Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Pelangi dalam Baskom_Draft-1

Pelangi dalam Baskom_Draft-1

Published by Riska Cahyati, 2021-04-08 08:49:26

Description: Pelangi dalam Baskom_Draft-1

Search

Read the Text Version

0 Pelangi dalam Baskom Kompilasi Tulisan Riska Cahyati & Siswa Kelas VIII SMPN 35 Pekanbaru Penerbit CV Matahari Pagi

1 Pelangi dalam Baskom, Kompilasi Tulisan Penulis : Riska Cahyati, dkk Penyunting : Yulismar Perancang Sampul : Aris Munandar Penyelaras Akhir : Hazar Widiya Sarah Penerbit CV Matahari Pagi Hegar Asri Regency Blok E13, Nagrak, Cisaat Sukabumi 43132 Phone (WA). 0815-4683-3404 Email. [email protected] www.mataharipagi.online www.mataharipagi.store Cetakan Pertama : Oktober 2019 Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT) Riska Pelangi dalam Baskom/penulis, Riska Cahyati, dkk; penyunting Yulismar.—Sukabumi : CV Matahari Pagi, 2019. 128 hlm. ; 21 cm. ISBN: xxx-xxx-xxxxx-x-x I. Judul II. Riska Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit dan penulis.

2 Sambutan Kepala Sekolah Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahuwataala, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga sekolah kami SMPN 35 Pekanbaru dapat menyelesaikan kumpulan cerita siswa ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Yulismar, M.Pd. sebagai motivator sekaligus sebagai editor terhadap dukungan serta bimbingannya. sehingga buku ini dapat disusun dengan baik. Semoga buku yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah literasi kita dan menambah semangat kita dalam menulis sehingga kita bisa menghasilkan karya- karya selanjutnya.

3 Sebagai Kepala Sekolah saya sangat bangga kepada siswa-siswa kami yang telah mulai bergiat di dalam kegiatan berliterasi. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih. Kepada guru pembimbing, Bu Riska Cahyati, saya menyampaikan rasa kagum karena beliau juga dengan gigih, telah ikut menghidupkan literasi di sekolah dan membimbing para siswa. Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna itu benar adanya. Kami juga menyadari bahwa kumpulan cerita ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan buku yang lebih baik lagi. Wassalam Pekanbaru, 12 Oktober 2019 Indrawati,S.Pd.

4 KATA PENGANTAR Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah subahanahuwataala. Semua yang ada di muka bumi ini adalah berkat izi dari-Nya. Maka, kata syukurlah yang senantiasa yang wajib kita lafazkan. Begitu juga dengan kehadiran buku sederhana ini. Sebuah buku dari keluguan anak-anak SMP bercerita. Dari kejadian sehari-hari di sekolah dan di rumah. Bukan hanya itu, akan kita baca juga tentang mimpi mereka, serta rengek manja para remaja di usianya. Dengan hadirnya buku ini membuktikan bahwa “Nadi literasi di SMPN 35 mulai berdenyut”. Meski tidak sempurna, tetapi kami bangga bahwa sudah ada kewajiban yang ditunaikan dan diharapkan dapat berkelanjutan. Terima kasih kepada Kepala Sekolah, Bu Indrawati, S.Pd. yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk hadir di SMPN 35 untuk menyebarkan virus literasi. Salam Literasi! Pekanbaru, 14 Oktober 2019 Editor Yulismar, M.Pd.

5

6 Daftar Isi Sambutan Kepala SMPN 35 Pekanbaru  3 Kata Pengantar  4 Daftar Isi  8 I Try  6 Riska Cahyati-Guru SMPN 35 Pekanbaru Lebaran di Kampung  12 Mila Putri- VIII-1 Menyontek itu Tidak Keren  22 Nasywa-VIII-1 Smpn 35 Sekolahku  28 Dhiya Raniah Khairunnisa VIII-1 My Best Friends  38 Dhea Putri Agustina VIII-1 Pertemanan Yang Indah  50 Dhea Mardiana-VIII-1 Sayangi Tumbuhan  66 Davina Syafa-VIII-1

7 Berlibur di Korea  74 Fifian Syawaluna-VIII-1 Magical Bear  80 Axello-VIII-1 Sahabat Terbaik  88 Nabila-VIII-1 Pelajaran Berharga  94 Geovani-VIII-2 Sahabatku  98 Putu-VIII-2 Kemah PMR  104 Randy Putra Andany-VIII-2 Pelangi dalam Baskom  110 SALSABILA- VIII-2 Musuh Jadi Sahabat  116 Syafitri Anggraini VIII-2 Persahabatan di Awal Pelajaran  122 Naura-VIII-3

8 I Try RiSka Cahyati Guru SMPN 35 “Bu Riska dipanggil ke ruangan Kepsek sekarang,” kata Bu Eva. Perintah Kepala Sekolah tentu saja mengagetkanku saat kami sedang istirahat di ruang majelis guru. Ada perasaan was-was juga di hatiku, mengapa Kepala Sekolah memanggilku. “Assalamualaikum, permisi buk. Izin masuk,” ujarku dari depan pintu ruangan Kepala Sekolah. “Ibu manggil saya?” tanyaku lagi. “Walaikum salam... silakan masuk!” sambil mempersilahkan kududuk. Kini ia berada di depanku. Di tangannya ada secarik kertas yang membuatku penasaran. “Ada apa ya Bu?” tanyaku. “Begini Bu Riska ini ada undangan pelatihan untuk literasi hari Sabtu dan Minggu,” sambil menunjukkan kertas yang tadi dipegangnya.

9 “Apa ibu bisa mengikutinya?” tanya Kepala Sekolahku memastikan. Tak perlu pikir panjang ku- iya-kan tawarannya. “Bisa Bu, saya mau,” ujarku. “Kalau begitu, hari Sabtu ibu langsung saja datang ke BAPELKES, undangan ini untuk satu guru dan satu murid. Siapa rasanya anak kita yang bisa ibu bawa untuk literasi ini?” tanya beliau. Ada beberapa nama yang ada dalam pikiranku, tapi akhirnya pilihanku jatuh pada siswi yang senama denganku, “Bagaimana kalau Rizka Bu, kelas 8.6.” “Baiklah, kalau begitu besok Ibu langsung ke sana saja. Uang pendaftarannya sudah dibayar jadi ibu bawa laptop saja ya...” jelasnya. “Baik Bu,” jawabku mengakhiri pembicaraan. Dikarenakan tidak ada pertanyaan lagi aku permisi keluar dari ruanganya. Kami sampai pukul 7.45 di mana acara akan dimulai pukul 8 berdasarkan undangan yang kuterima kemarin. Setelah mengisi daftar hadir kupilih tempat duduk paling depan agar dekat dengan sumber informasi nantinya. Dengan seksama ku ikuti pelatihan ini sampai akhir, karna aku juga tertarik dengan yang

10 namanya literasi. Tak dapat kuungkapkan betapa bersyukurnya kami sekarang, bersama Rizka kami memulai pengalaman baru bagaimana cara menghasilkan buku dan membuat buletin sekolah. Tak sia-sia rasanya meninggalkan keluarga untuk mengikuti pelatihan ini karna ke depannya ini bisa jadi jalanku menghasilkan sebuah karya. Berkumpul dengan penulis inspiratif dan berharap dapat memotivasiku membuat sebuah tulisan. Berkumpul untuk sesuatu yang akan kami banggakan nantinya. Terima kasih yang tak terhingga kepada Kepala Sekolahku, Bu Indrawati, S.Pd. yang telah memberi kami kesempatan menimba ilmu saat itu. Salam literasi dari SMPN 35 Pekanbaru, kami... Semangat... Literasi... Dua hari yang berharga Dua hari bersama narasumber inspiratif Untuk 2B target ke depan kami, buku dan buletin. Insyaallah...

11

12 Lebaran di Kampung Mila Putri VIII-1 Lima hari sebelum lebaran, keluargaku berencana untuk lebaran di kampung. Aku senang sekali bisa lebaran dikampung dan bertemu Kakek dan nenek ku. Kami bersiap-siap mengemas pakaian dan keperluan lainnya. Pagi itu aku mandi terlebih dahulu sebelum berangkat ke Payakumbuh. Setelah bersiap-siap kami langsung berangkat menggunakan mobil. Aku sangat bersemangat dan menikmati perjalanan. Dikarnakan kami pergi pagi, jadi aku telat sahur. Belum sampai tengah hari perutku sakit, jadi aku tidur aja supaya sakitnya tidak terasa. Walaupun aku ingin melihat pemandangan selama perjalanan. Sayang, perutku tidak bersahabat saat ini. Sudah 6 pukul di dalam mobil, kami tiba di rumah Kakekku di Payakumbuh. Di sana sangat dingin karna terletak diKaki gunung. Udara di sini

13 sangat berbeda dengan kota Pekanbaru. Kami di tunggu di depan rumah, Kakek dan nenekku sangat baik. Kami sampe di sana pukul 13.08 dan aku langsung sholat zuhur. Setelah sholat, sahabat kecilku yang ada di Payakumbuh menelfon. Dia berencana mengajakku untuk pergi kerumahnya. Dulu aku sering kerumahnya setiap kami pulang kampung. Dia sahabatku sejak PAUD hingga saat ini. Namanya Dayang. Ia memelukku setibanya di rumah Kakek, ya iyalah namanya juga kangen. Dayang mengajakku ke rumahnya, di sana kami cerita mengenang masa-masa kami kecil dulu. karna lama tak bertemu mulutku tak bisa diam kalo sudah bertemu dengannya. Percakapan kami terhenti karna mau buka puasa, sebelum mengantarku pulang ia mengajak ku untuk pergi ke pasar ramadhan. Kami pergi naik motor karna pasarnya agak jauh dari sini. Di sana aku membeli sup buah, gorengan, dan takjil. Karna sudah adzan, aku langsung berbuka dengan sup buah yang kubeli tadi setelah itu aku langsung sholat magrib. Setelah sholat, aku melanjutkan dengan makan nasi. ternyata saat aku

14 makan tadi Dayang me-chat aku. Dia mau mengajak sholat tarawih di mesjid. Aku tak sabar sampai dimesjid, dapat kubayangkan nanti disana bisa bertemu dengan teman teman lama ku di SD. Benar saja, aku bertemu dengan Rindy, Alya, Nabila, Vioni, Nada, Hamidah, dan masih banyak lagi temantemanku yang cowok. Sebagaimana biasanya, sesudah sholat isya ada ustad yang memberikan ceramah agama seputar bulan puasa jadi aku nyatat deh. Kemudian dilanjutkan dengan sholat tarawih berjemaah hingga selesai. Selama di Payakumbuh, aku merindukan Sakila, Davina, Nadya, Nurvani, Salsabila, dan Fifian. Mereka sahabatku, aku kangen banget sama mereka terutama recehnya. Meskipun mereka sering banget ngusilin aku sampai menangis. Apalagi si Davina sama Nurvani. Mereka tuh terkenal dengan pukulannya yang sakit banget, tapi dari situ juga ketawa kami bisa keluar, sampai ngaKak sejadi-jadinya. Pokoknya mereka terLuv-luv la, he he he. Aku punya banyak sahabat. Pertama, ada Dayang. Dia ga tinggal di Pekanbaru, tapi di

15 Payakumbuh. Dia tuh orangnya baik, cantik, putih, ramah, dan suka ceplas ceplos kaya aku, he he he. Dia sahabat yang udah ku anggap saudara sendiri, karna mungkin udh 9 tahun kami bersama. Dari PAUD sampe SD kelas 4, karna orangtuaku harus pindah ke Pekanbaru. Meskipun terpisah, komunikasi di antara kami tetap lancar. Kemudian ada Sakila. Dia tuh orangnya juga baik, cantik, manis, dan suka ngambek dan yang tak kalah penting, dia tuh temen curhat paling deket. Dia suka mukul-mukul orang kalo lagi ketawa, miris bangetkan. Aku kenal dia pas masuk SMP. Pertama kenalan, dia orang nya pemalu, lama kelamaan malu- maluin, wkwkwk. Ke tiga ada Davina. Dia tuh orangnya baik, cantik, tinggi, dan suka mukul-mukul orang juga, tapi lucu. Sama dengan Sakila, kami bertemu waktu masuk SMP juga. Dia anak silat lho, jangan berani- berani melawan dia, nanti di bikin nangis bisa MAMPUS dibuatnya, awk-awk.

16 Ke empat, Nadya. Dia tuh orang nya baik, cantik, putih, dia lebih kurus dariku, gampang marah, sensian, cemburuan dan agak buchin la sama seperti sakila. Dia tuh punya mata 4 alias pake kacamata dan terlihat sipit kalo buKak kacamata. Kalo dia udah marah, dia bakal temuin orang itu dan tentunya marah-marah dong. Bagi aku, dia tuh penyihir ceplas ceplos, he he he... Ke lima, Nurvani. Aku sering manggil dia Pening, suka aja manggil gitu, he he he. Dia tuh manis, baik, dan agak tinggi. Kami sebangku dikelas. Dia hampir sama seperti Nadya, suka ceplas ceplos, apa yang dia ga suka, pasti langsung di bilangnya. Jadi antara sakit hati kita di bikinnya, hehehe. Tapi dia baik kok karna suka contekin aku, pokoknya dia baik la. Terakhir, Salsabila, dan Fifian. Aku langsung 2 orang aja yah, karna mereka tuh duduk pas disebelah bangku ku. Mereka tuh orang nya cantik, minimalis, kalo salsa mancung dan kalo si Fifi pesek, itu aja kok bedanya. Rasanya semua sahabatku sudah

17 kuperkenalkan semua, kami dekat karna bisa menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Malam itu aku ketiduran karna saking capeknya. Tak terasa hari sudah pagi, pukul didinding menunjukkan pukul 05.00. itu pertanda sahur kali ini aku lewat lagi. Alhasil aku dan nenek pergi sholat subuh ke musholla dibelakang rumah. sepulangnya sholat subuh aku lanjut tidur karna udaranya sangat dingin dan mataku masih ngantuk. Pukul 08.00 aku dibangunkan mama. Awalnya aku badmood mau ngapain, tapi aku kepikiran buat nonton drakor di laptop. Sambil nonton, aku chat sama Dayang. Dia mengajakku pergi ke sebuah kampung sebelah yang tak jauh. Dari sini sekitar 15 menit kami sudah sampe di sana. Di sana, aku melihat rumah lamaku yang berupa rumah kayu. Aku dulu tinggal disana selama 4 tahunan. Masa PAUD, aku masih tinggal di situ. Di sana lah kenangan terbaik dan terburukku. Di samping itu ada sungai, airnya jernih banget. Dikarnakan airnya yang jernih maka nama kampung itu Sungai Jernih. Flashback dikit ya, dulu aku tuh sering mandi disana. Saking

18 sering nya, ayahku sering menjemputku dan kena marah karna lupa waktu. Di rumah itu kami melihat sebuah foto, ternyata foto lama ku pas ulang tahun di TK. Aku kaget, kok bisa sampai disini yah. Mungkin dulu mama lupa membawanya. Kuselipkan foto itu kedalam sakuku maksudnya akan kutunjukkan pada mama sesampainya di rumah nanti. Karna hari panas, aku dan Dayang pergi kesungai karna tertarik dengan air nya bening, segar, dan dingin pula. Kami dikejutkan suara orang memanggil dari belakang rumah. ternyata Niko, Aril, Ziko, dan Said datang menghampiri kami. Wah, kali ini aku auto kaget, mereka mengajak kami keliling-keliling kampung. Ku pikir bagus juga buat hilangin suntuk maka kuputuskan untuk menerima tawaran mereka. Aku naik motor bersama Dayang, Niko sama Aril, dan Said sama Ziko. Lama berkeliling ditambah hari sudah sore, kami memutuskan buat beli makanan buat berbuka nanti. Kemudian pulang ke rumah masing-masing. Setelah berbuka, Dayang nge-chat aku untuk mengajakku sholat tarawih lagi sekalian membeli

19 jagung bakar. Saat dijemput Dayang, aku pamit ke mama. Setelah sholat tarawih, aku dan teman-teman membeli jagung bakar. Sudah lama juga kami tidak ngumpul bareng, rasanya seru juga kalau sekali setahun seperti ini. Pengalaman yang gak akan ku lupa, hehehe. Hari yang ditunggu akhirnya datang juga, Lebaran di depan mata. Aku bangun pagi karna takut kesiangan pergi sholat Raya. Setelah bersiap-siap kami pun berangkat bersama menggunakan mobil. Di sana kami mencari tempat untuk sholat, kebetulan kami juga membawa karpet jadinya gak kesusahan deh kalo saf sholat dah penuh. Selesai sholat, kami pulang ke rumah Kakek. Alangkah banyaknya kue lebaran yang dibikin oleh nenekku. Ada kue kembang Loyang, kue jepit, nastar, kue salju, kue bawang, dan masih banyak lagi. Abang sepupu ku mengajak untuk foto keluarga di depan rumah saat kami berkumpul. Selesai foto bersama, aku lapar dan langsung pergi makan. Nenekku suka memasak, tak heran ada bermacam-macam makanan terhidang di atas meja makan. Ada

20 rendang, opor, dendeng, ditambah lagi mamaku berencana membuat soto, wah sangat mengasyikkan. Selesai makan, Dayang, Thifa, dan Zikra lebaran mengunjungiku. Aku menyuruhnya masuk dan mengeluarkan semua kue yang ada di rumah, aku juga menyuguhkan milo kaleng dan teh botol untuk mereka. Sesudah itu, kami pergi lebaran ke rumah Dayang dan Thifa. Kami bersenang-senang dan menikmati semuanya. Tak lama berselang, mamaku menelfon menyuruhku pulang, karna aku diajak pergi lebaran ke rumah nenekku atau mama dari ayahku. Akhirnya aku pulang diantar Dayang. Setibanya di rumah ternyata keluargaku sudah siap untuk pergi, aku langsung masuk ke mobil dan main hp. Kami pun sampai di rumah nenek. Aku keluar dari mobil dan langsung masuk ke rumah dan menyalami nenek dan Kakekku. Karna kelamaan di jalan Kakakku lapar, dia langsung makan, sementara aku sibuk membalas pesan di hp-ku. Kakak sepupuku mengajak kami mengambil rambutan di belakang rumah nenek. Beruntung sekali raya tahun ini karna bisa memetik rambutan dari batangnya. Maklum saja,

21 di Pekanbaru kami tinggal di perumahan jadi tidak ada tempat untuk bertanam. Sepulangnya dari rumah nenek, ayahku berbicara kepada mama, bahwa lusa kami akan kembali ke Pekanbaru. Aku sangat sedih, kenapa hari-hari cepat berlalu sementara aku belum puas berada di sini. Tapi, kenangan ini takkan ku lupakan seumur hidupku. TAMAT

22 Menyontek itu Tidak Keren Nasywa VIII-1 Bel istrahat berbunyi akhirnya ulangan PKn pun selesai tapi hampir semua anak kelas 5 belum selesai menjawabnya. Rayhan mengumpulkan kertas ulangannya sebelum Pak Indra menyerukan “selesai tidak selesai dikumpul” Rayhan membawa bekal makan siangnya ke taman sekolah. kali ini ia membawa bekal nasi dengan suwiran daging, potongan tomat, dan daun selada. Nyammm, lengkap dengan sebotol air putih. Bekal buatan mamanya itu dipukulin sehat dan bersih. Rayhan mulai menghabisi bekalnya yang nikmat. Ulangan tadi rupanya membuat ia lapar berat. Rayhan agak cemas juga. Sepertinya jawabannya banyak yang terbalik-balik. Tak jauh dari tempat rayhan terdengar Dani dan kelompoknya berbincang- bincang.

23 ”Ulangan PKN tadi susah kan?” tanya Rafi tangannya menggegam seplastik es sirup. “Aku masih pusing nih, betul-betul memeras otak,” timpal Deo sambil mengelus-elus kepalanya dengan jenaka diikuti tawa anak-anak yang lain “Aku lupa kalo Papua Nugini itu terpisah dari Indonesia dan Timor Leste itu sudah menjadi negara merdeka untung aku dikasih contekan sama Egi,“ ucap Dani. “Benar, aku juga nyontek jawaban Deo” kata Rafi, “Kertas jawabanku juga pasti kosong kalo kalian semua tidak memberiku contekan” ujar Deo tanpa rasa bersalah. “Ya kalo gak nyontek, gak keren dong,” ujar dani menambahkan yang dibenarkan oleh teman- temanku yang lain dan mereka menertawai kelakuan mereka sendiri.

24 Rayhan yang mendengar percakapan itu menggeleng heran, kenapa mencontek dianggap keren oleh Dani. Dani adalah tetangga Rayhan. Di rumah mereka sering belajar bersama tapi di sekolah Dani dan Rayhan tidak akrab, sebab dani punya kelompok sendiri. Rayhan tidak mau bergabung dengan kelompok Dani karna setiap ada ulangan mereka selalu menyontek. Hal ini bertolak belakang dengan pribadi Rayhan yang tidak mau menyontek atau memberi contekan. Selain itu, mereka juga suka memilih-milih teman sehingga Rayhan tidak mau bergabung dengan kelompok Dani. Pada sore harinya, Dani datang ke rumah Rrayhan tetapi ia tidak mau menemui Dani. Mamanya Rayhan pun buat binggung melihat ulah anaknya. “Ada apa sih kamu? lagi kelahi dengan Dani ya?” tanya mama “Tidak Ma, Dani mau minpukul buku pelajaran aja abis tu dia pulang,” jawab Rrayhan dengan malas

25 “Lho kenapa tidak dipinpukuli, sejak kapan kamu jadi pelit begitu. Danikan tetangga kita, dia juga teman satu sekolah kamu kan, satu kelas lagi,” mama menasihatiku panjang lebar. “Aku gak suka sama Dani Ma, ia suka menyontek sesama teman-teman gengnya,” jawabku membela diri “Trus kenapa tidak meminpukul buku kepada teman-teman gengnya saja,” tambahku lagi. Aku merengut tapi mama malah tersenyum mendengar keluh kesahku tentang Dani. ”Sebaiknya kamu temui Dani diteras, katakan apa yang menjadi keberatanmu. Kasihankan Dani terlalu lama menunggu,’’ suruh mama bijak. Awalnya Rayhan malas untuk keluar, ia tak berminat untuk berbincang, bertemu, ataupun bertatap muka langsung dengan Dani. Tetapi setelah mama nasihati akhirnya mau juga menemui Dani di teras.

26 “Rayhan kamu marah sama aku ya?” tanya Dani padaku dengan rasa bersalah. “Ya, aku tidak mau meminpukulkan buku karena kamu pasti memberikan contekan pada gengmu pada hal kamu sudah susah payah belajar,” jawabku “Kalau aku tidak memberikan contekan, mereka tidak mau menjadi temanku. Aku akan dikeluarkan dari geng,” jawabnya lirih “Tetapi kamu secara tidak langsung mengajar mereka menjadi pemalas dan bodoh, bagaimana jika ada ulangan mendadak hari itu juga kamu sakit, pasti nilai mereka anjlok. Jadinya mereka tergantung padamu,” tambahku lagi menasehati kelakuan Dani “Tetapi kalu aku keluar dari geng nanti bagaimana? Kan punya geng itu keren,” ujar Dani mulai gelisah. “Mempunyai geng itu memang keren, tetapi mencontek itu tidak keren,” ujarku meyakinkan apa yang dilakukan Dani adalah salah.

27 Tiba-tiba muka Dani tersenyum, ”Bagaimana jika kita membuat geng juga, geng yang tidak ada menconteknya,” ujar Dani. “Mana mungkin mereka mau,” jawabku tak yakin. “Kita coba saja dulu, lagian mereka pasti mau kok,” Dani berharap teman-temannya mau berubah. Raihan belum yakin dengan tanggapan teman Dani tapi ada harapan semoga ia bisa mengubah kebiasan buruk temannya. Tanpa sadar, Raihan pun tersenyum memikirkan apa yang akan terjadi esok. Dalam hati, Raihan ingin teman-temannya punya pengetahuan yang dapat diandalkan. Tidak hanya mengharapkan dari kepintaran orang lain saja. Di benaknya banyak kegiatan yang bisa dilakukan bersama teman genknya nanti. Hingga tak sadar ia terlelap dengan impiannya bersama genk barunya.

28 SMPN 35 Pekanbaru Sekolahku Dhiya Raniah Khairunnisa VIII-1 Hai...... nama saya Dhiya Raniah Khairunnisa. Saya tamatan SDN 177 Pekanbaru, tempat dan tanggal lahir saya: Duri, 09 Maret 2006. Alamat rumah saya di Jalan Karya Labersa perumahan GTU block D2 no 17. Umur saya 13 tahun, saya 2 bersaudara, hobi saya adalah bermain badminton. Saya pernah berangan-angan setelah tamat dari SD ingin melanjutkan nya ke MTSN 3 Pekanbaru tetapi yang sangat disayangkan saya gagal pada tes tersebut, sehingga saya tidak masuk ke Mts. Karena saya tidak masuk di Mts saya memutuskan untuk melanjutkan sekolah ke SMPN 35 Pekanbaru melalui jalur zonasi dan alhamdulillah saya masuk dengan peringkat 40 dari 100 orang lebih. Setelah saya masuk ke Smp 35, di sekolah ini ada persyaratan yang mengakatan harus mengikuti PLS (Pengenalan Lingkungan Sekolah) selama 3 hari. Dari

29 3 hari tersebut saya mengetahui apa saja fasilitas yang dimiliki di smp 35, seperti: mushalla, perpustakaan, koperasi, 15 ruang belajar, lapangan voli, lapangan badminton, lapangan basket, lapangan sepakbola, labor, dll. Selain itu saya diberitahu lagu unggulan di SMP ini yang mana judulnya adalah “Mars Spantima”. Di sini, saya dan murid-murid lainnya dibagi menjadi beberapa kelas dan siapa wali kelas kami. Di sini saya berjumpa lagi dengan kawan saya yang sama sekolah dulu. Setelah masa PLS berakhir, saya dan murid- murid lainnya diperintahkan untuk masuk ke kelas masing-masing yang sudah dibagikan pada masa PLS kemaren. Saya duduk dikelas VII.1 dan mendapatkan wali kelas bernama ibu Sri Saptani S.Pd. Ibu Sri mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia. Pelajaran yang sangat saya gemari. Bu Sri mengatur posisi tempat duduk kami karna di kelas saya terdapat 40 murid; 18 laki-laki dan 22 perempuan. Kami juga membuat peraturan di kelas untuk menyesuaikan peraturan apa aja yang ada di sekolah. kemudian

30 kami memperkenalkan diri masing-masing. Kelas saya berada di lantai 2, paling ujung sebelah kanan dekat ruang BK. Ibu Sri membagikan jadwal pelajaran dan nama-nama guru-guru yang mengajar kami, di antaranya adalah: Ibu Sri mengajar Bahasa Indonesia, Ibu Sartinis mengajar Matematika, Ibu Murni yenti mengajar Bahasa Inggris, Ibu Armayulis mengajar IPA, Ibu Mayar mengajar Agama Islam, Ibu Ruli mengajar PKN, Ibu Dewi mengajar IPS, Pak Mardani mengajar Prakarya, Pak Frengki mengajar Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan(ORKES), Pak Dayat mengajar Seni Budaya (SBD) dan Bu Naomi mengajar Seni Budaya. Ibu Sri juga memandu kami memilih struktur kelas, yang terdiri dari ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara, sekretaris, keamanan, imtaq. Orang yang dicalonkan antara lain adalah: Fazle Nawla, Rizki Marlian, Nadya Khairunisaq, Davina Syafa Aditya, Mila Putri, karina Valentina Sembiring, Muhammad Afiq Al mughny, Farel Adly Hakim, Angelica Effindi, dan Dhea

31 Putri Agustina. Kami di suruh bermusyawarah untuk menghargai suara pemilih hingga memutuskan: Ketua kelas: Fazle Nawla Wakil ketua kelas: Rizky Marlian Bendahara 1: Davina Syafa Aditya Bendahara 2: Nadya Khairunisaq Sekretaris 1: Angelica Effendi Sekretaris 2: Dhea Putri Agustina Keamanan 1: Mila Putri Keamanan 2: Karina Velentine Sembiring Imtaq 1: Muhammad Afiq Al mughny Imtaq 2: Farel Adly Hakim Kemudian kami disuruh memilih ekstra kurikuler yang ada di SMP ini. Di antaranya: Sepak bola, Silat, Badminton, Tari, PMR, Basket, dan Voli. Saya memilih ekskul badminton, karena dari kecil saya memang suka bermain badminton. Ibu Sri

32 menginformasikan bahwa ekskulnya setiap hari minggu pagi. Pada hari minggu, kami berkumpul di lapangan badminton. Pembina untuk excshool badminton adalah Pak Regen Siregar (guru agama islam di SMPN 35). Pak Regen memberi tau bahwa kami mulai ekskul pukul 08.00-10.00. Dikelas VII.1 yang ikut ekskul badminton ada saya dan Rizky marlian. Setelah beberapa bulan belajar, tibalah waktunya untuk kami ujian semester 1. Seminggu penuh kami menguji kembali ilmu yang sudah kami pelajari sebelumnya. Hingga tiba waktunya, pembina OSIS mengumumkan akan mengadakan classmeting untuk mengisi waktu sesudah ujian. Lomba-lomba yang diselenggarakan antara lain: Badminton, Catur, Kaligrafi, Bakiak, Tarik tambang, Futsal,dll. Setelah kepala sekolah mengungumkan lomba- lombanya semuanya kelas langsung masuk kelas,dan menunjuk perwakilan kelas untuk ikut lomba tersebut. Saya memilih lomba badminton kerena saya menyukai badminton. Karena di lomba ada yang ganda putra dan ganda putri, jadi setiap perwakilan

33 kelas harus ada 1 ganda putra dan 1 ganda putri. Dan saya memilih sendiri pasangan saya untuk lomba nanti. Dari sekian perempuan yang ada di kelas saya memilih Alifia Zahra. Setelah kami berdaftar untuk mengikuti lomba. Lomba nya dimulai pada tanggal 17-20 Desember 2018. Kami melihat di mading sekolah bahwa lawan pertama kami adalah kelas VII.4. pada tanggal 17 Desember 2018, pertandingan pertama kami melawan kelas VII.4.Setelah bertanding 2 set, akhirnya kami memenang kan 2 set tersebut. Sesudah pertandingan pertama, kami di beri 15 menit untuk istirahat. Setelah kami beristirahat,kami pun melanjutkan pertandingan kedua yaitu melawan kelasVII.5, setelah bertanding 2 set akhirnya kami lagi yang memenangi pertandigan tersebut. Pada tanggal 18 Desember 2018, kami bertanding untuk yang ketiga kalinya melawan kelas VII.2. Setelah pertandingan 2 set, alhamdulillah kami menang lagi untuk ketiga kalinya. Setelah kelas-kelas lain bertanding, tibalah waktunya Pak Regen mengumumkan bahwa yang masuk final di

34 pertandingan badminton adalah kelas VII.1 melawan kelas VII.3. inilah waktu yang kutunggu-tunggu untuk memberebutkan juara 1 di lomba badminton. Pada set 1 kami memenangkannya, dalam set 2 kelas VII.3 yang menang, dan set 3 ini yang akan menentukan siapa yang juara 1... setelah bertanding cukup lama, akhirnya kami mengaku kalah dengan kekuatan lawan. Akhirnya yang menang kelas VII.3. Dan pada akhirnya lomba classmeting pun selesai, kelas kami memenangkan lomba: badminton putri juara 2 dan catur putra juara 1. Cukup puas dengan prestasi kelas kami, terlebih aku menyumbangkan prestasi juga disini. Adapun pembagian hadiahnya diberikan pada saat penerimaan rapor nanti. Hari yang ditunggu-tunggu sudah tiba, sebelum terima rapor pembina OSIS mengumumkan pemenang lomba dari classmeting kemaren. Dan nama kami pun disebut juga sebagai juara 2 lomba badminton putri, kami mendapatkan sertifikat ditambah 2 buku tulis dan 2 pena. Dilanjutkan dengan libur selama seminggu.

35 Liburan sekolah telah usai. Kami masuk sekolah dengan semester yang baru, yaitu semester 2. Semester yang menentukan kita naik atau tetap di kelas VII. Setelah masuk ke kelas, Ibu Sri menginformasikan bahwa kami bisa meminpukul buku cetak yang semester 2 keperpustakaan tapi hanya 3 mata pelajaran yaitu: Matematika, Prakarya, dan IPA. Hari berganti tanpa terasa, akhirnya ujian semester 2 pun telah usai. Saatnya kami tunggu penerimaan rapor lagi dan mengejutkan bahwa 1 kelas naik kelas VIII ye bahagianya kami bisa naik kelas semuanya... (berakhirlah cerita kelas VII). Libur kenaikkan kelas telah usai, setelah kami melaksanakan upacara pertama setelah libur panjang, kami pun disuruh masuk ke kelas lama kami yaitu kelas VII kemaren. Kami pun bertanya-tanya kenapa kami masuk kekelas kami lagi? (apa jangan-jangan kelas kami ini lagi iya...). Setelah kami menunggu beberapa menit di kelas, yang datang adalah Ibu Sri (kami pun terheran- heran dan terkejut) dan Ibu Sri pun mengabarkan

36 bahwa Ibu Sri akan menjadi wali kelas VIII.1 lagi kami pun senang 1 kelas (karena Ibu Sri adalah walikelas VII.1) Ibu Sri mengabarkan tidak ada yang pindah ke kelas lain dan tidak ada murid baru yang masuk ke kelas kami. Pada hari itu kami senang karena kami kompak bersama. Beberapa menit kemudian Ibu Sri mengabarkan akan ada lomba kebersihan dan keindahan kelas, dan semua orang pada sibuk membicarakannya dengan kawan sebangku, Ibu Sri mengambil 2 pukul pelajaran dari PPL yang menagajar dikelas kami. Kami bermusyawarah akan menghias kelas pada hari Sabtu sesudah pulang sekolah, rencananya kami akan pulang pukul 5 dan membawa nasi dari rumah. Pada hari Sabtu nya tidak selesai, Ibu Sri menyuruh kami gotong royong lagi untuk menghias kelas dan pulang pukul 5 lagi dengan membawa nasi dari rumah. Akhirnya pada hari selasanya kami pun selesai menghias dan membersihkan kelas, dikarenakan penilaiannya hari rabu pagi kami pun mengepel lantai dalam kelas biar nampak kebersihan kelasnya.

37 Setelah beberapa hari kemudian, Ibu-Ibu penilaian mengumumkan pemenang dari lomba menghias kelas. Yang pertama dari kelas VII dulu setelah kelas VII, selanjutnya kelas IX dan pemenang untuk kelas VIII adalah: Juara 1 kelas VIII.4 Juara 2 kelas VIII.5 Juara 3 kelas VIII.2 Harapan 1 kelas VIII.1 Harapan 2 kelas VIII.3 Setelah diumumkan siapa yang juaranya, salah satu perwakilan kelas maju untuk mengambil hadiah. Kami pun mendapatkan 1 buah sapu dan kami menerimanya lapang dada untuk harapan 1. Ke depannya kami berharap dapat menjaga kebersihan kelas kami dan mengindahkan program Adiwiyata yang digaung-gaungkan di sekolah kami.

38 MY BEST FRIENDS Dhea Putri Agustina VIII-1 Pagi yang cerah, sejenak sinar matahari menyinariku dari lubang angin kamarku. Perlahan kubuka mataku dan bangun dari tempat tidurku. Kulihat pukul udah menunjukkan pukul 06.24. Aku pun terbangun dan lari ke kamar mandi dengan secepatnya. Aku takut kalau terlambat ke sekolah nanti, saking takutnya aku tidak ada sarapan,aku keluar dari rumah dan memasang sepatu dengan cepat. Hari pertama masuk sekolah, aku ke sekolah menaiki sepeda. Jarak rumah dan sekolahku Cuma 90m, cukup dekat. Aku sampai di sekolah pukul 06.50. ”fiuh, untung aja gak terlambat” kataku sambil mearkirkan sepedaku. Di parkiran itu banyak sekali yang memakai sepeda motor dan yang memakai sepeda cuman aku sendiri. “Kring,kring,kring!” bel masuk pun berbunyi, aku lalu ke lapangan mencari teman kelasku. Tiba-tiba

39 ”bruk!!! Aduh Kakiku” kataku dengan kesakitan. Teman-teman di sekelilingku menertawakanku. Aku malu sekali muka yang tadinya ceria menjadi merah saking malunya. Aku terjatuh karna tali sepatuku belum diikat karna terburu-buru sih kataku dalam hati. Tiba-tiba ada yang menjulurkan tangan kepadaku, ”Sini,ayo aku bantu,” katanya dengan senyuman yang manis.” ”Terima kasih,” kataku kepadanya. ”Ayo anak-anak kita kumpul di lapangan sekarang!” perintah guru dari pengeras suara. Aku lalu diantarkan ke UKS. “Duh senangnya hatiku,” gumamku. Tibanya di UKS, aku diobati dan disuruh istirahat, Aku ditanya nama, kelas dan tinggal di mana oleh petugas UKS. “Namaku Diana, aku kelas VIII.2 umurku 12 tahun, dan aku tinggal di jalan Sei Mintan,” kata Diana

40 petugas UKS yang memperkenalkan dirinya kepadaku. Aku yakin kalau Diana ini orang baik ”Namaku Dhea Putri Agustina, umurku 12 tahun, aku kelas VII.1,” akupun memperkenalkan diriku “Smoga kita bisa jadi kawan yang baik iya Din,” kataku ke Diana dengan sepenuh hati. ”Diana-Diana!” teriak seseorang dari luar ruang UKS. ”Siapa tu?” tanyaku heran. ”Itu kawanku sekelas samamu,” kata Diana dengan pergi ke luar UKS dan menghampiri kawannya itu. Aku ingin tidur di UKS itu tapi tidak bisa karna ramai kali para PMR yang masuk. Mekera pun memperkenalkan namanya kepadaku. ”Hai Dhea, namaku Nadya,” kata Nadya kepadaku sambil tersenyum. Wajahnya cantik, pake kacamata dan putih. ”Hai Dhea namaku Salsa dari kelas VII.1,” kata cewek yang lain kepadaku. Hidungnya mancung,

41 putih, dan cantik. Aku tersenyum saat mereka bisa peduli kepadaku walau Kakiku masih agak sakit.Nadya dan Salsa mengantarkanku ke kelas, sesampainya di kelas semuanya memendangiku dengan herannya. Ada yang bilang ”itu bukannya anak yang jatuh tadi ya?” tiba-tiba muKaku menjadi sangat malu dengan omongan mereka tadi. Aku duduk dibarisan ke-4 nomor 2 dari belakang. Aku belum tau akan duduk dengan siapa nantinya. ”Hai Dhea, enak gak jalan-jalannya?” salah seorang teman kelasku bertanya. Saat aku menoleh ke belakang ternyata dia adalah best friend-ku saat SD. Namanya Renanda, kami sekelas dari kelas 1-6 dan dikelas 4-6 aku sebangku dengan Renanda. Tapi di SMP meskipun kami sekelas lagi tapi gak sebangku. Renanda orangnya baik, setia sama aku, pintar, lucu, putih, tinggi, berambut keriting, ”Enak Ren, apalagi sekelas lagi denganmu di SMP,” kataku dengan bahagia. Renanda duduk sama Angel, dia kawan TK-ku, kami sekelas waktu itu. Sekarang Angel tinggi, putih, cantik, pintar, dan ia punya pacar sekarang. Disamping kiriku

42 ada Adinda yang tadi membantuku.....aku senang bertemu dengannya. Dinda berubah, yang dulunya di SD tak terlalu kenal dengan aku tapi di SMP ini kami menjadi akrab. Di depanku kawan SD juga tapi tidak sekelas dia B aku A. Namanya sama sepertiku ”Dhea” dan di samping Dhea ada Dhiya dari SD 177 satu sekolah dulu dengan Angel. “Kring, kring!” Bel pun berbunyi semua murid masuk kekelas masing-masing. Tiba-tiba seorang guru masuk ke kelas kami, dia wali kelas kami. Namanya Bu SRI SAPTANI, ibu itu mengajar bahasa Indonesia. ”Jadi, kita hari ini perkenalan diri dulu,” kata Bu Sri. Satu per satu kami memperkenalkan naman termasuk aku. Hari pertama, kami hanya perkenalan dan main-main saja. ”kring, kring” bel istirahat pun berbunyi, Aku, Dinda, Dhea, Renanda, Angel dan Dhiya kekankantin bersama-sama. Banyak makanan yang dijual disini, kami beli jajanan yang sama yaitu bakso, minuman es jeruk sama juga pokoknya kami

43 kompak deh. Setelah makan kami pun kekelas dan bermain dengan teman yang lain. Ada Davina, anaknya tinggi, dia juga bendahara di kelas, lucu, cantik, pintar, dan baik. Ada juga Mila, dia tinggi, gendut, dia sekretaris di kelas kami, bucin, baik, canslah orangnya. Kemudian ada Sakila, dia tinggi juga, manis, pintar, lucu, bucin, dan baik. Ada Vani yang tinggi, baik, pendiam, cerewet, cantik, dan pintar. Ara yang hitam manis, baik, pendiam, dan kadang agak aneh kurasa. Dan terakhir Aisyah, dia cantik, putih, cerewet, suka bikin lyric lagu, dan baik. Itu saja yang baru aku kenal hari pertama ini. Hingga bel pulang pun berbunyi,aku pun mengambil tas dan menuju ke tempat parkiran sepedaku. Di tempat parkiran banyak kali anak murid itu menggas-gaskan hondanya. Aku menutup telingaku dan berjalan di pinggir agar tidak di tabrak. Lalu aku ambil sepedaku dan pulang. Sesampai di rumah, aku memasukkan sepedaku ke garasi membuka sepatuku dan mengetok pintu rumah, ”Assalammualaikum,” kataku sambil masuk.

44 Di rumah aku tinggal bersama ayah, mama, adik cowok, dan adik cewe. ”Cepat ganti bajumu, setelah itu makan!” teriak mama. Akupun ke kamar mengganti dengan baju biasa, lalu aku ke meja makan. Di atas meja ada buah- buahan, nasi, sayur bayam dan ayam goreng. Aku makan dengan lahapnya, sesudah itu aku lanjut dengan main hp. Saat membuka HP, betapa terkejutnya aku banyak kali group whatsapp yang masuk ke Hp-ku. Dari mana mereka dapat nomorku. kebingungan. Tak berminat dengan hp akhirnya ku matikan Hp-ku, setelah itu aku membaca komik yang lucu sampai azan ashar. Setelah sholat dan mandi aku kemudian menyambung lagi membaca sampai azan maghrib. Setelah sholat dan makan, aku membaca buku sekolah yang ku pinpukul dari perpustakaan sekolah dan tidur. “Kring, kring!” bunyi alaramku mengejutkanku pagi ini. ”Huamm,uh udah pagi.”

45 Aku berdiri dan langsung mandi, ”Byuurrr dinginnn!” teriakku sambil menggigil. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30, kembali aku bergegas berangkat ke sekolah dengan kendaraan istimewaku sepeda. Sebenarnya aku capek mengayuh sepedanya setiap hari, tapi gimana lagi, TAKDIR!!! Akhirnya sampai juga di sekolah, dengan teman-teman kulintasi lorong sekolah menuju kelasku. Kelasku sangat jauh, berada di lantai 2 paling ujung sebelah ruang BK. Saat di kelas, ”Hai teman-teman” sapaku dengan semangat pagi ini . ”Ya” jawab mereka.” “Dhea,udah siap PR?” tanya Dheamar kepadaku. Di kelas kami sepakat memanggil dengan nama yang unik contohnya aku (DHEAPUT), Dhea Mardiana (DHEAMAR), Renanda (REYNAND),dan lainnya. ”PR apa? Belajar aja kita belum,” tanyaku dengan terkejut. ”Tetapi boong,” kata Dinda kepadaku.

46 ”Kitaaa??? lo aja kali,” kata Angel dangan santai. Bel masuk pun berbunyi, seperti biasa kelas kami masuk dengan tertib. Kami saling berkerja sama dengan kawan sekelas dalam belajar. Hari berganti bulan, semuanya menjadi berbeda, yang dulunya mereka baik menjadi tidak baik yang dulunya mereka dekat menjadi musuh. Dunia terasa pecah karena pengaruh zaman kini. Suasana di kelaspun sudah tidak asik lagi. Ada yang tidur, main hp, ceritain KPOP, bahkan ada yang curhat tentang pacar dan mojok di kelas kami. Aku bingung kenapa temanku berubah sikapnya kepadaku dan mencari teman baru. Aku sedih tidak ada yang peduli padaku seperti dulu lagi. Suatu hari, mereka tiba-tiba mengajakku ke toilet sekolah. ”Kita mau ngapain ke toilet?” tanyaku ”Cepat ajalah,” kata Dheamar dengan tegasnya. Aku yang tadinya gak ingin ikut, karna dipaksa ya pasrah deh.

47 Sesampai di toilet, ”Din, kau nampak gak dia?” tanya Dheamar agak gelisa ke Dinda ”Nggak kayaknya dia ke kantin,” kata Dinda ke Dheamar. ”Kantin yok nyarik dia!” ajak Dheamar sambil menarik tanganku dan Dinda. ”Yok!” kataku. “Kring, kring” tanda masuk berbunyi ”eeee masuk!” kata Dheamar dengan gelisah. Aku terhenti sejenak dan memegang kepalaku yang sangat sakit, Kakiku pun bergetar berasa tak dapat menipang tubuhku, badan yang tiba-tiba lemas terjatuh ketanah dan pingsan. braaak ”Dheaput, mu kenapa?” teriak Dinda dan Dheamar, mereka minta tolong pada teman yang lain di sekeliling kami untuk mengangkatku ke UKS. Dinda dan Dheamar cemas denganku yang tiba-tiba saja pingsan. Mereka menungguku di UKS sampai aku sadar. Dikarenakan aku tak kunjung sadar, akhirnya aku dibawa ke RS terdekat. Banyak guru dan teman yang datang menjengukku.

48 ”Krek” suara pintu dibuka dan muncullah seorang dokter jaga di depan kami. ”Dok, gimana kabar anak di dalam?” kata salah satu guru. ”Alhamdulillah, dia gak apa-apa, hanya kecapean saja,” jelas dokter tersebut memberi infoermasi. ”Jadi dia tidak boleh banyak pikiran dan bekerja, takutnya dia drop lagi,” tambah dokter itu lagi. Setelah sadar dan dirasa kuat aku diantarkan pulang ke rumah untuk istirahat. Pada pagi harinya, aku bergegas ke sekolah. Mamaku bilang aku gak boleh kesekolah dulu karna kondisiku, tapi aku maksa akhirnya aku diantar oleh ayahku. Sampai di kelas semua temanku menanyain keadaanku dan mengantarkan aku ke kursi. Aku senang temanku banyak yang peduli kepadaku, sampai-sampai latihanku dibuatkan soalnya sama Dinda. Saat pukul istirahat, Dheamar dan Dinda menolong membelikkanku makanan, mereka rela hujan- hujanan demi aku.

49 ”Kalian memang sahabat baikku!!” kataku dengan senang sambil nangis haru, ”Maafkan kalau aku merepotkan kalian, makasih ya!!kalian MY BEST FRIEND aku selamanya,” tambahku lagi. ”Iya, Dheaput namanya juga teman, ee.....sahabat, BEST FRIEND!” kata Dheamar dan Dinda. Betapa bahagianya aku punya sahabat yang sangat peduli sama aku.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook