MEMBANGUN KARAKTER MODERAT
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT Modul Penguatan Nilai - Nilai Moderasi Beragama pada Madrasah MTs - MA Penulis: M. Zainal Anwar | M. Endy Saputro | Hamdan Maghribi | Nur Kafid Khairul Imam | Abraham Zakky Zulhazmi | Alfin Miftahul Khairi | Nur Rohman Direktorat KSKK Madrasah, Ditjend Pendidikan Islam, Kementrian Agama Republik Indonesia bekerja sama dengan Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT Modul Penguatan Nilai - Nilai Moderasi Beragama pada Madrasah MTs - MA copy right @ 2019: Direktorat KSKK Madrasah, Ditjend Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia kerjasama dg Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta. Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit PKPPN IAIN Surakarta, Desember 2019 dengan dukungan Direktorat KSKK Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia. PKPPN IAIN Surakarta Gedung Lab Lt. 1 IAIN Surakarta Jl. Pandawa Pucangan Kartasura Sukoharjo Jawa Tengah Penulis: M. Zainal Anwar | M. Endy Saputro | Hamdan Maghribi | Nur Kafid Khairul Imam |Abraham Zakky Zulhazmi | Alfin Mi ahul Khairi | Nur Rohman Editor: Khasan Ubaidillah, Abraham Zakky Zulhazmi dan Nur Rohman Desain Ilustrasi: Asrifathin Azizah Desain Sampul/Layout: AlamSaef Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengu p atau memperbanyak sebagian Atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Ukuran buku: 16 x 24 cm Halaman: XI + 96 ISBN: 978-623-91227-2-0 II
Pengantar Direktur Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara PKPPN IAIN Surakarta Salah satu ikhtiar untuk menjaga kebhinekaan di nusantara adalah dengan mengkampanyekan moderasi beragama di semua lapisan masyarakat. Menggaungkan moderasi beragama ini dirasa perlu karena tantangan yang datang dari kelompok radikal ekstrem juga tak kunjung selesai. Di tengah kondisi yang demikian, maka upaya untuk menggemakan moderasi beragama harus terus dilaksanakan. Senyampang dengan kampanye moderasi beragama, pemerintah juga menggaungkan revolusi mental sebagai upaya membentuk karakter sumber daya manusia. Karakter ini sebagai upaya membentuk pribadi yang jujur dan dapat dipercaya, cinta tanah air dan kewargaan, gotong royong dan saling menghargai, kreatif, inovatif dan mandiri, berbhineka dan anti diskriminasi. Salah satu upaya untuk mensosialisasikan pengetahuan tentang moderasi beragama dan revolusi mental adalah dengan membuat modul. Mengapa dalam bentuk modul? Kami memilih media modul karena menggabungkan antara pengetahuan dan langkah- langkah praktis sehingga mudah diikuti oleh pembaca. Sasaran modul ini adalah para peserta didik di lingkungan madrasah mulai tingkat Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyyah, Madrasah Tsanawiyyah hingga Madrasah Aliyah. Dengan menyasar generasi muda, maka modul ini selayaknya instrument investasi pengetahuan yang mungkin panennya tidak dalam jangka pendek. Kita berharap bahwa generasi muda kita memiliki karakter moderat dan bermental kuat, tidak mudah menyerah dan optimis menghadapi tantangan zaman. III
Modul ini mengambil tema moderasi beragama dan revolusi mental. Dua tema ini menjadi strategi pembangunan karakter SDM Indonesia sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Tema ini kemudian dipilah ke dalam 7 topik yaitu pembangunan karakter moderat, pengenalan kebangsaan, berlaku adil terhadap sesama, menjaga dan menjalin persaudaraan, bersikap santun dan bijak serta menjadi pribadi inovatif, kreatif dan mandiri. Topik-topik ini ditulis menyesuaikan dengan sasaran yakni level RA-MI dan level MTs-MA. Lantas, bagaimana modul ini bisa digunakan? Tema modul ini yakni moderasi beragama dan revolusi mental bukan mata pelajaran tersendiri. Modul ini adalah bagian dari upaya pembangunan karakter seorang peserta didik madrasah agar menjadi siswa yang moderat dan memiliki karakter ke-Indonesia-an. Karena itu, tema-tema dalam modul ini tidak hanya berkutat pada aspek keagamaan tapi juga memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Secara kelembagaan, serap pengetahuan tentang moderasi beragama dan revolusi mental ini adalah upaya untuk memperkuat karakter lembaga agar mendukung moto “Madrasah Hebat Bermartabat.” Selain itu, substansi modul ini juga dalam kerangka meningkatkan kualitas peserta didik madrasah agar tidak hanya memiliki ilmu dan pengetahuan yang mumpuni tetapi juga berkarakter moderat dengan wawasan kebangsaan yang kuat. Melalui modul ini, PKPPN IAIN Surakarta berperan menghubungkan berbagai pihak dan beragam kepentingan. Sebagai sebuah pusat studi di perguruan tinggi Islam, PKPPN IAIN Surakarta berikhtiar menjadi jembatan antara pihak Pemerintah Pusat (Direktorat KSKK Madrasah Kemenag RI) dengan warga madrasah dalam kerangka mewujudkan visi moderasi beragama. Pada akhirnya, kami berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi penting sehingga modul ini bisa lahir. IV
Dukungan dari Direktorat Kurikulum, Sarana dan Prasarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag RI memungkinkan terselenggaranya acara workshop penyusunan dan penulisan modul hingga penerbitan modul ini. Para ustadzah-ustadz dari berbagai madrasah yang telah ikut menyumbangkan pengalamannya dalam acara workshop. Tidak lupa kepada para penulis modul ini yang telah mencurahkan waktu dan pengetahuan sehingga menghasilkan narasi yang enak dibaca. Tidak kalah penting adalah jajaran pimpinan IAIN Surakarta yang senantiasa memfasilitasi dan mendukung aktivitas PKPPN IAIN Surakarta. Omah Santri Kartasura, 31 Desember 2019 M. Zainal Anwar V
Sambutan Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Kementerian Agama Republik Indonesia. Di era digital saat ini, di mana hubungan antar penghuni dunia semakin cepat dengan terkoneksi melalui media sosial, maka karakter dan identitas global menjadi sangat cepat mempengaruhi karakter seseorang. Tren di dunia bisa dengan cepat diadopsi oleh warga dunia mana pun dengan berbagai media. Dalam situasi yang demikian, salah satu tugas guru di madrasah adalah menemukan potensi, bakat dan minat peserta didik madrasah untuk meningkatkan kualitas lulusan madrasah. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Warga madrasah perlu menemukan karakter unik setiap peserta didik madrasah. Karakter unik ini biasanya dioptimalkan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler. Selain memaksimalkan potensi dan bakat peserta didik, aspek lain yang tidak boleh dilupakan adalah penguatan karakter pesera didik madrasah pada aspek moderasi beragama dan revolusi mental. Kehebatan dan profesionalitas peserta didik madrasah harus seimbang dengan penguatan pada aspek moderasi beragam dan revolusi mental. Di masa depan, lulusan madrasah tidak hanya pintar secara intelektual tetapi juga berkarakter kuat pada aspek moderasi beragama dan revolusi mental. Dengan kata lain, Kita harus jujur, berbudaya, berkarakter, bermanfaat dan menjaga sopan santun terhadap sesama. Dalam konteks yang demikian, modul tentang moderasi beragama dan revolusi mental yang ditulis oleh para akademisi di Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara IAIN Surakarta VI
ini menemukan momentumnya. Hal ini sejalan dengan instruksi pengarusutamaan moderasi beragama di lingkungan Kementerian Agama dan revolusi mental yang menjadi fokus pembangunan karakter SDM Pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin. Dengan begitu, maka slogan Madrasah Hebat Bermartabat yang menjadi slogan madrasah sejak 2018 bisa terwujud. Hebat di sini berarti meningkatnya kualitas peserta didik dalam aspek akademik dan non akademik. Adapun aspek bermartabat berkaitan dengan pembentukan dan pembangunan karakter peserta didik guna menghasilkan peserta didik yang berakhlakul karimah. Jakarta, 30 Desember 2019 Dr. H. A. Umar VII
DAFTAR ISI MEMBANGUN KARAKTER MODERAT Pengantar Direktur Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara PKPPN IAIN Surakarta ............................................................................................ III Sambutan Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Kementerian Agama Republik Indonesia ............................................................... VI Da ar Isi ............................................................................................................ VIII TOPIK 1 : Pembangunan Karakter Moderat ............................................................. 1 PENGANTAR ............................................................................................... 2 TUJUAN ..................................................................................................... 5 MATERI BAHASAN DAN METODE ................................................................ 6 1. Welas Asih dan Toleran .............................................................. 6 2. Penanaman Akhlak Karimah ......................................................7 3. Agama untuk Kemaslahatan ..................................................... 10 KATA BIJAK ............................................................................................... 14 TOPIK 2 : PENGENALAN KEBANGSAAN .................................................................. 15 PENGANTAR ............................................................................................. 16 TUJUAN .................................................................................................... 19 MATERI BAHASAN DAN METODE .............................................................. 19 1. Realitas Keragaman ............................................................................. 19 a. Metode Sebut Cepat ................................................................. 21 b. Metode Refleksi ....................................................................... 21 2. Prinsip Kemajemukan .......................................................................... 22 a. Metode bermain peran ............................................................ 24 b. Metode cerita .......................................................................... 24 3. Empat Pilar Kebangsaan ....................................................................... 25 a. Yel - Yel .................................................................................... 26 b. Menyanyi ................................................................................ 26 KATA BIJAK ............................................................................................... 26 TOPIK 3 : BERLAKU ADIL TERHADAP SESAMA ........................................................ 27 PENGANTAR ............................................................................................. 28 VIII
TUJUAN .................................................................................................... 31 MATERI BAHASAN DAN METODE .............................................................. 31 1. Kesetaraan ............................................................................................ 32 2. An Diskriminasi .................................................................................. 34 3. Ramah Lingkungan ............................................................................... 36 KATA BIJAK ............................................................................................... 40 TOPIK 4 : KITA SEMUA BERSAUDARA! .................................................................. 41 PENGANTAR ............................................................................................. 42 TUJUAN .................................................................................................... 44 MATERI BAHASAN DAN METODE .............................................................. 44 1. Visi Ukhuwah Basyariyah (Persaudaraan Sesama Manusia)................... 45 a. Studi Kasus ............................................................................... 46 b. Camp Antar Agama .................................................................. 47 2. Visi Ukhuwah Wathaniyah (Persaudaraan Sesama Warga Negara) ....... 48 a. Mempopulerkan Pahlawan Nasional dan Safari Ziarah ............. 49 b. Adakan Materi Bela Negara dalam Se ap Masa Orientasi Siswa ............................................................... 50 3. Visi Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Sesama Muslim) ..................... 51 KATA BIJAK .............................................................................................. 54 TOPIK 5 : AKOMODASI BUDAYA LOKAL ................................................................. 55 PENGANTAR ............................................................................................ 56 TUJUAN .................................................................................................... 61 MATERI BAHASAN DAN METODE ............................................................. 61 1. Melestarikan Kesenian Lokal ............................................................... 61 2. Melestarikan etos kerja warisan leluhur .............................................. 63 3. Melestarikan nilai sastra leluhur .......................................................... 64 KATA BIJAK .............................................................................................. 66 TOPIK 6 : BERSIKAP SANTUN DAN BIJAK ............................................................... 67 PENGANTAR ............................................................................................ 68 TUJUAN ................................................................................................... 72 IX
MATERI BAHASAN DAN METODE ............................................................. 72 1. Berperilaku Santun .............................................................................. 72 2. Dakwah Santun ................................................................................... 74 Kepemimpinan yang Bijak ....................................................................... 78 KATA BIJAK .............................................................................................. 82 TOPIK 7 : MENJADI PRIBADI YANG KREATIF, INOVATIF, DAN MANDIRI .................. 83 PENGANTAR ............................................................................................ 84 TUJUAN ................................................................................................... 89 MATERI BAHASAN DAN METODE ............................................................. 89 1. Berpikir Terbuka .................................................................................. 89 a. Socra c Circles ......................................................................... 90 b. Story Telling ............................................................................. 92 2. Bernalar Kri s ...................................................................................... 93 a. Membaca dengan Kri s ........................................................... 94 b. Diskusi ..................................................................................... 94 3. Berjiwa Kompe f ............................................................................... 94 a. Membuat Konten krea f ......................................................... 95 b. Persuasi ................................................................................... 96 c. Berkunjung ke Sentra Wirausaha ............................................. 96 KATA BIJAK .............................................................................................. 96 PEOFIL PENULIS ................................................................................................... 97 X
XI
TOPIK 1 : PEMBANGUNAN KARAKTER MODERAT TOPIK Pembangunan Karakter Moderat PENGANTAR Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan di Tengah Masyarakat Plural TUJUAN 1. Peserta didik mengetahui esensi dan karakter moderat. 2. Peserta didik memahami perilaku moderat MATERI BAHASAN METODE Welas Asih dan Toleran Bakti Lingkungan dan Bantu Tetangga Penanaman Akhlak Karimah a. Modelling Agama untuk Kemaslahatan b. Pembiasaan a. Gallery Walk b. Story telling 1 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Pengantar Bagi umat Islam, puasa di bulan Ramadhan adalah saat yang membahagiakan. Bagaimana dengan puasa Ramadhan kalian? Pasti yang kalian tunggu momen buka puasa, bukan? Semua orang pasti menunggu-nunggu beduk puasa untuk berbuka. Ya, maka tidak heran jika banyak orang mengadakan kegiatan bukber atau buka bersama. Di Indonesia, seolah-olah semua orang ikut larut dalam suasana Ramadhan. Coba saja kalian datang ke supermarket hingga menonton tivi. Tapi, apakah kita pernah mendengar warga selain muslim yang protes dengan suasana Ramadhan? di sinilah terlihat karakter toleran antar umat beragama di Indonesia. Saling menghormati dan menghargai. Ada cerita menarik. Tiga hari sebelum masuk puasa, Bambang pergi bertugas ke Papua. Ia berharap bisa pulang secepatnya untuk bisa berpuasa bersama keluarga di rumah. Tapi apa ada daya, ternyata pria asal Yogyakarta ini masih harus bertugas. Akhirnya Bambang berpuasa di Papua. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 2
Karena tinggal di hotel, Bambang meminta pegawai hotel untuk membangunkannya ketika waktu sahur tiba. Benar saja, ketika waktu sahur, Titus, pegawai hotel membangunkannya dan menyiapkan makanan untuk sahur. Bambang pun bertanya ke Titus, “apakah kamu juga berpuasa?” Titus menjawab bahwa ia beragama Kristen dan tidak berpuasa. “Ah, saya sudah terbiasa menyiapkan sahur dan buka Bapak. Saya juga biasa melakukannya di kampung,” ujar Titus dengan senyum. Bambang pun berterima kasih dan tidak mengira bahwa Titus yang tidak berpuasa rela memasak dan menghidangkan makanan untuk santap sahur. Cerita ini menunjukkan betapa karakter toleran itu ada dan nyata. Baik Bambang maupun Titus memberi gambaran tentang kesadaran untuk hidup berdampingan. Titus memang melaksanakan tugasnya sebaga pegawai hotel. Tapi kalau dia tidak punya rasa welas asih dan santun, bisa saja dia menolak untuk mengerjakan tugasnya. 3 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Saat pulang ke rumah, Bambang heran dengan prilaku Kadir. Tanpa rasa bersalah, Kadir cerita ke Bambang bahwa sebelum puasa kemarin ia mendatangi beberapa warung makan dan mengancam akan menutup paksa jika masih buka ketika Ramadhan datang. Bambang bilang ke Kadir bahwa setiap orang punya hak berusaha termasuk membuka warung makan ketika Ramadhan. “Esensi puasa mengajarkan kita menjadi umat yang bisa mengendalikan diri dari segala nafsu. Kita berpuasa tidak butuh penghormatan dari siapapun karena Allah yang akan membalasnya,” kata Bambang ke Kadir. Kadir pun menyadari dan berjanji tidak mengulangi lagi serta meminta maaf. Agama Islam adalah sumber perdamaian dan kemaslahatan. Itulah sejatinya pesan Bambang ke Kadir. Karena hidup di masyarakat yang beragam, maka kita membutuhkan sikap yang saling menghormati dan menghargai. Kita tidak perlu memaksakan suatu keyakinan dan pemahaman ajaran agama kepada orang lain. Ketika lebaran tinggal beberapa hari lagi, Bambang pun bersiap untuk merayakannya. Kedua anak Bambang, Andi yang berumur 10 tahun dan Siti yang berusia 8 tahun sama-sama meminta dibelikan baju. Bambang pun dituntut untuk berbuat adil. Apakah Bambang harus mengalokasikan uang yang sama untuk kedua anaknya? MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 4
Untuk mengatasi hal ini, Bambang ingat jika ia baru saja membeli buku Wasathiyyah; Wawasan Islam tentang Moderasi Beragama (2018) yang ditulis Quraish Shihab. Ahli tafsir Al Quran ini mengatakan bahwa adil adalah keseimbangan dan memberi sesuai kebutuhan. Setelah membaca buku ini, Bambang pun mengalokasikan uang untuk membeli baju sesuai kebutuhan anaknya. Dari cerita di atas, kita belajar tentang bagaimana menjadi moderat. Kasus membeli baju menunjukkan bahwa menjadi moderat adalah berlaku adil untuk mewujudkan perdamaian. Adil tidak berarti sama rasa dan sama rata tetapi sesuai kebutuhan dan mempertimbangkan realitas. Moderasi dengan begitu adalah jalan hidup yang adil dan seimbang dalam segala hal. Ada tiga hal penting sebagai upaya membentuk karakter moderat yakni toleransi dan welas asih, penanaman akhlak karimah dan agama sebagai sumber perdamaian dan kemaslahatan. Ketiga hal ini merupakan ciri unik untuk membentuk karakter peserta didik menjadi individu yang moderat. Kata Kunci Welas Asih, Toleransi, Akhlak Karimah, Kemaslahatan TUJUAN 1. Peserta didik mengetahui esensi dan karakter moderat. 2. Peserta didik memahami perilaku moderat. 5 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Materi Bahasan dan Metode 1. Welas Asih dan Toleran Islam adalah agama yang penuh kasih sayang. Bertemu dengan sesama muslim, maka kita dianjurkan menjadi orang yang pertama kali mengucapkan salam. Di dalam ucapan Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarokatuh, terkandung tiga hal utama yakni perdamaian, welas asih dan bertambahnya kebaikan. Ketiga aspek ini ibarat pondasi bagi seseorang untuk menjadi individu yang moderat. Dalam berinteraksi dengan siapapun, maka seorang muslim membawa misi perdamaian, menebarkan rasa kasih sayang dan selalu menambahkan kebaikan di mana pun berada. Jika kita sudah menjadi pribadi yang damai, welas asih dan penebar kebaikan, maka menjadi mudah untuk menjadi seseorang yang toleran. Toleransi merupakan sikap berlapang dada dan berbesar hati menghargai pendapat atau pendirian orang lain. Individu yang toleran berarti tidak mengganggu apa yang diyakini orang lain. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 6
Secara sikap keseharian, orang yang toleran mau mendengar pandangan yang berbeda bisa menerima selama tidak merusak keyakinan orang lain. Jika setiap orang bisa bersikap demikian, maka hidup ini indah kan? Coba kalian bayangkan jika dalam kehidupan ini orang tidak mau saling mendengar orang lain dan memaksakan kehendaknya sendiri. Tentu yang terjadi adalah pemaksaan kehendak. Jika sudah terjadi pemaksaan kehendak, maka biasanya akan berujung pada tindak kekerasan, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik. Pernahkah kalian keliling ke tetangga di rumah? Nah, sekarang cobalah melakukan aktivitas bakti lingkungan dengan cara berkunjung ke rumah-rumah tetangga di lingkungan sekitarmu. Lakukanlah ini bersama teman-teman kalian. Caranya sebagai berikut ya… 1. Carilah teman-temanmu dan ceritakan tentang niat untuk membantu tetangga. 2. Setelah itu, pergilah keliling ke tetangga dekat rumah dan mulailah dengan menyapa memberi salam terlebih dahulu. Lalu, tanyakan kabarnya dan tawarkan bantuan apa yang bisa teman-temanmu berikan kepada tetanggamu tadi. 3. Lalu, catatlah apa yang telah kamu dan teman-temanmu lakukan. 4. Ketika besok masuk madrasah, ceritakan pengalamanmu membantu tetanggamu tadi. 2. Penanaman Akhlak Karimah Islam merupakan agama yang memiliki perhatian tinggi terhadap akhlak, etika atau budi pekerti. Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa beliau diutus sesungguhnya untuk 7 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
menyempurnakan akhlak. Mari kita bayangkan, tanpa akhlak atau moralitas, maka tidak akan ada peradaban. Tanpa memiliki akhlak yang terpuji, maka kepandaian seseorang bisa digunakan untuk kejahatan. Dalam Islam, akhlak memiliki nilai yang tinggi. Kegiatan yang mungkin terlihat sepele, misalnya tersenyum kepada orang lain saja dihitung sebagai sedekah. Senyuman adalah kegiatan yang membuat orang bahagia dan merasa dihormati. Membuat orang lain bahagia dan menghormati orang adalah diantara sifat dasar dari etika atau tabiat yang baik atau lazim disebut dengan akhlak karimah. Apakah akhlak karimah itu? Akhlak merupakan sesuatu yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan secara mandiri tanpa dipengaruhi orang lain. Jika dorongan tersebut menghasilkan tindakan yang baik dan mulia, maka disebut akhlak karimah. Akhlak yang baik, mulia dan terpuji adalah pondasi yang baik untuk membangun karakter peserta didik. Ada beberapa ciri akhlak karimah yaitu bersikap jujur, dapat dipercaya, bertanggung jawab, tolong menolong, menghargai dan menghormati orang lain, selalu berorientasi pada kemaslahatan dengan merujuk pada tujuan syariah ( maqashid asy-syariah) Untuk mendalami materi ini, maka peserta didik diajak untuk meneladani Nabi Muhammad SAW yang memiliki akhlak yang sangat terpuji. Hal ini merupakan metode modelling dengan menjadikan Nabi Muhammad sebagai role model dalam kehidupan sehari-hari. Caranya adalah dengan membaca kisah atau cerita Nabi. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 8
Salah satu kisah Nabi yang memperlihatkan akhlak karimah yang penuh kasih sayang adalah ketika Nabi berdakwah ke penduduk Thoif. Sebagaimana diceritakan dalam kitab sabilul munji karya Ahmad Abdul Hamid (1955), dakwah Nabi tidak diterima oleh penduduk Thoif. Bukan hanya ditolak, Nabi juga dicaci maki dan disoraki bahkan hingga dilempar batu hingga kaki Nabi berlumuran darah. Nabi memilih tenang dan kembali ke Makkah. Dikisahkan, malaikat sempat meminta ijin kepada Nabi untuk membalas perlakuan penduduk Thoif agar binasa. Apakah Nabi menyetujui? Alih-alih mengiyakan, Nabi justru melarang keras dan berharap bahwa jika penduduk Thoif yang sekarang belum bisa beriman, maka semoga anak turunnya mendapat hidayah dan masuk Islam. (sumber: https://islami.co/gerakan-islam-santun-upaya-sederhana- mewartakan-islam-rahmatan-lil-alamin) Setelah menyimak cerita tentang Nabi Muhammad, maka peserta didik bisa mengambil apa saja pelajaran berharga yang bisa dipetik dari cerita yang disampaikan. Untuk memperdalam cerita ini, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan yaitu: Peserta didik diminta membuat ringkasan cerita dalam bentuk tulisan pendek. Setelah membuat ringkasan cerita, peserta didik diminta menyampaikan pendapatnya tentang cerita tersebut. Ringkasan cerita ini lalu dipajang di media dinding di kelas atau madrasah. Metode lain untuk mendalami materi ini adalah dengan cara melakukan pembiasaan. Cara ini penting dilakukan karena etika atau akhlak merupakan kegiatan yang harus terus menerus dilakukan dan tidak bisa dilakukan hanya satu atau dua kali saja. 9 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Metode pembiasaan atau habituation ini bisa dilakukan dengan cara membiasakan peserta didik melakukan penghormatan kepada orang yang lebih tua atau kepada para guru. Misalnya, mencium tangan ustadz/ustadzah atau kepada orang tua ketika hendak berangkat sekolah. Hal ini merupakan penanaman karakter untuk menghormati orang yang lebih tua daripada kita. 3. Agama untuk Kemaslahatan Pernahkah kalian mendengar berita tentang bom bunuh diri yang dilakukan oleh satu keluarga? Ya, peristiwa itu terjadi sekitar bulan Mei tahun 2018 di Surabaya. Menurut kalian, kenapa ada orang yang mau melakukan bom bunuh diri? Tidak hanya membuat pelaku tersebut meninggal tapi juga berpotensi untuk melukai bahkan membuat orang lain meninggal dunia. Apakah ajaran agama memerintahkan kita untuk melakukan tindakan pengrusakan bahkan menghilang nyawa diri sendiri atau orang lain? Nah, kita perlu ingat bahwa agama sejatinya adalah sumber kemaslahatan atau kebaikan. Lalu, bagaimana untuk mempraktikkan agama untuk tujuan kemaslahatan? Untuk memiliki karakter muslim yang memiliki karakter kebaikan atau maslahah, maka kita perlu menjiwai tujuan-tujuan syariah atau yang disebut dengan maqashid asy-syariah. Dengan memahami tujuan syariah, maka diharapkan kita mengetahui hak dan kewajiban dasar sebagai seorang muslim. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 10
Ada lima hal tujuan syariah (maqashid asy-syariah) tersebut yakni menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga harta, menjaga keturunan dan menjaga akal pikiran. Pertama, menjaga agama. Artinya, seorang muslim memiliki kewajiban untuk menjaga dan menjalankan ajaran-ajaran agama seperti sholat, puasa, dsb. Tidak hanya mampu menjaga ritual agama, tetapi juga memahami nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah yang dilakukan. Kedua, menjaga jiwa. Artinya, seorang muslim punya kewajiban untuk menjaga jiwa dirinya dan orang lain. Tindakan bom bunuh diri, misalnya, merupakan contoh seseorang dengan sengaja berusaha menghilangkan nyawanya sendiri dan nyawa orang lain. Jika kita mampu mengasihi satu nyawa dan tidak memiliki niat melukai orang lain, maka penerapan Islam yang penuh nilai-nilai kasih sayang akan mudah dilakukan. Ketiga, menjaga harta. Artinya, harta merupakan benda yang memiliki hak untuk dijaga. Seorang muslim juga tidak diperbolehkan mengambil harta dengan cara yang salah dan semena-mena. Menjaga harta bukan berarti pelit. Jika harta yang kita miliki sudah mencapai batasnya, maka Islam menganjurkan untuk mengeluarkan zakat. Keempat, menjaga keturunan. Artinya, seorang muslim wajib menjaga kehormatan dirinya dan keluarganya. Dalam syariat Islam, tata cara untuk menjaga keturunan adalah dengan melakukan ikatan pernikahan yang sesuai dengan tuntunan agama dan aturan pemerintah. Kelima, menjaga akal pikiran. Artinya seorang muslim harus memelihara akal pikirannya dari segala tindakan yang berpotensi merusak akal pikiran dan menurunkan daya kewarasan. Mengkonsumsi narkoba, minuman keras hingga kecanduan game online adalah contoh terkini tindakan yang bisa membuat akal sehat kita menjadi terganggu. 11 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
a. Gallery Walk Untuk mendalami materi ini, peserta didik bisa menggunakan metode gallery walk. Kasus yang menjadi bahan diskusi dalam materi ini adalah kasus-kasus yang berhubungan dengan peristiwa lingkungan misalnya kebakaran hutan atau penumpukan sampah di sungai. Apa dan bagaimana caranya? Gallery walk adalah metode yang bisa membuat seseorang mengingat pengetahuan yang baru diterima dan sekaligus mendapatkan pengetahuan baru karena kunjungannya ke galeri orang lain. Metode ini juga akan memperlihatkan bagaimana seseorang menyikapi perbedaan pemahaman terhadap pengetahuan yang diperoleh. Ada beberapa langkah untuk memulai metode gallery walk yaitu: Para peserta didik bisa dibagi menjadi beberapa kelompok yang bisa beranggotakan dua hingga tiga atau empat orang. Langkah berikutnya adalah memberikan kertas karton/plano kepada setiap kelompok dan menentukan topik atau tema yang akan dikaji. Setelah itu, setiap kelompok mendiskusikan tentang peristiwa lingkungan dengan perspektif maqashid asy-syariah. Jika diskusi telah selesai, maka setiap kelompok harus menempel hasil kerjanya di dinding. Lalu, setiap kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain. Kelompok yang didatangi menjelaskan materi yang ada di kertas plano. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 12
b. Story Telling Selain gallery walk, metode lain yang bisa dipakai adalah story telling. Metode ini meminta peserta didik untuk bercerita. Karena itu, setiap peserta didik diminta menyiapkan cerita yang bisa berasal dari dirinya, keluarga atau lingkungannya. Setiap peserta didik membuat bahan cerita, alur cerita hingga pelajaran apa yang bisa dipetik dari cerita yang akan disampaikan. Pokok ceritanya tentang bagaimana peserta didik menjadi pribadi yang memiliki jiwa kasih sayang kepada diri, keluarga dan lingkungannya. Untuk memudahkan peserta didik menyusun cerita, ada beberapa langkah berikut yaitu: Menemukan ide atau gagasan tentang cerita yang akan dibuat. Setelah mendapatkan ide, maka peserta didik mulai membuat kerangka atau alur cerita. Kerangka ini bisa dibuat dengan cara membuat outline apa saja Menyiapkan alat peraga sebagai pelengkap cerita. Peserta didik bisa mencari alat peraga, misalnya boneka atau kertas dan sebagainya untuk memudahkan penyampaian cerita. Bisa ditambahkan video dengan barcode tentang story telling. 13 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Kata Bijak Jadilah umat yang moderat ( hidup yang seimbang ) maka kamu akan beruntung ( Musthofa Al - Ghalayini ) ( 99 Mutiara Pesantren, 2018 ) MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 14
TOPIK 2 : PENGENALAN KEBANGSAAN TOPIK Pengenalan Kebangsaan PENGANTAR Fakta tentang keragaman suku bangsa di Indonesia TUJUAN 1. Peserta didik menyadari keragaman suku bangsa, bahasa dan agama yang berada di sekitar mereka. 2. Peserta didik memahami cara mengelola keragaman tersebut berdasarkan prinsip bhinneka tunggal ika. MATERI BAHASAN METODE Realitas keragaman Prinsip kemajemukan a. Metode sebut cepat Empat pilar kebangsaan b. Metode reflektif a. Metode bermain peran b. Metode cerita a. Yel-yel b. Menyanyi 15 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Pengantar Mari kita lihat peta di bawah ini! Pasti kalian tahu kalau ini adalah peta Indonesia. Ada lima pulau besar di dalamnya, Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Selain itu, masih ada pulau-pulau kecil lain yang berjumlah ratusan. Pulau-pulau tersebut dihuni oleh berbagai macam suku bangsa, yang memiliki bahasa, budaya dan agamanya sendiri. PETA INDONESIA Gambar Peta : https://www.vexels.com/vectors/preview/148439/complete-indonesia-map MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 16
Kita sering mengidentikkan pulau besar di Indonesia dengan suku bangsa tertentu. Pulau Jawa identik dengan suku bangsa Jawa. Sumatera identik dengan suku bangsa Melayu. Kenyataannya lebih kompleks daripada identifikasi tersebut. Kita dapat menemukan orang Jawa yang hidup di kota-kota di pulau Sumatera. Kita juga dapat melihat tetangga kita bersuku bangsa Melayu hidup menetap di pulau Jawa. Meskipun berbeda budaya, mereka yang tinggal di luar daerah asalnya tetap menghormati budaya lokal (akulturasi). Hari ini genap empat puluh hari peringatan kematian Mbah Prapto, kakek Joko, yang telah berumur 95 tahun di kampung Srondakan, Grobogan, Jawa Tengah. Joko mengundang kawannya Nashruddin untuk hadir dalam acara peringatan tersebut. Karena berasal dari keluarga tradisional, keluarga Joko menyelenggarakan acara pembacaan Yasin dan Tahlil. Nashruddin semula bingung mau datang ke acara tersebut. Dia baru saja pindah dari Riau, yang memiliki latar belakang tradisi keagamaan berbeda. Akhirnya, Nashruddin tetap hadir meskipun tidak ikut serta dalam pembacaan Yasin dan Tahlil. Sebagian kita tentu pernah merasakan pengalaman tersebut. Sebagai bagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai kerukunan dan toleransi perlu kita kedepankan, alih-alih menonjolkan keakuan identitas budaya kita. Toleransi dan kerukunan merupakan budaya 17 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
hidup bersama masyarakat Indonesia. Kedua konsep tersebut ibarat akar yang tertanam dalam relung warga negara Indonesia. Menurut fakta sejarah, sejak kerajaan Majapahit berdiri, kedua konsep tersebut sudah hidup di masyarakat, dibuktikan dengan konsep bhinneka tunggal ika. Suku bangsa yang hidup di Indonesia juga berasal dari pendatang. Tionghoa, India, Arab, Pakistan dan Korea adalah beberapa contoh suku bangsa tersebut. Apakah di daerah kalian dapat ditemui tetangga- tetangga yang berasal dari salah satu dari ketiga suku bangsa tersebut? Joko melarang Nashruddin ketika hendak meramaikan acara peringatan tahun baru Tionghoa di rumah Liem. Liem tetangga akrab Nashruddin di Riau, yang juga pindah ke Jawa Tengah. Liem adalah keturunan Tionghoa, lahir dan berkartupenduduk Riau. Meskipun begitu, Joko melihat Liem bukanlah bagian dari Indonesia, karena tidak “asli” Indonesia. Nashruddin menjelaskan kepada Joko bahwa Liem juga bagian dari bangsa Indonesia, meskipun kakek buyutnya berasal dari Tiongkok. Musyawarah, yang dicontohkan oleh Nashruddin, merupakan cara masyarakat Indonesia menyelesaikan masalah. Nilai-nilai ini diformalisasikan di dalam Pancasila—dasar negara kita. Melalui musyawarah, Nashruddin berhasil meluruskan prasangka Joko terhadap orang Indonesia keturunan Tionghoa. Dalam kisah tersebut, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terbuka terhadap suku bangsa yang berasal dari luar Indonesia. Bagaimana pun juga, MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 18
masyarakat keturunan yang lahir dan hidup di Indonesia tidak sedikit sumbangsihnya kepada bangsa ini. Sebagai misal Laksamana John Lie yang dinobatkan menjadi pahlawan nasional karena jasa dalam perang kemerdekaan. Kata Kunci Keragaman, Musyawarah, Toleransi, Kerukunan, Nasionalisme TUJUAN 1. Peserta didik menyadari keragaman suku bangsa, bahasa dan agama yang berada di sekitar mereka. 2. Peserta didik memahami cara mengelola keragaman tersebut berdasarkan prinsip bhinneka tunggal ika. Materi Bahasan dan Metode 1. Realitas Keragaman Menurut Sensus Penduduk tahun 2010, suku bangsa di Indonesia berjumlah kurang lebih 1340. Lebih detail portal indonesia.go.id merinci suku-suku bangsa berdasarkan wilayah tertentu. Kita dapat menemukan di Kalimantan ada suku bangsa Banjar dan Banjar Kuala. Di Sumatera, suku bangsa Batak masih dapat dirinci menjadi Batak Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing dan Batak Toba. Di Sulawesi, ada Bugis, Makassar, Gorontalo dan Minahasa. Suku bangsa Minahasa sendiri ada bermacam-macam, seperti Bantik, Pasan, Ponosakan, Tombulu, Tonsawang dan Toulour. Aceh di pulau Sumatera memiliki varian suku bangsa yang tidak sedikit, seperti Alas, Aneuk Jamee, Gayo, Gayo Lut, Gayo Luwes dan Tamiang. Suku bangsa di Maluku lebih banyak lagi, seperti Alfuru, Alune, Ambon, Aputai, Aru dan Erai. Data ini menunjukkan betapa beragam suku bangsa yang hidup dan tinggal di Indonesia. 19 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Suku-suku bangsa di Indonesia saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi tersebut dapat terjadi karena perpindahan penduduk. Pada era Presiden Soeharto, transmigrasi digalakkan. Tidak sedikit orang Jawa yang bertansmigrasi ke luar pulau Jawa, baik ke pelosok Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku atau Papua. Mereka hidup berdampingan dengan penduduk lokal. Tidak jarang terjadi perkawinan antarsuku bangsa, misalnya putra Jawa menikah dengan putri Ambon. Dari hasil perkawinan tersebut, lahir identitas baru: Jawa-Ambon. Orang Jawa yang berbahasa Ambon, karena lahir dan besar di Ambon. Ada juga keluarga transmigran Jawa di Papua yang memiliki keturunan mahir berbahasa Papua tetapi tidak dapat berbahasa Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa antarsuku bangsa, mereka saling berinteraksi. Karena alasan pekerjaan, banyak pemuda-pemuda Jawa pergi ke pedalaman Kalimantan, bekerja di tambang batubara. Ada pula yang pergi ke daerah Riau untuk menjadi pekerja di perkebunan kelapa sawit. Selain alasan pendidikan, beberapa pelajar Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan daerah lain di luar Jawa merantau ke Yogyakarta atau Jakarta. Mereka menimba ilmu dari jenjang sarjana, master bahkan doktoral. Sebagian besar balik kampung sesuai mendapatkan ijazah, namun tak sedikit yang memilih bekerja di Jawa. Di antara mereka, banyak yang menikah dan menetap di Jawa. Faktor MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 20
inilah yang menyebabkan persebaran suku bangsa di Indonesia tidak hanya berada di pulau asal mereka. Kita dapat menemui orang Papua di Jawa, sebaliknya kita juga dapat melihat orang Jawa bermukim di Papua. Sekarang kita uji seberapa kamu lihai menyebutkan identitas suku bangsa lain di kampung, kota atau daerahmu. Kamu dapat mainkan beberapa permainan ini a. Metode sebut-cepat. Di kampung atau kotamu tentu ada berbagai produk budaya dari suku bangsa tertentu. Produk budaya tersebut dapat berupa makanan, pakaian, ritual, bahasa, adat istiadat, bentuk rumah dan lain sebagainya. Permainannya begini, setiap siswa menyebutkan produk budaya suku bangsa yang mereka ketahui. Urut dari pojok paling depan sampai ujung paling belakang. Setiap siswa hanya berhak menyebutkan satu produk budaya tertentu. Apabila seorang siswa tidak dapat menyebutkan, cukup sebut pas, dan kesempatan diberikan teman di sebelahnya. Begitu seterusnya sampai tidak ada siswa yang dapat menyebutkan lagi. Asyik bukan? b. Metode reflektif. Yuk klik tautan ini http://bit.ly/ragambahasadaerah. Coba perhatikan bagaimana saudara-saudara kita di pelosok Indonesia berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana kesanmu setelah mendengar percakapan di dalam video tersebut? Apakah ada kesamaan dengan bahasa di daerahmu? Apakah kamu baru mendengar pertama kali bahasa-bahasa tersebut? Sekarang coba kita simak video ini : http://bit.ly/ragamkusayang. 21 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Apakah kamu menikmati lagu yang dinyanyikan dengan beragam bahasa tersebut? Permainan tersebut berguna untuk melihat seberapa peka kamu terhadap keragaman di sekitarmu. Kita sering kali makan di warung Nasi Padang, Soto Kudus, Sate Ponorogo, Pecel Madiun, atau Pempek Palembang, namun tidak sadar bahwa itu bagian dari keragaman di Indonesia. Kita sering kali memiliki tetangga dari beda budaya, namun kurang mau mengenal dan memahami budaya tersebut, sehingga seringkali kita anggap keragaman budaya yang ada menjadi sebuah perbedaan. Keragaman itu rahmat, tergantung bagaimana kita dapat mengelolanya. 2. Prinsip Kemajemukan Di materi sebelumnya, kita melihat betapa beragamnya suku bangsa di Indonesia. Kita dapat bayangkan betapa sulitnya mengelola beribu ragam budaya dan identitas. Bagaimana mempersatukannya ke dalam bingkai keindonesiaan? Kita perlu belajar dari para pendiri bangsa ini. Menjelang 17 Agustus 1945, para pendiri bangsa ini, yang terdiri dari utusan berbagai daerah di Indonesia, melaksanakan rapat menentukan arah negara ini. Mereka membahas gagasan tentang Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu, bhinneka tunggal ika dijadikan prinsip pengelolaan kemajemukan. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 22
Kutipan bhineka tunggal ika diambil dari Sutasoma, tulisan Empu Tantular. Kitab ini ditulis pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 Masehi. Prinsip bhineka tunggal ika menggambarkan kenyataan kerukunan hidup antara pemeluk agama Hindu-Siwa dan penganut agama Buddha. Perbedaan agama tidak menjadi sekat mereka berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan dalam memeluk agama tersebut justru menjadikan mereka dapat mempraktikkan prinsip toleransi. Dengan prinsip toleransi ini, terciptalah kehidupan yang rukun di masyarakat. Kerukunan inilah yang berurat mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia hingga kini. Prinsip bhinneka tunggal ika menunjukkan bahwa sejak dahulu kita telah memiliki akar multikulturalisme. Multikulturalisme adalah sebuah prinsip menghargai keragaman budaya. Multikulturalisme muncul pertama kali di Amerika dan Kanada, karena memperhatikan bahwa banyak imigran dari luar negeri yang datang ke dua negeri tersebut. Multikulturalisme kita berbeda dari dua negara tersebut. Multikulturalisme Indonesia lahir karena negara ini memiliki kekayaan suku bangsa yang telah lama mendiami pulau- pulau di Indonesia. Fakta ini menjadi modal kita senantiasa bertoleransi dengan suku bangsa lain yang berasal dari luar Indonesia. Kesamaan prinsip bhineka tunggal ika juga menjadi alasan bapak bangsa mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai negara kesatuan, bapak-bapak bangsa, seperti M. Yamin, Soekarno, Hatta, Yap Tjwan Bing, Abdul Kahar Muzakir, AR. Baswedan, Abdul Wahid Hasyim, Bagus Hadikusumo, A.A. Maramis, 23 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Liem Koen Hian dan tokoh-tokoh lainnya yang mengikuti rapat BPUPKI, berpegang teguh menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. Semula dalam rapat BPUPKI dan PPKI menjelang Agustus 1945, ada pihak yang mengusulkan bahwa Islam menjadi bentuk negara kita. Alasannya, karena pemeluk Islam adalah mayoritas di Indonesia. Akan tetapi, setelah terjadi kompromi, negara kita disepakati sebagai negara Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila dapat ditemui di setiap praktik kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia tidak memandang agama, suku bangsa atau bahasa. Dapat disimpulkan bahwa keragaman di negara kita dikelola dengan prinsip bhineka tunggal ika. Prinsip inilah yang melahirkan potret kerukunan di Indonesia. Akan tetapi, beberapa tahun ini, kita dapat melihat di beberapa daerah di Indonesia mengalami konflik horizontal. Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, bagaimana sikap kamu? Mari lakukan permainan berikut. a. Metode bermain peran. Bentuk satu kelompok yang terdiri minimal tiga orang. Setiap kelompok membuat skenario permasalahan. Permasalahan dapat berupa masalah perbedaan pendapat yang sering kamu hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Satu orang tunjuk sebagai penengah. Mainkan skenario tersebut sebagai sebuah adegan drama di depan kelas. b. Metode cerita. Metode ini dapat dipakai dengan menunjuk siswa yang memiliki pengalaman bergaul dengan teman yang beragama lain. Bagaimana isi ceritanya? Apa cerita tersebut menyinggung perbedaan agama? Apakah cerita tersebut menyangkut kehidupan sehari-hari? Bagaimana pendapatmu terhadap cerita yang disampaikan temanmu di depan kelas? MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 24
Permainan berguna untuk melihat bahwa perbedaan bukanlah perpecahan, sebaliknya sebuah momen untuk mendapatkan solusi bersama demi terwujudnya kerukunan. Selain itu, memahami isi cerita tersebut dapat menyadarkan kita bahwa perbedaan dalam kehidupan sehari-hari bukanlah sebuah masalah. 3. Empat Pilar Kebangsaan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah pilar-pilar kebangsaan Indonesia. Tanpa keempatnya, mustahil Indonesia dapat bertahan sampai sejauh ini. Sebagai pilar kebangsaan, keempat unsur tersebut menjadi sebuah kesatuan yang utuh. Tanpa harus dihafalkan, nilai-nilai tersebut dapat kita temui dengan mudah dalam praktik kehidupan sehari-hari. Keempat pilar kebangsaan tersebut dapat melahirkan semangat nasionalisme. Nasionalisme wujud cinta air. Akan tetapi, nasionalisme dapat juga ditingkatkan dengan menyanyikan dan menghayati lagu-lagu kebangsaan. Tahukah kamu, ketika sidang Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, WR. Supratman melantunkan Indonesia Raya untuk pertama kali. Beliau menyanyikan Indonesia Raya melalui gesekan biolanya. Kita mengenal ada beberapa lagu wajib, di antaranya: Halo-halo Bandung, Bagimu Negeri, Rayuan Pulau Kelapa, Tanah Airku, Satu Nusa Satu Bangsa, Bangun Pemudi Pemuda, Di Timur Matahari, Berkibarlah Benderaku, Bendera Merah Putih, Garuda Pancasila, Syukur, Maju Tak Gentar, Hari Merdeka, Andika Bhayangkari, dan Indonesia Raya. Lagu-lagu ini diciptakan dengan semangat cinta tanah air yang tinggi. Syair-syairnya mewakili perasaan masyarakat Indonesia atas semangat nasionalisme. Jika kita menyanyikannya kita akan sadar pentingnya mencintai tanah air. 25 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Yuk, kita mainkan permainan ini. a. Yel-yel. Bentuk kelompok yang terdiri minimal tiga orang. Satu kelompok bertugas membuat yel-yel, bisa tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Selesai yel-yel, diskusikan apa makna yel-yel tersebut. b. Menyanyi. Menyanyikan lagu-lagu wajib dapat melahirkan semangat nasionalisme. Tunjuk kelompok tertentu untuk menyanyikan satu lagu wajib. Tunjuk kelompok lain untuk menyanyikan lagu wajib lainnya. Selesai menyanyikan lagu, setiap kelompok dapat mempresentasikan apa yang dirasakan sesuai menyanyikan lagu tersebut. Kata Bijak Tebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah silaturahim dan shalatlah saat orang-orang sedang tidur, maka masuklah ke dalam surga dengan penuh kedamaian (HR. At-Tirmidzi) ( 99 Mutiara Pesantren, 2018 ) MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 26
TOPIK 3 : BERLAKU ADIL TERHADAP SESAMA TOPIK Berlaku Adil terhadap Sesama PENGANTAR Peserta didik diberikan pelbagai macam kasus terkini tentang sikap adil TUJUAN Peserta didik mengetahui bahwa semua makhluk Tuhan sama di hadapan-Nya. Peserta didik memahami perilaku adil berlaku untuk semua ciptaan-Nya tanpa terkecuali. MATERI BAHASAN METODE Kesetaraan Jigsaw Learning Anti Diskriminasi Metaplano Session Ramah Lingkungan Concept Map 27 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 28
sumber: https://www.finansialku.com Dari gambar di atas, apakah kita tega saat teman tidak bisa menikmati apa yang kita nikmati? Kita bisa melihat dengan leluasa, sedangkan teman yang lain tidak bisa melihat karena dia berbadan pendek. Bukankah bahagia itu sederhana dengan cara berbagi. Jika berbagi saja kita tidak bisa, bagaimana dengan hal yang lain? Makna kesamaan berbeda dengan makna keadilan. Kesamaan belum tentu mengarah kepada keadilan. Tapi jika kita sudah mempunyai sifat adil, maka kita akan mudah untuk memiliki kesamaan. Lebih jelasnya, bisa lihat contoh sehari-hari di bawah ini. Mencintai seluruh anggota keluarga dengan tidak berat sebelah. Menjalankan hak dan kewajiban baik di lingkungan mana pun dengan seimbang. Berteman dan bertetangga dengan siapapun tanpa memandang latar belakangnya. Melakukan perdagangan dengan jujur seperti tidak mengurangi takaran timbangan. Mengadili suatu perkara hukum dengan sikap yang bijaksana dan keputusan yang adil seadil-adilnya. Memperhatikan kepentingan orang lain dan diri sendiri, seperti 29 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
kepentingan kesehatan, kepentingan kelangsungan hidup, kepentingan agama, dan sebagainya. Belajar dengan giat, tekun, dan rajin. Sebab menjadikan diri bodoh sama saja telah berbuat tidak adil pada diri sendiri. Saling tolong menolong terhadap seluruh manusia. Giat dalam berzakat dan membayar pajak guna memenuhi hak- hak orang lain Sebagai seorang pelajar yang baik, kita bisa mempraktikkan sikap adil di kehidupan sehari-hari. Dengan bersikap adil, kita bisa melihat kebahagiaan bukan hanya milik kita sendiri. Saat kita membawa bekal makan ke sekolah, atau saat kita makan di kantin sekolah dan melihat teman kita yang kelaparan, kita bisa membagi sebagian kepada mereka. Bersikap adil memang terkesan mudah diucapkan dan sulit untuk dikerjakan. Kita juga bisa melihat saat teman yang pintar tapi dia enggan untuk membagi ilmu yang dia miliki. Hal tersebut tidak patut untuk kita contoh. Apakah kita tega melihat teman kita tidak naik kelas karena kita pelit ilmu? Tuhan saja dalam menciptakan semua ciptaan-Nya bersikap adil. Tidak percaya? Yuk kita buktikan. Tahu buah semangka dan melon kan? Saat kita melihat pohonnya, kedua buah tersebut tumbuh di bawah dan mudah untuk dipetik. Jika tumbuhnya seperti pohon MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 30
rambutan, kita tidak bisa bayangkan buahnya jatuh dan menimpa kepala kita! Itulah bukti keadilan Tuhan. Karena itu adil tidak selalu mudah, dan karena itu kita harus terus menerus belajar dan mencoba untuk tahu benar apa hakikat dan di mana tempat yang hakiki dari segala sesuatu itu. Kita juga harus punya keberanian dan kesadaran seberapa besar kekuatan yang kita miliki untuk meletakkan keadilan pada tempat yang kita tahu memang di situlah tempatnya. Dengan berperilaku adil, kita menjadi manusia yang beradab. Lebih lanjut Allah memerintahkan kita untuk berlaku adil. Dalam Q.S. al-Hujurat ayat ke-9 yang artinya, “Dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” Nah, sudahkah kita bersikap adil? Kata Kunci: Keadilan, Persamaan Hak, Manusia Beradab TUJUAN Ada dua tujuan dalam pembahasan topik berlaku adil terhadap sesama yaitu: 1. Peserta didik mengetahui bahwa semua makhluk Tuhan sama di hadapan-Nya. 2. Peserta didik memahami perilaku adil berlaku untuk semua ciptaan-Nya tanpa terkecuali. Materi Bahasan dan Metode Ada tiga materi bahasan dalam pembahasan topik berlaku adil terhadap sesama yaitu: 31 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
1. Kesetaraan Kesetaraan atau setara memiliki arti adalah sejajar, sama tingginya, sama rendahnya, sama tingkatannya, sama kedudukannya, sama kualitasnya, sebanding, sepadan, seimbang dan lain sebagainya. Sedangkan kesetaraan sosial artinya adalah suatu tata politik sosial di mana masing-masing orang ada pada status yang sama di lingkup masyarakat atau kelompoknya. Kesetaraan sosial ini mencakup hal- hal seperti hak hukum, keamanan, kebebasan berpendapat, hak suara, dan hak-hak lainnya yang bersifat personal. Sebagai peserta didik yang baik, menganggap remeh ciptaan Tuhan, sama halnya mempermalukan diri kita sendiri. Sikap meremehkan muncul karena kita menganggap diri sendiri unggul dari orang lain. Berbeda level dan tidak setara. Sikap yang seperti ini membuat kita jauh dari pergaulan teman sebaya dan mudah untuk mencela orang lain. Sikap yang merugikan diri sendiri tentunya. Tahukah kalian film Taare Zameen Par? Kalau belum tahu, nanti bisa minta MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 32
ke ibu atau bapak guru ya. Film India yang sangat menyentuh itu mengajarkan kita akan makna kesetaraan dalam hal persamaan hak belajar. Sekolah yang baik adalah sekolah yang tidak membeda- bedakan muridnya. Contoh lainnya perbedaan antara si kaya dan si miskin. Dalam lingkup sekolah, semua peserta didik mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pembelajaran. Guru tidak diperbolehkan pilih kasih kepada peserta didiknya. Semua peserta didik sama dan setara. Tuhan pun memandang makhluk-Nya sama dan Dia bersikap adil. Tidak pandang bulu. Yang membedakan hanya ketakwaan. Manusia tidak boleh memandang rendah manusia yang lain. Untuk memperdalam materi, kita bisa menggunakan metode Jigsaw. Dengan aturan sebagai berikut; Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil (3-5 orang). Saat sesi pertama, setiap kelompok mendiskusikan tema yang diberikan tentang kesetaraan. Setiap individu bertanggungjawab atas pemahaman materi tersebut. Saat sesi kedua, peserta didik dibagi lagi menjadi kelompok kecil untuk mendiskusikan kembali apa yang sudah dibahas di sesi pertama. Durasi waktu tergantung dari pemahaman peserta didik akan materi yang diberikan. Jigsaw mengajarkan kepada peserta didik untuk memahami lebih mendalam materi dan menuntut mereka mengajarkan hal yang sama kepada teman sebayanya. Lebih lanjut, peserta didik juga bisa mengakrabkan dirinya dengan teman yang lain tanpa ada rasa perbedaan. 33 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
2. Anti Diskriminasi Indonesia memiliki perbedaan suku bangsa, etnis, agama, bahasa, kesenian, dan kedaerahan yang dianggap sebagai karakteristik bangsa. Masyarakat Indonesia bersifat majemuk dan manusia pada hakekatnya adalah sama dan sederajat. Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tidak terlepas dari faktor penyebabnya. Yaitu Indonesia adalah negara yang tergabung dari beberapa gugusan pulau. Di mana setiap pulau mempunyai kekhasan dalam berbagai aspek (budaya, bahasa, suku). Dalam istilah populer lebih dikenal dengan multikulturalisme. Maka, sebetulnya, langkah pemerintah memindahkan ibu kota ke pulau Kalimantan patut diacungi jempol. Sebuah langkah yang menegaskan bahwa Indonesia adalah dari Sabang sampai Merauke. Hal ini untuk menghapus kesan bahwa Indonesia hanya Jawa. Demikian juga dengan hal infrastruktur. Pemerataan bangunan infrastruktur di setiap pulau di Indonesia membuat ekonomi makin bergeliat. Lancarnya distribusi logistik berdampak pada efisiensi waktu. Juga untuk mengurai kemacetan yang terjadi di beberapa titik, saat libur nasional misalnya. Dalam lingkup kecil, bisa kita lihat di sekolah. Tempat kita mencari ilmu. Sikap anti diskriminasi bisa dalam kegiatan pemilihan ketua kelas. Awalnya, ketua kelas identik dengan laki-laki. Tapi dalam kenyataannya, perempuan bisa mengambil alih tongkat kepemimpinan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada diskriminasi dalam pemilihan ketua kelas karena perbedaan kelamin. Pemilihan ketua OSIS juga berlaku hal yang sama. Semua peserta didik bisa mengajukan dirinya untuk maju sebagai calon ketua OSIS, selama dia cakap dan terampil dalam memimpin. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 34
35 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 36
Selama satu dekade terakhir, secara beruntun Indonesia didera berbagai macam musibah. Mulai dari tsunami Aceh, Palu, gempa bumi, kebakaran hutan dan kabut asap yang menjadi agenda tahunan, tanah longsor, kecelakaan transportasi, hingga banjir yang tidak pernah surut di Jakarta dan sekitarnya. Jarang sekali kita menyalahkan diri sendiri atas bencana yang terjadi. Instrospeksi atau muhasabah menjadi hal yang pertama harus kita lakukan. Perilaku suka menyalahkan orang lain atau sesuatu membuat kita mempunyai sifat negative thinking atau su'udzon. Seperti gambar di bawah ini. sumber : karya Dody dalam buku komik kompilasi Negara ½ Gila Longsor yang terjadi karena kita terlalu berlebihan dalam mengeksplorasi kekayaan alam di hutan. Kabut asap yang setiap tahun menjadi agenda rutin karena manusia enggan untuk bersahabat dengan alam. Begitu juga terjadinya banjir karena kita suka membuang sampah bukan pada tempatnya. 37 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Kelalaian manusia berakibat fatal. Tugas menjadi khalifah tak dijalankan, abai terhadap perintah Tuhan. Menjaga keharmonisan sesama ciptaan-Nya harus selalu digalakkan. Mari kita hayati lirik dari penyanyi terkenal Indonesia pada zamannya, Ebiet G. Ade yang berjudul Berita Kepada Kawan. Barangkali di sana ada jawabnya Mengapa di tanahku terjadi bencana Mungkin Tuhan mulai bosan Melihat ngkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa Atau alam mulai enggan Bersahabat dengan kita Coba kita bertanya pada Rumput yang bergoyang Muamalah ma'al bi'ah (hubungan dengan alam) menjadi bagian tidak terpisahkan dari segala lini kehidupan kita. Semua harus sadar dan serempak menjaganya dari segala kerusakan yang diakibatkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri. Kita tidak bisa menyerahkan hanya kepada yang berwenang, tapi kita harus bisa memulai dari diri kita sendiri. MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 38
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111