Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Terjemah Syarah لمعة الاعتقاد شرح ابن عثيمين

Terjemah Syarah لمعة الاعتقاد شرح ابن عثيمين

Published by Ismail Rao, 2022-06-16 23:41:08

Description: Terjemah لمعة الاعتقاد شرح ابن عثيمين

Search

Read the Text Version

s4 LQu,v' w adalzh ?<alarw e1tlzh O }dJl fu +q v: (la adalah Kitab Allah yang jelas) Al-Qur'an adalah Kitab Allah, kalam Allah, ia adalah al-Qur'an. Al-Qur'an mempunyai banyak nama, ia adalah Kitab Allah, karena iamaktub (tertutis) di Lauhil Mahfuzh dan terhrlis dalam mushaf. A1- Qur'an adalah kalam Allah, karena Allah dlt5 berbicara dengannya, bukan kalam selainNya. Ia adalah al-Qur'an, ia adalah al-Furqan, ia adalah adz-Dzikrul Hakim, ia adalah hidayah dan keterangan, dan masih banyak lagi nama-nama bagi al-Qur'an yang agunS/ semuanya menunjukkan keagungannya; karena bila sesuatu mem- punyai nama-nama dan sifat-sifat yang banyak maka hal itu me- nunjukkan keagungannya. Kitab Allah dl$ yang jelas, yakni, di dalamnya Allah men- jelaskan apa yang dibutuhkan oleh manusia. Ia adalah penjelas, yakni jelas, terang dan gamblang serta fasih. Dan ia adalah penjelas yang menjelaskan apa yang diperlukan oleh manusia terkait dengan perkara-perkara agama dan dunia mereka. Ia adalah kitab yang agung yang mencakup dan meliputi, keajaiban-keajaibannya tidak pernah habis, dan ilmu-ilmunya tidak pernah mengering. O ;rglt riF; (Dan taliNya yang kokoh) Tali adalah sesuatu yang dipahami, ia adalah sesuatu yang dipegang demi menyelamatkan dan mengentaskan diri dari bahaya. Al-Qur'an adalah tali Allah. Allah elt5 berfirman, {Gfis;\\i;;fr,y,\\#ir'y \"Berpeganglah lulian semuanya kepad, tali Allah dan jangan ber- cerai-berai.\" (Ali Imran: 103). Tali Allah adalah al-Qur'an atau bisa juga Islam. Dalam hadits disebutkan, }.,r;{Jl ,tr.S \"la adalah tali Allah yang kokoh.\"r 1 Diriwayatkan oleh at:Tirmidzi, Kitab Fadha'il al-Qur'an, Bab MaJa'afi Fadhl al-Qur'an, no. 2906 dan ad-Darimi no. 3331 dari hadits Ali, dan didhaifkan oleh al-Albani dalam takhrii al-Misykah, no. 2138 (dan didhaifl<an juga dalam Dha'if Sunan at-Tinnidzi, no.544. Ed. T.).

s4 LQtu' uv ahhlv Xalatu g0llrh Salah satu ujungnya di tangan Allah dan ujungnya yang lain di tangan kita, artinya, siapa yang berjalan di atas jalan al-Qur'an, niscaya dia akan sampai kepada Allah,* dan selamat. O #*,jrtt-i $alanNya yang lurus) Allah eltS berfirmary (@'€Jr'L*n'r:s h \"Tunjuklanlah lumi ke jalan yang lurus. \" (Al-Fatihah: 6). Allah dt5 juga berfirman, 4t4**hti;i'liy \"Dan bahwa ini adalah jalanKu yang lurus. \" (Al-An'am: 153). bt*)idalambahasa adalah jalan. Yang dimaksud di sini ada- lah al-Qur'alu menurut pendapat sebagian ulama. Menurut seba- gian yang lain, yang dimaksud adalah Rasulullah #. Ada juga yang berkata, bahwa yang dimaksud adalah Islam. Semuanya benar, al-Qur'an adalah jalan Allah, Islam adalah jalan Allah dan Rasulullah s adalah jalan Allah, maksudnya adalah jalan yang menyampaikan kepada Allah d*. O 61ut y ,j-ft (Diturunkan dari Rabb semesta alam) Allah JE; berfirman, ,E #ru+. @ 4#'e.tK145r1t @ i;SA *.ir;b l qdhl \\V \"Dia dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (libril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu meniadi salah seorang di antara oranS-orang yang memberi peingatan, dengan bahas Arab yang jelas. \" (Asy-S1ru'ara': 193-195). Ini adalah sifat-sifat al-Qur'an: Diturunkan dari Rabbul alamin, diturunkan dari sisi Allah, diturunkan dari yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuju al-Kitab yang diturunkan dari Allah, ia diturun- kan dari Allah dltS,bukan makhluk, sebagaimana yang diklaim oleh Jahmiyah, semoga Allah memburukkan mereka, al-Qur'an diturun- kan dari Allah, Allah berbicara dengannya dan menurunkannya

s4 Lqqr' an, alalzl, Xalarn, dllzh kepada Rasulullah # melalui perantara Iibril. o #r$r y # ,F ,b\\t L:!t ,Js (Yangmembawanya turun adalah ar-Ruh al-Amin kepada hati penghulu para rasul) Allah tJtF berfirman, 4,i$eY \"Ke dalam hatimu.\" Ayat ini ditujukan kepada Rasulullah M, {@b\".15i;ifey \" Agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan \" (Asy-Syu'ara': 1.94). Yakni, agar engkau memberi peringatan kepada manusia dengan al-Qur'an yarrg agung ini. Al-Qur'an adalah hujjah Allah atas hamba-hambaNya, {'gv; -, Is itir}f6; eL;}b \"Telah diwahyukan kepadaku al-Qur'an ini agar aku memberi peringatan kepada knlian dengannya dan kepada orang-orang di mana al- Qur'an ini telah sampai lcepada merekn.\" (Al-An'am: 19). Al-Qur'an merupakan hujjah Allah atas hamba-hambaNya, siapa yang telah dijangkau oleh al-Qur'an dan dia memahaminya kalau dia ingin, maka hujjah Allah telah tegak atasnya, dan dia tidak memiliki alasan (untuk tidak mengikutinya). O ;r;t ,y g{(Dengan bahasa Arab yang jelas) Dengan bahasa Arab, yaitu dengan bahasa yang paling fasih, dengan bahasa Quraisy yang merupakan bahasa Arab yang paling fasih. Al-Qur'an adalah fasih, dan bahasa yang paling fasih adalah bahasa Arab, bahasa Arab yang paling fasih adalah bahasa al- Qur'an yang dengannya al-Qur'an al-Karim turun, tidak ada yang lebih fasih daripada a1-Qur'an yang agung, padalafazh, kata, dan maknanya. O 6t* * i'* (Ia diturunkan bukan makhluk) Diturunkan dari Allah &, dari Lauhil Mahfuzh, akan tetapi

d L-@,rn' o* od\"lrl, ?<,aln r, 84llrl' dari Allah ffi. Dan Allah telah menyebutkan hal ini dalam ba.nyak ayat, { @ i*}6i S q *-,-'\\ r::4}, } ,,Turunnya al-Qttr'an yang tidak adn keraguan padanya adalah dari Rabb alam semesta.\" (As-Sajdah: 2), {@ p&:;35Y ,,Yang diturunknn dari Allah yang Mahabijaksana lagi Maha Ter- puji.\" (Fushshila t: 42) dan, {@r#\\:iii'6St&*b \"Kitab yang dturunkan dari Allah yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.'; lchafir: 2). Al-Qur'an bukan turun dari Lauhil Mah- fuzh, Jibril tidak mengambilnya dari Lauhil Mahfuzh, sebagaimana yang diklaim oleh ahli bid'ah, akan tetapi Jibril menerima al-Qur'an dari Allah JE. O 'rh ALt\\a t! (DariNya berawal dan kepadaNya ia akan kembali) Darinya, yakni dari Allah, ia berawal yakni Allah berbicara dengannya bukan dari Lauhil Mahfuzh, bukan dari selainNyo, bukin dari Nabi Muhammad, bukan dari Jibril, akan tetapi dari Allah J&. DariNya ia berawal dan kepadaNya ia kembali di akhir zaman. O &t^<it )? $ (Al'Qur'an adalah surat-surat yang muhka- matl Al-Qur'an terdiri dari surat-surat, ayat-ayat, kata-kata, dan huruf-huruf. ;ll adalah jamak ir;; (surat), yakni bagian dari al-Qur'an yang drbuka dengan Bismillahir Rahmanir Rahim. Basmalah adalah ayat dari al-Qur'an yang turun untuk memisahkan antara surat- suratny.r, selain dari surat at-Tatrbah dengan al-Anfal' Strrat pertama adalah Fatihahrl Kitab, yaitu, {<^+t;i ',;n13i} \"segnla puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.\" Dan surat terakhir ada- lah an-Nas, surat al-Qur'an sebanyak 114 surat, ada yang paniang, .',:€,<t^vd2.6---3vh6Fqr\".i

ffiD< ail-Qtn' an ahlzla ?<alatu s4llzh l+ffiP ada yang sedang, dan ada yang pendek. Surat dalam bahasa berarti sesuatu yang dijaga dan memiliki kedudukan tinggr. An-Nabighah memuji an-Nu'man bin al-Mun&ir, dengan mengatakary i+4,k WJt ,!ti ,sj ***';:-,-, !)lbi ittt lti Fi Apalah knmu tidak melihat bahwa Allah memberimu keduduknn tinggi Sementara kamu melihat lcerajaan di bawahnya justru berguncang- guncang. Surat adalah kedudukan yang tingg, dari sini maka surat al- Qur'an dinamakan surat, karena ketinggiannya, karena ia terjaga, tidak seorang pun bisa menambah, mengurangi atau menyele- wengkannya. Al-Qur'an terjaga sebagaimana ia diturunkan kepada Muhammad, tidak diganti, tidak dirubah sedikit pun darinya, karena Allah t!* menjamin untuk menjaganya. Allah ffi berfirman, }{ @511+1 :i'6r 5\"4iffii16t \"Sesungguhnya Kami menurunknn adz-Dzikr (al-Qur'an) dan se- sungguhnya IGmi benar-benar menjaganya. \" (Al-Hijr: 9). Sekalipun orang-orang yang membenci al-Qur'an berjumlah besar, namun tidak seorang pun dari mereka berani merubah lalam Allah, menambah atau menguranginya. Ini adalah di antara tanda-tanda kebesaran Allah $6. Allah $* menjaga KitabNya dari keisengan, Allah akan terus menjaganya sampai Allah mewarisi bumi dan segala isinya, sekalipun orang-orang yang memusuhi- nya berjumlah besar, tidak seorang pun dari mereka yang berani berbuat lancang terhadapnya. Seandainya ada yang berani, niscaya Allah akan membeberkan boroknya dan membuatnya terhina se- bagaimana yang menimpa Musailamah al-Kadz dzab yang mengaku menerima al-Qur'an, maka Allah membeberkan boroknya dan menghinakannya sehingga dia menjadi bahan cibiran bagi alam semesta. Demikian juga siapa pun yang mencoba membuat al- Qur'an palsu, Allah pasti akan membuka aibnya, menghinakan- nya dan membuatnya sebagai bahan tertawaan dunia, lebih dari itu, Allah akan membinasakannya sebagaimana yang terjadi pada '#r,H',.tad^-.6r1,

a4 LQuo' an adalzh ?<,alao, sfillah Musailamah dan lairurya. O.rL.<J., (Ayat-ayat Muhkamaf). Yakni, ayat-ayat yang paten (tidak memiliki kekurangan). Muhknmat adalah dari kata it3)l yang berarti ,i6ijr (mantap atau paten). Al-Qur'an seluruhnya adalah muhkam, artinya sangat bagus. {@ ai'f ii5;$g5-Y \"Sebuah kitab yang ayat-ayatnya tersusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci.\" (Hud: 1). Maka seluruhnya adalah muhkam, dalam arti sangat bagus, semuanya mutasyabih, dalam arti sebagian menyerupai yang lain dari segi keindahannya, kebenaran dan manisnya laf.azh, sebagai- mana Allah cltS berfirman, 4.w6*_fi6arj,1ty \"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al- Qur'an yang serupa mutu ayat-ayatnya.\" (Az-Zumar:23), yakni seba- giannya setara dengan yang lainnya dalam kebaikan, kebagusan, kefasihan, dan balaghah. Sebagian dari al-Qur'an adalah muhkam dan sebagian lagi mutasyabih, maksudnya adalah ada bagian yang muhknm dan ada bagian yang mutasyabih. Yang muhknm sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya adalah bagian yang tafsimya tidak membutuh- kan kepada yang lain, ia telah jelas dari dirinya sendiri, sedangkan mutasyabih adalah Iafazh global yang memerlukan tafsir dari yang lainnya. Allah tJtF berfirman, 42 q { t'Aj ?'#'l'S Lge kc iz Qv tji a$ iii e Si }, $ \"Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu. Di antara isinya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi al- Qur'an dan yang lain adalah ayat-ayat mutasyabihat.\" (Ali Imran: 7). Dari sini maka kita mengetahui bahwa al-Qur'an seluruhnya adalah muhkam, sebagaimana dikatakan juga bahwa al-Qur'an se- luruhnya adalah mutasyabih. Bisa pula dikatakan bahwa sebagian ',tt\\rde.-.-fG,dF,

s4LQtw' an adalzlv ?<alan silllnl\" darinya adalah muhkam dan sebagian yang lainnya adalah muta- syabih.Ini yang disebut dengan muhkam dan mustasyabih umum, muhkam dan mutasyabll khusus; masing-masing darinya mempu- nyai makna yang khusus dengannya. o aqjVii (Ayat'ayat yang jelas) A1lah ult5 berfirman, 4.ryU-c'j,fy \"Akan tetapi ia adalah ayat-ayat yang jelas.\" (Al-Ankabut: 49), .iqi adalah jamak dari !i. Ayat dalam bahasa adalah tanda. Ayat al-Qur'an disebut dengan ayat karena ia merupakan alamat dan petunjuk atas keagungan Allah d*. Ayat dalam bahasa adalah pe- tunjuk dan alamat, ia terbagi menjadi dua: Ayat yang dibaca dan ayat yang diciptakan. Yang pertama adalah ayat-ayat al-Qur'an, sedangkan yang kedua adalah seperti matahari, rembulan, malam, siang, pohon, manusia, lautary sungai; ini semuanya adalah ayat- ayat Allah. Disebut demikian karena ia merupakan tanda dan bukti kodrat Allah ttc. Adapun ayat-ayat yang dibaca, maka ia adalah wahyu yang turun dari sisi Allah,JB yang mencakup hukum-hukum dan syariat-syariatNya S6. O SWi J:+i (Huruf-huruf dan kata-kata) Al-Qur'an tersusun dari huruf-huruf, kata-kata, dan ayat- ayat. Huruf adalah huruf Hija'iyatr, alif,ba', ta' danseterusnya yang berjumlah dua puluh delapan, semua itu disebut dengan huruf. Ia dari kata ;'3,|41yang berarti..lflr (ujung atau pinggii); karena ia hanyalah penggalan, ia tidak menunjukkan suatu arti kecuali bila disusun, dengan yang lainnya, bila huruf-huruf tersebut disusun, maka terbentuk kata, bila kata disambung dengan kata lainnya maka tersusun kalimat, balk ismiyah maupunfi'liyah. Al-Qur'an tersusun dari huruf-huruf, kata-kata, dan ayat-ayat. Al-Qur'an tersusun dari huruf-huruf Arab, dari huruf-huruf inilah kata-kata al-Qur'an tersusun, selanjutnya ayat-ayat al-Qur'an tersusun dari kata-kata tersebut, lalu surat al-Qur'an tersusun dari ayat-ayatny a, dari surat-surat tersebut tersusun al-Qur'an yang agung, kitab yang nyata, maka ia adalah huruf-huruf, kata-kata, ayat-ayat, dan surat-surat.

d Lqw' aa, adalah ?<.alan, 84 llzh O 9tj-'--- t* 4? J<T t u.*lr ij;r (Siapa yang membacanya dengan benar, maka d'engan setiap huruf darinya, dia mendapat- kan sepuluh kebaikan) Yakni, siapa yang membaca al-Qur'an dengan benar, mem- bacanya secara baik, tidak ada kesalahan padanya. Keselamatan dari kesalahan bahasa disebut dengan l'rab. Siapa yang membaca al-Qur'an dengan benar, selamat dari kesalahan, maka dari setiap hurufnya dia mendapa&an sepuluh kebaikan, karena satu kebaikan berbalas sepuluh kali lipatnya. Namun siapa yang membacanya kurang baik, karena ketidakmampuannya, maka dia meraih pahala, sekalipun tentu tidak sama dengan orang yang membacanya de- ngan baik. Dalam kaitan ini terdapat sebuah hadits yaitu sabda Nabi M, ir.qrt, ,i|it pt$r ,p- t i )t- .ftl9\\?t6rrc. U *i64t7-1 'n ys \"Orlng yang mahir dalam al-Qur'anbersamn para rasul yang mulia lagi baik, sedangkan orang yang membaca al-Qur'an dengan tersendat- sendat dan al-Qur'an itu berat baginya, maka dia mendapatkan dua pahalq.\"l Rasulullah ffi menyatakanbahwa orang yang mahir membaca al-Qur'an, membacanya dengan baik tanpa keliru dan salah, dia bersama para rasul yang mulia lagi baik, dia mendapatkan pahala yang lebih besar daripada orang yang membaca al-Qur'an dengan tersendat dan terasa berat baginya. O yj:iiid tr, mempunyai awalan dan akhiran) Al-Qur'an mempunyai permulaan dan penghabisan, menurut mushaf yang disepakati oleh para sahabat, awalnya adalah surat al-Fatihah dan akhimya adalah surat an-Nas. O,rqii *i\",r I luz-iuz dan bagian-bagian) Al-Qur'an terdiri dari juz-juz, sebagaimana yang diketahui 1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Tafiir al'Qur'an, Bab Abasa, no. 4937; dan Muslim, Kitab Shalah al-Musafirin wa Qashriha, Bab Fadhl al-Mahir bi al- Qur'an . . . no. 798, dan ini adalah lafazhnya, dari hadits Aisyah cf,. .'tt^rsd--fVHvI.

e4 LQto' a* \"d\"Lh 7<212n, e4llrh tiga puluh juz, setiap juz sepuluh kertas. Al-Qur'an juga terdiri dari hizb-hizb, hizb ini, hizb itu... Hizb adalah beberapa ayat tertentu yang dibaca oleh seseorang dalam shalat malam, para sahabat biasa membagi bacaan shalat malam menjadi beberapahizb. O LJ$! 3ii. {oiUaca dengan lisan) Al-Qur'an dibaca dengan lisary dihafal dalam dada dan ditulis dalam mushaf, ia adalah kalam Allah,ffi dari segi apa pun, baik ia sebagai yarrg dibaca atau yang ditulis di mushaf atau yang dihafal di dalam dada, ia tetap kalam Allah ffi, tidak berbeda dalam hal ini. Bila seseorang membaca al-Qur'an, maka dia membaca knlam Allah JEi, suaranya adalah suara pembaca, suara pembaca adalah makhluk, namun apa yang dibaca dan dilantunkan adalah kalam Allah ffi, bukan makhluk. Yang tertulis adalah knlam Allah dengan huruf-huruf dan makna-maknanya, akan tetapi kertas, tinta dan tulisan adalah perbuatan manusia, ia makhluk. Al-Qur'an tetap kalam Allah, baik dari sisi ia dibaca dengan lisan, atau dari sisi ia dihafal dalam dada, atau dari sisi ia tertulis di dalam mushaf atau kertas atau lempengan kayu atau tertulis di Lauhil Mahfuzh yang lebih tinggi dari semua itu, karena al-Qur'an memang tertulis di Lauhil Mahfuzh, {@ 5rV6x?i.$1 Ae*Vb \"Dan sesungguhnya al-Qur'an itu dalam lnduk al-Kitab (lnuhil MahfuzD di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.\" (Az-Zukhruf: 4). {@g\"rd4@436';,ty \"Bahknn yang didustakan mereka itu ialah al-Qur-an yang mulia, yang ( tersimpan) dalam lauhil Mahfuzh. \" (Al-Buruj : 21,-22). Yakni, Lauhil Mahfuzh yang padanya Allah eltS menulis kete- tapan takdir-takdir bagi makhluk. O \\.wi {.; * (Di dalamnya terdapat ayat muhkamaf dan mutasyabihatl Seluruh al-Qur'an adalah muhlum, seluruh al-Qur'an adalah mutasyabih, bisa juga dikatakan sebagian al-Qur'an muhknm dan .,6.t\\Jdr--y.6E6r3,

e*l-Qu,r' w afalah ?<rhn, gfillah sebagian yang lainnya mutasy abih; masing-masing memPunyai makna yang khusus. O l*i Avi (Nastkh dan mansukhl Ini merupakan bantahan terhadap orang-orang yartg meng- ingkari n^asklr (penggantian hukum dalam al-Qur'an) seperti oranS- orang Yahudi dan orang-orang yang sepaham dengan mereka' Maka di dalam al-Qur'an ada yang Nasikh (ya.g menasakh) dan ada yang MansuWt (ya^g dinasakh), dan hal itu berdasarkan hikmah Allah. Allah t!6 mensyariatkan sesuatu di suatu masa karena kemas- lahatan-kemaslahatan hamba di masa tersebut, kemudian keadaan mereka berubah, hajat mereka usai hingga di situ, maka aPa yang berlaku dinasakh oleh Allah dengan hukum baru. Nasakh menurut ulama Ushul Fikih adalah mengangkat sebuah hukum yang ditetapkan oleh sebuah dalil dengan hukum yang lain dengan dalil yang hadir kemudian, dengan dalil yang hadir sesudahnya dengan jarak waktu tertentu. Dan yang menasal<lt maupun yangdin\"auldt ada di dalam al-Qur'an. lri termasuk rahmat Allah kepada hamba-hambaNya, kasih sayangNya dan kebaikan- Nya kepada mereka, bahwa Allah dt5 mensyariatkan bagi mereka di setiap waktu sesuatu yang sesuai dengan mereka. Hal itu seperti dalam Firman Allah dltF, $iiJyri,fr ,st;;\\??rL;i5i,:$?1<t:';3.'u-iiiy 4rfit* \"Dan orang-orang yang akan meninggal dunia di antara kamu dan meninggallun istri, hendaklah berwasiat untuk istri-istrinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). \" (Al-Baqarah: 240). lddah wanita yang ditinggal wafat suaminya untuk pertama kalinya adalah setahun penuh, kemudian hal itu dinasakh dengan Firman Allah tlt5, 4'fftr+1'z3i'ire=fr','r::;i;Lsi'b;'i-;'&41'!;At-qi't\\ \"Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan mening- .ffigalkan istri-istri (hendaklah para istri itu) menanSsuhkan dirinya (ber-

s4LQut *\" rdalala ?<alzrw dllzlv iddah) empat bulan sepuluh hari.\" (Al-Baqarah:234). Allah dW menasakh satu tahun dengan emPat bulan sepuluh hari, inilah Nasikh danMansukh dalam al-Qur'ary &,,litt F i|'q-g5w ia.rkwS*r. b-iJfl-y {@ );,,;;,y \"Ayat mana saja yang Kami nasakh, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Knmi datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah knmu mengetahui bahnta sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu? \" (Al-Baqarah: 105). Allah #,menasakh apa yang Dia kehendaki dari kalamNya, hukum-hukum dan syariat-syariatNya demi kemaslahatan hamba- hambaNya dan kebutuhan mereka kepadanya. Dia mensyariatkan di sebuah masa sesuatu yar.g sesuai dengannya,blla kebutuhan kepada syariat tersebut sudah purna maka Allah menggantinya dengan syariat baru yang sejalan dengan hajat manusia Nasakh di dalam al-Qur'an terjadi, seperti dalam perkara kiblat. Di awal Islam, kaum Muslimin shalat menghadap ke Baitul Maqdis yang kemudian dinasakh dengan menghadap ke Ka'bah yang mulia. Ini termasuk nasakh di dalam al-Qur'an yang agung. Ini yang dimak- sud dengan ucapan penulis, L*S Aut Nasikh dan mansukh).Tidak ada yang mengingkari nasakh di dalam al-Qur'an atau dalam hukum-hukum syar'i kecuali orang-oran g ya gsesat. O ioi ,-hvi (Khusus dan umum) Di dalam al-Qur'an terdapat Khas (khusus) dan'Az (umum). Dalil umum adalah lafazh yang mencakup semua satuan, sedang- kan yang khusus adalah lafazh yang khusus dengan kelompok tertentu. Misalnya Firman Allah tltF, {@;: i'ibii':'t$ \"Sesungguhnya manusia dalam kerugian.\" (Al-Ashr: 2). Ini ada- lah lafazh umum unfuk seluruh manusia, 4F(;iiJ* \"Kecuali orang-orang yang beriman.\" (Al-Ashr: 3), ini adalah .'!\"rKGclrzcdz-r-o-.g6Edq,*

a4 LQtn' an alalah ?<alzn, e4llal, lafazh khusus. Pengkhususan ada bermacam-macam, ada yang bersambnng, adayang terpisah, hal ini diketahui dalam ilmu Ushul Fikih, dan lafazh yang umurn dibawa kepada laf.azhyang khusus. O ,**i::li (Perintah dan larangan) Perintah adalah permintaan untuk melakukan, seperti Firman Allah r],S, {',51i$\\;r'iiiAi't'*\\3y \"Dan diriknnlah shalat dan tunaikanlah zakat.\" (Al-Baqarah: 43), ayat ini meminta pelaksanaan shalat dan penunaian zakat. Dan larangan adalah permintaan untuk menahan diri, seperti Firman Allah cltF, 47li[i'1iy \"Dan janganlah kamu mendekati zina.\" (Al-Isra': 32). Ini adalah larangan terhadap sarana-sarana zina, mencakup pandangan, membuka aurat, berkhalwaf dengan wanita asing, safar seorang wanita tanpa mahram, semua itu termasuk sarana zina dan yang mengantarkan kepadanya, maka Allah tilt5 melarangnya, Dia ber- firman, \"Dan janganlah kamu mendekati zina.\" (Al-Isra': 32). Allah tidak berfirman, \"Jangan berzina.\" Akan tetapi, \"|angan dekati.\" Larangan terhadap sesuatu berikut sebab-sebabnya adalah lebih mendalam daripada larangan terhadap sesuatu itu sendiri. Allah tlt$ juga berfirman, (.*i,! &.#g'r;t?{i } \"langanlah kamu makan harta sebagian darimu dengan cara yang batil.\" (Al-Baqarah: 188). Ini adalah larangan. |anganlah sebagian dari kalian memakan harta sebagian yang lain, yakni dengan cara yang tidak syar'i atau tanpa izin dari pemiliknya, ( e ,rtj;\";i1--aFstit {f} \"Kecuali dengan jalan perniagaan yang terjadi atas dasar sukn sama suka di antara knmu.\" (An-Nisa' : 29). ffi

€ffip+ s4 Lqw' an, afalnl, ?<alail, efill^ah lFffiP Dan masih banyak lagi perintah dan larangan di dalam al- Qur'an, perintah kepada semua kebaikan dan larangan dari semua keburukan. Allah ultF berfirman, { @ *; *i;'&* :* bJi n$ Mq.( [v r!;i y \"Yang tidak datang kepadanya (al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha- bijaksann lagi Maha Terpuji.\" (Fushshilat: 42). Sebelumnya, Allah berfirman, 4@ r* i51 tiv'iit; 6 fa\\t6, \"Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari al-Qur'an saat ia datang lcepada mereka, sesungguhnya ia adalah kitab yang mulia.\" (Fush- shila[ 41). Yakni, terjaga dengan kokoh sehingga tidak seorang pun bisa merubahnya, }{ :*+ b{; r,-$ * [:'lf+i*;!-{ \"YAng tidak datang kepadanya (al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belalangnya.\" Sebelumnya tidak ada sesuatu pun yang mendustakannya dan sesudahnya tidak ada sesuatu pun yang mendustakannya, {@**;;35b \"YAng diturunknn dari Rabb yang Mahabijaksana lagi Maha Ter- puji. \" (Fushshila t: 42). Yaitu, Allah ffi. Maka a1-Qur'an diturunkan dari Allah dan ia bukan makhluk. (@_ #djO :-dltgdtrairnamjgianni:b4Aell-rlak,,uh'6mWrp,lu{,l*tui|;n!t,tuU(k:Si &At }ii 6:rl;rj j ) jika t|},;^J \"Katakanlah, 'sunggih membuat yang serupa manusia dengan al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi peffi- bantu bagi sebagian yang lain,\" (Al-Isra': 88). ,G6.-rh6l, 'f#ry._z_tz.sH/qfi;

d l-Qun' an adakh ?<alun, 84 tldA, Manakala Allah till5 menurunkan al-Qur'an, musuh-musuh Islam dan orang-orang kafir angkat bicara. Mereka berkata, A1- Qur'an ini adalah kumpulan dongeng masa lalu tentang umat- umat terdahulu yang ditulis oleh Muhammad, lalu dia membaca- kannya kepada kalian, tidak sedikit pun darinya yang turun dari Allah, ia hanyalah cerita, dan mereka menyebut kebohongan masa lalu denganasathir. Sebagian dari mereka berkata, al-Qur'an adalah syair. Sebagian yang lain berkata, al-Qur'an adalah sihir. Sebagian dari mereka berkata, kalau aku berkenan, niscaya aku akan menu- runkan seperti yang Allah turunkan. Mereka berkata, al-Qur'an bukan dari Allah. Yang penting menurut mereka al-Qur'an tidak dari Allah, mereka menyifatinya dengan sifat-sifat berikut (sebagaimana yang diabadikan Allah), (@;ii(li{rrs;r} \"Ia tidak lain hanyalah perkntaan manusia.\" (A1-Muddatstsir: 25), yakni ucapan Nabi Muhammad. fi1zit(?l ,{\":;WL;ig i. *yT:ui,tWirJrJ6b .ill! t &,* 6;i -i <4;Ji lbtJBq @ ff 6L ie {@ t.-Jv{,:4 \"Dan orang-orang kafir berknta, 'Al-Qur'an ini tidak lain hanya- lah kebohongan yang diada-adnkan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain.' Maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu ke- zhaliman dan kedustaan yang besar. Dan mereka berkata, 'Dongengan- dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang'. \" (Al- Furqan:4-5). Manakala mereka bersikap demikian, Allah tJtS menantang mereka, selama kalian masih mengatakan bahwa al-Qur'an ini dari diri Muhammad, dan bahwa ia adalah perkataan manusia, Muhammad adalah manusia seperti kalian, al-Qur'an ini tersusun dari huruf-huruf, kata-kata dan ayat-ayat dari bahasa kalian di mana kalian berbicara dengannya, selama kalian masih berkata

€p+ a4 LQu,v' an atalzh %,\"Lr* s4llah F#p bahwa al-Qur'an ini adalah perkataan manusia, dan kalian adalah manusia bahkan kalian adalah manusia paling fasih di zaman kalian, maka datangkanlah yang seperti al-Qur'an. Allah tl$ me- nantang mereka untuk membuat sebuah kitab yang sama dengan al-Qur'an. Mereka tidak bisa (dan tidak akan pernah bisa). i }eg.i-rb, 6r,* a(fii 6u 42,13,U J {bAt ;yi {@ W,*-#6(J: \"Katakanlah, 'sungguh jika manusia dan iin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian merekn men- jadi pembantu bagi sebagian yang lain'.\" (Al-Isra': 88). Ayat ini turun kepada Rasulullah ffi saat beliau di Makkah sebelum hijrah, sebelum beliau memPunyai kekuatan atau negara atau bala tentara. Sekalipun demikian, Allah tetap menantang me- reka dengan keras, dan sekaliPun Permusuhan mereka terhadap- nya sangat kuat, namun mereka tetap tidak mamPu. Kemudian Allah cIS menantang mereka untuk membuat sepuluh surat saja, ffi ,i V ;; *'Jt .# i) fr96 i, k;a 3J;,'iy {@ 42*}KoLfieiu \" B ahknn mer eka mengatakan,' Muhammad telah membuat -buat al- Qur'an itu.' Katakanlah, 'Kalau demikian, mal<n datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya dan panggillah orang- orang yang kamu sangguP memanggilnya selain Allah, jika knmu memang orang-orang yang benar'. \" (Hud: 1.3). Yakni, silakan kalian meminta bantuan kepada siapa yang kalian inginkan, kepada jin atau manusia. Hadirkan sepuluh surat seperti al-Qur'an ini, tetapi ternyata mereka tetap tidak mamPu. Kemudian Allah JEi menantang mereka untuk menghadirkan satu surat saja, sekalipun hanya satu surat yang paling pendek, {@ i'6ii3st:: \"Sesungguhnya Knmi telah memberimu Kautsar.\" ,.t{d--.Cdf,- ''<'G2,7qr4*HgfF'

s4 LQt r' \"n.l\"lzlv X.alza, e&llah atau, {@ Usv;rt}-T:GsLY \"Apabila telah datang kemenangan Allah dan pertolonganNya.\" (An-Nashr:1). Allah tll5 menantang mereka untuk menghadirkan satu surat saja yang sama dengan surat al-Qur'an, V:,i3 4\\, d i;ht*{@er;q&*v'}iKEl,$#igqi&no$ya,'iFl \"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolong- mu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.\" (Al-Baqarah: 23). Yakni, silakan kalian meminta bantuan kepada siapa yang kalian kehendaki dan hadirkan orang-orang yang bersaksi bahwa surat yang kalian buat itu memang sama dengan surat di dalam al-Qur'an, namun mereka pun tetap tidak kuasa melakukannya. Saat itu terbukti secara meyakinkan bahwa al-Qur'an adalah kalam Allah JEi, karena bila al-Qur'an adalah perkataan manusia, niscaya mereka akan mampu menghadirkan saingannya. Ini me- netapkan bahwa al-Qur'an bukan kalam (ucapan) manusia, akan tetapi kalam (Firman) Allah, al-Khaliq.!&. Al-Qur'an ini merupakan ayat yang agung sekaligus muk- jizat. Al-Qur'an adalah mukjizat Rasulullah ffi teragung, mukjizat abadi sepanjang masa. Tantangan dari Allah tltS ini masih berlaku bagi siapa pun sampai Hari Kiamat, tidak seorang pun mampu dan tidak akan pernah ada yang mampu, IV:,$ 4yi i5ht*er; &viq # O?:L- uli F (''jrlrr j;\\j1i, j r$ @ .**'|-K oyi'i 9i v €a\"A \"Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu .Grd--.6rl, .FfrKvzTz^s fEi.

a4 LQu,' ao alalzlv ?<alan, 84 tlah selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuatnya, dan pasti kamu tidak aknn dapat membuatnya.\" (A1- Baqarah:23-24). Ini adalah pemberitaan tentang masa yang akan datang sampai Hari Kiamat tiba, dan ini adalah tantangan yang masih tetap berlaku, { @ 'ui{x,J\"';r;t+g Jgi\\i:'it3 6i'''dic!1b \"Peliharalah dirimu dnri neraka yang bahan balarnya adalah manu- sia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.\" (Al-Baqarah:24). Al-Qur'an tetap tegak menantang dunia dan seluruh manu- sia, jin dan manusia, agar mereka menghadirkan satu surat yang menyamai satu surat terpendek di dalam al'Qur'an. Irri merupakan argumentasi yang sangat jelas bahwa al-Qur'an ini diturunkan dari Allah yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuju bahwa ia adalah kalam Allah ffi, karena tidak seorang pun dari manusia mamPu menghadirkan seperti Firman Allah tlt$. O ,tlt +qt i. r.ii3 (Inilah kitab (suci) yang berbahasa Arab) Ini adalah di antara kumpulan tuduhan mereka. Mereka ber- kata (seperti yang diabadikan Allah), oiiWi4.X';. q \"ii{' e, -A \\3:+, <,8 Jvi y \"Dan orang-orang kafir berkata, 'Kami seknli-kali tidak akan ber- iman kepada al-Qur'an ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelum- nyl.\" (Saba':31). Ini hanya penentangan dan kesombongan, na'udzu billah. O FrZ+iti; (Sebagian dari mereka berkata) Yang dimaksud adalah al-Walid bin al-Mughirah al-Makh- zurni, salah seorang penentang Rasulullah ffi yang paling keras di Makkah. Dia berkata, \"Al-Qur'an hanyalah ucapan manusia. Maka Allah ffi mengancarnnya, {@';;A}LY \"Aku alan memnsuklannya ke dalam Saqar.\" (A1-Muddatstsir: 25). Yakni,fahanam.

s4 LQun' an adalzlv 7<alan, 84 llal, {@ i1ir;,f i@fv,\"Cleiy \"Tahukah lamu npa itu Saqar? Saqar adalah yang tidak meninggal- lan dan tidak membiarkan. \" (Al-Muddatstsir: 27 -28). Allah mengancam demikian keras karena dia mengucapkan kata-kata tersebut sementara dia mengetahui bahwa al-Qur'an bukan perkataan manusia, akan tetapikalam Allah. Dia sebelumnya sudah mengakui bahwa tidak mungkin al-Qur'an ini dari perkata- an manusia. Namun saat dia melihat perubahan sikap kaumnya terhadapnya dan pengingkaran mereka atasnya, maka dia berpura- pura berkata di depan mereka bahwa al-Qur'an ini hanyalah per- kataan manusia, maka Allah cltiS berfirman (membongkar kebo- hongannya), J&f@ rlf @ :x '??i|f@ ;ti,sfifi@ 1';;K,:jt* ,fi3; {li\":14@ ';5.?{1i15 oyilt@';<tt' i'ti@- f: {@ \"Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia! bagaimana dia menetapkan? Kemu- dian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian dia memi- kirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan merengut, kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,lalu dia berkata, 'Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah sihir yang dtpelajari (dari orang-orang dahulu, ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.\" (Al-Muddatstsir: 18-2s). O fi;r,it!; (Sebagian dari mereka berkata) Sebagian dari mereka berkata, al-Qur'an adalah syair, maka Allah ffi menepis hal itu, Dia berfirman, {@6#(ryrF)4;Y,y \"Al-Qur'an buknnlah perkataan penyair. Hanya sedikit dari kalian yang beriman.\" (Al-Haqqah: 41). Dia juga berfirman, $;li'\"r:x;Jy

elLQuv' a* adalah ?<alnn, s4 llah \"Dan Knmi tidak mengajarinya syair. \" (Yasin: 69). Rasulullah s bukan penyair dan tidak diketahui bahwa beliau adalah penyair, tidak diketahui pula bahwa beliau pernah meng- ucapkan syair, maka mana mungkin al-Qur'an ini adalah syair, dan Rasulullah ffi bukan seorang penyair. Tuduhan ini adalah kedustaan yang nyata. O # *I W 4! toia tidak menyisakan satu syubhat pun bagi orang yang berakal) Yakni, orang yang berakal tidak akan lagi meragukan bahwa al-Qur'an ini adalah kalam A1lah J*;, bukan perkataan selainNya. Saat Jibril dan Nabi Muhammad membacanya/ dan umat ini mem- bacanya, menulisnya atau menghafalnya, maka aPa yang mereka baca, mereka tulis dan mereka hafal adalah a1-Qur'an,kalam Allah. 4f, a'& o$\\\"Dan jika kamu tetap (;\\dalam keraguan.\",.B-7la kalianVihai ora.rg-.ituttg kafir tetap dalam kebimban gan, 6i 4$? & \"tentang al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami iirri**od ) \",\"y angkepadinyi xami menurunkan al-Qur' an, y1315 4 fi\\ si'n $4\"1LV:'i3 t* i i3A \"makt buatlah satu surat saja yang s'emisal dengan al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah.\" Silakan meminta bantuan kepada siapa Pun yang kalian inginkan untuk menjadi saksi dan membantu kalian. 4'q* Soy}. \"lika knlian adalah orang-orang yang benlr\", bahwa al-Qur'an adalah perkataan manusia. 4\\;t^ j.[ ] \"lika kalian tidak mampu membuat- iya\", yaYti, kalian tid;k kuasa-menghadirkan satu surat, { ijriii ij} \"dan kalian memang tidak akan pernah bisa membuatnya\", di masa da- tang sampai Hari Kiamat, maka yakinilahbahwa al-Qur'an adalah knlam Allah, dan bahwa kalian telah berdusta atas Nama Allah dan RasulNya. { @ lr;<x.Li;T:ws Jgi\\iib $l''\\l\\Wty 'Makn peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang disediakan bagi oranS-orang knfir.\" (Al-Baqa- rah Z4).Inilah balasan bagi siapa yang menentang, menyombong- kan diri dan mengingkari ayat-ayat Allah d*idan mendebatnya' .-,!r.KcG^rzqdz-.--s.g6kEd7<, .

84 Lqur,' an, alalal, Xalnn, s4tlzlt O ;it|*-:ti 3fr\\i, (Tidak boleh menantang mereka) Allah tidak menantang mereka kecuali trntuk menghadirkan sesuatu yang sejenis dengan perkataan mereka, yar.g terangkai dari huruf-huruf, kata-kata dan kalimat-kalimat yang tidak berbeda dengan perkataan mereka, yang mereka mengetahui makna-mak- nanya, mengenal susunannya dalam kapasitas mereka sebagai orang-orang Arab yang fasih. Allah $s menantang mereka untuk membuat sesuatu yang mirip dengan al-Qur'an agung ini dari perkataan mereka, Allah tidak menantang mereka untuk menS- hadirkan sesuatu di mana mereka tidak mengenal huruf-hurufnya atau tidak mengetahui kata-katanya atau sesuatu yang tidak ketahui maknanya. Ia adalah perkataan dengan bahasa Arab yang fasih, susunannya dari huruf-hurufnya, kata-kata dan kalimat-kalima tnya serta makna-maknanya diketahui oleh mereka, karena al-Qur'an menggunakan bahasa mereka dan dengan lisan mereka, di mana mereka menggunakannya dalam keseharian mereka. Allah $c ber- firman, { @ <-r;: .i$\\4 e (*t'!r, @'u:-ii'ii e; i?';'ii ii Y \"Dan kalau al-Qur'an itu Kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab,lalu ia membacakannya kepada orang-orang kafir, niscaya mereka tidak akan beriman kepadanya. \" (Asy-Syu'ara': 1.8e-1ee), J5 Ji;r{ilJA $!*t (c}'gz lJY 4\"ur;\"*i;\",u-r. \"Dan jikn Kami jadikan al-Qur'an itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan, 'Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?' Apakah (patut al-Qur'an) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab.\" (Fushshilat:44). Mana mungkin al-Qur'an dengan bahasa Ajam diturunkan kepada Nabi yang berbahasa Arab? Di antara hikmah Allah JtE adalah bahwa Dia menurunkan al-Qur'an dengan menggunakan bahasa Nabi M, lalu beliau me- nyampaikannya kepada orang-orang di mana beliau diutus kepada mereka,

e4 LQun' arv adakl, ?<nlan, s4tlalu { p <-iA..+;;, a)4,ir );' eei\\u.y \"Knmi tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahnsa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada merekn.\" (Ibrahim:4). Rasulullah ffi diutus dengan bahasa kaumnya, berbicara dengan bahasa mereka, beliau berbicara kepada mereka dengan bahasa yarrg mereka mengerti. Termasuk di dalamnya bahwa Nabi S berbicara kepada mereka dengan al-Qur'an yang tersusun dari huruf-huruf, kata-kata dan kalimat-kalimat serta susunan-susunan yang telah baku dalam bahasa mereka, lalu apa yang membuat mereka tidak kuasa mendatangkan yang semisal dengannya? Yang menjadi penghalang adalah karena al-Qur'an ini adalah mukjizat, ia adalah kalam Allah, tidak mungkin bagi seorang pun mampu membuat perkataan yang menyerupaiknlam Allah, karena kalam Allah ffi termasuk sifatNya dan sifatNya tidak menyerupai sifat makhlukNya, sebagaimana Allah rils berfirman, {@ 3Ai'€\\;)r,:,,r.#Ay \"Tidak ada sesuatu pun yang serupa denganNya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.\" (Asy-Syura: 1.1). Maka tidak mungkin ada orang yang bisa membuat perkata- an mirip dengan Firman Allah tit5, karena sifat makhluk tidak sama dengan sifat Khaliq d*, perkataan makhluk tidak menyerupaiknlam Khaliq $6. Ini menetapkan bahwa al-Qur'an diturunkan dari sisi Allah dan Rasulullah * hanya sekedar menyampaikan dari Allah ffi. O :altS jt!; (Allah dlS berfirmrrr), ( ,*;.6:6( 4\"$;3$V> \"DAn apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyttA,\" yakni, ayat-ayat al-Qur'an, 4#Y \"yang nyata\", yakni yang jelas claufaanzhd, imdaaklanamdnayna,p4e'Atuan-ju-krn;yia'{, tidak ada kesamaran dan keran- J6fi\"orang-orang yang tidak Q-ii mengharapknn pertemuan dengan Kami berkata\", yakni, mereka tidak beriman kepada kebangkitan kembali (di Hari Kiamat), pengum- pulan dan hisab, mereka berkata kepada Rasulullah M, ;L qt;;4Aifi 4';f lil:S\"Datangkanlah al-Qur'an yang lain dari ini atau gantilah ia.\" Yakni mereka berkata, kami ingin al-Qur'an selain ini. Berikan

e{LQrrv' ov elzh ?<alan, sQlal, kepada kami selainnya, niscaya kami akan masuk Islam dan ber- iman. Bila kamu menghadirkan kepada kami selain al-Qur'an ini, maka kami siap untuk masuk Islam. Mereka mengatakan demikian karena mereka menyangka bahwa al-Qur'an adalah perkataan Muhammad *8. Allah dl$berfirman kepada NabiNya *, 4A,-{il; nLA 6a.-:rKu .ii} \"Katakanlah, 'Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri'.\" (Yunus: L5). Saya hanya penyampai semata, adapun yang berkenan untuk mengganti, yang rnenasakhnya atau dinasakh, maka hanya Allah yang berfirman denganny a. {'flLG|-C I 81 iy\\ \" Aku tidak meng- ikuti lcecuali apa yang diwahyulunkepadaku.\" Aku sekedar penyampai, pengikut dan perantara di antara kalian dengan Allah dE dalam menyampaikan risalahNy a UyGiCfi$ nlir{ iir-:€; ;,6i'- C,tK.6 \"ii* i; i;ft{@ oy,3rA 4y- \"+,;,ir:i;\"Katakanlah, 'Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihnk diriku sendiri. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut bila aku mendurhakni Rnbbku terhadap azab hari yang besar.\" (Yunus: L5). Seandainya Nabi i85 bertindak sendiri terhadap al-Qur'an ini, dengan mengganti sesuatu darinya, niscaya Allah ultg akan me- nyiksanya, { @.li;i'e6i7 @g,;UUffi @,t2r;*r 5q; i;i'};Y \" Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Knmi, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan knnannya, kemudian benar-benar Knmi potong urat tali jantungnya.\" (Al-Haqqah:44-46). Rasulullah # tidak bertindak sendiri pada al-Qur'an, beliau hanya menyampaikan dari sisi Allah g, tugas beliau hanya me- nyampaikan risalah. Kemudian Allah 0E berfirman, ffi

s4 LQu,t an \"drhlv Xzlil,t s4tlzh '4;4 fr ir,F3,,\\li{@\"4,c;3;i:3;C'{Kx\\-iC'#.1;i#F \"Kataknnlah, 'likn Allah menghendaki, niscaya aku tidak membaca- kannya kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahukarutya kepadamtt.' Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelttmnya. Maka apaknh knmu tidak memikirkannya? \" (Yunus: 16). Empat puluh tahun beliau habiskan di Makkah sebelum beliau diangkat sebagai Nabi, beliau hidup dengan penduduknya, mereka mengenal beliau dan mereka tidak mengetahui bahwa beliau pernah belajar atau bepergian atau mencari ilmu di negeri lain. Akan tetapi beliau berada bersama mereka di Makkah, me- reka mengetahui amanah beliau, mengetahui akhlak beliau' Beliau hidup di antara mereka selama empat puluh tahun tanpa ada se- dikit pun dari al-Qur'an ini yang turun kepada beliau- Manakala Allah $s hendak mengangkatnya sebagai RasulNya, maka Dia turun'menurunkan al-Qur'an kepad anya, lalu beliau menyamPaikan sebagaimana ia 4,\"4Ls-t;'j sy \"St:bcnarnya al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata.\" (Al- Ankarbut: 49). Jelas petunjuknya bahwa ia dari Allah $c. *';;i1j<,ii r\"iefu \"Di dalam doda orang-orang yang dibcri ilmu.\" (Al-Ankabut: 49). Mereka menghafalnya di dalam dada mereka dan membaca- nya. Dihafalnya al-Qur'an dengan mudah dan dibacanya ia, meru- pakan bukti bahwa ia dari sisi Allah Uli,. O dJJj J' ;jii,..rl .rn (Setelah sebelumnya Allah bersumpah atas itu) Yakni, Firman Allah ULi, \"Maka oku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang' ,,.!1t#nrdzW.a-.zhqXd,i;

s4 Lqur,' an, alalah Xolarrt sfitlah Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu me- ngetahui.\" (Al-Waql' ah: 75-7 6). Allah tlt5 bersumpah dengan mawaqi'un nujum (tempat ber- edarnya bintang-bintang). Ada yang berkata, yar.g dimaksud Di zaman jahiliyah, dengan i:+31 adalah bintang-bintang langit. orang-orang meyakini bahwa ia menurunkan hujan atau ia mem- beri pengaruh terhadap turururya hujan. Karena menisbatkan tu- runnya hujan kepada bintang adalah termasuk kebiasaan jahiliyah, juga penisbatan hujan kepada muncul atau terbenamnya matahari, maka Allah dfribersumpah dengan tempat-tempat bintang, karena bintang-bintang tersebut tidak memPunyai pengaruh aPa-aPa untuk bertindak terhadap alam semesta, karena ia hanyalah makhluk Allah de. {@+'bl31,nfity \"sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui. \" (Al-Waqi'ah: 76). Ada yang berkata, mawaqi'un nujum adalah nujum al-Qur'an; karena al-Qur'an turun secara munajjam (berangsur-angsur) ke- pada Rasulullah ffi, sesuai dengan kejadian dan peristiwa, mulai sejak beliau diutus sebagai Rasul sampai Allah mewafatkan beliau sepanjang 23 tahun. Ini adalah waktu turunnya al-Qur'an, baik Makkiyah atau Madaniyah. 4\\a'-i* i6i )1\" Ji tj WtJi JG; y \"Berkntalah orang-orang kafir, 'Mengapa al-Qur-an itu tidak di- turunknn kepadanya seknli turun saja?\" (Al-Furqan: 32). Ini di antara sanggahan mereka yang rendah. Tidak penting apakah al-Qur'an turun satu kali saja atau berkali-kali, karena yang penting adalah hendaknya kalian mengikutinya. Apa yang mereka katakan adalah termasuk sanggahan kerdil. a+S yq,<ij'i;v;@ i;:j 1rt53:ti' -r.+l,[ii<-.b {@s*ffi6;Y \"Yang demikian itu supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Knmi membacanya secara tartil (teratur dan benar). Tidaklah orang-orang .6d.-,-6.r\" .FTKNzrs-IslCE<r .

e4 LQtn' an afulnl, ?<alarr, efillah kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik pen- jelasannya. \" (Al-Furqan: 32-33). Inilah hikmah diturunkannya al-Qur'an secara berangsur- angsur kepada Rasulullah #, karena cara ini lebih mudah bagi umat. Seandainya beban-beban syariat, perintah-perintah dan larangan-larangan turun satu kali sekaligus, niscaya hal itu akan *sangat memberatkan umat. Allah menurunkan syariat ini sedikit demi sedikit, karena hal ini lebih ringan bagi umat. {@ elk *r,c@-?tir-$'{;vfi \"Sesungguhnya ia adalah al-Qur'an yang mulia, dalam kitab yang terj aga (lauhil Mahfuzh).\" (Al-Waqi' ah: 77 -7 8). (@ 6;i1^r(sv;z;s$ \"Tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.\" (Al- Waqi'ah:79). Mereka adalah para malaikat yang mulia, (@:4;{;ti)lu-Llb \"Diturunknn dariTuhan semesta alam.\" (Al-Waqi'ah: 80). Yakni, al-Qur'an ini turun dari Allah,!tE, bukan dari Lauhil Mahfuzh, bukan dari jibril dan bukan dari Muhammad, akan tetapi ia diturunkan dari Allah,*. o :djrs iti; (Altah djr$ berfirman), {@JEdz:b\"xof, ha, ya, 'ain shad.\" Di awal beberapa surat al-Qur'an, terdapat huruf-huruf yang terpenggal seperti # ,?-.-! .--i ,;i,lL ,ri , At,Jr. Ada surat yang dibuka dengan satu huruf saja, ada yang dibuka dengan dua huruf, dan ada pula dengan tiga huruf atau lebih. Ia termasuk al- Qur'an tanpa ragu, ia adalah a1-Qur'an dariknlam Allah trk. Kalam Allah terdiri dari huruf-huruf, kata-kata, dan ayat-ayat, karena ia dengan lisan Arab dan dengan bahasa Arab. Bahasa Arab tersusun dari semua itu, tetapi sekalipun begitu, .ffiorang-orang fasih dari mereka tidak kuasa menghadirkan sesuatu

s4 Lqu\",' ara adalal, ?<zlarn, s4 llzh pun yang semisal dengannya, walaupun ia berasal dari huruf-huruf tersebut yang mereka gunakan dalam pembicaraan dan perbin- cangan mereka sehari-hari. Mereka adalah orang-orang fasih dan atiibalaghah, serta mampu menjelaskary tetapi sekalipun demikian mereka tidak mampu membuat satu surat pun yang seperti surat al-Qur'an, sekalipun mereka adalah para orator ulung, bahkan seorang dari mereka mampu berbicara dalam khutbahnya dengan ucapan yang mendalam dan dalam waktu yang lama. Bila mereka tidak mampu membuat satu surat pun yang semisal dengan al-Qur'an, maka hal ini menunjukkan bahwa al- Qur'an bukan perkataan manusia, bukan perkataan malaikat, bukan pula perkataan makhluk, akan tetapi ia adalah kalam Allah d6. Tentang huruf-huruf yang terpenggal-penggal di awal surat tersebut, di antara para ulama ada yang belpendapat bahwa hanya Allah yang mengetahui maksudnya, sehingga mereka tidak mem- bahasnya. Di antara mereka ada yang berkata, huruf-huruf ter- sebut merupakan isyarat bahwa al-Qur'an merupakan mukjizat, yakni al-Qur'an tersustrn dari huruf-huruf tersebut, namun kalian tetap tidak mampu membuat surat yang semisal dengan al-Qur'an sekalipun yang paling pendek. Pendapat ini menegaskan bahwa dari sinilah maka biasanya setelah huruf-huruf yang terpotong- potong ini baru hadir kata al-Qur'an, seperti Firman Allah r.lt$, { @ ';ri4d; ;2-'*,i <;,r6u1 67 ;j' }\"Alif lam mim. Kitab al-Qur'an ini tidak \",t padanya; ada keraguan petunjuk bagi merela yang bertalaoa. \" (Al-Baqarah: 1.-2). Allah mengisyaratkan kepada al-Qur'an yang mulia, bahwa tidak ada keraguan padanya dan ia merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Seperti juga Firman Allah tlt$, { @ Slio;arSv';} \"Shad. Demi al-Qur'an yang mempunyaikeagungan \" (Shad: L). Begitu pula, {@ P3o(3t-} ww,Grd--.ha1,

a4 LQur' a* alalnlv ?<alan, e1llah \"Qaf, demi al-Qur'an yang sangat mulia.\" (Qaf: 1.). ]uga FirmanNya, p ;*-,i3 3,iii';iit a;i a r.$i Jb $tlrj_ 4K @ @F {@ \"Ha Mim. 'Ain Sin Qaf. Demikianlah Allah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, mewahyuknn kepada lumu dan kepada oranS-orang sebelummu. \" (Asy-Syura: 1.-3). Seperti juga FirmanNya, t{ @ # i'f *'!I$ ;$7'is:; U{:;'Y \"Alif lam ra. (lnilah) suatukitab yang ayat-ayatNya disusun dengan rapi serta dijelaslan secara terperinci, yang diturunlun dari sisi (Allah) yang Mahnbijaksanalagi Maha Mengenal.\" (Hud: 1'). ]uga FirmanNya, <,J,;'Sjr5q:;e':j itia;-uy@ r^Ji ;Sii U)', :rrii' h {@ \"Alif tam ra. lni adalah ayat-ayat kitab (al-Qur'an) yang nyata (dari Auah). sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur'an dengan berbahasa Arab agar knmu memahaminyL.\" (Yusuf: L-2)' Dan masih banyak lagi. Secara umum setelah huruf-huruf tersebut, disebutkan al- Qur'an atau al-Kitab. Ini sebagai isyarat terhadap kemukjizatan al- Qur'an. Pendapat yang kedua ini dipilih syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan sejumlah ulama. O :{E 43t iv5 (Nabi ff bersabda, ...) u.y'v tTy'st\\l U \" B arangsiapa membaca al- Qur' an dengan benar. \" Yakni, membacanya denganbaik, membacanya sesuai dengan kaidahnya tanpa kesalahan, yartg membuktikan bahwa dia me- nguasai al-Quian dan bukti perhatiannya kepadanya, maka dia rnendapatkan sepuluh kebaikan dengan membaca satu hurufny^, f'9ficrr'rf/Hqn.

e4 LQtn' an \"dalah %alzn, e(llah karena satu kebaikan dibalas dengan sePuluh kali lipatnya' Hadits ini menetapkan keutamaan membaca al-Qur'an dengan baik dan selamat dari kesalahan. Adapun siapa yang membacanya namun kurang baik, karena dia misalnya tidak menguasai bahasa Arab, di mana terkadang dia membaca dhammah apayang seharus- nya dibaca fathah atau memb aca fathah apa yang semestinya dibaca kasrah, maka dia meraih pahala sebatas kemampuannya dan ke- sungguharurya, kesalahannya diampuni, karena hal itu merupakan usaha dan upaya maksimalnya. Dalam hadits lain disebutkan, q.o-9'- r,ra.cr-iJi.. .J c ir/e-l t/Jt rri3,tF,)itT:F*\\.by$;J3li .-- I +t;1 \"Orang yang mahir membaca al-Qur'an bersama para nabi yang mulia lagi baik. Dan orang yang membaca al-Qur'an dengan terbata-bata dan dia membacanya denganberat, mala dia mendapatknn dua pahall.\"l Hadits ini menunjukkan bahwa yang dituntut dari seorang Muslim adalah membaca al-Qur'an sebatas kemampuannya. Bila dia mampu belajar, meluruskan bacaannya, maka dia wajib mela- kukannya dan tidak membiarkan dirinya tidak mengetahui mem- baca al-Qur'an. Bila tidak kuasa meluruskan, maka dia membaca sebatas kemampuannya, karena Allah tJtS tidak membebani se- seorang kecuali sebatas kemampuannya. Jangan meninggalkan al- Qur'an, seseorang harus terus membaca al-Qur'an, akan tetapi membacanya sebatas kemampuannya. Ini dari satu sisi. Dari sisi lainnya, penulis menurunkan hadits ini untuk menetapkan bahwa pembaca al-Qur'an hanya sekedar membaca, adapun yang dia baca adalah kalam Allah dii. Membaca adalah perbuatan pembaca, oleh karena itu dia membacanya de- ngan suara bagus dan suara tidak bagus. Perbedaan bacaan me- nurut lidah masing-masing orang membuktikan bahwa membaca adalah perbuatan manusia. Adapun yar.g dibaca maka ia adalah 1 Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Tafsir al-Qur'an, Bab Abasa, no. 4937; dan Muslim, Kitab Shalah al-Musaftin wa Qash-riha, Bab Fadhl al-Mahir bi ffiabQur'an... no. 798, dan ini adalah lafazhnya, dari hadits Aisyah €r,.

s4Lqn' an, adalal, ?<alr, e(llzh knlam Allah ik. Oleh karena itu para ulama berkata, suara adalah suara pembaca danlcnlam yang dibaca adalah knlam Allah S#. Mem- baca adalah perbuatan manusia, sedangkan yang dibaca adalah al- Qur'ary lalam Allah d#. Di antara manusia ada yang mampu mem- bacanya dengan baik dan bagus, di antara mereka ada yang kurang dari itu. O ;>utr3 i*-z:rr 4; itii (Nabi lS bersabda, ...) Penulis menyebutkan hadits ini setelah hadits yang mene- tapkan keutamaan membaca al-Qur'an dengan benar sebelumnya, dan menegakkan bacaannya sesuai dengan kaidah bahasa yang benar yang dengannya al-Qur'an turun, di mana dia mendapatkan sepuluh kebaikan dengan (membaca) satu hurufnya. Akan tetapi, dalam hadits ini menjelaskan bahwa yang dimaksud bukan sekedar membaca, akan tetapi membaca demi mengamalkannya. Membaca hanyalah sarana dan tujuannya adalah mengamalkan al-Qur'an al-Karim. Maka jangan menyangka bahwa pahala tersebut hanya untuk orang yang sekedar membacanya semata sekalipun dia tidak mengamalkan al-Qur'an, akan tetapi pahala tersebut untuk yang membaca al-Qur'an dan mengamalkannya. Dari sini maka Allah ,JBberfirman, ;*,fu t|g;V ;if a\"{6L,.1i Lv-}- t . // -S.ll -i;_\"ii-:A@i'i,G:fY j',j4. <;;'Li>6 b_?-_sr+tsr 4@3H3Fdy!*it4 \"sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendiriknn shalat dan menafknhkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu menghnrapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala merekn dan menambah kepada mereka dari knruniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. \" (Fathir: 20-30). Ayat ini tidak hanya membatasi pada, 4 ;{ 1E6}r-b \"*9*- baca Kiiab Allah,\" akan tetapi, 4'4fiL;6iq6Y',i:riV:6YY \"mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Knmi anu- gerahkan ktprd, mereka dengan diam-diam dan terang-terAngan.\"

a4 LQ,n' w al\"l\"l, Xrlan dllah Di samping membaca, diperlukan ilmu tentang al-Qur'an al- Karim. Adapun sekedar membaca karena riya' dan sum'ah atau untuk mendapatkan pujian, maka bacaan semacam ini tidak ber- manfaat bagi pembacanya, atau membaca al-Qur'an untuk mencari uang sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian qari yang menye- wakan diri mereka untuk membaca dalam pesta-pesta kematian, mereka tidak mempunyai keinginan kecuali hanya sebatas mem- baca, mereka adalah orang-orang yang paling jauh dari pengamalan terhadap al-Qur'an, bahkan sebagian dari mereka ada yang tidak shalat, karena dia hanya menjadikan al-Qur'an sebagai ladang untuk makan. Orang seperti ini terkena oleh ancaman keras bahwa dirinya termasuk di antara orang-orang yang disabdakan Rasu- lullah M, .&ti ):w-v iilt c3'A \"Mereka membaca al-Qur'an tetapi tidak melewati kerongkongan merel(n.\" Yakni, al-Qur'an tidak menyentuh hati mereka, mereka mem- baca dengan lisannya karena maksud tertentu, a1-Qur'an tidak sampai ke dalam hati mereka, na'udzu billah. Sebagian orang lainnya ada yang membaca al-Qur'an, bacaan- nya bagus, menegakkan bacaarmya dengan lurus seperti lurusnya anak panah, dia sangat mahir membaca al-Qur'an, namun sayang, dia tidak memahami makna dan tidak berupaya untuk mengerti Kitab Allah, tidak punya perhatian terhadap tafsirnya sehingga bisa mengamalkannya, dia hanya menunaikan lafazhnya saia, dia tidak mengetahui makna, atau dia tidak mampu berdalil dengan al-Qur'an secara benar, dan ini adalah sebagaimana yang terjadi pada golongan Khawarij. Golongan I(rawarij termasuk orang-orang yang paling gemar membaca al-Qur'ary akan tetapi mereka melesat dari agama layak- nya anak panah melesat meninggalkan busurnya, karena mereka tidak belajar al-Qur'an, tidak mengkaji makna-maknanya sesuai dengan yang dituntunkan. Al-Qur'an tidak melewati kerongkong- an mereka, karena mereka tidak memahaminya dan tidak mem- pelajarinya. #tF\"G6.*661,

€p €p Karena itu, harus memperhatikan beberapa perkara berikut: 1. Membaca dan memperhatikan bacaan. 2. Mengetahui makna-makna, tafsir dan maksud Allah i,5 dari kalamnya. 3. Dan inilah tujuannya, yaitu mengamalkan al-Qur'an. Membaca dan memahami maknanya hanyalah sarana, akan tetapi tujuan yang dituntut adalah ilmu tentang al-Qur'an al-Karim sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Allah ic dan meyakini kandungaru:lya. Benar, ada orang-orang yang membaca al-Qur'an dengan baik, namun meyakini sesuatu yang menyelisihi petunjuknya, seperti: Jahmiyah, Mu'taziiah dan Asy'ariyah. Mereka berkata, zahir al-Qur'an hanya menetapkan zhan (dugaan), kami hanya membangun perkara akidah kami di atas kaidah-kaidah manthiq (logika) yang yakin. Orang-orang seperti mereka bukanlah ahli al- Qur'an, sekalipun mereka mungkin mampu membacanya dengan baik, karena mereka tidak membangun akidah mereka di atasnya, akan tetapi di atas ilmukalam; kewajiban apa yang telah mereka lakukan terhadap al-Qur'an? Sekedar membaca dengan baik bukan merupakan tujuan, sebaliknya bacaan seperti ini bisa menjadi hujjah atas mereka di Hari Kiamat, sebagaimana Nabi **i bersabda, A$b Ji ,4\"-^.-- ii 96 \"Dan al-Qur'an adalah hujjah yang membelamu atau justru mela- u)anmu.\"1 Hujjah yang membelamu adalah bila kamu mengamalkannya dan hujjah yang melawanmu adalah bila kamu tidak mengamal- kannya; kamu tidak mengamalkannya dalam akidah, kamu tidak mengamalkanya dalam shalat, puasa dan haji, kamu tidak meng- amalkannya dalam hal-hal di mana kamu dituntut untuk menjauhi- nya seperti perkara-perkara yang diharamkan, atau kamu dituntut t Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab ath-Thaharah, Bab Fadhl al'Wudhu, no.223; at-Tnmidzi, Kitab ad-Da'awat, Bab. 86, no. 3517; an-Nasa'i, Kitab az-Zakah, Bab Wuiub az-Zakah, no.2437 dan lainnya: dari hadits Abu Malik al-Asy'ari. .-,!r.Kct\\Mdz.s'---o-.r6lEd9<,f .

a4 LQu*' w atalalv Xalzn, e1llzh untuk melakukannya sePerti Perkara-Perkara yang diwajibkan. Masing-masing orang sebatas kemampuan dan kesanggupan- nya. Tidak seorang pun dari kita kecuali mempunyai keterbatasan. Aku memohon ampun kepada Allah. Akan tetapi wajib menengok kepada Kitab Allah dan memperhatikannya. Melagukan al-Qur'an, membaguskan suara, dan mengundang pendengar bukanlah maksud dari al-Qur'an, ini bukan tujuan, akan tetapi maksudnya adalah mengamalkannya, menumbuhkan sikap takut dan segan kepada Allah. ,,dl 5zl^a, #r$\\ib'f+$${r@fis'jbtK;y''tf$rt-ie<;-&,;';ui:r\\\\rr3tLirFt \"sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut Nama Allah gemetarlah hnti merelu, dan apabila dibacakan ayat- ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Rabb merekalah mereka bertawaknl. \" (Al-Anfal: 2). Bila seorang Mukmin mendengar al-Qur'an, maka imannya bertambah, al-Qur'an membuatnya menangis, karena dia takut kepada Allah d#, dan bacaan tersebut memberi dampak pada diri- nya. Dari sini maka bila Nabi M membaca al-Qur'an di dalam shalat, maka terdengar dari dada beliau suara gemuruh seperti bejana yang mendidih karena tangisan beliau. Saat Nabi M men- dengar bacaan Ibnu Mas'ud dari surat an-Nisa' sampai kepada, i,f{ @ (,-{:. ;J3b &,.^\"ui,4i,, *o+riy,$s $ \"Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan knmu (Muhammad) sebagai saksi atas merekn itu.\" (An- Nisa': 41). Mendengar itu Nabi # bersabda, &-L (Cukufl. Yakni, berhentilah. Ibnu Mas'ud berkata, .g6tb l* $g 4L:Av \"Maka aku menoleh kepada beliau, ternyata lcedua mata beliau me- ',6.th3de--.166#rr '

e4L9,\"v' *\" aful-i, X\"lr, 84llzl, nangis.\"l Demikianlah al-Qur'an bekeria pada hati orang-orang Mukmin bila mereka mendengar atau membacanya, al-Qur'an berPenga- ruh padanya dengan melahirkan rasa takut, segan dan menangis karena Allah. Al-Qur'an bekerja padanya dengan menumbuhkan kesediaan untuk beramal shalih dan kemamPuan yang baik. Ada- pun sekedar membaca dengan baik, mengetahui macam-macam qira'at yang berjumlah tujuh atau sepuluh, maka dia bukan meru- pakan luntutan, kalau seseorang mamPu membaca al-Qur'an de- .,gu. tujuh macam bacaan atau sepuluh macam bacaan, maka hal itu bukan merupakan sasaran. sasarannya adalah mengamalkan al-Qur'an. Inilah yang semestinya, inilah tujuan dari al-Qur'an. Adapun mempelajari bentuk-bentuk qira'at dan membaguskan bacaan, maka ia hanyalah sarana semata. O Cb *i * ;i ,Sq (Abu Bakar dan Umar c*b berkata) Maknanya, bahwa membaca al-Qur'an dengan benar dan tidak melakukan kekeliruan saat membaca adalah lebih bagus da- ripada menghafal dalam jumlah banyak namun disertai kesalahan dan kekeliruan membaca. Anda menghafal sedikit dari al-Qur'an namun dikuasai dengan baik dan Anda membacanya dengan baik juga sesuai dengan yang dituntut adalah lebih bagus daripada Anaa membaca banyak namun Anda membacanya tidak sebagai- mana mestinya. O # *jtii (Ali bin Abu Thalib berkata) Bagaimana bila seseorang mengingkari satu ayat atau satu surat daii al-Qur'an? Kekufurannya lebih berat, na'udztt billah. Atau dia mengingkari safu kata dalam a|-Qur'an, kekufurannya lebih berat, karena dia mengingkari knlam Allah d*. Dalam kesempatan yang baik ini perlu diingatkan bahwa sebagian orang menyangka bahwa Thaha danYasin termasuk nama I i-Dldiroitiwnt-iaeinyoaart,ik'n,aon,HboalFsebahudakhlal-uBl NuIskothi.ma5rai0,'5Kd0;li-tadQbaunrF'Maanduhsualiam'ilT,ahKla-iQltaaubbr'aaSln-hQ,aliBaraah'baahQl-aMmuiulnsaHal-faMtfinzuihwqlaii' il-kti*o''*o al-Buka'inda al.Qira'ah wa at-Tadabbur, no' 800: dari hadits Ibnu Mas'ud S. ffi

ei LQtu' a* adalzh ?<alarru a{llal, Rasulullah g. Ini adalah keliru. Thaha termasuk huruf-huruf peng- galan, Tha danHa, dua huruf, demikian pulaYasin,Ya' satu huruf dan Sin satu huruf, bukan nama Rasulullah ffi. Dari sini maka me- reka menamakan anak-anak mereka dengan Thaha, Yasin dengan dugaan bahwa ia adalah nama Rasulullah #, padahal ia adalah huruf-huruf penggalan. O o;4*3t 6ilit5 (Kaum Muslimin sepakat) Tidak ada keraguan bahwa al-Qur'an sudah diketahui jumlah ayat-ayatnya, jumlah surat-suratnya dan jumlah huruf-hurufnya. Siapa yang ingin mengetahui maka silakan merujuk buku-buku lLlumul Qur'an yang dikenal juga dengan Ushul Tafsir, seperti a/- Itqankarya Imam as-Suyuthi dan lain-lain. e :r*,t4t d iy Y; (Tidak ada perbedaan di kalangan kaum Muslimin) Siapa yang mengingkari al-Qur'an atau mengingkari satu surat atau satu ayat, atau satu kata, atau satu huruf dari al-Qur'an, maka dia kafir dengan iima' kaum Muslimin, dengan syarat bahwa huruf tersebut disepakati keshahihannya.

.'Ttradq-fvHv:r.

mzilut ??all, dn thd ?<iarna, i.l*otl rui F+1, ql\"jtt ilJ) Pasa& Orang.orang Mufcmfn Akan Melthat Rabb Meretsa dt llart Kiamat 'elVL, ;;g A'rl#t$.r3rrbJv;t,;f'*iitK;til Orang-orang Mukmin akan melihat Rabb mereka di akhirat dengan mata kepala mereka, mereka mengunjungiNya, Dia berbicara kepada mereka dan mereka berbicara kepadaNya. Allah dJ.S berfirman, (@ u6*;$L@'+€#5.t;3b \"Wajah orang-orang Mukmin pada hai itu berseri-seri. Ke- pada Rabb mereka, mereka melihat.\" (Al-Qiyamah: ZZ-Zgl. ,Ut6 dGS Allah dlt$ berfirman, (@i;;i *;i#je'ii*y \" S ekali-kali tidak. S esungguhny a merek a p ada hai itu b enar- benar terhalang dari melihat Tuhan mereka.\" (Al-Muthaffifin: ls). uJt'&gt *L1 is uLAt 4v €. gri q; tai oiW*p,lgvgtQv e Manakala Allah dltS menghalangi mereka dalam kondisi murka, maka hal itu menunjukkan bahwa dalam kondisi ridha orang-orang Mukmin akan melihat kepadaNya, jika

7/'lzl,i,lrat A?ail di, 9hni, TCaanat I tidak demikian, maka tidak ada perbedaan antara orang- orang Mukmin dengan orang-orang kafir. it*-;i,;rr.lt t$|JiLs fsi$3i #\\:ffi 3$t iu5 .^Ab V,\"i, Iv;.b-, .^b &\"r- *J3;i Nabi *E bersabd a, \"sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat rcmbulan ini, kalian tiilak (peilu) berdesakan dalam melihatNya.\" Hadits shahitu Muttafaq alaihi.l a+i .i elS arr '\"oy ,rS-,i\\,!.fln y:!\\yi'1J.V t.LL3 #iiu Ini adalah penyamaan melihat dengan melihat bukan obyek yang dilihat dengan obyek yang dilihat, karena Allah tidak ada yang serupa denganNya dan tidak pula tandingan. t Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab Mawaqit ash-Shalah, Bab Fadhl Shalah al-Faji, no. 573 dan Muslim, Kitab al-Masaiid wa Mawadhi'ash-Shalah, Bab Fadhl Shalatai ash-Shubh wal Ashar wal Muhafazhah Alaiha,633/2ll: dari hadits Jarir bin Abdullah r{b:. Hadits-hadits yang menyebutkan bahwa orang-orang Mukmin akan melihat Rabb mereka-termasuk hadits-hadits yang mutawatir sebagaimana hal itu dinyatakan oleh beberapa ulama, di antara mereka adalah Ibnul Qayyim dalim Hadi al-Arwah,hal.2ZZ;Ibnu Abu al-lzz dalam Syarh ath-Thahawiyah, 1./215 dan al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari,1/203. Silakan merujuk dalam masalah ini ke buku-buku seperti at-Tashdiq bi an; Nazhar llallah tltSfi al-Akhirah, karya al-Aiurri d,an Dhau' as-Sari ila Ma'rifah Ru'yah al-Bari,karyaAbu Syamah al-Maqdisi, keduanya telah dicetak' .',!T,Kt^\\dqz-g---.o6vdDv,XI-.

?lld,afiar, %ilrt A, 9laai, %aaout (srrrrh atnh) O Mellhat Alafr dt Akhtrat Melihat Allah di dunia adalah mustahil berdasarkan Firman Allah tltF kepada Nabi Musa ffiP, \"Ktmu tidak akan melihatKu.\" (Al-A'raf: 143). 4a;sY Namun melihat Allah di akhirat ditetapkan oleh al-Qur'an, as-Sunnatu dan ijma'. Allah rlt5berfirmary {@';}6v;Jr@':ne 45r6fi \"Wajah orang-orang Mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabb merela, merekn melihat.\" (Al-Qiyamah: 22-23). Allah tJtS juga berfirman, {@i;*i #;-6*'ii#Y \"Seknli-kali tidak. Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari melihnt Tuhan merelu.\" (Al-Muthaffifin: 15). Manakala Allah menghalangi orang-orang fajir untuk meli- hatNya, maka hal ini menunjukkan bahwa orang-orang baik akan melihatNya, karena jika tidak demikian, maka tidak ada perbedaan di antara mereka. Nabi #bersabda, .*3') e itt\\t# ! ,;;;lt tr^ bli w ff.t:tt; 4L \"Sesungguhnya kalian akan melihat Rnbb kalian sebagaimann lulian melihat rembulan ini, kalian tidak (perlu) berdewknn dalam melihatNya.\" Muttafaq alaihi. Irri adalah penyamaan melihat dengan melihat, bukan obyek yang dilihat dengan obyek yang dilihat, karena Allah tidak ada

?nolilrar, ??\"all Ai, thrn ?<in rrab yang serupa denganNya dan tidak pula tandingan bagiNya. Dan as-Salaf telah berijma' menetapkary bahwa orang-orang Mukmin akan melihat Allah cltF dan tidak termasuk orang-orang kafir dengan dalil dari ayat yang kedua. Mereka akan melihat Allah tltg di Arashat Kiamat dan setelah mereka masuk surga insya Allah. Ia adalah melihat dalam arti se- benarnya sesuai dengan (keagungan) Allah. Al-Mu'aththilah menafsirkan dengan melihat pahala Allah atau yang dimaksud dengannya adalah ru'yat ilmu dan keyakinan. Kita membantah takwil mereka yang pertama dengan kaidah ke- empat yang telah hadir di awal. Adapun takwil kedua mereka, maka kita membantahnya dengan kaidah keempat ditambah dengan jawaban keempat, yaitu bahwa ilmu dan keyakinan sudah diraih oleh orang-orang baik di dunia dan ia akan didapatkan oleh orang- orang fajir di akhirat.l *** I Dalam masalah sanggahan terhadap kelompok yang menyimpang, silahkan merujuk Hadi al-Arwah karya Ibnul Qayyim; Syarh al-Aqidah ath-Thaha- wiyah, karya Ibnu Abu al-Izz dan buku baru Dalalah al-Qur'an ual Atsar ala Ru'yatillah A!6 bil Bashar, karya Abdul Az;izbin Zaid ar-Rumi.

'n'l2l,ilut qzll di, 94a,ti, 7iiz,nat, ryarnrn) C ;r.$r q, 6[s fu ys: eq e (Menetapkan bahwa oranS-orang Mukmin akan melihat Rabb mereka di Hari Kiamat) Setelah merampungkan pembicaraan tentang lcnlam Allah $5, yaitu a[-Qur'an, penulis melaniutkan kepada salah satu sifat di antara sifat-sifat Allah yang agung, yaitu ru'yat (melihat), yaitu bahwa orang-orang Mukmin akan melihat Rabb mereka di Hari Kiamat, sebagaimana hal itu ditetapkan secara mutawatir oleh Sunnah Rasulullah ffi, sebagaimana hal tersebut ditunjukkan oleh alQur'an al-Karim. Allah 0E berfirman, { @',*ev;JI@':'ae t;ir;rb \"Wajah orang-orang Mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada T uhan mer elcn, m er ela m el iha t. \" (Al-Qiya mah: 22-23) . Kata';;4u dengan dhad adalah dari iiiJr yaitu wajah yang berseri-seri. Maknanya adalah bahwa wajah orang-orang beriman di Hari Kiamat berseri-seri, bersinar dan berbahagia.ipu dengan zha- bertttik, saudara tha-, dari 3i{.lr (melihat) yang ditransitifkan denganjl yang menetapkan makna melihat dengan mata kepala. $*e?j $\\\"Xepada Rnbb mereka, mereka melihnt.\" Yakni mereka metihdtNya di Hari Kiamat dengan mata kepala. Wajah-wajah kaum Mukminin yang cerah dan berseri-seri melihat kepada wajah Rabb mereka, maka hal itu menambah wajah mereka menjadi se- makin indah, berseri, bersinar, berbahagia dan bersuka cita. Kata ;i$ryang ditransitifkan dengan J!berarti melihat dengan mata kepala, bila ia hadir tanpa jlseperti dalam Firman Allah tJtS, 4{i*;$Ufry \"Tunggulah kami, kami akan mengambil sebagian dari cahaya lalian.\" (Al-Hadid: 13). Maka maknanya adalah menunggu, yakni tunggulah kami. Ini diucapkan oleh orang-orang munafik kepada orang-orang ',f,fOir#d--e.CtrfF,-

'll'lzlil,at ??all db qtu* ?<in nat, Mukmin di Hari Kiamat. Maknanya, orang-orang munafik itu berkata, tunggulah kami, kami akan mengambil cahaya dari kalian, karena orang-orang Mukmin diberi cahaya yang menyinari mereka di depan dan di sebelah kanan mereka, sementara oranS-orang munafik diberi cahaya di awal langkah mereka kemudian ia padam sesudahnya, na'udztt billah, sehingga mereka dalam kegelapan padahal mereka harus berjalan, maka mereka berkata kepada orang-orang Mukmin, tunggulah kami, kami ingin meminta cahaya dari kalian, karena mereka dalam kegelapan yang gulita, tidak mengetahui ke mana harus melangkah. ,.,3g12\"31i *,Ui'+f'j )44##Kl{i.w$iqW@{fSi:.W(n;#ii-n} \"Dikatakan (kepada mereka), 'Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).Ialu diadakan di antara merekn dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munffi itu memanggil mereka (orang-orang Mukmin) seraya berknta, 'Bukankahkami dahulu bersama- sama denganmu? \"'Yakni di dunia. \"x'Ks$6!r6F Fr: fij;'#j; g5 .v, i?i'o|:'i\\ {@ i;A;;\\{*;;'i \"Mereka menjawab, 'Benhr, tetapi lcnmu mencelaknknn dirimu sen- diri dan menunggu (kehancuran kamil dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah, dan knmu telah ditipu terhadap Allah oleh setan yang amat penipu.\" (Al-Hadid: 73-1,4). Orang-orang munafik itu di dunia bersama oranS-orang Mukmin, shalat dan berjihad bersama oranS-orang Mukmin, rumun bukan atas dasar iman, akan tetapi atas dasar kemunafikan, nt'udztt billah. Maka mereka diberi cahaya sebagai tipuan dan muslihat bagi mereka sebagaimana mereka melakukan hal itu di dunia, maka Allah membalas tipuan mereka dengan tipuan yang sama, Dia memberi mereka cahaya lalu memadamkannya. Hal ini membuat

millub qilL &, 9b* Tiiaout, mereka sangat berseditU na' udzu billah. Yang ingin saya katakan, bila yli daakditransitifkan dengan apa pun maka maknanya adalah menunggu, {is23n#$:Lly \"Tunggulah kami, kami akan mengambil sebagian dari cahaya knlian.\" (Al-Hadid: 13). Dan Firman Allah ult5, $,rti&-y_S Jy-tr#_J1 F \"Tidak ada yang merelu nnnti-nantilan kecuali datangnya Allah.\" (Al-Baqarah: 210). Yakni, mereka itu tidak menunggu kecuali hadirnya Hari Kiamat. Blla pli tidak ditransitifkan dengan apa pun, maka mak- nanya adalah menunggu. Bila setelahnya adalah g seperti, 4,6*i;rfiie$c$i# F \"Kntakanlah, 'Lihntlah apa yang ada di langit dan di bumi'.\" (Yunus: L01), maka maknanya adalah memikirkan dan merenungkan, 4 *-;*i;+(fi\\ .r.K77 O1;-,8i.); y \"Apakah merekn tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi.\" (Al'A'raf: 185), yakni renungkanlah makhluk-makhluk Allah ds. Alhasil bila fii tidak ditransitifkan dengan apa pun, maka maknanya adalah berhenti menunggu. BiIa disambung dengan j1 maka maknanya adalah melihat dengan mata. Bila dengan g maka maknanya adalah merenungkan dan memikirkan. O etd!;;\\t ,t fi3J $jj o*ylti (Orang-orang Mukmin akan melihat Rabb mereka di akhirat dengan mata kepala mereka) elA\\ (Dengan mata kepala mereka) adalah bantahan terha- dap pihak yang menyatakan bahwa mereka melihat Tuhan mereka dengan hati mereka atau mereka melihat kepada nikmatNya, melihat kepada Allah adalah melihat kepada surgaNya. Semua ini adalah penyelewengan terhadap kalam Allah, karena yang benar adalah bahwa mereka melihat kepada Allah dengan mata kepala

?l'lplthat ??all di, 94a,ri, Thaout, mereka secara hakiki, antara mereka dengan Allah dg tidak terdapat hijab, sebagai sebuah penghormatan dari Allah kepada mereka, karena mereka telah menyembahNya di dunia padahal mereka tidak melihatNya, mereka menyembah Allah dengan dasar iman kepadaNya dan berpijak kepada ayat-ayatkauniyah dan Qur'aniyah- Nyu, maka di Hari Kiamat Allah tlt5 membalas mereka dengan menampakkan DiriNya kepada mereka, sehingga mereka bisa melihatNya dengan mata kepala. Orang-orang yang menyembah Allah di dunia tidak melihatNya, akan tetapi mereka menyembah dengan dasar iman dan membenarkan berita Allah dan berita Rasul- Nya serta merenungkan ayat-ayatNya, maka di Hari Kiamat Allah memuliakan mereka dengan menamPakkan Diri kepada mereka. Adapun orang-orang yang kafir kepada Allah, maka Allah akan menghalangi mereka sehingga mereka tidak melihatNya, sebagaimana Allah d6 berfirman, {@'bi;;i i;t;;;;iyYb \"sekali-kali tidak. Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari melihat Tuhan mereka.\" (Al-Muthaffifin: 15). Karena mereka kafir di dunia, tidak membenarkan ilahiyah Allah, nama-nama dan sifat-sifatNya d6, maka di Hari Kiamat Allah rJrs tidak menamPakkan Diri kepada mereka sebagai sebuah hukuman atas mereka, dan terhalangi sehingga mereka tidak bisa melihat Allah, dan (sebaliknya) ini membuktikan bahwa oranS- orang Mukmin akan melihatNya. Allah ult5 berfirman, }{ ni, 7;53 ;iG' t^i.{;'z:,r-7- $ t2!',trArJ \"Bagi orang-orang yang berbuat baik, adn pahnla yang terbaik(surga) dan tambahannya dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan.\" (Yunus: 26). Mereka berbuat baik, yakni beramal baik di dunia, husna adalah surga, tambahan di sini adalah melihat kepada waiah Allah, sebagaimana hal itu ditafsirkan oleh Nabi M dalam Shahih Muslim,l I Diriwayatkan oleh Muslim, Kitab al-Intan, Bab Ru'yat al-Mu'minin fi. al- .'.,:.f<GrQrd3r--0-.5G2:rfEA1f<\"n-.

%lld.i,fu, aufu di, 90ai, Thanar, bahwa tambahan adalah melihat kepada wajah Allah dc. Allah tlts berfirman, {@ !;iq$v.{D{+tiP'y \"Mereka di dalamnya memperoleh aPa yang merelu kehendaki, dan pada sisi Kami ad.a tambahannya.\" (Qaf: 35). Tambahan tersebut ada- lah melihat Wajah Allah. {@'*c*i1#,i\"b \"Wajah orang-orang Mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhan merelu, mereka melihat.\" (Al-Qiya mah: 22-23). Ini adalah dalil-dalil dari al-Qur'an yang menetapkan bahwa orang-orang Mukmin akan melihat Allah tJt5. Dalam masalah ini terdapat hadits-hadits dalam jumlah besar yang mencapai tingkat mutawatir, sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam Hadi al-Arwah ila Biladi al-Afrah. Orang-orang Mukmin akan melihat Allah ditetapkan oleh al-Qur'an dan diriwayatkan secara mutawatir dalam as-Sunnah. Menetapkannya merupakan keyaki- nan Ahlus Sururah wal Jama'ah, orang-orang Mukmin akan melihat Tuhan mereka di Hari Kiamat, mereka melihatnya di dua tempat: Di Arashat Kiamat di padang mahsyar, dan di surga saat mereka telah memasukinya, mereka melihatNya sebagai sebuah nikmat dan penghormatan. Golongan Mu'tazilah dan orang-orang yang sepaham de- ngannya mengingkari bahwa orang-orang Mukmin akan melihat Al1ah. Mereka berkata, karena melihat hanya terjadi terhadap jism (tubuh) dan tubuh-tubuh itu mempunyai kemiripan, bila kita menetapkan masalah maka kita menetapkan bahwa Allah adalah jism, padahal jism-jisrn memiliki kemiripan. Hal ini seperti manhai mereka dalam sifat seluruhnya. Pendapat mereka adalah pendapat yang batil. Kami berkata, orang-orang Mukmin akan melihat Rabb me- reka, dan hal ini tidak berkonsekuensi penyerupaan Allah seperti yang kalian katakan, karena tidak ada seorang pun yang serupa Akhirah Rabbahum 05, no. 297/l8l: dari hadits Shuhaib &. '.6GJrdE-,lhSd,'

?lld,tkt 7?2fi di, 9lani, %iztnar, dengan Allah. Dalam hadits, ;t:;U\"SS,rral ry ;;,)l Oll6 fb JSjr .{w xs: e i}\\t#j ,cia; Wi &l3;,^b,;.l:Jf #L \"sesungguhnya lalian akan melihat Rnbb knlian sebagaimana kalian melihat rembulan di malam purnama, dan sebagaimana kalian melihat matahari dalam keadaan cerah tanpa au)An, kalian tidak (harus) berdesak- desaknn dalam melihatNya. \" 1 Nabi s bersabda demikian saat beliau ditanya bagaimana kami melihat Rabb kami padahal kami banyak sementara Dia satu? Maka Nabi & membuat sebuah perumpamaan dari makhluk, di mana mereka melihatnya tanpa berdesak-desakan, yaitu rembulan di malam purnama, di mana setiap orang melihatnya dari tempat- nya, manusia tidak berdesak-desakan dalam melihatnya manakala mereka hendak melihat rembulan, apakah orang-orang perlu ber- desak-desakan untuk melihat rembulan atau masing-masing me- lihatnya dengan leluasa? Demikian pula dengan matahari, setiap orang melihatnya dari tempatnya tanpa berdesak-desakan. Bila hal semacam ini mungkin terjadi pada makhluk dari makhluk-makhluk Allah, maka Allah J& lebih agung dan lebih besar, Dia dilihat tanpa berdesak-desakan, tanpa berhimpit-himpitan atau terhalang dalam melihatNya, kalian tidak terhalangi atau tidak perlu bersusah payah dalam melihatNya. Ini adalah penyamaan melihat, yakni melihat Allah dengan melihat matahari dan rembulan, bukan menyamakan apa yang dilihat dengan apa yang dilihat. Allah tidak disamakan dengan matahari dan rembulan, dan tidak sama dengan sesuatu pun dari makhlukNya SE. Orang-orang yang mengingkari bahwa orang-orang Mukmin akan melihat Allah berdalil dengan Firman Allah ultF, {:tiS'*>ri{} t Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab at-Tauhid, Bab Qaulullah dtn, );i!i;3b $nb'4. vg,oznlors.7g3:3d9adriahnaMditussAlimbu, Kitab al-Iman, Bab Ma'rifatu Thariq ar-Ru'yah, Sa'id al-Khudri &. €ffi'f^q-gCn

€ffip ffiF \"Dia tiilak dicapai olehpenglihatan mata.\" (Al-An'am: 103). Mereka berkata, ayat ini adalah dalil yang menunjukkan bahwa melihat Allah (di akhirat) ditiadakan. Kami meniawab,Irri adalah perkataan yang batil, karena ayat tersebut bukan menafikan melihat Allah, akan tetapi menafikan idrak (pengetahuan dari segala sisinya), karena tidak semua yang dilihat diketahui secara rinci. Anda melihatNya namun Anda tidak mengetahuiNya secara detil, yakni ilmu Anda tidak meliputiNya. Anda hanya sekedar melihat saja dan ha1 itu tidak berarti Anda mengetahuiNya dari segala sisiNya. Sebagai contoh matahari, dan Allah memiliki perumpamaan yang lebih tinggi. Anda melihatnya, namun apakah Anda mengetahuinya secara detil? Anda tidak me- ngetahuinya secara detil padahal ia hanya makhluk, maka apalagi Allah Sang Pencipta de? Ayat di atas tidak menafikan melihat Allah, akan tetapi menafikan idrak, bahkan 4.#s;L)iJY \"Dia tidak dicapai oleh penglihatan mata.\" (Al-An'am: L03), me- nunjukkan bahwa mata melihatnya sekalipun tidak mengetahui- nya dari segala sisi, yakni tidak meliputiNya {16. Mereka juga berdalil dengan Firman Allah tJtS kepada Musa, 4,{.iJJcWySiJ6J'i} \"Berkatalah Musa, 'Ya Tuhanku, nampakkanlah (diriMu) kepadaku agar aku dapat melihatMu.' Tuhan berfirman, 'KAmu sekali-kali tidak sanggup melihatKu'. \" (Al-A'raf: 1,43). Mereka berkata, ini adalah dalil yang juga menafikan melihat Allah. Kami menjawab, Ayat ini menafikannya di dunia, karena Nabi Musa r,)SE meminta hal itu di dunia dan Allah tidak dilihat di dunia, tidak seorang pun melihat Allah di dunia, {,tj lY \"Kamu !seknli-kali tidak sanggup melihatKu.\" Pertahan dengan tidak berarti penafian untuk selamanya, akan tetapi temporal, dalilnya adalah Firman Allah tJl.5 kepada orang-orang Yahudi, l# \"tt1i g:\" i111€ ;ti \"+ !,b-ii \\Ii'PJ .i1,ySb

1l'lplilar, A?ail di, 9bi, 71a,nat, { i'ij tg-$@ G+6'& oL,iip\\ \"Katakanlah, 'lika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bulun untuk ornng lain, makn inginitah leematianmu, jika kamu memang benar. Dan sekali-knli mereka tiilak alun mengingini kematian itu selama-lamanya.\" (Al-Baqatah: 94- e5). Di sini Allah menafikan keinginan orang-orang Yahudi ter- hadap kematiary akan tetapi di akhirat mereka fustru mengharap- kannya, saat mereka berkata, 4\"6$Wc+-a#.y \"Wahai Malik, hendaknya Tuhanmu mematikan kami saia.\" (A,- Zukhruf:77). Mereka ingin mati agar bisa terbebas dari siksa neraka, di akhirat mereka menginginkan kematian sekalipun di dunia Allah rjt5 berfirman tentang mereka, 4fL:U:5-$\\\"Don sekali-luli mereka tidak aknn mengingini kematian itu selama-lamanyA.\" Ini menunjukkan bahwa penafian dengan ;l (Udat akan) tidak untuk selama-lamanya. Dalam ayat, $ ,r;.i Jb\"Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat- Ku.\" Dia tidak berkata, kimu tidak melihatKu, akan tetapi tidak sanggup melihatKu, dan ini di dunia. Tidak seorang pun melihat Allah di dunia, karena jasad manusia yang lemah dan kemampuan mereka sehingga mereka tidak sanggup melihat Al1ah. Adapun di akhirat, maka Allah til$ memberikan kekuatan kepada orang-orang Mukmin yang dengannya mereka mampu melihat Allah 06. Perkara akhirat berbeda dengan perkara dunia. Ada satu titik yang patut diluruskan, sebagian pensyarah, semoga Allah memaafkan mereka, berkata, melihat Allah di dunia mustahil. Ini salah, melihat Allah di dunia bukan mustahil, akan tetapi mungkin, hanya saja manusia tidak bisa. Oleh karena itu, Musa meminta kepada Allah untuk (dapat) melihatNya. Seandai- nya melihat Allah ulr5 di dunia mustahil, niscaya Nabi Musa tidak akan memintanya, karena hal itu mustahil. Melihat Allah di dunia tidak mungkin, karena lemahnya daya tangkap manusia di dunia

'm2lil'at qa& di, 9bo 7iiaorat, ini, bila tidak, maka pada dasamya ia mungkin dan tidak mustahil, karena Musa meminta melihat kepada Allah, Musa tidak meminta sesuatu yang mustahil dan tidak pula sesuatu yang haram. O ii:;lS (Mereka mengunjungiNya) Ini sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah +Sbahwa mereka mengunjungi Allah € di hari ]um'at atau seukuran hari ]um'at dari hari-hari dunia, lalu Allah ffi menampakkan DiriNya di hari tersebut. Oleh karena itu, hari tersebut dinamakan Yaum Mazid (hari tambahan nikmat) sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah.l O {3ttK-5 fii|JJ (Dia berbicara kepada mereka dan mereka berbicara kepadaNya) Allah r.I5 memberi salam kepada mereka dan mereka menja- wab salamNya, Dia berbicara kepada mereka dan mereka berbicara kepadaNya. Ini berdasarkan hadits, .\"owy L3'1. Al{.:'^ifu it *i b & v \"Tidak seorang pun dari kalian kecuali Rabbnya akan berbicara kepadanya di Hari Kiamat, di mana di antara dia dengan Allah tidak ada penerjemah.\"2 o ( @?.;rU .Ir@ 'r4e ;i5-t;'\\\"waiah orang'orang Mukmin pada hari itu berseri-seri. Kepaila Tuhan mereka, mereka melihat,\" (Al-Qiyamaht 22-231. Katai7;u dengan dhad dari';:-zli yangberarti berseri-seri dan g\\cerah (penuh pesona). {Uc q; \"Kepada Tuhan mereka, mereka melihnt.\"Kata i;gu denganzha', yakni wajah mereka melihat kepada Tuhan mereka sebagai penghormatan baginya. Sementara itu al-Mu'aththilah yang menafikan sifat ini ber- Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ki.tab Shifat al-Jannah, Bab Ma la'a ft Suqi al-tannah, no.2549 dan lbnu Majah, Kitab az-Zuhd, Bab Shtfah al-Jannah, no. 4336: dari hadits Abu Hurairah .*\"i,, didhaiftan oleh al-Albani dalam adh- Dha'ifah, no.7722. Saya berkata, dan hadits ini di dalamnya tidak disebutkan Yaum Mazid. Dan diriwayatkan oleh ath-Thabari dalam Tafsimya,26/174 dart hadits Anas, dan di dalamnya disebutkan Yaum Mazid. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab ar-Riqaq, Bab tnan Nuqisya al-Hisab Udzdziba no. 6539 dan Muslim, Kitab az-Zakah, Bab al-Hats ala ash-Shadaqah .6Swa lau bi Siqqi Tamrah au Kalimah...,no.67/7016: dari haditsAdi bin Hatim. ,G6.-.thd,

1l'ld,i,hat a?ab di, 90ot, %,ianat, kata, jPaemngikgaylauna(<tia,i1ah9l:,T\\Kdeapnadma aTkunhaanJn!ayad\\a, lia1h adalah kata mufrad yang nikmat, maka, i1) Sj11a6d\"KaelaphadnaikTmuhaat ndnayna:\"j,Tbearadratil,ahkenpikamdaatn-nikikmmaat tT. uMhaanksnuyad; karena mereka adahh apa yang tercantum dalam Firman Allah tlt5, {@ bl\"S3tK;itc61$ \"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? \" (Ar-Rahman: L3), padahal J1 adalah huruf iarr bukan muftad yang jamaknya }jT, karena Jladalah huruf iarr yang sudah dikenal. Na- mun yang membuat mereka melakukan iri, na'udzu billah, adalah fanatik madzhab, ini adalah penyelewengan terhadap kalam Allah dari maknanya yang benar. o ,d}s jti; (Auah dlr$ berfirmad, {@ai;c xi#j#,if*} \"sr- kati-kali tidak, sesungguhnya mereka-pada hari itu benatbenar terhalang dai melihat Tuhan tnetek*.\" (Al-Muthaffifin: 15). Bila Allah dt5 menghalangi orang-orang kafir sehingga mereka tidak melihatNya di Hari Kiamat, maka hal tersebut menunjukkan bahwa orang-orang Mukmin akan melihatNya. orang-orang kafir dihalangi sehingga mereka tidak bisa melihat Allah tlts sebagai penghinaan terhadap mereka, karena mereka kafir di dunia, maka balasan bagi mereka adalah dihalanginya mereka sehingga tidak melihat Allah di Hari Kiamat, sedangkan orang-orang yang ber- iman di dtrnia, maka mereka diberi kehormatan untuk melihaNya dan mereka berbahagia dengan itu sebagai balasan dariNya bagi mereka. O!J*I.JI 4v ,t ,rytt q+ tdi (Manakala Allah dlts menghalangi mereka dalam kondisi murka). Lri adalah sisi pengambilan dalil. O v7t 4v e uil i*tsr tt * is (Maka hal itu menunjukkan bahwa daiam kondisi ridha orang-orang Mukmin akan melihat- Nya) Dari sini maka Imam asy-Syafi'i berkata, \"Bila Allah meng- halangi musuh-musuhNya sehingga mereka tidak melihatNya, maka hal tersebut merupakan dalil bahwa wali-wali Allah akan melihatNya $g. Bila tidak, maka tidak ada perbedaan antara oranS- .,6.GJ6JEh61F,

TnoliLat A?ilL rt, 9bo 71atnar, orang kafir dengan orang-orang Mukmin. Seandainya Allah tidak dilihat di akhirat, niscaya tidak ada perbedaan antara orang-orang Mukmin dengan orang-orang kafir, sehingga mereka semuanya terhalangi. O S gJt iti; (Nabi # bersabda) Yakni, kalian tidak akan berdesak-desakan atau kalian tidak (perlu) berkumpul di satu tempat sehingga di sana kalian penuh sesak, seperti yang terjadi manakala manusia ingtn melihat sesuatu, di mana mereka berdesak-desakan untuk melihatnya. Allah ffi lebih jelas dari segala sesuatu, manusia tidak perlu berdesak-desakan supaya bisa melihatNya d6. Mereka melihatNya tanpa berdesak- desakan, masing-masing di tempatnya. O yJt$..i# tjii (Ini adalah penyamaan melihat dengan me- lihat) Yakni, menyamakan melihat Allah tlt$ dengan melihat mata- hari dan rembulary bukan obyek yang dilihat dengan obyek yang dilihat. O qp\\,iAt (Bukan obyeknya dengan obyek yang dilihat) Dari sini maka Rasulullah iW bersabda, rf :r::;rf:\"sesungguhnyakalianakan*rrrr*urr,{.rf kalian melihat....\" Yang disamakan adalah melihat dengan melihat. Para pengikut golongan Asy'ariyah hendak keluar dari madzhab Mu'tazilah, karena mereka tidak memiliki alasan untuk menolak keyakinan akan ri'relihat Allah ini karena ia ditetapkan oleh dalil- dalil yang shahih, maka mereka hendak melepaskan diri dari madzhab Mu'tazilah, namun kesengsaraan lain justru menyergap mereka. Mereka berkata, Allah ffi dilihat akan tetapi tidak di suatu arah, hal ini mereka katakan karena mereka menafikan bahwa Allah dg dia atas sana (al-'Uluro). Kami katakan, ini adalah perkataan yang batil, yang benar adalah bahwa Allah akan dilihat dan berada di arah yang tinggi. 'ffgs,.hd,-.661,


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook