Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BIOGRAFI PROF SUGIMIN

BIOGRAFI PROF SUGIMIN

Published by sukemi kemi, 2022-10-03 07:58:38

Description: Perjalanan Prof Sugimin yang selalu menemui keberuntungan di angka 10. Mengajar di Institut Teknologi 10 Nopember, Tanggal lahir Bulan Oktober (10), menjadi Guru Besar ke-10 di ITS dan rumahnya pun di no-10, serta banyak lainnya. Berisi tentang kisah perjalanannya dari mulai kecil hingga menginjak usia diatas 80-tahun. Apa resepnya?

Keywords: Prof Sugimin

Search

Read the Text Version

­pandang. Inilah yang disebut nyata Sugimin berhasil mendapat dekat tetapi tidak bersentuhan. nilai sembilan untuk pelajaran b­ erhitung dalam ujian negara SR. Sugimin sadar betul dirinya hanyalah anak petani desa, Setelah lulus SR ­Sugimin sedangkan Rumani putri seorang b­ ersekolah di SMPN IV bangsawan bergelar Raden Rara. Y­ ogyakarta. Sejak Yogyakarta Sugimin seorang p­ enggembala kembali ke pangkuan RI, S­ ugimin kerbau dan p­ enyabit rumput, tidak pernah lagi bertemu badannya legam lantaran setiap dengan Rumani. Sugimin tidak hari terbakar teriknya matahari, tahu di mana gadis itu berada. ­sedangkan R­ umani berkulit Kabarnya dia mengikuti ayahnya bersih nyaris tanpa sengatan yang d­ ipindahtugaskan dari matahari. Itulah f­aktanya. Stasiun Prambanan. Sugimin Tetapi ­Sugimin mencoba b­ erpikir, dia pasti tidak akan ­mentransformasi h­ ubungannya ingat karena selama dalam dengan Rumini ke ruang pengungsian hanya dirinya a­ mun-amun, menjadi ­pasangan yang banyak “menikmati” hidup yang amat bahagia, ­wajah ­Rumani secara curi-curi tidak lagi bekerja kasar, tidak ­pandang. Kemungkinan Rumani lagi menggembala kerbau dan juga tidak tahu kalau Sugimin ­mencari rumput, tidak lagi naik menaruh perhatian padanya. gerobak atau menunggang Jadi kesimpulannya tidak dapat kerbau, melainkan menjadi diharapkan dapat bertemu guru yang berilmu, selalu siap kembali dengan Rumani. Tak ditanya apa saja oleh muridnya. mengapa, yang penting roh S­ yaratnya Sugimin harus ­pandai. gadis itu telah memberi spirit Syarat mutlak harus pandai hingga mampu melewati ujian SR ini merupakan hasil analisis di dengan hasil memuaskan. ruang amun-amun jika Sugimin ingin hidup bersama Rumani Rr. Sri Tartinah dengan bahagia. Hasil ­analisis dalam ruang amun-amun Tahun 1950, Sugimin harus ini kemudian ditransformasi mondok di Yogyakarta. Jarak ke alam nyata. Jadi Sugimin sekolahnya, SMPN IV Yogyakarta di alam n­ yata harus belajar dengan Desanya Dengok Kulon s­ ekeras-kerasnya agar sukses di Klaten sekitar 20 km. Berat sehingga dapat m­ embahagiakan kalau harus ulang alik setiap Rumani. Hasilnya, di alam hari. Beruntung Sugimin bersama sahabatnya, Ruslan, putra Ibu Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 135

Hadi Warsito, guru kelas IV SR, rumahnya. Anehnya, jika Sugimin mendapat tumpangan p­ ondokan sedang belajar di dekat jendela, milik RM Sumar Hamidjojo, gadis itu seperti sengaja duduk guru kelas VI sekaligus Kepala di depan rumah atau bermain SR. Pondokan itu berada di dengan anak-anak di halaman. P­ ujowinatan Yogyakarta. Wilayah Sekali lagi, Sugimin tidak tahu ini dikenal sebagai hunian para apa motifnya karena di antara ningrat. Di sinilah ­Sugimin SMP mereka tidak pernah terucap mengenal perempuan kedua kata atau isyarat saling suka. yang sangat berarti dalam hidupnya. Pepatah Jawa mengatakan, cinta bisa tumbuh karena Di depan sebelah kanan ­terbiasa. Setiap hari keduanya asrama Sugimin, tinggal seorang saling bertemu pandang. putri bangsawan yang rupawan. ­Sugimin sering bermain di Namanya Rr. Sri Tartinah. Di ­halaman dengan anak-anak desa Sugimin tidak biasa ­melihat ­kecil dan Sri ­Tartinah gemar gadis secantik itu. Usianya ­duduk-duduk di kursi p­ anjang ­kira-kira dua tahun di bawah di depan rumah s­ eperti Sugimin karena kakaknya teman ­memperhatikan. Sugimin sekelas di SMPN IV. Sugimin sering mencuri pandang wajah sering berkunjung ke rumahnya. ­cantiknya. “Bodohnya, ketika Tentu saja b­ ukan untuk b­ ertemu dia mengarahkan pandangan Sri Tartinah, tetapi kakaknya. ke arah saya, saya malah Motif s­ ebenarnya hanya melengos seolah-olah sedang S­ ugimin yang tahu. Anehnya ­memperhatikan anak-anak yang ketika S­ ugimin sedang bersama sedang bermain,” tutur Sugimin k­ akaknya di ruang tamu, Sri mengenang sambil tersenyum. Tartinah suka melintas. Tidak jelas benar apa alasannya. Saking seringnya ­mencuri Untuk ke depan rumah, memang pandang, suatu saat t­ertangkap melewati ruang tamu, walaupun jua. Ketika tengah mencuri s­ ebenarnya dapat juga melalui ­pandang wajah cantiknya, pintu s­ amping. ­tiba-tiba yang dipandang ­menoleh ke arah Sugimin. Sugimin jadi sering belajar di Keduanya pun beradu p­ andang, dekat jendela yang menghadap meski hanya sesaat untuk halaman rumah Sri Tartinah. k­ emudian saling melengos. Putri Dari posisi ini Sugimin dapat ningrat itu tersenyum, tampak melihat dengan jelas halaman anggun dan amat cantik. 136 Biografi Prof. Sugimin WW

­Sugimin terbang melayang, sosialnya paling rendah. Pada fly, seperti hendak pingsan. zaman penjajahan seharusnya B­ elakangan baku pandang Sugimin memanggilnya Den Rara menjadi biasa. Setiap kali saling Sri Tartinah. adu pandang, keduanya selalu saling melempar senyum. Tentu Seperti halnya t­erhadap saja adegan itu berlangsung Rr. Rumani, Sugimin ­mencoba dari kejauhan. Tak pernah saling mengajak Sri Tartinah bersentuhan secara fisik. ­bertransformasi ke alam a­ mun-amun. Di sana keduanya Sugimin berandai-andai. hidup bahagia. Syaratnya S­ eandainya dirinya hidup S­ ugimin harus pandai. Syarat ­bersama Sri Tartinah, kira-kira harus pandai yang d­ ianalisis bagaimana reaksi ayah-ibu di alam amun-amun ini dan saudara-saudara? Sugimin d­ itransformasikan ke dunia nyata tidak dapat membayangkan hal berupa kerja keras agar menjadi itu. Hal yang diyakini Sugimin, anak pandai. Hasilnya di alam dara ningrat itu pasti tak akan nyata Sugimin mendapat nilai mungkin mau tinggal m­ engikuti sempurna 10 dalam Aljabar saat kehidupan di desa. Sugimin ujian negara SMP. hanya anak petani yang strata Sugimin dekat dengan Sri “Suatu ketika S­ ugimin ­Tartinah, namun tidak pernah pernah bertanya s­ aling bersentuhan, hanya pada kakeknya, Mbah s­ ebatas saling m­ emandang. P­ osetiko, tentang Setelah pindah asrama, ­tempat Yang M­ emberi S­ ugimin mendengar kabar Sri Hidup. Jawabnya, Tartinah telah bertunangan ­tempat Yang Memberi d­ engan pemuda berdarah biru. Hidup itu dekat tapi T­ ampaknya cinta Sugimin harus tidak bersentuhan, jauh pupus untuk yang kedua k­ alinya. tanpa batas.” Namun kekuatan cinta itu telah menjadi spirit saat Sugimin m­ enempuh ujian SMP hingga mampu beroleh nilai sempurna untuk Aljabar. Rr. Sri Kadarsih Meski kehidupan masa muda banyak pahitnya, tetapi Sugimin Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 137

sering mendapat keberuntungan. bertemu, ngobrol, bahkan sering Ini masih kisah di Pujowinatan, hanya berduaan, namun tidak Yogyakarta. Rumah depan sisi sampai bersentuhan. Adegan kiri yang lebih kecil dari rumah itu terus berlanjut setelah Mbak utama yang dipakai sebagai Aryati dipanggil Illahi karena asrama, disewa oleh seorang sakit. ningrat. Sugimin ­memanggilnya Mas Hadi, tidak menggunakan Suatu hari ketika Sugimin titel ningratnya. Mas Hadi berkunjung Notoyudan, ayahnya m­ empunyai adik perempuan kurang enak badan sehingga yang usianya sekitar enam yang menemui hanya Sri tahun lebih tua dari Sugimin, ­Kadarsih. Dalam situasi hanya namanya Rr. Aryati. Sugimin berdua, Sugimin baru menyadari memanggilnya Mbak Aryati. Dia kalau wajah Sri K­ adarsih mirip tidak mempunyai adik laki-laki, dengan Mbak Aryati. S­ eolah-olah Sugimin tidak memiliki kakak Mbak Aryati hidup kembali. perempuan. Hubungan mereka ­Sugimin jadi teringat, ketika pun bak kakak beradik. Mbak dirinya sakit, almarhumah Mbak Aryati sangat baik dan perhatian Aryati merawatnya dengan terhadap Sugimin. Suatu hari penuh kasih sayang. Entah ketika Sugimin sakit, Mbak Aryati bagaimana prosesnya, tiba-tiba merawat Sugimin dengan penuh rasa kasih sayang sang kakak kasih sayang seperti terhadap merasuk ke dalam diri Sugimin adiknya sendiri. dan menjelma menjadi kasih sayang Sugimin terhadap Sri Inilah kelanjutan ceritanya. K­ adarsih. Seolah-olah Mbak Aryati memiliki seorang adik Aryati berbisik menitipkan adik perempuan bernama Rr. Sri bungsunya. L­ ama-lama m­ uncul Kadarsih. Hubungan Sugimin, perasaan yang agak berbeda Aryati, dan Sri K­ adarsih ­sangat dari ­sebelumnya. Sugimin akrab. Bahkan setelah dua jadi ­ingin sering bertemu Sri gadis itu pindah rumah dari ­Kadarsih. ­Pujowinatan ke Notoyudan, ­Sugimin sering ­bertandang ke Sikap Sugimin terhadap Sri rumah mereka. Pihak k­ eluarga Kadarsih yang usianya empat Mbak Aryati m­ enganggap tahun lebih muda, sudah s­ eperti S­ ugimin sebagai keluarga adik sendiri. Di ruang tamu s­ endiri. Sampai Sugimin ­berdua sudah biasa. Berbeda m­ enginjak SMA, keduanya sering dengan Sri Tartinah. Sugimin melihat Tartinah dari kejauhan, 138 Biografi Prof. Sugimin WW

memandang wajahnya pun Rr. Sri Tartinah, dan Rr. Sri dengan mencuri-curi. ­Dengan Kadarsih. Tetapi Sugimin ­selalu Sri T­ artinah belum pernah takut mengutarakan rasa duduk hanya berdua. Dengan c­ intanya. Bila sampai pada titik Sri K­ adarsih, Sugimin dapat itu, tiba-tiba Sugimin berubah m­ emandang wajah gadis itu menjadi seorang pengecut yang sepuasnya. Lebih-lebih ketika dia hanya menyimpan rasa cinta itu sedang gelisah ­membolik-balik di dalam hati. Akhirnya Sugimin majalah karena mati gaya tak pun harus berpisah dengan Sri tahu harus berbuat apa saat Kadarsih, perempuan ketiga berduaan. dalam hidupnya. Itulah suratan Tuhan. Meskipun tidak ada k­ ata-kata indah, Sri Kadarsih telah Rr. Sri Wahyuni ­mengisi hati Sugimin. Setelah hatinya merana ditinggal Rr Akhirnya Sugimin Sri Tartinah, kini semangat d­ ipertemukan dengan hidup Sugimin m­ ulai bangkit ­perempuan keempat. Juga kembali. Sri ­Kadarsih ­berhasil gadis ningrat. Namanya ­mengobarkan kembali s­ emangat Rr. Sri Wahyuni. Dia anak belajar S­ ugimin untuk ­mencapai b­ angsawan p­ impinan ormas c­ ita-cita. Sugimin dan Sri keagamaan di Semarang. K­ adarsih pun ­bertransformasi Dialah yang m­ emandu saat ke alam ­amun-amun untuk Sugimin m­ endaftar sekolah hidup ­bersama. L­ agi-lagi guru BI S­ emarang. Ceritanya, analisis di ­ruang a­ mun-amun tahun 1956, setelah lulus dari ­menyimpulkan, Sugimin SMAN III/B Yogyakarta, Sugimin ­harus kerja keras agar m­ endaftar BI Fisika di Semarang. dapat m­ embahagiakan dia. K­ esimpulan ini ­ditransformasikan Paman mendengar S­ ugimin ke alam nyata, diwujudkan akan mendaftar kabar itu. dalam bentuk kerja keras untuk Kebetulan istri Paman memiliki belajar. H­ asilnya luar b­ iasa. keluarga di Semarang. Daripada Sugimin berhasil melewati menginap di losmen, lebih baik ujian negara SMA dengan nilai bermalam di rumah saudara ­Sembilan untuk fisika. istri Paman. Kamarnya cukup banyak. Sesampai di Stasiun Sugimin tidak tahu, ­mengapa Tawang, Sugimin naik becak selalu tertarik p­ utri-putri m­ enuju Jl. Bima I. K­ ebetulan b­ angsawan seperti Rr. R­ umani, yang ­menyambut Tante Sri Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 139

Wahyuni. Demikian Sugimin Kisah tentang harta ayah memanggil adik istri Paman. yang ludes dirampok orang, Namun karena masih muda, tentang sulitnya hidup di tepi sebaya, atau bahkan mungkin kuburan Kali Code, mandi di masih di bawah Sugimin, dia sungai, belajar di toko buku, dan minta dipanggil mbak. aneka kepahitan lainnya. Rupanya gadis itu sudah Belum sempat membalas ­dipesan oleh Paman agar suratnya yang pertama, sudah mengantar Sugimin mendaftar datang surat yang kedua. Kali BI. Pendaftaran tak m­ engalami ini pujiannya lebih hebat lagi, k­ esulitan, hanya sebentar. bahkan dia berharap Sugimin S­ ebagai tamu yang belum membalas suratnya. Kedua mengenal Semarang tentu saja surat bernada harapan itu, amat Sugimin senang saat ditawari m­ enyulitkan posisi ­Sugimin. melihat tempat-tempat wisata Namun akhirnya Sugimin seperti Kebun Binatang dan membalasnya dan justru banyak Sam Pho Khong. Saat di kebun waktu tersita untuk berkirim surat. binatang ada yang menggoda, Hubungan pun menjadi sangat mengira keduanya berpacaran. serius. Demikian pula saat di Sam Pho Khong. Belakangan Sugimin Setelah berkelana di ­dunia memutuskan tidak melanjutkan amun-amun dengan tiga di BI Semarang, namun memilih ­perempuan, akhirnya Sugimin kuliah di UGM. resmi menikahi perempuan keempat, Rr. Sri Wahyuni binti Saat Sugimin sudah ­kuliah R. Pringgo Hadidjojo, putri ke-6 di UGM, tiba-tiba dirinya dari 12 bersaudara. Pernikahan mendapat surat dari Sri Wahyuni. dihelat secara sangat sederhana Rupanya gadis itu diam-diam di Kota Kudus pada tanggal ­mengagumi perjuangan S­ ugimin. 16 Desember 1959. Saat itu Entah ­bagaimana ceritanya, Sugimin masih tercatat sebagai agaknya dia sempat “mencuri” mahasiswa tingkat III Jurusan baca c­ atatan harian Sugimin. Fisika FIPA UGM, sedangkan Sri Dalam buku itu tertulis kisah Wahyuni masih duduk di kelas 3 hidup S­ ugimin yang mengalami SMA Negeri I Semarang. Inilah b­ erbagai musibah. misteri jodoh. n 140 Biografi Prof. Sugimin WW

3.5. SANG PEMUJA ISTRI S etelah mendapat Dewi Nawang Wulan, d­ emikian julukan buat Rr. Sri Wahyuni, sang istri, kesetiaan Sugimin tak perlu diragukan lagi. Bagi Sugimin, istrinya adalah segala-galanya. S­ udah teruji selama 48 tahun lebih. Tak berpaling ­apalagi mengeluh di saat hidup susah, tetap bersahaja di kala berlimpah rezeki. Untuk mengenang betapa luar b­ iasanya sang istri, Sugimin pun membuat catatan k­ husus buat sang istri. Isinya tentu saja puja-puji. Sugimin memang sudah berkenalan dengan Sri ­Wahyuni sejak 1956, tetapi kata anak zaman now, pacarannya LDR (long distance relation) alias hubungan jarak jauh, Yogyakarta-Semarang. Pacarannya lewat surat, karena masa itu belum ada handphone yang bisa video call. Maka setelah menikah, 1959, Sugimin ingin Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 141

Rr. Sri Wahyuni di depan Eiffel. 142 Biografi Prof. Sugimin WW

Menikmati taman bunga. “Demi cinta pada suami dan menikmati rasanya berpacaran. ­keluarga, apa Berpacaran setelah menikah, saja ­dilakukan istri S­ ugimin, Sri menurut Sugimin, selain tidak Wahyuni, asal berdosa juga lebih hemat. Saat bisa membantu senggang, kedua pasangan m­ eringankan baru ini pernah berpacaran ­beban s­ uami. ke Parang Tritis dengan naik P­ adahal sepeda onthel. Jaraknya sekitar ­semestinya 27 km dari Yogyakarta. Sempat itu menjadi pula mampir ke Goa Selarong, ­kewajiban tempat ­persembunyian ­Pangeran S­ ugimin.” ­Diponegoro saat dikejar-kejar Belanda. Berangkat pagi buta dan pulang petang hari. Tentu saja agar tidak jajan ke ­warung, mereka membawa bekal m­ akanan dari rumah. Pacaran model begini dilakoni Sugimin sekitar dua tahun sampai Sri Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 143

Wahyuni hamil dan melahirkan ­menopang kehidupan mereka anak pertama. berdua. Sebenarnya p­ ermintaan cukup banyak tetapi Sri Wahyuni Saat di tingkat doktoral, tidak dapat melayani karena ­aktivitas Sugimin sebagai waktu dan tenaga terbatas. m­ ahasiswa, asisten praktikum Saat itu belum terpikir untuk fisika, dan instruktur AMN ­benar-benar menyita w­ akunya. Jalan-jalanke Paris, 1992. Nyaris tidak ada waktu buat istri. Situasi itu diperparah kondisi keuangan yang minim. ­Sebaliknya istri Sugimin ­memiliki banyak waktu karena tidak ­diperbolehkan bersekolah setelah menikah. Kaya waktu tetapi miskin uang, menginspirasi Sri W­ ahyuni untuk berbisnis. B­ ermodal mesin jahit tangan, uang honor dan ikatan d­ inas Sugimin, Sri ­Wahyuni pun berkreasi ­membuat pakaian anak-anak. Istilah ­kerennya mencoba bisnis ­garmen. Sri Wahyuni yang p­ andai menjahit membuat ­pakaian anak yang lucu dan d­ iberi t­empelan kain ­warna-warni. Tempelan kain itu tidak dijahit tetapi di-sum. Itu tugas S­ ugimin. Setelah diajari sang istri, belakangan Sugimin menjuluki dirinya sendiri sebagai “ahli ngesum.” Setiap Minggu Sugimin dan istrinya menitipkan ­baju-baju itu ke toko penjual pakaian ­anak-anak. Ternyata ­baju-baju itu digemari dan laku. H­ asilnya lumayan bisa membantu 144 Biografi Prof. Sugimin WW

­mengangkat pegawai dan Rp 3.000,-. Dalam kondisi m­ emperbesar usaha. minim itu, tahun 1­ 966-1967, Sugimin dikirim mengikuti Keahlian Sri Wahyuni dalam ­TrainingR­ esearch di TH Delft hal jahit menjahit, rupanya tetap Belanda. dipakai setelah Sugimin menjadi dosen ITS. Kala itu gaji S­ ugimin Ketika ditinggal sang Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 145

