4.5. Ir. Wahju Inggar Fipiana, M.M. Putri Prof. Sugimin, Dekan FT Universitas Borobudur Jakarta DIAJARI SETIR MOBIL HINGGA TARAWIH K arena ini buku biografi untuk konsumsi p embaca umum, maka dalam kesempatan ini saya merasa lebih cocok jika berbicara m asalah pribadi dan keseharian dalam kaitannya dengan Bapak Sugimin. Ini sesuai dengan posisi saya sebagai putri kandung beliau. Apalagi pada bagian terdahulu telah banyak diungkap mengenai sosok Prof. Sugimin sebagai ilmuwan fisika, kariernya dalam kampus ITS, serta pemikiran terhadap masalah k ehidupan. Akan saya sampaikan kisah-kisah ringan serta pola interaksi kami dalam kehidupan sebuah keluarga Suara Mereka 185
sepertipada umumnya. N amun setempat. Kontan dia pun k esemuanya itu membuat hidup meminta pertanggungjawaban kami menjadi bahagia dan tak atas kerusakan yang ditimbulkan. henti bersyukur atas nikmat Terjadilah negosiasi hingga hidup yang telah d ianugerahkan akhirnya Bapak harus membayar kepada kami. Semua sejumlah ganti rugi. menjadi k enangan yang tetap m engendap dalam memori saya. Setelah itu Bapak membisiki saya dengan berpesan, “nanti Dulu ketika kecil saya pernah jangan bilang-bilang sama dibonceng Bapak naik sepeda ibumu, ya.” Saya mengangguk onthel. Namanya juga bocah, sepakat karena saya juga takut rupanya saya teledor dalam kena marah ibu. Tetapi kejadian meletakkan posisi kaki. Di tengah itu ada dampaknya. Saya jadi perjalanan saya mendadak tidak mau belajar setir mobil lagi. kaget. Tahu-tahu ujung kaki terasa ngilu dan saya menjerit Pada bulan Ramadan saya kesakitan. Oh, ternyata kaki kiri juga punya kenangan yang saya tanpa sengaja terperosok tidak terlupakan. Bapak selalu masuk ke jeruji sepeda. Lumayan mengajak putra-putrinya untuk fatal. Darah mengucur. Dari situ salat tarawih dan membiasakan saya tahu betapa Bapak sangat salat subuh Masjid Jenderal perhatian. Beliau bergegas-gegas Sudirman. Menjelang Idul Fitri melarikan saya ke RSUD dr. tiba, seperti halnya keluarga Soetomo Surabaya. Di ruang urban lainnya, kamipun mudik ke UGD itu luka saya dijahit. Jawa Tengah, mengunjungi Desa Dengok Kulon, Prambanan. Setelah dirasa cukup besar, Bapak Sugimin mengajari saya Mudik ke kampung bagi belajar menyetir mobil. Arena saya bukanlah sesuatu yang berlatihnya tidak jauh-jauh, menyenangkan. Soalnya di ya di sekitar rumah di Jl. desa kakek-nenek saya belum Dharmahusada Indah saja. Dulu teraliri listrik. Jadi saya rugi. jalanan di sana masih sepi dari Tidak bisa nongkrong nonton lalu lalang kendaraan. Tetapi, televisi. Ini membuat saya jadi karena belum terampil, terjadilah jengkel dan kepingin pulang insiden. Moncong mobil yang balik ke S urabaya sebelum saya kendarai menabrak b eton takbir berkumandang. Dulu pembatas jalan. Sialnya kejadian di setiap Lebaran TVRI pasti itu diketahui oleh satpam punya tayangan apik yang selalu d itunggu pemirsa: O peret 186 Biografi Prof. Sugimin WW
Keluarga Ir. Wahju Inggar Fipiana, M.M. 187
Anak dan menantu Ir. Wahju Inggar Fipiana, M.M. Papiko yang dimotori oleh h ukumnya wajib, titik. penyanyi legendaris Titiek Puspa. Bapak Sugimin merupakan Gara-gara mudik saya jadi absen tidak bisa nonton Papiko. ayah yang tidak terlalu banyak Tetapi itulah aturan dan prinsip memberi petuah secara v erbal. hidup yang ditegakkan Bapak Beliau hanya bilang, jalani saya. Pokoknya selama orang saja segalanya sesuai dengan tua masih ada maka mudik yang diingini sepanjang itu n yaman buat saya. Beliau juga 188 Biografi Prof. Sugimin WW
menginginkan agar saya tetap kepada e mbahnya. Tentang memberi perhatian kepada cucu, s ebenarnya Bapak saudara kandung, k epada s angat m engharapkan punya Mbak Rina dan Dik Erland. 10 orang cucu (Bapak sangat Harus selalu rukun bersama favorit dengan angka 10, nomer saudara. Itu pesan bapak yang rumahpun no.10). Sayangnya selalu ditekankan. Bapak biasa bapak hanya dikaruniai s embilan m emanggil kami dengan sebutan orang cucu (dua cucu dari Mbak “Nu, Du, Lun” untuk Mbak Rina, Rina, tiga cucu dari saya, dan saya Ida panggilannya, dan Dik empat orang Dik Erland), dan Erland. sayangnya lagi dua orang cucu sudah lebih dulu dipanggil Salah satu hobi Bapak Gimin olehNya karena sakit. Tapi adalah merenovasi rumah serta alhamdulillah-nya, sekarang mengotak-atik letak perabot di Bapak sudah dikaruniai dua dalamnya. Setiap saat posisi orang cicit. Satu cicit dari anak ruang dan perabotan selalu ada Mbak Rina dan satu lagi dari yang berubah. Setiap saya mudik anak saya. ke rumah pasti menyaksikan perubahan itu. Kadang terlihat Sekarang ganti berbicara aneh, karena Bapak agaknya mengenai gaya mengajar, tidak mengikuti kaidah arsitektur karena kebetulan saya juga yang baik. Pokoknya renovasinya menjadi dosen, menjalani profesi terkesan ngasal. Maksain gitu. yang sama dengan Pak Gimin. Tetapi sebagai anak, saya tidak Gaya mengajar saya tidak bisa berbuat apa-apa. Ya nurut sama d engan Bapak. A palagi ajalah, yang penting Bapak m ahasiswa yang saya ajar nyaman, yang penting Bapak adalah mahasiswa perguruan sehat. Alhamdulillah. tinggi swasta. Jadi ya sangat b erbeda. Saya harus sangat Bapak sangat sayang telaten. Mencoba segala jurus k epada cucu-cucunya. S ampai agar mahasiswa dapat belajar s ekarang, kalau Lebaran, maksimal dan bisa lulus. Saya m asih rutin memberi uang saku mau menjawab setiap chat kepada c ucu-cunya. Padahal mahasiswa lewat smartphone, cucunya s udah g ede-gede bahkan saat tengah malam dan m ereka juga sudah tidak atau pada saat libur kuliah. nyaman d ikasih uang sama Kalau gaya Bapak beda. Bapak embahnya. Seharusnya mereka m asih mau melayani mahasiswa yang g antian memberi hadiah Suara Mereka 189
di rumah untuk keperluan yang s ulung, Hafid, punya a sistensi. Sebaliknya saya sama k ebiasaan m enyimpan sekali tidak mau menerima semua barang-barang di mahasiswa di rumah. Semua kamar, n yusuh. Barangnya harus di k ampus atau lewat n umpuk-numpuk padahal sudah chat What’sAp, telepon, atau via tidak berguna, bahkan sebagian email. sudah rusak dan layak buang. Tetapi kalau sampai dibuang Oh ya ada satu hal lagi tanpa sepengetahunannya maka yang lucu. Ternyata ada dia pasti marah. Ya sudahlah, sebuah kebiasaan Mbah mungkin itu sudah tabiat warisan Gimin yang sekarang m enurun dari embah kakungnya. n kepada cucunya. Anak saya 190 Biografi Prof. Sugimin WW
4.6. Wahyu Elftia Erland, S.T. Putra Bungsu Prof. Sugimin WAKTUNYA HABIS DI MEJA BELAJAR M empunyai sikap hidup itu memang baik, bahkan harus. Karena hal itu akan dapat menentukan kualitas seseorang. Sikap hidup yang diwujudkan dengan perilaku konsisten bisa membentuk kepribadian seseorang dan menjadi modal kesuksesannya. Meskipun demikian sikap hidup juga membawa konsekuensi logis bagi dirinya maupun orang di sekitarnya. Ya, kadang juga bisa bikin tidak nyaman, setidaknya bagi orang terdekatnya. Demikian juga halnya dengan ayah kandung saya, Prof. Sugimin. Di mata saya, beliau adalah pribadi yang disiplin. Malah terlalu disiplin. Terutama dalam hal Suara Mereka 191
pekerjaan. Bapak selalu tepat Bapak selalu pulang ke Surabaya waktu. Masuk kantor ITS pukul tepat waktu, sehari sebelum tujuh pagi dan pulang pukul lima kantor masuk kerja. Padahal sore pas. Sama sekali tidak mau saya masih ingin menambah korupsi waktu. Malamnya beliau libur, barang satu hari saja, masih belajar lagi. karena masih kerasan, tetapi sikap bapak tidak bisa ditawar Dulu kami selalu rutin mudik sama sekali. ke rumah kakek nenek di Klaten ketika Lebaran. Ketika kecil saya Rutinitas kerjanya memang sangat senang berlibur di sana seperti itu, setelah di rumah, menikmati suasana desa. Tetapi malamnya Bapak masih belajar ada satu yang membuat saya lagi karena cintanya kepada ilmu kecewa. Pulangnya terlalu cepat, fisika dan matematika. Hobinya sesuai dengan tanggal libur. membaca buku dan hasil-hasil Keluarga Wahyu Elftia Erland, S.T. 192 Biografi Prof. Sugimin WW
penelitian sains. Jadi, waktunya Bapak orangnya lurus sekali, selalu habis di atas meja b elajar. antikorupsi. Itu ditunjukkan Sampai sekarang kebiasaan d engan menolak semua upaya Bapak yang saya kerjakan suap, sewaktu beliau menjadi adalah membaca buku dan kepala jurusan, dekan, maupun m encintai fotografi. sebagai pejabat akreditasi. Kesibukan seperti itu Kepada anak-anaknya m embawa k onsekuensi d isarankan untuk berkarier tersendiri. Beliau tidak m enjadi guru atau dosen. Kalau p unya banyak waktu untuk bisa jangan sampai menjadi b ercengkerama hangat dengan hakim atau polisi karena profesi a nak-anaknya. Jadi kurang tersebut rawan godaan k orupsi. dekat dengan a nak-anaknya. Dua kakak saya akhirnya Kami lebih banyak diurusi oleh m emang menjadi dosen. Hanya ibu. U ntungnya, sekali waktu saya yang bekerja di industrial bapak masih menyempatkan engineering, di pabrik. Saya b ertamasya bersama keluarga di tidak mengajar di kelas. Tetapi saat hari libur. dulu pernah menjadi trainer di perusahaan swasta sebagai Karena Bapak jarang lean change agent dan industrial berbicara dengan anak-anaknya, engineering ke anak buah atau maka saya tidak terlalu ingat orang produksi di shop floor. pesan dan nasihatnya s ecara detail. Bapak lebih fokus Dulu Bapak pernah bercerita mengabdi ke ilmu fisika dan bahwa dirinya termasuk keras bekerja mencari uang, lalu kepala dalam meraih sesuatu. hartanya banyak yang dibuat Jika keinginannya tidak dituruti untuk bersedekah. Setiap b ulan orang tuanya maka mengancam selalu memberikan seluruh uang akan menceburkan diri ke sumur. gaji ITS kepada ibu, k ecuali Nah, ternyata sifat itu m enurun honorarium yang sifatnya kepada Sandy, anak saya. insidental. Jikalau meminta sesuatu akan meronta keras dan berulah agar Tetapi yang jelas, Bapak keinginannya dituruti. mengajarkan untuk hidup sederhana, jujur, dan hemat. Bapak Sugimin sangat Kami diwanti-wanti jangan keras dalam memperjuangkan sampai mengambil sesuatu c ita-cita. Meski usianya sudah yang bukan haknya. Bapak lanjut tetapi semangatnya juga tidak mau utang ke bank. masih tinggi. Masih kuat untuk Suara Mereka 193
tetap m engajar di u niversitas, anak-anaknya hanya ketika tetap hidup s edehana, dan kami sambang ke rumah b eliau. tetap b anyak b ersedekah Dulu ketika masih muda, Bapak walupun kadang kondisi sering berkunjung ke rumah k euangannya buruk. Mulai tahun s audara-saudara maupun 2018 k emarin Bapak mulai keponakan di luar kota dengan meng-handle bisnis kos-kosan mengendarai mobil, ketika punya lagi. Dulu bisnis ini semua saya hari libur tanggal merah atau yang mengerjakan, ketika saya pada hari raya. Tetapi karena pascapensiun dari perusahaan. usia, kini sudah agak jarang Dari rumah kos di Jl. Klampis berkunjung ke sanak saudara, Aji II/29 Surabaya itulah Bapak termasuk ke rumah kami di banyak bersedekah. Sidoarjo. Jadi sekarang gantian kami yang mengunjungi Bapak Bapak bertemu dan n gobrol ke Surabaya. n bersama cucu-cucu serta 194 Biografi Prof. Sugimin WW
4.7. Ir. M. Taufiqul Bar, M.Si Pengusaha dan Politikus TAWADU DAN RELIGIUS D i mata saya, Prof. Sugimin adalah orang yang sangat tawadu. Juga sangat religius. Saat salat Jumat di kampus, saya selalu menyaksikan beliau datang awal dan duduk di deretan terdepan. Dilihat dari namanya saja sudah kelihatan kalau beliau orang tawadu. Saya hanya tahu namanya Pak Sugimin. Saya tidak tahu singkatan WW di belakang namanya. Uniknya, bila mulai kuliah di bulan Syawal, s ehabis Idul Fitri, dosen yang satu ini selalu menyalami m ahasiswanya terlebih dahulu, meminta maaf. Termasuk mahasiswa yang duduk-duduk di depan kelas. Luar Suara Mereka 195
b iasa. Kami jadi malu. Bayangkan, sejak masuk kelas Soal disiplin, nyaris semua sampai selesai mengajar sekitar satu setengah jam, saya tidak mantan mahasiswanya pernah melihat beliau duduk. m engakui. Bila mengingat Luar biasa. hal itu, saya merasa malu. Seringkali gurunya sudah hadir Meskipun saya diwisuda terlebih d ahulu, baru mahasiswa s ebagai lulusan Fisika ITS b erdatangan. Jika mengajar, pada tahun 1997, tetapi saya tampak sekali sangat m enguasai kemudian justru terjun ke materi. Tak pernah bawa buku. bidang bidang bisnis perikanan. Menulis rumus-rumus dan Belakangan malah ke dunia angka-angka di papan tulis politik dan sempat menjadi sambil bicara, menjelaskan, Ketua Komisi C DPRD Sidoarjo. lalu menghapus sendiri, menulis Manfaat ilmu yang saya peroleh lagi. Jika ingat itu saya merasa di masa kuliah adalah, saya bersalah. Kok tidak menyuruh diajari berpikir sistematis dan mahasiswa menghapus papan. logis. Jadi ilmu fisika itu relevan Saya juga kagum dengan dengan bidang apa pun. Terima k esehatan dan staminanya. kasih, Prof. n 196 Biografi Prof. Sugimin WW
4.8. Dr. Mochamad Mockhlas, S.Si, M.M. Dekan FEB Unmuh Surabaya ENERGIK DAN TEPAT WAKTU S aya masuk ITS tahun 1990 dan diwisuda 1997, merasakan dua semester diajar Pak Sugimin. Saya aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Senat, sehingga sering berhubungan dengan beliau selaku Dekan. Hal pertama yang saya ingat, Pak Gimin sangat energik dan selalu tepat waktu. Kami mahasiswa sering keponthal-ponthal karena beliau nyaris tak pernah absen mengajar. Senin dan Selasa mulai pukul tujuh pagi. Saat bertemu di luar kelas, Pak Gimin lebih banyak bicara soal filsafat kehidupan, kaitan Ilmu Fisika dan kehidupan. Misalnya tentang hukum kekekalan energi, Suara Mereka 197
energi kinetik, maupun mekanik. Sekarang saya malah dapat Menurutnya, dalam kehidupan, amanah menjadi Dekan Fakultas kebaikan dan keburukan selalu Ekonomi dan Bisnis di Universitas ada balasannya. Mirip hukum Muhammadiyah Surabaya. kekekalan energi. M udah-mudahan bisa segera profesor seperti Pak Gimin, Bagi Prof Sugimin, lulusan meskipun bukan di bidang fisika. fisika tidak harus bekerja di bidang fisika. Karena dasar Cara mengajar Pak Gimin fisika bisa sebagai modal u ntuk enak dan runtut. Mirip mengajar menekuni bidang apa pun. anak SMA. Jadi mudah diikuti. Ternyata apa yang dikatakan Beliau hafal materi, tak pernah beliau benar. Contohnya saya. bawa buku selain buku absen. Setelah lulus dari ITS saya Sudah begitu tulisannya di papan b ekerja di perusahaan Singapura tulis bagus dan rapi. Hal lain dan Korea. Konsen saya yang mengagumkan, beliau manajemen bisnis. Makanya ingat dengan mahasiswanya satu S2 dan S3 saya di bidang per satu. Hafal nama. Sungguh m anajemen bisnis, bukan fisika. saya sangat salut. n 198 Biografi Prof. Sugimin WW
4.9. Ir. Iswahyudi, SS Perwira TNI AU SOSOK SEMPURNA M enurut saya, Prof. Sugimin WW itu sosok yang sempurna. Beliau sangat s ederhana, tegas, disiplin, dan cerdas. Saking sempurnanya, sepertinya belum ada kebiasaan yang bisa saya tiru dari beliau untuk saya a plikasikan sehari-hari. Kata-kata Prof. Sugimin yang s elalu saya ingat saat beliau mengajar adalah: Jadilah fisikawan sejati. Jadi saat bangun tidur atau pingsan sekali pun kalau ditanya Hukum Archimedes atau B ernaulli, langsung jawab. Namun waktu itu kami hanya tertawa. Belum tahu artinya dalam kehidupan. Kebiasaan beliau lainnya, saat menulis rumus-rumus fisika di papan tulis beliau sangat lancar. Seperti respons kita saat hendak makan. Meski mata ditutup, di ruangan gelap gulita tetapi makanan tepat masuk mulut Suara Mereka 199
tanpa k eliru masuk hidung. care. Prof S ugimin sangat konsen S esuai kata beliau, saya d engan materi yang d iajarkan. Beliau akan m erespons setiao b erusaha menjadi fisikawan mahasiswa yang bertanya. Tapi sejati. Jadi b erusaha fokus bagi m ahasiswa yang masuk dengan pekerjaan, s ehingga hanya untuk mengisi daftar kerja tidak harus banyak presensi, beliau sepertinya don’t m enggunakan pikiran. Autopilot.n 200 Biografi Prof. Sugimin WW
4.10. Ir. Agus Soerarso, M.T. Konsultan, Alumnus Arsitektur ITS Angkatan 12/1977 SABAR KETIKA MENGAJAR S aya merupakan salah seorang mahasiswa yang pernah diajar oleh Prof. Soegimin WW. Beliau mengajar kami mata kuliah fisika dasar, kepada kami yang saat itu mengikuti kuliah bersama kampus ITS tingkat pertama. Satu hal yang paling saya ingat adalah Prof Sugimin itu orangnya penyabar. Kalau memberikan kuliah sabar dan telaten. Menghadapi sekian banyak mahasiswa tingkat satu dengan latar belakang dan karakter yang bermacam-macam tentu tidak mudah, malah gampang menyulut emosi. Tetapi beliau dapat mengatasi semua masalah itu dengan kesabaran. Suara Mereka 201
Selebihnya saya tidak tahu menguasai mata kuliah yang banyak karena setelah itu d iajarkannya. saya masuk ke program studi Arsitektur sehingga tidak lagi Saya senang beliau berinteraksi dengan Pak Gimin. s ampai saat ini masih sehat Tetapi dari sedikit pengalaman dan produktif mengajar, mengikuti kuliah beliau, saya p adahal usianya sudah menangkap kesan beliau senja, kabarnya sudah k epala orang yang sabar dan sangat d elapan. Salam hormat k epada Prof. Sugimin. n 202 Biografi Prof. Sugimin WW
4.11. Mohamad Hasan Bashory, S.Si, MS-CNS Analis Kebijakan Ahli Madya, Badan Kebijakan Publik, Kemenhub JARI KITA SEPERTI PUNYA MEMORI P rof Sugimin pernah menyatakan bahwa jari tangan kita itu seperti punya memori. Jadi kalau sering digunakan untuk corat-coret rumus fisika secara awang-awang, kemungkinan bisa membantu otak untuk mengingat-ingat rumus tersebut. Luar biasanya, saya menemukan jurnal ilmiah dari tahun 2015, ternyata ada penelitian yang m enemukan h ubungan antara gerakan motorik jari dengan k emampuan kognitif. Sebutannya Kusho, yaitu menulis di udara.*) Salah satu yang tidak bisa saya lupakan dari Pak Sugimin adalah beliau selalu ramah dan menanggapi Suara Mereka 203
dengan serius setiap pertanyaan hingga beliau menutup kuliah. mahasiswa. Seremeh apa pun. Kalimat yang khas dari Pak Atau bisa dibilang sekonyol apa G imin, setiap m enyampaikan pun. Mungkin karena beliau pesan kepada mahasiswa selalu bekerja dengan ikhlas. beliau selalu memulai dengan Pak Gimin selalu mengawali dan k ata-kata: “Jadi begini ....” n mengakhiri perkuliahan dengan senyumnya yang khas. Soal *) link hasil penelitian: http:// kedisplinan, semua mahasiswa jounals.plos.org/plosone/ mengakui. Beliau selalu tepat article?id10.1371/journal. waktu, mulai masuk ruang kelas pone.0128419 204 Biografi Prof. Sugimin WW
4.12. Eka Wahyono, S.Si VP of Engineering Srvice and Weapon System PT Dirgantara Indonesia BAPAK BAGI MAHASISWA AKTIVIS S ederhana, konsisten, dan religius. Itulah d eskripsi singkat yang bisa saya tuliskan tentang dosen saya, Prof. Sugimin WW. A dapun k ata-kata atau pesan yang masih saya ingat dari beliau tentang cara belajar yang baik adalah dengan mengajarkan ilmu puncaknya. Yaitu apabila kita bisa menjelaskan ilmu itu dengan sederhana, betapapun rumit ilmu sebenarnya. Ada juga pesan lain dari Pak Gimin yang m asih saya kerjakan hingga sekarang, saya belajar tentang komunikasi (public speaking) dari beliau. Mengenai Suara Mereka 205
cara menyampaikan p ikiran, menghafal yang manjur. pesan atau gagasan k epada Mengenai sikap atau atasan, kastemer, atau siapapun. p erlakuan Pak Gimin terhadap para mahasiswa, saya katakan Saya juga biasa membuat beliau benar-benar seorang guru catatan dengan telunjuk jari sejati, bahkan bapak bagi para pada telapak tangan seperti yang mahasiswa. Apalagi mahasiswa beliau ajarkan. Sungguh cara aktivis. n 206 Biografi Prof. Sugimin WW
Epilog D i mata Sugimin, Rr. Sri Wahyuni, sang istri, ibarat titisan Dewi Nawang W ulan yang melarang suaminya Joko Tarub b erada di rumah pada pagi hari dan m elarang membuka penutup dandang tempat menanak nasi. Selama puluhan tahun mengabdi pada negara —b ukannya tidak kerasan di rumah seperti dugaan teman-temannya-- tetapi justru karena Sugimin patuh pada istri. Dewi Nawang Wulan melarang Sugimin berada di rumah pada jam kerja. Istrinya tidak pernah mengatakan gaji pegawai negeri tidak cukup. Selama 48 tahun berkeluarga, mempunyai pembantu rumah tangga tidak lebih dari empat tahun. Hal yang unik, istri Sugimin tidak mau diajak ke restoran kecuali bila menghadiri undangan. Jika bepergian dengan m obil, cukup membeli makanan di pasar. Sugimin sebagai sopirnya disuapi sambil mobil tetap ngebut. Pas disuapi, pas mobil berhenti karena lampu merah, itulah yang membuat iri pengemudi mobil di sebelah mereka. Sugimin telah menepati jam kerja PNS selama 42 Epilog 207
tahun ditambah belajar pada dari Manarul Ilmi berkumpul, pukul 07.00 sampai pukul 22.00 bertanya kepada Sugimin. malam dengan gaji terakhir ”Bapak kelihatannya kok tidak s ebagai PNS golongan IV-D ingin jadi Jenderal (maksudnya lengkap dengan tunjangan Guru Besar). Padahal fungsional hampir Rp 3 juta. m urid-murid Bapak di AMN Sesuai Al Hadid ayat 4 bagian (1959-1964) dan di Akabri Laut terakhir: “Allah bersama dengan (1967-1983) kan sudah banyak kamu di mana pun kamu berada yang Jenderal?” dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” Allah SWT Kala itu Sugimin m enjawab, telah melimpahkan tambahan “Buat apa gelar dan p angkat. ganjaran berupa kesehatan Bukankah Allah SWT hanya hingga kini. melihat apa yang kamu kerjakan?” Mereka serempak Jadi, nikmat mana lagi yang mengatakan, ”Bukan buat mesti didustakan? Tiga anak Bapak, tetapi buat kami, Sugimin sekolah tepat waktu, anak-anak Bapak.” tepat dapat pekerjaan yang memuaskan, tepat menikah, Sejak kenaikan pangkat harus tepat menghadiahkan 8 cucu, mengajukan, Sugimin memang serta 2 orang cicit. Dua putri tidak pernah mengajukan. Saat Sugimin mengikuti jejak sang itu dia menganggap masih lucu, ayah. Anak pertama, Wahyu naik pangkat kok diminta. Satya Fistia Doctorina M.Si, menjadi Lencana Karya PNS yang 30 dosen m atematika di ITS. Anak tahunan, dia tak mengajukan. kedua, Wahyu Inggar Fipiana Sugimin berpikir, mengapa MM, juga menjadi dosen di Satya Lencana harus dimohon, Universitas Borobudur Jakarta sedangkan Satya Lencana dari dan baru saja dipercaya Menhankam dua kali diantar ke menjadi Dekan. Sedangkan rumahnya. anak k etiga, Wahyu Elftia Erland ST, rupanya tak betah bekerja Semula Sugimin berpikir, ikut orang tapi lebih memilih s ebagai guru dia harus berwirausaha. Sepertinya jiwa m enyiapkan ilmu agar ketika i nterpeneur-inovatif-kreatif dari mengajar paham betul apa yang sang ibu menitis kepada si diajarkan. Untuk tahu dengan bungsu. pasti, dia harus menguasai ilmu yang diajarkan, sehingga Suatu saat teman-temannya ketika mengajar konsep-konsep dasar tidak perlu membawa 208 Biografi Prof. Sugimin WW
Sugimin bersama keluarga. ilmu-ilmu baru, waktunya akan banyak tersita sehingga selembar kertas pun. Apalagi p ersiapan mengajarnya tidak buku. Untuk sampai ke tingkat tuntas. Namun atas desakan itu harus b anyak membaca kawan-kawan, Sugimin mulai buku dan b utuh banyak waktu. meneliti kembali dan melakukan R upanya yang dikerjakan seminar-seminar. Ilmu yang Sugimin membuat trauma pada diperoleh dari Nakagami Jepang anak laki-lakinya yang ketika dipraktikkan. Secara kebetulan masih sekolah selalu berkumpul ada penelitian yang jawabannya dengan anak orang-orang kaya. belum tuntas. Sugimin m encoba Ketika ditawari jadi guru setelah menuntaskan dan berhasil. lulus kuliah, jawabnya, ”Saya Kemudian diseminarkan dan tidak mau jadi guru, takut seperti dipublikasikan dalam j urnal Bapak. Kapan Bapak santai? ilmiah. Teman-temannya Pagi-pagi berangkat, sore baru membantu mencarikan arsip pulang, malam belajar,” kata k elengkapan surat-surat yang sang anak. tidak pernah diperhatikan, Sugimin berpikir, bila terjun Epilog 209 ke penelitian untuk mendapatkan
Bahagia bersama keluarga. lima kali masa jabatan itu d iembannya. ternyata semua persyaratan dapat dipenuhi. Sugimin sempat berkelanana ke Amerika Serikat, Kanada, Setelah semua persyaratan Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, lengkap, diajukan ke sidang Jerman, Australia, Singapura, Senat Guru Besar, ternyata Malaysia, dan Jepang. Dia berjalan amat mulus. Kemudian pernah mengunjungi 22 s ekolah diajukan untuk mendapatkan di luar negeri. Allah SWT juga restu dari penguasa tertinggi di telah memanggilnya untuk negeri ini. Baru diajukan bulan mengunjungi Baitullah pada Februari 1994, ternyata 1 April tahun 1986 dan 1990. 1994 telah ditandatangani P residen RI. Bukan main! Sugimin menduga-duga, kemudahan yang diperolehnya Hari-hari sesudah itu rasanya mungkin buah kerja dahulu yang tak banyak yang menantang. belum terbayar atau kurang Seperti mimpi indah ketika pembayarannya. Sekarang mendapat tugas menjadi Mantri dibayar, ditambah bonus, dan Guru, meski tanpa gelar ndara. Tidak tanggung-tanggung, 210 Biografi Prof. Sugimin WW
bunganya seperti kata ayahnya, tahun. Hal yang mengejutkan ”Tujuning urip iku nyambut gawe, Sugimin, anugerah itu d isertai dudu golek dhuwit. Sapa sing cek BNI yang tak pernah nyambut gawe utawa nandur, terbayangkan akan diterimakan bakal ngundhuh.” Tujuan hidup langsung tanpa dimohon. itu bekerja, bukan mencari uang, Barokallah. siapa yang menanam tentu bakal memetik buahnya. Tanggal 1 Oktober 2022, Sugimin genap berusia 86 Tanggal 1 November 2006 tahun. Kini, tak ada lagi yang Prof. Drs. H. Sugimin WW diinginkannya selain diberi sisa pensiun. Tepat pada bulan itu umur yang barokah dan diberi pertama kali ada Anugerah kesempatan memperbanyak Sewaka Winayaroha bagi guru bekal akhirat sampai sang waktu besar yang pensiun umur 70 memanggil. n Epilog 211
LAMPIRAN 212 Biografi Prof. Sugimin WW
Lampiran 213
214 Biografi Prof. Sugimin WW
215
216 Biografi Prof. Sugimin WW
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232