e) Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan menjadi lima yaitu paragraf deduktif, induktif, kombinasi, deskriptif, dan narasi. (Kosasih & Hermawan, 2012) Tabel 13. Jenis-jenis Paragraf Jenis Paragrap Letak Kalimat Utama Deduktif Di awal Induktif Di akhir Kombinasi Di awal dan di akhir Deskriptif Tidak memiliki kalimat utama, gagasan pokok tersebar Naratif Tidak memiliki kalimat utama, gagasan pokok tersebar (1) Paragraf Deduktif Paragraf deduktif adalah paragraph yang gagasan pokoknya terletak di awal paragraf. Pengembangan paragraf ini mengikuti pola penalaran deduksi. Mula-mula penulis merumuskan gagasan pokok pada kalimat pertama. Kemudian, disusul oleh penjelasan-penjelasan secara terperinci. Contoh: Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi adalah sector-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6, 46 persen. Walaupun mengalami kebakaran sepanjang tahun, sector kehutanan masih tumbuh sekitar 2, 95 persen. Secara umum, kontribusi dari sector-sektor pertanian terhadap produk doestik bruto (PDB) maningkat dari skctor-sektor 18,07 persen menjadi 19,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun. Kutipan di atas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat yang mengandung gagasan pokok. Hal ini tampak pada pernyataan yang merangkum seluruh pernyataan dalam paragraph tersebut. Kalimat-kalimat selanjutnya hanya merupakan perincian dan penjelasan lebih lanjut terhadap gagasan pokoknya itu. (2) Paragraf Induktif Paragraf induktif adalah paragraph yang gagasan pokoknya terletak di akhir paragraf atau pada kalimat. Pengembangan paragraf ini mengikuti pola
penalaran induksi. Mula-mula penulis memerinci sejumlah data, kemudian mengakhiri paragraf dengan gagasan pokok ataupun simpulannya. Contoh: Gerakan pecinta alam dengan dasar “sadar lingkungan sehat” telah mulai menggejala di lingkungan remaja. Tidak sedikit perkumpulan pecinta lingkungan yang anggotanya terdiri atas siswa- siswi sekolah, baik itu siswa SMP maupun SMA. Keberanian untuk melakukan penelitian ilmiah telah makin meluas, khususnya di tingkat SMA. Fenomena-fenomena semacam itu merupakan bukti bahwa remaja pada tahun-tahun terakhir ini tidak selalu bernilai negatif. Silakan Saudara analisis paragraf di atas temukan kalimat utamanya. c. Kompetensi Dasar Ragam Teks di Sekolah Dasar Kompetensi dasar adalah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar merupakan jabaran dari kompetensi inti, yang memuat tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Tri Priyatni, 2019). Kompetensi dasar (KD) bahasa Indonesia Kurikulum 2013 tentang ragam teks untuk jenjang SD dapat dilihat dalam Salinan Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD. Berikut disajikan rumusan kompetensi dasar ragam teks sekolah dasar. Tabel 14. Kompetensi Dasar Ragam Teks di Sekolah Dasar KD 4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian 3.2 Mengenal teks cerita narasi sederhana kegiatan dan bermain di lingkungan dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman 4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian 3.5 Menggali informasi dari teks cerita narasi sejarah tentang nilai-nilai perkembangan kerajaan Islam di Indonesia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku. 4.5 Mengolah dan menyajikan teks cerita narasi sejarah tentang nilai-nilai perkembangan kerajaan Islam di Indonesia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. 3.2 Menguraikan isi teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah tentang penyebab perubahan dan sifat benda, hantaran panas, energi listrik dan perubahannya, serta tata surya dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku 3.3 Menguraikan isi teks pidato persuasif tentang cinta tanah air dan sistem pemerintahan serta layanan masyarakat daerah dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku 4.2 Menyajikan teks penjelasan (eksplanasi) ilmiah tentang penyebab perubahan dan sifat benda, hantaran panas, energi listrik dan perubahannya, serta tata surya secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku Berikut beberapa hal yang harus dipersiapakan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran teks fiksi di Sekolah Dasar. a. Analisis materi pelajaran dan analisis kompetensi dasar Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, perencanaan yang harus dilakukan adalah menganalisis materi pelajaran yang akan disampaikan. Materi tersebut harus sesuai dengan kompetensi dasar (KD) di Sekolah Dasar. Dari KD tersebut dapat diketahui keterampilan yang harus dimiliki siswa seperti menyebutkan, menjelaskan, menguraikan, dsb, serta materi inti yang harus diberikan kepada siswa. Berikut contoh kompetensi dasar (KD) tentang ragam teks di sekolah Dasar. Tabel 15. Kompetensi Dasar Ragam Teks di Sekolah Dasar KD 4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian Berdasarkan tabel kompetensi dasar (KD) 4.1 sekolah dasar, dapat diketahui bahwa materi inti kompetensi dasar (KD) tersebut adalah teks deskriptif. Sementara kompetensi yang diukur adalah mengamati dan menirukan.
Tabel 16. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Ragam Teks dan Materi Inti KD Materi Inti Kompetensi Yang Diukur 4.1 Mengamati dan 1.Teks deskriptif Mengamati dan menirukan teks tentang anggota menirukan deskriptif tentang tubuh dan panca anggota tubuh dan indra. pancaindra, wujud dan sifat benda, serta 2. Teks deskriptif peristiwa siang dan tentang wujud dan malam secara mandiri sifat benda. dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang 3. Teks deskriptif dapat diisi dengan tentang peristiwa kosakata bahasa daerah siang dan malam. untuk membantu penyajian Setelah kompetensi dasar (KD) dipahami dengan baik, selanjutnya perlu pengetahuan dan keterampilan mengembangkan kompetensi dasar (KD) menjadi indikator. Indikator adalah tingkah laku operasional yang menjadi tSaudara tercapainya kompetensi dasar (KD). Berdasarkan tingkat urgensi, kontinuitas, relevansi, dan keterpakaian, indikator dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu indikator kunci, indikator pendukung atau indikator prasyarat, dan indikator pengayaan (Tri Priyatni, 2019). a. Indikator kunci Indikator kunci adalah indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgensi, Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian). Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD. Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian stSaudarar minimal dari KD. Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. sehingga kompetensi minimal yang harus dikuasai peserta didik tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran. b. Indikator pendukung Indikator pendukung adalah indikator yang membantu peserta didik memahami indikator kunci. Indiktor pendukung dinamakan juga indikator
prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari peserta didik, berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari. c. Indikator pengayaan Indikator pengayaan mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari stSaudarar minimal KD. Tidak selalu harus ada. Dirumuskan apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari stSaudarar minimal KD. Penentuan indikator tersebut baiknya harus runtut dari keterampilan dasar hingga keterampilan kompleks (lihat taksonomi Blooms). Berikut contoh indikator dari kelas IV KD 3.1 dan 4.1. Tabel 17. Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas IV KD : KD: 3.1. Mencermati gagasan pokok dan 4.1 Menata informasi yang didapat gagasan pendukung yang diperoleh dari teks berdasarkan keterhubung dari teks lisan, tulis, atau visual an antargagasan ke dalam kerangka tulisan IPK Pendukung IPK Pendukung 3.1.1 Menentukan kalimat utama 4.1.1 Menyajikan informasi yang dari teks tulis. didapat dari teks berdasarkan 3.1.2 Menentukan kalimat utama keterhubungan antargagasan dalam bentuk peta pikiran dari teks visual. IPK Kunci IPK Kunci 3.1.3 Mengidentifikasi gagasan 4.1.2 Mengkontruksi informasi pokok yang diperoleh dari teks yang didapat dari teks tulis. berdasarkan keterhubungan 3.1.4 Mengidentifikasi gagasan antargagasan ke dalam pokok yang diperoleh dari kerangka tulisan (P4) visual. 3.1.5 Mengidentifikasi gagasan IPK Pengayaan pendukung yang diperoleh dari 4.1.3 Menuliskan kembali teks tulis. 3.1.6 Mengidentifikasi gagasan pendukung yang diperoleh dari teks visual. IPK Pengayaan 3.1.7 Menemukan gagasan pokok
yang diperoleh dari teks visual. informasi yang didapat dari 3.1.8 Memilih gagasan pendukung teks visual berdasarkan gagasan pokok dan yang diperoleh dari teks visual. pendukung. b. Menentukan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah pengembangan Indikator Capaian Kompetensi (IPK) yang telah dirumuskan. Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur. Rumusan tujuan pembelajaran memuat unsur audien (peserta didik), behavior/perilaku yang hendak dicapai, condition, dalam kondisi bagaimana perilaku itu dicapai, dan degree yaitu tingkat kemampuan yang diinginkan untuk dicapai. Keempat aspek tersebut sering disingkat ABCD (Tri Priyatni, 2019). Berikut contoh rumusan tujuan pembelajaran kompetensi dasar (KD) 4.1 di kelas IV Tabel 17. Tujuan Pembelajaran KD Indikator Tujuan Pembelajaran 3.1. Mencermati 3.1.1 Menentukan 3.1.1.1. Melalui kegiatan gagasan kalimat utama membaca paragraf ( pokok dan dari teks tulis. kondisi) siswa gagasan (audience) dapat pendukung 3.1.2 Menentukan menentukan kalimat yang kalimat utama utama teks tulis ( diperoleh dari teks visual. kompetensi yang akan dari teks diukur) dengan lisan, tulis, benar.( degree) atau visual c. Menentukan pendekatan dan metode pembelajaran Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam perencanakan pembelajaran adalah pendekatan dan metode pembelajaran. Pendekatan yang dipilih hendaklah pendekatan yang dapat mengakomodasi karakteristik siswa yang beragam. Baik karakteristik kepribadian, maupun perbedaan gaya belajar. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik, konstruktivisme, whole language, komunikatif, dan lain sebagainya. Sementara
itu, metode yang digunakan hendaknya bervariasi agar siswa tidak merasa bosan dan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Seperti metode diskusi, tanya jawab, praktik, pengamatan, penugasan, dan lain sebagainya. Metode-metode tersebut dapat dipilih satu atau dua metode yang sesuai dengan kompetensi dasar (KD). Metode yang dirancang adalah metode yang dinyatakan secara eksplisit atau disimpulkan dari kegiatan pembelajaran. Metode yang dipilih harus tercermin pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dirancang. Contoh: Metode: Saintifik dan Penemuan (Discovery) Kegiatan Inti Langkah-langkah Pembelajaran Keterangan Peserta didik mengamati video teks deskriptif Mengamati tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam Menanya/mengajukan Peserta didik menanyakan butir-butir penting masalah (discovery) terkait isi video teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta Mencoba/merumuskan peristiwa siang dan malam hipotesis/jawaban Peserta didik mencoba menjawab pertanyaan sementara (discovery) tentang isi video teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta Menalar/mengumpulk peristiwa siang dan malam an data untuk Melalui diskusi kelompok, peserta didik membuktikan mendiskusikan isi video teks deskriptif tentang kebenaran (discovery) anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat Menalar/mengumpulk benda, serta peristiwa siang dan malam an data untuk Peserta didik menyampaikan hasil diskusi membuktikan kelompok dalam diskusi kelas kebenaran (discovery) Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara (Sumber: Priyatni, 2019) santun. Penguatan dari pendidik. Peserta didik menarik kesimpulan dan merevisi temuannya tentang isi dongeng d. Menentukan Media Pembelajaran Media adalah alat bantu proses pembelajaran untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran. Media dapat berupa video/film, rekaman, audio, model, chart, gambar, dan sebagainya (Tri Priyatni, 2019)
e. Menentukan sumber belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, social, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada kompetensi dasar, serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi. Sumber belajar dapat berupa buku siswa, buku referensi, majalah, Koran, situs internet, lingkungan sekitar, narasumber, dsb (Tri Priyatni, 2019). f. Langkah-langkah pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembuka hendaknya dimulai dengan kegiatan pembelajaran yang ramah dan hangat. Hal tersebut dapat dicapai dengan mengucapkan salam pembuka, berdoa dengan dipimin oleh siswa, serta menanyakan kabar siswa. Kehangatan yang terbangun dapat menumbuhkan percaya diri dan merasa bahwa dirinya dianggapo ada. Siswa hendaknya disiapkan secara fisik dan psikis agar benar-benar siap mengahdapi pembelajaran. Jangan dulu memulai pembelajarn disaat keadaan siswa belum siap. Untuk mengecek kesiapan siswa dari segi pengetahuan dapat dilakukan dengan cara melakukan apersepsi atau mengecek pengetahuan siswa mengenai materi prasyarat atau pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya siswa harus mengetahui bahwa tujuan serta proses pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga siswa memiliki gambaran tentang apa yang harus ia dapatkan dan gambaran tentang proses poembelajaram yang akan dilakukan. Dengan demikian siswa tidak merasa kaget (shock) dan akan merasa senang karena ia mengetahui proses pembelajaran yang akan dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran. Kegiatan inti. Yang terpenting dari kegaitan ini adalah bagaimana pembelajaran berpusat kepada siswa (student centered). Guru hanya menjadi fasilitator dan guider yang mengarahkan proses pembelajaran siswa. Gunakanlah model pembelajaran dan langkah-langkah pendekatan yang sesuai agar kegiatan
inti terstruktur. Dalam pembelajaran teks narasi sejarah misalnya, guru jangan terfokus untuk memberikan materi dengan cara ceramah dari awal sampai akhir. Gunakan lembar kerja siswa (LKS) agar siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Konsep tentang teks narasi dapat disjaikan dalam LKS. Yang harus diperhatikan LKS adalah lembar bimbingan bukan lembar persoalan. Kegiatan penutup. Sebelum mengakhiri pembelajaran baiknya guru mengecek pemahaman siswa apakah tujuan pembelajaran hari itu tercapai atau tidak. Pengecekan bisa dilakukan secara klasikal dengan kegiatan tanya jawab hingga siswa mendapatkan kesimpulan secara utuh hasil pembelajaran tersebut. Untuk memantapkan pengukuran hasil belajar, baiknya dilakukan kegiatan evaluasi baik tes atau nontes. Contoh: : PORPE (predict, organize, rehearse, practice, evaluate) Strategi Kegiatan Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Alokasi Pembelajaran Waktu 1. Guru mengucapkan salam Kegiatan 2. Mengajak semua siswa berdo’a menurut 15 pembuka menit agama dan keyakinan masing-masing, Kegiatan Inti dengan dipimpin oleh salah satu siswa. 150 3. Guru mengecek kehadiran siswa. menit 4. Guru melakukan apersepsi (menanyakan tentang materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya). 5. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai . 6. Menjelaskan manfaat dan langkah-langkah pembelajaran. 7. Guru memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari. 8. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang jumlah anggotanya 2-3 orang. 9. Setiap siswa dalam kelompok mendapat lembar kerja siswa. 10. Setiap siswa mendapatkan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra,
wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam yang ada dalam LKS. 11. Siswa mengamati penjelasan guru mengenai strategi dan petunjuk dalam kegiatan membaca dan mengisi lembar kerja siswa (LKS). 12. Siswa mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk yang telah disampaikan guru. Predict (10 menit) 13. Siswa membaca sekilas teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam. 14. Siswa menyusun prediksi dari teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan cara menyusun 3 pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks. Organize (30 menit) 15. Siswa membaca kembali teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan teliti. 16. Siswa menuliskan ide pokok tiap paragraf pada bagan peta konsep yang telah disediakan pada lembar kerja siswa. 17. Siswa menuliskan simpulan dari teks yang telah dibaca. Rehearse (10 menit) 18. Siswa membaca secara berulang atau menghafalkan ide pokok yang telah ditulis pada peta konsep. Practice (25 Menit) 19. Siswa menjawab pertanyaan prediksi yang telah dibuat pada tahap predict. 20. Siswa menceritakan kembali isi teks yang telah dibaca dengan cara menuliskannya pada lembar kerja siswa . Evaluate (5 menit) 21. Siswa menukar hasil karyanya dengan pasangannya. 22. Siswa dengan pasangannya mengevaluasi hasil kerja dengan menggunakan panduan checklist yang diberikan oleh guru.
Kegiatan 23. Siswa membuat 3 pertanyaan untuk 45 Penutup wawancara mengenai teks deskriptif menit tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam pada lembar kerja siswa. 24. Siswa melakukan kegiatan wawancara dengan pasangannya. 25. Siswa menuliskan laporan hasil wawancara pada lembar yang telah disediakan. 26. Siswa mengkomunikasikan hasil kerjanya mengenai laporan mewawancarai teman. 27. Guru memberikan apresiasi dan penguatan terhadap hasil kerja siswa. 28. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam. 29. Siswa mengamati lingkungan sekitar dan melakukan tanya jawab mengenai anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam. 30. Siswa mencari informasi tambahan yang dibutuhkan mengenai anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dalam teks yang terdapat dalam LKS. 31. Siswa menuliskan 3 contoh anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dalam kehidupan sehari-hari. 32. Guru memberikan apresiasi dan penguatan mengenai perubahan energi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 33. Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 34. Siswa dibimbing oleh guru menyimpulkan pembelajaran. 35. Guru memberikan simpulan akhir pembelajaran. 36. Siswa diberikan lembar evaluasi individu. 37. Guru memberikan tindak lanjut . 38. Guru menyampaikan inti pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya .
39. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. 40. Guru mengucapkan salam penutup. g. Penilaian Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik, dan jurnal. Instrument yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatn pendidik. Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Instrument tes tulis berupa soal pilihan gSaudara, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrument uraian dilengkapi pedoman penskoran. Instrument tes lisan berupa daftar pertanyaan. Instrument penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penilaian pengetahuan dalam pembelajaran teks fiksi perlu diintegrasikan dengan keterampilan berbahasa sehingga tidak teoretis (Tri Priyatni, 2019). Contoh/ ilustrasi dalam pembelajaran mendongeng atau bercerita untuk pengembangan bahasa lisan siswa, maka penilaian harus diintegrasikan dengan penilaian menyimak, membaca dan menulis. 4. Tugas Terstruktur Selamat, Saudara telah sampai pada akhir pembelajaran di KB- 1. Untuk memastikan penguasaan Saudara terhadap materi yang telah dipelajari, silahkan Saudara selesaikantugas terstruktur berikut. Bacalah teks di bawah ini! Indahhnya Persahabatan Irma adalah murid yang saat ini sedang mengenyam pendidikan di bangku SD. Selain menjadi murid, ia juga menjual kue di kantin
sekolah demi mengurangi beban orang tua membiayai pendidikannya. Berlatar belakang keluarga yang perekonomian rendah tidak menyurutkan niat Irma untuk bersekolah. Suatu hari di tanggal 12 April, tiba-tiba Irma tidak masuk sekolah. Setelah lebih dari seminggu Irma tidak datang ke sekolah, teman-teman pun mendatangi rumahnya. Teman-temannya mendapatkan berita dari tetangga bahwa sekarang Irma menjual kue di terminal. Ia harus menjajakan kuenya di sana untuk membayar iuran SPP bulan lalu. Saat ini orang tua Irma sedang tidak mempunyai uang dan uang yang telah Irma kumpulkan diserahkan kepada orang tuanya. Mengetahui hal yang menimpa Irma tersebut, akhirnya teman-teman sekelas berinisiatif menemui Irma di terminal. Mereka mencari di mana keberadaan Irma dan membeli kuenya hingga habis terjual selama satu minggu berturut-turut. (dimodifikasi dari: https://made-blog.com) Setelah Saudara membaca teks di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini. a. Termasuk ke dalam jenis teks yang mana bacaan di atas? b. Analisislah struktur teks tersebut! 2. Perhatikan kompetensi dasar ragam teks berikut, kemudian rumuskan indikator, tujuan pembelajaran, bahan ajar, sumber belajar, media, dan metode pembelajaran kompetensi dasar tersebut KD 4.2 Memperagakan teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan dan bermain di lingkungan secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian 3. Forum Diskusi Untuk menambah penguasaan materi Saudara, silakan beri pendapat mengenai topik diskusi di bawah ini! Sebagai seorang guru, apakah Saudara pernah mengalami kesulitan dalam mengajarkan teks eksplanasi dan deskripsi di SD kelas tinggi? Bagaimana solusi yang Saudara lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut?
C. Penutup Selamat, Saudara telah sampai pada akhir pembelajaran di KB-1. Untuk menambah penguasaan Saudara terhadap materi yang telah dipelajari, silakan Saudara baca rangkuman berikut. 1. Rangkuman Ragam teks adalah macam-macam atau jenis-jenis teks.Ragam teks terdiri dari teks faktual, teks tanggapan, teks cerita, dan teks normatif. Teks faktual adalah teks yang berisi suatu kejadian yang bersifat nyata, benar-benar terjadi, tetapi tidak terikat dengan waktu. Dengan kata lain, suatu kejadian yang faktual bisa terjadi di masa lalu ataupun masa sekarang. Teks faktual dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu teks deskripsi dan teks prosedur/arahan. Teks tanggapan adalah teks yang berisi sambutan terhadap ucapan (kritik, komentar, dan sebagainya) dan apa yang diterima oleh pancaindra, bayangan dalam angan-angan. Teks tanggapan dibedakan menjadi dua buah teks, yaitu teks eksposisi dan teks ekplanasi. Teks cerita adalah teks yang menuturkan bagaimana terjadinya suatu hal, peristiwa, kejadian, perbuatan, pengalaman, dan sebagainya. Teks cerita terdiri dari teks cerita ulang, naratif, anekdot, dan kesimpulan. Satuan bahasa pembentuk teks terdiri dari kalimat dan paragraf.Kalimat adalah satuan gramatikal yang disusun oleh konstituen dasar dan intonasi final. Konstituen dasar itu dapat berupa klausa, frase, maupun kata.Paragraf dapat diartikan sebagai satuan gagasan di dalam bagian suatu wacana, yang dibentuk oleh kalimat-kalimat yang saling berhubungan dalam mengusung satu kesatuan pokok pembahasan. Dengan demikian, paragraf merupakan satuan bahasa yang lebih besar daripada kalimat 2. Tes Formatif Selamat, Bapak/Ibu telah sampai pada akhir pembelajaran di Kegiatan Belajar 1. Untuk memastikan penguasaan Bapak/Ibu terhadap materi yang telah dipelajari, silahkan Bapak/Ibu menyelesaikan Tes Formatif berikut. Selamat Mengerjakan.
1. Bacalah teks di bawah ini! Kemiskinan Kemiskinan adalah tingkat masyarakat dengan pendapatan yang rendah. Dengan pendapatan yang rendah masyarakat tidak mempu untuk mencukupi kebutuhan pokok seperti makan, minum, pakaian, tempat berlindung, dan pendidikan. Biasaya masyarakat miskin cenderung bertempat tinggal dibantaran kali, bawah jembatan, dan tempat-tempat yang justru bukan tempat layak mendirikan bangunan. Terkadang justru mereka membangun tempat tinggal di atas tanah milik negara. Kemiskinan tidak hnaya menjadi fenomena yang terjadi di Indonesia, tetapi juga menjadi fenomena yang terjadi hampir di seluruh dunia. Banyak negara berkembang yang juga memiliki permasalah yang sama tentang kemiskinan seperti negara Indonesia. Teks di atas termasuk ke dalam jenis teks.............. A. Teks Deskripsi B. Teks Eksposisi C. Teks Eksplanasi D. Teks Narasi E. Teks prosedur 2. Bacalah penggalan teks di bawah ini! Gempa Bumi Gempa bumi merupakan getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran atau pergerakan lapisan batu bumi yang berasal dari dasar permukaan bumi. Peristiwa alam ini sering terjadi di daerah yang berada dekat gunung berapi atau gunung yang masih aktif dan di daerah yang dikelilingi lautan yang sangat luas. Gempa bumi terjadi karena pergesaran atau gerakan lapisan dasar bumi dan letusan gunung berapi yang sangat dahsyat. Selain itu, gempa bumi terjadi begitu cepat dengan dampak yang sangat besar bagi lingkungan sekitarnya.Getaran gempa bumi yang sangat besar dan merambat ke segala arah sehingga dapat meratakan bangunan dan menimbulkan korban jiwa. Berdasarkan penyebab terjadinya, gempa bumi dapat digolongkkan menjadi dua jenis, yaitu gempa vulkanik dan gempa tektonik. 2. Teks di atas adalah teks eksplanasi yang memiliki karakteristik......... A. Isinya memuat fakta
B. Muatannya didasarkan pada pendapat / opini C. Adanya langkah prosedur D. Memuat unsur kekonyolan E. Muatannya didasarkan pada fakta 3. Bacalah penggalan teks di bawah ini! “Bioteknologi adalah istilah yang berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata bio yang berarti “hidup” dan teknos yang berarti “teknologi” serta logos yang berarti “ilmu.” Selanjutnya bioteknologi diartikan sebagai kajian ilmu terapan yang konsen terhadap rangkaian proses biologis dalam rangka menghasilkan barang dan jasa yang menerapkan prinsip sains. Perkembangan bioteknologi tak hanya didasarkan pada cabang keimuan biologi saja, namun juga pada disiplin ilmu terapan lainnya semisal biologi molekuler, komputer, biokimia, genetika, kimia, mikrobiologis, matematika, dan lain sebagainya.” Peryataan di bawah ini yang sesuai dengan teks di atas adalah … A. Bioteknologi adalah cabang dari keilmuan biologi B. Bioteknologi diciptakan untuk mencari keuntungan C. Bioteknologi adalah hasil penerapan teknologi terhadap prosesi biologii D. Peristiwa biologi yang menjadi dasar adanya perkembangan bioteknolog E. Perkembangan bioteknologi hanya didasarkan pada cabang keimuan biologi. 4. Bacalah teks dibawah ini! “Aku sangat senang sekali membaca buku. Terkadang karena keasyikan membaca, aku tidak mendengar teman yang berbicara kepadaku. Oleh karena itu aku dijuluki “si kutu buku”. Aku tidak marah dijuluki seperti itu. Kata ibu kutu buku itu artinya orang yang sangat gemar membaca buku.” Perbaikan yang tepat pada kalimat pertama paragraf di atas adalah… A. Aku sangat senang membaca buku. B. Saking asyiknya membaca aku sampai tidak fokus. C. Aku dijuluki dengan nama “si kutu buku” D. Kutu buku adalah orang yang sanfat gemar membaca buku.
E. Aku adalah orang yang sangat senang membaca. 5. Baca dan analisislah teks berikut! Pendidikan Pendidikan di Indonesia dewasa ini masih tertinggal cukup jauh dengan pendidikan yang berada di negara-negara lain yang ada di dunia.Bahkan Indonesia sendiri masih kalah dengan negara jiran kita, yakni Malaysia dan Singapura dalam bidang pendidikan.Hal ini dapat disaksikan dari banyaknya penduduk mereka yang memperoleh pendidikan sampai ke perguruan tinggi.Sedangkan di Indonesia, jumlah penduduk yang mendapatkan pendidikan saja masih jauh tertinggal dengan negara lain, apalagi di daerah-daerah tertinggal seperti NTB, NTT, Papua dan masih banyak lagi daerah lainnya. Ketertinggalan pendidikan di daerah-daerah tersebut disebabkan karena tidak meratanya pendidikan di Negara Indonesia. Pemerintah hanya membangun fasilitas pendidikan di daerah perkotaan, terkhusus pulau Jawa.Tidak hanya itu, terbatasnya jumlah guru yang ada di daerah tersebut juga ikut menciptakan semakin jauhnya akses pendidikan yang ada di daerah. Akhirnya, pendidikan Indonesia tidak merata serta cenderung tertinggal, sehingga belum mampu untuk bersaing dengan negara lain yang ada di dunia. Analisislah teks tersebut kemudian tentukan karakteristik teks argumentasi yang mana yang tergambar di dalam teks. A. Bersifat fiksi B. Bersifat fakta C. Bersifat sebab akibat D. Bersifat akibat sebab E. Bersifat mempengaruhi 6. Bacalah teks di bawah ini! Saat ini masih banyak dari guru dan orang tua murid yang tidak sabar dalam mendidik peserta didiknya. Padahal, dalam mendidik anak kesabaran sangatlah diperlukan. Seperti yang telah diutarakan oleh salah satu filsuf legendaris Yunani yaitu Plato, bahwa pendidikan merupakan proses yang panjang dan dijalani seumur hidup, yaitu mulai manusia itu masih kecil hingga manusia beranjak dewasa. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya selaku guru dan orang tua murid mendidik anaknya dengan sabar dan berorientasi pada proses. Supaya nantinya anak dapat berkembang dengan baik dan dengan sewajarnya. Dengan demikian pula potensi yang dimiliki anak juga dapat tumbuh berkembang dengan baik dan alami.
Analisislah teks di atas , kemudian berdasar karakteristik yang tergambar, teks di atas termasuk jenis pengembangan paragaraf... A. Deskriptif B. Argumentatif C. Naratif D. Persuasif E. Eksposisi 7. Bacalah teks di bawah ini! Malam ini indah sekali. Di langit, bintang – bintang berkelip – kelip memancarkan cahaya temaram. Hawa dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik, burung malam, dan kelelawar mengusik sepinya malam. Angin berhembus pelan dan tenang. Berdasarkan teks di atas, sebuah paragraf harus memiliki syarat tertentu yaitu... A. Kelengkapan, kesatuan, dan kepaduan B. Kelengkapan, persatuan, dan keadilan C. Kelengkapan, kesantunan, dan kerancuan D. Kepaduan, kesatuan, dan kesukaan E. Kepaduan, kedantunan, dan keadilan 8. Bacalah teks di bawah ini! Malam ini indah sekali. Di langit, bintang – bintang berkelip – kelip memancarkan cahaya temaram. Hawa dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik, burung malam, dan kelelawar mengusik sepinya malam. Angin berhembus pelan dan tenang. Teks di atas memiliki empat karakteristik yaitu. 1) Menuliskan atau Menggambarkan sesuatu. 2) Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan meliputi kesan indera. 3) Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri.
4) Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci Karakteristik teks di atas termasuk ke dalam ciri pengembangan paragraf... A. Deskriptif B. Persuasif C. Eskposisi D. Eksplanasi E. Narasi 9. Teks eksplanasi membahas berbagai fenomena, kecuali … A. Fenomena alam B. Fenomena sosial C. Fenomena ekonomi kerakyatan D. Fenomena kawin cerai artis E. Fenomena pendidikan 10. Bacalah teks di bawah ini! “Belakangan ini gempa bumi menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Indonesia. Sepanjang sejarah umat manusia, gempa selalu saja menimbulkan kerugian baik materil ataupun korban jiwa. Tidak berlebihan rasanya jika dikatakan bahwa fenomena gempa bumi adalah peristiwa yang berdampak secara langsung kepada makhluk hidup tak terkecuali manusia. Hal tersebut menjadikan gempa bumi sebagai salah satu bencana alam yang ditakuti oleh setiap orang.” Teks eksplanasi di atas termasuk ke dalam bagian … A. Kronologis (urutan peristiwa) B. Sebab C. Pengenalan obyek D. Simpulan E. Akibat Kunci jawaban 1. C 2. A
3. C 4. A 5. C 6. D 7. A 8. A 9. D 10. C Keterangan bobot skor a. Jika jawaban benar skor 10. b. Jika jawaban salah/tidak dijawab skor 0. c. Jumlah skor total adalah 100. Skor = Skor perolehan x100 Skor maksimal = 100 x 100 100 = 100
DAFTAR PUSTAKA Insan. (2017). Menulis Paragraf Deskripsi. [Online]. Tersedia dari https//www.kompasiana.com/kanginsan/551ale898331cc7d9de0d7/menulis- paragraf-paragraf-deskriptif-dan-paragraf-contoh] Mahsun, (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Keraf, G. (2000). Diksi dan Gaya Bahasa.Jakarta: Rinneka Cipta. Keraf, G (2001). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Kosasih & Hermawan. (2012). Bahasa Indonesia Berbasis Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung: Thursina. Kosasih, E & Kurniawan, E. (2019).Jenis-jenis Teks: Fungsi, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan. Bandung: Yrama Media. Kosasih.(2012). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama Widya. Mitcell, D. (2003). Children’s Literature, an Invitation to the world. Boston: Ablongman. Nurgiyantoro (2014). Penilaian Pembelajaran Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: BFSE Priyatni, E.T. (2019). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara Oktarisa, O. dkk. (2014). Pembelajaran Memahami Struktur dan Kaidah Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran). Universitas Lampung Wiratno, T. (2014).“Jenis-jenis Teks.”Disajikan pada Kegiatan Peningkatan Kompetensi Kurikulum 2013 bagi Tenaga Teknis Badan Bahasa dan Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia, di Bogor. Santosa, R. (2103). “Lokakarya Kurikulum Bahasa Indonesia 2013.” Materi Pelatihan Kurikulum 2013 (power point), Diselenggarakan pada 23 Agustus 2013 di Jakarta oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tim Sergu dalam Jabatan. (2017). Buku Suplemen Pendidikan dan Latihan PLPG. Bandung: UPI
Ulfa, N. (2018). Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Bahasa Makasar melalui Media Gambar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bajeng Barat Kabupaten Gowa. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. [Online]. Tersedia dari: http://eprints.unm.ac.id/10387/1/ARTIKEL%20NURUL%20ULFA.pdf [Online]. Tersedia dari https://thegorbalsa.com/contoh-cerpen-singkat. [Online]. Tersedia dari https://notepam.com/contoh-paragraf-argumentasi [Online]. Tersedia dari http://mondoggiesmusic.com/contoh-teks-berita [Online]. Tersedia dari https://made-blog.com/contoh-teks-eksemplum/ [Online]. Tersedia dari https://regional.kompas.com/read/2019/11/11/20441891/penyelidikan-kebakaran- pasar-ngunut-tulungagung-butuh-waktu-1-minggu)
DAR 2/Profesional/027/1/2019 MODUL 1 BAHASA INDONESIA KEGIATAN BELAJAR 2 STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS FIKSI Nama Penulis: Prof. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2019
KB 2 STRUKTUR, FUNGSI DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS FIKSI A. Pendahuluan Pemahaman yang kuat terhadap pola dan variasi teks merupakan modal budaya atau cultural capital bagi manusia. Pemahaman tentang struktur, fungsi, dan kebahasaan teks fiksi dapat membantu menciptakan koneksi antara pembaca dan penulis. Pembaca akan mampu membaca cepat, dan penulis akan mampu mengantisipasi harapan pembaca ketika membaca tulisannya berdasarkan teks sejenis yang sudah dibaca sebelumnya. 1. Deskripsi Singkat Dalam KB 2, Saudara akan mempelajari struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi. Modul ini disusun secara cermat sesuai dengan tujuan yang harus dicapai dalam implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. 2. Relevansi Materi yang disajikan relevan dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional ketika mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan dalam rangka mencerdaskan generasi bangsa Indonesia. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.” Kompetensi profesional guru, dimana mengulas materi tentang struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksisecara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Tidak hanya menguasai materi, Saudara juga akan mampu mengembangkan materi struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi secara kreatif dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar. Mengingat siswa sekolah dasar memerlukan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Dalam modul ini, Saudara akan belajar bagaimana memahami peserta didik dengan karakter yang beragam dari segi perkembangan bahasa anak. Dari pemahaman tersebut korelasinya adalah Saudara akan merancang perencanaan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan konteks struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi di sekolah dasar. 3. Petunjuk Belajar Untuk membantu Saudara memahami modul ini perlu diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut: a. Bacalah dengan cermat uraian penting yang terdapat di dalam modul ini sampai Saudara memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini b. Pahamilah pengertian demi pengertian dari modul ini melalui pemahaman dan pengalaman sendiri serta diskusikanlah dengan teman atau dosen pembimbing Saudara c. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Saudara dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet d. Mantapkanlah pemahaman Saudara melalui pengerjaan tes formatif yang tersedia dalam modul ini dengan baik. Kemudian, nilai sendiri tingkat pencapaian Saudara dengan membandingkan jawaban yang telah Saudara buat dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat diakhir modul. e. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap masih sulit, dengan teman-teman Saudara. Selamat belajar. Semoga Saudara berhasil !
B. Inti Pada bagian inti modul ini, akan diuraikan hal-hal yang terkait dengan (1) capaian pembelajaran, (2) subcapaian pembelajaran, (3) uraian materi, dan (4) forum diskusi. 1. Capaian Pembelajaran Sesuai dengan isi Kurikulum PPG PGSD 2019, Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan (CPMK) ke-2 Pendalaman Materi Bidang Studi Bahasa Indonesia untuk KB-2 adalah menguasai struktur, fungsi, dan kaidah kebahasaan teks fiksi serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD. 2. Sub Capaian Pembelajaran Berdasarkan capaian pembelajaran di atas, dijabarkan subcapaian pembelajaran berikut ini. a. menganalisis teks fiksi; b. menganalisi struktur, fungsi dan kaidah kebahasaan teks fiksi c. merancang pembelajaran teks fiksi di sekolah dasar 3. Uraian Materi dan Contoh Dalam KB 2, Saudara akan mempelajari materi teks fiksi yang mencakup struktur, fungsi, kaidah kebahasaan teks fiksi, dan kompetensi dasar teks fiksi. a. Teks Fiksi Teks fiksi adalah teks yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan imajinasi pengarang (Kosasih dan Kurniawan, 2019). Imajinasi pengarang tersebut diolah berdasarkan pengalaman, pSaudarangan, tafsiran, kecendikiaan, wawasan, dan penilaiannya terhadap berbagai peristiwa, baik peristiwa nyata maupun peristiwa hasil rekaan (Rubin, 2008). Teks fiksi dinikmati pembaca sebagai sarana hiburan. Berikut contoh teks fiksi. Cici dan Serigala Karya Lilik Choir Sore itu tiga kelinci kecil, Cici, Pusi, dan Upi bermain bersama di tempat lapang di hutan. Tiba-tiba Cici melihat sesuatu tergeletak dalam bungkus plastik. “Hai teman-teman… lihatlah!” Cici berteriak
sambil menunjuk ke arah bungkusan plastik. “Wah…..makanan teman- teman…,” teriak Upi. “Asyik….sore ini kita makan enak…,” Pusi bersorak kegirangan. Cici mengambil kue itu, membuka bungkusnya dan tercium aroma harum dari kue itu. Tiba-tiba muncul niat liciknya.“Ah… pasti nikmat sekali apalagi jika ku makan sendiri tanpa berbagi dengan mereka,” gumamnya dalam hati. “Teman-teman sepertinya kue ini bekal Pak Tukang Kayu yang sering ke hutan ini, mungkin dia baru saja ke sini dan belum pergi terlalu jauh. Bagaimana jika ku susul kan kue ini, bukankah menolong orang juga perbuatan mulia?” Cici meyakinkan temannya. Raut kecewa tergambar di wajah Upi dan Pusi. Mereka gagal makan kue yang beraroma lezat itu. Cici berlari menjauhi temannya dan memakan kue itu sendiri. Tiba-tiba…Bruuukk…!! “Aaahgg….tolooooong…,” Cici menjerit keras. Seekor serigala muncul dari balik semak dan langsung menerkam tubuh mungil Cici. Cici pun menangis dan terus berteriak minta tolong. Cici memutar otak mencari cara bagaimana agar ia bisa bebas dari cengkeraman serigala itu. Akhirnya, ia mendapatkan ide. “Pak Serigala, aku punya dua teman disana. Bagaimana jika mereka kujemput ke sini supaya kamu dapat makan lebih banyak lagi?” Cici berusaha mengelabui Serigala itu. “Baiklah, segera panggil mereka tapi aku harus ikut di beakangmu,” jawab Serigala. “Pelan-pelan saja ya, supaya meraka tidak mendengar langkah kakimu. Aku khawatir meraka akan lari ketakutan.”Cici pun berlari ke arah teman-temannya yang ditinggalkan tadi. Sementara Serigala mengikutinya dengan langkah pelan. Menyadari hal itu, Cici berlari sekuat tenaga sambil sesekali memenggil temannya. “Ups…..!”, kaki Cici tiba-tiba terasa ada yang menarik. Ia pun menjerit dan bahkan tidak berani membuka mata. “Jangan Pak Serigala…..Jangan makan aku, ampuni aku.” “Sst….., ini aku Ci, bukalah matamu, ini Upi dan Pusi.” “Ayo cepat Ci…..” dengan rasa kebersamaan mereka pun akhirnya selamat. Napas mereka tersengal-sengal, keringatnya bercucuran. Cici menangis tersedu-sedu. “Hik…hik….maafkan aku teman-teman, aku bersalah pada kalian. Aku telah berbohong,” Cici akhirnya menceritakan kejadian yang sebenarnya. Temannya tidak marah apalagi membencinya. Cici pun berjanji tidak akan mengulanginya lagi. “Sudahlah Cic, kami memaafkanmu,” kata Pusi dengan bijak. “Terima kasih kawan, aku janji tidak akan mengulanginya lagi” jawab Cici dengan tulus. (Choir dalam Kosasih, 2019) Bahasa tulisan teks fiksi bermakna denotatif, konotatif, asosiatif, ekspresif, sugestif, dan plastis. Denotatif adalah makna sebenarnya atau makna yang sesuai dengan pengertian yang dikandung oleh kata tersebut. Berikut contoh kata yang
mengandung makna denotatif. “ Dia adalah wanita cantik”. Kata cantik ini diucapkan oleh seorang pria terhadap wanita yang berkulit putih, berhidung mancung, mempunyai mata yang indah dan berambut hitam legam. “Nita sedang tidur di dalam kamarnya” Kata tidur ini mengandung makna denotatif bahwa Nita sedang beristirahat dengan memejamkan matanya (tidur). Konotatif adalah bukan makna sebenarnya, mempunyai makna tautan.. Dengan kata lain, makna kias atau makna tambahan. Berikut contoh kata yang mengandung makna konotatif. Dialah bunga idamanku seorang (kekasih) Kata bunga selain bermakna denotatif sebagai bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya. Bunga juga memiliki makna sampingan (konotatif) akibat asosiasi terhadap barang lain seperti tampak pada contoh berikut. Ekspresif yaitu membayangkan suasana pribadi pengarang. Berikut contoh kata yang mengandung makna ekspresif. Wajahnya itu mengingatkanku pada rembulan yang mewujud purnama yang selalu kulihat di malam ketiga belas ataupun di malam keempat belas. Dari kutipan di atas, pembaca dapat membayangkan suasana pribadi pengarang yang bahagia. Sugestif bersifat mempengaruhi pembaca. Berikut contoh teks yang mengandung makna sugestif. Hari senin merupakan hari yang sangat melelahkan, karena suasana liburan masih terasa saat rutinitas kembali. Jika pada umumnya hari senin adalah awal semangat berutinitas namun hal itu tidak terjadi padaku. Berawal dari pagi hari yang dimulai untuk mempersiapkan alat alat sekolah. Dilanjutkan dengan rutinitas sekolah yang membuatku merasa masih ingin merasakan lebih lama liburan. Rutinitas sekolahku selesai pada pukul 3 sore. Saat sesampainya dirumah aku segera mandi dan makan sembari beristirahat sejenak. Istirahatpun tidak teralu lama karena harus mengerjakan tugas tugas sekolah yang belum selesai aku kerjakan (Amran & Rozak, 2003).
Paragraf diatas termasuk kedalam contoh teks yang mengandung makna sugestif karena membujuk pembaca baik orang tua maupun anak-anak untuk mengerjakan tugas dan rajin sekolah.Secara tidak langsung, tokoh Aku mempengaruhi pembaca melalui pengalamannya, walaupun rutinitas hari senin sangat banyak, tapi tokoh Aku tetap menyelesaikan tugas sekolahnya. Plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca. Berikut contoh kata yang mengandung makna plastis. Matahari menunjukkan senyumannya, awan-awan putih seakan menjadi perhiasan langit biru yang membentang bagai gulungan kertas polos. Benar-benar hari yang cerah. Cocok untuk menghabiskan waktu Minggu di luar bersama keluarga, teman, kerabat, dan sejenisnya (Manulamarmar dalam Amran & Zaidan, A, 2003). Teks fiksi merupakan satu organisasi yang didukung oleh berbagai unsur yang terjalin satu sama lain dan yang secara bersama-sama membangun cerita. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut. 1) Tema Tema merupakan ide atau gagasan yang ingin di sampaikan pengarang dalam ceritanya. Menurut Stanton (2012), “Tema adalah aspek cerita yang sejajar dengan ‘makna’ dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat. Kosasih (2008) berpendapat bahwa, “Tema banyak dipengaruhi oleh kehidupan zamannya”. Semi (2007) berpendapat bahwa, “Tema tidak lain dari suatu gagasan sentral yang menjadi dasar penyusunan karagan dan sekaligus menjadi sasaran dari karangan tersebut, dan tema itu mencakup persoalan tentang tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca”. Aminuddin (2014), “Menjelaskan untuk memahami tema, pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah, yaitu: a) memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca; b) memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca; c) memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa dalam prosa fiksi yang di baca;
d) memahami plot atau alur cerita dalan prosa fiksi yang dibaca; e) menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya dan disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa terpapar dalam suatu cerita; f) menentukan sikap penngarang terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkannya; g) mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkan; h) menafsirkan tema dalam cerita yang cibaca serta menyimpulkan dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya. Berikut contoh langkah-langkah menemukan tema. Serigala dan Kelinci Langkah-langkah Menentukan yang Keras Kepala Tema Pada zaman dahulu, hiduplah seekor 1. Setting (latar) cerita “Serigala dan serigala. Ia mempunyai kebun Kelinci yang Keras Kepala” yaitu mentimun yang sekelilingnya di kebun mentimun milik serigala dipagari duri. Hal itu dimaksudkan dan di dalam lubang tempat agar manusia dan hewan-hewan lain tinggal kelinci dan ibunya. tidak bias memasuki kebunnya. 2. Ada tiga tokoh dalam cerita Tidak jauh dari kebun itu, terdapat “Serigala dan Kelinci yang Keras seekor Kelinci kecil bersama ibunya Kepala”, yaituserigala, kelinci, yang tinggal di sebuah lubang. dan ibu si kelinci.Kelinci bewatak Kelinci ini selalu keluar dari keras kepala, serigala cerdik, ibu lubangnya dan menunggu sampai si kelinci penyayang dan sabar. serigala pergi meninggalkan lading 3. Serigala mempunyai kebun untuk mencari ayam atau yang mentimun yang sekelilingnya lainnya untuk dimakan. Setelah dipagari duri, tujuannya agar merasa yakin serigala telah pergi, hewan-hewan lain tidak bisa Kelinci keluar dari lubang, lalu memasuki kebunnya - kelinci melompat dan masuk ke kebun melompat dan masuk ke kebun dengan melewati bawah pagar duri. dengan melewati pagar duri, ia Ia memakan mentimun dan memakan mentimun dan memotongnya. Setelah itu, ia memotongnya - kelinci kembali kembali ke lubang. Ibunya selalu ke lubang - ibunya mengingatkan mengingatkannya agar waspada dari agar selalu waspada dari ancaman serigala. Serigala melakukan – ancaman serigala. “Janganlah engkau pergi ke kebun serigala melakukan pengintaian
mentimun, Annaku. Dengarkan untuk mengetahui siapa yang nasihat ibu. Jangan kau pergi ke selalu memasuki kebunnya – kebun itu. Jika serigala serigala bersembunyi di balik pohon – kelinci masuk ke kebun menangkapmu, ia akan dari bawah kawat berduri – memakanmu,” kata ibunya. kelinci memakan mentimun – serigala menyerang kelinci – Sementara itu, setiap kali serigala pulang, ia menemukan buah mentimunnya telah dimakan dan serigala tidak berhasil menangkap terpotong. Ia heran dan berpikir, kelinci – serigala mencari siasat siapa gerangan yang masuk dari untuk menangkap dan menjebak pagar dan memakan mentimunnya. kelinci –serigala mengumpulkan Suatu hari serigala bermaksud getah pohon karet – getah karet melakukan pengintaian untuk dijadikan sebuah patung yang mengetahui siapa yang selalu mirip dengan kelinci dan memasuki kebunnya. Ia bersembunyi diletakkan di tengah lading – di balik pohon dan menunggu siapa kelinci menghampiri kelinci gerangan yang datang. Tiba-tiba, buatan –kelinci teperangkap seperti biasa, Kelinci kecil keluar dalam getah karet – serigala dari lubangnya dan melompat- melemparkan kelinci kea rah duri lompat, masuk dari bawah kawat – kelinci melompat masuk lubang berduri. Setelah sampai di kebun, ia untuk menemui ibunya dengan mulai memakan mentimun. kondisi bulu yang rontok. Mengetahui hal itu, Serigala segera 4. Alur yang digunakan dalam cerita menyerangnya. Ia berlari dengan “Serigala dan Kelinci yang Keras cepat dan memasuki kebunnya. Kepala” adalah alur maju. Namun demikian, Serigala tidak 5. Berdasarkan analisis pada nomor berhasil menangkap Kelinci kecil itu. 1-4, dapat disimpulkan bahwa Kemudian Kelinci kecil masuk ke tema “Serigala dan Kelinci yang lubangnya dan mendatangi ibunya Keras Kepala” tentangkenakalan dengan terengah-engah. seorang anak kelinci. Akibat “Apa yang terjasi?” tanya ibunya. kenakalannya tersebut, si kelinci Lalu kelinci menceritakan apa yang mendapatkan akibatnya. terjadi dengan serigala. “Bukankah telah aku peringatkan jangan kau pergi ke kebun itu?’ kata ibunya lagi. Tetapi kelinci itu keras kepala dan tidak pernah mendengar ucapan ibunya. Setiap hari ia masih selalu datang ke kebun itu di saat Serigala pergi. Akhirnya, Serigala mencari siasat untuk menjebak dan menangkap Kelinci yang keras kepala itu. Ia pergi dan mengumpulkan getah dari pohon karet yang ada di sekelilingnya. Getah ini dijadikan sebuah patung
kelinci buatan yang mirip dengan Kelinci keras kepala itu dan melatakannya di tengah lading. Ketika Kelinci keluar dari lubang dan masuk dari pagar berduri seperti biasanya, ia melihat ada yang menyerupainya di tengah kebun. Ia mengira itu kelinci lain. Kemudian Kelinci Kecil menghampiri kelinci buatan yang berdiri di hadapannya. “Apa yang kau lakukan di kebun ini? Apa yang kau inginkan? Kau kira kau lebih kuat dari diriku? tanya Kelinci Kecil kesal. Ia memukulnya dengan tangan kanannya. Tangannya menyentuh kelinci getah itu, dan tentu saja ia tidak dapat melepaskannya. Kelinci buatan itu seolah menggerakkan tangannya dan menangkap tangan kanan Kelinci Kecil sehingga ia tidak dapat melapaskan tangannya. “Ugh! Kau memegang tanganku?” hardik Kelinci Kecil sambil memukul dengan tangan kirinya. Kelinci nakal itu berusaha melepaskan tangannya. Ia bergerak ke kiri dan ke kanan, tetapi tetap tidak berhasil. Karena gerakannya itu, kelinci getah menyentuh bulu dan ekornya. Pada saat itu, keluarlah Serigala dari balik pohon. “Sekarang kau terkena tipuanku, aku akan meninggalkanmu agar kau tersiksa oleh getah ini,” kata serigala sambil menyeringai puas. “Aku senang seperti ini. Getah ini tidak menyakitiku. Aku akan merasa sakit jika kau lemparkan aku ke atas duri itu,” kata Kelinci Kecil sambil matanya mengerling kea rah duri pagar. “Baik, jika duri membuatmu sakit, aku akan melemparkanmu ke sana,” ujar Serigala kesal. Kemudian ia
menangkap Kelinci dan melemparkannya ke arah duri. Sebenarnya ucapan Kelinci tadi hanya siasat saja, agar ia dapat melepaskan diri dari getah itu. Ketika Serigala melemparkannya ke duri, ia segara melompat dan melompat, lalu berlari jauh, masuk lubang untuk menemui ibunya kembali. Ketika sang ibu melihatnya, ia kaget melihat bulu-bulu anaknya rontok, kulitnya terkena getah, dan ekornya terkelupas. “Apa yang terjadi padamu? tanya ibunya. Kelinci menceritakan apa yang telah dialaminya. “Engkau pantas mendapatkan ini. Ini adalah balasan bagi anak kelinci yang keras kepala dan tidak mau mematuhi nasihat ibunya.” Sejak saat itu Kelinci tidak pernah lagi ke kebun Serigala. (Abdul Majis dalam Kosasih, 2019) 2) Perwatakan Perwatakan adalah karakteristik dari tokoh dalam cerita (Budihastuti, 2015). Penyampaian perwatakan tokoh tergantung pada pengarangnya. Ada yang sekali saja gambaran itu ditampilkan, pembaca sudah merasakan adanya watak tokoh. Namun tidak jarang pula pengarang melibatkan tokoh dalam kejadian-kejadian tertentu untuk menggambarkan watak tokohnya. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Kaufman dan Libby (2012) dan Al Alami (2016), “Bahwa pengarang menyuguhkan perwatakan dengan berbagai macam kepribadian, perspektif, peristiwa, hasil, dan realisasi. Tidak jarang juga gambaran perwatakan dapat mencerminkan bagaimana kualitas teks fiksi, jika pengarang dapat menciptakan tokoh dengan perwatakan menarik, pembaca tidak akan jenuh membacanya. Pernyataan tersebut didukung oleh Shaw (2013), “Bahwa perwatakan tokoh dirancang untuk melihat kualitas suatu cerpen.Dengan
memahami unsur perwatakaan, pembaca dapat mengindentifikasi dan menafsikan tokoh-tokoh dalam teks fiksi. Berikut contoh perwatakan dalam teks fiksi. Serigala dan Kelinci Tokoh dan Perwatakan yang Keras Kepala Kelinci berwatak keras kepala Serigala berwatak cerdik Pada zaman dahulu, hiduplah seekor Ibu si kelinci berwatak penyabar dan penyayang serigala. Ia mempunyai kebun mentimun yang sekelilingnya dipagari duri. Hal itu dimaksudkan agar manusia dan hewan-hewan lain tidak bias memasuki kebunnya. Tidak jauh dari kebun itu, terdapat seekor Kelinci kecil bersama ibunya yang tinggal di sebuah lubang. Kelinci ini selalu keluar dari lubangnya dan menunggu sampai serigala pergi meninggalkan lading untuk mencari ayam atau yang lainnya untuk dimakan. Setelah merasa yakin serigala telah pergi, Kelinci keluar dari lubang, lalu melompat dan masuk ke kebun dengan melewati bawah pagar duri. Ia memakan mentimun dan memotongnya. Setelah itu, ia kembali ke lubang. Ibunya selalu mengingatkannya agar waspada dari ancaman serigala. “Janganlah engkau pergi ke kebun mentimun, Annaku. Dengarkan nasihat ibu. Jangan kau pergi ke kebun itu. Jika serigala menangkapmu, ia akan memakanmu,” kata ibunya. Sementara itu, setiap kali serigala pulang, ia menemukan buah mentimunnya telah dimakan dan terpotong. Ia heran dan berpikir, siapa gerangan yang masuk dari pagar dan memakan mentimunnya. Suatu hari serigala bermaksud melakukan pengintaian untuk mengetahui siapa yang selalu memasuki kebunnya. Ia bersembunyi di balik pohon dan menunggu siapa gerangan yang datang. Tiba-tiba, seperti biasa, Kelinci kecil keluar dari lubangnya dan melompat-lompat,
masuk dari bawah kawat berduri. Setelah sampai di kebun, ia mulai memakan mentimun. Mengetahui hal itu, Serigala segera menyerangnya. Ia berlari dengan cepat dan memasuki kebunnya. Namun demikian, Serigala tidak berhasil menangkap Kelinci kecil itu. Kemudian Kelinci kecil masuk ke lubangnya dan mendatangi ibunya dengan terengah-engah. “Apa yang terjasi?” tanya ibunya. Lalu kelinci menceritakan apa yang terjadi dengan serigala. “Bukankah telah aku peringatkan jangan kau pergi ke kebun itu?’ kata ibunya lagi. Tetapi kelinci itu keras kepala dan tidak pernah mendengar ucapan ibunya. Setiap hari ia masih selalu datang ke kebun itu di saat Serigala pergi. Akhirnya, Serigala mencari siasat untuk menjebak dan menangkap Kelinci yang keras kepala itu. Ia pergi dan mengumpulkan getah dari pohon karet yang ada di sekelilingnya. Getah ini dijadikan sebuah patung kelinci buatan yang mirip dengan Kelinci keras kepala itu dan melatakannya di tengah lading. Ketika Kelinci keluar dari lubang dan masuk dari pagar berduri seperti biasanya, ia melihat ada yang menyerupainya di tengah kebun. Ia mengira itu kelinci lain. Kemudian Kelinci Kecil menghampiri kelinci buatan yang berdiri di hadapannya. “Apa yang kau lakukan di kebun ini? Apa yang kau inginkan? Kau kira kau lebih kuat dari diriku? tanya Kelinci Kecil kesal. Ia memukulnya dengan tangan kanannya. Tangannya menyentuh kelinci getah itu, dan tentu saja ia tidak dapat melepaskannya. Kelinci buatan itu seolah menggerakkan tangannya dan menangkap tangan kanan Kelinci Kecil sehingga ia tidak dapat melapaskan
tangannya. “Ugh! Kau memegang tanganku?” hardik Kelinci Kecil sambil memukul dengan tangan kirinya. Kelinci nakal itu berusaha melepaskan tangannya. Ia bergerak ke kiri dan ke kanan, tetapi tetap tidak berhasil. Karena gerakannya itu, kelinci getah menyentuh bulu dan ekornya. Pada saat itu, keluarlah Serigala dari balik pohon. “Sekarang kau terkena tipuanku, aku akan meninggalkanmu agar kau tersiksa oleh getah ini,” kata serigala sambil menyeringai puas. “Aku senang seperti ini. Getah ini tidak menyakitiku. Aku akan merasa sakit jika kau lemparkan aku ke atas duri itu,” kata Kelinci Kecil sambil matanya mengerling kea rah duri pagar. “Baik, jika duri membuatmu sakit, aku akan melemparkanmu ke sana,” ujar Serigala kesal. Kemudian ia menangkap Kelinci dan melemparkannya ke arah duri. Sebenarnya ucapan Kelinci tadi hanya siasat saja, agar ia dapat melepaskan diri dari getah itu. Ketika Serigala melemparkannya ke duri, ia segara melompat dan melompat, lalu berlari jauh, masuk lubang untuk menemui ibunya kembali. Ketika sang ibu melihatnya, ia kaget melihat bulu-bulu anaknya rontok, kulitnya terkena getah, dan ekornya terkelupas. “Apa yang terjadi padamu? tanya ibunya. Kelinci menceritakan apa yang telah dialaminya. “Engkau pantas mendapatkan ini. Ini adalah balasan bagi anak kelinci yang keras kepala dan tidak mau mematuhi nasihat ibunya.” Sejak saat itu Kelinci tidak pernah lagi ke kebun Serigala. (Abdul Majis dalam Kosasih, 2019)
3) Alur Alur adalah rangkaian peristiwa dalam cerita yang terhubung secara kasual (Stanton 2012). Alur tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan cerita.Agar pengolahan ide dapat termatangkan dengan baik dan menghasilkan alur yang mengalir, maka perlu dirancang struktur cerita dengan berpedoman pada 5W + 1 H, yakni: who (siapa tokoh-tokohnya), what (konflik apa yang disajikan agar cerita menarik), when (kapan berlangsungnya cerita itu), where (dimana cerita itu terjadi), why (mengapa/apa motivasi para pelakunya berbuat demikian), dan how (bagaimana meresolusi konflik yang ada) (Pranoto, 2015). Berikut contoh analisis alur. Alur cerita terdiri dari beberapa tahap. a) Tahap pengenalan (Eksposition atau Orientasi) Tahap pengenalan merupakan tahapan awal cerita yang digunakan untuk mengenalkan tokoh, latar, situasi, waktu, dan lain sebagainya. b) Tahap pemunculan konflik (Rising action) Tahap pemunculan konflik merupakan tahap dimunculkannya masalah. Tahap ini ditSaudarai dengan adanya ketegangan atau pertentangan antar tokoh. c) Tahap konflik memuncak (Turning point atau Klimaks) Tahap konflik memuncak atau biasa disebut klimaks merupakan tahap di mana permasalahan atau ketegangan berada pada titik paling puncak. d) Tahap konflik menurun (Antiklimaks) Tahap konflik menurun atau biasa disebut antiklimaks merupakan tahap di mana masalah mulai dapat diatasi dan ketegangan berangsur-angsur menghilang. e) Tahap penyelesaian (Resolution) Tahap penyelesaian merupakan tahap di mana konflik sudah terselesaikan. Sudah tidak ada permasalahan maupun ketegangan antar tokohnya, karena telah menemukan penyelesaiannya. (Pranoto 2015) Secara umum, alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam. Pembagian ini didasarkan pada urutan waktu atau kronologisnya.
1. Alur Maju Alur maju atau bisa disebut progresif adalah sebuah alur yang klimaksnya berada di akhir cerita. Rangkaian peristiwa dalam alur maju berawal dari masa awal hingga masa akhir cerita dengan urutan waktu yang teratur dan beruntut. Tahapan pada Alur maju adalah sebagai berikut. Pengenalan → Muncul konflik → Klimaks → Antiklimaks → Penyelesaian 2. Alur Mundur Alur mundur atau bisa disebut regresi adalah sebuah alur yang menceritakan masa lampau yang menjadi klimaks di awal cerita. Rangkaian peristiwa dalam alur mundur berawal dari masa lampau ke masa kini dengan susunan waktu yang tidak sesuai dan tidak beruntut. Tahapan pada Alur mundur adalah sebagai berikut. Penyelesaian → Antiklimaks → Klimaks → Muncul konflik → Pengenalan 3. Alur Campuran Alur campuran atau bisa disebut alur maju-mundur adalah alur yang diawali dengan klimaks, kemudian menceritakan masa lampau, dan dilanjutkan hingga tahap penyelesaian. Pada saat menceritakan masa lampau, tokoh dalam cerita dikenalkan sehingga saat cerita satu belum selesai, kembali ke awal cerita untuk memperkenalkan tokoh lainnya.Tahapan pada Alur campuran adalah sebagai berikut. Klimaks → Muncul konflik → Pengenalan→ Antiklimaks → Penyelesaian. (Pranoto 2015). Berikut disajikan contoh analisi alur. Impian Rena hidup sebatang kara dengan neneknya di rumah peot yang berada di pinggir desa. Dia adalah anak yang pSaudarai sehingga para guru di sekolahnya sangat menyanjungnya. Suatu hari dia telah lulus SMA. Dia sangat ingin melanjutkan sekolahnya di kota. Karena kepSaudaraiannya dia berhasil masuk lewat jalur beasiswa di PTN ternama dikota terdekat. Neneknya yang sudah tua terpaksa dia tinggal. Karena rumahnya yang berada di tepi desa, dia tidak memiliki tetangga dekat. Dia meminta izin kepada neneknya, namun neneknya tidak memberinya izin. Rena sangat marah pada neneknya yang menghalangi niatnya. Neneknya mencoba menjelaskan kepada Rena
alasannya, namun Rena tidak menggubrisnya. Nenek mencoba merayu Rena, tapi Rena semakin merasa bahwa hidupnya tidak adil. Selama beberapa hari Rena tidak berbicara pada neneknya. Rena merencanakan kabur dari rumah untuk menggapai cita-citanya. Dia tidak peduli lagi dengan neneknya yang dianggapnya telah menghalangi impiannya. Setelah sampai di Kota dia merasa terbebas dengan beban mengurus neneknya. Sambil kuliah dia bekerja di rumah makan sebagai pelayan. Suatu malam ketika dia pulang kerja dia melihat pengemis renta yang masih menengadahkan tangannya. Dinginnya malam tidak membuat pengemis tersebut terhentak untuk pulang. Rena teringat pada nenek yang telah menjaganya saat kedua orang tuanya telah menghadap sang pencipta. Dia merasa terbebena dan berdosa. Dia mulai kalut dengan beribu macam pertanyaan yang memenuhi kepalanya. Buat apa aku meraih impianku, jika orang yang seharusnya paling bahagia atas kesuksesanku menderita? Buat apa aku berada di puncak jika, syurgaku tak merasakan kenikmatan? Bagaimana aku tersenyum, jika yang terpenting di dunia ini merintih? Setelah mematung cukup lama, Rena memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya malam itu juga. Dia sudah tidak sabar bertemu neneknya. Sampailah ia di rumah peot yang menjadi saksi kedewasaanya. Di lihatnya nenek yang masih menata barang dagangan yang diambil dari kebun tetangga, untuk dibawanya ke pasar. Tak kuasa dia menahan tangisannya lagi. Dia sebut dengan lantang sapaan tercinta, dan dia peluk tubuh keriput penuh peluh tersebut. Rena berjanji akan selalu berada di dekat neneknya. Akhirnya Rena tidak melanjutkan studinya di kota. Dia habiskan waktunya untuk membantu mengajar anak-anak putus sekolah di desanya. Hidupnya sekarang lebih tenang dan bahagia dari pada saat dia menggapai impiannya tapi membuang muka terhadap apa yang ada di sekitarnya. Tahap Peristiwa Gadis bernama Rena hidup dengan neneknya di rumah peot, Pengenalan pinggiran desa Muncul Rena telah lulus SMA dan ingin melanjutkan kuliahnya di Kota. konflik Rena mendapatkan beasiswa karena kecerdasannya. Klimaks Rena meminta izin untuk meninggalkan desa dan tinggal di kota untuk kuliah. Nenek Rena tidak mengizinkan sehingga membuat
Rena marah dan memutuskan untuk melarkan diri dari rumah. Sepulang dari kerja sambilannya Rena melihat pengemis renta. Hal Antiklimaks ini mengigatkannya dengan neneknya di Desa. Rena mulai berpikir untuk apa studinya jika neneknya tetap menderita. Rena memutuskan pulang untuk bertemu neneknya. Dia Penyelesaian memutuskan keluar dari studinya, dan membantu anak-anak putus sekolah di desanya agar tetap dapat belajar. Berdasarkan tahapan pada alur cerita cerpen “Impian” tersebut, dapat disimpulkan bahwa cerpen tersebut memiliki alur maju. 4) Latar Latar merupakan salah satu unsur yang turut membangun isi dari sebuah cerita. Sebuah cerita harus jelas tempat, ruang, dan suasana cerita itu berlangsung. Latar adalah gambaran tentang tempat, waktu, dan suasana dialami oleh tokoh (Siswanto, 2008). Latar dibagi menjadi: a) latar tempat, yakni lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi, baik dapat dijumpai dalam dunia nyata ataupun tempat tertentu yang tidak disebutkan secara jelas (pembaca harus menebak sendiri); b) latar waktu, yakni kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam cerpen; dan c) latar sosial, yakni hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat suatu tempat yang diceritakan dalam cerpen, misalnya: kebiasaan hidup, adat-istiadat, tradisi, pSaudarangan hidup, pola pikir dan bersikap Rahmanto (1988). Berikut contoh latar dalam cerita “Serigala dan Kelinci yang Keras Kepala.” Serigala dan Kelinci Latar yang Keras Kepala Pada zaman dahulu, hiduplah Latar tempat cerita “Serigala dan Kelinci yang Keras Kepala” seekor serigala. Ia mempunyai berlangsung di kebun mentimun milik kebun mentimun yang serigala dan di lubang tempat tinggal sekelilingnya dipagari duri. Hal itu
dimaksudkan agar manusia dan kelinci dan ibunya. Hal ini bias dilihat dari kutipan berikut. hewan-hewan lain tidak bias Tidak jauh dari kebun itu, memasuki kebunnya. terdapat seekor Kelinci kecil bersama ibunya yang tinggal di sebuah lubang. Tidak jauh dari kebun itu, terdapat Kelinci ini selalu keluar dari lubangnya dan menunggu sampai serigala pergi seekor Kelinci kecil bersama meninggalkan lading untuk mencari ayam atau yang lainnya untuk dimakan. ibunya yang tinggal di sebuah Setelah merasa yakin serigala telah pergi, Kelinci keluar dari lubang, lalu lubang. Kelinci ini selalu keluar melompat dan masuk ke kebun dengan melewati bawah pagar duri. dari lubangnya dan menunggu Cerita “Serigala dan Kelinci yang sampai serigala pergi meninggalkan Keras Kepala” berlangsung dalam waktu berhari-hari. Hal ini ditSaudarai lading untuk mencari ayam atau oleh kata “suatu hari”, dan “setiap hari”. yang lainnya untuk dimakan. Suatu hari serigala bermaksud melakukan pengintaian untuk Setelah merasa yakin serigala telah mengetahui siapa yang selalu memasuki kebunnya. pergi, Kelinci keluar dari lubang, Setiap hari ia masih selalu lalu melompat dan masuk ke kebun datang ke kebun itu di saat Serigala pergi. dengan melewati bawah pagar duri. Cerita ini berlangsung di lingkungan Ia memakan mentimun dan kehidupan serigala, kelinci, dan ibu si kelinci, yang bersaing untuk memotongnya. Setelah itu, ia mendapatkan makanan. kembali ke lubang. Ibunya selalu mengingatkannya agar waspada dari ancaman serigala. “Janganlah engkau pergi ke kebun mentimun, Annaku. Dengarkan nasihat ibu. Jangan kau pergi ke kebun itu. Jika serigala menangkapmu, ia akan memakanmu,” kata ibunya. Sementara itu, setiap kali serigala pulang, ia menemukan buah mentimunnya telah dimakan dan terpotong. Ia heran dan berpikir, siapa gerangan yang masuk dari pagar dan memakan mentimunnya. Suatu hari serigala bermaksud melakukan pengintaian untuk mengetahui siapa yang selalu memasuki kebunnya. Ia bersembunyi di balik pohon dan menunggu siapa gerangan yang datang. Tiba-tiba, seperti biasa, Kelinci kecil keluar dari lubangnya dan melompat-lompat, masuk dari bawah kawat berduri. Setelah sampai di kebun, ia mulai memakan mentimun. Mengetahui hal itu, Serigala segera menyerangnya. Ia berlari dengan
cepat dan memasuki kebunnya. Namun demikian, Serigala tidak berhasil menangkap Kelinci kecil itu. Kemudian Kelinci kecil masuk ke lubangnya dan mendatangi ibunya dengan terengah-engah. “Apa yang terjasi?” tanya ibunya. Lalu kelinci menceritakan apa yang terjadi dengan serigala. “Bukankah telah aku peringatkan jangan kau pergi ke kebun itu?’ kata ibunya lagi. Tetapi kelinci itu keras kepala dan tidak pernah mendengar ucapan ibunya. Setiap hari ia masih selalu datang ke kebun itu di saat Serigala pergi. Akhirnya, Serigala mencari siasat untuk menjebak dan menangkap Kelinci yang keras kepala itu. Ia pergi dan mengumpulkan getah dari pohon karet yang ada di sekelilingnya. Getah ini dijadikan sebuah patung kelinci buatan yang mirip dengan Kelinci keras kepala itu dan melatakannya di tengah lading. Ketika Kelinci keluar dari lubang dan masuk dari pagar berduri seperti biasanya, ia melihat ada yang menyerupainya di tengah kebun. Ia mengira itu kelinci lain. Kemudian Kelinci Kecil menghampiri kelinci buatan yang berdiri di hadapannya. “Apa yang kau lakukan di kebun ini? Apa yang kau inginkan? Kau kira kau lebih kuat dari diriku? tanya Kelinci Kecil kesal. Ia memukulnya dengan tangan kanannya. Tangannya menyentuh kelinci getah itu, dan tentu saja ia tidak dapat melepaskannya. Kelinci buatan itu seolah menggerakkan tangannya dan menangkap tangan kanan Kelinci Kecil sehingga ia tidak dapat
melapaskan tangannya. “Ugh! Kau memegang tanganku?” hardik Kelinci Kecil sambil memukul dengan tangan kirinya. Kelinci nakal itu berusaha melepaskan tangannya. Ia bergerak ke kiri dan ke kanan, tetapi tetap tidak berhasil. Karena gerakannya itu, kelinci getah menyentuh bulu dan ekornya. Pada saat itu, keluarlah Serigala dari balik pohon. “Sekarang kau terkena tipuanku, aku akan meninggalkanmu agar kau tersiksa oleh getah ini,” kata serigala sambil menyeringai puas. “Aku senang seperti ini. Getah ini tidak menyakitiku. Aku akan merasa sakit jika kau lemparkan aku ke atas duri itu,” kata Kelinci Kecil sambil matanya mengerling kea rah duri pagar. “Baik, jika duri membuatmu sakit, aku akan melemparkanmu ke sana,” ujar Serigala kesal. Kemudian ia menangkap Kelinci dan melemparkannya ke arah duri. Sebenarnya ucapan Kelinci tadi hanya siasat saja, agar ia dapat melepaskan diri dari getah itu. Ketika Serigala melemparkannya ke duri, ia segara melompat dan melompat, lalu berlari jauh, masuk lubang untuk menemui ibunya kembali. Ketika sang ibu melihatnya, ia kaget melihat bulu-bulu anaknya rontok, kulitnya terkena getah, dan ekornya terkelupas. “Apa yang terjadi padamu? tanya ibunya. Kelinci menceritakan apa yang telah dialaminya. “Engkau pantas mendapatkan ini. Ini adalah balasan bagi anak kelinci yang keras kepala dan tidak mau mematuhi nasihat ibunya.”
Sejak saat itu Kelinci tidak pernah lagi ke kebun Serigala. (Abdul Majis dalam Kosasih, 2019) 5) Amanat Amanat adalah nilai-nilai yang dititipkan penulis cerita kepada pembacanya (Ismawati, 2013). Amanat adalah suatu pesan yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui sebuah tulisan atau cerita. Amanat biasanya mencerminkan pSaudarangan hidup pengarang, pSaudarangan mengenai nilai- nilai kebenaran yang ingin disampaikan oleh pengarang. Berikut disajikan contoh amanat. Serigala dan Kelinci yang Keras Kepala Pada zaman dahulu, hiduplah seekor serigala. Ia mempunyai kebun mentimun yang sekelilingnya dipagari duri. Hal itu dimaksudkan agar manusia dan hewan-hewan lain tidak bias memasuki kebunnya. Tidak jauh dari kebun itu, terdapat seekor Kelinci kecil bersama ibunya yang tinggal di sebuah lubang. Kelinci ini selalu keluar dari lubangnya dan menunggu sampai serigala pergi meninggalkan lading untuk mencari ayam atau yang lainnya untuk dimakan. Setelah merasa yakin serigala telah pergi, Kelinci keluar dari lubang, lalu melompat dan masuk ke kebun dengan melewati bawah pagar duri. Ia memakan mentimun dan memotongnya. Setelah itu, ia kembali ke lubang. Ibunya selalu mengingatkannya agar waspada dari ancaman serigala. “Janganlah engkau pergi ke kebun mentimun, Anaku. Dengarkan nasihat ibu. Jangan kau pergi ke kebun itu. Jika serigala menangkapmu, ia akan memakanmu,” kata ibunya. Sementara itu, setiap kali serigala pulang, ia menemukan buah mentimunnya telah dimakan dan terpotong. Ia heran dan berpikir, siapa gerangan yang masuk dari pagar dan memakan mentimunnya. Suatu hari serigala bermaksud melakukan pengintaian untuk mengetahui siapa yang selalu memasuki kebunnya. Ia bersembunyi di balik pohon dan menunggu siapa gerangan yang datang. Tiba-tiba, seperti biasa, Kelinci kecil keluar dari lubangnya dan melompat- lompat, masuk dari bawah kawat berduri. Setelah sampai di kebun, ia mulai memakan mentimun. Mengetahui hal itu, Serigala segera menyerangnya. Ia berlari dengan cepat dan memasuki kebunnya. Namun demikian, Serigala tidak berhasil menangkap Kelinci kecil itu. Kemudian Kelinci kecil
masuk ke lubangnya dan mendatangi ibunya dengan terengah- engah.“Apa yang terjasi?” tanya ibunya. Lalu kelinci menceritakan apa yang terjadi dengan serigala. “Bukankah telah aku peringatkan jangan kau pergi ke kebun itu?’ kata ibunya lagi. Tetapi kelinci itu keras kepala dan tidak pernah mendengar ucapan ibunya. Setiap hari ia masih selalu datang ke kebun itu di saat Serigala pergi. Akhirnya, Serigala mencari siasat untuk menjebak dan menangkap Kelinci yang keras kepala itu. Ia pergi dan mengumpulkan getah dari pohon karet yang ada di sekelilingnya. Getah ini dijadikan sebuah patung kelinci buatan yang mirip dengan Kelinci keras kepala itu dan melatakannya di tengah lading. Ketika Kelinci keluar dari lubang dan masuk dari pagar berduri seperti biasanya, ia melihat ada yang menyerupainya di tengah kebun. Ia mengira itu kelinci lain. Kemudian Kelinci Kecil menghampiri kelinci buatan yang berdiri di hadapannya. “Apa yang kau lakukan di kebun ini? Apa yang kau inginkan? Kau kira kau lebih kuat dari diriku? tanya Kelinci Kecil kesal. Ia memukulnya dengan tangan kanannya. Tangannya menyentuh kelinci getah itu, dan tentu saja ia tidak dapat melepaskannya.Kelinci buatan itu seolah menggerakkan tangannya dan menangkap tangan kanan Kelinci Kecil sehingga ia tidak dapat melapaskan tangannya. “Ugh! Kau memegang tanganku?” hardik Kelinci Kecil sambil memukul dengan tangan kirinya. Kelinci nakal itu berusaha melepaskan tangannya. Ia bergerak ke kiri dan ke kanan, tetapi tetap tidak berhasil. Karena gerakannya itu, kelinci getah menyentuh bulu dan ekornya. Pada saat itu, keluarlah Serigala dari balik pohon. “Sekarang kau terkena tipuanku, aku akan meninggalkanmu agar kau tersiksa oleh getah ini,” kata serigala sambil menyeringai puas. “Aku senang seperti ini. Getah ini tidak menyakitiku. Aku akan merasa sakit jika kau lemparkan aku ke atas duri itu,” kata Kelinci Kecil sambil matanya mengerling kea rah duri pagar. “Baik, jika duri membuatmu sakit, aku akan melemparkanmu ke sana,” ujar Serigala kesal. Kemudian ia menangkap Kelinci dan melemparkannya ke arah duri. Sebenarnya ucapan Kelinci tadi hanya siasat saja, agar ia dapat melepaskan diri dari getah itu. Ketika Serigala melemparkannya ke duri, ia segara melompat dan melompat, lalu berlari jauh, masuk lubang untuk menemui ibunya kembali. Ketika sang ibu melihatnya, ia kaget melihat bulu-bulu anaknya rontok, kulitnya terkena getah, dan ekornya terkelupas. “Apa yang terjadi padamu? tanya ibunya. Kelinci menceritakan apa yang telah dialaminya. “Engkau pantas mendapatkan ini. Ini adalah balasan bagi anak kelinci yang keras kepala dan tidak mau mematuhi nasihat ibunya.” Sejak saat itu Kelinci tidak pernah lagi ke kebun Serigala. (Abdul Majis dalam Kosasih, 2019)
Amanat yang terkandung dalam cerita di atas adalah seorang anak harus mendengarkan dan mematuhi nasihat orang tua. Amanat tersebut disampaikan melalui tokoh kelinci. Dalam cerita di atas disampaikan bahwa jika seorang anak tidak mematuhi nasihat orang tuanya, maka dia akan mendapatkan kerugian, seperti yang dialami oleh kelinci. b. Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi Teks fiksi memiliki struktur sebagai berikut: (1) Orientasi, berisi pengenalan tema, tokoh, dan latar. Contoh: Ini cerita tentang pamanku, Badi namanya. Ia seorang lurah di desanya. Warga biasa memanggilnya dengan sebutan Pak Lurah saja. Aku tidak tahu apakah mereka ingat nama asli pamanku. Tetapi aku tahu mereka mengenal dekat, hormat, serta sayang pada beliau. (2) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama. Pada bagian ini peristiwa-peristiwa di luar nalar ini biasanya terjadi. Contoh: Bukan hanya memikirkan kesejahteraan warganya, pamanku juga selalu bermusyawarah dengan warga sebelum menentukan kebijakan. Aku ingat, pernah sekali waktu sekelompok investor datang menemui paman. Mereka ingin membangun toko swalayan di desa. Sebagai lurah, paman bisa saja langsung menyetujui. Tentu akan ada imbalan yang tak sedikit untuknya. Tetapi paman justru mengumpulkan warga untuk berdiskusi. Dikemukakannya dampak positif dan negatif jika ada toko swalayan di desa mereka. Sebagian besar warga tidak setuju karena khawatir akan mengalahkan usaha kecil warga di warung dan pasar tradisional. Maka tanpa ragu paman pun menolak rencana pembangunan toko swalayan tersebut. (3) Resolusi, merupakan bagian penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh. Contoh: Aku yakin, banyak warga yang ingin dipimpin oleh lurah seperti Pak Badi, pamanku. Seorang pemimpin yang memilih untuk tidak menjulang tinggi di tengah kesederhanaan warganya. Seorang pemimpin yang memilih untuk berjuang maju bersama warganya (Kosasih, 2019)
Teks fiksi memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut: a) Menggunakan kata-kata yang menyatakan urutan waktu. b) Menggunakan kata kerja tindakan. c) Menggunakan kata kerja yang menggambarkan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan para tokohnya. d) Menggunakan kata-kata yang menggambarkan keadaan atau sifat tokohnya. e) Menggunakan dialog (Kosasih, 2019). Judul Tabel 1 Contoh teks fiks Orientasi Komplikasi Hebatnya Dokter Kami Resolusi Ia adalah Dokter Rana, seorang dokter muda yang sederhana dan terampil. Ayahnya adalah mantan kepala desa kami yang telah meninggal dunia. Dokter Rana baru kembali ke desa kami dua tahun yang lalu, setelah sepuluh tahun lebih merantau ke ibukota. Ia memperoleh beasiswa di Fakultas Kedokteran dan setelah lulus ia praktik di Rumah Sakit Umum Kabupaten. Semenjak ia pulang dan praktik di balai kesehatan desa, aku sering mendengar perbincangan warga yang heran atas keputusan Dokter Rana untuk kembali. Mereka bertanya-tanya, bukankah penghasilan sebagai dokter di kota jauh lebih besar? Pada ayahku, Dokter Rana bercerita bahwa cita-citanya menjadi dokter dulu muncul karena melihat kesadaran hidup sehat masyarakat desa yang sangat rendah. Sungai dipakai untuk mandi cuci kakus lalu airnya dikonsumsi, hasil bumi dan peternakan tidak dimanfaatkan untuk membentuk pola makan sehat, karena warga lebih suka menjual seluruhnya ke kota, lalu uangnya dipakai untuk membeli makanan instan. Selama praktik di kota, Dokter Rana terbayang terus kondisi desanya dan ia merasa bahwa seharusnya, ilmu yang dimilikinya sebagai seorang dokter bisa bermanfaat untuk kampung halamannya sendiri. “Jadi Pak Andri, saya ini pulang untuk memenuhi niat saya ketika menerima beasiswa, yaitu mensejahterakan warga desa di mana saya lahir dan dibesarkan,” ujar Dokter Rana pada Ayah. Sejak pulang, Dokter Rana memang aktif membina para remaja dan pasangan suami-isteri usia muda. Ia memberikan penyuluhan tentang pentingnya mencuci tangan, memasak air, pola makan sehat dan imunisasi. Baginya, generasi muda
adalah alat terbaik untuk menyampaikan misi meningkatkan kesadaran hidup sehat masyarakat desa. Sebagai anak kepala desa, Dokter Rana sering mendengar cerita almarhum ayahnya bahwa banyak warga takut berobat karena tidak mampu membayar. Tak ingin hal ini terjadi, maka diumumkannya kepada warga bahwa warga dapat membayar jasanya dengan sampah. Ya, sampah! Sampah kering jenis apa saja yang bisa didaur ulang. Botol plastik, botol kaca, koran bekas, bahkan kemasan bekas, diterima oleh Dokter Rana. Cara ini membuat warga aktif dan bijak mengelola sampah. Sungguh kreatif dan cerdas cara Pak Dokter mendidik warga. Seperti mendiang ayahnya, Dokter Rana menjadi sosok yang dicintai warga desa. Ia menjadi teladan melalui dedikasi, tanggung jawab, dan kerendah-hatiannya dalam menolong warga. Apabila aku besar nanti, aku ingin seperti Dokter Rana. Akan kukejar cita-citaku menjadi guru, dan aku akan kembali untuk membangun kampung halamanku. Menurut Kosasih (2019), teks fiksi terdiri atas cerita rakyat, cerita fantasi, cerita pendek, cerita inspiratif, puisi rakyat, puisi baru, dan drama. 1) Cerita Rakyat Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan disampaikan secara turun-temurun. Selain sebagai media hiburan, cerita rakyat berfungsi sebagai sarana pendidikan, menyampaikan pesan-pesan moral. Cerita rakyat bersifat anonim atau tidak jelas pengarangnya.Karena masyarakat pada waktu itu memiliki sifat gotong royong yang sangat kuat. Latar dan penokohan cerita rakyat bersifat khas, yakni lebih banyak menggambarkan latar belakang atau kondisi kehidupan dan budaya masyarakat tertentu. Misalnya, cerita Sangkuriang yang menggambarkan kehidupan masyarakat setempat dengan nama tokoh dan tempat yang ada di daerah tempat cerita itu berkembang (Sunda). Meskipun demikian, walaupun tema cerita tersebut memiliki kemiripan dengan cerita dari daerah lain. Akan tetapi, dalam hal penamaan tokoh dan latar, cerita tersebut menjadi identitas tersendiri bagi masyarakat Sunda. Secara garis besar, cerita rakyat terbagi menjadi beberapa jenis. a) Mite, yakni cerita tentang suatu kepercayaan, misalnya tentang para dewa.
b) Sage, yakni cerita tentang kehidupan raja dan kepahlawanan. c) Legenda, yakni cerita asal-usul suatu tempat, binatang, dan benda-benda lainnya. d) Fabel, yakni cerita yang bertokohkan binatang. Selain itu, ada pula cerita yang berkaitan dengan adat-istiadat ataupun kehidupan masyarakatnya sehari-hari. Misalnya di daerah Sunda dikenal cerita Si Kabayan, di daerah Minang, cerita Si Malinkundang. Cerita rakyat memiliki struktur sebagai berikut. a) Orientasi, berisi pengenalan tokoh ataupun latar cerita. Contoh: 1. Dahulu hiduplah raja dan ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya- foya dan menindas rakyat miskin. Raja dan ratu ini mempunyai putra dan putri yang baik hati. Sifat mereka sangat berbeda dengan kedua orang tua mereka itu. Aji Lesmana dan Putri Rauna selalu menolong rakyat yang kesusahan. Keduanya suka menolng rakyatnya yang memerlukan bantuan. 2. Konon dulu sekali, adaseorang saudagar yang kaya. Dia mempunyai tiga orang putri. Ketiganya berparas cantik. Si Sulung memiliki tubuh yang ramping. Karena itu dia senang sekali memakai baju yang bagus-bagus. Putrinya yang kedua mempunyai kulit yang halus dan lembut. Karena itu dia suka memakai perhiasan yang indah-indah. Dia saying sekali kepada ayahnya. b) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama. Wujudnya dapat berupa konflik atau pertentangan dengan tokoh lain. Contoh: 1. Masalahnya, Jiji terlalu tinggi untuk melakukan pekerjaan yang ditawarkan padanya. Jiji terlalu tinggi untuk menjadi kondektur bus. Ketika berdiri di dalam bus, ia harus menekuk leher dan itu membuat lehernya sakit. Ia juga telalu tinggi untuk menjadi supir truk. Lehernya terlalu panjang di ruang kemudi. Saat ia tekuk, hidungnya menyentuh kemudi truk. “Hm, sepertinya, aku hanya cocok untuk melakukan pekerjaan di luar ruangan. Ya, ya,” gumam Jiji pada suatu pagi, sambil matanya menerawang memperhatikan sekitarnya. 2. Sejak hari itu Damayanti hanya memikirkan Nala. Sampai ia jatuh sakit. Dayang-dayangnya yang khawatir pergi menemui Raja Bhima dan menceritakan yang terjadi. Setelah berpikir
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264