EVALUASI 3 BBAABB 33 EESSAAII AARRGGUUMMEENNTTAATTIIFF MMEENNUURRUUTT TTOOUULLMMIINN NAMA : PRODI : NIM : FAKULTAS : KELAS : NILAI : Dengan melihat latar belakang di atas, penanaman nilai-nilai moral untuk membantu karakter kaum muda menjadi sesuatu yang mendesak untuk dilakukan. Permasalahan yang akan dijawab dalam tulisan ini adalah bagaimana peribahasa dapat digunakan sebagai media untuk membentuk karakter siswa. Mengulik Peribahasa, Membentuk Karakter Bila kita mengulik peribahasa berarti kita mengusut, menyelidiki, atau mendalami peribahasa tersebut. Ada berbagai alasan mengapa peribahasa dapat diulik dan dipakai sebagai media pendidikan karakter. Peribahasa tumbuh dari adat istiadat berbagai suku di Indonesia yang banyak digunakan dalam percakapan. Dalam kebiasaan sehari-hari masyarakat di berbagai daerah, terlebih di daerah Sumatera, sering memanfaatkan peribahasa untuk menyampaikan maksud secara tidak langsung. Tidak lengkap rasanya bila dalam percakapan tidak menggunakan peribahasa. Behkan, kepandaian menggunakan peribahasa menunjukkan seberapa tinggi derajad seseorang. Kolektor peribahasa yang telah mengumpulkan ribuan perbahasa, yaitu K. St. Pamuntjak, N. St. Iskandar, dan A. Dt. Madjoindo (1961), mengatakan kelebihan peribahasa dalam komunikasi. Dengan bentuknya yang pendek, peribahasa dapat melukiskan sejitu-jitunya maksud yang Panjang lebar. Hal itu berarti bahwa penggunaan peribahasa dirasakan cukup efektif dan efisien dibandingkan dengan penjelasan yang panjang lebar. 144
EVALUASI 3 BBAABB 33 EESSAAII AARRGGUUMMEENNTTAATTIIFF MMEENNUURRUUTT TTOOUULLMMIINN NAMA : PRODI : NIM : FAKULTAS : KELAS : NILAI : Meskipun peribahasa merupakan produk lama, kenyataannya banyak peribahasa yang tak lekang ditelan zaman, ada contoh-contoh peribahasa yang hingga kini dipakai dalam percakapan, dikutip dalam ceramah, khutbah, atau pidato. Peribahasa, “tong kosong berbunyi nyaring”, “sedia payung sebelum hujan”, “besar pasak daripada tiang” merupakan contoh-contoh peribahasa yang masih sering digunakan. Penggunaan media peribahasa untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada siswa, akan membuat siswa menyerap nilai-nilai tersebut tanpa merasa digurui atau dipaksa. Siswa diajak mengolah sendiri nilai-nilai tersebut lalu mengedepankan dalam sanubarinya. Selain itu, penggunaan peribahasa sebagai salah satu produk budaya bangsa Indonesia. Dengan kata lain, sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. (Sumber: Setiyanto, Edi. Ed. 2016. Literasi, Pendidikan, dan Karakter: Cecang Putus, Tiang Tembuk (Antologi Esai Pemenang dan Delapan Karya Pilihan Lomba Menulis Kebahasaan dan Kesastraan bagi Guru Bahasa Indonesia SLTP/SLTA DIY. Yogyakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan pengubahan sesuai kebutuhan) 145
EVALUASI 3 BBAABB 33 EESSAAII AARRGGUUMMEENNTTAATTIIFF MMEENNUURRUUTT TTOOUULLMMIINN NAMA : PRODI : NIM : FAKULTAS : KELAS : NILAI : 2. Buatlah 1 paragraf pengantar, 3 paragraf tubuh, dan 1 paragraf penutup dengan menggunakan kaidah penulisan esai argumentatif menurut Logika Toulmin! (Pilih salah satu topik berikut: pendidikan matematika usia dini, pendidikan logika berpikir matematika, cara mudah berhitung, belajar menghitung menyenangkan, dan menjadi guru matematika yang kreatif) 3. Buatlah 3 paragraf bagian tubuh esai yang menggunakan pola argumen C- G-W-B-M-R! (Topik: matematika itu sulit, berhitung itu menegangkan, pelajaran matematika sangat menakutkan, dan guru matematika sangat menakutkan) 4. Buatlah 1 paragraf penutup yang sesuai dengan kaidah penulisan esai argumentatif serta mengesankan bagi pembaca! (Topik: peran guru matematika di lingkungan sosial, sosialisasi menghitung yang menyenangkan, pantang menyerah belajar menghitung, dan mengatasi ketakutan belajar matematika) 146
KKUUNNCCII JJAAWWAABBAANN BAB 1 ARGUMENTASI 1. C 6. A 2. A 7. C 3. B 8. B 4. D 9. B 5. C 10. B BBAABB 22 EESSAAII 1. D 6. D 2. B 7. A 3. B 8. C 4. B 9. B 5. C 10. A BBAABB 33 EESSAAII AARRGGUUMMEENNTTAATTIIFF MMEENNUURRUUTT TTOOUULLMMIINN 1. B 6. A 2. C 7. B 3. A 8. C 4. B 9. C 5. B 10. C 147
GGLLOOSSAARRIIUUMM Alinea : bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke i dalam atau jarak spasiyang lebih; paragraf i : persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan; Definisi kias ii : dugaan yang diterima sebagai dasar; landasan berpikir karena dianggap benar iversifikasi : kata, asa, atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan atau ciri f utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas; batasan (arti) : pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk ormal mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang Format diharapkan) F : penganekaragaman : rancangan atau konsep (surat, berita, esai, dan sebaginya) i : bagian (yang penting, yang dibutuhkan) dari keseluruhan yang lebih besar; unsur t : sesuai dengan peraturanyang sah; menurut adat kebiasaanyang berlaku t ti : bentuk dan ukuran (buku, surat kabar, dan sebagainya) : gabungan dua kata atau lebihyang bersifat non predikatif i : inti sari atau dasar; kenyataanyang sebenarnya (sesungguhnya) : rancanganyang tersusun di dalam pikiran; gagasan; cita-cita Kausalitas : tidak resmi : menyangkut bagian dalam (tubuh, diri, mobil, dan sebagainya); dalam (negeri) sebelah dalam; di kalangan sendiri; dalam lingkungan sendiri. : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu; tafsiran : tidak berdasarkan akal (penalaran) yang sehat; tidak masuk akal; tidak terhitung lagi : ukuran untuk menentukan suatu norma; nilai, harga, taraf (tingkatan); lebih kurang; kira-kira : perihal kausal; perihal sebab akibat 148
GGLLOOSSAARRIIUUMM si si : penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah o si atau standaryang ditetapkan : keterkaitan antarunsurdalam struktursintaksis atau strukturwacana yang o ditandai antara lain dengan konjungsi, pengulangan, penyulihan, dan o s si pelesapan o sis si : nyata; benar-benarada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya) : akibat (dari suatu perbuatan, pendirian, dan sebagainya); persesuaian i ii s denganyang dahulu i is : ketetapan dan kemantapan (dalam bertindak); ketaatasasan. o oo i : perihal dapat dipercaya i : bersifat tidak lekas percaya; bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan o is atau kekeliruan; tajam dalam penganalisisan Metafora : urutanwaktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa : sudah biasa; sudah menjadi kebiasaan; sudah umum (terdapat, terjadi, Modul dilakukan, dan sebagainya) : sesuai dengan logika; benarmenurut penalaran; masuk akal i : tanda; merek; tanda pada tali penduga : pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan artu yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara : satuan standar yang bersama-sama dengan yang lain dipergunakan secara bersama; kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran : mengenai segenapnya (segalanya); seutuhnya; tiada terbatas; penuh. : mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi 149
GGLLOOSSAARRIIUUMM oi s : kekuasaan yang sah yang diberikan kepada lembaga di masyarakat yang memungkinkan para pejabatnya menjalankan fungsinya; hak untuk f bertindak; kekuasaan,wewenang : penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata- erspektif kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang i tersembunyi : sudut pandang; pandangan roposal : asumsi; kalimat atau proposisi yang dijadikan dasar penarikan kesimpulan Refleksi di dalam logika; dasarpemikiran; alasan Retorika : rancanganyang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja olusi : karangan bebas (tidak terkait oleh kaidahyang terdapat dalam puisi) ubjektif : cerminan; gambaran Tautologi : keterampilam berbahasa secara efektif; studi tentang pemakaian Bahasa secara efektif dalam karang-mengarang i : penyelesaian; pemecahan (masalah dan sebagainya); jalan keluar : mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri, tidak langsung opik mengenai pokok atau halnya Visualisasi : pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata yang berlebih yang tidak diperlukan, misalnya duda pria; amat sangat mahal; kemubaziran; pleonasme : pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam karangan; untuk mendapatkan gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi : pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya; bahan diskusi; subjekyang dibahas dalam sebuah teks : pengungkapan gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik, dan sebagainya : komunikasi verbal; percakapan; keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan; pertukaran ide secara verbal; kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis; kemampuan atau proses memberikan pertimbangan berdasarkan akal sehat 150
DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. KBBI Darling. Diakses tanggal 18 Februari 2017 dari http://www.kbbi.kemedikbud.go.id. Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Rajawali Pers. Institute for Writing and Rhetoric. 2014. Logic and Argument. Diakses tanggal 9 September 2017 dari http://writing- speech.dartmouth.edu/learning/materials-first-year-writers/logic-and- argument. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis : Kiat Jitu Menulis Artikel, Opini, Kolom dan Resensi Buku. Jakarta : Erlangga. Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Argumen Paragraf- Paragraf Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun 2015. Yogyakarta: S.Pd. Universitas Sanata Dharma. Nurhadi. 2017. Handbook of Writing (Panduan Lengkap Menulis). Jakarta: Bumi Aksara. Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: Grasindo. Rani, Abdul. dkk. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.
DAFTAR PUSTAKA Rottenberg, A.T. 1988. Elements of Argumen, a Text and Reader. New York: St. Martin's Press. Setiyanto, Edi. Ed. 2016. Literasi, Pendidikan, dan Karakter: Cencang Putus, Tiang Tembuk (Antologi Esai Pemenang dan Delapan Karya Pilihan Lomba Menulis Kebahasaan dan Kesastraan bagi Guru Bahasa Indonesia SLTP/SLTA DIY. Yogyakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta. Syaifudin, Ahmad. dkk. 2011. “Penalaran Argumen Siswa dalam Wacana Tulis Argumentatif sebagai Upaya Membudayakan Berpikir Kritis di SMA”. Lingua Jurnal Bahasa dan Sastra. Volume VII. Toulmin, Stephen R., et al. 1979. An Introduction to Reasoning. New York: Macmillan. Wijayanti, Sri Hapsari. dkk. 2011. Dari EYD ke Esai: Dilengkapi Soal- Jawab. Ed. Ke-2. Jakarta: Universitas Atma Jaya Jakarta. Winarto, Y. T. dkk. 2004. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
sePMnEgyEjNuaaNnntDGaIgaDUkpIbKBaaiAAnlsiHNanuDgAanUndatNaudmIlakAapuh. h Nelson Mandela PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160