Siswa/Siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru Rindu Madrasahku Antologi Cerpen
Rindu Madrasahku Antologi Cerpen Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru
Siswa/Siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru Rindu Madrasahku Antologi Cerpen
iv Rindu Madrasahku RINDU MADRASAHKU Penulis: Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru Penyunting: Tim Salmah Publishing Desain sampul: Nur Afandi Penata letak: Nur Afandi Penerbit: Redaksi: Jalan Melati 1, No. 241, Sidomulyo Timur, Marpoyan Damai Kota Pekanbaru, Riau Call Centre: 0813-7189-0115 Email: [email protected] Cetakan pertama, Maret 2021 x + 148 hlm. 13 x 21 cm ISBN: Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini ke dalam bentuk apa pun secara elektronik maupun mekanis, tanpa izin tertulis dari penerbit All Rights Reserved
Mengembangkan Literasi Meski Pandemi (Sebuah Pengantar) Oleh: Dasmarni, S.Pd L antaran sibuk dengan pandemi Covid-19, perhatian terhadap tumbuh kembang anak Indonesia menjadi sedikit tergeser. Salah satunya adalah tergesernya kemampuan literasi anak. Melalui karya ini, tentunya merupakan kebanggaan luar biasa yang patut diapresiasi setinggi-tingginya kepada orang tua yang mau dan sudah mendampingi anaknya menjalani proses ini dari rumah. Literasi merupakan dasar dari membaca, menulis, berkomunikasi dan bersosialisasi pada anak-anak. Literasi juga belajar mengenai tulisan, kata-kata dan bahasa. Namun, seringkali hal ini diabaikan yang diakibatkan oleh pengaruh media sosial dan dunia digital.
vi Rindu Madrasahku Antologi cerpen yang berjudul “RINDU MADRASAHKU” merupakan hasil dari tulisan siswa- siswa MIN 1 Pekanbaru sebagai motivasi untuk menunjukkan kemampuan literasinya meskipun dimasa pandemi covid-19 yang saat ini sedang dialami oleh Indonesia bahkan dunia. Antologi cerpen ini terhimpun dari beberapa tulisan siswa yang tentunya dengan bahasa yang mereka ketahui sendiri yaitu dengan bahasa ringan dan bahasa yang sederhana. Kita akan menemukan pengucapan-pengucapan yang sederhana sesuai dunia mereka dan pengalaman serta perasaannya sendiri. Sebagai penulis pemula, saya punya ekspektasi tinggi pada anak-anak lainnya di masa mendatang untuk meluncurkan antologi-antologi baru serta penulis baru terutama di MIN 1 Pekanbaru. Tentu tidak lupa ucapan terima kasih kepada kepala MIN 1 Pekanbaru Bapak Irwan Efendi, M.Pd.I yang telah mensupport dengan baik. Juga ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh wali murid (papa, mama) kelas 4D yang sudah memberikan dukungan yang luar biasa serta bantuan motivasi kepada para penulis cilik. Akhir kata, selamat membaca dan semoga antologi cerpen ini bisa diterima dan disukai para pembaca. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Pekanbaru, 30 Desember 2020 Dasmarni, S.Pd
Daftar Isi Mengembangkan Literasi Meski Pandemi (Sebuah Pengantar) Oleh: Dasmarni, S.Pd __ v 1. Kisah di Masa Pandemi Covid-19 Agha Maulana __ 1 2. Libur Sekolah Aisyah Lutfiyyah __ 6 3. Rutinitas Selama Pandemi Covid-19 Ajeng Lintang __ 9 4. Kecelakaan Saat Liburan Akif Ubaidillah Zulfi __ 13 5. Pergilah Corona! Alfino Raditya Akbar __ 16 6. Cerpen Singkat Tentang Kegiatanku Sehari- Hari Algani Rizki Ramadhan __ 22 7. Kisah Keseharian Rifa di Rumah Arkana Ratifa __ 28
viii Rindu Madrasahku 8. Aktifitas di Rumah Selama Covid-19 Arkha Abia Adz Dzaki __ 33 9. Anak Sholeh di Tengah Pandemi Covid-19 Assyuhada Mulia Erza __ 35 10. Liburan Seru! Fatih Hasan Ayubi __ 38 11. Aku dan Keluargaku Hayumi Nitsa Talita __ 41 12. Kisah Masa Kecilku Kevin Arkananta Simatupang __ 44 13. Rindu Sekolahku Khaira Falisha Azzahra __ 49 14. Liburan di Kampung Nenek Khaiza Shaqila Obeliala __ 52 15. Melewati Tol Dumai Lathifah Quinn Marchila Rahman __ 57 16. Kapan Semua Ini Akan Berakhir? Lutfi Al-Gifary Riandra __ 59 17. Jalan-Jalan Selama Pandemi Muhammad Febrizan Wijaya __ 64 18. Kunjungan ke Panti Asuhan Muhammad Abdillah Farras __ 67 19. Berlibur Saat Zona Kuning M. Arif Syahputra __ 70
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru ix 20. Pengalaman Sedihku Saat Sakit M. Haikal Calief Harahap __ 74 21. Persahabatan Karena Allah Nadhif Muzhafaran __ 78 22. Senyum Juga Sedekah Nadine An-Namie __ 80 23. Andai Bisa Sekolah Lagi Nadira Salsabila __ 84 24. Liburan di masa Pandemi Covid 19 Najla Aulia Tiza __ 88 25. Kisah Mengisi Hari di Saat Covid-19 Naufal Syamil Adz Dzaki __ 92 26. Semasa Corona Nazira Raniya __ 94 27. Pentingnya Sholat dan Membaca Al-Quran Qania Aqila __ 96 28. Perjalanan ke Kota Jalur Rafa Rizki Mahendra __ 100 29. Pengalaman Libur Sekolah Rizki Mandala __ 107 30. Di Rumah Aja Salma Arifahhaq __ 109 31. Bermain Bola Sergio Pratama Mahendra __ 113
x Rindu Madrasahku 32. Menghormati Jasa Para Pahlawan Shakila Balqis Nasution __ 118 33. Pandemi Cepatlah Berlalu Syarifah Naura Khalilah __ 122 34. Cerpen Anak Talita Dzakiyah Sakhimawa __ 125 35. Kado untuk Umi Tasya Amira Azka __ 129 36. Cerita Selama Liburan Zhafira Azka Halik __ 135 Biodata Penulis __ 137
Kisah di Masa Pandemi Covid-19 Agha Maulana S aya Agha Maulana Kurniawan, siswa kelas 4D Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru. Selama kelas 2 dan 3 saya menjadi ketua kelas. Saya senang bisa menjadi ketua kelas yang mempunyai tugas untuk memberi salam setiap masuk dan pulang sekolah. Selain itu, juga membantu guru untuk mengkoordinir teman-teman di kelas. Pada akhir bulan Maret tahun 2020 terjadi wabah virus corona (covid–19) secara nasional. Pandemi ini membuat sekolah- sekolah diliburkan karena banyaknya orang yang terkena virus corona. Termasuk sekolah saya juga diliburkan. Semua sekolah memaksa siswa-siswanya untuk belajar secara daring. Awalnya saya tidak terbiasa dengan cara belajar seperti itu, karena biasanya bertemu langsung dengan guru dan teman-teman. Namun, wabah ini
2 Rindu Madrasahku telah banyak mengubah kebiasaan saya. Awalnya saya malas untuk belajar daring karena harus belajar sendiri. Biasanya jika ada yang tidak mengerti saya bisa bertanya langsung kepada guru tapi saat belajar daring hal ini tidak bisa dilakukan. Virus ini membuat saya tidak lagi bisa beraktivitas seperti biasa. Tidak lagi bisa pergi kemana-mana, jika pergi harus menggunakan masker. Dari yang saya amati dan dibaca, virus corona dapat dicegah dengan 3 hal, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak yang disingkat dengan 3M. Lantaran sekolah diliburkan untuk sementara waktu, orang tua saya mendatangkan guru mengaji dan guru les ke rumah karena mereka sibuk bekerja. Saya mulai bersemangat lagi untuk belajar karena saat mengaji teman-teman sekolah juga ikut mengaji di rumah saya yaitu Fatih, Fikri, Kevin, Ghani, Najla dan adek saya, Aisyah. Sudah sebulan ini saya tidak mengaji dengan Ustad Nisfu karena kata mama, wabah corona sedang di puncak-puncaknya. Banyak orang yang sudah positif corona. Untuk mencegah penularan wabah ini, maka belajar mengajinya dihentikan untuk sementara waktu. Saya sedih karena tidak bisa lagi berkumpul dan bermain dengan teman-teman. Sekarang kegiatan sehari-hari saya hanya belajar setiap pagi dengan Kak Cia yang masih ada hubungan saudara dengan saya. Ia membantu saya dan Aisyah untuk belajar. Kak Cia sangat sabar mengajar kami.
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 3 Dia mendampingi kami saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setiap hari guru-guru selalu memberikan tugas yang harus dikerjakan. Walaupun tidak bertemu langsung, tapi saya tetap semangat untuk belajar karena itu memang kewajiban saya sebagai seorang siswa. Dari semua pelajaran yang saya pelajari, matematika merupakan mata pelajaran yang saya sukai. Awalnya saya tidak mengerti, tapi setelah dibantu mama, papa, dan Kak Cia, saya menjadi paham dan sangat suka mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru saya, Pak Agus. Pelajaran daring itu bermacam-macam. Ada yang menggunakan video, menggunakan youtube, dan dengan file gambar atau tulisan. Cara yang beragam ini membuat saya tidak bosan untuk mengikuti setiap pelajaran. Selama musim corona, guru-guru harus berfikir lebih keras lagi agar siswa-siswanya tidak bosan dan dapat mengikuti pelajaran dengan lebih semangat lagi. Di rumah, aku hanya berteman dengan adek saya Aisyah karena mama melarang untuk main ke luar rumah. Agar tidak bosan, papa membelikan hewan untuk dipelihara yaitu sepasang kelinci dan sepasang burung merpati. Papa mengajarkan bagaimana cara memelihara hewan-hewan itu. Setiap pagi saya bertugas memberi makan dan minum burung merpati dan kelinci.
4 Rindu Madrasahku Sebulan yang lalu, kelinci saya mati. Tidak tahu penyebabnya apa. Saya menguburkannya di halaman depan rumah. Sekarang hewan peliharaan saya tinggal sepasang burung merpati. Burung merpatinya sekarang sudah jinak dan sudah bisa dilepas. Jika dilepaskan ia akan kembali lagi ke sarangnya. Memelihara hewan ternak membuat saya memiliki rasa tanggung jawab terhadap hewan peliharaan tersebut. Burung merpati tidak boleh kelaparan dan kehausan. Untuk itu, saya harus memperhatikan makan dan minumnya karena saya tak mau hewan peliharaan mati lagi. Makanan burung merpati adalah biji-bijian. Selain bermain dengan hewan peliharaan, saya juga sering berenang di depan rumah menggunakan kolam renang plastik yang ditiup dengan pompa. Berenang membuat hati senang karena saat ini hanya di rumah saja dan tidak boleh pergi kemana-mana. Selain berenang, setiap sore saya juga main sepeda di sekitar rumah. Kata mama, badan juga harus tetap bergerak agar tetap sehat. Sudah tujuh bulan wabah ini terjadi. Setiap selesai sholat, saya selalu berdoa kepada Allah agar wabah ini segera hilang. Saya rindu memakai baju sekolah, rindu belajar di sekolah, rindu bertemu dan bermain dengan teman-teman. Semoga doa saya ini dikabulkan oleh Allah karena saya lebih senang belajar langsung di sekolah bukan secara daring.
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 5 Apalagi melihat Aisyah yang sekarang sudah kelas 1 MIN tapi belum pernah sekalipun masuk sekolah. Dia masih belum mengerti belajar daring. Saya kadang- kadang diminta mama untuk membantu dia belajar.
Libur Sekolah Aisyah Lutfiyyah H ai, namaku Aisyah. Aku lahir di Pekanbaru dan dibesarkan di Pekanbaru. Libur sekolah sudah mulai dekat. Bunda pernah berjanji kalau nilai raporku dan kakakku bagus, Bunda akan mengajakku berlibur ke Batam. Alhamdulillah ternyata nilai raporku dan nilai rapor kakakku juga bagus. Kata Ayah, di Batam sangat menyenangkan dan Ayah juga bilang akan mengajakku dan kakakku untuk menaiki perahu dayung. Mendengar hal tersebut aku dan kakakku sangat senang sekali. O iya, di Batam aku tidak hanya berlibur melainkan juga akan mengunjungi saudaraku yang ada di sana. Sebelum berangkat kami menyiapkan barang- barang yang akan dibawa. Tidak lupa juga Bunda dan Ayah membeli oleh-oleh untuk saudaraku di sana. Bunda juga membuat rendang karena saudaraku sangat suka rendang buatan Bunda.
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 7 Esok harinya sekitar pukul 10.00 wib, aku, kakakku, ayah, dan bunda sudah berada di bandara. Kami segera check-in pesawat tujuan Batam. Pekanbaru-Batam lebih kurang 45 menit perjalanan menggunakan pesawat. Hatiku sangat senang karena akan bertemu dengan saudara yang lain. Waktu kecil, aku sering berkumpul dan bermain bersama mereka. Sesampainya di Batam, kami sudah ditunggu. Mereka sengaja menjemput karena sudah tidak sabar untuk bertemu. Sepanjang perjalanan, bunda dan ayah sibuk bercerita-cerita. Mereka sudah lama tidak berjumpa. Kami menginap di salah satu rumah saudara. Ayah dan bunda asyik mengobrol. Begitu juga dengan kami juga asyik bermain. Tak terasa, saking asyiknya mengobrol hari sudah semakin sore. Aku dan kakakku bersiap-siap untuk mandi. Pada malam harinya, kami pergi makan keluar dan menikmati suasana malam di sana. Suasananya sangat indah. Aku dan kakakku memesan makanan dan melahapnya sampai habis. Keesokan paginya, kami mengunjungi salah satu pulau yang ada di Batam. Di pulau itu ada saudaraku juga. Kami pergi dengan menggunakan sampan. Sepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan yang sangat indah. Setelah itu, untuk sampai ke rumah saudara, kami juga harus naik becak lagi. Sesampainya di lokasi, kami disambut dengan hidangan yang sangat
8 Rindu Madrasahku nikmat. Berbagai macam makanan laut dihidangkan. Aku sangat suka masakan udang. Sementara ayah dan bunda sangat suka dengan ikan. Malamnya, ayah dan bunda mengajak aku dan kakakku makan di pinggir pantai. Pemandangannya sungguh luar biasa indah. Setelah selesai makan, aku, kakakku, dan saudaraku bermain di pinggir pantai. Pada hari terakhir, aku dan kakakku diajak ayah dan bunda berbelanja. Bunda membeli oleh-oleh untuk keluargaku di Pekanbaru. Aku pun minta dibelikan jajanan untuk teman-teman sekolahku. Esok harinya, kami pulang ke Pekanbaru. Sungguh seru pengalamanku berlibur bersama ayah, bunda, dan kakakku. Rasanya tak akan bisa dilupakan liburanku di Batam.
Rutinitas Selama Pandemi Covid-19 Ajeng Lintang N ama saya Ajeng Lintang. Saya sekolah di MIN kelas 4D. Saya anak kedua dari dua bersaudara. Abang saya juga sekolah di sekolah yang sama dengan saya. Semenjak pandemi, aktivitas saya yang dulunya sekolah, sekarang diganti dengan belajar daring. Namun, hal ini tidak menghambat keinginan saya untuk menuntut ilmu. Aktifitas ibadah sholat lima waktu insyaallah tidak pernah tinggal. Mulai dari sholat subuh hingga isya. Setelah sholat subuh saya biasanya tidur lagi untuk menghilangkan rasa kantuk. Setelah bangun tidak lupa membersihkan tempat tidur dan merapikan kamar. Setelah rapi saya mandi dan baru kemudian sarapan. Kadang saya sarapan dengan roti bakar saja karena mama belum sempat memasak.
10 Rindu Madrasahku Pukul 11.00 wib, saya siap-siap pergi mengaji. Biasanya saat orang mau azan sholat zhuhur baru selesai. Mesjid hanya berjarak 5 meter dari rumah. Pulang dari mesjid, saya beristirahat sambil baca- baca buku pelajaran. Biasanya mama nelpon dari kantor untuk menanyakan tentang pelajaran yang diberikan guru pada hari itu. Tanpa terasa jam dinding sudah menunjukkan pukul 14.30 wib. Saya kembali bersiap-siap untuk pergi les yang tempatnya tidak jauh dari tempat saya tinggal yaitu di Jalan Bahagia Ciptakarya Panam. Masuk les pukul 13.00 wib. Mata pelajaran yang diajarkan yaitu IPA, IPS, Matematika, dan PPKN. Pelajaran umum dipelajari hari Senin sampai dengan hari Kamis. Sedangkan dihari Jumat sampai Minggu khusus untuk les bahasa Inggris. Untuk mengurangi resiko penularan covid-19, les bahasa Inggris diganti pada hari Senin sampai Kamis. Masuk pukul 14.00 wib dan pulangnya pukul 16.30 wib. Pulang dari les langsung sholat ashar kemudian mandi dan siap-siap bermain di depan rumah. Pukul 18.00 wib, saya bersiap-siap ke mesjid untuk sholat magrib berjamaah. Kebiasaan saya setelah sholat magrib mengaji bersama teman-teman. Membaca ayat-ayat pendek memakai mikrofon. Setelah itu pulang dan makan malam. Setelah makan malam, saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Belajar di rumah biasanya didampingi oleh mama karena hp dibawa mama pergi kerja dan malamnya baru bisa mama mendampingi belajar.
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 11 Setelah sholat isya, saya melanjutkan belajar lagi sampai selesai. Saya dan abang saya, Vito, sama-sama belajar. Kadang saya belajar di kamar, sedangkan Bang Vito belajarnya di ruang tengah. Setelah selesai belajar, menonton sebentar untuk beristirahat sejenak. Begitu rutinitas saya setiap hari. Walaupun tidak sekolah, kegiatan rutin masih seperti biasa. Selama mengikuti les, kami memakai alat pengaman seperti masker dan face shield. Mama menjadwalkan jam bermain di atas pukul 17.00 wib. Kalau waktu lagi senggang, saya kadang bermain juga tapi di rumah saja. Sebelum pandemi, saya les pada pukul 19.30 wib, karena sekarang tidak sekolah seperti biasa, maka jadwal les diganti. Di tempat les, saya memiliki teman, namanya Aysia, Kisya, Kiran, Karin, Ilham, dan Nayla. Di kelas saya terdiri dari kelas III dan kelas IV. Guru les saya namanya Bu Yuli. Sedangkan kelas diatas saya terdiri dari kelas V dan kelas VI. Nama guru lesnya Bu Oca. Saat mama lagi kerja, saya yang bersihkan rumah, seperti nyuci piring, melipat kain, menyapu, dan lain- lain. Sedangkan Abang bertugas membersihkan bagian rumah yang berdebu. Kadang saya membantu mama nyetrika pakaian yang ukurannya kecil, kemudian memindahkannya ke lemari pakaian. Selama pandemi, saya dan keluarga tidak pernah pergi berlibur kecuali pergi ke tempat nenek dan mbah. Kadang saya juga merasa suntuk tidak ada kemana-mana. Makan keluar pun tak pernah lagi.
12 Rindu Madrasahku Rumah nenek berada di Bangkinang. Sedangkan rumah mbah saya berada di Tapung. Kadang saya dan keluarga berkunjung ke Bangkinang untuk melepas rindu. Terkadang ke tempat Mbah di Tapung. Di sana keluarga saya juga ramai. Ada Pakde Nung, Pakde Yudi, Bude Tutik, dan Bude Prapti, dan Mbah. Semuanya kita ambil hikmahnya dari cobaan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap umat manusia. Kita disuruh lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah karena mungkin saja selama ini kita sering lupa dan disibukkan dengan urusan dunia, lupa akan Sang Pencipta. Demikian cerita ini saya buat. Semoga bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, saya ucapkan terimakasih tehadap guru yang telah membimbing sehingga saya bisa belajar, menulis, membaca, dan menceritakan kisah ini. Tak lupa ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu sabar mendampingi saya belajar di rumah.
Kecelakaan Saat Liburan Akif Ubaidillah Zulfi S aat liburan, saya bersama Papa, Mama, Abang, dan Oma berencana mengunjungi sepupu kami di Pasir Pengaraian selama 3 hari. Hari keberangkatan tiba. Kami berangkat hari Juma’at. Tak lupa menyiapkan barang bawaan masing-masing. Kami pun berangkat dengan menyebut nama Allah dan membaca do’a keluar rumah,“Bismillahi tawakkaltu alallah la haula wala quata illa billah” dan do’a naik kendaraan “Bismillahi majreeha walmursaha inna robbi laghofururrahim”. Dalam perjalanan kami sangat senang melihat pemandangan. Tak berapa lama saya dan abang pun ketiduran. Saat terbangun, ternyata mobil sudah berada di pekarangan sebuah mesjid di pinggir jalan. Kami singgah untuk melaksanakan sholat. Setelah itu makan siang dan kembali melanjutkan perjalanan.
14 Rindu Madrasahku Tiba di Pasir Pengaraian, kami tidak langsung ke rumah sepupu yang masih setengah jam perjalanan lagi tapi kami singgah dulu ke Islamic Centre untuk sholat ashar. Kami melihat pondok pesantren yang berada di belakang masjid Islamic Centre. Rencananya jika Allah mengizinkan, Bang Fatih yang saat ini masih duduk di kelas 6 akan melanjutkan mondok di sini dan saya pun rencananya juga sekolah di sini. Di sini, kami naik ke Menara Asmaul Husna. Berada di atasnya kita bisa melihat sekeliling kota Pasir Pengaraian. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah sepupu yang berada di SKPC (Kampung Transmigrasi). Di kampung tersebut penghasilan penduduk umumnya dari hasil kelapa sawit. Akhirnya, kami pun sampai di tempat yang dituju dengan selamat. Alhamdullillah, kami sangat senang bertemu dengan Harist, adeknya Ahza dan Afifah serta ayah bundanya. Tak lama kemudian, kami asyik bermain, bercerita dan bersenda gurau sampai menjelang malam dan kami pun tertidur karena kelelahan. Keesokan harinya kami bersiap-siap untuk pergi melihat kebun kelapa sawit milik ayah Harist dengan mengendarai dua motor. Di sini kami bisa melihat para pekerja panen sawit dengan cara mendodos. Waktu kami datang, buah sawit lagi trek ucap Ayah Harist. Saya pun bertanya. “Pak Usu, trek itu apa?” “Trek itu adalah pohon sawit yang buahnya sedikit dan ada juga beberapa pokok yang tidak berbuah.”
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 15 Begitu penjelasannya. Saya pun mengangguk antara paham dan tidak paham. Dari kebun sawit kami pulang dan singgah di rumah Mbahnya Harits. Dari situ kami pulang dengan menggunakan sepeda ke rumah Harist. Jalannya mendaki dan menurun. Saat jalan menurun, sepeda yang saya bawa laju sekali sampai tidak terkendali. Akhirnya saya terjatuh sehingga mengakibatkan kedua lutut berdarah dan susah berjalan. Sampai di rumah Harist semakin terasa sakitnya hingga susah untuk berjalan. Di situlah saya mulai merasa sedih karena esok siangnya kami sekeluarga jalan-jalan ke pemandian air panas. Di pemandian air panas Abang dan sepupu yang lain berenang. Saya tidak bisa ikut karena kaki saya sakit. Saya hanya bisa melihat saja. Setelah pulang dari pemandian air panas kami pun pulang ke rumah Harits. Kami kehujanan sehingga mobil yang kami tumpangi berjalan lambat sekali. Hari mulai gelap. Kaki terasa semakin sakit. Akhirnya, kaki saya di obati dan diperban mama. Paginya kami pulang ke Pekanbaru. Harist dan Ahza ikut bersama kami. Di perjalanan pulang, kami singgah di Bangkinang tempat wisata Sungai Hijau. Di situ saya kembali sedih karena Abang dan Sepupu berenang sedangkan saya cuma bisa melihat saja. Setelah puas bermain kami pun melanjutkan perjalanan ke Pekanbaru. Akhirnya, kami sampai dengan selamat di Pekanbaru. Namun, kaki saya masih sakit, tapi saya tetap bersyukur karena bisa menikmati liburan bersama keluarga. Alhamdulillah.
Pergilah Corona! Alfino Raditya Akbar P erkenalkan Nama saya Alfino Raditya Akbar. Keluarga dan teman-teman memanggil saya Radit. Dalam buku ini, saya akan menceritakan kisah seharian saya sejak kecil sampai sekarang. Sekarang saya umur 9 tahun dan masih kelas 4. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Adik saya bernama Afgan dan sekarang sudah kelas 1 di MIN 1 Pekanbaru. Saya memiliki orang tua yang sangat baik dan sayang kepada saya. Mereka selalu mengabulkan keinginan saya. Saya sangat bangga memiliki mereka. Mereka membesarkan saya dengan ikhlas dan sabar. Sejak kecil saya selalu bermain dengan adik saya di rumah yang diawasi oleh mamak. Mamak adalah kakak dari mama. Dia tinggal di sebelah rumah saya. Dia sering membantu kami di rumah kalau mama dan papa bekerja. Mamak mengurus kami sampai mama pulang dari kerja.
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 17 Mama jualan di Pasar Ramayana. Pergi pagi dan pulangnya sore atau malam hari. menjelang mama pulang, kami berkumpul di rumah Mamak. Mama mengajarkan kami mengenal huruf, berhitung juga mengaji. Kata mama, kalau belajarnya sedari kecil nanti saat masuk sekolah tidak bingung lagi. Umur 5 tahun, saya disekolahkan di TK AN- NAMIROH 5. Di sana saya belajar dan bermain bersama teman-teman. Guru-gurunya baik dan ramah- ramah. Betapa senangnya masa kecil saya. Selama setahun di TK, banyak kenangan indah bersama teman-teman. Terutama saat acara ulang tahun. Saya sempat merayakan ulang tahun di TK, yaitu ulang tahu ke-6. Tamat dari TK, saya didaftarkan mama di sekolah agama yaitu di MIN 1 secara online. Alhamdulillah, saya diterima. Mama adalah seorang ibu yang baik. Dia banyak mengajarkan berbagai hal kepada saya. Terutama hal- hal yang berkaitan dengan agama. Pernah waktu itu saya bertanya kepada mama. “Mama, lagi apa?” “Lagi sholat, Nak.” “Sholat itu apa, Ma?” “Sholat itu tiang agama. Sebagai bukti bahwa kita dekat sama Allah sang pencipta. Sholat itu ada 5 yaitu : subuh, zuhur, ashar, maghrib, dan isya.” Jawab Mama menjelaskan.
18 Rindu Madrasahku Sekolah di MIN, selain mempelajari tata cara sholat wajib, juga mempelajari tata cara sholat sunat, seperti sholat dhuha. Selain itu juga mempelajari agama, seperti Fiqih, Akidah Akhlak, dan bahasa Arab. Bidang studi umum, seperti PKN, bahasa Indonesia, matematika dan sebagainya. Selain itu, kami juga diwajibkan menyetor hafalan surat pendek. Saya belajar dengan baik sampai saya naik kelas dua. Kami diacak dan saya masuk di kelas unggul yang katanya lokal tahfizh. Di kelas dua, saya masuk siang dan pulang sore. Berbeda dengan kelas I, saya masuk pagi. Di kelas dua, Alhamdulillah, saya menamatkan juz-30 dan sudah sertifikasi. Saya juga termasuk hafiizh terbaik. Ditambah lagi nilai rapor saya bagus dan memuaskan dan saya naik ke kelas tiga. Dikelas tiga, saya belajar dengan guru-guru yang berbeda dari kelas sebelumnya. Di kelas tiga ada pelajaran tambahan yaitu ekskul (ekstrakulikuler). Saya masuk ekskul badminton, Pak Sugi nama gurunya. Saya belajar banyak tentang badminton seperti smash dan cara memukul yang benar. Setelah itu saya masuk ekskul futsal gurunya Pak Budi. Saya juga belajar banyak seperti short dan melakukan tendangan dengan baik dan benar. Diakhir semester 1, kami terpaksa dirumahkan dan belajar dari rumah karena ada wabah (virus) yang beredar di seluruh dunia, termasuk negara indonesia. Walaupun belajar secara daring, saya tetap mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 19 guru. Kadang saya terlambat mengirimnya karena orang tua saya sibuk. Orang tua saya meninggalkan satu hp dirumah untuk belajar dan yang satu lagi dibawa mama bekerja. Saya memanfaatkan hp untuk mengerjakan tugas. Dan adik saya juga menggunakan hp yang sama dengan saya untuk mengerjakan tugas- tugasnya. Jadi, sebelum mengerjakan tugas, saya harus membantu adik saya dulu. Walau tak didampingi orang tua, saya berusaha untuk bisa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik. Saya tahu mama dan papa bekerja untuk kami. Sejak kecil saya sudah diajar mandiri oleh mama. Mama saya pernah bilang kepada saya “Bang, baik-baik belajarnya ya, Nak. Dengarkan apa kata guru. Kerjakan tugas dengan baik. Kerjakan apa yang bisa Abang kerjakan,” Begitu mama mengatakan kepada saya, karena mama mengajarkan saya untuk mengatasi masalah sendiri. Mama tidak bisa bolak balik ke sekolah seperti mama-mama yang lain. Kalau tidak terlalu penting mama tak bisa datang ke sekolah. Jadi, saya tak mau terlihat manja karena saya tahu orang tua saya melakukan hal yang terbaik buat saya. Di rumah pun saya mengerjakan tugas-tugas saya sendiri. Mama hanya sekadar mengecek kalau sudah oke baru dikirim ke guru yang bersangkutan. Kadang saya menunggu mama pulang kerja. Mama saya berjualan di Giant Panam, Pekanbaru.
20 Rindu Madrasahku Terkadang mama jam 11 malam baru sampai di rumah. Mama pasti capek sepulang kerja. Jika sudah seperti itu terpaksa pengiriman tugas ditunda dulu. Saya harus menunggu mama dulu untuk mengecek tugas, baru setelah itu dikirim. Makanya, terkadang saya telat mengumpulkan tugas. Namun, ada hikmahnya juga kami dirumahkan. Saya bisa membantu mama mengerjakan tugas rumah seperti membersihkan rumah, mencuci piring dan mengangkat pakaian dari jemuran. Saya juga tak lupa mengerjakan sholat lima waktu serta murojoah surat-surat yang akan disetor untuk pelajaran tahfiz. Alhamdulillah, dikelas tiga, saya sudah selesai menyetor Juz 1 dan sekarang saya sedang melanjutkan hafalan juz 29. Alhamdulillah ada penambahan. Kapan ya wabah ini akan berakhir? Banyak sekali dampak dari wabah ini. Sampai seluruh dunia pun merasakan dampaknya. Sudah tak terhitung lagi berapa banyak dampak dari wabah ini. Banyak yang sakit tapi tak bisa dibesuk. Ada juga yang sampai meninggal dunia tapi tak bisa takziah ke rumah duka. Keluhan ini bukan hanya dari orang dewasa saja tapi semua kalangan. Dari anak-anak sampai orang dewasa. Terutama orang tua saya yang berprofesi sebagai pedagang. Mereka sering terdengar mengeluhkan pendapatannya yang sangat menurun. Kasihan melihat mama dan papa yang bekerja dari pagi sampai malam untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kadang, saya mendengar mereka mengeluh
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 21 karena tak ada jual beli seharian. Padahal sebelumnya tak pernah mereka rasakan seperti itu. Begitu pula dengan saya, sudah hampir satu tahun tidak sekolah dan bertatap muka dengan teman- teman dan guru. Kadang suka sedih memikirkannya. Ada juga teman dan guru yang sedang berduka karena pandemi ini. Keluarga mereka ada yang sakit dan bahkan meninggal tapi tidak bisa menjenguk dan menghibur mereka secara langsung. Sungguh kejam wabah virus ini! “Ya Allah, ampunilah dosa kami. Ya Allah segera punahkanlah wabah virus ini. Izinkan kami beraktivitas seperti biasa lagi.” Tak pernah henti-hentinya saya berdoa agar dunia ini segera sehat. Dengan begitu, saya mengajak teman- temann untuk menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Jangan lupa cuci tangan dan pakai masker. Jika keluar rumah hindari kerumunan. Doa yang terbaik buat kita semua supaya kita bisa berkumpul lagi. Supaya bisa belajar bareng lagi dengan temen-temen dan guru. Saya selalu berdoa supaya mama dan papa diberi kelancaran rezeki. Semoga pendapatan orang tua saya pulih seperti dulu lagi. Dagangannya laris dan banyak pengunjungnya.. Aamiin ya rabbal’alamin.
Cerpen Singkat Tentang Kegiatanku Sehari-Hari Algani Rizki Ramadhan H ai, perkenalkan namaku Algani Rizki Ramadhan. Saat ini aku terdaftar sebagai siswa kelas 4D di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru. Aku sekolah di sana semenjak kelas 1. Banyak sekali pengalaman suka duka yang sudah aku alami selama sekolah di sana. Berawal dari kelas 1, aku mendapatkan teman baru namanya Akif. Kemana-mana kami selalu berdua. “Akif, ayo kita kekantin,” ucapku mengajak Akif. “Aku tidak membawa uang jajan hari ini, Gan,” jawab Akif. “Ah tenang.” Jawabku. Aku suka sekali mentraktir teman-temanku karena aku ingat pesan Ustad guru mengaji. Kala kita rajin sedekah, maka Allah akan sayang sama kita.
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 23 Bercerita soal mengaji, sehari-hari aku mengaji di mesjid dekat rumah. Setiap sore menjelang shalat maghrib dan sesudah shalat maghrib aku dan teman- teman mengaji bersama Ustad. Tapi akhir-akhir ini kami sudah jarang datang ke mesjid, karena aktivitas di mesjid ditiadakan akibat musibah yang menimpa negara saat ini. Kami tidak dibolehkan lagi mengaji bersama. Bunda juga melarangku bermain atau pun sekadar jajan di luar rumah. “Berbahaya,” begitu kata bunda, karena bunda melarangku jajan keluar rumah, beliau suka membuat makanan. Sesekali aku membantu bunda memasak di dapur. “Wah, masakan bunda enak banget, Bun”. Sambil memakan kue buatan bunda yang masih hangat. “Awas, hati-hati, Nak, makanannya masih panas lho,” kata bunda. “Bun, nanti kalau sudah besar, aku mau jadi chef, yah. Biar bisa masak seperti Bunda.” Kataku sambil tersenyum. “Boleh, sayang, tapi harus tetap jadi chef yang pinter dan sholeh, ya,” jawab Bunda. “Oke, sip Bunda,” jawabku sambil mencium pipi bunda. Aku pun berlalu pergi meninggalkan bunda untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru melalui aplikasi whatsapp. Tugas ini akan dikumpulkan setiap minggu kepada masing-masing guru yang mem berikan tugas. Tugas yang diberikan oleh guru selama pandemi ini sebenarnya membuatku kurang bisa
24 Rindu Madrasahku memahami pelajaran dengan baik. Kurang mengerti dengan pelajaran yang diberikan oleh guru. Jika tidak mengerti, aku biasanya melihat internet atau membaca buku paket yang telah dipinjamkan dari sekolah. Dan biasanya saat mengerjakan tugas matematika, aku kadang meminta bantuan bunda atau kakak untuk mendampingi jika ada bagian yang kurang dipahami. Aku tidak terlalu senang pelajaran matematika, tetapi jika kita tahu rumusnya itu dapat memudahkan dalam mengerjakannya. Dan terkadang contoh soal dan soal latihan itu berbeda. Dalam mengerjakan soal kita harus teliti karena jika salah hitung jawaban yang didapat akan berbeda. Sudah banyak tugas yang diberikan oleh guru dan aku mengerjakan satu persatu kemudian mengum pulkannya. Belajar di rumah sedikit menyenangkan karena dapat mengerjakannya sambil bermain, tetapi terkadang membosankan karena terlalu banyak tugas yang dikerjakan. Aku mulai belajar dari rumah sejak bulan Maret hingga saat ini sudah hampir 8 bulan. Dikarenakan virus corona, aku dan keluarga jadi sering menghabiskan waktu bersama dan kadang juga meminta bantuan dalam mengerjakan tugas. Setelah mengerjakan tugas yang sudah diberikan guru, biasanya aku langsung menonton televisi atau bermain hp. Banyak orang yang mengeluh karena sekolah online karena tugas terlalu banyak sementara waktu untuk mengumpulkan terlalu cepat. Kegiatan les juga dialihkan di rumah. Padahal biasanya aku rutin pergi les agar semakin mengerti
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 25 dengan pelajaran yang diberikan guru. Selain itu, setiap minggunya biasanya aku diantar oleh bunda ke rumah tahfiz untuk menghafal Alqur’an. Kegiatan diatas sebenarnya adalah aktivitas rutinku tiap minggunya. Namun, apalah daya saat kondisi seperti sekarang sulit untuk melaksanakan kegiatanku seperti biasanya. Aku sangat rindu dan ingin kembali beraktivitas bersama teman-teman. Di lain sisi, setiap hari selalu ada tugas baru yang diberikan oleh guru. Aku biasanya tidak langsung mengerjakannya karena masih mengerjakan tugas sebelumnya. Jika semua tugas sudah selesai, biasanya aku membuat kue bersama bunda di rumah. Terkadang juga bermain game online. Tak hanya sekolah, belajar bersama guru, dan aktivitas bermain juga dibatasi. Tahun ini, puasa dan lebaran tidak seasyik tahun-tahun sebelumnya. Puasa dan lebaran tahun ini juga dilaksanakan di rumah saja. Saudara Bunda yang di luar kota tidak dapat mudik ke kampung halaman karena takut membawa virus. Saat bulan Ramadhan dan hari lebaran, kami melaksanakan shalat tarawih dan shalat idul fitri dirumah saja. Sesuai anjuran pemerintah melaksanakan ibadah di rumah. Dikhawatirkan jika dilaksanakan secara berjamaah akan membawa pengaruh buruk untuk diri sendiri mau pun untuk orang lain. Kegiatan silahturahmi juga lebih banyak dilak snakan di rumah. Menerima tamu hanya bersama keluarga terdekat saja. Sangat berbeda dengan lebaran sebelumnya yang lebih bebas menerima tamu siapa
26 Rindu Madrasahku saja. Tahun ini agak menyedihkan karena aku dan keluarga hanya berjumpa dengan beberapa orang saja. Tidak seperti tahun sebelumnya dimana aku dan keluarga pergi jalan-jalan dan liburan ke luar kota. Kondisi seperti ini terkadang membuat aku bosan. Aku sangat merindukan teman-teman. Tetapi keadaan sangat tidak memungkinkan. Aku harap keadaan cepat pulih dan kembali seperti semula. Ceritaku saat libur hanya di rumah saja. Namun, sesekali aku berkumpul bareng teman yang dekat dan bisa dijangkau serta masih steril dari penyebaran virus. Sesekali juga keluar untuk mencari sinyal untuk menyelesaikan tugas karena rumahku termasuk kawasan susah sinyal. Saat merasa bosan, aku bermain bersama teman-teman. Bermain menjadi hal wajib bagiku agar tidak terlalu dipusingkan dengan tugas yang diberikan guru. Tentu saja, selama aku dan teman-temanku bermain di lapangan, kami tetap patuh sama aturan. Tetap mengikuti perintah bunda untuk selalu menggunakan masker dan menjaga jarak dengan orang banyak. Saat di rumah, banyak pekerjaan yang harus dikerjakan. Orang tua pun kurang paham dengan tugas-tugas yang diberikan guru. Walau serasa ingin rebahan, namun tidak tenang karena masih teringat tugas. Tidak fokus karena orang tua yang selalu menasihati untuk tidak berlama-lama menggunakan handphone. Terkadang sengaja berlama-lama di luar rumah. Selain untuk mengerjakan tugas juga untuk mencari sinyal.
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 27 Libur kali ini banyak terjadi perubahan. Jam tidur yang tidak teratur, , perut yang sering merasakan lapar, mata yang lelah karena terlalu lama melihat hp, perjalanan yang dibatasi, bersosialisasi dan lain sebagainya. Sudah sekitar 8 bulan berada di rumah untuk menjaga kondisi untuk tetap aman dan terhindar dari penyebaran Covid-19. Kita dianjurkan untuk selalu mengikuti anjuran yang telah ditetapkan oleh pemerintah, seperti menggunakan masker saat keluar rumah. Selalu mencuci tangan jika berpergian ke luar rumah. Menjaga jarak dan menghindari kerumunan karena bisa berpeluang terpapar virus. Aku berharap kondisi ini cepat pulih agar kita bisa beraktivitas kembali seperti biasa. Bisa bertemu dengan teman-teman di sekolah. Bisa melaksanakan ibadah di masjid, shalat hari raya di lapangan, silahturahmi dengan keluarga besar. Inilah cerita singkatku selama pandemi virus covid-19.
Kisah Keseharian Rifa di Rumah Arkana Ratifa “Banguuun, banguuun, udah jam berapa ini, ayo sholat shubuh! katanya mau pintar, bangun aja malas- malasan,” begitulah suara ayah membangunkan Rifa setiap hari. Tapi pagi ini, ditambah dengan kata-kata, cepat bangun, hari ini sekolah.” Dengan sigap Rifa bangun dan segera mandi. Setelah mandi, shalat dan sarapan. “Hari ini nggak jadi sekolah,” ucap ayah tiba- tiba. Rifa sangat kecewa ketika mengetahui bahwa sekolahnya masih ditutup karena pandemi. Padahal Rifa sudah sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah untuk berjumpa dengan teman-teman dan gurunya. Dengan harapan semuanya sudah kembali normal.
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 29 Meskipun sekolah ditutup, Rifa tetap semangat untuk terus belajar di rumah bersama saudara kembarnya. Rifa mempunyai saudara kembar yang sama-sama sekolah dengannya di MIN 1 Pekanbaru. Kembarannya bernama Arkana Rafi’i kelas 4C. Panggilannya Rafi. “Kok kalian beda kelas, sih?” Pasti pertanyaan kalian seperti itu. Kata Ibu, supaya kami mandiri dan banyak teman. Masa’ temennya di rumah dengan di sekolah sama. Selama berada di rumah Rifa juga melakukan berbagai aktivitas lain di dalam rumah, seperti mencuci piring, memasak nasi, membuang sampah, dan menyapu. Saat sekolah ditutup awal tahun 2020 karena pandemi Covid-19, Rifa belajar dari rumah dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Kemudian Rifa bersiap-siap memakai seragam sekolah, lalu sarapan pagi. Rifa pun siap menerima pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas yang telah disiapkan guru. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan kegiatan belajar di rumah melalui TVRI untuk mencegah anak- anak keluar rumah yang bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Belajar dimulai pukul 08.00 wib. Saat tugas masuk ke WA, Ibu meneruskannya kembali ke Bunda Yuni karena ibu dan ayah bekerja. Mereka tidak bisa terus mendampingi kami belajar. Bunda Yuni adalah adik bungsu ibu yang kuliah di Jurusan Pelatihan Olah Raga di UNRI. Jika Bunda Yuni
30 Rindu Madrasahku ada kegiatan di kampus kami didampingi oleh Ummi Ami, adik sepupu ibu. Ibu akan langsung menelpon dan minta segera datang karena Ummi Ami tinggal di Kabupaten Pelalawan. Mengapa kami panggil Ummi? Karena Ummi Ami jago bahasa Arab, lho. Ummi Ami alumni Pondok Pesantren Darul Hikmah Pekanbaru. Nah, kalau Ummi Ami ini kuliah Jurusan PGSD di UIN. Seneng deh belajar dengan Ummi Ami. Sebelum mengerjakan tugas beliau beri penjelasan dulu terkait pelajaran yang akan dipelajari. Selain belajar dengan Bunda dan Ummi, Ibu juga memanggil guru les matematika seminggu dua kali, yaitu pada hari Senin dan Rabu karena pelajaran matematika harus pasti jawabannya. Selain Rifa dan Rafi ada teman yang ikut les di rumah, yaitu Alvin. Alvin sekolah di SDN 60 dekat rumah. Setelah semua tugas selesai, Rifa langsung mengirimkan ke guru bidang studi masing masing. Semua tugas siap pada waktu yang telah di tentukan. Rifa membereskan semua peralatan belajar dan menaruhnya di lemari kembali. Saat adzan zuhur berkumandang, Rifa langsung mengambil wudhu. Setelah itu, ia melaksanakan sholat dzuhur dan makan siang. Setelah itu Rifa melakukan kegiatan yang lain. Sore hari, Rifa bermain sepeda dengan teman- teman sekomplek perumahan tempat tinggalnya.
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 31 Namun, tidak lupa melaksanakan shalat Ashar dulu baru setelah itu bermain. Sebelum jam 18.00 kami sudah harus mandi dan masuk rumah untuk melaksanakan sholat magrib dan mengaji. Teman Rifa yang bernama Alvin juga ikut belajar mengaji di rumah yang menjadi guru mengaji adalah Ibu dan ayah secara bergantian. Begitu seterusnya sampai selesai, setelah itu makan bersama dan diakhiri dengan shalat isya. Menjelang tidur, Rifa dan Rafi melanjutkan hafalannya. Setelah jam 21.00 wib, kami tidur dan kembali melakukan kegiatan seperti biasa esok harinya. Kalau Bunda Yuni pulang ke kota Dumai, biasanya kami ikut. Kami senang bisa ikut pulang ke kampung. Banyak kegiatan yang bias dilakukan begitu sampai di kampung. Namun, tidak lupa juga membawa buku pelajaran dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Kegiatan di kampung yang dilakukan adalah memancing, bermain dengan adik sepupu dan menonton TV acara kartun bersama-sama. Lama kelamaan Rifa bosan juga belajar di rumah. Rifa ingin belajar di sekolah. Rifa ingin bertemu teman- teman. Rifa ingin bermain bersama mereka. Tapi harus Rifa sadari, semua aturan ini untuk kebaikan kita semua. Dengan tetap di rumah, belajar di rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dari rumah dapat memutus rantai penyebaran virus corona karena virus ini sangat berbahaya, bahkan pada orang
32 Rindu Madrasahku yang kelihatan sehat-sehat saja. Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita semua dapat melakukan aktifitas di luar rumah dengan tenang. Inilah cerita keseharian Rifa di rumah, Teman- teman. Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi teman-teman, ya.
Aktifitas di Rumah Selama Covid-19 Arkha Abia Adz Dzaki C orona. Corona adalah virus yang sangat ber bahaya. Virus ini mematikan. Akibat virus ini kita harus berdiam diri di rumah dan tidak bisa datang ke sekolah untuk belajar seperti biasa. Sudah hampir 1 tahun kita melaksanakan kegiatan belajar di rumah. Selama itu juga, saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Biasanya setelah pulang sekolah saya beristirahat sebentar kemudian pergi les. Bahkan, tidak sempat untuk bermain bersama teman-teman. Namun, akibat wabah virus corona, waktu saya lebih banyak di rumah. Kegiatan belajar dilakukan secara online. Setiap hari guru memberikan materi pelajaran secara online. Saya memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang saya sukai, seperti berolahraga. Saya selalu berolahraga bersama teman-teman di rumah, seperti bersepeda,
34 Rindu Madrasahku bermain bola, bermain raket, dan bermain sepatu roda. Kami berolahraga sambil bermain, akan tetapi kami tidak pernah lupa untuk melaksanakan sholat 5 waktu di mushola dekat rumah. Apabila azan sudah berkumandang kami selalu berhenti bermain dan pergi ke mushola untuk mengerjakan sholat berjamaah. Walaupun hanya di rumah jangan lupa beribadah berdoa agar wabah ini cepat hilang.
Anak Sholeh di Tengah Pandemi Covid-19 Assyuhada Mulia Erza D i akhir tahun pembelajaran, tiba-tiba semua murid Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Pekanbaru mendapat kabar bahwa penyebaran virus corona telah sampai ke daerah. Kami berserta orang tua begitu resah mendengarnya karena menurut berita yang didengar, selain penyebarannya sangat cepat juga mematikan. Virus ini menjangkiti negara Cina. Walau sudah diantipisai oleh warga setempat tapi penyebarannya tak bisa dielakkan karena mobilitas manusia yang begitu cepat di area modern ini. Banyak berita yang simpang siur tentang virus ini, sehingga membuat masyarakat bingung. Entah berita mana yang benar dan mana yang salah. Semua jadi satu. Entah mengapa, di saat wabah menyebar, berita bohong pun ikut beredar. Inilah yang membuat suasana semakin mencekam. Ketika ada yang batuk
36 Rindu Madrasahku mereka langsung diisolasi. Tak boleh keluar dan makan pun harus di kamar. Intinya masyarakat sudah dilanda ketakutan. Ketakutan tersebut membuat suasana mencekam dimana-mana. Semua orang saling mencurigai satu sama lain. Aktivitas mereka sehari-hari selalu menggunakan masker. Bahkan, ke warung dekat rumah pun menggunakan masker. Agar tubuh mereka sehat, mereka harus mengeluarkan kocek sedikit lebih besar untuk membeli buah-buahan. Katanya, buah-buahan yang mengandung banyak vitamin bisa menjaga kesehatan. Kami pun akhirnya dirumahkan dan belajar secara daring. Awalnya kami tidak begitu paham, namun lama kelamaan akhirnya kami terbiasa. Walau pun orang tua sering mengeluhkan tentang biaya untuk daring. Namun, karena untuk belajar semua harus dicukupinya. Hari ke hari, tugas begitu banyak yang harus dikerjakan. Sementara kami sebagai siswa tidak semuanya mengerti. Kami harus menunggu orang tua pulang dari bekerja untuk mengerjakan tugas. Terkadang sambil memasak mereka menuntun kami untuk mengerjakan pekerjaan dari sekolah. Sesekali mereka mengeluarkan suara agak keras dalam menuntun kami belajar. Mungkin karena mereka sudah capek dan kesal karena kami anak-anaknya tidak bisa menuntaskan pelajaran sendiri. Kami sangat merindukan guru-guru dan teman- teman. Saking rindunya kami saling coba mencari
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 37 nomor hp masing-masing yang ada pada hp orang tua. Akhirnya, keinginan kami terwujud untuk melihat wajah teman-teman melalui video call. Kami sangat senang sekali, walau berjumpanya hanya melalui dunia maya. Orang tua sangat prihatin melihat keseharian kami yang sepertinya sangat membosankan. Untuk beraktivitas di luar rumah kami sangat takut. Jangan- jangan ada yang menularkan virus kepada kami. Akhirnya, kami biasakan untuk selalu beraktivitas di dalam rumah , seperti membantu orang tua menyapu rumah, mencuci piring, dan memberi makan ternak. Hari demi hari, berat badan saya semakin naik karena di rumah bawaannya selalu lapar. Sementara orang tua selalu menyediakan makanan. Sehingga keinginana untuk selalu makan tak bisa dihindarkan. Akhirnya berat badan naik secara drastis. Melihat hal demikian, orang tua agak kaget sambil tersenyum- senyum. Tapi Alhamdulillah, suasana covid ini membuat kebersamaan keluarga kian semakin dekat. Sholat berjamaah, mengaji, dan makan bersama secara rutin.
Liburan Seru! Fatih Hasan Ayubi A ssalamu’alaikum, aku Fatih. Aku sangat menyayangi keluargaku. Aku mempunyai dua orang adik, yaitu Yasmin dan Husein. Yasmin kini kelas 1 di sekolah yang sama denganku. Sementara adikku Husein baru berumur satu tahun. Tentu ini sangat menyenangkan bagi keluarga, terutama aku. Aku sangat ingin memainkan banyak permainan dengannya. Sekarang dia sudah pandai berjalan. Ia begitu lucu saat berjalan ke sana ke mari. Aku dan Yasmin adik perempuanku sering bermain bersama. Libur kenaikan kelas kemarin, kami pergi ke kampung Oma dan Opa di Payakumbuh. Di per jalanan, kami singgah di masjid yang ada sungai nya. Di sana kami beristirahat, sholat, dan makan. Setelah selesai makan, kami dibolehkan oleh Umi untuk mandi di sungai. Aku dan Yasmin segera berganti pakaian dan langsung loncat ke dalam air. Sementara Husein hanya bermain air dipegang oleh
Karya Siswa/Siswi MIN 1 Pekanbaru 39 Abi. Sungguh menyenangkan. Sungainya dangkal dan arusnya sedang. Kami juga berbaur dengan anak-anak sekitarnya. Tertawa dan saling memercikan air. Setelah lelah kemudian berganti pakaian dan melanjutkan perjalanan. Sesampainya di kampung, kami disambut dengan sukacita oleh Oma dan Opa. Rindu sekali dengan suasana di kampung yang sejuk dan asri. Kami sudah setahun tidak pulang kampung dikarenakan masa pandemi virus corona. Malamnya kami bermain tenda di teras rumah. Sangat menyenangkan! Aku, Yasmin dan Husein membayangkan kami sedang kemping di tengah hutan. “Ada serigala di luar tenda! Ayo tutup tendanya,” kataku. “Aaaa!!” Teriak Yasmin. Husein pun mengikuti teriakan Yasmin. Kami pun tertawa bersama. Setelah serigala pergi, kami keluar tenda dan mencari makanan di tengah hutan. Sebenarnya kami hanya ke dapur. He he he. Husein tampak mengantuk, kami menyudahi permainan tenda-tendaan. Husein pun ditidurkan oleh umi. Aku dan Yasmin pun juga ikut tidur. Keesokan hari, kami pergi ke air terjun yang berada dekat dari rumah. Di sana kami kembali mandi. Kali ini adik Husein juga ikut mandi. Aku dan Yasmin menyewa ban untuk mengapung. “Dingiin… “ kata Yasmin dan kami cepat-cepat menyudahi main air dan membilasnya di tempat yang sudah disediakan. Perut
40 Rindu Madrasahku terasa lapar, aku cepat-cepat memesan makanan yang tersedia di sekitar air terjun. “Hmmm, nikmatnya. Alhamdulillah,” kataku. Sudah tiga hari kami di kampung. Saatnya kami balik ke Pekanbaru karena tahun ajaran baru akan dimulai minggu depan. Oma dan Opa sudah menyiapkan oleh-oleh buah-buahan dari kebun. Kami pun berpamitan dan saling berpelukan. “Semoga Oma dan Opa selalu sehat ya,” kataku. Setiap liburan selalu seru dan berkesan.
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158