jenis barang serta harganya. pendamping Polban untuk Sesuai arahan Ditjendikti, Tim konsultasi dan asistensi. Peserta Pelaksana pergi ke Politeknik konsultasi empat orang yaitu Negeri Bandung (Polban) untuk Masduki, Moh. Ilyas, Amir berkonsultasi dan asistensi guna Hidayat, dan Panuri. Kali ini menyempurnakan dokumen mereka membawa hasil yang usulan. Oleh karena itu wajar cukup berarti. Berhasil disusun jika tim sering mondar-mandir nota kesepahaman Politeknik Banyuwangi Bandung untuk Bandung dengan Pemerintah keperluan itu. Kabupaten Banyuwangi yang sepakat untuk melakukan kerja Meski pekan sebelumnya sama hingga jangka waktu lima sudah bertandang ke Bandung, tahun. pada 31 Januari 2008 Tim berangkat lagi ke politeknik Besaran seluruh kebutuhan biaya dalam dokumen akhir PIP sudah muncul senilai Rp.103.246.491.000,- untuk p rogram hibah selama tiga tahun. Sumber dana berasal dari Pemerintah Pusat (Ditjendikti) sebesar Rp. 71.869.477.000,- dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebesar Rp.30.802.974.000,- Sementara itu di Banyuwangi, anggota tim pelaksana lainnnya juga tidak kalah sibuknya. Mereka menyusun angket minat studi serta menyebarkan ke sekolah-sekolah. Juga m elakukan konsultasi dan persiapan pembuatan nota kesepahaman dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Politeknik Negeri Malang (Polinema). Ada juga yang konsentrasi menangani Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 29
Foto bersama setelah acara visitasi, 2011. mendapatkan no objection letter (NOL) dari Ditjendikti. Pengajuan dokumen akte pendirian NOL dilakukan setelah term yayasan, k elengkapan dokumen of r eference (TOR) seluruh perizinan, hingga penyusunan k omponen pembiayaan disusun revisi usulan kebutuhan dan mendapat persetujuan dari operasional Poliwangi. Ditjendikti. NOL dapat diajukan setelah rekapitulasi anggaran Masduki, MP.SA selaku mendapat p ersetujuan Bupati Ketua Tim Pelaksana Pendirian dan D irjedikti, tanpa menunggu P oliteknik B anyuwangi keluarnya izin o perasional. A lhasil m enuturkan dirinya bersama tim banyak sekali komponen dan sering wira-wiri ke kampus di dokumen yang harus diselesaikan Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga dengan pendampingan tim Bandung, untuk mengawal dari Polban yang sudah p enyusunan PIP hingga dokumen berpengalaman membuat akhir studi kelayakan. Termasuk p roposal program hibah. m emahami m ekanisme p ersiapan d okumen, p elaksanaan kegiatan, Tetapi waktu terus dan a nggaran. U mpamanya b erlari tak kenal kompromi. realisasi anggaran baru mendapat dilaksanakan setelah 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 30
Para penggerak di awal-awal Poliwangi berdiri, 2009. Tahu-tahu tenggat waktu akhir studi kelayakan Politeknik sudah ada di depan pintu. Banyuwangi di Polban. Empat Tanggal 18 hingga 19 Februari orang yang suntuk bekerja di 2008 menjadi puncak dari sana adalah Masduki, Moh. s eluruh rangkaian kesibukan. Ilyas, Amir Hidayat, dan Panuri. Karena dalam dua hari itu dilaksanakan p enyelesaian “Saya ingat betul, deadline proposal harus masuk tanggal ’’Tanggal 18 hingga 19 Februari 2008 menjadi puncak dari seluruh rangkaian kesibukan. Karena dalam dua hari itu d ilaksanakan penyelesaian akhir studi k elayakan pendirian Politeknik B anyuwangi di Polban Bandung.” Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 31
20 Februari 2008 pukul lima Berolahraga di sela rangkaian acara dies natalis, 2009. sore,” kata Masduki yang kini sudah pensiun dari PNS. Ada yang berani memproses lebih cerita c ukup dramatis tentang lanjut, Pak,” jawab Bu Evi. bagaimana dirinya harus Nada suaranya biasa saja tetapi berkejar-kejaran dangan waktu bermuatan ancaman. tenggat. Masduki kembali “Bayangkan, tanggal 20 m emohon-mohon agar dibantu. Februari jam 11 siang proposal Bahkan siap mengantar Bu baru selesai. Posisi saya masih Evi pulang ke rumahnya kalau di Bandung. Harus sudah sampai pulangnya lebih lambat sampai di Jakarta sebelum jam dari jam biasanya. Mobil sewaan lima sore. Apa bisa? Padahal terus dipacu di jalan tol. Amir kemacetan lalu lintas Jakarta Hidayat sempat minta berhenti tidak bisa diprediksi,” katanya sebentar untuk menunaikan salat mengenang. Ashar. Tapi Masduki terpaksa melarang dengan alasan sudah Lalu dicari solusi menyewa tidak ada waktunya lagi untuk mobil. Didapat mobil Kijang warna putih yang kemudian diminta ngebut menuju Jakarta. Untungnya Masduki cukup familiar dengan situasi Bandung karena dirinya dulu kuliah di sana. Di tengah perjalanan menuju Jakarta Masduki juga merayu petugas penerima proposal, namanya Ibu Evi, agar sabar menanti dan tidak pulang dahulu. “Tolong Bu Evi, jangan d itinggal. Kami sedang p erjalanan menuju Jakarta ini,” kata Masduki memohon. “Iya Pak saya tunggu sampai jam lima sore. Kalau Pak Direktur sudah pulang, dan proposal belum ditandatangani beliau, maka tidak bakal ada 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 32
berhenti. “Kalau ingat kejadian baik. “Untung Bapak Direktur itu, sampai sekarang saya masih m asih ada tamu. Silakan merasa berdosa. Kok beraninya d itunggu,” katanya. Ini sebuah saya melarang Pak Amir untuk keberuntungan pada detik-detik salat Ashar,” kata Masduki. terakhir. Saat menunggu tersebut dimanfaatkan untuk duduk Seperti dalam sinetron saja, m enenangkan diri. Tidak lama kedua pengawal proposal itu k emudian tamu tersebut keluar sampai di kantor Ditjendikti dari ruang direktur. Bu Evi sudah sore, pukul 16.45 WIB. kemudian maju menghadap Berarti masih ada waktu dan berucap, “Pak, ini ada tamu seperempat jam. Tanpa pakai p erwakilan politeknik Banyuwangi. istirahat mereka langsung Sudah menunggu sejak tadi.” bergegas masuk gedung D itjendikti di Jl. Pintu 1 Senayan Direktur Akademik Tresna dan menghadap petugas. Dermawan Kunaefi menyambut dua tamunya dengan ramah. Bu Evi menyambut dengan Tidak lupa disertai permintaan maaf lantaran perwakilan dari Poliwangi tersebut harus menunggu terlalu lama. Alhamdulillah, wow dadanya yang sejak tadi terasa sesak l angsung jadi plong. Masduki mengaku baru bisa bernafas normal kembali. Dirinya justru bersyukur dengan adanya tamu tadi karena secara tidak langsung dapat m enghalang-halangi D irektur untuk tidak segera pulang ketika jam kerja usai. Pada sore menjelang petang itu dokumen perizinan beserta kelengkapannya serta dokumen final PIP Poliwangi akhirnya diterima oleh Dirjen Akademik dengan selamat. Andaikata waktu itu Kijang putih terjebak macet, atau Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 33
Kunjungan Bupati Banyuwangi Azwar Anas ke Poliwangi, 30 September 2010. tidak ada tamu, atau dirjen b eban. Beban apa? “Ya ada dua sudah m enutup ruang kerjanya, kardus dokumen penting yang mungkin Poliwangi tidak jadi harus kami bawa pulang. Saya lahir di Bumi Blambangan. dan Pak Amir memanggung k ardus itu dari kawasan Setelah sukses m enjalankan Cipaganti menuju tempat misi, Masduki dan Amir mangkal bus Kramatjati. Saya pun pulang ke Banyuwangi. malah sempat di foto Pak Ami Meskipun dokumen sudah waktu itu,” kata Masduki seraya d isetor toh keduanya tetap tertawa. n p ulang dengan membawa 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 34
1.6. Terbit Surat Izin Operasional D aya ingat manusia memang terbatas. Deretan peristiwa yang terjadi tidak semuanya dapat tersimpan dalam memori, kecuali m omen-momen yang memang mengesankan dan memorable saja. Demikian juga yang dialami oleh para perintis dan pendiri Poliwangi. Beberapa k ejadian begitu kuat diingat karena menegangkan atau m embahagiakan seperti yang dialami Masduki, MP.SA. yang sport jantung mengantar dokumen final menjelang deadline atau pengalaman Drs. Sabari tentang betapa s ulitnya mencari mahasiswa baru. Akan tetapi apabila sudah menyangkut angka, data statistik, maupun tanggal suatu kejadian biasanya banyak yang tidak hafal dan g ampang terlupakan. Itulah sebabnya perlu dibuat catatan dan dokumentasi Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 35
Menghadap Kepala Kopertis VII Wilayah Jawa Timur, 4 Mei 2010. agar semuanya dapat terabadikan. memberi jawaban pendek tetapi Beruntung di antara personel tim mengena, “Saya ada datanya. yang terlibat sejak awal proyek Insyaallah sudah saya catat pendirian Poliwangi ada yang semua.” Darinya diperoleh data tekun mencatat sehingga menjadi cukup lengkap dalam bentuk tabel dokumen tertulis yang cukup yang menyajikan tanggal kejadian, rinci dan komplet. Amir Hidayat, keterangan ringkas aktivitas, SKM., M.Si telah mengerjakan personel yang terlibat, hasil yang tugas penting itu, sesuai perannya diperoleh, hingga bukti fisik dan sebagai anggota Tim Pelaksana administrasi pendukungnya. seksi perizinan maupun sebagai Koordinator Bidang Administrasi Dari dokumen tersebut segera dan menjadi Keuangan Satuan terlihat apa saja aktivitas yang P elaksana Kegiatan (SPK) dijalankan tim di Banyuwangi Program Hibah Pendirian setelah berkas dokumen final Poliwangi. pendirian Poliwangi masuk ke Ditjendikti. Yang jelas, Ketika diminta menceritakan b erlangsung banyak kegiatan dari tentang kronologi proses pendirian rapat ke rapat yang melibatkan kampus Poliwangi, dirinya sejumlah pihak. Pada 27 Februari 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 36
Studi banding ke Politeknik Negeri Cilacap. 37
2008 berlangsung rapat persiapan memasuki kantor Direktorat operasional Poliwangi lintas Akademik Ditjendikti di Jakarta sektor dengan yayasan di ruang untuk mengikuti acara konsultasi rapat Pemerintah Kabupaten dan penyelesaian administrasi Banyuwangi. perizinan politeknik. Dalam pertemuan itu ditagih Perda “Dalam rapat itu dibahas p enjamin k eberlangsungan sejumlah hal penting antara politeknik yang belum lain tentang Perda penjamin dilampirkan, karena masih dalam keberlangsungan Politeknik, proses penyusunan di DPRD. mekanisme realisasi dana sharing, Diinformasikan, tim reviewer juga lokasi kampus, MoU kerja sama, akan turun lagi ke Banyuwangi juga struktur organisasi beserta untuk meninjau kesiapan personelnya,” kata Amir Hidayat. implementasi. Setelah itu datang surat “Waktu itu kami juga diimbau undangan rapat lagi dari agar mempercepat sosialisasi Dirjendikti. Harap hadir di Hotel dan promosi Poliwangi serta Topas Jl. Junjungan 163 Bandung rekrutmen SDM mengingat pada 1-2 Maret 2008. Empat bulan September2008 sudah orang dikirim untuk mengikuti harus melakukan penerimaan rapat pendirian politeknik baru mahasiswa baru,” katanya. batch II itu. Dalam pertemuan briefing teknis itu disampaikan Bulan terus berjalan. Tiga hasil evaluasi akhir reviewer bulan kemudian kembali ada terhadap dokumen yang telah p ertemuan evaluasi di Hotel diajukan oleh masing-masing T opas Bandung dan kunjungan pemerintah daerah. studi banding ke Politeknik M anufacturing Astra dan Swiss Untuk Banyuwangi, ada German University (SGU) di beberapa yang harus direvisi yaitu Jakarta. Padap ertemuan t anggal mengenai visi misi, dan kurikulum 17 Mei 2008 itu d isampaikan Poliwangi yang belum spesifik persyaratan yang harus dipenuhi dan masih bernuasa program S1. untuk persiapan implementasi Padahal politeknik lebih mengarah program hibah adalah kepada skill development. p embentukan Satuan Pelaksana L ampiran dokumen belum Kegiatan (SPK) oleh Direktur l engkap, serta cash flow yang Politeknik. Setelah izin operasional dinilai belum rasional. dikeluarkan, akan ditandatangani contract a greement (kontrak Pada 18 Maret 2008, Zainal Arifin dan Amir Hidayat kembali 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 38
Belajar ke Polteknik Manufaktur dana pendampingnya dan/ Bandung, 4 November 2010. atau menyediakan dokumen keuangan yang sah (DPA) untuk lumpsum) antara Direktorat membiayai kegiatan yang menjadi Akademik dengan SKP Politeknik tanggungan/porsi Politeknik yang terkait untuk jangka waktu tiga bersangkutan untuk tiap termin tahun. pembayaran berkenan. Sebelum Ditjendikti melakukan Akhirnya kabar yang proses pencairan untuk setiap d inanti-nanti itu turun juga. termin pembayaran, SPK terlebih Pada tanggal 11 Juni 2008 dahulu diwajibkan menyetor Departemen Pendidikan Nasional resmi m engeluarkan surat izin o perasional bagi Politeknik B anyuwangi. Terbit Surat Keputusan Mendiknas No.99/ D/O/2008 tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Program S tudi dan Pendirian Politeknik Banyuwangi oleh Yayasan Pendidikan Tinggi Banyuwangi di Banyuwangi, dengan tiga program studi yaitu Teknik Mesin jenjang program Diploma 3 (DIII), Prodi Teknik Sipil jenjang program Diploma 3 (DIII), dan Prodi Teknik Informatika jenjang program Diploma 3 (DIII). Izin penyelenggaraan prodi diberikan untuk jangka waktu dua tahun terhitung sejak tahun akademik p ertama setelah d itetapkan k eputusan. Meskipun dengan status sebagai politeknik swasta, namun capaian ini dirasa sudah sangat membahagiakan. Perjuangan panjang dan berpeluh-peluh telah mendapatkan hasilnya. n Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 39
Proyek pembangunan gedung kuliah tahun 2010. 1.7. Mencari Lahan untuk Kampus K etika “lampu hijau” telah didapat dari Pemerintah Pusat bahwa Politeknik B anyuwangi mendapat izin beroperasi mulai tahun perkuliahan baru 2008, maka tim pelaksana semakin bersemangat menyiapkan segala 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 40
sesuatunya. Persiapan tersebut di sana Pemkab punya lahan meliputi sarana prasarana dan gedung balai latihan yang untuk kegiatan perkuliahan, belum optimal pemanfaatnya. tenaga pengajar, dan tenaga Licin merupakan dataran tinggi k ependidikan lainnya, sekaligus dengan jarak sekitar 15 km membuka pendaftaran dari pusat kota. Suhunya sejuk, mahasiswa baru. panorama alamnya indah, dan jauh dari kebisingan lalu lintas Hal pertama yang mesti kota. Tetapi kampus bukanlah dipikirkan adalah lahan tempat destinasi. Mahasiswa dari daerah berdirinya kampus baru. Semula tidak terlalu butuh tempat ada usulan gedung politeknik tenteram jikalau lokasinya Banyuwangi akan ditempatkan jauh dari kota domisilinya. di kawasan Desa Licin, di kaki Keterjangkauan lebih menjadi Gunung Ijen, karena kebetulan Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 41
Gedung kuliah Teknik Sipil (biru), Gedung kuliah Teknik Mesin (merah), Gedung kuliah Teknik Informatika (kuning). pertimbangkan utama ketimbang Kemudian ada juga opsi aspek kenyamanan. lain yang lebih dekat dengan kota Banyuwangi. Tersedia “Kalau Poliwangi kampusnya lahan di kawasan Kertosari, di Licin itu ibaratnya menaruh jalur besar Banyuwangi-Jember. balita yang dititipi seorang Tetapi batal dipilih karena dinilai manula. Balita itu mengurusi kurang representatif. diri sendiri saja belum bisa, a palagi dibebani merawat Beruntung, Pemkab balita, ya jelas tidak sanggup. B anyuwangi memiliki gedung Apalagi Poliwangi yang dibuka Pusat Latihan Keterampilan ini s tatusnya swasta,” kata Drs. Pemuda (PLKP) di Jalan Raya P anuri, M.M. salah seorang Jember Kilometer 13Labanasem, anggota Tim Teknis Poliwangi Kabat, Banyuwangi, yang waktu itu kepada Bupati Ratna jarang dipakai. Tentu akan lebih Ani Lestari, S.E., M.M. berdaya guna bila tempat itu 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 42
Gedung Politeknik Banyuwangi siap diresmikan, 6 Oktober 2010. dimanfaatkan sebagai kampus penggunaan gedung PLKP Poliwangi. Tempat ini juga untuk Politeknik Banyuwangi direkomendasi oleh tim monev di Labanasem. Permohonan Dikti usai hadir ke lokasi. Lokasi tersebut d irespons positif oleh ini memang lebih mudah B upati Ratna dengan keluarnya d iakses, tersedia transportasi SK Bupati nomor 188/1295/ umum, dan lebih punya daya KEP/429.011/2009 tanggal 22 tarik bagi mahasiswa. Oktober 2009 dan SK Bupati 188/1552/KEP/429.011/2009 Kemudian, sebagai tindak tanggal 3 Desember 2009, lanjut, Yayasan Pendidikan yang m enetapkan lokasi Tinggi B anyuwangi pembangunan Poliwangi di mengeluarkan surat b ernomor Labanasem. 26/YPTB/VII/2009 t ertanggal 17 Juli 2009 yang isinya Dari enam areal yang dimiliki permohonan persetujuan Pemkab Banyuwangi di kawasan Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 43
Kabat, total luas lahannya Tari Gandrung Banyuwangi membuka prosesi peresmian mencapai 6,495 hektare. Angka ini masih di bawah ketentuan sehingga warga sekitar bebas Ditjendikti yang mensyaratkan m enggembalakan ternaknya di minimal punya lahan seluas 10 situ. hektare. Syukurlah secara bertahap “Berarti masih kurang empat kekurangan tersebut ditutup hektare,” kata Enes Ariyanto dengan membeli beberapa Sandi, salah satu anggota lahan di sekitarnya, sehingga taskforce penegerian Poliwangi. sesuai tenggat waktu persyaratan “Kalau rapat pertemuan 10 hektare dapat dipenuhi. dengan Dikti, kami gak berani Termasuk telah membeli omong kalau lahannya kurang, lahan perkebunan di Desa pokoknya kami menjanjikan Macan Putih yang kemudian ada,” lanjut Enes mengenang. dimanfaatkan sebagai kampus luar kelas tempat praktik Suatu saat dalam rapat mahasiswa Agribisnis. Saat antara panitia daerah dengan Dikti di Jakarta, panitia m enunjukkan foto-foto lahan kampus yang baru ditempati. Bangunan yang ada hanya di bagian depan saja, dikenal s ebagai gedung lingkar, b erwarna merah, biru, putih, dan aula. Sisanya lahan kosong. “Dikti mungkin ragu, bagaimana ini bener apa enggak 10 hektare? Jadi kalau dalam rapat pertemuan, kami disindir lahan ini kesannya antara ada dan tiada. Apalagi mereka m elihat di foto itu ada orang a ngon kerbau dan sapi,” kata Enes sambil tertawa. Waktu itu lahan di belakang kompleks balai diklat memang belum dibebaskan. Wajar belum ada pagar pembatas 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 44
gedung Poliwangi. Jember juga berawal dari tempat ini. Sekarang gedung tersebut buku ini ditulis, luas lahan digunakan untuk kantor Dinas yang d ikuasai Poliwangi sudah Pendapatan Daerah (Dispenda) m encapai 10,23 hektare. Banyuwangi. Baru pada tahun 2010 tempat kuliah Poliwangi Optimis Saja boyong ke Labanasem. Sebelum sarana prasarana di Kondisi awal kuliah di kawasan Labanasem dibangun, tahun 2008 memang masih untuk sementara mahasiswa serba terbatas, untuk tidak baru angkatan perintis mengikuti mengatakan darurat. Sarana kuliah di gedung Sasana Wiyata kuliah hanya berupa ruang Jl. Sultan Agung 140 kawasan kelas sederhana dilengkapi meja Cungking Mojoroto yang dulu kursi dan papan tulis biasa. pernah ditempati SMK Wiyata Wajar jika kemudian muncul dan sebuah taman kanak-kanak. ledekan bahwa Poliwangi itu Dulu cikal bakal Universitas kampus PPP alias Paran Paran Padang. Istilah bahasa Using itu maknanya tidak ada apa-apa sama sekali. Kosong. “Meskipun paran paran padang, tetapi kita aos saja. Pede dan optimis saja,” kata Drs. Panuri, M.M. yang asli suku Using deles itu. Optimisme itu cukup beralasan karena pada awal berdiri perguruan tinggi telah mendapatkan janji akan mendapat kucuran dana hibah pendirian politeknik B anyuwangi. Jumlah dananya juga cukup besar. Mencapai Rp100 miliar lebih. Dana sebesar itu merupakan dana sharing b ersama antara D itjendikti dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 45
’’Wajar jika nebeng menggunakan alat-alat praktik milik SMKN. Logis k emudian muncul jika kadang ada mahasiswa ledekan bahwa yang protes atau meragukan Poliwangi kampus k esungguhan pengelola dalam PPP alias Paran membuat perguruan tinggi yang Paran Padang. layak. Istilah bahasa Using itu artinya Selain gedung, yang tidak tidak ada apa-apa kalah pentingnya adalah sama sekali.” m enyiapkan tenaga pengajar yang siap pakai. Proses komposisi 70% Dikti, 30% rekrutmen dosen dilakukan Pemkab. d engan cara yang sederhana, model getok t ular antar sesama Untuk keperluan praktik teman, tidak melalui publikasi mahasiswa, untuk sementara media massa atau radio. Ini memanfaatkan fasilitas dan demi kepraktisan, juga demi laboratorium milik SMKN I menjaga soliditas tim, yang Glagah maupun SMKN 1 Giri sangat membutuhkan tenaga Banyuwangi. Karena sebagian pengajar yang loyal dan besar para pendiri Poliwangi berdedikasi untuk mengawal adalah orang-orang vokasi pertumbuhan kampus baru. SMK maka untuk sementara m ahasiswa diperbolehkan Waktu itu sejumlah dosen Akaba juga diminta bantuan tenaganya untuk turut mengamalkan ilmunya di Poliwangi. Kebanyakan sebagai dosen luar biasa. Beberapa tahun kemudian, ketika P oliwangi dinegerikan, maka para dosen tersebut diberi tawaran dua pilihan. Bersedia menjadi pegawai tetap Poliwangi atau memilih kembali ke Akaba. n 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 46
1.8. Membentuk Satuan Pelaksana Kegiatan P rogram pendirian politeknik baru yang diinisiasi Ditjendikti dalam realisasinya melibatkan unsur pemerintah daerah. Karena di dalamnya terdapat kegiatan hibah dan bantuan daerah maka proses pelaksanaannya harus mengikuti peraturan yang berlaku. Antara lain mengacu kepada Kepmendiknas No 234/U/2000 tentang p edoman pendirian perguruan tinggi dan SE Mendagri No 900/2677/SJ tentah hibah dan bantuan daerah. Pada pertemuan briefing teknis pada 17 Mei 2008, Kasubdit Kurikulum dan Program Studi Direktorat Akademik Ditjendikti menyampaikan bahwa salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk persiapan implementasi program hibah adalah pembentukan Satuan Pelaksana Kegiatan(SPK) oleh Direktur Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 47
Undangan menghadiri peresmian gedung Poliwangi. Politeknik. Sebab setelah izin K eputusan Direktur Politeknik o perasional p oliteknik keluar, Banyuwangi. p enandatanganan contract agreement (kontrak lumpsum) Tugas pokok SPK adalah akan dilakukan oleh Direktorat mengelola program kegiatan Akademik dengan SKP hibah sesuai yang tertuang Politeknik terkait. dalam rencana pelaksanaan kegiatan. Juga melakukan Oleh karena itu, demi p emantauan dan e valuasi untuk menjamin kelancaran terhadap semua kegiatan. SPK dan e fektivitas pelaksanaan juga bertugas m elaporkan pengadaan barang dan jasa perkembangan kegiatann program hibah tersebut, kepada pemangku k epentingan maka segera dibentuk Satuan terkait yaitu Direktur Poliwangi, Pelaksana Kegiatan (SPK) Yayasan Pendidikan program hibah pendirian Tinggi Banyuwangi, Bupati Politeknik Banyuwangi. Banyuwangi, dan Dirjendikti SPK dibentuk melalui Surat Depdiknas. 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 48
Bupati Dr. Ratna Ani Lestari, S.E., M.M., meresmikan gedung Politeknik Banyuwangi, 6 Oktober 2010. Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 49
Untuk program hibah tahun Pada perkembangan 2008 Direktur Poliwangi Ir. Joke berikutnya susunan SPK ini Pratilastiarso, M.T., membentuk mengalami perubahan personel SPK melalui SK No 001/KEP/ beberapa kali. Misalnya pada DIR/2008 tertanggal 14 Juni 30 Juni 2009 posisi K oordinator 2008. Susunan personalianya Administrasi yang dipegang adalah sebagai berikut: Iftitah Wadyawati, S.E. diganti Qurrota A’yun. Juga ada Ketua: penambahan sejumlah jabatan Masduki, M.PSA. staf administrasi dan pembantu administrasi, serta ada tim Koordinator Bidang m onitoring dan evaluasi. Akademik: Ketika jabatan Direktur Drs. Panuri, M.M. Poliwangi diduduki Fajar S uasana, SH, juga terjadi Koordinator Bidang perubahan susunan dan Administrasi dan Keuangan: p ersonel SPK yaitu pada 31 Desember 2009 dan 3 J anuari Amir Hidayat, SKM, M.Si. 2011. Sampai sejauh itu personel yang berubah hanya Koordinator Bidang di level tengah dan bawah, Pengadaan: s edangkan posisi Ketua SPK Ir. Zainal Arifin. tetap dijabat oleh Masduki, Koordinator Administrasi: Iftitah Wadyawati, S.E. ’’Dengan adanya Satuan Pelaksana Kegiatan (SPK) maka kegiatan p elaksanaan hibah pendirian Poliwangi yang berkait dengan pembangunan fisik dan administratif dapat fokus ditangani oleh satuan tersendiri. SPK bertugas m embangun wadahnya, sedang direktur beserta dosen dan tenaga kependidikan menggarap isinya. 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 50
Komplek perkuliahan Poliwangi menjelang peresmian. MPSA. Baru pada perubahan Pengelola Administrasi SPK tertanggal 1 April 2011, Keuangan : Ketua SPK dijabat oleh Drs. Sartono. Susunan lengkapnya Nirmala Ayu Ningtyas, S.E. adalah sebagai berikut: Staf Administrasi Sarana Ketua : Prasarana : Drs. Sartono. Tri Prasetyo, SAB. Koordinator Bidang Akademik : Staf Administrasi Akademik: Ari ratna Juwita, S.E. Drs. Panuri, M.M. Staf Administrasi dan Koordinator Bidang Keuangan: Administrasi dan Keuangan: Panca Riza Sunandar. Amir Hidayat, SKM, M.Si. Pembantu Administrasi : Koordinator Bidang Sarana Siswo Handoko, Deni Sigit, Prasarana : Enny Purwati, Priyo Widya Fajar, S.E., Khairul Salam, S.T. Drs. Moh. Ilyas Karnoto. Dengan adanya SPK maka Bendahara : kegiatan pelaksanaan hibah Qurrota A’yun. Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 51
Jajaran SKPD Pemkab Banyuwangi menghadiri undangan peresmian gedung Poliwangi. pendirian Poliwangi yang SPK juga turut berakhir. Realitas berkait dengan pembangunan ini sempat menimbulkan fisik dan administratif dapat k ekhawatiran di kalangan fokus d itangani oleh satuan internal kampus. Kekhawatiran tersendiri. Dengan demikian yang wajar sebab kucuran dana Direktur Poliwangi beserta staf dari Pemerintah Pusat tentu pengajar dapat konsentrasi akan berkurang, sementara mengembangkan kualitas keberadaan Poliwangi yang pendidikan serta menangani merupakan perguruan tinggi kegiatan perkuliahan swasta, masih belum mapan. sehari-hari. Ringkasnya, Bahkan boleh dikata masih SPK bertugas membangun “balita”. wadahnya, sedang direktur beserta jajaran dosen Oleh karena itu ada dan tenaga kependidikan keinginan dan harapan besar menggarap isinya. dari mereka agar Poliwangi d ijadikan politeknik negeri Setelah program hibah sehingga keberlangsungan hidup pendirian Politeknik Banyuwangi kampus ini dapat terjamin di selesai maka peran dan fungsi masa-masa mendatang. n 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 52
1.9. Merayu Calon Mahasiswa Baru I barat membuka toko, biasanya pada awal-awal buka akan sepi pembeli. Wajar karena memang toko baru, sehingga belum dikenal oleh publik. N amun secara perlahan, dan dipercepat dengan promosi dan publikasi, maka pembeli akan berdatangan. Bahkan kemudian pembeli tersebut berubah menjadi pelanggan setia. Kehadiran Poliwangi agaknya juga mirip dengan itu. Di saat awal penerimaan mahasiswa baru, untuk perkuliahan yang dibuka pada bulan September 2008, peminatnya masih sangat sedikit. Maklum kampus ini belum dikenal keberadaannya. Bahkan waktu itu istilah “politeknik” pun masih asing di telinga anak sekolah dan para orang tua. Guna mengatasi kenyataan itu, maka pihak Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 53
Membuka pendaftaran mahasiswa baru di stan pameran pendidikan. P oliwangi berupaya m elakukan senior m engungkapkan, dirinya sosialisasi dan promosi. termasuk yang ikut “bersafari” Bentuknya b ermacam-macam. keluar masuk ke sekolah-sekolah Antara lain melakukan untuk m empersuasi siswa, agar sosialisasi ke sekolah-sekolah setelah lulus mereka tertarik SMK maupun SMA. Direktur meneruskan studi ke Poliwangi. Poliwangi Fajar Suasana, S.H. mengenang, waktu itu Selain jurus sosialisasi dirinya bersama para dosen door to door juga dilakukan turun lapangan. Membuat p romosi dengan spanduk forum yang menghadirkan besar yang dipasang pada siswa untuk d ikenalkan dengan tempat-tempat strategis di “makhluk baru” yang bernama jalan umum. Bahkan untuk Poliwangi. Abdul Rohman, m emancing minat, pada media S.T., M.T., seorang dosen publikasi outdoor tersebut juga dicantumkan sebuah kalimat 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 54
Jemput bola, mengenalkan Poliwangi di SMA dan SMK. janji yang agak spekulatif: swasta. Wajar jika masih “Politeknik Banyuwangi ini akan dipandang sebelah mata oleh d inegerikan!” Radio lokal juga anak-anak lulusan SMA/MA/SMK. dijadikan sarana untuk beriklan. Tidak hanya promosi mencari Drs. Sabari dan Sugihartoyo, mahasiswa baru, pengumuman S.H. menjadi saksi hidup betapa rekrutmen dosen dan karyawan beratnya mendapatkan calon juga dilewatkan siaran radio. mahasiswa. Sejumlah jurus m arketing dimainkan, tak lupa Sebagai lembaga pendidikan dengan iming-iming diskon baru tentu harus aktif b esar dan beasiswa segala. Toh m engenalkan diri serta berupaya peminat belum juga banyak membangun kepercayaan. yang merapat. Lulusan SMA/ Jelas ini tidak mudah. Apalagi SMK dari keluarga berada saat berdiri, Poliwangi masih lebih suka melanjutkan kuliah di m erupakan perguruan tinggi k ota-kota besar, sedangkan yang Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 55
lain memilih tutup buku dan kemudahan maupun keringanan. berangkat mencari p ekerjaan. Bahkan Sabari mengaku sering Meskipun demikian upaya merogoh kocek pribadi untuk sosialisasi dan promosi terus biaya pendaftaran sejumlah anak digencarkan agar Poliwangi didiknya yang bersedia menjadi dikenal masyarakat, setidaknya mahasiswa Poliwangi, per anak diketahui oleh warga internal seratus ribu rupiah. Banyuwangi sendiri. Meskipun sudah d iperlakukan Drs. Sabari, yang saat itu istimewa seperti itu, ada saja menjadi kepala STM Negeri merasa yang tidak betah, lalu 1 Glagah Banyuwangi, tidak memilih keluar dari bangku b osan-bosannya mendorong kuliah. Boleh jadi faktornya ada siswanya yang lulus untuk mau pada motivasi internal. Sejak melanjutkan pendidikan ke awal sebagian dari mereka Poliwangi dengan diberi beberapa memang kurang berminat Sosialisasi keberadaan Poliwangi di sekolah menengah oleh Muh. Fuad Alharis. 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 56
kuliah, tetapi karena diberi Masduki, S.Pd., MPSA., b easiswa, mereka coba-coba selaku Ketua Tim Pelaksana masuk kuliah. k emudian sebagai Ketua SPK juga tidak berpangku tangan. “Pokoknya seperti Kepada teman sejawat, saudara, mengurungi ayam. Kita pegang, maupun tetangga dirinya kita kurungi, ada yang tidak aktif bertanya apa ada yang betah, pergi keluar. Kita cari punya anak akan lulus SMA/ murid baru lagi, lalu kita SMK? “K alau ada, ayo saya kurungi lagi, begitu ceritanya,” minta semua ramai-ramai masuk k atanya sambil tertawa. Sebuah Poliwangi,” katanya sambil analogi yang tidak terlalu pas tidak lupa menyampaikan tetapi m inimal menggambarkan prospek cerah lulusan politeknik k enyataan obyektif betapa tidak nantinya. Bahkan kepada mudahnya mencari mahasiswa anggota komunitas hobi, bagi sebuah kampus baru. Acara rutin tahunan, promosi ke sekolah-sekolah oleh Direktur Poliwangi Fajar Suasana, S.H. Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 57
Promosi pendaftaran mahasiswa baru lewat siaran radio FIS FM Banyuwangi, 2009. rekan-rekan sesama klub tenis Radius rumah tinggal mahasiswa meja, Masduki juga banyak juga mulai melebar, tidak hanya berpromosi. Hasilnya lumayan, dari banyuwangi dan sekitarnya ada beberapa lulusan yang mau saja, tetapi sudah meluas hingga bergabung. luar provinsi Jatim. Pada tahun pertama dan Apalagi ketika sudah tahun kedua pembukaan berstatus negeri, banyaknya Poliwangi, jumlah mahasiswa calon mahasiswa yang yang b erhasil direkrut tidak mendaftar meningkat s ecara sampai 100 orang. Namun signifikan. Mahasiswa juga seiring dengan perjalanan waktu berdatangan dari luar pulau, masyarakat sudah mulai tahu ada mahasiswa yang berasal keberadaan Poliwangi dan dari Medan, Aceh, maupun dari mulai menaruh kepercayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur. k epadanya, maka secara Sekarang jumlah mahasiswa b ertahap jumlah m ahasiswa Poliwangi pada tahun akademik mengalami peningkatan pada 2001/2002 mencapai 3.329 setiap tahun perkuliahan baru. mahasiswa. n 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 58
1.10. Menjadi Politeknik Negeri S ekali layar terkembang, pantang biduk surut ke pantai. Begitu bunyi peribahasa yang menggambarkan tekad dan optimisme untuk terus bergerak maju untuk mewujudkan cita-cita. Kiranya tekad itu pula yang bersemayan di dada para perintis dan pelaksana Poliwangi di awal-awal tahun berdiri. Mereka paham dan merasakan betapa tidak mudah menggaet mahasiswa baru. P oliteknik masih menjadi barang baru di Banyuwangi saat itu. Padahal nomenklatur program studi yang ditawarkan tidak terlalu spesifik, bahkan sudah familiar sebagai istilah umum: Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan Teknik Informatika. Tetapi semua kendala harus disikapi sebagai tantangan yang harus dicarikan jalan keluar. Maka Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 59
Bupati H. Abdullah Azwar Anas, M.Si. masyarakat serta berupaya mengubah mindset dan persepsi tahun-tahun berikutnya adalah masyarakat terhadap pendidikan perjuangan memperkenalkan vokasi. Sebagian masyarakat keberadaan institusi Poliwangi, masih menduga bahwa lulusan aktif melakukan sosialisasi, serta prodi Teknik Mesin itu nantinya tak lelah mem-branding diri. akan bekerja menjadi montir di Melakukan persuasi dengan bengkel. Lulusan prodi Teknik mendeklarasikan bahwa Sipil akan berprofesi sebagai P oliwangi merupakan kampus tukang bangunan. Padahal tidak binaan ITS Surabaya dan demikian. Butuh waktu untuk dipersiapkan menjadi politeknik melurusnya. negeri. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengedukasi Menurut kesaksian dosen senior, Shofi’ul Amin, rendahnya minat warga terhadap politeknik ini terlihat dari sedikitnya calon pendaftar. Pada era tahun 2 009-an, untuk prodi Teknik Mesin dan Teknik sipil, setiap tahunnya hanya mampu m enjaring sekitar 16 sampai 18 mahasiswa baru. Itupun dengan susah payah. Sedang prodi Teknologi Informasi masih lumayan peminatnya. A nak-anak muda generasi m ilenial Banyuwangi agaknya sedang gandrung dengan ilmu komputer dan dunia internet mulai booming. Oleh karena itu setiap menjelang tahun perkuliahan baru akan selalu menjadi masa-masa sibuk agar dapat diperoleh peningkatan jumlah mahasiswa baru d ibanding tahun-tahun sebelumnya. Akhirnya sang waktulah yang 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 60
paling mampu memberikan Mendikbud Prof. Mohammad Nuh, DEA. penyadaran dan pembuktian. Pada tahun 2011-2012 dan P emerintah Kabupaten mahasiwa angkatan pertama Banyuwangi untuk m enyerahkan Poliwangi sudah ada yang aset Poliwangi kepada lulus. Terbukti mereka mudah Pemerintah, dalam hal ini ke- terserap dunia kerja dan banyak pada Direktorat Jenderal Pendi- bekerja di tempat-tempat yang dikan Tinggi Kemendikbud RI. layak. Ada yang menjadi ASN, ada yang menjadi karyawan Untuk memuluskan langkah perusahaan besar, dan tersebut, masing-masing sebagainya. “Yang menarik, p engurus YPTB sampai ternyata sebagian besar dari merasa perlu untuk membuat alumni itu bekerja menjadi guru surat pernyataan bermeterai di SMK, juga ada yang menjadi di hadapan notaris Abdul teknisi di Poliwangi sini,” kata Shofi. Di samping pengelola P oliwangi aktif melakukan sosialisasi tentang eksistensinya di masyarakat, semangat untuk memperjuangkan agar kampus ini menjadi politeknik negeri juga tidak mengendur. L angkah-langkah menuju ke sana terus dilakukan. Apalagi mendapat dukungan penuh dari Bupati selaku kepala daerah. Banyak hal yang h arus d isiapkan agar p rosesnya berjalan lancar sesaui harapan. Proses p enegerian membutuhkan sejumlah syarat agar tidak menyisakan masalah di masa mendatang. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah kesediaan Yayasan Pendidikan Tinggi Banyuwangi (YPTB) Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 61
Ki-ka: Ir. H. Samsul Hadi, Dr. Ratna Ani Lestari, S.E., M.M., Abdullah Azwar Anas, S.Pd., S.S., M.Si. Malik, S.H. bertanggal 6 Nota Kesepahaman dengan September 2012. Inti isinya nomor 04/KB/E/XI/2012 n omor menyatakan bahwa YPTB 188/4445/429012/2012 itu benar-benar memiliki aset d itandatangani Prof. Dr. Ir. berupa tanah, gedung, dan Djoko Santoso, M.Sc. selaku peralatan milik Pemerintah Dirjendikti dan H. Abdullah Kabupaten Banyuwangi yang Azwar Anas, M.Si selaku Bupati d ipergunakan untuk fasilitas Banyuwangi. Nota inilah yang YPTB. Setiap pengurus yayasan akan dipakai sebagai pedoman m enyatakan tidak m empunyai dalam proses penegerian hak kepemilikan untuk Poliwangi. menjual, menggadaikan, dan m emindahtangankan ke pihak Dalam nota kesepahaman lain atas aset yang dikelola tersebut disepakati bahwa YPTB. Jadi, pengurus yayasan K emendikbud b ertanggung hanya sebagai pengelola saja. jawab dalam hal penyediaan SDM, pendanaan, serta sarana Perkembangan berikutnya prasarana Politeknik Negeri menunjukkan sinyal-sinyal B anyuwangi. Sedangkan yang positif. Kemendikbud Pemerintah Kabupaten membuat langkah yang cukup Banyuwangi bertanggung berarti bagi Poliwangi yaitu jawab menyerahkan tanah dengan ditandatanganinya 60.495 m2 dan tanah 41.827 nota k esepahaman tentang m2 di Desa Labanasem, Pendirian dan Penyelenggaraan membantu penyediaan SDM, Politeknik Negeri Banyuwangi serta m embantu pendanaan antara Mendikbud dengan P oliteknik Negeri Banyuwangi. Bupati Banyuwangi pada tanggal 8 November 2012. Pada tanggal yang sama juga berlangsung serah terima 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 62
Mendikbud M. Nuh menghadiri seremoni penegerian Poliwangi. aset serta sumber daya manusia dokumen serah terima aset P oliteknik Banyuwangi dari dan SDM dari YPTB kepada Bupati Banyuwangi dan Kemendikbud bernomor 01/ YPTB kepada Dirjendikti YPTB/Aset/XI/2012 dan nomor K emendikbud RI. Berkas 1394/E/T/ 2012 tertanggal 8 dokumen serah terima aset November 2012. berupa tanah dan bangunan gedung kampus dari Pemerintah Tanpa menunggu waktu K abupaten B anyuwangi k epada terlalu lama status yang Kemendikbud bernomor didambakan itupun akhirnya 027/4441/429.203/2012 dan diperoleh juga. Pada tanggal nomor 1393/E/T/2012. Sedang 22 Februari 2013 terbit P eraturan Menteri P endidikan ’’Begitu dinegerikan, pendaftar calon mahasiswa baru Poliwangi langsung banyak. Kami sampai nolak-nolak. Prodi Teknik Sipil yang biasanya hanya dapat satu kelas, langsung terisi tiga kelas penuh.” Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 63
Direktur Poliwangi Ir. Asmuji, M.M. (tengah) menandatangani MoU dengan PT Telkom, 2013. dan Kebudayaan Nomor kelahirannya. No. 14 Tahun 2013 tentang Peresmian Poliwangi sebagai Pendirian, Organisasi, dan Tata Kerja Politeknik Negeri politeknik negeri dilakukan Banyuwangi. Permen yang secara berbarengan dengan ditandatangani Mendikbud Prof. peresmian Politeknik Madiun Mohammad Nuh, DEA. tersebut dan Politeknik Madura. Acara m enjadi dasar legal formal seremoni berlangsung di kampus dan pengakuan sah Poliwangi Lambanasem Poliwangi dihadiri s ebagai politeknik negeri. oleh Mendikbud Mohammad Nuh, DEA. Hujan deras turut Seluruh sivitas akademika mewarnai acara saat itu. Namun Poliwangi menyambut kabar demikian cuaca tersebut tidak ini dengan suka cita dan rasa mengurangi kegembiraan syukur tidak terkira. Terutama undangan yang hadir. Hujan bagi Ir. H. Asmuji M.M. selaku pun dimaknai sebagai guyuran Direktur Poliwangi saat itu. rahmat Tuhan yang dicurahkan Yang juga membuat dirinya untuk Poliwangi. Apalagi saat itu bahagia adalah ternyata di sisi Menteri Moh. Nuh tampak tanggal p enandatanganan hadir mantan Direktur Poliwangi p enegerian Poliwangi tersebut Ir. Joke Pratilastiarso, M.T. persis sama dengan ulang tahun dan Fajar Suasana S.H. Maka 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 64
Jalin kemitraan Poliwangi dengan Telkom. pertemuan pun berkembang semakin meningkat dan otomatis menjadi ajang silaturahmi dan persaingan m emperebutkan temu kangen. kursi m enjadi ketat. Dibanding dengan politeknik lain yang Begitu Poliwangi berstatus berusia sama, perkembangan sebagai perguruan tinggi negeri Poliwangi tergolong pesat. Pada dampaknya memang luar biasa. tahun 2022 jumlah mahasiswa Dengan menjadi PTN pertama yang menimba ilmu di kampus yang berdiri di Banyuwangi. tersebut mencapai 3.200 Pamornya langsung meninggi, mahasiswa lebih. tanpa perlu banyak promosi. Apalagi begitu dinegerikan “Pendaftarnya l angsung Poliwangi langsung menambah b anyak. Kami s ampai tiga prodi baru. nolak-nolak, karena keterbatasan kapasitas daya Perubahan pertama yang tampung. Prodi Teknik Sipil segera terlihat adalah jumlah yang biasanya hanya dapat satu peminat yang mendaftar kelas kecil langsung meningkat sebagai calon mahasiswa baru mendapat tiga kelas penuh. Di pada tahun kuliah 2013/2014 B anyuwangi rating Poliwangi l angsung meningkat d rastis. menjadi nomor satu,” kata Shofi Demikian pula pada tahun-tahun m enggambarkan situasi tahun berikutnya jumlah pendaftar Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 65
Suasana peresmian Politeknik Negeri Banyuwangi. pertama Poliwangi berstatus masuk dalam Permenristekdikti politeknik negeri. Nomor 9 T ahun 2017 yang ditandatangani Menteri Sesuai ketentuan M ohamad Nasir pada tanggal perundangan, Politeknik 4 Januari 2017. Dalam Negeri Banyuwangi wajib statuta tersebut termuat menyusun statuta. Statuta mengenai identitas institusi, adalah peraturan dasar penyelenggaraan tridarma p engelolaan Poliwangi yang p erguruan tinggi, kode etik dan digunakan sebagai landasan etika akademik, pemberian penyusunan peraturan dan gelar, lambang, bendera, hingga prosedur operasional di hymne dan mars Poliwangi. n Poliwangi. Statuta Poliwangi Penyerahan aset Poliwangi dari Pemkab Banyuwangi kepada Kemenristekdikti. 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 66
Tanggal-tanggal Bersejarah • Tahun 2003 : Terbentuk Tim Pengkaji rencana pendirian politeknik. • Tahun 2006 : Terbentuk Tim Perintis dan Tim Teknis pendirian politeknik. • 8 Mei 2007 : Bappeda Banyuwangi dan Tim Perintis lakukan pertemuan evaluasi. • 26 Juni 2007 : Komisi D DPRD Kab. Banyuwangi mendukung pendirian Politeknik Negeri Banyuwangi. • 27 Juni 2007 : Tim Pemkab Banyuwangi berkonsultasi ke Dirjendikti Jakarta. • 12 September 2007 : Ditjen Mengundang Banyuwangi Ikut Workshop Penyusunan Proposal Pendirian Politeknik Baru Bach II tahun 2008. • 19 Desember 2007 : Penandatanganan MoU Ditjendikti Depdiknas dengan Pemkab Banyuwangi tentang pendirian Politeknik Banyuwangi. • 20 Februari 2008 : Menyetor proposal pendirian Politeknik Banyuwangin ke Dirjedikti. • 13 Februari 2008 : Berdiri Yayasan Pendidikan Tinggi Banyuwangi (YPTB). • 11 Juni 2008 : Terbit SK Mendiknas No. 99/D/O/2008 tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Politeknik Banyuwangi (swasta). • 14 Juni 2008 : Penetapan Satuan Pelaksana Kegiatan (SPK) Program Hibah Pendirian Poliwangi tahun anggaran 2008 oleh Direktur Poliwangi Ir. Joke Pratilastiarso, M.T. • 9 Agustus 2008 : Mengubah Anggaran Dasar dan susunan pengurus YPTB. • 8 November 2012 : Penandatanganan Nota Kesepahaman Pendirian dan Penyelenggaraan Politeknik Negeri Banyuwangi Dirjendikti Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. dengan Bupati Banyuwangi H. Abdullah Azwar Anas, M.Si. • 22 Februari 2013 : Terbit Permendikbud No. 14 Tahun 2013 tentang Pendirian, Organisasi, dan Tata Kerja Politeknik Negeri Banyuwangi ditandatangani Mendikbud Prof. Mohammad Nuh, DEA. Jejak Sejarah Politeknik Negeri Banyuwangi 67
15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 68
Bagian Dua: MEMBANGUN EKSISTENSI 69
Gedung 454 dan gedung perkuliahan. 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 70
2.1. Kampus Baru Berarsitektur Using P oliwangi pindah dari kompleks Kantor D inas Pendapatan Daerah Pemerintah Kab. Banyuwangi di kawasan Cungking ke L abanasem, Kabat, tahun 2010. M ereka menempati kompleks Balai Diklat (pendidikan dan Membangun Eksistensi 71
latihan) milik pemerintah daerah Gedung kuliah yang gagah. yang jarang dipakai. Bangunan-bangunan yang Di lahan seluas enam hektare pertama kali didirikan adalah itu terdapat sebuah aula dan Gedung 454 dan sebuah hotel tiga bangunan yang disebut untuk laboratorium Prodi D4 —sesuai warna dinding— Manajemen Bisnis Pariwisata. gedung biru, gedung merah, dan gedung putih. Aula tersebut Pembangunan dipakai kantor rektorat —para g edung-gedung baru tersebut direktur lembaga, sedangkan didesain dengan memasukkan tiga b angunan di belakangnya unsur budaya dan arsitektur yang disebut Gedung Lingkar, lokal. Sebagaimana aula yang d itempati karyawan administrasi sudah lebih dulu ada di sisi (BAU dan BAK), ruang kelas, depan kampus Poliwangi. dan laboratorium. Begitupun bangunan baru yang didirikan tersebut memiliki ciri Jadi, bangunan yang khas atapnya menyerupai rumah d igunakan Poliwangi hanya di tradisional Banyuwangi. Yakni depan saja. Lahan di belakang rumah adat suku Using. gedung-gedung tersebut masih kosong, bahkan belum Mengenai arsitektur aula dibebaskan. Beriringan dengan proses penegerian perguruan tinggi, lahan di belakang bekas Balai Diklat tersebut dibebaskan pemerintah daerah. P embebasan itu untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan Dikti, bahwa sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) harus memiliki kampus dengan lahan minimal seluas 10 hektare. Setelah Poliwangi diresmikan menjadi PTN pada 22 Februari 2013, setahun kemudian Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemenristek mulai m engucurkan dana guna m embangun gedung baru. 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 72
Poliwangi, saat peluncuran kota berbasis lokalitas. buku Banyuwangi Now (2016), Bangunan-bangunan tersebut saat itu Bupati Abdullah Azwar akan mengingatkan masyarakat Anas mengatakan, “Di samping atas kekayaan budaya dalam memenuhi kebutuhan fungsinya bentuk arsitektur yang estetis sebagai aula, kehadiran dan berkelanjutan bangunan yang ikonis menjadi kebanggaan tersendiri bagi Selain khas lokal, ciri masyarakat Banyuwangi, m enonjol dari p embangunan k hususnya sivitas akademika lanskap Banyuwangi adalah Poliwangi.” konsep arsitektur hijau (green a rchitecture). Seperti di Menurut Azwar Anas, p endapa, sejumlah ruang, beberapa bangunan selain dan kamar ditutupi rumput Poliwangi, seperti pendapa, bak b unker. Pencahayaan bandara, atau hotel, juga m engandalkan matahari, m enggunakan arsitekur lokal. s ehingga hemat energi dan Hal itu untuk menunjukkan ramah lingkungan. bahwa konsep pembangunan Adapun arsitek Andra Matin yang merancang Aula Poliwangi mendesain bangunan tersebut dua lantai, namun plafon lobi aula dibuat setinggi bangunan, sehingga bentuk segitiga atap terlihat jelas. Dari luar, bentuk b angunan yang menyerupai rumah adat Using dengan empat denah atap khas tampak jelas. Layaknya rumah adat yang mengedepankan k easlian m aterial yang digunakan, aula ini juga menyisakan plesteran, semen, beton, dan kayu yang dibiarkan terlihat apa adanya. Tanpa polesan cat atau warna. Selain Politeknik Negeri Banyuwangi, Andra Matin juga ikut mendesain Wisma Blambangan, Resort Using, dan Membangun Eksistensi 73
’’Pembangunan Tiga Bentuk Atap gedung-gedung Rumah adat Using memiliki baru Poliwangi kekhasan pada atap.Paling didesain dengan lengkap memiliki tiga bentuk memasukkan atap, yaitu tikel balung, baresan, unsur budaya dan dan cerocogan. a rsitektur lokal. Sebagaimana Bentuk tikel balung aula yang m erupakan bentuk dasar d idesain dengan rumah adat Using yang terdiri memasukkan atas e mpat rab (bidang) atap. unsur rumah Satu unit tikel balung dimiliki Using.” setiap keluarga yang menaungi a ktivitas penghuninya. Bandara Blimbingsari dengan P embentukan ruang-ruang di konsep hijau (green airport) dalamnya didasarkan pada pertama di Indonesia. Konsep jumlah orang yang menghuni. hijau ini tanpa menggunakan Sementara bentuk baresan lebih pengatur suhu ruangan atau sederhana daripada tikel balung AC. Pengatur suhu hanya ada dengan menghilangkan satu rab di ruang tertentu, seperti tempat di belakanganya sehingga terdiri server berada. “Kita optimalkan atas tiga rab atap. sirkulasi udara dan aliran air sehingga ruangan tetap terasa Baresan tidak bisa dikatakan dingin,” ujarnya. sebagai unit rumah tersendiri, karena muncul sebagai respons penambahan ruang. Satu unit tikel balung dianggap kurang luas, tidak cukup menampung kebutuhan anggota keluarga. Karena itu, bagian belakang ditambahi baresan. Sangat jarang ditemukan tipe baresan yang berdiri sendiri. Sementara bentuk cerocogan adalah bentuk atap paling sederhana dan jarang digunakan sebagai fungsi utama rumah hunian. Karena bentuknya sederhana, terdiri atas dua rab, 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 74
Acara peresmian aula Abdullah Azwar Anas. bentuk cerocogan digunakan m emakai pasak kayu pipih menaungi pawon (dapur) di yang disebut paju. Konstruksi bagian belakang rumah. bangunan sedemikian ini dapat dibongkar pasang sehingga Dahulu, strata sosial mudah untuk dipindahkan dan m asyarakat Using dapat dilihat tahan gempa. dari bentuk atap rumahnya. Jika terdiri atas tikel balung, Rata-rata kayu untuk baresan, dan cerocogan, bisa m embangun rumah Using dipastikan jika dia orang kaya berasal dari pohon bendo dan dan terpandang. Kini tidak bisa cempaka yang kuat. Dahulu dijadikan patokan. k ayu-kayu tersebut mudah d itemukan di Banyuwangi. Sementara itu, dinding Kayunya dipilih dari pohon yang s amping dan belakang cukup tua sehingga dinding rumah Using menggunakan rumah pun lebih awet. bambu yang disebut gedheg pipil. Bagian depan biasanya Gedung 454 Poliwangi pun menggunakan gebyog terbuat didesain menyerupai rumah dari kayu. Keunikan lain rumah adat Using dengan empat adat Using adalah susunan denah atap yang tampak jelas empat tiang kayu dengan dari kejauhan. Gedung ini sistem tanding tanpa paku tapi terdiri atas tiga bangunan. Membangun Eksistensi 75
Direktur Ir. Asmuji, M.M. dan Wakil Direktur III Enes Ariyanto Sandi, ST., M.M. Sebuah bangunan utama di direktur Poliwangi dijabat Pak tengah berlantai lima dan dua Asmuji. Konon, angka favorit bangunan di k iri-kanannya, Asmuji adalah 45 karena dapat masing-masing berlantai empat. dibaca sebagai AS, suku kata M engenai alasan p emberian awal namanya. nama Gedung 454, m enurut K a.Unit Humas P oliwangi Yang jelas bangunan baru W ahyu Naris Wari, S.T., M.T., di kompleks Poliwangi didesain mencerminkan jumlah lantai ramah lingkungan. Ruangannya m asing-masing bangunan. didesain tanpa pengatur suhu Bangunan utama Gedung 454 atau AC. Padahal udara Kota antara lain ditempati kantor para Banyuwangi terkenal panas. direktur Poliwangi —pindah dari Kalau ruang kantor tidak pakai aula. AC penghuninya pasti merasa kepanasan. Karena itu AC setiap Tetapi kalau dicari-cari hari selalu dihidupkan. alasan pemakaian nama 454 bisa juga dibaca sebagai asa, Dengan ruangan yang harapan, atau cita-cita baik didesain tidak pakai AC tentu untuk Poliwangi. Alasan lain sangat menghemat energi. yang dianggap debatable saat S ebagaimana rumah adat Using pembangunan gedung tersebut dahulu. Dalam hal ini pemakaian listrik dapat dibatasi. n 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 76
2.2. Logo, Hymne, dan Mars L ogo adalah sebuah gambar sebagai pengganti nama sebenarnya dari seseorang atau masyarakat, organisasi, lembaga, perusahaan, bahkan negara. Agen rahasia James Bond —dalam buku cerita dan film— dikenal memiliki logo berupa angka 007. Indonesia dikenal dengan lambang burung garuda, sebagai logo negara. Konon, logo sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu di berbagai kebudayaan dunia. Logo paling tua tapi masih dikenal hingga kini adalah simbol berupa lingkaran berasal dari gambar seekor ular menggigit ekornya sendiri yang kerap kali disebut ouroboros. Dalam mitologi Mesir ouroboros memiliki arti bahwa awal dan akhir sebenarnya satu kesatuan. Sedangkan dalam tradisi Tionghoa mirip konsep Yin dan Yang Membangun Eksistensi 77
yang melukiskan harmoni antara s etengah lingkaran berwarna dua kekuatan yang bertolak hitam pada bagian atas roda belakang. gigi; dan f. tulisan Poliwangi berwarna Sebagai lembaga perguruan hitam pada bagian bawah tinggi Poliwangi memiliki buku. lambang yang termaktub dalam Pasal 3 P ermenristekdikti Lambang sebagaimana (Peraturan Menteri Riset, dimaksud pada ayat (1) memiliki Teknologi, dan Pendidikan makna: Tinggi) Republik Indonesia a. bentuk segi lima memiliki Nomor 9 Tahun 2017 tentang Statuta Politeknik Negeri makna Pancasila sebagai B anyuwangi. Lambang atau azas negara dan pedoman logo tersebut berbentuk segi segala usaha serta kegiatan lima berwarna dasar biru muda Poliwangi bagi kepentingan dengan garis hitam tebal di bangsa dan negara; bagian luar dan garis hitam tipis b. roda gigi memiliki makna di bagian dalam. Di dalamnya peran pimpinan lembaga terdapat gambar: seperti sebuah onderdil yang a. roda gigi berwarna hitam berfungsi sebagai stabilisator, dinamisator, dan katalisator dengan pinggiran berwarna sehingga seluruh daya dan merah; potensi yang ada dapat b. buku terbuka berwarna putih berjalan dengan sinergis dan yang di atasnya terdapat pena berkesinambungan; yang merupakan perpaduan c. buku dan pena dari empat huruf, yaitu P, B, menggambarkan komitmen W, dan I berwarna merah dari sivitas akademika pada bagian kiri dan hitam P oliwangi untuk menuntut pada bagian kanan yang ilmu p engetahuan di tengahnya terdapat air dan teknologi, serta bergelombang yang melintang p engembangannya; berwarna biru; d. huruf P merupakan singkatan c. padi berwarna kuning di dari Politeknik Negeri dan sebelah kiri pena; huruf B, W, I merupakan d, kapas berwarna hijau dan singkatan dari Banyuwangi; putih di sebelah kanan pena; e. air bergelombang melintang e. tulisan Politeknik Negeri di tengah menggambarkan Banyuwangi berbentuk 15 Tahun Politeknik Negeri Banyuwangi: Berkarya untuk Negeri 78
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270