Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bahan_Ajar_Pembelajaran_Kelas_Rangkap fix

Bahan_Ajar_Pembelajaran_Kelas_Rangkap fix

Published by Ummu Khaltsum Yasin, 2021-02-20 07:38:57

Description: Bahan_Ajar_Pembelajaran_Kelas_Rangkap fix

Search

Read the Text Version

Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif pada akhir pelajaran. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara: a) Mendemonstrasikan keterampilan. b) Menerapkan ide baru pada situasi lain c) Mengemukakan pendapat sendiri d) Memberikan soal-soal secara tertulis 3) Memberikan tindak lanjut Tindak lanjut berfungsi untuk menghubungkan materi dan pengalaman belajar baru dengan pengalaman yang akan datang. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara memberi pekerjaan rumah, merancang sesuatu, mengkomunikasikan sesuatu. 2. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri. Pada hakekatnya belajar itu adalah adanya perubahan. Perubahan berkenaan dengan pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar. Perubahan pengetahuan melalui proses pemahaman, sedang nilai dan sikap melalui proses penghayatan. Keterampilan berubah melalui proses latihan, sedang kebiasaan belajar berubah melalui pembiasaan atau habituasi. Semua proses perubahan itu terjadi dalam diri individu. Dengan demikian dalam proses belajar individulah yang aktif, oleh karena itu proses pembelajaran yang baik adalah proses yang memungkinkan murid belajar secara mandiri. Belajar mandiri adalah proses memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan, dan kebiasaan belajar melalui pemanfaatan rangsangan dari luar diri murid untuk membangkitkan kemampuan belajar secara optimal. Untuk dapat menumbuhkan proses belajar mandiri perlu diciptakan iklim belajar yang baik, yang ditandai oleh adanya suasana hangat, menarik dan menyenangkan. Ada beberapa alasan yang dapat kita simak, mengapa belajar mandiri perlu digalakkan. a. Ada bukti yang kuat bahwa individu yang berinisiatif dalam belajar dapat belajar lebih banyak, dan lebih baik dari pada individu yang tergantung pada guru. b. Belajar mandiri lebih sesuai denga prose salami perkembangan mental individu. c. Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan menempatkan murid sebagai pebelajar yang aktif(Knowles,1975). 2 - 18 Pembelajaran Kelas Rangkap

Untuk dapat mengembangkan murid sebagai pebelajar yang aktif, guru PKR perlu menguasai beberapa keterampilan seperti berikut: a. Membimbing diskusi kelompok kecil b. Mengajar kelompok kecil dan perorangan c. Mengadakan variasi a. Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Metode pembelajaran yang paling potensial dalam PKR adalah metode diskusi atau metode kerja kelompok, terutama kelompok kecil. Apalagi karena kelas PKR di SD kecil jumlah muridnya sedikit. Kelompok kecil dalam kelas PKR bisa dibentuk untuk masing-masing kelas atau lintas kelas. Besar kelompok tergantung pada jumlah murid, kelompok terkecil berjumlah dua orang dan paling besar lima orang. Keterampilan yang perlu dikuasai guru PKR dalam menata diskusi atau kerja kelompok kecil adalah: 1) Memusatkan perhatian murid 2) Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian 3) Menganalisis pendapat murid 4) Memberi kesempatan kepada murid untuk mengeluarkan pendapat 5) Memeratakan kesempatan untuk berbicara 6) Memacu proses berfikir murid 7) Menutup diskusi dengan laporan b. Mengajar kelompok kecil dan perorangan Di SD kecil, ada kalanya murid yang dihadapi hanya 1-2 orang dalam satu kelas, sehingga dapat dirangkap dengan kelas lain yang jumlahnya lebih banyak meskipun tak sebanyak kelas normal. Bahkan ada SD yang jumlah murid seluruhnya hanya 15-20 orang. Ruang belajar yang digunakan hanya satu ruang dengan atau tanpa sekat. Untuk menghadapi situasi semacam ini, guru PKR dituntut untuk menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan ada sejumlah peran guru yang perlu dihayati yaitu guru sebagai: 1) Penata kegiatan belajar-mengajar 2) Sumber informasi bagi murid 3) Pendorong belajar siswa 4) Penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar murid 5) Pendiagnosis kebutuhan belajar murid 6) Pemberi kemudahan belajar sesuai kebutuhan murid Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 19

7) Mitra kerja dalam kegiatan belajar Agar dapat memainkan peran-peran tersebut di atas guru PKR perlu menguasai sejumlah keterampilan sebagai berikut. 1) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi. - Tunjukkan perhatian yang hangat - Dengarkan pendapat murid - Berikan respon yang positif - Ciptakan hubungan saling percaya - Tunjukkan kesediaan membantu murid - Bersikaplah terbuka terhadap perasaan murid - Kendalikan situasi agar murid merasa aman 2) Keterampilan menata kegiatan belajar-mengajar - Adakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar - Gunakan variasi kegiatan sesuai kebutuhan - Adakan pengelompokan murid sesuai dengan tujuan - Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan yang berlangsung - Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan - Usahakan agar pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan 3) Keterampilan mengarahkan dan memberi kemudahan belajar - Berikan penguatan terhadap perilaku murid yang baik - Bersikap tanggap terhadap keadaan murid - Berikan bantuan belajar sesuai kebutuhan untuk belajar lebih lanjut - adakan pemantapan terhadap kegiatan kelompok dan perorangan c. Mengadakan Variasi Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Dapatkah kita sebagai guru mengubah suasana kelas PKR yang tidak menarik dan membosankan menjadi kelas PKR yang menyenangkan? Tentu saja Anda dapat membuat murid senang, puas, dan betah belajar. Caranya adalah mengadakan variasi dalam pembelajaran. Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keanekaragaman menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi serta kegiatan belajar- mengajar. Marilah sekarang kita mengkaji ketiga jenis variasi tersebut. 1) Variasi gaya mengajar Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan mengelola rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya 2 - 20 Pembelajaran Kelas Rangkap

dinamika proses belajar murid. Dinamika proses belajar tercermin pada perhatian, semangat, dan rasa senang, betah atau keasyikan murid dalam mempelajari sesuatu. Penampilan mengajar guru diwarnai oeh keterampilan guru dalam: a. Bicara: kecepatan, kejernihan, tekanan, volume, dan kepasihan. b. Perhatian: pemusatan perhatian murid, persebaran perhatian pada kegiatan murid secara bersamaan. c. Kesenyapan: berhenti bicara sebentar untuk mengendapkan ide d. Kontak pandang: semua murid mendapat tatapan hangat dari guru e. Olah gerak dan mimik : gerak fisik dan tampilan wajah f. Alih posisi: berdiri yang memungkinkan murid merasakan perhatian sama 2) Variasi media dan sumber Media adalah alat dan bahan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kepada murid. Media dapat berbentuk visual(terlihat), audio(terdengar) dan teraba. Coba carilah contohnya! Sumber adalah benda, manusia, situasi yang berisikan/menghasilkan informasi, data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam berkomunikasi. Sumber dapat berupa barang cetak(buku,modul), bahan terekam(kaset audio), bahan tersiar(radio,TV), manusia sumber, dan pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis sumber tersebut. Keterampilan guru memanfaatkan aneka ragam media dan sumber secara tepat guna dan layak dapat membangun suasana belajar –mengajar yang menarik, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Untuk itu guru sebaiknya terampil dalam memilih, menyelesaikan, menggunakan dan bila mungkin mengolah kembali media dan sumber sesuai kebutuhan. 3) variasi pola interaksi dan kegiatan Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam, mulai dari yang didominasi guru sampai kegiatan yang dilakukan sendiri oleh murid. Proses belajar murid harus diartikan sebagai aktivitas individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar yang baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh karena itu guru harus menguasai pola interaksi dan kegiatan. Bila dilihat dari jumlah peserta murid dalam suatu kegiatan belajar, kegiatan belajar dapat berupa kegiatan perorangan, pasangan, kelopok kecil, kelompok besar, dan secara klasikal. Pola interaksi yang bisa terjadi pada setiap jenis kegiatan tidak selalu sama. Jenis pola interaksi tersebut adalah: a) Pola interaksi perseorangan(pola INPERS) Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 21

b) Pola interaksi pasangan(pola INPAS) c) Pola interaksi kelompok kecil(pola INKK) d) Pola interaksi kelompok besar(pola INKB) e) Pola interaksi klasikal(pola INKLAS) Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan di kelas antara lain: a) Membaca b) Menggunakan lembar kerja c) Bercerita d) Berdialog/berdiskusi e) Mengadakan percobaan f) Mendengarkan kaset/radio g) Bernyanyi h) Mengamati lingkungan 3. Bagaimana Mengelola Kelas PKR dengan Baik Kelas PKR memerlukan perhatian yang lebih dari kelas biasa, karena karakteristik pembelajaran dalam PKR jauh lebih beragam daripada di kelas biasa. Tetapi tuntutan pedagogisnya sama yaitu iklim kelas yang perlu diciptakan harus memungkinkan murid dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif. Untuk dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimal kualitas pembelajarannya dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas yang baik. Keterampilan mengelola kelas mencakup kemampuan guru untuk: a. Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal b. Mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku murid yang menyimpang. a. Menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal Situasi kelas yang optimal ditandai oleh tingginya waktu yang digunakan untuk mendorong murid melakukan tugas-tugas, dan waktu yang digunakan oleh murid untuk melibatkan diri dalam interaksi kelas. Untuk dapat menciptakan situasi tersebut guru sebaiknya terampil dalam: 1) Menanggapi dengan penuh perhatian hal-hal yang mengganggu jalannya interaksi belajar mengajar. Misalnya, bila ada murid yang bercerita sendiri. 2) Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok secara visual maupun verbal. Bicara dengan jelas sehingga semua murid bias mendengar, arahkan pandangan ke semua murid. 2 - 22 Pembelajaran Kelas Rangkap

3) Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga murid-murid memahami tugas dan peranan serta tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar- mengajar. 4) Memberi teguran dengan arif dan bijaksana bila melihat terjadinya perilaku menyimpang dari murid. Teguran yang kasar bukan saja tak efektif, tetapi dapat melukai perasaan murid. 5) Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan dan token sesuai dengan keperluan dan situasi secara wajar. Berikan pujian terhadap perilaku yang baik untuk mendorong munculnya perilaku baik lebih sering muncul. b. Mengendalikan kondisi belajar yang optimal Apa yang Anda lakukan bila saat mengajar situasi kelas terganggu oleh perbuatan satu atau dua murid yang memerlukan perhatian? Bagus! Bila ada murid yang berperilaku yang menyimpang janganlah dibiarkan, tetapi harus dikendalikan. Hakekat belajar adalah perubahan, maka bila Anda melihat adanya perilaku menyimpang harus segera Anda ubah menjadi perilaku yang baik. Mengubah perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara: 1) Mengajarkan dan memberi contoh perilaku yang diinginkan. 2) Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar. 3) Memberi hukuman dengan cara yang benar dan wajar terhadap perilaku menyimpang. Dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang ada sejumlah teknik yang dapat digunakan yaitu: 1) Mengabaikan sementara yang direncanakan. 2) Melakukan campur tangan dengan isyarat 3) Mengawasi dari dekat 4) Menerima perasaan negatif murid 5) Mendorong murid mengungkapkan perasaannya 6) Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu 7) Menghilangkan ketegangan dengan humor. 8) Mengatasi penyebab gangguan. 9) Membatasi secara fisik 10) Menjauhkan penggannggu Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 23

RANGKUMAN Untuk lebih memahami materi yang baru saja kita bahas pada sub unit ini, sekali lagi bacalah rangkuman berikut: 1. Guru PKR perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar, agar proses pembelajaran berhasil dengan baik. 2. Membuka pelajaran merupakan penghubung pengalaman belajar lama dan baru yang sekaligus berfungsi sebagai langkah awal yang menentukan mulus tidaknya proses belajar murid. 3. Ada empat hal yang harus dilakukan dalam membuka pelajaran yaitu; a. menarik perhatian murid b. menimbulkan motivasi belajar c. memberi acuan belajar d. Membuat kaitan materi 4. Dalam PKR pembukaan pelajaran untuk semua kelas yang dirangkap sebaiknya diberikan secara bersama-sama di satu ruangan atau tempat. Demikian juga dalam menutup pelajaran. 5. Menutup pelajaran merupakan review terhadap pelajaran yang berlangsung dan berfungsi sebagai penghubung antara pengalaman baru dengan pengalaman yang akan dating. 6. Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam menutup pelajaran yaitu: a. meninjau kembali b. mengadakan evaluasi penguasaan murid c. memberikan tindak lanjut 7. Proses belajar aktif dan belajar mandiri perlu dikembangkan dalam pelaksanaan PKR, dengan menciptakan iklim belajar yang ditandai oleh suasana hangat, saling hormat, adanya dialog, peran murid jelas, dan saling percaya. 8. untuk mengembangkan kebiasaan belajar aktif dan mandiri guru PKR perlu menguasai dan menerapkan: a. bimbingan diskusi kelompok kecil b. pembelajaran kelompok kecil dan perorangan c. penganekaan pembelajaran 9. Dalam membimbing diskusi kelompok kecil dalam PKR, guru harus terampil dalam memusatkan perhatian, memperjelas masalah, menganalisis pendapat, meningkatkan kesempatan berbicara dan mengeluarkan pendapat, memicu proses berfikir, dan menutup diskusi. 2 - 24 Pembelajaran Kelas Rangkap

10. Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan guru PKR harus terampil dalam: pendekatan pribadi, menata kegiatan belajar-mengajar, dan memberi arahan, serta kemudahan belajar. 11. Dalam aneka ragam pembelajaran PKR guru harus terampil dalam menerapkan variasi gaya belajar, media dan sumber, dan pola interaksi, serta kegiatan belajar-mengajar. 12. Iklim kelas PKR yang baik adalah yang efektif, yaitu suasana kelas yang memungkinkan murid menerima pembelajaran yang memadai dan melibatkan diri dalam aktivitas pembelajaran secara bermakna. 13. Untuk dapat menciptakan iklim belajar yang efektif, guru PKR harus terampil dalam: a. menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal b. mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku yang menyimpang. 14. Dalam menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal guru PKR harus terampil dalam menanggapi suasana belajar, memeratakan perhatian, memberi penugasan yang jelas, memberi teguran yang arif dan bijaksana, dan memberikan penguatan yang tepat. 15. Dalam mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku menyimpang, guru harus terampil dalam mengajarkan dan memberi contoh, menguatkan perilaku yang baik, dan memberi hukuman yang benar dan wajar. Tes Formatif 2 Untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda pada materi sub unit 2 ini, kerjakan tes formatif berikut ini. Berilah tanda silang(X) pada huruf A,B,C, atau D di depan pilihan jawaban yang menurut pendapat Anda paling benar. 1. Sisi keilmuan dari mengajar berkenaan dengan…….. A. buku-buku yang dimiliki oleh guru B. cara membelajarkan murid C. suasana kelas yang menarik D. teori mengajar yang dipakai Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 25

2. Sisi kiat atau seni mengajar antara lain terwujut dalam penampilan mengajar guru sebagai hasil proses ….. A. pengalaman B. pengertian C. pembiasaan D. penghayatan 3. Memberi acuan belajar PKR dapat diwujutkan dalam bentuk……. A. pembagian ruang masing-masing kelas B. pengaturan alat dan sumber belajar C. pemberian tugas yang berbeda antar kelas D. penunjukan tutor sebaya 4. Salah satu keuntungan dari pembukaan kelas PKR secara bersama untuk beberapa kelas adalah…… A. menghemat waktu belajar yang terbuang B. meningkatkan keterlibatan murid C. menyederhanakan tugas guru D. mempersingkat waktu belajar 5. Rasa penasaran murid dapat dibangkitkan dengan cara…….. A. mengajukan pertanyaan B. menyajikan informasi yang cukup C. memberi tugas secara individual D. menyajikan situasi penuh tanda Tanya 6. Inti dari proses belajar adalah……. A. penyampaian pengetahuan B. penerimaan kebudayaan C. perubahan perilaku D. perwujudan motivasi 7. Supaya pembelajaran lebih manusiawi maka para siswa perlu…… A. selalu mendapat bimbingan B. sewaktu-waktu diberi pujian C. diberi kesempatan bertanya D. didorong belajar atas arahan sendiri 8. Pemusatan perhatian murid dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain…… A. guru berbicara dengan keras B. mengemukakan masalah C. menunjuk murid yang pandai D. mengajak bernyanyi 2 - 26 Pembelajaran Kelas Rangkap

9. Untuk dapat mencapai waktu belajar efektif guru PKR sebaiknya…… A. memiliki jam tangan B. mengajar lebih lama C. terampil mengelola kelas D. mengurangi waktu bicara 10. Guru PKR yang baik ditandai oleh…… A. perhatian terpusat pada murid yang bodoh B. perhatian lebih banyak pada materi pelajaran C. perhatian yang terbagi pada semua murid D. perhatian lebih banyak pada tugas-tugas murid Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda. Rumus Jumlah jawaban yang benar Tingkat pengasaan = x 100% 10 Arti tinggkat penguasaan Anda: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan sub unit berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80% jangan kecewa, ulangilah membaca sub unit 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 27

Sub Unit 3 Aneka Model Interaksi Kelas Dalam PKR Saudara mahasiswa, apakah Anda masih ingat bagaimana menerapkan aneka ragam kegiatan belajar dalam kegiatan inti PKR? Bagus! Karena materi tersebut baru saja Anda selesai mempelajarinya dalam sub unit 2. Kegiatan inti dalam PKR model 221, 222, dan 333 dengan jelas mempersyaratkan pemanfaatan aneka ragam proses belajar. Untuk itu setiap guru PKR perlu memahami dan dapat menerapkan aneka ragam model pembelajaran. Dengan cara itu Anda sebagai guru PKR akan lebih siap dan lebih percaya diri. Murid-murid akan merasa senang untuk mengikuti pelajaran kelas rangkap. Salah satu unsur penting dalam pembelajaran yang efektif adalah kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan melalui penerapan aneka model pembelajaran. Tentu saja tidak semua model perlu diterapkan secara bersamaan. Pilihan Anda yang tepat mengenai model yang diterapkan sangatlah penting. Unsur penting kedua dalam pembelajaran efektif adalah luas dan bermaknanya keterlibatan murid dalam proses belajar. Untuk inipun Anda memerlukan penguasaan aneka model pembelajaran. Baiklah, marilah kita mengkaji ciri-ciri pokok pada setiap model dan keterlaksanaannya model tersebut dalam pembelajaran. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Format atau model pembelajaran tersebut antara lain adalah: 1. Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) 2. Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) yang meliputi: - Olah Pikir Sejoli (OPS) - Olah Pikir Berebut (OPB) - Konsultasi Intra Kelompok (KIK) - Tutorial Teman Sebaya (TTS) - Tutorial Lintas Kelas (TLK) - Diskusi Meja Bundar (DMB) - Tugas Diskusi dan Resitasi (TDR) - Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu) - Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa) 2 - 28 Pembelajaran Kelas Rangkap

Untuk masing-masing model akan akan disajikan urutan langkah-langkahnya dan saran penggunaannya dalam PKR. 1. Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) Langkah-langkah Katagori Kegiatan Bentuk Kegiatan Penyeleksian - Menemukan informasi esensial - Membuat catatan tentang hal yang penting - Mengekplorasikan ide pokok Pemahaman - Melihat bahan lebih awal - Menggunakan isyarat kontekstual - Mencari sumber bahan Penguatan Ingatan - Mengkaji ulang bahan - Mengingat butir penting - Mengetes sendiri - Merancang cara belajar sendiri Penjabaran lanjutan - Bertanya pada diri sendiri - Membentuk citra sendiri - Menarik analogi dan metapora Pengintegrasian - Mengungkapkan sendiri - Membuat ilustrasi atau diagram - Menggunakan banyak sumber - Mengaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki - Menjawab permasalahan sendiri - Mengecek apa yang telah dikuasai Pemantauan - Menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri Model ini digunakan sebagai model belajar mandiri. Belajar mandiri bisa dilakukan secara perorangan dan kelompok. Belajar mandiri adalah mencari dan mengolah informasi atas dasar dorongan belajar dari dalam diri. Maksudnya murid tanpa menunggu datangnya tugas dari orang lain. Peran guru dalam model ini benar-benar sebagai pengarah dan pemberi kemudahan dalam belajar bagi murid. Dalam hubungan ini guru bertugas memelihara kelangsungan belajar. Keberhasilan belajar sebagian besar terletak pada berhasil tidaknya PBAS dibiasakan di lingkungan sekolah 2. Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) a. Olah Pikir Sejoli (OPS) Model ini mempunyai langkah –langkah pelaksanaan sebagai berikut; Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 29

Tahapan Rincian Kegiatan 1 - Murid menyimak pertanyaan yang diajukan oleh guru 2 - Semua murid diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan tersebut 3 - Guru memberi isyarat agar murid secara berpasangan duduk untuk mendiskusikan jawaban yang telah dipikirkan sendiri dan merumuskan jawaban mereka. 4 - Masing-masing pasangan diminta untuk menyampaikan jawabannya dalam diskusi kelas dengan bimbingan guru Model ini memiliki cirri pada komunikasi banyak arah secara bertahap. Tahap pertama dan kedua mewadahi komunikasi satu arah yaitu guru-murid. Tahap ketiga mewadahi komunikasi timbale balik dalam kelompok kecil dua orang sebagai persiapan komunikasi banyak arah pada tahap keempat. Pada dasarnya model ini memiliki tujuan membina kerjasama dan komunikasi social. Dalam penggunaannya model ini guru berperan sebagai moderator, pengatur dan manager atau pengelola kelas. b. Olah Pikir Berebut (OPB) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan Rincian Kegiatan 1 - Guru mengajukan pertanyaan yang meminta banyak jawaban 2 - Murid secara perorangan berfikir dan selanjutnya memberi jawaban secara lesan. Model ini termasuk ke dalam proses mengemukakan pendapat yang dirangsang dengan pertanyaan menyebar dan memiliki kemungkinan banyak jawaban. Tujuan dari model ini adalah untuk melibatkan sebanyak mungkin murid dalam menggali jawaban dari murid, untuk mengemukakan pendapatnya. Peran guru yang utama adalah sebagai penanya, moderator dan manager kelas. d. Konsultasi Intra Kelompok (KIK) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan Rincian Kegiatan 1 - Murid diminta menyiapkan alat tulis di tempat dan di atas meja masing- masing. 2 - Satu orang untuk setiap kelompok diminta membacakan pertanyaan 2 - 30 Pembelajaran Kelas Rangkap

pertama dari beberapa pertanyaan yang telah disiapkan 3 - Semua murid berusaha untuk menjawab pertanyaan dari buku yang tersedia atau dari hasil diskusi kelompok 4 - Murid yang tidak bertugas membaca pertanyaan pada setiap kelompok ditugasi untuk mengecek apakah murid dalam kelompok lain mengerti maksud pertanyaan yang diberikan dan menyepakati jawaban yang diberikan. 5 - Bila telah dicapai kesepakatan mengenai jawaban atau pertanyaan itu, semua murid mengambil alat tulis dan menuliskan jawaban dengan kata- kata sendiri pada buku catatan masing-masing. 6 - Meneruskan kegiatan untuk pertanyaan ke 2 dan seterusnya sampai merata keseluruh murid dalam masing-masing kelompok. Tujuan model ini adalah untuk mengembangkan kemampuan dan kebiasaan saling membagi ide dan membuat kesempatan bersama mengenai suatu hal serta menuangkan hasil kesepakatan itu dengan bahasa sendiri. Model ini mungkin lebih cocok digunakan untuk kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar d. Tutorial Teman Sebaya (TTS) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan Rincian Kegiatan 1 - Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata 2 - Berikan tugas khusus untuk membantu temannya dalam bidang tertentu 3 - Guru selalu memantau proses saling membantu tersebut 4 - Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang membantu dan yang dibantu merasa senang Model ini dirancang untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan saling membantu antar teman sebaya. Hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan program tutorial ini adalah sebagai berikut: 1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai. 2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh murid 3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai 4. Gunakan cara yang praktis 5. Hindari kegiatan yang bersifat mengulang yang telah dilakukan guru. 6. Pusatkan kegiatan tutorial kepada keterampilan pikiran yang diminta di kelas. 7. Berikan latihan singkat mengenai kegiatan yang akan dilakukan tutor 8. Lakukan pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutorial e. Tutorial Lintas Kelas (TLK) Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 31

Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan Rincian Kegiatan 1 - Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata 2 - Berikan tugas khusus untuk membantu murid adik kelasnya 3 - Guru selalu memantau proses saling membantu antara murid 4 - Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang membantu dan yang dibantu merasa senang Model ini digunakan secara lintas kelas. Murid yang lebih tinggi dan mempunyai kepandaian ditugasi untuk membantu kelompok murid kelas dibawahnya. Misalnya murid kelas VI membantu murid kelas V atau kelas IV. f. Diskusi Meja Bundar (DMB) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan Rincian Kegiatan 1 - Murid dibagi kedalam kelompok kecil berjumlah 3-4 orang 2 - Guru mengajukan pertanyaan yang menuntut banyak jawaban 3 - Selembaran kertas diedarkan dalam setiap kelompok. Secara bergilir setiap murid dalam kelompok itu, menuliskan jawaban pertanyaan menurut pendapatnya sendiri Model ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan mengemukakan ide secara tertulis melalui situasi kerja kelopok. Model ini hamper sama dengan model OPB, hanya dalam model OPB jawaban murid disampaikan secara lisan. Penggunaan model ini lebih tepat di kelas IV keatas. g. Tugas Diskusi Resitasi (TDR) Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut: Tahapan Rincian Kegiatan 1 - Pemberian tugas dari guru 2 - Pelaksanaan diskusi kelompok murid 3 - Pelaporan hasil diskusi murid Model TDR ini merupakan kombinasi dari metode pemberian tugas dan diskusi. Model ini cocok digunakan di kelas IV ke atas. Tujuan model ini mengembangkan keterampilan akademis yang digapai melalui situasi kerja sama. Dalam model ini guru berperan sebagai manager kelas dan nara sumber. 2 - 32 Pembelajaran Kelas Rangkap

h. Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu) dan Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa) Model ATTu dan ATTa, tidak memiliki langkah khusus, karena itu berlaku prosedur peberian tugas biasa. Yang menjadi cirri khas dalam kedua model ini ialah dalam sifat tugasnya. Tugas tertutup berbentuk tugas yang hanya memerlukan satu jawaban yang benar. Sedang tugas terbuka berbentuk tugas yang menuntut hasil yang beraneka ragam, misalnya membuat karangan. Model ini dapat digunakan untuk berbagai bidang studi. Dalam kelas PKR model ini lebih tepat digunakan di kelas IV keatas. Peran guru adalah sebagai nara sumber dan manager kelas. Tujuan dari model ini adalah melatih keterampilan berfikir kognitif dan komunikasi secara tertulis. RANGKUMAN Agar Anda dapat lebih memahami materi pada sub unit 3 ini, sekali lagi bacalah rangkuman berikut ini: 1. Penyusunan jadwal harian pada kelas PKR harus mempertimbangkan beberapa kelas yang dirangkap, berupa mata pelajaran yang akan diajarkan, topic-topik apa saja yang akan dibahas, dan format pembelajaran yang mana yang akan digunakan. 2. Pada dasarnya ada dua format atau bentuk atau model metode pembelajaran dalam PKR yaitu: Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS). Model pertama menitikberatkan pada inisiatif/berbuat atas dorongan sendiri dan merupakan belajar perorangan, sedang yang kedua menekankan pada cara belajar bersama (cooperative learning). 3. Model PBMKS mencakup model atau bentuk belajar sebagai berikut: Olah pikir Sejoli (OPS), Olah Pikir Berebut (OPB), Konsultasi Intra Kelompok (KIK), Tutorial Teman Sebaya (TTS), Tutorial Lintas Kelas (TLK), Diskusi Meja Bundar (DMB), Tugas Diskusi Resitasi (TDR), Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu), Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa). Di luar semua itu masih dapat dikembangkan lagi. 4. Setiap model atau bentuk proses belajar-mengajar memiliki langkah- langkah pembelajaran yang khas. Langkah-langkah ini menggambarkan urutan kegiatan guru dan murid dalam keseluruhan proses pembelajaran merangkap kelas. Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 33

Tes Formatif 3 Nah, setelah Anda menyelesaikan pengkajian materi pada sub unit 3 ini, kerjakan tes formatif 3 berikut ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan Anda. Berilah tanda silang(X) pada huruf A, B, C, dan D di depan jawaban yang menurut pendapat Anda paling benar! 1. Dalam PKR setiap hari seorang guru menghadapi …… A. sekelompok murid dalam satu kelas B. beberapa kelas untuk satu mata pelajaran C. lebih dari satu kelas dalam satu ruangan D. satu kelas untuk beberapa mata pelajaran 2. Dalam melaksanakan PKR seorang guru …….. A. tidak perlu menyusun jadwal harian B. menggunakan jadwal harian umum C. tidak memerlukan jadwal harian D. harus menyusun jadwal harian khusus 3. Proses Belajar Arahan Sendiri cenderung lebih banyak tergantung pada….. A. Petunjuk Kepala Sekolah B. petunjuk dan control guru C. arahan guru dan inisiatif murid D. inisiatif murid disertai bimbingan guru 4. Inti dari Proses Belajar Melalui Kerja Sama adalah…… A. saling ketergantungan antar murid B. kebersamaan dalam belajar C. semangat belajar kelompok D. penghematan tenaga guru 5. Untuk mendukung pelaksanaan PBAS diperlukan….. A. guru yang serba tahu B. aneka ragam sumber belajar C. Lingkungan yang mendukung D. Waktu belajar yang panjang 6. Titik berat dari model belajar Olah Pikir Sejoli adalah …….. A. interaksi guru murid B. dialog kelompok kecil C. dialog pasangan murid D. interaksi antar kelompok murid 2 - 34 Pembelajaran Kelas Rangkap

7. Dalam belajar Konsultasi Intra Kelompok proses belajar berlangsung melalui…… A. Tanya jawab antar murid B. pemanfaatan sumber belajar bersama C. pemecahan masalah dalam kelompok D. kelompok dinamik dengan menggunakan sumber belajar 8. Murid kelas yang lebih tinggi membantu murid kelas yang lebih rendah dalam situasi PKR. Situasi seperti ini dapat dilakukan dengan menggunakan format belajar…… A. ATTa B. TTS C. DMB D. TLK 9. Dalam menggunakan setiap model belajar dalam PKR, guru harus memperhatikan…. A. jumlah murid dalam kelompok B. sarana belajar yang tersedia C. kepuasan guru dalam mengajar D. dampak belajar yang diharapkan 10. Persamaan model belajar TDR dan ATTa/ATTu terletak pada….. A. jumlah kelompok belajar yang dibentuk B. hubungan pemberian tugas dan tukar pikiran C. peran guru sebagai pemberi informasi D. pengendalian yang ketat oleh guru Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 35

Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda. Rumus Jumlah jawaban yang benar Tingkat pengasaan = x 100% 10 Arti tinggkat penguasaan Anda: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan unit berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80% jangan kecewa, ulangilah membaca sub unit 3, terutama bagian yang belum Anda kuasai. 2 - 36 Pembelajaran Kelas Rangkap

Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1 1. B Pembelajaran memperhatikan tingkat kemampuan siswa dan kelas 2. B Pengelolaan memanfaatkan potensi sumber daya yang tersedia 3. A Gaji dan kesejahteraan keluarga tidak berhubungan langsung 4. B Topik yang berhubungan cocok untuk satu ruangan 5. C Berarti suasana murid merasa dekat dengan gurunya 6. C Cocok untuk pengelolaan dua atau lebih ruangan 7. C Waktu harus sama agar pengelolaan lebih baik 8. D Disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran 9. C Dapat mendorong pemahaman bersama tentang materi pelajaran 10.D Masing-masing kelas dapat meningkatkan kemandiriannya Tes Formatif 2 1. D Teori mengajar dasar keilmuan guru 2. A Seni dibangun dari pengalaman guru mengajar dan membelajarkan 3. C Dapat memicu proses belajar murid 4. A Karena tidak ada kelas yang menunggu giliran 5. D Dapat mendorong siswa mencari jawaban 6. C Perubahan perilaku adalah tujuan belajar 7. D Belajar atas arahan sendiri murid lebih percaya diri 8. B Perhatian muridterarah pada masalah yang disajikan 9. B Pengelolaan kelas yang baik dapat meningkatkan belajar murid 10. D Guru harus memperhatikan apa yang dilakukan murid Tes Formatif 3 1. C Inti PKR adalah pengelolaan beberapa kelas secara bersamaan 2. D Jadwal khusus penting dalam pelaksanaan PKR 3. C Kombinasi inisiatif murid dan arahan guru penting dalam PKR 4. B Dalam kelompok murid belajar hal yang sama 5. B Aneka ragam sumber belajar yang tersedia akan mendukung PBAS 6. C Meningkatkan komunikasi antar pribadi 7. D Secara berinteraksi memanfaatkan sumber belajar yang tersedia Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 37

8. D Dalam TLK murid yang lebih tinggi kelasnya membantu murid yang kelasnya lebih rendah. 9. D Dampak belajar adalah perubahan perilaku yang diharapkan. 10. B Keduanya memiliki prosedur penugasan terhadap murid 2 - 38 Pembelajaran Kelas Rangkap

Daftar Pustaka Degeng, I.N.S, 1997. Strategi Pembealjaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang: Universitas Negeri Malang bekerjasama dengan Biro Penerbit IPTPI Indonesia. Djalil, A., 2004. Pembelajaran Kelas Rangkap, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Universitas Terbuka. Djalil, A., 1984. The Effect of Teacher Training of Specifict teaching Skills, Criterion, Classroom processes and Student Learning out Comes. Unpublished Doctoral Dissertation, The University of Sydney. Joni, R., 1996. Pembelajaran Merangkap Kelas (Naskah disiapkan untuk Pelatihan Guru Pamong). Jakarta : BP3GSD. Miller, B.A., 1989. The multigrade Classroom: A Resource Handbook for Small Rural School, Nortwest Regional Educational Laboratory, Oregon. Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 39

3UNIT PENGELOLAAN KELAS DALAM PKR Ummu Khaltsum, S.Pd., M.Pd Pendahuluan Pada unit satu Anda telah mempelajari tentang hakekat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) dengan rinci. Tentunya Anda telah memahami betul tentang pengertian, fungsi, tujuan dan prinsip-prinsip PKR. PKR sebagai mata kuliah yang bertujuan membekali guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran di dua kelas atau lebih secara bersamaan. Oleh karena itu Anda harus dapat menerapkannya dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Dalam unit ini Anda akan mempelajari tentang Pengelolaan Kelas dalam PKR. Pengelolaan Kelas merupakan salah satu kondisi yang dapat mendukug penerapan PKR dalam kelas. Pengelolaan kelas ini terdiri dari dua bagian yaitu pengelolaan dalam pengertian fisik dan dalam arti kegiatan kelas. Dengan demikian, setelah Anda mempelajari unit ini diharapkan Anda dapat melaksanakan PKR dengan lebih baik. Secara lebih jelas, setelah Anda mempelajari unit ini diharapkan dapat : 1. Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kelas PKR. 2. Membuat denah kelas dan mengatur pajangan dalam PKR. 3. Menjelaskan cara dan prosedur pengelolaan murid dalam PKR. 4. Menjelaskan pentingnya disiplin kelas dalam PKR Supaya Anda dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka dalam unit ini akan dibahas secara rinci pokok-pokok materi sebagai berikut: 1. Penataan ruang kelas. 2. Pengelolaan murid 3. Disiplin kelas Perhatikan petunjuk berikut ini, agar Anda dapat menguasai materi pada unit ini dengan baik. Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 1

1. Bacalah tujuan yang diharapkan dalam unit ini, kemudian bacalah dengan seksama uraian materi tahap demi tahap.Garis bawahi hal-hal yang menurut Anda penting dan akan dapat meningkatkan pemahaman Anda. 2. Catatlah hal-hal yang Anda anggap sulit dipahami, kemudian diskusikan dengan teman sejawat dan kalau perlu mintalah pendapat tutor. 3. Kerjakan setiap latihan yang diberikan untuk meningkatkan pemahaman Anda dalam mempelajari materi pada unit ini. 4. Baca pula rangkuman materi yang ada pada bagian unit ini, dengan membaca rangkuman Anda akan dengan mudah mengingat kembali materi yang sudah Anda pelajari pada bagian uraian. 5. Jangan lupa mengerjakan tes formatif yang ada di bagian akhir, dengan demikian Anda akan mengukur kemampuan dan pemahaman Anda terhadap materi yang disajikan. 2 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

Sub Unit1 Penataan Ruang Kelas Pengantar Salah satu unsur dari pengelolaan kelas adalah penataan kelas. Penataan kelas memerlukan perhatian dan perencanaan yang sungguh-sungguh dalam proses pembelajaran. Dalam PKR penataan ruang kelas penting untuk dilakukan dengan terencana untuk mendukung proses pembelajaran. Aktivitas murid dan mobilitas belajar sangat tinggi. Dimana murid dalam PKR dituntut untuk belajar mandiri, mengerjakan tugas, mengambil dan mengembalikan bahan belajar, menyimpan alat, melakukan pengamatan baik secara individual maupun kelompok, semuanya dilakukan secara terarah dan tidak diawasi guru secara terus menerus. Karena murid harus melakukan kegiatan sendiri dalam kelas, maka murid- murid tersebut harus akrab dengan ruang kelasnya. Mereka harus merasa seperti ada dalam rumahnya sendiri, proses belajar berjalan lancar karena murid telah mengenal ruang kelas dengan baik, dimana mereka mengambil,mengembalikan, menyimpan sesuatu yang berkaitan dengan bahan pembelajaran sudah dihafalnya. Untuk mendukung kegiatan murid tersebut , maka ruangan kelas harus ditata dengan sangat baik, agar tercipta suatu lingkungan yang kondusif agar para murid dapat belajar dengan efektif. Bagaimana caranya agar kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif dalam pembelajaran? Saudara mahasiswa, marilah kita membayangkan keadaan ruang kelas yang tiap hari kita hadapi. Di samping ada meja guru, bangku dan tempat duduk murid, lemari atau rak buku, bagaimana keadaan kelas tersebut? Apa ada jendela, apa cahaya dan sirkulasi udara cukup, dan apa saja yang ada di sekitar kelas atau yang terpajang di dinding kelas. Penataan semua benda tersebut akan mempengaruhi terhadap murid yang belajar dan juga proses pembelajaran. Baiklah, untuk menciptakan ruang kelas yang dapat mendukung proses pembelajaran, maka dalam sub unit ini akan dibahas tentang: A. Penataan ruang B. Pengaturan denah C. Penataan pajangan Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 3

A. Penataan ruang kelas Pada umumnya model atau bentuk ruang kelas di SD sama, yaitu persegi. Sebaiknya guru mengidentikasikan dan mendaftar semua benda yang ada dan menempatkan di ruang kelas. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Daerah pajangan Hasil karya murid sebaiknya dipajang di tempat yang telah ditentukan guru. Gunakan ruang kelas yang ada dengan sebaik-baiknya. Guru dapat menempelkan karya murid pada bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar. 2) Kemudahan bergerak Kemudahan bergerak bagi guru dan murid juga perlu dipikirkan. Guru dan murid dapat leluasa bergerak dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, dari murid ke murid, dari dan ke tempat sumber belajar tanpa menimbulkan gangguan yang berarti. 3) Sinar atau cahaya Pengaturan tempat duduk murid harus diperhatiakan, pandangan murid jangan menantang matahari. Sinar atau cahaya akan lebih baik datang dari samping murid-murid. Dan jika dikaitkan dengan saat belajar murid, yaitu saat menulis atau membaca kena bayangan maka sinar dari sebelah kiri sangat baik. 4) Panas dan ventilasi. Murid jangan duduk di tempat yang langsung kena sinar matahari. Ventilasi dalam ruang kelas cukup baik. Bila ada tempat yang kurang kena panas dan lembab, di sudut misalnya berilah perhatian khusus yaitu dengan menyuruh murid membersihkan atau jangan menaruh barang apapun di sudut itu. 5. Papan tulis - penggunaan dua papan tulis dalam PKR akan lebih baik. - papan tulis yang bisa dipindah-pindah untuk kerja kelompok akan sangat berguna - Papan tulis dipasang pada ketinggian yang dapat dijangkau murid. - Jangan letakkan papan tulis yang menutup jendela atau di tempat yang biasanya murid menjadi silau. 6. Bangku dan kursi Jangan menggunakan bangku dan kursi yang menjadi satu. Hal ini akan menyulitkan dalam mengatur bangku dan kursi saat kerja kelompok. Ukuran bangku dan kursi juga harus disesuaikan dengan ukuran besarnya murid. 7. Meja guru Meja guru diletakkan di tempat yang memungkinkan guru dapat memandang seluruh murid saat guru duduk. Tetapi guru yang efektif pasti tidak akan duduk 4 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

sepanjang waktu dikursinya, karena ia harus bergerak untuk membantu kegiatan muridnya. 8. Sudut aktivitas Pikirkan tempat sudut aktivitas, sehingga murid dapat bekerja atau belajar di sudut itu tanpa mengganggu murid lainnya. Bila perlu buatlah penyekat dari bahan yang sederhana, misalnya disekat dengan kayu, bambu, daun nipah/sagu. Contoh sudut aktivitas. a) Sudut membaca Sudut ini harus tenang dan menyenangkan, bila mungkin lengkapilah dengan tikar, kursi, dan bantal sebagai alas duduk. Murid-murid datang ke tempat ini untuk mencari tempat yang tenang dan kemudian membaca. b) Sudut IPA Setiap kelas sebaiknya punya sudut IPA, karena murid SD mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan kita harus bias menyalurkannya. Untuk mengisi sudut IPA ini guru dan murid secara bersama-sama pengumpulkan benda-benda yang menarik perhatian murid. Misalnya tanaman dalam pot-pot kecil, botol-botol berisi binatang reptil, ikan dalam bak kaca, biji-bijian dan sebagainya. c) Sudut hasil karya murid. Jika memungkinkan sudut hasil karya murid berupa hasil seni dan kerajinan tangan di tempatkan di sudut tertentu. Sudut ini penting untuk mengembangkan nilai estetika dan daya cipta murid. d) Warung Sudut ini berupa warung-warungan yang isinya kaleng kosong, botol-botol,bekas- bekas bungkus sabun, odol, dan benda-benda lain. Sudut ini digunakan oleh murid untuk bermain peran sebagai penjual dan pembeli secara bergilir. Mereka juga menggunakan uang-uangan dari kertas. e) Sudut rumah tangga Sudut ini perlu untuk mengembangkan kemampuan sosial, kepribadian dan sikap yang positif. Murid-murid dapat bermain peran seolah-olah mereka berada di rumah atau di rumah sakit. Permainan seperti ini dapat dilakukan pada saat-saat tertentu saja, misalnya saat guru rapat. f) Gudang/tempat menyimpan peralatan Lemari atau rak-rak dapat dimanfaatkan untuk keperluan ini. Murid-murid dengan mudah dapat memanfaatkan sesuai dengan keperluan Bimbinglah murid-murid secara berkala untuk membersihkan dalamnya dan mengatur barang-barang yang tersimpan dengan rapi. Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 5

Nah, sekarang Anda dapat membayangkannya, seandainya kelas Anda penuh dengan sudut-sudut tersebut, menarik bukan? Cobalah menerapkannya sedapat mungkin. B. Pengaturan denah Berdasarkan dari pengamatan selama ini, pengaturan denah kelas yang kita jumpai adalah seperti yang terlihat pada gambar 3.1. Guru PKR nampaknya juga masih mengatur denah seperti tersebut. Sebenarnya dalam PKR pengaturan semacam ini kurang sesuai. Ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: 1. Tidak luwes jika guru ingin beralih dari bentuk kegiatan klasikal menjadi kegiatan kelompok kecil. 2. Sulit untuk melakukan beberapa bentuk kegiatan belajar yang bervariasi dalam waktu yang bersamaan. 3. membatasi gerak Anda untuk melakukan supervise dan memberi umpan balik secara individual. PAPAN TULIS GURU Gambar 3.1 di adopsi dari Aria Djalil (2005) 6 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

Bandingkan dengan denah ruang kelas berikut ini. Gambar tersebut disajikan bukan berarti Anda harus memilih salah satu, tetapi agar Anda dapat membandingkannya. Dengan demikian Anda akan mempunyai wawasan yang luas dan dapat memutuskan denah mana yang paling sesuai dengan keperluan kelas dan murid. BAHAN MEJA RAK BUKU RAK BUKU Tempat Kesenian MEJA RAK BUKU TIKAR RAK Sofa Sumber Penyekat teat RAK BUKU RAK BUKU RAK BUKU Tempat Diskusi ! !! ! MEJ ! !! ! ! !! ! Sumber Mengajar Papan Tulis Mj RAK BUKU Gambar 3..2 diadopsi dari Aria Djalil (2005) Beberapa keuntungan dari denah pada gambar 3.2 dan gambar 3.3 untuk PKR antara lain adalah: 1. Semua sumber belajar ada di ruangan, guru harus mengatur penggunaannya secara bergilir. Pengaturan ini dengan cara membagi murid dalam bentuk kegiatan belajar yang berbeda. 2. Supervisi mudah dilakukan, karena semua murid dan kegiatan belajar berlangsung di dalam satu ruang. Guru dapat menentukan bentuk bantuan atau umpan balik yang diperlukan oleh siswa atau kelompok. 3. Kegiatan belajar lebih bervariasi, sehingga membuka peluang untuk menghasilkan iklim kelas yang positif. Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 7

Berikut ini kami diberikan beberapa contoh yang lebih sederhana dari denah gambar 3.2 dan gambar 3.3, untuk mendorong Anda menciptakan denah kelas yang cocok dalam kelas Anda. BAHAN MEJA RAK BUKU RAK BUKU TIKAR Sofa RAK RAK BUKU Tempat Kesenian dan MEJA Penyekat Teat !! RAK BUKU RAK ! !! ! ! !! ! ! ! ! ! ! Tempat Diskusi ! !! ! MEJA MEJA ! !! Meja Sumber Mengajar !! ! ! ! ! !! !! Papan Tulis Gambar 3.3 diadopsi dari Aria Djalil (2005) 8 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

! !!! ! !!! ! !!! ! !!! Gambar 3.4 diadopsi dari Aria Djalil (2005) Pada gambar 3.4 adalah variasi sederhana dari gambar 3.1, karena denah tersebut termasuk denah kelas yang tradisional. Dengan denah 3.4, Anda akan lebih mudah mengajar seluruh kelas pada saat yang sama, atau mengajar dua kelompok kelas yang terpisah. Semua murid menghadapi papan tulis, tetapi mereka dibagi ke dalam dua kelompok menurut kelas. Gambar 3.5 adalah contoh lain dari variasi penataan ruang kelas. Perhatikan gambar berikut dengan baik. Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 9

!! GURU !! ! ! ! Gambar 3.5 diadopsi dari Aria Djalil (2005) Dari gambar 3.5 tersebut diatas, dua kelompok saling membelakangi. Di tengah-tengah kelas harus cukup ruangan untuk melakukan kegiatan bagi para murid. Anda sebagai guru PKR harus bergerak secara kontinyu dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Perhatikan juga gambar 3.6, ini adalah contoh lain yang menunjukkan bahwa satu ruang kelas dapat digunakan oleh beberapa kelompok belajar. 10 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

! ! KELAS I ! ! ! ! !! ! !! ! KELAS II ! ! !! ! ! !! ! Gambar 3.6 diadopsi dari Aria Djalil (2005) Pada denah gambar 3.6 tampak lebih informal. Bangku-bangku tidak diatur secara berjejer. Disini Anda menciptakan peluang bagi murid untuk melakukan interaksi sosial. Mereka duduk dalam kelompok kecil dan saling berhadapan. Peran guru adalah mendorong mereka untuk berdiskusi dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas sekolah. Ruang kelas dibagi tiga denah. Kelas I mempunyai tempat tersendiri, papan tulis dekat mereka, meja gurupun dekat dengan murid kelas I. Hal ini dimaksudkan karena murid kelas I dianggap lebih banyak memerlukan bantuan dan pengawasan dari guru. Perhatikan pula pembatas tersebut, pembatas bias berupa rak buku, lemari atau tirai dari bambu, pembatas juga dapat dipakai memajang karya murid. Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 11

Perhatikan lagi satu contoh denah kelas seperti tampak pada gambar 3.7 berikut ini. !! ! !! !! !! !! !! Gambar 3.7 diadopsi dari Aria Djalil (2005) Guru yang menggunakan denah ini percaya bahwa murid yang lebih tua dapat membantu dapat membantu murid yang lebih muda. Murid yang membantu disebut “tutor”. Dalam contoh di atas murid kelas II selain duduk dekat dengan kelas II lainnya, mereka juga duduk dekat dengan murid kelas V. Seorang murid kelas II dapat berpaling kearah murid murid kelas V bila memerlukan bantuan, begitu juga yang duduk dekat dengan kelas VI. Beberapa contoh yang telah digambarkan diatas adalah dalam satu ruang kelas. Apabila Anda melaksanakan PKR dua kelas atau lebih, maka pilihlah bentuk ruang yang sesuai dengan kepantingan tersebut. Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhitungkan sebelum Anda memutuskan denah kelas mana yang akan Anda ciptakan, yaitu: 12 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

1. Bentuk Kegiatan Belajar (BKB) apakah yang pada umumnya berlangsung di kelas Anda? 2. BKB apakah yang ingin Anda lakukan sekarang? 3. Apakah Anda akan melangsungkan kegiatan belajar dalam bentuk proyek kelompok? 4. Apakah akan ada murid yang menjadi tutor kakak atau tutor sejawat? 5. Apakah Anda akan menghadapi murid secara individu atau kelompok kecil atau kedua-duanya? 6. Apakah Anda menginginkan agar murid mampu belajar mandiri dengan sedikit saja campur tangan dari Anda? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu Anda di dalam menata kelas yang efektif untuk meningkatkan waktu keterlibatan belajar murid. Bentuk kegiatan belajar dapat diciptakan secara lebih bervariasi, berikut ini adalah contoh bentuk variasi tersebut. Kegiatan tenang atau kerja perorangan/individual Mengerjakan soal Kerja berpasangan Diskusi kelompok Mendengar atau menyaksikan audio/visual Dalam PKR, beberapa BKB dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan. Yang perlu Anda perhatikan adalah mengatur ruang kelas agar BKB yang diinginkan dapat terjadi dengan pengarahan, supervisi, dan campur tangan yang minimum. Dan yang perlu diingat,jangan sampai ada dua BKB yang berlawanan/kontras, misalnya kerja perorangan perlu ketenangan didekatkan dengan diskusi kelompok. Anda juga dapat menggunakan pemisah pandang sebagai pembatas tempat kegiatan belajar. Pembatas itu dapat berupa lemari, rak buku, papan tulis dan sebagainya, sehingga dapat mengurangi gangguan. C. Mengatur pajangan Untuk menjadikan ruang kelas yang menarik dan membuat murid betah dikelas salah satunya adalah memasang pajangan. Pajangan dapat berbentuk gambar, grafik, hasil karya murid yang mengandung pesan kependidikan. Kelas yang tanpa pajangan tampak kosong dan menimbulkan suasana yang seram dan menyedihkan. Tetapi kelas yang penuh dengan pajangan dekorasi belum tentu mengandung kualitas pesan pendidikan. Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 13

Guru yang sukses adalah guru yang selalu berusaha untuk menjadikan lingkungan kelasnya menggairahkan dan membuat murid tenang di dalamnya. Saran- saran yang dapat Anda pertimbangkan untuk dilaksanakan antara lain adalah: - Manfaatkanlah tempat yang ada untuk pajangan. - Ciptakan lingkungan kelas yang menarik, semua murid merasa seolah-olah kelas itu miliknya. - Pekerjaan murid diamati sungguh-sungguh, sehingga ada kesan Anda menghargai upaya mereka. - Bila ada teman guru yang lebih ahli dalam menata pajangan, mintalah petunjuk. - Libatkan murid-murid dalam memilih benda-benda yang akan dipajang. - Diskusi kelas untuk menentukan mana benda yang lebih menarik untuk dipajang perlu dilakukan. - Jagalah keseimbangan karya yang dipajang antara yang dihasilkan murid yang pintar dan kurang pintar, murid kelas rendah dan kelas tinggi. - Murid akan merasa bangga bila melihat namanya tertera pada karya yang dipajangkan. - Hindarilah memajang karya murid dalam waktu yang terlalu lama. Lakukan perubahan dan pergantian secara teratur. - Gunakan bahan pajangan dari bahan lokal, sehingga dapat menghemat biaya. Anda dapat menggunakan papan sebagai tempat untuk menempelkan pajangan baik yang dibuat oleh murid atau oleh guru. Papan pajangan tersebut hendaknya berfungsi sebagai alat pengajaran yaitu untuk : 1) memberi informasi 2) memamerkan karya murid 3) menampilkan soal atau teka-teki 4) mendorong murid untuk bekerja sama Latihan Agar Anda lebih memahami materi sub unit 1 di atas, kerjakanlah soal-soal berikut ini sebagai latihan. 1. Sebutkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang kelas. 2. Berilah penjelasan mengapa dalam PKR, guru harus mengatur denah yang sesuai dengan bentuk kegiatan belajar? 3. Mengapa hasil karya murid perlu dipajang di ruang kelas? Dan apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memajang hasil karya tersebut. 14 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

Petunjuk Jawaban Latihan 1. Kerjakan latihan tersebut dengan kelompok kecil, yaitu 2 atau 3 orang. Diskusikan dan padukan pendapat-pendapat dari teman sejawat. 2. Setiap jawaban hendaknya dilihat dari sisi murid dan dari sisi Anda sebagai guru. 3. Catatlah hal-hal yang masih Anda ragukan, kemudian mintalah pendapat tutor saat tatap muka. RANGKUMAN 1. Pengelolaan kelas dalam arti fisik meliputi tiga unsur yaitu penataan ruang kelas, pengaturan denah, dan pengaturan pajangan. Penataan ruang kelas sangat penting karena iklim pembelajaran dapat dipengaruhi oleh keadaan fisik ruang. Penataan ruang kelas diciptakan secara kondusif agar murid merasa betah belajar di kelas. Di samping itu, ruang kelas yang tertata baik dapat menciptakan semangat belajar. 2. Kemampuan untuk mengelola kelas sangat penting bagi guru, terutama guru PKR karena yang dihadapi adalah murid dari berbagai umur, kemampuan, dan minat yang berbeda. Meskipun guru telah menguasai materi dengan baik, dan bagusnya persiapan mengajar yang disusunnya, kemungkinan besar ia akan menghadapi masalah pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena ia tidak mampu mengelola lingkungan kelasnya. 3. Inti dari pengelolaan kelas terutama terletak pada: 1) Kemampuan guru menata denah ruang kelas antara lain yang berhubungan dengan meja, papan tulis, sumber belajar, tempat penyimpanan bahan dan alat, dan pajangan kelas. 2) Memanfaatkan hasil karya murid untuk dipajangkan, dan ini akan meningkatkan karsa, dan karya murid. Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 15

Tes Formatif 1 Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D pada jawaban yang menurut pendapat Anda paling tepat. 1. Dalam pengelolaan kelas aspek yang paling penting adalah…….. A. Menyiapkan Satua Pelajaran B. Pembentukan Dewan Sekolah C. Pemilihan Ketua kelas D. Menyusun aturan dan penataan ruang kelas 2. Berikut ini adalah kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, kecuali……… A. Mengunjungi orang tua murid B. Menata ruang untuk memajang karya karya murid C. Memilih bangku dan kursi yang cocok untuk murid-murid D. Memikirkan bagaimana menempatkan meja guru yang cocok 3. Kegunaan dari sudut IPA yang paling tepat adalah………….. A. Untuk melakukan kegiatan belajar IPA dengan alat yang tersedia B. Untuk menempatkan koleksi benda yang dikumpulkan dari alam C. Untuk tempat membaca bagi murid D. Untuk tempat diskusi bagi bagi guru-guru yang akan mengajar IPA 4. Kelemahan yang palingmenonjol dari pengaturan denah kelas yang tradisional adalah……….. A. Meningkatkan jumlah waktu bergilir yang terbuang B. Beban guru menjadi bertambah untuk menyiapkan pelajaran C. Sulit untuk memberikan umpan balik secara perorangan D. Mengurangi minat murid untuk bekerja sama 5. Dalam memilih Bentuk Kegiatan Belajar (BKB), pertimbangan terpenting adalah……. A. Menyediakan bahan belajar yang cukup untuk setiap murid B. Menyediakan waktu yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan C. Memilih BKB yang sesuai dengan kemauan guru D. Tidak menempatkan BKB individual dan kelompok saling berdekatan 6. Tujuan yang kurang begitu penting dengan adanya papan pajangan adalah……… A. Melengkapi alat peraga yang akan dipakai oleh guru B. Memupuk kerja sama anak melalui cipta dan karya C. Meramaikan suasana dalam kelas D. Memamerkan karya murid yang terbaik dalam kelas tersebut 7. Faktor yang paling penting akan perlunya PKR adalah……… A. jumlah guru di daerah terpencil 16 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

B. kurangnya alat dan bahan pelajaran C. lebih memudahkan persiapan mengajar guru D. adanya rentangan yang lebar dalam kemampuan murid 8. Kegiatan pembelajaran berikut ini yang paling tidak cocok untuk pelajaran klasikal adalah……. A. Bermain peran B. Menyampaikan informasi pada murid C. Latihan bola volley D. Tutorial berpasangan 9. Yang perlu diperhatikan guru dalam memilih strategi mengajar sebaiknya……. A. Pengajaran kelompok kecil B. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan C. Sesuai dengan kebutuhan D. Pengajaran klasikal 10. Fungsi dari pajangan bagi pembelajaran yang paling kurang cocok adalah ……. A. Memupuk kerja sama anak melalui hasil karyanya B. Memberikan informasi pada murid C. Menumbuhkan kebanggaan bagi murid yang karyanya dipajang D. Untuk menghiasi ruangan kelas Setelah Anda mengerjakan tes formatif 1, cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir unit ini. Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub unit 1. Rumus: Jumlah jawaban Anda yang benar Tingkat penguasaan = 10 Arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = sedang < 70% = kurang Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80% ke atas, maka Anda dapat melanjutkan dengan sub unit 2. Tetapi Anda tak perlu berkecil hati apabila tingkat penguasaanAnda masih di bawah 80%, ulangilah membaca materi sub unit 1, terutama pada bagian yang Anda belum kuasai. Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 17

Sub unit 2 Pengelolaan Murid Pengantar Pada sub unit 1 Anda telah mempelajaran mengenai pengelolaan kelas. Tentu Anda sudah memahami bagaimana menata ruang kelas yang menarik, menyenangkan, membuat murid betah belajar, dan mendukung proses pembelajaran. Pada sub unit 2 ini marilah kita mempelajari tentang pengelolaanmurid, yang mencakup dua hal yaitu kelompok belajar dan tutor. Semua materi tersebut berkaitan berkaitan dengan penataan aktivitas murid untuk memperlancar dan mengefektifkan pembelajaran. Ruang kelas bukan hanya sebagai tempat untuk mengajar guru dan murid duduk dengan tenang untuk mendengarkan pelajaran guru. Kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran, dimana proses interaksi dan belajar murid berlangsung. Oleh karena itu keserasian perpaduan pengelolaan kelas dan pengelolaan murid akan sangat mendukung terciptanya kelas yang berinteraksi pada kegiatan pembelajaran. Bila guru tidak memperhatikan salah satu diantara keduanya, maka kegiatan pembelajaran yang diharapkan tidak akan terjadi dengan efektif. Baiklah saudara mahasiswa, marilah kita membahas tentang pengelolaan murid dalam uraian materi berikut ini. A. Kelompok Belajar Berdasarkan pengamatan kami di beberapa Sekolah Dasar, ternyata ada sebagian SD telah membentuk kelompok belajar dan kegiatan murid yang dilakukan dalam kelompok. Kegiatan tersebut merupakan modal dasar yang dapat dikembangkan kearah yang lebih maju agar kelompok belajar benar-benar menjadi forum belajar bagi murid, dan merupakan tempat mengembangkan kerjasama dan saling membantu antara sesama murid. Masih ingatkah Anda pada materi pada unit 1 yang lalu? Pada unit tersebut dibahas tentang prinsip-prinsip PKR, salah satu prinsip adalah keaktifan murid untuk belajar mandiri. Prinsip belajar mandiri dalam PKR merupakan dasar dari seluruh aktivitas belajar. Apabila prinsip tersebut tidak dilaksanakan, maka PKR pun tidak terlaksana sebagaimana yang diharapkan. 18 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

Kelompok belajar merupakan salah satu forum atau tempat untuk melakukan belajar mandiri, karena dalam kelompok belajar murid dapat berlatih dan bekerja bersama, saling membantu dalam belajar dan saling mendorong atau memberi semangat dalam belajar. Kelompok belajar menjadi sangat penting karena tidak selamanya dapat bersama murid-murid di satu kelas. Guru kadang-kadang harus pergi ke kelas lain untuk membelajarkan kelas tersebut. Pada saat itulah kelompok belajar menjadi sangat penting. Kelompok belajar adalah sekumpulan murid yang terdiri dari beberapa orang (5-6 orang) yang diorganisasiakn untuk mencapai tujuan belajar secara bersama dan dalam waktu yang telah ditetapkan (dimodifikasi dari J. Snyder, 1986 : 211). Bagaimana dengan sekolah Anda, apakah sudah ada kelompok belajar? Bagus kembangkan lagi kegiatannya. Atau belum? Segeralah membentuk kelompok belajar dulu dan perhatikan ketentuan-ketentuan yang ada pada materi berikut ini. Dalam pembentukan kelompok belajar harus dipertimbangkan baik-baik, agar guru dapat menggerakkan kelompok belajar menjadi kelompok yang aktif belajar(KAB). Bagaimanakah cara membentuk kelompok belajar itu? Dan bagaimana pula cara merencanakan kegiatan kelompok belajar agar kelompok tersebut dapat memanfaatkan alat/bahan, dan sumber yang tersedia? Baiklah marilah kita lanjutkan membahas materi berikut. B. Cara membentuk kelompok belajar Kelompok belajar dibentuk dengan maksud untuk membuat murid-murid aktif belajar secara mandiri agar mencapai hasil belajar yang diharapkan. Kelompok belajar dibentuk sesuai dengan kebutuhannya. 1. Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan. Dalam kelompok belajar ini murid-murid dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya. Contoh: Kelompok A terdiri dari murid-murid yang berkemampuan cepat, kelompok B terdiri dari murid-murid yang berkemampuan sedang, dan kelompok C terdiri dari murid-murid yang lambat. Keuntungan dari kelompok belajar seperti ini adalah sebagai berikut: a. memungkinkan murid-murid bekerja sama dengan tingkat kemampuan yang sama. Yaitu cepat, sedang dan lambat. b. memudahkan guru untuk memberikan materi dan tugas-tugas sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan murid tersebut. Setiap murid dalam kelompok tersebut diberikan materi dan tugas-tugas yang sama, tetapi untuk setiap kelompoknya dapat diberikan tugas yang berbeda sesuai dengan tingkat kemampuannya. Keuntungan dari pengelompokan belajar seperti ini Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 19

adalah bagi murid dari kelompok cepat, mereka tidak terhambat oleh murid yang lambat. Sedangkan bagi murid dari kelompok lambat tidak akan merasa terseret oleh murid yang lebih cepat. Pembentukan kelompok belajar seperti ini cocok dilakukan di tiap kelas yang dirangkap, misalnya di kelas 5 dibentuk kelompok seperti ini, begitu pula di kelas 6. Contoh: Di SDN I Abepura, Bu Nurul mengajar merangkap kelas III dan kelas IV. Untuk mengkondisikan agar murid-murid dapat belajar mandiri, maka dibentuklah kelompok belajar.Di kelas III murid dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu A: terdiri dari anak yang pintar, B: terdiri dari anak yang berkemampuan sedang, dan C: terdiri dari anak yang berkemampuan kurang. Begitu pula halnya yang dilakukan di kelas IV, Bu Nurul juga mengelompokkan murid dengan cara yang sama. 2. Kelompok berdasarkan kemampuan yang berbeda. Dalam kelompok belajar seperti ini, murid-murid terdiri dari anak yang kemampuannya berbeda satu sama lain. Kelompok seperti ini cocok untuk kegiatan bersama misalnya pengamatan, kunjungan wisata, olah raga, kesenian dan sebagainya, dimana guru dan tutor bekerja bersama-sama dengan murid-murid untuk memberikan pengarahan dan membantu bila diperlukan. Keuntungan dari kelompok seperti ini adalah, bagi murid yang kemampuannya kurang dapat melaksanakan tugas bersama. Di samping itu murid yang pandai dapat membimbing murid yang kurang dan mereka ini akan lebih berkembang. Kelompok seperti ini cocok dilakukan dalam satu kelas atau gabungan dari kelas misalnya terdiri dari kelas VI saja atau dari kelas VI dan kelas V. Contoh. Bu Ida mengajar di kelas VI, ada tugas yang harus diselesaikan murid secara kelompok. Bu Ida membagi kelas menjadi tiga kelompok, setiap kelompok terdiri dari murid yang kemampuannya berbeda yaitu pintar, sedang dan kurang. Pembagian dilakukan secara seimbang. Cara lain misalnya Bu Ida mengajar merangkap kelas V dan kelas VI, maka kelompok yang dibentuk terdiri dari campuran murid kelas V dan kelas VI dengan pembagian berdasarkan kemampuan yang berbeda serara merata dan seimbang. 20 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

3. Pengelompokan Sosial Jenis kelompok ini didasarkan pada kecocokan antara murid-murid. Kelompok ini mencerminkan keharmonisan dalam lingkungan belajar. Kelompok seperti ini bermanfaat untuk meningkatkan keyakinan pada diri murid yang lemah. Mereka tidak akan ragu atau segan untuk mengeluarkan pendapatnya, karena teman sekelompoknya adalah teman akrabnya. Kelompok seperti ini dibentuk berdasarkan pilihan dan kesukaan murid- murid untuk memilih teman kelompoknya. Pengelompokan ini cocok untuk kelompok dalam kelas, maupun kelompok dalam kelas gabungan. Misalnya dalam mata pelajaran PKK, olah raga, dan kesenian. Contoh Pak Ari mengajar merangkap kelas III dan kelas IV. Mata pelajaran yang diajarkan Pak Ari baik di kelas III maupun di kelas IV sama yaitu IPS dengan pokok materi “Pemerintahan Desa”. Murid dari kedua kelas tersebut digabung menjadi satu, kemudian dibentuk menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari campuran murid kelas III dan kelas IV. Kelompok ini dibentuk atas pilihan murid sendiri berdasarkan kesenangannya. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang murid tutor. C. Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar Merencanakan kegiatan dalam kelompok merupakan suatu keharusan, agar kelompok tersebut ingin berhasil. Salah satu keuntungan dari perencanaan ini adalah dapat menentukan waktu yang tepat, dan memprogramkan kegiatan yang mantap. Bagaimana saudara mahasiswa, apakah Anda sudah siap untuk membuat perencanaan kegiatan kelompok belajar? Bagus! Ada lima aspek dalam perencanaan kegiatan kelompok bekerja yang harus Anda perhatikan (Cohen, 1986). 1. Menentukan bagaimana cara murid bekerja bersama-sama. Apakah murid akan bekerja pada pusat sumber belajar? Apakah akan bekerja pada kelompok belajar? Apakah murid-murid akan terlibat dalam latihan, praktik, pengamatan kelompok atau diskusi kelompok? Berdasarkan perencanaan ini guru dapat menetapkan hasil belajar yang ingin dicapai. 2. Menentukan program training (latihan) bagi pengembangan keterampilan bekerja sama. Bagaimana murid belajar keterampilan bekerja sama, apakah guru akan mencoba mempersiapkan mereka lebih dahulu dengan instruksi-instruksi langsung atau membentuk model dan contoh terlebih dahulu? Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 21

3. Memberikan tugas yang dapat dihasilkan oleh kelompok. Tugas yang Anda pilih tergantung pada apa yang Anda inginkan dari murid untuk dipelajari. Ada beberapa panduan yang dapat meningkatkan keberhasilan pemberian tugas ini. Pilih tugas yang memungkinkan bagi Anda. a. Mempunyai lebih dari satu jawaban/cara untuk memecahkan masalah. b. Tugas tersebut menarik dan menantang untuk dikerjakan bersama. c. Memungkinkan murid yang berbeda memberikan pendapat yang berbeda pula. d. Memungkinkan menggunakan multimedia. e. Memerlukan penggunaan pengamatan, pembahasan dan keterampilan motorik. f. Memerlukan beranekaragam keterampilan. g. Memerlukan kegiatan mengamati, mencobakan dan melaporkan. h. Tugas yang diberikan tidak akan berjalan dengan baik apabila: a. Tidak menantang, dan perlu satu cara/jawaban saja. b. Dapat diselesaikan dengan cepat oleh seorang murid dan bukan oleh kelompok. c. Tugas yang diberikan terlalu mudah. d. Hanya memerlukan ingatan yang sederhana atau cara belajar yang biasa (Cohen, 1986: h.57-58). 4. Meletakkan dasar-dasar kerja secara teliti: a. Bagaimana komposisi/pengaturan kelompok bejaran?. b. Bagaimana menata ruang kelas ? c. Bagaimana dan kapan Anda menugaskan murid ke kelompok? 5. Memutuskan bagaimana belajar bersama akan dievaluasi. a. Akan adakah pertemuan sesudah belajar bersama untuk mengevaluasi? b. Apakah dilakukan pengamatan selama belajar bersama, dan apakah diberikan umpan balik? c. Apakah murid akan diwawancarai? 22 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

Untuk memberikan tugas seperti di atas, sebaiknya guru memberikan Lembar Kerja Murid(LKM). Berikut ini contoh LKM dalam mata pelajaran IPS. LEMBAR KERJA MURID 1. Kelas : IV 2. Mata Pelajaran : IPS 3. Topik : Hutan 4. Tujuan : Agar murid menyadari tentang pentingnya hutan. Tugas Diskusikan dengan teman kelompokmu tentang pentingnya dan manfaat hutan bagi manusia. Tutor bertugas memimpin diskusi, catat hasil diskusi dan smpulkan. Kemudian setiap kelompok melaporkan hasil diskusi tersebut di depan kelas, dan masing-masing kelompok mencocokkan dan bertanya tentang hasil diskusi tersebut. Berikut ini pertanyaan yang akan membantu murid dalam diskusi. Masalah : Apakah pengaruh kerusakan hutan terhadap kehidupan manusia? 1. Apa yang dimaksud dengan hutan? 2. Apa kegunaan hutan bagi kita? 3. Apa yang terjadi apabila hutan dirusak? 4. Hal apa saja yang bisa merusak hutan? 5. Usaha apa saja yang dapat kita lakukan untuk mencegah kerusakan hutan? Keberhasilan dari belajar bersama ini terletak pada “kejelasan”, murid harus memahami apa yang harus mereka kerjakan, dan kapan murid dapat giliran untuk memperoleh bantuan apabila ada masalah. Kejelasan dapat diperoleh melalui perencanaan yang mantap dan melatih peran dan cara kerja sama lebih dulu. D. Cara meningkatkan keterampilan belajar kelompok Seperti halnya keterampilan lainnya, keterampilan kerja kelompok dapat diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran, misalnya membentuk model atau contoh, instruksi langsung, bermain peran, simulasi, pengamatan, umpan balik dan pemantapan. Morris(Cohen, 1986) memberikan ilustrasi tentang jenis keterampilan yang diperlukan sebagai panduan agar semua murid aktif berpartisipasi. Oleh karena itu, murid harus diberikan penjelasan sebagai berikut: a. Setiap murid diharuskan mengemukakan gagasan. b. Setiap murid diberikan kesempatan untuk berbicara Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 23

c. Murid memperperhatikan dan dapat menangkap gagasan atau pendapat orang lain. d. Menanyakan pada murit lainnya apakah mempunyai gagasan. e. Berikan alasan untuk setiap gagasan , dan diskusikan bila ada gagasan yang berbeda. f. Mendorong murid – murit untuk bertanya. E. Memaksimalkan pemanfaatan sumber belajar Tentu Anda masih ingat bahwa belajar kelompok merupakan forum atau tempat untuk belajar mandiri. Dalam belajar kelompok juga dapat melatih dan bekerjasama, saling membantu dan mendorong belajar. Setelah Anda mengetahui prinsip belajar mandiri bagi murid, sebagai guru Anda juga harus memahami konsep tertang “mandiri dalam mengajar”. Dalam konsep mandiri dalam mengajar Anda dituntut untuk tidak terlalu tergantung pada cukupnya jumlah guru, lengkapnya fasilitas mengajar, memadainya buku paket dan sebagainya. Mandiri dalam mengajar berarti juga guru harus penuh inisiatif dan kreatif untuk menciptakan berbagai kemungkinan agar murid tetap belajar dengan baik. Prinsip mandiri adalah menciptakan berbagai situasi belajar mengajar yang terlepas dari ketergantungan terhadap alasan serba kekurangan tadi. Sekolah dan guru dapat berhubungan dengan lingkungannya, dan sumber belajar yang lain yang dapat digunakan oleh murid-murid sebagai sumber belajar. Guru dapat mengungkap, menggali dan memanfaatkan kekayaan alam yang serba melimpah untuk menunjang pendidikan. Yang menjadi persoalan sekarang adalah bagaimana Anda dapat menggunakan sumber belajar dengan sebaik-baiknya Nah, sekarang Anda diharapkan dapat memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar, memberikan tuntunan dalam mengkaitkan antara kurikulum dengan lingkungan sehari-hari, serta membuat variasi metode mengajar agar tidak terjadi kebosanan. Hal ini penting karena guru berhadapan dengan murid dari berbagai jenis latar belakang, tingkat kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda pula. Oleh karena itu dalam menggunakan sumber belajar, metode mengajar dan pendekatan lainnya harus haus disesuaikan disesuaikan dengan kebutuhan. Agar guru dapat memanfaatkan sumber belajar, salah satunya adalah dengan cara mengaktifkan murid untuk bekerja. Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan sarana untuk mengaktifkan murid-murid untuk belajar secara mandiri atau kelompok. Tentunya Anda sudah sering memberi tugas kepada murid, namun sebagian besar tugas yang Anda berikan adalah untuk mengerjakan soal. Sekarang mari kita coba memberi penugasan dengan memanfaatkan LKS. 24 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

F. Lembar Kerja Murid LKM merupakan panduan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan, misalnya melakukan pengamatan , percobaan, demonstrasi dan simulasi. LKM ini berisi tuntunan langkah-langkah dalam melakukan pengamatan, percobaan, demonstrasi atau simulasi. Kegiatan yang dituntut adalah mulai persiapan, proses pelaksanaan, hasil dan cara mengevaluasinya. Lembar Kerja Murid Pokok Bahasan : Penggolongan makluk hidup Sub Pk Bahasan : Serangga Kelas : V (lima) 1. Alat/bahan : - 2 buah toples - kapas - 2 potong roti/makanan lain - lalat buah ( drosophila melano grata) - lalat rumah 2. Tujuan : Melakukan percobaan untuk: a. mengetahui cara perkembangan lalat b. membandingkan cara perkembangbiakan lalat rumah dengan lalat buah. 3. Kegiatan : a. Persiapan: - tempatkan segenggam kapas pada kedua toples - masukkan 2-3 lalat rumah dan lalat buah pada toples yang berbeda - masukkan makanan pada kedua toples. b. Cara pengamatan - amati dan catat setiap hari perkembangan pada lalat - catat hari keberapa lalat mulai bertelur - catat pada hari ke berapa telur menetas - catat hari ke berapa lalat mulai dewasa 4. Hasil : a. Uraikan cara perkembangbiakan lalat-lalat tersebut mulai dari ditempatkan sampai dengan bertelur dan dewasa. b. Bandingkan perkembangbiakan lalat rumah dengan lalat buah. 5. Kesimpulan : a. Mana yang lebih banyak bertelurnya? b. Mana yang lebih cepat bertelurnya? c. Mana yang lebih cepat menetas? d. Mana yang lebih cepat dewasa? Apa cirinya? Berikut ini adalah contoh LKM dalam mata pelajaran IPA. Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 25

Contoh LKM tersebut diatas adalah contoh yang ideal, Anda dapat mengembangkannya lebih sederhana, tetapi tidak kehilangan perannya sebagai panduan dan penuntun belajar. Kegiatan belajar dengan menggunakan LKM, sangat mengaktifkan murid- murid untuk belajar. Kelompok belajar sangat berperan sekali untuk kegiatan seperti ini, misalnya pengamatan seperti diatas bisa dilakukan secara bersama-sama, ada yang berperan sebagai pengamat, pencatat, mengatur alat dan bahan, dan sebagainya. Berikut ini contoh penggunaan LKM: a. Percobaan perkembangan biji kacang(IPA) b. Pengamatan tentang cirri-ciri binatang serangga(IPA) c. Pengukuran berbagai lingkaran atau segi empat untuk membuktikan rumus (matematika). d. Simulasi tentang musyawarah dan mufakat (PMP, IPS) e. Pengamatan tentang keteraturan berlalu lintas(PMP) f. Mengamati cara murid dalam mematuhi tata tertib sekolah, dalam berbaris, membuang sampah, dan sebagainya(IPS) g. Mengamati cara menggunakan bahasa Indonesi di sekolah (bahasa) LKM mempunyai peran untuk mengaktifkan murid dalam belajar, di sini tutor dapat mengambil peran lebih banyak sebagai orang yang membantu murid belajar. LKM juga dapat berperan untuk membuat siswa belajar mandiri, sehingga guru PKR tidak memperoleh kesulitan lagi dalam membelajarkan murid di dua kelas atau lebih, karena murid dapat belajar secara mandiri. G. Memanfaatkan Pusat Sumber Belajar Pusat Sumber Belajar (PSB) adalah cara yang baik untuk memantapkan dan memperkaya belajar murid-murid. Pada pola kelompok belajar, dimana peran guru sebagai pengatur dan pengawas belajar terasa masih dominan, tetapi dalam memanfaatkan PSB peran guru tidak sebesar pada kelompok belajar. Oleh karenanya penyiapan kegiatan dan bahan memerlukan perencanaan dan pengorganisasian secara lebih baik. Contoh memanfaatkan PSB, adalah sebagai berikut: a. Mengembangkan keterampilan atau konsep. 1) Kecermatan : menggunting, merekat, mengamati, membuat diagram, dsb. 2) Penerapan konsep: memasukkan, mengurutkan, memasang, mendaftar, dsb. 26 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap

b. Menempatkan semua lembar kerja, permainan, diagram, hasil praktikum dan sebagainya di tempat dimana murid lain dapat belajar secara mandiri. c. Mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan, sehingga guru dan murid dapat belajar di PSB. H. Tutor sebagai organisator kelas. Dalam PKR adanya tutor sangat diperlukan. Tutor adalah orang yang dipilih dari murid atau orang lain yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu murid lain dalam belajar. Apabila tutor dipilih dari murid, tentu saja murid yang lebih pandai dari murid lain, meskipun begitu bukan berarti harus murid yang paling pandai. Murid yang pandai, biasanya lebih cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas. Apabila murid tersebut tidak diberikan tugas lain ia akan mengganggu suasana kelas, atau mengganggu teman-temannya yang belajar. Sedangkan murid yang lamban akan panic karena melihat murid lain sudah selesai tugasnya, bahkan guru menyuruhnya pulang dan mereka akan mengerjakan tugas dengan tergesa-gesa. Oleh karena itu anak yang lamban dapat dibantu, sedangkan anak yang pandai bisa lebih berkembang, maka anak yang pandai dapat dimanfaatkan membantu temannya yang lamban, misalnya memberi petunjuk, bagaimana hasil yang benar, mendiskusikan kesulitan dan sebagainya. Peran seperti ini adalah peran tutor. Tutor terdiri dari beberapa jenis, yaitu tutor sebaya, tutor kakak, tutor tamu dari masyarakat, dan penjaga sekolah. Berikut ini adalah bagaimana cara merencanakan pemanfaatan tutor. Sebelum program tutorial dilaksanakan, ada lima hal yang perlu Anda perhatikan dalam perencanaan Anda. a. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini penting bagi Anda untuk mengarahkan maksud diadakannya tutor. Apa yang Anda inginkan dengan adanya tutor. Tutorial mempunyai pengaruh yang positif terhadap berbagai aspek belajar pada waktu yang bersamaan. Namun semua itu tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. b. Menetapkan siapa yang akan ikut dalam tutorial. Memilih dan memasang tutor dengan murid yang akan ditutori merupakan langkah yang sangat penting. Bagaimana memilih murid yang ikut tutorial, tingkat kemampuan murid, kemampuan apa yang perlu dimiliki, bagaimana karakteristik murid dan sebagainya. c. Menetapkan tempat dimana tutorial dilaksanakan. Pembelajaran Kelas Rangkap 3 - 27

Dalam mengorganisasi kelas untuk tutorial, Anda perlu mempertimbangkan apakah tidak ada kegiatan lain selama tutorial berlangsung. Apabila Anda memilih tutorial dalam bentuk berpasangan selama pelajaran membaca, maka seluruh ruangan akan menjadi ruang tutorial. Dan bila Anda ingin beberapa murid yang lamban saja yang diberikan bantuan, maka perlu mempersiapkan tempat khusus untuk tutorial. Ini dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, tergantung pada situasi saat itu. Apapun rencana Anda harus mempunyai gagasan tentang situasi tutorial yang dikehendaki, dengan demikian tempat tutorial dapat ditentukan dengan tepat. d. Penjadwalan tutorial Jadwal tutorial juga harus menjadi perhatian Anda. Untuk mempersiapkannya maka jawablah pertanyaan berikut ini. 1) Apakah tutorial dilaksanakan sepanjang hari? 2) Apakah selama istirahat atau setelah pulang sekolah? 3) Untuk berapa lama tutorial dilaksanakan? 4) Apakah waktunya sama untuk setiap harinya atau bisa berubah-ubah? e. Menentukan materi mana yang diberikan dalam tutorial Sesuai dengan kurikulum, apapun materinya yang akan diberikan dalam tutorial perlu didukung oleh pengetahuan Anda tentang kebutuhan murid. I. Memilih dan mempersiapkan tutor 1. Tutor sebaya Untuk memudahkan Anda dalam menerapkan system tutorial dengan menggunakan tutor sebaya, terlebih dahulu kita perlu mempunyai pengertian yang sama tentang tutor sebaya ini. Tutor sebaya adalah seorang murid membantu belajar murid lainnya dalam tingkat kelas yang sama. 2. Tutor kakak Tutor kakak adalah tutor yang dipilih dari kelas yang lebih tinggi, tentu saja tutor kakak ini kemampuannya harus di atas kemampuan rata-rata, karena ia berperan untuk membantu adik-adik kelasnya dalam belajar. Tutor kakak sebaiknya diambil dari kelas-kelas tinggi misalnya kelas IV, V dan kelas VI. Sebagaimana pada tutor sebaya, pada tutor kakakpun guru sudah pasti mengetahui murid yang pintar dan yang lamban, sehingga guru dapat menetapkan murid mana yang akan ditetapkan sebagai tutor. Satu hal yang perlu disadari betul oleh guru bahwa tutor adalah bukan untuk menggantikan guru, tetapi hanya untuk memperpanjang tangan guru dan membawa murid lain dalam belajar. 28 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook