Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Thesis Arinta

Thesis Arinta

Published by angarlzdomugllpzol, 2021-02-01 12:35:57

Description: Thesis Arinta

Search

Read the Text Version

PERANAN “MEMBER CARE” BAGI UTUSAN INJIL LINTAS BUDAYA DI GEREJA BAPTIS INDONESIA BULU SEMARANG TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-2 pada Program Magister Teologia Disusun oleh: Arinta Sulistyorini NIM: 18.213.103.2.054 PROGRAM STUDI PASCSARJANA PASTORAL KONSELING SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA EFATA SALATIGA 2019

TESIS PERANAN “MEMBER CARE” BAGI UTUSAN INJIL LINTAS BUDAYA DI GEREJA BAPTIS INDONESIA BULU SEMARANG Tesis ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Akhir Guna Memperoleh Gelar Magister Teologia Pastoral Konseling Disusun oleh: Arinta Sulistyorini NIM: 18.213.103.2.054 PROGRAM STUDI PASCSARJANA PASTORAL KONSELING SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA EFATA SALATIGA 2019

PERANAN “MEMBER CARE” BAGI UTUSAN INJIL LINTAS BUDAYA DI GEREJA BAPTIS INDONESIA BULU SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teologia Efata Salatiga Program Studi Pastoral Konseling Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Teologia (M.Th) Disusun oleh: Arinta Sulistyorini Nim : 18.213.103.2.054 Lembar Pengesahan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Kanti Widiastuti, M.Th Yefta Yan Mangoli, M.Th Mengetahui Dr. Bambang Sriyanto, M.Th Ketua Prodi Studi Pascasarjana SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA EFATA SALATIGA PROGRAM STUDI PASCASARJANA PASTORAL KONSELING 2019 vii

PERANAN “MEMBER CARE” BAGI UTUSAN INJIL LINTAS BUDAYA DI GEREJA BAPTIS INDONESIA BULU SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teologia Efata Salatiga Program Studi Pastoral Konseling Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Teologia (M.Th) Penguji 1 Disusun oleh: Penguji 3 Arinta Sulistyorini Nim : 18.213.103.2.054 Lembar Pengesahan Penguji Penguji 2 Dr. Bambang Sriyanto, M.Th Dr. Kanti Widiastuti, M.Th Dr. Adi Chandra, M.Th Mengetahui, Dr. David Hadi Wibisono, M.Th Ketua STT Efata Salatiga SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA EFATA SALATIGA PROGRAM STUDI PASCSARJANA PASTORAL KONSELING 2019

SURAT PERNYATAAN Saya bertanda tangan di bawah ini: Nama : Arinta Sulistiyorini. NIM : 18.213.103.2.054. Program Studi : Pastoral Konseling. Judul Tesis : Peranan “Member Care” Bagi Utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia BULU Semarang. Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak ada terdapat karya yang pernah saya ajukan untuk memperoleh gelar Magister Teologia di suatu Perguruan Tinggi ataupun di Sekolah Teologia. Dan juga tidak terdapat karya yang ditulis oleh orang lain terkecuali secara tertulis mengacu pada sumber yang terdaftar dalam daftar pustaka. Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi apabila dikemudian hari diketahui tidak benar. Semarang, Desember 2019 Arinta Sulistiyorini vii

ABSTRAK Penelitian ini adalah tentang Peranan “Member Care” Bagi Utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia BULU Semarang. Gereja-gereja Baptis di Indonesia dikenal dengan misi dan penginjilan dunia. Penelitian ini dilatarbelakangi kerinduan Gereja Baptis Indonesia Bulu memiliki visi dan misi menjadi gereja yang Amanat Agung guna dalam menjangkau suku-suku di Lintas Budaya. Dalam penelitian ini ada lima (5) orang responden yang diwawancara sebagai sumber data primer peneliti. Salah satu yang peneliti harapkan adalah bagaimana peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu aktif sebagai “Member Care” bagi para Utusan Injil Lintas Budaya. “Member care” adalah istilah yang dipakai di seluruh dunia untuk kepedulian dan pendampingan terhadap para utusan lintas budaya. Tujuannya ialah untuk menguatkan dan memberdayakan mereka yang ada di garis depan pemberita Injil sedunia. Peneliti memiliki anggapan dasar bahwa: pertama GBI Bulu kurang memahami secara spesifik letak pelayanan Lintas Budaya tentang kebudayaan setempat. Kedua, gereja pengutus belum kuat dalam membiayai kelangsungan hidup para utusan. Ketiga, orang-orang yang diutus belum memenuhi kewajibannya untuk memberikan pelaporan secara rutin pada gereja lokal yang mengutus. Hasil penelitian: pertama, peranan “Member Care” GBI Bulu dalam fase persiapan. Kedua, peranan “Member Care” GBI Bulu dalam fase di ladang pelayanan. Ketiga, peranan “Member Care” GBI Bulu dalam fase setelah kembali dari ladang pelayanan. Gereja Baptis Indonesia Bulu sudah memberikan peranannya dalam pelayanan Lintas Budaya dan perlu ditingkatkan kembali dalam peranannya sebagai “Member Care”. Kata kunci: “Member Care”, peranan gereja, dan utusan Injil Lintas Budaya.

Abstract vii

KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang sudah menyertai dalam perkuliahan sampai dengan pembuatan tesis. Sehingga tesis yang peneliti beri judul; Peranan “Member Care” Bagi Utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia BULU Semarang. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Teologia (M.Th) dalam bidang Pastoral Konseling pada program studi Sekolah Tinggi Teologia Efata Salatiga, dan semua tidak luput dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Perkenankanlah juga, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian studi ini, kepada: 1. Dr. David Hadi Wibisono, M.Th sebagai ketua Sekolah Tinggi Teologia Efata Salatiga yang sudah berkenan meberikan kesempatan kepada penulis untuk bisa melanjutkan kuliah. 2. Dr. Bambang Sriyanto, M.Th sebagai Direktur Program Pascasarjana dan juga pembimbing Praktek Konseling Pastoral. 3. Dr. Kanti Widiastuti, M.Th sebagai pembimbing satu yang sudah berkenan dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam mengerjakan tesis tersebut. 4. Yefta Yan Mongoli sebagai pembimbing dua yang sudah berkenan membimbing peneliti sampai selsesai dalam pembuatan tesis. 5. Gereja Baptis Indonesia Bulu sebagai gereja yang mendukung penelitian tesis tersebut.

6. Orang tua dan keluarga yang mendukung peneliti untuk menyelesaikan kuliah sampai akhir sehingga peneliti dapat menyelesaikannya sampai akhir. Akhirnya peneliti berharap semoga Tesis ini dapat bermanfaat dan permintaan maaf yang tulus jika seandainya dalam penulisan ini terdapat kekurangan dan kekeliruan, peneliti juga menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan penulisan tesis ini. Salatiga, Desember 2019 Arinta Sulistiyorini vii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………i LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………..ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI……………………………………………….....iii SURAT PERNYATAAN………………………………………………………………...v ABSTRAK……………………………………………………………………………….vi MOTO…………………………………………………………………………………...viii KATA PENGANTAR……………………………………………………………………ix DAFTAR ISI………………………………………………………………………...........xi DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..........xii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………............1 1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………...1 1.2 Identifikasi Masalah……………………………………………...10 1.3 Batasan Masalah………………………………………………….11 1.4 Perumusan Masalah……………………………………………....11 1.5 Tujuan Penelitian………………………………………………....12 1.6 Kegunaan Penelitian……………………………………………...13 1.6.1 Teoritis………………………………………………….....12 1.6.2 Praktis……………………………………………………..12 1.6.2.1 Bagi Gereja………………………………..13 1.6.2.2 Bagi GBI BULU ……………………….....13 1.6.2.3 Bagi Para Utusa………………………........13 BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………...14 2.1 Tinjauan Tentang Gereja………………………………………......14 2.2 Hakikat Gereja…………………………………………………......15 Marturia…………………………………………………………....18 Diakonia………………………………………………………........19 Koinonia..………………………………………………………......20 2.3 Tinjauan Tentang “Member Care”………………………………..21 2.4 Strategi “Member Care” Dalam Pengutusan Injil Lintas Budaya…………………………………………………......24 2.4.1 Kepedulian “Member Care”………………………………...25 2.4.2 Koordinator “Member Care”……………………………......27

BAB III 2.5 Pandangan Alkitab Tentang “Member Care”………………….....28 2.5.1 Dalam Perjanjian Lama…………………………………......31 2.5.2 Dalam Perjanjian Baru……………………………………...36 2.6 Manfaat “Member Care” Bagi Pelayanan Lintas Budaya………...41 2.6.1 Mempersiapkan Para Utusan……………………………......41 2.6.2 Persiapan Yang Diutus……………………………………...44 2.6.3 Pengelolaan Jarak Jauh……………………………………..50 2.6.4 Persiapan Para Utusan Injil Lintas Budaya…………………54 2.7 Fungsi “Member Care” Bagi Utusan Injil Lintas Budaya………..56 2.7.1 Menurut Perspektif Firman Tuhan……………………….....57 2.7.2 Bagaimana “Member Care” Terlibat Dalam Pelayanan Misi……………………………………………...59 2.7.3 Peranan “Member Care” Gereja Baptis Indonesia Bulu……62 2.8 Menghadapi Masa Krisis…………………………………………67 2.8.1 Culture Shock………………………………………………68 2.8.2 Siapa yang Menjadi Target Utusan Injil……………………71 2.8.3 Utusan Injil Mengetahui Daerah yang Akan Dilayani……..73 2.9 Tantangan yang Dihadapi dan Bagaimana Mengatasi…………....74 2.9.1 Tantangan Dalam Keluarga………………………………...74 2.9.2 Tantangan di Ladang Pelayanan…………………………....78 2.9.3 Bagaimana “Member Care” Dalam Menciptakan Keseimbangan………………………………..80 2.10 Peranan “Member Care” Fase Kembali dari Ladang Pelayanan Lintas Budaya…………………………………………82 2.10.1 Peranan Lembaga dan Gereja Pengutus…………………...83 2.10.2 Tanggung Jawab dan Peranan “Member Care”…………...84 2.11 Kerangka Berpikir………………………………………………...86 METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………..87 3.1 Metodologi Penelitian………………………………………………...87 3.2 Lokasi Penelitian……………………………………………………...88 3.3 Waktu Penelitian……………………………………………………...88 3.4 Sumber Penelitian…………………………………………………….88 3.5 Tehknik Pengumpulan Data………………………………………….89

BAB IV 3.6 Alat Pengumpulan Data………………………………………………89 3.7 Alat Pengumpulan Data………………………………………………89 3.8 Keterbatasan………………………………………………………….89 3.9 Tehknik Analisa Data………………………………………………...90 3.10 Tehknik Validasi Data………………………………………………91 3.11 Anggapan Dasar…………………………………………………….91 HASIL PENELITIAN……………………………………………………92 4.1 Deskripsi Data………………………………………………………..93 4.1.1 Deskripsi Data Peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam Melakukan “Member Care” terhadap Para Utusan Injil Lintas Budaya dalam Fase Persiapan……………………...94 4.1.2 Deskripsi Data Peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” kepada para Utusan Injil Lintas Budaya Fase di ladang Pelayanan………………………………...97 4.1.3 Deskripsi Data Peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang Dilakukan pada Utusan Injil Lintas Budaya Fase Mereka kembali dari Ladang Pelayanan…..103 4.1.4 Deskripsi Data Triangulasi……………………………………..106 Deskripsi Data Peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam Melakukan “Member Care” terhadap Para Utusan Injil Lintas Budaya dalam Fase Persiapan………………………106 4.1.5 Deskripsi Data Peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” kepada para Utusan Injil Lintas Budaya Fase di ladang Pelayanan……………………………….111 4.1.6 Deskripsi Data Peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang Dilakukan pada Utusan Injil Lintas Budaya Fase Mereka kembali dari Ladang Pelayanan…………………………………115 4.2 Analisa Data…………………………………………………………118 4.2.1 Analisa Data Peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” ” terhadap Para Utusan Injil Lintas Budaya dalam Fase Persiapan………………………………………………..118 4.2.2 Analisa Data Peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” ” terhadap Para Utusan Injil Lintas Budaya

fase mereka di ladang pelayanan…………………………………….121 4.2.3 Analisa Data Peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” ” terhadap Para Utusan Injil Lintas Budaya fase mereka kembali dari ladang pelayanan…………………………123 4.3 Interpretasi Data……………………………………………………..124 4.4 Kerangka Berpikir…………………………………………………...127 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN…………………………..128 5.1 Kesimpulan Penelitian……………………………………………….128 5.2 Implikasi Penelitian………………………………………………….129 5.3 Saran…………………………………………………………………132 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………134 LAMPIRAN……………………………………………………………………………...135

1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang masalah Setiap gereja-gereja Tuhan di dunia ini pasti memiliki sebuah visi dan misi untuk mendukung pekerjaan-Nya. Kehadiran gereja di dunia bukan semata-mata hanya karena sebuah ‘stupa’ yang berdiri tanpa ada nafas di dalamnya untuk bergerak ataupun melangkah. Visi dan misi masing-masing gereja merupakan penggerak bagi gereja tersebut untuk melaksanakan Amanat Agung berdasarkan dalam Matius 28: 19-20. Gereja Baptis Indonesia Bulu memiliki Visi dan Misi untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan. Dalam pelaksanaan Amanat Agung Gereja Baptis Indinesia Bulu mencakup pelayanan sama budaya dan Lintas Budaya. Adapun Visi Gereja Baptis Indonesia Bulu tahun 2019 adalah “Gereja Amanat Agung”. Sedangkan Gereja Baptis Indonesia Bulu misi adalah: 1) Menjadi gereja yang berakar dalam pengajaran Alkitabiah. 2) Menjadi gereja yang bertumbuh dalam persekutuan. 3) Menjadi gereja yang berbuah dalam penginjilan dan penanaman gereja-gereja baru.1 Dalam pelayanan Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu telah mengirim para utusan Injil Lintas Budaya. Dalam pelayanan Lintas Budaya tersebut diperlukan pendampingan atau mentoring bagi para utusan Injil. Pelayanan pendampingan atau mentoring tersebut dikenal dengan istilah “Member Care”. Member Care adalah (disingkat MC) aktivitas atau kegiatan yang memberikan kepedulian kepada para pekerja lintas budaya untuk membantu mereka agar tetap sehat, tangguh, dan efektif, serta memuliakan Allah dalam kehidupan dan pelayanan untuk jangka panjang. Member Care itu sendiri berkaitan dengan semua aspek 1Wawancara gembala sidang, 1 Januari 2019.

2 kesejahteraan para utusan misi dan orang-orang yang bergantung kepada mereka. Hal ini meliputi hal-hal rohani, emosi, relasi, fisik, dan ekonomi.2 Setiap gereja yang mengutus utusan Injil Lintas Budaya seharusnya melakukan pelayanan “Member Care” untuk memberikan perhatian secara khusus bagi para Utusan Injil Lintas Budaya. Perhatian dan kepedulian tersebut akan membawa dampak yang besar bagi pelayanan para utusan untuk dapat bertahan dan berhasil di ladang pelayanan. Memperhatikan kesejahteraan utusan Lintas Budaya, membekali mereka dengan pelatihan-pelatihan dalam memberitakan Kabar Baik, memperhatikan kehidupan rohani para utusan Lintas Budaya supaya mereka dapat bertahan lebih lama di tempat pelayanan. Gereja Baptis Indonesia Bulu mengutus para Utusan Injil ke berbagai tempat untuk pelayanan Lintas Budaya. Gereja Baptis Indonesia Bulu mengirimkan 2 orang Utusan Injil ke Papua dan Palu. Dalam melaksanakan pelayanan Lintas Budaya, para Utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu waktu di Ladang Pelayanan mengalami beberapa kendala. Permasalahan yang dihadapi Utusan Injil Lintas Budaya diantaranya adalah adanya himpitan dan tekanan budaya yang berasal dari mayoritas bukan orang percaya. Disamping itu para Utusan Injil Lintas Budaya juga mengalami “kejutan budaya”. Permasalahan tersebut membutuhkan dukungan pengutus secara stabil. Karena tidak semua utusan Injil memiliki kestabilan emosi yang sama dalam menghadapi masalah, apalagi dalam pelalayan Lintas Budaya. Utusan Injil tidak 2Laura Mae Gardner; Sehat, Tangguh, dan Efektik Dalam Pelayanan Lintas Budaya, (Yogyakarta: Yayasan Gloria Katalis, 2016). 9.

3 hanya mengalami masalah dalam keluarga, lingkungan, dan yang terpenting adalah secara emosional (pribadi) utusan Injil tersebut. Untuk kesehatan emosi dan psikologi sama pentingnya agar siap di ladang misi. Kita memiliki tiga kapasitas – pikiran,kemauan,dan emosi. Tekanan lintas budaya dapat menyingkapkan dan memperburuk penyakit-penyakit batin. Itu sebab mengapa skrining kesehatan batin adalah penting.3 Dukungan moral pada para utusan Injil Lintas Budaya menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh gereja – gereja pengutus. Saat gereja pengutus memberikan perhatian para utusan Injil, maka membuat para utusan Injil Lintas Budaya merasa diperhatikan dan memiliki orang yang bisa diajak berbicara dan berdiskusi. Membimbing dan membina para Utusan Injil Lintas Budaya secara berkala akan memberikan motivasi yang luar biasa sehingga para Utusan Injil Lintas Budaya bisa bertahan dalam menghadapi kondisi di tempat pelayanan. Itulah sebabnya gereja harus memperhatikan para pelayan Lintas Budaya karena banyaknya tekanan yang membuatnya bisa berubah dan pergi meninggalkan tempat pelayanan. Permasalahan yang dihadapi para Utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu adalah kurangnya informasi yang diberikan oleh para Utusan Injil Lintas Budaya yang dialami. Hal lain yang dihadapi adalah kurangnya dana untuk keperluan lapangan. Persoalan tersebut terkait dengan tidak adanya laporan yang teratur dari para utusan Injil Lintas Budaya, sehingga gereja pengutus tidak mengetahui masalah di lapangan. 3Partnering to Share Christ With The Nations.( IMB: Missions Consultation,2015). 13.

4 Masalah komunikasi, finansial, pelaporan pelayanan merupakan persoalan yang harus diatasi oleh pengurus gereja pengutus terutama oleh penanggung jawab “Member Care”. Perlunya “Member Care” dalam pelayanan pengutusan Lintas Budaya menggambarkan kepedulian gereja lokal kepada pelayanan di dunia saat ini. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam “Member Care” adalah bukti dari berbagai segi dalam bentuk pemeliharaan pelayanan Lintas Budaya akan membuat utusan Injil menjadi: 1. Mengurangi jumlah anggota yang mengundurkan diri dan meningkatkan jumlah anggota yang bersedia untuk terus melayani. Ketika seseorang merasa cukup diperhatikan, mereka cenderung lebih betah untuk terus melayani pada gereja yang sama. 2. Meningkatkan semangat juang. Saat suatu gereja dianggap sebagai suatu tempat yang aman, saat para pemimpin menyukai dan mendukung para pekerja mereka, dan saat para anggota menikmati hubungan yang baik satu dengan yang lain, maka terjadilah peningkatan semangat juang untuk melayani. 3. Meningkatkan hasil kerja. Orang yang berbahagia dengan semangat tinggi biasanya akan bekerja lebih keras dan lebih ulet. 4. Para anggota yang bersemangat adalah perekrut terbaik. 5. Implikasi – implikasi lain untuk rekrutmen. Calon anggota ingin mengetahui informasi dan kondisi organisasi sebelum mereka memutuskan bergabung. 6. Jelaslah kepedulian yang baik itu menghemat biaya. Terlalu mahal untuk mengganti seorang pekerja yang berpengalaman. 7. Perlindungan. Suatu lembaga misi yang baik dan mempedulikan anggota – anggotanya sudah barang tentu memiliki pula rencana jalan keluar jika terjadi keadaan darurat. Perlindungan di sini bukan saja memperhatikan keamanan secara fisik, tetapi juga perlindungan emosional dan spiritual sebagai bagian dari satu tim pelayan Allah, dengan memberikan mereka bimbingan yang diperlukan, berdoa atau persekutuan bersama, dan memberikan dukungan moril. 8. Pencegahan. Mengetahui bahwa rekan – rekan Anda telah melalui proses kualifikasi dan penilaian yang sama (termasuk ujian kepribadian dan psikologis, pemeriksaan referensi, pengetahuan Alkitab, dan seterusnya) akan meberikan rasa nyaman bahwa dalam gereja lokal ada suatu faktor keamanan yang kuat dan mampu mencegah perilaku – perilaku yang merugikan.4 4Laura Mae Gardner; Sehat, Tangguh, dan Efektik Dalam Pelayanan Lintas Budaya, (Yogyakarta: Yayasan Gloria Katalis, 2016). 19-21.

5 Dengan adanya beberapa poin di atas memberikan gambaran untuk gereja lokal atau pengutus harus benar – benar mempersiapkan dari orang yang akan diutus dan kebutuhan hidup yang akan diberikan nantinya. Banyak alasan yang kuat kenapa diperlukan “Member Care” dalam pelayanan Lintas Budaya. Sebagian besar yang melatar belakangi kenapa harus ada “Member Care” karena beberapa hal tersebut di atas, memiliki fungsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan untuk utusan Injil. Sebagai gereja yang Amanat Agung harus mampu berpikir dengan cepat untuk kepentingan pelayanan Lintas Budaya. Meningkatkan perhatian untuk utusan Injil Lintas Budaya bukan masalah karena gereja lokal tidak memiliki yang perlu diperhatikan adalah ada keseimbangan antara pengutus dan yang di utus nantinya. “Member Care” merupakan sebuah bentuk kepedulian yang meberikan motivasi supaya utusan Injil juga memperhatikan setiap pekerjaan pelayanan yang di lakukan di lapangan. Memberikan gambaran tentang pelayanan dan tempat yang akan dituju adalah salah satu bentuk kepedulian yang sederhana namun berdampak bagi para utusan Injil. Gereja menyadari masih banyak kekurangan dalam memperhatikan utusan Injil Lintas Budaya. Sebuah tanggung jawab yang besar bagi “Member Care” karena beban besar memikirkan pekerjaan yang memiliki resiko yang tinggi. Pelayanan Lintas Budaya tidak hanya memikirkan seseorang yang di utus saja namun memikirkan supaya utusan Injil dapat bekerja di lapangan pelayanan dengan damai. “Member Care” juga memikirkan bagaimana keadaan mereka di ladang pelayanan.

6 “Member Care” merupakan alat pemantau juga untuk melihat bagaimna pola hidup para utusan Injil di lapangan. Apakah di tempat pelayanan yang baru para utusan Injil benar –benar beradaptasi dengan lingkungan baru. Bagaimana keseharian mereka di ladang pelayanan, persoalan –persoalan yang terjadi sebagai orang baru di ladang pelayanan, dan apakah utusan Injil mempraktekkan pelatihan yang sudah mereka terima. Pekerjaan seorang penanggung jawab member care tidak mudah, bukan saja karena menampilkan sikap berbelas kasihan atau menunjukkan niat baik atau melakukan hal-hal yang menyenangkan bagi orang lain. Pekerjaan ini juga menuntut segala pengetahuan, pelatihan, dan keahlian yang memperlengkapi anggota yang ada dengan semua perlengkapan yang ada dan dapat dipakai. Member care menuntut kearifan, wawasan, dan kebijaksanaan, serta keterampilan menilai. 5 “Member Care” bekerja sebagai penanggung jawab untuk para utusan Injil. Mereka harus benar – benar mempersiapkan dalam setiap aspek supaya para utusan Injil berakhir dengan sebuah tujuan. Gereja pengutus dan “Member Care” memiliki kesamaan dalam menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus di dunia ini. Tantangan yang besar juga akan terjadi dalam tim “Member Care” karena akan menghadapi penolakan jika berusaha benar –benar untuk memperhatikan utusan Injil Lintas Budaya. Diharapkan dengan adanya “Member Care” akan menolong para utusan Injil Lintas Budaya benar – benar dipersiapkan. Sebagai seorang utusan Injil harus memiliki sikap untuk rendah hati supaya Injil dapat tersampaikan dengan tepat. “Member Care” dan gereja pengutus harus berperan aktif dalam persiapan di lapangan untuk para utusan Injil Lintas Budaya. 5Gardner. 131.

7 Mementoring utusan Injil sebelum berangkat ke ladang pelayanan sangat diperlukan supaya mereka tidak mengalami ‘kekosongan rohani’ karena tidak hanya tenaga saja namun melalui pikiran mereka juga bekerja keras supaya pekerjaan Tuhan tidak sia – sia di ladang pelayanan. Tujuan utama mengadakan “Member Care” dalam sebuah organisasi, paling tidak meliputi dua poin penting: 1. Mempersiapkan,memperlengkapi,menguatkan,dan memberdayakan para utusan misi untuk kehidupan dan pelayanan yang efektif, dan 2. Meningkatkan persekutuan yang sehat secara rohani, saling peduli, dan produkrif, sehingga dapat meneladani Kristus dalam kehidupannya sehari-hari.6 Kekuatan seorang utusan Injil adalah adanya dukungan dari orang- orang sekitar mereka. Melatih orang yang mau dipakai oleh Tuhan dengan resiko yang cukup tinggi adalah salah satu tugas gereja pengutus untuk membekali mereka dengan benar dan bertanggung jawab. Mendorong para utusan Injil untuk bersaat teduh dan membangun hubungan dengan Tuhan tiap hari adalah tugas dan tanggung jawab pengutus dan pribadi yang diutus. Meneladani Tuhan Yesus adalah satu- satunya hal yang harus diingat oleh utusan Injil. Melayani dengan kasih dan tanpa syarat, demikian juga sebagai gereja pengutus harus memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka di ladang pelayanan. Persiapan rohani diperlukan oleh para utusan Injil dengan tujuan supaya ketika di ladang pelayanan mereka tidak menggunakan kekuatan sendiri. Kebanyakan para utusan Injil sudah merasa puas ketika sudah diterima di ladang pelayanan sehingga menjadi lupa dengan misi utama mereka dalam mengabarkan 6Gardner. 116.

8 Injil. Tuhan Yesus harus menjadi teladan yang utama ketika mereka bersedia melayani. Para utusan Injil harus selalu memiliki ketekunan supaya tidak merasa bosan di ladang pelayanan. Selalu memiliki inovasi untuk membangun sebuah masyarakat Kristen yang produktif dan aktif. Sebagai seorang utusan Injil ketekunan dalam melayani diperlukan agar mereka dapat memuridkan orang –orang yang sudah percaya dan mendidik orang –orang belum percaya memiliki kemampuan untuk memberitakan Kabar Baik juga. Gereja adalah umat pilihan yang dipanggil Allah untuk membawa berita keselamatan kepada dunia. Gereja merupakan kumpulan masyarakat orang Allah – orang yang beribadah pada Allah, bersekutu, dan mempunyai misi yang harus dipenuhi. Misi gereja yang disampaikan oleh Tuhan Yesus yang disebut Amanat Agung, “Pergilah, jadikan semua bangsa murid-Ku” (Matius 19-20). 7 Menjadi gereja yang Amanat Agung merupakan harapan Tuhan Yesus bagi gereja di dunia ini. Pertumbuhan kualitas rohani jemaat bisa diukur dari cara jemaat menyikapi misi Allah dengan benar. Menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus, memiliki kerukunan antara satu dengan yang lainnya dalam sebuah gereja, dan memiliki Visi-Misi yang sama akan membawa sebuah perubahan pandangan tentang misi Tuhan yang sebenarnya. Ketika umat itu sudah dipilih, maka seharusnya gereja yang bertumbuh tidak memiliki hambatan dalam menjalankan Amant Agung Tuhan Yesus. Pergilah merupakan salah satu perintah Tuhan Yesus supaya murid – murid pada waktu itu dan sekarang orang – orang percaya untuk memberitakan 7Jese Miranda; Gereja Kristen Dalam Pelayanan,( Malang: Gandum Mas, 1986). 150.

