Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Thesis Yayuk

Thesis Yayuk

Published by angarlzdomugllpzol, 2021-02-01 12:28:10

Description: Thesis Yayuk

Search

Read the Text Version

37 menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat sendiri.” 3) Taat pada orang tua (Efesus 6 : 1-3) “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini, supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” 4) Hormat dan taat pada pemimpin (Ibrani 13 : 17) “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu” 5) Taat pada peraturan (Roma 12 :2) “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah : apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” Kolese 3 : 22-24 “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal. Jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan

38 menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus aalah tuan dan kamu hamba-Nya.” 6) Taat pada Firman Allah : Yohanes 14 : 15 “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menurut segala perintah-Ku.” Roma 6 : 15-18 “Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi dibawah kasih karunia ? Sekali-kali tidak ! Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba utnuk menaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran ? “ 1 Yohanes 5 : 3 “Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah Nya. Perintah- perintah Nya itu tidak berat.” Dari ayat-ayat Firman Tuhan di atas menunjukkan contoh dan teladan dari Yesus sendiri tentang ketaatan-Nya kepada Allah Bapa. Ayat-ayat di atas juga merupakan perintah agar manusia juga menaati teladan Yesus untuk taat kepada otoritas yang ada di atasnya. Terlebih sebagai orang percaya juga harus taat pada perintah Allah.

39 2.10.2.2 Attentiveness (penuh perhatian) a. Definisi Attentiveness (penuh perhatian) Definisi penuh perhatian adalah menunjukkan penghargaan pada seseorang dengan jalan memberikan perhatian penuh pada apa yang dikatakannya. Sikap penuh perhatian menyatakan konsentrasi melalui panca indra kita (penglihatan, penciuman, pengecapan, sentuhan dan pendengaran) dan merupakan “kunci” untuk mengumpulkan informasi. Hal ini juga berhubungan dengan keseriusan pikiran saat menganalisis informasi yang diterima melalui indra-indra tersebut. Mendengar permintaan guru, pengarahan dari atasan, melakukan dalam pekerjaan, sekolah, maupun kehidupan sehari hari, semua melibatkan sikap penuh perhatian.36 Sikap penuh perhatian juga berarti menanggapi ucapan- ucapan orang lain dengan cara yang menunjukkan penghargaan terhadap pribadinya. Hal ini meliputi bertanya dan bersikap benar-benar tertarik. Sikap penuh perhatian adalah dasar untuk menunjukkan kepekaan kepada orang lain. Penuh perhatian berarti suatu keadaan dimana sesorang menyadari sepenuhnya apa yang sedang dilakukan. Bisa juga berarti sedang sungguh-sungguh memperhatikan orang lain, atau memberikan perhatian terhadap sesuatu.37 Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia 36 Character Training Institute, Character First Education Edisi Indonesia Seri 1 Booklet 1, 1997, hal. 3. 37 Ibid, hal. 2.

40 tidak suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan bahan pelajaran itu sesuai hobi dan bakatnya.38 Sedangkan Hilgard memberikan rumusan tentang minat sebagai berikut : “Interest is persisting tendency to pay attention to enjoy some activity or content.” Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari dari situ diperoleh kepuasaan.39 Dalam buku Psikologi Pendidikan40 dikatakan bahwa perhatian adalah modus dari fungsi. Modus yaitu cara berposisi dan menggerakkan. Sedangkan fungsi yaitu pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, dan pikiran. Jadi, perhatian adalah cara menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Dengan kata lain, perhatian dapat diartikan dua macam yaitu: 1) Perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekutan jiwa tertuju kepada sesuatu objek. 2) Perhatian adalah pendaya gunaan kesadaran untuk menyertai suatu aktivitas. 38 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Penerbit Rineka Cipta, 2010), hal. 56. 39 Ibid, hal. 57. 40 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan-Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, 2003), hal. 34.

41 Adapun macam-macam perhatian yang tepat dilakukan dalam belajar yaitu : 1) Perhatian intensif perlu digunakan, karena kegiatan yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih terarah. 2) Perhatian yang disengaja perlu digunakan, karena kesengajaan dalam kegiatan akam mengembangkan pribadi anak didik. 3) Perhatian spontan perlu digunakan, karena perhatian yang spontan cenderung dapat berlangsung lebih lama dan intensif daripada perhatian yang disengaja. Karakter respect yang dikembangkan dalam pembiasaan ketaatan dan penuh perhatian perlu dimiliki oleh siswa SD Kristen Tri Tunggal. Dengan membiasakan karakter tersebut diharapkan siswa SD Kristen Tri Tunggal: bisa menjadi berkat dan teladan bagi sesama, bisa membentuk komunitas pembelajar yang memiliki sikap hormat dan diwujudkan dalam bentuk ketaatan pada otoritas, dan bisa memberi perhatian penuh kepada orang yang berkomunikasi dengannya. Siswa dapat memiliki karakter toward authorities (ketaatan) melakukan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: hormat pada otoritas, taat pada peraturan yang ada (Tuhan, Kepala Sekolah, Guru) Siswa dapat memiliki karakter be attentive (penuh perhatian) dengan melakukan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : tertib saat pelajaran, melakukan perintah guru, dan menerapkan sikap dan posisi duduk yang benar Bukan merupakan hal yang mudah bagi siswa untuk dapat memiliki karakter respect. Guru bisa melakukan beberapa tindakan untuk mendampingi siswa untuk membentuk karakter toward authorities dan be attentive, misalnya:

42 1) Memberikan pengertian kepada siswa tentang respect pada saat morning devotion di dalam kelas. 2) Memberikan nasihat kepada siswa di setiap ada kesempatan. 3) Memberikan contoh konkret sikap hormat yang ditunjukkan dalam bentuk ketaatan pada otoritas. 4) Memberi contoh konkret dalam memberi perhatian penuh kepada orang yang berkomunikasi dengan kita. 5) Melakukan pengamatan perilaku siswa dalam kehidupan sehari- hari di sekolah. 6) Mendampingi dan mengarahkan siswa yang bermasalah dengan toward authorities dan be attentive 7) Memberi reward kepada siswa yang bisa memiliki sikap toward authorities dan be attentive Beberapa tokoh di Alkitab menunjukkan bahwa mereka patut diteladani, karena mereka menunjukkan sikap respect, menghargai dan menghormati orang lain. Seperti Daud menghormati Saul sebagai rajanya, sebagai orang yang telah diurapi Tuhan, dan sebagai ayah dari Yonatan, sahabatnya. Daud juga taat kepada Natan, orang yang dikirim oleh Allah untuk mengingatkan Daud akan dosanya. Meskipun Daud saat itu menjadi raja, tetapi Daud tidak sombong. Dia mau mendengarkan Natan. Dia mengakui dosanya dan bertobat. Ketaatan Daud akan Allah membuat Daud memiliki sikap menghargai orang lain dan penuh perhatian. Yesus juga menunjukkan teladan ketaatan-Nya kepada Bapa di Surga. Allah Bapa mengutus Yesus untuk turun ke dunia, mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia. Sudah selayaknya siswa-siswa kelas V SD Kristen Tri Tunggal juga mengikut teladan-Nya memiliki karakter menghargai orang lain dan penuh perhatian kepada semua orang yang berelasi dengannya sehingga akan berpengaruh positif dalam seluruh kehidupannya.

43 2.10.3. DISCIPLINE a. Definisi disiplin Disiplin berarti melatih dan menguasai tubuh seluruhnya yang terwujud dalam karakter disiplin dibutuhkan untuk memuliakan Tuhan. Disiplin menunjukkan kemampuan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Dengan disiplin manusia mengontrol diri dan tekun menyelesaikan tanggung jawabnya dalam kebenaran. Melalui karakter disiplin yang dimiliki, siswa diharapkan mampu menerapkan sikap self control (penguasaan diri) dan persistence. b. Definisi Self Control (Pengendalian Diri) Definisi pengendalian diri adalah menolak keinginan saya sendiri dan melakukan apa yang benar. Siswa dapat mengarahkan diri untuk berperilaku tidak melanggar peraturan (menguasai diri). Tekun menyelesaikan tanggung jawab dan upaya terbaik c. Konsep Self Control (Pengendalian Diri) Mengendalikan pikiran, tindakan, sikap, dan perasaan adalah dasar pengendalian diri. Orang harus menjaga keseimbangan yang sehat antara pikiran (gagasan), kehendak (keputusan), dan emosi (perasaan).41 Ujian pengendalian diri yang sesungguhnya tidak bersifat eksternal, melainkan internal. Sewaktu berada dalam tekanan, penguasaan diri menolak untuk frustasi. Saat reputasi kita dipertanyakan, penguasaan menolak untuk menjadi pahit dan marah, Sewaktu disakiti, penguasaan diri segera “mendinginkan” suasana dan menolak untuk membalas dendam. 41 Character Training Institute, Character First Education Edisi Indonesia Seri 2 Booklet 4, 2006, hal. 3.

44 Dalam setiap kesempatan penguasaan diri menyadari bahwa ada cara yang lebih baik untuk menangani suatu situasi daripada hanya mengandalkan pikiran atau emosi. Penguasaan diri memungkinkan orang untuk menolak cara yang tidak efektif dalam menghadapi keadaan untuk memilih tindakan yang lebih positif. Apa yang harus orang lakukan saat mereka tahu apa yang benar, namun pikiran mereka berpikir sebaliknya, dan emosi mereka menginginkan hal yang lain pula. Konflik tiga arah itu menciptakan ketegangan dan ketegangan kerap kali mengakibatkan krisis. Misalnya, siswa tahu bahwa ia harus mengerjakan PR setiap malam. Pikiran mereka mungkin memiliki ide atau rencana lain, dan emosi mereka ingin sama dengan teman-teman. Kontradiksi seperti ini belum tentu dalam hal-hal yang besar, namun pergumulan yang relatif kecil antara pikiran, kehendak, dan emosi pun dapat menimbulkan stres. Kualitas karakter penguasaan diri menegaskan bahwa kehendak harus memiliki otoritas atas pikiran dan emosi. Orang yang telah memilih suatu perkara tertentu harus menundukkan pikiran dan emosi mereka agar ketiganya mengikuti arus tindakan yang salah. Hal itu memang tidak mudah dilakukan. Banyak orang dewasa yang dikendalikan oleh emosi dan gagasan impulsif pikiran mereka. Belajar penguasaan diri saat masih anak-anak membentuk pola bagi perilaku pada saat dewasa.42 d. Self Control menurut Alkitab : Berikut ini beberapa ayat dalam alkitab yang mengingatkan pentingnya self control: 42 Character Training Institute, Character First Education Edisi Indonesia Seri 2 Booklet 4, 2006, hal. 3.

45 1) Matius 10 : 24-25 “Seorang murid tidak lebih daripada gurunya atau seorang hamba daripada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.” 2) Galatia 5 : 22-23 “Tetapi buah Roh ialah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” 3) 2 Korintus 13 : 5 “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” 4) Amsal 16 : 32 “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota.” 5) Amsal 25 : 28 “Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya” Ayat-ayat Firman Tuhan di atas menunjukkan pentingnya discipline pengendalian diri untuk semua orang. Orang yang memiliki pengendalian diri adalah orang yang kuat teguh dan tidak mudah tergoda untuk melakukan hal-hal yang membuatnya jatuh dalam dosa. Dalam Galatia 5 : 22-23 pun disebutkan bahwa pengendalian diri adalah salah satu dari buah Roh. Dengan demikian setiap orang yang percaya harus bertumbuh dan menghasilkan buah, termasuk buah Roh pengendalian diri. Setiap manusia harus bisa mengendalikan dirinya dan tidak begitu saja menuruti hawa nafsu atau kedagingan.

46 e. Definisi Be On Time (Tepat Waktu) Definisi tepat waktu (Be On Time) adalah menghormati orang lain dan waktu mereka. Siswa dibimbing agar terbiasa tepat waktu dan tekun menyelesaikan tanggung jawab dan upaya terbaik f. Konsep Be On Time (Tepat Waktu) Tepat waktu menuntut kita untuk menyusun dan melaksanakan jadwal. Ketika merencanakan suatu jadwal, orang harus memastikan untuk menyediakan waktu secukupnya untuk menyelesaikan setiap kegiatan dalam daftar, tanpa kelebihan waktu yang tidak perlu. Ini menuntut kita mengumpulkan informasi untuk mengetahui berapa banyak waktu yang diperlukan untuk mengerjakan sesuatu.43 Dalam keadaan semacam itu orang juga harus menyusun rencana untuk penundaan. Menetapkan waktu penyangga untuk menanggung penundaan memungkinkan orang yang tepat waktu mempertahankan jadwal yang ketat. Definisi tepat waktu adalah kualitas atau keadaan mematuhi sungguh-sungguh suatu waktu yang telah ditetapkan sebelumnya atau dijadwalkan secara teratur. Tepat waktu juga bisa berarti sangat patruh dalam menepati janji, tepat pada waktunya. Bagi kebanyakan siswa, tepat waktu berarti berada di tempat yang telah ditetapkan pada waktu yang telah ditetapkan. Namun, benar-benar tepat waktu berarti tiba lebih awal. Kalau seseorang tiba satu menit saja lebih lambat, dia sudah melewati batas dan tidak tepat waktu. Tepat waktu bukanlah peristiwa satu kali jadi, melainkan hasil dari upaya terus menerus untuk tepat waktu. Hal ini dimulai dengan bangun pada waktu khusus pada pagi hari dan berlanjut 43 Character Training Institute, Character First Education Edisi Indonesia Seri 2 Booklet 5, 2006, hal. 3.

47 sepanjang hari. Dengan bangun pagi, orang yang tepat waktu dapat menanggung penundaan tanpa menjadi terlambat. Sebuah mesin bekerja secara efisien bila bagian-bagiannya berfungsi secara tepat menurut rancangannya. Kalau ada satu bagian yang tidak selaras, gangguan ini akan mempengaruhi seluruh mesin. Demikian pula, siswa yang tidak mematuhi kesepakatan akan mengganggu seluruh sistem. Keterlambatannya akan mengganggu jadwal orang lain juga. 44 g. Be On Time menurut Alkitab : 1) Mazmur 90 : 12 “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” 2) 1 Kor 14 : 40 “Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur.” 3) Pengkotbah 3 : 1 “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya”. 4) Filipi 2 : 3-4 “Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri ; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” 5) Amsal 21 : 5 “Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.” 44 Ibid, hal. 2.

48 6) Efesus 5 : 15-16 “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.” 7) Filipi 1 : 10 “Sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus.” Dari ayat-ayat Firman Tuhan yang tertulis di atas, menunjukkan bahwa manusia harus memakai waktu dengan bijaksana. Manusia harus bisa mengatur waktu dengan baik agar semua kegiatannya berjalan dengan lancar. Allah kita adalah Allah yang teratur, semua rancangan-Nya baik adanya dan selalu pada waktu yang tepat. Sebagai manusia ciptaan-Nya kita juga harus meneladani Tuhan dengan berusaha memanfaatkan waktu dengan baik, belajar untuk on time (tepat waktu) dalam setiap pekerjaan dan aktivitas yang kita kerjakan. Karakter disiplin sangat penting bagi seorang murid. Siswa perlu memiliki karakter self control dan persistence dalam kehidupannya agar semakin menjadi meneladani Yesus. Dengan memiliki karakter disiplin, siswa SD Kristen Tri Tunggal diharapkan: 1) Memiliki sikap disiplin. Kedisiplinan seorang murid Yesus adalah kedisiplinan diri terhadap Kristus. (1 Timotius 4 : 7-8) Paulus meminta untuk disiplin secara rohani dan fisik. 2) Membentuk komunitas pembelajar yang mampu menguasai diri untuk bertindak sesuai aturan yang berlaku. 3) Membentuk komunitas pembelajar yang memiliki daya juang untuk terus berbuat yang terbaik.

49 Siswa dapat memiliki karakter Self Control dengan melakukan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: mengarahkan diri untuk berperilaku tidak melanggar peraturan. Siswa bisa memiliki karakter Be On Time tepat waktu dengan melakukan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : datang ke sekolah tepat waktu, mengerjakan tugas tepat waktu, dan masuk kelas setelah jam istirahat tepat waktu. Siswa perlu ditolong untuk dapat memiliki karater disiplin. Guru melakukan beberapa tindakan pendampingan kepada siswa untuk membentuk karakter self control dan persistence, misalnya: 1) Memberikan pengertian kepada siswa tentang discipline pada saat morning devotion di dalam kelas. 2) Memberikan nasihat kepada siswa di setiap ada kesempatan. 3) Memberikan contoh konkret sikap pengendalian diri yang ditunjukkan dalam bentuk ketaatan pada aturan. 4) Memberi contoh konkret karakter be on time dalam setiap kegiatan. 5) Melakukan pengamatan pembiasaan disiplin siswa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. 6) Mendampingi dan mengarahkan siswa. Disiplin adalah ciri kedewasaan seseorang yang merupakan bagian dari karakter Kristen, hasil dari gaya hidup benar dalam seluruh aspek kehidupannya. Disiplin bisa dilakukan dengan pembiasaan pengendalian diri dan tepat waktu. Pembiasaan ini merupakan proses dalam pembentukan pola hidup disiplin pada diri seseorang agar memiliki kedewasaan rohani penuh dan menjadi seperti Kristus (Filipi 2 : 5-8). Disiplin membutuhkan latihan yang harus dimulai sejak usia dini yang ditanamkan baik dalam keluarga, sekolah, gereja, atau di manapun berada.

50 Firman Tuhan adalah dasar untuk menerapkan pola hidup disiplin setiap orang percaya. Sudah selayaknya murid (disciple) Yesus memiliki karakter disiplin. Melalui karakter disiplin yang ditunjukkan oleh setiap murid kelas V di SD Kristen Tri Tunggal diharapkan memberi pengaruh yang positif dalam kehidupan mereka secara menyeluruh dan menjadi berkat bagi sesama. 2.10.4. INTEGRITY a. Makna Integritas Integritas adalah transparasi hidup sebagaimana maksud Tuhan menciptakan manusia, yaitu keaslian (otentik) hidup yang sesuai dengan gambar Sang Pencipta. Transparansi ini nampak dalam hidup jujur tanpa kepura-puraan dan hidup kudus sesuai dengan teladan Yesus. Ada kesatuan antara iman dan nilai hidupnya, baik dalam pikiran, perasaan, maupun perbuatan. Kualitas ini bukan hanya nampak di depan orang, tetapi juga terjadi ketika tidak ada seorang pun yang melihat pada setiap saat dan tempat. b. Hikmat Yesus adalah pribadi yang berintegritas, dengan hikmat yang dimiliki-Nya. Hal ini ditunjukkan dalam Lukas 2:40 “ Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat.” Dari seorang bayi Yesus bertumbuh. Dia tidak terus menerus menjadi bayi. Ia bertumbuh menjadi dewasa, bertanggung jawab, dan kuat. Ia bertumbuh secara fisik, emosi, entektualitas, dan juga rohani. Kitab Suci mengatakan bahwa, Dia penuh hikmat. Mungkin hal itu juga dapat menjadi dasar bagi anak-anak untuk semakin menyerupai Yesus, yakni tumbuh dalam dalam hikmat. Amsal 3:13 mengatakan, “Berbahagialah orang yang mendapat hikmat.” Dengan berfokus pada usaha membantu anak-anak menemukan hikmat, kita akan dapat lebih berfokus pada bagaimana

51 kelak jika mereka dewasa, bukannya pada apa yang akan mereka lakukan. Kita akan lebih ingin mereka menjadi wanita/pria yang berkarakter, bukan hanya agar mereka menjadi juara kelas, pemimpin perusahaan, atau olahragawan terkenal. Melalui pembangunan karakter anak-anak akan dapat mengembangkan talenta sebaik mungkin sambil mencerminkan bahwa Yesus bertakhta dalam hidup mereka.45 Orang yang berkarakter adalah orang yang berintegritas. Kita membutuhkan orang-orang yang berintegritas saat ini. Namun, hal ini sulit diwujudkan. Apa saja yang harus dikorbankan anak-anak agar menjadi orang yang berintegritas? Ada beberapa hal, seperti waktu, usaha, uang, dan mungkin juga popularitas, serta respek orang-orang disekitar mereka. Integritas bukanlah hal yang populer. Bahkan terkadang integritas membuat sebagian orang merasa tidak nyaman.46 “Berintegritas” berarti “dapat dipercaya, sempurna, tanpa cacat, atau tanpa cela.” Dalam bisnis konstruksi, konsep integritas ditunjukkan oleh kode-kode yang memastikan keamanan gedung tersebut. Sebuah bangunan harus dirancang sesuai dengan semua aturan yang ada sehingga dapat berfungsi dengan aman sesuai kegunaannya. Sedangkan kamus webster mendefinikasikan integritas dengan sebuah kata sederhana, yakni “kejujuran”. c. Tinjauan Alkitab : Integritas 45 H Norman Wright-Gary J. Oliver, Raising Kids to Love Jesus, (Yogyakarta : Gloria Graffa, 2013), hal. 275 46 Ibid, hal. 276

52 Integritas dapat membuat hidup anak-anak menjadi lebih baik. Berikut ini beberapa Firman Allah yang menunjukkan pentingnya integritas: 1) Integritas akan membentuk perilaku jujur. Amsal 11 : 3 “Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.” 2) Integritas akan memberi pijakan yang kokoh bagi hidup seseorang. Amsal 10 : 9 “ Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui.” 3) Intergritas memberikan sesuatu yang abadi. Mazmur 37 : 18 “Tuhan mengetahui hari-hari orang yang yang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya.” 4) Integritas akan “memperkaya” orang miskin. Amsal 19 : 1 “Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya daripada orang yang serong bibirnya lagi bebal.” 5) Integritas akan menyenangkan Allah. 1 Tawarikh 29 : 17 “Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau adalah penguji hati dan berkenan kepada keikhlasan (dalam Alkitab bahasa Inggris : integritas).” 6) Integritas akan membuat kita serupa dengan Yesus. Matius 22 : 16 “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur (dalam Alkitab bahasa Inggris : berintegritas) dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga karena Engkau tidak mencari muka.” Berdasarkan ayat-ayat Firman Tuhan di atas bisa disimpulkan bahwa orang yang berintegritas adalah orang-orang yang takut akan Allah, yang jujur, yang tidak curang, bersih kelakuannya, orang yang saleh, bersih kelakuannya, penuh keikhlasan, dan mengejar jalan Allah.

53 Setiap orang percaya juga harus berintegritas, agar kita menyenangkan Allah dan menjadi semakin serupa dengan Kristus. d. Integritas Tuhan Yesus Yesus memiliki karisma yang spesifik yang lahir dari spritualitas-Nya. Karakter Yesus mendatangkan hikmat bagi diriNya serta orang lain. Hal itu tampak melalui kata-kata dan keputusan yang Ia ambil. Ia memahami psikologi massa dengan baik serta mampu bersimpati dan berempati tehadap orang lain. Berhadapan dengan persoalan yang dihadapi manusia, Ia tidak menggurui dan menghakimi, sebaliknya Ia membimbing serta mendampingi orang untuk sadar akan kesalahannya serta berupaya memperbaiki diri. Yesus Kristus Guru yang sempurna. Dia tidak saja menunjukkan kepada murid-muridNya, jalan agar mereka menjadi baik di dunia ini, tetapi Dia menjadi jalan itu sendiri, agar para murid dan mereka yang mau menjadi muridNya, menjadi baik di dunia ini dan menjadi sempurna di dalam Dia agar selamat dari murka Allah dan bersama-sama Dia hidup kekal di surga. Keteladanannya yang menunjukkan kasih yang agung adalah keteladan yang sempurna.47 e. Yesus Hidup Suci Walaupun Yesus adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia, sebagai manusia Ia berkomitmen menjalani kehidupan yang suci. Yesus sebagai Guru yang hidup dalam moralitas yang sempurna dalam kesucian dan kebenaran. Ia memilih semua norma hukum yang ditetapkan dalam taurat. Yesus tidak hidup sebagai legalitas orang beragama. Tetapi Ia sebagai pelaku Firman kebenaran dengan sempurna. Standar moral yang dikehendaki Allah dan menjalankan hidup bermoral dalam kesucian dan kekudusan. 47 Arniwati & Budyarto, Dampak Teknologi Terhadap Kehidupan Rohani Anak dan Remaja, (Malang : Gandum Mas, 2012), hal. 81

54 Hal itu dapat terlihat dalam seluruh gerak hidup Yesus, mulai dari perkataan, sikap, perbuatan, tindakan, bahkan sampai kepada gerak pikiran dan perasaan Yesus seperti yang Allah Bapa inginkan. Itulah yang dimaksudkan Firman Tuhan sempurna seperti Allah Bapa di surga “Karena itu haruslah kamu sempurna sama seperti Bapa mu yang di surga adalah sempurna.” (Matius 5 : 48). “Sebab ada tertulis: Kuduslah kamu sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1 : 16). “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari kesehari” (2 Korintus 4 : 14).48 2.10.4.1 Kejujuran (Honesty) a. Definisi Kejujuran Definisi Kejujuran (Honesty) adalah memperoleh kepercayaan dengan melaporkan fakta yang benar. Sikap yang diharapkan dari karakter Honesty adalah Be Honest with Your Work (No Cheating), diharapkan: Siswa berani mengakui kelemahan atau kesalahan yang dilakukan dan meminta maaf tanpa diminta dan mengerjakan tanggungjawabnya dengan jujur. b. Konsep Kejujuran (Honesty) Fakta-fakta yang ada dapat berubah, tetapi kebenaran tidak pernah berubah. Contohnya, anak kadal berwarna hijau, tetapi ketika dirinya tumbuh menjadi bunglon, kulitnya dapat menjadi cokelat (juga merupakan kebenaran). Fakta mengenai sifat seekor bunglon adalah kulitnya dapat berubah-ubah sesuai dengan lingkungan yang ia tempati. Prinsip mengenai sifat asli bunglon merupakan kebenaran. Penjelmaan dari sifat asli tersebut merupakan fakta kebenaran. 48 Daud Manno, Kompetensi “Integratif” Tuhan Yesus sebagai Guru, (Jember : STA Jember, 2019), hal. 156

55 Seorang pemimpin harus selalu mengatakan kejujuran. Karena kejujuran lebih dari sekedar kata-kata, maka sangat mudah menipu seseorang dengan tidak berkata apa-apa, tanpa nada suara, ekspresi maupun bahasa tubuh. Keinginan untuk selalu mengatakan kebenaran adalah satu-satunya dasar untuk berdiri teguh dalam kehidupan ini. Mengubah standar-standar kehidupan dengan trend-trend yang berlaku akan mengakibatkan ketidak stabilan dalam kehidupan kita.49 Kejujuran merupakan sifat yang selalu menirukan kebenaran; mengatakan fakta yang sebenarnya. Kejujuran selalu melakukan yang benar. Kejujuran selalu mengatakan yang sebenarnya dengan tulus. Jujur adalah prinsip universal dalam kehidupan yang tidak akan pernah berubah.50 Manusia selalu ingin mencapai reputasi yang baik. Selalu ingin dinilai sebagai pribadi yang jujur, mandiri, dan pandai. Ketika melakukan sesuatu yang salah, ia cenderung menyembunyikan kesalahan untuk melindungi reputasinya. Cara yang sering dilakukan untuk menutupi kesalahan adalah dengan memberikan pembenaran atau alasan. Tetapi, apapun alasan atau istilah yang diberikan, kesalahan tetaplah kesalahan dan akan menempel pada reputasi seseorang c. Tinjauan Alkitab : Kejujuran Kejujuran atau tidak berdusta merupakan salah satu perintah Allah. Beberapa ayat alkitab menunjukkan betapa pentingnya kejujuran. Berikut ini beberapa ayat yang mengingatkan kita untuk selalu berperilaku jujur: 49 Character Training Institute, Character First Education Edisi Indonesia Seri 1 Booklet 3, 1997, hal. 3 50 Ibid, hal. 2

56 1) Kejadian 20 : 16 “ Jangan mengucapkan saksi dusta” 2) Mazmur 15 Ayat 1-2 “ Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemahMu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Yaitu dia yang berlaku tidak tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya.” 3) Yohanes 17 : 17 “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran, firman-Mu adalah kebenaran” 4) Efesus 4 : 15 “Tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” Ayat-ayat Firman Tuhan di atas menunjukkan bahwa karakter kejujuran sangat penting. Kita harus selalu mengatakan kebenaran dengan segenap hati, tidak mengucapkan saksi dusta, dan terus bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus. Firman Tuhan adalah Kebenaran, jadi setiap orang yang percaya Tuhan harus hidup dalam kebenaran dan memiliki karakter jujur dalam kehidupan sehari-hari. 2.10.4.2. Holiness (Kekudusan) Kekudusan adalah bagian dari integritas seseorang. Karakter yang diharapkan dari kekudusan adalah Speak Life (No Bad Words) meliputi: tidak bicara kotor dan tidak bicara kasar. Menurut John Chrysostom dalam bukunya : “Kita harus mengajari anak itu untuk mengucapkan kata- kata yang sangat sopan dan penuh rasa hormat. Kita harus mengusir banyak orang asing sehingga tidak ada orang berhati bobrok yang

57 bisa masuk untuk bercampur baur dengan warga. Ucapan yang sombong dan fitnah, yang bodoh dan memalukan, kasar dan duniawi, semuanyan ini harus disingkirkan… Biarlah kata-kata mereka merupakan ucapan terima kasih, kidung yang khidmat; biarlah pembicaraan mereka selalu mengenai Allah, mengenai filsafat surgawi.”51 Berdasarkan pernyataan John Chrysostom di atas bisa disimpulkan bahwa anak-anak perlu diajar untuk mengucapkan kata-kata yang baik, kata-kata yang memberkati orang lain, dan memuliakan nama Tuhan. d. Tinjauan Alkitab : Untuk tidak berkata-kata kotor Berikut ayat-ayat Alkitab yang mengingatkan kita untuk menjaga lidah untuk tidak mengucapkan kata-kata kotor: 1) Yakobus 3 : 1-12 Ayat 5-6 “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat diantara anggota- anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka”. 2) Efesus 4 : 29 “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.” 3) Amsal 15 :1 “Jawaban yang lemah lembut merdakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan amarah.” 51 John Chrysostom, The Right Way for Parents To Bring Up Their Children, dalam Christianity and Pagan Culture in Later Roman Empire oleh M. L. W. Lalstner (Ithaca, N.Y. : Cornell University Press, 1951), hal. 99

58 4) Mazmur 141 : 3) “Awasilah mulutku, ya Tuhan, berjagalah pada pintu bibirku!” e. Guard Your Heart (No Pornography) Selain tidak berkata-kata kotor dan rusak, menjaga kekudusan bisa juga dengan menjauhi pornography. Pada jaman modern dengan kemajuan teknologi dan komunikasi ini, tantangan untuk menjauhi pornography semakin berat. perlu ada pengendalian diri yang kuat dari setiap pribadi untuk tidak mencemari kekudusan diri dengan pornography. Jerry Bridges dalam bukunya ”Mengejar Kekudusan” mengatakan : ”Kita harus berusaha keras melawan pengaruh dunia, bukan menarik diri dari pergaulan dengannya. Untuk melakukan ini, terlebih dahulu kita harus memutuskan untuk hidup dengan keyakinan yang Allah berikan melalui Firman-Nya. Keyakinan yang kita kembangkan mengenai kehendak Allah untuk hidup harus cukup kuat untuk menahan cemooh orang-orang yang tidak bertuhan, dan tekanan yang mereka berikan kepada untuk mengikuti jalan mereka yang jahat.”52 Berdasarkan kutipan buku di atas bisa dijelaskan bahwa setiap orang dalam kehidupan sehari-hari berjuang untuk bisa mengendalikan diri agar tidak jatuh dalam kehidupan yang jahat dan keras. Alkitab adalah pertahanan terbaik melawan pencemaran ini. Daud berkata “Bagaimanakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan Firman- Mu” (Mazmur 119 : 9). 52 Jerry Bridges, Mengejar Kekudusan - The Pursuit of Holiness, (Bandung : Pionir Jaya, 2009), hal. 131

59 f. Pengertian Pornografi Porno pengertiannya adalah cabul, percabulan. Pornografi mengandung arti, hal-hal yang membangkitkan birahi seksual, penggambaran tingkah laku erotis berupa tulisan atau gambar.53 Alkitab mengingatkan agar manusia tidak terjebak dalam percabulan karena merupakan hal tidak kudus yang tidak diperkenan Allah. “Sebab ada tertulis : Kuduskanlah kamu sebab Aku Kudus” (1 Petrus 1 : 16). g. Faktor yang mempengaruhi tindakan pornografi : 1) Lingkungan Faktor lingkungan sangat penting untuk pertumbuhan anak dan remaja. Dalam lingkungan yang baik, sebagian besar anak dan remaja akan menjadi orang baik, namun sebaliknya, dalam lingkungan yang buruk, anak akan menjadi buruk juga. Walaupun terkadang ada anak atau remaja yang berontak terhadap lingkungannya, namun secara umum, interaksi remaja dan lingkungannya sangat menentukan kehidupan remaja pada masa depannya. 2) Televisi Televisi tak diragukan lagi besar manfaatnya bagi manusia. Namun demikian, bagi anak dan remaja, orang tua hendaknya bijak dalam memperhatikan anak-anak, jenis tayangan apa yang bisa mereka tonton, juga waktu mereka untuk menggunakan peralatan audio visual ini. Tidak sedikit dampak negatif bagi anak-anak dan remaja dari televisi, yakni tayangan yang seharusnya mereka belum siap untuk menontonnya. Pengaruh ini adalah pornografi, kekerasan, kriminalitas, dan pengaruh negatif lainnya. 53 Arniwati & Budyarto, Dampak Teknologi Terhadap Kehidupan Rohani Anak dan Remaja, (Malang : Penerbit Gandum Mas, 2012), hal. 20

60 “Menurut survei yang dilakukan Christian Science Monitor (CSM), yang mensurvey 1.209 orang tua yang mempunyai anak umur 2 – 17 tahun, mengatakan bahwa 56 % anak atau remaja amat terpengaruh oleh kekerasan di televisi, 26 % terpengaruh, 5 % cukup mempengaruhi, dan 11 % tidak terpengaruh (Putra, Syailendra, 2009, hlm. 2).”54 “Selanjutnya Syailendra menyatakan ada dampak umum menonton televisi bagi anak dan remaja : menurunnya prestasi anak, pola tidur bermasalah, meregangkan hubungan antara keluarga, obesitas (penumpukan lemak pada tubuh), matang secara seksual lebih cepat, menunda perkembangan bahasa anak (Putra, Syailendra, 2009, hlm. 25-30)”55 Dari survei di atas dapat disimpulkan bahwa telivisi memberi pengaruh kepada sebagian besar remaja yang menontonnya. Bahkan memberi dampak buruk kepada anak dan remaja seperti, menurunnya presatasi belajar, pola tidur bermasalah, renggangnya hubungan antara keluarga, lebih cepat matang secara seksual, dan menunda perkembangan bahasa anak. 3) Internet Internet sangat banyak kegunaannya, namun sangat banyak juga dampak negatifnya terutama bagi remaja kita. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menyatakan pada tanggal 15 Juli 2010 : “bahwa 96 % anak Indonesia punya pengalaman buruk di internet. KPAI yang melansir berita dari Fajar Widianto, detiknet-1 Juli 2010, mengatakan pengalaman ini adalah mengenai pornografi, kekerasan, perjudian, dan konten-konten dewasa lainnya yang belum saatnya diakses oleh anak-anak. Dalam presentasi Norton Online Family di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, 1 Juli 2010, Ibrahim Effendi mengatakan, bahwa 3 dari orang tua tidak memperhatikan saat anak-anak mereka on-line. Rata-rata anak akan menghabiskan 64 jam dalam sebulan untuk internetan. 54 Ibid, hal.49 55 Ibid, hal. 50

61 Konten-konten negatif itu mempengaruhi emosional anak- anak. Mereka menjadi marah (53%), kecewa (40%), kaget atau khawatir dan lainnya (7%).” 56 Pernyataan KPAI di atas menunjukkan bahwa anak-anak banyak menghabiskan waktu untuk menggunakan internet, mengakses konten-konten negatif yang mencemari kekudusan mereka, dan menimbulkan dampak sikap yang buruk pada anak- anak. h. Tinjauan Alkitab: No Pornography Beberapa ayat Alkitab yang menunjukkan pentingnya menjauhkan diri dari pornography: 1) 1 Korintus 6 : 12-20 Ayat 18, “Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri” 2) Roma 12 : 1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati.” Setiap siswa diharapkan memiliki integritas dalam hidupnya. Karakter ini sangat penting supaya sebagai siswa SD Kristen Tri Tunggal dapat: memiliki integritas Kristen sehingga bisa menjadi berkat dan teladan bagi sesama, membentuk komunitas pembelajar yang menjunjung tinggi nilai kejujuran dan yang membangun hidup kudus dalam kehidupan sehari-hari. 56 Ibid, hal. 51

62 Setiap siswa dapat memiliki karakter Be Honest with Your Work (No Cheating = Kejujuran) dengan melakukan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : berkata jujur/sesuai dengan fakta yang ada, berani mengakui kesalahan, mengerjakan ulangan dengan jujur, bermain sportif, tidak mengambil barang milik orang lain. Setiap siswa juga dapat memiliki karakter Speak Life (No Bad Words) dengan melakukan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : tidak bicara kotor, tidak bicara kasar, berani mengakui kesalahan yang dilakukan dan meminta maaf tanpa diminta. Setiap siswa dapat memiliki karakter Guard Your Heart (No Pornography) dengan melakukan pembiasaan dalam kehidupan sehari- hari, seperti : berpakaian sopan dan menghargai semua teman Siswa membutuhkan pertolongan untuk bisa memiliki karakter integrity. Beberapa tindakan guru yang dilakukan untuk membentuk karakter No Cheating, No Bad Words dan No Pornography adalah: 1. Memberikan pengertian kepada siswa tentang integrity pada saat morning devotion di dalam kelas. 2. Memberikan nasihat kepada siswa di setiap ada kesempatan. 3. Selalu mengingatkan untuk tidak curang saat mengerjakan ulangan. 4. Selalu mengingatkan untuk sportif pada saat bermain, berlomba, ataupun bertanding. 5. Selalu mengingatkan siswa untuk bercerita dengan jujur jika ada masalah dengan teman. 6. Mendampingi dan mengarahkan siswa yang bermasalah dengan ketidakjujuran, masih mengucapkan kata-kata kotor atau kasar. 7. Mendampingi siswa yang bermasalah dengan pornography, misal : pernah nonton gambar porno. Orang Kristen yang berintegritas adalah mereka yang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik, tidak berjalan di jalan orang berdosa, tidak bergaul dan bersekutu dengan pencemooh (Mazmur 1 : 1-2), sebaliknya

63 mereka adalah orang yang takut akan Tuhan (Amsal 1 :7), menyukai dan merenungkan Firman Tuhan secara intensif, berjalan di jalan benar, dan menjauhkan diri dari kejahatan (Mazmur 1 : 2,6). Firman Tuhan menjadi dasar bagi anak-anak Tuhan yang mau diubahkan karakternya. Melalui proses pembiasaan untuk bersikap jujur, menjaga kekudusan dengan tidak berbicara kotor dan menjauhi pornography diharapkan siswa kelas V SD Kristen Tri Tunggal dapat memiliki karakter integritas, sehingga hidupnya semakin menyerupai karakter Kristus dan menjadi berkat bagi sesama.

64 2.11. Kerangka Berpikir Pentingnya pendidikan karakter dalam proses pendidikan nasional Visi dan misi Sekolah Kristen Tri Tunggal Semarang Program pendidikan karakter SD Kristen Tri Tunggal Core Value Nilai-nilai karakter yang ditekankan di SD Kristen Tri Tunggal Belum semua siswa memiliki karakter yang baik Kasih Respect Disiplin Integritas 1. Mengejek teman 2. Buang sampah 1. Tidak memperha- 1. Terlambat datang 1. Suka berbohong sembarangan tikan saat pela- sekolah 2. Mencontek jaran 2. Tidak mengerjakan 3. Mengucapkan 2. Suka membantah tugas kata-kata kotor Dampak pendampingan Guru Siswa perlu pendampingan Guru Siswa memiliki karakter Kasih Respect Disiplin Integrity Karakter siswa terbangun dan semakin menunjukkan karakter seperti Kristus

65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menurut Sugiyono mengatakan bahwa suatu keputusan mengenai rancangan apa yang akan dipakai tergantung kepada tujuan penelitian, sifat, masalah yang yang diteliti, dan berbagai alternative yang mungkin digunakan. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Bagian metodologi penelitian yang dimaksud adalah terdiri dari berbagai pokok ilmiah yaitu kegiatan penelitian rasional, empiris, dan sistematis.1 Berdasarkan pernyataan Sugiyono tersebut maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode kualitatif deskriptif menerapkan penekanan pada proses dan makna yang tidak secara ketat diperiksa atau diukur dari segi jumlah, intensitas, dan frekuensinya, tetapi menekankan pada sifat realitas yang disusun secara sosial, hubungan antara peneliti dan yang diteliti, dan pembatasan situasional yang membentuk penelitian. Metode kualitatif juga menekankan sifat penelitian yang bermuatan nilai dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menekankan bagaimana pengalaman sosial diciptakan dan diberi makna.2 Berdasarkan definisi metode penelitian kualitatif deskriptif di atas maka peneliti memakai metode wawancara untuk mendapatkan data untuk menggambarkan pemahaman kelompok tertentu. 1 Eliezer Sasmoko, Metode Penelitian Pengukuran dan Analisa Data (Lippo Karawaci, Tangerang : HITS, 2005), 361 2 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung : Alfabeta, 2005), 1. 65

66 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Sekolah Kristen Tri Tunggal Semarang, Jl Semarang Indah Blok F No.1 Semarang. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei 2019 sampai dengan bulan Agustus 2019. Tabel 3.1. Schedule Kegiatan Penelitian No. Kegiatan Waktu 1. Merumuskan masalah Mei 2019 2. Menyiapkan instrumen penelitian Mei 2019 3. Pelaksanaan pengambilan data dari Juni 2019 partisipan (wawancara) 4. Pelaksanaan pengisian angket Juni 2019 5. Pengolahan dan analisis data Juni 2019 – Juli 2019 6. Penarikan kesimpulan, implikasi, dan Agustus 2019 penulisan saran-saran. 7. Penyerahan hasil akhir penelitian Agustus 2019 3.3 Partisipan Penelitian Rancangan apapun, yang akan dipakai untuk menyelesaikan masalah penelitian, memerlukan data yang nantinya akan dianalisis dan ditafsirkan. Data itu harus diambil dari sumber data, apakah seluruhnya atau hanya sebagian.3 Dalam penelitian kualitatif, populasi dan sampling tidak ada. Yang ada adalah tempat penelitian atau partisipan penelitian. Jika obyeknya manusia, populasinya disebut partisipan penelitian. Partisipan penelitian ini adalah guru kelas V SD Kristen Tri Tunggal Semarang sebanyak enam orang. 3 Subagyo, hal. 224.

67 Adapun partisipan dalam penelitian ini adalah: Tabel 3.2. Daftar Nama Partisipan No. Nama Guru Guru Kelas 1 Linda Ayu Ratnaningtyas, S.Psi. VA 2 Febe Arifiani, S.Kom. VA 3 Dwi Agustine Oktaviani H., S.T. VB 4 Fransiska Karisma Putri, S.Pd. VB 5 Novi Ratnawati Rahayu, S.Pd. VC 6 Dyah Permata Sari, S.TP. VC 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Metode pengumpulan data Untuk memperoleh data valid dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan rancangan deskriptif, metode pengumpulan data yang dipilih adalah metode wawancara. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian lapangan, yaitu melakukan penelitian secara langsung di lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Wawancara adalah suatu metode yang digunakan dalam penelitian, dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada subyek penelitian baik secara perseorangan atau berkelompok untuk mendapatkan informasi mengenai variabel penelitian.4 3.4.2 Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah pengumpulan data secara langsung dari responden menggunakan panduan daftar pertanyaan wawancara yang telah dipersiapkan.5 Pernyataan di atas menjelaskan bahwa pengumpulan data bisa dilakukan melalui wawancara kepada responden yang sudah 4 Subagyo, 227 5 Ibid, hal 242

68 ditetapkan. Agar pertanyaan terarah, maka peneliti harus membuat daftar pertanyaan lebih dahulu. Langkah-langkah pengumpulan data melalui wawancara dalam penelitian ini adalah : 1. Membuat daftar pertanyaan wawancara yang sesuai dengan permasalahan penelitian untuk guru. 2. Meminta surat ijin penelitian kepada direktur pasca sarjana STT Efata Salatiga. 3. Menyerahkan surat ijin penelitian kepada Kepala Sekolah Dasar Kristen Tri Tunggal Semarang. 4. Membuat janji pertemuan untuk wawancara dengan masing- masing guru kelas V yang akan diwawancarai oleh peneliti. 5. Peneliti mulai melakukan wawancara kepada guru kelas V pada waktu yang telah ditentukan. 6. Hasil wawancara dengan guru kelas V kemudian akan diolah sebagai hasil penelitian. 3.4.3 Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data adalah daftar pertanyaan wawancara.6 Daftar pertanyaan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Daftar Pertanyaan Wawancara dengan Guru Kelas V SD Kristen Tri Tunggal Semarang No. Daftar Pertanyaan I Daftar Pertanyaan tentang Karakter Love (loving others dan loving creation) 1. Langkah-langkah yang dilakukan guru kelas dalam pembiasaan karakter love : a. Sebagai guru kelas usaha apa yang sudah saudara lakukan agar siswa di kelas saudara memiliki karakter love khususnya dalam hal mengasihi sesama? 6 Subagyo, hal. 232

69 b. Sebagai guru kelas usaha apa yang sudah saudara lakukan agar siswa di kelas saudara memiliki karakter love khususnya dalam hal merawat dan memelihara alam ciptaan Tuhan ? 2 Peran pendampingan guru kelas dalam pembiasaan karakter love : a. Menurut saudara apakah pendampingan saudara terhadap siswa membantu siswa memiliki karakter love khususnya dalam hal mengasihi sesama? Jelaskan! b. Bagaimana cara saudara dalam mendampingi siswa-siswi di kelas saudara agar mereka dapat memiliki karakter love dalam hal mengasihi sesama? Berilah contohnya! c. Menurut saudara apakah pendampingan saudara terhadap siswa membantu siswa memiliki karakter love khususnya dalam hal merawat dan memelihara alam ciptaan-Nya? Jelaskan! d. Bagaimana cara saudara dalam mendampingi siswa-siswi di kelas saudara agar mereka mereka dapat memiliki karakter love khususnya dalam hal merawat dan memelihara alam ciptaan-Nya? Berilah contohnya! 3. Dampak pendampingan guru terhadap keberhasilan pembiasaan karakter love pada siswa : a. Menurut saudara bagaimana keberhasilan pendampingan saudara dalam membantu siswa memiliki karakter love dalam hal mengasihi sesama? Jelaskan! b. Menurut saudara bagaimana keberhasilan pendampingan saudara dalam membantu siswa memiliki karakter love khususnya dalam hal merawat dan memelihara ciptaan-Nya ? Jelaskan! c. Menurut saudara apakah ada siswa di kelas saudara yang mengalami masalah pembiasaan karakter love? d. Jika ada, masalah apa saja yang dialami siswa di kelas saudara dalam pembiasaan karakter love? Sebutkan! e. Bagaimana langkah-langkah yang saudara lakukan dalam mendampingi siswa yang bermasalah dalam pembiasaan karakter love tersebut di atas? f. Jika ada, hambatan apa saja yang saudara alami saat mendampingi siswa agar mereka memiliki karakter love? Sebutkan!

70 g. Jika ada, hambatan apa saja yang saudara alami saat mendampingi siswa agar mereka memiliki karakter love? Sebutkan! h. Langkah-langkah apa saja saudara lakukan sebagai guru kelas untuk mengatasi hambatan tersebut di atas? II Daftar pertanyaan tentang karakter respect (toward authorities dan be attentive) 1 Langkah-langkah yang dilakukan guru kelas dalam pembiasaan karakter respect : a. Sebagai guru kelas usaha apa yang sudah saudara lakukan agar siswa di kelas saudara memiliki karakter respect khususnya hal ketaatan kepada otoritas? b. Sebagai guru kelas usaha apa yang saudara lakukan agar siswa di kelas saudara memiliki karakter respect khususnya dalam hal penuh perhatian? 2 Peran pendampingan guru kelas dalam pembiasaan karakter respect : a. Menurut saudara apakah pendampingan saudara terhadap siswa membantu siswa memiliki karakter respect khususnya dalam hal ketaatan kepada otoritas? Jelaskan! b. Bagaimana cara saudara dalam mendampingi siswa-siswi di dalam kelas saudara agar mereka dapat memiliki karakter respect dalam hal ketaatan kepada ototitas? Berilah contohnya! c. Menurut saudara apakah pendampingan saudara terhadap siswa membantu siswa memiliki karakter respect khususnya dalam hal penuh perhatian?Jelaskan! d. Bagaimana cara saudara dalam mendampingi siswa-siswi di kelas saudara agar mereka dapat memiliki karakter respect khususnya dalam hal penuh perhatian?Berilah contohnya! 3. Dampak pendampingan guru terhadap keberhasilan pembiasaan karakter respect pada siswa : a. Menurut saudara bagaimana keberhasilan pendampingan saudara dalam membantu siswa memiliki karakter respect dalam hal ketaatan pada otoritas? Jelaskan! b. Menurut saudara bagaimana keberhasilan pendampingan saudara dalam membantu siswa memiliki karakter respect khususnya dalam hal penuh perhatian? Jelaskan!

71 c. Menurut saudara apakah ada siswa di kelas saudara yang mengalami masalah pembiasaan karakter respect? d. Jika ada, masalah apa saja yang dialami siswa di kelas saudara dalam pembiasaan karakter respect? Sebutkan! e. Bagaimana langkah-langkah yang saudara lakukan dalam mendampingi siswa yang bermasalah dalam pembiasaan karakter respect tersebut di atas? f. Apakah ada hambatan saat saudara melakukan pendampingan dalam melaksanakan pembiasaan karakter respect terhadap siswa di kelas saudara? g. Jika ada, hambatan apa saja yang saudara alami saat mendampingi siswa agar mereka memiliki karakter respect? Sebutkan! h. Langkah-langkah apa saja saudara lakukan sebagai guru kelas untuk mengatasi hambatan tersebut di atas? III Daftar pertanyaan tentang karakter discipline (self control dan be on time) 1. Langkah-langkah yang dilakukan guru kelas dalam pembiasaan karakter discipline : a. Sebagai guru kelas usaha apa yang sudah saudara lakukan agar siswa di kelas saudara memiliki karakter discipline khususnya dalam hal pengendalian diri? b. Sebagai guru kelas usaha apa yang sudah saudara lakukan agar siswa di kelas saudara memiliki karakter love khususnya dalam hal tepat waktu ? 2. Peran pendampingan guru kelas dalam pembiasaan karakter discipline : a. Menurut saudara apakah pendampingan saudara terhadap siswa membantu siswa memiliki karakter discipline khususnya dalam hal pengendalian diri? Jelaskan! b. Bagaimana cara saudara dalam mendampingi siswa-siswa di kelas saudara agar mereka dapat memiliki karakter discipline dalam hal pengendalian diri? Berilah contohnya! c. Menurut saudara apakah pendampingan saudara terhadap siswa membantu siswa memiliki karakter discipline khususnya dalam hal tepat waktu? Jelaskan! d. Bagaimana cara saudara dalam mendampingi siswa-siswi di kelas saudara agar mereka mereka

72 dapat memiliki karakter discipline khususnya dalam hal tepat waktu? Berilah contohnya! 3. Dampak pendampingan guru terhadap keberhasilan pembiasaan karakter discipline pada siswa : a. Menurut saudara bagaimana keberhasilan pendampingan saudara dalam membantu siswa memiliki karakter discipline dalam hal pengendalian diri? Jelaskan! b. Menurut saudara bagaimana keberhasilan pendampingan saudara dalam membantu siswa memiliki karakter discipline khususnya dalam hal tepat waktu? Jelaskan! c. Menurut saudara apakah ada siswa di kelas saudara yang mengalami masalah pembiasaan karakter discipline? d. Jika ada, masalah apa saja yang dialami siswa di kelas saudara dalam pembiasaan karakter discipline? Sebutkan! e. Bagaimana langkah-langkah yang saudara lakukan dalam mendampingi siswa yang bermasalah dalam pembiasaan karakter discipline tersebut di atas? f. Apakah ada hambatan saat saudara melakukan pendampingan dalam melaksanakan pembiasaan karakter discipline terhadap siswa di kelas saudara? g. Jika ada, hambatan apa saja yang saudara alami saat mendampingi siswa agar mereka memiliki karakter discipline? Sebutkan! h. Langkah-langkah apa saja saudara lakukan sebagai guru kelas untuk mengatasi hambatan tersebut di atas? IV Daftar pertanyaan tentang karakter integrity (honesty dan holiness) 1. Langkah-langkah yang dilakukan guru kelas dalam pembiasaan karakter integrity : a. Sebagai guru kelas usaha apa yang sudah saudara lakukan agar siswa di kelas saudara memiliki karakter integrity khususnya dalam hal kejujuran? b. Sebagai guru kelas usaha apa yang sudah saudara lakukan agar siswa di kelas saudara memiliki karakter integrity khususnya dalam menjaga kekudusan? 2. Peran pendampingan guru kelas dalam pembiasaan karakter integrity : a. Menurut saudara apakah pendampingan saudara terhadap siswa membantu siswa memiliki karakter integrity khususnya dalam hal kejujuran? Jelaskan!

73 b. Bagaimana cara saudara dalam mendampingi siswa-siswi di kelas saudara agar mereka dapat memiliki karakter integrity dalam hal kejujuran? Berilah contohnya! c. Menurut saudara apakah pendampingan saudara terhadap siswa membantu siswa memiliki karakter integrity khususnya dalam hal menjaga kekudusan? Jelaskan! d. Bagaimana cara saudara dalam mendampingi siswa-siswi di kelas saudara agar mereka mereka dapat memiliki karakter integrity khususnya dalam menjaga kekudusan? Berilah contohnya! 3. Dampak pendampingan guru terhadap keberhasilan pembiasaan karakter integrity pada siswa : a. Menurut saudara bagaimana keberhasilan pendampingan saudara dalam membantu siswa memiliki karakter integrity dalam hal kejujuran? Jelaskan! b. Menurut saudara bagaimana keberhasilan pendampingan saudara dalam membantu siswa memiliki karakter integrity khususnya dalam hal menjaga kekudusan ? Jelaskan! c. Menurut saudara apakah ada siswa di kelas saudara yang mengalami masalah pembiasaan karakter integrity? d. Jika ada, masalah apa saja yang dialami siswa di kelas saudara dalam pembiasaan karakter integrity? Sebutkan! e. Bagaimana langkah-langkah yang saudara lakukan dalam mendampingi siswa yang bermasalah dalam pembiasaan karakter integrity tersebut di atas? f. Apakah ada hambatan saat saudara melakukan pendampingan dalam melaksanakan pembiasaan karakter integrity terhadap siswa di kelas saudara? g. Jika ada, hambatan apa saja yang saudara alami saat mendampingi siswa agar mereka memiliki karakter integrity? Sebutkan! h. Langkah-langkah apa saja saudara lakukan sebagai guru kelas untuk mengatasi hambatan tersebut di atas?

74 3.5 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian yang peneliti hadapi dalam menyusun penelitian ini adalah: keseriusan dan kejujuran responden di dalam memberikan jawaban untuk setiap pertanyaan wawancara yang diajukan. Untuk mengurangi keterbatasan penelitian ini maka peneliti menjalin hubungan lebih dekat dengan partisipan supaya ada keterbukaan pada saat melaksanakan wawancara. 3.6 Tehnik Analisis Data Subagyo mengemukakan bahwa analisis data meliputi tiga sub proses yaitu: deskripsi data, analisis data dan interprestasi data 7 . Deskripsi menjawab apa yang sedang terjadi disini. Diskripsi berusaha tetap dekat dengan data sebagaimana aslinya (dicatat atau direkam). Analisis membahas identifikasi ciri-ciri obyek serta menjelaskan secara sistematis hubungan diantara ciri-ciri atau proses menyederhanaan data kedalam bentuk lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan.8 Cara yang digunakan adalah menyoroti penemuan-penemuan (data hasil penelitian) dengan cara kembali ke bagian data tertentu yang sudah disajikan, supaya lebih tajam dan terperinci.9 Intrepretasi data adalah membahas pertanyaan, “apa arti semuanya itu? Apa yang harus dilakukan?” terhadap konteks dan makna sebagai kelanjutan dari penemuan. Interprestasi data bisa dilakukan dengan cara mengembangkan kerangka interprestasi. Cara itu lebih dari sekedar mengaitkan dengan teori dan bersandar pada teori untuk kerangka interpretif. Dengan cara itu, suatu alat konseptual yang baru diusulkan dibawa kembali pada data asli untuk menguji kelengkapan atau kekuatan penjelasnya (exlanatory power).10 7 Subagyo, Andreas B, Pengantar Riset Kuantitatif dan Kualitatif, termasuk Riset Teologi dan Keagamaan (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004), hal. 261 8 Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian (Jakarta: LP3ES, 2012), hal. 263. 9 Subagyo, hal.262. 10 Ibid, hal. 263.

75 Berdasarkan urut-urutan sistemastis analisis data di atas, maka data-data yang diperoleh akan dideskripsikan sehingga mudah dimengerti dan dipahami, kemudian dianalisis untuk membahas secara evaluatif data-data yang telah dikumpulkan, dan kemudian melakukan interprestasi mengaitkan dengan teori agar hasil penelitian lebih mudah dipahami. 3.7 Tehnik Validasi Data Dalam validasi data akan membahas pertanyaan, apa arti semuanya itu? apa yang harus dilakukan? terhadap konteks dan makna sebagai kelanjutan dari penemuan. Interprestasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memperluas analisis dengan menunjukkan kemungkinan-kemungkinan lain di luar dugaan penelitian. Validasi data akan dilakukan melalui triangulasi data dengan melakukan wawancara dan kuisionerkepada murid serta penelitian dokumen terkait dengan karakter siswa. Langkah-langkah pengumpulan data untuk triangulasi data: 1. Triangulasi data akan dilakukan dengan cara crosscheck data kepada siswa sebanyak 15 orang siswa dari kelas VA, VB, dan VC di SD Kristen Tri Tunggal Semarang. 2. Peneliti membuat daftar pertanyaan kuisioner yang akan diberikan kepada siswa. 3. Membuat janji dengan guru kelas untuk membagikan kuisioner kepada 5 anak di setiap kelas: VA, VB, dan VC. 4. Peneliti membagikan kuisioner kepada siswa pada waktu yang telah ditetapkan. 5. Hasil jawaban kuisioner kemudian akan diolah sebagai hasil penelitian. 6. Peneliti juga akan meneliti dokumen catatan perkembangan siswa kelas V SD Kristen Tri Tunggal Semarang. Dokumen catatan perkembangan karakter siswa yang dimaksud adalah: penilaian tentang karakter dalam rapor siswa, buku hitam siswa yang mencatat pelanggaran yang dilakukan oleh siswa.

76 Tabel 3.4. Daftar Pernyataan Kuisioner untuk Siswa Kelas V SD Kristen Tri Tunggal Semarang NO. PERNYATAAN SS S R TS STS Love : Loving Others (No Bullying) 1 Saya selalu menolong teman yang mengalami kesulitan 2 Saya dan teman-teman selalu bermain dengan rukun saat istirahat 3 Saya tidak pernah mengejek teman. 4 Guru selalu menasehati kami untuk menolong teman yang kesulitan 5 Guru menegur dan menasehati jika ada siswa yang bertengkar 6 Guru menegur dan menasehati jika ada siswa yang mengejek temannya Love : Loving Creation (No Littering) 7 Saya selalu menjaga kebersihan laci meja dan loker saya 8 Saya selalu membuang sampah di tempat sampah 9 Saya selalu mencuci tangan sebelum makan 10 Guru selalu mengingatkan siswa untuk membersihkan dan menata laci mejanya

77 NO. PERNYATAAN SS S R TS STS 11 Guru menegur jika ada siswa yang membuang sampah sembarangan 12 Guru mengingatkan siswa untuk mencuci tangan sebelum makan Respect : Toward Authorities (Taat pada otoritas) 13 Saya selalu mengikuti morning devotion setiap hari dengan sungguh-sungguh 14 Saya selalu patuh dan taat kepada guru 15 Saya selalu menaati peraturan yang berlaku di dalam kelas dan di sekolah 16 Guru selalu memimpin morning devotion setiap hari 17 Guru selalu menasehati jika ada siswa yang tidak taat kepada guru 18 Guru memberi nasehat agar siswa taat dan patuh kepada guru Respect : Be Attentive (Penuh Perhatian) 19 Saya selalu memperhatikan saat guru sedang mengajar

78 NO. PERNYATAAN SS S R TS STS 20 Saya selalu mengerjakan tugas dari guru dengan sungguh- sungguh 21 Saya selalu duduk dengan sikap yang benar saat pelajaran 22 Guru mengingatkan siswa untuk selalu konsentrasi saat pelajaran 23 Guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan semua tugas dengan bertanggung jawab 24 Guru mengingatkan siswa untuk duduk dengan sikap dan posisi yang baik agar dapat berkonsentrasi Discipline : Seft Control (Pengendalian diri) 25 Saya selalu menaati aturan kelas maupun sekolah 26 Saya selalu berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan baik dan penuh tanggung jawab. 27 Saya tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan saat pelajaran 28 Guru selalu mengingatkan agar siswa menaati semua aturan yang berlaku

79 NO. PERNYATAAN SS S R TS STS 29 Guru memberi pujian untuk siswa yang dapat bekerja dengan cepat 30 Guru menegur dan menasehati siswa yang tidak konsentrasi saat belajar Discipline : Be On Time (Tepat waktu) 31 Saya selalu datang ke sekolah tepat waktu 32 Saya selalu mengerjakan tugas-tugas di kelas tepat waktu 33 Saya tidak pernah terlambat masuk kelas setelah istirahat 34 Guru memberikan penghargaan untuk kelas yang siswanya paling sedikit terlambat masuk sekolah 35 Guru memberikan reward untuk siswa yang dapat mengerjakan tugas tepat waktu 36 Guru mengingatkan siswa untuk masuk kelas setelah waktu istirahat habis. Integrity : Honesty (Kejujuran) 37 Saya selalu berkata jujur sesuai dengan fakta yang ada 38 Saya mengerjakan soal ulangan dengan jujur

80 NO. PERNYATAAN SS S R TS STS 39 Saya selalu sportif saat bermain dan lomba 40 Guru selalu menegur dan menasehati jika ada siswa yang berbohong. 41 Guru selalu menegur dan menasehati jika ada siswa yang curang, atau mencontek saat ulangan 42 Guru selalu menegur dan menasehati jika ada siswa yang curang saat bermain atau lomba Integrity : Holiness (Tidak berkata-kata kotor) 43 Saya tidak mau bicara kotor dan kasar 44 Saya selalu mengucapkan salam kepada teman dan ibu guru saat tiba di sekolah 45 Saya berani mengakui kesalahan yang saya lakukan dan mau meminta maaf tanpa diminta 46 Guru selalu mengingatkan dan menasehati supaya siswa tidak bicara kotor dan kasar 47 Guru meminta siswa yang mengucapkan kata kotor atau kasar untuk menuliskan dan

81 NO. PERNYATAAN SS S R TS STS mengucapkan sejumlah kata berkat 48 Guru selalu menasehati agar siswa berani mengakui kesalahannya dan mau meminta maaf Integrity : Guard Your Heart (No Pornography) 49 Saya selalu mengenakan pakaian yang pantas dan sopan ke sekolah 50 Saya tidak mau menonton film-film yang tidak pantas ditonton. 51 Saya akan menolak jika ada teman yang mengajak untuk menonton gambar atau film yang tidak pantas ditonton. 51 Guru mengingatkan siswa saat ada siswa yang berpakaian kurang sopan 52 Guru selalu menasehati dan mengingatkan untuk tidak menonton gambar atau film yang belum pantas ditonton 53 Guru menasehati siswa supaya menjaga kekudusan saat morning devotion

82 3.8 Anggapan Dasar Adapun anggapan dasar yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan karakter diberikan kepada siswa kelas V di SD Kristen Tunggal Semarang. 2. Guru kelas memiliki tugas untuk melakukan pendidikan karakter kepada siswa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1. Persiapan Penelitian Pada bagian ini peneliti akan menguraikan tentang tahap-tahap pra penelitian, persiapan penelitian dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu, pada bab ini juga akan diuraikan analisis data dari masing-masing partisipan dan analisis data. Kemudian pada akhir analisis terdapat pembahasan secara umum dari semua partisipan untuk mengetahui sejauh mana peran pendampingan guru kelas dalam pendidikan karakter siswa kelas V di SD Kristen Tri Tunggal Semarang. 4.2. Langkah-langkah Penelitian 4.2.1. Tahap Pra Penelitian Pada tahap ini, setelah diijinkan untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peran Pendampingan Guru Kelas dalam Pendidikan Karakter Siswa Kelas V di SD Kristen Tri Tunggal Semarang” maka pertama, peneliti mencari sumber kepustakaan yang berkaitan dengan judul penelitian. Kedua, peneliti menghubungi kepala Sekolah SD Kristen Tri Tunggal Semarang untuk bisa melakukan penelitian dan meminta ijin untuk mewawancarai guru kelas V di SD Kristen Tri Tunggal serta beberapa siswa kelas V untuk mengisi angket penelitian. Ketiga, peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pendidikan karakter di SD Kristen Tri Tuggal, dan berbincang-bincang dengan guru-guru serta wakil kepala SD Kristen Tri tunggal tentang pendidikan karakter di SD Kristen Tri Tunggal. Keempat, peneliti mengerjakan proposal tesis dari bab satu sampai bab tiga yang mencakup latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan metodologi penelitian. Kelima, penulis membuat daftar pertanyaan wawancara untuk menggali informasi dari guru kelas V 83

84 SD Kristen Tri Tunggal dan membuat kuisioner untuk dikerjakan oleh perwakilan siswa kelas V SD Kristen Tri Tunggal Semarang. 4.2.2. Persiapan Penelitian Tahap selanjutnya adalah persiapan penelitian yaitu peneliti mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data berupa daftar pertanyaan wawancara dan kuisioner, kemudian menentukan waktu dan mohon kesediaan dari partisipan untuk diwawancarai. 4.2.3. Karakteritik Partisipan Pada bagian ini peneliti akan membahas tentang nama partisipan, usia partisipan, mengajar kelas berapa, sudah berapa lama mengajar, alamat partisipan, dan pendidikan partisipan. Partisipan 1 : Dwi Agustine Nama : 45 tahun Usia :V Guru kelas : 16 tahun Lama mengajar : Jl. Pondok Mas IIB - 42 A Alamat : S1 Teknik Sipil Pendidikan Partisipan 2 : Fransiska Karisma Putri Nama : 24 tahun Usia :V Guru kelas : 1 tahun Lama mengajar : Glodogan Harjosari RT 01/RW03, Bawen Alamat : S1 PGSD Pendidikan

85 Partisipan 3 : Dyah Permata Sari Nama : 36 tahun Usia :V Guru kelas : 15 tahun Lama mengajar : Wahyu Asri IV/B-132, Ngaliyan Alamat : S1 Pendidikan Partisipan 4 : Linda Ayu R Nama : 40 tahun Usia :V Guru kelas : 16 tahun Lama mengajar : Mega Permai No. 1, Ngaliyan Alamat : S1 Psikologi Pendidikan Partisipan 5 : Febe Arifiani Nama : 37 tahun Usia :V Guru kelas : 15 tahun Lama mengajar : Srinindito Raya Timur 12A Alamat : S1 Teknik Informatika Pendidikan Partisipan 6 : Novi Ratnawati Rahayu Nama : 48 tahun Usia :V Guru kelas : 18 tahun Lama mengajar : Jl. Sambiroto Baru V/121, Semarang Alamat : S1 Pendidikan Pendidikan

86 4.3. Deskripsi Data Penelitian Peneliti telah melakukan wawancara kepada enam orang guru kelas V SD Kristen Tri Tunggal Semarang, yang berarti keseluruhan partisipan telah diambil datanya. Untuk menjaga responden, maka penomoran partisipan dalam deskripsi data berikut ini tidak menggambarkan identitas partisipan yang telah disajikan dalam identitas partisipan. Data penelitian akan disajikan sebagai data olah yang terbagi dalam empat bagian, yaitu: (1) Deskripsi data peran pendampingan guru dalam pendidikan karakter love. (2) Deskripsi data peran pendampingan guru dalam pendidikan karakter respect. (1) Deskripsi data peran pendampingan guru dalam pendidikan karakter discipline (1) Deskripsi data peran pendampingan guru dalam pendidikan karakter love integrity. 4.3.1. Deskripsi Data Peran Pendampingan Guru dalam Pendidikan Karakter Love Deskripsi data yang disajikan merupakan hasil wawancara kepada para guru kelas terkait dengan tiga rumusan masalah penelitian, yaitu: langkah-langkah, peran, dan dampak pendampingan guru kelas dalam pendidikan karakter siswa. Tabel 4.3.1.1 Langkah-Langkah Guru Kelas agar Siswa Memiliki Karakter Mengasihi Sesama Nomor Jawaban Partisipan Mengajarkan karakter mengasihi sesama melalui P1 devotion. Menasehati siswa yang bertengkar agar menerapkan Firman Tuhan dalam devotion tersebut. P2 Memberi motivasi agar mengasihi teman sesuai dengan Firman Tuhan, menerima semua teman apa P3 adanya. Memasukkan contoh-contoh mengasihi teman dalam setiap pembelajaran. Jika ada yang bertengkar dengan


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook