dan pembelajaran. Pada tingkatan yang lebih praktis, taksonomi ini telah banyak membantu praktisi pendidikan untuk merumuskan tujuan-tujuan belajar dalam bahasa yang mudah dipahami, operasional, serta diukur b) Kolb Kolb membagi tahap belajar dalam empat tahap, yaitu sebagai berikut : (1) Pengalaman konkret. Pada tahap ini, seorang peserta didik hanya mampu sekedar ikut mengalami suatu kejadian. Ia belum mengerti bagaimana dan mengapa suatu kejadian harus terjadi seperti itu. (2) Pengamatan aktif dan reflektif. Peserta didik lambat laun mampu mengadakan pengamatan aktif terhadap kejadian itu, serta mulai berusaha memikirkan dan memahaminya. (3) Konseptualisasi. Peserta didik mulai belajar abstraksi atau “teori” tentang hal yang pernah diamatinya. Pada tahap ini peserta didik diharapkan sudah mampu untuk membuat aturan-aturan umum (generalisasi) dari berbagai contoh kejadian yang meskipun tampak berbeda-beda tetapi mempunyai landasan aturan yang sama. (4) Eksperimentasi aktif. Pada tahap ini peserta didik sudah mampu mengaplikasikan suatu aturan umum ke situasi yang baru. c) Honey dan Mumford Teori Kolb, Honey, dan Mumford menggolongkan peserta didik menjadi 4 tipe, yaitu : (1) Peserta didik tipe aktivis. Mereka suka melibatkan diri pada pengalaman-pengalaman baru, cenderung berpikiran terbuka dan mudah diajak berdialog, namun biasanya kurang percaya terhadap sesuatu, atau identik dengan sikap mudah percaya. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 33
(2) Peserta didik tipe reflector. Cenderung sangat berhati-hati mengambil langkah. Dalam proses pengambilan keputusan cenderung konservatif, dalam arti suka menimbang-nimbang secara cermat baik-buruknya suatu keputusan. (3) Peserta didik tipe teoris. Biasanya sangat kritis, senang menganalisis dan tidak menyukai pendapat penilaian yang sifatnya subjektif. Berpikir rasional adalah sesuatu yang penting. (4) Peserta didik tipe pragmatis. Menaruh perhatian besar pada aspek-aspek praktis dalam segala hal, mereka tidak suka bertele-tele membahas aspek teoritis-filosofis dari sesuatu. Bagi mereka, sesuatu dikatakan ada gunanya dan baik hanya jika bisa dipraktikkan. d) Hebermas Dalam pandangan Habermas, belajar sangat dipengaruhi oleh interaksi, baik dengan lingkungan maupun dengan sesama manusia. Habermas membagi tiga macam tipe belajar, yaitu sebagai berikut : (1) Technical learning (belajar teknis). Peserta didik belajar berinteraksi dengan alam sekelilingnya, mereka berusaha menguasai dan mengelola alam dengan mempelajari keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk itu. (2) Practical learning (belajar praktis). Pada tahap ini, peserta didik berinteraksi dengan orang-orang di sekelilingnya. Pemahaman peserta didik terhadap alam tidak berhenti sebagai suatu pemahaman yang kering dan terlepas kaitannya dengan manusia, pemahamannya justru relevan jika berkaitan dengan kepentingan manusia. (3) Emancipator learning (belajar emansipatoris). Peserta didik berusaha mencapai pemahaman dan kesadaran yang sebaik mungkin tentang Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 34
perubahan kultural dari suatu lingkungan. Pemahaman ini dianggap sebagai tahap belajar yang paling tinggi, karena dianggap sebagai tujuan pendidikan yang paling tinggi. e) Carl Rogers Carl Rogers mengemukakan bahwa peserta didik yang belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas. Rogers mengemukakan 5 hal penting dalam proses belajar humanistik, yaitu : (1) Hasrat untuk belajar. Disebabkan adanya hasrat ingin tahu manusia yang terus menerus terhadap dunia sekelilingnya. Dalam proses mencari jawabannya, seseorang mengalami aktivitas-aktivitas belajar. (2) Belajar bermakna. Seseorang yang beraktivitas akan selalu menimbang apakah aktivitas tersebut mempunyai makna bagi dirinya. Jika tidak, tentu tidak akan dilakukannya. (3) Belajar tanpa hukuman. Belajar yang terbebas dari ancaman hukuman mengakibatkan anak bebas melakukan apa saja, mengadakan eksperimentasi hingga menentukan sendiri sesuatu yang baru. (4) Belajar dengan inisiatif sendiri. Menyiratkan tingginya motivasi internal yang dimiliki. Peserta didik yang banyak berinisiatif, mampu mengarahkan dirinya sendiri, menentukan pilihannya sendiri serta berusaha menimbang sendiri hal yang baik bagi dirinya. (5) Belajar dari perubahan. Dunia terus berubah, karena itu peserta didik harus belajar untuk dapat menghadapi kondisi dan situasi yang terus berubah. f) Abraham Maslow Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 35
Teori Maslow yang sangat terkenal adalah teori kebutuhan. Kebutuhan pada diri manusia selalu menuntut pemenuhan, dimulai dari tahapan yang paling dasar secara hierarkis menuju kepada kebutuhan yang paling tinggi. Tahapan-tahapan kebutuhan tersebut yaitu : (1) Physiological needs. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan makan dan minum, pakaian, dan tempat tinggal, termasuk juga kebutuhan biologis. Disebut sebagai kebutuhan paling dasar karena dibutuhkan semua makhluk hidup, termasuk manusia. (2) Safety/security needs. Kebutuhan akan rasa aman secara fisik dan psikis. Aman secara fisik, seperti terhindar dari gangguan kriminalitas, teror, binatang buas, orang lain, tempat yang tidak aman dan sebagainya. Aman secara psikis, misalnya tidak kena marah, tidak diejek, tidak direndahkan, tidak dimutilasikan dengan jelas, diturunkan pangkatnya. (3) Social needs. Kebutuhan sosial manusia agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya. Bagi peserta didik agar dapat belajar dengan baik, ia harus merasa diterima dengan baik oleh teman-temannya. (4) Esteem needs. Kebutuhan ego termasuk keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise. Seseorang membutuhkan kepercayaan dan tanggung jawab orang lain. Dalam pembelajaran diberikan tugas-tugas yang menantang, maka peserta didik akan terpenuhi kebutuhan egonya. (5) Self-actualization needs. Kebutuhan aktualisasi adalah kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukkan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini seseorang mengembangkan semaksimal mungkin potensi yang dimilikinya. Untuk dapat mengaktualisasikan dirinya, peserta didik perlu suasana dan lingkungan yang kondusif. 4) Teori Belajar Konstruktivistik Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 36
Galserfeld, Buttencourt, dan Matthews, mengemukakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi (bentukan) orang itu sendiri. Sementara Piaget, mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalamannya. Proses pembentukan berjalan terus menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena adanya pemahaman yang baru. Lorsbach dan Torbin, mengemukakan bahwa pengetahuan ada dalam diri seseorang yang mengetahui. Peserta didik sendiri yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan konstruksi yang telah dibangun sebelumnya. Ciri-ciri aliran konstruktivistik dikemukakan oleh Driver dan Oldham, ciri-ciri yang dimaksud adalah sebagai berikut : a) Orientasi, yaitu peserta didik diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan melakukan observasi. b) Elisitasi, yaitu peserta didik mengungkapkan idenya dengan jalan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. c) Restrukturalisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan orang lain, membangun ide baru, mengevaluasi ide baru. d) Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau pengetahuan yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi. e) Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan, gagasan yang ada serta direvisi dengan menambahkan atau mengubah. Peranan guru pada pendekatan konstruktivistik ini lebih sebagai mediator dan fasilitator bagi peserta didik, yang meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini : a) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan peserta didik bertanggung jawab. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 37
b) Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan peserta didik dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasannya. c) Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pikiran peserta didik berjalan atau tidak. b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik Prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik diantaranya sebagai berikut : 1) Prinsip berbasis rencana, menekankan bahwa pembelajaran harus direncanakan atau berbasis perencanaan. Implikasinya, sebelum melaksanakan pembelajaran, guru wajib menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Prinsip keaktifan, menekankan bahwa pembelajaran mengaktifkan peserta didik belajar. Implikasinya, guru harus menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar yang aktif melakukan kegiatan belajar. 3) Prinsip holistik, menekankan bahwa pembelajaran mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara utuh yang meliputi antara lain pengembangan potensi afektif, kognitif, fisik, psikomotorik, moral, emosional, sosial, dan bahasa. Implikasinya, guru harus menetapkan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang mencakup pengembangan berbagai potensi tersebut dan memfasilitasi serta menyelenggarakan pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik dalam pencapaian tujuan. 4) Prinsip interaktif, menekankan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi edukatif. Implikasinya, guru perlu menggunakan pendekatan, strategi, metode, dan teknik, yang menciptakan interaksi yang edukatif. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 38
5) Prinsip inspiratif, menekankan bahwa pembelajaran memberikan inspirasi kepada peserta didik untuk giat dan berkarya dalam belajar. Implikasinya, guru melaksanakan pembelajaran yang memunculkan inspirasi pada peserta didik. 6) Prinsip menyenangkan, menekankan bahwa pembelajaran membuat peserta didik senang dan nyaman belajar. Implikasinya, guru menciptakan pembelajaran yang disenangi peserta didik dan menghindari cara-cara yang mengintimidasi, memaksa, menekan, dan merendahkan peserta didik. 7) Prinsip menantang, menekankan bahwa pembelajaran memberikan tantangan yang menarik kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Implikasinya, guru membimbing peserta didik untuk melaksanakan percobaan, pemecahan masalah, penemuan. 8) Prinsip motivasi, menekankan bahwa pembelajaran mendorong peserta didik untuk belajar dengan antusias dan bersungguh-sungguh. Implikasinya, guru memberikan dorongan, semangat, pujian, pengakuan, dan penghargaan kepada para peserta didik dalam belajar. 9) Prinsip partisipasi aktif, menekankan bahwa pembelajaran melibatkan partisipasi aktif peserta didik dalam belajar. Implikasinya, guru melaksanakan pembelajaran yang partisipatif, kooperatif, dan kolaboratif. 10) Prinsip prakarsa, menekankan bahwa pembelajaran memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa peserta didik untuk belajar. Implikasinya, guru memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya dan minatnya. 11) Prinsip kreativitas, menekankan bahwa pembelajaran memberikan ruang yang cukup bagi pengembangan kreativitas peserta didik. Implikasinya, guru membimbing peserta didik belajar dengan mengamati, menanya, Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 39
mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mengkomunikasikan, mencipta, memecahkan masalah, dan lain-lain. 12) Prinsip kemandirian, menekankan bahwa pembelajaran membina kemandirian peserta didik. Implikasinya, guru membimbing peserta didik untuk belajar secara mandiri, membangun pengetahuannya sendiri dengan melakukan pengamatan, percobaan, penemuan, diskusi, kerja kelompok, tugas individual, dan lain-lain. 13) Prinsip yang sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik, menekankan bahwa pembelajaran dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Implikasinya, guru melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan perbedaan individual dan perbedaan gaya belajar peserta didik. 14) Prinsip berkarakter, menekankan bahwa pembelajaran membina karakter peserta didik. Implikasinya, dalam pembelajaran guru menanamkan nilai- nilai utama dari setiap mata pelajaran kepada peserta didik. 15) Prinsip tanggung jawab, menekankan bahwa pembelajaran mendidik peserta didik agar tumbuh kembang menjadi individu yang bertanggung jawab dan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Implikasinya, guru melaksanakan pembelajaran. 22.. MMeenneerraappkkaannBerBbaergbaai gPaeindekPaetnadne,kSattraant,egi, SdtarnatMegei,todedPanembeMlaejtaordaen yPaenmg bMeleanjdairdainkyang Mendidik a. Pendekatan Pembelajaran yang Mendidik Pendekatan pembelajaran yang mendidik dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang atau pandangan terhadap proses pembelajaran yang Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 40
mengharuskan proses pembelajaran itu membimbing peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Gambar 5. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran yang Mendidik 1) Pendekatan Standar Proses Pendidikan (SPP) Terdapat Sembilan unsur proses yang harus dilaksanakan dalam suatu proses pembelajaran di sekolah, yaitu Interaktif (I), Inspiratif (I), Menyenangkan (M), Menantang (M), Memotivasi (M), Partisipasi Aktif (PA), Prakarsa (PA), Kreativitas (K) dan Kemandirian (KEM). Kesembilan unsur tersebut kalau diakronimkan menjadi IMMMPAPAKKEM sehingga pendekatan pembelajaran SPP dapat dinamakan pendekatan pembelajaran IMMMPAPAKKEM. Berikut ini dapat dicontohkan gambaran pelaksanaan pendekatan tersebut : Tabel 1. Contoh Pelaksanaan Pembelajaran IMMMPAPAKKEM Unsur Proses Contoh Aktivitas Pembelajaran Interaktif Peserta didik mempelajari dan membahas materi ajar melalui tanya jawab, kerja kelompok, dan diskusi. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 41
Inspiratif Peserta didik mempelajari materi ajar melalui pengamatan, pergi ke perpustakaan, dan cara lain yang dapat memunculkan inspirasi peserta didik dalam belajar. Menyenangkan Guru memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk mempelajari materi ajar dengan cara yang mereka senangi. Guru pun bisa menguji penguasaan peserta didik dengan permainan dan senantiasa bersikap bersahabat. Menantang Guru membimbing proses belajar peserta didik dengan memberikan pernyataan-pernyataan/pertanyaan-pertanyaan yang menantang melalui kegiatan pemecah masalah. Memotivasi Guru memberikan dorongan dan pujian pada upaya belajar peserta didik sekecil apapun dan membimbing peserta didik untuk mengaitkan materi ajar dengan kepentingan kehidupan dunia nyata, memberikan pembelajaran yang bermakna/bermanfaat bagi peserta didik. Partisipasi Guru mendorong dan mengarahkan semua peserta didik untuk Aktif mengambil bagian secara aktif dalam proses pembelajaran. Prakarsa Guru memberikan keleluasaan agar peserta didik berusaha dalam belajar atas inisiatifnya. Kreativitas Peserta didik diberi tugas kreasi berhubungan dengan materi ajar yang dipelajari. Kemandirian Peserta didik diberi tugas individu berkaitan dengan materi ajar yang dipelajari. 2) Pendekatan Ilmiah Pendekatan ilmiah (Scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. a) Mengamati Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 42
Langkah ini menggunakan metode mengamati yang mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. b) Menanya Pertanyaan dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal. c) Menalar Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemauan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. d) Mencoba Mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara menggunakan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 43
mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. e) Mengolah Pada tahap mengolah ini peserta didik sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya peserta didiklah yang harus lebih aktif. f) Menyimpulkan Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. g) Menyajikan Hasil tugas yang telah dikerjakan bersama-sama secara kolaborasi dapat disajikan dalam bentuk laporan tertulis dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk portofolio kelompok dan atau individu. h) Mengkomunikasikan Pada kegiatan akhir diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama- sama dengan kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar supaya peserta didik akan mengetahui secara benar Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 44
apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki. b. Strategi Pembelajaran yang Mendidik Gambar 6. Macam-Macam Strategi Pembelajaran yang Mendidik Strategi pembelajaran yang mendidik adalah perencanaan tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk membimbing peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. 1) Strategi Pembelajaran Inquiri (SPI) a) Pengertian strategi pembelajaran inquiri Strategi pembelajaran inquiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 45
jawab antara guru dan peserta didik. Strategi pembelajaran ini sering dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. b) Ciri utama strategi pembelajaran inquiri Sanjaya menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inquiri, yaitu sebagai berikut : (1) Strategi inquiri menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inquiri menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Dalam pembelajaran peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pembelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pembelajaran itu sendiri. (2) Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Dengan demikian, strategi pembelajaran inquiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik. (3) Tujuan penggunaan strategi pembelajaran inquiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inquiri peserta didik tidak hanya dituntut agar menguasai materi pembelajaran tetapi juga bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. c) Langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran inquiri Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 46
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : (1) Orientasi, yaitu langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan peserta didik siap melaksanakan pembelajaran. (2) Merumuskan masalah, yaitu langkah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang menantang peserta didik untuk berpikir. Dalam langkah ini peserta didik didorong untuk mencari jawaban atas masalah yang dikaji. (3) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah dengan kegiatan peserta didik merumuskan jawaban sementara atau berbagai kemungkinan jawaban dari permasalahan yang dikaji. (4) Mengumpulkan data, yaitu langkah dengan kegiatan peserta didik menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan ini merupakan proses meal yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. (5) Menguji hipotesis, yaitu langkah dimana peserta didik menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. (6) Merumuskan kesimpulan, yaitu langkah dimana peserta didik mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Kesimpulan yang dirumuskan harus fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. d) Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran inquiri (1) Keunggulan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 47
Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran lebih bermakna. Peserta didik dapat belajar dengan gaya mereka. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Dapat melayani peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata- rata. (2) Kelemahan Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik. Memerlukan waktu yang panjang. Sulit diimplementasikan guru. 2) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) a) Pengertian strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. b) Ciri utama strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) (1) SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi SPBM ada sejumlah aktivitas yang harus dilakukan peserta didik. SPBM tidak mengharapkan peserta didik hanya mendengar, mencatat, kemudian menghafal materi pembelajaran, akan tetapi melalui SPBM peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 48
(2) Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. (3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. c) Langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) Secara umum, SPBM bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Menyadari masalah. Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahap ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran adanya kesenjangan yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik pada tahapan ini adalah peserta didik dapat menentukan kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. (2) Merumuskan masalah. Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari peserta didik dalam langkah ini adalah peserta didik dapat menentukan prioritas masalah. (3) Merumuskan hipotesis. Kemampuan yang diharapkan dari peserta didik dalam tahapan ini adalah peserta didik dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 49
pada akhirnya peserta didik diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. (4) Mengumpulkan data. Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. Kemampuan yang diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan peserta didik untuk menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah dipahami. (5) Menguji hipotesis. Kemampuan yang diharapkan dari peserta didik dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. (6) Menentukan pilihan penyelesaian. Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan. d) Keunggulan dan kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) (1) Keunggulan Pemecahan masalah merupakan teknik untuk lebih memahami isi pembelajaran. Dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 50
Dapat membantu peserta didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. Dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik. Dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam suatu nyata. Dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus- menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. (2) Kelemahan Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. 3) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) a) Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 51
Sanjaya menjelaskan bahwa strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) merupakan model pembelajaran yang tertuju pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir peserta didik. Menurut Peter Reason, berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). b) Tahap-tahap Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Tahapan dalam implementasi SPPKB menurut Sanjaya, yaitu sebagai berikut : (1) Tahap orientasi. Pada tahap in guru mengkondisikan peserta didik pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pembelajaran yang harus dicapai dan penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan peserta didik. Pemahaman peserta didik terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran pada tahap orientasi sangat menentukan keberhasilan SPPKB. (2) Tahap pelacakan. Adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar peserta didik sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkapkan pengalaman apa saja yang telah dimiliki peserta didik yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. (3) Tahap konfrontasi. Adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman peserta didik. Untuk merangsang peningkatan kemampuan peserta didik pada Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 52
tahapan ini guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. (4) Tahap inquiri. Melalui tahap inkuiri, peserta didik diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan. (5) Tahap akomodasi. Adalah tahap pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini peserta didik dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar peserta didik dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan. (6) Tahap transfer. Adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Tahap transfer dimaksudkan sebagai tahapan agar peserta didik mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap peserta didik untuk memecahkan masalah baru. 4) Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) a) Pengertian pembelajaran kontekstual Strategi pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat. b) Prosedur pelaksanaan pembelajaran kontekstual (1) Kegiatan awal Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 53
Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan dipelajari. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL, yaitu peserta didik secara berkelompok mengalami sendiri, menemukan sendiri, bertanya, berdiskusi, menerima percontohan dari guru, dan melakukan refleksi. (2) Kegiatan inti Konstruktivisme. Peserta didik melakukan pengamatan dan pengalaman sendiri atau materi yang akan dipelajari. Menemukan (inquiri). Peserta didik mencari dan menemukan sendiri materi yang akan dipelajari dalam konteks keterhubungan materi dengan situasi kehidupan nyata. Bertanya (questioning). Guru mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik untuk bertanya tentang materi yang dipelajari. Masyarakat belajar (learning community). Guru menugasi peserta didik untuk belajar dalam kelompok, mendiskusikan hasil pengamatan dan pengalaman belajar. Permodelan (modelling). Guru memberikan model contoh pembelajaran terkait materi yang dipelajari dan peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Refleksi (reflection). Peserta didik dengan bimbingan guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah ditempuh, apakah tujuan atau hasil pembelajaran telah dapat dicapai dengan optimal. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat simpulan hasil pembelajaran dan mencatat hal-hal yang perlu ditingkatkan. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 54
(3) Kegiatan penutup Penilaian sebenarnya (authentic assessment). Tindak lanjut perbaikan dan pengayaan. 5) Strategi pembelajaran kooperatif (SPK) a) Pengertian strategi pembelajaran kooperatif (SPK) Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan kecakapan akademik (academic skill), keterampilan interpersonal, keterampilan sosial (social skill) melalui sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur yang memuat lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. b) Prosedur strategi pembelajaran kooperatif (SPK) Prosedur pembelajaran kooperatif terdiri atas empat tahap, yaitu : (1) Penjelasan materi. Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pembelajaran sebelum peserta didik belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman peserta didik terhadap pokok materi pembelajaran. Pada tahap ini guru memberi gambaran umum tentang materi pembelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya peserta didik akan memperdalam materi dan pembelajaran kelompok. (2) Belajar dalam kelompok. Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pembelajaran, selanjutnya peserta didik diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokkan dalam SPK bersifat heterogen, Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 55
artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya. (3) Penilaian. Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap peserta didik dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. (4) Pengakuan tim. Adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim yang paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasinya. c) Keunggulan dan kelemahan SPK (1) Keunggulan Peserta didik tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari peserta didik yang lain. Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide- ide orang lain. Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. Dapat membantu memberdayakan setiap peserta didik untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 56
Dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Peserta didik dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan. SPK dapat meningkatkan kemampuan peserta didik menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. (2) Kelemahan Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Jika tanpa guru sebaya yang efektif, maka dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh peserta didik. Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk peserta didik, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. 6) Strategi Pembelajaran Quantum a) Pengertian strategi pembelajaran quantum Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 57
Pembelajaran quantum adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya; pembelajaran quantum menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang dapat memaksimalkan momen belajar; berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar; mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. b) Langkah-langkah pembelajaran quantum Langkah-langkah pembelajaran quantum yaitu sebagai berikut : (1) Guru menumbuhkan minat belajar peserta didik dengan membimbing mereka pada pemahaman manfaat tentang apa yang akan dipelajari bagi dirinya. (2) Guru membimbing secara konkret semua peserta didik untuk mengalami apa yang hendak dipelajari. (3) Guru membimbing peserta didik untuk menamai apa yang telah dialaminya. (4) Guru membimbing peserta didik untuk mendemonstrasikan pengalaman belajarnya yang membuktikan bahwa mereka memang mengetahui dan memahami. (5) Guru membimbing peserta didik untuk mengulangi apa yang telah diketahuinya untuk memperbaiki kekurangan atau memperkuat hasil belajar. (6) Guru membimbing peserta didik untuk merayakan hasil belajarnya dalam suasana senang, gembira, dan meriah. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 58
c. Metode Pembelajaran yang Mendidik Metode pembelajaran yang mendidik adalah cara yang dapat digunakan untuk membimbing peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Gambar 7. Macam-Macam Metode Pembelajaran yang Mendidik 1) Metode Proyek a) Pengertian metode proyek Metode proyek atau unit ialah cara pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya. Bertujuan agar peserta didik tertarik untuk belajar. b) Kelebihan metode proyek Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 59
(1) Dapat merombak pola pikir peserta didik dari yang sempit menjadi luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. (2) Melalui metode ini, peserta didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. c) Kekurangan metode proyek (1) Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus bagi guru, sedangkan guru belum disiapkan untuk ini. (2) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan peserta didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan. (3) Bahan pembelajaran sering menjadi luas sehingga mengaburkan pokok unit yang dibahas. 2) Metode Eksperimen a) Pengertian metode eksperimen Metode eksperimen adalah cara pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik secara perseorangan atau kelompok untuk berlatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini peserta didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata. b) Kelebihan metode eksperimen Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 60
(1) Metode ini dapat membuat peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku. (2) Peserta didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan. (3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan- terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. c) Kekurangan metode eksperimen (1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap peserta didik berkesempatan mengadakan eksperimen. (2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, peserta didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran. (3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi. 3) Metode Pemberian Tugas dan Resitasi a) Pengertian metode pemberian tugas dan resitasi Metode pemberian tugas adalah cara pembelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu atau hal-hal yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang dipelajari dan kemudian membuat laporan hasil tugas tersebut, baik secara lisan maupun tulis. b) Kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 61
(1) Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama. (2) Peserta didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab, dan mandiri. c) Kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi (1) Seringkali peserta didik melakukan penipuan di mana peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau mengerjakan sendiri. (2) Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan. (3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual. 4) Metode Diskusi a) Pengertian metode diskusi Metode diskusi ialah cara pembelajaran yang menghadapkan siswa kepada suatu masalah untuk dibahas dan dipecahkan bersama sehingga diperoleh suatu alternatif pemecahan masalah hasil pemikiran bersama sekelompok siswa. b) Kelebihan metode diskusi (1) Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa, dan terobosan baru dalam pemecahan suatu masalah. (2) Membiasakan siswa untuk bertukar pikiran dengan teman atau pihak lain dalam mengatasi suatu masalah yang sangat diperlukan bagi siswa setelah kembali ke dalam masyarakat. (3) Keterampilan menyajikan pendapat, mempertahankan pendapat, menghargai dan menerima pendapat orang lain, serta sikap demokratis dapat dibina melalui diskusi. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 62
(4) Hasil diskusi adalah hasil pemikiran bersama dan dipertanggungjawabkan bersama, yang melibatkan banyak orang. c) Kekurangan metode diskusi (1) Menentukan masalah yang tingkat kesulitannya dan menarik sesuai dengan tingkatan siswa tertentu, bukanlah pekerjaan yang mudah. (2) Sering pembicaraan diborong oleh hanya 2-3 orang siswa yang telah terbiasa dan terampil mengemukakan pendapat. Sedangkan kebanyakan siswa kurang mendapat kesempatan. (3) Memerlukan waktu yang agak longgar karena sering terpaksa memperpanjang waktu dari yang direncanakan. (4) Kadang-kadang pembahasan dapat meluas dan mengembang sehingga sasaran untuk pemecahan masalah adalah pokok menjadi kabur. (5) Perbedaan pendapat yang emosional yang tak terkontrol dapat menyinggung perasaan. 5) Metode Bermain Peran a) Pengertian metode bermain peran Metode bermain peran ialah suatu cara penguasaan bahan pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik dengan memerankan sebagai tokoh hidup atau benda mati. b) Kelebihan metode bermain peran (1) Membuat peserta didik lebih meresapi perolehan hasil belajarnya. (2) Peserta didik dapat mengembangkan keterampilan mengamati, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan. c) Kekurangan metode bermain peran Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 63
(1) Memerlukan waktu yang cukup lama. (2) Tidak mudah bagi semua peserta didik untuk memerankan suatu peranan tokoh dengan penuh penghayatan. 6) Metode Sosiodrama a) Pengertian metode sosiodrama Metode sosiodrama ialah cara pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (kehidupan sosial). b) Kelebihan metode sosiodrama (1) Peserta didik terlatih berinisiatif serta kreatif. Pada waktu bermain drama para pemain dituntut mengemukakan pendapatnya sesuai waktu yang disediakan. (2) Kerja sama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik- baiknya. (3) Bahasa lisan peserta didik dibina menjadi bahasa baik agar mudah dipahami orang lain. c) Kekurangan metode sosiodrama (1) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama menjadi kurang aktif. (2) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan maupun waktu pelaksanaan pertunjukan. (3) Kelas lain sering terganggu oleh suara para pemain dan penonton yang terkadang bertepuk tangan dan berperilaku lainnya. 7) Metode Demonstrasi Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 64
a) Pengertian metode demonstrasi Metode demonstrasi ialah suatu cara pembelajaran dengan memperhatikan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pembelajaran. Metode ini menghendaki guru lebih aktif daripada peserta didik. Karena memang gurulah yang memperhatikan sesuatu kepada peserta didik. b) Kelebihan metode demonstrasi (1) Membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya proses atau kerja suatu benda. (2) Memudahkan berbagai jenis penjelasan, sebab penggunaan bahasa terbatas. Hal ini dengan sendirinya dapat mengurangi verbalisme pada peserta didik. (3) Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret dengan menghadirkan objek sebenarnya. c) Kekurangan metode demonstrasi (1) Peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan. (2) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan. (3) Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikannya. 8) Metode Karyawisata a) Pengertian metode karyawisata Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 65
Metode karyawisata ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para peserta didik dengan jalan membawa mereka langsung ke objek yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata, agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung. b) Kelebihan metode karyawisata (1) Karyawisata menerapkan prinsip pembelajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pembelajaran. (2) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat. (3) Pembelajaran dapat lebih merangsang kreativitas peserta didik. c) Kekurangan metode karyawisata (1) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak. (2) Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang. (3) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan. (4) Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap gerak-gerik peserta didik di lapangan. (5) Biayanya cukup mahal. (6) Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan peserta didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh. 9) Metode Tanya Jawab a) Pengertian metode tanya jawab Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 66
Metode tanya jawab ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh peserta didik. Dengan metode ini antara lain dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menginterpretasi, mengklasifikasikan, membuat kesimpulan, menerapkan, dan mengkomunikasikan. b) Kelebihan metode tanya jawab (1) Lebih mengaktifkan peserta didik dibandingkan dengan metode ceramah. (2) Anak akan lebih cepat mengerti karena memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas atau belum dimengerti. (3) Mengetahui perbedaan pendapat antara peserta didik dan guru. (4) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik. c) Kelemahan metode tanya jawab (1) Mudah menyimpang dari pokok persoalan. (2) Dapat menimbulkan beberapa masalah baru. (3) Peserta didik takut memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya. (4) Sukar membuat pertanyaan yang sesuai tingkat berpikir dan pemahaman peserta didik. 10) Metode Latihan a) Pengertian metode latihan Metode latihan disebut juga metode training, yaitu suatu cara pembelajaran untuk menanamkan kebiasaan tertentu kepada peserta didik dan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 67
juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kecepatan, dan keterampilan tertentu. b) Kelebihan metode latihan (1) Dapat dimanfaatkan oleh peserta didik untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat. (2) Dapat digunakan oleh peserta didik untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda- tanda/simbol, dan sebagainya. (3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. c) Kekurangan metode latihan (1) Menghambat bakat dan inisiatif peserta didik karena peserta didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian. (2) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. (3) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan. (4) Dapat menimbulkan verbalisme. 11) Metode Bercerita a) Pengertian metode bercerita Metode bercerita ialah suatu cara pembelajaran dengan bercerita. Informasi disampaikan melalui penuturan atau penjelasan lisan dari seseorang kepada orang lain. Dalam metode bercerita, guru dan peserta didik dapat Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 68
berperan sebagai penutur. Guru dapat menugaskan beberapa orang peserta didik untuk menceritakan suatu peristiwa/topik. b) Kelebihan metode bercerita (1) Guru mudah menguasai kelas. (2) Guru dapat meningkatkan konsentrasi peserta didik dalam waktu yang relatif lama. (3) Mudah menyiapkan. (4) Guru mudah melaksanakannya. (5) Dapat diikuti oleh peserta didik dalam jumlah banyak. c) Kelemahan Metode Bercerita (1) Peserta didik terkadang terbuai dengan jalannya cerita sehingga tidak dapat mengambil intisarinya. Apalagi tidak disimpulkan diakhir cerita. (2) Hanya guru yang pandai bermain kata-kata atau kalimat. (3) Kalau hanya guru yang bercerita, menyebabkan peserta didik pasif karena guru yang aktif. (4) Peserta didik lebih cenderung hafal isi cerita daripada sari yang dituturkan. 12) Metode Ceramah a) Pengertian metode ceramah Metode ceramah adalah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan peserta didik dalam interaksi edukatif. Metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada peserta didik. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 69
b) Kelebihan metode ceramah (1) Guru mudah menguasai kelas. (2) Mudah dilaksanakan. (3) Dapat diikuti peserta didik dalam jumlah besar. (4) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar. c) Kekurangan metode ceramah (1) Kegiatan pembelajaran menjadi verbalitas (bersifat pengertian kata-kata). (2) Bila terlalu lama membosankan. (3) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan besar peserta didik. (4) Menyebabkan peserta didik pasif. CC..RRaannggkkuummaann 1. Penguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik sangatlah penting bagi guru dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan optimal. Terdapat 4 teori belajar yaitu (1) Behavioristik (E. Guthrie, Watson, Skinner, Thorndike, Clark Hull); (2) Kognitivistik (R. M. Gagne, Jean Piaget, Ausubel, Bruner); (3) Humanistik (Bloom dan Krathwohl, Kolb, Honey dan Mumford, Hebermas, Carl Rogers, Abraham Maslow); dan (4) Konstruktivistik (Jean Piaget, Driber dan Oldham). Selain itu, terdapat 15 prinsip pembelajaran yang mendidik yaitu (1) Prinsip berbasis rencana; (2) Prinsip keaktifan; (3) Prinsip holistik; (4) Prinsip interaktif; (5) Prinsip inspiratif; (6) Prinsip menyenangkan; (7) Prinsip menantang; (8) Prinsip motivasi; (9) Prinsip partisipasi aktif; (10) Prinsip prakarsa; (11) Prinsip kreativitas; (12) Prinsip kemandirian; (13) Prinsip Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 70
yang sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik; (14) Prinsip berkarakter; dan (15) Prinsip tanggung jawab. 2. Untuk mencapai pembelajaran yang maksimal, perlu menerapkan berbagai pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang mendidik. Pendekatan pembelajaran yang mendidik dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang atau pandangan terhadap proses pembelajaran yang mengharuskan proses pembelajaran itu membimbing peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Terdapat dua pendekatan pembelajaran yang mendidik yaitu (1) Pendekatan Standar Proses Pendidikan (SPP); dan (2) Pendekatan Ilmiah. Strategi pembelajaran yang mendidik adalah perencanaan tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk membimbing peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Terdapat 6 strategi pembelajaran yang mendidik, yaitu (1) Strategi Pembelajaran Inquiri (SPI); (2) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM); (3) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB); (4) Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL); (5) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK); dan (6) Strategi Pembelajaran Quantum. Metode pembelajaran yang mendidik adalah cara yang dapat digunakan untuk membimbing peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Terdapat 12 metode pembelajaran yang mendidik, yaitu (1) Metode proyek; (2) Metode eksperimen; (3) Metode pemberian tugas; (4) Metode diskusi; (5) Metode bermain peran; (6) Metode sosiodrama; (7) Metode demonstrasi; (8) Metode karyawisata; (9) Metode tanya jawab; (10) Metode latihan; (11) Metode bercerita; dan (12) Metode ceramah. DD..TTuuggaass Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang jelas! Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 71
1. Menurut Anda, teori belajar apa yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di PAUD Anda? Jelaskan! 2. Buatlah uraian mengenai pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran yang mendidik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di PAUD Anda! E. Tes Formatif E. Tes Formatif Pilihlah satu jawaban yang paling benar! 1. Teori belajar behavioristik dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya yaitu kecuali… a. Watson c. Thorndike b. Bruner d. Skinner 2. Teori belajar humanistik dikemukakan oleh banyak ahli, salah satunya yaitu… a. Jean Piaget c. Bloom dan Krathwohl b. Watson d. R.M. Gagne 3. Terdapat banyak prinsip pembelajaran yang mendidik. Salah satunya yaitu prinsip menyenangkan. Yang dimaksud prinsip menyenangkan adalah… a. Prinsip yang menekankan bahwa pembelajaran membuat peserta didik senang dan nyaman belajar b. Prinsip yang menekankan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi edukatif c. Prinsip yang menekankan bahwa pembelajaran memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa peserta didik untuk belajar Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 72
d. Prinsip yang menekankan bahwa pembelajaran membina karakter peserta didik 4. Prinsip pembelajaran yang mendidik yang menekankan bahwa pembelajaran mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara utuh yang meliputi antara lain pengembangan potensi afektif, kognitif, fisik, psikomotorik, moral, emosional, sosial, dan bahasa merupakan pengertian dari prinsip… a. Prinsip interaktif c. Prinsip holistik b. Prinsip inspiratif d. Prinsip berkarakter 5. Contoh aktivitas pembelajaran dalam pendekatan Standar Proses Pendidikan (SPP) berupa guru memberikan keleluasaan agar peserta didik berusaha dalam belajar atas inisiatifnya merupakan unsur proses… a. Memotivasi c. Kemandirian b. Kreativitas d. Prakarsa 6. Berikut ini yang bukan merupakan proses dalam pendekatan ilmiah yaitu… a. Menalar c. Mengolah b. Memotivasi d. Menyimpulkan 7. Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran lebih bermakna, merupakan salah satu keunggulan dari strategi pembelajaran… a. Strategi iquiri c. Strategi pembelajaran kontekstual b. Strategi pembelajaran berbasis d. Strategi pembelajaran quantum masalah Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 73
8. Strategi pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat, merupakan pengertian strategi pembelajaran… a. Strategi iquiri c. Strategi pembelajaran kontekstual b. Strategi pembelajaran berbasis d. Strategi pembelajaran quantum masalah 9. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak, merupakan salah satu kekurangan dari metode pembelajaran… a. Latihan c. Tanya jawab b. Karyawisata d. Diskusi 10.Suatu cara pembelajaran untuk menanamkan kebiasaan tertentu kepada peserta didik dan juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kecepatan, dan keterampilan tertentu, merupakan pengertian dari metode pembelajaran… a. Latihan c. Tanya jawab b. Karyawisata d. Diskusi FF.. JJaawwaabbaannTTeessFFoorrmmaattifif 1. Teori belajar behavioristik dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya yaitu kecuali… Jawab : B, Bruner Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 74
2. Teori belajar humanistik dikemukakan oleh banyak ahli, salah satunya yaitu… Jawab : C, Bloom dan Krathwohl 3. Terdapat banyak prinsip pembelajaran yang mendidik. Salah satunya yaitu prinsip menyenangkan. Yang dimaksud prinsip menyenangkan adalah… Jawab : A, prinsip yang menekankan bahwa pembelajaran membuat peserta didik senang dan nyaman belajar 4. Prinsip pembelajaran yang mendidik yang menekankan bahwa pembelajaran mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara utuh yang meliputi antara lain pengembangan potensi afektif, kognitif, fisik, psikomotorik, moral, emosional, sosial, dan bahasa merupakan pengertian dari prinsip… Jawab : C, prinsip holistik 5. Contoh aktivitas pembelajaran dalam pendekatan Standar Proses Pendidikan (SPP) berupa guru memberikan keleluasaan agar peserta didik berusaha dalam belajar atas inisiatifnya merupakan unsur proses… Jawab : D, prakarsa 6. Berikut ini yang bukan merupakan proses dalam pendekatan ilmiah yaitu… Jawab : B, memotivasi 7. Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran lebih bermakna, merupakan salah satu keunggulan dari strategi pembelajaran… Jawab : A, strategi inquiri Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 75
8. Strategi pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat, merupakan pengertian strategi pembelajaran… Jawab : C, strategi pembelajaran kontekstual 9. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak, merupakan salah satu kekurangan dari metode pembelajaran… Jawab : B, karyawisata 10.Suatu cara pembelajaran untuk menanamkan kebiasaan tertentu kepada peserta didik dan juga dapat digunakan oleh peserta didik untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kecepatan, dan keterampilan tertentu, merupakan pengertian dari metode pembelajaran… Jawab : A, latihan GG..SSuummbbeerrBBaaccaaaann Budiningsih, C. Asri. (2012). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Irwanto, Nur & Suryana, Y. (2016). Kompetensi Pedagogik: untuk Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum Nasional. Surabaya: Genta Group Production. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 76
KEGIATAN BELAJAR 3 MENGEMBANGKAN KURIKULUM A. Tujuan Pembelajaran A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 3 ini, diharapkan guru PAUD memiliki kemampuan untuk memahami, menguasai, dan mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. Indikator keberhasilan setelah mempelajari Kegiatan Belajar 3 ini, guru PAUD mampu: 1. Memahami karakteristik kurikulum 2013. 2. Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 2013. 3. Menentukan tujuan kegiatan pengembangan yang mendidik berdasarkan Kurikulum 2013. 4. Merencanakan pembelajaran. 5. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). B. Uraian Materi B. Uraian Materi Gambar 8. Pengembangan Kurikulum Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 77
11. . MMeemmaahhaammiiKKaarraakktteerrisisttikikKKuurrikikuululumm22001133 Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Kompetensi untuk kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut : a. Isi atau konten kurikulum yang kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran. b. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik. c. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada jenjang pendidikan dasar diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual. d. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam kompetensi inti. e. Kompetensi dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). f. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar. Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran. g. Rencana pelaksanaan pembelajaran dikembangkan dari setiap KD. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 78
22. . MMeemmaahhaammiiPPrriinnssiipp--PPrriinnssiippPPeennggeemmbbaannggaannKKuurriikkuulluumm22001133 Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut : a. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. b. Kurikulum didasarkan pada kompetensi inti lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 tahun maka Kompetensi Inti Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. c. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum ini ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. d. Kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kompetensi Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaidah kurikulum berbasis kompetensi. e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar. g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 79
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. i. Kurikulum harus diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. j. Kurikulum didasarkan kepada kepentingan nasional dan kepentingan daerah. k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau kelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses memperbaiki kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok peserta didik. 33. . MMeenneennttuukkaann TTuujjuuaann KKeeggiiaattaann PPeennggeemmbbaannggaann yyaanngg MMeennddiiddiikk BBeerrddaassaarrkkaannKKuurriikkuulluumm22001133 Tujuan Pendidikan Nasional pada era reformasi ini yaitu untuk membangun manusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Tujuan pendidikan nasional tersebut dapat dicapai melalui peran pengembangan dan implementasi kurikulum di tingkat satuan pendidikan, mulai dari tingkat anak usia dini (PAUD), tingkat dasar (SD dan SMP), tingkat menengah (SMA dan SMK), sampai pada tingkat perguruan tinggi. Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi kurikulum di setiap tingkat satuan pendidikan harus dilaksanakan secara konsisten dan efektif. Secara singkat, Undang-Undang tersebut berharap pendidikan dapat membuat peserta didik menjadi kompeten dalam bidangnya. Kompeten tersebut, sejalan dengan tujuan pendidikan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 80
nasional yang telah disampaikan sebelumnya, harus mencakup kompetensi dalam ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Mengingat pentingnya peran kurikulum tersebut maka pengembangan dan implementasinya agar efektif dan mampu mewujudkan keberhasilan serta meningkatkan mutu pendidikan harus bertolak dari orientasi pengembangan kurikulum yang tepat. Seller mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum yang tepat dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan umum, misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakikat belajar dan hakikat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum, dan lain-lain. Berdasarkan orientasi itu selanjutnya dikembangkan kurikulum menjadi pedoman, diimplementasikan dalam proses pembelajaran dan dievaluasi. Hasil evaluasi itu yang kemudian dijadikan bahan dalam menentukan orientasi, begitu seterusnya hingga membentuk siklus. 44. . MMeerreennccaannaakkaannPPeemmbbeellaajjaarraann a. Hakikat Perencanaan Pembelajaran Secara terminologis, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata, yakni kata ‘perencanaan’ dan kata ‘pembelajaran’. Untuk memahami konsep dasar perencanaan pembelajaran tersebut, Sanjaya memberikan penjelasan sebagai berikut : Pertama, perencanaan berasal dari kata ‘rencana’ yang pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Setiap perencanaan minimal harus memiliki empat unsur, yaitu : 1) Adanya Tujuan yang Harus Dicapai Tujuan merupakan arah yang harus dicapai. Agar perencanaan dapat disusun dan ditentukan dengan baik, maka tujuan itu perlu dirumuskan dalam Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 81
bentuk sasaran yang jelas dan terukur. Dengan adanya gagasan yang jelas, maka ada target yang harus dicapai. Target itulah yang selanjutnya menjadi fokus dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. 2) Adanya Strategi untuk Mencapai Tujuan Strategi berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh seorang perencanaan, misalnya keputusan tentang waktu pelaksanaan dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan, pembagian tugas dan wewenang setiap orang yang terlibat, langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh setiap orang yang terlibat, penetapan kriteria keberhasilan. 3) Sumber Daya yang dapat Mendukung Penetapan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan, di dalamnya meliputi penetapan sarana dan prasarana yang diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya, misalnya pemanfaatan waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. 4) Implementasi Setiap Keputusan Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya. Implementasi merupakan unsur yang penting dalam proses perencanaan. Untuk menilai efektivitas suatu perencanaan dapat dilihat dari implementasinya. Apakah artinya sebuah keputusan dan tekad diambil, tanpa diimplementasikan dalam kegiatan nyata. Kedua, arti pembelajaran; pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri peserta didik seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 82
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192