­suami, Sri Wahyuni menambah ­diajari berbisnis. Caranya p­ engasilan dengan menjadi dengan berjualan es mambo. buruh menjahit. Jangan salah, Produk keluarga itu dititipkan meskipun buruh jahit, tetapi ke ­warung-warung sembako. penghasilannya Rp 5.000,- , Sri Wahyuni bertindak sebagai ­lebih besar dari gaji dosen kala p­ rodusen, anak-anak berperan itu. sebagai distributor dan debt c­ ollector alias tukang tagih. Karenanya dia bisa Sederhana, tetapi anak-anak ­menghidupi anak-anak dan bisa belajar memproduksi menanggung biaya a­ dik-adiknya. barang, memasarkannya, Teman atau tetangga sesama istri dan membuat pembukuan dosen menganggap Sri W­ ahyuni s­ ederhana. Begitulah cara Sri mengikuti kursus menjahit untuk Wahyuni mendidik anak. mengisi waktu sepeninggal Sugimin mengikuti tugas belajar Demi cinta pada suami dan di luar negeri. Padahal menjadi keluarga, apa saja dilakukan Sri buruh menjahit. Wahyuni asal bisa m­ embantu meringankan beban suami. Di Belanda, pertama Padahal semestinya itu ­menjadi kali ­Sugimin mendapatkan kewajiban Sugimin. Berkat dana 1.350 Gulden. Ketika k­ euletannya, belakangan ­istri ­berjalan-jalan di toko, Sugimin Sugimin mendapat julukan melihat ada demo membuat “p­ eternak rumah.” aneka ragam bunga dari benang berwarna-warni dengan mesin Maksudnya, rumahnya Singer seharga 850 Gulden. terus bertambah, beranak pinak. ­Melihat peluang untuk bisnis Itu semua buah bisnis yang sang istri di Tanah Air, S­ ugimin d­ ijalankan sang istri. Hasilnya nekat membeli mesin itu. ditabung, lalu dibelikan tanah ­Bahkan masih ditambah dengan atau rumah. Lalu rumah itu m­ embeli mesin pembuat kaos disewakan atau dijadikan tempat yang sedang obral separo harga. kost. Begitu seterusnya. Harapannya, mesin-mesin itu kelak dapat membantu usaha Namun semua itu tak sang istri. m­ engubah gaya hidup p­ asangan ini. Tetap sederhana. Jiwa wiraswasta Sri M­ ereka tetap tinggal di rumah ­Wahyuni tak bisa dibendung. s­ ederhana mereka di kawasan Saat a­ nak-anak memasuki D­ armahusada Surabaya. Baiti usia s­ ekolah, mereka sudah jannati, kata Sugimin. n 146 Biografi Prof. Sugimin WW

3.6. MENDIDIK CALON PERWIRA S oal pengalaman mengajar, sejatinya sudah didapat Sugimin sejak masih kuliah di UGM. Setelah menikah tahun 1959, keberuntungan demi keberuntungan terus menghinggapinya. Kali ini dia diangkat menjadi Instruktur Fisika di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang. Selain mendapat pengalaman melatih calon perwira, Sugimin juga mendapatkan honorarium yang cukup lumayan untuk menopang hidup keluarga. Saat menjadi instruktur di AMN, Sugimin merasa dimanjakan. Pergi-pulang Yogyakarta-Magelang, selalu diantar-jemput dengan kendaraan militer. Busananya harus rapi dan mengenakan dasi. Entah apa sebabnya. Mungkin memang demikian aturannya. Perihal dasi, Sugimin awalnya merasa risih. Maklum, wong ndesa. Kini Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 147

Sugimin bermetamorfosa jadi Negeri Belanda, tepatnya keren dan gagah. Padahal saat tahun 1969, Sugimin ditunjuk di desa , saat angon kebo dan m­ enjadi i­nstruktur Akabri Laut di ngarit, biasanya kathok koloran M­ orokrembangan Surabaya. dan telanjang dada. Mengenang pengalaman Berperan sebagai g­ urunya mengajar di Akabri, ­Sugimin calon perwira militer, dijalani bertutur, persoalan yang Sugimin lima tahun lebih, mulai d­ ihadapinya adalah peserta 1959 hingga 1964. Berapa didiknya orang yang bukan ­jumlah taruna yang pernah diarahkan menjadi ilmuwan. dilatih yang kemudian ­berhasil Karenanya tidak tepat bila diajar menjadi jenderal, Sugimin memakai cara-cara yang biasa tidak ingat persis. Yang pasti diterapkan untuk mendidik calon ada yang masih m­ engingatnya ilmuwan. Padahal Sugimin tidak saat b­ ertemu di Surabaya. Dia mempunyai pengalaman di ­angkatan 1963 dan p­ ernah militer sehingga tidak memiliki ­menjadi Panglima Kodam gambaran sama sekali ilmu yang V/Brawijaya Jawa Timur diajarakannya kira-kira untuk ­(­1985-1987), Mayjen TNI (Pur) tujuan apa. Kesulitan lainnya, Syaiful Sulun. Satu lagi Mayjen peserta didiknya yang memang TNI (Pur) Basofi Soedirman ­dipersiapkan menjadi p­ erwira yang pernah menjadi ­Gubernur militer terlalu lelah karena Jatim periode 1993-1998. harus mengikuti gemblengan Hal yang mengharukan dan fisik. ­Akibatnya siswa sangat m­ embanggakan setiap guru, sulit mengikuti pelajaran yang meski sudah jadi jenderal dan ­memerlukan perhatian yang pejabat tinggi, kedua mantan serius. anak didik itu tetap memberikan penghormatan saat bertemu dan Situasi seperti itu membuat bersalaman dengan taklim. Sugimin harus memeras otak agar proses kegiatan belajar Tahun 1964, Sugimin mengajar berjalan dengan baik. m­ eninggalkan Yogyakarta Untunglah Sugimin memiliki karena mendapat panggilan teman seorang ilmuwan yang untuk mengajar di ITS. Tetapi pernah terjun ke dunia militer baru dua tahun menjadi dosen, dan berpangkat mayor. Dia tahu Sugimin harus mengikuti research tata cara menghukum bila ada training di TH Delft Belanda. peserta didik yang tidak disiplin. Dua tahun setelah pulang dari Dia tahu arah menuju ke mana 148 Biografi Prof. Sugimin WW

Dalam fisika selalu p­ ertanian, dan ­industri. diajarkan bagaimana ­Penemuan s­ emikonduktor proses itu berjalan, apa IC yang selanjutkan melejit sebab dapat berjalan, ­aplikasinya yang mengubah variabel-variabel apa ­dunia kurang dari 100 tahun. “yang menentukan, dan Segimin tetap berprinsip, tidak bagaimana menalar ada ilmu yang tidak berguna. Di ­secara matematika.” Akabri, meskipun ­seolah-olah tidak jelas benar arah ilmu ilmu dipakai. Sugimin sering yang diajarkannya akan dibawa sharing dengan sahabatnya itu. k­ emana, namun setidak-tidaknya dapat dipakai sebagai dasar Bagi Sugimin, mengajar untuk berpikir logis. Sebab calon engineers arahnya lebih dalam fisika selalu diajarkan jelas. ­Engineering jelas ilmu yang b­ agaimana proses itu b­ erjalan, dipakai untuk m­ embuat suatu apa sebab dapat b­ erjalan, barang yang nilai e­ konomisnya v­ ariabel-variabel apa yang diperhitungkan. Ilmuwan akan menentukan, dan bagaimana tertarik untuk membuat arang menalar secara matematika. menjadi i­ntan, karena sarat dengan ilmu. Tetapi hal itu tidak Dalam simbol klasik, dahulu akan menarik bagi engineers orang menyatakan cinta dengan karena biaya p­ embuatannya gambar hati ditusuk anak p­ anah. akan mahal sekali. Ilmuwan Namun bagi mereka yang tertarik ­menelaah tentang t­erbiasa menelaah fisika dengan r­eaksi-reaksi nuklir, sehingga matematika, maka cinta pun pada tahun 1939 d­ iketemukan dapat dianalisis dengan kurva reaksi fisi Hahn dan S­ trasmann cinta terhadap waktu. Dari kurva yang menjadi dasar p­ embuatan itu akan dapat dilihat b­ agaimana pembangkit listrik energi trend atau kecenderungan nuklir. Demikian juga reaksi ­lajunya cinta atau kecepatan ­radioaktivitas b­ uatan Curie, perubahan cinta terhadap waktu. 1939, menjadi dasar aplikasi Tentu saja setiap orang berharap dalam bidang k­ edokteran, laju cinta itu selalu bertambah terhadap waktu. Jadi kurva itu harus melengkung ke bawah. Mengingat hal itu, Sugimin tetap bersemangat m­ engajar para siswa taruna. Maka Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 149

rute Jl. Darmahusada-Jl. ­Laksamana Muda TNI K­ umoro M­ orokrembangan S­ urabaya, Utoyo (1976-1977), dan d­ ijalaninya dengan tulus L­ aksamana Muda TNI M. s­ ekitar 14 tahun. Setidaknya M­ ardiono (1977-1983). Sugimin telah ikut memberi tetesan ­ilmunya di Kawah Sejak diangkat menjadi C­ andradimukanya para ­penjaga p­ egawai negeri tahun 1964, laut Indonesia agar tetap sebagai dosen Sugimin diizinkan­ berdaulat. Untuk p­ engabdiannya mengajar di luar ITS. K­ arenanya selama mengajar di Akabri Sugimin tak menolak ketika mulai tahun 1969 hingga 1983, diminta mengajar di IKIP N­ egeri Sugimin dua kali memperoleh Surabaya yang kemudian Satya Lancana Dwidya Sistha dari berubah menjadi Universitas Menhankam RI. Negeri Surabaya (Unesa). Itu d­ ijalani tahun 1965 hingga Sugimin mengajar ­mulai 1981. Kemudian Universitas Kasal Laksamana TNI S­ udomo Katholik Widya Mandala (UWM) (1969-1973), Laksamana Surabaya (1965-sekarang). TNI R. Soebono (1973-1974), Juga Universitas ­Pembangunan ­Laksmana TNI RS S­ ubijakto N­ asional (UPN) Veteran (1974-1977), L­ aksamana TNI S­ urabaya mulai tahun 1966 Waloeyo ­Soegito (­ 1977-1982), hingga kampus berpindah dari hingga L­ aksamana TNI Tambak Bayan Surabaya ke ­Mochamad Romly ­(1982-1986). G­ unung Anyar. Saat pertama mengajar, ­Gubernur Akabri Bagian Laut Kini UPN m­ enjadi Universitas dipegang Komodor Laut R.E. Pembangunan Negeri Surabaya. S­ oeprapto (1967-1970), lalu Bukan ­semata-mata m­ engejar diteruskan Laksamana Muda TNI honorarium, tetapi Sugimin Rudy Poerwana (­1970-1973), merasa puas bisa menebar ilmu Laksamana Muda TNI H­ otma ke mana-mana dan menjadi Harahap ­(1973-1976), amalan yang terus dicatat Yang Maha Esa. n 150 Biografi Prof. Sugimin WW

3.7. BERGAUL DENGAN SENIMAN M emimpikannya pun tidak pernah. Apalagi memikirkan dan bercita-cita. Tetapi kalau takdir sudah menghampiri, tak seorang pun bisa mengelak. Ceritanya, selepas menjadi Ketua Lembaga Tingkat Satu Bersama (TSB) ITS yang diemban mulai 1976 sampai dengan 1980, pada suatu pagi di tahun 1980, Sugimin dipanggil Rektor Prof. Mahmud Zaki M.Sc. Rupanya, Sugimin mendapat tugas baru, ditunjuk menjadi Kepala Balai Pengembangan Media Televisi (BPM TV), Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan RI. BPM TV adalah unit dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang kala itu di bawah pimpinan Menteri Dr. Daoed Joesoef ­(1978-1983). Tugas pokok dan fungsi BPM TV waktu itu Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 151

adalah mengembangkan seni ­memerlukan otak kanan. ­program media televisi ­untuk Menyadari kalau s­ elama ini k­ epentingan pendidikan. lebih banyak ­menggunakan M­ ulai dari m­ elakukan analisis otak kiri, ­Sugimin jadi merasa ­kebutuhan, menyusun naskah, kasihan pada otak kanan yang ­sampai d­ engan memproduksi d­ ianaktirikan. Sugimin merasa p­ rototipenya. Awal tahun berlaku tidak adil kepada 1­ 980-an BPM TV mendapat otaknya. Maka dia bertekad tugas mengembangkan ­program akan memanjakan otak pendidikan lingkungan hidup, k­ anannya dengan m­ engikuti pendidikan bina watak, dan pelatihan seni pertelevisian puncaknya terlibat dalam s­ ecara s­ unguh-sungguh. ­penyusunan skenario dan produksi Film Seri Aku Cinta Pelajaran pertama adalah Indonesia (ACI). Sebuah serial teknik menulis naskah ­televisi. fenomenal karena terpanjang Dimulai dengan menyusun dalam sejarah pertelevisian identifikasi program, ­menentukan di Indonesia kala itu. Selain judul, merumuskan tujuan, m­ enghibur, konten ACI berisi membuat sinopsis, treatment, pesan-pesan pendidikan k­ arakter membuat story board, menusun untuk siswa setingkat SD, SMP, skenario sampai shooting script. SMA, hingga guru. Sebuah Meskipun berprofesi sebagai kerja kolaborasi yang m­ elibatkan guru, tetapi karena berlatar ­unsur teknologi, skill, dan belakang pendidikan ilmu tentu saja art. Sungguh sebuah murni, Sugimin belum ­terbiasa p­ engalaman baru buat Sugimin. ­menyusun tujuan ­instruksional umum (TIU) dan tujuan Tetapi sebelum diangkat i­nstruksional khusus (TIK). Selama jadi Kepala BPM TV, Tuhan ini dia mengajar hanya berdasar s­ ebetulnya sudah mengirim buku wajib, baik teori maupun tengara buat Sugimin. Tiba-tiba soal-soalnya. dia tergerak mengikuti p­ elatihan di bidang pengembangan Untuk membuat naskah program televisi. Sugimin boleh siap produksi, penulis harus dikatakan jauh dari dunia seni. m­ emahami terminologi atau Maklum, sebagai guru dalam peristilahan yang biasa dipakai bidang ilmu kealaman, fisika, di dunia pertelevisian. Tentang dia lebih banyak mengeksplorasi sarana bercerita dengan film otak kiri. Padahal kata pakar, atau film language (bahasa film) dan cara bercerita, dramatic 152 Biografi Prof. Sugimin WW

construction atau dramaturgi. program pendidikan melalui Tak hanya teori tetapi disertai ­media televisi. Bagaimana s­ imulasi atau demonstrasi. melakukan identifikasi masalah, memilih topik, merumuskan Belajar membuat naskah, TIU dan TIK. Juga ada ahli awalnya amat sulit. B­ erkali-kali ­pengembangan media televisi dicoret oleh pelatih. ­Begitulah dari Jakarta Yoenarsih. Dan yang proses kegiatan belajar, h­ arus tidak dapat dilupakan adalah dapat saling m­ enempatkan peran sineas dan budayawan peranan dirinya, kapan s­ ebagai Gatut Kusumo (alm). guru atau sebagai murid. Setelah belajar, ­Sugimin merasa Itulah takdir. Tak lama m­ ulai kian peka. T­ eringat k­ emudian Sugimin mendapat pada m­ urid-muridnya yang ­tugas memimpin l­ embaga ­membuat PR dengan tulisan di mana dirinya ­berlatih yang b­ agus tetapi Sugimin ­pertelevisian. Di sini ­Sugimin mencoretnya ­dengan tinta menjadi kian leluasa merah, jauh melampaui batas ­memanjakan otak kanannya yang salah. S­ eolah-olah dirinya bersama-sama para ­seniman ­melampiaskan kemarahan. Surabaya. Antara lain dari Soal semudah ini saja masih ­Dewan Kesenian Surabaya salah. Sugimin hanya melihat (DKS), Srimulat, Persatuan Artis dirinya sendiri. Soal itu memang ­Indonesia (Parfi), dan l­ain-lain. m­ udah bagi dirinya. Selama ini Hidup di antara para s­ eniman Sugimin selalu mengevaluasi dapat m­ enimbulkan p­ erasaan dengan kerangka acuan dirinya yang lebih peka t­erhadap sendiri, tidak dengan perasaan k­ emanusian, berbahagia b­ agaimana murid-murid m­ elihat b­ ersama-sama orang-orang coretan tinta merah yang d­ engan penuh ceria. m­ enggambarkan kemarahan sang guru. Pada tahun 1980-an, BPM TV masih berkantor di Untunglah Sugimin mendapat Jl. S­ impang Dukuh No. 11 instruktur terbaik di bidangnya. S­ urabaya. M­ enempati salah satu Ada ahli pendidikan dari IKIP gedung yang dulunya menjadi Surabaya, pasangan suami istri salah satu kampus ITS. Kala itu Drs. Soewarno dan Dra. Endang BPM TV selain diperkuat oleh Aryadi yang dengan penuh ­tenaga-tenaga dari ITS, juga kesabaran menuntun bagaimana ada dari IKIP Surabaya. Dari ITS menyusun sebuah rancangan selain Sugimin ada Ir. Suyanto Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 153

dan Ir. Iskandar Zulkarnaen serta budayawan yang ikut m­ emberi beberapa orang staf. S­ edangkan warna dalam k­ ehidupan dari IKIP Surabaya ada Dra. S­ ugimin. Antara lain Gatut Endang Ariyadi. Dari P­ ustekkom Kusumo (alm), ­Hardjono Jakarta ada Yoenarsih dan W­ iryosoetrisno (alm), Lutfi suaminya Hendy Kusdarmanto, R­ achman (alm), Semar ­Suwito Anna, Lis, Ika, dan lain-lain. (alm), Eva Rosdiana Dewi (ketua Parfi Jaim kala itu), dan Di bawah k­ epemimpinan ­komedian Srimulat Bambang ­Sugimin, BPM TV m­ enelorkan Gentolet, dan lain-lain. Posisinya beberapa prototipe m­ odel m­ edia kemudian digantikan yuniornya televisi untuk pembelajaran/­ juga dari ITS, Ir. Karyadi MSc. pendidikan serta ratusan ­program t­elevisi siap tayang. Di awal-awal Mengenang pengalaman berdirinya ­Universitas ­Terbuka mengelola sebuah lembaga (UT), BPM TV juga d­ ipercaya yang memproduksi karya seni ­mengembangkan n­ askah dan berupa program televisi baik memproduksi program media dalam f­ormat dokumenter televisi ­untuk beberapa mata ­maupun drama, Sugimin kadang kuliah. S­ elain itu BPM TV juga ­tersenyum sendiri. Karena drama sering m­ enyelenggarakan sesungguhnya tak hanya ada s­ eminar, workshop, dan di dalam layar televisi, tetapi ­pelatihan ­penulisan skenario dalam kehidupan sehari-hari juga dan p­ embuatan program media penuh dengan sandiwara. S­ eperti t­ elevisi pendidikan. digambarkan lagu A­ chmad Albar (Godbless), ­Panggung ­Sandiwara. Tujuh tahun waktu yang M­ asing-masing orang punya cukup lama, namun terasa peran sendiri. Ada peran kocak, amat pendek bagi Sugimin ada peran b­ erpura-pura, ada karena bergaul dengan para tragedi, ada komedi, kadang juga seniman, di mana otak kanan ada romantis. banyak diasah. Sugimin belajar ­mengembangkan otak kanan Mungkin berkat bergaul dan meningkatkan sensitivitas dengan para seniman maka kemanusiaan. k­ ebiasaan menulis Sugimin terus dilakukan. Tak hanya karya Tugas di BPM TV s­ elesai. ilmiah, bahkan belakangan jadi Sugimin harus kembali ke novel dan sempat diterbitkan tempat asal, kembali menekuni dengan judul Ndara Mantri dunia eksak di ITS. Tetapi ada Guru.n b­ eberapa nama s­ eniman atau 154 Biografi Prof. Sugimin WW

3.8. CINTA MATI FISIKA S ebagai pecinta Fisika sejati, Sugimin hampir selalu mengikuti dan aktif dalam berbagai k­ egiatan yang berkaitan dengan ilmu fisika. Pendek kata, Sugimin cinta mati kepada fisika. Maka hasil-hasil penelitian terbaru seputar fisika selalu dilahapnya. Seminar, simposium, workshop seputar ilmu fisika sedapat mungkin diikuti. Maksudnya agar ilmunya selalu update, tidak seperti “pacar ketinggalan kereta.” Bagi Sugimin, itulah amanah cinta. Memberi dan b­ erkorban untuk yang dicintai. Maka tatkala pada bulan Agustus 1973 Sugimin mendapat undangan dari koleganya, para i­lmuwan f­isika, untuk berkumpul di Bandung, dia pun ­hadir. Malah membawa mobil sendiri. Maklum, hobinya ­memang touring. Nyetir sendiri dari Surabaya ke Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 155

Ikut simposium fisika nasional di Yogyakarta, 1989. B­ andung. Padahal kala itu dia menyebut istri setianya Rr. belum ada yang namanya jalan Sri Wahyuni yang selalu setia tol. Surabaya-Bandung harus mengawal. d­ itempuh sekitar 12 jam. Tapi Sugimin merasa asyik saja Rupanya di Bandung telah karena bisa berduaan dengan ditunggu Prof. M. Barmawi, Guru “Dewi Nawang Wulan”, begitu Besar Fisika dari ­Institut T­ eknologi Bandung (ITB), Prof. Baikuni, 156 Biografi Prof. Sugimin WW

Frather de Frost b­ eserta para w­ adah para fisikawan I­ndonesia. fisikawan lainnya. J­umlahnya Setelah m­ elalui serangkaian seingat Sugimin ada tujuh brain s­ torming, sharing, dan orang. Sugimin ­satu-satunya diskusi, maka pada tanggal 17 dari Jawa Timur. Pertemuan Agustus 1973 d­ ideklarasikanlah itu ­diniatkan untuk ­mendirikan ­berdirinya Himpunan Fisika sebuah ­organisasi ­sebagai Indonesia (HFI). Sugimin ikut aktif membidani lahirnya HFI yang kemudian disahkan oleh Notaris Wiratni Achmadi SH tanggal 1 Juli 1977 di Bandung. HFI atau Indonesian Physical Society (IPS) adalah o­ rganisasi profesi ilmiah untuk bidang fisika yang tujuannya ­membina, ­mengomunikasikan, dan mengembangkan ilmu fisika serta pendidikan fisika untuk k­ epentingan anggota, bangsa Indonesia, dan k­ epentingan manusia pada umumnya. K­ eanggotaan HFI terbuka bagi umum dengan kriteria dan syarat-syarat yang sudah diatur di dalam AD/ART. Sebagai bagian dari k­ omunitas ilmiah global, HFI juga berperan aktif di b­ erbagai o­ rganisasi profesi ilmiah r­egional maupun internasional. Di ­antaranya Asia and Pa- sific Physycs Education Network sejak 1983; ASEAN Institute of ­Physycs sejak 1988; C­ onsortium of A­ filiates for International Programme sejak 1989; Dan ­Association of Asia Pasific P­ hysical Society (AAPPS) sejak 1990. Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 157

Selain menerbitkan jurnal terus eksis hingga saat ini ilmiah, HFI juga aktif m­ enggelar dan terus berperan dalam beragai forum ilmiah s­ emisal m­ engembangkan ilmu fisika seminar dan ­simposium ­bertaraf ­untuk kemaslahatan manusia. nasional maupun ­internasional. Meskipun para pendiri satu per Demi Kemaslahatan satu dipanggil Illahi, t­ermasuk inisiator HFI, Prof M. B­ armawi, Sebagai cendekiawan yang wafat pada tanggal 19 m­ uslim, Sugimin juga tergerak ­Oktober 2014, tetapi HFI untuk ikut berperan lebih luas bagi ­kemaslahatan umat dan “Bagi Sugimin, amanah bangsa Indonesia. Maka t­atkala cinta adalah ­memberi mendapat kabar bahwa para dan berkorban ­untuk cendekiawan muslim akan yang dicintai. S­ ebagai membentuk wadah organisasi, pecinta Fisika ­sejati, Sugimin merasa terpanggil untuk Sugimin hampir terlibat. Maka tatkala mendapat s­ elalu mengikuti dan undangan rapat pembentukan ­aktif dalam berbagai organisasi itu di Malang 6-8 k­ egiatan yang b­ erkaitan Desember 1990, Sugimin hadir. dengan ilmu fisika. Seingat Sugimin, kala itu dari Demikian juga sebagai ITS dia bersama Prof. Dr. M. cendekiawan muslim, Nuh, DEA, M.Eng. S­ ugimin pun Sugimin tergerak u­ ntuk ikut mendeklarasikan ­berdirinya ikut berperan lebih luas organisasi wadah para bagi k­ emaslahatan ­cendekiawan muslim pada 7 umat dan bangsa Desember 1990 yang kemudian I­ ndonesia.” diberi nama Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI). 158 Biografi Prof. Sugimin WW Kelahiran ICMI sendiri ­sebetulnya berawal dari ­diskusi kecil pada bulan Februari 1990 di masjid kampus ­Universitas Brawijaya (UB) Malang. Kala itu sekelompok mahasiswa merasa prihatin dengan kondisi umat Islam, terutama k­ adernya yang “berserakan” sehingga m­ enimbulkan p­ olarisasi

­kepemimpinan di kalangan menyampaikan bahwa ­Presiden umat Islam. Dari forum itu Soeharto sudah m­ emberikan k­ emudian muncul gagasan untuk p­ ersetujuan. Diusulkan ­wadahnya m­ engadakan simposium dengan bernama Ikatan C­ endekiawan tema Sumbangan Cendekiawan Muslim s­ e-Indonesia atau Muslim Menuju Era Tinggal ­disingkat ICMI. Landas. Para mahasiswa UB yang terdiri dari Erik Salman, Tanggal 28 S­ eptember Ali Mudakir, M. Zaenuri, Awang 1990 sejumlah cendekiawan Surya, dan M. Iqbal b­ erkeliling bertemu lagi untuk persiapan menemui para pembicara. simposium bulan ­Desember Di a­ ntaranya Immaduddin 1990. Tanggal 2­ 5-26 Nov A­ bdurrahim dan M. Dawam 1990 sekitar 22 orang Rahardjo. b­ erkumpul di ­Tawangmangu untuk ­merumuskan rancangan Pemikiran terus ­berkembang program kerja dan struktur sampai muncul ide m­ embentuk ­organisasi ICMI. wadah cendekiawan m­ uslim ­berskala nasional. Lalu para Prof. B.J. Habibie memimpin ­mahasiswa itu ditemani ICMI sejak awal berdiri 1990 ­Immaduddin, Dawam Rahardjo, hingga 1995, namun terpilih dan Syafi’i Anwar menghadap lagi pada Muktamar II di J­akarta Menristek B.J. Habibie dan untuk periode 1995-2000. memintanya memimpin ­wadah S­ elanjutnya ICMI dipimpin Adi itu. Kata Habibie, secara pribadi Sasono (2000-2005); Presidium dirinya bersedia tetapi ­sebagai Dr. Hj. Marwah Daud Ibrahim, Menteri harus meminta izin Ph.D, Prof. Dr. Nanat Fatah ­Presiden Soeharto. Habibie Natsir, Ir. M. Hatta Rajasa, Dr. juga meminta ­pencalonannya Ir. Muslimin Nasuion, Prof. Dr. d­ inyatakan secara resmi melalui Azyumardi Azra ­(2005-2010); surat dan diperkuat dengan Presidium Dr. Ing. H. Ilham ­dukungan tertulis dari para Akbar Habibie, MBA, Prof. Dr. cendekiawan muslim. ­Akhirnya Nana Fatah Natsir, Dr. Hj. 49 cendekiawan muslim ­Marwah Daud Ibrahim, Ph.D, ­menyetujui pencalonan B.J. Drs. Priyo Budi Santoso, Dr. ­Habibie sebagai ketua. Sugiharto, SE, MBA (­2010-2015); Prof. Dr. Jimly Assiddiqie SH Pada tanggal 27 S­ eptember (2015-2020). Saat ini ICMI 1990 dalam sebuah p­ ertemuan dipimpin Prof. Dr. Arif Satria, SP, di rumahnya, B.J. Habibie MSi (2021-2026). Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 159

Sebagai salah seorang yang aktif mengikuti kegiatan ICMI ikut membidani lahirnya ICMI baik di tingkat, lokal, regional, di Malang, tentu saja Sugimin maupun nasional. Baginya, ini bersama Prof M. Nuh serta adalah bagian dari ibadah, b­ eberapa dosen di ITS, selalu ­muamalah. n 160 Biografi Prof. Sugimin WW

3.9. ATASI STRES DENGAN CARA FISIKA A neka cabang ilmu itu mirip dengan jalan raya di perkotaan dengan banyak persimpangan. Di suatu persimpangan suatu cabang ilmu akan bertemu dengan yang lain, lalu b­ erpisah di tikungan dan bertemu lagi dengan dengan ilmu l­ainnya di perempatan berikutnya. Demikian juga d­ engan llmu fisika yang ditekuni Sugimin. Semakin didalami ilmu tersebut semakin bertemu dengan cabang-cabang ilmu lainnya. Semua saling bertemu, kait-mengait, dan m­ embuat sebuah jaringan. Maka para pencari ilmu pasti akan menemukan banyak percabangan yang saling ­terkoneksi. Semakin sering menjelajahi ilmu, bagai sopir online, dia akan makin mengenali banyak jalan dan sering ­menemukan perjumpaan antarilmu yang tidak bakal Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 161

Hadir di kampus saat pandemi Covid-19. psikologis yaitu stres dan ­melebar ke ilmu kedokteran ditemukan oleh orang yang yaitu g­ angguan stroke, s­ erangan jarang berkendara. otak yang disertai dengan k­ elumpuhan. Sugimin mengaku sering menemukan tesa, kemudian Dikatakan, jika seutas berjumpa antitesa, lalu dirinya tali ditarik dengan dua gaya mendapatkan sintesa. Satu ilmu yang sama dan arah yang beririsan dengan ilmu lain lalu ­berlawanan, atau suatu benda memunculkan pemahaman dan ditekan dengan dua arah yang wawasan baru. M­ onodisiplin berlawanan, maka tali atau menjadi multidisiplin, itu benda tersebut mengalami stres. m­ engasyikkan. Saat menekuni Besarnya stres adalah sama sebuah topik di dunia fisika, dengan besar gaya persatuan kadang berkembang masuk luas penampang tali atau benda wilayah ilmu sosiologi, ekonomi, tersebut. Sebagai akibat dari psikologi, bahkan menyentuh adanya stres tersebut terjadilah filsafat dan tasawuf. perubahan panjang benda. Pada tali yang dikenai stres, tali akan Ambil misal ketika ­Sugimin bertambah panjang alias molor. mencermati gejala fisika ­tentang Sedang pada kasus benda strain. Hal itu ­menginspirasinya yang ditekan maka akan terjadi untuk memahami masalah pemendekan. 162 Biografi Prof. Sugimin WW “Besarnya pemanjangan atau pemoloran persatuan panjang benda atau besarnya p­ engurangan panjang persatuan panjang disebut strain. Strain inilah yang akan menjadi ukuran seberapa besar perubahan yang diakibatkan oleh stres,” katanya. Untuk tali karet strainnya besar sekali, sedang untuk kawat baja strainnya kecil sekali. U­ kuran besar kecilnya strain pada suatu tali atau benda dinyatakan dalam modulusnya. Modulus kawat baja besar sekali,

sebaliknya modulus karet kecil g­ ejala pembuluh ­darahnya sekali, karena baja sukar molor m­ enyempit, sehingga sedang karet gampang molor. ­aliran ­darah ke otak tidak ­mencukupi kebutuhan sehingga Di samping pemoloran, ada m­ enyebabkan stroke. Jika lagi besaran yang melukiskan demikian yang disebut stres daya tahan benda terhadap dalam ilmu kedokteran itu sama stres. Untuk kawat baja batas dengan strain dalam istilah fisika. stres yang mengakibatkan kawat Sedang faktor penyebabnya, putus sangatlah besar, sedang dalam fisika disebut stres, dalam batas stres yang mengakibatkan ilmu kedokteran atau ilmu jiwa tali karet putus adalah kecil. disebut stressor,” ujarnya. Semua deskripsi tersebut apabila dijadikan rumus matematik akan Stres dalam dalam fisika tersaji seperti ini: terjadi bila benda dikenai dua hal yang bertentangan. Stres St rain = stres dib agi mo dulus pada fisika selalu berasal dari luar sistem, sedang dalam ilmu Atau dalam bahasa fisika kedokteran atau ilmu jiwa bisa dapat digambarkan sebagai dimungkinkan berasal dari faktor berikut: internal sendiri. Tidak memiliki uang, padahal harus membayar F/A = stres uang kuliah dan terancam tidak boleh ikut ujian, menurut fisika A = luas penampang dinamakan stres. batang Modulus dalam bahasa fisika apabila diadopsi ke bahasa ∆L = penambahan ­kedokteran mungkin menjadi “cara pengobatannya.” Yang panjang jelas modulus pribadi ­sangat b­ erperan penting dalam ∆L/L = strain ­mengantisipasi serangan stroke. “Jadi, jika modulus pribadi stres/strain = modulus young seseorang itu besar, walaupun dikenai stres, strainnya kecil strain = stres/modulus saja. Jadi tidak perlu sampai terkena stroke,” kata Sugimin young. ­menganalogikannya. “Dalam ilmu ­kedokteran, Menurut Sugimin nalar fisika orang terkena stres ­ditandai a­ ntara lain dengan sejumlah Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 163

dapat digunakan sebagai model menemukan uang pasti akan atau struktur pengkajian pada gembira sekali (saya beri manusia. Dalam kehidupan ­nilai +10). Kehilangan uang stres pasti sering terjadi dalam saya beri nilai -7. Jadi, jika diri manusia, karena dalam d­ ievaluasi total, dengan peristiwa k­ ehidupan kerap ditemui hal-hal k­ ehilangan uang itu, nilai yang yang berlawanan dari luar diri saya dapat masih + 6. Dengan yang mengenai diri seseorang. demikian stressor tersebut tidak Akibatnya terjadi strain dalam m­ engakibatkan perubahan yang dirinya. Agar strain tidak sampai berarti pada diri saya, apalagi melampai batas, maka modulus sampai menyebabkan stroke,” pribadinya harus ditingkatkan. kata Sugimin menyimpulkan. Berikut ada satu contoh untuk Begitulah kebiasaan memperjelas uraian. ­Katakanlah S­ ugimin. Suka ­menganalisis amplop uang gajian kita h­ ilang. dan m­ enemukan ­pemikiran Penyebabnya kantong saku ­reflektif dari kegiatan c­ elana kiri sobek sehingga ­merenungkan gejalan alam a­ mplop jatuh. Dari awal kita maupun ­peristiwa sehari-hari. ­sudah tahu bahwa saku celana Dari hukum ­Newton pertama biru itu sobek. Tapi semua dia m­ enemukan p­ emahaman itu dianggap remeh, karena baru tentang k­ emapanan versus ­beranggapan sepanjang ingat ­antikemapanan. bahwa kantong kiri bolong maka tidak akan ada masalah. Kita Dari hukum Newton kedua bisa pakai saku kanan. dirinya terinspirasi ­mengenai ­perlunya keakraban dan Tapi faktanya kita teledor ­kemesraan. Sugimin juga dan uang raib, maka t­erjadilah ­mencoba menafsirkan ayat stres. Nah, untuk ­mengatasi ­Al-Qur’an surah al-Ma’rij ayat hal itu maka kita harus 4 dengan menggunakan rumus m­ eningkatkan modulus pribadi. E=Mc kuadrat, rumus relativitas Caranya ­dengan ­menyadari Einstein yang termashur itu. k­ esembronoan diri, lalu b­ erupaya menghilangkan semua Sebagai penutup, sambil risiko tinggi tentang bepergian mengutip ungkapan bahasa dengan saku celana yang sobek. Latin, Sugimin mengatakan bahwa belajar itu tidak hanya “Ini menjadi pelajaran untuk mencari ilmu p­ engetahuan, ­berharga (saya memberi nilai m­ elainkan untuk ­mencari­ +3). Bagi orang uang yang k­ ehidupan. n 164 Biografi Prof. Sugimin WW

3.10. MENGUAK MAKNA DI BALIK GEJALA FISIKA B enda yang dipandang boleh saja sama, tetapi dapat terlihat berbeda di mata setiap orang. Ini bisa terjadi lantaran cara pandang dan wawasan yang berlainan. Katakanlah orang melihat sebuah apel. Si A memandangnya sebagai buah lezat yang bagus untuk diet. Si B berasosiasi pada buah kuldi dalam kisah Adam dan Hawa. Sedang Si C j­ustru teringat pada IPhone, perusahaan IT raksasa Apple, karena memakai logo ikonik apel krowak. Sementara itu ilmuwan Sir Isaac Newton malah menemukan teori g­ rafitasi gara-gara kepalanya tertimpa apel. Bukankah kajian dan teori fisika material yang d­ ikembangkan Prof. Sugimin juga lantaran terilhami butiran wijen yang menempel pada onde-onde yang dipandangnya? Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 165

Manusia dapat menemukan “b­ egawan”, maka yang makna baru di balik benda ­dibicarakan Prof. Sugimin konkret yang dilihatnya, karena ­kerapkali bukan lagi wacana dia memiliki kemampuan berpikir yang tersekat-sekat oleh d­ isiplin analogis. Mampu menemukan ilmu atau topik sektoral yang hubungan dan persamaan dari kaku seperti silabus mata benda-benda yang berbeda atau k­ uliah. Dia sudah lintasbidang benda satu dengan benda lain m­ ultidimensi. Ketika sedang yang sekilas seolah tidak ada membahas masalah ilmiah kaitannya sama sekali. maka bisa saja melebar ke ranah ­ilahiah. Dari diskusi Otak tidak hanya merekam t­entang dunia alam natural Sang apa-apa yang dilihat oleh P­ rofesor enak saja masuk ke ­indera mata tetapi juga mampu alam konseptual dan merambah ­mencarikan asosiasi-asosiasi wilayah supranatural. Pendeknya dengan hal-hal yang lain. mengasyikan sekaligus mengusik ­Pikiran bisa mengerti arti t­ekstual nalar. ­sekaligus menangkap arti ­kontekstual yang melingkupinya. Dari gejala-gejala fisika S­ ugimin kerap menemukan Karena gemar ­belajar arti kehidupan dengan m­ elalui aneka ilmu, membuat Prof. p­ roses berpikir analogi tadi. Sugimin t­erampil dan kerap ­Ambil contoh, dari h­ ukum m­ enggunakan cara berfikir ­Newton II dia tiba-tiba a­ nalogis tatkala ­menyaksikan mendapat pemahaman baru sesuatu benda ­maupun tentang makna keakraban f­enomena. Ini membuat dan ­kemesraan. Teori “gaya cakrawala pemikirannya ­sentak” dapat d­ igunakan untuk mengembang luas. Di ­matanya ­menjelaskan cara seseorang segala sesuatu bagaikan melepaskan diri dari kondisi b­ erlian yang kaya spektrum kepepet (dia ­istilahkan dengan dan m­ enantang untuk ­dikuak posisi di tepi jurang). Hukum s­ ekaligus dimaknai. Bagi Newton III dapat dimanfaatkan S­ ugimin, kegiatan ­belajar untuk m­ engajarkan kejujuran b­ ukan lagi sekadar mencari kepada anak didik. K­ apasitor ilmu tetapi belajar itu untuk dapat m­ enginsiprasi untuk ­mencari ­kehidupan. Ya mencari pembentukan karakter adil, ­kehidupan, bukan cuma untuk legawa, dan bijak. Lewat pokok mencari penghidupan semata. bahasan energi kinetik dapat Karena sudah s­ ekelas 166 Biografi Prof. Sugimin WW

ditarik pelajaran mengenai sikap ­kekekalan energi mekanik. merasa cukup (qana’ah) dalam Usaha yang dilakukan orang menjalani hidup. menjadi energi potensial. ­Ketika Untuk topik terakhir yang dilepaskan mencapai tanah baru saja disebut, akan menjadi energi kinetik yang ­diuraikan lebih jauh berikut besarnya sama dengan energi ini. B­ ayangkan ada seorang potensial tadi.Tidak ada usaha pria yang t­engah berusaha yang sia-sia. Pada model atom m­ engangkat ­sebongkah batu. Bohr, elektron-elektron dianggap Batu dengan massa 10 Kilogram berputar pada Iintasan-Iintasan meter (Kgm) diangkat dari lantai dengan energi tertentu. sampai dengan ketinggian dua meter. Usaha orang tersebut Dari gejala fisika ini dapat tidak s­ ia-sia. Usaha orang ini ditarik analogi untuk m­ emahami berubah menjadi energi potensial kehidupan. Energi bersifat kekal. ­gravitasi sebesar mg = 20 Joule Jadi, apapun usaha yang kita (J). J­ikalau batu ini dilepaskan, lakukan tidak akan pernah maka akan menyentuh lantai ­sia-sia. Dia hanya berubah dengan energi bentuk lain, yaitu menjadi energi bentuk lain yang energi kinetik, sebesar 20 J juga. potensial. Maka, y­ akinilah, Dalam proses ini berlaku hukum kita nantinya pasti akan ­memperolehnya kembali dalam “Dari gejala-gejala bentuk yang Iain. fisika Sugimin kerap m­ enemukan makna “Sungguh tepat ujaran nenek ­kehidupan dengan moyang kita dulu. ­Tujuane urip melalui proses berpikir iku nyambut gawe, dudu golek analogi. Dari hukum dhuwit (tujuan hidup itu bekerja Newton II dirinya bukan mencari uang). Dalam mendapat ­pemahaman menjalani kehidupan kita ­harus baru tentang m­ akna senantiasa b­ erusaha, atau keakraban dan ­bahasa agamanya berikhtiar. ­kemesraan. Karena semua usaha itu akan menjadi energi ­potensial k­ ehidupan kita, di mana e­ nergi tersebut akan kita peroleh k­ embali dalam bentuk yang lain, tidak harus berwujud imbalan uang,” ujar Sugimin m­ enyimpulkan. Perjalanan Spiritual, Cinta, dan Kiprah di Luar ITS 167

Di universitas A biaya ­kuliah cukup”. Tidak berlebihan. Untuk satu semester sebesar Rp 6 pindah ke universitas B hanya juta sedang di universitas B perlu tambahan uang Rp. 4 juta. biayanya Rp. 10 juta. Jikalau Jadi, yang dinamakan perlu seorang m­ ahasiswa universitas A dan cukup itu ya Rp. 4 juta itu. i­ngin pindah ke B berarti harus Syarat perlu dan cukup tersebut ­membayar Rp 10 juta. P­ adahal di selalu muncul dalam gejala alam kantong sakunya hanya ada Rp. (sunatullah). 6 juta. Kebetulan ada t­emannya yang dermawan m­ enutup Dari ilustrasi itu juga kekurangan itu, ­sehingga dia ­tergambar juga bahwa s­uasana dapat menikmati kuliah di kemewahan belum tentu akan ­kampus B. membawa kebahagiaan atau ketenteraman. Bagi pribadi Tetapi ternyata m­ ahasiswa yang terbiasa hidup dalam tersebut tidak nyaman d­ engan k­ esederhanaan, mungkin tidak gaya hidup mahasiswa di kerasan berada dalam s­uasana l­ingkungan baru tersebut. kemewahan. P­ enyebabnya, K­ emudian dia memutuskan karena dia tengah berada dalam untuk balik kucing ke u­ niversitas suasana kemewahan yang tidak asal yang lebih sesuai ­dengan stabil atau kondisi eksitasi (­excited ­habitatnya. state), maka hatinya merasa ingin k­ embali kepada keadaan Lingkungan d­ engan stabilnya semula (­stationary ­sekumpulan m­ ahasiswa state). Syarat “perlu dan cukup” ­sederhana tetapi suasana ini merupakan k­ ondisi-kondisi ­ilmiahnya kondusif. Mahasiswa kemapanan seperti yang tadi menggenggam uang Rp. 10 ­dicontohkan oleh elektron pada juta rupiah, padahal uang kuliah keadaan stasioner pada lintasan di universitas A hanya Rp. 6 juta, pertama= -13,6 ev. maka sisa uangnya diberikan kepada anak yatim piatu. Begitulah. Dengan berfikir analogi membuat hidup menjadi Pada contoh ini juga kaya perspektif. n ­tergambar sifat “perlu dan 168 Biografi Prof. Sugimin WW

169

4 SUARA MEREKA 170 Biografi Prof. Sugimin WW

4.1. Dra. LUBNA ALGADRIE, Dipl. TELF, M.A. Mantan Direktur ITS Language Center dan dosen ITS ORANGNYA BERSAHAJA, TAPI LUAR BIASA P rof. Sugimin orang yang sangat bersahaja. B­ ukan hanya beliau, tapi kompak dengan keluarganya. Bu Gimin juga seperti itu. Tidak mengubah kebiasaan sejak masih hidup dari nol dulu hingga sudah berkecukupan. Padahal isteri Pak Gimin itu seorang raden rara. Artinya bukan orang ­sembarangan. Ada dua keluarga yang saya kenal seperti itu. Pertama, keluarga Pak Gimin. Kedua, keluarga Bapak Mahmud Zaki. Mereka orang-orang yang serupa. Selain itu Pak Gimin itu dalam bahasa Jawa disebut open atau penuh perhatian. Kebutuhan anak buahnya selalu mendapatkan perhatian. Saya masih ingat ketika­ Suara Mereka 171

awal menjadi dosen di ITS tahun ­membonceng pegangan yang 1971. Karena melihat perawakan rapet lo, Jeng. Bocahe cilik, nanti saya yang kecil, dan menjadi kalau jatuh kasihan,” katanya perempuan pertama di MIPA, Pak berpesan. Gimin khawatir saya ­diganggu dan disuwit-suwitin mahasiswa Kepedulian terhadap ITS yang waktu itu laki-laki k­ aryawan juga terlihat pada semua. Apalagi waktu itu tren saat ada pembagian tanah busana wanita muda (t­ermasuk kapling yang bisa dibeli untuk saya) suka m­ engenakan rok mini p­ erumahan dosen. Semua dosen dan sepatu berhak tinggi. ditawari, termasuk saya yang baru bergabung di ITS baru dua “Saya antar masuk ­kelas bulan. Saya bersikukuh menolak ta, Jeng?” kata Pak ­Gimin karena tahu diri. Lagi pula saya ­menawarkan diri. Saya ­menolak belum punya uang. halus. Beliau b­ elum tahu ­bahwa pada saat itu saya sudah Untuk urusan naik haji juga ­menjadi ­instruktur b­ ahasa ­Inggris begitu. Akhirnya saya memang di S­ ekolah Komando ­Tempur naik haji berbarengan dengan (S­ uskopur) KKO (M­ arinir) di Pak Gimin sekeluarga. Kami ­Komando Pembinaan D­ oktrin rombongan bersepuluh pada Pendidikan dan L­ atihan TNI tahun 1989. Soalnya Bu G­ imin A­ ngkatan Laut (Kodikal) bilang kepada suaminya, “Aku S­ urabaya. Yang d­ ihadapi gelem mbok jak lunga haji nek para perwira pria yang lebih barengan Jeng Lubna. Nek s­ angar-sangar. gak karo Jeng Lubna, aku gak wani”. (Saya mau diajak naik Ketika menjadi dosen haji asalkan bersama Bu Lubna, muda, saya biasa berangkat kalau tanpa Bu Lubna saya tidak ke k­ ampus Jl. Cokroaminoto berani). Saya dengan Bu Gimin dengan naik bemo. Lagi-lagi sangat akrab karena waktu itu Pak Gimin menawari saya untuk anggota Darmawanita ITS sangat m­ embonceng Vespa-nya, dan aktif berkegiatan. saya bersedia. Padahal beliau tinggal di Jl. Darmahusada Masalahnya waktu itu saya sedang saya tinggal di k­ awasan betul-betul belum punya uang. Widodaren, artinya tidak Karena waktu itu suami saya satu arah. Bahkan Bu Gimin baru saja meninggal. Saya w­ anti-wanti agar saya tidak ditinggali tiga anak. Saya perlu merasa sungkan. “Kalau ­belum siap, tetapi Pak Gimin terus mendesak agar saya 172 Biografi Prof. Sugimin WW

Pelantikan pengurus Darma Wanita ITS. jumlahnya pas persis untuk menutup kekurangan biaya haji. turut mendaftarkan diri. “Wis Alhamdulillah, wis Pak Gimin aku ndang daftar saja. Nanti kalau gak jadi utang. Uangku cukup. pas pembayaran pelunasan ya gampang. Nanti saya pinjami. Dari segi penampilan, Soalnya istri saya tidak mau k­ eluguan Prof Gimin itu luar b­ erangkat kalau tidak bareng biasa, sangat mendasar. M­ ohon sama situ,” kata Pak Gimin. maaf kalau saya bilang, b­ eliau bukan potongan profesor. Tidak terasa waktu terus Yang mengagumkan adalah b­ erjalan. Suatu siang, ­tahu-tahu ­pembawaan seperti itu tidak Pak Gimin mengabari bahwa pernah berusaha diubah. Dari pada hari itu adalah batas beliau belum pernah terbang t­erakhir menyetor biaya haji. ke luar negeri sampai pernah Mateng koen! Lalu saya bilang, ­tinggal di Belanda beliau tetap “Ayo Pak, antarkan aku ke seperti itu. Seperti Pak Gimin bank.” yang saya kenal sejak saya Setelah dicek petugas bank ternyata saldo tabungan saya Suara Mereka 173

­bergabung di MIPA ITS. ­bersahajanya beliau kadang jadi Meskipun demikian, obyek bully-bullyan oleh sesama rekan kerjanya. kalau dikaitkan dengan k­ epemimpinan, beliau Di balik penampilannya yang t­ermasuk sosok yang ­tegas. lugu, kalau sudah berbicara Dalam arti kalau ­mengambil tentang keilmuan, terutama ­kebijaksanaan dan segala yang bidang fisika, Prof. Sugimin berkait ­dengan ­kepemimpinan, sangatlah mumpuni. Beliau dirinya tidak l­unak seperti sikap mampu mengaitkan ilmu lintas ­sehari-harinya. Di era Pak Gimin disiplin. Setelah tekun mendalami sempat terjadi demo ­mahasiswa. agama, Pak Gimin juga s­ anggup Saya melihat tindakan b­ eliau mengaitkan ajaran agama ­tepat. d­ engan gejala-gejala fisika. Tanpa memiliki pemikiran yang Policy yang diambil juga jauh, seseorang tidak bakal bisa s­ esuai dengan kebutuhan sampai ke sana. ­kondisi. Kalau sudah ­mengambil policy dan hal itu dianggap Saya merasa tersanjung saat sudah benar, maka dirinya akan Pak Gimin mengatakan, “Teman konsisten m­ enjalankannya. saya yang paling dekat di ITS Dalam hal ­kedinasan Pak ya Bu Lubna Algadrie. Bu Lubna ­Gimin mampu m­ engambil juga bersahabat dekat sekali sikap tegas meski dalam dengan istri saya.” ­kehidupan ­sehari-hari dirinya sangat b­ ersahaja. Bahkan saking Sungguh sebuah ­persahabatan yang murni. n 174 Biografi Prof. Sugimin WW

4.2. Prof. Dr. rer.nat Agus Rubiyanto, M.Eng.Sc. Dekan FSAD ITS 2017-2019 dan Kepala Pusat Penelitian Sains Fundamental ITS 2000-2024 MENABUNG IKHLAS ALA PROF. SUGIMIN D i antara sekian banyak kesan terhadap Prof. Sugimin, yang paling saya kenang adalah nasihat beliau. Tidak saja dikenang tetapi juga saya praktikkan dan berusaha saya tularkan kepada rekan kerja, terutama di lingkungan FSAD (Fakultas Sains dan Analitika Data) ITS —atau dulu namanya FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu P­ engetahuan Alam). Salah satu pesan beliau waktu itu adalah “jika kamu bekerja yah bekerja saja. Jangan mikir a­ pa-apa. I­khlas saja.” Sekilas pesan ini mungkin terdengar klise, tetapi karena yang mengucapkan adalah Pak Suara Mereka 175

Gimin, sosok ­bersahaja yang semacam itu maka MIPA tidak juga m­ elaksanakan apa-apa bakal bisa maju pesat seperti yang d­ iucapkannya, maka sekarang ini. pesan bekerja dengan ikhlas itu ­menjadi sangat bermakna. Dengan menyaksikan kiprah ­Minimal bagi saya. beliau-beliau itu, otomatis kami dosen yang muda-muda ikut Tetapi yang menarik meniru. Dalam banyak kegiatan adalah kelanjutan dari b­ unyi kantor saya jadi tertular tidak pesan tersebut. Pak Gimin itung-itungan. Umpamanya ­menambahkan, “Seandainya k­ etika Jurusan Fisika FMIPA kamu mendapatkan gaji atau berniat mendirikan Program imbalan yang tidak sesuai Magister Fisika (S2) saya ikut ­dengan energi yang kamu sibuk mengumpulkan data dan berikan, percayalah itu semua dokumen yang diperlukan. adalah tabungan. Kelak kamu Untuk semua kerja tambahan akan mendapatkannya kembali.” itu saya tidak menghitung akan Saya mendengar nasihat tersebut mendapat honor atau uang dengan baik kemudian berusaha lelah berapa. Itu karena Pak mencerna untuk memperoleh Gimin dan Pak Zaki sudah maknanya. Kelak, seiring dengan m­ encontohkan cara bekerja perjalanan waktu, ucapan beliau ikhlas seperti itu. Jadi kami juga itu terbukti benar. mengikuti langgam mereka. Ketika saya dipercaya sebagai Di lingkungan FMIPA kami kepala program studi Magister memang diajari, tepatnya Fisika, walaupun tidak digaji saya diberi teladan nyata, oleh dua tidak mempersoalkan. Menjabat panutan kami, Prof. Sugimin hingga enam bulan tanpa ada dan Prof. Mahmud Zaki, untuk tunjangan jabatan juga tidak menjalani prinsip hidup seperti masalah. itu. M­ ereka pekerja keras. Jika bekerja m­ emang tidak ­pernah Demikian juga ketika ­Rektor ­meributkan soal imbalan. ITS Prof. Mohammad Nuh, ­Keduanya berpendirian bahwa memanggil saya. Diminta untuk mengembangkan institusi, ikut membantu mengerjakan walau tidak punya apa-apa, proyek pengembangan ITS yang asalkan punya tekad, maka bekerja sama dengan JICA I­ nsyaallah akan berhasil. Spirit (Japan International Cooperation itulah yang ditanamkan oleh Agency), sebuah badan kerja mereka berdua. Tanpa spirit sama internasional Jepang. Saya 176 Biografi Prof. Sugimin WW

enteng saja bekerja ­bersama saya berkesempatan ­menjadi tim, m­ eskipun harus kerja ­moderator pada acara lembur siang dan malam. Tidak S­ ilaturahmi Presiden RI Susilo peduli apakah nanti akan diberi Bambang Yudhoyono d­ engan t­ambahan “gizi”atau sekadar diaspora Indonesia di Jerman ucapan terima kasih. berkaitan dengan ­kunjungan kenegaraan di sana. Lalu Dalam semua rangkaian pada Januari 2016 saya kejadian seperti itu, lagi-lagi juga mendampingi Presiden saya teringat nasihat Pak G­ imin, Joko Widodo untuk urusan bahwa apabila kamu tidak ­pengembangan pendidikan diberi imbalan yang sesuai vokasi. Agaknya tidak ada atase dengan kerja keras yang kamu pendidikan seberuntung saya: k­ eluarkan, percayalah semua itu dapat melayani dua presiden akan menjadi tabungan di masa sekaligus. depan. Sudah, pokoknya ikhlas saja. Sepulang dari Jerman saya kembali ke kampus ITS. Tak lama Dan pengalaman saya kemudian saya sudah diamanahi ­membuktikan bahwa ­nasihat tugas baru menjabat sebagai mulia itu benar adanya. ­Kepala Laboratorium Fisika ­Terbukti saya menerima k­ embali Medis dan Biofisika, D­ epartemen “t­abungan” itu dalam bentuk Fisika. Berikutnya naik lagi yang tidak terduga dan istimewa. ­menjadi Dekan Fakultas Sains Alhamdulillah, saya mendapat tahun 2017-2019. Saya merasa kemudahan dapat m­ elanjutkan semua itu merupakan ­akumulasi studi di Universitas ­Paderborn, dari “tabungan” yang tanpa Jerman. Kemudian pada sadar saya isi di masa-masa ­perkembangan karier ­berikutnya, lampau, sebagaimana yang saya diangkat menjadi asisten dinasihatkan oleh Prof. Sugimin dan atase pendidikan dan itu. Semua keberhasilan itu juga kebudayaan (Atdikbud) pada tidak lepas dari arahan dan Kedutaaan Indonesia di Jerman. s­ entuhan tangan sejuk beliau. Bahkan menjabat dua periode di KBRI Berlin yaitu Asisten Atdikbud Ada satu lagi nasihatnya. tahun 2006-2009 sebagai Atase Tetapi yang ini bukan n­ asihat, Atdikbud tahun 2012-2016. Saya tetapi lebih tepat disebut pun dapat merasakan hidup di s­ ebagai kiat menangani konflik Jerman sekitar 12 tahun. ­antarsesama orang. Waktu itu saya masih muda, dan karena Saat bertugas Jerman Suara Mereka 177

saya asli arek Surabaya, maka ­melampiaskan sakit hati juga wajar jika agak t­emperamental ­sama-sama perbuatan gila. dan berkarakter bonek (­ bermodal “Jadi, saya harap, Pak Agus nekad). Suatu hari saya terlibat jangan menjadi orang gila, perselisihan dengan sesama ya,” begitu nasihat Pak Gimin rekan kerja. Cukup keras, saat melerai kami. Saya pun b­ ahkan hampir terjadi b­ entrok mereda, tidak jadi melanjutkan fisik. Saya sudah pasang b­ enturan. “Siap, Pak!” jawab ­kuda-kuda, bersiap menghadapi saya m­ enghormat. kemungkinan yang bakal terjadi. Sebagai penutup, saya akan Di tengah situasi panas itu menyampaikan kesan saya Ketua Jurusan Fisika, atasan selaku mahasiswa yang ­pernah saya, namanya Prof. Sugimin, diajar oleh Prof. Sugimin. Di mampu menengahi dengan cara mata kami, dosen senior yang yang bijak. Khas Jawa. Beliau satu ini sangat ­menguasai materi dapat menurunkan emosi saya p­ erkuliahan yang ­diajarkan. justru dengan melalui cerita yang Kalau memberikan kuliah ­selalu bersifat analogis. Dikatakan, “lepas setir”, tidak p­ ernah dulu ada orang membuat m­ emegang buku catatan. ­sayembara unik. Barang siapa S­ ebab, menurut beliau, guru berani mencium seorang gadis, yang baik adalah guru yang maka dia akan mendapatkan tidak ­membawa buku pada saat hadiah. Tiba-tiba ada pria tampil m­ engajar di depan kelas. dan l­angsung mencium gadis ­tersebut. Melihat kejadian itu, Apalagi jika sudah pacar si wanita tidak terima. m­ enyampaikan topik ­reaktor Spontan dipukulnya pria kurang nuklir, sangat mendalam ajar tadi. ­pembahasannya. B­ elakangan saya tahu, lewat membaca Dari cerita pendek itu sang novel dokumenter karyanya profesor mau ­menyampaikan yang berjudul Ndara ­Mantri p­ enyadaran. M­ enurutnya, Guru, t­ernyata Prof. Gimin m­ encium pacar orang lain adalah l­ulusan pertama UGM adalah perbuatan gila. ­untuk bidang fisika material Tetapi memukul orang untuk ­eksperimental. Luar biasa. n 178 Biografi Prof. Sugimin WW

4.3. Dokter Soekirno Adik Kandung, mantan Direktur PKU Muhammadiyah Surakarta SELALU MENGALAH D i mata saya, Mas Sugimin adalah ­benar-benar seorang kakak teladan. Sejak kecil hingga setua ini, kami berempat, yaitu almarhum Mas Yatno, Mas Sugimin, saya, dan adik saya Djumiati, tidak pernah cekcok. Kami selalu rukun. Kalau toh misalnya ada perbedaan pendapat, Mas Gimin selalu mengalah. Prinsipnya kami selalu s­ aling bantu-membantu. Ketika Mas Gimin sekolah di Yogyakarta, s­ ayalah yang menggantikan ngarit (mencari rumput, red) serta angon (menggembala, red) kerbau. Jarak usia kami ­sekitar lima tahun. Mas Gimin pandai ngemong ­adik-adiknya dan selalu memberi contoh atau teladan. Beliau sesepuh saya. Jadi kalau diminta mengenang masa lalu dengan Suara Mereka 179

Mas Gimin, sepertinya semua biasanya setelah Magrib baik-baik saja. Oh iya, yang dan baru pulang setelah jam pasti sejak kecil Mas Gimin rajin ­sembilan malam. Padahal waktu mengaji. itu di desa kami belum ada ­listrik. Jadi gelap. Bahkan kalau mencari guru ngaji sampai ke k­ ampung Seingat saya, Mas Gimin s­ ebelah yang jaraknya ­lumayan adalah sarjana pertama di desa jauh. Kalau berangkat m­ engaji kami. n 180 Biografi Prof. Sugimin WW

4.4. Dra.Wahyu Fistia Doctorina, M.Si. Putri Prof. Sugimin, Dosen ITS DORONG CUCU KULIAH S3 S etiap kakek pasti sayang kepada cucu-cucunya, bahkan konon kakek lebih cinta kepada cucu ketimbang kepada anak kandungnya sendiri. Demikian juga kiranya dengan Bapak Sugimin. Beliau sangat sayang dengan semua cucu-cucunya. Hal itu terlihat dari besarnya perhatian yang diberikan k­ epada mereka. Tidak hanya perhantian, tetapi juga memberi nasihat, agar sang cucu menjadi orang sukses nantinya. Cucunya Ika Farizta diajak pergi tamasya ke Bali juga ke tempat lain. Bapak memang pekerja keras, tetapi di waktu libur kadang-kadang mengajak ­keluarga b­ ertamasya ke tempat rekreasi. Cucu yang lain, Koni Dwi Prasetya, S.T., M.T. juga diarahkan ­untuk m­ enempuh kuliah S3. “Mumpung masih muda Suara Mereka 181

Keluarga Dra. Wahyu Fistia Docktorina, M.Si. cari ilmu ­setinggi-tingginya, di PT Sinar Mas Berau Coal. karena i­ngatannya masih kuat, Setelah lulus S1 Koni saya juga agar supaya nanti dapat antar ke p­ rogram pascasarjana ­diamalkan,” begitu pesan Pak untuk d­ aftar kuliah S2. Juga Gimin kepada anak saya yang saya antar ke bank untuk biaya nomer dua itu. p­ endaftaran. Alhamdulillah Koni ­menuruti Dari sekian banyak tindakan petuah kakeknya. Sekarang dan kebiasaan yang dilakukan sudah kesampaian. Koni kuliah Bapak Sugimin, hal yang paling S3 di Taiwan, sekarang sudah saya ingat sebagai anak adalah berjalan hampir dua tahun. Dia orangnya disiplin. Pagi sudah agaknya termotivasi dengan masuk kampus jam tujuh. Pulang ucapkan Bapak yaitu “enakan kampus sore hari. Bapak suka orang berilmu daripada orang belajar. Belajar dan kadang berharta. Ilmu bisa diamalkan menulis di rumah, biasanya untuk sangu dunia dan akhirat.” sehabis salat Isyak sampai pukul 10 malam. Agaknya ada beberapa kebiasaan Bapak Sugimin yang Saya teringat ketika masih menurun ke anak laki-laki saya bocah, pernah diajak Bapak itu. Seperti hal kakeknya, Koni ke kampus saat mengajar di suka mengajar. Dia pernah ­kawasan Jl. Cokroaminoto mengajar di Berau ­Kalimantan ­Surabaya, kampus ITS yang timur. Tepatnya menjadi dosen lama. Jadi semenjak dini 182 Biografi Prof. Sugimin WW

­rupanya saya sudah dikenalkan diwanti-wanti agar belajar yang dengan dunia kampus b­ eserta rajin. “Pokoke fokus sekolah, gak proses belajar mengajar di usah ikut-ikut kegiatan kampus,” dalamnya. begitu pesannya dengan tegas. Rupanya diam-diam Bapak Ketika menjalani kuliah di ITS berkeinginan agar kelak putri jurusan Matematika saya juga Koni Dwi Prasetya, S.T., M.T. cucu Sugimin di Taiwan. Suara Mereka 183

sulungnya ini mau mengikuti berikutnya, yaitu tahun 1987. jejaknya yaitu menjadi seorang “Nasibmu bagus, Nak,” kata ibu pendidik di perguruan tinggi. saya dengan lega. “Nanti kalau lulus, jadi dosen Satu kebiasaan bapak ITS saja,” demikian arahan saya waktu mengajar adalah Bapak semakin eksplisit. Saya b­ eliau suka menulis di papan. pun menurut. Maka begitu lulus Maka k­ etika datang pandemi pada tahun 1986, saya langsung C­ ovid-19, Bapak terpaksa h­ arus daftar menjadi dosen ITS dan b­ eradaptasi m­ enyesuaikan alhamdulillah diterima. Waktu cara mengajarnya pada saat itu persyaratan menjadi dosen ­memberikan kuliah secara masih relatif longgar. Belum ­daring. Untungnya, Bapak ada peraturan pelamar harus Sugimin itu seorang p­ embelajar m­ emiliki indeks prestasi komulatif tulen, beliau tidak enggan (IPK) minimal 2,5. Untunglah, untuk bertanya kepada cucunya karena IPK saya waktu itu hanya Koni kalau ada masalah yang 2,3. Standar minimal IPK 2,5 ­berkaitan dengan laptop maupun baru diberlakukan setahun komputer. n 184 Biografi Prof. Sugimin WW


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook