Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore ست مواضع من السيرة indo

ست مواضع من السيرة indo

Published by Ismail Rao, 2022-06-16 23:45:45

Description: ست مواضع من السيرة indo

Search

Read the Text Version

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ‫وَا ۡست ِهۡز َائُه ُ ۡم وَت َ ۡف ِضيل ُهُ ۡم دِي َن آب َائِه ِ ۡم الۡم ُخ َال ِ َف ل ِدِي ِن ال َّنبِ ِي‬ ُ ‫ وَمَ َع ه ََٰذَا كُل ِهِ ي ُص َرِ ُح ه ََٰؤ ُلَاءِ ال َّشي َاطِينُ الۡم َر َدَة‬.‫ﷺ‬ ‫ا ۡلج َهَل َة ُ َأ َّن ال ۡب َ ۡدوَ َأ ۡسل َم ُوا وَل َوۡ جَرَى مِ ۡنه ُ ۡم ٰذل ِ َك كُّله ُ؛‬ َ‫ وَلَازِمُ ق َوۡل ِه ِ ۡم َأ َّن ال ۡيَه ُود‬.ُ ‫ لَا إلَٰه َ إ َّلا الله‬:َ‫ل َِأ َّنه ُ ۡم ي َقُول ُون‬ ‫َأ ۡسل َم ُوا ل َِأ َّنه ُ ۡم ي َقول ُونَه َا و َأي ۡضا ُك ۡفر ُ ه ََٰؤ ُلَاءِ َأغۡل َ ُظ مِ ۡن‬ ‫ ال ۡب َو َادِي‬:‫ َأ ۡعنِي‬،ٍ‫ُك ۡفرِ ال ۡيَه ُودِ ب َِأ ۡضع َا ٍف مُ َضاعَفَة‬ .‫الۡم َُّت ِصف ِينَ ب ِم َا ذَك َرۡن َا‬ Pelecehan mereka dan sikap mereka lebih memuliakan agama leluhur mereka yang menyelisihi agama Nabi Muhammad— menetapkan Allah adalah pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan, dan mematikan. Tauhid menurut mereka hanya itu saja. 199

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Bersamaan dengan ini semua, para setan yang sangat durhaka lagi jahil itu menegaskan bahwa orang badui itu telah berislam walaupun semua sikap itu masih bercokol pada diri mereka, dengan alasan mereka mengucapkan “laa ilaaha illallaah”. Konsekuensi ucapan mereka ini berarti orang-orang Yahudi pun berislam karena mereka juga mengucapkannya.44 Bahkan kekufuran ‫ لَٰ ِك ۡن ل َّما ل َ ۡم ي َعۡمَل ُوا بِه َا َصارُوا‬،ُ ‫ لَا إلَٰه َ إ َّلا الله‬:‫ ال ۡيَه ُودُ ي َقُول ُو َن‬44 ِ‫ وَمِثۡل ُهُ ۡم مَ ِن ا ۡعت َقَدَ ه ََٰذِه‬،ِ‫َأغۡل َ َظ ا ۡل ُّأمَ ِم ُك ۡفرا وَال ۡع ِي َاذُ ب ِالله‬ .َ‫ال ۡعَقِيدَة‬ Orang-orang Yahudi mengatakan, ‘la ilaha illallah,’ namun ketika mereka tidak mengamalkan kandungannya, maka mereka menjadi umat yang paling parah kekafirannya. Kita berlindung kepada 200

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam orang badui lebih parah daripada kekufuran orang Yahudi berkali lipat. Yang aku maksudkan adalah orang-orang badui yang memiliki sifat yang telah kami sebutkan. ‫وَالَّذِي ي ُب َي ِنُ ذٰل ِ َك مِ ۡن ق ِ َّصةِ الرِ َّدةِ َأ َّن الۡم ُرۡت َدِي َن اف ۡت َر َق ُوا ف ِي‬ ِ‫ فمَِ ۡنه ُ ۡم مَ ۡن كَ َّذ َب ال َّنبِ َّي ﷺ وَرَ َجع ُوا إل َى عِب َادَة‬،‫رِ َّدتِه ِ ۡم‬ ‫ وَمِ ۡنه ُ ۡم مَ ۡن ث َب َ َت‬.‫ ل َوۡ كَانَ ن َب ًِّيا مَا مَا َت‬:‫ا ۡل َأ ۡوث َا ِن وَق َال ُوا‬ .َ ‫ وَلَٰ ِك ۡن َأق َّر ب ِن ُب َُّوةِ مُسَيۡل َم َة‬،ِ‫ع َل َى ال َّشهَادَت َي ۡن‬ Yang menjelaskan (kekafiran orang yang melakukan pembatal keislaman walau mengucapkan “laa ilaaha illallaah”) dari kisah kemurtadan (sepeninggal Nabi) adalah bahwa Allah. Yang semisal mereka adalah siapa saja yang meyakini akidah ini. 201

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam orang-orang yang murtad itu berbeda-beda dalam kemurtadan mereka. Di antara mereka ada yang mendustakan Nabi Muhammad— shallallahu ‘alaihi wa sallam—dan kembali menyembah berhala-berhala; dan mereka berkata: Andai dia benar-benar seorang nabi, niscaya dia tidak meninggal.45 Di antara mereka ِ‫ وَل َ ۡم َيحۡ ُص ۡل عِنۡدَ ال َّصحَاب َة‬،‫ الۡم ُرۡت َُّدو َن لَا َش َّك ف ِي ُك ۡفرِهِ ۡم‬45 :‫ وَه ُ ۡم ِصنۡفَا ِن‬،‫ِخل َا ٌف ف ِي ُك ۡفرِهِ ۡم‬ ُ ‫ (ل َوۡ كَانَ ن َب ًِّيا مَا مَا َت) وَ َكوۡن ُه‬:َ‫ الَّذِي َن ي َقُول ُون‬:‫ال ِصنۡ ُف ا ۡل َأ َّو ُل‬ ‫مَا َت ه ََٰذَا دَل ِي ٌل ع َل َى َأ َّنه ُ غ َيۡرُ ن َ ِب ٍي؛ ف َا ۡرت َُّدوا عَ ِن ا ۡلإ ۡسل َا ِم؛ ل َِأ َّنه ُ ۡم‬ .‫َكفَر ُوا ب ِرِ َسال َةِ م ُح َّمدٍ ﷺ‬ Orang-orang murtad, kekafiran mereka tidak disangsikan. Tidak terjadi khilaf di antara para 202

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ada yang tetap di atas dua kalimat syahadat namun mereka mengakui kenabian Musailamah.46 sahabat dalam hal kafirnya orang-orang murtad. Orang murtad (di zaman sahabat) ada dua golongan. Golongan pertama adalah orang-orang yang mengucapkan, “Andai dia seorang nabi, niscaya dia tidak mati. Keadaan dia yang meninggal menunjukkan bahwa dia bukan nabi.” ،ِ‫ مَ ۡن َأق َّر ب ِال َّشهَادَت َي ۡنِ و َأ َّن م ُح َّمدا رَ ُسو ُل الله‬:‫ ال ِصنۡ ُف ال َّثانِي‬46 ‫ ف َهََٰؤ ُلَاءِ لَا ت َنۡفَع ُهُ ۡم‬.ٌّ‫ إ َّن مُسَيۡل َم َة َ ن َبِي‬:‫ ق َا َل‬،َ ‫لَٰ ِك ۡن َأق َّر ب ِن ُب َُّوةِ مُسَيۡل َم َة‬ ِ‫ إذَا َأق َُّروا ب ِن ُب َُّوة‬،ِ‫ و َأ َّن م ُح َّمدا رَ ُسو ُل الله‬،ُ ‫ش َهَادَةُ َأ ۡن لَا إلَٰه َ إ َّلا الله‬ ‫ وَه ََٰذَا ب ِا ۡلإ ۡجم َا ِع؛ ل َِأ َّنه ُ ۡم َجح َدُوا‬،َ‫مُسَيۡل َم َة َ ال ۡكَ َّذا ِب ف َل َيۡسُوا مُ ۡسل ِم ِين‬ ‫ ﴿وَلَٰ ِكن‬:-‫جَ َّل وَع َل َا‬- ‫ َحيۡ ُث ي َقُو ُل‬،‫َختۡم َ ال ُّنب َُّوةِ ب ِم ُ ََ َّمدٍ ﷺ‬ 203

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam َ ‫] وَ َص َّدق ُوا الۡم ُت َن َبِئ‬٤٠ :‫َّر ُسو َل ٱل َّلهِ وَخَاتَم َ ٱل َّنب ِي ِ ۧ َن ۗۚ﴾ [ا ۡل َأ ۡحزَاب‬ .‫ال ۡكَاذِ َب‬ Golongan kedua adalah siapa saja yang menetapkan dua kalimat syahadat dan bahwa Nabi Muhammad adalah rasul Allah, akan tetapi mereka juga mengakui kenabian Musailamah. Dia berpendapat bahwa Musailamah adalah seorang nabi. Syahadat bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah rasul Allah tidak berguna untuk mereka. Karena ketika mereka mengakui kenabian Musailamah si tukang dusta, maka mereka sudah bukan muslim. Ini berdasarkan ijmak, karena mereka mengingkari berakhirnya kenabian dengan diutusnya Nabi Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—yang Allah—jalla wa ‘ala—firmankan, “Tetapi dia adalah rasul Allah dan penutup para nabi.” (QS. Al-Ahzab: 204

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam َ‫َظ ًّنا َأ َّن ال َّنبِ َّي ﷺ َأشۡرَكَه ُ ف ِي ال ُّنب َُّوةِ؛ ل َِأ َّن مُسَيۡل َم َة َ َأق َام‬ .‫ ف َ َص َّدق َهُ ۡم َكث ِيرٌ مِ َن ال َّنا ِس‬،‫ش ُهُودَ زُو ٍر ش َهِدُوا ل َه ُ ب ِ ٰذل ِ َك‬ .‫وَمَ َع ه ََٰذَا َأ ۡجم َ َع ال ۡع ُل َم َاء ُ َأ َّنه ُ ۡم مُ ۡرت َُّدونَ وَل َوۡ َجهِل ُوا ذٰل ِ َك‬ .ٌ ‫وَمَ ۡن َش َّك ف ِي رِ َّدتِه ِ ۡم ف َهُو َ كَاف ِر‬ Karena menyangka bahwa Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—melibatkannya dalam perkara kenabian.47 Latar belakangnya adalah 40). Mereka juga membenarkan si pendusta yang mengaku nabi. ،ِ‫ إ َّن ال َّر ُسو َل َأشۡرَ َكنِي ف ِي ال ُّنب َُّوة‬:‫ ل َِأ َّن مُسَيۡل َم َة َ ال ۡكَ َّذا َب ي َقُو ُل‬47 .ِ‫وَ َص َّدق ُوهُ ف ِي ه ََٰذِهِ ال ۡكَلِم َة‬ Karena Musailamah si tukang dusta berkata, “Sesungguhnya Rasulullah melibatkanku dalam kenabian.” Orang-orang mempercayai ucapannya ini. 205

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam Musailamah memberikan persaksian dusta, kemudian orang-orang menyaksikan persaksian palsunya itu,48 maka sebagian besar manusia membenarkannya. Bersamaan ini para ulama َ‫ ش َهَادَة‬،ِ‫ وَش َهِدَ ل َه ُ ب َعۡ ُض ال ُّشهُودِ َأ َّن ال َّر ُسو َل َأشۡرَكَه ُ ف ِي ا ۡل َأ ۡمر‬48 ،‫ وَكَ َّذب ُوا ص َرِیح َ ال ۡقُرۡآ ِن ِبخ َتۡ ِم ال ُّنب َُّوةِ ب ِم ُ ََ َّم ٍد‬،ِ‫زُو ٍر وَال ۡع ِي َاذُ ب ِالله‬ .)‫ ( َأن َا خَاتَم ُ ال َّنب ِي ِينَ لَا ن َبِ َّي ب َعۡدِي‬:‫وَق َوۡل َه ُ ﷺ‬ Sebagian saksi juga memberikan persaksian palsu untuk Musailamah bahwa Rasulullah melibatkannya dalam urusan kenabian ini. Kita berlindung kepada Allah darinya. Mereka mendustakan nas Alquran yang menegaskan berakhirnya kenabian dengan diutusnya Nabi Muhammad. Mereka juga mendustakan sabda Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—, “Aku adalah penutup para nabi. Tidak ada nabi setelahku.” (HR. Abu Dawud nomor 4252, At-Tirmidzi nomor 2219, dan Ahmad nomor 22395 dari hadis Tsauban). 206

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam sepakat bahwa mereka adalah orang-orang yang murtad walaupun mereka tidak mengerti itu.49 Dan siapa saja yang ragu tentang kemurtadan mereka, maka dia kafir.50 .‫ إ َّنه ُ ي ُبۡعَ ُث ب َعۡدَ ال َّر ُسو ِل ن َبِيٌّ ي َكُونُ كَاف ِرا ب ِا ۡلإ ۡجم َا ِع‬:‫ الَّذِي ي َقُو ُل‬49 Orang yang berpendapat bahwa ada nabi yang diutus setelah Rasulullah maka dia kafir menurut ijmak. ‫ وَمَا‬،َ‫ يمُ ۡ ِك ُن َأ ۡن ي َكُون ُوا َصادِق ِين‬:‫ َأ َّنه ُ ل َ ۡم ي ُ َكفِرِ الۡم ُشۡرِ ِكينَ وَق َا َل‬50 ُ ‫ َأن َا لَا ُّأ َكفِر‬،‫ َأن َا لَا َأ ۡدرِي‬:‫ ب َ ۡل ق َا َل‬،‫جَزَمَ َأ َّنه ُ ۡم ع َل َى ال ۡب َاطِ ِل‬ .‫ال َّنا َس‬ Dia tidak mau mengafirkan orang-orang musyrik dan berpendapat bahwa mungkin saja orang-orang musyrik itu benar. Dia tidak mau memastikan bahwa mereka di atas kebatilan. Dia malah berkata, “Aku 207

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ‫ف َإذَا عَرَف ۡ َت َأ َّن ال ۡع ُل َم َاء َ َأ ۡجم َع ُوا َأ َّن الَّذِي َن كَ َّذب ُوا وَرَ َجع ُوا‬ ‫ ه ُ ۡم وَمَ ۡن‬،‫إل َى عِب َادَةِ ا ۡل َأ ۡوث َا ِن وَ َشتَم ُوا رَ ُسو َل اللهِ ﷺ‬ tidak tahu. Aku tidak mau mengafirkan orang-orang itu.” ‫ لَاب َُّد َأ ۡن ت َعۡرِ َف‬،‫ لَاب َُّد َأ ۡن ت َعۡرِ َف ا ۡلح َّق مِ َن ال ۡب َاطِ ِل‬...‫ لَا‬:‫ن َقُو ُل‬ ‫ وَإ َّلا‬،‫ لَاب َُّد مِ ۡن ه ََٰذَا‬،ِ‫ال ۡكُ ۡفر َ مِ َن ا ۡلإيم َا ِن وَتمُ َي ِزَ الۡم ُ ۡسلِم َ مِ َن ال ۡكَاف ِر‬ !‫مَا مَعۡن َى ا ۡلإ ۡسل َا ِم؟‬ Kita katakan, “Tidak. Engkau harus mengetahui mana yang benar dan mana yang batil. Engkau harus mengetahui mana kufur dan mana yang iman. Engkau harus membedakan yang muslim dengan yang kafir. Ini harus. Kalau tidak ada bedanya, lalu apa makna Islam?!” 208

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ‫َأق َّر ب ِن ُب َُّوةِ مُسَيۡل َم َة َ ف ِي حَا ٍل وَا ِحدَةٍ وَل َوۡ ث َب َ َت ع َل َى ا ۡلإ ۡسل َا ِم‬ .ِ‫كُل ِه‬ Apabila engkau mengetahui bahwa para ulama bersepakat bahwa orang-orang yang mendustakan, kembali menyembah berhala- berhala, dan mencela Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dengan orang-orang yang mengakui kenabian Musailamah dalam keadaan yang sama (yakni murtad) walaupun mereka tetap melakukan seluruh amalan keislaman.51 َ ‫ مَ ۡن ل َ ۡم ي ُكَفِرِ الۡم ُشۡرِ ِكينَ ف َهُو َ مِثۡ ُل مَ ۡن ي ُقِ ُّر ب ِن ُب َُّوةِ مُسَيۡل َم َة‬:‫ َأ ۡي‬51 َ ‫ إ َّن مُسَيۡل َم َة‬:‫ إذَا ق َا َل‬،ُ ‫ال ۡكَ َّذا ِب وَل َوۡ كَانَ ي ُؤ َدِي ا ۡلإ ۡسل َامَ كَُّله‬ .‫ وَه ََٰذَا ب ِا ۡلإ ۡجم َا ِع‬.‫ َصارَ مُ ۡرت ًَّدا عَ ۡن دِي ِن ا ۡلإ ۡسل َا ِم‬،‫َصادِ ٌق‬ 209

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ُ ‫وَمِ ۡنه ُ ۡم مَ ۡن َأق َّر ب ِال َّشهَادَت َي ۡنِ وَ َص َّد َق ُطل َي ۡح َة َ ف ِي دَ ۡعو َاه‬ .َ‫ال ُّنب َُّوة‬ Artinya: siapa saja yang tidak mengafirkan orang- orang musyrik, maka dia seperti orang yang menyetujui kenabian Musailamah si tukang dusta. Meskipun dia menunaikan seluruh amalan Islam, namun apabila dia mengatakan, “Sesungguhnya Musailamah itu benar”, maka dia menjadi murtad keluar dari agama Islam. Ini berdasarkan ijmak. 210

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam Di antara mereka ada yang masih menetapkan dua kalimat syahadat, namun membenarkan Thulaihah yang mengaku nabi.52 ،ُ ‫ وَ َص َّدق َه ُ ق َوۡمُه ُ وَق َات َل ُوا ال َّصحَاب َة َ مَعَه‬،َ‫ ُطل َيۡحَة ُ مَِّم ِن ا َّدعَى ال ُّنب َُّوة‬52 ‫ وَت َا َب إل َى اللهِ عَ َّز‬،‫ثَُّم إ َّن الله َ مَ َّن ع َل َى ُطل َيۡحَة َ وَع َادَ إل َى ا ۡلإ ۡسل َا ِم‬ .َ‫ وَق ُت ِ َل ف ِي حُرُو ِب ال ۡفُرۡ ِس مَ َع الۡم ُ ۡسل ِم ِين‬،‫وَجَ َّل‬ Thulaihah termasuk orang yang mengaku nabi. Kaumnya membenarkannya dan bersamanya memerangi para sahabat. Kemudian Allah memberikan karunia kepada Thulaihah sehingga dia kembali kepada Islam dan bertobat kepada Allah— ‘azza wa jalla—. Beliau terbunuh dalam peperangan bersama kaum muslimin melawan orang-orang Persia. 211

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ِ‫ وَكُ ُّل ه ََٰؤ ُلَاء‬.َ ‫وَمِ ۡنه ُ ۡم مَ ۡن َص َّد َق ال ۡع َنۡسِ َّي َصا ِح َب َصنۡع َاء‬ ‫ وَمِ ۡنه ُ ۡم مَ ۡن كَ َّذ َب ال َّنبِ َّي ﷺ‬،ٌ ‫َأ ۡجم َ َع ال ۡع ُل َم َاء ُ َأ َّنه ُ ۡم َسو َاء‬ ‫ وَمِ ۡنه ُ ۡم‬،ٍ‫وَرَ َج َع إل َى عِب َادَةِ ا ۡل َأ ۡوث َا ِن ع َل َى حَا ٍل وَا ِحدَة‬ .ُ‫َأن ۡو َا ٌع ُّأخَر‬ Di antara mereka ada yang membenarkan (kenabian) Al-‘Ansi, seorang pemimpin Shan’a`.53 ‫ ق َت َل َه ُ عَبۡدُ اللهِ ب ۡ ُن ف َیۡر ُوزَ ال َّدي ۡل َم ِ ُّي ف ِي‬.‫ ف ِي ال ۡيمَ َ ِن‬،‫ ا ۡل َأ ۡسو َدُ ال ۡعَنۡسِ ُّي‬53 ‫ و َأ َّما مُسَيۡل َم َة ُ ف َإ َّنه ُ ق َاتلَ َه ُ ال َّصحَاب َة ُ ف ِي حَ ۡر ِب‬،‫آ ِخرِ َحي َاةِ ال َّنبِ ِي ﷺ‬ .ُ‫ال ۡيمَاَمَةِ ب ِقِي َادَةِ خَال ِدِ ب ۡ ِن ال ۡو َل ِيدِ َح َّتى ق َت َل ُوه‬ Al-Aswad Al-‘Ansi di Yaman. ‘Abdullah bin Fairuz Ad- Dailami membunuhnya di akhir masa hidupnya Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. Adapun Musailamah diperangi oleh para sahabat dalam 212

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam Mereka ini semua, para ulama sepakat bahwa mereka itu sama saja. Di antara mereka ada yang mendustakan Nabi Muhammad—shallallahu ‘alaihi wa sallam—dan kembali menyembah berhala-berhala berada dalam keadaan yang sama. Di antara mereka ada jenis-jenis yang lain.54 perang Yamamah yang dikomando oleh Khalid bin Al- Walid, sehingga para sahabat berhasil membunuh Musailamah. َ‫ وَإ ۡن كَان‬،ٌ ‫ ف َهُو َ كَاف ِر‬،‫ ف َالۡم ُرۡت َُّدو َن َأن ۡو َاعٌ وَمَ ۡن َص َّد َق َأحَدا مِ ۡنه ُ ۡم‬54 ِ‫ ف َل َا ت َنۡفَع ُه ُ لَا إلَٰه َ إ َّلا الله ُ ب ِم ُ َج َّرد‬،ُ ‫ي َش ۡهَدُ َأ ۡن لَا إلَٰه َ إ َّلا الله‬ ‫ ثَُّم‬،ُ ‫ لَا إلَٰه َ إ َّلا الله‬:‫ و َأ َش ُّد ُك ۡفرا مِ ۡن ه ََٰؤ ُلَاءِ مَ ۡن ي َقُو ُل‬،‫ال ُّن ۡط ِق‬ .َ‫ي َعۡب ُدُ ا ۡل َأ ۡول ِي َاء َ وَال َّصا ِلح ِين‬ 213

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ُ ‫ ل َّما وَف َدَ ع َل َى َأبِي ب َكۡرٍ وَذَك َر َ ل َه ُ َأ َّنه‬،‫آ ِخرُه ُ ۡم ال ۡفُج َاء َة ُ ال ُّسل َم ِ ُّي‬ ،ُ ‫ وَ َطل َ َب مِ ۡن َأبِي ب َكۡرٍ َأ ۡن ي َم َُّده‬،‫ي ُرِيدُ ق ِت َا َل الۡم ُرۡت َدِي َن‬ َ ‫ ف َا ۡست َعۡر َ َض ال ُّسل َم ِ َّي الۡم ُ ۡسلِم‬،‫ف َأ ۡعطَاه ُ ِسل َاحا وَرَوَا ِح َل‬ ‫ ف َل َّما‬،ِ‫ فَج َهَز َ َأب ُو ب َكۡرٍ جَيۡشا ل ِق ِت َال ِه‬،‫وَال ۡكَاف ِر َ ي َأۡخ ُذُ َأ ۡمو َال َه ُ ۡم‬ ‫ َأنۡ َت َأمِير ُ َأبِي ب َكۡرٍ و َأن َا‬:‫َأ َح َّس ب ِا ۡلجيَۡ ِش ق َا َل ل َِأمِيرِهِ ۡم‬ Jadi orang-orang murtad ada banyak macamnya. Siapa saja yang menganggap benar satu saja dari mereka, maka dia kafir, meskipun dia dahulunya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah. Jadi semata-mata ucapan ‘la ilaha illallah’ tidak bermanfaat baginya. Di antara mereka yang paling parah kekafirannya adalah orang yang mengucapkan ‘la ilaha illallah’, kemudian beribadah kepada para wali dan orang saleh. 214

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ‫ إ ۡن ُكنۡ َت َصادِقا ف َأل ۡ ِق‬:‫ ف َقَا َل‬.ۡ‫ ف َل َ ۡم َأ ۡكفُر‬،ُ ‫َأمِير ُه‬ ِ‫ ف َب َع َ َث ب ِهِ إل َى َأبِي ب َكۡرٍ ف َأمَرَ ب ِتَح ۡرِ يق ِه‬،ُ ‫ ف َأل ۡقَاه‬.‫ال ِسل َا َح‬ .ٌّ ‫ب ِال َّنارِ وَه ُو َ حَي‬ (Kasus kemurtadan) yang terakhir adalah Al- Fuja`ah As-Sulami. Ketika dia datang menemui Abu Bakr, dia menyebutkan keinginannya untuk memerangi orang-orang yang murtad dan dia meminta dukungan dari Abu Bakr. Lalu Abu Bakr memberinya persenjataan dan hewan-hewan tunggangan. Namun As-Sulami membunuh membabi buta baik muslim maupun kafir dan mengambil harta-harta mereka. Maka, Abu Bakr menyiapkan satu pasukan untuk memeranginya. Ketika pasukan itu bertemu, Al-Fuja`ah berkata kepada pemimpin pasukan itu, “Engkau 215

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam pemimpin yang dipilih Abu Bakr dan aku pun pemimpin yang dipilih beliau, namun aku tidak kafir.” Pemimpin pasukan itu berkata, “Jika engkau jujur, maka lemparkan senjatamu.” Dia pun melemparkannya, kemudian dia dibawa menghadap Abu Bakr, lalu Abu Bakr memerintahkan agar dia dibakar dengan api dalam keadaan hidup-hidup. ‫ف َإذَا كَانَ ه ََٰذَا ح ُ ۡكمُ ال َّصح َاب َةِ ف ِي ه ََٰذَا ال َّرج ُ ِل مَ َع‬ ‫ ف َم َا َظ ُّن َك ب ِم َ ۡن ل َ ۡم ي ُق ِ َّر‬،ِ‫إق ۡر َارِهِ ب َِأ ۡركَا ِن ا ۡلإ ۡسل َا ِم ا ۡلخمَۡسَة‬ ُ ‫ لَا إلَٰه َ إ َّلا الله‬:‫مِ َن ا ۡلإ ۡسل َا ِم ب ِكَلِم َةٍ وَا ِحدَةٍ إ َّلا َأ ۡن ي َقُو َل‬ 216

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ِ‫ وَت َصۡرِيح ِهِ ب ِال ۡب َر َاء َة‬،‫ب ِل ِسَان ِهِ مَ َع ت َصۡرِيح ِهِ بتِ َكۡذِي ِب مَعۡن َاه َا‬ ‫ وَمِ ۡن ك ِتاَ ِب اللهِ ت َع َال َى؟‬،‫مِ ۡن دِي ِن م ُح َّمدٍ ﷺ‬ Jika demikian ini hukum sahabat terhadap orang ini padahal dia masih mengakui rukun Islam yang lima, lalu bagaimana sangkaanmu dengan orang yang  tidak mengakui satu kalimat pun dari Islam kecuali dia hanya mengatakan “laa ilaaha illallaah” dengan lisannya,  bersamaan itu dia menegaskan sikapnya yang mendustakan maknanya,  dia juga menegaskan sikap berlepas dirinya dari agama Muhammad— shallallahu ‘alaihi wa sallam—dan dari kitab Allah? 217

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam َ‫ ثَُّم ي ُ ۡفت ُون‬،‫ ه ََٰذَا دِي ُن ا ۡلح َض َرِ وَدِين ُن َا دِي ُن آب َائنِ َا‬:َ‫وَي َقُول ُون‬ ‫ه ََٰؤ ُلَاءِ الۡم َر َدَة ُ ا ۡلج َُّها ُل َأ َّن ه ََٰؤ ُلَاءِ مُ ۡسل ِم ُونَ وَل َوۡ ص َ َّر ُحوا‬ ‫ ُسبۡح َان َ َك ه ََٰذَا‬.ُ ‫ لَا إلَٰه َ إ َّلا الله‬:‫ إذَا ق َال ُوا‬،ِ‫ب ِ ٰذل ِ َك كُل ِه‬ .ٌ ‫بُهۡت َا ٌن عَظِيم‬ Mereka (orang-orang badui) mengatakan bahwa (Islam) ini adalah agama orang yang hidup menetap, adapun agama kami adalah agama leluhur kami. Kemudian orang-orang yang sangat durhaka lagi jahil itu memfatwakan bahwa mereka ini tetap merupakan kaum muslimin apabila mereka telah mengatakan “laa ilaaha illallaah” walaupun mereka menegaskan semua sikap (pembatal keislaman) itu. 218

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam Mahasuci Engkau ya Allah, ini adalah kedustaan yang amat besar.55 ‫ َأ َّما َنحۡ ُن ف َعَل َی دِی ِن‬،ِ‫ إ َّن ا ۡلإ ۡسل َامَ دِي ُن ا ۡلح َض َر‬:‫ الَّذِي َن ي َقُول ُو َن‬55 ِ‫ ه ََٰؤ ُلَاء‬:‫ وَي َقُو ُل ع ُل َم َاء ُ ال َّضل َا ِل‬.ِ‫آب َائنِ َا مَا َنحۡ ُن ع َل َى دِي ِن ا ۡلح َض َر‬ ‫ وَه ُ ۡم ي َت َب َّرء ُو َن مِ ۡن دِی ِن‬،ُ ‫ لَا إلَٰه َ إ َّلا الله‬:‫مُ ۡسل ِم ُونَ؛ ل َِأ َّنه ُ ۡم ي َقُول ُو َن‬ .ِ‫ ه ََٰذَا دِی ُن ا ۡلح َض َر‬:‫م ُح َّمدٍ وَي َقُول ُو َن‬ Orang-orang (badui) yang mengatakan, “Sesungguhnya Islam adalah agama orang yang hidup menetap. Sedangkan kami berada di atas agama bapak-bapak kami. Kami tidak berada di atas agama orang yang hidup menetap.” Ulama yang sesat mengatakan, “Mereka (yang mengucapkan kalimat tersebut) adalah muslimin karena mereka masih mengatakan ‘la ilaha illallah’.” 219

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ‫وَمَا َأ ۡحسَ ُن مَا ق َا َل وَا ِحدٌ مِ َن ال ۡب َو َادِي ل َّما ق َدِمَ ع َل َي ۡن َا‬ ‫ي َعۡنِي‬- ٌ‫ َأشۡهَدُ َأ َّنن َا ُك َّفار‬:‫ ق َا َل‬،‫وَسَم ِِ َع َشيۡئا مِ َن ا ۡلإ ۡسل َا ِم‬ ‫ و َأشۡهَدُ َأ َّن الۡم ُطَوِعَ الَّذِي ي ُسَمِين َا‬-‫ه ُو َ وَجَمِي ُع ال ۡب َو َادِي‬ .ٌ ‫َأهۡ َل ا ۡلإ ۡسل َا ِم َأ َّنه ُكَاف ِر‬ Alangkah bagusnya ucapan salah seorang badui ketika dia datang ke tempat kami dan mendengar sedikit tentang Islam. Dia berkata, “Aku bersaksi bahwa kami adalah orang-orang kafir.” Yakni dia dan semua orang-orang badui. “Dan aku bersaksi bahwa tokoh agama yang Padahal orang-orang itu sudah berlepas diri dari agama Nabi Muhammad dan berkata, “(Islam) ini agama orang yang hidup menetap.” 220

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam menamai kami sebagai orang muslim bahwa dia kafir.”56 ‫ وَل َّما عَرَ َف ا ۡلإ ۡسل َامَ مَعۡرِف َة‬،‫ ه ََٰذَا َأ ۡعرَابِي ٌّ جَاء َ ل ِدَ ۡر ِس ال َّشيۡ ِخ‬56 ‫َصحِيحَة ش َهِدَ ع َل َى ن َ ۡف ِسهِ ق َبۡ َل َأ ۡن ي َعۡرِ َف ا ۡلإ ۡسل َامَ وَع َل َى جَم َاعَت ِهِ َأ َّنه ُ ۡم‬ -‫ إ َّنكُ ۡم مُ ۡسل ِم ُو َن‬:‫ ال ۡعَال ِم َ الَّذِي ي َقُو ُل‬:‫ي َعۡنِي‬- َ‫ وَش َهِدَ َأ َّن الۡم ُطَوِع‬،ٌ‫ُك َّفار‬ .ُ ‫َأ َّنه ُكَاف ِر ٌ؛ ل َِأ َّنه ُ حَكَمَ ل ِهََٰؤ ُلَاءِ ال ۡكُ َّفارِ ب ِا ۡلإ ۡسل َا ِم وَمَا َأ ۡكث َرَ َأ ۡشب َاه ُه‬ Badui ini datang menghadiri pelajaran Syekh. Ketika dia sudah mengerti Islam dengan pengetahuan yang benar, dia bersaksi terhadap dirinya sebelum mengerti Islam dan terhadap kelompoknya bahwa mereka ini orang-orang kafir. Dia juga bersaksi bahwa tokoh agama—yang dia maksud adalah orang alim yang mengatakan, “Sesungguhnya kalian adalah muslimin.”—adalah orang kafir pula karena dia menetapkan bahwa orang-orang kafir itu muslimin. Alangkah banyak orang yang seperti dia. 221

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Peristiwa Keenam ِ‫ وَ َصلَّى الله ُ ع َل َى م ُح َّمدٍ وَآل ِه‬،َ‫ت َّم وَا ۡلحمَۡدُ ل ِلهِ رَ ِب ال ۡع َالمَيِن‬ .َ‫وَ َصحۡب ِهِ وَ َس َّلم‬ Tamat. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Semoga Allah mencurahkan selawat dan keselamatan kepada Nabi Muhammad, keluarga, dan sahabat beliau.57 ،ِ‫ غَفَر َ الله ُ ل َه ُ وَجَزَاه ُ الله ُ عَ ِن ا ۡلإ ۡسل َا ِم وَال ۡم ُ ۡسل ِم ِينَ خَيۡر َ ا ۡلج َز َاء‬57 .ُ ‫ل َقَ ۡد بيَّنَ وَوَ َّضح َ رَ ِحم َه ُ الله‬ Semoga Allah mengampuni beliau. Semoga Allah memberi balasan atas jasa beliau untuk Islam dan kaum muslimin dengan sebaik-baik balasan. Sungguh beliau—semoga Allah merahmatinya—telah memberi keterangan dengan jelas dan gamblang. 222

‫‪Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah‬‬ ‫‪ Pertanyaan‬‬ ‫ا ۡل َأ ۡسئ ِل َة ُ‬ ‫‪Pertanyaan‬‬ ‫۞ ُسؤ َا ٌل‪ :‬ف َ ِضيل َة َ ال َّشيۡ ِخ‪ ،‬مَا ِهيَ ا ۡل ُّأمُورُ ا َّلتِي ي َنۡب َغِي َأ ۡن‬ ‫ي ُر َكِز َ ع َل َۡيه َا َطال ِ ُب ال ۡع ِلۡمِ‪ ،‬ه َ ۡل ي َبۡدَُّأ ب ِكُت ُ ِب ال ۡع َق ِيدَةِ؟‬ ‫‪Tanya: Wahai syekh yang mulia, perkara-perkara‬‬ ‫‪apa yang selayaknya ditekuni oleh penuntut‬‬ ‫‪ilmu? Apakah dia memulai dengan mempelajari‬‬ ‫?‪kitab-kitab akidah‬‬ ‫ا ۡلج َو َا ُب‪ :‬ي َبۡدَُّأ ب ِا ۡل َأسۡهَ ِل ف َا ۡل َأسۡهَ ِل‪ ،‬ي َبۡدَُّأ ب ِالۡم ُ ۡخت َص َرَا ِت‬ ‫وَي َ ۡقر َؤُه َا ع َل َى الۡم َشَا ِ ِيخ‪ ،‬ثَُّم ي َت َر َقَّى إل َى ال ۡكُت ُ ِب ا َّلتِي ِهيَ‬ ‫َأ ۡو َس ُع مِ ۡنه َا‪ ،‬وَه ََٰك َذَا‪ .‬لَا ي َ ۡذه َ ُب ل ِل ۡكُت ُ ِب الۡم ُطَ َّول َةِ مِ ۡن‬ ‫‪223‬‬

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan ‫ ي َت َدَ َّر ُج إل َۡيه َا‬،‫ وَإ َّنم َا ي َت َر َقَّى إل َۡيه َا َشيۡئا ف َشَيۡئا‬،ِ‫َأ َّو ِل ا ۡل َأ ۡمر‬ .‫َشيۡئا ف َشَيۡئا‬ Jawab: Dia mulai dari yang paling mudah. Dia mulai dengan kitab yang ringkas dan membacanya di hadapan ulama. Kemudian dia naik ke kitab-kitab yang lebih luas daripada sebelumnya. Begitu seterusnya. Dia tidak boleh langsung beranjak ke kitab-kitab yang panjang lebar di tahap awal. Namun dia naik mengarah ke sana secara bertahap. Dia naik setahap demi setahap. ‫ إ َّن مَ ۡن َأت َي‬:‫ مَا رَأۡي ُكُ ۡم ف ِي ق َوۡ ِل مَ ۡن ق َا َل‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ ‫ب ِالشِرۡ ِك وَال ۡكُ ۡفرِ لَا ي ُ َك َّفر ُإ َّلا ب َعۡدَ مَعۡرِف َت ِهِ ب ِا ۡل َأ ۡمرِ كُل ِهِ؟‬ 224

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan Tanya: Apa pendapat Anda tentang ucapan bahwa orang yang melakukan perbuatan syirik dan kufur tidak bisa dikafirkan kecuali setelah dia mengetahui perkaranya secara menyeluruh? ‫ إذَا كَانَ مِثۡل ُه ُ َيجۡهَ ُل؛ ل َِأ َّنه ُ ف ِي بلَ َدٍ مُنۡقَطَ ٍع مَا‬:‫ا ۡلج َو َا ُب‬ َ‫ َأ َّما إذَا كَانَ ف ِي ب ِل َادِ الۡم ُ ۡسل ِم ِين‬،ُ‫ ف َإ َّنه ُ ي ُعۡذَر‬،ٌ ‫بلَ َغ َه ُ ش َ ۡيء‬ ‫ ف َهََٰذَا لَا‬،ِ‫وَي َ ۡسمَ ُع ا ۡل َأحَادِي َث وَي َ ۡسمَ ُع كَل َامَ َأهۡ ِل ال ۡع ِلۡم‬ .ُ ‫ي ُعۡذَرُ ب ِا ۡلج َ ۡه ِل؛ ل َِأ َّنه ُ ق َامَ ۡت ع َل َيۡهِ ا ۡل َّحجُة‬ Jawab: Jika yang semisal dia ini tidak tahu karena dia berada di suatu negeri yang terisolir. Tidak ada ilmu yang sampai kepadanya, maka dia diberi uzur. Adapun bila dia berada di negeri- negeri kaum muslimin, dia bisa mendengar hadis-hadis, dia bisa mendengar ucapan ulama, maka dia tidak diberi uzur dengan alasan 225

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan ketidaktahuan karena hujah sudah tegak padanya. ‫ مَا ح ُ ۡكمُ ال َّسفَرِ إل َى ب ِل َا ٍد إ ۡسل َامَِّيةٍ لَا ي ُؤۡمَرُ ف ِيه َا‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ ُ‫ وَت ُب َاعُ ف ِيه َا ا ۡلخمُ ُور‬،ِ‫ب ِالۡم َعۡر ُو ِف وَلَا ي ُ ۡن َهى عَ ِن الۡم ُنۡك َر‬ ِ‫ ب ِغ َر َ ِض ال ُّنزۡه َة‬،‫ وَف ِيه َا ال َّتب َُّر ُج وَا ۡلا ِ ۡخت ِل َا ُط‬،‫وَا ۡل َأغ َانِي‬ ‫وَال ِسي َاحَةِ؟‬ Tanya: Apa hukum safar ke negeri-negeri Islam yang di situ amar makruf nahi mungkar tidak dilakukan? Di situ banyak khamar dan alat musik dijual. Di situ banyak yang bersolek dan campur baur pria wanita. Dia safar dengan tujuan piknik dan rekreasi. 226

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan ‫ وَا َّلتِي ف ِيه َا ال ۡفَو َا ِح ُش‬،‫ ال ۡب َل َد ُ غ َيۡر ُ الۡم ُل ۡت َزِ ِم‬:‫ا ۡلج َو َا ُب‬ ُ ‫ لَا َيج ُوزُ ل ِل ۡإن ۡسَا ِن َأ ۡن ي ُسَاف ِر َ إل َۡيه َا؛ ل َِأ َّنه‬،‫وَال ُّشر ُورُ ع َل َانيِ َة‬ .‫ وَي ُ ِصيب ُه ُ مَا َأ َصا َب َأهۡل َهَا‬،ِ‫ي َت َأ َّثر ُ ب ِم َا ف ِيه َا مِ َن ال َّشر‬ Jawab: Tidak boleh bagi orang-orang untuk safar ke negeri yang tidak berpegang teguh dengan syariat Islam dan di situ banyak perbuatan keji dan jahat dengan terang-terangan. Karena dia akan terpengaruh dengan perbuatan jelek yang ada di negeri tersebut dan akan menimpanya apa yang telah menimpa penduduk negeri tersebut. ‫ ه َ ۡل َيج ُوزُ رِوَاي َة ُ ا ۡلح َدِي ِث ال َّضع ِي ِف مَ َع ع َدَ ِم‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ ‫ب َی َا ِن حَال ِهِ ل َِأ َّن ال َّنا َس لَا ي َ ۡفهَمُونَ؟‬ 227

‫‪Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah‬‬ ‫‪ Pertanyaan‬‬ ‫‪Tanya: Apa boleh meriwayatkan hadis daif tanpa‬‬ ‫‪ada penjelasan keadaannya karena manusia‬‬ ‫?‪tidak paham‬‬ ‫ا ۡلج َو َا ُب‪ :‬ا ۡلح َدِي ُث ال َّضع ِي ُف ذَك َر َ ال ۡع ُل َم َاء ُ ل َه ُ َضو َاب ِ ُط‪:‬‬ ‫َأ َّولا‪َ :‬أ َّلا ي ُنۡسَ َب إل َى ال َّر ُسو ِل ﷺ ع َل َى َطرِ ي ِق ا ۡلج َزۡ ِم‪ ،‬إ َّنم َا‬ ‫ي ُقَا ُل‪ :‬ي ُرۡوَى عَ ۡن رَ ُسو ِل اللهِ‪ ،‬وَرَدَ عَ ۡن رَ ُسو ِل اللهِ كَذَا‪،‬‬ ‫وَلَا ي ُقَا ُل‪ :‬ق َا َل رَ ُسو ُل اللهِ ﷺ كَذَا‪.‬‬ ‫ث َانيِا‪َ :‬أ َّلا ي ُبۡن َى ع َل َيۡهِ ح ُ ۡكمٌ مُ ۡست َق ِلٌّ‪ ،‬وَإ َّنم َا ا ۡل َأ ۡحكَامُ ُ ُبۡن َى‬ ‫ع َل َى ا ۡل َأدِلَّةِ ال َّص َِيح َةِ‪ ،‬ف َل َای ُبۡن َی ع َل َیۡهِ ح ُ ۡکمٌ مُ ۡست َق ِلٌّ مِ ۡن‬ ‫َتحۡل ِي ٍل َأ ۡو َتحۡرِی ٍم‪.‬‬ ‫‪228‬‬

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan ُ ‫ ي ُ ۡذك َر‬،‫ َأ ۡن ي َكُونَ ذِكۡر ُه ُ ب ِم َج َا ِل ال ۡو َ ۡع ِظ وَال َّت ۡذ ِكيرِ ف َقَ ۡط‬:‫ث َال ِثا‬ َ ‫ع َل َى َسب ِي ِل ال ۡو َ ۡع ِظ وَال َّت ۡذكِيرِ ف َقَ ۡط؛ ل َِأ َّن ال ۡو َ ۡع َظ وَال َّت ۡذكِير‬ .‫مَ ۡطل ُوب َا ِن‬ َ‫ وَه ُو َ َأ َّلا ي َكُونَ َضع ِيفا َشدِيد‬:‫وَش َرۡ ُط رَاب ِِ ٍع َأي ۡضا‬ .‫ال َّضعۡ ِف‬ Jawab: Para ulama menyebutkan ketentuan hadis daif. Pertama, tidak boleh disandarkan kepada Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam— dengan bentuk pemastian. Hanya boleh dikatakan: diriwayatkan dari Rasulullah atau telah datang dari Rasulullah begini. Tidak boleh 229

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan untuk dikatakan: Rasulullah—shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda demikian. Kedua, hukum yang berdiri sendiri tidak boleh dibangun di atas dasar hadis daif. Hukum-hukum syariat hanya boleh ditetapkan di atas dasar dalil-dalil yang sahih. Jadi, suatu hukum yang berdiri sendiri berupa penghalalan dan pengharaman tidak bisa dibangun di atas dasar hadis daif. Syarat ketiga: Hadis daif hanya disebutkan dalam konteks nasehat dan peringatan. Hanya disebutkan sebagai nasehat dan peringatan saja karena nasehat dan peringatan merupakan dua hal yang dibutuhkan. Syarat keempat adalah hadis daif itu tidak terlalu daif. 230

‫‪Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah‬‬ ‫‪ Pertanyaan‬‬ ‫۞ ُسؤ َا ٌل‪ :‬ه َ ۡل ه ُن َاكَ ِهجۡر َةٌ ف ِي عَصۡرِن َا ه ََٰذَا‪ ،‬وَإذَا كَانَ‬ ‫ف َل َا ب َُّد مِ ۡن مَ ۡس َك ٍن وَمَأۡكَ ٍل وَلَا يمُۡ ِك ُن َأ ۡن َيحۡ ُص َل ه ََٰذَا‬ ‫‪....‬‬ ‫‪Tanya: Apakah di masa kita ini ada hijrah? Jika‬‬ ‫‪memang ada, maka harus ada tempat tinggal‬‬ ‫‪dan sesuatu yang bisa dimakan. Hal ini tidak‬‬ ‫‪mungkin terwujud...‬‬ ‫ا ۡلج َو َا ُب‪ :‬الۡه ِ ۡجر َةُ ب َاق ِي َة ٌ‪ ،‬ي َقُو ُل ال َّر ُسو ُل ﷺ‪( :‬لَا ت َنۡقَطِِعُ‬ ‫الۡه ِ ۡجر َة ُ َح َّتى ت َنۡقَطِِ َع ال َّتوۡب َة ُ‪ ،‬وَلَا ت َنۡقَطِِ ُع ال َّتوۡب َة ُ َح َّتى‬ ‫َتخۡر ُ َج ال َّش ۡم ُس مِ ۡن مَغۡرِبِه َا) الۡه ِ ۡجر َة ُ ب َاق ِي َة ٌ‪ ،‬ف َإذَا كَانَ لَا‬ ‫ي ُق ِيم ُ دِين َه ُ ف ِي مَكَا ٍن‪ ،‬ف َإ َّنه ُ ي َ ۡذه َ ُب إل َى الۡم َكَا ِن الَّذِي ي َتمَ َ َّك ُن‬ ‫ف ِيهِ مِ ۡن إق َامَةِ دِين ِهِ مَ َع الۡم ُ ۡسل ِم ِينَ‪ ،‬وَإذَا ق ُدِرَ َأ َّنه ُ مَا ي َ ۡقدَر ُ‬ ‫‪231‬‬

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan ‫ ي َ ۡذه َ ُب إل َى ال ۡب ِل َادِ ا َّلتِي‬،َ‫ع َل َى َأ َّنه ُ ي َ ۡذه َ ُب ل ِب ِل َادِ الۡم ُ ۡسل ِم ِين‬ ‫ي َتمَ َ َّك ُن ف ِيه َا مِ ۡن إق َامَةِ دِين ِهِ وَل َوۡ كَانَ ال ۡب َل َد ُ بلَ َد َ ُك ۡف ٍر؛ ل َِأ َّن‬ .‫ب َعۡ َض ال َّشرِ َأهۡو َنُ مِ ۡن ب َعۡ ٍض‬ Jawab: Syariat hijrah tetap ada. Rasulullah— shallallahu ‘alaihi wa sallam—bersabda, “Hijrah tidak terputus (akan tetap ada) hingga tobat terputus. Tobat tidak terputus hingga matahari terbit dari tempat tenggelamnya.” (HR. Ahmad nomor 1671 dari hadis ‘Abdurrahman bin ‘Auf). Syariat hijrah tetap ada. Jadi apabila ada orang yang tidak bisa menegakkan agamanya di suatu tempat, maka dia pergi ke tempat yang memungkinkannya untuk menegakkan agamanya bersama kaum muslimin. Jika dia ditakdirkan tidak mampu hijrah ke negeri 232

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan muslimin, maka dia pergi ke negeri yang memungkinkannya untuk menegakkan agamanya walaupun ke negeri kafir. Karena sebagian kejelekan bisa lebih ringan daripada sebagian yang lain. ‫وَال َّصح َاب َة ُ ه َاجَرُوا إل َى ا ۡلحبَ َشَةِ وَه ُ ۡم ن َ َصارَی؛ ل َِأ َّنه ُ ۡم‬ ‫ وَي َ ۡسل َم ُونَ مِ ۡن َأذَى‬،َ‫ي َ ۡقدَرُونَ ع َل َى إق َامَةِ دِين ِه ِ ۡم ه ُن َاك‬ ‫ ﴿ف َٱ َّتقُوا۟ ٱل َّله َ مَا‬:‫ ي َقُو ُل‬-‫جَ َّل وَع َل َا‬- ُ ‫ وَالله‬.َ‫الۡم ُشۡرِ ِكين‬ .]١٦ :‫ٱ ۡست َطَعۡت ُمۡ﴾ [التغابن‬ Para sahabat berhijrah ke Habasyah padahal penduduknya beragama Nasrani. Hal itu karena para sahabat mampu menegakkan agama mereka di sana dan mereka selamat dari gangguan orang-orang musyrik. Allah—jalla wa 233

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan 'ala—juga berfirman, “Bertakwalah kepada Allah semampu kalian.” (QS. At-Taghabun: 16). َ‫وَإذَا كَانَ ه ُن َاكَ ب ِل َادٌ ف ِيه َا َأق َل َِّية ٌ إ ۡسل َامِ َّية ٌ َأ ۡو مُ ۡسل ِم ُون‬ ِ‫ ف َإ َّنه ُ ي َ ۡذه َ ُب وَي َ ِصير ُ مَع َهُ ۡم وَل َوۡ كَان ُوا ف ِي ب ِل َاد‬،َ‫َكث ِير ُون‬ ‫ ف َإ َّنه ُ ُيخ َف ِ ُف‬،َ‫ إذَا ل َ ۡم ي َتمَ َ َّك ۡن مِ ۡن ب ِل َادِ الۡم ُ ۡسل ِم ِين‬،‫ُک َّفا ٍر‬ .‫ال َّش َّر مَهۡمَا َأ ۡم َك َن‬ Maka, jika di sana ada suatu negeri yang membebaskan penduduknya menegakkan syariat Islam atau kaum muslimin berjumlah banyak, maka dia pergi ke sana dan tinggal bersama mereka walaupun mereka berada di negeri orang-orang kafir. Hal itu dilakukan apabila tidak memungkinkan baginya untuk pindah ke negeri-negeri muslimin. Jadi dia 234

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan memilih kejelekan yang paling ringan sebisa mungkin. ‫ ب َعۡ ُض ال َّنا ِس عِنۡدَمَا ي َبۡنِي ب َيۡتا‬،‫ ف َ ِضيل َة َ ال َّشي ۡ ِخ‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ َ ‫ وَه ُو‬،ِ‫جَدِيدا ي َ ۡذ َبح ُ عِنۡدَ عَت َب َةِ ال ۡب َا ِب ت َب َُّرکا وَرَ ًّدا ل ِل ۡع َي ۡن‬ ،ُ‫َيجۡهَ ُل َأ َّن ه ََٰذَا مِ َن ال َّذ ۡ ِبح ل ِغ َيۡرِ اللهِ الَّذِي ه ُو َ الشِ ۡرك‬ ‫ف َهَ ۡل ه ََٰذَا ي َ ۡكفُر ُ؟‬ Tanya: Wahai syekh yang mulia, sebagian orang ketika membangun rumah yang baru, dia menyembelih di dekat ambang pintu dalam rangka tabaruk dan menolak ‘ain (bahaya yang ditimbulkan pandangan mata). Namun dia tidak tahu bahwa perbuatan ini termasuk menyembelih untuk selain Allah yang merupakan kesyirikan. Apakah orang ini kafir? 235

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan ‫ ع َل َيۡ َك‬،ٌ‫ ه ََٰذَا ش ِرۡك‬:ُ ‫ ي ُقَا ُل ل َه‬،ِ‫ ه ََٰذَا ي ُؤۡمَرُ ب ِال َّتوۡب َة‬:‫ا ۡلج َو َا ُب‬ .ٌ‫ ل َِأ َّن مَ ۡن ف َع َ َل الشِرۡكَ ف َهُو َ مُشۡرِك‬،ِ‫ال َّتوۡب َة ُ إل َى الله‬ Jawab: Orang ini disuruh untuk bertobat. Dikatakan kepadanya, “Ini adalah syirik. Engkau harus bertobat kepada Allah karena orang yang melakukan kesyirikan maka dia musyrik.” ‫ إ َّن‬:‫ ف َ ِضيل َة َ ال َّشيۡ ِخ ه ََٰذِهِ ا ۡمرَ َأةٌ ت َ ۡس َأ ُل وَت َقُو ُل‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ ‫ال َّطب ِي َب َأ ۡخب َر َه َا َأ َّن ا ۡلحمَۡ َل ف ِي الۡم ُ ۡست َ ۡقب َ ِل َسوۡ َف ي ُؤ َث ِر ُ ع َل َى‬ ‫ و َأخۡب َر َه َا َأ َّنه َا‬،‫ وَ َسوۡ َف ي ُؤ َث ِر ُ ع َل َى عِظَامِه َا‬،ِ‫وَ َظائ ِ ِف ال ۡكَب ِد‬ ‫ ف َهَ ۡل َيج ُوزُ ل َه َا ٰذل ِ َك؟‬.....‫ت َم ۡت َن ِِ ُع عَ ِن ا ۡلحمَۡ ِل وَل َوۡ ف ِي وَق ۡ ٍت‬ Tanya: Wahai syekh yang mulia, ini ada seorang wanita yang bertanya: Sesungguhnya dokter memberitahunya bahwa kandungannya kelak 236

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan berpengaruh kepada fungsi heparnya dan kelak berpengaruh kepada tulang-tulangnya. Dokter juga memberitahunya bahwa dia tidak boleh untuk hamil sementara waktu... Apakah dia boleh melakukan upaya pencegahan kehamilan? ٌ ‫ إذَا ق َّررَ َطب ِیب َا ِن ث ِقَت َا ِن َأ َّن ا ۡلحمَۡ َل ف ِيهِ َخطَر‬:‫ا ۡلج َو َا ُب‬ َ‫ (لَا ض َرَر‬:‫ ل ِقَوۡل ِهِ ﷺ‬،‫ ف َإ َّنه َا ت َعۡمَ ُل مَا ي َم ۡن َ ُع ا ۡلحمَۡ َل‬،‫ع َل َۡيه َا‬ ‫ ﴿وَلَا تلُۡقُوا۟ ب َِأي ۡدِيكُ ۡم إل َى‬:‫وَلَا ضِرَارَ) وَل ِقَوۡل ِهِ ت َع َال َى‬ .‫] ف َالۡم ُهِ ُّم ث ُب ُو ُت ه ََٰذَا‬٩٥ :‫ٱل َّتهۡل ُك َةِ ۚ﴾ [البقرة‬ Jawab: Jika ada dua dokter yang tepercaya menetapkan bahwa kehamilan akan mendatangkan bahaya untuknya, maka dia boleh melakukan upaya pencegah kehamilan berdasarkan sabda Nabi, “Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang 237

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan lain.” (HR. Ahmad nomor 2865 dan Ibnu Majah nomor 2341 dari hadis Ibnu ‘Abbas). Juga berdasarkan firman Allah taala, “Janganlah kalian jerumuskan diri-diri kalian kepada kebinasaan.” (QS. Al-Baqarah: 95). Yang penting adalah kepastian akan hal itu. ِ‫ ه َ ۡل َيج ُوزُ ا ۡلخ ُر ُو ُج ل ِ ۡلج ِهَادِ دُونَ مُو َاف َقَة‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ ‫ال ۡو َال ِد َي ۡ ِن؟‬ Tanya: Apakah boleh pergi berjihad tanpa persetujuan orang tua? ‫ لَا َيج ُوزُ ا ۡلخ ُر ُو ُج ل ِ ۡلج ِهَادِ إ َّلا ب ِرِ َضا َأبيِ َك وَُّأمِ َك؛‬:‫ا ۡلج َو َا ُب‬ :ُ ‫ ف َقَا َل ل َه‬،َ‫ل َِأ َّن ال َّنبِ َّي ﷺ جَاء َه ُ رَج ُ ٌل ي ُرِيدُ َأ ۡن ُيج َاهِد‬ 238

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan ‫ (ف َف ِيه ِمَا فَجاَهِ ۡد) ف َل َاب َُّد‬:‫ ق َا َل‬،‫ ن َع َ ۡم‬:‫( َأحَي ٌّ وَال ِد َاكَ؟) ق َا َل‬ .‫مِ ۡن رِ َضا ال ۡو َال ِد َي ۡ ِن‬ Jawab: Tidak boleh pergi berjihad kecuali dengan keridaan ayah dan ibumu karena ketika Nabi didatangi oleh seorang lelaki yang hendak berjihad. Nabi bertanya kepadanya, “Apa kedua orang tuamu masih hidup?” Lelaki itu menjawab, “Masih.” Nabi bersabda, “Bersungguh-sungguhlah berbakti kepada keduanya.” (HR. Al-Bukhari nomor 3004, 5972, dan Muslim nomor 2549). Jadi jihad harus ada keridaan kedua orang tua. 239

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan ‫ ه َ ۡل ي ُعۡذَرُ ب َعۡ ُض ال ۡكُ َّفارِ ا ۡلآنَ ب ِا ۡلج َ ۡه ِل ل ِع َدَ ِم‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ ‫ وَخ َا َّصة إذَا وُل ِد َ مَوۡل ُودٌ ل َِأب َو َي ۡ ِن‬،‫وُ ُصو ِل ا ۡلإ ۡسل َا ِم إل َۡيه ِ ۡم‬ ‫كَاف ِر َي ۡ ِن وَل َ ۡم ي َعۡرِ ۡف َشيۡئا عَ ِن ا ۡلإ ۡسل َا ِم؟‬ Tanya: Apakah sebagian orang kafir sekarang ini diberi uzur dengan kebodohan karena tidak sampainya ajaran Islam kepadanya? Khususnya apabila seorang anak yang memiliki dua orang tua yang kafir dan dia tidak mengetahui sedikitpun tentang Islam. ‫ ا ۡلإ ۡسل َامُ ان ۡت َش َرَ ا ۡلآنَ وَبلَ َ َغ الۡم َشَارِ َق‬:‫ا ۡلج َو َا ُب‬ َ‫ وَ َصار‬،‫ ُخ ُصوصا ب َعۡدَ ت َطَ ُّورِ وَ َسائ ِ ِل ا ۡلإعۡل َا ِم‬،‫وَالۡم َغ َارِ َب‬ ‫ ان ۡت َش َرَ ا ۡلإ ۡسل َامُ ب ِو َ َسائ ِ ِل‬،ِ‫ال ۡع َال َمُ ا ۡلآنَ كَال ۡب َل َدِ ال َّصغ ِير‬ ‫ ال ۡقُرۡآنُ َأ ۡصب َ َح ي ُتۡل َى ب َِأعۡل َى ا ۡل َأ ۡصو َا ِت ف ِي جَمِي ِع‬،‫ا ۡلإعۡل َا ِم‬ 240

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan ‫ ف ِي ا ۡل َأ َّو ِل ا ۡلإ ۡسل َا ِم بلَ َ َغ ب ِا ۡلج ِهَادِ ف ِي الۡم َشَارِ ِق‬،‫ال ۡقَا َّرا ِت‬ ُ ‫ ف َل َّما ان ۡقَطَ َع ا ۡلج ِهَادُ ف ِي ه ََٰذَا ال َّزمَا ِن وَ َّفر َ الله‬،‫وَالۡم َغ َارِ ِب‬ ‫ ل ِت َقُومَ ا ۡل َّحجُة ُ ع َل َى ا ۡلخ َل ۡ ِق؛ ل ِئ َّلا‬،ِ‫وَ َسائ ِ َل ا ۡلإعۡل َا ِم ه ََٰذِه‬ .‫ وَاللهِ َأن َا مَا دَرَيۡ ُت وَلَا سَم ِعۡ ُت َشيۡئا‬:ٌ‫ي َقُو َل َأحَد‬ Jawab: Islam sekarang telah tersebar dan telah mencapai timur dan barat. Khususnya setelah sarana informasi telah berkembang sehingga alam ini sekarang ini seperti negeri yang kecil. Islam telah tersebar melalui berbagai sarana informasi. Alquran menjadi sesuatu yang dibaca dengan suara yang paling keras di semua benua. Di masa awal, Islam mencapai daerah timur dan barat melalui jihad. Ketika jihad terhenti di zaman ini, maka Allah memunculkan berbagai sarana informasi agar hujah menjadi tegak bagi 241

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan makhluk. Supaya tidak ada seorang pun yang berkata, “Demi Allah, aku tidak mengetahui dan mendengar sesuatu pun.” ‫ (اف ۡت َر َق َ ِت ال ۡيَه ُودُ ع َل َى إ ۡحدَى‬:‫ ي َقُو ُل ال َّنبِ ُّي ﷺ‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ َ‫ وَاف ۡت َر َق َ ِت ال َّن َصارَى ع َل َى ث ِنۡت َي ۡنِ وَ َسبۡع ِين‬،‫وَ َسبۡع ِينَ ف ِرۡق َة‬ ‫ وَ َست َ ۡفت َرِ ُق ه ََٰذِهِ ا ۡل ُّأ َّمة ُ ع َل َى ث َل َا ٍث وَ َسبۡع ِينَ ف ِرۡق َة‬،‫ف ِرۡق َة‬ ‫ َكي ۡ َف‬:‫ ال ُّسؤ َا ُل‬،‫) ا ۡلح َدِيث‬....‫ك ُّلهَا ف ِي ال َّنارِ إ َّلا وَا ِحدَة‬ ‫ن ُو َف ِ ُق ب َي ۡنَ ه ََٰذَا ا ۡلح َدِي ِث وَب َی ۡنَ وُ ُجودِ ال ۡع َدِيدِ مِ َن ال ۡف ِر َ ِق‬ ‫ي َت َع َ َّدى ال َّثل َا َث وَال َّسبۡع ِينَ ف ِرۡق َة؟‬ Tanya: Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam— bersabda, “Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu firkah. Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh dua firkah. Umat ini akan 242

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firkah, semuanya di neraka kecuali satu…” (HR. Ahmad nomor 12208, Ibnu Majah nomor 3993, dan Ibnu Abu ‘Ashim nomor 64 dari hadis Anas). Bagaimana mengompromikan hadis ini dengan kenyataan jumlah firkah yang melampaui tujuh puluh tiga firkah? ‫ ثَُّم إ َّنه َا ت َشَ َّعب َ ۡت وَت َفَ َّرق َ ۡت‬،‫ ه ََٰذِهِ ُّأ ُصو ُل ال ۡف ِر َ ِق‬:‫ا ۡلج َو َا ُب‬ َ‫ لَٰ ِك ۡن ُّأ ُصول ُه َا ث َل َا ٌث وَ َسبۡع ُونَ ف ِرۡق َة َكم َا َأخۡب َر‬،‫ف ِر َقا َكث ِير َة‬ .‫ال َّنبِ ُّي ﷺ‬ Jawab: (Tujuh puluh tiga firkah) ini adalah induk firkah. Kemudian induk firqah ini bercabang dan berpecah menjadi banyak firkah. Akan tetapi induknya ada tujuh puluh tiga firkah 243

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan sebagaimana dikabarkan oleh Nabi—shallallahu ‘alaihi wa sallam—. ‫ َكيۡ َف ي َكُونُ ا ۡلج َ ۡه ُل ب ِاللهِ َسب َبا ل ِلشِرۡ ِك ب ِاللهِ؟‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ Tanya: Bagaimana kebodohan terhadap Allah bisa menjadi sebab kesyirikan kepada Allah? ،ِ‫ ا ۡلج َ ۡه ُل ب ِاللهِ َسب َ ٌب ل ِكُ ِل ش َرٍ مِ َن الشِرۡ ِك وَغ َيۡرِه‬:‫ا ۡلج َو َا ُب‬ ،ِ‫ف َل َا ب َُّد مِ ۡن مَعۡرِف َةِ اللهِ عَ َّز وَجَ َّل ب َِأ ۡسم َائ ِهِ وَ ِصفَات ِه‬ ،‫ وَمَا َأ ۡو َجب َه ُ ع َل َي ۡن َا وَمَا ح َّرمَه ُ ع َل َيۡن َا‬،‫وَمَعۡرِف َةِ َحق ِهِ ع َل َي ۡن َا‬ .‫لَاب َُّد مِ ۡن مَعۡرِف َةِ ه ََٰذَا مَعۡرِف َة ت َا َّمة‬ Jawab: Kebodohan terhadap Allah merupakan sebab segala kejelekan berupa syirik dan selainnya. Maka, harus mengenal Allah dengan nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya. Juga 244

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan mengetahui hak-Nya yang harus kita tunaikan. Juga mengetahui apa yang Allah wajibkan kepada kita dan yang Allah haramkan bagi kita. Harus mengetahui perkara-perkara ini dengan sempurna. َ ‫ ه َ ۡل ي ُؤۡخَذُ مِ ۡن ت َعَُّبدِ ال َّنبِ ِي ﷺ ف ِي ال ۡغ َارِ ال ۡع ُزۡل َة‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ ُ‫ وَق َ َّل ا ۡلإيم َان‬،ُ‫ف ِي ه ََٰذَا ال َّزمَ ِن الَّذِي َكث ُرَ ف ِيهِ الشِرۡك‬ ‫ وَه َ ۡل ت ُو ُصونَ بِهََٰذَا؟‬،ِ‫وَ َطل َ ُب ال ۡع ِلۡمِ وَال َّتطَ ُّف ُل ع َل َى ال ۡع ُل َم َاء‬ Tanya: Apakah dari peribadatan Nabi— shallallahu ‘alaihi wa sallam—di gua, bisa diambil hukum bolehnya uzlah di zaman ini? Zaman yang telah banyak kesyirikan dan iman telah sedikit... Apa yang Anda wasiatkan tentang ini? 245

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan :ِ‫ ال ۡع ُل َم َاء ُ ق َ َّسمُوا ال ۡع ُزۡل َة َ إل َى ق ِ ۡسمَي ۡن‬:‫ا ۡلج َو َا ُب‬ Jawab: Ulama membagi uzlah menjadi dua jenis. ‫ ا ۡلإن ۡسَانُ الَّذِي ُيخ َال ِ ُط ال َّنا َس مِ ۡن َأجۡ ِل‬:‫ال ۡق ِسۡمُ ا ۡل َأ َّو ُل‬ ُ ‫ ه ََٰذَا لَا َتج ُوزُ ل َه‬،ِ‫ال َّد ۡعو َةِ إل َى اللهِ وَمِ ۡن َأجۡ ِل ال َّتع َُّلم‬ ِ‫ ب َ ۡل َيج ِ ُب ع َل َيۡهِ َأ ۡن ي ُعَلِمَ ا ۡلخ َيۡر َ و َأ ۡن ي َ ۡدعُو َ إل َى الله‬،ُ ‫ال ۡع ُزۡل َة‬ ،‫و َأ ۡن ُيخ َال ِ َط ال َّنا َس مِ ۡن َأ ۡج ِل ال َّتأۡث ِيرِ ع َل َۡيه ِ ۡم وَن َ ِصي ََت ِه ِ ۡم‬ .ُ ‫ف َل َا َيج ُوزُ ل َه ُ ال ۡع ُزۡل َة‬ Jenis pertama: orang yang hidup bersama dengan orang lain untuk berdakwah kepada Allah dan untuk belajar. Orang jenis ini tidak boleh untuk uzlah, bahkan dia wajib untuk mengajarkan kebaikan, berdakwah kepada Allah, dan berinteraksi dengan orang lain untuk 246

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan memengaruhi mereka kepada kebaikan dan menasihati mereka. Jadi dia tidak boleh uzlah. ‫ إذَا‬،ٌ‫ الَّذِي ل َيۡ َس ل َه ُ ت َأۡث ِيرٌ وَلَا ل َه ُ ف َائ ِدَة‬:‫ال ۡق ِسۡمُ ال َّثانِي‬ ‫ ف َهََٰذَا ال ۡع ُزۡل َة ُ خَيۡرٌ ل َه ُ؛ ل َِأ َّن‬،ُ‫خَال َ َط ال َّنا َس ب َ ۡل ه ُو َ ي َت َض َ َّرر‬ .‫ا ۡخت ِل َا َطه ُ ب ِال َّنا ِس لَا ي ُف ِيدُه ُ وَلَا ي ُف ِيدُ ال َّنا َس َأي ۡضا‬ Bagian kedua: orang yang tidak bisa memengaruhi kepada kebaikan dan tidak ada faedah baginya apabila berinteraksi dengan orang lain, bahkan merugikannya. Maka, uzlah ini baik untuknya karena interaksinya dengan orang-orang tidak memberinya faedah, tidak pula memberi faedah kepada orang-orang. 247

Syarah Sittah Mawadhi’ min As-Sirah  Pertanyaan ‫ مَا رَأۡي ُكُ ۡم ف ِيمَ ۡن ي َ ِص ُف مُؤ َّلفَا ِت ا ۡلا ِمَا ِم‬:‫۞ ُسؤ َا ٌل‬ :‫الۡم ُج َدِدِ م ُح َّمدِ ب ۡ ِن عَبۡدِ ال ۡو َ َّها ِب ف ِي ال ۡف ِ ۡقهِ وَال ۡع َق ِيدَةِ وَي َقُو ُل‬ ‫ِهيَ ف ِيه َا ت ِکۡر َارٌ؟‬ Tanya: Apa pendapat Anda tentang orang-orang yang menggambarkan karya tulis imam mujadid Muhammad bin ‘Abdul Wahhab adalah dalam bidang fikih dan akidah; dan dia berkata bahwa isinya diulang-ulang? ‫ إ َّما َأ َّنه ُ جَاهِ ٌل ل َ ۡم ي َكُ ۡن‬:‫ ه ََٰذَا ب َي ۡنَ َأ ۡمرَي ۡ ِن‬:‫ا ۡلج َو َا ُب‬ َ‫ وَال ۡو َا ِج ُب ع َل َيۡهِ ق َبۡ َل َأ ۡن َيحۡكُم‬،‫دَ ۡرس َهَا وَلَا ي َ ۡدرِي عَ ۡنه َا‬ َ ‫ وَلَا َيحۡكُمَ ع َل َيۡهِ وَه ُو‬،ُ ‫ع َل َى ال َّش ۡيءِ َأ ۡن ي َ ۡدرُ َسه ُ َأ َّولا وَي َعۡرِف َه‬ .‫َيجۡهَ ُل‬ 248


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook