3. Prinsip pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yaitu… a. Digunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan masalah belajar b. Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi, manajemen, rekayasa, dan lain-lain secara bersistem c. Dirancang untuk memperkuat minat dan motivasi pengguna untuk mengembangkan diri, baik dari segi intelektual, spiritual, sosial, maupun ragawi melalui penggunaannya d. Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling kaitan diantaranya 4. (1) Internet (2) Web (3) Komputer (4) Presentasi power point Media TIK yang lazim digunakan dalam pembelajaran di PAUD yaitu nomor… a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 3 dan 4 d. 1 dan 4 5. Berikut ini upaya memenuhi tuntutan kompetensi guru dalam menggunakan dan memanfaatkan TIK yaitu… a. Memilih alat-alat dan pedagogik teknologi informasi dari yang direkomendasikan b. Menekankan muatan inovasi, produksi peserta didik Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 133
c. Merencanakan kapan dan bagaimana TIK akan digunakan dengan cara terbaik dalam proses pembelajaran d. Memfasilitasi penggunaan internet dengan efisien dalam proses pembelajaran 6. Berikut ini yang bukan merupakan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berbasis TIK yaitu… a. Penerapan kebijakan pembelajaran berbasis TIK b. Menjelaskan, memilih alat-alat pedagogik TIK c. Memilih alat-alat dan pedagogik teknologi informasi dari yang direkomendasikan d. Menekankan muatan inovasi, produksi peserta didik 7. Kemampuan menggunakan TIK untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif ataupun teknis, merupakan pengertian dari… a. Inovasi c. Internet b. Literasi digital d. E-education 8. Memberikan pemahaman tentang perlunya kesadaran dan pemahaman atas sejumlah hal terkait keselamatan dan kenyamanan pengguna internet, merupakan pengertian dari… a. Proteksi c. E-education b. Pemberdayaan d. Hak-hak 9. Sejumlah hak mendasar yang harus diketahui dan dihormati oleh para pengguna internet, merupakan pengertian dari… Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 134
a. Proteksi c. E-education b. Pemberdayaan d. Hak-hak 10.Internet dapat membantu penggunanya untuk menghasilkan karya dan kinerja yang lebih produktif dan bermakna bagi diri, lingkungan, ataupun masyarakat luas, merupakan pengertian dari… a. Proteksi c. E-education b. Pemberdayaan d. Hak-hak FF. .JJaawwaabbaannTTeessFFoorrmmaatitfif 1. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan dikenal dengan nama… Jawab : A, e-learning 2. Teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan dapat diaplikasi dalam pembelajaran untuk kepentingan sebagai berikut ini, kecuali… Jawab : C, mendorong pengguna untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga tidak hanya puas menjadi konsumen informasi berbasis TIK 3. Prinsip pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yaitu… Jawab : C, dirancang untuk memperkuat minat dan motivasi pengguna untuk mengembangkan diri, baik dari segi intelektual, spiritual, sosial, maupun ragawi melalui penggunaannya 4. Media TIK yang lazim digunakan dalam pembelajaran di PAUD yaitu nomor… Jawab : A, 1 dan 2 Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 135
5. Berikut ini upaya memenuhi tuntutan kompetensi guru dalam menggunakan dan memanfaatkan TIK yaitu… Jawab : D, memfasilitasi penggunaan internet dengan efisien dalam proses pembelajaran 6. Berikut ini yang bukan merupakan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berbasis TIK yaitu… Jawab : A, penerapan kebijakan pembelajaran berbasis TIK 7. Kemampuan menggunakan TIK untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif ataupun teknis, merupakan pengertian dari… Jawab : B, literasi digital 8. Memberikan pemahaman tentang perlunya kesadaran dan pemahaman atas sejumlah hal terkait keselamatan dan kenyamanan pengguna internet, merupakan pengertian dari… Jawab : A, proyeksi 9. Sejumlah hak mendasar yang harus diketahui dan dihormati oleh para pengguna internet, merupakan pengertian dari… Jawab : D, hak-hak 10.Internet dapat membantu penggunanya untuk menghasilkan karya dan kinerja yang lebih produktif dan bermakna bagi diri, lingkungan, ataupun masyarakat luas, merupakan pengertian dari… Jawab : B, pemberdayaan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 136
GG.. SSuummbbeerr BBaaccaaaann Irwanto, Nur & Suryana, Y. (2016). Kompetensi Pedagogik: untuk Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum Nasional. Surabaya: Genta Group Production. Kemendikbud. (2020). Pedoman Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 137
KEGIATAN BELAJAR 6 MEMFASILITASI PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK AA. .TTuujujuaannPPeemmbbeelalajajarraann Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 6 ini, diharapkan guru PAUD memiliki kemampuan untuk memahami, menguasai, dan memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik. Indikator keberhasilan setelah mempelajari Kegiatan Belajar 6 ini, guru PAUD mampu: 1. Mengembangkan dan meningkatkan potensi peserta didik 2. Mengembangkan kecerdasan peserta didik B. Uraian Materi B. Uraian Materi 11. . MMeennggeemmbbaannggkkaannddaannMMeennininggkkaatktkaannPPootetennssiiPPeesseerrtataDDididikik Gambar 17. Pengembangan Potensi Peserta Didik Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 138
a. Pengembangan Potensi Kognitif Pengembangan perilaku kognitif peserta didik pada dasarnya merupakan upaya peningkatan aspek pengamatan, mengingat, berfikir, menciptakan serta kreativitas peserta didik. Proses kognitif pada peserta didik meliputi perubahan pada pemikiran, intelegensi, dan bahasanya. Ada beberapa model pengembangan kognitif yang perlu dikuasai oleh guru dalam upaya pengembangan potensi peserta didik di sekolah. Model-model tersebut yaitu : 1) Model Piaget Deskripsi Piaget mengenai hubungan antara tingkat perkembangan konseptual peserta didik dengan bahan pelajaran yang kompleks menunjukkan bahwa guru harus memperhatikan apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Situasi belajar yang ideal ialah keserasian antara bahan pembelajaran yang kompleks dengan tingkat perkembangan konseptual peserta didik. Guru harus dapat menguasai perkembangan kognitif peserta didik dan menentukan jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk memahami bahan pelajaran itu. 2) Model Williams Model tiga dimensional dari Williams dirancang untuk membantu guru menentukan tugas-tugas di dalam kelas yang berkenaan dengan dimensi kurikulum (materi atau konten), perilaku peserta didik (kegiatan belajar) dan perilaku guru (strategi atau cara mengajar). Model ini berlandaskan pada pemikiran bahwa kreativitas perlu dipupuk secara menyeluruh dan bahwa peserta didik harus mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam semua bidang kegiatan. Oleh karena itu, guru dituntut menguasai berbagai strategi pembelajaran dan menggunakannya secara variatif dan luwes untuk mengaktifkan kreativitas peserta didik belajar sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 139
3) Model Guilford Guilford mengembangkan teori atau model tentang kemampuan kognitif manusia yang disusun dalam satu sistem yang disebut “struktur intelek”. Model struktur ini menggambarkan keragaman kemampuan kognitif manusia, yang digambarkan dalam bentuk kubus tiga dimensi intelektual untuk menampilkan semua kemampuan kognitif manusia. Ketiga dimensi itu ialah konten, produk, dan operasi. 4) Model Bloom Taksonomi Bloom terdiri dari enam tingkat perilaku kognitif, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Model ini banyak digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kurikulum berdiferensiasi untuk peserta didik berbakat serta untuk merencanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar sedemikian rupa hingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan kognitif mereka sepenuhnya. Dengan taksonomi ini, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas proses pemikiran mereka, peserta didik juga dapat segera mengenali cara bagaimana berpikir, pada tingkat mana pertanyaan yang mereka ajukan dan sifat kegiatan saat mereka terlibat. b. Pengembangan Potensi Fisik Potensi fisik merupakan potensi yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar, dan lain-lain. Peningkatan potensi fisik dapat dilakukan di sekolah dengan pembelajaran jasmani dan pemenuhan asupan gizi. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 140
Gambar 18. Pengembangan Potensi Fisik 1) Pembelajaran Dasar untuk Pendidikan Jasmani Kemampuan pengelolaan tubuh merupakan kemampuan paling dasar yang dikuasai peserta didik bersamaan dengan berkembangnya pengetahuan tentang tubuhnya. a) Kesadaran tubuh. Kesadaran tubuh merujuk pada kemampuan untuk mengenal nama-nama bagian tubuh yang bermacam-macam serta kemampuan untuk mengontrol setiap bagian tersebut secara terpisah. Bagian tubuh tersebut melibatkan tiga wilayah, yakni : (1) Wilayah kepala: dahi, muka, pipi, alis, hidung, mutut, telinga, rahang, dagu, mata, dan rambut. (2) Wilayah badan bagian atas: leher, bahu, dada, perut, lengan, tangan, siku, pergelangan, telapak, dan jari-jari. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 141
(3) Wilayah badan bagian bawah: pinggang, pinggul, pantat, paha, lutut, betis, pergelangan kaki, punggung kaki, tumit, bola-bola kaki, dan jari-jari. b) Kesadaran ruang. Kemampuan kesadaran ruang menunjuk pada posisi tubuh dikaitkan dengan ruang sekelilingnya. Ini merupakan dasar dalam perkembangan kemampuan gerak-perseptual peserta didik. Yang dimaksud gerak perseptual adalah gerak yang dihasilkan oleh kemampuan peserta didik untuk mengindera rangsangan dan menentukan gerak yang sesuai untuk menjawab rangsangan itu. Dalam hal ini peserta didik akan mengenal ruangnya sendiri, ruang secara umum, arah gerak, jalur gerak, tingkatan, jarak. c) Kualitas gerak. Peserta didik mengembangkan kemampuan geraknya dikaitkan dengan kualitas kesadarannya tentang geraknya sendiri. Ini sebenarnya menunjuk pada tingkat penguasaan peserta didik terhadap dirinya sendiri dikaitkan dengan ruang di luar dirinya. Dalam wilayah ini peserta didik akan berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan daya, menyerap tenaga, mengatur keseimbangan, mengatur jarak, kecepatan, serta aliran gerak. Mekanisme berolahraga untuk peserta didik adalah sebagai berikut : a) Memberi porsi kepada peserta didik agar sebelum beraktivitas harus melakukan pemanasan terlebih dahulu, dengan melakukan senam ringan selama kurang lebih 15 menit agar keseimbangan badan selalu terjaga dan tidak kaku. b) Membelajarkan olahraga dalam bentuk permainan, misalnya bermain sepak bola. Peserta didik akan memperoleh kesenangan dan dapat meningkatkan stamina fisik peserta didik karena jenis permainan ini termasuk cabang olahraga atletik. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 142
c) Menekankan pada pemberian keterampilan berolahraga dan menghayati nilai-nilai yang diperoleh dari kegiatan berlatih dan bertanding dengan memberinya kesempatan kepada peserta didik untuk berperan langsung dalam pembinaan olahraga. 2) Pemahaman Nilai Gizi dalam Meningkatkan Potensi Peserta Didik Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya asupan zat harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kebutuhan nutrisi pada setiap orang berbeda-beda berdasarkan unsur metabolik dan genetik masing-masing. Nutrisi yang baik ikut membantu pencegahan terjadinya penyakit yang akut dan kronik. Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi sangat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan, kesehatan, aktivitas peserta didik, dll. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah konsumsi makanan dan status kesehatan, keduanya bergantung pada zat gizi dalam makanan, ada tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga, daya beli keluarga, kebiasaan makanan, pemeliharaan kesehatan, dan lingkungan fisik serta sosial. Mekanisme penyadaran terhadap nilai gizi pada peserta didik dapat dilakukan dengan a) Memberi asupan kebutuhan gizi dan kesehatannya. b) Menekankan pola makanan sesuai anjuran kesehatan 4 sehat 5 sempurna (nasi, sayur-sayuran, lauk pauk, buah-buahan, dan susu) terhadap peserta didik. c) Menekankan anjuran kesehatan untuk selalu mengkonsumsi air putih 18 gelas/hari. d) Membentuk pola kebiasaan yang sehat seperti sarapan pagi, jajan yang terarah atau pola hidup/istirahat yang teratur. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 143
c. Pengembangan Potensi Psikomotorik Peningkatan potensi perkembangan psikomotorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kesuksesan pembelajaran. Dengan peningkatan kemampuan motorik, peserta didik mampu menerima pembelajaran sesuai dengan batasan jenjang pendidikannya. Berikut teknik & stimulasi dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan psikomotorik. 1) Model Permainan atau Out Bond Pada out bond terdapat beberapa macam permainan-permainan yang semuanya memiliki manfaat atau memiliki tujuan tertentu. Terutama dalam peningkatan kemampuan psikomotorik peserta didik. Dalam setiap permainan yang ada pada out bond terdapat makna yang tersirat ataupun tersurat. Out bond melatih keterampilan kerjasama dalam tim dan melatih kemampuan psikomotorik peserta didik. Kesulitan yang ada dalam setiap permainan yang ada pada out bond menuntut para peserta didik untuk bekerjasama dan menguras kreativitasnya dalam bertindak. Dengan adanya kreativitas tersebut, maka kemampuan psikomotorik peserta didik akan meningkat dan berkembang dan peserta didik pun akan memperoleh kesenangan. 2) Model Meniru Dalam model ini guru menyuruh peserta didik untuk menirukan atau mengikuti apa yang diinginkan oleh guru. Model meniru dilakukan guna memberi contoh kepada peserta didik agar bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh gurunya. 3) Model Kelompok Belajar dan Bermain Dengan bermain sambil belajar maka tingkat psikomotorik peserta didik akan berkembang dengan cepat pula. Salah satu prinsip belajar adalah menyenangkan, maka dengan bermain akan menghadirkan rasa senang dalam Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 144
belajar. Dapat diharapkan belajar psikomotorik dengan hati senang akan menghasilkan kemampuan motorik yang berkualitas. Tumbuh kembang potensi psikomotorik peserta didik memerlukan stimulasi-stimulasi guna tercapai pengoptimalannya. Pada para peserta didik dapat dilakukan stimulasi di antaranya dengan cara sebagai berikut : 1) Diberikan dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar. 2) Keterampilan berolahraga atau menggunakan alat olahraga. 3) Gerakan-gerakan permainan, seperti melompat, memanjat, dan berlari. 4) Baris berbaris secara sederhana. d. Peningkatan Potensi Moral dan Emosional 1) Peningkatan Potensi Moral Peserta Didik Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menanamkan moral yang dibangun melalui kebiasaan-kebiasaan yang baik terhadap peserta didik yakni sebagai berikut : a) Memberi contoh yang baik (teladan). Peserta didik belajar melalui contoh yang ada di sekitar mereka. Guru harus bisa memberikan contoh yang terbaik terhadap peserta didiknya. Tidak mungkin peserta didik menjadi pribadi yang baik jika guru tidak memberikan contoh dan teladan yang baik terhadap mereka. Guru tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa dirinya menjadi tokoh model yang sedang ditiru oleh peserta didik. b) Memberikan reward (pujian). Para peserta didik akan senang jika gurunya memberikan hadiah karena telah melaksanakan perbuatan yang baik. Bisa jadi hadiah yang diberikan bukanlah berupa benda atau hal-hal yang besar. Akan tetapi, yang utama adalah esensi dari pemberian reward Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 145
itu, yaitu memberikan apresiasi terhadap apa yang kemudian dilakukan. Hadiah yang diberikan bisa dalam bentuk ucapan seperti bagus dan benar. Hal inilah yang kemudian membuat peserta didik melakukan hal yang diinginkan, yaitu perilaku moral yang baik. c) Memberikan cerita yang bisa memotivasi. Banyak sekali buku cerita yang kemudian bisa memotivasi peserta didik untuk melakukan nilai-nilai kebaikan. Buku cerita itu seperti cerita tentang bagaimana mendidik peserta didik agar gemar berinfaq, tidak jajan sembarangan, menghormati orang tua, dll. d) Mengingatkan pada setiap kesempatan. Memberikan peringatan kepada peserta didik untuk melakukan nilai-nilai kebaikan merupakan upaya yang baik dalam menanamkan nilai moral. Selalu mengingatkan pada setiap kesempatan akan membentuk pola kebiasaan dalam berperilaku. Kebiasaan akan menjadi sesuatu yang secara optimis teraplikasikan dalam kehidupannya tanpa ada paksaan. e) Mengajak kepada sesuatu yang sifatnya riil. Sesuatu yang sifatnya riil dalam pendidikan moral adalah praktik langsung dengan perbuatan nyata. Mengajak mereka dalam kegiatan baksos, menunjukkan bagaimana sikap dan tingkah laku kepada orang yang lebih tua atau yang lebih muda, lemah lembut dalam berkata, akan semakin membuat peserta didik melakukan kebaikan itu di dalam kehidupan. f) Memberikan hukuman dengan kasih sayang. Pada peserta didik harus mengerti fungsi hukuman dan menyadari sumbernya bahwa hukuman adalah berasal dari cinta kasih orang tua. Oleh karena itu, maka hukuman tidak boleh diberikan secara berlebihan. 2) Peningkatan Potensi Emosional Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 146
a) Self awareness (kepekaan terhadap diri sendiri), keterampilan ini diberikan dengan membahas kata-kata yang berkaitan dengan perasaan, hubungan antara pikiran dan perasaan di satu sisi dengan reaksi di pihak lain, peranan pikiran/perasaan dalam bereaksi. b) Decision making (pembuatan keputusan), dimaksudkan untuk mempelajari tindakan dan konsekuensi yang mungkin timbul karena keputusan yang diambil untuk membiasakan seseorang mengadakan refleksi diri. c) Managing feeling (mengelola perasaan), yaitu memonitor perasaan seseorang untuk menangkap perasaan-perasaan negatif, belajar menyadari timbulnya perasaan tertentu, misalnya sakit hati yang membuat seseorang menjadi marah. d) Self concept (konsep diri), dimaksudkan untuk membangun kepekaan terhadap identitas diri yang kuat dan untuk mengembangkan, menerima, dan menghargai diri sendiri. e) Handling stress (penanganan stress), dengan melakukan kegiatan relaksasi, senam pernafasan, berimajinasi secara terarah atau berolahraga. f) Communication (komunikasi dengan orang lain), yaitu dengan berlatih mengirim pesan dengan menggunakan kata “saya”, belajar untuk tidak menyalahkan orang lain dan belajar menjadi pendengar yang baik. g) Group dynamic (dinamika kelompok), untuk membangun kerja sama, belajar menjadi pemimpin dan belajar menjadi pengikut yang baik. h) Conflict resolution (pemecahan konflik), belajar berkompetisi secara sehat dan menyelesaikan masalah dengan pendekatan saling menang (win- win resolution). Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 147
e. Peningkatan Potensi Sosial dan Bahasa Cara atau metode yang dilakukan untuk meningkatkan potensi bahasa peserta didik antara lain sebagai berikut : 1) Metode Bercerita Bercerita sangat bermanfaat untuk pembentukan kemampuan berbahasa peserta didik, disamping itu, bercerita juga dapat digunakan untuk membentuk kepribadian peserta didik. Bercerita bukanlah suatu yang berakibat pada pembentukan keterampilan berbahasa saja. Dipandang dari isinya (pesan dari cerita), maka cerita berpengaruh amat besar dalam jangka panjang bagi pembentukan kepribadian peserta didik, sehingga dapat dikatakan menjadi faktor dominan bagi bangunan karakter manusia di suatu bangsa. 2) Metode Membaca Berlatih membaca merupakan unsur peningkatan kemampuan berbahasa. Kemampuan membaca yang baik memberikan indikasi pada kemampuan bahasa yang baik pula. Selain itu, membaca merupakan salah satu aktivitas yang penuh manfaat dalam kehidupan. Membaca dapat memberikan informasi tentang segala macam fenomena kehidupan. 3) Metode Mendengarkan Dengan mendengar maka orang dapat berbicara dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulis. Mendengar merupakan cara yang baik untuk mengembangkan kemampuan bahasa. Mendengar dengan baik dan teliti harus dilatihkan kepada peserta didik sejak dini, misalnya dengan memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan. Berikutnya dengan membedakan berbagai bunyi bahasa, yaitu dengan melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana, misalnya menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita yang dibacakan guru di depan kelas. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 148
4) Menulis Kemampuan menulis merupakan gabungan dari perkembangan motorik halus, kognitif, dan bahasa peserta didik. Peningkatan potensi menulis dapat dilakukan dengan menyalin cerita dengan huruf tegak bersambung, menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin. Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf, mencontohkan huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar atau melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar. 5) Berbicara di Depan Umum Berbicara di depan umum adalah mengutarakan pendapat dan inspirasi yang ada di dalam pikiran secara lisan di depan orang banyak. Orang yang mudah dan sering berbicara di depan umum berarti orang tersebut memiliki kecerdasan linguistik yang tinggi. Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun dapat dilakukan dengan menyapa orang lain dengan menggunakan kalimat sapaan yang tepat dan bahasa yang santun. Mendeskripsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 149
22.. MMeennggeemmbbaannggkkaann KKeecceerrddaassaann PPeesseerrttaa DDiiddiikk Gambar 19. Mengembangkan Kecerdasan Peserta Didik a. Kecerdasan Logis Matematis Kecerdasan logis matematis memuat kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan logis matematis tinggi cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu. b. Kecerdasan Bahasa Kecerdasan bahasa memuat kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam berbagai bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa seperti membaca, menulis, menyusun kata-kata, dan sebagainya. Peserta didik Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 150
seperti ini juga cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. c. Kecerdasan Musikal Kecerdasan musikal memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama. Peserta didik ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung yang dilagukannya sendiri, mendengarkan tape recorder, radio, atau alat musik yang dimainkan sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik. d. Kecerdasan Visual Spasial Kecerdasan visual spasial memuat kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang. Peserta didik ini memiliki kemampuan, misalnya untuk menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuannya untuk menciptakan bentuk-bentuk tiga dimensi. Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual spasial. e. Kecerdasan Kinestetis Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 151
Kecerdasan kinestetis memuat kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpai pada peserta didik yang unggul pada salah satu cabang olahraga atau seni. f. Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antarteman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain. g. Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan intrapersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia cenderung mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Peserta didik semacam ini senang melakukan introspeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki diri. Beberapa di antaranya cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri. h. Kecerdasan Naturalis Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 152
Kecerdasan naturalis ialah kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang terbuka, seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan. Peserta didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya. i. Kecerdasan Eksistensial Kecerdasan eksistensial ialah kecerdasan yang berhubungan dengan kapasitas dan kemampuan untuk berpikir kosmis atau hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan dan tujuan manusia di alam semesta hingga pada sifat kehidupan itu sendiri seperti kebahagiaan, tragedi, penderitaan, hidup, mati, dan kemana manusia setelah mati. CC. .RRaannggkkuummaann 1. Terdapat 5 potensi peserta didik yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan potensinya. Diantaranya yaitu (1) pengembangan potensi kognitif; (2) pengembangan potensi fisik; (3) pengembangan potensi psikomotorik; (4) pengembangan potensi moral dan emosional; dan (5) pengembangan potensi sosial dan bahasa. Setiap potensi peserta didik memiliki cara yang berbeda untuk mengembangkannya, dan output yang dihasilkan dari setiap bidang juga berbeda. Tetapi antar potensi peserta didik memiliki kaitan satu sama lain. 2. Pengembanan kecerdasan peserta didik juga penting dilakukan. Terdapat 9 kecerdasan yang dapat dikembangkan di sekolah yaitu (1) kecerdasan logis matematis; (2) kecerdasan bahasa; (3) kecerdasan musikal; (4) kecerdasan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 153
visual spasial; (5) kecerdasan kinestetis; (6) kecerdasan interpersonal; (7) kecerdasan intrapersonal; (8) kecerdasan naturalis; dan (9) kecerdasan eksistensial. DD. .TTuuggaass Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang jelas! 1. Uraikan mengenai potensi peserta didik (5 potensi) yang telah dikembangkan di sekolah Anda! 2. Bagaimana cara yang Anda lakukan untuk mengembangkan 9 kecerdasan peserta didik? Jelaskan dan berikan contohnya! EE. .TTeessFFoorrmmaatitfif Pilihlah satu jawaban yang paling benar! 1. Berikut ini yang tidak termasuk dalam potensi peserta didik yaitu… a. Moral dan emosional c. Sosial dan bahasa b. Interpersonal dan intrapersonal d. Psikomotorik 2. Ada beberapa model yang digunakan dalam mengembangkan potensi kognitif peserta didik, salah satunya yaitu… a. Bloom c. Gagne b. Ausubel d. Watson 3. Potensi psikomotorik dapat dikembangkan melalui beberapa model, salah satunya yaitu… Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 154
a. Mendengar c. Melihat b. Meniru d. Membaca 4. Berikut ini merupakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi emosional peserta didik, kecuali… a. Managing feeling c. Provide examples b. Decision making d. Self concept 5. Berikut ini yang bukan merupakan metode dalam meningkatkan potensi sosial dan bahasa yaitu… a. Membaca c. Menulis b. Bercerita d. Memahami 6. Kecerdasan yang cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu merupakan kecerdasan… a. Kecerdasan logis matematis c. Kecerdasan naturalis b. Kecerdasan interpersonal d. Kecerdasan kinestetis 7. Pengertian dari kecerdasan visual spasial adalah… a. Kemampuan untuk berpikir kosmis atau hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan dan tujuan manusia di alam semesta b. Kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri c. Kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang d. Kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya senang berada di lingkungan alam yang terbuka Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 155
8. Kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah, merupakan pengertian dari kecerdasan… a. Kecerdasan logis matematis c. Kecerdasan naturalis b. Kecerdasan interpersonal d. Kecerdasan kinestetis 9. Kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain, merupakan pengertian dari… a. Kecerdasan intrapersonal c. Kecerdasan eksistensial b. Kecerdasan interpersonal d. Kecerdasan kinestetis 10.Peserta didik yang senang melakukan introspeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki diri, merupakan ciri-ciri peserta didik dari kecerdasan… a. Kecerdasan intrapersonal c. Kecerdasan eksistensial b. Kecerdasan interpersonal d. Kecerdasan kinestetis FF. .JJaawwaabbaannTTeessFFoorrmmaatitfif 1. Berikut ini yang tidak termasuk dalam potensi peserta didik yaitu… Jawab : B, interpersonal dan intrapersonal 2. Ada beberapa model yang digunakan dalam mengembangkan potensi kognitif peserta didik, salah satunya yaitu… Jawab : A, Bloom 3. Potensi psikomotorik dapat dikembangkan melalui beberapa model, salah satunya yaitu… Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 156
Jawab : B, meniru 4. Berikut ini merupakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi emosional peserta didik, kecuali… Jawab : C, provide examples 5. Berikut ini yang bukan merupakan metode dalam meningkatkan potensi sosial dan bahasa yaitu… Jawab : D, memahami 6. Kecerdasan yang cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu merupakan kecerdasan… Jawab : A, kecerdasan logis matematis 7. Pengertian dari kecerdasan visual spasial adalah… Jawab : C, kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang 8. Kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah, merupakan pengertian dari kecerdasan… Jawab : kecerdasan kinestetis 9. Kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain, merupakan pengertian dari… Jawab : B, kecerdasan interpersonal 10.Peserta didik yang senang melakukan introspeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki diri, merupakan ciri-ciri peserta didik dari kecerdasan… Jawab : A, kecerdasan intrapersonal Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 157
GG..SSuummbbeerrBBaaccaaaann Irwanto, Nur & Suryana, Y. (2016). Kompetensi Pedagogik: untuk Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum Nasional. Surabaya: Genta Group Production. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 158
KEGIATAN BELAJAR 7 BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF DENGAN PESERTA DIDIK AA..TTuujjuuaannPPeemmbbeelalajjaarraann Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 7 ini, diharapkan guru PAUD memiliki kemampuan untuk memahami, menguasai, dan dapat berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. Indikator keberhasilan setelah mempelajari Kegiatan Belajar 7 ini, guru PAUD mampu: 1. Memahami strategi berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik. 2. Memahami hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam berkomunikasi. 3. Memahami hambatan komunikasi dengan peserta didik. BB..UUrraaiaiannMMaatteerrii 11.. MMeemmaahhaammiiSSttrraatteeggiiBBeerrkkoommuunnikikaassiiyyaannggEEffeekkttififddeennggaannPPeesseerrttaaDDididikik Strategi komunikasi merupakan paduan yang merupakan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan strategi komunikasi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran, yakni sebagai berikut : Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 159
Gambar 20. Strategi Berkomunikasi yang Efektif dengan Peserta Didik a. Mengenali Sasaran Komunikasi Sebelum melakukan komunikasi, guru perlu mempelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi tersebut. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan komunikasi, apakah agar peserta didik hanya sekedar mengetahui ataukah agar melakukan tindakan tertentu. Apapun tujuan, metode, dan banyaknya sasaran, pada diri peserta didik sebagai komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : 1) Faktor Kerangka Referensi Dalam komunikasi dengan peserta didik, guru perlu memperhatikan kerangka referensi peserta didik yang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari panduan pengalaman, pendidikan, cita-cita, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, dan lain-lain. 2) Faktor Situasi dan Kondisi Guru juga perlu memperhatikan faktor situasi dan kondisi dalam berkomunikasi dengan peserta didik. Yang dimaksud situasi disini adalah situasi komunikasi pada saat peserta didik akan menerima pesan yang disampaikan oleh guru. Situasi yang bisa menghambat komunikasi harus bisa diantisipasi sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud kondisi adalah keadaan fisik dan psikis Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 160
peserta didik pada saat sedang menerima pesan komunikasi. Komunikasi dengan peserta didik tidak akan efektif jika peserta didik sedang marah, sedih, bingung, sakit, atau lapar. b. Pemilihan Media Komunikasi Media komunikasi sangat banyak jumlahnya, mulai dari yang tradisional sampai dengan modern. Untuk mencapai sasaran komunikasi, guru bisa memilih lebih dari satu atau menggabungkan beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak media komunikasi tidak dapat ditegaskan dengan pasti, karena memiliki kelebihan dan kekurangan. c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang akan digunakan oleh guru. d. Peranan Guru sebagai Komunikator dalam Komunikasi dengan Peserta Didik Dalam peranannya sebagai komunikator, guru perlu memperhatikan dua faktor penting dalam diri guru sebagai komunikator apabila melakukan komunikasi dengan peserta didik, yaitu: 1) Daya Tarik Sumber Seorang guru akan berhasil dalam komunikasi dengan peserta didik (mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku peserta didik) apabila guru memiliki daya tarik sikap dan perilaku yang membuat peserta didik mau Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 161
menerima dan taat pada isi pesan yang disampaikan guru. Daya tarik yang perlu dimiliki guru antara lain seperti sikap dan perilaku yang bersahabat, ramah, dialogis, empatik, simpatik, peduli, menolong, dan lain-lain. 2) Kredibilitas Sumber Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi dengan peserta didik berhasil adalah kepercayaan peserta didik kepada guru. Kepercayaan ini menyangkut kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran yang diampunya. Agar memiliki kredibilitas yang tinggi di hadapan para peserta didik, guru harus benar-benar tampil sebagai narasumber yang ahli dan profesional yang bisa diandalkan oleh peserta didik sebagai salah satu sumber belajar. 2.2.MMememahaahmami i HHaal-lH-Haal l yyaanngg PPeerrlulu DDiippeerrhhaattiikkaann GGuurruu ddaallaamm BBerekrokmomunuinkiaksaisi Dalam komunikasi yang efektif dengan peserta didik, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan oleh guru, yakni sebagai berikut : Gambar 21. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Guru dalam Berkomunikasi Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 162
a. Respect Hal ini mengandung maksud bahwa seorang guru harus bisa menghargai setiap peserta didik yang dihadapinya. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Perlu diingat bahwa pada prinsipnya peserta didik sebagai manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Oleh karena itu, meskipun guru harus mengkritik atau memarahi peserta didik, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan peserta didik itu. Jika guru membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, guru dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja pembelajaran. b. Empathy Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Dalam komunikasi dengan peserta didik pada proses pembelajaran, guru perlu memahami dan mengerti keberadaan, perilaku, dan keinginan para peserta didiknya. Rasa empati yang diberikan guru ini akan menimbulkan respek atau penghargaan dari para peserta didik, dan rasa respek itu akan membangun kepercayaan. Dengan demikian, sebelum membangun komunikasi atau mengirimkan pesan pembelajaran kepada para peserta didik, guru perlu mengerti dan memahami situasi dan kondisi para peserta didik nya agar pesan ajar dapat disampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari peserta didik. c. Audible Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 163
Audible artinya dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Pesan yang akan disampaikan oleh guru dalam komunikasi pembelajaran harus audible, yakni harus dapat didengar, dimengerti, dan diterima dengan baik oleh para peserta didik. Oleh karena itu, suara guru dalam penyampaian pesan harus dapat didengar dengan jelas dan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dan diterima oleh para peserta didik. d. Clarity Clarity berarti kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam komunikasi dengan peserta didik, guru harus menyampaikan pesan dengan jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu pada peserta didik. Guru juga perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan menimbulkan rasa percaya dari para peserta didik sebagai penerima pesan. Tanpa keterbukaan dari guru, akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran. e. Humble Dalam komunikasi dengan peserta didik, guru perlu menghargai, mau mendengar, menerima kritik, tidak sombong, dan tidak memandang rendah peserta didik. Dengan demikian, komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 164
33. . MMeemmaahhaammi iHHaammbbaatatannKKoommuunnikikaasisiddeennggaannPPeeseserrtataDDididikik Komunikasi dengan peserta didik dalam proses pendidikan atau pembelajaran tidak terlepas dari adanya hambatan yang membatasi efektivitas penyampaian pesan. a. Gangguan Saluran Gangguan jenis ini meliputi setiap gangguan yang mempengaruhi keandalan fisik penyampaian pesan. Hal ini bisa diartikan pula sebagai segala hambatan yang terjadi di antara sumber dan audience. Misalnya, seorang guru berbicara dalam sebuah ruangan di tengah pembicaraan lainnya, suara pintu tertutup, suara gaduh dari luar atau kelas lain, dan gangguan lain seperti itu yang dapat menghalangi penyampaian informasi kepada peserta didik. Oleh karena itu, agar penyampaian pesan komunikasi dalam pembelajaran berlangsung dengan lancar dan efektif, guru perlu memperhatikan atau menghindari hal-hal yang mengganggu saluran penyampaian pesan tersebut. b. Gangguan Semantik Gangguan jenis ini terjadi karena salah menafsirkan pesan. Dalam setiap jenis kegiatan komunikasi sering terjadi kesenjangan atau ketidaksesuaian antara kode yang digunakan oleh pengirim dengan yang dipahami oleh penerima kendati pesan yang diterima sama seperti ketika dikirimkan. Oleh karena itu, untuk menghindari gangguan semacam ini, guru perlu menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak bermakna ganda, dan sesuai dengan tingkat kemampuan berbahasa peserta didik. Adapun sumber gangguan semantik dalam komunikasi dengan peserta didik dapat berasal hal-hal berikut : 1) Kata-kata guru yang terlalu sukar dipahami dan diterima oleh peserta didik. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 165
2) Perbedaan dalam memberikan arti denotatif pada kata-kata yang digunakan antara guru sebagai pengirim pesan dan peserta didik sebagai penerima pesan, yakni peserta didik berfikir bahwa kata yang dimaksud menunjukkan pada sesuatu yang berbeda dengan yang dimaksud oleh guru. 3) Pola kalimat yang membingungkan peserta didik. 4) Perbedaan budaya antara guru dan peserta didik, yakni intonasi, gerak mata, tangan, atau bagian badan lainnya. Untuk menghindari gangguan semantik tersebut, guru dalam komunikasi dengan peserta didik perlu menggunakan kata-kata, frase, struktur atau pola kalimat, dan intonasi yang baku, lugas, dan mudah dipahami peserta didik (komunikatif). CC..RRaannggkkuummaann 1. Strategi komunikasi merupakan paduan yang merupakan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan strategi komunikasi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran, yakni (1) mengenali sasaran komunikasi; (2) pemilihan media komunikasi; (3) pengkajian tujuan pesan komunikasi; dan (4) peranan guru sebagai komunikator dalam komunikasi dengan peserta didik. 2. Dalam komunikasi yang efektif dengan peserta didik, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan oleh guru, yakni (1) respect; (2) empathy; (3) audible; (4) clarity; dan (5) humble. 3. Komunikasi dengan peserta didik dalam proses pendidikan atau pembelajaran tidak terlepas dari adanya hambatan yang membatasi Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 166
efektivitas penyampaian pesan. Hambatan tersebut berupa (1) gangguan saluran dan (2) gangguan semantik. D. Tugas D. Tugas Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang jelas! 1. Bagaimana komunikasi yang dibagun Anda dalam pembelajaran di kelas? Apakah menurut Anda sudah efektif? Jelaskan! 2. Uraikan hambatan komunikasi dengan peserta didik yang pernah Anda alami selama pembelajaran di kelas! EE..TTeessFFoorrmmaattifif Pilihlah satu jawaban yang paling benar! 1. Berikut ini yang tidak termasuk dalam strategi berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik yaitu… a. Pengkajian tujuan pesan komunikasi c. Faktor situasi dan kondisi b. Pemilihan media komunikasi d. Mengenali sasaran komunikasi 2. Penjelasan mengenali sasaran komunikasi dalam strategi berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik yaitu… a. Apapun tujuan, metode, dan banyaknya sasaran b. Kepercayaan peserta didik kepada guru c. Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu d. Guru memilih lebih dari satu atau menggabungkan beberapa media Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 167
3. Kepercayaan yang menyangkut kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, merupakan penjelasan dari… a. Pengkajian tujuan pesan komunikasi c. Kredibilitas sumber b. Pemilihan media komunikasi d. Mengenali sasaran komunikasi 4. Guru harus bisa menghargai setiap peserta didik yang dihadapinya, merupakan penjelasan dari… a. Empathy c. Audible b. Humble d. Respect 5. Pengertian dari audible yaitu… a. Tidak memandang rendah peserta didik b. Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik c. Mau mendengar dan menerima kritik d. Rasa hormat dan saling menghargai 6. Kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain, merupakan penjelasan dari… a. Empathy c. Audible b. Humble d. Respect 7. Pengertian clarity yaitu… a. Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik b. Sikap saling menghargai dan menghormati c. Tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 168
d. Menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain 8. Terdapat dua macam hambatan komunikasi dengan peserta didik, yaitu… a. Gangguan fisik dan psikis c. Gangguan saluran dan kecerdasan b. Gangguan semantik dan kecerdasan d. Gangguan saluran dan semantik 9. Berikut ini merupakan sumber gangguan semantik, kecuali… a. Perbedaan budaya antara guru dan peserta didik b. Hambatan yang terjadi di antara sumber dan audience c. Pola kalimat yang membingungkan peserta didik d. Kata-kata guru yang terlalu sukar dipahami dan diterima oleh peserta didik 10.Yang bukan merupakan contoh dari gangguan saluran yaitu… a. Perbedaan dalam memberikan arti denotatif pada kata-kata yang digunakan b. Suara gaduh dari luar atau kelas lain c. Guru berbicara dalam sebuah ruangan di tengah pembicaraan lainnya d. Suara pintu tertutup FF.. JJaawwaabbaannTTeessFFoorrmmaattifif 1. Berikut ini yang tidak termasuk dalam strategi berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik yaitu… Jawab : C, faktor situasi dan kondisi Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 169
2. Penjelasan mengenali sasaran komunikasi dalam strategi berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik yaitu… Jawab : A, apapun tujuan, metode, dan banyaknya sasaran 3. Kepercayaan yang menyangkut kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, merupakan penjelasan dari… Jawab : C, kredibilitas sumber 4. Guru harus bisa menghargai setiap peserta didik yang dihadapinya, merupakan penjelasan dari… Jawab : D, respect 5. Pengertian dari audible yaitu… Jawab : B, dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik 6. Kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain, merupakan penjelasan dari… Jawab : A, empathy 7. Pengertian clarity yaitu… Jawab : C, tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan 8. Terdapat dua macam hambatan komunikasi dengan peserta didik, yaitu… Jawab : D, gangguan saluran dan semantik 9. Berikut ini merupakan sumber gangguan semantik, kecuali… Jawab : B, hambatan yang terjadi di antara sumber dan audience 10.Yang bukan merupakan contoh dari gangguan saluran yaitu… Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 170
Jawab : A, perbedaan dalam memberikan arti denotatif pada kata-kata yang digunakan GG..SSuummbbeerrBBaaccaaaann Irwanto, Nur & Suryana, Y. (2016). Kompetensi Pedagogik: untuk Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum Nasional. Surabaya: Genta Group Production. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 171
DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, C. Asri. (2012). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Irwanto, Nur & Suryana, Y. (2016). Kompetensi Pedagogik: untuk Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum Nasional. Surabaya: Genta Group Production. Karwati, Euis. (2014). Pengembangan pembelajaran dengan menekankan budaya lokal pada pendidikan anak usia dini. EduHumaniora Jurnal Pendidikan Dasar Kampus Cibiru, 6 (1), 53-60. Kemendikbud. (2020). Pedoman Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Kemenristekdikti. (2005). Peraturan Pemerintah RI Nomor 19, Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. Mariyana, Rita. (2011). Kompetensi Profesional Guru TK. Diunduh dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122- RITA_MARIYANA/KOMPETENSI__PROFESIONAL_GURU_TK.pdf Raharjo, Trubus & Ahyani, L.N (2008). Identifikasi Kesulitan Belajar pada Anak Pendidikan Usia Dini. 1-9. Yuliana, Lia. (2013). Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini. Jurnal ilmiah WUNY, 15 (1), 1-10. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 172
PROFIL PENULIS Nama : Utari Gusmiarni NIM : 18105244016 Tempat/Tanggal Lahir : Kebumen, 26 Agustus 1999 Program Studi : Teknologi Pendidikan Email : [email protected] Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 173
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192