Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BUKU POLIWANGI 15 TAHUN POLIWANGI

BUKU POLIWANGI 15 TAHUN POLIWANGI

Published by sukemi kemi, 2022-10-03 06:13:54

Description: Buku ini berisi tentang sejarah perjalanan Poliwangi, sejak awal digagasnya oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi hingga di negerikan.

Keywords: 15 Tahun Poliwangi

Search

Read the Text Version

Dari pengalaman berproses organisasi mahasiswa.” di BEM, Rovita menemukan Pada masa ­kepresidenannya, alasan —yang disampaikan dalam kampanye— antara lain Rovita membuat ­kesepakatan, dia akan mengubah ­beberapa setelah beberapa kali ­melakukan sistem yang menurutnya pertemuan dengan para ­belum mewadahi aspirasi dan ketua organisasi internal o­ rientasi mahasiswa Poliwangi. kampus,antara lain menentukan “­Misalnya, dulu BEM belum tujuan BEM adalah ­menunjang tersistemasi. Tujuan BEM belum prestasi mahasiswa. “Saya m­ enunjukkan, mau dibawa ke juga melihat kegiatan wanita mana orientasi teman-teman m­ ahasiswa perlu dikritisi agar lebih eksis!” kata gadis yang ­sebelum menjadi mahasiswi­ ­sudah bekerja di bidang p­ ariwisata sejak 2018 ini. Inisiatif Rovita merangkul organisasi internal kampus tidak lepas dari posisi BEM sebagai badan eksekutif yang menaungi himaprodi dan UKM, ­organisasi yang menangani bakat. S­ elain itu, organisasi internal ­kemahasiswaan yang tercatat di Poliwangi adalah KPUM (Komisi Pemilihan Umum M­ ahasiswa) yang m­ engurusi p­ emilu ­beranggotakan ­perwakilan prodi, dan MPM (Majelis ­Permusyawataran Mahasiswa) —lembaga ­legislatif yang mengurusi peraturan ­kemahasiswaan). Menurut M. Nurhariri, a­ lumnus TI angkatan 2008, pada waktu dia kuliah, BEM ­dibentuk hanya s­ ebagai ­formalitas. Pergerakan ­mahasiswa belum ada, dan yang terlibat BEM Mengukir Prestasi 179

cuma orang-orang tertentu. ya belum ada perubahan,” ujar “Bagaimana orangnya tidak Rovita. ‘itu-itu saja’ lha wong ­mahasiswa masih sedikit,” katanya sambil Masa jabatan satu ­tahun tertawa. memang riskan ­untuk m­ elaksanakan kegiatan hingga Bahkan presiden pertama tuntas. Seperti agenda ­PPKMB. BEM yang bernama Antonius Namun menurut ­Rovita, —dan penggantinya, keduanya ­sebenarnya ada b­ eberapa dari jurusan TI— tidak selesai ­program yang tidak mulus menjalankan tugas. “Seingat b­ erjalan saat kepengurusan BEM saya, setelah terpilih mereka sebelum dirinya. Menghadapi mengajukan cuti. Bahkan tidak kegiatan yang mengalami dead sampai setahun malah tidak lock semacam itu, ternyata jalan melanjutkan kuliah, drop out,” keluarnya sederhana. katanya. Nurhariri tidak tahu alasan mereka keluar. “Saat itu, “Ya kita ubah atau yang aktif adalah himpunan ­ditangguhkan,” kata ibu mahasiswa jurusan.” ­presiden yang menjabat sejak Januari 2022 ini. Belakangan dinamika BEM tidak hanya menangani Menjadi orang nomor 1 keluhan mahasiswa secara BEM menurut Rovita lebih horisontal. Bahkan ­persoalan dari m­ ahasiswa. Bagaimana ­mahasiswa pun ada yang tidak? Kalau mahasiswa punya ­dinaikkan ke ­lembaga. BEM m­ asalah selalu melapor ke BEM. sempat m­ engusulkan agenda Padahal tidak semua ­masalah Program Pengenalan Kampus merupakan ­kewenangan BEM. M­ ahasiswa Baru (PPKMB) Misalnya, LCD di kelas ­tidak atau lazim ­dikenal “ospek” ke ­berfungsi. “Mereka lapor BEM. W­ adir 3 u­ rusan kemahasiswaan. Ya kita bagian ­meneruskan T­ ernyata pihak lembaga sudah k­ eluhan itu kepada yang punya konsep yang ­dijalankan b­ erwenang, yaitu bagian ­sarana sejak lama. “Kita tinggal prasarana kampus,” kata ­Rovita ­menjalankan dan tidak boleh menuturkan kesan paling membuat konsep baru. Akhirnya menjengkelkan selama menjadi Presiden BEM. n 180 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

3.7. Dosen Aktif Pengabdian Masyarakat S elain mengajar mahasiswa dan melakukan penelitian, tugas dosen adalah melakukan ­pengabdian kepada masyarakat (PKM). ­Tujuannya membantu masyarakat dalam a­ ktivitas sehari-harinya, tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun dari masyarakat yang dibantu. Secara umum program PKM dirancang oleh b­ erbagai perguruan tinggi untuk memberikan kontribusi nyata bagi bangsa, khususnya dalam mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma P­ erguruan Tinggi. Perguruan tinggi wajib menyelenggarakan ­penelitian dan pengabdian masyarakat, selain melaksanakan ­pendidikan sesuai dengan Undang Undang (UU) Mengukir Prestasi 181

Teknologi tepat guna mesin pencacah batang tebu, bermanfaat untuk masyarakat desa. Nomor 20 tahun 2003. Dalam atau persoalan yang ­dihadapi UU ­tersebut ditegaskan bahwa masyarakat, baik secara p­ engabdian masyarakat adalah ­langsung maupun tidak kegiatan sivitas akademika l­ angsung; dalam mengamalkan ilmu l Melakukan kegiatan yang pengetahuan dan teknologi mampu ­mengentaskan untuk memajukan ­kesejahteraan m­ asyarakat tersisih umum dan mencerdaskan ­(preferential option for the k­ ehidupan bangsa. poor) pada semua strata, yaitu masyarakat yang tersisih Adapun tujuan PKM itu secara ekonomi, politik, sosial, antara lain: dan budaya; l Menciptakan inovasi l Melakukan alih ­teknologi, ilmu, dan seni ­kepada t­eknologi untuk mendorong m­ asyarakat untuk ­pembangunan ekonomi p­ engembangan martabat Indonesia dengan melakukan m­ anusia dan kelestarian komersialisasi hasil penelitian; s­ umber daya alam. l Memberikan solusi­ b­ erdasarkan kajian akademik Salah satu program PKM atas kebutuhan, tantangan, 182 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

Prodi Teknik Mesin Poliwangi pakan ternak rata-rata sebanyak adalah menyerahkan mesin 50 kilogram. pencacah batang tebu kepada kelompok ternak unggul sejati “Selama ini peternak di di Desa Gambiran, Kecamatan Desa Gambiran maupun Desa­ Gambiran, dan Desa Tulungrejo, ­Tulungrejo menggunakan cara Kecamatan Glenmore. manual untuk mencacah batang tebu yang akan dibuat pakan Kendati kegiatan ini ternaknya,” kata Ketua PKM ­dilaksanakan oleh Prodi Teknik Prodi Teknik Mesin ini, Galang Mesin yang dipandegani Galang Sandy Prayogo. Sandy Prayogo tapi dalam pelaksanaannya melibatkan Karena itu, para peternak lintas prodi, yakni melibatkan sapi Desa Tulungrejo dan Desa Zulis Erwanto dari Teknik Sipil, Gambiran, dalam perawatan dan Mustofa Hilmi dari Teknik sapi masih memanfaatkan Pengolahan Hasil Peternakan r­umput liar yang dapat ­langsung (TPHP). Kegiatan itu digelar dijadikan pakan. ­Pemberian ­memanfaatkan sumber dana pakan rumput liar akan PNBP tahun anggaran 2020. t­erkendala pada musim hujan. Sementara pemanfaatan limbah Mesin pencacah batang tebu belum maksimal. Padahal tebu itu, untuk ­memanfaatkan pengolahan limbah batang tebu limbah batang tebu yang ­banyak yang dijadikan pakan ternak dibuang dan akan diubah fermentasi memiliki kelebihan m­ enjadi pakan ternak. Para antara lain: peternak di desa-desa yang l Memperbaiki sistem diliput program PKM Poliwangi ini, setiap hari membutuhkan p­ encernaan ternak; l Membantu meningkatkan ’’PKM Prodi Teknik Mesin Poliwangi adalah menyerahkan mesin pencacah batang tebu kepada kelompok ternak unggul sejati di Desa Gambiran, Kec. Gambiran, dan Desa Tulungrejo, Kec. Glenmore.” Mengukir Prestasi 183

produksi susu sapi atau Mesin pencacah tebu berkapasitas 200 kilogram per jam. k­ ambing; l Membantu meningkatkan awal, mesin pencacah tersebut selera makan ternak sehingga memiliki kapasitas 200 kilogram mempercepat penambahan per jam. bobot secara alami pada ­ternak penggemukan; Dengan kapasitas sebesar l Pakan fermentasi memiliki itu dapat membantu peternak daya simpan lebih lama dalam mencacah tebu ­sebagai ­sehingga dapat dikeluarkan bahan baku pakan ternak saat musim kemarau panjang. Mengatasi kendala yang ­dihadapi para peternak ­diperlukan mesin untuk ­mengubah limbah tanaman tebu sebagai pakan fermentasi. Poliwangi tertarik membantu mengubah cara mencacah tebu secara manual itu. Solusi yang diperlukan, harus ada mesin yang cocok dan mempercepat proses pencacahan batang tebu. Pembuatan alat tersebut diawali dari hasil ­observasi k­ ebutuhan yang telah ­dilakukan tentang kapasitas mesin p­ encacah yang diinginkan, u­ kuran hasil cacahan, lama waktu pencacahan, dan t­eknologi yang digunakan untuk mencacah. Selanjutnya, dilakukan p­ ercobaan awal p­ erancangan mekanik, yaitu untuk m­ endapatkan data beban yang digunakan mencacah batang tebu. Sesuai dengan rancangan 184 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

­dengan efektif dan efisien. hewan fermentasi, juga dapat Selain memberi mesin ­tersebut, dimanfaatkan untuk konservasi tim PKM juga memberikan lahan secara vegetatif. informasi kepada mitra ­tentang p­ encacahan batang tebu. Konservasi tanah ­secara Hasil cacahan itu selain dapat ­vegetatif adalah setiap ­dimanfaatkan untuk pakan ­pemanfaatan tanaman atau v­ egetasi, maupun sisa-sisa­ Mengukir Prestasi 185

­tanaman, sebagai media pakan ­ternak f­ ermentasi, ­pelindung tanah dari erosi, ­manfaat ­pakan fermentasi, ­penghambat laju aliran serta p­ entingnya konservasi ­permukaan, peningkatan lahan vegetatif ­sebagai b­ entuk k­ andungan lengas tanah, serta ­kepedulian masyarakat t­ erhadap perbaikan sifat-sifat tanah, alam. ­ baik sifat fisik, kimia, maupun biologi. Masyarakat sangat ­antusias karena ­banyak mendapat ­saran Dari kegiatan PKM kali ini, terkait p­ ermasalahan yang mitra Poliwangi mendapat ada pada kelompok ­ternak wawasan tentang ­pemanfaatan ­maupun bagaimana cara turut pengolahan limbah batang serta ­menjaga ­kelestarian tebu yang dapat ­dijadikan ­lingkungan. n 186 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

3.8. Digitalisasi Wisata Air Terjun Kedung Angin S ektor pariwisata Kabupaten Banyuwangi berkembang pesat. Daerah ini merupakan salah satu destination branding cukup populer dengan berbagai daya tarik wisata yang dimiliki, mulai wisata alam, budaya, hingga wisata buatan. Jumlah kunjungan wisatawan dan jumlah akomodasi —mulai dari homestay, bungalo, vila, hingga hotel berbintang— turut mengalami peningkatan. Selain daya tarik wisata, faktor pendukung juga sudah memadai seperti tersedianya sarana ­bandara, pelabuhan, stasiun kereta api, maupun stasiun bus. Keberhasilan pariwisata Banyuwangi ini mampu m­ enggerakkan semua sektor dari transportasi, p­ erikanan, pertanian, perkebunan, hingga ekonomi kreatif. Mengukir Prestasi 187

Bimtek digitalisasi berbasis website dan medsos untuk pengembangan wisata daerah. Seiring kemajuan pariwisata, menjalin kerja sama ­dengan teknologi informasi merupakan Pemerintah Desa Pakel salah satu peluang Banyuwangi ­mengadakan bimbingan teknis untuk mempromosikan daya digitalisasi promosi berbasis tarik wisata yang dimiliki. Seperti website dan media sosial daya air terjun Kedung Angin di Desa tarik wisata air terjun Kedung Pakel, Kecamatan Licin. Pesona Angin. Bimbingan ­dilakukan daya tarik air terjun ini ­menarik tim pengabdian kepada perhatian sivitas akademi m­ asyarakat (PKM) yang terdiri P­ oliwangi untuk ikut serta dalam atas Nurhalimah, S.Pd., M.Pd., pengembangannya. R­ andhi Nanang Darmawan, S.Si., M.Si., dan Kanom, Sebagai salah satu ­unsur S.Pd., M.Par. Mereka adalah pentahelix pariwisata, P­ oliwangi 188 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

dosen Prodi Manajemen Bisnis diharapkan daya tarik wisata P­ ariwisata Poliwangi. semakin dikenal khalayak, terutama bagi wisatawan lokal Kegiatan ini bertujuan maupun mancanegara. memberikan bekal dan ­edukasi kepariwisataan terkait ­dengan Salah satu kelebihan bagaimana p­ emanfaatan wisata air terjun Kedung Angin teknologi terkini dalam adalah panorama alam yang ­mempromosikan daerah wisata indah, ­mulai dari hamparan yang dimiliki. Mulai pengelolaan ­persawahan dengan terasering, hingga promosinya terutama hutan, pemukiman penduduk, berbasis website dan media dan aktivitas yang memanjakan sosial. Dengan adanya keahlian setiap pengunjung. dalam bidang promosi tersebut “Bimbingan teknis ini ­selain sebagai salah satu ­bentuk ­pelaksanaan Tri ­Darma ­Perguruan Tinggi, juga ­sebagai upaya membangkitkan ­pariwisata di Banyuwangi,” kata Randhi. Bimbingan teknis ­digitalisasi promosi wisata berbasis website dan media sosial ini ­dimaksudkan mendukung upaya restart tourism. Adapun yang menjadi s­ asaran kegiatan adalah p­ engelola Badan Usaha Milik Desa (­BUMDes) Desa Pakel, pemuda, serta pelaku pariwisata dan UMKM di sekitar wisata air terjun Kedung Angin. Menurut Nurhalimah, k­ egiatan ini tidak sebatas ­bimbingan teknis semata, namun ada tindak lanjut nyata. Selain bidang promosi juga pelatihan terkait teknik ­kepemanduan (guide) dengan penguasaan Mengukir Prestasi 189

bahasa yang baik, seperti bahasa ­potensial. Dengan adanya Inggris. Sehingga ketika ada turis kolaborasi unsur pentahelix asing berkunjung dapat dipandu sangat d­ iperlukan s­ inergitasnya. dengan baik, ­termasuk dalam A­ dapun ­unsur-unsur itu t­ erdiri pembuatan konten-konten atas a­ cademician (a­ kademisi), dalam promosi lebih bagus b­ usiness (pelaku usaha), jika d­ ilengkapi dengan bahasa c­ ommunity (masyarakat), ­Inggris. government (pemerintah), dan media sosial. Pendampingan diperlukan bagi kemajuan membangun Dengan adanya kerja sama desa dengan mengembangkan keenam unsur yang familiar potensi yang dimiliki. ­Seperti dengan istilah ABCGM itu Desa Pakel yang ­memiliki akan lebih bermanfaat bagi obyek wisata indah dan sesama. n 190 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

3.9. Ponsel Pemantau Tempe P ada masa revolusi kemerdekaan, Presiden Soekarno sering menyindir dalam pidatonya, bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa tempe. Saat itu kata “tempe” diidentikkan dengan h­ al-hal negatif seperti cengeng, mudah ­menyerah, lembek, mudah dikuasai atau diinjak-injak bangsa lain. Cara pembuatan tempe pun harus diinjak-injak ­perajinnya. Sindiran itu sebenarnya dipakai meledek mereka yang dianggap lemah. Padahal tempe adalah makanan bergizi tinggi dan oleh UNESCO sudah d­ idaftarkan dalam warisan budaya kuliner dunia. Adalah Dusun Lugonto, Desa Rogojampi, ­Kecamatan Rogojampi, yang memiliki potensi dalam pembuatan tempe. Mayoritas warga adalah perajin tempe yang melakukannya secara manual. ­Mereka Mengukir Prestasi 191

sering terkendala pada ­terganggu sehingga pembuatan proses f­ermentasi. Setelah tempe gagal, tidak jadi alias ­kedelai ­dimasak dan diberi rusak. ragi, ­kemudian ditaruh di ­ruangan khusus dengan suhu Poliwangi m­ enawarkan yang seharusnya terkontrol. t­erobosan baru TI ­untuk Bila suhu menurun —lebih ­membantu f­ ermentasi ­dingin ­terutama pada musim tempe s­ ecara higienis dan p­ enghujan— fermentasi lebih ­modern. Proses ­kendali alat fermentasi tempe ini, Membantu pengembangan perajin tempe di Dusun Lugonto, Desa Rogojampi. 192 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

dapat ­dipantau jarak jauh kotak inkubator. ­menggunakan aplikasi website Dalam “proyek tempe” ini, dan Android. Teknologi inovatif ini akan meningkatkan kualitas Tim PKM dosen Poliwangi, dan efisiensi pembuatan tempe diketuai Subono, S.T., M.T., melalui upaya fermentasi yang dengan anggota Vivien Arief dapat dikendalikan secara Wardhani, S.T., M.T., dan Alfin ­otomatis melalui suhu dan Hidayat, S.T., M.T. Mereka kelembaban di dalam sebuah menggandeng pengusaha OK Tempe dari BUMDes Rogo Utomo, Desa Rogojampi. Menurut Subono, alat fermentasi tersebut ­dilengkapi dengan lampu dan ­kipas ­sebagai pengontrol suhu dan ­kelembaban. Selain itu alat ini juga bisa tersambung ke ­telepon seluler (ponsel) atau gadget Android. Ponsel ­Android d­ igunakan sebagai alat ­monitoring, seperti m­ emantau suhu dari minimal ke suhu maksimal sehingga m­ enjadi suhu yang diharapkan atau normal. Ketika suhu maksimal, lampu akan mati untuk ­menstabilkan suhu dalam inkubator. ­Sebaliknya ketika suhu sudah normal seperti yang diinginkan, maka kipas akan mati dan ­lampu akan hidup kembali. Begitu seterusnya. Subono mengatakan, t­ujuan diadakan kegiatan ini adalah memberikan dampak p­ ositif dan solusi bagi pembuat tempe dalam proses produksi tempe serta mampu menunjang Mengukir Prestasi 193

­perekonomian warga. Selain itu, ini, m­ emberi petunjuk teknis tujuan pelatihan memberikan penggunaan kotak ­inkubator wawasan internet dan petunjuk tempe, terutama pada saat teknis dalam pengoperasian ­pengoperasian manual dan perangkat keras kotak inkubator otomatis. tempe. Dalam penerapannya, Untuk memberikan alat inkubator tempe ­berbasis ­pemahaman bagaimana m­ icrocontroller tersebut p­ enggunaan dan tata cara d­ iharapkan bisa meningkatkan agar tidak salah dalam kualitas, kuantitas, dan efisiensi m­ enggunakan, tim pengabdian pembuatan tempe. Selain itu kepada ­masyarakat terlebih juga memudahkan perajin dalam dahulu melakukan workshop menentukan dan memonitor b­ ersama perajin tempe dan suhu yang cocok pada saat juga m­ elibatkan m­ ahasiswa. proses fermentasi dan tidak ada S­ elanjutnya, PKM yang lagi tempe yang rusak atau gagal ­didanai oleh PNBP Poliwangi produksi. n 194 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

3.10. Balox Tingkatkan Ekonomi Warga “ Balox” adalah sebutan inovatif produk bata ­interlock. Nama lengkapnya “bata interlock ex”. “Ex” bisa diartikan expose yaitu t­ampilan ­permukaan batu bata halus dan rata, atau ­exotic beraneka ragam bentuk dan warna, bisa juga ­extraordinary yaitu produk bermutu baik dan ekonomis. Produk Balox ini merupakan inovasi hasil penelitian dosen Poliwangi yang diterapkan dalam pengabdian kepada masyarakat. Sosialisasi dan produksi Balox berupa program b­ erjudul Penerapan Teknologi Mesin Press Batu Bata Lego sebagai Inovasi dan Promosi Usaha Batu Bata dengan sumber pendanaan PNBP. Tujuannya m­ eningkatkan ekonomi masyarakat pada masa ­pandemi khususnya di Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat. Mengukir Prestasi 195

Desa ini dipilih karena “Kami mengundang lima masyarakat setempat ­mayoritas peserta saja demi keamanan bekerja membuat batu bata kondisi pandemi. Kegiatan merah secara konvensional. dilakukan di rumah Pak Amir Mereka belum mengenal Hamzah, mitra pengusaha bata bata ­interlock, sehingga di Dusun Kepuh, Desa Pakistaji,” ­pengembangan batu bata ini kata Zurlis. menjadi alternatif selain produksi bata merah, batako, dan bata Dengan penerapan ringan. teknologi cetak ini diharapkan m­ eningkatkan keterampilan Program itu diketuai ­Zulis w­ arga m­ embuat batu bata Erwanto, S.T., M.T. dari Prodi d­ engan sentuhan teknologi. Teknik Sipil, dengan ­anggota, B­ alox berbentuk lego atau terdiri atas Nuraini Lusi, S.Pd., interlock lego brick. Bahan baku M.T. dari Prodi Teknik ­Mesin, terdiri atas campuran tanah liat, yang bertugas dalam ­operasional limbah abu ampas tebu atau abu alat cetak press bata i­nterlock, sekam padi, semen portland, dan Devit ­Suwardiyanto, kalsium, dan pasir. S.Si., M.T., dosen Prodi Teknik I­nformatika, bertugas Balox merupakan bahan dalam pembuatan website dinding dengan sisi sambungan sebagai m­ edia promosi produk berbentuk tonjolan dan ­lekukan ­batu-bata. sehingga p­ emasangannya tidak membutuhkan ­adukan Menurut Zurlis, pada spesi untuk merekatkan. awal survei dan wawancara B­ agian dalam bata interlock, s­ ebagian masyarakat ragu akan ada lubang menerus dari atas mutu dan harga bata ini bila ke bawah ­untuk penguatan ­dibandingkan dengan ­jenis d­ inding, ­tempat pipa saluran air lain. Dari segi kemampuan ­bersih, dan kabel listrik. Lubang k­ eterampilan dan pengalaman tersebut juga dapat berfungsi terkait bata ­interlock, warga juga sebagai insulasi termal maupun masih terbilang minim. Karena ­mengurangi kebisingan. Bahkan itu, dilakukan sosialisasi dan tulangan besi bisa ­dimasukkan p­ elatihan penerapan teknologi dalam lubang bata sebagai cetak dengan mesin press bata penguat dinding, menahan gaya interlock berbentuk lego. ­Mesin geser dan lendutan. itu memakai sistem hidrolis berkapasitas dua cetakan. Untuk pemasaran, selama “masa promo” warga ­produsen 196 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

Dosen Poliwangi menunjukkan karya kreatifnya berupa produk batainterlock expose dengan nama Balox. Balox dibantu Poliwangi. air, pewarna, dan alkali Pangsa pasar yang disasar ­sebagai bahan pengeras. adalah para pengusaha bata, Bisa juga diberi kalsium developer real estate, general karbonat sebagai penyetabil k­ ontraktor, ­konsultan teknik, bata; depo ­bangunan, atau by request 2. Ukuran standar 250 x 125 personal melalui website. x 65 mm atau 300 x 150 x 100 mm; “Jadi, selama masih 3. Berat bata interlock 3332 s.d ada pembangunan fisik 3426 gram; dan p­ rasarana lain, usaha 4. Daya isap 57,34 g/dm²/­ p­ embuatan Balox cukup menit; ­menjanjikan,” katanya. 5. Absorbsi 19% (cocok untuk daerah dengan kelembaban Spesifikasi Balox: dan curah hujan tinggi); 6. Kadar garam 4,14%; 1. Komposisi Balox yaitu tanah liat, pasir, semen portland, Mengukir Prestasi 197

7. Kuat tekan kurang lebih bersifat dinding ekspos; 63,78 kg/cm² yang termasuk 5. Berat Balox ringan (untuk pada mutu kelas 50-100 s­ esuai standar SNI 15 – 2094 konstruksi bangunan 1-3 – 2000 dan kategori tingkat lantai); II pada PUBI 1982; 6. Bahan menarik dan fleksibel; 7. Cocok untuk dekorasi 8. Berat volume 1,549 gr/cm³; b­ angunan; 9. Berat jenis 1,81; 8. Komposisi berbahan 10. Bahan material ini untuk c­ ampuran limbah abu yang bersifat ramah lingkungan pembangunan dinding, dan tanpa melalui proses p­ artisi, pondasi, pendukung pembakaran; pilar, dan kolom dekoratif. 9. Sifat batu bata ini kuat; 10. Dalam pekerjaan dinding, Keunggulan Balox: batu bata ini sangat cepat karena berbentuk lego. 1. Peletakannya sederhana dari koneksi antar rongga; Keren kan inovasi ­Poliwangi untuk membantu 2. Produk ekonomis; masyarakat. Kalau ingin order 3. Artistik dengan tampilan bisa ­membuka website produk di https://balox.co.id/ n warna; 4. Tidak perlu finishing untuk pekerjaan dinding, karena permukaannya halus atau 198 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

3.11. Turbin Pembangkit Listrik Masjid P embangkit Listrik Tenaga Pikohidro (PLTPH) dengan turbin air dibangun di Masjid Batul Muttaqin, Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Ini adalah bagian pengabdian kepada masyarakat (PKM) Poliwangi yang dibiayai Kemenristek Dikti. Turbin adalah ­mesin ­berputar yang mengambil energi dari aliran fluida (air). Secara sederhana ada satu bagian yang bergerak, asembli rotor-blade. Fluida yang mengalir menjadikan baling-baling berputar dan menghasilkan energi. Turbin yang digagas Poliwangi memanfaatkan aliran sungai dan menghasilkan daya listrik 3.000 Watt. Sementara, pemakaian listrik di masjid berkisar 200-300 Watt. Sekadar menyalakan 20 lampu dan membunyikan pengeras suara untuk azan dan Mengukir Prestasi 199

Turbinair memanfaatkan aliran sungai dan menghasilkan daya listrik 3.000 Watt. ­pengumuman-pengumuman. “Spesifikasi generator dengan Pecahan Sungai Sukowidi hasil 3.000 Watt itu maksimal itu selebar kurang-lebih satu karena arus kecil. Jadi kita meter. Namun airnya terus manfaatkan baterai,” katanya, ­mengalir. Arus air itu digunakan “Baterai itu sendiri berkapasitas ­menggerakkan turbin generator 14,4 kWh. Untuk penggunaan sehingga mengalirkan listrik yang daya sebesar 1.000 Watt bisa disimpan di baterai. Lantas dari bertahan selama 14 jam.” baterai, listrik disalurkan untuk kepentingan masjid. Karena arus kecil, RPM disesuaikan untuk tegangan Menurut Ketua PKM, Khairul ­50-150 Volt. Butuh tiga-empat Muzaka, S.T., M.Eng.-Res., hari agar kapasitas baterai penuh dosen Program Studi D4 Teknik mencapai 14,4 kWh ­(kiloWatt Manufaktur Kapal, Jurusan per jam). Sementara generator Teknik Mesin, Poliwangi, arus terus nge-charges. Tetapi tidak sungai yang tidak deras hanya perlu khawatir ­baterai rusak bisa memutar turbin dengan kelebihan daya. Bahan baku RPM (rotasi per menit) rendah. baterai adalah jell sehingga Sehingga tegangan listrik yang tidak perlu maintenance. B­ aterai dihasilkan antara 50-150 Volt. dapat bertahan 5-10 tahun Karena itu daya output baterai tanpa perlu perawatan khusus. dibatasi 3.000 Watt. Cukup dikontrol rutin. 200 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

Untuk PLTPH di Desa ­efisiensi tersebut dengan P­ esucen masih memakai ­mendesain ulang turbin air ­generator impor karena RPM PLTPH yang merupakan rendah. ­Pengisian listrik bisa ­kegiatan desiminasi tahun 2019. o­ ptimal bila arus sungai lebih b­ esar. Turbin dapat bergerak Pada kegiatan yang hingga kecepatan 300 RPM. b­ erlangsung dari bulan Mei H­ asil tegangan pun bisa ­hingga Oktober 2021 ini, ­mencapai 220 Volt. Generator ­pembangkit listrik yang ada produksi ­Indonesia memiliki didesain ulang menjadi lebih RPM tinggi. Konsekuensinya besar. Semula berdiameter 60 konstruksi harus kuat, karena cm menjadi 120 cm dengan getaran juga keras. Selain kontrol khusus pembangkit listrik ­generator, yang masih ­impor tenaga air. adalah baterai. Untuk turbin, konstruksi, dan instalasi dibuat Sistem transmisi daya juga sendiri oleh sivitas ­akademika diubah dari rantai dan sprocket Poliwangi. menjadi belting dan pulley agar lebih tahan terhadap air. PKM Poliwangi ini ­Perubahan ini berdampak pada ­merupakan bentuk p­ eningkatan peningkatan performa turbin efisiensi kinerja PLTPH ­kepada yakni daya lebih besar namun masyarakat. ­Peningkatan biaya perawatan semakin kecil. Selain itu, menghemat Mengukir Prestasi 201

­pemakaian energi listrik dari diadakan redesain turbin, maka PLN sehingga mengurangi biaya pelatihan bersifat mengulang. operasional tempat ibadah tersebut. Daya listrik tersebut s­ ementara disalurkan untuk PKM dengan anggota kebutuhan masjid yang diawasi Mega Lazuardi Umar, dosen oleh takmir dan warga ­setempat. Program Studi D3 Teknik Masyarakat diharapkan Mesin, serta dibantu PLP atau merawat aliran sungai agar tidak teknisi, dan mahasiswa ini, juga ­tertumpuk sampah plastik yang m­ engadakan pelatihan bagi bisa mengganggu turbin maupun warga guna mengoperasikan arus sungai. pembangkit listrik itu. Dasar pengoperasian sebenarnya tidak Selebihnya tidak butuh jauh berbeda dengan sebelum perawatan khusus dari generator dan baterainya. n 202 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

Bagian Empat: ‘DARE TO BE TECHNOPRENEURS’ 203

Berangkat kuliah, menyongsong masa depan. 204 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

4.1. Semua Berkontribusi untuk Institusi M engembangkan institusi merupakan ­sebuah proses panjang dan ­berkelanjutan. Bagai membangun candi yang ­dilakukan s­ ecara bertahap dan setiap orang b­ erkontribusi turut meletakkan batu sesuai peran dan t­ugas ­masing-masing. Demikian juga dengan institusi ­Poliwangi yang berdiri sejak 15 tahun silam. Direktur pertama, Ir. Joke Pratilastiarso, M.T., berperan membangun organisasi dan keberadaan politeknik di Banyuwangi. Sejak awal dirinya ­bekerja membentuk dan memperjelas “jenis kelamin” ­Poliwangi sebagai pendidikan vokasi selama dua tahun ­menjabat. Salah satu caranya adalah dengan memahamkan ­kepada jajaran dosen muda cara mengajar yang baik dan pas untuk pendidikan vokasi, yang ­tentunya ‘Dare to be Technopreneurs’ 205

Ir. Joke Pratilastiarso, M.T. (PENS). Pendekatan yang manusiawi ­berbeda dengan model ­pendidikan akademik seperti dan menyentuh emosi seperti ini universitas atau akademi. terbukti cukup efektif. Membuat nyaman karena tidak didasari “Saya masih ingat. ­Ketika semangat untuk menyalahkan. saya mengajar beliau ­nginceng Tercipta suasana akademik yang (mengintip) kelas saya. kondusif. Para dosen sering ­Kemudian duduk di belakang diajak direktur Joke ke pantai sambil mempersilakan saya Ketapang atau ­bareng-bareng tetap mengajar. Setelah naik Gunung Ijen. Dalam kuliah ­selesai, saat keluar s­ uasana guyub itulah diisi r­uangan, saya ­dirangkul. Lalu bincang-bincang santai, bahkan m­ engatakan, Mas, tadi kurang dalam bahasa daerah. Misalnya, gini ya ­ngajar-nya. Lain kali “Poltek itu ngajare ngene. RPP/ begini ya,“ kata M. Shofi’ul SAP (persiapan mengajar) wis Amin, S.T., M.T., mengenang. digawe apa durung?” Dirinya seorang dosen yang b­ ergabung ke Poliwangi sejak Delanjutnya Direktur­ awal berdiri dan kini menjadi ­Poliwangi dijabat oleh Diketur P­ oliwangi. Ir. Joke sudah ­Fajar ­Suasana, S.H., orang b­ erpengalaman karena ­menjadi dari Bappeda Kabupaten staf pengajar di Politeknik ­Banyuwangi. Sebagai Elektronika Negeri Surabaya ­aparatur sipil negara, dirinya ­berjasa memperlancar proses ­pemindahan kampus. Dari ­mendompleng ruang k­ uliah ­gedung Sasana Wiyata, ­Cungking, Mojoroto pindah menempati kampus sendiri Jalan Raya Jember ­Kilometer 13 ­Labanasem, Kabat, ­Banyuwangi. Padahal waktu itu Poliwangi ­belum berstatus ­sebagai ­perguruan tinggi negeri. Dari Fajar Suasana, ­tongkat estafet ­kepemimpinan b­ erpindah ke Ir. Asmuji, M.M. Direktur A­ smuji memacu j­ ajarannya 206 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

­untuk bekerja keras dalam Ir. Asmuji, M.M. r­ angka persiapan m­ enjadi politeknik ­negeri. Asmuji ­aktif terapi maka Pak Asmuji tidak membangun ­komunikasi dan bisa aktif di kampus. Hal itu jejaring ­dengan p­ emerintah b­ erlangsung beberapa bulan. pusat, ­sementara internal dosen Kami waktu itu bagai anak dan tenaga ­kependidikan ayam yang kehilangan ­induk. ­mempersiapkan segala ­Kemudian untuk mengisi k­ eperluannya. Targetnya dalam k­ ekosongan itu, pemerintah tempo satu tahun proses pusat mengirimkan Dr. Ir. Titon p­ enegerian harus sukses. Semua Dutono, M.Eng. sebagai pejabat bersemangat karena langkah plt (pejabat pelaksana tugas),” tersebut mendapat dukungan kata Shofi. penuh dari Bupati Azwar Anas. Sesuai peraturan Status negeri pun diraih ­perundangan, tugas Plt Titon pada 22 Februari 2013. Di adalah melaksanakan tugas tengah perjalanan memimpin rutin dari pejabat ­definitif yang Poliwangi ternyata Direktur ­berhalangan tetap. N­ amun Asmuji ­mengalami kendala dalam praktiknya Titon kesehatan. “Tahun terakhir ternyata juga bekerja keras ­kepemimpinannya, beliau kena untuk m­ erapikan senat hingga stroke. Karena harus menjalani menata manajemen. Semua itu ­dilakukan guna persiapan Fajar Suasana, S.H. mengantar munculnya direktur definitif Poliwangi yang baru. Waktu itu sejumlah dosen dan tendik sempat berharap ‘Dare to be Technopreneurs’ 207

Ki-Ka: Devit Suwardiyanto, S.Si., M.T., Mirza Ghulam Rifqi, S.T., MST., Mohammad Abdul Wahid, S.T., M.T., Abdul R Amin, S.T., M.T., Adetiya Prananda Putra, S.ST., M.M., Dianni Yusuf, S.Kom., M.Kom., Halil, S.Pd., M.ST., Sefri Ton, S.S Dr. Ir. Titon Dutono, M.Eng. dengan alasan ingin kembali menjadi staf pengajar di PENS agar Titon bersedia ­memimpin di Surabaya. Ini mengingat ­Poliwangi. Tetapi yang telah delapan tahun dirinya b­ ersangkutan tidak bersedia mengabdi di pusat, menjabat sebagai Direktur Telekomunikasi Dirjen Pos dan Telekomunikasi. ­Kemampuan manajerial Titon yang tegas dan bagus ­membuat proses transisi p­ ergantian ­direktur dapat dituntaskan ­dengan baik dan dalam waktu relatif singkat, sekitar enam b­ ulan. Dari proses tersebut terpilihlah direktur definitif Son Kuswadi, Dr.Eng. yang berasal dari PENS Surabaya. 208 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

Rohman, S.T., M.T., Wahyu Naris Wari, S.T., M.T., Chairul Anam, S.T., M.T., Endi Sailul Haq, S.T., M.Kom., M. Shofi’ul ST., M.M., Mohamad Dimyati Avatullah, S.T., M.Kom., Alfin Hidayat, S.T., M.T., Kurniawan Muhammad Nur, S.ST., M.M. Kontribusi Son Kuswadi bagi M. Shofi’ul Amin, S.T., M.T. institusi terlihat pada upaya peningkatan SDM dan mutu tesebut sebagian besar adalah P­ oliwangi. Waktu itu masih tenaga dosen (yang sudah banyak dosen yang belum jelas bekerja di Poliwangi), selebihnya status kepegawaiannya. Lalu diusahakan dapat diangkat menjadi pegawai negeri sipil. “Sudah, pokoknya diajukan saja semua,” katanya menyarankan. Bersyukur, saat itu ­pengajuan mendapat respons sangat positif. Dari 40 personel yang ­diusulkan, Pemerintah pusat malah ­memberi 42 tenaga yang siap mengabdi menjadi pegawai negeri di Poliwangi. Dari jumlah ‘Dare to be Technopreneurs’ 209

Son Kuswadi, Dr.Eng. Wisuda Politeknik ke-15 ahli madya dan sarjana terapan adalah tenaga kependidikan d­ ikembangkan supaya mereka (tendik). Ini berkah yang luar dapat bekerja sesuai dengan biasa. Dengan pengangkatan keterampilan dan kompetensi tersebut, maka sekitar 80% SDM yang dimiliki. di Poliwangi sudah berstatus sebagai PNS. Dalam forum-forum ­pertemuan Son Kuswadi, Dari sisi pengembangan Dr.Eng. k­ erap memberi ilustrasi mutu dilakukan peningkatan ­sederhana. Bila alumni atau nilai akreditasi. Dari awalnya mahasiswa Politeknik prodi semua prodi yang terakreditasi C Teknologi Informasi membuka (kecuali Prodi Teknik Sipil yang sudah B), semua meningkat menjadi B. Kecuali prodi TMK yang memang masih baru dan belum menghasilkan lulusan saat diakreditasi. Pada saat itu digaungkan tagline baru yaitu dare to be technopreneurs. Mahasiswa dan alumni Poliwangi diharapkan berani menjadi entrepreneur dengan memanfaatkan teknologi yang telah mereka ­pelajari dari kampus. Visi ini perlu 210 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

tahun akademik 2021/2022. subsidi dan beasiswa. ­Menyediakan laboratorium usaha jualan bakso, maka dia dan membeli alat-alat kerja harus memanfaatkan TI ­sesuai c­ anggih tetapi tidak bermanfaat. dengan ilmu yang didapat M­ ahasiswa dibelikan mesin CNC selama kuliah di Poliwangi. (Computer Numerical Control) Itulah prinsip yang dipegangnya. yang mahal, dilatih supaya Dalam pandangannnya, negara terampil menggunakannya, tapi merugi, bilamana ada alumni setelah lulus dia bekerja menjadi yang bekerja dengan tidak tukang las atau bikin kue atau ­memanfaatkan bekal ilmunya. “Negara sudah ­mengeluarkan ‘Dare to be Technopreneurs’ 211

M. Shofi’ul Amin, S.T., M.T. dosen internal yang memimpin Poliwangi. pekerjaan lainnya di luar bidang serta kewirausahaan. ­ CNC. Ini negara rugi,” kata Fungsinya melakukan Shofi menirukan ucapan Son Kuswadi. ­pembinaan para alumni di b­ idang k­ ewirausahaan. Tidak Guna mendukung ­semangat lupa menyediakan ruang kerja dare to be entrepreneurs, untuk para entrepreneur muda P­ oliwangi telah membentuk dalam bentuk ­coworking space. ­lembaga Inkubistek, sebuah Saat ini sudah ada ­beberapa inkubasi bisnis dan teknologi tenant yang dibina. n 212 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

4.2. Berani Menjadi Technopreneurs T ampaknya semboyan dare to be ­technopreneurs yang dicanangkan ­Poliwangi cukup mengena dan bergaung di ­masyarakat. Oleh sebab itu wajar jika kredo tersebut kemudian dilanjutkan oleh Direktur M. Shofi’ul Amin, S.T., M.T., yang tampil menjadi Direktur ­Poliwangi m­ enggantikan Son Kuswadi yang wafat di saat ­pandemi Covid-19. Arah itu semakin terlihat jelas bila kita mencermati rumusan visi misi Poliwangi ­sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategi (renstra) P­ oliwangi tahun 2020-2024 edisi revisi. Renstra tersebut disusun berdasarkan visi ­Poliwangi yang merupakan kristalisasi cita-cita dan komitmen b­ ersama tentang kondisi ideal masa depan yang ­ingin dicapai, dengan mempertimbangkan potensi ‘Dare to be Technopreneurs’ 213

Setelah diwisuda, bersiap mengabdi untuk negeri dan berani menjadi teknopreneur sejati. 214 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

215

Direktur Poliwangi M. Shofi’ul Amin, S.T., M.T. dalam acara wisuda, 18 Juni 2022. yang ­dimiliki, permasalahan industri. Kedua, melaksanakan yang dihadapi dan berbagai penelitian dan pengabdian k­ ecenderungan (perubahan ­terapan kepada masyarakat yang ­lingkungan) yang sedang dan inovatif, unggul, dan ­bermanfaat akan berlangsung. bagi perkembangan ipteks ­berbasis kearifan dan potensi Adapun visi Politeknik lokal. Ketiga, ­menyelenggarakan Negeri Banyuwangi adalah pendidikan vokasi yang ­menjadi institusi pendidikan b­ ermutu, ­terjangkau, ­relevan ­vokasi ­technopreneur u­ nggul berbasis merdeka belajar dan b­ erdaya saing global k­ ampus merdeka yang link and d­ engan mengangkat potensi match industry. dan ­kearifan lokal. ­Sedangkan m­ isinya ada tiga butir. ­Pertama, Lalu bagaimana ­kebijakan menyiapkan SDM lulusan dan rencana ­pengembangan berjiwa technopreneur yang Poliwangi di masa ­mendatang berkeahlian vocational skills, di era Direktur Shofi’ul Amin? b­ erdaya saing global, dan “Kami akan ­mengembangkan mampu menghadapi disrupsi institusi sesuai dengan k­ ebutuhan dunia usaha dan k­ esepakatan bersama 216 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

­seperti yang tertuang dalam Sungguh ini tidak mudah, ­renstra. Pertama, SDM kami mengingat Poliwangi tidak k­ embangkan. Secara berkala boleh merekrut tenaga dosen para dosen akan ditingkatkan n­ on-ASN. Penambahan staf kapabilitasnya dengan dikirim pengajar baik berstatus ASN menempuh kuliah S3. Karena maupun PPPK masih ­harus kami juga kepingin naik kelas menunggu formasi, ­harus untuk mendirikan program m­ engajukan dulu ke pusat S2 terapan. Kalau tidak ada dalam perekrutannya. Saat ini d­ oktornya kita akan kesulitan,” Poliwangi butuh penambahan jawab Shofi yang merupakan SDM mengingat rasio dosen putra asli daerah Banyuwangi dengan mahasiswa cukup besar. ini. Tiap-tiap prodi rata-rata rasio dosen dengan mahasiswa masih Selanjutnya, ­Poliwangi di atas ambang batas. Sekitar akan memperbanyak 1:35. Padahal idealnya 1:30. ­penerimaan ASN untuk m­ engisi ­formasi-formasi yang Berdasarkan Renstra, masih yang kurang. Rasio ­Poliwangi berencana m­ enambah dosen dengan ­mahasiswa di banyak program studi baru. k­ ampus ini masih besar. Ini Dari prodi yang ada saat ini, tantangan. Selain itu juga ­harus ­sebanyak tujuh prodi, akan memenuhi tuntutan Dirjen ditambah sembilan prodi lagi. Vokasi K­ emendikbud yang Ditargetkan sampai tahun 2024 m­ enginginkan p­ enambahan mendatang Poliwangi sudah jumlah ­mahasiswa (student mengelola 16 prodi. Prodi-prodi body). Tuntutan ini didasari baru masih serumpun dengan oleh realitas ­nasional ­bahwa yang prodi eksisting. Beberapa rasio mahasiswa ­perguruan prodi yang belum punya jurusan tinggi akademik ­dengan berpeluang membentuk jurusan ­mahasiswa p­ endidikan vokasi baru, karena salah satu syarat masih ­timpang. Total jumlah membentuk jurusan harus ada ­seluruh mahasiswa ­vokasi secara minimal tiga prodi. ­nasional baru mencapai 167 ribu orang, sedangkan mahasiswa Pertimbangan ­penambahan akademi sudah sebanyak 800 prodi ini adalah untuk ribu lebih. Padahal Indonesia ­menambah student body dan ingin ­menggalakkan pendidikan untuk memenuhi permintaan vokasi. masyarakat. Selama ini ­sejumlah warga masyarakat mengaku ‘Dare to be Technopreneurs’ 217

Gemulai penari gandrung marakkan acara wisuda. ­berminat pada prodi tertentu sekarang Teknik Sipil kami tetapi sayangnya di Poliwangi masih berkonsentrasi pada tidak ada. Untuk itu Poliwangi bidang gedung. Padahal perlu menanggapi keluhan proyek di Dinas PU (Pekerjaan tersebut. Umum) banyak yang berupa bidang bina marga yaitu jalan “Sebagai contoh, sampai 218 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

dan j­embatan. Akhirnya kami Bidang pariwisata juga sepakat akan ­membuka prodi mendapat perhatian lebih. Saat TKRJJ, ­teknologi rekayasa jalan ini Poliwangi sudah ­memiliki dan jembatan. Sekarang ­sedang prodi Manajemen Bisnis dalam proses pengajuan,” P­ ariwisata. Beberapa tahun ­katanya. terakhir p­ erkembangan d­ unia ­pariwisata di ­Banyuwangi berkembang sangat pesat. Lalu muncul ­kebutuhan tenaga terampil di bidang ­perhotelan. Untuk itu ­Poliwangi bergegas mengajukan prodi ­Perhotelan. Juga b­ ersiap m­ embuka prodi ­Destinasi P­ ariwisata u­ ntuk ­merespons banyaknya ­agen-agen travel yang b­ ermunculan serta ­untuk ­mendukung Kabupaten B­ anyuwangi sebagai destinasi wisata yang makin digemari. Di masa hidupnya Son Kuswandi pernah menegaskan bahwa core Poliwangi adalah pariwisata. Oleh karena itu semua prodi hendaknya ­mendukung pariwisata. Hal ini agaknya sejalan dengan arahan Bupati Banyuwangi Azwar Anas agar core dari semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) atau organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi adalah pariwisata. Dalam rangka ­pengembangan ke ­depan, ­Poliwangi juga perlu ­meningkatkan kualitas s­ arana dan prasaranannya. ­Gedung ‘Dare to be Technopreneurs’ 219

Tabel: 4.1. NAMA DIREKTUR DEVINIKTIF POLIWANGI NO NAMA MASA JABATAN 1 Ir. Joke Pratilastiarso, M.T. 12 Juni 2008 - 1 Oktober 2009 2 Fajar Suasana, S.H. 1 Oktober 2009 - 18 Juli 2011 3 Ir. H. Asmuji, M.M. 18 Juli 2011 - 5 Juni 2017 4 Son Kuswadi, Dr.Eng. 5 Desember 2017 - 5 Agustus 2021 5 M. Shofi’ul Amin, S.T., M.T. 6 Desember 2021 - Sekarang ­kuliah, l­ aboratorium, ruang dana untuk peningkatan ­praktik, b­ eserta p­ eralatannya ­perlu ­sarana prasarana, terutama ­dilengkapi u­ ntuk ­mengimbangi ­kebutuhan dasar gedung jumlah ­mahasiswa yang setiap ­kuliah, ­dengan ­memanfaatkan tahun terus ­membengkak, serta ­sumber ­pendanaan dari untuk ­menyongsong dibukanya ­lembaga ­pembiayaan, ­antara prodi baru, yang banyaknya dua lain ­memanfaatkan surat kali lipat lebih itu. b­ erharga syariah negara (SBSN) yang diterbitkan oleh Saat ini sedang Pemerintah. n ­dipertimbangkan penggalian 220 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

4.3. Sukses Mengekspor Buah Naga S emboyan dare to be technopreneur di Poliwangi sedikit banyak telah mewarnai pandangan dan sikap mahasiswa dan alumninya. Setelah lulus kuliah, sebagian alumni memang pergi ­melamar pekerjaan dan kemudian mendapatkan pekerjaan di suatu lembaga atau perusahaan. Namun sebagian dari mereka ternyata tidak disibukkan dengan “mencari kerja” melainkan justru “menciptakan lapangan kerja.” Berani terjun menjadi pekerja mandiri dengan mengawali bisnis sendiri, meski mulai dari kecil. Tidak sekadar menjadi wirausaha biasa tetapi mereka juga mengandalkan ilmu pengetahuan dan mengaplikasi teknologi yang diperoleh dari kampus. Atau dengan kata lain mereka mengambil peran sebagai ­technopreneurs. Berdasar hasil studi pelacakan (tracer study), diperoleh ‘Dare to be Technopreneurs’ 221

data ternyata sejumlah alumni ­pemasok buah naga terbanyak telah sukses menjadi pengusaha di Indonesia. Begitu banyak muda. buah sehingga kadang ­sampai overproduksi, yang justru Riyan Budiyanto alumnus merugikan petani. Pernah terjadi Poliwangi prodi Agribisnis ­petani sampai ramai-ramai angkatan tahun 2016 adalah membuang buah naga ke sungai salah satu contoh nyata dari atau dijadikan makanan ­ternak sosok technopreneur yang cukup gara-gara harganya anjlok membanggakan almamaternya. hingga Rp. 3.000 perkilogram Selain itu juga ada Ahmad Ali di pohon. Demikian juga nasib Mustofa yang berhasil bisnis di ­komoditas jeruk pecel yang bidang hidroponik. memrihatinkan. Harganya bisa tinggal Rp 700 per kilogram di Setelah lulus kuliah tahun pohon di musim panen. ­Kasihan 2021, Riyan tidak sibuk ke sana petani. Dan mahasiswa, yang ke mari melamar kerja. Yang disebut-sebut sebagai agen dilakukan justru ­mencermati of change, sudah selayaknya k­ eadaan sekitar untuk t­anggap terhadap problem m­ enemukan peluang usaha konkret masyarakatnya. baru. Gagasan bisnisnya pun tidak dipetik dari awang-awang Riyan tergerak untuk ikut atau dari tempat yang jauh-jauh. berkontribusi. Salah satunya dengan mencari pangsa pasar Dirinya tahu bahwa tanah baru yang lebih luas dan kelahirannya Banyuwangi ­berdaya serap tinggi. Terpikirlah ­memiliki banyak komoditas untuk menjual buah naga ke pertanian unggulan, antara luar negeri. Dirinya cukup akrab lain buah naga dan jeruk. dengan dunia buah-buahan Media timesindonesia.co.id menulis Banyuwangi merupakan­ 222 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

karena kebetulan orang tuanya l­ogistik dan administrasi. pedagang buah pisang dengan “Saya punya ide jadi daerah pemasaran menjangkau Pulau Bali dan Surabaya. ­eksportir sejak kuliah dulu. Waktu itu ada pelatihan ­online Pemuda yang tinggal di di Komunitas Bisa Ekspor. Jl. Jatimas RT 4/RW 5 D­ usun Ternyata mengekspor itu K­ rajan, Desa B­ agorejo, gampang, tidak seribet yang Kec. ­Srono, Banyuwangi ini saya bayangkan. Kementerian k­ emudian menggandeng tiga Perdagangan sebenarnya juga orang teman satu angkatan di memfasilitasi pelatihan ­seperti Prodi Agribisnis yaitu Wisnu itu cuma sayangnya kurang Adi Prasetyo, Edi Santoso, ­publikasi. Jadi kitanya yang dan Miftah Syahrul Anwar, harus aktif jemput bola, mencari untuk ­dijadikan mitra kerja. informasi,” katanya. ­Keempatnyapun sepakat ­memulai usaha rintisan (start Ketika ditanya ­mengapa up) dengan membuka w­ ebsite menggunakan alamat ­laman ­diekspor.com. Di sana m­ ereka ­berbahasa Indonesia, p­ adahal aktif mengisi kontennya. calon konsumen yang S­ emangat bergerak ­memasarkan ­dibidik adalah pembeli dari buah naga dan buah jeruk di ­mancanegara, Riyan mengaku ­lokapasar (marketplace). R­ iyan sengaja buat website dengan sebagai founder berperan taste se-Indonesia mungkin. s­ ebagai marketer, dua temannya “Pedagang online di luar negeri bertugas di bagian produksi, biasanya juga melakukan hal itu. ­serta satu orang di bagian Buyer sudah paham kok bahwa ekspor itu artinya export. Tetapi Tampilan laman diekspor.com. ‘Dare to be Technopreneurs’ 223

narasi di dalam website tetap Riyan Budiyanto kami tulis dalam bahasa Inggris supaya bisa dipahami,” ujarnya. bahasa i­nternasional) dan skill b­ ernegosiasi. Yang ­lainnya Usaha yang dirintis sejak adalah pengetahuan ­tentang 2021 itu ternyata berkembang manajemen usaha serta tata menggembirakan. ­Buktinya kelola keuangan. “Kalau dagangan mereka mampu ­pemahaman tentang buah m­ enembus pasar dunia, ­antara ­naganya, saya justru banyak lain ke negeri Cina dan ­Australia. belajar dari para petani. ­Mereka Banyaknya barang yang dikirim lebih pinter-pinter karena bervariasi. Sekali kirim bisa berpengalaman,” tambahnya tujuh sampai delapan ton, sambil tertawa. kadang tiga ton saja. Satu bulan ­rata-rata bisa kirim 10 ton. Rekor Apakah Riyan tidak menemui ­tertinggi, p­ ernah m­ engekspor kendala dalam hal memenuhi 18 ton. Tentu ­cukup besar standar mutu, karena kabarnya dollar yang masuk ke ­rekening pembeli luar negeri sangat mereka. Apalagi ­patokan harga rewel, bahkan menuntut ­ukuran yang dipakai mengikuti harga buah harus presisi? “Oh itu pasaran di negara pembeli. kan untuk negara gede-gede Biasanya dia mengintip dulu yang maju seperti Amerika harga buah naga di sebuah dan Jepang. Mereka menuntut negara lewat B2B marketplace buahnya ­harus organik, ­ukuran seperti alibaba.com, go4world, buah h­ arus seragam. Tidak dan ­tradekey. ­Kemudian semua negara seketat itu. Yang dibandingkan ­dengan harga di p­ enting harga cocok, produk Banyuwangi. D­ ihitung-hitung sesuai dengan permintaan, biaya o­ perasional, pengiriman, dikemas ­dengan baik, aman hingga premi asuransinya. Kalau di ­perjalanan, ­mereka sudah potensi marginnya dirasa layak oke. Tanpa diberi label mereka maka segera ditindaklanjuti. juga mau kok,” katanya berbagi p­ engalaman. n Lalu apa peran dan ­manfaat ilmu yang diperoleh di ­Poliwangi bila dikaitkan dengan bisnisnya saat ini? Ternyata poin yang penting adalah k­ eterampilan b­ erkomunikasi (terutama ­komunikasi dalam 224 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

4.4. Kotoran Sapi Pengganti Elpiji K ecamatan Kalipuro terletak sekitar lima ­kilometer dari pusat kota Banyuwangi. Kontur tanah kawasan ini sangat bervariasi mulai dari tepi pantai Selat Bali di sebelah timur yang berada pada ketinggian lima meter di atas permukaan laut (mdpl) hingga perbukitan di sebelah barat. Titik tertinggi kecamatan ini terletak di Desa Bulusari yang berada pada ketinggian 500 mdpl. Akses jalan menuju ke salah satu dusun di Desa Bulusari tersebut sangat sulit karena berada di perbukitan. Kesulitan akses jalan tersebut menjadi salah satu alasan mahasiswa Poliwangi melakukan inovasi, yaitu pemanfaatan kotoran sapi menjadi bahan tepat guna. Hasil pemanfaatan limbah kotoran sapi itu berupa e­ nergi alternatif biogas, pupuk organik, dan pakan ikan. ‘Dare to be Technopreneurs’ 225

Mereka yang berhasil Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himagri) Poliwangi melakuk mengembangkan inovasi limbah ternak tersebut tergabung dalam dengan dibuatnya inovasi ini, Himpunan Mahasiswa Agribisnis masyarakat setempat tidak perlu (Himagri) Poliwangi. Program kesulitan untuk mendapatkan pemanfaatan kotoran sapi gas elpiji. Selain itu ­terobosan menjadi bahan tepat guna itu baru ini juga bisa menjadi dilakukan di Kampung ­Palpakis, produk unggulan Kampung Dusun Bulupayung, Desa Palpakis,” kata Yoga. ­Bulusari, Kecamatan Kalipuro. Sulitnya akses jalan menuju Kampung Palpakis berdampak pada kebutuhan tabung gas cair liquefied petroleum gas (LPG) atau elpiji. Masyarakat setempat harus naik turun bukit untuk mendapatkan kebutuhan bahan bakar elpiji tersebut dari toko terdekat. Menurut Ketua Program Hibah Desa Binaan (PHDB) Himagri, Yoga Nur Efendi, program itu diadakan ­sebagai pengabdian masyarakat setelah melakukan observasi bahwa mayoritas masyarakat di K­ ampung Palpakis bermata pencaharian menjadi buruh p­ ertanian. Sebagai usaha sampingan, mereka memelihara hewan ternak berupa sapi dan kambing. Dengan banyaknya hewan ternak di Kampung Palpakis, menjadi peluang besar dan s­ angat menguntungkan bagi warga jika diolah dengan baik dan benar. “Kami berharap 226 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri

kan pengabdian di Kampung Palpakis, Dusun Bulupayung, Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro. Ditambahkan, mahasiswa Tanggapan masyarakat sangat Agribisnis yang melakukan antusias. Meskipun ada juga sosialisasi program itu ­kepada yang memiliki pendapat lain warga kampung Palpakis terkait dampak limbah biogas ­berlangsung selama kurang lebih pada lingkungan sekitar. Namun empat bulan. Terhitung mulai hal itu dapat diabaikan, karena Juni sampai September 2020. teknologi biogas sebenarnya ‘Dare to be Technopreneurs’ 227

sudah banyak dilakukan di Pembuangan limbah hasil desa-desa lain. Hanya saja di biogas tidak dibuang begitu Kampung Palpakis yang jauh saja, tetapi diolah kembali untuk dari perkotaan, teknologi ini dijadikan pupuk organik dan merupakan hal yang baru bagi pakan ikan, sehingga tidak ada masyarakat setempat. sisa yang terbuang. Dosen Prodi Agribisnis yang “Semua termanfaatkan agar menjadi pembina tim PHDB bisa menjadi produk unggulan Himagri, Kurniawan Muhammad bahkan memiliki nilai jual yang Nur, S.T., M.M., mengatakan, menguntungkan juga untuk jika mahasiswa yang tergabung warga Kampung ­Palpakis,” dalam tim Himagri sudah kata Kurniawan mengenai m­ eminimalisasi adanya d­ ampak inovasi mahasiswa Poliwangi dari program yang mereka m­ emanfaatkan kotoran sapi lakukan. untuk biogas. n 228 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook