Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore SAYEMBARA KONSEP PERANCANGAN KAWASAN DAN BANGUNAN GEDUNG KOMPLEKS PERKANTORAN LEGISL

SAYEMBARA KONSEP PERANCANGAN KAWASAN DAN BANGUNAN GEDUNG KOMPLEKS PERKANTORAN LEGISL

Published by Dagu Komunika Bookcases, 2022-09-20 15:01:55

Description: Rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur telah diumumkan secara resmi melalui pidato Kenegaraan Presiden RI tanggal 16
Agustus 2019 di DPR RI. Gagasan yang sudah diungkapkan sejak era Presiden Soekarno ini akhirnya ditindaklanjuti dengan serius.
Langkah pertama dari proses pemindahan IKN ini, Presiden Joko Widodo telah menugaskan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memulai proses perencanaan IKN dengan memberikan kesempatan terbuka yang memberikan ruang seluas- luasnya kepada masyarakat Indonesia untuk terlibat dan menjadi bagian dari proses yang sangat bersejarah ini. Karena itu Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibu Kota Negara (IKN) diselenggarakan.

Search

Read the Text Version

Karya Pemenang Direktorat Jendral Cipta Karya 51 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia



gedung Legislatif pemenang ketiga

Lingkar Demokrasi Filosofi Lingkaran dalam Aspirasi Rakyat Sesuai namanya, lingkaran menjadi bentuk geometri yang diadopsi Tim Urbane Indonesia ke dalam desain rancangan Kompleks Perkantoran Legislatif Ibu Kota Nusantara. Sebagai simbol 5 sila Pancasila yang menjadi pedoman kehidupan rakyat Indonesia, Tim yang diketuai Achmad D. Tardiyana ini merancang lima massa lingkaran sehingga tercipta sebuah Lingkar Demokrasi sebagai persembahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam gagasan dan konsep perancangannya, kegiatan yang membutuhkan ruang sangat luas. Tim Urbane Indonesia telah meninjau bentuk Dari aspek keselamatan, bentuk lingkaran membuat lingkaran dari aspek filosofis dan fungsional. sistem penanggulangan kebakaran lebih efektif Secara filosofis, bentuk lingkaran pada bangunan karena jarak pencapaian ke tangga darurat lebih merepresentasikan nilai-nilai kesatuan dan efisien. Begitupun dengan sistem utilitas yang keutuhan. Kedua nilai tersebut merupakan landasan menjadi lebih efektif karena memungkinkan setiap keputusan yang diambil di lembaga Legislatif. penzonaan (grup) dengan arah memusat. Di alam, lingkaran juga merupakan bentuk yang paling stabil. Aspek fungsional juga diperhatikan dalam penempatan titik pusat lingkaran 3 bangunan utama Bentuk lingkaran dijelmakan menjadi lima bangunan di level tertinggi pada kawasan. Hal ini bertujuan utama dalam Kompleks Perkantoran Legislatif, yaitu agar posisi bangunan lingkar luar yang besar Gedung Sidang Paripurna, Gedung MPR, Gedung dapat ditempatkan secara pilotis dan tidak banyak DPR, Gedung DPD, dan Hall Kebangsaan. Kelima gangguan pada kontur kawasan. massa bangunan ini saling terhubung dengan koridor penghubung yang melambangkan kemudahan Atas pertimbangan bentuk topografi yang tak dalam dialog, kemudahan akses segala arah, serta beraturan untuk menghindari gangguan pada lahan transparansi sebagai dasar kinerja lembaga. dan bentuk bangunan yang tidak beraturan, seluruh bangunan legislatif dibuat dengan sistem panggung. Sementara, titik tengah massa bangunan legislatif Untuk zonasi ruang, disesuaikan dengan pola tersebut tepat berada pada garis sumbu imajiner penggunaannya secara vertikal maupun horizontal. yang memperkuat aksis Tri Praja. Untuk mencapai Gagasan perancangan Lingkar Demokrasi juga kesan monumental, tiga bangunan utama—Gedung memperhatikan konsep hijau di setiap aspeknya. DPR, MPR, dan DPD berada di titik kontur tertinggi. Dalam hal ini, untuk memperoleh pencahayaan Berdasarkan aspek fungsional, bentuk lingkaran dan penghawaan alami, bangunan dibuat ramping secara teknis membuat sistem sirkulasi menjadi sehingga dapat diperoleh ruang hijau antara (inner efisien ketimbang bentuk linear, terutama untuk court) di antara ruang-ruang bangunan. Koridor 54 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Pemenang Tim Urbane Indonesia dengan karyanya yang berjudul “Lingkar Demokrasi” - Pemenang (LO42- 010) Ketua : Achmad D. Tardiyana Anggota : Reza Achmed Nurtjahja; Lunalda Kanzeila; Philip Danny Tjandra; Ir. Soni Wahyudi MT; Irvan P. Darwis; Yogi Yogama; Teuku Ismail Reza Direktorat Jendral Cipta Karya 55 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

penghubung antarruang juga dibuat lebar agar Selaras dengan konsep IKN sebagai Negara Rimba terdapat void-void ruang untuk pencahayaan dan Nusa, Tim Urbane Indonesia menghadirkan hutan ventilasi alami. Koridor lebar memungkinkan tropis ke dalam kawasan Kompleks Legislatif. penggunaan kendaraan elektrik di samping Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan pedestrian. hidup yang terjaga kelestariannya. Ekosistem hutan tropis akan didominasi pohon Eucalyptus Atap bangunan yang melingkar dimanfaatkan pula globulus, yaitu tanaman yang mampu meningkatkan sebagai penyerap energi dengan pemasangan kualitas ekologis kawasan dan berfungsi sebagai panel-panel photovoltaic sehingga bisa menjadi penyimpanan karbon. sumber energi bagi bangunan. Di sisi lain, guna mengurangi penetrasi sinar matahari dan radiasinya Konsep perancangan Kompleks Perkantoran ke dalam ruangan, diaplikasikan pola secondary Legislatif ini diharapkan tidak hanya memberikan skin pada fasad. Secondary skin terinspirasi dari sebuah gagasan. Melainkan, juga mampu mengajak bentuk anyaman khas kerajinan Nusantara. Fasad masyarakat untuk terlibat aktif dalam membangun secondary skin sekaligus menguatkan ekspresi negeri. Lantaran, semuanya berasal dari rakyat dan bangunan. kembali untuk rakyat. Konsep hijau juga diwujudkan dalam pengelolaan air pada bangunan. Air yang jatuh pada kawasan akan dialirkan melalui sistem drainase alami berupa bioswale untuk diarahkan ke kolam retensi yang terdapat di beberapa titik terendah kawasan. 56 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Pemenang komentar Juri LINGKAR DEMOKRASI Desain ini memiliki landasan filosofis Konsep ramah lingkungan diwujudkan dengan bangunan yang sangat bagus dengan konservasi hutan produktif menjadi hutan tropis menampilkan lingkaran sebagai karakter serta penerapan Bangunan Gedung Hijau (BGH). bangunan. Secara filosofi, desain berbentuk geometri lingkaran cukup kuat dan dalam. Yang perlu dipertimbangkan adalah perencanaan Lingkaran melambangkan kestabilan, di mana secondary skin. Dalam hal ini, perlu dirancang kestabilan dibutuhkan dalam dinamika perjalanan secondary skin yang bisa memenuhi manfaat demokrasi. untuk bangunan dari sisi efisiensi energi. Secara fungsi, bentuk lingkaran juga Desain secondary skin yang ada mengakibatkan menggambarkan alur yang menerus dan loop berkurangnya fungsi pencahayaan alami, (sirkulasi). Keterhubungan juga diperkuat ventilasi alami, outside view yang dibutuhkan dengan adanya sky-walk yang menghubungkan anggota untuk menurunkan ketegangan (stress) semua bagian gedung dengan jalan layang yang setelah siding yang melelahkan. Lalu, Gedung terlindung dari hujan/panas matahari. paripurna serta eksterior dan interior bangunan belum menggambarkan impresi budaya Desain tersusun lebih compact, lebih ramah Indonesia yang menguatkan jati diri bangsa. lingkungan, dan mencerminkan sustainabilitas. Direktorat Jendral Cipta Karya 57 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

LINGKAR DEMOKRASI Lo42- 010 Sesuai namanya, lingkaran menjadi bentuk geometri yang diadopsi Tim Urbane Indonesia ke dalam desain rancangan Kompleks Perkantoran Legislatif Ibu Kota Nusantara. Sebagai simbol 5 sila Pancasila yang menjadi pedoman kehidupan rakyat Indonesia, Tim yang diketuai Achmad D. Tardiyana ini merancang lima massa lingkaran sehingga tercipta sebuah Lingkar Demokrasi sebagai persembahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. 58 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Pemenang Direktorat Jendral Cipta Karya 59 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

60 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Pemenang Direktorat Jendral Cipta Karya 61 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

62 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Pemenang Direktorat Jendral Cipta Karya 63 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

64 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Pemenang Direktorat Jendral Cipta Karya 65 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia



karya para peserta

01 MATA KHATULISTIWA L002- 001 Terletak di garis khatulistiwa, Indonesia dijuluki Zamrud Khatulistiwa. Kompleks Perkantoran Legislatif pun didesain sebagai mata khatulistiwa. Mata menganalogikan kinerja Legislatif, sedangkan Khatulistiwa merepresentasikan kawasan Legislatif yang berada di titik tertinggi sebagai simbol kedaulatan rakyat. 68 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 69 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

70 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 71 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

02 ARUNG SWARA BRAYAT NUSANTARA L011- 002 Arung Swara Brayat Nusantara, sebuah konsep desain Kompleks Perkantoran Legislatif dengan pendekatan CODE (Connecting Of Diversity and Ecosystems). Dengan CODE, kawasan Legislatif akan menjadi pusat transformasi dalam bekerja, bermukim, mobilitas, serta melestarikan lingkungan. 72 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 73 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

74 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 75 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

03 SERAMBI ASA L015- 003 Keterwakilan rakyat diejawantahkan dalam konsep “Tangan Terbuka” sebagai simbol perpanjangan tangan rakyat kepada Lembaga Legislatif untuk menyelenggarakan pemerintahan dengan bijak, tegas, dan amanah. Keberadaan Legislatif pun tak ubahnya sebuah serambi, tempat rakyat menggantungkan asa dan menyuarakan aspirasinya. 76 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 77 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

78 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 79 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

04 RUMAH GOTONG ROYONG L016- 004 Gedung Legislatif merupakan rumah gotong royong. Konsep gotong royong ditransformasikan ke dalam bentuk atap gedung yang terlihat seperti jalinan kain tenun. Jalinan tersebut melambangkan anyaman keragaman bangsa Indonesia. 80 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 81 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

82 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 83 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

05 L017- 005 Bunga teratai (Nymphaea) menginspirasi konsep desain Kompleks Perkantoran Legislatif. Bangunan Legislatif tampak seperti kumpulan bunga teratai dengan kelopak bunga yang bertumpuk-tumpuk demikian indah, menjadikan Gedung Legislatif sebagai landmark ikonik di kawasan Ibu Kota Nusantara. 84 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 85 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

06 KEPAKAN SAYAP GARUDA L020- 006 Second-skin menampilkan kekhasan dari Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara. Second-skin merupakan metafora sayap burung garuda yang tersusun atas rangkaian bulu. Hingga, massa bangunan dalam kawasan Legislatif tampak seperti hamparan bangunan dalam naungan kepakan sayap Garuda. 86 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 87 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

88 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 89 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

07 PUSAKA SAUJANA INDONESIA L024- 007 Arsitektur adalah citra identitas kemajuan peradaban suatu bangsa. Berangkat dari itu, pengembangan Ibu Kota Nusantara dengan seluruh massa di dalamnya—termasuk Kompleks Legislatif, dapat menjadi titik refleksi diri dan becermin pada masa lalu. Dengan tujuan, memperkuat jati diri dan identita bangsa untuk terus maju dan mengukit cita-cita bangsa Indonesia. Maka, pembangunan kawasan Legislatif tak ubahnya sebuah Pusaka Saujana bagi Indonesia yang menampilkan kesatuan ruang, waktu, dan cita-cita luhur bangsa. 90 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 91 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

92 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 93 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

08 BATU SEKATA NAGARI Lo35- 008 Batu Sekata Nagari bermakna tempat berkumpul para pimpinan negeri (Nagari) dalam bentuk tahta batu (Mufakat) untuk mencapai ke-sekata-an (kesepakatan). Filosofi ini dituangkan ke dalam desain rancangan yang mencerminkan prinsip demokrasi: bebas terbuka, perwakilan, dan semangat gotong royong. 94 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 95 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

96 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 97 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

09 SUARA RAKYAT Lo40- 009 Bentuk bulat dan 34 kolom yang melingkarinya pada bangunan utama Legislatif merupakan simbolisme Indonesia. Yakni, simbol negeri demokrasi yang memiliki 34 provinsi dengan kebulatan suara rakyat sebagai kedaulatan tertinggi negara. 98 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara

Karya Para Peserta Direktorat Jendral Cipta Karya 99 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia

100 Sayembara Konsep Perancangan Kawasan dan Bangunan Gedung Kompleks Perkantoran Legislatif di Ibu Kota Nusantara


SAYEMBARA KONSEP PERANCANGAN KAWASAN DAN BANGUNAN GEDUNG KOMPLEKS PERKANTORAN LEGISL

The book owner has disabled this books.

Explore Others

Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook