Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Wawacan Ogin

Wawacan Ogin

Published by dinni nurfajrin, 2021-02-07 18:47:39

Description: Wawacan Ogin

Search

Read the Text Version

Ringkasan Cerita Wawacan Ogin Amarsakti Baginda Ma’ruf raja kerajaan Madusari adalah putera Bagenda Hamzah, cucu nabi Yusuf, mempunyai dua orang istri. Istri pertama bernama Nurhayat, sedang istri kedua bernama Lasmaya. Bagenda Ma’ruf dari Nurhayat mempunyai dua anak tiri bernama Pangeran Sabang dan Raden Saka. Sedangkan Lasmaya adalah keturunan Wiku Bagawan Madali. Pada suatu hari Baginda Ma’rup berburu ke hutan. Lasmaya yang sedang hamil tua ditinggalkan bersama Nurhayat. Tak lama Lasmaya pun melahirkan, kemudian Nurhayat menyuruh dukun beranak agar mata Lasmaya ditutup saat proses melahirkan. Anak laki-laki yang lahir dari Lasmaya dibuang ke laut dan digantikan oleh anak kucing, anak kera, dan seekor ciung. Setelah Baginda Ma’rup datang beliau marah dan menuduh Lasmaya berbuat buruk sehingga Baginda Mahruf ingin Lasmaya dibunuh. Namun nasihat patih Budiman, Lasmaya tidak jadi dibunuh melainkan dibuang ke hutan. Lasmaya dimasukkan ke dalam besi dan ketiga puteranya diikutsertakan. Kucing diberi nama Panji Malang, kera diberi nama Panca Tanran dan burung diberi nama Panji Layang. Ketiga puteranya itu dapat bertingkah seperti manusia dan dapat menceritakan kepada Lasmaya bahwa putera yang sebenarnya dibuang ke laut atas perintah Nurhayat. Panca Tanran dan Panji Malang dapat mengambil pedang pusaka yang tersimpan di keraton Madusari. Jeruji besi dapat dihancurkan. Mereka kemudian berlindung di tanah ladang, di kaki gunung. Antaboga, raja negeri Malebah dalam perjalanannya di pinggir laut menemukan seorang bayi laki-laki yang sedang terapung-apung. Bayi itu diambil, dipelihara dan diberi nama Amar Sakti. Setelah Amar Sakti dewasa diberi tahu oleh Antaboga tentang siapa sebenarnya Amar Sakti itu. Amar Sakti diberi kesempatan berkelana mengelilingi negeri Malebah. Dalam kesempatan itu ia berjumpa dengan ibu serta adik-adiknya. Lasmaya dan ketiga puteranya dibawa oleh Amar Sakti ke Malebah dan diterima dengan baik oleh raja Antaboga. Amar Sakti disuruh pergi ke Madusari oleh Antaboga untuk menjumpai ayahnya. Namun, diperjalanan di tengah hutan, Amar sakti berjumpa dengan rombongan Raja Bagenda Ma’rup yang sedang kesulitan, karena ada seekor burung mengamuk. Ketika Bagenda Ma’rup akan ditanduk oleh seekor banteng, Amar Sakti yang menyamar sebagai anak kampung dapat membunuh banteng. Amar Sakti yang menyamar dibawa oleh Bagenda Ma’rup ke Madusari dan diberi tugas menemani pangeran Sabang dan Raden Saka. Selanjutnya Amar Sakti disebut Sarah. Nurhayat tidak senang dengan adanya Sarah di keraton. Pada suatu kesempatan, Sarah dibawa pergi oleh Pangeran Sabang dan Raden Saka untuk mencari pedang yang hilang. Sarah dibunuh, kepada raja dilaporkan bahwa pedang tidak dapat ditemukan, sedangkan sarah mati diterkam binatang buas. Raja bersedih hati merindukan pedang yang hilang. Antaboga itu

sebenarnya raja jin Islam. Ia mengetahui Amar Sakti yang berganti nama menjadi Sarah mati di tengah hutan. Antaboga segera datang dan menghidupkan kembali serta membuat pedang tiruan yang serupa dengan pedang kepunyaan Baginda Ma’rup yang hilang. Sarah disuruh pergi mengantarkan pedang ke raja Madusari. Kepada raja, Sarah melaporkan bahwa benar ia diterkam badak, dan di dalam perut badak ada seorang perempuan yang dijaga oleh seekor kucing, dan seekor burung. Dikatakan oleh Sarah bahwa pedang itu diperoleh dari ketiga ekor binatang itu. Setelah menyerahkan pedang, Sarah pergi pamit untuk pulang ke kampung. Dalam perjalanan pulang, Sarah tiba di negeri Mulki. Rajanya yang bernama Mulkiyah mempunyai seorang putri yang cantik bernama Bidayasari. Di negeri Mulki, Sarah berganti nama menjadi Ogin dan di sini dipungut anak oleh tukang kebun bunga. Ogin bekerja memelihara taman itu, dengan kesaktiannya taman itu menjadi indah. Ma’rup Bidayasari dilamar oleh Raja Madusari untuk dikawinkan kepada putranya, Pangeran Sabang dan Raden Saka disuruh tinggal di Keraton Mulki. Taman Sidakarya diperindah oleh Ogin. Putri tertarik pada bunga Naon Boa yang ditanam Ogin pemberian Jin. Raja Gumati dari kerajaan Geulang Karaton mencintai Budayasari. Dirga Bahu dan Jaya Kelana, patih kerajaan geulang Karaton menculik Bidayasari. Seluruh negeri geger dan pasukan tentara dikerahkan mencari. Ogin semula tidak ikut mencari, akan tetapi manakala raja menyatakan bahwa barang siapa dapat menyelamatkan Bidayasari akan dijadikan menantu. Ogin pun pergi mencari putri. Setelah sampai di luar istana, Ogin menjelma menjadi Amar Sakti dan kuda sakti pemberianAntaboga yang bernama Gelap Sakti siap membantunya. Akhirnya, penculik putri dapat dikalahkan dan putri dapat diselamatkan. Amar Sakti menolak mengantarkan putri ke istana walaupun putri menyatakan cinta kepada Amar Sakti. Dan oleh Amar Sakti diceritakan bahwa tahu putri diculik itu dari si Ogin. Amar Sakti meminta kepada putri bahwa untuk calon suami harus mengadakan sayembara yang isinya barang siapa dapat membawa kera, kucing dan burung tiung yang bisa menyanyi dan berbicara, itulah jodohnya. Setelah berkata tentang permohonan sayembara Amar Sakti menghilang dan muncul kembali si Ogin. Putri marah kepada si Ogin sebab tidak terus terang mempunyai majikan tampan. Ogin mengantar putri ke Istana, lalu raja mengadakan sayembara. Ogin permisi pulang kampung dan kepada Antaboga berkata bahwa ia mencintai putri. Antaboga menyuruh Panji Malang, Panji Lyang dan Panca Tandran melamar putri. Putri senang kepada tiga hewan itu, tetapi raja menolak lamaran Amar Sakti karena putri akan dinikahkan dengan Raden Sabang. Ogin meninggalkan istana menjelama menjadi Amar Sakti dan pulang ke Malebah. Amar Sakti dan ibunya lalu pergi melamar Bidayasari.Nyi Nurhayat marah karena raden Sabang diacuhkan. Akhirnya Nyi Nurhayat dibunuh Dewi Lasmaya. Raden Sabang dan Saka dibunuh

oleh Panca dan Panji. Ketika hendak menyerang Panca dan Panji. Amar Sakti dinikahkan dengan Bidaya sari sedangkan Raja Maruf dengan Lasmaya kembali ke Madusari. Raja Kawistana menyuruh patih Jubakala menculik Bidayasari. Raja Sengit dari Amarpala, Raja Paku Alam, Raja Yajid, dari Amalika, Raja Basukala dari Man’an, Raja Durganda dan Raja Bursa dari gunung Tambaga, Raja Atas Angin, mereka bersama-sama menyerang Mulkiah karena lamarannya ditolak raja. Amar Sakti dan ketiga saudaranay yang sedang mencari putri bertemu Patih Jubakala yang sedang mencari hewan yang bisa bicara. Amar Sakti menggunakan AJi Halimunan sehingga berhasil menemui putri. Amar Sakti dan Raja Kawistana disambut Raja Mulkiah, lalu mereka maju ke medan perang. Patih Abdul Majid tewas oleh Raja Kawistana. Tandran dan Masang tertangkap dan dibakar oleh Raja Basukala. Berkat bantuan Dewa Brahma keduanya menjelma menjadi ksatria, ekornya menjadi pedang. Sehingga mereka menangkap semua lawannya. Setelah itu Amar Sakti diangkat menjadi Raja Mulkiah. Raja Ma’rup dan Dewi Lasmaya berkunjung ke Malebah. Raja Jin menyerahkan negaranya kepada Amar Sakti. Panca Tandran diangkat menjadi opsir dan menikah dengan Ratna Dewi. Panji Masang mengurus upeti dari para raja taklukan, dan ia dinikahkan denagn Rondasari. Jaya Sangkilang dinikahkan dengan Ratna Mulya saudara dari Raja Mulkiah dan diangkat menjadi Tumenggung.

PUPUH ASMARANDANA Bismi l-Lahi r-rahmani r –rahim Bismi l-Lahi r-rahmani r-rahim Wawacan Ogin dimulai ngawitan Wawacan Ogin Pada bulan puasa dina bulan puasa Barangkali berguna sugan kaanggo lumayan 1. Saya mohon maaf 1.Pangampun ieu kuring Kepada semua yang hadir ka sadayana anu aya Kepada orang tua dan orang muda ka nu sepuh ka nu anom meniru-niru orang lain tuturut munding ka kanca sekedar belajar diajar suganna bisa semoga dimaklumi mugi nyuhunkeun dimaklum sebab bukan pujangga kawantun sanes bujangga 2. Dan semua keluarga 2. Jeung sadaya kulawargi Saya membuat ceritra sim kuring midamel layang Menunggu tidur sebelum larut malam tamba sare sore-sore Barangkali bisa mengurangi susah sugan ngurangan kasusah Mencegah perilaku jelek megat lampah anu kasar Yang jelek harus dibuang nu goreng kudu dinandung Lebih baik tumpah dari pangkuan hade mawur ti kandungan 3.Tersebutlah di suatu negara 3. Kacarita hiji nagri Sedang berguru pada seorang resi keur guru ka hiji ajar Yaitu pendeta ternama nya eta pandita kahot Ki pendeta itu berkata ki pandita pok ngandika Buku “ bajuri” itu dibawa kitab bajuri dibawa Ki Santri cepat diajari ki santri enggal diwuruk dilarang mengerjakan yang haram ulah milampah nu haram 4.Oleh semua dimengerti 4.ku santri kabeh kaharti Kepada guru cepat bertanya enggal ka guru unjukan “satu perkara yang belum mengerti saperkawis acan ngartos Kafir berumah tangga dengan islam kapir rarabi jeung islam Sudah disebutkan haram meureun geus kasebat haram Pendeta berkata dengan pasti saurna pandita puguh “itu tentu durhaka” eta geus tangtu doraka 5. Barangkali ujang belum mengerti 5. Bisi ujang acan ngarti Waktu jaman para pendeta keur jaman para pandita yaitu membaca kitab tegesna teh tukang ngaos berdiam di pertapaan calikna di patapaan ringkas kata tempat bertapa rengkes kecap tempat tapa pada waktu cerita bernilai tinggi waktu carita laluhung agamanya nabi musa agamana nabi Musa 6. Sahabat Nabi yang jadi pegangan 6. Nu dicekel sahabat nabi Kanjeng nabi Musa itu eta kanjeng Nabi Musa di Mekah bertahta di Mekah anu ngaraton Tetapi semua sudah bercampur tapi geus campur sadaya

Kafir atau Islam sama saja sami bae kafir islam itulah waktu dahulu tak kitu waktu kapungkur Kafir kawin dengan Islam ngarabi Kapir ka Islam 7.Terbukti sampai sekarang 7.Nu teras ayeuna bukti banyak wanita bersuami Belanda loba istri ka belanda sebab bermula dari asalnya sabab ti sirahna keneh begitu rupanya lelaki lalaki kitu rupana banyak kafir daripada Islam loba kapir batan Islam nanti tiba saatnya engke geus nepi ka waktu terasa olehnya ku manehna karasana 8.Pendeta itu berkata lagi 8. Pandita ngalahir deui “Ujang haruslah ingat kudu diingetkeun ujang berpikirlah dengan waspada kudu pikir sing waspaos janganlah berbuat jelek kepada ulah hasud ka sasama orang lain dengki,itu Ujang goreng hate eta ujang sangat dibenci Tuhan pangeran teh langkung bendu itu akan mendapat hukuman Tuhan eta meunang hukumullah 9.Barangkali ujang belum mengerti Bisi ujang acan harti rendah hati kepada sesama orang handap asor ka sasama hormatlah kepada yang berpangkat ka pangkat nyembah cingogo budi bahasa yang baik kepada anak- anak ka budak sing hade basa bila berpapasan di jalan sudilah memberi jalan keur liwat sing daek nyimpang kepada yang lebih tua haruslah hormat kasaluhureun misepuh itulah perbuatan baik eta laku kahadean 10.Janganlah mengakali orang kecil Ulah ngarah kanu leutik yang miskin lebih dari kita miskina leuwih ti urang juga kepada orang kaya tidak baik kanu beunghar ge teu hade itu perbuatan jahat eta laku lampah jahat Eyang sekarang bercerita ngadongeng ayeuna eyang Dengarlah olehmu ku ujang kudu dirungu Pendeta pun berpetuah dengan manis manis pandita ngawejang. PUPUH DANGDANGGULA 11.Adapun yang pertama dikarang 11. Ieu anu kawit digurit Yang disebut Eyang disebutkeun eyang tea Sedangkan yang diceritakan ari anu dicarios Adalah seorang ratu aya sahiji ratu Beragama Isam keturunan Nabi Tedak Islam terah nabi memerintah negeri Madusran nyepeng nagri Madusran cucu Nabi Yusuf Putu nagi Yusuf

anaknya Baginda Hamzah Putrana Bagenda Hamzah terkenal adil,adalah yang bernama sohor adil nincak anu kakasih Raja Sang Baginda Mahruf sang bagenda Mahruf raja 12.Yang berkuasa di negeri Madusran 12.nu ngeusian nagri Madusari Tersebutlah ratu beristri dua hiji sepuh hiji anom Satu tua satu muda ari pawarang nu sepuh Adapun istrinya yang tua tilas gerwa Astinapati bekas istrinya Astinapati jenengan Dewi Nurhayat putri dari Mata’un malah geus kagungan putra bahkan sudah berputra dua lelaki dua pameget putrana 13.Masih kecil waktu menikah dengan Burey keneh waktu ditikah Ratu itu putra Nurhayat eta putra Nurhayat mempunyai keturunan ngagaduhan putra kolot yang namanya termasyhur jenengannana kamashur anak ratu Astinapati putra ratu Astinapati yang pertama pangeran sabang nu ageung pangeran sabang sedangkan istri kedua ari pawarang kadua bernama Lasmaya Mahadewi kakasihna Asmaya Mahadewi belum berputra te acan kagungan putra 14.Anak Wiku Baginda Mudali 14.Putra Wiku Bagenda Mudali Sedang ibu Dewi Lasmaya sang ibuna Dewi Lasmaya Amarwati yang ternama Amarwati nu kasohor Tapi semuanya sudah meninggal tapi sadaya geus pupus Juga Nurhayat Nurhayat pon kitu deui Sudah tidak beribu bapa geus taya ibu ramana Semua istri ratu kabeh gerwa ratu yang mempunyai negara ari nu boga nagri Nyi Lasmaya keturunan dari Ibu Nyi Lasmaya tuturunan ti ibu bapaknya ramana Baginda ratu pandeta bagenda ratu pandita 15.Sedangkan yang menjadi 15.Reujeung eta nu jadi papatih Mahapatih di Madusran adalah Den di Madusran Den Jakabudirman Jakaburdiman mahapatih urusan luar sudah ternama patih luar geus kasohor Seolah-olah mewakili ratu minangka wawakil ratu Mahapatih urusan dalam ada lagi Patih jero aya deui Yang mengurus di dalam Keraton Nu ngurus padaleman Terhadap barang-barang milik Ratu Barang-barang Ratu Bernama Raden Indrapura Ngaran raden Indrapura

dua mahapatih di dalam berkeluarga patih dua lebet jadi sarimbit sama-sama gagah perkasa sami gagah perkosa 16.Yang menjadi bawahan negeri Madusran 16. Nu kaereh ka nagri Madusari ada lima tumenggung yang gagah semua hormat kepada ratu aya lima tumenggun nu gagah tinggalkan kini yang diceritakan ajrih kabeh ka sang katon Nyi Lasmaya istri ratu cag ayeuna dicatur berkata kepada suaminya Nyi Lasmaya pawarang gusti Baginda Sang Mahruf Unjukan ka Rakana “salah saya tidak bertutur ka Bagenda Sang Mahruf awon abdi kaunjuk Perasaan seperti sedang ngidam rarasaan kawas keur nyiram sim abdi tidak bergairah mani raosna teunangan 17.Dan di dalam dua bulan ini 17.Sareng dina jero dua sasih saya tidak datang bulan jusim abdi geus teu kareseban Sang raja cepat menjawab sang raja enggal ngawalon “Duh Nyai sangatlah bersukur duh nyai langkung sukur semoga kepada Yang Maha Suci mugi ka Yang Maha Suci sebab ingin mempunyai anak ku hayang gaduh putra darimu yang baik ti nyai sing lulus sangatlah berterima kasih bila dikabul nuhun pisan mun dikadar tidak pilih perempuan atau laki-laki hanteu pilih deuk awewe deuk lalaki yang penting punya anak jadi pamrih bukti putra 18.Tersebutlah lama-kelamaan sang putri 18.Kacarios lami-lami putri Nyi Lasmaya sudah bunting delapan bulan lamanya bunting Nyi Lasmaya kantos bobotna Sang Raja cepat bersabda dalapan bulan bobotna teh Kepada Mahapatih Raden Budiman gancang sang raja nyaur Perintah Baginda Raja, ka Raden Budiman Patih Oleh Mahapatih besok lahiran bagenda raja Kumpulkan semua pegawai negeri Patih bae isuk kumpulkeun kabeh ponggawa Serta semua orang yang suka Berburu sarta jalma paburu kabeh sing bukti Apalagi dengan pemburu sumawonna jeung pamatang 19.Kita berburu tiap hutan 19. Urang moro ka unggal leuweung Kai Sebab di sana tempat rusa berkumpul sebab dina pajemuhan uncal di hutan Unggara yang ramai di leuweung unggara rame mari kita cepat-cepat hayu urang buru-buru

sebab Nyi Lasmaya sebab Nyi Lasmaya tigin buntignya sudah delapan bulan bobotna dalapan bulan seperti akan melahikan kawas deuk ngajuru melahirkanya Nyi Lasmaya ngajuruna Nyi Lasmaya bulan depan oleh sebab itu kita berangkat pananggalan anu matak urang arindit semua berburu rusa sadayana moro rusa 20.Untuk persediaan makanan putri 20.Keur ngawisan mamayuna putri Kita harus banyak mendapat rusa Kebat raja ngalahir ka putri “ sediakan daging saja sadiakeun lauk bae Habis bersalin suka banyak makan kawantu anu mamayu entos babar eta sok nyeri kalau dagingnya kurang lamun laukna kurang yang habis bersalin nu hudang ngajuru lebih daripada yang sakit keras Nyeri batan nu gering payah karenanya kita harus menyediakan anu matak urang teh kudu Cacawis Beri sebangak-banyaknya daging rusa suwuk ku daging uncal 21. Lalu Raja berkata kepada putri Kebat raja ngalahir ka putri “Nyi Nurhayat harap perhatikan Nyi Nurhayat nyai poma pisan Kepada Lasmaya harus seksama ka Lasmaya ku titen Kalau-kalau akan melahirkan bisina rek ngajuru Peliharalah dengan hati-hati urus mangka ati-ati Cepat kakak beri tahu engkang geuwat bejaan Harus berkirim surat kirim surat kudu Suruhlah prajurit yang cepat nitah prajurit nu gancang Ke hutan sebab semua harus berangkat ka leuweung sebab kabeh baris indit yang berpangkat dan yang tidak.” Pangkat-pangkat jeung barandal 22.Nyi Nurhayat berkata kepada Raja 22.Nyi Nurhayat haturan ka gusti “Ah, janganlah takut aeh gusti ulah melang Terhadap Nyi Lasmaya bersalin ku hal Nyi Lasmaya ngowo hal itu sayalah saudaranya kapan abdi teh dulur kata peribahasa sudah menjadi satu paribasa geus jadi hiji tidak akan sampai hati moal gaduh pikir tega tentu bersungguh-sungguh tangtu sungguh-sunguh Raja sayang saya juga sayang raja asih abdi nyaah Kalau Raja ka Lasmaya benci lamun raja ka Lasmaya nya sedil Tentu juga saya benci.” Tangtu abdi oge ngewa

23.Raja berkata “Syukurlah Nyai.” 23. Lahir raja bener sukur nyai waktu itu sudahlah semua enggeus harita sadaya prajurit dan “Kaliwon” perejurit eunjeung kaliwon serta orang yang suka berburu sarta jalma paburu-buru patih mantri taya nu kari teu Mahapatih Mentri tidak tertinggal ketinggalan dicatur di jalanna di perjalanan tidak diceritakan ka leuweung geus canduk tibalah di hutan di jero distrik Unggara di dalam wilayah Unggara geus gapyuk tataruka di leuweung suni sudah sibuk membuat pesanggrahan sadia pamondokan untuk pemondokan 24.Tidak diceritakan perjalanan 24.Teu dicatur lampahna kanjeng Kanjeng Gusti gusti yang sedang bersuka ria di hutan Unggara nu keur suka di leuweung Unggara Sekarang kita kisahkan yang ditinggal di keraton ayeuna urang carios istri Raja Lasmaya Putri nu ditilar di kadatun sudah genap sembilan bulan gerwa gusti Lasmaya Putri seperti akan melahirkan geus jejeg salapan bulan berkata kepada Nyi Nurhayat kawas deuk ngajuru yaitu istri tua raja unjukan ka Nyi Nurhayat waktu itu juga cepat ditengok nya eta nu sepuh pawarang gusti gancang harita dilayad 25.Lasmaya sudah ada di rumah 25. Geus kasampak Lasmaya di bumi Nyi Nurhayat cepat memeriksa Nyi Nurhayat ngagewat mariksa “apakah Nyai akan bersalin” naha nyai arek ngowo Dewi Lasmaya ngajawab, Dewi Lasmaya matur “Mungkin, sebab demam kinten aceuk da panas tiris Perasaan gerah sekali rasa bayeungyang pisan Barangkali akan bersalin sugan deuk ngajuru Bagaimana kakak caranya kumaha aceuk petana Semoga saya diberi tahu mugi pisan pasihan terang sim abdi sebab saya pertama kali melahirkan kawantu abdi teh dara 26.Nyi Nurhayat tersenyum menjawab 26.Nyi Nurhayat ngawalonna seuri “Nyai, ketika kakak akan Melahirkan nyai aceuk basa deuk babar sama tidak ada pengetahuan nya kitu taya kanyaho tapi diururus oleh ibu ngan diurus ku ibu mata tidak boleh melihat panon teu meunang ningali apalagi telinga ditutup dengan lilin samawon cepil ku malam ditutup

mata direkat dengan getah” panon ku leugeut rapetna kata Lasmaya apa yang diharapkan ceuk Lasmaya naha naon nu barangkali buta mendadak dipamrih meureun lolong ngadak-ngadak 27.Kata Nurhayat tidaklah lama 27.Ceuk Nurhayat tara lila nyai sebabnya telinga harus ditutup ari cepil nu matak dilampat Nyai tidak boleh mendengar nyai teh ulah ngadenge bayi waktu lahir orok barang burusut suka bersuara kalau-kalau terdengar sok nyoara bisi kakuping itu sangat dicegah sekali eta dipahing pisan sebab berakibat lumpuh sabab matak lumpuh banyak yang pingsang loba anu kapisanan kalau mendengar suara bayi sudah pasti mun ngadenge soara orok geus lumpuh tidak berdaya lumpuh teu aya daya 28.Kalau mata sebabnya harus ditutup 28. ari soca anu matak kudu buni jangan sekali kita melihat darah ulah pisan ningal getih pribadi Itu sama saja eta ge nya kitu keneh “teluh baraja “lumpuh teluh baraya lumpuh kalau melihat darah sendiri lamun ningal getih pribadi secepatnya sudah bersedia ngabagi dua ka sadayana yang ada di dalam dan luar rumah sakur nu di luar di jero bumi tutup mulut rahasianya tutup mulut rusiahna 29.Dukun beranak bernama Nyi 29.Paraji ngaran indung Salkim Salkim diberi uang lima puluh lima puluh dibayar duitna dengan Nyi Nurhayat sepongkol jeung Nyi Nurhayat sailon sudah tiba waktunya geus nepi kana waktu lahirlah seorang anak laki-laki gubrag babar putra lalaki sampurna bagus rupana sampurna alus rupana bayinya cepat diambil orokna geuwat dicandak jeung dibulen ku samping dibuni- dibungkus kain tertutup rapat buni tuluy dipiceun ka sagara lalu dibuang ke laut 30.sedang rupa bayinya diganti 30. Ari rupa orokna diganti dengan binatang yang disediakn Nurhayat ku binatang Nurhayat sadia anak kucing dan kera tiga dengan burung beo anak ucing eujeung monyet anu katiluna ciung

dilumuri darah diguyangkeun kana getih serta sudah ditutupi sarta enggeus dituruban binatang yang tiga ekor hewan anu tilu tutup mata telinga Lasmaya dibuka Lasmaya geus dicuculan mata telinga sudah mendengar dan panon cepil geus ngadangu sarta melihat ningali badanya sudah bersih geus beresih salirana 31.putri duduk di sandaran persalinan 31. Calik dina pangandaan putri kembali Nyi Nurhayat berkata Nyai Nurhayat deui sasauran kepada dukun beranak dengan pelan ka paraji sareng alon “Nenek silahkan urus heug nini geura urus Bukalah bayi itu buka eta murangkalih Sudah waktunya dibersihkan!” meujeuhna diberesihan Kemudian Nenek Salkim nini Salkim tuluy membuka kain tutup bayi muka sinjang turub budak jeung ngagero cawerang si nini Nenek Salkim menjerit hambar, Salkim euleuh indung mani rendang “Aduh, kok sangat bangat 32.Aduh kok kera dengan kucing 32. Euleuh monyet gusti eujeung ucing dan ada burung beo, Tuan putri make ciung geuning eta agan ternyata semua binatang sihoreng teh hewan kabeh beru kali inilah kakara teuing saumur ada manusi melahirkan kucing manggih nu ngajuru ucing badanya basah karulimis awakna mengapa putra ratu naha putra ratu ketiga-tiganya binatang” satilu-tilu binatang Nyi Lasmaya barangna enggeus ketika Nyi Lasmaya sudah melihat ninggali sinomna ku binatang sinomya binatang PUPUH SINOM 33. Jerit nangis Nyi Lasmaya 33.Nyi Lasmaya menangis menjerit duh aceuk kumaha teuing “Duh kakak apa dayaku kuring narajang cocoba saya mendapat cobaan tada teuing Kanjeng Gusti alangkah dukacitanya Kanjeng Gusti benduna ka awak kuring Kepada saya marah tapi kuring leuwih estu Tapi saya lebih bersungguh-sungguh han miwah pipikiran Dalam hati Cuma nya ngestu ka Kanjeg Gusti Berbakti kepada Kanjeng Gusti atuh kacida teuing cocoba Mengapa cobaan ini sangat berat

34.Ya,Allah Yang Maha Kuasa 34. Ya Allah anu kawasa Kakak bagaimana aku ini ?” euh aceuk kumaha kuring Nyi Nurhayat berkata Nyi Nurhayat sasauran “Sudahlah Nyai tidak usah menangis meujeuh nayi ulah nangis sebab sudah nasibmu da geus darajat nyai jangan menolak kenyataan ulah aral ulah induk walaupun berupa binatang sanajan rupana hewan tapi akan tetap akan dikasihi hamo burung dipiasih dan tetap berguna sarta moal euweuh pigaweeunana 35. Tak usah menyesali diri 35. Teu guna aral subaha Sudah nasibmu geus darajat awak Nyai kera untuk penjaga pintu kunyuk purah tunggu lawang kucing untuk penangkap tikus ucing purah nangkep beurit burung beo untuk mainanmu! Ciung mah cooeun Nyai Nyi Nurhayat cepat memberi Perintah Nyi Nurhayat geuwat ngutus Hulubalang ke Unggara hulubalang ka Unggara Membawa surat dengan cepat mawa surat sarta gasik Memberi tahu Lasmaya sudah nguiningakeun Lasmaya parantos melahirkan babar 36. Saat itu surat sudah dikirim 36. Harita surat geus iang Hulubalang yang gesit hulu anu kesit di perjalanan tidak diceritakan teu dicatur dijalanna sampailah kepada Kanjneg Gusti geus dongkap ka kanjneg Gusti tak banyak cerita lagi teu loba carita deui ratu sabgatlah gembira tina bungah manah ratu tersebutlah waktu itu kocapna harita Patih,Menteri, semua pemburu patih,mantri sadaya pamatang 37.Di perjalanan tidak diceritakan 37. Teu dicatur di ajlanna Raja tiba di keraton raja sumping ka nagri Terus saja berangkat sareng tuluy bae angkat Ke rumah Lasmaya putri ka bumi Lasmaya putri Tidak banyak teu loba deui Pegawai pemerintah yang ikut sadaya ponggawa tumut bermaksud menengok bade ngintunkeun panglayad semua yang ke rumah sadaya anu ka bumi begitu datang raja bertanya papariksa sareng raja barang jol the papariksa

38.Bertanya mana putranya 38. Mariksa mana putra “Laki-laki atau perempuan “ pameget atawa istri diwalon Nyi Nurhayat Dijawab oleh Nyi Nurhayat aeh geuning putra gusti “Oh mengapa gusti berputera layak putra bopati eta anu sarupa kitu layakkah anak bupati jerit nangis Nyi Lasmaya serupa itu ?” duh hampura gusti abdi Nyi Lasmaya menjerit hanteu baha abdi sujud ka gamparan “Duh , gusti maafkanlah aku Saya tidak bandel, aku berbakti Padamu 39.Siang malam aku tak bersalah 39. Siang wengi abdi teu lepat Tapi diriku namun awak jisim abdi Sangat berat mendapat cobaan pohara meunang cocoba aku minta ampun nyuhunken hampura abdi semoga jangan marah” muga ulah jadi galih Lasmaya menangis Lasmaya jadi sumegruk Baginda Raja berkata bagenda raja nimbalan “tidak pantas memberi ampun kepada hanteu layak ngampura kanu doraka yang durhaka 40.Engkau kawin dengan binatang 40. Sia jinah ka binatang Badanmu jijik awak siga geutah rujit Walau rakyat jelata najan cacah kuricakan Yang tidsk punya untuk bersenang- senang naon pikeun sukaati tak ‘kan berbeda dengan diriku malu seumur hidup hamo beda jeung diri aing aku bersedih wirangna salama hirup tak kuduga kau buruk hati aing anu kasmarana teu nyana nu sungkan ati 41. Jangankan memberi maaf 41. Sumawon mun ngampura Badanmu kotor dan jijik awak sia geus geuleuh rujit Selama memperistrimu sapanjang mihukum sia ternodai martabat iblis!” kacampur martabat iblis Raja tak mau duduk raja hanteu kersa calik Ke sana kemari karena marah ngajeleng kalintang bendu Nyi Lasmaya memohon ampun Nyi Lasmaya ampun-ampunan Raja tidak menghiraukan hanteu ditolih ku raja Lalu raja memanggil Patih Budiman raja kebat nyaur den patih Budiman

42.”Hei,Patih sudah menjadi 42. He patih eta manukna Kebiasaan bunuhlah sampai mati bunuh sing paeh sakali beserta hewan - hewan itu binatangna kabeh ruksak sebab diriku karana awak aing tertimpa oleh martabat kera kapalsu martabat kunyuk walau sampai kiamat najan nepi ka kiamah tak’kan menoleh lagi teu sudi ngalieuk deui moal weleh mucung saumur pasti bermuram seumur hidup!” Dumelah PUPUH PUCUNG 43.Raden unjukan kapayun ratu 43.Raden berkata kepada ratu duh gusti bagenda “Duh Gusti Baginda mugi piunjuk abdi teh Semoga kata-kata hamba masing rujuk rido sareng Manahna Didengar dan diresapkan 44. Sekarang silakan pikirkan lagi 44. Ayeuna mah mangga galih rujuk Lebih baik kita usir sae urang buang ke tempat yang berbahaya kana tempat nu werit teh agar tidak disebut dibunuh supaya ulah sebut dipaehan 45.Walaupun begitu pasti mati 45. Moal burung paeh sanajan dikitu Sebab tidak makan sabab teu barangdahar tidak makan tidak minum kurang dahar kurang cai teh dipenjara agar tidak keluar “ bisi lunta panjara beusi santosa 46.Raja berkata “Terserahlah!” 46. Lahir rajakaum kumahadinya sabab maklum Pokoknya dia mati eta sina modar Si lasmaya iblis teh Eta si Lasmaya iblis teh Pokoknya aku tau dia mati Kitu kieu aing nyaho dipaehan 47.Pergilah Patih dari hadapan Ratu 47. Patih indit payuneun kanjeng Ratu dan berkatalah, pok ngandika “Mantri di pendopo di paseban barang mantri teh Sediakan tandu untuk membawa nyadiakeun dongdang pikeun (Lasmaya) ngagotongna 48.Orang yang membawa Sudah siap 48.Geus sadia jalma anu baris nanggung

Kisah ini diseling dulu diselang heula carita Nenek Salkim membawa pisau Sekin nini Salkim mawa peso sekin teh yaitu ajimat dukun beranak tayohna mah paraji eta jimatna 49.Pisau sekin lalu dicuri Kera 49. Peso sekin ku monyet dicolong dari sampingnya tuluy Nyi Lasmaya dalam tandu sudah siap ti gigireunana geus sadia Nyi Lasmaya dina dongdang 50.Ratu tidak mengizinkan Membawa 50.Hanteu idin mawa panganggo ku pakaian ratu cuma mengenakan pakaian lusuh make nu bubututan Nyi Lasmaya sangat prihatin Nyi Lasmaya prihatin teh Pakaianya Cuma melekat di badan panganggona ngan ukur raket di awak 51. Ketika tiga ekor binatang dibawa 51. Hewan itu barang digotong Enggeus jung patih mawa balad dan patih membawa pasukan limapuluh jalma kulir teh sebanyak lima puluh orang Nyi Lasmaya minta ampun tak Nyi Lasmaya tobat hanteu dirosea Dihiraukan 52. Raden patih sebagai pemimpin 52.Raden patih kapalana langkung Sangat sibuk ribut di jalan tak pernah beristirahat teu eureun-eureun di jalan siang malam terus berjalan maju bae beurang peuting teh selama tujuh hari tujuh malam tujuh poe tujuh peuting dijalanna 53.Hutan di gunung yang dituju 53.Nu diburu leuweung Denaka di Gunung hutan yang mengerikan leuweung werit pisan banyak ular dan lipan loba oray jeung titimggi teh pacet janggel jamelong dan pacet janggel jamelong jeung landaksinga Landaksinga 54.Bermacam-macam ular penuh pada 54.warna hideung dina tangkal pepohonan pinuh langgir dan kelabang langgir jeung kalabang bunglon dan tokek puguh londok eujeung toke

bermacam-macam tuwew gagak warna-warna tuwuew gagak berbunyi tinggarowak 55. Kera surili dan lutung di atas 55. Luhur kai monyet surili jeung Pohon lutung Perasaan menjadi takut keueung pipikiran Binatang hutan bersuara semua sato disarada kabeh kawas-kawas ngabageakeun nu Seperti menyambut yang datang datang 56.Ada kera melompat pada bambu 56.aya lutung luncat kana awi betung Bitung oh,anak kera aeh-aeh anak mnyet melompat pada pagar yang miring luncat kana pager dengdek bajing melompat jaralang ekornya bajing kuncat jaratlang panjang panjang buntutna 57.Malah ada kera di gunung sedang 57. Malah monyet di gunung eukeur Disanggul Digelung Wau-wau sedang dibedak oa keur diwedak Surili sedang diponi surili keur diponi teh Harimau tutul kerjanya menari-nari maung tutul gawena igel-igelan 58. Nyi Lasmaya susah hati 58. Nyi Lasmaya susah dina jero kalbu Kelong mempermalut kelong ngera-ngera Kadal gemerisik kadalna pating keresek hanteu puguh dadanguan Nyi Pendengaranya Nyi Lasmaya tidak Lasmaya Karuan 59. Enggeus nepi Denaka suku Gunung 59.Tibalah di kaki gunung Denaka jungkrang jero pisan awun lir ti peuting teh Jurang sangat dalam lengkob tara kahujanan kapanasan tanah tidak pernah kepanasan kehujanan 60.Pengikut Raden Patih bersiap-siap 60.Raden patih barandalna geus pahibut membuat penjara nu metakeun panjara pohon sebesar kerbau kai nu sagede munding teh dijadikeun pasok panindihan pohara kabina-bina

61.Nyi Lasmaya di dalam penjara 61.Nyi Lasmaya ka penjara geus asup di sana berkata di dinya sasauran Lasmaya kepada Raden Patih Lasmaya ka raden patih teh “Kang Patih hamba, mohon maaf eh kang patih kula neda 62. Keadaan semacam ini bagaimana 62.Pantar kieu kumaha geusanna hirup bisa hidup aku tentu mati” tangtu kula ajal Raden Patih menjawab, ngawalon raden patih teh “insya Allah aku memaafkan insya Allah gusti dihampura 63.Menakutkan sebab dikelilingi 63.Hawatir mah sabab dilingkung gunung ku gunung tetapi maklum sedang waktunya ngan maklum keur mangsa menurut khendak Raja ngiringan kersa gusti teh celaka bila menolak perintah pisan mun teu nurut kana timbalan 64.Cuma sekarang perihal tiga ekor 64.Ngan ayeuna ieu sato anu tilu binatang akan diberi nama deuk diberean ngaran kucing diberi nama Panji Masang Panji Masang ngaran ucing teh Ari Kunyuk dingaran Panca kera diberi nama Panca Tantran Tantran 65.Panji Layang nama untuk burung 65. Panji Layang nu katiluna ciung Beo den patih nimbalan ka monyet ciung ucing teh Patih berkata top nyelehkeun indung sia heug paraban Kepada Kera, beo dan kucing “Kami menyerahkan ibumu dan Uruslah!” 66.Lalu pulanglah mereka tergesa- 66.Tuluy budal pada balik gura-gitu gesa tidak diceritakan hanteu dicarita Raden Patih yang pulang itu nu balik raden patih teh Nyi Lasmaya berkata di dalam Nyi Lasmaya sasauran di jero penjara panjara 67.”Masya Allah Gusti Yang Maha 67.Masa Allah Gusti nu Maha Agung Agung Ini tanpa dosa jadi taya dosa rasa menyesal tiada teu aral subaha hate

sebab ingat akan takdir Tuhan ngan ngemutkeun kana takdir pangeran 68.Memang orang harus mendapat 68. Tabeatna jalma kudu manggih bimbang pakewuh aku berterima kasih nuhun rebu laksa cuma secara lahiriah ngan bubuhan di lahir teh susah pikeun upaya nya barang sulit berusaha mencari makan “ dahar 69.Tersebutlah tiga ekor hewan itu 69. Kacarita eta hewan anu tilu ada takdir dari Yang Maha Esa nu pasti kersana pada saat diperciki darah waktu kaceretan getih teh terdengar oleh ketiga hewan itu kadarenge ku hewan nu tilu teh 70.Lalu berkatalah kera kucing Beo 70. Tuluy ngomomg monyet ucing “Ibu janganlah bersusah hati ibu ulah susah Kamilah yang mengurus barang tuang aya kuring teh apa maupu kamilah yang mencari Palay naon kuring anu barangsiar 71. Sangatlah terkejut Lasmaya dan 71. Langkung kaget Lasmaya barina nanya bertanya eh geuning barudak “Oh, anak-anakku, maraneh bisa muni teh engkau dapat bicara!” beak pucung kinanti anu narima. habis pucung kemudian kinanti PUPUH KINANTI 72.Panca Tantran berkata 72. Panca Tantran pok pinunjuk Kepada Lasmaya ka Lasmaya sarta sidik “Saya akan bercerita, geura kuring deuk nyarita Kepada ibu agar tahu ka ibu nu langkung sidik Kami adalah pengganti sim kuring teh pagantian Anak ibu sebenarnya laki-laki putra ibu teh lalaki 73.Anak itu gemuk,kuning Halus 73.Bareng montok koneng alus oleh istri Raja diberikan di bikeun ku raja istri kepada seseorang lalu dibawa ku jalma tuluy dibawa yang sudah ditutup dengan kain beunang ngabulen ku samping dibawa entah kemana duka dibawa kamana tidak jelas kemana perginya losna mah kuring teu nyidik 74.Lasmaya sangat terkejut 74.Lasmaya kaget kalangkung barina tuluy ngalahir Sembari terus berkata geuning maneh bisa ngucap “Engkau kok dapat berbicara ?

mengapa tadi diam saja? naha teu ngomong ti tadi sebelum keluar dari keraton” memeh indit ti nagara Panca Tantran pun berkata, Panca Tantran ngomong deui 75.”Waktu aku di sana , Ibu 75.Ibu kuring waktu ditu di keraton tidak berkata di nagara hanteu muni ingin bicara tapi tidak dapat deuk lemek teu bisa meta Cuma pikiran sudah mengerti ngan pikiran geus mangarti tapi membisu saja tapi ngabisu deuk ngucap padahal mata sudah melihat jelas mata mah geus langkung sidik 76.Dewi Lasmaya berkata 76. Dewi Lasmaya pok nyaur “Anak-anakku,biarkanlah eh barudak kajeun teuing Tuhan itu Maha Tau Allah nu langkung uninga engkau sudah jadi anakku maraneh geus anak aing siapa yang akan menyangkal ceuk saha mun lain anak semoga kalian prihatin muga masing prihatin 77. Walau kera kucing dan beo 77. Najan monyet,ucing ,ciung bersatu dengan anakku tunggal reujeung anak aing berharap kepada Yang Kuasa neda-neda kanu kawasa bila anakku masih hidup lamun hirup anak aing agar mendapat kebahagiaan masing pinanggih waluya semoga aku bisa cepat bertemu sing geura tepung jeung aing 78.Bertemu di mana saja 78. Di mana parengna tepung di hutan ataupun di laut deuk di leuweung deuk di cai kalian anak-anakku maneh bae barudak kumohon kepada Yang Kuasa ditekadkeun kanu sakti sebab kalian juga anakku da maneh ge anak aing 79.”Masa aku tak menjawab” 79.Moal enya aing teu nyebut kata Tantran dengan cepat, Tantran gancang ngomong deui “Semoga ibu tidak susah hati mugi ibu ulah susah aku akan mencari makanan barang tuang aya kuring silakan apa yang diinginkan hoyong naon bae mangga aku akan mengusahakanya” moal dipungpang ku kuring 80.Lalu kera itu mengajak 80. Tuluy ngajak eta kunyuk Menyebut adik kepada kucing ka ucing nyebutna adi “Dik marilah kita berangkat hayu adi urang nyaba sedang yang tinggal di rumah ari nu di dieu cicing adik Layang janganlah pergi adi Layang entong nyaba menunggu ibu ibu tungguan ku adi

81.Sebab perjalanan Kakak pasti jauh 81.Sabab akang tangtu jauh mencari makanan yang manis balangsiar nu maranis kalau-kalau ada sesuatu “ bisi aya kuma onam Ciung pun menjawab,”ya” ceuk ki ciung puguh teuing penca Masang pok miseja dan Penca Masang berkata, ka Tantran barina seuri 82.aka kuring mawa raut Kepada Tantran sambil tersenyum bawa ti nagara deuk indit 82.”Kak ini aku bawa pisau raut ieu raut alus pisan taksiran Nini Salkim Dibawa dari keraton diteundeun gigireunana tuluy dicokot ku kuring Pisau ini bagus sekali mungkin kepunyaan Nenek Salkim Saat disimpan di sampingnya lalu kuambil 83.Pisau ini untukmu saja “ 83.Eukeur aka ieu raut ceuk Tanran teh sukur teuing Tantran sangat berterima kasih kop dicokot ku ki Tanran barina dialak –ilik Lalu diambilnya geuning ieu peso rajang Sembari dilihat –lihat bener pakarang paraji “Ah ini ‘kan pisau rajang tapi benar perabot dukun beranak 84. Barangkali Tanran Masang saat itu 84.Tanran Masang harita jung berdua menuju pegunungan indit duaan ka pasir Tanran mencari buah-buahan Tanran ngala bubuahan Kucing berjalan sepanjang lereng ari ucing mipir-mipir dan masuk ke perkampungan asup kana pilemburan kampung yang sangat subur manggih lembur anu sugih 85.Di perjalanan tidak dituturkan 85. Lakuna mah teu kacatur sebab walaupun kucing sebab enya oge ucing mengapa bisa mencari makanan pangbisana nyaba ngalasan sebab disertai kesakitan dibarengan ku nu sakit Kucing pun memperoleh hasil ucing teh geus beubeunangan Ketupat dengan daging Kupat eujeung daging rimpiy 86.Pulang dari kampung yang subur 86. Balik tilembur nu jegud Membawa ketupat dan daging ngelek kupat eujeung daging Kalau bukan sembarang binatang lamun sato samanea tidak mungkin sebab namanya juga kucing moal bisa puguh ucing diberi kesakitan oleh Tuhan tak heran bisa membawa hasil dibarengan ku nu kawasa teu heran mun barangjingjing

87.Walaupun kera tapi bisa memetik 87.Najan kunyuk bisa ngunduh buah-buahan yang manis-manis bubuahan nu maranis duku,mangga, dan kokosan dukuh mangga jeung kokosan lebih dari kera kebanyakan leuwih ti kunyuk nu lain tak heran bila membawa hasil barangbawa hanteu heran sebab disertai Tuhan Yang Kuasa sabab dibanding ku gusti 88.Saat itu mereka bertemu 88. Harita geus pada tepang Kera dan kucing sama-sama berhasil monyet ucing pada hasil lalu berkatalah Panca Tantran, Tuluy ngomong Panca Tantran “Dik,marilah kita pulang! hayu adi urang balik sudah lama dan khawatir akan ibu melang ka ibu geus lila Kalau-kalau ada sesuatu bisi kumaonam adi 89.Kepada Layang yang menunggui 89.Kawantun Layang nu tunggu berjanji tak kan lama.” moal lawas urang adi anra Tantran masang geus mulang Tantran dan Masang pun pulang ka suku gunung geus nepi leumpang garancang pisan Dan tibalah di kaki gunung ka pungkur hanteu ningali berjalan sangat cepatnya “tak pernah menoleh ke belakang PUPUH PANGKUR 90. Kaget manah Nyi Lasmaya 90. Nyi Lasmaya terkejut eh barudak maraneh bisa teuing “Oh, anak-anakku ternyata Pandai” bubuahan sok kapayun buah-buahan pun dihaturkan ucing ngahaturkeun kupat kucing menghaturkan ketupat eujeung rimpity langkung hipu dengan daging yang empuk dituang ku Nyi Lasmaya Nyi Lasmaya makan tarima di jero galih dalam hatinya berterima kasih 91. Pagi-pagi sekali beo berangkat 91. Isuk-isuk ciung leumpang ana datang mawa baju eujeung Pulang membawa baju dan kain Samping sor diasongkeun ka ibu diberikan kepada ibunya Lasmaya sasauran Lasmaya berkata, geuning kabeh anak aing hanteu “Ah, anak –anakku semua pandai Tanggung barisa lalangsiar bisa berusaha terima kash anak-anakku semua euh barudak nuhun teuing pandai “ 92. Lasmaya tak ada kesusahan 92. Lasmaya taya kasusah tidak merasa sedih hanteu pisan aral subaha saeutik

berterima kasih kepada Tuhan nuhun ka gusti nu agung di dalam penjara tidak susah geus ngeus ngeunah dina panjara hiji mangsa Nyi Lasmaya tuluy Suatu saat Nyi Lasmaya berkata nyaur ka Panca Masang jeung Tantran Kepada Panca Tantran dan Masang barudak aing deuk meredih “Anak-anakku ibu ada permintaan 93. Tanran Masang pergilah 93. Tanran Masang kudu leumpang Ke keraton dengan hati-hati ka nagara tapi kudu ati-ati Masuklah ke istana Ratu pek asup ka bumi ratu Ke tempat Nyi Nurhayat di imahna Nyi Nurhayat Ajimatku ada di sana jimat aing nya di jero kadaton Tamsir warisan dari ayah tamsir warisan ti ama Ajimatku tiada lagi jimat aing taya deui 94.Cuma sebilah pedang 94. Ngan sakitu bae pedang yang dipikirkan siang malam anu matak jadi pikir beurang peuting pedang ajimat dari leluhur pedang jimat ti karuhun kalau pedang sudah ku pebaligang lamun pedang geus kabawa ibu tak merasa gundah aing moal sumoreang napsu sebab tak ada yang dikhawatirkan sabab teu aya kamelang bila ajimat sudah kumiliki kembali!” mun jimat enggeus kacangking 95. Tanran Masang menjawab, Tanran Masang enggeus jawab kata “Kami siap sedia berangkat nuhun mangga ibu kuring arek indit mohon doa ibu nyuhunkeun pangjiad ibu semoga selamat” sing salamet beunang dan Panca Tantran pun berkata kepada Panca Tantran papatah deui ka ciung beo “Hati-hatilah ! mangkahade adi layang Menunggui ibu supaya telaten tunggu ibu masing telik 96.Kalau- kalau ada sesuatu 96. Bisi aya kumaonam geuwat bae susul aka masing gasik supaya cepat kakak disusul Ki ciung ngajawab puguh Beo menjawab, “ya”. meureun kuring teh bebeja ulah lila aka kudu buru-buru tentu aku cepat memberi tahu Tanran Masang tuluy iang cuma kakak jangan lama-lama.” leuwih gasik monyet ucing Tanran dan Masang pun berangkat berjalan sangat cepat 97.Di perjalanan tidak diceritakan 97. Teu dicatur dijalanna saat magrib mereka tiba Madusari datang magrib ka kotana Madusari

masuk ke dalam selimut geus asup ka kikis kampuh saat isya dikira wanci isa Panca Masang ngomongna ejeung Panca Masang berkata kepada Kera kunyuk 98. Kata Tanran,”ya,tapi jangan 98. Ceuk Tanran pek ulah lila tapi ini perutku keroncongan tapi ieu aka peurih peujit aku lapar Kuring hayang nyatu Dik,kalau pedang itu sudah jelas adi mungeus sidik pedang masing meunang kahakanan nu Supaya dicarikan makanan enak aralus bawa kirimkeun ka aka bawa untuk Kakak bisi kaburu salatri kalau-kalau sakit karena lapar 99. Lalu Panca Masang pergi 99. Panca Masang tuluy iang enggeus asup ka bumina kanjeng dan masuklah ke peraduan raja gusti aya di bumi ngariung di rumah sedang berkumpul sareng nurhayat pawarang raja dengan Nurhayati istri raja eta ucing harita kapayun ratu dan kucing pun berlalu di depan ratu ngagalekan kasur dan meloncati kasur kaget nyaur kanjeng gusti raja terkejut dan berseru, 100. “Ada kucing bagus sekali!” 100.ieu ucing alus pisan kata Nurhayat,”itu kucing patih ceuk Nurhayat eta teh ucing patih kucing pun masuk ke kamar ucing ka kamar geus asup lalu naik ke atas ranjang tuluy naek kana ranjang geus tetela pedang di dinya sesudah jelas ada pedang tergantung ngagantung ngeretek ucing ka para kucing naik ke atas langit-langit nyingkabkeun kenteng sahiji membukakan sebuah genting 101.Ke luar dan turun ke bawah Geus nidak turun ka handap lalu masuk ke dalam dapur tuluy asup ka dapur eta ucing menemukan tempat makanan manggih pamasangan makanan sudah tersedia geus sadiia kadaharan kucing keluar lagi eta ucing ti para tuluy bae turun membawa banyak makanan mawa rupa kadaharan sampailah di bawah kahandapeun pajar nepi 102.Kera bertanya tergesa-gesa 102. Monyet nanya rusuh pisan “Mana makanan lezat mana adi kahakanan anu maranis Perutku sudah keroncongan?” ieu beuteung pating kurubuk sok dibikeun ku Masang Makanan diberikan oleh Masang

Lalu diambil oleh kera kahakanan ku monyet dicokot tuluy dan dimakan dengan lahapnya dihakan ponyo kacida ah,sifat keranya tidak hilang aduh monyet hanteu leungit 103.Bibir digerakkan sambil bersuara 103.Renyah-renyoh jeung disada ngak-ngak-nguk-nguk dengan ngak-ngak-nguk-nguk jeung dagu berbongkol gadona berehil membiarkan makanan di dalam ngemil adatna ki kunyuk mulut kebiasaan kera “Bagaimana pedang itu?” kumaha pedang teh aya ceuk ki Masang aka aya enggeus Masang menjawab,”ya, Puguh di luhureun kajuaraan Tergantung di atas peraduan di tempatna kanjeng Gusti di tempat kanjeung Gusti 104. Di atas peraduan 104.Di luhuren kajuaraan untuk melewat sudah diberi tanda olehku pijalaneun enggeus ditidak ku kuring naik dari dinding dapur marilah kini sudah saatnya naek tina bilik dapur hayu bae geus meujeuhna Raja belum tidur meungpeung acan kulem kanjeng Ratu lalu berdua naik geus tuluy naek duaan dan sampailah di atas ka luhur geus pada nepi 105.Oleh Masang ditunjukkan 105.seug dituduhkeun ku Masang “Kak,itu pedang tergantung!” itu geuning pedang aka teh Panca Tanran lalu masuk Panca Tanran tuluy asup ke atas melalui langit-langit ka jero kana tidak seug dihompit pedangna enggeus lalu dikempitnya pedang itu kapulut duaan turun ka handap mereka lalu turun teu samar pedang kajingjing tak salah lagi, pedang pun terbawa PUPUH ASMARANDANA 106.Tanraan Masang balik ngincid leumpangna paheula –heula 106. Tanran Masang pun pulang teu dicatur liana teh Berjalan dahulu mendahului subuh datang ka panjara di perjalanan tidak diceritakan kauninga ku Lasmaya saat Subuh tiba di penjara Lasmaya mengetahuinya duh barudak geuning bisa “Duh,anak-anakku engkau memang pandai ,”

107.Diberikanlah pedang itu 107.Sor dihaturken sakali dan diambil oleh Lasmaya dicandak ku Nyi Lasmaya “Terima Kasih,engkau bisa Mengambilnya nuhun maneh bisa nyokot Ibu tidak lagi merasa gundah Walau ada di hutan atau di Ladang aing teh geus teu salempang sebab pedang sudah kupegang najan di leuweung di reuma hanya ini yang jadi pikiran “ sabab pedang geus kapulut ngan sakieu aya kabeurat 108.Pedang diusap oleh putri 108.pedang dipaut ku putri Lalu digorekan pada penjara diguratkeun ka panjara maka pecahlah bencar rujat rajet bae tak tersisa teu pisan aya karina Kayu yang besar-besar itu kai anu palohara hancur bertebaran seperti Kapuk patinggulitik kawas kapuk berkat kesaktian pedang benget karamatna pedang 109.Dewi Lasmaya duduk bersimpuh 109.Dewi Lasmaya geus calik Lalu dipanggilnya Ki Tanran tuluy nyaur ka ki Tanran “Sekarang kamu sekalian ayeuna barudak maneh harus membuat tempat berteduh kudu nyieun keur ngiuhan sebab bagaimana kalau ada hujan kumaha mun aya hujan jangan karena tidak hujan ari teu hujan mah puguh sebab kita tak bisa menerka awan da teu nenjo awang-awang 110.Dewi Lasmaya duduk bersimpuh 110. Dewi Lasmaya geus calik lalu dipanggilnya ki Tanran tuluy nyaur ka ki Tanran Panca Tarnran tuluy ngomomg dan Tanran pun berkata, hayu Masang urang ngala “Masang mari kita pegi awi eurih urang mabad nyieun pangkuleman ibu Mencari bambu dan lalang ceuk ucing teh hayu aka kita membuat rumah untuk ibu Kucing berkata ,”ya, marilah!” 111. Kera menyabit lalang 111.Monyet nu ngababad eurih dibawa oleh kucing ku ucing pek dirautan kucing bekerja keras teu heran ucing digawe apalagi kera kunyuk mah sumawona tak hilang perilakunya hanteu leungit adatna terhadap martabat kera inget ka martabat kunyuk bersuara enguk-engukan enguk-engukan disada

112.Tanran menyeret bambu 112.Tanran ngagugusur awi lalang sudah terkumpul eurihna geus pirang-pirang kita percepat kisah ini urang buru laku bae rumah pun sudah terwujud pangkuleman geus sadia cukup untuk seorang diri meujeuhna pikeun nyalira tapi bentuknya tak keruan tapi teu puguh teu patut seperti rumput tempat bersarang jiga rungkun anu nyahab 113.Nyi Lasmaya senang hati 113.Nyi Lasmaya suka hati melihat perilaku anak-anaknya ninggali polah barudak manis tidak memalukan kayungyun teu matak jeleh setelah lama lalu berkata geus lila seug sasauran “Tanran pergilah berusaha! Tanran geura barangsiar Ibu ingin menanak nasi aing hayang bisa nyagu menanak nasi sendiri.” ngejo ngusakan sorangan 114.Panca Tanran tersenyum 114.Panca Tanran seuri nyengir sembari enguk-engukan bari enguk-engukan “Oh, ibu boleh saja atuh ibu mangga bae tidak terlalu sukar! Gampang temen sakitu mah marilah Masang kita pergi hayu Masang urang ngala Kabulkan keinginan ibu luluskeun kahayang ibu Mencari dulang dan kukusan nyiar dulang jeung aseupan 115.Adik Layang haruslah diam 115.Adi layang kudu cicing Menunggu ibu di rumah ibu tungguan ku Layang hati-hati jangan lengah poma adi ulah bongoh kalau-kalau ada sesuatu bisi aya kumaonam sebab Kakak mungkin lama dan mereka berdua pergi duaan geus pada turun menuju perkampungan ngajugjug kapilemburan 116.Menemukan kampung yang besar 116.Manggih lembur gede sidik tapi sepi tak ada orang tapi suwung taya jalma semua pintu dikunci pantona disosi kabeh Tanran masuk ke sebuah rumah Tanran geus unggah ka imah Palang pintunya ditarik dibedol jenggolna pegat Periuk diambil tergesa-gesa gura-giru nyokot dalung dulang dan kukusan diambil dirampid dulang aseupan 117.Panji Masang membawa bakul 117.Panji Masang said leutik kecil

Tanran berkata”Bawalah dulang Ceuk tantran bawa dulang kalau membawa dulang besar ari mawa dulang gede rasanya berat dan susah beurat eujeung berat pisan centong bakul dan kukusan!” pangarih said aseupan mereka berdua keluar nu duaan pada tarurun dari rumah dahulu-mendahului ti imah paheula-heula 118.Tibalah di tempat Lasmaya 118.ka Lasmaya enggeus tepi Perabotan pun disimpan sok parabot Tanran ngajak Tanran mengajak lalu pergi adi hayu urang congkel sebab harus dengan berasnya da kudu meunang beasna terasi,cabai,dan garam tarasi cabe jeung uyah Kata beo,”ya tentu saja ceuk ki ciung atuh puguh malah harus dengan tempat membuat kudu coet jeung mutuna sambal 119. Kata Tanran,”Tak usah bicara, 119.Ceuk Tanran teu kudu miwir Kata Tanran,”Tak usah bicara, Ceuk Tanran teu kudu miwir “ah, kalau-kalau lupa silaing bisa papagah Karenanya aku ingatkan.” anu matak diingetan “Ya,betul juga”,Kata Masang bener ceuk Panji Masang ti dinya arindit tuluy Lalu mereka pun pergi ngajugjug ka saung huma menuju dangau di ladang 120.Menemukan danau yang besar 120.Manggih saung gede hiji sekali yang empunya tidak ada nu boga saung teu aya sedang pergi jauh jauh eukeur digeroan lalu Tanran dan Masang masuk Tanran Masang tuluy unggah di dangau membuka –buka ka saung jeung sungkab singkab ada sekarung beas beas sakarung metung Panji Masang meraba-raba Panji Masang uyap-ayap 121.Di langit-langit menemuka 121.Ka para teu lila panggih tiga buah bumbung tertutup ruas tilu diturunkeun diambil semua dicokot dibawa kabeh bumbung dan garam ruas jeung uyah bumbung cabai yang kering ruas cabe tuhur tea ada tempat membuat sambal aya coet eujeung mutu oleh Panca Tanran dibawa ku Panca Tanran dibawa 122.Ada rajut tempat membuat api 122.Aya kanjut keuneu wesi oleh Panca Tanran diambil dicokot ku Panca Tanran Karung sudah penuh dengan isi kana karung enggeus entep

kera sangat kuat eta kunyuk leuwih bedas karung itu dipundaknya beas sakarung dipundak Kucing berjalan dengan tiga kaki ucing leumpang suku tilu sebab yang satu mengepit sebeulah ngahompet ruas 123.Kemudian 123.Teu lila waktuna deui tibalah ke tempat Lasmaya jol daratang ka Lasmaya beras diberikan sor beas kapayun bae dan segala rupa perolehan jeung sagala beubeunangan Panca Tanran berkata, Panca Tanran ngucap “Masang buatlah perapianya!” Masang geura nyieun tungku asmarandana selesai beakeun asmarandana PUPUH MIJIL 124. Mijil pikeun senang hati 124.Mijil untuk kesenangan hati Nyi Lasmaya jongjon Nyi Lasmaya sungguh-sungguh olah ngejo ngasakan ku maneh menanak nasi sendiri sarta teu kurang rejeki dan tidak kurang sesuatu Monyet reujeung ucing Kera dan Kucing nu purah babakul yang bisa mencari bahan 125.Sedang beo bertugas mengurus 125.Ari Ciung purah ngurus baju Pakaiannya samping menjadi bagus sarta alus obroy tidak kurang sedikit pun taya kakurang saeutik juga untuk makan minum barangtuang kitu deui kue-kue beo yang mmebuat kueh-kueh beunang Ciung 126.Kucing yang biasa membawa 126.Ari Ucing purah mawa rimpiy daging Kacang,mentimun yang bagus-bagus kacang bonteng aralus bae kera lebih pandai lagi eta monyet nu leuwih binangkit lebih dari manusia leuwihna ti jalmi tekun dan rajin suhud jeung leiwih punjul 127.Nyi Lasmaya lalu berkata lagi 127.Nyi Lasmaya seug ngalahir deui ka Tanran jeung alon Kepada Tanran dengan lemah cing barudak nyiar tempat sing Lembut saung ngabadig cai “Anak-anakku,coba carikan Panca Tanran indit Lahan tereh supaya rumah dekat dengan Sungai Panca Tanran pun pergi

dengan Masang berduaan jeung Masang geus tuluy 128.Pagi sore Tanran mengambil air 128.Sore isuk Tanran ngala cai sibuk membawa tabung bambu ripuh nanggung lodong rumah dekat dengan sungai saung ngabanding cai cepat mencari lahan pek ayeuna nyiar tempat sing tereh rumah dekat dengan sungai saung ngabanding cai maka berangkatlah Panca Tanran Panca Tanran indit diikuti oleh Masang jeung Masang geus indit 129.Tak lama kemudian tempat itu 129.Hanteu kungsi lila geus diperoleh manggih dangaunya terlihat saung negla tembong dangau di ladang sangatlah besar saung huma sarta gede di dekatnya ada pancuran aya pancuran ngabandingan banyak sekali sarta loba deui tanamannya bagus-bagus pepelakan alus 130.jagung,padi,kunyit 130.Jagong sekul jeung kunyit kukuk dan balingo kukuk jeung balingo lopang,waluh,semangka kuning lopang waluh samangka koneng jaat,roay,kacang,gamet,hiris jaat roay kacang gamet hiris Kol dan seledri engkol jeung saledri halia,bawang,dan kencur jahe bawang kncur 131.Semua jenis lalap ada di sana 131.Aya kabeh lalab jero kebon deui Ladang sangat luas huma lega ngemlang sedang mulai berbuah keur celetuk humana sawareh yang lain mulai menguning nu sawareh keur gumanding yang lainya lagi nu sawarehna deui sarempak sudah menguning keur rampak jeung alus 132.Tiga orang lelaki penunggu 132.Anu tunggu tiluan lalaki Dangau jalma jagal jago Panca Tanran pok ngomong bae manusia berwajah algojo kuma patani adi urang engke geus peuting Panca Tanran berkat, urang teh nya asup “Bagaimana sikap kita?” “Ah,nanti malam saja Kita masuk 133.Kita bunuh saja orang itu 133.Urang bunuh nu tiluan lalaki kabeh sina kojor Semuanya ayeuna mah urang cicing bae Sebab beurang bisi kaciri sekarang kita diam dulu disini sebab hari masih siang.”

Kera dan Kucing Monyet reujeung Uicng mengintip di tempat sunyi ngintip tinu singkur 134.Tersebutlah malam tiba 134.Gancang harita geus peuting di dangau sayuran kol di saung engkol kucing dan kera masuk tuluy asup Ucing jeung Monyet panjaga tidur nyenyak hees nu boga ngajempling tak diberi waktu teu tata pasini deui ketiga orang itu dibunuh tiluanana dibunuh 135.Malam-malam bangkai diseret 135.Digusuran harita ti peuting dipiceun ka lombang jero dibuang ke dalam lubang supaya ulah katangen ceuk Monyet ayeuna tah adi agar tidak diketahui urang pada cicing Kata kera,”kita sekarang balik sae isuk diam saja dulu besok baru kita pulang .” 136.Keesokan harinya mereka 136.Kacarita isukna badami berunding Panca Tanran berkata, Panca Tanran ngomong “Masang,pulanglah engkau adi Masang geuwat balik bae susullah ibu agar pindah teang ibu sena geura ngalih Kakak akan tinggal di sini aka mah rek cicing Menunggu ibu datang tunggu sumping ibu 137.Parabotan rumah janganlah 137.Jeung parabot tong dibawa adi dibawa dulang dan sebagainya dulang naon-naon tinggalkan saja sebab di sini pun tinggalkeun sabab di dieu ge periuk,cerek,kukusan,centong dalung teko aseupan pangarih dulang dan kipas dulang naon jeung hihid dan tempat membuat sambal cowet ejeung mutu 138.Tak kan susah semua sudah ada “ 138.Aya kabeh moal susah deui Panji Masang pu berangkat Panji Masang leos di perjalanan tidak diceritakan teu dicatur dijalana teh dan tibalah di Denaka ka Denaka enggeus nepi perjalanan kucing lalampahan Ucing tiada hentinya teu pegat lumaku PUPUH MAGATRU 139.Panji Masang ka Lasmaya pok piunjuk 139.Panji Masang berkata kepada ibu mangga geura ngalih Lasmaya “Ibu, marilah kita pindah!

Kami mendapat tempat yang mendak tempat langkung alus lebih baik terbuka dan banyak air negla jeung ngabanding cai air pancuran mengalir pancuran caina ngocor 140.Perabotan janganlah dibawa 140.Parabot mah keun bae entong Tanam-tanaman di sana tumbuh pepelakan geus sayagi di sana semua tersedia sagala aya di saung Kayu bakar pun tersedia banyak suluh loba jeung gararing Nyi Lasmaya berkata lemah lembut Nyi Lasmaya nyaur alon 141.”Layang marilah pergi sementara 141.Hayu atuh Layang meungpeung masih pagi” isuk-isuk Nyi Lasmaya sudah berangkat Nyi Lasmaya geus jung indit beo menunggangi kucing sudah biasa setiap perjalanan ana leumpangna geus maranti berjalan paling depan tiheula leumpangna jongjon 142.Sebab tergesa-gesa di perjalanan 142. Teu dicatur dijalanna sabab Tidak diceritakan rusuh gancang ka saung ninggali getih Masang ieu getih naon tibalah di dangau “Masang, darah apa gerangan?” 143.Panji Masang menjawab 143.Panji Masang ngawalon eta ka pertanyaan ibunya ibu pemilik dangau ini disembelih nu boga saung dipeuncit oleh Tanran dibunuh ku aka Tanran dibunuh Nyi Lasmaya berkata , Nyi Lasmaya nyaur deui “Cucilah cepat agar tidak kotor.” geuwat kumbah ulah kotor 144.Nyi Lasmaya keluar dari rumah 144.Nyi Lasmaya kaluar ti jero saung membawa pedang tuluy mawa pedang tamsir berjalan berkeliling nguriling bari maju sambil membaca mantra bari maos sagala isim sampai kembali ke tempat asal tepung gelang bari nagos 145.Mantra dibaca supa maksud 145.Isim-isim sagala nyuhunkeun terkabul makbul Karena kehendak Allah jua kersa Allah nu pasti jalan ke ladang buntu jalan ka huma buntu tak ada jalan sedikit pun rupet teu aya jalan saeutik

dan ladang pun tak terlihat humana ge teu katembong 146.Cuma aku yang diam di rumah 146.Ngan aing eta teh ku nu di saung Nyi Lasmaya senang hatinya Nyi Lasmaya suka hati hening tinggal di rumah sarta ngahening di saung tidak ada untuk disusahkan taya geusan parihatin menuai padi, kacang, dan jagung mupu poe kacang jagong 147.Anjing merah di hutan tebal 147 .Anjing beureum saba leuweung bulunya rubak bulu Kisah Nyi putri kita tunda heug tunda heula nyi putri yang diceritakan sekarang ayeuna urang picatur perihal seorang bayi murangkalih lila teuing terseok-seok di laut di laut kacebor-cebor 148.Terapung di tengah laut 148.Masih ngambang salira di tengah laut tersebutlah sebuah negeri kacatur sahiji nagri di gunung Malebah namanya gunung Malebah kacatur Jin Islam yang sakti ratu Jin Islam tur sakti menjadi raja yang termasyur raja eta boga sohor 149.Di dalam gunung Malebah 149.jero gunung nagri Malebah jin wungkul tak seorang pun manusia henteu kaselapan jalmi para pegawai pemerintahnya pangkat ponggawa pangagung tinggi besar dan tampan dedeg karasep wantu jin juga patih,menteri,dan kaliwon patih mantri jeung kaliwon 150.Istri-istri pejabat baik-baik 150.para menak istri-istri jeung tarimpuh permaisura Ratu Jin ari gerwana ratu jin bernama Nyi Antamaya Nyai Antamayu ratu wanita berbudi luhur istri jatmika berbudi termasyhur kekayaanya kabeungharanana 151.Walau negeri di atas gunung 151. Bener eta dayeuh gunung luhur tetapi sangatlah subur tatapi kalangkung sugih banyak gunung gunung tingparenjul gunung perunggu dan besi gunung parunggu jeung beusi gunung emas dan perak gunung emas perak ongkoh

152.Tembaga rajasa ada di gunung 152.Jeung tamaga rajasa aya di gunung gunung timah juga kuningan gunung timah kuningan deui tiada kurang sedikit pun taya kakurang saeyut juga mempunyai lautan ngabogaan laut ongkoh 153.Suatu saat ke pantai meronda 153.Hiji mangsa ngaronda ka sisi laut bersama patih Nursaka jeung Naga Nursaka papatih kereta emasnya bersinar kareta emas ngagebur dengan dua ekor kuda sipni pasang dua kuda sipni kusir besama kernetnya kusir sarawuhna lopor 154.Jin Wadar tukang memayungi 154.Ki Jin wadar jadi tukang pajeng ratu ratu berkeliling di sisi pantai muter di sisi basisir sampai kembali ke asal tepung gelang henteu kantun selesai meronda lalu pulang geus ngajajah tuluy mulih terkejut ketika melangkah satengah jalan ngarongo 155.Melihat cahaya di tengah laut 155.Ningal cahaya sumirat di tengah laut Raja berkata kepada patih raja nimbalan ka patih “Diam, tunggu sebentar engke heula sakeudeung tunggu coba lihatlah laut itu aya naon di cai ada cahaya bersinar!” moreret hurung moncorong 156. Di pantai ditunggui 156. Seug ditunggu dina sisi laut dipendakan ku papatih oleh patih dilihat sareng dimanah ku ratu sababna acan kajudi Raja berpikir ku mamanis ge helok “Apa gerangan penyebabnya memang sangat aneh?” PUPUH DANGDANGGULA 157.Datang ribu anu langkung tarik ngagelegur dur lambakna 157.Datanglah angin sangat kencang aneh ku orok pasang teh ombak menggebur barang caina surud lalu air pun surut teu aya anu katinggal saat airnya surut katinggal dina sampah tak ada yang terlihat ngahelab sampingna butut cuma terlihat pada sampah lahir raja antaboga ada kain lusuh terjurai coba patih pariksa heula sing sidik Raja antaboga bersabda, naon anu dina sarah “Coba patih periksalah apa yang ada pada sarah itu.”

158.Patih segera memeriksa 158.Geuwat indit mariksa den patih jelas ada bayi terbungkus kain lusuh sidik budak kabulen ku samping gombal lalu dibuka seug tuluy dibuka bae kainya berlapis-lapis lapis dua lapis tilu ditutup sangat rapat sarta langkung dibuni-buni ada enam lipatan nepi ka genep lapisna patih pun terkejut patih reuwas langkung sebab ada suara menjerit sabab tarik ngagerona murangkalih alus keur ngorondang bayi mulus bisa merangkak teuing kaget raja jeung mariksa Raja pun terkejut lalu memeriksa 159.Aya naon semu bengong patih 159. “Apa gerangan seperti bengong?” Patih jawab sumuhun timbalan Patih menjawab.”Ya,tuanku ieu anu dibulen teh Yang dibungkus ini budak monton alus bayi mungil sangat mulus raja tina kareta bijil Raja pun turun dari kereta diburu eta budak melihat bayi dirontok gabrug bayi pun dipeluk ambu patih leuwih bagja serta merasa mendapat karunia hayu gancangkeun kareta aing “Mari percepat keretaku!” raja geus dina kareta Raja ada dalam kereta 160.Pulang dengan kegembiraan 160. Semprung mulih atoh liwat saking di jalan tidak diceritakan teu dicatur dijalana begitu tiba langsung masuk jol sumping ka lebet bae Raja Antaboga berkata raja Antaboga nyaur kepada istrinya di istana , ka gerwana di jero puri “Lihatlah ini! nini ka dieu gewat kita mendapat kebahagiaan bagja sagede gunung aku mendapat intan mutiara .” ieu aing manggih intan mutiara lalu Ratu Antamaya berkata ratu Antamaya bijil melihat bayi barangna geus kauninga 161.Bayi dipeluk 161.Gabrug dirontok ku gusti murangkalih bari ditimang-timang dan ditimang-timang teuing raden si kasep “Ah, Raden, tampan sekali

anakku yang lucu anak ibu anu lucu Ah,sayang antilingtingting deudeuh teuing atilingtingting atilingtinpang ari deng atilingtingpang ting deng atiling gung ting deng atilinggung Ah,Ibu ‘ kan banyak harta aduh ibu loba banda untuk siapa kalau bukan untukmu eukeur agus kabeneran teuing aki iwing-iwing piyang-piyang iwing-iwing piyang-piyang 162. Kakek berjalan di sisi bukit 162.Eta aki mipir-mipir gawir manggih ujang keur kacida ingin menemukan ujang hayangna ibu boga anak kasep anak ibu sangat tampan demplang atilingting gung demplang atilingting gung alah aki naha bagja teuing Ah,mengapa mendapat kebahagiaan pek bae geura ngaranan dan berilah namanya!” raja jin pek nyaur Raja Jin pun berkata puguh teuing anak urang “ini anak kita, Anu Kasep eta Raden Den Amarsakti Raden Amarsakti yang tampan.” ceuk ibuna lalakadalah ibunya berkata,”YA,ya,ya” 163.Kakek akan memberi nama lagi, 163.Aki teu mere ngaran deui bernama Raden Sanudra” ka si ujang Raden Samudra Ratu Jin berkata.”Ya, benar juga ceuk ratu jin bener bae patih jin nyembah matur Patih Jin menyembah dan berkat Raden Somaningrat “Hamba Raden Somaningrat.” ceuk ratu jin surup “Pantas juga”, kata Ratu Jin mantri bandar teu unjukan Menteri Maritim pun mem- beri nama jisim abdi bade nempelkeun kakasih bernama Raden Amar Laela Raden Amar Laela 164.Jin Ambala berkata kepada Sang 164.Jin Ambala unjukan ka gusti Raja “Untuk yang kedua kalinya enya eta nu kaduana Juga akan memberi nama jisim bade nempelkeun Putra ratu diberi nama kakasihna putra ratu Sangat bagus hade pisan lahir gusti untuk nama yang terakhir enya eta kakasih anu panungtung bernama Raden Mudali Asmaya .” Raden Mudali Asmaya mari kita selidiki geura urang papay deui perihal nama Mudali basa Mudali tea

165.Begawan Mudali adalah 165.Nya eyangna Bagawan Mudali kakeknya Asmaya adalah ibunya ari Asmaya eta ibuna sedang arti Amarsakti Amarsakti tegesna teh bisa hidup walau dibuang dipiceun bisa hirup sebab atas kehendak Tuhan sebab dibanding ku gusti adapun nama Raden Samudra ari Raden Samudra sebab terapung di atas laut dina cai mumbul sedang nama Amar Laela ari Amar Laela teh sebab neneknya mun teu nyaho eyangna ti istri bernama Siti Amar Laela Siti Amar Laela 166.Dan perihal nama Somaningrat 166.Reujeung ngaran Somaningrat sidik sebab hari Senin dia ditemukan poe senen kapanggihna soma berarti hari Senin soma eta poe senen ningrat berarti ratu basa ningrat eta ratu tidak salah lagi ieu budak hamo salah deui berbakat membawakan raja-raja wanda ngereh raja-raja raja terbesar panggedena ratu semua membawa nama kabeh ngaran bawana yang sesuai dengan penampilannya alus pisan hanteu sulaya jeung jinis berterima kasih nuhun alhamdulilah 167. Anak itu sangat disayangi 167.Murangkalih kalangkung diasih istri raja tak ada kerjanya `raja istri taya padamelannana cuma mengasuh anak ngan ngamongmong putra bae tersebutlah anak itu murangkalih dicatur Amarsakti amatlah pandai pinter taya papadana Amarsakti diasuh oleh dua jin diasuh ku jin dua bernama Samad dan Samus ngaran Samad Samus suatu saat Antaboga hiji mangsa Antaboga meminta pandai emas datang tuluy hiji kamasan diutus ka nagri yang bernama Raden Wirun Raden Wirun ngaranna 168.Setelah pandai emas datang 168.Geus jol dongkap raja ngalahir “Eh,Wirun cepatlah eh Ki Wirun coba masing Gancang membuat kereta yang bagus nyieun kareta sing hade dibuat semua dari emas tapi hayang emas wungkul kudanya pun emas jeung kudana emas deui untuk ditunggangi si Ujang nanti tumpakaneun mun bisa lumaku dibimbing oleh Jin Samad ditungtun ku jin Samad

Samud di belakang memegang payung dipayungan ku samud nu ti pandeuri Ah,menakutkan bila dilihat.” bedul sieun temen ningal 169.Walaupun belum bukti sudah 169.Teacan beh ge suka ati senang Raden Wirun menjawab,”Ya”. Raden Wirun ngajawab sumangga sembari mundur meyembah sarta nyembah mundur bae dikerjakan tergesa-gesa digawe kalangkung rusuh lamanya tidak dikisahkan teu dicatur lilana deui Kereta sudah selesai kareta geus sadia semua tersaput emas saput emas wungkul geus parantos tuluy ngadeuheus ka setelah selesai lalu menghadap raja gusti geus parantos tuluy ngadeuheus Raja sedang berada di pendopo 170.”Wirun, cepat bawa kereta itu!” 170.Geuwat Wirun eta padari diambil oleh Raja sor kapayun dicandak ku raja dengan berkata,”Ah, bagus sekali bari nyaur bedul moher sekali.” lalu anaknya dipanggil putrana seug disaur dibimbing oleh Samud tungtun ku ki Samud di belakang yang memayungi pandeuri anu majengan murangkalih geus tumpak kana anak itu sudah naik kereta padati 171.Sangat senang melihat putera 171.Langkung suka ningal murangkalih Raden Wirun mundur dari hadapan Raja Raden Wirun mundur ti payun raja mendapat upah tak terbilang banyaknya ti raja meunang peresen penulis terlalu sibuk lobana hanteu dicatur maklum yang sengsara kaweur teuing anu nulis selalu kebingungan maklum anu sangsara anak makin besar loba pisan bingung makin besar,makin bersinar murangkalih geus sed-sedan selesai lagu Dangdanggula beuki gede cahaya tambang bening beak lagu dangdanggula PUPUH KINANTI 172. Kinanti panglejar kalbu 172.Kinanti untuk pelipur hati murangkalih geus birahi anak sudah dewasa tujuh tahun henteu kurang tidak kurang dari tujuh tahun eukeur meujeuhna diperih diberi pelajaran prihatin

dan pelajaran membaca Quran geus diwuruk ngaos kur’an diajari berbagai ilmu diajarkeun ku pangarti 173.Dalam tempo tiga tahun 173. Dina jero tilu tahun diberi pelajaran kebatinan diwurukna diwiwisik setelah membaca Quran saparantos ngaos kur’an diajari berbagau ilmu diajarkeun ku pangarti kesaktian lahiriah karosaan kadingjayaan pandai segala ilmu jin lepas segala ilmu jin 174.Setelah genap sepuluh tahun 174.Geus jejeg sapuluh tahun usia anak itu umur eta murangkalih dipanggil oleh ayahnya seug disaur ku ramana yaitu sang Ratu jin nya eta Sang Ratu jin Amarsakti menghadap Amarsakti ngadeuheusan duduk bersimpuh mando dipayuneun calik 175.Raja Antaboga berkata 175.Raja Antaboga nyaur “Ujang, mengerti ujang masih kaharti terhadap kekayaan Ayah kanu bobogana bapa sebab tak ada lagi anak sebab anak taya deui cuma engkau sendiri tunggal ngan hidep sorangan yang berhak atas tahta nu wajib ngamilik nagri 176.Sering-seringlah pergi ke gunung 176.Masih mindeng nyaba gunung harta kekayaan Ayah diketahui banda bapa sing katilik gunung emas dan baja gunung emas ejeung waja gunung timah dan rajasa gunung timah jeung rajesi gunung tembaga dan perak gunung tamaga jeung perak Kuninga suasa dan intan kuningan suasa manik 177.Adapun itu yang menggunung 177.Anu eta tingparenjul dari sini sudah tampak di dieu geus katingali gunung binatang lain lagi gunung binatang mah jaba satu gunung tidak tertukar sagunung hanteu pahili gunung kambing,sapi,kuda gunung kambing,sap,kuda kerbau,dan rusa munding uncal kitu deui 178.Kuda dan sapi sangat bagus 178.Reujeung kuda sapi alus sepasang berbulu sama sapasang buluna sami tinggi besar tidak berbeda jangkung gede hanteu beda Keturunan kuda siluman kuda siluman nu titis yang berada di gordah itu dina gordah larang untukmu sendiri eta keur agus pribadi

179.Gamelan pelog dari emas dan 179.pelog emas eujeung degung degung salendro dari perak dan besi salendro perak jeung beusi ambillah untukmu kop emas eta keur ujang sepasang kuda siluman kuda siluman satitis janganlah engkau merasa malu jeung maneh ulah tumaha berkenalan dengan semua Jin wawahunan sakabeh jin 180.Karenanya jangan kaku 180.Nu matak ulah ngawagu engkau keturunan raja ujang turunan narpati walau ada di sini nya bener aya di bapa sayangku memeliharamu nyaahna ngukut anaking engkau orang Madusran ujang mah urang Madusran Keturunan resi kocor incu Maha Resi 181.Coba dengarkan! 181.Geura reungeukeun ku agus mengapa ada di sini pang aya di bapa cicing engkau ditemukan di laut hidep timu ti sagara ketika Ayah meronda waktu ngaronda jalan engkau menempel pada sampah agus numpang dina sarah yang terbawa ombak kabawa lambak ka sisi 182.Dari laut kubawa 182.Ku bapa dibawa di laut di bawa pulang ku bapa di bawa balik itulah sebabnya ada di sini nu matak aya di bapa dan ibumu yang mengasihimu diri ibu nu welas asih Somaningrat menangis gerwa nangis Somaningrat Katanya,Oh,tidak disangka kuring hanteu nyana teuing 183.Kalau asalku begitu memang 183.Lamun asalna kitu amatlah sakit hatiku.” Tada teuing nyeri pikir menangis tersedu-sedu nangisna kanyenyerian “Anakku, janganlah sedih euh ujang ulang nalangsa bukan karena kau menangis. Hanteu pedah maneh nangis 184.Masih panjang kisah ini 184.Panjang keneh ieu catur coba dengarkan lagi seug gera dangukeun deui ketika kau dilahirkan waktu dibabarkeun ujang dari ibumu ti ibu maneh nu pasti ayahmu sedang tiada rama ujang keur teu aya ibu tirimu yang mengurus diurus ku gerwa gusti 185.Saat ibumu melahirkan 185.Ibu ujang keur ngajuru

Saat engkau lahir ke dunia barang ujang gubrag lahir ditukar dengan binatang digantian ku binatang kera,beo,dan kucing rupa kunyuk ciung ucing merekalah yang disebut anak raja disebutkeun putra raja sedang engkau dibuang ke laut ujang mah gelar ka cai 186.Ayahmu marah 186.Atuh rama ujang bendu malu berputra kucing lingsem putra rupa ucing ibumu dibuang nya tuang ibu dibuang ke Denaka hutan nan sunyi ka Denaka leuweung suni diurus oleh ketiga binatang diurus ku tilu hewan Kera dan Kucing sangat telaten langkung geten monyet ucing 187.Ayah kini memberi petuah 187.Bapa sakalian muruk engkau jangan bersedih ujang ulah sedih kingkin adapun ketiga ekor binatang eta anu tilu hewan jangan lupa akuilah sebagai saudara ulah nilam ngangken wargi mereka mempunyai kelebihan sebab leuwihan ti jalma kera dan kucing berakal pikirna monyet jeung ucing 188.Apabila yang namanya beo 188.Sumawona eta ciung yang mengurus pakaian nu ngurus baju jeung samping ibumu Nyi Lasmaya ibu ujang Nyi Lasmaya anak begawan Mudali putra Bagawan Mudali sekarang ada di Denaka ayeuna keur di Denaka dibuang oleh ayahmu dibuang ku rama gusti 189.Baginda Mahruf 189.Jenengan Bagenda Mahruf nama ayahmu sejati rama ujang pribadi tapi janganlah tapi poma-poma pisan engkau terlanjur hidep kalanjur pikir ingin membalas dendam hayang maleskeun ngahina janganlah menyakiti poma ulah kirib-kirib 190.Hanya atas kehendak Tuhan 190.Nu waspada gusti Yang agung Kita tak berdaya apa-apa urang mah ngan darma usik sekarang jemputlah ibumu geura teang ibu ujang ibumu supaya datang ibu ujang sing kairing bawalah ke sini ka dieu bawa ka urang beserta ketiga ekor binatangnya hewan tilu ulah kari 191.Sekarang pergilah 191.Pek ayeuna geura buru ibumu sedang sendiri ibu keur ngahening dimuliakan oleh anak-anaknya dimulyakeun ku barudak

oleh Kera,beo,kucing ku montyet ciung jung ucing mengurus sangat telaten ngurusna tulaten pisan lebih dari manusia langkung ti pangurus jalmi 192.Sekarang pergilah 192.pek ayeuna geura buru bersama Samad dan Sumud Samad Sumud ulah kari sebab mereka tahu jalan.” eta nyaho dijalanna Raden Amarsakti berangkat Raden Amarsakti indit Didahului Samad dan Samud Samad Samud nu ti heula Keluar dari keraton geus kaluar ti nagri 193.Sekarang yang dikisahkan 193.Ayeuna anu dicatur Nyi Putri di Denaka di Denaka nyai putri Sendiri bersenang-senang senang temahna nyalira memetik jagung menggali ubi ngal jagong ngala hui menuai dan menjemur padi dibuat jeung moe eudeun banyak makanan tersedia dadahareun kari ngali 194.Atas kehendak Tuhan 194.Kersa Allah anu Agung ladang menjadi hilang eta huma musna leungit tak tampak oleh yang punya teu kapanggih ku nu boga tidak ada jalan euweuh jalan rapat rupit sekalipun di dalam ladang najan eta dina huma pemilik berpikir mengapa jadi hutan ceuk nu boga leuweung deui 195.Menceritakan anak-anak 195.Barudak anu kacatur Tanran dan Masang sedang bermain Tanran Masang keur arulin Ketiganya di hutan di leuweung tiluanana beo di atas pohon Ciung dina luhur kai melihat ke utara dan timur nenjo ka kaler ka wetan dari jauh terlihat Raden Sakti lapat-lapat raden sakti 196.Beo berteriak 196.Ceuk Ciung teh euleuh itu itu ada yang datang aka itu agan sumping Panca Tanran cepat naik Panca Tanran geuwat unggah Ke atas pohon naek kana luhur kai Sambil berkata,”Benarkah?” bari ngomong naha enya terima kasih kinanti bagea teuing kinanti PUPUH PUCUNG 197.Tembang pucung Panji Layang 197.Panji Layang bersenandung bari turun sambil turun balikna tiheula pulang lebih awal teu dicatur lilana teh lamanya tak diceritakan

sambil pura-pura terkejut kepada bari kaget haturan ka Nyi Lasmaya Lasmaya 198.”Kebetulan sekali,Ibu 198.Euleuh ibu kabeneran daek buntung Anakmu datang” putra ibu dongkap dijemput oleh Panca dipapag ku Panca Citeh sambil pura-pura terkejut kepada Lasmaya bari kaget haturan ka Nyi Lasmaya 199.Nyi Lasmaya berkata lebih kaget, 199.Langkung kaget Nyi Lasmaya bari nyaur “Ingin menjemput anaknya sejak mapag putra sudah terasa ada mani geus asa beh bae diberi tahu Panca Tanran yang dicarita Panca Tanran anu mapag menjeput 200.Saat Panca Tanran bertemu 200.Barang tepung Panca Tanran “Terima Kasih, Adinda gok ti payun haturan juragan saya sudah lama menunggu abdi geus lami ngantos-ngantos sekarang gembira, Dinda sudah datang ayeuna mah suka geus sumping Gamparan 201.Raden Sakti terkejut lalu berkata 201.Langkung kaget Raden Sakti bari nyaur “Oh,nanti dulu engke heula anan sebab kami merasa heran sabab kami leuwih bengong dan baru kali ini ada kera bisa berkata jeung kakara manggig kunyuk 202. Kucing lebih lugu 202.Sumawon mun ucing mah leuwih dusun “Mau apa engkau sarta maneh datang Mendekatiku.” muru ka kami deuk naon Panca dan Panji bertutur Panca panji ka raden geuwat haturan 203. Kami sedang mengasuh ibu 203.Kapan aka di dieu keur ngasuh yaitu ibumu Ibu nu dijaga beurang peuting teh dijaga siang dan malam raden lahir naha ibu ku saha engkau lahir ibumu terus disini

204. Panca dan Panji berjalan paling 204. Panca panji ti heula leumpangna tuluy tak seberapa lama hanteu kungsi lila dengan Lasmaya bertemu Kasarandong ibuna teh tak pelak anaknya dipeluk hanteu tata gabrug dirontok putrana 205.Lasmaya menangis menjerit, 205.Jeung ngajerit nangis nangisna teh “Tidak kusangka raden hanteu nyana aduh-aduh maksud terkabul dikobul maksud ibu teh reujeung raden ibu gancang pisan Ibu bersua denganmu” Tepang 206.Nyi Lasmaya menangis 206.Nyi Lasmaya nangisna mani tersedusedu sumegruk Raden berkata raden sasauran “Sudahlah, tak perlu ditangisi.” megeus ibu teh nangis bae geus arasup ka saung jeung tilu mereka lalu masuk ke dalam rumah hewan 207.Kucing,kera,dan beo duduk 207. Pada mando ucing monyet eujeung ciung bersimpuh raden sasauran ibu kuring seja naros Raden berkata kuma margi ibu aya di Denaka “Bu,aku ingin bertanya apa sebab Ibu ada di Denaka” 208.Nyi Lasmaya bertutur kepada 208. Nyi Lasmaya ka putrana pok Anaknya ngadawuh Begini kisahnya kieu geura ujang waktu Ibu akan melahirkan waktu ibu arek ngowo yaitu melahirkan ujang nya eta arek ngababarkeun 209. Ibu bertanya kepada Nurhayat 209. Ibu nanya ka Nurhayat maru madu ibu ibu Ibu dibohongi ibu teh dicidra sebab ibu belum tahu waktu ibu acan nyaho mata dan telinga ditutup Nurhayat panon cepil ku Nurhayat dicocokan 210.Sedangkan ayahmu tak ada di 210.Ari raja rama ujang eukeur Rumah suwung sedang berburu dakuna mah negal saat Ujang lahir ari ujang geus borosot

ditukar dengan tiga ekor binatang daiganti nya eta tilu hewan 211.Ujang dibuang ke laut 211. Ari ujang tuluy dipiceun ka oleh Nurhayat laut waktu ayahmu datang ku si Nurhayat marah tak memberi ampun ari sumping rama raden atuh bendu ama teh teu Ngahampura 212. Hanya itulah yang dapat 212. Tah sakitu ibu wewekas ka Kuceritakan enung tapi berharap poma-poma pisan terhadap ketiga ekor binatang eta ka nu tilu sato olah lingsem ngaku kadang pedah jangan malu mengaku saudara hewan 213.Keselamatan dan kesehatan Ibu 213. Bisa sirna waluya awak si ibu ku eta barudak Karena mereka rademiln putra nyaur alon nuhun pisan da puguh ibu ge enya Raden Putra berkata lemah lembut “memang begitu kenyataanya 214. Walau hewan itu saudaraku 214. Najan eta sato dulur kuring puguh darahku melekat getih kuring tepa waktu keluar dari rahim ibu waktu medal ti ibu teh siapa menyangkal bukan saudaraku na cuk saha eta lain dulur misan 215. Sekarang marilah kita pulang 215. Ayeuna mah mangga urang milih ibu ge Gunung melebah ka gunung malebah di sana ayahku tinggal di ditu rama kuring teh nya ratu Jin di gunung nagri yaitu Ratu jin di negara Malebah Malebah 216. Nyi Lasmaya turun dari rumah 216. Nyi Lasmaya jut turun ti jero saung mengelilingi ladang ngurilingan huma atas kehendak Tuhan kersa Allah nu pasti teh tembong ngeblak huma keur koneng terlihat ladang padi menguning parena 217. Setelah selesai masuk kembali 217.Tepung gelang geus asup deui lalu berkata Ka saung jeung tuluy nimbalan

lemah lembut kepada anakanya ka putrana nyaur alon “Marilah kita berangkat bersama hayu atuh raden eta jeung barudak 218.Kakak, marilah,sementara masih 218. Hayu aka ayeuna mah teduh meungpeung iuh Tanran dan Masang menjawab Tanran Masang ngajawab “Terima Kasih kami pun ikut,” mangga ngan ngiring bae geus jung medal bijil ti gunung Berangkatlah menuju Malebah Malebah 219.Samad dan Samud berjalan di 219. Samad Samud tiheula ejeung depan jin sebab tahu jalanya lurus nyaho jalanna ngemplang Tanran dan Masang di belakang raden Tanran Masang panderieun raden beo menunggang kucing ari Ciung baku tumpak Ucing Raden Amarsakti Raden Amarsakti di belakang ibunya sapungkureun ibu 220. Tanran dan kucing sepanjang 220. Sajalan Tanran jeung ucing Jalan berkata melawak ngomong guguyon Kucing yang cerewet eta Ucing nu cewis teh berkata kepada kera pokna aka bareto kuring “Dulu pernah ketakutan manggih reuwas teuing di rumah seorang kaya di imah nu jegud 221. Saat Ibu ingin daging empuk 221. Basa ibu nyaurkeun palay rimpiy aku pergi mencari seug kuring ngalolos masuk ke rumah seorang kaya asup ka imah nu jegud teh aku naik melalui dinding barang datang naek tina bilik dari dapur ti dapur mimiti saat aku masuk waktu kuring asup 222. Naik ke langit-langit 222. Barang anek arek ka para kuring menelusuri meja mapay kana pago entah apa yang tersentuh duka naon nu ngagombrang yang saat hening karena malam sarta jempe da geus peuting orang semua terjaga atuh kabeh nyaring di rumah jadi ramai di imahna haliwu

223.Semua terperanjat 223. Pada kaget pokna eta ucing lari ke langit-langit ka para gogorowot ada barang tersentuh wadah eta nu katekar menimpa piring nu ngagombrang kana piring aku terkejut reuwas teuing kuring pasang pelita ke langit-langit didamaran ka luhur 224. Aku hampir cer buang hajat 224. Ngan sirikna teu ceur ngising kuring sembunyi di dalam telombong nyumput ka tolombong pelita bersinar ting arenyay damarna teh aku rut saja kencing mani kuring geus rut kiih karena amat terkejut ku bawaning reuwas teuing kebetulan tidak tertangkap hadena teu katimu 225. Tapi sudah kuambil tiga kerat 225.ngan geus nyokot tilu ngemplek daging daging Tanran berkata,”Ah,bohong, ceuk Tanran teh ohong si kucing mah sok teu puguh miwir si kucing tak karuan kalau bicara teh jeung aya andar rut kiih masa ada rut kencing cer ngising mustahil dan cer buang hajat da puguh ge wadul “Ya, karena memang bohong 226.Yang bener cer kencing rut buang 226.Rajeun-rajeun cer kiih rut hajat ngising kalau itu tidak bohong”. eta mah teu bohong Panji Masang berkata kepada kera Panji Masang nembal ka monyet “Ah,si buruk rupa suka berlagak tahu si dekok teh ngabisani terhadap omonganku kana omongan aing tak seperti kera moal cara kunyuk 227. Kalau bertemu orang suka lari 227. Kaperego jalma sok ngacir sambil berak kucar-kacer modol sudah biasa kalau kera berak geus ngabaku ngawelu si monyet ari manggih reuwas ngising jeung kalau terkejut berak dan nyengir!” nyengir Pancan Tanran seuri Panca Tanran tertawa, si kunyuk mah matuh Itu kebiasaan kera 228. Bila membalas omongan 228. Bisa males ka omongan aing kucing menjawab “Tak tahu” ceuk ucing teh nyaho ceuk ucing teh nyaho cuma memang kebiasaan kera

kalau takut suka berak dan kencing lamun reuwas ngawelu jeung kiih Panca Tanran tersenyum Panca Tanran seuri sambil bersuara anguk-enguk bari enguk-enguk 229. Perilaku kera memang tidak 229. Tabeatna kunyuk hanteu hilang leungit lalu Panji Layang bercerita Panji Layang ngomong “Aku pernah kaget luar biasa manggih reuwas kuring nu antek tatkala datang membawa kain basa datang mawa samping dari pasar Derwari ti pasar Derwari kaperluan Ibu mangnyiarkeun ibu 230. Kain yang dijemur kuambil 230. Samping keur dipoe dititik Lalu kulipat geus ditilep ongkoh aku masuk ke dalam pasar kuring asup kadadasar wae melihat lagi lipatan kain nenjo kana tilep samping aku mengambil selembar kuring nyokot hiji dan pulang tergesa-gesa balik kuring rusuh 231.Kali ini ketahuan 231.Turug katangen sakali aku diburu orang kuring pada moro mengejar membawa sumpit marawa sumpit anu muru teh aku terbang tinggi beuki luhur hiber kuring orang-orang berteriak ting haroak tingjarerit katanya, “Ibu beo, pokna itu ciung 232. Mencuri kain cawiri 232. Maling samping nu alus cawiri cepat kejar geuwat udag boro tembak saja!” kata sebagian orang bedil bae ceuk jalma sawareh semua orang berbicara ngomongna kabeh jalmi saling berteriak tingharoak tingjarerit menyerahkan kepada hantu nyabakeun ka hantu 233. Panca Tanran berkata sambil 233. Panca Tanran ngomong jeung seuri Tersenyum si ciung mah ohong “Si beo itu bohong tamba euweuh piomongen bae jijieunan ngarah batur seuri sekedar tidak berucap ciung nembal seuri si kunyuk sok baku dibuat-buat agar orang lain tertawa beo menjawab “Ah, si kera sih biasa 234. Tidak seperti Kera suja ngemil 234. Moal cara nu kitu sok ngemil Kalau makan ari barang lebok Pipinya kembung dina pipi ngagandoy bae

Karena ditaruh makanan ditundaan ngalebok beunying di pipi kembung dina pipi barehil kebiasaan si Kera .” adatna si kunyuk PUPUH DANGDANGGULA 235. Geus kaluar tina leuweung 235. Sudah keluar hutan Rumpil geus jol manggih pikampungan tibalah ke perkampungan teu lila disorang bae tak lama dilalui geus nyacat ka jalan alus sampai ke jalan yang bagus loba warung nu katingali banyak terlihat warung pada karaget jalma yang sedang di warung anu keur di warung baru kali ini melihat eta kunyuk geuning bisa lemek seuri ada kera bicara dan tersenyum jeung ngomongna cara jalma bicara seperti manusia 236. Beo menunggangi kucing 236. Eta beo geuning tumpak ucing tapi jalma jin teu bedas ngomongna tapi Jin tidak berbicara keras isin ku nu kagungan monyet panca Tanran seug pihatur malu pada pemilik kera naha agan ieu teh nagri raden gumujeng ngajawab Panca Tanran bertanya aka ieu teh kampung “Sebuah negerikah inia”? Raden menjawab sambil tersenyum “ini adalah kampung isinya Jin bukan manusia bangsa jin lain manusa yang berwarung jin semua nu ngawarung sakabehna jin baik laki-laki maupun perempuan lalaki jeung awewena 237. Setelah lama di perjalanan 237. Kocap enggeus lila teuing tiba di perbatasan kota geus jol dongkap ka kaca-kaca alun-alun sudah tampak alun-alun geus tembong pohon beringin nan rindang caringina ngarunggunuk mereka tiba di kota geus asup ka jero nagri perjalanan dipercepat lampah langkung gancang tiba di alun-alun jol ka alun-alun kota Malebah ka nagri Malebah Raden masuk ke istana sup raden lebet ka Srimanganti raja Jin sedang duduk raja jin aya keur lenggah 238. Patih dan menteri sedang 238. Dideuheusan ku patih jeng menghadap mantri terkejut melihat Lasmaya kaget nguninga Lasmaya Ratu Jin cepat mendekati ratu jin ngageuwat moro

Nyi Lasmaya dipeluk Nyi Lasmaya dirangkul “Oh, Lasmaya jelita aduh nyai Lasmaya geulis ibu teh bungah manah Ibu sangat senang hati geus riung mungpulung taya geusan kamelang bisa berkumpul nyai geuwat ka dieu geura ka bumi bawa eta barudak tak ada lagi yang dikhawatirkan cepatlah masuk dan bawalah anak-anak!” 239.Nyi Lasmaya dibawa masuk 239. Nyi Lasmaya dicandak ka bumi demikian pula panca,panji,dan layang Panca Panji ka bumi jeung Layang Antamaya selalu berbicara, Antamaya nyaur bae “Anak-anak supaya diurus nyai barudak urus diberi makan minum pek geura nyaratu ngopi menurut kesukaanya naon sakabeukina uruslah sendiri ku Lasmaya urus tak perlu kaku nyai ulah rumegag tak ada lagi anak Cuma engkau anak ibu euweuh deui ngan si nyai Ibu sangat suka hati ibu senang pipikiran 240. Walau itu kewajibanmu 240. Najan eta wajib nyai yang mengurus makan dan minum anu ngurus tuang leueutna mengganti ibu di dapur ganti ibu olah ngejo suruh saja pembantu nitah barudak di dapur ada lima orang aya lima pakacar nyai tak perlu kerja sendiri moal digawe sorangan hanya memberi perintah kari tadah-tuduh ibu dan bapa ibu jeung bapa mah sebab orang tua Cuma ingin melihat da ari kolot mah ningali terima kasih engkau Lasmaya nuhun sukr Nyai Lasmaya 241.Senang di hari tua 241. Pakokolot ibu bagja teuing ada yang membantu tugas senang awak aya nu nalang engkau dan anakmu” nyai jeung si ujang raden Nyi Lasmaya tidak kaku Nyi Lasmaya hanteu kakau Karena pintar dan keturunan Jin dasar pinter turunan jin yaitu dari ibunya Lasamaya ti ibuna Nyi Lasmaya anak Jin yang termasyur putra jin pinunjul setelah Lasmaya di Malebah geus Lasmaya di Malebah kesenangan bertambah badan pun tambah senang pangawakan tambah bersih besing usianya lima belas tahun lima welas tahun umurna

242. Selama keberangkatan dari 242. Lamina sajung ti Madusari Madusari Sampai bersua dengan anaknya tepi ka tepung jeung putra Tak pernah susah sedikit pun teu mendak susah sajeleh Pada suatu saat jeung dina hiji waktu Ratu Jin berkata sang ratu jin nimbalan deui Kepada Amarsakti ka Amarsakti putrana “Ayah memberi pepatah ayeuna papatah bapa Sudah saatnya engkau pergi ke geus meujeuhna ujang the nyaba ka Keraton nagri harus tahu wajah ayahmu kudu uninga ka rama 243. Tapi hati-hati jangan sampai 243.Tapi poma ulah deuk kaciri ketahuan Mencari pengalaman ibarat Sekolah nyiar luang itung sakola Jangan menampakkan diri ulah ngarupakeun kade Pakailah ilmu Jin ilmu jin kapan geus tepa tapi harus disertai pendamping tapi kudu jeung embang pangatik Jangan sendiri ulah leupang sorangan. bawalah Samad dan Samud bawa Samad Samud dan senjata ini tah ieu bawa pakarang ajimat yang sakti pikeun ngan ieu jimat langkung sakti tongkat Raja Dimaja iteuk raja dimaja 244. Rupanya seperti bambu 244. Rupana mah lir peringgandani Pringgandani Tapi Jurus tanpa ruas tapi lantas ti jero bungbas Ratu Jin berkata kepada Raden, sang ratu jin nyaur raden “ini tongkat leluhur ujang ieu iteuk karuhun di dalamnya ada sejuta Jin di jero salaksa jin juga ada meriam Sapujagat jeung mariem sapujagat untuk menaklukkan musuh pikeun nempuh musuh apa saja yang dikehendaki naon bae sakahayang di dalam tongkat sudah tersedia dina ieu sagala enggeus cumarios tak ‘kan kekurangan moal aya kakurangan 245. Dan ayah punya seekor kuda 245. Sarta bapa boga kuda hiji Siluman bernama Gelap Pusaka ti siluman ngarana gelap pusaka bagus dan sakti leuwih sakti sarta hade kuda itu untukmu eta kuda eukeur agus sebab siapa lagi sabab moal saha deui yang harus memilikinya nu pikeun ngamilikina semua kepunyaanmu banda maneh wungkul


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook