1. Pengembang sistem dan pengguna saling berkomunikasi khususnya dalam hal penyamaan persepsi terhadap pemodelan sistem yang akan menjadi dasar pengembangan sistem operasionalnya. 2. Pelanggan/pengguna ikut terlibat secara aktif dan berpartisipasi dalam menentukan model sistem dan sistem operasionalnya sehingga pelanggan/pengguna akan puas karena sistem yang dibuat sesuai dengan keinginan dan harapannya. 3. Sistem yang dibangun memiliki kualitas yang diinginkan karena sesuai dengan kebutuhan yang ada. 2.14 Tools Pengembangan Perangkat Lunak 2.14.1 Figma Figma adalah sebuah platform prototyping online dan kolaboratif. Figma seperti campuran Sketch dan Photoshop, hanya saja online. Figma menarik karena sumber daya kolaboratifnya secara real time. Designer dapat bekerja bersama dari jarak jauh. Programmer dapat menambah/menulis kode mereka sendiri dalam proyek yang terdapat dalam Figma (Maioli, 2018). Menurut (Aniendra, 2019) Figma memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan software UI design lain, yaitu: 69
1. Figma gratis untuk beberapa orang, namun untuk menggunakan bersama dengan tim ada biaya $12 per bulan per editor. 2. Siapa pun dapat membuka file Figma tanpa perlu melakukan instalasi. Mereka pun bisa langsung meninjau dan menulis komentar secara gratis. 3. Kecepatan dan performa bisa jauh lebih cepat saat mengedit dan melihat file. 4. Dapat dijalankan di sistem operasi dan browser apapun. 5. Kolaborasi bisa berjalan secara real-time, demikian juga ketika melakukan pembaruan file. 2.14.2 JavaScript JavaScript adalah bahasa scripting kecil, ringan, berorientasi objek yang ditempelkan pada kode HTML dan di proses di sisi client. JavaScript digunakan dalam pembuatan website agar lebih interaktif dengan memberikan kemampuan tambahan terhadap HTML melalui eksekusi perintah di sisi browser. JavaScript dapat merespon perintah user dengan cepat dan menjadikan halaman web menjadi responsif. JavaScript memiliki struktur sederhana, kodenya dapat disisipkan pada dokumen HTML atau berdiri sebagai satu kesatuan aplikasi (Yatini, 2014). 70
Semakin berkembangnya JavaScript, kini bahasa pemrograman ini tidak hanya digunakan untuk keperluan pengembangan aplikasi berbasis web saja, namun sudah digunakan untuk pengembangan aplikasi mobile berbasis Android dan iOS dengan integrasi menggunakan framework React Native. 2.14.3 JavaScript Object Notation JSON adalah format pertukaran data yang ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate) oleh komputer. JSON merupakan format teks yang tidak bergantung pada bahasa pemprograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript, Perl, Python dll. Oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON ideal sebagai bahasa pertukaran- data (Saduddin, 2019). Menurut website resmi JSON pada (Saduddin, 2019), JSON terdiri dari dua struktur : 1. Kumpulan pasangan nama/nilai. Pada beberapa bahasa, hal ini dinyatakan sebagai objek (object), rekaman (record), struktur (struct), kamus (dictionary), tabel hash (hash table), daftar berkunci (keyed list), atau associative array. 71
2. Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values). Pada kebanyakan bahasa, hal ini dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar (list), atau urutan (sequence). Struktur-struktur data ini disebut sebagai struktur data universal. Pada dasarnya, semua bahasa pemprograman modern mendukung struktur data ini dalam bentuk yang sama maupun berlainan. Hal ini pantas disebut demikian karena format data mudah dipertukarkan dengan bahasa-bahasa pemprograman yang juga berdasarkan pada struktur data ini (Saduddin, 2019). Menurut website resmi JSON pada (Saduddin, 2019), JSON menggunakan bentuk sebagai berikut: 1. Objek. Objek adalah sepasang nama/nilai yang tidak terurutkan. Objek dimulai dengan { (kurung kurawal buka) dan diakhiri dengan } (kurung kurawal tutup). Setiap nama diikuti dengan : (titik dua) dan setiap pasangan nama/nilai dipisahkan oleh , (koma). 2. Larik. Larik adalah kumpulan nilai yang terurutkan. Larik dimulai dengan [ (kurung kotak buka) dan diakhiri dengan ] (kurung kotak tutup). Setiap nilai dipisahkan oleh , (koma). 3. Nilai. Nilai (value) dapat berupa sebuah string dalam tanda kutip ganda, atau angka, atau true atau false atau null, atau 72
sebuah objek atau sebuah larik. Struktur-struktur tersebut dapat disusun bertingkat. 4. String. String adalah kumpulan dari nol atau lebih karakter Unicode, yang dibungkus dengan tanda kutip ganda. Di dalam string dapat digunakan backslash escapes \"\\\" untuk membentuk karakter khusus. Sebuah karakter mewakili karakter tunggal pada string. String sangat mirip dengan string C atau Java. 5. Angka. Angka pada JSON sangat mirip dengan angka di C atau Java, kecuali format oktal dan heksadesimal tidak digunakan. 2.14.4 React Native React Native merupakan sebuah framework berbasis JavaScript untuk membuat aplikasi berbasis mobile, baik untuk sistem operasi android maupun iOS. React Native merupakan sekumpulan library berbasis JavaScript yang dikembangkan oleh Facebook. Sintaks React Native merupakan gabungan antara JavaScript dan XML yang dapat disebut JSX (Eisenman, 2016). React Native merupakan framework yang dikembangkan oleh Facebook pada tahun 2015. React Native dibuat dengan tujuan memudahkan web developer untuk membuat aplikasi berbasis mobile, baik itu Android maupun iOS. React Native memiliki kemiripan dengan React untuk web (ReactJS) (Masiello & Friedmann, 73
2017). Dapat disimpulkan bahwa React Native merupakan sebuah framework berbasis JavaScript yang dapat digunakan untuk membuat atau mengembangkan aplikasi berbasis mobile untuk sistem operasi android dan iOS. 2.14.5 Google Firebase Menurut Evangelist pada (Sonita & Fardianitama, 2018), Firebase adalah penyedia layanan cloud dengan back-end sebagai layanannya. Perusahaan ini berbasis di San Fransisco, California. Firebase membuat sejumlah produk untuk pengembangan aplikasi mobile ataupun web. Firebase didirikan oleh Andrew Lee dan James Tamplin pada tahun 2011 dan diluncurkan dengan cloud database secara realtime di tahun 2012. Produk utama dari Firebase yakni suatu database yang menyediakan API (Application Programming Interface) yang memungkinkan pengembang menyimpan dan mensinkronisasi data melalui multiple client. Perusahaan ini diakusisi oleh Google pada Oktober 2014. Firebase memiliki banyak library yang memungkinkan untuk melakukan integrasi layanan dengan Android, iOS, JavaScript, Java, Objective-C dan NodeJS. Database Firebase juga bisa diakses melalui REST API. REST API tersebut menggunakan protokol Server-Sent Event dengan membuat koneksi HTTP untuk menerima push notification dari server. Pengembang menggunakan REST API untuk post data dalam Firebase client library yang sudah diterapkan pada aplikasi yang dibangun yang akan mengambil data secara realtime. 74
Menurut (Saduddin, 2019) Firebase Database merupakan penyimpanan basis data non-SQL yang memungkinkan pengembang untuk menyimpan beberapa tipe data. Tipe data itu antara lain String, Long, dan Boolean. Data pada Firebase Database disimpan sebagai objek JSON tree. Tidak seperti basis data SQL, tidak ada tabel dan baris pada basis data non-SQL. Ketika ada penambahan data, data tersebut akan menjadi node pada struktur JSON. Node merupakaan simpul yang berisi data dan bisa memiliki cabang-cabang berupa node lainnya yang berisi data pula. Proses pengisian suatu data ke Firebase database dikenal dengan istilah push. Selain database, Firebase menyediakan beberapa layanan lainnya yang juga dimanfaatkan dalam pengembangan aplikasi ini. Layanan tersebut antara lain Authentication dan Storage. Layanan Firebase Storage memiliki konsep seperti sebuah penyimpanan awan atau cloud storage yang memungkinkan pengembang untuk mengunggah atau mengunduh sebuah berkas (Saduddin, 2019). 75
Gambar 2.7 Arsitektur Sistem Firebase (Sonita & Fardianitama, 2018) Pengembang juga dapat menggunakan database ini untuk mengamankan data menggunakan server Firebase dengan fitur rules yang ada. 2.15 Pengujian Sistem Pengujian adalah seperangkat aktivitas yang direncanakan sebelumnya dan diselenggarakan secara sistematis. Untuk melakukan pengujian, template (seperangkat langkah-langkah berisikan teknik desain kasus pengujian khusus dan metode pengujian) pengujian perangkat lunak harus didefinisikan untuk proses-proses dari perangkat lunak. Ada banyak jenis dari pengujian, diantaranya white box dan black box (Husna, 2019). 76
2.15.1 Pengujian Black Box Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar (Soetam, 2011). Pengujian dengan menggunakan black box testing berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut (Pressman, 2012): 1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. 2. Kesalahan interface. 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses ke database eksternal. 4. Kesalahan kinerja. 5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi. Langkah pertama pada pengujian black box adalah memahami objek yang dimodel di dalam perangkat lunak dan hubungan yang akan menghubungkan objek tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sederatan pengujian yang membuktikan bahwa semua objek 77
memiliki hubungan yang diterapkan satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, pengujian perangkat lunak ini dimulai dengan membuat grafik dari objek-objek yang penting dan hubungan objek-objek serta kemudian memikirkan sederetan pengujian yang akan mencakup grafik tersebut sehingga masing-masing objek dan hubungan digunakan dan kesalahan ditemukan (Pressman, 2012). Teknik black box dapat dilakukan pada kasus pengujian yang memenuhi kriteria berikut: 1. Kasus pengujian yang mengurangi, dengan jumlah yang lebih besar dari satu, jumlah kasus pengujian tambahan yang direncanakan untuk mencapai pengujian yang wajar. 2. Kasus pengujian untuk mengetahui ada tidaknya kelas kesalahan, bukan hanya kesalahan yang terkait dengan pengujian spesifik yang ada. 2.15.2 Pengujian White Box Pengujian White Box merupakan metode desain test case yang menggunakan struktur kontrol desain prosedur untuk memperoleh test case (Pressman, 2012). Test case dapat diperoleh dengan : 1. Menjamin bahwa semua independent pada suatu modul telah digunakan minimal satu kali. 2. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false. 78
3. Mengeksekusi semua loop dalam batasannya dan pada batas operasionalnya. 4. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya. Salah satu teknik yang digunakan dalam pengujian white box adalah Pengujian Jalur Dasar (Path Base Test), yaitu pengujian yang memungkinkan penguji untuk mengukur kompleksitas logika dari desain prosedural dan menggunakannya sebagai petunjuk dalam menetapkan rangkaian jalur yang dieksekusi. Test case diturunkan untuk menguji rangkaian dasar yang mampu untuk melakukan eksekusi pernyataan- pernyataan dalam program, setidaknya satu kali selama pengujian (Pressman, 2012). (Nidhra & Dondeti, 2012) menyatakan bahwa teknik-teknik yang digunakan dalam pengujian white box dikelompokkan menjadi dua, yaitu teknik pengujian white box statis dan struktural. Pengujian white box statis hanya mengikutsertakan kode sumber dari produk dan bukannya binary atau executable, pengujian white box statis dilakukan sebelum kode dieksekusi atau komplit. Pengujian ini hanya dilakukan oleh orang- orang tertentu untuk menemukan kecacatan dalam kode. Tujuan utama dari pengujian statis adalah untuk mengecek kode sesuai dengan persyaratan fungsional, desain, standar pengkodean, semua fungsionalitas yang ditemukan, dan penanganan kesalahan. Beberapa 79
teknik dari pengujian white box adalah desk checking, panduan kode, dan inspeksi formal. 2.15.3 Alasan Penggunaan Pengujian Alasan peneliti menggunakan pengujian black box, yaitu: 1. Pada black box testing terdapat uji coba validasi, dimana sistem dapat dikatakan berhasil jika fungsi-fungsi yang ada pada sistem ini dapat sesuai dengan apa yang diinginkan pengguna. 2. Pada black box testing tidak memakan waktu yang lama dibandingkan dengan pengujian menggunakan metode white box yang memakan waktu lama karena harus memeriksa prosedural dari awal dan coding satu persatu untuk memastikan tidak akan terjadi kesalahan pada sistem. 3. Pada black box testing kita dapat menggunakan use case diagram serta skenario yang dikembangkan serta analisis sebagai panduan, apakah keluaran sesuai dengan harapan serta kebutuhan pengguna. 4. Dengan black box testing, pengguna akan menjalankan aplikasi secara langsung dan pengembang akan mencatat setiap masukan atau tindakan yang dilakukan oleh pengguna. Lalu pengguna dapat merasakan atau menilai, apakah aplikasi ini bersifat user friendly atau pengguna merasa kesulitan dalam mengoperasikan aplikasi ini. 80
5. Pada black box testing peneliti tidak perlu tahu apa yang sesungguhnya terjadi dalam sistem, yang kita uji adalah masukan serta keluarannya. Artinya, dengan berbagai masukan yang kita berikan, apakah sistem memberikan keluaran seperti yang kita harapkan. 2.16 Penelitian Sejenis Terdapat sepuluh penelitian sejenis yang telah dipelajari untuk melakukan penelitian ini. Adapun penelitian-penelitian sejenis tersebut adalah sebagai berikut. Penelitian sejenis yang pertama berjudul “Rancang Bangun Knowledge Management System Materi Kuliah Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi (Studi Kasus Perguruan Tinggi Negeri Se-DKI Jakarta)” oleh (Husna, 2019). Penelitian ini bertujuan mengembangkan KMS materi kuliah mahasiswa sistem informasi yang memberikan layanan sharing pengetahuan yang mudah diakses oleh mahasiswa secara efektif dan efisien. Penelitian ini menghasilkan KMS materi perkuliahan mahasiswa sistem informasi antar perguruan tinggi negeri di DKI Jakarta, yang dapat mendistribusikan baik pengetahuan tacit, maupun eksplisit diantara mahasiswa. Penelitian sejenis yang kedua berjudul “Perancangan Knowledge Center untuk Mahasiswa pada Kalbis Institute Berbasis Website” oleh (Fryonanda et al., 2018). Penelitian ini bertujuan untuk merancang KMS yang menunjang kegiatan riset berjalan dengan efektif dan efisien pada Kalbis Institut. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah KMS yang mendukung 81
aktivitas riset pada Kalbis Institut, seperti kegiatan penciptaan pengetahuan baru, penemuan pihak tertentu, dan diskusi. Penelitian sejenis yang ketiga berjudul “Berbagi Bahan Belajar Online untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogis dan Profesional Dosen” oleh (Sugiarti, 2014). Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kompetensi dosen dalam rangka merancang platform sharing bahan belajar online untuk meningkatkan kompetensinya, khususnya kompetensi pedagogik dan profesional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosen masih kurang menguasai kompetensi pedagogik terutama aspek menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran, kompetensi profesional terutama aspek kurang menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan. Kompetensi yang termasuk kategori cukup adalah aspek mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diajarkan kepada anak didik, menyelenggarakan kegiatan yang mendidik, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi, serta aspek tindakan reflektif. Penelitian sejenis yang keempat berjudul “Rancang Bangun Knowledge Management System Bahan Ajar Online dalam Meningkatkan Kompetensi Guru MTS Negeri 2 Pamulang” oleh (Sugiarti & Sulaeman, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan Knowledge Management System bahan ajar dalam meningkatkan kompetensi guru MTs Negeri 2 Pamulang. Penelitian ini menghasilkan KMS sharing knowledge sebagai sumber belajar untuk meningkatkan kompetensi guru yang mudah dipahami. Khususnya peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional bagi guru 82
MTs. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi model penerapan Knowledge Management System untuk sistem pembelajaran pada MTs. Penelitian sejenis yang kelima berjudul “A Study of Knowledge Management Systems Processes and Technology in Open and Distance Education Institutions in Higher Education” oleh (Altinay, Altinay, Dagli, & Altinay, 2019). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil evaluasi implementasi pendidikan jarak jauh pada institusi yang menerapkannya, apa saja kelebihan dan kekurangan dari pendidikan jarak jauh, serta seberapa pentingkah penerapan pendidikan jarak jauh tersebut diterapkan dalam perguruan tinggi. Penilitian ini menghasilkan kesimpulan yaitu pendidikan jarak jauh berbasis teknologi sangat diminati para responden dan diyakini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan serta dapat dipermanenkan. Dalam hasil evaluasinya, penerapan teknologi pada pendidikan jarak jauh cenderung masih kurang memadai, masih diperlukan teknologi baru yang harus terus dikembangkan. Penelitian sejenis yang keenam berjudul “Knowledge Management untuk Peningkatan Pelayanan Akademik pada Perguruan Tinggi” oleh (Supriyanta, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mencapai kepuasan semua pihak yang terkait dalam pelayanan akademik dan tercapainya visi misi lembaga pendidikan dalam hal pelayanan akademik dengan cara yang efektif dan efisien. Hasil dari penelitian ini adalah terciptanya sebuah konsep Knowledge Management yang dapat meningkatkan pelayanan akademik di perguruan tinggi. 83
Penelitian sejenis yang ketujuh berjudul “University Libraries: Step Towards A Web Based Knowledge Management System” oleh (Rah, Gul, & Wani, 2010). Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengembangkan perpustakaan universitas untuk memudahkan pengurus perpustakaan maupun penggunanya dengan menerapkan KMS berbasis web. Penelitian ini menghasilkan rancangan KMS berbasis web untuk perpustakaan universitas secara umum. Penelitian sejenis yang kedelapan berjudul “The Impact of Knowledge Management System Quality on The Usage Continuity and Recommendation Intention” oleh (Budiardjo, Pamenan, Hidayanto, Meyliana, & Cofriyanti, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengetahuan kualitas KMS sesuai keinginan penggunanya. Hasil dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kegunaan dari KMS menjadi faktor utama yang mempengaruhi kepuasan dan kepercayaan pengguna serta niat menggunakan sistem secara berkelanjutan. Kegunaan itu sendiri terbukti dapat dipengaruhi oleh kualitas sistem dan kualitas informasi yang disediakan oleh KMS. Penelitian sejenis yang kesembilan berjudul “The Impact of Knowledge Management System on Student Performance (A Case Study of the University of Delhi)” oleh (Jain & Gupta, 2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa pengaruh KMS pada kinerja pelajar di salah satu perguruan tinggi di India, yaitu University of Delhi. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa KMS memiliki pengaruh yang besar pada kinerja pelajar, serta memberikan rekomendasi bagaimana memanfaatkan 84
KMS untuk meningkatkan kinerja atau performa dari pelajar berdasarkan tes yang telah dilakukan. Penelitian sejenis yang terakhir berjudul “Prototype Knowledge Management System Materi Perkuliahan (Studi Kasus Politeknik LP3I Jakarta)” oleh (Kuswandi, 2016). Penelitian ini bertujuan membuat prototype sebuah media bagi tiap-tiap dosen pengajar dalam membagi knowledge yang dimiliki agar kemampuan dan pengetahuan para dosen dapat mendekati satu sama lainnya. Dalam masalah ini dapat digunakan sebuah knowledge management system untuk mengatur knowledge yang dimiliki oleh tiap dosen pengajar. Penelitian ini menghasilkan sebuah prototype Knowledge Management System (KMS) yang dapat memberikan solusi dalam upaya meningkatkan budaya sharing para dosen pengajar pada Politeknik LP3I Jakarta khususnya program studi Manajemen Informatika. Kesimpulannya, seluruh penelitian sejenis tersebut dijadikan referensi pada penelitian ini. Penelitian sejenis tersebut dipilih berdasarkan tema, metode, dan objek penelitian yang memiliki hubungan dengan penelitian ini. 85
86
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode yang mendukung. Adapun metode-metode tersebut adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka. 3.1.1 Observasi Dalam mengumpulkan dan menggali informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem yang akan dilakukan pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi. Kegiatan observasi dilakukan pada 9, 10, 11 dan 12 Desember 2019 dengan mengamati dan menjalani secara langsung kegiatan perkuliahan, mengamati proses bagaimana mendapatkan materi kuliah, bagaimana proses berbagi materi kuliah, bagaimana mendapatkan informasi terkait prosedur-prosedur pelayanan akademik program studi, serta bagaimana mahasiswa-mahasiswa maupun dosen dapat saling berbagi pengetahuan dan bertukar pendapat dalam memecahkan masalah-masalah terkait kegiatan-kegiatan perkuliahan. 86
Pada tahap ini, peneliti mendapat hasil berupa: 1. Bagaimana mahasiswa mendapatkan materi-materi kuliah atau bacaan-bacaan yang mendukung materi perkuliahan yang digunakan dalam kegiatan belajar. 2. Bagaimana mahasiswa mengetahui prosedur dalam pelayanan-pelayanan akademik Program Studi Sistem Informasi UIN Jakarta. 3. Bagaimana mahasiswa dapat saling berbagi informasi dalam mencari solusi permasalahan-permasalahan pada kegiatan perkuliahan. 4. Prosedur yang sedang berjalan dalam mengelola materi perkuliahan bagi mahasiswa sistem informasi UIN Jakarta. 3.1.2 Wawancara Dalam menggali informasi mengenai tujuan, pendapat, prosedur informal, serta kebutuhan sistem terkait proses penyebaran pengetahuan dalam memperoleh materi perkuliahan untuk mahasiswa yang juga dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk dosen, mendapatkan informasi prosedur-prosedur pelayanan akademik Program StudiSistem Informasi, bertukar pendapat dan berbagi informasi dan pengetahuan mengenai kegiatan-kegiatan perkuliahan, peneliti melakukan wawancara melalui zoom meeting dengan 5 orang mahasiswa sistem informasi UIN Jakarta, yaitu Rizki Ramadhan, Taufan Yogi Adam, Rivaldi Zidan pada hari 87
Sabtu, 11 Juli 2020, lalu Ridho Dhafi Fauzan dan Nasirudin Sabiq pada hari Rabu, 14 Oktober 2020. Selain itu saya juga mewawancarai salah satu dosen program studi sistem informasi UIN Jakarta, yaitu bapak Nuryasin, M. Kom pada hari Selasa, 22 Desember 2020, serta staf program studi sistem informasi UIN Jakarta, yaitu Amanda Yulistiara Adhanty pada hari Sabtu, 19 Desember 2020. Dari wawancara tersebut, dihasilkan informasi mengenai tujuan, pendapat, prosedur informal, serta kebutuhan knowledge management system yang akan dibangun. 3.1.3 Studi Pustaka Peneliti menggunakan metode studi pustaka dalam mengumpulkan data dan informasi dari penelitian sejenis yang dapat mendukung penelitian ini. Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data, informasi, serta memahami penelitian terdahulu yang bersumber dari buku-buku referensi, skripsi penelitian sejenis, dan jurnal-jurnal penelitian sejenis. Berdasarkan penelitian sejenis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, terdapat beberapa kelebihan dari sistem yang akan dibuat oleh peneliti, yaitu KMS yang peneliti bangun dapat memberikan layanan dengan fokus ruang lingkup knowledge di tingkat program studi, yang dapat digunakan baik oleh mahasiswa maupun dosen. KMS yang dibangun peneliti berfokus pada sharing knowledge mengenai materi kuliah, pusat informasi prosedur pelayanan prodi, serta 88
wadah diskusi yang dapat menghasilkan knowledge dari hasil diskusi tersebut. Knowledge yang dikelola dan didistribusikan oleh KMS ini dapat dikendalikan kualitasnya oleh pihak program studi, dikarenakan setiap data yang masuk harus diverifikasi terlebih dahulu oleh pihak program studi. Lalu, KMS yang dibangun pada penelitian ini menggunakan model knowledge conversion Nonaka dan Takeuchi pada tahap refine dengan siklus KM Zack dan Meyer. Selain itu, KMS ini juga dibangun pada platform android yang memudahkan setiap penggunanya dalam melakukan akses KMS kapanpun dan di manapun. 3.2 Metode Pengembangan Sistem Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD). 3.2.1 Perencanaan Kebutuhan Pada tahap ini, peneliti melakukan komunikasi dengan beberapa mahasiswa sistem informasi UIN Jakarta sebagai pengguna untuk melakukan identifikasi masalah-masalah yang terjadi, serta kebutuhan informasi terkait aktivitas perkuliahan mereka, terutama yang memiliki hubungan dengan materi perkuliahan dan bahan ajar, prosedur pelayanan akademik, serta cara bertukar pengetahuan atau informasi. Hal-hal tersebut diidentifikasi dengan fokus pada masalah-masalah yang mereka alami dalam mencapai tujuan-tujuan terkait beberapa hal yang 89
disebutkan sebelumnya. Hasil perencanaan yang didapat darikomunikasi antara peneliti dengan beberapa mahasiswa sistem informasi UIN Jakarta adalah: 1. Gambaran umum Program StudiSistem Informasi UIN Jakarta, urgensi keilmuan, profil lulusan, dan capaian pembelajaran. 2. Analisis Sistem Berjalan. Menggambarkan bagaimana proses menangkap, menyimpan, dan mendistribusikan materi perkuliahan sistem informasi dan bahan ajar, prosedur- prosedur pelayanan akademik Program StudiSistem Informasi, serta bagaimana proses berbagi informasi atau pengetahuan antar mahasiswa terkait kegiatan-kegiatan perkuliahan yang berjalan selama ini. 3. Identifikasi Masalah. Mengidentifikasi masalah dalam manajemen pengetahuan/materi kuliah dan bahan ajar, prosedur pelayanan akademik program studi, dan bertukar informasi serta pengetahuan mengenai kegiatan-kegiatan perkuliahan pada mahasiswa dan dosen sistem informasi UIN Jakarta. 4. Analisis Sistem Usulan. Menggambarkan pemrosesan pengetahuan pada KMS yang dibuat peneliti, menggunakan siklus KM Zack dan Meyer dengan model knowledge conversion Nonaka dan Takeuchi. Dimana pada tahapan siklus 90
KM pertama, yaitu acquire dilakukan pembahasan mengenai dari mana saja pengetahuan dan informasi itu diperoleh, yaitu pengetahuan mengenai materi kuliah, dan forum diskusi didapatkan dari mahasiswa dan dosen, sedangkan prosedur pelayanan program studi didapat dari pihak program studi. Selanjutnya, pada tahap refine pengetahuan dan informasi tersebut dilakukan penyempurnaan dengan proses penyaringan melalui validasi dari admin, lalu juga pengetahuan dan informasi tersebut dikelompokkan ke kategori-kategori tertentu. Lalu, dihasilkan knowledge baru dari forum diskusi. Setelah itu, tahap store, dimana pengetahuan dan informasi yang sudah disempurnakan akan disimpan ke dalam database KMS. Lalu, tahap distribute, dimana pengetahuan dan informasi yang telah disimpan dapat diakses oleh mahasiswa maupun dosen. Dan tahap terakhir yaitu present. Pada tahap ini pengetahuan dan informasi yang dapat diakses dapat juga ditampilkan kepada mahasiswa maupun dosen. 5. Analisis Kebutuhan Sistem. Mengusulkan spesifikasi kebutuhan sistem yang diusulkan berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan sebelumnya. 3.2.2 Tahap Perancangan Desain Pada tahap ini, dilakukan perancangan dan perbaikan-perbaikan dari knowledge management system untuk Program Studi Sistem 91
Informasi UIN Jakarta dengan menggunakan tools Unified Modeling Language (UML), dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Membuat Use Case Diagram. b. Membuat Activity Diagram. c. Membuat Sequence Diagram. d. Membuat Class Diagram. e. Mapping database. f. Membuat matriks CRUD (Create Read Update Delete). g. Membuat spesifikasi database. h. Merancang skema database. i. Perancangan struktur menu. j. Rancangan User Interface (UI). 3.2.3 Tahap Implementasi Pada tahap ini, dilakukan proses pengujian dari knowledge management system untuk Program Studi Sistem Informasi UIN Jakarta sebelum dilakukan pengaplikasian/publikasi sistem. Implementasi yang dilakukan diantaranya: a. Membangun sistem menggunakan framework React Native dengan bahasa pemrograman JavaScript dan Google Firebase sebagai database. 92
b. Menguji sistem dengan menggunakan black-box testing. Hal ini dirasa tepat karena sistem yang dibangun oleh peneliti merupakan sistem yang melibatkan user secara langsung dimana user yang bersangkutan tidak perlu memahami proses pengkodeannya tetapi cukup dilakukan pengujian dibagian luar dengan melakukan pendefinisian kumpulan kondisi input dan pengujian pada spesifikasi fungsional sistem saja. 93
3.3 Kerangka Penelitian Gambar 3.2 Kerangka Penelitian 94
3.3.1 Proses Knowledge Management System Pada proses pengelolaan pengetahuan pada penelitian ini menggunakan siklus KM Zack dan Meyer yang terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut: 3.3.1.1 Acquire. Di tahap ini dilakukan penginputan informasi ataupun pengetahuan berupa materi kuliah ataupun diskusi terkait perkuliahan oleh mahasiswa dan dosen, sedangkan untuk prosedur pelayanan program studi diinput oleh pihak progam studi. 3.3.1.2 Refine. Di tahap ini, pengetahuan dan informasi yang telah diinput dilakukan penyaringan dengan proses validasi dan penyempurnaan menggunakan model konversi pengetahuan Nonaka dan Takeuchi atau biasa disebut SECI, yang terdiri dari 4 dimensi, yaitu: A. Socialization, terjadi konversi pengetahuan dari tacit ke tacit, di mana pengetahuan dalam bentuk pengalaman dan pemahaman yang dimiliki mahasiswa atau dosen dapat dibagikan ke mahasiswa ataupun dosen lain. Dalam hal ini pengetahuan yang diberikan pada forum diskusi dapat dibagikan ke mahasiswa atau dosen lain. B. Externalization, terjadi konversi pengetahuan dari tacit ke explicit, di mana pengetahuan yang berupa pengalaman dan pemahaman tersebut didokumentasikan, sehingga memiliki bentuk nyata, 95
biasanya dalam bentuk tulisan, gambar, video, ataupun hal lain. Dalam hal ini, materi kuliah yang diinput dapat dipost ke dalam KMS. C. Combination, terjadi konversi pengetahuan dari explicit ke explicit. Di mana pengetahuan yang telah terdokumentasi dapat ditingkatkan kualitasnya dengan cara melakukan pengkategorian pengetahuan ataupun penciptaan pengetahuan baru, hal ini terjadi pada forum diskusi yang sudah dibuat, dapat diproses menjadi knowledge diskusi, di mana setiap forum diskusi akan diambil judul pertanyaan beserta jawaban terbaiknya, lalu dikelompokkan berdasarkan kategori diskusi, sehingga apabila dilakukan pencarian knowledge diskusi, sistem dapat memunculkan knowledge apa saja yang dihasilkan dari tiap forum diskusi. D. Internalization, terjadi konversi pengetahuan dari explicit ke tacit. Di mana pengetahuan yang yang ada di dalam KMS tersebut dapat dijadikan mahasiswa ataupun dosen sebagai bahan referensi ataupun bahan ajar, sehingga dapat dipelajari dan dipahami sehingga menciptakan pemahaman bagi mahasiswa ataupun dosen tersebut, dan nantinya pengetahuan yang sudah dipahami tersebut dapat ia terapkan dalam melakukan kegiatan, tugas, ataupun pengambilan keputusan. 96
Gambar 3.3 Flowchart Pemrosesan Knowledge dan Informasi pada KMS 3.3.1.3 Store. Di tahap ini, pengetahuan dan informasi yang sudah disempurnakan tersebut disimpan ke dalam database KMS. 3.3.1.4 Distribute. Pada tahap ini, pengetahuan dan informasi yang sudah disimpan dapat dibagikan ke seluruh mahasiswa dan dosen melalui KMS, dalam hal ini, pengetahuan tersebut dipost ke dalam KMS. 97
3.3.1.5 Present. Pada tahap ini, pengetahuan dan informasi dapat diakses dan digunakan oleh mahasiswa dan dosen. 98
99
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, pada bab ini akan dijelaskan apa saja yang dilakukan peneliti pada setiap tahapan mulai dari requirements planning, workshop design, dan implementation. 4.1 Requirements Planning 4.1.1 Gambaran Umum Program Studi Sistem Informasi UIN Jakarta UIN Jakarta merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang menyelenggarakan Program Studi Sistem Informasi tingkat sarjana (S1) di Indonesia. Berikut ini adalah visi, misi, tujuan, gelar akademik, profil lulusan, capaian program dan kurikulum daftar mata kuliah dari Program Studi Sistem Informasi di UIN Jakarta. A. Visi Menjadi Prodi Sistem Informasi (SI) terkemuka secara internasional dan meluluskan sarjana SI yang profesional di bidangnya dan mampu mengintegrasikan kaidah keilmuan SI, norma dan etika keislaman serta keindonesiaan pada tahun 2020. B. Misi a. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran di bidang SI yang dilandasi norma dan etika keislaman dan keindonesiaan serta memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global. 99
b. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang SI dengan mengintegrasikan dengan kaidah keilmuan SI, norma dan etika keislaman dan keindonesiaan. c. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui penerapan bidang SI. C. Tujuan Menghasilkan Sarjana Sistem Informasi (S.Kom) yang memiliki pemahaman teori dan metode di bidang SI, profesionalitas, integritas, serta etika dan sikap islami sehingga mampu menganalisis dan memecahkan berbagai persoalan di bidang SI yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. D. Gelar Akademik S. Kom E. Profil Lulusan a. Arsitek Sistem Informasi b. Analis Bisnis/Sistem Analis c. Project Manager/Manajer Proyek Sistem Informasi d. Auditor Sistem Informasi e. Enterpreneur di bidang IT/IS 100
f. Spesialis sistem informasi di bidang ekonomi dan bisnis syariah, layanan bisnis spasial, industri, dan pemerintahan. F. Capaian Program (Program Outcomes) Menghasilkan mahasiswa yang memiliki: a. Pengetahuan teori dan metodologi sistem informasi sehingga dapat melakukan penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan aplikasi dalam bidang Sistem Informasi yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. b. Kemampuan menciptakan sebuah proses pembelajaran sistem informasi yang mengacu kepada pencapaian Total Quality Management (TQM). c. Kemampuan analisis dan menguasai teknik optimasi sistem perangkat lunak, perancangan dan implementasi dalam aplikasi perangkat lunak sistem informasi (Sistem Informasi Geografis, Sistem Informasi Korporasi, dan Sistem Informasi Bisnis Syariah) yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. d. Kemampuan untuk merencanakan dan mengembangkan suatu proyek sistem informasi sebagai seorang project manager untuk sebuah organisasi atau sebuah komunitas berdasarkan kaidah manajemen proyek. 101
e. Kemampuan melakukan rekayasa perangkat lunak dan mengoptimalkan kinerja perangkat lunak dalam suatu proyek sistem informasi untuk organisasi yang kompleks dengan keterikatan infrastruktur (perangkat keras dan perangkat lunak), struktur organisasi, proses dan prosedur, kebijakan dan keputusan serta SDM dan budaya yang beragam. f. Landasan moral islami yang terejawantahkan dalam sikap dan integritasnya dalam melakukan pengembangan di bidang sistem informasi serta melandasi prinsip pembelajaran seumur hidup. g. Kemampuan beradaptasi dengan suatu dunia informasi dalam implementasi sistem informasi secara efisien dan efektif di dalam sebuah organisasi atau tatanan komunitas lainnya. G. Kurikulum Daftar Mata Kuliah Adapun daftar mata kuliah yang dimuat dari kurikulum yang digunakan pada Program Studi Sistem Informasi UIN Jakarta diuraikan oleh Tabel 4.1. 102
Tabel 4.1 Kurikulum Materi Perkuliahan Program Studi Sistem Informasi UIN Jakarta KODE MATA KULIAH SKS SEMESTER I 3 3 BHS 2131 Bahasa Arab 2 1 BHS 5007 Bahasa Indonesia 2 2 SAG 2068 Studi Islam 6 3 SAR 5054 Praktikum Ibadah 22 POL 3026 Pendidikan Pancasila 3 3 SIS 3016 Konsep Sistem Informasi INF 6432 Dasar-Dasar Pemrograman MAT 3004 Aljabar Linier Jumlah SKS SEMESTER II BIS 102 Pengantar Bisnis BHS 6002 Bahasa Inggris UIN 1101 Pendidikan Kewarganegaraan 2 SAG 2001 Praktek Qiro’ah 1 103
SAG 2068 Studi Islam 2 SIS 3039 Algoritma & Struktur Data 4 SIS 3532 Dasar-Dasar Ekonomi Islam 2 MTK 1210 Matematika Diskrit 4 Jumlah SKS 21 SEMESTER III SIS 2028 Sistem Informasi Manajemen 3 SIS 4314 Manajemen Proses Bisnis 3 SIS 4233 Sains Manajemen 3 SIS 4059 Sistem Basis Data 4 INF 4022 IT Infrastruktur 4 SAG 2002 Islam dan Ilmu Pengetahuan 3 SIS 4082 Statistika dan Probabilitas 3 Jumlah SKS 23 SEMESTER IV SIS 4411 Sistem Penunjang Keputusan & Sistem 4 Cerdas SIS 4613 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi 6 104
SIS 6174 Audit Sistem Informasi 3 3 SIS 4312 IT Governance 6 2 SIS 5811 Data Mining dan Data Warehouse 24 SIS 4216 Interaksi Manusia dan Komputer 3 4 Jumlah SKS 3 3 SEMESTER V 2 3 SIS 4017 Manajemen Proyek Sistem Informasi 3 20 SIS 5021 Arsitektur Enterprise 6 INF 3433 Rekayasa Perangkat Lunak 3 AKU 2212 Akuntansi ABI 4022 Metodologi Penelitian SIS 3515 Supply Chain Management SIS 3636 Customer Relationship Management Jumlah SKS SEMESTER VI SIS 6904 Sistem Enterprise SIS 4517 Perencanaan Strategi Sistem Informasi 105
PIL 5311 Business Intelligence 3 4 SIS 4321 IT Security dan Manajemen Resiko 3 3 ABI 6133 Praktik Kerja Lapangan (PKL) 22 SIS 3322 Sistem Informasi Geografis 4 2 Jumlah SKS 3 3 SEMESTER VII 3 2 SIS 4005 Proyek Minor Sistem Informasi 3 20 KOM 3009 Kecakapan Antar Personal 1 SSI 4271 Sistem Basis Data Spasial 6 ABI 6131 Kuliah Kerja Nyata (KKN) MNJ 4162 Manajemen Pengetahuan SIS 3221 Etika Profesi SI SIS 5053 Aplikasi dan Web GIS Jumlah SKS SEMESTER VIII ABI 8104 Seminar Skripsi ABI 8605 Skripsi 106
Jumlah SKS 7 4.1.2 Analisis Sistem Berjalan Peneliti mengidentifikasi prosedur-prosedur yang berjalan dalam manajemen pengetahuan terkait materi perkuliahan, prosedur pelayanan akademik, dan diskusi antar mahasiswa maupun mahasiswa dengan dosen dengan menggunakan siklus knowledge management Zack dan Meyer. Siklus ini terdiri dari 5 tahap, yaitu: 1. Akuisisi Data dan Informasi (Acquire) Pada tahap ini, dalam hal materi perkuliahan, mahasiswa sistem informasi UIN Jakarta memperoleh materi perkuliahan dari dosen yang memberikan materi yang diajarkan, e-journal, e-book, file presentasi, buku-buku dari perpustakaan, makalah-makalah, video, dan sumber- sumber lainnya. Selain itu, mahasiswa juga dapat memperoleh materi perkuliahan dari mahasiswa lain. Dalam hal pengendalian kualitas dari materi perkuliahan yang biasa dikumpulkan oleh mahasiswa tergolong standar, dimana kedalaman dan akurasi materi kuliah dinilai cukup untuk membantu proses belajar selama kuliah. Sumber daya tenaga yang digunakan tergolong sangat banyak yang dipergunakan mahasiswa dikarenakan untuk materi tambahan, mahasiswa harus mencari materi sendiri yang 107
relevan dengan materi perkuliahan dikarenakan tidak adanya pusat pengetahuan. Dalam hal prosedur pelayanan akademik program studi SI, mahasiswa mengumpulkan informasi mengenai prosedur-prosedur pelayanan akademik prodi SI dengan cara bertanya langsung ke staf program studi, atau melalui rekan-rekan, terutama senior. Secara garis besar, informasi mengenai prosedur pelayanan akademik masih sering menyebar hanya melalui mulut ke mulut. Dalam hal berdiskusi tentang masalah-masalah terkait kegiatan perkuliahan, biasanya mahasiswa mendapatkan informasi atau pengetahuan dengan berdiskusi langsung dengan rekan-rekan atau melalui media sosial seperti WhatsApp dan sejenisnya. 2. Penyempurnaan (Refine) Merupakan tahapan untuk menyempurnakan pengetahuan, dalam tahapan ini pengetahuan-pengetahuan yang telah didapat oleh mahasiswa disempurnakan dengan mempelajari teori dan pengetahuan-pengetahuan tersebut, memberi penamaan atau label ulang, menciptakan pengetahuan baru, dan menyimpan pengetahuan-pengetahuan tersebut sehingga dapat digunakan dengan mudah dimasa depan. Materi-materi kuliah yang telah didapatkan dan dikumpulkan sebelumnya, langsung dipelajari oleh mahasiswa, namun ada juga yang hanya membaca secara garis besarnya 108
saja untuk sekedar mengetahui gambaran umum dari materi kuliah tersebut, dan akan dipelajari secara detail pada lain waktu. Adapun hasil analisa menggunakan model konversi pengetahuan Nonaka dan Takeuchi yaitu: 1. Socialization. Pengetahuan yang dimiliki masing-masing mahasiswa mengenai materi perkuliahan dan prosedur pelayanan akademik ditransfer atau disosialisasikan ke mahasiswa lainnya melalui suatu diskusi, atau sekedar tanya jawab baik didalam kelas maupun di luar kelas. Sosialisasi pun dapat dilakukan dengan mahasiswa yang melakukan tanya jawab dengan dosen pengampu mata kuliah, atau dapat terjadi pada proses belajar mengajar di kelas. 2. Externalization. Pengetahuan tacit yang telah dimiliki mahasiswa diubah ke dalam pengetahuan explicit dalam proses pengerjaan tugas-tugas kuliah yang diberikan oleh dosen. Perubahan ini juga terjadi pada proses pembuatan jurnal-jurnal ilmiah di bidang sistem informasi oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen, serta dalam pengerjaan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan tugas akhir skripsi dengan topik- topik tertentu sesuai dengan pilihan masing-masing mahasiswa, yang kemudian pengetahuan ini didistribusikan ke 109
perpustakaan kampus, sehingga pengetahuan itu dapat dibagikan kepada mahasiswa lain. 3. Combination. Pada proses ini, mahasiswa mentransformasi pengetahuan explicit ke bentuk explicit. Combination terjadi pada saat mahasiswa membuat suatu karya ilmiah dengan berdasar pada pengetahuan yang ia dapat dari studi pustaka karya ilmiah lain, lalu dituangkan ke karya ilmiah miliknya. Proses ini juga terjadi pada saat mahasiswa menyebarkan pengetahuannya dengan cara mempraktikan sesuatu sehingga dapat ditiru oleh individu lain, seperti dilakukannya pelatihan- pelatihan yang mengajar materi tertentu secara praktik yang berkaitan dengan materi perkuliahan sistem informasi maupun prosedur pelayanan akademik serta diskusi-diskusi dalam memecahkan permasalahan-permasalahan pada kegiatan perkuliahan. 4. Internalization. Pengetahuan mengenai sistem informasi, pengetahuan mengenai bagaimana menyelesaikan masalah- masalah pada perkuliahan ataupun pengetahuan mengenai prosedur pelayanan akademik yang dimiliki mahasiswa dikonversi dari pengetahuan eksplisit menjadi tacit atau diinternalisasi pada mahasiswa sistem informasi melalui kegiatan pembelajaran baik di kelas, praktik, dan belajar mandiri serta dapat diinternalisasi melalui suatu diskusi 110
mahasiswa. Pada aktivitas di kelas biasanya mahasiswa diarahkan oleh dosen yang mengampu perkuliahan. Mahasiswa memperoleh keterampilan baru dari pengalaman praktik yang mereka lakukan, baik di dalam dan di luar kelas, bisa juga melalui workshop yang diselenggarakan oleh pihak Program Studi Sistem Informasi. Workshop ini bisa dimentoring oleh pengisi dari luar universitas ataupun dalam universitas. 3. Penyimpanan/Pengambilan (Store/Retrieve) Materi-materi kuliah sistem informasi yang dimiliki oleh mahasiswa disimpan dalam bentuk fisik dan digital. Dalam bentuk fisik, materi-materi tersebut disimpan dalam bentuk buku-buku, sedangkan dalam bentuk digital, materi-materi tersebut disimpan dalam bentuk e- book, file presentasi, video, e-journal, dan sebagainya. Untuk bentuk- bentuk digital umumnya disimpan ke dalam komputer pribadi, hard drive, maupun cloud storage, seperti Google Drive. Sedangkan pengetahuan mengenai prosedur pelayanan akademik maupun pengetahuan dalam memecahkan permasalahan dalam kegiatan perkuliahan disimpan hanya dalam bentuk pengalaman tacit saja. 4. Distribusi (Distribute) Dalam pendistribusian pengetahuan mahasiswa mengenai materi perkuliahan, secara umum pengetahuan tersebut didistribusikan melalui 111
media perantara secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung, materi kuliah tersebut dibagikan dengan meminjamkan buku fisik ataupun materi digital seperti e-book, e-journal dan sebagainya yang disimpan di dalam hard-drive ataupun flash disk kepada mahasiswa lain. Sedangkan secara tidak langsung, dilakukan mahasiswa dengan menggunakan media sosial, seperti aplikasi WhatsApp dan Line untuk ukuran file kecil dan e-mail untuk file berukuran besar. Penggunaan aplikasi WhatsApp digunakan mahasiswa dengan membuat grup online messaging yang beranggotakan mahasiswa satu kelas, agar mereka bisa berbagi pengetahuan mengenai kegiatan perkuliahan, tugas-tugas yang diberikan dosen, dan hal-hal terkait perkuliahan lainnya. 5. Presentasi (Present) Untuk mahasiswa yang masih aktif kuliah, mereka menerapkan ilmu yang mereka peroleh selama perkuliahan melalui kegiatan mereka sehari-hari yang beragam, seperti melalui praktik kerja lapangan, kuliah kerja nyata (jika ada kegiatan yang terkait), dan dalam pekerjaan bagi mereka yang kuliah sambil bekerja. Sedangkan untuk mahasiswa yang sudah tidak aktif kuliah ataupun sudah lulus, mereka dapat menerapkan ilmu yang mereka peroleh dengan terjun ke dunia kerja sesuai profesi di bidang sistem informasi yang mereka minati, seperti sistem analis, arsitek sistem informasi, manajer proyek, auditor IT/IS, administrator database, konsultan, akademisi, dan sebagainya. 112
Adapun proses-proses yang berjalan dalam knowledge management materi kuliah, prosedur pelayanan akademik, dan diskusi mahasiswa Program Studi Sistem Informasi UIN Jakarta dapat digambarkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Rich Picture Sistem Berjalan Sharing Materi Perkuliahan 113
Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan Prosedur Pelayanan Akademik 114
Gambar 4.3 Rich Picture Sistem Berjalan Diskusi Antar Mahasiswa atau Dosen Gambaran umum penjelasan proses-proses yang berjalan tersebut, yaitu: A. Sharing Materi Perkuliahan 1. Mahasiswa mendapatkan materi kuliah dari dosen melalui kegiatan pembelajaran di kelas. 2. Mahasiswa memperoleh materi kuliah dari penelusuran internet. 115
3. Mahasiswa meminjam buku terkait materi kuliah dari perpustakaan. 4. Mahasiswa mempelajari materi kuliah yang didapat dan menggunakannya untuk mengerjakan tugas. 5. Mahasiswa menyimpan materi kuliah bentuk fisik pada media penyimpanan, seperti rak buku. 6. Untuk bentuk materi kuliah berbentuk digital, mahasiswa menyimpan materi kuliahnya pada komputer milik mereka masing-masing. 7. Selain itu, beberapa mahasiswa juga menyimpan materi kuliahnya pada aplikasi cloud storage, seperti Google Drive. 8. Mahasiswa membagikan materi kuliah yang dimiliki kepada rekan sesama mahasiswa. Untuk materi fisik, seperti buku, mahasiswa dapat meminjamkannya secara langsung. Sedangkan materi yang berbentuk digital, bisa diberikan melalui flashdisk. Atau secara tidak langsung, melalui media sosial, biasanya melalui aplikasi pesan instan seperti WhatsApp dan Line ataupun dapat melalui layanan e-mail. Biasanya, mahasiswa membuat grup pesan beranggotakan mahasiswa satu kelas pada aplikasi WhatsApp atau Line, selain untuk bertukar materi perkuliahan, juga digunakan untuk sarana diskusi, membahas hal-hal berkaitan dengan perkuliahan. 116
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362
- 363
- 364
- 365
- 366
- 367
- 368
- 369
- 370
- 371
- 372
- 373
- 374
- 375
- 376
- 377
- 378
- 379
- 380
- 381
- 382
- 383
- 384
- 385
- 386
- 387
- 388
- 389
- 390
- 391
- 392
- 393
- 394
- 395
- 396
- 397
- 398
- 399
- 400
- 401
- 402
- 403
- 404
- 405
- 406
- 407
- 408
- 409
- 410
- 411
- 412
- 413
- 414
- 415
- 416
- 417
- 418
- 419
- 420
- 421
- 422
- 423
- 424
- 425
- 426
- 427
- 428
- 429
- 430
- 431
- 432
- 433
- 434
- 435
- 436
- 437
- 438
- 439
- 440
- 441
- 442
- 443
- 444
- 445
- 446
- 447
- 448
- 449
- 450
- 451
- 452
- 453
- 454
- 455
- 456
- 457
- 458
- 459
- 460
- 461
- 462
- 463
- 464
- 465
- 466
- 467
- 468
- 469
- 470
- 471
- 472
- 473
- 474
- 475
- 476
- 477
- 478
- 479
- 480
- 481
- 482
- 483
- 484
- 485
- 486
- 487
- 488
- 489
- 490
- 491
- 492
- 1 - 50
- 51 - 100
- 101 - 150
- 151 - 200
- 201 - 250
- 251 - 300
- 301 - 350
- 351 - 400
- 401 - 450
- 451 - 492
Pages: