Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Buku Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi 2022

Buku Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi 2022

Published by Andyka Sumariyanto, 2022-11-18 09:11:42

Description: Buku Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi 2022

Search

Read the Text Version

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB II – FORMAT PENULISAN SKRIPSI HASIL PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan pustaka memuat: Deskripsi teoritis tentang obyek (variabel) yang diteliti. 2. Mengikuti prinsip: a. Prinsip relevansi. (Jangan menyajikan yang tidak relevan dengan masalah yang akan diteliti) b. Prinsip kemutakhiran. (Sumber yang up to date). 3. Sumber pustaka (Lihat hal. 11) 4. Pemilihan bahan pustaka (Lihat hal. 11) BAB III KERANGKA PENELITIAN (DESKRIPSI ALUR PENELITIAN) Kerangka Penelitian Kerangka penelitian pada penelitian deskriptif disebut juga Deskripsi Alur Penelitian yang tersusun berdasarkan teori/konsep (dari hasil kajian pustaka) yang tersusun secara sistematis yang mendasari dirumuskannya permasalahan penelitian. Bentuknya adalah skema sistematis dari kajian pustaka, menunjukkan ALUR jalannya penelitian dan tidak menunjukkan hubungan variabel, disertai uraian yang menjelaskan skema. Judul: Kejadian Diabetes Melitus pada Berbagai Kondisi Pola Makan pada Lelaki Usia di atas 40 Tahun di Desa A Kecamatan B Kabupaten C, tahun 2017. Contoh bagan alur penelitian deskriptif: Deskripsi Alur Pendekatan Kejadian Diabetes Melitus pada Berbagai Kondisi Pola Makan pada Lelaki Usia di atas 40 Tahun di Desa A Kecamatan B Kabupaten C, tahun 2017. 46

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB II – FORMAT PENULISAN SKRIPSI HASIL PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menjelaskan jenis penelitian yang dikerjakan (Lihat hal. 18-19). B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Populasi dan Sampel 1. Populasi a. Jelaskan sifat/karakteristik populasi (batasan-2nya) b. Bagaimana kriteria inklusi dan eksklusi (Lihat hal. 20) 2. Sampel (Lihat hal. 20) a. Besarnya sampel: Tentukan besar sampel dengan formula/rumus yang tepat; b. Prosedur dan teknik pengambilan sampel 1) Pembuatan sampling frame; 2) Pengambilan anggota sampel secara random; c. Dalam penelitian deskriptif dimungkinkan untuk tidak mengambil sampel sehingga tidak perlu generalisasi. D. Variabel Penelitian (Lihat hal. 21) Dalam penelitian deskriptif tidak ada variabel bebas maupun terikat, tetapi yang ada adalah: Variabel fenomenon yang menjadi fokus masalah kesehatan dan Variabel yang mendekripsikan terjadinya masalah kesehatan E. Definisi Operasional (Lihat hal. 21) Sebutkan nama variabel, definisi operasional, kategori dan kriteria dan alat ukur. Skala data tidak untuk pengujian hipotesis (hanya untuk kepentingan deskripsi) F. Prosedur Penelitian (Lihat hal. 22-25) 1. Alur prosedur penelitian. 2. Kualifikasi dan jumlah petugas. 3. Jadwal pengumpulan data. 4. Bahan/alat/instrumen yang digunakan. 5. Metode/teknik pengolahan data. G. Analisis Data (Lihat hal. 25) Teknik analisis data yang digunakan adalah content analysis dengan menganalisis tabel/grafik/gambar. BAB V HASIL PENELITIAN4D7AN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Deskripsikanlokasi penelitian atau tempat subyek penelitian berada.

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB II – FORMAT PENULISAN SKRIPSI HASIL PENELITIAN BAB VI PEMBAHASAN Pembahasan adalah proses menjawab pertanyaan yang dirumuskan dalam rumusan masalah penelitian, yang berarti: (Lihat hal. 26) 1. menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai; 2. mengintegrasikan penemuan ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan; 3. memodifikasi teori yang telah ada atau menyusun teori baru, dan 4. menjelaskan implikasi lain hasil penelitian, termasuk keterbatasan penelitian dan kemungkinan penelitian lanjutan. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan (Lihat hal. 26) Kesimpulan adalah jawaban permasalahan, dan harus sesuai dengan tujuan penelitian. Tata urut kesimpulan konsisten dengan urutan rumusan masalah, rumusan tujuan, hasil yang diperoleh dan pembahasan. B. Saran-saran 1. Saran hendaknya bersumber pada temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan. 2. Bersifat rinci dan operasional. 3. Bersifat spesifik sesuai dengan institusi yang diberi saran misalnya ditujukan kepada perguruan tinggi, lembaga pemerintah atau pihak lain dan bersifat operasional. BAGIAN AKHIR A. DAFTAR PUSTAKA 1. Tulislah semua sumber yang telah digunakan dalam Bab I, II, III dan IV. 2. Tidak perlu menulis sumber informasi yang tidak digunakan dalam penulisan skripsi. 3. Sumber informasi yang up to date. B. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN C. LAMPIRAN 48

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB III – MAKALAH KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ATAU SEMINAR BAB III TEKNIK PEMBUATAN MAKALAH KARYA ILMIAH PENELITIAN UNTUK JURNAL (PUBLIKASI) ATAU SEMINAR A. Pendahuluan Sebelum membahas topik sebagaimana tersebut dalam judul tulisan ini lebih dulu kita perjelas tentang lingkup yang akan kita bahas nanti. Istilah karya ilmiah mengandung pengertian yang sangat luas. Karya ilmiah bisa berbentuk disertasi, tesis, skripsi, jurnal penelitian, dan berbagai bentuk lainnya. Sedangkan makalah atau sering disebut paper merupakan suatu karya yang bisa jadi memuat pengetahuan umum tetapi juga bisa memuat berbagai kajian ilmiah. Agar pembahasan selanjutnya lebih fokus, maka dalam kesempatan ini akan dibahas tentang pembuatan makalah yang bersifat ilmiah. Makalah yang bersifat ilmiah ini bisa merupakan hasil dari non penelitian (makalah konseptual/nonpenelitian), dan bisa juga dari hasil penelitian (makalah hasil penelitian). Pada dasarnya penulisan suatu makalah adalah penyampaian suatu ide dengan tujuan untuk memecahkan suatu persoalan atau masalah. Karenanya bobot makalah tersebut sangat dipengaruhi oleh kecerdasan mengeksplorasi berbagai ide serta kecerdikan dan ketrampilan dalam memperoleh sumber informasi atau referensi yang mendukung semua ide tersebut serta mengolahnya dalam suatu analisis yang tajam. Ketajaman analisis suatu masalah ditinjau dari berbagai aspek akan mengarah kepada suatu diskusi atau pembahasan sehingga akan diperoleh pemecahan masalah yang bersifat komprehensif. Pelatihan pembuatan makalah pada dasarnya juga bertujuan untuk melatih berfikir secara komprehensif dalam memecahkan suatu masalah. Penulisan karya ilmiah untuk jurnal agak berbeda dengan makalah yang disajikan seperti penulisan skripsi, tesis atau disertasi. Penulisan untuk jurnal atau untuk keperluan seminar dirancang lebih singkat dan padat tanpa mengurangi bobot ilmiah yang terkandung di dalamnya. B. Jenis Dan Bagian Dari Makalah Isi makalah bisa berbentuk (a) pengetahuan baru, (b) pengamatan empirik/hasil penelitian, dan (c) pengembangan gagasan atau usulan baru (Pringgoadisurjo, 1993). Namun demikian pada kesempatan ini penulisan makalah ilmiah dapat disajikan dalam dua bentuk (1) makalah konseptual/nonpenelitian dan (2) makalah hasil penelitian sebagai berikut: 1. Penulisan makalah konseptual/nonpenelitian. Makalah konseptual atau nonpenelitian adalah hasil pemikiran penulis atas suatu permasalahan yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Untuk menghasilkan 49

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB III – MAKALAH KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ATAU SEMINAR makalah ini penulis terlebih dulu mengkaji tulisan-tulisan yang relevan dengan permasalahannya, baik yang sejalan atau yang bertentangan dengan apa yang oleh penulis dianggap benar. Tulisan-tulisan yang digunakan sebagai acuan ini biasanya, dan yang paling dianjurkan adalah juga makalah konseptual atau laporan penelitian yang telah diterbitkan lebih dulu di samping beberapa teori dasar yang dapat digali dari berbagai buku teks. Bagian yang paling vital dari sebuah makalah konseptual adalah pendapat atau pendirian penulis yang dikembangkan dari hasil analisis terhadap berbagai pemikiran mengenai masalah yang sama yang telah dipublikasikan sebelumnya. Makalah konseptual bukan sekedar pemindahan tulisan dari satu atau sejumlah sumber, tetapi merupakan hasil analisis dan pemikiran kritis penulis. Dalam praktik tidak jarang terjadi sebuah karangan yang dimaksudkan sebagai makalah konseptual sebenarnya hanyalah hasil tempelan beberapa bagian dari karangan yang lain, bahkan mungkin satu bagian dari sebuah buku teks. Hal semacam ini seharusnya dihindari. Format penulisan karya ilmiah untuk jurnal pada umumnya ditentukan oleh Redaksi Jurnal yang bersangkutan. Penulisan karya ilmiah untuk seminar, biasanya formatnya juga ditentukan oleh Panitia Pengarah seminar. Namun demikian format atau beberapa bagian penulisan berikut sudah cukup untuk memenuhi keperluan baik untuk penulisan jurnal maupun seminar. Makalah konseptual biasanya terdiri atas beberapa unsur pokok yaitu (a) judul, (b) nama penulis, (c) abstrak dan kata kunci, (d) bagian pendahuluan, (e) bagian inti, (f) penutup atau kesimpulan, dan (g) daftar rujukan. a. Judul Judul diharapkan mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas. Dengan demikian maka pemilihan katanya harus tepat, mengandung unsur utama yang dibahas, jelas, lugas dan setelah disusun dalam bentuk judul harus memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi pembaca. b. Nama penulis Nama penulis makalah ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat penulis bekerja ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. c. Abstrak Abstrak suatu makalah adalah ringkasan dari isi makalah yang dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penulis. Abstrak terdiri atas 50- 75 kata yang disusun dalam suatu paragraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dan dengan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk beberapa ketukan). Abstrak memuat secara ringkas gambaran umum dari masalah yang dibahas, analisis kritis dan pendirian penulis atas masalah tersebut. Abstrak hendaknya disertai dengan 3-5 kata kunci (key words), yaitu beberapa istilah yang mewakili ide atau konsep dasar yang dibahas. 50

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB III – MAKALAH KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ATAU SEMINAR d. Bagian pendahuluan Bagian ini menguraikan latar belakang mengapa suatu masalah timbul dan penting untuk dipecahkan atau diangkat dan dibahas dalam makalah. Dalam hal latar belakang untuk makalah konseptual diketengahkan misalnya tentang belum tuntasnya pembahasan permasalahan terkait dalam beberapa publikasi sebelumnya, atau tentang berbagai keuntungan konsep baru yang akan diketengahkan. Bagian berikutnya dari pendahuluan ini harus memuat rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal pokok atau rumusan masalah. Rumusan masalah berupa kalimat tanya. Untuk mengarahkan penulisan selanjutnya perlu ditentukan tujuan dari penulisan. Tujuan dirumuskan untuk mengarahkan (analisis dan pembahasan) dalam menemukan jawaban dari masalah yang telah ditetapkan dalam perumusan masalah. e. Bagian inti (Pembahasan) Bagian ini berisi kupasan (analisis) dan diskusi atau pembahasan, sehingga sering disebut bagian analisis dan pembahasan/diskusi. Pada bagian inilah bobot makalah diuji. Ketajaman analisis ditinjau dari berbagai aspek dituangkan di sini. Proses pemecahan masalah dikaji dari berbagai teori atau materi/informasi dari berbagai sumber (literatur) yang menjadi rujukan. Berdasarkan diskusi tersebut penulis harus mampu mengembangkan argumentasi yang kritis dan tajam sehingga memperkuat konsep yang disampaikan. f. Penutup atau simpulan Penutup biasanya diisi dengan simpulan penulis atas bahasan yang disajikan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini penulis menegaskan pendiriannya atas konsep yang diajukan. Jika dipandang perlu dapat juga disertakan beberapa saran. g. Daftar rujukan Bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar rujukan hanya yang benar- benar disebutkan dalam tubuh makalah. Penulisan daftar rujukan dilakukan pada halaman terakhir, bukan pada halaman baru, dengan Harvard style (yang dianut FK-UWKS). 2. Makalah hasil penelitian Makalah hasil penelitian merupakan laporan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis/peneliti. Bagian dari makalah ini adalah (a) judul, (b) nama penulis, (c) abstrak, (d) bagian pendahuluan (termasuk di dalamnya tinjauan pustaka sebagai rujukan setiap argumen di dalamnya), (e) hipotesis, (f) obyek dan metode, (g) hasil penelitian, (h) analisis dan pembahasan, (i) simpulan, (j) ucapan terima kasih (acknowledgement) dan (k) daftar rujukan. 51

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB III – MAKALAH KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ATAU SEMINAR a. Judul Judul makalah penelitian hendaknya memberikan gambaran mengenai penelitian yang dilakukan. Hubungan variabel penelitian dan informasi lain seperti tempat dan waktu penelitian hendaknya melengkapi judul tersebut. Judul jangan terlalu panjang, tetapi juga tidak jelas karena dipaksa untuk dipendekkan. Umumnya terdiri atas 12-16 kata (Tjokroprawito, 1997). Judul dan nama penulis disajikan pada halaman sampul depan. b. Nama penulis Nama Penulis/Peneliti ditulis tanpa gelar akademik atau gelar lainnya. Nama lembaga tempat peneliti bekerja ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. c. Abstrak Abstrak memuat uraian masalah dan tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil penelitian. Tekanan utama diberikan pada hasil penelitian. Panjang abstrak lebih kurang sama dengan abstrak pada makalah konseptual. Bagian akhir dari abstrak ditampilkan kata kunci yang terdiri atas 3-5 buah kata yang menggambarkan ranah masalah yang diteliti, dan beberapa istilah teknis utama yang berkaitan dengan penelitian. Kata kunci dapat diambil dari judul penelitian atau dari tubuh laporan penelitian. d. Pendahuluan Bagian ini berisi latar belakang yang menyangkut (1) alasan pentingnya masalah untuk diangkat dalam penelitian, (2) kronologi terjadinya masalah, (3) rumusan masalah penelitian, (4) wawasan dan rencana pemecahan masalah, (5) tujuan penelitian. Kadang-kadang juga memuat harapan-harapan dari manfaat penelitian. Dalam setiap penulisan materi dalam pendahuluan tersebut telah didukung oleh berbagai rujukan yang mendukung semua argumentasi di dalamnya. Artinya dalam penyusunan makalah seminar atau jurnal tinjauan pustaka tidak ditampilkan secara eksplisit. e. Hipotesis Hipotesis tidak selalu ada dalam suatu penelitian. Hipotesis diperlukan terutama pada penelitian eksplanasi dan eksperimental. Hipotesis adalah jawaban sementara suatu permasalahan penelitian yang harus dikaji lebih lanjut, sehingga dalam penulisan jurnal lazim ditulis setelah pendahuluan (yang telah merumuskan masalah dan tujuan penelitian). Hipotesis harus dirumuskan dalam bentuk pernyataan (bukan bentuk pertanyaan), merupakan bentuk keterkaitan antar dua variabel atau lebih, artinya dapat diukur dan diuji sehingga hipotesis tersebut dapat menjawab pertanyaan penelitian dengan baik. f. Obyek dan metode penelitian Bagian ini menguraikan apa yang menjadi obyek dan bagaimana penelitian dilakukan. Obyek penelitian menjelaskan tentang populasi dan sampel serta materi apa yang akan menjadi sasaran diperolehnya data. Materi pokok pada bagian ini adalah (1) rancangan atau desain penelitian, (2) sasaran penelitian 52

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB III – MAKALAH KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ATAU SEMINAR (sampel) termasuk sampling method – cara penarikan sampel dari populasi, (3) variabel penelitian dan definisi operasional variabel, (4) teknik pemeriksaan/pengukuran variabel/tata laksana penelitian serta (5) rancangan analisis g. Hasil penelitian Penyajian hasil penelitian berupa tabel dan atau grafik dilengkapi dengan interpretasinya (sesuai dengan tujuan penelitian). Hal yang telah jelas dan dapat dibaca dengan mudah dalam tabel tidak perlu diulang penyebutannya dalam teks. Jika penyajian hasil penelitian cukup panjang dapat dibagi dalam beberapa sub bagian. h. Analisis dan pembahasan Salah satu analisis data adalah menguji hipotesis. Hasil analisis adalah diterima atau ditolaknya hipotesis. Dalam penelitian deskriptif analisis berupa interpretasi data (tabel/grafik) oleh peneliti. Pembahasan atau diskusi merupakan bagian yang terpenting dalam laporan hasil penelitian. Pembahasan adalah upaya menjawab pertanyaan yang dirumuskan dalam masalah penelitian dan diarahkan oleh tujuan penelitian berdasarkan hasil analisis/interpretasi data sesuai dengan berbagai rujukan yang telah dibangun serta mengaitkan temuan penelitian dengan struktur pengetahuan yang telah mapan, dan sehingga memunculkan teori baru atau modifikasi dari teori yang telah ada. Bobot makalah ilmiah tergantung pada ide/pemikiran penulis yang dilibatkan dalam menganalisis dan menjawab pertanyaan penelitian. i. Simpulan dan saran Simpulan adalah ringkasan dan penegasan penulis mengenai hasil penelitian. Saran hendaknya dikembangkan berdasarkan temuan penelitian. Saran dapat mengacu kepada tindakan praktis, pengembangan teori baru, dan penelitian lanjutan. Lazimnya di bagian ini (setelah simpulan) disertai ucapan terima kasih (acknowledgement) kepada pihak yang berkontribusi dalam penelitian. j. Daftar rujukan Daftar rujukan ditulis dengan menggunakan pedoman umum yang juga berlaku bagi penulis nonpenelitian. Hanya yang benar-benar dirujuk di dalam makalah yang boleh dicantumkan di dalam daftar rujukan, dan semua yang dirujuk dalam naskah harus tercantum dalam daftar rujukan. Teknik penulisan menggunakan Vancouver style (Cara Vancouver). C. Teknik Penulisan Teknik penulisan untuk publikasi atau seminar menggunakan cara Vancouver sebagai berikut. 1. Kutipan ditulis menurut nomor urut mulai pertama kali kutipan keluar sesuai dengan nomor urut dalam daftar pustaka. 2. Nomor kutipan ditulis superscript. 53

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB III – MAKALAH KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ATAU SEMINAR 3. Nomor kutipan diletakkan setelah tanda baca. 4. Bila terdapat dua nomor atau lebih dipisahkan dengan tanda baca koma. Contoh : .2,3. 5. Nomor kutipan diletakkan sedekat mungkin dengan isi kutipan atau nama penulis. Hal ini dimaksudkan agar jelas kutipan mana yang diambil dari rujukan nomor berapa. Contoh: Diagnosis malaria ditetapkan secara mikroskopis dengan pewarnaan Giemsa,1acredine orange,2 dan pemeriksaan ELISA.3. Apabila ditulis: Diagnosis malaria ditetapkan secara mikroskopis dengan pewarnaan Giemsa, acredine orange, dan pemeriksaan ELISA.1,2,3., maka tidak jelas mana rujukan untuk Giemsa, acredine orange dan pemeriksaan ELISA. 6. Dengan demikian maka teknik penulisan daftar rujukan (DAFTAR PUSTAKA) juga mengikuti urutan nomor kutipan di dalam teks (TIDAK DISUSUN MENURUT ABJAT). 54

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB IV – PEDOMAN PENGETIKAN BAB IV PEDOMAN PENGETIKAN S ebagaimana penulisan karya ilmiah pada umumnya, penulisan skripsi mengikuti ketentuan-ketentuan tertentu, baik menyangkut bahan yang digunakan maupun teknik pengetikannya. Untuk mendapatkan keseragaman hasil penulisan sebagai- mana yang diharapkan, perlu diatur bagaimana menentukan bahan yang diguna- kan dan pengetikannya. Dengan adanya sarana pengetikan yang makin canggih seperti personal computer (PC), pengetikan karya ilmiah menjadi lebih mudah dibanding dengan menggunakan mesin ketik manual. Namun demikian kecanggihan PC juga memiliki keterbatasan. Penggunaan PC memerlukan ketrampilan tertentu. Ketidaktrampilan penggunaan PC dalam pengetikan skripsi akan terlihat dari hasil yang kurang memuaskan. Di samping itu persyaratan-persyaratan dalam pengetikan sering atau tidak mudah dipenuhi oleh pengoperasian PC, misalnya persyaratan ‘jarak (spasi) antar kata tidak boleh lebih dari satu huruf’ sementara ada keharusan persyaratan tepi kanan dan kiri penulisan harus rata. Namun dengan ketrampilan dan pengalaman pengoperasian PC, akan diperoleh hasil yang cukup memuaskan mendekati persyaratan yang ditentukan. Persyaratan dan berbagai ketentuan dalam pengetikan dapat diikuti sebagaimana uraian berikut. A. Kertas dan Bidang Pengetikan Kertas yang digunakan adalah jenis HVS bewarna putih, ukuran A4 (21 cm x 29,7 cm), 80 gram. Bidang pengetikan berjarak 4 cm dari tepi kiri dan tepi atas kertas, 3 cm dari tepi kanan dan tepi bawah kertas. Bab baru turun 2 spasi dari batas atas bidang pengetikan (Lihat Lampiran 1 dan 2). B. Jenis Huruf 1. Jenis huruf dan font Naskah karya ilmiah diketik dengan komputer dengan huruf Times New Romanfont 12 cpi (12 huruf/character per inchi) atau 28-30 baris per halaman. Untuk catatan kaki, keterangan gambar, huruf dalam tabel, keterangan tabel, indeks, header, footer menggunakan font 10. 2. Penggunaan huruf normal, miring (italic), tebal (bold), dan garis bawah (underline) a. Huruf normal. Huruf normal untuk penulisan teks induk, abstrak, kata–kata kunci, tabel, gambar, bagan, catatan, dan lampiran. 55

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB IV – PEDOMAN PENGETIKAN b. Huruf miring (italic). Huruf miring digunakan untuk penulisan: 1) Kata non-Indonesia (bahasa asing dan bahasa daerah); 2) Istilah yang belum lazim; 3) Bagian penting (untuk bagian penting boleh digunakan bold italic), misalnya: Amir anak Amat sedang belajar di Amerika. 4) Contoh (yang disajikan pada teks utama); 5) Judul buku, jurnal, majalah, dan surat kabar dalam daftar pustaka; 6) Nama genus dan spesies mikroorganisme atau tumbuhan; c. Tebal (bold) Huruf tebal digunakan untuk penulisan judul bab dan judul subbab (heading). d. Garis bawah (underline) : Garis bawah (underline) digunakan dalam hal-hal yang amat khusus. C. Spasi dan Nomor Halaman Spasi menyangkut jarak antar baris, jarak antar kata, dan jarak dari sisi tepi kiri bidang penulisan sampai ketukan huruf pertama suatu paragraf baru. 1. Spasi antarbaris a. Jarak antar baris pada penulisan skripsi diketik dengan spasi 2 (ganda), kecuali abstrak, keterangan gambar, grafik, lampiran, tabel, dan daftar pustaka dicetak dengan spasi 1 (tunggal). b. Semua judul (heading) termasuk judul tabel, judul kepala tabel, judul gambar, yang melebihi satu baris diketik dengan jarak spasi tunggal (1 spasi). c. Judul bab dicetak turun 4 spasi dari garis tepi atas bidang pengetikan. d. Jarak antara akhir judul bab dan awal teks adalah 4 spasi. e. Jarak antara akhir teks dengan subjudul 3 spasi dan jarak antara subjudul dengan awal teks berikutnya 2 spasi. f. Jarak antara paragraf sama dengan jarak antarbaris, yaitu 2 spasi. g. Jarak pengetikan daftar pustaka yang melebihi satu baris berjarak 1 spasi (spasi tunggal), sedang jarak antara satu macam bahan pustaka dengan bahan pustaka lain dalam Daftar Pustaka menggunakan spasi ganda (2 spasi) (Lihat Lampiran 20 tentang Contoh penulisan Daftar Pustaka). 2. Spasi antarkata Spasi antara dua kata tidak boleh terlalu renggang. Spasi yang dibolehkan maksimal sama dengan ukuran satu huruf. Tepi kanan rata (full justification), dan diupayakan spasi antarkata cukup rapat. Agar spasi antarkata cukup rapat, kata yang terletak di pinggir jika perlu diputus menurut suku katanya (fasilitas 56

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB IV – PEDOMAN PENGETIKAN hyphenation di-on-kan) mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baku. Berikut contoh teks dengan spasi antarkata rapat dan kurang rapat. Contoh: Salah: tampak rapi Spasi antarkata pada teks ini terlalu lebar sehingga tidak dan menyulitkan untuk dibaca. Benar: Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat sehingga tampak rapi dan mudah dibaca, ikutilah contoh yang benar. 3. Paragraf Awal paragraf dimulai 1,2 cm (± 6 ketukan) dari tepi kiri bidang pengetikan. Sesudah tanda baca titik, titik dua, titik koma, dan koma, hendaknya diberi satu ketukan kosong. 4. Nomor halaman Bagian awal skripsi diberi nomor halaman angka Romawi kecil di bagian bawah tengah. Nomor halaman pada bagian inti dan bagian penutup skripsi dengan angka Arab di kanan atas, kecuali nomor halaman bab yang ditulis di bagian bawah tengah halaman, nomor halaman untuk lampiran ditulis dengan menggunakan angka Arab, di sudut kanan atas, melanjutkan nomor halaman sebelumnya. (Lihat Lampiran 1 dan 2) 57

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN BAB V TEKNIK PENULISAN B agian ini berisi petunjuk yang berkaitan dengan sistematika penulisan, cara merujuk dan menulis daftar rujukan, tabel dan gambar, bahasa dan ejaan, serta percetakan dan penjilidan. Di samping itu, pada bagian akhir juga diberikan petunjuk praktis teknik penulisan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. A. Sistematika Penulisan Teks Skripsi terdiri atas bab dan subbab. Penulisan judul bab/subbab dinyatakan dengan angka-angka Arab sesuai dengan peringkatnya sebagai berikut : 1. Peringkat 1 yaitu judul bab ditulis dengan huruf besar semua, tebal (bold), dan ditempatkan di tengah atas halaman. Urutan bab ditulis dengan angka Romawi besar. 2. Peringkat 2 ditandai dengan huruf besar kemudian titik, dua ketukan lagi dimulai dengan awal judul subbab, dimulai dari tepi paling kiri. 3. Judul subbab ini ditulis dengan huruf besar untuk setiap awal kata kecuali kata sambung/penghubung/kata depan dan diketik dengan huruf tebal (bold) 4. Peringkat 3 ditandai dengan angka Arab, kemudian titik, dua ketukan lagi dimulai huruf awal judul subbab berikutnya dan dimulai dari bawah persis huruf awal subbab di atasnya. 5. Judul subbab peringkat 3 ini ditulis dengan huruf besar pada awal judul, dan selanjutnya ditulis dengan huruf kecil, diketik dengan huruf tebal (bold). 6. Peringkat 4 ditandai dengan huruf kecil diikuti dengan tanda titik, dua ketukan lagi dimulai dengan huruf pertama subbab berikutnya, dan dimulai dari bawah huruf pertama subbab diatasnya. 7. Judul subbab ini diawali dengan huruf besar, selanjutnya dengan huruf kecil, diketik dengan huruf tebal (bold) 8. Peringkat 5 ditandai dengan angka Arab diikuti kurung tutup, dua ketukan lagi diketik huruf awal subbab berikutnya, pengetikan angka Arab-kurung tutup dimulai dari bawah huruf awal subbab sebelumnya. 9. Judul subbab ini diawali dengan huruf besar, selanjutnya dengan huruf kecil, dan diketik dengan huruf tebal (bold). (Contoh penomoran judul dan teknik pengetikan dapat dilihat pada Lampiran 2). 58

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN B. Cara Penulisan Kutipan dan Daftar Pustaka 1. Cara penulisan kutipan Ada 2 (dua) cara menulis kutipan pustaka yang dicantumkan dalam teks, yaitu: (a) kutipan berupa kalimat yang disajikan di dalam teks, dan (b) kutipan yang disajikan sebagai catatan kaki. a. Kutipan pustaka yang disajikan di dalam teks Penulisan kutipan pustaka di dalam naskah (teks), dikenal 2 cara yaitu cara Harvard dan cara Vancouver. Di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, untuk penulisan naskah Skripsi digunakan cara Harvard, sedang untuk Format Publikasi digunakan cara Vancouver (Lihat Bab III Penulisan Makalah Karya Ilmiah, hal. 49). Cara Harvard: Untuk menulis kutipan pustaka di dalam naskah (teks), dikenal 2 cara penulisan yaitu 1) kutipan tidak langsung dan 2) kutipan langsung. 1) Kutipan tidak langsung Yaitu ide/konsep orang lain yang dikutip dengan menggunakan perkataan penulis/peneliti sendiri. Nama penulis disebutkan dalam kalimat: Jones (2008) membandingkan kinerja mahasiswa ............. Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat: Dalam suatu studi tentang kinerja mahasiswa baru-baru ini ...... (Jones, 2008) 2) Kutipan langsung Yaitu ide/konsep orang lain yang disalin sesuai dengan aslinya. Kutipan langsung ditulis dengan menyebutkan nama pengarang, tahun terbit dan halaman teks yang dikutip. a) Kutipan langsung pendek (kurang atau sama dengan 40 kata). Ide/konsep yang dikutip diketik diantara tanda petik. Nama penulis disebutkan dalam kalimat: Menurut Jones (2008), “Mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam penggunaan gaya penulisan APA, khususnya bagi mereka yang baru pertama kali menulis”. 59

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN Jones (2008) menjumpai “mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam penggunaan gaya APA”; apa sesungguhnya maksud para dosen itu? Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat Ia berpendapat bahwa, “mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam penggunaan gaya APA (Jones, 2008)”, tetapi ia tidak memberikan penjelasan mengapa. b) Kutipan langsung panjang (lebih dari 40 kata) Kutipan langsung panjang ditulis dalam paragraf tersendiri, dengan jarak 5 ketuk/spasi dari margin kiri, dan tetap dalam jarak spasi seperti teks. Nama penulis disebutkan dalam kalimat Contoh: Dalam penelitiannya Jones (2008) menemukan sebagai berikut: Mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam menggunakan gaya APA, khususnya ketika pertama kali mengutip beberapa sumber. Kesulitan ini dapat diartikan sebagai suatu kenyataan bahwa banyak mahasiswa gagal dalam memperoleh manual tentang gaya atau menanyakan kepada dosen mereka untuk mendapatkan penjelasan. Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat Contoh: Ia menyatakan: Mahasiswa sering mengalami kesulitan ketika mereka pertama kali mengutip beberapa sumber. Kesulitan ini bisa menjadi suatu bukti bahwa banyak mahasiswa gagal dalam memperoleh manual tentang gaya atau menanyakan kepada dosen mereka untuk mendapatkan penjelasan (Jones, 2008). Mengutip dari karya ilmiah dengan 2 – 3 penulis Bila jumlah penulis kurang atau sama dengan 3 orang, maka nama keluarga (family name) penulis disebutkan semua. Richards, Jones dan Moore (2008) berpendapat bahwa mahasiswa yang aktif memiliki kegiatan ekstrakurikuler akan memperoleh keunggulan akademik lebih besar karena mereka belajar bagaimana mengelola waktu mereka secara efektif. atau 60

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN Para penulis berpendapat bahwa mahasiswa yang aktif memiliki kegiatan ekstrakurikuler akan memperoleh keunggulan akademik lebih besar karena mereka belajar begaimana mengelola waktu mereka secara efektif (Richards, Jones dan Moore, 2008) Mengutip dari karya ilmiah lebih dari 3 penulis Jika karya yang dikutip ditulis lebih dari 3 pengarang, yang ditulis hanya nama keluarga penulis pertama, diikuti dengan inisial et al. atau dkk. Pemerintah telah mengambil kebijaksanaan dalam beberapa program untuk memperbaiki keselamatan publik, termasuk pemberdayaan masyarakat dan berbagai kegiatan setelah sekolah (Smith et al, 2007). Lebih dari 1 karya ilmiah dengan penulis yang sama Semua tahun publikasi harus disebut semua. Smith (2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh alkohol terhadap kemampuan mengemudi, Smith (2011) menunjukkan bahwa waktu merespons dalam mengemudi berpengaruh secara merugikan setelah minum satu kaleng 12 ons bir. Mengutip dari beberapa penulis dan publikasi berbeda dalam satu kalimat Devisi hemispheric of the human brain telah memelajari dari berbagai perspektif yang berbeda, tetapi tidak semua peneliti sepakat mengenai beberapa fungsi yang pasti dari setiap hemisphere (Ellison, 2003; Mick, 2008; Jaynes, 2009). Mengutip dari penulis dengan nama belakang (family name) sama Smith (2004) dan Smith (2005) keduanya sepakat untuk menyimpulkan tentang gaya pengasuhan dan perkembangan anak. Mengutip rumus hasil penelitian/exact quotation Dalam penelitian mengenai pengaruh alkohol terhadap para pengemudi, Simth (2007) menyatakan bahwa “partisipan yang minum 12 ons bir yang mengandung 3,5% alkohol menunjukkan reaksinya, pada rerata 1,2 detik lebih lambat untuk mengerem dalam situasi berbahaya dari pada ketika mereka tidak minum alkohol.” 61

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN Mengutip kutipan dari kutipan Jika mengutip dari sumber yang mengutip, nama penulis asli dicantumkan pada kalimat, dan nama penulis yang mengutip dicantumkan pada akhir kalimat kutipan. Perilaku dipengaruhi oleh keadaan. Sebagaimana postulat Wallace (2002) dalam Individual and Group Behavior, seseorang yang melakukan cara tertentu secara bebas akan mampu menghadapi berbagai persoalan pada setiap keadaan yang berbeda ketika berperan sebagai anggota kelompk (Barkin, 2008). Kutipan tanpa nama penulis Lembaga sebagai penulis Upaya kesehatan dalam Puskesmas dikelompokkan menjadi dua yaitu upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan (Keputusan Menteri Kesehatan R.I. nomor: 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, 2004). Mengutip dari Website Pada dasarnya mengutip dari website atau sumber elektronik sama dengan mengutip dari sumber tercetak. Yang perlu dicantumkan adalah: nama penulis, tahun penerbitan, nomor halaman (untuk kutipan langsung) atau jika tidak ada nomor halaman sebutkan nomor bab (chapter), nomor gambar, tabel atau paragraf dan Lembaga Resmi yang bertanggung jawab atas tulisan tersebut. Alamat website (URL) dan informasi lain (waktu unduh) dituliskan pada daftar referensi. b. Kutipan yang disajikan dalam catatan kaki Catatan kaki dibuat karena isi kutipan mengandung informasi penting, tetapi jika ditulis dalam teks isinya terlalu panjang, sehingga dapat mengganggu alur cerita teks. Teks dan catatan kaki dipisahkan oleh garis dari batas kiri halaman. Catatan kaki ditulis dalam bentuk paragraf yang diketik dengan jarak antara kalimat adalah 1 (satu) spasi dan jarak antara catatan kaki adalah 2 (dua) spasi. Catatan kaki harus diketik pada halaman yang sama dengan teks yang catatan kakinya disitir. Gunakan ibid, bila catatan kaki menunjuk catatan kaki yang sama dengan sebelumnya. Judul buku diketik miring. Catatan kami diketik dengan font lebih kecil dari pada teks. 2. Cara penulisan daftar pustaka Daftar pustaka merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung 62

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN (menggunakan parafrase), Bahan-bahan yang dibaca tetapi tidak digunakan tidak dicantumkan dalam daftar pustaka, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut- turut meliputi: a. Nama pengarang ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah (disingkat), tanpa gelar akademik, diakhiri dengan titik. Nama pengarang yang terdiri atas dua kata ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal/nama tengah (disingkat), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim (tidak lebih dari 6 orang), semua nama pengarangnya harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila jumlah pengarang lebih dari 6 orang, ditulis semua nama tersebut kemudian ditambah dkk. atau et al. Nama Indonesia Contoh: Mohammad Saleh, ditulis Saleh, M. Nama orang asing Contoh: Abul K. Abbas and Andrew H. Lichtman, ditulis Abbas, AK. and Lichtman, AH. b. Tahun penerbitan (dapat ditulis setelah nama penerbit) diakhiri dengan titik. c. Judul, termasuk anak judul (subjudul). d. Nama buku atau jurnal yang dirujuk, ditulis miring. e. Nama penerbit dan kota tempat penerbitan. f. Penulisan daftar pustaka diurut sesuai abjat. Berbagai unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisan namanya sama dengan penulisan penulis pertama. Urutan penulisan pada daftar pustaka (Lihat Lampiran 20). (a) Pustaka berupa buku teks: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku (huruf miring), nomor edisi, nama penerbit, tempat penerbit dan halaman. (b) Pustaka berupa majalah/buletin/jurnal asing atau bahasa Indonesia: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul tulisan, nama majalah/buletin/jurnal (huruf miring), nomor edisi, nomor volume, dan halaman. (c) Pustaka berupa artikel dalam prosiding (kumpulan beberapa makalah/ artikel) Nama pengarang, tahun penerbitan, judul prosiding (huruf miring), nomor edisi, nama penerbit, tempat penerbit, dan halaman. 63

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN (d) Pustaka berupa abstrak: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul abstrak karya ilmiah atau buku, judul jurnal majalah/buletin/jurnal asing/buku (huruf miring), nomor edisi, nama penerbit, tempat penerbit, dan halaman. (e) Pustaka berupa buku teks terjemahan: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku (huruf miring), nomor edisi, nama penerbit, tempat penerbit, dan halaman. (f) Pustaka berupa buletin yang penulisnya adalah instansi: Nama pengarang atau instansi, tahun penerbitan, judul buletin (huruf miring), nomor edisi, nama penerbit, tempat penerbit, dan halaman. (g) Pustaka berupa buku teks tidak ada nama pengarang: Anonim, tahun penerbitan, judul buku (huruf miring), nomor edisi, nama penerbit, tempat penerbit, dan halaman. (h) Pustaka yang diambil dari internet: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul pustaka yang diambil (huruf miring), alamat website dan waktu pengunduhan. (i) Pustaka dari artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul artikel, nama jurnal (huruf miring), nomor edisi, nomor volume, dan halaman. (j) Pustaka berupa dokumen resmi pemerintah tanpa nama pengarang dan tanpa lembaga: Anonim, tahun penerbitan, judul dokumen (huruf miring), nomor edisi, nama penerbit, tempat penerbit, dan halaman. (k) Pustaka berupa Tugas akhir, Skripsi, Tesis, atau Disertasi: Nama pengarang, tahun penerbitan, judul Tugas Akhir/Skripsi/Tesis/Disertasi, nomor edisi, jenis pustaka (huruf miring), nama institusi pendidikan, kota, dan halaman. (l) Pustaka berupa makalah yang disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya: Nama pengarang, tahun penyajian, judul makalah (huruf miring), judul Seminar/Penataran/Lokakarya, dan tempat penyelenggaraan . 64

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN 3. Cara penyajian tabel dan gambar a. Penyajian Tabel Tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara yang sistematis untuk menyajikan data statistik dalam beberapa kolom dan lajur, sesuai dengan klasifikasi masalah. Dengan menggunakan tabel, pembaca akan dapat memahami dan menafsirkan data secara cepat, dan mudah mencari berbagai hubungannya. Tabel yang baik harus dapat menyampaikan ide dan berbagai hubungannya secara efektif. Tabel yang baik seharusnya sederhana dan dipusatkan pada beberapa ide. Memasukkan terlalu banyak data dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai penyajian tabel. Lebih baik menggunakan banyak tabel daripada menggunakan sedikit tabel yang isinya terlalu padat. Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), maka tabel harus ditempatkan pada halaman tersendiri; dan jika tabel cukup pendek sebaiknya diintegrasikan dengan teks. Penyajian tabel tidak boleh dipotong. Tabel harus diberi identitas berupa nomor dan nama tabel yang ditempatkan di atas tabel. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perujukan. Hanya huruf pertama kata tabel ditulis dengan menggunakan huruf besar. Kata “Tabel” ditulis di pinggir, diikuti nomor dan judul tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab sebagai identitas tabel yang menunjukkan bab tempat tabel itu dimuat dan nomor urutnya dalam bab yang bersangkutan. Dengan demikian untuk setiap bab nomor urut tabel dimulai dari nomor 1. Apabila lebih dari satu Bab terdapat tabel, maka nomor tabel didahului dengan angaka Romawi dari bab yang bersangkutan, diikuti oleh tanda titik dan angka Arab. Misalnya Tabel II.1......., Tabel V.1 ....... dst. Judul tabel ditulis dengan huruf besar pada huruf pertama setiap kata kecuali kata hubung. Jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan jarak satu spasi. Judul tabel tanpa dikhiri tanda titik. Letak baris judul tabel rata di bagian disebelah kiri (Ctrl + L). Berilah jarak tiga spasi antara tabel dan teks sebelum serta sesudahnya. Keterangan dari tabel (misalnya deskripsi dari beberapa istilah di dalam tabel) dituliskan di bawah tabel sebelah kiri dengan font lebih kecil dari huruf di dalam tabel, dengan jarak 1 (satu) spasi. Garis paling atas dari tabel diletakkan 2 spasi di bawah nama/judul tabel. Data yang terdapat dalam tabel ditulis dengan menggunakan spasi 1 (tunggal) atau satu setengah spasi. Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama penulis (nama keluarga), dan tahun publikasi di bawah tabel (sebelah kiri). Jika diperlukan catatan untuk menjelaskan beberapa butir tertentu yang terdapat dalam tabel, gunakan simbol tertentu dan tulis dalam bentuk super- skrip. Catatan kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, dua spasi di bawah 65

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN sumber, bukan pada bagian bawah halaman. (Contoh penyajian tabel dapat dilihat pada Lampiran 18). b. Penyajian Gambar Yang termasuk gambar adalah foto, grafik, chart, peta, sketsa, diagram, bagan dan gambar lainnya. Gambar menyajikan data dalam bentuk visual yang dapat dengan mudah dipahami. Gambar tidak hanya dimaksudkan untuk membangun deskripsi, tetapi juga untuk menekankan hubungan tertentu yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data statistik, misalnya grafik. Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan seperti berikut. 1) Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya. 2) Gambar dinomori seperti pada penomoran tabel. 3) Cara penulisan judul gambar sama dengan penulisan judul tabel 4) Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas dan dapat dipahami. 5) Gambar harus digunakan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat mengurangi nilai penyajian data. 6) Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada halaman tersendiri. 7) Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar. Penulisan teks yang merujuk gambar tertentu menggunakan kata Gambar diikuti nomor gambarnya (misalnya: Lihat Gambar 5), bukan dengan menggu- nakan kata “lihat gambar di atas” atau “lihat gambar di bawah”. (Contoh penyajian gambar/grafik dapat dilihat pada Lampiran 19). 4. Penggunaan bahasa dan tanda baca a. Penggunaan Bahasa Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat, formal dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit- belit, dan struktur paragraf yang runtut. Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan menggunakan kalimat pasif, berbagai kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Hindarilah penggunaan semua kata seperti saya atau kami atau kita. Jika terpaksa menyebutkan kegiatan yang dilakukan oleh penulis sendiri, istilah yang dipakai adalah penulis atau peneliti. Namun, istilah penulis atau peneliti seyogyanya digunakan sesedikit mungkin. 66

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN b. Penulisan Tanda Baca Penulisan tanda baca, kata, dan huruf mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Pedoman Pembentukan Istilah, dan Kamus (Keputusan Mendikbud, Nomor 0543a/U/487, tanggal 9 September 1987). Berikut adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. 1) Titik (.), koma (,), titik dua (:), tanda seru (!), tanda tanya (?), dan tanda persen (%) diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya. Tidak baku Baku Data dianalisis dengan teknik Data dianalisis dengan teknik korelasi , Anova , dan regresi. korelasi, Anova, dan regresi sebagai berikut: sebagai berikut: Hal itu tidak benar ! Hal itu tidak benar! Benarkah begitu ? Benarkah begitu? Jumlahnya sekitar 20 %. Jumlahnya sekitar 20%. 2) Tanda kutip (“......”) dan tanda kurung (......) diketik rapat dengan huruf dari kata atau frasa yang diapit. Tidak baku Baku Kelima kelompok itu “ sepadan ” Kelima kelompok itu “sepadan” Tes tersebut dianggap baku Tes tersebut dianggap baku ( standardized ) (standardized) 3) tanda hubung (-), tanda pisah (˗), dan garis miring (/) diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya. Tidak baku Baku Tidak berbelit - belit Tidak berbelit-belit Terjadi selama tahun 1942 - 1945 Terjadi selama tahun 1942-1945 Dia tidak / belum mengaku. Dia tidak/belum mengaku. 4) tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+), kurang (-), Kali (X), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya. Tidak baku Baku p=0,05 p = 0,05 p>0,01 p > 0,01 P<0,01 p < 0,01 a+b=c a+b=c a:b=c a:b=c 67

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB V – TEKNIK PENULISAN 5) Pemenggalan kata pada akhir baris (-) disesuaikan dengan suku katanya. Tidak baku Baku Tidak dilakukan dengan cara me- Tidak dilakukan dengan cara mem- mbabi-buta. babi-buta. 5. Pencetakan dan penjilidan a. Ketentuan mengenai penjilidan yang dikemukakan di sini hanya berlaku untuk Skripsi di Lingkungan Fakultas Kedokteran; b. Kulit laporan Skripsi dijilid dengan menggunakan karton tebal, berwarna hijau, huruf dicetak dengan tinta hitam. c. Pada punggung Skripsi hendaknya dimuat nama penulis, judul dan tahun. (Contoh penulisan punggung buku dapat dilihat pada Lampiran 3). 68

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI BAB VI STUDI LITERATUR (LITERATURE REVIEW) UNTUK SKRIPSI A. Deskripsi Literature Review: Pengertian, Tujuan, dan Bentuk R eview atau tinjauan/ulasan/resensi dapat diartikan sebagai ‘melihat, menginspeksi atau memeriksa untuk kedua kalinya atau lagi’. Terdapat 14 jenis review menurut Grant dan Booth (2009) bedasarkan metode yang digunakan, diantaranya adalah literature review (tinjauan literatur atau pustaka), meta anali- sis dan systematic review (tinjauan sistematik). Tetapi secara keseluruhan definisi literature riview menurut Ulhaq dan Ramayanti (2020) adalah sebuah metode yang sistematis, eksplisit dan reprodusibel untuk melakukan identifikasi, evaluasi dan SINTESIS terhadap karya-karya hasil penelitian dan hasil pemikiran yang sudah dihasilkan oleh para peneliti dan praktisi. Sedangkan tujuannya adalah untuk menemukan ruang KOSONG bagi penelitan yang akan dilakukan. Literature review juga dapat diartikan sebagai hasil tulisan yang disusun berdasarkan pemeriksaan pustaka terbaru atau saat ini, yang dapat mencakup berbagai subjek pada berbagai tingkat kelengkapan dan keseluruhannya termasuk temuan penelitian. Biasanya merupakan narasi dengan cakupan yang bisa/tidak menyeluruh dan penilaian kualitas pustaka yang bisa/tidak dilakukan serta analisisnya dapat secara kronologis, konseptual, tematik atau yang lainnya (Grant dan Booth (2009). Hal ini berbeda dengan systematic review yang berusaha mencari, menilai, dan mensintesis bukti penelitian secara sistematis, serta sering mengikuti pedoman tentang pelaksanaan tinjauan. Tinjauan ini bertujuan untuk pencarian yang lengkap dan menyeluruh (komprehensif), diperlukan penilaian kualitas bukti penelitian agar dapat menentukan inklusi dan eksklusi, biasanya berupa narasi dengan iringan data tabel, dan analisisnya dapat berupa: apa yang diketahui, rekomendasi untuk latihan, apa yang tersisa yang tidak diketahui; ketidakpastian di sekitar temuan, rekomendasi untuk penelitian di masa depan. Sedangkan meta analisis merupakan teknik yang secara statistik menggabungkan hasil penelitian kuantitatif untuk memberikan efek hasil penelitian yang lebih tepat. Tinjauan ini bertujuan untuk pencarian yang lengkap dan komprehensif, diperlukan penilaian kualitas penelitian yang mungkin dapat menentukan inklusi/eksklusi, dan/atau sensitifitas analisis, sintesis berupa grafik dan tabel dengan narasi sebagai komentarnya, dan analisisnya berupa analisis numerik untuk mengukur efek dengan asumsi tidak ada heterogenitas. Penulis lainnya menyebut literature review (tinjauan pustaka) sebagai proses mengekstraksi dan mensintesis poin-poin utama, isu-isu, penemuan-penemuan dan metode-metode penelitian yang muncul dari tinjauan kritis atas bacaan untuk membentuk argument koheren yang mengarah pada deskripsi studi yang diusulkan. Tujuan dari literature review secara bertingkat yang dimulai dari awal adalah mengidentifikasi domain masalah, diskusi kritis apa yang harus dilakukan, identifikasi gap pengetahuan dan 69

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI menentukan tujuan sebagai langkah akhir (Arshed dan Danson, 2015). Literature review akan dibagi atas empat tipe, yaitu naratif atau tradisional (traditional or narrative review), sistematis (systematic review), meta-analisis dan meta-sintesis (Coughlan et al., 2007). Sedangkan Ulhaq dan Ramayanti (2020) membaginya secara berbeda, yaitu: narrative review, qualitative systematic review, quantitative systematic review, dan meta-analisis. Narrative review bisa berbentuk a. Editorial – biasa ditulis oleh editor suatu jurnal. b. Commentary – biasanya dilengkapi dengan opini penulis. c. Narrative overview/unsystematic review. Merupakan bentuk obyektif dari penulisan review, dan tipe ini yang digunakan sebagai SKRIPSI mahasiswa. Bentuk Narrative overview/unsystematic review ini secara aplikatif kita namakan STUDI LITERATUR. Sastroasmoro dkk (2017) menyebutkan bahwa STUDI LITERATUR sama dengan LITERATURE REVIEW atau Studi Pustaka. Tujuan utama dari literature review tradisional atau naratif adalah untuk menganalisis dan meringkas sebuah badan literatur atau pustaka. Ini dicapai dengan menghadirkan latar belakang literatur yang komprehensif dalam topik yang diminati untuk menyoroti aliran penelitian baru, mengidentifikasi kesenjangan atau mengenali ketidakkonsistenan. Jenis tinjauan pustaka ini dapat membantu memperbaiki, memfokuskan dan membentuk pertanyaan penelitian serta mengembangkan kerangka kerja teoritis dan konseptual, yang biasanya mengadopsi pendekatan kritis (Coughlan et al., 2007). Pada tinjauan narasi terdapat berbagai macam cara gaya, tidak ada metode yang tertentu dan analisisnya juga tidak spesifik (Arshed dan Danson, 2015). Narrative review adalah diskusi tentang topik-topik penting pada sudut pandang teoretis, dengan pendekatan yang kurang begitu formal jika dibandingkan dengan systematic review (Bernardo, Nobre dan Jatene, 2004). Ada beberapa jenis topik tinjauan yang dapat diterapkan pada literature review dalam ilmu kesehatan dan kedokteran menurut Munn et. al. (2018), yaitu: 1. Efektivitas, mempunyai tujuan mengevaluasi efektivitas pengobatan atau praktek tertentu untuk melihat dampaknya pada hasil. Format pertanyaan PICO: Populasi, Intervensi, Pembanding/Comparator (satu atau banyak), Hasil (Outcome). Contoh pertanyaan: Apakah efektivitas olahraga untuk mengobati depresi pada orang dewasa jika dibandingkan dengan tidak ada pengobatan atau pengobatan pembanding yang lainnya? 2. Eksperensial (kualitatif), mempunyai tujuan meneliti pengalaman atau kebermaknaan suatu fenomena tertentu. Format pertanyaan PICo: Populasi, Fenomena yang menarik/Phenomena of Interest, Konteks/Context. Contoh pertanyaan: Apakah pengalaman menjalani pencitraan medis dengan teknologi tinggi seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging/Pencitraan Resonansi Magnetik) pada pasien dewasa di negara- negara dengan pendapatan tinggi? 3. Evaluasi biaya/ekonomi, tujuannya untk menentukan biaya yang dikaitkan dengan suatu strategi pengobatan atau pendekatan tertentu terutama dalam hal efektivitas biaya atau keuntungan. Format pertanyaan (PICOC): Populasi, Intervensi, Pembanding (satu atau 70

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI banyak), Hasil, Konteks. Contoh pertanyaan: Apakah efektivitas biaya monitoring diri kadar glukosa pada DM tipe 2 di negara-negara dengan pendapatan tinggi? 4. Prevalensi dan/atau insidensi, mempunyai tujuan menentukan prevalensi dan/atau insidensi suatu kondisi tertentu. Format pertanyaan: CoCoPop: Kondisi, Konteks, Populasi. Contoh pertanyaan: Apakah prevalensi/insidensi klaustrofobia dan reaksi klaustrofobik pada pasien dewasa yang menjalani MRI? 5. Etiologi dan/atau risiko, tujuannya untuk menentukan asosiasi antara paparan atau faktor risiko tertentu dan hasil/akibatnya. Format pertanyaan PEO: Populasi, Paparan (Exposure), Hasil/Akibat (Outcome). Contoh pertanyaan: Apakah orang dewasa yang terpapar radon akan berisiko berkembang menjadi kanker paru? 6. Pendapat ahli atau kebijakan, tujuannya untuk meninjau dan mensintesis pendapat ahli, teks atau kebijakan saat ini atas fenomena tertentu. Format pertanyaan PICo: Populasi, Fenomena yang menarik/Phenomena of Interest, Konteks/Context. Contoh pertanyaan: Apakah kebijakan strategis untuk mengurangi mortalitas maternal pada wanita hamil dan melahirkan di Kamboja, Thailand, Malaysia dan Sri Langka? B. Metode Atau Cara Penulisan Umum Studi Literatur 1. Menentukan Topik (Tema, Pokok Bahasan) Topik atau pokok bahasan menyangkut masalah kedokteran dan kesehatan, baik klinis (misalnya studi kasus/penyakit tertentu) maupun manajemen (misalnya pelayanan kesehatan). Studi kasus (klinis)adalah bentuk studi literatur yang banyak dijumpai dalam berbagai laporan penelitian semacam ini. Topik juga bisa dilihat pada beberapa jenis topik tinjauan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 2. Menentukan Masalah (Pertanyaan Penelitian) Pada dasarnya studi literatur berbasis pada problem solving approach. Dengan demikian perumusan masalah di sini mencakup suatu pertanyaan yang harus dijawab dengan jawaban sebagai pemecahan masalah tersebut. Oleh karena studi literatur ini bersifat deskriptif, maka pertanyaan utama yang harus dijawab adalah HOW, sekalipun dalam proses menjawab tersebut (dalam membahas atau diskusi) perlu pertanyaan-pertanyaan lain yang harus dijawab. Masalah ini juga bisa dilihat secara detail pada format dan contoh pertanyaan di pembahasan tentang beberapa jenis topik tinjauan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 3. Menentukan Tujuan Penelitian Tujuan dari studi literatur ini adalah mencari informasi secara mendalam tentang suatu kasus (penyakit) atau tentang pelayanan kesehatan melalui penelusuran literatur. Studi kasus yang sifatnya eksplanatori lebih diarahkan kepada penelusuran informasi yang bersifat kausalitas (hubungan sebab akibat) sedangkan untuk yang bersifat deskriptif mengarah kepada informasi komparatif dan perkembangan teori- 71

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI teori (preexisting theory). Studi kasus yang bersifat eksploratoris umumnya memberikan informasi latar belakang suatu studi agar bisa memberikan hasil komparasi yang lebih baik dan membawa peneliti ke arah tujuan penelitian. 4. Menentukan Sistematika Penulisan Dalam penyusunan laporan penelitian studi literatur disusun sistematika sebagai berikut: ABSTRAK a. Description of the condition (deskripsi kondisi) b. Tujuan c. Metode/pendekatan d. Result (Hasil) e. Conclusions (Kesimpulan) BAB I - PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Besar masalah dan dampaknya 2. Area spesifik yang mana (masalah: diagnostik, patofisiologik, faktor risiko, pengobatan, prognosis) 3. Apa yang sudah diketahui (diteliti) dan yang belum (what is new); B. Rumusan Masalah 1. Berbentuk kalimat tanya. 2. Rumusan padat, singkat, jelas dan lugas. 3. Memberi petunjuk tentang data yang harus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. C. Tujuan 1. Tujuan umum Umumnya berupa formulasi dari rumusan masalah menjadi kalimat yang menyatakan tujuan (kalimat berita). 2. Tujuan khusus Memberi petunjuk arah dalam menjawab pertanyaan penelitian yang lebih rinci dan secara keseluruhan bersifat komprehensif dalam pemecahan masalah. 72

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI D. Manfaat Hasil Penelitian; 1. Manfaat bagi institusi. 2. Manfaat bagi masyarakat. 3. Manfaat bagi pengembangan ilmu. 4. Manfaat bagi diri peneliti. BAB II – TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Memuat: 1. Deskripsi kasus yang diteliti. 2. Mendukung argumen-argumen dalam analisis dan diskusi. B. Sumber Pustaka 1. Jurnal ilmiah, disertasi, thesis, text book, laporan seminar ilmiah, terbitan pemerintah dan lembaga-lembaga resmi lainnya. 2. Akses internet yang disertai dengan nama penulis, lembaga/institusi sebagai penanggung jawab. C. Pemilihan Bahan Pustaka Mengikuti Prinsip: 1. Prinsip relevansi. 2. Prinsip kemutakhiran (sumber up to date)– sampai 10 tahun terakhir 3. Minimal 25 artikel yang digunakan untuk penulisan 4. Setidak-tidaknya 8 artikel dari jurnal internasional dalam tulisan BAB III – METODE Contoh: A. Metode Penelitian studi kasus penyembuhan Tuberkolosis paru-paru ini bersifat deskriptif dengan pengumpulan data/informasi, analisis dan pemecahan masalah melalui penelusuran literatur (kajian pustaka). Dalam pendekatan masalah kasus tersebut mengikuti alur sebagai berikut. Buat ilustrasi pendekatan masalah penyembuhan Tuberkulosis dan beri penjelasan singkat. Contoh judul ilustrasi (Gambar): Gambar III.1. Bagan Alir Pendekatan Masalah Pengobatan Tuberkulosis Paru-paru. 73

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI B. Penjelasan Bagan Alir. Penjelasan ini merupakan rangkaian proses pemecahan masalah pengobatan Tuberkulosis paru-paru secara singkat menurut teori-teori sebagaimana telah disajikan dalam BAB II – Tinjauan Pustaka. BAB IV – PEMBAHASAN (DISKUSI) Pembahasan adalah upaya mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan melalui argumen-argumen dari hasil penelusuran literatur. Pertanyaan yang harus dijawab dalam diskusi: (1) Mengapa metode/teknik tersebut yang digunakan untuk memecahkan masalah (misalnya mengobati pasien, memecahkan masalah manajemen kesehatan)? (2) Apakah teknik tersebut tepat? (3) Apakah pengobatan atau manajemen program sukses? Bagaimana Anda tahu? (4) Apakah hasilnya lebih baik dibanding dengan metode lain? Mengapa? (5) Apakah langkah-langkah yang tepat telah digunakan dalam penelitian ini? Jika masih ada kekurangan apa yang seharusnya dilakukan? BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Ringkasan jawaban dari pertanyaan penelitian yang terinci menurut “Tujuan Khusus”. B. Saran-saran 1. Bersumber dari hasil penelitian. 2. Rinci dan bersifat operasional. 3. Spesifik sesuai dengan masalah dan lembaga terkait. DAFTAR PUSTAKA. 74

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI LITERATUR 1 (journal, text book, thesis, disertasi etc.), LECTURE, MEMORANDA RESEARCH INTEREST 2 AND IDEA TOPIC and TITLE 3 4 FORMULATION OF: 5 (1) Problem (2) Purposes (3) Research design (4) Ujian proposal COLLECTING OF DATA RESEARCH WRITINGS 6 ABSTRACT I. INTRODUCTION II. LIBRARY REVIEW III. METHODS IV. DISCUSSION V. RESULT AND RECOMENDATION References. UJIAN/SEMINAR Gambar III. 1: Alur Studi Literatur 75

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI KETERANGAN GAMBAR: 1. Dalam kesempatan ini seorang mahasiswa dihadapkan pada skripsi yang harus segera diselesaikan. Umumnya Dosen Pembimbing mengarahkan pada menentukan “masalah apa” yang menarik mahasiswa untuk dipecahkan. Masalah penelitian ini yang harus ditemukan lebih dulu dengan didukung data empiris atau informasi/data kualitatif. Data ini bisa diperoleh dari sumber data sekunder misalnya dari literatur. 2. Data/informasi dari hasil banyak membaca literatur atau berbagai karya ilmiah mendorong ketertarikan dalam melaksanakan penelitian, karena sudah ada gambaran dalam angan-angan mahasiswa tentang apa yang akan digunakan sebagai topik. 3. Mahasiswa yang sudah memiliki topik atau bahan pokok pembicaraan berkonsultasi dengan Dosen Pembimbing, yang kemudian mengajukan topik tersebut untuk menjadi bahan penyusunan skripsi. Proposal yang sudah disetujui Pembimbing diseminarkan dihadapan Penguji proposal 4. Umumnya Dosen Pembimbing menanyakan “dengan topik tersebut” ada masalah apa di balik itu? Misalnya topik yang menarik mahasiswa adalah “Tuberkulosis paru”. Misalnya Dosen Pembimbing memberi alternatif 2 pilihan masalah yang terkait dengan penyakit tersebut: a. Pengobatan; b. Manajemen Pelayanan Kesehatan; Langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah, tujuan dan penyusunan rancangan penelitian yang secara aplikatif berbentuk bagan alir pendekatan masalah yang sudah dirumuskan 5. Pengumpulan data/informasi bersumber dari hasil penelusuran jurnal, tesis, disertasi atau karya ilmiah lainnya disiapkan untuk penulisan laporan penelitian. 6. Penulisan laporan penelitian mengikuti sistematika (Lihat uraian dan penjelasan masing-masing Bab sebagaimanaa telah diuraikan sebelumnya). Laporan penelitian diseminarkan di hadapan penguji. Abstrak I. Pendahuluan II. Tinjauan Pustaka III. Metode IV. Pembahasan V. Kesimpulan dan saran Daftar Pustaka 76

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI C. Tahapan-tahapan Pembuatan Skripsi dalam Bentuk Studi Literatur/Narrative Overview menurut Ulhaq dan Ramayanti (2020) 1. Memilih topik yang akan direview. 2. Melacak dan memilih artikel yang relevan. 3. Melakukan ANALISIS dan SINTESIS literatur 4. Mengorganisasi penulisan review. a. Menentukan topik b. Menyusun latar belakang c. Merumuskan masalah d. Merumuskan tujuan e. Menyusun teori yang mendukung topik dalam tinjauan Pustaka f. Metode penelitian g. Hasil penelitian dan Pembahasan h. Kesimpulan dan saran. D. Penjelasan tahapan-tahapan 1. Menetapkan topik, misalnya memilih topik tentang STUNTING 2. Memilih artikel yang relevan Apakah stunting? Stunting Stunting (pendek) merupakan suatu kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan usianya. Kondisi ini diukur berdasarkan grafik standar pertumbuhan anak dari WHO menggunakan grafik panjang/tinggi badan menurut usia dengan hasil grafik yang lebih dari minus dua standar deviasi (di bawah -2SD) (WHO, 2013). Menkes menyatakan pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunting (pendek) dan severely stunting (sangat pendek). Pengaruh kekurangan zat gizi terhadap tinggi badan dapat dilihat dalam waktu yang relatif lama. 77

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI Apa penyebab stunting? (Larasati, 2017) Faktor Faktor Maternal 1. Nutrisi yang kurang pada saat prekonsepsi, pengaturan kehamilan, dan laktasi, 2. Tinggi badan ibu yang rendah, 3. nutrisi keluarga Infeksi, kehamilan 4. Kesehatan mental, 5. IUGR, 6. Jarak dan rumah kehamilan yang pendek, 7. Hipertensi tangga Lingkungan Rumah 1. Stimulasi dan aktivitas anak yang tidak adekuat, 2. Perawatan yang kurang, 3. Sanitasi dan pasukan air yang tidak adekuat, 4. Akses dan ketersediaan pangan yang kurang, 5. Alokasi makanan dalam rumah tangga yang tidak sesuai, 6. Edukasi pengasuh yang rendah Makanan Kualitas makanan yang rendah 1. Kualitas mikronutrien yang tambahan / rendah, 2. Keragaman jenis makanan yang dikonsumsi dan komplementer sumber makanan hewani yang rendah, 3. Makanan yang tidak yang tidak mengandung nutrisi, dan makanan komplementer yang adekuat mengandung energi rendah Cara pemberian yang tidak adekuat 1. Frekuensi pemberian makanan yang rendah, 2. Pemberian makanan yang tidak adekuat ketika sakit dan setelah sakit 3. Konsistensi makanan yang terlalu halus 4. Pemberian makan yang rendah dalam kuantitas Keamanan makanan dan minuman 1. Makanan dan minuman yang terkontaminasi, 2. Kebersihan yang rendah, 3. Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak aman Faktor menyusui Praktek yang tidak adekuat 1. Penundaan inisiasi menyusi dini, 2. Tidak ASI Eksklusif, 3. Penghentian menyusui yang terlalu cepat Faktor infeksi Infeksi klinis dan subklinis 1. Infeksi pada usus : diare, environmental enteropathy, infeksi cacing, 2. Infeksi pernafasan 3. Malaria, 4. Nafsu makan yang kurang akibat infeksi, inflamasi. Jenis kelamin Tingkat Peranan orang tua terutama ibu sangat penting dalam pengetahuan ibu pemenuhan gizi anak, karena anak membutuhkan perhatian dan dukungan orang tua dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Untuk mendapatkan gizi yang baik diperlukan pengetahuan gizi yang baik dari 78

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI Faktor Jenis orang tua agar dapat menyediakan menu pilihan yang kelamin seimbang (Devi, 2012). Jenis kelamin janin Dan Lain-lain 3. ANALISIS dan SINTESIS Berikut contoh proses yang bisa dilaksanakan dalam analisis dan sintesis stunting: Dari 5 (lima) faktor yang berhasil di temukan melalui browsing, maka dirasa kelima-limanya menarik untuk diangkat dalam suatu skripsi. Ada tiga bentuk ANALISIS dalam penulisan ilmiah yang menghubunghan faktor penyebab dengan akibat yang terjadi yaitu: KORELASIONAL HUBUNGAN (relationship) dan PERBEDAAN. Kali ini dipilih HUBUNGAN. Tetapi apabila menggunakan kata HUBUNGAN kesannya adalah menguji hipotesis. Padahal sebenarnya hanya pembuktian deskriptif saja. Akhirnya lebih dipilih istilah PENGARUH. Banyak penelitian-penelitian dengan topik : Hubungan antara faktor A dengan faktor B, atau yang sejenis dengan itu, akhirnya disintesis “MENJIPLAK IDE” FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN STUNTING. Menjiplak ide semacam ini sah-sah saja, toh isinya tidak akan persis sama sekalipun judulnya sama. (Kecuali bila mahasiswa sudah berniat melakukan plagiasi). Untuk keterangan tempat Literature Study atau Literature Review tidak perlu disebutkan karena tidak ada lokasi dimana informasi diperoleh, KECUALI mahasiswa mengumpulkan data atau informasi dengan lokus tertentu. 4. Mengorganisasi penulisan review a. Menentukan topik: Di atas proses penentuan topik sudah dibahas dengan hasil : Topik: FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA DI ATAS TIGA TAHUN. Memulai Bab I : PENDAHULUAN 79

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI b. Menyusun latar belakang Setidak-tidaknya latar belakang (masalah) menyangkut uraian tentang stunting dan data empiris atau epidemiologis. Stunting dan Stunting (pendek) atau kurang gizi kronik adalah suatu dampaknya. bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan. Kurang gizi kronik adalah keadaan yang sudah terjadi sejak lama, bukan seperti kurang gizi akut. Anak yang mengalami stunting sering terlihat memiliki badan normal yang proporsional, namun sebenarnya tinggi badannya lebih pendek dari tinggi badan normal yang dimiliki anak seusianya. Stunting merupakan proses kumulatif dan disebabkan oleh asupan zat-zat gizi yang tidak cukup atau penyakit infeksi yang berulang, atau kedua-duanya. Stunting dapat juga terjadi sebelum kelahiran dan disebabkan oleh asupan gizi yang sangat kurang saat masa kehamilan, pola asuh makan yang sangat kurang, rendahnya kualitas makanan sejalan dengan frekuensi infeksi sehingga dapat menghambat pertumbuhan (UNICEF, 2009) Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi (stunting), dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi (Kementerian Kesehatan RI, 2016) Data Stunting merupakan salah satu masalah yang epidemiologis menghambat perkembangan manusia secara global. Pada mulai tingkat saat ini terdapat sekitar 162 juta anak berusia dibawah lima dunia sampai tahun mengalami stunting. Jika tren seperti ini terus wilayah yang akan berlanjut diproyeksikan bahwa pada tahun 2025 terdapat diteliti. 127 juta anak berusia dibawah lima tahun akan mengalami stunting. Menurut United Nations Children's Emergency DALAM Fund (UNICEF) lebih dari setengah anak stunting atau 80

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI PENULISAN sebesar 56% tinggal di ASIA dan lebih dari sepertiga atau REVIEW TIDAK sebesar 37% tinggal di Afrika. UNICEF mengemukakan PERLU sekitar 80% anak stunting terdapat di 24 negara MENYEBUTKAN berkembang di Asia dan Afrika. Indonesia masih TEMPAT mengalami permasalahan dalam masalah gizi dan tumbuh (BERSIFAT kembang anak. Indonesia merupakan negara urutan kelima UMUM) yang memiliki prevalensi anak stunting tertinggi setelah India, China, Nigeria dan Pakistan. Saat ini, prevalensi JADI LATAR anak stunting di bawah 5 tahun di Asia Selatan sekitar 38% BELAKANG (UNICEF, 2014) EPIDEMIOLOGI DAPAT Hasil Riset Kesehatan Dasar mencatat prevelansi DISESUAIKAN. stunting pada tahun 2007 yaitu sebesar 36,8% sempat turun menjadi 35,6% pada tahun 2010, namun meningkat menjadi 37,2% pada tahun 2013. Dari prevelansi tersebut dapat dilihat bahwa prevelansi stunting di Indonesia justru meningkat sebesar 1.6% dalam kurun waktu 2010-2013 atau 0,4% pertahun.5 Menurut WHO, prevalensi balita pendek menjadi masalah kesehatan masyarakat jika prevalensinya 20% atau lebih. Karenanya persentase balita pendek di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi (Kemenkes R.I., 2015) Daerah Istimewa Yoyakarta (DIY) masih menghadapi tantangan dalam permasalahan gizi (stunting). Prevelansi balita pendek di DIY pada tahun 2014 sebesar 11,44%. Prevelensi balita pendek di DIY lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas yaitu sebesar 10,2%).7 Menurut Pusat Data dan Informasi menyebutkan bahwa prevelansi stunting tertinggi berada di Kabupaten Gunung Kidul yaitu sebanyak 7,7% balita pendek dan 23,3% balita sangat pendek.8 Kabupaten Gunungkidul memiliki 30 Puskesmas aktif. Wilayah dengan jumlah balita stunting terbanyak berada pada wilayah kerja Puskesmas Wonosari II yaitu sebanyak 549 balita, disusul oleh Puskesmas Ponjong I yaitu sebanyak 461 balita, dan Puskesmas Rongkop yaitu sebanyak 365 balita. 9 Berdasarkan studi pendahuluan jumlah balita di Posyandu Wilayah Puskesmas Wonosari II yaitu sebanyak 3057 balita dan 23,86% balita mengalami stunting. Dan Lain-lain 81

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI c. Merumuskan masalah: Faktor-faktor apakah yang memengaruhi kejadian stunting pada anak balita di atas tiga tahun? d. Merumuskan tujuan 1) Tujuan umum Tujuan umum literature review ini adalah untuk mengetahun faktor- faktor yang memengaruhi kejadian stunting pada anak balita di atas tiga tahun, 2) Tujuan khusus a) Mengetahui pengaruh faktor pengaturan nutrisi keluarga dan rumah tangga. b) Mengetahui pengaruh kecukupan makanan tambahan / komplementer terhadap kejadian stunting pada anak balita di atas tiga tahun, c) Mengetahui pengaruh kecukupan laktasi terhadap kejadian stunting pada anak balita di atas tiga tahun, d) Mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan ibu tentang kecukupan gizi terhadap kejadian stunting pada anak balita di atas tiga tahun. e) Mengetahui pengaruh infeksi terhadap kejadian stunting pada anak balita di atas tiga tahun, f) Mengetahui pengaruh jenis kelamin anak terhadap kejadian stunting pada anak balita di atas tiga tahun, e. Menyusun teori yang mendukung topik dalam Tinjauan Pustaka Untuk mempermudah mengorganisasi materi yang akan kita kumpulkan akan lebih efektif bila kita buat sistematika materi yang dibutuhkan. Misalnya: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stunting 1. Patofisiologi stunting 2. Prevalensi stunting 3. Pengukuran Status Gizi 4. Dampak dari stunting, 5. Pengaturan nutrisi untuk keluarga 6. Makanan tambahan atau suplemen 7. Laktasi 8. Pentingnya pengetahuan ibu tentang kecukupan gizi keluarga 9. Infeksi pada anak balita 10. Jenis kelamin anak B. Proses Tumbuh Kembang pada Anak 82

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI PERLU DICATAT: 1. Bahwa materi-materi dalam Bab ini (BAB II) jangan sampai menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam TUJUAN KHUSUS. Sebab nanti ada bagian tersendiri (Bab IV. PEMBAHASAN) yang merupakan “descriptive analytic” sebagai pembuktian bahwa FAKTOR-FAKTOR tersebut merupakan faktor yang memengaruhi stunting. 2. Tegasnya dalam Bab II ini khususnya diupayakan kondisi ideal agar anak balita tumbuh kembang dengan baik. f. Metode penelitian B A B III METODE DAN PENDEKATAN MASALAH A. Metode SKRIPSI dengan judul “Faktor-faktor yang memengaruhi kejadian stunting pada anak balita di atas tiga tahun” ini diselesaikan dengan menggunakan metode Literature Study atau Literature Review. Data atau informasi diperoleh dari jurnal, text book atau sumber resmi yang lainnya. Analisis dilakukan secara deskriptif MELALUI hasil penelitian para peneliti lain yang telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah, yaitu menyangkut bagaimana faktor-faktor: pengaturan nutrisi keluarga dan rumah tangga, kecukupan makanan tambahan/komple- menter, kecukupan laktasi, pengetahuan ibu tentang pengaturan gizi yang cukup, adanya infeksi pada anak balita dan faktor jenis kelamin berpengaruh terhadap kejadian stunting pada anak balita di atas tiga tahun. B. Pendekatan Masalah Metode pendekatan masalah dapat dilihat pada Bagan Alir Pendekatan Masalah sebagai berikut: Apakah bagan alir ini perlu penjelasan? Sesungguhnya dengan bagan alir berikut kita sudah diarahkan bagaimana manyawab permasalahan tentang faktor-faktor yang memengaruhi stunting. Dan karena bukan merupakan kerangka konsep maka tidak perlu ada penjelasan lagi. Karena memang sudah jelas memberikan arah pemecahan masalah. 83

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI STUNTING Pengaturan nutrisi keluarga dan rumah tangga 1. Baik 2. Tidak baik Kecukupan makanan tambahan / komplementer 1. Cukup 2. Kurang Kecukupan laktasi 2. Kurang 1. Cukup STUNTING Pengetahuan ibu tentang pengaturan gizi 1. Baik 2. Kurang Adanya infeksi pada anak balita 1. Ada infeksi 2. Tidak ada infeksi Jenis kelamin janin 2. Perempuan 1. Laki-laki Gambar III.2: Bagan Alir Pendekatan Masalah tentang Faktor-faktor yang Memengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di atas Tiga Tahun. 84

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI g. Hasil penelitian dan Pembahasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Apakah yang dimaksud dengan hasil penelitian ini? Hasil Penelitian adalah hasil browsing yang relevan dengan permasalahan yang harus dipecahkan. Misalnya: Pengaruh faktor jenis kelamin terhadap kejadian stunting. Maka harus didukung oleh HASIL PENELITIAN ANALISIS BIVARIAT ANTARA JENIS KELAMIN DENGAN STUNTING. Contoh: Pengaruh faktor jenis kelamin terhadap stunting: Jenis kelamin menentukan pula besar kecilnya kebutuhan gizi untuk seseorang. Pria lebih banyak membutuhkan zat tenaga dan protein dibandingkan wanita. Pria lebih sanggup mengerjakan pekerjaan berat yang tidak biasa dilakukan wanita. Selama masa bayi dan balita-balita, balita perempuan cenderung lebih rendah kemungkinannya menjadi stunting dan severe stunting daripada balita laki-laki, selain itu bayi perempuan dapat bertahan hidup dalam jumlah lebih besar daripada bayi laki-laki dikebanyakan Negara berkembang termasuk Indonesia (Ramli et al, 2009) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa balita yang mengalami stunting dan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 63,2%. Balita yang tidak mengalami stunting dan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 35,5%. Hasil uji statistik didapatkan p-value 0,001 berarti dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian stunting. Stunting berpeluang 3,111 kali (95% CI 1,605-6,030) pada balita yang berjenis kelamin laki-laki berpeluang dibanding balita yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini didukung oleh sudi kohort yang dilakukan Medin (2010) yang menunjukan bayi dengan jenis kelamin lai- laki memiliki risiko dua kali lipat menjadi stunting dibandingkan bayi perempuan (Medhin-Gima et al, 2010) Balita laki-laki lebih berisiko stunting dibandingkan balita perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Lesiapato (2010) di sub-Sahara Afrika menunjukan bahwa balita laki-laki prasekolah lebih berisiko stunting dibanding rekan perempuannya (Lesiapeto et al, 2010) Penelitian lain menyebutkan penyebab dari hal tersebut adalah terjadinya ketidaksetaraan gender di masyarakat atau budaya setempat yang berlaku yang memberi perlakuan istimewa terhadap balita perempuan yang cenderung diam dirumah, sedangkan balita laki-laki lebih aktif secara fisik (Akombi et al, 2017). 85

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi BAB VI – STUDI LITERATUR UNTUK SKRIPSI h. Kesimpulan dan saran. B A B V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan adalah jawaban permasalahan yang dirumuskan dalam tujuan khusus. Karena ada 6 (enam) butir tujuan khusus maka kesimpulannya juga harus 6 dan disusun sesuai dengan urutan tujuan khusus, B. Saran-saran Karena penelitian tidak menunjukkan lokasi tertentu maka saran bersifat umum – setidak tidaknya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Saran untuk perbaikan metode – sebaiknya diarahkan kepada penelitian yang sesungguhnya. CATATAN: Bagaimana dengan kriteria inklusi dan eksklusi? Sayang penulis tidak sempat browsing yang cukup banyak. Contoh-contoh di atas sesungguhnya hanyalah CANIBAL dari materi yang dipunyai penulis. Seandainya penulis sempat browsing 100 – 200 materi karya ilmiah terkait dengan topik, maka bisa langsung memberi contoh bagaimana mengeksklut karya ilmiah yang lebih dari 5 tahun yang lalu, atau yang tidak terlalu relevan dengan permasalahan juga dibuang saja. 86

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Arshed, N. dan Danson, M. 2015. The Literature Review dalam The Global Management Series: Research Methods for Business & Management., A Guide to writing your dissertation oleh Kevin O’Gorman dan Robert Macintosh. Edisi 2. Goodfellow Publishers Ltd. London. Hal. 31-49. Bernardo, WM. Nobre, MR. Jatene, FB. 2004. Evidence based clinical practice. Part II – searching evidence databases. Rev Assoc Med Bras. 50: 104-108. Coughlan, M. Cronin, P., Ryan, F. 2007. Step-by-step guide to critiquing research. Part 1: quantitative research. British Journal of Nursing. 16(11): 658-63. Grant, MJ. dan Booth, A. 2009. A typology of reviews: an analysis of 14 review types and associated methodologies. Health Information and Libraries Journal. 26: 91–108. Hasan, I. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Bumi Aksara, Jakarta, hal. 91- 132. Munn, Z. Stern, C. Aromataris, E. Lockwood, C. dan Jordan, Z. 2018. What kind of systematic review should I conduct? A proposed typology and guidance for systematic reviewers in the medical and health sciences. BMC Medical Research Methodology 18(5): 2-9. Roseeha, 2010. Sukses Menulis Proposal, Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Keen Books, hal. 3-11. Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. CV Sagung Seto, Jakarta, hal. 102-112. Satria, AB. 2010.Teknik Jitu Menyusun Skripsi, Tesis & Disertasi, Editor, Redaksi Immortal Media. Immortal Publisher, Yogyakarta, hal. 15-24. Sudarso. 2014. Buku Ajar untuk Kepaniteraan Klinik IKM, Materi Pokok Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Surabaya, hal. 213-223. Suyatno. 2010. Menghitung Besar Sampel Penelitian Kesehatan Masyarakat. Undip. www.undip.ac.id. Tanjung, BN. dan Ardial, H. 2010.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal, Skripsi dan Tesis), Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 86-117. Universitas Brawijaya, Fakultas Kedokteran, 2010, Buku Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Tugas Akhir, Malang, hal. 1-60. 87

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1: Ukuran Bidang Pengetikan 4 Cm ? BAB I 1 Cm PENDAHULUAN LETAK HALAMAN BUKAN BAB 4 Cm A. Latar Belakang 3 Cm ................................................................................................................ ......................................................................................................................... .................................................................. ................................................................................................................ ......................................................................................................................... ........................................ B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ ......................................................................................................................... ................................................... C. Tujuan 1. Tujuan umum 2. Tujuan khusus a. ............................................................................................................. ......................................................... b. ............................................................................................................. .............................................. c. ............................................................................................................. ................................................... D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat bagi masyarakat atau institusi terkait 2. Manfaat bagi institusi lain (yang memungkinkan hasil penelitian ini bisa diterapkan). 3. Manfaat bagi peneliti 4. Manfaat bagi pengembangan ilmu. 88

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 2: Contoh Pengetikan B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi 2. Cara penularan 3. Manifestasi klinis tuberkulosis 4. Diagnosis tuberkulosis 5. Pengobatan 6. Evaluasi pengobatan a. Evaluasi klinis b. Evaluasi bakteriologis (0-2-6/9 bulan pengobatan) 1) Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya konversi dahak. 2) Pemeriksaan dan evaluasi pemeriksaan mikroskopis : a) Sebelum pengobatan dimulai b) Setelah 2 bulan pengobatan (setelah fase intensif) c) Pada akhir pengobatan. c. Evaluasi radiologi (0-2-6/9 bulan pengobatan) d. ................. B. Program DOTS di Indonesia ............................................................................................................... ........................................... C. Kinerja Pengawas Menelan Obat (PMO) ............................................................................................................... ....................................... D. ....................................................... 89

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 3: Contoh Punggung Buku Aria Dewanta KADAR IiG SPESIFIK PADA TIKUS WISTAR DIABETES MELITUS PASCA PEMBERIAN TOKSOID TETANUS 2020 Skripsi sisakan 5 cm untuk label perpustakaan 90

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 4: Contoh Halaman Sampul Proposal Skripsi (Warna Hijau Tua, D8 atau Linen, Tulisan Hitam) HUBUNGAN FAKTOR PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA DI BAWAH LIMA TAHUN DI DESA X. PROPOSAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran 3 cm. Oleh: Sukma Sahadewa NPM: 04700128 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA SURABAYA 2010 91

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 5: Contoh Halaman Sampul Skripsi (Warna Hijau Tua, D8 atau Linen, Tulisan Hitam) HUBUNGAN FAKTOR PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA DI BAWAH LIMA TAHUN DI DESA X. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran 3 cm. Oleh: Sukma Sahadewa NPM: 04700128 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA SURABAYA 2010 92

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 6a: Contoh Halaman Persetujuan Ujian Proposal Skripsi (1 Dosen Pembimbing) (Dilampirkan pada naskah untuk mengajukan ujian Proposal Skripsi) HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA DI BAWAH LIMA TAHUN DI DESA X. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh: Sukma Sahadewa NPM: 04700128 Pembimbing, Menyetujui untuk diuji Pada tanggal: ....................................... Penguji, Dr. Bimbing I, dr, MKes. Panguji, dr, MSc. NIP. 130049990 NIK. 09479-ET 93

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 6b: Contoh Halaman Persetujuan Ujian Proposal Skripsi (2 Dosen Pembimbing) (Dilampirkan pada naskah untuk mengajukan ujian Proposal Skripsi) HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA DI BAWAH LIMA TAHUN DI DESA X. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh: Sukma Sahadewa NPM: 04700128 Menyetujui untuk diuji Pada tanggal: ....................................... Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Dr. Bimbing I, dr, MKes. Bimbing II, dr, MSc. NIP. 130049990 NIK. 07479-ET Penguji, Panguji, dr, MSc. NIK. 09479-ET 94

Pedoman Penulisan dan Pelaksanaan Skripsi LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 7a: Contoh Halaman Persetujuan Ujian Skripsi (1 Dosen Pembimbing) (Dilampirkan pada naskah untuk mengajukan ujian Skripsi) HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HUBUNGAN FAKTOR PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA DI BAWAH LIMA TAHUN DI DESA X. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh: Sukma Sahadewa NPM: 04700128 Menyetujui untuk diuji Pada tanggal: ....................................... Pembimbing, Penguji, Dr. Bimbing I, dr, MKes. Panguji, dr, MSc. NIP. 130049990 NIK. 09479-ET 95


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook