Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BUKU POLIWANGI 15 TAHUN POLIWANGI

BUKU POLIWANGI 15 TAHUN POLIWANGI

Published by sukemi kemi, 2022-10-03 06:13:54

Description: Buku ini berisi tentang sejarah perjalanan Poliwangi, sejak awal digagasnya oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi hingga di negerikan.

Keywords: 15 Tahun Poliwangi

Search

Read the Text Version

salah satu potensi kelautan Tahun­2017 m­ engatur perihal yang d­ imiliki Kabupaten ­perangkat bendera almater: B­ anyuwangi dengan garis (1) Poliwangi memiliki bendera pantai sepanjang 175 km (seratus tujuh puluh lima berbentuk empat persegi kilometer) menunggu dan siap panjang dengan ukuran dikelola untuk kesejahteraan panjang berbanding lebar masyarakat; 3:2 (tiga berbanding dua), f. padi dan kapas berwarna biru muda yang di ­mengisyaratkan bahwa tengahnya terdapat lambang kesejahteraan akan mudah Poliwangi. dicapai dengan belajar dan (2) Bendera Poliwangi kerja keras; dan s­ ebagaimana dimaksud pada g. warna pada lambang memiliki ayat (1) sebagai berikut: makna: GAMBAR BENDERA. n hitam menunjukkan (3) Ketentuan lebih lanjut m­ engenai penggunaan kewibawaan/kharisma; bendera Poliwangi diatur n merah ­menunjukkan­ dengan Peraturan Direktur. ­keberanian; Pasal 5 mengatur bendera di n putih menunjukkan jurusan: (1) Jurusan di Poliwangi ­kesucian/ketulusan; n biru menunjukkan m­ emiliki bendera b­ erbentuk empat persegi panjang ­keteduhan; dan dengan ukuran panjang n kuning menunjukkan b­ erbanding lebar 3:2 (tiga berbanding dua) dengan k­ ematangan. warna yang berbeda ­untuk masing-masing jurusan Pada Pasal 4 yang di tengahnya ­terdapat ­Permenristekdikti No. 9 l­ambang Poliwangi dan di atas l­ambang Poliwangi ­terdapat tulisan nama masing-masing jurusan. (2) Bendera jurusan ­sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: a. bendera Jurusan Teknik Membangun Eksistensi 79

Sipil berwarna dasar biru teratur dengan tempo cepat, sebagai berikut: GAMBAR menghentak, riang-gembira, BENDERA dan menggebu-gebu. Umumnya b. bendera Jurusan Teknik mars dimainkan dengan birama Mesin berwarna dasar (ketukan) genap. Seperti 2/4, merah sebagai berikut: 4/4, dan 6/8. GAMBAR BENDERA c. bendera Jurusan Teknik Syair hymne Poliwangi Informatika berwarna adalah sebagai berikut: dasar kuning sebagai b­ erikut: GAMBAR Politeknik Negri Banyuwangi B­ ENDERA Semerbak wangimu tuk (3) Ketentuan lebih lanjut mewujudkan ­mengenai bendera jurusan Tenaga ahli yang handal diatur dengan Peraturan Dalam perkembangan ilmu Direktur. pengetahuan Bersaing dalam tantangan era Poliwangi Jaya global Pemuda pemudi Poliwangi Sebagai identitas sebuah Terus melangkah dengan visi ­perguruan tinggi n­ egeri, dan misi ­Poliwangi juga memiliki lagu Seiring dengan kemajuan hymne dan mars. Himne zaman adalah nyanyian yang berisi lirik Poliwangi untuk selalu ­pujian, doa, pengharapan, rasa t­ erdepan ­syukur, atau perjuangan yang Mahasiswa mahasiswi m­ emberi kesan agung. Himne ­Poliwangi juga bisa dikatakan sebagai puisi Tunaikan bakti tri dharma yang d­ inyanyikan. N­ ada-nada berlandaskan Pancasila Himne mudah dinyanyikan Poliwangi Poliwangi b­ ersama-sama, mulai dari P­ oliwangi almamaterku a­ nak-anak sampai orang ­dewasa. Tunaikan bakti tri dharma Himne biasa ­dinyanyikan dengan berlandaskan Pancasila tempo lambat. Poliwangi Poliwangi ­Poliwangi jaya dan abadi Berbeda dengan hymne, Jaya dan abadi mars adalah nyanyian yang berisi semangat perjuangan dan Kalau mars ada diberi judul bersifat provokatif. Komposisi Poliwangi Jaya. Syair atau musik mars (marcia) berirama liriknya sebagai berikut: 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 80

Lagu/lirik : Adi Bolo Aransemen : Agus Politeknik Negri Banyuwangi Maju terus tak kenal lelah lambang yang abadi bergema di seluruh Kibar tekat dalam satu cita N­ usantara Kobarkan semangat kita demi berbakti dalam karya negeri Berlandaskan Pancasila dasar Poliwangi tercinta negara Jayalah, majulah selamanya Sadar akan tugas mulya Menggalang persatuan bermartabat mandiri bangsa Mahasiswa mahasiswi Menempa generasi muda P­ oliwangi dengan tri dharma Membangun Eksistensi 81

Upacara bendera. Kami bangga Poliwangi p­ enciptanya direkam dalam Jayalah sepanjang masa bentuk video dan kami share di Jayalah majulah selamanya YouTube kami, Poliwangi TV,” Jayalah majulah selamanya katanya. Menurut Ka.Unit Humas Kini dalam hymne dan mars ­Poliwangi, Wahyu Narsi Wari, telah tercantum nama pen- S.T., M.T., hymne Poliwangi cipta lagu dan liriknya adalah dan mars ­Poliwangi Jaya sempat Adi Bolo. ­Boleh jadi lagu-lagu anonim, tidak pernah ­dituliskan tersebut sempat anonim karena siapa penciptanya. “Baru Adi sebagai pencipta mendapat pada saat ­Direktur ­Poliwangi pesanan membuat hymne dan ­dijabat Pak Son Kuswadi, mars saat itu dari pihak ketiga. beliau ­mengundang hadirkan p­ encipta lagu hmne dan mars Menurut Adi ketika dirinya itu. ­Kemudian keberadaan mendapat pesanan sedang bekerja di Denpasar, Bali. Dia tidak tahu siapa orang Poliwangi 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 82

Adi Bolo (kanan) pencipta mars Poliwangi sedang berbincang dengan Direktur Son Kuswadi, Dr. Eng. (kiri). yang memesan lagu itu. Saat untuk mengenal ­kehidupan lagu hymne dan mars selesai di perguruan tinggi. Dia pun pun dia tidak tahu ­diserahkan sempat ­observasi ke kampus ­kepada siapa. di Kabat. “Semua yang mengatur “Waktu itu bersama istri saya ­teman saya,” k­ enang Adi seraya mengendarai sepeda ­motor ke mengatakan ­temannya itu kini Poliwangi. Cari inspirasi ­sambil sudah ­meninggal dunia. jalan-jalan,” kata musikus o­ todidak yang dikenal dengan Proses pembuatan nama Adi Bolo ini. k­ omposisi hymne dan mars itu, Adi ­mengaku dibantu Di tempat tujuan ada istrinya, yang ­sehari-hari ­beberapa gedung dan lahan bekerja di bagian a­ dministrasi ­kosong yang luas. Universitas 17 ­Agustus ­(Untag) ­Banyuwangi. Setiap “Di sana cuma ada palang kali dia konsultasi ke istrinya b­ ertuliskan ‘terakreditasi’,” ujar bapak empat anak yang Membangun Eksistensi 83

MARS POLIWANGI JAYA Lagu/lirik : Adi Bolo Aransemen : Agus b­ ernama asli Kurniadi ini. rekaman itu diserahkan ke Akhirnya Adi Bolo berha- P­ oliwangi. sil m­ enyelesaikan enam buah “Saya tidak tahu kenapa ­komposisi. Tiga buah berupa yang dipilih adalah kedua hymne dan tiga mars. Kemudian k­ omposisi itu,” ujar Adi Bolo dia merekam enam komposisi­ yang sempat ­terkenal sebagai tersebut diiringi Banyuwangi p­ enyanyi dan pencipta lagu Orkestra Lare Osing yang berbahasa Using pada tahun ­populer disingkat Bolo Hasil 2000-an. n 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 84

2.3. Laros Melengkapi Jinggo S ejak penegerian Politeknik Banyuwangi tahun 2013, waktu itu Direktur Ir. Asmuji merasa perlu membuat moto untuk perguruan tinggi ini. Moto atau semboyan adalah kalimat, frasa, kata, s­ ebagai pedoman yang menggambarkan ­motivasi semangat dan tujuan suatu organisasi. ­Akhirnya ­ditemukan berupa sepatah kata, “jinggo”. Kata ini ­merujuk pada tokoh legendaris Banyuwangi, Menak Jinggo. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa ­Indonesia) kata “menak” adalah gelar orang terhormat; ­bangsawan; ­ningrat; priyayi. Menak Jinggo adalah gelar Adipati Blambangan, Bhre Wirabumi. Blambangan adalah nama Banyuwangi masa lampau. Meskipun di ­banyak daerah nama Menak Jinggo dianggap ­sebagai Membangun Eksistensi 85

p­ emberontak pada zaman Laros sendiri merupakan Kerajaan Majapahit, tapi bagi ­akronim dari ­loyality, ­adaptive, masyarakat Banyuwangi, r­espect, open mind, and dia adalah pahlawan besar ­social ­cohesiveness. S­ ingkatan yang memakmurkan rakyat laros dapat ­diterjemahkan ­Blambangan. bahwa m­ ahasiswa atau alumni ­Poliwangi memiliki Sebagai moto Poliwangi, ­kesetiakawanan (loyalitas), kata JINGGO adalah ­singkatan m­ udah menyesuaikan diri dari job maker, innovative, (adaptif), menaruh perhatian networking, growth k­ nowledge terhadap sesama dan ­perubahan to excellent, go green and (respek), berwawasan luas clean, and opportunity. dan terbuka, dan menciptakan ­Dengan kata lain, ­mahasiswa persatuan dan kesatuan dalam dan alumni ­Poliwangi adalah lingkungan sosial. Sejak 21 orang-orang yang dapat April 2021 hingga saat ini moto menciptakan l­ apangan k­ erja, ­lengkap Poliwangi menjadi ­memiliki ­gagasan baru, Laros Jinggo. m­ embuat ­jaringan, m­ enjaga pertumbuhan yang sangat baik, Maskot Branggo mewujudkan kenyamanan dan keindahan dalam bekerja Melengkapi moto dibuat juga atau m­ elakukan bisnis, serta maskot perguruan tinggi ini. memberikan ­kesempatan bagi Tokoh Branggo dipilih sebagai lembaga atau program untuk maskot Poliwangi. Branggo m­ emanfaatkannya. Moto ini ­singkatan dari “barong lare t­ermaktub dalam Pasal 27 Jinggo”. Jika diartikan dalam P­ ermenristekdikti Nomor 9 bahasa Indonesia, “barong milik Tahun 2017 tentang Statuta anak Jinggo”. Yang dimaksud Politeknik Negeri Banyuwangi. Jinggo adalah Poliwangi. Pada zaman ­kepemimpinan Selama ini Barong ­dikenal Son Kuswadi, Dr.Eng., sebagai figur mitologi. m­ elalui rapat pimpinan, ada ­Penampilannya berupa hewan ­penambahan pada moto yang berkaki empat atau dua dengan lama. Yaitu ­menambahkan kata kepala singa. Sebagai pemimpin “laros” pada moto ­sebagai ciri pasukan kebaikan, ia bertempur khas masyarakat ­Banyuwangi. melawan ratu iblis, Rangda. Alur Laros merupakan ­singkatan cerita mitologis ini merupakan lare Osing (anak Osing). dasar tarian ritual yang populer 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 86

di Bali dan beberapa daerah di bangga menjadi bagian dari Jawa. k­ eluarga Poliwangi. Kaki Branggo ­masing-masing ­berjari Branggo digambarkan tiga buah, ­melambangkan m­ emiliki kepala barong yang ­pondasi p­ erguruan tinggi dideformasi menjadi robot adalah tri ­dharma. ­Posisi berkaca mata bulat. Warna Branggo berdiri, berlagak ­maskot, khas suku Osing yaitu ­tersenyum sambil melambaikan APIK (abang/merah, putih, ijo/ t­ angan, ­menandakan sebuah hijau, kuning). Filosofi barong k­ eramahtamahan yang menjadi Branggo bahwa anak Poliwangi ciri khas bangsa ­Indonesia. mencintai budaya, berwawasan modern, selalu membaca ilmu Gambar maskot Branggo pengetahuan dan mengikuti tersebut adalah karya ­Kokoh perkembangan dunia. Satria, mahasiswa Prodi Teknik Sipil. “Saat itu saya Busana yang dikenakan ingin ­Poliwangi punya maskot. Branggo adalah jas ­almamater N­ amun, keinginan saya, maskot Poliwangi. Tubuh ­berwarna. itu adalah hasil karya mahasiswa M­ emiliki tiga warna utama sendiri. Lantas, diadakan lomba. Poliwangi yaitu jingga ­(orange), Maskot Branggo yang kami putih, dan biru dongker pakai adalah gambar pemenang (navy) yang memfilosofikan Membangun Eksistensi 87

lomba. Namun untuk publikasi, Bersemangat maju bersama. bagian-bagian tertentu kami edit sedikit agar tidak tampak fokus mencetak lulusan berjiwa kaku,” kata Wahyu Naris Wari e­ ntrepreneur seusai dengan ­menceriterakan panjang-lebar. bidangnya. ‘Dare to be Kemudian Humas Poliwangi Technopreneurs’ yang membawahi tim sosialisasi dan promosi (sospro) melakukan Selain moto dan maskot, diskusi terkait keinginan ­tersebut di era digital saat ini, tagline tahun 2018-an. Awalnya ­muncul menjadi tuntutan penting sebuah usulan tagline ­berbunyi dare institusi atau produk. Tagline to be technopreneur. Pada bukan sekadar slogan, tapi juga identitas dan ciri khas produk. Tagline berupa kalimat singkat. Umumnya tidak lebih dari tujuh suku kata. Biasanya tagline ditempatkan di sisi logo lembaga serta mempunyai isi pesan untuk target audiences. Kalimat tagline mengadopsi bahasa iklan agar menarik perhatian publik dan memberikan efek penasaran. Beberapa contoh tagline yang dinilai efektif adalah Just Do It (Nike), Connecting People (Nokia), atau I’m Lovin’ it (Mc Donald). Poliwangi juga memiliki ­tagline yang keren Dare to be Technopreneurs ­(tantangan menjadi technopreneurs atau wirausaha teknologi). ­Kelahiran tagline ini b­ erasal dari keinginan­ Direktur P­ oliwangi Son Kuswadi, Dr.Eng. yang ­menyampaikan bahwa lembaga p­ endidikan tinggi seharusnya 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 88

rapat pimpinan, tagline itu business, yaitu usaha yang ­disempurnakan menjadi dare m­ enggunakan inovasi teknologi. to be technopreneurs. Ada Inovasi ini diharapkan memberi p­ enyempurnaan pada bentuk nilai tambah proses produksi kata tunggal menjadi kata jamak. sehingga memberi ­kenyamanan, kemudahan, efisiensi, Technopreneur merupakan p­ roduktivitas, juga kecepatan sebutan bagi seseorang yang layanan. mengelola usaha ­berbasis teknologi. Salah satu jenis Semenjak Dare to be ­technopreneur adalah ­high-tech T­ echnopreneurs ditetapkan Membangun Eksistensi 89

sebagai tagline Poliwangi, segala itu. Lebih jauh, bagaimana sesuatu yang berkaitan dengan P­ oliwangi ­membuktikan urusan kampus ­disesuaikan, m­ ahasiswa yang telah termasuk pembuatan­ l­ulus benar-benar menjadi ­kurikulum p­ erkuliahan dan t­echnopreuner. Dalam hal ini ­program-program k­ egiatan Poliwangi punya data alumni diarahkan mendukung yang menjadi ­enterpreuner t­echnopreneurs hingga saat ini. antara lain usaha jasa konstruksi, Kalau melakukan sosialisasi ke membuka biro ­perjalanan sekolah-sekolah dan masyarakat, ­wisata, dan lainnya. Data Poliwangi selalu menyatakan ­tersebut ada di Unit JPC tagline tersebut. (job placement centre) yang m­ engurusi para alumni itu Sebenarnya yang ­harus bekerja di mana dan ke mana digembar-gemborkan b­ ukan saja. n sekadar keberadaan semboyan 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 90

2.4. Dosen Perintis, Pengabdian dari Nol M enjadi dosen di awal pendirian Poliwangi benar-benar pengabdian. Kesaksian itu antara lain dikatakan oleh Abdul Rohman, S.T., M.T., salah satu dosen angkatan p­ ertama yang merasakan pahit-manis perjalanan ­politeknik ini. Bagaimana tidak? Ketika mulai bergabung dengan Poliwangi belum ada apa-apa. “Ada dosen, belum ada mahasiswa. Kemudian kita cari mahasiswa. Sudah ada mahasiswa belum ada meja-kursi untuk kuliah. Cuma ada gedung, kelas belum disekat-sekat,” kata Abdul Rohman mengenang perkuliahan Poliwangi di bekas gedung Sasana Wiyata, kawasan Cungking. Sudah ada kursi, ada meja, belum ada papan tulis. Peralatan praktikum juga belum ada. Itulah gambaran keterbatasan Poliwangi saat itu. Membangun Eksistensi 91

Pameran alat pada siswa-siswi SMA/SMK di Gedung Sasana Wiyata. Begitulah, untuk ­menyiasati lab komputer. “Yang sipil dan perkuliahan mahasiswa mesin di SMKN Glagah. Mereka a­ ngkatan pertama, tahun punya alat bubut dan las untuk kuliah 2008-2009, para dosen praktik Prodi Mesin dan ada lab ­mengajak mahasiswa ngobrol ­jurusan konstruksi bangunan saja. Kegiatan belajar mengajar sesuai Prodi Sipil,” kata ­alumnus cuma memberi motivasi. Setelah S1 Fakultas Teknik Mesin, ada papan tulis, baru mereka ­Universitas Negeri Jember (Unej) diberi pelajaran sesungguhnya. ini. Selama semester pertama Memasuki tahun 2009 mahasiswa hanya diberi ­kuliah ­peralatan hibah dari Ditjen teori. Menginjak semester kedua Dikti mulai datang. Namun, baru ada praktikum. Karena peralatan itu tidak bisa diinstal belum punya ­laboratorium, di C­ ungking karena kondisi mahasiswa Prodi Teknik tempat tidak ­memungkinkan. I­ nformatika nebeng di SMKN Bupati Banyuwangi dan ­pihak Giri. Di sana punya fasilitas yayasan (YPTB) akhirnya 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 92

Wisuda pertama di gedung aula lama (Gedung PLKB), Desember 2011. memberi tempat lebih luas daftar dan ikut tes selama dua di L­ abanasem. Jadi selama hari, Sabtu-Minggu. Tes tulis s­ emester kedua ­masih proses mengenai akademik sehari, dan pengadaan ­peralatan praktikum. esoknya tes psikologi,” katanya Dengan demikian pendidikan mengenang. jalan, pengadaan jalan, ya jalan bareng-bareng. Waktu itu yang direkrut 16 orang dosen dan seorang Sebelum masuk Poliwangi, tenaga administrasi. Barisan Abdul Rohman yang lulus S1 perintis ini belakangan ­menjadi ­tahun 2007 langsung mengajar ­pejabat semua. Ada yang di sebuah pesantren. Hanya menjadi wakil direktur (wadir), sampai Desember. Kemudian ketua program studi (kaprodi), pindah kerja di Bank Nusamba. kepala ­laboratorium (kalab), Suatu hari dia melihat sebuah kepala hubungan ­masyarakat baliho “penerimaan dosen (k­ ahumas), dan beberapa politeknik calon negeri” di ­jabatan struktural lain. Saat itu pojokan SPBU Genteng. “Saya Direktur Poliwangi adalah Ir. Membangun Eksistensi 93

Joke Pratilastiarso, M.T. ­Beliau Mendikbud Moh Nuh berkenan menghadiri acara wisuda. boleh dikata single fighter. Diangkat sebagai direktur lebih dan bicara mengenai ­nilai-nilai. dulu, kemudian baru mencari Kalau sedang menginap di dosen. Banyuwangi, para dosen m­ enemaninya sampai malam. Agaknya dari tes psikologi C­ angkrukan istilahnya. Tim ­kelihatan tipe orang yang dosen baru itu juga sering diajak ­direkrut. Lantas mereka main ke Gunung Ijen atau ­ditempatkan sesuai kebutuhan pantai. struktur organisasi Poliwangi. “Saya kira Pak Joke fair. Beliau Walaupun demikian ada juga tidak punya tendensi apa-apa dosen yang pesimis ­terhadap selain membangun Poliwangi Poliwangi. Buktinya, tidak dari nol,” kata Rohman yang ­bertahan lama, mereka keluar. saat itu didapuk Wadir 1. Padahal sebagai ­perguruan tinggi yang baru berdiri ­butuh Pertama kali ngantor para orang yang benar-benar dosen baru itu banyak yang mau mengabdi. Bagaimana tergagap-gagap. Apalagi ­mereka belum saling kenal. “Kami datang, diam, bingung mau ngapain,” ujar Rohman seraya meragukan kesolidan tim yang bakal terbentuk. Namun keraguannya segera pupus. Sebagai direktur, Joke Pratilastiarso ternyata mumpuni sebagai organisatoris. Hanya dalam tempo sekitar setahun mengendalikan Poliwangi, dia mampu menjadikan para dosen kompak. Menyinergikan mereka yang berlatar belakang beda sekaligus menjaga soliditas. Kiranya Direktur Joke p­ unya trik sehingga ­soliditas t­eman-teman sejak awal ­lekas terbentuk. Dirinya sering m­ emberi motivasi, semangat, 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 94

­tidak? Pertama, masa depan dosen Poliwangi tidak menerima b­ elum jelas. Kedua, terkait gaji bulanan sehingga harus gaji b­ ulanan yang mereka menggadaikan BPKB mobil. ­istilahkan, “mau gak mau harus ­dicukup-cukupkan.” “Siapa mau jadi dosen ­dengan kondisi seperti itu? Belum lagi para dosen harus Kalau tidak punya komitmen, ya berswadaya dan berswadana tidak mungkin bertahan,” kata ­untuk kelangsungan ­perkuliahan. ­Rohman yang menyelesaikan Misalnya, kabel listrik masih gelar magisternya di Fakultas mengadakan sendiri, kadang Teknik Mesin ITS lulus tahun pinjam di sana-sini. Belum 2016 ini. ada fasilitas pendukung yang ­memadai. Ada mobil inventaris Menyusun Kurikulum kampus sebagai fasilitas direktur, tapi juga dipakai operasional Di kampus Cungking yang lain. Bahkan pernah para yang ­belakangan menjadi Kantor Badan ­Perencanaan Membangun Eksistensi 95

­Pembangunan Daerah antardosen, dan praktikumnya. (Bappeda) Banyuwangi ada Semua disesuaikan dengan sebuah ruang kecil yang k­ urikulum model vokasi. ­dijadikan tempat berkumpul dosen Poliwangi. Di situ ada “Padahal kita belum tahu sebuah komputer dan beberapa bagaimana kurikulum vokasi t­empat duduk. Kalau mau pakai D3, tetapi mau tak mau harus k­ omputer atau ingin ngeprint d­ isiapkan. Karena ­ketidaktahuan bergantian. kita ambil kurikulum S1 atau D4 dari Unej, ITS, dan ­politeknik lain, Saat harus membuat lalu dipotong,” kata ­Rohman. ­kurikulum masing-masing prodi, belum terbayangkan Kalau prodi S1 atau D4 mata apa yang akan diajarkan. kuliah sampai lulus ­berlangsung Bahkan tidak ada ­bayangan delapan semester, D3 hanya politeknik itu ­seperti apa. enam semester. Yang enam Rapat-rapat m­ embuat semester itu disesuaikan sesuai ­kurikulum pun ­dilakukan di kebutuhan dan untuk ­informasi musala. P­ enyusunan perangkat ke masyarakat. ­Kurikulum ­pembelajaran dilakukan sesuai itulah yang dijalankan. ­Evaluasi job description strukturalnya. d­ ilakukan sambil jalan. Yang Kaprodi punya tupoksi (tugas penting ada dulu, kalau ­tidak pokok dan fungsi) menyiapkan ada malah bingung dan kurikulum, membagi mata kuliah ­dianggap tidak melakukan ­apa-apa. n 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 96

2.5. Cerita Para Nakhoda Poliwangi S ebagai perguruan tinggi negeri —politeknik— pertama di ujung timur Pulau Jawa, tentu tidak begitu saja hadir dan besar seperti saat ini. Jatuh bangun di awal pendirian sudah pasti ada. Apalagi Poliwangi awalnya sebuah perguruan tinggi yang dibentuk atas keinginan pemerintah pusat untuk mengembangakn pendidikan vokasi di masa itu, yang kemudian disambut oleh Pemerintah Kabupaten ­Banyuwangi untuk direalisasikan. Berikut cerita para nakhoda Poliwangi sejak awal berdirinya di tahun 2008. Dari tahun 2008 hingga kini tahun 2022, dalam perjalanannya Poliwangi sudah dinakhodai oleh enam orang hebat. Tentu tidak elok jika jasa-jasa mereka d­ ibiarkan tercecer begitu saja tidak tercatat. Membangun Eksistensi 97

Ir. Joke Pratilastiarso, M.T saya k­ embali ke PENS, ­karena tenaga saya dibutuhkan Ir. Joke Pratilastiarso, M.T. ­untuk m­ embuka Prodi Sistem P­ embangkit Energi. Saat itu Laki-laki kelahiran ­Surabaya, b­ anyak dosen PENS yang 20 September 1962 ini d­ itunjuk d­ iminta beberapa instansi dan sebagai Direktur Poliwangi juga politeknik lain, sehingga ­pertama, saat masih ­berstatus saya ditarik kembali ke PENS,” swasta di bawah Yayasan kata Ir Joke. Pendidikan Tinggi ­Banyuwangi (YPTB). Ia d­ iamanahi dan Dipilihnya Joke, kata Titon, ditempatkan oleh Direktur karena Joke termasuk dosen Politeknik Elektronika ­Negeri yang senior, berpengalaman, Surabaya (PENS), Dr. Ir. pernah menduduki ketua Titon Dutono, M.Eng, karena ­jurusan, pembantu ­direktur ada permintaan dari Pemkab ­bidang kemahasiswaan, B­ anyuwangi yang akan ­sehingga mumpuni dalam ­mendirikan politeknik. Jabatan mengelola dan menjalankan sebagai direktur dijalaninya tata ­kelola perguruan tinggi selama satu setengah tahun. ­politeknik yang baru. “Pak “Pertengahan tahun 2008, Joke juga paham dan mengerti Juni saya ditunjuk ­menjadi birokrasi perguruan tinggi ­direktur, Oktober tahun 2009 yang akan menerima hibah dari Kementerian,” kata Titon, yang dalam pada kesempatan berikutnya ternyata dia malah diamanahi menjadi Plt Direktur Poliwangi. Sebagai direktur ­pertama, ada banyak hal yang ­dilakukan Joke, dari mulai ­menyeleksi dosen-dosen yang akan b­ ergabung di politeknik ­hingga blusukan mencari calon m­ ahasiswa dan promosi dari sekolah ke sekolah. “Awal-awal kampus Poliwangi berlokasi di tengah kota, menempati ­gedung Adhi Wiyata, di Jl. Jaksa Agung. 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 98

Dosennya diambilkan atau mahasiswa apalagi kelak jika di ­dipinjamkan dari Akademi Licin,” katanya. Kelautan Banyuwangi (Akaba). Kondisi kampusnya sangat Sebagai direktur —s­ esuai minim. Praktikum saja difasilitasi peraturan yang tetapkan di SMK Negeri I Glagah, karena dari Jakarta— Joke hanya laboratorium belum masih m­ enjalankan fungsi manajemen minim,” katanya mengenang. dan administrasi kampus, soal keuangan bantuan dari pusat Minimnya l­ aboratorium ditangani oleh unit atau satuan yang dimiliki poliwangi di kerja sendiri yang dibentuk oleh awal-awal berdirinya antara pemerintah kabupaten. “Kami lain ­digambarkan Joke dengan menjalankannya ­bersama-sama seringnya meteran listrik ­njegleg orang-orang yayasan dan (turun). “Saya terpaksa ikut ­memikirkan bagaimana jika memperbaiki meteran listrik di awal-awal untuk menarik agar tidak turun saat ­digunakan mahasiswa, mereka yang masuk praktikum dengan mesin politeknik gratis. Ini mengingat bubut. Praktik bubut juga tidak minimnya minat masyarakat ­menggunakan logam atau plat Banyuwangi waktu itu untuk besi, tapi kayu dan seadanya,” memilih politeknik,” ujarnya. katanya. Padahal waktu itu Joke telah Hal lain yang dilakukan mempromosikan bahwa kelak Joke adalah mewakili lembaga politeknik ini akan dinegerikan. ke J­ akarta untuk menjelaskan Tapi masyarakat Banyuwangi bantuan pemerintah pusat tetap lebih memilih kuliah ke ­digunakan untuk apa saja, Jember atau kota lain. Jadilah ­membuat proposal ­kebutuhan dari tiga jurusan yang awal di dan penggunaan dana buka, yakni Teknik Sipil, Teknik b­ antuan dari pusat, ­termasuk Mesin, dan Teknik Informatika m­ engondisikan rencana peminatnya terbatas, hanya satu kampus di Kecamatan Licin. kelas. Hanya Jurusan Teknik “­Mempertimbangkan lokasi Informatika yang peminatnya yang jauh serta transportasi yang mencapai dua kelas. relatif sulit baik bagi karyawan, dosen maupun mahasiswa, Sebagai direktur yang maka pilihan Kampus di Licin d­ itunjuk dan diamanahi kemudian dibatalkan. Kampus di m­ engelola politeknik swasta, tengah kota saja sulit menjaring Joke tetap memiliki beban mengajar di PENS, karena itu Membangun Eksistensi 99

ia pulang ke Surabaya sepekan ­kepemimpinan direktur pertama. sekali. Berangkat Senin kembali “Ketika ditunjuk sebagai Jumat. Sabtu digunakan Joke untuk memberi kuliah di PENS. direktur Poliwangi ­menggantikan “Beban mengajar sebagai dosen Pak Joke, saya tak banyak di PENS tetap ada, karena saya melakukan hal-hal yang di politeknik Banyuwangi yang ­sifatnya akademik, karena saat itu statusnya masih swasta, saya tak ­punya pengalaman di sifatnya hanya dipinjamkan, jadi ­pendidikan,” katanya. beban mengajar masih melekat.” Seingat Fajar, pada Fajar Suasana, S.H pe­ riodenya ia ikut ­merencanakan desain awal Fajar Suasana, S.H. ­kampus yang berlokasi di Kabat dan proses kepindahan dari Melanjutkan ­kepemimpinan kampus pertama di tengah kota di awal-awal kampus berdiri di Jl. Jaksa Agung ke Kabat. memang tidak mudah. “Pada periode saya kampus A­ palagi Fajar Suasana, S.H Poliwangi berpindah. Saat itu sebagai­b­ irokrat tidak pernah fasilitas masih sangat minim. ­bersentuhan dengan dunia Demikian juga dengan minat ­akademik. Maka pendekatan mahasiswa, kami bersama-sama yang dilakukan oleh ­Direktur dosen dan karyawan generasi periode 1 Oktober 2009 pertama berjibaku mencari hingga 18 Juli 2011 ini pun ­mahasiswa,” katanya. berbeda dibanding dengan Fajar mengakui pengalaman di birokrasinyalah yang lebih kental ketika ia dipercaya untuk memimpin Poliwangi. “Sebagai birokrat saya menerima saja ketika ditunjuk untuk menjadi Direktur Poliwangi, tidak ada alasan untuk menolak. Apalagi saya termasuk orang yang ­paling sering dipindah untuk diberi kepercayaan pada beberapa satuan kerja perangkat daerah (SKPD),” katanya. Titik perhatian Fajar saat ­memimpin Poliwangi 100 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

lebih ­kepada bagaimana ­Politeknik Negeri Jember. Bekal m­ empertanggungjawabkan ­pengalaman itu ­diterapkan keuangan yang ­bersumber pada saat dia dipercaya dari hibah pemerintah pusat menjadi ­Direktur Poliwangi (APBN) dan anggaran m­ enggantikan Fajar Suasana, ­pendapatan d­ aerah (APBD). S.H. Jaringan yang dimiliki di “Terus terang saya lebih fokus Kementerian menjadi salah satu pada bagaimana membuat poin dalam upaya ­meyakinkan p­ ertanggungjawaban agar Pemerintah pusat untuk akuntabel, tapi sekali-sekali saya m­ enegerikan Poliwangi. Tentu juga turun mencari ­mahasiswa. selain jasa Asmuji, ­penegerian Caranya, menawarkan kepada beberapa politeknik saat itu anak-anak pegawai Pemda juga merupakan kebijakan dan keponakannya untuk pemerintah pusat. Itu sebabnya menjadi mahasiswa poliwangi. bersamaan dengan penegerian ­Iming-iming bahwa Poliwangi Poliwangi tercatat ada beberapa bakal menjadi negeri juga perguruan tinggi lain yang salah satu kiat untuk menarik ­dinegerikan masa itu. m­ ahasiswa. Asmuji memimpin dari Ir. H. Asmuji, M.M 18 Juli 2011-5 Juni 2017. Hingga kini Asmuji tercatat Ir. H. Asmuji, M.M. sebagai direktur terlama yang m­ enjadi direktur. Wajar Sebelumnya ­menjadi ­pengalaman dia memimpin ­Direktur Poliwangi, Ir. H. Politeknik Negeri Jember A­ smuji, M.M. sempat ­memimpin ­mewarnai ­kepemimpinannya di Poliwangi. Sejarah mencatat, wisuda p­ ertama kali mahasiswa P­ oliwangi juga dilakukan semasa kepemimpinan Asmuji. Beberapa hibah dari K­ ementerian terkait dengan pengembangan politeknik juga banyak diperoleh, semasa Asmuji memegang kendali Poliwangi. Pada periode inilah Poliwangi mulai bangkit baik terkait kualitas hingga kuantitas Membangun Eksistensi 101

dengan jumlah mahasiswa yang Direktur PENS periode 5 Juni cukup besar. Pada saat itu juga 2017-4 Desember 2017 ini berlangsung pembangunan menjadi Plt. Yang jelas selepas beberapa gedung di Kampus menunaikan tugas sebagai salah Kabat, seperti gedung 454 yang satu d­ irektur di Kementerian digunakan sebagai kantor pusat K­ omunikasi dan I­ nformatika, dan kegiatan administratif. Titon ditunjuk menjadi Plt di Gedung kuliah dan laboratorium Poliwangi. untuk mahasiswa perhotelan juga berdiri. Asmuji meletakan “Saya diminta untuk jabatan sebagai direktur karena m­ enemui Pak Sekjen di ­Jakarta, faktor kesehatan fisik yang tidak lalu diberi amanah untuk memungkinkan. ­Kemudian menjadi Plt Direktur Poliwangi Dr. Ir. Titon Dutono., M.Eng sampai terpilih direktur definitif. dari PENS ditunjuk ­sebagai Saya menjalaninya selama enam p­ elaksana tugas (Plt). bulan,” kata Titon. Dr. Ir. Titon Dutono, M.Eng Bagi Titon pengalaman menjadi Direktur PENS ­sekaligus Dr. Ir. Titon Dutono, M.Eng pernah diamanahi menjadi K­ etua Forum Direktur Politeknik Entah apa yang ­menjadi Indonesia, tidak ada alasan ­pertimbangan pihak untuk menolak penunjukkan ­Kementerian menunjuk ­mantan dirinya sebagai Plt, karena pengalaman itu pulalah ayah seorang anak ini kemudian menerima. “Saya mencoba menata dan mengembalikan ­marwah P­ oliwangi yang sedikit m­ engalami gejolak kala itu, sambil menyiapkan calon dan mekanisme pemilihan d­ irektur definitif. Kepada ­sivitas a­ kademika Poliwangi saya s­ ampaikan bahwa ­kehadiran saya di situ tidak ada niat apa pun, ­kecuali ingin ­memperbaiki dan memajukan Poliwangi,” katanya. 102 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

Kondisi Poliwangi waktu ­sempat keluar dari lisannya itu digambarkan Titon jauh adalah semacam ancaman. dari kondisi ideal sebagai “Jika memang tidak bisa diatur, sebuah politeknik. Rasio saya sangat yakin ke depan dosen dan ­mahasiswa tidak P­ oliteknik ini akan bubar. Saya ideal, ­sementara di sisi lain tidak ­punya kepentingan apa potensi dan kepercayaan pun di sini, saya bisa pulang ­masyarakat Banyuwangi atau k­ embali ke kampus PENS ­begitu besar. “Saya bangga­ kapan saja dan melaporkannya bisa sedikit m­ enyelesaikan ke Menteri,” katanya. ­sekaligus ­mengantarkan ­direktur ­definitif dalam waktu enam Kalimat itu di keluarkan Titon bulan. Awalnya saya pesimistis sebagai senjata ­pamungkas dengan kondisi saat itu bisa semata-mata karena ­ingin ­menyelamatkan Poliwangi,” b­ erupaya memperbaiki katanya berterus terang. P­ oliwangi yang memiliki prospek besar ke depannya. Masyarakat Mengembalikan k­ epercayaan Banyuwangi dan sekitarnya dan marwah Poliwangi adalah ­sudah memberi kepercayaan pekerjaan harian yang Titon luar biasa. Jadi sangat sayang lakukan waktu itu. “Untuk jika tidak diperbaiki. memotivasi mereka berbagai cara saya lakukan dari mulai Selama enam bulan cara halus dan baik-baik hingga ­sebagai Plt, Titon ­mengamati dengan cara menyombongkan bahwa animo masyarakat diri dan sedikit marah-marah. ­Banyuwangi ­cukup besar untuk Menata kembali struktur ­menyekolahkan anak-anaknya o­ rganisasi dan menempatkan ke Poliwangi. Ini terlihat dari orang-orang yang sesuai fungsi, banyaknya sepeda motor jabatan, dan kepangkatanya dari orang tua yang berjejer saya lakukan agar bisa berjalan ­menjemput para m­ ahasiswa normal, termasuk mencoba manakala sore hari. Itu mendamaikan dua kubu yang ­menandakan animonya cukup bertikai saat itu,” katanya. besar. Titon masih ingat benar, Lokasinya juga amat manakala usaha untuk s­ trategis, sehingga bagi keluarga ­memperbaiki Poliwangi pas-pasan untuk kuliah ke luar m­ enemui hambatan dan ­jalan Banyuwangi yang masih harus buntu, maka kalimat yang memikirkan uang kos dan biaya hidup, maka pilihan kuliah di Membangun Eksistensi 103

Poliwangi menjadi sangat tepat. satu per satu o­ rganisasi baik Ini potensi yang ada. di tingkat ­pimpinan dan ­perangkatnya, jurusan dan Titon m­ enganggap semua prodi, hingga ­lembaga. ini s­ ebagai sebuah ­pengabdian untuk membesarkan­sebuah Dalam memilih para politeknik yang ­diyakininya ke p­ embantu direktur dan ketua depan akan tumbuh besar. lembaga serta ketua prodi, Son Kuswadi mengabaikan dinamika Son Kuswadi, Dr.Eng. yang pernah terjadi ­sebelumnya, karena ia ingin membangun Son Kuswadi, Dr.Eng. Politeknik dengan suasana kekeluarga dan semangat baru. Nama Son Kuswadi, Dr.Eng., Semangat untuk memberikan yang juga dosen PENS keluar yang terbaik bagi masyarakat sebagai orang yang ­memperoleh Banyuwangi. suara ­terbanyak dalam sesi pemilihan ­direktur definitif Son Kuswadi berpengalaman ­Poliwangi ­Periode ­2017-2021. dalam mengelola ­politeknik, karena di PENS dia pernah Meskipun menang tipis satu menduduki jabatan sebagai angka dengan kandidat ­lainnya, wakil direktuir Bidang 3, Son Kuswadi langsung ­tancap K­ emahasiswaan dan Alumni. gas untuk ­melanjutkan tugas Sehingga tidak canggung lagi yang belum selesai dilaksanakan dalam memimpin Poliwangi, pada masa ­kepemimpinan ditambah pengalamannya Plt Titon D­ utono. Ia menata sebagai Staf Khusus Menteri dan Atdikbud. Upaya ini perlahan tapi pasti terlihat hasilnya. ­Terhadap t­ impangnya ­rasio dosen dan mahasiswa serta tenaga ­kependidikan ­misalnya, d­ iselesaikan Son Kuswadi d­ engan mengusulkan ­penambahan tenaga dosen dan tenaga kependidikan dalam rekrutmen penerimaan dosen dan karyawan. Hasilnya c­ ukup membanggakan, karena 104 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

lebih dari 50 usulan disetujui ini, yang ia kenalkan tentang oleh ­Kementerian. “Ini berkah Poliwangi adalah provinsi yang luar biasa saya terima, t­erdekat dari Banyuwangi, yakni karena sebelumnya pengajuan Bali. “Kalau Bali semua orang di s­ emacam ini amat sulit dipenuhi dunia pasti kenal, saya katakan dan disetujui,” katanya. Poliwangi itu bertetangga dan berbatasan langsung dengan Sebagai orang yang Bali. Silakan mampir ke kampus ­berpengalaman menjalin­ kami jika pas berkunjung ke Bali. ­hubungan diplomatik Selain itu saya katakan pula s­ ebagai Atdikbud, Son juga tentang pesona blue fire atau m­ embangun jejaring dan api biru yang dimiliki kawah di kerja sama d­ engan beberapa Gunung Ijen, yang juga sudah ­perguruan tinggi di luar negeri. menjadi buah bibir wisatawan,” M­ engundang ­sebagai dosen katanya. tamu atau ­sekadar ­memberikan k­ uliah tamu. Strategi yang Trik dalam ­mengenalkan d­ igunakan untuk mengenalkan Poliwangi ini sangat jitu, P­ oliwangi ke mancanegara dan s­ ehingga dalam waktu yang ­mengundangnya untuk datang tidak terlalu lama, banyak cukup jitu. pakar dari perguruan tinggi di luar ­negeri datang sekadar Diungkapkan laki-laki memberikan kuliah tamu atau ­kelahiran Bangkalan, Madura, menandatangani MoU. Hingga yang meraih doktor bidang kini Poliwangi sudah memiliki kecerdasan buatan dari Jepang Son Kuswadi, Dr.Eng., dilantik menjadi Direktur Poliwangi. Membangun Eksistensi 105

sedikitnya 15 MoU dengan M. Shofi’ul Amin, S.T., M.T ­perguruan tinggi di luar negeri. M. Shofi’ul Amin, S.T., M.T Semasa kepemimpinan Son Kuswadi ini pula, hibah dari Setelah meninggalnya Son Asian Development Bank (ADB) Kuswadi terjadi ­kekosongan melalui Proyek ­Pengembangan kepemimpinan. Untuk Pendidikan Politeknik atau m­ engisi kekosongan tersebut­ ­Polytechnic Education d­ ilaksanakan proses pemilihan. D­ evelopment Project (PEDP) Hasil akhir dari ­proses pemilihan diperpanjang melalui ­mekanisme tersebut ­memunculkan nama M. Program Hibah Penugasan Shofi’ul Amin, S.T.,M.T. ­Periode ­Lanjutan Pengembangan k­ epemimpinannya t­ erhitung Mutu Pendidikan Politeknik sejak tanggal 6 Desember ­(PHPL-PMPP) tahun 2018. 2021 hingga 6 Desember 2025 ­mendatang. PHPL-PMPP ­merupakan ­tambahan bantuan Shofi’ul Amin ­melanjutkan p­ engembangan yang dapat apa yang telah ­ditinggalkan d­ igunakan untuk memperkuat semasa kepemimpinan program yang telah ­dilaksanakan ­almarhum Son Kuswadi, Poliwangi ­sebelumnya dalam karena ia berpandangan apa upaya mencapai target ­indikator yang telah diletakkan oleh kinerja untuk memosisikan almarhum mendekati ideal diri sebagai pusat ­unggulan sebuah o­ rganisasi perguruan t­eknologi perkapalan di B­ anyuwangi. Di penghujung k­ epemimpinan Son Kuswadi, Poliwangi berduka. Son Kuswadi meninggal dunia karena sakit. Bersamaan dengan itu Pandemi merebak, sehingga aktivitas Poliwangi dilakukan lewat daring atau online. Sebagai catatan, wawancara dengan Son Kuswadi, Dr.Eng. dilakukan tim penulis buku ketika yang ­bersangkutan masih sehat pada 8 November 2019. 106 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

tinggi vokasi. Alasannya menjabat sebagai Direktur III. p­ engalaman almarhum Son Aktivitas menata ulang Kuswadi dirasa telah mewarnai kebijakannya semasa ia menjadi s­ usunan kepengurusan di ­direktur. “Saya melanjutkan apa tingkat direktur, program yang telah diletakkan direktur studi, kepala lembaga, dan s­ ebelumnya sambil m­ emperbaiki beberapa staf t­erus dilakukan yang kurang sempurna. Ini guna ­meningkatkan kualitas karena semasa almarhum Poliwangi. “Ke ­depan kami memimpin, saya juga ada di harus tingkatkan apa yang telah dalamnya sebagai wakil direktur dicapai semasa ­kepemimpinan tiga,” kata Shofi’ul Amin, yang ­sebelumnya. Upaya untuk sebelum menjadi direktur ia meningkatkan pendidikan D3 ke D4, yang juga menjadi program Pelantikan M. Shofi’ul Amin, S.T., M.T. sebagai Direktur Poliwangi periode 2021-2025. 107Membangun Eksistensi

Penandatanganan peresmian M. Shofi’ul Amin, S.T., M.T. sebagai Direktur Poliwangi. dari ­Kementerian, kami ­sambut n­ asional dan internasional saat dan segera direalisasikan,” ini d­ iperlukan. ­katanya. “Kami ingin ­membangkitkan Shofi’ul Amin berjanji akan semangat mahasiswa ­Poliwangi terus membangun jejaring untuk bisa bersaing di kancah yang telah dirintis almarhum n­ asional dan internasional, kare- Son Kuswadi, karena jejaring na itu ­membangun ­networking dan kerja sama baik di tingkat ­diperlukan,” k­ atanya. n 108 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

2.6. SDM yang Terus Bertambah S umber daya manusia (SDM) merupakan aset utama di Poliwangi Banyuwangi oleh karena itu diperlukan pengelolaan sumber daya manusia mulai dari perencanaan hingga p­ engembangannya. Tujuan dari pengelolaan ­sumber daya manusia adalah tercapainya tujuan ­organisasi ­perguruan tinggi serta selaras dengan visi misi ­Poliwangi. Tujuan akan tercapai dengan optimal jika unsur pimpinan serta pelaksanaannya yaitu dosen dan tenaga kependidikan memiliki kinerja dan kemampuan sesuai standar yang ditetapkan. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri baru, Poliwangi masih memiliki jumlah sumber daya manusia yang terbatas. Pengadaan pegawai aparatur sipil negara (ASN) yang dilaksanakan mengikuti penetapan jumlah Membangun Eksistensi 109

Dosen Poliwangi jurusan Teknik Sipil, Enes Ariyanto Sandi, S.T., M.M., M Shofi’ul Amin S.T., M.T., Yuni Ulfiyati, S.T., M.T., dan Wahyu Naris Wari, S.T., M.T. mengikuti International Training Workshop on Railway Engineering Technology” di China, 2019. 110 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

Penerimaan karyawan baru di Poliwangi. formasi ASN yang ­ditetapkan Pelaksana bagi Pegawai ­Negeri oleh kementerian dengan Sipil di Lingkungan Instansi m­ engacu pada peta jabatan. Pemerintah. Penyusunan Peta ­Jabatan ­berdasarkan pada P­ eraturan Peta Jabatan yang dibuat Menteri Pendayagunaan dijadikan sebagai acuan dalam A­ paratur Negara dan Reformasi perencanaan, ­rekrutmen, Birokrasi Nomor 41 Tahun 2018 seleksi, dan ­penempatan tentang Nomenklatur Jabatan ­Pegawai ­Negeri Sipil di L­ ingkungan Politeknik ­Negeri Membangun Eksistensi 111

Tabel: 2.1. TREN PERKEMBANGAN SDM POLIWANGI 2013-2022 ­Banyuwangi. ­Sedangkan terdahulu, jumlah SDM-nya ­perekrutan tenaga pengajar/ masih sangat minim. ­Barisan dosen ­disesuaikan ­dengan dosen pertama sebagai pioneer kebutuhan dan ­ketersediaan pada tahun 2008 jumlahnya anggaran ­Poliwangi. J­ umlah tidak ­lebih dari 16 orang plus pegawai Poliwangi baik yang satu tenaga ­administrasi. berstatus ASN (PNS dan Tetapi beruntung masa PPPK) maupun ­pegawai m­ inimnya SDM itu tidak terlalu pemerintah ­nonpegawai ­negeri b­ erkepanjangan. Dalam tempo (PPNPN) dari tahun ke ­tahun lima tahun ­kemudian sudah m­ engalami ­pertambahan terlihat ­penambahan yang m­ eskipun p­ enambahan m­ enggembirakan. t­ ersebut masih ­belum ­memadai jika d­ ibandingkan dengan Data 10 tahun terakhir di k­ ebutuhan. Apalagi P­ oliwangi bagian kepegawaian Poliwangi dalam waktu dekat akan menunjukkan bahwa pada ­menambah prodi dan jumlah tahun 2013 jumlah seluruh mahasiswa barunya. SDM baik yang pegawai negeri sipil (PNS) maupun pegawai Dulu pada awal-awal k­ ontrak s­ ebanyak 101 orang. ­Politeknik berdiri, sebagaimana Pada pertengahan tahun 2022 sudah diulas pada bab-bab sudah meningkat dua kali lipat 112 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

lebih yaitu sebanyak 219 orang. PPPK sebanyak 33 sejak ­tahun P­ ersonel SDM sebanyak itu 2021 kemarin. Kebijakan ­meliputi karyawan b­ erstatus p­ emerintah merekrut tenaga PNS, Calon PNS (CPNS), PPPK ini cukup membantu ­pegawai pemerintah dengan Poliwangi dalam mengatasi ­perjanjian kerja (PPPK), dan kebutuhan SDM-nya. Namun tenaga kontrak (lihat tabel). demikian secara umum terlihat bahwa jumlah tenaga kontrak Apabila dicermati lebih jauh dari ­tahun ke tahun ­masih terlihat bahwa komposisi SDM m­ enduduki porsi ­terbanyak di Poliwangi secara bertahap dibanding tenaga berstatus tetap. telah mengarah kepada kondisi yang lebih kondusif. Pada tahun Pada kurun tahun 2013 2013 rasio antara pegawai hingga 2018 jumlah karyawan tetap dengan pegawai kontrak kontrak terus bertambah banyak ­masih sangat timpang. Dari 101 setiap tahunnya, dari 95 orang personel hanya 6 orang yang hingga puncaknya pada 2013 berstatus PNS atau sekitar 6% sebanyak 125 orang. Kemudian saja. Syukurlah pada bulan pada tahun-tahun berikutnya Mei 2022 tercatat jumlah PNS menurun hingga kembali ke sudah ­bertambah menjadi 82 angka yang mirip dengan tahun orang dan CPNS delapan orang. 2013 yaitu sebanyak 96 orang. ­Keadaan ini diperkuat lagi Pada tahun 2020 sampai 2021 ­dengan masuknya r­ ombongan sempat dipekerjakan tiga orang Tabel: 2.2. TREN DAN KOMPOSISI SDM POLIWANGI 2013-2022 PPNPN Membangun Eksistensi 113

Pembinaan SDM untuk peningkatan kinerja karyawan. tenaga harian lepas (THL), tetapi baru maka otomatis jumlah pada tahun 2022 ini sudah SDM yang ada akan kembali ditiadakan. k­ ewalahan mengelola student body yang kian membesar. Jikalau mengacu kepada Untuk ini penambahan SDM Renstra Poliwangi 2020-2024 di masa mendatang menjadi yang berencana menambah sebuah keniscayaan. n jurusan maupun program studi 114 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

2.7. Mendapat Bantuan ADB Lewat PEDP D isadari kehadiran politeknik telah ­memberi manfaat bagi penyiapan tenaga kerja ­terampil di Indonesia. Pendidikan vokasi secara b­ ertahap mampu menjadi pendidikan a­ lternatif dan lambat laun makin disukai oleh generasi muda penerus bangsa. Dunia usaha dan dunia industri (DUDI) juga mendapatkan manfaat nyata dari institusi politeknik, karena mendapat pasokan tenaga yang t­erampil dan berusia muda sesuai kebutuhan. Namun keberadaan politeknik dirasa ­belum b­ erkontribusi maksimal dan dunia industri ­membutuhkan lulusan politeknik yang lebih banyak, serta menuntut alumni politeknik lebih berkualitas dan relevan dengan lapangan kerja yang tersedia. Untuk itu perlu ada upaya pengembangan politeknik agar institusi Membangun Eksistensi 115

tersebut dapat lebih berperan Kelengkapan komputer sebagai penunjang peningkatan komp dan berfungsi. untuk menyesuaikan dengan Salah satu program kebutuhan industri, pelatihan yang dicanangkan untuk guru, p­ eningkatan fasilitas ­kepentingan itu adalah Proyek l­ aboratorium, dan ­pembentukan P­ engembangan Pendidikan sertifikasi ­(lembaga sertifikasi Politeknik atau ­Polytechnic profesi/LSP) dan unit ­pengujian Education Development (tempat uji ­komptensi/TUK) ­Project (PEDP). PEDP adalah s­ ebagai respons t­ erhadap ­program pemerintah dalam I­ ndonesia Qualification upaya ­peningkatan mutu F­ ramework (IQF). ­pendidikan politeknik di­ ­Indonesia. Proyek di bawah Melalui PEDP akan koordinasi ­Kemenristekdikti d­ ihasilkan pendidikan p­ oliteknik ini bekerja sama dengan Asian yang responsif terhadap D­ evelopment Bank (ADB). k­ ebutuhan pasar tenaga kerja, yang selaras dan relevan PEDP dilaksanakan t­erhadap masterplan percepatan u­ ntuk meningkatkan k­ ualitas dan relevansi pendidikan p­ oliteknik dalam m­ endukung p­ engembangan tenaga kerja s­ esuai dengan kebutuhan p­ engusaha di lima industri p­ rioritas yaitu agro ­industri, e­ nergi/pertambangan, ­manufaktur, pariwisata, dan infrastruktur. Dalam p­ elaksanaannya proyek ini mengadopsi p­ endekatan terpadu, menangani prioritas akses yang merata, hasil kerja lulusan, manajemen s­ ubsektor, kualitas program studi, dan relevansi. PEDP memberikan ­intervensi dalam hal peningkatan b­ elajar-mengajar dan peralatan penelitian, revisi kurikulum 116 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

petensi mahasiswa. Secara garis besar ­tujuan dari PEDP meliputi dan perluasan pembangunan e­ mpat aspek peningkatan, ekonomi Indonesia (MP3EI) m­ asing-masing p­ eningkatan atau dalam Pemerintahan mutu dan ­relevansi dari Presiden Joko Widodo ­disebut sistem p­ oliteknik; p­ eningkatan ­pengembangan kawasan akses­ dan k­ esetaraan ­kepada ­ekonomi khusus. l­ embaga-lembaga p­ oliteknik; meningkatkan peran Sedang dampak yang ­masyarakat dan industri dalam ­diharapkan dari program ini m­ eningkatkan daya saing adalah sistem pendidikan l­ulusan; dan memperkuat tata p­ oliteknik bisa b­ erkontribusi kelola dan penyelenggaraan pada pencapaian sasaran pendidikan politeknik. pembangunan terkait ­dengan pengembangan kawasan Ada 96 program studi yang ­ekonomi khusus pada lima mendapatkan proyek PEDP. ­sektor prioritas ekonomi ­Indonesia. Membangun Eksistensi 117

Kegiatan praktik mahasiswa Poliwangi. Pemerintah Indonesia, ­sebanyak 5 juta dolar Kanada (setara Ke-96 program studi itu tersebar d­ engan 4.95 juta dolar AS) hibah pada 34 politeknik dengan 40 dari Kanada. Durasi proyek kelompok politeknik, penugasan b­ erlangsung selama 5 tahun yaitu (13 politeknik), batch 1 (hibah dari 2013 hingga 2017. kompetisi) (12 politeknik), batch 2 (10 politeknik), dan batch 3 (5 Pada tahun 2013 P­ oliwangi politeknik). menjadi salah satu politeknik yang memperoleh hibah dari Proyek PEDP dibiayai dari ADB melalui proyek PEDP. beberapa sumber yaitu dana Hibah ini berlanjut hingga tiga pinjaman dari ADB, hibah dari kali penerimaan ­dengan ­total Pemerintah Kanada, dan dana anggaran mencapai lebih dari pendamping pemerintah. ­Total Rp 27 Miliar. ­Pertama, Program dana PEDP sebesar 92,6 juta Hibah ­Kompetisi ­Pengembangan d­ olar AS plus 5 juta dolar AS. Mutu ­Pendidikan P­ oliteknik Terdiri dari 75 juta dolar AS ­(PHK-PMPP) periode ­pinjaman ADB, 16,7 juta ­dolar AS dana ­pendamping dari 118 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

Bantuan PEDP untuk melengkapi peralatan laboratorium di Poliwangi. ­tahun 2013-2016 senilai rincian program ­program Rp.11.704.024.085, d­ engan p­ enguatan untuk: ­peningkatan rincian program ­meliputi sumber daya ­manusia, p­ eningkatan mutu dan p­ enyusunan d­ okumen r­ elevansi; p­ eningkatan akses tracer study dan rekognisi dan k­ esetaraan; p­ eningkatan p­ embelajaran lampau (RPL), keterlibatan ­sektor swasta dalam pengembangan LSP, dan m­ eningkatkan daya saing pemenuhan peralatan untuk lulusan; dan ­penguatan tata kebutuhan praktikum. kelola­ ­penyelenggara pendidikan politeknik. Ketiga, Program Hibah P­ enugasan L­ anjutan Kedua, Program Hibah ­Pengembangan Mutu ­Penguatan P­ eningkatan P­ endidikan Politeknik Mutu Pendidikan ­Politeknik (­PHPL-PMPP) tahun 2018 ­(PHP-PMPP) tahun ­senilai Rp 7.000.000.000. ­2017-2019 skema A senilai PHPL-PMPP m­ erupakan Rp9.009.656.650, dengan t­ ambahan bantuan Membangun Eksistensi 119

­pengembangan yang dapat Endi Sailul Haq, S.T., M.Kom., ­digunakan untuk memperkuat menginformasikan, salah satu program yang telah ­dilaksanakan wujud dari diterimanya hibah Poliwangi ­sebelumnya, dalam PEDP adalah terbentuknya upaya mencapai target ­indikator LSP dan TUK di beberapa kinerja untuk ­memosisikan prodi. Beberapa dosen juga diri ­sebagai pusat ­unggulan menerima training dalam t­ eknologi ­perkapalan di rangka ­meningkatkan kapasitas ­Banyuwangi. Pada ­rancangan ­pengetahuan serta k­ eterampilan program pada tahun ini baik keilmuan maupun semuanya difokuskan ­kepada ­keterampilan tata ­kelola. p­ emenuhan peralatan dan M­ ereka ada yang ­mengikuti m­ enambah jumlah k­ etersediaan training di tingkat nasional dan bengkel dan laboratorium untuk ­internasional. Son Kuswadi, dapat memenuhi tujuan dari Dr.Eng., adalah salah seorang pengembangan Poliwangi. yang mendapat kesempatan mengikuti training internasional Project Implementation tentang tata kelola institusi. n Unit (PIU) PEDP Poliwangi, 120 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

2.8. Dunia Industri dan Alumni Ikut Sempurnakan Kurikulum S alah satu dari empat fokus utama ­pengembangan PEDP adalah ­meningkatkan peran masyarakat dan industri dalam ­meningkatkan daya saing lulusan politeknik. Perlu digalakkan kegiatan membangun mekanisme kerja sama kelembagaan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Pihak industri diharapkan turut ­mendukung kegiatan pembelajaran, ­penyusunan dan penyempurnaan kurikulum, materi ajar, dan ­penilaian kemampuan mahasiswa. Sekaligus pihak ­industri d­ iminta memberi pengakuan terhadap ­kurikulum ­program studi yang telah direvisi sesuai dengan ­kebutuhan dunia usaha. Keterlibatan dunia industri dalam memberikan ­masukan maupun umpan balik (feed back) terhadap Membangun Eksistensi 121

Penyerahan bantuan buku dan alat peraga geologi. kompetensi dan standardisasi Namun dalam pelaksanaannya kemampuan seorang ­mahasiswa s­ eringkali hasilnya tidak sesuai lulusan pendidikan vokasi dengan harapan. ­Penyebabnya, s­ angatlah berarti. Penyelenggara ketika industri diundang oleh pendidikan vokasi dan dunia Poliwangi, yang dikirim ­pihak industri serta masyarakat dapat industri rata-rata manajer atau melakukan kolaborasi yang staf personalia. Sehingga ­sebagai saling menguntungkan untuk narasumber, mereka kurang menetapkan sertifikasi profesi menguasai detail ­kompetensi lulusan yang diakui. Dengan teknis yang memang harus demikian tuntutan akan tenaga d­ ikuasai dan diimplementasikan kerja yang “siap pakai” dapat dalam kurikulum. terwujud. Selama ini masukan yang Dalam upaya diterima dari pihak industri, masih m­ enyempurnakan k­ urikulum, bersifat umum, berkisar pada Poliwangi m­ engadakan kemampuan soft skill lulusan yang w­ orkshop dengan dinilai masih minim. ­Sedangkan m­ endatangkan para ahli dan mengenai skill yang bersifat praktisi dari dunia ­industri. teknis sering tidak mendapatkan Selain itu juga berupaya u­ mpan balik. ­Untuk itu Poliwangi m­ enyempurnakan kurikulum merasa p­ erlu mengundang dan dengan melibatkan industri m­ endengar sejumlah alumni yang dan mengundang alumni. sudah bekerja di industri. Alumni 122 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

biasanya jauh lebih terbuka dan k­ ampus dengan kondisi di detail terkait ­dengan penguasaan ­industri, tidak terlalu jauh. pengetahuan dan ­keterampilan ­Kampus telah ­memberikan apa yang tidak diperoleh di dasar-dasarnya sedang di ­industri ­bangku kuliah dibandingkan merupakan p­ engembangan. dengan ­persoalan nyata yang “Bekal yang kami terima ­sudah dihadapi dalam dunia kerja. c­ ukup. Ke depan memang harus ­dikembangkan melalui “Memang ada beberapa kerja sama industri, agar lulusan tambahan yang harus diberikan m­ emperoleh p­ erkembangan dan dimasukkan dalam mata t­erkini apa yang sedang kuliah dan praktikum, sehingga d­ ilakukan di industri,” kata nantinya alumni benar-benar m­ ereka. siap memasuki dunia kerja. Saya menyadari dahulu mungkin Upaya mendatangkan peralatannya belum ada, kini alumni untuk ­memberikan saya dengar laboratoriumnya masukan kurikulum ­dilakukan makin lengkap,” kata salah dengan ­berbagai cara, seorang alumni Poliwangi. a­ ntara lain, m­ engundang secara k­ husus t­erkait dengan Jika boleh ­membandingkan, ­perbaikan ­kurikulum dan proses kurikulum yang diterima di Pelatihan menjadi konten kreator dan algoritma youtuber. Membangun Eksistensi 123

Sempurnakan kurikulum, Poliwangi menggandeng dunia industri, 2013. ­pembelajaran, silaturahmi dan pada kurikulum. temu alumni, serta kuliah tamu Pertama, biaya yang alumni. ­dibutuhkan tidak terlalu besar, Cara lain ­misalnya ­dengan karena masih menjadi bagian meminta alumni ­menjadi dari k­ eluarga besar politeknik. i­nstruktur atau tenaga lepas l­aboratorium di sela-sela Kedua, terkait ­dengan k­ esibukan bekerja di industri. upaya merancang dan ­mengimplementasikan sistem Setidaknya ada dua penelusuran lulusan (tracer k­ euntungan pelibatan alumni study), untuk melihat dampak untuk memberikan masukan dari penyerapan lulusan. n 124 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

2.9. Kisah Alumni: Kuliah Sambil Berdiri T entu banyak mahasiswa memiliki pengalaman berkesan. Begitupun M. Nurhariri. ­Mahasiswa angkatan pertama Poliwangi ini punya p­ engalaman kuliah sambil berdiri. Bukan karena kuliah praktik atau kerja di lab yang menuntut mahasiswa mengerjakan tugas sambil berdiri. Namun kelasnya memang belum punya meja dan kursi. Cita-cita Nurhariri, lulus SMA melanjutkan kuliah di jurusan teknik elektro. Orang tuanya mengizinkan asal tidak sekolah di luar kota, karena faktor biaya. Dia pun bermaksud mendaftar ke Universitas ­Banyuwangi ­(Uniba). Perguruan tinggi yang dikelola PGRI itu ­memiliki jurusan teknik. Sebelum daftar Uniba, laki-laki asal ­Tegaldlimo —sebuah kawasan di ujung selatan Kabupaten Membangun Eksistensi 125

B­ anyuwangi— ini mendengar film itu kita disuruh ­membuat dari radio kalau ada politeknik kesimpulan, bagaimana baru di Banyuwangi. “Saya m­ emanfaatkan waktu belajar ingin kuliah teknik. Daripada sekaligus mengikuti kegiatan universitas, langsung saja ke kemahasiswaan,” ujarnya politeknik. Padahal saya gak ­mengenai ospek itu. paham apa itu universitas atau apa itu politeknik, juga tentang Selesai PPKMB, ­perkuliahan program D3 atau S1. Pokoknya, resmi dimulai. Kali ­pertama saya mau kuliah,” katanya. masuk kelas Hariri dan t­eman-teman kaget. Ternyata Sayangnya, di Poliwangi belum ada meja, kursi, maupun tidak ada jurusan teknik papan tulis. “Kita kuliah sambil e­ lektro. Yang ada jurusan berdiri. Dosennya juga berdiri,” teknik m­ esin, teknik sipil, dan katanya dengan tertawa. “Pada teknik i­nformatika (TI). Dia pun hari kedua baru ada kursi, juga b­ ertanya ke panitia ­pendaftaran papan tulis.” arah jurusan TI ke mana. Setelah diberi penjelasan, dia Dia pun sempat kaget lagi memilih TI karena dianggap ketika mulai kuliah rutin. Tidak mendekati elektro. seperti temannya di Uniba, kuliah seminggu hanya 3-4 kali September 2008, Hariri mulai saja. Di sini kuliah full Senin kuliah. Lazimnya mahasiswa sampai Jumat, mulai pagi pukul baru, dia dan teman-teman tujuh sampai pukul empat sore, seangkatannya pun diwajibkan sama dengan sekolah di SMA. mengikuti program pengenalan Bahkan pada awal-awal dulu kampus untuk mahasiswa baru sampai malam. (PPKMB) alias ospek. Namun tidak ada mahasiswa senior yang Kuliah sampai malam karena “mengospek”. PPKMB langsung jadwal kuliah teori dengan difasilitasi para dosen. Salah ­praktik “terputus”. Kuliah teori satu agenda adalah menonton pukul 07.00 sampai 12.00 di sebuah film. Cungking. Lantas istirahat. Karena belum punya lab sendiri, “Film itu memotivasi agar praktik TI menumpang di SMEA pola pikir dikembangkan. Negeri Giri. Praktik setelah Bagaimana pola pikir seorang Magrib, menunggu siswa SMEA siswa sekolah menengah Giri pulang. berubah menjadi cara berpikir mahasiswa. Setelah menonton Mengisi waktu istirahat sekitar enam jam sebenarnya dapat 126 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

digunakan Hariri pulang ke cuma memberi pengarahan. rumah. Jarak Kota Banyuwangi ­Mahasiswa yang sudah familiar dengan Kec. Tegaldlimo ­sekitar dengan komputer —berasal 40 km. Perjalanan dengan dari STM atau SMEA— disuruh kendaraan bermotor antara mengajari yang belum mengerti. 50-60 menit. “Kalau setiap hari Akhirnya para mahasiswa baru bolak-balik pagi dan sore, ya itu merasa memiliki laboratorium capai di jalan,” katanya. yang mereka setting sendiri, termasuk menginstal perangkat Meskipun mahasiswa yang belum diinstal. a­ ngkatan pertama P­ oliwangi rata-rata sekabupaten, Hariri juga punya kesan Hariri masih awam dengan tersendiri pada direktur pertama t­ eman-temannya. Belum ­kenal. Poliwangi, Ir. Joke ­Pratilastiarso, Kecuali dengan beberapa M.T. “Selaku pimpinan ­tertinggi mahasiswa yang berasal dari dia familiar terhadap karyawan kawasan selatan. Mereka dan mahasiswa. Pak direktur b­ iasa memanfaatkan waktu juga mengajar mata kuliah senggang di musala. Bukan K­ omunikasi Skill di jurusan hanya musala kampus. Mereka saya,” lanjut Hariri yang kini ­bersafari dari musala ke musala bekerja sebagai teknisi di lain di luar kampus. Setelah ­almamaternya, TI. mengenal satu per satu teman seangkatan, Hariri mulai main Menurut Hariri, ­komunikasi ke tempat kos temannya, atau skill penting untuk melatih rumah ­temannya yang tinggal di bagaimana cara berbicara Banyuwangi. dengan teman, rekan kerja, maupun dosen. Komunikasi Pada semester kedua tersebut terutama ­menyangkut p­ erlengkapan laboratorium etika. “Bagi saya etika itu ­untuk praktik mulai datang. “Kita nomor satu, sepinter-pinter bersyukur ada komputer hibah orang kalau tidak punya etika dari Ditjen Dikti. Para dosen ya sama saja dengan orang menyuruh kami menata. Nge-set bodoh,” katanya. sendiri. Menata meja. Menata instalasinya. Semua diserahkan Hal paling terkesan mahasiswa,” cerita Hariri yang waktu perpisahan setelah menyelesaikan kuliah tahun Joke ­Pratilastiarso menjabat 2011 ini. s­ ekitar ­setahun di Poliwangi. “Kita diajak ke Gunung Pada waktu itu, dosen Ijen b­ ersama-sama, dosen, Membangun Eksistensi 127

­mahasiswa, para wakil direktur, lagi,” katanya. dan karyawan. Kami ngobrol Acara perpisahan itu justru sampai larut. Beliau sempat b­ erkata, sudah lama tidak semakin menimbulkan rasa mendaki. Di sini beliau mendaki akrab di antara sesama sivitas akademika Poliwangi. n 128 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook