terbuat. Tanpa diiringi strategi pemasaran yang pas bukan tidak bisa jadi penjualan tidak hendak dapat mencaoai sasaran. Dalam memastikan strategi pemasaran terlebih dulu butuh dikenal segmentasi, taget pasar, posisi serta analisis produk pesaing. Setalah itu memastikan strategi pemasaran memakai analisis marketing mix strategy. Aspek pasar serta pemasaran jadi penentu keberlanjutan industri sebab aspek pasar serta pemasaran berhubungan langsung dengan dimana produk kita hendak bersaing. 3. 2 Tujuan Industri dalam Pemasaran Ada sebagian tujuan industri buat melaksanakan pemasaran produk yang sudah terbuat antara lain: 1. untuk menambah penjualan serta keuntungan Dalam perihal ini pastinya dengan meningkatnya penjualan pastinya berbanding lurus dengan banyaknya keuntungan yang diperoleh industri tersebut. 2. Untuk menguasai pasar Analisis Perancangan Usaha | 40
Dalam perihal ini pastinya mau memperluas market share serta berupaya menguasi pasar yang tadinya sudah dipahami oleh industri yang lain. 3. Untuk mengurangu saingan Metode yang dipakai pada tujuan tersebut merupakan dengan membagikan harga yang lebih murah tetapi dengan mutu yang senantiasa sama. Perihal ini dicoba buat kurangi jumlah pesaing yang terdapat. 4. Buat penuhi piha- pihak tertentu Perihal ini dicoba buat penuhi tuntutan ataupun kemauan dari pihak- pihak terpaut yang berkepentingan misalnya pemerintah ataupun lembaga tertentu yang sifatnya sedangkan. 3. 3 Pengertian Pasar serta Pemasaran Pasar serta pemasaran ialah 2 attribut yang silih berhubungan serta tidak bisa dipisahakan. Tiap terdapat pasar pasti terdapat pemasaran buat menghasilkan sesuatu pangsa pasar baru serta tiap pemasaran pasti terdapat pasar yang dituju. 41 | Analisis Perancangan Usaha
Pasar ialah sesuatu wadah tempat bertemunya penjual serta pembeli buat melaksanakan transaksi jual beli. Pasar pula bisa dimaksud bagaikan mekanisme yang terjalin antara penjual serta pembeli dalam melaksanakan permintaan serta penawaran. Permintaan ialah jumlah benda serta jasa yang dimohon konsumen pada harga serta waktu tertentu.Ada sebagian aspek yang pengaruhi permintaan( benda serta jasa) a. Harga b. Harga barang lain yang memiliki hubungan/pelengkap c. Pendapatan d. selera e. jumlah penduduk f. faktor khusus penawaran merupakan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penawaran suatu barang dan jasa adalah : 1. harga 2. Harga barang lain yang memiliki hubungan/pelengkap Analisis Perancangan Usaha | 42
3. Teknologi 4. Harga input (ongkos produksi) 5. Tujuan perusahaan 6. Faktor khusus (akses) Dalam prakteknya terdapat beberapa jenis pasar. Adapun jenis-jenis pasar dikelompokkan sebagai berikut: 1. Pasar persaingan sempurna Pasar persaingan sempurna merupakan suatu pasar dimana sejumlah penjual dan pembeli yang dijual adalah produk homogen sehingga suatu produsen merupakan pelengkap bagi produksi produsen lain. 2. Pasar persaingan monopolistik Pasar persaingan monopolistik merupakan suatu pasar dimana banyak penjual atau perusahaan yang memiliki ukuran yang relatif sama besar. Produk yang dihasilkan masing-masing produsen berbeda-beda. 3. Pasar oligopoli Pasar ologopi merupakan sebuah pasar yang memiliki sedikit penjual. Barang yang dihasilkan adalah barang standart contoh semen, industri baja dan barang yang berbeda corak seperti mobil. Dalam memasuki pasar 43 | Analisis Perancangan Usaha
ini modal yang dibutuhkan cukup besar. Peran iklan sangat dominan untuk meningkatkan penjualan 4. Pasar monopoli Pasar monopoli merupakan struktur pasar yang mana hanya terdapat 1 produsen saja. Akses yang sulit untuk bisa masuk dalam bisnis ini seperti : a. Penguasaan bahan mentah b. Terdapat skala ekonomi c. Peraturan pemerintah. Peranan pemasaran, pemasaran dapat diartikan upaya untuk menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak. Pemasaran juga dapat diartikan sebagai proses sosial dan manajerial untuk menciptakan atau menukarkan produk dengan nilai dengan pihak lain. Terdapat beberapa jenis konsumen yaitu : 1. Pasar konsumen : pasar dimana individu dan rumah tangga yang membutukhan barang dan jasa untuk kebutuhan sendiri 2. Pasar industrial : pihak-pihak yang membeli barang untuk digunakan kembali kemudian menghasilkan barang untuk dijual kembali Analisis Perancangan Usaha | 44
3. Pasar reseller : pasar yang melakukan penjualan kembali atas barang untuk memperoleh keuntungan 4. Pasar pemerintah : unit divisi pemerintah yang membeli barang atau menyewa barang/jasa untuk melaksanakan tugas pemerintahan. 4.1 Segmentasi, Target dan Posisi Pasar Dalam mendukung pencapaian tujuan pemasaran maka perlu dilakukan strategi bersaing yang tepat. Strategi ini menentukan segmentasi, Target sasaran dan menentukan posisi produk pada pasar. 1. Segmentasi pasar Segmentasi pasar adalah proses pemetaan pasar menjadi beberapa bagian kelompok konsumen yang berbeda dan kebutuhan produk serta cara pemasaran yang berbeda. Terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan dalam menentukan segmentasi pasar. Berikut adalah variabel konsumen dalam melakukan segmentasi pasar menurut Philip Kotler. • Segmentasi berdasarkan geografis : a. Bangsa b. Provinsi 45 | Analisis Perancangan Usaha
c. Kabupaten d. Kecamatan e. Iklim • Segmentasi berdasarkandemografis: a. Umur b. Jenis kelamin c. Ukuran keluarga d. Pendapatan e. Pekerjaan f. Pendidikan g. Agama • Segmentasi berdasarkan psikologis : a. Kelas sosial b. Gaya hidup c. Karakter kepribadian • Segmentasi berdasarkan perilaku: a. Pengetahuan b. Sikap c. Kegunaan d. Tanggap terhadap suatu produk Berikut adalah variabel segmentasi pasar industri. • Segmentasi berdasarkan demografis : Analisis Perancangan Usaha | 46
a. Jenis industri b. Besar perusahaan c. Lokasi perusahaan • Karakteristik pengoperasian : a. Teknologi yang digunakan b. Status pengguna c. Kemampuan konsumen • Karakteristik personil industri : a. Kesamaan pembeli b. Sikap terhadap risiko c. Kesetiaan. 2. Target Pasar. Setelah melakukan proses segmentasi pasar maka telah diketahui pemetaan kelompok dan kebutuhan dari masing-masing segmen pasar. Langkah selanjutnya yaitu memilih satu atau lebih dari segmen yang dirasa cukup berpotensi untuk menjadi target pasar produk atau jasa perusahaan. Penentuan target sasaran pasar meliputi: a) Evaluasi segmen pasar 1) Ukuran pertumbuhan dan proyeksi pertumbuhan segmen 47 | Analisis Perancangan Usaha
2) Struktural segmen. Melihat pesaing yang sudah ada. 3) Melihat sumberdaya yang dimiliki perusahaan, b) Memilih segmen, menentukan satu atau lebih segmen yang hendak di target. 1) Pemasaran serbasama, melayani semua pasar dan penawaran dari beberapa segmen. Seperti permen, 2) Pemasaran serbaaneka, merancang tawaran untuk semua pendapatan, tujuan atau kepribadian, contoh. Mobil dengan berbagai model desain c) Posisi pasar Selanjutnya yakni menentukan posisi pasar yang mana positioning bertujuan untuk menentukan posisi mana yang akan ditempati oleh produk tersebut. Posisi produk didefinisikan bagaiman produk tersebut dapat diterjemahkan oleh konsumen atas attribut yang melekat. Contoh : • Mobil mercedes didefiniskan sebagai mobil mewah • Mobil kijang didefinisikan sebagai mobil keluarga Analisis Perancangan Usaha | 48
• Mobil carry didefinisikan sebagai mobil angkutan 4.2 Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Setelah dilakukan STP langkah selanjutnya adalah analisis Strategi pemasaran Marketing Mix : 1. strategi produk 2. strategi harga 3. strategi lokasi dan distribusi 4. strategi promosi Strategi Produk Langkah pertama yakni mendefinisikan, memilih dan mendesain suatu produk yang didasarkan dari kebutuhan konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi produk yaitu : 1. perubahan ekonomi 2. perubahan sosial dan budaya 3. perubahan teknologi 4. perubahan politik 5. perubahan lainnya 49 | Analisis Perancangan Usaha
Strategi produk yang dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan suatu produk yaitu : 1. penentuan logo dan motto logo merupakan lambang dan ciri khas yang mempunyai arti dari produk. Motto merupakan suatu rangkaian kata yang berisikan visi dan misi. 2. Menciptakan merek Merek merupakan kata yang dikenal konsumen pada saat menyebutkan suatu produk. Dalam menciptakan merek harus mempertimbangkan faktor. a. Mudah diingat b. Terkesan hebat dan modern c. Memiliki arti d. Menarik perhatian 3. Menciptakan kemasan Kemasan merupakan pembungkus produk. Dalam menciptakan kemasan dapat mempertimbangkan beberapa persyaratan seperti, kualitas kemasan, bentuk, warna dll 4. Keputusan label Analisis Perancangan Usaha | 50
Label merupakan suatu yang dilengketkan pada produk yang ditawarkan dan merupakan bagian dari kemasan. Strategi Harga Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan pemasaran. Harga merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan dengan barang atau jasa. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menetapkan harga adalah : 1. Menentukan tujuan penentuan harga 2. Memperkirakan permintaan, biaya dan laba 3. Memilih strategi harga untuk membantu penentuan harga 4. Menyesuaikan harga dasar Tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut : 1. Untuk bertahan hidup Penentuan harga sebisa mungkin ditentukan dengan harga yang paling murah namun tetap memperoleh profit. 51 | Analisis Perancangan Usaha
2. Untuk memaksimalkan laba Tujuan harga tentunya berharap dengan profit yang tinggi namun harga jual yang terjangkau 3. Untuk memperbesar market share Penentuan harga ini dengan harga yang paling murah tentunya bertujuan untuk memperluas market share 4. Mutu produk Mutu produk bertujuan untuk memberikan kesan kepada konsumen bahwa produk tersebut benar-benar berkualitas. Karena ada yang beranggapan bahwa produk yang berkualitas cenderung harganya lebih mahal 5. Karena pesaing Dalam hal ini pesaing menjadi tolak ukur bahwa dalam menciptakan produk sebisa mungkin harganya dibawa pesaing. Terdapat tiga strategi dalam penetapan harga yaitu : a. Skimming pricing adalah menetapkan harga setinggi mungkin dengan tujuan produk memiliki keunikan dan kualitas yang tinggi b. Penetrtion procing adalah penetapan harga serendah rendahnya yang bertujuan untuk menguasai pasar Analisis Perancangan Usaha | 52
c. Status quo pricing penetapan harga status quo yang ditetapkan sesuai harga pesaing. Terdapat beberapa metode penetapan harga yang umum digunakan : 1. Penetapan harga berdasarkan biaya a. Cost plus pricing Metode penentuan Cost plus pricing menggunakan rumus : Harga pokok = VC + ������������ ������������������������������ ������������������������������ Dimana : VC = variabel cost FC = fixed cost TS = total sales Contoh : VC = Rp 10,- FC = Rp 6.000.0000 TS = 100.000 unit Maka, Harga pokok = Rp 10 + ������������ 6.000.000 100.000 = Rp 70,- per unit b. Cost plus pricing dengan mark up 53 | Analisis Perancangan Usaha
Metode ini merupkan metode yang paling populer digunakan oleh grosir dan pengecer. Biaya pembelian produk dari produsen ditambah dengan keuntungan yang diinginkan. Contoh : jika perusahaan menginginkan margin laba 20% maka Cost plus pricing dengan mark up sebagai berikut : Harga dengan mark up 1−������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������= Harga dengan mark up = ������������ 70, = Rp 87,5 per unit 1−0,2 2. Break Event Pricing (BEP) Target Pricing Break Event Pricing adalah harga yang ditentukan berdasarkan titik impas. BEP = FC = atau BEP = FC P−VC 1−VC/P BEP = 6.000.000 = Rp 77.419 per unit 87,5−10 BEP = 6.000.000 = Rp 6.77.193.4 1−10/87,5 3. Perceived Value Pricing Perceived Value Pricing adalah harga yang ditentukan oleh persepsi atau penilaian konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Analisis Perancangan Usaha | 54
Strategi Lokasi dan Distribusi Kegiatan pemasaran yang ketiga adalah strategi lokasi dan distribusi bagi seluruh unit perusahaan seperti kantor, pabrik dan gudang. Penentuan lokasi sangat penting untuk memudahkan proses distribusi barang sehingga permintaan konsumen dapat terpenuhi. Hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi adalah : 1. Dekat dengan kawasan industri 2. Dekat dengan lokasi perkantoran 3. Dekat dengan lokasi pasar 4. Dekat dengan pusat pemerintahan 5. Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat 6. Mempertimbangan jumlah pesaing yang ada dilokasi 7. Sarana dan prasarana (jalan, pelabuhan, listrik dll). Faktor yang mempengaruhi strategi distribusi adalah 1. Pertimbangan pembeli dan faktor pasar Karakteristik pelanggan mempengaruhi suatu pendekatan distribusi langsung. Frekuensi pembelian menjadi patokan dalam penentuan lokasi. 2. Karakteristik produk 55 | Analisis Perancangan Usaha
Produk yang kompleks, dibuat secara perlakuan khusus dan mahal cenderung menggunakan saluran distribusi yang pendek dan langsung. Strategi Promosi Promosi merupakan kegiatan pemasaran yang bertujuan memperkenalkan produk kepada konsumen. Promosi merupakan sarana yang paling ampuh dalam menngkatkan penjualan. Cara promosi dapat melalui : 1. Periklanan 2. Promosi penjualan 3. Publisitas 4. Personal selling 3.6 Peramalan Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Analisis Perancangan Usaha | 56
3.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Berikut merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan: • Variasi random • Rencana konsumen • Daur hidup produk • Pesaing • Perilaku/sikap konsumen • Waktu • Siklus bisnis • Iklan • Sales effort • Reputasi • Desain produk • Kebijaksanaan kredit • Kualitas 57 | Analisis Perancangan Usaha
Gambar 3. 1 Fakor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Sumber : (Rismayeti, 2011) 3.8 Metode Peramalan Metode peramalan terbagi menjadi dua yaitu : • Metode Kualitatif Metode kualitatif memiliki sifat berikut : - Bergantung penilaian dan pengalaman seseorang (subyektifitas) Analisis Perancangan Usaha | 58
- Data tidak tersedia dan atau tidak mencukupi, kondisi yang berubah. - Dapat terhubung langsung dengan lingkungan dan informasi dari dalam perusahaan. • Metode Kuantitatif Metode kuantitatif memiliki sifat berikut : - Prosedur formal, yang menggunakan model matematika. - Menggunakan data masa lalu untuk memperkirakan masa yang akan datang. - Diasumsikan pola data masa lalu akan berlanjut pada masa yang akan datang 59 | Analisis Perancangan Usaha
Gambar 3. 2 Klasifikasi Peramalan Sumber : Tersine,1994 3.9 Metode peramalan Kualitatif Berikut merupakan metode peramalan kualitatif : a) Metode Management Decision/Jury of Executives Peramalan yang dilakukan oleh eksekutif manajer tingkat atas perusahan. Dikarenakan kemampuan intuisi dan pengalaman yang dimiliki dikombinasikan dengan statistic. Biasanya digunakan untuk perencanaan produk baru dan perencanaan jangka Panjang Kelebihan metode ini diyakini dapat memberikan pandangan yang lebih luas dan lebih cepat dalam Analisis Perancangan Usaha | 60
mencapai kata sepakat dalam menentukan nilai Kelemahan metode ini adalah salah satu eksekutif dapat mendominasi eksekutif yang lain a) Metode Delphi Cara yang sistematis untuk mendapatkan keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli berbagai disiplin ilmu di luar perusahaan. Para ahli tersebut tidak pernah ditemukan satu dengan yang lain. Kelebihan: memberikan perpektif lebih luas. Biasanya utk perencanaan jangka panjang termasuk perubahan teknologi. Kelemahan: membutuhkan waktu lebih lama & tidak menghasilkan satu kesepakatan tapi rentang jawaban. b) Penelitian Pasar Metode ini mengumpulkan dan menganalisa fakta secara sistematis yang berhubungan dengan pemasaran dan dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan produk dan metode pemasaran. Teknik yang biasa digunakan survey konsumen. Sering digunakan untuk perenacanaan produk baru, iklan 61 | Analisis Perancangan Usaha
dan promosi. Hasilnya dapat langsung digunakan untuk peramalan produk baru. Kelamahannya adalah sulit membuat kuisener dan butuh waktu lama. c) Metode ekspektasi pengguna Perusahaan mengumpulkan pendapat dari pihak- pihak diluar perusahaan untuk mendapat tentang rencana pembelian /penggunaan konsumen. 3.10 Metode Peramalan Kuantitatif 3.11 Metode Kausal Metode peramalan yang didasarkan atas konsep bahwa demand ada faktor penyebabnya. Jika hubungan antara faktor penyebab dan demand dapat diketahui, maka demand masa yang akan datang bisa diketahui. Demand = variabel tak bebas, faktor penyebab = variabel bebas. Metode ini umumnya menggunakan regresi linier maupun non linear sebagai alat untuk mencari hubungan sebab akibat tersebut. Y = a + bX Analisis Perancangan Usaha | 62
t y Week t2 Sales ty 1 150 150 1 4 157 314 2 9 162 486 3 16 166 664 4 25 177 885 5 a = Y − b( X ) n 63 | Analisis Perancangan Usaha
t = 15 t2 = 55 y = 812 ty = ( t)2 = 225 2499 Tabel 3. 1 Contoh Metode Kausal b = n( XY ) − ( X )(Y ) n X − ( X )2 2 b = n( XY ) − ( X )(Y ) n X − ( X )2 2 b = 5(2499) −15(812) = 12495 −12180 = 6.3 5(55) − 225 275 − 225 a = Y − b( X ) y = 143.5 + 6.3t n a = 812 − 6,3(15) = 143.5 5 3.12 Time Series Model Didasarkan atas konsep bahwa demand hari ini dipengaruhi oleh demand masa lalu dan demand yang akan datang dipengaruhi demand sekarang. Time Series akan mengulangi kejadian dari hasil observasi data permintaan produk Analisis Perancangan Usaha | 64
Gambar 3. 3 Komponen Time Series a. Komponen Trend • Pergerakan data dalam jangka panjang • Secara terus menurus menunjukan pola data menaik atau menurun • Sangat dipengaruhi oleh populasi, teknologi, usia dan budaya dll • Contoh: perubahan pendapatan, populasi, penyebaran umur, atau pandangan budaya b. Komponen Seasonal • Pola fluktuasi naik dan turun secara reguler (berulang-ulang) • Dipengaruhi musim, hari besar (hari raya, dll), masa liburan, aktivitas agricultur dll. • Kemunculan biasanya dalam satu tahun 65 | Analisis Perancangan Usaha
c. Komponen Siklus Bisnis • Pergerakan naik dan turun yang berulang-ulang • Dipengaruhi siklus bisnis, politik, dan faktor ekonomi makro. • Durasi beberapa tahun • Sering bersifat Kausal d. Komponen Random • Tidak menentu, Tidak sistematik, fluktuasi ‘residual’ • Disebabkan variasi random atau kejadian yang tidak dapat diprediksi • Jangka pendek dan tidak berulang Metode time series memiliki enam teknik yaitu : • Naive • Simple Average • Simple Moving Average (Moving Average) • Weighted Moving Average • Exponential Smoothing • ES with Trend and Seasonality Analisis Perancangan Usaha | 66
3.12.1 Naive Ide dasar: penjualan periode saat ini adalah peramalan permintaan untuk periode kedepan Ft+1 = X t Keterangan : Ft+1 = Peramalan (forecast) periode t+1 Xt = Data Penjualan Aktual periode t Contoh : Tabel 3. 2 Contoh Perhitungan Naive 3.12.2 Simple Average Ide dasar: rata-rata seluruh data penjualan periode sebelumnya adalah peramalan permintaan untuk periode kedepan. Tujuannya meratakan (level) data. 67 | Analisis Perancangan Usaha
Kelebihan : mudah digunakan Kekurangan : - Membutuhkan data yang besar karena semua data digunakan - Semua data mempunyai tingkat relevansi yang sama Keterangan : Ft+1 = Peramalan (forecast) periode t+1 Xt = Data Penjualan Aktual periode t n = jumlah Data contoh : berikut merupakan data permintaan periode 1 sampai dengan period ke-9. Ramalkan permintaan pada period ke-10? Analisis Perancangan Usaha | 68
Tabel 3. 3 Contoh Perhitungan Simple Average 3.12.3 Simple Moving Average Ide dasar : rata-rata data penjualan hanya beberapa periode terakhir sebelumnya adalah peramalan permintaan untuk periode selanjutnya. Tujuannya mengurangi variasi random data atau pemulusan (smoothing) data. Semua n data terdahulu dianggap mempunyai pengaruh yang sama (equal weights) Cocok untuk data yang relatif stabil, data yang tidak ada pola trend dan seasonal (musiman). Ft+1 = ������������ + ������������−������ + ������������−������ + … + ������������−������+������ ������ 69 | Analisis Perancangan Usaha
Contoh : berikut merupakan data permintaan dari periode 1 sampai periode 9. Ramalan permintaan pada periode 10 menggunakan simple average dan 3 moving average? Tabel 3. 4 Contoh Simple Moving Average Jawaban : • Simple average 11 = (10+12):2 12 = (10+12+14):3 12,8 = (10+12+14+15):4 13,4 = (10+12+14+15+16):6 14 = (10+12+14+15+16+17):7. Dst • Moving average 12 = (10+12+14):3 Analisis Perancangan Usaha | 70
13,7 = (12+14+15):3 15 = (14+15+16):3 16 = (15+16+17):3 17,3 = (16+17+19):3 Gambar 3. 4 Hasil Plot Peramalan 3.12.4 Weighted Moving Average Sama dengan ide dasar dari MA hanya ditambahkan bobot pada data yang akan digunakan. Periode yang paling dekat dengan periode peramalan diberi bobot terbesar. n = Jumlah Periode αi = Bobot yang digunakan untuk periode ti+1 71 | Analisis Perancangan Usaha
t Ft+1 = Xt−i+1 i i=t −n+1 Contoh : Berikut merupakan data permintaan dari periode 1 sampai periode 8. Ramalkan permintaan pada period ke 9 menggunakan metode weighted moving average dengan alfa = 0,6 ; 0,3 dan 0,1. Tabel 3. 5 Contoh Weighted Moving Average 47.2 = 0.6*47 + 0.3*48 + 0.1* 46 32.7 = 0.6*23 + 0.3*47 + 0.1* 48. Dst 3.12.5 Single Exponential Smooting Perumusan Lebih Mudah, equivalent dengan WMA. α = exponential smoothing parameter (0< a<1) Analisis Perancangan Usaha | 72
Ft+1 = X t + (1− )Ft Contoh : Berikut merupakan data permintaan produk Sandal SISCO pada periode 1 sampai periode 4. Ramalkan permintaan Sandal SISCO pada period 5 dengan mengunakan single exponential smoothing α=0,1. Tabel 3. 6 Contoh Single Exponential Smooting 75.6 = 0.1*90 + 0.9*74 78.04 = 0.1*100 + 0.9*75.6 76.236 = 0.1*60 + 0.9*78.04 3.12.6 Trend Adjusted Exponential Smoothing (TAF) with Two Parameter Holt Diasumsikan terdapat trend dan variasi random Tt = Trend component in period t α = Base-level smoothing parameter (0< α <1) 73 | Analisis Perancangan Usaha
b = Trend smoothing parameter (0< b<1) Step 1: Ft+1 = X t + (1− )(Ft + Tt ) Update Trend Tt+1 = (Ft+1 − Ft ) + (1− )Tt Step 2: Forecast P periods Into Future Ft+p = Ft+1 + P.Tt+1 Contoh : Berikut merupakan data permintaan lampu hias pada periode 1 sampai periode 24. Ramalkan permintaan pada period ke 25,26 dan 27 mengunakan Holt Trend dengan α = 0.3 dan β = 0.1 Tabel 3. 7 Contoh Peramalan TAF Analisis Perancangan Usaha | 74
FT +1 = .XT + (1− )(FT + TT ) F3 = 0,3.X 2 + (1− 0,3)(F2 + T2 ) 0,3.350 + (0,7)(500 + 0) = 455.......(1) TT +1 = .(FT +1 − FT )+ (1− ).TT T3 = 0,1.(F3 − F2 )+ (1− 0,1).T2 0,1.(455 − 500)+ (0,9).0 = −4,5.......(2) FˆT +P = FT +1 + P.TT +1 Fˆ2+1 = F2+1 + P.T2+1 Fˆ3 = 455 +1.(−4,5) = 450,5......(3) Fˆ24+1 = F24+1 + 1.T24+1 Fˆ25 = 564,2 +1.13,5 = 577,6.......(4) Fˆ24+2 = F24+1 + 2.T24+1 Fˆ26 = F25 + 2.T25 Fˆ26 = 564,2 + 2.13,5 = 591,1.......(5) Fˆ24+3 = F24+1 + 3.T24+1 Fˆ27 = F25 + 3.T25 Fˆ27 = 564,2 + 3.13,5 = 604,6........(6) 3.12.7 Exponential Smoothing Adjusted for Trend and Seasonal (Winter Model) Berikut merupakan langkah-langkah dalam forecast menggunakan Winter Model • Update Exponential Smoothing 75 | Analisis Perancangan Usaha
FT =. XT + (1− ).(FT −1 − TT −1) ST −P • Update Seasonal ST = . XT + (1− ).ST −P FT • Update Trend TT = .(FT − FT −1) + (1− ).TT −1 • Forecast P periods Into Future F T +P = (FT + PTT ).ST Contoh : Berikut merupakan data permintaan yang terdapat empat quarter dengan alfa = 0,4. Beta = 0,3 dan gamma = 0,1 Analisis Perancangan Usaha | 76
Tabel 3. 8 Contoh Peramalan Winter Model Jawaban: =. XT ST −P ( )FT + (1− ) FT −1 + TT −1 0,4. X1 S1−4 ( )F1 = + (1− 0,4) F1−1 + T1−1 F1 = 0,4. 500 + (1 − 0,4)(400 + 0) = 440 1,0 77 | Analisis Perancangan Usaha
ST = . XT + (1− )ST −P FT S1 = 0,3. X1 + (1 − 0,3)S1−4 F1 S1 = 0,3. 500 + (1 − 0,3).1,0 = 1,041 440 TT = .(FT − )FT −1 + (1− ).TT −1 T1 = 0,1.(F1 − F1−1 )+ (1− 0,1).T0 T1 = 0,1.(440 − 400)+ (1− 0,1).0 = 4 FˆT +P = (FT + P.TT ).ST Fˆ1+4 = (F1 + 4.T4 ).S4 Fˆ5 = (440 + 4.4).1,041 = 475 1.13 Mengukur Keakuratan Peramalan Ukuran akurasi hasil peramalan merupakan ukuran kesalahan atau biasa disebut error dari suatu peramalan, merupakan ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Ada 4 ukuran peramalan, yaitu : Analisis Perancangan Usaha | 78
3.13.1 Mean Absolute Deviation (MAD) MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan kenyataanya. Secara matematis, MAD dirumuskan sebagai berikut : n At − Ft MAD = t=1 n Dimana : A = permintaan aktual pada periode – t Ft = hasil peramalan (forecast) pada peridoe – t n = jumlah periode peramalan yang terlibat Berikut merupakan contoh perhitungan nilai error menggunakan MAD : Tabel 3. 9 Contoh Perhitungan MAD MAD = 4 +1+ 2 + 7 + 3 + 0 = 2,83 6 79 | Analisis Perancangan Usaha
3.13.2 Mean Square Error (MSE) MSE dihitung dengan cara menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan di setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. Secara matematis, MSE dirumuskan sebagai berikut : n (At − Ft )2 MSE = t=1 n Berikut merupakan contoh perhitungan nilai error menggunkan MSE, Tabel 3. 10 Contoh Perhitungan MSE MSE = 16 +1+ 4 + 49 + 9 + 0 = 13,17 6 Analisis Perancangan Usaha | 80
1.13.3 Mean Forecast Error (MFE) MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan selama periode tertentu sangat tinggi atau sangat rendah. Secara matematis, MFE dinyatakan sebagai berikut : n MFE (At − Ft ) = RSFE t =1 = nn 8 3.13.4 Mean Absolute Percentage Error (MAPE) MAPE menyatakan persentase kesalahan dari hasil peramalan terhadap permintaan aktual selama periode tertentu yang akan memberikan informasi persentase kesalahan yang sangat tinggi atau sangat rendah. Secara matematis, MAPE dinyatakan sebagai berikut : MAPE = 100 n At − Ft n t=1 At Berikut merupakan contoh perhitungan nilai error menggunkan MAPE. 81 | Analisis Perancangan Usaha
Tabel 3. 11 Contoh Perhitungan MAPE MAPE = 4,55 +1,14 + 2,06 + 8,43 + 3,3 + 0 = 3,25% 6 3.13.5 Standard Error of Estimate (SEE) SEE = n ( At − Ft )2 (n − f) t =1 dengan: f = derajat kebebasan 1 : untuk data konstan 2 : untuk data linier 2 : untuk data kuadratis 3.14 Tracking signal Adalah suatu ukuran bagaimana baiknya suatu ramalan memperkirakan nilai-nilai aktual. Tracking Analisis Perancangan Usaha | 82
Signal dihitung sebagai Running Sum Of Forecast Error (RSFE) dibagi dengan Mean Absolute Deviation (MAD) n Tracking Signal (At − F ) = RSFE MAD t =1 n At − Ft t =1 n n (At − F ) n t =1 Tracking Signal = n At − Ft t =1 Tracking Signal positif : nilai aktual permintaan > peramalan Tracking signal negatif : nilai aktual permintaan < peramalan Tracking Signal yang baik jika memiliki RSFE yang rendah dan memiliki positive error sama banyak atau seimbang dengan negative error, sehingga pusat tracking signal mendekati nol. Apabila Tracking signal sudah dihitung, dapat dibangun peta kontrol tracking signal yang memiliki batas kontrol atas atau batas kontrol bawah Para Ahli menyatakan bahwa batas kontrol tracking signal yang diperbolehkan adalah ± 4, sebagai batas pengendali 83 | Analisis Perancangan Usaha Tabel 3. 1 Nilai Error dengan Tracking Signal
untuk tracking signal. Berikut merupakan contoh perhitungan untuk mengetahui nilai error menggunakan TS. 3.15 Soal Diskusi 1. Jelaskan secara lengkap definisi pasar, pemasaran, pasar nyata dan pasar potensial dan berikan contohnya! 2. Untuk menentukan besarnya potensi pasar dan pasar nyata , langkah apa saja yang harus dilakukan 3. Jelaskan bagaimna kaitannya antara strategi STP dan strategi bauran pemasaran marketing mix 4. PT POKOK YAKIN merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor Kelapa Muda. Perusahaan ingin mengetahui peramalan permintaan Analisis Perancangan Usaha | 84
penjualan produk untuk 1 (satu) bulan ke depan. Buatlah peramalan untuk Agustus dengan menggunakan metode a. Naive b. Moving Average 2 bulanan (MA2) c. Single exponential smoothing (alfa = 0,2) d. Weigted Moving Avarage ( alfa = 0,6. 0,3 dan 0,1) Bulan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Penjualan Aktual 115 125 135 136 145 155 145 135 135 145 (Ton) dengan data sebagai berikut: Hitunglah keakuratan peramalan pada masing- masing metode dengan menentukan nilai MAD,MSE ,MAPE dan TS. Metode mana yang paling baik? beri alasan. 85 | Analisis Perancangan Usaha
Aspek Keuangan Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk : 1. Menjelaskan pengertian aspek keuangan 2. menguraikan sumber-sumber dana 3. menjelaskan biaya kebutuhan investasi 4. menjelaskan pengertian arus kas 5. menguraikan kriteria investasi 6. menjelaskan pengertian laporan keuangan 7. menjelaskan jenis-jenis laporan keuangan Analisis Perancangan Usaha | 86
BAB 4 ASPEK KEUANGAN 4.1 Pengertian Aspek Keuangan Dalam menjalankan suatu unit usaha memerlukan modal sebagai salah satu alat yang dapat membiayai kebutuhan usaha tersebut mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi, biaya tetap dan modal kerja. Biaya prainvestasi meliputi segala macam aspek hukum, perizinan dan analisis usaha. Selanjutnya adalah biaya investasi yang merupakan bukti nyata perwujudan dari modal bisnis seperti sertifikat tanah atau sewa lahan, pembelian alat, mesin dan bahan serta aktiva tetap lainnya. Besar dan kecilnya modal yang dibutuhkan tergantung jenis usaha yang akan dijalankan. Dalam praktinya pembiayaan atau modal tidak selalu bersumber dari dana pribadi ada kelompok banyak juga yang bersumber dari dana pinjaman dan investor. Namun hal tersebut sulit dilakukan bagi usaha yang baru berdiri dikarenakan belum adanya kepercayaan dari investor. 87 | Analisis Perancangan Usaha
Hal yang harus diperhatikan dalam perolehan modal adalah jangka waktu pengembalian. Dengan estimasi bahwa keuntungan yang akan diperoleh dimasa yang akan datang benar-benar stabil. Keuntungan didapatkan dari selisih pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. Hal itu dituangkan dalam alian kas (cash flow) perusahaan. Berdasarkan cast flow perusahaan, selanjutnya akan dinilai kelayakan investasi tersebut dengan beberapa kriteria penilaian investasi. Alat ukur yang digunakan adalah Payback Period (PP)), Avarage Rate of Return (ARR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Break Event Point (BEP). 4.2 Sumber Dana Dalam suatu bisnis biasaya memerlukan dana yang relatif cukup besar. Perolahan dan dapat dilakukan melalui beberapa sumber dana seperti modal sendiri atau dengan modal pinjaman atau keduanya saling berkolaborasi. Hal ini dilakukan tergantung dari besaran dana yang dibutukan untuk investasi di usaha tersebut. Analisis Perancangan Usaha | 88
Dalam praktiknya kebutuhan modal investasi terdiri dari dua macam, yakni modal investasi dan modal kerja. Modal investasi gunakan untuk membeli seperti tanah dan bangunan, mesin dan peralatan. Biasanya modal investasi diperoleh dari dana pinjaman dengan jangka waktu tertentu. Selanjutnya modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional selama periode tertentu. Hal ini dilakukan untuk membeli bahan baku, membayar karyawan, biaya pemeliharaan dll. Sumber modal dibagi menjadi dua macam yakni, 1. Modal Asing Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang bersumber dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Kelebihan dari modal pinjaman yakni jumlah yang dipinjam relatif tidak terbatas, tersedia dalam jumlah yang besar. Namun dengan modal pinjaman perusahaan haru membayar sesuai akad yang disepakati beserta bunga dengan menggunakan dana pinjaman biasaya timbul motivasi kerja hal ini 89 | Analisis Perancangan Usaha
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172