9 keselamatan bagi orang – orang yang belum percaya. Dalam perintah ini merupakan kata – kata aktif dimana orang – orang percaya tidak menyimpan keselamatan untuk dirinya sendiri. ‘Menjadikan’ memiliki arti membuat orang lain percaya dan dimuridkan sehingga mereka juga kelak memuridkan orang lain akan keselamatan yang Tuhan Yesus berikan. Injil Kristus bersifat am, dan tugas gereja juga am. Yohanes 3:16 berkata; “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” 8 Allah sudah mengorbankan Anak-Nya dengan maksud dan tujuan supaya umat manusia diselamatkan dari hukuman kekal. Pengorbanan Anak Allah di atas kayu salib perlu diresponi oleh umat-Nya. Dengan adanya umat Allah yang memiliki jiwa misi, maka Gereja Baptis Indonesia Bulu Semarang terlibat semakin aktif untuk menjangkau yang belum terselamatkan. Tim utusan Lintas Budaya sebagai sarana untuk gereja supaya menjalankan Amanat Agung tersebut. Dalam memenuhi visi dan misi tersebut Gereja Baptis Indonesia Bulu memerlukan dukungan baik dari dalam maupun bekerjasama dengan lembaga Kristen lain supaya Amanat Agung tersebut dapat dipenuhi. Apa yang menjadi permasalahan selama ini adalah karena kurangnya pengetahuan yang benar tentang pelayanan lintas budaya dan juga mengkomunikasikan rencana yang akan berlangsung dalam pengutusan dari gereja yang mengutus. Karena pengutusan bukan hanya menyuruh orang lain pergi, namun banyak hal yang perlu perhatikan 8Jese Miranda; Gereja Kristen Dalam Pelayanan,( Malang: Gandum Mas, 1986). 152.

10 untuk menyiapkan pelayanan lintas budaya supaya yang diutus dan yang mengutus tidak merasa dirugikan atau kecewa. Gereja pengutus diakui masih memiliki kelemahan tentang letak geografis dari para utusan Injil Lintas Budaya. Ketika gereja mengetahui apa yang dilakukan oleh utusan Injil di lapangan dan bagaimana keadaan di lapangan akan lebih memudahkan gereja untuk lebih spesifik apa yang harus dilakukan. Diharapkan gereja pengutus memberikan wawasan pekerjaan Lintas Budaya kepada jemaat karena mereka berani mengorbankan zona nyaman demi Amant Agung Tuhan Yesus. Seperti halnya ketika seorang membangun sebuah rumah akan ada dana khusus supaya pembangunan berjalan dengan lancar, begitu juga dana untuk para utusan Injil Lintas Budaya supaya dipersiapakn secara khusus supaya pekerjaan pelayanan di lapangan. Gereja pengutus harus benar- benar memperhatikan kebutuhan para utusan Injil Lintas Budaya supaya mereka bertahan di tempat pelayanan. 1. 2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latarbelakang tersebut menunjukkan adanya beberapa permasalahan pokok yang teridentifaksi, sebagai berikut. 1. Diduga gereja pengutus kurang memahami secara spesifik letak pelayanan Lintas Budaya tentang kebudayaan setempat, kondisi, cuaca, makanan sehari-hari, dan juga lingkungan tempat utusan Injil tinggal. 2. Diduga gereja pengutus belum kuat dalam membiayai kelangsungan hidup para utusan.

11 3. Diduga jemaat lokal tidak mengetahui secara jelas keperluan para utusan mengabarkan Injil. 4. Diduga kurangnya peran mentoring dalam mendukung pelayanan utusan Injil Lintas Budaya. 5. Diduga orang-orang yang diutus belum memenuhi kewajibannya untuk memberikan pelaporan secara rutin pada gereja lokal yang mengutus. 1. 3 Batasan Masalah Memperhatikan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi untuk mengetahui peran “Member Care” bagi para utusan Injil Lintas Budaya Gereja Baptis Indonesia Bulu. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti berusaha membuat rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Bagimana peran Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan kepada para utusan Injil Lintas Budaya dalam masa persiapan pelayanannya. 2. Bagaimana peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan kepada para utusan Injil Lintas Budaya pada fase pelayanan di lapangan. 3. Bagaimana peran Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan pada utusan Injil Lintas Budaya setelah mereka kembali dari pelayanan tersebut.

12 1. 5 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana peran Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan kepada para utusan Lintas Budaya dalam masa persiapan pelayanannya. 2. Untuk mengetahui bagaimana peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan kepada para Utusan Lintas Budaya pada fase pelayanan di lapangan. 3. Untuk mengetahui bagaimana peranan Gereja Baptis Indonesia Bulu dalam “Member Care” yang dilakukan pada utusan Injil Lintas Budaya pada fase kepulangan dari ladang pelayanan. 1. 6 Kegunaan Penelitian 1.6.1 Secara Teoritis Untuk memberikan pengetahuan pentingnya “Member Care” dalam mata kuliah konseling Lintas Budaya. Penelitian ini dilakukan supaya setiap gereja dan mahasiswa dapat memahami makna Member Care dalam pelayanan lintas budaya. 1.6.2 Praktis 1. Bagi gereja Peneliti ini dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan pelayanan “Member Care” agar gereja pengutus dapat berfungsi efektif dalam pelayanan Lintas Budaya.

13 2. Bagi para utusan Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih yang bermanfaat bagi para utusan Lintas Budaya supaya dapat memperlengkapi diri dengan baik dalam memberitakan Injil dimanapun mereka akan diutus, dan terus setia sampai akhir menuntaskan pelayanan.

14 Rangkuman Dalam Bab I ini peneliti mencoba Gereja Baptis Indonesia Bulu sebagai tim pengutus yang belum memiliki tenaga khusus dalam “Member Care”. Sebagai gereja yang Amanat Agung sudah seharusnya memiliki tujuan untuk menata secara khusus tim “Member Care” supaya pelayanan di lapangan dapat lancar dan utusan Injil Lintas Budaya dapat hidup dengan cukup. Dalam hal ini peneliti mengacu kepada buku “Sehat, Tangguh, dan Efektif dalam Pelayanan Lintas Budaya” dimana dijelaskan tentang fase – fase dari persiapan sampai dengan kepulangan utusan Injil Lintas Budaya. Memikirkan pekerjaan Tuhan di dunia sebagai gereja pengutus meberikan bekal kepada para utusan Injil dengan pelatihan ketrampilan yang disesuaikan dengan keadaan di tempat pelayanan tersebut. Ketrampilan dari dalam diri para utusan Injil juga sangat dibutuhkan karena mereka juga harus mempersipakan diri untuk kondisi yang sulit. Mempelajari budaya dan bahasa akan memudahkan utusan Injil untuk berinteraksi dengan lingkungan dimana mereka akan tinggal. Pekerjaan Tuhan Yesus di dunia ini memberikan misi kepada para murid untuk meberitakan Injil sampai ujung bumi. Gereja Baptis Indonesia Bulu yang memiliki visi dan misi tentang Amanat Agung sudah seharusnya memperhatikan pelayanan di luar gereja karena masih banyak pekerjaan Tuhan yang harus dilaksanakan terutama dalam “Member Care” sebagai salah satu jantung untuk para utusan Injil Lintas Budaya.

15 BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Tinjaun Tentang Gereja Gereja merupakan tempat dimana orang- orang percaya berkumpul dan bersekutu untuk saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Gereja merupakan salah satu Amanat Agung Tuhan Yesus untuk melanjutkan misinya di dunia ini. Gereja merupakan wadah persekutuan orang percaya untuk memberikan pengajaran dan membagi berkat rohani kepada satu dengan yang lainnya. Pengajaran rohani untuk jemaat memberikan motivasi kepada jemaat untuk memberikan dukungan kepada pelayan- pelayan Tuhan. Gereja mempunyai tujuan untuk memberikan pengharapan bagi orang- orang yang belum percaya itulah sebabnya Tuhan Yesus memberikan Amanat Agung kepada setiap orang percaya. Melalui kesaksian setiap orang percaya berkat rohani tersebut dapat menolong pertumbuhan pekerjaan Tuhan di dunia ini. Tugas gereja di dunia ini membutuhkan dukungan dari orang- orang percaya untuk kelancaran pekerjaan di dunia ini. Pengertian gereja adalah persekutuan orang- orang percaya yang mempunyai iman dan pengharapan dalam Yesus Kristus.9 Persekutuan orang percaya akan membentuk kerohanian yang terarah. Gereja mengarahkan jemaat untuk memperhatikan satu dengan yang lainnya termasuk “Member Care”. 9Asas Kepercayaan Kristen Baptis, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis Indonesia, 2011). 4.

16 2. 2 Hakikat Gereja Hakikat gereja adalah memenuhi panggilan Allah untuk ‘mencari’ orang- orang terhilang dengan memenuhi tugas dan panggilannya yaitu; Marturia, Koinonia, dan Diakonia. Oleh karena itu Tuhan menginginkan setiap orang percaya memiliki panggilannya masing- masing supaya pekerjaan Tuhan di dunia ini dapat terpenuhi. Gereja seharusnya menjadi tempat orang – orang percaya yang memiliki keinginan untuk melayani sebagai gereja yang Amanat Agung. Gereja tidak akan berkembang hanya memikirkan keperluan pribadi saja, namun harus memiliki jiwa yang berantusias dalam menjalankan Amanat Agung tersebut. Gereja merupakan saksi Tuhan Yesus di dunia yang memberikan kesaksian keselamatan yang kekal bagi orang – orang belum percaya. Kesatuan gereja yang Amanat Agung memperkuat jalannya visi dan misi Allah. Allah memberikan hak kepada setiap orang untuk memberikan kesaksian dalam hidupnya untuk orang lain supaya mereka juga mendengar Injil. Melalui kesaksian hidup orang percaya Tuhan memberikan hikmat dan pengharapan bagi dunia. Gereja harus memiliki komitmen untuk memulihkan orang – orang yang terhilang supaya mereka diselamatkan. Fungsi gereja hadir sebagai tempat orang untuk menerima jawaban, memulihkan yang keadaan orang yang ‘terluka’, mempersatukan pelayanan untuk mengemban Amanat Agung, dan memberikan pertolongan bagi mereka yang membutuhkan. Dalam Efesus 4: 3-16; 4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera, 4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana

17 kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, 4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, 4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. 4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. 4:8 Itulah sebabnya kata nas: \"Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.\" 4:9 Bukankah \"Ia telah naik\" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? 4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. 4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, 4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, 4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. 4:16 Dari pada- Nyalah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. Sebagai kesatuan tubuh Kristus yang memiliki kesempatan keselamatan sudah seharusnya memiliki harapan yang baru setiap hari untuk menjangkau. Roh Kudus memberikan kepada setiap orang percaya karunia masing – masing untuk membangun gereja supaya banyak orang yang mengenal keselamatan serta memuridkannya. Roh Kudus memberikan kemampuan untuk setiap orang – orang percaya dalam pelayanan sehingga tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Semuanya akan bertumbuh bersama – sama sehingga gereja akan mengalami kesehatan karena tidak ada gereja yang diam saja, namun mereka mengerjakan tugas sesuai dengan tugas dan karunia masing – masing.

18 Sebagai kesatuan yang utuh gereja perlu melihat pelayan – pelayan yang memiliki panggilan khusus dalam pelayanan. Gereja dipanggil keluar untuk melayani orang – orang yang belum percaya dan juga membimbing orang – orang yang baru percaya supaya iman mereka akan terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan iman orang percaya yang sehat akan mengalami pembaharuan setiap hari karena Roh Kudus yang membimbing mereka untuk menuju ke arah yang lebih baik. Roh Kudus memberikan kuasa kepada setiap orang percaya supaya keselamatan yang diterima tidak akan pernah berhenti. Roh Kudus akan terus aktif dalam kegerakan karena orang – orang percaya memiliki hati untuk melayani orang lain (belum percaya). Kasih merupakan salah satu pengikat bagi orang – orang percaya supaya ikatan itu menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga pekerjaan Tuhan Yesus di dunia ini dapat berjalan karena setiap orang percaya membangun dirinya setiap saat untuk pekerjaan-Nya di dunia. Pertumbuhan gereja akan terjadi jika gereja – gereja menjalankan fungsinya sesuai dengan Firman Tuhan. Roh Kudus memberikan hikmat bagi setiap orang percaya untuk menjalankan tugasnya. Tugas setiap orang yang sudah percaya adalah aktif dalam memberitakan Injil, menjalankan persekutuan dengan orang – orang seiman, dan menolong mereka yang membutuhkan supaya nama Tuhan Yesus semakin dipermuliakan di dunia. Tuhan Yesus tidak pernah menghitung berapa banyak orang yang diinjili tapi Tuhan Yesus melihat orang – orang percaya memiliki hati untuk dunia ini karena keselamatan tidak untuk satu atau dua orang saja tapi untuk semua.

19 Wahyu 7: 9; “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.” Dalam kitab Wahyu tersebut menjelaskan bagaimana surga bersukacita ketika orang – orang percaya berkumpul dalam nama Tuhan yesus. Mereka bersorak – sorai hidup dalam kemuliaan karena banyak dari orang – orang percaya ikut ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan di dunia ini. Janji Tuhan sungguh luar biasa ketika gereja mau bersama – sama menjalankan perintah Agung Tuhan Yesus untuk semua bangsa. Tuhan Yesus rela di salibkan untuk keselamatan dunia ini. Kabar Baik ini tidak dapat dilakukan oleh satu atau dua orang karena harus ada jejaring supaya pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan mudah. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan sebagai gereja Tuhan yang sehat; 1 Marturia Sebagai gereja yang Amanat Agung memiliki hati untuk memenuhi kewajibannya. Amanat Agung dan Perintah Agung Tuhan Yesus harus diperhatikan oleh orang – orang percaya. Dalam pelayanan kesaksian ini gereja Tuhan akan mengalami perubahan dalam memahami fungsi gereja yang sesungguhnya. Tidak hanya berfungsi melakukan pelayanan di dalam saja namun juga memiliki kewajiban untuk memperhatikan orang – orang sekitar. Marturia bermakna kesaksian, bersaksi, memberi kesaksian secara benar dan tepat tentang hal-hal yang pernah dilihat dan didengar; menceritakan realitas yang sebenarnya; mempercakapkan kembali pengalaman-pengalaman dan peristiwa yang dialami sebelumnya. Kisah para

20 rasul; 4:33; 18:5. Pemberitaan rasul-rasul tersebutlah yang menjadikan penyebaran dan perkembangan Gereja sampai ke penjuru dunia. Penyebaran berita keselamatan kepada suku – suku bangsa membuktikan bahwa gereja memiliki hati untuk orang lain. Mereka berjalan bersama antara gereja pengutus, para utusan Injil, dan juga tim yang memperhatikan kehidupan mereka. Rasul –rasul waktu itu memberitkan Injil dengan semangat yang luar biasa dan juga tidak ada yang membanggakan diri. Mereka melakukan itu karena mereka menyadari bahwa itu sudah tanggung jawab dan kewajiban bagi masing- masing orang percaya. Memberitakan Kabar Baik untuk orang lain sama dengan memberikan kesempatan kepada mereka mengenal pribadi yang Agung. Melalui pengalaman – pengalaman hidup orang – orang percaya berita keselamatan itu bisa menjadi kesaksian yang hidup. Gereja tidak perlu menampilkan ‘kemewahan’ tapi ketika mereka bisa menunjukkan kesatuan hati maka Injil akan dengan mudah tersebar ke seluruh dunia. 2 Diakonia Melayani merupakan kewajiban setiap orang percaya untuk membangun kepedulian satu dengan yang lain. Kepedulian merupakan tanggungjawab bagi orang percaya untuk mempermudah dalam mengabarkan Injil pada orang lain. Seperti kepedulian Tuhan Yesus kepada murid –murid-Nya dalam perjalanan mengabarkan Injil, memuridkan mereka dengan tujuan supaya setiap murid juga memiliki sikap kepedulian terhadap orang lain sehingga nama Allah dipermuliakan.

21 Tidak setiap orang percaya memiliki hati untuk melayani karena mereka berpikir perbuatan itu sangat merepotkan. Melayani orang lain adalah pekerjaan yang memberikan waktu sepenuhnya untuk mereka yang membutuhkan. Demikian juga seorang utusan Injil yang melayani Lintas Budaya memiliki hati sepenuh waktu untuk orang lain sehingga utusan tersebut tidak hanya melayani namun juga memberikan segala kemampuannya supaya orang lain bertumbuh. Diakonia yang memiliki pengertian melayani. “Jika ...; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” 1 Pet 4:11 Gereja harus melayani dunia ini dengan memberitakan Kabar Baik kepada orang –orang yang terhilang. Dalam surat Petrus tersebut jelas bahwa melayani membutuhkan pengorbanan. Kekuatan manusia tidak pernah cukup untuk dapat melayani dunia tanpa adanya kerjasama sesama orang percaya. Dengan demikian “Member Care” sama halnya dengan pelayanan diakonia yang membutuhkan banyak pengorbanan. Kedua tim ini sama –sama memiliki arti melayani dan mencukupkan kebutuhan orang lain. Gereja yang memikirkan pekerjaan Tuhan di dunia membutuhkan pertolongan semua orang percaya supaya Injil diberitakan untuk kemuliyaan Tuhan di dunia ini. Pekerjaan melayani tidak terbatas oleh ruang dan waktu karena pekerjaan ini hanya membutuhkan hati untuk menolong orang lain. 3 Koinonia Dalam kitab Kisah para rasul pertama –tama menjelaskan persekutuan orang–orang percaya untuk memberikan dukungan dan kekuatan antara satu

22 dengan yang lainnya supaya hidup orang –orang percaya semakin dikuatkan. Persekutuan ini tidak hanya tempat untuk menguntungkan diri sendiri namun juga untuk keselamatan dunia. Karena melalui kesaksian orang –orang percaya banyak yang dimenangkan. Persekutuan orang percaya memiliki tujuan supaya membentuk orang –orang percaya semakin peduli pekerjaan Tuhan di dunia. Dengan adanya persekutuan ini, memberikan pengajaran kepada orang percaya semakin bertekun dalam pengajaran Tuhan Yesus. Koinonia berarti persekutuan. Gereja terbentuk karena adanya persekutuan orang-orang yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah TUHAN dan Juruselamat, kemudian “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, Kisah 2:42; ... selalu berkumpul ... dalam persekutuan yang erat,” Kisah 5:12.10 Panggilan Allah menghendaki setiap orang percaya mempunyai perhatian untuk para utusan Injil Lintas Budaya secara khusus. “Member Care” untuk utusan Injil Lintas Budaya memberikan pengajaran kepada gereja supaya memberikan perhatian kepada orang lain. Banyak tugas yang harus dilakukan di Negara, dan seluruh dunia. Kalau Tuhan memanggil sebagai orang percaya akan menjawab seperti yang Nabi Yesaya: “Inilah saya. Utuslah saya” (Yesaya 6:8). Dengan ini gereja memiliki panggilan khusus untuk pekerjaan Tuhan di dunia. 2. 3 Tinjauan Tentang Member Care “Member Care” merupakan salah satu bentuk sikap kepedulian kepada utusan Injil Lintas budaya sebagai usaha bentuk kepedulian gereja terhadap 10Jappy Pellokila; http://jurnalguruindonesia.8m.net/diunduh 25 Mei 2019/ (diakses tidak ada tempat dan tanggal).

23 pelayanan yang telah mereka lakukan di lapangan. Gereja sebagai lembaga yang dibentuk oleh Allah maka, saling memperhatikan diantara anak- anak-Nya di dunia ini. Salah satunya dengan cara membentuk sebuah tim untuk memenuhi panggilan gereja yaitu “Member Care”. “Member care” adalah istilah yang dipakai di seluruh dunia untuk kepedulian dan pendampingan terhadap para utusan lintas budaya. Tujuannya ialah untuk menguatkan dan memberdayakan mereka yang ada di garis depan pemberita Injil sedunia.11 “Member Care” merupakan sikap peduli gereja untuk utusan Injil Lintas Budaya. Bentuk kepedulian tersebut memberikan motivasi kepada mereka supaya memiliki kekuatan untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus. Memberikan motivasi salah satunya untuk utusan Injil tersebut. Dengan mempersiapkan orang- orang yang akan diutus perlu persiapan khusus untuk membina para utusan Injil. Seperti halnya Tuhan Yesus, Ia telah menyediakan segala sesuatu untuk para murid-Nya karena tahu apa yang murid- murid-Nya akan hadapi di tempat pelayanan. Dengan “Member Care” harus memiliki dampak yang lebih baik untuk para utusan Injil di ladang pelayanan. Adapun “Member Care” harus memiliki tujuan- tujuan khusus supaya gereja pengutus memiliki jadwal atau gambaran memperhatikan para utusan Injil tersebut. Menjadi gereja yang sehat adalah dapat memenuhi panggilan Allah sebagai gereja yang memiliki persekutuan, penyembahan, penginjilan, dan pemuridan. Dengan demikian gereja akan terus memikirkan bagaimana supaya Injil dapat tersebar luas melalui para utusan Lintas Budaya. Gereja yang memperhatikan 11John Powell; In Missionary Care: Counting The Cost for World Evangelization, ( Amazon : William Carey Library, 1992). 7.

24 sesamanya adalah gereja yang benar-benar memiliki semangat dalam menjalankan misi Allah. Untuk mengetahui arti dari kata ‘peranan’, sebaiknya dilihat dari pengertian yang berdasarkan kata dasarnya. Kata ‘peranan’ berasal dari kata “peran” yang artinya lakon, yang biasanya terlihat dari permainan lain. Menurut J.S Poerwadarminta mengatakan: “Kata peran ini dapat dibubuhi dengan kata imbuhan yaitu akhir “an” yang akhirnya memunculkan kata “peranan” yang dapat dibuat sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan, terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa.”12 Gereja Baptis Indonesia Bulu memiliki peranan yang penting dalam “Member Care” Lintas Budaya. Karena Amanat Agung Tuhan Yesus tidak akan pernah lepas dari keikutsertaan gereja dalam mengambil bagian untuk misi Lintas Budaya. Sedangkan misi Lintas Budaya ini tidak akan berjalan lancar jika tidak adanya peranan dari gereja lokal untuk membantu kebutuhan mereka di tempat pelayanan. Peranan “Member Care” untuk utusan Injil Lintas Budaya memerankan fungsi sebagai gereja Amanat Agung. Pelayanan gereja dalam untusan Injil diharapkan memiliki rencana untuk mengerjakan tugas pelayanan Lintas Budaya. Gereja pengutus harus bertanggung jawab untuk menyediakan segala fasilitas yang dibutuhkan di ladang pelayanan. Dengan harapan utusan Injil Lintas Budaya tidak terlantar ketika melayani di ladang pelayanan. Setiap gerejanya memiliki fungsi yang sama dalam mengerjakan Amanat Agungnya. Sehingga peran seorang pemimpin yang bijaksana juga dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan Yesus di dunia ini. Peter Wagner mengatakan: “Bahwa dalam setiap gereja yang 12W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982). 271.

25 bertumbuh terdapat seorang yang merupakan kunci yang dipakai Tuhan sehingga terjadi pertumbuhan tersebut.”13 Dengan adanya “Member Care” akan semakin mudah gereja- gereja memperhatikan para utusan Injil Lintas Budaya. Sebagai gereja yang bertumbuh, secara otomatis akan mengikuti jalan yang Tuhan atur melalui peranan “Member Care” tersebut. Utusan Injil Lintas Budaya adalah salah satu tugas dan tanggung jawab semua orang percaya untuk memberitakan Kabar Baik kepada semua orang yang belum pada-Nya. Pertumbuhan gereja sudah seharusnya membawa dampak untuk pemulihan pada setiap orang. Dampak yang dapat diharapkan adalah utusan Injil Lintas Budaya memiliki kemampuan khusus supaya pertumbuhan rohani orang- orang yang sudah percaya akan semakin dikuatkan bahkan membawa banyak jiwa baru. Setiap pemimpin memiliki tugas dan tanggung jawab demi kelancaran pelayanan Lintas Budaya. 2.3 Strategi “Member Care” Dalam Pengutusan Injil Lintas Budaya Setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan membutuhkan strategi yang baik supaya pekerjaan dapat dilakukan dengan lancar. Begitu juga dengan “Member Care” dalam pekerjaannya mempedulikan tenaga utusan Injil Lintas Budaya. Karena pengutusan Injil ini memiliki maksud dan tujuan supaya Kerajaan Surga dikenal oleh banyak orang. The purpose of Care Ministries is to ensure that all those within the congregation are cared for in the event of a physical, financial, emotional, or spiritual crisis in their life that would require additional care from the congregation or pastoral staff. A time of celebration can 13Chris Marantika, God’s Program For His People (Yogyakarta: World Missions: The Asian Challenge, 1990). : 20.

26 also be a time when the church comes alongside an individual or family with support and praise. Booklet is designed to define the areas of Care Ministries that will help connect our people within the congregation during times of crisis or need. Care Ministries will enable our people (staff and membership) to provide care, support and encouragement to individuals and families. Training of volunteers in the Care Ministry will take place at least once a year.14 Persiapan – persiapan yang matang akan membuat pelayanan Lintas Budaya dapat berjalan dengan maksimal. Tujuan “Member Care” membuat strategi adalah supaya setiap pekerjaan yang sudah direncanakan bersama akan terus berjalan. Di ladang pelayanan setiap utusan Injil ada yang belum pernah sama sekali melakukan pelayanan kunjungan sehingga tidak mengetahui bagaimana keadaan tempat yang dilayani oleh para utusan Injil Lintas Budaya. Gereja harus memiliki ide –ide baru agar tempat pelayanan Lintas Budaya tersebut dapat dilihat oleh jemaat gereja. Strategi yang paling mudah adalah dengan membuat etnografi, pemetaan, membuat booklet atau gambar wilayah tersebut, dan membuat kolom doa untuk para utusan Injil Lintas Budaya. 2.2.1 Kepedulian “Member Care” Tujuan berdirinya gereja –gereja di dunia adalah untuk saling memperhatikan satu dengan yang lainnya dan memberikan kasih kepada sesama. Setiap gereja Tuhan akan memiliki pandangan untuk melebarkan Kerajaan Surga di dunia. Amanat Agung Tuhan Yesus bagi gereja – gereja- Nya adalah keselamatan umat manusia. Tim “Member Care” memiliki manfaat yang cukup besar untuk para utusan Injil Lintas Budaya. 14www.xpastor.org/strategy/pastoral-care/southside-nazarene-church-of-chesterfield- virginia/diunduh tanggal 20 Mei 2019. (diakses 2019).

27 Peranannya adalah memudahkan pekerjaan utusan Injil Lintas Budaya supaya tercukupi kebutuhannya. Bagaimanakah cara gereja Tuhan dalam menjalankan fungsinya sebagai “Member Care” untuk menolong para utusan Lintas Budaya. Loved One Care : 1 Communicating the Information and Follow-up Care. a. Upon receiving the information about the death of a loved one in our congregation, all the pastors and the coordinator over this area will be informed of the loss. b. The Coordinator, Campus Pastor, or Pastoral Care Director/Pastor will inform the Life Group leader of the loss so their group can provide care for the individual and family. c. The adult ministries department will place the family on the prayer chain and on the prayer list. d. The attendee will be placed on the Care Ministries list found on the Southside Home Page, “Care After the Loss of a Loved One” to provide follow-up care as outlined on the list/form. The individual’s name will remain on this site for a month. 2 Follow-up Care a. If the loved one who has passed away is local/in the congregation: 1. A card is provided to the team to sign as a group. 2. Food will be arranged through volunteers to provide for the family. b. If the loved one lived out of the area: 1. A card is provided to the team to sign as a group for the individual/family. 2. A call will be made to find out how we as a church can help and action will be taken to assist the best we can as a congregation.15 Baik secara individu maupun berkelompok para utusan Injil Lintas Budaya akan membutuhkan orang lain untk bercerita. Kebutuhan jasmani dan rohani para utusan Injil Lintas Budaya sangat penting sekali karena mereka menghadapi kesulitan di berbagai aspek. Membuat kalender pendampingan untuk para utusan Injil sangat diperlukan supaya setiap kebutuhannya dapat terpenuhi dengan baik. 15www.xpastor.org/strategy/pastoral-care/southside-nazarene-church-of-chesterfield- virginia/diunduh tanggal 20 Mei 2019. (diakses 2019).

28 2.2.2 Koordinator “Member Care” “Member Care” tidak terlepas dari seseorang yang menuntun atau bergerak dibelakangnya. Seperti motor yang memiliki mesin untuk membuat setiap rencana dapat berjalan dengan lancar. Seorang koordinator dalam “Member Care” akan memperlancar tugas –tugas dalam memperhatikan utusan Injil Lintas Budaya. Expectations:  To identify all our homebound from Southside Church.  To report monthly to the Pastoral Care Director/Pastor of the contacts made with the homebound.  To train and encourage, as needed.  To receive updated information from the homebound visitation team when changes occur.  To recruit volunteers to be on the homebound visitation team.  To connect at least one volunteer to every homebound individual.  To provide love and spiritual care weekly to all our homebound.  To arrange communion for the homebound to be given by one of the pastors at Southside Church at least once a year.  To arrange with the children’s department and student ministries a time when they can come and minister to the homebound.16 Melayani orang lain dengan penuh kasih adalah ajaran Tuhan Yesus bagi umat-Nya. Tuhan tidak menginginkan kita menjadi orang yang egois dan tidak mempedulikan saudara –saudara seiman yang membutuhkan pertolongan. Tuhan mengharapkan ada persekutuan yang murni dan ikhlas dalam setiap pelayanan. Begitu juga pelayanan “Member Care” adalah sebuah karunia terbesar dari Tuhan bagi umat-Nya di dunia ini. Keutuhan keharmonisan gereja –gereja Tuhan di dunia akan membentuk suatu ikatan dan kerjasama tim yang baik untuk pemberitaan Injil. Sebagai gereja 16www.xpastor.org/strategy/pastoral-care/southside-nazarene-church-of-chesterfield- virginia/diunduh tanggal 20 Mei 2019. (diakses 2019).

29 Tuhan yang sudah dipersiapkan dari awal sikap kepedulian sudah ditekankan pada murid- murid Tuhan Yesus. Caring ministry may be the ultimate discipleship opportunity as it is often during times of trouble that people are most open and eager to experience the love of Christ and place their trust in Him. Despite good intentions, when interacting with people who are facing difficult situations and struggling, Christians regularly do and say things that come across as uncaring.17 Sikap kepedulian gereja satu dengan yang lainnya memberikan dampak yang luar biasa bagi pekerjaan Tuhan di dunia ini. Mempedulikan tidak berarti masalah finansial terus menerus, namun memiliki sikap yang memperhatikan satu dengan yang lainnya adalah hal yang terbesar bagi pekerjaan-Nya di dunia ini. Kepedulian gereja pengutus akan memberikan kontribusi secara rohani untuk para utusan Injil Lintas Budaya. Gereja pengutus dengan adanya “Member Care” akan mempermudah mementoring pelayanan para utusan Injil di ladang pelayanan. Apa yang sedang mereka kerjakan, kesulitan seperti apa yang sedang dihadapi, atau bahkan memperhatikan keluarga para utusan Injil yang berada di ladang pelayanan tersebut. 2.3 Pandangan Alkitab Tentang Member Care Amanat Agung Tuhan Yesus sebelum naik ke sorga adalah menjadikan semua bangsa murid-Nya. Kepedulian Tuhan Yesus terhadap murid-murid-Nya tidak hanya berhenti sampai Dia terangkat ke sorga namun Tuhan Yesus akan menyertai sampai akhir zaman. Orang Kristen memiliki panggilan untuk melakukan pekerjaan Tuhan di dunia ini tidak hanya sebatas mengetahui Firman, 17 www.xpastor.org/strategy/pastoral-care/southside-nazarene-church-of-chesterfield- virginia/diunduh tanggal 20 Mei 2019. (diakses 2019).

30 namun juga melaksanakan Firman tersebut yaitu dengan menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus. D. A. Carson mengatakan: “Dalam menjalankan misiNya Roh Kudus menunjukkan kuasa Allah. TugasNya adalah meninggikan Yesus Kristus dan memuliakan Bapa. Roh Kudus memimpin pengabaran Injil Kerajaan Kristus maju ke arah surga.” Tanpa pimpinan Roh Kudus orang – orang yang terpanggil dalam utusan Injil Lintas Budaya tidak akan pernah berhasil. Begitu juga dengan pelayanan “Member Care” jika tidak memiliki hati yang digerakkan oleh Roh Kudus akan terasa berat sekali dalam melaksanakan Amanat Agung-Nya karena pengeluaran yang tidak sedikit untuk memikirkan kebutuhan utusan Injil Lintas Budaya. 18 Ada orang – orang yang memang dikhususkan oleh Tuhan sebagai pelayan sepenuh waktu, dalam pelayanan Lintas Budaya harus benar- benar mempersiapkan diri untuk menghadapi segala persoalan. Orang tersebut diutus untuk pergi menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus (Matius 28: 19-20). Peranan Roh Kudus di ladang pelayanan sangat penting karena setiap saat para utusan Injil akan menghadapi segala sesuatu yang tidak terduga. Roh Kudus akan menuntun dan memberi hikmat kepada para utusan Injil dalam memberitakan Kabar Baik kepada orang lain. “Member Care” adalah istilah yang dipakai di seluruh dunia untuk kepedulian dan pendampingan terhadap para utusan Injil Lintas Budaya. Tujuannya ialah untuk menguatkan dan memberdayakan mereka yang ada di garis depan pemberitaan Injil sedunia. Sebagai orang yang mempertaruhkan hidupnya bagi kemuliaan Tuhan di dunia ini, utusan Injil Lintas Budaya akan dibekali kemampuan untuk melihat situasi sekitar tempat pelayanan mereka nantinya. 18D.A. Carson, Gereja Zaman Perjanjian Baru Sampai Masa Kini, (Malang: Gandum Mas, 1997). 80.

31 Kepedulian seperti ini dipraktikkan Tuhan Yesus selama Dia melayani di bumi, dilakukan gereja mula-mula sebagaimana terbaca dalam Kisah para Rasul dan dapat ditemukan dalam berbagai bentuk sepanjang sejarah misi. “Member Care” itu terefleksi dalam kitab Amsal dan dalam perenungan pemazmur. Inti Member Care ialah hubungan antar pribadi yang mendukung dan bentuk-bentuk pelayanan yang mendorong penyesuaian dan pertumbuhan pemberita Injil yang terus-menerus. “Member Care” mengakui realita kelemahan manusia, realita peperangan rohani serta kebutuhan akan anugerah Allah yang menopang. Kita semua menyadari bahwa misi ada harga yang harus dibayar. Pengorbanan dan penderitaan sering menjadi pendamping misionaris. Ada risiko yang tinggi dan hasil serta keuntungan sewaktu-waktu hanya sedikit. Harga yang harus dibayar oleh pemberita Injil secara lintas budaya begitu tinggi – dan hanya diimbangi oleh buah kekal yang dihasilkannya. Kepedulian dan kepekaan yang berkelanjutan diperlukan dalam usaha menunjang mereka yang terpanggil untuk tugas ilahi yang sangat menuntut ini.19 Sebagai tim “Member Care” tidak akan tahu pergumulan yang akan atau sedang dihadapi oleh para utusan Injil dilapangan. Dengan pertimbangan yang matang, gereja pengutus juga mempersiapkan diri dengan membentengi utusan Injil dengan tim doa khusus. Dengan melintasi budaya yang berbeda utusan Injil tidak tahu yang akan mereka hadapi dengan dunia di sekeliling. Masih banyak tempat- tempat yang mempergunakan kuasa kegelapan untuk menghadang orang- orang yang tidak mereka inginkan. Inilah salah satu fungsi “Member Care” membentuk tim doa secara khusus. 19John Powell, in Missionary Care: counting the cost for World Evangelization, ( Amazon: William Carey Library Publishers ,1992). 7.

32 2.2.1 Dalam Alkitab Perjanjian Lama Bentuk dukungan yang Tuhan beri akan membawa sebuah dampak yang besar untuk orang-orang yang sudah dipersiapkan dan yang berkenan dihadapan-Nya. Seperti pada jaman nabi-nabi yang terdahulu Tuhan juga telah menetapkan orang-orang pilihan-Nya untuk melaksanakan perintah yang akan membawa pemulihan besar sebuah bangsa. Tuhan memberikan visi yang besar untuk mereka pada waktu, namun tidak hanya menyuruh umat-Nya untuk melaksanakn perintah bangsa Israel juga dipelihara oleh Tuhan. Kitab suci Perjanjian Lama karya misi perama-tama dilihat sebagai karya Allah, yakni Allah yang mengutus Diri-Nya kepada dunia. Allah hadir di tengah-tengah kehidupan manusia dan memanggilnya untuk menerima tawaran rahmad-Nya. Pendasaran misi gereja pada Kitab Suci Perjanjian Lama mengalami hambatan – hambatan karena suasana tertentu di dalam kehidupan bangsa Israel yang sepintas lalu memberi kesan tidak mendukung proses “lintas batas” iman Israel kepada Allah.20 Misi gereja adalah memberitakan Kabar Baik kepada dunia keselamatan yang kekal. Allah melihat orang – orang di dunia ini masih banyak yang belum percaya sehingga mengutus nabi – nabi untuk memperingatkan mereka ketika berbuat kesalahan. Bangsa Israel sebagai contoh bangsa yang hanya memikirkan duniawi saja sehingga mereka sering kena hukuman Allah. Pekerjaan yang dilakukan Allah tidak hanya setengah namun segalanya. Baik itu persiapan secara rohani ataupun jasmani namun mereka tidak pernah percaya dengan penuh sehingga sering jatuh. 20Edmund Woga; Dasar-Dasar Missiologi,( Yogyakarta: Kanisius, 2002). 57-58.

33 Proses yang terjadi pada bangsa Israel tidak terjadi dengan mudah karena masih kompromi dengan dunia. Sehingga mereka tidak dapat tinggal di tanah perjanjian. Allah menginginkan supaya utusan Injil juga menghadapi proses dalam pelayanan. Tidak bekerja di daerah orang lain apalagi di daerah orang – orang yang belum percaya. Allah memiliki maksud pada waktu itu untuk bangsa Israel namun tidak ada orang yang sabar dalam menghadapi proses. Hambatan gereja dan para utusan Injil dalam “Member Care” adalah kurangnya komunikasi yang intensif. Allah menyertai bangsa Israel setelah mereka dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian. Dengan tiang awan Allah menyertai diwaktu panas yang terik, dengan tiang api ketika menjelang malam, dan menghalau musuh – musuh ketika mendekat, serta memberi makanan ketika mereka lapar. Tidak pernah bangsa Israel mengalami kekurangan sedikitpun dalam perjalanan mereka. “Member Care” yang dilakukan Allah dalam Perjanjian Lama benar – benar memberikan dukungan yang lebih supaya bangsa Israel tidak mengalami kekurangan dalam perjalanan. Allah dalam Perjanjian Lama tidaklah seperti dewa-dewa Yunani yang sering dilukiskan dengan kata apatheia (berjarak, ketidakpedulian) atau juga Allah dalam pandangan Deisme. Sebaliknya, Allah dalam Perjanjian Lama adalah Allah yang memiliki pathos (aktif, peduli, terlibat). Ia adalah Allah yang begitu dekat dengan manusia, yang memasang kemah-Nya di tengah-tengah kemah umat-Nya (Im. 26:11). Allah yang ber-pathos itu adalah Allah yang hadir dan aktif persis di tengah-tengah peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di dunia. Ia memihak minoritas Yahudi di hadapan kemahakuasaan Firaun (Kel. 12:40-41); menguatkan seorang anak desa pemetik buah ara bernama Amos untuk pergi ke kota Bethel, mengecam pemerintah yang menipu kaum miskin dan tertindas (Am. 7:14-15); mendesak setiap orang berkecukupan agar tidak menindas para janda dan yatim piatu (Za. 7:10); mengutus Nathan untuk menghadap Raja Daud dan mengingatkannya akan dosa zina yang telah diperbuatnya (2 Sam. 12:1- 25).

34 Allah selalu menghendaki manusia melibatkan diri di tengah dunia yang penuh dosa ini, yang membutuhkan kata dan tindakan-tindakan penyembuhan.21 Ketika Abraham diminta untuk keluar dari negerinya menuju ke bangsa yang akan diberikan Allah kepadanya. Pergumulan yang berat pada waktu itu bagi Abraham ketika diminta meninggalkan tempat kediamannya untuk memenuhi perintah Tuhan. Dalam setiap langkah Abraham diperhatikan oleh Tuhan. Dari sini kita mengerti bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan orang pilihannya sendirian namun tetap menyertai; Kejadian 18:18; “Bukankah sesungguhnya Abraham akan menjadi bangsa yang besar serta berkuasa, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat?”22 Misi Tuhan kepada Abraham adalah untuk membuat keturunannya bertambah dan menjadikan bangsa yang besar. Tuhan tidak hanya memerintah namun juga memberikan penyertaan dan berkat untuk Abraham dan keluarganya. Tuhan tetap mempedulikan setiap rincian yang akan diperlukan oleh keluarga Abraham. Tuhan memiliki misi yang besar bagi dunia, oleh sebab itu Ia telah menentukan orang-orang khusus yang terpanggil dalam pelayanan khusus juga, terutama dalam pelayanan Lintas Budaya. Dalam pelayanan ini banyak hal yang seharusnya dipersiapkan untuk memberikan dukungan kepada mereka seperti “Member Care” misalnya. Tidak semua orang memiliki keinginan yang sesuai dengan Tuhan dalam melakukan pelayanan “Member Care” karena dirasakan 21Baskara T. Wardaya. Spiritualitas Pembebasan: Refleksi atas Iman Kristiani dan Praksis Pastoral. (Yogyakarta: Kanisius. 1995). 45 22Alkitab.LAI.

35 sangat berat bagi mereka. Dalam hal pemeliharaan atau kepedulian terhadap orang lain untuk pelayanan Lintas Budaya terkadang tidak ada orang yang mau peduli. Melihat bagaimana Roh Kudus bekerja, maka diharapkan setiap utusan Lintas Budaya benar-benar memenuhi panggilannya bukan karena materi atau hanya ingin tapi benar-benar memiliki panggilan untuk bekerja melayani Lintas Budaya. Mempersiapkan orang-orang yang benar-benar memiliki komitmen membuat gereja yang mengutus juga memiliki semangat untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus. Bagaimana hubungan rohani mereka setiap hari juga akan menentukan kualitas di tempat pelayanan meskipun Lintas Budaya. Bagaimana menghadapi tantangan ditengah-tengah orang yang belum percaya, bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda bahasa, dan bagaimana meneladani Tuhan Yesus sebagai sumber pengharapan ketika mereka diperhadapkan dalam situasi yang sulit. Tuhan juga memberikan perintah kepada Yesaya untuk mengelompokkan orang-orang yang sudah ditunjuk dan yang dikhususkan supaya mereka melakukan pekerjaan yang Tuhan sudah tentukan. Yesaya 66: 18-21; “ 66:18 Aku mengenal segala perbuatan dan rancangan mereka, dan Aku datang untuk mengumpulkan segala bangsa dari semua bahasa dan mereka itu akan datang dan melihat kemuliaan-Ku. 66:19 Aku akan menaruh tanda di tengah-tengah mereka dan akan mengutus dari antara mereka orang-orang yang terluput kepada bangsa-bangsa, yakni Tarsis, Pul dan Lud, ke Mesekh dan Rosh, ke Tubal dan Yawan, ke pulau-pulau yang jauh yang belum pernah mendengar kabar tentang Aku dan yang belum pernah melihat kemuliaan- Ku, supaya mereka memberitakan kemuliaan-Ku di antara bangsa- bangsa. 66:20 Mereka itu akan membawa semua saudaramu dari antara segala bangsa sebagai korban untuk TUHAN di atas kuda dan kereta dan di atas usungan, di atas bagal dan unta betina yang cepat, ke atas gunung-Ku yang kudus, ke Yerusalem, firman TUHAN, sama seperti orang Israel membawa korban dalam wadah yang tahir ke

36 dalam rumah TUHAN. 66:21 Juga dari antara mereka akan Kuambil imam-imam dan orang-orang Lewi, firman TUHAN.23 Tuhan sudah mengetahui apa yang akan terjadi sehinga Dia juga sudah mempersiapkan orang-orang percaya, supaya orang percaya dari segala bangsa akan memuliakan Dia. Seperti janji Tuhan kepada Abraham sehingga bangsa- bangsa yang tetap berpegang pada Firman-Nya akan tetap dipelihara sampai akhir jaman nanti. Tuhan menetapkan langkah orang- orang percaya untuk bekerja dengan maksimal di dunia ini. Secara teologis, menurut agama Kristen, seseorang menjadi nabi bukanlah atas kemauan sendiri, tetapi karena dipilih oleh Tuhan. Tradisi Kristen, misalnya, menyebutkan bahwa Yeremia sebelum dia lahir dari kandungan, Tuhan telah menetapkan dia sebagai nabi.24 Mereka memiliki tugas yang membawa pesan dari Tuhan untuk umat-Nya. Kalau kita melihat peran ini sangatlah berat bagi para Nabi karena harus bertanggungjawab atas keselamatan dan kesejahteraan bangsa-bangsa. Demikian juga dengan Musa, yang dipilih dan disiapkan untuk membebaskan Israel dari Mesir. Tuhan memberikan kepedulian-Nya melalui banyak cara memberikan pertolongan kepada Musa dalam tugasnya. Sehingga, Musa dan orang-orang sekitarnya tidak pernah kekurangan apapun sampai mereka masuk tanah perjanjian. Tuhan tahu seberapa besar kemampuan nabi- nabi pada waktu itu untuk melakukan tugas-Nya, maka Tuhan juga membagi setiap orang menurut kemampuan yang dimiliki. Seperti Nabi Yeremia, Tuhan memiliki tugas dan 23Alkitab.LAI. 24Leon J. Wood, Nabi-Nabi Israel, terj. Tim Gandum Mas (Malang: Gandum Mas,2005). 13-15.

37 memilihnya sejak dari kandungan. Tuhan tidak akan salah atau sia- sia memilih orang yang mau ikut dalam panggilan Amanat Agung-Nya. Demikian juga fungsi “Member Care” saat ini, sudah seharusnya bercermin pada keselamatan yang Tuhan beri untuk bangsa Israel melalui orang-orang pilihan. “Member Care” berfungsi memberikan perhatian kepada orang-orang atau saudara-saudara seiman supaya kesejahteraan para utusan terjamin. Para utusan Injil Lintas Budaya juga harus memiliki kepekaan dan hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan karena dari sanalah akan timbul hikmat dan kebijaksanaan. Bilangan 13: 1-2; “TUHAN berfirman kepada Musa: \"Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka.\"25 Tuhan memberikan tugas bukan tanpa sebab, namun mempunyai maksud untuk mensejahterakan umat pilihan-Nya. Sehingga Tuhan tidak sembarangan dalam menentukan orang-orang untuk diutus dan menjalankan perintah-Nya meminta kelompok untuk mengintai tanah Kanaan. Keputusan yang final adalah ditangan orang- orang yang sudah dipilih dan ditentukan dari awal untuk melayani sepenuh waktu. 2.2.2 Dalam Alkitab Perjanjian Baru Ada orang-orang yang memang dikhususkan oleh Tuhan sebagai pelayan sepenuh waktu; yaitu mengutus mereka untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus (Matius 28: 19-20). Barnabas dan Paulus 25Alkitab.LAI.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook