Tabel diatas memiliki 2 jawaban: 1. PPMT (Angsuran pokok periode ke 2) 2. IPMT (Bunga periode ke 2) Gambar diatas adalah cara pengisian rumus pada kolom. (Ingat, tekan F4 agar alamat sel absolut). Penjelasan: • Saldo Awal = Rp 5.000.000 (sel X1) • Anuitas = Bunga (sel X6) + Angsuran pokok (sel Y7) • Bunga = Saldo Awal (sel W11) * Bunga per periode (sel X2) • Angsuran Pokok = Anuitas (Y9) – Bunga (X11) • Saldo Akhir = Saldo Awal (sel W11) – Angsuran pokok (sel Y11) • Saldo Awal periode ke 2 sama dengan saldo Akhir periode 1 (sel Z11) Setelah selesai, anda drag kebawah. Maka hasilnya akan seperti gambar dibawah ini 4. Rumus NPer (Jumlah Periode) Adalah jumlah periode dari suatu pinjaman/investasi terhadap nilai suatu asset. Formula: =NPer(Rate; -PMT; Pv; [FV]; [Type]) Keterangan: • Rate : besarnya bunga tiap periode • –PMT : nilai angsuran tetap/annuitas anda buat negatif, agar hasil akhir formula bernilai positif. • PV : nilai Present Value. • Nilai [FV] dan [Type] bersifat opsional artinya bisa anda abaikan jika tidak diperlukan. Hal 151 dari 172
Contoh: Yami membeli sebuah HP Samsung seharga Rp 5.000.000 secara kredit dengan bunga 10% pertahun. Yami membayar angsuran secara tetap sebesar Rp 1.577.354 Berapa tahun cicilan HP lunas? Tabel simulasi: Penjelasan tabel simulasi diatas: • Saldo Awal = 5000000 (sel AF1) • Anuitas = 1577354 (sel AF3) • Bunga = Saldo Awal (sel AE10) * Bunga per periode (sel AF2) • Angsuran Pokok = Anuitas (sel AG8) – (sel AF10) • Saldo Akhir = Saldo Awal (sel AE10) – Angsuran pokok (sel AG10) • Saldo Awal periode ke 2 sama dengan Saldo Akhir periode 1 (sel AH10) Setelah selesai, anda drag kebawah. Maka hasilnya akan seperti gambar dibawah ini Pada periode 4, saldo akhir Rp 0 ( Kredit HP lunas) Hal 152 dari 172
5. Rumus RATE (SUKU BUNGA) Untuk menentukan besarnya nilai bunga pinjaman/ investasi yang dihitung secara berkala dalam periode tertentu. Formula: =Rate(NPer; -PMT; PV; [FV]; [Type]; [Guess]) Keterangan: • NPer : jumlah periode • –PMT : nilai angsuran tetap/annuitas anda buat negatif. • PV : nilai Present Value. • [FV] dan [Type] bersifat opsional • Guess merupakan nilai terkaan, berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai Guess dihilangkan maka diasumsikan nilainya 10%. Contoh: Yami membeli sebuah HP Samsung seharga Rp 5.000.000 secara kredit dengan jangka waktu 3 tahun. Yami membayar angsuran secara tetap sebesar Rp 2.000.000. Berapa besar suku bunganya? Tabel simulasi: Penjelasan dari tabel simulasi diatas: • Saldo Awal = 5.000.000 (sel AN1) • Anuitas = 2.000.000 (sel AN3) • Bunga = Saldo Awal (sel AM10) * Besarnya Bunga (sel AN6) • Angsuran Pokok = Anuitas (sel AO8) – Bunga (sel AN10) • Saldo Akhir = Saldo Awal (sel AM10) – Angsuran Pokok (sel AO10) • Saldo awal periode ke 2 sama dengan Saldo akhir periode 1 (sel AP10) Setelah selesai, anda drag kebawah. Maka hasilnya akan seperti gambar dibawah ini Hal 153 dari 172
Kalau anda perhatikan rumus fungsi keuangan diatas: Future Value, Present Value, PMT, NPer, dan Rate sebenarnya memiliki prinsip dasar rumus yang sama, tergantung nilai apa yang anda cari. Ciri utama dari fungsi keuangan diatas adalah adanya angsuran tetap (anuitas) tiap periodenya pembayaranya. Untuk lebih memahami paparan diatas, penulis berikan beberapa contoh soal, dengan harapan anda bisa lebih memahami beberapa fungsi keuangan yang sederhana dan sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. LATIHAN SOAL BUAT TABEL KEUANGAN 1. Ahmad merencanakan pada tahun ke 5 memiliki uang sejumlah 200 juta dengan cara menabung 25 juta per tahun, pada suatu bank yang menawarkan suku bunga konstan sebesar 5,5% pertahun. Berapa jumlah uang yang harus ia ditabung pada awal tahun untuk mencapai jumlah yang diinginkan tersebut? 2. Pinjaman saat ini Rp 25.000.000 dengan bunga 4% pertahun. Diangsur dengan sistem anuitas perbulan selama 3 tahun. Berapa Angsuran tetap yang harus dibayarkan perbulannya? Berapa bunga dan angsuran pokok yang dibayar pada periode bulan ke -20? 3. Suzana meminjam uang sejumlah Rp 50 juta yang diangsur sebanyak 40 bulan. Jika nilai setiap angsuran adalah 1,5 juta perbulan, berapa tingkat suku bunga yang berlaku? Berapa jumlah total uang yang digunakan untuk melunasi pinjaman? 4. Pinjaman awal sebesar Rp 25 juta, dengan angsuran tetap Rp 960 ribu perbulan. Suku bunga yang diberlakukan 15% pertahun. Berapa bulan waktu yang digunakan untuk melunasi pinjamanya? Berapa uang yang tersisa pada akhir periode pelunasan? 5. Seseorang saat ini mendepositokan uang sebesar 50 juta dengan tingkat suku bunga sebesar 7,5% per tahun. Selanjutnya setiap awal tahun ia menambahkan depositonya sebesar 2,5 juta maka berapa jumlah uang akan diterima pada akhir tahun ke 5 saat ia mencairkan deposito tersebut? 6. Toko aksesoris HP meminjam uang dari BPR sebesar Rp. 100.000.000 dengan tingkat bunga 7% per tahun, untuk jangka waktu 2 tahun. Cicilan dibayar tiap bulan dengan menggunakan Annuitas. Hitunglah berapa jumlah yang harus dibayarkan oleh kreditur tersebut, untuk melunasi pinjaman beserta bunganya ? CARA MEMBUAT TABEL ANGSURAN KREDIT FLAT DENGAN MICROSOFT EXCEL Angsuran Kredit adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian kredit yang telah disepakati oleh Debitur dengan pihak pemberi kredit (bank, pembiayaan dan atau lembaga keuangan lainnya). Biasanya dalam sistem yang digunakan oleh pemberi kredit, sudah terdapat program yang langsung bisa dicetak. Namun selain itu dapat dibuat secara sederhana menggunakan Excel. Untuk kali ini akan diuraikan cara membuat angsuran kredit dengan suku bunga flat, sebagai berikut: 1. Buka Microsoft Excel dan buatlah kolom tabel minimal memuat: \"Kolom_Angsuran_Ke, Angsuran_Pokok, Angsuran_Bunga, Jumlah_Angsuran, Saldo_Pokok (Baki_Debet). Misalkan seperti pada gambar berikut: 2. Buatkan Rumus Sederhana di bawah Kolom Tersebut Perlu diingat bahwa: Plafond (P), Suku Bunga (Sb), Jangka Waktu (Jw), Provisi (Pr), Biaya Transaksi (Bt) Sehingga: • Angsuran Pokok = Plafond / Jangka Waktu Kredit atau AP = P / Jw • Angsuran Bunga = Plafond x Suku Bunga atau AB = P x Sb • Jumlah Angsuran = Angsuran Pokok + Angsuran Bunga atau JA = AP + AB • Provisi = Plafond x %Provisi atau Pr = P x %Pr • By. Transaksi = Plafond x %Biaya Transaksi atau Bt = P x %Bt Hal 154 dari 172
3. Selanjutnya masukkan rumus tersebut pada baris dibawahnya, hasilnya akan seperti dibawah ini Catatan: Nama Kolom atau unsur-unsur dalam tabel daftar angsuran tersebut dapat disesuaikan dengan keinginan masing-masing CARA HITUNG SUKU BUNGA EFEKTIF DAN TABEL ANGSURAN KREDITNYA DENGAN EXCEL Berikut cara menghitung angsuran dengan suku bunga efektif dan cara membuat tabel angsuran menggunakan microsoft excel. Namun sebelumnya, perlu kita ingat kembali bahwa bunga efektif adalah bunga yang sifatnya menurun, semakin lama akan semakin kecil angsuran bunganya. Suku bunga efektif dihitung dengan dasar saldo (baki debet) dari pinjaman berdasarkan angsuran secara kontuinitas. Sementara angsuran pokoknya tetap selama jangka waktu kredit. Adapun rumus umum yang digunakan dalam menghitung suku bunga efektif adalah: Rumus Menghitung Angsuran Bunga Efektif : = Saldo Sebelumnya x Suku Bunga Misalkan: Plafond = Rp. 5.000.000 Jangka Waktu = 12 Bulan Suku Bunga = 1,5% Maka: Catatan: Angsuran pokok untuk perhitungan suku bunga efektif adalah tetap (sama) = Plafond / Jangka Waktu= Rp. 5.000.000 / 12 = Rp. 416.667,- Jadi Angsuran Pokoknya dari awal sampai akhir jangka waktu tetap Sebesar Rp. 416.667,- Hal 155 dari 172
Angsuran Ke-1 Angsuran Ke-2: Angsuran Bunga ke-1: Angsuran Bunga ke-2: = Saldo ke-0 x suku bunga = Saldo ke-1 x suku bunga = Rp. 5.000.000 x 1,5% = Rp. 4.483.333 x 1,5% = Rp. 75.000 = Rp. 68.750 Jadi Angsuran ke-1: Jadi Angsuran Ke-2: = Angs. Pokok ke 1 + Angs. Pokok ke-1 = Angs. Bunga ke-2 + Angs. Pokok Ke-2 = Rp. 416.667 + Rp. 75.000 = Rp. 68.750 + Rp. 416.667 = Rp. 491.667 = Rp. 485.417 dan Saldo ke-1: dan Saldo ke-2 menjadi: = Saldo 0 - Angs. Pokok ke-1 = Saldo ke-1 - Angs. Pokok ke-2 = Rp. 5.000.000 - Rp. 416.667 = Rp. 4.483.333 - Rp. 416.667 = Rp. 4.583.333 = Rp. 4.166.667 Untuk angsuran ke-3 dan seterusnya, caranya sama dengan di atas. Sebagai ilustrasi bisa dilihat pada tabel berikut: Langkah-langkah pembuatan tabel angsuran kredit bunga efektif pada microsoft excel: 1. Buka Microsoft Excel dan Tentukan besarnya plafond kredit, jangka waktu dan suku bunga efektinya. 2. Buatlah kolom judul tabel angsuran paling sedikit memuat: [No_Angsuran], [Angs_Pokok], [Angs_Bunga], dan [Baki_Debet] 3. Untuk memudahkan pembacaan dan perhitungan dibawah kolom judul tadi buatlah rumus sederhananya, seperti di bawah ini: 4. Isilah masing-masing baris kolom dengan rumus tadi, cukup pada baris ke-1. Jangan lupa untuk memberikan tanda \"$\" misal \"$C$1\" pada cell tertentu yang digunakan secara berulang. Maksudnya adalah untuk mengunci cell tersebut agar tidak berpindah. Ini dimaksudkan agar pada saat melakukan drag atau penarikan rumusnya tetap berada pada cell tersebut. Hal 156 dari 172
5. Lakukan drag. Caranya dengan melakukan blok pada cell yang telah diletakkan rumus tadi. Pada cell yang sudah diblok. Perhatikan pada bagian akhir sudut bawah, letakkan cursor disana sehingga muncul tanda (+). Klik dan tahan, kemudian tarik ke bawah dan lepaskan. Maka rumus yang telah dibuat pada cell tadi akan berfungsi pada cell dibawahnya. Hasilnya akan sama dengan tabel di atas. Untuk menghitung angsuran kredit dengan sistem bunga anuitas tidak jauh beda dengan sistem bunga efektif. Bunga anuitas sebenarnya adalah hasil perpaduan dari kedua bunga tersebut, yaitu sistem bunga flat dan sistem bunga efektif. Sistem efektifnya diterapkan pada pembayaran bunga yang semakin menurun dan pokok yang semakin bertambah. Sistem flatnya diadopsi dengan angsuran yang tetap selama jangka waktu kredit. Untuk menghitung sistem bunga anuitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: Cara 1: Angsuran = Angsuran Pokok + Angsuran Bunga Atau: Angsuran = Plafond x SukuBunga x 1 /(1 - (1 / ((1 + SukuBunga) ^ JangkaWaktu))) Dimana: Angsuran Bunga = Saldo Awal x Suku Bunga Angsuran Pokok = Angsuran - Angsuran Bunga Contoh: Plafon Kredit = 5.000.000 Jangka Waktu = 12 bulan Suku Bunga = 1,5% Maka: Hal 157 dari 172
Jumlah angsuran: = Plafond x SukuBunga x 1 /(1 - (1 / ((1 + SukuBunga) ^ JangkaWaktu))) = 5.000.000 x 1,5% x 1 / (1 - (1 / (( 1 + 1,5%) ^ 12))) = 5.000.000 x 1,5% x (1 / (1 - (1 / 1,20))) = 5.000.000 x 1,5% x (1 / (1 - 0,84)) = 5.000.000 x 1,5% x (1 / 0,16) = 5.000.000 x 1,5% x 6,11 = 458.400 Catatan: Jumlah Angsuran akan sama setiap bulannya hingga akhir masa kredit sebesar Rp. 458.400 Angsuran ke-1: Angsuran Bunga ke-2: Angsuran Bunga ke-1: = Saldo ke-1 x Suku Bunga = Saldo ke-0 x Suku Bunga = 4.616.600 x 1,5% = 5.000.000 x 1,5% = 69.249 = 75.000 Angsuran Pokok ke-1: Angsuran Pokok ke-2: = Angsuran - Angs. Bunga ke-1 = Angsuran - Angs. Bunga ke-2 = 458.400 - 75.000 = 458.400 - 69.249 = 383.400 = 389.151 Sehingga Saldo ke-1: Sehingga saldo ke-2: = Saldo ke-0 - Angs. Pokok ke-1 = Saldo ke-1 - angs. Pokok ke-2 = 5.000.000 - 383.400 = 4.616.600 - 389.151 = 4.616.600 = 4.227.449 Untuk angsuran selanjutnya sama dengan Angsuran ke-2: rumus diatas. Cara 2: Menggunakan Rumus/ Fungsi Excel Plafon Kredit = 5.000.000 Jangka Waktu = 12 bulan Suku Bunga = 1,5% Maka: Angsuran = PMT(SukuBunga; JangkaWaktu; -Plafond) Angs. Pokok = PPMT(SukuBunga; Angs. Ke-n; JangkaWaktu; -Plafond) Hal 158 dari 172
Angs. Bunga = IPMT(SukuBunga; Angs. Ke-n; JangkaWaktu; -Plafond) Sehingga: Angsuran: = PMT(SukuBunga; JangkaWaktu; -Plafond) = PMT(12%;12;-5.000.000) = 458.400 Angsuran Pokok ke-1: = PPMT(SukuBunga; Angs. Ke-1; JangkaWaktu; -Plafond) = PPMT(1,5%;1;12;-5.000.000) = 383.400- Angsuran Pokok ke-2: = PPMT(SukuBunga; Angs. Ke-2; JangkaWaktu; -Plafond) = PPMT(1,5%;2;12;-5.000.000) = 389.151 Angsuran Pokok ke-3: = PPMT(SukuBunga; Angs. Ke-3; JangkaWaktu; -Plafond) = PPMT(1,5%;3;12;-5.000.000) = 394.988 Dan seterusnya untuk angsuran ke-4, 5, 6 s.d 12 Sementara Bunga: Angsuran Bunga ke-1: = IPMT(SukuBunga; Angs. Ke-1; JangkaWaktu; -Plafond) = IPMT(1,5%;1;12;-5.000.000) = 75.000 Angsuran Bunga ke-2: = IPMT(SukuBunga; Angs. Ke-2; JangkaWaktu; -Plafond) = IPMT(1,5%;2;12;-5.000.000) = 69.249 Angsuran Bunga ke-3: = IPMT(SukuBunga; Angs. Ke-3; JangkaWaktu; -Plafond) = IPMT(1,5%;3;12;-5.000.000) = 63.412 Dan seterusnya untuk angsuran bunga ke-4 s.d ke-12. CARA MENGHITUNG PENYISIHAN PENGHAPUSAN PRODUKTIF (PPAP) KREDIT BPR MENGGUNAKAN RUMUS EXCELL Berikut cara menghitung PPAP Kredit di BPR dengan menggunakan rumus excell: 1. Buatlah tabel kredit dengan komponen minimal berisi: a) Kolom Baki Debet b) Kolom Nilai Jaminan c) Kolom Kolektibilitas d) Kolom PPAP Berikut adalah contoh gambar nya : Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 159 dari 172
2. Masukkan data-data kredit pada kolom tersebut. Misalkan seperti gambar dibawah 3. Masukkan rumus berikut pada kolom PPAP Dalam hal ini kolom yang akan dipasangkan rumus adalah sel D2, sel D3, sel D4 dan sel D5. Yang perlu anda ingat adalah rumus perhitungan PPAP jika lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Untuk kasus ini, akan menggunakan rumus \"IF\" untuk menggabungkan keempat rumus tersebut untuk menghasilkan angka pada kolom PPAP. Berikut rumusnya: INGAT : untuk memulai rumus pada excell diawali dengan tanda \"=\" Rumus Dasarnya seperti ini: Sel D2 = A2*0.5% Sel D3 = (A3-B3)*10% Sel D4 = (A4-B4)*50% Sel D5 = (A5-B5)*100% Apabila kita memasukkan rumus tersebut pada setiap kolom tentu akan repot. Bagaimana cara membuat satu rumus untuk keseluruhan data yang ada ? Salah satu caranya dengan dengan menggunakan rumus \"IF\" pada kolom teratas. Untuk kolom selanjutnya tinggal melakukan copy paste (autofill) pada kolom yang telah dibuatkan rumus dan dipaste pada seluruh baris kolom yang masih kosong. Atau dapat pula melakukan drag kolom yang berisi rumus hingga pada akhir baris pada kolom yang akan dicari angkanya. Rumusnya (misal untuk kolom sel D2): =if(C2=1;A2*0.5%;if(C2=2;(A2-B2)*10%;if(C2=3;(A2-B2)*50%;if(C2=4;(A2-B2)*100%)))) Artinya: Jika benar baris C2 nilainya 1 maka nilai D2 adalah hasil perkalian A2*0.5%, selanjutnya jika C2 nilainya 2 maka nilai D2 adalah hasil perkalian dari (A2-B2)*10%, maka hasilnya (A2-B2)*10% dan seterusnya. Hasil (maka PPAP Kredit): Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 160 dari 172
Untuk tingkat lanjut: Bagaimana apabila nilai jaminan lebih besar dari Baki debet? Jawabnya tentu kembali kepada aturan PPAP dimana apabila nilai jaminan kredit pengurang PPAP lebih besar atau sama dengan Baki debet maka nilai PPAPnya adalah 0. Sehingga apabila menggunakan rumus di atas maka akan didapatkan nilai PPAP yang bernilai (-). Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam rumus ditambahkan satu rumus if. Perhatikan gambar berikut dimana baris 2 menggunakan rumus di bawah dan baris 3 menggunakan rumus di atas. Rumus perhitungan PPAP Kredit di BPR dengan excell (rumus 1): =if(B>A;0;if(C2=1;A2*0.5%;if(C2=2;(A2-B2)*10%;if(C2=3;(A2-B2)*50%;if(C2=4;(A2-B2)*100%)))))) d) Rumus Kelayakan Investasi 1. Analisa PAYBACK PERIODE Dengan Rumus COUNTIF di Excel Secara umum Payback Period adalah jangka waktu pengembalian nilai investasi melalui penerimaan kas bersih dalam sebuah periode yang telah ditentukan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Payback Period akan menunjukan sebuah angka tahun sebagai ukuran dalam pengembalian sebuah investasi. Data yang diperlukan dalam menghitung Payback Period adalah :Total penerimaan kas bersih/netto dari sebuah unit usaha atau investasi. Nilai kas bersih adalah hasil penjualan setelah dikurangi dengan harga pokok dan biaya-biaya usaha. Payback Period penting untuk untuk diketahui sebelum kita menjalankan sebuah proyek atau usaha baru. Semakin pendek waktu pengembalian investasi maka akan semakin cepat perputaran kas dalam usaha yang akan dijalankan. Cara Menghitung Payback Periode Dalam Excel Untuk menghitung Payback Period ada 3 unsur yang harus diketahui nilainya terlebih dahulu, yaitu : 1. Nilai investasi awal, 2. Nilai arus kas per tahun dan 3. Jangka waktu investasi. Setelah 3 unsur tersebut diketahui maka kita bisa menghitung nilai Payback Period untuk investasi tersebut. Secara umum rumus untuk menghitung Payback Period adalah sebagai berikut: Payback Period=n+(a-b)/(c-b)x1Tahun n : Tahun terakhir yang poisis nilai kumulatif cashflownya masih negatif a : Nilai investasi awal b : Jumlah kumulatif nilai cashflow pada tahun ke-n c : Jumlah kumulatif cashflow pada tahun ke n+1 Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 161 dari 172
Sedangkan jika nilai arus kas setiap tahun diperoleh dengan nilai yang sama maka rumusnya menjadi sebagai berikut : Payback Period=(Investasi awal/arus kas)x1 tahun Investasi awal : merupakan nilai investasi awal yang dibayarkan dalam sebuah proyek yang akan dijalankan. Arus kas : nilai penerimaan kas bersih setiap tahun dalam waktu investasi tersebut dijalankan. Dari hasil analisa Payback Period tersebut dapat digunakan sebagai referensi untuk mengambil keputusan sebagai berikut : 1. Jika terdapat dua proyek atau lebih maka yang paling bagus adalah memiliki Payback Period lebih kecil. 2. Investasi yang dbandingkan tersebut dalam point pertama memiliki tingkat resiko yang sama. 3. Jika tingkat resiko dari Investasi berbeda - beda maka Payback Period tidak bisa dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan arena harus juga melihat indikator investasi lainnya. Urutan untuk menghitung Payback Period ini adalah didahului dengan : 1. Menghitung total pendapatan kotor yang akan diterima selama jangka waktu investasi. 2. Menghitung Harga Pokok Penjualan (Jika bidang usaha bukan dalam bentuk perusahaan jasa , misalnya perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur). 3. Menghitung laba kotor yaitu Nilai penjualan dikurangi dengan Harga Pokok 4. Menghitung biaya - biaya yang akan muncul selama investasi berjalan. 5. Menghitung arus kas bersih dari investasi tersebut. 6. Menghitung berapa Payback Period untuk investasi yang akan dijalankan tersebut. Contoh penghitungan Payback Period : “Diasumsikan terdapat sebuah pengajuan proyek dengan nilai investasi sebesar 500 juta. Jangka waktu untuk proyek investasi tersebut adalah 5 tahun dengan kondisi bahwa nilai investasi dibayarkan pada awal dari jangka waktu investasi tersebut.” Untuk menghitungnya silahkan perhatikan gambar dibawah ini : Dalam gambar tersebut terlihat bahwa nilai 500 juta dihitung dari awal periode investasi atau dari tahun ke-0. Net cashflow mulai masuk dari tahun pertama sebesar 85 juta, tahun kedua sebesar 130 juta dan seterusnya. Ada dua perhitungan yang dilakukan sebelum mendapatkan nilai Payback Period yaitu menghitung kumulatif Net Cashflow dan juga menghitung Index cashflow positif. 1) Menghitung Cumulative net cashflow Cumulative net cashflow adalah total sisa dari nila investasi setelah dikurangi dengan total net cashflow yang diterima. • Untuk cell C6 gunakan rumus sebagai berikut : =B5+C5 • Sedangkan untuk cell D6 masukan rumus sebagai berikut : =C6+D5 • Untuk cell E6 sampai dengan G6 silahkan copy pastekan rumus yang terdapat dalam cell D6. Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 162 dari 172
• Hasil dari rumus yang dibuat ini akan terlihat seperti pada gambar baris ke-6 atau range C6:G6. 2) Menghitung Index untuk cashflow yang bernilai positif. Ini dilakukan untuk melakukan asumsi dari kelebihan positif cashflow ada pada bulan keberapa ditahun yang bersangkutan. • Rumus yang digunakan untuk cell C7 adalah sebagai berikut : =IF(C6<0;0;ABS(B6/C5)) • Untuk cell D7 sampai dengan cell G7 silahkan copy pastekan rumus tersebut diatas dan hasilnya akan terlihat seperti pada gambar range C7:G7. 3) Menghitung ditahun keberapa cashflow telah memiliki nilai yang positif. Untuk menghitung Positif Cashflow ini gunakan rumus sebagai berikut : =COUNTIF(C6:G6;\"<\"&0) Hasil dari rumus tersebut terlihat dalam cell B10 dengan nilai 3. Ini artinya proyek tersebut akan mempunyai nilai cashflow yang positif dimulai dari tahun yang ke-3. 4) Menghitung Payback Period dari proyek tersebut. Dalam perhitungan positif cashflow nilai yang muncul adalah tahun ke-3. Masalahnya adalah dibulan keberapa dalam tahun tersebut cashflow akan mulai mempunyai nilai yang positif ?. Untuk menghitung ini saya akan menggunakan Payback Period dengan rumus sebagai berikut : =COUNTIF(C6:G6;\"<\"&0)+INDEX(C7:G7;;COUNTIF(C6:G6;\"<\"&0)+1) Hasilnya akan terlihat dalam cell B11 dengan nilai adalah 3,65 atau 3 Tahun 7 Bulan. Membandingkan Hasil Payback Period Rumus Excel Dengan Manual Setelah kita melihat contoh perhitungan dengan menggunakan rumus Excel maka tidak ada salahnya saya juga mencoba menghitung Payback Period tersebut dengan rumus manual. Tujuannya adalah sebagai pembanding dari hasil yang dihitung oleh rumus Excel tersebut. Untuk menghitungnya kita akan menggunakan rumus Payback Period diatas, dengan data yang diketahui adalah sebagi berikut : • n = 3 (tahun terakhir yang kumulatif cashflownya masih negatif, lihat gambar diatas) • a = 500.000 (jumlah investasi awal) • b = 380.000 (85.000+130.000+165.000) • c = 565.000 (85.000+130.000+165.000+185.000) Dengan nilai - nilai tersebut maka didapatkan perhitungan sebagai berikut : = 3+(500.000-380.000)/(565.000-380.000) = 3+(120.000)/(185.000) = 3+0.64 = 3.64 Dari rincian perhitungan diatas maka Payback Periodnya adalah 3.64 atau 3 Tahun 7 Bulan. Seperti terlihat dalam dua perhitungan diatas maka hasilnya adalah sama sehingga dua pola ini sama- sama bisa digunakan untuk menghitung Payback Period. 2. Analisa Tingkat Pengembalian Internal Dengan Rumus IRR (Internal Rate Return) di Excel IRR merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah usaha yaitu discount rate yang akan menjadi Present Value dari kas masuk yang sama dengan investasi awal. IRR ini digunakan untuk mencari peringkat pada beberapa penawaran investasi yang akan kita jalankan. Investasi yang akan kita pilih adalah Investasi yang memiliki nilai IRR paling tinggi tetapi tentu IRR bukan hanya satu - satunya faktor yang akan menentukan pilihan dalam investasi. Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 163 dari 172
IRR sering digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian internal dari arus kas dalam sebuah investasi. Dalam investasi tentu hal utama yang paling dicari adalah cara untuk memaksimalkan laba atau keuangan dan meminimalisir terjadinya resiko atas dana yang sudah diinvestasikan. Data yang dapat digunakan untuk menganalisis keuntungan dan juga resiko dalam sebuah investasi adalah arus kas. Dalam arus kas terdapat dua unsur yang harus diperhatikan yaitu arus kas positif dan arus kas negatif. • Arus kas positif adalah kas masuk atau penerimaan dana sedangkan • Arus kas negatif adalah pengeluaran kas yang dipergunakan untuk membiayai sebuah usaha. Menggunakan Rumus IRR Dalam Microsoft Excel Microsoft Excel telah menyediakn rumus IRR yang dapat digunakan dengan mudah secara langsung. Selain dengan Excel tentu IRR ini bisa juga dihitung secara manual sehingga pilihan ini dikembalikan kepada kita mana yang kira - kira lebih mudah. Perlu diketahui bahwa nilai untuk arus kas ini tidak harus genap setiap periodenya karena IRR akan menghitung keseluruhan nilai dalam arus kas dari periode awal sampai dengan periode yang dibutuhkan nilai IRR nya. Syntax dasar Fungsi IRR : =IRR(values;[guess]) • values = merupakan array atau referensi nilai yang berisi angka yang sumbernya berasal dari arus kas. IRR menggunakan urutan dalam menghitungnya sehingga kita harus memastikan urutan nilai arus kas sesuai dengan tahun berjalan investasi tersebut. • guess = merupakan perkiraan angka yang paling mendekati terhadap hasil perhitungan IRR tersebut. Guess ini bersifat optional sehingga boleh untuk dikosongkan ataupun diisi dengan angka tertentu. Jika guess dikosongkan maka nilai tersebut akan diasumsikan sebesar 10% atau 0,1. Jika perhitungan IRR tidak bisa menemukan kedalam nilai yang paling mendekati maka Excel akan memberikan nilai error #NUM!. Contoh Menghitung IRR Dengan Rumus Dalam Excel Silahkan perhatikan gambar berikut ini : Dalam gambar tersebut terlihat bahwa investasi yang dilakukan pada awal tahun ke-1 menghabiskan dana sebesar 100.000. Profit yang masuk dari tahuan pertama sampai dengan tahun ke- 5 adalah 5.000, 30.000, 50.000, 60.000 dan 80.000. Untuk penghitungan IRR dibagi menjadi dua periode yaitu untuk Tahun ke-3 dan Tahun ke-5. • Penghitungan IRR untuk tahun ke-3 adalah -6,2% dan rumus yang saya gunakan pada cell B8 adalah sebagai berikut : =IRR(B5:E5) Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 164 dari 172
• Penghitungan IRR untuk Tahun ke-5 adalah sebesar 24,9% dan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : =IRR(B5:G5) Dari hasil IRR tersebut dapat disimpulkan bahwa atas dana yang kita investasikan sebesar 100.000 harus dijalankan dengan jangka waktu minimal 5 tahun untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Jika investasi ini akan dijalankan hanya tiga tahun maka sudah jelas investasi tersebut tidak perlu dijalankan karena nilai IRR masih ada dalam kondisi negatif. Seperti yang telah saya sampaikan bahwa IRR merupakan salah satu dari beberapa indikator yang dapat menentukan atau melihat perjalanan sebuah investasi yang akan dijalankan. Tentu dengan besarnya dana yang kita keluarkan dalam sebuah investasi kitapun tidak ingn mengalamai kerugian. 3. Analisa Break Event Point (BEP) Dengan Rumus Dalam Microsoft Excel Break Even Point atau BEP adalah sebuah titik atau nilai dimana jumlah pendapatan akan sama dengan modal atau investasi yang dikeluarkan. Jadi, pada saat investasi mencapai titik BEP maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian ataupun telah bisa mengembalikan nilai investasi awal. Istilah lainnya dari Break Even Point adalah modal yang dikeluarkan untuk sebuah investasi sama dengan nilai pendapatan. Tetapi perlu dicatat bahwa kondisi tersebut baru bisa mengembalikan modal saja atau belum mendapatkan keuntungan. Menghitung BEP Dengan Rumus Excel Jika kita akan memulai sebuah usaha maka perhitungan BEP ini sangat diperlukan sebagai dasar untuk menganalisa berapa minimal pendapatan atau minimal jumlah produksi barang yang harus dijalankan. Biasanya dalam membuka sebuah usaha baru pasti kita akan menghitung modal awal yang diperlukan. BEP ini akan menghitung berapa unit dan juga penjualan yang dibutuhkan dalam membuka usaha sampai dengan nilai modal awal tersebut dapat dikembalikan. Setelah modal tersebut dapat dikembalikan maka kita akan mulai mendapatkan keuntungan dalam usaha tersebut. Break Even Point terdiri dari dua jenis yaitu : 1) BEP untuk menghitung unit barang dan 2) BEP untuk menghitung jumlah uang. • BEP per unit dihitung untuk mengetahui berapa unit barang tersebut harus dijual supaya mencapai nilai BEP. • Perhitungan BEP berdasarkan rupiah untuk menghitung berapa nilai penjualan yang harus didapatkan untuk mencapai titik BEP. Dua perhitungan ini perlu untuk dilakukan karena berkaitan dengan biaya - biaya penjualan seperti pemberian diskon kepada customer atau pemberian komisi penjualan kepada salesman. Misalnya jika nilai BEP terhadap barang adalah 41 unit maka kita bisa memberikan komisi lebih kepada salesman atau diskonkepada pembeli untuk penjualan diatas 41 unit. Secara umum rumus BEP yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1) BEP unit barang = Biaya Tetap / (Harga per unit - Biaya variable per unit) 2) BEP uang = Biaya tetap / (Margin per unit / Harga per unit) • Fixed Cost atau Biaya Tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin atau tetap setiap bulan. Contoh dari biaya tetap misalnya gaji karyawan, listrik, telepon, air, sewa tempat usaha dan peralatan - peralatan yang dibutuhkan sebagai penunjang usaha tersebut. • Variable Cost (Biaya Tidak Tetap) merupakan biaya yang dikeluarkan dengan nilai yang tidak tetap atau tergantung kepada penjualan barang. Contoh biaya tidak tetap misalnya komisi penjualan untuk salesman, biaya kirim barang dan lainnya. • Harga jual merupakan harga yang ditentukan atas penjualan satu unit barang kepaa pembeli atau customer. Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 165 dari 172
Setelah mengetahui rumus dan juga beberapa hal yang harus diketahui sebelum menghitung BEP maka selanjutnya kita akan melihat contoh penghitungannya. Seperti yang disebutkan diatas bahwa BEP ini terdiri dari dua jenis yaitu BEP untuk unit dan BEP untuk jumlah uang. 1) Contoh BEP Unit BEP per unit ini dihitung dengan tujuan untuk menentukan berapa unit barang yang diproduksi atau barang yang terjual dengan posisi mencapai titip BEP. Untuk contoh penghitungan BEP unit silahkan perhatikan gambar dibawah ini : Dalam gambar tersebut terlihat bahwa jumlah unit yang harus diproduksi dan terjual adalah sebanyak 75 unit. Dari gambar diatas didapatkan total penjualan untuk 75 unit barang tersebut adalah sebesar 825.000. Sedangkan total biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha adalah sebesar 525.000+300.000. Sehingga total laba atau rugi yang akan didapatkan dengan menjual sebanyak 75 unit barang adalah 0. Hasil 0 inilah yang disebut dengan BEP bahwa total penjualan akan sama dengan total biaya dan dalan posisi ini usaha tersebut tidak mengalami kerugian dan juga belum mendapatkan keuntungan. 2) Contoh BEP Rupiah BEP rupiah ini dihitung untuk menentukan berapa nilai penjualan untuk mencapai titik BEP. Jika usha yang dijalankan hanya memproduksi atau menjual satu jenis barang maka pola penghitungan BEP unitpun sudah bisa mengetahui berapa nilai yang dibutuhkan untuk menutupi biaya selama satu bulan. Tetapi jika usaha yang dijalankan mempunyai banyak variasi barang mungkin penghitungan BEP rupiah akan menjadi solusi yang lebih mudah. Untuk contoh penghitungan BEP rupiah silahkan perhatikan gambar berikut ini : Dalam gambar tersebut terlihat bahwa jumlah pendapatan yang dibutuhkan untuk mencapai nilai BEP adalah sebesar 825.000. Dengan nilai penjualan sebesar 825.000 tersebut perusahaan tidak mengalami kerugian dan juga keuntungan. Total laba yang didapatkan dengan penjualan sebesar 825.000 adalah 0 karena memang jumlah ini baru mencapai titik BEP. Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 166 dari 172
Untuk rumus - rumus yang digunakan serta nilai apa saja yang dibutuhkan untuk menghitung BEP tersebut silahkan perhatikan pada dua gambar diatas. Pada kolom C sudah saya tuliskan rumus - rumus yang saya gunakan untuk menghitung BEP tersebut. 4. Analisa Return Of Investment (ROI) Dengan Rumus Dalam Microsoft Excel ROI atau Return Of Investmen ini disebut juga laba yang diperoleh dari sebuah investasi atau merupakan rasio uang yang didapatkan jika investasi tersebut mendapatkan keuntungan. ROI biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase bukan dalam bentuk angka yang menunjukan jumlah rupiah. Rasio uang yang didapatkan tersebut disebut dengan laba sedangkan rasio uang yang hilang disebut kerugian. Jadi, ROI merupakan analisa terhadap keuntungan atau kerugian yang akan didapatkan dalam sebuah investasi atau usaha yang baru didirikan. Berbeda dengan Break-even Point, ROI ini tidak dihitung berdasarkan sebuah jangka periode dalam investasi tetapi dihitung berdasarkan total pendpatan yang diperoleh selama satu periode investasi tersebut. Perlu diketahui juga bahwa rasio dari ROI ini merupakan perbandingan antara keuntungan atau kerugian dengan investasi awal yang telah dilakukan. Misalnya kita akan menginvestasikan uang sejumlah 500 juta dengan ROI 20% atau kita akan menginvestasikan uang dengan jumlah 300 juta dengan ROI yang didapatkan adalah 30%. Dari contoh diatas tentu kita akan mengambil investasi yang kedua karena mempunyai nilai rasio ROI yang lebih tinggi. Tetapi tentu selain ROI kita juga harus mempertimbangkan Indikator Investasi lainnya yang akan memberikan gambaran dalam investasi tersebut. Rumus ROI yang umum digunakan adalah sebagai berikut : ROI=(( Net profit - Investasi) / Investasi) x 100% • Net Profit merupakan pendapatan bersih yang diperoleh dalam satu tahun buku atau satu periode investasi. • Investasi merupakan nilai investasi awal yang telah dikeluarkan untuk membiayai investasi. Dari rumus tersebut diketahui bahwa ROI ini digunakan sebagai parameter untuk menghitung tingkat kemampuan sebuah unit usaha dalam mengembalikan investasi berdasarkan pendapatan. Hal ini penting untuk diketahui karena perencanaan jangka pendek atau jangka panjang dari sebuah usaha sangat bergantung kepada arus kas yang masuk. Arus kas yang masuk dengan tingkat perputaran yang cepat akan menghasilkan sebuah keuntungan yang cukup besar. Keuntungan yang besar ini tentu akan menarik investor dari luar perusahaan jika kita akan menggunakan dana pihak lain sebagai modal awal dalam mendirikan sebuah usaha. Menghitung ROI Dengan Rumus Excel Microsoft Excel merupakan sebuah aplikasi yang sering digunakan untuk pengolahan data. Dalam Excel ini terdapat banyak rumus yang bisa kita gunakan untuk membantu sebuah proses penghitungan. Tujuan utama dari penggunaan Excel ini adalam untuk mempermudah proses penghitungan yang sedang kita lakukan dalam pengolahan data. Untuk contoh penghitungannya silahkan perhatikan gambar berikut ini : Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 167 dari 172
Dalam gambar tersebut terlihat bahwa pada awal sebuah usaha diinvestasikan dana dengan jumlah 100.000. Pada tahun ke-1 jumlah net profit yang didapatkan sebesar 60.000, kemudian ROI dari tahun ke-1 tersebut adalah -40%. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROI dalam cell C10 adalah sebagai berikut : =(C8-$B$5)/$B$5 Untuk cell selanjutnya silahkan copy pastekan (autofill) rumus untuk menghitung ROI tersebut. Dalam contoh diatas ROI untuk tahun ke-2 sampai dengan ke-4 adalah 9%, 57% dan 170%. ROI ini dihitung bukan dari total selama jangkah waktu sekian tahun tetapi dihitung setiap akhir tahun atau satu periode pembukuan dalam perusahaan. 5. Analisa Net Present Value (NPV) Dengan Rumus Dalam Microsoft Excel Ada beberapa indikator dalam Investasi yang bisa dijadikan sebagai sumber informasi tentang arus kas yang akan dihasilkan oleh investasi tersebut. Indikator yang paling sering digunakan dalam menganalisa arus adalah NPV dan IRR. NPV atau Nett Preset Value merupakan nilai bersih saat ini dari sebuah investasi yang akan dijalankan. Sedangkan IRR atau Internal Rate Return merupakan tingkat pengembalian internal dalam sebuah investasi. Seperti yang disebutkan diatas bahwa NPV merupakan nilai bersih sari sebuah investasi, sehingga NPV bisa diartikan juga sebagai selisih antara penerimaan dan pengeluaran masa yang akan datang dan telah didiskontokan saat ini. Jika kita telah mempelajari tentang IRR maka bisa disimpulkan bahwa penghitungan IRR membutuhkan angka NPV sebagai dasar pengambilan angkanya. Kelayakan sebuah proyek tentu akan dinilai salah satunya dengan NPV ini sehingga pertanyaannya adalah kelayakan seperti apa yang bisa diambil dari hasil NPV ?. Ada tiga kriteria yang dihasilkan oleh NPV yaitu : 1) NPV>0, Jika sebuah investasi memiliki indikator NPV lebih besar dari 0 maka dapat disimpulkan bahwa investasi ini layak untuk dijalankan. 2) NPV=0, Sebuah investasi bisa juga memiliki nilai NPV=0, ini menandakan bahwa investasi atau proyek tersebut berada dalam keadaan BEP. Untuk kondisi ini bisa juga proyek tersebut dijalankan tetapi tentu dengan peringatan bahwa arus kas yang didapatkan sampai dengan periode NPV baru mencapai titik BEP. 3) NPV<0, Untuk investasi yang memiliki nilai NPV lebih kecil dari 0 tentu saja sudah tidak layak untuk dijalankan. Dengan mendapatkan nilai NPV>0 dalam sebuah rencana investasi tentu merupakan satu kabar yang bagus hanya saja kita juga tetap harus melihat indikator lainnya seperti IRR, BEP dan lainnya. Dalam prakteknya sering muncul urutan yang unik dalam sebuah penghitungan NPV dan IRR. urutan unik tersebut adalah munculnya arus kas negatif diawal periode dan diikuti dengan arus kas positif sehingga kita akan mendapatkan angka NPV yang diharapkan. Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 168 dari 172
Syntax Dasar Rumus NPV : =NPV(rate;value1;[value2]...) • rate : tingkat diskon selama periode investasi • value1;value2... : argumen yang merupakan pendapatan selama periode investasi berjalan. Sebagai tambahan bahwa value1, value2 dan seterusnya merupakan urutan angka dalam cashflow atau arus kas. Investasi yang dijalankan dimulai dari value1 sampai dengan akhir periode investasi yang diperhitungkan. Menghitung Nilai Bersih Investasi Dengan NPV Dalam Excel Sebuah Proyek akan dijalankan dengan menghabiskan dana sebesar 10.000 dengan tingkat suku bunga 10% dan jangka waktu proyek adalah 5 tahun. Untuk menghitung NPV dari contoh proyek diatas silahkan perhatikan gambar berikut ini : • Dalam gambar tersebut terlihat bahwa NPV yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 9.968,71. • Untuk menghitung NPV nilai atas investasi yang dikeluarkan pada awal periode diasumsikan ke dalam hitungan dengan kondisi minus. • Selanjutnya diikuti dengan jumlah pendapatan dari tahun pertama sampai dengan tahun ke lima. • Sedangkan untuk menghitung NPV seperti terlihat dalam cell B8 digunakan rumus sebagai berikut : =NPV(B5;B6:G6) • Dengan rumus tersebut dan angka pendapatan sebagai sumber datanya maka otomatis nilai NPV akan muncul. Memang seperti yang saya sampaikan diatas bahwa menghitung NPV dengan Excel sangat mudah karena hanya memasukan angka investasi awal serta total laba pada argumen rumus NPV. Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 169 dari 172
GLOSARIUM Istilah Penjelasan Column (Kolom) Deretan sel yang berurutan secara vertikal dari atas ke bawah atau sebaliknya. Pada lembar kerja Excel setiap kolomnya diberi penamaan berupa huruf abjad secara terurut pada Column Headings di sisi atas lembar kerja atau Worksheet. Hardware Istilah untuk menyebut perangkat keras yang erat kaitannya dengan komputer atau laptop. Hardware adalah alat fisik komputer yang gunanya untuk melakukan beberapa proses seperti input, output, dan proses. Microsoft Office Salah satu perangkat lunak paket aplikasi perkantoran buatan dari Microsoft dan didesain untuk dijalankan di bawah sistem operasi Linux, Mac OS X dan Microsoft Windows. Beberapa aplikasi atau bagian di dalam Microsoft Office yang sudah populer adalah Ms Excel, Ms Word, dan Ms Powerpoint. Microsoft Word Sebuah program yang merupakan bagian dari paket instalasi Microsoft Office, berfungsi sebagai perangkat lunak pengolah kata meliputi membuat, mengedit, dan memformat dokumen. Microsoft Excel Sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS Microsoft Powerpoint Sebuah program aplikasi microsoft office yang berguna sebagai media presentasi dengan menggunakan beberapa slide. Operating System (OS) Perangkat lunak yang dibutuhkan agar sebuah komputer dapat berfungsi dengan baik. Personal Computer Perangkat komputer yang biasa digunakan perorangan. PC pada (PC) umumnya digunakan di rumah, pusat perbelanjaan maupun di kantor untuk kebutuhan pribadi dan perusahaan. Quick Acces Toolbar Berfungsi untuk jalan pintas terhadap akses atau perintah yang sering kita masukkan. Di Quick Access Toolbar, biasanya akan didapatkan beberapa fungsi atau tombol penting, seperti Save, Print, Email, Print Preview, Spelling, dan Range Biasa disebut dengan kumpulan sel. Range dapat berupa dua cell atau lebih. Kumpulan cell yang tergabung dan disebut dengan range bisa dalam satu baris, satu kolom, maupun beberapa baris dan kolom. Bentuk range bisa berupa vertikal, horizontal, campuran, dan ganda. Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 170 dari 172
Ribbon Kumpulan tombol perintah pada microsoft excel yang dikelompokkan dalam bentuk Tab berdasarkan kategori kemiripan fungsi-fungsinya. Row (Baris) Mulai dari Tab Home, Insert, Page Layout, Formula, Data, Review, Sel View serta tab-tab lain yang tersembunyi. Software Deretan sel yang berurutan ke samping secara horizontal atau mendatar Spreadsheet dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Row ditandai dengan penamaan Windows berupa angka mulai dari 1 hingga 1048576. Workbook Worksheet Sebuah kotak kecil pada worksheet yang merupakan titik pertemuan antara Row dan Column. Bagian dari komputer yang terdiri dari beberapa perintah di mana pengoperasiannya dilakukan melalui mesin komputer. Software adalah perangkat lunak berisi data yang diprogram atau disimpan dengan fungsi-fungsi tertentu. Sebuah program komputer yang digunakan untuk menyimpan, menampilkan, serta mengolah data dalam bentuk baris dan kolom. Sistem operasi yang diciptakan oleh Microsoft, dimana sistem operasi ini menyediakan antarmuka grafis (GUI / Graphical User Interface) agar lebih mudah dioperasikan. File Excel yang terdiri dari beberapa worksheet. Di Excel, workbook digambarkan sebagai buku dan worksheet adalah selembar kertas dari buku. Selembar kertas dalam baris di Excel. Worksheet juga dikenal sebagai lembar kerja Excel, terdiri dari 256 kolom dan 65.536 baris. Lembar kerja ini digunakan untuk memasukkan data, membuat grafik, memasukkan rumus, dan membuat tabel. Worksheet merupakan bagian kecil dari buku kerja Excel. Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 171 dari 172
DAFTAR PUSTAKA • Ikhsan K.A.N, (2021), Modul Ajar Dasar-Dasar Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. • Suryana T, & Koesheryatin, (2014), Mengenal Microsoft Office 2013, Unikom • Wibowo E.P,(2021), Modul Aplikasi Pengolah Angka (Microsoft Excel) Seri Modul Belajar Informatika Sekolah Pusat Keunggulan (PK) Kelas X SMK, SMK Negeri 1 Brebes. • Wibowo E.P. (2021), Modul Dasar • https://www.advernesia.com/excel/ • https://www.kelasexcel.id/p/daftar-fungsi-microsoft-excel-lengkap.html • https://edu.gcfglobal.org/en/excel/ Dasar Program Akuntansi dan Lemabaga SMK – Fase E Hal 172 dari 172
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172