(4) Presentasi power point Media TIK yang lazim digunakan dalam pembelajaran di PAUD yaitu nomor… a. 1 dan 2 c. 2 dan 3 b. 3 dan 4 d. 1 dan 4 5. Berikut ini upaya memenuhi tuntutan kompetensi guru dalam menggunakan dan memanfaatkan TIK yaitu… a. Memilih alat-alat dan pedagogik teknologi informasi dari yang direkomendasikan b. Menekankan muatan inovasi, produksi peserta didik c. Merencanakan kapan dan bagaimana TIK akan digunakan dengan cara terbaik dalam proses pembelajaran d. Memfasilitasi penggunaan internet dengan efisien dalam proses pembelajaran 6. Berikut ini yang bukan merupakan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berbasis TIK yaitu… a. Penerapan kebijakan pembelajaran berbasis TIK b. Menjelaskan, memilih alat-alat pedagogik TIK c. Memilih alat-alat dan pedagogik teknologi informasi dari yang direkomendasikan d. Menekankan muatan inovasi, produksi peserta didik 7. Kemampuan menggunakan TIK untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten/informasi dengan kecakapan kognitif ataupun teknis, merupakan pengertian dari… Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 88
a. Inovasi c. Internet b. Literasi digital d. E-education 8. Memberikan pemahaman tentang perlunya kesadaran dan pemahaman atas sejumlah hal terkait keselamatan dan kenyamanan pengguna internet, merupakan pengertian dari… a. Proteksi c. E-education b. Pemberdayaan d. Hak-hak 9. Sejumlah hak mendasar yang harus diketahui dan dihormati oleh para pengguna internet, merupakan pengertian dari… a. Proteksi c. E-education b. Pemberdayaan d. Hak-hak 10.Internet dapat membantu penggunanya untuk menghasilkan karya dan kinerja yang lebih produktif dan bermakna bagi diri, lingkungan, ataupun masyarakat luas, merupakan pengertian dari… a. Proteksi c. E-education b. Pemberdayaan d. Hak-hak Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 89
KEGIATAN BELAJAR 6 MENGEMBANGKAN POTENSI ANAK USIA DINI UNTUK PENGAKTUALISASIAN DIRI A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 6 ini, diharapkan guru PAUD memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri Indikator keberhasilan setelah mempelajari Kegiatan Belajar 6 ini, guru PAUD mampu: 1. Memilih sarana kegiatan dan sumber belajar pengembangan anak usia dini. 2. Membuat media kegiatan pengembangan anak usia dini. 3. Mengembangkan potensi dan kreatifitas anak usia dini melalui kegiatan bermain sambil belajar. B. Uraian Materi 1. Sumber Belajar Anak Usia Dini Sumber belajar adalah bahan rujukan materi yang digunakan guru untuk disampaikan kepada anak. Sumber rujukan dapat dikatakan sebagai referensi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan efisien. Sumber belajar tidak hanya berupa buku tetapi dapat film, CD, lingkungan, orang (guru dan anak sendiri), pesan, benda-benda dan kegiatanyang dilakukan dengan media audio (suara hewan, lagu, cerita). Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 90
Kriteria Pemilihan Sumber Belajar Agar sumber belajar tersebut bermanfaat, perlu diperhatikan kriteria- kriteria sumber belajar. Ibrahim menyatakan bahwa dalam memilih sumber belajar harus mempertimbangkan kriteria sebagai berikut : a. Ekonomis, tidak harus terpatok pada harga yang mahal. b. Praktis, tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit, dan langka. c. Mudah, dekat dan tersedia di sekitar lingkungan. d. Fleksibel, dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional. e. Sesuai dengan tujuan, mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan semangat belajar peserta didik. 2. Media Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar yang digunakan guru dan mempunyai fungsi dapat lebih menjelaskan maksud serta tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut. Pada media pembelajaran terdapat unsur informasi yang akan disampaikan kepada anak, agar dapat mempermudah anak untuk menangkap dan memahami apa yang akan disampaikan guru. Selain itu, fungsi media pembelajaran adalah untuk menarik perhatian anak agar dalam kegiatan pembelajaran dapat fokus memperhatikan penjelasan maupun arahan guru selama ada di dalam kelas. a. Klasifikasi Media Pembelajaran Media pembelajaran menurut Sanjaya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung pada sudut mana melihatnya. Salah satunya yaitu klasifikasi media pembelajaran dilihat dari sifatnya. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 91
Media Auditif Media Visual Media Audiovisual Yaitu media yang hanya Yaitu media yang hanya Yaitu jenis media yang dapat dilihat didengar saja, dapat dilihat saja, tidak selain mengandung unsur atau media yang hanya mengandung unsur suara. suara juga mengandung memiliki unsur-unsur Contohnya seperti pada gambar yang dapat dilihat. seperti radio dan rekaman gambar berikut ini : Contohnya seperti pada suara. Contohnya seperti xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx gambar berikut ini : pada gambar berikut ini : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Sumber Gambar : Canva Sumber Gambar : Canva Sumber Gambar : Canva b. Merancang Media Bermain PAUD Langkah-langkah dalam perencanaan media secara umum dapat dirinci sebagai berikut : 1) Identifikasi kebutuhan dan karakteristik anak. 2) Perumusan tujuan instruksional (instructional objective). 3) Perumusan butir-butir materi yang terperinci. 4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan. 5) Menuliskan naskah media. 6) Merumuskan instrument, tes, dan revisi. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 92
3. Kegiatan Bermain Sambil Belajar a. Merancang Kegiatan untuk Bermain Prinsip dasar merancang kegiatan bermain untuk anak usia dini adalah sebagai berikut : 1) Pilih aktivitas yang seru dan bersifat mendidik. Mendidik di sini bukan hanya berarti belajar berhitung atau membaca, tetapi juga belajar mandiri, membuat keputusan sendiri, dan menjelajahi kreativitas. 2) Jangan takut kotor. Beberapa aktivitas akan menyebabkan ruangan berantakan, tidak perlu khawatir terkena cipratan, cat coretan tinta karena cara menghilangkan noda tinta yang sudah kering di baju tidaklah sulit. Manfaat yang anak dapatkan dari kegiatan-kegiatan ini jauh lebih banyak. 3) Gunakan kesempatan ini untuk menjalin ikatan dengan anak. Salah satu manfaat merancang aktivitas untuk anak adalah guru bisa mengambil bagian dalam keseruannya. b. Aktivitas Bermain dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam memilih aktivitas untuk anak usia dini, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar perkembangan anak dapat berkembang seoptimal mungkin. Prinsip-prinsip pemilihan aktivitas tersebut di antaranya : 1) Keterlibatan yang Signifikan, Relevan, dan Mengundang a) Anak-anak memahami tujuan tugas. b) Sedekat mungkin dengan dunia anak-anak, sedekat mungkin dengan dunia mereka. c) Berhubungan dengan situasi yang signifikan bagi anak-anak. 2) Sesuai untuk Kemampuan Anak-anak a) Dalam ruang lingkup perkembangan anak-anak. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 93
b) Berdasarkan informasi sebelumnya dan terhubung dengan informasi baru. c) Mengizinkan kegiatan di berbagai tingkat kompleksitas. 3) Menanggapi Perbedaan Individu Minat pribadi, preferensi, kecenderungan, dan berbagai metode belajar. 4) Responsif Terhadap Perbedaan Sosial dan Lingkungan Menghargai dan mendukung bahasa dan budaya individual dan menciptakan ikatan antara budaya di mana anak tumbuh dan budaya asalnya. 5) Mendorong Perkembangan Anak di Berbagai Bidang a) Mengatasi kebutuhan emosional. b) Memperkuat rasa aman dan memiliki. c) Menumbuhkan perasaan sukses dan kenikmatan melalui pembelajaran. d) Mempromosikan pengembangan kemampuan kognitif. e) Mengembangkan ekspresi diri. f) Memulai eksperimen dalam pemecahan masalah. g) Mengundang interaksi sosial dan belajar untuk berteman. h) Mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus 6) Memfasilitasi Pembelajaran Integratif a) Topik dengan potensi untuk mendorong perkembangan anak-anak di berbagai bidang. b) Isi program mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dan bidang pengembangan. 7) Memungkinkan untuk Memasukkan Konten Kurikulum Inti 8) Andal, Benar, Akurat, Tidak Menciptakan Distorsi Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 94
9) Memungkinkan Tingkat Kebebasan Inisiatif untuk Anak-anak, Orang Tua dan Profesional Lainnya 4. Mengembangkan Potensi dan Kreatifitas Anak Usia Dini Terdapat 5 potensi dan kreativitas anak usia dini yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah, seperti yang ada pada Gambar 11. berikut ini : Gambar 11. Pengembangan Potensi Peserta Didik Sumber Gambar : Canva a. Pengembangan Potensi Kognitif Pengembangan perilaku kognitif peserta didik pada dasarnya merupakan upaya peningkatan aspek pengamatan, mengingat, berfikir, menciptakan serta kreativitas peserta didik. Ada beberapa model pengembangan kognitif dalam upaya pengembangan potensi peserta didik di sekolah, yaitu : 1) Model Piaget Deskripsi Piaget mengenai hubungan antara tingkat perkembangan konseptual peserta didik dengan bahan pelajaran yang kompleks menunjukkan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 95
bahwa guru harus memperhatikan apa yang harus diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Situasi belajar yang ideal ialah keserasian antara bahan pembelajaran yang kompleks dengan tingkat perkembangan konseptual peserta didik. Guru harus dapat menguasai perkembangan kognitif peserta didik dan menentukan jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk memahami bahan pelajaran itu. 2) Model Williams Model tiga dimensional dari Williams dirancang untuk membantu guru menentukan tugas di dalam kelas yang berkenaan dengan dimensi kurikulum (materi atau konten), perilaku peserta didik (kegiatan belajar) dan perilaku guru (strategi atau cara mengajar). Model ini berlandaskan pada pemikiran bahwa kreativitas perlu dipupuk secara menyeluruh dan bahwa peserta didik harus mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam semua bidang kegiatan. 3) Model Guilford Guilford mengembangkan model tentang kemampuan kognitif manusia yang disusun dalam satu sistem yang disebut “struktur intelek”. Model ini menggambarkan keragaman kemampuan kognitif manusia, yang digambarkan dalam bentuk kubus tiga dimensi untuk menampilkan semua kemampuan kognitif manusia. Ketiga dimensi itu ialah konten, produk, dan operasi. 4) Model Bloom Taksonomi Bloom terdiri dari enam tingkat perilaku kognitif, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Model ini banyak digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam kurikulum berdiferensiasi untuk peserta didik berbakat serta untuk merencanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar sedemikian rupa hingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuan kognitif mereka sepenuhnya. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 96
b. Pengembangan Potensi Fisik Potensi fisik merupakan potensi yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Peningkatan potensi fisik dapat dilakukan di sekolah dengan pembelajaran jasmani dan pemenuhan asupan gizi, seperti pada Gambar 12. di bawah ini. Gambar 12. Pengembangan Potensi Fisik Sumber Gambar : Canva 1) Pembelajaran Dasar untuk Pendidikan Jasmani a) Kesadaran tubuh. Kesadaran tubuh merujuk pada kemampuan untuk mengenal nama-nama bagian tubuh yang bermacam-macam serta kemampuan untuk mengontrol setiap bagian tersebut secara terpisah. Bagian tubuh tersebut melibatkan tiga wilayah, yakni : (1) Wilayah kepala: dahi, muka, pipi, alis, hidung, mutut, telinga, rahang, dagu, mata, dan rambut. (2) Wilayah badan bagian atas: leher, bahu, dada, perut, lengan, tangan, siku, pergelangan, telapak, dan jari-jari. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 97
(3) Wilayah badan bagian bawah: pinggang, pinggul, pantat, paha, lutut, betis, pergelangan kaki, punggung kaki, tumit, bola-bola kaki, dan jari-jari. b) Kesadaran ruang. Kemampuan kesadaran ruang menunjuk pada posisi tubuh dikaitkan dengan ruang sekelilingnya. Ini merupakan dasar dalam perkembangan kemampuan gerak-perseptual peserta didik. Gerak perseptual adalah gerak yang dihasilkan oleh kemampuan peserta didik untuk mengindera rangsangan dan menentukan gerak yang sesuai untuk menjawab rangsangan itu. Peserta didik akan mengenal ruangnya sendiri, ruang secara umum, arah gerak, jalur gerak, tingkatan, jarak. c) Kualitas gerak. Peserta didik mengembangkan kemampuan geraknya dikaitkan dengan kualitas kesadarannya tentang geraknya sendiri. Ini sebenarnya menunjuk pada tingkat penguasaan peserta didik terhadap dirinya sendiri dikaitkan dengan ruang di luar dirinya. Peserta didik akan berhubungan dengan kemampuan untuk menciptakan daya, menyerap tenaga, mengatur keseimbangan, mengatur jarak, kecepatan, aliran gerak. Mekanisme berolahraga untuk peserta didik sebagai berikut : a) Memberi porsi kepada peserta didik sebelum beraktivitas harus melakukan pemanasan terlebih dahulu, dengan melakukan senam ringan selama ± 15 menit agar keseimbangan badan selalu terjaga dan tidak kaku. b) Membelajarkan olahraga dalam bentuk permainan, misalnya bermain sepak bola. Peserta didik akan memperoleh kesenangan dan dapat meningkatkan stamina fisik peserta didik. c) Menekankan pada pemberian keterampilan berolahraga dan menghayati nilai-nilai yang diperoleh dari kegiatan berlatih dan bertanding dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berperan dalam olahraga. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 98
2) Pemahaman Nilai Gizi dalam Meningkatkan Potensi Peserta Didik Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang, artinya asupan zat harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kebutuhan nutrisi pada setiap orang berbeda-beda berdasarkan unsur metabolik dan genetik masing-masing. Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi sangat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan, kesehatan, aktivitas peserta didik, dll. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah konsumsi makanan dan status kesehatan, keduanya bergantung pada zat gizi dalam makanan, ada tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga, daya beli keluarga, kebiasaan makanan, pemeliharaan kesehatan, dan lingkungan fisik serta sosial. Penyadaran terhadap nilai gizi pada peserta didik dilakukan dengan : a) Memberi asupan kebutuhan gizi dan kesehatannya. b) Menekankan pola makanan sesuai anjuran kesehatan 4 sehat 5 sempurna (nasi, sayur-sayuran, lauk pauk, buah, dan susu) terhadap peserta didik. c) Menekankan anjuran untuk selalu mengkonsumsi air putih 18 gelas/hari. d) Membentuk pola kebiasaan yang sehat seperti sarapan pagi, jajan yang terarah atau pola hidup/istirahat yang teratur. c. Pengembangan Potensi Psikomotorik Dengan peningkatan kemampuan motorik, peserta didik mampu menerima pembelajaran sesuai dengan batasan jenjang pendidikannya. Berikut teknik & stimulasi dalam meningkatkan dan mengembangkan kemampuan psikomotorik. 1) Model Permainan atau Out Bond Pada out bond terdapat beberapa macam permainan yang semuanya memiliki manfaat atau memiliki tujuan tertentu, terutama dalam peningkatan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 99
kemampuan psikomotorik peserta didik. Out bond melatih keterampilan kerjasama tim dan melatih kemampuan psikomotorik peserta didik. Kesulitan yang ada dalam setiap permainan yang ada pada out bond menuntut para peserta didik untuk bekerjasama dan menguras kreativitasnya dalam bertindak. Dengan adanya kreativitas tersebut, maka kemampuan psikomotorik peserta didik akan meningkat dan berkembang, peserta didik pun akan memperoleh kesenangan. 2) Model Meniru Dalam model ini guru menyuruh peserta didik untuk menirukan atau mengikuti apa yang diinginkan oleh guru. Model meniru dilakukan guna memberi contoh kepada peserta didik agar bisa mengikuti apa yang diinginkan oleh gurunya. 3) Model Kelompok Belajar dan Bermain Dengan bermain sambil belajar maka tingkat psikomotorik peserta didik akan berkembang dengan cepat pula. Salah satu prinsip belajar adalah menyenangkan, maka dengan bermain akan menghadirkan rasa senang dalam belajar. Dapat diharapkan belajar psikomotorik dengan hati senang akan menghasilkan kemampuan motorik yang berkualitas. Tumbuh kembang potensi psikomotorik peserta didik memerlukan stimulasi-stimulasi guna tercapai pengoptimalannya. Pada para peserta didik dapat dilakukan stimulasi di antaranya dengan cara sebagai berikut : 1) Diberikan dasar-dasar keterampilan untuk menulis dan menggambar. 2) Keterampilan berolahraga atau menggunakan alat olahraga. 3) Gerakan-gerakan permainan, seperti melompat, memanjat, dan berlari. 4) Baris berbaris secara sederhana. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 100
d. Peningkatan Potensi Moral dan Emosional 1) Peningkatan Potensi Moral Peserta Didik Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menanamkan moral yang dibangun melalui kebiasaan yang baik terhadap peserta didik yakni : a) Memberi contoh yang baik (teladan). Peserta didik belajar melalui contoh yang ada di sekitar mereka. Guru harus bisa memberikan contoh yang terbaik terhadap peserta didiknya. Guru tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa dirinya menjadi tokoh model yang sedang ditiru oleh peserta didik. b) Memberikan reward (pujian). Para peserta didik akan senang jika gurunya memberikan hadiah karena telah melaksanakan perbuatan yang baik. Bisa jadi hadiah yang diberikan bukanlah berupa benda atau hal-hal yang besar. Akan tetapi, yang utama adalah esensi dari pemberian reward itu, yaitu memberikan apresiasi terhadap apa yang kemudian dilakukan. Hadiah yang diberikan bisa dalam bentuk ucapan seperti bagus dan benar. Hal inilah yang kemudian membuat peserta didik melakukan hal yang diinginkan, yaitu perilaku moral yang baik. c) Memberikan cerita yang bisa memotivasi. Banyak buku cerita yang kemudian bisa memotivasi peserta didik untuk melakukan nilai kebaikan. Buku cerita itu seperti cerita tentang bagaimana mendidik peserta didik agar gemar berinfaq, tidak jajan sembarangan, menghormati orang tua, dll. d) Mengingatkan pada setiap kesempatan. Memberikan peringatan kepada peserta didik untuk melakukan nilai-nilai kebaikan merupakan upaya yang baik dalam menanamkan nilai moral. Selalu mengingatkan pada setiap kesempatan akan membentuk pola kebiasaan dalam berperilaku. Kebiasaan akan menjadi sesuatu yang secara optimis teraplikasikan dalam kehidupannya tanpa ada paksaan. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 101
e) Mengajak kepada sesuatu yang sifatnya riil. Sesuatu yang sifatnya riil dalam pendidikan moral adalah praktik langsung dengan perbuatan nyata. Mengajak mereka dalam kegiatan baksos, menunjukkan bagaimana sikap dan tingkah laku kepada orang yang lebih tua atau yang lebih muda, lemah lembut dalam berkata, akan semakin membuat peserta didik melakukan kebaikan itu di dalam kehidupan. f) Memberikan hukuman dengan kasih sayang. Pada peserta didik harus mengerti fungsi hukuman dan menyadari sumbernya bahwa hukuman adalah berasal dari cinta kasih orang tua. Oleh karena itu, maka hukuman tidak boleh diberikan secara berlebihan. 2) Peningkatan Potensi Emosional a) Self awareness (kepekaan terhadap diri sendiri), keterampilan ini diberikan dengan membahas kata-kata yang berkaitan dengan perasaan, hubungan antara pikiran dan perasaan di satu sisi dengan reaksi di pihak lain, peranan pikiran/perasaan dalam bereaksi. b) Decision making (pembuatan keputusan), untuk mempelajari tindakan dan konsekuensi yang mungkin timbul karena keputusan yang diambil untuk membiasakan seseorang mengadakan refleksi diri. c) Managing feeling (mengelola perasaan), yaitu memonitor perasaan seseorang untuk menangkap perasaan-perasaan negatif, belajar menyadari timbulnya perasaan tertentu, misalnya sakit hati yang membuat seseorang menjadi marah. d) Self concept (konsep diri), dimaksudkan untuk membangun kepekaan terhadap identitas diri yang kuat dan untuk mengembangkan, menerima, dan menghargai diri sendiri. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 102
e) Handling stress (penanganan stress), dengan melakukan kegiatan relaksasi, senam pernafasan, berimajinasi secara terarah atau berolahraga. f) Communication (komunikasi dengan orang lain), yaitu dengan berlatih mengirim pesan dengan menggunakan kata “saya”, belajar untuk tidak menyalahkan orang lain dan belajar menjadi pendengar yang baik. g) Group dynamic (dinamika kelompok), untuk membangun kerja sama, belajar menjadi pemimpin dan belajar menjadi pengikut yang baik. h) Conflict resolution (pemecahan konflik), belajar berkompetisi secara sehat dan menyelesaikan masalah dengan pendekatan saling menang (win- win resolution). e. Peningkatan Potensi Sosial dan Bahasa Metode yang dilakukan untuk meningkatkan potensi bahasa peserta didik: 1) Metode Bercerita Bercerita sangat bermanfaat untuk pembentukan kemampuan berbahasa peserta didik, disamping itu, bercerita juga dapat digunakan untuk membentuk kepribadian peserta didik. Bercerita bukanlah suatu yang berakibat pada pembentukan keterampilan berbahasa saja. Dipandang dari isinya, cerita berpengaruh amat besar dalam jangka panjang bagi pembentukan kepribadian peserta didik. 2) Metode Membaca Berlatih membaca merupakan unsur peningkatan kemampuan berbahasa. Kemampuan membaca yang baik memberikan indikasi pada kemampuan bahasa yang baik pula. Selain itu, membaca merupakan salah satu aktivitas yang penuh manfaat dalam kehidupan. Membaca dapat memberikan informasi tentang segala macam fenomena kehidupan. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 103
3) Metode Mendengarkan Dengan mendengar maka orang dapat berbicara dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulis. Mendengar merupakan cara yang baik untuk mengembangkan kemampuan bahasa. Mendengar dengan baik dan teliti harus dilatihkan kepada peserta didik sejak dini. Berikutnya dengan membedakan berbagai bunyi bahasa, yaitu dengan melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana, misalnya menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita yang dibacakan guru di depan kelas. 4) Menulis Kemampuan menulis merupakan gabungan dari perkembangan motorik halus, kognitif, dan bahasa peserta didik. Peningkatan potensi menulis dapat dilakukan dengan menyalin cerita dengan huruf tegak bersambung, menulis permulaan dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin. Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf, mencontohkan huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis dengan benar atau melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar. 5) Berbicara di Depan Umum Berbicara di depan umum adalah mengutarakan pendapat yang ada di dalam pikiran secara lisan di depan orang banyak. Orang yang mudah dan sering berbicara di depan umum berarti orang tersebut memiliki kecerdasan linguistik yang tinggi. Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun dapat dilakukan dengan menyapa orang lain dengan menggunakan kalimat sapaan yang tepat dan bahasa yang santun. C. Rangkuman 1. Sumber belajar adalah bahan rujukan materi yang digunakan guru untuk disampaikan kepada anak. Ada 5 kriteria pemilihan sumber belajar, yaitu: (1) Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 104
Ekonomis; (2) Praktis; (3) Mudah; (4) Fleksibel; dan (5) Sesuai dengan tujuan. 2. Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar yang digunakan guru dan mempunyai fungsi dapat lebih menjelaskan maksud serta tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut. Klasifikasi media menurut sifatnya dibagi menjadi 3, yaitu: (1) Media auditif; (2) Media visual; dan (3) Media audiovisual. Selain itu, terdapat angkah-langkah dalam perencanaan media yaitu: (1) Identifikasi kebutuhan dan karakteristik anak; (2) Perumusan tujuan instruksional (instructional objective). (3) Perumusan butir-butir materi yang terperinci; (4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan; (5) Menuliskan naskah media; dan (6) Merumuskan instrument, tes, dan revisi. 3. Prinsip dasar merancang kegiatan bermain untuk anak usia dini yaitu: (1) Pilih aktivitas yang seru dan bersifat mendidik; (2) Jangan takut kotor; (3) Gunakan kesempatan ini untuk menjalin ikatan dengan anak. Dalam memilih aktivitas untuk anak usia dini, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar perkembangan anak dapat berkembang seoptimal mungkin. Prinsip- prinsip pemilihan aktivitas tersebut di antaranya: (1) Keterlibatan yang signifikan, relevan, dan mengundang; (2) Sesuai untuk kemampuan anak- anak; (3) Menanggapi perbedaan individu; (4) Responsif terhadap perbedaan sosial dan lingkungan; (5) Mendorong perkembangan anak di berbagai bidang; (6) Memfasilitasi pembelajaran integrative; (7) Memungkinkan untuk memasukkan konten kurikulum inti; (8) Andal, benar, akurat, tidak menciptakan distorsi; dan (9) Memungkinkan tingkat kebebasan inisiatif untuk anak-anak, orang tua dan profesional lainnya. 4. Terdapat 5 potensi dan kreatifitas anak usia dini yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah, yaitu: (1) Pengembangan potensi kognitif; (2) Pengembangan potensi fisik; (3) Pengembangan potensi psikomotor; (4) Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 105
Pengembangan potensi moral dan emosional; dan (5) Pengembangan potensi sosial dan bahasa. D. Tugas Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang jelas! 1. Bagaimana cara Anda merancang kegiatan bermain untuk anak usia dini? Jelaskan! 2. Uraikan mengenai potensi peserta didik (5 potensi) yang telah dikembangkan di sekolah Anda! E. Tes Formatif Pilihlah satu jawaban yang paling benar! 1. Tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit, dan langka merupakan pengertian dari… a. Fleksibel c. Ekonomis b. Mudah d. Praktis 2. Media yang mengandung unsur suara dan gambar merupakan media… a. Visual c. Bergerak b. Audiovisual d. Auditif 3. Berikut ini yang bukan merupakan langkah dalam perencanaan media yaitu… a. Menuliskan naskah media c. Memilih aktivitas yang seru dan mendidik b. Perumusan tujuan instruksional d. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik anak 4. Berikut ini yang merupakan prinsip untuk merancang kegiatan bermain untuk anak usia dini, yaitu… Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 106
a. Gunakan kesempatan ini untuk menjalin ikatan dengan anak b. Sesuai untuk kemampuan anak-anak c. Responsif terhadap perbedaan sosial dan lingkungan d. Mengembangkan alat pengukur keberhasilan 5. Salah satu bagian dari mendorong perkembangan anak di berbagai bidang yaitu… a. Memulai eksperimen dalam pemecahan masalah b. Mengizinkan kegiatan di berbagai tingkat kompleksitas c. Berhubungan dengan situasi yang signifikan bagi anak-anak d. Dalam ruang lingkup perkembangan anak-anak 6. Berikut ini yang tidak termasuk dalam potensi peserta didik yaitu… a. Moral dan emosional c. Sosial dan bahasa b. Interpersonal dan intrapersonal d. Psikomotorik 7. Ada beberapa model yang digunakan dalam mengembangkan potensi kognitif peserta didik, salah satunya yaitu… a. Bloom c. Gagne b. Ausubel d. Watson 8. Potensi psikomotorik dapat dikembangkan melalui beberapa model, salah satunya yaitu… a. Mendengar c. Melihat b. Meniru d. Membaca 9. Berikut ini merupakan beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi emosional peserta didik, kecuali… Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 107
a. Managing feeling c. Provide examples b. Decision making d. Self concept 10.Berikut ini yang bukan merupakan metode dalam meningkatkan potensi sosial dan bahasa yaitu… a. Membaca c. Menulis b. Bercerita d. Memahami Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 108
KEGIATAN BELAJAR 7 BERKOMUNIKASI SECARA EFEKTIF, EMPATIK, DAN SANTUN A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 7 ini, diharapkan guru PAUD memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun. Indikator keberhasilan setelah mempelajari Kegiatan Belajar 7 ini, guru PAUD mampu: 1. Memilih berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun dengan anak usia dini. 2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan anak usia dini. B. Uraian Materi 11.. MMeemmaahhamami Si traSttergaiteBgeirkoBmeruknoikmausinyikanagsiEfyeakntigf deEnfgeakntiPf,eseErmtapDaitdiikk, dan Santun dengan Peserta Didik Strategi komunikasi merupakan paduan yang merupakan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan strategi komunikasi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran, seperti pada Gambar 13. berikut ini : Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 109
Gambar 13. Strategi Berkomunikasi yang Efektif dengan Peserta Didik Sumber Gambar : Canva a. Mengenali Sasaran Komunikasi Sebelum melakukan komunikasi, guru perlu mempelajari siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi tersebut. Apapun tujuan, metode, dan banyaknya sasaran, pada diri peserta didik sebagai komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : 1) Faktor Kerangka Referensi Dalam komunikasi dengan peserta didik, guru perlu memperhatikan kerangka referensi peserta didik yang terbentuk dalam dirinya sebagai hasil dari panduan pengalaman, pendidikan, cita-cita, gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, dan lain-lain. 2) Faktor Situasi dan Kondisi Situasi adalah situasi komunikasi pada saat peserta didik akan menerima pesan yang disampaikan oleh guru. Situasi yang bisa menghambat komunikasi harus bisa diantisipasi sebelumnya. Sedangkan kondisi adalah keadaan fisik dan psikis peserta didik pada saat sedang menerima pesan komunikasi. Komunikasi dengan peserta didik tidak akan efektif jika peserta didik sedang marah, sedih, bingung, sakit, atau lapar. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 110
b. Pemilihan Media Komunikasi Media komunikasi sangat banyak jumlahnya, mulai dari yang tradisional sampai dengan modern. Untuk mencapai sasaran komunikasi, guru bisa memilih lebih dari satu atau menggabungkan beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. c. Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang akan digunakan oleh guru. d. Peranan Guru sebagai Komunikator dalam Komunikasi dengan Peserta Didik Dalam peranannya sebagai komunikator, guru perlu memperhatikan dua faktor penting dalam diri guru sebagai komunikator apabila melakukan komunikasi dengan peserta didik, yaitu: 1) Daya Tarik Sumber Seorang guru akan berhasil dalam komunikasi dengan peserta didik (mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku peserta didik) apabila guru memiliki daya tarik sikap dan perilaku yang membuat peserta didik mau menerima dan taat pada isi pesan yang disampaikan guru. Daya tarik yang perlu dimiliki guru antara lain seperti sikap dan perilaku yang bersahabat, ramah, dialogis, empatik, simpatik, peduli, menolong, dan lain-lain. 2) Kredibilitas Sumber Kepercayaan ini menyangkut kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran mata pelajaran yang diampunya. Agar memiliki kredibilitas yang tinggi di hadapan para peserta didik, guru harus Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 111
benar-benar tampil sebagai narasumber yang ahli dan profesional yang bisa diandalkan oleh peserta didik sebagai salah satu sumber belajar. 2. Karakteristik/Ciri-Ciri Komunikasi Poitif Berikut ini merupakan karakteristik/ciri-ciri komunikasi positif, yaitu : a. Pesan yang Jelas: Pesan yang ingin disampaikan pengirim harus sederhana, mudah dipahami dan disusun secara sistematis untuk mempertahankan keberartiannya. b. Pesan yang Benar: Informasi yang dikomunikasikan tidak boleh kabur atau salah dalam arti apa pun; itu harus bebas dari kesalahan dan kesalahan tata bahasa. c. Pesan Lengkap: Komunikasi adalah dasar untuk pengambilan keputusan. Jika informasi tidak lengkap, itu dapat menyebabkan keputusan yang salah. d. Pesan Tepat: Pesan yang dikirim harus singkat untuk memfasilitasi interpretasi langsung dan mengambil langkah yang diinginkan. e. Keandalan: Pengirim harus yakin dari tujuannya bahwa apa pun yang disampaikan adalah benar berdasarkan pengetahuannya. Bahkan penerima harus memiliki kepercayaan pada pengirim dan dapat mengandalkan pesan yang dikirim. f. Pertimbangan Penerima: Media komunikasi dan pengaturan fisik lainnya harus direncanakan, dengan mengingat sikap, bahasa, pengetahuan, tingkat pendidikan, dan posisi penerima. g. Kesopanan Pengirim: Pesan yang disusun sedemikian rupa harus mencerminkan kesopanan, kerendahan hati, dan rasa hormat pengirim terhadap penerima. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 112
3. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Guru dalam Berkomunikasi Dalam komunikasi yang efektif dengan peserta didik, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan oleh guru, seperti pada Gambar 14. berikut ini : Gambar 14. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Guru dalam Berkomunikasi Sumber Gambar : Canva a. Respect Hal ini mengandung maksud bahwa seorang guru harus bisa menghargai setiap peserta didik yang dihadapinya. Pada prinsipnya peserta didik sebagai manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Oleh karena itu, meskipun guru harus mengkritik atau memarahi peserta didik, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan peserta didik itu. Jika guru membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, guru dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja pembelajaran. b. Empathy Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Dalam komunikasi dengan peserta didik pada proses pembelajaran, guru perlu memahami dan mengerti keberadaan, perilaku, dan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 113
keinginan para peserta didiknya. Rasa empati yang diberikan guru ini akan menimbulkan respek atau penghargaan dari para peserta didik, dan rasa respek itu akan membangun kepercayaan. Dengan demikian, sebelum membangun komunikasi atau mengirimkan pesan pembelajaran kepada para peserta didik, guru perlu mengerti dan memahami situasi dan kondisi para peserta didiknya agar pesan ajar dapat disampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan. c. Audible Audible artinya dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Pesan yang akan disampaikan oleh guru dalam komunikasi pembelajaran harus audible, yakni harus dapat didengar, dimengerti, dan diterima dengan baik oleh para peserta didik. Oleh karena itu, suara guru dalam penyampaian pesan harus dapat didengar dengan jelas dan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti dan diterima oleh para peserta didik. d. Clarity Clarity berarti kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam komunikasi dengan peserta didik, guru harus menyampaikan pesan dengan jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu pada peserta didik. Guru juga perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan menimbulkan rasa percaya dari para peserta didik sebagai penerima pesan. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 114
e. Humble Dalam komunikasi dengan peserta didik, guru perlu menghargai, mau mendengar, menerima kritik, tidak sombong, dan tidak memandang rendah peserta didik. Dengan demikian, komunikasi guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran akan berjalan dengan efektif. 4. Memahami Hambatan Komunikasi dengan Peserta Didik Komunikasi dengan peserta didik dalam proses pendidikan atau pembelajaran tidak terlepas dari adanya hambatan yang membatasi efektivitas penyampaian pesan. a. Gangguan Saluran Gangguan jenis ini meliputi setiap gangguan yang mempengaruhi keandalan fisik penyampaian pesan. Hal ini bisa diartikan pula sebagai segala hambatan yang terjadi di antara sumber dan audience. Misalnya, seorang guru berbicara dalam sebuah ruangan di tengah pembicaraan lainnya, suara pintu tertutup, suara gaduh dari luar atau kelas lain, dan gangguan lain seperti itu yang dapat menghalangi penyampaian informasi kepada peserta didik. Oleh karena itu, agar penyampaian pesan komunikasi dalam pembelajaran berlangsung dengan lancar dan efektif, guru perlu memperhatikan atau menghindari hal-hal yang mengganggu saluran penyampaian pesan tersebut. b. Gangguan Semantik Gangguan jenis ini terjadi karena salah menafsirkan pesan. Dalam setiap jenis kegiatan komunikasi sering terjadi kesenjangan atau ketidaksesuaian antara kode yang digunakan oleh pengirim dengan yang dipahami oleh penerima kendati pesan yang diterima sama seperti ketika dikirimkan. Oleh karena itu, untuk menghindari gangguan semacam ini, guru perlu menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa yang jelas, tidak bermakna Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 115
ganda, dan sesuai dengan tingkat kemampuan berbahasa peserta didik. Adapun sumber gangguan semantik dalam komunikasi dengan peserta didik dapat berasal hal-hal berikut : 1) Kata-kata guru yang terlalu sukar dipahami dan diterima oleh peserta didik. 2) Perbedaan dalam memberikan arti denotatif pada kata-kata yang digunakan antara guru sebagai pengirim pesan dan peserta didik sebagai penerima pesan, yakni peserta didik berfikir bahwa kata yang dimaksud menunjukkan pada sesuatu yang berbeda dengan yang dimaksud oleh guru. 3) Pola kalimat yang membingungkan peserta didik. 4) Perbedaan budaya antara guru dan peserta didik, yakni intonasi, gerak mata, tangan, atau bagian badan lainnya. Untuk menghindari gangguan semantik, guru dalam komunikasi dengan peserta didik perlu menggunakan kata-kata, frase, struktur atau pola kalimat, dan intonasi yang baku, lugas, dan mudah dipahami peserta didik (komunikatif). C. Rangkuman 1. Strategi komunikasi merupakan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan strategi komunikasi dengan peserta didik dalam proses pembelajaran, yakni (1) Mengenali sasaran komunikasi; (2) Pemilihan media komunikasi; (3) Pengkajian tujuan pesan komunikasi; dan (4) Peranan guru sebagai komunikator dalam komunikasi dengan peserta didik. 2. Karakteristik atau ciri-ciri komunikasi positif yaitu: (1) Pesan yang jelas; (2) Pesan yang benar; (3) Pesan lengkap; (4) Pesan tepat; (5) Keandalan; (6) Pertimbangan penerima; dan (7) Kesopanan pengirim. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 116
3. Dalam komunikasi yang efektif dengan peserta didik, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan oleh guru, yakni (1) Respect; (2) Empathy; (3) Audible; (4) Clarity; dan (5) Humble. 4. Komunikasi dengan peserta didik dalam proses pendidikan atau pembelajaran tidak terlepas dari adanya hambatan yang membatasi efektivitas penyampaian pesan. Hambatannya yaitu: (1) Gangguan saluran; dan (2) gangguan semantik. D. Tugas Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang jelas! 1. Bagaimana komunikasi yang dibagun Anda dalam pembelajaran di kelas? Apakah menurut Anda sudah efektif? Jelaskan! 2. Uraikan hambatan komunikasi dengan peserta didik yang pernah Anda alami selama pembelajaran di kelas! E. Tes Formatif Pilihlah satu jawaban yang paling benar! 1. Berikut ini yang tidak termasuk dalam strategi berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik yaitu… a. Pengkajian tujuan pesan komunikasi c. Faktor situasi dan kondisi b. Pemilihan media komunikasi d. Mengenali sasaran komunikasi 2. Penjelasan mengenali sasaran komunikasi dalam strategi berkomunikasi yang efektif dengan peserta didik yaitu… a. Apapun tujuan, metode, dan banyaknya sasaran b. Kepercayaan peserta didik kepada guru Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 117
c. Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu d. Guru memilih lebih dari satu atau menggabungkan beberapa media 3. Kepercayaan yang menyangkut kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, merupakan penjelasan dari… a. Pengkajian tujuan pesan komunikasi c. Kredibilitas sumber b. Pemilihan media komunikasi d. Mengenali sasaran komunikasi 4. Informasi yang dikomunikasikan tidak boleh kabur atau salah dalam arti apa pun, merupakan penjelasan dari… a. Pesan yang jelas c. Pesan lengkap b. Pesan tepat d. Pesan yang benar 5. Pengertian dari audible yaitu… a. Tidak memandang rendah peserta didik b. Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik c. Mau mendengar dan menerima kritik d. Rasa hormat dan saling menghargai 6. Kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain, merupakan penjelasan dari… a. Empathy c. Audible b. Humble d. Respect 7. Pengertian clarity yaitu… a. Dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik b. Sikap saling menghargai dan menghormati Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 118
c. Tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan d. Menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain 8. Terdapat dua macam hambatan komunikasi dengan peserta didik, yaitu… a. Gangguan fisik dan psikis c. Gangguan saluran dan kecerdasan b. Gangguan semantik dan kecerdasan d. Gangguan saluran dan semantik 9. Berikut ini merupakan sumber gangguan semantik, kecuali… a. Perbedaan budaya antara guru dan peserta didik b. Hambatan yang terjadi di antara sumber dan audience c. Pola kalimat yang membingungkan peserta didik d. Kata-kata guru yang terlalu sukar dipahami dan diterima oleh peserta didik 10.Yang bukan merupakan contoh dari gangguan saluran yaitu… a. Perbedaan dalam memberikan arti denotatif pada kata yang digunakan b. Suara gaduh dari luar atau kelas lain c. Guru berbicara dalam sebuah ruangan di tengah pembicaraan lainnya d. Suara pintu tertutup Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 119
KEGIATAN BELAJAR 8 MENYELENGGARAKAN DAN MEMBUAT LAPORAN PENILAIAN, EVALUASI PROSES, DAN HASIL BELAJAR ANAK USIA DINI A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 8 ini, diharapkan guru PAUD memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses, dan hasil belajar anak usia dini. Indikator keberhasilan setelah mempelajari Kegiatan Belajar 8 ini, guru PAUD mampu: 1. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar anak usia dini. B. Uraian Materi 1. Tujuan Laporan Capaian Pembelajaran di PAUD Laporan capaian pembelajaran bertujuan untuk memberi informasi tentang capaian pembelajaran yang telah dikuasai anak dan atau capaian pembelajaran yang masih memerlukan stimulasi lebih lanjut. Perlu diingat bahwa laporan capaian pembelajaran anak tidak bertujuan untuk melabeli anak (sudah mampu/belum mampu), tetapi lebih untuk melihat jejak pembelajaran dan perkembangan anak. Setelah lebih memahami perkembangan belajar anak, maka guru, orang tua, dan pihak terkait dapat menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan dan memberikan tindakan pembelajaran selanjutnya. 2. Manfaat Laporan Capaian Pembelajaran di PAUD Berikut ini pihak-pihak yang mendapatkan manfaat dari laporan capaian pembelajaran, yaitu : Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 120
a. Anak Manfaat laporan capaian pembelajaran bagi anak antara lain sebagai : 1) Potret Belajar. Anak mendapatkan potret belajar dan bermain di PAUD dalam bentuk narasi. Lampiran dokumentasi atau portofolio juga membantu anak mempelajari minat dan bakat yang akan berdampak positif pada pengembangan konsep diri. 2) Umpan Balik. Orang tua dapat membaca laporan capaian pembelajaran bersama anak, merefleksikan hal-hal yang sudah baik, dan merencanakan bersama hal-hal yang perlu dicoba, dipelajari, atau ditingkatkan. Dengan demikian, anak mendapatkan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan dan potensinya karena ada refleksi dari anak, guru, serta orang tua dari laporan capaian pembelajaran yang sudah dibuat. b. Orang Tua Laporan capaian pembelajaran dapat bermanfaat bagi orang tua sebagai : 1) Gambaran Hasil Belajar. Orang tua akan mendapatkan gambaran hasil belajar dan bermain di PAUD dalam bentuk narasi. 2) Umpan Balik. Orang tua dapat melihat hal-hal yang telah dikembangkan anak selama kurun waktu tertentu dan mendapat gambaran rencana pengembangan anak selanjutnya. 3) Saran-saran. Orang tua dapat memperoleh saran-saran praktis untuk diterapkan di rumah sebagai stimulasi perkembangan anak. c. Satuan PAUD Informasi dalam laporan capaian pembelajaran anak dapat digunakan oleh satuan PAUD untuk merencanakan program-program yang berdampak Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 121
bagi anak, keluarga, dan komunitas. Misalnya, menentukan topik parenting yang dibutuhkan oleh sebagian besar orang tua anak, mengevaluasi dan memodifikasi tujuan pembelajaran dan program yang sesuai dengan karakteristik anak. d. Tenaga Profesional Bila anak memerlukan pendampingan tenaga ahli untuk mengembangkan kemampuan tertentu, maka laporan capaian pembelajaran anak dapat menjadi informasi penting yang akan mendukung proses pendampingannya. 3. Prinsip-Prinsip Asesmen Laporan capaian pembelajaran anak adalah salah satu bentuk asesmen. Oleh karena itu, dalam menyusun laporan, guru perlu mengacu pada prinsip- prinsip asesmen. Ada lima prinsip penting dalam asesmen, yaitu: a. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam menemukan strategi pembelajaran selanjutnya. b. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif mencapai tujuan pembelajaran. c. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya. d. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 122
e. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. 4. Aspek Penyusunan Laporan Capaian Pembelajaran Setiap satuan PAUD berhak menentukan format laporan sesuai kebutuhan, karakteristik budaya, fungsi, dan pertimbangan lainnya. Berikut ini salah satu contoh penyusunan laporan capaian pembelajaran, dengan beberapa aspek, yaitu: a. Data Diri Anak NIK (Nomor Induk Kependudukan) anak perlu tercantum dalam informasi data diri anak. Apabila NIK belum tersedia, pendidik dapat mengingatkan orang tua pentingnya memastikan anak untuk mendapatkan akta lahir ataupun melakukan eskalasi ke dinas pendidikan. b. Deskripsi Kemajuan Anak dalam Tiap Elemen Capaian Pembelajaran (CP), yaitu Nilai Agama dan Budi Pekerti, Elemen Jati Diri, dan Elemen Dasar-dasar Literasi dan STEM Berisi tinjauan/kesimpulan guru tentang hasil belajar anak pada tiap elemen CP selama kurun waktu tertentu. Guru menggunakan data-data asesmen harian sebagai pijakan untuk membuat deskripsi capaian. Hal yang perlu tercantum dalam deskripsi elemen CP adalah : Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 123
c. Refleksi Orang Tua Refleksi orang tua merupakan bagian yang menunjukkan kemitraan satuan dan keluarga untuk mendukung tumbuh kembang terbaik bagi anak usia dini serta pemaknaan bahwa orang tua juga sebagai sumber belajar. Di bagian refleksi orang tua, orang tua peserta didik satuan PAUD diminta untuk menuliskan hasil pengamatan dan refleksi diri berdasarkan tiga pertanyaan berikut ini : 1) Apakah yang saya amati sudah berkembang pada diri anak saya? 2) Apa saja yang masih perlu dikembangkan pada diri anak saya? 3) Langkah-langkah apa yang dapat saya lakukan untuk membantu anak saya mengembangkan hal tersebut? d. Informasi Ketidakhadiran Anak Alasan ketidakhadiran anak dapat dikategorikan menjadi ‘izin’, ‘sakit’, ‘tanpa alasan’. Informasi ini dapat digunakan guru untuk memberi dukungan Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 124
kepada orang tua. Sebagai contoh, jika ketidakhadiran anak karena sering sakit, maka guru dapat memberi dukungan pada hal-hal yang terkait dengan kesehatan anak. Demikian pula jika didapati anak sering tidak hadir tanpa alasan, hal tersebut dapat menjadi tanda awal bagi guru akan kemungkinan adanya kendala komunikasi dengan orang tua/wali anak. e. Data Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) Anak Khusus untuk anak berusia di bawah 60 bulan, laporan ini juga berisikan hasil pemantauan tumbuh kembang anak. Pengisian hasil pemantauan tumbuh kembang anak dapat dilakukan melalui kemitraan antara satuan PAUD dengan Puskesmas, Posyandu, Bina Keluarga Balita, atau unit lain di komunitas yang mengampu fasilitas kesehatan; atau dengan menyalin isi buku KIA, KMS, atau buku pantauan kesehatan anak lainnya. Pelaporan TB/BB anak diharapkan tidak hanya melaporkan angka-angka, namun hendaknya dapat menyampaikan informasi tentang status pertumbuhan anak. Oleh karena itu, guru perlu memberi ‘status simpulan’ dari TB/BB anak yang ditulis dan dilaporkan. f. Lampiran Guru menyiapkan bukti-bukti hasil belajar anak (dalam portofolio anak) untuk dapat dilihat oleh orang tua. Portofolio ini dapat dibawa pulang oleh orang tua untuk jangka waktu tertentu atau dapat pula diserahkan dan menjadi milik orang tua dan anak. Keputusan ini dapat disepakati oleh satuan PAUD. Adapun contoh dari laporan capaian pembelajaran, dapat diakses melalui link berikut ini : https://drive.google.com/file/d/1QwJIbZo6JV_Vw6TLLOD6WMIJ71WEixJU/ view?usp=share_link Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 125
C. Rangkuman 1. Tujuan dari laporan capaian pembelajaran yaitu memberi informasi tentang capaian pembelajaran yang telah dikuasai anak dan atau capaian pembelajaran yang masih memerlukan stimulasi lebih lanjut. 2. Terdapat empat pihak yang mendapatkan manfaat dari laporan capaian pembelajaran, yaitu: (1) Anak; (2) Orang Tua; (3) Satuan PAUD; dan (4) Tenaga Profesional. 3. Laporan capaian pembelajaran anak adalah salah satu bentuk asesmen. Oleh karena itu, dalam menyusun laporan, guru perlu mengacu pada prinsip- prinsip asesmen. Ada lima prinsip penting dalam asesmen. 4. Aspek penyusunan laporan capaian pembelajaran, yaitu: (1) Data diri anak; (2) Deskripsi kemajuan anak dalam tiap elemen capaian pembelajaran (CP), yaitu nilai agama dan budi pekerti, elemen jati diri, dan elemen dasar-dasar literasi dan STEM; (3) Refleksi orang tua; (4) Indormasi ketidakhadiran anak; (5) Data Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) anak; dan (6) Lampiran. D. Tugas Jawablah pertanyaan berikut dengan jawaban yang jelas! Buatlah laporan capaian pembelajaran anak sesuai dengan format contoh pada link yang tertera di atas! E. Tes Formatif Pilihlah satu jawaban yang paling benar! 1. Berikut yang bukan merupakan tujuan penilaian yaitu… a. Memberi informasi tentang capaian pembelajaran yang telah dikuasai anak Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 126
b. Memperoleh data mengenai pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang baru c. Untuk merencanakan dan memberikan tindakan pembelajaran selanjutnya d. Melihat jejak pembelajaran dan perkembangan anak 2. Orang tua mendapatkan manfaat dari laporan capaian pembelajaran anak. Manfaat bagi orang tua yaitu, kecuali… a. Potret belajar c. Saran-saran b. Umpan balik d. Gambaran hasil belajar 3. Potret belajar dan umpan balik, merupakan manfaat dari laporan capaian pembelajaran anak untuk… a. Tenaga profesional c. Satuan PAUD b. Orang tua d. Anak 4. Laporan capaian pembelajaran bermanfaat untuk tenaga profesional, karena… a. Memperoleh saran-saran praktis untuk diterapkan di rumah sebagai stimulasi perkembangan anak Menyesuaikan diri dengan orang lain b. Membantu anak mempelajari minat dan bakat yang akan berdampak positif pada pengembangan konsep diri c. Bila anak memerlukan pendampingan tenaga ahli untuk mengembangkan kemampuan tertentu d. Untuk merencanakan program-program yang berdampak bagi anak, keluarga, dan komunitas Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 127
5. Mengevaluasi dan memodifikasi tujuan pembelajaran dan program yang sesuai dengan karakteristik anak, merupakan manfaat yang diperoleh dari laporan capaian pembelajaran untuk… a. Tenaga profesional c. Satuan PAUD b. Orang tua d. Anak 6. Panduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diharapkan dalam menilai atau memberi tingkatan dari perkembangan anak, merupakan pengertian dari… a. Instrumen c. Penilaian b. Rubrik d. Pedoman penilaian 7. Berikut ini merupakan prinsip asesmen, kecuali… a. Dapat menjadi informasi penting yang akan mendukung proses pendampingannya b. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) c. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi d. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut 8. Terdapat 6 aspek penyusunan laporan capaian pembelajaran, kecuali… a. Refleksi orang tua c. Lampiran b. Perilaku d. Data diri anak 9. Terdapat 4 hal yang perlu tercantum dalam deskripsi elemen CP, salah satunya yaitu… Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 128
a. Bukti-bukti hasil belajar anak (dalam portofolio anak) untuk dapat dilihat oleh orang tua b. Alasan ketidakhadiran anak c. Memastikan anak untuk mendapatkan akta lahir ataupun melakukan eskalasi ke dinas pendidikan d. Capaian yang belum muncul pada anak dan perlu untuk distimulasi pada kurun waktu selanjutnya; disertai dengan gambaran rencana guru untuk menstimulasi capaian yang belum muncul tersebut 10.Bagian yang menunjukkan kemitraan satuan dan keluarga untuk mendukung tumbuh kembang terbaik bagi anak usia dini, merupakan penjelasan dari… a. Lampiran c. Data diri anak b. Refleksi orang tua d. Data TB dan BB anak Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 129
KEGIATAN BELAJAR 9 MENENTUKAN LINGKUP SASARAN ASESMEN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN PADA ANAK USIA DINI A. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 9 ini, diharapkan guru PAUD memiliki kemampuan untuk menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran pada anak usia dini. Indikator keberhasilan setelah mempelajari Kegiatan Belajar 9 ini, guru PAUD mampu: 1. Memilih pendekatan, metode, dan teknik asesmen proses dan hasil kegiatan pengembangan pada anak usia dini. 2. Menggunakan prinsip dan prosedur asesmen proses dan hasil kegiatan pengembangan anak usia dini. 3. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrumen. 4. Menentukan tingkat capaian perkembangan anak usia dini. 5. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. 6. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. B. Uraian Materi 1. Menggunakan Asesmen Autentik Anak Usia Dini Penilaian otentik (authentic assesment) sebagai proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetisi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 130
Prinsip-prinsip Penilaian Otentik : a. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran. b. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata bukan masalah dunia sekolah. c. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar. d. Penilaian harus bersifat holistik yang mencangkup semua aspek dari tujuan pembelajaran (kognitif, afektif dan sensori-motorik). Terdapat dua cara penilaian autentik, yaitu sebagai berikut : a. Menggunakan Asesmen Autentik Melalui Observasi Salah satu teknik penilaian otentik adalah observasi. Observasi merupakan proses melakukan pengamatan suatu objek (khususnya perilaku) dengan melibatkan kecermatan indra penglihatan, pendengaran, dan proses kerja otak untuk menangkap, menemukan, dan mendeskripsikan objek yang diamati. Observasi akan melihat objek perilaku secara langsung, nyata dan apa adanya. Ciri-ciri Observasi : 1) Observasi mempunyai arah dan tujuan yang khusus. 2) Observasi ilmiah pelaksanaannya dilakukan secara sistematis dan terencana. 3) Observasi sifatnya kuantitatif, yaitu mencatat sejumlah peristiwa tentang tipe-tipe tingkah laku sosial tertentu. 4) Observasi melakukan pencatatan dengan segera, secepat-cepatnya, tidak menggantungkan diri pada kekuatan ingatan. 5) Menuntut adanya keahlian, agar data yang diperoleh bisa valid. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 131
6) Hasil-hasil observasi dapat dicek dan dibuktikan untuk menjamin validitasnya. Mengumpulkan Data Observasi dalam Asesmen Observasi dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut : 1) Menggali informasi berkaitan dengan setiap anak dengan cara: (a) membuat pertanyaan mengenai perkembangan fisik dan kesehatan, emosi, pendekatan pembelajaran, penggunaan bahasa verbal, penggunaan bahasa tubuh, interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya, (b) menemukan jawaban melalui pengamatan. 2) Menghormati dan menghargai anak: hal ini ada kaitanya dengan pengaruh kekuatan perasaan observer kepada anak-anak. 3) Berhubungan langsung dengan anak-anak. 4) Membantu pencapaian perkembangan anak Teknik dalam Melakukan Observasi : 1) Teknik Observasi Naratif Teknik pengamatan naratif adalah pengamatan yang dilakukan oleh pendidik yang dituangkan dalam bentuk cerita. Teknik pengamatan naratif dapat dilakukan dalam dua cara yaitu catatan anekdot dan running record. 2) Teknik Observasi Terstruktur Teknik pengamatan terstruktur adalah pengamatan yang dilakukan oleh guru dimana sebelumnya guru telah mengatur suatu struktur yang berisikan aspek-aspek tertentu yang hendak diamati. Teknik pengamatan terstruktur dapat dilakukan dalam empat cara, yaitu: time samples, event samples, ceklist dan skala rating, dan wawancara. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 132
3) Teknik Observasi Elektronik Alat elektronik dapat digunakan untuk merekam kegiatan dan hasil kerja anak. Teknik observasi elektronik yaitu: foto, rekaman audio dan video. Tabel 4. di bawah ini akan menunjukkan bagaimana memilih cara observasi berdasarkan tujuan pelaksanaan observasi. Tabel 4. Memilih Teknik Observasi Tujuan Teknik Membuat catatan yang jelas tentang kegiatan anak Running record, video Mencatat tingkah laku atau interaksi atau pencapaian Catatan anekdot, foto tahap perkembangan dengan catatan Memastikan berapa sering tingkah laku tertentu muncul Time Sample Mengerti mengapa dan kapan tingkah laku tertentu Event Sample muncul Mendapatkan informasi tentang kecenderungan main Checklist anak, kemajuan individual, bagaimana material dan peralatan (APE) digunakan Mengevaluasi tingkatan tahapan perkembangan tertentu Rating scale yang dicapai anak Membandingkan seberapa banyak perbedaan yang Interview dimiliki anak dalam mengerti konsep tertentu Secara cepat dan akurat mendokumentasikan sesuatu Foto dengan catatan, yang sulit digambarkan video Mendokumentasikan gerakan, bahasa, interaksi (atau Running record, kemampuan yang terkait seperti kemampuan musik) video/rekaman suara b. Menggunakan Asesmen Autentik Melalui Portofolio Portofolio merupakan pengumpulan hasil kerja siswa (anak usia dini). Dengan hasil kerja atau hasil belajar tersebut guru dapat memperoleh informasi Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 133
tentang perkembangan anak dalam berbagai aspek secara faktual dan otentik. Jenis Portofolio sebagai Metode Asesmen : 1) Hasil kerja anak, misalnya berupa foto berbagai kegiatan anak misalnya foto saat anak main balok, melukis, interview anak, dan rekaman video. 2) Dokumentasi dengan orang tua, misalnya berupa kuesioner tentang perkembangan anak, misalnya kegiatan keluarga, daftar anggota keluarga, dan alamat kontak darurat. 3) Data kesehatan anak, misalnya tentang imunisasi, atau alergi. 4) Dokumentasi guru, misalnya ringkasan interview dengan orang tua, hasil observasi dan anecdotal records, checklist perkembangan anak, dll. Pengumpulan Data dengan Portofolio 1) Sebagai pendidik, anda dapat menetapkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2) Buatkan dan tetapkan bentuk hasil belajar atau hasil karya yang akan dibuat atau ditunjukkan setiap anak. 3) Susunlah alternatif kegiatan pembelajaran (bermain) dan jenis atau bahan main yang akan dipergunakan anak. 4) Tentukah Teknik proses pengumpulan hasil karya anak dan tempat menyimpannya. Penggunaan dan Pengolahan Data Portofolio : Data yang terkumpul dalam portofolio itu dapat digunakan untuk : 1) Menilai dan melihat aspek perkembangan anak dalam periode tertentu 2) Memberikan umpan balik (feed back) baik bagi guru dan orang tua Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 134
2. Prinsip Asesmen Anak Usia Dini Prinsip penilaian dalam pedoman penilaian PAUD adalah : a. Mendidik. Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan berkembang optimal. b. Berkesinambungan. Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. c. Objektif. Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai sehingga menggambarkan data atau informasi yang sesungguhnya. d. Akuntabel. Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat dipertanggung jawabkan. e. Transparan. Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil penilaian dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang relevan. f. Sistematis, Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan instrumen. g. Menyeluruh. Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Penilaian mengakomodasi seluruh keragaman budaya, bahasa, sosial ekonomi, termasuk anak yang berkebutuhan khusus. h. Bermakna. Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak, orangtua, guru, dan pihak lain yang relevan. Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 135
3. Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Capaian Pembelajaran Dalam penyusunan laporan capaian pembelajaran, guru dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini : a. Guru mengumpulkan dan mencermati data asesmen harian (hasil karya anak, catatan anekdot, hasil observasi guru yang terekam dalam ingatan guru, kumpulan foto/video, dan lain sebagainya). Data asesmen harian adalah bukti autentik proses belajar anak. Bukti dapat berupa foto, catatan percakapan anak, karya, dan sebagainya. Data harian ini menjadi bukti pelaksanaan pembelajaran yang dirancang oleh guru berdasarkan tujuan kegiatan pembelajaran. Dari data asesmen harian akan tergambar bagaimana anak berproses dalam pembelajaran. b. Guru mencermati uraian elemen CP berikut perilaku yang diharapkan muncul pada diri. Satuan dapat menambahkan perilaku yang diharapkan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan satuan. Selanjutnya, guru melakukan analisis terhadap kumpulan data asesmen harian dan membuat kesimpulan pencapaian hasil belajar anak atas perilakuperilaku yang dinilai penting untuk disampaikan kepada orang tua. Perilaku yang telah ditulis oleh guru dalam laporan capaian pembelajaran anak dapat dianalisis lebih lanjut dan dapat dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran di periode selanjutnya. Perlu diingat bahwa contoh perilaku yang menjadi dasar pengembangan tujuan pembelajaran di semester selanjutnya tidak harus dituntaskan seluruhnya. Satuan PAUD dapat menentukan perilaku mana yang hendak diprioritaskan di periode selanjutnya. c. Guru dapat memulai membuat narasi laporan capaian pembelajaran untuk elemen CP dengan mencermati masing-masing uraian elemen CP. Setiap elemen CP dapat dilihat dan diakses melalui link berikut ini : https://drive.google.com/file/d/1JzSLgIBIXsCqaVrFGrFSkWGhNwpDsr6- /view?usp=share_link Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 136
d. Dalam membuat narasi laporan, selain mencantumkan perilaku yang muncul pada diri anak, guru juga dapat melengkapinya dengan mencantumkan contoh autentik perilaku tersebut yang diperoleh dari hasil asesmen harian. Guru juga menguraikan upaya apa yang akan dilakukan berikutnya untuk menguatkan ketercapaian masing-masing elemen di semester depan maupun saat anak naik ke satuan pendidikan yang lebih tinggi. Orang tua juga diajak terlibat dalam proses meningkatkan capaian anak dengan cara guru menuliskan apa yang diharapkan dapat dilakukan orang tua di rumah secara nyata atau konkret. e. Setelah laporan capaian pembelajaran selesai disusun, guru memberikan laporan tersebut kepada orang tua dengan disertai tatap muka dan dialog antara guru dan orang tua. Jika tidak memungkinkan untuk tatap muka, guru tetap perlu mengupayakan komunikasi dua arah saat menyampaikan laporan capaian pembelajaran anak dengan berbagai media lain. f. Guru mengajak orang tua untuk mengisi “refleksi orang tua”. Berikut ini adalah tips yang dapat guru lakukan untuk melakukan refleksi bersama orang tua : Pengembangan E-Modul Kompetensi Pedagogik | 137
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190