ffi $: iffi : t:rlrir. rt :ri t: acing (Helminths) adalah golongan hewan yang mempunyai banyak sel (multiseluler) d.an dengan tubuh yang bentuknya simetris bilateral. Filum cacing yang penting bagi kesehatan manusiaadalah filum Platyhelminthes dan filum Nemathelminthes. Terd.apat 2kelas yang penting dalam filum platyhelminthes, yaitu kelas cestoda dankelas Trematoda, sedangkan di kelas Nematoda yang ada di dalam filumNemathelminthes banyak spesies cacing yang dapat menyebabkan penyakitpada manusia maupun hewan.Morfologi dan anatomi cacingPlatyhelminthes mempunyai ciri umum yangkhas yaitu bentuktubuh yangpipih seperti pita atau seperti daun. Sistem reproduksi platyhelminthesbersifat hermafrodit dimana organ kelamin jantan dan organ kelaminbetina terdapat pada satu tubuh cacing. Sistem pencernaan makanan filumini masih belum sempurna karena belum mempunyai usus atau ususnyatidak tumbuh sempurna. Platyhelminthes juga tidak mempunyai ronggatubuh (body cavity). Tubuh Nemathelminthes berbentuk silindris memanjangdan tidak mempunyai segmen. Alat reproduksi cacing initelah terpisah, mudah dibedakan cacing jantan dari cacingbetina. Sistem pencernaannya berupa usus yang telahsempurna, mempunyai mulut untuk memasukkanmakanan dan anus untukmengeluarkan sisa-sisahasil pencernaan. Nematoda juga telahmempunyai rongga tubuh.
Buku Ajar Parasitologi KedokteranTabel 7 . Morfologi Platyhelminthes dan Nemathelminthes Hermafrodit (monoecious) Diecious (organ iantan kecuali Schistosomo betina terpisah) Tidak sempurna atau tidak adaCestoda mempunyai bentuk tubuh yang pipih seperti pita yang tersusun daribanyak segmen. Berdasar pada alat reproduksinya, Cestoda termasuk golongancacing yang hermafrodit (monoecious). Kepala cacing ini mempunyai alatisap (sucker) untuk memasukkan makanan atau untuk melekatkan diri padadinding organ misalnya usus hospes. Seringkali cacing Cestoda juga dilengkapidengan kait-kait (hooks) untuk memperkuat perlekatan cacing pada organtubuh hospes.. Cestoda tidak mempunyai sistem pencernaan berupa usus dantubuhnya juga tidak mempunyai rongga tubuh. Tubuh cacing Trematoda berbentuk seperti daun, yang tidak tersusunatas segmen-segmen. Sistem reproduksi cacing Trematoda umumnya bersifathermafrodit (monoecious) kecuali Schistosomayangbersifat diecious' CacingTrematoda juga mempunyai alat isap (sucker), tetapi tidak mempunyai kait.Alat pencernaan makanan sudah ada, namun ususnyatumbuh tidaksempurnadan tidak mempunyai lubang anus untuk mengeluarkan sisa-sisa pencernaanmakanan . Rongga tubuh tidak dimiliki oleh golongan cacing ini'Tabel 8. Diferensiasi morfologi Cestoda dan Trematodao Tubuh berbentuk pita yang Tubuh berbentuk seperti daun,o bersegmen-segmen tidak bersegmen Hermafrodit (monoecious) Hermafrodit, kecualiN Schistosomo(diecious) Mempunyai alat isap,c seringkali berkait Mempunyai alat isap, tidak Tidak mempunyai ususvo Mempunyai usus yang tak Tidak mempunyai rongga sempurna, tidak mempunyai'6' tubuh Tidak mempunyai rongga tubuh':ooook-a6=o t04
BAB 3 CACINGTempat hidup cacing.Trematoda dewasa sebagian besar hidup di dalam usus atau jaringan paruhospes, dan beberapa spesies lainnya hidup di dalam pembuluh darah. Untukmelengkapi siklus hidunya trematoda selalu memerlukan siput selaku hospesperantara (intermediate host) yang menjadi tempat perkembang biakan(multiplikasi) stadium aseksual. Pada beberapa spesies trematoda kadang-kadang diperlukan hospes perantara kedua tempat terbentuknya stadiuminfektif yang dapat menginfeksi manusia. Cacing Cestoda dewasa hidup di dalam usus penderita, sedangkanbentuk larvanya dapat hidup di dalam berbagai jenis organ dan jaringanhewan vertebrata yang menjadi hospes perantara cacing tersebut. Cacing Nematoda yang menginfeksi manusia, tergantung padaspesiesnya, ada yang hidup di dalam usus, di dalam darah, di dalam saluranlimfe atau di dalam jaringan subkutan. Beberapa jenis nematoda yanghidup di dalam darah atau saluran limfe atau di dalam jaringan subkutan,mempunyai bentuk larva yang harus hidup dan brkembang di dalam tubuhnyamuk atau invertebrata lainnya sebelum dapat menginfeksi manusia.CESTODA o doCacing Cestoda pada umumnya mempunyai bentuk seperti pita, pipihke arah dorsoventral, yang tersusun atas banyak ruas (segmen). Cestoda cmempunyai ukuran panjang yang sangat besar variasinya, antara beberapa omilimeter sampai beberapa meter. .!ov Cestoda dewasa mempunyai tubuh yang terdiri dari kepala atau skoleks(scolex), leher, dan badan (strobila) yang tersusun dari banyak segmen .qyang disebut proglotid. Skoleks cacing Cestoda mempunyai alat isap untukmenempel yang seringkali dilengkapi dengan kait-kait yang berfungsi untuk omelekatkan diri pada organ tubuh manusia atau hewan yang menjadi hospes Eo(host) tempatnya hidup. Segmen cacing Cestoda masing-masing mempunyaialat reproduksi yang sudah sempurna. Setiap ekor cacing mempunyai tiga aojenis segmen,yaitu segmen imatur, segmen matur dan segmen gravid. CacingCestoda telah memiliki sistem saraf dan sistem pembuangan sisa-sisa k-metabolisme (excretory system). l Scolex (skoleks): kepala cacing Cestoda yang mempunyai alat isap l (sucker). @ r05 o
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Leher : bagian tubuh cacing yang terdapat di belakang kepala Strobila: batang tubuh Cestoda yang tersusun dari banyak segmen. Proglottid: satuan dari segmen atau ruas tubuh yang lengkap dari Cestoda. Segmen: satu unit batang tubuh yang lengkap dari Cestoda. Segmen imatur: segmen yang mengandung alat reproduksi jantan yang belum bisa dibedakan dari organ betina. Segmen matur: segmen yang mengandung alat reproduksi yang sudah dapat dibedakan jantan betinanya. Segmen gravid: segmen yang mengandung uterus penuh berisi telur cacing, sedang alat reproduksi lainnya mengalami atrofi. Rostellum:baeian kepala cacing Cestodayang menonjol dan mempu- nyai dua deret kait (hooklets). |ika rostellum mengalami invaginasi, maka letaknya tersembunyi di antara alat isap. Oncosphere (onkosfer): embrio cacing yang memiliki enam buah kait, yang terdapat di dalam telur. Embryophore (embriofor): selubung tipis yang membungkus onkos- fer. C.ysticercus (sistiserkus): larva Cestodayang terdapat di dalam tu- buh hospes perantara (intermediate host) terdiri dari kantung yang dindingnya mengandung skoleks dan rongga berisi sedikit cairan yang terdapat di bagian tengah. C4sticercoid (sistiserkoid): larva Cestoda berbentuk kantung kecil berisi skoleks yang mengalami invaginasi di bagian proksimal, sedangkano di daerah kaudal terdapat bagian padat yang memanjang.oN Hydatid cTsf (kista hidatid): bentuk kista dari larva Echinococcus.c!o C o r a c i dium (korasidium) : onko sfer telur D iphyll ob o thr i um yang mempunyai silia untuk bergerak.'Y!oo6:oo Pro cercoid (proserkoid): stadium pertama larva Diphyllob othr iumL yang terdapat di dalam tubuh siklops.k-al@o t06
BAB 3 CACINGPlerocercoid (pleroserkoid ): stadium kedua larva Diphylloboth-rium.Sp arganum: pleros erkoid D iphyll ob o thr iu m y ang men ginfeksi ma-nusia da n menimbulkan sparganosis.ffh #ffi* 2 ;: g ; !a I *-'w f biff*#* I ;d 'f, Yr{ *.c# ffit-- Il.?tl-uS 1tGambar 55. Bentuk-bentuk skoleks Cestoda. o Noa. Taeniq saginatab. Taenia solium Cc. Echinococcus granulosusd. Hymenolepis nana oe. Hymenolepis diminuta.f. Diphyllobothriumlatum o1. Alat isap (sucker) 2.Kait (hooks) 3. Celah isap !Yo o !o 4 a l ol o 107
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran -1 2-- 'J A -4 ) -.4 B *--2 --- 3 --- 1 Gambar 56 . Segmen matang (mature segment) Cestoda 1 . Uterus 2. Lubang genital 3. Testis 4. Vitelaria 5. Ovariumo (A), Hymenolepis nano. Uterus berbentuk kantung, lubang genital di bagian lateral padaoN sisi yang sama pada semua segmen. Terdapat 3 buah testis, yang kedua dan ketigaco terletak berdekatan.!voo (B\, Hymenolepis diminuta.Uterus dan lubang genital seperti pada H.nana. Mempunyai 3'6ro testis, yang kedua dan ketiga terletak berjauhan.!o (C). Diphyllobothrium latum. Uterus melingkar berbentuk roset. Lubang genital diA permukasn ventral pertengahan segmen. Testis berbentuk folikel-folikel kecil,al terletak lateral di bagian dorsal tubuh.oao r08
BAB 3 CACINGGambar 57. Segmen gravid Cestoda. o No(a)' Diphyllobothrium latum:uterus melingkar, lubang tabung uterus terbuka di C permukaan.(b) Hymenolepi s di minutd: uterus berlobus dengan kantung-kantung telur. o(c). Hymenolepis nand: uterus berlobus dengan kantung telur melintang.(d) Taenia solium: uterus dengan dengan cabang-cabang lateral !oo '5(e). Dipylidium caninum: uterus mirip jala (retikuler) dengan telur berada di dalam kantung o t09 fo, o L a l l 6 o
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran -#F #g'#\"-ffi*- 3f#* (a) b Gambar 58. Kista-kista Cestoda (a) Kista hidatid Echinococcus granulosus (b) Cysticercoid,Hymenolepisnana (c) Cysiicercus,Taeniasolium (d) Coenurus,Multiceps URL: http://www.umanitoba.calsciences/zoology/faculty http://www.gate.net/mcorriss http://cal.vet.u penn.edu/projects/parasitO6oNoco D i phy I I ob oth ri u m I atu mo Cacing pita ikan ( fish tapeworm) yang hidup di dalam usus halus (ileum)EYoo manusia, anjing, kucing, serigala dan hewan pemakan ikan ini menimbulkan'6':6o difilobotriasis pada manusia dan hewan-hewan pemakan ikan. Infeksi pada6 manusia disebut difilobotriasis yang banyak dilaporkan dari berbagai daerahok- di dunia, antara lain dari Eropa Tengah, Amerika, fepang dan Afrika Tengah'o:a Cacing dewasao il0
BAB 3 CACINGAnatomi dan morfolo gi. Diphyllob othrium latum dewasa memiliki panjangbadan yang dapat mencapai 10 meter. Segmen tubuhnya berwarna kelabukekuningan, dengan bagian tengah tubuhnya berwarna gelap karena adanyauterus yang penuh berisi telur. ','s -\"*#:q{' - ,' ''ll;:' (b)Gambar 59. Diphyllobothrium latum(a) kepala (b) segmen(U RL: http://workforce.ca p.edu)Gambar 60. Bagan Morfologi Diphyllobothrium latum oA. Skoleks B. Segmen matur oC fo,1. Uterus 2. Testis 3. Ovarium !Y0o '6' :o o I a J oJ o ilt
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Skoleks (scolex). Skoleks cacing ini berbentuk mirip sendok, dengan panjang antara 2-3 mm dan lebar 1 mm. Di bagian kepala terdapat dua lekukan yang berbentuk celah (bothria),yangpefiama terletak di permukaan bagian dorsal dan celah yang lain terletak di permukaan tubuh sebelah ventral. Skoleks tidak mempunyai rostelum maupun kait. Leher. Cacing mempunyai leher yang kecil yang jauh lebih panjang dari ukuran panjang skoleks dan tidak bersegmen. Proglotid (pro glottids). Diphyllob othrium latum mempunyai 3000 sampai 4000 buah segmen yang bentuknya melebar. Segmen matur (mature segmenfs). Segmen yang penuh berisi alat reproduksi jantan dan betina ini ukuran panjangnya antara 2-4 mm dengan lebar segmen antara 10-20 mm. Terminal segment.Segmen yang terletakpaling ujung yang mengerut karena kosong, sudah tidak lagi berisi telur yang secara terus menerus dikeluarkan oleh induk cacing melalui u terine pore. Terminal segment akan terlepas secara berantai dan keluar bersama tinja penderita. Ovarium. Ovarium tampakmelingkar dibagian tengah segmen, berbentuk roset dan mempunyai dua lobus yang berukuran besar. Telur. Telur yang berukuran sekitar 70x 45 mikron ini berbentuk lonjong, berwarna coklat, mempunyai operkulum pada salah satu ujungnya dan terdapat tonjolan kecil (knob) di ujung lainnya. Larva. Sesudah telur menetas di air terbentuk tiga stadium larva yaitu korasidium (coracidium) yang merupakan larva stadium pertama, yango kedua adalah larva proserkoid (procercoid) dan pleroserkoid (plerocercoid)oc sebagai stadium yang ketiga.o!Yoo:oo4afofo lt2
BAB 3 CACING #Gambar 61. Telur dan larva Diphyllobothrium lotum.(a). telur (b). Korasidium (c). Proserkoid (d). pleroserkoidDaur hidup. Dalam daur hidupnya Diphyllobothrium latum melibatkan satu ohospes definitif dan dua hospes perantara. Manusia, anjing atau kucing adalah ohospes definitif cacing ini. cacing dewasa dapat hidup sampai l3 tahun clamanya di dalam usus halus manusia. Hospes perantara pertama dalam daur ohidup cacing ini adalah siklops (cyclops, diaptomus) yang termasuk golongancrustacea, sedangkan ikan bertindak sebagai hospes perantara yang kedua. Eoo '6' Bersama tinja penderita telur cacing yang berada di dalam usus akandikeluarkan dari tubuh hospes . Telur yang masukke dalam air akan menetas :omenjadi larva korasidium (coracidium), yang kemudian akan berenangbebas di dalam air. Korasidium yang dimakan oleh siklops, dalam waktu 3 ominggu di dalam tubuh siklops korasidium berubah menjadilarvaproserkoidQtrocercoid). Di dalam tubuh ikan (hospes perantara kedua) yang memakan dsiklops dalam waktu 3 minggu larva proserkoid akan berubah menjadi larvapleroserkoid (plerocercoid) yang lnfektif untuk hospes definitif (manusia, aanjing atau kucing). Pleroserkoid akan berkembang menjadi cacing dewasadi dalam usus hospes definitif. f f il3 6 o
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran *\"::{li{i:,:;'\"'*H. Infeksi karena makan Telur cacing keluar ikan mentah bersama tinja, masuk air, menetas, jadi larva korasidium € *-Yg t* *AB Proserkoid jadi W Larva dimakan larva invektif siklops tumbuh pleroserkoid jadi proserkoid Gambar 62. Daur hidup Diphyllobothrium latum Diagnosis dan gejala klinis. Di dalam usus manusia Diphyllobothrium latum dapat menimbulkan gangguan gastrointestinal yang menyebabkan terjadinya defisiensi vitamin B,, sehingga penderita mengalami anemia pernisiosa. Untuk menegakkan diagnosis pasti, dilakukan pemeriksaan tinja penderita untuk menemukan telur cacing dan segmen cacing yang khas bentuknya. Bentuk uterus pada segmen cacing yang khas memudahkan diagnosis infeksi cacing ini. Pengobatan dan pencegahan. Niklosamid, Prazikuantel dan Atabrin dapat digunakan untuk memberantas cacingnya, sedangkan anemia pernisiosa diobati dengan memberikan vitamin B,, dan asam folat. Dosis niklosamid untuk orang dewasa adalah sebesar 2 gram dosis tunggal, sedang dosis anako adalah sebesar 0,5 gram untuk berat badan kurang dari 10 kg dan 1 gramoN untuk anak dengan berat badan di bawah 35 kg. Prazikuantel diberikan dalamC bentuk dosis tunggal sebesar 600 mg untuk orang dewasa.o!Yo0 Infeksi Diphyllobothrium latum dapat dicegah penyebarannya dengan menjaga agar lingkungan perairan tidak tercemar oleh tinja manusia,'6roo.g misalnya dengan membuat kakus yang tidakberhubungan langsung dengand sungai atau saluran irigasi. Ikan yang akan dimakan harus dimasak dengana baik sebelum dimakan. Anjing dan kucing yang berada di daerah endemisfof, penyakit ini jangan diberi makan ikan mentah.o |4
BAB 3 CACINGSparganosisYang dimaksud dengan sparganosis adalah infeksi pada manusia yangdisebabkan oleh larva pleroserkoid (sparganum) Diphyllobothrium mansonidan cacing difilobotrium hewan lainnya.Gambar 63. Sporganumr larva pleroserkoid Diphyllobothri u m.( U RL: http://www.sta nford.ed u/g roup/parasiies )Cara penularan. Sparganum dapat menginfeksi manusia melalui tiga jalan,yaitu minum air mentah yang mengandung siklops yang infektif, makanhewan misalnya katak, tikus atau ular yang masih mengandung pleroserkoidhidup, atau menggunakan cacahan daging binatang misalnya katak yanginfektif untuk mengobati luka terbuka. Htspt* parantara II ?tbr tikan, rertil, amfibi) *acing dnaam diPrBs dkoi d+p LgR0s sRKs Is *sus halus Telur masuk o ke eb oGambar 64. Cara infeksi Sparganum N c o !ou 'o o fo, o c a l o) o il5
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Di berbagai jaringan tubuh manusia penderita sparganosis sparganum dapat ditemukan, terutama di daerah mata. |ika larva mati dan rusak berada di jaringan organ, karena merupakan benda asing bagi penderita, akan menimbulkan reaksi lokal maupun gejala sistemik misalnya nyeri otot, konjungtivitis, pembengkakan mata, lakrimasi, ptosis, urtikaria, demam dan edema. Gambaran darah tepi menunjukkan adanya hipereosinofilia. Diagnosis sparganosis. Karena gejala klinis tidak khas, diagnosis pasti sparganosis hanya dapat ditegakkan jika ditemukan larva cacing di dalam jaringan yang terinfeksi. Pada inokulasi hewan coba menggunakan larva cacing yang ditemukan di dalam jaringan penderita sparganosis, akan berkembang menjadi cacing dewasa yang dapat ditentukan spesiesnya. Pengobatan. Sparganosis hanya dapat diobati dengan mengeluarkan larva cacing dari dalam jaringan yang sakit melalui tindakan pembedahan. Taenia sotrium Cacing yang dikenal sebagai cacing pita babi ini tersebar luas di seluruh dunia (kosmopolit). Di Indonesia, infeksi cacing ini endemis dibeberapa daerah di Irian faya, Bali, dan Sumatera Utara. Taenia solium dewasa hidup di dalam usus halus (jejunum bagian atas) manusia yang menjadi hospes definitifnya, sedangkan larvanya ditemukan di dalam jaringan organ tubuh babi yang bertindak sebagai hospes perantara cacng ini. Anatomi dan morfologi. Taenia solium dewasa mempunyai ukuran panjang badan antara 2 sampai 3 meter. Di dalam usus manusia cacing ini dapat hidup sampai 25 tahun lamanya. Tubuh cacing pita babi tersusun dari kepala, leher dan proglotid yang mempunyai ciri-ciri Anatomi dan morfologi yang khas.o Skolek (scolex). Kepala cacing khas bentuknya, berbentuk bulat, denganoN garis tengah I mm dan mempunyai mempunyai alat isap. Kepala jugaCo memiliki rostelum (rostellum) yang dilengkapi oleh 3 deret kait yang tersusun!Yoo melingkar.'6'o Leher. Cacing ini mempunyai leher di belakang kepala yang pendekgod ukurannya, dengan panjang antara 5 mm sampai 10 mm.da- Proglotid (proglottid). fumlah segmen Tenia solium pada umumnya kurangl dari 1000 buah. Segmen matur yang berukuran sekitar 12 mm x 6 mm,olo mempunyai lubang genital yang terletak di dekat pertengahan segmen. il6
BAB 3 CACINGBerbeda dari Taenia saginata Gambar 65. Io enia solium (skoleks dan cacingyang mempunya lebih dari 10 dewasa)cabang lateral, cacing pita babimempunyai uterus gravid yang (U RL: http://www.ouristat.com/images/hanya memiliki 5-10 cabang parasites)lateral di tiap sisi segmen. Taeniasolium melepaskan segmengravid dalam bentuk rantaiyang terdiri dari 5-6 segmensetiap kali dilepaskan.Telur. Bentuk telur Taenia solium berbentuk bulat dengan kulit telur yangtebal dan mempunyai garis-garis radialyang tidak dapat dibedakan daribentuk telur Taenia saginata. I Balil isap {sucher} ti i Kait{hosks}Keph I(scohx) Prcgfutidratur o detrgon uterrx oN c hrisitelu oGambar 66. Cacing dewasa Taenia solium(URL : http://classes.midlandstech.com/carterp/courses) !oo '6r :o o o d a l 6f o u7
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Daur hidup. Taenia solium termasuk parasit zoonosis, yang dapat ditularkan dari babi ke manusia dan sebaliknya. Manusia bertindak selaku hospes definitif yang menjadi tempat hidup cacing dewasa, sedangkan larva cacing ( cysticercus cellulosae) terdapat dalam bentuk kista di dalam jaringan dan organ babi yang bertindak sebagai hospes perantara. Cacing dewasa melepaskan segmen-segmen gravid yang paling ujung dalam bentuk rantai, yang pecah di dalam usus sehingga telur cacing dapat dijumpai pada tinja penderita. Telur cacing yang ke luar tubuh manusia bersama tinja jika dimakan babi, di dalam usus babi dinding telur akan pecah, dan onkosfer akan terlepas. Karena mempunyai kait, onkosfer dapat menembus dinding usus lalu masuk ke dalam aliran darah. onkosfer akan menyebar ke jaringan dan organ-organ tubuh babi, terutama otot lidah, leher, otot jantung, dan otot gerak. Dalam waktu 60-70 hari pasca infeksi, onkosfer akan berubah menjadi larva sistiserkus (cysticercus cellulosae). Cacing dewasa di dalam usus manusia ;:H*\"itT,\" nenderita '\"''\"'h*\" 'P s'li*:'-'\"1';:i',:';'\"\" ,* * termakan Cysticercus oleh babi atau Cysticercus cellulosae cellulosae manusiao terbentuk di terbentuk dio organ/jaringan organ/jaringanNCoo!Yoo Gambar 67. Daur hidup Taenia solium'6roEo Infeksi pada manusia terjadi karena makan daging babi mentah atau kurangL masak, yang mengandung larva sistiserkus. Di dalam usus manusia, skoleksk- akan mengadakan eksvaginasi dan melekatkan diri dengan alat isapnya padatrof dinding usus. Skoleks lalu tumbuh menjadi cacing dewasa dan kemudiano il8
BAB 3 CACINGmembentuk strobila. Dalam waktu 2-3bulan cacing telah tumbuh menjadicacing dewasa yang telah mampu memproduksi telur untuk meneruskandaur hidupnya.Gejala klinis. Meskipun skoleks cacing mempunyai kait, kait-kait pada skolekscacing tidak banyak menyebabkan kerusakan pada dinding usus tempatnyamelekat. Keluhan penderita umumnya ringan, berupa rasa tidak enak di perut,gangguan pencernaan, diare, konstipasi, sakit kepala dan anemia. Komplikasiberupa peritonitis akibat kait yang menembus dinding usus sangat jarangterjadi. Pada pemeriksaan darah tepi penderita terdapat gambaran darah yangmenunjukkan adanya eosinofi Ii.Prognosis. Pada taeniasis solium, infeksi oleh cacing dewasa, prognosisumumnya baik. Prognosis akan buruk, jika terjadi sistiserkosis akibat infeksilarva cacing ini.Diagnosis taeniasis solium. Adanya telur cacing Taenia yang ditemukan padawaktu pemeriksaan tinja penderita tidak dapat menentukan spesies cacingkarena telur Taenia solium sama bentuknya dengan telur Taenia saginata.Diagnosis pasti taeniasis solium ditegakkan jika ditemukan cacing dewasa(segmen atau skoleks Taenia solium yang khas bentuknya) pada tinja penderitaatau pada waktu dilakukan pemeriksaan daerah perianal.Pengobatan. Pengobatan taeniasis dinyatakan berhasil jika ditemukan skoleks ocacing. NoObat cacing (anthelminthic) yangbisa digunakan untuk mengobati taeniasissolium antara lain adalah: c1. Prazikuantel yang merupakan obat pilihan untuk mengobati taeniasis o diberikan dengan dosis 100 mg/kg berat badan, dalam bentuk dosis !voo tunggal. '6' o2. Mebendazol. Diberikan per oral dengan dosis 2x200 mg/hari selama 4 hari Eo berturut-turut. L3. Albendazol. Obat ini diberikan pada orang dewasa dengan takaran 400 k- mg satu kali per hari, selama 3 hari berturut-turut. Untuk anak berumur I f f sampai 2 tahun, diberikan dosis 200 mg, sebagai dosis tunggal. Albendazol 6 tidak boleh diberikan pada wanita hamil, karena itu jika diberikan pada wanita usia 15-40 tahun, sebaiknya diberikan pada masa 7 hari sesudah awal o menstruasi. il9
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran 4. Atabrin. Obat ini diberikan melalui mulut ( per oral) atau secara transduodenal. Pengobatan per oral. Sebaiknya hanya diberikan pada orang dewasa dengan cara pemberian sebagai berikut: 0.2 gram atabrin diberikan setiap 10 menit bersama sedikit air, sampai jumlah seluruhnya I gram. Bersama atabrin diberikan juga natrium bikarbonat dengan takaran yang sama. Dua jam kemudian dilakukan purgasi dengan larutan garam faali. Transduodenal. Sesudah diberi penenang, pipa Ryle dimasukkan hingga mencapai duodenum. Sebanyak 1 gram atabrin yang dilarutkan dengan 100 ml air, dimasukkan ke dalam pipa duodenum dengan bantuan alat suntik. Purgasi dilakukan 30 menit sesudah pemberian obat. Pencegahan taeniasis solium. Untuk mencegah terjadinya penularan taeniasis solium, harus dilakukan tindakan-tindakan sebagai berikut : 1. Pengobatan penderita untuk menghilangkan sumber infeksi dan mencegah terjadinya autoinfeksi dengan larva cacing. 2. Dilakukan pengawasan pada daging babi yang dijual, agar daging babi yang dijual tidak mengandung larva cacing (sistiserkus). 3. Memasak daging babi sampai di atas 500 Celcius selama 30 menit, untuk membunuh kista larva cacing yang terdapat di dalam daging. 4. Menjaga kebersihan lingkungan dan tidak menggunakan tinja manusia sebagai makanan babi. Sistiserkosis Sistiserkosis adalah infeksi IarvaTaenia solium pada manusia (larva Taenia solium disebut cy stic er cu s c ellulo s a e). Cara infeksi. Jika manusia tertelan teltr Taenia solium, misalnya bersama makanan yang tercemar tinja penderita taeniasis solium atau melalui tangano penderita yang tercemar tinja cacing. Selain itu, infeksi dapat terjadi akibataNC tertelan muntahan berasal dari lambung yang mengandung telur cacing akibato3-Yoov terjadinya gerak peristaltik balik usus.'o Kelainan organ dan jaringan. Pada semua jaringan dan organ tubuh dapatoo= terjadi sistiserkosis. fumlah larva sistiserkus umumnya cukup banyak, bahkanc dapat mencapai beberapa ratus larva sistiserkus pada satu orang penderita. Dia dalam jaringan otak dan otot bergaris larva sistiserkus paling sering dijumpai.lol Larva sistiserkus akan menyebabkan timbulnya reaksi pembentukan jaringano t20
BAB 3 CACINGikat untuk membungkus larva, yang kemudian diikuti dengan pembentukan cairankista. Larva di dalam kista dapat bertahan hidup sampai 5 tahun lamanya. |ikalarva cacing mati, kista kemudian akan mengalami pengapuran (kalsifikasi). Di dalam otak dan mata larva sistiserkus dapat menimbulkan kerusakanyang dapat membahayakan jiwa penderita, sedangkan larva yang terdapat diotot dan jaringan subkutan tidak banyak menimbulkan keluhan penderita.Sistiserkosis otak (cerebral cysticercosls) dapat menimbulkan gangguangerakan motorik, kelainan saraf sensorik maupun gangguan mentalpenderita, tergantung tempat terjadinya kerusakan jaringan di otak penderita.Manifestasi klinis yang terjadi dapat menyerupai gejala-gejala tumor otak,meningitis, ensefalitis, maupun gangguan saraf pusat lainnya. Sistiserkosis yang terjadi di dalam organ mata dapat menimbulkannyeri bola mata, gangguan penglihatan, dan bahkan kebutaan, sedangkansistiserkosis yang terjadi pada otot jantung dapat menimbulkan takikardi,sesak napas, sinkop dan gangguan irama jantung.Diagnosis sistiserkosis. fika seorang penderita yang bertempat tinggal didaerah endemis taeniasis solium mengalami epilepsi atau gejala neurologikyang disertai riwayat adanya nodul subkutan, besar kemungkinan penderitamengalami sistiserkosis serebral. Diagnosis sistiserkosis jaringan dapat ditentukan melalui biopsi noduljaringan, sedangkan pemeriksaan radiologi hanya dapat dilakukan jikatelah terjadi kalsifikasi kista. Sistiserkosis mata penderita dapat diperiksadengan oftalmoskop, sedangkan pemeriksaan serologi (fiksasi-komplemen,hemaglutinasi, dan tes intrakutan) dapat digunakan untuk membantumenegakkan diagnosis sistiserkosis.Gambar 68. Sistiserkosis di otak O(Sumber: http://www.medicine.mcgill) Na c o !Yoo '6r :o o 4 <-- a m o t2t
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Pengobatan sistiserkosis. Prazikuantel dengan dosis 50 mg/kg berat badan/hari dalam bentuk dosis tunggal atau dibagi 3 dosis per oral selama 15 hari dapat diberkan untuk mengobati sistiserkosis selulosae. Albendazole dengan dosis 15 mg/kg berat badan/hari, dalam bentuk dosis tunggal atau dibagi 3 dosis per oral selama 7 hari jugadapat diberikan. Pada penderita sistiserkosis otak (neurocysticercosls) diobati dengan prazikuantel dosis tersebut di atas harus diberikan selama 15 hari, sedangkan albendazole dapat diberikan selama 30 hari. Reaksi alergi yang timbul akibat penggunaan prazikuantel atau albendazole, dapat diobati dengan memberikan kortikosteroid, sesuai dengan Petunjuk Pemberantasan Taeniasis/Sistiserkosis di Indonesia. Pengobatan taeniasis menggunakan prazikuantel atau albendazole harus dilakukan dibawah pengawasan petugas kesehatan atau dilakukan di rumah sakit. Sistiserkosis mata harus diatasi dengan pembedahan, sedangkan sistiserkosis yang terdapat di dalam jaringan otak dapat ditangani dengan pembedahan jika hanya terdapat satu kista saja di dalam otakyang lokasinya memungkinkan untuk dilakukan pembedahan. Sistiserkosis jaringan subkutan atau otot mempunyai prognosis baik, sedangkan sistiserkosis jantung, otak, mata atau organ penting lainnya prognosisnya buruk. Pencegahan sistiserkosis. Untuk mencegah terjadinya sistiserkosis selulosae, semua penderita taeniasis solium harus diobati dengan baik. Kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan harus selalu dijaga agar tak tercemar dengan tinja manusia yang mengandung telur Taenia solium. Taenia saginata Cacing yang dikenal sebagai cacing pita sapi ini cacing dewasanya menyebabkan infeksi pada manusia yang disebut taeniasis saginata.o Penyebarannya bersifat kosmopolit dan dilaporkan secara luas di seluruhoN dunia. Larva cacing (cysticercus bovls) umumya tidak menimbulkanco sistiserkosis bovis pada manusia.!Y,ooi Di dalam tubuh manusia cacing dewasa hidup di dalam usus haluso bagian atas dan dapat bertahan hidup sampai 10 tahun lamanya'o=c Anatomi dan morfologi. Taenia saginata dewasa mempunyai tubuh yanga berwarna putih, tembus sinar. Panjang badannya dapat mencapal 24 meterlof dengan segmen yang dapat mencapai 2000 buah.o 122
BAB 3 CACINGGambar 69. Taenia saginata o(a). proglotid (b). skoleks (c). segmen matur Na(URL: http://www.medicine.mcgill.caltropmed ) cScolex (skoleks). Kepala cacing berbentuk segiempat dengan ukuran garis otengah antara I sampai 2 milimeter. Terdapat 4 alat isap (sucker) di kepala !Y'oootetapi tidak mempunyai rostelum maupun kait.Leher. Leher berbentuk sempit memanjang dengan lebar sekitar 0.5 omilimeter. !o Segmen. Seekor cacing dewasa mempunyai sejumlah besar segmenyangyang dapat mencapai 2000 buah. Segmen matur mempunyai berbentuk gsegi empat panjang dengan ukuran panjang yang3-4 kali ukuran lebarnya.Segmen gravid yang terletak paling ujung berukuran sekitar 0.5 cm x 2 cm, comempunyai lubang genital yang terletak di dekat ujung posterior segmen. o Uterus. Uterus yang terdapat pada segmen gravid berbentuk batang k-memanjang, terletak di pertengahan segmen, mempunyai 15-30 cabang di lsetiap sisi segmen. Berbeda dari Taeniq solium, segmen gravid pada Taenia olsaginata dilepaskan satu demi satu, dan tiap segmen gravid dapat bergerak osendiri di luar anus.Telur. Mirip dengan telur Taenia solium, dan hanya infektif untuk sapi.Daur hidup. Manusia merupakan hospes definitif Tqenia saginata sedangkanyang bertindak selaku hospes perantara adalah sapi atau kerbau. Infeksi padamanusia terjadi jika makan daging sapi atau daging kerbau yang masih mentahatau kurang matang memasaknya sehingga cysticercus bovis yangterdapat didalam daging masih infektif. t23
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Cacing dewasa di dalam usus manusia Telur cacing keluar bersama tinja penderitaSistiserkus bovis -dn-}termakan bersamail?n #daging sapi Telur cacing termakan sapi/Sistiserkus bovis manusiaterbentuk di organ/jaringan sapi Gambar 70. Daur hidup Taenia saginata Kelainan jaringan. Kerusakan jaringan usus oleh sistiserkus bovis pada taeniasis saginata pada umumnya sangat ringan, namun penderita dapat menunjukkan keluhan berupa rasa tidak enak pada perut, mual, muntah dan diare. lika jumlah cacing dewasa yang terdapat di dalam saluran usus sangat banyak, kadang-kadang terjadi pembuntuan atau obstruksi usus yang dapat menimbulkan gejala-gejala klinis ileus. Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran adanya eosinofilia yang ringan. Diagnosis pasti. Diagnosis pasti taeniasis saginata hanya dapat ditetapkan jika ditemukan cacing dewasa, potongan segmen cacing, atau kepala (skoleks) cacing. Ditemukannya telur cacing Taenia padatinja belum dapat memastikano diagnosis spesies taeniasis.oNco Pengobatan. Obat-obatan untuk taeniasis solium dapat digunakan untuk!Yoo mengobati taeniasis saginata.'6r:oo Pencegahan. Tindakan pencegahan taeniasis saginata pada prinsipnya sesuaid dengan upaya pencegahan terhadap taeniasis solium, yaitu dengan jalan 6<- mengobati penderita, mengawasi daging sapi yang dikonsumsi atau daging JoJ kerbau yang dijual, memasak daging sapi dan daging kerbau sampai matang,o t24
BAB 3 CACINGserta menjaga kebersihan makanan yang diberikan pada sapi dan kerbau agartidak tercemar tinja manusia.Echinococcus granulosus dan hidatidosisCacing yang dikenal sebagai cacing pita anjing ini adalah cacing zoonosisyang banyak dilaporkan dari seluruh dunia, terutama di daerah peternakansapi dan domba. Echinococcus granulosus lebih banyak dijumpai di daerahsubtropis dibanding daerah tropis. Dalam daur hidup cacing ini terdapathubungan yang erat antara manusia dengan herbivora dan anjing agar daurhidup cacing menjadi lengkap. Sebagai hospes definitif cacing ini adalahanjing dan sejenisnya. Cacing dewasa hidup di dalam usus halus hospesdefinitif tersebut. Karena manusia merupakan hospes perantara, di dalamtubuh manusia hanya dijumpai larva cacing yang terdapat dalam bentukkista (hydatid cyst).Anatomi dan morfologi. Echinococcus granulosus termasuk cacing pita yangberukuran kecil. cacing dewasa panjang tubuhnya antara 3-6 mm, terdiri dariskoleks, leher dan strobila yang terdiri dari 3 buah segmen. Segmen pertamaadalah segmen imatur, yang kedua segmen matur dan segmen ketiga adalahsegmen gravid. Segmen gravid merupakan segmen yang terletak paling ujungdan merupakan segmen yang terpanjang dan terbesar ukurannya, denganpanjang antara 2-3 mm dan lebar sekitar 0,6 mm.Gambar 71. Echinococcus granulosus dewasa o(URL: http://www.emporia.edu/bioscience) NoSkoleks (scolex). Kepala cacing ini memiliki 4 alat isap (sucker) dengan c orostelum yang mempunyai2 deretkait yang tersusun melingkar.Leher.Bagian leher berukuran pendek dan bentuknya melebar. !YooTelur. Echinococcus granulosus mempunyai telur yang mirip dengan telur o t25 vo c k- a oa o
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Taenialainnya, berbentuk ovoid dengan ukuran panjang 32-36 mikron dan lebar 25-32 mikron. Di dalam telur terdapat embrio yang mempunyai 3 pasang kait (hexacanth embryo). Telur ini hanya infektif untuk herbivora (misalnya domba, kambing, sapi dan kuda) dan manusia yang bertindak sebagai hospes perantara. Larva. Di dalam tubuh hospes perantara telur cacing yang termakan akan tumbuh menjadi larva hidatid (hydatidlarva) tetapitidak dapat berkembang menjadi cacing dewasa. Kapsul jaringan ikat Kapsul jaringan ikat (berasal dari hosoes) (berasal dari parasit) F*-*\" i ..- # *fr: t , 'rirq+. \"qf\"-. Kista anak protoskoleks Gambar 72. Diagram kista hidatid Echinococcus granulosus (Sumber : http://ca.vet.upenn.edu) Daur hidup. Daur hidup E chinococcus granulosusberlangsung pada dua macam hospes. Sebagai hospes definitif tempat hidup cacing dewasa adalah golongan anjing misalnya serigala, sedangkan yang bertindak sebagai hospes perantara adalah herbivora, terutama domba. Manusia dapat bertindak sebagai hospeso perantara pada daur hidup cacing ini.oN Dari usus anjing yang terinfeksi Echinococcus granulosus telur-telurc cacing ke luar bersama tinja Herbivora atau manusia yang tertelan teluro infektif bersama makanannya misalnya rumput yang dimakan herbivora.!Yoo Infeksi pada manusia juga terjadi karena telur cacing tertelan, misalnya'6):o pada anak yang mengisap jarinya yang tercemar tinja anjing yang sakit,o atau karena adanya kontak erat manusia dengan anjing peliharaannya' Di6Lk- dalam duodenum embrio heksakan menetas, lalu menembus dinding ususa dan bersama aliran darah akan terbawa masuk ke organ hati, paru-paru,6ao 126
BAB 3 CACINGdan organ tubuh lainnya. Paru-paru dan organ hati merupakan organ-organyang paling sering dapat ditemukan embrio cacing ini. Embrio kemudianakan tumbuh menjadi larva di dalam jaringan organ tubuh hospes perantara,dan lalu berkembang dengan membentuk kista hidatid. Dari bagian dalamkista hidatid akan terbentukbrood capsule disertai pembentukan sejumlahbesar skoleks. Dari satu kista hidatid yang berasal dari satu embrio dapatterbentuk ribuan skoleks baru. rtrt lm w IGambar 73. Daur hidup Echinococcus granulosus. o No1. Cacingdewasadi ususanjing 2.Telurcacingdi dalamtinjaanjing 3.Telurcacingtertelan domba, berkembang menjadi kista hidatid. Kista hidatid di dalam daging domba C termakan anjing, daur hidup selanjutnya berlangsung. 4. Jika manusia tertelan telur u cacing, kista hidatid terjadi pada manusia (hidatidosis). !'Yoo6fika kista hidatid yang matang (terdapat di dalam jaringan organ hospesperantara) termakan anjing, maka dalam waktu 6 minggu di dalam usus oanjing larva akan tumbuh dan berkembang menjadi cacing dewasa.Cacing dewasa Echinococcus granulosus di dalam tubuh anjing hanya dapat vohidup selama 6 bulan, sedangkan dalam bentuk kista di dalam tubuh hospes operantara, larva parasit ini dapat bertahan hidup selama beberapa tahun. 6 127 <- ! l 6 o
Buku Ajai Parasitologi Kedokteran Cara infeksi pada manusia. Infeksi hidatidosis pada manusia terjadi jika telur cacing infektifyang terdapat di dalam tinja anjing tertelan dengan berbagai cara, yaitu melalui makanan yang tercemar tinja anjing, melalui piring makan yang juga digunakan untuk anjing, atau akibat kontak erat dengan anjing penderita ekinokokosis. Adanya larva cacing ini di dalam organ tubuh manusia akan menimbulkan unilocular hydatid diseaseyang dapat menimbulkan gangguan pada organ tersebut. Gejala klinis yang terjadi akibat kista hidatid tergantung pada tempat terdapatnya kista di dalam organ. Kista yang terdapat di permukaan organ mungkin dapat dilihat atau dirasakan adanya benjolan. Kista di dalam organ umumnya bisa tidak menimbulkan gangguan atau keluhan selama bertahun-tahun. Tekanan kista terhadap jaringan organ dan jaringan di sekitarnya juga tergantung pada lokasi kista. Kista hidatid yang pecah menyebabkan cairan kista yang berasal dari sel-sel hewan mengadakan kontak dengan jaringan dan sel penderita yang dapat menimbulkan reaksi anafilaktik. Selain itu, dapat terjadi pembentukan kista sekunder di tempat lain baik yang menimbulkan akibat yang bersifat sistemik atau yang hanya menimbulkan gangguan setempat. Diagnosis hidatidosis. Untuk membantu menegakkan diagnosis hidatidosis akibat adanya kista hidatid, berbagai pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan. 1. Tes alergi Casoni. Uji imunologis ya.ng spesifik ini mudah dikerjakan. Sebanyak 0,2 ml'cairan berasal darii kista hidatid yang sudah disterilkan disuntikkan intradermal pada orang yang diduga menderita hidatidosis. fika reaksi positif, maka 30 menit sesudah suntikan akan terjadi benjolan sebesar 5 cm yang menunjukkan adanya pseudopodi (kaki semu), yang 1 jam kemudian akan menghilang. 2. Uji serologi. Berbagai pemeriksaan serologi dapat digunakan, antara laino adalah : Indirect Hemagglutination (IHA), Bentonite Flocculation Tesl (BFT)oNc dan Complement Fixation ?st (CFT).@ 3. Pemeriksaan darah tepi. Pada hitung jenis sel-sel darah akan dijumpai4.!Y'ooo eosinofilia yang tinggi sampai sebesar 20o/o-25o/o.o Pemeriksaan Sinar-X. Pemeriksaan radiologis dikerjakan untuk menentukan!o- secara dini adanya kista hidatid yang berada di dalam organ-organ misalnya6o di dalam paru-paru atau hati, sebelum penderita menunjukkan gejala klinisk)- atau keluhan.f,6o t28
BAB 3 CACINGTindakan dan pengobatan. Obat yang secara khusus dapat digunakan untuk omengobati hidatidosis yang telah terjadi pada manusia belum ditemukan. oBeberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah operasi, terapi biologis ,pemberian anti alergi dan obat cacing. N c. Operasi. Tindakan pembedahan hanya dapat dilakukan terhadap kista 0 tunggal yang terdapat di permukaan organ. Cairan kista diambil, lalu diganti !o dengan larutan formalin 10% sehingga konsentrasi akhir larutan kista menjadi 2o/o, yang cukup untuk membunuh protoskoleks dan membran Yo germinativum. Kista primer di otak sebaiknya diatasi dengan pembedahan, 'd' namun sebaliknya kista sekunder di organ otak tidak boleh dibedah. :oo Terapi biologis. Pada penderita yang mempunyai kista hidatid yang tidak o boleh dibedah, atau terdapat kista sekunder atau kista multipel, maka kepada penderita dapat diberikan suntikan dengan cairan hidatid sebagai antigen. oc Anti alergi.Bllaterjadi anafilaktik atau gejala alergi lainnya, dapat diberikan <- epinefrin atau antihistamin. Jo Obat cacing. Penderita hidatidosis diobati dengan albendazol sebagai obat of o pilihan dengan dosis 10 mg/kilogram berat badan/hari selama beberapa hari danatau Mebendazol dengan dosis 40 mg/kilogram berat badan/hari selama 1-6 bulan, baik secara sendiri-sendiri maupun dalam bentukkombinasi. lika terjadi penekanan kista terhadap organ vital, pengobatan obat cacing dapat dikombinasi dengan pembedahan.Prognosis. Perjalanan klinis hidatidosis ditentukan oleh sifat kista dan lokasikista di dalam jaringan dan organ. Kista primer yang masih dapat dioperasi,prognosisnya umumnya baik. Namun jika terjadi infeksi sekunder, prognosismenjadi kurang baik. Prognosis hidatidosis menjadi buruk pada kistasekunder, kista terdapat di dalam tulang, atau kista yang terdapat di jaringanotak atau organ penting lainnya yang tidak memungkinkan dilakukannyapembedahan.Pencegahan. Untuk mencegah hidatidosis pada manusia makasemua anjing penderita ekinokokosis yang menjadi sumber penularan harusdiobati dengan baik. Anjing yang dipelihara harus juga dicegah agar tidaktertular pearasit ini. Kebersihan lingkungan dan kebersihan badan anjingharus selalu dijaga. Mencegah terjadinya kontak manusia dengan tinja anjing,baik yang dipelihara di rumah maupun yang digunakan sebagai hewan cobadi laboratorium harus dilakukan dengan sebaik-baiknya..Multiceps multicepsCestoda zoonosis yang larvanya dapat menimbulkan infeksi berat pada t29
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran manusia ini, banyak dilaporkan dari negara-negara yang mempunyai peternakan domba yang besar. Cacing dewasa hidup di dalam usus karnivora misalnya anjing, sedangkan larvan cacing(coenurus) hidup di dalam jaringan atau organ tubuh herbivora misalnya kambing dan domba yang merupakan hospes perantara pada daur hidup Multiceps. Anatomi dan morfologi. Multiceps dewasa mempunyai ukuran panjang badan antara 40 cm dan 60 cm. Kepala (skoleks) berbentuk piriform, mempunyai rostelum yang dilengkapi dengan 22-32 kait yang tersusun dalam dua lingkaran. Gambar 74. Kepala Multiceps, Rostelum dengan dua lingkaran kait. (U RL: http://www.stanford.edu)odoco!Y'ooooof,dca.a Gambar 75. Diagram kepala dan segmen Multiceps multiceps Skoleks b. Segmen matur c.Segmen gravid1.a@ kait 2. alat isap.'3:testis 4. ovarium 5. vitelaria 6. uterus 7. vagina@ t30
BAB 3 CACINGcoenurosis. Larva Multiceps multiceps atau coemurus dapat menginfeksimanusia yang dapat menimbulkan penyakit yang berat dengan prognosisyang buruk. Larva cacing dapat menginfeksi pendereita karena tertelan telurcacing yang berasal dari tinja anjing penderita infeksi Multiceps. Di dalamusus embrio akan menetas, memasuki jaringan tubuh dan dapat mencapaijaringan otak, sumsum tulang belakang dan susunan saraf pusat. Larvacacing kemudian akan berkembang menjadi coenurus yang merupakan kistadengan banyak skoleks. Gambar 76. Larva Multiceps (coenurus) o (URL: http://www.cal.vet.upenn.edu) o Timbulnya gejala klinis coenurosis terjadi akibat meningkatnya ctekanan intrakranium, yang menyebabkan hilangnya kesadaran penderita, akejang-kejang, paresis, gangguan penglihatan, kelumpuhan anggota gerak,gangguan pembicaraan (afasi) dan muntah-muntah. Reaksi Romberg positif 3oodan penderita berjalan terhuyung-huyung. pemeriksaan laboratorium atas '6cairan otak menunjukkan terjadinya kenaikan kadar protein dan jumlah osel- fo, untuk menetapkan diagnosis pasti coenurosis harus dirakukan biopsijaringan yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk menemukan clarva cacing M ult iceps. k-Pengobatan dan pencegahan. Mengobati coenurosis sulit dilakukan. Karenaitu mencegah terjadinya coeurosis harus dilakukan dengan cara memperbaiki Jsanitasi lingkungan dan menjaga kebersihan perorangan. Makanan atauminuman harus dijaga agar tidak tercemar dengan tinja anjing yang terinfeksi oJMulticeps.. o t3r
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Hymenolepis nana Cacing pita yang sering disebut sebagai cacing kerdll (dwarf tapeworm) int' tersebar luas di seluruh dunia, terutama di daerah yang beriklim panas. cacing dewasa hidup di dalam usus bagian distal iieum manusia dan berbagai jenis binatang pengerat (rodensiasia) seperti tikus dan mencit yang bertindak sebagai hospes reservoir. Anatomi dan morfologi. Sesuai dengan namanya, Hymenolepis nana mer;pakan cacing pita manusia yang terkecil ukurannya. Ukuran panjang tubuhnya antara 2 dan 4 sentimeter, dengan lebar badan antara 0,7 dan I milimeter. Gambat77. Cacing Hymenolepis nano (a) dewasa (b) telur (URL: http://www.carlodenegri.found ) Skoleks. Cacing kerdil mempunyai kepala berbentuk bulat, berukuran kecil, mempunyai rostelum yang pendek dan dilengkapi dengan satu baris kait. Pada kepala juga terdapat empat buah alat isap yang berbentuk sepertio mangkuk.oN Leher.Leher cacing yang panjang ukurannya mempunyai permukaan yangC halus.o!oa Proglotid. Cacing ini memiliki segmen matur yang berbentuk trapezium,'o mempunyai 3 buah testis dan ovarium yang memiliki 2 lobus. Terdapat:o sebuah lubang kelamin (genital pore) yang terletak di bagian sisi kiri dariod segmen. Segmen gravid cacing berisi 80-180 butir telur yang berada di dalama kantung telur.=6=o t32
BAB 3 CACINGGambar 78. Diagram cacing Hymenolepis nana.a. Skoleks b. Telur cacing c. Segmen matur d. Segmen gravid1. kait 2. alat isap 3. uterus 4. testis 5.vitelaria 6. telurTelur.Telur cacing berbentuklonjong atau bulat dengan ukuran sekitar 30x45 omikron. Telur ini mempunyai dua lapis seraput tipis (membran) jernih yang omembungkus embrio yang mempunyai 6 kait (hexacanth embryo).Di daerah ckutub telur terdapat penebalan membran yang merupakan tempat keluarnya4-8 helai filamen yang merupakan ciri khas telur Hymenolepis nana. !oDaur hidup. Hospes definitif alami cacing ini adalah manusia, tikus dan mencit. '6runtuk melengkapi daur hidupnya tidak diperlukan hospes perantara. Telurcacing infektif yang tertelan akan menetas di dalam usus halus, kemudian :olarva akan menembus dinding vilus usus. Dalam waktu 4 hari larva akanberkembang menjadi sistiserkoid. Sistiserkoid akan menembus ke luar vilus ousus, masuk ke dalam lumen usus lalu melekatkan diri pada mukosa usus cdan tumbuh berkembang menjadi cacing dewasa daram waktu 10 sampai12hari. <- r33 J o= o
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran t T*lur ca*in* Fdanusi* #t ffi*nfltas + d*n cnkcrtur {di u6ilg I }Kilq nsnd*rifa)* Hs Sfis definitif sistirsrkoid-* d*wasa T.-JJlT.:iH.l ! {udirluumse]n. i i.......;-..-..-,.....: Mffiffiffi1 l-cl Gambar 79. Daur hidup Hymenolepis nana Telur cacing sudah dapat ditemukan di dalam tinja penderita dalam waktu 30 hari sejak terjadinya infeksi. Di dalam usus penderita telur yang berada pada tinja dapat menetas sehingga akan menimbulkan perulangan siklus. Keadaan ini disebut sebagai autoinfeksi interna. Gejala klinis dan diagnosis. Pada infeksi yang ringan dengan cacing ini umumnya tidak banyak menimbulkan keluhan maupun gejala klinis pada penderita berupa gangguan perut yang tidakjelas. Akibat autoinfeksi interna, penderita dapat mengalami infeksi berat himenolepiasis dengan jumlah cacing di dalam usus yang bisa mencapai 2000 ekor. Infeksi berat cacing inio pada anak dapat menimbulkan asthenia, penurunan berat badan, hilangnyaN nafsu makan, sukar tidur, nyeri perut, muntah-muntah, pusing dan keluhanC neurologik Selain itu dapat terjadi reaksi alergi pada anak-anak yang sensitif.o!oo Anakpenderita himenolepiasis nana dapat mengalami anemi sekunder dengan'6r eosinofili antaraAsampai 16 persen. Diare berdarah dan gejala sistemikberat:oo lainnya dapat juga terjadi.o Diagnosis pasti infeksi dengan cacing kerdil dapat ditegakkan dengana- mengadakan pemeriksaan tinja untuk menemukan telur cacing yang khasf,oa bentuknya.o t34
BAB 3 CACINGPengobatan. Niklosamid dan kuinakrin (atabrin) dapat digunakan untukmengobati infeksi cacing ini. Untuk orang dewasa niklosamid diberikansebanyak 1 gram dosis tunggal, sedangkan untuk anak, 0,5 gram.Pencegahan. Karena penularan dapat terjadi secara langsung, pencegahansulit dilakukan.meningkatkan kebersihan lingkungan dan higiene pribaditerutama pada anak, dan mengobati penderita, serta membasmi tikus danhewan mengerat lainnya dapat mencegah penularan parasit ini.Hymenolepis diminutaInfeksi dengan cacing ini dilaporkan dari berbagai daerah di seluruh dunia(kosmopolit). Cacing dewasa hidup di dalam usus halus tikus dan mencit.Manusia, terutama anak-anakberumur dibawah tiga tahun, dapat dijumpaiterinfeksi cacing ini.Anatomi dan morfologi. Hymenolepis diminuta dewasa mempunyai ukuranpanjang badan antara 10-60 cm dengan lebar badan antara 3-5 mm. Cacing inimempunyai jumlah segmen tubuh yang berkisar antara 800 dan 1000 buah.Skoleks. Kepala cacing berbentuk gada, dengan rostelum yang telahmengalami kemunduran dan tidak mempunyai kait. Kepala mempunyai 4alat isap yang berukuran kecil.Proglotid. Cacing ini mempunyai segmen matur yang panjangnya sekitar 2,5mm, yang bentuknya mirip segmen matur Hymenolepis nana, sedangkansegmen gravid berisi uterus berbentuk kantung yang penuh berisi telur.Telur.Telur cacing bulat bentuknya mirip dengan bentuk telur H. nana.Telurmempunyai ukuran sekitar 58 x 86 mikron, tidak mempunyai filamen. (a) o oGambar 8O. Cacing H. diminuta.(a) skoleks dan proglotid bagian anterior.(b) sistiserkoid N(Sumber: http://workforce.cup.edu) c !Y'ooo o ?o o k- a a d o t3s
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Gambar 81. Diagram struktur cacing Hymenolepis diminuta (a) Skoleks (b) segmen matang (c) segmen gravid (d) telur 1. rostelum 2. batil isap 3. ovarium 4. testis 5. vitelaria 6.telur 7. kutub telur Daur hidup. Tikus, mencit, dan kadang-kadang manusia merupakan hospes definitif cacing ini, sedangkan yang menjadi hospes perantara adalah pinjal tikus, pinjal mencit, dan kumbang tepung dewasa. Berbagai serangga lainnya, misalnya pinjal hewan lain, Iipas (famili Blattidae), miriapoda dan berbagai #lffiljenis lepidoptera, dapat bertindak sebagai hospes perantara. rli I hospre I i* l Tikt}s Telw leit*1ffi crcing sFrsdrg{ !$5xrg*$dHrgo si*tic€rlrtr$oN f*C *o!Yoo $pERlaAtHi.Gid***e\" '-E'61 L*pidopierc)oo= $ia*ieerk:* {- teh;tck-foa Gambar 82. Daur hidup Hymenolepis diminutao t36
BAB 3 CACING Embrio cacing menetas di dalam tubuh serangga menjadi larvasistiserkoid yang infektif. Sistiserkoid yang tertelan oleh hospes definitifdalam waktu 20 hari berkembang menjadi cacing dewasa. Infeksi cacingpada manusia terjadi karena makan makanan atau minuman yang tercemarserangga yang mengandung sistiserkoid infektif.Gejala klinis dan diagnosis. Penderita yang terinfeksi cacing ini umumnyahanya mengalami gangguan kesehatan yang ringan dan pendek waktunyakarena cacing ini hanya hidup antara lima sampai tujuh minggu di dalamusus penderita. untuk menetapkan diagnosis himenolepiasis diminuta dilakukanpemeriksaan tinja untuk menemukan telur cacing ini,Pengobatan dan pencegahan. Infeksi cacing dapat diobati dengan kuinakrin(atabrin).Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan danminuman serta memasaknya dengan baik. pemberantasan tikus di lingkunganhunian harus dilakukan.Dipylidium caninumDipylidium caninum dilaporkan dari berbagai tempat di di seluruh dunia,karena luasnya sebaran anjing. Di dalam usus halus anjing, kucing dankarnivora lainnya cacing dewasa hidup parasitik. Kadang,kadang manusiaterinfeksi cacing ini, terutama anak-anak berumur di bawah umur g tahunkarena sering mengalami kontak erat dengan anjing peliharaan yang adadi rumah.Anatomidan morfologi. Panjang cacing dewasa dapat mencap aj70 cmdengan o Nostrobila yang terdiri dari 60- 175 proglotid. cskoleks. Kepala cacing berbentuk belah ketupat (rhomboidal scolex),mempunyai 4 alat isap yang lonjong dan menonjol. Terdapat rostelum oyang bersifat retraktil, mempunyai bentuk seperti kerucut yang dilengkapidengan 30-150 kait yang berbentuk duri mawar yang tersusun melengkung Tootransversal. '*Proglotid matur. Segmen ini berbentuk tempayan atau vas bunga, yang o omasing-masing segmen mempunyai dua perangkat organ reproduksi dansatu lubang kelamin yang terletak di tengah-tengah segmen. P t37 6 c a f l o
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Gambar 83. Cacing Dipylidium caninum. Skoleks dan segmen cacing dewasa (kiri).Telur (egg balls),kanan ( URL: http://instruction.cvhs.okstate.edu) Proglotid gravid. Segmen gravid yang terletak di bagian ujung penuh berisi telur yang tersimpan di dalam kantung telur (eggball) yang masing-masing kantung berisi 15-25 butir telur. Seperti halnyaTaenia, segmen gravid dapat bergerak aktif dan terlepas satu demi satu atau dalam bentuk rangkaian segmen. Telur. Telur cacing bulat bentuknya dengan garis tengah sekitar 35-60 mikron mengandung onkosfer yang mempunyai 6 buah kait. Telur cacing terbungkus dalam kantung yang masing-masing kantung berisi 15-25 butir telur. Daur hidup. Hospes definitif alami cacing ini adalah anjing' kucing dano karnivora lainnya. Kadang-kadang manusia dapat bertindak sebagai hospeso definitif. Sebagai hospes perantara dalam daur hidup Dipylidium czninumNC adalah pinjal (flea) anjing, pinjal kucing dan tuma anjing (Trichodectesoo canis). Sesudah telur cacing termakan olehlarva pinjal atau hospes perantara!a'6' lainnya, onkosfer akan ke luar dari bungkusnya, menembus dinding usus danoo tumbuh menjadi larva sistiserkoid yang infektif. Kalau pinjal dewasa yang=o berasal dari larva pinjal yang mengandung larva sistiserkoid termakan olehk- hospes definitif, dalam waktu sekitar 20hari sistiserkoid akan tumbuh danaol berkembang menjadi cacing dewasa.o t38
BAB 3 CACING*':*;T5 #f Pinjal (flea) Caving dewasa didewasa infektif usus hospes (manusia atau anjing l I + Telur dimakan \"\"\"d Telur cacing di tinja larvafleaSistiserkoid €telurGambar 84. Daur hidup Dipylidium caninum o oPenularan penyakit. Dipilidiasis caninum banyak dilaporkan menginfeksianak berumur di bawah 8 tahun, terutama anak-anak yang berumur di Nbawah 6 bulan. cara infeksi adalah secara per oral, yaitu tertelan pinjal atautuma anjing dan kucing yang infektif bersama makanan dan minuman atau cgterinfeksi secara langsung dari tangan yang tercemar tinja anjing dan kucing oyang sakit. !YooGejala klinis dan diagnosis. Hewan yang terinfeksi cacing ini tampak gelisah :odan lemah karena mengalami gangguan pencernaan. Manusia yang omenderita dipilidiasis menunjukkan keluhan maupun gejala yangumumnya csangat ringan. Anak-anak yang menderita infeksi ringan kadang-kadang aomenunjukkan gejala klinis ringan berupa gangguan perut, nyeri daerahepigastrium, diare atau terjadi reaksi alergi. Penderita juga mengalami f 6lpenurunan berat badan. o Untuk menegakkan diagnosis pasti, diperlukan pemeriksaan tinjauntuk menemukan segmen cacing yang khas bentuknya. Kadang-kadang didaerah perianal atau pada tinja penderita ditemukan kelompok-kelompoktelur cacing ini ( egg ball). t39
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Pengobatan dan pencegahan. Untuk mengobati infeksi cacing ini digunakan niklosamidper oral dengan dosis tunggal2 gtam untuk orang dewasa dan 0'5- 1.0 mg untuk anak. Selain itu dapat digunakan kuinakrin (atabrin). Upaya untuk mencegah penularan dan infeksi cacing ini dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan anjing. Manusia dan binatang yang terinfeksi cacing ini harus diobati dengan baik, sedangkan pinjal dan tuma anjing dapat diberantas menggunakan insektisida yang sesuai. TREMATODA Bentuk tubuh cacing Trematoda pipih mirip daun yang tidak bersegmen,. Ukuran Panjang tubuh cacing berkisar antara 1 mm dan beberapa sentimeter. Trematoda dewasa mempunyai alat isap mulut (oral sucker) yangterdapat di bagian kepala, sedangkan di daerah perut terdapat alat isap ventral ( ventral s u cke r ata:u a c e t ab ulum). Alat reproduksi Trematoda pada umumnya bersifat hermafrodit (berkelaminganda),kecualiSchistosomayangbersifatuniseksual (unisexual) yaitu memiliki alat kelamin yang terpisah atas jantan dan betina Cacing- cacing Trematoda tidak memiliki rongga tubuh (body cavity) sedangkan alat pencernaan yang sudah dimiliki oleh Trematoda masih belum sempurna karena tidak mempunyai anus. Ciri khas lain dari cacing Trematoda adalah adanya sistem ekskresi (flame cell), yang untuk tiap-tiap spesies khas bentuknya. Sistem reproduksi pada Trematoda telah sempurna pertumbuhannya. Semua cacing Trematoda bertelur (oviparus) dengan telur yang umumnya mempunyai operkulum (penutup) kecuali lelur Schistosoma. Telur cacing hanya dapat berkembang menjadi larva jika berada di dalam air.a Daur hidup. Berbagai jenis mamalia termasuk manusia dapat bertindakoN sebagai hospes definitif cacing Trematoda. Daur hidup cacing TrematodaCo memerlukan hospes perantara yaitu moluska yang hidup di air tawar misalnyao siput dan keong. Beberapa spesies cacing Trematoda membutuhkan hospesYo:'6) perantara yang kedua misalnya ikan, ketam, tumbuhan air atau semut.o o Di dalam tubuh hospes definitifhidup cacing dewasa yang melaksanakano proses reproduksi. Cacing betina menghasilkan telur yang akan dikeluarkank- bersama tinja atau air seni penderita. fika telur masuk ke dalam air, telur akanf,oa menetas menjadi larva mirasid ium (miracidium). Untukdapat melanjutkano r40
BAB 3 CACINGdaur hidupnya, larva mirasidium harus dapat memasuki tubuh siput, yangselanjutnya akan berkembang menjadi sporokista (sporocyst) yang kemudianakan tumbuh menjadi redia,lala menjadi larva serkaria (cercaria). Serkariameninggalkan tubuh siput dan berenang bebas di dalam air atau tumbuhlebih dahulu menjadi metaserkaria (metacercaria) sebelum memasuki tubuhmanusia atau hospes definitif lainnya dan berkembang menjadi cacingdewasa. ** {clGambar 85. Siput-siput hospes perantara Trematodaa. Pirenella b. Segmentina c. Semisulcospira(U RL: http://www.conchology.be/i mages/label)lnfeksi parasit. Pada manusia infeksi rrematoda dapat terjadi melalui berbagai omacam jalan .Pada Schistosom A,stadium infektif cacing ini adalah se rkaria NOyang memasuki tubuh hospes definitif secara aktif dengan menembus kulit cyang tak terlindung pada waktu berada di dalam air. o Cara infeksi pada Trematoda lainnya terjadi melalui masuknya !uometaserkaria ke dalam mulut bersama makanan dalam bentuk tanaman air obaik batang, daun ataupun buahnya (misalnya pada infeksi Fa sciola hepaticadanFasciolopsis buski), ikan air tawar ( pada Clonorchis sinensis, Heterophyes !oheterophyes, dan Metagonimus yokogawai) atau bersama-sama udang atauketam air tawar, misalnya pada infeksi Paragonimus westermani. dTempat hidup cacing. Di dalam tubuh manusia cacing dewasa Trematoda ?hidup di dalam berbagai organ dan jaringan. Karena itu Trematodadikelompokkan menjadi trematoda usus (intestinal tremato des), trematoda lhati (liver flukes atau hepatic trematodes), trematoda paru (lung flukes) dan ltrematoda darah (blood trematodes atau blood flukes). @ @ t4t
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Trematoda Usus. Trematoda yang hidup di dalam usus manusia atau hoses definitif lainnya adalah Fasciolopsis buski, Heterophyes heterophyes dan Metagonimus yokogawai, sedangkan Clonorchis sinensis, Opistorchis viverrini, Opistorchis felineus dan Fasciola hepatica termasuk kelompok trematoda hati. Termasuk trematoda paru yang dapat menjadi parasit pada manusia adalah Paragonimus westermanl, sedangkan cacing Schisto soma j ap onicum, Schistosoma hematobium dan Schistosoma mansoni adalah kelompok trematoda darah yang merupakan penyebab penyakit-penyakit yang menjadi masalah kesehatan di berbagai negara. Definisl dan istilah umumTrematoda Digenetik: terdapat 2 generasi pada setiap daur hidup lengkap cacing, yaitu generasi seksual dan generasi aseksual. Monogenetik: terdapat hanya satu generasi cacing pada setiap daur hidup yang lengkap. D i s t o m a t a: Tr e m at o d a yang mempu ny ai 2 alat isap mulut (su ck et). Asetabulum: alat isap yang terdapat di bagian ventral tubuh Trematoda yang berfungsi untuk menempel; sering disebut sebagai ventral sucker. Gynaecophoric canal: bentuk lekukan atau saluran yang terdapat pada badan cacing jantan Schistosoma yang menjadi tempat cacing betina berada pada saat terjadi kopulasi. Mirasidium: larva Trematoda stadium pertama yang menetas dari telur trematoda pada waktu masuk ke dalam air. Sporokista: larva Trematoda stadium kedua yang terbentuk di dalam tubuh moluska. Di dalam tubuh moluska terjadi multiplikasi aseksual stadium inio yang hanya terjadi pada Schistosoma.oNC Redia: larva Trematoda stadium ketiga yang terjadi dalam tubuh moluska.o Multiplikasi aseksual redia terjadi pada semua trematoda, kecuali!Y'ooo Schistosoma.o!o Serkaria: merupakan stadium terakhir trematoda yang terbentuk di dalamo tubuh moluska. Larva berekor ini akan meninggalkan tubuh moluska, hidupda bebas di dalam air atau kemudian membentuk kista pada tumbuhan atauo)l hewan lainnya.o 142
BAB 3 CACINGFurcocercus cercaria: serkaria yang mempunyai ekor bercabang (padaSchistosoma).Lophocercus cercaria: serkaria berekor besar (Metagonimus, clonorchis,Heterophyes).Microcercus cercaria: serkaria berekor kecil (pada Paragonimus).Pl e ur oI oph :o c e r c u s serkaria berekor panj ang (p ada O p i st o r chi s).Metaserkaria atau adolescaria: stadium infektif Trematoda yang terbentukdari serkaria yang membentuk kista dan kehilangan ekornya.s chi stosomulum: bentuk muda (imatur) cacing schi stosoma terbentuk didalam tubuh hospes definitif.vitellarium: kelenjar pada Trematoda (kelenjar litelin) yang menghasilkanbahan untuk mematangkan telur.Tabel 9. Tempat hidup, stadium infektif dan hospes perantara keduaTrematodaFoscio/opsis buski Metaserkaria TanamanH eter ophyes hete r ophy es Metaserkaria lkanMetagonimus yokogawoi Metaserkaria lkanEchinostomo Metaserkaria SiputClonorchis sinensisOpistorchis felineus Metaserkaria lkanOpistorchis viverrini Metaserkaria lkanFasciola hepotico Metaserkaria lkanD i cr o coel i u m de n dr iticu m Metaserkaria TanamanPo r ogo n i m us weste r m o n i Metaserkaria SemutSchistosorno monsoni oSchistosoma japonicum No C o Y!'oo6 :o o c a a 6l o t43
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran TREMATODA USUS Fasciolopsis buski Trematoda ini merupakan cacing trematoda yang terbesar ukurannya yang menginfeksi manusia sehingga sering disebut sebagai cacing trematoda usus raksasa (giant intestinal fluke). Cacing dewasa hidup di dalam usus halus, yaitu di duodenum dan jejunum manusia dan babi. Fasciolopsis buski endemis di Cina, juga banyak dilaporkan dari Taiwan, Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand dan Indonesia. Anatomi dan morfologi. Fasciolopsis buski dewasamempunyai bentuk seperti daun, dengan ukuran panjang badan antara 20 dan 70 mm dan lebar badan antara 8 dan 20 mm. Ciri-ciri Anatomi dan morfologi cacing ini adalah sebagai berikut: Gambar 86. Ca cing Fasciolopsis buski (a) Cacing dewasa (b) telur cacing ( Sumber: CDC,USA; http://instruction.cvhs.okstate.edu )ooNco!oo Asetabulum: ukuran organ ini lebih besar daripada ukuran oral sucker''6:o Kepala: bagian kepala tidak mempunyai kerucut kepala (cephalic cone).ooo (Jsus dan alat pencernaan : terdapatprefaring pendek, faring yang berbentuka bola dan usofagus yang pendek, diikuti oleh sepasang sekum yang tidaka6l bercabang.o t44
BAB 3 CACINGAlat reproduksl: terdapat dua buah testis yang bercabang dan tersusun diseparuh badan bagian posterior.Ovarium: ovarium tidak bercabang, terletak di pertengahan tubuh.Vitelaria: organ ini terletak di sebelah lateral sekum, tersebar mulai dariujung anterior setinggi ventral sucker sampai ke ujung posterior tubuhcacing.Uterus: bentuk uterus yang melingkar menuju ke arah batas anterior ventralsucker, dan berakhir pada atrium genital.Telur: Telur mempunyai ukuran panjang 130-140 mikron dan lebar 80-95mikron, berdinding tipis tembus sinar, dan mempunyai operkulum kecil padasalah satu ujungnya. Telur berbentuk lonjong berwarna kekuningan. Seekorcacing betina dapat memproduksi sekitar 28.000 butir telur setiap harinya. iS* * o NOGambar 87 . Diagram cacing Fasciolopsis buski. C(a) cacing dewasa .1.oral sucker 2. sekum 3. vitellari 4.ventral sucker 5.uterus . 6.ovarium 7testis 8. ekor (b) serkaria (c) telur. o !Yo t45 :o o d a a a o
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Daur hidup. Bertindak sebagai hospes definitif cacing ini adalah manusia dan babi. Siput air tawar gents Segmentina,Hippeutis, atauGyraulus merupakan hospes perantara dalam daur hidup cacing ini. Trematoda dalam daur hidupnya memerlukan hospes perantara yang kedua, yaitu tanaman air yang menj adi tempat berkemb angnya larva infektif (m e t a c e r c ar i a). Infeksi pada manusia terjadi jika manusia termakan larva yang infektif (metacercaria) yang terdapat pada tumbuhan air. Di dalam duodenum larva akan lepas dari jaringan tanaman, melekatkan diri pada mukosa usus halus lalu berkembang menjadi cacing dewasa. Dalam waktu 25 sampai 30 hari, cacing dewasa sudah mampu menghasilkan telur cacing. Cacing dewasa pada umumnya hidup di dalam usus manusia dalam waktu kurang dari 6 bulan. ]ika telur cacing yang ke luar bersama tinja penderita masuk ke dalam air, maka dalam waktu 3 sampai 7 minggu pada suhu air sekitar 300 Celcius, telur akan menetas menjadi larva mirasidium yang dapat berenang di dalam air. Dalam waktu 2 jam mirasidium harus sudah dapat memasuki tubuh siput yang menjadi hospes perantara pertama. Larva akan mati jika dalam waktu 5 jam sesudah ke luar dari tubuh penderita tidak dapat memasuki badan siout. Cacir€ ffi* Tanaman air de{l/&a di I metaserkaria I usJs halus hssF tmanusia, babi) L+-J Teluro c6cingoN tc o:!'Yo6 mirasidiumo )mirasidium I*o spsrskista* rcdia*6 redia II serkariaLafol Gambar 88. Daur hidup cacing Fasciolopsis buskio t46
BAB 3 CACINGsesudah memasuki tubuh siput air tawar mirasidium akan tumbuh menjadisporokista. Sesudah sporokista matang, maka akan terbentuk redia indukyang lalu memproduksi redia anak yang selanjutnya berkembang menjadiserkaria (cercaria). Sesudah itu serkaria akan keluar dari tubuh siput danberenang untuk mencari tumbuhan air yang sesuai, yang akan bertindaksebagai hospes perantara yang kedua. Dalam waktu t sampai 3 jam sesudahmendapatkan tanaman air yang sesuai, serkaria akan berkembang menjadilarva metaserkaria yang infektiflnfeksidan gejala klinis. Fasciolopsis buski dapat menginfeksi manusia karenamakan tumbuhan air mentah dalam keadaan ,.1u, yurg mengandungmetaserkaria yang infektif, T[rmbuhan air yang sudah kering tidak berbahaya,karena metaserkaria tidak tahan kekeringan.Gejala klinis fasiolopsiasis buski terjadi karena cacing yang melekatkandiri pada mukosa usus halus dapat menimbulkan k..udurrgurrl ulserasi dan|Kaikbeaslueshte'arsnjea-hkdieni lguinghfaaenkmseiinnyiiamnubgmubrukemarnantykaoeledluhirhapasanarkanasyniet riionleiephpigepanesdnterdirueitmrait,aamkpauanadla,mdpeaannggiadhliaaamrrei.i.anemia, edema, asites dan anasarka. Kadang-kadang dapat terjadi obstruksiusus' Pemeriksaan darah tep menunjukkanpersen. gambaran eosinofili sampai 35Diagnosis' Penduduk yang tinggar di daerah endemis Fascioropsis buski jikamenunjukkan gejara klinis berupa mual, diare, nyeri epigastrium, anemiaberat, edema atau asites' patut dicurigai telah terinfeksiparasit ini. untukmenegakkan diagnosis pasti harus dilakukan pemeriksaan tinja untukmenemukan terur cacing. Selain itu mungkin dapat dijumpai cacing dewasapada muntahan atau di dalam tinja penderita.tiPanekinaagradonablaasthaenbna. gikoalbioabstae-omribkiadutta:dnanbaprruazyiaknuganetfeekr tiyf aunngtudkibmeerinkgaonbaptei rinoferaksl idceancgianng o oNiklosamid. Dosis untuk orang dewasa, 2 gram sebagai dosis tunggal,sedangkan dosis anak dengan berat badan 10-35 kg adalarrt gram dan untuk Nanak dengan berat badan kurang dari 10 kg diberikan 0,s gram obat cacing. c 6Prazikuantel. obat diberikan sebagai dosis tungga r 25 mgrkgberat badan ( uuntuk orang dewasa dan anak berumur lebih dari 4 tahun). 'Y!6oo :o o o a- f f, 6 o 147
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Tetrakloetilen danheksilresorkinol atatr stilbazium iodide adalahobat-obatan lama yang digunakan untuk mengobati cacing ini. Pencegahan. Untuk mencegah penyebaran penyakit, setiap penderita harus diobati dengan baik. Untuk memutuskan rantai daur hidup cacing harus dilakukan pemberantasan siput yang menjadi hospes perantara pertamanya. Untuk memberantas siput digunakan larutan sulfat tembaga dengan konsentrasi 1: 50.000. Selain itu, sayuran atau tanaman air yang akan dimakan sebaiknya dimasak dengan baik, sehingga larva infektif yaitu metaserkaria dapat dibasmi. Untuk membunuh telur, mirasidium dan serkaria yang terdapat di dalam air, dapat diberikan larutan kapur sebanyak 100 ppm (part per million) atau larutan sulfat tembaga dengan konsentrasi 20 ppm. Dalam daur hidup Fasciolopsis buskibabr dapat menjadi sumber penularan, karena hewan ini dapat bertindak selaku hospes cadangan (reservoir hosf). Karena itu hewan ini harus dijauhkan dari tempat yang banyak ditumbuhi tanaman air. Penggunaan tinja manusia maupun tinja babi sebagai pupuk harus dilarang. Heterophyes heterophyes Cacing ini hidup di dalam lumen usus atau djumpai melekat pada mukosa usus di antara vilus-vilus usus manusia dan hewan pemakan ikan yang menjadi hospes definitifnya.. Infeksi cacing ini (heterofiasls) banyak dilaporkan dari Asia Timur (Cina dan Asia Tenggara) dan Mesir, yang merupakan daerah endemis cacing ini. Anatomi dan morfologi. Heterophyes dewasa berukuran sangat kecil dengan panjang badan sekitar 1,3 mm dan lebar badan sekitar 0,5 mm. Cacing berbentuk piriform, berwarna agak kelabu. Cacing dewasa mempunyai kutikulum yang berduri halus seperti sisik .o Ventrql sucker. Alat isap ini terletak di daerah sepertiga tengah bagianoN anterior tubuh.Co Genital sucker. Alat isap genital yang dapat digerakkan ke luar masuk ini, terdapat di bagian posterior dari alat isap ventral.!ao'6:o Alat reproduksi. Ovarium berbentuk bulat, terletak di bagian anterioroo testis.o Telur. Telur cacing mempunyai penutup (operculum). Telur berdindinga-5@= tebal dengan ukuran panjang telur sekitar 29 mikron dan lebar sekitar 16o t48
BAB 3 CACINGmikron. Pada waktu dikeluarkan oleh induk cacing, telur telah mengandungmirasidium yang hidup.Gambar 89. Heterophyes heterophyesA. Cacing dewasa B.Telur C. SiputPirenella(Su m ber: http://www.medici ne.cm u.ac.thldept/parasite/trematodeshttp://www/conchology.be/i ma ges/labelA\-k'b *,.-3 a o A N **-q c 0 -*6 7 !o Y'o6 -*sTJ :o c oGambar 90. Diagram cacing Heterophyes heterophyes 4a.Cacingdewasa b.Telur c. Serkaria. k-'l . alat isap mulut 2. sisik anterior 3. sekum 4. alat isap ventral I5. alat isap genital 6. uterus 7. ovarium 8. vitelaria 9. testis o! o 149
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Daur hidup. Hospes definitif cacing ini adalah manusia dan hewan pemakan ikan, sedangkan siput air tawar, misalnya Pirenella dan Cerithidea merupakan hospes perantara pertama. Selaku hospes perantara kedua adalah beberapa jenis ikan, misalnya Mugil, Tilapia dan Acanthogobius. Telur cacing yang masuk ke dalam air jika dimakan siput, di dalam tubuh siput telur menetas dan larva mirasidium akan tumbuh menjadi sporokista, lalu redia dan kemudian berkembang menjadi serkaria. Serkaria kemudian akan ke luar dari tubuh siput. dan mencari ikan yang bertindak selaku hospes perantara yang kedua. Di bawah sisik ikan atau di dalam daging ikan serkaria akan tumbuh menjadi kista metaserkaria yang infektif bagi hospes definitif. Infeksi pada manusia terjadi karena makan ikan mentah yang mengandung stadium infektif cacing ini (metacercaria) atau makan ikan yang infektif yang dimasak kurang matang. Dalam waktu 2 minggu sesudah infeksi, larva telah berkembang menjadi cacing dewasa yang sudah mampu bertelur.HoaN dinraknttsiPut Telr:r * minsidiumCo -* spo:nkista*serkaria!'Yoo6:oo Gambar 91. Daur hidup Heterophyes heterophyes6La Penuf aran pa rasit. Heterophyes merupakan parasit pada manusia dan berbagai163 macam hewan seperti kucing, anjing dan mamalia atau burung pemakano r50
BAB 3 CACINGikan. Nelayan yang menderita heterofiasis merupakan sumber penularanbagi penduduk lainnya, karena umumnya mereka buang air besar di daerahperairan tempat mereka mencari na{kah.Gejala klinis dan diagnosis. Gejala klinis dan keluhan penderita umumnyabaru terjadi pada infeksi berat. Hal ini disebabkan oleh terjadinya iritasi cacingpada mukosa usus yang dapat menimbulkan diare berlendir yang menahun,disertai kolik dan nyeri perut. cacing dewasa yang menembus vili ususmenyebabkan telur cacing akan menyebar melalui aliran darah dan limfe,sehingga dapat menimbulkan granuloma di dalam otak dan jantung. Diagnosis pasti infeksi Heterophyes dapat ditetapkan dengan merakukanpemeriksaan tinja penderita untuk menemukan telur cacing yang spesifikbentuknya.Pengobatan dan pencegahan. sebagai obat pilihan untuk memberantasHeterophyes maupun cacing famili Heterophyiidae lainnya adarahPrazikuanteL obat ini diberikan dalam bentuk dosis tunggal dengan takaran25 mglkgberat badan. obat-obat lain yang bisa digunakan adalah tetrakloretilen, befeniumhidroksinafto at dan heksilre sorkinol. Untuk mencegah penularan parasit ini ikan yang dimakan harusdimasak dengan sempurna dan tidak makan ikan mentah.Metagonimus yokogawai o oInfeksi dengan cacing ini (metagonimiasis) dilaporkan dari Asia Timur, NAsia Tenggara, siberia dan Balkan. cacing dewasa hidup di bagian atas dan ctengah jejunum hospes definitil yaitu anjing, kucing, babi, burung pelikan, odan manusia. !'Yoo0Anatomi dan morfologi. Metagonimus d.ewasa mempunyai ukuran panjang osekitar 2 mm dan lebar badan 0,5 mm. Bagian anterior ujung badan !omempunyai kutikulum yang bersisik.Acetabulum (asetabulum). organ yang juga disebut ventral sucker ini terletak 4di bagian kanan dari garis tengah tubuh. k-Genital pore. Lubane genital ini terletak di tepi tubuh bagian anterior, l 6fberdekatan dengan asetabulum. o r5t
Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Gambar 92. Cacing dewasa Metagonimus yokogawai (U RL: http://www.med ici ne.cm u.ac.th/dept/parasite/trematodes/M-yogo) Telur. Benluk telur cacing ini mirip tel:u;r Heterophyes,balkbentuk maupun ukurannya, sehingga sulit dibedakan. Daur hidup. Hospes perantara pertama daur hidup cacing ini adalah siput air tawar Semisulcospira libertina, sedangkan hospes perantara yang kedua adalah ikan air tawar yang sering dimakan manusia, yaituPlectoglossas dan Salmoperryi. T*brffH***** * ff;ffi*mff*o'6'oNcH3ooomirasidftrnto.o Telur *) dimaken siput * sporokrsta -*serl'anada65ol Gambar 93. Daur hidup Metagonimus yokogawaio 152
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142