Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Tesis Mokh Atqol Nawawi

Tesis Mokh Atqol Nawawi

Published by Atqol Nawawi, 2021-10-29 12:39:09

Description: Tesis Mokh Atqol Nawawi

Search

Read the Text Version

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH YA BAKII KESUGIHAN 01 KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP TESIS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister dalam Bidang Manajemen Pendidikan Islam Oleh MOKH. ATQOL NAWAWI NIM 1910591 MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA (IAINU) KEBUMEN 2021

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM IAINU KEBUMEN TERAKREDITASI BAN PT Jalan Tentara Pelajar No. 25 Telp/Fax (0287) 385902 Kebumen 54316 Website: www.pasca.iainukebumen.ac.id Email: [email protected] NOTA DINAS Hal : Tesis Kepada: Yth. Direktur Pasca Sarjana IAINU Kebumen c/q Biro Tesis Di Tempat Assalamualaikum Wr.Wb. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Pasca Sarjana IAINU Kebumen No.In. 11/PS.MPI/IAINU/SK/D/I/ /2021 Tertanggal Januari 2021 tentang Judul dan Pembimbing Tesis Mahasiswa Program Pascasarjana Magister (S.2) Tahun Akademik 2020/2021. Atas tugas kami sebagai Pembimbing Tesis Saudara/i: Nama : Mokh Atqol Nawawi NIM : 1910591 Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Islam Tahun Akademik : 2020/2021 Judul Tesis : Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Pada Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap Maka setelah kami teliti dan diadakan perbaikan seperlunya, ahirnya kami anggap Tesis tersebut sebagai hasil penelitian / kajian mendalam telah memenuhi syarat untuk diajukan ke sidang, munaqasyahkan Tesis Pascasarjana IAINU Kebumen. Demikian semoga dalam waktu dekat bisa dimunaqasyahkan, dan bersama ini kami kirimkan 4 (empat) eksempelar Tesis dimaksud. Wassalaamu’alaikum Wr.Wb. Kebumen, April 2021 Dosen Pembimbing Dr. Sulis Rokhmawanto, M.S.I. NIDN: 2131038501 ii

LEMBAR PENGESAHAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH YA BAKII KESUGIHAN 01 KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP Telah dipertahankan di hadapan Sidang Dewan Penguji Tesis pada: Hari : .......................... Tanggal : .......................... Waktu : .......................... Oleh: MOKH. ATQOL NAWAWI NIM 1910591 DEWAN PENGUJI TESIS ..................................... (Ketua Sidang) ............................. ........................ ........................ ..................................... ........................ ........................ (Penguji I) ............................. ..................................... (Penguji II) ............................. Dr. Sulis Rokhmawanto, M.S.I. (Pembimbing) ............................. Kebumen, ………………….. 2021 Mengesahkan, Direktur Dr. Sulis Rokhmawanto, M.S.I. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS Saya menyatakan bahwa tesis yang saya susun sebagai syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan tesis ini yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila di kemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam tesis ini. Kebumen, April 2021 Yang Menyatakan, MOKH. ATQOL NAWAWI NIM 1910591 iv

ABSTRAK MOKH ATQOL NAWAWI: Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Pada Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Tesis Pascasarjana, IAINU Kebumen, 2021. Penelitian ini didasari oleh pentingnya pendidikan karakter dalam madrasah. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Nilai- nilai yang diinternalisasikan dalam membentuk karakter peserta didik; Cara menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter berbasis pesantren; dan Kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter berbasis pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, dan keabsahan data menggunakan triangulasi, dan teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut. (1) Nilai-nilai yang diinternalisasikan dalam membentuk karakter peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap yaitu Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat / Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, dan Peduli Sosial, serta Tanggung Jawab; (2) Cara menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter berbasis pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap yaitu dengan: (a) Mengintegrasikan karakter melalui proses pembelajaran, dan melalui kegiatan ektrakurikuler sekolah, serta melalui keterlibatan peserta didik secara langsung maupun dengan pemberian motivasi. (b) Pemodelan Nilai-nilai dan Moralitas, dimana kepala madrasah, semua guru dan karyawan adalah sebagai model bagi yang lainnya. Seluruh warga madrasah menyadari bahwa perilakunya menjadi model bagi karakter peserta didik. Oleh karena itu, semua warga madrasah senantiasa berusaha berhati-hati dalam bertingkah laku dan bertutur kata di hadapan peserta didik. (c) Memfasilitasi nilai-nilai dan moralitas, dimana hal ini dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengatasi masalah berkaitan dengan kegiatan di madrasah. Kepala madrasah, guru, dan karyawan senantiasa mendengarkan dengan sungguh-sungguh keluhan serta saran peserta didik; (3) Kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter berbasis pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap antara lain yaitu: (a) pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter masih kurang, (b) guru belum dapat menerapkan nilai-nilai karakter secara maksimal, (c) guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter, (d) pemodelan di lingkungan madrasah masih kurang inspiratif, peserta didik belum menemukan sosok inspiratif yang dapat dijadikan figur teladan hebat. (e) kontrol / pengawasan guru terhadap peserta didik terbatas. Kata kunci: Implementasi, Pendidikan Karakter, Penanaman Nilai-Nilai Karakter v

ABSTRACT MOKH ATQOL NAWAWI: Implementation of Character Education in Instilling Character Values in Students at Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01, Kesugihan District, Cilacap Regency. Thesis, Graduate Studies Program, IAINU Kebumen, 2021. This research is based on the importance of character education in madrasas. In this connection, this study aims to determine the values that are internalized in shaping the character of students; How to instill the values of character education based on pesantren; and Obstacles faced in implementing Islamic boarding school-based character education at Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01, Kesugihan District, Cilacap Regency. This research is a qualitative research. Data collection uses interviews, observation, and documentation, and the validity of the data uses triangulation, and data analysis techniques include data collection, data reduction, data presentation, and conclusions drawing. This study produces the following conclusions. (1) The values that are internalized in shaping the character of students in Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01, Kesugihan District, Cilacap Regency, namely Religious, Honest, Tolerance, Discipline, Hard Work, Creative, Independent, Democratic, Curiosity, National Spirit, Love Homeland, Respect Achievements, Friendly / Communicative, Love Peace, Love to Read, Care for the Environment, and Care for Social, and Responsibility; (2) How to instill the values of Islamic boarding school-based character education in Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01, Kesugihan District, Cilacap Regency, namely by: (a) Integrating character through the learning process, and through school extracurricular activities, as well as through the involvement of students directly or with giving motivation. (b) Values and Morality Modeling, where the principal of the madrasah, all teachers and employees are the models for others. All madrasa citizens realize that their behavior becomes a model for the character of students. Therefore, all madrasa citizens always try to be careful in their behavior and speaking in front of students. (c) Facilitating values and morality, where this is done by providing opportunities for students to solve problems related to activities in madrasah. The principal, teachers, and employees always listen seriously to the complaints and suggestions of students; (3) Obstacles faced in implementing Islamic boarding school-based character education at Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01, Kesugihan District, Cilacap Regency, among others: (a) teachers' understanding of the concept of character education is still lacking, (b) teachers have not been able to apply character values maximally, (c) teachers do not have sufficient competence to integrate character values, (d) modeling in madrasah environment is still less inspirational, students have not found an inspirational figure who can be used as a great role model. (e) teacher control / supervision of students is limited. Keywords: Implementation, Character Education, Cultivation of Character Values vi

KATA PENGANTAR ِِ‫ِبسِمِِاِلّلِِالَّرْحَنِالَّّرحيم‬ ‫ِاْلَم ُدِللهَِر ّبِال َعالَم َِي َوبهِنَستَع ُيِعَلَىِأُُمورِال ُّدنيَاَِوال ّدي ِن‬ ‫َوال َّصلاَةَُِوال َّسلاَُمِ َعل َىِأَشَرفِالأَنبيَاءَِوال ُمر َسل َِي‬ ‫ِأََّمِاِبَع ُِد‬،‫َو َعل َىِآلهَِوأَ َص َحابهَِوَم ِن تَب َع ُهمِِبح َسا ٍنِاَلِيَومِال ّدين‬ Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas lindungan lindungan, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat Beliau. Semoga kita diberi kekuatan untuk istiqomah melaksanakan ajaran-ajaranya sehingga kelak kita berhak menerima syafaatnya di hari qiyamah. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan kepada yang terhormat: 1. Rektor Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen,. Dr. H. Imam Satibi, S.Ag., M.Pd.I. yang telah banyak memberikan ilmunya sehingga sangat membantu penulis dalam menyusun tesis,, sehingga tesis ini dapat terwujud. 2. Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen, Dr. Sulis Rokhmawanto, M.S.I. vii

3. Dosen Pembimbing, Dr. Sulis Rokhmawanto, M.S.I. yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi, sehingga tesis ini dapat terselesaikan tepat waktu. 4. Para Dosen beserta para staf Program Pascasarjana Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen yang telah telah memberikan pelayanan terbaik selama penulis menempuh studi 5. Kepala madrasah, para guru, dan staf serta siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap yang telah memberikan kesempatan dan kerjasama yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian berjalan lancar. 6. Istri dan anakku yang senantiasa memberikan doa dan motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan lancar. 7. Teman-teman mahasiswa Program Pascasarjana IAINU Kebumen, yang telah banyak memberikan bantuan, motivasi, dan dukungan moral. Semoga berbagai amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat dari Allah SWT, dan semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca. Amiin Yaa Robbal ‘Alamin. Kebumen, April 2021 Penulis, MOKH. ATQOL NAWAWI NIM 1910591 viii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i NOTA DINAS ................................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................... iv ABSTRAK ......................................................................................................... v ABSTRACT ......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN 1 9 A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 10 10 B. Rumusan Masalah ............................................................................... C. Tujuan Penelitian ………………………………………………….... D. Manfaat Penelitian .............................................................................. BAB II KAJIAN PUSTAKA 12 A. Landasan Teori …………………………………………………….... 12 1. Konsep Pendidikan Karakter ........................................................... 16 19 2. Pendidikan Karakter di Sekolah/Madrasah ..................................... 23 3. Penanaman Nilai-nilai Karakter ...................................................... B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ……………………….............. BAB III METODE PENELITIAN 25 A. Jenis atau Desain Penelitian ………………………………………..... 25 25 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 26 29 C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 35 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. E.Teknik Keabsahan Data ........................................................................ F. Teknis Analisis Data ………………………………………………… BAB IV HASIL PENELITIAN 37 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian (MI Ya BAKII Kesugihan 01) ... 37 1. Identitas Madrasah ........................................................................... 38 2. Sejarah Berdirinya Madrasah .......................................................... 38 3. Visi dan Misi Madrasah ........................ ......................................... 41 4. Pendidik, Karyawan dan Peserta Didik ........................................... 46 5. Sarana dan Prasarana ....................................................................... 47 B. Deskripsi Penelitian .............................................................................. 1. Nilai-nilai yang diinternalisasikan dalam membentuk karakter 47 peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap ...................................... ix

2. Cara menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter berbasis 66 pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap ..................................... 82 92 3. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter berbasis pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 92 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap ..................................... 93 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 1. Nilai-nilai yang diinternalisasikan dalam membentuk karakter 99 peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 103 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap ...................................... 104 2. Cara menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter 106 berbasis pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap ...................................... 3. Kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter berbasis pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap ...................................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... B. Saran ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………......... x

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Nama Guru dan Karyawan MI Ya BAKII Kesugiuhan 01 ………. 41 Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik MI YA BAKII Kesugihan 01 ....................... 43 Tabel 4.3 Tabel Sarana Prasarana di MI YA BAKII Kesugihan 01................ 46 xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................ Lampiran 2 Pedoman Wawancara...................................................................... 111 Lampiran 3 Pedoman Observasi .. .................................................................... 113 Lampiran 4 Pedoman Dokumentasi.................................................................. 114 Lampiran 5 Resum Hasil Wawancara............................................................... 115 Lampiran 6 Resume Hasil Observai …............................................................. 128 Lampiran 7 Resume Penelitian Dokumentasi................................................... 130 Lampiran 8 SK Pembimbing Tesis.................................................................... 131 Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 132 Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ....................................................................... 133 Lampiran 10 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian......................... 134 Lampiran 11 Nota Konsultasi Bimbingan.......................................................... 140 Lampiran 13 Foto Tempat Penelitian ................................................................ 135 Lampiran 14 Foto - Foto ................................................................................... 135 Lampiran 12 Riwayat Hidup.............................................................................. 138 xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sedangkan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010, bahwa Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (2) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (3) sehat mandiri, dan percaya diri; dan (4) toleran, peka sosial demokratis dan bertanggung jawab.1 Dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia selalu diwarnai dengan berbagai problematika laten yang sampai sekarang terus menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa ini. Problematika tersebut terkait dengan sistem pendidikan, kurikulum, kualitas lulusan, profesinoalitas, kesejahteraan dan integritas 1 Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 1

pendidik, infrastruktur, biaya, serta akuntabilitas lembaga dan pengelola pendidikan. Selama ini pembelajaran di sekolah lebih banyak menekan pada pencapaian kemampuan atau keahlian bidang keilmuannya (hard skills), sedang aspek afektif (soft skills) hanyalah sebagai sisipan apabila guru yang bersangkutan menyadari pentingnya aspek ini . Kegiatan di sekolah perlu pembiasaan- pembiasaan. Salah satunya adalah pembiasaan untuk melakukan salat berjama’ah zuhur di sekolah dan lain sebagainya. Harapannya dengan kegiatan ini mampu membentuk perilaku mulia, terbangun delapan belas karakter siswa. Terbentuknya karakter yang baik bagi siswanya. Masyarakat Indonesia sedang dihadapkan dengan krisis multidimensi yang berkepanjangan. Ketika negara-negara tetangga telah bangkit dengan segera setelah mengalami krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997, Indonesia hingga saat ini masih terus mengalami krisis, dan masih kelihatan suram untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi. Keisis ini sebenarnya mengakar pada menurunnya kualitas karakter atau moral bangsa. Hal tersebut perlu segera diatasi, terutama dengan pendidikan karakter, yang menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa. Akhir-akhir ini jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia semakin luntur, yang ditandai dengan berkembangnya semangat individualisme, hedonisme, terorisme, hingga separatisme. Masalah ini melanda hampir pada semua komponen bangsa, baik yang muda maupun yang tua, rakyat biasa, maupun para birokrat. Persoalan yang tidak kalah seriusnya juga adalah praktik-praktik 2

kebohongan dalam dunia pendidikan, mulai dari menyontek pada saat ujian sampai plagiarisme. Oleh karena itu, dunia pendidikan turut bertanggung jawab dalam menghasilkan lulusan yang berakhlakul karimah. Pendidikan karakter perlu menjadi fokus utama dalam membangun lulusan yang tidak hanya pintar secara akademis, namun juga terampil dalam berkarya, serta memiliki moral atau akhlak yang baik. Krisis karakter kini melanda berbagai lini kehidupan bangsa Indonesia. Pendidikan di Indonesia juga mulai kehilangan karakternya. Transformasi nilai-nilai karakter menjadi hal yang diabaikan dalam praktik pendidikan yang diselenggarakan. Banyak madrasah yang masih terjebak ke dalam praktik pendidikan yang mementingkan aspek kognitif dan mementingkan suatu penguasaan skill saja. Untuk mengatasi masalah tersebut, berbagai upaya telah dilakukan, seperti dengan mengimplementasikan gagasan pendidikan karakter. Selain problematika tersebut, dunia pendidikan Indonesia juga sedang dihadapkan dengan permasalahan dekadensi moral yang melanda peserta didik. Nilai-nilai luhur bangsa seperti kesopanan, keramahan, tenggang rasa, rendah hati, suka menolong, solidaritas dan sebagainya semakin memudar di kalangan generasi muda. Kondisi ini semakin diperparah dengan kondisi lingkungan sosial yang tidak lagi representatif sebagai tempat belajar bagi mereka. Hilangnya keteladanan pemimpin, sering terjadinya pembenaran politik dalam berbagai permasalahan yang jauh dari kebenaran universal, dan larutnya semangat berkorban bagi bangsa dan negara adalah sederet fenomena yang akrab di telinga generasi muda. 3

Ironisnya, praktik pendidikan semacam ini juga terjadi di madrasah yang notabene merupakan lembaga pendidikan bernafaskan Islam. Madrasah seharusnya lebih memprioritaskan internalisasi nilai daripada pengembangan aspek kognitif semata. Proses pendidikan di madrasah haruslah berbeda dengan sekolah umum. Kegiatan belajar mengajar di madrasah harus diposisikan sebagai proses penggemblengan untuk “mematangkan” kepribadian peserta didik menuju manusia yang sempurna (insan kamil) yaitu manusia yang matang profesionalitas dan spiritualitasnya. Maka konsekuensinya, kegiatan belajar mengajar di madrasah harus berbasis pada nilai-nilai karakter. Suatu bangsa pastinya tidak ingin menjadi bangsa yang tertinggal atau terbelakang. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk kemajuan bangsanya. Untuk menghadapi keacanggihan teknologi dan komunikasi yang terus berkembang, maka perbaikan sumber daya manusia juga perlu terus diupayakan untuk membentuk manusia yang cerdas, terampil dan mandiri, serta memiliki karakter yang berakhlak mulia. Sepanjang sejarah pendidikan selalu dimaksudkan untuk mempersiapkan peserta didik atau generasi muda agar dapat melaksanakan hidup dan kehidupanya dimasa depan. Pendidikan akan membantu agar manusia lebih manusiawi. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka seharusnya menjadi semakin terdidik dan semakin manusiawi ditunjukkan oleh pada tingkah lakunya. 4

Era globalisasi yang ditandai dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terlebih teknologi informasi seperti komputer. Dan internet sebagai akibat cepatnya perubahan sosial. Hal ini merupakan sunatullah, yang tidak bisa dielakkan.Perubahan era yang begitu cepat menuntut manusia dan institusi pendidikan serta penyelenggara pendidikan untuk menyiapkan bekal, menuntut penyesuaian diri dan pembenahan seperlunya agar mampu berkompetisi.Dengan demikian diharapkan institusi dapat tetap eksis bahkan mampu berkembang memperoleh kemajuan. Sangat diperlukan kesiapan-kesiapan yang serius di segenap perangkat sekolah, misalnya dari tenaga kependidikan, media dan sarana prasarana, buku- buku panduan, perpustakaan, komputer, juga tentang pendekatan dan metode yang tepat serta variatif sehingga mampu menghasilkan output belajar yang mencerminkan mutu lembaga secara maksimal. Mampu membentuk karakter- karakter yang baik. Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yang latar belakangi pemikiran demokratis membawa konsekwensi perubahan paradigma sistem pendidikan lama yang cenderung sentralistik menjadi paradigma baru yang berpijak pada desentralisasi dan otonomi pendidikan serta partisipasi dan peran masyarakat. Hal ini harus disikapi positif oleh institusi pendidikan dengan perencanaan yang berorientasi kedepan mengarah pada pengembangan dan kemajuan Sekolah.2 2 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. 5

Lembaga pendidikan dituntut perlu adaya penyesuaian penyesuaian seiring dengan pesatnya kemajuan jaman, pesatnya perkembangan teknologi, dinamika peruibahan-perubahan. Oleh karena itu sekolah perlu melakukan penelitian-penelitian tentang berbagai hal disesuaikan dengan tujuan sekolah yang hendak dicapai, sehingga tercipta sistem manajemen yang bisa dilakukan. Termasuk bagaimana manajemen karakter di sekolah/madrasah untuk membentuk karakter siswa yaitu melalui: (1) penanaman nilai dan moralitas atau internalisasi nilai (2) melalui pemodelan nilai dan moralitas, (3) melalui fasilitasi nilai dan moralitas (4) perlunya ketrampilan dan literasi serta (5) adanya pengembangan program pendidikan nlai. Madrasah sebagai sebuah lembaga pendidikan merupakan salah satu lembaga yang bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter siswa. Oleh karena itu peran dan kontribusi guru sangatlah dominan. Sebagai suatu lembaga, madrasah memiliki tanggung jawab moral untuk bagaimana siswa itu pintar dan cerdas serta memiliki karakter yang positif. Madrasah harus merespons kenyataan tersebut dengan mempraktikkan pendidikan karakter melalui berbagai strategi. Pendidikan karakter telah menjadi kebutuhan yang mendesak disebabkan terjadi degradasi pengetahuan dan dekadensi akhlak yang sudah sangat akut menjangkiti bangsa Indonesia di semua kalangan masyarakat, termasuk kalangan pelajar. Dalam perspektif Islam, tujuan diselenggarakannya pendidikan untuk membentuk karakter bangsa ini dimana hal tersebut sesuai 6

dengan misi kenabian yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia. Pendidikan karakter membutuhkan proses atau tahapan secara sistematis dan gradual sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan siswa. Pelaksanaan pendidikan karakter di madrasah tidak dimasukkan sebagai sebuah mata pelajaran, tetapi terintegrasi ke dalam visi misi madrasah. Pengintegrasian tersebut dilakukan agar seluruh stakeholders madrasah memiliki kesamaan orientasi dalam sasaran dan tujuan penyelenggaraan pendidikan di madrasah, yaitu pembentukan karakter siswa yang berakhlakul karimah. Pelaksanaan pendidikan karakter dapat dilaksanakan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, serta budaya madrasah. Setiap guru berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi atif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan pertumbuhan fisik dan psikis siswa. Pembelajaran yang berbasis pada internalisasi nilai-nilai karakter lebih menekankan pada praktik pengamalan nilai-nilai luhur di setiap aktivitas belajar daripada hanya hafalan konsep. Misalnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak pada materi tentang sifat-sifat terpuji, kegiatan belajar mengajar harus disertai praktik pengamalan sifat-sifat terpuji dan ditambah dengan keteladanan guru. Penilaian juga harus mengacu pada seberapa jauh peserta didik mampu 7

mengamalkan sifat-sifat terpuji tersebut. Sehingga peserta didik tidak hanya mengetahui konsep sifat-sifat terpuji akan tetapi telah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini madrasah bisa mencontoh apa yang telah dilakukan pesantren. Mengapa pesantren? Hal ini karena pendidikan di pesantren sangat menekankan aspek keteladanan dari para asâtidz terutama dari tokoh sentral di pesantren yaitu kyai. Model penanaman karakter ini terbukti efektif dari masa ke masa dan telah menjadi bagian dari entitas pesantren itu sendiri. Madrasah Ibtidaiyah Ya BAKII Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap termasuk Madrasahah favorit pilihan masyarakat. Secara akademik nilai rata- rata siswa yang masuk ke madrasah ini tergolong tinggi. Posisi madrasah juga sangat strategis di tengah kota. Sarana prasarana madrasah meskipun belum sempurna, namun sudah cukup representatif dalam mendukung proses belajar anak. Melihat hal itu di satu sisi terdapat kemudahan berbagai akses, disisi lain perlu dibangun pendidikan karakter yang baik sehingga mampu membentuk generasi yang berakhlakul karimah. Di madrasah ini sudah dilakukan pendidikan karakter, namun demikian masih butuh optimalisasi dan penambahan kuantitas dan kualitas program. Dengan melihat visi sekolah yaitu “mewujudkan lulusan yang cerdas, santun, taqwa, inovatif, kompetitif, berprestasi, peduli dan berbudaya lingkungan” sudah tercermin bahwa smadrasah ini memperhatikan pendidikan karakter anak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Madrasah di dalam Mewujudkan Generasi 8

Berakhlakul Karimah di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Penelitian ini mencoba menganalisis implementasi pendidikan karakter yang dapat digunakan madrasah tidak hanya untuk memperkuat eksistensinya, namun juga untuk meningkatkan kualitas lulusannya. Solusi tersebut adalah dengan melakukan internalisasi nilai-nilai karakter berbasis pesantren ke dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Nilai-nilai karakter seperti sopan santun, ramah, gotong royong, tawadlu’, dan sebagainya yang mulai memudar di kalangan peserta didik perlu direvitalisasi. Sehingga lulusan Madrasah diharapkan tidak hanya memiliki kematangan profesionalitas namun juga memiliki kematangan spiritualitas. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Nilai-nilai apa sajakah yang diinternalisasikan dalam membentuk karakter peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap ? 2. Bagaimana cara menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter berbasis pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap ? 3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter berbasis pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap ? 9

C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka dapat tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui nilai-nilai yang diinternalisasikan dalam membentuk karakter peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. 2. Untuk mengetahui cara menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter berbasis pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter berbasis pesantren di Madrasah Ibtidaiyah Ya Bakii Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharankan dapat memberikan sumbangan atau masukan yang bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai implementasi pendidikan karakter berbasis pesantren di madrasah. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi madrasah dalam upaya mengimplementasikan pendidikan karakter kepada peserta didik. 10

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengelola pendidikan di madrasah, guna meningkatkan karakter peserta didik. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arah dalam implementasi pendidikan karakter berbasis pesantren di madrasah. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan pengetahuan bagi madrasah dalam menerapkan pendidikan karakter berbasis pesantren. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Pendidikan Karakter Karakter sangat penting dimiliki oleh setiap peserta didik di madrasah. Karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan nilai nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia , lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Sementara itu Imam Ghazali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan ahlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia, sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.3 Adapun pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan penalaran (kognitif), afektif (feeling), dan tindakan (action). Adapun pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai kepada pendidik, peserta didik, dan tenaga kependidikan baik formal, non formal maupun informal yang meliputi komponen pengetahuan, 3 Aisyah M. Ali. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2018), hlm.11. 12

kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia seutuhnya.”4 Pendidikan karakter memiliki peran penting dalam mewujudkan generasi yang hebat. Menurut Kartadinata, hakikat pendidikan karakter adalah proses tingkah laku pendidikan yang mendidik, moralis dan santun, yang diwujudkan oleh mereka secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pendidikan seperti pendidik, peserta didik, pengelola pendidikan, administrator pendidikan, perencana pendidikan, peneliti pendidikan, lingkungan pendidikan (orang tua, masyarakat, pemerintah, organisasi, dsb.).5 Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.6 Pendidikan karakter merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam memfasilitasi dam membantu peserta didik untuk mengetahui hal hal yang baik dan luhur, mencintainya, memiliki kompetensi intelektual, berpenampilan menarik, memiliki kemampuan yang keras untuk memperjuangkan kebaikan dan keluhuran serta dapat mengambil keputusan 4 Diambil dari Materi Diklat Pendidikan Karakter Pusbangprodik, 2011. 5 Ibid. 6 Kertajaya, Hermawan. Grow with Character: The Model Marketing. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010). 13

secara bijak, sehingga ia mampu memberikan kontribusi positif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.7 Zuriah menyatakan, perbedaan antara pendidikan afektif, pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yaitu: (a) Pendidikan Afektif, Pendidikan yang berusaha mengembangkan aspek emosi atau perasaan yang umumnya terdapat dalam pendidikan humaniora dan seni, namun juga dihubungkan dengan sistem nilai-nilai hidup, sikap dan keyakinan untuk mengembangkan moral dan watak seseorang. (b) Pendidikan Nilai-nilai, Pengembangan pribadi siswa tentang pola keyakinan yang terdapat dalam sistem keyakinan suatu masyarakat tentang hal baik yang harus dilakukan dan hal buruk yang harus dihindari. Dalam nilai-nilai ini terdapat pembakuan tentang hal baik dan hal buruk serta pengaturan perilaku. (c) Pendididikan Moral, berusaha untuk mengembangkan pola perilaku seseorang sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud moralitas atau kesusilaan yang berisi nilai-nilai dan kehidupan yang berada dalam masyarakat. (d) Pendidikan Karakter, seseorang dapat dikatakan berkarakter atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya. (e) Pendidikan Budi Pekerti, Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin dan kerja sama.8 7 Aisyah M. Ali. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya...., hlm.13. 8 Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan: Menggagas Platform Pendidikan Budi Pekerti secara Kontekstual dan Futuristik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 19. 14

Orang tua dan para guru mengemban misi untuk mengarahkan karakter anak melalui proses pendidikan dan pengajaran. Melalui proses pendidikan itu, seorang guru akan menanamkan rasa cinta dan ketertarikan seorang anak pada ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan pada hakekatnya merupakan simbol kemuliaan tertinggi bagi setiap orang. Oleh karena itu, eksitensi seorang pendidik menjadi sangat urgen, ketika ilmu pengetahuan ternyata menjadi penggerak tercapainya pembentukan karakter yang bermutu tinggi. Ada bermacam-macam nilai yang menjadi acuan penetapan tujuan pendidikan dan membimbing proses pendidikan, yaitu: a. Nilai material, nilai ini memelihara keberadaan manusia dari segi materi. b. Nilai sosial, nilai ini lahir dari kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. c. Nilai intelektual, nilai ini berkaitan dengan kebenaran dan penting bagi penuntut ilmu. d. Nilai estetis, nilai ini berhubungan dengan apresiasi terhadap keindahan. e. Nilai etis, nilai ini yang menjadi sumber kewajiban dan tanggung jawab oleh manusia. f. Nilai religius dan spiritual, nilai ini menghubungkan antara manusia dan penciptanya.9 9 Hasan Langgulung, Beberapa Penilaian tentang Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma‟arif, 1990), hlm. 45. 15

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya, sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. Hasil dari proses pendidikan yang baik adalah terbentuknya perkembangan kognitif seseorang, yang pada gilirannya berperan mengarahkan perilaku moralnya. Melalui kekuatan akalnya, seorang anak mampu menghargai hal yang paling baik dan apa yang berguna. Usaha untuk mewujudkan pembentukan karakter pada diri seseorang untuk mencapainya tentu memerlukan kesungguhan, kesabaran dan waktu yang lama. Oleh karena itu, proses pembentukan karakter seseorang perlu dilakukan secara berkesinambungan. 2. Pendidikan Karakter di Sekolah/Madrasah Pendidikan karakter kini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025. Di lingkungan Kemdiknas 16

sendiri, pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan di seluruh jenjang pendidikan yang dibinanya. Suyanto mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. Seseorang dikatakan memiliki karakter yang baik apabila dalam kehidupan nyata sehari-hari memiliki tiga kebiasaan (habitus) yaitu memikirkan hal yang baik, menginginkan hal yang baik dan melakukan hal yang baik.10 Pendidikan karakter di sekolah/madrasah dimaknai dengan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap Allah Swt., diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Adapun pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah/madrasah adalah dengan memasukkan nilai-nilai karakter dalam semua materi pembelajaran, yaitu: nilai karakter religius, nilai karakter jujur, nilai karakter toleransi, nilai karakter disiplin, nilai karakter kerja keras, nilai karakter kreatif, nilai karakter mandiri, nilai karakter demokratis, nilai karakter rasa ingin tahu, nilai karakter semangat kebangsaan, nilai karakter cinta tanah air, nilai karakter menghargai prestasi, nilai karakter bersahabat/komunikatif, nilai karakter cinta damai, nilai karakter gemar membaca, nilai karakter peduli lingkungan, nilai karakter peduli sosial, dan nilai karakter tanggung jawab. 10 Suara Merdeka tanggal 19 Januari 2018, halaman 4. 17

Pelaksanaan pendidikan karakter dapat dilaksanakan melalui kegiatan intrakulikuler ekstrakurikuler. Pendidikan karakter dalam lingkup intrakurikuler diimplementasikan melalui perangkat pembelajaran yang terintegrasi pada semua bidang mata pelajaran.Pengelolaan tersebut dilaksanakan secara intensif dengan menggunakan perencanaan pendidikan karakter, pelaksanaan pendidikan karakter, dan evaluasi pendidikan karakter. Pertama, perencanaan pendidikan karakter di sekolah dilakukan ketika penyusunan rencana pembelajaran, yakni silabus dan RPP. Seluruh silabus dan RPP dipastikan telah memasukkan muatan-muatan pendidikan karakter. Kedua, pelaksanaan pendidikan karakter dilakukan melalui tatap muka di dalam kelas dan kegiatan lainnya di luar kelas. Di sekolah/madrasah, penguatan pendidikan karakter sangat bermanfaat. Penguatan pendidikan karakter atau PPK merupakan gerakan untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonsasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga dengan pelibatan kerjasama antara satan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai gerakan dari refolusi mental. Proses pendidikan karakter di suatu sekolah tercermin dari visi dan misinya yang memiliki tujuan membentuk karakter bagi seluruh warga sekolah. Visi misi tersebut selanjutnya menjadi budaya sekolah. Budaya sekolah berupa karakter-karakter baik menjadi kebiasaan seluruh warga sekolah.11 Dari berbagai hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa pendidikan karakter sangat penting bagi peserta didik maka para guru, karyawan dan 11 Suara Merdeka, Jumat, 19 Oktober 2018 :24. 18

orang tua, dan seluruh warga sekolah sudah seharusnya senantiasa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak didiknya. Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah memiliki peran besar dalam pembentukan karakter siswa. Karakter siswa perlu diwujudkan melalui pendidikan karakter. Untuk menumbuhkan karakter yang baik dapat diajarkan melalui pendidikan karakter, adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk untuk mengembangkan karakter yang baik berdasarkan kebajikan-kebajikan inti yang secara objektif baik individu maupun masyarakat. Kebajikan ini meliputi dua kebajikan yaitu kebajikan fundamental dan kebajikan esensial. Kebajikan fundamental ada dua kebajikan yang kan ditumbuhkan yaitu rasa hormat dan tanggung jawab. Sedangkan kebajikan esensial ada sepuluh yaitu kebijaksanaan, keadilan, ketabahan, pengendalian diri, kasih, sikap positif, kerja keras, integritas, penuh syukur dan kerendahan hati. Agar sekolah/madrasah dapat berhasil menumbuhkan nilai nilai kebajikan tersebut, maka sekolah/madrasah dalam proses pengajarannya dengan mendasarkan pengatahuan moral, perasaan moral dan tindakan moral dimana semua unsur disekolah akan ikut terlibat. 3. Penanaman Nilai-nilai Karakter Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu diorganisir. Setidaknya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan organisasi pembelajaran dalam implementasi pendidikan karakter di sekolah yaitu pelaksanaaan pembelajaran, pengadaan, pembinaan tenaga 19

ahli, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, pengembangan, dan penataan kebijakan serta keterbatasan pembelajaran.12 Oleh karena itu, diperlukan penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam penerapan pendidikan karakter. Perlu adanya keseimbangan antara kecerdasan akademik dan karakter. Melalui pendidikan karakter akan menjadi dasar dalam revolusi karakter bangsa. Melalui pendidikan karakter generai muda menjadi genarasi yang tangguh dan mampu menjawab tantangan jaman. Ada beberapa terobosan yang bisadilakukan untuk mendukung penguatan pendidikan karakter misalnya mulai dari mengajak anak melakukan kegiatan menjaga lingkungan sekitar sekolah, mendatangkan nara sumber dari berbagai profesi (misalnya kepolisian, pemadam kebakaran dan sebagainya) agar para siswa mengetahui dam berinteraksi dengan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Megawangi menyebutkan sembilan pilar karakter nilai-nilai luhur universal yang perlu ditanamkan kepada anak: (a) Cinta Allah dan Kebenaran, (b) Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri, (c) Amanah, (d) Hormat dan santun, (e) Kasih sayang, peduli, dan Kerja sama, (f) Percaya diri, kreatif dan pantang menyerah, (g) Adil dan berjiwa kepemimpinan, (h) Baik dan rendah hati, (i) Toleran dan cinta damai.13 12 Mulyasa, E. Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018), hlm.144. 13 Ibid, hlm.5. 20

Karakter sangat di perlukan sebagai modal dasar untuk memecahkan masalah besar yang di hadapi bangsa Indonesia selama ini. Masnur Muslich menyatakan ada enam pilar karakater yang dapat menjadi acuan, yaitu: a. Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi berintegritas, jujur, dan loyal. b. Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain. c. Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar. d. Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati orang lain. e. Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan alam. f. Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggungjawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.14 Kementerian Pendidikan Nasional telah merumuskan delapan belas nilai-nilai karakter baik yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa. Delapan belas nilai karakter versi kemendiknas telah mencakup nilai-nilai karakter dalam berbagai 14 Masnur Muslich. Pendidikan Karakter, Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 39. 21

agama termasuk Islam. Di samping itu, delapan belas nilai karakter tersebut telah disesuaikan dengan kaidah-kaidah ilmu pendidikan secara umum sehingga lebih implementatif untuk diterapkan dalam praksis pendidikan, baik sekolah maupun madrasah. Lebih dari itu, delapan belas nilai karakter tersebut telah dirumuskan standar kompetensi dan indikator pencapainnya disemua mata pelajaran baik sekolah maupun madrasah Dengan demikian, pendidikan karakter dapat dievaluasi, diukur, dan diuji ulang. Berikut ini akan dikemukakan delapan belas nilai karakter versi Kemendiknas sebagaimana tertuang dalam buku Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa yang disusun Kemendiknas melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, yaitu: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Komunikatif, Cinta damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab.15 Adapun indikator keberhasilan pendidikan karakter dapat diketahui dari perwujudan-perwujudan indikator standar kompetensi lulusan (SKL).16 Selain dari SKL, indikator keberhasilan program pendidikan karakter di sekolah/madrasah dapat diketahui dari perilaku sehari-harinya diantaranya (1) kesadaran (2) kejujuran (3) keiklasan (4) kesederhanaan (5) kemandirian (6) kepedulian (7) kebebasan dalam bertindak (8) kecermatan/ ketelitian (9) komitmen. 15 Fihris, Pendidikan Karakter di Madrasah Salafiyah, (Semarang : 2010) , hlm 24. 16 Mulyasa. Manajemen Pendidikan Karakter...., hlm.10. 22

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian terdahulu yang kiranya relevan dan dapat menjadi acuan referensi antara lain sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Harun dalam jurnal yang berjudul “Manajemen Pendidikan Karakter”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keluarga dan kurikulum dalam pendidikan nasional. Hasil dari penelitian ini adalah (a) peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan anak, karena melihat hubungan anak dan orang tua berlangsung sepanjang masa. (b) Perubahan kurikulum sangat diperlukan dalam pendidikan nasional, sehingga pada tahun 2013 diberlakukan kurikulum barbasis kompetensi dan karakter.17 2. Tesis dengan judul “Pendidikan berbasis Karakter di Madrasah dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Siswa” yang ditulis oleh Dardak Paridah. Dalam penelitian ini diuraikan pengaruh pendidikan berbasis karakter terhadap perilaku siswa. Penelitian tersebut memberikan gambaran tentang suatu gejala tertentu yang terjadi di lapangan. Jenis penelitian tersebut termasuk ke dalam penelitian kuantitatif, sehingga berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan pendekatan kualitatif.18 3. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dengan judul “Pendidikan dari Dalam: Strategi Alternatif Pengembangan Karakter.” Penelitian mendapatkan hasil bahwa pendidikan karakter dapat dilakukan dengan 17 Harun Zahri, C, “Manajemen Pendidikan Karakter” Jurnal Universitas Syiah Kuala. Tahun III. Nomor 3 Oktober 2013. 18 Dardak Paridah “Pendidikan berbasis Karakter di Madrasah dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Siswa” Tesis PPs Yogyakarta: FIAI UII Yogyakarta, 2012, hlm xi 23

berbagai cara seperti indoktrinasi, modeling dan klarifikasi nilai. Dalam implementasinya pendidkan karakter juga dapat diintegrasikan dalam suatu pembelajaran materi bidang studi tertentu atau diberikan dalam bentut pemebelajaran materi tersendiri tentang nilai moral dan etika.19 4. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fahmi Najib dengan judul “Model Pendidikan Karakter bagi Siswa Madrasah yang Berbasis Pesantren di MAN 1 Magelang.” Penelitian mendapatkan hasil bahwa bahwa nilai-nilai yang diinternalisasikan kepada peserta didik adalah nilai religius, tanggung jawab dan disiplin, adapun cara yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut adalah dengan kegiatan pembiasaan, pemberian tanggung jawab dan penegakan tata tertib, sehingga peserta didik benar-benar berkualitas dan memiliki akhlak yang mulia.20 Dengan demikian, penulis mencermati bahwa terdapat kesamaan tema penelitian, yaitu membahas mengenai pendidikan karakter. Namun demikian, penelitian tentang Implementasi Pendidikan Karakter dalam Menanamkan Nilai-nilai Karakter pada Siswa di Madrasah Ibtidaiyah YA BAKII Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Hal tersebut karena penulis lebih menyoroti pada salah satu dari fungsi manajemen pendidikan karakter yaitu implementasi atau pelaksanaan pendidikan karakter. 19 Wibowo Udik “Pendidikan Dari Dalam : Strategi Alternatif Pengembangan Karakter” Jurnal Dinamika Jilid 17. 2015. 20 Muhammad Fahmni Najib “Model Pendidikan Karakter bagi Siswa Madrasah yang Berbasis Pesantren di MAN 1 Magelang” Tesis PPs Yogyakarta: FIAI UII Yogyakarta, 2018, hlm .ix. 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif positivistik dan pendekatan fenomenologi. Noeng Muhadjir mengemukakan bahwa metodologi kualitatif positivistik menurut spesifiknya variabel yang akan menjadi objek penelitian dengan yang tidak dijadikan obyek penelitian.21 Dengan tata konstruksi penelitian berusaha menata hubungan organik antar variabel dan sekaligus mengeliminasi variabel yang tidak diteliti. Tata pikir positivistik menfokuskan pada tata pikir relasional sehingga tata konstruksi variabel hendaknya ditata supaya sinkron dengan konseptualisasinya. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil fokus pada manajemen pendidikan karakter sebagaimana berorientasi pada tujuan penelitian. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah YA BAKII Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Sedangkan waktu penelitian yang dilaksanakan yaitu selama ± 2 bulan, terhitung mulai bulan Pebruari sampai dengan bulan Maret 2021. C. Subjek dan Objek Penelitian Sebagai subjek penelitian ini adalah peneliti sendiri. Sedangkan sebagai informannya adalah kepala madrasah, guru, karyawan, komite sekolah dan 21 Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002), hlm.38. 25

siswa Madrasah Ibtidaiyah YA BAKII Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Selanjutnya, objek penelitian ini adalah Implementasi Pendidikan Karakter di Madrasah Ibtidaiyah YA BAKII Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. D. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini kategori penelitian lapangan. Jika dilihat dari tujuan dan kegunaan penelitian, data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data pokok yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dilapangan, sedangkan data sekunder di peroleh dari literatur yang relefan dengan tujuan penelitian. Adapun data yang dibutuhkan adalah data yang berkaitan dengan Implementasi Pendidikan Karakter meliputi visi, misi, tujuan, SDM, kepemimpinan, pengelolaan, proses belajar mengajar, yang tekait dengan implementasi pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah YA BAKII Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Selanjutnya, untuk memperoleh data/informasi yang dimaksud, dilakukan tehnik pengumpulan data yaitu: 1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.22 Maksud wawancara adalah mengkonstruksikan tentang orang kejadian kegiatan, perasaan, motifasi, tuntutan, kepedulian dan kebulatan. Selanjutnya, untuk 22 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosda Karya, 2004), hlm.35. 26

memperluas informasi dan menggali data secara mendalam dan terinci yang diperoleh dari orang lain /sumber informasi lain. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data primer sesuai tujuan penelitian. Untuk itu, wawancara dilakukan secara mendalam dan berstuktur kepada informan / subjek penelitian. Di antaranya wawancara dengan Kepala sekolah/ wakil kepala sekolah untuk mendapatkan data mengenai program-program pendidikan karakter yang menjadi keputusan bersama di Madrasah Ibtidaiyah YA BAKII Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap, karakter yang dikembangkan, berbagai kegiatan dalam upaya membentuk karakter siswanya dan segala hal yang tekait dengan manajemen pendidikan karakter. Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan guru, karyawan dan siswa serta orang tua. 2. Observasi Mengamati adalah menatap kejadian, gerak, atau proses. Moleong secara metodologis bagi penggunaan pengamatan ialah pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatiah, perilaku tak sadar, kebiasaan,dan sebagainya;pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana yang dilihat oleh subjek penelitian,hidup pada saat ini menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek pada waktu itu, pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga 27

memungkinkan pula sebagai peneliti sebagai sumber, pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek.23 Penulis melakukan Observasi di Madrasah Ibtidaiyah YA BAKII Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap dalam rangka perkenalan dan adaptasi sekaligus melihat aktifitas siswa, kegiatan siswa, data kesiapan sarana prasarana kegiatan belajar mengajar sekaligus untuk mendapatkan informasi lengkap, mendapatkan beberapa dokumen, mengetahui persis proses kegiatan yang dilakukan oleh komponen penyelenggara kaitanya dengan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah YA BAKII Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap dan beberapa kegiatan pembelajaran serta kegiatan sebagian siswa. 3. Dokumentasi Dokumentasi setiap bahan tertulis maupun film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.24 Sedang menurut Arikunto, metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger agenda dan sebagainya.25 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode ini untuk mencari data tentang struktur organisasi, keadaan karyawan, siswa,tugas-tugas, sarana prasarana, dokumen kegiatan dan lain yang sesuai dengan tujuan 23 Ibid, hlm.126. 24 Ibid, hlm.161. 25 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.234. 28

penelitian.Selain itu penulis menggunakan buku literatur yang relevan dengan penelitian sebagai data sekunder yang diharapkan dapat memunculkan konsep ideal baru yang inovatif yang dapat diterapkan terkait dengan pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah YA BAKII Kesugihan 01 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. E. Teknik Keabsahan Data Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidakterpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.26 Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yangdilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk mengujidata yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility, transferability, dependability, dan confirmability.27 Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan. 1. Credibility Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan. a. Perpanjangan Pengamatan 26 Moleong, Lexy J. Op.Cit., hlm.230. 27 Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.270. 29

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas / kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti penelitikembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakinbanyak dan lengkap. Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan atau benar berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri. b. Meningkatkan Kecermatan dalam Penelitian Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan, maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat ataudirekam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakahdata yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang 30

telah diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan semakin berkualitas. c. Triangulasi Wiersma mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.28 1) Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (membercheck) dengan tiga sumber data.29 Dalam penelitian ini sumber data didapatkan melalui observasi, data dari dokumen sekolah, data hasil wawancara dari beberapa sumber yang terkait dengan tujuan penelitian diantaranya data yang bersumber dari kepala sekolah, guru, karyawan, peserta didik dan dari orang tua. Selain itu juga data yang ber sumber dari dokomen dan observasi. 2) Triangulasi Teknik Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang 28 Ibid, hlm.273. 29 Ibid, hlm.274. 31

berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar.30 Dengan memfokuskan pada tujuan penelitian, penulis melakukan observasi, mencari dokumen yang diperlukan dan melakukan wawancara dengan unsur unsur sekolah yang relevan dengan penelitian. 3) Triangulasi Waktu Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pag ihari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.31 Adapun waktu yang dilakukan untuk melakukan penelitian yaitu pada pagi hari, pada saat istirahat sekolah, siang hari dan waktu setelah pulang sekolah. d. Analisis Kasus Negatif Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan. 30 Ibid. 31 Ibid. 32

Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkinkan mengubah temuannya.32 e. Menggunakan Bahan Referensi Referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.33 Adapun foto yang diambil adalah foto wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan dengan perserta didik. f. Mengadakan Membercheck Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.34 2. Transferability Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil.35 32 Ibid, hlm.275. 33 Ibid. 34 Ibid, hlm.276. 35 Ibid. 33

Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbeda validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan. 3. Dependability Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lainbeberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil pengamatan. 4. Confirmability Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses 34

yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability. Keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan. F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema pokok dan dapat dirumuskan hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data.36 dimulai dari pekerjaan pengumpulan data, diikuti dengan pekerjaan menulis, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi dan menyajikan. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan sesuai dengan jenis penelitian maka tahapan analisisnya sebagai berikut: 1. Reduksi data yaitu data yang terkumpul dianalisis, disusun secara sistematis dan diambil inti sarinya sehingga ditemukan tema pokok, fokus masalah beserta motif-motifnya. 2. Display data yaitu data yang diperoleh dilapangan, disajikan, ditata dan diatur sesuai kronologisya sehingga mudah dibaca. Kedua olahan tersebut dimulai dari mengumpulkan data langsung diikuti dengan menuliskan, mengedit, mengklasifikasikan, mereduksi dan menyajikanya. 36 Moleong, Lexy J. Op.Cit., hlm.45. 35

3. Verifikasi dan pengambilan kesimpulan. Langkah ini dilakukan untuk mencari makna dan menyimpulkannya. Operasionalnya secara singkat ialah pengumpulan data berlangsung ketika peneliti berada dilapangan. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden berdasarkan pedoman/daftar pertanyaan yang tersusun sebelumnya. Selanjutnya pertanyaan dikembangkan agar bisa mengungkap permasalahan secara lebih tajam dan terfokus. Pada saat berlangsung tanya jawab peneliti mencatat jawaban responden. Dari jawaban tersebut kemudian dipilih dan disederhanakan sesuai fokus. Kemudian ditrasformasikan dan disusun dalam bentuk narasi. Penyajian data ini selalu dilacak diperbaiki dan disempurnakan selama penelitian maupun sesudah penelitian untuk selanjutnya dicari makna berdasarkan kajian teoritik dan prinsip idealisme untuk kemajuan sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan sementara. Kesimpulan sementara selalu diverifikasi dan dilacak secara langsung serta didiskusikan yang kemudian diperbaiki menuju kesimpulan akhir. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian (MI Ya BAKII Kesugihan 01) 1. Identitas Madrasah : MI Ya BAKII Kesugihan 01 Nama Madrasah : 110020 Nomor Induk Sekolah : 420/4290/01/30 Nomor Surat Keputusan : Kepala Dinas P dan K Kabupaten Cilacap Pembuat Surat Keputusan : 111233010147 Nomor Statistik Madrasah : Kw.11.4/4/PP.03.2/623.1.03/2005 Nomor Surat Keputusan : Kakanwil Depag Jawa Tengah Pembuat Surat Keputusan : Swasta Status : 1951 Tahun Pendirian :A Akreditasi : 1012/BAN-SM/SK/2019 No. Sk : Jln. Kemerdekaan Timur No.35 Alamat Sekolah : Kesugihan Kidul Desa : Kesugihan Kecamatan : Cilacap Kabupaten : Jawa Tengah Propinsi : 53274 Kode Pos : (0282) 695883 Telp 37

Email : [email protected] Website : www.miyabakii-kesugihan01.sch.id HP : 081 391 176 147 2. Sejarah Berdirinya Madrasah MI Ya BAKII Kesugihan 01 merupakan bukti nyata peran serta para ‘Ulama dalam ikut serta mencerdaskan bangsa, dengan dibimbing oleh al- maghfurlah KH Badawi Hanafi pada tahun 1951 di Desa Kesugihan didirikanlah Sekolah Rakyat Islam ( SRI ) yang pada perkembangan selanjutnya menjadi Madrasah Ibtidaiyah yang menjadi cikal akal Yayasan Badan Amal Kesejahteraan Ittihadul Islamiyah ( Ya BAKII ). Maka MI Kesugihan pun menjadi MI Ya BAKII Kesugihan 01 sebagai warisan para ‘Ulama. 3. Visi dan Misi Madrasah a. Visi Madrasah Ibtidaiyah Ya BAKII Kesugihan 01 sebagai lembaga pendidikan dasar berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna lulusan madrasah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. Madrasah Ibtidaiyah Ya BAKII Kesugihan 01 juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi; era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. Madrasah Ibtidaiyah Ya BAKII Kesugihan 01 ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi berikut: 38


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook