Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore KAMPUS HIJAU PUPR

KAMPUS HIJAU PUPR

Published by Dagu Komunika Bookcases, 2023-05-12 02:11:10

Description: Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang biasa disebut "Kampus PUPR" dibangun dengan tujuan mengadopsi konsep bangunan gedung hijau dan lingkungan yang asri, menempati area seluas 5,38 ha pertama kali dirancang pada tahun 2003 dengan konsep "Kebayoran Taman Kota" sebagai landasan utama dalam pengembangan kawasan perkantoran.

Search

Read the Text Version

KAHMPIUJPAPURUS PERKANTORAN HUMANIS NAN RAMAH LINGKUNGAN





Daftar Isi sekapur sirih 6 34 Kata Pengantar 10 Kampus PUPR Simbol 18 Green Office Bangunan Hijau ⚫ Desain dan Konsep ⚫ Mengenali Bangunan Hijau Gedung Hijau ⚫ Bangunan Ramah ⚫ Menerapkan dan Lingkungan Merasakan Manfaatnya ⚫ Berinteraksi di Ruang ⚫ Menjawab Tantangan Publik Nan Asri ⚫ Limbah yang Bermanfaat ⚫ Air, Investasi Masa Depan Kita ⚫ Hemat Energi Hemat Biaya ⚫ Integrasi Pedestrian dan Jalur Sepeda ⚫ Inovasi Sarana Parkir ⚫ Meningkatkan Kepekaan, Kepedulian dan Peran Aktif Insan PUPR 4 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

98 120 134 Mengejar Misi; Mereka Bicara Menjaga Komitmen dan Kampus PUPR Kebanggaan Kebijakan ⚫ Nilai dan Komunitas Sebagai Inti Penggerak ⚫ Menciptakan Kebahagiaan di tempat Kerja ⚫ Wahana Edukasi, Belajar Bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 5

Sekapur Sirih Konsep pembangunan berkelanjutan telah terdengar sejak tahun 1960an dan 1970an, saat itu diawali oleh krisis energi dan perhatian terhadap polusi lingkungan. Berbagai pandangan saat itu mengatakan bahwa awal dari pembangunan berkelanjutan berhubungan dengan infrastruktur hijau. Inisiasi dimulai dari kebutuhan dan keinginan untuk penerapan pembangunan yang lebih efisien energi dan ramah lingkungan. Ada berbagai motif kepentingan untuk memilih infrastruktur hijau, termasuk didalamnya bangunan gedung hijau, seperti lingkungan, ekonomi, dan keuntungan sosial. Walaupun demikian, gerakan saat ini mengarahkan pada upaya membangun sinergi dan integrasi, baik pada bangunan baru maupun renovasi pada bangunan yang sudah ada. Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang biasa disebut \"Kampus PUPR\" dibangun dengan tujuan mengadopsi konsep bangunan gedung hijau dan lingkungan yang asri, menempati area seluas 6 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang biasa disebut “Kampus PUPR” dibangun dengan tujuan mengadopsi konsep bangunan gedung hijau dan lingkungan yang asri, menempati area seluas 5,38 ha pertama kali dirancang pada tahun 2003 dengan konsep “Kebayoran Taman Kota”. 5,38 ha pertama kali dirancang pada tahun 2003 dengan konsep \"Kebayoran Taman Kota\" sebagai landasan utama dalam pengembangan kawasan perkantoran. Kemudian mengalami beberapa kali perubahan rancangan pada tahun 2005, 2009, dan 2010, perubahan tersebut mengarah pada transformasi konsep kampus hijau atau biasa disebut green site concept. Hingga akhirnya Kampus PUPR tampak seperti hari ini, sesuai dengan tujuan utamanya menciptakan lingkungan yang asri. Perancangan bangunan gedung Kampus PUPR adalah menciptakan sistem bangunan yang terintegrasi dan memberikan dampak mutualisme terhadap lingkungan. Segala bentuk energi baik matahari, air, maupun listrik dikonversi dengan cara mereduksi, menggunakan kembali, atau mendaur ulang sehingga efisiensi penggunaan dan keberlanjutan energi sebagai tujuan utama dari bangunan gedung hijau dapat diwujudkan. Pembangunan gedung utama yang mengusung konsep green building layak menjadi inspirasi bagi gedung- gedung lain di tanah air. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 7

Sekapur Sirih Kementerian PUPR juga menerapkan konsep infrastruktur hijau dan bangunan gedung hijau di berbagai infrastruktur yang telah dibangun seperti sarana prasarana pendidikan, olahraga dan pasar. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri PUPR No. 02/ PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau dan Peraturan Menteri PUPR No. 9 tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan dan Peraturan Menteri PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau dalam rangka mendukung infrastruktur ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kementerian PUPR tak hanya menerbitkan peraturan tersebut, tetapi juga telah mengimplementasikan isi dari peraturan tersebut dengan mendukung upaya pengurangan dampak emisi karbon yang diterapkan pada bangunan gedung Kampus PUPR. Kesungguhan Kementerian PUPR diwujudkan dengan komitmen mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui pembangunan gedung hijau yang terintegrasi dengan penataan ruang terbuka hijau dan didukung oleh pengelolaan energi, penghematan air, dan daur ulang air bersih. Tidak hanya diterapkan pada gedung Kampus PUPR, Kementerian PUPR juga menerapkan konsep infrastruktur hijau dan bangunan gedung hijau di berbagai infrastruktur yang telah dibangun seperti sarana prasarana pendidikan, olahraga dan pasar. Selain itu upaya-upaya penghijauan dan beautifikasi juga secara kontinu dilakukan pada sabuk-sabuk hijau bendungan, rumija jalan nasional dan jalan tol, TPA, ruang terbuka publik rumah susun, dan sebagainya. 8 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Buku dengan judul \"Kampus PUPR; Perkantoran Humanis Nan Ramah Lingkungan\" merupakan rangkaian cerita perencanaan dan berbagai upaya pengelolaan dan pemanfaatan dari pengembangan Kampus PUPR yang mengintegrasikan bangunan hijau dengan pengembangan lingkungan alami. Hal menarik yang diangkat adalah bagaimana Kementerian PUPR sensitif terhadap berbagai isu lingkungan sehingga memberikan respon dengan mewujudkan penataan Kampus PUPR. Kampus PUPR semakin nyaman dengan kehadiran taman yang menyajikan pemandangan hijau setiap saat. Bukan cuma penghuninya, tetapi juga tamu dan warga sekitar. Penghuni gedung bisa menikmati keindahan taman dari balik jendela. Pemandangan indah ke luar gedung mampu memberikan pemandangan jarak jauh dan menyediakan koneksi visual keluar gedung. Dalam buku ini juga dijelaskan mengenai pengelolaan berbagai prasarana dan sarana lingkungan Kampus PUPR yang berkaitan dengan proses daur ulang sampah, efisiensi pemanfaatan dan pengelolaan air, memanfaatkan energi serendah mungkin, termasuk juga dalam hal mengintegrasikan pedestrian di dalam Kampus PUPR dengan area luar serta pengelolaan sarana parkir. Saya sangat senang dan menyambut baik buku ini yang dapat menumbuhkan kepekaan, kepedulian serta dapat mendorong peran aktif dan memberikan inspirasi untuk semuanya. Selamat membaca dan menikmati! Menteri PUPR 9 M. Basuki Hadimuljono Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kata Pengantar Isu kerusakan lingkungan yang menjadi perhatian banyak pihak antara lain penggunaan energi dan sumber daya yang berlebihan. Berbagai kegiatan pembangunan, seperti desain, konstruksi, pemanfaatan, perbaikan dan pembongkaran bangunan, secara langsung dan secara tidak langsung dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Beberapa hal yang memberikan dampak terhadap lingkungan diantaranya penggunaan listrik, penggunaan energi, emisi karbon (CO2), sampah, dan penggunaan air. Tantangan tersebut dijawab oleh Kementerian PUPR dengan langkah nyata. Berbagai upaya mitigasi dan adaptasi di lingkungan Kampus PUPR dengan konsep pengembangan bangunan gedung hijau menjadi metafora pencapaian tujuan dari pembangunan berkelanjutan. Muara dari pengembangan Kampus PUPR adalah menciptakan suasana nyaman untuk semua insan PUPR dalam menjalankan aktivitasnya sehingga lebih produktif dalam bekerja. Integrasi dan sinergi bangunan hijau dan 10 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Tantangan tersebut dijawab dengan Langkah nyata. Berbagai upaya mitigasi dan adaptasi di lingkungan Kampus PUPR dengan konsep pengembangan bangunan gedung hijau menjadi metafora pencapaian tujuan dari pembangunan berkelanjutan. ruang terbuka hijau yang terkonsep merupakan bukti bahwa Kampus PUPR telah bertransformasi menjadi kawasan ramah lingkungan. Kampus PUPR diharapkan dapat menjadi percontohan bagi bangunan gedung hijau lain di tanah air maupun mancanegara. Konsep bangunan hijau Kampus PUPR terekam dalam buku ini, terdapat 8 (delapan) komponen utama dalam mengembangkan Kampus PUPR yang mengintegrasikan bangunan gedung hijau dengan lingkungan alami dan pengelolaan prasana dan sarana yang ramah lingkungan disajikan dalam buku yang berjudul \"Kampus PUPR; Perkantoran Humanis Nan Ramah Lingkungan\". Harapannya, buku ini dapat mempermudah pembaca dalam memahami konsep infrastruktur hijau di dalam Kampus PUPR. Pembahasan diawali dengan bagaimana memahami konsep, manfaat dan penerapan bangunan hijau sehingga menghasilkan inisiatif dan memperkirakan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan bangunan hijau. Selanjutnya, buku ini memperkenalkan inisiatif, ide dan gagasan pengembangan Kampus PUPR yang dituangkan berdasarkan konsep tematik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 11

Kata Pengantar sehingga dapat meningkatkan kepekaan, kepedulian dan peran aktif dalam mewujudkan kawasan yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan oleh para penghuni dan pengunjung. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga menjadi inspirasi dan mampu menghasilkan inovasi baru dan terbaik bagi Indonesia. Kami mengajak para pembaca yang ingin merasakan secara langsung implementasi konsep bangunan gedung hijau dapat mengunjungi lingkungan Kampus PUPR. Terima kasih dan selamat membaca. Sekretaris Jenderal Mohammad Zainal Fatah 12 Kampus Hijau PUPR, Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Jalan di sekitar Kampus Hijau PUPR Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 13

Taman utama yang sangat ikonik memperkuat identitas Kampus Hijau PUPR





01 Bangunan Hijau

01 Bangunan hijau MENGENALI BANGUNAN GEDUNG HIJAU Tahukah anda? Bangunan gedung, baik rumah ataupun perkantoran dengan segala aktivitasnya, ternyata merupakan penyumbang terbesar emisi gas Karbondioksida (CO2). Tingkat emisi CO2 rumah tangga mengalahkan emisi gas karbon dari aktivitas transportasi dan industri. Di sisi lain coba amati bagaimana perilaku dalam memanfaatkan air. Bisa dikatakan boros, bahkan sangat boros! Hitung saja berapa kali dalam sehari kita melakukan aktivitas yang menggunakan air, semua dilakukan berkali-kali. Keran air bolak-balik dibuka, pompa air terus menerus diperbesar kapasitasnya, tak peduli bahwa pemakaian sebenarnya hanya sedikit. Belum lagi bicara soal penggunaan energi, yang ternyata sama saja borosnya. Pemakaian lampu, AC, segala macam perlengkapan perkantoran atau bahkan di dalam rumah, semua menyedot listrik yang tidak sedikit. Semua ini menjadikan rumah dan perkantoran menjadi salah satu titik yang mengganggu keseimbangan lingkungan. Bangunan hijau bukan semata-mata bangunan bernuansa hijau, lho! Lebih tepatnya adalah sebuah konsep yang digagas untuk memperkenalkan sistem pengelolaan bangunan yang ramah lingkungan. Ada tiga aspek yang harus diperhitungkan dan direncanakan sejak awal membangun atau merombak bangunan. Pertama, desain. Kedua, konstruksi bangunan. Ketiga, sistem pengoperasian atau pengaturan bangunan yang serba ramah lingkungan. Dalam perspektif arsitektural, berbagai literatur secara umum memberikan pemahaman konsep bangunan 18 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Ruang terbuka hijau yang asri Untuk mewujudkan pembangunan hijau merupakan bangunan dimana dalam berkelanjutan, bukan tata perencanaan, pembangunan, pengoperasian kotanya saja yang harus diurus. serta dalam pemeliharaannya memperhatikan Bangunan-bangunan lain, aspek-aspek dalam melindungi, menghemat, apakah itu permukiman ataupun mengurangi penggunaan sumber daya alam, perkantoran dan fasilitas sosial menjaga mutu bangunan dan kualitas udara di lainnya juga harus diurus agar dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan tidak menimbulkan dampak manusia yang semuanya berdasarkan kaidah lingkungan yang serius. Solusi pembangunan berkelanjutan. yang ditawarkan untuk menunjang pembangunan berkelanjutan Perspektif dalam menerapkan konstruksi yang dari segi bangunan adalah green ramah lingkungan kini menjadi perhatian building atau bangunan hijau. penting untuk semua stakehoder di dunia konstruksi dan arsitektur. Dikutip dari Kompas, data Greenpeace yang diterima Deutsche Welle (DW) Indonesia pada Juli 2020, angka kematian dini akibat polusi udara di Indonesia sejak 1 Januari 2020 diperkirakan mencapai lebih dari 9.000 jiwa. Kematian dini di Jakarta diperkirakan mencapai 6.100 jiwa, di Surabaya mencapai 1.700 jiwa, di Denpasar sebanyak 410 jiwa, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 19

di Bandung sebanyak 1.400 jiwa. Selain itu, di dan pengoperasiannya. Harapannya, bangunan masa pandemi Covid-19, sirkulasi udara yang hijau yang sekarang mulai diterapkan menjadi sehat sangat dibutuhkan. Sistem tata udara yang solusi untuk mengurangi dampak pemanasan tidak baik dapat berpotensi yang sangat tinggi global dan kerusakan lingkungan. terhadap penularan virus secara droplet dan airborne di antara penghuni gedung. Konsep bangunan hijau sebenarnya dapat disepadankan dengan konsep bangunan Perbincangan mengenai pemanasan global yang mempunyai performa tinggi tapi dan kerusakan lingkungan telah menjadi juga memperhatikan faktor-faktor dan pembahasan isu dunia di berbagai forum. kondisi lingkungan serta berkelanjutan. Hal Pada kenyataannya, suatu bangunan, sejak ini menunjukkan bahwa bangunan hijau dalam perencanaan, pelaksanaan dan harus menerapkan prinsip-prinsip desain pengoperasiannya juga telah memberikan andil berkelanjutan (sustainable design) dalam dalam permasalahan lingkungan. Data World konteks rancangan meliputi penghematan Green Building Council menunjukkan di seluruh sumber daya alam (economy resources) dunia, bangunan menyumbangkan 33% emisi termasuk pemilihan dan perhitungan material CO2, mengkonsumsi 17% air bersih, 25% produk bangunan, perancangan selama daur hidup (life kayu, 30-40% penggunaan energi dan 40-50% cycle design), dan rancangan yang manusiawi penggunaan bahan mentah untuk pembangunan (human design). Kontribusi Bangunan Terhadap Masalah Lingkungan Sumber : World Green Building Council 20 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Bangunan Hijau Lembar Peraturan Menteri PUPR tentang Bangunan Gedung Hijau Kementerian PUPR telah menerbitkan Peraturan Peraturan Menteri PUPR No. 21 Tahun 2021 menyebutkan Bangunan Gedung Hijau atau Menteri PUPR No. 02/PRT/M/2015 tentang disingkat BGH adalah bangunan gedung yang memenuhi standar teknis bangunan gedung Bangunan Gedung Hijau, Peraturan Menteri dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber PUPR No. 9 tahun 2021 tentang Pedoman daya lainnya melalui penerapan prinsip BGH sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan dan tahapan penyelenggaraannya. Peraturan Menteri PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau dalam rangka mendukung infrastruktur ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kementerian PUPR tak hanya menerbitkan peraturan tersebut, tetapi juga telah mengimplementasikan isi dari peraturan tersebut dengan mendukung upaya pengurangan dampak emisi karbon akibat pencemaran lingkungan yang salah satunya diterapkan pada bangunan gedung kantor Kementerian PUPR, selanjutnya disebut sebagai Kampus PUPR dengan mengadopsi konsep Bangunan Gedung Hijau. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 21

Pengembangan awal Kampus PUPR menerapkan konsep bangunan gedung hijau Gedung Utama Kampus PUPR adalah salah satu gedung resmi milik pemerintah pertama yang berhasil meraih sertifikasi Green Building Council Indonesia (GBCI) dalam standar platinum. Bangunan ini menerapkan konsep bangunan hijau seperti sensor lampu otomatis, sistem daur ulang air, hingga penggunaan jendela berukuran besar supaya cahaya matahari bisa masuk secara alami. Penerapan konsep ramah lingkungan ini berhasil mengurangi penggunaan energi dan air masing-masing sebanyak 44% dan 81%. 22 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Bangunan Hijau Struktur yang terkesan kaku diperlunak dengan kehadiran vegetasi hijau MENERAPKAN DAN MERASAKAN MANFAATNYA Bangunan gedung hijau menyatukan susunan merancang bangunan yang harmonis dengan yang luas dari praktek, teknik, serta keterampilan fitur alam dan sumber daya sekitar kawasan. untuk mengurangi dampak bangunan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Penekanan Ada beberapa langkah kunci dalam merancang dilakukan pada upaya mengambil keuntungan bangunan berkelanjutan, antara lain : dari sumber daya terbarukan, misalnya, menentukan bahan bangunan dari sumber- menggunakan sinar matahari melalui solar pasif, sumber lokal, mengurangi beban energi, surya aktif, dan fotovoltaik, memanfaatkan area mengoptimalkan sistem, dan menghasilkan rooftop bangunan gedung untuk penghijauan, energi terbarukan. Pemakaian material/bahan mengembangkan taman hujan, dan pengelolaan bangunan yang banyak digunakan seperti kaca, limbah dan run-off air hujan. Banyak teknik lain beton, kayu, aspal, baja dan jenis metal lainnya yang dapat digunakan, seperti menggunakan ditengarai dapat menimbulkan efek pemanasan kayu untuk bahan bangunan atau menggunakan global yang signifikan dan menyebabkan beton kerikil yang mampu meningkatkan perubahan iklim di dunia. daya serap air. Di sisi estetika arsitektur hijau atau desain yang berkelanjutan adalah filosofi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 23

Suasana Hijau di sekitar Taman Abipraya 24 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Bangunan Hijau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 25

Ilustrasi komposisi ruang terbangun dan ruang terbuka yang ideal dan harmonis Tujuan utama penerapan bangunan hijau : 3. Langkah-langkah pengurangan polusi 1. Meminimalkan pemakaian energi dan sumber dan limbah. Termasuk menyiapkan tempat untuk melakukan daur ulang limbah jika daya, terutama yang berasal dari sumber memungkinan. daya yang tidak dapat diperbaharui. 2. Meminimalkan emisi (buangan) yang berasal 4. Mempertimbangkan kualitas hidup penghuni dari proses konstruksi, pemakaian dan yang ada didalamnya. pembongkaran bangunan. 5. Desain bangunan yang dirancang dapat Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. dipenuhi saat membangun bangunan hijau, antara lain : 6. Pemilihan bahan dan material bangunan 1. Penggunaan air dan sumber daya lainnya yang ramah lingkungan. harus dilakukan secara efisien. 7. Proses konstruksi yang bersih, tidak bising 2. Memanfaatkan energi terbarukan pada dan mencemari lingkungan. bangunan, seperti memasang panel surya. 26 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Bangunan Hijau Beberapa prinsip sebuah bangunan agar dapat disebut sebagai bangunan hijau, yaitu : 6 prinsip bangunan disebut sebagai Bangunan Hijau Konservasi Energi Meminimalkan Pemakaian Bangunan harus dibangun dengan Sumber Daya tujuan meminimalkan kebutuhan Bangunan harus dirancang untuk energi untuk pengoperasian mengurangi pemakaian sumber bangunan tersebut. Efisiensi energi daya, terutama yang tidak dapat dapat dilakukan mulai saat pembangunan/ diperbarui dan diakhir pemakaian bangunan konstruksi bangunan, pemakaian atau dapat membentuk sumber daya baru untuk pengoperasian bangunan, dan saat bangunan arsitektur bangunan lain. dirobohkan. Memperhatikan Kebutuhan dan Penyesuaian dengan Iklim Kenyamanan Penghuni Bangunan harus dirancang sesuai Bangunan hijau harus memberi dengan iklim dan sumber energi perhatian pada keterlibatan alam yang ada. Iklim di Indonesia manusia dalam pembangunan dan adalah panas lembab, sehingga pemakaian bangunan. Bangunan harus memberi bangunan harus dirancang untuk mengatasi kenyamanan, keamanan dan kesehatan bagi udara panas, kelembaban dan curah hujan tinggi. penghuninya. Rancangan bangunan juga harus memperhatikan budaya dimana bangunan didirikan, dan perilaku pemakainya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 27

Memperhatikan Lahan Manfaat bangunan hijau yang perlu kita ketahui, Bangunan harus “membumi”. Ada antara lain : interaksi antara bangunan dan lahan. Bangunan harus dirancang Meningkatkan Kualitas Hidup Lingkungan yang nyaman memiliki dan dibangun sesuai dengan potensi dampak yang besar bagi kesehatan. lahan tempat bangunan akan didirikan. Bangunan yang dibuat dengan Holistik konsep bangunan hijau umumnya Bangunan hijau memerlukan dapat memberikan kenyamanan bagi penghuni pendekatan holistik (menyeluruh) bangunan tersebut. Mulai dari konsep ruang dari seluruh prinsip yang ada. terbuka untuk meningkatkan pencahayaan yang masuk, tanaman hijau untuk meningkatkan Kalau kita perhatikan, khususnya kondisi kualitas udara, hingga berbagai fitur ergonomis bangunan gedung pemerintah dan lingkungan lain yang bisa memberikan kenyamanan bagi sekitarnya pada waktu ini cenderung penghuni. mengalami penurunan kualitas kinerja dan kualitas lingkungannya. Hal ini disebabkan Menghemat Sumber Daya Air dan antara lain oleh kepadatan massa bangunan pada tapak yang terbatas, kepadatan pegawai Energi dengan segala aktivitasnya pada tempat kerja yang terbatas, serta kepadatan arsip, perabot Bangunan ramah lingkungan sangat kerja, dan barang-barang inventaris di dalam bangunan gedung kantor dan lingkungan memperhatikan penggunaan sekitarnya. Sementara tantangan perubahan iklim, dampak negatif pandemi Covid-19, dan dan efisiensi air. Sebagai contoh, sumber daya pendukung kehidupan di alam dari waktu ke waktu semakin terbatas. penggunaan toilet dengan sistem Banyak sekali yang beranggapan bahwa konsep vakum dapat menghemat penggunaan air pada pengembangan bangunan hijau adalah untuk bangunan mewah semata supaya terlihat asri, bangunan. Penggunaan toilet dengan sistem memiliki teknologi tinggi, dan sesungguhnya tidak memiliki manfaat untuk penghuni dan vakum hanya memerlukan air sebanyak 0,5 efisiensi energi. Padahal dalam kenyataannya, bangunan hijau bukanlah hanya untuk bangunan sampai 1,5 liter saja. Berbeda dari toilet biasa mewah. Konsep bangunan gedung hijau memiliki banyak manfaat, terutama bagi lingkungan. yang memerlukan sekitar 6 liter air untuk sekali penggunaan. Air flush yang bersumber dari air daur ulang. Penggunaan pencahayaan alami mengurangi konsumsi energi dari pencahayaan buatan Mengurangi Biaya Operasional dan Pemeliharaan Bangunan Salah satu manfaat terbesar dari bangunan hijau adalah bisa mengurangi biaya operasional dan pemeliharaan bangunan. Bangunan dibuat 28 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Bangunan Hijau Ruang Terbuka Hijau di dalam Kampus PUPR dengan menggunakan kualitas yang baik, hijau dibuat semaksimal mungkin supaya bisa sehingga performance-nya bisa tetap baik mengurangi emisi karbon yang ada. Dalam dalam waktu yang lama. Bangunan hijau yang konsepnya, bangunan perlu memiliki ruang dipasangkan panel surya dapat mengurangi hijau vertikal sebagai salah satu bentuk untuk penggunaan daya listrik hingga 10% setiap mengurangi polusi dan emisi di udara. harinya, hal ini tentu berdampak besar terhadap biaya operasional bulanan dari bangunan. Bangunan Bisa Digunakan dalam Waktu yang Lama Mengurangi Jejak Karbon dalam Penggunaan material konstruksi Langkah untuk Menyelamatkan yang berkualitas membuat Lingkungan Seperti yang disebutkan oleh bangunan bisa bertahan lama dan lebih tahan terhadap perubahan yang ada. Environmental Protection Agency Beberapa bangunan hijau juga menerapkan (EPA), bangunan berkontribusi terhadap 30% konsep tumbuh supaya bangunan bisa terus dari emisi karbon yang ada di dunia. Bangunan berkembang, layaknya seperti rumah tumbuh. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 29

MENJAWAB TANTANGAN terciptanya keadilan sosial, terjadinya pertumbuhan dan efisiensi ekonomi, serta terjaganya kelestarian Isu kerusakan lingkungan yang menjadi lingkungan hidup. perhatian banyak pihak antara lain penggunaan energi dan sumber daya yang berlebihan. Konsep pengembangan bangunan hijau di Berbagai kegiatan pembangunan, seperti lingkungan perkantoran sesungguhnya berorientasi desain, konstruksi, penggunaan, perbaikan dan pada gagasan mendesain, mengkonstruksi, dan pembongkaran bangunan, secara langsung dan mengoperasikan bangunan hijau dan lingkungan tidak langsung dapat berdampak buruk bagi perkantoran secara ramah lingkungan. Ujungnya, lingkungan. Beberapa hal yang memberikan penyelenggaraan pembangunan mampu dampak terhadap lingkungan diantaranya melestarikan sumber daya alam di bangunan penggunaan listrik, energi, emisi karbon (CO2), gedung dan lingkungan perkantoran tersebut agar sampah dan air. bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup pengguna bangunan. Beberapa tantangan antara lain : 1. Masih kurangnya pemahaman, kesadaran, Sebetulnya, bangunan hijau berdampak positif tidak hanya kompetensi dan komitmen dari para pelaku untuk lingkungan, tapi juga pembangunan seperti perancang bangunan, terhadap finansial, industri pengembang, kontraktor dan supplier. dan pengguna gedung itu 2. Terbatasnya green material/product dan sendiri. Namun di sisi lain, harga yang kurang terjangkau sehingga terdapat tantangan yang dirasa investasi menjadi mahal. dapat menghambat penerapan 3. Kurangnya dorongan insentif dan sertifikasi konsep bangunan hijau yang bangunan gedung hijau dan monitoring evaluasi umumnya berasal dari kurangnya dalam penerapan aturan-aturan bangunan perhatian dan pemahaman gedung hijau/konstruksi berkelanjutan, dan tentang teknis bangunan hijau berbagai tantangan lainnya. serta pengetahuan masyarakat yang masih terbatas maupun Berbagai tantangan perlu dijawab dengan upaya tantangan lain dari para pelaku mitigasi dan adaptasi terutama di lingkungan konstruksi. perkantoran dengan konsep pengembangan bangunan hijau yang merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Pengembangan bangunan gedung hijau menjadi metafora pencapaian tujuan dari pembangunan perkotaan berkelanjutan. Sebagai upaya untuk mengintegrasikan secara sinergis tiga kepentingan utama di dalam pembangunan, yaitu 30 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Bangunan Hijau Selasar Gedung Heritage, kantor Kementerian PUPR Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 31



02 KSiammbpoulsGPrUePeRn Office

02 KSiammbpoulsGPrUePeRn Office DESAIN DAN KONSEP PERENCANAAN HIJAU Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang biasa disebut “Kampus PUPR” pertama kali dirancang pada tahun 2003 dengan konsep “Kebayoran Taman Kota” sebagai landasan utama dalam pengembangan kawasan perkantoran. Kampus PUPR yang menempati area cukup luas, sekitar 5,38 ha dibangun dengan tujuan mengadopsi konsep bangunan gedung hijau dan lingkungan yang asri. Pada prosesnya mengalami beberapa kali perubahan rancangan pada tahun 2005, 2009, dan 2010 karena dipengaruhi oleh transformasi konsep kampus hijau atau biasa disebut green site concept. “Kolaborasi antara beton dan pohon”, begitulah pendapat Iwan Fals ketika pertama kali berkunjung ke Kampus PUPR. Lebih lanjut, beliau katakan ini merupakan contoh luar biasa di tengah pembangunan fisik kawasan perkotaan yang tidak bisa dihindari. Tema sentral green site concept diharapkan bisa menjadi contoh untuk komplek gedung pemerintahan lainnya. Penerapan konsep ini dicirikan dengan penerapan prinsip-prinsip bangunan hijau pada setiap gedung. 34 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Bangunan gedung lama Kementerian PUPR, Gedung Heritage yang diperkuat dengan unsur hijau Sebuah konsep yang sebelumnya dianggap Kementerian PUPR berkomitmen untuk hanya wacana, kini telah menjadi realita. berkontribusi terhadap upaya pengurangan dampak kerusakan lingkungan, dengan Bangunan hijau dirancang untuk mengurangi menerapkan persyaratan bangunan gedung dampak terhadap kesehatan manusia dan hijau dalam pembangunan gedung utama lingkungan. Boleh dikatakan, bangunan dan gedung G dengan konsep hemat energi, hijau merupakan sebuah proses yang khususnya penggunaan listrik, air, dan bertanggungjawab terhadap lingkungan dan pendingin ruangan. Sebagai contoh, gedung hemat sumber daya mulai dari perencanaan utama Kementerian PUPR mampu menghemat lokasi hingga desain bangunan baik perawatan konsumsi listrik hingga 60% terhadap standar maupun renovasi atau rehabilitasi. Seperti yang nasional, dan menghemat hingga 35% konsumsi bisa kita pahami, secara global sektor bangunan air dari standar nasional. Rancangan infrastruktur gedung mengkonsumsi energi sebesar 40%, Kampus PUPR mengembalikan persentase lahan menghabiskan 30% sumber daya dalam terbuka hijau hingga mendekati 40%. pembangunan, menggunakan 12% persediaan air bersih dan menghasilkan 40% emisi gas Tujuan lainnya adalah mengoptimalkan fungsi rumah kaca. serapan air pada area hijau. Dengan konsep Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 35

seperti ini, ekosistem lingkungan tercipta Pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari dan sehingga mampu membentuk iklim mikro yang memperbanyak bukaan ruang menghasilkan keteduhan dan sirkulasi udara yang baik. Desain keseluruhan gedung memperhatikan lebih banyak penerangan alami dari sinar matahari pada siang hari serta menerapkan sistem daur ulang penggunaan air untuk menghemat konsumsi air melalui sistem rain water harvesting, recycling, dan reuse. Secara konseptual pengembangan Kampus PUPR dilakukan dengan 3 (tiga) pendekatan yaitu untuk menciptakan kenyamanan, menstimulasi kreatifitas kerja serta ramah terhadap lingkungan. Tidak berhenti pada pembangunan gedung Konsep Pengembangan Kawasan Kampus PUPR 36 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Kampus PUPR Simbol Green Office utama dan gedung G, penerapan green Penerapan konsep arsitektur bangunan concept juga dilakukan pada keseluruhan hijau, disamping ramah lingkungan dan kawasan dengan terus melakukan hemat energi, juga memberi manfaat lainnya pengembangan Kampus PUPR yang ramah berupa kenyamanan dalam bekerja sehingga lingkungan. Dorongan lain untuk melakukan menstimulasi kreatifitas pegawai di lingkungan pengembangan didasari permasalahan yang Kementerian PUPR dalam menjalankan sering terjadi di Kampus PUPR dan kawasan tugasnya. Disamping itu, pemenuhan fasilitas sekitarnya, misalnya pengelolaan sampah lain yang mendukung bekerja kreatif diyakini yang kurang optimal, terjadinya genangan akan memberi dampak kebahagiaan bagi karena sistem drainase yang kurang baik, pegawainya dalam bekerja. Kehadiran vegetasi pemanfaatan air bersih yang berlebihan, yang menyegarkan di ruang terbuka hijau keterbatasan sarana parkir, serta boros energi. diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai ruang Beberapa konsep hijau kemudian diterapkan bernafas untuk berelaksasi, ruang terbuka untuk di Kampus PUPR sebagai solusi mengatasi beristirahat di luar ruangan, titik kumpul bilamana permasalahan tersebut. Harapannya, dengan terjadi bencana, ruang edukasi pertamanan dan implementasi pengembangan bangunan lansekap, disamping sebagai akses penghubung hijau ini dapat mengurangi dampak negatif antar bangunan, dan panorama pergerakan terhadap lingkungan. kesibukan pegawai yang dapat dinikmati dari dalam ruang kerja. Konsep Pengembangan Kampus PUPR 37 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Vertical garden menghiasi gedung smart parking memperkuat kesan hijau di Kampus PUPR 38 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Kampus PUPR Simbol Green Office Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 39

Vertical garden pada gedung lama 40 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Kampus PUPR Simbol Green Office Kampus PUPR saat ini menjadi salah satu role disusun. Meskipun demikian pelaksanaannya model dalam hal implementasi pengembangan baru dimulai pada tahun 2008, perencanaan bangunan hijau. Secara historis, sejak tahun yang lebih komprehensif dilakukan sejak tahun 2003 masterplan pengembangan kawasan telah 2010. Konsep Pengembangan Kampus PUPR Kondisi site dan akses luar dari luar kawasan Luasan site dan bangunan yang akan dikembangkan Pertumbuhan bangunan dalam site 2010 Pertumbuhan bangunan dalam site 2012 Pertumbuhan bangunan dalam site 2014 Implementasi rencana desain baru ke dalam site setelah mengalami penyesuaian 2016 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 41

Keseluruhan perencanaan tersebut berdampak sistem MEP (Mechanical, Electrical dan Plumbing) pada peningkatan ruang terbuka hijau, terintegrasi, efisiensi air, dan efisiensi energi. peningkatan total luas lantai, penurunan luas Pembangunan di kawasan berkepadatan tinggi tapak bangunan, dan peningkatan jumlah dilakukan dengan menerapkan perencanaan penghuni. Konsep pembangunan berkelanjutan vertikal yang dapat meningkatkan total luas diterapkan pada desain Kampus PUPR berupa lantai dengan tetap memberikan ruang terbuka pembangunan di kawasan berkepadatan tinggi, hijau yang memadai. Transformasi pengembangan Kampus PUPR memperlihatkan penurunan luas tapak bangunan dan peningkatan luas ruang terbuka hijau 42 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Kampus PUPR Simbol Green Office BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN Kementerian PUPR mengembangkannya sebagai gedung percontohan Greenship Tujuan utama perancangan bangunan gedung Neighborhood yang dikeluarkan oleh Kampus PUPR, khususnya gedung utama dan Green Building Council Indonesia (GBCI). gedung G adalah menciptakan sistem bangunan Pengembangan kawasan dilakukan secara yang terintegrasi dan memberikan dampak bertahap diantaranya pembangunan gedung mutualisme terhadap lingkungan. Segala bentuk utama yang rampung tahun 2015 dan telah energi baik matahari, air, maupun listrik dikonversi mendapatkan sertifikasi bangunan hijau dari dengan cara mereduksi, menggunakan kembali GBCI. Pengembangan kawasan dilanjutkan atau mendaur ulang sehingga efisiensi penggunaan dengan target mencapai kategori Greenship dan keberlanjutan energi sebagai tujuan utama dari Neighborhood dengan standar Platinum/ bangunan hijau dapat diwujudkan. Gold. Pada tahun 2017-2018, dilakukan pembangunan pengendali banjir, gedung Gedung utama direpresentasikan sebagai landmark parkir dan tampungan air bawah tanah Kementerian PUPR yang menjadi salah satu (ground water tank) sebagai infrastruktur simbol implementasi bangunan hijau di Indonesia. hijau pendukung kawasan Kampus PUPR. Gedung Utama dan Gedung G dibalik rimbunnya pepohonan dan Stoomwals yang ikonik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 43

Gedung utama dan gedung G telah mendapatkan Gedung Utama Kementerian berbagai penghargaan baik lokal maupun PUPR dibangun dengan estimasi internasional untuk golongan green building. penghematan listrik sekitar 40% Penghargaan nasional yang telah diraih antara dan penghematan konsumsi air lain pemenang pertama nasional kategori hingga 35%. Desain keseluruhan Bangunan Gedung Hemat Energi Gedung gedung memperhatikan lebih Pemerintah – Gedung Baru pada penghargaan banyak penerangan alami dari Efisiensi Energi Nasional Kementerian Energi sinar matahari pada siang dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2013 dan hari serta menerapkan sensor pemenang pertama lomba Pola Hidup Bersih penerangan yang secara otomatis dan Sehat (PHBS) antar institusi Pemerintah dari akan memadamkan lampu ketika Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada tidak ada orang di ruangan. tahun 2013 dan 2015. Penghargaan internasional Selain itu, ruangan kantor di meliputi sertifikat dari GBCI dengan predikat setiap lantai dilengkapi dengan Platinum untuk kategori gedung baru pada toilet, musala beserta tempat tahun 2013, pemenang pertama National Energy wudhu, pantry dan ruangan ibu Efficiency Award for New-Existing Building pada dan anak (nursery room). tahun 2014, pemenang pertama Kategori Green Building pada National Energy Efficiency Award (PEEN) tahun 2015. Penghargaan lainnya adalah juara pertama Most Efficient Building National Level tahun 2013 dan Juara 1 ASEAN Energy Award tahun 2014 dan 2016. Penghargaan paling prestisius diraih pada tahun 2019 yaitu Greenship Gedung Terbangun Level Platinum dari GBCI. Penerapan konservasi energi listrik dan air serta konsep ramah lingkungan telah menghemat biaya perawatan gedung dan menciptakan suasana kantor yang nyaman untuk bekerja. Selanjutnya Gedung Utama telah dianugerahi Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE) 2021 untuk kategori Penghematan Energi di Instansi Pemerintah dengan sub kategori Gedung Lama oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pembangunan bangunan hijau ini layak menjadi inspirasi dan ditiru gedung lain 44 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Kampus PUPR Simbol Green Office Penyerahan Piagam Rekor Muri pada Hari Bakti PUPR ke-77 di Indonesia. Trend pemanasan global harus Desember 2022 Kampus PUPR mendapatkan disikapi dengan bijak, termasuk pembangunan penghargaan rekor MURI kategori Kantor gedung atau bangunan yang ramah lingkungan Kementerian dengan koleksi jenis vegetasi dan hemat. terbanyak dan kantor Kementerian dengan penerapan teknologi bangunan dan sculpture Pada 5 Oktober 2022, Kementerian PUPR terbanyak. Penghargaan tersebut merupakan menerima Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi salah satu bentuk apresiasi tanggung jawab Energi (PSBE) 2022 untuk kategori Gedung Kementerian PUPR terhadap lingkungan. Hemat Energi sub kategori Gedung Hijau dan kategori Penghematan Energi di Instansi Berkat keberhasilannya menerapkan konsep Pemerintah Pusat. Penghargaan ini diberikan bangunan gedung hijau, Kampus PUPR dipilih oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya sebagai salah satu destinasi wisata lingkungan, Mineral (ESDM) atas komitmen Kementerian salah satunya oleh Sebumi, sebuah organisasi PUPR dalam upaya efisiensi serta konservasi yang berfokus pada konservasi lingkungan. energi yang diterapkan pada bangunan Kementerian PUPR dinilai telah berhasil menjadi Gedung G dengan mengadopsi konsep salah satu percontohan penerapan konsep Bangunan Gedung Hijau. Terakhir, pada bulan bangunan hijau di area perkantoran. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 45

2013 Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2013 - Kementerian ESDM Juara 1 - Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi Gedung Pemerintah - Gedung Baru 2014 ASEAN BEST PRACTICES ENERGY EFFICIENT BUILDING AWARDS - LAOS 1ST Winner - Kategori New & Existing Building Penghargaan Energi Efisiensi Nasional (PEEN) 2014 - Kementerian ESDM Juara 2 - Kategori Penghematan Energi dan Air Pada Pemerintah Pusat dan Daerah 2015 Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (PEEN) 2015 - Kementerian ESDM Juara 1 - Kategori Bangunan Gedung Hemat Energi - Gedung Hijau Penghargaan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional Juara 1 - Kategori Toilet Publik di Kantor Pusat atau Utama Kementerian dan Lembaga 2016 ASEAN ENERGY AWARD Winner - Kategori Large Green Building Penghargaan Energi Efisiensi Nasional (PEEN) 2016 - Kementerian ESDM Juara Harapan 2 - Kategori Penghematan Energi dan Air Sub Kategori Pemerintah Pusat 2017 Penghargaan Subroto - Kementerian ESDM Juara 3 - Kategori Manajemen Energi pada Industri dan Gedung Bangunan Sub kategori Manajemen Energi pada bangunan Gedung Besar Juara Harapan 2 - Kategori Penghematan Energi di Instansi Pemerintah Sub kategori Pemerintah Pusat 2021 Penghargaan Subroto - Kementerian ESDM Juara 1 - Kategori Penghematan Energi di Instansi Pemerintah Sub kategori Gedung Lama 2022 Penghargaan Subroto - Kementerian ESDM Juara 1 - Kategori Gedung Hemat Energi Sub kategori Gedung Hijau Juara 2 - Kategori Penghematan Energi di Instansi Pemerintah Sub kategori Pemerintah Pusat REKOR MURI Kantor Kementerian dengan Keanekaragaman Vegetasi, Teknologi Bangunan, dan Sculpture Terbanyak Daftar Penghargaan Bangunan Gedung Hijau Kampus PUPR 46 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Kampus PUPR Simbol Green Office Yuk sahabat PUPR, berkunjung ke Kampus Kementerian PUPR di Jl. Pattimura No. 20 Jakarta Selatan, ada banyak prasasti/ monumen yang bisa Sahabat temui lho! Prasasti Sapta Taruna Prasasti Mesin Penggilas Jalan Prasasti ini didirikan untuk mengenang 7 pegawai PU yang gugur Mesin penggilas jalan (roadrollers/stoomwals) adalah mesin untuk saat mempertahankan Gedung Departement Van Verkeer En memadatkan tanah, kerikil, beton atau aspal dalam pembangunan Waterstaat yang sekarang dikenal sebagai Gedung Sate Bandung jalan. Stoomwals ini pernah digunakan oleh Dinas PU Sumatra dari pasukan Tentara Sekutu (NICA) pada tanggal 3 Desember 1945. Selatan dan sejak 1985 disimpan di Gudang Peralatan Ditjen Bina Marga Citerureup, Jawa Barat. Atas inisiatif Menteri Basuki, stoomwals buatan tahun 1928 ini diabadikan di Kantor Kementerian PUPR pada tanggal 17 Agustus 2017, bertepatan dengan HUT ke-72 RI. Sculpture I PUPR Berada pada area yang menghadirkan konektivitas visual antara ruang publik dengan pusat Pelayanan Publik Terpadu Kementerian PUPR. Sekaligus sebagai sarana interaksi, pameran dan jaring aspirasi partisipatory planning Kampus PUPR. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 47

Prasasti Mesin Bor Air Prasasti Pintu Sorong Irigasi Mesin bor air jenis hydreq minor MK 24/M70 ini pernah dipakai Pintu sorong irigasi merupakan salah satu tipe pintu untuk mengatur oleh tim insinyur muda Departemen PU sebagai counterpart air yang akan dialirkan ke saluran irigasi. Pintu air ini pernah geohidrologi pada kegiatan pengeboran eksplorasi di Jawa Tengah digunakan untuk menandai dibukanya 3rd World Irrigation Forum dan Yogyakarta pada 1980-1984 dalam penyusunan Masterplan (WIF) dan 70th International Executive Council Meeting (IECM) oleh Pemanfaatan Air Tanah untuk Irigasi dan Air Minum. Menteri PUPR di Denpasar, Bali, pada 1-7 September 2019. 48 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan

Kampus PUPR Simbol Green Office Prasasti Main Armor Layer/Breakwater Monumen Speedboat Ex-PLG Breakwater atau bangunan pemecah gelombang berfungsi untuk Monumen ini pernah digunakan sebagai alat angkut saat survei memecah energi gelombang yang menuju pelabuhan atau pantai. pelaksanaan Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektare Konstruksi breakwater jenis ini merupakan lapisan pelindung utama di Kalimantan Tengah pada tahun 1996-1999. main armor layer kategori breakwater leaps pantai. Blok beton irregular hexapods terdiri dari batu-batuan berukuran besar atau, batu-batuan dari beton denken berat lebih 3 ton. Prasasti Pompa Air Bertuas Monumen Keran Air Taman Abibraya Pada era 1970-1980 pompa air bertuas digunakan oleh masyarakat Monumen berupa keran air mengambang ini melambangkan air sebagai pompa penghasil air bersih rumahan atau ditempatkan sebagai number kehidupan di mana Kementerian PUPR bertugas pada area perkebunan sebagai penghasil air untuk penyiraman di untuk menyediakan air di daerah yang sulit. musim kemarau. Ada juga yang ditempatkan di area persawahan sebagai cadangan bila musim paceklik melanda. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 49

50 Kampus Hijau PUPR; Perkantoran Humanis nan Ramah Lingkungan


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook