Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bali Dwipa Catatan Perjalanan Spiritual Di Tanah Sakral

Bali Dwipa Catatan Perjalanan Spiritual Di Tanah Sakral

Published by sugiartha26, 2018-06-22 02:33:59

Description: Bali Dwipa Catatan Perjalanan Spiritual Di Tanah Sakral

Search

Read the Text Version

BALI DWIPA ~ Catatan Perjalanan Spiritual Di Tanah Sakral ~ Ditulis Oleh : I Nyoman KurniawanRumah Dharma – Hindu Indonesia

BALI DWIPACatatan Perjalanan Spiritual Di Tanah SakralDitulis oleh : I Nyoman KurniawanRahina suci Saraswati25 Juni 2016Rumah Dharma - Hindu IndonesiaBuku ini saya persembahkan untuk para Guru suci Pulau Bali dari semuajaman, untuk tanah Bali Dwipa yang sakral, untuk keluarga RumahDharma, serta untuk semua orang.

Sujud hormat saya yang mendalam kepada Guru, kepada para Ista Dewata pelindung, serta kepada leluhur.

DAFTAR ISI1. Kelahiran Kembali Yang Buruk2. Pintu Gerbang Memasuki Jalan Dharma3. Mengenal Tuhan4. Para Ista Dewata5. Orang Suci Di Pasar6. Energi Kedamaian Dan Belas Kasih Mendalam Di Pulau Bali7. Dimensi Kosmik Tempat Suci Tantra8. Vegetarian9. Sadhana Abhaya Yadnya10. Menghadapi Serangan Black Magic Dengan Jalan Belas Kasih11. Kerauhan12. Orang Melik13. Bunuh Diri14. Menggugurkan Kandungan15. Sistem Sadhana Seringkas-ringkasnya Tapi Lengkap Dan SangatTerang Bercahaya16. Marga Sunia / Jalan Hening17. Kelahiran Kembali Yang Baik

~1~ KELAHIRAN KEMBALI YANG BURUK Selama bertahun-tahun saya menapaki jalan spiritual dharma,salah satu hal yang sering membuat hati saya sedih adalah melihatterjadinya kejatuhan Atma dalam siklus samsara. Dalam ajaran dharmaini disebut sebagai dhuka punarbhawa, yaitu dari kehidupan sebagaimanusia, setelah meninggal jatuh turun tingkat terlahir kembali menjadibinatang atau menjadi mahluk-mahluk alam bawah. Dalam siklus samsara, mendapat kesempatan terlahir sebagaimanusia tidak terjadi dengan mudah. Tubuh fisik manusia yang kitamiliki sebagai wahana Atma dalam kehidupan ini sangat sulit diperoleh.Kita perlu mengumpulkan akumulasi karma baik yang sangat banyakdalam jangka waktu sangat panjang agar dapat terlahir sebagai manusia. Jika terjadi dhuka punarbhawa dari kehidupan manusia jatuh turuntingkat terlahir kembali menjadi binatang, ada kecenderungan kita akanberada dalam siklus kelahiran berulang-ulang sebagai binatang dalamkurun jangka waktu yang sangat panjang. Jika terjadi dhuka punarbhawadari kehidupan manusia jatuh turun tingkat menjadi mahluk-mahlukalam bawah, ada kecenderungan kita akan berada di alam bawah dalamkurun jangka waktu yang tidak terhingga panjangnya. Saya punya banyak pengalaman langsung menyangkut dhukapunarbhawa ini. Saya akan ceritakan beberapa.==== Saya punya seorang teman kuliah. Lama tidak ada kontak dankabar berita, tiba-tiba saya mendapat kabar sedih dari teman kuliah lainbahwa dia meninggal karena sakit. Saya dan teman-teman kuliah lainmenjenguk ke rumah duka. Karena keluarganya sudah kehabisan banyaksekali uang untuk pengobatan sakitnya, teman saya ini tidak langsungdibuatkan upacara ngaben, hanya diupacarai dengan cara dikubur saja.

Pada suatu hari yang tenang, saya duduk hening di rumah. Sayaberusaha menerawang dimana posisi Atma teman kuliah saya ini. Secaraniskala saya melihatnya berada di tempat yang gelap dan mengerikan,dan teman saya itu dalam keadaan kebingungan, ketakutan, sertakesedihan yang amat sangat. Rupanya dia sedang berada di AlamAntarabhava, yaitu ruang kosong yang merupakan alam perbatasanantara dimensi alam Marcapada [alam dunia fisik dimana kita manusiamenjalani kehidupan] dengan dimensi-dimensi alam lainnya. Celakanyadia sedang dalam keadaan meluncur menuju ke alam bawah. Sebenarnya hal ini tidak terlalu mengherankan melihat jejakkehidupan teman saya ini. Semasa hidup dia suka mempermainkanwanita, seorang penjudi, seorang pemakai narkoba, dsb-nya. Tapiwalaupun gelap jejak hidupnya, saya tetap memutuskan untuk segeramenolongnya, sebelum terlambat tidak dapat tertolong lagi [sebelum diamasuk alam bawah]. Karena saya belum begitu ahli untuk melakukan upacarapenyeberangan Atma, saya secepatnya meminta bantuan salah satukakak spiritual saya. Melalui upacara penyeberangan Atma tersebut,melalui bantuan para Ista Dewata dan para Guru suci di alam niskala,Atma teman saya itu dapat terangkat naik memasuki alam-alam suci.Untunglah belum terlambat, sebab jika dia sudah masuk ke alam bawah,hampir dapat dikatakan bahwa dia tidak tertolong lagi.==== Salah satu kakak spiritual saya punya beberapa anjing peliharaan.Diantaranya ada seekor anjing, yang entah kenapa, selalu menarikperhatian saya. Intuisi saya mengatakan ada sesuatu yang berbedadengan anjing ini. Suatu hari, kakak spiritual saya belum tiba di rumahnya dan sayaduduk menunggu sendirian. Hanya ada saya dan anjing itu. Saya isengduduk hening menerawang anjing ini secara niskala. Apa yang saya lihatanjing ini masih punya “hawa manusia” yang kuat. Ini membuat sayakeheranan dan bertanya-tanya dalam hati. Setelah kakak spiritual saya

sampai di rumahnya, saya ceritakan hasil penerawangan saya. Kakakspiritual saya tertawa renyah mendengarnya, karena ketahuanmenyimpan rahasia. Beliau kemudian menceritakan hasil penerawangannya sendiri. Dikehidupan sebelumnya anjing itu adalah seorang manusia, seorang Iburumah tangga yang memiliki beberapa anak. Karena semasa hidupkarma buruknya berat, kesalahannya banyak, dia terlahir kembalimenjadi anjing. Tapi Ibu ini masih punya akumulasi karma baik, sehinggadapat terlahir sebagai anjing kakak spiritual saya. Yang berarti sikluskelahirannya sebagai binatang akan singkat, karena jika anjing ini mati,kakak spiritual saya tentu akan membantunya untuk dapat terlahirkembali sebagai manusia.==== Saya punya banyak pengalaman langsung menyangkut dhukapunarbhawa seperti ini. Itu belum termasuk apa-apa yang diceritakanoleh para Guru dharma saya. Misalnya [contoh], Guru dharma ketigasaya di rumahnya pernah dicari seekor ular. Bentuk ular itu aneh dantidak umum. Setelah diterawang secara niskala, ternyata di kehidupansebelumnya ular tersebut adalah teman bermainnya di masa kecil. Tapikarena melakukan kesalahan karma yang fatal, dia harus terlahirkembali sebagai ular. Tapi karena masih punya tabungan akumulasikarma baik, serta karena masih punya “hawa manusia” yang kuat, secaraintuisi ular itu mencari Guru dharma ketiga saya. Tentu saja Guru sayaakan melakukan “sesuatu” untuk menolongnya agar kelak dapat terlahirkembali sebagai manusia. Mendapat pertolongan seperti ini tidak lepasdari peran akumulasi karma baiknya sendiri, sehingga sikluskelahirannya sebagai binatang akan singkat. Kalau boleh saya jujur, selambat-lambatnya disaat kita sudahmemasuki umur sekitar 40 tahun, sesungguhnya di titik tersebut kitatidak punya pilihan lain selain memasuki jalan dharma. Jikamerenungkan terjadinya dhuka punarbhawa [kejatuhan Atma dalamsiklus samsara], hendaknya kita tidak mengabaikan jalan dharma.Segeralah melakukan tindakan untuk menolong dan menyelamatkan dirisendiri dalam siklus samsara ini.

Kehidupan manusia sangat tidak kekal. Jika dibandingkan denganumur alam semesta, satu masa kehidupan manusia itu sangat pendek,sesingkat kilatan petir di angkasa. Segeralah menimbun kebajikan yangmenggunung [karma baik yang berlimpah]. Banyak menolong, banyakmelayani, banyak berderma, banyak membantu. Karena ingatlah bahwagunungan kekayaan, kehormatan, atau keterkenalan sama sekali tidakbisa dibawa mati. Hanya dengan cara menimbun gunungan kebajikan[karma baik yang berlimpah] merupakan bekal yang pasti bisa dibawadalam siklus samsara dan akan berguna selama ratusan bahkan ribuanmasa kehidupan. Ajaran dharma adalah ajaran pengembangan dan pemurniankembali kesadaran. Seperti apapun dan bagaimanapun kehidupan kitasaat ini, jangan lupa untuk melaksanakan sadhana [upaya spiritual],dengan tujuan untuk mengembangkan kesadaran, untuk meningkatkandimensi kesadaran kita. Serta jangan lupa untuk menimbun karma baikyang berlimpah. Umur sekitar 40 tahun bisa dikatakan adalah titik paling kritis danpaling telat untuk memasuki jalan dharma. Dalam ajaran dharma disebutsebagai “persiapan memasuki masa wanaprasta”. Tidak berarti kitaharus meninggalkan kehidupan duniawi. Samasekali tidak. Karenamelaksanakan kehidupan duniawi [swadharma] juga merupakan bagiandari ajaran dharma. “Persiapan memasuki masa wanaprasta” berarti mulailah belajaruntuk meredakan cengkeraman enam kegelapan pikiran [sad ripu] didalam diri. Tumbuhkanlah sifat penuh belas kasih dan kebaikan yangkuat di dalam diri. Serta mulailah tekun melakukan meditasi kesadaran. Jauhkan cengkeraman enam kegelapan pikiran [sad ripu]khususnya menjelang masa-masa akhir kehidupan. Apapun yang terjadidalam kehidupan, belajar untuk tersenyum damai, belajar merelakan diridan melepaskan apapun dengan sepenuh hati. Serta sering-seringlahmelakukan kebaikan. Kumpulkan akumulasi karma baik sebanyak-

banyaknya. Pertahankan ketenangan, kejernihan dan belas kasih kitaseiring dengan perjalanan kita menuju alam kematian.

~2~ PINTU GERBANG MEMASUKI JALAN DHARMA Saya punya banyak teman-teman lama, yang sudah lama tidakpernah bertemu dan hanya kontak melalui facebook saja. Biasanya jikatiba-tiba saja mereka minta ketemuan di rumah saya, umumnya itu pastikarena mau curhat tentang hidupnya yang sedang mengalami kesusahandan kesengsaraan. Tentu saja saya akan memberikan beberapa solusi,serta menyarankan untuk mulai memasuki jalan dharma. Biasanya mereka akan bertanya kepada saya, mengapa sayademikian tekun menapaki jalan dharma. Serta mereka meminta alasanyang baik untuk dirinya sendiri agar tidak mengabaikan ajaran dharma. Saya jelaskan bahwa salah satu sebab utama mengapa banyakmanusia mengabaikan ajaran dharma dan tidak memiliki moralitas yangbaik, adalah karena kurang memahami tentang hukum sebab-akibat[hukum karma], serta kurang memahami tentang siklus samsara[perjalanan Atma dan siklus kelahiran kembali yang berulang-ulang]. Ketika hidup sedang mengalami kebahagiaan, sebagian manusiacenderung larut dalam kenikmatan kehidupan duniawi. Ketika hidupsedang mengalami kesengsaraan, sebagian manusia cenderungmelakukan perlawanan. Agar kita dapat tidak mengabaikan ajaran dharma, pertama-tamahendaknya kita benar-benar paham dasar-dasar kenyataan kosmikmenyangkut keberadaan kita. Bahwa di alam semesta ini terdapathukum karma yang mutlak dan tidak dapat dibendung, serta hendaknyakita paham tentang siklus samsara. KARMA ===> Jika kita melakukan kesalahan dan kejahatan, kelakhal itu akan balik kembali ke diri kita dalam bentuk musibah, kesulitan

dan kesengsaraan. Sebaliknya jika kita melakukan kebajikan, kelak halitu akan balik kembali ke diri kita dalam bentuk kemudahan,kebahagiaan dan keselamatan. SAMSARA ===> Jika beban karma buruk kita berat dan banyak,kelak setelah meninggal kita akan mengalami kejatuhan ke alam bawahatau terlahir kembali menjadi binatang [dan sangat sulit untuk dapatnaik kembali menjadi manusia]. Sebaliknya jika akumulasi karma baikkita sangat banyak, kelak setelah meninggal kita akan bisa naikmemasuki alam para dewa. Hendaknya kita mengerti dengan baik tentang kenyataan hukumkarma dan siklus samsara ini. Dengan tekun melaksanakan dharma, dengan tekun melaksanakansadhana, kita akan mampu membangun salah satu kekuatan yang sangatmembantu proses penjernihan di dalam diri, yaitu sikap penuhpenerimaan. Menerima segala kekurangan diri, menerima keadaan hidupkita, menerima kekurangan keluarga, dsb-nya. Ketidakmampuan kita untuk mampu menerima keadaan dirisendiri dan kehidupan, serta kebiasaan kita memelihara sikap melawandan menolak, akan memunculkan kegelapan bathin dalam bentukketidakpuasan, keresahan dan kegelisahan, yang akan melenyapkankejernihan di dalam diri. Serta sekaligus akan membuat kita mendapatlebih banyak lagi masalah di sepanjang perjalanan kehidupan. Dengan tekun melaksanakan dharma, dengan tekun melaksanakansadhana, kita akan mampu untuk belajar tersenyum menyatu sempurnadengan apapun berkah kehidupan disaat ini. Belajar untuk tersenyummemberikan jarak yang sama kepada semua bentuk pikiran-perasaanyang muncul. Dengan cara seperti ini, di dalam diri kita mudah mencapaikeadaan yang hening, menjauhkan kita dari kekacauan hidup, sekaligusmembuka kemungkinan kita mendapatkan jalan keluar yang baik.

Jika kita tekun melaksanakan dharma dan tekun melaksanakansadhana, suatu hari kejernihan, kedamaian dan kesadaran di dalam dirikita akan memancarkan cahayanya. Untuk menjelaskan lebih lanjut tentang kenyataan hukum karmadan siklus samsara ini, serta bagaimana sebaiknya kita menghadapinyadengan jalan dharma yang mendalam, saya akan menjelaskan sebagiankecil diantaranya, yaitu sebagai berikut.Karmaphala #01 === Ketika tubuh fisik kita sering sakit-sakitan, ataudiserang penyakit berat, itu adalah kembalinya karmaphala pada dirikita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kita pernahmembunuh tubuh manusia, atau kita sering melukai, menyakiti ataumembunuh tubuh binatang. /// Mulai sekarang terimalah semuapenyakit tersebut dengan hati tenang dan penuh kerelaan. Berusahalahmencari kesembuhan dengan jalan yang baik. Serta bertekadlah mulaisaat ini kita berusaha menahan diri agar tidak melukai, menyakiti ataumembunuh tubuh makhluk-makhluk lain.Karmaphala #02 === Ketika tubuh fisik kita diserang jenis penyakitmenjijikkan atau mengalami luka bernanah, itu adalah kembalinyakarmaphala pada diri kita, karena di masa lalu atau di kehidupansebelumnya kita pernah mencuri sesuatu di tempat suci, atau sesuatuyang dipersembahkan kepada para Ista Dewata atau Guru suci [misalnyamencuri pratima, mencuri sesari, korupsi dana punia, dsb-nya]. Atau kitasecara sengaja melanggar dresta [aturan sakral] yang berlaku suatutempat suci. /// Mulai sekarang terimalah penyakit tersebut dengan hatitenang dan penuh kerelaan. Berusahalah mencari kesembuhan denganjalan yang baik. Serta bertekadlah mulai saat ini kita akan berusahamenahan diri agar tidak mencuri sesuatu di tempat suci, atau sesuatuyang dipersembahkan kepada para Ista Dewata dan Guru suci. Sertabersikap hormat dan tidak melanggar dresta [aturan sakral] yangberlaku di tempat suci yang kita datangi.Karmaphala #03 === Ketika kita dilahirkan di lingkungan yangmembuat kita serba salah, itu adalah kembalinya karmaphala pada diri

kita, karena di kehidupan sebelumnya kita suka mengkritik orang lain,suka memupuk pandangan-pandangan negatif terhadap orang lain dansuka hanya melihat kekurangan orang lain. /// Mulai sekarang terimalahkeadaan dilahirkan di lingkungan dengan kondisi yang membuat kitaserba salah, dengan hati tenang dan penuh kerelaan. Berusahalahmencari jalan keluar yang baik. Serta bertekadlah mulai saat ini kitaberusaha menahan diri agar tidak mengkritik orang lain, sertamengembangkan pandangan-pandangan positif terhadap orang lain.Karmaphala #04 === Ketika kita dilahirkan di lingkungan yang banyakterjadi pelanggaran dharma [tidak memiliki moralitas yang baik], ataubanyak kejahatan, itu adalah kembalinya karmaphala pada diri kita,karena di kehidupan sebelumnya kita sering melakukan pelanggarandharma. /// Mulai sekarang terimalah keadaan dilahirkan di lingkunganyang banyak terjadi pelanggaran dharma, atau banyak kejahatan, denganhati tenang dan penuh kerelaan. Serta bertekadlah mulai saat ini kitaberusaha menahan diri agar tidak melakukan pelanggaran dharma[memiliki moralitas yang baik] dan tidak melakukan kejahatan.Karmaphala #05 === Ketika kita dilahirkan dengan wajah atau tubuhfisik yang jelek dan diperlakukan kurang baik oleh teman-teman, ituadalah kembalinya karmaphala pada diri kita, karena di kehidupansebelumnya kita sering marah-marah [punya sifat pemarah], punya sifatdendam, sentimen, iri, dengki, atau tidak memperlakukan gambar, arca,atau simbol para Ista Dewata dan mahluk-mahluk suci lainnya denganbaik dan hormat. /// Mulai sekarang terimalah keadaan dilahirkandengan wajah atau tubuh fisik yang jelek dan diperlakukan kurang baikoleh teman-teman, dengan hati tenang dan penuh kerelaan. Sertabertekadlah mulai saat ini kita berusaha mengembangkan kesabaran,kerelaan diri dan kebaikan hati, serta memperlakukan gambar, arca, atausimbol para Ista Dewata dan mahluk-mahluk suci lainnya dengan baikdan hormat.Karmaphala #06 === Ketika pikiran-perasaan kita berada dalamkebingungan, depresi, atau rapuh mudah bergejolak, itu adalahkembalinya karmaphala pada diri kita, karena di masa lalu atau di

kehidupan sebelumnya kita sering mengkonsumsi makanan atauminuman yang mengganggu kesadaran [misalnya narkoba, minumankeras, dsb-nya]. Serta karena kita pernah menjadi penyebab kekacauanatau kebingungan dalam pikiran makhluk lain. /// Mulai sekarangterimalah semua pikiran-perasaan bingung, depresi, atau rapuh mudahbergejolak, dengan penuh kerelaan dan penerimaan, dengan hati tenang.Cari jalan keluar dengan tekun melakukan meditasi, melakukankebaikan-kebaikan dan melukat. Serta bertekadlah mulai saat ini kitaberusaha menahan diri agar tidak mengkonsumsi makanan atauminuman yang mengganggu kesadaran, serta tidak menjadi penyebabkekacauan atau kebingungan dalam pikiran makhluk lain.Karmaphala #07 === Ketika pikiran kita tumpul, tidak dapat berpikirjernih dan tidak bahagia, itu adalah kembalinya karmaphala pada dirikita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kita pernahmenginspirasi, mendorong, menyarankan, atau mengajak makhluk-makhluk lain melakukan kejahatan karma buruk. /// Mulai sekarangterimalah semua pikiran tumpul, tidak dapat berpikir jernih dan tidakbahagia, dengan penuh kerelaan dan penerimaan, dengan hati tenang.Cari jalan keluar dengan tekun melakukan meditasi, melakukankebaikan-kebaikan dan melukat. Serta bertekadlah mulai saat ini kitaberusaha menahan diri agar tidak menginspirasi, mendorong,menyarankan, atau mengajak makhluk-makhluk lain melakukankejahatan karma buruk.Karmaphala #08 === Ketika pikiran-perasaan kita mudah marah[pemarah], serta memiliki banyak keterikatan, itu adalah kembalinyakarmaphala pada diri kita, karena di masa lalu atau di kehidupansebelumnya kita berpegangan erat dengan sikap mementingkan dirisendiri. /// Mulai sekarang terimalah pikiran-perasaan mudah marah,serta memiliki banyak keterikatan, dengan penuh kerelaan danpenerimaan, dengan hati tenang. Cari jalan keluar dengan tekunmelakukan meditasi, melakukan kebaikan-kebaikan dan melukat. Sertabertekadlah mulai saat ini kita berusaha untuk menolong banyak mahlukdan menghilangkan tuntas sikap mementingkan diri sendiri.

Karmaphala #09 === Ketika kita sulit mendapatkan jodoh, atau seringdipermainkan lawan jenis, atau dikhianati pasangan, itu adalahkembalinya karmaphala pada diri kita, karena di masa lalu atau dikehidupan sebelumnya kita sering mempermainkan, memanfaatkan,atau menipu pasangan dan lawan jenis. /// Mulai sekarang terimalahdengan hati tenang dan penuh kerelaan keadaan sulit mendapatkanjodoh, atau sering dipermainkan lawan jenis, atau dikhianati pasangan.Berusahalah mencari jalan keluar yang baik. Serta bertekadlah mulaisaat ini kita berusaha menahan diri agar tidak mempermainkan,memanfaatkan, atau menipu pasangan ataupun lawan jenis.Karmaphala #10 === Ketika kita berada dalam keadaan sangat miskin,terbelit banyak hutang, tersiksa oleh rasa lapar dan haus, itu adalahkembalinya karmaphala pada diri kita, karena di masa lalu atau dikehidupan sebelumnya kita sering melakukan penipuan, kecurangan,pencurian, korupsi, serakah dan pelit. /// Mulai sekarang terimalahkeadaan sangat miskin, terbelit banyak hutang, tersiksa oleh rasa lapardan haus, dengan hati tenang dan penuh kerelaan. Berusahalah mencarijalan keluar yang baik. Serta bertekadlah mulai saat ini kita berusahamenahan diri agar tidak melakukan penipuan, kecurangan, pencurian,korupsi, serakah dan pelit.Karmaphala #11 === Ketika kita kehilangan benda-benda materi danhal-hal yang dibutuhkan untuk hidup, itu adalah kembalinya karmaphalapada diri kita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kitatidak menghargai benda-benda materi dan milik orang lain, atau pernahmerampasnya. /// Mulai sekarang terimalah keadaan kehilangan benda-benda materi dan hal-hal yang dibutuhkan untuk hidup, dengan hatitenang dan penuh kerelaan. Carilah jalan keluar yang baik. Sertabertekadlah mulai saat ini kita akan menghargai benda-benda materidan milik orang lain, serta berusaha membantu makhluk-makhluk lainmendapatkan apa yang mereka butuhkan.Karmaphala #12 === Ketika kita terlunta-lunta bergelandangan dijalan, atau tersesat di tempat yang berbahaya, itu adalah kembalinyakarmaphala pada diri kita, karena di masa lalu atau di kehidupan

sebelumnya kita pernah [atau terlibat] mengusir orang lain dari tempattinggal mereka. Yang karmanya akan berkali-kali lipat jika orangtersebut adalah seorang Guru suci yang asli. /// Mulai sekarangterimalah keadaan terlunta-lunta bergelandangan di jalan, atau tersesatdi tempat yang berbahaya, dengan hati tenang dan penuh kerelaan.Berusahalah mencari jalan keluar yang baik. Serta bertekadlah mulaisaat ini kita tidak akan pernah [atau terlibat] mengusir siapapun daritempat tinggal mereka.Karmaphala #13 === Ketika apapun yang kita lakukan selalumengalami kegagalan, serta apa yang kita harapkan sangat sulit untukterjadi, itu adalah kembalinya karmaphala pada diri kita, karena di masalalu atau di kehidupan sebelumnya kita pernah [atau terlibat]menghalangi, menghambat, atau menyulitkan kegiatan Guru suci yangasli. /// Mulai sekarang terimalah keadaan selalu mengalami kegagalan,serta apa yang kita harapkan sangat sulit untuk terjadi, dengan hatitenang dan penuh kerelaan. Berusahalah mencari jalan keluar yang baik.Serta bertekadlah mulai saat ini kita akan berusaha membantu danmendukung kegiatan Guru suci yang asli.Karmaphala #14 === Ketika kita berada dalam keadaan tidak berdayadan sengsara karena dimanfaatkan, dieksploitasi, atau “diperbudak” olehorang lain, itu adalah kembalinya karmaphala pada diri kita, karena dimasa lalu atau di kehidupan sebelumnya kita menindas orang yanglemah dan bersikap angkuh [tinggi hati] terhadap orang yang kitaanggap lebih rendah posisinya. /// Mulai sekarang terimalah keadaantidak berdaya dan sengsara karena dimanfaatkan, dieksploitasi, atau“diperbudak” oleh orang lain, dengan hati tenang dan penuh kerelaan.Berusahalah mencari jalan keluar yang baik. Serta bertekadlah mulaisaat ini kita akan bersikap penuh pelayanan kepada semua mahluk, sertatunduk menghormat kepada apapun dan siapapun yang datang.Karmaphala #15 === Ketika kita mendapatkan penghinaan, hujatan,atau kata-kata tidak menyenangkan lainnya, itu adalah kembalinyakarmaphala pada diri kita, karena di masa lalu atau di kehidupansebelumnya, melalui perkataan kita sering menyakiti, memecah-belah,

atau melakukan berbagai pelanggaran dharma lainnya. /// Mulaisekarang terimalah penghinaan, hujatan, atau kata-kata tidakmenyenangkan lainnya, dengan hati tenang dan penuh kerelaan. Sertabertekadlah mulai saat ini kita berusaha menahan diri agar tidakmengucapkan kata-kata yang menyakiti, memecah-belah, atau kata-katamelanggar dharma lainnya.Karmaphala #16 === Ketika orang lain memfitnah kita untuk sesuatuyang tidak pernah kita lakukan, itu adalah kembalinya karmaphala padadiri kita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya, kita pernahmelakukan kejahatan seperti itu [yang kita difitnah] dan orang-oranglain tidak mengetahuinya. /// Mulai sekarang terimalah keadaan kitadifitnah orang dengan hati tenang dan penuh kerelaan. Berusahalahmencari jalan keluar yang baik. Serta bertekadlah mulai saat ini kita akanjujur, serta menjaga diri agar tidak akan melakukan kejahatan danpelanggaran dharma.Karmaphala #17 === Ketika orang lain tidak menghargai pandangandan pendapat kita, justru menyerang kita dengan kata-kata keras danpenghinaan, itu adalah kembalinya karmaphala pada diri kita, karena dimasa lalu atau di kehidupan sebelumnya, kita tidak menghargai para IstaDewata dan mahluk-mahluk suci. /// Mulai sekarang terimalah keadaanpandangan dan pendapat kita tidak dihargai, serta terimalah kata-katakeras dan penghinaan, dengan hati tenang dan penuh kerelaan. Sertabertekadlah mulai saat ini kita tidak akan pernah merendahkanmakhluk-makhluk lain [sekalipun mereka terlihat salah di mata kita],apalagi merendahkan para Ista Dewata dan mahluk-mahluk suci.Karmaphala #18 === Ketika kita terpisah dari teman-teman yang baik,menyenangkan dan suka menolong, itu adalah kembalinya karmaphalapada diri kita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kitapernah dengan sengaja dan secara mementingkan diri sendirimemisahkan atau memecah-belah orang-orang dengan hubungan erat./// Mulai sekarang terimalah keadaan terpisah dari teman-teman yangbaik, menyenangkan dan suka menolong, dengan hati tenang dan penuhkerelaan. Berusahalah mencari jalan keluar yang baik. Serta bertekadlah

mulai saat ini kita berusaha menahan diri agar tidak dengan sengaja dansecara mementingkan diri sendiri memisahkan atau memecah-belahorang lain dari sahabat baik mereka.Karmaphala #19 === Ketika sikap persahabatan kita dibalas denganpenghianatan dan kebohongan, itu adalah kembalinya karmaphala padadiri kita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kita bersikapangkuh dan mementingkan diri sendiri terhadap sahabat kita. /// Mulaisekarang terimalah keadaan persahabatan kita dibalas denganpenghianatan dan kebohongan, dengan hati tenang dan penuh kerelaan.Serta bertekadlah mulai saat ini kita berusaha tunduk menghormatkepada apapun dan siapapun yang datang, serta melenyapkan sikapmementingkan diri sendiri.Karmaphala #20 === Ketika semua kebaikan yang kita lakukanberubah menjadi musibah, itu adalah kembalinya karmaphala pada dirikita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kita pernahmemiliki niat yang tidak tulus dan murni dalam melakukan kebaikan,atau kita pernah membalas kebaikan dengan kejahatan. /// Mulaisekarang terimalah kebaikan yang kita lakukan berubah menjadimusibah, dengan hati tenang dan penuh kerelaan. Serta bertekadlahmulai saat ini kita berusaha melakukan kebaikan dengan niat yang tulusdan murni, serta akan bersungguh-sungguh membalas kebaikanmakhluk lain.Karmaphala #21 === Ketika dimasa tua kita ditelantarkan dandiabaikan oleh anak-anak kita, itu adalah kembalinya karmaphala padadiri kita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kitamenelantarkan dan mengabaikan orang tua kita. /// Mulai sekarangdimasa tua, terimalah keadaan ditelantarkan dan diabaikan oleh anak-anak kita, dengan hati tenang dan penuh kerelaan. Serta bertekadlahakan bersikap hormat dan tekun melakukan pelayanan kepada orang tuakita [jika masih hidup], melakukan pelayanan kepada anak-anak kita,serta melakukan banyak pelayanan kepada semua mahluk.

Karmaphala #22 === Ketika dari kecil orang tua kita menelantarkankita atau memperlakukan kita dengan tidak baik, itu adalah kembalinyakarmaphala pada diri kita, karena di masa lalu atau di kehidupansebelumnya kita menelantarkan anak-anak kita atau memperlakukanmereka dengan tidak baik. /// Mulai sekarang terimalah keadaanditelantarkan atau diperlakukan tidak baik oleh orang tua kita, denganhati tenang dan penuh kerelaan. Serta bertekadlah untuk menyayangiorang tua dan anak-anak kita dengan sebaik-baiknya.Karmaphala #23 === Ketika mertua kita memperlakukan kita dengantidak baik, itu adalah kembalinya karmaphala pada diri kita, karena dimasa lalu atau di kehidupan sebelumnya kita memperlakukan menantukita, atau orang tua kita, dengan tidak baik. /// Mulai sekarang terimalahkeadaan diperlakukan dengan tidak baik oleh mertua kita, dengan hatitenang dan penuh kerelaan. Serta bertekadlah untuk banyak-banyakmengalah, bersikap hormat dan tekun melakukan pelayanan kepadamertua kita, serta melakukan banyak pelayanan kepada pasangan hidupdan anak-anak kita.Karmaphala #24 === Ketika kita sulit memahami dan melaksanakanajaran dharma yang mendalam, itu adalah kembalinya karmaphala padadiri kita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kita pernahmeninggalkan Guru suci untuk bergaul dengan orang-orang yangmenyesatkan baik secara duniawi ataupun menyesatkan secara spiritual,serta kita meninggalkan ajaran dharma. /// Mulai sekarang terimalahkeadaan sulit memahami dan melaksanakan ajaran dharma yangmendalam, dengan hati tenang dan penuh kerelaan. Berusahalahmencari jalan keluar yang baik. Serta bertekadlah mulai saat ini kitameninggalkan pergaulan dengan orang-orang yang menyesatkan baiksecara duniawi ataupun menyesatkan secara spiritual, meninggalkanpergaulan dengan orang-orang yang membuat kita berpaling dari jalandharma dan berusaha melaksanakan ajaran dharma.Karmaphala #25 === Ketika pikiran kita tumpul dalam memahamiajaran dharma yang mendalam, itu adalah kembalinya karmaphala padadiri kita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kita

mempertahankan perkataan dan perbuatan yang seharusnyaditinggalkan. /// Mulai sekarang terimalah keadaan pikiran kita tumpuldalam memahami ajaran dharma yang mendalam, dengan hati tenangdan penuh kerelaan. Berusahalah mencari jalan keluar yang baik. Sertabertekadlah mulai saat ini kita secepatnya meninggalkan perkataan danperbuatan yang tidak baik.Karmaphala #26 === Ketika semua praktek dharma yang kita lakukansangat sulit mencapai tujuannya, itu adalah kembalinya karmaphalapada diri kita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kitamempertahankan pikiran negatif dan pandangan keliru yang seharusnyaditinggalkan, serta tidak memiliki rasa hormat terhadap Guru suci yangasli dan penjaga dharma. /// Mulai sekarang terimalah keadaan praktekdharma yang kita lakukan gagal mencapai tujuannya, dengan hati tenangdan penuh kerelaan. Berusahalah mencari jalan keluar yang baik. Sertabertekadlah mulai saat ini kita meninggalkan pikiran negatif danpandangan keliru, tunduk hormat mendalam terhadap Guru suci yangasli dan penjaga dharma, serta praktek dharma apapun yang kitalakukan hanya ditujukan untuk kepentingan makhluk-makhluk lain.Karmaphala #27 === Ketika kita dikuasai kemalasan dan sulitmelaksanakan praktek dharma, itu adalah kembalinya karmaphala padadiri kita, karena di masa lalu atau di kehidupan sebelumnya kita terbiasamembiarkan pikiran berkeliaran dalam fantasi duniawi, terbiasamembiarkan pikiran dijerat ambisi-ambisi duniawi, serta kita banyakmengumpulkan rintangan-rintangan karma [pelanggaran dharma] yangmenghalangi kita melaksanakan praktek dharma. /// Mulai sekarangterimalah keadaan kita dikuasai kemalasan dan sulit memfokuskan dirimelaksanakan praktek dharma, dengan hati tenang dan penuh kerelaan.Berusahalah mencari jalan keluar yang baik. Serta bertekadlah akantekun melaksanakan praktek dharma dan siap menanggung segala jeniskesukaran dalam melaksanakan praktek dharma. Demikianlah sebagian kecil contoh tentang kenyataan hukumkarma dan siklus samsara ini, serta bagaimana cara menyelesaikannyadengan jalan dharma yang mendalam.

Meskipun kita sudah tahu tentang hukum karma, bahwa kita akanbertanggung-jawab dan pasti mendapatkan akibat terhadap segalaperkataan dan perbuatan kita sendiri, tapi kita seringkali lupa bahwa dirikita sendirilah yang telah menanam benih-benih karma. Sehingga ketikaterjadi sesuatu yang buruk pada diri kita [karmaphala atau buah karmadari perbuatan dan perkataan kita menjadi matang] kita seringkalimenyalahkan orang lain atau hal-hal di luar kita. Pada saat ini kita sedang berbicara atau berbuat. Tapi kita tidakwaspada. Kita tidak hati-hati. Kita melupakan fakta bahwa setiapperkataan dan perbuatan kita pasti akan menghasilkan akibat. Padasuatu saat ketika buah karma [karmaphala] kita sendiri akhirnyamatang, kita malahan protes, \"mengapa hal ini terjadi padaku ?”. Atau,“aku tidak ada melakukan apapun yang membuat aku pantas menerimahal ini ! \" Sesungguhnya hukum alam semesta itu sangat jelas, sangat mudahuntuk dimengerti. Tapi seringkali kita gagal menyadari ataumemahaminya. Waspadalah, hati-hati, jagalah semua perkataan dan perbuatan kitadisaat ini. Sekaligus kita belajar menerima dengan tabah dan rela apapunyang terjadi dalam hidup kita. Itulah yang disebut menyadari danmemahami hukum karma. Dalam perjalanan hidup ini, ketika kita dijerat dalam berbagaikesulitan dan kesengsaraan, terimalah dengan hati tenang dan penuhkerelaan, sehingga hutang-hutang karma buruk kita dari masa lalu dapatterselesaikan. Sadari secara mendalam bahwa semua ini sepenuhnyaakibat kelalaian diri kita sendiri, akibat kesalahan kita sendiri di masalalu yang harus kita selesaikan. Sadari secara mendalam bahwa semuaitu adalah akibat karma buruk perkataan dan perbuatan kita di masalalu, serta kebiasaan kita membiarkan kesadaran kita dicengkeram sadripu [enam kegelapan pikiran].

Fokuslah untuk merubah diri kita sendiri. Karena apa yangdilakukan orang lain terhadap kita, itu akan menjadi karma mereka. Tapibagaimana cara kita menanggapi perlakukan mereka, itu akan menjadikarma kita sendiri. Jadi fokuslah merubah diri sendiri. Terimalahkesulitan dan kesengsaraan ini untuk diri kita sendiri dan hancurkanlahsikap mementingkan diri sendiri. Ketika sikap mementingkan diri sendirimuncul dalam pikiran kita, cepatlah membuangnya dan berikanlahkebahagiaan kepada semua makhluk lain. Bacalah dua sloka dari buku suci Sarasamuscaya ini. Kedua slokaini sangat benar dan [jika mata spiritual terbuka] bisa kita lihat sendirikebenarannya melalui penembusan niskala.=== [Sarasamuscaya / sloka 3] - Jangan pernah bersedih-hati terlahirsebagai manusia, walaupun terlahir dalam kehidupan yang dianggappaling hina. Karena sesungguhnya amat sulit untuk bisa terlahir menjadimanusia. Berbahagialah menjadi manusia.=== [Sarasamuscaya / sloka 4] - Menjadi manusia adalah kelahiran yangpaling utama. Karena hanya dengan terlahir sebagai manusia kita dapatmelakukan sadhana, dapat melakukan kebaikan yang berlimpah dandapat mengangkat naik tingkat kesadaran. Darisanalah Atma dapatterbebaskan dari kesengsaraan. Karena akumulasi karma-karma kita sendiri dari kehidupan-kehidupan masa lalu yang tidak terhitung banyaknya, mengakibatkanperjalanan kehidupan ini selalu berputar. Saat ini kita beruntung diwaktu lain kita mengalami sial. Saat ini kita dihormati di waktu lain kitadihina. Saat ini kita bahagia di waktu lain kita sengsara. Dst-nya.Demikianlah perputaran alami perjalanan kehidupan. Hal serupa terjadi dengan pikiran-perasaan kita, akibat dariakumulasi karma-karma kita sendiri dari kehidupan-kehidupan masalalu yang tidak terhitung banyaknya. Pikiran-perasaan kita selaluberputar. Saat ini perasaan kita senang di waktu lain perasaan kita galau.Saat ini perasaan kita damai di waktu lain perasaan kita sakit atau

marah. Saat ini pikiran kita jernih di waktu lain pikiran kita kacau. Dst-nya. Demikianlah perputaran alami pikiran-perasaan kita. Akar dari banyak sekali kekacauan hidup dan kekacauan pikiranadalah kita melawan. Kita gagal menyatu dengan perputaran ini. Kitamemaksa agar kebahagiaan hidup bertahan selama-lamanya. Kitamemaksa agar hidup selalu mengalami kesuksesan. Kita memaksa agarpujian terus-menerus datang. Kita memaksa agar perasaan selalu damai.Kita memaksa agar pikiran selalu jernih [tidak kacau]. Dst-nya. Itulahkegagalan menyatu dalam perputaran kehidupan yang membuat kitaterbenam dalam kesengsaraan. Dengan tekun melaksanakan dharma, dengan tekun melaksanakansadhana, kita akan mampu untuk belajar tersenyum menyatu sempurnadengan apapun berkah kehidupan disaat ini. Belajar untuk tersenyummemberikan jarak yang sama kepada semua bentuk pikiran-perasaanyang muncul. Dengan cara seperti ini, di dalam diri kita mudah mencapaikeadaan yang hening, menjauhkan kita dari kekacauan hidup, sekaligusmembuka kemungkinan kita mendapatkan jalan keluar yang baik. Para Guru suci dari semua jaman, menyebarkan ajaran dharmadengan satu-satunya tujuan adalah untuk menyelamatkan sebanyakmungkin mahluk, dengan cara menerangi kegelapan dan ketidaktahuan.Tapi para Guru hanya dapat menuntun dan menunjukkan jalan. Kitalahyang harus tulus dan tekun melaksanakan ajaran dharma. Karena garisnasib kita, diri kita sendirilah yang sepenuhnya menentukan. Dalam siklus samsara yang tidak terhingga panjangnya ini,kelahiran sebagai manusia ini sangat sulit untuk didapat. Hendaknyajangan kita sia-siakan. Segeralah mengisi hidup ini dengan memasukijalan dharma. Jika diringkaskan, seni memasuki jalan dharma adalah senimelaksanakan dua tugas, yaitu tugas \"di dalam\" dan tugas \"diluar\".

===> Tugas kita \"DI DALAM\" adalah belajar membangun sifat penuhkerelaan diri, sabar, memaafkan, tenang, tersenyum, menerima dirisendiri dan kehidupan seperti apa adanya, bersyukur, hati yang belaskasih, penuh pengertian terhadap orang lain, serta menahan diri agartidak melakukan kejahatan dan pelanggaran dharma. Dalammelaksanakan tugas \"di dalam\" ini kita akan sangat terbantu jika kitatekun melaksanakan berbagai sadhana seperti meditasi, penjapaanmantra, melukat, dsb-nya.===> Tugas kita \"DILUAR\" adalah kerjakan dan lakukan semua tugas-tugas kehidupan [swadharma] seperti apa seharusnya, dengan sebaik-baiknya, serta banyak-banyaklah melakukan kebaikan [banyak melayani,banyak membantu, banyak menolong, banyak memberikan orang lainkebahagiaan, dsb-nya]. Ketekunan kita untuk melaksanakan dua tugas, yaitu tugas \"didalam\" dan tugas \"diluar\" sangat menyelamatkan, yaitu menyelamatkandiri kita sendiri dan orang lain. Kita akan dapat menghadapi perjalanankehidupan dengan pikiran-perasaan lebih damai, kita akan terhindardari kemungkinan mengalami kejatuhan spiritual dalam samsara, sertasekaligus kita dapat menciptakan kebaikan, keberkahan dan kedamaianbagi semua mahluk di alam semesta.

~3~ MENGENAL TUHAN Suatu kali seorang kenalan remaja bertanya kepada saya dengansikap ragu dan takut-takut. “Saya seorang atheis [tidak percayakeberadaan Tuhan], apakah saya boleh memasuki jalan dharma ?” Sayajawab tentu saja boleh dan pasti diijinkan. Yang harus kamu lakukan dijalan dharma adalah fokus melaksanakan sadhana untuk memurnikanhati dan menjernihkan pikiran, untuk membuat kesadaran di dalam dirimenjadi terang bercahaya. Di lain waktu seorang kenalan lain berusia setengah baya, yangmengaku seorang praktisi spiritual, menyatakan kepada saya. “Sayasudah berhenti memuja para Ista Dewata. Sekarang saya hanya memujaTuhan saja. Saya langsung memuja kepada yang tertinggi dan tidak maumemuja yang lebih rendah.” Saya jawab hal itu sah-sah saja. Tapi kalauboleh saya menyarankan, jangan dijebak oleh pandangan konseptualtentang Tuhan. Yang sesungguhnya harus dilakukan di jalan dharmaadalah fokus memurnikan hati dan menjernihkan pikiran, untukmembuat kesadaran di dalam diri menjadi terang bercahaya. Sertajangan pernah merendahkan atau meremehkan peran para Ista Dewatadan mahluk-mahluk suci, sebab hal itu sangat merugikan diri sendirisecara karma. Sepanjang sejarah, manusia sudah melakukan pencarian kebenarantentang Tuhan selama ribuan tahun. Hasilnya adalah terdapat demikianbanyak beragam pandangan konseptual tentang Tuhan. Saya beritahukan rahasianya. Para pencari kebenaran sejati tidakpernah mencari kebenaran. Sekali lagi tidak pernah. Sebaliknya, apadilakukan para pencari kebenaran sejati adalah fokus membersihkandirinya dari berbagai bentuk kekotoran dan kegelapan di dalam dirisendiri. Ketika kesadaran dapat mencapai keadaan hening dan bening,

disana secara alami kebenaran semesta akan terlihat secara terang-benderang. Pikiran kita laksana kolam yang keruh sehingga semuanya gelaptidak kelihatan apa-apa. Kesadaran manusia dikeruhkan oleh pikirannyasendiri dengan cara menilai, membanding-bandingkan, menghakimi,mudah marah, mudah tersinggung, merasa resah-gelisah, ketakutan,serakah, bersaing, tidak pernah puas, memaksa semua keinginanterpenuhi, mementingkan diri sendiri, bingung, ragu, dsb-nya. Untukdapat melihat kebenaran semesta, tidak ada jalan lain selain kitaberhenti mengaduk-aduk kolam yang keruh. Tidak ada jalan lain selainkita melatih pikiran dengan meditasi dan praktek dharma. Tujuan terpenting meditasi adalah membuat pikiran menjadihening dan bening. Di dalam meditasi mendalam kita akan menyadaribahwa sesungguhnya kita tidak dikacaukan oleh orang lain atau faktor-faktor luar apapun, tapi kita dikacaukan oleh pikiran kita sendiri yangtidak terlatih. Di puncak pikiran yang hening dan bening, disana dengansendirinya secara alami kebenaran semesta dapat terlihat secara terang-benderang. Para orang-orang suci jaman kuno yang kesadarannya sudahmencapai tingkatan kesadaran tertinggi yaitu moksha, sangat memahamisuatu kenyataan, bahwa sesungguhnya bagaimana konsep Tuhan yangkita lihat dan pahami tidak lain merupakan pantulan bayangan cermindari kondisi pikiran dan kesadaran kita sendiri. Artinya, Tuhan akanterlihat berbeda bagi orang dengan tingkat kesadaran yang juga berbeda.=== Mereka yang punya sifat pemarah, akan cenderung melihat wujudTuhan sebagai sosok pemarah yang menghukum manusia.=== Mereka yang punya sifat mementingkan diri sendiri, akan cenderungmelihat wujud Tuhan sebagai sosok yang tidak boleh diduakan.=== Mereka yang punya sifat baik hati, akan cenderung melihat wujudTuhan sebagai sosok baik hati yang memberi manusia berkah.

=== Mereka yang punya sifat pemaaf, akan cenderung melihat wujudTuhan sebagai sosok pemaaf yang mengampuni manusia. Demikianlah seterusnya dan seterusnya. Itulah sebabsesungguhnya mengapa di dunia ini terdapat demikian banyak beragampandangan konseptual tentang Tuhan. Leluhur kita di Bali di jaman kuno dulu sudah mencapai tataranpemahaman yang sangat terang dan agung ini. Itu sebabnya Tuhan olehpara Guru suci Pulau Bali disebut Sanghyang Acintya, yang berarti “yangmahasuci yang tidak terpikirkan”. Secara sederhana artinya lebih sedikitmembicarakan tentang Tuhan lebih baik. Bukan karena atheis. Samasekali tidak. Tapi karena jika Tuhan dijelaskan dengan kata-kata ataulogika, secara konseptual, artinya belum memahaminya secaramendalam. Apapun konsep tentang Tuhan pasti tidak mewakili. Pada intinya adalah kita diarahkan agar tidak semata-mataberusaha memahami Tuhan melalui isi buku-buku suci, ataupun bentuk-bentuk konseptual lainnya. Karena hanya akan menghasilkanpemahaman yang sempit, dangkal, hanya kulit-kulit luarnya saja dantidak sesuai dengan kenyataan semesta. Jika kita ingin mengenal Tuhan secara sangat mendalam, tidakdisarankan sama sekali untuk memikirkan atau mengkonsepkan Tuhan.Tapi berusaha mengenal Tuhan sebagai “mengalami sendiri secaralangsung” [pratyaksa pramana]. Dalam hal ini, tehnik [metode] mengenalTuhan yang sangat disarankan adalah melatih kesadaran denganmeditasi dan praktek-praktek dharma seperti tekun melaksanakan belaskasih dan kebaikan, tidak mementingkan diri sendiri, pengendalian diri,dsb-nya. Ini disebut memahami Tuhan secara langsung melalui praktekdan tindakan, yang secara spiritual sangat mendalam. Di puncak pikiranyang hening dan bening, disana dengan sendirinya secara alamikebenaran semesta dapat terlihat secara terang-benderang.

Di jaman dahulu sekali saat manusia masih liar dan barbar,manusia ditakut-takuti dengan gambaran Tuhan yang pemarah danmenghukum. Maklum saja, karena hal itu bertujuan agar manusiamenjauh dari kejahatan. Di jaman sekarang ini, banyak manusia yangmenggambarkan Tuhan sebagai sosok yang baik hati dan pemurah.Maklum saja, karena di jaman ini kecenderungan manusia sangat takuthidup susah, ingin ini dan itu, minta ini dan itu. Tapi bagi para sadhakayang sudah mencapai kesadaran terang bercahaya, Tuhan bukanlahsosok yang jauh, melainkan sosok yang sangat dekat. Para orang-orang suci jaman kuno yang kesadarannya sudahmencapai tingkatan kesadaran tertinggi yaitu moksha, dapat memahamikenyataan kosmik sebagai berikut ini.=== Mereka yang kesadaran Atma-nya sudah mulai bercahaya danhatinya penuh belas kasih dan kebaikan, akan dapat melihat wujudTuhan di dalam semua mahluk. Inilah landasan dari mahavakya “TatTwam Asi” di dalam Upanishad.=== Mereka yang kesadarannya sudah mencapai keheningan sempurna[moksha], akan dapat mencapai rahasia tertinggi tentang Tuhan sebagairahasia kenyataan kosmik alam semesta. Saya selalu mengatakan ini kepada teman-teman yang menempuhjalan bhakti. Sesungguhnya yang terpenting bukanlah siapa obyek yangkita puja atau sembah [Tuhan, Ista Dewata, dsb-nya], juga yangterpenting bukan cara kita sembahyang, puja, mantra, atau doa. Yangbenar-benar penting adalah bagaimana kita tekun merubah pikiran danperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu kita sungguh-sungguh tekunmerubah diri agar memiliki pengendalian diri yang baik, sabar,memaafkan, penuh kerelaan diri, bersikap penuh belas kasih dankebaikan, tidak menghakimi, tidak mementingkan diri sendiri, dsb-nya,terhadap keluarga, terhadap teman-teman, lingkungan dan dunia. Tugas kita yang terpenting di jalan bhakti adalah membuat pikirandan perilaku kita suci dalam kehidupan sehari-hari. Karena di alam ini

berlaku suatu hukum mutlak, yaitu hanya kesucian yang dapatterhubung dengan kesucian. Inilah rahasia alam yang perlu dipahami oleh orang yangmenempuh jalan bhakti. Jika pikiran dan perilaku kita suci [jernih,hening, penuh belas kasih dan kebaikan], tidak peduli siapapun obyekyang kita puja atau sembah [Tuhan, Ista Dewata, dsb-nya], sertabagaimanapun cara kita sembahyang, puja, mantra, atau doa, makasecara alami di alam doa kita pasti akan terhubung dengan kesucian.Sebaliknya jika pikiran dan perilaku kita kotor dalam kehidupan sehari-hari, tidak peduli siapapun obyek yang kita puja atau sembah [Tuhan,Ista Dewata, dsb-nya], serta bagaimanapun cara kita sembahyang, puja,mantra, atau doa, maka secara alami di alam doa kita akan sangat sulitdapat terhubung dengan kesucian. Inilah rahasia alam yang sesungguhnya. Sembahyang, puja, mantradan doa dapat membawa kita mendekatkan diri kepada kemahasuciansemesta, tetapi kita kita hanya dapat mendekat sebatas sampai di depangerbang kemahasucian semesta. Hanya jika sembahyang, puja, mantradan doa juga disertai dengan pikiran dan perilaku kita suci [jernih,hening, penuh belas kasih dan kebaikan] dalam kehidupan sehari-hari,disana barulah kita bisa masuk ke dalam gerbang kemahasuciansemesta.

~4~ PARA ISTA DEWATA Seorang kenalan suatu kali melontarkan suatu pertanyaan, yangbagi saya cukup menggelitik. Yaitu benarkah Ida Btara - Btari itu berbedadengan para Dewa - Dewi, dimana Ida Btara - Btari itu secara tingkatanlebih rendah. Saya tersenyum saja karena itu merupakan sebuahpandangan yang kurang tepat, disebabkan karena tidak memilikiketajaman mata spiritual. Ada 3 [tiga] hal yang perlu dipahami untuk meluruskankesalahpahaman seperti ini. Yaitu sebagai berikut.[1]. Memahami tentang para Ista Dewata [Dewa dan Dewi ]. Beliau para Ista Dewata [para Dewa dan Dewi] pada jaman yanglampau sesungguhnya sama seperti kita, pernah lahir dan berada di alammarcapada ini. Tapi karena dalam kehidupannya mereka berhasilmembina diri untuk mencapai tingkat kesadaran dan kebijaksanaan yangsangat tinggi, serta belas kasih dan kebaikan yang sempurna, atau karenaakumulasi karma baik yang sangat berlimpah, maka setelahmeninggalkan alam marcapada ini Atma-nya tidak terlahir kembalisebagai manusia, tapi melesat naik menuju alam-alam suci dan menjadiIsta Dewata. Umumnya kita menyebut Beliau sebagai Dewa dan Dewi. Yangberasal dari akar kata “div” dalam bahasa sansekerta yang berarticahaya. Karena mahluk-mahluk alam suci selalu tampak bercahaya, ataubahkan pada tingkat dimensi yang lebih tinggi memakai tubuh cahaya.Ada yang bercahaya putih, ada yang bercahaya keperakan dan adabercahaya yang ke-emasan.

Ciri khas sifat para Ista Dewata pada umumnya adalah memilikitingkat kesadaran dan kebijaksanaan yang lebih tinggi dari kebanyakanmanusia, serta memiliki sifat belas kasih dan kebaikan yang mendalam. Mengapa kita dalam ajaran dharma melakukan pemujaan danpenghormatan kepada para Ista Dewata, karena sifat belas kasih dankebaikan-Nya yang mendalam, Beliau para Ista Dewata senantiasamelakukan pelayanan untuk menuntun, menjaga, memberi naunganperlindungan dan mengayomi para mahluk di alam semesta. Saya selalu mengatakan kepada orang-orang agar jangan pernahmerendahkan atau meremehkan peran para Ista Dewata dan mahluk-mahluk suci, sebab hal itu sangat merugikan diri sendiri secara karma.Dimana secara karma hal itu setidaknya akan melemahkan hubungankita dengan para Ista Dewata. Yang mungkin dapat mengakibatkan kitakehilangan tuntunan, penjagaan, naungan perlindungan danpengayoman secara niskala [tidak terlihat].[2]. Memahami tingkatan-tingkatan dimensi alam-alam suci. Untuk menjelaskan tentang para Ista Dewata secara lebihmendalam, saya merasa perlu untuk menyampaikan secara sangatringkas penjelasan mengenai lima kategori lapisan tingkatan dimensialam Swah Loka [alam-alam suci]. Dengan catatan dalam hal ini ada ajawera, bahwa penjelasan detail mengenai alam-alam suci ini ada yangdiijinkan dibuka dalam tulisan ini dan ada yang tidak.1. Swah Loka lapisan tingkatan dimensi pertama : SWARGA LOKA. Alam suci lapisan tingkatan dimensi terendah disebut dengandimensi Swarga Loka. Mereka yang [setelah meninggal] Atma-nya dapat melesat naikmenuju alam suci lapisan tingkatan dimensi Swarga Loka, disebabkankarena selama hidupnya akumulasi karma buruknya sangat sedikit dan

sebaliknya memiliki akumulasi karma baik yang sangat berlimpah[banyak melakukan kebaikan-kebaikan]. Alam suci lapisan tingkatan dimensi pertama Swarga Loka,memiliki banyak alam-alam suci dengan berbagai tingkatannya. Sepertimisalnya Ashura Loka, Pitra Loka [alam para leluhur], Gandharwa Loka,Yama Loka, Daiwa Loka, Indra Loka, dsb-nya. Dewa-Dewi yang berstanadi alam-alam ini kita sebut dengan berbagai istilah sesuai dengan alamtempat mereka masing-masing berstana, seperti Pitara, Widyadara,Widyadari, Gandharwa, Apsara, dsb-nya. Masing-masing alam suci berada di bawah perlindungan seorangDewa atau Dewi tingkat tinggi sebagai pengayom dan pelindung masing-masing alam tersebut. Seperti misalnya Dewa Yama [SanghyangYamadipati] di Yama Loka, Dewa Indra di Indra Loka, dsb-nya. Para Ista Dewata yang berada di lapisan tingkatan dimensi SwargaLoka, suatu saat akan terlahir kembali ke alam marcapada, disaatakumulasi karma baiknya sudah habis.2. Swah Loka lapisan tingkatan dimensi kedua : MAHAR LOKA. Alam suci lapisan tingkatan dimensi kedua disebut dengan dimensiMahar Loka. Mereka para sadhaka yang [setelah meninggal] Atma-nya dapatmelesat naik menuju alam suci lapisan tingkatan dimensi Mahar Loka,disebabkan karena selama hidupnya sudah dapat mencapai tataranKesadaran Atma tingkatan awal. Pencapaian ini dalam ajaran dharmadisebut sebagai Salokya-Mukti. Mukti berarti lepas atau bebas, salokyaberarti “tinggal di alam surga yang sama”. Disebut salokya atau “tinggaldi alam surga yang sama” karena sang Atma berstana pada sebuah alampada dimensi alam Mahar Loka, di bawah perlindungan seorang Dewaatau Dewi mahasuci tingkat tinggi pengayom alam tersebut.

Alam suci lapisan tingkatan dimensi kedua Mahar Loka, memilikibanyak alam-alam suci dengan berbagai tingkatannya. Artinya adabanyak alam-alam suci di dimensi ini. Masing-masing alam suci berada dibawah perlindungan seorang Dewa atau Dewi tingkat tinggi sebagaipengayom dan pelindung masing-masing alam tersebut. Misalnya[contoh] alam suci Brahma Loka, dimana pengayom dan pelindung-nyaadalah Dewa Brahma.3. Swah Loka lapisan tingkatan dimensi ketiga : JANA LOKA. Alam suci lapisan tingkatan dimensi ketiga disebut dengan dimensiJana Loka. Mereka para sadhaka yang [setelah meninggal] Atma-nya dapatmelesat naik menuju alam suci lapisan tingkatan dimensi Jana Loka,disebabkan karena selama hidupnya sudah dapat mencapai tataranKesadaran Atma tingkatan maju. Pencapaian ini dalam ajaran dharmadisebut sebagai Sarupya-Mukti. Mukti berarti lepas atau bebas, sarupyaberarti “memiliki bentuk atau wujud yang sama”. Disebut “memilikibentuk atau wujud yang sama” karena di alam ini para Ista Dewatamemakai tubuh cahaya. Kata dewa sendiri berasal dari akar kata “div”dalam bahasa sansekerta yang berarti cahaya. Jana Loka adalah alam cahaya tanpa batas. Alam suci lapisantingkatan dimensi ketiga ini dipenuhi oleh cahaya suci tanpa batas yangmaha-damai maha-sejuk tiada tara yang saling menyinari, memenuhisembilan penjuru. Sebagaimana lapisan tingkatan dimensi alam suci lainnya, JanaLoka juga terdiri dari berbagai alam-alam suci. Artinya ada banyak alam-alam suci di dimensi ini. Misalnya Siddha Loka, Sukhawati Loka, dsb-nya.4. Swah Loka lapisan tingkatan dimensi ke-empat : TAPA LOKA. Alam suci lapisan tingkatan dimensi ke-empat disebut dengandimensi Tapa Loka.

Mereka para sadhaka yang [setelah meninggal] Atma-nya dapatmelesat naik menuju alam suci lapisan tingkatan dimensi Tapa Loka,disebabkan karena selama hidupnya sudah dapat mencapai tataranKesadaran Atma yang sangat terang. Pencapaian ini dalam ajarandharma disebut sebagai Samipya-Mukti. Mukti berarti lepas atau bebas,samipya berarti “menuju penyelesaian akhir”. Disebut “menujupenyelesaian akhir” karena merupakan tahap kesadaran menuju kepadapenyatuan kosmik atau moksha. Tapa Loka adalah alam samadhi para Ista Dewata, dimana para IstaDewata yang berstana di dimensi alam ini kesadarannya konstan laksanasamadhi terus-menerus [tapa] dan luas menjangkau berbagai ruang danpenjuru alam semesta. Antara kesadaran samadhi Ista Dewata, semuamahluk dan alam semesta semuanya saling terhubung. Alam suci lapisan tingkatan dimensi ke-empat Tapa Loka ini terdiridari berbagai alam-alam suci. Artinya ada banyak alam-alam suci didimensi ini. Misalnya [contoh] alam suci Subhakristna Loka [WishnuLoka], dimana pengayom dan pelindung-nya adalah Dewa Wishnu.Dalam manifestasi wujud fisik-Nya beliau menampilkan diri sebagaidewa yang memegang chakra dan menunggangi burung garuda. Pada alam suci tingkatan tertinggi pada dimensi alam ini, para IstaDewata tiada berwujud melainkan sebagai kesadaran kosmik, sebagaikesadaran luas melingkupi berbagai penjuru ruang semesta. Tapi karenakesiddhian para Ista Dewata juga dapat menampilkan diri-Nya dalammanifestasi wujud fisik berupa Dewa atau Dewi mahasuci berbadanlaksana manusia.5. Swah Loka lapisan tingkatan dimensi kelima : SATYA LOKA. Alam suci lapisan tingkatan dimensi kelima disebut dengandimensi Satya Loka.

Mereka para sadhaka yang [setelah meninggal] Atma-nya dapatmelesat naik menuju alam suci lapisan tingkatan dimensi Satya Loka,disebabkan karena selama hidupnya sudah dapat mencapai tataranKesadaran Atma yang hampir mencapai kesempurnaan. Pencapaian ini dalam ajaran dharma disebut sebagai Sayujya-Mukti. Mukti berarti lepas atau bebas, sayujya berarti “mendekatipenyatuan”. Disebut “mendekati penyatuan” karena merupakan tahapakhir menuju kepada penyatuan kosmik atau moksha, yang sudah sangatmendekati kesempurnaan. Satya Loka merupakan alam suci lapisan tingkatan dimensitertinggi dari semua alam suci, sebelum kemanunggalan kosmik Mokshayang tidak terpikirkan. Para Ista Dewata yang berstana di alam ini adalahpara Mahadewa yang juga disebut sebagai Mahat atau maha-kesadarankosmik. Tidak memiliki wujud, tapi sebagai chittakash atau maha-kesadaran kosmik yang menyatu konstan laksana samadhi terus-menerus dan luas tidak terbatas sebagai seluruh penjuru ruang alamsemesta dan para mahluk itu sendiri. Alam suci lapisan tingkatan dimensi kelima Satya Loka ini terdiridari berbagai alam-alam suci. Yang tertinggi adalah alam suci Maha-Isvara Dharma Loka [Shiwa Loka]. Pengayom dan pelindung-nya adalahDewa Shiwa.[3]. Memahami makna Ida Btara dan Ida Btari yang sebenarnya. Di alam semesta ini terdapat berjuta-juta banyaknya jumlah paraIsta Dewata. Ada banyak sekali para Ista Dewata, yang disebabkan karenakedalaman belas kasih-Nya yang tidak terbatas, menunda untuk dapatmencapai Moksha. Dengan tujuan untuk melindungi dan menyelamatkansemua mahluk di alam semesta. Untuk menuntun, menjaga, memberinaungan perlindungan dan mengayomi para mahluk di alam semesta. Ini

merupakan salah satu sebab, mengapa kita dalam ajaran dharmamelakukan pemujaan dan penghormatan kepada para Ista Dewata. Sebagian besar manusia pada umumnya memiliki Ista Dewatapengayom dan pelindung utamanya. Tapi bagi masing-masing orang, IstaDewata pengayom dan pelindung utama-nya adalah berbeda-beda. Halini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelanjutan sadhanakehidupan sebelumnya, akumulasi karma, dsb-nya. Dalam tradisi Hindu di Bali, Ista Dewata pengayom dan pelindungutama biasa disebut Ida Btara atau Ida Btari. Sebutan ini berasal darikata “btar” dalam bahasa sansekerta, yang berarti penjaga ataupelindung. Jadi makna Ida Btara - Btari Ida Btara adalah sebuah istilah atausebutan, untuk merujuk Ista Dewata pengayom dan pelindung utamakita masing-masing. Yang disebut Ida Btara atau Ida Btari adalah paraDewa atau Dewi yang dekat dengan kita secara karma, secara pribadi,sebagai Ista Dewata pengayom dan pelindung utama kita. Misalnya [contoh] kita menyebut Sanghyang Btara Shiwa, ituberarti Dewa Shiwa sebagai Ista Dewata pengayom dan pelindung utamakita [btar, btara = penjaga atau pelindung]. Jadi tidaklah benar pandangan bahwa Ida Btara - Btari itu berbedadengan para Dewa - Dewi, dimana Ida Btara - Btari itu secara tingkatanlebih rendah. Melainkan hal itu hanya terkait tentang sebuah istilah atausebutan di Pulau Bali, untuk merujuk Ista Dewata pengayom danpelindung utama kita masing-masing.

~5~ ORANG SUCI DI PASAR Dalam perjalanan pulang selesai melukat di Pura Telaga Waja diDesa Kendran, saya dan istri mendapatkan berkah simbolik ajaran sucidharma yang mendalam. Kami mampir singgah di sebuah pasar, dimanakakak ipar berjualan disana. Kami berdua ngobrol ini itu dengan kakakipar dan sahabatnya seorang pedagang lain. Sampai pada akhirnyamereka bercerita tentang salah seorang pedagang disana yang hidupnyapenuh kesengsaraan dan ketidak-adilan. Awalnya dia berpacaran dengan seorang laki-laki bujangan, sampaikemudian hamil. Dari sinilah ketidakadilan dan kesengsaraan hidupnyadimulai. Setelah hamil dia baru tahu bahwa dia tertipu, karena ternyatalaki-laki tersebut sudah punya istri dan anak. Karena keluarganya maludan tidak mau menerimanya lagi, dia tidak punya pilihan lain kecualimenikah dengan laki-laki tersebut dan menjadi istri kedua. Kesengsaraan berikutnya datang tidak lama setelah anaknya lahir.Laki-laki tersebut kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran. Istripertama-nya pun tidak bekerja. Mau tidak mau dia yang harus bekerjadan mencari uang dengan berjualan di pasar. Karena dia yang sekarangmenanggung semua beban kebutuhan hidup keluarga, semua jenispekerjaan yang menghasilkan uang dia ambil dengan bekerja keras.Hanya dia sendirian saja yang harus menanggung beban kebutuhanhidup seluruh keluarga, selain dia juga harus melayani berbagai tugas-tugas rumah tangga bagi suaminya. Ketika anaknya berumur sekitar 5 [lima] tahun, dia sudah menjadipedagang dan berbagai pekerjaan lainnya yang cukup sukses. Dansemua hasilnya digunakan untuk kebutuhan hidup keluarga [suami, istripertama, anak kandungnya dan anak-anak tirinya] dan hanya sedikit

untuk dirinya sendiri. Ini dijalaninya dengan penuh kerelaan dan tanpakeluhan. Hantaman berikutnya kemudian datang dalam hidupnya, yaitusuaminya menikah lagi dengan wanita muda. Ketidakadilan dankesengsaraan yang lebih berat dimulai dari sini. Setelah menikah lagipunya istri ketiga, suaminya menindasnya semakin menjadi-jadi. Semuaminta dilayani, semua kebutuhan harus ada, kalau tidak suaminya marahdan marah. Tidak hanya itu saja, karena jumlah kamar di rumahnyaterbatas, diapun harus sering-sering sekamar dan melihat suaminya[maaf] berhubungan badan dengan istri barunya di depan mata. Ditambah lagi jumlah anggota keluarga yang bertambah dan bebankebutuhan hidup yang meningkat membuatnya harus bekerja lebihkeras lagi. Sehingga dia bekerja, bekerja dan bekerja lebih keras lagi.Hasil kerja kerasnya ternyata berbuah, sampai dalam satu hari saja diabisa bersih mendapat uang sekitar Rp. 300 ribu dari berbagai sumberpenghasilannya. Dan semua hasilnya tersebut digunakan untukkebutuhan hidup keluarga [suami, istri pertama, istri ketiga, anakkandungnya dan anak-anak tirinya]. Sesungguhnya mudah mengakhiri semua kesengsaraan danketidakdilan ini. Cukup dia minta cerai saja, apalagi penghasilannyasudah sangat mapan. Pedagang-pedagang lain di pasar tersebut banyakyang gemas dan geregetan melihat kelakuan suaminya, atau sangatkasihan melihat ketidakadilan yang dialaminya dan mendorongnyauntuk bercerai. Apalagi dia tidak terlalu tua, secara fisik masih menarikdan masih bisa mencari laki-laki lain yang lebih baik. Tapi dengan polosdia berkata bahwa dia lebih kasihan nanti memikirkan bagaimana nasibanak kandung dan anak-anak tirinya kalau dia bercerai, dibandingkanmemikirkan dirinya sendiri. Ada juga petugas pasar yang geregetan dan menyarankannya“menyewa” laki-laki lain untuk membalas kelakuan suaminya. Tapidengan tulus dia berkata bahwa dia tidak ingin membalas agar tidakmembuat karma buruk dan hanya berharap bahwa kelak anak kandung

dan anak-anak tirinya tidak mengalami nasib yang sama dengan dirinya.Karena dia sangat menyayangi baik anak kandung maupun anak-anaktirinya. Hati saya sangat bergetar mendengar kisah ini. Tambah bergetarlagi ketika bertemu dengan pedagang tersebut. Pancaran dari wajahnyaadalah pancaran wajah orang yang tingkat kepasrahan dan kerelaannyasempurna, serta penuh bhakti dan belas asih. Saya terharu dan diam-diam melakukan namaskara memberi hormat dalam hati, karena sayasedang bertemu dengan orang suci. Para sadhaka yang sudah mencapai kesadaran tingkat tinggi pastitahu, bahwa ketika kesadaran masih sesempit diri ini [ahamkara, ego,ke-aku-an], kita mudah marah, benci, tersinggung, sombong, resah, tidakpuas, serakah, dsb-nya. Semakin besar egonya maka ketidakadilan akansemakin terasa menyakitkan. Membuat kita tenggelam dalamkesengsaraan. Inilah tugas agung seorang sadhaka, yaitu meruntuhkanahamkara [ego, ke-aku-an] dan sad ripu [enam kegelapan bathin]. Pedagang di pasar itu tidak mengenakan baju orang suci. Tidakmengenakan baju putih-putih, baju pendeta, atau baju seorang sadhaka.Juga tidak pernah belajar dharma secara mendalam. Tapi jauh dikedalaman dirinya, dia sesungguhnya adalah sadhaka tingkat tinggi.Bekal perjalanannya hanya dua, yaitu “ke dalam” adalah tingkatkepasrahan dan kerelaan diri yang sempurna, serta “keluar” munculadalah hati yang penuh belas kasih dan kebajikan. Sebagai hasilnyaadalah kesadaran kosmik yang seluas ruang. Sangat mudah bersikap sabar, tenang, serta penuh belas kasih dankebaikan saat kita dihormati, disayangi, dipercaya dan dihargai olehorang lain. Tapi mereka yang bisa tetap sabar, tenang, serta penuh belaskasih dan kebaikan saat disakiti, ditindas dan dibuat sengsara oleh oranglain, itulah orang yang kesadarannya sangat terang dan seluas ruang.

~6~ENERGI KEDAMAIAN DAN BELAS KASIH MENDALAM DI PULAU BALI Beberapa kali kenalan saya praktisi-praktisi spiritual dari luarPulau Bali dengan sangat heran menanyakan, mengapa di Pulau Balimahluk-mahluk alam bawah dan hantu gentayangan pada umumnyacenderung bersikap sopan dan tidak mengganggu. Sedangkan di luarPulau Bali, mahluk-mahluk alam bawah dan hantu gentayangancenderung kasar, agresif, bengis dan sangat mengganggu. Saya jawab bahwa di alam ini terdapat sebuah rumus. Jika kitamemperlakukan orang lain atau mahluk lain dengan halus dan penuhbelas kasih, mereka belum tentu memperlakukan kita juga sama denganhalus dan penuh belas kasih. Jika kita memperlakukan orang lain ataumahluk lain dengan kasar dan jahat, mereka pasti akan memperlakukankita dengan jauh lebih kasar dan lebih jahat lagi. Tapi jika kita terus-menerus memperlakukan orang lain ataumahluk lain dengan halus dan penuh belas kasih, lama-kelamaan merekaakan cenderung berubah sikap dan perilakunya menjadi semakin halusdan semakin bercahaya. Pulau Bali merupakan sedikit tempat di dunia dimana selamaribuan tahun secara berkelanjutan tanahnya terus-menerus ditanamidengan upacara belas kasih dan kebaikan mendalam oleh penghuninya.Ini tidak saja membuat Pulau Bali menjadi tanah yang sangat sakral, tapijuga menjadi tanah yang sangat subur bagi praktek spiritual. Hal ini juga yang menjadi sebab, mengapa getaran energi di PulauBali sangat berbeda dengan di tempat-tempat lain. Bagi orang-orangspiritual yang peka dengan getaran energi, begitu memasuki Pulau Bali

pasti akan merasakan adanya getaran energi yang benar-benar berbedadengan tempat-tempat lain. Di Pulau Bali terasa sekali ada kehadiranenergi yang sejuk, indah dan mendamaikan, yang menyelimuti alamPulau Bali. Sedangkan bagi orang-orang awam-pun juga sama, ketikamemasuki Pulau Bali, setidaknya akan dapat merasakan sebentuk rasaketenangan dan kedamaian yang nyaman. Padahal jika membandingkan dengan pemandangan alam ditempat-tempat lain, masih banyak ada tempat-tempat lain yangpemandangan alamnya juga indah. Tapi pancaran getaran energikedamaian seperti di Bali tidak dirasakan. Ini tidak lain disebabkankarena, dimana manusia sering melaksanakan upacara belas kasih dankebaikan yang mendalam, disana tempat itu akan bertabur dengangetaran energi kedamaian dan keindahan. Di Pulau Bali mahluk-mahluk alam bawah dan hantu gentayangantidak diperlakukan sebagai musuh, tapi malah diperlakukan dengansangat baik. Terdapat 3 [tiga] hal yang sangat khas di Bali, yaitu sebagaiberikut.1] Pelaksanaan upacara keagamaan tidak saja ditujukan “keatas” untukalam-alam suci, tapi juga ditujukan \"ke bawah\" dengan memberi makandan ruang pada alam-alam bawah.2] Dedinan [putaran waktu] di Bali dibagi ke dalam dedinan ke atas[menghormat dan menyembah ke alam atas] dan dedinan ke bawah[menghidupi alam bawah], seperti mengucapkan terimakasih kepepohonan, binatang, barang, dsb-nya, serta memberikan makanan kealam-alam bawah.3] Di setiap rumah orang Bali ada palinggih penunggun karang, yaitu“rumah niskala” yang aman, nyaman dan bercahaya bagi mahluk alambawah atau hantu gentayangan yang sudah tinggal di sana terlebihdahulu.

4] Di setiap titik-titik yang angker, orang Bali membuatkan palinggihsebagai “rumah niskala” yang aman, nyaman dan bercahaya bagi mahlukalam bawah yang tinggal disana. Ini tidak lain merupakan bentuk belas kasih dan kebaikan yangmendalam. Upacara orang Bali adalah upacara belas kasih dan kebaikanyang sempurna. Serangkaian pancaran belas kasih dan kebaikanmendalam agar seluruh mahluk di alam semesta bahagia bebas derita. Di dunia agama dan spiritual terdapat banyak sekali perdebatanyang mempertentangkan Tuhan dengan setan. Tuhan dihormati, setandimusuhi. Tapi dalam cahaya ajaran dharma di Pulau Bali, Tuhan dansetan tidak dipertentangkan, tapi dipahami secara sangat mendalamsebagai bagian dari satu hal yang sama. Tentu saja jika kita salah menjelaskan, maka orang lain dapatmenyangka orang Bali memuja setan. Apa yang sesungguhnya dilakukanorang Bali adalah dengan penuh belas kasih menyayangi semua mahluk,tidak menyakiti dan banyak memberi. Melalui belas kasih dan kebaikanyang sempurna, semuanya terhubung dalam sebuah kesatuan kosmikyang manunggal. Yang dapat memahami hal ini secara mendalam,banyak yang meneteskan air mata. Bukan karena sedih, tapi karenakesadaran di dalam diri kita melihat jalan yang sangat bercahaya untukkembali menuju kesadaran Atma di dalam diri. Yaitu keheningansempurna yang berlimpah belas kasih dan kebaikan. Tidak diragukan lagi bahwa para leluhur perancang Upacara di Baliyang demikian mengagumkan, sudah pasti leluhur yang sudah mencapaikesempurnaan penyatuan kosmik [moksha]. Kesempurnaan penyatuan kosmik baru dapat tercapai ketikaseorang sadhaka dapat meletakkan Rwa Bhinneda [dualitas] secara samasejajar. Yaitu memeluk semua dualitas [termasuk dualitas Tuhan-Setan]dengan kualitas belas kasih dan senyuman yang sama. Tanpa kejahatanmaka kebaikan tidak memiliki makna, tanpa kegelapan maka cahaya

kehilangan makna. Keduanya merupakan satu bagian manunggal daritubuh semesta yang sama. Hanya para sadhaka yang sudah mencapai kesempurnaanpenyatuan kosmik yang dapat memberikan pancaran belas kasih dankebaikan kepada siapa saja, termasuk kepada mahluk-mahluk alambawah dan hantu gentayangan yang di tempat lain disebut setan. Jikakejahatan bermusuhan dengan kebaikan, belas kasih dan kebaikanmendalam tidak bermusuhan dengan apapun dan siapapun. Jika kita dapat memberi makanan pada mahluk alam bawah, lebihterang dan bercahaya persembahan kita pada Ista Dewata dan Tuhan.Jika kita dapat memberi ruang pada makhluk dari alam gelap, lebihterang dan bercahaya penghormatan kita pada Ista Dewata dan Tuhan.Karena dengan keheningan, serta belas kasih dan kebaikan yangsempurna di dalam diri, akan sangat mudah terjadi keterhubungandengan kemahasucian semesta. Pulau Bali adalah pulau yang diselimuti oleh energi kedamaian,serta energi belas kasih dan kebaikan yang mendalam. Jika kita ingindisembuhkan, dimurnikan dan disempurnakan oleh kekuatan suci PulauBali, jangan lupa untuk melaksanakan belas kasih dan kebaikan yangmendalam kepada semua manusia dan semua mahluk.

~7~ DIMENSI KOSMIK TEMPAT SUCI TANTRA Saya sering diberikan pertanyaan oleh teman-teman non-Hindu,yaitu mengapa di pura banyak terdapat simbol-simbol menyeramkan. Tempat suci di Bali adalah tempat suci dalam tradisi Tantra. Ajarantingkat tinggi yang sangat sakral. Pada tempat suci biasa yang umum, disana yang ada hanyalahsimbol dan unsur kekuatan dari alam suci. Sedangkan simbol dan unsurkekuatan dari alam gelap dibuang jauh-jauh, dilawan dan bahkan dicaci-maki serta dimusuhi. Tapi pada tempat suci Tantra, tempat suci yangsesungguhnya adalah tempat suci dimana semuanya ada disana. Baiksimbol dan unsur kekuatan dari alam suci, maupun simbol dan unsurkekuatan dari alam gelap. Keduanya dihormati dan diletakkan samasejajar. Bagi orang yang tidak paham tattwa-nya, kita orang Bali bisadisangka memuja setan. Tapi bagi para sadhaka yang kesadarannyasudah mencapai tingkatan kesadaran tertinggi yaitu moksha, pasti dapatmelihat rahasianya, untuk kemudian terkagum-kagum. Tempat suci yang sesungguhnya adalah tempat suci dimanasemuanya ada disana. Ini tidak lain dari penerapan kekuatan keheningansempurna, serta kekuatan belas kasih dan kebaikan yang sempurna.Karena dalam keheningan sempurna, serta belas kasih dan kebaikanyang sempurna, disana dapat disadari secara sangat mendalam bahwabaik kekuatan alam suci maupun kekuatan alam gelap, keduanyamerupakan satu bagian manunggal dari tubuh semesta yang sama. Ibaratbulan yang memiliki sisi terang dan sisi gelap, keduanya merupakanbagian manunggal dari bulan yang sama. Tidak ada yang perlu dibuang,dilawan dan dimusuhi.

Keheningan dan belas kasih sempurna adalah kemahasuciantertinggi. Laksana ruang tidak terbatas yang menyediakan tempat padaapa saja dan siapa saja. Laksana langit yang memayungi semuanya tanpapernah membeda-bedakan. Laksana matahari yang menyinari semuatanpa pernah memilih-milih. Om Bhur Bwah Swah, demikian mantra suci yang sering kitaucapkan. Ketiga kelompok dimensi alam semesta, beserta seluruhmahluk di dalamnya adalah OM [Tuhan]. Bhur Bwah Swah adalahkemanunggalan kosmik yang menyatu sempurna sebagai kemahasuciantertinggi. Artinya kemahasucian tertinggi ada diatas dualitas atas-bawah,suci-gelap, baik-buruk. Sehingga tidak ada yang perlu dibenci, diperangi,dicaci-maki dan dimusuhi. Karena alam atas maupun alam bawah,kekuatan alam suci maupun kekuatan alam gelap, kebaikan maupunkeburukan, adalah satu bagian manunggal dari tubuh semesta yangsama. Semuanya adalah bagian dari alam semesta yang sama. Semuanyaadalah bagian dari Tuhan yang sama. Semuanya adalah bagian daritarian kosmik Shiwa [Shiwa Nataraja] yang sama. Sehingga di tempat suci Tantra, dalam kemahasucian tertinggi,semuanya diberikan tempat dan ruang. Tidak ada kegelapan yangdibenci dan diajak perang. Tidak ada keburukan yang dicaci-maki dandiajak bermusuhan. Kesucian maupun kegelapan, kebaikan maupunkeburukan, keduanya diletakkan sama sejajar, serta dihormati dandisayangi secara sama. Ketika semua kebencian, peperangan, caci-makidan permusuhan dihentikan, kesadaran manusia langsung bersentuhandengan paramashanti [kedamaian maha-sempurna]. Di tempat suci Tantra, secara ritual dan sadhana kita menghormatke alam-alam suci dan memberi makan ke alam-alam bawah. Inimerupakan pancaran belas kasih dan kebaikan mendalam agar seluruhmahluk di alam semesta bahagia bebas derita. Dalam siklus samsara, mahluk-mahluk alam bawah adalah merekayang dulu semasih hidup di alam marcapada [alam dimana kita beradaini] banyak membuat karma buruk dan dimensi kesadarannya rendah.

Sehingga setelah meninggal mereka harus terjatuh ke alam-alam bawah.Pahami mereka bukan sebagai mahluk-mahluk jahat, tapi sebagaimahluk-mahluk menderita yang sangat memerlukan belas asih dankebaikan kita. Saya pernah mengantar suatu rombongan Hindu Jawa melakukantirtayatra ke sebuah pura kuno di Penebel - Tabanan. Mereka menyebutkeberadaan mahluk-mahluk alam bawah sebagai “leluhur” dan merekamemberikan beberapa jenis sesajian. Saya sangat terkesan karenasebutan leluhur itu secara pengetahuan spiritual sangat mendalam.Dalam berjuta-juta kali kelahiran dalam siklus samsara, yang kita sebutsebagai mahluk-mahluk alam bawah itu, di suatu masa kehidupan pastipernah menjadi orang tua kita yang sangat menyayangi kita. Tapikebetulan karena pernah dalam suatu masa kelahiran mereka banyakmembuat karma buruk dan dimensi kesadarannya jatuh, sehingga,mereka mengalami kejatuhan dalam siklus samsara. Dalam siklus samsara, keberadaan mereka seperti siklusberputarnya bunga yang dapat berevolusi menjadi sampah dan sampahyang dapat berevolusi menjadi bunga. Alam bawah adalah sisi sampahdari alam suci. Alam suci adalah sisi bunga dari alam bawah. Suatu waktukita bisa diatas kemudian jatuh ke bawah, suatu waktu kita bisa dibawahkemudian naik ke atas, demikian seterusnya. Sehingga pandanglahmereka bukan sebagai mahluk-mahluk jahat, melainkan sama sepertikita, yaitu mahluk yang dalam siklus samsara sedang berjuang jatuh-bangun, jatuh lagi, bangun lagi, untuk dapat mencapai kesadaran Atma. Hendaknya kita jangan pernah meminta apapun kepada mahluk-mahluk alam bawah. Karena secara analogi hal itu ibarat kita dalamposisi sebagai orang kaya-raya [terlahir sebagai manusia] meminta-minta uang kepada pengemis [menjadi mahluk bawah]. Serta karenameminta sesuatu kepada mahluk alam bawah terkadang memilikiresikonya tersendiri. Tindakan yang baik dan luhur adalah kita yangmemberi kepada mereka.

Kita juga jangan pernah mengganggu apalagi memusuhi mahluk-mahluk alam bawah. Ingat bahwa mereka sesungguhnya mahluk-mahluksengsara yang memerlukan belas kasih dan kebaikan kita.Memperlakukan mereka dengan kejam atau jahat, dapat berujungkepada karma yang sangat buruk. Misalnya mengurung mereka dalambotol, itu akan dapat membuat mereka dendam kesumat mendalamkepada kita selama ribuan tahun. Bahkan ketika kita sudah meninggal,atau bahkan ketika kita terlahir, terlahir dan terlahir kembali, merekaakan terus mencari dan mengejar kita karena dendam. Keberadaan mahluk alam-alam bawah sebenarnya bukanlahsebuah ancaman. Dimensi alam mereka berbeda dengan kita. Merekamenjadi berbahaya karena kita manusia mengganggu atau menyakitimereka. Atau karena kita manusia takut, menghakimi atau tidakmenyukai mereka. Ketakutan, penghakiman atau rasa tidak suka inimembuat adrenalin di dalam diri manusia naik, dimana adrenalin yangnaik ini menghasilkan sebentuk energi yang dirasakan oleh mahlukalam-alam bawah sebagai kekuatan yang hendak menyerang mereka.Itulah sesungguhnya yang menyebabkan mereka menjadi agresif danberbahaya. Kepada mahluk-mahluk alam bawah, kita bersikaplah penuh belaskasih dan kebaikan, serta dengan perasaan yang tenang. Berikan merekasegehan atau rarapan [sesajian] dan doakan mereka agar damai danbahagia. Kalau kita tidak membawa segehan atau rarapan, cukup denganmendoakan mereka agar mereka damai dan bahagia. Sekaligus terusmendoakan mereka agar mereka bisa keluar dari alam-alam bawah yanggelap dan sengsara. Ini merupakan bentuk belas kasih dan kebaikanyang sempurna kepada semua mahluk, sekaligus menebarkan energikeharmonisan dan kedamaian ke semua arah. Sebagai hasilnya sudahtentu mereka tidak akan mengganggu kita. Memasuki tempat suci di Bali, terdapat 2 [dua] hal penting yangjangan dilanggar. Ini sering saya sampaikan kepada semua orang.

=== 1]. Tempat suci di Bali adalah tempat suci Tantra yang sangat sakral.Jangan main-main di tempat suci Tantra, karena secara spiritual kitasangat terhubung dengan alam niskala. Batas antara alam sekala [yangterlihat] dan niskala [yang tidak terlihat] sangat tipis. Di tempat suciTantra kita bisa dengan sangat mudah terhubung kemanapun, baikterhubung ke alam suci maupun terhubung ke alam bawah.Jangan memasuki tempat suci Tantra dalam keadaan emosi kita sedangsangat gelap [marah, benci, iri hati, dengki, dendam, sangat kesal, atautidak puas]. Serta jangan mengajukan permohonan doa yang gelap,seperti minta agar sakit hati kita dibalaskan, atau minta agar orang lainsengsara, celaka, bangkrut, dsb-nya. Karena hal itu akan membuat kita dialam doa dengan sangat mudah terhubung ke alam bawah.Masukilah tempat suci Tantra dalam keadaan kejernihan emosi yangterang [tenang, damai, bahagia, ceria, riang-gembira, atau penuh kasihsayang]. Serta ajukanlah permohonan yang terang, seperti minta agarorang lain bahagia, sehat, murah rejeki, dsb-nya. Karena hal itu akanmembuat kita di alam doa dengan sangat mudah terhubung ke alamkemahasucian.=== 2]. Tempat suci di Bali adalah tempat suci Tantra yang sangat sakral.Sekali lagi jangan main-main di tempat suci Tantra. Kita wajib bersikaptunduk rendah hati dan penuh rasa hormat terhadap semua dresta[aturan niskala sakral] yang berlaku di suatu tempat suci. Jangan pernahmelanggarnya, tapi ikuti dan jalankan dresta yang ada dengan hati polosdan penuh rasa bhakti. Karena melanggar dresta suatu tempat suciTantra, cepat atau lambat akan ada dampaknya yang berbahaya. Pulau Bali adalah Pulau Tantra. Dimana-mana diterapkan pancaranbelas kasih dan kebaikan mendalam agar seluruh mahluk di alamsemesta bahagia bebas derita. Seperti salah satu kreasi local geniusorang Bali di jaman kuno dulu yang sangat mengagumkan, yaitupalinggih penunggun karang.

Ketika kita pertama kali membangun rumah di tanah kosong, tanahtegalan, tanah sawah, dsb-nya, biasanya secara niskala di tempattersebut terlebih dahulu sudah ada mahluk-mahluk alam bawah atauhantu gentayangan yang tinggal disana. Dalam ajaran Hindu Bali kitatidak mengusir, memusuhi atau menangkap mahluk-mahluk alam bawahatau hantu gentayangan tersebut. Tapi justru membuatkan mereka“rumah niskala” yang aman, nyaman dan bercahaya, yaitu berupapalinggih penunggun karang. Tidak hanya itu saja, pada hari rahina sucikita juga memberikan mereka rarapan dan segehan. Tentu ini bukan berarti orang Bali menyembah setan. Sama sekalitidak. Ini merupakan penerapan keheningan sempurna, serta belas kasihdan kebaikan yang sempurna. Tidak saja simbol dan unsur kekuatan darialam suci yang dipuja dan dihormati, tapi simbol dan unsur kekuatandari alam gelap juga diperlakukan dengan penuh kasih sayang.

~8~ VEGETARIAN Satu pertanyaan yang sering diajukan oleh teman-teman kepadasaya belakangan ini adalah tentang vegetarian. Karena entah siapa yangmemulainya, dalam beberapa tahun belakangan sering terjadiperdebatan tentang memakan daging. Ada sebagian orang yangmengatakan [dengan penuh penghakiman] bahwa kita bukan penganutHindu Dharma yang baik jika kita masih memakan daging. Hal inimembuat saya menghela nafas dan geleng-geleng kepala. Jika kita membahas tentang vegetarian, hendaknya kita memahamiporos inti utamanya. Landasan inti vegetarian adalah ahimsa, yaitu tidakmenyakiti dan tidak melakukan kekerasan kepada mahluk lain. Akan tetapi terdapat suatu kenyataan, bahwa dalam kelahiransamsara ini, kita tidak mungkin dapat sepenuhnya 100% [seratuspersen] tidak menyakiti mahluk lain. Ketika kita bernafas ribuanmikroba mati terbunuh. Ketika kita memasak air juga ribuan mikrobaterbunuh. Sekalipun kita seorang vegetarian, tapi hal itu jugamenyebabkan banyak sekali mahluk hidup mati terbunuh. Petani harusmembasmi banyak hama, serangga dan tikus agar tanaman merekaberhasil dan bisa dipanen. Tumbuh-tumbuhan juga adalah mahlukhidup. Hanya karena mereka tidak menjerit dan menangis sebagaimanabinatang, bukan berarti tumbuh-tumbuhan bukan mahluk hidup yangtidak merasakan sakit. Demikianlah kenyataan kelahiran dalam samsara ini, yaitu kitatidak mungkin dapat sepenuhnya tidak menyakiti mahluk lain. Sehinggamakna dari sadhana ahimsa adalah kita belajar mendidik diri agar kitatidak berhati kejam [anresamsya] dan berusaha sebisa mungkin agarkita tidak terlalu banyak melakukan kekerasan kepada mahluk lain.Sekurang-kurangnya kita tidak melakukan kekerasan kepada mahluk


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook