Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore QnA Kulwap Eksklusif - Mencegah Luka Pengasuhan Vol 2

QnA Kulwap Eksklusif - Mencegah Luka Pengasuhan Vol 2

Published by Jannah Hunter, 2022-08-31 06:28:12

Description: QnA Kulwap Eksklusif - Mencegah Luka Pengasuhan Vol 2 by Jannah Parenthood

Search

Read the Text Version

QnA Kulwap Ekskulsif Mencegah Luka Pengasuhan Original created by Canun Kamil & Fufu Elmart @canunkamil @fufuelmart Dilarang copy paste tulisan ini untuk tujuan marketing dalam media manapun, di luar keperluan Sakeena.

1 DISKUSI TENTANG MANAJEMEN EMOSI ANAK BALITA : Mencegah Luka Pengasuhan Pada Diri Anak������ Maasya Allah tabarakallah di materi yang kami sampaikan di atas, kami sudah menerima banyak sekali pertanyaan. Team Sakeena menerima total lebih dari 600 pertanyaan dari Ayah Bunda yang maasya Allah antusias untuk hadir di exclusive Kulwapp semingguan ini. Maasya Allah ternyata peserta kulwapp kali ini sampai lebih dari 16.000 peserta di puluhan grup Sakeena Circle yang ada. Maasya Allah tabarakallah. ������������������ Namun sayangnya, tentunya kami tidak bisa untuk menjawab semuanya. Kami telah menyeleksi beberapa pertanyaan yang memang bisa mewakili dari pertanyaan-pertanyaan yang ada tentang “Manajemen Emosi Anak Balita : Mencegah Luka Pengasuhan Pada Diri Anak”.

2 By the way Ayah Bunda, meski sharing kali ini di share oleh setiap penanggungjawab Grup Kulwapp. Tapi, kami hadir LIVE insya Allah dari sini. Sambil bertahap menjawab pertanyaan dari Ayah Bunda semuanya. Nah, bagi Ayah Bunda yang pertanyaannya belum terjawab nanti, tidak perlu kecil hati yah. Insya Allah semoga Allah Al-‘Alim mengizinkan sebagian ilmunya untuk kita serap, dari berbagai hikmah di pertanyaan yang lain. Ayah Bunda juga bisa banget, untuk SHARING INSIGHT dari materi kulwapp yang kami berikan. Jangan lupa mention akun kami @canunkamil @fufuelmart @iniceutar @jannahunterofficial serta @sakeenafamily dan @sakeenalovers yah. Insya Allah nanti ada Ayah Bunda terpilih yang dapat hadiah doorprize dari Sakeena dan Jannah Hunter. Bismillah yuk mari kita mulai menjawab pertanyaan yang sudah masuk. Kita berdoa dulu sama-sama, ya! ������������������������

3 1. Q1. Bagaimana cara mengendalilan emosi pada anak? Saya akhir-akhir ini sering kali merasa emosi saya sulit dikendalikan. Saya menjadi pemarah dan amat sensitif, padahal anak saya baru 1 tahun. Ketika dia ngeberantakin rumah, numpahin makanan, ngebuang sesuatu, atau saat tidak mendengarkan saya, saya menjadi emosi. Bagaimana, ya, agar saya bisa lebih sabar lagi? Answer by Canun Kamil Kita tidak bisa 100% mengendalikan emosi anak, karena itu (mengendalikan emosi) adalah tugas anak. Namun, bukan berarti kita mendelegasikan “tugas itu” sedini mungkin. Tentu hal ini perlu dilatih secara perlahan, sedikit demi sedikit, dan konsisten dilakukan, seiring dengan dia mencapai kematangan tertentu. Sederhananya, walaupun mengendalikan emosi anak itu bukan tanggung jawab orang tua, tetapi orang tua perlu melatih anak dalam mengendalikan emosinya. Dan cara “sederhana” untuk mengendalikan emosi anak adalah memberi contoh kepadanya. Contohkan kepada mereka bahwa kita mampu mengendalikan emosi kita sendiri. Please remember, anak itu peniru ulung sehingga dia bisa saja meniru cara marah kita, lho.

4 Keseringan marahi anak dengan cara yang destruktif, berpotensi ditiru sama anak. Silakan cek iklan yang mengandung pembelajaran penting ini >> klik disini Jadi, bagaimana agar kita bisa meminimalisasi kemarahan kita? Sadari dulu kenapa Allah menitipkan emosi marah dalam hati manusia. Marah itu boleh nggak, sih? Sebelum menjawab, mari kita bedakan dulu antara EMOSI dan EKSPRESI. Emosi adalah segala apa yang kita rasakan di dalam hati. Ekspresi adalah sikap/perbuatan yang kita tampilkan karena respons dari emosi. Kami berpendapat bahwa semua jenis emosi itu diperbolehkan untuk dirasakan, bahkan sering nggak sih kita ngerasain sebuah perasaan yang sebetulnya kita nggak mau rasakan? Misalnya rasa marah. Hal ini karena perasaan dan hati ini bukan milik kita, tetapi perasaan dan hati ini adalah titipan dari Allah, yang sejatinya berfungsi agar kita makin dekat dengan Allah. Bermula dari pemahaman ini, sebetulnya tugas kita itu adalah cara mengekspresikan emosi yang kita rasakan dengan tepat dan diridhoi Allah.

5 That's why, kami dari Sakeena Publishing membuat paketan buku dengan judul SIPETA (Seri Perasaan Titipan Allah). Kita ambil contoh rasa marah. Apa, sih, fungsinya marah? Kalau kita melihat kedzaliman, tetapi tidak marah, jangan- jangan ada yang salah sama hati kita. Ketika ada kasus pencabulan anak di dekat komplek dan kita nggak marah, jangan-jangan kita yang “sakit”. Ketika kita melihat Palestina didzalimi oleh Israel dan itu nggak bikin kita marah, jangan-jangan kita yang “aneh”. Karena marah itu adalah sebuah rasa yang muncul karena berupaya untuk menegakkan keadilan dan menyingkirkan kedzaliman. Jadi, marah itu boleh. Rasul pun memarahi Abu Dzar Al Ghifari ketika berteriak melengking kepada Bilal bin Rabbah, \"Hai anak budak hitam!\", dan wajah Rasul langsung memerah dan bergegas menegur Abu Dzar, \"Engkau!', sabdanya sambil mengangkat telunjuk yang mengarah ke wajah Abu Dzar, \"Sungguh dalam dirimu masih terdapat jahilliyah!\".

6 Maka, marah itu boleh selama ekspresinya tidak destruktif. Marah yang dibolehkan itu adalah 1. tidak melukai diri sendiri, 2. tidak melukai orang lain, 3. tidak merusak barang sekitar, dan 4. marahlah untuk sebuah kedzaliman. Tinggal kita evaluasi, apakah termasuk kedzaliman ketika anak 1 tahun berantakin mainan? Anak 1 tahun menumpahkan makanan? Anak 1 tahun membuang sesuatu? Anak 1 tahun tidak mendengarkan Anda? Anak 1 tahun, lho. Yang boleh jadi pancaindranya masih sangat terbatas dan belum sematang manusia dewasa. Kalau jawabannya itu bukan kedzaliman, tetapi bisa membuat kita marah. Bisa jadi itu amarah yang datang dari hawa nafsu. Yes, orang tua itu manusia biasa. Punya hawa nafsu yang perlu ditundukkan. Beberapa contoh nafsunya orang tua itu nafsu ingin diturutin anak. Silakan cek lagi beberapa contoh nafsunya orang tua di feed saya yang ini >> klik disini

7 Nah, kalau amarah dari hawa nafsu, maka perlu kita kendalikan. Bukankah Rasul sendiri yang sampaikan “Laa taghdab wa lakal Jannah”, yang artinya kurang lebih “Jangan marah, maka bagimu Jannah”. Berarti, amarah ini perlu dikendalikan dan hadiahnya gak main-main, Ayah-Bunda sekalian. Hadiahnya itu Jannah. “Kang, tapi susah euy ngendaliin rasa marah!” Ya, iyaa … Nggak ada yang bilang mudah. Hadiahnya aja Jannah, lho. Nggak kaleng-kaleng. Kalau mengendalikan rasa marah itu mudah, hadiahnya piring cantik. Hehehe. ������ Maka, kalau ada amarah dari hawa nafsu, itu artinya Allah mengundang Anda untuk menjadi salah satu penghuni Jannah. So … Setelah membaca dan memahami penjelasan saya ini, Anda ingin merespons tingkah laku anak Anda yang baru 1 tahun itu seperti apa? Maukah Anda menerima rasa amarah itu dengan ikhlas dan mengekspresikan dengan cara yang santun? Remember, this is invitation from Allah.

8 Coba ingat-ingat lagi kualitas ibadah kita. Apakah kualitas shalat kita sudah sempurna? Apakah kita sudah layak menjadi penghuni Jannah? Bisa jadi cara Anda mengendalikan amarah ini adalah “undangan” untuk menjadi salah satu penghuni Jannah dari Allah. Mari, kita nikmati rasa amarah ini dan kendalikan diri kita! Kenali gejolak-gejolak emosi yang kita rasakan. Kita nggak akan bisa mengendalikan sesuatu yang tidak kita kenali sama sekali. Maka, SIPETA volume 2 ini ada buku berjudul MARAH, Anda bisa pakai buku ini untuk diri Anda sendiri dan juga Anda kenalkan kepada anak Anda. Insya Allah, secara perlahan, konsisten, dan juga istiqomah, pengendalian emosi kita bisa jadi lebih baik lagi. Dan kebaikan dan keberkahan mengalir berlimpah untuk rumah tangga kita. Wallāhu a’lam biṣ-ṣawāb.������

9 voice note audio klik disini Untuk Ayah dan bundanya, yang mau ikhtiar untuk memperbaiki pengelolaan emosi untuk anak-anaknya, mungkin nanti bisa baca buku saku ini. Insya Allah praktis dan lebih ringan untuk dibaca. Buat Ayah Bunda yang agak sulit punya waktu membaca buku pun, buku ini insya Allah ringan banget. Semoga membantu ������������

10 video preview buku marah klik disini Dan untuk anak balita, bisa dikenalkan dengan buku ini. Seri Perasaan Titipan ALLAH yang MARAH. Di sini anak akan belajar bagaimana meregulasi emosi marah dari mulai mengenalinya, mengidentifikasi perasaannya, memvalidasinya, mengelolanya serta menyalurkannya dengan TEPAT sesuai dengan sunnah Rasulullah dan juga cara yang Allah ridhai. Bagaimana perasaan marah dikembalikan pada Sang Maha Pemilik Perasaan, dengan cara yang ahsan ���������������������

11 2. Q2. Bagaimana caranya mengontrol emosi diri dan juga emosi anak? Salahkah jika menjauhkan anak dari para saudaranya (bukan kandung) yang suka berperilaku negatif dan sering dia tiru? Sekarang usia si anak 2,6 tahun. Kakak-kakaknya susah untuk dibilangin usia 12 dan 10 tahun. Answer by Canun Kamil Mirip seperti pertanyaan nomor 1 dan secara umum seperti demikian, ya. Namun, saya akan melengkapinya saja sedikit tentang pergaulan anak-anak yang berperilaku negatif. Pertama, kecenderungan otak kita mempunyai sifat generalisasi. Misalnya, kita menganggap diri kita pemarah, seolah “kegiatan marah-marah” itu sangat mendominansi hidup kita dalam keseharian. Nah, coba kita data, ya. Dalam sehari kalau diakumulasikan, berapa banyak Anda marah-marah? Sebutlah 2 jam. (sekalipun banyak yang bilang, marah 2 jam itu mustahil juga. Hehehe) 2 jam/24 jam x 100% = berapa? Apakah sampai 10%? Bayangkan untuk aktivitas yang bisa jadi nggak sengaja kita lakukan dan nggak sampai 10%, tetapi kita generalized ourselves kita itu pemarah! Apakah adil untuk diri kita?

12 Nah, sekarang silakan kroscek kembali belief Anda, “kakak- kakak yang suka berperilaku negatif”. Apakah keseluruhan sikapnya negatif? Atau ada sisi positif yang layak ditiru? Kalau ada, apa yang layak ditiru? Kalau tidak ada sama sekali, jangan-jangan kita yang memilih untuk tidak mau mengenalinya, karena sudah tertutup sama si 'perilaku negatif' itu. Karena nggak mungkin ada manusia yang isinya perilaku negatif semua. Maka, saran saya adalah lakukan pen-DATA-an. Data mana sikap kakaknya yang kurang baik, lalu kita kontrol di bagian situ. Saya mengawasi dengan kontrol untuk pergaulan anak-anak saya, karena saya sadar bahwa anak kita nggak bisa tinggal di 'aquarium steril'. Mau tidak mau pasti bersinggungan dengan lingkungan, tetapi bukan berarti kita melepasnya tanpa kontrol juga, ya. So, kami memilih untuk mengajarkan kemuliaan-kemuliaan sikap kepada anak-anak. kakak Emil ketika masih usia 3 tahun pernah dibully oleh Ayah temannya di komplek ������ . Ayah temannya itu bilang, “Awas nanti diculik!”, dan Emil menangis ketika pulang ke rumah. Nah, kira-kira apa yang harus saya lakukan? Mendatangi rumah ayah temannya Emil dan marah kepadanya?

13 TIDAK, Yang saya lakukan adalah 1. menenangkan Emil terlebih dahulu, 2. mengobrol dengannya dan tanya apa dia sudah tahu culik itu apa, 3. mengajak anak berpikir menggunakan logika, “Ada nggak anak komplek di sini yang diculik?”, 4. kemungkinan besar, kalau si ayah temannya itu berbohong, maka saya mengenalkan cara ngeresponsnya. Saya berkata kepada Emil, “Kalo kakak digituin lagi, kakak senyumin dan deketin si Ayah itu sambil bilang, “Om itu bohong, ya? Kalo bohong, Om nggak malu sama Allah Yang Maha Melihat?”” 5. poin no 4 itu boleh di-roleplay-kan sampai anak bisa, ya. Saya pura-pura menjadi si Ayah yang menjahilinya. And, can you guess what? Semenjak itu si Ayah temannya itu tidak pernah lagi membully kakak Emil. So … menurut kami, kalo kakak-kakaknya itu sulit diajak mengobrol, berikan anak secara jelas cara menyikapinya. Diskusi sama mereka, apakah sikap-sikap negatif itu baik atau buruk. Kalau anak-anak menjawabnya, “nggak tahu”, Anda bisa menggunakan perandaian dari dampak buruk dari sikap itu. Semoga menjawab, ya. Wallahu’alam bishshawab. ������������������

14 Ketika orang tua dapat menjadi figur otoritas utama bagi anak, menjadi orang yang dipercayai anak, menjadi tempat ternyaman bagi anak, menjadi sosok teladan yang bisa ditiru anak. Maka apapun yang kita ucapkan dan lakukan insya Allah AKAN LEBIH BERPENGARUH pada diri anak dibandingkan lingkungannya baik itu saudara, tetangga ataupun teman- teman. Jadi PR bagi kita orang tua adalah bagaimana menjadi tempat pertama dan utama bagi anak *dalam mendapatkan value apapun itu*. Semoga dimudahkan. ��������������������� (Pic from : Buku “Melatih Emosi Anak Balita”)

15 video preview buku jijik klik disini Anak-anak bisa belajar tentang blueprint value BENAR dan SALAH, HITAM dan PUTIH, BAIK dan BURUK dari diri kita orang tuanya. Maka, memastikan value kita sudah benar itu, yang jadi PR bagi kita orang tua untuk senantiasa belajar. Mari jadi orang KEREN pertama yang didengar oleh anak, dengan jadi teladan yang baik bagi mereka. ���������������������

16 3. Q3. Umur anak saya 21 bulan, saya pernah kelepasan membentaknya ketika dia tantrum. Setelah itu saya sadar bahwa saya salah dan langsung meminta maaf lalu memeluknya. Apakah nanti bentakan saya akan berpengaruh di alam bawah sadarnya? Dan bagaimana cara mengatasi emosi anak ketika sedang tantrum dia sering menyakiti diri seperti membenturkan kepala ke tembok dan menggigit tangannya? Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart Bisa jadi berpengaruh, tetapi saat Anda meminta maaf secara tulus kepada anak-anak itu udah keren banget. Saat meminta maaf, jangan lupa untuk bilang kepada anak, “Doakan Bunda, ya, Nak. Semoga bisa mengurangi sikap buruk Bunda tadi. Dan sikap Bunda yang tadi itu jangan kamu tiru, ya, Nak.”. Anak lagi emosi itu normal. Salah satu penyebab tantrum adalah karena anak memang terlahir tidak dengan kemampuan me-manage emosinya. Dari awal, anak langsung nangis, “eeaaa …”. So, izinkan anak marah. Kita juga boleh menemani mereka untuk mengekspresikan amarahnya itu dengan rumusan: - tidak melukai diri sendiri, - tidak melukai orang lain, - tidak merusak barang-barang di sekitar.

17 Kalau anak sudah tenang, saya tegaskan kepada dia, “Kamu boleh marah, Nak, tapi nggak boleh sambil jedot-jedotin jidat kayak gini!”. Dan … kenalkan juga marah yang diperbolehkan itu seperti apa dan jawabannya ada di buku SIPETA (Seri Perasaan Titipan Allah) yang judulnya MARAH. Silakan dibacakan secara rutin untuk anak Anda. Insya Allah semoga ada perbaikan ekspresi marah yang ahsan. Tambahan untuk manajemen tantrum pada anak, kami sharing tentang hal itu ketika salah satu anak kami tantrum. Boleh cek di sini : klik disini Wallāhu a’lam biṣ-ṣawāb.

18 Seringkali yang membuat kita agak kesulitan dalam menangani tingkah laku anak-anak kita. Terutama ketika mereka sedang menyalurkan emosi “negatif”-nya, adalah tingginya ekspektasi orang tua terhadap anak- anak. Serta minimnya referensi anak, terkait bagaimana memvalidasi perasaan yang dia rasakan. Misal saat dia tantrum, apakah dia marah, apakah dia kecewa, apakah justru dia sedang sedih. Hanya saja, penyalurannya yang boleh jadi bagi orang tuanga SAMA SAJA. Yaitu menangis, mengamuk, sulit diatur, dsb. Semoga Allah Al-Hadii senantiasa menuntun kita menjadi orang tua yang jauh lebih baik lagi setiap harinya. Aamin aamin Yaa Rabbal’alamin… ��������������������� (Pic from : Buku “Melatih Emosi Anak Balita)

19 4. Q4. Bagaimana agar bisa menghilangkan luka (batin) yang pernah didapat dari orang tua, sedangkan saat ini saya sudah menjadi orang tua juga? Saya tidak ingin pola pengasuhan yang diterapkan orang tua saya dulu terulang lagi, tetapi luka lama itu sering kali muncul dan jika teringat masih sangat sakit. Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart Seperti yang sudah saya sampaikan di pembukaan materi, saya sarankan Anda mengikuti Workshop Cleansing Emotion (Mengobati Luka Hati Pernikahan, Perselingkuhan, dan Pengasuhan) bersama saya dan istri, @fufuelmart. Previewnya seperti di postingan ini : Karena kalau tujuannya ingin healed, dibutuhkan tatap muka langsung untuk latihan secara real dan perlu waktu seharian, dari pukul 9 pagi sampai Magrib. Untuk case ini tidak bisa sekadar baca teori saja, tetapi perlu latihan dan praktik langsung.

20 Seperti kita belajar berenang. Kita perlu nyemplung langsung ke dalam air dan perlu ada pengawas agar kita tidak tenggelam. Mohon doa, ya, semuanya. Semoga bisa diadakan dalam waktu dekat dan tentu di Bandung. Insya Allah, kalaupun ada yang berbeda domisili, jika niatnya untuk mengejar ilmu Allah akan ada keutamaan tersendiri yang bisa didapatkan. “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju Jannah” (HR Muslim). Wallāhu a’lam biṣ-ṣawāb. voice note klik disini Kalau belum bisa ikut kelas, Ayah Bunda bisa untuk baca buku kami yang ini. Di sini dijelaskan terkait bagaimana berdamai dengan luka hati baik itu akibat trauma masa lalu, luka pengasuhan dulu, luka perselingkuhan dan pernikahan. Insya Allah. Semoga bermanfaat. ���������������������

21 Nah, sekarang bagaimana supaya anak-anak tidak menyimpan luka pengasuhan terhadap diri kita orang tuanya??? Bisa dimulai dari usia dini. Menurut hasil riset para ahli, kecerdasan emosi anak bisa dilatih dari usia dini, dari mulai memahamkan anak tentang apa itu emosi dan perasaan, bagaimana memvalidasinya, mengelolanya sampai mengikhlaskannya. Paket buku Seri Perasaan Titipan Allah All Volume ini, insya Allah sudah membantu ribuan orang tua (seri pertamanya) dalam memahamkan anak terkait emosi dan perasaan dengan cara yang sangat AHSAN. Insya Allah… ���������������������

22 5. Q5. Kapan waktu yang tepat untuk tidak mengikuti kemauan anak? Ketika anak ngeyel dengan kemauannya apa yang harus kita lakukan? Jika memarahi bukan cara yang tepat, apa yang harus kita lakukan ketika diberitahu baik-baik & berkali- kali tetap nggak mempan? Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart Apakah tugas orang tua memenuhi semua keinginan anaknya? Coba cek postingan saya di sini >> klik disini Kalau anak kita memiliki keinginan yang tidak terpenuhi, normal nggak kalau dia kecewa dan melampiaskannya dengan tangisan? Kita pasti satu suara untuk mengatakan NORMAL. Ya, karena anak kita masih kecil. Hehehe. Yang terpenting, jangan luluh karena tangisan anak. Yang awalnya nggak kita bolehin, tetapi karena dia menangis, akhirnya kita bolehin. Tahukah parents bahwa itu akan menjadi “salah satu senjata” untuk memenuhi keinginannya ke depan? Maka, izinkan saja anak untuk mengekspresikan kekecewaannya dan kita tetap menunjukkan bahwa i will always love you, Kids. Even i don’t fulfill your wants.

23 voice note klik disini Maka, izinkan saja anak untuk mengekspresikan kekecewaannya dan kita tetap menunjukkan bahwa i will always love you, Kids. Even i don’t fulfill your wants. Biarkan anak belajar me-manage perasaannya. Toh, tidak mungkin dalam hidup ini semua keinginannya akan terpenuhi. Biarkan anak merasakan gejolak itu dan ajarkan dengan menggunakan buku Sakeena, SIPETA (Seri Perassan Titipan Allah) itu ada kok yang judulnya KECEWA. Insya Allah, secara perlahan anak juga bisa belajar bahwa Allah memenuhi semua kebutuhan kita, bukan keinginan. Keinginan itu akan betul-betul terpenuhi sampai puas di Jannah nanti. Asyik, ya, belajar tentang kemauan dan kecewa saja bisa sampe connect ke Jannah. Hehehe. Wallāhu a’lam biṣ-ṣawāb

24 Anak yang hatinya tenang, tumbuh cerdas gemilang. Tenang itu bukan diam ya Ayah Bunda, namun mampu merespon emosi dengan cara yang ahsan. Bergerak aktif tanpa destruktif. Nah, Paket Qalbun Salim Penghuni Jannah ini, insya Allah melengkapi Seri Perasaan Titipan Allah. Alhamdulillah SUDAH MEMBANTU RIBUAN orang tua mengenalkan konsep sabar, syukur, maaf, ikhlas, meminta Allah temani, mengelola emosi dengan menitipkan hati pada Allah dst. Pendekatannya dekat sekali dengan keseharian anak, ilustrasinya akan bikin anak belajar tentang bagaimana menjadi anak yang hatinya tenang CALON PENGHUNI JANNAH ���������������������������

25 Buat Ayah Bunda yang mau bantu fasilitasi anak-anaknya tentang KONSEP HEALING, mencegah dari luka pengasuhan ini hayuk bisa dibantu dapatkan paket lengkap SERI PERASAAN TITIPAN ALLAH dan juga QALBUN SALIM PENGHUNI JANNAH. Insya Allah ya semoga jadi amal jariyah. Bisa langsung tanyakan ke pada orang yang memberikan informasi kelas ini kepada ayah bunda ���������������������

26 6. Q6. Bagaimana agar bisa mengaplikasikan emosi yang benar? Karena tanpa kita sadari emosi itu meluap dengan sendirinya seketika sudah selesai meluapkan baru ada penyesalan untuk menghindari penyesalan. Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart Ayah dan Bunda, Allah menciptakan kita terdiri dari Jiwa dan Raga. Psikis fan Fisik. Layaknya kebutuhan raga alias fisik kita yang perlu asupan nutrisi makanan dan minuman setiap hari, dan ada pembuangan dari BAK dan BAB. Nah emosi itu bagian dari psikis kita, yang seringkali dianggap imajiner tapi nyata. Nggak jelas memang dimana tempatnya, tapi nyata ada. Emosi itu ada yang dianggap NEGATIF ada yang dianggap POSISIF. Meski beberapa ahli bilang kalau emosi itu NETRAL, tergantung bagaimana pemaknaan kita. Banyak dari kita, sudah terbiasa dalam menyalurkan EMOSI yang dianggap POSITIF; seperti bahagia dengan tersenyum dan mengatakannya, sayang dengan mengungkapkan, dst. Namun, tidak banyak orang yang terbiasa dalam menyalurkan emosi negatif. Seringkali karena minimnya referensi, karena ketidaktahuan bagaimana dalam mengelolanya, maka seringkali jadinya MEMENDAM.

27 Nah sayangnya, seperti fisik kita yang ketika diasupi makanan dan minuman ada batas kenyang-nya, maka emosi pun sama. Emosi layaknya Per yang ketika ditekan, ditekan, ditekan, ditahan, ditahan, ditahan, dipendam, dipendam dan dipendam. Maka akan menjadi LEDAKAN suatu waktu. Maka, membereskan akar masalah per yang ditekan tersebut, insya Allah nanti akan membantu kita dalam me- release luka yang belum selesai dan membekas itu yang jadi ledakan. Semoga segera menemukannya ya Ayah Bunda. Wallahu’alam bish shawwab… Izin tambahan di Voice Note ������������������ voice note klik disini

28 Pic from : Buku Melatih Emosi Anak BalitaEmosi itu bisa jadi MATA RANTAI, yang seolah “menular” pada generasi berikutnya. Kita sebagai orang tua yang terluka mendapatkannya dari keterbatasan pengasuhan orang tua. Orang tua kita boleh jadi dapat itu dari kakek nenek kita dst. Nah persoalannya, kita yang dapat akses pembelajaran dari sana sini, dari buku, dari kulwapp dari seminar dst, AKANKAH TERKETUK UNTUK MENJADI PEMUTUS MATA RANTAI TERSEBUT mulai dari memperbaiki pengasuhan pada anak-anak kita? ���������������������

29 Pic from : Buku Melatih Emosi Anak Balita Hak anak sebelum terlahir ke dunia, adalah mendapatkan orang tua yang baik yang mampu mengantarkannya ke Jannah-Nya. Tidak ada anak yang sempurna seperti tak ada pula orang tua yang sempurna. Namun setiap orang punya hak untuk menjadi lebih baik lagi setiap harinya. Maka, anak-anak kita punya HAK memiliki masa depan lebih baik, mulai dari bagaimana kita sebagai orang tuanya, ikhtiar untuk terus belajar dan MEMPERBAIKI diri untuk menjadi lebih baik dalam proses pengasuhan. ���������������Insya Allah.

30 7. Q7. Apa saja faktor yang dapat memengaruhi emosi dan melukai hati Anak? Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart voice note klik disini Tidak mungkin ada satu orang pun di dunia yang tak pernah terluka ataupun tak memberi luka. Karena ini menunjukkan ciri kita sebagai hamba yang lemah tanpa-Nya. Luka ada bisa untuk ujian, bagi yang memberi dan bagi yang mendapatkannya. Bagi yang memberi untuk bisa memperbaiki dan taubatannasuha. Bagi yang mendapatkan untuk bisa merespon sebaik- baiknya.

31 Sebagai orang tua tentu kita pernah memberi luka pada anak kita, juga sebaliknya. Luka-luka kecil yang diperbaiki tidak akan terlalu berdampak di kemudian hari. Namun luka-luka kecil yang terus direpetisi, bisa menjadi tantangan di kemudian hari. Maka, cara terbaik menghadapinya adalah : “Menjadikan anak kita sebagai partner bertumbuh sama-sama, saling belajar satu sama lain, untuk perbaikan diri sampai Jannah- Nya”. Siap belajar bersama anak, Ayah Bunda? ���������������

32 Bagi Ayah Bunda yang boleh jadi baru tahu Sakeena dan MAU BELAJAR sama-sama dengan anaknya, alhamdulillah puluhan ribu orang tua yang sudah menggunakan paket buku kami, merasakan bahwa produk Sakeena itu sebagai children books for adults dimana kontennya bisa menjadi pembelajaran sama-sama sekeluarga. Dengan kualitas konteks seperti buku import, jadi awet bisa diturunkan bahkan nanti ke anak cucu. Insya Allah. Yang paket MENTAL HEALTH ini, bisa dipesan dengan menyisihkan kurang lebih skip jajan bakso setiap hari. Langsung ke Sakeena Rangers dan Sakeena Armys!

33 8. Q8. Bagaimana mengatasi emosi anak yang tidak terkendali dan memberikan arahan kepada anak yang baik dan yang dapat mudah dimengerti anak? Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart voice note klik disini (Pic from : MARAH - Seri Perasaan Titipan Allah)

34 Anak-anak mungkin bisa salah mendengar, namun mereka tidak mungkin salah meniru. Sehingga ketika boleh jadi ada respon emosi yang belum sesuai, kita perlu kroscek dulu darimana anak mengetahui hal tersebut? Apakah dari tontonan? Apakah dari buku? Apakah dari temannya? Apakah dari tetangganya? Ataukah dari Ayah Bundanya? Nah, maka ladang pahala buat Ayah Bunda ngasih CONTOH yang baik bagaimana pengendalian emosi sama anak. Kalau anak lagi marah apa DO’s dan DON’ts nya. Dan ini dikasih tahu, diajarin, dan disepakati ketika tenang, jangan ketika sedang tak terkendali. Kemudian ketika emosi tak terkendali, respon orang tuanya yang perlu integritas di sini. Arahan itu yang insya Allah bisa membantu membimbing anak untuk paham akan pengelolaan emosinya. Semoga bermanfaat. Wallahu’alam. ���������������������

35 9. Q9. Bagaimana menyadari luka pada anak? Apakah usia 5-6 tahun anak belum terlalu mandiri itu ada pengaruh dengan kesalahan orang tua? Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart voice note klik disini Menurut para pakar parenting, hasil riset dan pengalaman kami sendiri dalam menemani anak-anak; sebenarnya kemandirian anak itu bisa diinisiasi sejak usia dini bahkan saat dia masih bayi. ������

36 Namun, tentunya BERTAHAP sesuai dengan usianya. Boleh jadi beberapa orang tua belum tahu karena keterbatasan referensi. Misal salah satu melatih kemandirian anak adalah ketika memberikan MPASI, diajarkan juga bagaimana itu bisa makan sendiri, memegang sendok, makanan, alat makan dsb. Usia 2 tahun pertama berikan hak anak untuk bisa mandiri makan sendiri. Lanjut setelahnya diajarkan toilet training, berikan hak ia untuk tuntas mandiri tanpa pampers dan bisa pipis sendiri usia 3 tahun pertama, bisa cebok pup usia 4 tahun pertama, dan tuntas bersih istinja BAK BAB maksimal usia 5 tahun pertama, nanti lanjut ke mandi sendiri, tidur sendiri dst. Semangat terus belajar Ayah Bunda

37 10. Q10. Apakah ada sequences jelas tentang tahapan perubahan emosi anak balita khususnya dari 3-6 tahun Kang Canun & Teh Fufu? Karena sepertinya setiap rentang usia memiliki emosi krusialnya masing-masing dan cara penanganannya masing- masing sesuai usianya. Kalau ada saya minta tips dan cara menghadapinya, ya, Teteh dan Akang. Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart voice note klik disini Piaget’s Cognitive Development Theory. Untuk penjelasan lebih rinci, tidak bisa melalui kulwapp. Semoga suatu saat bisa kami bahas di kelas, ya! ������������������������

38 Mendidik Anak ala Ali Bin Abi Thalib. ������������

39 Untuk usia 7 tahun pertama, tahapan paling penting untuk memetakan terkait pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan emosi anak, adalah fokusnya di tahap pengenalan melalui semua indra sensori yang anak punya. Baik itu secara visual, auditory dan kinestetik. Maka kita orang tua perlu memfasilitas apa yang DILIHAT, DIDENGAR, dan DIRASAKAN anak adalah value baik yang bisa DIA TIRU. Baik itu dari sikap orang tua langsung, tontonan, dan juga media BUKU!

40 yap buku! Karena buku bisa memenuhi seluruh indera anak dengan pengalaman visual, auditory dan kinestetik terutama jika dibacakan langsung bersama orang tua. Dari sini mereka bisa meniru apa yang dilakukan para tokoh di ilustrasi buku, bagaimana isi bukunya dsb. Proses IDENTIFIKASI ini yang penting banget karena gak cukup sekali dua kali, sehari dua hari, namun rutin direpetisi agar membentuk pola untuk masuk pikiran bawah sadar anak, agar jadi value kecerdasan emosinya. Semangat Ayah Bunda! ���������������������

41 11. Q11. Bagaimana menyikapi anak yang bila dinasihati karena bersalah, tetapi dia yang ngambek. Sudah dibujuk pun masih ngambek. Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart Ayah… Bunda… anak-anak kita itu bukan orang dewasa versi mini. Ketika kita mau membantu mereka, coba dulu cek diri kita sendiri. Saat kita lagi BERSALAH nih, apalagi wanita ya, sebenarnya di dalam hati tahu gak sih kalau kita SALAH? TAHU! Tapi, mau mengakui gak? BELUM TENTU! Kadang perlu waktu lama buat kita sendiri untuk mengakui kalau kita keliru, kalau kita salah, kalah kita perlu minta maaf dsb. Jadi, ketika anak anak kita BERSALAH, posisikan seperti diri kita. Apakah mereka tahu kalau mereka SALAH? Fitrahnya TAHU! Maka, kita perlu bantu mereka untuk bisa membantu menyalurkannya dulu RASA BERSALAH-nya. Jadi tidak langsung masuk nasihat dulu, karena orang lagi ngerasa bersalah biasanya jadi ikut kesal juga sama diri sendiri. Justru pengakuan dari orang tua dulu perlu dilakukan, apa yang sedang dia rasakan? Bantu mereka mengenali, mengakui, dan menyadari bahwa ada orang yang hisa memahami perasaan mereka. Ditambahkan via voice note. voice note disini Wallahu’alam bishshawwab. ������������

42 Fitrah anak itu baik, dari Allah sudah dikasih value “modal” blue print yang baik. Sehingga, ketika anak yang masih suci bahkan belum baligh itu merasa bersalah, fitrahnya, di hati kecilnya akan menyadari bahwa dia salah. Namun, beberapa pengalaman sebelumnya ketika dia bersalah, mungkin jadi referensi sehingga ia jadi takut, pura- pura tidak tahu, cuek dsb ketika dia merasa bersalah. Insya Allah kita sebagai orang tua bisa membantu mereka, anak-anak kita, untuk bisa menyalurkan rasa BERSALAH dengan tepat. ��������������������� (Pic from : BERSALAH - Seri Perasaan Titipan Allah)

43 12. Q12. Bagaimana menyembuhkan luka pengasuhan yang sudah tertanam sejak balita? Apakah ada yang harus diperbaiki dari luka pengasuhan orang tuanya dahulu? Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart voice note disini Kalau orang tuanya masih memiliki luka, apakah kita bisa mencegah luka pengasuhan pada anak-anak kita? Tentu insya Allah bisa bangets! Kita bisa meminimalisir dampak negatif, dengan belajar dan berprogres, nanti hasilnya akan tampak pada anak-anak kita. Bisa memakai media lain, atau juga bisa dikenalkan sama paket buku Mencegah Luka Pengasuhan Insya Allah sedang promo best price bangets. Ayah Bunda bisa tanyakan ke yang ajak ke grup ini, ya! ������������������������

44 Tadi ada Ayah Bunda yang tanya, apakah bisa juga menjadi team reseller paket buku Sakeena? Bisa banget Ayah Bunda insya Allah. Silakan berakad dengan bunda yang memberitahukan informasi kelas ini, ya! Kita gandengan sama-sama di kapal dakwah untuk memberantas buta literasi TAUHID, untuk gemilangnya generasi muslim kedepannya. Insya Allah.

45 Islam adalah satu-satunya agama yang sangat mengatur segala aspek kehidupan ini dari hal paling kecil dan hal paling besar. Maka tak pantas ketika ada orang yang bilang harus memisahkan keilmuan pengetahuan dengan agama. Karena dalam Islam semua telah diatur sempurna setiap aspekny, salin berkaitan satu sama lainnya. Maka dari itu penting sekali untuk kita orang tua, mengajak anak untuk berdialog senantiasa menyertakan IMAN terlebih dulu di dalamnya. Sebagai muslim dan mukmin kita perlu menginstall di hati anak bahwa Dinn kita yang istimewa ini, terdiri dari banyak ketentuan sempurna dan luar biasa karena Allah Ar-Rahmaan Ar-Rahiim yang begitu mengasihi dan menyayangi kita. Semoga Allah izinkan kita semua menjadi orang tua pembelajar, yang bisa menjaga fitrah amanah titipan Allah berupa anak-anak shalih shalihah, yang Allah hadirkan agar kita bisa meraih ladang pahala sampai kelak Berkumpul Di Jannah sekeluarga aamin aamin yaa rabbal’alamin.

46 13. Q13. Bagaimana contoh aplikatif untuk orang tua dapat mengajarkan anak konsep memaafkan, memaklumi, mengikhlaskan, dan meridhai agar tercapai healing? Sementara orang tua dalam keseharian juga masih belajar mengenali emosinya sendiri dan cara menyalurkan emosi dengan baik. Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart voice note disini Cara terbaik untuk membantu anak dalam memahamani bagaimana cara mengelola, meregulasi serta menyalurkan emosi dengan baik, adalah dengan menjadi role model bagi anak. Kalau kita sebagai orang tua saja masih terseok-seok bagaimana? Maka kita perlu perbanyak istighfar dan minta maaf pada anak.

47 Akui kekeliruan kita, akui kesalahan kita, justru dengan kita minta maaf pada mereka, adalah moment healing yang istimewa buat anak. Dari sana anak akan belajar, bagaimana orang tuanya juga yang pemaaf, orang tuanya yang pembelajar, orang tuanya yang *manusia penuh khilaf* namun juga mau mengakui keterbatasan, serta terus berprogres lebih baik setiap harinya. Anak-anak kita, tidak membutuhkan orang yang tampak sempurna seperti orang di luar sana. Anak-anak kita hanya membutuhkan kita orang tuanya, yang terus menjadi lebih baik setiap harinya. ������ ������������ ������ Wallahu’alam (Pic from Buku : Melatih Emosi Anak Balita)

48 14. Q14. Bagaimana jika anak ada yang mengalami pembulian? Seperti dirundung, dipukul, dijambak. Apakah efek dari pembulian tersebut menyebabkan anak menjadi sering tantrum? Lalu, bagaimana mengatasinya? Bagaimana menghilangkan trauma pembulian tersebut pada anak? Answer by Canun Kamil & Fufu Elmart voice note disini Seringkali, karena keterbatasan pengetahuan, keterbatasan referensi, keterbatasan ilmu yang dimiliki; kita sebagai orang tua melakukan kekeliruan pengasuhan pada anak.

49 Ketika anak boleh jadi kacau pengelolaan emosinya, sering tantrum, menjadi anak yang terlihat sangat insecure dan tidak percaya diri. Boleh jadi tersebab kita orang tuanya, yang tanpa sadar menjadi “pembully pertama”. Dengan alasan candaan mengatakan tentang fisik anak, terkadang meneriaki mereka, terkadang kelepasan berkata kasar, atau ketika kelepasan mencubit, memukul. Atau boleh jadi tanpa sadar membandingkan anak kita dengan yang lainnya “Tuh, dia mah bisa lho, berani lho, kok kamu nggak?” Dan lain sebagainya. Sehingga, sebelum kita menyalahkan faktor luar sebagai penyebab trauma atau kurang baiknya pengelolaan emosi anak. Mari kita renungkan sama-sama lagi, apakah kita sebagai orang tua berkontribusi terhadap trauma dan luka yang dialami anak sekarang??? Ampuni kami ya Rabbana.. ��������� ���������������������


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook