PJJ PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS BDK DENPASAR KONSEP PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS Oleh : I Wayan Iwantara, S.Si., M.Pd
TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan Konsep berfikir Tingkat Tinggi Menjelaskan kompetensi Keterampilan 4Cs (Creativity, Critical Thinking, Collaboration, Communication) Menentukan pendekatan saintifik pembelajaran berbasis HOTS
KONSEP BERPIKIR TINGKAT TINGGI merupakan suatu kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kemampuan mengingat saja, namun membutuhkan kemampuan lain yang lebih tinggi, seperti kemampuan berpikir kreatif dan kritis HOTS melibatkan proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat simpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
4 KONDISI YANG MEMACU HOTS Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya. Kecerdasan dipandang sebagai pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi, dan kesadaran dalam belajar Pemahaman pandangan ke arah multidimensi dan interaktif Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif
HOTS Keterampilan ini juga digunakan untuk menggarisbawahi berbagai proses berpikir tingkat tinggi menurut jenjang taksonomi Bloom.
Menurut Bloom ketrampilan berpikir dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Ketrampilan berpikir tingkat rendah, yang mencakup mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying) 2. Ketrampilan berpikir tingkat tinggi, yang mencakup menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
Kompetensi Ketrampilan 4C Terdapat 4 kompetensi yang dituntut dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi, yaitu : Kemampuan berpikir kritis (criticial thinking). Kreatif dan inovasi (creative and innovative) Kemampuan berkomunikasi (communication) Kemampuan bekerja sama (collaboration)
PENDEKATAN SAINTIFIK MENGAMATI MENANYA MENGUMPULKAN INFORMASI MENGASOSIASI MENGKOMUNIKASIKAN
Pada Kegiatan inti pembelajaran Munculkan 4C ini kedalam tahapan pendekatan saintifik (mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan) untuk memberikan pengalaman belajar bermakna dan melatih ketrampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) peserta didik
TERIMA KASIH
KURIKULUM 2013 PEMETAAN SKL, KI, KD DAN INDIKATOR PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS Oleh : I Wayan Iwantara, S.Si., M.Pd
EMPAT KOMPONEN RANCANGAN PEMBELAJARAN (Kemp, J. E. (1971) SISWA TUJUAN METODE EVALUASI
Untuk Efektifnya proses pembelajaran dan hasil belajar PERLU Perencanaan pembelajaran yang efektif dan efisien DIAWALI dari Pemetaan SKL, KI KD dan IPK
PENGERTIAN PEMETAAN SKL, KI, KD DAN IPK Penggabaran hubungan antara SKL, KI, KD dengan IPK, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik penilaian
UNTUK RANAH PEMETAAN SKL, KI, KD DAN INDIKATOR PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS Penurunan IPK dari KD dapat dikembangkan melebihi level KD (Bisa mencapai level C4-C6), sehingga akan berpengaruh pada materi, metode pembelajaran, dan Instrumen penilaiannya.
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan dapat : 1. Menganalisis SKL, KI, KD ruang lingkup materi pembelajaran HOTS 2. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) ruang lingkup materi pembelajaran HOTS
PENTINGNYA PEMETAAN SKL, KI, KD DAN IPK !! Supaya IPK, materi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik penilaian sesuai dengan KI-KD/tujuan
Pemetaan SKL,KI KD dan IPK menjadi bagian dari salah satu Elemen Perubahan dalam K-13 Pemetaan KI KD menjadi Bagian dari STANDAR PROSES DAN STANDAR PENILAIAN
4 ELEMEN PERUBAHAN K-13 SKL Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian
Penekanan pada STANDAR PENILAIAN sesuai K-13 REVISI PENILAIAN YANG MENCAKUP ASPEK AFEKTIF, KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR
BAGAIMANA ALUR PEMETAAN SKL, KI KD dan IPK ??
ALUR PEMETAAN SKL,KI dan KD KI 1 Perilaku Keagamaan SKL KI 2 Perilaku Sosial KI 3 Pengetahuan KI 4 Keterampilan KD dari KD dari KD dari KD dari KI 3 KI 4 KI 2 KI 1
Hasil Pemetaan KI KD dituangkan ke dalam PROTA - PROMES
PROTA PROMES SILABUS RPP PENILAIAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Yaitu, kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai/ Kompetensi lulusan yang harus dicapai peserta didik, mencakup mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
KOMPETENSI INTI Yaitu, Tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas KI cari di Permendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD
KOMPETENSI DASAR Yaitu, Kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti KD cari di Permendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD
INDIKATOR • Yaitu, pertanda atau indikasi pencapaian kompetensi. • INDIKATOR yang baik Menggunakan SATU KKO (kata kerja operasional) untuk soal objektif dan bisa lebih dari satu KKO untuk soal uraian • Petakan indikator-indikator yang ingin dicapai per pertemuan dengan mempertimbangkan jumlah pertemuan sesuai alokasi waktu yang ada di Promes
FUNGSI INDIKATOR (IPK) Fungsi indikator antara lain sebagai pedoman dalam: 1. mengembangkan materi pembelajaran atau bahan ajar, 2. mendesain kegiatan pembelajaran 3. merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar
Ketentuan Perumusan Indikator 1. Indikator dirumuskan dari KD 2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur 3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami. 4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda 5. Hanya mengandung satu tindakan. 6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran & kebutuhan peserta didik
Langkah-langkah Perumusan Indikator A. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD Menganalisis KKO B. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK kompetensi pada KD
Analisis Tingkat UKRK pada KD Berdasar UKRK (Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian): •Indikator sangat penting, •Indikator penunjang. 15/09/2021
Lanjutan • Urgensi adalah tingkat kepentingannya. Maka urgensi dimaknai bahwa indikator tersebut penting dikuasai oleh peserta didik. • Kontinuitas adalah berkelanjutan, menjadi dasar bagi indikator selanjutnya atau mempunyai hubungan dengan indikator pada tingkat lanjut. • Relevansi bermakna bahwa indikator tersebut mempunyai hubungan dengan mata pelajaran lain serta memiliki nilai yang aplikatif dalam kehidupan bermasyarakat.
KLASIFIKASI INDIKATOR 1. INDIKATOR KUNCI • Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK. • Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD. • dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran
2. INDIKATOR PENDUKUNG • Membantu peserta didik memahami indikator kunci. • Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang sebelumnya telah dipelajarai siswa, berkaitan dengan indicator kunci yang dipelajari.
3. INDIKATOR PENGAYAAN • Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari standar minimal KD. INDIKATOR INI ARAHNYA KE PEMBELAJARAN HOTS (level C4-C6) • Tidak selalu harus ada. • Dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi yang lebih tinggi dari dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD.
LANJUTAN • Dalam melakukan penilaian adalah indikator yang harus diujikan kepada siswa adalah indikator kunci. • Indikator kunci tidak boleh terabaikan oleh pendidikan dalam pelaksanaan penilaian • Di samping itu, pencapaian kompetensi minimal ini merupakan pencapaian yang berstandar nasional.
GAMBARAN PEMETAAN KI-KD PEMETAAN SKL, KI, KD DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI Nama Satuan Pendidikan : Mapel : Kelas/Semester : Tahun Pelajaran : SKL :
TERIMA KASIH
PJJ PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS BDK DENPASAR DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS Oleh : I Wayan Iwantara, S.Si., M.Pd
TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan prinsip pembelajaran Menentukan model pembelajaran Berbasis HOTS Menentukan langkah dalam mendesain pembelajaran Mendesain strategi pembelajaran Berbasis HOTS Menyusun RPP pembelajaran berbasis HOTS
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah Pembelajaran berbasis kompetensi Pembelajaran terpadu Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif Peningkatan keseimbangan hard-skills dan soft-skills
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN Pembudayaan belajar sepanjang hayat Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai tiga serangkai Pembelajaran yang berlangsung di rumah, sekolah dan masyarakat Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi Pengakuan berbedaan individu Suasana belajar yang menyenangkan dan menantang
Model Pembelajaran Berbasis HOTS Membantu peserta didik mendapat pengalaman belajar yang bermakna dan melatih ketrampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
Beberapa model yang direkomendasikan dalam Kurikulum 2013, yaitu 1. Model Discovery Learning 2. Model Problem Based Learning 3. Model Project Based Learning
1. MODEL DISCOVERY LEARNING Hosnan (2014: 282) mengatakan bahwa discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar berbasis penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi
Model Discovery Learning merupakan proses pembelajaran yang penyampaian materinya tidak lengkap dan menuntut siswa utuk terlibat aktif untuk menemukan sendiri konsep, pemahaman dan prinsip yang belum diketahuinya Keterlibatan siswa secara aktif diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar
LANJUTAN Pembelajaran Discovery menekankan pada : pentingnya pengalaman langsung dan pemahaman struktur dan ide materi tertentu Didapat dari Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran
LANJUTAN Siswa mendapatkan pengetahuan yang belum diketahuinya tidak melalui PEMBERITAHUAN melainkan melalui PENEMUAN SENDIRI Sehingga Merubah teacher oriented menjadi student oriented
PRINSIP-PRINSIP MODEL DISCOVERY LEARNING 1. Aktivitas pembelajaran difokuskan pada kecakapan mengolah informasi dan menerapkan hasilnya 2. Siswa dipandang sebagai pusat proses pembelajaran 3. Guru sebagai fasilitator dan pencari informasi terlebih dahulu 4. Aktivitas pembelajaran difokuskan pada kecakapan mengolah informasi dan menerapkan hasilnya
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110