LAPORAN HASIL KEGIATAN          PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR  TEKNIK INSTRUKSIONAL – APPLIED APPROACH (PEKERTI-AA)                                   TAHAP PENANAMAN    NAMA   : AGUS TRI SUSILO  NIK    : 1990082120161001  P.T.   : UNIVERSITAS SEBELAS MARET  PRODI  : BIMBINGAN DAN KONSELING        KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI                             UNIVERSITAS SEBELAS MARET    LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN                                                 2017
LEMBAR PENGESAHAN    Laporan Hasil Kegiatan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik  Instruksional – Applied Approach (PEKERTI-AA) Tahap Penanaman ini disusun    oleh:    Nama           : Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd.    NIK : 1990082120161001    Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret    Fakultas       : Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP)    Jurusan/Prodi  : Bimbingan dan Konseling (BK)                                       Mengetahui:                                      Fasilitator                 Tim PEKERTI-AA Universitas Sebelas Maret    Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.                   Salim Widono, S.P., M.P.  NIP 196612021992032002                        NIP 196707181994121001                                              Mengesahkan:                                                 Ketua                   Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan                                     Universitas Sebelas Maret                   Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd.                    NIP 196204071987031003                                 LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO ii
KATA PENGANTAR  Puji syukur atas karunia yang Allah SWT berikan, atas limpahan rahmat, dan kasih  sayang-Nya, atas petunjuk dan bimbingan yang diberikan, sehingga penyusun dapat  menyelesaikan Laporan Hasil Kegiatan Program Peningkatan Keterampilan Dasar  Teknik Instruksional – Applied Approach (PEKERTI-AA) Tahap Penanaman ini.           Dalam kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih  sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang telah memberikan bantuan berupa  bimbingan, arahan, motivasi, dan doa selama proses penyusunan laporan ini. Ucapan  terima kasih dan penghargaan penyusun sampaikan kepada Ibu Dr. Tri Murwaningsih,  M.Si. dan Bapak Salim Widono, S.P., M.P. selaku fasilatator pembimbing laporan yang  telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasinya, sehingga penyusunan laporan ini  dapat terselesaikan dengan baik.           Tentunya masih banyak kekurangan yang ada dalam penyusunan laporan ini, untuk  itu penyusun sangat berharap masukan dari pembaca dan semoga laporan ini bisa  bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin.                                                                   Surakarta, September 2017                                                                   Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd.                                                                LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO iii
DAFTAR ISI                                                                                           Halaman     LAPORAN HASIL KEGIATAN ..........................................................................i     LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................ii     KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii     DAFTAR ISI .........................................................................................................iv     BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1     BAB II. PELAKSANAAN PROGRAM ..............................................................3     BAB III. HASIL PROGRAM .............................................................................33  A. Hasil Tugas Terstruktur............................................................................ 33              1. Pendidikan Tinggi Sebagai Sistem................................................ 33            2. Isu Strategis Pendidikan Tinggi.................................................... 35            3. Kurikulum di Perguruan Tinggi................................................... 37            4. Teori Motivasi................................................................................. 55            5. Model dan Metode Pembelajaran................................................. 59            6. Analisis Kompetensi ....................................................................... 62            7. Penyusunan Silabus........................................................................ 63            8. Penyusunan RPP ............................................................................ 71            9. PHB: Kognitif ................................................................................. 74            10. PHB: Afektif ................................................................................... 76            11. PHB: Psikomotorik ........................................................................ 78            12. Asesmen Kinerja ............................................................................ 79            13. Kontrak Pembelajaran .................................................................. 83            14. Pengembangan Bahan Ajar........................................................... 91            15. Evaluasi Program Pembelajaran .................................................. 98            16. PPKP ............................................................................................. 101  B. Pelaksanaan Mikro Teaching.................................................................. 107            1. Prosedur Pelaksanaan.................................................................. 107            2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Mikro ......................... 109            3. Refleksi, Tanggapan dan Kesimpulan........................................ 112     BAB IV PENUTUP............................................................................................113                                                                LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO iv
BAB I. PENDAHULUAN    A. Latar Belakang         Dosen sebagai tenaga pendidik di jenjang pendidikan tinggi merupakan ujung    tombak keberhasilan perkuliahan di perguruan tinggi. Berdasarkan UU No. 12  Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Dosen adalah pendidik profesional dan  ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan  menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian,  dan Pengabdian kepada Masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diambil  kesimpulan seorang dosen adalah seorang pendidik profesional yang setidaknya  memiliki tiga tugas utama yaitu mengajar, meneliti dan melakukan pengabdian  kepada masyarakat. Di perguruan tinggi sebagian besar kegiatan akademik  digunakan untuk pembelajaran. Terkait dengan hal tersebut maka dosen memiliki  peran sebagai pengajar dalam pembelajaran yang bertugas mengajarkan ilmu  pengetahuan yang dimilikinya kepada para mahasiswanya. Mengajar sebagai salah  satu tugas utama seorang dosen memerlukan perencanaan, pelaksaanaan dan  evaluasi yang matang. Mengajar tidak sekedar mengenai bagaimana seorang dosen  tampil pada saat mengajar namun juga bagaimana dosen tersebut mampu  merancang dan mengevaluasi pembelajaran tersebut dengan baik.           Mengajar merupakan sebuah kombinasi antara pengetahuan dan keterampilan  yang harus dikuasai oleh seorang dosen secara holistik. Pengetahuan dan  keterampilan tersebut dapat diperoleh salah satunya dengan mengikuti Kegiatan  Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional – Applied  Approach (PEKERTI-AA). Pelatihan PEKERTI-AA memberikan fasilitas dan  kesempatan bagi para dosen untuk menggali ilmu pengetahuan dan latihan untuk  mengembangkan kompetensi pedagogisnya. Pentingnya pelatihan ini adalah dosen  memang menjadi aktor utama berjalannya pembelajaran di perguruan tinggi. Oleh  karena itu penting sekali setiap dosen yang mengajar di perguruan tinggi baik yang  berasal dari lulusan ilmu murni maupun keguruan mengikuti pelatihan ini untuk  menjadi bahan kajian, koreksi dan pengembangan di bidang kompetensi pedagogis.                                                        LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 1
B. Tujuan         Tujuan dari Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional    – Applied Approach (PEKERTI-AA) antara lain:  1. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para dosen tentang dasar-dasar        menjalankan pendidikan di sebuah perguruan tinggi.  2. Memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada para dosen tentang        merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sebuah pembelajaran.  3. Memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada para dosen untuk dapat        memilih dan memilah model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik      pembelajaran yang tepat sesuai dengan mata kuliah yang diampunya.  4. Memberikan pengetahuan kepada para dosen untuk melakukan pengembangan      bahan ajar mata kuliah yang diampunya.  5. Memberikan pengetahuan kepada para dosen untuk dapat melakukan      pengembangan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.    C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan         Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional – Applied    Approach (PEKERTI-AA) dilaksanakan pada:    Tanggal  : 21-30 Agustus 2017    Tempat   : Gedung LPPMP lantai 3  Waktu    : 08.00 – 17.00 WIB             LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 2
BAB II. PELAKSANAAN PROGRAM    Hari/Tanggal                               Materi    Senin, 21     Pembukaan dan Overview Pelatihan PEKERTI-AA    Agustus 2017 Fasilitator : Salim Widono, S.P., M.P                  Pembukaan acara program Pekerti-AA dilaksanakan pada hari                  Senin, tanggal 21 Agustus 2017 bertempat di gedung                  LPPM/LPPMP UNS lantai 4. Acara diawali dengan sambutan                  dari ketua LPPMP UNS Prof. Mohammad Nizam, S.T., M.T.,                  Ph.D sekaligus membuka acara secara resmi. Kegiatan                  selanjutnya adalah Overview Program yang disampaikan oleh                  Salim Widono, S.P., M.P. Acara dilanjutkan dengan                  pemaparan materi PEKERTI-AA dalam 5 sesi kepada peserta                  yang dibagi dalam 2 kelas.                  Sesi 1 Pendidikan sebagai Sistem                  Fasilitator : Prof. Mohammad Nizam, S.T., M.T., Ph.D                  Metode  : Ceramah, Tanya Jawab.                  Pendidikan sebagai sebuah sistem memandang elemen-elemen                  yang ada di dalam sistem tersebut memiliki hunbungan                  fungsional dan berinteraksi secara dinamis. Interaksi dinamis                  tersebut bertujuan untuk mencapi hasil yang diharapkan.                  Sehingga sistem pendidikan adalah keseluruhan komponen                  pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai                  tujuan pendidikan. Sistem pendidikan memiliki komponen                  input , proses, dan output.                  Karakteristik dan kompetensi dosen adalah komponen penting                  dalam input pada sistem pendidikan di perguruan tinggi.                  Karakteristik dosen diwarnai oleh tingkat pendidikan yang                  dimilikinya. Sedangkan kompetensi dosen menurut UU no 14                  tahun 2005, meliputi empat aspek penting yaitu Kompetensi                  Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan                  Kompetensi Profesional.                          LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 3
Menurut UUN no 14 tahun 2005 Pasal 72, beban kerja dosen    mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran,    melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi    pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan    penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan    pengabdian kepada masyarakat.    Sesi 2 Isu Strategis Pendidikan Tinggi    Fasilitator : Prof. Mohammad Nizam, S.T., M.T., Ph.D    Metode  : Ceramah, Tanya Jawab.    3 Pilar Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional    sangat penting dalam menyusun perencanaan pendidikan    tinggi. Ketiga rencana strategis tersebut adalah (1) pemerataan    dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu,    relevansi, dan daya saing, dan (3) penguatan tata kelola,    akuntabilitas dan pencitraan publik.    Rencana strategis tersebut dijabarkan ke dalam tiga isu strategis    pendidikan tinggi yang tertuang dalam Dokumen HELTS    (Higher Education Long Term Strategy) 2003-2010 Direktorat    Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional,    yang meliputi (1) daya saing bangsa, (2) otonomi dan    desentralisasi, dan (3) kesehatan organisasi. Isu strategis    tersebut digunakan sebagai dasar dalam menyusun Rencana    Strategis Perguruan Tinggi.    Permasalahan riil yang dihadapi oleh perguruan tinggi adalah    globalisasi yang menuntut kesiapan perguruan tinggi untuk    menjadi sebuah institusi Teaching and Research University.    Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk    mengembangkan Iptek dan Inovasi yang menjadi daya saing    bangsa. Terkait dengan itu, perguruan tinggi harus    mempercepat hilirisasi hasil-hasil penelitian dengan    mendekatkan penelitian sebagai upaya memecahkan masalah    riil dalam masyarakat.            LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 4
Sesi 3 Profesi dan Etika Dosen    Fasilitator : Salim Widono, S.P.,M.P    Metode  : Ceramah, Tanya Jawab.    Sikap profesional adalah suatu perbuatan / tindakan yang    membutuhkan standar mutu tertentu. Menurut UU no 20 tahun    2003, tenaga pendidik memiliki tanggung jawab untuk    merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai    hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,    serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,    terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.    Sebagai bagian dari sikap profesional yang dituntut dari    pendidik (dosen . guru), terdapat kewajiban pendidik yang    dituangkan dalam UU No 20 Tahun 2003, Pasal 40 ayat 2.    Dimana pendidik berkewajiban untuk menciptakan suasana    pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis,    dan dialogis. Pendidik juga dituntut untuk mempunyai    komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu    pendidikan. Selain itu pendidik harus memberi teladan dan    menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai    dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.    Karakteristik pendidik yang profesional antara lain menguasai    ilmu pengetahuan yang diperoleh dari lembaga pendidikan    tinggi (universitas / Institut) atau lembaga lain yang setara.    Seorang profesional akan menjaga ilmunya untuk terus up to    date sesuai dengan perkembangan jaman. Pendidik yang    profesional juga akan bergabung ke dalam lembaga/organisasi    formal yang mewadahi aktifitasnya. Misalnya lembaga tersebut    berupa perguruan tinggi negeri / swasta / lembaga pendidikan    lain. Pendidik yang profesional akan memiliki otonomi dalam    pengambilan keputusan terkait dengan bidang keilmuannya.    Selain itu, pendidik profesional akan mengikuti kode etik    profesi yang sudah disepakati.            LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 5
Kompetensi yang wajib dimiliki seorang pendidik yang  profesional antara lain: kompetensi pedagogik yang meliputi  aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Kompetensi  lainnya adalah kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan  kompetensi profesional.  Sesi 4 Paradigma Konstruktivisme  Fasilitator: Anjar Sri CN., S.H., M.Hum  Metode: Ceramah, Tanya jawab, dan Role play  Sebagai usaha membantu peserta didik mencapai perubahan  struktur kognitif melalui pemahaman, pembelajaran  semestinya menyesuaikan dengan pola belajar peserta didik.  Mayoritas proses pembelajaran yang dipraktekkan di Indonesia  dewasa ini berbentuk penyampaian secara tatap muka  (lecturing). Cara penyampaian searah dengan guru/dosen  sebagai sentral dari proses pembelajaran. Dalam pola proses  pembelajaran ini, dosen berperan aktif dan menempatakan  mahasiswa dalam posisi yang lebih pasif. Pola ini dinilai  rendah tingkat efektifitasnya, dan tidak dapat  menumbuhkembangkan proses partisipasi aktif dalam  pembelajaran. Keadaan ini terjadi sebagai akibat elemen-  elemen terbentuknya proses partisipasi yang berupa dorongan  untuk memperoleh harapan kemampuan mengikuti proses  pembelajaran, dan peluang untuk mengungkapkan materi  pembelajaran yang diperolehnya di dunia nyata/masyarakat  tidak ada atau sangat terbatas.  Dalam perkembangannya, paradigma ini semakin bergeser  pada pemberdayaan peserta didik atau siswa dalam mengambil  inisiatif dan partisipasi di dalam kegiatan belajar. Perubahan  yang dilakukan dalam proses dan materi pembelajaran di  perguruan tinggi sehingga tidak lagi berbentuk Teacher-  Centered Learning (TCL). Pengganti pola pembelajaran  diarahkan menggunakan prinsip Student-Centered Learning                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 6
(SCL) yang disesuaikan dengan keadaan perguruan tinggi  terkait.  Konstruktivisme merupakan respons terhadap berkembangnya  harapan-harapan baru berkaitan dengan proses pembelajaran  yang menginginkan peran aktif siswa dalam merekayasa dan  memprakarsai kegiatan belajarnya sendiri. Paradigma  konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial  bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil  konstruksi (bentukan) yang dilakukan dalam proses belajar.  Pengetahuan dipandang sebagai akibat dari konstruksi kognitif  melalui kegiatan seseorang. Melalui proses belajar yang  dilakukan, seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan  struktur pengetahuan yang diperlukan untuk mencerna suatu  pengetahuan tertentu. Oleh karena itu, pengetahuan bukanlah  tentang dunia yang lepas dari pengamat, akan tetapi merupakan  hasil konstruksi pengalaman manusia sejauh yang dialaminya.  Pembentukan semacam ini akan tetapi terus menerus  berkembang setiap kali mengadakan reorganisasi karena  adanya suatu pemahaman yang baru.  Sesi 5 Konsep Pengembangan Kurikulum  Fasilitator: Drs. Hery Purwanto, M.Sc  Metode : Ceramah, Tanya Jawab.  Kurikulum adalah rencana atau program untuk seluruh  pengalaman yang akan ditemui oleh pembelajar sepanjang  proses yang diarahkan oleh sekolah. Di dalam UU No 12 Tahun  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa  Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan  mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang  digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan  pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.  Pengembangan kurikulum harus melihat relevansi internal dan  eksternal, fleksibilitas, kontinuitas, efisiensi dan efektifitas.                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 7
Selasa, 22    Pengembangan kurikulum harus diletakkan pada pondasi  Agustus 2017  filosofis, psikologis, sosiologis dan iptek. Dengan 4 komponen                utama yaitu: rencana, tujuan, isi, dan cara.                Kurikulum harus berubah menyesuaikan tuntutan, jaman.                Kurikulum perguruan tinggi saat ini, misalnya, menggunakan                landasan KKNI sesuai Perpres 8/2012 dan Permenristekdikti                44/2013. Sebagai contoh, dikenal 3 aspek eksternal sebagai                pemicu perubahan kurikulum seperti adalah adanya                perkembangan IPTEKS di masyarakat, perkembangan                kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan, dan                kecenderungan masa depan.                Sesi 1 Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan                Tinggi                Fasilitator: Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.                Metode: Ceramah, Tanya jawab.                Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang                merupakan penjabaran visi dan misi sebuah institusi mengenai                isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian                dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman                penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya                target lulusan. Tujuan atau sasaran kurikulum adalah                pencapaian kompetensi peserta didik. Pencapaian sasaran                kurikulum dijabarkan secara detil dalam pembelajaran.                Sesuai Standar Nasional Dikti yang tertuang dalam Peraturan                Menteri No 49 tahun 2014, terdapat 4 unsur dalam capaian                pembelajaran. Unsur pertama adalah Sikap yang merupakan                merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari                internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin                dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses                pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian,                dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait                pembelajaran. Unsur kedua, Pengetahuan dideskripsikan                  LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 8
sebagai penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah  bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui  penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja  mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat  yang terkait pembelajaran. Sedangkan unsur ketiga,  Kemampuan umum merupakan kemampuan kerja umum yang  wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka menjamin  kesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan  jenis pendidikan tinggi. Unsur terakhir Kemampuan khusus  merupakan kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh  setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi.  Dengan adanya rumusan capaian pembelajaran (CP) tersebut,  maka diharapkan dapat meningkatkan mutu dan akses SDM  Indonesia dalam persaingan dunia kerja.  Sesi 2 Pembelajaran Orang Dewasa  Fasilitator: Dr. Suharno, M.Pd.  Metode: Ceramah dan Tanya jawab.  Pembelajaran di Perguruan Tinggi termasuk dalam bentuk  pendidikan orang dewasa. Kategori orang dewasa disematkan  kepada orang yang memiliki ciri-ciri berusia di atas 18 tahun,  memiliki kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri, dan  tidak memiliki ketergantungan kepada orang lain. Orang yang  sudah dapat bertanggungjawab terhadap segala tindakannya,  dan mandiri dan dapat mengambil keputusan sendiri juga  dimasukkan dalam kategori orang dewasa. Dosen, dalam  proses pembelajarannya, perlu memperhatikan sifat dan  karakteristik orang dewasa. Sifat dan kharakteristik orang  dewasa berbeda dengan sifat dan kharakteristik anak-anak.  Pendidikan orang dewasa lebih menekankan pada peningkatan  kehidupan, memberikan keterampilan dan kemampuan untuk  memecahkan masalah dalam hidupnya dan dalam masyarakat.  Untuk itu, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar orang                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 9
dewasa adalah faktor kebebasan, faktor tanggungjawab, faktor  pengambilan keputusan sendiri, faktor pengarahan diri-sendiri,  faktor psikologis, faktor fisik, dan faktor motivasi. Proses  pembelajaran yang dirancangoleh dosen dalam pembelajaran  orang dewasa hendaknya memberikan kesempatan kepada  mahasiswa untuk berinisiatif dan kreatif dalam berperan serta  dan mengendalikan proses pembelajaran, bersifat demokratis,  menghargai dan menempatkan mahasiswa sebagai manusia  dewasa yang mandiri dan bertanggungjawab.  Sesi 3 Konsep SCL  Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Paradigma dalam pembelajaran telah mengalami pergeseran,  dari yang bersifat pasif dan terpusat kepada guru, menjadi  kegiatan aktif yang sifatnya eksploratif dilakukan oleh peserta  didik dengan keterlibatan pengajar sebagai fasilitator. Hal ini  sesuai dengan pengertian belajar sebagai upaya mencari dan  mengkonstruksikan pengetahuan lewat berbagai strategi.  Pembelajaran menurut UUSisdiknas no 2 tahun 2003  dinyatakan sebagai interaksi antara pendidik, peserta didik, dan  sumber belajar, di dalam lingkungan belajar tertentu. Pola  pembelajaran yang terpusat pada dosen seperti yang  dipraktekkan pada beberapa tahun belakangan ini dinilai  kurang relevan dengan pencapaian tujuan pendidikan berbasis  kompetensi. Oleh karena itu, pembelajaran ke depan diarahkan  berpusat pada pembelajar (SCL) dengan memfokuskan pada  tercapainya kompetensi yang diharapkan. Hal ini berarti  pembelajar harus didorong untuk memiliki motivasi dalam diri  mereka sendiri, kemudian berupaya keras mencapai  kompetensi yang diinginkan.  Pembelajaran dengan model SCL memiliki ciri kegiatan belajar  secara aktif. Dengan model belajar ini, pembelajar                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 10
mengarahkan diri sendiri, memiliki karakter reflektif aktif,  memiliki motivasi belajar intrinsik (dalam diri masing-masing  peserta didik), belajar merupakan kegiatan individual, belajar  juga merupakan kegiatan sosial. Tugas pendidik dalam model  ini adalah sebagai fasilitator dan mediator, dengan hasil  akhirnya diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar.  Sesi 4 Teori Belajar dan Pembelajaran  Disampaikan oleh Budi Legowo, S.Si., M.Si.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Macam-macam Aliran dalam teori belajar, empat macam, yaitu  a. Aliran Behaviouristik, yaitu identik dengan anggapan         bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku    b. Aliran Kognitif yaitu teori belajar model ini merubakan       teori dengan anggapan adanya perubahan       persepsi/pemahaman (tidak selalu berbentuk perubahan       tingkah laku).    c. Aliran Humanistik, yaitu teori ini mengisyaratkan belajar       adalah memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap       berhasil jika mahasiswa telah memahami lingkunganya       dan dirinya sendiri, mahasiswa harus mampu mencapai       aktualisasi diri.    d. Aliran Konstruktivistik (Pendekatan Terpadu- penglaman       riil), yaitu menekankan belajar pemahaman (bukan pada       penguasaan skill), lebih pada proses belajar, lebih       menekankan pada keterampilan interpersonal,       menekankan keterampilan berpikir kritis dan kreatif,       mendorong munculnya diskusi pengetahuan yang       dipelajari, mendorong munculnya berpikir difergent,       bukan hanya satu jawaban yang benar, dan menggunakan       informasi pada situasi baru.                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 11
Rabu, 23      Sesi 5 Teori Motivasi  Agustus 2017  Fasilitator: Salim Widono, S.P.,M.P                Metode: Ceramah, Tanya jawab                Perkuliahan adalah sebuah komunikasi yang mentransferkan                pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Latar                belakang mahasiswa yang berbeda akan mempengaruhi proses                penerimaan informasi. Perbedaan latar belakang kemampuan                dan minat peserta didik bisa mempengaruhi kecepatan peserta                didik dalam menyerap pengetahuan. Karena itu diperlukan                motivasi yang kuat dari masing-masing peserta didik untuk                memberikan stimulan kepada peserta didik. Dalam hal ini                dosen berperan untuk sebagai katalisator untuk mempercepat                mahasiswa.                Motivasi dari seorang individu bisa datang dari diri sendiri dan                dari lingkungan. Cara-cara untuk meningkatkan motivasi                belajar mahasiswa antara lain menggunakan alat pendidikan                seperti ganjaran, penguatan, penghargaan dan hukuman,                peningkatan sarana dan prasarana belajar. Menciptakan                lingkungan belajar yang kondusif, menciptakan hubungan baik                dengan mahasiswa, dan merancang materi dan metode yang                menarik juga mampu meningkatkan motivasi belajar.                Sesi 1 Model Rancangan Pembelajaran                Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si.                Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab                Model adalah sebuah gambaran yang dirancang untuk                mewakili kenyataan. Dengan kata lain, model merupakan suatu                pola atau gambaran yang menjelaskan tentang berbagai bentuk,                pandangan yang terkait dengan uatu kegiatan. Model                pembelajaran yakni suatu kerangka konseptual, prosedural,                sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar yang                berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses/kegiatan                  LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 12
pembelajaran. Pengalaman belajar meliputi segala sesuatu  yang didapatkan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.  Model- model Rancangan Pembelajaran antara lain model  Gagne (1979), model PPSA (1975), model Dick and Carey  (1985), MPI Atwi Suparman (1987), model Morrison, Ross,  dan Kemp (2001).  Sesi 2 Model-Model Pembelajaran  Fasilitator: Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.  Metode: Ceramah, Model Karyawisata.  Proses belajar dan mengajar itu meliputi peserta didik,  kurikulum, (alat bantu belajar, media, dan sumber belajar, buku  (bahan ajar, modul, buku teks)), dan pendidik. Proses  pembelajaran dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu satu cara  mengukur keberhasilan proses pembelajaran adalah lulusan.  Komponen yang berperan selama proses pembelajaran adalah  peserta didik dan kegiatan pembelajaran. Selama kegiatan  pembelajaran, pendidik menerapkan variasi model-model  pembelajaran dan variasi metode dan srtategi pembelajaran.  Variasi tersebut harus memperhatikan kecerdasan majemuk  peseta didik. Empat tipe cara untuk pemilihan model  pembelajaran yang tepat antara lain tipe fakta, tipe konsep, tipe  proses, tipe prosedur.  Pelaksanaan proses pembelajaran meliputi pendahuluan, inti  dan penutup. Kegiatan inti terdiri atas elaborasi, eksplorasi, dan  konfirmasi. Kegiatan penutup mencakup hal penarikan  kesimpulan, penilaian/refleksi, umpan balik, dan kegiatan  tindakan tindak lanjut.  Sesi 3 Metode-Metode Pembelajaran  Fasilitator: Sasmini, S.H., LI.M.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Role Play  Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai sesuatu.  Pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar. Jadi, metode                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 13
pembelajaran dapat dimengerti sebagai suatu cara yang                digunakan dalam kegiatan pembelajaran guna mencapai                kompetensi yang diinginkan. Hal-hal yang harus                dipertimbangkan dalam pemilihan metode pembelajaran antara                lain, tujuan kompetensi, pengetahuan awal peserta didik,                bidang kajian/pokok kajian, alokasi waktu, sarana penunjang,                jumlah siswa, pengalaman mengajar.                Jenis-jenis metode pembelajaran, antara lain ceramah,                demontrasi dan eksperimen, tanya jawab, penampilan, diskusi,                studi mandiri, latihan bersama teman, simulasi, pemecahan                masalah, studi kasus, bermain peran, dan tutorial.                Sesi 4 Taksonomi Tujuan Pendidikan                Fasilitator: Dr. Suharno, M.Pd.                Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab                Taksonomi adalah klasifikasi bidang ilmu atau kaidah dan                prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek. Tujuan                pendidikan adalah membentuk peserta didik yang mempunyai                kecerdasaan komprehensip. Kecerdasan komprehensip                menyeimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.                Oleh karena itu, tiga hal tersebut sebaiknya seimbang dalam                proses pembelajaran juga seimbang. Mata kuliah yang berbeda-                beda mempunyai tolok ukur kompetensi yang berbeda pula.                Namun, keseluruhan kurikulum seharusnya ketiga aspek                tersebut sama-sama menjadi tujuan yang seimbang.                Domain kognitif:mencakup pengetahuan, pemahaman,                penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Domain afektif                meliputi penerimaan, menanggapi, menilai, mengelola, dan                menghayati. Domain psikomotorik terdiri atas persepsi,                kesiapan, respon terbimbing, mekanis, dan respon kompleks.    Kamis, 24     Sesi 1 Analisis Kompetensi  Agustus 2017  Fasilitator: Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si                Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab                  LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 14
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,  keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan  dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan tugas  keprofesionalan. Kompetensi itu harus merujuk ke visi dan  misi dari penyelenggara pendidikan. Selain itu, kompetensi  harus bisa diukur dan diteliti ketercapaiannya. Setiap  penyelenggara pendidikan diharuskan membuat pemetaan  kompetensi pembelajaran.    Manfaat peta kompetensi pembelajaran antara lain  mengidentifikasi semua kompetensi yang harus dikuasai  mahasiswa, menentukan titik awal proses pembelajaran  (melalui penentuan perilaku awal mahasiswa), menentukan  urutan pelaksanaan pembelajaran, mempermudah untuk  melakukan rekonstruksi kompetensi mata kuliah.  Kompetensi pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu standar  kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi (SK)  adalah kompetensi yang dibakukan sebagai hasil belajar suatu  mata kuliah dalam satuan pendidikan/perguruan tinggi yang  harus dicapai/dikuasai oleh peserta didik dalam jangka waktu  satu semester. Kompetensi dasar (KD) adalah rincian standar  kompetensi dalam suatu mata kuliah yang harus dikuasai oleh  peserta didik yang dapat diamati dan diukur pencapaiannya.  Ada tiga cara penyusunan peta kompetensi, yaitu struktur  hierarkikal, prosedural, dan pengelompokan. Struktur  hierarkikal yakni susunan beberapa kompetensi dimana  satu/beberapa kompetensi menjadi prasyarat bagi kompetensi  berikutnya. Struktur prosedural, yaitu susunan beberapa  kompetensi menunjukkan satu rangkaian pelaksanaan  kegiatan/pekerjaan tetapi antar kompetensi tersebut tidak  menjadi prasyarat untuk kompetensi lainnya. Struktur  pengelompokan/cluster merupakan beberapa kemampuan yang                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 15
satu dengan yang lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi  harus dimiliki untuk menunjang yang lainnya.  Sesi 2 Penyusunan Silabus/RPS  Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan  pembelajaran, pengelolaan kelas serta penilaian hasil belajar  untuk mencapai suatu kompetensi. Komponen-kompenen  silabus antara lain standar kompetensi, kompetensi dasar,  indicator, pengalaman belajar, materi pokok, alokasi waktu,  sumber /bahan/alat, dan penilaian. Kata kerja operasional yang  perlu dihindari saat penyusunan silabus antara lain memahami,  menguasai, mengenal, dan mengetahui. Kata-kata tersebut  perlu dihindari karena kata tersebut tidak bisa diukur dan  diteliti.  Sesi 3 Penyusunan RPP  Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Komponen rancangan pelaksanaan pembelajaran antara lain  mata kuliah, bobot/semester, pertemuan ke/waktu, standar  kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kegiatan  pembelajaran, metode, media, sumber belajar(kepustakaan),  dan alokasi waktu. Kegiatan pembelajaran meliputi aspek  pendahuluan, aspek penyajian, dan aspek penutup. Aspek  pendahuluan itu dimaksudkan untuk memotivasi, apersepsi,  kompetensi. Aspek penyajian meliputi uraian, contoh, dan  latihan. Aspek penutup mencakup rangkuman, penilaian, dan  tindak lanjut.  Sesi 4 Ragam Sumber Belajar  Fasilitator: Hery Purwanto, S.Si., M.Si.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 16
Sumber belajar merupakan semua sumber berupa data, orang  dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik  dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi  sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan  belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar  mempunyai beberapa fungsi, yaitu meningkatkan produktivitas  pembelajaran, memberikan kemungkinan pembelajaran yang  sifatnya lebih individual, memberikan dasar yang lebih jelas  terhadap proses pembelajaran, lebih memantapkan  pembelajaran.    Sumber belajar dibagi menjadi dua, yaitu sumber belajar yang  dirancang dan yang dimanfaatkan. Kriteria sumber belajar  adalah ekonomis, praktis, mudah, fleksibel, dan sesuai dengan  tujuan.  Sesi 5 Media Pembelajaran  Fasilitator: Hery Purwanto, S.Si., M.Si.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Media adalah alat komunikasi yang digunakan untuk  membawa suatu informasi atau segala sesuatu yang dapat  menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media  pembelajaran merupakan alat komunikasi pembelajaran yang  digunakan untuk menyampaikan pesan/materi pembelajaran.  Manfaat media pembelajaran antara lain penyampaian materi  perkuliahan dapat diseragamkan, proses instruksional lebih  menarik, proses belajar lebih interaktif, jumlah waktu belajar-  mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar dapat ditingkatkan,  proses belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja,  meningkatkan sikap positif mahasiswa terhadap proses dan  bahan belajar, serta peran dosen berubah ke arah positif dan  produktif. Jenis media pembelajaran antara lain media visual,  media audiovisual, media audio, media cetak, dan media  elektronik.                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 17
Persyaratan pengembangan media pembelajaran adalah mudah                dilihat, sederhana, menarik, berguna, benar, masuk akal,                tersetruktur.                Sesi 6 TIK dalam Pembelajaran                Fasilitator: Mulyadi, S.Sn., M.Ds.                Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab                Sebenarnya, manusia sekarang dalam keseharian sudah                menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).                Ditengah-tengah masyarakat sekarang, TIK identik dengan                komputer. TIK itu tidak hanya komputer, bisa radio, video dan                sebagainya. Semua hal itu sekarang ini bisa didigitalisasi.    Jumat, 25     Ketika memanfaatkan TIK dalam pembelajaran, konten yang  Agustus 2017  ingin disampaikan perlu didesain dan perlu memanfaatkan                interaksi dosen dengan mahasiswa. Pemanfaatan TIK dalam                pembelajaran itu bisa mengembangkan ketrampilan mahasiswa                dan dosen.                Sesi 1 Dasar-Dasar Asesmen Dalam Pembelajaran                Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si.                Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab                Empat komponen dasar mengajar, yaitu peserta didik,                tujuan pembelajaran, media/metode, dan penilaian. Hal                yang harus dirumuskan dalam kegiatan pembelajaraan                antara lain IO (intruksional Objektif), EB (Entry                Behavior), PI (prosedur Intruksional), PA (performance                Assesment).                Beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok, yaitu                merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses                pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran,                membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan                tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada                masyarakat.                  LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 18
Salah satu komponen dasar mengajar adalah penilaian.      Terminologi penilaian dalam pengajaran antara lain      pengukuran, testing, asesmen, dan evaluasi. Sasaran penilaian      antara lain proses pembelajaran/valuasi manajerial dan hasil      belajar/evaluasi substantif. Menurut      Benjamin S. Bloom, aspek penilaian itu meliputi tiga hal, yaitu  1) Kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,      analisis, kreatifitas, dan evaluasi.  2) Afektif meliputi penerimaan, merespons, menilai, organisasi,      karakterisasi nilai.  3) Psikomotorik meliputi perseptual, kesiapan, respons terpimpin,      mekanisme, dan respons yang kompleks.        Tujuan diadakannya penilaian antara lain mengetahuai capaian      tujuan pembelajaran yang ditunjukkan oleh kemajuan dan hasil      belajar peserta didik, kemudian dapat ditetapkan keputusan dan      kebijakan yang bertanggung-jawab.      Sesi 2 PHB Kognitif      Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si.      Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab      Hierarkhi taraf kompetensi kognitif  1. Pengetahuan, yaitu Kompetensinya mahasiswa hanya dituntut      mengingat dan menghafal.  2. Pemahaman, yaitu menerjemahkan, menginterpretasikan ,      menyimpulkan.  3. Penerapan  4. Analisis  5. Sintesis  6. Evaluasi                                    LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 19
Tes penilaian hasil belajar ini ada dua macam, yaitu      objektif (pilihan ganda, sebab akibat dll) dan subjektif (uraian).      Kaidah penulisan soal pilihan ganda, yaitu    1. Materi    - Soal harus sesuai indikator, pengecoh harus berfungsi, setiap      harus ada satu jawaban yang benar.    2. Kontruksi soal    - Pokok soal harus dirumuskan secara jelas, pokok soal tidak      memberi petunjuk kearah jawaban yang benar, hanya      merupakan pernyataan yang diperlukan, tidak mengandung      pernyataan yang bersifat negatif, pilihan jawaban homogen dan      logis, kronologis, tabel, grafik harus jelas dan berfungsi,      panjang rumusan jawaban harus relatif sama.    3. Bahasa dan budaya    - Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa yang      benar, bahasa yang digunakan komunikatif.        Catatan: opsi jawaban harus diurutkan ke bawah dengan      maksud memudahkan berfikir.               Kaidah penulisan soal uraian antara lain soal harus sesuai      indikator, Pokok soal harus dirumuskan secara jelas,      Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa yang      benar, bahasa yang digunakan komunikatif, diusahakan      dimulai dari C2, karena C1 tidak mengungkap sesuatu.              Soal yang baik adalah soal yang sudah diujicobakan      karena nanti bisa dilihat tingkat kesukaran yang dihadapi      mahasiswa baik mudah, sedang, atau soal dan berada pada      tingkat kesukaran sedang yaitu (0, 26-0,75). Hal itu dievaluasi      guna memetakan tingkat kesukaran mahasiswa. Untuk soal      yang dianggap sedang bisa dimasukkan di bank soal.                                    LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 20
Jumlah soal itu tergantung dengan jumlah indikatornya  dan berkaitan dengan alokasi waktu. Yang terpenting adalah  kd, sk, indikator diujikan.    Sesi 3 PHB Afektif  Fasilitator: Salim Widono, S.P., M.P.  Metode: Brainstroming, tanya jawab.           Afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan   perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan   suatu obyek. Ranah afektif ini meliputi menerima,   menanggapi, menilai, mengelola, dan menghayati.           Penilaian ranah kemampuan kompetensi afektif ini   jarang diterapkan diberbagai mata kuliah. Namun, penilaian   ini secara tidak langsung diterapkan oleh para dosen misalnya   dari nilai kognitif itu mahasiswa mendapatkan skor 79. Nilai   79 seharusnya mendapat nilai B, akan tetapi dengan   pertimbangan keaktifan, kehadiran, kedisiplinan dll sehingga   nialinya bisa menjadi 80 (A) karena dengan pertimbangan   keaktifan dan kehadiran atau kedisplinan itu bisa membentuk   jiwa atau mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari atau   membentuk perilaku mahasiswa baik di masyarakat atau di   pekerjaannya ke depan. Hal inilah sering disebut dengan   hidden kurikulum.            Salah satu contoh penerapan ranah afektif adalah   pendidikan anti korupsi. Penerapan ini sesuai dengan SK   Dirjen DIKTI 1016/E/T/2012 yang menerangkan bahwa   pendidikan anti korupsi ini wajib diajarkan mulai tahun ajaran   2012/2013. Nilai luhur dari pendidikan antikorupsi adalah   kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung   jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan.                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 21
Teknik penilaian afektif ini terutama menggunakan   teknik nontesting bukan tes sebagai instrumen atau alat   penilaian. Teknik non testing antara lain particicipation chart,   observasi dengan ceklis, skala nilai, skala sikap, wawancara,   catatan luar biasa (anecdotal record).    Sesi 4 PHB Psikomotorik  Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Ketrampilan psikomotrik adalah serangkaian gerakan otot-otot  secara terpadu untuk dapat menyelesaikan suatu tugas, atau  ketrampilan yang memerlukan terutama koordinasi fungsi saraf  motorik dan otot, Ketrampilan profesional yang dikembangkan  secara sadar melalui proses pendidikan. Ketrampilan  Psikomotor ada 2 macam yaitu profesional (melalui proses  pendidikan) dan bawaan (alamiah).    Taksonomi psikomotorik menurut Bloom (1956) ada lima  macam yaitu peniruan, manipulasi, ketepatan, artikulasi, dan  naturalisasi. Filosofi budaya juga memiliki ketrampilan  psikomotorik dalam pembelajaran antara lain haniteni, haniru,  dan hanambehi. Haniteni yaitu kemampuan pengamatan,  haniru yaitu menirukan, hanambehi yaitu memanipulasi.  Kesulitan dalam penilaian psikomotorik antara lain berdimensi  ganda, representatif, kesahihannya, keajegannya,  kepraktisannya.  Karena penilaian psikomotorik yang dilakukan secara  bersamaan sewaktu kegiatan itu berlangsung, penilaian  psikomotorik harus dilakukan saat itu juga. Jika tidak  dilakukan saat itu juga maka diperlukan penilai yang lebih  banyak.  Tahapan dalam penilaian psikomotorik                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 22
1. Analisis tugas, analisis tugas ini dimuculkan dalam SK, KD,      dan indikator.    2. Dimensi kompetensi, dimensi ini akan menunjukkan/memilih      kompetensi yang dimaksudkan itu berpijak pada kognitif,      afektif, atau psikomotorik. Dimensi ini dikatan psikomorik      dengan syarat, antara lain harus bisa diamati dan diukur.    3. Pengukuran, jika dimensi kompetensinya termasuk dalam      dimensi psikomotorik maka diperlukan pengukuran secara      aspek psikomotorik.        Bentuk alat ukur penilaian psikomotorik antara lain, daftar      chesk List, skala praduk, catatan luar biasa, skala nilai.      Sesi 5 Asesmen Kinerja      Fasilitator: Anjar Sri CN, S.H.,M.Hum      Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab      Asesmen kinerja (penilaian kinerja) berawal dari asumsi      tentang penekankan pada partisipasi aktif mahasiswa, tugas-      tugas yang diberikan, merupakan bagian integral dari proses      pembelajaran, asesmen tidak hanya melihat posisi mahasiswa      pada suatu saat dlam proses pembelajaran, tetapi untuk      memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri, kriteria penilaian      ditentukan dan disampaikan kepada mahasiswa pada awal      proses pembelajaran.      Untuk melaksanakan penilain kinerja bisa dengan      menggunakan rubrik (kriteria) maupun task (tugas). Penyusun      tugas diperlukan langkah-langkah. Langkah pertama dengan      mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang harus      dimiliki, dengan cara menentukan jenis pengetahuan dan      keterampilan yang diharapkan, pengetahuan dan keterampilan      bernilai tinggi yang harus dipelajari, dan cara menerapkan      pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam      kehidupan nyata di masyarakat. Langkah kedua, merancang                                    LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 23
tugas-tugas untuk asesmen kinerja, dengan cara menentukan  jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas,  kompleksitas tugas yang diberikan, kesesuaian tugas-tugas  yang diberikan dengan kemampuan kognitif, sosial dan afektif  yang hendak dicapai, tugas yang berkaitan langsung dengan  SK, dan jenis tugas yang berkaitan langsung dengan upaya  perbaikan mutu. Langkah ketiga adalah menyusun kriteria  keberhasilan.  Asesmen portofolio adalah Asesmen yang terdiri dari  kumpulan hasil karya mahasiswa yang disusun secara  sistematik untuk membuktikan upaya belajar, hasil belajar,  proses belajar, dan kemajuan belajar mahasiswa dalam waktu  tertentu.  Sesi 6 Pengajaran Remedial dan Pengayaan  Fasilitator: Anjar Sri CN, S.H.,M.Hum  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Pembelajaran remedial adalah merupakan bagian sistem  pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran ini harus  dilaksanakan oleh dosen sebagai bentuk layanan bimbingan  kepada mahasiswa yang belum menguasai kompetensi dasar.  Kegiatan pembelajaran remedial meliputi kegiatan memahami  dan menetapkan jenis dan letak kesulitan belajar, faktor-faktor  yang menyebabkan serta cara mengatasinya berdasarkan data  dan informasi yang subjektif dan selengkap mungkin.    Tujuan remedial adalah untuk meningkatkan penguasaan hasil  belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi dasar.  Remedial bertujuan agar mahasiswa yang bersangkutan  mampu menguasai kriteria kompetensi minimal dari  kompetensi dasar yang ditetapkan untuk suatu mata kuliah.  Strategi pembelajaran remedial sifatnya sangat individual dan  lebih ditekankan kepada keragaman mahasiswa. Keragaman itu  antara lain keragaman dalam kemampuan mahasiswa,                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 24
Selasa, 29    penguasaan bahan pembelajaran, kecepatan belajar dan  Agustus 2017  penguasaan kompetensi dasar sebelumnya, sehingga menuntut                pelaksanaan pembelajaran remedial secara bervariasi.                Pembelajaran remedial sebagai kegiatan dosen membimbing                mahasiswa yang belum menguasai kompetensi dasar dapat                dilaksanakan dengan beberapa alternatif cara pelaksanaannya,                yaitu memberi pembelajaran ulang, memberi tugas-tugas                latihan dengan bimbingan, pembelajaran tutorial/tutor sebaya,                menugaskan mahasiswa untuk melaksanakan praktek ulang                dengan bimbingan, dan memberi bimbingan secara kusus.                Sesi 1 Pengembangan Strategi Pembelajaran                Fasilitator: Dr. Suharno, S.Pd., M.Pd.                Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab                Strategi adalah sebuah taktik yang digunakan untuk mencapai                suatu tujuan. Strategi pembelajaran merupakan sebuah taktik                yang digunakan oleh pendidik untuk mengajak perserta didik                untuk belajar bersama guna mencapai suatu tujuan.                Pendekatan adalah suatu tujuan secara sistemik atau                menyeluruh untuk mencapai tujuan tertentu. Metode cara kerja                yg teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu                kegiatan dng mudah guna mencapai maksud yg ditentukan.                Pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan strategi                pembelajaran adalah deduktif, induktif, ekletif (berkaitan                filsafat ilmu), dan komunikatif.                Beberapa strategi dalam pembelajaran antara lain, pertama,                direktif, yaitu berperan membantu peserta didik untuk                memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, masih berpusat                pada pendidik, teknik yang populer adalah demonstrasi, kuliah,                dan latihan. Kedua, generatif pendik dimotivasi menjaring ide                secara kreatif dan kritis, menggunakan metode metafora, dan                analogi. Ketiga, mediatif, peserta didik diajak mengaplikasikan                pengetahuannya menyelesaikan masalah. Keempat,                  LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 25
kontekstual peserta didik diminta mengaitkan antara  pengetahuan dan informasi dengan pengalaman yang tersedia.  Sesi 2 Kontrak Pembelajaran  Fasilitator: Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Kontrak belajar adalah kesepakatan antara mahasiswa dan  dosen tentang bentuk dan isi program belajar selama satu  semester. Kontrak belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu  kontrak belajar individual yakni dibuat khusus untuk  kebutuhan mahasiswa tertentu dan mata kuliah tersebut bersifat  mandiri sedangkan kontrak perkuliahan/kelompok, ialah dapat  digunakan untuk mencapai kesepakatan bentuk program  belajar yang memuat kompetensi yang dituntut dan topik atau  ketrampilan tertentu yang diminati oleh mahasiswa.    Komponen yang termuat dalam kontrak belajar adalah manfaat  mata kuliah, deskripsi mata kuliah, kompetensi, organisasi  materi, strategi perkuliahan, materi/bahan bacaan, tugastugas,  kriteria penilaian, jadwal kuliah, berisi topik bahasan dan bahan  bacaan, dan kesepakatan.  Sesi 3 Manajemen Mutu Pembelajaran  Fasilitator: Hery Purwanto, S.Si., M.Si.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Perubahan di abad XXI menuntut adanya pengelolaan mutu  pembelajaran. Manajemen adalah pengelolaan dan  pengendalian. Pembelajaran adalah usaha membantu siswa  atau anak didik mencapai perubahan struktur kognitif melalui  pemahaman. Oleh karena itu manajemen pembelaran adalah  suatu pengelolaan atau pengendalaian yang dilakukan oleh  pendidik guna mencapai pemahaman terhadap sesuatu hal.  Penanggung jawab mutu pembelajaran adalah dosen, seluruh  civitas akademik, dan peserta didik (mahasiswa).                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 26
Ciri-ciri perkuliahan yang bermutu adalah ada perencanaan  pembelajaran yang baik, perencanaan perkuliahan berdasarkan  kebutuhan, bisa membangkitkan motivasi siswa untuk belajar,  mampu mengembang multiple intelegensi. Hal-hal yang perlu  diperhatikan supaya pembelajaran itu bermutu antara lain  dosen berkompeten dalam bidang profesinya, hubungan dosen  dan mahasiswa harus bersifat kemitraan, manajemen kelas  yang baik.  Sepuluh kompetensi yang harus dimiliki pendidik, yaitu  menguasai bahan, mengelola program, mengelola kelas,  menggunakan media, landasan pendidikan, menilai peserta  didik guna kepentingan embelajaran, mengenal dan  menyelenggarakan administrasi sekolah, mengenal fungsi dan  program layanan bimbingan, memahami prinsip dan hasil  penilaian pendidikan untuk keperluan pembelajaran.  Sesi 4 Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar  Fasilitator: Dr. Tri Murwaningsih, M.A.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Komunikasi merupakan sebuah interaksi yang melibatkan  adanya komikator dan komunikan, penutur dan lawan tutur  untuk menyampai informasi/pesan tertentu dari komikator  kepada komunikan. Komunikasi pembelajaran adalah sebuah  proses interaksi yang melibatkan pendidik dan peserta didik  untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain, komunikasi  edukatif adalah komunikasi yang dikondisikan sedemikian  rupa sehingga saling bisa menerima dengan enak serta kondusif  situasional.    Ketrampilan dasar mengajar yang harus dimiliki pendidik  adalah bertanya, membuat penguatan, mengadakan variasi,  menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing  diskusi kecil, mengelola kelas, dan mengajar kelompok kecil  dan perorangan.                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 27
Ketrampilan memberi penguatan yaitu respon terhadap suatu      perilaku yang memberikan kemungkinan berulangnya perilaku      tersebut. Syarat memberi penguatan kepada peserta didik      adalah hangat dan antusias, bermakna, respon positif, jelas      sasaran, bervariasi, dan bervariasi.    1. Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ada      empat komponen, yakni mengadakan pendekatan secara      pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudah kan      belajar, merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar dan      mengajar.    2. Ketrampilan menjelaskan ini sangat didominasi oleh kognitiv.      Komponennya antara lain perencanaan (pokok materi,      karakteristik peserta didik) dan penyajian (kejelasan, contoh      dan ilustrasi, penekanan, balikan).    3. Ketrampilan bertanya dasar dan lanjutan (mengubah tuntutan      kognitif, pertanyaan pelacak, meningkatkan interaksi).    4. Ketrampilan membimbing diskusi kecil merupakan sebuah      bentuk pembelajaran terdiri 3-9 peserta didik, ada tujuan yang      mengikat, berlangsung menurut proses yang        sistemis.    5. Ketrampilan mengelola kelas yakni sebuah ketrampilan yang      bertujuan untuk menciptakan suasana yang kondusif dan      menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran        bisa tercapai.    6. Ketrampilan mengadakan variasi yakni terjadi perbedaan      ketrampilan baik dari gaya mengajar (suara, kontak pandang,      gerakan, posisi, perhatian), media dan bahan mengajar (visual,      audio, taktik, dan pola interaksi dan kegiatan (klasik,      kelompok, perorangan, diskusi, latihan, demonstrasi).                                    LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 28
7. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran bertujuan      memotivasi, menjelaskan batasan tugas, menjelaskan      hubungan materi, mengetahui tingkat pemahaman). Komponen      ketrampilan membuka antara lain menarik perhatian,      memotivasi, memberi acuan, mengaitkan yang bertujuan      membuat mahasiswa siap menerima pelajaran. Komponen      ketrampilan menutup adalah meinjau kembali, mengevaluasi      penguasaan, memberikan tindak lanjut.        Sesi 5 Praktikum      Fasilitator: Salim Widono, S.P., M.P.      Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab      Praktikum adalah strategi pembelajaran atau bentuk pengajaran      untuk membelajarkan secara bersama-sama tiga kemampuan      kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan menggunakan      laboratorium. Laboratorium dapat berupa tempat bekerja,      praktek, eksperimen maupun penelitian, bengkel, teater, studio,      rumah sakit, pasar swalayan, ruang sidang pengadilan, stasiun      kereta api, hutan, laut, lapangan olah raga, dan lain-lain.        Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan      praktikum adalah praktikum merupakan komponen penting      dalam pembelajaran yang perlu diadakan untuk mencapai      tujuan pembelajaran, praktikum dikembangkan berdasarkan      hasil identifikasi kompetensi lulusan yang diharapkan, dan      praktikum memerlukan sarana dan prasarana, biaya mahal,      waktu yang relatif lama oleh sebab itu harus dirancang secara      efektif dan efisien.      Ranah dalam praktikum dibagi menjadi tiga. Pertama, ranah      kognitif meliputi memperdalam teori, menggabungkan      berbagai teori, menerapkan teori pada problema nyata. Kedua,      ranah psikomotor mencakup memilih, mempersiapkan,      merangkai dan menggunakan. Ketiga, ranah afektif terdiri atas                                    LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 29
merencanakan kegiatan secara mandiri, bekerjasama dalam                kelompok, disiplin waktu dan perilaku, bersikap jujur dan                terbuka, dan menghargai ilmu.                Tugas dosen dalam praktikum antara lain merencanakan,                mengelola, dan mengevaluasi.    Rabu, 30      Sesi 1 Pengembangan Bahan Ajar  Agustus 2017  Fasilitator: Dr. Kundharu Sadhono, S.S., M.Hum.                Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab                Bahan ajar adalah sebuah teks yang ditulis oleh dosen yang                bersangkutan sebagai pegangan minimal untuk mahasiswa                dalam mendapatkan informasi dari pembelajaran. Manfaat                bahan ajar adalah mahasiswa dapat belajar tanpa harus ada guru                atau teman pesdik lain, mahasiswa dapat belajar kapan dan                dimana saja, mahasiswa dapat belajar dengan kecepatannya                masing-masing.                  Buku teks biasanya mengasumsikan minat dari pembaca,                ditulis terutama untuk digunakan guru/pembaca umum, belum                tentu memberikan latihan, belum tentu memberikan                rangkuman, tidak memberikan saran-saran cara mempelajari di                dalamnya.                Komponen yang ada dalam bahan ajar standar kompetensi,                analisis instruksional, entry behaviour : mengenali lawan                bicara kita, maka akan mudah menyesuaikan, rencana                pelaksanaan pembelajaran (RPP), kontrak perkuliahan,                penyususunan bahan ajar, dan uji lapangan – review.                Sesi 2 Evaluasi Program Pembelajaran                Fasilitator: Dr. Suharno, M.Pd.                Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab                Evaluasi dalam pembelajaran itu ada dua macam yaitu program                pembelajaran dan hasil belajar. Evaluasi hasil belajar bisa                  LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 30
berbentuk tes, nontes, dan penilaian alternatif. Fokus pada sesi  ini adalah evaluasi program pembelajaran.  Evaluasi program pembelajaran meliputi input, proses, dan out  put. Input: tujuan pembelajaran, sarana/prasarana,  dosen/mahasiswa, dan waktu. Evaluasi proses antaralain  strategi, materi, metode, media, cara belajar mahasiswa.  Evaluasi out put meliputi hasil belajar mahasiswa. Tolok ukur  yang digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran adalah  memadai  dan kosistensi.    Tahapan evaluasi pembelajaran terdiri atas formulasi tujuan,  metode evaluasi, pendekatan evaluasi, instrumen evaluasi,  penyebaran evaluasi, tabulasi data, analisis data, interpretasi,  dan rekontruksi/tindak lanjut.  Evaluasi pembelajaran ini mengandung manfaat pemahaman  suatu hal dalam pembelajaran, membuat keputusan, dan  memperbaiki mutu pembelajaran. Kebermanfaatan itu  mengarahkan pada rekontruksi program pembelajaran.  Sesi 3 Penelitian Peningkatan Kualitas Pembelajaran  Fasilitator: Dr. Suharno, M.Pd.  Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab  Pendidikan itu mencakup intelektual, ketrampilan, kesehatan,  jiwa, kemanusiaan. Dosen seperti bunga yang mampu  menyebarkan keharuman keseluruh dunia.  PPKP adalah penelitian yang khusus dirancang dan  dilaksanakan oleh pendidik untuk untuk memperbaiki dan  meningkatkan kualitas pembelajaran. Di satuan pendidikan  dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan. Bidang PPKP  meliputi pelaksanaan pembelajaran (strategi, pengelolaan  kelas, prosedur pembelajaran, model pembelajaran),  pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran,                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 31
pemanfaatan sumber belajar, dan evaluasi proses dan hasil  belajar.  Makna pentingnya PPKP antara lain memperbaiki dan  meningkatkan kualitas isi, efisiensi dan efektivitas  pembelajaran, serta proses & hasil pembelajaran,  menumbuhkembangkan kebiasaan meneliti dosen agar lebih  proaktif mencari pemecahan masalah pembelajaran,  meningkatkan produktifitas penelitian dosen, meningkatkan  kolaborasi: dosen-dosen dan dosen-mahasiswa, dan  memperbaiki praksis pembelajaran secara langsung, di sini,  dan sekarang  Latar belakang berisi perubahan orientasi pendidikan berkaitan  tuntutan mutu lulusan satuan pendidikan yang berupa  penguasaan kompetensi. Implikasinya adalah yaitu bahwa kbk  disusun berdasarkan tiga hal sisi. Pertama, orientasi kurikulum  yaitu lulusan dari segi ilmiah yaitu bahwa tujuan pembelajaran  harus sesuai dan mutu luaran yaitu lulusanselain kompeten di  bidang ilmunya itu juga harus bisa diterima oleh pegguna  lulusan. Kedua, pandangan tentang pengetahuan. Ketiga,  pandangan tentang belajar.  Jenis PPKP antara lain yaitu tindakan kelas (proses  pembelajaran yang diperbaiki lewat penelitian atau penelitian  yang dilakukan untuk memperbaiki prose pembelajaran),  pengembangan, dan eksperimen.  Penelitian itu butuh teori dan data. Penelitian teridiri tiga proses  utama yaitu logika (membangun kerangka berpikir), hipotesis,  dan verifikatif.                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 32
BAB III. HASIL PROGRAM    A. Hasil Tugas Terstruktur  1. Pendidikan Tinggi Sebagai Sistem  Universitas Sebelas Maret (UNS) merupakan salah satu perguruan tinggi yang  termasuk dalam 20 perguruan tinggi terbaik di Indonesia yang menduduki peringkat  5 versi 4ICU per 29 Juli 2017. UNS juga termasuk perguruan tinggi di Indonesia  yang masuk dalam kategori Klaster 1 pada peringkat ke 11 pada tahun 2017. Hal  tersebut menunjukkan UNS sebagai perguruan tinggi di Indonesia sudah mampu  menunjukkan kualitasnya dalam menjalankan sistem di pendidikan tinggi dengan  baik sehingga mampu mengokohkan namanya di deretan universitas terbaik di  Indonesia.           Pada hakikatnya penyelenggaraan pendidikan tinggi bertujuan untuk  mempersiapkan peserta didik dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi dunia kerja  serta berkarir sampai puncak ketika berada di dalamnya. Selain itu, pendidikan  tinggi juga harus mampu mempersiapkan lulusannya untuk dapat berinteraksi sosial  secara dewasa dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seperti yang tertuang  pada tujuan pendidikan tinggi dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun  1999 yaitu:  a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki        kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,      mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan/atau      kesenian.  b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau      kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf      kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.  Sistem pendidikan tinggi di UNS memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi  seluruh peserta didiknya untuk dapat mengeksplorasi bakat dan minatnya masing-  masing, meskipun tetap dengan mempertahankan persyaratan-persyaratan  pendirian program studi yang bersangkutan.           Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan salah satu Program Studi (Prodi)  yang bernaung di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di UNS, salah                                                        LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 33
satu dari 4 Prodi di FKIP yang memiliki rumpun ilmu pendidikan selain Prodi  Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Guru Anak Usia Dini dan Pendidikan  Khusus. Berdasarkan hal tersebut memang menjadi tantangan tersendiri bagi BK  untuk dapat menjalankan pembelajaran yang berkualitas dimana satu sisi harus  mempersiapkan peserta didiknya untuk terampil pada bidang kependidikan namun  juga mampu mendalami materi keteknikannya.           BK dalam usahanya menjalankan sistem secara berkualitas tidak lepas dari  ketepatan menjalankan kurikulum yang dipakai beserta tingkat relevansinya. BK  secara berkala selalu melakukan revitalisasi kurikulum yang diterapkannya dengan  melakukan konsorsium antar Prodi BK dan melibatkan para stakeholdernya yaitu  dari alumni di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Konsorsium Prodi BK ini  membahas berbagai macam hal yang berkaitan dengan sistem yang akan dijalankan  BK baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Kurikulum memang  menjadi salah satu fokus pembicaraan di setiap pertemuan hingga disepakati  Capaian Pembelajaran (CP) BK secara nasional. BK juga melibatkan para  stakeholdernya yaitu Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) dan  Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) sebagai pertimbangan  pengembangan kurikulum. Idealnya hanya dengan menggandeng MGBK dan  ABKIN saja sudah cukup sebagai dasar acuan pengembangan kurikulum yang  digunakan Prodi BK mengingat lulusan BK yang memang ditargetkan untuk dapat  menjadi guru di SD, SMP, SMA atau SMK. Namun, berdasarkan hasil tracer study  tidak sedikit juga alumni BK yang berkarir di luar dunia pendidikan ternyata juga  memiliki karir yang bagus di berbagai instansi, perusahaan dan lainnya. Hal  tersebut juga yang menjadi pertimbangan bagi Prodi BK untuk menggandeng para  pakar dan praktisi profesional untuk memberikan saran terkait pengembangan  kurikulum di Prodi BK.           Bagi Prodi BK yang menjalankan pendidikan tinggi sebagai sebuah sistem  pada akhirnya dapat dimaknai sebagai usaha untuk mempersiapkan peserta  didiknya dengan menerapkan kurikulum berkualitas dengan tingkat relevansi yang  tinggi agar dapat menunjang semaksimal mungkin karir peserta didiknya di masa  mendatang.                                                        LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 34
2. Isu Strategis Pendidikan Tinggi         Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) Program Studi Bimbingan dan    Konseling Fakultas Kegururan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret  disusun berdasarkan arahan dari Universitas, dari Lembaga Penjamin Mutu  Universitas. Proses penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi dapat diselesaikan  dengan melalui kegiatan workshop secara internal dengan dosen program studi dan  para alumni serta para pengguna lulusan dan forum program studi bimbingan dan  konseling se Kota Surakarta (Universitas Veteran Sukoharjo, Universitas Slamet  Ryadi, dan Universitas Tunas Pembangunan).           Hal ini dilakukan dalam rangka mencari masukan untuk dijadikan masukan  dalam rangka menyusun visi, misi dan kompetensi lulusan Program Studi  Bimbingan dan Konseling untuk dijadikan dasar menysusu mata kuliah. Disamping  itu untuk lebih memperkuat kompetensi, Kepala Program Studi Bimbingan dan  Konseling ikut serta dalam forum tersebut yang dilakukan di Universitas Negeri  Yogyakarta, di Universitas Negeri Jakarta, di Universitas Pendidikan Bandung, di  Universitas Negeri Malang dan yang terakhir di lakukan di Gorontalo.           Dari hasil petemuan forum program studi tersebut menghasilkan rumusan  bersama dalam menetapkan learning outcome, kompetensi umum dan kompetensi  khusus serta materi-materi yang menjadi bahasan di setiap mata kuliah. KPT  Program Bimbingan dan Konseling Tahun 2016 disusun berdasarkan Kerangka  Kualifikasi Nasional Indonesia dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi,  dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang berwujud capaian  pembelajaran memiliki kesetaraan dengan dunia kerja dan tuntutan ke depan.           Mahasiswa, sebagai generasi penerus masa depan yang bakal mengganti para  senior dan pimpinan, memiliki hak untuk dipersiapkan secara holistic, sehingga  pada masanya nanti mampu mengemban amanah kemasyarakatan, kebangsaan dan  kenegaraan yang mengglobal tanpa batas. Kurikulum Pendidikan Tinggi Program  Studi Bimbingan dan Konseling tahun 2016 Merupakan Kurikulum Yang  Diharapkan Mampu Menjawab Tantangan kehidupan di masa yang akan datang,  khususnya dunia bimbingan dan konseling. Kendatipun demikian Kurikulum  Pendidikan Tinggi Program Studi Bimbingan dan Konseling tahun 2016 ini sangat  terbuka untuk perbaikan dan penyempurnaan.                                                        LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 35
Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Bimbingan dan Konseling ini  disusun oleh tim pengembang kurikulum program studi, dengan  mempertimbangkan masukan dari gru-guru bimbingan dan konseling staekholders,  alumni, pertemuan kolegial Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling  seluruh Indonesia di Gorontalo, di Surabaya tanggal 12-14 dan ABKIN di  Banjarmasin dan dari masyarakat.                                                                                                              Kurang  No. Kegiatan Relevan                                                                                                              Relevan    1. Revitalisasi Kurikulum menuju Kurikulum berbasis KKNI          dan SN- DIKTI    Proses penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi dapat    diselesaikan dengan melalui kegiatan workshop secara internal    dengan dosen program studi dan para alumni serta para pengguna    lulusan dan forum program studi bimbingan dan konseling se Kota    Surakarta (Universitas Veteran Sukoharjo, Universitas Slamet    Ryadi, dan UnIversitas Tunas Pembangunan).    2. Penyusunan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Program          Studi    Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNS ikut    serta dalam forum yang dilakukan di Universitas Negeri    Yogyakarta, di Universitas Negeri Jakarta, di Universitas    Pendidikan Bandung, di Universitas Negeri Malang dan yang    terakhir di lakukan di Gorontalo. Dari hasil petemuan forum    program studi tersebut menghasilkan rumusan bersama dalam    menetapkan learning outcome, kompetensi umum dan kompetensi    khusus serta matari-materi yang menjadi bahasan di setiap mata    kuliah.    3. Kegiatan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik          Instruksional – Applied Approach (PEKERTI-AA)    Kegiatan ini merupakan kegiatan peningkatan kompetensi para    dosen dalam mengajar terutama untuk peningkatan kompetensi    pedagogik.    4. Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Prodi BK                   Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Bimbingan dan Konseling    ini disusun oleh tim pengembang kurikulum program studi, dengan    mempertimbangkan masukan dari gru-guru bimbingan dan                LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 36
konseling staekholders, alumni, pertemuan kolegial Kepala  Program Studi Bimbingan dan Konseling seluruh Indonesia di  Gorontalo, di Surabaya tanggal 12-14 dan ABKIN di Banjarmasin  dan dari masyarakat.    3. Kurikulum di Perguruan Tinggi  : Keguruan dan Ilmu Pendidikan  A. Identitas Program Studi        : Bimbingan dan Konseling                                    :A      Fakultas                      : S1 Bimbingan dan Konseling      Program Studi                 : S.Pd. (Sarjana Pendidikan)      Akreditasi      Jenjang Pendidikan      Gelar Kelulusan    B. Sinopsis Revitalisasi Kurikulum Program Studi BK              Pengembangan KPT program studi Bimbingan dan Konseling        dilaksanakan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi untuk      mencapai tujuan pendidkan nasional. Standar nasional pendidikan tinggi      dikembangkan secara sistemik dengan standar nasional penelitian dan standar      nasional pengabdian masyarakat. Standar Nasional pendidikan tinggi terdiri 8      standar, yaitu: (1) Standar kompetensi lulusan (SKL), (2) Standar isi      pembelajaran, (3) Standar proses pembelajaran, (4) Standar penilaian      pembelajaran, (5) Standar tenaga dosen dan tenaga kependidikan, (6) Standar      sarana dan prasarana pembelajaran, (7) Standar pengelolaan pembelajaran dan      (8) Standar pembiayaan pembelajaran.                Standar kompetensi lulusan program studi mencakup sikap,      pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam capaian      pembelajaran//learning outcome dan mengacu pada deskripsi capaian      pembelajaran Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 6.      Kurikulum Program Studi Bimbingan dan Konseling mencakup: Profil      Lulusan, Capaian Pembelajaran, Bahan Kajian, Mata Knliah, Bohot SKS, dan      Sebaran Semester.                Implementasi kurikulum pendidikan tinggi dalam bentuk interaksi      mahasiswa, dosen dan sumber belajar dalam lingkungan belajar harus                                                        LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 37
dikembangkan dengan bersifat interaktif, holistik, integratif, saintifik,  kontektual, tematik, efektif kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa.  Kurikulum pendidikan tinggi Program Studi Bimbingan dan Konseling  mengimplementasikan pembelajaran sebagaimana telah diatur pasal 12  Peraturan Rektor Nomor 644/UN27/HK/2015 tentang Penyelenggaraan dan  pengelolaan pendidikan program sarjana di Univeritas Sebelas Maret, bahwa:  1. Mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan pembelajaran dan kegiatan          akademik lainnya secara tertib dan teratur sesuai dengan ketentuan yang        berlaku.  2. Kegiatan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki        sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontektual, tematik, efektif,        kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa.  3. Proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib        menggunakan metode pembelajaran yang efektif yang sesuai dengan        karakteristik mata kuliah untuk mencapai kemampuan tertentu yang        ditetapkan dalam mata kuliah untuk mencapai rangkaian pemenuhan        capaian pembelajaran lulusan.  4. Metode pembelajaran sebagaimana dinyatakan pada ayat (3) meliputi        diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif,        pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis projek, pembelajaran        berbasis masalah, review jurnal, atau metode pembelajaran lain, yang        dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran        lulusan.  5. Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa        metode pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan diwadahi        dalam suatu bentuk pembelajaran.  6. Bentuk pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat berupa        kuliah, response dan tutorial,seminar, dan praktikum, praktek studio,        praktek bengkel, atau praktek lapangan.  7. Selain mengikuti bentuk pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat        (6) mahasiswa wajib memperoleh pengalaman belajar dalam bentuk        penelitian dan pengabdian kepada masyarakat                                                   LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 38
8. Kegiatan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada ayat (1) sampai        dengan ayat (7) dapat dilaksanakan secara tatap muka, secara on-line atau        gabungan antara model tatap muka dan on line, yang dikenal dengan        blended learning.    9. Kegiatan pembelajaran sebagaimana dinyataka pada ayat (6) dilaksanakan        minimal 16 kali tatap muka dalam satu semester, termasuk kegiatan        penilaian pembelajaran.    10. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata kuliah,        dosen secara mandiri atau secara bersama-sama dalam kelompok keahlian        suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi,        wajib menyusun rencana pembelajaran semester (RPS).    11. Rencana pembelajaran semester (RPS) sebagaimana dimaksud pada ayat        (10) terdiri atas silabus atau garis-garis besar program perkuliahan (GBPP)        dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau satuan acara        perkuliahan (SAP).    12. Ketentuan tentang penyusunan RPS dan pelaksanaan pembelajaran diatur        lebih lanjut dalam ketentuan terpisah.         Untuk menjamin kualitas capaian pembelajaran disusun perencanaan    pembelajaran untuk setiap mata kuliah yang dikembangkan oleh dosen secara  mandiri atau kelompok keahlian tertentu pada satuan atau lintas program studi  sampai tingkatan universitas (misalnya MKU). Perencanaan pembelajaran  setiap mata kuliah yang disusun oleh dosen adalah rencana pembelajaran  semester (RPS). Rencana Pembelajaran Semester (RPS) merupakan bagian tak  terpisahkan dari struktur kurikulum program studi. RPS memuat: (1) Identitas  institusi dan identitas matakuliah, (2) Capian pembelajaran, (3) Bahan kajian,  (4) Kemampuan akhir,(5) Metode pembelajaran, (6) Alokasi waktu yang  disediakan, (7) Pengalaman belajar mahasiswa, (8) Penilaian dan rubric  (indicator dan kriteria ), (9) Referensi.                                                   LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 39
C. Rumusan Visi, Profil dan Capaian Pembelajaran (CP)          VISI PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING    “Menjadi pusat pengembangan ilmu dan teknologi bidang bimbingan dan    konseling di tingkat internasional dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur  budaya nasional”        PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING    Profil Lulusan Prgram Studi Program Bimbingan dan Konseling antara lain: (1)  Pendidikan Bidang Bimbingan dan Konseling; (2) Peneliti di bidang Bidang  Bimbingan dan Konseling; (3) Trainer; (4) Wirausahawan bidang Bimbingan dan  Konseling.          CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) PROGRAM STUDI BK    KODE  SIKAP    CP    S-1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius    S-2   Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan        agama,moral, dan etika    S-3   Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,        bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila    S-4   Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki        nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa    S-5   Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,        serta pendapat atau temuan orisinal orang lain    S-6   Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap        masyarakat dan lingkungan    S-7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara    S-8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik    S-9   Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya        secara mandiri dan mengintemalisasi semangat kemandirian dan kewirausahaan.          KETERAMPILAN UMUM    KU-1  Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam  KU-2  konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang  KU-3  memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang        keahliannya        Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur        Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan        dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai        dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka        menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni          LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 40
KU-4  Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk  KU-5  skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan  KU-6  tinggi  KU-7  Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah        di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data  KU-8  Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing,  KU-9  kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya        Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan        supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan        kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya        Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada        dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara        mandiri; dan        Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan        kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi                                   PENGUASAAN PENGETAHUAN    P-1   Menguasai konsep teoritis tentang bimbingan dan konseling, pendidikan,        psikologi, sosiologi, sosial budaya dan antropologi    P-2   Menguasai prinsip dan teknik konseling psikodinamik, humanistik,        behavioristik, kognitif, postmoderen dan integratif    P-3   Menguasai metodologi penelitian bimbingan dan konseling berdasarkan kaidah        dan etika ilmiah dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif    P-4   Menguasai pengetahuan faktual tentang isu-isu problematika dalam kehidupan        masyarakat    P-5   Menguasai prinsip-prinsip, prosedur, dan metode dalam manajemen program        bimbingan dan konseling    P-6 Menguasai prinsip dan teknik komunikasi menggunakan teknologi terbaru    P-7   Menguasai prinsip dan prosedur pemilihan teknologi informasi yang tepat dalam        pelayanan layanan bimbingan dan konseling    P-8 Menguasai prinsip pengembangan dan pengadministrasian asesmen          KETERAMPILAN KHUSUS    KK-1 Mampu melaksanakan analisis kebutuhan sasaran layanan dengan menggunakan            instrumen yang sudah baku dan yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip              perilaku manusia serta prinsip-prinsip penyusunan instrument              Mampu menyusun program bimbingan dan konseling yang komprehensif dan  KK-2 memandirikan yang bersifat preventif, developmental, kuratif, dan perseperatif              dalam jenis, jalur dan jenjang satuan pendidikan, berdasarkan pemikiran logis,          LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 41
kritis, sistematis, kreatif, inovatif, dan komprehensif serta hasil analisis        kebutuhan sasaran layanan    KK-3  Mampu melaksanakan layanan dasar, layanan responsif, perencanaan        individual, dan dukungan sistem secara klasikal, kelompok, dan individual        dengan menggunakan metode, teknik, dan multimedia yang relevan serta        memperhatikan kebutuhan sasaran layanan yang berasal dari keberagaman        sosial budaya, dalam jenis, jalur dan jenjang satuan pendidikan    KK-4  Mampu melaksanakan konseling individual dan kelompok dengan        menggunakan pendekatan, prosedur, dan teknik konseling psikodinamik,        humanistik, behavioristik, kognitif, postmodern dan integratif berdasarkan        diagnosis dan prognosis terhadap masalah yang dihadapi sasaran layanan, yang        disesuaikan dengan perkembangan dan problematik sasaran layanan dengan        memperhatikan kondisi lingkungan dan budaya    KK-5  Mampu merancang, dan melaksanakan evaluasi program, proses, dan hasil        penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling serta melaporkan hasilnya        kepada pihak-pihak terkait dengan menggunakan teknologi informasi dan        komunikasi, serta multimedia    KK-6  Mampu melaksanakan kegiatan pengembangan karakter dan pengubahan  KK-7  perilaku individu di dalam keluarga dan atau masyarakat        Mampu menerapkan kaidah dan prinsip literasi teknologi dan manusia dalam          pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling              Mampu memecahkan masalah-masalah bidang bimbingan dan konseling dengan  KK-8 menerapkan kaidah ilmiah dan berlandaskan pada nilai-nilai luhur budaya              nasional          LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 42
D. Penentuan Bahan Kajian               Bahan Kajian (subject matters) berisi pengetahuan dari disip      didemonstrasikan oleh mahasiswa. Bahan kajian dalam penyusunan k      dan konseling seperti pada tabel berikut:                                                                   Landasan        Deskripsi Capaian Pembelajaran Lulusan               Agama                                                                  Pancasila                                                                           Psikologi                                                                                  Sosiologi        SIKAP    S1  Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan              √      mampu menunjukkan sikap religius;             Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam  S2 menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan √ √        etika;             Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan     √  √  S3 bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan                                                                 √      kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;                  √             Berperan sebagai warga negara yang bangga dan      √  S4 cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa        tanggung jawab pada negara dan bangsa;        Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,    S5 agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau           √        temuan orisinal orang lain;    S6  Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta      kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
plin ilmu tertentu atau pengetahuan yang dipelajari oleh mahasiswa dan dapat  kurikulum ini disusun berdasarkan displin ilmu atau body of knowledge bimbingan        Bahan Kajian Keilmuan    n   Teori dan Praksis BK   Ilmu pelengkap       Antropologi             Sosial Budaya                       Pendidikan                              Bimbingan                                        Konseling                                               Pemahaman                                                     Individu                                                          Asesmen                                                                  Manajemen                                                                           Penelitian                                                                                   Profesi dan Etika                                                                                              Teknologi                                                                                                      Kewirausahaan                                                                                                               Komunikasi    √                                                 √  √√                                       √                                             √                               LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 43
Landasan         Deskripsi Capaian Pembelajaran Lulusan             Agama                                                                 Pancasila                                                                          Psikologi                                                                                 Sosiologi    S7   Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan            √√       bermasyarakat dan bernegara;                       √√    S8   Menginternalisasi nilai, norma, dan etika                  √√       akademik;                                                  √         Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas                           √    S9 pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;         dan    S10  Menginternalisasi semangat kemandirian,       kejuangan, dan kewirausahaan.         PENGETAHUAN         Menguasai konsep teoritis tentang bimbingan dan    P1 konseling, pendidikan, psikologi, sosiologi, sosial         budaya dan antropologi;         Menguasai prinsip dan teknik konseling    P2 psikodinamik, humanistik, behavioristik, kognitif,         postmoderen dan integratif;         Menguasai metodologi penelitian bimbingan dan    P3   konseling berdasarkan kaidah dan etika ilmiah       dengan menggunakan metode kualitatif dan         kuantitatif;    P4   Menguasai pengetahuan faktual tentang isu-isu       problematika dalam kehidupan masyarakat;         Menguasai prinsip-prinsip, prosedur, dan metode    P5 dalam evaluasi dan supervisi layanan bimbingan         dan konseling; dan
√√                                          √√√ √             √√                     n        √√                                                               Antropologi                           Bahan Kajian Keilmuan                                                                      Sosial Budaya      √                                    √  √                                                                       Pendidikan                                √√                                      Bimbingan      Teori dan Praksis BK                     √√√            √                                                √          Konseling                                                     √√                Pemahaman  LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 44                                                             √           Individu      Ilmu pelengkap                                                     √                   Asesmen                                                                       Manajemen                                                                        Penelitian                                                                    Profesi dan Etika                                                                          Teknologi                                                                     Kewirausahaan                                                                         Komunikasi
                                
                                
                                Search
                            
                            Read the Text Version
- 1
 - 2
 - 3
 - 4
 - 5
 - 6
 - 7
 - 8
 - 9
 - 10
 - 11
 - 12
 - 13
 - 14
 - 15
 - 16
 - 17
 - 18
 - 19
 - 20
 - 21
 - 22
 - 23
 - 24
 - 25
 - 26
 - 27
 - 28
 - 29
 - 30
 - 31
 - 32
 - 33
 - 34
 - 35
 - 36
 - 37
 - 38
 - 39
 - 40
 - 41
 - 42
 - 43
 - 44
 - 45
 - 46
 - 47
 - 48
 - 49
 - 50
 - 51
 - 52
 - 53
 - 54
 - 55
 - 56
 - 57
 - 58
 - 59
 - 60
 - 61
 - 62
 - 63
 - 64
 - 65
 - 66
 - 67
 - 68
 - 69
 - 70
 - 71
 - 72
 - 73
 - 74
 - 75
 - 76
 - 77
 - 78
 - 79
 - 80
 - 81
 - 82
 - 83
 - 84
 - 85
 - 86
 - 87
 - 88
 - 89
 - 90
 - 91
 - 92
 - 93
 - 94
 - 95
 - 96
 - 97
 - 98
 - 99
 - 100
 - 101
 - 102
 - 103
 - 104
 - 105
 - 106
 - 107
 - 108
 - 109
 - 110
 - 111
 - 112
 - 113
 - 114
 - 115
 - 116
 - 117
 - 118
 - 119
 - 120
 - 121
 - 122
 - 123
 - 124
 - 125
 - 126
 - 127
 - 128
 - 129
 - 130
 - 131
 - 132
 - 133
 - 134
 - 135
 - 136
 - 137
 - 138
 - 139
 - 140
 - 141
 - 142
 - 143
 - 144
 - 145
 - 146
 - 147
 - 148
 - 149
 - 150