Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BIOGRAFI PROF SUGIMIN

BIOGRAFI PROF SUGIMIN

Published by sukemi kemi, 2022-10-03 07:58:38

Description: Perjalanan Prof Sugimin yang selalu menemui keberuntungan di angka 10. Mengajar di Institut Teknologi 10 Nopember, Tanggal lahir Bulan Oktober (10), menjadi Guru Besar ke-10 di ITS dan rumahnya pun di no-10, serta banyak lainnya. Berisi tentang kisah perjalanannya dari mulai kecil hingga menginjak usia diatas 80-tahun. Apa resepnya?

Keywords: Prof Sugimin

Search

Read the Text Version

Semua Kejadian. mencari harta biasa-biasa saja, Dilihat dari segi hidayah, tidak sampai bermalam-malam dan menempuh perjalanan Sugimin berpendapat, ternyata antarkota untuk berdagang d­ engan habisnya harta itu beras. Sang ayah kini melulu t­imbulah suatu keyakinan baru jadi petani m­ enggarap sawah. bahwa bukan harta yang dapat Kondisi rumah ayahnya dengan membahagiakan manusia. pendapa dan p­ ekarangan yang ­Bahkan harta dapat menyiksa cukup luas, berbeda jauh d­ engan manusia. rumah tetangga-tetangga. Kini hanya tinggal kenangan yang Dari pengalaman di ­desanya, mengingatkan bahwa ayah ketika banyak p­ erampok ­Sugimin pernah jaya. b­ erkeliaran yang ­menjadi s­ asaran selalu orang kaya. Selain Jika pulang ke desa, hati harta, orang yang dirampok juga Sugimin terasa bertambah sedih dibunuh. Jadi h­ arta benar-benar memikirkan ayahnya. Tengah m­ enjadi siksaan atau ancaman malam tidak tampak di rumah. hidup. Kata ibunya, ayah masih di sawah antre air untuk mengairi Bagaimana tidak tersiksa, sawah. setiap malam tidak berani tidur di rumah, melainkan ­harus Betapa sengsaranya. Pukul tidur dalam pengungsian­ 24.00 malam masih antre air. di kota. S­ ebagai hidayah, Padahal dahulu beliau d­ ikenal ­kemiskinan menyebabkan suatu orang kaya. Antre air d­ ikerjakan p­ embaharuan dalam hidup buruh-buruh. Tetapi kini ayah k­ eluarga Sugimin. sendiri yang m­ enangani p­ ekerjaan para buruh. Peristiwa perampokan itu terjadi pada tahun 1953, Dalam kesedihan karena menjelang Sugimin ujian k­ emiskinan yang m­ endadak, negara SMPN IV Yogyakarta. ­masih ada secercah Harta orang tua sudah tidak k­ egembiraan. Tahun 1953 dapat diandalkan untuk hidup Sugimin lulus dari SMPN IV masa depan. Sugimin sudah Yogyakarta dengan hasil yang tidak lagi menjadi anak orang sangat memuaskan. Ternyata kaya. Orang tuanya sudah hasil ujian negara jauh lebih jatuh miskin, sulit untuk bangkit baik dari rapor. Sugimin tidak kembali. Ayah dan ibunya juga pernah mendapat nilai 10 dalam sudah tidak terlalu berminat Aljabar dan delapan dalam Ilmu untuk mencari harta. Mereka Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 85

Ukur. Nilai rapornya pas-pasan b­ imbingan Pak Nyoman sebagai saja, berkisar enam dan tujuh. guru Fisika dan Pak Te sebagai Tentu saja hasil itu tak lepas dari guru Aljabar. n 86 Biografi Prof. Sugimin WW

2.5. SMA, BERTAPA DI KALI CODE B erkat lulus dari SMPN IV Yogyakarta dengan hasil yang sangat memuaskan, yakni nilai 10 dalam Aljabar dan delapan dalam Ilmu Ukur, Sugimin mulus mendaftar di SMA Negeri III/B Yogyakarta. Masih di lingkungan Kridosono. Tapi Sugimin harus menjalani masa SMA dalam kemiskinan. Maklumlah, sejak dirampok pada tahun 1953, orang tua Sugimin jatuh miskin. Sulit untuk bangkit ­kembali. ­Apalagi ayah dan ibunya juga sudah tidak terlalu ­berambisi untuk mencari harta. Buntut kemiskinan itu membuat Sugimin ­harus m­ eninggalkan rumah pondokan di Bausasran dan p­ indah ke pondokan di tepi kuburan Kali Code. K­ ampung di tepi sungai, kampung underground, karena atap rumah hampir sejajar dengan jalan. Sugimin Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 87

­memilih tepi kuburan karena Cara belajar tidak ada yang mau tinggal ­Sugimin unik. di situ. Mereka takut. Katanya Dia suka b­ elajar kuburan banyak hantunya. Tapi d­ engan cara bagi Sugimin, inilah “pertapaan” m­ enuliskan apa yang indah. “yang dibaca. “ Sugimin mendapat sebuah kamar sendiri, walaupun ­sangat W­ alaupun sangat jelek karena sempit. Di pondokan ini dia dicat dan dirakit sendiri, tetapi bisa memasak sendiri. Rumah lumayan karena dapat dipakai ini tidak mempunyai kamar pulang ke desa yang jaraknya mandi dan tidak mempunyai WC kurang lebih 20 km. ­sehingga harus menggunakan WC umum. Sedangkan untuk ­Sepedanya juga b­ erjasa mandi agak jauh di tepi s­ ungai. karena dapat dipakai m­ embawa Di sana ada belik, sumber bambu dari desa untuk air yang biasa dipakai mandi ­memperbaiki kamar. Sugimin bersama. Bagian belakang belik s­ empat heran, kalau d­ ipikir-pikir ditutup gedek karena m­ engarah bagaimana dahulu dapat ke belik lain khusus untuk ­membawa bambu dengan ­perempuan. Bagian muka belik ­bersepeda sejauh 20 km? terbuka, mandinya b­ ersama. Semula agak malu mandi Untuk belajar, Sugimin punya ­bersama, tetapi l­ ama-lama trik sendiri. Di Jalan Malioboro, m­ enjadi biasa. tak jauh dari Kali Code ada ­sebuah toko buku, namanya Musibah ternyata belum Toko Buku Pembangunan. Di berhenti. Sepeda satu-satunya sanalah Sugimin banyak belajar. yang tidak ikut dirampok saat itu Di toko buku boleh membaca, karena dibawa ke Yogyakarta, tetapi tidak boleh menyalin. hilang pula. Membeli sepeda Agar dapat menyalin, Sugimin baru, jelas tidak mampu. Kini ­mencoba menghafalkan apa kemana-mana terpaksa harus yang dibacanya. Sesampai berjalan kaki. Sugimin punya ide. di rumah, ditulis. Jika lupa, Dia membeli protolan-protolan pergi ke toko lagi, ­membaca sepeda di t­ukang rombeng. Pertama m­ embeli kerangka, lalu roda, stang, akhirnya dapat m­ enjadi sebuah sepeda. 88 Biografi Prof. Sugimin WW

lagi. K­ ebiasaan itu ternyata Sugimin mengenang, m­ empunyai efek tersendiri dalam p­ engalaman makan pagi yang mengasah kecerdasan. Sugimin cukup nikmat dan menyehatkan jadi mudah mengingat apa yang adalah sarapan dengan nasi dibaca. hangat yang langsung diambil dari periuk. Nasi panas doang Cara belajar Sugimin juga rasanya nikmat sekali. Masih agak unik. Dia suka belajar pagi beli lauk juga sulit. d­ engan cara menuliskan apa yang dibaca. Saat b­ erlangganan Sugimin lupa-lupa ingat gratis majalah Amerika, apakah memiliki dua ­setel n­ amanya American Mixcellany pakaian atau hanya satu, yang kertasnya bagus sekali, yang jelas diingatnya, setelah ­kertas majalah itulah yang ­sampai di rumah selalu ganti dipakai­untuk menulis hasil kaos dan sarung. Suatu saat dia ­hafalan dari toko buku. Majalah menggosok dengan setrika arang itu dicetak dengan tinta hitam, karena belum ada setrika listrik maka Sugimin menuliskannya s­ eperti sekarang. Ternyata celana dengan tinta merah atau hijau. berubah warnanya m­ enjadi Yang penting dapat dibaca ­kuning. Entahlah. Mungkin kembali dengan jelas dan tanpa l­antaran terlalu panas atau bayar. karena ada kotoran. Sugimin Bersama karang taruna menjadi panitia HUT Kemerdekaan RI di Djogojudan, Yogyakarta. Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 89

Nostalgia bersama sahabat SMA, 1954. Beruntunglah ­Sugimin boleh utang. Utang pertama b­ elum terpaksa berangkat sangat pagi, sempat dibayar, Eh, Sugimin sakit sebab saat itu ada ujian. Begitu lagi. Dia heran pada saat itu masuk kelas, langsung duduk di ­tiba-tiba seperti orang k­ esurupan. bangku. Begitu ujian selesai, dia Dia berteriak, b­ ersumpah t­idak tidak segera pulang, menunggu mau sakit lagi karena tidak teman-teman sekelas bubar. Dia ­memiliki uang. Aneh bin ajaib. pulang paling belakangan sambil Dengan cara itu Sugimin sembuh menutupi celana dengan buku. dan tidak perlu ke dokter lagi. Sejak SMP, Sugimin selalu Bertahun-tahun ­kemudian, menonjol dalam Ilmu Fisika. ­tepatnya 1966, di Negeri Bakat itu terus dipantau Guru B­ elanda, Sugimin bertemu Fisikanya Dokter Supomo saat di dokter Soeratiman. Sugimin SMAN III/B Yogyakarta. pun m­ engatakan dirinya s­ udah ­membayar utang. “Kamu Suatu saat Sugimin sakit ini a­ da-ada saja,” kata d­ r ­namun tidak mempunyai S­ oeratiman­ sambil tersenyum uang. Dia berobat ke dokter dan meng-gablok punggung S­ oeratiman. Sebelum diperiksa Sugimin. n Sugimin malu-malu bertanya, apa boleh utang. Dokter S­ oeratiman hanya tersenyum. 90 Biografi Prof. Sugimin WW

2.6. MASUK UGM, INGIN JADI GURU FISIKA T ekad Sugimin ingin sekolah guru tidak dapat diubah. Sudah bulat. Di SD gagal, karena tak didaftarkan, di SMP gagal karena menuruti Guru Asuh. Kali ini tidak boleh gagal. Tekadnya hanya satu, yaitu mendaftar sekolah guru BI di Semarang. Tidak lama kemudian Sugimin mendapat jawaban bahwa lamarannya di BI Semarang diterima. Bahkan langsung mendapat beasiswa. Namun ketika kembali ke SMAN III/B untuk mengambil salinan ijazah, di dekat papan pengumuman Sugimin membaca tulisan: ”Akan dibuka Fakultas Pasti dan Alam, lulusannya dapat ­bekerja menjadi Guru di Perguruan Tinggi dan SMA, serta L­ embaga Penelitian.” Ibarat pucuk dicinta ulam tiba. Lantaran cita-cita Sugimin memang ingin menjadi guru fisika, maka dia Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 91

langsung memutuskan memilih pertama di masa Indonesia masuk di Fakultas Pasti dan Alam merdeka. Universitas Gajah Mada (UGM). Kampus UGM sebelum Gajah Mada adalah nama m­ enyatu di Bulak Sumur tersebar Patih Kerajaan Majapahit yang di empat lokasi: berasal dari kalangan rakyat (1) Komplek Pagelaran di ­bagian bawah. Gajah Mada b­ erhasil menyelamatkan raja dari depan Istana Yogyakarta k­ epungan pemberontak dari untuk Fakultas Hukum dan d­ alam kerajaan, karena itu Pemerintahan; diangkat menjadi Patih. Patih (2) Komplek Ngasem untuk Gajah Mada ketika diangkat Fakultas Kedokteran, Fakultas bersumpah akan menyatukan Pertanian, Fakultas Biologi, Nusantara yang dikenal dengan dan Fakultas Farmasi; Sumpah Palapa. Gajah Mada (3) Komplek Jetis ditempati kemudian diambil sebagai nama ­Fakultas Teknik dan Pasti “Universitas Perjuangan” yang Alam; (4) Komplek Wijilan ditempati Sepasang kekasih. 92 Biografi Prof. Sugimin WW

Fakultas Sastra. Kantor Pusat tidak sembarangan bisa berada di kompleks Ngasem. ­memperoleh ijazah atau lulus Sedangkan tempat melakukan ujian negara. SMA N­ egeri yang pertemuan besar seperti dies terkenal saja tingkat k­ elulusannya natalis, wisuda, dan promosi hanya sekitar 60%. Kala itu doktor di Sitinggil (Siti Inggil bukan hal yang m­ engherankan = Tanah tinggi). Lantainya bila ada SMA wasta yang memang tinggi. Di Sitinggil itu t­ingkat ­kelulusannya 0%. ­Kriteria ada tempat kecil yang tidak k­ ehebatan SMA swasta diukur boleh diinjak oleh siapa pun, dari persentase tingkat k­ elulusan selalu dilindungi. ujian negara. Karena itu murid SMA swasta yang boleh ujian Presiden UGM Prof. Dr adalah yang telah lulus s­ aringan ­Sardjito dan Wakil Presiden di ­sekolahnya. Jika tak lulus UGM Prof. KRT Noto Negoro ujian saringan, boleh ujian ­merupakan tokoh yang oleh n­ egara t­etapi secara pribadi. masyarakat dianggap amat luar Ujian ­extrane namanya, di mana biasa pandainya. Ketika itu ­masih lulus atau tidak lulusnya tidak belum banyak orang p­ andai. m­ embawa nama sekolah. Masuk UGM tidak ­melewati tes. Asal mempunyai ijazah Saling ejek antarkomplek SMA ­Negeri, boleh masuk dan biasa dilakukan. Namum bukan ­memilih fakultas serta jurusan adegan sungguhan tetapi seperti apa saja. Perpindahan dari suatu adegan dari suatu sandiwara. jurusan ke jurusan lain yang Terutama ketika perpeloncoan. beda fakultas pun tidak masalah. Mahasiswa Komplek ­Pagelaran Jika menghendaki tahun pertama berbangga karena mereka mendaftar Fakultas Pasti Alam, calon kanjeng (residen), ndara tahun ke-2 Fakultas Kedokteran, (bupati zaman penjajahan). tahun ke-3 Fakultas Teknik, tidak Mahasiswa Komplek Ngasem ada masalah. Bebas. Tidak ada terutama k­ edokteran bangga juga model pembatas masa akan ­menjadi orang-orang ­studi, boleh lebih dari 20 tahun. kaya. Mahasiswa komplek Jetis bangga karena mereka akan Tampaknya amat m­ udah menjadi i­nsinyur-insinyur yang p­ ersyaratan masuk ­universitas, m­ enentukan kemakmuran belajarnya pun tampak bangsa. b­ oleh santai. Namun ­dalam k­ enyataannya, menurut ­Sugimin, Untuk mengingat komplek yang amat terkenal, Ngasem Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 93

dan Jetis diberi ”Jembatan Kadang ada hal-hal Kuldi”, yakni cara mudah untuk atau t­ indakan-tindakan mengingatnya. Ngasem d­ iambil yang tampaknya ”asem”, Jetis diambil ”tis” aneh dilakukan oleh ­ditambah ”pe” menjadi ”petis” dosen, k­ hususnya sehingga terkenal Asem-Petis. “p­ rofesor, tetapi Perpeloncoan merupakan semuanya b­ ertujuan kegiatan yang bermakna harus untuk ­keberhasilan berubah. Harus berubah dari m­ ahasiswanya.” keadaan ringan menjadi berat sekali. Tugas-tugas ­maupun s­ ebenarnya mengandung makna ujian di universitas berat ­sekali. tertentu ­untuk p­ engembangan Dosen berwenang penuh untuk k­ epribadian mahasiswa. m­ enentukan nasib lulus atau tidak. Tidak ada istilah protes Sugimin teringat, b­ eberapa karena merasa mampu. ­Tujuan kejadian yang tampak aneh pembelajaran tak ada batas t­erjadi. Misalnya ada profesor yang jelas. Jika buku yang yang bila menguji s­ ekelompok dipakai sudah ditunjuk, sudah mahasiswa di mana di diterangkan atau dikenalkan d­ alamnya ada wanitanya, atau belum diterangkan atau yang ­diuji h­ anya wanitanya. belum dikuliahkan, dapat dipakai Apabila wanita itu l­ulus, yang sebagai bahan ujian. l­aki-laki ikut ­lulus. Jika ­wanita tidak lulus, yang laki-laki juga Jika ikut ujian hanya ­tidak ­lulus. T­ ampaknya aneh. ­coba-coba tanpa persiapan ­Namun s­ etelah diselami, matang, akibatnya fatal s­ ekali. ­ternyata ­argumentasinya ilmiah. Sepandai apa pun, jika ada Pada waktu itu wanita masih satu mata kuliah yang tidak ­dianggap lemah. Ada k­ ewajiban lulus, pasti gagal total. Jika ada ­mahasiswa laki-laki dalam m­ ahasiswa yang ­bermasalah kelompok itu untuk mengajari dengan salah seorang ­dosen, yang wanita agar mempunyai dia harus keluar dari j­urusan kemampuan yang hebat sebagai k­ arena tidak mungkin ­lulus sampai k­ apan pun atau ­dengan dalih apa pun. Setiap m­ ahasiswa ­harus mengerti betul sifat d­ osennya. Setiap sifat dosen yang k­ elihatan aneh, 94 Biografi Prof. Sugimin WW

juru bicara dalam kelompok. ­saudara-saudara ­sekalian, Alasan sang profesor, bila dalam ­silakan duduk.” Bila kuliah kelompok itu wanitanya lulus sudah dibuka dengan s­ uasana diuji berarti yang laki-laki sudah hening, maka tak seorang lebih hebat dari yang wanita. pun m­ ahasiswa yang berani ­Pelatih tentu lebih hebat dari ­berbicara. Dapat dibayangkan, yang dilatih. memberi kuliah pada 500 orang tanpa pengeras suara bila tanpa Ada pula profesor yang kedisiplinan yang ketat tentu tak mengharuskan mahasiswanya dapat berjalan dengan baik. siap lebih dahulu dalam kelas ­sebelum sang profesor hadir. Jangan mengira sang Masuk kelas tepat di belakang profesor tidak mengenal sang profesor pasti tidak b­ oleh. ­mahasiswanya. Profesor Jika ditaati, kata Sugimin, m­ empunyai cara tersendiri untuk s­ ebenarnya sangat berarti untuk mengenal mahasiswa yang tidak mahasiswa. Mahasiswa harus disiplin. Ketika ujian ­berlangsung, menerima ilmu. Ilmu itu ada profesor ­mendatangi ­mahasiswa urut-urutan penyampaiannya. yang tidak disiplin, hanya Bisa jadi karena terlambat lima w­ ajah yang diingat. Kertas ujian menit pertama, mahasiswa tidak d­ ibolak-balik, ­diberitahukan dapat mengikuti l­anjutannya. k­ esalahan-kesalahannya, Pengalaman membuktikan, s­ eolah-olah dibantu. bila kita terlambat masuk P­ adahal ­sebenarnya ketika ­gedung bioskop lima menit m­ embolak-balik kertas tadi saja, kita akan sulit mengikuti tujuannya untuk mencari nama alur c­ eritanya atau paling tidak dan NRP mahasiswa yang tidak memerlukan waktu lebih dari 15 disiplin kemudian dicatat di buku menit untuk menyesuaikan. saku. Jika sudah begitu, jangan harap dapat lulus. Dalam suatu perkuliahan yang pesertanya sekitar 500 Mengingat faktor d­ isiplin m­ ahasiswa, bila profesor dan kerja keras harus ­dilakukan n­ ingrat itu masuk ruang kuliah, begitu masuk kuliah, maka ­mahasiswa harus berdiri ­seperti mahasiswa dicetak ­berdisiplin menyambut presiden masuk dan bekerja berat dalam ruang upacara. Setelah sampai b­ entuk perpeloncoan. Calon di mimbar, profesor berkata, m­ ahasiswa yang d­ ipelonco ”Atas nama negara saya akan harus ­gundul dan diberi j­ulukan memberikan kuliah kepada ­aneh-aneh: Kere kewek, Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 95

­kuntilanak, dan s­ ebagainya. pertunjukan dalam panggung Dalam p­ erpeloncoan m­ ahasiswa sandiwara. Peran sebagai ­dibentak, dihina, disuruh orang jahat, p­ emarah, penyiksa ­kerja keras, disuruh menuruti h­ arus d­ ilakukan ­sesuai ­dengan ­kehendak seniornya. l­akon dalam sandiwara itu. Para ­pemain dalam panggung Di Komplek Ngasem, s­ andiwara setelah p­ ertunjukan ada acara mahasiswa hanya usai, kembali seperti biasa. b­ erpakaian celana renang Akhir dari perpeloncoan ada ­diguyur air, disuruh berguling p­ embakaran atribut. ­Sebelum di pasir, kadang-kadang kanji. acara itu biasanya ada Mata ditutup. Dibuka tutupnya p­ enyatuan acara a­ ntarkomplek. hanya untuk melihat cacing. Di akhir perpeloncoan kere ­Diperintah menelan cacing kewek ­berperan sebagai m­ anten setelah mata ditutup. Padahal laki-laki berpakaian beskap, sebenarnya yang dimasukkan jarit, udeng, memakai keris. ke dalam mulut adalah mie K­ untilanak berperan sebagai besar seperti cacing. Ada tujuan manten wanita, berpakaian mulia di balik perpeloncoan itu, m­ anten wanita Jawa. S­ ugimin ­walaupun banyak ditafsirkan sebagai Kere kewek dan S­ ulis sebagai ajang balas dendam. sebagai Kuntilanak diarak Menjadi mahasiswa harus dari Pagelaran depan Keraton b­ erani bekerja keras berlipat jika J­ogjakarta melewati Malioboro dibandingkan ketika di SMA. menuju Jetis. Acara arak-arakan Disiplin ketat harus dilakukan. ini merupakan tontonan yang Tanpa itu tidak mungkin berhasil. menarik bagi warga Yogyakarta. Tunduk pada p­ erintah-perintah dosen atau asisten, ­karena Suasana haru terjadi ­perintah-perintah tertentu k­ etika atribut dibakar. B­ anyak m­ engandung arti baik untuk yang meneteskan air mata. mahasiswa. H­ ilanglah kebencian terhadap s­ enior-seniornya. Suasana mesra Dalam hidup ini tidak terjadi seperti kakak dan adik. ­semuanya selalu b­ erjalan ­mulus. Maka resmilah di tahun 1956 Sering dijumpai k­ ata-kata itu Sugimin dan t­eman-teman ­hinaan, cemoohan, ­pelampiasan s­ eangkatannya menjadi marah, dan ­sebagainya. m­ ahasiswa baru, m­ enjadi S­ ebelum menjumpai itu semua, anggota Dewan Mahasiswa harus d­ ilatih. Dalam latihan UGM. n itu akan berlangsung seperti 96 Biografi Prof. Sugimin WW

2.7. MENOLAK DOSA, MENIKAH SAAT KULIAH H ari ini Sugimin dibikin gundah gulana. M­ uasalnya dia baru saja menerima ­surat bertabur sanjungan dari seorang p­ utri b­ angsawan dari Semarang. Tengok saja salah satu larik yang dituangkan dalam surat itu: “A­ langkah bahagianya kelak yang menjadi pendamping hidupmu.” Seandainya surat sanjungan itu datang pada saat Sugimin sedang dalam kondisi baik-baik saja, pastilah Sugimin merasa mongkog, tersanjung, bungah, girang bukan alang kepalang. Tapi kali ini kondisi Sugimin sedang tidak baik-baik saja. Alias sedang dililit aneka masalah, terutama problema ekonomi dan perkuliahan. Menjadi mahasiswa Universitas Negeri Gajah Mada (UGM) Yogyakarta memang sangat membanggakan. Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 97

Gadis Rr. Sri Wahyuni. gagal. Tidak naik ke tingkat III. Hanya dua orang mahasiswa Tetapi menjadi mahasiswa yang dapat lolos. Mengapa miskin sungguh berat. Membeli gagal, Sugimin tidak mengerti. buku saja tidak mampu, bahkan Yang pasti kegagalan itu amat buku tulis pun terasa mahal. pedih dirasakan. Untunglah Asupan nutrisi tidak memadai. kini Sugimin sudah mempunyai Makan asal kenyang. Sarapan pegangan, tidak lagi percaya hanya nasi putih tanpa lauk. pada ilmu klenik. Hanya p­ ercaya M­ engingatkan ketika puasa kepada Allah SWT. Maka mutih, puasa makan nasi tanpa S­ ugimin meyakini, Tuhan pasti garam atau lauk apa pun. punya maksud tertentu. Bersyukur, dalam kondisi Nah, dalam kondisi ­seperti yang amat sulit seperti itu, itu munculah surat yang ­Sugimin masih berhasil naik m­ emerlukan pemikiran dan tingkat II, walaupun masih ada perenungan mendalam. S­ ugimin satu pelajaran yang tertinggal. mendapat surat dari Rr. Sri Tetapi tahun berikutnya Sugimin ­Wahyuni, putri bangsawan yang pernah memandunya ketika 98 Biografi Prof. Sugimin WW c­ oba-coba mendaftar sekolah guru BI di Semarang. Rupanya gadis itu merasa kagum ketika membaca buku catatan h­ arian Sugimin yang tertinggal di ­kamarnya. Sebelum memilih UGM, ­selepas SMA, pada tahun 1956, Sugimin bertekad meneruskan sekolah guru BI di S­ emarang. Kala itu Paman Sugimin, Om ­Sujianto, mendengar bila keponakannya akan ­mendaftar BI di Semarang. Dia lalu ­menghubungi keluarga istrinya di Semarang. Kata Om Sujianto, daripada menginap di losmen lebih baik bermalam di rumah keluarga istrinya. Ngirit.

Setiba di Semarang ­ndilalah Masih kuliah berani menikah. Sugimin ditemui Tante, ­demikian awal mula Sugimin ­memanggil ­orang-orang yang tidak satu adik istri Pamannya yang derajat dengan saya? Mengapa ­bernama Rr. Sri Wahyuni. saya tertarik pada putri-putri Namun karena usianya masih derajat atas yang kenyataanya muda, dia minta dipanggil mbak. hanya ada dalam pandangan Rupanya dia sudah dipesan oleh atau lamunan?” Batin Sugimin Paman agar memandu Sugimin kala itu penuh tanya. selama di Semarang. Sugimin jadi teringat c­ eramah Kala menumpang di tentang takdir yang pernah ­Semarang, rupanya Rr. Sri didengarnya. Dalam Islam takdir Wahyuni sempat “mencuri” baca itu ada tiga: jodoh, rezeki, dan catatan harian Sugimin yang mati. Manusia bukan ditentukan disebutnya “novel.” Dalam buku derajatnya, kekayaannya, dan itu tertulis kisah hidup ­Sugimin kecantikan atau ­kegantengannya yang mengalami berbagai melainkan ditentukan oleh musibah. Harta ayah ludes k­ etakwaannya kepada ­Allah dirampok, hidup di tepi kuburan Kali Code, mandi di sungai, dan Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 99 belajar di toko buku. Sri Wahyuni diam-diam jatuh kagum dengan pengalaman hidup Sugimin dan prestasi yang dicapainya karena nilai di ijazahnya sangat bagus. Sugimin belum sempat membalas surat pertama, sudah datang surat yang kedua dari Sri Wahyuni. Pujiannya lebih hebat lagi, bahkan berharap mendapat balasan. ”Walaupun hanya sampul kosong akan kusimpan juga,” tulis Rr. Sri Wahyuni dalam suratnya. Mirip lirik lagu. Kedua surat bernada harapan itu, sungguh amat m­ enyulitkan posisi Sugimin. “Mengapa saya selalu dibayang-bayangi

SWT. Jika takdir telah tiba, “Sepandai-pandai ­tupai manusia tak dapat menolaknya. melompat, pernah jatuh juga,“ Sekarang muncul nama Rr. Sri demikian pepatah m­ engatakan. Wahyuni yang memberi h­ arapan Ternyata Rr. Sri Wahyuni lebih jelas dalam suratnya. t­eledor dalam menyimpan Secara tersurat dara itu amat ­surat s­ ehingga diketahui kakak memuji, amat kagum, dan iparnya. Akhirnya hubungan berharap Sugimin membalas Sugimin dengan Rr. Sri Wahyuni suratnya. menjadi terbuka. Beruntung, bukannya dimarahi, tetapi justru Akhirnya Sugimin ­membalas disambut dengan baik. Buktinya surat itu. Hanya sedikit ketika Om Sujianto mempunyai ­menyinggung kisah ketika di hajat 35 hari kelahiran putrinya, Kebun Binatang dan di Sam Pho Sugimin dan Rr. Sri Wahyuni Khong, saat digoda a­ nak-anak diundang. muda yang mengira m­ ereka ­pasangan yang sedang Berita Sugimin saling ­berpacaran. Namun anehnya, ­bersurat-suratan akhirnya setelah itu justru banyak waktu ­diketahui ayah Rr. Sri Wahyuni, tersita untuk berkirim surat RM Pringgo Hadijoyo. Sang ayah kepada Rr. Sri Wahyuni. “Aneh, sebagai sesepuh ormas agama tetapi nyata. Membuat surat saja Islam yang sangat patuh pada memakai klad, seperti membuat ajaran berpendapat, bersalaman laporan,” tutur Sugimin sambil dengan bukan muhrimnya saja terkekeh. meskipun tanpa maksud tertentu, tidak diperbolehkan. ­Apalagi “Manusia b­ ukan bersentuhan dengan tujuan ­ditentukan t­ertentu, pasti berdosa. ­derajatnya, k­ ekayaannya, dan Namun hal itu tidak memutus kecantikannya, hubungan Sugimin dengan Rr. m­ elainkan ditentukan Sri Wahyuni. Problemnya adalah oleh ketakwaannya Sugimin waswas jika ayahnya, kepada Allah SWT. Mertoikromo, tahu pikiran anaknya kini sedang ­bercabang. 100 Biografi Prof. Sugimin WW Padahal Sugimin menjadi s­ atu-satunya harapan sang ayah setelah semua hartanya ludes ­dijarah rampok. Sugimin b­ ingung bukan alang k­ epalang

Di kompleks menara Eiffel Paris. siapa saja yang berani ­menghalangi. Sugimin dipegangi dan merasa kasihan pada b­ eberapa orang dan dibacakan ayahnya. Sugimin menjadi kalut ­mantera-mantera untuk mengusir setelah gagal tidak naik tingkat jin yang masuk dalam ­tubuhnya. dan harus bertanggung jawab Ketika ditanya rumahnya, karena sudah telanjur masuk jin itu menjawab dari Butuh, dalam arena percintaan. yaitu makam keluarga ibunda ­Sugimin. Akhirnya S­ ugimin Buntutnya, pada suatu tertidur. Eh, setelah bangun dia malam Jumat Kliwon ­Sugimin mengatakan tak apa-apa. muda mengamuk seperti orang ­kesurupan, membuat kerusakan Apakah pada peristiwa itu di rumah. Sambil menjerit-jerit, Sugimin benar-benar kesurupan barang-barang di sekitarnya ditendang. Dia m­ enantang Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 101

Berwisata ke mancanegara. Isya, dia tidak segera pulang, tetap berada di teras masjid. jin atau hanya berpura-pura K­ adang-kadang sampai lebih kesurupan jin agar kehendaknya dari tengah malam. Suatu saat, dituruti? “Yang tahu jawabannya ketika berada di teras masjid hanya saya sendiri. Tetapi yang lantai dua, Sugimin seolah-olah jelas, semua orang yakin bahwa mendapat petunjuk yang amat saya benar-benar kesurupan jin jelas. Sugimin harus segera ke dari Butuh, kuburan leluhur ibu,” Semarang, menghadap ayah katanya sambil mesem dan tetap Rr. Sri Wahyuni untuk melamar tidak mau mengungkap kejadian p­ utrinya. Tetapi dengan tegas sesungguhnya. ayah Sri Wahyuni menyatakan, jika ingin melamar anaknya, Fakta sejatinya, Sugimin tidak h­ arus ayah Sugimin yang datang. mampu mengatasi b­ erbagai kesulitan yang b­ ertumpuk. Dua hari kemudian Rr. K­ arenanya dia memohon Sri Wahyuni berkirim surat, p­ ertolongan Allah. Sering ­tafakur di masjid. Selepas salat 102 Biografi Prof. Sugimin WW

Keluarga muda berwisata di pantai. Mada (UGM). Pada masa itu pemuda yang dapat melanjutkan ­memberitahu bahwa ada orang pendidikan sampai ke tingkat bergelar Raden Mas yang sudah universitas masih jarang sekali. memegang posisi di Rumah Sakit Jebres Solo, menghadap Badai pun berlalu. K­ esulitan ayahnya. Tetapi ayahanda Rr. Sri demi kesulitan dapat ­diatasi Wahyuni mempunyai k­ ebiasaan, dengan baik. Ternyata ayah-ibu pelamar yang diterima Sugimin menyetujui ­permohonan adalah yang datang pertama. anaknya. M­ ungkin Ibu ­Rupanya karena Sugimin s­ udah M­ artoikromo khawatir, jika tidak m­ enghadap lebih dahulu, dituruti jangan-jangan anaknya l­amaran RM itu ditolak. S­ ugimin akan terjun ke sumur seperti menduga, mungkin ayah Rr. Sri ­ketika minta dibelikan kerbau Wahyuni ­mempertimbangkan yang lebih besar dan lebih kuat. walaupun tidak punya d­ erajat “Atau mungkin beliau khawatir ningrat, tetapi Sugimin saya kesurupan jin lagi. ­Entahlah. ­mahasiswa Universitas Gajah Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 103

Apa pun a­ lasannya, yang ­pernikahan perlu disegerakan p­ enting ayah dan ibu merestui. agar tidak mengundang dosa. Ayah meminta paman mewakili melamar Rr. Sri Wahyuni secara Maka tak lama sesudah resmi menjadi calon istri saya,” j­awaban lamaran, tepatnya 16 tutur Sugimin. Desember 1959, dilaksanakan akad nikah dengan resepsi Alhamdulillah Sugimin sederhana di Kudus. Semula ­berhasil naik tingkat III. Tak lama Sugimin ingin tetap ikut orang kemudian, lamaran ­dijawab ­tuanya, sedangkan Rr. Sri langsung oleh ayahanda Rr. Sri Wahyuni ikut ayahnya sampai Wahyuni. RM Pringgo H­ adijoyo Sugimin menuntaskan ­kuliahnya. datang ke rumah orang tua Namun akhirnya Sugimin Sugimin di Desa Dengok ­Kulon, m­ emutuskan, dirinya harus Bugisan, Prambanan, Klaten. b­ erani hidup mandiri dengan ­Permintaan calon mertua, sang istri. Apa pun risikonya. n 104 Biografi Prof. Sugimin WW

2.8. BERKAT ISTRI, KULIAH MULUS S ugimin akhirnya resmi menikahi Rr. Sri Wahyuni binti R. Pringgo Hadidjojo, putri ke-6 dari 12 bersaudara, putri pimpinan Ormas Keagamaan dari kota Semarang. Pernikahan dihelat secara sangat sederhana di Kudus pada tanggal 16 Desember 1959. Saat itu Sugimin masih tercatat sebagai mahasiswa tingkat III Jurusan Fisika, FIPA, Universitas Gajah Mada (UGM). Sedangkan Sri Wahyuni masih duduk di kelas 3 SMA Negeri I Semarang. Rencana semula, Sri Wahyuni tetap ikut orang t­uanya sampai Sugimin lulus kuliah, menyelesaikan ­baccalaureat, doktoral I dan doktoral II. Namun Sugimin berpikir, orang berani menikah harus ­berani b­ ertanggung jawab. Maka apa pun risikonya, s­ esulit apa pun kondisinya, Sugimin tetap memboyong Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 105

sang istri Rr. Sri Wahyuni ke Sugimin ingin sang istri ­pondokannya di Yogyakarta. tetap meneruskan sekolah, Setelah menikah, Sugimin tak meskipun di sekolah swasta. lagi mondok di tepi kuburan Kali ­Mengingat aturan saat itu bila Code, pindah ke pondokan yang telah m­ enikah wanita tidak boleh agak lebih baik sedikit. Tetapi sekolah, Rr. Sri Wahyuni ­terpaksa masih di seputar Kali Code. m­ engaku belum menikah. Dia Mesra berjalan berdua. 106 Biografi Prof. Sugimin WW

­mengaku tinggal di Y­ ogyakarta agar k­ uliahnya lancar. ­Misalnya ikut pamannya. N­ amun ­menuliskan laporan dan b­ elakangan Rr. Sri ­Wahyuni m­ enyalin catatan. Buahnya ditaksir g­ urunya. Sekolah pun Sugimin memiliki catatan paling putus. Sebagai gantinya Rr. Sri lengkap dan amat rapi. Maklum, Wahyuni d­ iangkat jadi asisten tulisan sang istri memang rapi pribadi S­ ugimin, ­membantu dan indah. Tepat satu tahun setelah naik tingkat III, Sugimin ­menyelesaikan ­baccalaureat. Pada saat bersamaan tingkat doktoral pertama dibuka. ­Rupanya inilah hikmah di balik kegagalan Sugimin ­tidak naik tingkat tahun lalu. A­ ndai naik t­erus, Sugimin w­ ajib bekerja ­dahulu sebab dia m­ ahasiswa ­ikatan dinas. Aturan m­ ahasiswa ikatan dinas, bila lulus ­baccalaureat harus segera bekerja jika ­tidak melanjutkan. Sugimin pun b­ ersyukur. Baru saja naik tingkat III Sugimin sudah diangkat ­menjadi asisten praktikum fisika yang ­selama ini selalu dipegang ­mahasiswa n­ onfisika. ­Misalnya mahasiswa ­kedokteran, ­pertanian, teknik, atau yang lain. Sugimin tidak tahu ­mengapa asisten p­ raktikum fisika kala itu sangat ditakuti para p­ raktikan. Dugaannya, mungkin karena aturannya yang s­ angat ketat. S­ ebelum p­ raktikum, m­ ahasiswa harus lulus tes. Sesudah p­ raktikum, ­mahasiswa harus membuat laporan. L­ aporan Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 107

yang tidak memuaskan istri rajin yang tulisan tangannya akan d­ ikembalikan sehingga indah dan rapi. “Saudara lulus,” ­mahasiswa merasakan sangat kata profesor sambil tersenyum. berat. Setelah selesai seluruh Jadi berkat catatan sang istri praktikum, mahasiswa mendapat dengan kertas bekas l­aporan sertifikat bernama ”Surat Puas.” praktikum, profesor puas, Menjadi asisten ­praktikum Melanglang buana ke Kanada. banyak keuntungannya. Salah satunya mendapat honor ­sehingga bisa menafkahi istri. Kala itu, laporan praktikum tidak boleh dikembalikan agar tidak dicontek orang lain. Jadi laporan menjadi milik asisten. Padahal kertas laporan banyak yang ­kosong satu halaman penuh. Kertas inilah yang dipakai sang istri untuk menyalin catatan k­ uliah Sugimin yang dipinjam dari teman-temannya. Malah kadang kertas-kertas itu dijual kiloan. Lumayan bisa untuk n­ ambah kebutuhan. Suatu saat Sugimin ujian lisan dan mengerjakan soal ­dengan cara yang berbeda d­ engan yang digunakan p­ rofesor, tetapi h­ asilnya sama. “Mana c­ atatannya?“ tanya profesor k­ epada Sugimin. Dia m­ enunjukkan buku catatan yang dibuat istrinya. Sebetulnya buku catatan Sugimin sendiri a­ mburadul, tak dapat dibaca orang lain. Seandainya itu yang ditunjukkan, hampir dipastikan Sugimin tidak lulus. Sungguh Sugimin amat beruntung memiliki 108 Biografi Prof. Sugimin WW

­Sugimin lulus. tahun 1959 hingga 1964. Pergi Keberuntungan demi ke Magelang selalu d­ ijemput dengan kendaraan militer dan k­ eberuntungan setelah menikah harus memakai dasi. ­Entah apa terus menghinggapi Sugimin. sebabnya. Mungkin m­ emang Dia diangkat menjadi I­nstruktur aturannya­demikian. Di Fisika di AMN Magelang s­ ejak Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 109

­universitas tidak ada kebiasaan Keberuntungan seperti itu. Selain mendapat demi ­keberuntungan ­pengalaman melatih calon setelah menikah j­ enderal, juga ­mendapatkan terus menghinggapi ­honorarium yang cukup Sugimin. Dia d­ iangkat ­lumayan. “menjadi ­Instruktur Begitulah romantika menjadi Fisika di AMN mahasiswa sekaligus suami. Magelang sejak tahun L­ antaran semua dikerjakan 1959 hingga 1964. d­ engan niat yang baik dan ikhlas, Sugimin selalu mendapat dijual dengan cara dititipkan kemudahan. Kuliah lancar, pun ke toko pakaian. Akan hal Sugimin mampu menafkahi jahit-menjahit, lantaran sering istri dari honor sebagai asisten membantu sang istri, Sugimin ­praktikum, instruktur AMN, dan bea siswa. Selain itu sang istri dengan tulus ikut ­membantu mencari tambahan dengan m­ enjahit baju anak-anak yang Istri Sugimin bekerja sebagai penjahit konveksi. 110 Biografi Prof. Sugimin WW

mengaku ahli menyulam. Bahkan antara Sugimin dan seorang sampai sekarang. temannya. Tesis t­emannya masih ditulis t­angan, belum diketik, Rumah tangga Sugimin pun tetapi dia ingin ­ujian terlebih menjadi kian lengkap ketika dahulu ­karena sudah ditunggu d­ ianugerahi momongan yang untuk bekerja di Universitas diberi nama Wahyu Fistia ­Hasanuddin M­ akassar. D­ octorina. Maka di tahun 1962, status Sugimin pun bertambah Ketika itu masih dalam lagi. Selain sebagai mahasiswa s­ uasana demonstrasi ­mahasiswa. dan suami, sekaligus sebagai Teman Sugimin aktivis di ­Dewan ayah bagi seorang putri yang Mahasiswa. Dia b­ erusaha cantik. menekan Dekan dan ­berhasil ujian tanpa tesis diketik. Tahun 1964. Sebagai ­Berarti para pengujinya tidak ­mahasiswa pioner, Sugimin dan m­ empelajari tesisnya. Waktu itu teman-temannya berebut agar belum ada foto kopi, jadi tidak bisa lulus perdana. ­Jurusan dapat digandakan. Dia ujian hari Fisika Teori telah pecah. Di Sabtu, Sugimin terpaksa ujian jurusan F­ isika Eksperimental, di hari kedua yaitu Senin. Ketika masih terjadi perebutan posisi Bergaya di depan sedan merah. Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 111

Bahagia setikar berdua. mendapat tanggapan dari ­penguji yang lain. Setelah sidang, ada penguji yang ngotot b­ ertahan kurang lebih satu jam, agar judul diubah. Namun akhirnya Sugimin lolos. Judul S­ ugimin tetap bertahan karena tidak perlu diubah. Dengan tidak apabila judul diubah, akan diubahnya judul, tentu S­ ugimin berubah semua. P­ embimbing menjadi mudah m­ enjawab Sugimin berusaha membantu p­ ertanyaan-pertanyaan para menjelaskan tentang judul itu. penguji. Setelah dirapatkan, ”Saya tidak bertanya kepada ­Sugimin dinyatakan lulus. sponsor,” semprot penguji. Spontan Sugimin dirangkul Untungnya usul ­perubahan judul kelihatannya tidak 112 Biografi Prof. Sugimin WW

oleh penguji yang tadi ngotot ijazah. Tahun itu belum ada meminta judul diubah. “Saya upacara wisuda. Tentu saja bangga saudara dapat bertahan istri tercinta Rr. Sri Wahyuni terhadap pertanyaan-pertanyaan yang memberi ucapan selamat saya,” katanya. p­ ertama kepada suami t­erkasih Doktorandus Sugimin WW. Secara de facto Sugimin Berkat istri, kuliah Sugimin mulus sudah berhak menyandang gelar hingga lulus. n doktorandus. Tinggal menunggu Tuan dan nyonya Jawa. Cah Angon Itu Akhirnya Sekolah 113

3 PERJALANAN SPIRITUAL, CINTA, DAN KIPRAH DI LUAR ITS 114 Biografi Prof. Sugimin WW

3.1. ‘NGEBLENG’ MENCARI TUHAN M asyarakat Jawa kerap d­ ikelompokkan ke dalam tiga golongan. Trikotomi (tiga v­ arian) keagamaan ala antropolog C­ lifford Greertz ini mashur meski masih saja ­debatable. Tetapi klasifikasi tersebut agaknya sudah memadai bila digunakan untuk menggambarkan kondisi secara umum masyarakat perdesaan Jawa pada zaman 1930-1940, di mana Sugimin lahir dan menjalani masa bocah. Menurut Greertz dalam buku The Religion of Jawa, masyarakat Jawa itu terbagi dalam kelompok priyayi, santri, dan abangan. Priyayi adalah para bangsawan, ­birokrat, keluarga pangreh praja (penguasa lokal). Mereka menekankan pada aspek etiket, seni, dan mistis. Santri adalah kelompok masyarakat Islam yang taat Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 115

menjalankan syariat agama. membawa makanan dengan Mereka menekankan pada ­jodhang (alat untuk membawa tindakan-tindakan keagamaan makanan ­sesaji), sedangkan sebagaimana yang digariskan yang kurang kaya dengan Islam. Sedang abangan mewakili tenong (alat untuk membawa komunitas petani dan sinkretisme makan sesaji tapi ­lebih k­ ecil dan Jawa. Mereka menjalani hidup ­bundar). Tentu saja m­ akanan lebih mementingkan animistik. yang dibawa dengan j­odhang Dalam perseptif ini, keluarga lebih banyak dan lebih b­ ermutu besar Sugimin masuk dalam d­ ibandingkan yang dibawa kategori abangan. Sebagaimana dengan tenong. Mereka “sowan” diakui Sugimin sendiri. kepada a­ rwah para leluhur yang telah m­ eninggal untuk Maka tak m­ engherankan memohon doa restu agar diberi sebelum m­ enemukan k­ eselamatan, kesehatan, rezeki, I­ slam, p­ erjalanan s­ piritual sekalian menghaturkan ­makanan S­ ugimin menjadi sangat t­erutama yang menjadi k­ esukaan unik dan b­ erliku-liku. Dia para arwah leluhur semasa ­sempat ­mengikuti k­ eyakinan hidup. Selain dibawa ke k­ uburan, o­ rang-orang yang hidup sesaji juga ditaruh di rumah di k­ omunitas desanya kala disertai membakar ­kemenyan itu. M­ isalnya menjalani ilmu dengan permohonan yang sama k­ lenik, ngebleng atau patigeni, seperti di kuburan. ­Diyakini, m­ embuat sesajen dan ­membakar a­ pabila n­ yala ­kemenyan kemenyan untuk para roh b­ agus berarti para arwah tidak leluhur. Apalagi Sugimin cilik m­ arah dan permohonan akan terbilang bocah yang kritis dan d­ ikabulkan. tingkat keingintahuannya sangat tinggi. Orang dahulu melakukan hal itu sesuai dengan k­ eyakinan Tak mengherankan Sugimin yang berkembang pada saat sangat fasih bercerita budaya itu, saat belum tersentuh oleh yang hidup di desanya kala itu. dakwah Islamiyah. Mereka hanya Misalnya seputar peringatan tahu cara berhubungan d­ engan 25 Ruwah atau Sya’ban yang Tuhan lewat arwah. Tidak ada dikenal dengan hari Sadranan. yang mengajari cara yang lain. Pada saat itu warga r­amai-ramai Dengan keyakinan itu, mereka meletakkan sesaji makanan di dapat menjadi o­ rang-orang kuburan untuk menghormati baik. Mereka tidak berani para arwah. Mereka yang kaya 116 Biografi Prof. Sugimin WW

Berkemeja batik. Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 117

berbuat jahat, takut mencuri, sifat jika marah meledak-ledak, takut ­selingkuh, takut merusak yang satunya sabar tidak mudah lingkungan, dan takut menipu. marah. Jika yang satu boros, Mereka bersemangat bekerja yang satu gemi (hemat). Jika keras dan berbuat baik. Dan yang satu selalu serius, yang satu mereka berkeyakinan apa yang suka mbadhut (humoris). dikerjakan adalah baik untuk anak cucunya. Telu padu: Tiga berarti bertengkar. Maksudnya antara Pada masa kecil Sugimin juga yang satu dengan yang lain suka berkembang ilmu klenik. Antara selisih pendapat. Misalnya yang lain tafsir kelahiran dengan hari satu ingin anak pertama laki-laki, dan pasarannya: Legi, Pahing, yang satu ingin anak pertama Pon, Wage, Kliwon. Baik hari perempuan. Pihak yang satu maupun pasaran diberi nilai. ingin melihat acara warta berita, Senin = 4, Selasa = 3, Rabu = yang satu ingin melihat sinetron. 7, Kamis = 8, Jumat = 6, Sabtu = 9, Ahad = 5. Nilai pasaran Papat: pegat. Empat berarti Legi = 5, Pahing = 9, Pon = cerai. Maksudnya bukan ­pegat 7, Wage = 4, Kliwon = 8. Nilai harus berpisah, melainkan hari dan pasaran ini sangat suka berjalan sendiri-sendiri, penting dalam perjodohan. tanpa harus berunding bila Karenanya saat melamar harus ­memutuskan persoalan keluarga, ditanyakan ­dahulu nilai hari dan bahkan mungkin suami tidak p­ asarannya. Misalnya Jumat (6) meminta pertimbangan istri, Kliwon (8) = 14 dan Sabtu (9) mungkin malah pertimbangan Pahing (9) = 18, jika dijumlah 14 orang lain. Atau sebaliknya. + 18 = 32, kemudian 32 dibagi 5, sisanya 2, lalu diberi arti. Lima: pandhita tapa. Lima pendeta bertapa. Maksudnya Siji pati: Satu berarti suami istri serasi dalam arah mati. Pengertian mati bukan bukan keduniaan, arah yang ­semata-mata mati orangnya, lebih mulia, suka pada kegiatan namun berarti mati rezeki, keagamaan, juga suka prihatin. ­rezekinya kurang lancar. Perkawinan di desa Lara jodho: Dua ­berarti ­dahulu bukan pilihan ­sendiri, jodoh. Bukan hanya ­berarti m­ elainkan pilihan orang tua p­ ernikahannya langgeng, yang ­disesuaikan dengan tetapi juga saling memperkuat. b­ ibit-bebet-bobot. Selain itu M­ isalnya yang satu mempunyai hari dan pasarannya harus sesuai. Jika tidak sesuai harus 118 Biografi Prof. Sugimin WW

Pesan Ayah Sugimin: p­ engabdiannya besar, dan Bila engkau sudah welas asih (peduli pada orang). mengalami godaan, N­ amun ada kekurangannya yaitu artinya kamu hampir ­emosinya tinggi sekali walaupun mencapai tujuanmu, hanya sebentar. “teruskan jangan Menurut Sugimin, watak b­ erhenti.” dikaitkan hari dan pasarannya sekarang dapat dipakai s­ ebagai atau ­sebaiknya dibatalkan. bahan kelakar dan bahan Jika s­ ekarang masih ada yang untuk mengatasi k­ esulitan atau b­ erkeyakinan seperti itu perlu ­memecahkan masalah. ­Misalnya ditanggapi dengan bijaksana. ada seseorang yang bila Misalnya ketika dilamar ditanya ­marah meledak-ledak, ­anggap dahulu calon mempelai ­prianya saja lahirnya Sabtu Pahing. hari dan pasarannya apa. T­ erbayang kebaikannya, watak Misalnya Senin Pon: 4+7= 11. welas ­asih-nya, maka cukup Kemudian niatnya akan diterima di-”d­ elay”, dibiarkan meluapkan atau tidak. Jika akan diterima seluruh amarahnya, sebentar katakan anak saya lahir Jumat saja semuanya akan hilang tak Legi : 6+5= 11. Sebab 11+11= ­berbekas, dapat tersenyum, 22, jadi berarti jodho (jodoh). menyesal, iba, bahkan m­ esra. Jika akan ditolak, katakan Jumat Pengalaman membuktikan Wage : 6+4= 10. Jika ditotal s­ eperti itu. bernilai 21, berarti mati. Jadi menerima mudah, menolak Jumat Kliwon dianggap pun mudah tanpa tersinggung k­ eramat. Bayi yang dilahirkan a­ pa-apa. akan mengalami sesuatu yang luar biasa. Selain Jumat Kliwon, Diyakini, watak s­ eseorang masih ada hari yang keramat, ­tergantung pada hari dan yaitu Selasa Kliwon. Orang ­pasarannya. Misalnya yang meninggal dunia pada ­mereka yang lahir pada hari hari ­Selasa Kliwon harus dijaga S­ abtu Pahing (18), berwatak selama dua minggu, karena ada k­ satria, kerja keras, disiplin, keyakinan bila seseorang dapat menyimpan kepala orang yang meninggal pada hari S­ elasa Kliwon akan menjadi kaya raya. Karenanya orang yang ­meninggal pada hari Selasa Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 119

Kliwon menjadi incaran pencuri. ­spiritual seperti itu, dia ­bertemu Sugimin berpendapat, ilmu seorang guru. Di desanya kala itu lazim dipanggil Mbah Kyai. klenik mungkin didasarkan pada Oleh beliau, bocah S­ ugimin pengamatan sifat-sifat s­ eseorang d­ iajari mencari Tuhan ­dengan menurut hari dan pasaran cara puasa patigeni atau lahirnya secara turun-temurun, n­ gebleng. Yaitu berpuasa tiga seperti data statistik yang tidak hari dan tiga malam tanpa atau belum lengkap, tetapi sudah b­ erhenti, harus masuk dalam disimpulkan dan dianut secara ­suatu ruang gelap, di mana turun-temurun. Kesimpulan dari cahaya matahari tidak boleh suatu data yang tidak lengkap masuk. tentu tidak akurat. Sesuatu yang tidak akurat tidak dapat dipakai Lantaran merasa s­ anggup sebagai pedoman. Jika dipakai menjalani hal itu, maka tanpa sebagai “joke”, asal hasilnya menunda Sugimin b­ ersiap-siap. positif, boleh saja dilakukan. Sebelum K­ amis beranjak sore, Misalnya ada orang jika marah mengikuti a­ rahan Mbah Kyai, meledak-ledak, dianggap saja ­Sugimin lebih d­ ahulu b­ ersuci, lahirnya Sabtu Pahing, orang mandi di b­ elik (­kolam kecil baik, disiplin, penuh dedikasi, ­tempat mandi di p­ edesaan) peduli orang lain. Hanya saja di bawah pohon besar yang dia tidak dapat mengendalikan kata orang angker, b­ anyak emosinya. Jadi biarkan saja. Toh dihuni mahluk halus. ­Sesudah sebentar saja amarahnya akan ­mandi, Sugimin lalu m­ embakar hilang sama sekali dan tidak ­kemenyan sambil berdoa berbekas. ­memohon apa yang d­ iinginkan. Kata Mbah Kyai, jika ­nyala Kala masih duduk di ­kemenyan besar berarti ­kelas 4 SR, Sugimin pernah ­permohonan akan dikabulkan. ­bertanya-tanya: Di manakah Tuhan? Apakah Tuhan dapat Kamis sore pukul 16.00 mengabulkan p­ ermohonanku Sugimin mulai masuk ruang menjadi anak sakti? Anak gelap. Malam pertama belum p­ andai? Tahan gigitan ular? terasa apa-apa. Malam k­ edua, D­ apat menolak hujan? Dapat Jumat malam, terasa lapar. l­ulus ujian dengan nilai yang Malam ketiga, Sabtu malam, baik? terasa perut tenang, hanya lemas sekali. Minggu pukul Dalam kondisi benak 16.00 sore, ngebleng yang d­ ipenuhi aneka pertanyaan 120 Biografi Prof. Sugimin WW

pertama s­ elesai. ­Pesan Mbah Sugimin kecil toh ingin tetap Kyai, apabila d­ igoda ular mencoba kesaktian. Barangkali b­ esar, harimau, mayat berjalan, saja sudah berhasil menolak dan g­ odaan-godaan lainnya hujan. Maka tatkala di kejauhan S­ ugimin harus bertahan, tidak ada mendung, Sugimin mencoba boleh t­akut. Jika tahan terhadap menolaknya. Eh, kebetulan tidak godaan itu, dewa akan turun jadi hujan di desanya. Timbullah memberitahu agar berhenti dari keyakinan bahwa meski belum patigeni karena makhluk halus digoda, sudah ada hasilnya. di sekitar kepanasan. Dewa yang ­Sugimin kecil pun merasa ­bertanggung jawab ­terhadap m­ ampu menolak hujan. ­semua makhluk, termasuk ­makhluk halus, harus segera Menjelang ujian negara SR, ­bertindak menghentikan orang Sugimin juga ngebleng dengan­ yang sedang melakoni patigeni. permohonan khusus agar l­ulus dengan baik. Ternyata hasil Tetapi apa yang dikatakan ­ujiannya baik sekali. Lulus ­dengan gurunya tidak terjadi sama sekali. nilai berhitung 9. Tentu saja ketika Ketika hal itu dilaporkan, Mbah itu Sugimin m­ eyakini hal itu berkat Kyai mengatakan, itu pertanda ngebleng. Dengan ­pongahnya, Sugimin belum bersih ­sehingga Sugimin pun ingin mencoba belum digoda, masih jauh kesaktian d­ engan mencoba ­tercapainya keinginan itu, dan ­gigitan ular. U­ ntunglah sebelum harus diulang. Jadilah S­ ugimin ­menggigitkan ­dirinya terhadap mengulangi laku ngebleng. ular, dia coba dulu yang lebih Kali ini dengan lebih banyak ringan yaitu s­engatan kumbang. menahan tidur. Hasilnya sama Ternyata sengatan kumbang saja dengan yang pertama. Sama sakit sekali, ­sehingga dia tidak sekali belum digoda. G­ odaannya berani m­ encoba dengan gigitan hanya sangat lapar, seperti ular kobra. k­ ehilangan tenaga. Ngebleng yang pertama saat keluar dari Suatu ketika Sugimin ruangan badan terasa lemas m­ enonton pergelaran ­wayang sekali. Kala itu tidak langsung kulit. Lakonnya Begawan diberi makan, tetapi lebih dulu M­ intaraga. Di sana ada diasapi dengan uap nasi panas. ­adegan ksatria bertapa d­ igoda Ketika sudah tampak mampu, oleh b­ inatang buas, oleh baru diberi bubur sumsum. ­mahluk-mahluk halus, mayat berjalan, dan putri-putri c­ antik Meskipun belum digoda, sekali yang mau ­dijadikan Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 121

istri. Lantaran sang ksatria tidak akan mengulangi. N­ amun tahan terhadap godaan, maka Sugimin tetap ­menemukan t­urunlah dewa dari khayangan hikmah di balik k­ ekeliruannya. yang akan memenuhi semua Apa yang d­ iajarkan Mbah permintaan ksatria itu asal mau tidak sia-sia. Beliau tetap m­ enghentikan tapanya. guru yang meletakkan dasar k­ eimanan yang mengajarinya Kisah wayang itu kembali membaca Al-Qur’an dengan mengusik Sugimin. Berarti apa memberi ­motivasi agar terus yang dikatakan sang guru ­meningkatkan pembersihan diri benar. Sugimin pun kembali untuk dapat melintasi godaan. m­ elakoni Ngebleng. Laku itu Apabila belum digoda, berarti dijalani sampai 10 kali lebih, belum bersih dan harus diulang. mulai dari kelas 4 SR sampai SMA. Mungkin b­ anyak yang tidak Hal itu selaras dengan percaya, s­ udah setingkat SMA ­nasihat sang ayah. Siapa yang masih p­ ercaya pada ilmu klenik. besar prihatinnya kelak akan Tapi kenyataannya memang menuai. Siapa yang menanam demikian. Sampai SMA Sugimin akan m­ enuai buahnya. Sugimin memang belum tahu tentang menuai buah laku n­ gebleng-nya agama Islam karena belum ada berupa kemampuan m­ enahan yang memberi tahu. Di sekolah lapar dan kekurangan. Lapar tidak diajarkan, di desa tidak dan ­kekurangan yang d­ ialaminya ada juru dakwah. Orang di sampai sekarang belum p­ ernah desanya hanya belajar m­ embaca melampaui “record” yang p­ ernah Al-Qur’an untuk mengiringi dia alami 10 kali lebih saat selamatan seribu hari orang n­ gebleng menahan lapar dan yang meninggal. Sugimin sendiri haus selama tiga hari tiga malam. sudah khatam Al-Qur’an sampai Maka d­ engan penuh keyakinan tujuh kali, tetapi tidak satu pun Sugimin berprinsip bila bekerja kata yang diketahui artinya. satu hari tanpa makan tidak akan terjadi a­ pa-apa. Belakangan, setelah ­mengetahui bahwa hal-hal yang “Bila engkau sudah telah dilakukan itu merupakan m­ engalami godaan, a­ rtinya perbuatan syirik, menyekutukan kamu hampir mencapai Allah dengan kekuatan lain, tentu ­tujuanmu, teruskan jangan saja Sugimin sangat menyesali ­berhenti.” Begitu petuah sang perbuatannya. Sugimin segera ayah yang selalu digengggam taubatan nashuha, bertobat dan Sugimin sampai sekarang. n 122 Biografi Prof. Sugimin WW

3.2. BERBURU AL-QUR’AN DI YOGYA P erjalanan spiritual Sugimin yang unik, terus ­berlanjut. Mbah Kyai telah mengajarinya m­ embaca Al-Qur’an tanpa memberi tahu artinya. Beliau hanya berpesan, semakin dapat membaca dengan cepat semakin baik. Semakin banyak khatam Al-Qur’an, semakin baik. Padahal setiap khatam selalu diadakan acara khataman dengan kenduri berupa tumpeng nasi dan ingkung (ayam utuh). Tetapi sejujurnya Sugimin mengaku, seringkali antaran menginginkan ingkung, jadi ingin menamatkan Al-Qur’an. Maklumlah, Sugimin memang bocah SR yang panjang akal. Setelah mampu membaca Al-Qur’an, kini Sugimin ingin memiliki kitabnya. Maka pada suatu pagi buta Sugimin dan temannya, Saji, pergi ke Stasiun P­ rambanan karena hendak pergi ke Yogyakarta. Tujuannya ingin Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 123

berburu dan membeli kitab jalan, keduanya tidak tahu A­ l-Qur’an. Padahal kedua harus ke mana lagi. Sugimin bocah itu tidak tahu bagaimana m­ emberanikan diri bertanya caranya naik kereta api. Kata kepada seseorang, menanyakan orang harus membeli karcis di mana toko yang menjual dahulu. Tetapi ternyata ­karcis Al-Qur’an. Rupanya orang itu sudah habis. Bahkan atap mengetahui toko yang dicari kereta api pun sudah dipenuhi Sugimin. Dia disarankan belok orang. Sugimin dan Saji hanya ke kanan. Sampailah k­ eduanya ­mondar-mandir tidak tahu apa di toko buku Siaran yang yang harus diperbuat. Rupanya ­menjual barang yang dicari itu. ada seseorang yang kasihan ­Akhirnya Sugimin sukses ­membeli melihat kebingungan dua bocah ­Al-Qur’an bersampul merah. itu. Kemudian keduanya diangkat Indah sekali. orang itu dan diulurkan kepada orang yang sudah lebih d­ ahulu Dua sekawan ini kembali ke berada di atap kereta api. Jl. Malioboro, tapi k­ ebingungan ­Jadilah Sugimin dan Saji berhasil tidak tahu harus pulang naik ke Yogyakarta dengan kereta api apa. Naik kereta api tidak walaupun naik di atapnya. berani karena tidak tahu arah dan jadwalnya. Keduanya takut Sekeluar dari Stasiun Tugu tersesat. Sebagai bocah cerdas, Yogyakarta, keduanya tidak lalu Sugimin berpedoman pada tahu harus melangkah ke mana. arah kereta. Ketika berangkat Tujuan ke Yogyakarta memang kereta bergerak ke arah barat untuk membeli Al-Qur’an, tetapi lalu sampai di Stasiun Tugu. ke mana dan di toko apa tidak Berarti arah sebaliknya adalah tahu. Setelah sampai di jalan timur, belok ke kanan berarti ke besar, kelihatan dari k­ ejauhan arah selatan, kembali lagi berarti jalan ke arah kanan lebih ramai. ke arah utara. Keduanya pun Keduanya memutuskan akan berjalan ke arah utara sehingga menuju ke arah yang lebih sampai di Tugu yang terletak di ­ramai. ­Belakangan diketahui, perempatan jalan. itulah Jl. Malioboro. Namun sepanjang jalan ini Sugimin tidak Sugimin mengetahui bahwa menemukan orang atau toko Stasiun Prambanan yang dekat yang menjual kitab suci itu. dengan desanya berada di timur kota Yogyakarta. B­ erarti Sugimin dan Saji ­menyusuri dia harus belok ke kanan Jl. Malioboro. Sesampai di ujung m­ engikuti jalan besar. Keduanya 124 Biografi Prof. Sugimin WW

pun b­ erjalan terus hingga sore tidak terlihat sejak pagi dan baru menjelang. Sampailah Sugimin pulang setelah sore d­ engan dan Saji di sebuah candi pada membawa buku b­ erwarna kilometer 14 dari Yogyakarta. merah. Sudah menjadi k­ ebiasaan Tetapi Sugimin tahu itu bukan di desa, bila pergi anak tidak Candi Jonggrang. Sugimin perlu pamit. ­Asumsinya, anak m­ encoba menerka-nerka, desa bila pergi toh tidak akan m­ ungkin sudah dekat dengan jauh dari desa. Jadi sudah Candi Jonggrang. Dia pun ­barang tentu kepergian Sugimin ­memberanikan diri menawar ke Yogyakarta sejak pagi juga dokar yang ditarik seekor kuda. tanpa berpamitan. Semula hanya ingin diantar ­sampai ke Stasiun Prambanan, Setelah Sugimin bercerita, tetapi kusir dokar rupanya Kakek hanya berkata pendek, mengetahui Desa Dengok Kulon, “Kamu nekat sekali, b­ erani rumah Sugimin. Malah mengenal pergi jauh. Kacang tidak ayahnya, Bapak Mertoikromo. ­meninggalkan tiang tempat Maka kedua bocah itu diantar m­ erambat. B­ apakmu dahulu sampai rumah. juga sering nekat pergi jauh.” Artinya keberanian Sugimin nekat Setiba di rumah, kakek mirip ayahnya. P­ osetiko heran. Biasanya bila pergi meninggalkan rumah, Kini Sugimin memiliki kitab pada siang hari Sugimin ­pulang ­Al-Qur’an yang sangat indah untuk makan. ­Namun kali ini h­ asil kemauan keras untuk memilikinya tanpa takut t­ersesat. “Gerak langkah ­untuk Sugimin senang membacanya menggapai cita-cita hingga tamat beberapa kali. yang suci tentu akan Kitab itu harus diletakkan di ada ­kekuatan ­tempat yang tinggi, setinggi yang menuntun, orang menggapai, yaitu di m­ engarahkan, sehingga tiang utama rumah. Al-Qur’an, kesulitan sebesar apa ­menurut keyakinan orang pun pasti berlalu.” di desa, seperti jimat. Dapat ­melindungi orang dari mara bahaya. Menyentuh Al-Qur’an harus lebih dahulu bersuci. Maksudnya wudu. Membawanya pun harus di atas dada, sebagai sebuah penghormatan. Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 125

Sugimin sering ­merenung. suatu kekuatan yang m­ enuntun. Sekecil itu dirinya sudah Bukan sekadar kebetulan, ­berani nekat ke kota yang tak karena kebetulan adalah acak ­terbayangkan sama sekali atau ”random”. Sedangkan ­sebelumnya hanya untuk peristiwa ini adalah “sequent” ­berburu kitab. Dalam kondisi alias runtun. Sebuah keinginan kereta api sudah penuh ­sampai harus diperjuangkan dengan atap, m­ engapa ada orang kemauan keras. Gerak langkah yang b­ erbelas kasihan dan untuk menggapai cita-cita yang ­mengangkatnya ke atap kereta suci tentu akan ada kekuatan api? yang menuntun, mengarahkan, sehingga kesulitan sebesar apa Mengapa dalam k­ ebingungan pun pasti berlalu. tak tahu arah ada ada orang yang secara tepat dapat Untuk suatu keyakinan ­menunjukkan toko buku? ­berbakti kepada Tuhan, Sugimin M­ enentukan arah pulang hanya kecil sudah berani nekat mencari dengan berpedoman arah kereta Al-Qur’an, naik atap kereta api, api, tidakkah ada perasaan takut pulang jalan kaki lebih dari 14 jika arah kereta membelok? km. Sungguh sebuah teladan bagi siapa pun untuk b­ erbakti Namun semua berjalan kepada Tuhan yang Maha d­ engan baik. Seperti bukan Kuasa. n kehendaknya sendiri. Seperti ada 126 Biografi Prof. Sugimin WW

3.3. STRATEGI BELAJAR SALAT P laaak! Wajah Sugimin seperti mendapat t­amparan yang sangat kuat. Membekas sampai berhari-hari. Bahkan nyaris membuatnya tidak bisa tidur nyenyak. “Tamparan” keras itu didapat Sugimin dari seorang gadis manis di Kota Semarang. Tetapi efek “tamparan” itu bukannya membuat Sugimin sakit, namun rasa malu bukan alang kepalang. Uniknya, kelak Sugimin justru sangat berterima kasih pada “sang penampar.” Alkisah, di tahun 1956, untuk memenuhi a­ manah cita-cita menjadi guru, selepas SMA Negeri III/B ­Yogyakarta, Sugimin mendaftar ke sekolah guru BI Fisika di Kota Semarang. Beruntung, di Semarang ada saudara dari istri sang paman. Oleh Om Sujianto, adik ibunya yang berprofesi sebagai guru, Sugimin d­ isarankan Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 127

­numpang­di rumah saudara rupanya gadis itu adik istri istrinya di Jl. Bima I. Demi p­ amannya. Berarti Sugimin p­ enghematan, tentu saja S­ ugimin harus memanggilnya tante. Tapi menyambut dengan senang hati. l­antaran usianya sebaya, malah Apalagi dia memang belum lebih muda dari Sugimin, gadis mengenal Kota Semarang. itu minta dipanggil mbak. D­ ialah Rr. Sri Wahyuni yang kelak Singkat cerita, setiba di ­menjadi pendamping hidup ­Stasiun Tawang Semarang, Sugimin. ­Sugimin langsung menawar ­becak menuju Jl. Bima I. Rupanya gadis itu sudah ­Rupanya Om Sujianto sudah dipesan oleh paman agar memberi kabar pada keluarga mengantar Sugimin mendaftar istrinya mengenai kehadiran BI. Proses pendaftaran berjalan Sugimin yang akan ­menumpang lancar, relatif hanya sebentar. tidur guna mendaftar BI Setelah pendaftaran beres, sang ­Fisika. ­Surprise, karena yang gadis menawari Sugimin untuk m­ enyambut kehadiran Sugimin melihat-lihat Kota S­ emarang. seorang gadis manis. Setelah Sebagai tamu yang belum berkenalan dan b­ erbasa-basi, mengenal Kota S­ emarang, Sugimin tunaikan ibadah haji. 128 Biografi Prof. Sugimin WW

Sugimin ­berpendapat, kamar. Padahal tidak. menjadi pemula Faktanya Sugimin bukannya dalam suatu k­ eyakinan sungguh tidak mau salat, tetapi tidak amat sulit. P­ adahal bisa. Lebih tepatnya belum tahu syarat dan rukun melaksanakan “bagi yang telah salat. Karena memang sampai ­terbiasa, hal itu lulus SMA, belum ada orang ­sesuatu yang amat yang mengajarinya salat. Kala mudah.” itu tidak ada sekolah umum yang m­ engajarkan agama. tentu Sugimin menyambut Tidak seorang pun di desanya g­ embira. Jadilah ­keduanya yang dapat melaksanakan salat. jalan ke Kebun Binatang dan ­Memang aneh. Padahal soal Sam Pho Khong. Di dua t­empat khatam Al-Qur’an, ­Sugimin wisata itu ada p­ engunjung sudah tujuh kali. Usaha m­ encari lain yang m­ enggoda, mengira Tuhan sudah dilakukan ­sejak di ­keduanya pasangan yang tengah kelas 4 SR sampai lulus SMA. b­ erpacaran. Keduanya hanya P­ adahal untuk itu Sugimin mesam-mesem. p­ ernah m­ enjalankan 10 kali lebih laku puasa tiga hari tiga Nah, kini datanglah malam. Tapi tetap saja S­ ugimin “­tamparan” itu. Tiba-tiba gadis merasa belum menemukan itu memberi Sugimin sebuah Tuhan. sajadah. Bahasa lugasnya, menyuruh Sugimin salat. ­Sugimin Hingga Sugimin b­ erkuliah sungguh terkejut dan merasa di UGM, tahun 1956, p­ eristiwa malu tak tertahankan. Tidak memalukan di S­ emarang terus mungkin di hadapan gadis membayanginya. A­ lhamdulillah secantik itu Sugimin ­mengatakan hidayah itu a­ khirnya datang. bahwa dirinya tidak salat. Pada suatu Subuh, tatkala Triknya, Sugimin menerima S­ ugimin tengah d­ irundung sajadah itu, menutup pintu, g­ undah gulana, di p­ ondok b­ erpura-pura salat di dalam sangat sederhananya di ­pinggir ­kuburan tepi Kali Code, ­terdengar azan m­ engalun di kejauhan. S­ ejatinya itu b­ iasa didengarnya di h­ ari-hari ­sebelumnya. Tetapi entah m­ engapa, pada dini hari ini Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 129

Wukuf di Arafah, 1986. k­ ejauhan. Dia menyadari belum bisa melaksanakan rukun salat. s­ uara itu menjadi luar biasa. Momentum subuh itu, menjadi Mendengar suara azan itu, bagian penting bagi perjalanan tiba-tiba hati Sugimin mak spiritual Sugimin. t­ ratap, berdesir, ­berdebar-debar, ­menggigil. Suara itu s­ eperti Hingga mahasiswa, Sugimin ­memanggil-manggilnya, tetap konsisten ”mencuri baca” bak magnet yang kemudian di Toko Buku Pembangunan di ­menyedot Sugimin bangkit Jl. Malioboro. Di toko inilah dia dari dipan tempat tidurnya, mendapatkan buku b­ erjudul ­menuntunnya berjalan mencari Tuntunan Salat. Karena h­ arganya sumber suara. Tak kenal rasa amat murah, Sugimin t­ergerak takut Sugimin pun m­ enerobos membelinya. Mulai saat itu, gelap malam, menyusuri ­tepian Sugimin mempelajari syarat Kali Code, menuju surau ­sumber dan rukun salat, termasuk cara suara. Tetapi s­ esampainya di b­ erwudu, gerakan dan bacaan s­ urau, Sugimin tidak b­ erani­ salat. Tentu saja secara otodidak. masuk. Hanya terpaku di 130 Biografi Prof. Sugimin WW

Berombongan di tanah suci. s­ udah biasa konsentrasi saat laku n­ gebleng, saat sujud Merasa dirinya sudah siap, ­Sugimin mengerahkan segenap Sugimin pun pergi ke masjid. k­ eahliannya berkonsentrasi Kalau tidak salah ingat, kata dengan sepenuh hati. Apa lacur? Sugimin, kala itu waktu M­ agrib. Saking khusuknya, sujudnya Namun pada saat pertama kebablasan. Pada saat jamaah kali wudu, dia sempat ditegur lain sudah berdiri, Sugimin masih s­ eseorang karena membasuh khusuk sujud. Maka jamaah tangan tidak sampai ke siku. anak-anak menganggap Sugimin Lantaran takut bertemu dengan ”PKI”. Dia diolok-olok, ”Sapa orang yang menegur itu, S­ ugimin sing salah salate, ya PKI (siapa menyelinap masuk masjid yang salatnya salah, ya PKI ).” ­melalui pintu lain. ­Ternyata dia tersesat di tempat jamaah Maka Sugimin mengubah ­anak-anak. strategi belajar salatnya, yaitu dengan cara meniru gerakan Salat dimulai. Sugimin ikut jamaah di sisi kanan, kiri, dan jadi makmum. Nah, ­inilah a­ degan lucunya. K­ arena Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 131

depan. Dengan cara demikian membawanya pulang. Maka tidak ada lagi yang menegur pada bulan Ramadan itu ­Sugimin salatnya. Sugimin pun lulus ujian mampu mengumpulkan 135 mandiri tata cara salat. Sejak itu, kerikil. Barokallah. Inilah berkah Sugimin rajin pergi ke masjid, ”tamparan memalukan” Rr. Sri nyaris lima waktu. Wahyuni. Sugimin punya cerita, pada Sugimin berkesimpulan, tahun awal bisa menjalankan ­menjadi pemula dalam ­suatu salat, pada saat Ramadan tiba, keyakinan sungguh amat waktunya nyaris dihabiskan ­sulit. Padahal bagi yang telah di masjid. Kalau soal puasa, ­terbiasa, hal itu sesuatu yang m­ enahan lapar, sejak bocah amat mudah. Bagi yang belum S­ ugimin sudah jago. Maklum, pernah menginjakkan kaki di dia sudah berpengalaman tempat asing, dia akan merasa ­patigeni. sulit mencari alamat, bahkan bisa jadi tersesat. Tetapi alamat Untuk mendisiplinkan diri, itu menjadi teramat mudah bagi setiap pergi masjid S­ ugimin penghuninya. n mengambil batu kerikil dan 132 Biografi Prof. Sugimin WW

3.4. DI ANTARA EMPAT PEREMPUAN C inta tak kenal kasta. Pun Sugimin. Kendati anak desa, cah angon dan cah ngarit, tetapi dia termasuk insan yang penuh cinta dan sangat romantis. Tapi tentu saja dia punya interpretasi dan ekspresi tersendiri tentang cinta. Kala itu dia belum membaca definisi cinta versi Zick Zubin, Master W.W dkk, Robert J. Steinberg, Liebowitz, atau H­ endrick dan Hendrick. Hal yang dia tahu adalah k­ ata-kata sang kakek, Mbah Posetiko tentang tresna ing amun-amun, ­cinta dalam ruang imajinasi, tanpa ­bersentuhan. Mirip cinta platonik sebagaimana dikemukakan filsuf Yunani Plato, yakni sebuah relasi yang sangat efektif di mana tidak terdapat unsur-unsur rasa ketertarikan secara ­seksual. Suatu ketika Sugimin pernah bertanya pada kakeknya, Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 133

tentang tempat Yang M­ emberi kompleks itu dapat d­ iselesaikan Hidup. Jawabnya, tempat Yang dengan hukum-hukum, Memberi Hidup itu dekat tapi a­ turan-aturan yang berlaku tidak bersentuhan, jauh tanpa dalam ruang itu. Hasilnya batas. Maksudnya Tuhan itu d­ itransformasikan kembali ke mengetahui segala yang kita alam nyata untuk dinikmati. k­ erjakan di manapun kita b­ erada, baik dekat m­ aupun jauh. Pertanyaannya, bagaimana Filosofi dekat tanpa ­bersentuhan, menyelesaikan masalah cinta jauh tanpa batas, dahulu dipakai dalam ruang amun-amun? sebagai dasar perjuangan para pahlawan kita dan m­ enjadi Tanpa risih, meski sudah kekuatan yang luar biasa bergelar profesor, guru besar, ­dahsyatnya. Sugimin mengisahkan para perempuan yang pernah singgah Mengingat kata-kata K­ akek mengisi hatinya. Jangan kaget. Posetiko tentang dekat tanpa Ternyata ada empat p­ erempuan sentuhan, jauh tanpa b­ atas, yang sangat berarti dalam dan pembelajaran r­uang sejarah hidup Sugimin. Nama ­abstrak, r­ uang kompleks, mereka pun masih diingatnya di Sugimin ­mendefinsikan “ruang usia 85 tahun, yakni Rr. Rumani, ­amun-amun” sebagai ruang Rr. Sri Tartinah, Rr. Sri Kadarsih, domisilinya cinta. Orang yang dan Rr. Sri Wahyuni. belajar tentang arus listrik bolak-balik sangat mengagumi Rr. Rumani peran ruang kompleks dalam ­menyelesaikan ­persoalan Inilah perempuan pertama nyata arus bolak-balik. R­ uang yang mengisi hati Sugimin saat ­kompleks adalah ruang ­imajinasi masih duduk di sekolah rakyat. di mana p­ ersoalan-persoalan Namanya Rr. Rumani. Dia rangkaian listrik yang amat putri bangsawan Kepala S­ tasiun rumit dapat dipecahkan. ­Prambanan, teman sekelas ­Tegangan, arus, resistor, ­Sugimin. Secara fisik hubungan ­induktor, k­ apasitor semuanya mereka pernah sangat dekat nyata. Untuk m­ enghitung efek di tahun 1948 saat Rumani nyata yang berkaitan dengan ­mengungsi di desa Sugimin. b­ esaran-besaran tersebut perlu Nyaris setiap hari ­bertemu ditransformasikan ke ruang meski tidak pernah saling kompleks agar dalam ruang ­berkomunikasi. Rumani bermain di pinggir kali, Sugimin menyabit 134 Biografi Prof. Sugimin WW rumput sambil mencuri-curi


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook