LAPORAN HASIL KEGIATAN PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR TEKNIK INSTRUKSIONAL – APPLIED APPROACH (PEKERTI-AA) TAHAP PENANAMAN NAMA : AGUS TRI SUSILO NIK : 1990082120161001 P.T. : UNIVERSITAS SEBELAS MARET PRODI : BIMBINGAN DAN KONSELING KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 2017
LEMBAR PENGESAHAN Laporan Hasil Kegiatan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional – Applied Approach (PEKERTI-AA) Tahap Penanaman ini disusun oleh: Nama : Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd. NIK : 1990082120161001 Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP) Jurusan/Prodi : Bimbingan dan Konseling (BK) Mengetahui: Fasilitator Tim PEKERTI-AA Universitas Sebelas Maret Dr. Tri Murwaningsih, M.Si. Salim Widono, S.P., M.P. NIP 196612021992032002 NIP 196707181994121001 Mengesahkan: Ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. NIP 196204071987031003 LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO ii
KATA PENGANTAR Puji syukur atas karunia yang Allah SWT berikan, atas limpahan rahmat, dan kasih sayang-Nya, atas petunjuk dan bimbingan yang diberikan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Hasil Kegiatan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional – Applied Approach (PEKERTI-AA) Tahap Penanaman ini. Dalam kesempatan ini, penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang telah memberikan bantuan berupa bimbingan, arahan, motivasi, dan doa selama proses penyusunan laporan ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan penyusun sampaikan kepada Ibu Dr. Tri Murwaningsih, M.Si. dan Bapak Salim Widono, S.P., M.P. selaku fasilatator pembimbing laporan yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasinya, sehingga penyusunan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Tentunya masih banyak kekurangan yang ada dalam penyusunan laporan ini, untuk itu penyusun sangat berharap masukan dari pembaca dan semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Amin. Surakarta, September 2017 Agus Tri Susilo, S.Pd., M.Pd. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO iii
DAFTAR ISI Halaman LAPORAN HASIL KEGIATAN ..........................................................................i LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI .........................................................................................................iv BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1 BAB II. PELAKSANAAN PROGRAM ..............................................................3 BAB III. HASIL PROGRAM .............................................................................33 A. Hasil Tugas Terstruktur............................................................................ 33 1. Pendidikan Tinggi Sebagai Sistem................................................ 33 2. Isu Strategis Pendidikan Tinggi.................................................... 35 3. Kurikulum di Perguruan Tinggi................................................... 37 4. Teori Motivasi................................................................................. 55 5. Model dan Metode Pembelajaran................................................. 59 6. Analisis Kompetensi ....................................................................... 62 7. Penyusunan Silabus........................................................................ 63 8. Penyusunan RPP ............................................................................ 71 9. PHB: Kognitif ................................................................................. 74 10. PHB: Afektif ................................................................................... 76 11. PHB: Psikomotorik ........................................................................ 78 12. Asesmen Kinerja ............................................................................ 79 13. Kontrak Pembelajaran .................................................................. 83 14. Pengembangan Bahan Ajar........................................................... 91 15. Evaluasi Program Pembelajaran .................................................. 98 16. PPKP ............................................................................................. 101 B. Pelaksanaan Mikro Teaching.................................................................. 107 1. Prosedur Pelaksanaan.................................................................. 107 2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Mikro ......................... 109 3. Refleksi, Tanggapan dan Kesimpulan........................................ 112 BAB IV PENUTUP............................................................................................113 LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO iv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dosen sebagai tenaga pendidik di jenjang pendidikan tinggi merupakan ujung tombak keberhasilan perkuliahan di perguruan tinggi. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diambil kesimpulan seorang dosen adalah seorang pendidik profesional yang setidaknya memiliki tiga tugas utama yaitu mengajar, meneliti dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Di perguruan tinggi sebagian besar kegiatan akademik digunakan untuk pembelajaran. Terkait dengan hal tersebut maka dosen memiliki peran sebagai pengajar dalam pembelajaran yang bertugas mengajarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada para mahasiswanya. Mengajar sebagai salah satu tugas utama seorang dosen memerlukan perencanaan, pelaksaanaan dan evaluasi yang matang. Mengajar tidak sekedar mengenai bagaimana seorang dosen tampil pada saat mengajar namun juga bagaimana dosen tersebut mampu merancang dan mengevaluasi pembelajaran tersebut dengan baik. Mengajar merupakan sebuah kombinasi antara pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang dosen secara holistik. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh salah satunya dengan mengikuti Kegiatan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional – Applied Approach (PEKERTI-AA). Pelatihan PEKERTI-AA memberikan fasilitas dan kesempatan bagi para dosen untuk menggali ilmu pengetahuan dan latihan untuk mengembangkan kompetensi pedagogisnya. Pentingnya pelatihan ini adalah dosen memang menjadi aktor utama berjalannya pembelajaran di perguruan tinggi. Oleh karena itu penting sekali setiap dosen yang mengajar di perguruan tinggi baik yang berasal dari lulusan ilmu murni maupun keguruan mengikuti pelatihan ini untuk menjadi bahan kajian, koreksi dan pengembangan di bidang kompetensi pedagogis. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 1
B. Tujuan Tujuan dari Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional – Applied Approach (PEKERTI-AA) antara lain: 1. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para dosen tentang dasar-dasar menjalankan pendidikan di sebuah perguruan tinggi. 2. Memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada para dosen tentang merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi sebuah pembelajaran. 3. Memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada para dosen untuk dapat memilih dan memilah model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang tepat sesuai dengan mata kuliah yang diampunya. 4. Memberikan pengetahuan kepada para dosen untuk melakukan pengembangan bahan ajar mata kuliah yang diampunya. 5. Memberikan pengetahuan kepada para dosen untuk dapat melakukan pengembangan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional – Applied Approach (PEKERTI-AA) dilaksanakan pada: Tanggal : 21-30 Agustus 2017 Tempat : Gedung LPPMP lantai 3 Waktu : 08.00 – 17.00 WIB LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 2
BAB II. PELAKSANAAN PROGRAM Hari/Tanggal Materi Senin, 21 Pembukaan dan Overview Pelatihan PEKERTI-AA Agustus 2017 Fasilitator : Salim Widono, S.P., M.P Pembukaan acara program Pekerti-AA dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 21 Agustus 2017 bertempat di gedung LPPM/LPPMP UNS lantai 4. Acara diawali dengan sambutan dari ketua LPPMP UNS Prof. Mohammad Nizam, S.T., M.T., Ph.D sekaligus membuka acara secara resmi. Kegiatan selanjutnya adalah Overview Program yang disampaikan oleh Salim Widono, S.P., M.P. Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi PEKERTI-AA dalam 5 sesi kepada peserta yang dibagi dalam 2 kelas. Sesi 1 Pendidikan sebagai Sistem Fasilitator : Prof. Mohammad Nizam, S.T., M.T., Ph.D Metode : Ceramah, Tanya Jawab. Pendidikan sebagai sebuah sistem memandang elemen-elemen yang ada di dalam sistem tersebut memiliki hunbungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis. Interaksi dinamis tersebut bertujuan untuk mencapi hasil yang diharapkan. Sehingga sistem pendidikan adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan. Sistem pendidikan memiliki komponen input , proses, dan output. Karakteristik dan kompetensi dosen adalah komponen penting dalam input pada sistem pendidikan di perguruan tinggi. Karakteristik dosen diwarnai oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Sedangkan kompetensi dosen menurut UU no 14 tahun 2005, meliputi empat aspek penting yaitu Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 3
Menurut UUN no 14 tahun 2005 Pasal 72, beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Sesi 2 Isu Strategis Pendidikan Tinggi Fasilitator : Prof. Mohammad Nizam, S.T., M.T., Ph.D Metode : Ceramah, Tanya Jawab. 3 Pilar Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional sangat penting dalam menyusun perencanaan pendidikan tinggi. Ketiga rencana strategis tersebut adalah (1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Rencana strategis tersebut dijabarkan ke dalam tiga isu strategis pendidikan tinggi yang tertuang dalam Dokumen HELTS (Higher Education Long Term Strategy) 2003-2010 Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, yang meliputi (1) daya saing bangsa, (2) otonomi dan desentralisasi, dan (3) kesehatan organisasi. Isu strategis tersebut digunakan sebagai dasar dalam menyusun Rencana Strategis Perguruan Tinggi. Permasalahan riil yang dihadapi oleh perguruan tinggi adalah globalisasi yang menuntut kesiapan perguruan tinggi untuk menjadi sebuah institusi Teaching and Research University. Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan Iptek dan Inovasi yang menjadi daya saing bangsa. Terkait dengan itu, perguruan tinggi harus mempercepat hilirisasi hasil-hasil penelitian dengan mendekatkan penelitian sebagai upaya memecahkan masalah riil dalam masyarakat. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 4
Sesi 3 Profesi dan Etika Dosen Fasilitator : Salim Widono, S.P.,M.P Metode : Ceramah, Tanya Jawab. Sikap profesional adalah suatu perbuatan / tindakan yang membutuhkan standar mutu tertentu. Menurut UU no 20 tahun 2003, tenaga pendidik memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Sebagai bagian dari sikap profesional yang dituntut dari pendidik (dosen . guru), terdapat kewajiban pendidik yang dituangkan dalam UU No 20 Tahun 2003, Pasal 40 ayat 2. Dimana pendidik berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Pendidik juga dituntut untuk mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu pendidik harus memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Karakteristik pendidik yang profesional antara lain menguasai ilmu pengetahuan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tinggi (universitas / Institut) atau lembaga lain yang setara. Seorang profesional akan menjaga ilmunya untuk terus up to date sesuai dengan perkembangan jaman. Pendidik yang profesional juga akan bergabung ke dalam lembaga/organisasi formal yang mewadahi aktifitasnya. Misalnya lembaga tersebut berupa perguruan tinggi negeri / swasta / lembaga pendidikan lain. Pendidik yang profesional akan memiliki otonomi dalam pengambilan keputusan terkait dengan bidang keilmuannya. Selain itu, pendidik profesional akan mengikuti kode etik profesi yang sudah disepakati. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 5
Kompetensi yang wajib dimiliki seorang pendidik yang profesional antara lain: kompetensi pedagogik yang meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Kompetensi lainnya adalah kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sesi 4 Paradigma Konstruktivisme Fasilitator: Anjar Sri CN., S.H., M.Hum Metode: Ceramah, Tanya jawab, dan Role play Sebagai usaha membantu peserta didik mencapai perubahan struktur kognitif melalui pemahaman, pembelajaran semestinya menyesuaikan dengan pola belajar peserta didik. Mayoritas proses pembelajaran yang dipraktekkan di Indonesia dewasa ini berbentuk penyampaian secara tatap muka (lecturing). Cara penyampaian searah dengan guru/dosen sebagai sentral dari proses pembelajaran. Dalam pola proses pembelajaran ini, dosen berperan aktif dan menempatakan mahasiswa dalam posisi yang lebih pasif. Pola ini dinilai rendah tingkat efektifitasnya, dan tidak dapat menumbuhkembangkan proses partisipasi aktif dalam pembelajaran. Keadaan ini terjadi sebagai akibat elemen- elemen terbentuknya proses partisipasi yang berupa dorongan untuk memperoleh harapan kemampuan mengikuti proses pembelajaran, dan peluang untuk mengungkapkan materi pembelajaran yang diperolehnya di dunia nyata/masyarakat tidak ada atau sangat terbatas. Dalam perkembangannya, paradigma ini semakin bergeser pada pemberdayaan peserta didik atau siswa dalam mengambil inisiatif dan partisipasi di dalam kegiatan belajar. Perubahan yang dilakukan dalam proses dan materi pembelajaran di perguruan tinggi sehingga tidak lagi berbentuk Teacher- Centered Learning (TCL). Pengganti pola pembelajaran diarahkan menggunakan prinsip Student-Centered Learning LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 6
(SCL) yang disesuaikan dengan keadaan perguruan tinggi terkait. Konstruktivisme merupakan respons terhadap berkembangnya harapan-harapan baru berkaitan dengan proses pembelajaran yang menginginkan peran aktif siswa dalam merekayasa dan memprakarsai kegiatan belajarnya sendiri. Paradigma konstruktivisme memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi (bentukan) yang dilakukan dalam proses belajar. Pengetahuan dipandang sebagai akibat dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Melalui proses belajar yang dilakukan, seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk mencerna suatu pengetahuan tertentu. Oleh karena itu, pengetahuan bukanlah tentang dunia yang lepas dari pengamat, akan tetapi merupakan hasil konstruksi pengalaman manusia sejauh yang dialaminya. Pembentukan semacam ini akan tetapi terus menerus berkembang setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru. Sesi 5 Konsep Pengembangan Kurikulum Fasilitator: Drs. Hery Purwanto, M.Sc Metode : Ceramah, Tanya Jawab. Kurikulum adalah rencana atau program untuk seluruh pengalaman yang akan ditemui oleh pembelajar sepanjang proses yang diarahkan oleh sekolah. Di dalam UU No 12 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan kurikulum harus melihat relevansi internal dan eksternal, fleksibilitas, kontinuitas, efisiensi dan efektifitas. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 7
Selasa, 22 Pengembangan kurikulum harus diletakkan pada pondasi Agustus 2017 filosofis, psikologis, sosiologis dan iptek. Dengan 4 komponen utama yaitu: rencana, tujuan, isi, dan cara. Kurikulum harus berubah menyesuaikan tuntutan, jaman. Kurikulum perguruan tinggi saat ini, misalnya, menggunakan landasan KKNI sesuai Perpres 8/2012 dan Permenristekdikti 44/2013. Sebagai contoh, dikenal 3 aspek eksternal sebagai pemicu perubahan kurikulum seperti adalah adanya perkembangan IPTEKS di masyarakat, perkembangan kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan, dan kecenderungan masa depan. Sesi 1 Kurikulum Berbasis Kompetensi di Perguruan Tinggi Fasilitator: Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Tanya jawab. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang merupakan penjabaran visi dan misi sebuah institusi mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya target lulusan. Tujuan atau sasaran kurikulum adalah pencapaian kompetensi peserta didik. Pencapaian sasaran kurikulum dijabarkan secara detil dalam pembelajaran. Sesuai Standar Nasional Dikti yang tertuang dalam Peraturan Menteri No 49 tahun 2014, terdapat 4 unsur dalam capaian pembelajaran. Unsur pertama adalah Sikap yang merupakan merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran. Unsur kedua, Pengetahuan dideskripsikan LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 8
sebagai penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran. Sedangkan unsur ketiga, Kemampuan umum merupakan kemampuan kerja umum yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan jenis pendidikan tinggi. Unsur terakhir Kemampuan khusus merupakan kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi. Dengan adanya rumusan capaian pembelajaran (CP) tersebut, maka diharapkan dapat meningkatkan mutu dan akses SDM Indonesia dalam persaingan dunia kerja. Sesi 2 Pembelajaran Orang Dewasa Fasilitator: Dr. Suharno, M.Pd. Metode: Ceramah dan Tanya jawab. Pembelajaran di Perguruan Tinggi termasuk dalam bentuk pendidikan orang dewasa. Kategori orang dewasa disematkan kepada orang yang memiliki ciri-ciri berusia di atas 18 tahun, memiliki kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri, dan tidak memiliki ketergantungan kepada orang lain. Orang yang sudah dapat bertanggungjawab terhadap segala tindakannya, dan mandiri dan dapat mengambil keputusan sendiri juga dimasukkan dalam kategori orang dewasa. Dosen, dalam proses pembelajarannya, perlu memperhatikan sifat dan karakteristik orang dewasa. Sifat dan kharakteristik orang dewasa berbeda dengan sifat dan kharakteristik anak-anak. Pendidikan orang dewasa lebih menekankan pada peningkatan kehidupan, memberikan keterampilan dan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam hidupnya dan dalam masyarakat. Untuk itu, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar orang LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 9
dewasa adalah faktor kebebasan, faktor tanggungjawab, faktor pengambilan keputusan sendiri, faktor pengarahan diri-sendiri, faktor psikologis, faktor fisik, dan faktor motivasi. Proses pembelajaran yang dirancangoleh dosen dalam pembelajaran orang dewasa hendaknya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berinisiatif dan kreatif dalam berperan serta dan mengendalikan proses pembelajaran, bersifat demokratis, menghargai dan menempatkan mahasiswa sebagai manusia dewasa yang mandiri dan bertanggungjawab. Sesi 3 Konsep SCL Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Paradigma dalam pembelajaran telah mengalami pergeseran, dari yang bersifat pasif dan terpusat kepada guru, menjadi kegiatan aktif yang sifatnya eksploratif dilakukan oleh peserta didik dengan keterlibatan pengajar sebagai fasilitator. Hal ini sesuai dengan pengertian belajar sebagai upaya mencari dan mengkonstruksikan pengetahuan lewat berbagai strategi. Pembelajaran menurut UUSisdiknas no 2 tahun 2003 dinyatakan sebagai interaksi antara pendidik, peserta didik, dan sumber belajar, di dalam lingkungan belajar tertentu. Pola pembelajaran yang terpusat pada dosen seperti yang dipraktekkan pada beberapa tahun belakangan ini dinilai kurang relevan dengan pencapaian tujuan pendidikan berbasis kompetensi. Oleh karena itu, pembelajaran ke depan diarahkan berpusat pada pembelajar (SCL) dengan memfokuskan pada tercapainya kompetensi yang diharapkan. Hal ini berarti pembelajar harus didorong untuk memiliki motivasi dalam diri mereka sendiri, kemudian berupaya keras mencapai kompetensi yang diinginkan. Pembelajaran dengan model SCL memiliki ciri kegiatan belajar secara aktif. Dengan model belajar ini, pembelajar LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 10
mengarahkan diri sendiri, memiliki karakter reflektif aktif, memiliki motivasi belajar intrinsik (dalam diri masing-masing peserta didik), belajar merupakan kegiatan individual, belajar juga merupakan kegiatan sosial. Tugas pendidik dalam model ini adalah sebagai fasilitator dan mediator, dengan hasil akhirnya diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar. Sesi 4 Teori Belajar dan Pembelajaran Disampaikan oleh Budi Legowo, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Macam-macam Aliran dalam teori belajar, empat macam, yaitu a. Aliran Behaviouristik, yaitu identik dengan anggapan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku b. Aliran Kognitif yaitu teori belajar model ini merubakan teori dengan anggapan adanya perubahan persepsi/pemahaman (tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku). c. Aliran Humanistik, yaitu teori ini mengisyaratkan belajar adalah memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika mahasiswa telah memahami lingkunganya dan dirinya sendiri, mahasiswa harus mampu mencapai aktualisasi diri. d. Aliran Konstruktivistik (Pendekatan Terpadu- penglaman riil), yaitu menekankan belajar pemahaman (bukan pada penguasaan skill), lebih pada proses belajar, lebih menekankan pada keterampilan interpersonal, menekankan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, mendorong munculnya diskusi pengetahuan yang dipelajari, mendorong munculnya berpikir difergent, bukan hanya satu jawaban yang benar, dan menggunakan informasi pada situasi baru. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 11
Rabu, 23 Sesi 5 Teori Motivasi Agustus 2017 Fasilitator: Salim Widono, S.P.,M.P Metode: Ceramah, Tanya jawab Perkuliahan adalah sebuah komunikasi yang mentransferkan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Latar belakang mahasiswa yang berbeda akan mempengaruhi proses penerimaan informasi. Perbedaan latar belakang kemampuan dan minat peserta didik bisa mempengaruhi kecepatan peserta didik dalam menyerap pengetahuan. Karena itu diperlukan motivasi yang kuat dari masing-masing peserta didik untuk memberikan stimulan kepada peserta didik. Dalam hal ini dosen berperan untuk sebagai katalisator untuk mempercepat mahasiswa. Motivasi dari seorang individu bisa datang dari diri sendiri dan dari lingkungan. Cara-cara untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa antara lain menggunakan alat pendidikan seperti ganjaran, penguatan, penghargaan dan hukuman, peningkatan sarana dan prasarana belajar. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menciptakan hubungan baik dengan mahasiswa, dan merancang materi dan metode yang menarik juga mampu meningkatkan motivasi belajar. Sesi 1 Model Rancangan Pembelajaran Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Model adalah sebuah gambaran yang dirancang untuk mewakili kenyataan. Dengan kata lain, model merupakan suatu pola atau gambaran yang menjelaskan tentang berbagai bentuk, pandangan yang terkait dengan uatu kegiatan. Model pembelajaran yakni suatu kerangka konseptual, prosedural, sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses/kegiatan LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 12
pembelajaran. Pengalaman belajar meliputi segala sesuatu yang didapatkan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Model- model Rancangan Pembelajaran antara lain model Gagne (1979), model PPSA (1975), model Dick and Carey (1985), MPI Atwi Suparman (1987), model Morrison, Ross, dan Kemp (2001). Sesi 2 Model-Model Pembelajaran Fasilitator: Dr. Tri Murwaningsih, M.Si. Metode: Ceramah, Model Karyawisata. Proses belajar dan mengajar itu meliputi peserta didik, kurikulum, (alat bantu belajar, media, dan sumber belajar, buku (bahan ajar, modul, buku teks)), dan pendidik. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu satu cara mengukur keberhasilan proses pembelajaran adalah lulusan. Komponen yang berperan selama proses pembelajaran adalah peserta didik dan kegiatan pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran, pendidik menerapkan variasi model-model pembelajaran dan variasi metode dan srtategi pembelajaran. Variasi tersebut harus memperhatikan kecerdasan majemuk peseta didik. Empat tipe cara untuk pemilihan model pembelajaran yang tepat antara lain tipe fakta, tipe konsep, tipe proses, tipe prosedur. Pelaksanaan proses pembelajaran meliputi pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan inti terdiri atas elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup mencakup hal penarikan kesimpulan, penilaian/refleksi, umpan balik, dan kegiatan tindakan tindak lanjut. Sesi 3 Metode-Metode Pembelajaran Fasilitator: Sasmini, S.H., LI.M. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Role Play Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai sesuatu. Pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar. Jadi, metode LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 13
pembelajaran dapat dimengerti sebagai suatu cara yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran guna mencapai kompetensi yang diinginkan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode pembelajaran antara lain, tujuan kompetensi, pengetahuan awal peserta didik, bidang kajian/pokok kajian, alokasi waktu, sarana penunjang, jumlah siswa, pengalaman mengajar. Jenis-jenis metode pembelajaran, antara lain ceramah, demontrasi dan eksperimen, tanya jawab, penampilan, diskusi, studi mandiri, latihan bersama teman, simulasi, pemecahan masalah, studi kasus, bermain peran, dan tutorial. Sesi 4 Taksonomi Tujuan Pendidikan Fasilitator: Dr. Suharno, M.Pd. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Taksonomi adalah klasifikasi bidang ilmu atau kaidah dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek. Tujuan pendidikan adalah membentuk peserta didik yang mempunyai kecerdasaan komprehensip. Kecerdasan komprehensip menyeimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, tiga hal tersebut sebaiknya seimbang dalam proses pembelajaran juga seimbang. Mata kuliah yang berbeda- beda mempunyai tolok ukur kompetensi yang berbeda pula. Namun, keseluruhan kurikulum seharusnya ketiga aspek tersebut sama-sama menjadi tujuan yang seimbang. Domain kognitif:mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Domain afektif meliputi penerimaan, menanggapi, menilai, mengelola, dan menghayati. Domain psikomotorik terdiri atas persepsi, kesiapan, respon terbimbing, mekanis, dan respon kompleks. Kamis, 24 Sesi 1 Analisis Kompetensi Agustus 2017 Fasilitator: Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 14
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi itu harus merujuk ke visi dan misi dari penyelenggara pendidikan. Selain itu, kompetensi harus bisa diukur dan diteliti ketercapaiannya. Setiap penyelenggara pendidikan diharuskan membuat pemetaan kompetensi pembelajaran. Manfaat peta kompetensi pembelajaran antara lain mengidentifikasi semua kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa, menentukan titik awal proses pembelajaran (melalui penentuan perilaku awal mahasiswa), menentukan urutan pelaksanaan pembelajaran, mempermudah untuk melakukan rekonstruksi kompetensi mata kuliah. Kompetensi pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi (SK) adalah kompetensi yang dibakukan sebagai hasil belajar suatu mata kuliah dalam satuan pendidikan/perguruan tinggi yang harus dicapai/dikuasai oleh peserta didik dalam jangka waktu satu semester. Kompetensi dasar (KD) adalah rincian standar kompetensi dalam suatu mata kuliah yang harus dikuasai oleh peserta didik yang dapat diamati dan diukur pencapaiannya. Ada tiga cara penyusunan peta kompetensi, yaitu struktur hierarkikal, prosedural, dan pengelompokan. Struktur hierarkikal yakni susunan beberapa kompetensi dimana satu/beberapa kompetensi menjadi prasyarat bagi kompetensi berikutnya. Struktur prosedural, yaitu susunan beberapa kompetensi menunjukkan satu rangkaian pelaksanaan kegiatan/pekerjaan tetapi antar kompetensi tersebut tidak menjadi prasyarat untuk kompetensi lainnya. Struktur pengelompokan/cluster merupakan beberapa kemampuan yang LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 15
satu dengan yang lainnya tidak memiliki ketergantungan, tetapi harus dimiliki untuk menunjang yang lainnya. Sesi 2 Penyusunan Silabus/RPS Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Silabus adalah suatu rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas serta penilaian hasil belajar untuk mencapai suatu kompetensi. Komponen-kompenen silabus antara lain standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator, pengalaman belajar, materi pokok, alokasi waktu, sumber /bahan/alat, dan penilaian. Kata kerja operasional yang perlu dihindari saat penyusunan silabus antara lain memahami, menguasai, mengenal, dan mengetahui. Kata-kata tersebut perlu dihindari karena kata tersebut tidak bisa diukur dan diteliti. Sesi 3 Penyusunan RPP Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Komponen rancangan pelaksanaan pembelajaran antara lain mata kuliah, bobot/semester, pertemuan ke/waktu, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kegiatan pembelajaran, metode, media, sumber belajar(kepustakaan), dan alokasi waktu. Kegiatan pembelajaran meliputi aspek pendahuluan, aspek penyajian, dan aspek penutup. Aspek pendahuluan itu dimaksudkan untuk memotivasi, apersepsi, kompetensi. Aspek penyajian meliputi uraian, contoh, dan latihan. Aspek penutup mencakup rangkuman, penilaian, dan tindak lanjut. Sesi 4 Ragam Sumber Belajar Fasilitator: Hery Purwanto, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 16
Sumber belajar merupakan semua sumber berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar mempunyai beberapa fungsi, yaitu meningkatkan produktivitas pembelajaran, memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, memberikan dasar yang lebih jelas terhadap proses pembelajaran, lebih memantapkan pembelajaran. Sumber belajar dibagi menjadi dua, yaitu sumber belajar yang dirancang dan yang dimanfaatkan. Kriteria sumber belajar adalah ekonomis, praktis, mudah, fleksibel, dan sesuai dengan tujuan. Sesi 5 Media Pembelajaran Fasilitator: Hery Purwanto, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Media adalah alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi atau segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media pembelajaran merupakan alat komunikasi pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan pesan/materi pembelajaran. Manfaat media pembelajaran antara lain penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan, proses instruksional lebih menarik, proses belajar lebih interaktif, jumlah waktu belajar- mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar dapat ditingkatkan, proses belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja, meningkatkan sikap positif mahasiswa terhadap proses dan bahan belajar, serta peran dosen berubah ke arah positif dan produktif. Jenis media pembelajaran antara lain media visual, media audiovisual, media audio, media cetak, dan media elektronik. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 17
Persyaratan pengembangan media pembelajaran adalah mudah dilihat, sederhana, menarik, berguna, benar, masuk akal, tersetruktur. Sesi 6 TIK dalam Pembelajaran Fasilitator: Mulyadi, S.Sn., M.Ds. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Sebenarnya, manusia sekarang dalam keseharian sudah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Ditengah-tengah masyarakat sekarang, TIK identik dengan komputer. TIK itu tidak hanya komputer, bisa radio, video dan sebagainya. Semua hal itu sekarang ini bisa didigitalisasi. Jumat, 25 Ketika memanfaatkan TIK dalam pembelajaran, konten yang Agustus 2017 ingin disampaikan perlu didesain dan perlu memanfaatkan interaksi dosen dengan mahasiswa. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran itu bisa mengembangkan ketrampilan mahasiswa dan dosen. Sesi 1 Dasar-Dasar Asesmen Dalam Pembelajaran Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Empat komponen dasar mengajar, yaitu peserta didik, tujuan pembelajaran, media/metode, dan penilaian. Hal yang harus dirumuskan dalam kegiatan pembelajaraan antara lain IO (intruksional Objektif), EB (Entry Behavior), PI (prosedur Intruksional), PA (performance Assesment). Beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok, yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 18
Salah satu komponen dasar mengajar adalah penilaian. Terminologi penilaian dalam pengajaran antara lain pengukuran, testing, asesmen, dan evaluasi. Sasaran penilaian antara lain proses pembelajaran/valuasi manajerial dan hasil belajar/evaluasi substantif. Menurut Benjamin S. Bloom, aspek penilaian itu meliputi tiga hal, yaitu 1) Kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, kreatifitas, dan evaluasi. 2) Afektif meliputi penerimaan, merespons, menilai, organisasi, karakterisasi nilai. 3) Psikomotorik meliputi perseptual, kesiapan, respons terpimpin, mekanisme, dan respons yang kompleks. Tujuan diadakannya penilaian antara lain mengetahuai capaian tujuan pembelajaran yang ditunjukkan oleh kemajuan dan hasil belajar peserta didik, kemudian dapat ditetapkan keputusan dan kebijakan yang bertanggung-jawab. Sesi 2 PHB Kognitif Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Hierarkhi taraf kompetensi kognitif 1. Pengetahuan, yaitu Kompetensinya mahasiswa hanya dituntut mengingat dan menghafal. 2. Pemahaman, yaitu menerjemahkan, menginterpretasikan , menyimpulkan. 3. Penerapan 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 19
Tes penilaian hasil belajar ini ada dua macam, yaitu objektif (pilihan ganda, sebab akibat dll) dan subjektif (uraian). Kaidah penulisan soal pilihan ganda, yaitu 1. Materi - Soal harus sesuai indikator, pengecoh harus berfungsi, setiap harus ada satu jawaban yang benar. 2. Kontruksi soal - Pokok soal harus dirumuskan secara jelas, pokok soal tidak memberi petunjuk kearah jawaban yang benar, hanya merupakan pernyataan yang diperlukan, tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif, pilihan jawaban homogen dan logis, kronologis, tabel, grafik harus jelas dan berfungsi, panjang rumusan jawaban harus relatif sama. 3. Bahasa dan budaya - Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa yang benar, bahasa yang digunakan komunikatif. Catatan: opsi jawaban harus diurutkan ke bawah dengan maksud memudahkan berfikir. Kaidah penulisan soal uraian antara lain soal harus sesuai indikator, Pokok soal harus dirumuskan secara jelas, Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa yang benar, bahasa yang digunakan komunikatif, diusahakan dimulai dari C2, karena C1 tidak mengungkap sesuatu. Soal yang baik adalah soal yang sudah diujicobakan karena nanti bisa dilihat tingkat kesukaran yang dihadapi mahasiswa baik mudah, sedang, atau soal dan berada pada tingkat kesukaran sedang yaitu (0, 26-0,75). Hal itu dievaluasi guna memetakan tingkat kesukaran mahasiswa. Untuk soal yang dianggap sedang bisa dimasukkan di bank soal. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 20
Jumlah soal itu tergantung dengan jumlah indikatornya dan berkaitan dengan alokasi waktu. Yang terpenting adalah kd, sk, indikator diujikan. Sesi 3 PHB Afektif Fasilitator: Salim Widono, S.P., M.P. Metode: Brainstroming, tanya jawab. Afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek. Ranah afektif ini meliputi menerima, menanggapi, menilai, mengelola, dan menghayati. Penilaian ranah kemampuan kompetensi afektif ini jarang diterapkan diberbagai mata kuliah. Namun, penilaian ini secara tidak langsung diterapkan oleh para dosen misalnya dari nilai kognitif itu mahasiswa mendapatkan skor 79. Nilai 79 seharusnya mendapat nilai B, akan tetapi dengan pertimbangan keaktifan, kehadiran, kedisiplinan dll sehingga nialinya bisa menjadi 80 (A) karena dengan pertimbangan keaktifan dan kehadiran atau kedisplinan itu bisa membentuk jiwa atau mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari atau membentuk perilaku mahasiswa baik di masyarakat atau di pekerjaannya ke depan. Hal inilah sering disebut dengan hidden kurikulum. Salah satu contoh penerapan ranah afektif adalah pendidikan anti korupsi. Penerapan ini sesuai dengan SK Dirjen DIKTI 1016/E/T/2012 yang menerangkan bahwa pendidikan anti korupsi ini wajib diajarkan mulai tahun ajaran 2012/2013. Nilai luhur dari pendidikan antikorupsi adalah kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 21
Teknik penilaian afektif ini terutama menggunakan teknik nontesting bukan tes sebagai instrumen atau alat penilaian. Teknik non testing antara lain particicipation chart, observasi dengan ceklis, skala nilai, skala sikap, wawancara, catatan luar biasa (anecdotal record). Sesi 4 PHB Psikomotorik Fasilitator: Budi Legowo, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Ketrampilan psikomotrik adalah serangkaian gerakan otot-otot secara terpadu untuk dapat menyelesaikan suatu tugas, atau ketrampilan yang memerlukan terutama koordinasi fungsi saraf motorik dan otot, Ketrampilan profesional yang dikembangkan secara sadar melalui proses pendidikan. Ketrampilan Psikomotor ada 2 macam yaitu profesional (melalui proses pendidikan) dan bawaan (alamiah). Taksonomi psikomotorik menurut Bloom (1956) ada lima macam yaitu peniruan, manipulasi, ketepatan, artikulasi, dan naturalisasi. Filosofi budaya juga memiliki ketrampilan psikomotorik dalam pembelajaran antara lain haniteni, haniru, dan hanambehi. Haniteni yaitu kemampuan pengamatan, haniru yaitu menirukan, hanambehi yaitu memanipulasi. Kesulitan dalam penilaian psikomotorik antara lain berdimensi ganda, representatif, kesahihannya, keajegannya, kepraktisannya. Karena penilaian psikomotorik yang dilakukan secara bersamaan sewaktu kegiatan itu berlangsung, penilaian psikomotorik harus dilakukan saat itu juga. Jika tidak dilakukan saat itu juga maka diperlukan penilai yang lebih banyak. Tahapan dalam penilaian psikomotorik LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 22
1. Analisis tugas, analisis tugas ini dimuculkan dalam SK, KD, dan indikator. 2. Dimensi kompetensi, dimensi ini akan menunjukkan/memilih kompetensi yang dimaksudkan itu berpijak pada kognitif, afektif, atau psikomotorik. Dimensi ini dikatan psikomorik dengan syarat, antara lain harus bisa diamati dan diukur. 3. Pengukuran, jika dimensi kompetensinya termasuk dalam dimensi psikomotorik maka diperlukan pengukuran secara aspek psikomotorik. Bentuk alat ukur penilaian psikomotorik antara lain, daftar chesk List, skala praduk, catatan luar biasa, skala nilai. Sesi 5 Asesmen Kinerja Fasilitator: Anjar Sri CN, S.H.,M.Hum Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Asesmen kinerja (penilaian kinerja) berawal dari asumsi tentang penekankan pada partisipasi aktif mahasiswa, tugas- tugas yang diberikan, merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, asesmen tidak hanya melihat posisi mahasiswa pada suatu saat dlam proses pembelajaran, tetapi untuk memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri, kriteria penilaian ditentukan dan disampaikan kepada mahasiswa pada awal proses pembelajaran. Untuk melaksanakan penilain kinerja bisa dengan menggunakan rubrik (kriteria) maupun task (tugas). Penyusun tugas diperlukan langkah-langkah. Langkah pertama dengan mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki, dengan cara menentukan jenis pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan, pengetahuan dan keterampilan bernilai tinggi yang harus dipelajari, dan cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam kehidupan nyata di masyarakat. Langkah kedua, merancang LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 23
tugas-tugas untuk asesmen kinerja, dengan cara menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, kompleksitas tugas yang diberikan, kesesuaian tugas-tugas yang diberikan dengan kemampuan kognitif, sosial dan afektif yang hendak dicapai, tugas yang berkaitan langsung dengan SK, dan jenis tugas yang berkaitan langsung dengan upaya perbaikan mutu. Langkah ketiga adalah menyusun kriteria keberhasilan. Asesmen portofolio adalah Asesmen yang terdiri dari kumpulan hasil karya mahasiswa yang disusun secara sistematik untuk membuktikan upaya belajar, hasil belajar, proses belajar, dan kemajuan belajar mahasiswa dalam waktu tertentu. Sesi 6 Pengajaran Remedial dan Pengayaan Fasilitator: Anjar Sri CN, S.H.,M.Hum Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Pembelajaran remedial adalah merupakan bagian sistem pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran ini harus dilaksanakan oleh dosen sebagai bentuk layanan bimbingan kepada mahasiswa yang belum menguasai kompetensi dasar. Kegiatan pembelajaran remedial meliputi kegiatan memahami dan menetapkan jenis dan letak kesulitan belajar, faktor-faktor yang menyebabkan serta cara mengatasinya berdasarkan data dan informasi yang subjektif dan selengkap mungkin. Tujuan remedial adalah untuk meningkatkan penguasaan hasil belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi dasar. Remedial bertujuan agar mahasiswa yang bersangkutan mampu menguasai kriteria kompetensi minimal dari kompetensi dasar yang ditetapkan untuk suatu mata kuliah. Strategi pembelajaran remedial sifatnya sangat individual dan lebih ditekankan kepada keragaman mahasiswa. Keragaman itu antara lain keragaman dalam kemampuan mahasiswa, LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 24
Selasa, 29 penguasaan bahan pembelajaran, kecepatan belajar dan Agustus 2017 penguasaan kompetensi dasar sebelumnya, sehingga menuntut pelaksanaan pembelajaran remedial secara bervariasi. Pembelajaran remedial sebagai kegiatan dosen membimbing mahasiswa yang belum menguasai kompetensi dasar dapat dilaksanakan dengan beberapa alternatif cara pelaksanaannya, yaitu memberi pembelajaran ulang, memberi tugas-tugas latihan dengan bimbingan, pembelajaran tutorial/tutor sebaya, menugaskan mahasiswa untuk melaksanakan praktek ulang dengan bimbingan, dan memberi bimbingan secara kusus. Sesi 1 Pengembangan Strategi Pembelajaran Fasilitator: Dr. Suharno, S.Pd., M.Pd. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Strategi adalah sebuah taktik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Strategi pembelajaran merupakan sebuah taktik yang digunakan oleh pendidik untuk mengajak perserta didik untuk belajar bersama guna mencapai suatu tujuan. Pendekatan adalah suatu tujuan secara sistemik atau menyeluruh untuk mencapai tujuan tertentu. Metode cara kerja yg teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dng mudah guna mencapai maksud yg ditentukan. Pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan strategi pembelajaran adalah deduktif, induktif, ekletif (berkaitan filsafat ilmu), dan komunikatif. Beberapa strategi dalam pembelajaran antara lain, pertama, direktif, yaitu berperan membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan, masih berpusat pada pendidik, teknik yang populer adalah demonstrasi, kuliah, dan latihan. Kedua, generatif pendik dimotivasi menjaring ide secara kreatif dan kritis, menggunakan metode metafora, dan analogi. Ketiga, mediatif, peserta didik diajak mengaplikasikan pengetahuannya menyelesaikan masalah. Keempat, LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 25
kontekstual peserta didik diminta mengaitkan antara pengetahuan dan informasi dengan pengalaman yang tersedia. Sesi 2 Kontrak Pembelajaran Fasilitator: Bambang Kusharjanta, S.T., M.T. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Kontrak belajar adalah kesepakatan antara mahasiswa dan dosen tentang bentuk dan isi program belajar selama satu semester. Kontrak belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kontrak belajar individual yakni dibuat khusus untuk kebutuhan mahasiswa tertentu dan mata kuliah tersebut bersifat mandiri sedangkan kontrak perkuliahan/kelompok, ialah dapat digunakan untuk mencapai kesepakatan bentuk program belajar yang memuat kompetensi yang dituntut dan topik atau ketrampilan tertentu yang diminati oleh mahasiswa. Komponen yang termuat dalam kontrak belajar adalah manfaat mata kuliah, deskripsi mata kuliah, kompetensi, organisasi materi, strategi perkuliahan, materi/bahan bacaan, tugastugas, kriteria penilaian, jadwal kuliah, berisi topik bahasan dan bahan bacaan, dan kesepakatan. Sesi 3 Manajemen Mutu Pembelajaran Fasilitator: Hery Purwanto, S.Si., M.Si. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Perubahan di abad XXI menuntut adanya pengelolaan mutu pembelajaran. Manajemen adalah pengelolaan dan pengendalian. Pembelajaran adalah usaha membantu siswa atau anak didik mencapai perubahan struktur kognitif melalui pemahaman. Oleh karena itu manajemen pembelaran adalah suatu pengelolaan atau pengendalaian yang dilakukan oleh pendidik guna mencapai pemahaman terhadap sesuatu hal. Penanggung jawab mutu pembelajaran adalah dosen, seluruh civitas akademik, dan peserta didik (mahasiswa). LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 26
Ciri-ciri perkuliahan yang bermutu adalah ada perencanaan pembelajaran yang baik, perencanaan perkuliahan berdasarkan kebutuhan, bisa membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, mampu mengembang multiple intelegensi. Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pembelajaran itu bermutu antara lain dosen berkompeten dalam bidang profesinya, hubungan dosen dan mahasiswa harus bersifat kemitraan, manajemen kelas yang baik. Sepuluh kompetensi yang harus dimiliki pendidik, yaitu menguasai bahan, mengelola program, mengelola kelas, menggunakan media, landasan pendidikan, menilai peserta didik guna kepentingan embelajaran, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, mengenal fungsi dan program layanan bimbingan, memahami prinsip dan hasil penilaian pendidikan untuk keperluan pembelajaran. Sesi 4 Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar Fasilitator: Dr. Tri Murwaningsih, M.A. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Komunikasi merupakan sebuah interaksi yang melibatkan adanya komikator dan komunikan, penutur dan lawan tutur untuk menyampai informasi/pesan tertentu dari komikator kepada komunikan. Komunikasi pembelajaran adalah sebuah proses interaksi yang melibatkan pendidik dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain, komunikasi edukatif adalah komunikasi yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga saling bisa menerima dengan enak serta kondusif situasional. Ketrampilan dasar mengajar yang harus dimiliki pendidik adalah bertanya, membuat penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kecil, mengelola kelas, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 27
Ketrampilan memberi penguatan yaitu respon terhadap suatu perilaku yang memberikan kemungkinan berulangnya perilaku tersebut. Syarat memberi penguatan kepada peserta didik adalah hangat dan antusias, bermakna, respon positif, jelas sasaran, bervariasi, dan bervariasi. 1. Ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan ada empat komponen, yakni mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan memudah kan belajar, merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar. 2. Ketrampilan menjelaskan ini sangat didominasi oleh kognitiv. Komponennya antara lain perencanaan (pokok materi, karakteristik peserta didik) dan penyajian (kejelasan, contoh dan ilustrasi, penekanan, balikan). 3. Ketrampilan bertanya dasar dan lanjutan (mengubah tuntutan kognitif, pertanyaan pelacak, meningkatkan interaksi). 4. Ketrampilan membimbing diskusi kecil merupakan sebuah bentuk pembelajaran terdiri 3-9 peserta didik, ada tujuan yang mengikat, berlangsung menurut proses yang sistemis. 5. Ketrampilan mengelola kelas yakni sebuah ketrampilan yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai. 6. Ketrampilan mengadakan variasi yakni terjadi perbedaan ketrampilan baik dari gaya mengajar (suara, kontak pandang, gerakan, posisi, perhatian), media dan bahan mengajar (visual, audio, taktik, dan pola interaksi dan kegiatan (klasik, kelompok, perorangan, diskusi, latihan, demonstrasi). LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 28
7. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran bertujuan memotivasi, menjelaskan batasan tugas, menjelaskan hubungan materi, mengetahui tingkat pemahaman). Komponen ketrampilan membuka antara lain menarik perhatian, memotivasi, memberi acuan, mengaitkan yang bertujuan membuat mahasiswa siap menerima pelajaran. Komponen ketrampilan menutup adalah meinjau kembali, mengevaluasi penguasaan, memberikan tindak lanjut. Sesi 5 Praktikum Fasilitator: Salim Widono, S.P., M.P. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Praktikum adalah strategi pembelajaran atau bentuk pengajaran untuk membelajarkan secara bersama-sama tiga kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan menggunakan laboratorium. Laboratorium dapat berupa tempat bekerja, praktek, eksperimen maupun penelitian, bengkel, teater, studio, rumah sakit, pasar swalayan, ruang sidang pengadilan, stasiun kereta api, hutan, laut, lapangan olah raga, dan lain-lain. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan praktikum adalah praktikum merupakan komponen penting dalam pembelajaran yang perlu diadakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, praktikum dikembangkan berdasarkan hasil identifikasi kompetensi lulusan yang diharapkan, dan praktikum memerlukan sarana dan prasarana, biaya mahal, waktu yang relatif lama oleh sebab itu harus dirancang secara efektif dan efisien. Ranah dalam praktikum dibagi menjadi tiga. Pertama, ranah kognitif meliputi memperdalam teori, menggabungkan berbagai teori, menerapkan teori pada problema nyata. Kedua, ranah psikomotor mencakup memilih, mempersiapkan, merangkai dan menggunakan. Ketiga, ranah afektif terdiri atas LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 29
merencanakan kegiatan secara mandiri, bekerjasama dalam kelompok, disiplin waktu dan perilaku, bersikap jujur dan terbuka, dan menghargai ilmu. Tugas dosen dalam praktikum antara lain merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi. Rabu, 30 Sesi 1 Pengembangan Bahan Ajar Agustus 2017 Fasilitator: Dr. Kundharu Sadhono, S.S., M.Hum. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Bahan ajar adalah sebuah teks yang ditulis oleh dosen yang bersangkutan sebagai pegangan minimal untuk mahasiswa dalam mendapatkan informasi dari pembelajaran. Manfaat bahan ajar adalah mahasiswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman pesdik lain, mahasiswa dapat belajar kapan dan dimana saja, mahasiswa dapat belajar dengan kecepatannya masing-masing. Buku teks biasanya mengasumsikan minat dari pembaca, ditulis terutama untuk digunakan guru/pembaca umum, belum tentu memberikan latihan, belum tentu memberikan rangkuman, tidak memberikan saran-saran cara mempelajari di dalamnya. Komponen yang ada dalam bahan ajar standar kompetensi, analisis instruksional, entry behaviour : mengenali lawan bicara kita, maka akan mudah menyesuaikan, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), kontrak perkuliahan, penyususunan bahan ajar, dan uji lapangan – review. Sesi 2 Evaluasi Program Pembelajaran Fasilitator: Dr. Suharno, M.Pd. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Evaluasi dalam pembelajaran itu ada dua macam yaitu program pembelajaran dan hasil belajar. Evaluasi hasil belajar bisa LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 30
berbentuk tes, nontes, dan penilaian alternatif. Fokus pada sesi ini adalah evaluasi program pembelajaran. Evaluasi program pembelajaran meliputi input, proses, dan out put. Input: tujuan pembelajaran, sarana/prasarana, dosen/mahasiswa, dan waktu. Evaluasi proses antaralain strategi, materi, metode, media, cara belajar mahasiswa. Evaluasi out put meliputi hasil belajar mahasiswa. Tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran adalah memadai dan kosistensi. Tahapan evaluasi pembelajaran terdiri atas formulasi tujuan, metode evaluasi, pendekatan evaluasi, instrumen evaluasi, penyebaran evaluasi, tabulasi data, analisis data, interpretasi, dan rekontruksi/tindak lanjut. Evaluasi pembelajaran ini mengandung manfaat pemahaman suatu hal dalam pembelajaran, membuat keputusan, dan memperbaiki mutu pembelajaran. Kebermanfaatan itu mengarahkan pada rekontruksi program pembelajaran. Sesi 3 Penelitian Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fasilitator: Dr. Suharno, M.Pd. Metode: Ceramah, Diskusi, dan Tanya jawab Pendidikan itu mencakup intelektual, ketrampilan, kesehatan, jiwa, kemanusiaan. Dosen seperti bunga yang mampu menyebarkan keharuman keseluruh dunia. PPKP adalah penelitian yang khusus dirancang dan dilaksanakan oleh pendidik untuk untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Di satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan. Bidang PPKP meliputi pelaksanaan pembelajaran (strategi, pengelolaan kelas, prosedur pembelajaran, model pembelajaran), pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran, LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 31
pemanfaatan sumber belajar, dan evaluasi proses dan hasil belajar. Makna pentingnya PPKP antara lain memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, efisiensi dan efektivitas pembelajaran, serta proses & hasil pembelajaran, menumbuhkembangkan kebiasaan meneliti dosen agar lebih proaktif mencari pemecahan masalah pembelajaran, meningkatkan produktifitas penelitian dosen, meningkatkan kolaborasi: dosen-dosen dan dosen-mahasiswa, dan memperbaiki praksis pembelajaran secara langsung, di sini, dan sekarang Latar belakang berisi perubahan orientasi pendidikan berkaitan tuntutan mutu lulusan satuan pendidikan yang berupa penguasaan kompetensi. Implikasinya adalah yaitu bahwa kbk disusun berdasarkan tiga hal sisi. Pertama, orientasi kurikulum yaitu lulusan dari segi ilmiah yaitu bahwa tujuan pembelajaran harus sesuai dan mutu luaran yaitu lulusanselain kompeten di bidang ilmunya itu juga harus bisa diterima oleh pegguna lulusan. Kedua, pandangan tentang pengetahuan. Ketiga, pandangan tentang belajar. Jenis PPKP antara lain yaitu tindakan kelas (proses pembelajaran yang diperbaiki lewat penelitian atau penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki prose pembelajaran), pengembangan, dan eksperimen. Penelitian itu butuh teori dan data. Penelitian teridiri tiga proses utama yaitu logika (membangun kerangka berpikir), hipotesis, dan verifikatif. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 32
BAB III. HASIL PROGRAM A. Hasil Tugas Terstruktur 1. Pendidikan Tinggi Sebagai Sistem Universitas Sebelas Maret (UNS) merupakan salah satu perguruan tinggi yang termasuk dalam 20 perguruan tinggi terbaik di Indonesia yang menduduki peringkat 5 versi 4ICU per 29 Juli 2017. UNS juga termasuk perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam kategori Klaster 1 pada peringkat ke 11 pada tahun 2017. Hal tersebut menunjukkan UNS sebagai perguruan tinggi di Indonesia sudah mampu menunjukkan kualitasnya dalam menjalankan sistem di pendidikan tinggi dengan baik sehingga mampu mengokohkan namanya di deretan universitas terbaik di Indonesia. Pada hakikatnya penyelenggaraan pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi dunia kerja serta berkarir sampai puncak ketika berada di dalamnya. Selain itu, pendidikan tinggi juga harus mampu mempersiapkan lulusannya untuk dapat berinteraksi sosial secara dewasa dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seperti yang tertuang pada tujuan pendidikan tinggi dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 yaitu: a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan/atau kesenian. b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Sistem pendidikan tinggi di UNS memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh peserta didiknya untuk dapat mengeksplorasi bakat dan minatnya masing- masing, meskipun tetap dengan mempertahankan persyaratan-persyaratan pendirian program studi yang bersangkutan. Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan salah satu Program Studi (Prodi) yang bernaung di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di UNS, salah LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 33
satu dari 4 Prodi di FKIP yang memiliki rumpun ilmu pendidikan selain Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Pendidikan Guru Anak Usia Dini dan Pendidikan Khusus. Berdasarkan hal tersebut memang menjadi tantangan tersendiri bagi BK untuk dapat menjalankan pembelajaran yang berkualitas dimana satu sisi harus mempersiapkan peserta didiknya untuk terampil pada bidang kependidikan namun juga mampu mendalami materi keteknikannya. BK dalam usahanya menjalankan sistem secara berkualitas tidak lepas dari ketepatan menjalankan kurikulum yang dipakai beserta tingkat relevansinya. BK secara berkala selalu melakukan revitalisasi kurikulum yang diterapkannya dengan melakukan konsorsium antar Prodi BK dan melibatkan para stakeholdernya yaitu dari alumni di sekolah menengah dan perguruan tinggi. Konsorsium Prodi BK ini membahas berbagai macam hal yang berkaitan dengan sistem yang akan dijalankan BK baik di masa sekarang maupun di masa mendatang. Kurikulum memang menjadi salah satu fokus pembicaraan di setiap pertemuan hingga disepakati Capaian Pembelajaran (CP) BK secara nasional. BK juga melibatkan para stakeholdernya yaitu Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) dan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) sebagai pertimbangan pengembangan kurikulum. Idealnya hanya dengan menggandeng MGBK dan ABKIN saja sudah cukup sebagai dasar acuan pengembangan kurikulum yang digunakan Prodi BK mengingat lulusan BK yang memang ditargetkan untuk dapat menjadi guru di SD, SMP, SMA atau SMK. Namun, berdasarkan hasil tracer study tidak sedikit juga alumni BK yang berkarir di luar dunia pendidikan ternyata juga memiliki karir yang bagus di berbagai instansi, perusahaan dan lainnya. Hal tersebut juga yang menjadi pertimbangan bagi Prodi BK untuk menggandeng para pakar dan praktisi profesional untuk memberikan saran terkait pengembangan kurikulum di Prodi BK. Bagi Prodi BK yang menjalankan pendidikan tinggi sebagai sebuah sistem pada akhirnya dapat dimaknai sebagai usaha untuk mempersiapkan peserta didiknya dengan menerapkan kurikulum berkualitas dengan tingkat relevansi yang tinggi agar dapat menunjang semaksimal mungkin karir peserta didiknya di masa mendatang. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 34
2. Isu Strategis Pendidikan Tinggi Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Kegururan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret disusun berdasarkan arahan dari Universitas, dari Lembaga Penjamin Mutu Universitas. Proses penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi dapat diselesaikan dengan melalui kegiatan workshop secara internal dengan dosen program studi dan para alumni serta para pengguna lulusan dan forum program studi bimbingan dan konseling se Kota Surakarta (Universitas Veteran Sukoharjo, Universitas Slamet Ryadi, dan Universitas Tunas Pembangunan). Hal ini dilakukan dalam rangka mencari masukan untuk dijadikan masukan dalam rangka menyusun visi, misi dan kompetensi lulusan Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk dijadikan dasar menysusu mata kuliah. Disamping itu untuk lebih memperkuat kompetensi, Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling ikut serta dalam forum tersebut yang dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta, di Universitas Negeri Jakarta, di Universitas Pendidikan Bandung, di Universitas Negeri Malang dan yang terakhir di lakukan di Gorontalo. Dari hasil petemuan forum program studi tersebut menghasilkan rumusan bersama dalam menetapkan learning outcome, kompetensi umum dan kompetensi khusus serta materi-materi yang menjadi bahasan di setiap mata kuliah. KPT Program Bimbingan dan Konseling Tahun 2016 disusun berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi, dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang berwujud capaian pembelajaran memiliki kesetaraan dengan dunia kerja dan tuntutan ke depan. Mahasiswa, sebagai generasi penerus masa depan yang bakal mengganti para senior dan pimpinan, memiliki hak untuk dipersiapkan secara holistic, sehingga pada masanya nanti mampu mengemban amanah kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan yang mengglobal tanpa batas. Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Studi Bimbingan dan Konseling tahun 2016 Merupakan Kurikulum Yang Diharapkan Mampu Menjawab Tantangan kehidupan di masa yang akan datang, khususnya dunia bimbingan dan konseling. Kendatipun demikian Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Studi Bimbingan dan Konseling tahun 2016 ini sangat terbuka untuk perbaikan dan penyempurnaan. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 35
Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Bimbingan dan Konseling ini disusun oleh tim pengembang kurikulum program studi, dengan mempertimbangkan masukan dari gru-guru bimbingan dan konseling staekholders, alumni, pertemuan kolegial Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling seluruh Indonesia di Gorontalo, di Surabaya tanggal 12-14 dan ABKIN di Banjarmasin dan dari masyarakat. Kurang No. Kegiatan Relevan Relevan 1. Revitalisasi Kurikulum menuju Kurikulum berbasis KKNI dan SN- DIKTI Proses penyusunan Kurikulum Perguruan Tinggi dapat diselesaikan dengan melalui kegiatan workshop secara internal dengan dosen program studi dan para alumni serta para pengguna lulusan dan forum program studi bimbingan dan konseling se Kota Surakarta (Universitas Veteran Sukoharjo, Universitas Slamet Ryadi, dan UnIversitas Tunas Pembangunan). 2. Penyusunan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Program Studi Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UNS ikut serta dalam forum yang dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta, di Universitas Negeri Jakarta, di Universitas Pendidikan Bandung, di Universitas Negeri Malang dan yang terakhir di lakukan di Gorontalo. Dari hasil petemuan forum program studi tersebut menghasilkan rumusan bersama dalam menetapkan learning outcome, kompetensi umum dan kompetensi khusus serta matari-materi yang menjadi bahasan di setiap mata kuliah. 3. Kegiatan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional – Applied Approach (PEKERTI-AA) Kegiatan ini merupakan kegiatan peningkatan kompetensi para dosen dalam mengajar terutama untuk peningkatan kompetensi pedagogik. 4. Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Prodi BK Kurikulum Pendidikan Tinggi Program Bimbingan dan Konseling ini disusun oleh tim pengembang kurikulum program studi, dengan mempertimbangkan masukan dari gru-guru bimbingan dan LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 36
konseling staekholders, alumni, pertemuan kolegial Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling seluruh Indonesia di Gorontalo, di Surabaya tanggal 12-14 dan ABKIN di Banjarmasin dan dari masyarakat. 3. Kurikulum di Perguruan Tinggi : Keguruan dan Ilmu Pendidikan A. Identitas Program Studi : Bimbingan dan Konseling :A Fakultas : S1 Bimbingan dan Konseling Program Studi : S.Pd. (Sarjana Pendidikan) Akreditasi Jenjang Pendidikan Gelar Kelulusan B. Sinopsis Revitalisasi Kurikulum Program Studi BK Pengembangan KPT program studi Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi untuk mencapai tujuan pendidkan nasional. Standar nasional pendidikan tinggi dikembangkan secara sistemik dengan standar nasional penelitian dan standar nasional pengabdian masyarakat. Standar Nasional pendidikan tinggi terdiri 8 standar, yaitu: (1) Standar kompetensi lulusan (SKL), (2) Standar isi pembelajaran, (3) Standar proses pembelajaran, (4) Standar penilaian pembelajaran, (5) Standar tenaga dosen dan tenaga kependidikan, (6) Standar sarana dan prasarana pembelajaran, (7) Standar pengelolaan pembelajaran dan (8) Standar pembiayaan pembelajaran. Standar kompetensi lulusan program studi mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam capaian pembelajaran//learning outcome dan mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 6. Kurikulum Program Studi Bimbingan dan Konseling mencakup: Profil Lulusan, Capaian Pembelajaran, Bahan Kajian, Mata Knliah, Bohot SKS, dan Sebaran Semester. Implementasi kurikulum pendidikan tinggi dalam bentuk interaksi mahasiswa, dosen dan sumber belajar dalam lingkungan belajar harus LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 37
dikembangkan dengan bersifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontektual, tematik, efektif kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa. Kurikulum pendidikan tinggi Program Studi Bimbingan dan Konseling mengimplementasikan pembelajaran sebagaimana telah diatur pasal 12 Peraturan Rektor Nomor 644/UN27/HK/2015 tentang Penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan program sarjana di Univeritas Sebelas Maret, bahwa: 1. Mahasiswa diwajibkan mengikuti kegiatan pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya secara tertib dan teratur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Kegiatan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontektual, tematik, efektif, kolaboratif dan berpusat pada mahasiswa. 3. Proses pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menggunakan metode pembelajaran yang efektif yang sesuai dengan karakteristik mata kuliah untuk mencapai kemampuan tertentu yang ditetapkan dalam mata kuliah untuk mencapai rangkaian pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. 4. Metode pembelajaran sebagaimana dinyatakan pada ayat (3) meliputi diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis projek, pembelajaran berbasis masalah, review jurnal, atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. 5. Setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau gabungan dari beberapa metode pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan diwadahi dalam suatu bentuk pembelajaran. 6. Bentuk pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat berupa kuliah, response dan tutorial,seminar, dan praktikum, praktek studio, praktek bengkel, atau praktek lapangan. 7. Selain mengikuti bentuk pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (6) mahasiswa wajib memperoleh pengalaman belajar dalam bentuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 38
8. Kegiatan pembelajaran sebagaimana dijelaskan pada ayat (1) sampai dengan ayat (7) dapat dilaksanakan secara tatap muka, secara on-line atau gabungan antara model tatap muka dan on line, yang dikenal dengan blended learning. 9. Kegiatan pembelajaran sebagaimana dinyataka pada ayat (6) dilaksanakan minimal 16 kali tatap muka dalam satu semester, termasuk kegiatan penilaian pembelajaran. 10. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata kuliah, dosen secara mandiri atau secara bersama-sama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dalam program studi, wajib menyusun rencana pembelajaran semester (RPS). 11. Rencana pembelajaran semester (RPS) sebagaimana dimaksud pada ayat (10) terdiri atas silabus atau garis-garis besar program perkuliahan (GBPP) dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau satuan acara perkuliahan (SAP). 12. Ketentuan tentang penyusunan RPS dan pelaksanaan pembelajaran diatur lebih lanjut dalam ketentuan terpisah. Untuk menjamin kualitas capaian pembelajaran disusun perencanaan pembelajaran untuk setiap mata kuliah yang dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau kelompok keahlian tertentu pada satuan atau lintas program studi sampai tingkatan universitas (misalnya MKU). Perencanaan pembelajaran setiap mata kuliah yang disusun oleh dosen adalah rencana pembelajaran semester (RPS). Rencana Pembelajaran Semester (RPS) merupakan bagian tak terpisahkan dari struktur kurikulum program studi. RPS memuat: (1) Identitas institusi dan identitas matakuliah, (2) Capian pembelajaran, (3) Bahan kajian, (4) Kemampuan akhir,(5) Metode pembelajaran, (6) Alokasi waktu yang disediakan, (7) Pengalaman belajar mahasiswa, (8) Penilaian dan rubric (indicator dan kriteria ), (9) Referensi. LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 39
C. Rumusan Visi, Profil dan Capaian Pembelajaran (CP) VISI PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING “Menjadi pusat pengembangan ilmu dan teknologi bidang bimbingan dan konseling di tingkat internasional dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur budaya nasional” PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING Profil Lulusan Prgram Studi Program Bimbingan dan Konseling antara lain: (1) Pendidikan Bidang Bimbingan dan Konseling; (2) Peneliti di bidang Bidang Bimbingan dan Konseling; (3) Trainer; (4) Wirausahawan bidang Bimbingan dan Konseling. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) PROGRAM STUDI BK KODE SIKAP CP S-1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius S-2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan etika S-3 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila S-4 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa S-5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain S-6 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan S-7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara S-8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik S-9 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri dan mengintemalisasi semangat kemandirian dan kewirausahaan. KETERAMPILAN UMUM KU-1 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam KU-2 konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang KU-3 memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 40
KU-4 Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk KU-5 skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan KU-6 tinggi KU-7 Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data KU-8 Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, KU-9 kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri; dan Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi PENGUASAAN PENGETAHUAN P-1 Menguasai konsep teoritis tentang bimbingan dan konseling, pendidikan, psikologi, sosiologi, sosial budaya dan antropologi P-2 Menguasai prinsip dan teknik konseling psikodinamik, humanistik, behavioristik, kognitif, postmoderen dan integratif P-3 Menguasai metodologi penelitian bimbingan dan konseling berdasarkan kaidah dan etika ilmiah dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif P-4 Menguasai pengetahuan faktual tentang isu-isu problematika dalam kehidupan masyarakat P-5 Menguasai prinsip-prinsip, prosedur, dan metode dalam manajemen program bimbingan dan konseling P-6 Menguasai prinsip dan teknik komunikasi menggunakan teknologi terbaru P-7 Menguasai prinsip dan prosedur pemilihan teknologi informasi yang tepat dalam pelayanan layanan bimbingan dan konseling P-8 Menguasai prinsip pengembangan dan pengadministrasian asesmen KETERAMPILAN KHUSUS KK-1 Mampu melaksanakan analisis kebutuhan sasaran layanan dengan menggunakan instrumen yang sudah baku dan yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip perilaku manusia serta prinsip-prinsip penyusunan instrument Mampu menyusun program bimbingan dan konseling yang komprehensif dan KK-2 memandirikan yang bersifat preventif, developmental, kuratif, dan perseperatif dalam jenis, jalur dan jenjang satuan pendidikan, berdasarkan pemikiran logis, LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 41
kritis, sistematis, kreatif, inovatif, dan komprehensif serta hasil analisis kebutuhan sasaran layanan KK-3 Mampu melaksanakan layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem secara klasikal, kelompok, dan individual dengan menggunakan metode, teknik, dan multimedia yang relevan serta memperhatikan kebutuhan sasaran layanan yang berasal dari keberagaman sosial budaya, dalam jenis, jalur dan jenjang satuan pendidikan KK-4 Mampu melaksanakan konseling individual dan kelompok dengan menggunakan pendekatan, prosedur, dan teknik konseling psikodinamik, humanistik, behavioristik, kognitif, postmodern dan integratif berdasarkan diagnosis dan prognosis terhadap masalah yang dihadapi sasaran layanan, yang disesuaikan dengan perkembangan dan problematik sasaran layanan dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan budaya KK-5 Mampu merancang, dan melaksanakan evaluasi program, proses, dan hasil penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling serta melaporkan hasilnya kepada pihak-pihak terkait dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, serta multimedia KK-6 Mampu melaksanakan kegiatan pengembangan karakter dan pengubahan KK-7 perilaku individu di dalam keluarga dan atau masyarakat Mampu menerapkan kaidah dan prinsip literasi teknologi dan manusia dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling Mampu memecahkan masalah-masalah bidang bimbingan dan konseling dengan KK-8 menerapkan kaidah ilmiah dan berlandaskan pada nilai-nilai luhur budaya nasional LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 42
D. Penentuan Bahan Kajian Bahan Kajian (subject matters) berisi pengetahuan dari disip didemonstrasikan oleh mahasiswa. Bahan kajian dalam penyusunan k dan konseling seperti pada tabel berikut: Landasan Deskripsi Capaian Pembelajaran Lulusan Agama Pancasila Psikologi Sosiologi SIKAP S1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan √ mampu menunjukkan sikap religius; Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam S2 menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan √ √ etika; Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan √ √ S3 bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan √ kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila; √ Berperan sebagai warga negara yang bangga dan √ S4 cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa; Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, S5 agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau √ temuan orisinal orang lain; S6 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
plin ilmu tertentu atau pengetahuan yang dipelajari oleh mahasiswa dan dapat kurikulum ini disusun berdasarkan displin ilmu atau body of knowledge bimbingan Bahan Kajian Keilmuan n Teori dan Praksis BK Ilmu pelengkap Antropologi Sosial Budaya Pendidikan Bimbingan Konseling Pemahaman Individu Asesmen Manajemen Penelitian Profesi dan Etika Teknologi Kewirausahaan Komunikasi √ √ √√ √ √ LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 43
Landasan Deskripsi Capaian Pembelajaran Lulusan Agama Pancasila Psikologi Sosiologi S7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan √√ bermasyarakat dan bernegara; √√ S8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika √√ akademik; √ Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas √ S9 pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri; dan S10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. PENGETAHUAN Menguasai konsep teoritis tentang bimbingan dan P1 konseling, pendidikan, psikologi, sosiologi, sosial budaya dan antropologi; Menguasai prinsip dan teknik konseling P2 psikodinamik, humanistik, behavioristik, kognitif, postmoderen dan integratif; Menguasai metodologi penelitian bimbingan dan P3 konseling berdasarkan kaidah dan etika ilmiah dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif; P4 Menguasai pengetahuan faktual tentang isu-isu problematika dalam kehidupan masyarakat; Menguasai prinsip-prinsip, prosedur, dan metode P5 dalam evaluasi dan supervisi layanan bimbingan dan konseling; dan
√√ √√√ √ √√ n √√ Antropologi Bahan Kajian Keilmuan Sosial Budaya √ √ √ Pendidikan √√ Bimbingan Teori dan Praksis BK √√√ √ √ Konseling √√ Pemahaman LAPORAN PEKERTI AA – AGUS TRI SUSILO 44 √ Individu Ilmu pelengkap √ Asesmen Manajemen Penelitian Profesi dan Etika Teknologi Kewirausahaan Komunikasi
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150