Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Zamrud Indonesia

Zamrud Indonesia

Published by MA AR-RIDLO PEKUNCEN, 2021-12-29 03:54:42

Description: Zamrud Indonesia

Search

Read the Text Version

Pengalaman toleransi ada dalam simbol, praktik, indonesia zamrud toleransi dan tokoh. Namun, lanskapnya ada pada wilayah geografi. Wilayah geografi ini memberikan kita informasi dan realitas Nusantara—dari sebelum Republik, sampai dengan lebih 70 tahun usia Republik. Realitas Nusantara ini tidak pernah berhenti. Realitas Nusantara ini sekaligus menjadi deposit atau sedimen dari budaya toleransi yang ditumbuhkembangkan. Dengan “menunjuk” titik-titik pengalaman toleransi dalam lanskap geografi, ada suatu pengalaman lain yang hendak ditumbuhkan, yaitu kesadaran bahwa pengalaman toleransi ini adalah titik-titik pertumbuhan peradaban Nusantara. Titik-titik pengalaman ini terbentang dari barat sampai timur, seperti untaian zamrud. Untaian ini menjadi saksi betapa kuat dan tahan lamanya pengalaman ini. PSIK-Indonesia Grha STR Lt. 4 Jl. Ampera Raya No. 11, Cilandak Jakarta Selatan 12550 Telp./Fax. (021) 7813911 www.psikindonesia.org [email protected]

indonesia zamrud toleransi

I indonesia zamrud toleransi Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK-Indonesia) 2017

II indonesia zamrud toleransi ISBN: 978-602-72656-1-5 Penulis: Henry Thomas Simarmata, Sunaryo, Arif Susanto, Fachrurozi, dan Chandra Saputra Purnama Desain: Andi Faisal Foto: KHOMAINI Gambar Sampul: Shutterstock Penerbit: PSIK-Indonesia Grha STR Lt. 4 Jl. Ampera Raya No. 11, Cilandak, Jakarta Selatan 12550 Telp./Fax. (021) 7813911 www.psikindonesia.org [email protected] Cetakan I, Januari 2017 x + 126 halaman; 17 x 25 cm

III daftar isi DAFTAR ISI Toleransi dalam Masyarakat Nusantara VI Mengapa Toleransi? ..... VI Mengapa Zamrud?..... IX Keragaman Indonesia 2 Konflik dalam Keragaman ..... 13 Makna Toleransi ..... 10 Kearifan Lokal ..... 16 Tentang Buku Ini ..... 19 Akar Toleransi Indonesia 22 A. Pembentukan Peradaban ..... 23 Stimulus Peradaban Hindu ..... 24 Stimulus Peradaban Buddha ..... 27 Stimulus Peradaban Islam ..... 28 Stimulus Peradaban Barat ..... 30

IV indonesia zamrud toleransi B. Budaya Gotong Royong ..... 31 Pengertian Gotong Royong ..... 32 Implementasi Budaya Gotong Royong ..... 33 Gotong Royong dalam Praktik ..... 35 C. Intelegensia Indonesia ..... 38 D. Pancasila dan Keindonesiaan ..... 41 Ketuhanan Yang Maha Esa ..... 42 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ..... 44 Persatuan Indonesia ..... 45 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan ..... 48 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia ..... 50 E. Karakter Nusantara ..... 52 Siklus Dunia atau Siklus Sejarah ..... 54 Long-term Perspective ..... 55 Interaksi ..... 55 Perdagangan dan Lapangan Nusantara ..... 55 Perdagangan Pembentukan Ideal “Commonwealth” ..... 57 Pengalaman Hidup Bersama 60 A. Inspirasi Perdamaian dari Maluku ..... 61 Budaya Masyarakat Maluku ..... 64 Aktor Perdamaian di Maluku ..... 65 B. Merajut Jalan Damai di Poso ..... 70 Kedatangan Islam dan Kristen di Poso ..... 70 Para Perajut Damai di Poso ..... 70 C. Mengelola Keragaman di Kalimantan ..... 74 Orang Madura di Sambas ..... 76 Kerusuhan Sambas dan Pemicunya ..... 77

V daftar isi Merajut Damai di Kalimantan ..... 78 Harmoni Dayak-Madura di Desa Retok ..... 80 D. Harmoni di Sumatra Utara ..... 81 Kekerasan pada Etnis Tionghoa ..... 83 Etnis Tionghoa di Sumatra Utara ..... 85 Interaksi Antar-Etnis di Sumatra Utara ..... 87 Masjid Lama Gang Bengkok ..... 88 Sekolah Pembauran ..... 90 E. Toleransi Antar-Agama di Bali ..... 91 Bali sebagai Surga Dunia Terakhir ..... 93 Masyarakat Multikultur ..... 94 Nilai Toleransi dalam Ajaran Hindu Bali ..... 95 Integrasi pada Ranah Sosial-Budaya ..... 96 Bom Bali, Tantangan bagi Kedamaian ..... 100 Respons atas Bom Bali ..... 101 Desa Muslim Pegayaman ..... 103 Ibu Gedong Bagoes Oka ..... 104 F. Toleransi Umat Beragama di Yogyakarta ..... 107 Pengalaman Toleransi di Daerah Istimewa Yogyakarta ..... 109 G. Mengelola Keragaman di Tanah Papua ..... 111 Filsafat “Satu Tungku Tiga Batu” ..... 114 H. Gus Dur (Abdurrahman Wahid) ..... 115 Catatan Penutup 118 Daftar Pustaka 122

VI indonesia zamrud toleransi Toleransi dalam Masyarakat Nusantara Mengapa Toleransi? orang lain sambil terus mencari titik temu. Ada ujaran “membunuh satu orang sama saja dengan membunuh seluruh Ada baiknya kita juga melihat kemanusiaan.” Ujaran ini dikenal dalam “toleransi” itu dalam perkembangan semua religi besar di dunia, seperti ilmu pengetahuan. Pada 2005, Islam, Kristiani, Yahudi, Buddha, Lembaga Nobel Norwegia memberikan Konfusian, maupun Hindu. Kekuatan penghargaan Nobel Ekonomi pada ujaran ini ada dalam kemampuannya Robert John Aumann dan Thomas merangkum seluruh pengalaman Schelling untuk perannya dalam manusia untuk menghormati meningkatkan pemahaman mengenai kehidupan (yang kini dan yang kelak) konflik dan kerja sama melalui analisis serta membangun hormat itu bersama permainan dan teori (game theory). manusia lain. Pengalaman kebersamaan Dalam model ekonomi, kerja sama dengan manusia lain inilah yang dan konflik dijelaskan. Ada upaya menghubungkan kita dengan untuk membangun kerja sama dengan “toleransi”, yaitu praktik menghormati membangun pemahaman dan praktik

VII Toleransi dalam Masyarakat Nusantara mencari titik temu. Begitu juga dengan mental, budaya, dan juga upaya studi-studi sosial, misalnya yang pewarisan. banyak didalami oleh Dr. Tamrin Amal Tomagola, mengenai akar-akar Nusantara adalah simbol sekaligus konflik dan damai dalam masyarakat pengalaman yang amat panjang Indonesia. “Toleransi” memasuki ranah dalam budi daya toleransi. Nusantara ilmu pengetahuan dan upaya-upaya mempunyai contoh dan rujukan dunia untuk membangun kerja sama. yang amat banyak dan penting. Sejak sebelum Republik, sampai dengan usia Sedemikian penting “toleransi” lebih dari 70 tahun Republik, budi daya ini hingga perlu adanya upaya toleransi ini amat dikagumi oleh dunia. pembibitan, penanaman, dan Hal ini dapat dilihat dalam kemampuan penyuburan tanah. Berhadapan dengan peradaban-peradaban dunia tumbuh tragedi kemanusiaan, perang, konflik subur di Indonesia, tanpa yang satu berkepanjangan, perebutan wilayah meniadakan yang lain. Sekaligus, ada hidup, dan pemarjinalan pihak-pihak, interaksi antarperadaban tersebut. “toleransi” ini menjadi suatu sikap Masjid Raya al-Mashun atau Masjid Raya Medan menjadi bukti akulturasi budaya di tanah Sumatra Utara. Pembangunan masjid diprakarsai oleh Sultan Maimum Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada 1906 (selesai pada 1909). Masjid ini bergaya Moorish dengan perpaduan arsitektur Eropa, India, dan Timur Tengah. Sumber: KHOMAINI.

VIII indonesia zamrud toleransi Ornamen-ornamen sentuhan India Mughal nampak pada pilar-pilar dan atap Masjd Raya al-Mashun. Sumber: KHOMAINI. Nusantara memiliki pengalaman toleransi dalam simbol. Sebagai contoh, “bubur merah putih” yang menyimbolkan syukur dan bakti pada manusia. Hal ini berhubungan dengan simbol dari kelapa (daging buah kelapa dan gula kelapa) yang menyimbolkan kehidupan, serta beras yang juga simbol kehidupan. Juga mengambil makna dari tradisi Islam Shia, serta makna dari masyarakat Jawa mengenai “nama” yang menyimbolkan kehidupan. Simbol ini diwujudkan dalam upacara kecil di rumah- rumah, terutama masyarakat Jawa, sebagai wujud kebersamaan. Apa pun agamanya, apa pun latar tradisinya, upacara “tingkat keluarga” ini menjadi simbol “kembali ke keluarga, kembali ke kehidupan.” Dalam masyarakat Maluku ada “Pela Gandong” yang menjadi simbol sekaligus praktik untuk saling merangkul orang lain dengan semangat persaudaraan. Ada banyak contoh serupa lainnya. Nusantara memiliki pengalaman toleransi dalam praktik. Masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia mempunyai kesempatan untuk berkontribusi dalam suatu peristiwa kebersamaan. Ada istilah ewuh atau sambatan untuk masyarakat Jawa,

IX Toleransi dalam Masyarakat Nusantara ngayah untuk masyarakat Bali. Begitu sebelum Republik, sampai dengan juga berbagai ragam model jimpitan lebih 70 tahun usia Republik. Realitas atau urunan yang selalu menjadi wujud Nusantara ini tidak pernah berhenti. toleransi dalam keseharian. Praktik Realitas Nusantara ini sekaligus menjadi toleransi yang satu ini kemudian deposit atau sedimen dari budaya diserap dalam bentuk modern dalam toleransi yang ditumbuhkembangkan. “negara kesejahteraan”. Dalam hal ini, Indonesia juga mengambil olah unsur- Dengan “menunjuk” titik-titik unsur dasar dari Nusantara sehingga pengalaman toleransi dalam lanskap Indonesia menjadi masyarakat yang geografi, ada suatu pengalaman lain tidak membudidayakan kasta atau yang hendak ditumbuhkan, yaitu stratifikasi total yang bersifat menindas. kesadaran bahwa pengalaman toleransi ini adalah titik-titik pertumbuhan Nusantara memiliki pengalaman peradaban Nusantara. Titik-titik toleransi dalam diri tokoh. Indonesia pengalaman ini terbentang dari barat dikaruniai tokoh-tokoh besar yang sampai timur, seperti untaian zamrud. mengusung penghormatan terhadap Untaian ini menjadi saksi betapa kuat orang lain. Kebesaran mereka dan tahan lamanya pengalaman ini. melampaui ruang Indonesia, dan akan selalu dikagumi ratusan tahun Hormat kami, mendatang. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal sebagai pendekar Tim Penulis pembela kebinekaan Indonesia. Sukarno menjadi penyambung tokoh- tokoh berbeda ideologi pada masa kelahiran republik. Hatta menegaskan bahwa upaya “mencintai Indonesia yang besar” membutuhkan “cinta yang juga besar”. Kita mempunyai ratusan tokoh lain yang mempunyai kaliber serupa, yang membuat Indonesia dikenal sebagai tanah yang subur bagi peradaban dunia untuk berkembang. Mengapa zamrud? Pengalaman toleransi ada dalam simbol, praktik, dan tokoh. Namun, lanskapnya ada pada wilayah geografi. Wilayah geografi ini memberikan kita informasi dan realitas Nusantara—dari

X indonesia zamrud toleransi Masjid Muhammad Cheng Hoo, di Surabaya, salah satu rumah ibadah unik yang memadukan arsitektur khas Jawa, Tiongkok dan Arab. Bagunan arsitektur Masjid Cheng Hoo ini terinspirasi dari Masjid Niu Jie di Beijing. Sumber: KHOMAINI.

XI

2 indonesia zamrud toleransi Keragaman Indonesia T ahukah Anda bahwa 5 jam lebih, dengan melintasi 3 zona panjang wilayah waktu. Atau, mari kita lihat bagian Indonesia yang timur Indonesia, di mana Kepulauan membentang dari Papua Tanimbar hanya berwaktu tempuh hingga Aceh kurang beberapa jam saja berkapal menuju lebih setara dengan jarak Istanbul Darwin (Australia), tetapi mengambil di Turki hingga London di Inggris, waktu tempuh 2 malam menuju Ambon atau dari Afganistan hingga Mesir? Luar biasa panjang untuk sebuah Dari jumlah itu, hanya negara! Jika di tempat lain wilayah 109 suku yang ada di sepanjang itu terdiri atas beberapa wilayah Barat Indonesia negara, di Indonesia masih dalam satu yang meliputi Sumatra negara! Saat ini, dengan penerbangan dan Jawa, dan ada sekitar antarpulau yang lebih sering dan 547 suku di wilayah mudah, kita dapat membayangkan timur yang meliputi luasnya Indonesia. Ambil contoh, Kalimantan, Sulawesi, penerbangan Jakarta-Bangkok Kepulauan Maluku, mengambil waktu sekitar 3 jam 20 menit, sedang penerbangan Jakarta- dan Papua. Papua Banda Aceh juga menempuh waktu adalah yang terbanyak yang kurang lebih sama. Kita juga bisa membayangkan penerbangan Jakarta- memiliki keragaman Jayapura yang mengambil waktu sekitar suku. Ada 300-an suku

3 keragaman indonesia yang mendiami Papua. ini. Bagi masyarakat luar tentu saja Dari jumlah itu kita sulit membayangkan ada satu kawasan bisa melihat bahwa yang begitu luas dan terdiri dari banyak keragaman suku di suku, agama, dan bahasa, tetapi ada dalam satu negara. Karenanya tidak Indonesia bagian timur heran jika kita menyebut Indonesia jauh lebih banyak sebagai salah satu keajaiban dunia. daripada Indonesia Inilah Zamrud Keragaman Indonesia. bagian barat. Suku atau Di beberapa tempat dan kawasan etnis yang mendiami lain, misalnya di Eropa, kadang ada Indonesia bagian barat beberapa masyarakat yang memiliki adalah suku-suku kesamaan bahasa dan agama, tetapi mereka terpisah dalam negara yang besar seperti Jawa dan berbeda. Hal yang sama juga terjadi Sunda. Sementara yang di kawasan Timur Tengah. Mereka memiliki bahasa yang sama, bahasa mendiami Indonesia Arab, dan memiliki agama yang kurang bagian timur kecil-kecil. lebih sama, Islam, tetapi terpecah Dalam satu kecamatan dalam banyak negara, bahkan beberapa saja bisa ada puluhan negara itu sangat kecil. Beberapa dekade lalu, Uni Soviet dan Yugoslavia suku. yang memiliki keragaman bangsa yang merupakan ibu kota Provinsi Mohammad Natsir (1908-1993) saat Maluku. memberikan sambutan pada acara 70 Tahun Dalam rentang yang luas itu, kita Perjuangan Mohammad Natsir di Masjid juga menjumpai keragaman yang luar Al-Azhar Kebayoran, Jakarta Selatan. biasa, baik suku, bahasa dan agama. Sumber: Kompas. Menurut catatan etnografi, secara keseluruhan ada sekitar 656 suku di seluruh Nusantara. Jumlah bahasa di Indonesia, menurut penelitian Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ada lebih dari 500 bahasa. Begitu juga agama dan kepercayaan masyarakat Indonesia. Jumlahnya sangat banyak, lebih dari yang dikenal dan diakui saat

4 indonesia zamrud toleransi dan bahasa akhirnya juga hancur Bagaimana dengan Indonesia? menjadi beberapa negara merdeka. Apakah keragaman yang dimilikinya Penjelasannya adalah karena alasan tidak tanpa masalah dan gejolak? untuk bersatu telah hilang sehingga Sebagai bangsa yang sangat beragam, mereka terpaksa berpisah. bangsa ini tentu saja pernah dan I.J. Kasimo (1900-1986), pendiri Partai Soedjatmoko (1922-1989), salah seorang Katolik yang memberi sumbangan besar cendekiawan Indonesia terkemuka kala pada pemikiran politik di Indonesia. berbicara di Georgetown University usai Pemerintah menganugerahinya gelar menerima gelar akademik kehormatan Pahlawan Nasional pada 2011. dari universitas tersebut. Sumber: www.sesawi.net. Sumber: http://repository.library. georgetown.edu. Moh. Roem (1908-1983), diplomat SK Trimurti (1912-2008), tokoh pers Indonesia dan salah seorang pemimpin Indonesia yang kerap membuat delegasi di Perjanjian Roem-Roijen (1949), pamflet anti-penjajahan. yang membahas batas Indonesia. Sumber: Istimewa. Sumber: Istimewa.

5 Keragaman Indonesia bahkan sering mengalami pergolakan pertalian masyarakat-masyarakat dari baik dalam skala kecil maupun luas. berbagai penjuru pulau untuk menjadi Namun, kecintaan pada keragaman Indonesia. Ketika para pendiri bangsa ini selalu membawa upaya-upaya dari berkumpul pada Kongres Pemuda pada tokoh-tokoh besar Indonesia II, 28 Oktober 1928, dan menyatakan untuk bertemu kembali dengan sejarah ke-Indonesiaan, mereka tidak sedang dan membangun jalan-jalan baru bermimpi. untuk kehidupan bineka yang kaya. Keragaman inilah yang memberikan Mereka hendak mengakui pertalian warna pada kehidupan Indonesia, ini. Ragam etnis dan bahasa sudah kehidupan yang kaya raya. Keragaman berada di kepulauan Nusantara sejak ini membuahkan Zamrud Toleransi. berabad-abad lalu, dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Melayu, Zamrud Toleransi adalah kisah yang kemudian menjadi Melayu Tinggi, Indonesia sejati, di mana ada rentang sebutan mula untuk Bahasa Indonesia. sejarah yang panjang yang menyajikan Etnis Tionghoa, Arab, bersilang Kondisi Gedung Sumpah Pemuda yang berlokasi di Jl. Kramat Raya 106, Jakarta Pusat. Sumber: Istimewa.

6 indonesia zamrud toleransi Patung replika Wage Rudolf Soepratman (1903-1938) tengah memainkan biola membawakan lagu Indonesia Raya pada Kongres Pemuda II. Sumber: Istimewa. kehidupan dengan Banten, Pasai Indonesia menemukan cita-citanya (Aceh), Cirebon, Jayakarta, Ternate, dari sejarah dan budayanya, dan baru Banda, Goa (Makassar), Tuban, Lasem kemudian menjadi perjuangan anti- dalam rentang sejarah yang amat kolonialisme. panjang. Riwayat pertalian yang indah inilah yang mendasari kesadaran bahwa Kita sangat menyadari bahwa bukan hal mudah untuk mempertahankan

7 Keragaman Indonesia konflik dan disintegrasi. Namun, meski masalah kesatuan bangsa ini tidak selalu tuntas diselesaikan, sebagian besar masyarakat Indonesia lebih memilih untuk tetap setia pada cita-cita yang lebih besar, menjadi Indonesia dibanding berpisah sebagai negara- negara merdeka. Kita semua tentu tidak tahu sampai kapan kesatuan bangsa ini akan bertahan. Yang terjadi hingga saat ini, masyarakat dan bangsa Indonesia justru semakin menyadari bahwa lebih baik bersatu dibanding terpisah-pisah. Indonesia yang beragam ini tetap ada Dewi Dja dan Rasa dalam satu kesatuan. Sebagai bangsa, Cintanya pada negeri ini tentu tidak tanpa konflik, Indonesia gejolak dan pemberontakan. Kita mengalami itu dan tidak dapat disebut Dewi Dja atau Miss Dja adalah sedikit negeri ini pernah diterpa badai seorang penari ulung Indonesia yang tinggal dan berkarya di Amerika Serikat. Sebelumnya, ia adalah primadona di grup sandiwara Dardanella. Ia kemudian menetap dan berkarier di Amerika Serikat setelah Dardanella melakukan tur keliling dunia. Meski menetap dan memiliki karier yang mapan di negeri Paman Sam, cintanya pada tanah air Indonesia tidak luntur sedikit pun. Ia menemui Sutan Sjahrir yang memimpin delegasi Indonesia ke PBB untuk mendapatkan pengakuan internasional atas Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Pada kesempatan itu, Sjahrir menyebutnya sebagai duta kebudayaan Indonesia karena kiprahnya mengenalkan kesenian Indonesia di dunia internasional. Dewi Dja bernama panggung Miss Dja. Lahir pada 1 Agustus 1914

8 indonesia zamrud toleransi di Sentul, Yogyakarta, dengan nama menarik perhatian dan menjadi tren Misria. Karena sering sakit-sakitan, berpakaian baru oleh wanita-wanita namanya diganti menjadi Soetidjah. di zamannya. Bersama Dewi Dja dan Nama Dewi didapatnya dari Susuhunan beberapa bintang lainnya, Dardanella Keraton Surakarta, saat ia tampil di mencapai puncak keemasannya. Keraton Surakarta. Dardanella kemudian memulai Dunia kesenian sudah dikenal pertunjukan keliling dunia, bermula di Dewi Dja sejak kecil. Ia ikut mengamen Singapura pada 1931. Mereka menjadi bersama kakeknya, seorang pemain kelompok kesenian Indonesia pertama gendang keliling yang bernama yang melakukan pertunjukan di luar Sutiran. Atas bantuan seorang negeri. Saat itu, Dewi Dja baru berusia Arab, Sutiran kemudian membentuk 17 tahun. kelompok stambul yang bernama Stambul Pak Adi. Dalam stambul inilah Untuk mengatasi kendala bahasa, bakat Dewi Dja terasah hingga ia dapat saat tampil di luar negeri, Dardanella menguasai berbagai macam tarian dan mengandalkan tarian dan bahasa tubuh tembang yang mengiringinya. sehingga bisa dipahami oleh penonton asing. Nama Dardanella pun berganti Pada suatu kali, Stambul Pak Adi menjadi The Royal Bali Java Dance. mengadakan pertunjukan di daerah yang sama dengan grup terkenal Dari Singapura, grup ini beranjak Opera Dardanella, di Rogojampi, ke Hong Kong, Tiongkok, dan India. Di Banyuwangi. Momen inilah yang India, Dardanella tampil di beberapa mempertemukan Dewi Dja dengan kota, seperti New Delhi, Bombay, Opera Dardanella, sebuah kelompok Madras, dan Kalkuta. Saat tampil di pertunjukan sandiwara keliling New Delhi, Dewi Dja memperlihatkan dibawah pimpinan Willy Klimanoff alias kemampuannya di hadapan dua tokoh A. Piedro, seorang Rusia kelahiran besar India, Mahatma Gandhi dan Penang. Rabindranath Tagore. Di Rangoon, pada waktu yang lain (11 Mei 1937), ia Saat Klimanov menyaksikan mendapatkan pujian dari Jawaharlal pertunjukan Stambul Pak Adi, ia tertarik Nehru. dengan bakat dan kepribadian yang dimiliki Soetidjah yang saat itu baru Grup ini kemudian mengadakan berumur 14 tahun. Lewat bantuan pertunjukan ke berbagai kota lainnya Camat Rogojampi, Klimanov melamar di dunia, baik di benua Asia, Eropa, Soetidjah. Meskipun keluarganya maupun Amerika. Di Prancis, Dewi keberatan atas pinangan itu, Soetidjah Dja mendapat pujian dari Maurice menerimanya. Mereka menikah secara Chevalier, aktor dan penyanyi Prancis Katolik. Meski demikian, sepanjang yang populer saat itu. hidupnya, ia tetap mengaku sebagai muslim. Soetidjah kemudian menjadi Saat di Amerika, terjadi perselisihan bagian dari Opera Dardanella. Ia yang membuat Dewi Dja meninggalkan mendapat nama panggung Miss Dja. Dardanella dan memilih untuk menetap di sana. Peristiwa ini justru memberi Di Dardanella, Miss Dja menjadi kesempatan luas untuknya untuk aktif primadona. Ia mendapat julukan di dunia film Amerika (Hollywood) dan Bintang dari Timur (Star from the East). nantinya turut andil dalam perjuangan Tak hanya cantik dan pandai berakting, bangsa pasca Indonesia merdeka. kostum yang dikenakannya pun Di Amerika, Dewi Dja melakoni berbagai pekerjaan seni. Ia mengajar

9 keragaman indonesia tari di American Ballet School, lalu Haji Agus Salim (1884-19534). Paramount Picture. Banyak sekolah tari yang menginginkannya untuk menjadi Sumber: Menjadi Indonesia Buku I: Akar- pengajar karena kecantikannya dan akar Kebangsaan Indonesia nama besarnya. Ia juga menjadi koreografer di beberapa film. Kecintaan Dewi Dja pada Indonesia sangat besar. Bersama The Indonesian Kiprahnya juga merambah dunia Association di San Francisco, ia televisi ketika ia secara berkala mengisi pernah mengadakan pertunjukan acara tarian asal Indonesia di salah kesenian Indonesia. Pendapatan dari satu stasiun televisi lokal. Ia sempat pertunjukan itu ia sumbangkan untuk pula bermain film sebagai pemeran Indonesia. pembantu dalam The Moon Sixpence yang disutradarai sahabatnya, Albert Dewi Dja meninggal di meninggal Lewin. di Los Angeles pada 19 Januari 1989, dan dimakamkan di Hollywood Hills. Dewi Dja banyak bersahabat dengan para pesohor Hollywood era 1950-an, Tentu saja, dari pengalaman- seperti Greta Garbo, Carry Cooper, Bob pengalaman masa lalu, kita belajar Hope, Dorothy Lamour, dan Bing Crosby. untuk memperbaiki agar kesatuan itu Teman-temannya inilah yang banyak tetap bisa dipertahankan. membantu karier Dewi Dja. Melalui lintasan “Zamrud Tinggal lama di luar Indonesia dan Toleransi” dalam buku ini kita menjadi orang terkenal tidak membuat melihat pengalaman-pengalaman Dewi Dja melupakan tanah airnya. kemasyarakatan dan juga kenegaraan Meski telah berkewarganegaraan di Indonesia. Dari pengalaman Amerika, rasa keindonesiaan yang itu kita menjumpai keragaman, dimilikinya tetap kental. Secara aktif, menyaksikan perselisihan dan ia mengenalkan budaya dan makanan melihat bagaimana masyarakat dan khas Indonesia pada masyarakat juga negara menyelesaikan masalah- Amerika. masalah itu. Meski tidak semua Dewi Dja pernah menemui Sutan Sjahrir yang memimpin delegasi Indonesia ke PBB untuk memperoleh pengakuan internasional atas Indonesia yang baru memproklamasikan kemerdekaannya. Dia juga duduk sejajar dengan Sjahrir dan H. Agus Salim saat mereka berdialog dengan kaum terpelajar Amerika. Perasaan telah memiliki negara yang merdeka dan ikut ambil bagian dalam perjuangan mendapatkan pengakuan atas kedaulatan Indonesia membuatnya terharu. Di dalam hati, ia merasa bangga karena tokoh-tokoh Indonesia kala itu mengenal dan mengakui dirinya.

10 indonesia zamrud toleransi masalah terselesaikan secara tuntas, kolektif semacam itu barangkali yang tetapi komitmen untuk membangun membuat Indonesia masih ada dan kehidupan bersama dalam damai dan berdiri hingga hari ini. Meski bukan saling toleran justru semakin kuat. sesuatu yang unik, tidaklah salah jika Kita menyaksikan hal itu di Maluku, pengalaman-pengalaman ini kita bagi. Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan tempat-tempat lain. Komitmen Buku ini menjadi bagian dari tiga upaya penting berkaitan dengan usaha membangun kehidupan dalam keberagaman: (1) literasi, yaitu merekam pengalaman nyata masyarakat di beberapa wilayah Indonesia dalam membangun kerukunan antaretnis dan agama; (2) membangun kemampuan bergenerasi dari masyarakat Indonesia untuk tetap mampu menerima, mengolah, dan mentrasformasi keberbedaan itu menjadi keindonesiaan; (3) membangun jalan-jalan yang memungkinkan semakin banyak keragaman itu memberikan sumbangan pada Indonesia. Rumah Tradisonal Batak (Ruma Gorga) di Makna Toleransi Toba, Samosir, Sumatra Utara. Sumber: KHOMAINI. Kata “toleransi” berasal dari bahasa Inggris “toleration”. Akar kata itu diambil dari bahasa Latin “toleratio”. Arti paling klasik (abad ke-16) kata “toleration” adalah “izin yang diberikan oleh otoritas atau lisensi.” Sementara di abad ke-17 (1689), kata itu memiliki nuansa hubungan antaragama karena ada undang-undang/kesepakatan toleransi (the Act of Toleration). Dalam kesepakatan itu ditegaskan jaminan kebebasan beragama dan beribadah kepada kelompok Protestan di Inggris. Pada masa itu kerap terjadi pelarangan dan pembatasan berkeyakinan yang

11 keragaman indonesia merupakan akibat dari konflik antara praktik penerimaan pasif terhadap Katolik dan Protestan di Eropa. Melalui perbedaan demi lahirnya perdamaian. kesepakatan itu, pemerintah atau Sebagaimana diketahui, di masa itu penguasa diminta untuk mengakui hak telah terjadi perang antara Katolik dan kebebasan beragama bagi siapa dan Protestan yang berlangsung lama pun. sehingga pihak-pihak yang bertikai akhirnya merasa lelah dan mengajukan Dalam perkembangannya, kata damai dengan menerima keberadaan dan praktik toleransi mengalami masing-masing. Dalam pandangannya, pendalaman. Toleransi bukan hanya pengertian ini belum cukup untuk sekadar menerima perbedaan. Michael memaknai toleransi yang lebih aktif. Walzer menunjukkan beberapa tingkat makna dan praktik toleransi dalam Walzer kemudian menunjukkan sejarah (Walzer, 1997). Menurutnya model berikut di tingkat kedua. ada beberapa makna dan juga gradasi Ia menyebut tingkat kedua ini praktik toleransi. Pada tingkat sebagai ketidakpedulian yang lunak pertama, praktik toleransi yang pada perbedaan. Pada tingkat ini, berlangsung di Eropa sejak abad ke- keberadaan orang lain (the others) 16 dan ke-17 sebenarnya baru sekadar sebenarnya sudah diakui. Hanya saja Lukisan yang menggambarkan keragaman dan harmoni antarwarga masyarakat Kampung Sawah menghiasi dinding gereja Katolik Santo Servatius Kampung Sawah, Jatimelati, Bekasi. Sumber: KHOMAINI.

12 indonesia zamrud toleransi kehadirannya tidak memiliki makna kita tidak hanya mengakui adanya apa-apa. Barangkali pengertian ini perbedaan tetapi juga bersikap terbuka masih pada tingkat yang minimal pada yang lain. Di level ketiga, kita dalam relasi antar-yang berbeda. Kita memang sudah mengakui adanya mengetahui bahwa kita punya tetangga perbedaan bahkan pada hal yang sangat yang berbeda, tetapi kita tidak terlalu prinsip, tetapi setiap pihak masih peduli pada perbedaan itu. Bahkan belum membangun sikap saling terbuka kita cenderung tidak mau tahu pada dan belum ada upaya saling mengerti perbedaan itu. Hal itu bisa saja karena (mutual understanding). Pada tahap kekhawatiran akan membuat mereka keempat ini, keterbukaan dan upaya berselisih paham misalnya. Dalam membangun saling pengertian terjadi. konteks toleransi pada perbedaan, Tentu saja jika sebuah masyarakat kondisi seperti ini tentu masih belum mampu mencapai level ini, mereka ideal untuk menyebutnya sebagai sikap sudah mencapai level yang sangat baik. saling toleran. Nah, sebenarnya masih ada level yang tertinggi atau tingkat kelima. Pada Baru pada tingkat ketiga kita tingkat yang dianggap sebagai capaian melihat adanya pengakuan (recognition) tertinggi dalam praktik toleransi, kita terhadap yang berbeda. Pada tidak hanya mengakui dan terbuka, tahap ini kita mengakui orang lain tetapi juga mendukung, merawat, dan memiliki hak-hak dasar yang tidak merayakan perbedaan itu. bisa dilangkahi meski kita tidak menyetujui isi pandangan pihak lain Dalam konteks penulisan buku itu. Toleransi pada tingkat ini tentu ini, kami ingin menyajikan toleransi saja sudah beranjak lebih jauh di mana sebagai proses inklusi sosial dalam perbedaan tidak harus disikapi secara masyarakat Indonesia yang sangat negatif. Secara praktis, jika sebuah beragam. Proses inklusi itu bisa saja ada masyarakat mampu mencapai level ini, dalam gradasi toleransi yang berbeda- sebenarnya mereka sudah mencapai beda. Apa yang disajikan tentu bukan tingkat hubungan toleransi yang model ideal sebuah masyarakat toleran. baik atau cukup dalam membangun Namun satu hal yang perlu dicatat, kehidupan bersama dalam damai meski belum ideal dan masih memiliki (peaceful coexistence). Mereka saling banyak catatan (kekurangan)—konflik mengakui adanya perbedaan dan tidak antaretnis dan tindakan kekerasan mempersoalkan perbedaan itu meski mengatasnamakan agama masih terjadi mereka tidak saling bersepakat. di beberapa wilayah Indonesia—capaian proses inklusi yang telah berlangsung Kita sebenarnya masih bisa mampu menyelamatkan keragaman mengangkat kondisi ini ke level yang Indonesia dalam satu komitmen lebih tinggi, ke tingkat yang keempat. kesatuan yang luar biasa. Kita berusaha Pada level yang lebih tinggi ini,

13 keragaman indonesia untuk belajar memaknai hidup bersama sosial. Jika sistem nasional terlalu dengan tetap dalam keragaman. kuat atau dominan maka nilai-nilai yang dianut masyarakat suku akan Konflik dalam Keragaman tertekan dan melemah. Kondisi ini bisa memunculkan ekspresi-ekspresi Sejatinya, konflik dalam kehidupan kekecewaan dalam satire atau lelucon. masyarakat adalah sesuatu yang Ekspresi itu merupakan bentuk bersifat endemik. Tidak ada masyarakat dari pemberontakan terselubung yang tidak pernah mengalami konflik. atas dominasi kekuasaan nasional. Karenanya, konflik selalu ada dalam Jika tidak direspons dengan tepat, setiap masyarakat, apalagi dalam kekesalan itu bisa meledak secara masyarakat Indonesia yang sangat terbuka sebagaimana yang bisa dilihat beragam. Kesenjangan budaya dan dalam kasus konflik komunal tahun perbedaan keyakinan sangat potensial 1996 hingga 2000 di Kalimantan Barat untuk melahirkan konflik. Namun, (Suparlan 2005). konflik tidak hanya lahir karena perbedaan budaya dan keyakinan. Ada Dalam konteks kebijakan faktor lain yang juga penting untuk pengelolaan keragaman di Indonesia, dilihat, yakni ketimpangan sosial dan Suparlan berpendapat, alih-alih akses atau partisipasi pada kekuasaan. menekankan keragaman suku bangsa, Dalam beragam konflik yang pernah ia lebih memberikan perhatian pada terjadi di Indonesia, faktor-faktor itu keragaman kebudayaan. Dalam bisa ditelusuri, meski barangkali tidak hal ini ia membedakan antara cara sesederhana yang dibayangkan. pandang keragaman suku bangsa dan keragaman kebudayaan. Yang Pada faktor yang pertama, soal harus kita ambil sebagai perspektif kesenjangan budaya dan perbedaan adalah masyarakat berkeragaman keyakinan, atau yang kerap disebut kebudayaan (multicultural society) masalah kultural, kita sangat menyadari atau paham multikulturalisme, bahwa komunitas bangsa ini sangat bukan masyarakat majemuk (plural beragam. Karenanya perlu ada society). Yang ia pahami sebagai kearifan dalam mengelola keragaman multikulturalisme adalah ideologi itu. Supardi Suparlan memiliki yang mengagungkan perbedaan catatan dalam menyikapi keragaman budaya atau sebuah keyakinan masyarakat Indonesia. Menurutnya, yang mengakui dan mendorong dalam masyarakat majemuk seperti terwujudnya pluralisme budaya Indonesia, kita perlu memperhatikan sebagai corak hidup masyarakat. keseimbangan hubungan kekuatan Multikulturalisme mengagungkan dan antara masyarakat suku bangsa dan melindungi keanekaragaman budaya, sistem nasional. Keseimbangan itu termasuk kebudayaan kelompok menjadi prasyarat bagi stabilitas

14 indonesia zamrud toleransi minoritas. Dalam multikulturalisme pandangan yang mengatakan bahwa semua kebudayaan ada pada posisi konflik di luar Jawa adalah akibat dari yang sederajat. Tidak hanya itu, migrasi yang masif tidaklah terlalu tepat. dalam multikulturalisme juga terjadi Jika dilihat lebih detail, jumlah para pengayaan budaya dengan mengadopsi pendatang di beberapa daerah konflik unsur-unsur budaya lain yang sebenarnya tidak terlalu besar. Misalnya dianggap cocok dan berguna tanpa ada orang Madura di Kalimantan jumlahnya hambatan. tidak lebih dari 3 persen. Padahal di tempat lain, jumlah pendatangnya bisa Selain masalah budaya, kita juga lebih besar. Begitu juga pandangan harus melihat ketimpangan sosial yang menilai bahwa konflik itu terjadi yang tajam sebagai sumber konflik. karena adanya kejengkelan dan sakit Masalah pengangguran karena tidak hati sehingga muncul mobilisasi untuk adanya pekerjaan menjadi perhatian menyerang kelompok lain. Bagi van van Klinken ketika menganalisis konflik- Klinken, sulit membayangkan bahwa konflik di luar wilayah Jawa. Menurutnya Rumah Budaya di Kampung Budaya Sindangbarang, Bogor, Jawa Barat. Sumber: KHOMAINI.

15 keragaman indonesia orang bisa dimobilisasi sedemikian lama masyarakat. Di masa Orde Baru, sebagaimana yang terjadi dalam konflik lewat kebijakan pembangunannya, di luar Jawa, hanya karena kejengkelan pemerintah kerap menempatkan atau sakit hati semata (van Klinken 2007). kelompok etnis lokal, seperti yang dialami oleh suku Dayak di Kalimantan Dalam pandangannya, untuk sebagai terbelakang dan primitif. kasus daerah luar Jawa sebenarnya Kebijakan tersebut membuat kelompok ada penjelasan yang barangkali lebih yang dinilai primitif itu semakin masuk akal. Alternatif penjelasan itu tersingkirkan. Mereka bukan hanya ada pada akses pekerjaan masyarakat tidak bisa mengakses kekuasaan, tetapi yang mengalami deagrarianisasi. ruang hidupnya juga hilang. Kondisi Deagrarianisasi adalah beralihnya itu tentu saja melahirkan kemarahan masyarakat dari kerja sektor pertanian kolektif. Namun pada saat yang sama dan juga nelayan ke kerja non- mereka menyadari bahwa mereka pertanian. Sejak masa Orde Baru, tidak akan mampu melawan kekuasaan Indonesia mengalami deagrarianisasi negara yang dijaga oleh militer pada besar-besaran, dari 36 persen pada saat itu. Maka ekspresi kemarahannya tahun 1971 menjadi 55 persen pada diarahkan kepada kelompok “paling 1998. Pertanyaan penting dalam lemah” yang kadang juga disokong oleh masalah ini, setelah mereka pergi dari negara. Barangkali itulah beberapa sektor kerja pertanian atau nelayan, penjelasan tentang faktor-faktor konflik ke mana mereka kemudian bekerja? dalam masyarakat Indonesia yang sangat Di Jawa, hal itu terjawab karena kerja beragam. Faktor-faktornya juga sangat industri mampu menyelamatkan beragam dan kompleks sehingga tidak mereka. Namun di luar Jawa, hal itu bisa digeneralisasi untuk semua kasus. menjadi masalah yang sangat serius. Kelompok masyarakat yang mengalami Semua faktor itu seharusnya deagrarianisasi menggantungkan disadari dan dipahami sebagai hidupnya pada para broker yang peringatan agar kita tidak lagi memperoleh proyek-proyek pemerintah terjerembab dalam konflik besar di lewat birokrasi. Ketergantungan ini masa depan. Memang dalam kondisi menjadi kondisi yang memungkinkan yang sangat kompleks seperti di (condition of possibility) bagi konflik Indonesia, tidak ada jaminan bahwa komunal dalam jangka panjang ketika konflik akan hilang total. Suparlan para broker itu menjadi aktor-aktor pernah berpendapat, dalam hubungan utama dalam konflik itu. antar-kelompok dan budaya yang beragam, tidak ada obat mujarab yang Faktor lain yang juga perlu dilihat menjamin masyarakat akan imun dari sebagai sumber konflik adalah proses konflik. Konflik antar-suku misalnya peminggiran yang masif yang dilakukan adalah produk dari hubungan antar- oleh negara terhadap satu kelompok

16 indonesia zamrud toleransi suku itu sendiri dengan sebab-sebab Ada beberapa budaya lokal yang yang ada dalam konteks lokal mereka. memiliki fungsi merekatkan masyarakat Karenanya, solusi yang ditawarkan yang memiliki potensi konflik. Misalnya tidak bisa sama untuk semua konflik. adalah tradisi pela gandong di Maluku. Baginya, cara terbaik menyelesaikan Dengan tradisi pela gandong, dua negeri konflik jelas bukan dengan kekerasan, (desa) yang berbeda agama, Islam misalnya dengan menggunakan (Salam) dan Kristen (Sarane, dari kata tentara. Potensi konflik selalu ada dan Nasrani), diikat dalam tali persaudaraan. akan tetap hidup seperti api dalam Tradisi pela gandong sebenarnya tradisi sekam yang bisa meledak setiap saat. yang sudah ada sejak lama, dan tradisi Dalam jangka panjang, konflik bisa itu yang membuat sebagian masyarakat diredam dengan memahami penyebab- Maluku, meski berbeda agama namun penyebabnya. Setelah itu, kita perlu sudah seperti saudara kandung. memikirkan strategi negosiasi agar Karenanya, bagi sebagian besar masyarakat yang bermusuhan dapat kalangan, konflik antara umat Islam hidup berdampingan secara damai. dan Kristen pada 1999 adalah kejadian yang sangat mengagetkan. Ke mana Kearifan Lokal tradisi pela gandong yang mengikat kedua umat tersebut? Tentu saja Dalam masyarakat Indonesia yang penjelasannya cukup rumit dari hanya sangat beragam, konflik merupakan sekadar lunturnya budaya pela gandong. peristiwa yang kadang sulit dihindari. Ada masalah distribusi politik yang tidak Karena kesadaran itu, maka kita perlu adil dan kecemburuan sosial akibat tata memahami potensi-potensi dan faktor- kelola yang buruk. faktor yang bisa menciptakan konflik dalam masyarakat yang sangat beragam Namun setelah konflik itu, selain ini. Selain itu, di internal setiap memperbaiki tata kelola keragaman masyarakat kadang juga terkandung dan distribusi kekuasaan agar lebih kearifan lokal, yang pada level tertentu fair, sebagian masyarakat, baik bisa meredam kemungkinan konflik muslim maupun Kristen kembali melebar dan meluas. Tentu saja, aktif menghidupkan budaya pela kearifan lokal bukan obat mujarab, gandong. Melalui tradisi pela namun paling tidak ia bisa mengurangi gandong, masyarakat yang memiliki potensi konflik dalam masyarakat. ikatan persaudaraan itu akan merasa Dalam kasus-kasus konflik yang pernah berkewajiban untuk saling membantu. terjadi, seperti di Maluku, Poso, Jika pihak muslim sedang mempunyai dan Kalimantan, kearifan lokal bisa hajat, misalnya membangun masjid, membantu mempercepat pemulihan maka saudara-saudaranya yang Kristen ketegangan dan kecurigaan yang masih dipastikan akan membantu. Begitu juga berlangsung pascakonflik. sebaliknya, ketika umat Kristen sedang

17 keragaman indonesia membangun gereja, yang muslim wajib Dalam masyarakat Soe, bila ada konflik membantu. Budaya semacam ini tentu atau pertikaian maka pihak-pihak saja bukan jaminan bahwa mereka akan yang bertikai kemudian dipertemukan terhindar dari perselisihan. Namun untuk berdamai. Oleh para pemimpin paling tidak, budaya ini bisa menjadi adat, mereka diminta untuk berjanji alat peringatan dini sehingga konflik dan bersumpah agar tidak ada lagi tidak meluas. permusuhan di antara mereka. Yang ada hanyalah perdamaian. Sumpah Di masyarakat Nusantara yang dan janji itu dilakukan dengan saling lain juga ada budaya yang memiliki memasukkan kedua tangan pihak yang fungsi untuk meredam perselisihan. saling bertikai ke dalam okomama itu. Di Kabupaten Soe, Nusa Tenggara Usai itu mereka saling berangkulan dan Timur (NTT) misalnya, terdapat tradisi saling mengunyah sirih dan pinang dari “Okomama”. Okomama sebenarnya dalam okomama. adalah sebuah kotak dengan aneka ukuran yang di luarnya dibalut dan Tradisi Okomama adalah simbol dilapisi kain tenunan adat. Di dalamnya yang menandai adanya ikatan tali terdapat sirih, pinang, dan kapur. persaudaraan dan persahabatan. Tradisi Okomama di Kabupaten Soe, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi simbol yang menandai adanya ikatan tali persaudaraan dan persahabatan. Tradisi ini dilangsungkan untuk meredam perselisihan yang berlangsung di antara warga. Sumber: Istimewa.

18 indonesia zamrud toleransi Sebagian besar orang Nusa Tenggara merupakan ungkapan penyesalan Timur, muda atau tua, laki-laki atau dan permohonan maaf kepada perempuan biasanya mengunyah sirih- keluarga korban. Sejauh ini, jika pinang karena sudah menjadi tradisi sudah dibawakan Punjung Mentah, nenek moyang mereka. Bagi orang keluarga korban akan merasa puas dan luar NTT, jika ingin diterima sebagai dihormati sehingga biasanya langsung saudara atau sahabat, mereka harus menerima ungkapan maaf itu dengan menerima ketika ditawari sirih-pinang lapang dada tanpa rasa dendam. Usai Okomama. Jika si pendatang tidak pemberian Punjung Mentah, kemudian terbiasa mengunyah sirih, maka ia dilanjutkan dengan tradisi Tepung cukup memasukkan tangannya ke dalam Tawar. Dalam tradisi ini, pemuda (wadah) okomama itu. Usai itu maka sang atau orang yang saling bertikai itu tamu atau pendatang itu dengan mudah kemudian saling mengoleskan tepung diterima dengan hangat sebagai sahabat. tawar di badannya. Sesudah itu, maka kedua pemuda yang bertikai dianggap Dalam menyelesaikan perselisihan, menjadi bagian dari saudaranya sendiri. masyarakat Musi Rawas, Sumatra Hal yang ditekankan dalam tradisi Selatan juga memiliki tradisi yang ini sebenarnya adalah upaya untuk disebut Tepung Tawar. Tradisi ini menempatkan posisi setiap orang atau memiliki fungsi untuk menetralisasi pihak pada posisi yang bermartabat dan konflik tersebut. Sejauh ini, tradisi layak dihormati. tepung tawar dinilai cukup efektif bukan hanya untuk mengakhiri konflik Tradisi-tradisi di atas merupakan tetapi juga mampu menumbuhkan rasa cara masyarakat Nusantara untuk persaudaraan antar-kelompok yang membangun harmoni, persaudaraan, sebelumnya bertikai. Biasanya, jika kerja sama, dan nilai positif lainnya. terjadi konflik atau perselisihan, tokoh Masih banyak tradisi lokal lainnya yang adat setempat berinisiatif menemui memiliki fungsi serupa. Barangkali, keluarga yang bertikai untuk melihat tradisi-tradisi itu lahir karena kita asal usul dan penyebab pertikaian. sangat menyadari bahwa setiap saat Setelah itu, tokoh adat dari pihak yang bisa terjadi konflik dalam masyarakat dinilai bersalah mendatangi pihak yang sangat beragam ini. Tidak semua keluarga yang menjadi lawan bertikai konflik harus diselesaikan secara sambil membawa “Punjung Mentah”. hukum. Melalui tradisi-tradisi itu, Di dalam Punjung Mentah itu terdapat konflik dan perselisihan diselesaikan kopi, gula, 2 kilogram beras, 1 ekor secara kekeluargaan dengan ayam, dan satu bungkus rokok. menjaga martabat dan kehormatan masing-masing pihak. Bahkan jika Dari segi nilai, isi barang bawaan dimungkinkan, tradisi itu justru itu tentu saja tidak seberapa, tetapi diharapkan mampu membangun dalam tradisi itu Punjung Mentah itu

19 keragaman indonesia tali persaudaraan antarmereka yang Masuk dalam pertimbangan bertikai. Karenanya, ada ungkapan tim penulis adalah pengalaman- yang cukup terkenal dalam masyarakat pengalaman yang sudah masuk dalam Nusantara, “Tak Kenal maka Tak katalog penghargaan publik. Hal ini Sayang”. Inilah salah satu kekhasan termasuk Penghargaan Yam Tiam Hien, masyarakat Nusantara dalam menyikapi Penghargaan Kompas, Penghargaan perbedaan. Birgit Bräuchler pernah Maarif, untuk menyebut beberapa. Tim menegaskan sikap ini pada cara orang penulis menghargai penghargaan ini Maluku menyelesaikan konflik. Katanya sebagai bagian penting dalam menyemai “Reconciliation came rather naturally Indonesia yang toleran dan kaya. (secara alami), when we became aware of the disastrous effects of the conflict and Dalam proses penulisan, tim penulis the need to restrengthen our culture, our mencermati survei dan laporan yang adat, and our identity (budaya, adat, ada mengenai situasi (in)toleransi di dan jati diri) (Bräuchler 2015: 1).” Indonesia, dengan intensitas yang berbeda. Termasuk dalam penghargaan Tentang Buku Ini tim penulis adalah laporan dari PPIM Universitas Islam Negeri Syarif Buku ini disusun dengan Hidayatullah, Solidaritas Perempuan, The menggunakan banyak pendekatan Wahid Institute, dan Setara Institute. secara sekaligus. Namun, pada dasarnya, buku ini adalah upaya untuk belajar Dengan tetap menimbang dari pengalaman nyata masyarakat pencermatan, tim penulis membingkai Nusantara dalam membangun nilai penulisan ini sebagai sebuah interaksi toleransi. Kisah-kisah dalam buku ini dengan pengalaman. Penulisan ini tidak adalah nyata. Kisah-kisah ini mewakili dimaksudkan sebagai studi ilmu sosial upaya “nyaris super” (beyond human) atau, misalnya, studi pemerintahan. yang pernah diperjuangkan manusia- Pembaca, penggiat masyarakat, manusia Indonesia. Dalam situasi yang atau khalayak yang lebih luas dapat sulit dan dengan tanggapan masyarakat melakukan pencermatan terhadap yang tidak langsung muncul, upaya itu kisah-kisah yang ada, dan dapat diperjuangkan. membangun upaya-upaya di berbagai tingkat dan intensitas masyarakat. Kami dari tim penulis juga turut mempunyai pengalaman tersebut, Bisa saja ada bagian dari sidang satu dan lain hal. Meski pengalaman pembaca yang tidak setuju, namun itu tidaklah seintensif yang ada dalam pengalaman dari kisah-kisah itu adalah kisah ini. Namun, amat jelas bahwa nyata dan asli. Dalam hal ini, yang pengalaman ini juga memberikan mengalamilah yang mempunyai tempat tuntunan bagaimana membangun untuk mengisahkannya. Interaksi antar- Indonesia yang toleran. pengalamanlah yang diharapkan dapat terjadi.

20 indonesia zamrud toleransi Kelenteng Sam Poo Kong di Simongan didirikan untuk mengenang pendaratan Laksamana Cheng Ho di Semarang. Selain menjadi tempat sembahyang, kelenteng ini juga menarik minat wisatawan yang penasaran dengan sosok sang Laksamana. Sumber: KHOMAINI.

21

22 indonesia zamrud toleransi AKAR TOLERANSI Indonesia S ejarah Nusantara adalah inheren dalam masyarakat Nusantara. sejarah pertautan dari Kondisi ini menjadi lahan subur beragam peradaban besar, bagi pertumbuhan tradisi toleransi mulai dari Hindu, Buddha, keragaman di Indonesia. Dari sejarah Islam, dan kebudayaan Nusantara, kita bisa melihat bahwa Barat. Yang terjadi dalam pertautan masyarakat Nusantara sangat terbuka itu bukan hanya sekadar masuknya terhadap semua kebudayaan yang budaya-budaya besar ke Nusantara, berasal dari luar. Dengan daya melainkan sebuah dialog yang aktif dan kreativitasnya, kebudayaan-kebudayaan konstruktif. Dialog itu menghasilkan itu kemudian “dikunyah” sehingga sesuatu yang baru yang khas Nusantara. menghasilkan bentuk budaya baru yang Dengan demikian, masyarakat sesuai dengan kondisi setempat. Nusantara sebenarnya tidak melakukan replikasi atas apa yang datang dari Apa yang ditunjukkan dalam bab luar, mereka justru juga menciptakan ini adalah sebuah “the condition of kebudayaan baru. possibility” dari tradisi toleransi di Indonesia. Kondisi yang memungkinkan Karena Nusantara menjadi tempat pertumbuhan toleransi di Indonesia pertautan dari beragam peradaban ini dapat kita telusuri jejaknya dan kebudayaan, maka pengalaman dari interaksi Nusantara dengan keragaman merupakan sesuatu yang kebudayaan-kebudayaan besar.

23 akar toleransi indonesia Interaksi dan dialog itu kemudian Kepulauan Indonesia terbentuk dari menghasilkan sesuatu yang baru yang pegunungan yang membujur dari dianggap lebih cocok dengan karakter barat ke timur, membuatnya menjadi Nusantara. salah satu wilayah paling vulkanik di dunia. Indonesia memiliki luas Kenyataan ini sangat disadari daratan 1.910.000 km2 dan luas lautan oleh para pendiri bangsa ketika 6.279.000 km2, dilewati khatulistiwa, mereka merumuskan prinsip hidup terletak di persilangan antara Samudra bersama untuk Indonesia merdeka di Hindia dan Samudra Pasifik. pertengahan abad XX. Mereka berhasil menangkap jiwa dari Nusantara, Penduduk Indonesia kini berjumlah yakni semangat gotong royong, sekitar 255 juta orang. Mereka terdiri sebuah semangat yang mencoba atas beragam suku, di antaranya Jawa, merangkul semua untuk tujuan dan Sunda, Melayu, Batak, Madura, Betawi, kebaikan bersama. Rumusan itu Minangkabau, Bugis, Banjar, Bali, Aceh, mereka tuangkan dalam lima prinsip Dayak, Sasak, dan sebagainya. Lebih hidup bersama yang dikenal sebagai daripada 700 bahasa daerah memiliki Pancasila. Kini kita menyadari betul penutur dalam jumlah signifikan, dan bahwa Pancasila menjadi perekat hidup terdapat satu bahasa nasional, yaitu bersama. Setiap kali ada gangguan Bahasa Indonesia, yang berakar dari dalam kehidupan kolektif, kita selalu Bahaya Melayu. Di antara para pemeluk diingatkan oleh pesan yang ada dalam agama, tercatat 87,2% Muslim, 7% Pancasila. Kristen, 2,9% Katolik, 1,7% Hindu, 0,9% Buddha dan Konghucu, sementara A. Pembentukan Peradaban 0,4% lainnya menganut kepercayaan berbeda. Mari kita ambil contoh Kepulauan Aru di Provinsi Maluku. Satu kepulauan Nama Indonesia, yang berarti ini saja ada sekitar 300-an pulau besar pulau-pulau India, dipopulerkan oleh dan kecil. Atau Kepulauan Anambas seorang etnolog Jerman Adolf Bastian yang mempunyai jumlah pulau sekitar dan telah digunakan sejak 1884 untuk 238 pulau-pulau kecil, dan berbatasan menyebut semua pulau antara Australia langsung dengan Vietnam, Malaysia, dan Asia. Sempat populer dengan dan Singapura. Inilah yang memberikan studi-studi Cornelis van Vollenhoven, penjelasan mengenai Indonesia Indonesia semakin dirujuk menjadi sebagai negara kepulauan terbesar di subjek pengetahuan tersendiri. Di dunia dengan jumlah total mencapai tahun 1930, “Indonesia” dipakai 13.466 pulau. Terdiri atas 5 kepulauan sebagai subjek cita-cita kebangsaan besar, yaitu Kalimantan, Sumatra, dalam pembelaan Sukarno, dengan Papua, Sulawesi, dan Jawa, juga 30 judul “Indonesia Menggugat”. Nama kelompok kepulauan kecil lainnya. inilah yang kemudian dipilih oleh para

24 indonesia zamrud toleransi pejuang kemerdekaan untuk menyebut suatu budaya baru. Merujuk kitab suatu bangsa baru yang hendak mereka Sutasoma yang ditulis Mpu Tantular bentuk dan kemudian diproklamasikan dari masa Majapahit pada abad XIV, bersama oleh Sukarno-Hatta pada 17 Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda Agustus 1945. Pahlawan nasional E.F.E. tetapi satu jua) dijadikan semboyan Douwes Dekker sempat menghidupkan dalam lambang negara Garuda kembali istilah Nusantara dari masa Pancasila. Majapahit, yang diberi makna baru sebagai “kepulauan di antara dua benua Tak hanya majemuk secara kultural, dan dua samudra,” sebagai nama bagi Indonesia adalah negara hibrida yang negeri kepulauan ini. terbentuk sebagai suatu persilangan atau kombinasi di antara beragam budaya Sejak awal, Indonesia selalu berlainan. Indonesia adalah suatu beragam dan terbuka terhadap melting pot, tempat berbagai suku dan pengaruh yang datang dari luar. ras membangun suatu kohesivitas dari Keberagaman ini melahirkan suatu bayangan bersama tentang kesatuan Indonesia yang kaya, dan sifat di antara mereka. Inilah juga suatu keterbukaannya terus membentuk tempat berlangsungnya suatu dialog ulang Indonesia menjadi lebih antar-peradaban yang berbeda. Mereka kaya. Asimilasi tersebut sekaligus saling memberi pengaruh dalam jangka menunjukkan adanya energi kreatif panjang tanpa menimbulkan suatu yang dimiliki bangsa ini. Indonesia guncangan radikal. Tak pelak, Indonesia bukan sekadar penerima budaya lain, masa lalu menyediakan warisan melainkan pencipta yang menghasilkan pengalaman toleransi yang luar biasa bagi kehidupan kontemporer untuk dapat berdamai dengan perbedaan dan untuk memperkaya peradaban lewat proses memberi dan menerima satu sama lain. Tiga pendiri Indische Partij: Soewardi Stimulus Peradaban Hindu Soerjadiningrat (1889-1959), E.F.E. Douwes Dekker (1879-1952), dan dr Tjipto Kerajaan bernuansa Hindu Mangoenkusumo (1889-1953). pertama di Nusantara adalah Kutai Sumber: Parakitri T. Simbolon, Menjadi di Kalimantan Timur, yang didirikan Indonesia Buku I: Akar-akar Kebangsaan Kudungga sekitar abad IV. Bukti Indonesia (Jakarta: Kompas, 1995), h. ab. keberadaan Kerajaan Kutai antara lain suatu tugu tempat persembahan yang bertuliskan huruf Pallawa berbahasa Sanskerta. Açwawarman, nama ini berakar Sanskerta, adalah raja kedua

25 akar toleransi indonesia Prasasti Yupa merupakan salah satu bukti dengan India tidak berlangsung satu sejarah Kerajaan Kutai yang paling tua. arah. Sumber: www.satujam.com/kerajaan-kutai/. Dalam pengaruh tradisi Hindu, kita juga mengenal Kerajaan Mataram yang sekaligus disebut pendiri wangsa. Kuno yang didirikan pada abad VIII Menilik gejala-gejala tersebut, Vlekke di Jawa Tengah. Raja pertamanya (2016: 19) berkesimpulan bahwa terjadi adalah Sanjaya, yang setelah meninggal asimilasi gradual budaya Hindu dan digantikan oleh Rakai Panangkaran praktik-praktik kuno dari suatu kerajaan yang kemudian menjadi penganut yang telah ada sebelumnya. Buddha. Raja Sanjaya meninggalkan antara lain Prasasti Canggal bertarikh Berpusat di Jawa Barat, pada abad 732, ditulis dengan huruf Pallawa dan V berdiri Kerajaan Tarumanagara. berbahasa Sanskerta, menceritakan asal Rajanya yang terkemuka bernama usul kepemimpinannya. Purnawarman, seorang penganut Hindu. Kebesaran Purnawarman, yang Selain itu, kita dapat menyebut dianggap perwujudan Dewa Wisnu, Majapahit sebagai kerajaan Hindu digambarkan dalam Prasasti Ciaruteun terakhir di Nusantara. Terletak di yang antara lain menceritakan inisiatif Jawa Timur, Majapahit didirikan oleh raja dalam pembangunan kanal. Raden Wijaya pada 1293, setelah dia Kemajuan peradaban semacam itu menggulingkan Raja Kediri Jayakatwang mengindikasikan bahwa kontak budaya dan mengusir pasukan Mongol utusan Kublai Khan. Mencapai puncaknya di era Hayam Wuruk. Dalam kakawin Nagarakretagama, dikisahkan wilayah Majapahit terbentang dari Jawa, Kalimantan, Sumatra, hingga Semenanjung Malaya. Pengaruh Hindu tampak antara lain pada pembangunan candi-candi sebagai bangunan suci maupun ritual-ritual yang berpadu dengan keyakinan lokal. Meluasnya pengaruh Hindu tidak lepas dari kemungkinan bahwa Hinduisme dijadikan sebagai landasan legitimasi kekuasaan raja, antara lain lewat kehadiran para Brahmana. Kalangan elite pun menyerap pengaruh Hindu sebagai bagian dari sarana meningkatkan gengsi sosial.

26 indonesia zamrud toleransi Kontak dengan India bukan hanya Kuno” (Simbolon 2007:10). membuat orang-orang menyadari Meskipun penyebaran peradaban pencapaian budaya Hindu, mereka dianggap membawa serta bentuk- Hindu merupakan suatu proses yang bentuk peradaban yang lebih tinggi ke sangat lambat, asimilasi tradisi Hindu- Nusantara. “Kemungkinan ini sangat India dan tradisi lokal di Nusantara jelas tercermin pada penyerapan kata- menghasilkan bekas mendalam hingga kata Sanskerta ke dalam Bahasa Jawa saat ini. Bukan hanya bahwa sekitar 3% penduduk Indonesia kini memeluk Candi Prambanan, warisan kerajaan Mataram Hindu dibangun oleh Rakai Pikatan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, dengan ketinggian mencapai 47 meter. Sumber: KHOMAINI.

27 akar toleransi indonesia Hindu dan sebagian besar dari mereka Sriwijaya (didirikan pada abad VII) di berada di Bali, tetapi juga bahwa Sumatra Selatan sebagai salah satu berbagai praktik sosial yang diwarisi pusat kajian Buddha Mahayana, antara generasi sekarang berasal dari masa- lain lewat penerjemahan naskah- masa awal sejarah Nusantara tersebut. naskah keagamaan yang melibatkan I-Tsing seorang pendeta dari China. Stimulus Peradaban Buddha Vlekke (2016: 37) menulis bahwa kesetiaan pada Buddhisme Mahayana Ajaran Buddha masuk ke Indonesia memungkinkan Sriwijaya memiliki sejak abad I, terutama melalui hubungan kuat dengan dunia luar, hubungan perniagaan lewat jalur laut antara lain dengan China dan India. yang juga diikuti hubungan politik. Selain itu, cerita dari para saudagar Selain itu, para sarjana dari Tiongkok maupun referensi para ahli geografi maupun India (golongan Brahmana) dari Arab dan Persia menunjukkan berdatangan untuk memperkenalkan luasnya hubungan perniagaan Sriwijaya dan melakukan kajian tentang pada abad X. Buddhisme. Sekitar tahun 420, Gunawarman seorang pangeran dari Salah satu bukti tertua tentang Kashmir mengajarkan Buddhisme, Kerajaan Sriwijaya (dalam Bahasa yang selanjutnya menjadi agama Sanskerta berarti “kemenangan yang kalangan elite di Nusantara. Tidak gemilang”) adalah prasasti Kedukan kurang, arus balik para pelajar dari Bukit di Palembang bertarikh Nusantara yang mengkaji Buddhisme 682. Peninggalan tertulis Kerajaan di India berkontribusi pada pesatnya Sriwijaya menggunakan huruf Pallawa perkembangan agama ini. dalam bahasa Melayu Tua, berbeda dibandingkan peninggalan serupa Sejak paruh kedua abad VII, beberapa laporan dari Tiongkok Relief-relief yang menghiasi dinding Candi mengabarkan perkembangan Buddha Borobudur menggambarkan cerita terkait di Nusantara. Selama 664–667, Hoewi- tradisi Buddha, yang sumber-sumber ning, seorang pendeta Buddha asal literernya berasal dari India. Tiongkok, tinggal di Kalingga, Jawa Sumber: KHOMAINI. Tengah. Bersama seorang pendeta setempat bernama Jnanabhadra, ia menerjemahkan naskah-naskah Buddhisme Hinayana. Kerajaan Kalingga sendiri didirikan sekitar abad VI, dan nama Kalingga dipercaya berasal dari Kerajaan Kaling dalam sejarah India Kuno. Laporan lain menyebut Kerajaan

28 indonesia zamrud toleransi Patung Buddha, di tahapan Arupadhatu terbesar dunia, dengan luas dasar (ketiga) Candi Borobudur. 123 m x 123 m dan tinggi lebih dari 35 m. Tidak kurang dari 400 patung Sumber: KHOMAINI. dan 1.400 pahatan relief menghiasi dinding-dinding teras. Setiap set relief di Jawa yang menggunakan Bahasa menggambarkan cerita terkait tradisi Sanskerta. Hal ini menunjukkan Buddha, yang sumber-sumber literer bahwa pengaruh budaya India meluas untuk ini datang dari India. hingga kalangan non-elite di Sumatra. Wilayah kekuasaan Sriwijaya meliputi Banyak penguasa di Nusantara hampir seluruh Sumatra, Jawa Barat, menganut Buddha tanpa Kalimantan Barat, dan Semenanjung menjadikannya agama resmi dan tanpa Melayu. Sriwijaya dikenal sebagai salah menyingkirkan keyakinan lain. Adalah satu kerajaan terbesar dalam sejarah suatu kebiasaan umum, dalam tradisi Nusantara. Nusantara, untuk menerima kultus baru tanpa menolak yang lama (Vlekke 2016: Salah satu penguasa di wilayah 25). Nusantara yang memiliki hubungan baik dengan Sriwijaya adalah Wangsa Stimulus Peradaban Islam Syailendra dari Kerajaan Mataram Buddha di Jawa Tengah. Pada abad Meskipun terdapat perdebatan VIII, penguasa Jawa ini telah memiliki tentang kapan Islam masuk ke hubungan dengan pusat pengetahuan Nusantara, cukup pasti bahwa sejak Benggala, yang terkenal dengan kajian masa Khalifah Utsman (644–656) Buddhisme Mahayana, juga dengan telah terjadi kontak antara Nusantara raja-raja Kamboja. dan dunia Islam. Orang-orang Islam, misalnya, telah memainkan peran Salah satu peninggalan terpenting penting dalam perdagangan di Syailendra adalah Candi Borobudur, Sumatra di bawah Kerajaan Sriwijaya, yang selesai dibangun sekitar 820. yang didirikan pada akhir abad VII. Borobudur merupakan candi Buddha Sedangkan petunjuk pertama tentang keberadaan kerajaan Islam Nusantara dapat ditelusuri dari bagian utara Sumatra dengan ditemukannya nisan Sultan Sulaiman bin Abdullah bin al- Basir yang wafat pada 1211. Serangkaian nisan yang ditemukan di Jawa Timur juga mengindikasikan bahwa sebagian elite Jawa telah memeluk Islam pada masa kejayaan Majapahit sekitar abad XIII.

29 akar toleransi indonesia Pengaruh awal Islam masuk ke dan sekelompok sufi asing telah Nusantara selama beberapa abad memperkenalkan Islam hingga antara lain dari India, Tiongkok, Arabia, kemudian menyebar luas. Hikayat Mesir, dan Persia. Ricklefs (2005: 27) Raja-raja Pasai, yang menceritakan menggambarkan dua proses utama peristiwa-peristiwa bertarikh 1250–1350, kemungkinan persebaran awal Islam di meriwayatkan Raja Meurah Siloo Nusantara. Pertama, penduduk pribumi yang memeluk Islam dan mengganti mengalami kontak dengan Islam dan namanya menjadi Malik al-Shalih. kemudian menganutnya. Kedua, orang- Sekitar awal abad XV, Malaka menjadi orang asing Asia (Arab, India, Tionghoa, pusat perdagangan sekaligus penopang dan lainnya) penganut Islam menetap persebaran Islam. Sedangkan awal di suatu wilayah dan mengikuti abad XVI, berdiri Kerajaan Aceh gaya hidup setempat. Sesudahnya, yang kemudian berkembang menjadi Islam juga didakwahkan oleh ulama salah satu kerajaan Islam terkuat di terutama kalangan Melayu dan Jawa kawasan barat Nusantara. Islam juga serta penaklukan oleh para penguasa berkembang di pulau-pulau utama, Muslim. seperti Kalimantan dan Sulawesi, juga kepulauan penghasil rempah di Maluku. Di tengah meningkatnya hubungan politik dan perdagangan di kawasan Di Jawa Tengah, Demak didirikan Nusantara, para pedagang Muslim oleh Raden Patah sebagai kekuatan baru pada 1500 dari puing-puing Lonceng Cakra Donya di Museum Aceh kebesaran Majapahit. Di bawah Sultan memiliki hiasan serta tulisan Arab dan China. Trenggana, masa kejayaan Kerajaan Lonceng ini merupakan hadiah yang dibawa Demak ditandai oleh misi-misi Laksamana Cheng Ho dari Kaisar Yongle di penyebaran Islam dan pelayaran untuk Tiongkok untuk Kerajaan Samudera Pasai. perdagangan hingga wilayah timur. Sumber: Istimewa. Masjid Demak, yang telah didirikan sejak era Raden Patah, menjadi lokasi penting kajian Islam yang melibatkan para wali sebagai pemuka agama. Asimilasi budaya di Jawa terjadi sebagai hasil pertemuan wilayah ini dengan Islam dan tradisi-tradisi lain yang lebih tua. Konversi ke dalam Islam jarang diikuti suatu perubahan radikal. Sejarah konflik antara daerah pesisir dan daerah pedalaman Jawa bukanlah hasil pertentangan antara agama dan budaya, melainkan lebih merupakan

30 indonesia zamrud toleransi pertentangan kepentingan politik dan Nusantara (Lombard 1996a: 97). Gejala kepentingan ekonomi. Proses asimilasi semacam itu mulai berubah pada awal dan akomodasi terus berlangsung abad XIX, dan pengaruh Barat menjadi setelah mayoritas penduduk Jawa kian kuat setelahnya. memeluk Islam; Islamisasi adalah suatu proses yang berlangsung terus hingga Terdapat tiga kelompok masyarakat saat ini (Ricklefs 2005: 34). yang memiliki peran terbesar dalam proses meluasnya pengaruh Setelah munculnya gerakan- Barat dalam kehidupan masyarakat gerakan pembaruan pada abad XIX Nusantara: komunitas Kristen, para dan XX, proses asimiliasi tidak pupus. priyayi, serta tentara dan akademisi Gerakan-gerakan Islam bahkan menjadi (Lombard 1996a). semakin beragam, dan turut mewarnai pembentukan Indonesia hingga saat ini. Terutama di Kepulauan Maluku dan pulau-pulau tertentu di Nusa Tenggara, Stimulus Peradaban Barat Portugal mendirikan gereja-gereja pertama setelah kedatangan mereka Meskipun pengaruh Barat terhadap pada abad XVI. Lombard mencatat dunia kini secara umum signifikan, bahwa lama sekali sesudahnya baru namun pengaruh mereka—terutama di Batavia terdapat seorang pendeta. orang-orang Belanda—terhadap Kemudian sejak 1753 terdapat seorang kehidupan sosial di Nusantara pada pendeta di Semarang, dan sejak 1785 awalnya sangat terbatas. Pertama, seorang pendeta lainnya bertugas di bahwa Eropa, dibandingkan terutama Surabaya. Namun, baru pada paruh Turki Ottoman, bukanlah kawasan pertama abad XIX berkembang misi paling maju di dunia pada awal abad Protestan dan misi Katolik benar-benar XV, ketika mereka mulai menjelajah aktif menjelang akhir abad tersebut. kawasan Timur. Namun, keunggulan Pada dasawarsa pertama abad XX, teknologi pelayaran dan kemiliteran Kristianitas telah diterima meluas memungkinkan mereka, mulanya di Tana Toraja, bagian utara Tanah Portugal, menjelajah dan kemudian Batak, dan bagian tengah Kalimantan bahkan mengubah secara mendasar (Lombard 1996a: 98). Meskipun begitu, organisasi sistem perdagangan Asia bukan berarti pembaratan berlangsung (Ricklefs 2005: 65). Kedua, dalam kasus segera dan utuh; unsur-unsur lokal Nusantara, Belanda mulanya tidak di sini bercampur dengan keyakinan berminat untuk melibatkan diri dalam Kristen dan sebagian budaya lain dari kegiatan sosial selain perdagangan. luar dalam jangka lama. Pembatasan kebudayaan Belanda untuk kalangan mereka sendiri Kelompok sosial lain yang sangat telah memperlambat akulturasi dan terpengaruh budaya Barat adalah menghambat pula perkembangan para priyayi. Terutama pasca- Perang Jawa (1825–1830), pemerintah

31 akar toleransi indonesia kolonial Batavia mulai merangkul yang selanjutnya berperan penting; kalangan bangsawan. Cultuurstelsel angkatan bersenjata dan universitas. atau tanam paksa merupakan pintu Pembentukan angkatan bersenjata modern banyak dipengaruhi oleh prinsip-prinsip Barat, demikian pula pengelolaan pendidikan di universitas- universitas. Kedua lembaga tersebut merupakan wadah-wadah utama tempat proses pembaratan cenderung berpusat (Lombard 1996a: 118). Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa di B. Budaya Gotong Royong Nusa Dua, Bali, mengadopsi unsur-unsur lokal seperti nampak pada bagunan luar gereja. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk individual Sumber: KHOMAINI. dan makhluk sosial sekaligus yang perlu berinteraksi dengan orang lain masuk akomodasi para priyayi sebagai di sekitarnya agar dapat tumbuh pembantu pengelolaan pemerintahan dan berkembang secara baik. Dari kolonial. Hingga batas tertentu, interaksinya dengan orang lain, para priyayi bahkan diperkenankan manusia hidup dalam kelompok- untuk ikut serta dalam kebudayaan kelompok sosial dan merasakan para penakluk mereka (Lombard hadirnya berbagai manfaat dari relasi 1996a: 103). Penguatan administrasi dan kerja samanya dengan sesama. pemerintahan negeri jajahan telah Kerja sama antarmanusia ini disebut meningkatkan integrasi mereka pada dengan gotong royong. suatu struktur hirarki birokratis sebagai pejabat pemerintah (pangreh praja). Warga Sindangbarang bersama-sama Moral para priyayi yang terbentuk menggotong hasil bumi untuk disajikan dalam dari konformisme Jawa dan disiplin upacara adat Seren Taun. “Calvinis” tetap menonjol dan Sumber: KHOMAINI. berpengaruh setelah kemerdekaan Indonesia (Lombard 1996a: 103). Pasca-kemerdekaan, perombakan struktur golongan elite berlangsung seiring terbentuknya dua lembaga baru

32 indonesia zamrud toleransi Masyarakat bersama-sama memanggul dimaknai sebagai bentuk partisipasi aneka hasil bumi dalam acara Seren Taun di aktif setiap individu untuk ikut Sindangbarang. terlibat dalam memberi nilai tambah atau positif kepada setiap objek, Sumber: KHOMAINI. permasalahan atau kebutuhan orang banyak di sekelilingnya. Partisipasi Pengertian Gotong Royong aktif tersebut bisa berupa bantuan yang berwujud materi, keuangan, tenaga Istilah “gotong royong” yang kita fisik, mental spiritual, keterampilan, gunakan saat ini berasal dari bahasa sumbangan pikiran atau nasihat yang Jawa. Kata “gotong” dapat dipadankan konstruktif. dengan kata “pikul” atau “angkat.” Kata “royong” dapat dipadankan dengan Secara konseptual, gotong royong “bersama-sama.” Jadi, gotong royong dapat diartikan sebagai suatu model secara sederhana berarti mengangkat kerja sama yang disepakati bersama. sesuatu secara bersama-sama atau Koentjaraningrat membagi dua jenis juga diartikan sebagai mengerjakan gotong royong sebagaimana dia amati sesuatu secara bersama-sama. Misalnya, dalam masyarakat di Indonesia, yaitu menyapu jalan, membersihkan gotong royong tolong-menolong dan lingkungan, atau mendorong mobil gotong royong kerja bakti. Kegiatan mogok bersama-sama, dan sebagainya. gotong royong tolong-menolong terjadi pada aktivitas pertanian, kegiatan Secara luas, gotong royong dapat sekitar rumah tangga, kegiatan pesta, kegiatan perayaan, dan pada peristiwa bencana atau kematian. Sedangkan kegiatan gotong royong kerja bakti biasanya dilakukan untuk mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, yang dibedakan antara gotong royong atas inisiatif warga dengan gotong royong yang dipaksakan. Misalnya, membangun jalan dan mendirikan balai rakyat untuk wadah pertemuan warga (Koentjaraningrat 1987). Konsep gotong royong juga dapat dimaknai dalam konteks pemberdayaan masyarakat karena bisa menjadi modal sosial untuk membentuk kekuatan kelembagaan di tingkat komunitas,

33 akar toleransi indonesia masyarakat negara serta masyarakat juga berperan sebagai nilai-nilai moral. lintas bangsa dan negara Indonesia Artinya, gotong royong selalu menjadi dalam mewujudkan kesejahteraan. acuan perilaku, pandangan hidup Hal tersebut juga dikarenakan di bangsa Indonesia dalam berbagai dalam gotong royong terkandung macam wujudnya. makna tindakan bersama, mengelola secara sendiri, tujuan bersama, dan Implementasi Budaya Gotong kedaulatan. Royong Dalam perspektif sosiokultural, nilai Dalam kehidupan bermasyarakat di gotong royong adalah semangat yang Indonesia, gotong royong menempati diwujudkan dalam bentuk perilaku posisi penting karena dianggap mampu atau tindakan individu yang dilakukan menciptakan harmoni dan memperkuat tanpa pamrih untuk melakukan sesuatu jalinan persaudaraan antarwarga. secara bersama-sama demi kepentingan Dari waktu ke waktu, gotong royong bersama atau individu tertentu. telah menjadi kebiasaan atau budaya Misalnya, petani secara bersama-sama yang terinternalisasi dalam kehidupan membersihkan saluran irigasi yang bermasyarakat sehari-hari. Mari kita menuju ke sawahnya, masyarakat tengok sejenak sejarah kelahiran bangsa bergotong royong membangun rumah Indonesia di mana budaya gotong warga yang terkena angin puting beliung, royong berperan sebagai pengikat dan sebagainya. Bahkan dalam sejarah setiap elemen bangsa. perkembangan masyarakat, kegiatan bercocok tanam seperti mengolah tanah Menengok berbagai catatan sejarah hingga memetik hasil (panen) dilakukan perjalanan bangsa, kemerdekaan secara gotong royong bergiliran pada Republik Indonesia yang diraih rakyat masing-masing pemilik sawah. merupakan buah dari kerja sama apik seluruh komponen bangsa, Budaya gotong royong merupakan bukan kepentingan golongan apalagi cerminan perilaku yang menjadi ciri perseorangan. Dengan kata lain, khas bangsa Indonesia sejak zaman kemerdekaan yang dikumandangkan dahulu. Bilamana dilakukan kajian pada 17 Agustus 1945 merupakan upaya di seluruh wilayah Indonesia, akan bersama seluruh elemen bangsa yang ditemukan praktik gotong royong mengedepankan kepentingan bersama tersebut dengan berbagai macam ketimbang kelompok, golongan istilah dan bentuknya, baik sebagai nilai atau individual. Upaya bersama itu maupun sebagai perilaku. kemudian kita sebut sebagai gotong royong yang merupakan wujud nyata Bagi bangsa Indonesia, gotong dari nasionalisme dan patriotisme yang royong tidak hanya bermakna sebagai dimiliki segenap warga bangsa dalam perilaku, sebagaimana pengertian yang perjuangan mereka. dikemukakan sebelumnya, namun

34 indonesia zamrud toleransi Sebelum era Kebangkitan Nasional, pembacaan Teks Proklamasi melalui perjuangan melawan penjajah masih pemancar luar negeri di Studio Djakarta tersekat pada suku dan golongan masing- Hosyo Kioko. Meski tidak berhasil, para masing, belum terpusat dikarenakan pemuda tak patah semangat. Adam belum ada ideologi pemersatu. Malik lantas berangkat ke Kantor Berita Dengan perkataan lain, perjuangan Domei untuk mencari kemungkinan kala itu masih bersifat kedaerahan, pembacaan Teks Proklamasi dapat bergantung kepada pemimpin, belum disiarkan secara langsung. Hasilnya, terorganisasi dengan tujuan perjuangan Kemerdekaan Indonesia menjadi yang jelas. Selanjutnya, ketika era berita resmi Kantor Berita Domei ke Kebangkitan Nasional tiba, perlawanan semua cabang di Indonesia dan luar terhadap musuh mulai dilakukan negeri. Tak ketinggalan, para seniman secara terorganisasi. Pendirian Jakarta yang bermarkas di Pasar Senen organisasi Budi Utomo pada 20 Mei membuat poster dan tulisan-tulisan 1908 merupakan titik mula munculnya (mural) di berbagai tempat, termasuk pergerakan nasional di Indonesia serta dinding kota dan kereta api, untuk lahirnya kesadaran bersama untuk menyebarkan berita Proklamasi. memperjuangkan nasib dan masa depan bangsa. Sejak itu, gotong royong menjadi Tidak berhenti di situ, para nafas dari setiap langkah dan upaya aktivis pemuda masa itu yang kerap setiap warga bangsa demi mewujudkan berkumpul di Jalan Menteng 31 masa depan Indonesia yang lebih baik. bergotong royong menyebarkan berita gembira berupa stensilan Teks Dalam momen-momen penting Proklamasi itu ke pelosok negeri perjalanan sejarah bangsa Indonesia, hingga dunia. Di antara para aktivis sebagaimana ditulis Yudi Latif dalam itu, misalnya, ada anggota Barisan karyanya Mata Air Keteladanan: Pemuda Gerindo, M. Zaelani, yang Pancasila dalam Perbuatan (2014), jiwa siap dikirim ke Sumatra dan juga gotong royong telah menjelma sebagai Masri yang berangkat ke Kalimantan, ruh dari setiap rangkaian rencana dan serta sejumlah pemuda lain yang tindakan para pendiri bangsa. Proses dikirim ke Sulawesi dan Jawa. Misi penyusunan Teks Proklamasi, misalnya, membawa berita gembira itu tentu ditulis langsung oleh Bung Karno, saja harus melalui perjalanan yang namun didiktekan oleh Bung Hatta kurang nyaman. Namun, semangat untuk selanjutnya diketik oleh Sayuti gotong royong yang telah merasuki jiwa Melik, wartawan asal Yogyakarta (Latif mereka telah mengalahkan semuanya. 2014: 304) Para tokoh bangsa lintas etnis Semangat gotong royong pun dan iman, dari kalangan sipil dan tampak dalam upaya para pemuda militer, pun ikut terus memupuk menyiarkan secara langsung semangat gotong royong sebagaimana

35 akar toleransi indonesia ditunjukkan selama era revolusi dia adalah salah satu menteri yang kemerdekaan di Yogyakarta. memiliki hubungan paling dekat Semangat kebersamaan dengan dengan Sukarno selama di Yogyakarta mengesampingkan perbedaan (Latif 2014: 310) agama, ras, suku, bahasa menjadikan Yogyakarta sebagai miniatur Indonesia Selain itu, sistem pertahanan di tanah Jawa. Para tokoh agama dan bela negara juga didasarkan dengan latar pandangan berbeda pada semangat gotong royong seperti Ki Bagoes Hadikoesoemo segenap komponen bangsa melalui (Muhammadiyah), K.H. Wahid Hasjim kemanunggalan antara rakyat (Nahdlatul Ulama), Mohammad dan tentara, yang dikenal dengan Natsir (Persatuan Islam), Sayyid Shah Sistem Pertahanan dan Keamanan Muhammad Al-Jaeni (Ahmadiyah), Rakyat Semesta (Sishankamrata). I.J. Kasimo (Katolik) begitu apik Dengan peralatan terbatas dan membangun pergaulan dan pasukan yang kurang terlatih dan komunikasi untuk Indonesia yang lebih teratur, sistem ini dilahirkan untuk besar (Latif 2014: 305–307). menghadang serangan musuh. Sejarah menunjukkan, berkat semangat Perbedaan pandangan dan gotong royong mengembangkan keyakinan agama serta pendapat Sishankamrata, Belanda yang politik tidak membuat mereka bermodalkan senjata canggih dan saling menjatuhkan, apalagi saling tentara yang terlatih dibuat kocar- melenyapkan. Perbedaan telah kacir sehingga memaksa pemerintah menjadikan mereka lebih kaya dan Belanda untuk kembali ke meja membuat keyakinan mereka menjadi perundingan. Melalui Konferensi Meja semakin kuat. Perbedaan tidak Bundar (KMB), pemerintah Belanda menjadi alasan bagi mereka untuk akhirnya mengakui kedaulatan saling mencaci, saling membenci, Indonesia pada 27 Desember 1949. tidak menghormati dan tidak bergaul sebagai sesama ciptaan Tuhan. Gotong Royong dalam Praktik Tengok saja pengakuan Mohammad Natsir selama tinggal di Yogyakarta Sukarno menggunakan istilah ketika era revolusi kemerdekaan. gotong royong untuk menegakkan Polemik dan perbedaannya dengan etos persatuan pada masa Demokrasi Sukarno menyangkut Dasar Negara Terpimpin (1959–1965). Pada sebuah telah diketahui publik luas. Namun, pidato tertanggal 1 Juni 1945, Sukarno perbedaan pandangan yang sangat menegaskan bahwa gotong royong tajam antara tahun 1930-an itu dia merupakan intipati Pancasila setelah lupakan ketika panggilan revolusi harus diperas sedemikian rupa. Mengutip diutamakan. Bahkan Natsir mengakui, langsung pidato Sukarno, dia mengatakan,

36 indonesia zamrud toleransi Gotong royong merupakan budaya yang tulen, yaitu perkataan “gotong berlangsung sejak dulu di bumi Nusantara. royong”. Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong Sumber: Ida Bagus Putra Adnyana, Bali: royong! Ancient Rites in the Digital Age (Indonesia: Gotong royong merupakan paham BAB Publishing, 2016), h. 21. yang dinamis, lebih dinamis dari “kekeluargaan”, kata Sukarno, Sebagaimana tadi telah saya Gotong royong adalah katakan, kita mendirikan negara pembantingan-tulang bersama, Indonesia, yang kita semua harus pemerasan-keringat bersama, mendukungnya. Semua buat semua! perjuangan bantu-binantu bersama. Bukan Kristen buat Indonesia, Amal semua buat kepentingan semua, bukan golongan Islam buat keringat semua buat kebahagiaan Indonesia, bukan Hadikoesoemo semua. Holopis-kuntul-baris buat buat Indonesia, bukan Van Eck kepentingan bersama. buat Indonesia, bukan Nitisemito Sebagai nilai budaya yang penting, yang kaya buat Indonesia, tetapi sebenarnya gotong royong sangat bagus Indonesia buat Indonesia, semua sejauh diberi makna yang luas dan buat semua! Jikalau saya peras dihayati dengan semangat persatuan yang lima menjadi tiga, dan yang yang benar. Pada 1930-an, Muhammad tiga menjadi satu, maka dapatlah Hatta—sebagaimana tertuang dalam saya satu perkataan Indonesia yang tulisannya di harian Daulat Rakjat, No. 75, tanggal 10 Oktober 1933— menggunakan istilah kolektivisme untuk merujuk pada konsep gotong royong yang menurutnya mengandung arti serupa. Tanda-tanda kolektivisme, kata Hatta, tampak pertama kali pada sifat “tolong-menolong” yang menjiwai setiap individu dalam masyarakat Nusantara. Kata Hatta, “Sifat ‘tolong- menolong’ itu menjadi satu tiang daripada pergaulan hidup Indonesia. Dan sifat itu berpengaruh pula atas caranya orang-orang di desa mengurus beberapa hal yang bersangkut dengan kebutuhan mereka. Keputusan dengan mufakat!” Lebih jauh, istilah ini dapat dipadankan dengan solidaritas, suatu

37 akar toleransi indonesia prinsip yang penting dalam mendirikan “Kamu datang ke dunia seorang diri negara di samping prinsip subsidiaritas. dan meninggalkan dunia seorang diri.” Meski kenyataannya tidak ada Dalam pengertian yang lebih seorang pun yang lahir ke dunia secara luas, kolektivisme adalah nilai di sendirian. Selalu ada ibu dan budaya mana masyarakat tergabung dalam komunitas yang menyertainya, bahkan sebuah ikatan kohesif. Di dalam ikatan mengantarnya hingga ke “tempat tersebut, setiap individu harus menjaga peristirahatan yang terakhir” (Gilbert loyalitas terhadap kelompoknya. Dalam 2013: 34). pengertian demikian, kolektivisme berarti perhatian individu terhadap Apa yang menjadi karakteristik masyarakat di mana ia berada (Latif dari individualisme adalah keyakinan 2011). implisit bahwa relasi sosial bukanlah pembentuk perseorangan dalam Kolektivisme atau gotong royong pengalamannya yang paling merupakan ciri khas masyarakat fundamental. Dengan kata lain, Indonesia. Praktik itu sangat mudah perseorangan tak dipandang sebagai dijumpai dalam kehidupan masyarakat produk relasi-relasi sosial. Relasi Indonesia yang kerap kali bersama- sosial adalah sesuatu yang terjadi sama mengerjakan atau menyelesaikan pada individu ketimbang sesuatu sesuatu, apa pun itu. Seorang kolektivis yang mendefinisikan identitas dan cenderung menjaga martabat dan mengoordinasikan eksistensi individu. perasaan antarsesama. Mengkritik dan Individu tidaklah dibentuk dan diubah mempermalukan seseorang di hadapan secara fundamental oleh relasi sosial. orang lain merupakan tindakan yang Karena itu, tetap sebagai pribadi yang tidak dapat diterima. Menghormati, otonom-independen. menghargai, dan berperilaku sopan santun merupakan nilai-nilai yang Berbeda dengan individualisme, terpenting dalam kolektivisme. Pancasila memandang bahwa dengan segala kemuliaan eksistensi dan hak Perlu ditekankan di sini, asasinya, setiap pribadi manusia penghormatan terhadap eksistensi tidaklah bisa berdiri sendiri terkucil perseorangan dan hak asasinya dari keberadaan yang lain. Setiap tidak berarti harus mengarah pada pribadi membentuk dan dibentuk individualisme. Individualisme oleh jaringan relasi sosial. Semua memandang bahwa manusia secara manusia, kecuali mereka yang hidup perseorangan merupakan unit dasar di bawah keadaan yang sangat luar dari seluruh pengalaman manusia. biasa, bergantung pada bentuk- Postulat dasar dari individualisme bentuk kerja sama dan kolaborasi adalah otonomi independen dari setiap dengan sesama yang memungkinkan pribadi. Ungkapan yang sangat terkenal manusia dapat mengembangkan dari individualisme menyatakan:

38 indonesia zamrud toleransi potensi kemanusiaannya dan dalam lain, mereka sengaja dibuat rentan mengamankan kondisi-kondisi material terhadap pemerasan, penindasan, dan dasar untuk melanjutkan kehidupan perlakuan sewenang-wenang lain oleh dan keturunannya. negara atau birokrasi negara. Tanpa kehadiran yang lain, manusia Dari berbagai contoh dan tidak akan pernah menjadi manusia paparan di atas, tidaklah berlebihan sepenuhnya. Kebajikan individu hanya jika mengatakan semangat gotong mencapai pertumbuhannya yang royong menunjukkan kekuatan dan optimum dalam kolektivitas yang baik. keampuhannya sebagai karakter bangsa Oleh karena itu, selain menjadi manusia dan memiliki pengaruh yang begitu yang baik, manusia harus membentuk dahsyat dalam kehidupan berbangsa kolektivitas yang baik. dan bernegara. Marilah kita terus bekerja bersama-sama mewujudkan Berikutnya, ketika Orde Baru satu kebaikan agar bisa dimanfaatkan memerintah, makna gotong royong dan dinikmati bukan oleh diri sendiri, bergeser dari pengertian sebelumnya melainkan bersama-sama. dan lebih diasosiasikan kepada istilah kekeluargaan. Gagasan ini digunakan Tak keliru pula jika Sukarno untuk menyukseskan berbagai menyebut gotong royong sebagai inti agenda pembangunan. Pada era ini, sari Pancasila, ruh pandangan hidup kekeluargaan diangkat ke permukaan bangsa Indonesia. Seperti dia katakan, dan dijadikan asas kehidupan berbangsa dan bernegara. Langkah Gotong royong menggambarkan ini dianggap keliru karena ternyata satu usaha, satu amal, satu pekerjaan menyuburkan praktik Korupsi, Kolusi, yang dinamakan anggota yang dan Nepotisme (KKN). Gagasan ini terhormat Soekardjo: satu karyo, satu kemudian merambat pada penguasaan gawe. Marilah kita menyelesaikan negara oleh segelintir kelompok dan karyo, gawe, pekerjaan, amal ini, golongan, termasuk keluarga. Dalam bersama-sama. praktik seperti ini, pemerintahan Orde Baru menerapkan sistem negara yang C. Inteligensia Indonesia sentralistik dan otoriter. Inteligensia Indonesia membentuk Dalam negara yang berteraskan fondasi kebangsaan Indonesia di mana kedaulatan keluarga, rakyat dan toleransi menjadi tulang punggungnya. orang yang berada di luar inner Inteligensia memainkan peran penting circle dianggap hanya sebagai dalam proses kebangsaan Indonesia penumpang dan dijaga agar tidak terutama dalam pembentukan tradisi menjadi orang dalam dengan cara “bertukar pikiran” dan memahami meminggirkan peran, kedudukan, dan dilema-dilema dalam hidup haknya untuk bersuara. Dengan kata bermasyarakat. Peranan inteligensia Indonesia


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook