BIMBINGAN DAN KONSELING SMP ISLAM AL AZHAR KELAS VIII YAYASAN PESANTREN ISLAM AL AZHAR DIREKTORAT PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
SAMBUTAN KEPALA DIREKTORAT DIKDASMEN YPI AL AZHAR Assalamualaikum wr wb Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir zaman. Selamat kepada Tim Penulis Buku Bimbingan dan Konseling (BK) SMP Islam Al Azhar yang telah berhasil menyusun Buku Bimbingan dan Konseling untuk kelas VII, VIII, dan IX. Buku Bimbingan dan Konseling (BK) ini sangat bagus sekali karena dibutuhkan dan menjadi salah satu instrumen standar pelayanan Bimbingan dan Konseling di jenjang Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar (SMPIA). Beberapa kelebihan Buku Bimbingan dan Konseling ini sudah berorientasi pada kurikulum 2013 diperkaya dengan kurikulum khas Al Azhar berbasis Iman dan Taqwa (IMTAQ) sesuai 3 kata kunci visi pendidikan YPIA yaitu Alumni Sekolah Islam Al Azhar yang kuat Iman Taqwa (IMTAQ), menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta memiliki Daya Saing Global (memiliki keterampilan hidup sesuai zamannya yaitu keterampilan pembelajaran abad 21). Semoga harapan dengan disusunnya buku ini yaitu agar proses layanan bimbingan dan konseling dapat lebih efektif, efisien, dan beradab serta bermakna dalam menumbuhkan dan meningkatkan kompetensi murid. Direktorat Pendidikan Dasar dan menengah Yayasan Pesantren Islam Al Azhar (Dirdikdasmen YPIA) mengucapkan terima kasih kepada: 1. Pengurus YPIA yang telah memberikan arahan, masukan, serta dukungan dan motivasi dalam penyusunan dan penerbian buku BK. 2. Tim Penulis dan editor buku BK SMPIA yang telah bekerja keras dalam merancang, menyiapkan, dan menyusun buku BK. 3. Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) yang banyak memberi masukan untuk penyempurnaan buku secara keseluruhan. Semoga buku ini bermanfaat sesuai dengan harapan dan tujuan dari buku BK ini dibuat, masukan dan saran yang konstruktif sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan buku BK pada tahun berikutnya. Wassalamualaikum wr wb Jakarta, 8 Mei 2020 Kepala Dirdikdasmen YPIA ttd Drs. Nuri Muhammadi ii Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
KATA PENGANTAR Bismillaahirrohmaanirrohiim. Alhamdulillaahirrobbil’aalamiin. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan nikmat iman, Islam dan ihsan penulis telah dapat menyusun Buku Bimbingan dan Konseling untuk Kelas VIII. Sholawat serta salam semoga terlimpah ruah pada Rasulullah SAW atas uswah sidiq, amanah, fathonah dan tabligh sehingga memotivasi penulis untuk senantiasa berpartisipasi mewujudkan cendekiawan muslim yang bertaqwa dan berakhlak mulia, sehat jasmani dan, cerdas, cakap dan terampil, percaya pada diri sendiri, memiliki kepribadian yang kuat, berwatak pejuang dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dan keluarganya serta bertanggung jawab atas pembangunan umat dan bangsa dengan cara menyusun buku Bimbingan dan Konseling untuk Kelas VIII ini. Terbitnya Permendikbud 111 tahun 2014 dan Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling (POP BK) tahun 2016 mensyaratkan penyelenggaraan kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah berdasarkan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik. Maka dari itu, penulis berupaya meramu buku Bimbingan dan Konseling untuk Kelas VIII ini sebagai alternatif materi layanan bimbingan di sekolah naungan YPI Al Azhar. Semoga buku Bimbingan dan Konseling untuk Kelas VIII ini pada waktunya menjadi jalan untuk terciptanya generasi beradab dan berkualitas sesuai dengan harapan YPI Al Azhar. Penulis menyadari buku ini masih jauh dari sempurna sehingga harapan dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya dalam mengharapkan keridhaan, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan bagi penulis khususnya. Aamiin. Penulis Bimbingan dan Konseling iiiiii SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
DAFTAR ISI SAMBUTAN KEPALA DIREKTORAT DIKDASMEN ypi aL AZHAR...................................... ii Kata Pengantar ............................................................................................................. iii Daftar Isi ......................................................................................................................... iv BAGIAN I: KEMATANGAN HUBUNGAN TEMAN SEBAYA .................................................... 1 Refleksi Diri ......................................................................................................................... 3 Aktivitas Pertemanan ......................................................................................................... 7 Norma-norma Pergaulan Teman Sebaya ............................................................................ 17 Asertif untuk Tidak Konformitas Negatif ............................................................................ 24 Evaluasi Bagian I ................................................................................................................. 27 BAGIAN II: KEMATANGAN INTELEKTUAL ........................................................................... 30 Refleksi Diri ......................................................................................................................... 33 Cara-cara Pengambilan Keputusan ..................................................................................... 36 Berpikir Out of The Box dalam Pengambilan Keputusan .................................................... 41 Berpikir Sederhana dalam Pengambilan Keputusan .......................................................... 46 Risiko dalam Pengambilan Keputusan ................................................................................ 50 Mengambil Keputusan dengan Bermusyawarah ................................................................ 55 EVALUASI BAGIAN II ............................................................................................................ 58 BAGIAN III: PERAN SOSIAL SEBAGAI PRIA ATAU WANITA ................................................. 61 Refleksi Diri ......................................................................................................................... 63 Peran Sosial Sebagai Pria atau Wanita ................................................................................ 67 Menghargai Peranan Sosial ................................................................................................ 70 Interaksi Lain Jenis .............................................................................................................. 74 Bekerjasama Lain Jenis Tanpa Baper .................................................................................. 78 EVALUASI BAGIAN III ........................................................................................................... 83 BAGIAN IV: KEMATANGAN EMOSI ..................................................................................... 86 Refleksi Diri ......................................................................................................................... 89 Mengekspresikan Perasaan Secara Wajar .......................................................................... 93 Keragaman Ekspresi Perasaan ............................................................................................ Pengendalian Emosi ........................................................................................................... Evaluasi Bagian IV ............................................................................................................... 102 BAGIAN V: KEMATANGAN PERILAKU EKONOMIS .............................................................. 105 Refleksi Diri ......................................................................................................................... 107 Hemat dalam Kehidupan Sehari-hari ................................................................................. 111 Ulet dan Sungguh-sungguh dalam Kehidupan Sehari-hari ................................................. 118 Evaluasi Bagian V ................................................................................................................ 125 Daftar Pustaka ............................................................................................................. 128 iv Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
BAGIAN SATU KEMATANGAN HUBUNGAN TEMAN SEBAYA ilustrasi TEMAN DATANG DALAM BANYAK WARNA Teman datang dengan berbagai warna. Ada teman warna hijau yaitu teman yang melihat hal positif dan menaruh harapan dalam segala hal. Pun ada teman warna biru, warnanya laut dan langit, teman inilah yang membawa kedamaian dan ketenangan. Juga ada teman warna kuning, warna matahari, teman yang membuat kita tertawa, dan menunjukkan kepada kita sinar ketika kita bersedih. Tak hanya itu, teman datang dalam banyak warna lagi. Ada yang datang sebagai teman warna merah, yaitu yang mengingatkan kita tentang aturan dalam kehidupan, tetapi mendorong kita untuk berubah, dengan kata-kata penuh kasih yang hangat. Ada pula yang berwarna jingga yaitu teman yang meningkatkan semangat kita dengan energi baru, dengan vitamin yang penuh kasih untuk membantu kita tumbuh. Ada pula teman warna abu, yaitu seorang yang mengajarkan kita diam: untuk merefleksikan dan memperindah membantu mengenal diri kita sendiri dan orang lain dengan lebih baik. Tak cukup di sana ada warna yang lain. Teman warna ungu, warna yang mulia, akan membantu kita mempelajari kemandirian sejati dan kebijaksanaan hati. Kemudian ada pula teman warna cokelat, yaitu teman yang mungkin bisa membantu kita menjauh dari ilusi palsu, dan kembali turun ke bumi, dengan realitas hidup sederhana sehari-hari. Terakhir tapi tak kalah penting ada teman warna putih, yaitu teman yang akan membantu kita menemukan kebijaksanaan yang tersembunyi untuk dipelajari dalam salah satu pengalaman. Dan ketika kita mengumpulkan mereka dalam sebuah pertemuan kita melihat PELANGI. Diterjamahkan dari file presentasi “true colors of friends”. Tersedia di: http://www.ling.fju.edu.tw/emmie/files_to_share/The%20Colors%20of%20Friends.pps; Bimbingan dan Konseling 11 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Teman memang memiliki karakteristik berbeda-beda. Pada bagian ilustrasi, teman dianalogikan sebagai warna-warna berbeda yang setiap warnanya memiliki makna berbeda- beda pula. Walaupun berbeda karakteristiknya antara teman satu dengan yang lain, remaja tetap membutuhkan penerimaan teman sebaya yang besar. Pada masa remaja, kebutuhan diterima oleh teman sebaya merupakan kebutuhan yang sangat krusial. Hubungan teman sebaya dapat membantu mengembangkan kepribadian yang positif pada remaja, juga sebaliknya hubungan teman sebaya juga dapat membuat remaja memiliki kepribadian negatif. Maka dari itu aspek kematangan hubungan teman sebaya menjadi salah satu perkembangan penting bagi remaja. Remaja memiliki tugas perkembangan mencapai kematangan hubungan teman sebaya. Pada masa SMP tugas perkembangan tersebut dibagi menjadi murid dapat mempelajari norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar-belakangnya (pengenalan), menyadari keragaman latar belakang teman sebaya yang mendasari pergaulan (akomodasi) dan murid dapat bekerjasama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya (tindakan). Pada bagian ini akan dituliskan materi tentang keragaman karakteristik teman, norma-norma pergaulan dengan teman sebaya, dan cara-cara bekerjasama dengan teman sebaya secara positif. 2 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
REFLEKSI DIRI Mari kita melakukan refleksi sebelum menuju materi kematangan hubungan teman sebaya. Berada di tahapan perkembangan manakah kita, perlindungan diri, konformitas, sadar diri, atau bahkan seksama?. Berikut ini kumpulan pernyataan pada aspek kematangan hubungan teman sebaya, kamu diminta untuk memilih satu pernyataan yang paling menggambarkan diri kamu pada saat saat sekarang ini. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang paling penting adalah sesuai dengan keadaan kamu pada saat sekarang ini. 1. Kelompok Pernyataan 1 a. Saya mematuhi aturan kelompok jika orang lain pun mematuhinya b. Saya membantu teman jika diminta c. Saya melaksanakan tugas yang diberikan kelompok d. Saya menghargai pendapat teman dengan tulus ikhlas 2. Kelompok Pernyataan 2 a. Saya bekerjasama dengan teman yang memberikan bantuan b. Saya memelihara kerjasama dengan teman c. Saya memperlakukan teman sesuai dengan sifat dan wataknya d. Saya berperan aktif dalam mengerjakan tugas kelompok 3. Kelompok Pernyataan 3 a. Saya menghargai pendapat teman yang sekelompok saja b. Saya mematuhi aturan bermain dalam kelompok c. Saya memberikan dukungan kepada teman yang tertimpa musibah d. Saya membiasakan diri untuk dapat bergaul dengan siapapun 4. Kelompok Pernyataan 4 a. Saya menerima tugas yang dberikan kelompok sendiri b. Saya bergaul dengan teman yang memiliki sifat pribadi yang sama c. Saya bekerjasama dengan teman untuk mencapai tujuan bersama d. Saya turut memikirkan kesulitan teman dan berupaya untuk membantu Bimbingan dan Konseling 33 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
ANALISIS DIRI Tuliskanlah jumlah jawaban A pada kolom jumlah jawaban A, jumlah jawaban B pada kolom jumlah jawaban B, jumlah jawaban C pada kolom jumlah jawaban C, dan jumlah jawaban D pada kolom jumlah jawaban D. Kemudian kalikan jumlah tersebut dengan pengali masing- masing, yaitu jawaban A dikalikan dengan 2, jumlah jawaban B kalikan dengan 3, jumlah jawaban C kalikan dengan 4, dan jumlah jawaban C kalikan dengan 5. Tuliskan hasilnya di kolom skor. Terakhir jumlahkan skor yang kamu dapat dan bagilah 4! Hasil pembagian tersebut menunjukkan tingkat pencapaianmu yang deskripsinya dijelaskan pada bagian hasil. Jumlah Jawaban Pengali Kelompok Skor Pernyataan A = ... 2 B = ... 3 C = ... 4 D = ... 5 Rata-rata (Jumlahkan Skor A,B, C, D kemudian bagi 4) HASIL 1. Pencapaian tugas perkembangan Hasil pencapaian tugas perkembangan dilihat dari rata-rata skor yang kamu miliki, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Perlindungan diri Perlindungan diri adalah tingkatan terendah pada masa SMP. Tingkatan pencapaian perlindungan diri berarti menggunakan motif eksternal, konsep ganjaran, dan hukuman dalam melakukan sesuatu. Pada aspek kematangan hubungan teman sebaya, perlindungan diri dapat berarti melakukan hubungan dengan teman sebaya karena motif kesenangan semata. Kriteria tingkatan perlindungan diri ini adalah memiliki skor rata-rata 2 sampai dengan 2,9. b. Konformitas Konformitas adalah tingkatan umum remaja awal. Tingkatan pencapaian konformitas berarti menggunakan motif penerimaan kelompok dalam melakukan sesuatu. Pada aspek kematangan hubungan dengan teman sebaya, konformitas dapat berarti menggunakan motif berhubungan dengan teman sebaya karena sangat membutuhkan teman sehingga cenderung tunduk melakukan hal yang dilakukan teman sebaya baik yang berupa kegiatan positif juga kegiatan negatif. Kriteria tingkatan konformitas ini adalah memiliki skor rata-rata 3 sampai dengan 3,9. c. Sadar diri Sadar diri adalah tingkatan sadar akan kebutuhan dan kepentingan diri. Tingkatan pencapaian sadar diri berarti menggunakan motif pemenuhan kebutuhan dan kepentingan diri dalam melakukan sesuatu. Pada aspek kematangan hubungan teman sebaya, sadar diri dapat berarti berteman karena pertimbangan manfaat untuk diri dan bermanfaat untuk orang lain. Kriteria tingkatan sadar diri ini adalah memiliki skor rata-rata 4 sampai dengan 4,9. 4 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
d. Seksama Seksama adalah tingkatan tertinggi yang mungkin mampu dicapai siswa SMP. Tingkatan pencapaian seksama berarti menggunakan motif internal seperti kebutuhan, kepentingan, kelmahan, kelebihan diri dalam melakukan sesuatu. Pada aspek kematangan hubungan teman sebaya, seksama dapat berarti melakukan hubungan sosial karena pertimbangan konteks sosial agar bermanfaat bagi semuanya. Kriteria tingkatan sadar diri ini adalah memiliki skor rata-rata 5. 2. Butir terkecil Butir terkecil merupakan butir pernyataan yang mendapatkan skor terkecil. Kamu dapat mengetahuinya dengan melihat tabel analisis diri, kelompok pernyataan mana yang mendapatkan skor terkecil. Kemudian tuliskan item yang kamu pilih dalam tabel berikut: Skor Kelompok Butir Pernyataan Terkecil Pernyataan Butir terkecil ini dapat kamu simpulkan sebagai kondisi nyata kekurangan kamu dalam aspek kematangan hubungan teman sebaya sehingga kamu mengetahui pengembangan apa yang kamu perlukan dalam aspek kematangan hubungan teman sebaya. 3. Butir terbesar Butir terbesar merupakan butir pernyataan yang mendapatkan skor terbesar. Kamu dapat mengetahuinya dengan melihat tabel analisis diri, kelompok pernyataan mana yang mendapatkan skor terbesar. Kemudian tuliskan item yang kamu pilih dalam tabel berikut: Skor Kelompok Butir Pernyataan Terbesar Pernyataan Butir terbesar ini dapat kamu simpulkan sebagai kondisi nyata kelebihan kamu dalam aspek kematangan hubungan teman sebaya. Bimbingan dan Konseling 55 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
KESIMPULAN DIRI Setelah melakukan penilaian diri, analisis diri, dan materi pengembangan, maka saya mendapatkan kesimpulan: 1. Pencapaian tugas perkembangan aspek kematangan hubungan teman sebaya, saya berada pada tingkatan ________________. Hal ini berarti dalam berhubungan dengan teman sebaya, saya menggunakan motif ___________________,yaitu _________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ 2 Butir terkecil dalam aspek kematangan hubungan teman sebaya, saya ada pada kelompok pernyataan ___ dengan butir pernyataan _______ _________________________________________________________ _________________________________________________________ 3. Butir terbesar dalam aspek kematangan hubungan teman sebaya saya ada pada kelompok pernyataan ___ dengan butir pernyataan _______ _________________________________________________________ _________________________________________________________ 4. Materi pengembangan kematangan hubungan teman sebaya yang saya butuhkan berdasarkan analisis diri ini adalah ____________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ Data ini akan saya gunakan sebagai acuan pengembangan diri pada aspek kematangan hubungan teman sebaya, demi kehidupan saya yang lebih baik. ..........., ........................................ Yang membuat kesimpulan, _________________________ 6 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
AKTIVITAS PERTEMANAN Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi-Sosial Aspek Perkembangan : Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya Tugas Perkembangan : mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya Tujuan : 1. Murid dapat mempelajari norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latarbelakangnya (pengenalan) 2. Menyadari keragaman latar belakang teman sebaya yang mendasari pergaulan (akomodasi) Penguatan Imtak : Al Hujurat 11-13, Al Maidah ayat 2 Penguatan Karakter : Gotong royong, religius, integritas Setelah membca ilustrasi “Teman Datang dalam Berbagai Warna” dapatkah kamu merenungkan apa saja warna teman dekatmu? Siapakah teman warna hijau mu? Siapakah teman warna biru mu? Bimbingan dan Konseling 77 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Siapakah teman warna kuning mu? Siapa teman warna merah mu? Siapa teman warna jingga mu? Siapa teman warna kelabu mu? Siapa teman warna ungu mu? 8 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Siapa teman warna cokelatmu? Siapa teman warna putihmu? A. KARAKTERISTIK TEMAN SEBAYA Pertemanan adalah suatu tingkah laku yang dihasilkan dari dua orang atau lebih yang saling mendukung. Kemudian, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama–sama bekerja atau berbuat. Menurut Santrock (2007) teman sebaya adalah anak-anak dengan tingkat kematangan atau usia yang kurang lebih sama. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya. Kehendak Allah, setiap manusia memiliki keunikan masing-masing. Setiap individu akan berbeda dengan individu lainnya, baik dari karakter, atribusi, kepribadian, fisik, mental dan lainnya. Manusia memiliki karakter, atribusi, dan kepribadian yang berbeda-beda. Allah telah menciptakan manusia dengan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut diawali dengan penciptaan laki-laki dan wanita yang keduanya pun memiliki karakteristik yang sangat berbeda, kemudian Allah jadikan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Tentu saja terdapat maksud mulia, mengapa Allah telah menciptakan manusia yang berbeda-beda. Tujuan tersebut tersirat dalam firman-Nya dalam surat Al-Hujurat ayat 13 yaitu: َي أَيُـَّها الَنّا ُس إَِّن َخلَْقنَا ُك ْم ِم ْن ذََكٍر َوأُنـْثَ ٰى َو َجَعْلنَا ُك ْم ُشعُوًب ٌَوقـَبَائِ َل لِتـََعاَرفُوا ۚ إِ َّن أَ ْكَرَم ُك ْم ِعْن َد الِّٰل أَتـَْقا ُك ْم ۚ إِ َّن الّٰلَ َعلِيٌم َخبِير Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. Bimbingan dan Konseling 99 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Dari ayat tersebut kita memahami bahwa perbedaan tersebut ditujukan agar manusia saling mengenal dan berlomba untuk menjadi mulia dengan cara bertakwa kepada Allah. Perbedaan karakterstik tersebut juga menjadikan manusia menjadi makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain secara unik untuk menjalani kehidupan sehari-harinya. Bantuan unik ini menjadi suatu relasi pertemanan, adapun karakteristik dari berteman (Parlee dalam Siregar, 2010) adalah sebagai berikut: a. Kesenangan, yaitu suka menghabiskan waktu dengan teman b. Penerimaan, yaitu menerima teman tanpa mencoba mengubah mereka c. Percaya, yaitu berasumsi bahwa teman akan berbuat sesuatu sesuai dengan kesenangan individu d. Respek, yaitu berpikiran bahwa teman membuat keputusan yang baik e. Saling membantu, yaitu menolong dan mendukung teman dan mereka juga melakukan hal yang demikian f. Menceritakan rahasia, yaitu berbagi pengalaman dan masalah yang bersifat pribadi kepada teman g. Pengertian, yaitu merasa bahwa teman mengenal dan mengerti dengan baik seperti apa adanya individu h. Spontanitas, yaitu merasa bebas menjadi diri sendiri ketika berada di dekat teman. Selanjutnya, selain karakteristik pertemanan yang terbentuk sesuai dengan karakterisitik relasi yang terjadi, teman sebaya memiliki peran penting dalam perkembangan remaja. Santrock (2007) menyebutkan bahwa peran terpenting dari teman sebaya adalah sebagai: 1) Sumber informasi dan kognitif mengenai dunia di luar keluarga dan sumber untuk pemecahan masalah dan perolehan pengetahuan. Banyak tidaknya informasi atau pengetahuan yang diterima seseorang atau sekelompok orang mempengaruhi perubahan perilaku (Lubis,2011). Dan 2) Sumber emosi, untuk mengungkapkan ekspresi dan identitas diri. Perubahan perilaku manusia juga dapat timbul akibat dari kondisi emosi seseorang. Dengan peran tersebut kita harus dapat memilih teman dengan selektif, pilihlah teman yang dapat memberikan informasi yang positif sekaligus sumber emosi yang baik. 10 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Aktivitas Kelompok Kerjakan bersama kelompok yang terdiri atas 5-6 orang! Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Menurut kelompokmu, karakteristik positif apa saja yang bagus untuk pertemanan remaja? Tuliskan 5 jawaban kelompokmu dikolom yang telah tersedia lalu jelaskan alasannya! No Karakter positif dalam berteman Alasan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Bimbingan dan Konseling 1111 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
REFLEKSI Setelah melakukan aktivitas kelompok, kamu akan menyadari karakter positif dalam berteman yang diinginkan kelompok. Sekarang kamu perlu merefleksikan pada diri sendiri karakteristik apa saja yang sudah ada pada diri kamu? Tuliskan hasil refleksi mu dengan melanjutkan kalimat berikut! 1. Karakter positif dalam berteman yang sudah saya miliki diantaranya adalah .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 2. Karakter positif dalam berteman yang belum atau kurang saya miliki diantaranya adalah .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 3. Maka dari itu, untuk mengurangi kekurangan karakter yang saya miliki, saya akan berupaya untuk melakukan .................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 12 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
B. NORMA-NORMA DALAM PERGAULAN TEMAN SEBAYA Pada ilustrasi di bagian awal, kita telah membaca bahwa teman memiliki keunikan tersendiri dan setiap keunikannya memiliki hal positif untuk kita. Kepada teman kita, kita tetap perlu berperilaku sesuai norma-norma sosial yang berlaku. Norma-norma sosial tersebut antara lain: 1. Saling menghargai Pada dasarnya semua orang ingin dihargai, tidak peduli apakah ia orang berpangkat atau tidak, orang miskin atau kaya, sesama agama atau tidak seagama, sesama suku atau tidak sesama suku, semuanya ingin dihargai secara proporsional. Namun sayangnya, ada saja orang yang tidak mau menghargai orang lain. Padahal menghargai orang lain bukan berarti memberikan sesuatu yang besar nilainya, misalnya saja menghargai pendapat orang lain. Hal ini sangat penting dilakukan dalam membina hubungan yang baik. Kalau kita tidak mau menghargai orang lain, jangan berharap orang lain akan mau menghargai kita. 2. Saling menghormati Setiap orang selalu ingin dihormati. Oleh karena itu, janganlah kita menghormati orang lain karena ia kebetulan punya pangkat atau kedudukan. Kita perlu menghormati orang bahkan orang yang seumur dengan kita. Bila kita melihat orang lain tersebut melakukan sesuatu yang baik maka hormatilah ia. Dengan kata lain, ciptakan suasana saling menghormati di antara teman. 3. Saling mengerti Sikap mau mengerti keadaan orang lain pada dasarnya merupakan perbuatan sangat terpuji. Sebab, orang yang mempunyai sikap mau mengerti keadaan orang lain ini membutuhkan kesadaran yang harus ditumbuhkan dari dalam hati nurani yang terdalam. Oleh karena itu, dalam membina hubungan yang baik sudah seharusnya kita mau mengerti keadaan orang lain tanpa pandang bulu. Artinya kita harus menghindari sikap acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita. 4. Saling memberikan pujian Bila kita melihat teman kita berprestasi dalam suatu bidang apapun karena hasil keras dan kejujuran, maka sebaiknya kita memberikan pujian terhadap teman kita tadi dengan penuh keihklasan. Sebab, pemberian pujian yang sesuai dengan keadaannya dan tidak dibuat-buat, akan memberikan pengaruh positif bagi teman kita. Oleh karena itu, dalam rangka membina hubungan yang baik antar sesama teman, sebaiknya kita jangan pelit memberikan pujian. 5. Saling memberikan motivasi Perjalanan hidup seseorang tidak selamanya berjalan mulus. Ada kalannya seseorang mengalami masalah. Masalah tersebut dapat membuat patah semangat, putus asa dan lain sebagainya, sehingga ia kehilangan semangat, malas, tidak bergairah. Bila kita mempunyai teman yang mengalami demikian tersebut, maka sebagai teman yang baik tentunya akan memberikan motivasi, sehingga teman kita tadi tumbuh kembali rasa percaya dirinya. Oleh karena itu dalam membina hubungan yang baik, sebaiknya kita harus pandai-pandai memberikan motivasi, khususnya terhadap teman yang sedang mengalami suatu masalah. Bimbingan dan Konseling 133 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
6. Mawas diri dalam bercanda Bergurau merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat menguatkan pertemanan. Tapi tentu saja, bergurau puin memiliki batas agar tidak menyakiti teman baik secara psikologis maupun secara fisik. Sehingga tentu saja kita perlu mawas diri tentang apa yang kita guraukan. Gurauan mungkin tidak masalah, tetapi kalau sudah diluar batas, maka hubungan itu bisa langsung retak. Maka, perhatikanah candaanmu terhadap temanmu. 7. Jangan pernah mengkhianati ketika kita mengkhianati sebuah persahabatan, maka kita akan kesulitan untuk mendapatkan sahabat terbaik lagi. Beri dukungan ketika sahabat kita sukses dan selalu mengagumi prestasinya. Ketika ada konflik di antara persahabatan dapat diselesaikan dengan saling terbuka satu sama lain. Memaafkan memang tidak gampang, tapi memaklumi bahwa setiap orang dapat membuat suatu kesalahan dan demi kebaikan dan menjaga persahabatan agar tetap utuh. =========================================================================== Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada allah, sesungguhnya allah amat berat siksa-nya (Al-maidah ayat 2). =========================================================================== 14 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
REFLEKSI 1. Setelah membaca bagian ini, dapatkah kamu merenungkan apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan bersama teman sebaya? Tuliskanlah hasil renunganmu dalam kolom yang telah disediakan. No Hal yang boleh dilakukan kepada teman Hal yang boleh dilakukan kepada teman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2. Apa saja manfaat yang bisa kamu ambil dari materi kematangan hubungan teman sebaya ini? Tuliskanlah di tempat yang telah disediakan berikut! --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Bimbingan dan Konseling 155 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
3. Dari materi kematangan hubungan teman sebaya ini, apa saja yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan kualitas hubungan teman sebayamu? Tuliskanlah di tempat yang telah disediakan berikut! --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 16 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
NORMA-NORMA PERGAULAN TEMAN SEBAYA Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi-Sosial Aspek Perkembangan : Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya Tugas Perkembangan : mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya Tujuan : 1. Murid dapat mempelajari norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latarbelakangnya (pengenalan) 2. Menyadari keragaman latar belakang teman sebaya yang mendasari pergaulan 3. Bekerjasama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya Penguatan Imtak : Al Hujurat 11-13, Al Maidah ayat 2 Penguatan Karakter : Gotong royong, religius, integritas Remaja memiliki keterampilan, sikap dan tugas perkembangan baru berkenaan dengan kehidupan sosial dengan teman sebaya. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain dan lingkungan sosial. Remaja memahami sifat orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat nilainilai maupun perasaannya. Pemahaman ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan remaja lainnya terutama teman sebayanya, baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan. Berkaitan dengan social cognition pada remaja, remaja memiliki tugas perkembangan untuk mempererat tali persahabatan dengan orang lain. Berkenaan dengan mempererat tali persahabatan dengan orang lain Havighurst dalam Yusuf (2005) mengutarakan salah satu tugas perkembangan sosial yaitu mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. Lebih jauh lagi Yusuf (2005) menuliskan tujuan perkembangan sosial remaja beranjak dari kekakuan dalam bergaul menuju keluwesan dalam bergaul dengan teman sebaya. Pada masa remaja ini juga berkembang sikap conformity, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasan kegemaran atau keinginan teman sebaya. Perkembangan sikap komformitas pada remaja dapat memberikan dampak yang positif maupun yang negatif bagi dirinya. Dengan munculnya kemampuan dan sikap baru yang muncul pada diri remaja ini maka remaja memiliki peluang yang besar untuk menjalin hubungan yang baik dengan teman sebayanya. Bimbingan dan Konseling 177 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
A. KEBAIKAN DALAM BERTEMAN Sikap untuk mengikuti teman sebaya menjadi sangat besar di usia remaja. Sikap ini di sebut dengan konformitas. Konformitas merupakan kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasan kegemaran atau keinginan teman sebaya. Dampak dari konformitas berbeda-beda pada setiap hubungan pertemanan. Jika pertemanan itu dilandaskan keimanan dan ketakwaan tentu saja konformitas tersebut berdampak positif pada remaja. Namun, jika konformitas tersebut dilandaskan atas dasar kesenangan semata, bisa jadi konformitas tersebut berdampak negatif pada remaja. Padahal baiknya kita selektif dalam memilih akan menyerah pada pertemanan seperti apa yang bisa meningkatkan kualitas ketakwaan kita. Allah Swt berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 2: َوتـََعاَونُ ۟وا َوََشلِدتيـََعُداَٱونلُْعِ۟واَقاَعلَِبى َوٱلْعُ ْدَٰوِن ٱِْل ِْث ََۚعلََوٱتَـىُّقٱلْ۟واِِّبالَّٰلَوٱ ۖلتَـّإِْقَّنَو اٰىلّٰۖل Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. Berdasarkan ayat tersebut tolong menolong atau bekerjasama bagi seorang muslim harus dilandasi dengan kebaikan dan ketakwaan, bukan dalam berbuat dosa atau pelanggaran. Hal ini menyiratkan pesan kepada kita untuk dapat selektif dalam menyerah pada keinginan kelompok yang positif yaitu kebaikan dan takwa, bukan malah terbawa-bawa dalam dosa dan pelanggaran yang dilakukan bersama teman sebaya. Menurut Gottman dan Parker dalam Santrock (2003), terdapat enam fungsi perteman yaitu: 1. Berteman (Companionship) Berteman akan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menjalankan fungsi sebagai teman bagi individu lain ketika sama-sama melakukan suatu aktivitas. 2. Stimulasi Kompetensi (Stimulation Competition) Pada dasarnya, berteman akan memberi rangsangan seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya karena memperoleh kesempatan dalam situasi sosial. Artinya melalui teman seseorang memperoleh informasi yang menarik, penting dan memicu potensi, bakat ataupun minat agar berkembang dengan baik. 3. Dukungan Fisik (Physicial Support) Dengan kehadiran fisik seseorang atau beberapa teman, akan menumbuhkan perasaan berarti (berharga) bagi seseorang yang sedang menghadapi suatu masalah 18 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
4. Dukungan Ego Dengan berteman akan menyediakan perhatian dan dukungan ego bagi seseorang, apa yang dihadapi seseorang juga dirahasiakan, dipikirkan dan ditanggung oleh orang lain (temannya). 5. Perbandingan Sosial (Social Comparison) Berteman akan menyediakan kesempatan secara terbuka untuk mengungkapkan ekspresi, kompetensi, minat, bakat dan keahlian seseorang 6. Intimasi/Afeksi (Intimacy/Affection) Berteman mendorong terciptanya kelekatan perasaan. Ketika kamu berteman dengan baik, akan muncul adanya ketulusan, kehangatan, dan keakraban satu sama lain. Masing- masing individu tidak ada maksud ataupun niat untuk menyakiti orang lain karena mereka saling percaya, menghargai dan menghormati keberadaan orang lain. B. AKTIVITAS NEGATIF DALAM HUBUNGAN TEMAN SEBAYA Seperti dikatakan sebelumnya, konformitas dapat berdampak negatif dalam kehidupan. Di berbagai penelitian telah terbukti adanya korelasi positif antara konformitas dengan perilaku-perilaku melanggar aturan, seperti mencontek, mencuri, geng motor merokok, merisak, tawuran dan lain sebagainya. Pada bagian ini akan dibahas beberapa perilaku negatif yang muncul akibat konformitas yang tidak dilandasi keimanan dan ketakwaan yang diamanatkan Allah Swt. dalam surat Al-maidah ayat 2. 1. Merokok Merokok merupakan overt behavior (perilaku nampak) dimana perokok menghisap sesuatu yang dibakar. Hal ini seperti dituliskan dalam KBBI merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990: 752). Lebih jauh lagi Poerwadarminta dalam Kemala (2007: 9) mendefinisikan merokok sebagai menghisap rokok, dan rokok didefinisikan sebagai gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas. Fakhrurrozi mengidentifikasi merokok sebagai overt behavior karena merokok merupakan perilaku yang nampak. Sebagai overt behavior merokok merupakan perilaku yang dapat terlihat karena ketika merokok individu melakukan suatu kegiatan yang nampak yaitu menghisap asap rokok yang dibakar ke dalam tubuh, hal ini senada dengan pendapat Armstrong dalam Kemala (2007: 10) merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Dewasa ini telah berkembang banyak bentuk rokok, diantaranya : a. Rokok Kretek Batang, yaitu tembakau yang dibungkus kertas, ada yang kretek dan filter b. Rokok Cerutu, yaitu Sejenis rokok dengan tembakau murni dalam bentuk lembaran. c. Rokok Pipa/Canglong, yaitu rokok dengan tembakaunya langsung dimasukkan ke dalam pipa lalu dibakar d. Rokok Shisa, yaitu rokok ini lebih dikenal dengan rokok arab yang tembakaunya dicampur dengan buah-buahan e. Rokok Susur, yaitu tembakau yang langsung dihisap dan dicampur daun sirih, kapur dan pinang f. Rokok Kunyah/Permen, yaitu produk tembakau yang dihisap seperti permen g. Rokok Elektrik, yaitu e-cigarette/ vape Sebuah inovasi baru dari bentuk rokok tradisional menjadi rokok modern. Bimbingan dan Konseling 199 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Masa remaja bisa jadi masa di mana individu mengkonsumsi rokok akibat adanya konformitas. Smet (1994) berpendapat bahwa usia pertama kali merokok umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Usia tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam rentangan masa remaja. Lebih jauh lagi Data WHO mempertegas bahwa remaja memiliki kecenderungan yang tinggi untuk merokok, data WHO menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja (Republika, 1988). Terdapat banyak alasan yang melatarbelakangi remaja untuk merokok. Secara umum berdasarkan kajian Kurt Lewin, merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan dari faktor lingkungan juga disebabkan oleh faktor diri atau kepribadian. Faktor dalam diri remaja dapat dilihat dari kajian perkemangan remaja. Remaja mulai merokok dikatakan oleh Erikson (Gatchel, 1989) berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika mencari jati diri. Dalam masa remaja ini sering terjadi ketidaksesuaian antara perkembangan psikis dan perkembangan sosial. Upaya-upaya untuk menemukan jati diri tersebut tidak selalu dapat berjalan sesuai dengan harapan masyarakat. Beberapa remaja melakukan perilaku merokok sebagai cara kompensatoris. Seperti yang dikatakan oleh Brigham (1991) yang dikutip oleh Helmi (2010), bahwasanya perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi. Symbol dari kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis. Salah satu agen sosialisasi perilaku merokok pada remaja merupakan teman sebaya. Dengan merujuk konsep transmisi perilaku, bahwa pada dasarnya perilaku dapat ditransmisikan melalui transmisi vertikal maupun tranmisi horizontal (Berry dkk, 1992). Transmisi vertikal dapat dilakukan oleh orang tua dan transmisi horizontal dilakukan oleh teman sebaya. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, remaja terpengaruh oleh teman- temannya, kedua teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok, (Al. Bachri, 1991). Inilah alasan mengapa merokok bisa jadi merupakan dampak dari hubungan teman sebaya yang negatif. Merokok disebut sebagai perilaku negatif karena kecenderungannya untuk menjadi candu (addict) dan memiliki banyak zat berbahaya ang dapat membunuh. Maka dari itu merokok dikategorikan sebagai gangguan obsesif kompulsif. Orang yang mengalami gangguan ini memiliki obsesi atau kompulsi yang menetap. Obsesi adalah pikiran, ide atau citra yang terus menerus berulang secara tidak terkendali dan mendominasi kesadaran seseorang. Kompulis adalah dorongan untuk melakukan tindakan stereotip dengan tujuan yang umumnya tidak realistik yaitu menghilangkan sistuasi yang menimbulkan ketakutan. Upaya untuk menolak kompulsi menimbulkanketegangan yang sangat besar sehingga individu biasanya menyerah dan melakukannya. 20 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
ANECDOTE Pemilik Pt. Gudang Garam, memiliki kekayaan senilai 5,3 miliar dolar amerika yang dalam mata uang Indonesia 58,3 triliun rupiah dengan kurs 11 ribu rupiah per dolarnya. Kekayaan itu diperoleh dari Grup Gudang Garam yang sangat terkenal dengan produk rokoknya. Ada yang menarik dari pribadi beliau, karena meskipun pemilik salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia, namun ternyata beliau tidak merokok. Pegawai pabrik rokok heran, karena teryata owner Gudang Garam yang sangat kaya raya, malah tidak merokok sama sekali. Pegawai : “Bapak, kenapa kok Bapak tidak merokok sama sekali?” Owner : “Loh, memangnya kenapa?” Pegawai : “Kan bapak pemilik Gudang Garam, kenapa malah tidak merokok?” Owner : “Itu di bungkus rokok kan ada tulisannya (Merokok dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin) Ngapain saya merokok kalo bisa jadi penyakitan.” Pegawai : “Maksud Bapak?” Owner : “Percuma jadi orang kaya kalo kena kanker, penyakit jantung, apalagi impotensi.” Pegawai : “Lah, kenapa bapak bikin pabrik rokok?” Owner : “Rokok itu dibikin hanya untuk orang-orang yang TIDAK BISA BACA saja!” 2. Tawuran Tawuran atau perkelahian antarpelajar merupakan fenomena laten, yang suatu saat bisa muncul kapan, dimana dan tiba-tiba dan kita tidak bisa mengetahui hal tersebut. Ironisnya, sebagian di antara pelajar yang terlibat mengaku tak tahu-menahu ikhwal permasalahan tawuran. Adanya rasa bermusuhan yang diwariskan secara turun menurun menurun dari angkatan ke angkatan berikutnya. Menanamkan bahwa kelompok siswa sekolah lain merupakan musuh bebuyutan. Tekanan dalam kelompok sebagai bentuk solidaritas juga membawa pengaruh. Inilah mengapa tawuran dikatakan sebagai salah satu dampak negatif dari konformitas. Furhman (1990, hal 97) yang menyatakan bahwa konformitas adalah kecenderungan seseorang menerima dan mengikuti norma yang dibuat kelompoknya. Deaux et al mengemukakan bahwa konformitas berarti tunduk pada tekanan kelompok meskipun tidak ada permintaan langsung untuk mengikuti apa yang telah diperbuat oleh kelompok (Zebua & Nurdjayadi, 2001, hal 75). Baron dan Byrne (1991, hal 311) mengemukakan konformitas adalah dimana individu mengubah perilakunya dengan menganut pada norma sosial yang ada, menerima ide-ide atau aturan yang menunjukan bagaimana individu harus berperilakudalam situasi tertentu. Bimbingan dan Konseling 211 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada (Baron & Byrne, 2005, hal 53). Konformitas adalah suatu bentuk tingkah laku menyesuaikan diri dengan tingkah laku orang lain, sehingga menjadi kurang lebih sama atau identik guna mencapai tujuan tertentu (Sears, 1991, hal 92). Sering kali orang atau organisasi berusaha agar pihak lain menampilkan tindakan tertentu pada saat pihak lain tidak menginginkan untuk melakukan itu, namun bila orang lain menampilkan perilaku tersebut maka itu disebut konformitas. Asch, 1951 (Sears dkk, 1991, hal 78) mengatakan bahwa konformitas hanya dalam situasi ambigu, yaitu orang merasa amat tidak pasti mengenai apa stadar perilaku yang benar. Individu dalam kelompok sebaya (peer group) merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lainnya seperti bidang usia, kebutuhan dan tujuan yang dapat memperkuat kelompok itu. Di dalam peer group tidak dipentingkan adanya struktur organisasi, namun di antara anggota kelompok merasakan adanya tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan kelompoknya (Santosa, 1999, hal 82). Hurlock (1994, hal 214) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya terdiri dari anggota-anggota tertentu dari teman-teman yang dapat menerimanya dan kepadanya individu sendiri bergantung. Monks (1998, hal 184) menyatakan bahwa interaksi dengan teman sebaya merupakan permulaan hubungan persahabatan dan hubungan dengan peer. Dalam peer group ini, individu merasa menemukan dirinya (pribadi) serta dapat mengembangkan rasa sosialnya sejalan dengan kepribadiannya. Siswa yang terlibat tawuran menilai kelompok siswa sekolah lain sebagai musuh dan menampilkan perilaku kolektif bukan perilaku individual. Di sinilah muncul kategorisasi yakni adanya in group dan out group. Bahwa kelompok siswa sekolah lain bukan dari “kelompok kita”. In group dan out group merupakan salah satu dampak dari konformitas kelompok teman sebaya. REFLEKSI 1. Apa saja manfaat yang bisa kamu ambil dari materi kematangan hubungan teman sebaya ini? Tuliskanlah di tempat yang telah disediakan berikut! --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 22 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
2. Dari materi kematangan hubungan teman sebaya ini, apa saja yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan kualitas hubungan teman sebayamu? Tuliskanlah di tempat yang telah disediakan berikut! --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Bimbingan dan Konseling 233 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
ASERTIF UNTUK TIDAK KONFORMITAS NEGATIF Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi-Sosial Aspek Perkembangan : Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya Tugas Perkembangan : Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya Tujuan : Bekerjasama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya Penguatan Imtak : Al Hujurat 11-13, Al Maidah ayat 2 Penguatan Karakter : Gotong royong, religius, integritas A. ASERTIF UNTUK TIDAK KONFORMITAS DALAM HAL NEGATIF Asertif adalah kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada orang lain tanpa merugikan orang lain. Apabila kita mampu mengungkapkan perasaan negatif secara jujur sesuai dengan apa yang kita rasakan tanpa menyalahkan orang lain, maka kita telah mampu berperilaku asertif. Perasan negatif yang dimaksud contohnya adalah perasaan tidak suka, tidak mau, marah, kesal dan lain sebagainya. Berperilaku asertif, tidak hanya terbatas untuk mengungkap kan perasaan yang positif (senang) tetapi juga yang negatif. Agar tidak ikut-ikutan dalam konformitas yang negatif, kamu perlu asertif. Asertif dapat dilakukan dengan cara mengungkapkan ketidakmauanmu terlibat dengan hal yang tidak baik yang diajak oleh teman sebaya atau kelompokmu secara tegas. Kamu perlu mengingat bahwa berteman itu merupakan hal positif dan memiliki tujuan positif pula. Jika, temanmu mulai mengajak ke hal negatif seperti diajak untuk merokok, tawuran atau hal negatif lainnya, maka tolaklah dengan tegas namun tanpa melukai perasaan temanmu atau malah berperilaku menyerang (agresif). Asertif berbeda dengan agresif. Asertif merupakan kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada orang lain tanpa merugikan orang lain. Sedangkan agresif merupakan pengungkapan pikiran, perasaan dan keinginan dengan Perilaku menyerang orang lain dengan kata-kata yang kasar, mempermalukan, merendahkan, melecehkan, menyalahkan, marah-marah yang cenderung merugikan orang lain. 24 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
1. ASERTIF: kemampuan untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan dan keinginan secara jujur pada orang lain tanpa merugikan orang lain. 2. AGRESIF:Perilakumenyerangoranglaindengankata-katayangkasar,mempermalukan, merendahkan, melecehkan, menyalahkan, marahmarah yang cenderung merugikan orang lain (lawan dari asertif). 3. NON ASERTIF: tidak mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain dengan tidak mengatakan apapun dan menggerutu dalam hati yang sama sekali tidak dipahami oleh orang lain. B. KARAKTERISTIK ORANG ASERTIF Keterampilan asertif dapat dilatih dan dikembangkan sesuai dengan diri pribadi. Namun, terdapat karakteristik atau kesamaan ciri-ciri orang yang berperilaku asertif. Ciri-ciri asertif tersebut antara lain: 1. Mampu dan terbiasa mengekspresikan pikiran dan perasaan pada orang lain. 2. Meminta pertolongan pada orang lain pada saat membutuhkan pertolongan. 3. Sering bertanya pada orang lain pada saat sedang bingung. 4. Pada saat berbeda pendapat dengan orang lain, mampu mengungkapkan pendapatnya secara jujur dan terbuka. 5. Memandang wajah orang yang diajak bicara pada saat berbicara dengannya. 6. Pada saat tidak ingin melakukan sesuatu pekerjaan, mampu berkata tidak. 7. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif C. FAKTOR YANG MEMENGARUHI ASERTIF 1. Faktor pengalaman masa kanak-kanak. Faktor tersebut dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain : a. Apabila pada masa kanak-kanak terbiasa takut untuk mengungkapkan apa yang kita rasakan karena takut orang lain tidak menyukai kita dan takut mengecewakan orang lain, maka hal ini dapat mengakibatkan kita berperilaku non asertif ketika dewasa. b. Bila pada masa kanak-kanak, kita terbiasa meluapkan emosi tanpa kontrol maka hal ini mengakibatkan kita berperilaku agresif ketika dewasa. 2. Pola Interaksi. Ada 3 pola interaksi yang terbentuk sebagai hasil pengalaman pada masa kanak-kanak, yaitu : 1) I’m not OK – You’re OK Saya tidak OK – kamu OK, maksudnya adalah saya harus yakin bahwa apa yang saya katakan tidak akan menyinggung perasaanmu. Pola interaksi ini merupakan perilaku non asertif, karena membiarkan diri kita pasif dengan alasan takut mengecewakan orang lain. Bimbingan dan Konseling 255 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
2) I’m OK – You’re not OK Saya OK – kami tidak OK. Maksudnya, orang lain patut mendapatkan kemarahan dan hinaan dari saya. Pola ini merupakan perilaku agresif, karena bila kita membuat orang lain tidak nyaman dengan apa yang telah kita katakan. 3) I’m OK – You’re OK Saya OK – kamu OK. Maksudnya, saya bebas mengungkapkan apa yang saya rasakan dan saya bertanggung jawab terhadap perasaan saya. Pola interaksi ini merupakan perilaku asertif karena kita bebas mengungkapkan apa yang kita rasakan tanpa membuat orang lain merasa tidak nyaman. D. DAMPAK PERILAKU ASERTIF Perilaku asertif seseorang dapat menimbulkan dampak seperti : 1. Tidak membiarkan orang lain mengambil manfaat dari kondisi yang kita alami, dan orang lain juga memiliki kebebasan untuk mengungkapkan apa yang dirasakan. 2. Tidak berperilaku agresif pada orang lain, bahkan menerima kehadiran orang lain dengan sikap terbuka. 3. Kedua belah pihak yang berkomunikasi merasa nyaman, tidak ada yang ingin menyakiti lawan bicaranya dan tidak ada yang merasa disakiti hatinya. 4. Tidak ada pihak yang merasa disalahkan dan dihina oleh keberadaan emosi negatif yang dirasakan oleh lawan bicaranya. 5. Lawan bicara tidak terpancing untuk memberikan respons emosional. E. CARA MENUMBUHKAN PERILAKU ASERTIF Untuk menumbuhkan perilaku asertif terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seseorang. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan dengan cara: 1. Berusahalah dan biasakanlah berbicara dengan rasa percaya diri. 2. Berusahalah dan biasakanlah mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan jelas pada orang lain. 3. Biasakanlah memandang wajah orang yang kamu ajak bicara. 4. Biasakanlah mengungkapkan pendapat kita secara jujur dan terbuka pada orang lain. 5. Apabila kamu tidak ingin melakukan suatu pekerjaan maka katakan “tidak” (dengan katakata, nada, alasan yang bisa dimengerti serta diawali “maaf”). 6. Responslah emosi kamu dengan cara yang sehat untuk menghindari perilaku agresif. 26 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Evaluasi Bagian I 1. Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan bagian I, sekarang kamu diminta untuk mengevaluasi diri kamu dengan cara melingkari pernyataan pada satu kelompok pernyataan yang menurut kamu paling sesuai dengan keadaan diri kamu sekarang ini! 2. Jangan beranjak ke halaman selanjutnya jika kamu belum menyelesaikan evaluasi ini! 3. Mulailah dengan membaca basmallah! 1 A Saya mematuhi aturan kelompok jika orang lain pun mematuhinya B Saya membantu teman jika diminta C Saya melaksanakan tugas yang diberikan kelompok D Saya menghargai pendapat teman dengan tulus ikhlas 2 A Saya bekerjasama dengan teman yang memberikan bantuan B Saya memelihara kerjasama dengan teman C Saya memperlakukan teman sesuai dengan sifat dan wataknya D Saya berperan aktif dalam mengerjakan tugas kelompok 3 A Saya menghargai pendapat teman yang sekelompok saja B Saya mematuhi aturan bermain dalam kelompok C Saya memberikan dukungan kepada teman yang tertimpa musibah D Saya membiasakan diri untuk dapat bergaul dengan siapapun 4 A Saya menerima tugas yang dberikan kelompok sendiri B Saya bergaul dengan teman yang memiliki sifat pribadi yang sama C Saya bekerjasama dengan teman untuk mencapai tujuan bersama D Saya turut memikirkan kesulitan teman dan berupaya untuk membantu 5 A Saya mematuhi aturan kelompok jika orang lain pun mematuhinya B Saya membantu teman jika diminta C Saya melaksanakan tugas yang diberikan kelompok D Saya menghargai pendapat teman dengan tulus ikhlas Bimbingan dan Konseling 277 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Kesimpulan 1. Jika nilai yang kamu miliki kurang dari atau sama dengan 14, maka kamu termasuk dalam kategori perlindungan diri. Ini berarti, kehidupan teman sebayamu hanya bermotif kesenangan semata. Kamu cenderung hanya berteman dengan teman yang memberikan bantuan terhadap kamu saja. Kamu juga cenderung menyalahkan dan mencela orang lain dan lingkungan di luar kelompokmu, kamu hanya menghargai pendapat teman yang sekelompok saja. 2. Jika nilai kamu berkisar dari 15 hingga 19, maka kamu termasuk kategori konformitas. Artinya kamu memiliki kecenderungan untuk membantu teman jika diminta, memiliki kecenderungan takut tidak diterima oleh kelompok, kamu juga mematuhi aturan kelompok jika orang lain pun mematuhinya. 3. Jika nilai kamu berkisar dari 20 hingga 24, maka kamu termasuk kategori sadar diri. Maknanya, pada tahap ini kamu memilih bekerjasama dengan teman untuk mencapai tujuan bersama, kamu suka memberi dukungan dan pertolongan kepada teman yang terkena musibah. 4. Jika nilai kamu adalah 25, maka kamu berada dalam kategori seksama. Artinya, kamu sudah Berada dalam tahap penyesuaian terhadap situasi dan peranan teman sebaya. Bagaimana cara menghitung perolehanmu? Silahkan pelajari di halaman selanjutnya. 28 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Pedoman penyekoran Pindahkan jawabanmu sesuai nomor, kemudian temukan skormu dengan memerhatikan penyekoran berikut! 1 A =3 2 A =2 3 A =5 4 A =4 5 A =2 B =2 B =4 B =3 B =3 B =3 C =4 C =3 C =4 C =2 C =5 D =5 D =5 D =2 D =5 D =4 Jumlah Skor = Bimbingan dan Konseling 299 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
BAGIAN DUA KEMATANGAN INTELEKTUAL ilustrasi PETANI, KAMBING, DAN HARIMAU Seorang petani memiliki kambing dan harimau di rumahnya, suatu ketika ia berniat untuk mencari rumput untuk pakan kambingnya. Ketika telah siap dengan karung dan pisau untuk memotong rumput, petani kemudian berpikir, “Saya khawatir jika kambing tidak saya bawa, nanti dimakan harimau, lagian jika saya bawa kambing, maka hari ini kambing akan saya biarkan merumput. Maka dari itu, Petani berniat membawa kambing untuk mencari rumput. Ketika akan berangkat, petani kemudian berpikir ”Saya khawatir harimau akan dicuri, atau hilang, baiknya saya bawa saja, maka harimau akan aman dengan saya, dan saya pun akan aman dengan harimau.”. Berangkatlah Petani, membawa kambing dan harimau. Ternyata, hanya rumput seberang sungai yang baik untuk dijadikan pakan kambing. Untuk pergi ke sana perlu melalui jembatan yang sudah tidak layak pakai. Kemudian Petani, Harimau, dan Kambing menyebrang dan sampai di padang rumput yang hijau. Petani asik memotong rumput, kambing asik merumput, harimau asik malas-malasan hingga waktu pulang tiba. 30 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Ketika hendak pulang, ternyata jembatan danau rusak dan tak bisa lagi digunakan. Petani berpikir untuk memutari sungai, tapi tentunya akan menghabiskan waktu hingga semalaman untuk sampai ke rumah petani. Untungnya ada sampan kecil yang hanya cukup menahan beban petani dan satu pilihan, rumput, kambing, atau harimau. Petani perlu berpikir keras untuk dapat mnenyebrangkan rumput, kambing, dan harimau. Sampan tersebut tentunya perlu dikemudikan petani agar bisa sampai ke seberang sungai, sehingga petani hanya dapat membawa satu pilihan saja, rumput, kambing atau harimau. Jika petani membawa rumput terlebih dahulu, petani khawatir kambing akan dimakan harimau, tetapi jika harimau yang terlebih dulu dibawa, petani khawatir kambing akan memakan rumput. Jika kamu menjadi petani langkah-langkah apa sajakah yang perlu dilakukan agar kamu bisa menyebrangkan semuanya menggunakan sampan? Langkah 1: .............................................................................................................................. Langkah 2: .............................................................................................................................. Langkah 3: .............................................................................................................................. Langkah 4: .............................................................................................................................. Langkah 5: .............................................................................................................................. Langkah 6: .............................................................................................................................. Langkah 7: .............................................................................................................................. Langkah 8: .............................................................................................................................. Setelah membaca ilustrasi dan menjawab pertanyaannya, tentu kamu menyadari pentingnya mengambil keputusan dengan bijak. Karena, jika kita mengambil keputusan secara asal-asalan maka bisa jadi dampak buruknya jauh lebih banyak ketimbang kita memikirkannya dengan serius dan penuh pertimbangan. Contohnya seperti yang dilakukan petani pertama kali sebelum berangkat mencari rumput, petani akhirnya membawa kambing karena khawatir Bimbingan dan Konseling 311 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
jika ditinggalkan di rumah bersama harimau, harimau akan memakan kambing. Membuat keputusan dengan mempertimbangkan konsekuensi atau kematangan intelektual merupakan salah satu aspek dari tugas perkembangan yang harus selesai pada masa perkembangan remaja. Tugas perkembangan pada aspek kematangan intelektual ini memiliki tujuan agar murid dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhannya dalam pembelajaran atau mempersiapkan karir serta berperan dalam masyarakat. Tujuan tersebut akan dicapai melalui internalisasi 1) Pengenalan, murid mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah; 2) Akomodasi, murid menyadari adanya resiko dari pengambilan keputusan; dan 3) Tindakan, murid mengambil keputusan berdasarkan resiko yang mungkin terjadi. 32 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
REFLEKSI DIRI Sebelum menuju materi kematangan emosi, mari kita melakukan refleksi berada di tahapanperkembangan manakah kita, perlindungan diri, konformitas, sadar diri, atau bahkan seksama?. Berikut ini kumpulan pernyataan pada aspek kematangan intelektual, kamudiminta untuk memilih satu pernyataan yang paling menggambarkan diri kamu pada saat saat sekarang ini. Tidak ada jawaban benar atau salah, yang paling penting adalah sesuai dengankeadaan kamu pada saat sekarang ini. 1. Kelompok pernyataan 1 a. Saya mengerjakan tugas untuk memenuhi tuntutan guru. b. Saya bermusyawarah dalam melakukan sesuatu c. Saya memikirkan alternative dan akibatnya dalam membuat keputusan d. Saya memikirkan akibat yang terjadi sebelum melakukan tindakan 2. Kelompok pernyataan 2 a. Saya melakukan tindakan sebagaimana yang disarankan orang yang dipercaya b. Saya menganggap musyawarah sebagai cara efektif dalam penentuan keputusan c. Saya memelihara keseimbangan hak dan kewajiban d. Saya mengambil pelajaran dari masalah yang dihadapi 3. Kelompok pernyataan 3 a. Saya mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang dianjurkan oranglain. b. Saya tertarik memerhatikan masalah sosial dan masalah lingkungan c. Saya tanggap terhadap penyimpangan sosial di sekitar d. Saya memikirkan suatu permasalahan dengan berbagai pilihan penyelesaian 4. Kelompok pernyataan 4 a. Saya sulit menghadapi sesuatu yang tidak biasa b. Saya mengetahui perbuatan baik dan buruk berdasarkan peraturan c. Saya mencari alternatif yang tepat d. Saya mengambil keputusan berdasarkan data yang memadai ANALISIS DIRI Tuliskanlah jumlah jawaban A pada kolom jumlah jawaban A, jumlah jawaban B pada kolom jumlah jawaban B, jumlah jawaban C pada kolom jumlah jawaban C, dan jumlah jawaban D pada kolom jumlah jawaban D. Kemudian kalikan jumlah tersebut dengan pengali masing- masing, yaitu jawaban A dikalikan dengan 2, jumlah jawaban B kalikan dengan 3, jumlah jawaban C kalikan dengan 4, dan jumlah jawaban C kalikan dengan 5. Tuliskan hasilnya di kolom skor. Terakhir jumlahkan skor yang kamu dapat dan bagilah 4! Hasil pembagian tersebut menunjukkan tingkat pencapaianmu yang deskripsinya dijelaskan pada bagian hasil. Jumlah Jawaban Pengali Kelompok Skor Pernyataan A = ... 2 B = ... 3 C = ... 4 D = ... 5 Rata-rata (Jumlah Skor A,B, C, D kemudian dibagi 4) Bimbingan dan Konseling 333 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
HASIL 1. Pencapaian tugas perkembangan Hasil pencapaian tugas perkembangan dilihat dari rata-rata skor yang kamu miliki, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Perlindungan diri Perlindungan diri adalah tingkatan terendah pada masa SMP. Tingkatan pencapaian perlindungan diri berarti menggunakan motif eksternal dan konsep ganjaran dan hukuman dalam melakukan sesuatu. Pada aspek kematangan intelektual, perlindungan diri dapat berarti pengambilan keputusan karena motif zero sum game yaitu berpikuir hanya terdapat dua kemungkinan dalam membuat keputusan yaitu salah-benar atau menang-kalah. Kriteria tingkatan perlindungan diri ini adalah memiliki skor rata-rata 2 sampai dengan 2,9. b. Konformitas Konformitas adalah tingkatan umum remaja awal. Tingkatan pencapaian konformitas berarti menggunakan motif penerimaan kelompok dalam pertimbangan pengambilan keputusan. Pada aspek kematangan intelektual, konformitas dapat berarti melakukan kegiatan pengambilan keputusan karena orang lain terutama teman juga melakukan mengambil keputusan yang sama. Kriteria tingkatan konformitas ini adalah memiliki skor rata-rata 3 sampai dengan 3,9. c. Sadar diri Sadar diri adalah tingkatan sadar akan kebutuhan dan kepentingan diri. Tingkatan pencapaian sadar diri berarti menggunakan motif pemenuhan kebutuhan dan kepentingan diri dalam melakukan sesuatu. Pada aspek kematangan intelektual, sadar diri dapat berarti melakukan kegiatan pengambilan keputusan karena pertimbangan manfaat untuk diri dan konsekuensi-konsekuensilainnya. Kriteria tingkatan sadar diri ini adalah memiliki skor rata-rata 4 sampai dengan 4,9. d. Seksama Seksama adalah tingkatan tertinggi yang mungkin mampu dicapai siswa SMP. Tingkatan pencapaian seksama berarti menggunakan motif internal seperti kebutuhan, kepentingan, kelmahan, kelebihan diri dalam melakukan sesuatu. Pada aspek kematangan intelektual, seksama dapat berarti melakukan kegiatan pengambilan keputusan karena pertimbangan kompleks terhadap konsekuensikonsekuensi dari pengambilan keputusan tersebut. Kriteria tingkatan sadar diri ini adalah memiliki skor rata-rata 5. 2. Butir terkecil Butir terkecil merupakan butir pernyataan yang mendapatkan skor terkecil. Kamu dapat mengetahuinya dengan melihat tabel analisis diri, kelompok pernyataan mana yang mendapatkan skor terkecil. Kemudian tuliskan item yang kamu pilih dalam tabel berikut: Skor Kelompok Butir Pernyataan Terkecil Pernyataan Butir terkecil ini dapat kamu simpulkan sebagai kondisi nyata kekurangan kamu dalam aspek kematangan intelektual sehingga kamu mengetahui pengembangan apa yang kamu perlukan dalam aspek kematangan intelektual. 34 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
3. Butir terbesar Butir terbesar merupakan butir pernyataan yang mendapatkan skor terbesar. kamu dapat mengetahuinya dengan melihat tabel analisis diri, kelompok pernyataan mana yang mendapatkan skor terbesar. Kemudian tuliskan item yang kamu pilih dalam tabel berikut: Skor Kelompok Butir Pernyataan Terbesar Pernyataan Butir terbesar ini dapat kamu simpulkan sebagai kondisi nyata kelebihan kamu dalam aspek kematangan intelektual. KESIMPULAN DIRI Setelah melakukan penilaian diri, analisis diri terhadap capaian tugas perkembangan dan materi pengembangan, maka saya mendapatkan kesimpulan: 1. Pencapaian tugas perkembangan aspek kematangan intelektual saya berada pada tingkatan ________________ Hal ini berarti dalam pembuatan keputusan/ pemecahan masalah, Saya menggunakan motif ___________________,yaitu ___________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ 2. Butir terkecil dalam aspek kematangan intelektual saya ada pada kelompok pernyataan ___ dengan butir pernyataan _______________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ 3. Butir terbesar dalam aspek kematangan intelektual saya ada pada kelompok pernyataan ___ dengan butir pernyataan _______________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ 4. Materi pengembangan aspek kematangan intelektual yang saya butuhkan berdasarkan analisis diri ini adalah ____________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ _________________________________________________________ Data ini akan saya gunakan sebagai acuan pengembangan diri pada aspek kematangan intelektual, demi kehidupan saya yang lebih baik. . ..... , ........................................ Yang membuat kesimpulan, _______________________________ Bimbingan dan Konseling 355 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
CARA-CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi-Sosial Aspek Perkembangan : Kematangan Intelektual Tugas Perkembangan : Murid dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhannya dalam pembelajaran atau mempersiapkan karir serta berperan dalam masyarakat. Tujuan : 1) Pengenalan, murid mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah 2) Akomodasi, murid menyadari adanya resiko dari pengambilan keputusan; 3) Tindakan, murid mengambil keputusan berdasarkan resiko yang mungkin terjadi. Penguatan Imtak : As-syams 7-9 Penguatan Karakter : Religius, Mandiri, gotong-royong, integritas ilustrasi SEPOTONG KUE Seorang wanita sedang menunggu pemberangkatan pesawatnya di sebuah bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk. Sambil duduk wanita itu membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si ‘Pencuri Kue’ yang pemberani menghabiskan persediaannya. Ia semakin kesal sementara menit- menit berlalu. Wanita itu pun sempat berpikir “Kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!“. 36 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Setiap wanita itu mengambil satu kue, lelaki juga mengambil satu. Ketika hanya satu kue tersisa, si wanita bertanya-tanya dalam hatinya “apa yang akan dilakukan lelaki itu?”. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir : “Ya ampun orang ini berani sekali, dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih”. Belum pernah rasanya ia begitu kesal. Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan. Ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si ‘Pencuri tak tahu terima kasih’. Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan nafas dengan kaget. Disitu ada kantong kuenya di depan matanya. “Koq milikku ada disini?”. Erangnya dengan patah hati. “Jadi kue tadi adalah milik lelaki itu dan ia mencoba berbagi.” Terlambat untuk minta maaf, si wanita tersandar sedih. Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih. Dan dialah pencuri kue itu. A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Allah Swt. telah memberikan karunia yang luar biasa kepada manusia yaitu kemampuan berpikir dan kemampuan kebebasan memilih. Dengan kemampuan berpikir dan kebebasan memilih ini manusia dihadapkan dengan banyak pengambilan keputusan di setiap harinya. Bahkan, Allah mengilhamkan jalan ketakwaan dan jalan kefasikan, tentu saja sebagai remaja muslim, kita perlu memilih yang terbaik yang sesuai dengan ajaran agama Islam yaitu jalan ketakwaan. Allah Swt berfirman: َوقَ ْد َخا َب قَ ْد أَفـْلَ َح َم ْن ََزّكا َها فََمأَْْنلََمَدَهَّاسافَُهاُجوَرَها َوتـَْقَوا َها Artinya: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (Q.S. Asy Syams : 8-10) Pengambilan keputusan pada umumnya adalah memilih suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia melalui suatu proses mental dan berfikir yang logis. Ketika mencoba untuk membuat keputusan yang terbaik, seseorang harus menimbang sisi positif dan negatif dari setiap pilihan, dan mempertimbangkan semua alternatif. Untuk pengambilan keputusan yang efektif, seseorang harus mampu memprediksikan hasil dari setiap pilihan, dan berdasarkan pada semua item tersebut, menentukan pilihan mana yang terbaik untuk Bimbingan dan Konseling 377 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
situasi tertentu. Pengambilan keputusan harus berdasarkan beberapa tahapan yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan seterusnya. Menurut George R. Terry, dasar-dasar pengambilan keputusan terdiri atas intuisi, pengalaman, fakta, wewenang dan rasional. Berikut merupakan pembahasan singkat mengenai dasar-dasar pengambilan keputusan. 1. Intuisi Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi atau perasaan bersifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh oleh keadaan psikologis pembuat keputusan. 2. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan. 3. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada. 4. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. 5. Pengambilan keputusan berdasarkan rasional menghasilkan keputusan yang lebih objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. B. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Dalam hidup ini, ilustrasi “Sepotong Kue” seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya. Orang lainlah yang selalu salah. Orang lainlah yang patut disingkirkan. Orang lainlah yang tak tahu diri. Orang lainlah yang berdosa. Orang lainlah yang selalu bikin masalah. Orang lainlah yang pantas diberi pelajaran. Padahal bisa saja Kita sendiri yang salah. Kita sendiri yang tidak tahu terima kasih. Kita sering mempengaruhi, mengomentari, mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain. Sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya. Setelah membaca ilustrasi “Sepotong Kue” tentunya banyak pelajaran yang dapat kamu ambil. Salah satu pelajaran yang mungkin kamu pikirkan bisa jadi adalah bahwa kita perlu berhati-hati dalam menjustifikasi orang lain. Karena belum tentu orang lain bersalah, dan kita bisa jadi tidak mengetahui fakta yang benar-benar terjadi. Beruntung sang wanita tidak melakukan hal yang dapat membuat sang lelaki terluka atau hal lain yang dapat membuat suasana makin keruh dan semakin membuat wanita malu sendiri karena tidak bisa membuktikan kesalahan sang lelaki. Bayangkan jika sang wanita melapokan sang lelaki kepada petugas keamanan bandara, tentunya akan sangat memalukan bagi sang wanita ketika orang lain mengetahui faktanya bahwa kue yang dimakan adalah milik sang lelaki, bukan milik sang wanita. Walaupun hal tersebut hanyalah sebuah ilustrasi, namun banyak terjadi di dunia nyata 38 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
dengan beragam kejadian. Hal tersebut terjadi karena kita cenderung memosisikan diri kita sebagai seseorang yang banyak tahu, bukan memosisikan diri kita sebagai orang yang perlu mencari fakta yang benar-benar terjadi. Padahal dalam pengambilan keputusan, kita perlu mengumpulkan fakta-fakta sebagai dasar pengambilan keputusan. Menempatkan diri kita sebagai seseorang yang perlu mencari fakta dalam setiap kejadian akan membuat kita peka terhadap kondisi lingkungan. Dengan peka terhadap kondisi lingkungan kita akan mendapatkan konsekuensi-konsekuensi terbaik dalam keputusan kita. Keputusan dengan konsekuensi terbaik merupakan pilihan terbaik yang perlu kita lakukan. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada. Proses Pengambilan Keputusan 1. Mengenali masalah, sebuah masalah terjadi jika situasi aktual dan situasi yang diinginkan berbeda. 2. Menghasilkan solusi, setelah mengenali masalah, langkah logisnya adalah menghasilkan solusi-solusi alternatif untuk menentukan sebuah keputusan. Gunakan teknik berpikir out of the box dan/atau teknik berpikir sederhana. 3. Memilih sebuah solusi, secara optimal para pengambil keputusan ingin memilih alternatif dengan nilai yang paling besar para ahli teori keputusan menyebut hal ini untuk memaksimalkan manfaat yang diharapkan dari suatu hasil. 4. Mengimplementasikan dan mengevaluasi solusi. Setelah dipilih, suatu solusi maka perlu diimplementasikan. Setelah solusi diimplementasikan, tahap evaluasi menilai efektifitasnya. Jika solusi tersebut efektif, ia seharusnya mengurangi perbedaan antara keadaan aktual dengan keadaan yang diharapkan yang merupakan penyebab timbulnya masalah. REFLEKSI Setelah membaca ilustrasi dan materi tentang cara-cara pengambilan keputusan. Lakukanlah perenungan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut! Tuliskan jawabanmu di tempat yang telah disediakan! 1. Bagaimana perasaanmu jika kamu menjadi sang wanita di cerita “Sepotong Kue”? Jelaskan beserta alasannya! Jawab: .................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. Bimbingan dan Konseling 399 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
2. Apa yang kamu pikirkan jika kamu menjadi sang lelaki di di cerita “Sepotong Kue”? Jelaskan beserta alasannya! Jawab: .................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 3. Menurutmu, apa yang seharusnya dilakukan oleh sang wanita? Jelaskan! Jawab: .................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 4. Jika kamu menjadi sang wanita di cerita “Sepotong Kue” apa yang kamu pikirkan harus dilakukan untuk memperbaiki kesalahanmu? Jelaskan! Jawab: .................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 5. Jika kisah seperti cerita “Sepotong Kue” benar-benar terjadi dalam kehidupan nyatamu apa yang akan kamu coba lakukan? Jawab: .................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 6. Menurutmu apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat keputusan? Jelaskan! Jawab: .................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. .............................................................................................................................................. 40 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
BERPIKIR OUT OF THE BOX DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi-Sosial Aspek Perkembangan : Kematangan Intelektual Tugas Perkembangan : Murid dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhannya dalam pembelajaran atau mempersiapkan karir serta berperan dalam masyarakat. Tujuan : 1) Pengenalan, murid mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah 2) Akomodasi, murid menyadari adanya resiko dari pengambilan keputusan; 3) Tindakan, murid mengambil keputusan berdasarkan resiko yang mungkin terjadi. Penguatan Imtak : Al Baqarah ayat 286 Penguatan Karakter : Religius, Mandiri, gotong-royong, integritas Permainan Pikiran 1. Gambar di atas merupakan sebuah operasi bilangan yang tidak tepat. Namun, banyak orang yang dapat menemukan kebenaran dari gambar tersebut tanpa merubah bilangan ataupun operasi bilangannya, yang perlu dilakukan hanyalah berpikir out of the box. Dapatkah kamu menemukan kebenaran itu? Bimbingan dan Konseling 411 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
lll lll lll 2. Coba perhatikan gambar di atas kumpulan titik-titik berjumlah sembilan titik membentuk sebuah segitiga. Kamu diminta berusaha menghubungkan semua titik (dengan menarik garis lurus dari satu titik ke titik yang lain tanpa terputus) dengan menarik maksimum tiga garis lurus tanpa mengangkat pena dan tidak boleh berbalik arah dari garis yang sudah dibuat sebelumnya. Jadi syaratnya adalah: a. Tarik garis lurus dari satu titik ke titik lainnya b. Garis tersebut tidak boleh terputus c. Hanya ada tiga kali kesempatan menarik garis d. Hasilnya tidak boleh berbentuk segitiga. lll lll lll 3. Coba perhatikan gambar di atas kumpulan titik-titik berjumlah sembilan titik membentuk sebuah kotak. Rangkaian titik-titik tersebut dikenal luas dengan teka-teki 9 titik. Teka-teki 9 titik di atas pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan Inggris Henry Ernest Dudeney. Cobalah kamu memecahkan teka-teki 9 titik di atas. Kamu diminta berusaha menghubungkan semua titik dengan menarik maksimum empat garis lurus tanpa mengangkat pena dan tidak boleh berbalik arah dari garis yang sudah dibuat sebelumnya. Jadi syaratnya adalah: a. Tarik garis lurus dari satu titik ke titik lainnya b. Garis tersebut tidak boleh terputus c. Hanya ada empat kali kesempatan menarik garis d. Garis tersebut harus mengenai semua titik yang ada (9 titik) 42 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
A. MANUSIA DIUJI SESUAI KEMAMPUANNYA Allah memberikan manusia ujian agar ia dapat naik level ketakwaannya. Tentunya Allah Swt. memberikan ujian dapat dilalui manusia, karena pada dasarnya Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (lihat surat Al-Baqarah ayat 286) dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang terjadi dengan manusia. Dalam menghadapi ujian tersebut manusia dihadapkan dengan pengambilan-pengambilan keputusan agar manusia melakukan sesuatu perbaikan dalam dirinya. B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN BERPIKIR OUT OF THE BOX Pengambilan keputusan erat kaitannya dengan proses berpikir. Pada bagian ini akan dibahas salah satu cara berpikir kreatif out of the box. Seperti dituliskan pada bagian sebelumnya, bahwa langkah kedua dalam pengambilan keputusan adalah menghasilkan solusi-solusi alternatif untuk menentukan sebuah keputusan. Pada langkah ini kita dapat menggunakan teknik berpikir out of the box dan/atau teknik berpikir sederhana. Berpikir out of the box yakni cara berpikir di luar batasan masalah yang ada ataupun cara berpikir dengan menggunakan perspektif yang baru. Berinovasi, berfikir kreatif diluar kebiasaan, cara berfikir kreatif yang berbeda dari orang-orang pada umumnya bahkan mungkin belum terpikirkan orang lain, berani berfikir lebih jauh, tidak hanya berkutat/terfokus pada apa yang dihadapi dan yang biasa dipikirkan orang lain, memandang persoalan dari sudut pandang yang baru. Yang dimaksud kotak dalam hal ini adalah perumpamaan pembatasan diri seseorang pada saat melihat suatu permasalahan. Berpikir di luar kotak (think out of the box) menggambarkan kepada kita agar: 1. Tidak berkutat di dalam kotak sehingga masalah tidak akan segera terpecahkan. (Bila perlu) geser sudut pandang terhadap suatu masalah dengan mencari alternatif solusi yang mungkin, eksekusi solusi, evaluasi hasilnya (Inilah langkah-langkah yang dapat diupayakan ketika mengatasi masalah). 2. Untuk memecahkan masalah diperlukan kreativitas (tentu ini tidak lepas dari ilham yang Allah Swt. berikan setelah kita beriktiar dan berdoa). Suatu kreativitas bermula dari keberanian meninggalkan sesuatu yang konvensional yang hanya punya visi dengan pandangan kacamata kuda. Kreatifitas juga bisa muncul bila kita mau belajar dan berkomunikasi keluar dan tak lupa memohon ilham kepada-Nya. 3. We Cannot make an “Telor Mata Sapi” without cracking the eggshell. (Jika ingin membuat telur mata sapi maka kita perlu memecahkan kulit (kerak) telur terlebih dulu. Bimbingan dan Konseling 433 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
KISAH INSPIRATIF MENJUAL SISIR DI KOMPLEK BIARA SHAOLIN REALife Academy on Apr 21, 2014 dalam artikel “Kreatif Tiada Henti” menceritakan, ada sebuah perusahaan mengadakan tes terhadap tiga calon salesnya. Tesnya ternyata cukup unik, yaitu menjual sisir di komplek biara Shaolin. Mengapa unik? Tentu saja karena para biksu di sana semuanya gundul dan tak butuh sisir. Karena tingkat kesulitan inilah yang menyebabkan calon sales pertama hanya mampu menjual 1 buah sisir. Itupun karena belas kasihan dari seorang biksu yang iba melihatnya. Bagaimana dengan calon sales kedua? Ia berhasil menjual 10 buah sisir. Ia tidak menjual kepada para biksu, melainkan kepada para turis yang datang ke biara tersebut. Karena anginnya cukup kencang maka rambut mereka jadi berantakan. Nah sekarang bagaimana dengan calon sales ketiga? Ternyata ia berhasil menjual 500 buah sisir. Wow…bagaimana caranya? Ia menemui kepala biara kemudian meyakinkannya supaya sisir ini bisa jadi souvenir menarik untuk biara tersebut. Kepala biara bisa membubuhkan tanda tangannya di atas sisir dan menjadikan souvenir untuk para turis. Sang kepala biara pun setuju… Seringkali ketika kita menghadapi TANTANGAN dan KESULITAN, maka banyak kali kita cenderung untuk menyalahkan situasi, orang atau barang. Inilah yang terjadi dengan orang pertama sehingga ia gagal. Ia hanya FOKUS dengan kesulitannya sehingga tidak bisa berkembang. Sedangkan orang kedua sudah tidak fokus dengan kesulitannya dan mencoba berpikir abnormal atau di luar kotak. Dan ternyata ia menemukan SOLUSInya, walaupun masih terpaku dengan fungsi dari sisir itu yaitu untuk menyisir rambut. Yang luar biasa adalah proses berpikir dari orang ketiga. Bukan saja ia tidak terfokus dengan kesulitannya, berpikir di luar kotak, namun dengan kreatif ia berpikir bahwa sisir tidak hanya bisa digunakan untuk menyisir rambut. Nah…inilah cara berpikir orang – orang sukses, yaitu berpikir di luar kotak dan BERPIKIR KREATIF. Orang yang KREATIF selalu menemukan KESEMPATAN di balik setiap kesulitan. Mulai sekarang mari kita belajar untuk berpikir kreatif seperti orang ketiga. Kita tidak bisa mengendalikan segala sesuatu yang terjadi di luar. Namun kita bisa mengendalikan apa yang ada di dalam diri kita. Sumber: https://www.jabar.ldii.or.id/think-out-of-the-box-berfikir-di-luar-kotak.html 44 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
REFLEKSI Setelah membaca ilustrasi dan materi tentang cara berpikir of the box. Lakukanlah perenungan dengan meneruskan kalimat-kalimat beikut! Pada materi cara berpikir of the box ini saya telah mempelajari ................................................. ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... Menurut saya, berpikir out of the box penting dalam pembuatan keputusan karena ................ ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... Saya akan berpikir out of the box dalam sejumlah pembuatan keputusan terutama ketika sedang ........................................................................................................................................ ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... ..................................................................................................................................................... Bimbingan dan Konseling 455 SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
BERPIKIR SEDERHANA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi Aspek Perkembangan : Kematangan Intelektual Tugas Perkembangan : Murid dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhannya dalam pembelajaran atau mempersiapkan karir serta berperan dalam masyarakat. Tujuan : 1) Pengenalan, murid mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah 2) Akomodasi, murid menyadari adanya resiko dari pengambilan keputusan; 3) Tindakan, murid mengambil keputusan berdasarkan resiko yang mungkin terjadi. Penguatan Imtak : Al-baqarah ayat 286 Penguatan Karakter : Religius, Mandiri, gotong-royong, integritas ILUSTRASI Pada saat badan antariksa nasional Amerika (NASA) mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol. Hal ini terjadi karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena. Kemudian NASA mulai melakukan riset yang menghabiskan waktu selama satu dekade dan menghabiskan uang sekitar 12 juta dolar. Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi di luar angkasa. Pulpen tersebut dapat berfungsi di gravitasi nol, di pakai dalam kondisi terbalik, di dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai dari di bawah tituk beku sampai lebih dari 300 derajat celcius. Uniknya, badan antariksa Rusia memecahkan masalah pena anti gravitasi dengan cara yang sederhana. Mereka memecahkan masalah ini dengan membawa pensil ke luar angkasa. Walaupun sederhana, astronot Rusia berhasil menuliskan hal- hal penting yang mereka temui. Diadaptasi dari buku Motimorphosis : Motivasi Menuju Perubahan Karya Siswoyo Haryono dan Aris Ahmad Jaya. 46 Bimbingan dan Konseling SMP Islam Al Azhar KELAS VIII
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133