalah suatu hal yang wajib di beberapa kondisi jika ilmu tersebut masuk dalam firman Allah Ta’ala ; Წ툠 ᵠ lǀ s 㐠ఎ lǀ ���r〰 rㄮ툠 ǀ ���o 툠ser s “ Dan persiapkanlah apa mampu kalian persiapkan dalam hal kekuatan dan tali kekang kuda.” 39 40 Syaikh Muhammad Abdul Adzim Az-Zarqani di dalam kitabnya Manahil Al-Quran menyebutkan definisi-definisi ilmu. Maka definisi ilmu di sisi ahli hikmah ilmu adalah gambaran sesuatu yang muncul dari pikiran atau melekatnya jiwa terhadap sesuatu yaang tersingkap hakikatnya. Para ahli kalam mendefinisikan ilmu sebagai suatu sifat 39 QS Al-Ahzab : 60 40 Kitab Al-Ilm hal. 11-12 Page 28

yang dengannya suatu perkara menjadi jelas. Sedangkan definisi di sisi syariat secara umum ilmu adalah makrifatullah mengenal Allah dan ayat-ayat Nya dan perbuatan-Nya terhadap makhluk ciptaan-Nya. Adapun para ahli adab mendefinisikan ilmu adalah keyakinan-keyakinan khusus yang bergantung kepada indra. Sedangkan Syaikh Az-Zarqani sendiri mendefinisikan ilmu dari sisi penulisan umum adalah pengetahuan-pengetahuan yang terstruktur dari satu sisi; baik sisi tema atau sisi tujuan.41 Dari definisi-definisi dan pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan atas sesuatu dengan pasti ; dimana tidak ada keraguan dan kegamangan di dalamnya. R URGENSI ILMU DAN BELAJAR Kebutuhan manusia terhadap ilmu melebihi kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman. Terutama hari ini dimana banyak ruwaibidhah42 yang berbicara, lembaran-lembaran asing yang bersuara diiringi dengan hembusan para pembawa syubhat. Allah Ta’ala berfirman ; 41 Manahil Al-’Urfan fii Ulumi Al-Qur’an hal. 17-18 dengan sedikit perubahan 42 Ruwaubidhah adalah orang yang tidak ahli ilmu tapi berbicara tentang ilmu Page 29

đ耀rᵠ l㌠㰍 ᵠ 㐠㐶̆㰍���吾 s ��� ǀ㰍 툠 㐶ᵠr㰍䗓 浔L ఎs 툠ĕ ㄮ 㰍e〮ば툠 i ఎ 㐠㐶É lrǀ nば㰍㰍 툠 㐠ば㐶s㐶 㐶���e rr吾 e 㤵㐠浔㐶 〮〰㰍 吾 l rばe툠s 㤵㐠浔㐶 〮㰍〰吾 l reば툠 㐠r㰍��� 㰍 É 㰍 㐶ఎ “ Apakah orang yang berdiri di tengah malam untuk beribadah dengan bersujud dan berdiri juga takut akan akhirat, juga mengharap rahmat Rabb-Nya, katakanlah apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Sesungguhnya yang bisa mengambil pelajaran hanyalah orang yang memiliki akal.” 43 Berkata Ali bin Abi Thalib ; 툠㐠졸 툠 s 槓 e㐠耀 i Წ浔rば툠 l ̆ Êば툠 Ayah mereka Adam dan Hawa Manusia sama satu dengan yang ibunya lainnya ȇr ��� n 〮 ���mr s l〮 ǂǀ 툠sᵠ 툠 s iÊ ii Dan tulang dicipta dengan Jiwa sama dengan jiwa lainnya anggota tubuh di dalamnya dan ruh saling menyatu 쮘툠 s ば툠 s đ耀 㤵s��� i ���졸 ��� 〮o lǀ lȇ 㤵䖼n 43 QS Az-Zumar : 9 Page 30

Dengannya mereka bisa Jika tidak ada dari mereka berbangga maka hanya tanah dan keunggulan air saja 槓 e rㄮ툠 l쮘 eo툠 〮r ���呂 ���〮〰ば툠 É ȇiば n Di atas petunjuk dan bagi yang Tidak ada keutamaan kecuali mencari petunjuk mereka untuk ahli ilmu karena mereka tujuannya Წ 〰n 툠 〮r ̆���〮ば s đÊ���䗓 㤵 ǀ ���ǀ툠 ᵠeఎ s Maka manusia dengan Kedudukan seseorang sesuai apa dikenal yang dia lakukan perbuatannya akan namanya44 Dan rasul kita shallallahu alaihi wa sallam telah diperintahkan sejak awal diutusnya, untuk berpaling dari orang-orang yang jahil bodoh yang bersikukuh denga kebodohannya dan menolak ilmu. Allah Ta’ala berfirman ; 〮É  㰍 툠 lr 㰍 ���r㰍 s ���㰍 㐶〰㰍ば 㰍���㐶ǀ㰍s 㐠i㰍 〰㰍ば툠 r㐶 “ Maafkanlah dan perintahkanlah dengan kebaikan dan berpalinglah dari orang-orng bodoh.” 45 44 Lihat Al-Manhaj Al-Ilmi li Ath-Thulab Al-Ilmiy Asy-Syar’I hal. 15-16 45 QS Al-A’raf : 199 Page 31

Demikian pula Allah Ta’al juga mensifati kehidupan orang-orang kafir yang berpaling dari agama Allah Ta’ala dengan firmannya ; Ê㰍吾 r 㰍a툠 lǀ 㰍R㐶吾 elemば툠 e㤵 s elme ば툠 e 㤵㐠〰㐶nre吾 㰍㤵 ���㰍〮r l㰍 ǀ đ耀 㰍���o㐶 ǀs “ Dan tidaklah mereka memiliki ilmu, mereka hanya mengikuti prasangka belaka, dan prasangka itu tidaklah bermanfaat untuk kebenaran sama sekali.” 46 Maka Allah Ta’ala menjadikan pemisah antara mukmin dan kafir adalah ilmu; orang mukmin memiliki ilmu sedangkan orang kafir hanya beeprasangka. Bagi orang yang mau memperhatikan masalah ilmu ini, tentu akan mendapati pentingnya ilmu tidak hanya di awal-awal Islam dan turunnya Al-Qur’an. Bahkan ilmu sudah menjadi hal penting sejak diciptakannya manusia, sebagaimana yang terekam dalam Al-Quran. Allah Ta’ala menciptakan Adam, dan menjadikannya khalifah pemimpin di atas muka bumi. Allah pun memerintahkan para malaikat untuk bersujud terhadap Adam, menghormatinya dan meninggikannya. Kemudian Allah sebutkan sebab tingginya kedudukan Adam ini adalah ilmu. 46 QS Al-A’raf : 199 Page 32

Dan tidak cukup sampai disitu saja, bahkan pentingnya ilmu sudah disebut sejak sebelum penciptaan manusia. Makhluk pertama yang diciptakan Allah Ta’ala adalah Al-Qalam pena yang mana pena adalah perangkat ilmu yang abadi. Sebagaimana hal tersebut diriwayatkan oleh At-Tirmidzi bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ; ᵠe ば툠 r 툠 ఎ r ǀ n r 툠 n ���〮 ば툠 〮 ǀ s 㤵 e耀 툠 lL 㐠É ǀ s 㤵 ǀ “ Sesungguhnya hal pertama yang diciptakan Allah adalah Al-Qalam, maka Allah berfirman : Tulisalah ! Dia berkata : Apa yang kutulis ? Allah berfirman : Tulislah takdir segala yang sudah terjadi dan yang akan terjadi hingga hari akhir.” Maka disini kita faham tidaklah suatu hal yang berlebihan ketika Rasullullah mengatakan bahwa dunia dan seisinya ini tidak ada harganya - bahkan terlaknat - kecuali dirinya berhias dengan ilmu dan dzikir kepada Allah. Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ; 浔〮〰rǀ s 쮘 r s e s ǀ s ��� a n ǀ 㤵㐠〰〮ǀ li㐠〰〮ǀ ieば툠 “ Dunia seisinya ini terlaknat kecuali dzikir kepada Allah dan semisalnya, atau seorang yang berilmu dan penuntut ilmu.” Page 33

Bekata Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu anhu ; Ro rc耀 r ���㐠ǀ lǀ 㤵㐠É ᵠ Êば ���ÊL o 〮ば ���L ఎ e耀 r ば ���㐠쮘 đǀ툠���졸 s “ Sungguh kematian seribu ahli ibadah yang bangun di malam hari dan berpuasa di siangnya lebih ringan dari kematian seorang ahli ilmu yang mengetahui hal yang halal dan haram.” 47 48 R PEMBAGIAN ILMU Ada beberapa pembagian ilmu yang dipaparkan oleh par ulama. Diantaranya adalah Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’, beliau membagi ilmu menjadi tiga bagian : Pertama, ilmu fardhu ‘ain. Yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap mukallaf atas kewajiban-kewajiban syariat yang dia tanggung seperti cara wudhu, sholat, dan semisalnya. Kedua, ilmu fardhu kifayah. Yaitu ilmu yang wajib atas manusia pengamalannya dalam agama secara umum. Seperti menghafal Al-Quran dan hadits serta bagian-bagiannya, fiqh dan usulnya, nahwu dan bahasa, mengetahui para perawi hadits, ijma’, dan khilafnya. 47 Bughyatul Bahits ‘an Zawaid Musnad Al-Harits ( 2/813 ) 48 Lihat Al-Ilmu wa Bina’I Al-Umam hal. 9-12 dengan sedikit perubahan Page 34

Adapun ilmu dunia seperti kedokteran dan hitungan maka juga fardhu kifayah sebagaimana yang di jelaskan oleh Al-Ghozali.Dan para ulama berselisih tentang ilmu yang berhubungan dengan kemaslahatan dunia seperti jahit dan pertanian. Imam Al-Haramain dan Al-Ghazali mengatakan hal tersebut bukan fardhu kifayah, sedangkan Imam Abu Al-Hasan Ali bin Muhammad in Ali Ath-Thabari teman Imam Al-Haramain mengatakan hal tersebut juga fardhu kifayah dan ini yang kuat. Ketiga, ilmu sunnah. Seperti menyelami ilmu ushul dalil-dalil, juga belajar amal-amal sunnah bagi orang awam dengan tujuan untuk diamalkan bukan seperti ulama yang memisah antara yang wajib dan sunnah, karena ini merupakan fardhu kifayah bagi para ulama tersebut.49 Adapun Imam Ibnu Abdil Barr berpendapat bahwa ilmu terbagi menjadi dua : Pertama, ilmu dharuri. Yaitu ilmu yang mustahil bagi orang yang berilmu untuk ragu di dalamnya, dan ilmu tersebut ada tanpa berfikir dan meneliti. Hal ini didapat dari indra dan akal seperti kemustahilan sesuatu itu bergerak dan diam, atau berdiri dan duduk, atau sakit dan sehat dalam satu waktu. 49 Lihat Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab hal. 45-49 Page 35

Kedua, ilmu muktasab. Yaitu ilmu yang didapat dengan bukti ilmiyah dan penelitian, dan hal tersebut memiliki dua sifat ; khafiy tersembunyi dan jaliy jelas . Semakin ilmu tersebut mendekati dengan ilmu dharuri maka semakin jaliy, jika semakin menjauhinya maka semakin khafiy. Juga ilmu pengetahuan terbagi menjadi 2 jenis ; syahid tampak dan ghoib tidak tampak . Adapun yang pertama dapat diketahui secara pasti, adapun yang kedua maka diketahui dengan merujuk pada petunjuk syahid. Imam Ibnu Abdil Barr juga melanjutkan bahwasanya ilmu di sisi ahli-ahli teologi terbagi menjadi 3 bagian ; ilmu a’la, ilmu asfal, dan ilmu awsath. Ilmu A’la ilmu tertinggi menurut mereka adalah ilmu agama yang haram bagi seseorang untuk berbicara tentangnya tanpa dalil jelas dari Al-Qur’an ataupun hadits shahih. Ilmu Awsath ilmu pertengahan adalah ilmu duniawi yang didapat dari penelitian dan percobaan seperti ilmu kedokteran dan ilmu teknik. Ilmu Asfal ilmu bawah adalah ilmu-ilmu yang berhubungan dengan produktifitas dan keterampilan seperti renang, berkuda, tulis-menulis dan semisalnya.50 Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwasanya ilmu dari sisi hukum mempelajarinya terbagi menjadi 3 ; fardhu ain wajib 50 Jami’ Bayan Al-Ilmi wa Fadhlihi ( 2/45-50 ) dengan perubahan. Page 36

untuk setiap individu , fardhu kifayah wajib secara umum , dan nafl sunnah . Jika ditinjau dari segi asal ilmu tersebut maka terbagi menjadi dua ; dharuri pasti , dan muktasab dengan mempelajari . Jika ditinjau dari kedudukannya maka terbagi menjadi tiga ; a’la tertinggi , awsath pertengahan , dan asfal bawah . Page 37

BAB KETIGA PEMBAHASAN SYAIR IMAM SYAFI’I R ILMU YANG PALING UTAMA Berkata Imam Syafi’I rahimahullah ; l㰍er ば툠 đ㰍 iば툠 ���〮㰍r s Ʈ㰍ea툠 e l〮R㰍ǂǀ 㤵 ��� ば툠 㐠ㄮ 㐠〮㐶〰㐶ば툠 㐶 Kecuali hadits dan ilmu fiqh Setiap ilmu selain al-Qur’an itu agama hanya kesibukan belaka 㰍 o eǂば툠 㐶 툠㐠㰍ㄮs 툠a 㐠ㄮ ǀ s Ê吾⸳ee 졸 đ n 㤵 ǀ ���㐶 〮㰍〰ば툠 Selain hal itu adalah was-was Ilmu adalah yang ada perkataan dari para setan haddatsana telah menceritakan kepada kami Kita mengawali pembahasan ini dengan definisi ilmu yang benar di sisi Imam Syafi’i. Sebagaimana kita ketahui bahwasanya ilmu itu sangat beraneka ragam. Ada ilmu-ilmu syar’I dengan berbagai macam cabangnya, ada ilmu alam dengan cabangnya, ada ilmu sosial dengan berbagai macam ragamnya. Akan tetapi ilmu di sisi Imam Syafi’I sebagaimana yang beliau sebutkan dalam sya’ir ini adalah ilmu itu ada tiga ; ilmu Al-Quran dengan cabang-cabangnya tafsir, qiroah, tajwid Page 38

dst , ilmu hadits dengan cabang-cabangnya jarh wa ta’dil, ilat hadits, riwayah dst , dan ilmu fiqh dengan cabang-cabangnya usul fiqh dst . Berkata Imam Syafi’I ; l〮Rǂǀ 㤵 ��� ば툠 㐠ㄮ 㐠〮〰ば툠 “ Semua ilmu selain al-Qur’an itu hanya kesibukan belaka.” Disini beliau menafikan51 segala macam ilmu yang ada dari segi kemanfaatannya ; bahwasanya ilmu-ilmu tersebut tidaklah membawa manfaat bagi orang yang mempelajarinya, kecuali ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an seperti ilmu asbabun nuzul52, nasikh dan mansukh53, tafsir Al-Qur’an, dan selainnya. Kemudian beliau mengecualikan dari ilmu Al-Qur’an ilmu yang lain juga ; yaitu ilmu hadit dan fiqh. Beliau mengatakan ; l eば툠 đ iば툠 ���〮r s Ʈ ea툠 “ Kecuali hadits dan fiqh dalam agama.” Hadits secara bahasa adalah baru, dan secara istilah ialah segala hal yang disandarkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dari perkataan, perbuatan, keputusan, dan sifat. Termasuk cabang ilmu 51 Meniadakan 52 Mempelajari tentang sebab-sebab turunnya suatu surat atau ayat 53 Ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum yang dihapus dari Al-Qur’an atau ayat-ayat yang dihapus Page 39

hadits adalah ilmu jarh wa ta’dil54, ilmu isnad55, dan selainnya.56 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ; 〮o đ ni lÊㄮ s r 浔a ���rȇ���㤵 ǀ 툠㐠〮ȇ੪ lば l ���ǀ ���ȇ n ���੪ ���〮ㄮs đ 〮r “ Aku telah tinggalkan untuk kalina dua perkara yang mana kalian tidak akan pernah tersesat selama berpegang teguh dengan keduanya ; yaitu kitabullah Al-Quran dan sunnah nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam.” 57 Maka seseorang tidak akan mungkin selamat dari kesesatan kecuali dengan mempelajari kedua hal tersebut, karena senjata tidaklah bermanfaat bagi orang yang tidak tahu cara memakainya. Adapun fiqh secara bahasa adalah pemahaman sebagaimana firman Allah Ta’ala ; 㐠ఎ 툠㐠 i ���ば lǀ e r 〮졸툠s “ Dan uraikanlah ikatan lisanku agar mereka faqih faham terhadap ucapanku.” 58 54 Ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk para periwayat hadits 55 Ilmu yang mempelajari jalur periwayatan suatu hadits 56 Lihat Taisir Musthalah Al-Hadits, Dr. Mahmud Thahhan 57 Jami’ Bayan Al-Ilmi wa Fadhlihi, Bab Ma’rifat Usul Al-Ilmi wa Haqiqatihi 58 QS Thaha Page 40

Sedangkan secara istilah fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’I yang bersifat amal perbuatan dan ucapan yang didasari atas dalil-dalil yang terperinci.59 Dan dari ilmu fiqh lahirlah cabang ilmu lainnya seperti ushul fiqh, qawaid fiqhiyyah, dan selainnya. Akan tetapi akan timbul pertanyaan, apakah ilmu selain ketiga ilmu ini memang tidak bermanfaat sama sekali menurut Imam Syafii ? Maka kita nukil ucapan beliau yang lain ; e툠㐠ㄮ ǀ s ば툠 㐠É s ieば툠 ���〮r s đ iば툠 㐠É s l eば툠 ���〮r 㤵 浔〮r ���〮〰ば툠 Ʈnr s Ê〰n erm s ���〰ǂば툠 lǀ “ Ilmu itu ada dua ; ilmu agama yaitu fiqh, dan ilmu dunia yaitu kedokteran. Adapun selainnya dari ilmu syair dan selainnya maka hanyalah permainan belaka.” 60 Maka Imam Syafii tidaklah memaksudkan bahwa selain tiga ilmu di syair tadi tidak memiliki faedah sama sekali, akan tetapi ketiga ilmu tadi adalah ilmu yang paling mulia dan utama yang Allah Ta’ala puji dan juga rasul-Nya di dalam Al-Qur’an dan hadits. Oleh karenanya adab-adab ilmu yang Imam Syafii sampaikan dalam syair-syairnya di dalam diwan ini adalah yang erat hubungannya dengan ilmu-ilmu syar’i. Dan juga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sangat perhatian terhadap tiga ilmu ini, dan memotivasi agar umatnya 59 Al-Ushul min Ilmi Al-Ushul hal. 7 60 Siyar A’lam An-Nubala ( 10/41 ) Page 41

mempelajarinya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendoakan Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma ; l eば툠 đ n ��� 〮ば툠 “ Ya Allah faqihkanlah dia dalam agama.” - dan dalam riwayat lain - rȇば툠 đ浔〮r ��� 〮ば툠 “ Ya Allah ajarilah dia ilmu Al-Quran.” 61 Dan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda ; ǀ đ〰Წ Ê ���Ê l〮n đȇn ば ǀ ȇn 졸 e 툠槓ᵠ ���n lǀ “ Siapakah yang mau menghamparkan selendangnya supaya aku bisa memberikan ucapanku kemudian dia pegang dan tidak akan terlupa atas apa yang dia dengar dariku ?” Maka aku pun menghamparkan selendangku dan demi Dzat yang mengutus beliau dengan kebenaran aku tidak pernah lupa ucapan beliau yang sampai kepadaku.62 Kemudian Imam Syafii mengatakan ; Ê⸳e졸 đ n 㤵 ǀ ���〮〰ば툠 61 HR. Bukhari dan Muslim, lihat Al-Jami’ baina Ash-Shahihain ( 4/493 ) 62 Al-Jami’ baina Ash-Shahihain ( 4/505 ) Page 42

“ Ilmu adalah yang ada perkataan haddatsana telah bercerita kepada kami .” Disini Imam Syafii membuat kaidah yang penting bagi penuntut ilmu yaitu menyebutkan referensi atau sumber ilmu yang diutarakan. Maka tidak boleh seseorang asal berbicara saja, akan tetapi juga harus mengerti kebenaran apa yang dibicarakan. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri telah melarang umatnya untuk berbicara tanpa meneliti kembali kebenaran apa yang dibicarakan tersebut. Dari Abi Isa Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu anhu dari Rasulullah shallallahu alahi wa sallam beliau bersabda ; s ��� Ênば툠 槓 s s ��� É s 〰Êǀ s ��� ǀ 툠 㐠 r ���ȇ 〮r ���졸 〰੪ 㤵 쮘툠 lr Ǽ s 툠 ���ば툠 ���Წ s ఎ s ఎ ���ȇば e��� “ Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan atas kalian durhaka terhadap ibu, tidak mau memberi dan suka meminta, menguburkan bayi perempuan hidup-hidup. Dan Dia membenci bagi kalian asal berbicara, banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” 63 Kemudian Imam Syafii mengatakan ; o ǂば툠 툠㐠ㄮs 툠a 㐠ㄮ ǀ s 63 Riyadhus Sholihin, Bab Tahrim Al-’Uquq wa Qathi’at Ar-Rahmi Page 43

“ Dan apa yang selain itu adalah was-was setan.” Maksudnya adalah ilmu tidak diketahui sumber dan asal-usulnya maka bukanlah ilmu, akan tetapi bisikan setan saja. Dan Allah Ta’ala telah memerintahkan kita untuk berlindung darinya ; ÊeᲬ툠 툠㐠ㄮ㐠ば툠 r��� lǀ “ Aku berlindung dari buruknya bisikan setan.” 64 R KEMULIAAN ILMU Berkata Imam Syafii rahimahullah ; 㰍 ��� đ㐶n㐶졸 o ���㰍〮〰ば툠 㐶 㰍 ᵠ Êば 㐶 đ㐶੪㰍eばs 㐠㰍 ば s Meski dilahirkan dari ibu yang Aku melihat pemilik ilmu itu hina mulia 㐶툠���ȇば툠 㐶㰍㐠 ば툠 e㐶���ǀ㰍 㐶���rm〰㐶吾 㰍㤵 đ㐶〰㐶吾n���㰍 吾 㐶 툠 吾 㰍ば s Kaum yang mulia akan Ilmu akan senantiasa memuliakan perkaranya mengangkatnya hingga 㐶툠㐠e���ば툠 㐶đ㐶〰吾n㰍吾r吾੪ 㤵㰍eȇば툠 ºr툠��� 졸 r 㐶 đ㐶i㐠㐶〰ner吾 s 64 QS An-Naas : 4 Page 44

Seperti penggembala kambing Mereka akan mengikutinya dalam yang diikuti gembalanya segala kondisi 㐶툠���a툠 s 㐶 Ra툠 ���r㐶 s ̆ᵠ ���㰍 e〰ㄮ ǀ 㐶���㰍〮〰ば툠 㰍㐠〮吾n Tidak pula diketahui mana halal Kalau bukan karena ilmu tidaklah dan yang haram65 orang-orang senang Di bait-bait ini Imam Syafii menjelaskan tentang keutamaan ilmu dan keagungannya. Berkata Syaikh Muhammad Ibrahim Salim ; terkumpul pada diri Imam Syafii sarana untuk menjadi seorang yang berilmu juga berdakwah. Beliau dengan ilmu pengetahuannya telah sampai pada derajat mujtahid mutlak. Di Madinah ilmu Imam Malik telah berada di tangannya, dimana beliau belajar dari Imam Malik hingga wafat. Dan di Baghdad ilmu Imam Abu Hanifah telah berada di tangannya melalui murid Abu Hanifah, Muhammad bin Al-Hasan. Akhirnya terkumpullah pada diri beliau dua poros ilmu ; ilmu ahli ra’yu dan ilmu ahli hadits. Maka adakah seseorang yang lebih layak berbicara tentang keutamaan ilmu selain beliau ? Bahwasanya beliau sedang berbicara kepada kita atas apa yang beliau pandang tentang pemilik ilmu dan kedudukan mulia baginya, dan bekas ilmu di dalam kehidupan kita.66 Maka berkatalah beliau rahimahullah ; ���吾吾吾吾吾吾吾吾吾 ��� đn㐶졸 吾吾o ���〮〰ば툠 㐶 ᵠ 65 Diwan Imam Syafii, Ustadz Nu’aim Zarzur hal. 93 66 Diwan Imam Syafi’I, Muhammad Ibrahim Salim hal. 126 Page 45

“ Aku melihat pemilik ilmu itu mulia.” Imam Syafii berpandangan bahwasanya seorang yang berilmu adalah orang yang memiliki kemuliaan, karena manusia akan memuliakannya. Dan beliau berkata ; 㐶 吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾Êば 㐶đ㰍੪eばs 㐠ば s “ Meskipun dilahirkan dari orang tua yang hina.” Maksudnya meskipun seseorang tersebut tidak memiliki nasab yang mulia dan terhaormat, maka ilmu yang menjadikannya mulia dan membuat manusia memuliakan pemiliknya. Dan kata 㐶 吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾Êば bentuk jamak dari ���㰍Êば yaitu orang yang rendah nasabnya lemah jiwanya.67 Disini Imam Syafii menyebutkan salah satu keutamaan ilmu ; yaitu ilmu membuat pemiliknya mulia meskipun nasabnya rendah. Dan berkata beliau ; 㤵㰍 吾吾吾吾吾吾吾吾吾ば 㐶đ〰㐶吾n���㰍 吾 㐶 툠 ば s “ Dan ilmu akan selalu mengangkat pemiliknya hingga…” Maksudnya ilmu akan senantiasa mengangkat derajat pemiliknya dan tidak akan berhenti hingga… 67 Al-Mu’jam Al-Wasith hal. 846 Page 46

㐶툠���吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾ȇば툠 㐶㐠㰍 ば툠 㐶e���㰍ǀ 㐶���rm〰㐶吾 “ Kaum yang mulia memuliakan memuliakannya.” Maksudnya hingga orang-orang yang memiliki kedudukan dan kemuliaan di sisi manusia memuliakannya. Maka disini Imama Syafii menyebutkan keutamaan ilmu yang kedua ; tingginya derajat pemilik ilmu dan kedudukannya di antara manusia. Allah Ta’ala berfirman ; ��� ̆ᵠ槓 ���〮㰍〰ば툠 툠㰍㐠㐶吾੪s툠㐶 l reば툠 s ���㰍 㐶ȇÊ㰍ǀ 툠㰍㐠㐶吾Êǀ l reば툠 㐶 rn���㰍 吾 “ Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” 68 Dan penggambaran Imam Syafii bahwasanya orang-orang yang memuliakan ahli ilmu adalah kaum yang mulia ; ini menunjukkan bahwasanya penuntut ilmu bukanlah golongan manusia rendahan akan tetapi golongan manusia yang mulia. Kemudian beliau melanjutkan ; 吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾吾졸 r 吾吾吾㐶 㰍º吾吾吾n 㐶đi㐠㰍 〰㐶ner吾 s “ Dan mereka akan mengikutinya dalam setiap keadaan.” Maksudnya manusia keseluruhan adalah orang-orang yang mengikuti ahli ilmu. Dan para penuntut ilmu adalah orang yang paling mengikuti mereka, hanya saja para penuntut ilmu tidak bertaklid 68 QS Al-Mujadalah : 11 Page 47


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook