Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Pelangi dalam Baskom_Draft-1

Pelangi dalam Baskom_Draft-1

Published by Riska Cahyati, 2021-04-08 08:49:26

Description: Pelangi dalam Baskom_Draft-1

Search

Read the Text Version

50 Pertemanan Yang Indah Dhea Mrdiana VIII-1 Pada suatu hari, di hari yang indah yang cerah Dheamar dan Stevani sedang bermain hp di rumah Dheamar [stevani baru masuk SMP sedengkan Dheamar Kakak kelas Stevani. Mereka berdua bercerita tentang lomba yang akan diadakan di sekolah. ”Kak Dhem, lomba apa aja biasanya yang ada di sekolah untuk 17 Agustus? ada kegiatan gak Kak?” tanya Stevani. “Ada dong, SMPN 35 gak kaleng-kaleng wkwkwkwk,” jawab Dheamar bersemangat. \\Mereka berdua ingin sekali mengikuti lomba di sekolah sampai-sampai tidak sabar untuk mendaftar. ”Tahun lalu lombanya ada lomba apa aja Kak?” Stevani bertanya karna ingin mengikuti semua lomba

51 ”Banyak ada bakiak, tarik tambang, pacu goni, banyaklah Kak dah lupa lombanya,” jawab Dheamar menjelaskan. Sholat Asar pun tiba Stevani dan Dheamar pergi sholat. Tak terasa mereka bercerita sampai magrib, dan Stevani pamit pulang ke rumahnya. Pagi hari yang cerah. Dheamar dan Stevani berangkat sekolah bersama-sama, maklum rumah mereka berdekatan. Sesampainya di sekolah Dheamar dan Stevani mendaftar perlombaan, Stevani mengikuti tarik tambang sedangkan Dheamar mengikuti lomba bakiak dan angkut air pakai koran. Pukul 09.00 lombanya akan dimulai, sedangkan sekarang masih pukul 07.00. Pagi ini kami memulai literasi dulu di halaman sekolah. Sebelum pukul 09.00 kami dan guru-guru membuka acara perlombaan. Pukul 09.00 pun telah tiba, perlombaan di buka dengan perlombaannya tarik tambang oleh guru dan mahasiswa PPL dari UIR yang ada di sekolah kami. Kemudian dilanjutkan dengan perlombaan antar kelas yang dimulai dari kelas 9 melawan kelas 7. Hingga giliran Stevani pun

52 tiba, Stevani 7.4 melawan 9.2 akhirnya butuh perjuangan Stevani dapat juara 3 sedangkan kelas Dhemar 8.1 juara 2. Sekarang waktunya Dheamar lomba bakiak. Dheamar berusaha terus dan akhirnya mendapatkan juara 2 karena terjatuh. Selanjutnya giliran untuk cowok dan dipanggilah kelas 9.3 yaitu Abang Tyo, dan Abang Gemma. Disamping Dheamar ada Dinda setelah trip cowok mulai Dinda menyemangati Abang Alif, temen Dinda di rumahnya. Dheamar menyemangati Abang Tyo (Abang Tyo teman baiknya Dheamar disekolah) karna disemangati akhirnya merekapun menang dan mendapatkan juara 1. Setelah asik-asik berlomba azan Zuhur pun tiba semua siswa sholat ke Mushallah bergantian, ketika pukul 13.00 kami pulang ke rumah masing-masing dan perlombaannya akan dilanjutkan esok hari. Semua murid sudah diperbolehkan pulang, Dheamar dan Stevani pulang ke rumahnya masing-masing, mereka sangat letih sehabis perlombaan tadi. Malam pun tiba, Stevani ke rumah Dheamar mengulang kembali pengalaman lomba tadi siang.

53 ”Kak Dheamar seru ya tadi pagi,” mulai Stevani pada Dheamar. ”Iya seru banget, coba aja di dekat rumah kita ni ada perlombaannya kayak gitu juga ni gak lombanya masukkan paku dalam botol, makan kerupuk apalah gak seru kali lombanya,” jawab Dheamar. ”Iya Kak ntah apa lombanya disini, Vani aja gak ikut!” jawab Vani sambil mengkerutkan keningnya, tak terasa waktu berputar cepat, terdengar suara azan Isya Vani pulang dan Dheamar pun pergi sholat Isya dan tidur. Keesokan paginya ternyata hujan deras hingga perlombaan belum bisa dimulai, panitia lomba mengumumkan bahwasanya lomba akan dimulai setelah hujan reda. Sekitar pukul 08.00 hujan mulai reda pertanda perlombaan akan dilanjutkan, perlombaan yang pertama kali dilanjutkan adalah tarik tambang dan futsal. Saat perlombaan angkat air pakai koran tiba, Dheamar dan kawan-kawannya melawan semua kelas 8 dengan mengangkat dengan

54 tegang dan cepat Dheamar pun menang sehingga mendapatkan juara 1. Perlombaan selesai untuk murid selanjutnya perlombaan guru PPL dan guru-guru yaitu balon ular. Seluruh murid semangat melihat guru dan guru PPL berlomba karna perlombaannya seru dan semangat sampai-sampai guru dan guru PPL terjatuh dan capek. Ketika asik melihat perlombaan guru, Abang Tyo dan kawan-kawannya sedang berkumpul melihat perlombaan guru dan Karina pun mengajak Stevani, Vita, Buk Ira (guru PPL), dan Dheamar foto bareng. Kemudian mengajak Abang Tyo, Abang Alif, Abang Gemma untuk foto bareng sebagai kenang-kenangan pertemanan. Pertama Dheamar dan Abang Tyo setelah itu Karina, Abang Gemma dan Abang Tyo tapi saat giliran Abang Alif dibawa eee... Abang Alif nya gak mau. “Abang Alif foto yuk berdua sekali aja untuk kenang-kenangan,” kata Karina. ”Eee... Abang gak hobi do Karina kapan-kapan aja ya,” jawab bang Alif.

55 ”Ya deh Bang,” kata Karina sambil muka gak suka. Setelah berfoto mereka pun pergi ke depan kelas 9.3, di situ mereka bercerita dengan Kak Rizka, Kak Tiara, Kak Fenisha, Kak Nisa. Disana Karina pun mengajak Kakak itu untuk berfoto bersama pas mau foto malah Abang-aband yang ada di situ ikut foto bersama juga. “Kak Rizka, Kak Fenisa, Kak Tiara, Kak Nisa foto bersama yuk!” ajak Karina. ”Boleh!!” kata Kak Tiara. Pas hitungan 1 2 3, ”ikut ikut!!” teriak Abang Tyo dan Abang Gemma. ”Satu, dua, tiga crekkk!” kata Stevani tukang fotonya. ”Boomerang lagi Dek!” teriak Kak Tiara tu sama Karina. ”Ok ok satu, dua, tiga!!” kata Stevani sambil teriak. Setelah itu yang ikut foto hanya Kak Rizka, Kak

56 Fenisha, Kak Nisa, Kak Tiara, Karina, Vita, Dheamar, Abang Tyo, Abang Gemma, Abang Alif tidak ikut lagi mereka sibuk-sibuk dengan foto tiba-tiba Abang Tyo memanggil Dhemar. ”Dheam-Dheamar!” teriak Bang Tyo memanggil Dheamar. “Iya Bang?” kata Dhemar bingung. Dhemar pun berkata dalam hatinya, “Tumben- tumbenan aja Abang Tyo memanggilku. ”Besok berenang yuk, hari Minggu di Boombara” ajak Abang Tyo. ”Boleh, bang” kata Dhemar sambil malu-malu. Dheamar kalau bicara sama cowok pasti malu-malu, siapapun orangnya. Dhemar pun berbicara ke Karina apa yang dibilang Abang Tyo tadi, Dheamar pun berencana mau membawa Karina dan Stevani teman baiknya. ”Kar...tadi Abang Tyo bawa aku berenang mu ikut ya..?” kata Dheamar dengan semangat.

57 ”Iya Dheamar, Abang Tyo bawa mu berenang tiba aku gak ada dia bawa liat lah jahat dia sama aku, aku gigit dia nanti!!!!” kata Karina sambil ngegas, seyum-seyum. “Wees Karina mu mau gigit orang, gila woiii takut aku jadinya sama mu!! ”kata Dheamar sambil raut wajah takut. “Ya gak lah Dheamar....ah Dheamar ni dibawa serius dang.” kata Karina dengan wajah sepele. ”Kirain beneran Karina, hehehe.” kata Dhemar sambil ketawa. Karina pun bilang ke Dheamar kalo dia ingin sekali ikut berenang. ”Ok Dhemar aku ikut berenang sama kalian!!” kata Karina, ”tapi tanya dulu ke Abang Tyo ya..ok?” kata Dhemar dengan semangat. Karina pun berkata, ”Ok deh, Dhemar.” Mereka semua pun melanjutkan foto-foto dan berbicang-bicang, karena Dheamar males bicara dia

58 menjauh dari teman-temannya dan membawa Vita sambil main HP. ”Vita, temanin aku ke sana yok, aku males bicara kita di sana berdua aja Vit sambil foto-foto?” ajak Dheamar. ”Yok lah Dheamar!” kata Vita sambil berdiri membawa Dheamar. Sementara itu Karina tetap tinggal dengan Kakak dan Abang di situ. Selang beberapa menit kemudian bel pun berbunyi. Semua berlarian mengambil tas mereka dan langsung pulang. Dheamar dan Stevani kembali pulang dengan berjalan Kaki. Stevani mengeluh karena tidak dijemput karna ia udah capek-capek berlomba untuk mendapatkan juara. ”Kak Dheamar capek aku jalan ha...., minum aku habis, uang habis juga...capek kali aku Kak!!” kata Stevani kelihatan lesu setelah perlombaan. ”Sabar Stevani, Kakak kalau ada minum sama uang Kak beliin Stevani minum ni... sekarang Kak lagi kere... ” jawab Dheamar bingung dan kasihan dengan Stevani.

59 ”Iya Kak, Vani sabar,” kata Stevani tetap dengan muka lesunya. Akhirnya merekapun sampai di rumah mereka masing-masing. Mereka semua istirahat karna sudah lelah mengikuti perlombaan di sekolah tadi. Sore harinya tiba-tiba Stevani datang ke rumah Dheamar menanyakan tentang berenang hari minggu besok. ”Kak Dhemar, Kakak ikut besok berenang sama kami?” tanya Stevani. “Iya Vani, Vani mau ikut juga gak?” Dheamar kembali bertanya bermaksud mengajak Stevani berenang. ”Iya Kak vani ikut” kata Stevani sambil membujuk Dheamar. ”Tanyalah sama Abang Tyo boleh gak? lewat WA aja!!” kata Dheamar. ”Ok Kak, coba Vani tanya dulu sama Abang Tyo”

60 “Ok deh Vani, tanya dulu ya sekalian tanyain berapa tiket masuknya!” kata Dheamar sambil masuk kamar mengambil HP. Stevani pun membuka WA dan mencari kontak Abang Tyo, ia langsung chat Abang Tyo dan menanyakan boleh ikut atau tidak. Begitu juga dengan Dheamar, ia mencari kontak Abang Tyo dan mulai chat dengan Abang Tyo, dari informasi bang Tyo bahwa masuknya Rp.17.00 dan mereka bertemu pukul 09.00 disana. Tapi Abang Tyo udah pesan tiketnya hanya untuk Dheamar dan Karina. Tiket untuk Stevani belum dipesannya. Stevani pun mencari-cari tiket supaya bisa ikut berenang bersama besok. ”Kak Dheamar gimana nih, aku pengen ikut masuk gak ada tiketnya?” kata Stevani sambil mencari tiket untuk dia. Dheamar menjawab, ”Kakak juga gak tau tapi Kak tau siapa yang punya tiketnya Abang kelas kita yaitu Abang Dika 9.5 chaat aja Abang tu mana tau masih ada?” jawab Kak Dheamar.

61 “Ok deh Kak, mintak kontak Abang Dikanya Kak?” kata Stevani sambil berdoa dalam hati supaya dapat tiket dari Abang Dika. Stevani terus chat Abang Dika supaya dapat tiket berenang. Setelah ditanya untungnya Stevani mendapatkan tiketnya, Stevani sangat senang bisa ikut berenang bersama teman-teman. ”Kak Dheamar .....ye....ye....Vani dapat tiketnya dari Abang Dika jadi besok kita bisa berenang ye....” kata Stevani. “Iya Vani, jadi kita bisa pergi ber 3 besok,” kata Dheamar dengan senang. ”Iya Kak” kata Stevani menyakinkan Dheamar. Stevani pun tidak sabar menunggu hari besok, karna tidak sabarnya dia joget-joget seperti orang gila. Dheamar pun ikut senang mendengar berita itu. Stevani pulang ke rumahnya karna hari sudah sore. Malam pun tiba, setelah sholat magrib Stevani datang lagi kerumah Dheamar untuk merancang rencana besok. Stevani dan Karina menanyakan

62 kembali rencana besok, mereka berdua senang bisa jalan-jalan bersama. Walaupun hanya pergi berenang saja itu akan sangat menyenangkan dan tidak akan terlupakan. ”Kak Dheamar aku gak sabar menunggu hari pagi” Stevani memulai pembicaraan. “Apa lagi Kak Vani gak sabar kali... Kakak bisa bayangkan semuanya kayak mana besok, oh iya Vani, Vani besok bawak uang berapa?” tanya Dheamar. ”Hmm, mungkin Vani besok bawak uang Rp. 80.000 Kak,” kata Stevani sambil bingung mau bawa uang berapa. ”Kakak kayaknya bawa uang Rp100.000 Vani,” kata Dheamar. “Ooo iyalah Kak,” kata Vani. Mereka pun memegang HP-nya masing-masing karena malam minggu mereka berdua chat menanyakan siapa saja yang ikut dan naik apa pergi ke sana. ”Kak Dheamar kita perginya naik apa?” tanya Stevani.

63 “Naik gokar Vani tapi dari rumah kita diantar kerumah Karina baru kita naik gokar!!” “Ooh tu kita bawa nasi Kak?” tanya Stevani sambil main HP. “Nggak kalo Kak coba aja tanya mama, soalnya Kakak gak tau kalau bawa. Takut ditangkap tapi kalo gak bawa makanan mahal, tapi gak apa-apa lah gak bawa!!” kata Dheamar memberi saran pada Stevani. ”Ok deh, Vani juga gak bawa!!” kata Stevani, Dheamar pun berkata, ”Sip...” Mereka pun sibuk dengan chatnya masing-masing sampaitak terasa Stevani dipanggil mamanya untuk pulang. Pukul 07.00 Dheamar baru bangun pagi, Dheamar mandi lalu bersiap untuk pergi. Tiba-tiba Stevani memanggil, ”Kak Dheamar...” kata Stevani sambil bersorak memanggil nama Dheamar.

64 ”Iya” jawab Dheamar sambil keluar. ”Kak Dheamar, Kakak naik apa ke rumah Kak Karina?” kata Stevani. ”Abang Kak yang ngantar Van.” ”Kak, Vani boleh numpang??” ”Boleh Vani siap-siaplahlah!” kata Dheamar sambil menyuruh Stevani untuk bersiap-siap. Stevani pun pulang ke rumahnya untuk bersiap-siap dan Dheamar lanjut menyiapkan bajunya. Pukul 08.00 Stevani pun datang ke rumah Dheamar dan membawa tas yang berisi perlengkapan untuk berenang nanti. Dheamarpun sudah siap, dia memanggil abgnya minta diantar kerumah Karina ”Bang tolong antar adek sama Vani ke rumah Karina ya,” kata Dheamar membujuk. “Yuk Vani naik!!” kata Dheamar sambil menyuruh Stevani untuk naik kehonda Dheamar.

65 Sampainya di rumah Karina mereka berdua memanggil Karina, Karina langsung ke luar membawa tas dan langsung memesan gokar untuk ke Boombara. Saat perjalanan di dalam gokar tiba-tiba Karina dapat chat dari Bang Tyo bahwasanya mereka sudah di sana. ”Pak, Pak cepat ya Pak kawan saya udah sampai takutnya nanti tiketnya gak ada Pak!!” pinta Karina pada supir gokar. ”Sabarlah Karina!!” jawab Dheamar cepat “Hmmmm, ya selow a....e...!” kata Karina sambil menenangkan diri sendiri. Sesampainya di Boombara rupanya mereka udah lama menunggu kami untung saja mereka sabar. Teman-temannya pun langsung ngasi tiket berenangnya yang dibilang bang Tyo kemarin. Setelah kami masuk, kami berenang sepuasnya dan menghabiskan waktu hingga sore. Hari ini saya sangat senang bersama teman-teman. Hilang sudah rasa capek sehabis lomba 17an kemarin.

66 Sayangi Tumbuhan Davina Syafa VIII-1 Di suatu desa, hiduplah seorang gadis kecil bernama Nisa. Nisa mempunyai seorang adik perempuan, namanya Tata. Umur Nisa sudah beranjak 11 tahun sementara adiknya baru berumur 6 tahun. Nisa adalah murid teladan dan pintar di kelas nya. Nisa juga anak yang berbakti dan suka menolong orang tuanya berkerja. Pada suatu pagi, saat Nisa dan Tata akan berangkat ke sekolah. ”Hoamm, sudah pukul berapa nih?” tanya Nisa pada ibunya yang tengah mematikan AC kamarnya. ”Sudah pukul 05.15 Nisa. Ayo bangun, mandi, shalat, siap-siap berangkat ke sekolah. Adikmu juga belom bangun, ibu bangunkan dulu ya.

67 ”Iya Bu,” Nisa pun merapikan tempat tidurnya dan langsung menuju kamar mandi. Selesai mandi, Nisa pun berpakaian dan shalat subuh. “Nisaaa!!! Ayo cepat sarapan dulu. Udah ibu siapin nih” suara ibu menggema dari ruang makan “Iya Bu!! aku ke sana, ini tinggal masang dasi” (dan sebelah sini, lalu sebelah sini, dan tarik ke bawah, siappp!) ujarku dalam hati “Nisa datang bu” ujarku lagi. Hmm, aroma sedap apa ini? ini pasti nasi goreng yang aku suka ”Wah mana buatku Bu?” tanyaku saat duduk di meja makan. ”Itu udah ada di depanmu, ” (Nisa pun langsung melahap nasi goreng buatan ibu). Karna terburu-buru aku sampai lupa membaca doa makan hingga Tata menegurku, ”Ehehh, tunggu Kak Nisa!” tegur Tata. ”Ada apa Ta? mengganggu makan saja,” sahutku terganggu.

68 ”Bukan begitu Kak, Kakak pasti lupa baca doa makan kan?” ujarnya ingin mengingatkan. ”Eh iya Ta, saking laparnya Kakak main lahap aja! hehehehehe...” jawabku sambil malu-malu. ”Tuh makanya, untung Tata ingetin,” ujar Tata ”Iya-iya, makasih Adikku Sayang,” rayuku pada Tata. Dengan malu-malu kubaca doa makan sebelum melanjutkan makan. Selesai sarapan Nisa dan Tata memakai sepatu bersiap untuk sekolah. ”Udah Ta pakai sepatunya?” ”Siap Kak.” ”Baiklah, Kakak panggil ibu dulu ya.” ”Ibuuu!! Kami udah siap ni,” ujarku memberi tau kesiapan kami. ”Iya, sebentar ibu manasin honda dulu!” jawab ibu ”Cepat Bu, kita dah telat nih,” ujarku kecemasan

69 ”Iya-iya.Ayo berangkat!” ajak ibu dari atas honda. Sepanjang jalan menuju Honda, Nisa melihat bunga matahari yang sudah layu. Dalam hati Nisa membatin. “Hmmm, kasihan bunganya udah mau mati. Ambil air gak yah? kalo aku ngambil air, nanti bisa telat ke sekolah lagi. Akhirnya kuputuskan untuk menyiramnya sepulang sekolah.” Tata dan Nisa keSekolah diantar oleh ibunya. Pukul demi pukul pun berlalu, Nisa akhirnya pulang sekolah dengan muka yang lesu dan capek. Selama perjalanan pulang Nisa teringat bunga matahari yang di lihatnya tadi pagi tapi karna kelelahan Nisa terlupa untuk menyiram bunga. Malam harinya ketika Nisa dan Ibunya menonton TV, ia melihat adiknya sedang membaca buku dongeng. Dari tempat duduknya terlihat judul buku yang dibaca adiknya ”Tanaman yang Menangis”. Tanpa sadar ia tertidur di depan TV. Dalam tidurnya Nisa bermimpi. Ia melihat sekelilingnya tak sama seperti keadaan rumahnya.

70 ”Hah! Ada di mana aku?” Nisa merasa heran dan ketakutan. ”Gimana caranya aku kembali?” Dengan penasaran Nisa menelusuri jalan yang bisa memandunya pulang. Nisa terus berjalan ke sana ke mari, tetapi tak menemukan jawabannya. Akhirnya Nisa merasa kelelahan dan beristirahat di bawah pohon yang rindang. Sembari beristirahat, Nisa melihat di sekitarnya banyak sekali tanaman dan pepohonan yang layu. ”Apa tidak ada yang mau menyiram tanaman di sini? Kasihan sekali tanaman ini!” ujarnya. Dari kejauhan ia mendengar seperti ada yang menjawab omongannya tapi ia tak mengetahui asalnya. ”Iya kan, betapa pelitnya manusia. Hingga tidak mau memberikan air kepada tanaman yang ada di sini” ujar suara misterius itu. ”Hah? Siapa yang bicara itu?” Nisa kaget dan berusaha mencari sumber suara ke sekelilingnya namun tak ditemukannya. Tak ada siapapun selain

71 aku dan tanaman ini, gak mungkin tanaman ini yang berbicara kepadaku.” ”Heiii, anak kecil! Lihat kemari, aku yang berbicara padamu,” tiba-tiba ada suara menghardik dari kumpulan bunga-bunga itu yang membuat Nisa terkejut. ”Hah? Siapa itu? Kalo berani ayo sini keluar, hadapi aku! Kau kira aku takut,” balas Nisa dengan suara tinggi juga. ”Heii, aku ada di depanmu. Kau saja yang tidak melihatku! coba lihat ke bawah!” ujar suara itu lagi. Betapa terkejutnya Nisa melihat di bawahnya ada bunga matahari sedang berbicara dengannya. ”Heii! siapa kamu? Mengapa kamu bisa berbicara kepadaku? Bukannya kamu hanya sebuah tanaman?” tanya Nisa tak percaya pada tanaman yang ada di depannya saat ini. ”Sekarang kau berada dialam mimpi, jadi kamu tak perlu merasa heran mengapa aku berbicara dengan mu!” ujar bunga itu.

72 ”Oh, ternyata aku bermimpi yah?” ucap Nisa. Dipandu bunga matahari itu, Nisa menyiram tanaman dan pepohonan yang ada di situ. Nisa berjanji akan merawat tanaman hingga dia bermanfaat bagi makhluk hidup yang lain. “Nisa, ayo bangun. Masuk ke kamarmu,” sayup- sayup kudengar suara . Badanku terasa bergoyang-goyang. Ternyata film yang kutonton tadi sudah habis. Setelah sadar, bergegas kulangkahkan kaki ke luar rumah. Nisa mulai menyirami tanaman yang ada di halaman, berusaha menepati janji pada bunga matahari.

73

74 Berlibur di Korea Fifian Syawaluna - VIII-1 Pada suatu hari aku dan teman-teman ingin pergi ke Korea pada saat liburan panjang. ‘’Aku ingin sekali pergi ke Korea,’’ kataku kepada teman-teman ‘’Sepertinya menyenangkan...ayok kita liburan ke Korea liburan panjang nanti!’’ jawab Nita, temanku. Saat bulan Desember kami akan pergi ke Korea karna tahun baru kami libur panjang sekolah. ‘’Wah, rasanya tidak sabar besok akan pergi ke Korea!’’ kata Nita dengan semangat. “Bisa nggak kita ke mall nantik? Sekalian melihat pameran oppa-oppa kita!!’’ ujar Dea membujuk kami. Kami menjawab dengan semangat, ‘’Ayook… Pukul 14.00 kita langsung ke mall yaa!’’ kataku memandu mereka agar kompak.

75 Sampainya di mall kami langsung pergi ke pameran Korea, banyak sekali foto-foto artis band Korea di sana. ‘’Wahh rasanya ingin membeli semuanyaaa!’’ kataku pada teman-teman. Sebelum ke Korea aku berencana membeli makanan ringan untuk di pesawat. “Guys…supermarket kuy, beli makanan untuk dipesawat besok’’ kataku pada teman-teman. ‘’Kuy’’ jawab mereka serentak. Kami pergi ke supermarket dan membeli makanan yang kami suka. Saat hari sudah mulai malam kami semua pulang ke rumah masing-masing untuk menyiapkan barang-barang untuk ke Korea besok. Pagi harinya aku mulai tidak sabar ingin berangkat ‘’Ma, pesawatku nanti pukul 13.00 ya,’’ kataku mengingatkan mama kembali. ‘’Oke’’ jawab mama.

76 “Nanti biar mama yang antar ya,” sambung mama lagi. Pukul 12.00 tepat aku sudah berangkat ke bandara karna takut telat. Di sana ternyata sudah ada teman yang menungguku. Sesudah menyimpan bagasi kami pergi kesebuah café untuk makan, takut kalau nantinya lapar dipesawat. Pukul 12.30 pesawat kami mulai dibuka, kami bisa masuk pesawat karna sudah tak sabar menginjakkan Kaki di sana. Perjalan ke Korea 8 pukul 08.00 dan di dalam pesawat aku tidak bisa tidur karna terlalu semangat ingin melihat pemandangan dari atas pesawat. Kami sampai di Korea pada pukul 22.30. ‘’Waahhhhhhh ternyataa mimpi kita jadi kenyataan,’’ ujarku pada teman-teman. Dengan semangat kami mencari hotel yang sudah kami booking sebelumnya. DiSeol, kami mengambil kamar agak atas agar bisa melihat pemandangan kota ‘’ wahhhhhhh…ternyata seul itu sangat indah daripada yang kita lihat difoto sebelumnya’’ kata wawa kepada teman-teman. Tak habis-habisnya kami mengagumi keindahan yang sebelumnya hanya

77 bisa kami sangat menikmati dari film dan foto-foto. Malam itu kami semua tak bisa tidur karna terlalu bahagia. Akhirnya kami menyibukkan diri dengan mengeluarkan makanan yang kami beli di mall kemarin. Malam pertama kami di Korea, kami habiskan dengan bergadang dan menghidupkan lagu- lagu grub band korea. Sementara itu, aku sempat membrosing daerah-daerah wisata di Seoul. Di sini banyak bukit yang indah-indah, kami akan mengunjungnya besok. Paginya saat pukul 07.00 kami semua bersiap- siap untuk pergi. Rencananya kami akan pergi ke pasar untuk mencari makanan khas Korea. ‘’Wah, enak sekali makanannya. Rasanya ingin memakannya teruss’’ kata vellen pada kami. Kami menganggukkan kepala tanda setuju dengan yang dibilang vellen karna makanannya memang enak semua. Saat itu pukul menunjukkan pulul 10.00 waktu seul. Kami ke puncak dengan bus, disana kami melihat pemandangan yang kami lihat dari kaca jendela bus. Untungnya sebelum ke Korea kami semua sudah mempelajari bahasa Korea sedikit-sedikit, jadi kami

78 bisa berkomunikasi dengan orang tempatan meski terbata-bata. Di sana, kami menghabiskan waktu untuk difoto. Kami menghabiskan waktu selama 4 jam di sana meskipun perjalanan ke puncak itu sangat jauh, tapi kami puas dengan pemandangan yang ada di depan mata kami saat ini. Tak terasa jam menunjukkan pukul 14.00 kami merasa lapar dan pergi ke restoran tempatan yang terkenal disana. Saat kami menunggu makanan, ternyata di luar restoran ada kerumunan fans artis kpop di luar, kami cepat-cepat ke luar dan melihatnya. Tak hanya melihat saja, kami bisa berfoto karna kami berada paling depan saat itu. Pengalaman ini membuat kami tidak sia-sia pergi ke Korea dan kami melanjutkan makan siang di sana. Sore harinya kami semua kecapean dihotel ditambah tadi malam kami tidak tidur. Tidak terasa sudah seminggu kami di Seoul dan kami harus pulang ke rumah. Kami sedih harus meninggalkan kota ini, kota yang sangat indah dengan pengalaman yang tak terlupakan.

79

80 Magical Bear Axello VIII-1 Di sebuah hutan yang penuh dengan flora dan fauna, hiduplah 3 ekor beruang ajaib. Mereka adalah Albrecht, Kuma dan Lili. Albrecht adalah seekor beruang berwarna merah muda. Ia memiliki kekuatan sihir untuk mengendalikan pelangi. Jika hujan tiba, Ia dapat membuat pelangi serta mengatur letak pelangi tersebut. Kuma adalah seekor beruang berwarna biru laut. Ia dapat mengendalikan bunga pada musim semi, biasanya kekuatannya dapat bertambah ketika banyak bunga bermekaran. Dan terakhir, Lili. Lili adalah beruang putih yang bersifat pendiam. Ia dapat mengendalikan perasaan makhluk hidup lain, seperti; perasaan senang, sedih, marah dan lainnya. Suatu hari, semua satwa di hutan bergembira karena sebentar lagi musim dingin akan berakhir. Itu artinya, tidak lama lagi musim semi akan tiba. Semua satwa senang karena Albrecht dan Kuma akan

81 terbangun dari tidur panjangnya. Disebabkan saat musim dingin tidak ada hujan dan bunga yang mekar, hanya salju yang turun. Selain satwa hutan lain merasa senang, Lili juga merasa senang. Kedua temannya itu akan bangun dari tidur panjang mereka. Saat musim dingin berakhir, tidak ada lagi sungai dan danau yang membeku. Pohon juga dapat berbuah dan bunganya akan mekar kembali. Betapa senangnya penghuni hutan. Ketiga beruang ini mendapat kekuatan sihir mereka dari seorang ratu yang bernama Ratu Reina. Ratu Reina adalah seorang ratu yang bijaksana, cantik dan mulia. Dia tinggal di sebuah istana emas yang berada di puncak gunung di hutan. Ratu Reina menurunkan hujan pada musim-musim tertentu dan beristirahat pada musim semi. Ia percaya pada 3 beruang yang dianugerahinya kekuatan sihir untuk menjaga hutan itu selama musim semi. “Hoaam...” Albrecht membuka mulutnya. Pertanda musim semi membangunkan Albrecht dan Kuma dengan kedatangan musim semi. Albrecht,

82 Kuma dan Lili akan berjalan-jalan dihutan dan menikmati bunga-bunga yang mekar di musim semi. Tapi, saat mereka melihat keadaan sekitar, tidak ada satupun bunga yang tumbuh. Kuma mencoba untuk menumbuhkan bunga dengan sihirnya. Namun, itu sia-sia, bunga tetap tidak menunjukkan kehidupannya. Kekuatan sihir Kuma menurun karena tidak ada bunga yang tumbuh. Kumapun merasa sedih. Lili mencoba memakai kekuatan sihirnya pada Kuma agar Kuma merasa senang. Namun, Kuma tetap tidak merasa senang. Karena gagal mengendalikan perasaan Kuma, kekuatan Lili menurun. Kalau sekali lagi sihirnya gagal, sihirnya akan lenyap. Lilipun menyerah. Karena tidak ada bunga yang tumbuh. Kuma tertidur dan tidak dapat bangun kembali. Albrecht menggoyang-goyangkan tubuh Kuma, namun Kuma tetap tidak dapat bangun. Mereka bingung. Tidak lama kemudian, hujan turun dengan derasnya. Sebenarnya, Albrecht bisa saja membuat pelangi karena sedang ada hujan, tapi Albrecht tidak mau menguasai musim yang seharusnya dikuasai oleh

83 Kuma. “Tapi, Albrecht. Mengapa Ratu Reina menurunkan hujan? Bukankah sekarang waktunya ratu beristirahat? Lalu siapa yang menurunkan hujan dan menyebabkan bunga tidak tumbuh?” tanya Lili pada Albrecht. Tiba-tiba… “Aku!” Jawab seekor beruang merah. Ternyata, beruang itu adalah Vivi. Dulu, Vivi adalah teman Albrecht, Kuma dan Lili. Setelah mereka bertiga diberikan kekuatan sihir, Vivi iri dan berusaha mengambil sihir mereka. Vivi menebarkan bubuk hitam yang menyebabkan bunga tidak mau tumbuh. Ia juga menyuruh capung untuk menyebarkan air laut dari atas sebagai hujan. Vivi segera pergi setelah memberi tahu bahwa dia yang mengacaukan keadaan. Tidak lama kemudian, muncullah Railo, Ratu bangsa Rusa. “Satu-satunya cara untuk menyembuhkan Kuma adalah dengan memberikannya buah berry emas yang ada di Hutan Farlands. Ayo, akan kuantar kalian menuju hutan itu” Ujar Railo mencoba membantu

84 menyembuhkan Kuma, yaitu dengan menggunakan buah berry emas. Albrecht mengangguk. Ia tahu bahwa pohon buah berry emas hanya ada satu didunia yaitu di tengah Hutan Farlands. Masalahnya, Hutan Farlands dikenal sebagai hutan yang akan terbakar apabila ada orang di hutan itu yang menginjak ranting berbentuk huruf L. Itulah sebabnya tidak pernah ada orang yang ingin ke Hutan Farlands. Albrecht dan Lili diantar oleh Railo sampai di Hutan Farlands “Aku hanya akan mengantar kalian sampai sini, selanjutnya adalah tugas kalian.” Kata Railo. Albrecht dan Lilipun memasuki hutan. Mereka memulai pencarian pohon berry emas. Setelah sekitar 2 pukul berkeliling, akhirnya mereka menemukan pohon berry emas. Namun karena terlalu bersemangat, secara tidak sengaja Lili menginjak ranting berbentuk huruf L. mendadak api keluar secara tiba- tiba. Beruntung, mereka berhasil keluar sehingga tidak ikut terbakar. Namun, api tersebut membakar pohon berry emas. Betapa sedihnya Albrecht dan Lili. Kini, mereka tidak dapat membangunkan Kuma. Albrecht tidak

85 marah kepada Lili. Ia tahu jika marah tidak akan ada gunanya. Lili juga merasa sedih, akibat kecerobohannya, Ia tidak akan dapat lagi melihat Kuma menumbuhkan bunga sambil tertawa lagi. Mereka berdua menangis didepan sebuah danau yang bernama Sadness Lake. Yang berarti danau kesedihan. Konon katanya, ada sebuah dewi air bernama Dewi Aqua tinggal di danau ini. Ketika air mata Albrecht dan Lili jatuh di danau ini. Tiba-tiba, Dewi Aqua keluar dari air sambil memegang sekantong bubuk berry emas. “Berikan bubuk berry emas ini pada Kuma, ini akan membuatnya terbangun meski belum dalam kondisi baik. Selain itu, tebarkan sisa bubuk ini ke tempat bunga biasanya mekar dan lemparkan juga ke langit. Ini akan menghentikan hujan dan mengembalikan musim semi seperti sedia kala,” ujar Dewi Aqua. Albrecht dan Lili mengangguk. Mereka segera mengambil kantong bubuk berry emas yang diberikan Dewi Aqua. Sesampainya di rumah, mereka segera

86 memberi bubuk berry emas pada Kuma. Kuma-pun terbangun dari tidurnya. Kemudian mereka menebarkan bubuk berry emas pada bunga yang biasanya mekar dan sisanya mereka lemparkan ke langit. Setelah mereka melaksanakan perintah Dewi Aqua, Kuma sembuh secara perlahan, Bunga-bunga kembali bermekaran dan hujan berhenti. Semua penghuni hutan bersorak senang dan musim semi kembali seperti sedia kala. Akhirnya, ketiga beruang ini beserta seluruh penghuni hutan lainnya menikmati musim semi dengan bahagia.

87

88 Sahabat Terbaik Nabila VIII-1 Hai, namaku Amanda floresia dan biasa di panggil flo. Aku asli jogja tapi aku tinggal di Papua karena ayahku mendapatkan tugas di sini. Aku senang di sini karena udaranya yang masih sejuk dan perairannya masih jernih. Suatu sore, saat itu aku sedang duduk-duduk di bawah pohon sambil memainkan bonekaku. Tiba- tiba, ada anak perempuan hitam manis dan berambut keriting menghampirinya. “Sepertinya asli dari Papua deh,’’ batinku. “Hai, siapa namamu?’’ tanya anak itu ramah ’’Halo namaku flo, kalo kamu?’’ tanyaku balik. ’’Namaku sawa, aku asli dari Papua,’’ kami pun mengobrol dan bermain cukup lama sampai sore lalu kami pun pulang ke rumah masing-masing.

89 Hari berlalu, pertemananku dengan Sawa semakin erat. Oh iya, ternyata aku satu sekolah dengan Sawa. Selain Sawa, aku punya banyak teman. Setiap sore kami semua menaiki perahu dan memancing di tengah sungai dekat rumahku. Diwaktu senggang kami juga berkebun, memandikan kerbau, bermain di Raja Ampat,dll. Suatu hari, pekerjaan ayahku selesai di Papua. Aku harus kembali ke Jogja. Ada rasa senang dan sedih. Senang karena dapat kembali ke tempat asalku dan sedih karena harus meninggalkan Sawa dan teman-teman yang lain begitu juga dengan alamnya yang indah. ‘’Sawa... teman-teman... aku akan balik ke Jogja lagi, kuharap kalau liburan aku bisa ke sini lagi dan aku akan mengirimkan surat untuk kalian,’’ pamitku pada teman-teman di sana, kami pun berpelukan serasa tak ingin berpisah. Ada air hangat jatuh di sudut mataku. Hari ini aku sudah kembali ke Jogja dan kembali melakukan aktivitasku. Aku tak lupa dengan Sawa dan teman-teman lainnya di Papua. 2 minggu pun berlalu, aku berniat mengirimkan surat untuk Sawa.

90 Segera kuambil amplop dan kertas bewarna pink dan di pinggirnya terdapat gambar kupu-kupu. Dear Sawa, Apa kabarmu disana dengan teman-temanmu yang lain? Kuharap kalian sehat-sehat smuanya... Kabarku di sini baik merindukan kalian smua di sana. Di sini aku sekolah di sekolah Negeri, temannya juga baik-baik di sini. Rumahku tak jauh dari sekolah jadi setiap hari aku jalan Kaki ke sekolah dengan tetanggaku, kami satu kelas. Namanya Tania, dia ramah dan menyenangkan. Sekian dulu ceritaku di sini, jaga diri kalian baik-baik ya, jaga kesehatan kalian smua. Lain waktu kita cerita lagi, jangan lupa balas suratku ya. Kutunggu... salam untuk keluarga Papua smuanya. Salam rindu Amanda Kumasukkan surat itu kedalam amplop dan besok akan kuantar kekantor pos setelah pulang sekolah. Esoknya aku naik sepeda menuju kantor pos dekat rumah dan setelah pulang sekolah. Satu minggu

91 kemudian, aku mendapatkan balasan dari Sawa. Aku senang sekali. Amanda Maaf Nak, ini ibu Sawa. Dengan surat ini ibu harap flo bisa sabar ya. Sekarang Sawa telah tenang di pangkuan-Nya. Sawa sudah tiada Nak, dua hari setelah kepergian Fio ke Jogja ia terserang penyakit. Awalnya ia muntah-muntah lalu malamnya suhu tubuhnya panas. Sebelum kami sempat membawanya kedokter Sawa sudah meninggal dalam tidurnya. Tolong maafkan Sawa dan selalu doakan Sawa ya Nak. Ibu Sawa Aku sangat terkejut atas berita ini. Aku pun menangis sekeras-kerasnya. Sampai ibuku datang menenangkanku. Aku menceritakan semuannya. Ibuku juga terkejut dan merencanakan untuk ke rumah Sawa, di Papua. ‘’Di mana makam Sawa?’’ tanyaku pada ibu sawa. Ibu sawa menggantarkan kami ke tempat

92 peristirahatan terakhir sawa. Aku menangis dan mengelus nisannya yang bertulisan Sawa Orara. Tak lupa aku berdoa untuknya dan menaruh bunga melati yang kubawa. Sawa, walaupun kau telah tiada, aku dan teman- teman lainnya tidak akan melupakan mu untuk selamanya. Kau adalah sahabat kami yang terbaik. Terima kasih karna telah mengajari ku tentang kebaikkan dan mengajakku untuk mengenal alam Papua.

93

94 Pelajaran Berharga Geovani VIII-2 Senin pagi,aku terkejut melihat pukul dinding dikamarku. Pukul telah menunjukkan pukul 06.30, tanpa pikir panjang aku langsung bangun dan bergegas kekamar mandi. “Brrak” aku terpeleset dan hampir saja menghantam ember air yang ada di depanku. Dengan badan yang sakit-sakit kulanjutkan mandiku karna sudah terlambat. Buru-buru aku bergegas untuk sampai kesekolah hingga lupa berpamitan kepada orang tuaku. Setibanya di sekolah, bergegas kubuka tas untuk mengambil topi dan dasi. Betapa terkejutnya aku ternyata topi dan dasiku tidak ada di dalam tas. Kucoba mencarinya sekali lagi namun hasilnya tetap sama, tidak ada. Setiap hari Senin sekolahku selalu melaksanakan upacara bendera. Aku sadar bila tidak ada dasi, topi, dan atribut lain itu berarti aku akan dihukum karena tidak berpakaian lengkap. Buru-

95 buru pula kulajukan motorku menuju rumah untuk mengambil dasi dan topi. Di tengah perjalanan menuju sekolah, motor yang kubawa berhenti tiba- tiba. Ternyata bensin habis. Terpaksa aku mendorong untuk mencari tempat penjulan bensin eceran. Setibanya di sekolah aku memakirkan motor sambil berlari. Sudah kuduga, semua murid sudah berkumpul di lapangan untuk upacara pagi ini. Yang menjadi pembina pagi ini adalah ibu Kepala Sekolah. Waktu pengarahan Ibu Kepala Sekolah memilih tema tentang tata tertib dan peraturan sekolah. Tanpa kusadari ada seorang guru menghampiri untuk memeriksa kerapian kami, terutama bagi murid laki- laki yang rambutnya dinilai panjang. Guru itu sudah menyiapkan gunting di tangannya. Karena situasi kami yang sedang berbaris tak ada seorang murid laki-lakipun yang luput dari digunting rambut panjangnya. Berbeda dengan laki-laki, kami yang perempuan mengenakan jilbab bagi yang muslim. Tidah boleh menggunakan warna lain selain putih. Aku masuk kedalam kelas dan duduk di bangkuku. Siap untuk mengikuti pelajaran yang

96 diberikan oleh guru. Hari ini banyak PR yang harus dikumpulkan sehingga tadi malam aku harus bergadang menyelesaikan semua tugas yang di berikan guru. Ada juga temanku yang tidak mengerjakan PR dan mereka dihukum dengan menulisnya secara berulang-ulang. Sudah tak rahasia lagi bila tidak ada guru maka kelas akan menjadi ribut. Tak ayal meskipun kami diberi tugas suasana dikelas seperti di pasar ributnya. Dengan kesal aku berteriak, “Diiiiiaaaaaam, kalian riiiiibuuuuut.” Namun ini tak lama... Aku diberi kepercayaan untuk menulis siswa yang meribut ketika tidak ada guru. Alhasil, kutakuti teman-temanku dengan secarik kertas dan mengatakan akan memberinya pada wali kelas kami. Dan ini berhasil, mereka mau diam dan tidak meribut lagi. Hari ini aku belajar untuk menghargai waktu. Aku berjanji didalam hati akan mengerjakan PR sesegera mungkin dan tidak menundanya. Karna sesuatu yang terburu-buru hanya akan mendekatkan

97 kita pada resiko. Lakukan apa yang dapat kamu lakukan dengan pikiran yang jernih dan pertimbangan yang matang.

98 Sahabatku Putu VIII-2 Aku mempunyai sahabat yang bernama Naura dan Naira. Naura itu anaknya baik, ramah ,tinggi, pemikirannya lumayan dewasa, cantik, dan kocak . Kalau Naira orangnya tinggi , cerewet baik , kawan TK , cantik , dan lucu kadang suka gak jelas juga. Tapi aku senang bermain dengan mereka. Suatu hari kami berencana akan pergi ke sebuah taman untuk bermain. Namun sesampai di sana Naura tidak ada, ternyata Naura tidak bisa pergi karna tidak ada yang mengantar. Untung saja aku dan Naira membawa Honda, jadi kami bisa menjemput Naura. Kami menyuruhnya bersiap-siap karna akan menjemputnya ke rumah. Di awal perjalanan, saya dan Naira bernyanyi- nyanyi. Kami memang suka bernyanyi bersama diSekolah. Kami bernyanyi sepanjang perjalanan menuju rumah Naura. Setibanya di rumah Naura, kami melihat Naura memakai baju putih, senada

99 dengan yang kami gunakan tapi kami tak janjian sebelumnya. Kami pamit kepada orangtua Naura dan langsung menuju taman. Sebelum ke taman kami setuju untuk makan dulu. Naira mengusulkan makan ditempat mie meledak tapi Naura mengusulkan makan di istana es krim, dan saya maunya makan di RC (rock chicken) saja. Karena berselisih pendapat, kami sepakat untuk sholat ashar terlebih dahulu. Sesudah sholat baru kami lanjutkan kemana kami akan pergi makan. Karena sudah lapar, kami memutuskan untuk makan didekat pertigaan mesjid. Akhirnya tak satupun ketempat yang kami ributkan tadi. Saat keluar dari tempat makan itu, diparkiran kami melihat nenek-nenek ingin menyebrangi jalan. Sebagai anak yang baik, kami berinisiatif untuk membantu nenek tersebut, ia berterima kasih kepada kami dan hendak memberi kami uang namun kami tolak karna kami iklas membantu nenek itu. Sesaat kami sampai ditaman, alarm hp naira berbunyi menunjukan pukul 17.00 WIB. Kami


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook