3. DATA DAN METODE Penelitian ini menggunakan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) untukmendapatkan foto udara kawasan pesisir Pantai Depok dan juga kameradigital biasa, untuk mendapatkan dokumentasi kajian wilayah penelitian.Sumber lainya adalah literatur penelitian-penelitian terdahulu, sebagaitinjauan pustaka maupun referensi metode penelitian. Metode analisis yangdigunakan dalam kajian ini adalah analisis deskriptif. Kegiatan dalampenelitian lainya untuk mendukung analisis adalah wawancara kepadamasyarakat sejumlah 10 responden. Menurut BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) (2008),bahwa dalam penanggulangan atau mitigasi bencana secara garis besarterdiri dari beberapa tahap, yakni [1] Pengenalan dan pengkajian bahaya [2]Pengennalan Kerentanan [3] Analisis kemungkinan dampak bencana [4]Pilihan tindakan penanggulangan bencana [5] Mekanisme penanggulangandampak bencana [6] Alokasi tugas dan peran instansi. Gambar 3. Foto Udara pesisir Pantai Depok Sumber: PGSP, 20154. HASIL DAN PEMBAHASAN Kawasan pesisir Pantai Depok mengalami abrasi (Gambar 4). Pada garispantai banyak yang terkikis oleh gelombang, sehingga kawasan pesisirPantai Depok membentuk teluk-teluk kecil. Berdasarkan hasil wawancaradengan warga, diketahui bahwa tidak sedikit bangunan yang rusak karenagelombang tinggi. Ketika banjir rob, maka genangan air dapat mencapaipemukiman warga. Oleh karena itu upaya mitigasi perlu dilakukan dikawasan pesisir Pantai Depok. Mitigasi dapat dilakukan secara struktural maupun non struktural.Mitigasi Struktural merupakan upaya mitigasi yang bersifat fisik, sepertipembangunan sempadan pantai. Berdasarkan Kepres No. 32 Tahun 1990Pasal 14 tentang Pengolahan Kawasan Lindung, bahwa bangunan sempadan 144
pantai merupakan daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsionaldengan bentuk fisik pantai (>100 meter) dari daerah pasang tertinggi ke arahdarat. Bangunan sempadan pantai dapat memberikan manfaat seperti,terbukanya akses terhadap aktivitas nelayan tradisional, menjagakelestarian lingkungan, melindungi infrastruktur ainnya dari jangkauanabrasi maupun tsunami, serta menjadi patokan pemerintah dalam menatakawasan pesisir (Sugito dan Sugandi, 2008). Kawasan pesisir Pantai Depokmerupakan bantaran satuan garis pantai dari bawah bukit Parangdog PantaiParangtritis hingga Muara Sungai Opak. Hal ini menyebabkan kegiatanmitigasi struktural tidak dapat diterapkan pada perairan ini, karenamenyebabkan akumulasi akibat energi gelombang dan arus, maupuntransport sedimen pada kawasan pesisir disekitarnya. Mitigasi non struktural adalah upaya pengurangan maupunpenanggulangan dampak risiko bencana dalam bentuk kebijakan maupunperaturan. Berdasarkan kondisi fisik maupun sosioekonomi kawasan pesisirPantai Depok, upaya penanggulangan yang sesuai yaitu dengan membuatperaturan zonasi dan kebijakan pemerintah. Selain itu dapat dibuat jalurevakuasi tsunami disetiap kawasan pesisir. Gambar 4. Dampak abrasi Pantai Depok Sumber: Analysis, 2016 Peraturan zonasi dalam hal ini sesuai Perda Daerah Istimewa YogyakartaTahun 2011 tentang Rencana Pola Ruang Wilayah Pesisir meliputi kawasan 145
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152